Ceritasilat Novel Online

Tembang Tantangan 7

Tembang Tantangan Karya S H Mintardja Bagian 7


"Apapun yang akan kau lakukan, aku sudah siap
menghadapinya" sahut Seruling Galih.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenarnyalah bahwa Palang Waja semakin meningkatkan ilmunya. Sebagai seorang yang bertualang di sepanjang hidupnya, maka Palang Waja adalah seorang yang memiliki pengalaman dan wawasan yang luas dalam dunia o lah
kanuragan. Namun Seruling Galihpun memiliki bekal ilmu yang lengkap.
Meskipun ia sudah lama tidak turun ke gelanggang, tetapi untuk kepentingan anak-anaknya, Seruling Galih masih selalu berada di sanggar bersama isterinya. Dicarinya celah-celah dan kelemahan-kelemahan pada ilmunya dan ilmu isterinya.
Merekapun berusaha untuk saling mengisi dan mencari unsur-unsur baru yang akan berarti bagi ilmunya yang akan mereka wariskan kepada kedua orang anak laki-lakinya yang masih remaja.
Karena itu, maka Seruling Galih itu tidak merasa canggung sama sekali ketika ia harus berhadapan dengan Palang Waja yang berilmu tinggi.
Dalam pada itu, Palang Waja yang melihat keadaan para pengikutnya yang menjadi semakin sulit dan terdesak, maka iapun berniat segera mengakhiri pertempuran itu. Dengan senjatanya ia tidak segera dapat menundukkan lawannya.
Karena itu, maka Palang Waja itupun berniat untuk mengakhiri perlawanan Seruling Galih dengan ilmunya Aji Sapu Angin.
Ketika pertempuran menjadi semakin sengit, maka Palang Waja itupun meloncat surut beberapa langkah untuk
mengambil jarak. Ia hanya memerlukan waktu sekejap untuk membangunkan ilmunya yang nggegirisi. Sambil sedikit merendahkan tubuhnya pada lututnya, sementara satu
kakinya di tariknya setengah langkah ke belakang, Palang Waja telah menghentakkan tangannya dengan telapak tangan terbuka menghadap ke arah Seruling Waja.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba saja hembusan prahara yang sangat kuat telah meluncur kearah Seruling Galih yang berdiri tegak dengan kaki renggang.
Seruling Galih itu menyilangkan kedua tangannya.di
dadanya. Namun kemudian di angkatnya seruling galih
asemnya terjulur kearah angin prahara yang akan menerpanya. Seleret sinar memancar dari ujung seruling itu. Sebenarnyalah Seruling Galih telah melontarkan ilmunya Aji Lalayan.
Sinar itupun kemudian seolah-olah telah mekar melebar menjadi seperti sebuah perisai raksasa yang membentengi tubuh Seruling Galih.
Sejenak kemudian telah terjadi benturan yang dahsyat, yang telah mengejutkan seluruh medan. Bahkan padukuhan itupun rasa-rasanya telah terguncang.
Kekuatan Aji Sapu Angin itu telah membentur Aji Lalayan yang meskipun sinar yang mekar menjadi perisai raksasa itu, tembus pandang, namun dengan kokohnya telah menahan
arus angin prahara yang berhembus dengan kencangnya
mengarah ke tubuh Seruling Galih,
Benturan itu terdengar bagaikan ledakan yang keras.
Bahkan sinarpun memancar seperti kilat di udara mendahului suara guntur yang seakan-akan mengoyakkan selaput telinga.
Aji Sapu Angin yang membentar Aji Lalayan itu ternyata tidak mampu memecahkannya, bahkan arus prahara itupun telah terpental berbalik ke sumbernya.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Palang Waja tidak mengira bahwa peristiwa itu akan terjadi.
Ia tidak mengira bahwa Aji Sapu Angin itu akan berbalik menyerangnya.
Karena itu, maka Palang Waja itupun tidak siap untuk menghindar. Iapun tidak mempunyai kekuatan untuk
menangkis ilmunya yang nggegirisi itu. Karena itu, maka kekuatan Aji Sapu Angin itu justru telah menggulungnya dalam satu libatan yang sangat keras.
Palang Waja terpelanting beberapa langkah. Tubuhnyapun kemudian menimpa sebatang pohon cangkring tua yang
tumbuh di pinggir jalan. Terdengar Palang Waja itu mengaduh tertahan. Namun
kemudian suaranyapun hilang ditelan riuhnya pertempuran.
Beberapa orang pengikutnya berlarian menyusulnya.
Merekapun segera berjongkok di sekitar tubuh yang sudah menjadi tidak berdaya itu.
"Ki Lurah" panggil seorang pengikutnya yang berbahu lebar sambil mengguncang tubuh Palang Waja.
Tetapi Palang Waja sama sekali tidak bergerak. Ia tidak mendengar panggilan itu. Bahkan nafasnyapun sudah tidak mengalir lagi di lubang hidungnya.
Peristiwa itu terasa sangat menyakitkan. Palang Waja yang sangat ditakuti itu ternyata harus mati terbunuh oleh kekuatan Ajinya sendiri.
Sementara itu, perisai raksasa yang tembus pandang itu sudah tidak ada lagi di arena. Seruling Galih berdiri termangu-mangu, memandangi Palang Waja yang terbaring diam di ujung arena, dibawah pohon cangkring tua.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seruling Galih sendiripun tidak menduga, bahwa pertempuran itu akan berakhir seperti itu.
Kematian Palang Waja telah menghancurkan gairah
pertempuran bagi para pengikutnya. Termasuk Dadung Urut dan Wira Sardula.
Karena itu, dalam keadaan yang rumit, maka tidak ada pilihan lain dari kedua orang yang berilmu tinggi itu untuk menyingkir. Mereka sendiri merasa sulit untuk mengalahkan lawan-lawan mereka yang juga mempergunakan tutup wajah sebagaimana Seruling Galih yang telah membunuh Palang Waja.
Karena itu, maka Dadung Urutpun segera meneriakkan
isyarat yang disahut oleh Wira Sardula.
Sejenak kemudian, maka gerombolan perampok yang gagal itupun berusaha untuk melarikan diri. Sementara Seruling Galihpun telah memberi isyarat pula agar kawan-kawannya yang juga mempergunakan wajah itu tidak memburu mereka.
Ki Bekel, Ki Jagayaba dan para bebahupun tanggap akan isyarat Seruling Galih untuk menahan agar anak-anak muda serta laki-laki yang ikut dalam pertempuran itu juga tidak memburu para perampok yang melarikan diri.
Sejenak kemudian, maka pertempuranpun benar-benar
telah selesai. Beberapa spsok mayat tertinggal di bekas arena pertempuran itu. Namun sosok mayat Palang Waja yang
berada di bawah pohon cangkring itu sudah tidak ada.
Agaknya pengikutnya yang telah membawa sosok mayat itu pergi.
Dalam pada itu, setelah keadaan menjadi lebih tenang, maka Ki Bekel dan Ki Jagabaya ingin bertemu dan berbicara dengan
orang-orang yang berpakaian gelap serta http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempergunakan tutup wajah. Tetapi ternyata mereka sudah tidak ada di-antara mereka.
"Kemana orang-orang yang merahasiakan diri mereka
dengan menutupi wajah mereka?" bertanya Ki Bekel.
Ki Jagabayapun menggeleng. Katanya "Aku juga mencari mereka. Tetapi aku tidak menemukannya"
Ki Bekel, Ki Jagabaya dan para bebahu padukuhan itu telah bertanya kepada orang-orang yang masih berada di depan pintu gerbang dengan senjata.di tangan mereka. Tetapi tidak seorangpun diantara mereka yang melihatnya.
"Aneh" desis Ki Bekel "tiba-tiba saja mereka berada disini.
Namun tiba-tiba saja mereka menghilang. Seperti mimpi kita hari ini bertemu dengan orang berilmu sangat tinggi yang bernama Palang Waja. Tetapi disini juga hadir orang yang disebut Seruling Galih"
"Ya" Namun tiba-tiba seorang anak muda yang mengantar Ki
Mina dan Nyi Mina ke rumah Ki Leksana itupun berkata "Ada dua orang asing datang kemari, Ki Bekel. Apakah ada
hubungannya dengan keberadaan Seruling Galih di pertempuran ini?" "Siapa?" "Dua orang suami isteri yang mengunjungi Ki Leksana"
"Marilah kita lihat. Mungkin ada hubungannya. Tetapi mungkin tidak sama sekali"
Ki Bekel itupun kemudian mengajak Ki Jagabaya dan anak itu pergi ke rumah Ki Leksana. Ia berpesan kepada para bebahu yang lain untuk mengurus anak-anak muda yang telah http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi korban dalam pertempuran itu, serta mengumpulkan sosok mayat yang ditinggalkan oleh gerombolan perampok itu.
Demikian mereka sampai di rumah Ki Laksana, maka Ki
Bekelpun segera mengetuk pintu rumah itu.
"Siapa?" terdengar suara yang bergetar didalam rumah.
"Aku" jawab Ki Bekel.
"Aku siapa" suara itu terdengar semakin bergetar.
"Mereka menjadi ketakutan" desis Ki Bekel. Namun
kemudian Ki Bekel itu menjawab sareh "Aku, Ki Leksana. Ki Bekel"
Sejenak kemudian, pintu rumah itupun terbuka. Seorang laki-laki yang rambutnya sudah ubanan berdiri dengan gemetar. Sementara itu, seorang laki-laki yang lain dan dua orang perempuan duduk di amben dengan ketakutan pula.
"Marilah, Ki Bekel. Silahkan. Rasa-rasanya nyawaku sudah berada di ubun-ubun. Titir itu membuat kami ketakutan"
"Jangan takut, Ki Leksana. Segala sesuatunya sudah
teratasi" "Maksud Ki Bekel?"
"Para perampok itu sudah meninggalkan padukuhan ini"
"Sukurlah. Sukurlah" lalu katanya pula "marilah Ki Bekel, Ki Jagabaya, silahkan masuk. Kebetulan adikku suami isteri ada disini. Merekapun menggigil seperti kami. Anak-anak kami menjadi ketakutan dan bersembunyi di bilik mereka"
"Sudahlah. Jangan takut. Seperti aku katakan, segala sesuatunya sudah selesai. Tetapi maaf, Ki Leksana. Aku tidak dapat singgah"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi apa yang ingin Ki Bekel katakan kepada kami?"
"Tidak apa-apa. Kami hanya ingin memberitahukan, bahwa bahaya yang mengancam pedukuhan ini sudah lewat"
"O. Terima kasih, Ki Bekel. Kami tidak perlu lagi menggigil ketakutan"
Demikianlah, maka Ki Bekel, Ki Jagabaya dan anak muda yang menyertai mereka itupun segera meninggalkan rumah itu. Ki Jagabaya masih sempat berpesan sebelum turun ke halaman "Tidurlah, Ki Leksana Sudah tidak ada apa-apa lagi"
"Terima kasih, Ki Jagabaya. Tetapi apakah kami masih akan dapat tidur di sisa malam begini" Atau barangkali Ki Jagabaya ingin memberikan perintah kepada kami" Jika keadaan sudah menjadi tenang, maka kamipun akan dapat membantu apa saja yang perlu. Barangkali perlu merebus air untuk membuat minuman di banjar atau pekerjaan apapun"
"Sudahlah. Sudah banyak anak-anak yang masih muda
dapat melakukannya. Selamat malam Ki Leksana. Selamat malam Ki Sanak"
"Selamat malam" sahut Ki Mina, Nyi Mina serta Nyi Leksana hampir berbareng.
Sepeninggal Ki Bekel, Ki Jagabaya dan anak muda yang menyertainya, Ki Leksana duduk kembali sambil tersenyum.
Katanya "Tentu ada kecurigaan bahwa orang yang bertutup wajah itu adalah kita berempat. Mungkin kedatangan adi Mina itulah yang membuat mereka menghubungkan keberadaan
Seruling Galih itu disini. Seandainya saat mereka datang kami belum ada di rumah ini, kecurigaan mereka tentu akan menjadi semakin besar"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Mina, Nyi Mina dan Nyi Leksana itupun tertawa.
Sementara itu kedua anak laki-laki Ki Leksana itupun keluar pula dari bilik mereka.
"Kenapa kalian belum juga tidur?" bertanya Ki Leksana.
"Siapakah yang dicari oleh Ki Bekel?"
"Kalian berdua" jawab Ki Leksana.
"Ah, ayah" desis anaknya yang sulung.
"Tidurlah. Besok aku akan berceritera kepada kalian tentang permainan hantu-hantuan itu"
Kedua orang anak Ki Leksana itupun segera kembali ke biliknya. Disebelah amben pembaringan mereka disandarkan dua batang tombak pendek, senjata pilihan kedua orang anak yang sedang meningkat remaja itu.
Namun dalam pada itu, meskipun malam sudah menjadi
semakin larut, namun Ki Mina dan Nyi Mina berniat untuk menyampaikan keperluan mereka datang menemui Ki Leksana dan Nyi Leksana.
"Besok masih banyak waktu" berkata Nyi Leksana.
"Besok aku harus kembali, mbokayu. Aku berjanji kepada guru, bahwa besok aku akan kembali"
"Tetapi kalian bukan kanak-kanak lagi. Jika kalian masih kanak-kanak, maka guru tentu akan menjadi gelisah. Mungkin saja kalian tercebur ke dalam sungai atau terjatuh karena kalian memanjat pohon duwet. He, bukankah kau semasa kecil pandai mamanjat pohon duwet sampai ke ujung cabang yang kecil, sehingga ayah selalu berteriak-teriak khawatir.
Nyi Mina tertawa pendek. Namun katanya "Ya, mbokayu.
Aku sekarang tidak lagi suka memanjat pohon jika tidak perlu.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi ada kerja yang harus aku lakukan di padepokan bersama kakang Mina serta Wikan"
"Wikan?" "Wikan, ya. Kemenakanku?"
"O, ya aku tahu.?"
"Nah, kakang" berkata Ki Mina kemudian "kedatanganku kemari memang ada hubungannya dengan keluarga Wikan.
Keluarga Purba, adikku yang sudah tidak ada itu"
"Maksud adi?" bertanya Ki Leksana.
Ki Leksanapun kemudian menceriterakan tentang keadaan keluarga Nyi Purba setelah ditinggalkan suaminya. Kedua anak perempuannya yang tersuruk kedalam kehidupan yang tidak sewajarnya.
"Wuni telah selingkuh. Meskipun suaminya adalah seorang laki-laki yang baik, namun Wuni masih saja berhubungan dengan laki-laki yang tidak tahu diri itu. Namun mudah-mudahan ia akan berani menilai dirinya sendiri dan mengakui kesalahannya. Lebih dari itu, ia akan menghentikan
perbuatannya yang nyebal dari kewajaran"
"Bagaimana dengan suaminya?"
"Sudah aku katakan, suaminya adalah laki-laki yang baik.
