Dewa Iblis Karya Tak Diketahui Bagian 1
DEWA IBLIS Di rimba persilatan siapa yang tidak
mendengar julukan itu. Dan julukan
itu bukan tidak memiliki alasan,
Julukan Dewa pasti khusus golongan
Putih, namun nama Iblis tentu adalah
aliran hitam. Sampai saat ini tidak ada yang bisa
menafsirkan Dewa Iblis termasuk golongan yang mana.
Yang jelas kemunculannya dirimba persilatan membuat
semuanya resah. Dewa Iblis adalah sorang pemuda dengan perawakan
tinggi tegap dengan banyak bekas luka di tubuhnya,
hanya wajahnya yang masih bersih dan tergolong
tampan. Dia senang berpakaian biru terong dengan
rambut sebahu. Ada sebuah Kayu Cendana Putih
panjang satu lengan orang dewasa terselip di
pinggangnya. Ilmunya sangat hebat. Karena pernah
berguru pada beberapa tokoh hebat baik sesat maupun
putih. Bukan tidak punya alasan dia menjadi pendekar hebat,
belajar ilmu mati-matian pada orang-orang hebat sejak
kecil. Sehingga di tubuhnya penuh dengan sayatansayatan luka. Dia memiliki dendam yang sangat besar
pada seorang dari Golongan hitam yang terkenal paling
hebat. 1 Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta, karena
orang tuanya adalah kepala Perampok Macan Loreng
dibawah perlindungan Pendekar tua golongan Hitam
"Datuk Pengemis Nyawa". Ketika Ayahnya ingin
menyerahkan upeti pada Pengemis nyawa dengan
membawa serta ibu serta Kakak wanitanya yang sudah
remaja, tiba-tiba Pengemis Nyawa meminta Kakaknya
untuk meladeni Nafsu biadabnya. Orang tuanya tidak
terima sehingga terjadi bentrok, dan kemudian mati
mengenaskan di tangan Pengemis Nyawa beserta
seluruh rombongan, baik ibu maupun kakaknya yang
diperkosa lebih dulu. Dengan tidak ada pemimpin, Gerombolan Macan Loreng
yang berkuasa di Bukit Tanggupan Perahu diserang aliran
putih hingga porak poranda tak ada yang selamat, kecuali
dia dibawa serta aliran itu, dan kemudian diangkat
menjadi murit, dia belajar dengan giat, namun sebaik
apapun aliran itu, kenangan kecilnya tidak bisa dihapus
begitu saja, sehingga ketika sudah dirasa Ilmu yang
diperoleh lumayan, dia lari dari padepokan untuk menjajal
ilmunya pada orang-orang hebat, dan ketika dia kalah, dia
akan belajar pada orang itu, begitu seterusnya. Hingga
dia memiliki Guru yang beranikaragam dengan tujuan
ingin membalas kematian orang tuanya di tangan
Pengemis Nyawa, yang terkenal sangat hebat itu.
2 Lebih dua puluh tahun dia menggembleng diri tanpa lelah
dari guru satu ke guru lainya, hingga dirasa ilmunya telah
cukup untuk terjun langsung di rimba persilatan mencari
Pengemis Nyawa. Dia terjun sebagai orang yang tidak terima melihat ketidak
adilan seperti yang dia lihat pada keluarga dan seluruh
Anggota Macan loreng, apapun bentuknya, ketika melihat
ada pendekar golongan Putih di serang keroyoan dia
pasti akan membantunya, begitupun sebaliknya, jika ada
golongan hitam yang diserang golongan putih dengan
tidak imbang, dia juga pasti menolongnya. Bahkan dia
bisa sadis dan keji apabila berhadapan dengan orang
yang melakukan kesewenang-wenangan. Bahkan sering
membunuh lawan dengan senjata yang digunakan lawan.
Sehingga sampai detik ini tak seorangpun yang
mengetahui aliran pasti Dewa Iblis. Sebagai golongan
yang masih baru di dunia persilatan, hanya sebagian saja
yang melihat sosok dewa iblis, atau pernah melihat,
terutama yang sempat berhadapan atau di tolongnya,
kebanyakan dari para pendekar hanya mengenal
julukannya saja tanpa menyetahui orangnya.
Sekarang dia sedang duduk dengan tenang di sebuah
kedai nasi menikmati hidangan yang dipesannya.
Tiba-tiba penjaga kedai tergesa-gesa mendatanginya
3 "Tuan... itu kuda Anda kan?" Sekarang mau di curi
orang... " bisik pemilik kedai, Arya hanya melirik tenang
melihat kudanya digiring tiga orang berpakaian Kuning
dengan golok besar terselip di pinggangnya...
"biarkan saja"!! toh itu kuda juga hasil rampasan... "
Teriak arya lantang... membuat penghuni kedai
menatapnya dan menoleh ke arah para pencuri yang
tergagap dilihat seluruh masyarakat yang ada di dalam
kedai. Sudah kepalang tanggung dan malu, para pencuri
itu menatap dengan sangar para penghuni kedai sambil
berkacang pinggang. "apa yang kalian lihat... !!" Bentak salah satu diantara
mereka, penghuni Kedai terkejut dan buru-buru
menyantap hidangannya seakan tidak memperdulikan
kelakuan mereka, pemilik kedaipun cepat-cepat kembali
ke dalam. Melihat ketakutan di dalam kedai, kepongahan mereka
semakin menjadi. Mereka beranggapan tak seorangpun
yang berani, mereka melangkah dengan gagah masuk ke
dalam kedai sambil berkacak pinggang. berdiri ditengahtengah kedai disamping meja makan Arya. Arya tetap
saja menikmati hidangannya tanpa memperdulikan
kedatangan mereka yang membuat masyarakat
ketakutan. 4 Saat Arya menyantap makanannya tiba-tiba salah
seorang diantara mereka menggebrak meja makan
BRAKKKK...... Arya tersentak sehingga makanan yang ada di mulut
tertelan seketika dan menyumbat jalan tenggorokannya,
cepat cepat dia menuangkan air dalam kendi, ternyata air
itu telah kosong membuatnya kebingungan sambil
memegang leher "apa yang kami lakukan itu terserah kami, jika ada yang
tidak terima, angkat bicara, akan ku bacok mulutnya... "
Bentak mereka, tiba-tiba dia rasa ada tangan yang
memegang paha lalu tubuhnya terangkat, membuatnya
terkejut, tak sampai disana dia rasa tubuhnya melayang
ringan keluar kedai kemudian terjerembak kuat di tanah
BRUK......... Kedua temannya tersentak mengatur jarak pada orang
yang tidak dia kira itu telah melempar temannya
sedemikian rupa. Pemuda itu bangkit menatap mereka.
"kalau mau mencuri ya mencuri saja, jangan mengganggu
kenikamatan orang makan... !!" bentak pemuda yang
berdiri di depan mereka tenang sambil memegang
lehernya dan cegukan. Kumudian duduk lagi dengan
tenang dan melanjutkan makannya.
5 Melihat orang yang telah melempar temannya tidak
memperhatikan mereka, dengan gesit secara serempat
kedua orang berpakaian kuning mencabut golok, dan
mengayunkan serempak dari atas kepala Arya,
berencana membabat Arya dari atas.
Dengan sikap tenang bahkan tidak melihat arah
datangnya serangan, tangan kiri Arya terangkat, tau-tau
kedua Golok penyerang telah terapit antara jari telunjuk
dan jari tengah Arya. Membuat semua mata terbelalak,
bukan hanya pemilik golok itu namun semua penghuni
kedai. Kedua pemilik golok berusaha menarik golok itu dengan
tenaga penuh, namun golok itu seakan menempel pada
Mahnet dengan daya sedot tinggi, padahal arya masih
asik menyantap hidangan dengan tangan kanannya.
Setelah beberapa lama pemilik golok berusaha. Arya
bangkit dan menghentak tangan kirinya, sehingga golok
itu lewat disamping tubuh dan pemilik golok terhuyung
kedepan. Tiba-tiba kedua tangan Arya telah menangkap
kedua tangan pemegang golok. Lalu menghentak dengan
kuat kearah yang berlawanan, tak ayal kedua tubuh
pemegang golok melayang dan terjerembak keluar kedai
tepat disamping temannya yang telah terlebih dahulu
terpelanting disana. BUKKK........... 6 "kalau mau mencuri kuda itu, ambil saja... !! tapi cepat
tinggalkan tempat ini, sebelum selera makanku berubah
selera membunuh... " ancam Arya membuat ketiga
pencuri itu lari kalang-kabut meninggalkan kuda tetap
ditempatnya semula. Kemudian Arya melihat pada pemilik kedai...
"Pak... aku sudah kenyang, terimakasih atas hidangan
lezatnya, namun saya tidak punya uang, jadi ambil saja
kuda itu?" ujar Arya tenang seraya meninggalkan kedai,
pemilik kedai hanya mengangguk ketakutan, entah yang
ada di hatinya bahagia karena makanan yang tidak
seberapa itu ditukar dengan kuda bagus dengan harga
selangit yang tidak mungkin dia bisa beli, atau kecewa
karena bukan uang yang diberikan Arya namun kuda
yang tadi sudah mau dicuri orang, dan menjadi biang
keladi para perambok itu lari membawa malu.
Bukit yang polos kerontang dengan susunan batu-batu
cadas, hanya lumut yang mampu bertahan hidup di
tempat itu, batu-batu ribuan tahun yang terbentuk oleh
berkumpulnya batu-batu vulkanik dari ledakan gunung
bromo itu berdiri dengan angkuhnya. Tak ada jalan yang
bisa digunakan untuk mendaki bukit, karena di sekeliling
bukit itu terdiri dari bongkahan batu-batu tajam seperti
mata tombak karena kikisan air hujan, bukan hanya itu
batu-batu itu licin dan curam. Apabila ada yang berusaha
7 mendaki, tergelincir sedikit saja tentu ajal tak bisa
dielakkan. Apakah tak seorangpun yang behasil mendaki bukit itu?"
Nyatanya di atas bukit sekarang lagi berkumpul puluhan
orang, dan tentu orang-orang itu bukan orang
sembarangan. Karena hanya orang yang memiliki ilmu
peringan tubuh dan kanuragan tinggi saja yang bisa
mendaki bukit yang menyeramkan itu.
Tampak jelas diantara yang berkumpul adalah Kyai
Koneng, Kyai Banjar banyu Bening, Kyai Tapak Wengi,
Banjar kalianget, dan tokoh-tokoh hebat aliran putih
lainnya yang kehebatannya tidak bisa dianggap remeh.
Banjar Kalianget berdiri mengawali pertemuan di bukit
batu itu. "trimakasih atas kedatangan saudara-saudara sealiran
pada pertemuan kali ini, saya diutus oleh Kyai Banjar
banyu Bening mengundang kalian semua untuk
membahas hal yang sangat meresahkan dunia persilatan
akhira-akhir ini. Dan tentu saudara bertanya-tanya kenapa
pertemuan kali ini ditempatkan disini, tempat yang
membutuhkan keahlian lebih untuk bisa mendakinya,
bukan niat kami menguji kehebatan saudara sekalian, tapi
tempat ini atas usulan Kyai Koneng, karena tempat ini
sangat tertutup, sehingga tidak mungkin ada penyusup
untuk mencari dengar hasil musyawarah kita, dan kami
8 telah menyebar tilik sandi disekitar tempat ini, takut-takut
ada orang yang berniat menggagalkan atau berniat
mencuri dengar" terang Banjar Kalianget disambut
dengan anggukan semua yang hadir, dan mereka tambah
bertanya-tanya perihal penting apa yang akan
dimusyawarahkan sehingga tempatnya sangat special
seperti ini. Seorang yang berpenampilan rapi dan pedang tipis
terselip di pinggang yang tidak lain adalah Aji Mahendra
atau Pendekar Pedang Naga angkat bicara
"Maaf sebelumnya jika hamba lancang, melihat
pentingnya acara kali ini, dan terkait waktu yang tersedia,
karena kami juga masih banyak urusan yang perlu
diselesaikan, izinkan hamba memberi usulan agar
secepatnya pada inti pembahasan" pinta Aji Mahendra.
Dan yang lain menyetujuinya. Kyai Banjar banyu Bening
tersenyum mafhum. Kemudian dia bangkit.
"trimakasih atas kedatangan kalian, meluangkan waktu
sejenak untuk bisa menghadiri undangan kami, saya
berbincang dengan adek saya Kyai Koneng tentang
kejadian-kejadian yang akhir-akhir ini menggemparkan
dunia persilatan, hingga pada pembahasan yang tidak
bisa kami temukan solusinya"
"Prihal apakah gerangan itu kyai"!?" Tanya seorang tua
dengan tasbih besar melingkar di lehernya. Jelas jika
9 semua tokoh yang hadir sangat segan pada Kyai banjar
Banyu Bening. "Sikap kita terhadap Dewa Iblis... " tiba-tiba Kyai Koneng
angkat bicara. Dan kata-kata itu membuat yang hadir
saling pandang dan heran. Ada apa dengan tokoh baru
yang aneh berjuluk Dewa Iblis itu sehingga petinggi aliran
putih itu resah. "ya benar, tentang Dewa Iblis... Sampai saat ini saya
sendiri tidak pernah bertemu dengan pendekar itu, namun
dari kabar yang saya terima membuat kami khawatir dan
bingung" terang Kyai Banjar Banyu Bening, dan hal itu
juga dirasa oleh tokoh yang lain, karena mereka juga
tidak pernah bertemu dengan sosok yang akhir-akhir ini
menggetarkan dunia persilatan.
"Dewa Iblis sampai sekarang masih menjadi sosok yang
misterius dan menghawatirkan, dia bertindak layaknya
binatang saja, tanpa fikir panjang dan hanya mengikuti
instingnya saja, jika hal itu dibiarkan, merupakan terror
yang sungguh menakutkan. Bahkan saya mendengar
kabar, Kyai Prana yang merupakan bekas gurunya mati
mengenaskan di tangan Dewa Iblis" terang Kyai banjar
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"tapi juga banyak Aliran Hitam yang mati di tangannya... "
terang Kyai koneng 10 "saya juga pernah mendengar kematian Kyai Prana di
tangan bekas muritnya ini, lantaran Kyai Prana
menangkap kepala Perampok dan menyiksanya untuk
mengakui segala perbuatan, Dewa Iblis tidak terima
perlakuan itu sehingga terjadi bentrok" terang banjar
Kalianget "lalu bagaimana menurut Kyai, apa kita perlu
membinasakan Dewa Iblis?" " Tanya seorang wanita
Muda berpakaian Hijau dengan Pedang Bulan di
Punggungnya "kita tidak harus segegabah itu Kirana" ujar Kyai Koneng
pada wanita cantik yang bernama Asli kirana itu Atau
Dewi Pedang Bulan "lalu bagaimana sesungguhnya sikap kita pada Dewa Iblis
Kyai" Tanya Aji Mahendra
"kalau mendengar cerita yang tersebar dan gelagat dari
tindakannya, dia berbuat sadis lantaran dipengaruhi oleh
benci dan dendam atas ketidak adilan yang menimpa
keluarganya yang mati di tangan pendekar Tua Pengemis
Nyawa, sikapnya yang anti ketidak adilan walaupun
bentuknya sangat tidak berprikemanusian, benarti dia
masih punya nurani untuk menjadi orang baik" terang
Kyai Koneng "Maksud Kyai?" Tanya semua yang hadir tidak mengerti
11 "andaikan kita bisa menyadarkannya dari pengaruh
masalalu yang tidak mengenakkannya, tentu dia akan
menjadi orang baik, dan akan mendadi senjata ampuh
untuk melawan golongan hitam" terang Kyai Koneng
"tapi adakah cara untuk menyadarkannya... !!" Tanya
seorang pendekar muda yang juga hadir disana dengan
nada jengkel, dan rasanya ingin secepatnya bertemu
dengan Dewa Iblis serta memenggal kepalanya, setelah
mendengar semua tindakannya yang tidak beraturan itu,
Bahkan gurunya sendiri dibunuhnya
"Pasti ada" dan itu yang perlu kita fikirkan bersama"
komentar Kyai Koneng "lebih baik kita binasakan saja kyai dari pada terus jadi
beban, dan saya siap memikul tugas itu" tantang Aji
Mahendra mantap. Kyai banjar tersenyum arif
"saya tau bahwa kau hebat pendekar Pedang Naga, tentu
akan mampu berhadapan dengan Dewa Iblis, tapi dia
bukan lawan yang pantas kita anggap remeh... , karena
saya sendiri saja belum tentu menang melawannya"
terang kyai banjar tenang, membuat yang lain menganga
tidak percaya, jika tokoh hebat golong putih itu
mengatakan seperti itu "mana mungkin kyai?"" sanggah Kirana
12 "mana mungkin anda mengatakan seperti itu, anda
sendiri tidak pernah bertemu apalagi menjajal
kehebatannya, jangan membuat kami juga ciut kyai"
bantah golong putih yang lain
"kyai Prana adalah adik seperguruanku, hanya satu
tingkat dibawahku, dan dia mati mengenaskan di tangan
Dewa Iblis" terang kyai banjar membuat yang lain
semakin terkejut dan tergagap keheranan
"jadi alangkah baiknya kalau kita tidak berurus nyawa
dengannya, lebih baik kita cari solusi untuk bisa
menyadarkannya" terang Kyai Koneng
Pertemuan terus berlangsung guna mengatasi
kegemparan dunia persilatan yang bukan hanya
meresahkan Golongan Putih namun juga Golongan hitam
itu. Hingga matahari hampir tenggelam pertemuan itu tidak
menemukan cara yang baik mengatasi masalah pelik
tersebut, hingga kyai Banjar bangkit
"saudara hadirin sekalian, kini telah hampir malam.
