ke arah tenggorokan Miao-yu. Jurus ini benar-benar sangat berbahaya.
Melihat jurus ini, Miao-yu merasa terkejut, dia menghindar 3 meter, tapi dia masih sempat
merasakan ada angin yang lewat. Kemudian terdengar suara memilukan.
Setelah dilihat dengan seksama, ternyata Miao-fa terjatuh, Qian-yi masih berdiri dan tertawa
dingin di sisinya sambil memain-mainkan ikat pinggangnya, dia tertawa dingin:
"Aku, Qian-yi harus membela keadilan di dunia persilatan, mengapa Biksu Miao-yu tidak boleh
menjadi ketua Zhong-nan-pai?"
Ternyata serangan Miao-fa tadi pada saat menyerang bagian dadanya terbuka, ini melanggar
cara pertarungan, Qian-yi dengan cepat berlari ke kanan dan menyerang dada Miao-fa.
Tubuh mereka bergerak dengan cepat, para pendekar hanya melihat sekelebat bayangan.
Miao-fa terjatuh dengan posisi duduk di bawah. Dalam satu jurus bisa terlihat siapa yang kalah
dan siapa yang menang. Hal ini membuat para pendekar terkejut dan berteriak.
Kedua mata Qian-yi menatap ke atas, kembali dia tertawa dingin:
"Di antara murid-murid Zhong-nan-pai, kalau ada yang tidak setuju Miao-yu menjadi ketua,
silakan keluar dan bertarung dengannya untuk merebut posisi sebagai ketua. Para pendekar, kalau
ada yang tidak setuju juga dengan tindakanku ini, boleh keluar untuk bertarung denganku!"
Dia melihat di belakang sebelah kanan tergantung sebuah lonceng besar terbuat dari tembaga.
Sambil tersenyum dia melihat lonceng besar itu lalu terdengar suara TANG!
Lonceng berdentang karena sentilan jarinya. Para pendekar terkagum-kagum dengan
kemampuan jarinya yang begitu sakti.
Dia tertawa dan dengan sombong berkata: "Sekarang lonceng telah berdentang satu kali, kalau
lonceng itu telah berdentang 10 kali, dan di antara kalian tidak ada yang mampu mengalahkan
Miao-yu, berarti Miao-yu yang akan menjadi ketua Zhong-nan-pai."
Kemudian dia menggerakkan jarinya lagi, lonceng besar itu berdentang lagi mengeluarkan
suara besar. Ba-gua-shen-zhang menarik nafas panjang, dia sadar, memang dia mempunyai ilmu silat yang
telah berusia puluhan tahun, tapi dia tetap bukan lawan Qian-yi. Diiringi suara nafasnya dia pergi,
karena dia malu kalau terus berada di sana. TANG!
Lonceng kembali berbunyi. Biksu Xuan-huan keluar, tapi tiba-tiba terlihat bayangan yang
berkilau, ternyata puluhan biksu bawaan Miao-yu telah mengeluarkan pedang mereka. Begitu
Xuan-huan bergerak pertarungan pun segera terjadi.
Dentang kelima, keenam... Pikiran Biksu Xuan-huan sangat kacau, dia tidak tahu apa yang
harus dia lakukan sekarang, dia juga sadar kalau dia bukan lawan Qian-yi. Tapi dia pun tidak bisa
membiarkan Biksu Miao-yu menjadi ketua Zhong-nan-pai.
Lonceng berdentang untuk ketujuh kalinya. Tiba-tiba dari bagian kiri aula, ada yang berteriak
dengan lantang: "Tunggu!" Bayangan berkelebat berwarna abu, dia keluar seperti seekor burung bangau
berwarna abu di udara, bayangan itu keluar dengan menginjak kepala para pendekar lalu
mendarat, dia adalah Yi-feng yang sejak tadi hanya diam.
Para pendekar terkejut, Qian-yi tertawa dingin, dia melihat wajah Yi-feng, kemudian dia
mundur dan tertawa: "Baik! Baik! Ternyata kau pun datang ke sini, hitung-hitung aku terlalu ikut campur!"
Kemudian lengan bajunya bergerak, diikuti pandangan aneh para pendekar, dia bergerak
secepat kilat, dia berlari keluar. Yi-feng merasa aneh, dia merasa sedikit bingung, apa yang terjadi
dia sendiri pun tidak tahu, kemudian dia berkata:
"Biksu Miao-yu memang murid Zhong-nan-pai, tapi dia tidak diinginkan oleh banyak orang
untuk menjadi ketua, mana mungkin dia bisa menjadi ketua?"
114 Dia masih tidak mengerti ada apa dengan Qian-yi, dan mengapa dia pergi begitu saja. Maka dia
hanya sekedar bertanya. Beberapa ratus pasang mata berputar melihat Yi-feng. Miao-yu dan
puluhan biksu yang memegang pedang, tidak tahu apa yang telah terjadi, murid-murid Zhongnanpai dengan wajah berseri-seri melihat Yi-feng.
Biksu Miao-yu dengan sorot mata kebingungan dan terkejut melihat Yi-feng, kemudian dia
membalikkan tubuh keluar dari ruangan.
Sebelum keluar, dia sempat melihat Yi-feng kembali, tapi begitu matanya bertatapan langsung
dengan mata Yi-feng, dia langsung menundukkan kepalanya, seperti memikirkan, lalu berkata:
"Baiklah, jika semua ingin seperti itu, aku akan pergi!"
Baru saja perkataannya baru selesai, dia segera berlari keluar. Para pendekar menahan rasa
terkejut mereka. Melihat pemuda yang telah membuat Qian-yi dan Miao-yu yang sombong itu
kabur dari sana. Di bawah curahan sinar bulan, biksu-biksu yang mengenakan baju biru kehilangan batang
hidung mereka. 0-0-0 BAB 39 Dalam helaan nafas Begitu Yi-feng dan Xiao Nan-pin datang ke Zhong-nan-shan, mereka merasakan ada sesuatu
hal yang lain. Saat tiba di depan kuil, mereka merasa biksu setengah baya itu akan mengatakan
suatu tapi kemudian mengurungkan kembali niatnya. Mereka segera sadar bahwa di Zhong-nanshan
telah terjadi sesuatu. . Tidak lama kemudian Miao-yu muncul, Yi-feng tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah dia menunggu dengan tenang, benar saja rencana-rencana busuk dari pihak tertentu
langsung bermunculan. Ternyata Tian-zheng-jiao memperalat seorang pengkhianat Zhong-nan-pai, yang bernama
Miao-yu untuk menguasai Zhong-nan-pai yang selama ini mempunyai nama bersih. Jika mereka
bisa mengambil alih Zhong-nan-pai, maka wibawa Tian-zheng-jiao akan semakin tinggi di dunia
persilatan. Perasaan Yi-feng kepada Tian-zheng-jiao, kecuali adanya dendam pribadi, Yi-feng masih
memiliki niat menjaga kebenaran dan keadilan dunia persilatan. Dia tidak akan membiarkan
rencana busukTian-zheng-jiao terlaksana.
Dan cara yang dilakukan Tian-zheng-jiao sangat jahat, cara mereka begitu rapi, dalam rapat
akbar untuk pemilihan ketua baru Zhong-nan-pai, mereka mengutus Miao-yu membuat kekacauan
di sana. Karena dulunya Miao-yu adalah murid Zhong-nan-pai, dan secara peraturan dia belum diusir
dari Zhong-nan-pai, maka secara terangterangkan dia ingin merebut posisi sebagai ketua baru.
Di satu pihak, Tian-zheng-jiao beserta pesilat pedang dari 2 sisi Chang-jiang, serta puluhan
pesilat pedang lainnya, menjadikan mereka sebagai pelindung ditambah seorang tamu yang
datang dari Qing-hai...Qian-yi, dengan kemampuan ilmu silatnya yang tinggi dia berhasil membuat
para pendekar tidak berani muncul untuk memberi dukungan kepada Zhong-nan-pai.
Hingga Ba Gua Zhang yang bersifat terbuka, mempunyai nama dan wibawa tinggi pun, dalam
keadaan itu terpaksa meninggalkan tempat, apalagi dengan orang lain!
Begitu Qian-yi memberi batas waktu dengan membunyikan lonceng besar, Yi-feng mengambil
suatu keputusan, dia tidak akan membiarkan Miao-yu mendapatkan posisi sebagai ketua Zhongnanpai. Tapi dia sadar hanya dengan tenaganya sendiri dia baru mampu melawan rencana lawan yang
sangat sempurna, dan dia akan terlihat lemah.
Saat itu, dia ingin mencari suatu cara yang dianggapnya tepat untuk situasi seperti saat itu.
Lonceng berdentang 7 kali.
Dia sadar sudah tidak banyak waktu lagi, membuatnya berpikir, dalam keadaan terdesak seperti
itu, niatnya yang ingin menjaga keadilan dan kebenaran berhasil memerangi perasaan takutnya.
115 "Walaupun aku akan menjadi abu, aku tidak akan membiarkan orang ini mendapatkan
kedudukan sebagai ketua Zhong-nan-pai!" dia mengambil keputusan seperti itu kemudian terbang
keluar dari kerumunan para pendekar.
Yi-feng sadar jika dia keluar, hal yang jelek yang terjadi pasti akan lebih banyak dibandingkan
dengan hal bagus, belum tentu juga dia bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.
Tapi dia tidak akan mengijinkan rencana Tian-zheng-jiao terlaksana, maka dia tanpa ber-pikir
lagi dia segera muncul, ini adalah salah satu sifat seorang laki-laki sejati.
Tapi hal yang terjadi di luar dugaannya. Saat dia muncul, tiba-tiba Qian-yi meninggalkan
tempat itu disusul oleh Biksu Miao-yu serta puluhan pesilat pedang lainnya. Yang tersisa hanya Yifeng
dan para pendekar. Ruangan menjadi sepi dan tenang, kemudian terdengar suara ribut karena mereka sedang
membicarakan hal yang baru saja terjadi.
Tiba-tiba terlihat bayangan seseorang, dia terbang dan mendarat di sisi Yi-feng.
Kali ini tidak perlu ditanyakan lagi, orang itu adalah Xiao Nan-pin.
Sesudah sadar dari rasa terkejut, murid-murid Zhong-nan-pai merasa sangat berterima kasih
dan juga merasa aneh mengapa pemuda tidak bernama di dunia persilatan ini mempunyai wibawa
begitu tinggi" Begitu dia muncul, dia bisa membuat para pesilat tangguh di dunia persilatan
mundur seketika dari sana.
Yang pasti mereka tidak bisa menanyakan langsung tentang hal ini kepada Yi-feng.
Biksu Xuan-hua melangkah maju dan memberi hormat kepada Yi-feng:
"Pendekar telah mengulurkan tangan membantu kami, murid-murid Zhong-nan-pai sangat
berterima kasih atas kebaikan Pendekar. Kami berharap Tuan bersedia beristirahat di tempat kami,
biarkan kami para murid Zhong-nan-pai mengucapkan terima kasih kepada Tuan."
Dengan cepat Yi-feng menyela:
"Aku telah banyak menerima kebaikan dari perkumpulan Guru, sekarang bisa membantu
perguruan Guru, merupakan keberuntunganku."
"Dan sudah seharusnya aku membantu Zhong-nan-pai."
Hatinya memang masih kacau tapi dalam kekacauan hatinya dia masih mampu mencari alasan
untuk menjawab perkataan Biksu Xuan-hua.
Biksu Xuan-hua tidak mengerti maksud Yi-feng dengan 'mendapat banyak kebaikan'.
Biksu Miao-fa berdiri dari posisi jatuh, dia dipapah oleh Miao-tong dan Miao-yuan. Dadanya
sudah dipukul oleh Qian-yi, tapi lukanya tidak begitu berat. Sekarang dia berjalan mendekati Yifeng,
sambil terengah-engah dia berkata:
"Apakah Tuan adalah orang yang tadi bertanya mengenai Tuan Jian" Aku sempat mendengar
dari Xuan-dan, begitu tahu ada yang mencari Tuan Jian, aku tahu kalau Tuhan masih melindungi
kami, dan tidak membiarkan orang jahat seperti Miao-yu mendapatkan kekuasaan. Tuan adalah
orang telah yang berbudi kepada Zhong-nan-pai juga sebagai dewa penolong dunia persilatan."
Dia berlutut dan berkata lagi: "Terimalah penghormatan ini!" Yi-feng segera melarangnya: "Guru
jangan bertindak seperti itu! Perguruan Anda benar-benar telah berbudi kepadaku, walaupun
saling tidak kenal, tapi dalam menghadapi masalah seperti ini kita tetap harus saling membantu."
Mei-hua-jian, Du Chang-qin yang berdiri di sisi merasa malu mendengarnya.
Miao-fa dan Miao-yuan terpaku.
Mereka tidak tahu ketika Yi-feng terluka berat dan hampir mati, di kuil inilah dia diobati hingga
sembuh. Dia masih mendapatkan banyak pengalaman langka.
Itulah yang dimaksud oleh Yi-feng, dia mendapatkan banyak kebaikan dari kuil ini.
Yang terjadi ketika dia diobati oleh Tuan Jian, bagi Yi-feng adalah titik balik dalam hidupnya.
Tadinya dia mengira harapan yang tidak bisa tercapai sekarang mulai muncul titik terang.
Maka dia selalu mengatakan kalau dia telah menerima banyak kebaikan Zhong-nan-pai. Hal ini
membuat siapa pun yang mendengarnya menjadi bingung.
Melihat wajah mereka yang kebingungan, Yi-feng tahu kalau mereka tidak mengerti dan dia
tidak berusaha ingin menjelaskan, dengan tersenyum dia berkata:
"Guru tidak perlu merasa sungkan karenanya, aku akan mencari tempat lain untuk beristirahat,
lebih baik Guru membereskan masalah yang sudah terjadi di sini agar para pendekar tidak merasa
terlalu lama menunggu."
116 "Kalau begitu silakan Tuan beristirahat dulu, aku akan menyelesaikan masalah di sini, setelah
itu baru aku akan menemui Tuan!" tanggap Miao-fa.
Dia menarik nafas panjan:
"Bagaimanapun juga hari ini tetap harus diadakan pemilihan ketua, kami takut semakin lama
dibiarkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan." Dia menarik nafas lagi,"sebenarnya selama
beberapa tahun ini orang yang berbakat di dunia persilatan semakin sedikit, begitu pula dengan
Zhong-nan-pai." karena itu pula biksu tua ini terus menghela nafas.
Biksu Miao-fa adalah murid pertama dari Biksu Yu-ji. Yu-ji dijuluki sebagai pesilat pedang di
antara 7 orang lainnya di dunia persilatan. Sifat Miao-fa tidak ingin berurusan dengan dunia
persilatan. Dia benar-benar seorang pengikut Budha yang bersih. Dia tidak begitu tertarik pada
ilmu silat juga tidak berilmu tinggi.
Setelah Biksu Yi Ji meninggal, kedudukan ketua diserahkan kepada adik keduanya yaitu Miaoling.
Dia menghabiskan waktu dengan memperdalam ajaran agama Budha.
Tapi karena Miao-ling tidak kuat terhadap godaan perempuan akhirnya nama baiknya pun
tercoreng, nyawanya pun melayang, hal ini membuat Miao-fa sedih.
Orang berbakat di Zhong-nan-pai sangat jarang, di perkumpulan lain sering muncul orang
berbakat salah satunya seperti Yi-feng atau Qian-yi dari Qing-hai. Mereka adalah orang-orang
berilmu silat tinggi. Dia tidak menyukai ilmu silat, tapi walau bagaimanapun dia telah 10 tahun mempelajari ilmu
silat, tapi saat bertarung hanya dalam satu jurus dia langsung terpelanting. Dia memang telah
bertindak ceroboh, tapi tetap saja ilmu silatnya berada di bawah orang lain, apalagi dibandingkan
dengan murid-murid generasi bawah.
