Ceritasilat Novel Online

Pedang Langit Golok Naga 28

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 28


Hwie yang ikut masuk tidak berani kebentrok mata dari Boe
Kie, tapi paras mukanya yang berseri-seri membuktikan
bahwa ia merasa sangat berterima kasih. Dahulu waktu
mengantar dia ke See hek Boe Kie telah membuat
pengorbanan besar, antaranya di Koen loen san mewakili
dia minum arak beracun. Tapi bagi si nona, semua budi itu
kalah besarnya seperti budi yang sekarang.
"Sam soepeh," kata Boe Kie, "lukamu yang dahulu
sudah rapat dan sembuh. Kalau sekarang mau diobati tit-jie
harus mematahkan lagi tulang-tulang dan kemudian
menyambungnya pula. Tit-jie harap Sam soepeh suka
menahan sakit untuk sementara waktu."
Di dalam hati Jie Thay Giam tidak percaya bahwa
kelumpuhannya yang sudah berjalan kurang lebih duapuluh
tahun masih dapat diobati. Tapi ia tak mau menolak, sebab
ia merasa paling jeleknya obat itu tidak berhasil dan ia
bercacat terus. Di samping itu iapun sungkan mengecewakan keponakannya yang sangat berbudi. "Boe
Kie berusaha untuk menebus dosa kedua orang tuanya dan
jika aku menolak, ia tentu tak enak hati," pikirnya. "Perduli
apa sedikit rasa sakit." Ia seorang lelaki keras kepala yang
tak suka banyak bicara. Ia hanya tersenyum dan berkata.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Boe Kie, kau boleh berbuat sesukamu."
Sesudah meminta Poet Hwie keluar Boe Kie buka
pakaian pamannya itu dan sehabis menotok jalan darah
Hoen soei hiat (jalan darah yang mengakibatkan pulas) ia
segera mematahkan tulang-tulang di bagian yang dulu
patah. Ia menyambung lagi tulang itu melabur koyo dan
dibalut dengan jepitan papan tipis. Mengobati In Lie Heng
banyak lebih mudah karena waktu bertemu dengan sang
paman di See hek ia sudah menyambung tulang yang patah
secara sempurna sehingga sekarang tidak perlu dipatahkan
lagi. Ia hanya perlu melabur koyo dan membalutnya.
Sesudah selesai barulah merasai letihnya. Ia segera
memerintahkan kelima orang kie soe Ngo heng kie untuk
menjaga kedua pamannya secara bergilir lalu sehabis
makan tengah hari, ia mengaso dalam kamarnya. Karena
kantuk dan lelah tak lama kemudian ia tertidur.
Tiba-tiba lapat-lapat terdengar suara tindakan kaki dan
seseorang berhenti di depan kamarnya. "Ada apa" Kauw
coe sedang tidur?" bisik Siauw Ciauw yang menjaga di luar
pintu. Jawab Goan Hoan, Ciang kie soe Houw touw kie
dengan suara perlahan, "In Lie hiap menderita kesakitan
hebat dan sudah tiga kali pingsan."
Sebelum Gan Hoan bicara habis, Boe Kie sudah
melompat keluar dan berlari pergi ke kamar Jie Thay Giam.
In Lie Heng sedang pingsan. Kedua matanya mendelik dan
Poet Hwie menangis sambil mendekap muka dengan kedua
tangannya. Di ranjang lain, sambil menggertak gigi Jie
Thay Giam menggelisah. Tak kepalang kagetnya Boe Kie. Ia segera menotok
beberapa hiat dan mengurut tubuh In Lie Heng untuk
menyadarkannya. Sambil menengok kepada Jie Thay Giam
ia bertanya, "Samsoepeh, apa kesakitan terasa di bagian
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuh yang patah?" "Benar, tapi itu masih tak apa," jawabnya. "Yang lebih
hebat lagi, rasa sakit di dalam perut" seperti" seperti
digigit berlaksa kutu."
Boe Kie mencelos hatinya. "Kalau benar keterangan itu,
sang paman sudah pasti kena racun hebat. "Liok siok, apa
yang dirasai Liok siok?" tanyanya kepada In Lie Heng yang
sudah tersadar. "Yang merah, yang ungu, yang hijau, kuning putih,
biru" indah sungguh!" banyak sekali bola-bola kecil
menari-nari" sungguh indah" lihatlah" lihatlah!... kau
lihatlah." "Ah!" teriak Boe Kie. Ia merasa seakan2 disambar
halilintar, sehingga hampir-hampir ia jatuh pingsan.
Mengapa" Karena ia ingat keterangan dalam Tok keng
(kitab tentang racun) dari Ong Lan Kauw, yang antara lain
berbunyi seperti berikut.
Cit ciong Cit hoa ko dibuat daripada tujuh macam
serangga dan tujuh macam bunga beracun. Orang yang
kena racun itu lebih dahulu merasakan sakit di dalam perut,
seperti digigit serangga. Kemudian, ia seperti melihat
macam2 warna yang indah, seperti 7 macam bunga yang
berterbangan kian kemari. Dari sekian banyak serangga dan
bunga beracun, orang dapat memilih tujuh macam serangga
dan tujuh macam bunga2 beracun untuk membuat Cit ciong
Cit hoa ko. Yang paling hebat ialah empatpuluh sembilan
macam campuran itu dengan perubahan2nya yang tak
kurang dari enampuluh tiga macam. Racun koyo itu hanya
dapat dipunahkan dengan menggunakan racun juga.
Keringat dingin membasahi baju Boe Kie. Ia tahu,
bahwa ia sudah kena dijebak Tio Beng dan bahwa koyo di
dalam botol itu bukan lain daripada Ciat ciong Ciat hoa ko.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengingat kekejaman Tio Beng, ia bergidik. Dalam
memasang jebakan, perempuan itu tidak merasa segan
untuk melebur racun di tubuh kedua orang sebawahannya,
untuk mengorbankan jiwa jago-jagonya yang berkepandaian tinggi. Dengan cepat Boe Kie membuka kain pembalut dan
dengan arak mencuci koyo racun yang melekat di kaki dan
tangan kedua pamannya. Melihat paras muka pemuda itu,
Poet Hwie tahu, bahwa sesuatu yang hebat telah terjadi.
Tanpa malu-malu lagi, ia segera bantu mencuci kaki dan
tangan In Lie Heng. Sesudah koyo bersih, ternyata warna
hitam sudah masuk ke dalam daging dan tidak dapat
dihilangkan lagi. Boe Kie tidak berani sembarangan menggunakan obat. Ia
hanya memberikan obat untuk menahan sakit dan
menentramkan semangat kepada kedua pamannya. Sesudah itu, dengan tindakan limbung ia bertindak keluar
dari kamar Jie Thay Giam. Rasa kaget, kuatir dan malu
memenuhi dadanya. Tiba-tiba kedua lututnya lemas dan ia
roboh sambil menangis. Poet Hwie memburu. "Boe Kie koko! Boe Kie koko!"
teriaknya dengan air mata bercucuran.
Aku sudah membunuh Sampeh dan Liok siok!..."
katanya dengan suara putus harapan. Pada detik itu, ia
sama sekali tidak melihat jalan untuk menolong jiwa kedua
pamannya. Cit ciong Cit hoa ko dapat dibuat menurut
ratusan cara. Siapapun jua tak akan tahu serangga macam
apa dan bunga apa yang digunakan dalam membuat koyo
itu. Untuk memunahkan racun itu, orang harus menggunakan "racun melawan racun". Dengan demikian,
sebelum orang tahu racun apa yang terdapat dalam koyo
itu, ia tidak berdaya, sebab kalau salah menggunakan racun,
maka si penderita pasti akan hilang jiwanya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam kedukaannya dan rasa menyesalnya yang sangat
besar, tiba-tiba Boe Kie mengerti, mengapa dahulu ayahnya
telah membunuh diri. Ia sekarang sudah berbuat kesalahan
besar yang tidak bisa diperbaiki lagi. Seperti mendiang
ayahnya, baginya pun hanya terdapat satu jalan. Jalan
membunuh diri untuk menebus dosa. Perlahan-lahan ia
bangun berdiri. "Boe Kie koko, apa benar tak ada obat lagi?" tanya Poet
Hwie dengan mata membelalak. "Boe Kie koko, mengapa
kau tidak mau mencoba?"
Boe Kie menggeleng-gelengkan kepala.
"Oh, begitu?" kata si nona. Di luar dugaan dalam
mengeluarkan perkataan itu, suara dan sikap Poet Hwie
kelihatan tenang. Mendadak jantung Boe Kie memukul keras. Ia ingat apa
yang pernah dikatakan oleh si nona. Pada waktu membuka
rahasia hatinya, antara lain Poet Hwie mengatakan, ?"
kalau lukanya tak sembuh akupun tak bisa hidup lebih lama
di dalam dunia." Ia sekarang tahu, bahwa ia bukan
membunuh dua, tetapi tiga orang.
Dengan mata berkunang-kunang, ia berdiri bagaikan
patung. Tiba2 Gouw Kin Co masuk dan berkata, "Kauw
coe, Tio Kouw nio berada di luar kuil dan minta bertemu
dengan kau." "Aku justru mau cari dia!" teriak Boe Kie. Ia mencabut
pedang yang tergantung di pinggang Poet Hwie dan lalu
menuju keluar pintu dengan tindakan lebar.
Siauw Ciauw mencabut kembang mutiara yang tertancap
di kundainya dan sambil mengangsurkan perhiasan itu
kepada Boe Kie, ia berkata, "Kong coe, pulangkan ini
kepadanya." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boe Kie mengawasi dan di dalam hati ia memuji sikap si
nona. Tanpa mengatakan suatu apa, ia mengambil
kembang itu. Setibanya di luar, ia lihat Tio Beng berdiri sendirian
dengan bibir tersungging senyuman, dengan disoroti sinar
matahari sore, nona itu kelihatan lebih cantik lagi. Di
belakangnya, dalam jarak belasan tombak, berdiri Hian
beng Jie lo yang memegang tali les dari tiga ekor kuda.
Boe Kie melompat. Dengan sekali berkelebat tangan
kirinya sudah mencekal kedua pergelangan tangan si nona,
sedang pedangnya yang dipegang dengan tangan kanan,
menuding dada musuh. "Keluarkan obat pemunah!"
bentaknya. Kata Tio Beng sambil tersenyum, "Kau pernah
memaksaku, apa kini kau ingin memaksa lagi" Aku datang
untuk menengok kau. Mengapa kau bersikap begitu garang
terhadap seorang tamu?"
"Berikan obat pemunah kepadaku!" kata Boe Kie. "Jika
tidak, aku tidak ingin hidup lebih lama lagi dan kaupun tak
usah hidup lebih lama lagi".
Muka si nona bersemu dadu, "Fui!" katanya. "Kau mau
mati, boleh mati. Kau sangkut paut apa denganku" Siapa
mau mati bersama-sama kau?"
"Aku bukan berguyon," kata Boe Kie dengan mata
melotot. "Apabila kau tidak menyerahkan obat pemunah,
hari ini adalah hari matinya kau dan aku".
Dari kedua pergelangan tangannya yang dicengkeramkan Boe Kie, nona Tio dapat merasakan
bergemetarnya tubuh pemuda itu. Iapun merasai sebuah
benda keras di telapak tangan Boe Kie. "Pegang apa kau?"
tanyanya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kembangmu", jawabnya. "Nih, aku pulangkan!"
Dengan sekali menggerakkan tangan kembang itu sudah
menancap di kundai si nona dan kemudian, secepat kilat,
tangan kirinya itu sudah mencengkeram pula pergelangan
tangan Tio Beng. "Mengapa kau pulangkan?" tanya nona Tio.
"Kau mempermainkan aku hebat sekali," jawabnya. "Ku
tak sudi memegang segala milik kau".
"Apa benar?" menegas Tio Beng sambil tersenyum.
"Tapi mengapa kau meminta obat dari aku?"
Ditanya begitu, Boe Kie jadi tertegun. Dalam mengadu
lidah, ia selalu kalah. Mengingat bahwa Jie Thay Giam dan
In Lie Heng akan segera meninggal dunia, bukan main rasa
dukanya. Kedua matanya merah, hampir2 ia mengucurkan
air mata. Andaikata ia bisa mendapatkan obat itu, ia rela
untuk berlutut. Tapi ia yakin, bahwa terhadap wanita yang
kejam itu, takkan guna ia memohon-mohon.
Sementara itu, In Thian Ceng dan yang lain-lain sudah
datang ke situ. Melihat tangan nona Tio dicekal Boe Kie
dan Hian beng Jie lo berdiri di tempat jauh dengan sikap
acuh tak acuh, merekapun segera berdiri di belakang Boe
Kie dan menunggu perkembangan selanjutnya dengan hati
berdebar debar. Sesudah berdiam sejenak, nona Tio berkata pula, "Kau
seorang kauwcoe dari Beng kauw dan ilmu silatmu yang
sangat tinggi menggetarkan dunia. Tapi mengapa baru saja
menghadapi sebuah cengkeraman kecil, kau sudah bersikap
kanak-kanak" Kau berteriak2 dan menangis2. Sungguh
memalukan! Aku sekarang mau bicara sejujurnya. Sebab
kau kena pukulan Hian beng Sin ciang, aku sengaja datang
untuk menengok keadaanmu. Di luar dugaan, begitu
bertemu dengan aku, kau berteriak-teriak. Lepaskan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanganku! Mau lepas atau tidak?"
Ditegur begitu, Boe Kie merasa sedikit jengah. Ia segera


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melepaskan cekalannya, sebab ia merasa bahwa biar
bagaimanapun jua, nona itu tak akan bisa melarikan diri.
Sambil mengusap2 kundainya yang tertancap kembang
mutiara, Tio Beng tertawa. "Tapi kau rupanya tidak
terluka," katanya. Boe Kie mengeluarkan suara di hidung. "Hm! Segala
Hian beng Sin ciang belum tentu dapat melukai orang,"
katanya. "Tapi bagaimana dengan Tay lek Kim kong cie" Dengan
Cit ciong hoa ko?" tanya Tio Beng dengan nada mengejek.
"Benar2 Cit ciong Cit hoa ko!" kata Boe Kie dengan
penuh kebencian. Tiba-tiba nona Tio mengubah sikapnya. Sekarang ia
berkata dengan suara sungguh-sungguh. "Thio Kauwcoe,
aku bersedia untuk menyerahkan Hek giok Toan sik ko
kepadamu dan akupun bersedia untuk memberi obat
pemunah Cit ciong Cit hoa ko kepadamu. Aku bersedia,
asal saja kau suka meluluskan tiga permintaanku. Jika kau
menggunakan kekerasan, kau dapat membunuh aku, tapi
kau jangan harap bisa mendapat obat. Kalau kau coba
memaksa aku dengan disiksa, aku bisa memberi obat palsu
atau racun yang hebat."
Boe Kie girang, "Permintaan apa" Lekas bilang!"
katanya cepat. Sambil bersenyum, si nona menjawab. "Bukankah aku
pernah mengatakan, bahwa begitu lekas aku dapat memikir
tiga permintaan itu aku akan segera memberitahukan
kepadamu" Kau hanya perlu mengatakan dan berjanji
untuk tidak melanggar janji. Aku mesti tak akan minta kau
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menangkap rembulan di langit, tak akan minta kau
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Rimba
Persilatan dan juga takkan minta kau membunuh diri
sendiri." Mendengar bahwa ia tak akan diminta untuk
"melakukan sesuatu yang bertentangan dengan peraturan
Rimba Persilatan" Boe Kie merasa lega. Ia lantas saja
berkata dengan suara lantang, "Tio Kouwnio, asal saja kau
benar-benar memberikan obat yang bisa menyembuhkan
kedua pamanku, biarpun mesti masuk ke lautan api, aku tak
akan menampik segala perintahmu."