Pertemuan kita tutup sampai disini, dengan keputusan
kita harus mencari solusi masing-masing untuk bisa
menyadarkan Dewa Iblis dan Menggiring kejalan yang
lurus, dan apabila usaha yang telah kita lakukan tidak
bisa, maka tidak ada cara lain kecuali memusnahkannya,
13 seperti tugas kita untuk memusnahkan golongan hitam,
agar kehidupan ini menjadi damai sentosa dan makmur,
ini semua demi anak cucu kita ke depan" semua yang
hadir manggut-manggut setuju, namun juga ada yang
masih memendam rasa penasaran dan kejengkelan yang
meluap untuk secepatnya membumihanguskan biang
kerok itu, contoh saja seperti Aji Mahendra atau Pendekar
Pedang Naga. Seorang pemuda dengan pakaian Biru Terong yang tak
lain adalah Arya terus berkelebat menembus hutan rimba
tanpa tujuan yang pasti, karna satu yang dia tau. Dia
harus mencari Pengemis Nyawa, menuntut balas atas
kematian keluarganya, namun sampai saat ini dia tidak
tau keberadaan pendekar tua itu. Bahkan tempat
kekuasaan Pengemis Nyawa di Ceruk Gua Bangkai
sudah pernah didatanginya, namun tempat itu sudah tidak
berpenghuni. Tiba-tiba telinganya menangkap benturan-benturan benda
keras dan teriakan-teriakan manusia, membuatnya
tersenyum. Diapun bergegas kearah itu. Bukan lantaran
dia ingin menyaksikan pertempuran, atau ingin menjadi
dewa penolong. Namun dia harap yang ada di sana
adalah Pengemis Nyawa. Arya hinggap di salah satu cabang pohon tidak jauh dari
arena pertempuran. Namun wajahnya seketika kecewa
14 setelah mendapati bukan orang yang di carinya. Seorang
gadis berpakaian hijau dengan senjata pedang sedang
beradu nyawa dengan belasan orang berpakaian Kuning
bersenjata Golok. Tiba-tiba dia teringat tiga orang yang
pernah berusaha mencuri kudanya, dan ketiga orang itu
ada di antara pengeroyok itu.
"Tangkap Kirana hidup-hidup, kalau bisa jangan sampai
lecet, karena aku ingin beradu nafsu dengannya... " teriak
seorang yang berdiri tegap tidak jauh dari arena
pertempura dengan senyum menyeringai menjijikkan, dia
berkepala Pelontos dengan jambang lebat memenuhi
dagunya. Berpakaian Kuning, sebuah cambuk dengan
bandul bongkahan besi bulat bergerigi dipinggangnya,
dapat ditebak dia adalah pimpinan pengeroyok itu.
Secara sepintas Ilmu gadis yang dipanggil Kirana itu jauh
tinggi dari para mengeroyok, jika lawan satu-satu tentu
dengan mudah dia akan menumbangkan musuhnya,
namun kini dia harus berhadapan dengan kekompakan
serangan golok yang seperti gelombang, datang silih
berganti. Hingga empat puluh jurus, dia masih belum punya cara
untuk membalas serangan, dia masih berusaha
menghindari serangan-serangan itu. Tak pelak
pakaiannya telah compang-camping disana sini, bahkan
15 dadanya yang montok sedikit tersingkap, membuat
penyerangnya semakin kalap.
Arya hanya melihat dari kejauhan, tadinya tidak mau turut
campur namun dia merasa kasihan juga.
CUHHH... Arya meludah kesamping tubuhnya bertanda jengkel,
sekali hentak dia telah melayang turun menuju Ketua
Pengeroyok yang sejak tadi hanya ketawa-tawa, melihat
kedatangan orang yang tak dikenal secara tiba-tiba,
dengan sepontan dia surut satu langkah untuk jaga jarak
dan bersiap akan semua kemungkinan yang bisa terjadi
Ternyata Arya malah tenang berdiri tersenyum pada
pimpinan Itu. "Hey" siapa kau?" bentak kepala Perampok itu
"hehehehe" kisanak" daripada kita hanya gatal melihat
pertempuran mereka, bagaimana kalau kita main-main"
ajak Arya tenang "kurang ajar, kau tidak tau dengan siapa berhadapan"!!"
"aku tidak pernah bertanya dengan siapa aku
berhadapan" kata arya lagi tenang, membuat kepala
perampok itu merasa direndahkan. Dan geram"
16 "bangsat" kau yang telah membuat aku malu kemarin...
Hiaaaaaat " tiba-tiba salah satu penyerang kirana beralih
menyerang Arya yang pada waktu itu menatap tajam
kepala Perompak tanpa memperdulikan penyerang dari
belakang" Kepala perampok tersenyum menyangka Arya tidak
mengetahui serangan dari belakangnya. Saat penyerang
itu tepat dibelakan Arya sambil membabatkan pedangnya,
secepat kilat kaki Arya menderu kearah perut penyerang
itu, walau gerakan itu lebih lambat dari tebasan Golok
penyerang, namun... BUKKKKKKK... Kaki itu telak menghantam ulu hati penyerang itu tanpa
menoleh, matanya tetap tajam menatap Kepala
Perampok yang menganga tidak percaya. Gerakan
penyerang itu terhenti dengan mata terbelalak, melihat
sekilas seakan tidak terjadi apa-apa, dengan tendangan
yang keras itu biasanya membuat orang terlontar dan
terbelanting, namun penyerang itu masih berdiri di
belakangnya. Pemimpin perampok menyeringai geli,
melihat serangan Arya yang tidak menimbulkan efek apaapa pada anak buahnya, malah mau berhadapan
dengannya... dia tambah pongak sambil berkacak
pinggang 17 Penyerang itu berusaha menggerakkan badannya lagi
untuk melanjutkan serangan yang sempat tertahan oleh
tendangan Arya "hiaaaaaaat... Akh?"
CROOOOOT... Saat senjata hendak dikibaskan, tiba-tiba darah muncrat
dari mulut hingga mengenai punggung Arya, mata
penyerang itu terbelalak, golok yang dipegangnya jatuh
disusul tubuhnya juga roboh... menggelepar sedikit lalu
tidak berkutik lagi, menandakan telah tewas...
Pemimpin perampok yang tadinya pongah kini menjadi
terbelalak geri pada orang yang ada di depannya, tapi
walaupun seperti itu, dia tidak boleh terlihat pengecut,
apalagi didepan anak buahnya"
"kurang ajar... kau tidak tau dengan siapa berhadapan
anak muda" ujar laki-laki gagah plontos dengan jambang
lebat itu seraya mengambil sejata andalannya, lalu
memutarnya hingga mengeluarkan bunyi deru angin yang
sangat hebat "aku adalah Kepala Gerombolan tapak Lagit penguasa
rimba ini... " nama gerombolan Tapak Lagit di rimba
persilatan sudah amat terkenal, bahkan sering di undang
untuk membantu pemberontakan serta perampokannya
18 tak sekalipun gagal, gerombolan itu cukup disegani dan
ditakuti, apalagi di sana ada pemimpin yang tidak bisa
dipandang remeh ilmu kanuragannya, ketua Perampok itu
bernama Boma mantan kepala pasukan kerajaan yang
kemudian membelot. Dan menjadi Perampok bersama
sisa prajuritnya, karena Gaji sebagai Prajurit tidak
seberapa jika dianding dengan hsil rampokan
Sedangkan Kirana atau dikenal dengan sebutan Dewi
Pedang Bulan, kini telah bisa mengimbangi serangan
musuh bahkan sekali-kali mampu memberi balasan,
setelah salah satu dari penyerang itu tumbang di tangan
Arya, AKH... Salah satu penyerang Kirana tersayat pedangnya tepat di
pergelangan tangan, sehingga goloknya jatuh, dia
tersungkur di tanah sambil memegang tangan yang terus
menggucurkan darah, kini Kirana dapat memimpin
pertempuran setelah dua penyerang tidak bisa bergabung
lagi, sehingga formasi serangan sedikit pincang.
Boma menghantamkan cambuk bermata bola bergerigi itu
ke tubuh Arya dengan tenaga dalam cukut tinggi, karena
dia tau orang yang ada di depannya kali ini bukan orang
sembarangan. Bola bergerigi itu menderu diiringi
hembusan angin panas cukup tajam, Arya mengetahui
serangan dahsat itu, jika orang biasa terkena tekanan
19 anginnya saja pasti terbelanting apalagi terkena Bola besi
bergerigi yang bisa menghancurkan batu cadas sebesar
gajah itu. Namun Arya tetap tenang. Ketika bola besi
bergerigi sekitar satu jengkal di depan wajahnya, dia
hanya memiringkan tubuh dengan gesit, sehingga
serangan itu berlalu di samping wajahnya, wajahnya riak
terkena hembusan angin panas, namun tidak terjadi apaapa, dengan secepat kilat Arya malah menangkap rantai
cemeti Itu membuat Boma terbelalak, selama ini tak
seorang pendekarpun yang bisa menangkap kecepatan
cambuknya, namun kali ini dengn mudah arya
menangkapnya, seketika tubuh Boma menggigil, apalagi
setelah dia berusaha menarik kembali senjatanya, sekuat
apapun dia berusaha, namun kepalan sebelah tangan
Arya tidak bisa lepas. "Hiaaaaaaat?" melihat ketua kelompoknya terdesak, dua
orang diantara penyerang Kirana beralih menyerang Arya,
menyadari ada serangan lain, arya bukannya
mengendorkan pegangannya, dengan memiringkan tubuh
sedikit, arya menendang dua buah kerikil di ujung
kakinya" Weeeeesssss... Crap... . Crap... Bagaikan anak panah yang melesat bak kilat, dua kerikil
itu menembus kepala kedua penyerang hingga terlempar
20 satu tombak kebelakang, tanpa erangan langsung mati
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seketika, membuat Boma dan seluruh anak buahnya
keringatan melihat kehebatan dan kesadisan orang yang
sekarang memegang cemeti Boma.
Kirana tambah kagum melihat dewa penolongnya,
pertama kali muncul dia sudah kagum dengan
ketampanan pemuda yang sekarang berhadapan dengan
kepala perampok yang hendak memperkosanya,
ditambah lagi kehebatannya yang sangat luar biasa,
padahal dia sudah lama melanglang buana di rimba
persilatan, namun tak sekalipun kenal pada dewa
penolong itu. Boma mengerahkan semua Tenaga Dalamnya untuk bisa
menarik senjatanya, namun hingga wajahnya memerah
cemeti itu tetap menempel pada sebelah tangan Arya.
Tiba-tiba Arya menghentak tangannya. Tak ayal tubuh
boma tertarik ke depan melayang pelan membuatnya
tergagap TAP... Leher Boma langsung tertangkap tangan kanan Arya...
boma berusaha melepaskan diri namun tidak bisa, dia
rasa cekikan tangan Arya semakin mencengkram hingga
nafasnya kembang kempis. 21 "Tuan... Sudah cukup... !!" sebuah teriakan wanita
membuat Arya menoleh, mendapati Kirana telah sendirian
memperbaiki pakaianya yang compang-camping, dengan
beberapa pengeroyok yang bergelimpangan di
sebelahnya, sedangkan sisanya lari tunggang langgang
melihat pemimpin mereka dibuat kucing-kucingan oleh
Arya. Arya hanya tersenyum kecil, membuat jiwa Kirana
melambung, lalu Arya menarik tubuh Boma kebelakang
dan membantingnya hingga tubuh Boma terlentang di
tanah "Bunuh saja aku... " Teriak Boma putus asa...
"Kau tidak pantas mati begitu mudah Tuan" namun juga
tidak mungkin aku biarkan kau selalu bertindak
sewenang-wenang... " seringai Arya mengerikan,
membuat Boma dan Kirana terkejut.
Arya mengangkat kakinya dan menginjak Lengan kanan
Boma KRAKKKKK.. Bunyinya seperti ranting yang dipatah-patah" membuat
Boma berteriak hebat, sedangkan kirana terkejut dan
memalingkan wajahnya tidak tega.
22 "hahahahaha... Bukan hanya itu, jika hanya sebelah
tangan yang ku rusak, kau masih bisa menggunakan
tangan kirimu... " "tua" cukup tuan... " Teriak Kirana tidak tahan namun dia
tidak bisa berbuat apa-apa, dia tau bahwa pemuda itu
telah menolongnya dari kekejaman Boma, namun dia juga
tidak tega melihat Boma dibuat seperti itu
Namun Arya tidak menghiraukannya... dia tetap
menginjak lengan kiri boma
KRAKKKKK.. "aaaaaaa... hh" teriakan boma melengking tinggi
menyayat hati "bunuh saja aku?" teriak Boma, namun Arya hanya
menyeringai mengerikan. "kakimu juga?" teriak Arya. Seketika itu juga Arya
menginjak kedua kaki Boma
KRAKKKK.. KRAKKKK.. Kirana memalingkan wajah tidak tega, tiba-tiba dia
teringat akan pembahasan di bukit batu
23 "sudah tuan CUKUUUUUP?"!! Apakah... Apakah...
Tuan adalah Dewa Iblis?"?"" Tanya kirana bergidik
ngeri, hatinya yang semua dihiasi Bunga mawar seketika
layu melihat kelakuan orang yang dia kagumi
"tak sekalipun aku memberi nama itu, namun orang lain
yang menyebutnya" " jawab Arya tenang, membuat
Kirana dan Juga Boma ternganga menyadari dengan
siapa dia berhadapan, seandanya sejak tadi Boma tau
berhadapan dengan Dewa Iblis pasti dia telah lari terbiritbirit... namun apa daya semuanya telah terjadi, kaki dan
tangannya lumpuh semua, untuk bergerak saja dia tidak
bisa "sekarang orang ini aku berikan padamu, terserah kamu.
Mau membunuhnya atau mau menolongnya... " ujar Arya,
seketika itu pula dia berkelebat tenang tanpa perasaan
meninggalkan Boma yang terus mengerang kesakitan.
Kirana masih ternganga di tempatnya, namun erangan
boma membuatnya terkejut, dengan cepat dia
mendatangi boma berencana menotok jalan daranya,
agar darah yang keluar tidak banyak dan nyawanya bisa
tertolong "sudahlah" buat apa aku hidup dalam keadaan lumpuh
total?" teriak Boma menahan pertolongan Kirana, dan
kirana tertegun dan memalingkan wajah ngeri akan
tindakan Boma yang tidak dia sangka. Boma menggigit
24 lidahnya sendiri hingga putus. Dia bunuh diri didepan
Kirana. Tak terasa air mata kirana menetes.
Dia ingat lagi akan dawuh Kyai Banjar Banyu Bening dan
Kyai Koneng "jangan berusaha beradu nyawa dengan Dewa Iblis,
Dewa Iblis masih punya nurani, dia pasti bisa disadarkan"
Dan dia melihat sendiri kehebatan Dewa Iblis serta
kesadisannya ketika membunuh lawan. Kemudian dia
berkelebat kearah menghilangnya Dewa Iblis, dia ingin
melaksanakan tugas yang diputuskan Sidang Bukit Batu.