Ini menjadi kesedihannyaa tapi di depan para pendekar dia tidak bisa terlihat lemas dan tidak
berdaya. Maka ketika dia dipapah oleh Miao-tong dan Miao-yuan, dia berusaha maju beberapa
langkah dan berkata: "Perkumpulan kami mempunyai seorang pengkhianat, aku tidak sanggup membersihkan nama
baik perguruan kami. Demi dunia persilatan harus membasmi orang yang tidak berguna itu, dan
aku juga telah membuat pada hadirin menunggu lama, aku benar-benar tidak berguna."
Miao-fa tersenyum dan berkata lagi:
"Selama beberapa tahun ini banyak orang telah membuat dunia persilatan menjadi kacau! Hal
ini mungkin dirasakan juga oleh para pendekar. Kali ini perkumpulan kami memilih ketua dengan
cara seperti ini, dan kami berharap bisa menyelesaikan masalah ini. Demi dunia persilatan kami
akan bertanggung jawab, untung ada yang berani keluar untuk membantu kami, jika tidak maka
akibatnya tidak dapat dibayangkan."
Dengan sedih dia berkata lagi:
"Aku berharap di depan para pendekar, kami bisa memilih seorang ketua yang bertanggung
jawab terhadap perguruan. Hal ini kami lakukan supaya bisa membalas kebaikan kalian yang telah
jauh-jauh datang untuk menyaksikan peristiwa penting ini."
Dia tersenyum bukan karena merasa senang dan berkata kembali:
"Tunggu sebentar di sini, kami telah menyiapkan arak untuk bersulang mendoakan
keselamatan perjalanan pulang para hadirin."
Setelah itu biksu berambut putih itu bernafas dengan terengah-engah, mungkin karena dia
telah terluka ataukah dia merasa sedih. Dalam waktu singkat, dia terlihat sangat tua.
Setelah para pendekar mendengar perkataannya, mereka segera berdiri, mungkin karena
mereka merasa malu. Apalagi murid-murid Zhong-nan-pai, mereka berdiri sambil menundukkan kepala, diam tidak
berbicara. Xiao Nan-pin yang hati yang dipenuhi cinta dan bahagia menyaksikan semua ini. dia
ikut menarik nafas. Miao-fa menahan nafasnya yang sesak, kemudian berkata lagi:
"Sekarang aku persilakan adik seperguru-an Miao-yuan dan keponakan Xuan-hua merebut
posisi sebagai ketua. Siapa pun yang menang atau kalah, tetap murid terbaik Zhong-nan-pai.
Siapa pun yang menjadi ketua, aku tetap akan merasa senang!"
Biksu Miao-yuan diam tidak banyak bicara, tiba-tiba dia terlihat marah dan melepaskan
tangannya yang sedang memapah Miao-fa. Dia berlutut kepada patung dewa.
117 Dengan sedih berkata: "Miao-yuan tidak berguna, tidak bisa mengalahkan musuh demi perguruan, Miao-yuan tidak
pantas menjadi ketua. Keponakan Xuan-hua masih muda, dalam hal ilmu dia yang terbaik, sangat
cocok menjadi ketua. Aku berharap dia bisa menerima tanggung jawab ini...." dia menghela nafas.
Dia menundukkan kepala dan berkata: "Miao-yuan-...bersumpah di depan patung Budha dan
roh nenek moyang, mulai sekarang akan menutup pintu untuk berlatih silat. Jika ada kemajuan
berarti aku tidak menyia-nyiakan didikan guru selama ini. Kalau tidak, Miao-yuan akan terus
berada di gunung ini dan tidak akan berurusan dengan dunia luar."
Dalam satu jurus dia kalah oleh kakak seperguruan Miao-yu. Dia merasa sedih dan malu. Maka
setelah bersumpah seperti itu, dia merasa sedikit lega.
Biksu Miao-fa tersenyum: "Kalau keinginan adik kelima seperti itu, aku turut merasa senang."
Sehabis bicara, Xuan-hua segera maju berkata:
"Murid tidak berguna. Murid...."
Miao-fa melambaikan tangan, melarangnya melanjutkan perkataannya:
"Jangan terus berusaha mendorong tanggung jawab ini, sekarang kau bertanggung jawab
menjadi ketua, ini adalah keuntungan sekaligus kerugianmu!"
Suaranya yang sedih membuat Xuan-hua segera berlutut. Miao-fa menarik nafas dan menatap
langit, pelan-pelan dia berkata lagi:
"Aku berharap kau akan rajin dan melakukan tugasmu dengan baik. Jangan melanggar ajaran
nenek moyang juga jangan berlaku seperti gurumu yang telah wafat...."
Di depan banyak pendekar dia tidak bisa mengatakan kalau guru Xuan-hua, yaitu adik
seperguruannya dan juga ketua Zhong-nan-pai, Miao-ling karena godaan perempuan dia sampai
kehilangan arah. Tiba-tiba dia berhenti bicara dan mengeluh: "Dia...mati terlalu awal."
Para pendekar mata mana mungkin mengerti maksud perkataannya dan mana mungkin tahu
kalau di balik semua itu masih tersimpan cerita penting" Pikiran Yi-feng dipenuhi dengan hal aneh.
Tapi dia tidak mempunyai waktu untuk memikirkan hal lain, karena itu walaupun keadaan sangat
menyedihkan, tapi ada ketua Zhong-nan-pai yang terpilih.
0-0-0 BAB 40 Berlapis-lapis tebakan Yi-feng berusaha menenangkan pikirannya yang kacau. Dia berharap bisa menjelaskan hal aneh
yang telah terjadi tadi. "Mengapa setelah mereka melihatku, tiba-tiba saja mereka melepaskan rencana mereka dan
pergi dengan tergesa-gesa"
"Duo-shou-zheng-ren adalah orang terkejam di dunia persilatan, nama jeleknya sudah lama
kudengar, pasti bukan karena dia takut kepadaku lalu kabur dari sini. Tie-ji-wen-hou memang
terkenal di dunia persilatan, tapi tidak sampai mengejutkan seorang siluman seperti Duo-shouzhengren.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apalagi wajahku telah diubah oleh tangan terampil Xiao Nan-pin, tidak ada yang bakal tahu
kalau aku adalah Tie-ji-wen-hou.
"Jelas mereka seperti takut pada seseorang dan wajahku yang telah diubah oleh tangan Xiao
Nan-pin, ternyata sangat mirip dengan orang ini, maka mereka pun takut kepadaku."
Dia segera teringat, ketika di kaki gunung saat dia bertemu dengan Fei-hong-qi-jian dan
beberapa pendekar. Ekspresi dan kata-kata mereka saat melihatnya, membuatnya terus berpikir.
"Tidak mungkin aku sampai mirip dengan sosok 2 orang, Duo-shou-zheng-ren dan pendekarpendekar
Chang-bai-shan menganggapku orang itu. Berarti Duo-shou-zheng-ren menganggapku
pesilat bermarga Zhong itu."
"Tapi mengapa mereka begitu takut kepada pesilat dari Chang-bai-shan itu?"
Dia bertanya kepada dirinya sendiri, dia pun menjawab pertanyaannya sendiri.
118 "Marga Zhong setelah meninggalkan Chang-bai-shan, ketika dia masuk ke suatu perkumpulan.
Dia pasti telah mengganti nama juga marganya, dan namanya menjadi sangat terkenal di dunia
persilatan, membuat orang seperti Duo-shou-zheng-ren pun takut kepadanya."
Karena itu dia segera teringat kembali pada Qian-yi yang sombong dan ketika raut wajah Qianyi
saat bertatapan muka dengannya. Dia terus berpikir, 'Qian-yi pasti kenal dengan orang ini,
artinya Qian-yi kenal dengan orang yang wajahnya mirip denganku sekarang. Qian-yi adalah murid
dari 'pak tua tanpa nama' yang tinggal di Qing-hai. Qian-yi sama sekali tidak bernama di dunia
persilatan, padahal dengan ilmu silat yang dimiliki-nya, itu sangat tidak mungkin dia sampai tidak
dikenal orang, apakah karena dia belum pernah berkelana di dunia persilatan" Tapi mengapa dia
bisa mengenali orang itu" Dan sepertinya mereka pun sangat akrab"...'
Pikiran Yi-feng terus berjalan, 'Sepertinya mereka telah lama saling kenal tapi menurut Feihongjian, marga Zhong itu sejak kecil belajar ilmu silat di Chang-bai-shan. Satu-satunya
kemungkinan yang ada adalah marga Zhong ini semenjak dia meninggalkan Chang-bai-shan, dia
telah menjadi murid 'pak tua tanpa nama' dari Qing-hai, maka Qian-yi bisa mengenalinya.'
Yi-feng tersenyum dan berpikir, 'Jika Qian-yi dan marga Zhong ini satu perkumpulan, saat
melihatku di sini, dia pasti telah salah sangka, berarti wajahku yang telah diubah oleh
keterampilan tangan Xiao Nan-pin, sangat mirip dengan marga Zhong itu.'
Sebenarnya dia harus kembali dari awal untuk mengurutkannya, Fei-hong-jian yang sejak kecil
telah tumbuh bersama Zhong Ying-qi saja bisa salah mengenali orang, berarti kemiripan mereka
hampir 100%. Memang "pak tua tanpa nama' sangat terkenal di dunia persilatan, tapi muridnya belum tentu
bisa membuat seorang Duo-shou-zheng-ren dan beberapa pesilat tangguh saat melihatnya segera
meninggalkan tempat ini. Apalagi Duo-shou-zheng-ren dan beberapa pesilat pedang itu pasti telah mempunyai rencana
Tian-zheng-jiao. Dengan kekuasaan Tian-zheng-jiao di dunia persilatan, tidak mungkin demi
seseorang, mereka akan mengubah semua rencana yang telah disepakati, sekali pun yang muncul
itu adalah murid'pak tua tanpa nama'.
Semua masalah itu berputar-putar di dalam otak Yi-feng, terkadang dia seperti mendapatkan
jawaban tapi segera disusul dengan pertanyaan lain, dia menundukkan kepala lagi. Semua ini
masuk kembali dalam pikirannya.
Xiao Nan-pin berdiri di sisinya, karena murid-murid Zhong-nan-pai masih begitu sedih, dia pun
terbawa dalam suasana sedih ini.
Xuan-hua masih muda tapi dia telah menjadi ketua Zhong-nan-pai dan para pendekar menjadi
saksinya, dia dinobatkan dalam suatu upacara sederhana dan serius. Dia memberi hormat pada
patung-patung Budha dan leluhur-leluhur mereka. Dia menjadi ketua termuda sejak Zhong-nanpai
didirikan. Setelah itu suasana terasa lebih santai, para pendekar saling berkelompok untuk memberi
hormat kepada ketua Zhong-nan-pai yang baru. Xiao Nan-pin membalikkan tubuh melihat Yi-feng.
Dia melihat Yi-feng sedang mengerutkan alisnya, seperti sedang memikirkan sesuatu.
Dengan pelan dia memegang pundaknya dan bertanya:
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
Yi-feng melihat sebentar, lalu menundukkan kepalanya lagi.
Xiao Nan-pin sudah lama berpenampilan seperti seorang laki-laki, maka dia terbiasa dengan
pakaian laki-laki, tapi sekarang dia sudah lupa kalau dia adalah 'laki-laki'.
Mulut kecil dimanyunkan dan berkata: "Apa yang kau pikirkan, aku bicara denganmu, tapi kau
seperti tidak mendengar perkataanku."
Yi-feng yang sedang banyak pikiran dia hanya menjawab asal-asalan. Tapi kata-katanya cukup
membuat gadis yang sedang jatuh cinta ini merasa senang.
Dia tertawa manja: "Aku tahu kau sedang memikirkan apa, kau sedang memikirkan kalau hal ini sangat aneh
bukan?" Dia berhenti sebentar seperti bicara sendiri:
"Tapi ini memang aneh, mengapa orang-orang itu saat melihatmu langsung pergi dari sini"
Apakah bukan karena kau adalah ketua perkumpulan mereka!"
119 Tadinya dia ingin mengatakan 'kau bukan bapak mereka', tapi seorang perempuan sulit
mengatakan 'bapak mereka'.
Karena itu wajahnya menjadi merah, karena malu dan karena tergesa-gesa, maka kedua kata
ini tidak sadar terlontar keluar.
Tapi perkataan ini begitu masuk ke telinga Yi-feng, dia hampir meloncat dan segera
mencengkram tangan Xiao Nan-pin dan bertanya:
"Apa yang tadi kau katakan?"
Xiao Nan-pin terpaku, tanpa menunggu jawaban Xiao Nan-pin, Yi-feng sudah berkata:
"Betul, betul!..." dia terus memegang tangan Xiao Nan-pin.
Wajah Xiao Nan-pin menjadi merah, hatinya bahagia, dia tidak melepaskan pegangan tangannya
dari Yi-feng. Dia melihat orang-orang di sekeliling sana, tidak ada yang memperhatikan
mereka maka dengan tenang dia menikmati genggaman Yi-feng, hatinya dipenuhi dengan
perasaan lembut dan manis, sepertinya dunia ini hanya ada mereka berdua.
Perasaan bahagia dirasakan oleh Xiao Nan-pin sedangkan Yi-feng tidak merasakannya sama
sekali. Sesudah Yi-feng mendengar kata 'ketua' yang dilotarkan Xiao Nan-pin, muncul pikiran aneh di
otaknya. Keanehan ini membuatnya merasa terkejut, tapi dia terus berpikir menurut pikiran
anehnya ini. Karena pikiran aneh ini sangat masuk akal: "Begitu orang-orang melihatku mereka segera
pergi, apakah karena aku...mirip dengan ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu dan Xiao-wu tidak lain
adalah adik ketiga Chang-bai-jian Pai, Fei-hong-qi-jian. Pantas begitu Duo-shou-zheng-ren
melihatku, dia segera pergi dari sini, mengira kalau ketua mereka datang kemari. Ketua mereka
datang ke sini, berarti ada perubahan rencana semula. Duo-shou-zheng-ren memang galak dan
jahat, tapi dia masuk menjadi anggota Tian-zheng-jiao, dia tidak berani membantah perintah
ketuanya. Walaupun ini terasa aneh, tapi dengan terpaksa dia harus meninggalkan tempat ini."
"Sedangkan Qian-yi yang baru berkelana di dunia persilatan begitu mengetahui kalau ketua
Tian-zheng-jiao adalah satu perguruan dengannya dan begitu mendengar Duo-shou-zheng-ren
masuk menjadi anggota Tian-zheng-jiao, maka dia pun keluar untuk membantu Duo-shou-zhengren.
Akhirnya setelah dia melihatku, dia mengira kalau Xiao-wu telah kemari. Setelah mendengar
kata-kataku, dia pun segera pergi karena dia mengira dia tidak perlu ikut campur dalam masalah
ini." "Mungkin juga mereka sebenarnya berencana bertemu di sini bukan secara kebetulan Qian-yi
bisa datang kemari."
Banyak masalah kecil yang tidak lagi dipikirkan Yi-feng karena dia telah mendapatkan jawaban
dan jawaban inilah yang paling masuk akal.
Semenjak Tian-zheng-jiao didirikan, ketua Tian-zheng-jiao menjadi sangat terkenal di dunia
persilatan tapi tidak ada seorang pun yang pernah melihat wajah Xiao-wu, ketua Tian-zheng-jiao
ini, mereka hanya tahu kalau markas pusat Tian-zheng-jiao berada di Jiang-nan, tepatnya berada
di mana tidak ada seorang pun yang tahu.
Yi-feng sedang berpikir, wajahnya yang sekarang ini sangat ditakuti oleh Duo-shou-zheng-ren,
tapi banyak pendekar tidak mengenalinya, berarti kecuali ketua-ketua baju emas Tian-zheng-jiao,
tidak ada seorang pun yang melihat wajah asli Xiao-wu. Bukankah ini sangat masuk akal"
Walaupun dia telah mempunyai titik terang, tapi hal ini tetap membuatnya kacau lagi.
Dia bimbang apakah dia harus membuka topeng kulit yang membuatnya mirip dengan orang
yang sangat dibencinya" Atau membiarkan topeng ini tetap terpasang di wajahnya, agar dia bisa
menggunakan topeng ini untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang lain"
Dia sangat sadar kalau topeng wajah ini bisa dimanfaatkannya, tapi saat dia berkaca, dia akan
melihat wajah orang yang telah merebut isterinya.