Jika saja Wuni bersedia minta maaf kepadanya dan tidak mengulangi perbuatannya, maka persoalannya akan selesai.
Berbeda dengan persoalan yang terjadi dengan Wiyati"
"Bagaimana dengan Wiyati?"
Ki Minapun kemudian menceriterakan pula jalan hidup yang ditempuh oleh Wiyati. Sehingga akhirnya Wikan telah
membawanya pulang dengan paksa.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Leksana dan Nyi Leksana itupun mengangguk-angguk.
Sementara Ki Minapun berkata "Kakang dan mbokayu
Kedatanganku kemari sebenarnyalah ada hubungannya
dengan keadaan Wiyati. Terus terang kami ingin menyembunyikan Wiyati dari penglihatan para tetangga.
Sampai sekarang para tetangga masih belum tahu, apa saja yang pernah dilakukan oleh Wiyati di Kotaraja. Karena itu, maka kami datang untuk minta bantuan kakang dan mbokayu untuk menyembunyikan Wiyati disini jika kakang dan mbokayu tidak berkeberatan"
Ki Leksana dan Nyi Leksana itupun berpandangan sejenak.
Dengan nada berat Ki Leksana itupun bertanya kepada
isterinya "Bagaimana dengan pendapatmu, Nyi"
"Satu tugas yang berat bagi kita. Tetapi agaknya kita terpanggil untuk ikut mengentaskan anak itu dari lembah kanistan. Jika kakang setuju, akupun setuju Wiyati berada sini.
Namun dengan satu syarat"
"Syarat apa itu, mbokayu?" bertanya Nyi Mina.
Nyi Leksana menarik nafas panjang. Lalu katanya "Adi Mina berdua. Bahwa seseorang tersuruk kedalam lumpur itu
memang mungkin saja terjadi. Kita memang harus membantu mereka untuk bangkit, menyadari kesalahannya dan tidak akan pernah melakukannya lagi. Aku harap Wiyati juga demikian.
Menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Sementara itu, ia akan berada disini dengan sikap seorang murid. Ia harus menganggap aku dan Ki Leksana sebagai gurunya. Kesediaannya menganggap kami sebagai gurunya, tentu akan membawa akibat sikap dan perbuatannya. Wiyati harus tunduk dan taat dengan segala macam tatanan yang kami buat. Meskipun pada dasarnya kami selalu berusaha menyembunyikan kemampuan kami
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam olah kanuragan, karena kami ingin hidup tenang sebagai petani di lingkungannya, serta kami tidak bermimpi untuk mendirikan sebuah perguruan, namun janji itu kami maksudkan untuk menempa Wiyati di sisi kajiwan dan
kewadagan" "Aku akan menekankan syarat itu kepadanya, atau ia akan terlempar kembali kedalam kehidupan yang hitam itu" berkata Ki Mina "ia harus bersedia menerima syarat itu. Bukan hanya bersedia menerima, tetapi bersedia menjalaninya"
"Baiklah" sahut Ki Leksana "jika syarat itu diterima, maka kami akan benar-benar memperlakukannya sebagai seorang murid. Mungkin sikap kami sedikit as kepadanya. Tentu saja dengan maksud yang baik"
"Kami mengerti" sahut Ki Mina. Lalu katanya "Agaknya itu justru akan merupakan jalan terbaik untuk membina jiwanya kembali. Sikap yang keras akan dapat membentuknya menjadi seorang
yang bertanggung jawab atas sikap dan perbuatannya" "Jika demikian, adi" berkata Nyi Leksana "Kami akan
bersedia menerimanya. Tetapi seperti kedua anak-anak kami, Wiyatipun harus dapat menempatkan dirinya sebagai seorang petani kebanyakan tanpa menunjukkan kelebihannya dalam olah kanuragan apabila ia kelak mulai mempelajarinya, karena kami akan tetap bersembunyi disini sebagaimana bertahun-tahun sudah kami lakukan"
"Terima kasih, kakang. Terima kasih mbokayu" berkata Ki Mina "Kami berpengharapan bagi masa depan Wiyati yang sudah ternoda itu"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami akan mencoba agar Wiyati menemukan kepercayaannya kembali kepada diri sendiri" berkata Nyi Leksana.
"Sebenarnya Wiyati tidak sendiri. Di Padukuhan kami ada juga seorang gadis yang tergelincir. Justru gadis itulah yang menyeret Wiyati ke dalam lumpur. Jika mungkin kami juga ingin mengentaskannya"
"Jika ia bersedia menerima syarat seperti yang aku
syaratkan kepada Wiyati, aku juga tidak berkeberatan menerimanya" sahut Nyi Leksana.
"Tetapi itu baru akan kami pikirkan kemudian, Yu. Yang penting kami dapat menempatkan Wiyati di tempat yang mapan yang dapat pula memberikan harapan bagi masa
depannya" berkata Nyi Mina kemudian.
Dengan demikian, maka Ki Mina dan Nyi Minapun telah
menyampaikan persoalan yang dibawanya menemui Ki
Leksana dan Nyi Leksana. Sementara itu, maka malampun telah bergulir menjelang pagi.
"Kalian harus beristirahat" berkata Ki Leksana.
"Tanggung kakang. Sebentar lagi fajar akan datang. Jika kami membaringkan tubuh kami, maka kami akan tertidur dan akhirnya terlambat bangun"
Ki Leksana dan Nyi Leksanapun tersenyum. Ketika Ki Mina mempersilahkannya beristirahat, maka Ki Leksana itupun berkata "Aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku dapat beristirahat kapan saja aku mau"
Merekapun tertawa tertahan.
Sebenarnyalah bahwa bayangan fajar telah mulai nampak di langit. Ki Mina dan Nyi Mina justru pergi ke pakiwan untuk http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mandi. Di hari baru itu pula mereka akan meninggalkan rumah Ki Leksana dan Nyi Leksana kembali ke padepokan.
"Kami akan singgah di padepokan. Wikan akan ikut
bersama kami pulang. Kemudian kami akan datang lagi kemari untuk membawa Wiyati bersama kami"
Demikianlah, Ki Mina dan Nyi Mina tidak dapat ditahan lagi barang sehari. Mereka ingin segera kembali, mengambil Wikan dan kemudian pergi menemui Wiyati. Setelah segala
sesuatunya selesai, maka Ki Minapun akan segera menerima tugas dari gurunya untuk memimpin padepokannya. Gurunya yang sudah menjadi semakin tua, ingin pergi menyepi, semakin mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Pencipta.
Meskipun itu bukan berarti bahwa gurunya itu akan


Tembang Tantangan Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memutuskan hubungan sama sekali dengan lingkungannya.
Setelah makan pagi, di saat matahari terbit, maka Ki Mina dan Nyi Minapun minta diri. Kedua anak Ki Leksana itu ikut melepas Ki Mina dan Nyi Mina sampai ke regol halaman rumah mereka.
"Bukankah paman dan bibi akan segera datang kembali?"
"Ya, ngger. Paman dan bibi akan segera datang kembali"
Namun demikian Ki Mina dan Nyi Mina berjalan semakin jauh, Ki Leksana itupun bertanya kepada kedua anaknya
"Darimana kalian tahu, bahwa paman dan bibi akan segera kembali"
Kedua anaknya saling berpandangan. Tetapi mereka tidak menjawab.
"Kalian tentu mendengarkan pembicaraan ayah dan ibu
dengan paman dan bibi"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua orang anak Ki Leksana itu tetap tidak menjawab.
Wajah merekapun tertunduk dalam-dalam.
"Sudahlah. Tetapi lain kali kalian tidak boleh mendengarkan pembicaraan ayah dan ibu dengan para tamu, kecuali jika kalian memang dipanggil untuk ikut menemui dan berbicara dengan tamu ayah dan ibu, seperti semalam, pada saat paman dan bibi datang. Kalian boleh menemuinya. Kalian boleh ikut berbicara. Tetapi jika ayah dan ibu minta kalian pergi atau tidur atau dengan istilah lain yang pengertiannya agar kalian menyingkir, kalian tidak boleh mendengarkannya.
Sekarang kalian telah mendengar segala sesuatunya tentang adikmu Wiyati, meskipun ia lebih tua dari kalian, tetapi menurut urutan keluarga, kalian lebih tua, sehingga kalian tahu banyak hal tentang adikmu itu. Tetapi ingat, kalian harus ikut menjaga nama baiknya serta masa depannya. Kalian tidak boleh bercerita seenaknya kepada kawan-kawan kalian, apapun tentang Wiyati"
"Ya, ibu" jawab keduanya hampir berbareng.
Ki Leksana, Nyi Leksana dan kedua orang anaknyapun
kemudian telah masuk kembali kedalam rumah mereka. Nyi Leksanapun segera membenahi mangkuk-mangkuk yang
kotor, sementara Ki Leksanapun pergi ke pakiwan, menimba air untuk mengisi jambangan di pakiwan. Sedangkan kedua orang anaknyapun sibuk menyapu halaman depan dan
samping. Namun ketika matahari mulai memanjat langit, Ki
Leksanapun telah pergi ke banjar untuk membantu orang-orang padukuhan yang sibuk merawat mereka yang terluka, serta
bersiap-siap untuk menyelenggarakan upacara penguburan bagi mereka yang telah gugur.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sembilan belas orang terluka. Ampat diantaranya parah.
Tiga orang ternyata tidak sempat tertolong lagi jiwanya.
Sementara itu, ada lima orang pengikut Palang Waja yang terbunuh. Lima orang terluka parah, sehingga tidak sempat meninggalkan arena. Tetapi di hari berikutnya, dua orang lagi diantara pengikut Palang Waja yang terluka itu meninggal, meskipun tabib dari padukuhan itu sudah berusaha
mengobatinya. Sementara itu Ki Mina dan Nyi Mina tengah menempuh
perjalanan kembali ke padepokan. Mereka akan mengajak Wikan pulang serta mengambil Wiyati untuk dibawa ke rumah Ki Leksana.
"Mudah-mudahan segala sesuatunya dapat berlangsung
rancak. Aku harap Wiyatipun tidak terlalu banyak mempersoalkan syarat yang diberikan oleh kakang dan
mbokayu Leksana" berkata Nyi Mina.
"Wiyati harus menerima syarat itu, atau namanya akan tercemar untuk selama-lamanya. Jika ia tetap tinggal di rumah, dalam waktu setahun dua tahun, rahasianya mungkin masih belum terbuka. Tetapi pada suatu ketika Wandan tentu akan
dengan sengaja membuka rahasia itu untuk mempermalukan Wiyati. Apalagi jika rahasianya sendiri telah terbongkar"
"Kecuali jika Wandan bersedia disingkirkan dari rumah hitam itu"
"Agaknya usaha untuk menyingkirkan Wandan dari tempat itu agak lebih sulit. Wandan sendiri tentu berkeberatan.
Seandainya Wandan dapat dipaksa keluar, namun ia akan segera kembali lagi"
Nyi Mina itupun mengangguk-angguk.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untuk beberapa saat lamanya keduanya saling berdiam diri.
Mereka berjalan menyusuri jalan yang tidak begitu ramai.
Meskipun semalaman mereka tidak tidur, namun mereka tetap saja nampak segar, karena daya tahan tubuh mereka yang tinggi.
Demikianlah, mereka tidak menemui hambatan yang berarti di perjalanan. Sedikit lewat tengah hari mereka berhenti di sebuah kedai, di dekat pasar yang sudah berangsur menjadi sepi.
Beberapa orang sudah berada di kedai itu. Namun mereka sama sekali tidak menghiraukan ketika Ki Mina dan Nyi Mina masuk ke dalam kedai itu. Keduanyapun telah mengambil tempat disudut yang agak terpisah dari mereka yang sudah lebih dahulu berada di kedai itu.
Seorang pelayanpun segera mendekati mereka dan
menanyakan, minuman dan makanan apa sajalah yang akan mereka pesan.
Namun sebelum Ki Mina dan Nyi Mina menjawab, mereka
telah dikejutkan oleh suara tertawa yang meledak dari sekelompok orang yang sudah lebih dahulu duduk di kedai itu.
Bukan saja Ki Mina dan Nyi Mina, tetapi orang-orang lainpun segera
berpaling. Tetapi orang-orang yang tertawa menghentak itu tidak menghiraukannya. Ketika seorang diantara mereka berbicara dengan lantang, menyinggung nama seseorang, maka yang lainpun tertawa serentak pula.
"Dimana perempuan itu sekarang?" bertanya seseorang
diantara mereka. "Kau mau apa" Apakah kau akan mencarinya dan
menikahinya kelak?" http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang lainpun tertawa pula tanpa menghiraukan orangorang lain yang ada di kedai itu.
Tetapi orang yang disebut akan menikahinya itupun
menjawab "Kenapa perempuan itu cepat-cepat
kalian campakkan. Bukankah perempuan itu masih tetap cantik dan muda?"
"Kami tidak mencampakkannya. Tetapi perempuan itu lari"
"Lari" Tidakkah kalian cemas, bahwa keluarganya akan melakukan pembalasan?"
"Kau tidak yakin akan kekuatan kita" Siapa yang akan berani melawan kita" Meskipun demikian, ketika keluarganya datang menemui aku, maka aku beri ia uang beberapa keping.
Ternyata keluarganya berjanji untuk tidak mempersoalkannya lebih lanjut"
"Gila" desis Nyi Mina "Mereka telah merendahkan martabat perempuan"
"Siapakah mereka?" bertanya Ki Mina kepada pelayan kedai yang masih berdiri termangu-mangu menunggu pesanan itu.
Pelayan itu menarik nafas panjang. Hampir berbisik iapun kemudian menjawab "Sekelompok anak-anak muda nakal.
Mereka adalah anak-anak orang kaya dan orang-orang yang berpengaruh. Tetapi mereka berbuat sekehendak hati mereka sendiri"
"Apakah benar tidak ada orang yang berani melawan
mereka?" "Benar, Ki Sanak"
"Perbuatan itu harus dihentikan"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapakah yang berani menghentikannya?" Ketika Nyi Mina bergeser di tempat duduknya, Ki Minapun menggamitnya
"Tugas kita masih banyak"
"Tetapi ketidak adilan itu terjadi disini"
"Ki Sanak" berkata pelayan itu "beberapa hari yang lalu, dua orang laki-laki yang nampaknya perkasa, gagal
menghentikan perbuatan anak-anak muda itu. Tidak di kedai ini, tetapi di muka pasar. Kedua orang yang tersinggung melihat sikap orang-orang itu justru harus melarikan diri karena mereka harus berkelahi melawan lebih dari tujuh orang"
"Tidak ada orang lian yang membantu?"
"Tidak ada yang berani" jawab pelayan itu. Lalu-katanya
"Karena itu aku sarankan untuk tidak mencampuri urusan mereka"
Ki Mina dan Nyi Mina mengangguk-angguk.