Arya memperlambat larinya mengetahui ada orang yang
mengejarnya, dan dia tau siapa pengejar itu. Dia
menunggu hingga sekarang pengejar itu ada di
depannya, seorang wanita Cantik dengan tubuh ramping,
pakaian birunya sedikit terkoyak disana sini, bahkan
wanita itu sejak tadi telah memegang belahan dadanya
yang sedikit tersingkap, Arya bukan mata keranjang,
namun sebagai anak muda dia senang pada wanita cantik
dan juga sedikit terkesima apabila melihat bagian-bagian
tertentu milik wanita yang sepantasnya bukan sebagai
konsumsi umum. "buat apa kau mengejarku, apakah kau tidak terima
terhadap tindakanku pada kepala perampok itu"!!"
Tanya Arya tegas 25 "walaupun dia pantas mati, namun tidak sepantasnya
tuan menyiksanya seperti itu" jawab Kirana tegas. Arya
timbul kekaguman pada kejujuran wanita di depannya
"itu tidak seberapa dengan penyiksaan yang pernah dia
lakukan selama ini, lalu apakah kau akan menuntut
balas... ?" Tanya Arya tegas, membuat Kirana sedikit
terbakar emosi melihat kecongkakan Arya, namun bukan
itu niatnya mengejar Arya
"saya hanya mau berterimakasih atas pertolongan tuan
pada saya" "aku bukan tuanmu, namaku Arya... dan terimakasihmu
aku terima, jadi tak usahlah kau mengikutiku... " ujar Arya
hendak melanjutkan perjalannannya
"tunggu dulu Arya?" tahan Kirana Arya memalingkan
tubuhnya dengan mengernyitkan alis bertanya
"aku tidak bisa menyimpan hutang jasa, jadi apa yang
bisa aku lakukan untuk membalas jasamu... " Tanya
Kirana berusaha mengajak bicara Arya, padahal dia
gentar berhadapan dengan sorot mata Arya yang begitu
tajam menghujam sanubarinya. Namun dia juga ngeri
menyadari orang yang ada di depannya sangat sadis dan
bertindak sembrono, bisa saja nanti dia harus berhadap
maut dengan Dewa Iblis 26 "aku tidak punya keinginan, hanya satu keinginanku"
"apa itu"!!"
"membunuh Datuk Pengemis Nyawa, jadi kalau kau ingin
membantuku, carikan informasi keberadaan Datuk
Pengemis Nyawa, dan jangan sampai kau
membunuhnya, karna hanya aku yang layak mencabikcabik ususnya" Arya menegang penuh kemarahan dan
kebencian "bagaimana jika Datuk Pengemis Nyawa dibunuh orang
lain?"?" Tanya Kirana
"akan kubunuh juga pembunuh Datuk Pengemis Nyawa
itu"!!" jawab Arya tegas, sungguh dalam kebencian Arya
pada sosok tua itu. "lalu setelah kau berhasil membunuh Datuk Pengemis
Nyawa" Apa yang akan kau lakukan selanjutnya" Tanya
Kirana, membuat Arya kelagapan, dia tidak pernah
memikirkan itu, yang ada di benaknya hanya membalas
dendam, setelah dendamnya terbalas apa yang akan dia
lakukan, dia tak pernah memikirkan itu.
Gadis itu tersenyum melihat kebingungan Arya.
27 "apa yang akan aku lakukan?"" Yang jelas Datuk
Pengemis Nyawa harus binasa" kata Arya setelah tidak
menemukan jawaban dari pertanyaan Kirana
"kalau tujuanmu hanya untuk membunuh Datuk Pengemis
Nyawa, lalu perbuatanmu selama ini yang membunuh
orang atas tujuan apa?"?" Tanya kirana, karena dia
memang penasaran sama seperti pendekar-pendekar
yang lain akan tindakan Arya yang tergolong
serampangan tanpa perhitungan.
"aku bertindak bukan tanpa alasan, jika pandanganku dan
perasaanku terganggu pasti aku akan membalasnya. Dan
terus terang tak ada niatan sekalipun aku membunuh
orang, karena yang layak aku bunuh hanya Datuk
Pengemis Nyawa, kau lihat sendiri tadi aku tidak
membunuh kepala Perampok itu"
"tapi dia mati bunuh diri karena siksaanmu... "
"salahnya sendiri bunuh diri, aku sudah memberikannya
kesempatan hidup, hidup tanpa bisa mengganggu orang
lagi" "tapi aku lihat sendiri kau membunuh beberapa orang
tadi" "bukan aku yang berniat membunuh, tapi dia terbunuh
karena tidak bisa menghindari seranganku, salahnya
28 sendiri berusaha menyerangku dengan ilmu yang
dangkal" terang Arya sambil duduk di sebuah batu santai.
Awalnya dia tidak senang bicara dengan gadis
didepannya itu. Namun lama kelamaan dia menikmati
juga obrolan tentang dirinya itu.
"bagaimana dengan para pendekar yang lain yang telah
mati di tanganmu itu" Tanya Kirana semakin menyelidik,
sesungguhnya dia ingin tau akan kematian Kyai Prana
bekas guru Dewa Iblis itu, namun dia tidak berani
bertanya, takut Arya tersinggung, dan itu bisa fatal
baginya "sama seperti tadi, aku tidak berniat membunuh, jika dia
tangguh. Aku tinggalkan jasatnya diatas pohon atau
dalam jurang dalam keadaan hidup, kupasrahkan
nyawanya pada nasib, jika nasibnya baik dia akan hidup
terus apabila ditolong orang, entah kalau tak ada yang
menolong atau malah ditemukan hewan buas, bukan aku
yang membunuhnya?" santai, namun jawaban itu
membuat bulu roma Kirana berdiri semua, begitu
sadisnya orang yang ada di depannya itu, pantas saja jika
dia dijuluki Iblis, namun juga di juluki Dewa karena selalu
menolong orang yang tertindas.
"sudahlah" pembicaraan kita sampai di sini, aku harus
melanjutkan perjalanan mencari Datuk Pengemis Nyawa,
jika kau memang berniat membantuku, carikan informasi
29 keberadaan Datuk Pengemis Nyawa. Dan cepat kau
rubah pakaianmu itu, malu dilihat kucing... " seringai Arya,
membuat Kirana merona seraya semakin merapatkan
dekapannya pada bagian-bagian sensitifnya.
"Namaku Kirana, bagaimana caraku mencarimu, jika ku
dapatkan kabar keberadaan Datuk Pengemis Nyawa... "
teriak kirana pada Arya yang telah melompat Tinggi
seperti terbang, terbayang kehebatan peringan tubuhnya
"beberapa pekan kedepan, jika aku tidak menemukan
Datuk Pengemis Nyawa, aku yang akan mencarimu
Kirana" teriak Arya sambil menoleh dan tersenyum ke
arahnya, membuat Kirana tambah merona dan tersenyum
girang, saat Arya memanggil namanya.
Kiranapun berkelebat ke arah yang berlawanan guna
mencari perkampungan terdekat untuk memperbaiki
pakaiannya. Dalam jiwa kirana masih bingun untuk menebak sifat
Arya, dia Dewa atau Iblis... " jika melihak kesadisannya
dia benar-benar Iblis, namun jika Arya benar-benar
berwatak Iblis, tentu melihat dirinya yang setengah
telanjang itu menajadi santapan yang empuk, namun Arya
tidak seperti Boma yang tergila-gila pada tubuhnya itu.
Andaikan Arya benar-benar bersifat Iblis, dan
menginginkan tubuhnya. Tentu dengan mudah dia akan
dapatkan. Kirana tersenyum kecil akan fikirannya yang
30 ngelantur. Arya memang tak pantas menyandang gelar
Dewa tapi juga sangat tidak pantas jika disebut iblis.
Seakan Kirana tidak terima akan gelar itu" tapi tak
mungkin dia berusaha untuk merubah gelar Arya, karena
di dunia persilatan nama itu yang kesohor...
"Kenapa guru datang kemari tidak terlebih dahulu
memberitahu kami, sehingga kami tidak sempat
menyediakan penyambutan yang layak" terang Adipati
Layan Kusuma sambil mempersilahkan kakek tua
berwajah tirus, dengan capil besar dan mantel lebar
menutupi tubuhnya yang setengah bungkuk, dia
melangkah tenang membawa tongkat dari akar kayu jati
berwarna hitam dan duduk di tempat yang lebih tinggi dari
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
posisi adipati itu, terlihat begitu hormatnya adipati Layan
Kusuma pada kakek tua itu. Karena kekayaan dan semua
yang dia capai atas jasa kakek tua itu yang tak lain adalah
Datuk Pengemis Nyawa. "bagaimana Kadipatenmu Adipati?""
"cukup baik Guru, berkat jasa duru dan beberapa murid
guru yang menjadi pengawal hamba, dan mereka juga
yang telah melatih para pasukan kadipaten sehingga
dengan mudah kami menumpangkan beberapa
pemberontakan dan perlawanan rakyat, sehingga
semuanya dapat dikendalikan dengan mudah" terang
Adipati, di balai itu juga hadir beberapa pentolan murid31 murid Datuk Pengemis Nyawa, seperti Ronggowengi,
pendekar kembar, Jala dan jalu dengan senjata sepasang
pendang kembar. Serta wanita muda bersusur, Nyi Pelet
Peteng. "bagaimana kesehatan Guru" Tanya Nyi Pelet Peteng
hormat "aku sehat sehat saja?"
"ada apa gerangan guru tiba-tiba datang kemari" Tanya
Ronggo Wengi "aku terpaksa meninggalkan Ceruk Gua Bangkai karena
di buru nyawa oleh pendekar baru yang menggetarkan
dunia persilatan akhir-akhir ini" terang Datuk Pengemis
Nyawa, membuat semua yang hadir terkejut, selama ini
dia tidak pernah melihat gurunya takut pada siap pun,
namun kali ini sangat jelas gurunya mengharap
perlindungan dari mereka "siapa yang telah mengancam guru... ?"" Tanya Adipati
Layan Kusuma geram "seorang pendekar muda dengan julukan Dewa Iblis... !!"
"Dewa Iblis?"?" semuanya memicingkan mata penuh
Tanya, karena mereka tidak pernah sekalipun mendengar
ada tokoh persilatan yang mempunyai gelar itu. Datuk
32 Pengemis Nyawa memaklumi ketidak tahuan para
muridnya, karena dewa Iblis baru saja tenar di dunia
persilatan, sedangkan mereka terlalu asik menikmati
kemewahan yang diberikan Adipati Layan Kusuma, tanpa
memperdulikan perkembangan dunia persilatan.
Mereka tidak perlu bertanya kenapa Dewa Iblis
mencarinya, karena sosok seperti gurunya sudah biasa di
musuhi orang, namun selama ini dia tidak pernah takut
bahkan semua yang memusuhinya mati mengenaskan.
"rencananya aku mau meminta perlindungan Pada Boma
ketua gerombolan tapak langit, namun ketika aku sampai
disana, mendapati Boma telah mati dengan tubuh
mengenaskan, kaki dan tangannya hancur serta lidahnya
putus" pasti itu berbuatan Dewa Iblis"
"begitu sadisnya Dewa Iblis itu guru" komentar Jala
"makanya dia terkenal dengan sebutan Dewa Iblis...
tindakannya lebih sadis dari aku sekalipun"
"apakah guru tidak bisa mengalahkan dia... ?"" Tanya
Jalu "Ilmu ku sedang tersumbat sementara, hingga ritual
Bedah Bumi pada bulan purnama kelak, makanya aku
datang kemari?" terang Datuk Pengemis Nyawa.
Membuat semua orang yang ada di sana saling tatap,
33 namun kemudian mereka mengerti apa yang diharapkan
gurunya "jadi aku harap kalian bisa menyediakan dua perawan
pada bulan purnama ini" terang Datuk Pengemis Nyawa.
Semua yang hadir mengerti. Itu sudah biasa dilakukan
gurunya setiap dua tahun sekali, dimana Ilmu Datuk
Pengemis Nyawa yang terkenal hebat akan luntur selama
setengah bulan pada akhir tahun kedua, hingga dia
meminum darah perawan dari dua gadis yang jelita,
semakin cantik gadis itu semakin bagus untuk menambah
kesaktian Datuk Pengemis Nyawa, pada bulan-bulan awal
setelah ritual Bedah Bumi, Ilmu Datuk Pengemis Nyawa
berkalilipat, sehingga bukan hanya jurusnya yang hebat,
suaranya saja bisa membuat gendang telinga orang
meledak, makanya dia diberi julukan Pengemis Nyawa.
"untuk sementara waktu Dewa Iblis tidak akan akan
datang ke sini, karena aku telah utus Gatot Ngurai
menggantikan posisiku di Rawa Lintah" terang Datuk
Pengemis Nyawa, murid yang lain hanya mengangguk
mengerti. Bahkan mereka mengharap Dewa Iblis akan
musnah di tangan Gatot Ngurai.
Gatot Ngurai adalah murid pertama Datuk Pengemis
Nyawa yang sosoknya hampir mirip dengan dia, sehingga
tak jarang Datuk Pengemis Nyawa memerintahkannya
meNyawar jadi dia, bahkan di dunia persilatan Datuk
34 Pengemis Nyawa bisa membelah diri, ada di dua tempat
pada waktu yang bersamaan. Padahal yang satunya
adalah Gatot Ngurai yang ilmunya tidak jauh dari gurunya,
dia telah banyak menyerap ilmu-ilmu gurunya dengan
baik. Jadi tidak heran jika Kembaran Datuk Pengemis
Nyawa itu memiliki kesaktian yang sangat hebat.
Sekarang ini di dunia persilatan terkenal ada empat
pendekar yang paling Sakti, Kyai Banjar Banyu Bening
penguasa belahan timur, Pengemis Gila dari Utara yang
sekarang sudah tua renta. Racun Barat yang putrinya
menikah dengan salah satu Pangeran Kerajaan, sehingga
dia lebih konsentrasi membantu kerajaan daripada terjun
di dunia persilatan, dan yang terakhir adalah Datuk
Pengemis Nyawa dari selatan.
Jika melihat keterangan itu, maka jelas hanya ada dua
pendekar Hebat yang masih melanglang buana di rimba
persilatan, yaitu Kyai Banjar Banyu Bening sebagai ketua
golongan Putih dan Datuk Pengemis Nyawa sebagai
Ketua Golongan Hitam. Namun kini juga hadir seorang pendekar muda tanpa
arah, yang memiliki ilmu beladiri sangat mumpuni, yaitu
Dewa Iblis yang tidak bisa di tebak alirannya.
Langkah Arya tertahan saat sampai di sebuah bukit
gundul, dia mendengar ada orang dengan lantang
memanggil namanya 35 "DEWA IBLIS... " teriakan dengan tenaga dalam tinggi,
sehingga suara itu menggema di tempat yang lapang itu.
Arya mengerahkan seluruh panca indranya,
pendengaran, penglihatan dan penciumannya, tangannya
mengepal dengan kuat menunggu hal yang tidak
diinginkan, dia tau pemilik suara itu memiliki ilmu
kanuragan hebat "sepantasnya tidak ada kata DEWA... namun Nama IBLIS
lebih pantas kau sandang" kembali suara itu menggema,
dan Arya masih belum mampu menentukan arah
datangnya suara itu. "siapa kau" jangan main kucing-kucingan, aku tidak
punya waktu bermain-main"
"hahahaha" bukannya kau senang mempermainkan
nyawa orang?"?" Tanya suara itu penuh hawa
kebencian "cepat keluar... Jika kau memang Datuk Pengemis
Nyawa... atau anteknya... Akan ku robek ususmu?"
bentak Arya geram "aku bukan Datuk Pengemis Nyawa tidak juga Anteknya,
namun aku punya urusan dengan seluruh kelakuanmu... "
"kalau kau bukan bagian dari Datuk pengemis Nyawa,
aku tidak ada urusan denganmu?" teriak Arya
36 mengendorkan kepalannya, kemudian melangkah pelan
hendak meninggalkan tempat ini. Namun dia tetap
waspada. Ternyata benar... selang tiga langkah, dia merasa ada
deru udara panas yang terkirim dari sebelah kanannya...
dengan cepat dia melompat menghindari serangan itu.