0-0-0 BAB41 Pergi untuk kembali 120 Tiba-tiba ada suara batuk membuat Xiao Nan-pin yang tenggelam dalam perasaan cintanya dan
membuat Yi-feng yang sedang berpikir segera tersadar. Ternyata ketua baru Zhong-nan-pai yaitu
Biksu Xuan-hua telah berdiri di depan Yi-feng, lalu dengan sikap hormat berkata:
"Aku mewakili semua murid Zhong-nan-pai berterima kasih kepada Tuan!"
Dia berlutut di depan Yi-feng. Yi-feng terkejut, ratusan pasang mata menyaksikan Xuan-hua
menjadi ketua baru dan sekarang berlutut di depannya.
Karena terkejut Yi-feng ikut berlutut, tapi Xuan-hua malah memapahnya berdiri:
"Kalau Anda tidak mau menerima Bai dari kami, hati kami tidak akan merasa tenang."
Yi-feng masih terus berlutut, dia tidak ingin berdiri, entah apa yang harus dia lakukan sekarang,
tiba-tiba di luar ruangan terdengar suara ribut.
Yi-feng yang masih berlutut dia tidak bisa melihat apa-apa, terdengar Xiao Nan-pin berkata:
"Hi, mengapa Fei-hong-qi-jian datang lagi?" Yi-feng cepat memapah Xuan-hua berdiri: "Guru,
jangan berbuat seperti ini, aku jadi tersiksa karenanya!" Dia berkata lagi, "Sebenarnya aku yang
telah ditolong oleh perkumpulan kalian!"
"Jadi bangunlah tidak usah bersikap seperti ini!"
Tadinya dia masih bingung, begitu mendengar Fei-hong-qi-jian datang, hatinya jadi kacau, dia
terlihat seperti orang linglung.
Mao Wen-qi, HuaPin-qi dari 'Fei-hong-qi-jian' melihat Yi-feng sedang berlutut, mereka buruburu
mendesak maju ke depan, dari jauh mereka telah membentak:
"Sobat, kemarilah, ada yang ingin ditanyakan oleh saudaraku!"
Ternyata pesilat tangguh dari Chang-bai-shan Hua Pin-qi ketika menyerang Yi-feng dengan
jurus Tian-dao-qian-kun' (Membalikkan langit dan bumi) dia tahu kalau Yi-feng memang bukan
murid Chang-bai-pai, jadi mereka meninggalkan tempat itu. Kali ini mereka kembali tidak lain
adalah ingin mencari orang yang wajahnya mirip dengan 'Fei-hong-qi-jian' Zhong Ying-qi. Begitu
melihat Yi-feng mereka langsung membentak.
Mereka telah lama tinggal di daerah utara, maka sifat mereka tidak sabaran. Tapi adat istiadat
di Jian-nan berbeda dengan daerah utara. Orang-orang di Jian-nan tidak senang mereka berkata
dengan tidak sopan. Miao-fa dan Miao-tong tidak senang:
"Tuan berasal dari mana" ingin mencari siapa" Ini hanya sebuah kuil, kalau bicara Tuan harus
menghaluskan suara!"
Hua Pin-qi tidak senang ditegur seperti itu, tapi karena melihat Yi-feng berlari menghampirinya
dan menghalangi di depan Miao-tong, Hua Pin-qi hanya bisa diam, lalu Yi-feng memberi hormat
kepada Hua Pin-qi: "Bukankah tadi Tetua sudah pergi, mengapa sekarang kembali lagi mencariku, ada petunjuk
apa?" Biksu Miao-tong melihat orang kasar ini ternyata teman dari orang yang telah berbudi pada
mereka, maka dia pun tidak banyak bersuara lagi. Hua Pin-qi tertawa dingin, dia membentak:
"Yang aku cari adalah nyawamu!"
Yi-feng masih termangu, tapi dari langit tampak sesuatu yang berkilauan, ternyata diiringi suara
bentakannya, Hua Pin-qi telah mencabut pedangnya. Masih dengan jurus Tian-dao-qian-kun' dia
menyerang Yi-feng. Yang pasti seperti tadi pagi, cahaya memenuhi langit, cahaya itu berubah menjadi cahaya hijau,
mengejar Yi-feng kemana pun dia menghindar, tapi yang berbeda sekarang adalah sewaktu Hua
Pin-qi memegang pedang dan menusukkannya pada Yi-feng, tiba-tiba di sisinya ada cahaya
pedang lainnya yang datang. Berniat menusuk nadi yang berada di ketiaknya.
Nadi yang terdapat di sana adalah nadi terpenting dalam tubuh manusia, jurus ganas ini
dilancarkan menyerang pada Hua Pin-qi.
Hua Pin-qi tertawa dingin, dia menggeser kakinya, dia menghindar sejauh 3 meter. Dia tidak
peduli dengan pedang yang menyerangnya, ternyata pedang itu diarahkan oleh Mei-hua-jian, Du
Chang-qin. Dia malah tertawa dan berkata kepada Mao Wen-qi:
"Adik kedua, apa yang kau katakan tadi ternyata benar!"
121 Dia menolehkan kepalanya melihat Yi-feng: "Adik ketiga, kau tidak perlu membohongi kami
lagi, kesulitan apa pun yang kau alami, katakanlah kepada kami, apakah karena kita telah lama
tidak berkumpul maka kau tidak mempunyai sedikit pun perasaan kepada kami?"
Yi-feng terpaku, dia mengerti sekarang, setelah Fei-hong-qi-jian memastikan kalau dia bukan
adik seperguruan mereka, mereka mengalah dan pergi, tapi mengapa sekarang mereka kembali
dan mengatakan tentang semua ini"
Dia tidak tahu setelah Hua Pin-qi dan yang lainnya pergi dari tempat itu sambil menunggang
kuda, MaoWen-qi mengomel:
"Kakak tertua, kau benar-benar terlalu jujur! Kalau adik ketiga tidak mau mengenali kita lagi,
dia bisa saja berpura-pura tidak mengerti jurus 'Tian-dao-qian-kun', karena dia tahu kalau Kakak
pasti tidak akan melukainya!"
Maka keempat Fei-hong-qi-jian ini kembali mencari Yi-feng. Hua Pin-qi sekali lagi dengan jurus
'Tian-dao-qian-kun' menyerang Yi-feng. Sekarang hati Yi-feng berada dalam keadaan tenang.
Beberapa jam lalu dia berhasil menghindari jurus ini walaupun dengan sulit. Sekarang walaupun
dia tidak bisa menghindari jurus ini, dia akan mencoba menghindar dengan cara sama seperti
yang dilakukannya beberapa jam lalu. Orang terbodoh pun akan menghindar dengan cara
demikian juga. Maka Hua Pin-qi memutuskan kalau Yi-feng memang sengaja berbuat demikian. Kalau tidak
mengapa mereka memutuskan secara sepihak kalau dia adalah adik ketiga mereka yang telah
menghilang" Para pendekar yang masih berkumpul di ruang itu tampak termangu mendengar perkataan Hua
Pin-qi. Mei-hua-jian Du Chang-qin dan murid-murid Zhong-nan-pai merasa aneh mendengar Hua Pin-qi
memanggil Yi-feng dengan sebutan 'adik ketiga', Yi-feng pun seperti mengakuinya, mereka tidak
tahu apa yang harus mereka lakukan.
Karena mereka sendiri tidak tahu identitas asli Yi-feng, maka mereka pun seperti bingung
menghadapi situasi seperti ini.
Yang pasti ratusan pasang mata terus melihat Yi-feng.
Hingga Xiao Nan-pin pun bingung dengan keadaan yang terjadi.
Yi-feng sendiri sadar kalau hal ini tidak mungkin dijelaskan dengan satu atau dua patah kata,
maka dia pun segera mengambil keputusan, tapi Hua Pin-qi telah berkata:
"Adik ketiga, hal yang terjadi antara kita dulu, tidak perlu dibicarakan di depan banyak orang,
lebih baik kau ikut denganku turun gunung! Hhhh..." dia menghela nafas lagi.
"Karena masalah kecil untuk apa kau harus sampai berbuat seperti itu?"
Xiao Nan-pin sudah tidak tahan lagi: "Hei marga Hua, mengapa kau begitu cerewet" Aku akan
memberitahumu...." Tapi Yi-feng telah menarik lengan bajunya, melarangnya meneruskan perkataannya, dengan
berbisik dia berkata: "Aku akan ikut 'Fei-hong-qi-jian', tunggulah aku di rumah Kakak Yao Qing-yu!"
Tanpa menunggu sahutan Xiao Nan-pin, dia memberi hormat kepada murid-murid Zhong-nanpai
yang masih terkejut: "Aku masih ada keperluan, aku pamit dulu, kalau kita berjodoh, kita akan bertemu di lain
kesempatan!" Biksu Miao-fa tidak mengerti asal usul kejadian ini, maka dia hanya merangkapkan kedua
tangannya: "Tuan seperti prajurit langit, datang dengan terburu-buru pergi pun terburu-buru. Walaupun
aku menginginkan Tuan tinggal lebih lama di sini, tapi karena Tuan mempunyai keperluan
mendesak, aku tidak berani menahan kepergian Tuan. Kita hanya bertemu sebentar, tapi kebaikan
Tuan telah membuat murid Zhong-nan-pai selamanya akan mengenang kebaikan Tuan!"
Wajah Hua Pin-qi terlihat senang, dia menganggap 'adik ketiga' nya ini telah menemukan jalan
untuk kembali. Dia tidak tahu kalau Yi-feng ingin menggali informasi dari mulut 'Fei-hong-qi-jian'
tentang Xiao-wu. Karena sampai saat ini, yang dia ketahui selain wajah mereka yang sama, yang lainnya dia
tidak tahu. Yang paling menyedihkan adalah Xiao Nan-pin, yang ingin mengatakan sesuatu, tapi
122 tidak bisa. Sebenarnya dia adalah seorang gadis pintar, tapi karena cinta membuatnya menjadi
seorang gadis bodoh! Cinta pertama memang selalu seperti itu!
Sebagian pendekar di sana pernah menyaksikan peristiwa sebelumnya, sedangkan sebagian
lagi tidak tahu menahu. Sore telah tiba, langit barat hanya tersisa sedikit awan merah, cahaya ini menyinari pepohonan,
menambah keindahan alam Zhong-nan-shan.
Yi-feng mengikuti 'Fei-hong-qi-jian' turun gunung, mereka masing-masing mempunyai beban
pikiran. Karena itu sepanjang jalan mereka berjalan tanpa suara. Hanya sekali-kali Hua Pin-qi
menghela nafas panjang memecahkan kesunyian sementara.
Hari mulai gelap, karena mereka adalah orang-orang persilatan, maka mereka menggunakan
ilmu meringankan tubuh. Jalan di gunung sepi, hanya terlihat beberapa bayangan orang yang
lewat di sana. Setelah tiba di kaki gunung, tiga ekor kuda yang ditunggangi Fei-hong-qi-jian masih terikat erat
di bawah pohon. Hua Pin-qi melihat Yi-feng dan berkata:
"Adik ketiga, kita naik satu kuda."
Dia menghela nafas dan berkata lagi:
"Apakah kau masih ingat, 20 tahun lalu waktu itu aku menggendongmu naik kuda! Hhhh!
Sekarang kau telah tumbuh dewasa, sedangkan aku... sudah tua!"
Tarikan nafasnya terus terdengar.
Yi-feng merasa kasihan melihat pak tua itu, dalam hati perasaan bencinya kepada Xiao-wu
semakin bertambah. Xiao-wu pasti sesosok manusia yang tidak berperasaan, kalau tidak, tidak
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mungkin terjadi hal seperti ini!
Sewaktu dia sedang berpikir, tiba-tiba ada yang memanggil dari arah gunung, dan suara itu
sangat tajam, setelah mendengar dengan jelas Yi-feng segera tahu kalau Xiao Nan-pin yang
memanggilnya. Suara panggilannya begitu keras, membuatnya merasa bersalah, pelan-pelan dia menolehkan
kepalanya. Benar saja, dari arah gunung sebelah sana, tampak seseorang sedang berlari ke arah
mereka. Lalu berdiri di sisinya. Nafasnya terengah-engah, dahinya bermandikan keringat:
"Kakak Nan! Aku... aku akan pergi bersamamu!" sorot mata Xiao Nan-pin tampak lembut,
seperti mengharapkan belas kasihan dari Yi-feng.
Angin malam berhembus, meniup langit yang telah gelap. Tapi Yi-feng masih bisa melihat
kedua pipi Xiao Nan-pin yang memerah, rambut-nya berantakan, walaupun mengenakan baju lakilaki
dia tetap terlihat cantik. Gadis terburuk pun pada saat sedang jatuh cinta akan terlihat cantik,
apalagi Xiao Nan-pin yang kecantikannya seperti sekuntum bunga.
Sebenarnya Yi-feng pun menaruh perasaan kepada Xiao Nan-pin, tapi perasaan ini bila
dibandingkan dengan perasaan Xiao Nan-pin
Kepadanya sangat berbeda jauh. Dia menyuruh Xiao Nan-pin menunggunya di rumah Yao
Qing-yu, sebenarnya apakah dia akan pergi ke sana atau tidak, dia sendiri masih belum jelas, dia
tidak tahu apakah dia akan pergi ke rumah Yao Qing-yu untuk mencari gadis yang setia
menunggunya" Maka dalam hati dia merasa sedikit bersalah, dia tidak berani menjawab permintaan Xiao Nanpin.
Hua Pin-qi mengerutkan alisnya, dia terus mendesak supaya Yi-feng segera pergi dari sana.
Xiao Nan-pin tahu kalau perasaannya telah lama dipendam, sekarang dia telah menemukan
pelabuhan hatinya, tapi pelabuhan hatinya ini tidak jelas, tidak jelas seperti awan di langit.
Lama... Yi-feng masih belum memberikan jawaban. Gengsinya sebagai seorang gadis telah mencabik
hatinya. Perasaan ini lebih sakit dibandingkan ditusuk belati. Dia mulai merasa darahnya terus naik
hingga ke ubun-ubun. Matanya buram tidak bisa melihat dengan jelas, sosok Yi-feng pun hampir
tidakjelas. 123 Yi-feng melihat gadis ini sedang bersedih, dia terharu dengan cinta tulus gadis ini. Saat itu
hampir saja Yi-feng meletakkan semua masalah dan pergi bersama gadis ini. Biar mereka berdua
pergi ke tempat jauh dan tidak ada yang bisa mencari mereka.
Karena Yi-feng merasakan kalau perasaan gadis ini kepadanya begitu tulus, berat, begitu berat
hingga membuat hatinya tertindih dan tidak ada celah untuk ditempati hal lainnya.
Sewaktu dia akan mengatakan sesuatu, Xiao Nan-pin menutup wajahnya dengan kedua
tangannya, kemudian dia berlari dari sana dengan kencang.
Angin malam meniup baju pelajar besar yang dikenakannya, menjadikannya terlihat seperti
seekor kupu-kupu yang sedang terbang. Membuat irama hati Yi-feng mengalun sedih!
Akhirnya sosok Xiao Nan-pin yang mungil lenyap ditelan kegelapan malam.
Tapi Yi-feng masih berdiri seperti sebuah patung, terpaku tidak tahu bagaimana perasaannya
sekarang, apakah dia menyalahkan dirinya sendiri" Ataukah merasa kasihan kepada dirinya
sendiri" Yang dirasakannya saat ini adalah langit dan bumi begitu hening.
Manusia terkadang selalu menjadi makhluk terbodoh, sering kali melepaskan sesuatu yang
berharga. Perasaan menjaga benda berharga ini tidak merasa penting, karena saat dia
menikmatinya dia tidak sadar betapa berharganya benda ini.
Setelah dia merasakan kalau benda ini sangat berguna, dan sangat ingin dijaganya, hal ini
sudah terlambat. Karena benda ini telah jauh darinya dan sulit untuk menggapainya lagi.