Namun pembicaraan merekapun terhenti. Seorang diantara mereka telah datang mendekati pelayan itu sambil berkata
"Apa saja yang dipesan oleh kakek dan nenek itu sehingga kau harus berdiri disini sekian lamanya?"
Dengan gagap pelayan itupun bertanya "Mereka bertanya apa saja yang dapat dipesannya disini, Ki Sanak. Setelah aku menjelaskannya, maka merekapun berpikir,makanan dan
minuman apakah yang akan dipesan"
"Aku merasa kurang senang melihat sikap kakek dan nenek yang agaknya merasa dirinya seperti seorang pemimpin yang berkuasa"
"Maaf Ki Sanak" sahut Ki Mina "Kami memang terlalu
lamban memesan makanan dan minuman. Kami minta maaf"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau harus tahu kek, bahwa pelayan ini pelayan banyak orang di kedai ini, tidak hanya kalian berdua. Sementara itu di kedai ini hanya ada dua orang pelayan"
"Maaf, Ki sanak"
"Nah, sekarang kau memesan apa?" pelayan itu tiba-tiba membentak "Aku sibuk sekali disini. Kalian sejak tadi hanya bertanya-tanya saja"
"Nah, kau dengar?" berkata orang yang menghampiri
pelayan itu. "Baiklah" berkata Ki Mina "Aku memesan nasi megana"
Orang yang menghampiri pelayan itu tiba-tiba tertawa keras-keras. Katanya "Akhirnya setelah menahan pelayan ini berlama-lama kalian hanya memesan nasi megana. Aku kira kalian akan memesan pepes gerameh, atau ingkung lembaran seekor atau telur ceplok selusin"
"Aku tidak mempunyai uang untuk memesan makanan
sebanyak itu, Ki Sanak"
"Sekarang, biarkan pelayan ini pergi"
"Ya, ya," Pelayan itupun meninggalkan Ki Mina dan Nyi Mina.
Demikian pula orang yang menghampirinya itu"Nah, kau rasakan sekarang, kakang" Ki Mina tersenyum. Katanya
"Orang itu memang galak. Tetapi biarlah. Tidak ada gunanya berselisih dengan mereka"
"Tetapi perlakuan mereka terhadap perempuan itu"
"Apa yang dapat kita lakukan. Seandainya kita mempersoalkannya dan memaksanya untuk mengakui http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesalahan mereka, nanti atau besok atau lusa, setelah kita pergi, maka mereka akan melakukannya lagi"
Nyi Mina menarik nafas panjang.
Dalam pada itu, pelayan kedai itupun datang kembali sambil membawa nasi megana serta minuman hangat bagi Ki Mina dan Nyi Mina.
"Maaf Ki Sanak. Aku terpaksa berbuat kasar agar aku tidak mereka anggap bersalah"
Ki Mina dan Nyi Mina tersenyum. Katanya "Tidak apa-apa.
Justru kau sudah bersikap benar"
Pelayan itu tidak berani tersenyum, karena orang yang telah mendatanginya itu masih saja memperhatikannya.
Sepeninggal pelayan itu, maka Ki Mina dan Nyi Minapun segera menghirup minuman mereka yang masih hangat.
Kemudian merekapun makan nasi megana. Sebungkus botok urang membuat selera mereka menjadi semakin tinggi.
Namun tiba-tiba saja Nyi Minapun menggamit tangan Ki Mjna yang sudah siap menyuapi mulutnya dengan nasi
megana. "Ada apa?" "Lihat, siapa yang datang"
Ki Minapun berpaling. Ia melihat sepasang suami isteri yang masih terhitung muda memasuki kedai itu.
"Ada apa dengan mereka?"
"Orang-orang liar itu berbahaya sekali bagi mereka"
"Kalau mereka melakukan perbuatan nista di hadapan kita, maka kita tidak akan tinggal diam"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Minapun mengangguk-angguk.
Perhatian keduanyapun segera kembali lagi kepada nasi megana serta minuman hangat mereka.
Sejenak kemudian, maka sepasang suami isteri itu telah memesan makan dan minuman pula, sementara mereka
duduk di tengah-tengah kedai yang terhitung luas itu.
Sebenarnyalah sebagaimana di cemaskan oleh Nyi Mina, maka orang-orang yang tertawa-tawa tanpa menghiraukan orang-orang yang ada disekitarnya mulai memperhatikan kedua orang suami isteri itu. Nampaknya mereka tertarik kepada perempuan yang cantik itu.
"Kita dapat meminjamnya barang sepekan" berkata seorang yang bertubuh tinggi besar yang berpakaian rapi dan terbuat dari bahan yang mahal.
Kawannya tertawa. Sedangkan seorang yang bertubuh
tinggi kekurus-kurusan berkata "Aku akan berkata kepada laki-laki itu. Mungkin juga bukan suaminya"
"Jika suaminya?" bertanya kawannya yang lain.
"Apa salahnya" Kita akan berbicara baik-baik"
"Jika suaminya itu tidak memperbolehkan?"
"Kenapa tidak" Asal kita berkata jujur kepadanya, tentu ia akan mengijinkannya. Kita akan meminjamnya sepekan saja.
Bukankah laki-laki itu akan memiliki se lamanya" Apa artinya sepekan baginya"
Dua orang diantara mereka berbareng berdiri. Mereka
mendekati laki-laki yang sudah memesan minuman dan
makanan bagi dirinya dan bagi isterinya.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyi Mina menggamit Ki Mina lagi. Wajahnya sudah menjadi tegang. Rasa-rasanya Nyi Mina itu ingin segera meloncat menyergap kedua laki-laki yang telah mendekati perempuan yang duduk bersama suaminya itu.
Seorang diantara kedua laki-laki yang mendekat itupun berdiri di belakang perempuan itu. Sedangkan yang lain berdiri di sebelah suaminya, dengan menaikkan satu kakinya diatas lincak tempat suaminya itu duduk.
"Ki Sanak" berkata orang yang berdiri dengan menaikkan kakinya diatas lincak itu "Kita belum pernah berkenalan.
Karena itu, sebaiknya aku memperkenalkan diri"
Laki-laki yang datang bersama perempuan itu berpaling.
Tiba-tiba saja di dorongnya kaki yang naik ke atas lincak itu sambil membentak " Apa maumu, he" Apa kau kira kakimu ini terbuat dari emas atau perak yang dapat kau naikkan keatas tempat duduk?"
Orang yang menaikkan kakinya itu menjadi goyah ketika laki-laki yang datang bersama perempuan itu mendorongnya.
Selangkah ia bergeser surut. Dipandanginya laki-laki yang datang bersama perempuan itu dengan tajamnya.
"Kau kasar sekali Ki Sanak" berkata orang yang kakinya didorong turun itu.
"Kau yang tidak tahu sopan santun, kau kira aku siapa he?"
"Kau siapa?" "Aku Taruna. Ini isteriku. Kalian siapa dan mau apa?"
Ki Mina menarik nafas. Katanya "Nah, bukankah kita tidak perlu ikut campur"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya. Ternyata laki-laki yang datang bersama isterinya itu juga kasar"
"Namun agaknya ia merasa memiliki kemampuan untuk
berlaku kasar terhadap orang-orang yang tidak tahu diri itu"
Nyi Mina mengangguk-angguk.
Sementara itu, orang yang berdiri di belakang perempuan itu meraba bahunya sambil berkata "Jangan terlalu garang Ki Sanak. Aku perlu berbicara dengan isterimu"
Namun tiba-tiba saja tangan yang meraba pundak
perempuan itu telah ditangkap. Sambil bangkit berdiri perempuan itu telah memilin tangan orang yang meraba pundaknya itu dengan kerasnya, sehingga orang itu berteriak kesakitan.
"Lepaskan, lepaskan"
Tetapi perempuan itu tidak melepaskannya. Bahkan tiba-tiba saja perempuan itu menghentak tangan itu sehingga orang itupun berteriak semakin keras.
"Sakit. Sakit sekali"
Perempuan itu mendorong laki-laki itu dengan kerasnya, sehingga wajahnya membentur tiang kedai itu.
Sekali lagi orang itu mengaduh kesakitan.
Sementara itu, maka kawan-kawannyapun serentak bangkit berdiri. Ampat orang sehingga semuanya berjumlah enam orang dengan kedua orang yang telah mendekati perempuan dan suaminya itu.
"Kau gila" geram orang yang bertubuh tinggi besar dan berpakaian rapi itu "Aku tidak mau merusakkan isi kedai ini.
Keluarlah. Kami tunggu kalian di luar"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua orang suami.isteri itu ternyata langsung menanggapinya. Mereka langsung melangkah keluar dari kedai itu"
Enam orang laki-laki yang kasar dan merendahkan derajad perempuan itu telah turun ke halaman pula, sehingga kedua belah pihakpun segera berhadapan.
"Apa mau kalian sebenarnya?" bertanya laki-laki yang datang di kedai itu bersama isterinya "kalian mau
mengganggu isteriku" Atau mau apa?"
"Persetan kau. Semula kami ingin main-main saja. Tetapi sikap kalian berdua membuat kami marah"
"Marahlah jika kalian mau marah. Tetapi kalian telah membuat kami marah lebih dahulu" suara perempuan itu melengking tinggi.
Keenam laki-laki itupun segera berpencar. Namun sebelum mereka mapan, maka tiba-tiba saja perempuan itupun dengan cepat menyingsingkan kain panjangnya, sehingga yang
nampak kemudian adalah pakaian khususnya yang berwarna ungu terang. Demikian pula laki-laki yang datang bersamanya.
Ketika kain panjangnya di angkatnya dan di ikatkannya pada lambungnya, maka yang nampak adalah celananya yang
berwarna ungu terang bergaris hitam di ujungnya.
"Warna itu" desis Ki Mina yang juga turun ke halaman bersama Nyi Mina.
"Biasanya pakaian khusus dan celana itu berwarna hitam"
sahut Ki Mina. "Kau ingat Ajag Wulung"
"Ya. Tetapi Ajag Wulung mempunyai ciri warna ungu gelap.
Tidak ungu terang seperti itu"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ajag Wulung tentu lebih tua dari mereka berdua. Tetapi aku kira mereka mempunyai hubungan dengan Ajag Wulung"
Nyi Mina tidak menjawab. Sementara itu, orang-orang yang lain justru telah meninggalkan kedai itu lewat pintu butu-lan setelah membayar harga makanan dan minuman.
Pemilik kedai itupun menjadi cemas. Jika saja perkelahian itu nanti merusak kedainya dan apalagi isinya.
Tetapi Nyi Mina dan Ki Mina tidak pergi. Mereka justru berdiri di pinggir halaman kedai itu.
Dalam pada itu, laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian berwarna ungu terang itu nampak menjadi semakin garang. Justru perempuan itulah yang pertama-tama meloncat menyerang.
Pertempuran pun segera terjadi. Keenam orang laki-laki itupun serentak bergerak melawan dua orang suami isteri itu.
Namun perkelahian itu sama sekali tidak seimbang. Dalam Waktu yang singkat enam laki-laki itupun telah jatuh bangun berganti-ganti. Seorang terlempar membentur bebatur kedai itu. Ketika tertatih-tatih orang orang itu berusaha bangkit, maka kawannya telah terpelanting jatuh sambil menyeringai kesakitan.
Tetapi kedua orang suami isteri itu sama sekali tidak menghiraukan keadaan lawannya-lawannya. Ketika keenam orang itu sudah tidak berdaya, maka kedua orang itu masih saja memukuli mereka, sehingga darah mengalir dari sela-sela bibir mereka. Mata mereka menjadi biru dan wajah mereka menjadi lebam.
"Ampun. Kami mohon ampun" teriak orang yang bertubuh tinggi besar.


Tembang Tantangan Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi kedua orang suami isteri itu sama sekali tidak memperdulikannya.
"Mereka benar-benar keluarga Ajag Wulung" desis Ki Mina.
"Ya. Kita tidak akan keliru menebaknya menilik unsur-unsur geraknya yang garang dan tidak mengenal ampun"
"Pertempuran itu akan dapat meluas" berkata Ki Mina
kemudian. "Maksud kakang?"
"Orang-orang yang telah merendahkan martabat perempuan itu adalah keluarga orang-orang kaya, para pemimpin lingkungan ini dan orang-orang berpengaruh"
"Ya" "Jika ada yang menyampaikan kepada keluarga keenam
orang itu, maka keluarga mereka akan berdatangan. Mungkin bersama orang-orang upahan"
"Ya" "Korbanpun akan berjatuhan. Mereka tidak akan dapat
mengalahkan Ajag Wulung itu"
"Jadi maksud kakang?"
"Kita tidak akan membiarkan keganasan Ajag Wulung itu.
jika kita biarkan, maka enam orang itupun akan mati. Ajag Wulung tidak akan berhenti sebelum memeras darah lawan mereka sampai tuntas"
"Baik, Kakang. Kita akan menyelamatkan ke enam orang itu meskipun mereka bersalah"
Ki Mina dan Nyi Minapun kemudian melangkah mendekati kedua orang suami isteri itu. Mereka masih saja memukuli http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keenam orang yang sudah tidak berdaya itu beganti-ganti.
Seorang yang telah pingsan masih juga dinjak dadanya, sehingga tulang-tulang iganya menjadi retak.
"Sudahlah ngger. Mereka sudah tidak berdaya" berkata Ki Mina.
Beberapa orang yang menyaksikannya dari kejauhan,
menyesalkan sikap kedua orang suami isteri yang rambutnya sudah ubanan itu. Bukan karena kedua orang suami isteri itu berusaha melerai perkelahian yang terjadi di halaman kedai itu, tetapi keduanya akan dapat mengalami nasib buruk.
Orang-orang yang melihat dari kejauhanpun menjadi gemetar melihat keganasan kedua orang suami isteri itu.
"Kenapa orang-orang tua itu ikut campur?" bertanya
seorang yang bertubuh gemuk "kedua suami isteri itu agaknya telah kerasukan iblis. Kedua orang tua itu akan dapat menjadi sasaran kemarahan meraka pula"
Sebenarnyalah laki-laki yang menyebut dirinya bernama Taruna itu memandang Ki Mina dengan tajamnya. Sambil bertolak pinggang iapun bertanya "Kau mau apa, kek" Kau juga ingin aku perlakukan seperti mereka"
"Tidak ngger. Tetapi lihat, bahwa mereka sudah tidak berdaya. Mereka sudah menyerah dan mohon ampun?"
"Persetan dengan mereka. Mereka telah menghina aku.