DUAAAR" Seketika tanah tempat Arya semula berpijak meledak
meninggalkan serpihan debu dan asap yang terlontar
kemana-mana membuat Arya harus melindungi matanya
dari debu panas itu. Jelas itu kiriman yang mematikan.
Arya berdiri melihat arah kepulan asap sisa ledakan,
seiring asap itu terbawa angin, kini jelas di depannya
berdiri seorang pemuda dengan pakaian rapi dan cukup
tampan jelas dia senang bersolek, membuat arya
tersenyum. Di kepalanya terikat sebuah kain berwarna
merah ditengah tersulam sebuah gambar naga dari
benang emas, ada pedang tanpa sarung tipis putih
terselip di pinggangnya. Pada gagangnya penuh dengan
taburan permata dan emas, sehingga berkilat-kilat
tersengat sinar matahari. Dia juga berkalung rantai emas.
"pemuda pesolek tukang pamer... " bisik Arya lirih, sambil
meludah pelan kekiri bahunya...
37 "ternyata ini yang namanya Dewa Iblis... " Mata pemuda
itu menilik tubuh Arya sambil berjalan kesana kemari
membelai jenggotnya yang tipis sambil manggutmanggut, dan Arya tenang melihat tingkah laku pemuda
yang menurutnya menggelikan itu.
"cukup tanpan juga jika disebut iblis" namun juga tidak
pantas di sebut dewa, tak mungkin ada dewa sedekil ini...
" Ledek pemuda itu...
"ada urusan apa kau mencegah langkahku... " Tanya
Arya tetap tenang "aku adalah pendekar dari aliran Putih, yang menentang
kekejian dan kemungkaran, dan tugasku untuk
memusnahkan orang-orang sepertimu" tapi... " pemuda
pesolek yang tidak lain adalah Aji mahendra melangkah
tenang menuju Arya yang masih belum mennunjukkan
keseriusan. Dia memutari tubuh Arya yang berdiri tegap
dan membelai kulit lengan Arya
"tapi aku tidak tega membunuhmu, aku akan
mengampunimu jika kau sudi melayaniku" rayu Aji
Mahendra membuat Arya mencibir
"katanya golongan putih, tapi kelakuannya sangat
menjijikkan... !!" Bisik Arya Lirih. Aji Mahendra mencubit
lengan Arya, tapi dia terkejut buru-buru menarik tangan
mulusnya yang bengkak merah, dia seperti bukan
38 mencubit kulit manusia namun kulit kayu saking
kerasnya" dia tertawa kecil sambil menutup mulutnya tersipu malu
seperi wanita... "sudahlah lebih baik kau pulang, dan berdandan di depan
cermin" bentak Arya membuat Aji Mahendra melompat
mundur "kau benar-benar mencari mati Bangsaaat... " bentak aji
mahendra "aku tidak punya urusan dengan orang di luar
kepentinganku, namun jika kau berusaha menghalangi
tujuanku, maka tidak segan-segan aku akan
membunuhmu" " ancam Arya. Membuat Aji Mahendra
merah padam "kau tidak tau siapa aku, Lihat pedang dan ikat kepalaku,
cepat kau minta maaf" bentak Aji Mahendra sambil
menunjuk pedang dan ikat kepalanya, Arya hanya
memiringkan kepala dan memicingkan matanya tidak
mengerti "Aku adalah Pendekar Pedang Naga, bagaimana" kau
takut mendengarnya?" Tanya Aji Mahendra sambil
menepuk dadanya sombong, dan Arya malah tertwa, dia
tidak tau pendekar Mana dan siapa, selain para gurunya
39 yang dia tau didunia persilatan hanya Datuk Pengemis
Nyawa dan seorang pendekar wanita yang kemarin
ditolongnya. Nama pendekar Pedang Naga sangat kesohor didunia
persilatan, walaupun sifatnya seperti wanita, namun
ketika berkelahi seperti harimau yang menerkam mangsa,
dia orang yang disegani bagi aliran putih, dan ditakuti oleh
golongan hitam. Ilmunya sangat tinggi, namun bagi Arya
mana dia tau... !! "kau ini lucu... Baik jika kau ingin uji tanding, melihat
seranganmu tadi aku cukup kagum, jadi mari kita
bermain, jika kau berhasil mendesakku hingga aku
mengeluarkan senjata ini" Arya menunjuk sebuah Kayu
Cendata Kuning sepanjang lengan orang dewasa terselip
dipinggangnya "aku akan biarkan kau bernyawa, namun jika kau tidak
bisa membuatku mengeluarkan senjata, kematianmu
karena kesalahanmu sendiri... " ancam Arya tenang,
namun dia sungguh-sungguh. Aji Mahendra tambah
geram diancam oleh orang yang begitu santai di
hadapannya itu "Lancang kau bangsaaaaat... .!" teriak Aji Mahendra
dengan mengirimkan pukulan tangan kosong... ,
menyadari serangan dengan tenaga dalam sangat hebat
40 Arya juga melakukan hal yang sama dengan menangkis
serangan itu DUGGGG..! Seperti benturan benda keras terjadi... , tak sampai di
sana Aji Mahenra melayangkan tinju tangan sebelahnya
dan Arya hanya merunduk menangkis tendangan kaki Aji
Mahendra yang beruntun. Serangan Aji Mahendra sangat gesit dan lincah, bahkan
dia bisa menggerakkan kedua tangan dan kakinya secara
serampangan" membuat Arya kagum pada Pendekar
Pedang Naga ini. Dia terus mengimbangi serangan
bertubi tubi itu tanpa berusaha membalas, dia masih ingin
bermain main. Mengetahui serangan jarak dekat yang Aji mahendara
lakukan tidak menemukan hasil, kemudian dia melenting
ke udara. "Serangan Naga Air... " Teriak Aji Mahendra, tiba-tiba
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tubuhnya berputar bak gasing di udara dengan satu kaki
menjulur ke bawah... Arya terperangah mendapat
serangan mematikan itu. Secepat kilat Arya merubah
susunan kuda-kudanya "Memaku bumi Menendang Langit?" teriak Arya... kaki
kanannya terangkat tinggi menyambut datangnya
41 serangan Aji Mahendra. Sedangkan kaki kirinya masih di
tanah. Kedua tendangan beradu dengan kuat
BLEMMMMM.... Kaki kiri Arya terbenam setengah jengkal ketanah"
betapa hebat serangan Aji Mahendra... kedua telapak
kaki pendekar itu masih menyatu di atas kepala Arya,
tenaga dalam sama ditingkatkan, hingga disekitar
bertemunya kedua kaki itu timbul asap sangat panas...
BLEMMMMM........ Kembali kaki kiri Arya semakin terbenam di tanah...
menyadari kuatnya tenaga dalam lawan, Arya sedikit
menarik kaki kanannya "Hiaaaaaat?" seiring teriakan itu... kaki kanan Arya
menghentak, membuat Aji Mahendra terkejut terlontar ke
udara, dia berusaha mengontrol tubuhnya dengan
berlasto ke belakang" namun masih sempat terhuyung
tiga langkah" sejak tadi dia meremehkan musuhnya itu,
namun apa yang barusan dilihatnya, Serangan Naga Air
yang begitu hebat itu dapat dipatahkan dengan mudah,
bahkan sekarang dia berdiri santai tersenyum
menyejeknya" 42 "ayo anak maniiis" kalau ingin mencoba lagi?" ledek
Arya, membuat wajah Aji Mahendra semakin padam
penuh amarah... "ku bunuh kau Iblis... !!" Teriaknya seraya dengan cepat
memburu tubuh Arya dengan pukulan dan tendangan
yang serampang... Arya telah merasakan betapa
hebatnya serangan serampang itu, dengan pasti dia atur
kuda-kudanya dengan bentuk yang berbeda... membuat
Aji Mahendra terkejut, karena silat arya selalu berubahubah sehingga tidak bisa di tebak alirannya, dia jadi ingat
keterangan di bukit Batu bahwa Arya memiliki banyak
guru dengan berbagai aliran, pantas saja bentuk dan seni
beladiri Arya beranika ragam, namun bagi Aji Mahendra
yang sudah lama melanglang buana di rimba persilatan,
dan berhadapan dengan orang berbagai bentuk dan
aliran. Hal itu tidak akan menggentarkannya, dia tetap
lanjutkan serangannya. Saat hantaman Aji Mahendra hampir mengenai tubuh
Arya, dia menangkis dengan lengannya kemudian
sikunya menekuk dan menderu ingin menghantam kepala
Aji Mahendra, Aji Mahendra terkejut namun cepat-cepat
dimiringkan kepala, dia kirim lagi pukulan dengan tangan
kiri, Arya menangkis dengan lalu menekuk sikunya dan
menderu ingin menghantam dada Aji Mahendra,
membuat Aji Mudur satu langkah... masih belum cukup
keterkejutannya melihat Arya menangkis langsung
43 menyerang dengan siku, Aji mencoba mengirim serangan
berupa tendangan, Arya menangkis dengan betisnya lalu
di tekuk serta merta Lutut Arya menderu ingin
menghantam perut Aji, dia melompat kebelakang.
Aji Mahendra semakin nanar melihat jurus Arya, dia yang
menyerang namun dia pula yang terdesak... Aji melihat
Arya meletakkan kedua tangannya menutupi dada dan
kakinya melompat-lompat dengan kaki kanan di depan...
Ini yang di sebut dengan Jurus Belalang Sembah, yang
dia warisi dari Tokoh Sesat Tua Garda Neraka, yang
akhirnya juga binasa di tangan Arya, karena telah
memperkosa dan membunuh muritnya sendiri, atau
saudara seperguruan Arya, dan seluruh murid Garda
Neraka juga mati ditangan Arya, karena berusaha
menuntut balas atas kematian gurunya, dan hal itu
dianggap menghalangi tujuan Arya untuk membunuh
Datuk Pengemis Nyawa" jadi pewaris Jurus belalang
sembah tinggal dia seoarang...
Aji Mahendra tidak puas dengan kejadian tadi, dia
berusaha melakukan serangan tangan kosong... namun
lagi-lagi dia harus melompat mundur oleh siku dan lutut
Arya yang mengancam keselamatannya" Arya hanya
tersenyum mengejek tanpa berusama menyerang terlebih
dahulu... 44 "kurang ajar... laki-laki ini benar-benar tangguh... " geram
Aji Mahendara "Ayo Lagi?"tantang Arya
Aji Mahendra membuka kakinya lebar, dan merentangkan
kedua tangannya, ini merupakan kombinasi Pedang Naga
yang biasa dia pergunakan apabila terdesak saja, namun
kali ini harus dikeluarkan sebelum terdesak, karena
mengetahui lawannya sangat tanggauh
"Hiaaaatttt?"" pukulan dan tendangan Aji Mahendra
semakin menderu dan cepat, membuat Arya terkejut...
saking cepatnya serangan Aji Mahendara sehingga dia
tidak sempat untuk menekuk Siku atau Lututnya karena
harus menangkis pukulan dan tendangan lainnya...
Perkelahian itu kembali imbang, mereka saling memberi
dan menerima dengan cepat... hingga jika mata orang
biasa yang melihat hanya akan menyaksikan kelebatan
bayangan saja... merasa sudah tidak memiliki
kemungkinan untuk menggunakan tangan kosong... tibatiba saat serangan tangan kosong beradu... secepat kilat
Aji menarik pedangnya dan membabat seketika... Arya
hampir tidak mengetahui... dia tarik semua anggota
tubuhnya dan melompat kebelakang... sedikit saja dia
lambat, pedang itu pasti membabat dadanya, tampak
jelas baju Arya di sebelah dada terbabat hingga
menganga... bukan Cuma Arya yang terkejut, Aji
45 Mahendara juga terkejut... jarang ada orang yang selamat
dari serangan mautnya itu.
"ternyata kau hebat juga... !!" Puji Aji mahendra
"bagus" aku sejak tadi memang ingin melihat pedang
mainanmu itu" ujar Arya dimana kini telah merubah posisi
kuda-kudanya, tangan di depan dengan tepalak tangan di
buka ke atas semua seperti orang berdoa namun tangan
kanan lebih maju, dan kaki satu di belakang membentuk
kuda-kuda kuat, sedangkan yang ada di depan hanya
mengjinjit, ini adaah jurus putri bulan yang dia warisi dari
Kakek Kambangan... tidak seperti jurus milik Aji
Mahendra yang tersusun rapi, jurus Arya berubah ubah,
karena dia memang tidak sempat menamatkan pelajaran
pada satu guru, sehingga untuk menyambut serangan
lawan yang beranika ragam dia menggunakan jurus milik
aliran yang berbeda-beda, kalau jurus Belalang Sembah
sangat hebat untuk perkelahian tangan kosong, namun
tidak baik untuk melawan orang yang bersenjata, karena
itu untuk perkelahian jarak dekat, untuk melawan musuh
bersenjata, dia harus menggunakan jurus yang disusun
untuk jarak yang tidak terlalu rapat, dan yang paling tepat
adalah Jurus Putri Bulan.
"ayo kemari anak manis... " ledek arya sambil tersenyum
tenang, 46 "Hiaaaaaatttt... " Aji mahendra berkelebat membabatkan
pedangnya, Arya berkelit kesamping kiri sambil
menyodorkan tangannya... tiba-tiba tangan kiri Aji
Mahendra menderu dengan kuat... membuat Arya
tergagap menarik kembali tangannya...
DUGGG......! Pukulan Aji Mahendra telak penghantam bahu Arya,
hingga dia oleng kesamping, tak sampai disana
tendangan Aji Mahenda datang mengarah perut, secepat
kilat Arya menangkis dengan tangan, saking kuatnya
tendangan itu, membuat tubuh arya sedikit terangkat... tak
sampai disana ada serangan yang jauh lebih mematikan,
dimana pedang Aji Mahendra berkelebat dari atas,
menyadari posisi dalam bahanya, Arya cepat menghentak
kakinya hingga tubuhnya berputar kesamping di udara...
dan hinggap dengan manis di tanah.
Arya membelai Bahunya yang sedikit nyeri sambil
memutar-mutar lengannya agar posisi urat kembali pada
tempatnya... dia sedikit meringis menahan sakit
"ini yang namanya jurus Naga Mencabik Langit Menelan
Bumi... " seringai Aji Mahendra, sambil menudingkan
pedangnya dan mengepal tindu kiri sambil memainmainkan kaki kanannya.
47 Arya sangat takjub, selama ini dia tidak pernah
berhadapan dengan orang yang menggunakan senjata,
namun tangan dan kakinya juga hidup turut menyerang.
Kembali dia mengatur posisi kuda-kuda putri bulan,
namun saat ini dia yang menyerang terebih dahulu
dengan geram" "hiaaaaat?" Arya menyodorkan telapak tangannya
kedapan, namun cepat dia tarik karena pedang Aji
Mahendra akan membabat, kemudian dia susul dengan
sodokan tangan kiri menuju wajah, Aji Mahenda hanya
mengelit kesamping, tanpa di sadari selain mengelit Aji
Mahenda melancarkan tendangan
BUUUGGG.....!! Tendangan itu telak menghantam perut arya, dia
terhuyung kebelakang tiga langkah sambil meringis
menahan sakit, tidak mau melepas kesempatan, Aji
berencana menyerang langsug Arya yang masih dalam
posisi tanpa persiapan, namun saat kaki yang
menghantam perut arya sampai di tanah, dia rasakan
nyeri yang tidak terkira, sepertinya salah satu jari kaki
patah... tadi saat menendang Arya dia sudah terkejut,
sepertinya bukan perut yang dia tendang namun
bongkahan batu... Aji sama meringis menahan sakit
dikakinya... 48 "ternyata jurusmu hebat juga Banci?" seringai Arya
berdiri tegak seperti tidak pernah terjadi apa-apa,
membuat Aji Mahendra terbelalak, dan sadar dengan
siapa sekarang dia berhadapan. Kyai Banjar Banyu
Bening saja mengatakan belum tentu sanggup
menghadapinya, dulu dia tidak percaya kata-kata itu, dia
anggap Kyai Banjar hanya merendahkan diri saja, namun
sekarang dia melihat sendiri kehebatan Dewa Iblis yang
menggetarkan dunia persilatan. Dia menjadi meringis
ngeri, padahal sudah hampir semua jurus dia kerahkan,
namun Dewa Iblis menyambutnya dengan santai, masih
belum ada tanda-tanda keseriusan pada wajahnya, dia
tetap cengar-cengir. Kini dia seakan berhadapan dengan
dewa maut, namun dia tidak mau menyerah sampai di
sini. "baiklah Pendekar Pedang Naga... ku ampuni nyawamu"
ujar Arya sambil menarik Kayu cendana yang terselip di
pinggangnya... "melihat kehebatanmu... kau masih berguna bagi orang
lain... " lanjut Arya menyeringai. Membuat Aji Mahendra
semakin naik pitam "Hiyaaaat... " Aji Mahendara menyerang dengan ganas,
dan Arya menyambutnya dengan kayu Cendananya, Aji
Mahendara tersenyum kecil, pedangnya yang terbuat dari
besi pilihan dilawan dengan sebongkah kayu, jangankan
49 hanya kayu cendana, besi biasa saja akan terbabat oleh
Pedang Naga itu... TRAAAANG... Aji Mahendra terkejut, saat senjata bertemu dengan Kayu
Cendana itu seakan membentur besi murni dengan
kualitas tingga, hingga pedangnya bergetar butuh dua
tangan untuk bisa menguasai getaran pedangnya.