Tiba-tiba Yi-feng merasa ada yang menepuk bahunya, dia menoleh untuk melihat, ternyata
orang yang menepuknya adalah Hua Pin-qi yang sedang menatap dengan pandangan aneh:
"Adik ketiga, ayo kita berangkat sekarang, aku harap malam ini kita bisa tiba di kota Chang An.
Aku memiliki banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu."
Dengan sedih Yi-feng naik ke atas kuda, tapi hatinya seperti telah bertumpuk menjadi satu.
Sekarang dia tidak bisa membedakan perasaan apa yang sedang melandanya.
Kuda terus berlari dijalan pegunungan yang berliku-liku, malam semakin larut.
Yi-feng duduk di belakang, dia terus berusaha melihat ke arah depan. Dia merasa ranting
pohon yang telah layu akan memukuli kepalanya. dia rela dipukul biar otaknya yang sedang
bingung saat dipukul bisa tenang untuk sementara.
Tapi ranting-ranting itu hanya melewatinya, jangankan kepala bajunya pun tidak sampai
terkena ranting pohon. Dari sini dia mengerti satu hal, yaitu di dunia ini banyak hal terjadi, dan
satu hal telah menimpanya, tapi akhirnya hanya lewat begitu saja. Kita tidak akan bisa
menebaknya, manusia mana mungkin tahu apa yang akan terjadi padanya"
Dia tidak tahu apakah semua yang dia pikirkan ini masuk ke dalam logikanya" Tapi walau
bagaimana pun juga, dia bisa tersenyum.
Di depan terlihat banyak cahaya lampu. Apakah mereka akan segera tiba di kota Chang-an"
0-0-0 BAB 42 Jurus Man-tian-hua-yu Xiao Nan-pin gadis yang sedang dimabuk cinta, perasaannya seperti terjatuh dalam kabut tebal.
Dia merasa sangat sedih, karena dia melihat orang yang dicintainya dengan perasaan yang dalam
ternyata tidak mencintainya, tidak seperti dia yang begitu dalam mencintai laki-laki itu.
Dia tidak menyesali perasaan yang dia keluarkan...karena ini adalah cinta pertamanya... dia
hanya merasa sedih karena Yi-feng ternyata tidak menaruh perhatian besar padanya.
Setelah dia berlari seperti orang gila, dia merasa ingin muntah. Dia telah berlari melebihi batas
kemampuan ilmu silat yang dimilikinya. Dia ingin melupakan rasa sakit hatinya. Dia mulai merasa
kecewa. Tersiksanya hati karena batinnya merasa, perasaannya tidak berkurang malah semakin
sakit. Terpaksa dia melambatkan langkahnya, dengan bingung dia berjalan di tempat terpencil ini.
Dia seperti telah kehilangan jati diri juga kehilangan arah untuk berjalan.
"Sekarang kemana aku harus pergi?" dia melihat ke sekeliling, di sana hanya ada kegelapan.
Kesepian terasa di sekeliling tempat itu, bagi orang yang sedang bersedih, hal ini malah
menambah kesedihannya. 124 Dia bukan seorang perempuan lemah, dia juga tidak bisa mengemis dan tidak akan mau
mengemis cinta kepada orang lain. Dia pernah menyiksa hati banyak lelaki yang mencintainya,
sekarang sewaktu dia sedang jatuh cinta kepada laki-laki itu, perasaannya pun menjadi tersiksa
karena laki-laki ini. Dia tidak membenci Yi-feng, dia hanya merasa sedih karena dia sendiri yang mencari masalah
ini. Di dalam kesedihan ada rasa penyesalan, menyesali mengapa dulu dia tega menyakiti banyak
lelaki yang mencintainya"
Malam hening. Dalam susana malam yang hening, dia mendengar ada yang sedang bicara, mereka sepertinya
sedang berdebat mengenai suatu masalah, karena itu Xiao Nan-pin berhenti melangkah.
Suara mereka semakin keras, sumber suaranya berasal dari hutan itu...
"Ketua bagian Xie, bukan karena aku tidak mempercayaimu, tapi ketua telah pergi ke Yun-nan,
sewaktu beliau pergi, beliau berkata kalau 'pencuri selatan dan perampok utara' belum mati.
Mereka juga tidak bersembunyi, sekarang mereka berada di Yun-nan tengah, tepatnya di Wuliangshan.
Mereka sedang memperebutkan sebuah benda langka. Kali ini kepergian ketua ke sana tidak
lain adalah mencari tahu tentang masalah ini." Lalu yang satu lagi berkata: "Apa maksudmu, ketua
bagian Wei" Aku sebenarnya ingin menjadi ketua Zhong-nan-pai! Apakah karena itu aku membuat
gosip untuk membohongimu" Ketua ternyata muncul di kuil Xuan-guan. Ketua bagian Hu pun
melihat dengan mata kepalanya sendiri, bukan hanya aku sendiri yang melihatnya," jelas Xie-yuxian
(Miao-yu). Kata-kata ini satu-satu masuk ke telinga Xiao Nan-pin. Saat itu hatinya sedang bingung tapi
ketika mendengar perkataan mereka, dia sempat kaget. Karena dia tahu yang sedang bicara
adalah Xie-yu-xian atau Duo-shou-zhen-ren, yang satu lagi pasti ketua bagian Tian Zhen Jiao.
Yang membuatnya terkejut bukan karena itu, melainkan setelah wajah Yi-feng diubah dengan
tangan terampilnya, ternyata wajah Yi-feng dengan wajah ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu begitu
mirip. Padahal semua ini hanya kebetulan, dia sendiri pun tidak percaya dengan kata-kata mereka,
tapi setelah memastikannya bahwa semua itu benar, dia menjadi bingung. Dia tidak tahu apa yang
harus dia lakukan sekarang.
Kedua orang yang ada di dalam hutan itu tidak bersuara, mungkin karena obrolan mereka tidak
menyambung. Kedua alis Xiao Nan-pin tampak mengerut, dia berniat secepatnya meninggalkan tempat ini,
supaya tidak perlu berhubungan dengan masalah ini. Baru saja dia bergerak, dari dalam hutan ada
yang membentak: "Siapa!"
Kedua bayangan menyebar mengikuti suara bentakan tersebut, mereka keluar dengan cepat.
Karena tadi Xiao Nan-pin telah berlari dengan kencang, tenaganya terkuras dan sekarang
belum pulih, tapi dari sudut mata dia melihat kedua orang itu bergerak sangat ringan juga cepat.
Ilmu meringankan tubuh mereka bisa dikatakan termasuk kategori pesilat tangguh.
Xiao Nan-pin berpikir, 'Aku tidak punya dendam dengan Tian-zheng-jiao, jadi aku tidak perlu
melarikan diri untuk menghindari masalah.' maka dia pun berhenti melangkah.
Di belakangnya terdengar bentakan lagi:
"Siapa" Kalau masih ingin berniat lari, aku Xie Yu-zhen, akan menghajarmu!"
Xiao Nan-pin tertawa dingin.
Xiao-xiang-feng-zi sangat terkenal dengan kesombongannya, apalagi sekarang. Sambil
membentak dia terlihat sudah naik pitam.
Kedua tangannya sedikit dibuka, dia memutar pinggangnya di udara, memaksa tubuhnya
berubah arah. Sewaktu dia mengubah arah laju tubuhnya, angin kencang datang menyerangnya.
Dalam kegelapan angin ini terasa kencang juga cepat serta berwarna hitam. Posisi datangnya
senjata rahasia sangat tepat, dua senjata rahasia menyerang ke dada, sedangkan yang satu lagi
menyerang wajahnya masih ada dua senjata yang dilepaskan ke kedua sisinya. Xiao Nan-pin
meloncat ke atas dan berlari ke sisi, dia berhasil menghindari senjata rahasia dan senjata rahasia
lewat di bawahnya. Cara orang ini melepaskan senjata rahasia sangat hebat. Senjatanya berwarna hitam, artinya
senjata itu telah dibubuhi racun. Orang yang melepaskan senjata rahasia sebelumnya berkata:
"Serang!" 125 Sebelum tahu apakah orang yang ada di depannya itu adalah kawan atau lawan, tanpa peduli
dia menggunakan cara kejam, aturan dunia persilatan tidak dihiraukannya. Tapi jika
membicarakan mengenai senjata rahasia, dulu 'Xiao San-ye" boleh dikatakan yang terhebat. Xiao
Nan-pin adalah putrinya, otomatis dia sangat menguasai ilmu ini dan juga sudah lama terkenal di
dunia persilatan. Sekarang dia baru pulih, tapi dari arah angin yang datang, dia bisa membedakan dari mana
datangnya senjata rahasia, maka dia segera bersalto ke belakang. Setelah senjata rahasia itu
melewatinya, dia melambaikan tangan dan memukul 3 senjata rahasia berwarna hitam itu ke
bawah. Dua buah senjata rahasia lainnya memang bukan diarahkan ke tubuhnya, dia tidak bergerak,
maka dengan sendirinya senjata itu langsung terjatuh.
Orang yang melemparkan senjata kearah-nya pasti Du-shou-zhen-ren, Xie-yu-xian.
Dia tertawa dingin dan membentak:
"Sobat, kau sungguh hebat, terimalah lagi!"
Kedua tangannya melayang, puluhan cahaya hitam keluar dari telapak tangannya.
Senjata rahasia yang dipakai Xie-yu-xian adalah 'Wu-ling-she-gu-zhen' yang selama ini ditakuti
di dunia persilatan. (Lima kerucut segi lima dari tulang ular)
Senjata rahasia ini terbuat dari tulang ular beracun yang direndam dalam racun ganas, tergores
sedikit saja, orang akan segera mati. Tidak perlu membutuhkan waktu satu jam dia akan
kehilangan nyawanya. Cara yang dia gunakan adalah kedua tangan secara bersamaan seperti sedang menabur bunga.
Cara ini sangat aneh dan tidak lazim di dunia persilatan, jika tidak, mengapa Xie-yu-xian disebutsebut
sebagai Duo-shou-zhen-ren (Manu-sia bertangan banyak sekali)"
Tapi dia tidak menyangka sama sekali orang yang dia hadapi sekarang adalah seorang ahli
dibidang senjata rahasia.
Setelah mengatur nafas untuk menenangkan diri, tangan Xiao Nan-pin bersiap-siap mengepal
senj ata' Wu - mang-zhu'.
'Wu-mang-zhu' termasuk senjata rahasia umum yang sering digunakan.
Tapi meski senjata rahasia biasa bila berada di tangan seorang ahli senjata rahasia, tenaga
yang dihasilkan akan sangat dasyat.
Sekarang Xiao Nan-pin melayangkan telapak tangannya, 7 cahaya membawa suara tidak terlalu
keras, menyambut cahaya hitam yang datang dari Xie-yu-xian, Xiao Nan-pin serentak maju 6
meter. Terdengar suara TING, TANG beberapa kali, cahaya hitam yang ditembakkan oleh Duo-shouzhenren terjatuh setengahnya, sedangkan ke tujuh cahaya ini masih terus melaju ke arah Xie-yuxian.
Suaranya sangat kencang kelihatannya tenaga yang keluar dari 'Wu-mang-zhu' sangat
dasyat! Alis Xie-yu-xian mengerut, tubuhnya bergerak ke kiri dan ke kanan berusaha menghindari
senjata rahasia itu, dia sempat menangkap sebutir 'Wu-mang-zhu'. Setelah dilihat, dia segera
membentak: "Sahabat, berhenti dulu, coba jelaskan apa hubunganmu dengan 'Xiao San-ye'" Aku akan
mengampuni-mu kalau kau menjawab."
Xiao Nan-pin tertawa dingin, dia tahu Xie-yu-xian mengenali senjata rahasia yang telah
menggegerkan dunia persilatan yaitu senjata rahasia ayahnya.
Kedua alisnya yang panjang naik sebelah, dengan nada dingin membentak:
"Siapa yang butuh pengampunanmu?" Kedua tangan melayang, dia mengeluarkan ilmu senjata
rahasia andalannya yaitu 'Man-tian-hua-yu' (Langit penuh hujan bunga). Diiringi suara bentakan,
terlihat puluhan cahaya dilepaskan lagi ke arah Duo-shou-zhen-ren.
Ketika puluhan 'Wu-mang-zhu' hampir berada di depan Xie-yu-xian, terlihat seperti ada sesuatu
yang menahannya kemudian terdengar suara kecil.
Kemudian seperti ada dinding emas menggulung senjata rahasia Xiao Nan-pin, puluhan butir
'Wu-mang-zhu' menghilang dari depan Xie-yu-xian.
126 Xiao Nan-pin merasa terkejut, dia melihat di sisi Xie-yu-xian ternyata ada seseorang
mengenakan baju berwarna emas. Perawakannya gemuk, terlihat tangannya memegang sesuatu,
dia melihat benda yang dipegangnya adalah benda penakluk senjata rahasia.
'Qi-hai-yu-zi' Wei-ao-wu. Orang yang berkelana di dunia persilatan sangat segan bertemu
dengan Qi-hai-yu-zi, Wei-ao-wu karena senjata yang digunakan orang ini sangat aneh. Senjatanya
berbentuk jala penangkap ikan. Jala ini bukan jala biasa, bahannya terbuat dari emas aneh
dicampur dengan emas hitam. Dia bisa menaklukan senjata rahasia dari perkumpulan mana pun
dan jurus yang digunakan sangat aneh. Maka senjatanya ini sangat terkenal di dunia persilatan.
Di dunia persilatan yang memakai senjata jenis ini hanya Qi-hai-yu-zi Wei-ao-wu. Orang yang
biasa memakai senjata rahasia akan mengenali orang ini, begitu melihat jala emas dan melihat
caranya menaklukkan senjata rahasia, mereka akan segera tahu siapa yang mereka hadapi. Xiao
Nan-pin sadar kalau laki-laki pendek dan gendut yang memakai baju emas adalah orang yang
menggegerkan dunia persilatan...Qi-hai-yu-zi, Wei-ao-wu. Xiao Nan-pin merasa terkejut dan aneh.
"Biasanya Wei-ao-wu kemana-mana selalu sendiri, mengapa sekarang dia bisa masuk Tianzhengjiao?" 0-0-0 BAB 43 Qi-hai-yu-zi Tangan kanan Qi-hai-yu-zi (Nelayan 7 samudra) bergerak, dia mengeluarkan 'Wu-mang-zhu'
dari jalanya kemudian tertawa keras:
"Sahabat dari aliran hitam atau aliran putih" Apakah sahabat adalah murid 'Xiao San-ye'"
Mengapa tidak mau menyebutkan nama" Malam begitu larut dan Anda mencuri dengar
pembicaraanku dengan Xie-yu-xian, karena apa semua ini" Untuk apa Anda kemari" Tolong
beritahu padaku, walaupun aku bukan orang terkenal tapi kau harus mengatakannya. Kalau
sahabat tidak mau berterus terang, jangan salahkan kalau aku I >ertindak tidak sopan!"
Wei-ao-wu masih tertawa tapi setiap perkataaanya mengandung makna tertentu.
Dalam hati Xiao Nan-pin memang takut tapi mulutnya tidak mau kalah, dia tertawa dingin:
"Jalan ini boleh dilewati semua orang, apakah jalan ini telah kau beli" Jika belum dibeli,
mengapa aku tidak boleh jalan di sini?"
Dia tertawa dingin lalu menyambung lagi: "Aku tidak berniat mencuri dengar pembicaraan
kalian, apa yang disebut memberikan pengampunan, aku tidak mengerti!"
Sambil bicara, sebenarnya dia semakin takut karena dari kejauhan datang lagi 2 orang,
sedangkan dia hanya sendiri, 'Dua orang ini saja sudah sulit dihadapi sekarang ditambah lagi
dengan 2 orang, aku berada di pihak yang dirugikan, aku harus pandai berkelit.'
Sejak kecil sifatnya memang sombong. Saat berkelana orang-orang selalu takut dengan ilmu
silatnya, karena wajah cantiknya ditambah dengan nama besar ayahnya Xiao San-ye, maka orang
selalu mengalah kepadanya. Dan sifat angkuhnya semakin menjadi-jadi.
Sekarang posisinya sedang lemah, tapi dia masih bicara keras dan tidak berniat tunduk sedikit
pun. Duo-shen-zhen-ren dan Qi-hai-yu-zi Wei-ao-wu tertawa dingin yang seram. Xie-yu-xian berkata:
"Kalau begitu silakan Tuan tinggalkan sepasang telinga yang tadi digunakan untuk mendengar
pembicaraan kami, kalau tidak...."
Dia tertawa dingin lagi. Orang yang datang belakangan berlari ke belakang Wei-ao-wu. Dari
kegelapan dia melihat Xiao Nan-pin, kemudian terlihat dia berbisik kepada Wei-ao-wu.
Xiao Nan-pin sudah bersiap-siap. Orang yang baru datang kemari adalah 2 orang laki-laki
muda, mungkin mereka adalah orang Tian-zheng-jiao yang berpura-pura menjadi biksu ketika Xiao
Nan-pin bertemu dengan mereka di Zhong-nan-shan.
Xiao Nan-pin senang memotong telinga orang, sekarang ada orang ingin memotong telinganya,
dalam hati dia merasa ingin tertawa juga ingin menangis. Dia melihat Wei-ao-wu, dia ingin tahu
setelah Xie-yu-xian tertawa, apa yang akan dikatakannya" Apakah diam-diam dia akan
menyerangnya. 127 Setelah Xie-yu-xian tertawa dingin, dia malah diam. Qi-hai-yu-zi melangkah ke depan kemudian
tertawa dan memberi hormat kepada Xiao Nan-pin.
Kali ini bukan hanya Xiao Nan-pin terkejut, Duo-shou-zhen-ren juga merasa aneh. Entah
mengapa Qi-hai-yu-zi tiba-tiba saja memberi hormat kepada Xiao Nan-pin"
Dia tidak tahu kalau murid Tian-zheng-jiao ini, dalam perjalanannya menuju ke Zhong-nan-shan
pernah melihat Yi-feng dan Xiao Nan-pin, kemudian saat Yi-feng muncul, membuat Qian-yi lari
Qing-hai dan Duo-shou-zhen-ren serta berikut puluhan pesilat pedang lainnya pergi meninggalkan
zhong-nan-shan.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dari kata-kata yang diucapkan Duo-shou-zhen-ren, mereka mengira kalau Yi-feng adalah ketua
mereka yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, otomatis mereka juga menganggap Xiao
Nan-pin adalah teman dari ketua mereka.
Sesudah Qi-hai-yu-zi memberi hormat, dengan serius dia berkata kepada Xiao Nan-pin:
"Mohon Tuan bisa memaafkan perbuatanku tadi. Aku, marga Wei, ingin bertanya, orang yang
tadi pagi berjalan bersama Tuan, sekarang berada di mana?"
Xiao Nan-pin bukan gadis bodoh, dia mengerti maksud lawan bicaranya, maka dengan marah
dan nada dingin dia sengaja berkata:
"Orang yang berjalan bersamaku pasti dia adalah temanku, tapi aku tidak pernah menanyakan
hal sepele seperti itu, dia pergi ke mana aku tidak tahu. Jika kalian adalah sahabat orang itu, aku
tidak bisa bicara apa-apa. Jika kau punya dendam dengan orang itu, walaupun aku bukan orang
berbakat tapi aku bisa mewakilinya menerima tantangan kalian." Alasannya sangat bulat, dia
berpura-pura tidak mengerti perkataan Wei-ao-wu.
Wei-ao-wu tertawa terbahak-bahak:
"Kami tidak terbiasa berbohong, siapa kami apakah kau tidak tahu" jika Tuan tidak ingin
memberitahukan kemana pergi orang itu, terpaksa kami akan menahan Tuan."
Kecuali berilmu tinggi Qi-hai-yu-zi adalah orang yang lincah dan mempunyai pemikiran sangat
dalam. Di perkumpulan Tian-zheng-jiao, dia adalah penasehat dari ketua Tian-zheng-jiao.
Kerusuhan di Zhong-nan-pai dialah yang meren-canakan semuanya.
Dia menaruh curiga pada hal ini, maka dia sampai beradu mulut dengan Xie-yu-xian, sekarang
Xiao Nan-pin telah berbohong dan juga karena terlalu percaya diri, menganggap dirinya pintar.
Coba kalau dia memikirkan lebih jauh, jika dia adalah sahabat ketua Tian-zheng-jiao masak dia
sampai tidak tahu siapa Wei-ao-wu" Dia malah menjawab dengan seenaknya.
Karena Wei-ao-wu merasa curiga, sambil bicara dia bergerak. Jala emasnya dilebarkan, seperti
sebuah benteng emas menutupi Xiao Nan-pin dari atas. Xiao Nan-pin memang sering bertarung
dan banyak pengalaman, tapi menghadapi senjata langka seperti ini baru pertama kali
dihadapinya. Kakinya bergeser, berusaha menghindar tapi tidak mempunyai cara untuk membalas.
Qi-hai-yu-zi tertawa dingin, pergelangan tangannya bergerak, jala yang menyerang Xiao Nanpin
sekarang berubah menjadi sebuah pentungan emas dengan panjang 2.50 meter.
Karena dialiri tenaga dalam maka jala itu bisa berubah menjadi seperti pentungan. Pentungan
ini menotok ke nadi ketiak Xiao Nan-pin.
Cara menotok nadi dengan pentungan, jurus ini dikenal Xiao Nan-pin. Dia terkejut melihat
jurus-jurus aneh Qi-hai-yu-zi. Secara reflek tubuhnya menghindar ke kiri, tangan kirinya menepis
Wei-ao-wu, tangan kanannya mencabut pedang.
Jurus-jurus Xiao Nan-pin memang indah dan aneh tapi Qi-hai-yu-zi malah tertawa terbahakbahak.
Diiringi tawa Wei-ao-wu, pentungan emas itu tiba-tiba membuka.
Xiao Nan-pin merasa di depan matanya ada cahaya menenangkan, dalam hati dia berkata:
"Celaka!" Tapi semua tenaga dari seluruh tubuhnya telah digunakan untuk menyerang musuh. Maka pada
saat jala terbuka, dia terperangkap di dalam jala. Dia ingin mundur tapi sudah tidak ada
kesempatan. Jala menutup dari atas, tangan kanannya yang memegang pedang berusaha menahan jala itu,
lapi tidak ada tenaga yang keluar sama sekali. Xiao Nan-pin terkurung di dalam jala.
Duo-shou-zhen-ren tertawa dingin:
"Ketua Wei benar-benar hebat, hari ini terbuka mata dan telingaku menyaksikan kehebatan
Ketua Wei." 128 Kata-katanya seperti memuji tapi nada bicaranya sama sekali tidak bermaksud demikian.
Ternyata di dalam perkumpulan Tian-zheng-jiao terbagi menjadi 5 tingkat. Ketua berbaju emas
menduduki tingkat teratas, dan boleh memakai baju emas dalam Tian-zheng-jiao, orang itu di
dunia persilatan bukan orang yang tidak mempunyai nama. Kedudukan ketua berbaju emas pun
masih terbagi lagi menurut ilmu silat dan identitas mereka.
Memang mereka sama-sama menjadi anggota Tian-zheng-jiao tapi mereka yang telah
mempunyai nama di dunia persilatan dan menikmati tersohornya nama mereka bisa mendapat
posisi bagus. Kalau mereka telah mendapatkan wilayah kekuasaan maka mereka saling curiga dan saling
menjatuhkan. Qi-hai-yu-zi, Wei-ao-wu dengan nama, ilmu silat, dan kepintarannya di dunia persilatan
termasuk orang yang sangat terkenal. Saat masuk menjadi anggota Tian-zheng-jiao dia dengan
cepat berhasil menjadi orang kepercayaan ketua Tian-zheng-jiao.
Tapi Duo-shou-zhen-ren yang sudah malang melintang di Si-huan dan Gui-zhou, juga sangat
terkenal tapi masih kalah dibandingkan Qi-hai-yu-zi, ditambah dengan masalah Zhong-nan-shan,
ketidakcocokan yang baru muncul lagi.
Maka saat Xie Yu Xan melihat Qi-hai-yu-zi berhasil menangkap Xiao Nan-pin, dia mengira Qihaiyu-zi berniat merebut nama baik lagi, sehingga dia berkata dengan nada seperti itu.
Dalam hati sebenarnya Qi-hai-yu-zi marah tapi dari luar tidak terlihat sama sekali. Dia malah
tertawa lalu menjawab: "Ketua Xie terlalu memuji. Di dunia persilatan siapa yang tidak tahu keistimewaan ilmu senjata
rahasia Duo-shou-zhen-ren. Kecuali jurus 'Man-tian-hua-yu' masih ada jurus 'Liu-xi-hui-feng'
sertajurus lainnya."
Duo-shou-zhen-ren tertawa: "Ketua Wei memang bisa berkata seperti itu. Di dunia persilatan
ini, siapa yang tidak tahu jala sakti milik Qi-hai-yu-zi, yang merupakan penakluk senjata rahasia
dari perkumpulan mana pun."
Qi-hai-yu-zi tahu dia bicara tepat mengenai sasaran. Dia tersenyum tapi tidak berusaha untuk
menjelaskannya. Duo-shou-zhen-ren melihat Xiao Nan-pin yang terus memberontak dari dalam jala. Dia tertawa
dingin: "Orang ini telah ditangkap Ketua Wei, otomatis Ketua Wei yang berhak mengaturnya. Kelak jika
ketua marah, dengan posisi yang dimiliki Ketua Wei di Tian-zheng-jiao, Ketua Wei pasti bisa
mengatasinya...." Dia berkata lagi: "Sedangkan aku... aku benar-benar tidak sanggup mengatasinya, aku pamit dulu."
Dari perkataan dua murid Tian-zheng-jiao itu sebelumnya, dia tahu yang ditangkap oleh Weiaowu itu siapa, dia langsung mendorong tanggung jawab ini dan pergi dari sana.
Tapi Wei-ao-wu mempunyai rencana lain maka dia masih tertawa seram. Xie-yu-xian
bertambah marah, dia menghentakkan kakinya, bersalto dan berlalu dari sana.
Wei-ao-wu melihat bayangan Xie-yu-xian yang pergi, dia tertawa dingin. Walaupun tidak
mengatakan apa pun tapi dalam hati dia bertekad akan membasmi orang yang berseberangan
pandangan dengannya. Kemudian dia berkata pada Xiao Nan-pin: "Teman, angan terus bergerak-gerak!" Tangan
kirinya seperti pisau, terdengar suara SHHAT, tangan ini menotok nadi kepala Xiao Nan-pin dari
lubang jala. Nadi kepala adalah nadi terpenting manusia. Xiao Nan-pin marah dan merasa malu. Dia jadi
kehilangan kesadaran. Tangan kanan Wei-ao-wu bergetar. Xiao Nan-pin dikeluarkan dari dalam jala.
Dia berpesan kepada 2 anak buahnya: "Siapkan kereta dan sembunyikan orang ini. Hal yang
terjadi di sini telah kubereskan, kita segera kembali ke markas pusat di Jian-nan." Dia tertawa lagi,
"apakah kalian percaya, selama dua hari ke depan, perkumpulan kita akan terjadi banyak masalah
aneh?" 129 Kedua anak buah Wei-ao-wu ini tidak mengetahui apa rencana ketua mereka, tapi mereka tahu
kalau ketua mereka ini selalu mempunyai banyak akal, mereka mengepit Xiao Nan-pin, tidak
sengaja meraba dada Xiao Nan-pin, mereka terkejut dan berteriak:
"Ternyata dia seorang perempuan!"
o-o-o BAB 44 Mulai ada titik terang Saat Xiao Nan-pin siuman, dia mendengar suara kereta yang sedang berjalan. Dia sadar dia
berada di sebuah kereta. Dia melihat situasi dalam kereta, dia hanya sendiri:
"Apa yang mereka akan melakukan kepadaku...."
Ketika dia sedang berpikir, dari jendela Qi-hai-yu-zi menjulurkan kepalanya, dengan tersenyum
dia berkata: "Aku tahu kalau kau adalah perempuan, aku tidak akan mempersulitmu. Dari senjata rahasia
yang kau gunakan, aku bisa menebak kalau kau adalah putri 'Xiao San-ye'. Ketika ayahmu masih
hidup, beliau sangat akrab dengan teman-teman kalangan persilatan, memandang wajahnya, aku
tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Setelah aku selesai menyelidiki dirimu, baru aku
akan melepaskanmu." Senyumnya ditarik dan berkata lagi:
"Sekarang kau berada di dalam kereta nyaman ini, udara begitu dingin, bukankah keadaanmu
di sini lebih nyaman, dibandingkan aku yang harus menunggang kuda?"
"Tapi kau jangan terus bergerak-gerak, nadimu sudah kutotok, kau sudah tidak punya tenaga!"
Qi-hai-yu-zi menarik kembali kepalanya. Xiao Nan-pin mencoba mengatur nafasnya, apa yang
dikatakan Qi-hai-yu-zi ternyata benar. Dia marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Pagi dan siang kereta terus berjalan, kereta hanya berhenti di malam hari, tapi mereka tidak
membawa Xiao Nan-pin turun dari kereta.
Xiao Nan-pin merasa hal ini lebih baik, dia bisa lebih menenangkan diri.
Qi-hai-yu-zi adalah orang licik dan sadis, tapi dia bukan lelaki pemogoran, karena itu dia selalu
memberi makan dan minum tepat waktu kepada Xiao Nan-pin.
Walaupun Xiao Nan-pin tidak sampai kelaparan, tapi setelah melakukan perjalanan selama
beberapa hari, dalam dua hari ini Xiao-xiang-fei-zi yang sombong ini merasa benar-benar tersiksa.
Dia ingin menangis tapi takut Wei-ao-wu akan mendengarnya dari luar.
Terpaksa dia menyimpan rapat-rapat kesedihannya.
Dia berusaha tidak memikirkan Yi-feng, tapi bayangan Yi-feng selalu melintas di benaknya.
Kepada siapa dia bisa mengeluhkan perasaan sedih dan rindunya ini"
Dia hanya duduk di dalam kereta, dia tidak tahu kemana kereta ini berjalan juga tidak tahu di
mana dia sekarang" Pada suatu hari tiba-tiba dia mendengar teriakan:
"Ketua Wei! Ketua Wei!"
Kereta segera dihentikan, suara derap langkah kuda yang berlari kencang berhenti di belakang
kereta. Seseorang bicara dengan keras:
"Ketua Wei, untung aku bisa bertemu denganmu di sini. Selama dua hari ini banyak kejadian
aneh terjadi, jika tidak bertemu dengan Anda, aku benar-benar bingung!"
Sambil tertawa Wei-ao-wu bertanya:
"Apa yang membuat seorang Pan-long-yun-gun, Jiang Bo-yang begitu terburu-buru" Aku
benar-benar penasaran."
Xiao Nan-pin yang berada dalam kereta Mengerutkan dahi dan berpikir, Apakah murid Shao Iin
juga telah masuk menjadi anggota Tian-zheng-jiao" Sepertinya kekuasaan Tian-zheng-jiao
semakin hari semakin kuat, orang seperti Pan-long-yun-gun (Naga menjulurkan pentungan), Jiang
Bo-yang saja bisa ditarik masuk menjadi anggota Tian-zheng-jiao."
Dia merasa semakin cemas karena 'Kakak Nan' nya akan semakin sulit untuk membalas
dendam. Terdengar Shao-lin Pan-long-yun-gun, Jiang Bo-yang berkata:
130 "Kakak Wei, apakah kau tahu mengapa ketua Kita selama dua hari ini berada di He-nan" Ketika
aku berada di kota Kai-feng, aku bertemu dengan ketua, dia menyuruhku mengumpulkan semua
saudara kita di sana. Malam itu juga kami mengadakan rapat, hal ini terasa sangat janggal karena
belum pernah terjadi sebelumnya. Begitu malam tiba, semua dengan hormat menunggu
kedatangan ketua, tapi ketua tidak datang. Yang datang malah beberapa orang dengan wajah
ditutup kemudian mereka menghancurkan kantor kami yang ada di kota Kai-feng."