Mereka telah merendahkan martabat isteriku dihadapanku mereka berani menyentuhnya"
"Aku mengerti ngger. Tetapi mereka sudah mendapat
hukuman mereka. Mereka sudah kalian sakiti sehingga
pingsan. Tulang-tulang mereka seakan-akan telah kalian remukkan. Bukankah itu sudah cukup?"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. Belum cukup. Kami akan membunuh mereka
dengan cara kami" "Aku adalah tetua daerah ini ngger. Aku mohonkan maaf bagi mereka. Aku berjanji, bahwa mereka tidak akan berbuat sebagaimana mereka lakukan itu lagi"
"Aku tidak peduli siapa kau. Bagi orang-orang yang berani merendahkan nama kami, maka kami tidak akan memaafkan mereka. Mereka akan mati dengan cara yang aku pilih"
"Jangan ngger, kasihanilah mereka. Mereka memang
bersalah. Aku setuju itu. Biarlah
Ki Demang nanti menghukumnya" "Omong kosong. Ki Demang tidak akan menghukumnya.
Seandainya Ki Demang akan menghukum mereka, maka
hukuman itu tentu tidak setimpal dengan kesalahan yang telah mereka lakukan"
"Aku akan menyampaikan kepada Ki Demang, agar Ki
Demang memberikan hukuman yang cukup berat bagi
mereka" "Tidak ada gunanya. Kelak, jika mereka lepas dari hukuman yang harus mereka jalani, maka mereka akan menjadi
semakin berani melakukan perbuatan jahat seperti yang telah mereka lakukan"
"Jadi?" bertanya Ki Mina.
"Mereka harus dibunuh"
"Tidak ngger. Baiklah aku berterus terang bahwa aku tidak setuju dengan sikap angger berdua"
"Jika kalian tidak setuju, kalian mau apa kek?"
"Kami terpaksa mencegahnya"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian akan mencegahnya" He" Apakah kalian buta, bahwa dalam waktu sekejap aku telah mengalahkan mereka
berenam. Sekarang kakek dan nenek akan mencegah kami jika kami akan membunuh mereka berenam. Apakah kau
sudah gila, kek?" "Entahlah ngger. Tetapi aku tidak ikhlas melihat mereka mengalami perlakuan seperti itu"
"Cukup" geram laki-laki yang mengaku bernama Taruna itu
"sikapmu sangat menjengkelkan kek. Aku tetap akan
membunuh mereka dengan caraku. Jika kalian berdua
mencampuri persoalan ini, maka kalian berduapun akan mati dengan cara yang sama sekali tidak kalian inginkan"
"Jadi, Ajag Wulung itu masih saja sebuas kalian?"
Kedua orang suami isteri itu terkejut. Perempuan itu dengan serta-merta bertanya "Darimana kalian tahu, bahwa kami adalah angkatan penerus dari perguruan Ajag Wulung"
"Pakaian kalian yang berwarna ungu itu. Meskipun Ajag Wulung yang aku kenal mempunyai ciri pakaian ungu gelap, tetapi pakaian kalian dan terutama sikap, ciri-ciri unsur gerak dan keganasan kalian, maka kami telah menduga bahwa
kalian tentu mempunyai sangkut paut dengan perguruan Ajag Wulung"
"Baik. Aku tidak akan ingkar. Kami adalah angkatan muda dari perguruan Ajag Wulung. Kami adalah angkatan yang memiliki kemampuan yang lebih lengkap serta wawasan yang lebih luas dari angkatan tua yang tidak berkutat dari apa yang pernah mereka lakukan, yang pernah dilakukan o leh guru dan oleh orang-orang yang lebih tua. Kami adalah angkatan yang menerima gerak maju dari perguruan kami. Warna ciri dari http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perguruan kamipun kami buat lebih muda sedikit dari warna ciri perguruan Ajag Wulung"
"Jadi kalian adalah pembaharu dari perguruan Ajag
Wulung?" "Ya" "Pembaruan yang kalian lakukan tidak akan berarti apa-apa jika kalian tidak memperbaharui watak Ajag Wulung yang ganas, garang dan keji"
"Persetan. Minggirlah kakek tua"
"Tidak. Kami sudah sepakat untuk mencegah perlakuan
kalian yang berlebihan terhadap keenam orang itu, sehingga mereka akan dapat mati"
"Dan kalian berdua ingin menjadi pahlawan?"
"Ya" suara Ki Mina menjadi berat "Kami akan menjadi
pahlawan dihadapan kalian, karena bagi kalian kepahlawanan itu justru menjadi bahan ejekan"
"Cukup, kck. Sekali lagi aku peringatkan, minggirlah"
"Tidak ngger. Kami tidak akan minggir. Kami akan
mencegah kalian melakukan pembunuhan"
"Kek. Jika kalian berdua berani menantang kami, maka kami tahu, bahwa kalian tentu berilmu. Tetapi apa saja yang baru kalian lihat bukannya ukuran kemampuanku. Itu tadi baru ujungnya saja. jika kalian berdua dapat menguasai angin, maka kami dapat menangkap angin itu. Karena itu, jangan harapkan bahwa kalian dapat mencegah kami. Bahkan
sebaliknya kalian berdua akan kami perlakukan seperti orang-orang jahat ini"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apapun yang akan terjadi, tetapi kami tetap akan
mencegahnya" Benturan kekerasan tidak dapat dihindari lagi. Kedua pihak berkeras dengan sikap mereka masing-masing.
Isteri Taruna itulah yang kemudian berteriak "Bersiaplah nek. Aku benar-benar akan membunuhmu. Sejak bayi aku tidak pernah diajar tentang kasih sayang. Semua orang membenciku sejak aku bayi yang bahkan kelahirankupun tidak pernah ada yang mengharapkannya. Bahkan aku telah
dilemparkan ke tepian berpasir. Tetapi aku masih tetap hidup.
Hidup dengan mengusung dendam yang tidak akan pernah terselesaikan, karena aku medendam kepada setiap orang"
"Tuntaskan dendam kalian hari ini ngger" jawab Nyi Mina
"jika dendammu itu hanya akan tuntas bersamaan dengan akhir hayatmu, maka biarlah aku membantumu, melepaskan dendam itu sampai tuntas"
"Aku koyak mulutmu itu sebelum aku membunuhmu, nek"
"Aku percaya bahwa kegaranganmu tidak hanya sekedar
melekat di mulutmu. Tetapi juga pada perbuatan dan tingkah laku. Itulah yang harus aku hentikan"
"Setan kau nek. Bersiaplah. Kau akan sangat menyesali sikapmu ini"
Nyi Mina segera mempersiapkan diri. Iapun segera
menyingsingkan kain panjangnya, sehingga yang dikenakan kemudian
adalah pakaian khususnya. Tetapi seperti kebanyakan warna pakaian khusus seorang perempuan, tentu berwarna hitam atau putih.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikianlah, maka Nyi Minapun segera berhadapan dengan Nyi Taruna, sedangkan Ki Mina berhadapan dengan Taruna itu sendiri.
Sejenak kemudian, merekapun terlibat dalam pertempuran.
Benturan-benturan ilmu semula tidak mengejutkan kedua belah pihak. Namun semakin lama merekapun segera
meningkatkan ilmu mereka.menjadi semakin tinggi.
Orang-orang yang menyaksikan dari kejauhanpun menjadi cemas. Meskipun mereka tahu, bahwa kedua orang kakek dan nenek itu tentu mempunyai perhitungan tersendiri, tetapi mereka tetap saja mencemaskan keselamatan mereka, karena kedua orang suami isteri itu nampaknya sangat garang dan bahkan buas.
Ajag Wulung yang marah dengan gangguan oleh kedua
orang tua itu, berniat menyelesaikan mereka dengan cepat pula. Meskipun keduanya orang tua, tetapi telah masuk di kepala kedua orang suami isteri itu, rencana untuk
memperlakukan mereka sebagaimana mereka memperlakukan keenam orang yang telah mengganggu Nyi Taruna itu.
Setelah bertempur beberapa saat, Ki Mina dan Nyi Minapun segera menyadari, bahwa kedua orang suami isteri yang masih terhitung muda itu memang sudah mengembangkan
ilmu perguruan Ajag Wulung. Kedua orang yang masih
terhitung muda itu, agaknya memang memiliki wawasan yang lebih luas serta pengalaman yang cukup banyak untuk
melengkapi unsur-unsur dari ilmu mereka.
Tetapi Ki Mina dan Nyi Mina yang telah mematangkan
ilmunya itupun mampu mengimbangi kedua orang suami isteri yang masih muda itu, meskipun mereka meningkatkan ilmu mereka semakin tinggi. Sehingga dengan demikian maka pertempuran itupun semakin lama menjadi semaki sengit.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun kedua orang suami isteri itu tidak segera dapat mengenali, dengan ilmu dari perguruan manakah mereka berhadapan. Sekali-sekali mereka dapat mengenali unsur-unsur gerak pada kedua kakek dan nenek itu. Namun sejenak kemudian, segala sesuatunya telah menjadi kabur lagi.
Beberapa diantara unsur gerak kedua kakek dan nenek yang rumit itu sama sekali tidak dapat mereka kenali.
"Kek, siapakah kau sebenarnya?" bertanya Taruna itu
sambil meloncat surut untuk mengambil jarak.
"Itu tidak penting, ngger" jawab Ki Mina "yang penting adalah, tinggalkan tempat ini. Jangan kalian lanjutkan niat kalian untuk membunuh ke enam orang itu"
"Persetan kau kek. Ternyata bahwa kaulah yang lebih
dahulu akan mati" Ki Mina tidak menjawab. Namun dengan pengalaman yang luas serta pengenalannya atas berbagai macam ciri dari ilmu kanuragan yang tersebar di bumi Mataram dan lingkungannya, maka Ki Minalah yang kemudian segera menekan Taruna yang garang itu.
-ooo0dw0ooo- http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 7 TETAPI Taruna tidak begitu
saja mau menerima kenyataan itu. Dengan meningkatkan ilmunya semakin tinggi, maka Taruna
Itu mencoba untuk melihat Ki
Mina dengan kecepatan geraknya. Namun ternyata Ki Mina setidak-tidaknya mampu bergerak secepat Taruna itu
sendiri, sehingga meskipun
Taruna sudah memeras tenaganya, namun ia tidak
berhasil menembus pertahanan Ki Mina. Bahkan Ki Minalah yang justru mulai menembus pertahanan Taruna.
Taruna mengumpat kasar ketika serangan kaki Ki Mina
menyusup pertahanannya mengenai lambungnya. Ternyata Taruna itu menjadi goyah, sehingga tergetar beberapa langkah surut.
Tetapi Ki Mina tidak memberinya kesempatan. Dengan
cepat Ki Mina itu meloncat sambil memutar tubuhnya. Kakinya terayun mendatar menyambar kening.
Serangan itu benar-benar telah melemparkan Taruna
sehingga jatuh berguling.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang-orang yang menyaksikan pertempuran itu dari
kejauhan menarik nafas panjang. Ternyata orang tua itu memiliki ilmu yang mampu bukan saja mengimbangi ilmu kedua orang yang ganas dan liar itu. Bahkan mereka
berpengharapan bahwa ilmu orang tua itu mampu menundukkan kedua orang suami isteri yang masih terhitung muda namun segarang iblis itu.
Ketika Taruna itu meloncat bangkit, maka ia benar-benar tidak mempunyai kesempatan. Ki Mina telah meloncat
menyerangnya pula. Sementara itu. Nyi Minapun telah mendesak lawannya pula.
Perempuan yang garang itu tidak mampu mengimbangi
kecepatan gerak Nyi Mina, sehingga beberapa kali serangan Nyi Mina telah mengenai tubuh perempuan itu.
Betapapun perempuan itu meningkatkan ilmunya, namun ia tidak mampu berbuat banyak. Serangan-serangan Nyi Mina telah mendesaknya sehingga tidak lagi memberinya cukup ruang untuk bergerak.
Karena itu, maka kedua orang suami isteri itu, akhirnya harus melihat kenyataan, bahwa mereka tidak akan mampu mengalahkan kedua orang kakek dan nenek itu dengan, ilmu kanuragannya.
Apalagi, ketika wajah perempuan itupun sudah menjadi lebam. Serangan-serangan tangan dan kaki Nyi Mina menjadi semakin sering mengenai wajah perempuan itu.
Sedangkan serangan-serangan Ki Mina yang lebih banyak mengenai dada, perut dan lambung Taruna, telah membuat nafasnya menjadi sesak. Bahkan perutnya menjadi mual.
Usaha terakhir dari kedua orang suami isteri itu adalah mempergunakan senjata rahasianya. Ketika sudah tidak ada http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemungkinan lagi untuk melawan kakek dan nenek itu, maka tiba-tiba saja Taruna telah memberikan isyarat.
Semula Ki Mina dan Nyi Mina tidak tahu pasti, apakah arti isyarat itu. Namun isyarat itu telah membuat keduanya menjadi semakin berhati-hati.
Baru kemudian mereka mengerti, bahwa dengan isyarat itu, maka Taruna telah siap untuk melontarkan senjata rahasianya.
Demikianlah, maka sejenak kemudian, beberapa buah paser kecil telah meluncur dari tangan laki-laki yang masih terhitung muda itu.
Namun Ki Mina benar-benar telah bersiap sepenuhnya
menghadapi kemungkinan itu. Karena itu, maka dengan
siapnya Ki Mina berloncatan menghindarinya.
Sementara itu, ternyata Nyi Taruna telah menyerang
dengan senjata rahasia yang sama pula.
"Inilah yang baru" berkata Ki Mina sambil tertawa
"sebelumnya aku belum pernah melihat, perguruan Ajag Wulung mempergunakan senjata rahasia seperti ini"
"Persetan kau kakek tua" geram Taruna.
Ki Mina masih berloncatan menghindari serangan Taruna.
Namun iapun kemudian berkata pula "Jadi, jenis senjata ini juga yang kau maksud dengan melengkapi kemampuan
temurun perguruan Ajag Wulung?"
Taruna tidak menjawab. Tetapi serangannya menjadi
semakin cepat. Demikian pula isterinya. Dengan tangkas tangannya
bergerak melontarkan paser-paser kecil yang agaknya sudah di olesi dengan racun pada ujungnya.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun serangan mereka tidak pernah menyentuh sasaran.
Bahkan rasa-rasanya semakin lama menjadi semakin jauh.
Sehingga akhirnya paser-paser merekapun telah habis mereka lemparkan. Namun mereka tidak berhasil.
Ketika mereka berdua berhenti melemparkan senjata
rahasianya, maka Ki Mina pun bertanya "kenapa kalian berhenti"
Jantung sepasang suami isteri itu rasa-rasanya berdegup semakin cepat dan semakin keras. Mereka harus mengakui kenyataan, bahwa mereka tidak akan mampu mengalahkan sepasang kakek dan nenek tua itu.
Karena itu, demikian senjata rahasia mereka yang terakhir mereka lontarkan, maka mereka merasa tidak mempunyai pilihan lain kecuali meninggalkan arena pertempuran itu.
Tarunapun kemudian telah memberikan isyarat kepada
isterinya yang mulai kehilangan kepercayaan diri menghadapi nenek ubanan itu.
Dengan demikian, maka sejenak kemudian, Taruna dan
isterinya itupun segera meloncat meninggalkan arena.