Seketika pula harum kayu cendana memenuhi rongga
nafasnya membuat damai, namun tiba-tiba dia tersentak
"ini racun... Bangsat kau sungguh licik Ibliiiiis... " Teriak Aji
Mahendra menyadari seluruh urat mengendor bahkan dia
tidak mampu mengangkat senjatanya sendiri... seketika
itu pula tubuhnya ambruk ke tanah"
"hahahaha" kau sendiri yang gegabah ingin
membunuhku... sehingga tidak menyadari serangan yang
sangat halus itu" seringai Arya penuh kemenangan sambil
memasukkan kembali Kayu Cendananya
"hanya Iblis yang dengan licik menggunakan racun?"
teriak Aji Mahendra tidak terima dikalahkan dengan tidak
jantan. "apa saja bisa digunakan untuk menang Pendekar", jika
bicara curang, tadi kau juga curang membabatkan senjata
tajam saat kita beradu tangan kosong, apa itu tidak
50 dikatakan curang... ?" Ujar Arya tersenyum sambil
jongkok menatap mata Aji Mahendra yang nanar penuh
amarah "itu bukan curang, tapi keahlian"
"dan penggunaan racun juga salah satu keahlianku?"
kata Arya seraya mengangkat tubuh Aji Mahendara yang
lemah dan meletakkan di pundaknya...
"hey" apa yang akan kau lakukan"!!" teriak Aji
Mahendra bingung dan takut
"Tenang saja Pendekar" aku sudah berjanji tidak akan
membunuhmu,. Kau akan terlihat memalukan jika
ditemukan orang tergeletak lemah di sana" terang Arya,
membuat Aji Mahendra terbelalak, ternyata orang yang
menggendongnya mempunyai hati yang baik juga, benar
apa yang dikatakan Dewa Iblis, betapa malunya jika dia
yang terkenal sebagai pendekar hebat ditemukan
tergeletak lemah ditanah. Ingin rasanya dia
berterimakasih akan kebaikan Arya, namun kedongkolan
karna kekalahannya dengan cara yang licik lebih besar
lagi... Tiba-tiba Aji Mahendra terkejut karena merasa tubuhnya
melayang lepas dari pundak Arya, bukannya jatuh...
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
malah tubuhnya semakin tinggi dari badan Arya yang
tersenyum melihatnya 51 KRAK...... KRAK...... KRAK.......... "Kurang ajar kau iblis laknaaaaaaaaaaat?" teriak Aji
Mahendra setelah dia tau sekarang tubuhnya menyangkut
di pohon Ampelan yang berduri-duri besar, sehingga tak
ayal tubuhnya tertusuk duri-duri itu. Ternyata Arya
melemparkannya kesana. "hahahaaa... Dengan seperti itu, kau tidak tergeletak di
tanah, namun lebih mulia sedikit, orang yang
menemukanmu tidak akan curiga kau kalah bertarung,
tapi disangka tidak bisa naik pohon dan jatuh tersangkut
di sana, itu kalau ada manusia yang melihat, entah kalau
binatang buas yang menemukanmu, aku tidak tau?" ujar
Arya seraya meninggalkan Aji Mahendra dengan tenang
"Bangsat kurang ajar... lebih baik kau bunuh aku
sekarang dari pada mati tersiksa di sini... " pinta Aji
Mahendra. Membuat Arya menghentikan langkahnya dan
menoleh pada Aji Mahendra yang menatap terbelalak.
Takut Arya bersungguh-sungguh mengabulkan
permintaannya "oh ya" walau kau tidak ada yang menemukan, asal kau
bisa bertahan setengah hari kau pasti selamat, Karena
52 racun itu hanya berlaku setengah hari... dan pedangmu
aku letakkan di pohon Ampelan sana, agar tidak dicuri
Orang... " seringai Dewa Iblis membuat Aji Mahendra
terbelalak... karena pohon Ampelan tempat pedang itu
berada sangat tinggi dan penuh dengan duri-duri besar.
Bagaimana cara dia mengambilnya
Aji Mahendra terus mengeluarkan sumpah serapah yang
tajam pada Dewa Iblis, namun tidak di tanggapinya
dengan terus berlalu meninggalkan Pendekar Pedang
Naga yang tersangkut di pohon Ampelan, tak terasa Aji
Mahendra melinangkan air mata meratapi nasibnya, dan
dendam pada Dewa iblis semakin memunjah, bukan
hanya ingin membunuhnya, bahkan jika dia menemukan
jasatnya telah mati sekalipun, dia dengan tega pasti akan
menginjak-injak dan membelahnya hingga berkeping
keping saking marah, bahkan dia berharap Dewa Iblis
mati di tangan Datuk Pengemis Nyawa, atau kalau perlu
dia akan membantu datuk Pengemis Nyawa yang jelas
musuh alirannya itu, jika melihat penghinaan Arya
padanya kali ini. Setelah sekian lama melanglang jagat mencari
keberadaan Datuk Pengemis Nyawa, Arya sampai di
belahan barat. Dia asik menikamti makan di sebuah
kedai, iring-iringan manusia lewat di depan kedai itu
menjadi pusat perhatiannya...
53 "ada acara Apa ini tuan" kok banyak iring-iringan lewat
sini... ?" Tanya Arya pada orang yang makan di
sebelahnya "apa kau tidak dengar kabar besar itu, bahwa sebentar
lagi ada keramaian di Bukit Gembala?""
"ada apa di Bukit Gembala?"" Tanya Arya semakin
heran "ah kau benar-benar ketinggalan informasi, Racun Barat
atau Tuan Owyang setelah mengawinkan anak
pertamanya dengan Pangeran dari Jepara, kini dia akan
mencari jodoh putri keduanya yang sangat cantik itu dari
dunia persilatan" terang yang tambun
"andai aku punya ilmu hebat, pasti juga turut serta acara
itu, menurut kabar parasnya lebih cantik dari yang
diperistri Pangeran Jepara, namun aku juga mau
menyaksikan pertarungan orang-orang hebat itu" Tambah
yang kurus sambil mempercepat makannya.
Arya hanya manggut-manggut tanda mengerti
Bukit Gembala, Tuan Owyang atau Racun Barat, baru di
dengarnya. Hal yang aneh memang jika seorang
pendekar tidak tau akan tokoh sakti diantara empat tokoh
persilatan yang merajai rimba pendekar.
54 Dia hanya menanggapi hal itu dengan biasa, tiba-tiba dia
teringat akan Datuk Pengemis Nyawa yang gila
perempuan, seimbara seperti ini pasti tidak akan
dilewatkannya. Arya pun mempercepat makannya, setelah membayar
pada pemilik kedai, bergegas dia bergabung dengan
rombongan agar bisa menuju Bukit Gembala,
sesungguhnya dia bisa menggunakan peringan tubuh
guna perjalanannya lebih cepat. Tapi dia tidak tau arah
Bukit Gembala. Sehingga dia harus mengikuti langkah
masyarakat yang berbondong-bondong ingin
menyaksikan pertarungan orang-orang hebat
Bukit Gembala adalah area kekuasaan Racun Barat,
tempatnya sangat Asri terawan dengan sebuah danau
kecil di tenganya... dan di tengah danau itu terdapat
sebuah pentas dari beton. Itu adalah arena saimbara.
Di sebelah barat terdapat pentas besar, pasti tempat tuan
rumah, bagian utara berjejer rapi kursi dan meja serta
jamuan yang enak-enak. Pasti tempat para pendekar
yang ikut saimbara. Tampak jelas sudah duduk para
pendekar pilih tanding semua aliran di sana. Bagian timur
dan selatan Danau husus bagi para penonton, serta para
pedagang yang mencari keuntungan pada helatan akbar
Racun Barat. 55 Arya duduk dengan tenang di sebuah bangku bersama
dengan para pendekar lainnya. Pelayanpun datang
menyuguhkan makanan dan minuman yang sangat lezat
menghormati tamu-tamu penting itu...
Tiba-tiba para penonton dan pendekar lainnya menjadi
ramai, saat rombongan besar datang bahkan di kawal
oleh tentara kerajaan dan naik ke atas podium besar di
sebelah barat, jelas itu adalah tuan rumah yang di kawal
oleh pasukan menantunya. Tampak jelas di sana seorang
lelaki besar berpakaian mewah tubuh gemuk dengan
rambut yang memutih di gelung ke atas, serta jenggot
yang juga memutih, jari-jari tangannya hitam kelam penuh
racun, dia pasti Racun barat. Yang tidak kalah menjadi
pusat perhatian semua orang adalah, wanita cantik
berpakain mewah yang duduk di sebelah racun barat. Dia
pasti Putri yang akan di perebutkan para pendekar.
Tersenyum manis mengundang semangat luar biasa
untuk mendapatkannya. tatapan Putri itu sedikit lama
tertuju pada Arya, yang tidak perdulu sekitarnya, tetap
asik menikmati hidangan enaknya.
Racun Barat berdiri kemudian menghentakkan kakinya
hingga melayang di udara dan hinggap dengan manis di
tengah pentas, di sambut tepuk tangan meriah oleh para
penonton kagum akan peringan tubuh tokoh hebat
persilatan itu. 56 "terimakasih atas kedatangan para masyarakat semua,
sudah sudi meramaikan acara ini serta menjadi saksi
orang yang pantas menjadi menantuku. Juga saya
berterimakasih atas kedatangan para pendekar hebat
calon-calon menantu saya" para pendekar saling
membusungkan dada bahkan ada yang memamerkan
sedikit jurus silatnya, untuk menarik perhatian Racun
Barat terutama Putrinya yang masih terus menatap
pemuda tampan yang aneh, bahkan tidak
memperdulukan keramaian itu cendrung meremehkan
orang tuanya sendiri. Namun melihat ketampanan
pemuda itu, ada harapan besar pada gadis jelita dia nanti
yang akan memenangkan saimbara.
Arya bukan tidak memperhatikan semua yang terjadi,
namun rasa dongkolnya lebih tinggi lagi, jauh-jauh datang
ke Bukit Gembala masih belum menemukan sosok yang
dia cari. "saudara pendekar sekalian yang saya hormati, alangkah
lebih baiknya kalau kalian memperkenalkan diri dulu,
terus terang saya sudah lama tidak ikut campur di dunia
persilatan, sehingga saya banyak tidak kenal pada para
pendekar" ujar racun Barat sambil melirit kecil pada Arya,
dalam hatinya terbersit kekaguman akan sikap tenang
Arya. 57 Seorang pemuda tampan dengan kumis tipi, dan pedang
ditangannya maju kedepan dengan memberi hormat
"saya Bintang Kusuma, putra Datuk Gema Samudra
mengucap salam hormat pada Racun Barat" ujarnya.
"ooooo... putra Datuk Gema Samudra, Ayahmu teman
baikku, sampaikan salamku pabila kau pulang nanti... "
sapa Racun Barat Ramah Disusul kemudian pria tambun memegang guci arak,
mengangkat guci besarnya dan meminum isinya dengan
lahap, "aku Tuak Seta, memberi salam pada racun Barat"
"O" Tuak Seta aku sudah dengar kehebatanmu,
salammu ku terima" Para Pendekar yang lain pun melakukan salam
perkenalan dengan cara yang berbeda-beda, hingga
akhirnya sampai pada giliran Arya, Arya yang tidak tau itu
sampai harus di suruh oleh pelayan.
"oh ya" nama saya Arya, maaf Tuan saya bukan
termasuk peserta saimbara, saya kemari hanya mau
menyaksikan keramaian saja" ujar Arya gelagapan
58 "kalau hanya penonton, jangan duduk di tempat ini... sana
pergi?" bentak pelayan diiringi cemuhan penonton
lainnya, Arya digiring keluar oleh dua pelayan, Arya ikut
saja. Tampak jelas ada nada kecewa pada raut wajah
putri racun barat, sedangkan racun barat hanya
tersenyum, sebagai tokoh tua persilatan, melihat sekilas
saja dia sudah bisa menebak kemampuan orang, melihat
beberapa luka ditubuh pemuda itu serta kayu yang tidak
mungkin benda sembarangan terselip di pinggangnya.
Pasti dia bukan orang sembarangan. Ada rasa kecewa
juga yang terhembus di nafasnya.
"baik pencarian jodoh untuk putri bungsuku akan segera
dimulai, saratnya cukup mudah. Siapa yang lebih dulu
tercebur ke dalam danau dia yang kalah, dan yang
menang boleh melanjutkan pada lawan berikutnya atau
beristirahat sejenak... " terang Racun Barat seraya
melenting keudara dan mengirimkan pukulan jarak jauh
pada Gong besar di sebelah pentas barat
GONGGGGGGGGG Tepuk tangan para penonton riuh seiring sampainya kaki
Racun Barat di pentasnya dan duduk dengan tenang di
samping putrinya. Tak selang beberapa lama seorang pendekar melenting
ke udara dan hinggap di tengah arena dengan memegang
golok besar 59 "saya Golok Setan ingin menunjukkan kepantasan saya
mempersunting putri Racun barat dengan menantang
pendekar sekalian" ujarnya sambil mengangkat golok
besarnya keudara diiringi teput tangan penonton.
Kemudian melenting juga sesosok tubuh dan hinggap di
sebelah Golok Setan "saya Tapak Besi ingin menjajal kehebatan tuan... " ujar
pendekar yang baru datang dengan melihat telak ke
Golok Setan. Seiring dengan Anggukan Racun Barat saimbara itu pun
mulai, mereka saling menunjukkan kehebatannya, sekilas
tampak jelas jika Golok Setan ada di atas Tapak Besi,
dimana golok itu menderu membabat setiap jengkal tubuh
tapak besi, pertempuran antara pendekar bersenjata
Golok dan pendekar dengan tangan kosong.
Dan sungguh di luar perkiraan, benar-benar tidak salah
berjuluk tapak Besi, Golok besar milik Golok setan,
ditangkis dengan tangan kosong Tapak Besi, membuat
semuanya menganga, mereka bertempur imbang,
memberi dan menerima dengan mudah.
Hingga berlalu tujuh puluh jurus masih belum bisa
dipastikan siapa yang pantas sebagai pemenang,
"Tapak Besi membara... " teriak pendekar tapak besi,
seketika itu juga tangannya yang keras seperti besi itu
60 memerah membuat semuanya terkejut. Namun Golok
setan tetap memburunya dengan golok besarnya
TRANGGGG Golok besar itu beradu dengan Tapak membara pendekar
Tapak besi, pendekar golok Setan terkejut dan cepat
mundur sambil berusaha menggendalikan Goloknya yang
bergetar hebat, bahkan hampir lepas dari genggamannya.
Saat masih berusaha mengendalikan golok itu tampa dia
sadari Pendekar tapak Besi mengirimkan sebuah
serangan BUGGGG Tak ayal serangan dadakan itu menghantam tubuh Golok
Setan, hingga tubuhnya mencuat
BYUUUUURRR Tubuh Golok Setan tenggelam ke air danau. Secepat kilat
pasukan kerajan yang sudah bersiap sejak tadi melompat
ke dalam danau, untuk menolong yang kalah.
