Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Bagian 16
terutama sekali sepasang matanya yang lebar itu demikian
hidup penuh semangat, bulu matanya lentik panjang dan sinar
matanya tajam, terbuka, dan hampir selalu tersenyum
bersama bibirnya. Dara ini adalah .Gan Ai Ling atau Ling Ling,
puteri tunggal suami isteri pendekar Gin Beng Han dan Kui
Eng. Di sebelah dara itu nampak seorang kakek yang sudah tua
pula, dan kakek inipun berlutut di samping Ling Ling. Kakek
yang berlutut ini bukan lain adalah Lui Sian Lojin, pertapa
puncak Gunung Kwi hoa san yang terkenal bagai seorang
yang lihai dan disegani orang-orang kang ouw.
Melihat Ling Ling berlutut bersama Lui Sian Lojin, mudah
diduga siapa adanya kakek tua renta yang berdiri tegak itu.
Dia bukan lain olah Bu Eng Lojin yang sudah puluhan tahun
bersembunyi saja di dalam guha pertapaan, di tempat rahasia
sekitar Pegunungan Kwi-hoa-san. Seperti kita ketahui, Bu Eng
Lojin adalah guru dari Lui Sian Lojin dan sepuluh tahun yang
lalu, karena merasa kasihan dan tertarik kepada bakat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpendam yang dimiliki oleh Ling Ling, kakek ini berkenan
mengambil Ling Ling sebagai muridnya dan menggembleng
dara itu selama sepuluh tahun, dibantu oleh Lui Sian Lojin
sendiri. Dan memang penglihatan kakek sakti ini tajam sekali,
dugaannya tidak meleset karena lewat tujuh tahun saja Lui
Sian Lojin sudah tidak mampu membimbing Ling Ling lagi,
seluruh kepandaiannya telah tersedot habis oleh sumoinya itu.
Maka Bu Eng Lojin turun tangan sendiri, menggembleng Ling
Ling selama tiga tahun dan kini dara itu telah menjadi seorang
dewasa, cantik manis dan memiliki kepandaian yang
amattinggi, bahkan Lui Sian Lojin sendiri menduga bahwa
tingkat sumoinya itu tentu lebih tinggi sekarang daripada
tingkat kepandaiannya sendiri! Dan padi pagi hari itu, pagipagi sekali. Bu Eng Lojin keluar dari guha pertapaannya dan
memanggl dua orang muridnya itu.
"Ai Ling," terdengar Bu Eng Lojin berkata sepasang
matanya dengan berseri-seri menatap wajah dara yang
selama tiga tahun terakhir ini setiap hari digemblengnya itu,
"engkau ku panggil pagi ini untuk memberi tahu bahwa hari ini
engkau boleh meninggalkan Kwi-hoa-san karena tidak ada
apa-apa lagi yang dapat kuajarkan kepadamu."
Mendengar ucapan gurunya ini, sepasang mata yang indah
itu melebar, wajah yang manis itu berseri dan mulutnya
tersenyum. "Oh, terima kasih, suhu! Teecu akan dapat mencari
pembunuh ayah bunda teecu!" katanya tanpa menyembunyikan perasaannya.
Bu Eng Lojin menggeleng kepalanya dan menarik napas
panjang. "Aku selama ini mendidikmu karena melihat bakat
baik pada dirimu, dan bukan maksudku agar engkau
menggunakan kepandaian untuk melakukan kekerasan.
Tentang urusan pribadimu, sebaiknya engkau menurutkan
nasihat dan petunjuk suhengmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biarpun kakek itu bicara dengan nada suara halus, namun
Ling Ling dapat menangkap wibawa yang amat kuat, dan dia
menunduk sambil berkata, "Baik, suhu."
"Bu Cin Lok, mulai saat ini, siapapun tidak boleh
menggangguku dari dalam guha. dan engkaupun tidak boleh
menggangguku. Aku takkan keluar lagi sampai kematian
menjemputku, dan kau bimbinglah sumoimu yang masih muda
ini, terserah kepadamu."
Lui Sian Lojin yang bernama Bu Cin Lok itu memberi
hormat. "Teecu akan melaksanakan perintah suhu."
"Bagus! Nah, sampai di sini saja pertemuan terakhir antara
kita, dan sebelum kalian pergi, hendaknya kalian suka
menutupkan batu besar itu ke depan guha, agar aku tidak
akan terganggu oleh siapapun juga." Setelah berkata
demikian, kakek tua renta itu melangkah memasuki guha,
dipandang oleh dua orang muridnya. Sedikit banyak, ada
perasaan terharu di dalam hati Ling Ling karena dia maklum
apa artinya semua ucapan suhunya itu. Dia seolah olah
melihat gurunya itu melangkah ke dalam alam lain, alam
kematian yang seperti berada di balik guha itu !
"Suhu, terima kasih atas semua kebaikan suhu kepada
teecu selama ini!" dia berkata akan tetapi kakek itu melangkah
terus tanpa menengok, memasuki guha sampai bayangannya
ditelan kehitaman dalam guha yang gelap dan belum disentuh
sinar matahari pagi. "Suhu, selamat tinggal......!" Kembali dara itu berseru ke
arah guha yang gelap itu. Bayangan kakek itu sudah tidak
knampak lagi, akan tetapi kini terdengar suaranya, seperti
gema suara mengaung saja.
"Siapakah yang pergi dan siapa yang datang" Siapakah
yang berpisah dan siapa yang berkumpul" Siapa yang mati
dan siapa yang hidup" Adakah perbedaan di antara kedua
itu?" Lalu sunyi senyap, tidak terdengar suara apapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu.......!" tidak ada jawaban.
Ling Ling merasa pundaknya disentuh tangan orang. Dia
menengok dan melihat kakek berjenggot putih yang menjadi
suhengnya itu berdiri di belakangnya. "Sudah, mari kita taati
pesan suhu," kata kakek itu dengan suara tenang. "Batu itu
berat sekali dan tenaga badanku yang sudah tua mana
mampu menggerakkannya?"
Ling Ling teringat akan pesan gurunya maka diapun
bangkitlah lalu bersama suhengnya menghampiri batu besar
yang berada di tepi guha. Batu itu besar sekali dan besarnya
memang seukuran dengan mulut guha seolah-olah batu itu
memang sengaja diadakan untuk menjadi pintu atau penutup
guha. Batu itu amat besar dan tentu beratnya ribuan kati,
maka untuk dapat menggerakkannya apa lagi menggulingkannya, tentu membutuhkan tenaga yang amat
besar. Mula-mula kakek sakti itu menghampiri batu dan
mendorongnya. Batu bergoyang sedikit, akan tetapi dia tidak
mampu menggerakkan lebih lanjut, dan batu yang sudah
bergoyang itu kembali lagi ke tempat semula. Muka kakek itu
agak merah dan napasnya agak terengah
"Biarkan aku mencobanya, suheng!" kata Ling Ling dan
dara ini segera menyingsingkan lengan bajunya sehingga
nampak kulit lengannya yang putih mulus. Dia lalu melangkah
kedepan dan menggantikan suhengnya, menarik napas
panjang sampai dadanya penuh, kemudian menyalurkan
sinkang ke arah kedua lengannyasetelah dia memasang kuda kuda yang amat kuat. Kedua telapak tangannya ditempelkan
kepada batu besar itu, mengerahkan tenaga dan diapun
mendorong. Batu itu bergerak! Ling Ling merasa betapa
beratnya batu itu, namun dia menambah tenaganya dan batu
itu mulai menggelinding! Melihat ini, Lui Sian Lojin terbelalak
kagum, lalu diapun melangkah maju dan membantu
sumoinya. Dengan penggabungan tenaga sakti dari dua orang
ini batu akhirnya menggelinding dan menutup guha dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara keras dan nampak debu mengebul dan tanah tergetar
ketika berat batu itu menimpa mulut guha dan beradu dengan
mulut guha batu itu. Mereka meloncat mundur dan memandang guha yang kini
sudah tertutup batu besar itu. Lui Sian Lojin mengatur
pernapasannya yang terengah-engah dan dia melirik ke arah
sumoinya. Dara itu berkeringat dan kedua pipinya menjadi
merah sekali, akan tetapi napasnya tidak memburu. Diamdiam kakek ini merasa kagum bukan main. Tahulah dia bahwa
suhunya telah menurunkan kepandaiannya pada sumoinya ini
yang jelas memiliki sinkang yang bahkan lebih kuat dari
padanya ! "Sumoi, mari kita menghaturkan terima kasih kepada suhu.
Engkau tidak dapat membayangkan betapa hebat suhu telah
bekerja untukmu. Mari!" Dan kakek itupun menjatuhkan diri
berlutut menghadap guha yang sudah tertutup itu. Melihat ini,
biarpun dia belum mengerti benar akan maksud ucapan
subengnya, Ling Ling juga menjatuhkan diri berlutut dan
memberi hormat ke arah guha yang tertutup. Dia mendengar
suara suhengnya berkata lagi lirih, "Sumoi, engkau harus
mengerti bahwa suhu sudah berusia tua sekali, sedikitnya
duapuluh tahun lebih tua dari pada aku. Sedangkan aku
sendiri saja sudah merasa lemah lahir batin, apa lagi suhu,
namun tetap beliau mengerahkan seluruh semangat dan
tenaga terakhir untuk mendidikmu. Beliau tidak hanya telah
mengorbankan tenaga, akan tetapi juga perasaannya ketika
menurunkan semua ilmu kepadamu. "
"Korban perasaan.........! Apa maksudmu, suheng?" tanya
Ling Ling. Kalau gurunya mengorbankan tenaga, hal itu jelas,
akan tetapi dia tidak mengerti mengapa dikatakan suhengnya
bahwa suhunya mengorbankan perasaan. "Suhu tidak suka
akan kekerasan, oleh karena itulah beliau menyembunyikan
dirinya sampai puluhan tahun. Dan suhu tetap mewariskan
ilmunya kepadamu, sungguhpun suhu maklum bahwa dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu itu, engkau akan melakukan tindakan-tindakan kekerasan
yang amat menyedihkan hati beliau."
Kini mengertilah Ling Ling. Dia termenung lalu berkata,
"Suheng, biarpun tindakan keras, kalau dilakukan untuk
menentang kejahatan, bukankah itu merupakan suatu
kebenaran ?" Kikek itu menarik napas panjang. "Demikian pula yang
menjadi pendirian semua orang, termasuk pendirianku dahulu,
sumoi. Akan tetapi engkau belum mengerti tentang apa yang
dinamakan kebenaran itu. Tindakan keras itu sendiri sudah
tidak benar, bagaimana mungkin mengakibatkan kebenaran"
Dan kalau sudah dinamakan kebenaran, maka itu bukan
kebenaran lagi, karena kebenaranmu tentu akan berlawanan
dengan kebenaran orang lain!" Kakek itu mengeluh. Kemudian
dia memandang wajah sumoinya dengan tajam, lalu dia
berkata lagi, suaranya kini biasa, tidak mengandung
kemurungan seperti tadi, "Sumoi, sebenarnya aku, seperti suhu, sudah muak dengan
segala macam urusan dunia, urusan antara manusia yang
penuh dengan permusuhan dan kebencian. Akan tetapi,
teringat akan pesan suhu, aku tidak tega membiarkan engkau
pergi begitu saja tanpa bekal pengalaman. Maka, sebelum aku
membiarkan engkau pergi seorang diri menempuh kehidupan
ramai, lebih dulu engkau akan kuajak pergi ke Kiam kok
(Lembah Pedang ) di Pegunungan Tai-hang san."
"Mengapa kita ke lembah itu suheng?"
Kakek itu menarik napas panjang. "Aku tahu bahwa engkau
selama ini tekun mempelajari ilmu silat tentu dengan maksud
untuk mencari pembunuh ayah bundamu untuk membalas
kematian mereka, bukan ?"
Dara itu tiba-tiba memandang keras dan kedua tangannya
dikepal, dan sambil bangkit berdiri dia berkata lantang,
"Dugaan suheng benar sekali !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itulah! Dari pada membiarkan engkau seorang diri meniadi
setan penyebar maut dan mungkin saja engkau kesalahan
tangan membunuh orang orang yang tidak berdosa, maka
engkau akan kuajak ke sana, karena di sana akan diadakan
pertemuan besar antara tokoh-tokoh dan partai - partai
persilatan. Di sana tentu akan dapat kau temui musuh musuh
ayah bundamu, yaitu ketua ketua Im yang pai dan Im yang
kauw. Aku akan menjaga agar engkau menyelesaikan
perhitungan pribadi ini dengan pribadi pula, dan tidak lalu
memusuhi seluruh orang Im yang-pai."
Ling Ling menjadi girang sekali. "Ah, aku akan dapat
bertemu denganpembunuh ayah bundaku di sana" Bagus!
Mari kita berangkat, suheng!"
Tak lama kemudian, suheng dan sumoi itu meninggalkan
Kwi-hoa san, menuruni puncak puncak dan lereng lereng
pegunungan itu dengan cepat karena dalam keadaan penuh
semangat Ling Ling mempergunakan ginkang untuk berlari
cepat sehingga beberapa kali suhengnya harus berteriak
menyuruh dara itu menunggunya karena dia sendiri tidak mau
berlari-larian seperti dara itu.
"Sumoi, kautunggu aku. jangan berlari terlalu cepat!" teriak
kakek itu yang terpaksa agak mempercepat langkahnya.
"Aku ingin segera sampai di tempat itu, suheng!"
"Hemm, tenanglah. Pertemuan besar itu akan diadakan
pada permulaan bulan depan, kita masih banyak waktu. Pula,
kalau berlari lari seperti engkau itu, mana kita dapat
menikmati keindahan tamasya alam di sepanjang perjalanan"
Juga, aku sudah terlalu tua untuk berlarian secepat itu!"
Setelah kini berjalan di samping suhengnya dan membuka
mata, baru Ling Ling melihat kebenaran kata-kata kakek itu.
Pemandangan alam di sepanjang perjalanan itu amat
indahnya sehingga beberapa kali dara ini memuji, berhenti
sejenak untuk mengagumi alam yang terbentang luas di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
depan kakinya, keindahan yang tak mungkin dapat dilukiskan
dengan kata-kata. "Aihhhh, lihat telaga jauh di sana itu, suheng! Seperti
cermin tertimpa sinar! Betapa indahnya! Dan puncak bukit di
sana itu! Seperti kepala seekor burung. Aduh, bukan main luas
dan indahnya!" Melihat sumoinya menunjuk sana-sini, memuji-muji dengan
wajah berseri dan mata bersinar-sinar, Lui Sian Lojin
tersenyum. Teringatlah kakek ini akan sikap anak-anak yang
pernah dipanggulnya, tiga orang anak yang bawanya ke
puncak Kwi hoa san hampir tigapuluh tahun yang lampau.
Mereka itu adalah ayah bunda dari sumoinya ini. Gan Beng
Han dan Kui Eng, bersama Tan Bun Hong, tiga orang anakanak yang kemudian menjadi murid-muridnya. Seperti
sumoinya inilah sikap Kui Eng, ibu kandung anak ini, begitu
gembiranya menikmati keindahan alam. Ah, sumoi, engkau
belum mengerti tentang kebesaran dan keagungan alam, dan
keindahan yang kaunikmati itu hanya merupakan kesenangan
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hampa saja, pikirnya. Kebesaran dan keagungan alam terdapat di mana-mana,
bukan hanya di pegunungan atau di tepi lautan, bukan hanya
di tempat sunyi, melainkan di manapun kita berada.