Ki Mina dan Nyi Mina tidak berniat untuk mengejar mereka.
Karena itu, maka demikian keduanya meninggalkan arena pertempuran dengan cepat, seperti anak panah yang
meluncur dari busurnya, maka Ki Mina dan Nyi Mina hanya memandangi saja dari halaman kedai itu.
"Kita harus segera pulang ke padepokan" desis Ki Mina.
Nyi Mina mengangguk. Sementara itu, keenam orang anak muda yang sudah
menjadi putus asa itu, sempat menarik nafas panjang. Sejenak mereka termangu-mangu. Namun yang tertua di antara
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merekapun melangkah mendekati Ki Mina dan Nyi Mina diikuti oleh kawan-kawannya.
"Terima kasih Kiai dan Nyai yang telah menolong
menyelamatkan kami" berkata anak muda yang tertua itu.
"Jadikan peristiwa ini pelajaran bagi kalian, ngger" berkata Ki Mina.


Tembang Tantangan Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya, Kiai" "Agaknya sudah menjadi kebiasaan kalian mengganggu
perempuan yang lewat di lingkungan kalian. Bahkan mungkin kalian sampai hati memaksakan kehendak kalian kepada perempuan-perempuan itu. Mungkin gadis-gadis. Tetapi mungkin juga perempuan-perempuan yang sudah bersuami"
Anak-anak muda itu menundukkan kepalanya.
"Sekarang kalian tahu, bahwa di luasnya langit ini ada juga orang yang mampu meredam niat buruk kalian itu"
"Ya, Kiai" "Seandainya laki-laki itu bukan murid dari perguruan Ajag Wulung, mungkin ia harus menuruti keinginan kalian tanpa dapat mengelak"
Anak-anak muda itu terdiam.
"Tetapi jika yang kalian ganggu itu bukan murid perguruan Ajag Wulung, maka kamilah yang akan mencegah kalian. Jika kita sudah bertempur, maka aku kira kamipun akan bersikap seperti sepasang suami isteri murid dari perguruan Ajag Wulung itu. Mungkin kamipun berniat untuk membunuh
kalian" Anak-anak itu menunduk semakin dalam.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ketahuilah bahwa tingkah laku kalian itu dapat menimbulkan kebencian. Karena itu, maka kalian harus selalu mengingat peristiwa yang baru saja terjadi. Suatu ketika mungkin kalian benar benar akan terbunuh tanpa pertolongan dari siapapun. Seandainya kalian memiliki pengawal orang-orang upahan, aku yakin bahwa sepuluh orang sekalipun tidak akan mampu mengalahkan Taruna suami isteri, keluarga dari Ajag Wulung yang bengis itu. Apalagi jika suami isteri itu membawa satu dua kawannya, maka seluruh padukuhanmu
akan dapat di tumpasnya"
"Aku mengerti Kiai. Kami mohon maaf"
Adalah diluar dugaan ketika tiba-tiba saja orang tertua diantara keenam orang itu telah berjongkok di hadapan Ki Mina dan Nyi Mina.
Tetapi pada saat yang demikian, beberapa orang telah berlari-lari mendekati bekas arena pertempuran itu. Tanpa mengatakan apapun juga, merekapun langsung menyerang Ki Mina dan Nyi Mina.
Ki Mina dan Nyi Minapun meloncat surut untuk mengambil jarak. Tetapi keduanya tidak mempunyai kesempatan.
Beberapa orang pun segera menyerang keduanya dari segala arah.
"Tunggu, tunggu" teriak beberapa orang anak muda itu hampir berbareng.
Tetapi orang-orang itu tidak menghiraukannya. Bahkan orang-orang itu menjadi semakin garang. Serangan-serangan mereka datang seperti angin pusaran dari segala arah.
Ki Mina dan Nyi Mina berusaha untuk menghindari
serangan-serangan itu. Dengan lantang Ki Minapun berkata
"Tunggu dulu. Biarlah anak-anak muda itu berbicara"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi tidak seorangpun yang mau mendengarkannya.
"Ayah" berkata orang tertua diantara mereka "hentikan"
"Sejak kapan kau membuat pertimbangan-pertimbangan
seperti itu setelah kau dihinakan orang" Apakah keduanya orang yang berilmu iblis sehingga kalian berenam tidak mampu mengalahkan keduanya dan bahkan kau bersedia
berjongkok di hadapannya?"
"Mereka justru telah menyelamatkan kami, ayah"
"Menyelamatkan kalian" Apa yang kalian katakan itu"
Apakah kalian menjadi ketakutan sehingga kalian tidak berani mengatakan apa yang telah terjadi sebenarnya?"
"Tidak paman" sahut seorang anak muda "kami berkata
sebenarnya" "Tidak. Aku tidak mau anakku dan kalian semuanya dihina orang dihadapan banyak orang. Aku harus menangkap
keduanya dan memaksanya tidak hanya berjongkok di
hadapan kalian, tetapi mereka harus menjilat kaki kalian"
"Tidak, ayah" jawab orang yang tertua diantara keenam orang itu "itu tidak mungkin. Dengar kami ayah. Keduanya justru telah menolong kami"
"Kenapa kau lindungi mereka, he" Seseorang telah
melaporkan kepadaku, bahwa kalian berenam telah dihajar oleh dua orang suami istri" Bahkan orang itu mengatakan bahwa kedua orang suami isteri itu akan membunuh kalian"
"Itu benar ayah. Tetapi bukan mereka berdua. Mereka
berdualah yang telah membebaskan kami dari tangan
sepasang suami isteri yang disebut Ajag Wulung"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ajag Wulung" Jadi kau berurusan dengan perguruan Ajag Wulung" Apakah kedua orang itu dari perguruan Ajag
Wulung?" "Bukan mereka" Tetapi ayah dari orang tertua diantara keenam orang anak muda itu tidak perlu menghentikan pertempuran. Pertempuran itu ternyata telah berhenti dengan sendirinya. Sekelompok orang yang bertempur melawan Ki Mina dan Nyi Mina itu sudah terbaring malang melintang di halaman sambil
mengerang kesakitan. Bahkan ada diantara mereka yang menjadi pingsan.
"Ayah. Mintalah ampun. Kedua orang itulah yang telah menolong kami dari tangan Ajag Wulung. Jika kedua orang suami isteri itu tidak menolong kami, maka kami tentu sudah terbunuh di sini. Sepasang suami isteri dari perguruan Ajag Wulung yang mengaku bernama Taruna suami isteri itu
ternyata sangat ganas"
"Jadi?" . "Ayah telah melakukan kesalahan yang besar"
"Kenapa baru sekarang kau mengatakannya?"
"Bukankah sejak semula aku berteriak-teriak agar ayah menunggu keteranganku"
Ayah orang tertua diantara keenam orang kawannya itupun melangkah dengan jantung yang berdebaran mendekat Ki Mina dan Nyi Mina. Dengan suara yang gagap orang itu bertanya "Jadi, kalian berdualah yang telah menolong anak-anak kami"
"Ki sanak" berkata Ki Mina "sekarang aku mengerti, kenapa anak-anak kalian sering sekali melakukan perbuatan yang http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak terpuji. Bahkan nista dan terkutuk. Mereka pantas mendapat hukuman yang terberat untuk menebus perbuatan mereka. Tetapi ternyata kau, orang tuanya, justru selalu melindungi perbuatan jahat anak-anak kalian itu. Mungkin kau orang yang berpengaruh di kademangan ini, sehingga kau dapat berbuat apa saja tanpa ada yang berani menghalangi.
Tetapi pada suatu saat anak-anak itu telah terbentur pada kegarangan Ajag Wulung. Nah, biarlah mereka nanti
menceriterakan kepada kalian, apa yang telah dilakukan oleh Ajag Wulung"
"Aku, atas nama orang tua anak-anak kami itu mohon
maaf" "Itu tidak cukup. Jika kalian
masih memanjakan anak-anak kalian seperti yang baru saja kau
lakukan dengan orang-orang upahanmu, maka anak-anak itu
tidak akan pernah menjadi orang
yang baik. Apa jadinya kelak
kademangan ini, jika mereka berenam menggantikan kedudukan kalian" Jika mereka
mempunyai pengaruh yang besar
di kademangan ini" Tanyakan kepada mereka, apa yang akan mereka lakukan. Kademangan ini tentu akan menjadi neraka"
Orang itu menundukkan kepalanya.
"Nah, uruslah anak-anak kalian. Uruslah orang-orang
upahan kalian yang kalian sangka dapat melindungi anak-anak kalian. Hari ini anak-anak kalian bertemu dengan Ajag Wulung. Mungkin pada hari lain mereka bertemu dengan Seruling Galih. Atau bertemu dengan Palang Waja atau orang http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain lagi yang tidak akan memaafkan anak-anak kalian dan bahkan kalian. Lihat, bahwa orang-orang upahanmu itu tidak berarti apa-apa. Juga bagi Ajag Wulung, bagi Palang Waja, bagi Sarpa Wereng dan bagi banyak orang berilmu tinggi.
Mereka tidak akan memaafkan anak-anak itu. Bahkan mereka tidak akan memaafkan orang-orang upahan yang telah
mengusik mereka" Orang itu tidak menjawab. Sementara Ki Mina berkata
selanjutnya "Terserah kepada kalian, apakah anak-anak kalian akan tetap kalian manjakan"
Ki Minapun kemudian memberi isyarat kepada Nyi Mina
untuk meninggalkan tempat itu.
"Tunggu, Ki Sanak" ayah dari anak muda yang tertua itu berusaha mencegahnya "Kami minta kalian berdua singgah sebentar di rumah kami"
"Kami mempunyai banyak pekerjaan. Kami tidak punya
waktu untuk mengurus anak-anak bengal itu. Tetapi jangan biarkan mereka berumur pendek jika mereka bertemu lagi dengan Ajag Wulung"
"Apa yang dapat kami lakukan jika Ajag Wulung itu datang kembali"
"Sebenarnya mereka tidak akan berbuat apa-apa jika
mereka tidak diganggu. Tetapi anak-anak bengal itu telah mengusiknya sehingga mereka menjadi marah" Ki Mina
berhenti sejenak "Tetapi mereka tidak akan kembali dalam waktu dekat. Sementara itu kalian dapat berbuat baik kepada tetangga-tetangga kalian, kepada anak-anak muda di
kademangan kalian dan mengajak mereka berlatih olah
kanuragan. Sebaiknya kalian mengupah orang tidak untuk menakut-nakuti tetangga-tetangga kalian, tetapi pergunakan http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka untuk meningkatkan kemampuan anak-anak muda se kademangan. Jika ada bahaya datang, maka seluruh
kademangan akan membantu kalian."
Ki Mina dan Nyi Mina tidak menuggu jawaban. Merekapun segera melangkah pergi. Mereka sama sekali tidak berpaling ketika ayah anak muda tertua itu memanggil mereka "Kiai, Nyai"
"Orang-orang yang mempunyai pengaruh yang besar, tetapi tidak mampu menempatkan diri seperti itu ternyata masih banyak sekali. Tanjung dan Wikan telah mengalaminya pula berurusan dengan anak-anak yang memanfaatkan pengaruh dan kuasa orang tua mereka untuk kepentingan yang buruk.
Bukan sebaliknya" gumam Ki Mina sambil berjalan dengan cepat menjauhi halaman kedai itu.
"Ada juga baiknya mereka dipertemukan dengan Ajag
Wulung" desis Nyi Mina.
"Tetapi tanpa kami, anak-anak muda itu benar-benar akan mati"
"Ya. Ajag Wulung tidak pernah mempunyai banyak
pertimbangan untuk membunuh orang. Bahkan orang yang berjalan dan berpapasan dijalan dengan sedikit singgungan di bahupun akan dapat mereka bunuh"
Ki Mina mengangguk-angguk. Sementara itu merekapun
berjalan semakin cepat pula. Mereka telah kehilangan waktu beberapa lama untuk melayani Taruna suami isteri, yang ternyata adalah murid-murid dari perguruan Ajag Wulung.
Besok atau lusa, keduanya telah merencanakan untuk
membawa Wikan pulang kepada ibu dan saudara-saudara
perempuannya. Ki Mina dan Nyi Mina berniat untuk mencari http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jalan keluar bagi Wiyati yang telah terperosok ke dalam satu kehidupan yang buram.
Demikianlah, maka Ki Mina suami isteri itu benar-benar telah membuat gurunya serta Wikan menunggu.
Baru setelah malam menjadi semakin dalam, mereka
sampai di padepokan. "Paman datang terlalu malam" gumam Wikan "Apakah
paman berangkat terlalu siang" Mungkin paman dan bibi kerinan sehingga bangun setelah matahari tinggi"
Ki Mina dan Nyi Mina tertawa. Katanya "Kami dipaksa
bermain-main beberapa lama dengan sepasang suami isteri dari perguruan Ajag Wulung"
"Ajag Wulung?" ulang Ki Margawasana.
"Ya, guru" "Ajag Wulung tidak pernah membiarkan lawannya tetap
hibup meskipun persoalan yang menjadi sebab benturan kekerasan hanya persoalan yang remeh-remeh saja"
Ki Minapun sempat menceriterakan dengan singkat, apa yang telah terjadi di kedai itu. Bahkan kepada Wikan Ki Minapun berkata "Berhati-hatilah terhadap orang-orang dari perguruan Ajag Wulung, Wikan. Jika mungkin hindari
perselisihan dengan mereka"
"Ya, paman" Wikanpun mengangguk-angguk.
Namun Ki Mina dan Nyi Mina tidak segera menceriterakan hasil pertemuan mereka dengan Ki Leksana. Keduanyapun lebih dahulu ingin mandi dan berbenah diri. Rasa-rasanya di tubuh mereka telah melekat debu yang tebal, justru karena keringat mereka yang membasahi pakaian mereka.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru menjelang tengah malam, setelah Ki Kina dan Nyi Mina makan nasi yang masih mengepul, wedang jae dengan gula kelapa yang masih panas, maka keduanyapun mulai menceriterakan hasil pembicaraan mereka dengan Ki Leksana suami isteri. Bahkan keduanyapun sempat berceritera tentang Palang Waja serta Seruling Galih.
"Jadi, Ki Leksana itulah orang yang di gelari Seruling Galih"
"Ya, Guru" "Jika demikian, Wiyati akan mendapat tempat yang baik.
Tetapi bukankah kau berterus terang mengatakan keadaan Wiyati itu kepada Ki Leksana suami isteri?"
"Ya, guru" jawab Nyi Mina "Kami telah mengatakan apa yang sesungguhnya telah terjadi dengan Wiyati. Ternyata kakang dan mbokayu Leksana tidak berkeberatan"
"Sukurlah, semoga masih ada hari-hari cerah bagi Wiyati"
"Semoga, guru" "Dengan demikian, maka bukankah kalian berdua akan
segera membawa Wikan pulang?"
"Ya, guru. Besok atau lusa kami akan membawa Wikan
pulang" "Kenapa tidak paman dan bibi saja menemui ibu dan kedua kakak perempuanku?" bertanya Wikan yang sebenarnya
menjadi sangat segan pulang.
"Tidak, Wikan. Kaupun harus pulang. Meskipun kau akan pergi lagi meninggalkan rumahmu dan tinggal di padepokan lagi, misalnya. Tetapi kau pergi dengan baik. Kau minta diri kepada ibu dan kakakmu. Tidak begitu saja lari meninggalkan mereka dalam keadaan kalut"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak tahan lagi paman"
"Nah, kau harus menjadi lebih dewasa lagi menghadapi liku-liku kehidupan ini, Wikan" berkata gurunya "Tidak semuanya sesuai dengan keinginan kita. Tidak semua sungai mengalir ke arah yang kita kehendaki"
Wikan menarik nafas panjang.
"Jika demikian, maka sebaiknya kalian berdua segera
menyelesaikan persoalan ini, Mina. Dengan demikian, maka kaupun akan segera melakukan tugasmu yang lain. Kau akan segera memimpin padepokan ini. Kami, seisi padepokan ini sudah sepakat, bahwa kaulah yang akan melanjutkan tugas-tugasku, karena aku sudah terlalu tua untuk melakukannya.
Aku akan segera mencari tempat untuk menjernihkan nalar budiku. Meskipun itu bukan berarti bahwa aku akan
memisahkan diri dari kehidupan di dunia ini, karena
bagaimanapun juga aku masih merupakan bagian dari
padanya. Tetapi aku akan berusaha untuk menemukan
keseimbangan yang mapan dari warna dunia ini dengan arah hidupku kelak di kehidupan abadi"
"Aku akan melakukan segala perintah guru" jawab Ki Mina.
Akhirnya merekapun memutuskan, bahwa esok lusa Ki
Mina, Nyi Mina dan Wikan akan meninggalkan padepokan itu untuk menemui ibu serta kakak-kakak perempuan Wikan yang ditinggalkannya begitu saja dalam keadaan yang resah.
"Nah. Sekarang beristirahatlah. Hari sudah malam. Kalian tentu merasa letih setelah menempuh perjalanan panjang serta bermain-main dengan murid perguruan Ajag Wulung serta sebelumnya dengan gerombolan Palang Waja"
"Baik guru. Kami memang merasa letih" Keduanyapun
kemudian meninggalkan gurunya yang masih duduk tepekur di http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ruang tengah. Ki Mina dan Nyi Mina meninggalkan ruangan itu bersama Wikan.
Sebelum Ki Mina dan Nyi Mina pergi ke biliknya, Wikan masih sempat menceritakan dengan singkat, apa yang telah dilakukannya sepeninggal Ki Mina dan Nyi Mina.
"Aku mencoba untuk menyadarkan Murdaka, bahwa ia telah dicengkam oleh perasaan dengki dan iri"
"Sukurlah" desis Ki Mina "Kau telah membuat penyelesaian yang terbaik"
Ketika kemudian Wikan pergi ke belakang untuk bergabung dengan para cantrik yang tidur di barak panjang, maka Nyi Mina sempat menjenguk ke bilik Tanjung. Namun ternyata Tanjung tidak sedang tidur.
"Kau belum tidur Tanjung?"
"Aku baru saja memberi Tatag minum, bibi. Tetapi kapan bibi dan paman datang?"
"Sudah agak lama. Aku sudah mandi, sudah makan dan
sekarang aku akan tidur"
"Aku memang mendengar suara paman dan bibi. Aku kira aku sedang bermimpi"
Nyi Mina tersenyum. Disentuhnya pipi Tatag itu dengan jarinya. Bayi itupun tertawa kegirangan. Seolah-olah ia tahu, bahwa orang yang mengaku sebagai neneknya itu sudah
pulang. "Nah, tidur lagi Tanjung. Aku juga akan tidur" Nyi Minapun kemudian meninggalkan bilik Tanjung. Sebenarnyalah bahwa Ki Mina dan Nyi Mina memang merasa letih setelah menempuh perjalanan
panjang. Bukan hanya perjalanan, tetapi merekapun harus turun ke arena pertempuran.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apalagi dengan perut yang terasa sudah kenyang. Maka merekapun segera tertidur pula. Ketika kemudian mereka mendengar Tatag menangis, mereka tidak bangkit dari
pembaringan. Nyi Mina yang terbiasa menengok jika Tatag menangis, saat itu hanya menggeliat sambil berdesis "Ibunya juga masih bangun"
Kemudian Nyi Mina itupun memejamkan matanya lagi.
Meskipun demikian, seperti biasanya mereka bangun pagi-pagi sekali sebelum fajar.
Hari itu Wikan nampak tidak begitu ceria seperti hari-hari sebelumnya.
Nampaknya ada sesuatu yang terasa mengganggu pikirannya. Ketika seorang cantrik bertanya kepadanya, maka Wikan itupun menjawab dengan nada rendah"Besok aku harus pergi"
"Kemana?" "Pulang" "Pulang" Apakah kau akan meninggalkan padepokan ini lagi untuk seterusnya?"
"Tidak. Aku hanya akan pulang sehari saja. Aku akan
segera kembali kemari"
"Bukankah hanya sehari" Tetapi wajahmu kelihatan murung sekali"
"Aku merasa sangat segan pulang"
"Kenapa?" Wikan menarik nafas panjang. Ia tidak dapat mengatakan, kenapa ia segan pulang. Ia tidak ingin ada orang lain yang tahu persoalan yang sedang melibat keluarganya.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena itu, maka Wikanpun menjawab sekenanya saja "Aku sebenarnya tidak ingin pulang. Jika aku sudah berada di rumah, maka akupun akan menjadi segan untuk meninggalkan ibuku sendiri di rumah"
Kawannya mengangguk-angguk. Tetapi ia tidak bertanya lagi.
Sementara itu, di hari itu Ki Mina telah menghadap Ki Margawasana bersama Ki Parama, Ki Rantam dan Ki Windu.
Mereka telah membicarakan rencana pergantian kepemimpinan dan padepokan Ki Margawasana.
Seperti pembicaraan sebelumnya, maka tidak ada persoalan yang menghambat mengalirnya kepemimpinan dari Ki
Margawasana kepada Ki Mina. Bahkan Ki Parama, Ki Rantam dan Ki Windu berharap, bahwa Ki Mina yang lebih muda dari Ki Margawasana itu mampu meniupkan udara yang lebih segar ke dalam perguruan mereka.
"Aku sudah terlalu tua" berkata Ki Margawasana "Ada hal-hal baru yang akan lahir dari mereka yang lebih muda.
Dengan demikian, maka akan berhembus nafas yang lebih panjang di perguruan ini"
Ki Mina serta ketiga orang yang membantu Ki Margawasana memimpin padepokan itupun mengangguk-angguk.
"Aku berharap bahwa esok, Ki Mina akan dapat
menyelesaikan persoalan keluarganya. Mungkin ia memerlukan waktu dua atau tiga hari. Setelah itu, maka tidak ada lagi hambatan bagi pergantian kepemimpinan ini.
Sedangkan akupun tidak akan pergi jauh. Jika ada persoalan-persoalan yang harus aku selesaikan, akan aku selesaikan"
"Terima kasih atas kepercayaan ini guru. Terima kasih pula atas waktu yang guru berikan kepadaku untuk menyelesaikan http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Tembang Tantangan Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

persoalan keluargaku. Namun tanpa dukungan saudarasaudaraku seperguruan, khususnya Ki Parama, Ki Rantam dan Ki Windu, maka aku bukan apa-apa"
"Kami akan mendukung sepenuhnya kakang" sahut Ki
Parama "kepemimpinan kakang akan dapat melanjutkan hasil jerih payah guru selama ini"
"Terima kasih, adi. Aku sangat berharap"
"Baiklah. Kau dapat bersiap-siap untuk pergi menemui keluarga Wikan esok"
Sebenarnyalah hari itu, Ki Mina dan Nyi Mina telah berbicara dengan Wikan, apa yang akan mereka katakan kepada ibu Wikan. Apa pula yang akan mereka katakan kepada Wiyati dan kepada Wuni.
"Kenapa paman dan bibi harus mengajak aku" Bukankah
paman dan bibi dapat langsung berbicara dengan ibu dan dengan kedua orang kakak perempuanku itu?"
"Sudah berapa kali aku katakan, Wikan. Kau harus bertemu dengan ibumu dan dengan kedua kakak perempuanmu. Kau tidak boleh lari begitu saja dari kenyataan tentang
keluargamu" jawab pamannya.
Wikan hanya dapat menarik nafas. Namun sebenarnyalah terjadi ketegangan didalam dadanya.
Tetapi Wikan tidak mungkin dapat mengelak lagi.
Gurunyapun telah menasehatkan agar ia ikut bersama paman dan bibinya pulang menemui ibu dan saudara-saudara
perempuannya. Itulah sebabnya, maka wajah Wikan nampak muram oleh
kegelisahannya. http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika malam turun, maka rasa-rasanya Wikan sama sekali tidak mengantuk meskipun wayah sepi uwong sudah lewat.
Ketika ia mendengar suara Tatag merengek, maka rasarasanya ingin ia mengajaknya berjalan-jalan di halaman.
Tetapi Wikan merasa tidak pantas untuk memasuki bilik Tanjung, meskipun ia berkepentingan dengan Tatag.
Di dini hari, Wikan sudah berada di sumur untuk mengisi pakiwan. Terdengar suara senggot timba berderit dengan iramanya tersendiri.
Ki Mina dan Nyi Mina yang juga sudah bangun pagi-pagi sekali, segera mandi pula. Sementara Wikan masih saja sibuk mengisi jambangan di pakiwan itu.
Sebelum matahari terbit, ketiganyapun sudah selesai
berbenah dan siap untuk berangkat.
"Hati-hatilah di perjalanan" pesan Ki Margawasana "kalian tidak usah melayani Ajag Wulung jika kalian berjumpa lagi.
Yang kalian jumpai kemarin atau saudara-saudara seperguruannya" Ki Mina dan Nyi Mina tersenyum. Dengan nada dalam Ki Minapun menjawab "Ya, guru. Kami akan mengindar jika kami bertemu dengan orang-orang dari perguruan Ajag Wulung.
Kecuali jika kami tidak mendapat kesempatan"
Gurunya tersenyum. Katanya "Baiklah. Berangkatlah. Kalian tidak akan bertemu dengan siapa-siapa"
Ki Mina, Nyi Mina dan Wikanpun telah minta diri pula kepada Tanjung. Ketika Nyi Mina menciumnya, maka Tatagpun tiba-tiba telah memegang telinganya dan tidak segera mau melepaskannya,
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, anak nakal" desis Tanjung sambil berusaha mengurai jari-jari kecil Tatag.
Nyi Mina tertawa. Katanya "Kau memang nakal Tatag"
"Anak itu tidak mau kau tinggalkan lagi, Nyi. Baru saja kau pulang dan baru sehari kau menimangnya. Sekarang kau akan meninggalkannya lagi" berkata Ki Mina.
"Besok aku pulang ngger" berkata Nyi Mina sambil
menyentuh pipi anak itu. Demikianlah, maka menjelang matahari terbit, maka Ki Mina, Nyi Mina dan Wikanpun telah pergi meninggalkan padepokannya. Mereka akan menempuh perjalanan panjang, untuk menjumpai Nyi Purba. Ibu Wikan.
"Perjalanan kita kali ini cukup panjang" berkata Ki Mina sambil melangkah semakin cepat.
"Kenapa tergesa-gesa" bertanya Nyi Mina "Bukankah tidak ada orang yang membatasi waktu agar kita sampai di rumah Nyi Purba hari ini"
"Tetapi kita harus segera berada di padepokan lagi, Nyi.
Guru tentu menunggu kita"
"Tetapi guru tahu, bahwa kita pergi jauh untuk satu
keperluan yang penting. Bukankah kita akan langsung pergi ke rumah Ki Leksana bersama Wiyati jika ia bersedia?"
"Ya. Itu lebih baik daripada kita harus kembali dahulu ke padepokan, baru kemudian mengantar Wiyati ke rumah
kakang Leksana" Wikan sendiri tidak banyak berbicara di sepanjang jalan.
Sejak semula ia sudah merasa segan untuk pulang. Tetapi ia tidak berani membantah kemauan pamannya bahkan nasehat gurunya agar ia pulang dahulu.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika matahari menjadi semakin tinggi, maka panaspun mulai terasa menggatalkan kulit. Bahkan semakin lama terasa semakin panas. Apalagi ketika matahari itu, sudah sampai di puncak langit.
Mereka bertigapun kemudian sempat berhenti di dekat
pintu gerbang sebuah pasar, disebuah kedai yang tidak terlalu besar.
Tetapi nampaknya kedai itu mempunyai banyak langganan sehingga tempat duduk yang disediakan hampir penuh dengan para pembeli.
Ternyata bahwa masakan di
kedai itu memang enak. Berbagai
macam sayur dan lauk tersedia di
kedai itu. Daging sapi, daging
kambing, ayam, gurameh sebesar
dua kali telapak tangan sampai
wader kecil-kecil sebesar jari kelingking. Telur dan bahkan daging burung. Beberapa saat Ki Mina, Nyi Mina
dan Wikan duduk di kedai itu.
Demikian mereka selesai makan dan minum, Ki Mina justru berdesis "Rasa-rasanya malas untuk bangkit dan melanjutkan perjalanan"
"Kakang akan tinggal disini" Biar aku dan Wikan
melanjutkan perjalanan"
Ki Mina tertawa. Tetapi ia tidak menjawab.
Beberapa saat kemudian, maka mereka bertigapun
meninggalkan kedai yang tidak begitu besar, tetapi cukup ramai itu.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun demikian mereka beranjak dari depan kedai itu, mereka tertegun. Mereka melihat beberapa orang yang
nampak sangat gelisah. "Ada apa paman" desis Wikan.
"Sudahlah. Kita membawa tugas kita sendiri"
"Tetapi nampaknya ada sesuatu yang menarik perhatian"
Ki Mina tidak menjawab. Tetapi ketika Wikan berhenti, Ki Mina dan Nyi Minapun berhenti pula di depan pasar itu.
"Mereka akan datang lewat tengah hari" terdengar seorang diantara mereka berdesis.
"Gila. Yang mereka lakukan itu benar-benar gila"
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Kita akan menyelamatkan anak itu. Ia tidak bersalah"
"Tetapi orang-orang Sangkrah itu akan membawa beberapa orang gegedug"
"Orang-orang upahan?"
"Ya. Tentu mereka adalah pembunuh-pembunuh upahan
yang ganas" "Kita bawa saja anak itu pergi dan bersembunyi"
"Ya. Bawa saja anak itu bersembunyi"
"Kemana?" "Kemana saja" "Lalu, bagaimana dengan penghuni padukuhan?"
"Ya, bagaimana" Kita tidak mempunyai banyak waktu.
Bahkan mungkin orang-orang Sangkrah itu sudah berada di perjalanan ke padukuhan kita sekarang ini"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau saja mereka tidak membawa beberapa orang
gegedug, maka kita akan melawan mereka"
Sebelum mereka menemukan pemecahan, seorang anak
muda datang berlari-lari menemui beberapa orang yang gelisah itu. Dengan nafas terengah-engah iapun berkata
"Orang-orang Sangkrah telah berangkat menuju ke padukuhan kita. Mereka tentu berniat mengambil Tunggul untuk di hukum di Sangkrah"
"Jangan biarkan. Tunggul tidak bersalah. Tunggul hanya membela diri. Jika kemudian anak muda Sangkrah itu terluka parah, adalah karena salahnya sendiri.
"Tunggul berkelahi untuk mempertahankan hak kita atas air itu. Tetapi anak muda dari Sangkrah itu memaksa untuk membelokkan air itu ke sawah mereka. Karena itu, maka kitapun harus melindungi Tunggul"
"Bagaimana dengan gegedug itu" Di Sangkrah ada seorang yang kaya raya yang mempunyai beberapa orang upahan
untuk mengawal kekayaannya"
"Yang terluka itu adalah kemanakan Ki Sudagar yang kaya raya itu. Yang memaksa untuk membelokkan air ke sawah Ki Sudagar. Karena itu, ia menyertakan beberapa orang gegedug upahannya untuk memburu Tunggul"
"Kasihan. Jika Tunggul jatuh ke tangan Ki Sudagar kaya itu"
"Tetapi kenapa orang-orang sepadukuhan Sangkrah ikut pula untuk mengambil Tunggul"
"Pengaruh uang Ki Sudagar itu sangat besar"
"Sekarang, kita bawa Tunggul pergi"
"Kita biarkan mereka menumpahkan kemarahannya kepada tetangga-tetangga kita yang tinggal?"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita tidak mempunyai jalan lain. Waktunya sudah sangat mendesak"
"Paman" desis Wikan.
"Kau akan membela anak muda yang bernama Tunggul itu, yang sedang diburu oleh orang-orang Sangkrah"
"Kasihan anak muda itu, paman. Ia tidak bersalah. Tetapi Ki Sudagar itu dapat membeli kebenaran dengan uangnya"
"Marilah, kita ikut mereka"
Ki Mina, Nyi Mina dan Wikanpun mengikuti orang-orang yang akan menyelamatkan anak muda yang bernama Tunggul itu. Mereka berlari-lari kecil menuju padukuhan yang hanya dipisahkan oleh sebuah bulak kecil dengan padukuhan yang memiliki pasar itu.
Beberapa orang itupun kemudian menuju ke sebuah rumah yang sederhana. Seorang diantara mereka berlari masuk regol sambil memanggil "Tunggul. Tunggul"
Ki Mina, Nyi Mina dan Wikan sudah berdiri di antara orang-orang yang berdiri di depan regol halaman rumah Tunggul.
Bahkan beberapa orang tetanggapun telah berkerumun pula di depan pintu regol itu, sehingga keberadaan Ki Mina, Nyi Mina dan Wikan tidak menarik perhatian.
Tunggulpun keluar dari rumahnya dan berdiri di halaman,
"Kau harus pergi Tunggul. Kau harus bersembunyi. Orang-orang Sangkrah telah datang kemari untuk mencarimu.
Diantara mereka terdapat beberapa orang gegedug"
"Aku tidak akan bersembunyi, paman" jawab Tunggul.
"Kau harus bersembunyi"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau aku bersembunyi, maka kemarahan orang-orang
Sangkrah itu akan ditumpahkan kepada tetangga-tetangga yang tidak tahu menahu persoalannya"
"Semua orang sudah tahu persoalannya. Merekapun yakin bahwa kau memang tidak bersalah"
"Tetapi orang-orang Sangkrah tidak mau tahu" Tunggul terdiam sejenak "Sudahlah. Mereka menginginkan aku. Biarlah aku mereka bawa. Apapun yang akan mereka lakukan
terhadapku, biarlah mereka lakukan. Justru karena aku merasa tidak bersalah, aku tidak akan lari"
"Kau tahu watak orang-orang Sangkrah. Justru karena
mereka merasa bahwa mereka memiliki lebih banyak dari kita, maka mereka menganggap kita tidak berarti. Rata-rata orang Sangkrah lebih kaya dari kita disini. Nah, karena itu, pergilah bersama beberapa orang kawan. Biarlah kami akan mencoba untuk meyakinkan orang-orang Sangkrah itu"
"Paman sendiri sudah mengatakan tentang watak orangorang Sangkrah. Karena itu, biarlah mereka menemukan aku.
Jika mereka tidak menemukan aku, maka akibatnya akan menjadi semakin luas. Mungkin akan jatuh beberapa orang korban. Tetapi jika mereka menemukan aku, maka aku sajalah yang akan menjadi korban. Aku akan menjalaninya dengan senang hati"
Suasana menjadi semakin tegang. Yang kemudian
berdatangan di depan rumah Tunggul itupun menjadi semakin banyak. Seorang yang sudah separo baya bahkan berteriak
"Jangan takut, Tunggul. Kita tidak bersalah. Kami akan membelamu apapun yang akan terjadi"
Suasana benar-benar menjadi panas. Bahkan beberapa
orang ternyata telah membawa senjata.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu, dua orang telah menyibak orang-orang yang berkerumun itu. Keduanya adalah Ki Bekel dan Ki Jagabaya.
"Jangan bertindak sendiri-sendiri" berkata Ki Bekel "biarlah aku yang berbicara dengan orang-orang Sangkrah"
"Tidak ada gunanya, Ki Bekel" sahut seorang anak muda
"orang-orang Sangkrah tidak terbiasa mendengarkan pendapat orang lain"
"Aku akan mencobanya. Biarlah kami berdua pergi ke
Banjar. Kami akan menemui mereka di banjar"
"Mereka tidak akan pergi ke banjar, Ki Bekel" sahut
seseorang "Mereka tentu akan langsung pergi ke rumah ini untuk mencari Tunggul"
"Kalau begitu, sebaiknya kalian pergi. Bersembunyi di balik dinding halaman atau di balik gerumbul dan rumpun bambu, Biarlah aku menemui mereka dan berbicara dengan mereka.
Aku akan menjelaskan kepada mereka, bahwa Tunggul tidak bersalah. Tunggul hanya sekedar membela diri"
"Tetapi Ki Bekel dan Ki Jagabaya harus berhati-hati. Mereka orang-orang yang keras kepala. Justru karena mereka merasa mempunyai kelebihan dari orang-orang padukuhan yang lain"
"Karena itu, biarlah kita memberikan peringatan yang keras kepada mereka"
"Bodoh kau" bentak Ki Jagabaya "Bukan kita yang akan.
memberikan peringatan kepada mereka, tetapi kitalah yang akan dilumatkan jika terjadi perkelahian. Bukankah mereka telah mengupah beberapa orang gegedug yang ganas"
"Kami tidak takut Ki Jagabaya"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita memang tidak takut. Tetapi kita harus mempunyai perhitungan yang baik. Karena itu, biarlah kami, maksudku aku dan Ki Bekel berusaha mencegah mereka. Jika aku gagal, apaboleh buat. Tetapi kita harus tahu, bahwa wajah-wajah kitalah yang akan menjadi pengab. Bahkan mungkin para gegedug itu akan bertindak lebih jauh dari sekedar membuat wajah kita pengab"
"Apapun yang terjadi akan kita jalani. Tetapi tentu saja kita akan dapat membiarkan Tunggul seorang diri yang menjadi korban"
"Bagus" sahut Ki Jagabaya "Tetapi sebaiknya kalian pergi lebih dahulu. Bersembunyi dan tunggu aba-abaku"
Orang-orang yang berkerumun di depan rumah Tunggul
itupun patuh. Bahkan ada diantara mereka yang langsung memberitahukan kepada orang-orang yang baru datang.
Sejenak kemudian, maka jalan dan halaman di depan
rumah Tunggul itupun menjadi bersih. Tidak ada seorangpun yang nampak selain Ki Bekel, Ki Jagabaya dan Tunggul sendiri.
Beberapa saat Ki Bekel dan Ki Jagabaya menunggu. Orang-orang yang bersembunyi di balik rumpun-rumpun bambupun hampir menjadi tidak sabar. Tubuh mereka sudah menjadi gatal digigit nyamuk serta gelugut yang diterbangkan angin.
Namun sejenak kemudian, terdengar suara yang riuh.
Sekelompok laki-laki membawa senjata di tangan masingmasing telah memasuki gerbang padukuhan. Seperti yang sudah diduga, merekapun langsung menyusuri jalan menuju ke rumah Tunggul. Seorang laki-laki yang masih terhitung muda, yang berjalan di paling depan berteriak nyaring
"Minggir. Jangan ada yang mencoba menghalangi kami. Kami tidak akan mengganggu siapa-siapa jika kalian tidak ikut http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
campur. Kami datang untuk mengambil Tunggul yang telah melukai saudara kami dari Sangkrah"
Tidak terdengar suara yang menyahutnya. Perempuan dan anak-anak telah bersembunyi di balik pintu rumah mereka masing-masing yang tertutup rapat.
Beberapa saat kemudian, sekelompok orang bersenjata itu telah sampai di muka regol rumah Tunggul. Merekapun segera menyebar. Laki-laki yang berteriak disepanjang jalan itupun segera memasuki halaman diiringi oleh tiga orang laki-laki yang nampak sangat garang. Ketiga-tiganya berkumis lebat Seorang bertubuh tinggi kekurus-kurusan. Seorang yang tidak berbaju
menampakkan otot-ototnya yang menjorok. Sedangkan seorang lagi adalah laki-laki yang benar-benar bertubuh raksasa. Tinggi, besar, berdada lebar. Di sela-sela bajunya yang terbuka di dada, nampak bulu-bulunya yang lebat.
Ki Bekel dan Ki Jagabaya yang terhitung orang-orang yang berani itupun menjadi berdebar-debar melihat raksasa itu.
Orang yang berdiri di paling depan itupun kemudian berkata lantang "Tunggul. Aku datang untuk menjemputmu"
Namun Ki Bekel dan Ki Jagabaya yang ada di rumah itu telah berdiri di tangga pendapa yang sederhana itu. Dengan lantang pula Ki Bekelpun bertanya "Ada apa Ki Sanak?"
"Ki Bekel tentu sudah tahu maksud kedatangan kami, justru karena Ki Bekel ada disini"
"Kalian akan mempersoalkan Tunggul yang telah berkelahi dengan seorang anak muda dari Sangkrah?"
"Ya. Kami akan mengambil Tunggul dan membawanya ke
Sangkrah. Kamilah yang berhak menghukumnya"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengar Ki Sanak. Tunggul tidak bersalah. Ia sekedar membela diri menghadapi anak muda Sangkrah itu. Tunggul yang sedang menunggui air yang memang menjadi bagian kami itu, telah diserang oleh anak muda Sangkrah yang ingin mencuri air kami"
"Bohong. Itu ceritera bohong. Tunggulah yang menyerang anak kami yang tidak bersalah. Anak kami itu memang
mempersoalkan air. Tetapi yang dilakukan tidak lebih dari mempertanyakannya. Tunggul tiba-tiba saja menjadi marah dan dengari serta-merta menyerang anak kami itu, sehingga anak kami terluka parah"
"Sandi itulah yang berbohong" sahut Tunggul
"jika Sandi benar-benar seorang laki-laki, ia tentu
akan berceritera sesuai dengan kebenaran. Tetapi ia
lic ik dan memutar balikkan
kenyataan yang terjadi"
"Tutup mulutmu, Tunggul.
Sekarang aku akan membawamu menemui Sandi yang masih terbaring di pembaringan. Luka-lukanya
yang parah nampaknya akan memaksanya untuk berbaring lebih dari sepekan. Dan itu adalah karena pokalmu. Karena kesalahanmu. Kau tidak usah ingkar. Sekarang, ikut kami ke Sangkrah"
"Baik" berkata Tunggul "Aku akan ikut kalian ke Sangkrah.
Aku ingin bertemu dengan Sandi dan aku berharap Sandi benar-benar seorang laki-laki yang bertanggung jawab"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak" berkata Ki Bekel "Jangan bawa Tunggul. Aku
usulkan, agar kita menunggu Sandi sembuh. Kemudian kita akan
mempertemukan Sandi dengan Tunggul untuk menemukan kebenaran dari peristiwa itu. Jika sekarang kau bawa Tunggul, maka akibatnya akan sangat merugikan
Tunggul, karena kalian masih dicengkam oleh perasaan marah, sehingga kalian belum dapat melihat dengan jernih persoalan yang sebenarnya"
"Persetan dengan kau, Ki Bekel" geram orang yang berdiri di paling depan itu "Aku sudah berjanji kepada Ki Bekel Sangkrah, bahwa hari ini aku akan membawa Tunggul


Tembang Tantangan Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghadap" "Itu tidak adil" berkata Ki Jagabaya "sebaiknya kita menunggu
Sandi sembuh. Kemudian mempertemukan Tunggul dan Sandi di hadapan beberapa orang yang dapat menilai dengan baik pembicaraan kedua orang anak muda itu"
"Itu akan makan waktu terlalu lama. Sekarang biarkan kami membawa Tunggul"
"Kenapa kalian tidak mau mendengar kata-kataku" berkata Ki Jayabaya "ingat, bahwa Tunggul sudah berniat baik. Jika saja Tunggul kehilangan nalarnya, mungkin Sandi sudah mati.
Tetapi Tunggul yang masih muda itu masih mampu
mengekang dirinya, sehingga ia tidak membunuh Sandi"
"Tetapi luka Sandi sangat parah"
"Kau kira Tunggul tidak terluka. Jika ia membuka bajunya, maka masih nampak luka-luka di dada dan bahunya. Bahkan nafasnya masih terasa terganggu oleh sesak di dadanya"
"Persetan. Sekarang serahkan Tunggul. Kami akan
membawa Tunggul menghadap Ki Bekel di Sangkrah"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika kami tidak memberikannya?"
"Ki Jagabaya" desis Tunggul "biarlah aku pergi"
"Tunggu Tunggul" sahut Ki Jagabaya.
Namun orang yang bertubuh raksasa itu telah melangkah maju mendekati Ki Jagabaya. Katanya dengan suara yang bagaikan bunyi guruh "Ki Jagabaya. Apakah kau ingin
melindungi Tunggul" Jika kau memang berniat melindunginya, maka aku akan melintir tubuhmu seperti tampar ijuk"
"Kau siapa" Kau tentu bukan orang Sangkrah. Hampir
semua orang Sangkrah dapat aku kenali"
"Aku memang bukan orang Sangkrah. Tetapi aku tidak ingin melihat
kesewenang-wenangan berlaku. Tunggul telah memperlakukan Sandi dengan sewenang-wenang. Justru ia merasa memiliki kekuatan yang lebih besar dari Sandi, maka iapun memperlakukan Sandi dengan semena-mena. Nah,
untuk menegakkan keadilan aku ikut datang kemari. Tunggul harus diserahkan. Kalau tidak, maka akibatnya akan menjadi lebih buruk lagi. Aku dan kawan-kawanku akan memaksanya pergi bersama kami. Siapa yang menghalangi akan kami singkirkan. Sejauh mana ia harus menyingkir, itu tergantung sekali kepada sikapnya"
Ki Jagabaya termangu-mangu sejenak. Sedikitnya ada tiga orang gegedug yang ikut datang bersama orang-orang
Sangkrah yang marah. Bahkan mungkin lebih. Ada beberapa orang lain yang masih belum dikenalnya. Meskipun ujud mereka tidak segarang ketiga orang itu, namun mereka tentu juga orang-orang yang berbahaya sekali. Mereka tentu tidak segan-segan membunuh.
Tetapi menyerahkan Tunggul adalah tidak adil sama sekali.
Tunggul tidak bersalah. Sementara itu, orang-orang Sangkrah http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan menjadi hakim sendiri. Mereka akan mengadili Tunggul menurut kehendak mereka tanpa menilai kenyataan yang sebenarnya.
"Sudahlah Ki Jagabaya. Jangan memperumit persoalan.
Serahkan saja Tunggul. Maka persoalannya akan selesai"
"Apa yang akan kalian lakukan terhadap Tunggul"
"Ia akan kami serahkan kepada Ki Bekel di Sangkrah. Tetapi jika di sepanjang jalan Tunggul berbuat macam-macam, maka ia akan lebih mempersulit dirinya sendiri"
"Jika tidak kami serahkan?"
"Kami akan memaksanya. Kami tahu, bahwa banyak orang bersembunyi di sekitar halaman rumah ini. Tetapi jika mereka benar-benar akan mencoba melindungi Tunggul, maka kalian harus menghitung nanti, berapa orang yang mati. Sedangkan orang-orang Sangkrah yang marah akan dapat berbuat lebih jauh lagi di padukuhan ini"
Ki Jagabaya memang menjadi bimbang. Demikian pula Ki Bekel. Agaknya orang yang bertubuh raksasa itu memang orang berilmu tinggi. Ia tahu, bahkan banyak orang yang telah bersembunyi di sekitar rumah Tunggul. Namun jika mereka berusaha melindungi Tunggul, maka sebenarnyalah akan jatuh korban. Mungkin tidak hanya satu dua. Tetapi lebih dari itu.
Namun selagi keduanya masih dicengkam kebimbangan,
maka tiba-tiba seorang anak muda meloncati dinding halaman sebelah sambil berkata "Tunggu, Ki Sanak"
Semua orang berpaling kepada anak muda yang berjalan dengan langkah pasti mendekati orang yang bertubuh raksasa itu.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau siapa?" bertanya orang yang berdiri di paling depan dalam arak-arakan orang-orang Sangkrah itu.
"Namaku Wikan. Aku adalah saudara sepupu Tunggul"
Tunggul sendiri terkejut mendengar pengakuan itu.
"Kau mau apa?" bertanya orang yang bertubuh raksasa itu.
"Kita cari pemecahan yang lain. Nampaknya raksasa ini mempunyai penggraita yang sangat tajam, sehingga ia
mengetahui bahwa di sekitar rumah ini telah bersembunyi orang-orang yang siap melindungi Tunggul. Tetapi dengan keberadaan beberapa orang gegedug diantara orang-orang Sangkrah, maka kami yang bertekad untuk melindungi
Tunggul harus berpikir dua kali"
"Jadi?" "Begini saja. Salah seorang dari kita akan bertarung. Aku akan mewakili Tunggul dan seorang diantara kalian akan mewakili Sandi dan orang-orang Sangkrah. Jika wakil Sandi menang, maka kami akan menyerahkan Tunggul. Tetapi jika aku yang menang, maka kalian akan menghentikan tuntutan kalian atas Tunggul. Kalian akan bertanya ulang pada Sandi kelak jika ia sudah sembuh, apakah sebenarnya yang telah terjadi di bulak panjang itu. Apakah tunggul yang bersalah atau Sandi. Tetapi apapun jawaban Sandi yang mungkin masih berusaha menyembunyikan kebenaran bagi kepentingan harga dirinya, kalian sudah tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Tunggul"
"Bagus" teriak orang bertubuh raksasa itu "Kau akan ditelan oleh kesombonganmu sendiri. Aku akan mewakili Sandi dan orang-orang Sangkrah. Tetapi orang-orang yang menyaksikan pertarungan ini akan menjadi saksi. Antara lain Ki Bekel dan Ki http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jagabaya bahwa seandainya kau terbunuh di arena, itu sama sekali bukan salahku"
"Bagus. Tetapi sebaliknya juga demikian"
Orang bertubuh raksasa itupun kemudian berkata kepada orang yang berdiri di paling depan, yang agaknya telah memimpin orang-orang Sangkrah untuk menjemput Tunggul itu sambil berkata "Beri aku kesempatan"
Orang itu termangu-mangu sejenak. Tetapi ia terlalu yakin akan kelebihan orang bertubuh raksasa itu. Kecuali ujudnya, orang itupun berilmu tinggi. Dengan upah yang besar, maka orang itu telah bekerja pada paman Sandi, seorang saudagar yang sangat kaya yang tinggal di Sangkrah.
Karena itu maka orang itupun mengangguk sambil berdesis
"Patahkan kesombongannya serta tulang-tulangnya"
Orang bertubuh raksasa itu tertawa, sementara orang yang memimpin orang-orang Sangkrah itupun berkata "Kau akan mendapat upah khusus untuk kerjamu ini"
"Ya. Terima kasih. Kedatangan bocah edan ini telah
menambah rejekiku hari ini"
Wikanpun ikut tertawa pula.
"He, kenapa kau tertawa?" bertanya orang bertubuh
raksasa itu. "Kau lucu sekali. Seperti seorang anak melihat ibunya pulang dari pasar sambil membawa oleh-oleh"
"Anak iblis. Bersiaplah. Kita sudah menentukan kesepakatan tentang taruhan pertarungan ini"
"Ya. Biarlah semua orang yang ada disini menjadi saksi"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sejenak kemudian, maka Wikanpun telah berhadapan
dengan orang bertubuh raksasa itu. Sementara itu, orang-orang yang bersembunyi di sekitar rumah Tunggul itupun akhirnya .satu persatu muncul dari persembunyian mereka.
Merekapun tidak dapat menahan diri untuk menyaksikan pertarungan itu, sehingga akhirnya halaman rumah Tunggul itupun menjadi hampir penuh.
Orang-orang Sangkrahpun menjadi berdebar-debar. Tetangga-tetangga Tunggul itupun sudah membawa senjata pula seadanya. Jika terjadi benturan kekerasan, maka orang-orang Sangkrah itu lebih mengandalkan kepada para gegedug upahan yang datang bersama mereka.
Orang-orang dari Sangkrah maupun tetangga-tetangga
Tunggul seakan-akan tidak saling menghiraukan. Perhatian mereka sepenuhnya tertuju kepada dua orang yang berdiri di tengah-tengah arena yang terjadi oleh kerumunan orang-orang Sangkrah dan tetangga-tetangga Tunggul.
Tunggul sendiri masih saja dicengkam oleh keheranan. Ia sama sekali tidak mengenal orang yang mengaku saudara sepupunya itu.
Ketika Ki Bekel berdesis ditelinga Tunggul menanyakan orang yang mengaku sepupunya itu, Tunggul menggeleng
"Aku tidak tahu Ki Bekel. Entah darimana datangnya orang itu"
"Apakah ia melakukannya dengan jujur, atau justru berniat untuk menjebakmu. Orang itu akan kalah di arena sehingga kau harus pergi bersama orang-orang Sangkrah"
"Ada atau tidak ada permainan yang lic ik seperti itu, aku memang harus pergi, Ki Bekel. Jika tidak, maka gegedug yang mengerikan itu akan melumatkan tetangga-tetangga kita"
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu, orang bertubuh raksasa itupun menggeram
"Bersiaplah. Kau akan mati anak yang sombong"
"Jangan mudah membunuh" desis Wikan "sebaiknya kita
buktikan, siapakah yang lebih baik diantara kita"
Orang bertubuh raksasa itu tidak menyahut. Tiba-tiba saja ia meloncat
sambil menjulurkan kakinya menyamping
mengarah ke. dada Wikan. Serangan yang tiba-tiba, namun dilakukan dengan sepenuh tenaga. Orang bertubuh raksasa itu ingin segera menyelesaikan lawannya pada serangan pertama.
Kemudian membawa Tunggul kembali ke Sangkrah. Ia akan menerima upah berlipat, sementara orang-orang Sangkrah akan semakin menghormatinya dan bahkan menjadi semakin takut kepadanya, karena kemampuannya yang tinggi.
Namun Wikan menyadari sepenuhnya niat lawannya untuk dengan cepat melumpuhkannya. Karena itu, maka Wikanpun telah bergerak dengan cepat pula. Dengan tangkasnya ia menghindari serangan orang bertubuh raksasa itu. Namun diluar dugaan lawannya, Wikan yang meloncat kesamping itu sekali lagi melenting. Sambil memutar tubuhnya kaki
Wikanpun terayun mendatar, menyambar kening orang
bertubuh raksasa itu. Lawannya yang tidak menduga, tidak sempat mengelak.
Kaki Wikanpun dengan kerasnya menyambar keningnya.
Orang bertubuh raksasa itupun terdorong beberapa langkah surut. Ia tidak berhasil mempertahankan keseimbangan tubuhnya, sehingga raksasa itupun terpelanting jatuh.
Mata orang itu menjadi berkunang-kubang. Ketika orang itu berusaha dengan cepat bangkit, terasa kepalanya menjadi pening. Anak muda yang melemparkannya itu nampak
menjadi agak kabur. http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi Wikan tidak mempergunakan kesempatan itu. Ia
bahkan berdiri saja memandangi lawannya yang terhuyung-huyung.
"Apakah kita akan melanjutkan pertarungan ini?" bertanya Wikan.
"Anak iblis. Aku benar-benar akan membunuhmu"
"Sudah aku katakan, jangan mudah membunuh. Kita
memang tidak perlu saling membunuh. Kita hanya harus membuktikan, siapakah diantara kita yang menang dan yang kalah"
"Kemenangan dan kekalahan itu baru akan ternyata jika seorang diantara kita mati"
"Itu sangat berlebihan. Tetapi terserah saja kepadamu, apa yang akan kau lakukan"
"Jangan segera merasa menang. Kau telah memanfaatkan saat-saat lawanmu belum siap"
"Omong kosong. Kau telah menyerangku lebih dahulu.
Hanya kerbau yang dungu sajalah yang menyerang lawannya pada saat ia sendiri belum siap"
"Persetan" orang itu menggeram sambil melangkah
mendekat. Wikanpun telah bersiap sebaik-baiknya pula. Orang itu tentu akan menjadi semakin berhati-hati setelah ia menyadari, bahwa lawannya dapat pula bergerak cepat.
Sejenak kemudian, maka keduanyapun segera terlibat
dalam perkelahian yang sengit. Meskipun ujud kewadagannya raksasa itu lebih besar dan lebih tinggi dari Wikan, namun orang itu ternyata tidak segera dapat menguasainya. Bahkan pertarungan itupun.semakin lama menjadi semakin sengit.
http://ebook-dewikz.com/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun Wikan harus mengakui bahwa pada dasarnya
tenaga raksasa itu sangat besar, namun Wikan memiliki kesempatan lebih baik.
Wikan mampu bergerak lebih cepat. Sementara itu tenaga dalamnyapun menjadi semakin tinggi pula, sehingga betapa besar
tenaga lawannya, namun Wikan mampu mengimbanginya. Orang-orang yang menyaksikan pertarungan itu menjadi berdebar-debar. Bahkan mereka menjadi cemas, apakah
Wikan yang muda dan bertubuh lebih kecil itu akan mampu mempertahankan
diri dari kegarangan lawannya yang bertubuh raksasa itu. Tetapi beberapa saat kemudian, maka serangan- serangan Wikan mulai mendesak
lawannya, sehingga setiap kali
raksasa itu harus bergeser surut
atau justru terdorong oleh serangan-serangan Wikan. "Kau tidak memiliki banyak
kesempatan, Ki Sanak" desis
Wikan sambil berdiri di sebelah
raksasa itu ketika raksasa itu
terpelanting jatuh. Hampir saja kepalanya menimpa tangga pendapa rumah Tunggul.
"Aku bunuh kau" geram orang itu sambil bangkit berdiri.
Namun akhirnya, orang itu memang bukan apa-apa bagi
Wikan. Meskipun orang bertubuh raksasa itu memiliki ilmu yang tinggi, namun dihadapan Wikan, ia memang bukan apa-http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apa. Setiap kali serangan Wikan mampu menembus
pertahanannya, sehingga orang itu tergetar surut. Bahkan beberapa kali ia terbanting jatuh. Bahkan semakin lama, maka ia menjadi semakin sulit untuk segera dapat bangkit berdiri.
"Kapan kau mengaku bahwa aku memenangkan pertarungan ini?" bertanya Wikan.
"Jika kau sudah mati, barulah aku akan menyatakan diriku menang"
"Atau sebaliknya?"
"Tidak. Kaulah yang akan mati"
Raksasa itu masih belum mau melihat kenyataan, bahwa setiap kali dirinyalah yang terpelanting jatuh, tergeser surut, mengaduh kesakitan sehingga tubuhnya terbungkuk-bungkuk jika kaki Wikan menyambar perutnya.
Orang bertubuh raksasa itu memang sudah tidak mempunyai kesempatan lagi. Serangan-serangannya sudah semakin tidak berarti. Justru serangan-serangan Wikanlah yang semakin banyak mengenai tubuhnya.
Sebuah pukulan yang keras tepat mengenai arah ulu
hatinya, sehingga orang itu terbungkuk kesakitan. Namun kemudian disusul dengan pukulan yang keras pada dagunya sehingga kepala raksasa itu terangkat sambil terdorong beberapa langkah surut. Tetapi Wikan tidak melepaskannya.
Iapun meloncat sambil memutar tubuhnya dengan kakinya yang terayun mendatar.
Raksasa itu tidak sempat mengelak ketika kaki Wikan itu menyambar wajahnya.
Raksasa itu terlempar lagi beberapa langkah. Dengan
kerasnya tubuhnya terbanting di tanah, selangkah dihadapan http://ebook-dewikz.com/
Naga Dari Selatan 7 Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang Seri Pengelana Tangan Sakti Karya Lovelydear Rahasia 180 Patung Mas 10

Cari Blog Ini