Gemuruh tepuk tangan penonton seiring dengan tangan
tapak Besi terangkat dengan senyum kemenangan
"aku tidak mau beristerahat, langsung saja jika ada yang
ingin mencoba" teriak Tapak Besi dengan sombong
61 WESSSSSSSS Sebuah serangan dari samping membuatnya terkejut, dan
buru-buru menghindar, sebuah Guci Arak besar hendak
menghantam tubuhnya.
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
BUMMMMM Guci besar itu mendarat di tengah arena membuat arena
itu begetar, di susul dengan melentingnya sebuah tubuh
dan mendarat dengan rapi di atas Guci. Pria tambun telah
bersila di sana "aku Tuak Seta" ujarnya tenang.
Tanpa menunggu aba-aba dari Tuan Rumah lagi, Tapak
Besi langsung menderu ke arah Tuak seta yang telah
membuatnya dongkol oleh serangan pertamanya. Melihat
Tapak Besi menyerang Tuak seta melenting ke belakang
dan menendang Guci Besarnya yang terbuat dari besi,
Guci itu menderu ke arah Tapak besi, mendapat
serangan tidak dia sangka, Tapak Besi langsung
meletakkan kedua tangannya untuk menangkap Guci
besar itu. TAPPPP?" GEEERRRRR Alangkah terkejutnya Tapak Besi ketika tangannya
bertemu dengan guci itu, dia tidak bisa langsung
62 menghentikannya, bahkan dia masih tersurut
kebelakang... tak sampai di sana, Tuak Seta melompat
tinggi dan menghantam Guci itu dengan tendangan hebat.
Tak ayal Tapak Besi yang tidak mampu menahan
serangan pertama masih ditambah serangan kedua yang
semakin hebat, membuatnya terjungkal ke dalam danau
BYUUUUUURRRR "hahahahaaaa jurus picisan, unjuk pamer di sini" tertawa
Tuak Seta, membuat semuanya terbelalak, tak
menyangka pemenang pada ronde pertama digilas begitu
mudahnya oleh Tuak Seta, membuat teriakan dan teput
tangan penonton semakin gaduh.
Seketika itu pula ada sesosok tubuh pendekar melenting
keudara, melihat kedatangan lawan tanding, tanpa
menunggu pendekar itu menginjakkan kaki di arena, Tuak
Seta melempar guci besinya ke udara di susul dengan
tubuhnya yang turut melenting, Pendekar itu tergagap
berusaha menahan Guci besi itu, namun tak berhasil dia
terlempar kebelakang, Tuak Seta menangkap Gucinya
dan menarik kembali ke tengah arena. Sedangkan
pendekar yang terpental itu sangat apes, dia jatuh di
tepian Danau yang penuh dengan batu
BUGGGGG Pendekar itu langsung tak sadarkan diri...
63 "ayo siapa lagi yang ingin maju... " Tantang Tuak Seta
sambil melihat para pendekar yang ada di bangku utara,
melihat kehebatan Tuak Seta para pendekar saling
pandang, bahkan banyak yang angkat tangan tanda
menyerah... "hahahaha" tinggal kau sendirian anak muda... " tunjuk
Tuak Seta pada Bintang Kusuma, pemuda itu bangkit dari
tempat duduknya kemudian melenting keudara menuju
Arena. Tuak Seta lakukan hal yang sama seperti basuran,
dia lempar Guci Araknya disusul tubuhnya melompat.
Bintang mengetahui serangan itu, dengan mudah dia
tangkap guci itu, lalu dilempar kembali pada Tuak Seta
yang menyusul Gucinya. Tuak Seta tergagap buru-buru
dia melenting ke samping dan menangkap Guci itu serta
secara bersamaan kedua pendekar itu mendarat di arena
saimbara. Tuak Seta berdiri sambil mengangkat tinggi Guci Besar
yang terbuat dari Besi tebal , menunjukkan tenaga
dalamnya sanagt tinggi, padalah butuh dua puluh orang
biasa untuk bisa mengangkat Guci besar itu. Namun kini
dihadapannya berdiri seorang pemuda dengan sikap yang
tenang menjinjing pedang masih tersarung, dan dia
dengan mudah menangkap dan mengembalikan guci
besar Tuak Seta, berarti dia juga memiliki tenaga dalam
yang hebat pula. Penonton semakin riuh dengan tepuk
64 tangan. Karena hanya tinggal dua pendekar tersisa,
berarti ini adalah babak penentuan.
Putri Racun Barap meringis, membayangkan jika yang
menang ternyata Pria tambun pemegang guci. Dia lebih
mengharapkan Pria tampan bernama Bintang Kusuma,
walau sesungguhnya dia lebih mengharap pemuda yang
tadi di usir pelayan karena ternyata hanya penonton.
Arya masih di tempatnya menyaksikan pertarungan
orang-orang hebat, walau seungguhnya dia kecewa
karena tidak menemukan orang yang dia harapkan. Tapi
dengan melihat aksi-aksi pendekar itu dia bisa mengukur
kemampuannya sendiri. "baik"!! Dikarenakan peserta tinggal dua orang, maka ini
merupakan babak penentuan, jadi tunjukkan kehebatan
kalian untuk bisa layak bersanding dengan putriku... "
"Hahahaha" aku yang pasti jadi juara anak muda" ujar
Tuak Seta meremehkan Bintang Kusuma, Bintang
Kusuma hanya tenang di tempatnya.
"terimalah seranganku anak muda" hiaaaat" Tuak Seta
menyerang dengan melempar Gucinya di susul tubuhnya
juga ikut di belakang Guci. Bintang mengetahui serangan
itu... dia melompat ke samping sambil menghulus
pedangnya dan menusuk ke Arah Tuak Seta. Dengan
65 gesit Tuak Seta berkelit kesamping guci dan menarik guci
itu menangkis pedang Bintang Kusuma"
TRAAANGGG Sungguh dahsyat serangan kedua mendekar, hingga
memercikkan api, tiba-tiba bukan hanya kedua pendekar
yang terkejut, semua mata yang ada disana juga
tergagap, melihat sebuah bayangan hitam menghantam
tengah bertarungan, sehingga Tuak Seta dan Bintang
Kusuma harus melompat mundur
DUAAAAAR Serangan yang sungguh mematika, hingga arena terbuat
dari beton berlapis jebol seketika, kini tampak di depan
mereka Wanita berpakaian Hitam berdiri menatap Racun
barat yang masih santai di tempatnya.
"Maaf Tuan Racun Barat... saya datang terlambat?"
terang wanita itu "ada apa gerangan Nyi Pelet Peteng kemari, ini adalah
saimbara bagi pendekar pria untuk mencari calon
pendamping putriku" "saya juga ingin turut serta dalam saimbara ini" ujar nyi
Pelet peteng membuat semuanya terkejut, begitu juga
Racun barat. 66 "mana mungkin wanita merebutkan wanita"!!" bentak
Tuak Seta Geram "apakah kau suka pada wanita Nyi Pelet"!!?" Tanya
racun barat turut geram "Ampun tuanku" saya ikut saimbara ini bukan untuk
saya sendiri, tapi untuk Guru Saya"
"sepantasnya gurumu yang menjajal ilmu kemari jika ingin
turut mempersunting Putri Racun Barat" bentak Bintang
Kusuma "hahahahaaaa" tak usah guruku yang turun tangan,
kalian berdua saja belum tentu bisa mengalahkanku?"
ledek Nyi Pelet Peteng, membuat Pendekar Tuak Seta
dan Bintang Kusuma sama terbakar emosi
"Keparaaaat" Hiaaaat... " teriak Tuak Seta mengirim
serangan di susul Bintang Kusuma yang terbakar emosi
secara bersamaan menyerang Nyi pellet peteng
"Sudah cukuppp?" teriak Racun barat menggema
membuat semua penonton menutup telinga, saking
kuatnya. Namun ketiga pendekar yang telah di amuk
emosi tidak menghiraukannya. Membuat Racun Barat
menarik nafas berat. Dan membiarkannya sambil
memperhatikan dengan seksama, dia telah berfikir untuk
besikap layak jika ada yang tidak diinginkan.
67 Pertempuran orang-orang hebat itu berjalan seimbang,
tampak ilmu Nyi Pelet Peteng lebih tinggi dari kedua
pendekar lawannya, seandainya berlawanan satu-satu
secara mudah nyi pellet peteng pasti bisa mengalahkan
mereka, tapi sekarang dia harus menghadapi kedua
lawan sekaligus. Pertempuran itu berjalan seimbang, jika diperhatikan
Serangan Bintang Kusuma lebih memiliki Arti dari pada
serangan Tuak Seta, jelas menunjukkan bahwa ilmu
Bintang Kusuma lebih tinggi dari Tuak Seta.
"Nyi Pelet Peteng, kemana gurumu kenapa tidak datang
sendiri kemari... " pancing Racun Barat mencoba
memecah kosentrasinya, agar bisa mudah dikalahkan
oleh kedua penyerangnya, dia juga geram atas
kedatangan Nyi Pelet peteng yang merusak acaranya,
namun dia tidak bisa berbuat apa. Menghitung guru Nyi
Pelet Peteng seangakatan dengannya. Tidak enak jika
harus beradu tegang dengan Guru Nyi Pelet Peteng
Menyadari pancingan itu. Nyi pellet Peteng jadi geram,
namun juga harus menjawab pertanyaan, takut Racun
Barat tersinggung. Dan dia tau siapa Racun Barat , kalau
dia berurusan dengan racun barat, berarti dia hanya
mengantarkan nyawa. Dia mundur untuk mengatur jarak
agar bisa buka suara 68 "Guruku Datuk Pengemis Nyawa sedang Isterahat"
jawabnya dengan langsung menyambut serangan dua
pendekar itu. Pertempuranpun tak bisa di elakkan lagi.
Arya yang melihat di tempat penonton terkejut,
mendengar nama guru orang yang di sebut Nyi Pelet
Peteng. Seketika ragangnya kembang-kempis, dadanya
membusung dan kepalannya semakin kuat.
Semua yang hadir terkejut... begitu juga Racun Barat,
ketika dari arah kerumunan penontong melenting sebuah
tubuh "BELIUNG SAMUDERA?"?"" teriak orang itu,
seketika dari kibasan kedua tangannya menderu angin
sangat dahsyat, seperti taufan kiriman dari tuhan. Hingga
air danau yang tenang terguncang memuncah-muncah
hebat... padahal serangan itu ditujukan untuk pentas
Arena, namun saking dahsyatnya berimbas pada
sekitarnya, para penonton berusaha mencari pegangan
agar tidak terlempar, atap-atap warung dadakan terbang
entah kemana, bahkan atap podium besar Tempat Racun
Barat juga tersingkap. Racun Barat berusaha duduk
tenang dengan menambah tenaganya menahan
hembusan taufan itu sambil memegang tangan putrinya.
Beberapa pasukan juga berlindung di belakangnya.
Racun barat terkejut juga, siapa yang memiliki ilmu
sangat hebat ini... "
69 Sedangkan di tengah Arena. Nyi Pelet Peteng menambah
tenaganya hingga kakinya amblas ke dalam beton.
Bintang Kusuma juga menancapkan pedangnya pada
Beton pentas sebagai pegangan agar tidak terhempas
hembusan itu... sedangkan Tuak Seta terhempas
bersama Guci Besarnya ke dalam Danau
Setelah hembusan Taufan melemah dan sirna, kini
tampak seorang pemuda memakai rompi Biru terong
dengan beberapa paruh luka di lengannya. Telak
menatap merah pada Nyi pellet Peteng. Semua yang
hadir terkesima, ternyata yang menciptakan badai tadi
hanya seorang pemuda. Putri racun barat terbelalak,
apalagi Pelayan yang sempat mengusirnya karena
menyangka orang biasa. Racun Barat tersenyum kecil,
karena tebakannya benar. Bintang Kusuma bergidik di
tempatnya, melihat peserta yang kini berdiri di depannya
langsung pupus harapannya untuk bisa mempersunting
Putri Racun Barat sesuai dengan keinginan dia dan
ayahnya, walau dia masih mampu berdiri di atas arena.
Namun melihat serangan pertama yang dikirimkan
pemuda itu. Tidak mungkin dia bisa mengalahkannya.
"Mana Datuk Pengemis Nyawa"!!" bentak Arya langsung
pada Nyi pellet peteng "apakah kau termasuk peserta saimbara ini" Tanya Nyi
Pelet Peteng tegang. 70 "aku tidak ada kaitannya dengan saimbara ini, pemenang
saimbara ini adalah dia" tunjuk Arya pada Bintang
kusuma membuat semuanya terkesima, begitupun Putri
dan Racun Barat "Urusanku hanya dengan Datuk Pengemis Nyawa"
bentak Arya dengan mengibaskan tangannya kedepan.
Membuat Nyi Pelet peteng terbelalak secara cepat
menghindar dari udara panas tajam yang terkirim dari
tangan Arya "Hei kau" cepat pergi dari sini, datangi mempelaimu, aku
hanya punya usuran dengan Wanita Iblis ini" ujar Arya
pada Bintang Kusuma, dengan sigap dia melompat ke
samping danau menyaksikan pentas arena dari samping.
"Maaf Tuan Racun Barat, bukannya saya ingin merusak
acara anda, namun acara anda telah selesai, tersisa dia
yang bertahan di atas pentas, sedangkan saya dan
Wanita Iblis ini bukan termasuk peserta" ujar Arya pada
Racun Barat. Dia hanya mengangguk mengerti tidak mau
mencela kemauan Arya, melihat dia sudah diburu Nafsu.
Dia biarkan saja apa yang terjadi di atas pentas. Apalagi
keputusan itu lebih baik daripada menyerahkan Putri
kesayangannya pada Datuk Pengemis Nyawa yang
terkenal sadis. Nyi Pelet Peteng metapat Arya dengan seksama,
sepertinya dia tidak pernah punya urusan dengan laki-laki
71 gagah yang sekarang menatapnya dengan tajam,
kemudian dia teringak akan cerita gurunya, dia terkejut.
"Apakah"apakah" kau Dewa Iblis" Tanya Nyi Pelet
Peteng memastikan "Aku Arya... Dan Dewa Iblis hanya sebuah gelar
sampah?" jawab Arya penuh amarah, disambut
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keterkejutan oleh para pendekar yang hadir, begitu juga
Racun Barat. Mereka hanya mendengar kabarnya saja.
Dan kini mereka nanar melihat Dewa Iblis ada di depan
mereka... semua bersikap penasaran dan waspada. Ingin
tau seberapa hebat Dewa Iblis yang menggetarkan
persilatan itu. Sehingga dibiarkan saja suasana yang
tercipta diatas pentas. "Hahahaha" ternyata sekarang aku berhadapan dengan
Dewa Iblis. Jelas kau terkirim kesini agar aku bisa
membunuhmu... " bentak Nyi Pelet Peteng
"Cepat katakana dimana Datuk Pengemis Nyawa,
sebelum Nyawa Busukmu ku permainkan... "
"Cuiiiiihhh... Besar benar omonganmu anak muda" hiat...
" Nyi pellet Peteng melompat menyerang
"Gada Buda... " Teriak Arya. Tak tanggung-tanggung
langsung separuh tenaga dalamnya dia gunakan saking
marahnya" angin keras menghantam telapak tangan Nyi
72 pellet... hingga dia terjunggal ke belakan dan bersaltu
agar bisa berdiri tegak. Tak cukup itu saja, Arya melompat
tinggi dari atas udara dia kirimkan pukulan jarak jauhnya
"Gada Buda... !!" Seiring teriakan itu, angin deru menderu
dari kepalan Arya menghantam tubuh Nyi Pelet yang
melompat kesana kemasi menghidari Udara padat yang
sangat keras itu. BLEMMMM?"BLEMMMMM... . BLEMMMM"
Serangan itu menhentak dasar pentas bingga benkak di
sana sini bagaikan dijatuhi batu sebesar gajah dengan
kecepatan tinggi. Bukan hanya pendekar biasa yang
terperangah. Bahkan Racun Barat tak kalah terkejut,
karena se tau dia Ilmu Gada Buda hanya ada di negeri
Tiongkok jauh dari tempat itu. Dan kini dia lihat ada
seorang pemuda yang menguasai ilmu ciptaan Biksu
Hong-Pek disini. "Sabit Bulan"!!" teriak Arya dengan menendangkan
kakinya di udara, dari tendangannya itu menderu sebuah
cahanya besar seperti bulan sabit menuju tubuh Nyi pellet
peteng, tak ada cara lain kecuali dia mencebur ke dalam
Danau" BLARRRRRRRR 73 Pentas yang terbuat dari beton itu pecah seketika"
seperti ada Pedang Raksasa yang menghantamnya. Lagilagi semuanya terperangah...
Tubuh Nyi pellet peteng tenggelam di Air danau
Semua mata Takjub melihat tubuh Arya yang
mengambang di udara, bahkan Racun Barat sekalipun
tidak bisa melakukan seperti itu. Tiba-tiba semuanya
tersentak dan mencari perlindungan saat Arya berteriak
"BELIUNG SAMUDRA"
Hembusan angin sangat keraspun menderu tempat itu
kembali mengguncang Air Danau dengan hebat. Tak ayal
Tubuh Nyi pellet Peteng terlontar dari dalam danau.
Keketika itu pula Arya memburu dengan cepat, dan
mengirimkan tendangan kuat.
BUK" Tubuh Nyi Pelet terhempas dengan cepat menuju Pentas
Beton... BLEMMMMM Betapa kuatnya tendangan Arya hingga tubuh itu angslup
setengah jenggal di beton yang sangat kuat itu...
membuat semua orang terperangah dan meringis ngeri.
74 Nyi Pelet peteng menyeringai kesakitan merasakan
seluruh tulang tubuhnya remuk, hingga dia tidak bisa
bergerak... Arya mendarat di samping tubuh itu.
"Ada di mana datuk pengemis Nyawa"!!" bentak Arya,
Nyi Pelet meringis menahan sakit dan ngeri, baru dia
sadar kenapa gurunya ketakutan. Pemuda itu memang
hebat luar biasa. "bunuh saja aku, tidak mungkin aku sebutkan keberadaan
Datuk Pengemis Nyawa... " bentak Nyi pellet peteng
Arya semakin beram... diambilnya Bongkahan beton di
sebelahnya, lalu dihantamkan ke kaki Nyi Pelet.
Seketika Nyi Pelet menjerit Histeris menyayat hati,
membuat yang menyaksikan meringis tidak tega.
Yang ada di tempat itu kini hanya tinggal para pendekar.
Karena masyarakat sudah lari tunggang langgang
ketakutan, dan ada pula yang dipaksa meninggalkan
tempat itu oleh para prajurit, agar tidak ada korban salah
sasaran. Putri Racun Barat juga terlah diamankan oleh
pasukan kerajaan. "Sudah Tuan hentikan siksaan itu... !!" Teriak Bintang
Kusuma. 75 "jangan ikut campur... " bentak Arya sambil mengibaskan
sebelah tangannya, hingga terkirim Udara Panas yang
tajam... membuat Bintang Kusuma terbelalak... benyadari
ada ancaman nyawa bagi calon menantunya. Racun
Barat berkelebat mengibaskan tangannya hingga
menderu udara kuat menghempas serangan Arya. Arya
tidak memperdulikan kejadian itu, dia terfokus pada tubuh
nyi Pelet peteng yang terlentang tak berdaya.
Racun Barat Mendatangi Bintang Kusuma
"Terimakasih tuan" ujar bintang kusuma
"kau jangan ikut campur urusan orang, dia sedang
terbakar emosi" "tapi saya tidak tega tuan"
"kalau kau tidak tega, lebih baik jangan saksikan.
Tinggalkan tempat ini... " bentak Racun Barat membuat
Bintang Kusuma tergagap. Melihat calon menantunya
terkejut. Racun Barat merendahkan bicaranya
"Aku Juga tidak tega, tapi tidak mungkin menghalangi
pemuda itu, dia pasti punya urusan penting dengan Datuk
Pengemis Nyawa. Dan juga kau harus ingat, pemuda itu
yang telah membuatmu memenangkan saimbara ini"
terang Racun Barat. 76 Arya memegang tangan nyi Pelet
"Cepat katana di mana Datuk Pengemis Nyawa... "
"Tidak mungkin aku katakan"
KREEKKK "Aaaaaaaaaaa... " Teriakan Nyi Pelet sangat melengkin
saat Jarinya dipatahkan dengan mudah oleh Arya. Semua
mata melihat dengan bergetar. Betapa sadisnya pemuda
itu "Cepat katakana... !!"
"Tidak?"!!"
KREKKKKK Kembali satu jari patah. Suaranya melengking menyayat
hati. "mau lagi?" KREK"KREK... KREK...
Sisa tiga jari Nyi Pelet Peteng dipatahkannya semua...
membuat nyi pellet peteng semakin melengking. Tidak
77 cukup sampai di sana, kini Arya beralih pada tangan
satunya... "masih tidak mau mengatakan dimana Datuk Pengemis
Nyawa berada" ancam Arya sambil memegang satu jari
Nyi Pelet Peteng siap untuk di patahkan
"baik akan aku katakan" ujar Nyi Pellet Peteng, tampak
ada riak kecil dimatanya, saking tidak kuat menerima
siksaan dan rasa takut. "Guru ada di Rawa Lintah" ujar Nyi Pelet Peteng
menangis" Arya bangkit
"Trimakasih?" bisik Arya lirih. Tiba-tiba kaki Arya
terangkat... dan" KREKKK KREKKK PLAAAARRRR Semua mata terbelalak menyaksikan Arya menginjak
kepala Nyi Pelet Peteng hingga pecah berantakan
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" Arya berteriak
penuh amarah" seluruh uratnya menegang"
"Ku Bunuh kau Datuk Pengemis Nyawa... " teriak Arya,
seketika itu pula Bumi di sekitar Arya bergetar hebat
seperti gempa, angin saling bentur, air danau tergoncang.
Bahkan kerikil pecahan Beton pentas sebesar jempol
78 orang dewasa mengambang satu jengkal oleh luapan
tenaga Arya, membuat semua mata terbelalak akan
kuatnya tenaga dalam Arya.
Tiba-tiba goncangan itu berhenti seketika, batu-batu jatuh.
Air danau kembali normal, udara berkesiur normal seiring
dengan rohohnya tubuh Arya, tidak sadarkan diri oleh
luapan amarahnya yang sangat besar.
Seekor kuda putih di gebrak dengan cepat oleh
penunggangnya, meninggalkan Debu yang berterbangan
ke udara. Sepertinya dia diburu waktu dan kepentingan
yang mendesak. Kuda itu melintasi persawahan
penduduk yang terkejut melihat berlalunya kuda yang
begitu cepat... Arah Kuda itu menuju Padepokan Gajah Mungkur yang
ada di puncak bukit Gajah Mungkur, bukit itu sangat Asri
dan subur, sehingga persawahan yang ada di sekitar
bukit tumbuh dengan baik, Para Santri Padepokan yang
sedang bercocok tanam sama terkejut melihat datangnya
kudah putih itu, namun tak ada niatan untuk mencegah,
karena mereka biasa melihat penunggang kuda itu datang
ke padepokan Gajah Mungkur. Dan mereka sangat kenal
padanya. Penunggang kuda itu seorang wanita berparas cantik
berpakaian Hijau, dan ada sebuah pedang di
punggungnya. Dia tak lain adalah Kirana atau Dewi
79 Pedang Bulan, yang jelas kedatangnnya ke Padepokan
gajah Mungkur sangat penting.
"Hiaaaat?" Kirana menarik tali kekang kuda itu, hingga kudanya
meringkik hebat berhenti seketika di samping padepokan,
setelah mengikat tali kudanya dia berlari cepat ke Balai
padepokan. Disana dia telah disambut dua Kakek tua berpakaian
putih yang tadi telah mendengar kabar dari tilik sandi
akan kedatangannya. "Ada kepentingan apa sehingga kau buru-buru datang
kemari" sapa Kyai Banjar Banyu Bening yang berdiri
bersama Kyai Koneng penuh heran
"saya sudah bertemu dengan Dewa Iblis... " ujarnya
langsung membuat kedua kakek saling pandang, dan
mempersilahkannya masuk untuk membicarakan hal
penting itu... "bisa kau ceritakan pertemuanmu itu... " ajak Kyai koneng
penuh penasaran Kiranapun menceritakan prihal pengeroyokan
Gerombolan Tapak Langit yang ingin menangkap dan
hendak memperkosanya, serta kedatangan Arya
80 membantu dari pengeroyokan itu, tak lupa di ceritakan
pula Kelakuan Arya pada Boma pimpinan perampok
Tapak Langit, hingga Boma mati bunuh diri tak tahan
menahan siksaan "sungguh tindakan yang sangat kejam, apakah kau
berurusan nyawa dengannya"!!" Tanya Kyai koneng
penuh penasaran, sedangkan Kyai banjar hanya
membelai jenggot putihnya
"Tidak Kyai, setelah memperlakukan Bom seperti itu, dia
langsung meninggalkannya tidak memperduliakan saya,
namun saya kejar dia, dan bersahil bicara panjang lebar
tentang sepak terjangnya" membuat kedua kakek saling
pandang heran. Dewa Iblis yang terkenal kejam ternyata
hanya mau berurusan dengan orang yang tidak di
senanginya saja. Buktinya Kirana malah bisa bicara baikbaik dengan dia.
"Coba kau ceritakan perbincanganmu dengan Dewa Iblis"
ajak Kyia Banjar "Nama aslinya adalah Arya, seperti yang telah Kyai
ketahui, dia punya dendam sangat hebat pada Datuk
Pengemis Nyawa" Kirana pun menceritakan semua
perbincangan dengan Dewa Iblis.
"hemmm begitu?" Kyai Banjar hanya membelai
jenggotnya 81 "jadi Arya mengancam akan membunuh orang yang
membunuh Datuk Pengemis Nyawa... ?" Tanya Kyai
Koneng terkejut "benar Kyai?" "dan juga tidak bisa menjawab ketika kau bertanya
tindakannya setelah membunuh Datuk Pengemis
Nyawa... ?"" "Benar Kyai"!!"
"sangat jelas tujuan hidupnya hanya satu, Membunuh
Datuk Pengemis Nyawa, sungguh malang anak itu... "
ujar Kyai Banjar lirih, membuat Kirana dan Kyai Koneng
tidak mengerti. "Apa maksud kakang" Tanya Kyai Koneng
"dia benar-benar ditutup api dendam... sehingga jalan
hidupnya tidak jelas... dan orang seperti itu mudah putus
asa, dan aku khawatir ketika keinginannya sudah
tercapai, dia tidak memiliki tujuan hidup yang jelas,
sehingga plin-plan. Pada saat itu dia akan mudah
dipengaruhi orang lain yang punya kepentingan lain
padanya. Dan jika nanti golongan Hitam yang
menemukannya. Dia akan menjadi ancaman kita yang
sangat serius... " 82 "lalu bagaimana tindakan kita kakang?"
"kita tidak bisa berbuat apa-apa sekarang ini, sebelum dia
berhasil meredakan emosinya. Dan emosi itu tidak bisa
reda sebelum dendamnya terbalas"
"lalu apakah kita akan membantunya untuk
membinasakan Datuk Pengemis Nyawa, yang memang
musuh besar kita itu kakang... ?""
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"kau sudah dengar tadi dari kirana, hanya dia sendiri yang
berhak membunuh Datuk Pengemis Nyawa, bahkan akan
mengancam orang yang membunuhnya?"
"lalu bagaimana kakang?"?"" Tanya Kyai Koneng tidak
sabar, Kyai banjar hanya mendehem diam sambir berfikir
"Dewa Iblis sempat meminta saya untuk mencarikan
Informasi keberadaan Datuk Pengemis Nyawa... " terang
Kirana, membuat kedua Kakek itu saling pandang.
"lalu kau menyanggupinya?" Tanya Kyai banjar
terbelalak "saya tidak punya piihan lain Kyai... " Ujar kirana
menunduk, takut salah di depan junjungannya itu
83 "hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang?" ujar Kyai
banjar seketika, membuat Kirana terkejut namun juga
senang, karena keputusannya tidak keliru.
"hanya itu yang bisa kita lakukan, membiarkan Dewa Iblis
membalas dendam, setelah itu baru kita bisa
menggiringnya ke jalan yang benar"
"aku dengar kabar sepintas, bahwa Datuk Pengemis
nyawa sekarang ada di Kadipaten Ambangan, meminta
perlindungan dari Adipati Layan Kusuma" terang Kyai
Koneng ditambah anggukan kyai Banjar. Membuat Kirana
terkejut dan girang "sampaikan informasi itu pada Dewa Iblis, kau harus
bertindak lebih cepat sebelum dia menemukan lebih dulu,
agar kau punya jasa padanya. Dan kau dengan mudah
bisa mendekatinya untuk dibujuk ke jalan yang benar"
perintak Kyai Banjar. "saya mengerti Kyai" ujar Kirana seraya bangkit minta izin
"apa kau tidak mau isterahan lebih dulu?" Tanya Kyai
Koneng "saya harus bertindak cepat Kyai, takut seperti yang
dikatakan Kyai Banjar, Dewa Iblis lebih dulu menemukan
Datuk Pengemis Nyawa. Dan apalagi melihat gerakan dia
berlari ke daerah barat, tentu sekarang dia jauh dari
84 tempat ini. Maka saya harus cepat mengejarnya" pinta
Kirana seraya berlalu meninggalkan Padepokan dengan
diiringi Kyai banjar dan Kyai koneng
Kirana menghentak tali kudanya dan memacu dengan
cepat. Dia harus cepat bertemu arya dan menyampaikan
informasi penting itu, walau dia tidak melihat sendiri
keberadaan datuk Pengemis Nyawa, namun dia dengar
informasi itu dari orang yang sangat dipercayainya.
Apalagi sejak pertemuan pertama terlah tercipta benih
sangat indah di dasar hatinya. Dan sebuah harapan yang
begitu indah jika dia bisa bertemu dengan pemuda
tampan itu lagi. Dengan menahan geram Pendekar Pedang Naga atau Aji
Mahendra mencabut beberapa sisa duti Ampelan yang
menusuk tubuhnya... tangan serta beberapa bajian
tubuhnya yang mulus penuh dengan goresan luka,
pakaian putihnya pun peluh dengan bercak darah.
Wajahnya merah padam menahan kemarahan yang
membuncah, pedang naga Kebanggaan kini tergeletak
lemas di atas meja makan. hingga dia tidak
memperdulikan kedatangan laki-laki tua berpakaian
compang-camping memegang tongkat dengan sebuah
besi tajam di ujungnya berbentuk bulan Sabit masuk ke
dalam kedai itu. Dan duduk di meja kosong yang ada di
sebelahnya. Laki-laki tua itu memperhatiakan dengan
85 telak sosok pendekar yang telah sering berbaku hantam
dengannya pada beberapa kesempatan.
Aji Mahendra menuangkan kendi arak ke mulutnya hingga
berbunyi nyaring, lalu membanting kendi arak itu.
"Cepat Ambilkan Arak yang baru?" teriak Aji Mahendra,
dengan sigap Pelayan memenuhi perintah itu. Jelas
Pelayan merasa ketakutan, apalagi melihat pedang Aji
Mahendra yang mengkilat di atas meja. Dan Aji Mahendra
Membanting kendi sudah beberapa kali, terlihat jelas
pada beberapa pecahan Kendi yang ada di bawah
mejanya, bahkan disana juga ada sisa arak yang
berkelaciran. Mungkin tadi dia sempat membanting arak
dengan kualitas rendah. "hahahahaaaa" sepantasnya aku yang melakukan
seperti itu, orang yang sangat kesohor sebagai aliran
putih sangat tidak pantas melakukannya?" ledek kakek
itu sambil meneguk aranya.
"aku masih belum mau berurusan denganmu kakek
Tua"!!" bentak Aji Mahendra pada Tokoh Sesat Tua
Pengemis Laknat yang ada di sebelahnya tanpa menoleh.
"melihat pakaianmu yang compang-camping serta
beberapa luka di tubuhmu... pasti baru dipecundani
orang?" ledek kakek tua, membuat Aji Mahendra
mengerang sambil mengepalakan tinjunya kuat-kuat
86 "DEWA IBLIS... Kurang ajar... " Geramnya, membuat
Pengemis Laknat terkejut menghentikan makan...
"kau di pecundangi Bocah Busuk itu?"?" kejutnya
melihat nanar pada Pendekar Pedang Naga
"Aku bukan kalah" tapi dia dengan curang
menggunakan racun hingga tubuhku lemas" jika
bertemu sekali lagi, akan ku cincang tubuhnya dengan
pedang ini... " geram Aji Mahendra dengan mengangkat
pedangnya. "Aku junga punya urusan nyawa dengan Dewa Iblis...