Kebesaran dan keagungan alam yang penuh pesona, penuh
hikmat, penuh keajaiban dan mujizat, penuh dengan
ketertiban, setertib awan berarak di angkasa raya, setertib
ombak mengalun beriring-iringan, setertib angin mendesau di
antara pohon pohon. Keagungan ini sudah berada di atas
keindahan dan keburukan, di atas sifat menyenangkan atau
tidak menyenangkan dan hanya nampak atau terasa oleh
mereka yang tidak dipengaruhi oleh batin yang menilai dan
membanding bandingkan karena penilaian dan perbandingan
itu hanyalah kesibukan pikiran yang berpusat kepada si aku.
Keindahan yang nampak karena kecocokan selera bukan lagi
keindahan, karena timbul dari perbandingan dan penilaian,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan hasil perbandingan dan penilaian tentu akan menimbulkan
konflik. Hanya batin yang hening tidak dikotori oleh perbandingan,
tidak dikotori oleh ingatan akan yang baik atau buruk, yang
senang atau susah hanya batin yang benar-benar hening
tanpa membandingkan, tanpa pendapat, tanpa kesimpulan,
tanpa pamrih, yang akan benar benar bertemu dengan
keagungan dan kebesaran itu. Sekali batin terjerumus ke
dalam perbandingan, tentu akan mengejar yang menyenangkan dan menjauhi yang tidak menyenangkan,
terseret ke dalam lingkaran setan dari kebalikan kebalikan,
indah buruk, senang susah, baik jahat dan selanjutnya.
Hanya batin yang hening sajalah yang wajar dan akan
bertemu, bahkan menjadi satu dengan KEWAJARAN.
Keindahan yang agung, kebahagiaan, terdapat di dalam batin
yang hening yang tidak mengejar apa apa, tidak kepingin apaapa. Pengejaran dan keinginan yaitu keinginan yang berada di
luar dari pada kebutuhan jasmani yang pokok, hanya
merupakan permainan dari pikiran atau si aku yang ingin
senang, ingin mengulang apa yang dianggap enak dan nikmat,
dan di dalam pengejaran keinginan untuk senang ini
terkandung kebalikannya, terkandung kekecewaan, rasa takut,
kekhawatiran, dan kesusahan.
Kebahagiaan bukanlah suatu basil usaha, kebahagiaan
tidak mungkin dapat didatangkan melalui daya upaya, tidak
mungkin diperoleh melalui pengejaran. Yang dapat diperoleh
melaluipengejaran hanyalah kesenangan, dan setiap
kesenangan itu membawa rangkaiannya, yaitu kekecewaan,
kebosanan, dan kesusahan. Hal ini jelas sekali. Bukan berarti
bahwa kita HARUS MENOLAK KESENANGAN ! Sebaliknya,
kesenangan mendapatkan keadaan yang lain sama sekali
kalau kita tidak mengejar-ngejarnya. Sesungguhnya, tanpa
pengejaran apapun, yang dinamakan kesenangan itu sudah
bukan kesenangan lagi, melainkan suka cita yang hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirasakan saat demi saat, tidak meninggalkan bekas dalam
ingatan, karena sekali meninggalkan bekas, maka bekas atau
guratan itu akan membentuk pengejaran yang ingin
mengulangi lagi apa yang telah dialaminya tadi. Dari situlah
timbulnya pengejaran kesenangan! Maka, pertanyaan yang
teramat penting bagi kita, dapatkah kita hidup tanpa kesankesan yang mencatat dalam pikiran sehingga menimbulkan
pengejaran kesenangan, juga menimbulkan kekhawatiran dan
rasa takut" Pertanyaan ini tak dapat dijawab dengan kata-kata
belaka, hanya dapat dijawab dalam tindakan, dalam
penghayatan hidup sehari-hari.
~0-dwkz~bds~234-0~ Pemandangan alam di sepanjang sungai yang mengalir di
antara lembah - lembah di Pegunungan Tai-hang-san tidak
mudah untuk dilukiskan keindahannya. Setiap lekuk, setiap
tanjakan, setiap jurang, setiap lembah memiliki keindahan
tersendiri yang tiada keduanya. Terutama sekali di sepanjang
sungai drkat lembah yang tebingnya merah, di situ banyak
ditumbuhi berbagai macam pohon bambu yang beraneka
macam. Ling Ling sampai bengong melihat pohun pohon bambu itu.
"Bukan main! Selama hidupku, baru sekarang aku melihat
pohon-pohon bambu, seperti itu, suheng!" teriaknya.
"Memang," kata suhengnya, "pohon bambu merupakan
satu di antara pohon-pohon keramat bagi rakyat. Rakyat
mengenal "tiga sahabat di musim dingin", yaitu pohon bambu,
pohon tusam dan pohon bunga mei yang dapat bertahan di
musim dingin. Bahkan pohon bambu nampak lebih kuat dan
buku-bukunya lebih menonjol dihembus angin dan embun
musim dingin. Tiga macam pohon itu dianggap sebagai
lambang keteguhan dan keluhuran."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena di situ tumbuh bermacam pohon bambu, dan
melihat sumoinya amat tertarik, Lui Sian Lojin lalu mengajak
sumoinya menuruni lembah dan mendekati pohon-pohon
bambu di tepi sungai itu. Kakek yang sudah berpengalaman ini
lalu menjelaskan satu demi satu tentang bambu-bambu yang
tumbuh di situ. Memang, kiranya hanya di Tiongkok sajalah tumbuh pohonpohon bambu yang demikian banyak macamnya. Tidak
mengherankan apabila pohon ini merupakan pujaan bagi para
penyair dan pelukis karena keindahannya, kekuatannya, dan
keserbagunaannya. Bambu muda terkenal sebagai bahan
makanan yang lezat, batangnya dapat dipergunakan sebagai
alat bangunan, daunnya dapat dipakai sebagai pembungkus
makanan yang dimasak, akar dan rantingnya merupakan
bahan bakar yang baik, dan keseluruhannya dapat menjadi
contoh lukisan yang indah Ditambah lagi tumbuhnya amat
mudah dan subur, tidak membutuhkan pemeliharaan yang
sulit. Lui Sian Lojin mulai dengan penuturannya tentang bambu.
"Ada seratus jenis lebih pohon bambu yang kesemuanya
mempunyai keistimewaan masing-masing, bahkan masingmasing bambu mempunyai dongengnya sendiri-sendiri." Kakek
itu lalu menunjuk sebatang bambu yang indah. Batangnya
berwarna hijau muda, dan pada batang itu nampak garis garis hijau tua kehitaman yang lurus dan rata, seperti digaris
saja, ada pula yang agak lebih kecil batangnya dengan batang
berwarna kuning keemasan dengan garis-garis berwarna hijau
tua. "Yang bergaris lurus seperti dicetak ini adalah Bambu
Dawai Kecapi," kakek itu menjeiaskan.
Kemudian mereka mengagumi bambu yang batangnya
berwarna hijau berbintik bintik coklat, bintik bintiknya tidak
rata, tapi indah seperti lukisan seniman yang pandai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang ini namanya Bambu Berbintik, baik sekali dipakai
menjadi tangkai pancing karena kuat dan lentur, tidak mudah
patah." "Tapi yang kecil berbintik bintik ini lebih indah batangnya."
kata Ling Ling. "Itu adalah Bambu Selir Siang," Lui Sian Lojin menjelaskan
"Eh " Namanya aneh sekali."
"Memang bambu ini mengandung sebuah dongeng kuno.
Pada jamandahuluseorang kaisar bersama dua orang selirnya
yang tercinta berpesiar ke selatan, dan ketika tiba di Cang-wu
(di Propinsi Hui-nan) kaisar menderita sakit sampai meninggal
dunia di tempat itu. Kedua orang selir itu berduka sekali dan
mereka ingin mengikuti kaisar, lalu membunuh diri dengan
terjun ke dalam Sungai Siang. Kemudian mereka menjelma
menjadi dewi sungai dan setiap hari mereka menangisi
kematian kaisar. Air mata mereka yang jatuh ke atas batang
bambu di tepi sungai itu menimbulkan bintik - bintik pada
batang itu. Nah, itulah sebabnya maka bambu jenis ini
dinamakan Bambu Selir Siang."
Ling Ling termenung, terharu mengikuti dongeng tentang
kesetiaan selir kaisar itu.
"Ah, yang itu luar biasa sekali, seperii ular!" tiba tiba Ling
Ling berseru gembira sambil lari menghampiri kelompok
bambu yang memang aneh. Batang bambu ini berlekuk lekuk
seperti ular, dan setiap lekukan merupakan sisik!
"Itu namanya Bambu Sisik Naga, kuat sekali dan indah
untuk dipakai sebagai tongkat, dan akar serta daunnya dapat
dipergunakan sebagai bahan obat yang manjur."
Lui Sian Lojin lalu memperkenalkan bambu bambu itu satu
demi satu didengarkan penuhi perhatian oleh sumoinya.
Memang aneh aneh bambu di situ, karena pada umumnya
batang bambu berbentuk bundar dengan lubang di tengah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tengahnya. Akan tetapi kumpulan bambu di tempat itu, ada
yang bentuk ruasnya aneh sekali, juga namanya luar biasa.
Ada bambu yang dinamakan Bambu Muka Manusia
(Phyllostachys bambusoides var, aurea Makino). Ada bambu
yang bentuknya persegi. Malah ada lagi Bambu Tak Berlubang
(Phyllos tachys bambusoides forma). Bambu yang bentuknya
persegi itu mempunyai rebung yang istimewa, rasanya gurih
dan lezat sekali, terkenal sebagai hidangan yang istimewa.
Bambu tak berlubang itu batangnya hanya sebesar jari
tangan, dalamnya tidak berlubang sama sekali. Ada pula
Bambu Hitam Berduri yang mempunyai duri pada sekitar buku
bukunya seolah olah dipasangi sebuah roda gigi. Bambu
Bermiang (Phyllostachys edulis) ketika baru tumbuh penuh
dengan miang (bulu halus). Ada lagi Bambu Daun Manis
(Sinocalamus latiflorus) yang daunnya lebar sekali.
"Di sana itu adalah bambu jenis aneh. Biasanya, orang
akan sukar sekali melihat pohon bambu berkembang.
Biasanya, kalau ada pohon bambu berkembang, hal itu berarti
bahwa pohon itu sudah tua dan mulai layu. Akan tetapi Bambu
Hitam Berduri ini dan Bambu Pahit di sana itu kalau musim
bertunas mengeluarkan bau semerbak harum seperti bunga
mawar." Tak terasa lagi sampai hampir dua jam mereka berada di
tempat itu. mengagumi pelbagai jenis batang bambu dan Ling
Ling amat tertarik oleh keterangan suhengnya yang hafal akan
segala macam bambu. Kemudian mereka melanjutkan
perjalanan menuju ke lembah yang bernama Kiam-kok
(Lembah Pedang). Karena kedatangan mereka berdua tepat
pada hari diadakannya pertemuan besar antara tokoh-tokoh
kang-ouw itu, maka ketika mereka tiba di lembah itu, di situ
telah penuh dengan orang. Sebetulnya, yang mengadakan
pertemuan itu adalah dua fihak yang pada saat itu sedang
saling memperebutkan pengaruh di Tiongkok, yaitu fihak Peklian-kauw dan Uighur di satu hak, dengan fihak Khitan dan
Tibet di lain fihak. Kedua golongan itu mengadakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertemuan untuk membicarakan permusuhan yang timbul
antara sekutu mereka masing-masing, yaitu Im-yang-kauw
yang menjadi sekutu Pek-lian kauw dan Uighur, dan Beng
kauw yang menjadi sekutu Khitan dan Tibet. Agaknya sudah
mereka sepakati untuk tidak mempertemukan fihak Im yangkauw dan Beng-kauw agar tidak terjadi keributan dan hanya
sekutu-sekutu mereka saja yang hadir untuk memperbincangkan hal itu.
Seperti yang diceritakan oleh Ong-ciangkun pada Tan Sian
Lun, pada waktu itu memang terdapat tiga persekutuan yang
seolah-olah sedang saling bertentangan secara diam-diam
berlumba untuk memperkembangkan pengaruh dan memperebutkan kekuasaan. Yang pertama tentu saja fihak
pemerintah yang didukung oleh para pendekar, "terutama
oleh Thai-san pai dan Siauw-lim-pai Fihak ke dua adalah
persekutuan antara Im-yang kauw, Pek-lian-kauw dan Bangsa
Uighur, Pihak ketiga adalah Beng kauw, Bangsa Khitan dan
Bangsa Tibet, Biarpun fihak ke dua dan ke tiga ini adalah
fihak-fihak yang menentang pemerintah, akan tetapi di antara
mereka telah timbul persaingan sehingga kini para pemimpin
di antara mereka yang khawatir kalau kalau permusuhan
terbuka akan melemahkan kedudukan masing-masing, lalu
mengadakan pertemuan itu untuk membicarakan urusan itu
Yang hadir hanyalah tokoh-tokoh dan jagoan-jagoan semua
fihak, karena merekapun tidak begitu bodoh untuk
mengumpulkan banyak orang di suatu tempat sehingga akan
menimbulkan kecurigaan fihak pemerintah. Akan tetapi kedua
fihak diwakili oleh tokoh-tokoh utama mereka sehingga
pertemuan itu merupakan pertemuan yang cukup penting.
Fihak Khitan di wakili sendiri oleh tokoh besarnya, yaitu An
Hun Kiong, keponakan dari mendiang pemberontak An Lu
Shan yang pernah menggemparkan seluruh Tiongkok. An Hun
Kiong adalah seorang laki-laki tampan gagah berusia kurang
lebih empatpuluh tahun, berwatak keras tegas dan
bersemangat besar seperti mendiang pamannya dan memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
An Hun Kiong ini memiliki cita-cita besar untuk meneruskan
perjuangan pamannya yang gagal di tengah jalan setelah
hampir saja berhasil itu. An Hun Kiong ini ditemani oleh
gurunya, yaitu kakek sakti Thai-lek Hoat-ong atau yang di
negerinya disebut Tayatonga, kakek raksasa bongkok yang
lihai itu. Selain kakek ini, juga terdapat helasan orang Khitan
yang tinggi besar dan rata-rata memiliki kepandaian tinggi.
Sekutu dari bangsa Khitan ini, yaitu orang-orang Tibet, diwakili
oleh tokoh besarnya sendiri, yaitu Ba Mou Lama, seorang
pendeta Lama Jubah Merah yang usianya sudah tujuhpuluhan
tahun, tinggi kurus muka kuning dengan mata sipit. Kakek ini
lihai bukan main, kabarnya malah lebih lihai dari Thai lek
Hoat-ong, karena kakek ini adalah guru dari Sin Beng Lama,
tokoh Tibet yang lihai itu dan yang juga hadir dalam
pertemuan itu. Selain mereka berdua, ada pula belasan orang
pendeta Lama yang kesemuanya berwajah angker dan
membayangkan kepandaian yang lihai.
Akan tetapi fihak kedua yang. hadir di situ tidak kalah
angker dan menyeramkan dibandingkan dengan fihak Khitan
dan Tibet itu. Fihak ke dua ini terdiri dari wakil Bangsa Uighur
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang bernama Ou Lam Sing, seorang raksasa hitam yang
tubuhnya kelihatan amat kuat. berusia empatpuluh tahun. Dia
ini memang seorang tokoh Uighur yang terkenal sekali, dan
kabarnya memiliki kepandaian silat dan gulat yang sukar dicari
bandingannya. Selain Ou Lam Sing, juga terdapat belasan
orang anak buahnya atau pengawalnya, yang merupakan
jagoan-jagoan Uighur. Adapun sekutunya, dari fihak Pek-liankauw diwakili sendiri oleh Thai-kek Seng-jin, ketua Pek-liankauw wilayah timur, seorang kakek berusia enampuluh tahun
yang kepalanya botak dan kakek ini memegang sebatang
tongkat seperti ular, tongkat yang terbuat dari Bambu Sisik
Naga. Kakek ini kelihtannya saja lemah, akan tetapi
sesungguhnya selain memiliki ilmu silat yang tinggi, dia juga
ahli dalam hal ilmu sihir! Di belakang kakek ini berdiri pula
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belasan orang Pek-lian-kauw dengan tanda - tanda bunga
teratai putih di baju mereka.