Qi-hai-yu-zi benar-benar terkejut, Jiang Bo-yang menambahkan lagi:
"Laki-laki yang wajahnya ditutup itu berilmu tinggi. Ilmu pedang yang mereka pakai belum
pernah kulihat di Jian-nan. Kakak Wei, kau tahu kantor yang ada di kota Kai-feng, tidak ada
seorang pun yang berkepandaian tinggi, aku sendiri sulit melawan 4 tangan musuh. Aku hanya
bisa bertahan sebentar tidak lama aku pun terluka."
Dia berhenti sejenak, mungkin waktu itu saat melihat keadaan tidak menguntungkan baginya,
maka dia pun melarikan diri!
Dia menjelaskan lagi: "Hal ini sangat mencurigakan, karena itu aku pergi ke kantor pusat untuk bertanya lebih jauh,
tidak disangka aku bisa bertemu dengan Kakak Wei di sini. Menurut Kakak apa yang menjadi
sebab semua ini?" Hati Xiao Nan-pin berdebar-debar. Dari kata-kata Jiang Bo-yang, dia tahu pelakunya pasti Yifeng
dan Fei-hong-qi-jian. "Mungkin Kakak Nan berhasil menjelaskan hal sebenarnya kepada Fei-hong-qi-jian, maka
mereka pun membantu menghancurkan kantor cabang Tian-zheng-jiao, tapi di mana Kakak Nan
sekarang" Apakah dia tahu kalau keadaanku tersiksa" Jika dia tahu, apakah dia akan datang untuk
menolongku?" Dia menarik nafas perlahan, takut suara tarikan nafasnya akan terdengar oleh Qi-hai-yu-zi yang
licik dan pintar. Di luar kereta tidak terdengar suara apa pun, mugkin Wei-ao-wu sedang memikirkan hal ini.
Tiba-tiba dia berkata: "Ini memang kejadian aneh, aku pun tidak tahu apa sebabnya. Menurutku, lebih baik Ketua
Jiang kembali dulu ke kota Kai-feng. Kumpulkan kembali saudara-saudara kita yang terluka dan
rapikan dulu kantor cabang Kai-feng. Setelah aku tiba di kantor pusat baru aku akan
menyelidikinya, dan aku akan memberitahukan hasilnya padamu."
Sepertinya dia ikut menarik nafas, Pan-long-yun-gun Jiang Bo-yang segera menjawab:
"Kalau begitu, aku kembali dulu. Tidak sangka kantor cabang Kai-feng bisa hancur separuh,
padahal didirikan dengan susah payah. Keadaan pun masih belum jelas sekarang."
Mereka berdua seperti mempunyai beban pikiran berat, tidak lama kemudian Xiao Nan-pin
mendengar suara kuda berlari semakin menjauh, Pan-long-yun-gun, Jiang Bo-yang sudah pergi
dari sana. Kereta berjalan lagi, Xiao Nan-pin merasa .ingat senang tapi juga marah. Pikirannya mulai
kacau. Dia telah mendengar berita tentang Yi-feng.
Kereta berjalan tidak lama, tidak seperti lu.isanya, siang hari kereta itu berhenti. Dari suara i
.imai-ramai di luar, Xiao Nan-pin tahu kalau tempat
memasuki sebuah penginapan, tapi Qi-hai-yu-zi l u lak terlihat.
Diam-diam Xiao Nan-pin menebak, Wei-ao-wu pasti pergi untuk mencari tahu. Sekarang yang
mengawasinya adalah 2 orang pemuda.
Mereka sudah melepaskan baju biksu panjang mereka, Xiao Nan-pin tahu kalau mereka adalah
biksu palsu dari Tian-zheng-jiao. Dia dipapah masuk ke sebuah kamar luas. Kedua orang ini
mengawasi di sisinya. Xiao Nan-pin tahu dengan kemampuan ilmu silatnya, tidak sulit untuk membereskan kedua
orang ini, tapi dia masih ditotok. Dia tidak bertenaga sama sekali, terpaksa dengan mata melotot,
dia berbaring di tempat tidur. Apa boleh buat.
Kedua pemuda itu mengobrol dengan senang, banyak perkataan mereka yang membuat Xiao
Nan-pin marah. Dia ingin memotong lidah mereka. Dua laki-laki muda itu tahu orang yang di
131 depan mereka sekarang ini adalah Xiao-xiang-fei-zi yang terkenal dengan kesadisannya dan
sekarang dia tidak berdaya, maka mereka bicara semakin mesum, tertawanya juga semakin keras.
Bagi Xiao Nan-pin asalkan kedua laki-laki ini tidak sampai menggerayanginya, dia sudah merasa
sangat berterima kasih. Apa yang mereka katakan terpaksa didengarnya.
Terpaksa dia mengenang Yi-feng, hanya dengan demikian dia bisa melupakan masalah yang
mengganjal. Tapi masalah tersebut malah mengikuti bayangan Yi-feng masuk ke dalam hatinya.
Keadaan semakin gelap, hari sudah gelap. Lampu sudah dipasang tapi Qi-hai-yu-zi masih belum
kembali. Pelayan datang mengantarkan sayur dan nasi, tapi hati Xiao Nan-pin bertambah kacau
lagi, dia hanya memejamkan mata.
Tiba-tiba pundaknya didorong seseorang, saat dia membuka mata, seorang laki-laki tertawa
mesum kepadanya: "Apakah sekarang kau mau makan?"
Xiao Nan-pin menggelengkan kepalanya, dia memejamkan matanya lagi. Laki-laki itu kembali
ke tempatnya sambil tertawa. Sepertinya mereka minum sambil bermain tebak-tebakan.
Tidak lama kemudian, kedua laki-laki itu mulai bernyanyi. Salah satu dari mereka bernyanyi
dengan suara sember. Hati Xiao Nan-pin kacau seperti benang kusut. Tiba-tiba dia mencium bau arak menusuk
hidungnya. Saat membuka mata, jantungnya seperti akan meloncat keluar.
Wajah merah seseorang dan berkeringat serta bau arak menyengat mendekatinya. Dia
berbicara: "Adik, biarkan aku melihatmu dulu!"
"Hai bocah, kau benar-benar berani, apakah kau tidak takut Ketua Wei akan memenggal
kepalamu?" salah seorang berkata seperti itu.
Dia tertawa terbahak-bahak:
"Aku sedikit takut juga."
Sekarang Xiao Nan-pin seperti orang yang terjatuh ke danau yang dalam dan tidak bisa
berenang. Wajah orang itu semakin dekat dan dekat.
Xiao Nan-pin mendorong dan menendang, tapi wajah itu semakin mendekati wajahnya. Siapa
yang bisa menolong gadis malang ini" Xiao Nan-pin mengenakan pakaian musim dingin yang
tebal, tapi... BREEEK! Baju bagian depannya disobek. Hati Xiao Nan-pin seperti ditusuk pedang karena dia
sadar akan terjadi sesuatu padanya.
Tawa mereka seperti suara burung hantu juga seperti anjing gila waktu musim kawin. Semua
ini berbaur menjadi satu menusuk telinganya.
Tapi ketika hal itu akan terjadi.
Tiba-tiba... Tawa aneh itu tiba-tiba membeku kemudian terdengar teriakan yang memilukan.
Xiao Nan-pin segera membuka matanya. Wajah merah dan berkeringat itu sudah menghilang
dari hadapannya. Sosok seseorang yang tampan menebas kepala laki-laki yang satu lagi.
Laki-laki muda itu juga mengeluarkan terakan memilukan kemudian nasibnya sama dengan
temannya, mati dengan mengenaskan.
Xiao Nan-pin melihat sosok orang yang membalikkan kepala dengan wajah girang, wajah yang
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sangat dikenalnya muncul di hadapannya. Jika dia tidak ditotok mungkin dia akan segera
meloncat-loncat kegirangan. Sekarang dia tidak bertenaga, dia hanya bisa memanggil dengan
senang: "Kakak Nan!" Kedua kata ini seperti lagu indah yang terus berkumandang. Dia melihat Kakak Nan berdiri di
depan ranjangnya, tapi dia tidak marah.
Seorang perempuan ketika melihat orang yang dicintainya, walaupun bukan di saat yang tepat,
tapi dia hanya akan merasa malu tapi tidak akan sampai marah.
Dia malu-malu, jantungnya berdebar-debar karena Kakak Nan sekarang ini menjulurkan
tangannya untuk menutupi dadanya yang terbuka. Tawa indah dan ju ga tawa yang dibencinya...
132 Wajah Xiao Nan-pin memerah. Ketika dia ingin bertanya mengapa Kakak Nan sejak tadi tidak
bicara padanya, dia juga melihat wajah Kakak Nan yang diubahnya dengan menggunakan
keterampilan tangannya belum dibuka...tapi tiba-tiba keadaan berubah.
Yang pasti dia ikut terkejut, ternyata di luar pintu terdengar suara Qi-hai-yu-zi yang sedang
berbicara. Karena itu dia memanggil:
"Kakak Nan!" Perkataannya belum habis, tangan Kakak Nan langsung menutup mulutnya. Satu tangan lagi
memegang pinggangnya lalu membopongnya pergi dari sana.
Dia membawa Xiao Nan-pin keluar melalui jendela.
Xiao Nan-pin merasa nyaman dan senang berada dalam pelukan erat Kakak Nan nya.
Kakak Nan menggunakan kecepatan tinggi berlari, membuat Xiao Nan-pin yang berada dalam
pelukannya merasa sedikit pusing.
Tapi walaupun Xiao Nan-pin merasa pusing tapi dia merasa sedang berbaring di sebuah ranjang
yang empuk, kadang-kadang dia merintih karena merasa bahagia.
Setelah lama mereka berlari, Xiao Nan-pin merasa mereka menaiki sebuah gunung kemudian
masuk ke hutan. Dia melihat salju yang menum-puk di bawah dan ranting layu yang berada di
atas permukaan salju. "Mengapa Kakak Nan membawaku ke tempat seperti ini?"
Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, tapi dia mencari jawabannya. Sekarang jawaban
seperti apapun tetap bisa membuat gadis ini merasa puas karena sekarang ini dia berada dalam
pelukan orang yang dicintainya. Bukankah jawaban ini lebih indah dibandingkan dengan jawaban
lainnya" Akhirnya Kakak Nan berhenti juga, Xiao Nan-pin membuka mata yang baru dipejamkannya tadi.
dia melihat sekarang mereka berada di sebuah gua.
Dia merasa aneh, tapi perasaan anehnya ini begitu lemah tidak ada sepersepuluh ribu dari
kegembiraan hatinya. Dia diletakkan di bawah. Bukan di tanah tapi di sebuah ranjang. Masih terasa kasur dan selimut
yang nyaman, ada apa ini"
Wajah Kakak Nan yang berseri-seri muncul di depannya. Keadaan gelap membuatnya tidak
begitu jelas melihat tawanya tapi Xiao Nan-pin bisa merasakan tawa hangatnya.
Tidak disangka apa yang diinginkannya selama ini sekarang bisa tercapai.
Dengan bahagia dia memanggil:
"Kakak Nan..." Pinggangnya terasa longar, ternyata totoknya sudah dibuka. Tapi Xiao Nan-pin
malah merasa lebih lemas dan tidak bertenaga. Dalam keadaan seperti itu apa yang harus dia
katakan" Sekarang dia bahagia tapi juga sedih, sedih tapi juga bahagia. Kebahagiaan yang menyedihkan,
di dalam kesedihan terdapat kebahagiaan. Dia bingung...
Hari mulai terang. Xiao Nan-pin dengan malas membalikkan tubuhnya, orang yang di sisinya entah pergi kemana"
Dia mengosok-gosokan matanya, ternyata tempat ini adalah sebuah gua yang sudah diubah.
Tapi gua ini kosong, tidak ada siapa pun di sini.
"Apakah semalam aku hanya bermimpi?"
Dia meloncat bangun, dengan sedih dia mengerutkan alis dan dia mengambil kesimpulan:
"Ini bukan mimpi!"
Dia bingung dengan kejadian semalam... kebingungan yang lembut masih bercokol di dalam
hatinya, dia ingin kembali mengingat dan mengingat dengan jelas.
Dalam kekacauannya apa yang Kakak Nan tanyakan dan apa yang dijawabnya, dia benar-benar
sudah lupa. Tapi semua ini tidak menjadi masalah baginya karena ada hal yang lebih penting lagi
sekarang. "Mungkin dia pergi mencari makanan untukku, dia akan segera kembali. Ah... ini sangat aneh,
ternyata kesenangan lebih banyak dibandingkan kesedihan."
Dia menghibur dirinya sendiri kemudian berbaring lagi di tempat tidur. Tempat tidur terbuat
dari batu, kecuali tempat tidur masih ada meja batu dan barang-barang lainnya.
133 "Mungkin gua ini dibuat untuk menghindari kejaran musuh. Dia orang aneh tapi asal aku bisa
hidup bersamanya, walaupun harus seharian berada di dalam gua, aku merasa sangat senang."
Waktu berlalu dengan lambat. Hati Xiao Nan-pin yang tadinya diliputi perasan lembut semakin
lama berubah menjadi cemas, dari rasa cemas menjadi bingung, dari bingung menjadi kaget,
akhirnya menjadi dia takut!
Banyak hal belum terpikirkan sebelumnya sekarang masuk ke otaknya, mengapa dia bisa tahu
aku berada di penginapan itu" Mengapa dia tidak bicara sepatah kata pun kepadaku... mengapa
dia begitu aneh kepadaku" Dia bukan orang seperti itu"'
Wajah Xiao Nan-pin yang tadinya merah berubah menjadi pucat. Dia gemetar karena takut.
Jika dia bukan Kakak Nan, siapakah dia sebenarnya"...apakah... apakah dia!
"Ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu." Beberapa kata ini muncul dalam pikiran gadis ini. Dia mulai
merasa pusing dan tidak bisa menguasai diri lagi.
Dalam kebingungannya dia melihat wajah itu berputar-putar dan tertawa sadis lalu menindih
tubuhnya. Dia sendiri yang menciptakan wajah ini.
Sewaktu dia mengubah wajah orang yang dicintainya sedikit berbeda dengan aslinya, baginya
dunia ini tidak seperti dunia sekarang ini. Siapa pun tidak akan menyangka berkat sepasang
tangannya yang lembut ini, dia mengubah nasibnya sendiri juga nasib sebagian orang, juga
mengubah nasib dunia persilatan.
Wajah itu terus berputar dalam otaknya. Dia merangkak bangun dan mulai memakai bajunya.
Dia melihat gua yang telah mengubah nasib hidupnya.
Dia merangkak keluar keluar dari gua. Di luar gua masih terlihat sebuah terowongan panjang.
Dia keluar dari celah bebatuan.
Gua tidak berubah karena dia berubah. Tanah yang dipenuhi salju, dia berjalan dengan
terseok-seok. Meninggalkan jejak kakinya.
Dia merangkai semua kejadian dalam otak, Qi-hai-yu-zi keluar...dia mencari Xiao-wu...Xiao-wu
tahu ada orang yang mirip dengannya...dan tahu orang itu adalah temannya...karena itu mereka
memasang perangkap... satu persatu dihubungkan menjadi kejadian yang kejam.
Kekejaman ini menindih ke dalam benaknya membuat hatinya meneteskan air empedu yang
pahit. Tapi dia berharap dan menginginkan laki-laki kemarin adalah Kakak Nan yang asli.
Ini adalah sebuah harapan dalam keputusasaannya. Harapan ini memberinya sedikit semangat
untuk melanjutkan perjalanan. Gadis ini tadinya sombong dan sangat kejam, sekarang dia hanya
seorang gadis lemah dan sangat dikasihani keadaannya.
Ketika naik gunung ini, dia berada dalam pelukan orang yang dianggapnya Kakak Nan.
Sekarang Xiao Nan-pin merasa bingung. Ketika dia mencari jalan untuk turun gunung, dia baru
merasa kalau gunung ini sangat tinggi. Ini di luar dugaannya, apalagi jalan gunung ini dipenuhi
salju dia harus berhati-hati melangkah. Karena kondisi tanah melandai maka dia bisa berjalan
dengan cepat Baru saja dia berjalan sebentar, dia berhenti karena merasa jalan yang diambilnya bukan jalan
turun gunung. Sekarang di depan adalah terbentang puncak gunung.
Ada sebuah jalan sangat sempit mengelilingi gunung itu dan berlanjut ke belakang gunung.
Karena hanya melihat sebagian jalan gunung dia tidak tahu apakah jalan ini akan membawanya ke
atas atau ke bawah gunung. Dia berhenti karena bingung.
Jika hatinya tenang dan cukup tenaga, dia bisa melewati jalan di depannya itu walaupun jalan
itu akan membawanya naik gunung, dia pasti akan mencobanya. Tapi sekarang dia merasa
tubuhnya lemah, dia sendiri pun masih dalam keadaan kebingungan.
Karena itu dia hanya bisa menarik nafas dan berjalan kembali ke tempat semula untuk turun
gunung, tapi begitu dia berbalik, jalan semakin menanjak.
Dia tidak mempunyai tenaga dan waktu untuk mencari tahu. langkahnya semakin pelan, hal
yang terjadi kemarin malam membuat hatinya hancur.
Tiba-tiba terdengar suara, membuatnya sadar dari kebingungannya. Suara ini sangat
dikenalnya, membuatnya berhenti melangkah.
Tapi suara ini terdengar sangat jauh, dia mendengar lagi dengan seksama kemudian dia segera
berlari ke sumber suara itu.
134 Tenaganya mulai pulih, ternyata suara yang didengarnya adalah suara Kakak Nan. Jika Kakak
Nan berada di gunung ini, berarti kemarin malam adalah Kakak Nan yang asli"
Berarti tebakannya tadi hanya hal yang sangat tidak masuk akal.
Bukankah hal ini hal yang menyenangkan" dalam keadaan seperti itu, walaupun suara ini
datang dari langit, dia tetap akan mencarinya.
Walaupun kedua kakinya tidak bisa digerakkan, dia akan merangkak. Sekarang dia masih bisa
berlari. Di kedua sisi jalan adalah hutan yang layu tapi pepohonan masih banyak. Salju mulai mencair
tapi ada juga salju yang belum mencair.
Dia berlari dengan keadaan yang begitu sulit, dengan susah payah dia mencari Kakak Nan.
Akhirnya dia menemukan satu hal di mana dia rela mengorbankan kebahagiaannya seumur hidup
atau bahkan harus mengorbankan nyawa...dia rela menukarnya dengan hal ini.
0-0-0 BAB 45 Terbang di angkasa Xiao Nan-pin dalam kekecewaannya menangkap adanya sedikit harapan, dengan kecepatan
maksimal dia berlari untuk mencari suara yang memberinya semangat itu.
Cahaya dari hutan yang melukiskan daun-daun berguguran, mengikuti langkah kakinya yang
mendekati tempat gelap. Terakhir di hutan itu tidak terlihat ada jalan lain lagi. Cahaya terhalang
oleh gunung tinggi. Sejak kecil dia sudah berlatih ilmu silat, dan tentu saja penglihatanya lebih
tajam, tapi sekarang ini dia tetap harus melangkah dengan hati-liati.
Bau apek dan daun basah membuatnya ingin muntah.
Bau hutan basah dan bau tidak sedap mengikuti setiap langkahnya, dia sangat tahu hutan yang
jarang dilewati orang ini pasti banyak terdapat ul.ir dan serangga buas. Mungkin saja tiba-tiba
binatang itu keluar secara tiba-tiba dan menggigitnya. Tapi dia tidak menyesal masuk ke hutan ini.
Karena ini menyangkut kebahagiaannya seumur hidup. Dalam hati terbentang sebuah lukisan
terang dan indah, "Pagi tadi, Kakak Nan pasti keluar untuk mencari makan untukku, mungkin dia tersesat di sini
dan tidak menemukan jalan keluar. Suara yang terdengar tadi pasti teriakannya"
Dengan bahagia dia berpikir seperti itu, dia juga mengkhawatirkan keadaan Kakak Nan!
"Kalau aku bertemu dengannya nanti, dia pasti akan merasa sangat senang, kemarin malam
dia...." Wajah gadis ini langsung memerah, dia berusaha terus berjalan, dalam hutan banyak
rintangan, tapi tetap tidak akan menghalangi keinginan hatinya bertemu dengan Kakak Nan. Dan
dia mengambil keputusan untuk melanjut-kan perjalanan mendaki gunung. Dia berjalan dengan
cepat, dalam waktu sekejap dia telah melangkah beberapa puluh meter. Tapi dia tetap berjalan
dengan sangat hati-hati dan rasa waspada.
Tiba-tiba dia berhenti dengan mendadak. Ternyata jalan terputus sampai di sana, di depan
mata terbentang sebuah parit yang kelihatannya dalam, begitu dalam sampai tidak terlihat
dasarnya, dan juga terlihat sangat berbahaya. Hal ini membuat Xiao Nan-pin menarik nafas
kecewa. Hatinya serasa tenggelam, dia mengeluh panjang, setelah susah payah menempuh perjalanan
ini, ternyata semua ini sia-sia belaka. Dia hanya bisa menarik nafas panjang, menghapus keringat
yang mengalir di dahinya. Saat tangan-nya memegang dahi, dia segera menarik tangannya
kembali. Dia baru sadar ternyata sepasang tangannya dipenuhi dengan darah, semua ini karena dia
menyibak ranting pepohonan dengan tangannya, sekarang dia baru merasakan kalau tangannya
sakit dan terluka. Gadis malang ini hanya bisa berdiri di pinggir parit, tanpa sadar air matanya mengalir.
Air matanya mengalir membasahi wajahnya, dia menghapus air matanya.
Tiba-tiba di kiri dia melihat ada sebuah jalan, jalan menuju parit di sebelah sana.
135 Dia kembali bersemangat dan berjalan memutar ke sana. Baru saja dia melangkah 5-6 meter,
sewaktu dia melihat ke depan, kegembiraan mi hampir membuatnya pingsan. Ternyata dia baru
sadar parit itu berada di dataran sangat tinggi. Ada sebuah batu besar seperti jembatan yang
menghubungkan kedua sisi parit dalam itu.
Dari tiga arah ternyata jembatan dikelilingi dleh pepohonan lebat. Tapi tempat di mana dia
berdiri, itu hanya tempat kosong tidak ada sebatang pohon pun.
Di atas jembatan ada sebuah rumah, setelah melihat rumah itu seperti dibangun di tengah
udara. Di sisi rumah itu masih terlihat sebuah pondok. Di dalam pondok itu terlihat Kakak Nan
yang dirindukannya siang dan malam. Kakak Nan nya sedang bersandar ke tiang pondokan dan
sedang berpikir. Kegembiraannya sudah tidak tertahankan, dia lupa kalau di hutan lebat dan terpencil seperti ini,
serta di tempat berbahaya seperti itu, bisa didirikan sebuah rumah di sana"
Dia juga tidak berpikir kalau semalam orang itu memang Kakak Nan, mengapa sekarang dia
bisa berada di sini"
Dia hanya menganggap peristiwa kemarin malam di gunung itu, serta adanya Kakak Nan di sini,
merupakan hal menyenangkan. Dia tidak berpikir kalau orang yang sekarang berdiri di pondok itu
mungkin saja ketua Tian-zheng-jiao, Xiao-wu.
Kalau di dunia ini ada orang yang wajah-nya begitu mirip, memang akan terjadi hal aneh. Dua
orang yang wajahnya mirip ini, mempunyai identitas dan sifat tidak sama, hati dan perilaku
mereka pun tidak sama. Dan kedudukan mereka berseberangan di dunia persilatan, bisa dikatakan
kalau mereka adalah musuh. Dengan begitu hal yang terjadi akan lebih aneh lagi.
Apalagi kedua orang yang, wajahnya mirip itu, salah satu dari mereka wajahnya diubah dengan
kemampuan ketrampilan tangan yang hebat, barulah dia bisa mirip dengan yang satunya
Kalau begitu, sekarang orang yang sedang berdiri dan sedang berpikir itu siapa" Apakah dia
adalah Yi-feng" Atau Xiao-wu"
Semalam dia bersama dengan Xiao Nan-pin di dalam gua, apakah dia adalah orang yang sama
dengan orang yang sedang berdiri di pondok itu" Kalau memang benar dia adalah orang yang
sama, siapakah dia, Yi-feng ataukah Xiao wu "
Kalau bukan, apakah dia Yi feng. ataukah Xiao-wu" Mengapa kedua orang itu bisa secara
kebetulan berada dalam satu gunung ini" Dan rumah misterius itu milik siapa"
Kalau ada yang menanyakan peranyaan ini, silakan cari sendiri jawabannya, atau dengan cara
meneruskan membaca buku inil
0-0-0 Saat memasuki kota Chang an, hari sudah malam. Di mana-mana mulai terlihat sepi. Yi feng
mencari sebuah penginapan, dia dan beberapa orang 'Fei-hong-jian-ke' memesan kamar utama,
Yi-feng berniat menjelaskan masalah ini
Bila dia membuka topeng kulit manusia yang melekat di wajahnya sedikit saja, semua masalah
akan terselesaikan. Para 'Fei-hong-jian-ke' setelah melihat wajahnya diubah dengan ketrampilan tangan tingkat
tinggi, maka bisa mirip dengan adik ketiga mereka. Dan memperlihatkan wajah asli Yi-feng,
pandangan mereka pasti akan berbeda kepadanya.
Yi-feng berbuat seperti itu karena dia telah memikirkan matang-matang sebelumnya. Fei-hongqijian telah lama hidup di luar Jian-nan, tentu mereka tidak mengenal Yi-feng yang asli.
Apalagi salah paham yang terjadi di antara mereka sudah sangat dalam, kecuali melakukan
tindakan ini, tidak ada cara lainnya lagi.
Dia tidak membuka semua topengnya, karena dia masih berniat dengan topeng ini dia berbuat
sesuatu. Ini memang merupakan suatu kebenaran yang sangat misterius, tapi pantas untuk
dimanfaatkan. Setelah Fei-hong-qi-jian melihat wajah aslinya, mereka terkejut. Mereka telah mencari adik
ketiga mereka kemana-mana, malah berakhir seperti ini.
Hua Pin-qi menarik nafas, dia berdiri, tiba-tiba dia mengambil arak dari atas meja, lalu memberi
hormat kepada Yi-feng: 136 "Sahabat, macam-macam kesalahpahaman telah membuatmu menjadi repot. Kecuali meminta
maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kelak kalau kau mengalami kesulitan, dan
membutuhkan bantuan kami, silakan beritahu saja kepada kami. Kami akan sekuat tenaga
berusaha membantumu. Semua ini untuk menebus kesalahan kami."
Pak tua pincang ini seperti sudah tidak kuat berdiri, dia seperti hampir roboh.
Tiba-tiba Yi-feng merasa iba melihat pak tua ni, pak tua itu memberi hormat lagi:
"Hal ini bisa terjadi karena kecerobohan kami, kalau teman ingin meminta bantuan kami,
silakan katakan saja!" terdengar dia menarik nafas .igi.
Yi-feng tertawa, bukan karena pesilat pedang ini berniat mengusirnya, melainkan karena pesilat
pedang ini tidak terbiasa berbasa-basi.
Pikirannya berputar cepat, tiba tiba dia tertawa:
"Hal ini hanya kebetulan saja, aku tidak menyalahkan kalian, kalau kalian ingin menebus
kesalahan, aku mohon Tetua Hua jangan mengungkit-ungkit lagi hal ini, hanya saja...." Dia
tersenyum dan melanjutkan lagi: "Kalau Tetua tidak keberatan, apa Tetua bisa menceritakan
tentang adik ketiga kalian, mungkin aku bisa membantu mencari tahu keberadaannya."
Setelah berpikir matang-matang, dia percaya kalau orang yang wajahnya mirip dengan Yi feng
itu tidak lain adalah ketua Tian-zheng-jiao, Xiao-wu yang sangat terkenal di dunia persilatan.
Mao Wen-qi dan Gong Tian-qi dari Fei hong-qi-jian tadinya hanya menundukkan kepala saja,
setelah mendengar perkataan Yi-fcng, mereka mendongakkan kepala dan menatap Yi-feng.
Sebenarnya identitas asli Yi-feng dan alasannya mengapa dia harus mengubah wajahnya dulu
baru muncul di dunia persilatan, semua ini masih menjadi suatu teka teki bagi Fei-hong-qi-jian.
Setelah mendengar perkataan itu, mereka bertambah aneh. Hua Pin-qi berpikir sebentar baru
berkata dengan menghela nafas:
"Sebenarnya ini urusan keluarga kami, hal ini sangat membuat kami sedih, tapi kalau Tuan
ingin tahu, baiklah...."
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pesilat pedang terkenal ini walaupun sudah tua tapi sifatnya terbuka, tidak berkurang seperti
saat mudanya dulu. "Guruku adalah yatim piatu, karena mempunyai kesempatan, beliau menjadi pesilat pedang
terkenal di Chang-bai-shan. Maka Chang-bai-pai bisa menjadi salah satu dari 9 terbesar
perkumpulan terkenal di dunia persilatan. Tapi Chang-bai-pai tidak pernah memasuki Zhong-yuan.
Ini semua karena sewaktu guruku menerima murid, beliau mengeluarkan persyarat-an masuk
menjadi anggota Chang-bai-pai, barang siapa yang ingin menguasai ilmu andalan Chang-bai-pai,
dia harus selalu berada di Chang-bai-shan, seumur hidupnya tidak boleh berhubungan dengan
dunia persilatan." Hua Pin-qi menarik nafas lagi, Yi-feng tahu semua ini ada alasannya, tapi mereka tidak ingin
memberitahu, maka dia pun merasa tidak pantas kalau banyak bertanya.
Ketua Chang-bai-pai itu berkata lagi: "Dalam hidup guru, beliau hanya menerima kami bertujuh
menjadi muridnya. Kami semua yatim piatu dan kami bertujuh selalu menuruti perintah guru, kami
tidak pernah berkelana ke dunia persilatan."
Sorot mata pak tua pincang itu menggelap, Yi-feng ikut menarik nafas. Seorang pesilat pedang
terkenal, harus menghabiskan hidupnya di gunung terpencil. Ini adalah hal kejam! Hua Pin-qi yang
sudah tua dengan rambutnya yang telah memutih, seumur hidup menghabiskan waktunya
menghirup udara dingin dan berteman dengan awan putih, sekarang apa yang sedang dia rasakan
bisa dibayangkan oleh Yi-feng.
Hua Pin-qi menarik nafas lagi: "Chang-bai-pai bisa menjadi salah satu 9 perkumpulan terkenal
dunia persilatan, ini semua berkat jasa guruku saat menghadiri rapat akbar dunia persilatan.
Dengan jurus 'Feng-lei-jian-fa' (jurus pedang guntur dan angin) beliau membuat namanya jadi
tersohor. Jurus Feng-lei-jian-fa ini secara otomatis menjadi ciri khas Chang-bai pai. Sumpah yang
diwajibkan oleh guru yaitu tidak diijinkan turun gunung pun jadi berubah, bila ada murid yang
tidak tahan dengan rasa sepi, mereka tidak harus terus berada di gunung Chang-bai, mereka
boleh berkelana ke dunia persilatan, hanya saja tidak diijinkan untuk berlatih ilmu Feng-lei-jian-fa."
"Kami kakak dan adik perguruan hanya yatim piatu, kalau bukan karena guru yang menerima
dan mengajar kami, mungkin kami sudah mati karena kelaparan dan kedinginan. Maka guru kami
bukan hanya sebagai guru saja melainkan juga sebagai orang yang telah berbudi kepada kami.
137 membuat kami pun rela tinggal di Chang-bai-shan seumur hidup, kami rela menemani abu dari
jasad guru. Apalagi dunia persilatan sekarang ini begitu kacau, kami tidak suka ikut campur dalam
masalah dunia persilatan."
"Beberapa tahun lalu, salah dari kami ingin sekali turun gunung, aku telah berusaha
menasihatinya, tapi aku tidak sanggup melarangnya. Waktu itu dia belum selesai berlatih ilmu
'Feng-lei-jian-fa' karena kalau ingin berlatih ilmu ini jika tidak mempunyai tenaga dalam yang kuat,
ilmu ini tidak akan bisa dikuasai...."
"Hhhh, aku mengasuhnya hingga tumbuh dewasa, ketika dia berniat pergi, aku merasa sedih,
tapi aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, dengan terpaksa aku melepaskannya."
Karena merasa sedih maka perkataan Chang-bai-jian-ke ini agak kacau.
"Tidak lama kemudian, dia kembali ke Chang-bai-shan, tapi tubuhnya terluka di 3 tempat. Dia
kurus dan terlihat loyo, ternyata setelah turun gunung dia telah membuat masalah dan
mendapatkan banyak musuh. Waktu itu dia masih muda, ilmu silat pun belum banyak dikuasai.
Ternyata beberapa bulan turun gunung dia telah berbuat seperti itu."
Dari sorot mata pak tua itu, Yi-feng tahu antara pak tua ini dan adik ketiganya, pasti tersimpan
perasaan dalam. Dia juga tahu kalau Chang-bai-jian-ke ini adalah seorangyang perasa.
"Setelah dia kembali, hatiku menjadi sedih melihat dia menjadi seperti itu, maka diam-diam aku
mengajarkan ilmu 'Feng-lei-jian-fa' ini kepadanya, hhhh...."
Dia menarik nafas panjang, dia melihat Yi-feng, seperti sedang bicara dengan adik
seperguruannya. "Aku dan dia memang hanya mempunyai hubungan kakak adik seperguruan, tapi akulah yang
mengasuhnya hingga dewasa, maka hubungan kami seperti ayah dan anak, juga seperti saudara
kandung." "Setelah dia berhasil menguasai ilmu Feng-lei-jian-fa, dia pun turun gunung lagi, hatiku sedih
karenanya, aku mengira kali ini dia tidak akan kembali. Tapi tidak sampai setengah tahun,
ternyata dia kembali lagi, lukanya bertambah parah, kakinya hampir saja dipatahkan oleh
seseorang." "Melihat keadaannya, hatiku sedih dan marah, tapi di sisi lain aku merasa senang, ternyata di
dunia persilatan orang yang berilmu tinggi sangat banyak. Dia mengira hanya dengan
mengandalkan 'Feng-lei-jian-fa' bisa melanglang buana begitu saja di dunia persilatan" Biar dia
mendapatkan pelajaran dari peristiwa ini, supaya dia bisa lebih betah tinggal di Chang-bai-shan."
Diam-diam Yi-feng menghela nafas, dia tahu kalau Hua Pin-qi telah membesarkan adik
ketiganya ini tapi di lain pihak Hua Pin qi tidak mengerti sifat adik ketiganya ini. Mana mungkin
setelah dirugikan oleh orang lain, dia tidak berniat untuk balas dendam" Dan malah menyuruhnya
tinggal di gunung" Terdengar Hua Pin-qi berkata, lagi: "Setelah lukanya sembuh, dia memintaku membalaskan
dendamnya, aku memang sangat sayang padanya, diam-diam aku mengajarkan 'Feng-lei-jian-fa'
kepadanya, tapi aku tidak bisa membawa semua adik seperguruanku turun gunung membalas
dendam, itu akan melanggar pesan terakhir guru sebelum beliau meninggal. Maka aku pun
menotoknya dan menyuruhnya untuk tetap tinggal di gunung dan menasihatinya supaya jangan
membuat masalah lagi."
"Waktu itu dia masih diam, beberapa hari kemudian, banyak orang dari kalangan persilatan
datang ke Chang-bai-shan, ternyata mereka berniat membalas dendam. Semua ini hasil
perbuatannya. Aku menanyakan apa yang terjadi padanya, ternyata semua bisa terjadi karena
kesalahannya. Di depan orang-orang itu aku memarahinya. Aku melakukan hal ini karena ada
alasannya, pertama, karena aku harus melaksanakan perintah terakhir guru jangan memberikan
kesan kalau Chang-bai-pai membiarkan muridnya berlaku seenaknya dan melakukan apa yang
ingin dia lakukan. Alasan kedua, semua itu untuk kebaikannya, aku berharap dia bisa menjadi
orang baik." Diam-diam Yi-feng memuji ketua Chang-bai-pai ini, dia benar-benar seorang yang
berpandangan lurus dan jujur.
"Benar-benar pantas menjadi salah satu perkumpulan terkenal di dunia persilatan."
Ketua Chang-bai-pai itu minum secangkir arak kemudian meletakkan cangkir di atas meja
dengan cara dibanting: 138 "Dia mulai membenciku, dan tidak mau bicara denganku lagi, hatinya masih diliputi dengan
kemarahan dan kesedihan. Tapi asalkan dia tidak membuat masalah lagi, bagiku hal ini bukan
menjadi masalah besar."
Sekarang Mao Wen-qi yang menarik nafas panjang, dia menyela:
"Kakak, biar aku yang meneruskan ceritanya!"
Tanpa menunggu persetujuan kakak tertuanya, Mao Wen-qi menyambung:
"Waktu itu, kami semua marah kepadanya, tapi karena kakak tertua tidak menurunkan perintah
apa pun, kami terpaksa hanya bisa diam. Tapi adik ketiga memang jahat, dia sengaja masuk ke
tempat berlatih ilmu silat kakak tertua, sewaktu kakak sedang berlatih ilmu silat pada tahap
penting, dia membuat aliran darah kakak tersumbat, semenjak itu...."
Hua Pin-qi memotong: "Jangan salahkan dia, dia tidak sengaja melakukannya!"
Alis Mao Wen-qi terangkat, dengan nada tidak suka dia berkata:
"Kakak, tiadk usah terus membelanya, dia mengikuti Kakak begitu lama, masak dia tidak tahu
kalau Kakak sedang berlatih ilmu silat" Waktu itu kalau bukan karena aku secara kebetulan datang
ke sana untuk mengantarkan obat, kaki Kakak pasti sudah cacat sekarang! Mungkin nyawa Kakak
pun bisa melayang! Tapi Kakak masih berusaha menutupi kesalahannya!"
Tiba-tiba dia berhenti bicara, dia sadar kalau dia sudah berlaku tidak sopan kepada kakak
tertuanya. Yi-feng benar-benar merasakan kebaikan Hua Pin-qi sekaligus juga kebenciannya kepada adik
ketiganya yang berdarah dingin serta tidak berperasaan itu!
Pantas ketua Tian-zheng-jiao, Xiao-wu begitu sadis, licik, dan bermoral rendah. Terhadap kakak
seperguruannya yang begitu sayang pun dia masih tega melakukan kejahatan, apalagi kepada
orang lain! Saat Yi-feng sedang berpikir, terdengar Mao Wen-qi berkata lagi:
"Setelah aku berhasil menolong kakak, aku mencarinya, tapi dia sudah menghilang. Waktu itu
aku mengira dia melarikan diri karena takut telah melakukan kesalahan, kemudian kami baru tahu
ternyata bukan itu alasannya!"
Yi-feng ingat tadi pagi saat Mao Wen-qi menganggapnya sebagai adik ketiga mereka, dari nada
bicaranya dapat diketahui kalau Mao Wen-qi tidak senang dengan perilaku adik ketiganya. Tapi dia
masih menyayangi adik ketiganya. Yi-feng hanya bisa menarik nafas panjang.
"Beberapa bulan kemudian kami haru tahu ternyata barang peninggalan guru berkurang
semacam dan benda itu sangat penting. Kami selalu menyimpan benda tersebut di tempat rahasia,
tidak ada seorang pun yang tahu di mana tempatnya, apalagi Chang-bai-shan sudah lama tidak
kedatangan tamu. Setelah kami mencari-cari, kecurigaan kami jatuh padanya karena tidak akan
ada seorang pun yang berani mengambil benda itu."
"Aku menduga kalau dia sengaja mengganggu kakak saat berlatih ilmu silat agar kakak terluka
parah. Ketika kami sedang berkonsentrasi menolong kakak, diam-diam dia mencuri benda
peninggalan guru kemudian turun gunung. Kelakuan adik ketiga kami ini benar-benar membuat
marah kami semua!" Sekarang Yi-feng ikut merasa marah karena kelakuan orang ini, Mao Wen-qi berkata lagi:
"Maka kami pun bersama-sama turun gunung untuk meminta kembali benda peninggalan guru
tapi dunia ini begitu luas, begitu banyak orang, ke mana kami harus mencarinya?"
Wajah Feng-hong-jian ke bertambah sedih.
Apalagi dengan Hua Pin-qi, dalam waktu singkat dia seperti bertambah tua beberapa puluh
tahun. 0-0-0 BAB 46 Mengacaukan situasi Yi-feng diam-diam mengeluh:
139 "Tidak disangka identitas Ketua Tian-zheng-jiao yang tidak pernah diketahui oleh siapa pun
sekarang diketahui dengan jelas olehku. Xue Ruo-bi, Xue Ruo-bi, mengapa kau bisa mencintai
orang seperti itu?" Matanya berhenti di wajah sedih Hua Pin-qi, dia berkata:
"Walaupun dunia ini sangat luas, mencari adik ketiga kalian memang seperti mencari jarum
dalam tumpukan jerami, pasti akan sangat sulit, tapi aku tahu kemana dia pergi!"
Begitu kata-kata ini terucap, fei hong-jian-ke sangat terkejut! Apalagi Hua Pin qi, dia menarik
baju Yi-feng dan bertanya:
"Apakah kau tidak membohongi kami?"
Yi-feng tertawa, lalu dia menceritakan hal aneh mengenai Zhong-nan-shan dan bagaimana
pikirannya, hal ini membutuhkan waktu sangat lama untuk menjelaskannya. Maka sesudah habis
bercerita, malam ternyata sudah larut, rumah makan akan tutup. Bos rumah makan dan pelayan
di sana tahu kalau sekelompok orang ini bukan orang biasa, dari sikap mereka terlihat kalau
mereka sedang marah, maka walaupun sudah waktunya rumah makan tutup tapi bos rumah
makan tidak berani mengusir mereka.
Malam semakin larut, akhirnya ada seorang pelayan dengan hati-hati dan takut-takut berkata
kepada mereka: "Maaf Tuan-Tuan, sekarang sudah lewat pukul satu malam, jika Tuan-Tuan masih ingin
minum...." Fei-hong-jian-ke bukan orang yang tidak tahu aturan, mereka segera membayar pesanan
mereka dan pergi dari sana. Benar saja malam suciah sangat larut, rasa dingin awal musim semi
seperti rasa air u ntuk berendam.
Hua Pin-qi membiarkan adik seperguruannya menuntun kuda. dia berjalan bersama-sama Yifeng.
Dia memang tidak terlalu percaya dengan kata-kata Yi-feng, tapi 75% dia masih percaya.
"Sekarang adik ketiga ada di mana, tidak ada seorang pun yang tahu, karena di mana
keberadaan ketua Tian-zheng-jiao bagi dunia persilatan ini masih menjadi sebuah teka teki."
Mereka sedang membicarakan hal ini dan Hua Pin-qi menyuruh Yi-feng memakai identitas ketua
Tian-zheng-jiao, lalu menyebarkannya ke dunia persilatan. Dengan begitu ketua Tian-zheng-jiao
yang asli akan terpancing keluar.
Hal ini menguntungkan bagi kedua pihak, maka Yi-feng pun menyetujuinya.
Kota Kai-feng. Kota ini berada dalam aliran sungai Huang He selatan. Kota ini adalah sebuah kota terkenal dan
juga disebut sebagai kota kuno di Zhong-yuan.
Yi-feng memasuki ke kota itu, sedangkan Feng-hong-jian ke menunggunya di luar kota Kai-feng
di sebuah penginapan. Kota itu sangat ramai, Yi-feng berjalan di tengah kota yang ramai. Dia berjalan dengan santai
tapi kedua matanya menyelidiki keadaan di sana seperti anjing pelacak yang sedang mencari
jejak. Dia berharap bisa mendapatkan beberapa anggota Tian-zheng-jiao.
Dia berjalan dengan tenang dan luwes, kecuali dia bisa mengenali baju yang dikenakan oleh
murid Tian-zheng-jiao, dia sulit mengenali hal lainnya. Ini dikarenakan murid-murid Tian-zhengjiao
tidak mempunyai tanda atau pedang yang terselip di tubuh mereka.
Sedangkan ketua berbaju emas tidak terlalu banyak jumlahnya. Dia sengaja datang ke kota Kaifeng
ini karena dia menganggap di kota ini mungkin saja ada ketua berbaju emas... karena dalam
perkumpulan Tian-zheng-jiao kecuali ketua berbaju emas jarang ada yang pernah melihat ketua
Tian-zheng-jiao. Setelah lama Yi-feng berjalan, sosok ketua berbaju emas sama sekali tidak terlihat olehnya, dia
mulai merasa cemas tapi ketika dia berpikir lebih jauh lagi, dia malah menertawakan dirinya
sendiri: "Mengapa aku begitu bodoh" Gunung tidak akan datang mencariku, tapi aku bisa pergi mencari
gunung." Karena itu dia tersenyum dan memasuki sebuah rumah makan yang ramai.
140 Yi-feng telah lama berkelana di dunia persilatan, dia tahu tempat seperti ini cocok untuk
mencari orang. Begitu memasuki rumah makan, dia sudah melihat para lelaki yang berada di sana kebanyakan
berbadan tegap. Diam-diam dia merasa puas dengan keputusannya dan langsung berjalan ke
sebuah meja yang diduduki oleh 4 orang laki-laki berbadan tegap. Tanpa mengata-kan apa-apa,
dia duduk di sebuah kursi kosong. Empat laki-laki yang tadinya asyik mengobrol, malah menjadi
bengong. Begitu melihat Yi-feng, walaupun merasa aneh tapi mereka tidak marah.
Yi-feng sudah menggebrak meja membuat cangkir-cangkir yang ada di atas meja terbang
melayang. Keempat laki-laki itu terkejut, seorang laki-laki yang kepalanya banyak bisul langsung
berdiri. Dengan sepasang mata seperti ikan koki, dia menunjuk Yi-feng dan mulai marah:
"Teman, apakah kau sudah bosan hidup" Kau harus tanya, siapa itu Bai-ban-hu" (Harimau
belang putih). Jika kau bosan hidup, lebih baik kau cari tempat lain untuk mati, jangan di sini!"
Bahasa memakai logat He Nan.
Yi-feng sengaja tertawa dingin, dia mengambil sebuah poci kemudian melemparkannya ke arah
'Bai-ban-hu'. Sebetulnya dengan kemampuan ilmu silat Yi-feng yang ada. melempar kepala besar dan
dipenuhi bisul itu sangat mudah tapi Yi-feng sengaja melemparkannyajauh-jauh sambil marahmarah.
"Kalian mata-mata Tian-zheng-jiao, mengapa melihatku datang kalian tidak mau berlutut!"
Kemarahan Yi-feng tepat sasaran, ternyata kekuatan Tian-zheng-jiao di kota Kai-feng ini sangat
besar. Laki-laki pengangguran ini adalah anggota Tian-zheng-jiao.
Maka segera terjadi keributan di rumah makan itu. Ada yang berdiri, ada yang segera keluar.
Bai-ban-hu langsung menyerang Yi-feng.
Yi-feng tertawa dingin, tangannya segera terjulur. Hanya menggunakan 10% tenaga, dia
berhasil menangkap tangan laki-laki kasar yang bernama Bai-ban-hu lalu membalikkannya. Baibanhu seperti seekor babi yang sudah dikebiri terus berteriak.
Hanya dengan sedikit ilmu silatnya dia berhasil membuat laki-laki kasar itu berteriakteriak
kesakitan. Kursi melayang keluar dari rumah makan.
Harimau Mendekam Naga Sembunyi 8 Kisah Bangsa Petualang Karya Liang Ie Shen Kesatria Baju Putih 9