Tio Beng tersenyum sambil mengangsurkan tangan ia
berkata, "Baiklah! Marilah kita menepuk tangan sebagai
sumpah. Aku akan segera memberikan obat yang diminta
olehmu. Di belakang hari, sesudah Samsoepeh dan
Lioksoesiokmu sudah sembuh, kau akan melakukan tiga
permintaanku. Asal saja ketiga permintaanku itu tidak
bertentangan dengan peraturan dalam Rimba Persilatan.
Kau setuju?" "Ya." Kata Boe Kie seraya mengulurkan tangannya dan
menepuk tiga kali tangan si nona.
Sesudah itu, Tio Beng mencabut kembang mutiara yang
tertancap di kundainya. "Sekarang kau harus menerima lagi
hadiah ini!" katanya.
Sebab kuatir nona Tio marah dan menarik pulang
janjinya, Boe Kie segera menyambuti perhiasan itu.
"Tapi kau tidak boleh memberikan lagi kembangku ini
kepada budak yang cantik itu, kata Tio Beng.
"Baiklah!" jawabnya.
Nona Tio tertawa dan mundur tiga tindak. "Obat akan
segera diantarkan kepadamu," katanya. "Thio Kauwcoe,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai bertemu lagi!" Ia mengibaskan tangan baju,
memutar tubuhnya yang langsing dan lantas berjalan pergi.
Dengan sikap menghormat Hian beng Jie lo menyerahkan
tunggangannya. Tio Beng melompat naik ke atas punggung
tunggangannya dan tanpa menengok lagi, ia turun gunung.
Sesudah si nona dan dua pengiringnya membelok di satu
tikungan, dari atas sebuah pohon tiba-tiba melompat turun
seorang pria. Boe Kie mengenali, bahwa dia itu bukan lain
daripada Cian Jie Pay, salah seorang dari Sin cian Pat
hiong. "Majikanku mengirim sepucuk surat kepada Thio
Kauwcoe!" teriaknya sambil melepaskan anak panah.
Boe Kie menyambutnya dengan tangan kiri. Di ujung
anak panah itu " yang mata panahnya sudah dicopotkan,
terikat sepucuk surat yang dialamatkannya kepada "Thio
Kauwcoe pribadi". Boe Kie segera merobek sampul dan surat itu berbunyi
seperti berikut: "Di lapisan kotak emas,
Koyo mustajab sudah tersimpan lama
Di lubang kembang mutiara
Terdapat surat obat Kedua barang itu sudah lama berada dalam tangan Tuan
Tapi mengapa Tuan begitu bersusah hati"
Karena Tuan tak sudi melihatnya
Dan menyerahkannya kepada seorang budak."
Membaca itu, Boe Kie kaget, girang dan malu. Tanpa
menyia-nyiakan waktu, ia memperhatikan
kembang mutiara itu dan coba memutar-mutar setiap mutiara yang
tertera di atasnya. Benar juga salah sebuah dapat diputar,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena bagian bawahnya diperlengkapi dengan ulir (aluralur berputar seperti pada sekrup). Boe Kie segera
mencopotnya dan ia mendapat kenyataan, bahwa pada
batang kembang yang terbuat daripada emas terdapat
sebuah lubang. Di dalam lubang itu terisi benda yang
berwarna putih. Dengan jarum emas, ia mengorek keluar
benda itu selembar kertas amat tipis dengan tulisan yang
memberitahukan nama nama serangga dan kembang
beracun yang digunakan dalam Cit ciong Cit hoa ko. Di
samping itu juga terdapat petunjuk cara bagaimana ia harus
menolong orang yang kena racun koyo itu.
Petunjuk yang terakhir sebenarnya tak perlu diberikan.
Begitu lekas mengetahui nama-nama serangga dan
kembang yang digunakan, Boe Kie sendiri bisa mengobati.
Sesudah melihat, bahwa petunjuk itu tidak menyimpang
dari keharusan, ia jadi girang sekali. Ia sekarang tahu
bahwa Tio Beng tidak main gila. Buru-buru ia masuk ke
dalam dan dengan dibantu oleh beberapa orang, ia segera
membuat obat dan memakaikannya di kaki dan tangan
kedua pamannya. Benar saja, dalam waktu kurang lebih
satu jam, akibat mengamuknya racun sudah banyak
mereda. Rasa sakit di perut dan warna-warna yang dilihat
oleh Jie Thay Giam dan In Lie Heng mulai menghilang.
Sesudah itu Boe Kie mengambil kotak emas tempat
penyimpanan kembang mutiara yang diberikan kepadanya
oleh Tio Beng. Sesudah meneliti beberapa lama, ia berhasil mendapatkan lapisan rahasia dalam kotak itu dan pada
lapisan itu terdapat koyo yang berwarna hitam. Berbeda
dengan koyo racun, koyo sangat harum baunya. Tapi Boe
Kie tak berani berlaku sembrono lagi. Ia menangkap seekor
anjing, mematahkan satu kakinya dan kemudian mengobatinya dengan koyo itu. Pada keesokan harinya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tulang yang patah sudah mulai menyambung.
Berselang tiga hari, racun yang mengeram dalam tubuh
Jie Thay Giam dan In Lie Heng sudah terusir semua dan
Boe Kie mulai mengobati dengan Hek giok Toan siok bo.
Kali ini tidak terjadi sesuatu yang diluar dugaan. Koyo ini
ternyata sangat mujarab. Kira-kira dua bulan kedua tangan
In Lie Heng sudah bisa bergerak. Tapi Jie Thay Giam yang
sudah lumpuh selama sepuluh tahun tidak bisa sembuh
seperti sedia kala. Ia hanya bisa jalan perlahan-lahan
dengan bantuan tongkat. Biar bagaimanapun jua, hal itu
sudah merupakah perbaikan yang tidak diduga-duga.
Karena harus mengobati kedua pamannya, Boe Kie
terpaksa berdiam lama di Boe tong san. Sementara itu para
Ciang kie Hoe oe dari Ngo heng kie sudah kembali dengan
beruntun dan mereka membawa warta yang mengejutkan.
Menurut mereka, rombongan2 Go bie, Hwa san, Khong
tong dan Koen loen yang menyerang Beng kauw di See hek,
belum pulang ke masing-masing tempatnya. Kalangan
Kang ouw gempar. Orang-orang Rimba Persilatan percaya,
bahwa sesudah membasmi rombongan keenam partai, Beng
kauw akan segera menyatroni dan merampas berbagai
partai persilatan. Menghilangnya pendeta2 kuil Siauw lim
sie telah menerbitkan gelombang yang belum pernah
dialami dalam Rimba Persilatan.
Masih untung para wakil pemimpin Ngo heng kie
membawa surat Thio Sam Hong dan merekapun tak
memperkenalkan diri sebagai anggota Beng kauw. Kalau
bukan begitu mereka mungkin tak pulang. Mereka
selanjutnya menerangkan, bahwa pada waktu ini, berbagai
partai, berbagai piauw hang dan kelompok kelompok
perampok, baik yang di gunung maupun di air, semua siap
sedia dan sangat waspada sebab mereka kuatir Beng kauw
akan menyerang dengan tiba-tiba.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa hari kemudian, In Thian Ceng dan In Yo Ong
yang pulang ke markas besar Peh bie kie sesudah Jie Thay
Giam dan In Lie Heng mendapat obat juga sudah kembali
di Boe tong san. Mereka melaporkan bahwa dalam Peh bie
kie sudah dibuat perubahan-perubahan dan seluruh pasukan
sekarang berada di bawah Beng kauw. Di samping itu
merekapun memberitahukan bahwa jago-jago Rimba
Persilatan di daerah tenggara sudah mulai bergerak dan
membentuk pasukan-pasukan rakyat untuk menggulingkan
pemerintah penjajah. Pada waktu itu tentara Goan masih sangat kuat dan
dengan cepat mereka menumpas pasukan-pasukan rakyat.
Di samping kekuatan pemerintah Goan, perlawanan rakyat
itupun mempunyai kelemahan, ialah mereka bergerak
dengan sendiri-sendiri, satu sama lain tidak mengadakan
hubungan atau perserikatan, sehingga dengan mudah
mereka dapat dibasmi. Malam itu di ruangan belakang Thio Sam Hong
mengadakan perjamuan cia cay untuk In Thian Ceng dan
puteranya. Selagi makan minum In Thian Ceng
menceritakan sebab musabab dari kekalahan pemberontakan rakyat. Dalam setiap pergerakan anggotaanggota Beng kauw dan Peh bie kie (dahulu Peh bie kie
kauw) selalu mengambil bagian dan banyak di antaranya
telah ditangkap atau dibinasakan oleh tentara Goan.
"Menurut pandangan hati rakyat sekarang sudah
berubah dan waktu ini adalah waktunya mengusir Tat-coe
dan merampas pulang tanah air kita," kata Yo Siauw.
Selama hidup mendiang Yo Kauwcoe itu selalu memikiri
persoalan ini, hanya sayang karena bermusuhan dengan
berbagai partai persilatan, maka selama kurang lebih seratus
tahun agama kita tidak bisa bergandengan tangan dengan
orang-orang gagah di seluruh negeri untuk mengusir kaum
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penjajah. Atas berkah Tuhan sekarang, Thio Kauwcoe
memegang tampuk pimpinan. Permusuhan kita dengan
berbagai partai sudah mulai berkurang. Kini tibalah
waktunya untuk kita bersatu padu dalam melawan musuh."
"Yo Co soe," kata Cioe Tian. "Apa yang dikatakan
olehmu kedengarannya sangat tepat, tapi itu semua hanya
omong kosong." Yo Siauw tak jadi gusar. "Bagaimana pendapat Cioe
heng?" "Orang-orang Kang ouw semua mengatakan bahwa
Beng kauw telah membunuh jago-jago dari enam partai..",
jawabnya. "Begitu mendengar nama Beng kauw, begitu
mereka naik darah. Mana bisa bersatu padu dalam
melawan musuh" Kata-katamu enak sekali kedengarannya.
Tapi bagaimana melakukannya?"
"Memang pada waktu ini kita memang masih mendapat
nama jelek," kata Yo Siauw. "Bagi aku percaya, pada
akhirnya segala apa akan jadi terang. Apabila dalam hal ini
seorang yang berkedudukan begitu tinggi seperti Thio
Cinjin bisa menjadi saksi."
Cioe Tian tertawa nyaring, "Andai kata kita benar sudah
membunuh Song Wan Kiauw Biat coat, Ho Thay Ciong
dan yang lain-lain, Thio Cin-jin yang berada di gunung ini
sudah pasti takkan mengetahuinya," kata si sembrono.
"Maka itu kesaksian Thio Cinjin tak bisa diterima sebagai
bukti yang kuat." "Cioe Tian!" bentak Tiat koan Too jin, "Di hadapan
Thio Cinjin dan Kauwcoe tak dapat kau bicara yang gilagila." Disemprot begitu, Cioe Tian tak berani membuka mulut
lagi. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang dikatakan Cioe heng bukan tidak beralasan
sama sekali" sela Pheng Eng Giok. "Menurut pikiran pin
ceng

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebaiknya kita segera mengadakan sebuah perhimpunan antara pemimpin Beng kauw. Dalam
perhimpunan kita mengumumkan keinginan Thio Kauwcoe
untuk memperbaiki hubungan dengan berbagai partai. Di
samping itu, dalam pertemuan tersebut, kitapun dapat
menyelidiki dimana adanya rombongan Song Thay-hiap,
Biat coat Soethay dan lain-lain."
"Menyelidiki dimana adanya Song Thay hiap bukan
pekerjaan sukar," kata Cioe Tian. "Bahkan mudah sekali,
kita tidak usah mengeluarkan tenaga."
Beberapa orang lantas saja menanya dengan bernafsu.
"Bagaimana?" "Lekas katakan!"
"Mengapa kau tak siang-siang memberitahukan kami?"
Dengan paras muka berseri-seri si sembrono menceguk
cawannya dan kemudian berkata dengan suara nyaring,
"Anak kunci berada dalam tangan Thio Kauwcoe sendiri.
Asal Thio Kauwcoe mau membuka mulut, menanyakan
Tio Kouwnio, segala apa akan menjadi terang. Aku merasa
pasti, bahwa tidak dibunuh mereka pasti ditawan oleh nona
tersebut." Selama dua bulan lebih, Wie It Siauw, Peng Eng Giok
dan Swee Poet Tek pernah turun gunung untuk menyelidiki
jejak Tio Beng yang sesudah membuat perjanjian dengan
Boe Kie sesudah menghilang tanpa bekas. Bukan saja nona
itu, tapi orang2nya pun yang berjumlah tak sedikit tak
ketahuan kemana perginya. Para pemimpin Beng kauw
hanya bisa menduga-duga bahwa nona Tio mempunyai
hubungan dengan kaisar Goan. Di samping itu tak terdapat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain penerangan. Maka itulah, mendengar jawaban Cioe Tian, beberapa
orang lantas saja mengejek dan mengatakan bahwa pikiran
si sembrono hanya omong kosong belaka. Meskipun tahu,
bahwa nona Tio merupakan sumber keterangan. Tapi yang
menjadi soal, kemana mereka harus mencari nona yang
licin itu. Cioe Tian tertawa, "Orang-orang seperti kalian tentu saja
takkan bisa mencari nona itu," katanya. "Tapi Kauwcoe
kita tak usah mencarinya. Kauwcoe kita masih hutang tiga
pekerjaan yang belum dikerjakan. Apa kalian kira nona
yang lihay akan membebaskan hutang dengan begitu saja"
Huh huh!... Dia sangat cantik dan ayu. Tapi aku setiap kali
kuingat namanya, badanku sudah bergemataran."
Semua orang tertawa, tapi mereka mengakui bahwa
pendapat kawan itu memang sebuah kenyataan.
Boe Kie menghela napas, "Aku mengharap supaya lekaslekas menyebutkan tiga permintaannya, supaya aku segera
bisa membereskan hutang," katanya. "Siang malam aku
selalu memikiri, permintaan apa yang akan diajukan
olehnya. Pheng Thaysoe, tadi kau mengusulkan supaya
agama kita mengadakan sebuah perhimpunan besar antara
para pemimpin. Bagaimana pendapat kalian?"
"Aku setuju," kata Yo Siauw. "Tapi dimana kita harus
mengadakan perhimpunan tersebut?"
Sesudah memikir beberapa saat, Boe Kie berkata,
"Dalam menduduki kursi sebagai wakil Kauwcoe, aku
sering sekali ingat dua orang yang telah melepas budi besar
terhadapku. Yang satu Tiap kok Ie sian Ouw Ceng Goe
Sianseng. Sungguh menyesal, orang tua itu telah binasa di
tangan Kim hoa popo. Yang satu lagi, Siang Gie Cien Toko
yang sekarang tak diketahui dimana adanya. Sebagai
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peringatan untuk kedua tuan penolong itu, kalau bisa, ku
ingin perhimpunan kita diadakan di Ouw tiap kok di
Hwaipak." "Bagus2!" teriak Cioe Tian sambil menepuk2 tangan.
"Dahulu Kian sie Pout kioe setiap hari bertengkar dengan
aku. Sebagai manusia dia boleh juga. Melihat kebinasaan
dia tak sudi menolong dan akhirnya dia sendiri binasa tanpa
ditolong orang. Tapi biar bagaimanapun jua, Cioe Tian
mau memberi hormat dengan berlutut di depan kuburannya. Persetujuan dicapai dengan suara bulat. Kurang lebih
tiga bulan lagi, pada Peh Swee Tiong Cioe (tanggal lima
belas bulan delapan menurut penanggalan Imlek, yaitu
pesta pertengahan musim rontok). Beng Kauw akan
mengadakan perhimpunan besar antara para pemimpinnya
di seluruh negeri. Pada keesokan paginya, sejumlah petugas dari Ngo hengkie dan Peh bie-kie turun gunung untuk menyampaikan
perintah Kauwcoe kepada para pemimpin Bengkauw.
Segenap para pemimpin Bengkauw, yang berkedudukan hin
coe ke atas, harus sudah berada di Ouw tiap kok pada
sebelum Pehgwee Cap go guna bertemu dengan Kauwcoe
baru dan merundingkan hal-hal penting mengenai agama
mereka. Sebab masih ada waktu tiga bulan dan juga sebab kuatir
Jie Thay Giam dan In Lie Heng kumat lagi penyakitnya,
maka Boe Kie tidak berani lantas meninggalkan Boe tong
san. Sambil merawat kedua pamannya, dalam waktu-waktu
luang, ia selalu meminta penjelasan-penjelasan mengenai
Thay kek koen dari kakek gurunya. Sementara itu, Wie It
Siauw, Pheng Eng Giok, Swee Poet Tek dan yang lain-lain
terus berkelana di berbagai tempat untuk menyelidiki
tempat sembunyinya Tio Beng.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Atas perintah Kauwcoe, dengan apa boleh buat Yo
Siauw berdiam terus di Boe tong san. Mengingat
perbuatannya terhadap Kie Siauw Hoe, ia selalu merasa
malu terhadap In Lie Heng dan tidak berani sering-sering
bertemu muka. Saban hari, ia kebanyakan menutup diri di
dalam kamar dan membaca buku. Tanpa urusan yang
sangat penting, ia tak pernah keluar dari kamar itu.
Pada suatu lohor Boe Kie datang di kamar Yo Siauw
untuk merundingkan soal-soal yang mau dibicarakan dalam
perhimpunan besar. Sebagai seorang muda yang mendadak
memikul beban sangat berat, ia sering merasa kuatir kalaukalau ia tidak dapat menunaikan tugasnya itu. Yo Siauw
adalah orang satu-satunya yang paham akan seluk beluk
Beng kauw. Maka itulah ia meminta Yo Co soe untuk
mengawaninya di Boe tong san supaya setiap waktu ia bisa
minta pikirannya. Sesudah bicara beberapa lama, Boe Kie menjemput
sejilid buku yang terletak di meja. Di kulit buku tertulis
huruf-huruf yang berbunyi "Masuknya Beng kauw ke
Tiongkok" dan di sebelah bawah dalam huruf-huruf kecil
tertulis "Disusun oleh tee coe Kong beng Co soe Yo
Siauw". Boe Kie menghela nafas. "Yo Co soe" katanya, "kau
seorang boen boe coan cay dan merupakan tiang dari
agama kita". "Terima kasih atas pujianmu Kauwcoe," jawabnya
sambil membungkuk. Boe Kie membalik-balik lembaran buku itu yang
mencatat sejarah Beng kauw. Menurut catatan itu, Beng
kauw masuk ke Tiong Tauw (tanah tengah atau Tiongkok)
pada tahun Yancay kesatu dari Boe Cek Thian dari
kerajaan Tong yaitu pada waktu seorang Iran menghadap
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ratu dan menyerahkan Sam cong keng kitab pelajaran Beng
kauw. Mulai waktu itu orang Tionghoa mempelajari kitab
tersebut. Tahun tay lek ketiga (kerajaan Tong) bulan enam
tanggal 29 di Lok yang Tiangan diberdirikan sebuah kuil
Beng kauw yang diberi nama Tay in Kong beng sie,
belakangan kuil-kuil seperti itu juga diberdirikan di Tay
goan, Keng cioe, Yang cioe, Ang cioe, Wat cioe dan lainlain kota penting. Pada tahun Hwee ciang ketiga Kaisar
mengeluarkan perintah untuk membinasakan anggotaanggota Beng kauw semenjak itu pengaruh dan tenaga
agama tersebut sangat berkurang. Karena dilarang, Beng
kauw menjadi semacam agama rahasia yang selalu diuberuber dan ditindas oleh pembesar-pembesar negeri. Nama
Beng kauw yang aseli adalah Mo ni kauw, belakangan
orang menukar perkataan "mo" dari "Moni" menjadi "mo"
yang berarti "iblis", sehingga akhirnya agama itu diejek
sebagai "Mo kauw" atau agama iblis.
Membaca sampai disitu, Boe Kie menghela napas
panjang. "Yo Co soe," katanya, "tujuan agama kita ialah
menyingkirkan kejahatan dan menjalankan kebaikan. Pada
hakekatnya agama yang kita pelajari itu, tidak banyak
berbeda dengan Hoed kauw dan Too kauw. Mengapa sedari
jaman Tong sampai sekarang agama kita selalu ditindas?"
"Hoed bertujuan untuk menyelamatkan mahluk,"
jawabnya. "Tapi pendeta2 Hoed kauw adalah orang-orang
beradat yang tak mau campur tangan dalam urusan dunia.
Too kauw pun demikian. Di lain pihak, agama kita
bergerak di antara rakyat jelata dan mengambil bagian
dalam segala suka dan dukanya. Penganut2 agama kita
selalu membantu orang-orang yang mendapat kesukaran.
Ada kalanya, pembesar yang rakus menindas rakyat.
Terhadap pembesar-pembesar semacam itu agama kitapun
tak segan-segan untuk memberi perlawanan, sehingga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai akibatnya, kita sering mesti kebentrok dengan
kalangan pembesar". Boe Kie manggut2-kan kepalanya. "Kalau begitu, agama
kita baru benar2 bisa menjadi makmur, manakala kaisar
dan pembesar-pembesar negeri waktu sekarang ini sudah
tidak mau menindas rakyat dan jagoan2 serta hartawanhartawan berpengaruh menghentikan segala tindakan yang
sewenang-wenang," katanya.
"Kauwcoe benar!" teriak Yo Siauw sambil menepuk
meja. "Itulah tujuan agama kita, negeri yang adil dan
damai." Boe Kie manggut-manggutkan kepalanya. "Yo Co soe,
apa bisa kita mengalami jaman itu?" tanyanya.
"Atas berkah Tuhan, semoga kita akan mengalami
jaman yang diidam-idamkan itu," jawabnya. Sesudah
berdiam sejenak, ia berkata pula, "Biarpun ditindas, sampai
kini masih berdiri. Pada kerajaan Lam-song (Song Selatan),
tahun Siauw hin keempat, seorang pembesar bernama Ong
Kie Ceng telah membereskan laporan mengenai urusan
agama kita kepada kaisar. Jika mau, Kauwcoe boleh
membaca laporan itu." Seraya berkata begitu, ia membalik
lembaran yang mencatat laporan itu mengangsurkan
kepada Boe Kie. Boe Kie segera membaca laporan itu berbunyi sebagai
berikut. "Di Ciat kang dan Kang ouw terdapat kebiasaan cia cay
(tidak makan makanan berjiwa) mengabdi kepada iblis.
Sebelum jaman Phoei Lap, larangan masih longgar dan
jumlah orang yang mengabdi kepada iblis tidak begitu
besar. Sesudah jaman Phoei Lap, larangan semakin
diperkeras, tapi jumlah iblis jadi makin besar.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hamba dengar, sepak terjang kawanan iblis adalah
sebagai berikut. Dalam setiap kampungan, satu dua orang yang lebih licik
dan cerdik menjadi kepala iblis. Mereka mencatat she dan
nama2 penduduk yang kemudian dipersatukan ke dalam
persekutuan iblis. Seorang pengikut iblis tidak makan
makanan berjiwa. Kalau dia mendapat urusan atau
kesukaran, maka kawan-kawan sekutunya akan membantu,
baik dengan uang, maupun dengan tenaga atau jiwa.
Pada hakekatnya, tidak makan daging berarti mengirit
ongkos dan dengan hidup irit, seseorang gampang merasa
puas. Saling bantu membantu antara kawan-kawan berarti
saling mencintai dan saling mencintai berarti setiap
pekerjaan mudah diselesaikan dengan jalan gotong
royong?" (Poei Lap yang disebutkan dalam buku itu
adalah salah seorang Kauwcoe Beng Kauw yang
memberontak terhadap kerajaan Song di Ciat kang timur. Ia
dikalahkan dan belakangan dibinasakan).
Membaca sampai disitu, Boe Kie berkata, "Biarpun Ong
kie Ceng memusuhi Beng kauw, tapi ia mengakui bahwa
penganut-penganut agama kita hidup irit dan sederhana dan
saling menyintai." Sebab berkata begitu ia membaca pula.
?" sepanjang pengetahuan hamba mendiang kaisar pun
selalu menganjurkan rakyat untuk saling mencintai dan
bantu membantu. Hidup sederhana dan irit memang
merupakan kebiasaan yang baik dari jaman dahulu. Hanya
sayang banyak pembesar tidak bisa hidup sederhana
sehingga pemimpin-pemimpin iblis bisa mendapat kesempatan untuk menghasut rakyat dan menerima pujian
rakyat untuk persekutuan mereka.
Rakyat banyak yang bodoh. Mereka menganggap, bahwa
jika mereka menuruti perkataan iblis dan mengabdi kepada
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
iblis, mereka bisa mendapat keputusan dan segala rupa
pekerjaan bisa diselesaikan dengan gotong royong. Dengan


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

demikian mereka percaya segala apa yang dikatakan oleh
pemimpin2 iblis dan dengan berlomba2 mereka masuk ke
dalam persekutuan iblis. Itulah sebabnya, mengapa
larangan makin diperkeras, kemajuan mereka makin sukar
dibendung." Boe Kie menengok kepada Yo Siauw dan berkata sambil
tertawa, "Yo Co soe, Ong Kie Ceng seorang jujur. Dia kata
larangan makin diperkeras, kemajuan mereka makin sukar
dibendung. Inilah pengakuan bahwa agama kita dicintai
rakyat. Apa boleh kupinjam buku ini" Adalah kewajibanku
untuk mempelajari usaha-usaha dan nasehat-nasehat para
pemimpin kita yang sudah almarhum."
"Tentu saja boleh," jawabnya. "Aku justru ingin minta
petunjuk Kauw coe." Sambil memegang buku itu Boe Kie berkata pula. "Jiu
samsoepeh dan In Lioksiok sudah boleh dikatakan sembuh.
Besok kita berangkat ke Ouw tiap kok. Di samping itu ada
suatu hal yang kuinginkan menanyakan pikiran Yo Co soe.
Hal ini mengenai adik Poet Hwie."
Yo Siauw menduga Boe Kie melamar puterinya jadi
girang sekali. "Jiwa Poet Hwie telah ditolong Kauwcoe,"
katanya. "Kami berdua ayah dan anak ingin sekali
membalas budi yang sangat besar itu. Perintah apapun jua
yang Kauwcoe mau berikan aku pasti akan menurut dengan
girang hati." Boe Kie lantas saja menceritakan pengakuan Poet Hwie
pada hari itu. Yo Siauw kaget tak kepalang dan untuk beberapa saat ia
tidak bisa mengeluarkan sepatah kata. "Bahwa anakku
dicintai In Liok hiap adalah kejadian yang sangat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggirangkan," kata ia akhirnya. "Tapi usia mereka
berbeda terlampau jauh dan angkatan merekapun tidak
bersamaan In?" berkata sampai disitu ia tidak dapat
meneruskan perkataannya. "Usia In Liok siok belum cukup empat puluh. Ia sedang
gagah2nya. Biarpun benar adik Poet Hwie memanggilnya
dengan sebutan Siok-siok (paman, mereka tidak mempunyai hubungan dalam perguruan). Mereka saling
mencintai dengan setulus hati. Manakala pernikahan ini
bisa terjadi, maka ganjelan yang dahulu lantas bisa
disingkirkan. Menurut pendapatku inilah kejadian yang
sungguh-sungguh boleh dibuat girang."
Yo Siauw seorang yang sangat terbuka. Sebab perbuatan
terhadap Kie Siauw Hoe, ia selalu merasa malu untuk
bertemu muka dengan In Lie Heng. Sekarang mendengar
perkataan Boe Kie di dalam hati ia mengakui, bahwa
pernikahan itu bukan saja menebus dosa, tapi juga bisa
menghilangkan segala ganjelan antara Beng kauw dan Boe
tong pay. Memikir begitu ia lantas saja menyoja dan
berkata, "Bahwa Kauwcoe sudah sudi campur tangan untuk
membereskan soal ini merupakan bukti bahwa Kauwcoe
sangat menyayangi kami. Untuk itu semua, terlebih dahulu
aku menghaturkan banyak terima kasih."
Malamnya Boe Kie mengumumkan kabar girang itu.
Semua orang turut bersyukur dan mereka menghaturkan
selamat kepada In Lie Heng. Poet Hwie sendiri tidak berani
menemui orang dan bersembunyi di dalam kamarnya. Thio
Sam Hong dan Jie Thay Giam yang merasa kaget dan
heran, belakangan turut bergirang. Waktu ditanya tentang
tanggal pernikahannya, In Lie Heng menjawab, "Sesudah
Toa soeko dan yang lain-lain pulang barulah kita
menetapkan tanggal itu."
Pada keesokan harinya, bersama Yo Siauw dan In thian
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ceng, In Ya ong, Tiat koan toojin, Cioe Tian, Siauw Ciauw
dan yang lain-lain, Boe Kie mohon berpamitan dengan
Thio Sam Hong dan kedua pamannya untuk berangkat ke
Hwaipak. Poet Hwie tidak mengikut sebab ia masih perlu
merawat In Lie Heng. Dalam perjalanan itu rombongan Boe Kie menyaksikan
penderitaan rakyat yang sangat hebat. Daerah sepanjang
pantai biasanya daerah yang kaya. Tapi apa yang dilihat
mereka hanyalah ladang-ladang yagn kosong kering dan
kelaparan yang merajalela di mana-mana. Dengan ringkas
dapat dikatakan, bahwa kemiskinan rakyat sudah sampai
pada puncaknya. Boe Kie dan kawan-kawannya merasa sangat berduka,
tapi merekapun tahu, bahwa dengan adanya penderitaan itu
kekuasaan Mongol di Tiongkok pasti tidak dapat
dipertahankan dalam waktu lama. Sekarang saja, orangorang gagah di seluruh negeri sudah mulai bangkit untuk
mengusir kaum penjajah itu.
Pada suatu hari mereka tiba di Kay pay kie yang terletak
tak jauh dari Ouw tiap kok. Selagi enak berjalan,
sekonyong2 mereka mendengar teriakan-teriakan dan
belakangan ternyata bahwa teriakan itu keluar dari dua
pasukan yang sedang bertempur. Boe Kie dan kawan2nya
segera membedal kuda dan sesudah melewati sebuah hutan,
mereka melihat kira-kira seribu serdadu Mongol sedang
mengepung sebuah tangsi yang di atasnya berkibar bendera
Bengkauw. Tangsi itu dipertahankan oleh anak buah yang
berjumlah kecil yang perlahan-lahan mereka tak dapat
mempertahankan diri lagi. Tapi biarpun dihujani anak
panah, mereka tetap tidak mau menyerah. Tentara Goan
berteriak-teriak. "Pemberontak Mo kauw! Lekas menakluk!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau menakluk, kalian mendapat ampun."
"Apa kamu mau mampus semua?"
Untuk beberapa saat, rombongan Boe Kie memperhatikan jalannya pertempuran.
"Kauwcoe, apa kita sudah boleh menerjang musuh?"
tanya Coe Tian. "Baiklah!" jawabnya. "Lebih dahulu singkirkan pemimpin-pemimpin pasukan itu."
Di lain saat, Yo Siauw, In Thian Ceng, In Ya Ong, Tiat
koan Toojin dan Cioe Tian sudah menerjang musuh. Dua
orang Peh hoe thio lantas saja roboh. Sesaat kemudian,
Cian hoe thio yang memimpin pasukan dibinasakan In Ya
Ong. Karena kehilangan pemimpin, tentara Goan lantas
saja kalut. Dilain pihak, mel ihat datangnya bala bantuan,
orang-orang yang membela tangsi bersorak-sorai. Pintu
tangsi terbuka dan seorang pria yang bertubuh tinggi besar
dan bersenjata tombak menerjang keluar. Dalam sekejap ia
sudah merobohkan sejumlah serdadu Goan.
Setiap kali tombak orang itu berkelebat, seorang serdadu
Goan terjungkal. Melihat begitu, tentara Goan menjadi jeri.
Mereka lari serabutan untuk menyingkirkan diri dari orang
itu yang gagah dan angker bagaikan malaikat.
Para pemimpin Beng kauw dalam rombongan Boe Kie
merasa kagum dan memuji orang gagah itu. Tapi yang
paling bergirang adalah Boe Kie sendiri karena ia sudah
mengenali bahwa orang itu bukan lain daripada Siang Gie
Coen yang selalu diingatnya siang dan malam. Hanya
karena masih mesti bertempur, ia tak bisa segera
menghampiri tuan penolong itu.
Sebab digencet dari depan dan belakang, tentara Goan
mendapat kerusakan besar. Kurang lebih limaratus orang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mati dan luka-luka. Sisanya tidak berani berperang terus
dan lalu melarikan diri. Sesudah musuh kabur, sambil tertawa terbahak-bahak
Siang Gie Coen berseru, "Saudara-saudara dari manakah
yang sudah memberi bantuan" Siang
Gie Coen menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya."
"Siang Toako!" teriak Boe Kie. "Aduh! Siang malam
siauwtee memikiri Toako," ia berlari lari dan memegang
tangan kakak itu erat-erat.
Siang Gie Coen memberi hormat dengan membungkuk.
"Saudara Kauwcoe," katanya dengan suara gemetar. "Aku
menjadi kakakmu dan juga menjadi orang sebawahanmu.
Tak dapat aku mengatakan, betapa besar rasa girangku."
Ternyata Siang Gie Coen memegang tugas Hee koa
dalam Kie bok kie. Pertempuran hebat di Kong beng teng
yang berakhir dengan diangkatnya Boe Kie sebagai
Kauwcoe sudah diketahuinya dari Boen Cong Siong Ciang
kie soe Kie bok kie. Sudah beberapa hari, dengan sejumlah
anggota Kie bok kie, ia berkemah disitu untuk menunggu
kedatangan Boe Kie. Apa mau, sepasukan tentara Goan
menyerang. Karena musuh berjumlah lebih besar, ia
berlagak kalah dan memancing musuh untuk dibasmi.
Di luar dugaan rombongan Boe Kie muncul pada saat
yang tepat dan ia segera menerjang ke luar. Dalam
Bengkauw, ia berkedudukan rendah sebagai orang
bawahan, ia lantas memberi hormat Yo Siauw, In Thian
Ceng dan yang lain-lain. Melihat kegagahannya dan
mengingat bahwa saudara angkat Kauwcoe para pemimpin
Beng kauw itu memperlakukannya sebagai sahabat yang
sederajat. Siang Gie Coen segera memerintahkan orang menyediakan makanan untuk menjamu para tamunya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi makan minum, ia menceritakan keadaan dan apa
yang dilakukannya di daerah itu. Selama beberapa tahun,
daerah Hwai lam dan Hwai pa (sebelah selatan dan utara
sungai Hwai ho) mengalami kekeringan, sehingga rakyat
sangat menderita. Karena terpaksa, ia mengumpulkan
saudara-saudara Beng kauw dan melakukan pekerjaan
tanpa modal. Tapi dalam pekerjaan itu ia hanya merampok
milik hartawan jahat atau pembesar rakus dan jika ada
kelebihan, kelebihan itu selalu digunakan untuk menolong
rakyat. Beberapa kali tentara Goan coba menyerang tangsi
mereka tapi selalu dapat dipukul mundur.
Sesudah menginap semalaman, pada keesokan paginya,
bersama pasukan Siang Gie Coen rombongan Boe Kie
meneruskan perjalalan. Mereka menganggap, bahwa
sesudah mengalami kekalahan, selama dua tiga bulan
tentara Goan pasti tak akan berani menyerang lagi.
Beberapa hari kemudian mereka tiba di luar Ouw tiap
kok. Mendengar kedatangan Kauwcoe para anggota
Bengkauw yang sudah tiba lebih dahulu lantas saja keluar
menyambut. Ternyata barisan Kie bok kie sudah
membangun rumah-rumah kecil untuk tempat meneduhnya
para orang gagah. Wie It Siauw, Peng Eng Giok dan Swee
Poet tek pun sudah berada di situ dan mereka segera
menemui Boe Kie. Sesudah berkenalan dengan semua orang, Boe Kie segera
memerintahkan disediakan barang sembahyang dan lalu
menyembayangi suami istri Ouw Ceng Goe dan Kie Siauw
Hoe. Mengingat kejadian dahulu bukan main rasa
terharunya. Mimpipun tak pernah mimpi, bahwa hari ini ia
bisa kembali seorang Kauwcoe dari satu agama yang sangat
besar pengaruhnya pada jaman itu.
Tiga hari kemudian tibalah harian Tiongcioe. Di tengahtengah lapangan Ouw tiap kok yang luas didirikan sebuah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panggung tinggi dan di depan panggung dinyalakan api
koen boen, yang sangat besar.
Sesudah semua pemimpin Beng kauw berkumpul, Boe
Kie segera naik ke atas panggung dan dengan suara lantang
mengumumkan bahwa Beng kauw sudah menghentikan
permusuhan dengan berbagai partai persilatan di wilayah
Tionggoan dan bahwa sekarang Beng kauw berusaha
dengan sekuat tenaga utnu mengusir penjajah Goan dari
tanah air. Sesudah itu, ia membaca peraturan-peraturan
agama yang bertujuan untuk menyingkirkan penjahat dan
menolong sesama manusia yang memerlukan pertolongan.
Pengumuman itu disambut oleh sorak sorai gegap
gempita. Dalam suasana riang gembira dan dengan
semangat bergelora para hio coe dan yang lain-lain
memasang hio dan bersumpah untuk mentaati pesan
Kauwcoe. Hari itu dian berkobar-kobar, wangi hio dapat
diendus di seluruh selat. Sesudah terpecah belah begitu
lama, Beng Kauw sekarang bersatu kembali. Semua orang
mengakui, bahwa di dalam Beng Kauw belum pernah
tercapai persatuan yang sedemikian kokoh dan diantaranya
banyak yang mengucurkan air mata kegirangan.
Sesudah itu Boe Kie membuat lain pengumuman yang
berbunyi sebagai berikut:
"Menurut kebiasaan agama kita, kita semua tidak makan


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

makanan yang asalnya berjiwa. Tapi dalam menghadapi
kelaparan, manusia harus makan apapun juga yang bisa
dimakan. Apa pula hari ini kita harus bertekad untuk
melakukan satu pekerjaan besar, yaitu mengusir Tat coe
(orang Mongol) dari tanah air kita. Kalau kita tetap tidak
makan makanan berjiwa, maka tenaga atau semangat kita
akan berkurang dan kita sukar untuk menunaikan tugas
tugas yang berat itu. Maka itulah, mulai dari sekarang, kami
mulai menghapuskan peraturan yang melarang anggotahttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anggota makan makanan berjiwa dan minum arak. Sebagai
manusia yang hidup dalam dunia ini, kita harus
mementingkan urusan besar. Soal makan adalah soal remeh
yang bisa diubah sesuai dengan keadaan."
Malam itu, dibawah sinar rembulan, beberapa ribu
pemimpin Beng kauw makan minum sepuas hati dan pesta
baru berakhir setelah terang tanah.
Sesudah mengaso sampai kira-kira tengah hari, Boe Kie
bangun dan mandi. Baru saja dia selesai berpakaian,
seorang anggota melaporkan bahwa Cioe Coan Ciang, Cie
Tat dan beberapa anggota lain dari Ang soei kie minta
bertemu. Boe Kie girang dan lalu keluar menyambut. Begitu
melihat Boe Kie, Cioe Coan Ciang, Cie Tat, Thong Ho,
Teng Jie, Hoa In, Gouw Liang dan Gouw Tin yang
menunggu di luar pintu, lantas saja memberi hormat dan
membungkuk. Cepat-cepat Boe Kie membalas hormat. Di depan
matanya lantas saja terbayang kejadian pada hari itu, pada
waktu Cie Tat menolong jiwanya. Dengan tangan kiri
menuntun Coe Goan Ciang dan tangan kanan menuntun
Cie Tat, ia mengajak semua orang memasuk ke dalam.
Sesudah meminta maaf, Coe Goan Ciang dan kawankawannya baru berani duduk di kursi. Ternyata Coe Goan
Ciang sudah tak menjadi pendeta lagi. "Sesudah menerima
perintah Kauwcoe, buru-buru kami datang ke sini,"
katanya. "Di luar dugaan, di tengah jalan kami bertemu dengan
kejadian yang luar biasa, sehingga kami terlambat, dan
untuk itu, kami memohon maaf."
"Kejadian apa?" tanya Boe Kie.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pada bulan enam kami telah menerima perintah
Kauwcoe," jawabnya. "Kami merasa girang lalu berdamai
tenang barang antaran yang sebaiknya dibawa kami untuk
memberi selamat kepada Kauwcoe. Tapi Hwai pak daerah
miskin dan tak ada barang berharga. Untung juga masih
ada banyak waktu dan sesudah berunding, kami mengambil
keputusan untuk mencoba peruntungan di propinsi Shoa
tang. Sebab kuatir dikenali pembesar negeri, kami
menyamar sebagai kusir kereta keledai, dengan aku sendiri
sebagai pemimpin rombongan. Hari itu kami tiba di kota
Kwie tek hoe dimana kereta kami disewa oleh beberapa
saudagar yang ingin pergi ke Ho tek, di Shoa tang. Selagi
enak berjalan, tiba-tiba kami diuber oleh sejumlah orang
yang bersenjata dan kelihatannya garang sekali. Mereka
mengusir saudagar2 itu dan kemudian dengan sikap galak
mengatakan bahwa kami harus mengangkut lain penumpang. Saudara Hoa In yang beradat berangasan
lantas saja mau turun tangan. Untung saja ia keburu
dihalangi oleh saudara Cie Tat yang buru-buru memberi
isyarat dengan lirikan mata. Orang2 itu mengirim kami dan
sembilan buah kereta kami ke sebuah lembah, dimana
sudah menunggu beberapa belas kereta lain. Di atas tanah
kelihatan berduduk sejumlah hweeshio?"
"Hweeshio?" menegas Boe Kie.
"Benar," jawabnya. "Mereka kelihatannya sangat
berduka cita, sebagian besar mereka berduduk dengan
menundukkan kepala. Tapi banyak di antaranya bukan
sembarang orang. Ada yang Tay yang hiatnya menonjol
keluar, ada yang tubuhnya tinggi besar kokoh. Bisik-bisik
saudara Cie Tat mengatakan, bahwa pendeta2 itu memiliki
ilmu silat yang sangat tinggi. Setibanya kami, orang-orang
galak itu memerintahkan semua hweeshio naik ke kereta
dan menggiring kami ke jurusan utara."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku merasa pasti, bahwa didalam hal ini terselip
sesuatu yang luar biasa. Diam2 aku memesan supaya semua
saudara berwaspada dan harus menjaga supaya penyamaran kita tidak diketahui. Disepanjang jalan kami
memperhatikan gerak-gerik dan bicaranya orang2 yang
mengiring kami. Tapi mereka sangat berhati-hati dan
dihadapan kami, mereka tak pernah bicara sembarangan.
Belakangan, dengan memberankan diri ditengah malam
saudara Gouw Liang coba memasang kuping diluar jendela
kamar mereka. Sesudah menyatroni 4-5 malam, barulah ia
mendapat sedikit keterangan. Ternyata hweesio itu adalah
pendeta2 berilmu dati Siauw Lim Sie di siong san."
Biarpun sudah menduga dari semula, mendengar itu Boe
Kie mengeluarkan seruan kaget.
Sesudah berdiam sejenak, Coe Goan Ciang melanjutkan
penuturannya. "Malam itu, sesudah mengintip beberapa
lama, saudara Gouw Liang mendengar suara seseorang.
"Hitung2 Coe Jin benar2 lihai, semua jago dari 6 partai
besar tak ada yang terlolos dari tangannya. Semenjak
dahulu, siapakah yang bisa berbuat seperti itu?" seorang lagi
menyambung. "Masih ada lain hal yang mengangumkan.
Dengan sebatang anak panah, majikan kita berhasil
memanah 2 ekor tiauw. Dengan siasatnya yang sangat lihai,
ia sudah menyeret iblis2 Mo Kauw ke dalam lubang
permusuhan." Kami lantas saja berunding. Kami berpendapat, bahwa karena agama kita juga disebut2, kami
harus menyelidiki hal ini sampai seterang2nya guna
dilaporkan kepada Kauwcoe."
"Benar" kata Boe Kie sambil menggangguk. "Keputusan
kalian tepat sekali"
"Kami terus digiring ke jurusan utara," kata pula Coe
Goan Ciang. "Di sepanjang jalan kami berlagak sebagai
manusia tolol. Saudara Thong Ho dan saudara Teng Jie
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlagak berkelahi lantaran berebut 5 tahil perak. Mereka
saling memukul membabi buta untuk menunjukan mereka
tidak mengerti ilmu silat. Orang2 galak itu tertawa
terbahak2 dan mereka tak memperhatikan kami lagi.
Disamping itu kami memperlakukan sangat hormat kepada
mereka. Kami selalu memanggil mereka dengan panggilan
"looya" (Tuan Besar). Saudara Gouw Tin mengusulkan
untuk menggunakan obat pulas guna menolong pendeta2
itu. Sesudah berdamai, kami menolak usulnya. Kami
berpendapat, bahwa terlebih dahulu kami harus menyelidiki
teka teki ini sampai didasarnya. Kamipun berpendapat,
bahwa orang2 itu sangat berhati2 dan memiliki kepandaian
tinggi, sehingga sekali salah bertindak urusan besar bisa
menjadi gagal. Maka itu, kami tidak berani turun tangan.
Waktu tiba dikota Ho kian hoe, kami bertemu dengan 6
buah kereta lain yang juga membawa orang. Orang2 dalam
kereta itu adalah orang2 biasa. Selagi makan, salah seorang
pendeta menegur orang itu dengan berkata begini "Song
Tayhiap, kaupun berada disini?""
Boe Kie terkesiap. "Song Thayhiap?" ia menegas.
"Bagaimana macamnya?"
"Dia bertubuh jangkung kurus," jawabnya. "Usianya
kira2 50 atau 60 tahun. Jenggotnya bercabang 3, paras
mukanya tampan dan anggun."
Tak salah lagi itulah Song Wan Kiauw! Boe Kie girang
dan buru2 menanyakan macamnya orang2 lain dalam
rombongan itu. Dari keterangan Coe Gon Ciang, ia
menarik kesimpulan bahwa Jie Lian Cioe, Thio Song Kee
dan Boh Seng Kok juga berada disitu. "Apakah mereka
terluka" Apa dirantai?" tanyanya pula.
"Tidak" jawab Coe Goan Ciang. "Mereka tak dirantai
dan kamipun tak melihat tanda2 luka. Mereka berbicara
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan main2 seperti orang yang sehat. Mereka hanya tak
punya semangat dan kalau berjalan tindakan mereka agak
limbung. Mendengar perkataan pendeta Siauw Lim itu
Song Tayhiap hanya tertawa getir. Ia tidak menjawab.
Hweesio itu ingin bicara lagi tapi seorang penjaga keburu
datang dan dengan kasar memisahkan mereka dalam jarak
belasan li. Kami tak pernah ketemu muka lagi dengan
rombongan Song Tayhiap. Pada tanggal 3 bulan 7,
rombongan kami tiba di kota raja."
"Ah!" seru Boe Kie "Kota raja! Kalau begitu yang turun
angan kaisar Goan sendiri. Habis bagaimana?"
"Pendeta2 Siauw Lim dikirim kesebuah rumah berhala
yang sangat besar di See saja" katanya "kamipun disuruh
nginap di bio (kuil) itu."
"Bio apa?" tanya Boe Kie.
"Ketika tiba didepan kuil, aku mendogak dan mengawasi
papan nama yang terpasang diluar" jawabnya "Bio itu
adalah Pan Hoat sie, karena mendongak, aku dicambuk
oleh seorang penjaga. Kami segera berdamai, kami
menduga, bahwa untuk menutup mulut kami, kami akan
dibinasakan. Maka itu, kami mengambil keputusan untuk
melarikan diri malam itu juga"
"Sungguh berbahaya" kata Boe Kie. "Untung juga
mereka tidak mengejar, sehingga kalian bisa lari sampai
disini dengan selamat"
Thonh Ho tertawa. "Coe Taoko sudah bertindak terlebih
dahulu untuk mencegah pengejaran" katanya. "Selagi
penjaga2pergi keluar cepat2 kami menyatroni tempat
penjualan keledai dan membekuk 7 penjual keledai.
Sesudah menukar pakaian dengan mereka, kami mebunuh
ke-7 orang itu kedalam bio. Kami mebacok2 muka mereka
supaya tidak dikenali lagi. Kemudian kami mebinasakan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kusir2 kereta yang lain datang bersama2 kami menyebar
uang perak di lantai. Dengan begitu penjaga2 tentu akan
menduga, bahwa ke-2 rombongan kusir kereta saling bunuh
sebab saling berebut uang." Ia sama sekali tak merasai
kekejaman dari perbuatan itu dan sambil cerita sambil
tertawa2. Boe Kie terkejut. Ia melirik Cie Tat yang kelihatannya
mereasa tak tega, sedang paras Jie menunjukkan paras
jengah. Hanyalah Coe Goan Ciang yang bersikap tenang
dengan paras muka tak berubah. "Dia kejam dan lihay"
kata Boe Kie dalam hati. Sesudah menentramkan hati, ia
berkata dengan suara tajam. "Biar tipu toako bagus, tapi
mulai sekarang kita tidak boleh membunuh manusia yang
tidak berdosa" Dengan serentak Cu Goan Ciang dan
kawan2nya berbangkit dan berkata sambil membungkuk.
"Kami akan memperhatikan perintah Kauwcoe".
"Kau berjasa besar dan sekarang kita sudah tahu dimana
adanya rombongan Siauw Lim dan Boe Tong," kata pula
Boe Kie. "Sesudah selesai mengatur gerakan untuk
merobohkan kerajaan Goan, kita akan segera ke kota raja
untuk menolong rombongan kedua partai itu" sesudah
beres urusan yang mengenai kepentingan umum barulah ia
menyebutkan hal masak daging kerbau di kelenteng Hong
kak sie pada hari itu. Mengingat kejadian itu, semua orang
tertawa terkakak dan menepuk2 tangan.
Malam itu, Boe Kie mengadakan perhimpunan dengan
segenap pemimpin Beng Kauw. Mereka menyalakan api
ungun dan memasang hio. Secara resmi maka telah diambil
suatu keputusan, bahwa seluruh bengkauw siap akan
bergerak dengan serentak. Pasukan dan segenap anggota
Beng Kauw harus saling tolong menolong dalam
meenggempur tentara musuh dan merubuhkan kerajaan
Goan. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rencana gerakan Beng Kauw adalah sebagai berikut
Kauwcoe Thio Boe Kie bersama Kong Beng Coe soe Yo
Siauw dan Ceng Ek Hok Ong Wie It Siauw memegang
kekuasaan Cong Tan (seluruhnya) dan menjadi Cong Swee
(pemimpin ketentaraan yang tertinggi).
Pheh Bie Eng ong In Thian Ceng bersama seluruh
anggota Pheh bie kie bergerak di daerah Khong lam.
Coe Goan Ciang, Cit Tat, Thonh Ho, Teng Jie, Hoa in,
Gauw Liang dan Gauw Tin, bersama pasukan pasukan
Siang Gie Coen, Kwee Coe Hian dan Soen Tek Cioe
bergerak di Hoe Cioe di Hwai Pak.
Po Tay hweesio Swee Poet Tek denagn memimpin Han
San Tong, Lauw Hok Thong, Touw Coen Too, Lo Boen
So, Seng Boen Yoe, Ong Hian Tiong dan Hau Kauw Jie
bergerak di Eng Cioe propinsi Ho Lam.
Pheng Eng Giok dengan memimpin Cie, Siu Hwie, Cee
Cin Ong dan Beng Giok Tin bergerak di Yauw Cioe, Wan
Cioe, Sin Cioe dan lain2 kota di kang say.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiat Toan Toojin dengan memimpin Po Sam Ong dan
Beng Hay Ma bergerak di daerah Siang couw dan Keng
siang. Cioe Tian dengan memimpin Cie Ma Lie dan Tio Koen
Yang bergerak di daerah Cioe siok dan Hoang pay.
Leng Kiam bersama anggota Beng Kauw wilayah See
Hek harus mencegat bara tentara Mongol yang dikirim ke
Tionggoan dari See Hek. Ngo Hek kie dikuasai Cong Tan yang juga akan
mengatur dan mengirim bala bantuan yang perlu dibantu.
Itulah rencana pergerakan Beng Kauw yang menurut
taksiran orang telah direncanakan oleh Yo Siauw.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pengumuman Boe Kie itu disambut dengan tepuk tangan
dan sorak2 yang menggetarkan seluruh Ouw tiap kok.
Sesudah suasana agak mereda, Boe Kie berkata dengan
suara nyaring. "Menurut perhitungan kalo kita hanya
mengandalkan tenaga sendiri tak gampang kita bisa
merobohkan kerajaan Goan yang sudah menancapkan kaki
selama seratus tahun. Maka itu, kita harus berserikat
dengan semua orang gagah di seluruh negeri dan dengan
kerja sama yang erat kokoh, semoga kita bisa mencapai
tujuan yang besar ini. Disini waktu hampir separuh tokoh2
rimba persilatan Tionggoan, telah ditawan dengan kerajaan
Goan. Coang tan akan berusaha sekeras tenaga untuk
menolong mereka. Besok saudara2 harus puang ke masing2
tempat untuk mengatur dan mempersiapkan segala sesuatu.
Begitu lekas mendapat kesempatan, saudara2 boleh segera
bergerak. Cong tan pun akan lekas berangkat ke kota raja.
Hari ini kita boleh makan minum sepuas hati. Di belakang
hari entah kapan kita bisa bertemu muka lagi. Kami
mengharapkan saudara2 akan saling mencintai kawan
seperjuangan dan akan mengutamakan kepentingan umum.
Janganlah saudara2 serakah untuk kepentingan pribadi atau
saling bunuh dengan kawan sendiri. Terhadap siapapun
juga yang menyeleweng Cong Tan tak akan memberi
ampun. Pernyataan dan nasehat itu disambut dengan teriakan2
bersemangat oleh para hadirin yang berjanji akan mentaati
pesan Kauwcoe mereka. Sesudah itu diadakan upacara sumpah. Dengan
meneteskan darah dan memasang hio semua orang
bersumpah untuk berserikat sehidup semati dan berjuang
untuk melaksanakan rencana serta mencapai tujuan
mereka. Pada keesokan paginya, semua orang berpamitan
pada kauwcoe. Meskipun mereka terdiri dari orang2 gagah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang berhati baja, perpisahan itu mengharukan banyak
orang karena mereka yakin, bahwa didalam peperangan
bakal jatuh banyak korban sehingga belum tentu berapa
banyak orang yang bisa ketemu muka lagi. Perlahan2
mereka mulai keluar dari mulut Ouw Tiap Kok, dimana
dinyalakan sebuah api ungun yang sangat besar. Entah
siapa yang memulai, tiba2 diselat itu berkumandang
nyanyian seperti berikut.
"Membakar ragaku, Api nan suci. Hidup apa senangnya. Mati apa susahnya" Semua orang lantas saja mengikuti dan suara nyanyian
makin keras. Membakar ragaku. Api nan suci. Hidup apa senangnya"
Mati apa susahnya" Untuk kebaikan, menyingkirkan kejahatan.
Guna kegelimangan Beng Kauw.
Kesenangan dan kedukaan. Semua berpulang kedalam tanah.
Kasihan manusia didalam dunia.
Banyak yang menderita! Kasihan manusia didalam dunia
Banyak yang menderita! http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diantara suara nyanyian itu yang mengalun di seluruh
selat, para pemimpin Beng Kauw yang mengenakan
pakaian serba putih meminta diri dari Kauwcoe mereka.
Satu demi satu mereka menghampiri Boe Kie membungkuk
dan lalu berjalan keluar tanpa menengok lagi.
Boe Kie menerima pemberian hormat itu dengan rasa
terharu. Mereka itu adalah orang2 gagah sejati. Selama 10
atau 20 tahun demi nusa dan bangsa, darah mereka akan
mengucur di bumi Tiongkok. Mengingat begitu tanpa
merasa air matanyadi kedua pipinya.
Makin lama suara nyanyian makin jauh. Tak lama
kemudian, Ouw tiap kok yang selama beberapa hari penuh
dengan manusia, pulang keasal sunyi dan tenang. Yang
masih ketinggalan hanya Boe Kie, Yo Siauw, Wie It Siauw,
Coe Goan Ciang dan kawan2nya.
Sesudah menanyakan letak Ban hoat sie dan macamnya
penjaga kelenteng itu Boe Kie berkata kepada Coe Goan
Ciang "Coe taoko, dunia sedang menghadapi kekalutan dan
kita tidak boleh menyia-nyiakan setiap kesempatan. Kalian
tak usah menemani kami lagi ke kota raja. Sekarang saja
kita berpisah" "Baiklah" jawabnya. "Kami mengharapkan Kauwcoe
akan segera berhasil dan kami semua menunggu kabar
baik" sehabis berkata begitu dengan kawan2nya ia
meninggalkan Ouw tiap kok.
"Mari kitapun harus berangkat" kata Boe Kie sesudah
rombongan Coe Goan Ciang berlalu. "Siauw Ciauw,
karena kau membawa2 rantai, sebaiknya kau menunggu
disini saja" si nona tidak menolak, tapi ia mengantar terus menerus.
Sesudah 3 li, 3 li lagi dan ia tetap tak tega untuk berpisahan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siauw Ciauw kau sudah mengantar terlalu jauh" kata
Boe Kie. "Ada kemungkinan kau kesasar dan tidak bisa
kembali ke Ouw tiap kok"
"Thio kauwcoe apakah kau akan bertemu dengan Tio
Kuwnio di kota raja?" tanya si nona.
"Entahlah" jawabnya.
"Jika kau bertemu dengan dia, bolehkah ajukan satu
permintaan untukku?"
Boe Kie heran "Permintaan apa?" tanyanya.
"Minta pinjam Ie Thian po kiam untuk memutuskan
rantai. Sebegitu lama rantai ini masih belum bisa
diputuskan, sebegitu lama aku masih jadi orang perantara"
melihat sikap dan paras muka si nona Boe Kie merasa
tak tega. "Aku kuatir, ia tak sudi meminjamkan pedang itu.
Kita bisa minta supaya dia sendiri yang memutuskan rantai
ini" Boe Kie tertah. "Siauw Ciauw, kalau maksud" katanya.
"Kau hanya ingin mengikut kami. Yo Co soe bagaimana
pendapatmu" Apa boleh kita ajak padanya?"
Yo Siauw menegrti jalan pikiran sang Kauwcoe. Dengan
bertanya begitu, Boe Kie sebenarnya ingin mengajak si
nona. Maka itu, ia lantas saja menjawab "Tak halangan jika
Kuwcoe ingin mengajak dia, diperjalanan ia bisa merawat
Kauwcoe. Hanya rantai itu sangat menarik perhatian.
Begini saja, ia berlagak sakit dan bersembunyi di kereta.
Didepan orang banyak, ia tidak boleh sembarangan
menonjolkan muka" Siauw Ciauw girang bukan main. "Terima kasih
Kowcoe, terima kasih Yo Co soe" katanya. Ia menengok
Wie it Siuaw dan menambahkan "Terima kasih Wie Hot
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ong" Wie It Siauw tertawa dan berkata "Perlu apa kau
menghaturkan terima kasih kepadaku" Hati2 kau, kalau
penyakitku kumat lagi, aku bisa menghisap darahmu"
sambil berkata begitu, ia menyeringai dan memperlihatkan
2 baris giginya yang putih.
Siauw Ciauw tahu, Wie It Ong sedang bergurau, tapi ia
merasa seram. Ia mundur beberapa tindak dan berkata
"Wie Hot ong, jgn menakut2i aku"
Demikianlah, dengan menggunakan 3 ekor kuda dan
sebuah kereta, Boe Kie berempat menuju ke kota raja.
Perjalanan itu dilakukan tanpa menemui halangan dan
pada suatu hari, tibalah mereka di Taytouw (sekarang
peking). Ibukota dari kerajaan Goan.
Sebagai tempat berdiamnya kaisar, ota itu tentu saja lain
daripada yang lain. Wakil2 berbagai negeri dan suku2
bangsa berkumpul disitu. Begitu masuk di pintu kota. Boe
Kie berempat langsung menuju ke See shia (kota sebelah
barat) dan mencari sebuah rumah penginapan yang besar.
Yo siauw membawa lagak sebagai seorang hartawan. Ia
minta 3 kamar kelas 1 dan memberi persen secara loyal
kepada pelayan, yang tentu saja berlaku sangat hormat
dalam pelayannya. Sesudah minum the, Yo Siauw
memanggil pelayan itu dan mengajaknya beromong2
tentang keadaan di kota raja. Ia mengatakan ia suka sekali
meninjau tempat2 yang mempunyai nilai kebudayaan dan
sejarah. "Dimana kami bisa melihat lihat kelenteng2 tua
yang tersohor?" tanyanya.
Sesudah menyebutkan beberapa nama, si pelayan
menyebutkan Ban hoat sioe. "Ban hoat soie sangat besar"
katanya " Didalam kelenteng itu terdapat 3 patung budha
yang sangat besar, yang terbuat daripada tembaga.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diseluruh negeri tidak ada lain patung yang sebesar itu.
Sebenarnya kalian mau meninjau bio tersebut, hanya
sayang kalian terlambat. Semenjak setengah tahun yang
lalu, kelenteng itu digunakan sebagai tempat tinggal para
Hoed ya(pendeta) dari See hoan (daerah barat). Sekarang
rakyat tidak lagi berani datang kesitu"
"Biarpun ada Hoang Ceng, halangan apa kalo kita
melihat2 bio itu?" kata Yo Siauw.
Si pelayan menggeleng2kan kepalanya. Sesudah menegok kesana kesini, ia berbisik "Tuan baru saja datang
kesini dan tak tahu keadaan yang sebenarnya. Bukan aku
banyak mulut, para Hoed ya Soe hoan itu galak luar biasa.
Mereka sering memukul dan membunuh orang. Mereka
dilindungi Hong siang (Kaisar), sehingga tak satu
manusiapun yang berani menepuk lalat di kepala harimau.
Rakyat biasa tak berani datang lagi di kelenteng itu."
Bahwa para pendeta Soe Hoan sering berlaku sewenang2
terhadap rakyat sudah lama diketahui Yo Siauw. Ia hanya
tak menduga, bahwa pendeta2 itu berani berbuat sesuka
hati di kota raja. Mendengar keterangan si pelayan ia tidak
berkata suatu apa lagi. Sesudah makan malam, Boe Kie, Yo Siauw dan Wie It
Siauw bersemedi untuk mengaso dan mengumpulkan
tenaga kira2 tengah malam mereka membuka jendela dan
lalu menuju ke arah barat.
Ban Hoat Sie berloteng 4 dan di belakang kelenteng
terdiri sebuah menara yang bertingkat 9. dengan
menggunakan ilmu ringan badan, dalam sekejap mereka
sudah berada didepan kelenteng.
Sesudah memberi isyarat dengan gerakan tangan, mereka
mengambil jalan mutar dan pergi ke sebelah kiri. Mereka
ingin melompat naik ke atas menara guna menyelidiki
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keadaan didalam kelenteng. Diluar dugaan dari jarak kira2
30 tombak mendadak mereka melihat bayangan2 manusia
bergerak2 di menara itu. Ternyata disetiap tingkat terdapat
penjagaan dan dibawah menarapun berkumpul kurang lebih
20 penjaga. Melihat begitu mereka kaget tercampur girang. Mereka
yakin bahwa dengan adanya penjagaan yang keras itu,
tokoh2 Siauw lim, Boe tong dan yang lain2 partai pasti
dipenjarakan dalam menara itu. Mereka mngirit waktu dan
tak usah menyelidiki di tempat lain.
Tapi merekapun mengerti, bahwa tak gampang mereka
memberi pertolongan. Orang2 seperti Koeng Boen, Koeng
Tie, Song Wan Kiauw dan lainnya adalah ahli silat kelas
utama tapi mereka tertawan dan tidak berdaya. Ini
membuktikan bahwa di pihak musuh terdapat banyak orang
pandai yang tidak boleh dibuat gegabah.
Sebelum berangkat ke Bang hoet sie, Boe Kie bertiga
sudah berdamai dan menyetujui untuk bertindak dengan
sangat berhati2. maka itu, sesudah mengawasi menara
tersebut beberapa lama mereka segera bertindak mundur.
Tiba2 ditingkat keenam muncul penerangan yang terang
benderang. Dari sebelah kejauhan Boe Kie melihat gerakan
8-9 orang yang tangannya memegang obor. Dari tingkat ke6, orang2 itu turun ke tingkat ke-5, turun lagi ke tingkat ke4, terus turun sampai ke bawah dan akhirnya keluar dari
pintu menara dan menuju ke arah kelenteng. Yo Siauw
mengelapkan tangan dan lalu menguntit dengan hati2.
Pekarangan belakang Ban hoat sie penuh dengan pohon2
besar yang berusia tua. Boe kie bertinga bersembunyi di
belakang pohon2 itu dan kalau angin meniup barulah
mereka berani bergerak maju. Ban hoat sie penuh dengan
orang pandai dan mereka sedikitpun tidak berani berlaku
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ceroboh. Ilmu ringan badan mereka sudah mencapai tingkat
tinggi, tapi mereka masih merasa khawatir, kalau2


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diketahui orang. Maka itu, mereka baru berani bergerak
berbareng tiupan angin, diantara berkereseknya daun2.
dengan cara begitu, mereka maju kurang lebih 20 tombak.
Dengan bantuan sinar obor, mereka melihat beberapa
belas lelaki yang mengenakan jubah kuning dan memegang
senjata, mengiring seorang kakek yang menggunakan jubah
panjang. Satu waktu, kakek itu menengok ke belakangdan
Boe Kie terkesinap karena ia itu bukan lain daripada Thie
kim Sianseng Ho Thay Ciong, Cang boe boen jie Koen
Loen pay. Tak lama kemudian, orang2 itu masuk di pintu belakang
Ban hoat sie. Sesudah menunggu beberapa saat, melihat
disekitar itu tidak ditaruh penjaga. Boe Kie bertiga turut
masuk ke dalam. Ban hoat sie terdiri dari sejumlah bangunan besar kecil
dan sejumlah besar kamar2. untung juga begitu masuk, Boe
Kie bertiga melihat penerangan luar biasa di Toa thian
(ruangan besar, tempat sembayang utama) Mereka merasa
pasti bahwa Ho Thay Ciong di bawa ke ruangan ini. Indap2
mereka mendekati. Boe Kie mengintip di jendela sedang Yo
Siauw dan Wie It Siauw menjaga di kiri kanan. Sebagai
orang yang berkepandaian tinggi, mereka bernyali besar.
Tapi dalam sarang harimau jantung mereka memukul
keras. Celah jendela sangat kecil dan Boe Kie hanya bisa
melihat bagian sebelah bawah tubuh Ho Thay Ciong. Lain2
orang yang berada dalam ruangan itu tidak bisa dilihat
olehnya. Sekonyong2 ia mendegar suara Ho Thay Ciong "Aku
sudah ditipu dan jatuh ke dalam tanganmu. Mau bunuh,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
boleh bunuh! Kamu tak usah mengharap aku sudi menjadi
anjingnya kaisarmu. Biarpun kau membujuk 3 tahun atau 5
tahun lagi, kau hanya membuang2 tenaga"
Boe Kie manggut2kan kepalanya.
"Walupun Ho Thay Ciong bukan seorang koen coe, tapi
dalam menghadapi urusan penting, ternyata ia bisa
mempertahankan keanggunannya sebagai seorang Ciang
boen" pikirnya. "Kalau kau mau terus keras kepala, Cioe jin pun takkan
memaksa," kata seorang dengan suara dingin. "Apa kau
sudah tahu peraturan disini?"
"Meskipun kau memutuskan sepuluh jari tanganku, aku
tetap takkan menakluk," kata Ho Thay Ciong.
"Baiklah." Kata orang itu "Sekali lagi aku ingin
memberitahukan peraturan kami. Apabila kau bisa
memenangkan ketiga orang ini, kami akan selekas mungkin
akan melepaskan kamu. Kalau kau kalah, kami akan
memutuskan jari tanganmu dan kemudian mengurung kau
lagi selama 1 bulan. Sesudah itu, kami akan menanyakan
pula, kalau kau sudah berubah pikiran dan suka menakluk
pada Hong siang" "2 jari tanganku sudah putus" kata Ho Thay Ciong
"Putus sebelah lagi tak menjadi soal. Ambil pedang!"
Orang itu tertawa dingin. "Kalau semua jari tanganmu
sudah putus, biarpun kau mau menakluk, kami takkan
menerima. Perlu apa menerima orang yang sudah tak
berguna lagi" Serahkan pedang padanya! Mokopas, kau
majulah terlebih dahulu"
"Baik." Jawab seorang yang suaranya kasar.
Dengan menggunakan sinkang, Boe Kie meniup celah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jendela yang lantas terbuka lebar. Ia melihat Ho Thay
Ciong yang memegang pedang kayu yang ujungnya
dibungkus kain. Yang berdiri didepannya adalah seorang
tinggi besar yang memegang sepasang golok baja. Tapi Ho
Thay Ciong sedikitpun tak merasa keder dan sambil
mengibaskan pedang kayu, ia membentak "Hayolah!"
seraya berkata begitu, ia membacok salah satu pukulan lihai
dari Koen Loen Kiam hoat.
Mokopas berkelit dan balas menyerang. Jika bertubuh
besar, gerakannya cukup gesit dan setiap serangannya
ditujukan kepada badan Ho Thay Ciong yang berbahaya.
Sesudah memperhatikan beberapa jurus, Boe Kie berkata
didalam hati "Mengapa tindakan Ho sianseng kosong dan
nafasnya tersengal2" Ia kelihatan sudah tak punya tenaga
dalam". Semenjak memiliki Kioe yang Sin kang dan Kian koen
Tay lo ie Sim hoat, Boe Kie dapat memahami berbagai ilmu
silat yang terdapat dalam dunia persilatan. Selama beberapa
bulan yang paling belakang, ia telah menerima banyak
petunjuk dari Thio Sam Hong, sehingga kepandaiannya
tambah tinggi. Kini, makin la ma ia menonton pertandingan
antara Ho Thay Ciong dan pendeta See hoan itu, makin ia
merasa bahwa dibalik pertempuran itu terselip suatu latar
belakang. Kiam hoat Ho Thay Ciong tetap lihai akan tetapi
ia tidak memiliki lagi Lweekang dan tenaganya bersaman
dengan tenaga orang biasa yang tidak mengerti ilmu silat.
Dilain pihak kepandaian Hoan ceng itu kalah jauh dari Ho
Ciangboen. Beberapa kali ia menyerang dengan hebat. Tapi
setiap serangannya dapat dipunahkan. Sesudah bertanding
kira2 50 jurus tiba2 Ho Thay Ciong membentak. "Kena"
pedang kayu yang menyambar ke timur mendadak dan
membelok ke barat dan mapir tepat di iga pendeta See hoan
itu. Jika pedang itu pedang baja atau jika Ho Thay Ciong
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih mempunyai Lweekang pendeta itu sudah pasti sudah
binasa. Tapi sekarang bacokan itu, hanya mengakibatkan
sedikit rasa sakit. "Mokopas, mundur kau!" bentak orang yang suaranya
dingin. "Uawei sekarang giliranmu!"
Boe Kie mengawasi orang yang memberi perintah itu.
Muka orang yang berjenggot putih, seolah2 tertutup oleh
selapis asap hitam dan dia bukan lain daripada salah
seorang dari Hian beng Jie lo. Ia berdiri sambil
menggendong tangan dan kedua matanya dirapatkan,
seolah2 dia tidak memperdulikan apa yang terjadi dalam
ruangan itu. Tiba2 Boe Kie melihat sepasang kaki diatas sebuah meja
kate yang dialaskan dengan sutra sulam. Kedua kaki itu
memakai sepatu kuning dan diatas setiap sepatu tertera
dengan sebutir mutiara yang berkeredapan. Jantung Boe
Kie memukul keras. Ia mengenali, bahwa sepasang kaki itu
yang bulat dan bagus sekali bentuknya adalah kaki nona
Tio Beng. Dalam pertemuan di Boe tong san, ia
menghadapi nona itu sebagai seorang musuh. Tapi sekarang
entah mengapa hatinya berdebar2 dan paras mukanya
berubah merah. Kaki Tio Beng bergerak. Ia rupanya sedang memperhatikan jalannya pertempuran.
Berselang kira2 seminuman the, mendadak Ho Thay
Ciong membentak lagi. "Kena!" ia berhasil merobohkan
jago kedua. "Uawol mundur!" bentak Hian beng Loojia. "Helin
Pohu maju" Ketika itu, nafas Ho Thay Ciong udah tersengal. Sesudah
merobohkan 2 orang lawan, tenaganya mulai abis. Sesaat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian, pertempuran ke-3
dimulai. Helin Pohu menggunakan senjata berat, yaitu sebatang toya baja dan ia
bertenaga sangat besar. Angin pukulan toya menyambar
nyambar dengan hebatnya, sehingga semua lilin yang
menerangi ruangan itu berkedip2, sebentar gelap, sebentar
terang. Baru saja belasan jurus, pedang kayu sudah terpukul
patah dan sambil menghela nafas Ho Thay Ciong
melemparkan pedang buntungnya di lantai.
"Thie Kiam Sian seng, apa sekarang kau tidak suka
menakluk?" tanya Hian beng Loe jin.
"Tidak!" jawabnya dengan angkuh. "Aku bukan saja
tidak menakluk, tapi juga tidak menyerah kalah. Kalau aku
masih memiliki tenaga dalam, Hoan ceng itu sama sekali
bukan tandinganku." "Putuskan jari manis tangan kirinya!" bentak Hian beng
Loo jin. "Sesudah itu kirim pulang ke menara!"
boe Kie menengok dan mengawasi kedua kawannya. Yo
Siauw menggeleng2kan kepala, sebagai tanda bahwa ia
tidak menyetujui penyerbuan yang bakal menggagalkan
seluruh rencana mereka. Sesaat kemudian terdengar suara dibacoknya jari tangan
dan suara orang yang membalut luka, Ho Thay Ciong
bener2 jago, sedikitpun ia tidak mengeluarkan suara.
Sesudah itu sejumlah pengawal baju kuning kembali keluar
dari pintu belakang dan mengantar Ho Thay Ciong balik ke
menara. Dengan menyembunyikan diri di sudut tembok,
Boe Kie bertiga melihat paras muka si kakek yang pucat
bagaikan kertas dan kedua matanya yang seolah2
mengeluarkan api. Sekonyong2 didalam ruangan terdengar suara wanita
yang nyaring. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Loo thung kek, sungguh lihai Kiam hoat Koen loen
pay. Ia membacok Mokopas dengan pukulan ini, membabat
seperti ini disebelah kiri dan memutar begini di sebelah
kanan?"" Orang yang bicara bukan lain daripada Tio
Beng. Sambil bicara dengan dilayani oleh Mokopas, ia
bersilat menggunakan pedang kayu, menurutr pukulan2
yang tadi digunakan oleh Ho Thay Ciong.
Orang yang dipanggil Loo Thung Kek adalah Hian beng
Loo jin, si kakek muka hitam yang lantas saja memberi
pujian. "Coe jin berotak sangat cerdas. Pukulan2 itu tidaj beda
dengan aslinya" Tio Beng berlatih berulang2. setiap kali ia membacok iga
Mokopas dengan menggunakan tenaga. Sehingga, biarpun
pedang itu pedang kayu si pendeta soe hoa harus merasai
kesakitan hebat, sebab harus menerima pukulan berulang2
ditempat yang sama. Tapi walaupun berjengit2. Mokopas
sama sekali tidak memperlihatkan rasa jengkel. Sesudah
memahami beberapa pukulan, Tio Beng lalu memanggil
Unwol dan berlatih dengan pendeta itu dalam pukulan2 Ho
Thay Ciong yang tadi merobohkan si pendeta.
Melihat begitu Boe Kie segera mengerti latar belakang
kejadian itu. Dengan suatu tipu Tio Beng telah
memenjarakan tokoh2 berbagai partai di Ban Hoat Sie dan
menekan Lweekang mereka dengan menggunakan obat.
Dengan cara itu ia mencoba ahli2 silat tersebut menekluk
kepada kerajaan Goan. Karena tujuan yang pertama tidak
berhasil, maka ia memerintahkan orang2nya bertanding
dengan tokoh2 itu. Sedang ia sendiri memperhatikan
jalannya pertandingan untuk mencuri pukulan2 yang paling
lihay dari berbagai partai. Dari sini dapatlah dilihat, bahwa
nona yang cantik itu telah menjalankan tipu daya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang Tio Beng berlatih dengan Helin Po hu. Sesudah
beberapa lama ia kelihatan bersangsi dalam beberapa jurus
yang terakhir. Ia menengok dan bertanya. "Lok Thung kek,
apa begini?" Si kakek muka hitam terkejut dan sambil berpaling ke
sebelah kiri, ia berkata "Saudara Ho, apa kau lihat tegas
pukulan2 itu?" Tio Beng tersenyum "Kauw soehoe" katanya. "Aku
mohon petunjukmu" Seorang Tauw too (pendeta ) yang berambut putih lantas
saja bertindak keluar. Dia bongkok dan pincang, sedang
mukanya penuh dengan bacokan golok, sehingga hampir
tidak dapat dikenali. Disamping itu, ia bertubuh tinggi
besar, sehingga biarpun bongkok, ia tidak lebih kate
daripada Lok Thung Kek. Tanpa mengeluarkan sepatah
kata, ia mengambil pedang kayu dari tangan Tio Beng dan
segera menyerang Helin Pohu dengan pukulan2 Koen Lun
Kim hoat. Gerak2annya adalah sedemikian lincah,
sehingga ia seolah2 sudah mempelajari ilmu pedang itu
selama puluhan tahun. Seperti Ho Thay Ciong, Kauw Tauw too tidak
menggunakan tenaga dalam, sedang Helin Pohu menyerang
dengan sekuat tenaga. Sesudah bertanding beberapa saat.
Sambil membentak Helin Pohu menyabet dengan toyanya.
Sebagian lilin padam karena angin pukulan itu. Itulah
pukulan yang mematahkan pedang Ho Thay Ciong.
Menghadapi sabetan dahsyat itu Kauw Tauw too
memperlihatkan kegesitannya. Bagaikan walet yang terbang
diatas air, pedangnya berkelebat, menempel di badan toya
dan menapas ke depan, menghantam tangan Helin Pohu
yang lantas kesemutan. "Trang!" toya itu jatuh dilantai.
Muka Helin Pohu berubah merah. Ia tahu bahwa jika
pedang itu pedang baja, jari2 tangannya tentu sudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbabat putus, "Aku menyerah kalah!" katanya sambil
membungkuk dan lalu menjemput toyanya.
Dengan kedua tangan Kauw Tauw too segera
memulangkan pedang kayu kepada Tio Beng.
"Kauw Soehoe" kata si nona sambil tersenyum "Apakah
pukulan yang terakhir juga Koen loen Kiam hoat?"
si pendeta manggutkan kepalanya.
"Apa Ho Thay Ciong tak mampu menggunakan pukulan


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu?" tanya Tio Beng.
Dia menggangguk lagi. "Kauw soehoe coba ajar aku lagi" memohon si nona.
Pendeta itu lantas saja melayani Tio Beng dengan tangan
kosong. Biarpun ia Bongkok dan pincang, gerakannya gesit
luar biasa, sehingga Tio Beng tidak bisa melayaninya. Tapi
meski begitu, berkat kecerdasannya, si nona bisa juga
meniru ferakan setiap pukulan. Sesudah beberapa gebrakan,
dalam satu gerakan yang cepat dan indah, si tauw too
memutar badan sambil mendorong dengan ke-2 tangannya.
Kemudia ia berdiri tegak dan tidak bergerak lagi.
"Sungguh lihay pukulan itu!" puji Boe Kie didalam hati.
Sesudah memikir sejenak, nona Tio mendusin. "Apa!"
serunya "Kauw soehoe, jika kau memegang toya, toya itu
tentu sudah menghantam lenganku. Dengan cara apa
pukulan itu bisa dipunahkan?"
Kauw tauw too segera membuat suatu gerakan seperti
orang merampas toya dan berbareng kaki kirinya
menendang. Gerakan itu yang dibuat dalam kecepatan luar
biasa, bukan pukulan Koen loen Pay.
"Kauw soehoe, perlahan sedikit!" kata Tio Beng sambil
tertawa. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tenaga dalammu tak cukup, tak dapat kau meniru
gerakan itu" kata Boe Kie didalam hati.
Kouw Tauw too mwnggoyang2kan tangannya, sebagai
tanda bahwa Tio Beng yang belum mempunyai cukup
Lweekang tak akan bisa menggunakan pukulan itu.
Sesudah itu, tanpa meladeni si nona lagi, dengan
terpincang2 ia kembali ke tempatnya.
"Kepandaian Tauw too itu mungkin tidak berada di
sebelah bawah Hian beng Jie lo" pikit Boe Kie. "Biarpun
lweekangnya belum diketahui seberapa tingginya. Tapi ia
bukan lawan enteng. Mengapa ia tak pernah bicara" Apa ia
gagu" Tak mungkin gagu, sebab ia tak tuli. Tio kauwnio
kelihatannya sangat menghormati dia. Dia pasti bukan
sembarang orang." Melihat si bongkok tidak meladeninya. Tio Beng tidak
menjadi gusar. Ia hanya tersenyum dan kemudian berkata
"Panggil Tong Boen Liang!"
Tak lama kemudiam Tong boen liang digiring masuk dan
kembali Long thung kek menyuruh 3 orang untuk melayani
tetua Kong Tong pay itu. Tong Boen Liang yang tak mau
jatuh dibawah angin karena senjata yang tidak seimbang
minta bertanding dengan tangan kosong. Ia berhasil
merobohkan 2 orang lawan, tapi kalah dalam pertandingan
yang ke-3. seperti Ho Thay Ciong salah satu jati tangannya
segera dikutungkan. Sesudah Tong Boen Liang meninggalkan ruangan itu, dengan dibantu oleh Long
Thung Kek sendiri, Tio Beng segera berlatih dalam
pukulan2 Kong Tong pay. Didalam hati Boe Kie memuji kelihayan Tio Beng. Nona
itu rupa2nya mengerti, bahwa tenaga dalamnya tak cukup
dan untuk memiliki lweekang yang tinggi, ia harus berlatih
dalam jangka waktu yang lama. Maka itu, ia mengambil
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jalan yang lebih pendek. Untuk menambal kekurangan
dalam lweekang, ia memetik bagian2 yang paling bagus dari
berbagai ilmu silat dalam dunia persilatan.
Sesudah berlatih beberapa lama, Tio Beng berkata
"Panggil Biat Coat Loo nie!"
"Sudah 5 hari Biat Coat mogok makan" jawab seorang
pengawal baju kuning. "Sampai hari ini dia msih keras kepala"
"Biar dia mati kelaparan!" kata si nona sambil
tersenyum. "Kalau begitu, panggillah Cioe Ci Jiak!"
Semenjak kembali dari Boe Tong, dari kakek gurunya,
Boe Kie sudah mengerti segala kejadian semenjak ia
berpisahan dengan Thay soehoe itu. Ia tahu, bahwa Cioe Ci
(Tit) Jiak adalah si gadis yang dulu ditolong Thio Sam
Hong ditengah sungai Han soei. Pada waktu itu, mereka
berdua masih kecil. Tapi kecintaan, atau sedikitnya
keramah tamahan, si nona tak dapat dilupakan olehnya. Di
Kong beng teng atas perintah Biat Coat, Cie Jiak pernah
menikam dia. Tapi ia sedikit tidak pernah merasa sakit hati.
Sekarang mendengar perintah Tio Beng, tiba2 jantung
memukul keras. Tak lama kemudian, sejumlah pengawal baju kuning
mengawal nona Cioe untuk masuk kurungan itu. Boe Kie
mendapat kenyataan, bahwa si nona banyak lebih kurus,
tapi kecantikannya tetap tak berubah. Ia bertindak masuk
dengan sikap tenang, seolah2 ia tidak memikiri lagi soal
hidup atau mati. Lok Thung Kek segera menanyakan apa Cioe Ci Jiak
suka menakluk, tapi si nona tak menjawab dan hanya
menggelengkan kepala. Baru saja kakek itu mau
memerintahkan orang sebawahannya turun ke gelanggang,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba2 Tio Beng berkata. "Aku sungguh merasa kagum,
bahwa dalam usia yang masih begitu muda kau telah
menjadi salah seorang murid terpenting dari Go Bie Pay.
Kudengar kau sangat disayang oleh Biat Coat Soethay dan
telah mendapat ilmu yang paling tinggi dari gurumu. Apa
begitu?" "Ilmu silat guruku sangat luas dan dalam" jawabnya.
"Mana bisa orang gampang2 mewarisi ilmunya yang paling
tinggi?" Tio Beng tertawa. "Menurut peraturan disini asal saja
orang bisa menangkan 3 orangku, ia akan segera diantar
keluar tanpa diganggu selembar rambutpun" katanya.
"Mengapa gurumu begitu sombong dan sungkan memperlihatkan ilmu silatnya kepada kami?"
"Dalam menghadapi kebinasaan, guruku sungkan
dihina" sahut nona Cioe "Mana boleh Ciangboen Go Bie
pay mencari keselamatan dari orang2 sebawahanmu" Kau
benar! Guruku memang tak memandang sebelah mata
kepada manusia2 rendah yang jahat dan kejam. Memang
benar soehoe tak sudi bertanding dengan manusia2 seperti
kau dan anjing2mu!" walaupun disemprot dengan perkataan2 tajam, Tio Beng
kelihatan tidak menjadi gusar. Ia bahkan masih tertawa.
"Bagaimana dengan Cioe Kauwnio sendiri?" tanyanya.
"Aku seorang muda, belum mempunyai pendirian
sendiri" jawabnya. "Aku hanya turut apa yang dikatakan
oleh guruku" "Gurumu juga melarang kau bertanding dengan kami,
bukan?" tanya pula Tio Beng. "Mengapa begitu?"
Cioe Jiak tersenyum dingin. "Biarpun Kiam hoat Goe
bie pay tidak bisa dinamakan sebagai ilmu pedang yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat tinggi, sedikitnya kiam hoat kami adalah ilmu dari
sebuah partai lurus bersih di wilayah Tionggoan. Maka itu,
kami tentu saja menjaga supaya ilmu itu tidak sampai dicuri
oleh segala manusia yang tidak mengenal malu"
Tio Beng terkejut. Ia tidak pernah menduga bahwa
maksudnya telah ditebak jitu oleh Biat Coat Soethay.
Mendengar sindiran yang sangat pedas, darahnya meluap
juga. "Sret!" ia menghunus Ie Thian kiam. "Gurumu telah
mencaci kami sebagai manusia yang tidak mengenal malu"
katanya. "Baiklah! Sekaranf aku ingin menanya pedang Ie
Thian kiam ini terang2 sebuah mustika milik keluargaku.
Mengapa partaimu, partai Goe Bie Pay telah mencurinya?"
"Semenjak dahulu orang mengenal Ie Thian kiam dan
To Liong To sebagai senjata2 mustika milik rimba
persilatan daerah Tionggoan." Jawabnya dengan suara
tawar. "Aku belum pernah mendengar, bahwa pedang itu
mempunyai sangkut paut dengan seorang perempuan Hoan
pang (orang asing dari See hoan)"
Paras muka Tio Beng lantas saja berubah merah padam.
"Ha!" bentaknya. "Apa benar kau tidak mau bertanding?"
Nona Cioe menggeleng2kan kepala.
"Menurut peraturan disini, orang yang kalah bertanding
atau yang tidak mau bertanding harus diputuskan salah satu
jari tangannya" kata Tio Beng "Rupa2nya kau beradat
sombong karena menggangulkan mukamu yang sangat
cantik. Aku sekarang tak mau memutuskan jari tanganmu"
ia menunjuk Kauw Tauw too dan berkata pula. "Aku akan
membuat mukamu seperti muka suhu itu. Aku akan
membuat beberapa puluh goresan pedang diatas mukamu.
Kumau lihat apakah kau masih bisa mempertahankan
kesombonganmu" sehabis berkata begitu, ia mengibaskan tangannya. 2
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengawal baju kuning lantas saja melompat dan mencekel
ke-2 lengan Cioe Jiak erat2.
Tio Beng tertawa mengejek. "Untuk menggores muka,
orang tidak perlu memiliki Kiam hoat Go bie pay" katanya.
"Apa kau kira aku tidak mengubah kau menjadi perempuan
muka jelek karena ilmu silatku tak keruan macamnya?"
Kedua mata nona Cioe mengembang air dan tubuhnya
bergemetaran. Untung Ie thian kiam hanya terpisah
beberapa dim dari pipinya. Dengan sekali mendorong
tangannya si iblis bisa membuat mukanya menyerupai
muka tauw too itu. Tio Beng tertawa "Kau takut tidak?" tanyanya.
Sekarang Cioe Ci Jiak tidak bisa mempertahankan
keteguhannya lagi. Ia menggangguk dan menjawab dengan
suara parau "Takut"
"Bagus!" kata nona Tio. "Apa itu berarti, bahwa kau
menakluk?" "Tidak!" jawabnya. "Lebih baik kau bunuh aku saja"
Tio Beng tertawa nyaring. "Aku belum pernah
membunuh orang." Katanya. "Aku hanya ingin menggores
kulit dan sedikit dagingmu"
Tiba2 sinar putih berkelebat. Tio Beng benar2
menyabetkan Ie thian kiam ke muka nona Cioe. Pada detik
yang sangat berbahaya, sebelum ujung pedang menyentuh
kulit, tiba2 terdengar suara "Trang!" sebuah benda
melayang dan Ie thian kiam terpukul miring. Hampir
berbareng jendela hancur, seorang melompat masuk dan 2
pengawal yang mencekal Cioe Ci Jiak roboh dilantai.
Semua kejadian itu terjadi dalam sekejap mata. Dilain detik
tangan kiri orang itu melindungi nona Cioe dengan
memeluk pinggang si nona, sedang tangan kanannya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengadu dengan Long Thung Kek. "Plak!" keduanya
terhuyung2 setindak. Ternyata orang yang menolong bukan
lain Boe Kie. Menyerbunya Boe Kie seolah2 halilintar ditengah hari
bolong. Dalam ruangan itu berkumpul jago2 yang sangat
lihai, tapi tak urung mereka terkesiap. Bahkan Hian beng ji
loe (2 kakek yang memiliki Hian beng sin kiang) yang
memiliki kepandaian paling tinggi tak keburu menghalangi
Boe Kie. Tapi biar bagaimanapun Long Tung Kek
bertindak cepat. Begitu mendengar pecahan jendela, ia
lantas melompat ke depan Tio Beng untuk melindungi
majikannya dan berbareng menyambut pukulan Boe Kie.
Diluar dugaannya bentrokan tangannya membuatnya
terhuyung. Buru2 ia mengempos semangat, tapi ia kaget
sebab ia merasa sekujur badannya panas, seperti orang
masuk ke dalam dapur. Mengapa begitu" Karena pada
waktu beradu tangan, Kioe yang cin keng dari Be Kie
menerobos masuk kedalam badannya. Sebagaimana
diketahui, Lweekang Long Thung Kek adalah Lweekang
yang sangat dingin. Kioe yang Cin kie adalah "hawa" yang
bersifat Soen yang (panas murni). Maka itu, masuknya Kioe
yang cin kie suda mengakibatkan bentrokan antara panas
dan dingin didalam tubuhnya.
Melihat keadaan Long Thung Kek, Hian beng Jie lo
yang satunya lagi yang bernama Ho Pit Ong cepat2
menghampiri dan mencekal tangan Long Thung Kek.
Dengan tenaga kedua orang itu barulah Kioe yang cin kie
dapat ditindih. Pada detik itu, orang yang merasai keneruntungan yang
paling besar adalah Cioe Cie Jiak. Dalam menghadapi
bahaya besar, ia tidak pernah mimpi, bahwa ia akan
mendapat pertolongan dan yang menolong adalah Boe Kie
sendiri. Dengan jantung memukul keras ia mendapat tahu,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa pinggangnya dipeluk Boe Kie. Semenjak pertemuan
di Kong beng teng, siang malam ia belum pernah
melupakan pemuda itu. Maka itulah, biarpun menghadapi bahaya besar, biarpun
ia berada ditengah2 ratusan golok, ia merasa beruntung dan
tidak memperdulikan apapun juga.
Sementara itu melihat kauwcoe mereka menyerbu, Yo
Siauw dan wie It Siauw-pun segera melompat masuk dan
berdiri di belakang Boe Kie. Orang2nya Tio Beng yang
semula kaget sekarang sudah tenang kemabli lantaran
mereka tahu, bahwa yang datang hanyalah 3 orang musuh.
Dari tanda yang diberikan oleh pengawal, mereka tahu
bahwa diluar ruangan itu tidak terdapat lain musuh.
Mereka lantas saja menjaga semua pintu dan menunggu
perintah sang majikan.

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nona Tio tidak bergusar. Ia mengawasi Boe Kie dan
kemudian mengawasi 2 benda kuning berkeredapan yang
menggeletak di lantai. Ternyata, waktu ia mau menggores
muka Cioe Cie Jiak. Boe Kie sudah menimpuk dengan
serupa benda dan sebab Ie thian Kiam tajam luar biasa
maka benda itu terbacok menjadi 2 potong. Sekarang ia
tahu, bahwa benda itu adalah kotak emas yang ia berikan
kepada Boe Kie. "Kau rupa2nya membenci sangat kotak
itu" katanya dengan suara pelan.
Melihat sorot mata Tio Beng yang penuh rasa menyesal,
Boe Kie kaget dan heran. "Aku tidak membawa senjata
rahasia" katanya dengan suara lemah lembut. "Dalam
keadaan kesusu, aku sudah menggunakan kotak itu. Harap
Tio kauwnio tidak menjadi gusar"
Kedua mata si nona mendadak mengeluarkan sinar
terang. "Apakah kau selalu membawa kotak itu?" tanyanya.
"Ya" jawabnya. Melihat Tio Beng terus mengawasi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya, dengan paras muka merah cepat2 Boe Kie
melepaskan pelukannya pada pinggang Cie Jiak.
Nona Tio menghela nafas dan berkata. "Aku tak tahu
bahwa Cioe Cie Jiak adalah"..adalah"sahabatmu. kalau
kutahu tentu tidak berbuat begitu terhadapnya. Kalau begitu
kalian adalah?""ia tidak meneruskan perkataannya dan
menengok ke jurusan lain.
"Cioe Kauwnio tidak".bukan"..apa2"kata Boe Kie
"Hanya?"hanya"."
Tanpa mengeluarkan sepatah kata Tio Beng mengawasi
pula 2 potong kertas itu. Sinar matanya menunjuk, bahwa
ia ingin bicara banyak tapi mulutnya terkancing.
Melihat begitu Cioe Ci Jiak kaget. Dengan jantung
memukul keras ia berkata didalam hati "Ah! Tak dinytana
iblis perempuan itu mencintainya"
Tapi Boe Kie tidak memikir sampai disitu. Ia hanya
merasa, bahwa ia sudah berbuat salah. Isi kotak itu sudah
mengobati Jie Thay Giam dam In Lie Heng. Sebagai
pembalasan budi, ia menggunakannya sebagai senjata
rahasia, sehingga kotak itu terbagi 2. inilah ketelaluan,
pikirnya. Ia segera menjemput ke-2 potong kotak itu dari
atas lantai dan berkata dengan suara meminta maaf. "Aku
akan meminta seorang tukang yang pandai untuk
menyambungnya lagi" "Apa benar?" menegas si nona dengan suara girang.
Boe Kie manggutkan kepala. Ia merasa heran mengapa
nona Tio begitu girang. Tapi ia tak mau memikir panjang
panjang. Ia hanya menganggap bahwa wanita muda itu
sering menunjukan sikap yang aneh2. ia segera memasukkan kedua potongan itu kedalam sakunya.
"Nah, sekarang kau pergilah!" kata Tio Beng.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Alis Boe Kie berkerut. Ia datang dengan tujuan untuk
menolong para pamannya dan lain2. sebelum mereka
tertolong ia tidak bisa pergi. Tapi dilain pihak, musuh
mempunyai banyak sekali orang pandai dan dengan hanya
bertiga, ia tidak bisa berbuat banyak. "Tio kauwnio, perlu
apa kau menangkap Toasopeh dan yang lain2nya"
tanyanya. Nona Tio tertawa, "Maksudku sebenarnya baik sekali"
jawabnya. "Aku mengundang mereka supaya mereka suka
mengeluarkan tenaga untuk kerajaan supaya kita bersama2
bisa mencicipi kesenangan dan kemewahan. Diluar dugaan
mereka sangat keras kepala. Maka itu, aku tidak bisa
berbuat lain daripada coba membujuk mereka dengan
perlahan2". Boe Kie mengeluarkan suara dihidung dan lalu
mendekati Cioe Cie Jiak. Biarpun dikurung oleh musuh2
yang berkepandaian sangat tinggi, sikapnya tenang dan
wajar. Tadi ketika ia menjemput kedua potong kotak emas,
ia bergerak seolah2 di ruangan itu tak ada manusianya.
Sekarang, setelah menyapu seluruh ruangan dengan
matanya, ia berkata "Baiklah! Kalau begitu, kami ingin
berpamitan." Ia memegang tangan Cioe Cie Jiak, memutar
badan dan lalu bertindak keluar.
"Tahan!" bentak Tio Beng. "Jika kau inin pergi sendiri,
aku tak nanti menghalang-halangi. Tapi dengan mengajak
Cioe kauwnio tanpa memberitahukan aku, kau sungguh
tidak memandang sebelah mata kepadaku".
"Benar aku melanggar adat kesopanan" kata Boe Kie
sambil menghentikan tindakannya lalu memutar tubuh.
"Tio kauwnio, aku meminta kau melepaskan Cioe
Kauwnio dan mempermisikannya untuk mengikut aku".
Tio Beng tidak menjawab. Ia memberi isyarat kepada
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hian beng Jie lo dengan lirikan mata. Ho Pit Ong maju
beberapa tindak dan berkata "Thio kauwcoe, kau datang
lantas datang, mau pergi lantas pergi. Mau menolong orang
lantas menolong. Kau pikirlah! Dengan perbuatan itu,
dimana kami harus menaruh muka" Apabila kau tidak
memperlihatkan kepandaianmu kami semua tentu merasa
sangat penasaran." Mendengar suara si kakek, darah Boe Kie lantas saja
meluap. "Tua bangka kurang ajar!" cacinya "dahulu,
diwaktu aku masih kecil, kau sudah membekuk aku,
sehingga hampir2 jiwaku melayang. Hari ini, kau masih ada
muka bicara begitu dihadapanku. Sambutlah!" seraya
berkata begitu, ia menghantam Ho Pit Ong.
Lok Tung Kek yang tadi sudah berkenalan dengan
kelihayan Boe Kie, mengerti bahwa dengan seorang diri,
kawan itu bukan tandingan pemuda itu. Bagaikan kilat ia
melompat dan memukul. Boe Kie tidak membatalkan
serangannya tangan kanannya terus menghantam Ho Pit
Ong sedang tangan kirinya menangkis pukulan Lok Thung
Kek. Dalam gebrakan ini "Tenaga tulen" melawan "tenaga
tulen". Berbarengan dengan bentrokan empat lengan, tubuh
ketiga orang itu bergoyang2.
Pada beberapa bulan berselang, dalam pertemuan di Boe
tong san, 2 tangan Hian beng Jie lo melayani ke-2 tangan
Boe Kie, sedang 2 tangan mereka yang lain menghantam
tubuh pemuda itu. Sekarang mereka ingin mengulangi
siasat itu. 2 tangan mereka yang masih merdeka dengan
berbareng menghantam Boe Kie.
Tapi sesudah dibokong satu kali. Siang2 ia sudah
memikiri cara bagaimana untuk memunahkannya. Demikianlah, selagi ke-2 tangan musuh menyambar, tiba2
ia menyikut dengan menggunakan Kian koen Tay lo ie Sin
Kang. "Plak!" tangan kiri Ho Pit Ong memukul tangan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kanan Lok Thung Kek. Kedua kakek itu memukul dengan
ciang hiat yang sama, dengan tenaga yang sama pula.
Sambil mengeluarkan seruan tertahan, mereka merasakan
kesakitan hebat. Tak kepalang rasa herannya. Mereka sama
sekali tidak mengerti, mengapa mereka saling pukul dengan
teman sendiri. Ternyata, biarpun berkepandaian tinggi,
Hian beng jie lo belum mengenal Kian koen Tay lo ie.
Dilain saat, dengan gusar mereka menyerang bagaikan
hujan dan angin. Dalam serangan itu, mereka bekerja sama
erat sekali, yang satu menyerang, yang satu membela diri.
Tapi Boe Kie terus menggunakan Tay loe ie sin kang,
sehingga beberapa kali ke-2 lawannya saling gebuk dengan
kawan sendiri. Hian beng Jie lo saling mengawasi dengan mata
membelalak dan muka pucat. Sementara itu, Boe Kie
mengubah cara berkelahinya. Kini ia menyerang, dengan
"hawa" yang "panas murni". Diserang begitu ke-2 kakek itu
yang mempunyai Lweekang "dingin" jadi setengah mati.
Boe Kie terus mendesak tanpa mengenal ampun. Makin
lama pukulan2nya makin cepat dan erat. Dalam pertemuan
ini, ia mengenali, bahwa diantara Hian beng Jie lo, Ho Pat
Ong lah yang telah memukulnya dengan Hian Beng sin
ciang pada 20 tahun berselang. Ia ingat cara bagaimana
pukulan itu sudah mengakibatkan penderitaan hebat bagi
dirinya dan hampir saja ia kehilangan jiwa. Ia adalah
seorang yang selalu bersedia untuk mengampuni semua
manusia. Tetapi sekarang, darahnya mendidih. Terhadap
Lok Thung Kek, ia masih berlaku murah hati, tapi terhadap
Ho Pit Ong ia tak sungkan2 lagi.
Sesudah bertempur kira2 20 jurus muka Ho Pit Ong yang
semula hijau berubah menjadi merah. Tiba2 Boe Kie
menghantam dengan telapak tangannya. Buru2 ia
menangkis dengan tangan kiri, sedang tangan kanan mereka
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu dapat digunakan lagi untuk balas menyerang
"Plak!...Plak!" kedua tangan dengan saling susul mampir di
pundak Long Thung Kek sedang tangan Boe Kie terus
menyambar tanpa bisa ditangkis atau dikelit lagi. "Buk!"
dadanya terpukul keras. Untung juga pada detik terakhir
Boe Kie merubah pikiran dan sungkan mengambil jiwa
musuh. Sehingga pada saat yang memutuskan, ia
mengurangi tenaganya. Tapi biarpun begitu, Ho Pit Ong
segera memuntahkan darah, dari merah mukanya berubah
menjadi ungu dan badannya bergoyang2. kalau Boe Kie
mengirim pukulan susulan kakek itu tentu segera tamat
riwayatnya. Sementara itu sebab kena 2 pukulan kawan
sendiri. Lok Thung Kek berjengit dan seraya menggigit gigi
ia terhuyung beberapa tindak.
Hian Beng Jie lo adalah jago2 utama dibawah perintah
Tio Beng. Bahwa belum cukup 30 jurus mereka sudah
terluka berat, adalah kejadian yang sungguh2 mengejutkan
semua orang. Terhitung Yo Siauw dan Wie It Siauw
sendiri. Mengejutkan karena pada waktu bergebrak dengan Hian
beng Jie lo di Boe Tong San kepandaian Boe Kie belum
setinggi sekarang. Tak disangka dalam tempo beberapa
bulan saja, ia sudah maju begitu pesat.
Sebab musabab dari kemajuan itu ialah sambil
mengobati Jie Thay Giam dan In Lie Heng selama
beberapa bulan Boe Kie banyak menerima pelajaran dari
Thio Sam Hong. Kioe yang sin kang, Kian koen thay lo ie
dan Thay kek koen telah bergabung menjadi satu sehingga
dapat dikatakan, Boe Kie telah mencapai tingkat tertinggi
dalam ilmu silat. Sesudah memikir sejenak, Yo Siauw
mengerti sebab musabab itu. Mereka kagum terhadap guru
besar itu dan mengagumi juga kauwcoe mereka.
Sesudah menderita kekalahan dalam pertandingan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kosong sambil membentak keras, dengan berbareng
hian beng jie lo mengeluarkan senjata mereka. Lok Thung
Kek memegang sebatang tongkat pendek bercagak
menyerupai tanduk menjangan, warna hitam, entah dibuat
dari logam apa. Ho Pit Ong mencekal sepasang pit(senjata
seperti pena Tionggoan) warna putih terang, seperti krystal,
yang ujungnya lancip seperti patuk burung Ho. Mereka
sudah lama mengikuti Tio Beng tapi malah nona itu sendiri
tidak pernah melihat mereka menggunakan senjata.
Dimana saat satu sinar hitam dan 2 sinar putih segera
mengepung Boe Kie. Pemuda itu tak bersenjata, tapi
sedikitpun ia tak merasa keder. Ia justru ingin menjajal
kepandaiannya. Ia ingin mengetahui apakah dengan tangan
kosong ia bisa melayani ke-2 musuh yang lihay itu.
Dalam kegusarannya, Hian beng jie lo menggunakan
senjata yang jarang sekali mereka gunakan. Selama hidup
mereka sangat mengandalkan senjata itu yang dapat
digunakan untuk menyerang musuh dengan pukulan2 aneh.
Nama mereka atau lebih tepat nama julukan mereka telah
didapatkan dari senjata itu. Lok kak Toan thung dan Ho
swee Siang pit (Tongkat pendek yang menyerupai tanduk
menjangan dan sepasang pit yang menyerupai patuk burung
ho) dan sebagai ringkas mereka menggunakan nama Lok
Thung Kek (si pit burung ho).
Dengan memusatkan seluruh perhatian dan semangatnya, Boe Kie melayani ke-2 musuh itu. Untuk
menyelamatkan diri dari serangan2 musuh luar biasa ia
menggunakan ilmu ringan badan yang paling tinggi. Tapi
untuk sementara waktu, ia belum benar2 memahami
pukulan2 kedua kakek itu yang benar2 aneh. Dengan
demikian biarpun ia berkepandaian cukup untuk membela
diri, ia tak bisa mendapat kemenangan dalam waktu cepat.
Sementara itu, begitu Boe Kie bertempur melawan hian
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beng jie lo, Tio Beng menepuk tangan 3 kali dan 3 orang
lantas saja menerjang Yo Siauw, 4 orang meyerang Wie It
Siauw, sedang 2 orang membekuk Cioe Cie Jiak. Dalam
sekejap Yo Siauw mwlukai lawan dengan pedangnya. Wie
It Siauw merubuhkan 2 orang dengan pukulan Bian Ciang.
Tapi jumlah musuh terlalu banyak. Roboh satu maju 2. Boe
Kie yang sedang dikepung tak bisa memberikan pertolongan. Andaikata mereka bertiga ingin melarikan diri,
mereka masih bisa berbuat begitu. Tapi kalau mau
mengajak Cioe Cie Jiak mereka takkan bisa melakukan itu.
Makin lama keadaan pihak Boe Kie jadi makin jelek.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bara Naga 9 Kucing Suruhan Karya S B Chandra Bende Mataram 18

Cari Blog Ini