Selain kedua fihak yang memang hendak membicarakan
urusan sekutu masing - masing yaitu Beng-kauw dan Imyang-kauw yang tidak hadir, di situ hadir pula tokoh-tokoh
dari kalangan kang-ouw dan liok-lim, yang datang sebagai
saksi saja, juga karena biasanya para petualang di dunia
persilatan paling suka menghadiri pertemuan - pertemuan
besar semacam ini untuk meluaskan pengalaman dan
perkenalan dengan tokoh-tokoh besar. Dengan adanya tokohtokoh kang-ouw dan liok-lim ini, maka hadirnya Lui Sian Lojin
dan Ling Ling tidak begitu menarik perhatian orang
sungguhpun setiap laki-laki di situ yang melihat Ling Ling
tentu tidak hanya memandang sepintas lalu belaka. Pada saat
itu, sebagian dari para pimpinan kedua fihak sedang menjamu
para tamu yang hadir, membagi-bagikan berguci - guci arak
kepada tamu-tamu yang duduk seenaknya di lembah itu, di
bawah-bawah pohon, di atas-atas batu.dan ada yang duduk
seenaknya di atas rumput. Sementara itu, ditempat yang agak
terpisah, nampak tokoh-tokoh besar kedua fihak sedang
bercakap " cakap. Lui Sian Lojin mengajak sumoinya untuk
mendekati para pimpinan itu, karena dia ingin mengajak
sumoinya untuk menyelidiki keadaan Im-yang-kauw, yaitu
para ketuanya yang dicari-cari oleh sumoinya untuk
memperhitungkan perbuatan mereka yang menyebabkan
kematian ayah bunda dara itu. Mereka berdua mendekati lalu
duduk mendengarkan percakap-mereka.
"Omitohud.......!" terdengar Ba Mou Lama, tokoh Tibet itu
berseru. "Im-yang-pai diserbu oleh pemerintah, bagaimana
yang dipersalahkan Beng-kauw" Andaikata benar penuturan
Thai-kek Seng-jin bahwa nama lm-yang-kauw dipergunakan
oleh anak buah Beng-kauw, akan tetapi hal itu hanyalah
merupakan pelanggaran dari anak buah saja. Penyerbuan
pemerintah itu adalah tanggungjawab pemerintah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepenuhnya, tidak adil kalau dipersalahkan kepada Bengkauw, "
"Hemm. ucapan itu memang benar," kata Gu Lam Sing,
tokoh Uighur yang membeia sekutunya, yaitu Im-yang-pai.
"Akan tetapi gara - gara Beng-kauw yang mempergunakan
nama Im-yang-kauw maka sahabat sahabat kami itu diserbu
oleh pemerintah sehingga mengalami banyak kerugian.
"Benar, akan tetapi harus diingat bahwa Beng - kauw
hanya melakukan itu demi untuk menentang pemerintah,
bukan semata-mata untuk mencelakai Im-yang-pai!"
terdengar An Hun Kong berkata, suaranya penuh wibawa,
"Maka, sebaiknya kesalahan faham ini dihabiskan sampai di
sini saja dan kita bersama menghadapi pemerintah yang
menjadi musuh utama kita! Dengan bertengkar dan saling
bermusuhan, maka hal itu akan melemahkan kedudukan kita
masing-masing dan akan memudahkan pemerintah untuk
menekan kita. Hanya anak-anak kecil saja yang
mengutamakan urusan urusan pribadi yang tidak penting.
Akan tetapi kita adalah orang-orang dewasa yang dapat
mengesampingkan urusan pribadi yang sepele untuk
menghadapi urusan besar! "
Ucapan itu berwibawa dan semua orang mendengarkan
sambil menundukkan muka karena memang ucapan itu
mengandung kebenaran. "Fihak Im-yang pai juga tidak mengajak lain fihak
bermusuhan" kata Thai-kek Seng-jin, ketua Pek lian-kauw
yang membela sekutunya, yaitu Im-yang-kauw "Kalau mereka
mengajak bermusuhan, tentu tidak akan minta kepada kami
untuk bicara dengan cu-wi (anda sekalian). Akan tetapi,
mengingat bahwa fihak Beng-kauw yang lebih dulu melakukan
suatu kekeliruan sehingga mengakibatkan fihak Im-yang-kauw
mengalami kerugian, maka sudah layaknyalah kalau fihak
Beng-kauw yang lebih dulu mengulurkan tangan menyatakan
maaf" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada Saat itu, An Hun Kiong bangkit berdiri dan
mengangkat tangan memberi isyarat kepada semua orang
untuk tidak melanjutkan percakapan. Sepasang matanya yang
tajam ditujukan kepada Ling Ling yang dengan terangterangan menghadapi mereka itu dan ikut mendengarkan
percakapan tadi. "Saudara-saudara, nanti dulu! Agaknya ada
orang luar yang ikut mendengarkan !" katanya dan diapun
menggerakkan kedua kakinya, sekali meloncat telah berada di
depan Ling Ling dan suhengnya yang cepat bangkit berdiri
pula. Peristiwa ini menarik perhatian para tamu lainnya yang
menghentikan percakapan mereks masing-masing dan semua
mata ditujukan kepada laki-laki perkasa tokoh Khitan itu dan
Ling Ling, dara remaja cantik manis yang sejak tadi menarik
perhatian semua orang karena cantiknya.
Sepasang mata An Hun Kiong mengamati kakek dan dara
itu dengan penuh perhatian penuh kecurigaan dan penuh
selidik. Sudah menjadi kelemahan dari orang gagah ini, di
samping cita-citanya yang besar untuk menegakkan kembali
kekuasaan yang pernah diraih oleh pamannya, yaitu dia
mudah tergila-gila kepada wanita cantik! Hanya wanita cantik
sajalah yang mampu mengganggu kesungguhannya dalam
perkara memperjuangkan kekuasaan ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XXIII MEMANG demikianlah. Sejarah telah mencatat betapa banyak sekali "orang
besar" yang jatuh karena
wanita! Sesungguhnyakah bahwa wanita yang menjatuhkan mereka" Amat
tidak adil kalau kita menuduh
dan menyalahkan waanita saja ! Persoalannya terletak
lebih mendalam lagi. Menurut
catatan sejarah, jatuhnya
"orang-orang besar" itu disebabkan karena tergilagila kepada wanita, ada pula
yang tergila-gila akan kekuasaan, akan harta benda, dan sebagainya. Jadi bukan semata-mata wanita saja
yang menyebabkannya. Tergantung sepenuhnya dari
kelemahan si "orang besar" itu sendiri. Ada yang lemah
terhadap kekayaan, ada yang lemah terhadap kekuasaan, ada
pula yang lemah menghadapi wanita cantik. Dan
sesungguhnya kesemuanya itu bersumber kepada kelemahan
diri sendiri. Batin yang selalu mengenangkan hal hal yang
dianggap paling menyenangkan, akan mengejar ngejarnya
dan akhirnya menjadi hamba dari pada hal yang dianggap
paling menyenangkan itu. Jadi, kalau ada orang besar atau
apapun mudah tergoda atau tergila-gila kepada wanita
sehingga lenyap kewaspadaannya, bukan wanitalah yang
bersalah, melainkan dirinya sendiri yang memuja-muja
kesenangan bergaul dengan wanita itu. Pemujaan ini yang
memelihara dan memperbesar nafsu keinginan yang
membuatnya haus dan mengejar-ngejar pemuasan. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah kita menjadi hamba dari satu di antara nafsu-nafsu
yang mengejar-ngejar apa yang di inginkan itu, maka kita
kehilangan kewaspadaan, kita menjadi seperti buta dan
tindakan kita didorong oleh nafsu yang memperbudak kita itu.
Demikianlah persoalan yang sebenarnya. Biar kita dikurung
oleh ribuan orang wanita cantik, kalau batin kita jernih dan
kita tidak membayangkan hal-hal yang menimbulkan nafsu
berahi, tentu tidak akan timbul apa pun juga. Sebaliknya,
biarpun kita dijauhkan dari wanita, berada di puncak gunung,
dalam hutan dan tidak pernah bertemu wanita, namun kalau
batin kita penuh dengan bayangan tentang hubungan dengan
wanita yang mendatangkan sesuatu yang kita anggap nikmat
dan menyenangkan, maka kita tetap akan dikejar kejar nafsu
berahi! Di dalam diri kitalah terletak sumber segala hal, yang
baik maupun yang buruk! "Siapakah engkau, nona?" An Hun Kiong bertanya, di dalam
suaranya terkandung kekaguman akan kecantikan dara remaja
itu dan juga terkandung kecurigaan karena nona itu bersikap
biasa dan terbuka, seolah-olah pertemuan puncak itu
merupakan tontonan lumrah saja, padahal semua tamu yang
lain tidak ada yang berani mendekati mereka yang sedang
berunding. Lui Sian Lojin yang kawatir kalau-kalau sumoinya
mengeluarkan kata-kata yang dapat menimbulkan keributan,
cepat mengangguk dengan hormat dan berkata,. "Harap
maafkan kami yang tanpa disengaja mengganggu
pembicaraan cu-wi yang penting." Dia terus memberi hormat
kepada An Hun Kiong dan tokoh-tokoh lain yang sudah datang
mendekat pula karena tertarik dan juga curiga. Siapa tahu,
dua orang ini adalah mata-mata pemerintah yang diutus untuk
menyelidiki pertemuan itu.
Kini An Hun Kiong memandang kepada kakek berjenggot
panjang putih itu. Dia memandang penuh selidik dan menoleh
kepada kawan-kawannya, akan tetapi semua tokoh yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi sekutunya itu agaknya juga tidak mengenal kakek ini,
pada hal hampir semua tokoh kang-ouw dan liok-lim dikenal
oleh mereka, terutama Thai - kek Sengjin yang mengenal
semua tokoh. "Siapakah totiang ?" akhirnya An Hun Kiong bertanya.
Lui Sian Lojin tersenyum dan menggeleng kepala. "Aku
bukan seorang pendeta, melainkan seorang tua biasa yang
kebetulan lewat di sini dan melihat keramaian di sini lalu ingin
menonton. Namaku Lui Sian Lojin."
Mendengar nama ini, terdengar seruan di sana-sini, karena
nama Lui Sian Lojin bukanlah nama asing bagi banyak tokoh
kang-ouw. Hanya karena kakek ini selama puluhan tahun tidak
pernah lagi muncul di dunia kang-ouw, maka tidak ada yang
mengenal wajahnya lagi. Tokoh-tokoh tua seperti Thai kek
Seng-jin tentu saja mengenal nama itu, maka dia cepat
berkata dengan sikap hormat, "Ah, kiranya pertapa dari Kwihoa-san yang hadir !" Dia cepat menjura ke arah Lui Sian Lojin
dan menyambung, "Maafkan bahwa penyambutan kami
kurang hormat karena tidak mengenal Lojin."
Lui Sian Lojin tersenyum dan membalas penghormatan itu.
"Sudah lama mendengar nama besar Thai-kek Seng-jin, maka
pertemuan ini sungguh menyenangkan hati."
Akan tetapi, nama Lui Sian Lojin ini tentu saja tidak dikenal
oleh orang-orang Uighur. Tibet, dan Khitan. Melihat betapa
ketua Pek-lian-kauw itu begitu menghormat kepada kakek
sederhana ini, hati An Hun Kiong merasa tidak senang. Kakek
ini boleh jadi seorang mata-mata, akan tetapi gadis ini
sungguh manis. Maka dengan lantang dia berkata, "Sayang
bahwa kami belum mengenal ji-wi (kalian berdua) sebagai
sahabat, maka kami tidak mengirim undangan. Akan tetapi
belum terlambat kiranya untuk kita menjadi sahabat. Aku
adalah An Hun Kiong dan siapakah namamu, nona ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat pandang mata laki-laki gagah dan tampan itu,
melihat senyum dan kerling matanya yang mengandung
kekurangajaran, Lmg Ling sudah merasa tak senang, maka dia
merasa enggan untuk menjawab. Melihat sikap sumoinya, Lui
Sian Lojin cepat mewakilinya menjawab, "Dia ini adalah
sumoiku yang bernama Gan Ai Ling."
Mendengar ini, semua orang memandang degan penuh
keheranan, juga merasa geli dalam hati. Seorang kakek yang
sudah demikian tuanya mempunyai seorang sumoi yang masih
dara remaja, yang patut menjadi cucu muridnya! Dan
pengakuan ini membuat An Hun Kiong makin memandang
rendah kepada kakek itu. Biarpun sudah tua sekali, akan tetapi
kalau hanya suheng dari dara remaja ini, mana mungkin
memiliki ilmu yang tinggi" Maka timbullah keberaniannya,
karena memang dia sejak tadi sudah tergila - gila kepada dara
yang cantik manis itu. "Ah, semuda ini sudah menjadi sumoi seorang tokoh besar,
sungguh mengagumkan! Aku merasa gembira sekali dapat
menjadi seorang sahabatmu, nona Gan Ai Ling! Dan sebagai
seorang sahabat aku mempersilakan padamu dan kepada
suhengmu untuk duduk bersama kami dan bercakap - cakap."
Sejak tadi Ling Ling sudah merasa muak dengan sikap
orang she An itu. Memang harus diakui bahwa An Hun Kiong
adalah seorang laki - laki yang gagah dan tampan memiliki
daya tarik besar bagi kaum wanita. Akan tetapi, sikapnya yang
mata keranjang dan sinar matanya yang kurang ajar itu
melenyapkan rasa suka, bahkan mendatangkan perasaan
muak dan marah dalam hati Ling Ling. Dia maklum bahwa
suhengnya tidak menghendaki dia memperlihatkan sikap
keras, maka suhengnya selalu mewakili dia bicara. Setelah kini
orang she An itu menujukan kata-katanya langsung
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepadanya, dia tidak dapat menahan kesabarannya lagi.
"Kami datang ke sini bukan untuk bersahabat dengan
siapapun juga, juga tidak ingin mencampuri urusan siapapun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga, melainkau untuk mencari dua orang yang tadinya kami
kira akan muncul di tempat ini!" Suara dara ini memang
nyaring dan mengandung kelincahan, dan biarpun dia tidak
bersikap manis, namun karena wajahnya memang cerah dan
manis, maka ucapan itu terdengar wajar dan tidak
menyinggung hati. "Apakah bukan aku orang she An yang kaucari, nona?"
tanya An Hun Kiong yang terseret oleh kelincahan dara itu dan
ingin berkelakar. Ling Ling tersenyum mengejek. Dia belum marah, hanya
merasa tidak suka kepada orang ini. "Mau apa mencari orang
seperti engkau"'' dia balas bertanya.
Andaikata orang lain yang bersikap seperti itu kepadanya,
tentu An Hun Kiong akan marah sekali karena ucapan itu
mengandung penghinaan, dan sama sekali tidak menghargainya, padahal dia adalah pemimpin orang Khitan
yang gagah perkasa! Akan tetapi karena kata-kata itu keluar
dari mulut manis seorang dara jelita yang telah membuat
hatinya tertarik sekali, An Hun Kiong tidak menjadi marah,
sebaliknya dia tertawa. "Ah, kita sudah menjadi sahabat, memang tidak usah saling
mencari lagi. Akan tetapi siapakah dua orang yang kaucari itu,
nona" Mungkin aku dapat membantumu untuk menemukan
mereka. " Kini Ling Ling bersikap sungguh-sungguh
Siapa tahu, dan besar sekali kemungkinannya orang ini
akan dapat membantunya menemuan musuh-musuh besarnya
yang tidak muncul di tempat itu, apa lagi mengingat betapa
percakapan orang-orang ini tadi menyangkut Im yang-kauw.
"Agaknya engkau memang dapat menolongku menemukan
dua orang yang kucari itu. Mereka adalah ketua Im-yangkauw dan ketua Im yang-pai. Di mana mereka, mengapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka tidak muncul dan di mana aku dapat menemukan
mereka ?" Semua orang terkejut mendengar ini. Bahkan An Hun Kiong
yang tadinya bersikap main-main dan mengagumi wajah jelita
itu, kini kelihatan terkejut dan sikapnya berubah sungguhsungguh.
"Nona, mau apa engkau mencari ketua Im-yang-kauw dan
ketua Im-yang-pai" " Tiba-tiba Thai-kek Seng-jin bertanya dan
sepasang matanya memandang tajam penuh penyelidikan.
Juga semua orang yang berada di situ memperlihatkan sikap
penuh kecurigaan sehingga Lui Sian Lojin mengerutkan
alisnya, khawatir kalau sumoinya akan menimbulkan
keributan. Akan tetapi sebelum dia sempat mewakili
sumoinya, dara itu sudah lebih dulu menjawab dengan jujur
sambil menentang pandang mata kakek botak itu dengan
sikap menantang, "Mau apa " Aku hendak membunuh mereka!"
Tentu saja semua orang menjadi makin terkejut, bahkan An
Hun Kiong sendiri sampai mundur dua langkah. Tak
disangkanya bahwa nona muda yang menarik hatinya ini
ternyata adalah seorang musuh yang berbahaya dan tidak
ragu lagi hatinya bahwa tentu dua orang ini adalah mata-mata
pemerintah ! "Kiranya kalian adalah mata - mata busuk dari kerajaan!"
bentaknya marah. Kini Lui Sian Lojin maju dan mengangkat kedua tangannya.
"Harap cu-wi tidak salah sangka. Kami mencari ketua Im yang
kauw untuk urusan pribadi, sama sekali tidak ada sangkutpautnya dengan pemerintah,"
"Siapa percaya omonganmu ?" An Hun Kiong membentak,
kini karena dia merasa curiga bahwa kedua orang itu adalah
mata - mata pemerintah, dia menjadi marah sekali. "Kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang urusan pribadi, mengapa engkau hendak membunuh
mereka, nona?" "Karena mereka telah membunuh ayah bundaku! Ketua Im
yang kauw telah membunuh ayah bundaku, dan ketua Imyang-pai telah menyebabkan kerusuhan di Cin-an sehingga
mengakibatkan peristiwa kematian orang tuaku itu !"
"Hemm, siapakah ayahmu, nona ?"
'Ayahku adalah mendiang pendekar gagah perkasa Gan
Beng Han !" "Ohhh......!" Terdengar seruan di sana sini karena nama ini
banyak dikenal mereka. Sebetulnya, diam - diam fihak Khitan dan Tibet merasa
girang mendengar bahwa seorang di antara saingan mereka,
yaitu Im-yang pai, dimusuhi orang. Akan tetapi karena An Hun
Kiong tetap menaruh curiga bahwa dua orang itu adalah
mata-mata kerajaan, di samping keinginannya untuk
menangkap hidup-hidup dara yang amat jelita itu untuk
dijadikan korban pemuasan nafsunya, maka orang she An ini
lalu berteriak, "Mereka ini tentu mata-mata pemerintah !" Lalu
dia menoleh kepada belasan orang Khitan yang bertubuh
tinggi besar, yaitu para pengawalnya "Tangkap hidup-hidup
nona ini dan bunuh kakek itu !"
Duabelas orang Khitan yang tinggi besar itu serentak
berloncatan ke depan, dan kini semua tamu sudah mengurung
tempat itu dan menonton dengan penuh perhatian. Mereka
tertarik sekali dan sambil berbisik-bisik semua tamu mengira
bahwa kakek dan gadis remaja itu adalah mata-mata
pemerintah, dan mereka membicarakannya dengan hati
tegang karena tentu dua orang itu akan celaka.
Akan tetapi Ling Ling sama sekali tidak memperlihatkan
sikap takut ataupun gugup sama sekali, bahkan dia berdiri
tegak dengan senyum mengejek, menghadapi duabelas orang
Khitan tinggi besar itu, sedangkan kakek itupun dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenang-tenang saja berdiri di situ, bahkan memangku kedua
lengannya seolah-olah dia tidak melihat bahaya apapun juga.
Lui Sian Lojin memang sama sekali tidak ingin bermusuhan
dengan siapapun juga, apa lagi dengan orang-orang yang dia
tahu memiliki kepandaian tinggi dan memiliki kedudukan yang
kuat pula ini. Oleh karena itu, dia berbisik, bisikan lirih akan
tetapi cukup terdengar oleh semua orang. "Sumoi, jangan
bunuh orang !" Biarpun dia marah sekali, namun Ling Ling
mentaati pesan suhengnya dan ketika belasan orang itu sudah
bergerak hendak menyerang suhengnya dan menangkap dia,
Ling Ling mendahului mereka dengan teriakan nyaring dan
tubuhnya seperti lenyap, berobah menjadi bayangan yang
berkelebatan ke sana-sini. Terdengar teriakan berturut-turut
dan dalam waktu singkat sekali duabelas orang itu telah roboh
atau terlempar ke sana-sini !
Semua orang terkejut bukan main melihat betapa
dalam waktu singkat sekali,
dara itu telah merobohkan
duabelas orang jagoan Khitan, dan Tai-lek Hoat-ong,
guru dari An Hun Kiong yang
melihat keadaan tidak baik
bagi anak buahnya, cepat meloncat ke depan dan langsung dia menyerang Lui
Sian Lojin, karena dia menganggap bahwa tentu kakek ini yang merupakan orang terpandai dan yang harus dirobohkan terlebih dulu.
Raksasa Khitan yang agak bongkok ini menyerang dengan
hebatnya. Dia tidak mempergunakan senjatanya yang ampuh,
yaitu sabuk rantai emas, melainkan menyerang dengan
dorongan kedua telapak tangannya sambil mengerahkan
tenaga saktinya yang kuat bukan main.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat penyerangan yang amat hebat ini Lui Sian Lojin
berseru kaget, "Siancai.....!" Dan terpaksa diapun mengulur
kedua lengannya dengan telapak tangannya dia menyambut
dan menolak serangan itu karena dia maklum bahwa untuk
mengelak sudah tidak sempat lagi.
"Desss......! " Hebat bukan main pertemuan dua tenaga
sakti itu, akan tetapi ternyata Tai lek Hoat-ong memiliki
sinkang yang lebih kuat, karena terbukti tubuh Lui Sian Lojin
terpental ke belakang sampai tiga meter sedangkan tubuh Tailek Hoat-ong hanya terhuyung saja! Wajah Lu Sian Lojin
berobah pucat. "Ha ha-ha, kiranya hanya sedemikian saja kepandaian Lui
Sian Lojin yang terkenal!" Tai-lek Hoat-ong tertawa mengejek,
"Mari. mari, majulah lagi, Lui Sian Lojin, jangan hanya berani
menghadapi anak buah kami saja"
"Hemm, kami tidak bermaksud memusuhi siapapun," kata
Lui Sian Lojin dengan sikap masih tenang, sungguhpun
mukanya menjadi pucat dan napasnya agak terengah, tanda
bahwa dia telah mengalami guncangan hebat akibat
pertemuan tenaga sakti tadi.
"Suheng, biarlah aku menghadapi tua bangka bongkok
yang sombong ini!" tiba-tiba Ling Ling berteriak dan sekali
menggerakkan kaki, dia telah melayang ke depan Tai-lek
Hoat-ong, lalu berdiri tegak dan bertolak pinggang sambil
memandang dengan sinar mata bercahaya penuh kemarahan.
"Sumoi, jangan membentak. mencari keributan !" suhengnya "Jangan khawatir, suheng, aku hanya ingin menunjukkan
bahwa kita tidak takut menghadapi mereka yang hendak
membela musuh musuhku! Heh, tua bangka sombong, kami
tadi telah memperkenalkan diri, bahkan telah menceritakan
maksud kedatangan kami. Engkau ini siapakah dan mengapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
engkau menyambut kami pengerahan anak buahmu ?"
dengan pengeroyokan dan Tai-lek Hoat-ong tersenyum lebar. Dia sendiri dahulu di
waktu mudanya adalah seorang mata keranjang, maka
biarpun sudah tua, dia masih suka memasang aksi di depan
wanita cantik, apa lagi karena tadi dia sudah mengukur tenaga
Lui Sian Lojin dan mendapat kenyataan bahwa dia lebih kuat
dari pada kakek pertapa dari Gunung Kwi-hoa-san itu. Apa lagi
kini menghadapi sumoi dari kakek itu, tentu saja dia
memandang rendah sekali. "Ha ha-ha, nona Gan Ai Ling yang manis. Kami sudah
mendengar akan kegagahan ayah bundamu, maka pantaslah
engkau menjadi puteri mereka, engkau masih muda sudah
memiliki kepandaian tinggi dan keberanian besar. Ketahuilah
bahwa aku adalah Tai-lek Hoat-ong. Karena kedatangan kalian
berdua amat mencurigakan, kami semua menduga keras
bahwa kalian tentulah mata-mata pemerintah, maka sudah
sepatutnya kalau kami hendak menangkap kalian Kalau
engkau suka menyerah untuk menjadi tawanan kami, tentu
kami tidak perlu lagi menggunakan kekerasan."
Ling Ling tersenyum manis sehingga An Hun Kiong tidak
tahan untuk diam saja, maka dia berbisik, "Suhu, harap
jangan lukai dia !" Ling Ling tidak meroperdulikan kata-kata An Hun Kiong itu,
melainkan kini berkata kepada Tai-lek Hoat-ong, "Ah, kiranya
engkau adalah guru dari pemimpin pemberontak itu, Tentu
engkau seorang tokoh Khitan yang terkenal. Kami tidak ada
urusan apapun dengan orang-orang Khitan, akan tetapi
jangan mengira bahwa kami takut kepadamu!"
"Ha ha, mundurlah saja, nona dan biarkan suhengmu yang
maju. Aku merasa malu untuk menghadapi seorang nona
muda seperti engkau, dan kalau aku sudah selesai mengurus
suheng mu, biar engkau nanti melayani muridku saja ha-ha!"
Semua orang yang mendengar kata "melayani" itu tertawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena mereka maklum apa yang dimaksudkan oleh kakek
bongkok itu. Akan tetapi Ling Ling belum menangkap arti kata yang
menghina dan kotor itu, dan karena dia memang berwatak
lincah jenaka, maka diapun tersenyum ketika menjawab,
"Kakek tua, engkau sudah tua dan bongkok, mana patut
menjadi lawan suheng " Lebih baik engkau dan kaki tanganmu
mundur saja dan keluar dari Tiongkok, dan membiarkan kami
berdua pergi, katena kalau engkau lanjutkan gangguanmu,
engkau akan menyesal nanti. Mundurlah!"
Tai-lek Hoat-ong tertawa bergelak. "Lucu lucu...... engkau
benar-benar nekat." "Suhu, harap suhu tangkap dia dan jangan sampai terluka,"
kembali An Hun Kiong berkata.
"Jangan khawatir, dalam sepuluh jurus aku akan menotok
dia roboh! " kata kakek bongkok itu.
"Tua bangka sombong, omong kosongmu tak ada harganya
! " kata Ling Ling yang sudah melangkahkan kakinya ke
depan. "Coba robohkan aku dalam sepuluh jurus !" Setelah
berkata demikian, dara itu sudah menerjang ke depan,
gerakannya lincah dan ringan, cepatnya seperti kilat dan yang
amat mengejutkan hati kakek bongkok itu adalah suara yang
timbul dari gerakan tangan dara itu, suara bercuitan seperti
ada senjata tajam yang digerakkan. Akan tetapi, karena
memang watak tokoh Khitan ini sombong dan terlalu
mengandalkan kepandaian sendiri, dia tetap memandang
rendah dan menyambut kedua serangan yang dilakukan
dengan tangan kiri menyambar dari atas dan tangan kanan
menusuk dari depan itu, sambil tersenyum dan dia berusaha
menggunakan kedua tangannya untuk menangkap pergelangan kedua tangan lawan.
"Ha-ha, kau boleh juga, nona.......!" Dia mengejek sambil
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyambar dengan kedua tangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wuuuut, plak plak plak-plak !"
Kakek itu terkejut setengah mati karena ketika tadi kedua
tangannya sudah berhasil mencengkeram pergelangan tangan
nona itu, dia merasa seperti mencengkeram tubuh ular yang
halus dan licin sekali, juga amat keras dan mengeluarkan
hawa dingin menusuk tulang sehingga otomatis dia
melepaskan cengkeraman kedua tangannya, kemudian tibatiba saja kedua tangan nona itu sudah melakukan tamparan
bertubi-tubi yang membuat dia gelagapan dan harus cepat
menangkis dengan kedua tangannya sambil meloncat mundur
karena tamparan tamparan itu mengandung hawa dingin yang
amat kuat dan yang dijadikan sasaran adalah bagian-bagian
tubuh yang berbahaya dan dapat menimbulkan maut.
"Dia hebat......." bisik Gu Lam Sing, tokoh Uighur yang
raksasa hitam itu kepada Thai-kek Seng-jin. Ketua Pek lian
kauw ini mengangguk dan tersenyum, lalu memandang penuh
kagum kepada Ling Ling. Kini dara itu sudah menerjang lagi dengan kecepatan yang
luar biasa, membuat Tai-lek Hoat-ong makin terdesak dan
terus main mundur sambil mengelak dan menangkis, sama
sekali tidak memperoleh kesempatan untuk membalas
serangan lawan karena gerakan lawannya yang luar biasa
cepatnya itu. Dia berusaha untuk mengerahkan tenaga
lweekangnya, mengerahkan sinkang dari pusar untuk
mengatasi kecepatan lawan dengan kekuatannya, namun
makin terkejutlah dia ketika mendapat kenyataan bahwa nona
itupun memiliki sinkang yang amat kuat, bahkan tidak kalah
kuat kalau dibandingkan dengan kekuatannya dan jelas malah
lebih kuat dari pada tenaga dari Lui Sian Lojin yang tadi telah
mengadu tenaga dengan dia. Benar-benar dia merasa
penasaran sekali. Apakah dia kehilangan tenaganya" Ataukah
ada suatu keanehan dimana kepandaian sumoi melebihi
tingkat kepandaian suhengnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jangankan dapat merobohkannya dalam sepuluh jurus! Kini
sudah lewat tigapuluh jurus lebih dan selama itu keadaan
kakek yang menjudi tokoh Khitan itulah yang terus-menerus
terdesak hebat. An Hun Kiong sendiri sampai memandang
bengong dan mukanya menjadi agak pucat melihat betapa
gurunya didesak sedemikian rupa oleh dara remaja yang
cantik manis itu. "Hai, tua bangka bongkok, sudah berapa juruskah kita
berkelahi" Mana janjimu yang hendak merobohkan aku dalam
sepuluh jurus" Menotokku sampai roboh" Huh. tak tahu malu
engkau, ya?" Ling Ling mengejek dan lawannya
mempergunakan kesempatan selagi lawannya bicara ini untuk
mengirim penyerangan kilat dengan tonjokan ke arah perut
lawan sambil mengerahkan tenaga sinkang sekuatnya, batu
karangpun akan remuk terkena hantaman ini, apa lagi perut
seorang dara remaja seperti perut Ling Ling. Sukar
dibayangkan akan menjadi apa perut dara itu kalau sampai
terkena tonjokan maut itu.
"Ah, seranganmu kaku dan tak ada artinya !" Ling Ling
kembali mengejek dan biarpun kelihatan pukulan itu hampir
mengenai perut, namun dalam saat terakhir dara itu mampu
mengelak dengan lincahnya, tubuhnya kelihatannya begitu
ringan seperti kapas sehingga se olah - olah terdorong ke
samping oleh hawa pukulan sehingga pukulan itu tentu saja
tidak mengenai sasaran. Pada saat mengelak itu, Ling Ling
menggerakkan kakinya dan ujung sepatunya sempat mencium
lutut lawan. Biarpun tiduk keras, akan tetapi karena yang
dicium ujung sepatu adalah sambungan lutut yang amat
lemah maka kakek itu berjingkrak dan memegangi lututnya
sambil meloncat ke belakang dan meringis, beberapa kali
berloncatan dengan sebelah kaki karena kaki yang tercium
lutufnya itu terasa nyeri kalau diturunkan.
"Hi-hik. kau yang memukul, kenapa kau sendiri yang
kesakitan" Apakah kau mau mempertunjukkan tarian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
monyet?" Ling Ling mengejek terus untuk memanaskan perut
lawan atau untuk membalas sikap sombong lawan yang
hendak merobohkannya dalam sepuluh jurus tadi.
Diam-diam ketua Pek lian kauw itu menjadi girang bukan
main dan dia yang kini berbisik kepada tokoh Uighur yang
menjadi nekutunya. "Hebat....... hebat dia.......!"
Bukan main marahnya hati Tai lek Hoat-ong menghadapi
ejekan dara itu, dan diam-diam diapun makin terkejut karena
kini tahulah dia bahwa dara itu memang lihai bukan main dan
sama sekali tidak boleh dipandang rendah.
"Srat....... singgg...... I" Nampak sinar keemasan dan tahu
tahu di tangan kanan kakek itu telah Nampak sebatang rantai
emas yang ujungnya dipasangi kaitan-kaitan, itulah senjatanya
yang ampuh dan. amat sukar dihadapi lawan.
"Bocah setan, bersiaplah untuk mampus !" bentak kakek itu
yang kini sudah menjadi marah dan sabuk rantainya
menyerang untuk membunuh!
"Suhu.......! " An Hun Kiong berseru karena dia masih
merasa sayang kalau nona itu dibunuh. Akan tetapi gurunya
tidak memperdulikannya lagi, bahkan kini dengan bentakan
nyaring telah menubruk ke depan, didahului oleh ujung rantai
emas itu yang menyambar ganas, kaitannya yang pertama
menyambar mata dan yang ke dua menyambar ke arah dada
Ling Ling ! "Aihhh, ganas.......! " Dara itu masih sempat berteriak
mengejek, kakinya digerakkan secara indah sekali, kaki kanan
ditekuk dan berada di sebelah kaki kiri yang ditekuk juga
sehingga kedudukan tubuhnya setengah berjongkok dengan
lutut kanan menahan lantai, kedua tangan dirangkap ke depan
dada dan siku-sikunya terbuka, lalu tangan itu diangkat ke
atas, dengan cepat sekali jari telunjuknya menyentil ke depan.
"Tinggg !" Kaitan emas itu
menyeleweng dari pada sasaran !
terkena sentilan dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba dara itu dengan gerakan indah memutar tubuhnya
ke kanan dan menggantikan kedudukan kaki kanan yang
tadinya menahun lantai dengan lutut, berbalik lutut kanan itu
diangkat dan digantikan dengan lutut kiri yang menahan
lantai, kedua tangan tetap bertemu di depan dada dan siku
kanannya digerakkan menerima sebuah tendangan lawan
yang disusulkan serangan rantai tadi.
"Dukk !" Dan untuk kedua kalinya kakek itu meringis dan
tubuhnya agak terputar karena yang bertemu dengan siku
adalah bagian mata kakinya yang lemah. Nyeri rasanya dan
dia meringis kesakitan ! Gerakan dara itu memang indah karena dia
memainkan jurus Sin liong-paik-kwan-im (Naga
Menghormat Dewi Kwan im) !
telah Sakti Tai-lek Hoat-ong makin marah dan penasaran, kembali dia
memutar rantainya dan menyerang dengan sapuan ke arah
kedua kaki lawan. Namun Ling Ling yang tadinya masih
setengah berjongkok itu, dengan lincahnya telah meloncat
naik ke atas sehingga kedua kakinya terbebas dari sambaran
rantai yang menyabet di bawah kakinya, kemudian dia
menurunkan kaki dan memainkan jurus Naga Sakti
Menghantam Bumi. Gerakan mi dilakukan cepat, ketika
tubuhnya turun, kaki kanan meloncat ke depan, disusul kaki
kiri, langsung dia memasang kuda-kuda bersudut, yaitu kudakuda dengan kaki depan ditekuk bagian depan, dan kaki kiri
lurus di belakang, kedua tangannya bergerak menangkap dari
kiri ke kanan, disusul dengan pukulan tangan kiri ke arah
pusar lawan, pukulan menyerong ke bawah yang amat
ampuh, sedangkan siku lengan kanan menunjuk ke atas,
tangan kanan siap pula untuk menyusulkan serangan lain.
Indah dan kuat serta gagah sekali jurus Naga Sakti
Menghantam Bumi ini dan kembali kakek bongkok itu menjadi
gugup karena ketika rantainya tadi luput mengenai sasaran,
kini dia malah terancam bahaya oleh pukulan yang menuju ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pusarnya. Karena rantainya masih berputar, maka dia tidak
sempat menangkis atau balas menyerang, maka jalan satu
satunya untuk menyelamatkan diri baginya hanya melempar
tubuh ke belakang, lalu bergulingan ke atas tanah sambil
menyabetkan rantainya dari bawah bertubi-tubi ke arah tubuh
lawan. "Hi hiik, kau memang seperti trenggiling bongkok!" Ling
Ling mengejek dengan mudai dia meloncat-loncat, untuk
menghindarkan sambaran rantai, bahkan kadang-kadang
secara memandang rendah sekali dia menggerakkan kakinya
dan dengan ujung sepatunya dia menangkis atau menendang
ke arah ujung rantai emas yang ada kaitannya itu ! Memang
dara ini telah mewarisi ilmu kepandaian yang luar biasa dari
Bu Eng Lojin, kakek buyut gurunya yang telah menjadi
gurunya itu ! Kemudian terdengar suara dara itu melengking nyaring
sekali, mengejutkan semua orang dan tiba tiba saja nampak
tubuh dara itu sudah melayang ke atas dan dari atas dia
sudah meluncur dengan serangan dahsyat sekali ke arah
kepala lawannya, tangan kiri mencengkeram ke arah ubun
ubun kepala sedangkan tangan kanan menghantam ke arah
pundak kiri lawan dibarengi pula kaki yang menendang ke
bawah. Inilah jurus maut yang disebut Naga Sakti Membuat
Gempa, hebatnya bukan kepalang karena dari gerakan kedua
tangan dan kaki itu sudah lebih dulu menyambar hawa
pukulan yang dahsyat dan amat kuatnya,
"Ahhh....!" Tai-lek Hoat ong terkejut dan cepat menarik
tubuh ke belakang, mengebutkan rantai emasnya ke arah
tangan lawan yang hendak mencengkeram ubun-ubun
kepalanya. "Cappp !" Tangan dara itu bertemu dengan ujung rantai
yang berkait, akan tetapi seperti tanpa memperdulikan kaitan
yang runcing mengerikan itu, Ling Ling menangkap ujung
rantai. Girang hati Tai-lek Hoat-ong karena dia mengira bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan dara itu tentu akan dapat dilukainya, maka dia menarik
keras rantainya. Akan tetapi pada saat itu, kaki Ling Ling yang
menendang sudah tepat mengenai pergelangan tangan
kanannya yang memegang gagang rantai, berbareng pula
tangan kanan Ling Ling yang tadi luput menghantam pundak,
kini sudah menampar ke arah siku tangan kanan dari lawan
itu. Seketika terasa lumpuh tangan kanan kakek itu setelah
terkena tamparan dan sentuhan ujung kaki Ling Ling dan
tanpa dapat dicegah lagi, rantainya dapat dirampas oleh dara
itu yang kini sudah turun ke atas tanah.
"Mampuslah........!" Tai-lek Hoat-ong yang menjadi marah
itu menubruk. Akan tetapi begitu kedua kakinya menginjak
tanah, Ling Ling memutar kaki kiri ke kiri, kaki kanannya
diangkat tinggi dengan gerakan melingkar sehingga telapak
kaki kanan bersentuhan dengan tangan kanan yang
menghadang datangnya telapak kaki itu, dan pada saat
kakinya melayang itu, kaki ini menendang ke arah kepala
lawan, dibarengi pula dengan gerakan tangan kiri yang
mengelebatkan rantai rampasan itu menotok ke arah leher!
Inilah yang dinamakan jurus Naga Sakti Menghancurkan
Gunung ! Memang ilmu silat dari para petapa di Kwi hoa san
itu berdasar kepada Ilmu Silat Naga Sakti (Sin liong-kun) yang
telah diolah sedemikian rupa oleh Bu Eng Lojin. Bahkan
mendiang Siangkoan Lojin sendiripun mendasarkan ilmu
silatnya pada Sin-liong-kun itu sehingga dia menclptakan Ilmu
Silat Sin-liong-jiauw kang (Cakar Naga Sakti) yang hebat itu.
"Wuuut. plak...... bukkkk !" Tai-lek Hoat-ong masih dapat
menyelamatkan kepalanya namun kaki dara itu masih
mengenai pundaknya dan tubuh tinggi besar agak bongkok itu
terpelanting sampai beberapa meter jauhnya!
"Omitohud, perempuan iblis ini sungguh berbahaya !"
terdengar Ba Mou Lam berseru dan tahu-tahu pendeta Lama
berjubah merah itu telah meloncat ke depan, mencegah Ling
Ling mengejar lawan yang sedang bergulingan itu dan tibaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba terdengar ledakan dua kali seperti cambuk dibunyikan
ketika jubahnya yang lebar itu digerakkan dan kedua ujung
jubah itu sudah menyambar ke arah leher dan dada Ling Ling
dengan kekuatan dahsyat sekali. Kepandaian Ba Mou Lama ini
kalau dibandingkan dengan tingkat Tai-lek Hoat-ong masih
menang dua tingkat maka dapat dibayangkan betapa dahsyat
dan berbahaya serangannya itu. Ketika pendeta Lama ini
menyaksikan kekalahan sekutunya, tanpa ragu-ragu lagi dia
maju sendiri karena dia maklum bahwa dara itu amat lihai dan
di antara teman-temannya, agaknya hanya dia atau ketua
Pek-lian kauw yang dapat mengatasinya. Akan tetapi karena
yang dikalahkan oleh dara itu adalah tokoh Khitan, yaitu
sekutunya, maka tidak mungkin dia mengharapkan fihak Peklian kauw akan mau
maju,dan dia sendiri sudah
maju dan langsung menyerang dara yang amat lihai itu. Serangan tiba-tiba yang sama sekali tidak disangkanya itu membuat Ling Ling terkejut sekali
karena dara ini mengenal kekuatan dahsyat yang amat berbahaya.. Dia cepat mengelak, akan tetapi hawa pukulan itu masih
mendorong pundaknya sehingga dia terpaksa menjatuhkan
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diri dan bergulingan agar tidak sampai terluka, dan ketika dia
bergulingan itu dan melihat tubuh berjubah merah itu
mengejar, cepat dia menggerakkan tangan dan rantai emas
rampasan tadi meluncur ke depan memapaki tubuh berjubah
merah itu bagaikan sebatang anak panah!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Omitohud......! " Ba Mou Lama berseru kaget ketika
melihat sinar emas meluncur dari bawah. Cepat dia
menggerakkan lengan kanannya menyampok.
"Tringgg!" Rantai emas itu tertangkis dan terbanting ke
atas tanah, akan tetapi ujung jubah di lengan pendeta itu
terobek pula, tanda bahwa lontaran rantai emas itu tadi
mengandung tenaga yang amat kuat. Wajah berkulit kuning
dari pendeta Tibet itu berobah agak kemerahan. Biarpun
serangannya tadi membayangkan kemenangan tipis, namun
robeknya ujung lengan baju menghapus kemenangannya dan
keadaannya dengan dara itu boleh dikata sekali kalah sekali
menang! Ling Ling sudah meloncat berdiri dan memasang kuda kuda dengan kedua kaki terpentang lebar, kedua lutut ditekuk,
kedua lengan ditekuk pula, yang satu ke atas yang lain ke
bawah, kepalanya miring menghadap lawan dan sepasang
matanya mengeluarkan sinar kilat, sikapnya demikian gagah
sehingga mengagumkan semua orang yang menonton, Lui
Sian Lojin sendiri diam-diam merasa kagum dan yakinlah
hatinya bahwa gurunya benar-benar telah menggembleng
dara itu menjadi seorang yang memiliki ilmu silat tinggi sekali.
Namun hatinya khawatir juga melihat sumoinya menghadapi
pendeta Lama yang jelas merupakan seorang lawan tangguh
yang sakti. Oleh karena itu, melihat sumoinya dan pendeta itu
sudah saling pandang dan siap untuk bertanding, dia lalu
melangkah maju. "Harap totiang suka bersabar," katanya menjura dengan
hormat. "Di antara kita tidak terdapat permusuhan apa-apa,
dan sudah kami katakan bahwa kami datang hanya khusus
untuk mencari pimpinan Im-yang-kauw, maka apakah
perlunya perkelahian ini dilanjutkan" Totiang adalah seorang
tokoh besar yang sudah berusia lanjut, tentu sudi mengalah
terhadap seorang gadis remaja seperti sumoiku ini!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan itu bernada mengalah, akan tetapi juga merupakan
peringatan bahwa nama besar seorang tokoh seperti Ba Mou
Lama akan terjatuh dan ternoda kalau sampai dia melawan
seorang dara remaja, apalagi kalau sampai kalah!. Oleh
karena itu, pandang mata Ba Mou Lama menjadi agak bingung
dan ragu-ragu. Kesempatan itu dipergunakan oleh Thai-kek
Seng-jin, ketua Pek-lian-kauw yang sejak tadi sudah
memandang kepada Ling Ling penuh kagum dan dengan mata
bersinar-sinar penuh kecerdikan, untuk maju pula dan berkata
dengan suara lantang, "Siancai.......! Memang tidak perlu perkelahian dilanjutkan!
Ba Mou Lama, kami percaya akan keterangan kedua orang
gagah ini. Seorang gagah perkasa yang memiliki kepandaian
seperti nona Gan ini, apa lagi mengingat akan kegagahan
mendiang ayahnya, tidak mungkin membohong ketika
mengatakan bahwa dia bukan mata-mata pemerintah. Gan lihiap, aku Thai - kek Seng-jin percaya kepadamu! Dan Ba
Mou Lama, harap suka mengalah sedikit dan biarkan aku
bicara dengan nona ini."
Ba Mou Lama mengangguk dan terpaksa mundur karena
kalau dia berkeras, bukan saja dia bisa ditertawai orang, akan
tetapi juga amat berbahaya mempertaruhkan nama besarnya
melawan dara yang amat lihai ini, hanya untuk urusan tetek
bengek! Ling Ling yang melihat lawannya mundur, lalu
tersenyum dan menoleh kepada kakek berkepala botak yang
memegang tongkat bambu itu. Tongkat itu menarik hatinya
karena baru saja dia mengagumi banyak macam bambu
bersama suhengnya, maka pertama tama yang menarik
hatinya adalah tongkat di tangan kakek itu. Tongkat itu kalau
dilihat dari jauh persis seekor ular.
'"Bukankah itu Bambu Sisik Naga?" tanyanya, ulahnya
seperti anak anak saja. Thai-kek Seng-jin tercengang, memandang kepada tongkat
di tangannya, lalu tertawa, "Ha-ha-ha, nona Gan selain ahli
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam ilmu silat, juga ternyata ahli dalam soal bambu. Benar,
lihiap, tongkatku ini terbuat dari bambu Sisik Naga. "
Setelah dugaannya tepat, maka perhatian Ling Ling
terhadap tongkat itupun hilang sudah dan dia kini menatap
wajah kakek berkepala botak yang memiliki sinar mata aneh
itu. "Thai-kek Seng-jin, aku dan suheng tidak membutuhkan
orang percaya kepada kami atau tidak, akan tetapi kami
bukanlah pengecut pengecut yang menyembunyikan maksud
kedatangan kami. Kuulangi bahwa aku datang mencari ketua
Im yang kauw yang bernama Kim sim Niocu karena iblis
betina itu telah membunuh ayah bundaku. Nah apa lagi yang
akan kaubicarakan dengan aku?"
"Siancai....., sungguh mengagumkan. Kepandaiannya
setinggi langit, hatinya sekeras batu dan semangatnya
berkobar seperti api! Karena melihat bahwa perselisihan ini
tidak ada manfaatnya bagi kedua fihak, mengingat bahwa
lihiap sudah pasti tidak berwatak serendah itu untuk menjadi
mata-mata gelap, dan mengingat pula bahwa urusan antara
lihiap dan Im yang kauwcu (ketua Im yang-kauw) adalah
urusan pribadi, maka kami ingin bicara dengan lihiap.
Ketahuilah bahwa kalau lihiap suka ikut bersama kami, kami
akan menunjukkan di mana adanya Im-yang-kauwcu dan kami
sanggup untuk mempertemukan lihiap dengan Im yang
kauwcu agar urusan pribadi dapat diselesaikan secara gagah
dan adil." "Bagus !" Ling Ling berseru girang dan mengerling ke arah
Tai-lek Hoat-ong dan Ba Mou Lama yang memandang dengan
sinar mata masih mengandung kemarahan. "Itu baru suara
orang gagah! Memang aku tidak ingin mencampuri urusan
orang lain, semata-mata hendak mencari musuh besarku.
Nah, Thai-kek Seng-jin, mari antar aku menemui Im-yangkauwcu !"
Lui Kakek berkepala botak itu tertawa dan mengerling kepada
Sian Lojin. "Maaf, bukan maksudku untuk tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghormat kepada Lui Sian Lojin, akan tetapi karena urusan
lihiap adalah urusan pribadi, dan karena tidak boleh
sembarangan orang luar untuk bertemu dengan Im-yangkauwcu, maka jika lihiap hendak berjumpa dengan Im-yang
kauwcu, haruslah sendirian saja, baru mungkin dapat bertemu
dengan perantaraanku."
Ling Ling menoleh kepada Lui Sian Lojin, "Suheng,
maafkan, terpaksa aku akan pergi sendiri, harap suheng
menanti saja di Kwi-hoa-san."
Kakek itu menarik napas panjang. Tadipun sudah terbukti
olehnya bahwa sumoinya ini memiliki kepandaian yang lebih
tinggi dari pada tingkatnya sendiri, maka Tentu saja sumoinya
mampu menjaga diri dan tidak membutuhkan lagi
perlindungannya. "Baiklah, sumoi, akan tetapi hati hatilah terhadap tipu
muslihat." "Tidak percuma selama ini suheng membimbingku, suheng
tahu bahwa aku tidak akan mudah ditipu orang."
Akan tetapi Lui Sian Lojin berkata kepada Thai-kek Sengjin, "Aku hanya tahu bahwa sumoiku pergi bersama ketua Peklian kauw dan Pek-lian-kauw yang bertangungjawab kalau
sampai terjadi apa apa dengan sumoi.!" Setelah berkata
demikian Lui Sian Lojin meninggalkan tempat itu tanpa
menoleh lagi. "Thai kek Seng-jin mari kita berangkat!" Ling Ling
mendesak ketua Pek lian-kauw itu.
Thai-kek Seng-jin menoleh ke arah kelompok Khitan dan
Tibet, tersenyum sambil memandang dan berkata halus,
"Maafkan, sahabat sahabat, agaknya terpaksa pertemuan ini
diakhiri sampai di sini saja karena muncul urusan pribadi yang
menyangkut Im-yang- kauwcu" Kemudian tanpa banyak cakap
1agi ketua Pek-lian-kauw ini pergi bersama Ling Ling, diikuti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh semua pengikutnya, juga oleh orang-orang Uighur yang
dipimpin oleh Gu Lam Sing.
Biarpun pertemuan puncak itu gagal di tengah jalan,
namun pertandingan pertandingan yang baru saja
berlangsung di luar perhitungan semula itu sudah cukup
memuaskan para tamu yang hadir, yang kesemuanya
menyatakan kagum bukan main terhadap dara yang berhasil
mengalahkan Tai-1ek Hoat-ong, seorang tokoh besar yang
terkenal sakti itu. Maka seketika terkenallah nama pendekar
wanita remaja Gan Ai Ling, puteri dari mendiang pendekar
Gan Beng Han. Perjalanan Ling Ling yang mengikuti orang-orang Pek-liankauw dilakukan dengan cepat dan ternyata tempat yang
didatangi oleh rombongan ini tidak begitu jauh seperti yang
dikawatirkannya semula. Hanya makan waktu perjalanan tiga
hari saja dan mereka telah tiba di tempat yang dituju. Tempat
itu berada di kaki Pegunungan Tai-hang-san, di lembah sungai
Huang-ho, di sebelah selatan Pegunungan Tai-hang-san yang
luas itu. Tempat ini sunyi sekali, merupakan lembah sungai
yang tertutup hutan dan tebing-tebing tinggi. Sungai Huangho dengan kedua tebingnya yang amat tinggi mengalir di
dalam hutan itu, antara dua belah yang amat terjal, dan di
lembah sungai itulah mereka menuju karena tempat itu
merupakan tempat atau sarang sementara dari sekutu
mereka, yaitu Im-yang-kauw, Pek-lian-kauw, dan bangsa
Uighur. Biarpun maklum bahwa dia memasuki sarang naga dan
harimau yang amat berbahaya, namun Ling Ling melangkah
dengan tenang memasuki hutan yang angker itu , dan hatinya
tidak merasa gentar sedikitpun juga ketika dia melihat
banyaknya orang-orang yang memakai pakaian seragam, ada
yang di bagian dada baju mereka digambari lambang Imyang, yaitu bulatan dengan tanda belahan hitam dan putih
ada pula yang pada baju di dada digambari teratai putih,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanda bahwa mereka adalah anggauta-anggauta Pek-liankauw. Dia maklum bahwa di situ terdapat ratusan orang anak
buah Im-yang pai dan Pek-lian-kauw, belum dihitung puluhan
orang Uighur yang juga berkumpul di dalam hutan yang luas
itu. Dari samping, Thai-kek Seng-jin memandang kagum Bukan
main, pikirnya, dara ini benar benar gagah perkasa dan kita
amat membutuhkan seorang pendekar seperti ini ! Maka ketua
Pek-lian-kauw ini melanjutkan siasatnya yang amat lihai, yaitu
untuk memikat hati Ling Ling agar mau bekerja sama dengan
Pek-lian-kauw. "Thai-kek Seng-jin, mana dia ketua Im yang kauw" Aku
ingin segera bertemu dengan dia" kata Ling Ling yang sudah
tidak sabar lagi "Ah, mengapa lihiap tergesa-gesa" Im-yang kauwcu tidak
mudah dihubungi, apa lagi hanya secara mendadak. Aku harus
memberi tahu lebih dulu dan kiranya besok pagi baru akan
mau datang menemuimu. Sementara itu harap lihiap suka
menjadi tamu kehormatan dari Pek-lian kauw ! "
"Totiang, engkau tabu bahwa aku tidak suka orang main
main denganku. Harap saja engkau tidak mengurangi
kepercayaanku padamu. "
"Aih, mengapa lihiap begitu curiga" Kami merasa kagum
sekali kepada kegagahan lihiap dan kami girang bahwa lihiap
telah berhasil memukul dan memberi malu kepada orangorang asing Khitan yang sombong itu, juga orang asing Tibet !
Kami berterima kasih kepada lihiap karena mereka itu adalah
saingan saingan dan musuh-musuh kami, maka bagaimana
mungkin kami hendak mempermainkan lihiap" Percayalah,
aku, Thai-kek Seng-jin adalah ketua Pek-lian-kauw di sini, dan
aku berjanji akan mempertemukan lihiap dengan Im-yangkauwcu agar dapat dilakukan perhitungan yang gagah dan
jujur. Kami adalah orang-orang gagah, kami adalah patriotpatriot bangsa. Silakan, lihiap, silakan lihiap istirahat di dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara aku sendiri akan pergi menghubungi Im-yangkauwcu!" kata Thai kek Seng-jin dengan ramah setelah
mereka memasuki sebuah bangunan besar di tengah hutan
itu. Beberapa orang pelayan wanita menyambut Ling Ling
dengan hormat, dan terpaksa Ling Ling mengangguk dan
membiarkan kakek itu pergi untuk menyampaikan berita
kunjungannya kepada musuh besarnya. Yang menjadi
musuhnya hanyalah ketua Im-yang kauw, yaitu yang
membunuh ayah bundanya. Dia tidak akan mengusik yang lain
kecuali kalau ketua lm yang-pai juga hendak mencampuri
urusan ini. Dan dia sudah mendengar dahulu dari Pek I
Nikouw dan Thian Ki Hwesio betapa lihainya ketua Im-yangkau itu sehingga ayah dan ibunya sampai tewas di tangannya.
Melihat penyambutan yang ramah dan hormat, Ling Ling tidak
merasa sungkan lagi. Setelah membersihkan tubuhnya dengan
air yang disediakan oleh para pelayan, dia lalu makan
hidangan yang disajikan dengan hati hati agar jangan sampai
makan hidangan yang dicampuri racun, kemudian dia
beristirahat sambil menunggu di dalam sebuah kamar yang
disediakan untuknya. Dia menyuruh semua pelayan keluar dan
duduk bersamadhi di dalam kamar itu, mengumpulkan
kekuatan untuk menghadapi musuh besarnya.
Kamar itu cukup besar dan terhias lukisan lukisan dan
slogan - slogan yang mengandung semangat anti pemerintah.
Ling Ling yang tadinya duduk bersamadhi kini masih duduk,
akan tetapi pandang matanya meneliti keadaan di kamar itu
kalau-kalau ada dipasang jebakan. Sudah banyak dia
menerima peringatan dari suhengnya tentang keadaan di
dunia kang-ouw tentang tipu muslihat licik para tokoh
golongan sesat. Akan tetapi, melihat sikap ketua Pek lian
kauw, juga sikap para pelayan wanita itu, dan keadaan dalam
kamar ini, slogan - slogan itu, dia tidak melihat tanda - tanda
yang menunjukkan bahwa orang-orang di situ adalah
termasuk golongan sesat atau penjahat-penjahat. Bahkan
slogan - slogan itu penuh semangat menentang penindasTiraikasih Website http://kangzusi.com/
penindas rakyat, menentang pembesar-pembesar yang korup
dan menentang kekuasaan kaisar yang dianggap menyengsarakan rakyat ! Ketukan pada pintu kamar membuat Ling Ling meloncat
turun dari atas pembaringan dan berdiri tegak di tengahtengah kamar, seluruh syaraf syarafnya tegang dan siap
menghadapi apapun. "Siapa di luar" " dia bertanya tenang pandang matanya
seperti hendak menembus daun pintu.
"Gan lihiap, aku di sini, " jawab orang di luar pintu. Suara
Thai-Kek Seng-jin!
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ling Ling cepat membuka pintu dan keluar dari dalam
kamar itu. Ketua Pek-lian-kauw itu mengajaknya untuk duduk
di dalam ruangan dalam dan setelah memberi isyarat kepada
para pelayan dan pengawal untuk pergi mcninggalkan
ruangan, kakek itu berkata kepada Ling Ling yang duduk di
depannya, "Lihiap, aku telah bertemu dengan Im - yang kauwcu dan biarpun dengan perasaan amat menyesal, namun
dia telah menentukan pertemuan antara dia dan lihiap di
dalam lian-bu-thia (ruangan silat) pada besok pagi. Harap
lihiap suka siap" Ling Ling menyesal?" mengerutkan alisnya. "Hemm, mengapa Kakek itu menarik napas panjang. "Dia mengatakan merasa
menyesal sekali bahwa lihiap mendesaknya, karena
sesungguhnya dia tidak ingin bermusuhan denganmu."
"Ahh, boleh jadi dia tidak ingin memusuhiku, akan tetapi
aku tetap akan memusuhinya ! Mengapa harus menanti
sampai besok" Biar aku mendatanginya sekarang juga. Di
mana dia !" Kakek berkepala botak itu mengangkat kedua tangan ke
atas, akan tetapi mukanya masih ramah. "Aihh, harap lihiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suka bersabar. Hendaknya ingat bahwa aku yang menjadi
perantara pertemuan antara lihiap dan im-yang kauwcu, maka
sudah selayaknya kalau kita mentaati peraturan sehingga tidak
membuat aku sebagai ketua Pek-lian-kauw kehilangan nama.
Mengapa tergesa-gesa kalau Im-yang kauwcu telah
menentukan tempat dan waktunya. Sebagai ketua agama
tentu saja dia menghendaki agar segala sesuatu dilakukan
secara resmi Yaaah, memang Im-yang-kauwcu seorang yang
mentaati peraturan, seorang ketua yang amat baik, sayang
sekali terpaksa bermusuhan denganmu Gan-lihiap." Kakek itu
menarik napas panjang dan kelihatan seperti orang yang
meyesal sekali. Ling Ling tidak mau memperpanjang percakapan tentang
urusannya dengan musuh besarnya itu, yang agaknya amat
disegani dan dikagumi oleh ketua Pek-lian-kauw ini. Dia tidak
menjawab, melainkan melihat keadaan ruangan di mana dia
duduk berhadapan dengan kakek itu. Juga ruangan ini, seperti
kamar di mana dia beristirahat tadi, rapi dan terhias tulisan
tulisan bersemangat dan lukisan lukisan indah. Ingin dia
mengetahui lebih banyak tentang perkumpulan yang dipimpin
oleh kakek ini. Semenjak kecil dia berada di tempat
tersembunyi di Kwi-hoa-san, maka dia tidak mengenal Pek lian
kauw, biarpun suhengnya pernah mengatakan bahwa Pek-lian
kauw semenjak dulu adalah perkumpulan orang-orang yang
suka memberontak terhadap pemerintah.
"Totiang, apakah sebenarnya perkumpulan lian kauw yang
kaupimpin ini" Agama apakah Pek lian kauw (Agama Teratai
Putih) itu ?" Mendengar pertanyaan ini, kakek itu memandang dengan
tajam, lalu menarik napas dan berkata, "Nama sebutan agama
itu hanya sebagai penutup maksud sebenarnya dari
perkumpulan kami, lihiap. Perkumpulan kami mempelajari inti
Agama Buddha dan Agama To, akan tetapi bukan
keagamaanlah yang terpenting bagi kami, melainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perjuangan membela rakyat. Kami adalah orang-orang yang
membela rakyat yang tertindas, menentang kelaliman dan
pemerintah yang lalim dan sewenang-wenang. Kami adalah
orang-orang gagah yang tidak sudi melihat rakyat tertekan
dan selama belum terdapat pemerintahan yang benar-benar
bijaksana dan melindungi rakyat, perkumpulan kami akan
selalu ada dan bergerak."
Ling Ling memandang kakek itu dan diam diam merasa
kagum juga melihat kakek ini bicara penuh semangat dan
mengepal tinju, sepasang mata kakek itu bersinar-sinar!
"Akan tetapi, kenapa perkumpulanmu memakai nama Peklian-kauw" Apa yang dimaksudkan dengan Teratai Putih " "
Kakek ini tersenyum, kelihatan bangga menerima
pertanyaan itu dan memperoleh kesempatan untuk
menerangkannya. "Lihiap tentu tahu bahwa bunga teratai
merupakan bunga yang dianggap keramat dalam Agama
Budda bahkan Kwan im Pouwsat digambarkan duduk di atas
teratai putih. Teratai adalah lambang kesucian, karena biarpun
bunga itu hidup di atas air berlumpur yang kotor, namun
bunganya tetap putih bersih ! Bunga itu kami pakai sebagai
nama perkumpulan kami untuk menggambarkan bahwa
biarpun keadaan dunia ini sudah kotor dengan banyaknya
orang - orang yang berhati busuk, apa lagi kaum pembesar
yang kotor dan menindas rakyat, namun kami bersih seperti
bunga teratai putih !"
"Memang demikian keadaan kita pada umumnya. Kita suka
sekali untuk menggambarkan diri sendiri sebagai yang terbaik,
yang terbersih, yang paling suci ! Kita tidak pernah
memandang diri sendiri seperti apa adanya diri kita ini, berikut
kemarahan kita, kedengkian kita, kebencian kita. ambisiambisi kita, keinginan keinginan kita yang tak kunjung habis,
pamrih-pamrih kita, rasa iri dan takut, akan tetapi kita hanya
membayangkan suatu gambaran yang muluk tentang diri kita.
Kita ingin menonjolkan kebaikan kita, kita ingin dikebut orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik! Sungguh merupakan suatu kebutaan yang menyedihkan.
Tindakan yang kita lakukan dengan pamrih agar kita disebut
baik, bukanlah tindakan baik lagi namanya, melainkan suatu
kepalsuan, suatu tindakan yang merupakan sarana untuk
mencapai "gelar" kebaikan. Apa lagi kebaikan yang ditonjoltonjolkan, perbuatan yang ditonjol-tonjolkan sebagai
perbuatan baik agar kita dicap sebagai manusia baik, jelas
merupakan tindakan yang kotor dan munafik, dan di balik
semua kepalsuan itu tersembunyi keinginan untuk
memperoleh kesenangan! Dalam hal ini yang dianggap
kesenangan adalah "menjadi orang baik" itulah ! Maka
berebutlah kita untuk "menjadi orang baik" karena hal itu
mendatangkan perasaan senang dan bangga !"
Kenyataan ini mungkin sekali akan menimbulkan
pertanyaan bagi sebagian orang, yaitu. Setelah melihat
kenyataan menyedihkan dalam kehidupan manusia di dunia ini
yang penuh dengan kebencian, permusuhan dan kesengsaraan, lalu apakah yang harus kita lakukan kalau kita
tidak boleh melakukan kebaikan dengan disadari bahwa yang
kita lakukan itu adulah kebaikan "
Kita sudah melihat jelas kepalsuan akan tindakan yang
disadari sebagai tindakan baik, karena di situ terkandung
unsur kesengajaan untuk berbuat baik dan menjadi orang
baik. Segala macam tindakan dalam bentuk apapun juga,
tindakan yang dinilai baik atau tidak baik, adalah tindakan
yang mengandung kepalsuan apabila tindakan itu keluar dari
pikiran yang menilai, memilih dan yang selalu menujukan
semua hal demi keuntungan diri sendiri, keuntungan lahir
maupun keuntungan batin. Pikiran merupakan dasar dari
semua perbuatan palsu, yang bersumber kepada kepentingan
diri pribadi. Tindakan seperti itu jelas akan menimbulkan
konflik, baik konflik dalam batin sendiri maupun konflik keluar,
antara manusia, kemudian antara kelompok, antara suku,
antara bangsa. Karena anggapan baik yang berdasarkan
penilaian sendiri itu sudah pasti bukan kebaikan lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melainkan "menguntungkan diri sendiri" dan kebaikan macam
itu sudah pasti akan bertemu dengan kebalikannya, yaitu
penilaian orang lain, Yang kita anggap baik itu belum tentu
dianggap baik oleh orang lain, mungkin saja dianggap jahat
dan buruk! Demikian pula, yang dianggap baik oleh orang lain
belum tentu kita terima sebagai suatu kebaikan. Ini sudah
jelas dan merupakan kenyataan yang dapat kita lihat sehari
hari dalam kehidupan kita!
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merobah keadaan
kehidupan yang kacau dan penuh pertentangan di dalam
dunia ini" APAPUN yang kita lakukan dengan pamrih, tidak
akan dapat merobah keadaan, bahkan malah menambah
kekacauan karena tindakan kita itupun berpamrih dan
mengakibatkan kekalutan dan pertentangan pula. Inilah yang
menyebabkan timbulnya pemberontakan- pemberontakan,
revolusi revolusi yang tak kunjung padam selama dunia
berkembang. Keadaan seperti apa adanya tidak mungkin
dapat berobah selama diri sendiri belum berobah ! Keadaan
seperti apa adanya tidak mungkin DI - robah, akan tetapi
keadaan itu akan mempunyai arti yang lain sama sekali
apabila diri sendiri sudah berubah! Jadi pertanyaan: Apa yang
harus kita lakukan itu hanya dapat dijawab dengan : Kita tidak
harus melakukan apa-apa! Kita tidak dapat merobah keadaan apa adanya, juga
perobahan dalam diri sendiri tidak dapat kita robah!
Perobahan batin tidak dapat DIROBAH melainkan akan
berobah sewajarnya apa bila kita sadar, mengerti dan
waspada!. Bukan kita, atau sesuatu di atas batin, yang
waspada terhadap batin, melainkan batin itu sendiri waspada
terhadap gerak-geriknya sendiri, terhadap tindakantindakannya sendiri lahir batin, terhadap kesibukannya sendiri
setiap saat, memandang, mengamati, waspada, penuh
perhatian, tanpa ingin apa-apa, tanpa ingin merobah, tanpa
ingin menjadi baik, tanpa menyalahkan atau membenarkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling adalah seorang dara yang jujur dan belum dapat
membedakan kepalsuan, maka mendengar keterangan ketua
Pek lian kai itu dia memandang kagum dan hatinya mulai
tertarik. Kiranya Pek-lian-kauw adalah perkumpulan orang
orang gagah, pikirnya. Hatinya mulai terasa tidak enak karena
dia memusuhi ketua Im-yang kauw yang agaknya menjadi
sahabat dari Pek-lian-kauw.
"Bagaimana dengan Im-yang-kauw?" tanyanya, hatinya
mulai terasa kecut dan dia berharap akan mendengar bahwa
Im-yang kauw tidaklah sebaik Pek-lian-kauw. Akan tetapi
harapannya itu kosong karena dia mendengar keterangan
yang jelas tentang Im-yang-kauw dari kakek itu.
"Im-yang-kauw adalah sekutu kami, karena Im-yang-kauw
juga memperjuangkan kepentingan rakyat dan menentang
pemerintah yang menindas rakyat jelata. Im-yang-kauw
adalah perkumpulan orang-orang gagah yang bersedia
mengorbankan nyawa demi membela kepentingan rakyat
jelata!" Ucapan dari kakek ini terdengar gagah dan agung
sekali, dan seorang dara seperti Ling Ling tentu saja tidak
dapat melihat lebih mendalam. Si aku dari kita masing masing
adalah pikiran yang amat licik dan pandai. Setelah melihat
bahwa si aku ini hanya dangkal, maka si aku lalu melekat
kepada yang dianggap lebih besar, seperti rakyat, bangsa,
negara, agama, dan sebagainya lagi. Dalih yang didengungkan
tidak lagi "demi aku" melainkan "demi rakyat", "demi agama",
"demi negara", dan selanjutnya. Jelas bahwa "demi apapun
juga" masih bersumber kepada aku, rakyatKu, bangsa Ku, dan
selanjutnya dan tak dapat disangkal pula bahwa sikap ini akan
menciptakan kebalikan atau lawannya sehingga akan lahirlah
permusuhan dan pertentangan, yaitu antara "agamaku" dan
"agamamu", antara bangsaku dan bangsamu, dan
selanjutnya. "Akan tetapi mengapa Im-yang kauw menimbulkan
kekacauan di Kuil Ban hok-tong di Cin-an sehingga kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyeret ayah ibuku sehingga kemudian ayah ibuku
bermusuhan dengan Im-yang-kauw dan terbunuh oleh
ketuanya ?" Ling Ling bertanya, penasaran.
Kakek itu menggeleng - geleng kepalanya! "Aku tidak
berhak bicara tentang hal itu. lihiap, karena sebaiknya engkau
mengetahuinya dari Im yang kauw sendiri. Akan tetapi yang
jelas, Im yang kauw tidak memusuhi orang orang gagah."
"Dan mendiang ayah bundaku " Apakah mereka bukan
orang gagah?" "Bukan begitu maksudku,
nama besar Gan-taihiap yang
yang juga seorang pendekar
kauw sama sekali tidak pernah
termasuk orang tuamu."
lihiap. Siapa tidak mengenal
menjadi ayahmu, dan ibumu
wanita" Maksudku, Im-yangmemusuhi orang-orang gagah,
"Akan tetapi ayah bundaku tewas di tangan ketua lm-yangkauw!"
"Kesalahfahaman bisa saja terjadi di manapun juga, akan
tetapi mengenai urusan orang tuamu dengan fihak Im-yangkauwcu, biarlah engkau bicarakan sendiri dengan dia kalau
besok engkau berjumpa dengannya. "
Malam itu Ling Ling tidak dapat tidur. Semua yang
dibicarakannya dengan Thai-kek Seng-jin teidengar kembali di
telinganya. Kalau Im-yang kauw tidak memusuhi ayah
bundanya, mengapa ketua Im-yang-kauw membunuh ayah
bundanya " Dan mengapa pula Im-yang-kauw diserbu oleh
pasukan pemerintah dan dihancurkan kalau memang Im-yangkauw bukan perkumpulan pemberontak yang jahat" Apa
artinya semua keterangan ketua Pek-lian kauw itu" Mulailah
dia ragu-ragu dan bingung, akan tetapi kemudian dia
mengambil keputusin bahwa apapun yang terjadi,
kenyataannya adalah bahwa ayah bundanya terbunuh. Kalau
ketua Im-yang-kauw mengakui hal ini. dia tidak akan
memperdulikan urusan lain kecuali membalas dendam atas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kematian ayah bundanya dan membunuh orang yang
menewaskan orang tuanya itu. Setelah mengambil keputusan
ini dalam hatinya, dia dapat tidur pulas.
Ketegangan meliputi hati Ling Ling ketika pada keesokan
harinya, pagi-pagi dia sudah berjalan bersama Thai-kek Sengjin menuju ke ruangan lian-bu-thia dari bangunan yang luas
itu. Wajah dan tubuh Ling Ling segar karena dia pagi-pagi
sekali sudah bangun dan mandi, dan wajahnya segar
kemerahan dan berseri. Biarpun hatinya merasa tegang,
namun dia sama.sekali tidak kelihatan tegang atau khawatir.
Bahkan dia mengambil sikap tidak perduli ketika melihat
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
betapa kini dia memasuki lorong yang terjaga oleh orang
orang Im-yang-kauw atau Im-yang-pai yang berbaris rapi
Ketika mereka tiba di lian bun-thia, sebuah ruangun tembok
yang luas dan biasa dipergunakan sebagai tempat berlatih
silat dari para anggauta Pek-lian kauw, di situ nampak duduk
para pimpinan Pek-lian kauw dan juga nampak para pengawal
dengan pakaian gagah dan lencana Im-yang-kauw dan Peklian-kauw menjaga sekitar ruangan. Dan di tengah ruangan itu
yang sudah dikosongkan, kelihatan berdiri seorang wanita
cantik ! Jantung Ling Ling berdebar penuh ketegangan.
Sedikitpun dia tidak merasa gentar, akun tetapi
membayangkan bahwa dia akan berhadapan dengan
pembunuh ayah bundanya, sungguh membuat jantungnya
berdebar tegang. Dan dia dahulu mendengar bahwa
pembunuh ayah bundanya adalah seorang wanita cantik yang
amat lihai, yaitu wanita yang bernama Kim-sim Niocu, ketua
dari Im yang kauw! Maka, melihat seorang wanita cantik yang
berdiri tegak di tengah ruangan itu seperti ditarik besi
sembrani, kedua knki Ling Ling melangkah cepat menghampiri
wanita itu. Dua orang wanita itu berdiri saling berhadapan, saling
memandang, sama cantiknya akan tetapi kecantikan mereka
itu sungguh berbeda, bahkan berlawanan. Ling Ling adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang dara remaja yang cantik manis, kejelitaan yang wajar
seperti setangkai bunga yang segar dan baru mulai merekah.
Sebaliknya, wanita itu amat cantik, kecantikan yang megah
dan meriah membayangkan kematangan seorang wanita
penuh pengalaman. Ling Ling tak berkejap memandang penuh perhatian. Sukar
menaksir usia wanita itu, karena melihat bentuk tubuhnya
yang masih ramping padat, wajahnya yang ayu, dia seperti
serang wanita yang tidak akan lebih dari tigapuluh tahun
usianya. Pakaiannya dari sutera serba putih bersih dan
mengkilap, sehingga sabuknya yang berwarna hitam
melingkari pinggangnya itu nampak jelas sekali. Melihat
kecantikan wanita ini, dan juga pakaiannya yang serba putih,
Ling Ling teiingat akan penuturan yang pernah didengarnya
dahulu dan dia menduga-duga bahwa tentu inilah wanita yang
menjadi ketua Im-yang-kauw itu. Apa lagi melihat betapa
semua anggauta Im - yang - kauw di tempat itu kelihatan
diam tak berani berani bergerak, kelihatan sangat
menghormati wanita ini. "Ahhhh, tak salah lagi, mata dan mulutmu mengingatkan
aku kepada ayahmu, Gan Beng Han taihiap, anak manis!" Tiba
- tiba wanita cantik itu berkata, suaranya halus merdu dan
ketika dia bicara sambil tersenyum, bibirnya terbuka
memperlihatkan deretan gigi yang putih dan rapi.
"Dan engkau siapa?" tanya Ling Ling, suara dingin dan
kaku karena dia makin jakin bahwa inilah musuh besarnya.
"Apakah engkau ketua Im - yang - kauw ?"
Wanita cantik itu mengangguk! "Namaku Bu Siauw Kim,
dan memang akulah ketua Im yang - kauw. Engkau Gan Ai
Ling?" Ling Ling mengerutkan alisnya dan mengangguk, dalam
hati dia menduga bahwa tentu wanita ini sudah bersiap sedia
karena sudah tahu akan kedatangannya, maka dia harus
waspada jangan sampai terjebak oleh tipu muslihat musuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ai Ling, ada keperluan apakah engkau mencariku, anak
manis ?" Makin panas rasa hati Ling Ling melihat sikap manis ini dan
mendengar ucapan yang ramah itu, karena dia menganggap
sikap itu palsu! "Iblis betina, tidak perlu kau bersikap manis kepadaku !
Engkau tahu bahwa aku adalah puteri Gan Beng Han dan Kui
Eng dan aku tahu bahwa ayah ibuku itu telah tewas di
tanganmu! Maka perlukah engkau bertanya lagi mengapa aku
mencarimu" Aku datang untuk membunuhmu ! Bersiaplah
engkau !" Setelah berkata demikian, Ling Ling sudah
memasang kuda-kuda dengan gagahnya.
Akan tetapi wanita cantik itu. Bu Siauw Kim atau Kim-sim
Niocu atau Im-yang-kauwcu menarik napas panjang dan
kelihatannya berduka. "Orang tuamu dan Im-yang-kauw
menjadi korban fitnah....... ! Kematian ayah bundamu adalah
akibat cemburu....... ! Ah, betapapun juga, tidak kusangkal
bahwa memang mereka tewas di tanganku, dalam suatu
perkelahian yang adil dan jujur, satu lawan satu."
"Aku tahu dan tak perlu kautekankan hal itu! Maka akupun
datang sendiri untuk menantangmu mengadakan perhitungan
dan bertanding satu lawan satu, sampai seorang di antara kita
menggeletak tak bernyawa! Dan kalau engkau tidak berani
dan hendak melakukan pengeroyokan, akupun tidak akan
mundur dan tidak takut ! "
Im-yang-kauwcu itu tidak marah melihat sikap penuh
tantangan dari dara itu, bahkan dia memandang kagum, lalu
berkata, "Bukan main! Masih begini muda sudah memiliki
ketabahan besar, sungguh hebat dan tidak mengecewakan
menjadi puteri Gan taihiap.......!"
"Im-yang-kauwcu, engkau takkan dapat melarikan diri di
balik kata-kata manis! Hutang nyawa harus membayar
nyawa!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak yang baik, sampai sekarang aku masih merasa
menyesal oleh terjadinya peristiwa itu, dan aku tidak akan lari.
Aku bersedia membayarnya dengan nyawa, tentu saja kalau
engkau dapat mengalahkan aku. Akan tetapi sedangkan ayah
bundamu sendiri tidak mampu mengalahkan aku, bagaimana
engkau akan melawanku" Lebih baik engkau melihat
kenyataan dan marilah kita hidup bersama, engkau kujadikan
anakku, Ai Ling. engkau akan kusayang, sebagai pengganti
ayahmu ........" "Tutup mulut, iblis betina! Bersiaplah engkau!" Ling Ling
membentak marah dan dia sudah menyerang dengan
hebatnya. Sikap wanita itu demikian baik, demikian ramah dan
kata-katanya mengandung kasih sayang, maka Ling Ling mulai
tergerak hatinya, dan hal ini membuat dia makin marah, kini
sebagian marah kepada diri sendiri mengapa ada rasa suka di
hatinya terhadap wanita yang menjadi musuh besarnya ini.
Maka dia tidak mau mendengar lebih lanjut dan mulai
menyerang. Melihat serangan yang amat ganas dan hebat ini, barulah
Kim-sim Niocu atau Im-yang-kauwcu terkejut bukan main. Dia
sudah mendengar dari Thai-kek Seng-jin bahwa gadis puteri
bekas kekasihnya ini memiliki kepandaian hebat, bahkan telah
mengalahkan seorang tokoh seperti Tai-lek Hoat-ong dan
berani melawan Ba Mou Lama, akan tetapi dia masih belum
percaya kalau tidak menandinginya sendiri. Maka diaturlah
pertemuan itu, pertemuan yang memang telah direncanakan
terlebih dahulu oleh ketua Pek-lian-kauw yang cerdik itu.
Maka, ketika ketua Im-yang-kauw itu mulai bergerak
mengelak dan balas menyerang, tidak ada seorangpun di
antara para anggauta Im-yang-kauw atau Pek-lian kauw yang
bergerak mengeroyok, dan hal ini saja sudah menambah
kagum hati Ling Ling yang tadinya mengira bahwa dia tentu
akan dikeroyok. Kiranya wanita yang menjadi musuh besarnya
ini selain cantik sekali dan bersikap baik dan ramah, juga
bensr benar gagah perkasa dan tidak mau menggunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengeroyokan terhadap membunuhnya. musuh yang datang hendak Karena dalam gebrakan-gebrakan pertama. Ling Ling sudah
melihat kenyataan yang mengejutkan hatinya bahwa wanita
ini benar-benar luar biasa lihainya, bahkan lebih lihai dari pada
Tai-lek Hoat-ong karena gerakan wanita ini halus dan di dalam
kelembutannya menyembunyikan kedahsyatan yang berbahaya, maka dia tidak berani memandang rendah dan
begitu bertanding dia sudah mengeluarkan ilmu silat aselinya,
yaitu Kwi-hoa Sin-liong dan sambil mengerahkan tenaga
sinkang yang dia kuasai di bawah bimbingan Bu Eng Lojin.
Maka setiap gerakan dara ini mengandung hal pukulan yang
hebat, bukan hanya terasa oleh lawannya bahkan
mengeluarkan suara bersuitan nyaring !
"Bukan main....... !", berulang - ulang ketua Im-yang-kauw
itu memuji, dan dia terpaksa harus mengerahkan seluruh
tenaga dan kepandaiannya untuk menghadapi serangan
serangan maut itu. Akan tetapi, betapapun lihainya Im yang kauwcu,
betapapun halus dan ringan gerakannya dan kuat sinkangnya,
menghadapi desakan murid Bu Eng Lojin ini, setelah lewat
tigapuluh jurus dia merasa tidak kuat juga ! Gerakan dara itu
sedemikian cepat dan dahsyatnya sehingga pada jurus - jurus
terakhir Im-yang-kauwcu tidak lagi dapat membalas serangan,
melainkan hanya dapat menangkis dan mengelak sambil
mundur saja ! "Iblis betina, engkau harus menghadap ayah dan ibu di
alam baka! Haiiitttt!" Dara itu mengeluarkan suara melengking
nyaring dan dia sudah menerjang cepat dengan jurus amat
ampuh, yaitu tubuhnya berputar seperti gasing dan tiba-tiba
dari putaran tubuhnya itu mencuat serangan kaki atau jari
tangannya untuk menotok jalan darah di tubuh lawan secara
tiba-tiba dan tidak terduga-duga. Inilah jurus maut yang amat
hebat, bahkan Lui Sian Lojin sendiri belum pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempelajarinya karena merupakan satu di antara jurus- jurus
rahasia yang diajarkan oleh Bu Eng Lojin kepada muridnya
tercinta ini. Jurus ini disebut Naga Mengamuk Dari Balik Awan,
Putaran tubuh seperti gasing itu membentuk bayangan, seolah-olah menjadi awannya dan dari dalam "awan" itu secara
tak disangka-sangka keluar serangan - serangan kaki dan
tangan, seperti naga sakti mengamuk dari balik awan yang
menyembunyikan dirinya Maka tentu saja semua serangan itu
datangnya berbahaya karena tidak dapat disangka terlebih
dulu. "Aihhh.....!" Im yang kauwcu menjerit lirih ketika melihat
serangan ini, karena sama sekali dia tidak tahu dari mana
lawannya akan menyerangnya dan tahu-tahu dara itu sudah
menyerang secara bertubi-tubi dengan tendangan dan
totokan, dan kemanapun dia mengelak, lawan atau bayangan
yang berputaran itu terus mengejarnya. Betapapun lincah
gerakannya akhirnya pangkal paha Kim-sim Niocu terkena
tendangan kaki Ling Ling.
"Auhhh...! " Wanita itu menggulingkan tubuhnya dan
meloncat lagi dengan muka berobah merah. Biarpun
tendangan itu merobek celananya dan memperlihatkan kulit
pahanya yang putih mulus, namun dia tidak sampai terluka
parah karena tadi masih keburu menjatuhkan diri sehingga
tendangan itu hanya menyerempet saja. Betapapun juga tentu
saja hal ini membuktikan bahwa lawannya benar-benar amat
lihai, maka diapun lalu melolos sabuk hitamnya. Sabuk ini
teibuat dari pada sutera hitam, akan tetapi dijadikan pengikat
pinggang ramping itu hanya untuk menyimpan saja, karena
sabuk ini sebenarnya adalah senjatanya yang ampuh sekali !
"Ai Ling, engkau memang hebat dan aku tidak akan
penasaran kalau sampai roboh olehmu! Akan tetapi aku belum
menyerah Nah, kaukeluarkanlah senjatamu untuk melawan
sabukku ini!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling berdiri tegak, bertolak pinggang, tersenyum
mengejek, hatinya senang dan besar karena dia merasa
bahwa dia akan dapat mengatasi musuh besarnya ini, dan
memang dia tidak biasa menggunakan senjata. "Iblis betina
pembunuh ayah ibuku, kaulihatlah baik-baik. Aku tidak pernah
menggunakan senjata dan aku tidak mempunyai senjata lain
kecuali, kaki tanganku. Nah, majulah !"
Diam-diam Im-yang-kauwcu terkejut bukan main. Di dalam
dunia persilatan, sudah bia?a orang mengandalkan bantuan
senjata-senjata, dan karena merasa bahwa dirinya kurang
kuat maka orang membawa senjata dan mempelajari
bermacam senjata untuk melindungi diri, untuk menyerang
dan bertahan. Bahkan seorang yang tingkatnya sudah tinggi
dalam ilmu silat sekalipun. masih mengandalkan bantuan
senjata, sungguhpun senjata itu tidak lagi menyolok, seperti
tongkat, sabuk dan sebagainya. Makin tinggi tingkat seorang
ahli silat, makin ringan dan sederhanalah senjata yang
dibawanya. Akan tetapi dara remaja ini tidak membawa
senjata dan hanya mengandalkan kaki tangan! Hal ini
menunjukkan bahwa dara ini sudah mewarisi ilmu yang amat
tinggi sehingga dia tidak lagi membutuhkan bantuan senjata.
Diam-diam dia kagum sekali, dan ikut merasa bangga bahwa
puteri bekas kekasihnya, anak yang dia saksikan kelahirannya,
kini telah menjadi seorang dara yang demikian saktinya! Dia
teringat ketika untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Gan
Beng Han melihat pendekar itu berlatih silat di dalam taman
rumahnya. Teringat dia betapa dia melihat isteri pendekar itu
sedang melahirkan, melahirkan anak yang kini menjadi dara
ini ! Teringat betapa dia membujuk dan memaksa Gan Beng
Han uniuk melayaninya bermain cinta, dan teringat semua itu,
timbul kembali rasa rindu dan cintanya kepada Beng Han dan
kini dia memandang anak kekasihnya itu dengan sepasang
mata agak basah oleh air mata karena timbul penyesalan
besar bahwa kekasihnya itu.mati di tangannya !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gan Ai Ling, kuulangi lagi, ayahmu mati bukan karena aku
sengaja membunuhnya, dan aku menyesal bukan main. Aku
siap untuk menebus dengan nyawaku, kalau engkau mampu
mengalahkan aku. Kalau tidak, dan engkau sampai roboh dan
mati pula di tanganku, maka hidupku selanjutnya hanya akan
penuh dengan penyesalan belaka. Akan tetapi bagaimanapun
juga, kita adalah orang-orang gagah yang hidup di ujung
pedang, maka kita harus berani menghadapi kenyataan. Nah,
anak manis, mari kita lanjutkan perhitungan ini!"
Kembali perasaan hati Ling Ling tersentuh oleh sikap dan
kata-kata wanita itu. Kalau saja wanita ini bukan pembunuh
ayah bundanya kalau hanya perselisihan biasa saja, mau
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
rasanya dia membuang dendam itu dan bersahabat dengan
wanita ini. Akan tetapi yang dihadapinya adalah seorang
pembunuh ayah bundanya maka bagaimanapun juga dia
harus membunuh wanita ini! Tanpa mengeluarkan kata kata
lagi, Ling Ling lalu menerjang dengan ganas disambut oleh
Im-yang kauwcu dengan gerakan tangan dan nampaklah
gulungan sinar hitam sabuknya itu berkelebatan dengan
mengeluarkan suara bersuitan. Terjadilah perkelahian yang
dahsyat, lebih hebat dari pada tadi dan kini gerakan kedua
orang wanita itu sedemikian cepatnya sehingga yang nampak
hanyalah bayangan berkelebat-kelebat di antara gulungan
sinar hitam sabuk di tangan ketua Im-yang-kauw itu.
Mereka yang menyaksikan pertandingan itu merasa kagum
bukan main. Kepandaian ketua Im yang kauwcu ini masih
lebih tinggi dari pada tingkat kepandaian ayah wanita itu,
yaitu Kok Beng Thiancu, kakek ketua Im yang pai! Juga Thai
kek Seng-jin sendiri, ketua Pek-han-kauw, tidak berani
memandang rendah wanita ini dan tokoh Pek-lian-kauw ini
sendiri meragukan apakah dia akan mampu menandingi Imyang-kauwcu. Kini, ketua Im-yang-kauw itu bertemu tanding
dan biarpun ketua itu telah menggunakan senjata sabuknya
yang amat terkenal itu, ternyata dara remaja itu dapat
mengimbanginya! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thai-kek Seng - jin memandang dengan wajah berseri.
Dara remaja itu merupakan tenaga yang amat hebat!
Bagaimanapun juga, dia harus dapat menarik dara itu menjadi
sekutunya! Akan tetapi, mengingat bahwa dara itu adalah
puteri mendiang pendekar Gan Beng Han, tentu dara itu tidak
mau sudah sebelum dapat membalas dendam atas kematian
ayah bundanya, sebelum ketua Im-yang-kauw tewas di
tangannya! Kalau perintang ini sudah disingkirkan, kiranya
tidak akan sukar membujuknya untuk menentang pemerintah,
karena bukankah mendiang Gan Beng Han dan dua orang
saudara seperguruannya, yaitu mendiang Tan Bun Hong dan
mendiang Kui Eng yang menjadi isterinya, dahulu juga
terkenal sebagal Tiga Naga Sakti yang pernah menentang
pembesar di kota raja "
Ketika Thai kek Seng-jin memandang lagi dan mengikuti
jalannya pertandingan, dia makin terkejut karena ternyata
bahwa kini gerakan sabuk hitam itu mengendur, gulungan
sinar hitam mulai mengecil dan ketua Im-yang-kauw itu
kembali mulai terdesak hebat oleh pukulan-pukulan dara yang
amat lihai itu.! "Bukan main, engkau hebat sekali !" terdengar ketua Im yang - kauw itu berseru dan dorongan Ling Ling membuat dia
terguling, akan tetapi cepat sabuknya mencuat ke depan,
menotok ke arah dada Ling Ling yang sedang menubruknya.
Melihat sinar hitam meluncur ke arah dadanya. Ling Ling
memekik keras dan menyampok dengan tangan kirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XXIV "BRETTT!" Ujung sabuk hitam itu pecah dan robekrobek! Dan dara itu sudah
melangkah maju, siap mengirim
pukulan maut kepada Im-yangkauwcu yang mulai bangkit.
Keadaan amat berbahaya bagi
ketua Im yang-kauw itu! Akan
tetapi tiba tiba Thai-kek Sengjin menggerakkan tangannya
tanpa ada yang melihatnya.
"Dukkk.......!" Im - yangkauwcu masih dapat menangkis
pukulan maut yang dilancarkan
oleh Ling Ling, yaitu pukulan
yang bernama Sin - liong - tong
Penelitian Rahasia 3 Golok Halilintar Karya Khu Lung Satria Gunung Kidul 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama