Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 30

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 30


ng Toan Hun Ciang!" Pek Yun Hui mengangguk, lalu menatap Lam Thian It Sat
tajam seraya berkata dengan dingin sekali.
"Engkau ketua aliran Swat Ling San, tapi tidak mau
menempuh jalan yang lurus, sebaliknya malah belajar ilmu
sesat! Apakah sekarang engkau masih tidak mau
menyerahkan Souw Peng Hai?"
Lam Thian It Sat mendongakkan kepala, ia melihat
sebagian besar Siang Cing Koan telah musnah dilalap Si jago
Merah, itu membuatnya nyaris muntah darah saking gusarnya.
"Kalian terlampau menekan orang!" sahutnya sambil
berkertak gigi. "Kalau kalian menghendaki aku menyerahkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai, silakan serang aku dulu! Aku justru ingin
mencoba ilmu silat Tionggoan!"
Walau berkata begitu, namun yang menyerang duluan
malah Lam Thian It Sat. ia sudah tidak dapat mengendalikan
kegusarannya lagi, dan kali ini ia melancarkan pukulan yang
sangat dahsyat Bee Kun Bu tampak terkejut itu tidak terlepas dari mata
Pek Yun Hui. Gadis itu tahu Bee Kun Bu belum mengerti cara
memecahkan ilmu pukulan tersebut Men-dadak Pek Yun Hui
membentak keras, dan sekaligus mendorongkan sepasang
telapak tangannya ke depan mengarah pada pukulan Lam
Thian It Sat. Blamm! Terdengarlah suara benturan keras.
Baju Bee Kun Bu robek sedikit tersambar angin pukulan
Lam Thian It Sat. Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya
tenaga pukulan tersebut "Kun Bu!" ujar Pek Yun Hui. "Kepandaian orang ini sangat
tinggi, maka biar aku yang melawan nya, engkau mundur
dulu!" Karena berbicara dengan Bee Kun Bu, maka perhatiannya
jadi terpecah. Lam Thian It Sat merasa girang sekali, dan
langsung menyerang Pek Yun Hui dengan ilmu pukulan Im
Hong Toan Hun Ciang. padahal sesungguhnya, perhatian Pek Yun Hui sama
sekali tidak terpecah Walau sedang berbicara dengan Bee
Kun Bu, namun masih tetap memperhatikan gerak-gerik Lam
Thian It Sat. Begitu melihat serangan itu, iapun tertawa dingin
dan segera melancarkan sebuah pukulan untuk menyambut
pukulan Lam Thian It Sat.
PukuIan yang dilancarkan Pek Yun Hui sungguh dahsyat
sekali, Lam Thian It Sat tampak terkejut, tapi tetap
melanjutkan serangannya, Ketika dua tenaga itu beradu, Lam
Thian It Sat merasa ada segulung angin yang teramat dingin
menerjang ke arahnya, ia menyurut mundur beberapa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
langkah, sekujur badannya merasa me-rinding, bahkan
merasa dingin seluruh jalan darahnya.
Di saat ini pula, ia melihat sosok bayangan putih
berkelebat ta!m-lahu Pek Yun Hui sudah menyerang
kepalanya. Pek Yun Hui dapat memecahkan ilmu pukulan Im Hong
Toan Hun Ciang, bahkan saat ini menyerangnya, Maka dapat
dibayangkan betapa tingginya kepandaian gadis itu, Lam
Thian It Sat tahu, bahwa dirinya tak mampu melawannya,
Namun melihat Siang Cing Koan yang akan musnah begitu
saja, ia pun jadi nekad. Oleh karena itu, ia menyambut serangan Pek Yun Hui
dengan pukulan Im Hong Toan Hun Ciang, Setelah
melancarkan pukulan itu ia pun terkejut bukan main, karena
merasa tenaga serangan Pek Yun Hui terus menerjang ke
arahnya. Lam Thian It Sat ingin menarik tenaga pukulannya, tapi
sudah terlambat dan mendadak badannya sempoyongan ke
belakang beberapa langkah, Belum juga ia berdiri tegak, Pek
Yun Hui sudah menyerangnya lagi.
Cepat-cepat Lam Thian It Sat meloncat mundur, tetapi Pek
Yun Hui tidak mengejarnya, sebaliknya malah berdiri di tempat
sambil tertawa dingin. "Kwa Ih Kang!" ujar Pek Yun Hui. "Engkau telah terluka
oleh Ceng Wua Hua Liat Ciang Hoat (llmu pukulan Penggetar
Urat Nadi)ku, maka engkau harus beristirahat setengah tahun,
barulah bisa pulih kepandaianmu Kalau engkau masih ingin
menguasai rimba persilatan Tionggoan, kapan bertemu aku
pasti tidak akan mengampuni nyawamu!"
Lam Thian It Sat Kwa Ih Kang memang merasa sekujur
badannya ngilu, seluruh jalan darah di tubuhnya juga merasa
dingin. Semula ia sudah tidak habis berpikir, kenapa bisa
begitu" Saat ini ia mendengar Pek Yun Hui berkata demikian,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
barulah ia tahu bahwa Pek Yun Hui betul-betul berkepandaian
tinggi, maka ia pun tampak putus asa. ia memandang ke arah
Siang Cing Koan yang masih terbakar itu, tampak bangunan
itu sudah tidak dapat tertolong lagi, sedangkan Souw Peng
Hai pun sudah hilang entah ke mana.
"Aaakh.,.!" keluh Lam Thian It Sat, "Sudahlah!
Kepandaianku masih rendah, maka harus mengalami kejadian
ini! Kepandaian Nona sangat tinggi, aku kagum sekali, Selama
gunung masih menghijau, kita pasti akan berjumpa lagi! Aku
pun akan berterimakasih atas pukulanmu ini!"
Setelah berkata begitu, Lam Thian It Sat langsung melesat
pergi, dan tanpa menghiraukan keempat saudara
seperguruannya lagi, padahal keempat setan Swat Ling San
sudah siap, apabila Lam Thian It Sat memberi aba-aba,
mereka pasti segera menyerang Pek Yun Hui dengan formasi
Ngo Heng Kun Goan Tin. Akan tetapi, Lam Thian It Sat justru
terluka oleh Pek Yun Hui dengan pukulan Ceng Wua Hua Liat
Ciang Hoat yang amat luar biasa itu. Kini Lam Thian It Sat
malah pergi begitu saja, maka keempat setan Swat Ling San
saling memandang, kemudian mereka berempat membentak
keras, dan serentak menyerang Pek Yun Hui dari
empatJurusan. Pek Yun Hui sudah tahu bagaimana kepandaian keempat
setan Swat Ling San itu, oleh karena itu, ia tampak acuh tak
acuh akan serangan-serangan tersebut
Lain halnya dengan Bee Kun Bu. ia mengkhawa!ir-kan
keselamatan Pek Yun Hui, maka langsung menghunus
pedangnya, dan segera menyambut serangan itu, yang
ternyata serangan Tan Cun Goan.
Bee Kun Bu terperanjat ia masih ingat budi pertolongan
orang tua itu, sehingga pedangnya pun bergerak lamban.
"Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu dengan suara rendah, "Lam
Thian It Sat telah kabur, Siang Cing Koan pun hampir ludes
terbakar! Kalau Cianpwee tidak pergi se-karang, mau tunggu
kapan lagi?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Air muka Tan Cun Goan berubah, namun tetap menyerang
Bee Kun Bu dengan sepasang tangannya.
itu membuat Bee Kun Bu tidak habis berpikir, kenapa Tan
Cun Goan malah terus menyerangnya" Apa boleh buat! Bee
Kun Bu terpaksa menangkis dengan pedangnya.
Pada waktu bersamaan, tampak Gin Tie Suseng melesat
ke tempat itu, bahkan langsung menyerang Ciak Bin Sat SinSang Yang dengan jurus Man Thian Hoa Ih (Bunga Hujan Di
Langit), ia menyerang Cian Bin Sat Sin dengan su!ing
peraknya. Berdasarkan kepandaian mereka memang seimbang tapi
lengan Ciak Bin Sat Sin telah terluka oleh jarum Toan Meng
Cin, maka gerakannya agak terhambat sehingga berada di
bawah angin. sementara Pek Yun Hui dikeroyok Kiu Tok Ciu dan Ling
Coa Hong Tok, Kiu Tok Ciu, yang seharusnya bukan
lawannya, Oleh karena itu, Pek Yun Hui harus mencari akal
untuk meroboh kan nya. Pek Yun Hui yang begitu cerdik, bagaimana mungkin tidak
akan mengetahui akan apa yang dipikirkan Kiu Tok Ciu"
Karena itu, ia membiarkan mereka berdua terus
menyerangnya. sedangkan Bee Kun Bu yang bertarung dengan Tan Cun
Goan semakin tidak mengerti, kenapa Tan Cun Goan terus
menyerangnya dengan sengit" Apakah ia menghendaki Bee
Kun Bu mengeluarkan kepandaiannya untuk
menundukkannya" Pikir Bee Kun Bu. Setelah berpikir
demikian, Bee Kun Bu pun mulai berhati-hati.
Memang tidak salah, Tan Cun Goan menghendaki Bee
Kun Bu bersungguh-sungguh bertarung dengan diri-nya, ia
menyerang Bee Kun Bu dengan sengit, itu agar Bee Kun Bu
mengeluarkan ilmu andalannya, sehingga pertarungan mereka
berdua semakin seru. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok masih bisa bertahan,
itu disebabkan Pek Yun Hui sama sekali tidak berniat melukai
mereka, Ketika sedang bertarung, Kiu Tok Ciu masih sempat
melirik ke arah Tan Cun Goan yang sedang bertarung dengan
Bee Kun Bu. pertarungan mereka berdua sangat menarik
perhatian Kiu Tok Ciu, maka ia cepat-cepat bersiuI, kemudian
melompat mundur dan berdiri di situ sambil menyaksikan
pertarungan Bee Kun Bu dengan Suhengnya, Begitu pula Ling
Coa Hong Tok, ia pun berhenti bertarung dengan Pek Yun
Hui. Pek Yun Hui pun tidak menyerang mereka, ia berdiri di
tempat memperhatikan semua pertarungan itu.
sementara Gin Tie Suseng dan Ciak Bin Sat Sin bertarung
semakin seru, maka mereka tiada waktu untuk melirik ke arah
Bee Kun Bu yang sedang bertarung dengan Tan Cun Goa.
Bee Kun Bu yang sedang bertarung dengan Tan Cun
Goan, kian lama kian bertambah kagum, karena Tan Cun
Goan memiliki ilmu pukulan yang amat hebat dan aneh, "Aku
telah menerima budi pertolongan nya, maka aku tidak mau
mengeluarkan ilmu andalan, Walau aku tidak mau melukainya,
namun harus mengeluarkan ilmu andalanku untuk
mendesaknya, agar berhenti bertarung," ujar Bee Kun Bu
dalam hati. Oleh karena itu, ia mulai mencurahkan perhatiannya.
sementara Tan Cun Goan yang berada di atas angin, justru
sangat penasaran, karena tahu bahwa Bee Kun Bu terusmenerus mengalah padanya.
"Bee siauhiap! Siang Cing Koan telah ludes dilalap api, itu
gara-garamu! Aku dari aliran Swat Ling San. tentunya harus
menuntut balas! Nah, bertarunglah sungguh-sungguh dan
dengan segenap tenaga! jangan mengalah, nanti engkau yang
celaka!" kata Tan Cun Goan, Setelah mendengar itu, Bee Kun
Bu melirik ke arah Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok. Kedua
orang itu sedang memperhatikan pertarungan mereka,
sehingga Bee Kun Bu membatin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok berhati licik. Kalau
sekarang aku menasihati Tan Cun Goan, dan diketahui oleh
mereka berdua, bukankah aku merepotkan Tan Cun Goan?"
"Lihat serangan!" bentak Tan Cun Goan sambil menyerang
dahsyat "Baiklah!" sahut Bee Kun Bu. "Aku pasti balas menyerang
!" Bee Kun Bu segera menangkis menggunakan jurus
Khuang Hong Kip Ih (Angin Topan Hujan Badai), Selain
menangkis, jurus tersebut pun bersifat menyerang, Ada pun
sasarannya adalah perut Tan Cun Goan.
Padahal pukulan Tan Cun Goan barusan mengunci
pedang Bee Kun, maksudnya setelah mengunci pedang itu, ia
pun akan melancarkan pukulan lagi. Akan tetapi, ia tak
menyangka, pedang itu dapat lo!os, bahkan menusuk ke arah
perutnya. "Sungguh hebat kepandaian anak ini! Kalaupun aku
mengeluarkan semua kepandaianku paling juga bertanding
imbang dengannya, Walau aku kagum dan merasa cocok
dengan dia, namun aliran Swat Ling San adalah perguruanku,
bagaimana mungkin aku cuma berpeluk tangan menyaksikan
kemusnahan Siang Cing Koan?" ujar Tan Cun Goan dalam
hati sambil menarik nafas panjang.
Ketika pedang itu hampir mengenai perutnya, Tan Cun
Goan membentak keras, sambil melancarkan sebuah pukulan
ke arah dada Bee Kun Bu, bahkan kemudian bergerak cepat
mencengkeram pergelangan tangannya.
ini adalah jurus Heng Kang Cai Tau (Menerobos Arus
Sungai), jurus itu sangat istimewa, sebab kalau Bee Kun Bu
terpaksa melanjutkan serangannya, dadanya pasti terpukul
dan pergelangan tangannya pun pasti tereengkeram oleh Tan
Cun Goan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Oleh karena itu, Bee Kun Bu terpaksa menarik pedangnya,
sambil menangkis serangan itu dengan jurus Liu Ing Uh
Khong (Air Mengalir Tarian Kosong), kemudian secepat kilat
balas menyerang. Seketika juga sinar pedang Bee Kun Bu berkelebatan
Kalau Tan Cun Goan melanjutkan pukulannya dan
mencengkeram, niseaya tangannya akan putus ter-sabet
pedang Bee Kun Bu, Karena itu, Tan Gun Goan terpaksa
meloncat mundur Bee Kun Bu juga meloncat mundur setelah mengeluarkan
jurus tersebut demi menjaga serangan Tan Cun Goan. Namun
Tan Cun Goan tidak menyerangnya, malah berdiri tegak
sesudah meloncat mundur Kini mereka berdua berdiri dalam jarak beberapa depa,
saling memandang dan tampak tertegun
Saat ini Lam Thian It Sat telah kabur Bee Kun Bu dan Tan
Cun Goan tiada permusuhan apa pun, maka seandainya Tan
Cun Goan berniat pergi, Bee Kun Bu tidak akan
menghalanginya. Ternyata Bee Kun Bu berpikir demikian
Akan tetapi, lain pula dengan apa yang dipikirkan Tan Cun
Goan, Karena ia masih ingat akan budi perguruan Swat Ling
San yang telah menerimanya sebagai murid, maka bagaimana
mungkin ia pergi begitu saja membela perguruannya itu,
Setelah tertegun beberapa saat, ia pun membentak keras
sambil menyerang Bee Kun Bu.
Ketika melihat serangan yang penuh mengandung
Lweekang, Bee Kun Bu segera mengeluarkan Lweekang pada
pedangnya untuk menyambut pukulan Tan Cun Goan.
Trannng! Terdengar suara benturan.
Pukulan Tan Cun Goan telah tertangkis oleh pedang Bee
Kun Bu. Betapa penasarannya Tan Cun Goan, lalu mendadak


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerangnya secepat kilat dengan lima jarinya
mencengkeram urat nadi di pergelangan tangan Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu langsung mengayunkan pedangnya untuk
menangkis serangan Tan Cun Goan, tapi sungguh di luar
dugaannya, ternyata yang dilancarkan Tan Cun Goan
merupakan jurus tipuan Ketika Bee Kun Bu mengayunkan
pedangnya untuk menangkis, tiba-tiba Tan Cun Goan menarik
tangannya, dan sekaligus menyerang Bee Kun Bu dengan
sepasang telapak tangannya yang penuh mengandung
Lweekang. Hati Bee Kun Bu terkesiap menyaksikan serangan itu,
Secepat kilat ia meluruskan pedangnya ke depan ke arah
dada Tan Cun Goan, dan ia pun menghimpun tenaga dalam
untuk melindungi dirinya.
Bee Kun Bu yakin bahwa Tan Cun Goan pasti mengelak
ke samping atau meloncat mundur menghindari pedangnya,
Akan tetapi, justru tidak! Tan Cun Goan tetap melanjutkan
pukulannya, Betapa kagetnya Bee Kun Bu, sudah tidak
sempat baginya untuk menarik pedangnya lagi.
Pukulan yang dilancarkan Tan Cun Goan memang
rnc:iL'cn li dada Bee Kun Bu, tapi karena Bee Kun Bu sudah
mengerahkan Lweckangnya untuk melindungi dadanya, maka
ia tidak terluka oleh pukulan Tan Cun Goan Lain halnya
dengan Tan Cun Goan, dadanya tertembus pedang Bee Kun
Bu, dan seketika juga ia " terkulai dengan darah bereucuran di
dada. "Cianpwee.,.!" seru Bee Kun Bu.
Wajah Tan Cun Goan sudah pucat pias, tapi begitu
mendengar seruan Bee Kun Bu ia pun tersenyum seraya
berkata lemah. "Bee siauhiap, manusia hidup harus dapat membedakan
kebenaran dan kejahatan, namun juga harus ingat akan budi
kebaikan. Aku berasal dari perguruan Swat Ling San,
menerima budi kebaikan guruku dan harus bertanggung jawab
terhadap perguruan pula, Oleh karena itu, aku meminjam
pedang pusaka Bee siauhiap untuk mengakhiri hidupku,
Harap Bee siauhiap jangan berduka, kita berjodoh bertemu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
beberapa kali, jadi aku harap Bee siauhiap jangan membunuh
habis perguruanku di Swat Ling San, aku.,, aku akan mati
merem." Setelah mendengar apa yang dikatakan Tan Cun Goan,
barulah Bee Kun Bu sadar, bahwa Tan Cun Goan memang
sengaja cari mati di ujung pedangnya, itu membuat Bee Kun
Bu berduka sekali. "Cepatlah Cianpwee menutup jalan darah itu agar darah
tidak terus mengucur lagi!" ujar Bee Kun Bu. "Asal Cianpwee
bisa selamat, kita boleh berunding!"
"Bee siauhiap!" Tan Cun Goan tersenyum getir "Setiap
orang punya tekad sendiri Sudah cukup lama aku hidup di
dunia, maka kalau hari ini bisa mati merupakan hal yang amat
menggembirakan Aku akan berterima-kasih sekali pada Bee
siauhiap, asal Bee siauhiap tidak membunuh saudara
seperguruanku" Tan Cun Goan memang bertekad untuk mati, maka ia
sama sekali tidak mau menutup jalan darahnya, terus
membiarkan darah mengucur itu membuat Bee Kun Bu jadi
gugup sekali, Tiba-tiba ia menjulurkan tangannya menotok
jalan darah di dada Tan Cun Goan, agar darah berhenti
mengucur Walau Bee Kun Bu sudah menotok jalan darah itu, namun
darah masih terus mengucur Terkejutlah Bee Kun Bu, sebab
hawa murni yang ada di dalam tubuh Tan Cun Goan telah
buyar, pertanda nyawa Tan Cun Goan sudah sulit ditolong
lagi. Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu mendengar desiran
di belakangnya, ternyata ada serangan gelap terhadap dirinya,
Tanpa banyak pikir lagi, ia langsung mengerahkan ginkangnya
melesat ke atas menghindari serangan tersebut.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah terhindar dari serangan gelap itu, barulah ia
memandang, ternyata yang menyerangnya adalah Kiu Tok
Ciu-Liu Bwee. "Engkau sudah membakar Siang Cing Koan, dan kini
malah melukai Suhengku!" bentak Kiu Tok Ciu sambil
menudingnya, "Aku akan mengadu nyawa denganmu!"
Kiu Tok Ciu menyerang Bee Kun Bu lagi dengan sengit
dan nekad, kelihatannya ia memang ingin mengadu nyawa
dengan Bee Kun Bu. Karena sudah mendengar pesan dari Tan Cun Goan,
maka meskipun Kiu Tok Ciu menyerang dengan begitu nekad,
Bee Kun Bu cuma mengelak.
sebaliknya Kiu Tok Ciu tampak sudah tidak menghiraukan
nyawanya sendiri, ia terus menyerang Bee Kun Bu dengan
jurus-jurus yang mematikan Kali ini ia menyerang dengan
jurus Thian Li San Hoa (Bidadari Menyebar Bunga).
sementara Bee Kun Bu terus mengelak, namun karena
diserang terus-menerus, akhirnya timbul pula kegusarannya,
Oleh karena itu, ia pun balas menyerang menggunakan jurus
Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu Pasir Mengalir).
Kiu Tok Ciu terpaksa berkelit ia tahu bahwa
kepandaiannya masih di bawah Bee Kun Bu, maka secara
diam-diam ia mengeluarkan tiga batang Pek Kut Bu Uh Teng
(Paku Tulang Putih), Kemudian, mendadak ia mengayunkan
tangannya, dan dua batang Paku Tulang putih itu meluncur ke
arah Bee Kun Bu. Paku Tulang putih amat halus, boleh dikatakan
menyerupai jarum, maka tidak heran kalau begitu cepat
luncurannya. Kebetulan mereka bertarung dalam jarak dekat, maka Bee
Kun Bu tidak dapat menghindari kedua batang paku tersebut
Mendadak ia mengeluarkan jurus Thian Ho Toh Kua (Sungai
Langit Terbalik) untuk memukul jatuh kedua batang paku itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Namun tiba-tiba meluncur lagi sebatang paku, tetapi Bee Kun
Bu tetap menggunakan jurus tersebut memukul jatuh paku itu.
"Entah sudah berapa kali engkau melancarkan serangan
gelap terhadap diriku, kalau Tan Cianpwee tidak berpesan
mengampunimu, engkau pasti sudah tewas di ujung
pedangku!" ujar Bee Kun Bu dingin.
"Bee Kun Bu!" bentak Kiu Tok Ciu melengking. "Engkau
telah membakar Siang Cing Koan, mendesak Toa Suhengku
pergi dan melukai Sam Suhengku! Maka aku harus mengadu
nyawa denganmu!" Kiu Tok Ciu menyerang Bee Kun Bu lagi dengan
senjatanya yang menyerupai cambuk, Bee Kun Bu tersenyum
dingin sambil menyambut serangan itu, dan terjadilah
pertarungan yang amat seru. Akan tetapi, Bee Kun Bu cuma
mendesaknya, karena masih ingat akan pesan Tan Cun Goan.
Namun Kiu Tok Ciu memang sudah nckad, ia terus
menyerang tanpa menghiraukan nyawanya sendiri, bahkan
ingin mati bersama Bee Kun Bu, Lantaran Kiu Tok Ciu
menyerang dengan nekad, membuat Bee Kun Bu agak
kewalahan menghadapinya, sebab ia tidak mau sampai salah
tangan membunuhnya. Ketika Bee Kun Bu mengeluarkan jurus Tau Tho Pau Li
(Memetik Buah Persik), pedang Bee Kun Bu mengarah pada
perut Kiu Tok Ciu. Namun begitu perut Kiu Tok Ciu hampir
tertusuk, tiba-tiba Bee Kun Bu menahan pedangnya.
"Walau Kiu Tok Ciu sangat licik dan jahat, dia tetap Sumoy
Tan Cun Goan. Secara tidak sengaja aku telah melukai Tan
Cun Goan dengan pedang, bagaimana mungkin aku melukai
Kiu Tok Ciu dengan pedang lagi" Kalau aku melanjutkan
serangan ini, Kiu Tok Ciu pasti mati di ujung pedangku,
sedangkan aku sudah mengabulkan permintaan Tan Cun
Goan," ujar Bee Kun Bu dalam hati, Maka ia tidak melanjutkan
serangannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kiu Tok Ciu justru memanfaatkan kesempatan ini untuk
menyerang Bee Kun Bu secara mendadak, dengan
menggunakan Kim Sih Jauw Wua (Benang Emas Melilit
pergelangan Tangan), Tampak cambuknya berkelebat
mengarah pada urat nadi di pergelangan tangan Bee Kun Bu,
sehingga membuat Bee Kun Bu kesal bukan main.
Tentu! Karena ia telah berbelas kasihan pada Kiu Tok Ciu,
maka tidak melanjutkan serangannya, Namun sebaliknya
gadis itu malah menyerangnya dengan jurus yang mematikan
Dapat dibayangkan, betapa gusarnya Bee Kun Bu. Mendadak
ia membentak keras sambil mengerahkan Lweekangnya pada
pedangnya, lalu mengarah pada cambuk itu, dan sekaligus
menggetarkan pedangnya. Serrt! Cambuk itu putus jadi beberapa potong.
Seketika juga Kiu Tok Ciu meloncat mundur, bahkan
sekaligus mengeluarkan senjata rahasianya, kemudian
disambitkannya ke arah Bee Kun Bu.
Kali ini Bee Kun Bu menggunakan jurus Huat Cau Sui Coa
(Menyabet Rumput Mencari Ular). jurus tersebut merontokkan
senjata rahasia itu, bahkan juga langsung menyerang ke arah
perut Kiu Tok Ciu. Kini di tangan Kiu Tok Ciu sudah tidak ada senjata, oleh
karena itu secepat kilat ia melesat ke samping. Pada saat
bersamaan, ia pun menyambit Bee Kun Bu dengan senjata
rahasia Poh Yong Gin Cin (Jarum Perak Poh Yong).
Ketika melihat Kiu Tok Ciu mengayunkan ta-ngannya, Bee
Kun Bu sudah tahu bahwa Kiu Tok Ciu menyambitnya lagi
dengan senjata rahasia, maka ia pun cepat-cepat
mengerahkan ginkangnya melesat ke atas, sehingga terluput
dari belasan batang Poh Yong Gin Cin itu.
Akan tetapi, di saat Bee Kun Bu melesat ke atas, Kiu Tok
Ciu menyerangnya dengan senjata tersebut lagi, Tampak
sinar bergemerlapan meluncur ke arah Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Memang berbahaya sekali bagi diri Bee Kun Bu, sebab
badannya masih berada di atas, sehingga sulit baginya untuk
menghindar Namun ia cepat-cepat menarik nafas dalamdalam, sekaligus mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih
Tou untuk meluncur ke atas lagi.
Kiu Tok Ciu segera merogoh ke dalam bajunya,
maksudnya ingin mengambil senjata rahasianya, Akan tetapi,
pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah melesat ke
arahnya, sehingga Kiu Tok Ciu tidak keburu mengambil
senjata rahasianya Betapa gugupnya gadis itu dan ia pun
menoleh melihat keadaan sekitarnya telah berubah agak
aneh. Pek Yun Hui dan Ling Coa Hong Tok cuma berdiri
berdekatan, sedangkan Gin Tie Suseng dan Ciak Bin Sat Sin
masih bertarung mati-matian. Menyaksikan keadaan itu,
secepat kilat Kiu Tok Ciu meloncat ke arah Ling Coa Hong
Tok, lalu menyambar pedangnya.
Di saat bersamaan, Bee Kun Bu pun telah melesat sampai
ke hadapan Kiu Tok Ciu. Tanpa banyak pikir lagi Kiu Tok Ciu
langsung mengayunkan pedang itu untuk menangkis
serangan Bee Kun Bu. Trannng! Terdengar suara benturan pedang, tampak pula
bunga api berpijar ke mana-mana.
Sungguh di luar dugaan, pedang di tangan Kiu Tok Ciu
tinggal separuh, ternyata telah ditebas buntung oleh pedang
pusaka Bee Kun Bu. itu membuat Kiu Tok Ciu berdiri
mematung di tempat "Kiu Tok Ciu!" bentak Bee Kun Bu. "Kalau saat ini aku ingin
membunuhmu, itu gampangsekali! Namun Tan Cianpwee
telah berpesan padaku, agar mengam-punimu, maka aku
harap engkau mau bertobat! Kalau tidak, lain kali terpaksalah
aku turun tangan jahat terhadapmu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kini Kiu Tok Ciu sudah tampak putus asa. Walau tadi ia
telah menyerang Bee Kun Bu dengan senjata rahasia, tapi
tetap tidak dapat merobohkannya, bahkan sekarang
pedangnya pun telah buntung, bagaimana mungkin
melawannya lagi" sementara pertarungan Gin Tie Suseng dengan Ciak Bin
Sat Sin, juga hampir berakhir, karena Ciak Bin Suseng
semakin di bawah angin dan terdesak pula.
"Ji Suheng!" ujar Kiu Tok Ciu pada Ling Coa Hong Tok,
"Pereuma kita mengadakan periawanan, lebih baik kita pergi!
Kelak barulah kita menuntut balas semua ini!"
Usai berkata begitu, Kiu Tok Ciu pun segera melesat pergi,
Ling Coa Hong Tok pun memang bermaksud demikian, maka
ia segera melesat pergi mengikuti Kiu Tok Ciu.
Ciak Bin Sat Sin telah mendengar apa yang dikatakan Kiu
Tok Ciu barusan, tapi Gin Tie Suseng terus-menerus
menyerangnya, sehingga membuatnya tiada kesempatan
untuk kabur, melainkan mati-matian berkelit ke sana ke mari.
sedangkan Bee Kun Bu cuma tertawa dingin ketika melihat
Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok melesat pergi, Kemudian
ia mendekati Tan Cun Goan yang tergeletak bermandikan
darah itu. "Cianpwee, cara ini amat menyiksa diri Cianpwee," ujarnya
sambil menarik nafas, "Lebih baik Cianpwee menutup jalan
darah itu agar tidak merasa sakit, dan Cianpwee pun bisa
tenang!" "Beesiauhiap!"Tan Cun Goan tersenyum getir "Aku tahu
bahwa ajalku telah mendekat, tapi aku sama sekali tidak
merasa takut, Kini aku bisa bertemu dengan pendekar sejati
yang akan menegakkan keadilan dalam rimba persilatan,
maka aku pun bisa mati dengan tenang, Aku tahu Bee
siauhiap berkepandaian tinggi, maka aku berharap selanjutnya
Bee siauhiap bertindak sesuai dengan keadilan rimba
persilatan, jangan melupakan perikemanusiaan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terimakasih atas nasihat Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu
setulus hati dan menambahkan "Apakah Cianpwee punya
suatu amanat untukku?"
"Aku tadi telah menyaksikan pertarunganmu dengan
Sumoyku, Walau dia terus-menerus menyerangmu dengan
nekad, dan bahkan melakukan serangan gelap lerhadapmu,
tapi engkau tetap tidak turun tangan jahat terhadapnya, aku
sangat berterimakasih padamu!" ujar Tan Cun Goan dengan
suara lemah, "Oleh karena itu, apakah Bee siauhiap sudi
mendengar beberapa patah perkataanku?"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Silakan Cianpwee mengatakannya!" sahut Bee Kun Bu
sungguh-sungguh. "Berdasarkan kepandaian Bee siauhiap, memang sulit
bertemu lawan di luar perbatasan di seberang laut Akan tetapi,
Bee siauhiap kurang pengalaman, itu akan mencelakai diri
Bee siauhiap, Menurut aku, alangkah baiknya Bee siauhiap
segera kembali ke Tionggoan," ujar Tan Cun Goan.
"ltu sebab Souw Peng Hai mengajak semua aliran yang
ada di luar perbatasan dan di seberang laut untuk bergabung,
yang tujuannya adalah menguasai rimba persilatan
Tionggoan, maka aku harus mencegahnya, Akan tetapi,
kenapa Cianpwee malah menghalangiku?"
"Bee siauhiap harus tahu, bahwa semua aliran yang ada di
luar perbatasan maupun di seberang laut itu sulit untuk
bergabung, sebab pendirian mereka berbeda, Walau Souw
Peng Hai mengajak dengan cara apa pun, tentunya sulit untuk
mencapai keberhasilan Lagi pula aliran aliran tersebut pun
tidak akan menaruh kaki mereka di Tionggoan, sedangkan
Bee siauhiap adalah murid kesayangan partai Kun Lun yang
terkemuka di Tionggoan, kalau terjadi apa-apa atas diri Bee
siauhiap, bukankah sangat disayangkan" Perlu diketahui,
bahwa semua aliran di luar perbatasan maupun di seberang
laut, rata-rata bersifat licik dan banyak akal busuk, maka Bee
siauhiap harus memikirkan hal itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Memang masuk akal apa yang dikatakan Tan Cun Goan,
sehingga membuat Bee Kun Bu jadi diam, Tan Cun Goan
memandangnya, kemudian ujarnya sambil menahan sakit.
"Contohnya seperti Thao Khong To dan Pit Sia Kiong,
Kedua tempat itu amat berbahaya, lagi pula tidak pernah
menerima orang luar, Kalau Bee siauhiap datang di salah satu
tempat itu, sulitlah untuk keluar lagi."
Padahal Bee Kun Bu sudah mengambil keputusan di
dalam hati, setelah Siang Cing Koan musnah, ia harus
melaksanakan janji pada Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, wanita
tua picak yang di dalam gua, tentunya harus berunding
dengan Pek Yun Hui. Namun sekarang ia mendengar Tan
Cun Goan menyinggung tentang Pit Sia Kong, otomatis
hatinya pun tergerak, sehingga berkata dalam hati.
"Walau Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin telah menceritakan
tentang Pit Sia Kong itu, tapi aku masih tidak begitu jelas.
Alangkah baiknya aku bertanya pada Tan Cun Goan."
Setelah berkata dalam hati, ia pun menatap Tan Cun Goan
seraya bertanya dengan serius.
"Apakah Pit Sia Kiong lebih berbahaya dari Siang Cing
Koan?" "Bee siauhiap!" Tan Cun Goan menarik nafas pan-jang.
"Terus terang, Pit Sia Kiong yang di gunung Taysan itu jauh
lebih berbahaya dari pada Siang Cing Koan, orang bisa masuk
tetapi tidak bisa keluar."
"Aku memang harus pergi ke Pit Sia Kiong, sebab harus
menepati janjiku pada seseorang." Bee Kun Bu
memberitahukan "ltu menyangkut nyawa Cianpwee itu, maka
aku mohon Cianpwee sudi menjelaskan tentang Pit Sia Kiong
itu!" Badan Tan Cun Goan bergerak ketika mendengar apa
yang dikatakan Bee Kun Bu, maka membuat lukanya
mengucurkan darah lagi. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu segera menjulurkan tangannya untuk menotok
dua jalan darah besar di dada Tan Cun Goan.
"Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu, sebab Tan Cun Goan sama
sekali tidak mau menghimpun hawa murninya. "Aku cuma
bermaksud baik, kenapa Cianpwee menolak?"
Tan Cun Goan memang sudah bertekad untuk mati, maka
ia membuyarkan hawa murninya, agar darahnya terus
mengucur Tapi Bee Kun Bu justru ingin menolongnya, oleh
karena itu, hatinya mulai tergerak dan coba menghimpun
hawa murninya. Ketika melihat Tan Cun Goan mulai menghimpun hawa
murninya, Bee Kun Bu bergerak cepat menotok beberapa
jalan darah di tubuh Tan Cun Goan, Namun tiba-tiba Tan Cun
Goan merasa matanya berkunang-kunang, kemudian
memuntahkan darah segar, sehingga membuat Bee Kun Bu
terkejut sekali "Cianpwee, tanpa sengaja aku telah menggetarkan hawa
murni Cianpwee," ujar Bee Kun Bu menyesal
Tan Cun Goan tak mampu membuka mulut, hanya tampak
tangannya bergoyang, Bee Kun Bu tidak tahu apa maksudnya.
"Cianpwee! Cianpwee...,t panggilnya dengan cemas.
Suara panggilan Bee Kun Bu mengejutkan Pek Yun Hui
yang dari tadi terus berdiri diam di tempat, Gadis itu segera
melesat ke sisi Bee Kun Bu, lalu memeriksa nadi Tan Cun
Goan. "Kun Bu, hawa murni orang ini telah buyar, dan nyawanya
sudah berada di ujung tanduk, maka tidak bisa bicara lagi."
ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Bee Kun Bu bertambah cemas. Padahal ia berharap Tan
Cun Goan masih bisa bertahan agar dapat menjelaskan
tentang Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu yang di Pit Sia Kiong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu, tetapi ketika mendengar Pek Yun Hui mengatakan begitu,
ia pun tampak putus asa. "Kok Kakak tahu dia telah tidak bisa bicara lagi?" tanya
Bee Kun Bu. "Gerak nadinya sudah hampir tak ada, maka sulit ditolong
lagi." jawab Pek Yun Hui sambil menarik nafas, "Aku berani
memastikan, bahwa tidak sampai satu jam, nafasnya pasti
putus." "Aaaakh...!H keluh Bee Kun Bu dengan mata bersimbah
air. Saat ini nafas Tan Cun Goan mulai memburu, tapi masih
memandang Bee Kun Bu dengan mata redup.
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak Tan Cun
Goan mengeluarkan suara jeritan, Badannya pun melambung
ke atas, lalu jatuh ke tanah dan nyawanya pun putus seketika.
"Cianpwee! Cianpwee..." seru Bee Kun Bu memanggilnya,
Bagaimana mungkin Tan Cun Goan menjawab lagi" Namun
wajahnya tampak berseri. "Aaaakh...!"
"Kun Bu!" Pek Yun Hui memegang bahunya. "Jangan
terlampau berduka! Dia telah mendapat tempat yang baik di
sana. Lihatlah wajahnya yang berseri itu!"
"Kakak...." Mata Bee Kun Bu telah basah. "Siang Cing
Koan telah musnah dilalap api, Lam Thian U Sat pun sudah
kabur, begitu pula Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok, Kita
jangan lama-lama di sini, lebih baik ke Moh Sing Ngai (Tebing
Memandang Kampung Halaman) untuk beristirahat setelah itu
barulah kita pergi!"
"Ngm!" Pek Yun Hui mengangguk "Aku pun bermaksud
begitu, Tadi engkau dan Tan Cun Goan menyinggung tentang
Pit Sia Kiong, apakah engkau lelah menemukan sesuatu?"
"Panjang kalau dituturkan, maka mari kita ke Moh Siang
Ngai, aku akan menuturkannya di tempat iiu!" sahut Bee Kun
Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk lagi, "Saudara Kim!"
seru Bec Kun Bu. "Mari ikut kami ke Moh Siang Ngai!"
Mereka bertiga lalu melesat pergi menuju Moh Siang Ngai.
sementara api yang membakar Siang Cing Koan pun sudah
mulai padam dengan sendirinya.
***** Bab ke 21 - Muncul Lagi Wanita Baju Ungu
Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng
Hauw sudah sampai di Moh Siang Ngai.
"Mari kita duduk beristirahat di sini saja!" ujar Bee Kun Bu.
Mereka bertiga lalu duduk Pek Yun Hui menengok ke sana
ke mari, kemudian tersenyum seraya berkata.
"Kun Bu, Moh Siang Ngai ini mirip Cung Yun Giam yang di
Kwat Cong San." "Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Ketika aku sampai di
tempat ini, rasanya seakan pernah ke mari. Ternyata Moh
Siang Ngai ini mirip Cung Yun Giam."
"Juga mirip tebing yang di Tay Pah San," sela Gin Tie
Suseng sambil tersenyum. "Ohya!" Bee Kun Bu menatap Gin Tie Suseng, "Saudara
Kim sudah lama tinggal di luar perbalasan, apakah pernah
dengar tentang Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin?"
Begitu mendengar Bee Kun Bu menyebut nama tersebut,
seketika juga air muka Gin Tie Suseng berubah.
"Kenapa Saudara Bee menyinggung orang itu" Apa-kah
Saudara Bee kenal dia?" Gin Tie Suseng balik bertanya.
Pek Yun Hui juga tereengang, tapi ketika melihat air muka
Gin Tie Suseng, ia pun langsung mengarah pada Bee Kun Bu.
"Aku pernah terpukul jatuh ke dalam jurang oleh Kiu Tok
Ciu dan Ling Coa Hong Tok. itu karena aku terjebak oleh akal
busuk mereka," jawab Bee Kun Bu memberitahukan "Aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pasti mati kalau tidak ditolong oleh seorang wanita tua picak
yang mengaku dirinya Kiauw Muk Jin Mo-Ciu Lin. Setelah itu
dia pun menjelaskan tentang jalan rahasia yang menuju
puncak Lima Jari." Wajah Gin Tie Suseng tampak serius sekali setelah
mendengar penuturan Bee Kun Bu, tapi juga tampak kurang
pereaya. "Apakah Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin yang mengantar
Saudara Bee ke jalan rahasia itu?" tanya Gin Tie Suseng.
"Dia sangat pantang akan sinar matahari dan bu!an, maka
tidak berani meninggalkan gua, Dia cuma memberi petunjuk
tentang jalan rahasia itu saja," jawab Bee Kun Bu.
"Oh?" Gin Tie Suseng tereengang, "Kenapa dia pantang
akan sinar matahari dan bulan?"
"Dia mengatakan bahwa dirinya mengidap Thoa Ning Poh
Kut San (Racun Penyusut TuIang), Murid kesayangannya
yang meracuninya." Bee Kun Bu mem-beri-tahukan. "OIeh
karena itu, dia tidak boleh tersorot sinar matahari maupun
sinar bulan Dia tinggal di dalam gua itu demi mengobati
dirinya sendiri." Setelah mendengar itu, Gin Tie Suseng pun tertawa dingin,
kemudian ujarnya sambil memandang Bee Kun Bu.
"Aku pernah dengar tentang kehebatan racun tersebut Dia
mengatakan diracuni oleh murid kesayangan-nya, aku pikir dia
tidak bohong, Dia memang punya hubungan dengan Lam
Thian It Sat, maka tidak heran kalau dia diijinkan tinggal di
dalam gua itu, Saudara Bee bernasib mujur, kalau tidak,
mungkin sulit ke luar dari
jurang itu." "Kenapa Saudara Kim mengatakan begitu" Apakah Miauw
Muk Jin Mo-Ciu Lin itu merupakan iblis yang suka membunuh
orang?" tanya Bee Kun Bu ingin mengetahui nya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Setahuku, dia memang merupakan iblis yang suka bunuh
orang, yang malang melintang di luar perbatasan dan di
seberang laut Kalau bertemu orang yang dirasanya tidak
cocok, pasti dibunuhnya, Lagi pula dia paling tidak menyukai
kaum lelaki, Lelaki mana yang berkepandaian tinggi, pasti
dibunuhnya," jawab Gin Tie Suseng.
"Kalau begitu, apa latar belakangnya?" tanya Pek Yun Hui
mendadak. "Dugaan Nona Pek memang tidak salah." Gin Tie Suseng
manggutmanggut "Dia punya riwayat hidup yang sangat
menyedihkan Kedua orang tuanya memikul beban cinta,
sehingga tersiar di luar perbatasan maupun di seberang laut
ibunya bunuh diri gara-gara tertipu oleh ayahnya, maka ia
amat membenci kaum lelaki, Tapi dia justru jatuh cinta pada
seorang lelaki, akhirnya wajahnya dirusak oleh lelaki itu.
Dapat dibayangkan, betapa bencinya terhadap kaum
lelaki, sedangkan ilmu silatnya berasal dari Pit Sia Kiong,
maka tidak heran kalau kepandaiannya sangat tinggi, Dalam
waktu dua puluh tahunan, orang yang mati di tangannya
sudah puluhan Oleh karena itu, dia dijuluki Miauw Muk Jin Mo
(lblis Mala Picak), Saudara Bee bisa lolos dari tangannya, itu
sungguh di luar dugaan!"
"Miauw Muk Jin Mo memang sudah menceritakan riwayat
hidupnya, namun tidak menceritakan tentang pereintaannya,
Bolehkah Saudara Kim memberitahukan-ku?" tanya Bee Kun
Bu. "Baiklah." G'm Tie Suseng mengangguk Tapi se-belumnya,
aku justru harus menjelaskan suatu benda, Sebab kalau tidak,
sulit untuk menceritakan tentang Miauw Muk Jin Mo itu."
"Saudara Kim!" Bee Kun Bu menatapnya. "Benda itu
apakah Pit Giok Cak?"
"Apa?" Gin Tie Suseng terbelalak. "Dia telah menceritakan
urusan yang begitu penting padamu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tersenyum, kemudian ia pun mengeluarkan
sepotong Pit Giok Cak itu dan diperlihatkannya pada Gin Tie
Suseng. "Apakah benda ini?" tanyanya.
Mulut Gin Tie Suseng ternganga lebar ketika melihat
benda tersebut Setelah itu ia berkata dengan suara rendah.
"Aku sering dengar tentang Pit Giok Cak ini, tapi tidak
pernah me!ihatnya. Tapi kini malah berada di tangan Saudara
Bee. BoIehkah aku melihatnya?"
"Silakan!" sahut Bee Kun Bu sambil memperlihatkan Pit
Giok Cak itu ke hadapan Gin Tie Suseng.
Lama sekali Gin Tie Suseng memperhatikan benda
tersebut, kemudian ia pun menarik nafas panjang.
Tni memang merupakan benda pusaka, tapi pembawa
sial," ujar Gin Tie Suseng sambil menggeleng-gelengkan
kepala, "Sebab benda ini gampang menimbulkan
pembunuhan Apakah Saudara Bee tahu tentang benda ini?"
"Sebelum Miauw Muk Jin Mo menyerahkan padaku, dia
telah memberi tahukan," sahut Bee Kun Bu.
"Oooh!" Gin Tie Suseng manggut-manggut
Bee Kun Bu pun memberikan pada Pek Yun Hui untuk
dilihat Pek Yun Hui menerima benda itu seraya bertanya pada
Gin Tie Suseng. "Kelihatannya memang benda pusaka, tetapi kenapa
Saudara Kim bilang menyangkut urusan penting, bahkan air
muka Saudara Kim pun tampak berubah?"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Puluhan tahun yang lampau, benda ini telah menimbulkan
bencana dalam rimba persilatan di luar perbatasan dan di
seberang laut," jawab Gin Tie Suseng menjelaskan "Yang mati
demi Pit Giok Cak ini tak terhitung banyaknya, Miauw Muk Jin
Mo diracuni oleh murid kesayangan nya, tentunya juga garagara Pit Giok Cak ini, Oleh karena itu, aku masih tidak habis
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berpikir kenapa Miauw Muk Jin Mo memberikan pada Saudara
Bee" Mungkinkah ingin meminjam tangan Saudara Bee untuk
membunuh orang?" "Dia memang minta bantuanku, yakni pergi ke Pit Sia
Kiong untuk minta obat penawar racun Thao Ning Poh Kut
San. Dalam jangka waktu enam bulan aku harus kembali ke
gua itu dengan membawa obat penawar racun tersebut Kalau
tidak, dia pasti mati. Aku merasa kasihan kepadanya, lagi pula
dia yang menyelamatkan nyawaku, maka aku pun
menyanggupinya." Bec Kun Bu menjelaskan "Akan tetapi,
menurutku, kemungkinan besar dia masih menyimpan suatu
rahasia pribadinya, Apakah Saudara Kim tahu tentang itu?"
"Setelah dia menjelaskan tentang Pit Giok Cak ini, dia tidak
menjelaskan tentang hal lain lagi?" Gin Tie Suseng balik
bertanya. "Dia cuma memberitahukan bahwa dirinya diracuni oleh
murid kesayangannya, termasuk asa!-usul Pit Giok Cak ini,"
jawab Bee Kun Bu, "Dia tidak menjelaskan bagaimana cara
murid kesayangannya meracuninya."
"Perlu diketahuL,." Gin Tie Suseng menarik nafas panjang,
"Miauw Muk Jin Mo tergotong orang yang tidak lurus dan tidak
sesat. Kalau dibilang dia kejam, dia justru sering membunuh
para penjahat Namun juga membunuh orang baik-baik, kalau
orang baik-baik itu menyinggung hatinya, Yang aku
bingungkan, kenapa dia menyerahkan sepotong Pit Giok Cak
ini padamu, Apakah dia punya tujuan tertentu?"
Tujuannya tidak lain yakni minta bantuanku untuk pergi ke
Pit Sia Kiong minta obat penawar racun itu."
"Oooh!" Gin Tie Suseng manggut-manggut dan
melanjutkan "Kebetulan aku tahu sedikit tentang dirinya
diracuni oleh murid kesayangannya, apakah kalian ingin
mendengarnya ?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku justru masih tidak habis berpikir, alangkah baiknya
Saudara Kim memberitahukan tentangitu,"sahut Bee Kun Bu
yang memang ingin tahu tentang itu.
"Ketika masih muda, Miauw Muk Jin Mo memang cantik
sekali," ujar Gin Tie Suseng, "Pada waktu dia berusia dua
puluh sembilan, kepandaiannya sudah tinggi sekali, sehingga
amat menarik perhatian orang, Pada waktu itu, salah seorang
murid lelaki Tha Khong To, telah jatuh hati padanya secara
diam-diam, dan mengikutinya hampir sepuluh hari, maksudnya
ingin berkenalan de-ngannya."
"Kalau begitu, mereka pasti berkenalan," sela Bee Kun Bu.
"Justru karena itu, timbullah keberanian Ciu Lin untuk
membunuh orang," ujar Gin Tie Suseng dan melanjutkan
"Mereka berdua berkenalan setelah itu terjadi pula sesuatu
yang tak pernah dipikirkan Ciu Lin."
"Apa pula yang terjadi?" tanya Bee Kun Bu.
"Pada suatu hari, murid Thao Khong To itu mengajaknya
minum sampai mabuk, Setelah Ciu Lin mabuk, murid Thao
Khong To itu pun ingin memperkosanya." Gin Tie Suseng
memberitahukan "Akan tetapi, meskipun dalam keadaan
mabuk, Ciu Lin masih sempat mencabut pedangnya menusuk
murid Thao Khong To itu hingga mati. Sejak itu Ciu Lin pun
menghadapi kesulitanku Tiba-tiba terdengar suara tawa dingin, menyusul melayang
turun seorang wanita yang memakai baju ungu, Wanita itu
menatap Gin Tie Suseng seraya bertanya dengan gusar
"Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin adalah wanita jahat! Engkau
siapa" Kenapa engkau malah menjelek-jelekkan nama Thao
Khong To?" Kemunculan wanita tersebut tentunya sangat mengejutkan
Bee Kun Bu, Gin Tie Suseng dan Pek Yun Hui. Bee Kun Bu
terus menatap wanita itu, kemudian barulah mengetahui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bahwa ia pernah bertemu dengan-nya, yakni ketika mau
memasuki gunung Swat Ling San.
Gin Tie Suseng tidak pernah melihat wanita berbaju ungu
itu, tapi berdasarkan kemunculannya, ia yakin bahwa wanita
berbaju ungu itu berkepandaian tinggi, maka ia segera bangkit
berdiri sambil menjura. "Aku murid Kuang Ti Taysu dari Kuil Ceh Yun Si di gunung
Tay Pah San, namaku Kim Eng Hauw dijuluki Gin Tie
Suseng," ujar Gin Tie Suseng memperkenalkan diri. "Aku
bersama kedua temanku sedang menceritakan kejadian
lampau di rimba persilatan tapi berdasarkan kenyataan Sama
sekali tidak berbuat salah terhadap Nona."
Wanita berbaju ungu itu memandangnya, kemudian
memandang Bee Kun Bu, dan air mukanya tampak berubah
setelah mengarah pada Pek Yun Hui. Setelah itu, ia mengarah
lagi pada Gin Tie Suseng.
"Aku kira siapa, tidak tahunya murid Kuang Ti Taysu dari
Kuil Ceh Yun Si! Bngkau dijuluki Gin Tie Suseng, tentunya
mahir menggunakan suling perak itu! Baiklah! Hari ini aku
ingin mencoba berapa lihaynya suling perakmu!" ujar wanita
berbaju ungu itu menantang.
Usai berkata begitu, mendadak wanita berbaju ungu itu
menyentilkan jari telunjuknya ke arah Gin Tie Suseng.
Gin Tie Suseng sama sekali tidak mengetahuinya, tapi Bee
Kun Bu melihat dengan jelas, dan seketika juga ia berseru
memperingatkannya. "Hati-hati Saudara Kim!"
Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng sudah merasakan
adanya segulung angin dingin yang mengarah pada dirinya,
maka secepat kilat ia berkelit ke samping.
"Aku tidak pernah bertemu Nona, juga tiada permusuhan
apa pun! Kenapa Nona langsung melancarkan serangan gelap
terhadap diriku?" tanya Gin Tie Suseng gusar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hi hi!" Wanita berbaju ungu itu tertawa nyaring, "Kita
memang tidak pernah bertemu dan tiada permusuhan! Tapi
tadi engkau telah menceritakan yang bukan-bukan, maka
barusan aku menyerangmu dan itu cuma ingin mencoba
kepandaianmu! Kelihatannya Ceh Yun Sin yang di gunung
Tay Pah San tidak bernama kosong! Nah, cepatlah keluarkan
suling perakmu! Kalau tidak, jangan menyalahkan kalau aku
berlaku kejam terhadapmu!"
Mendadak Bee Kun Bu bangkit berdiri, ia tahu Gin Tie
Suseng bukan lawan wanita berbaju ungu itu.
"Nona!" tanya Bee Kun Bu dingin, "Apakah Nona masih
mengenalku?" Tentu kenal!" Wanita berbaju ungu tertawa hambar "Di
depan gunung Swat Ling San, engkau sudah dua kali
terjungkal di tanganku, apakah engkau masih belum merasa
tunduk padaku?" Wajah Bee Kun Bu tampak kemerah-merahan, dan
seketika juga salah tingkah, sementara Gin Tie Suseng sudah
mencabut suling peraknya, lalu berkata.
"Saudara Bee, harap mundur dulu! Aku ingin minta
petunjuk pada nona yang bermulut besar itu!"
"Saudara Kim!" sahut Bee Kun Bu. "Dia berkepandaian
tinggi, hati-hatilah!"
Saat ini Gin Tie Suseng dalam keadaan gusar, maka tidak
begitu memperhatikan ucapan Bee Kun Bu. Digerakkannya
suling peraknya, kemudian mendadak menyerang ke arah
wanita berbaju ungu itu. Melihat serangan itu, wanita berbaju ungu pun tertawa
nyaring sambil berkelit ke samping.
"Bagus! Aku akan mengalah tiga jurus padamu, Dalam tiga
jurus, kalau engkau mampu menyentuh ujung bajuku, itu boleh
dianggap engkau yang menang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kelika menyaksikan wanita berbaju ungu itu berkelit
dengan gerakan yang amat aneh, terkejutlah Gin Tie Suseng
dan berkata dalam hati. "Wanita itu memang berkepandaian tinggi, tapi kalau aku
mengeluarkan jurus andalan, belum tentu dia dapat berkelit
lagi." Setelah berkata dalam hati, Gin Tie Suseng pun segera
menyerang wanita berbaju ungu itu dengan jurus Hong Cien
Loh Yap (Angin Berhembus Dedaun Ron-tok), ini merupakan
jurus andalan Gin Tie Suseng, yang sungguh hebat dan cepat
seketika juga wanita berbaju ungu melesat ke atas.
Gin Tie Suseng sudah memperhitungkan maka ia merasa
girang dalam hati dan secepat kilat menyerangnya
menggunakan jurus Hoan Kang Toh Hai (Membalikkan Sungai
Menggali Laut). jurus ini merupakan salah satu jurus yang paling ampuh
dari Tui Hong Sin Tie (llmu Suling Sakti pengejar Angin).
Wanita berbaju ungu itu berteriak kaget, tentunya sangat
menggirangkan Gin Tie Suseng, Akan tetapi, mendadak ia
merasa suling peraknya amat berat Ter-nyata wanita berbaju
ungu itu telah melancarkan pukulan ke arah suling perak, yang
membuat suling perak tersebut tertekan ke bawah.
"lni jurus keduaku!" seru wanita berbaju ungu.
Betapa penasarannya Gin Tie Suseng, Tanpa banyak pikir
lagi ia langsung menyerang lagi dengan jurus Keng Thau Poh
Ngai (Mengejutkan Ombak Menepuk Pantai).
jurus tersebut mengarah pada pinggang wanita berbaju
ungu, akan tetapi, tiba-tiba wanita berbaju ungu itu melesat ke
atas, Ternyata ketika Gin Tie Suseng melancarkan
serangannya, wanita berbaju ungu pun mengerahkan
ginkangnya melesat ke atas menghindari se-rangannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu melihat wanita berbaju ungu itu dapat menghindar
Gin Tie Suseng tertegun, dan berdiri termangu-mangu di
tempat "Aku sudah mengalah dalam tiga jurus, kini giliranku
menyerangmu tiga jurus puIa!" ujar wanita berbaju ungu.
sekonyong-konyong berkelebat bayangan ungu menerjang
ke arah Gin Tie Suseng, Cepat-cepat Gin Tie Suseng
mengayunkan suling peraknya menangkis, tapi mendadak
lengan kanannya terasa amat ngilu dan suling peraknya pun
terlepas. Ternyata ketika ia mengayunkan suling peraknya, wanita
berbaju ungu itu memukul nadi di lengan Gin Tie Suseng,
sehingga membuat lengannya jadi ngilu dan kemudian terasa
sakit seka li. Melihat itu, Bee Kun Bu terkejut bukan main, apa lagi
melihat wanita berbaju ungu itu masih mau menyerang Gin Tie
Suseng, ia pun langsung membentak sambil menyerangnya
dari be!akang. "Jangan bertindak kejam!"
Ketika mendengar suara bentakan, wanita berbaju ungu
tahu bahwa Bee Kun Bu pasti menyerangnya, maka secepat
kilat ia menarik Gin Tie Suseng ke belakang dan
digunakannya untuk menangkis serangan Bee Kun Bu.
"Hm!" dengusnya dingin, "Ternyata pesilat Tiong-goan
bersekongkol dengan Tay Pah San untuk memusnahkan
Siang Cing Koan! Aku terlambat datang ke mari sehingga
kalian begitu bertingkah, bahkan kini engkau pun melancarkan
serangan gelap terhadap diriku! Kenapa kalian begitu tak tahu
malu?" Bee Kun Bu melancarkan serangan itu cuma ingin
menolong Gin Tie Suseng, Maka ketika melihat wanita berbaju
ungu itu menarik Gin Tie Suseng ke belakang untuk
menangkis serangannya, ia pun segera menarik kembali
serangannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku melancarkan serangan gelap, itu agar Nona tidak
turun tangan jahat terhadap Gin Tie Suseng!" sahut Bee Kun
Bu dan menambahkan, "Nona berkepandaian tinggi, aku
kagum sekali! Hanya saja ketika kita bertemu di depan Swat
Ling San, aku sedang punya urusan lain, maka tidak sempat
minta petunjuk padamu! sekarang aku harap Nona
melepaskan Gin Tie Suseng, lalu kita bertarung!
"Oh?" Wanita berbaju ungu itu tertawa, "Engkau masih
muda, tapi justru banyak akal! itu pertanda engkau licik sekali!
Engkau boleh menyerang diriku, tetapi aku tidak akan
melepaskan orang ini! Coba lihat apakah engkau bisa
memenangkan diriku?"
"Kalau begitu, Nona ingin menyandera Gin Tie Su-seng?"
tanya Bee Kun Bu sambil mengerutkan kening.
"Aku tidak menyanderanya, maksudku tangan kiriku
menariknya, dan tangan kananku melawanmu," sahut wanita
berbaju ungu itu sambil tertawa.
"Baiklah!" Bee Kun Bu mengangguk
Akan tetapi, tiba-tiba Pek Yun Hui berseru, Se-geralah Bee
Kun Bu menoleh ke belakang memandang-nya.
"Kun Bu, kepandaiannya sangat aneh, maka biar aku saja
yang minta petunjuk pada nya!" ujarnya.
"Ya." Bee Kun Bu langsung menyingkir
sedangkan Pek Yun Hui lalu melangkah ke hadapan
wanita berbaju ungu itu. Ketika melihat Pek Yun Hui
melangkah maju, wanita berbaju ungu itu melepaskan Gin Tie
Suseng, dan sepasang matanya menatap tajam pada Pek Yun
Hui. "Aku telah menyaksikan kepandaianmu!" ujar Pek Yun Hui
sambil tersenyum hambar "Kepandaianmu boleh dikatakan
bersumber pada ilmu silat partai Siauw Lim di Tionggoan,
hanya saja telah banyak berubah! Engkau ada hubungan apa
dengan Partai Siauw Lim?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ucapan Pek Yun Hui membuat air muka wanita berbaju
ungu itu berubah. Pada saat ia baru mau membuka mulut, Gin
Tie Suseng telah mendahuluinya.
"Umu silat wanita itu mirip ilmu silat Thao Khong To,
mungkin dia murid Thao Khong To," ujar Gin Tie Suseng
memberitahukan "Tidak salah!" sahut wanita berbaju ungu. "Aku memang
murid Thao Khong To, namaku Hiang Ceh Ih, julukanku Siau
Bin Lo Sat Hiang Ceh Ih (Lo Sat Tertawa Baju Ungu), Siauw
Lim Utara di Tionggoan berasal dari Thao Khong To! Engkau


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

siapa, dan kenapa berada di Swat Ling San?"
"Kami datang ke mari tiada urusan dengan pihak Thao
Khong To, kenapa engkau langsung turun tangan jahat?"
tanya Pek Yun Hui sambil tersenyum.
"Memang tiada urusan dengan Thao Khong To!" sahut
wanita berbaju ungu atau Hiang Ceh Ih. Tapi orang itu telah
menjelek-jelekkan nama Thao Khong To, maka aku harus
menghajarnya! Harap engkau mundur, aku harus
menghajarnya!" Wanita berbaju ungu itu langsung menyerang ke arah Gin
Tie Suseng, akan tetapi, Pek Yun Hui membentak keras
sambil melancarkan sebuah pukulan ke arah wanita berbaju
ungu, Apa boleh buat, wanita berbaju ungu terpaksa menarik
serangannya terhadap Gin Tie Suseng, kemudian secepat
kilat menyambut pukulan Pek Yun Hui.
Blammm! Terdengar suara benturan keras.
Wanita berbaju ungu terpental beberapa depa, sedangkan
Pek Yun Hui cuma mundur beberapa langkah, Terkejutlah
wanita berbaju ungu, ia memandang Pek Yun Hui dengan
mata terbelalak Pek Yun Hui bergerak maju ke hadapan wanita berbaju
ungu. Tangan kanannya melindungi dada dan tangan kirinya
menyerang ke arah lengan wanita baju ungu, Sungguh cepat
dan aneh gerakan ilu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wanita berbaju ungu atau Hiang Ceh Ih menyadari, bahwa
saat ini dirinya berhadapan dengan lawan yang tangguh.
Secepat kilat ia menarik lengannya, lalu balas menyerang Pek
Yun Hui. Tapi Pek Yun Hui mengibaskan lengannya, Wanita berbaju
ungu tidak menduganya, dan tiba-tiba merasa dadanya ngilu
sekali Betapa terkejutnya wanita berbaju ungu, dan segeralah
ia meloncat ke samping. Pek Yun Hui tidak memburu nya, melainkan berdiri di
tempat sambil menatapnya dingin.
Kepandaianmu belum seberapa, tetapi berani bertingkah di
sini! Engkau sungguh tak tahu diri! Kali ini aku
mengampunimu, tetapi cepatlah tinggalkan tempat ini!" bentak
Pek Yun Hui. Sejak meninggalkan Thao Khong To, wanita berbaju ungu
itu telah banyak bertemu orang berkepandaian tinggi, bahkan
Lima Setan Swat Ling San pun masih menghormatinya,
Namun ia justru tak menyangka akan bertemu Pek Yun Hui
yang berkepandaian tinggi
"Engkau memang berkepandaian tinggi, aku sangat
kagumi BoIehkah aku tahu namamu?" tanya wanita berbaju
ungu, "Agar kelak aku dapat membalas pukulanmu!"
"Dia adalah Pek Yun Hui dari Kwat Cong San di
Tionggoan!" sahut Gin Tie Suseng memberitahukan "Cepatlah
engkau pulang ke Thao Khong To mengundang Cih Miauw
Nio keluar, jangan sampai Nona Pek ke sana
memusnahkannya!" Ternyata Gin Tie Suseng masih dendam akan perlakuan
wanita berbaju ungu itu padanya, maka mengatakan begitu.
Apa yang dikatakan Gin Tie Suseng justru membuat Siauw
Bin Lo Sat Hiang Ceh Ih melangkah mundur beberapa
langkah dengan air muka berubah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata Nona Pek Yun Hui!" ujarnya, "Kalau begitu, apa
yang dikatakan Souw Peng Hai memang tidak salah!"
"Souw Peng Hai mengatakan apa?" tanya Bee Kun Bu
mendadak. "Dia mengatakan bahwa Nona Pek mentang-mentang
berkepandaian tinggi, maka ingin memusnahkan semua aliran
yang ada di luar perbatasan maupun di seberang taut!
Ternyata kalian memang berniat begitu, maka benar juga apa
yang dikatakan Souw Peng Hai!" jawab wanita berbaju ungu.
Usai menjawab, wanita berbaju ungu itu melesat pergi,
Pek Yun Hui tidak mengejarnya, melainkan cuma menarik
nafas panjang. "Nyonya Souw Peng Hai terus-menerus bermohon padaku
agar mengampuni Souw Peng Hai, tapi Souw Peng Hai dan
Cd Hiong malah memfitnah diriku di luar perbatasan dan di
seberang laut Kelihatannya bencana dalam rimba persilatan
tak terelakkan lagi," ujar Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala.
Tentunya semua aliran di luar perbatasan maupun di
seberang laut akan terpengaruh oleh Souw Peng Hai, lalu
kenapa kakak malah menarik nafas?" tanya Bec Kun Bu heran
sebetulnya Pek Yun Hui mengkhawatirkan Bee Kun Bu,
sebab mungkin tidak lama lagi ia akan kembali ke istana, jelas
akan berpisah dengan Bee Kun Bu, sedangkan Bee Kun Bu
adalah pemuda yang berhati jujur, maka gampang terjebak
oleh musuh yang berhati iicik, Namun gadis itu tidak
mencetuskan tentang ini, sebaliknya malah tersenyum seraya
berkata. "Aku menarik nafas lantaran akan timbulnya bencana
dalam rimba persilatan Ohya! Silakan Saudara Kim
melanjutkan tentang Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin itu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Kim! Lanjutkanlah!" desak Bee Kun Bu. Karena
Pek Yun Hui mengalihkan pembicaraan maka Bee Kun Bu
pun menurut Gin Tie Suseng duduk, Pek Yun Hui dan Bee
Kun Bu juga ikut duduk sambil menunggu Gin Tie Suseng
melanjutkan ceritanya. "Miauw Muk Jin Mo memang sangat membenci kaum
lelaki, terutama lelaki yang berkepandaian tinggi, Hai itu
disebabkan gara-gara murid Thao Khong To yang mati di
tangannya, karena murid Thao Khong To itu ingin
menodainya, Setelah itu, ia pun menerima seorang murid
wanita, sehingga membuatnya kehilangan sebelah matanya."
"Kalau begitu, matanya picak sebelah bukan bawaan
lahir?" Tanya Bee Kun Bu.
"Tiga puluh tahun lalu, kecantikan wajahnya justru
menimbulkan kejadian itu." Gin Tie Suseng menggelenggelengkan kepala.
"Kejadian apa?" tanya Bee Kun Bu lagi.
"Dia amat membenci kaum lelaki, tapi juga ada lelaki yang
amat membenci kaum wanita," jawab Gin Tie Suseng
memberitahukan itulah penyebab kejadian tersebut"
"Oh?" Bee Kun Bu tertegun
"Rimba persilatan di luar perbatasan dan di seberang laut
memang tiada hubungan dengan rimba persilatan Tionggoan,
tapi di antaranya masih ada yang melancong, Ciu Lin yang
menyelidiki kematian ibunya, tanpa sengaja memasuki daerah
Coan Teng. Di daerah itu hatinya tergerak sehingga terjaring
ke dalam asmara, WaIau. menikmati beberapa tahun yang
penuh kebahagiaan tapi mengakibatkan dirinya jadi begitu."
Gin Tie Suseng menarik nafas, kemudian melanjutkan "Di kota
Coan Teng yang menyambung Cing Hai, justru merupakan
kota berkumpulnya para kaum Bu Lim seberang laut Di rumah
sebuah penginapan di kota Coan Teng, Ciu Lin melihat
seorang pemuda yang amat ganteng, bahkan tampak
berkepandaian tinggi pula, dan Ciu Lin pun menaruh perhatian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pada nya. Tak disangka, peristiwa aneh pun terjadi di malam
itu." "Peristiwa aneh?" Bee Kun Bu tertegun "Apakah karena
pemuda ganteng itu?"
"Tidak salah," sahut Gin Tie Suseng dan melanjutkan
"Ternyata malam itu Ciu Lin mengintip ke dalam kamar
pemuda tersebut, Di saat itu pula Ciu Lin mendengar suara
desiran di atap rumah, lalu seketika juga Ciu Lin melesat ke
sana, ia melihat sosok bayangan hitam melesat menuju
pinggir kota, dan karena merasa heran, maka ia menguntitnya.
Memang di luar dugaannya, sosok bayangan hitam itu
ternyata pemuda ganteng itu. Pemuda itu tak menyangka ada
orang menguntitnya, maka terus melesat menuju sebuah
gunung di pinggir kota Coang Teng. Karena itu, Ciu Lin pun
mulai curiga, kenapa pemuda ganteng itu menuju ke gunung
Kiu Ting San?" "Kemudian bagaimana?" tanya Bee Kun Bu tertarik
"Begitu sampai di gunung itu, pemuda tersebut memasuki
sebuah kuil tua yang ada di situ," jawab Gin Tie Suseng
melanjutkan "Sedangkan Ciu Lin meloncat ke atap kuil itu lalu
mengintip ke datam, dan tampak ada empat orang berada di
dalam, Suasana di dalam kuil itu memang agak misterius,
Salah seorang yang ada di dalam kuil itu adalah seorang
bocah telanjang bulat berbaring di atas altar, Salah seorang
sudah tua berbadan kurus, dia adalah pemimpin mereka.
Di sisinya duduk seorang Hweeshio berjubah kuning, yang
sepasang telinganya sangat panjang dan lebar, tampak pula
seorang nyonya muda duduk di situ. Ciu Lin tereengang
menyaksikannya, dan juga tidak tahu mereka mau berbuat
apa di dalam kuil itu. Mendadak Hweeshio itu berkata, Toa
Suheng! Sudah larut malam, Toan Cu Peng tiada kabar
beritanya. Mungkin dia tidak berani memunculkan diri. Lebih baik kita
bereskan anak haram ini!" Ternyata yang dipanggil Toa
Suheng itu adalah orang tua berbadan kurus, Dia memandang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
nyonya muda itu sambil menarik nafas panjang dan berkata,
Toan Cu Peng adalah lelaki sejati, Dia berani berbuat pasti
berani bertanggung jawab, Sutee bersabarlah kalau dia tidak
datang, barulah kita bereskan mereka ibu dan anak!"
sedangkan nyonya muda itu sudah mulai menangis...."
"Setelah itu, apa pula yang terjadi?" tanya Bee Kun Bu.
"Ternyata orang tua kurus itu adalah ayahnya nyonya
muda tersebut, Dia menyatakan sangat cinta pada Toan Cu
Peng, tapi Toan Cu Peng bukan berasal dari perguruan
mereka, Selama itu Toan Cu Peng tidak pernah melakukan
suatu kejahatan, tetapi kenapa anak yang tak tahu apa-apa itu
harus dibunuh" Orang tua kurus diam saja, Kemudian nyonya
muda itu mengatakan bahwa lebih baik dia bunuh diri. Di saat
itulah muncul pemuda ganteng yang bernama Toan Cu Peng,
Dia mencegah nyonya muda itu bunuh diri.
Setelah itu, terjadilah keributan di dalam kuil tersebut
Ternyata orang tua kurus dan Hweeshio itu dari Thao Khong
To. Setelah terjadi keributan akhirnya terjadi pertarungan pula,
Yang terbunuh adalah nyonya muda itu. Betapa sedihnya
orang tua kurus tersebut, sedangkan Hweeshio berjubah
kuning masih bertarung dengan Toan Cu Peng, Akan tetapi
mendadak Toan Cu Peng menyambar bocah perempuan yang
berbaring itu, lalu secepat kilat melesat pergi, Namun
Hwceshio berjubah kuning itu tidak mau me!epas-kannya, dia
pun melesat pergi mengejar Toan Cu Peng yang mengepit
bocah perempuan itu."
"Bocah perempuan itu apakah putrinya?" tanya Bee Kun
Bu. "Ya." Gin Tie Suseng mengangguk dan melanjutkan,
"Akhirnya mereka bertarung lagi di luar kuil Bagaimana
mungkin Toan Cu Peng mampu melawan Hweeshio berjubah
kuning, karena sebelah tangannya masih me-ngepit bocah
perempuan itu. Tanpa setahu siapa pun, Ciu Lin menguntit
terus, dan di saat itulah Hweeshio berjubah kuning
melancarkan sebuah pukulan yang amat dahsyat pukulan itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membuat bocah perempuan itu terpental dari kepitan Toan Cu
Peng. Pada waktu bersamaan muncullah Ciu Lin menyambut
bocah perempuan itu, lalu menuding Hweeshio berjubah
kuning sekaligus mencacinya.
Kemunculan Ciu Lin cukup mengejutkan Hweeshio
berjubah kuning. Di saat itu muncul pula orang tua kurus, dan
langsung menuduh Toan Cu Peng minta bantuan pada orang
lain, Ciu Lin tidak senang mendengar tuduhan itu dan
segeralah memperkenalkan diri dan menyatakan bahwa
dirinya tiada hubungan dengan Toan Cu Peng. Orang tua
kurus cuma tertegun, kemudian memandang bocah
perempuan yang ada di dalam gendongan Ciu Lin. Akan
tetapi, Hweeshio berjubah kuning itu justru mendesak orang
tua kurus itu agar membunuh Toan Cu Peng dan bocah
perempuan tersebut itu membuat Ciu Lin gusar sekali."
"Apakah Ciu Lin bertarung dengan mereka?" tanya Bee
Kun Bu. "Akhirnya mereka memang bertarung, dan Ciu Lin berhasil
menolong Toan Cu Peng dan gadis kecil itu," jawab Gin Tie
Suseng. "Kemudian bagaimana?" Bee Kun Bu ingin mengetahuinya.
"Ciu Lin membawa Toan Cu Peng dan gadis kecil itu ke
tempat yang sepi, lalu merawat luka di tubuh Toan Cu Peng.
Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, ternyata Toan Cu Peng
telah terkena semacam racun, dan akhirnya mati." Gin Tie
Suseng menggeleng-gelengkan kepala, "Bagaimana dengan
gadis kecil itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Ciu Lin menerimanya sebagai murid," jawab Gin Tie
Suseng dan melanjutkan, "Gadis kecil itu bernama Toan
Siauw Cing, Sejak itu Ciu Lin mulai menggemb!engnya. Walau
Ciu Lin adalah guru Toan Siauw Cing, namun gadis kecil itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
justru menganggapnya sebagai ibu. Namun ada satu hal
terganjel di dalam hati Toan Siauw Cing...."
"Hal apa?" tanya Bee Kun Bu.
"Ketika Ciu Lin merawat luka Toan Cu Peng, barulah
diketahuinya bahwa Toan Cu Peng sudah terkena racun, Tapi
gadis kecil itu malah mengira Ciu Lin yang meracuni ayahnya,
maka akhirnya Toan Siauw Cing pun meracuni Ciu Lin," jawab
Gin Tie Suseng memberitahukan
Ternyata begitu!" Bee Kun Bu manggut-manggut, tapi tetap
tertegun dan bertanya, "Lalu kenapa mata Ciu Lin bisa jadi
picak sebelah?" "ltu karena terkena hawa racun yang mengidap di tubuh
Toan Cu Peng." Gin Tie Suseng menjelaskan "Oleh karena
itu, Ciu Lin pergi cari tabib untuk mengobati matanya, tapi
tidak sembuh sehingga matanya jadi buta sebelah."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, sementara Pek
Yun Hui diam saja, ia cuma mendengarkan dengan penuh
perhatian Gin Tie Suseng menggeleng-gelengkan kepala, kemudian
melanjutkan ceritanya sambil menarik nafas panjang.
Memang di luar dugaan, ternyata Toan Siauw Cing sering
merasa matanya berkunang-kunang, maka ia
memberitahukan pada Ciu Lin.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Guru! Ketika Guru pergi, mata Siauw Cing sering
berkunang-kunang, itu kenapa ya?" tanya Toan Siauw Cing.
"Itu,.,." GugupIah Ciu Lin, Mungkin Siauw Cing juga
terkena racun yang tak dikenalnya itu" pikir Ciu Lin dan
kemudian jawabnya, "ltu karena badanmu sangat lemah,
maka mulai besok, engkau berhenti berlatih silat dulu dan
jangan ke mana-mana!"
"Ya, Guru." Toan Siauw Cing mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Beberapa hari setelah itu, Toan Siauw Cing memang tidak
berlatih silat Matanya pun tidak berkunang-kunang lagi, tapi
kini malah merasa sekujur badannya tak bertenaga dan
merasa dingin. "Guru! Mata Siauw Cing sudah tidak berkunang-kunang
lagi, tapi badan terasa tak bertenaga dan kadang-kadang
merasa dingin sekali." Toan Siauw Cing mem-beritahukan.
"Oh?" Ciu Lin mengerutkan kening. Kini ia tahu bahwa
Toan Siauw Cing juga mengidap racun dingin, maka ia
mengeluarkan obat pemberian Sao Kong Gie, lalu
dimasukkannya ke mulut gadis itu, "Siauw Cing, setelah
engkau makan obat ini, pasti tidak akan merasa dingin lagi."
Ternyata demi mengobati matanya, Ciu Lin secara diamdiam pergi ke Tionggoan menemui Sao Kong Gie,
tabibyangsangat terkenal Sao Kong Gie memberikannya obat,
namun mengatakan bahwa agak sulit untuk menyembuhkan
matanya, Ciu Lin membawa pulang obat tersebut Karena
khawatir Toan Siauw Cing juga terkena racun dingin, Siapa
yang meracuni Toan Cu Peng" Tidak lain adalah Hweeshio
berjubah kuning. Toan Siauw Cing menurut, lalu segera menelan obat
tersebut Tak lama ia pun tidak merasa dingin lagi.
"Engkau masih harus beristirahat satu hari. Apakah masih
merasa dingin?" ujar Ciu Lin.
Toan Siauw Cing mengangguk, dan Ciu Lin tersenyum.
Kenapa ia mau menerima Toan Siauw Cing sebagai
muridnya" Ternyata ia telah jatuh hati pada Toan Cu Peng,
Namun sebelum ia mencurahkan isi hatinya, Toan Cu Peng
sudah mati, Oleh karena itu, ia pun mengambil keputusan
untuk membesarkan Toan Siauw Cing.
Setelah makan obat itu, Toan Siauw Cing tidak merasa
dingin lagi, maka Ciu Lin pun mulai mengajarnya ilmu silat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tak terasa sudah dua tahun mereka tinggal di dalam rimba
yang sepi itu, ilmu silat Toan Siauw Cing pun bertambah maju,
tentunya sangat menggembirakan Ciu Lin.
"Engkau harus terus berlatih, barulah bisa bergerak
lincah," ujar Ciu Lin memberitahukan.
"Ya." Toan Siauw Cing mengangguk.
"Siauw Cing!" Ciu Lin tersenyum, "Mari kita ber-latih!"
"Ya, Guru." Toan Siauw Cing mengangguk lagi, lalu
mendadak menyerang Ciu Lin dengan menggunakan jurus
Can Eng Pou Thu (Elang Menyambar Kelinci), Badan Toan
Siauw Cing melesat ke atas, kemudian menyambar ke arah
Ciu Lin. Ciu Lin tersenyum sambil menyambut serangan gadis itu
dengan jurus Liat Kam Ngo Gak (Tenaga Meng-getarkan Lima
Gunung), jurus tersebut mematahkan serangan Toan Siauw
Cing. Akan tetapi, tiba-tiba Toan Siauw Cing menyerang lagi
dengan jurus Kim Sih Jauw Wua (Benang Emas Melilit
pergelangan Tangan). Ciu Lin melihat jari tangan Toan Siauw Cing mengarah
pada lengannya, maka seketika juga ia menggerakkan
lengannya balas menyerang Toan Siauw Cing. sungguh luar
biasa Toan Siauw Cing, ia masih dapat berkelit dengan cara
melesat mundur ke belakang.
Setelah itu, ia menyerang lagi menggunakan jurus Keng
Thau Poh Ngai (Mengejutkan Ombak Menepuk Pantai). Ciu
Lin menyambut serangan itu, ia ingin menguji tenaga dalam
gadis itu, maka mengeluarkan jurus Tiat Soh Heng Kang
(Rantai Membelenggu Sungai), jurus itu merupakan jurus yang
disertai Lweekang. Rupanya Toan Siauw Cing sudah tahu kalau Ciu Lin ingin
menguji Lweekangnya, tetapi ia tidak mau beradu pukulan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan gurunya, Maka ia segera mengerahkan ginkangnya
melesat ke atas menghindar pukulan itu.
Ciu Lin terkejut tapi merasa girang. ia tak menyangka Toan
Siauw Cing begitu cerdik, tidak mau beradu pu-ku!an,
sebaliknya malah mengelak dengan ginkangnya, Ciu Lin yakin
bahwa kelak kepandaian Toan Siauw Cing pasti melampaui
kepandaiannya, Oleh karena itu ia harus mendidiknya agar
tidak sombong, Dengan adanya pikiran demikian, Ciu Lin pun
mulai menyerang Toan Siauw Cing bertubi-tubi, tetapi gadis
itu masih dapat berkelit dengan lincah
Tak terasa mereka bertanding sudah lebih dari tiga puluh
jurus, serangan Ciu Lin pun bertambah gencar
"Engkau bisa bertahan, tapi dalam Bu Lim banyak orang
berhati licik dan selalu melancarkan serangan curang. Maka
aku harus mengajarmu menjaga serangan gelap," ujar Ciu Lin
dalam hati. Ciu Lin bergerak cepat menyerang Toan Siauw Cing, Akan
tetapi, karena Toan Siauw Cing tampak gugup, maka Ciu Lin
mendadak memperlambat gerakannya, bahkan
memperlihatkan sedikit kelemahannya.
Toan Siauw Cing melihat kelemahan gurunya, ia langsung
menyerang, namun mendadak badan Ciu Lin berputar sambil
menangkap lengan Toan Siauw Cing kemudian
disentakkannya. "Roboh kau!" bentaknya.
Toan Siauw Cing memang roboh, tapi lalu berguling
dengan jurus Kim Kou Toh Kua (Berguling Sambil
Menendang) menyerang perut gurunya.
Ciu Lin kagum sekali pada Toan Siauw Cing, ia sama
sekali tidak menyangkanya akan melancarkan tendangan itu,
Cepat-cepat ia berkelit, tapi ujung kaki Toan Siauw Cing
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyentuh bajunya, sehingga Pit Giok Cak yang disimpannya
di dalam baju melayang ke luar
Toan Siauw Cing segera memungut Pit Giok Cak itu, lalu
diberikan pada Ciu Lin. "Guru! Benda apa ini" Kok memancarkan sinar?"
tanyanya. "Siauw Cing!" Ciu Lin tersenyum, "Engkau masih kecil, tapi
kepandaianmu sudah lumayan, ini adalah Pit Giok Cak,
setelah engkau dewasa kelak, guru pasti memberilahukan
tentang benda ini." "Ya, Guru." "Sudah lama kita beriatih, sekarang kita pulang untuk
beristirahat" ajak Ciu Lin.
Toan Siauw Cing menurut, lalu mengikuti Ciu Lin ke dalam
gubuk. Walau Toan Siauw Cing masih kecil, namun ia ingin
sekali tahu rahasia Pit Giok Cak itu, maka ia sering bertanya
pada Ciu Lin mengenai benda tersebut Karena itu, Ciu Lin pun
berpikir "Pil Giok Cak adalah benda pusaka, tapi sayang sekali!
Karena cuma ada sepotong, berarti tiada gunanya." Ujar Ciu
Lin dalam hati. setengah bulan kemudian, Toan Siauw Cing masih terus
bertanya tentang Pit Giok Cak itu, akhirnya Ciu Lin terpaksa
berkata. "Siauw Cing, bukan guru tidak mau beritahukan hanya saja
belum waktunya, Kalau engkau mengetahuinya sekarang, itu
akan membahayakan dirirnu."
"Guru! Beritahukanlah! Siauw Cing ingin menge-tahuinya!"
desak Toan Siauw Cing. "Siauw Cing...." Ciu Lin menggeleng-gelengkan ke-pala.
"Guru! Siauw Cing tidak takut bahaya, beritahukan saja!"
desak Toan Siauw Cing lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah! Guru akan memberitahukan sedikit pada-mu."
Ciu Lin lalu menutur tentang Sah Thai Ik dan kaitannya kedua orang tuanya
dengan Pit Giok Cak tersebut berikut kegunaannya .
Setelah mendengar apa yang diceritakan Ciu Lin, Toan
Siauw Cing tampak tertarik sekali, ia memandang Ciu Lin dan
berkata. "Menurut Siauw Cing, alangkah baiknya Guru coba ke
gunung Taysan untuk mencari tempat kediaman Sam Im Sin
Ni." "Siauw Cing!" Ciu Lin tersenyum. "ltu pereuma, sebab
masih ada sepotong Pit Giok Cak berada di Pit Sia Kiong
yakni di tangan Lam Kiong Siu."
"Kalau begitu, Guru harus memperoleh sepotong Pit Giok
Cak lagi," ujar Toan Siauw Cing, "Setelah itu barulah pergi
mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni."
"Guru memang bermaksud demikian." Ciu Lin manggutmanggut.
Selelah bereerita sampai di sini, Gin Tie Suseng
menggeleng-gelengkan kepala, Karena Gin Tie Suseng tidak
melanjutkan maka Bee Kun Bu pun menatapnya lalu bertanya.
"Apakah Ciu Lin berangkat ke Taysan?" "Dia memang
berangkat ke sana, namun...." Gin Tie Suseng menarik nafas
dan melanjutkan "Dua bulan kemudian dia kembali ke
tempatnya dalam keadaan terluka."
"Terluka?" Bee Kun Bu mengerutkan kening. Terluka oleh
siapa?" "Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu," sahut Gin Tie Suseng
memberitahukan. "Selain berkepandaian tinggi, Lam Kiong Siu
pun ahli dalam hal racun."
"Ciu Lin juga terkena racun?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Gin Tie Suseng mengangguk "Tapi berkat obat
penawar racun dari Sao Kong Gie, akhirnya racun yang
mengidap di dalam tubuhnya dapat dipunahkan hanya saja
masih harus merawat lukanya."
"Dia dilukai Lam Kiong Siu?" Bee Kun Bu terbelalak
"Ya, Dadanya terkena pukulan Lam Kiong Siu," Gin Tie
Suseng memberitahukan "Ilu adalah Ciak Yang Coh Tong
Ciang Hoat (Pukulan Beracun Hawa Panas), ilmu andalan Kim
Hun Tokouw-Lam Kiong Siu."
"Oh ya!" Bee Kun Bu teringat sesuatu dan bertanya.
"Kenapa Toan Siauw Cing bisa mencurigai Ciu Lin meracuni
ayahnya?" "Pada waktu itu dia masih kecil Padahal Ciu Lin yang
berupaya mengobati Toan Cu Peng, namun Toan Siauw Cing
yang masih kecil itu malah salah paham, mengira Ciu Lin
meracuni ayahnya," jawab Gin Tie Suseng.
"La!u bagaimana akhirnya?" tanya Bee Kun Bu.
Toan Siauw Cing belajar ilmu silat dengan tekun, tetapi
setelah dewasa dia malah meracuni Ciu Lin, dan sekaligus
ingin memiliki Pit Giok Cak," jawab Gin Tie Suseng sambil
menggeleng-gelengkan kepala, "Akan te-tapi, Toan Siauw
Cing pun mati di tangan Ciu Lin."
"Kemudian bagaimana?" tanya Pek Yun Hui mendadak
"Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin menghilang, dan tiada seorang
pun tahu dia berada di mana," jawab Gin Tie Suseng dan
menambahkan, "Sungguh di luar dugaan, ternyata dia tinggal
di dalam gua di jurang itu."
"Nasibnya memang buruk," ujar Bee Kun Bu sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
"Kun Bun!" Pek Yun Hui menatapnya, "Kini apa
.rencanamu"H KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku telah menyanggupi permintaan Miauw Muk Jin Mo itu,
tentunya aku harus berangkat ke Pit Sia Kiong menemui Kim
Hun Tokouw-Lam Kiong Siu untuk minta obat penawar racun
Thao Ning Poh Kut San."
"ltu keputusanmu?" Pek Yun Hui menatapnya.
"Ya, Kak!" Bee Kun Bu mengangguk "Aku telah
menyanggupinya, maka aku harus menepati janji, Lagi pula itu
menyangkut nyawa Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, oleh karena itu
aku mengambil keputusan untuk berangkat ke Taysan."
"Baiklah." Pek Yun Hui manggut-manggut, "Aku akan
menyertaimu dan mengajak Hian Giok."
"Terimakasih, Kak!" ucap Bee Kun Bu girang.
"Kalau begitu, aku pun ikut," ujar Gin Tie Suseng sambil
tersenyum, "Sudah lama aku mendengar tentang Pit Sia
Kiong, kini kebetulan ada kesempatan untuk ke sana, tentunya
aku harus ikut, dan sekaligus membantu Saudara Bee."
"Terimakasih, Saudara KJm!" ucap Bee Kun Bu.
"Oh ya!" tanya Pek Yun Hui mendadak, "Bagaimana cara
Ciu Lin memperoleh sepotong Pit Giok Cak itu?"
"Entahlah." Gin Tie Suseng menggelengkan kepala, Tiada
seorang pun yang tahu bagaimana cara dia memperoleh
sepotong Pit Giok Cak itu."
"Saudara Kim! Dari mana Toan Siauw Cing memperoleh
racun Thao Ning Poh Kut San untuk meracuni gurunya?"
tanya Bee Kun Bu. "ltu pun masih merupakan suatu teka-teki hingga kini.
Yang jelas Toan Siauw Cing mencampurkan racun itu ke
dalam minuman, Semula Ciu Lin tidak tahu bahwa itu
perbuatan muridnya, namun ketika Toan Siauw Cing ingin
mencuri Pit Giok Cak itu, barulah Ciu Lin tahu dan dia pun lalu
mengatur suatu siasat, sehingga Toan Siauw Cing mati di
tangannya," jawab Gin Tie Suseng, "Pada waktu itu, batin Ciu
Lin betul-betuI terpukul.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah Ciu Lin tidak tahu bahwa Siauw Cing telah salah
mengira dia yang meracuni ayah Siauw Cing?" tanya Bee Kun
Bu lagi. "Setelah Toan Siauw Cing terkena pukulan Ciu Lin,
barulah dia memberitahukan kenapa dia meracuni gurunya,
kemudian nyawanya pun melayang." Gin Tie Suseng menarik
nafas, "ltu merupakan kejadian yang tragis."
"Ya." Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala,
"Kejadian yang sungguh di luar dugaan.-"
"Kun Bu!" Pek Yun Hui menalapnya. "Kapan mau
berangkat ke gunung Taysan?"
"Besok pagi," jawab Bee Kun Bu singkat
"Baiklah." Pek Yun Hui manggut-manggut.
*****

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bab ke 22 - Memasuki Gunung Taysan (Altai)
Di kaki gunung Taysan, tampak tiga orang berjalan.
Mereka adalah Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng.
Bahkan tampak seekor burung bangau yang amat besar
terbang di atas mereka, yakni Hian Giok.
"Kun Bu!" tiba-tiba Pek Yun Hui berhenti dan ber-kata,
"Kita sudah sampai di kaki gunung Taysan, maka haruslah
berhati-hati!" "Ya, Kak!" Bee Kun Bu mengangguk
"Aku punya usul," ujar Pek Yun Hui sambil memandang
Bee Kun Bu. "Apa usul Kakak?" tanya Bee Kun Bu.
"Kita bertiga harus berpencar memasuki gunung ini. Aku
bersama Hian Giok, jadi bisa mengamati gunung ini dari atas,
Nanti kita berkumpul lagi di puncak gunung ini! Bagaimana
menurutmu, Kun Bu?" Pek Yun Hui tersenyum.
"Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui segera bersiuI, dan seketika juga tampak
Hian Giok melayang turun, Pek Yun Hui langsung
mengerahkan ginkangnya melesat ke punggung Bangau Sakti
itu. "Kun Bu, hati-hati!" pesan Pek Yun Hui. Bangau Sakti pun
lalu terbang meluncur ke atas.
"Saudara Kim!" ujar Bee Kun Bu, "Engkau ambil jalan kiri,
aku akan melalui jalan yang di sebelah kanan, Kila berkumpul
di puncak!" "Ya." Gin Tie Suseng mengangguk
Bee Kun Bu mengerahkan ginkangnya melesat ke atas
melalui jalan yang di sebelah kanan, sedangkan Gin Tie
Suseng melalui jalan yang di sebelah kiri.
Memang banyak rintangan dan jebakan di gunung Taysan
ini, namun Bee Kun Bu dapat melewatinya dengan selamat,
Ketika ia sampai di tempat yang banyak curam, mendadak
terdengar suara bentakan dari atas.
"Minyak ini menyambut kedatanganmu!"
seketika tampak semacam minyak mengalir ke ba-wah.
Minyak itu mengebulkan asap, ternyata minyak itu mendidik
Tanpa ayal lagi Bee Kun Bu langsung mengerahkan
ginkang Ling Khong Sih Tou meluncur ke atas. Tampak
beberapa orang bersembunyi di balik sebuah batu besar
sambil menuang minyak yang mendidih itu ke bawah.
Bee Kun Bu segera melancarkan serangan Pik Khong
Tiam Hoat (Menotok jalan Darah jarak Jauh). Beberapa orang
itu tertotok, namun salah seorang masih sempat melarikan
diri. "Mau lari ke mana?" bentak Bee Kun Bu sambil melayang
ke arahnya, dan sekaligus melancarkan sebuah pukulan. .
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang itu terkena pukulan tersebut, sehingga terpental
jatuh tak bergerak lagi. Setelah melayang turun, Bee Kun Bu
pun mendekati orang itu. "Sobat!" ujar Bee Kun Bu. "Jangan pura-pura mati, aku
ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu!"
"Asal Tuan tidak membunuhku, pertanyaan Tuan pasti
kujawab dengan sejujurnya," sahut orang itu sambil bangun
duduk. Bee Kun Bu tertawa hambar, ia tahu bahwa orang itu amat
ketakutan ia lalu menatapnya seraya bertanya.
"Harus menempuh jalan mana menuju Pit Sia Kiong?"
TuanP Orang itu menggeleng-gelengkan kepala, "Kami
memang orang Pit Sia Kiong, tapi cuma menjaga di tuar, dan
menunggu perintah dari Cap Kouw (Bibi ke sepuluh), jadi kami
sama sekali tidak tahu terletak di mana Pit Sia Kiong itu."
Bee Kun Bu tertegun, Mungkinkah orang ini berkata
dengan tak jujur" Kalau begitu, harus ditakuti-takuti, pikir Bee
Kun Bu. "Engkau adalah orang Pit Sia Kiong, bagaimana mungkin
tidak tahu berada di mana Pit Sia Kiong itu" Engkau sudah
tidak mau hidup lagi ya?" tanya Bee Kun Bu dingin.
Wajah orang itu berubah pucat, kemudian memandang
Bee Kun Bu dengan takut seraya berkata.
"Aku berkata sesungguhnya, Kalau aku bohong, biar aku
mati disambar geledek! Sungguh!"
Bee Kun Bu pereaya, tapi tetap menakut-nakuti orang itu.
ia tertawa dingin seraya berkata.
"Engkau mau cari mati" Tidak mau berkata sesungguhnya
padaku?" Bee Kun Bu mengangkat sebelah tangannya,
kelihatannya akan memukul orang tersebut.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ampun!" ucap orang itu, "Aku sungguh tidak tahu berada
di mana Pit Sia Kiong itu!"
"Kalau begitu, aku akan bertanya pada orang lain!" Bee
Kun Bu mendekati orang-orang yang tergeletak tak bergerak
terkena totokannya tadi. Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu mendengar ada
suara desiran di belakangnya, maka secepat kilat ia meloncat
ke samping. Ternyata Gin Tie Suseng, yang tangannya menggenggam
suling perak, dan wajahnya pun tampak gusar sekali, bahkan
langsung memukul orang-orang yang tergeletak tak bergerak
itu. "Jangan bunuh mereka, Saudara Kim!" seru Bee Kun Bu.
"Aku masih ingin mengajukan pertanyaan pada merekah Gin
Tie Suseng terpaksa menarik kembali serangan-nya, lalu
memandang Bee Kun Bu dan berkata.
"Ketika aku menuju ke mari, nyawaku nyaris melayang
gara-gara merekah "Oh?" Bee Kun Bu tersenyum, "Aku pun begitu, namun
masih selamat Kita tidak tahu Pit Sia Kiong berada di mana,
maka aku ingin bertanya pada mereka."
"Kalau begitu, untung aku belum membunuh me-reka," ujar
Gin Tie Suseng sambil menarik nafas, kemudian ia mendekati
salah seorang yang tergeletak di situ. "Aku tanya, di mana Pit
Sia Kiong itu" Kalau engkau tidak jawab, lehermu pasti putus!"
"Tuan!" Orang itu ketakutan "Aku... aku cuma menjaga di
sini, sama sekali tidak pernah ke Pit Sia Kiong, Meskipun
Tuan ingin membunuhku, tetap juga aku tidak tahu berada di
mana Pit Sia Kiong itu."
"Hm!" dengus Gin Tie Suseng, lalu menendang orang itu
sampai terpental beberapa depa, dan nyawanya pun
melayang seketika. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Kim, tadi aku sudah bertanya pada orang itu, tapi
dia menjawab cuma menjaga di sini, sama sekali tidak pernah
ke Pit Sia Kiong, maka tidak tahu berada di mana istana itu,"
ujar Bee Kun Bu dan menambahkan, "Mari kita melanjutkan
perjalanan!" "Baiklah." Gin Tie Suseng mengangguk
Kini Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng mulai memasuki
sebuah lembah, justru membuat mereka bingung, karena tidak
tahu harus menuju ke arah mana.
"Saudara Bee, kelihatannya lembah ini cukup berbahaya,
maka kita harus hati-hali, jangan sampai masuk ke
perangkap," ujar Gin Tie Suseng.
"Kita memang harus hati-hati," sahut Bee Kun Bu sambil
memandang ke depan, "Begini saja, dari pada tiada tujuan,
lebih baik kita menuju puncak itu."
Gin Tie Suseng memandang ke depan, tampak sebuah
puncak gunung di sana, kemudian ia mengangguk
"BaikIah. Kita ke sana saja."
Bee Kun Bu menarik tangan Gin Tie Suseng, lalu
mengerahkan ginkangnya melesat ke puncak gunung itu.
justru sungguh mengherankan mereka berdua sama sekali
tidak menghadapi suatu rintangan apa pun. Akan tetapi, di
saat itu terdengarlah suara pekikan di atas mereka, itu adalah
suara pekikan Hian Giok, si Bangau Sakti, Bee Kun Bu
terkejut dan segera menengadahkan kepala, tampak Hian
Giok sedang meluncur ke depan laksana kilat.
Menyaksikan itu, tersentaklah hati Bee Kun Bu, karena di
punggung Hian Giok tidak ada Pek Yun Hui.
Bee Kun Bu masih ingat ketika berpisah dengan Pek Yun
Hui di kaki gunung, gadis itu menunggang Hian Giok ke atas
gunung, Tapi kini tidak tampak Pek Yun Hui di punggung Hian
Giok, lalu ke mana dia"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seketika juga hati Bee Kun Bu jadi gugup, bahkan
menduga telah terjadi sesuatu atas diri Pek Yun Hui.
"Kakak Pek! Kakak Pek!" seru Bee Kun Bu memanggilnya, "Engkau berada di mana, Kakak pek?"
Suara Bee Kun Bu berkumandang, namun tidak terdengar
suara santar Pek Yun Hui. Kemudian ia memandang Gin Tie
Suseng yang kebetulan juga sedang menatapnya dengan
mata dipicingkan. "Saudara Bee!" Gin Tie Suseng tersenyum. Te-nanglah!
Nona Pek tidak akan terjadi suatu apa pun."
Mungkin karena gugup, panik dan cemas, sepasang mata
Bee Kun Bu tampak bersimbaJi air.
"Saudara Kim, mari kita melihat ke depan! Kalau Kakak
Pek terjadi sesuatu, aku akan... akan...." Bee Kun Bu tidak
melanjutkan ucapannya. "Saudara Bee!" ujar Gin Tie Suseng setulus hati "Aku
sudah tahu jelas hubungan kalian, Kalian berdua memang
merupakan pasangan yang serasi."
Bee Kun Bu tertegun, Di saat itu pula ia teringat pada Li
Ceng Loan Sumoynya, bahkan juga teringat pada Souw Hui
Hong yang telah putus sebelah lengannya, jaringan asmara itu
masih belum beres, bagaimana kalau ditambah Pek Yun Hui"
ia tahu bagaimana perasaan Pek Yun Hui terhadapnya,
namun justru membuatnya tidak tahu harus bagaimana
baiknya" Akhirnya Bee Kun Bu menarik nafas panjang-pan-jang.
Rupanya Gin Tie Suseng tahu apa yang sedang dipikirkan
Bee Kun Bu, maka ia pun segera menepuk bahu Bee Kun Bu
seraya berkata. "Saudara Bee, mari kita ke depan, ke arah Hian Giok
meluncur barusan!" "Baiklah." Bee Kun Bu langsung melesat ke depan menuju
tempat itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suseng juga melesat ke sana, tapi agak tertinggal
jauh, sebab Bee Kun Bu mengerahkan gin-kangnya, agar
cepat-cepat tiba di sana.
Tempat itu merupakan sebidang tanah datar yang
ditumbuhi rerumputan lia,r, Bee Kun Bu telah sampai di situ,
dan tak lama Gin Tic Suseng pun menyusul sampai di situ. ia
menengok ke sana ke mari, kemudian mendongakkan
kepalanya. "Eh?" Gin Tie Suseng menunjuk ke atas. "Apa it?"
Bee Kun Bu segera mendongakkan kepalanya, tampak
sebuah pohon yang tumbuh di sisi tebing, Yang amat
mengejutkan nya ialah ada sesuatu yang menyangkut di
dahan pohon itu, dan melambai-lmbai terhembus angin,
Melihat itu, hati Bee Kun Bu langsung jadi dingin, karena yang
dilihatnya itu ternyata baju luar (Semacam mantel) milik Pek
Yun Hui. ia menggenggam tangan Gin Tie Suseng erat-erat,
sama sekali tidak bisa mengucapkan apa pun.
"Saudara Bee, tunggu di sini!" ujar Gin Tie Suseng, "Aku
akan ambil baju luar itu."
"Hati-hati, Saudara Kim!" pesan Bee Kun Bu. Gin Tie
Suseng mengangguk ia mendekati pohon itu, kemudian
meloncat ke atas dengan mengerahkan ginkangnya, Setelah
menyambar baju luar itu, ia pun melayang turun.
Bee Kun Bu segera melesat ke s isi nya, lalu melihat air
muka Gin Tie Suseng serius, "Saudara Kim, baju luar itu...."
Gin Tie Suseng memperlihatkan baju luar itu, Bee Kun Bu
mengenali baju luar itu ternyata milik Pek Yun Hui.
ia langsung menyambar baju luar itu dari tangan Gin Tie
Suseng, dan dengan tertegun ia memandang baju luar
tersebut, kemudian air matanya pun berIinang-linang.
"Kakak Pek, kalau dirimu terjadi sesuatu, aku pasti
menuntut balas untukmu.,." gumamnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Bee!" ujar Gin Tie Suseng menghiburnya.
"Jangan berduka, belum tentu Nona Pek akan mengalami
suatu kecelakaan." Bee Kun Bu mengangkat kepalanya, Kelika ia baru mau
membuka mulut, tiba-tiba terdengar suara yang merdu dan
nyaring. "Siapa yang bernama Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun?"
Bee Kun Bu tertegun dan segera berpaling, Tampak tak
jauh dari situ berdiri enam belas anak gadis cantik jelita.
Saat ini Bee Kun Bu sedang tereekam rasa panik, cemas
dan emosi lantaran menemukan baju luar Pek Yun Hui, maka
menduga Pek Yun Hui telah dicelakai oleh Kim Hun TokouwLam Kiong Siu.
Keenam belas anak gadis itu, tentunya orang-orang Pit Sia
Kiong, maka kemunculan mereka justru sangat menggusarkan
Bee Kun Bu. ia mencabut pedangnya dan membentak keras,
lalu mendadak melesat ke arah mereka sambil menggerakkan
pedangnya. Betapa dahsyatnya serangannya itu, ia dalam keadaan
emosi, lagi pula menggunakan Yiu Kiam Cih Hoat (llmu
Mengendarai Pedang), yaitu ilmu pedang yang amat tinggi,
sehingga tampak pedang itu berkelebat dan mengeluarkan
suara menderu-deru. terdengar suara teriakan keenam belas gadis itu,
kemudian laksana kilat mereka berkelit, namun empat diantara
mereka telah terluka oleh pedang Bee Kun Bu.
Setelah melukai keempat gadis itu, Bee Kun Bu berdiri
tegak sambil membentak "Kalian apakan kakak Pek?"
Tiada sahutan, hanya tampak empat gadis memapah yang
terluka meninggalkan tempat tersebut, sedangkan sisanya
yang delapan gadis berdiri di hadapan Bee Kun Bu dengan
wajah serius. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah engkau Bee Kun Bu?" tanya salah seorang gadis
sambil tertawa dingin. pikiran Bee Kun Bu memang sedang kacau, sebab
menduga Pek Yun Hui telah mengalami kecelakaan, Oleh
karena itu, tanpa menyahut ia langsung menyerang gadisgadis itu, Kali ini mereka sudah bersiap, maka ketika Bee Kun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bu menyerang, mereka pun segera meloncat mundur sejauh
tiga depa. Meskipun mereka telah meloncat mundur, namun Bee Kun
Bu masih memburu mereka dengan serangan kilat.
"Kami diperintahkan Pit Sia Kiong Cu (Majikan istana Pit
Sia) ke mari untuk mengundangmu ke istana!" seru salah
seorang gadis itu. Tapi engkau justru melukai saudari-saudari
kami! Berhubung ada perintah dari majikan istana, maka kami
tidak akan bertarung, tetapi nanti setelah engkau keluar dari
istana, barulah kami membuat perhitungan denganmu!"
Begitu mendengar mereka diperintahkan majikan istana Pit
Sia Kiong untuk mengundangnya ke istana, Bee Kun Bu
merasa heran, maka ia pun bertanya. "Kalau begitu, di mana
Nona Pek?" "Nona Pek atau Nona Hek, kami sama sekali
tidak tahu!" sahut salah seorang gadis dengan dingin.
Bee Kun Bu menoleh memandang Gin Tie Suseng, dan
Gin Tie Suseng segera mendekatinya.
"Saudara Bee, jaga tipu musIihat!" bisiknya, Bee Kun Bu
mengangguk, kemudian memandang gadis-gadis itu seraya
berkata dengan Iantang. "Selama ini Lam Kiong Siu tidak mau menemui siapa pun,
kenapa hari ini dia mau menemuiku?"
"Kami cuma melaksanakan perintah, tidak tahu sebab
musababnya! Kalau engkau tidak berani ikut kami, kami pun
akan segera kembali untuk melapor!"
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak, "Tiada alasan bagiku
untuk tidak berani ke sana!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cepat jalan!" bentak Gin Tie Suseng mendadak "Kalian
jangan banyak omong kosong di sini!"
Gadis-gadis itu tertawa dingin, lalu membalikkan badan
dan melangkah pergi, Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng segera
mengikuti mereka dari belakang.
Tak lama kemudian, gadis-gadis itu mengerahkan
ginkangnya, Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng juga
mengerahkan ginkang mengikuti mereka.
Berselang beberapa saat, mereka telah melewati lembah
itu. pemandangan di situ pun berubah, ternyata di tempat itu
cuma terdapat batu-batu tajam, bahkan tampak pula dua buah
batu yang amat besar melintang di situ, Sungguh di luar
dugaan, sebab di tempat tersebut merupakan sebuah tebing.
"Hei!" bentak Gin Tie Suseng, "Kenapa kalian mengajak
kami datang di tempat ini" Apa maksud kalian?"
Gadis-gadis itu tidak menyahut Mereka terus menuju ke
depan lalu menuruni tebing itu.
Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng terus mengikuti gadisgadis itu, tetapi mereka berdua bertambah waspada dan
bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan
Selelah berada di bawah, gadis-gadis itu berhenti dan
masing-masing mengeluarkan sebuah alat kecil yang mirip
peluit Kemudian mereka tiup peluit itu dan seketika terdengar
semacam suara yang amal nyaring dan tajam menusuk
telinga. Kreeek! Kreeeek! Dinding batu di sisi tebing itu bergerak
bergeser ke kanan dan tampaklah sebuah gua besar
Gadis-gadis itu langsung masuk. Bee Kun Bu dan Gin Tie
Suseng saling memandang, kemudian barulah mereka
melesat ke dalam mengikuti gadis-gadis tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di dalam gua merupakan sebuah terowongan. Setiap jarak
seratus langkah pasti ada dua lelaki berdiri di tempat seperti
penjaga, Mereka memandang melotot pada Bee Kun Bu dan
Gin Tie Suseng, namun tidak bergerak sama sekali.
Berselang beberapa saat kemudian, Gin Tie Suseng dan
Bee Kun Bu sudah sampai di ujung terowongan dan tampak
cahaya menyorot ke dalam, Sungguh di luar dugaan, di luar
ternyata sebuah puncak, Banyak batu putih bergemerlapan
menghiasi tempat itu. Di situlah berdiri sebuah bangunan yang
amat indah, megah dan mewah, dan berkilau-kilau tertimpa
sinar matahari itulah istana Pit Sia Kiong.
Menuju pintu istana itu harus melalui undakan tangga batu
yang bergemerlapan dan barisan para penjaga dengan
senjata di tangan, Para penjaga itu semuanya kaum wanita
yang masih muda dan cantik-cantik.
Begitu sampai di undakan tangga batu yang terakhir,
delapan gadis itu pun membalikkan badan, dan salah seorang
dari mereka berkata dengan dingin.
"Kalian tunggu di sini, kami akan ke dalam melapor pada
majikan istana!" "Kok kami tunggu di sini?" Gin Tie Suseng tampak tidak
senang, "Majikan istana yang mengundang kami ke mari,
kenapa kami masih harus tunggu di sini?"
Delapan gadis itu tidak meladeni Gin Tie Suseng, mereka
langsung menuju pintu istana.
Gin Tie Suseng tertawa dingin, lalu mengayunkan kakinya,
Akan tetapi, para gadis yang menjaga di situ langsung
mencabut pedang masing-masing, lalu menghadang Gin Tie
Suseng. "Ha ha!" Gin Tie Suseng tertawa, "Berani ke mari
bagaimana mungkin akan takut pada kalian?"
Gin Tie Suseng langsung menggerakkan suling pe-raknya,
dengan jurus Sing Goat Liu Hui (BuIan Me-mancarkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cahaya), Tampak dua gadis segera menangkis serangan itu,
dan terdengarlah suara bentrokan senjata yang amat nyaring.
Trang! Trang! Bee Kun Bu, yang menyaksikan itu amat kagum dalam
hati, karena ilmu pedang yang dipergunakan kedua gadis itu
tidak dibawah ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat dari partai
Kun Lun. Bee Kun Bu mendekati Gin Tie Suseng, kemudian ia pun
menggerakkan pedangnya, Tampak berkelebat sinar
pedangnya, ternyata Bee Kun Bu mengeluarkan jurus Coan
Hun Cai Goat (Menembus Awan Memetik Bulan), Kedua gadis
itu tidak berani menangkis serangan itu, melainkan meloncat
mundur "Kami datang ke mari atas undangan Lam Kiong Siu,
kenapa kalian menghalangi kami?" tanya Bee Kun Bu lantang.
Kedua gadis itu tidak menyahut, melainkan serentak
menyerang Bee Kun Bu. Badan Bee Kun Bu bergerak, dan
mengerahkan ilmu Ngo Heng Mi Cong Pu (Langkah Ajaib)
untuk menghindar, maka pedang kedua gadis itu menyerang
tempat kosong, Bee Kun Bu justru sudah berada di belakang
mereka, sekaligus menyerang dengan tangan kirinya,
menggunakan jurus Jip Hai Cuih Kiau (Masuk ke dalam Laut
Menangkap Penyu). itu adalah Kin Na Hoat (llmu Mencengkeram) yang berasal
dari kitab Kui Goan Pit Cek. Oleh karena itu, bagaimana
mungkin kedua gadis itu dapat mengelak dari serangan ilu"
Tahu-tahu pedang mereka sudah berpindah ke tangan Bee
Kun Bu, padahal Bee Kun Bu masih ingin melukai kedua gadis
itu, tapi ketika melihat kedua gadis itu memandangnya dengan
wajah memelas dan mata bersimbah air, Bee Kun Bu pun
merasa tidak tega dan segera meloncat mundur
sedangkan Gin Tie Suseng juga sudah bertempur dengan
dua gadis lain, Kemudian tiba-tiba terdengar suara tawa yang
amat menyeramkan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng terkejut, sebab suara
tawa itu membuat merinding sekujur badan mereka, Seketika
juga Gin Tie Suseng berhenti menyerang kedua gadis itu.
"Aku bermaksud baik undang kalian ke mari, kenapa kalian
malah melukai orang-orangku?" Terdengar pula suara yang
amat dingin. Heran! Hanya terdengar suara, tapi tidak tampak orang
yang bersuara, Bee Kun Bu tahu, orang yang mengeluarkan
suara itu berada di dalam istana, tetapi mengerahkan ilmu
penyampai suara tingkat tinggi
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa, ia pun menggunakan ilmu
tersebut, "Kalau pun engkau tidak mengundang kami, kami
pun pasti datang ke mari!"
"Engkau memang tidak bernama kosong!" Terdengar
suara sahutan dingin. "Para penjaga di luar, jangan
menghalangi mereka, biar mereka masuk!"
***** Bab ke 23 - Memasuki istana Pit Sia Kiong Bertemu Lam
Kiong Siu Setelah mendengar sahutan itu, Bee Kun Bu dan Gin Tie
Suseng pun segera melesat ke arah pintu, lalu berhenti.
Delapan gadis yang tadi memunculkan diri lagi, namun
tidak menghalangi mereka masuk.
Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng melangkah ke dalam,
Seketika mereka terbelalak, ternyata ruangan itu sangat indah,
Lantainya terdiri dari semacam batu pualam yang amat licin
dan mengkilap, Akan tetapi, tidak tampak seorang pun di
ruangan tersebut, itu membuat Bee Kun Bu dan Gin Tie
Suseng bertambah hati-hati, sedangkan delapan gadis itu
terus masuk ke dalam. Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng mengikuti mereka,
kemudian memasuki sebuah pintu, Keluar dari pintu itu, justru
ada ruangan yang lebih besar lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di langit-Iangit ruangan itu bergantung enam belas lampu
kristal yang menyala terang benderang.
Di ujung ruangan itu terdapat sebuah panggung yang tidak
begitu tinggi, sebuah kursi batu giok, dan seorang Tokouw
(Rahib Wanita) duduk di kursi batu giok itu.
Begitu melihat Tokouw itu, Bee Kun Bu sudah tahu, bahwa
dia pasti Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, majikan istana Pit
Sia Kiong yang sangat terkenal itu, otomatis Bec Kun Bu
memperhatikannya, Tampak sepasang mata Tokouw itu
bersinar-sinar, hidungnya menceng dan mulutnya kecil mungil
Tokouw itu memang kelihatan cantik sekali.
Akan tetapi, siapa yang menyaksikan kecantikannya pasti
akan merasa merinding, sebab sekujur badannya penuh
mengandung hawa membunuh.
Bec Kun Bu dan Gin Tie Suseng sudah berada di hadapan
Tokouw itu, lama sekali barulah Tokouw itu membuka mulut
"Siapa di antara kalian yang bernama Bee Kun Bu?"
tanyanya dingin. Bee Kun Bu melaju selangkah, kemudian menyahut
dengan dingin pula. "Aku adalah Bee Kun Bu."
Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu menatap Bee Kun Bu
dengan sorotan tajam, namun kemudian ia pun ler-tawa, dan
usai tertawa wajahnya langsung berubah dingin.
"Engkau datang di Pit Sia Kiong, sebetulnya demi urusan
apa?" tanya Kim Hun Tokouw nyaring.
"Ada tiga urusan yang harus kurundingkan dengan-mu,"
sahut Bee Kun Bu. "Beritahukanlah ketiga urusan itu!" Kim Hun Tokouw tetap
bersikap dingin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Urusan pertama, yakni aku ingin bertanya apakah engkau
pernah melihat Pek Yun Hui?"
"Pek Yun Hui" Apakah dia jantung hatimu?"
"Jangan menyindir!" Wajah Bee Kun Bu kemerahmerahan. "Dia berada di mana sekarang?"
"Engkau begitu memperhatikannya, tetapi kenapa tidak
tahu dia berada di mana?" sahut Kim Hun Tokouw dingin,
"Aku tidakV kenal dan tidak pernah bertemu dengannya,
bagaimana mungkin tahu dia berada di mana?"
"Jangan pura-pura!" Bee Kun Bu agak tertegun "Dia
menunggang Bangau Sakti ke mari, namun mendadak hilang!
Kenapa engkau bilang tidak tahu?"
"Saudara Bee!" sela Gin Tie Suseng mendadak "Ti-dak
perlu banyak bicara dengannya! Mari geledah saja istana ini!"
"Eh?" Air muka Kim Hun Tokouw berubah, "Siapa kau?"
"Aku adalah Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw!" jawab Gin
Tie Suseng, "Murid Kuang Ti Taysu!"
"Ng!" Kim Hun Tokouw manggut-manggut, "Aku kira siapa,
ternyata murid Kuang Ti, keledai gundul itu!" ujar Kim Hun
Tokouw, "Aku sedang berbicara dengan Bee Kun Bu, mana
ada tempat bagimu untuk menyela di sini?"
"Oh?" Gin Tie Suseng tertawa, "Kini aku sudah berada di
dalam istana Pit Sia Kiong, bagaimana mungkin aku akan
takut terhadapmu" Engkau mau macam-macam silakan!"
Tangkap dia!" bentak Kim Hun Tokouw mendadak
seketika juga muncul empat wanita muda, langsung
mengurung Gin Tie Suseng, Yang mencengangkan adalah
senjata mereka, yang boleh dikatakan mirip batangan besi
kosong. Bee Kun Bu sudah melihat gelagat tidak beres, lagi pula
Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu sendiri berkepandaian tinggi,
tentunya keempat wanita muda itu pun tidak akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkepandaian rendah, bahkan senjata mereka pun amat
aneh bentuknya. "Saudara Kim!" pesan Bee Kun Bu, Hati-hatilah!"
Akan tetapi, Gin Tie Suseng sudah menyerang dengan
jurus Ban Cien Hud Teng (Selaksa Lampu Buddha), tampak
suling peraknya berkelebatan mengarah pada ke empat
wanita muda itu. Keempat wanita itu tidak menangkis, sebaliknya malah
mundur serentak itu membuat Bee Kun Bu agak berlega hati,
Akan tetapi pada waktu bersamaan, keempat wanita muda itu
menggerakkan senjata masing-masing, dan seketika
terdengarlah suara yang aneh dan keempat buah senjata
aneh itu pun menyemburkan kabut keemasan, Kabut itu
membaur dengan sinar suling perak Gin Tie Suseng, sehingga
menciptakan pemandangan yang sangat indah.
Begilu melihat kabut itu, mendadak Bee Kun Bu teringat
akan sesuatu, yaitu julukan Lam Kiong Siu, Kim Hun Tokouw
(Rahib Wanita Pupur Emas), pupur emas tentunya
menandakan suatu racun. Berpikir sampai ke situ, badan Bec Kun Bu bergerak itu
tidak terlepas dari mata Kim Hun Tokouw.
"Engkau jangan maju untuk mengantar mati!" ujar wanita
itu dingin. Bagaimana mungkin Bee Kun Bu mau mendengar" Biar
bagaimana pun ia harus menolong Gin Tie Suseng, Tapi di
saat itu, telah terjadi suatu perubahan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ternyata Bee Kun Bu melihat Gin Tie Suseng berdiri
mematung seakan kehilangan sukma, maka segera lah Bee
Kun Bu mendekatinya. "Saudara Kim, kenapa engkau?" tanya Bee Kun Bu cemas.
Gin Tie Suseng tampak seperti tidak mendengar,
kemudian terku!aL Menyaksikan itu, timbullah kegusaran Bee
Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kim Hun Tokouw!" bentaknya, "Engkau apakan
temanku?" "Dia sudah terkena racun pupur emas!" jawan Kim Hun
Tokouwdingin dan memberitahukan. "Da!am waktu tujuh hari,
dia akan mati dengan tubuh mencair!"
Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, ia cepat cepat menoleh ke
arah Gin Tie Suseng, dan seketika juga ia tertegun.
Ternyata Gin Tie Suseng dan keempal wanita muda itu
telah hilang entah ke mana. Padahal tidak mungkin mereka
bisa menghilang, hanya saja ketika Bee Kun Bu berbicara
dengan Kim Hun Tokouw, Gin Tie Suseng digotong pergi
dengan cepat Kini Bee Kun Bu menyadari bahwa Pit Sia Kiong ini
merupakan tempat yang sangat berbahaya. Mereka datang
bertiga, kemudian Pek Yun Hui tiada jejaknya, dan kini Gin Tie
Suseng pun telah terkena racun dan entah hilang ke mana.
"Bee Kun Bu!" ujar Kim Hun Tokouw, "Kami memang tidak
melihat Si jantung Hatimu itu! cepatlah engkau beritahukan
urusan ke dua!" Kim Hun Tokouw mengatakan Pek Yun Hui adalah jantung
hatinya, itu amat menggusarkannya, tapi kemudian ia malah
menarik nafas panjang dalam hati, Bagaimana mungkin aku
boleh menerima cinta Pek Yun Hui" Li Ceng Loan Sumoy mau
dikemanakan" Aaaakh... Keluhnya dalam hati.
"Urusan ke dua!" sahut Bee Kun Bu setelah itu, "Aku ingin
tahu, apakah Souw Peng Hai dan Co Hiong berada di dalam
istana ini?" "Aku tidak akan membohongimu mereka berdua memang
berada di sini sebagai tamu!"
"Mereka berdua ingin menimbulkan bencana di rimba
persilatan Tionggoan, harap Tokouw sudi menyerahkan
mereka padaku!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kim Hun Tokouw tidak menyahut, tapi cuma memandang
Bee Kun Bu dengan wajah serius, Karena Kim Hun Tokouw
diam saja, maka Bee Kun Bu mengira punya harapan dan
segera bertanya, "Kim Hun Tokouw, bagaimana itu?"
"Itu...." Kim Hun Tokouw menggelengkan kepala, "Aku
tidak bisa mengabulkannya!"
"Kim Hun Tokouw!" Bee Kun Bu tampak gusar sekali,
"Apakah engkau mau bersekongkol dengan me-reka?"
"Kalau dibilang bersekongkol itu tidak!" sahut Kim Hun
Tokouw, "Hanya saja Souw Peng Hai telah menyanggupi
bahwa setelah urusan itu usai, dia akan menyerahkan Kui
Goan Pit Cek padaku! Oleh karena itu, aku pun mengabulkan
perminlaannya, yakni memusuhi semua kaum Bu Lim yang di
Tionggoan!" Betapa terperanjatnya Bee Kun Bu setelah mendengar apa
yang dikatakan Kim Hun Tokouw, rimba persilatan Tionggoan
akan terjadi banjir darah Iagi. Mungkin saking terperanjat
sehingga membuat Bee Kun Bu jadi termangu-mangu.
"Sembilan partai besar di rimba persilatan Tiong-goan,
boleh dikatakan merupakan katak dalam sumur, sama sekali
tidak tahu tingginya langit! Karena itu, aku ingin menggunakan
kesempatan ini agar partai-partai besar itu membuka mata!"
Bee Kun Bu memang berhati luhur, maka ia masih
berupaya menasihati Kim Hun Tokouw.
"Kim Hun Tokouw, betapa tenang dan damainya engkau
hidup di dalam istana ini, kenapa harus terpengaruh oleh
Souw Peng Hai?" ujarnya.
"Ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa, "Omong kosong! Siapa
yang dapat mempengaruhiku" itu adalah atas kemauanku
sendiri!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagaimana engkau dibandingkan dengan Souw Peng
Hai" Bukankah akhirnya dia akan hancur di Toan Hun Ya?"
"Aku sudah mendengar penuturannya, kalau pada waktu
itu dia tidak berbelas kasihan, mungkin kini sembilan partai
besar cuma tinggal nama!"
"Kalau begitu, engkau telah mengambil keputusan itu?"
"Tidak salah!" Kim Hun Tokouw manggut-manggut. "Aku
sudah mengutus dua puluh orang berangkat ke Tionggoan
mendatangi kesembilan partai besar, termasuk Kwat Cong
San untuk mengantar kartu undangan, Aku mengundang
sembilan partai besar dan Kwat Cong San ke mari untuk
menikmati keindahan bulan purnama, tahun depan Pek Gwee
Cap Ngo (Tanggal lima belas bulan delapan)."
"Oh?" Bee Kun Bu mengerutkan kening.
"Ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa lagi, Tahun depan Pek
Gwee Cap Ngo, dapat diketahui siapa yang berkepandaian
tinggi di kolong langit!"
"Yah!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Kalau engkau
memang menghendaki begitu, aku pun tidak bisa banyak
bicara lagi!" "Oh ya!" Kim Hun Tokouw menatapnya tajam. "Eng-kau
datang ke mari, bukankah berniat menghancurkan istana ini?"
"Ha ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak, "Aku memang
berniat demikian!" "Oh, ya?" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh "ltu boleh
dikesampingkan dulu, sekarang engkau beritahukan urusan ke
tiga itu!H "Urusan ke tiga, aku cuma mewakili seseorang!" ujar Bee
Kun Bu memberitahukan "Dengan semacam benda untuk
menukar obat penawar racun Thao Ning Poh Kut San!"
"Oh?" Sepasang mata Kini Hun Tokouw tampak berbinar
dan bertanya, "Benda apa itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Padahalsesungguhnya, Kim Hun Tokouwsudah tahu Bee
Kun Bu membawa sepotong Pit Giok Cak yang diimpiimpikannya, ia mengetahui tentang itu atas pemberitahuan
dari Cap Kouw, maka Kim Hun Tokouw mengundangnya ke
mari. Kalau tidak, bagaimana mungkin Bee Kun Bu dan Gin
Tie Suseng begitu gampang memasuki istana Pit Sia Kiong
ini" "Benda itu adalah sepotong Pit Giok Cak!" sahut Bee Kun
Bu. "Engkau bawa benda itu?" tanya Kim Hun Tokouw dengan
wajah berseri "Bawa!" Bee Kun Bu mengangguk.
"Aku bersedia menukar!" ujar Kim Hun Tokouw dan
menambahkan, Tapi engkau harus memperlihatkan dulu Pit
Giok Cak itu!" Bee Kun Bu tidak menyangka, bahwa begitu lancar
menyelesaikan urusan tersebut, maka ia segera merogoh ke
dalam bajunya, kemudian mengeluarkan Pit Giok Cak.
Ketika Pit Giok Cak itu berada di tangannya, mendadak ia
merasa adanya segulung tenaga menckannya.
Begitu merasa adanya tenaga tersebut, Bee Kun Bu pun
tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres, Namun sudah tiada
kesempatan baginya untuk menyambut tenaga tersebut, maka
ia menggerakkan badannya dengan Ngo Heng Mi Cong Pu
untuk menghindari tenaga itu.
Ketika ia mengerahkan ilmu tersebut, pada waktu
bersamaan tampak sosok bayangan berkelebat ke hadapannya, yang tidak lain Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu.
ilmu Ngo Heng Mi Cong Pu (Langkah Ajaib) adalah ilmu
ciptaan Thian Kie Cinjin, tentunya sangat aneh dan luar biasa,
sehingga dapat menghindari serangan gelap dari Kim Hun
Tokouw. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hmm!" dengus Bee Kun Bu dingin, "Engkau majikan
istana Pit Sia Kiong, tapi justru pengecut!"
serangan itu tidak membawakan hasil apa-apa, maka
wajahnya yang tampak dingin itu berubah agak kemerahmerahan.
Kim Hun Tokouw bersifat angkuh, namun apa yang
diucapkan Bee Kun Bu, membuatnya jadi membisu.
Padahal Kim Hun Tokouw telah menyanggupi akan
menukar Pit Giok Cak itu dengan obat penawar racun,
tentunya tidak akan turun tangan untuk merebut Pit Giok Cak
tersebut. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa Pit Giok Cak tersebut
merupakan benda pusaka, yang selalu diincar para pesilat luar
perbatasan maupun seberang laut. Lagi pula Kim Hun Tokouw
cuma memiliki sepotong, sedangkan yang sepotong lagi tiada
kabar ceritanya Oleh karena itu, ketika melihat yang sepotong
itu berada di tangan Bee Kun Bu, tak tertahan langsung
menerjangnya. Dengan wajah kemerah-merahan Kim Hun Tokouw
kembali ke tempat duduknya, dan setelah duduk ia pun
berseru. "Cepat bawa ke mari obat penawar racun Thao Ning Poh
Kut San!" sebetulnya Bee Kun Bu sudah mau melampiaskan
kegusarannya, tapi dibatalkannya karena mendengar suara
seruan itu. Tak lama muncullah seorang gadis menyerahkan sebuah
botol porselin kecil kepada Kim Hun Tokouw.
"Bee Kun Bu, obat penawar racun yang ada di dalam botol
porselin itu, cukup dimakan separuh saja, dan sisanya
kuhadiahkan kepadamu," ujar Kim Hun Tokouw.
"Terimakasih Tokouw!" ucap Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kim Hun Tokouw tersenyum, lalu ia mengambil botol
porselin itu. WBee Kun Bu, terimalah!" serunya kemudian
Botol porselin itu melayang ke arah Bee Kun Bu, Sungguh
menakjubkan, padahal Kim Hun Tokouw sama sekali tidak
menggerakkan tangannya, tetapi tahu-tahu botol porselin itu
telah meluncur ke arah Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu tahu, bahwa Kim Hun Tokouw ingin menguji
Lweekangnya, maka ia pun megerahkan lweekangnya untuk
menyambut botol porselin tersebut.
sementara botol porselin itu terus meluncur, sepertinya
dikendalikan orang, Ketika botol porselin kecil itu hampir
sampai di hadapan Bee Kun Bu, mendadak Bee Kun Bu
menjulurkan tangannya mencengkeram botol porselin itu.
Begitu berhasil mencengkeram nya, Bee Kun Bu pun
merasa ada tenaga yang sangat dahsyat menerjang ke
arahnya. ia memang sudah siap dan langsung memberatkan
tubuhnya, agar tidak terdorong oleh tenaga itu. Tiba-tiba
tenaga itu sirna entah ke mana, Ketika Bee Kun Bu merasa
heran, sekonyong-konyong menerjang lagi tenaga yang amat
dahsyat ke arahnya Meskipun Bee Kun Bu telah memberatkan tubuhnya, tapi
masih terdorong mundur selangkah, maka membuat mukanya
memerah. "Sungguh hebat Lweekangmu!" puji Bee Kun Bu.
"Engkau datang dari Tionggoan, tentunya telah banyak
melihat!" sahut Kim Hun Tokouw sambil tersenyum, "Maka
engkau tidak perlu memujiku!"
Bee Kun Bu membuka tutup botol porselin itu, lalu
mengendusnya, Tereium bau asam yang amat menusuk
hidung, dan seketika juga kepalanya merasa pusing.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus Kim Hun Tokouw dingin, "Aku berikan
padamu, tentunya tidak akan palsu! Obat penawar racun itu,
pada dasarnya merupakan racuni Kalau engkau mengendus
lagi, engkau pula yang akan keracunan!"
Bee Kun Bu cepat-cepat menutup botol itu kembali,
kemudian di simpan di dalam bajunya.
"Sambutlah!" serunya kemudian
Pit Giok Cak yang ada di tangan Bee Kun Bu meluncur ke
arah Kim Hun Tokouw, Karena wanita itu telah
mempermalukannya, maka kini ia pun ingin membalas.
Ia melempar Pit Giok Cak itu ke arah Kim Hun Tokouw,
menggunakan cara yang diajarkan Pek Yun Hui menyambit
jarum Toan Meng Cin. Begitu melihat luncuran Pit Giok Cak, hati Kim Hun
Tokouw terkesiap namun segera menjulurkan sepasang jari
tangannya untuk menerima benda itu. Memang ber-hasil, akan
tetapi... Terjadilah sesuatu keanehan, ternyata Pit Giok Cak itu
berhasil lolos dari dua jari tangannya dan meluncur ke arah
bahunya, Secepat kilat Kim Hun Tokouw mengibaskan lengan
bajunya. Serrt! Lengan baju Kim Hun Tokouw berlubang.
Kim Hun Tokouw tertegun, karena sebelah lengan bajunya
berlubang, barulah ia dapat menyambut Pit Giok Cak itu,
sehingga tak tertahan ia pun memuji.
"Engkau sungguh hebat!"
Terimakasih!" sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum, sebab
ia telah berhasil membalasnya.
"Bee Kun Bu! sebetulnya aku berniat minta pelajaranmu!"
ujar Kim Hun Tokouw, Yang dimaksudkan "Minta pelajaran
yakni bertanding, "Tapi kini aku punya urusan lain, sehingga
harus dibatalkan!" ?"Oh?" Bee Kun Bu menatapnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Antar tamu!" seru Kim Hun Tokouw.
seketika muncullah dua belas gadis, dan mereka langsung
berlutut di hadapan Kim Hun Tokouw seraya berkata serentak.
"Kiong Cu, kami berjumlah enam belas orang dan telah
bersumpah sehidup semati, Kini empat saudari kami dilukai
orang ini, mohon Kiong Cu mengijinkan kami menuntut balas!"
Padahal Bee Kun Bu sudah siap meninggalkan istana
tersebut, tapi justru muncul dua belas gadis ingin metuntut
balas padanya. "Setelah kalian mengantarnya sampai di luar istana, kalian
mau bagaimana itu terserah," sahut Kim Hun Tokouw.
"Terimakasih, Kiong Cu!" ucap mereka serentak.
Namun mendadak Kim Hun Tokouw memandang Bee Kun
Bu, lama sekali barulah membuka mulut.
"Bee Kun Bu berkepandaian tinggi, kalian harus hati-hati!"
ujarnya memperingatkan mereka.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya." Mereka mengangguk
Bee Kun Bu membatin, terhadap Kim Hun Tokouw pun.
aku tidak merasa takut, apa lagi terhadap kalian!
"Oh ya!" Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat sesuatu, "Harap
Kim Hun Tokouw sudi melepaskan Gin Tie Suseng, agar bisa
pergi bersamaku!" Mendengar itu, tiba-tiba wajah Kim Hun Tokouw berubah
dingin, bahkan tampak penuh diliputi hawa membunuh.
"Dia?" dengus Kim Hun Tokouw, "Dia berani kurang ajar
terhadapku, maka tidak bisa diampuni! Engkau tidak usah
menunggunya lagi!" "Kim Hun Tokouw!" sahut Bee Kun Bu lantang, "Kalau
engkau tidak melepaskannya, aku pun tidak akan
meninggalkan tempat ini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku yang memberi keputusan di sini, lebih baik engkau
jangan cari penyakit di tempat ini!" ujar Kim Hun Tokouw
sambil tertawa dingin. "Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak, "Teman baikku hilang
di istana ini, bagaimana mungkin aku akan pergi tanpa dia"
Engkau anggap diriku ini apa?"
"Aku masih ingat akan kebaikanmu membawa sepotong
Pit Giok Cak ke mari, maka aku pun terus nerriberi muka
padamu! Namun kalau engkau masih tidak tahu diri, mungkin
engkau pun tidak bisa lolos!"
"Aku harus menolong teman, kenapa dikatakan tidak bisa
lolos?" Bee Kun Bu maju selangkah
"Baik! Kalau begitu, engkau boleh mencoba melawan ke
dua belas pelayanku itu!" bentak Kim Hun Tokouw, "Kalian
dua belas pelayan, boleh bertarung dengannya sekarang!"
Usai membentak, Kim Hun Tokouw pun ingin beranjak dari
tempat duduknya, Melihat itu, gusarlah Bee Kun Bu.
"Jangan pergi dulu!" bentaknya sambil melesat ke arah
Kim Hun Tokouw. Akan tetapi, di saat itu pula berkelebat bayangan
menghadang di hadapannya, seketika juga Bee Kun Bu
menggerakkan sepasang lengannya, ternyata ia telah
mengeluarkan jurus Tay Tiau Cian Uh (Rajawali Me-ngibaskan
Sayap), yakni merupakan ilmu yang terdapat dalam kitab Kui
Goan Pit Cek. Terdengar beberapa suara jeritan, tampak empat gadis
telah terpental jatuh, Akan tetapi, pada waktu bersamaan, Kim
Hun Tokouw pun telah hilang. Bee Kun Bu sama sekali tidak
menduga itu, tapi ia yakin bahwa di ruang tersebut pasti
banyak jebakannya atau pintu rahasia.
"Lam Kiong Siu!" teriak Bee Kun Bu gusar "Kalau engkau
tidak melepaskan Gin Tie Suseng, hati-hati aku akan
memusnahkan Pit Sia Kiong ini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee Kun Bu!" Terdengar suara sahutan Kim Hun TokouwLam Kiong Siu, namun tidak tahu berasal dari mana suara
sahutan itu, "Silakan kalau engkau mampu! Tapi aku telah
mengabulkan mengantarmu ke luar dari istana ini, kapan
engkau mau pergi, beritahukanlah! Walau para pelayanku
telah membencimu sampai ke tulang sumsum, akan tetapi,
mereka masih tidak berani membangkang perintahku!"
Ketika Kim Hun Tokouw menyahut, Bee Kun Bu terus
memperhatikan ruangan itu, Selain pintu masuk, disitu tidak
terdapat juga pintu lain, Suara sahutan Kim Hun Tokouw
kedengaran cukup jauh, pertanda dia berada di suatu
terowongan rahasia. sementara dua belas gadis itu justru memandangnya
sambil tersenyum Mereka merupakan gadis yang cantik jclita,
maka ketika tersenyum kecantikan mereka pun bertambah,
bagaikan bunga yang baru mekar
Menyaksikan itu, Bee Kun Bu juga berpikir Padahal
mereka amat membencinya, tetapi kini malah tersenyumsenyum sambil memandangnya, tentunya ada sesuatu di balik
itu. Karena itu, Bee Kun Bu bertambah waspada, dan yakin
mereka pasti punya suatu akal busuk.
"Kalian boleh maju semua!" ujar Bee Kun Bu.
"Tuan!" sahut salah seorang gadis sambil tersenyum.
"Engkau tadi kenapa begitu garang, begitu turun tangan
langsung melukai empat saudari kami" Bolehkah kami tahu
sebabnya?" "Karena pada saat itu, aku tereekam rasa cemas dan
panik, mengira Nona Pek telah kalian lukai!" jawab Bee Kun
Bu jujur jawaban Bee Kun Bu membuat gadis-gadis itu tertawa
cekikikan Suara tawa itu membuat Bee Kun Bu agak berlega
hati, sebab kelihatannya gadis-gadis itu tidak begitu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memusuhinya lagi, Maka ketika gadis-gadis itu maju
selangkah, Bee Kun Bu tidak begitu menanggapi-nya.
"Kalau begitu...." Terdengar lagi suara yang mengalun
merdu. "Engkau bukan sengaja ingin melukai orang kan?"
"Benar!" Bee Kun Bu mengangguk dan bertanya.
"Bagaimana keadaan luka mereka sekarang?"
Gadis-gadis itu maju selangkah lagi, mereka setianya
tersenyum manis seakan menghadapi teman lama.
"Luka mereka tidak begitu berat," sahut gadis-gadis itu
serentak Kemudian mereka memutarkan badan, sehingga
baju yang mereka pakai itu terbuka sedikit, dan tampak
bayangan dalam yang amat indah.
Bee Kun Bu tidak berani lihat, namun justru telah melihat
lantaran dirinya telah dikelilingi mereki Bee Kun Bu tidak habis
berpikir, kenapa mereka bersikap demikian" Padahal mereka
ingin bertarung, kenapa mendadak berubah jadi sedemikian
lemah lembut" Bee Kun Bu tampak tersentak sadar
karenanya. "Terimakasih atas perhatianmu pada mereka!" ucap gadisgadis itu serentak sambil tersenyum manis.
Akan tetapi, pada waktu bersamaan, gadis-gadis itu
serentak menggerakkan selendang masing-masing, kemudian
dua belas helai selendang itu meluncur ke arah Bee Kun Bu
dengan penuh mengandung tenaga lunak.
Untung Bee Kun Bu telah tersentak sadar tadi, kalau tidak,
niseaya saat ini ia pasti celaka terkena serangan yang tak
terduga itu. Ketika dua belas helai selendang itu meliuk-liuk hampir
mengenai badannya, ia pun menggerakkan pedangnya
laksana kilat, dikeluarkannya jurus Khi Hohg Cuan Siau
(Burung Phoenix Menari), menyusul adalah jurus Guat Hong
Khuang siau (Angin Topan Menderu) dan terakhir jurus Ban
Hong Cut Cau (Selaksa Tawon Keluar Sarang).
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jurus terakhir itu membuat dua belas gadis itu men-jerit,
kemudian meloncat mundur serentak
Bee Kun Bu berdiri tegak di tempat, diluruskannya
pedangnya ke bawah sambil memandang mereka.
"Lam Kiong Siu berada di mana" cepatlah kalian bawa aku
pergi menemuinya!" bentaknya.
Dua belas gadis itu tidak menyahut, tetapi mendadak
mereka berputar-putar mengitari Bee Kun Bu, lalu menyerang
serentak dengan selendang masing-masing.
Tadi Bee Kun Bu menangkis serangan-serangan itu
dengan Hun Kong Ktam Hoat, justru dapat mematahkan
"serangan-serangan mereka, maka saat ini Bee Kun Bu tetap
menggunakan ilmu pedang tersebut melayani mereka.
Kenapa tadi gadis-gadis itu tersenyum-senyum
memandang Bee Kun Bu" Ternyata mereka ingin memikatnya agar perhatiannya terpecahkan Pada dasarnya mereka
memang memiliki Kiu Im Cha Li Tin Hoat (Ilmu Formasi Gadis
Suci), Tadi mereka memang telah mengerahkan ilmu tersebut,
namun kekuatannya tidak begitu hebat, sebab berkurang
empat gadis yang terluka itu.
sementara pertarungan semakin seru dan tak terasa
pertarungan mereka sudah melewati tiga puluh jurus, Pedang
Bee Kun Bu berkelebat kian ke mari, namun pihak lawan
berjumlah dua belas orang, lagi pula mereka menggunakan
selendang yang bersifat lembut, yang ditambah dengan
Lweekang, Maka selendang-selendang itu berubah menjadi
senjata yang amat luar biasa.
Entah sudah berapa kali selendang-selendang itu melilit
pedang Bee Kun Bu, dan Bee Kun Bu menggetarkan
pedangnya untuk memutuskan selendang-selendang itu, tapi
sia-sia, sebaliknya pedangnya malah nyaris terlepas dari
tangannya. Apa boleh bual, Bee Kun Bu terpaksa harus mengeluarkan
ilmu andalannya, Mendadak ia membentak keras sambil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memutar badan dan menggerakkan lengan kirinya, Ternyata
ia menggunakan jurus To Im Cih Yang (Menyambut Dengan
Keras Mendorong Dengan Lunak).
Ternyata Bee Kun Bu menyambut serangan-serangan
dengan pedang, tapi lengan kirinya mendorong ke arah empat
gadis yang menyerang dari sebelah kirinya, Empat gadis itu
sampai membentur empat gadis lain. seketika juga Bee Kun
Bu menggerakkan pedangnya dengan jurus Yun Liong Phun
Uh (Naga di Awan Menyemburkan Kabut).
Terdengar dua kali jeritan, ternyata pedangnya telah
melukai bahu dua gadis, sehingga formasi mereka menjadi
kacau balau. Bee Kun Bu meloncat mundur, tetapi tiba-tiba pada dinding
batu di belakangnya muncul sebuah pintu dan keluar sosok
bayangan. Orang yang baru melesat ke luar dari pintu rahasia itu tidak
lain adalah Cap Kouw, Agak terkejut juga Bee Kun Bu melihat
wanita itu. Cap Kouw adalah adik seperguruan Kim Hun
Tokouw-Lam KiongSiu, tentunya kepandaiannya pun tidak
selisih begitu jauh dengan Kim Hun Tokouw.
ia pasti melihat dua belas gadis itu tidak mampu melawan
Bee Kun Bu, maka segera memunculkan diri untuk membantu
Setelah Cap Kouw mendekat, Bee Kun Bu pun membentak
"Di mana Kim Hun Tokouw?"
"Kiong Cu telah memerintahmu pergi, namun engkau
masih berada di sini! Apakah engkau ingin cari mati di sini?"
sahut Cap Kouw dingin. Bee Kun Bu memandang dinding yang terbuka tadi,
ternyata dinding itu pun bereahaya dan dibikin dari batu
pualam. Kalau tadi tidak melihat Cap Kouw ke luar dari situ, ia pun
tidak akan pereaya bahwa di situ terdapat pintu rahasia.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dua belas gadis itu dan kini ditambah Cap Kouw, pasti
diperintah Kim Hun Tokouw. Kalau tidak mencari Kim Hun
Tokouw, lalu untuk apa harus bertarung lama-lama dengan
mereka" Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu lalu mengambil
suatu keputusan ia menggerakkan pedangnya, dan langsung
menyerang Cap Kouw. "Bagus!" seru Cap Kouw sambil tertawa, dan segera
menangkis serangan Bee Kun Bu, dengan jurus Hung Hui
Ming Ming (Angsa Terbang Gelap-Gelap).
Akan tetapi, jurus yang dikeluarkan Bee Kun Bu tadi cuma
merupakan jurus tipuan, Begitu Cap Kouw me-nangkis, Bee
Kun Bu telah mengerahkan Ngo Heng Mie Cong Pu (Langkah
Ajaib), dan seketika juga sudah berada di belakang Cap
Kouw. Begitu berada di belakang Cap Kouw, pedang Bee Kun Bu
pun bergerak menyerang punggung wanita itu dengan jurus
Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu Pasir Mengalir).
Setelah Cap Kouw menangkis serangan Bee Kun Bu
dengan jurus Hung Hui Ming-Ming mendadak Bee Kun Bu
menghilang dari hadapannya, Namun pada waktu bersamaan,
ia mendengar suara desiran di belakangnya yang amat dingin.
Dapat dibayangkan, betapa terkejutnya Cap Kouw, maka
secepat kilat ia melesat ke depan beberapa depa.
Bee Kun Bu memang tidak berniat bertempur de-ngannya,
maka ia tidak memburunya, sebaliknya Bee Kun Bu malah
melesat Anak Pendekar 8 Pedang Kayu Harum Karya Kho Ping Hoo Terbang Harum Pedang Hujan 9

Cari Blog Ini