Murid kesayanganku Boma ketua Partai Tapak Langit di
siksa sampai mati olehnya" Geram Pengemis Laknat.
Namun Aji Mahendra enggan menanggapinya
"sepertinya kita punya tujuan yang sama anak muda,
bagaimana kalau kita kerjasama saja?" ajak Pengemis
Laknat, Aji hanya menoleh sebentar sambil tersenyum
sinis "tidak mungkin aku kerjasama dengan orang aliran hitam,
kau tetap musuhku, namun sekarang aku punya urusan
yang lebih penting" jawab Aji Tegas
"Hahahhahahaha... Sungguh Aneh, Dua orang dari
golongan yang berbeda malah punya musuh yang
87 sama?" kelakar Pengemis Laknat, namun Aji Mahendra
tidak menghiraukannya "Aku dengar kabar, Dewa Iblis membuat onar di bukit
Gembala saat Racun barat mengadakan Saimbara, dan
membunuh Salah satu murid Datuk Pengemis Nyawa
yang bergelar Nyi Pelet Peteng"
"yang jelas Datuk Pengemis Nyawa tidak tinggal diam... "
komentar Aji Mahendra "malah bocah itu yang mencari Datuk Pengemis Nyawa,
setelah dipaksa secara siksa, Nyi Pelet peteng menyebut
tempat keberadaan Datuk Pengemis Nyawa, dia pasti
menuju sana sekarang?" terang Pengemis Laknat
membuat Aji Mahendra atu Pendekar Pedang Naga
terkejut. "Dimana itu... !!" Pinta Aji Madendra
"hahahahaaaaa" ternyata kau butuh juga informasiku,
aku kira Aliran putih tidak akan butuh pada orang
sepertiku?" ledek Pengemis Laknat mencibir
"jangan main-main Pengemis Laknat"!!" geram Aji
Mahendra seraya mengangkat pedangnya
"kau keburu nafsu anak muda, kalau kau sendirian saja,
kau tidak akan sanggup mengalahkan Dewa Iblis, Nyi
88 Pelet Peteng yang terkenal hebat saja mampu
dikalahkannya tanpa perlawanan. apalagi orang
sepertimu, yang jelas-jelas pernah dipecudanginya?"
ledek pengemis Laknat "aku bukan kalah, bahkan aku berhasil melukainya...
seandainya dia tidak menggunakan cara curang dengan
racun. Aku pasti telah membuatnya binasa?" geram Aji
Mahendra, nafasnya semakin kembang kempis menahan
amarah, membuat Pengemis Laknat terbelalak
"tidak mungkin"!! Kalau kau bisa melukainya, kenapa
Nyi pelet peteng bisa dikalahkannya dengan mudah,
bahkan menurut informasi Nyi Pelet Peteng tidak sempat
memberi balasan" keheranan Pengemis Laknat juga di
rasa oleh Aji Mahendra, dia juga tau kesaktian wanita Iblis
berjuluk Nyi Pelet Peteng itu, bahkan dia ada di bawah
kesaktiananya, tapi kenapa dia yang berhasil memukil
Dewa iblis dan Nyi Pelet Peteng bahkan tidak sempat
memberi balasan pada Dewa Iblis
"mungkin dewa Iblis memberi racun sama seperi yang
telah dilakukan padaku"
"bisa juga... !!" Jawab Pengemis Laknat manggutmanggut, membuat semangat kedua tokoh yang memiliki
dendam pada orang yang sama semakin menggelora.
Mereka yakin Dewa Iblis tidak lah sehebat diberitakan
89 orang. Kehebatan dewa iblis karna kecurangannya. Itu
yang mereka yakini. "lalu dimana tempat Datuk Pengemis Nyawa yang akan
didatangi Dewa iblis Itu" Pinta Aji Mahendra
"di Rawa Lintah... Banyak orang dunia persilatang yang
mendengar informasi itu, pasti mereka juga akan ke sana
menyaksikan pertarungan hebat itu" jawab Pengemis
Laknat, seketika Aji Mahendra bangkit meletakkan
beberapa uang diatas meja lalu melangkah cepat keluar
"hati-hati anak muda, jangan anggap remeh lawanmu itu,
namun jika kau telah berhasil mengalahkannya, sisakan
beberapa tubuh untuk aku cincang... " teriak Pengemis
Laknat membuat Aji Mahendra hentikan langkah dan
menoleh "aku tetap punya urusan denganmu, namun kali ini kita
masih memiliki urusan yang sama, jika kita kebetulan
menemukan dia bersamaan, kita bagi dua tubuhnya?"
ujar Aji Mahendra membuat Pengemis Laknat tersenyum
sambil meneguk minuman terahirnya lalu meninggalkan
kedai itu juga. Sejak tadi perbincangan mereka menjadi pusat perhatian
seorang gadis berbaju Biru dengan cadar menutupi
wajahnya yang kebetulan berada di dalam Kedai itu Pula,
90 dia adalah Kirana. Sepeninggalan dua tokoh dunia
persilatan itu, kirana tertegun.
"sesungguhnya dimana keberadaan Datuk Pengemis
Nyawa... " Di Kadipaten Ambangan atau di Rawa
Lintah?"?" fikir kirana Bingung. Karena pembawa kabar
itu dapat dipercaya semua, menurut Kyai Koneng dan
Kyai Banjar Banyu Bening, Datuk Pengemis Nyawa ada
di Kadipaten Ambangan. Dan kedua tokoh itu tidak
mungkin berbohong, buat apa membohonginya.
Sedangkan informasi yang dia dapat barusan bahwa
Datuk Pengemis Nyawa ada di Rawa Lintah, berasah dari
orang yang memburu keberadaan Dewa Iblis yang
sedang mencari Datuk Pengemis Nyawa. Tentu informasi
itu juga patut dipercayai.
Namun ketika di fikir dengan jelas. Informasi Kyai Koneng
lebih masuk akal. Bisa saja Pengemis Laknat
memberikan informasi bohong pada Aji Mahendra, agar
buruannya yaitu Dewa Iblis tidak didahului Aji Mahendra.
namun dia juga penasaran tentang Rawa Lintah, dimana
menurut Pengemis Naknat bakal banyak Pendekar yang
menuju tempat itu. Namun ada informasi paling penting yang sangat
dibutuhkannya dari obrolan Aji Mahendra dan Pengemis
laknat, Dewa Iblis ada di Bukit Gembala dan akan menuju
Rawa Lintah, sehingga dia punya tujuan yang pasti
91 kemana mencari Dewa Iblis. Sesosok pemuda yang telah
menggetarkan hatinya. Kirana pun cepat-cepat meningalkan kedai itu, apalagi
setelah dia tau Dewa iblis menuju Rawa Lintah, padahal
Datuk Pengemis Nyawa ada di Kadepaten Ambangan, dia
takut itu hanya jebakan. Setelah memulihkan stamina di Bukit Gembala, Arya
berpamitan baik-baik pada Racun Barat yang telah
dengan sudi merawatnya selama dia lemah. Arya
terpaksa menolah permintaan Racun Barat untuk tinggal
sejenak di kediamannya hingga acara pernikahan Putri
Bungsunya dengan Bintang Kusuma putra Datuk Gema
Samudra selesai. Namun dia berjanji apabila urusannya
rampung dia akan menghadiri pernikahan itu.
Dengan cepat Arya meninggalkan Bukit Gembala karena
Rawa Lintah ada di bagian tengah pulau jauh dari tempat
itu. Dia khawatir Datuk Pengemis Nyawa lebih dulu
mengetahui kedatangannya hingga berhasil menyiapkan
sambutan dengan matang, atau malah kabur lagi seperti
halnya dia meninggalkan Ceruk Gua Bangkai tempatnya
semula. Dengan peringan tubuh begitu baik, dia bisa melesat
dengan cepat melompat dari cabang pohon ke cabang
pohon lainnya. Hingga beberapa kera dan burung yang
92 menempati pohon harus undur diri sebelum terinjak tokoh
yang dibakar api dendam itu.
Namun langkahnya tertahan setelah dirasa ada kelebatan
kuda yang mengejarnya. Dia penasaran dengan pengejar
yang sepertinya punya kepentingan khusus. Bisa saja dia
Datuk Pengemis Nyawa atau anteknya.
Dia melompat turun menunggu kedatangan pengejar itu
dengan persiapan yang begitu matang, namun akhirnya
dia bernafas dengan lega dan mengendorkan seluruh
uratnya setelah mengetahui siapa gerangan.
"ada apa kau mengejarku Bintang Kusuma?"?" Tanya
Arya bersamaan dengan melompatnya Bintang Kusuma
dari atas kudanya. "aku di Perintah Racun Barat membantumu di Rawa
Bangkai" terang Bintang Kusuma membuat Dewa Iblis
terkejut. Baru kali ini ada orang yang perduli pada
urusannya.
Dewa Iblis Karya Tak Diketahui di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"aku tidak melihatmu di Bukit Gembala sejak sadar Dari
pisan, kapan kau bertemu dengan Racun Barat?" Tanya
Arya "setelah aku pulang dan menceritakan semuanya pada
Bopo. Dia memerintahkanku secepatnya menuju bukit
gembala untuk mengadakan lamaran. Jadi aku kembali
93 dengan membawa rombongan ke Bukit Gembala,
sesampainya di sana Racun Barat memeintahkanku
mengejarmu?" "terimakasih atas niat baik kalian, namun urusan ini
adalah urusan nyawa, bisa saja nyawa kita yang
tertinggal di sana, sedangkan kau sebentar lagi akan
menikah, jangan sampai Putri Racun Barat menjadi janda
sebelum kau nikahi. Jadi lebih baik kau kembali saja,
sampaikan terimakasihku pada niat baik Racun Barat"!!"
teriak Dewa Iblis secara cepat meninggalkan Bintang
Kusuma yang termangu melihat kecepatan lompatan
Dewa Iblis. Namun dia masih bingung di tempatnya. Dengan jelas
Dewa Iblis menolak tawarannya, namun dia juga malu jika
harus kembali ke Bukit Gembala mengingakri perintah
Racun Barat. Hingga matahari terik membakar bumi seakan berada
diatas ubun-ubun Arya masih terus berlari dengan cepat,
hingga nafasnya ngos-ngosan dan keringat membasahi
seluruh pakaiannya. Dia tidak akan sampai seperti itu jika
tidak mengerahkan banyak tenaga dalam pada larinya.
Namun dia diburu waktu. Dia harus sampai di Rawa
Lintah sebelum besok pagi.
Jika dalam perjalanan tidak ada gangguan, dia akan
sampai di Rawa Lintah Pada tengah malam, sehingga dia
94 mempunyai waktu untuk beristirahat mengembalikan
stamina sebelum babak penentuan pada siang hari
besok. Jika ingin berniat curang, bisa saja dia menyerang pada
malam hari, saat kebiasaan manusia beristirahat, namun
tindakan itu tentu tanpa kepuasan. Sedangkan dia ingin
dengan telak dan jantan membalaskan dendam orang
tuanya. Hingga matahari sedikit condong ke barat Arya masih
terus berlari dengan sesekali memetik buah hutan guna
mengganjal perutnya dan menambah staminanya. Tentu
dia tidak akan sanggup terus berlari dalam keadaan perut
kosong. Bahkan terkadang Arya merampas buah yang
sedang di pegang Kera, sehinga kera itu bingung,
menyangka hembuan angin yang membuat buah itu lepas
dari tangannya... , Kembali langkahnya tertahan saat sesosok tubuh dengan
gesit melompat dari kuda putih dan menghadang
jalannya. Dengan sigap Arya hendak melepas pukulan
jarak jauh pada penghalang itu. Dia tidak mau langkahnya
tertahan lagi. "Hentikan Arya... " Teriak orang itu, membuat Arya
tergagap setelah tau orang yang menghentikannya wanita
dan menyebut namanya yang jarang di ketahui orang...
95 pukulan yang telah ada di ujung tangan seketika di
hantamkan pada pohon besar yang ada di sebelahnya
BLARRRRRR Seketika itu pula pohon besar itu tumbang terhempas
pukulan Arya yang dahsyat, membuat wanita itu tergagap
dan keringat dingin mengucur deras. Tentu dia tidak akan
mampu menahan serangan mendadak yang dahsyat itu.
"Ah" hampir saja aku membunuhmu... " Bentak arya
seraya menarik nafas mengatur ketegangan jantungnya
seraya melihat yang berdiri di salah satu dahan tidak jauh
dari pohon tempatnya berpijak.
Orang itu adalah Kirana yang merona malu melihat
keadaan Arya, dimana keringat mengucur deras hingga
membuat bajunya melekat dan menunjukkan lekuk tubuh
Arya yang sangat jantan. "ada apa kau menghalangi langkahku kirana" Tanya Arya
setelah nafasnya normal, membuat Kirana tambah
meronan setelah Arya menyebut namanya, berarti Arya
masih ingat padanya "seperti yang telah aku janjikan, aku sudah tau
keberadaan Datuk Pengemis Nyawa yang kau cari"
"di Rawa Lintah kan?"?" tebak Arya mencibir
96 "bukan"!! Tapi di Kadipaten Ambangan, dia meminta
perlindungan dari Adipati Layan Kusuma" terang Kirana
tegas. Membuat Arya terbelalak. Namun kemudian
tersenyum sinis "jangan membohongiku kirana, buat apa Datuk Pengemis
Nyawa yang Hebat minta perlindungan Adipati yang tidak
bisa melindungi dirinya sendiri... !!" bantah Arya membuat
kirana terkejut, namun secepatnya memberikan alasan
kuat guna meyakini Arya "Sekarang Datuk Pengemis Nyawa sedang kehilangan
Ilmunya dalam setengah bulan ini hingga mengadakan
upacara pemulihan, dan Datuk Pengemis Nyawa memilih
Kadipaten Ambangan sebagai persembunyian karena di
sana juga banyak murid-muridnya?"
"Kau melihat sendiri keberadaan Datuk tua itu?" kejar
Arya memastikan "tidak"!! Namun infosmasi ini aku dapat dari orang yang
sangat aku percayai?"
"aku mendengar kabar keberadaan Datuk Tua itu di Rawa
Lintah juga dari orang yang sangat dipercaya. Bahkan dia
adalah muridnya sendiri?" cibir Arya
"bisa saja dia berbohong atau malah sebuah jebakan?"
97 "tidak mungkin dia berbohong... aku sendiri yang
menyiksanya hingga mengatakan keberadaan gurunya?"
bela Arya tidak percaya "kau harus percaya kata-kataku Arya"!! Tidak mungkin
aku berbohong padamu... !! buat apa?"?" pinta Kirana
memohon, dia takut Rawa Lintah hanya sebuah jebakan
yang akan mengancam keselamatan orang yang
dikagumi itu. "trimakasih Kirana atas informasimu" namun aku yakin
Datuk Pengemis Nyawa ada di rawa lintah, jadi tak usah
lagi kau membantuku... " ujar Arya sinis sambil melompat
meninggalkan kirana dengan kesal karena telah
menghalangi perjalanannya. Malah memberikan informasi
yang membuatnya bingung. Arya tidak menghiraukan teriakan kirana yang
memangilnya dengan parau, bahkab dia kesal pada
kirana yang telah berusaha menghalangi perjalannya
menuju Rawa Lintah tempat Datuk Pengemis Nyawa
Berada. Bahkan berusaha merubah arah perjalanannya.
Kirana menatap kepergin Arya dengan mata yang
berkaca-kaca, ada rasa kecewa yang menusuk
sanubarinya, melihat Arya tidak percaya bahkan cendrung
menuduhnya berbohong... 98 Seperti namanya Rawa Lintah, sebuah Rawa cukup luas
di tengah hutan dengan ribuan Lintah sebesar kepalan
tangan Manusia membuat warna Rawa menghitam.
Banyak tulang belulang berserakan di sekitarnya. Pasti itu
adalah tulang beberapa hewa yang tidak selamat melintas
di tempat itu, dengan lintah-lintah sebesar tangan
manusia, tidak butuh waktu banyak untuk bisa menghisap
habis darah korban. Saking berasnya lintah yang ada di
Anak Harimau 11 Keris Pusaka Sang Megatantra Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bunga Merah 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama