Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Bagian 19
patriot yang membela rakyat yang tertindas!
Memang mudah bagi kita untuk mencela Ling Ling sebagai
seorang dara yang hijau dan tidak berpengalaman dan bodoh,
mau saja ditipu oieh bujuk rayu ketua Pek-lian-kauw sehingga
dia mati-matian membela perkumpulan itu! Sebaiknya kalau
kita menilai diri kita sendiri. Bukankah kita semua ini juga
tidak banyak bedanya dengan keadaan Ling Ling"! Sampai
sekarangpun, peristiwa yang menimpa diri Ling Ling itu masih
terus berulang dan tanpa kita sadari, kita mendiri juga
menjadi koiban Semua kelompok, semua perkumpulan, semua
partai di dunia ini dalam perjuangannya tentu selalu
mengangkat diri sebagai pembela rakyat.! Semua pemimpin
golongan selalu mendengung-dengungkan perjuangan demi
membela rakyat jelata, dengan kata kata penuh semangat dan
amat menarik sehingga kita semua percaya secara membuta
dan membantu serta membela usaha golongan itu, membela
usaha partai itu,! berjuang menurut apa yang mereka gariskan
secara mati-matian dan fanatik. Padahal, hampir selalu dan
hal ini dapat dibuktikan dari sejarah, para pemimpin
kelompok, golongan atau partai itu pada hakekatnya hanya
mengejar sukses bagi diri mereka sendiri saja yang pada saat
pengejarannya selalu menggunakan nama demi rakyat, demi
negara dan sehagainya lagi. Buktinya" Sudah terlalu banyak,
sudah terlalu sering, namun baru disadari setelah terlambat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapa banyaknya golongan atau partai yang gagal dalam
perjuangannya, menjadi pecundang, menjadi buronan, yang
pertama-tama menjadi korban adalah para pengikut yang
tadinya tidak tahu apa-apa itulah. Dan para pemimpinnya"
Para pimpinan dari partai yang kalah dan gagal itu" Sudah
berbondong-bondong berlumba untuk menyelamatkan diri,
melarikan diri sambil membawa harta benda yang berhasil
mereka kumpulkan! Kita semua sudah melihat sendiri
kenyataan ini dan telah terjadi pula di seluruh pelosok dunia.
Dan bagaimana seandainya gotongan atau partai yang kita
bela karena kita terkena bujukan itu memperoleh kemenangan
dan jaya" Tak perlu kita berpura-pura, dapat kita lihat pula
betapa yang jaya hanyalah beberapa gelintir orang yang
tadinya menjadi pimpinan itulah. Sedangkan para pengikut
yang tadinya membela perjuangan itu secara mati - matian"
Dilupakan sudah! Para pengikut yang tidak tahu apa-apa itu
hanya diperlukan di waktu terjadi perebutan, di waktu terjadi
pertentangan, di waktu terjadi perang dan permusuhan. Kalau
kalah" Para pengikut ini mati konyol lebih dulu. Kalau
menang" Para pengikut ini hanya menjadi penonton dari
mereka yang mabok kemenangan dan hanya menggigit jari,
atau kalau kebagianpun hanya sisanya Bagaimana dengan
para pemimpin yang pandai membujuk" Kalau kalah mereka
berlomba melarikan diri. Kalau menang mereka berlomba pula
memperkaya diri! Yang dipaparkan di sini bukan sekedar pendapat penuh
sentimen belaka, melainkan kenyataan yang tak dapat
ditutup-tutupi lagi. Demikian pula Ling Ling. Dara ini, seperti
juga kita, telah terpikat oleh segala slogan dan bujuk rayu
sehingga dia percaya bahwa apa yang diperbuatnya itu adalah
tindakan yang benar dan gagah perkasa, bahwa dia
membantu dan membela perkumpulan yang patriotik! Inilah
sebabnya mengapa ketika golongannya bertemu dengan
pasukan pemerintah dan pasukan itu hendak menangkap
orang-orang Pek-lian-kauw yang dianggap pemberontak, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah mengamuk dan merobohkan banyak perajurit,
mengobrak-abrik pasukan itu dengan mengandalkan kedua
tangan dan kakinya yang ampuh!
Akan tetapi, karena Ling Ling tidak mau memperkenalkan
namanya, dan hal ini juga menurut nasihat Thai kek Seng jin,
maka dia terkenal sebagai Im-yang-kauwcu ! "Menentang
pemerintah lalim sebaiknya menyembunyikan nama sendiri
karena hal itu akan membahayakan diri kita. Tentu saja
pemerintah mempunyai mata-mata di manapun, sehingga
kalau nama kita sudah dikenal, tentu kehidupan kita menjadi
tidak pernah aman, biarpun berada di mana juga." Demikian
Thai kek Seng-jin menasihatkan. Tentu saja tujuan nasihatnya
itu berbeda sama sekali dari pada yang diduga oleh Ling Ling.
Kakek cerdik ini bermaksud agar dunia kang ouw tangan ada
yang tahu bahwa puteri mend ang Gin Beng Han itu kini
membantu Pek lian-kaiw, karena hal ini temtn akan
mengundang banyak tokoh kang ouw untuk datang dan
menyadarkan Ling Ling ! Dan agaknya Ling Ling, biarpun tidak
mau secara resmi menjadi Im yang-kauweu, tidak merasa
rendah disangka orang sebagai ketua Im-yang-kauw yang
baru, pengganti dari Kim sim Niocu.
Pagi hari itu, setelah melakukan perjalanan beberapa hari
lamanya, para tokoh Pek lian-kauw dan Im-yang-kauw ini,
ditemani oleh tokoh Uighur itu, memimpin serombongan orang
Pek lian kauw dan Im-yang kauw untuk menyerbu sarang
Beng-kauw ! Seperti telah diceritakan di bagian depan. Gin San pernah
membuat geger di Pek-lian-kauw ketikaka dia mencari Imyang kauwcu. Biarpun Gin San sudah bertanding beberapa
gebrakan melawan Ling Ling, namun kedua orang muda ini
tidak saling mengenal karena keadaan yang gelap remangremang. Akan tetapi setelah melihat ilmu kepandaian tinggi
dari pemuda itu, apa lagi ketika Gin San mampu menandingi
ilmu sihir dari Thai-kek Seng-jin, para tokoh Pek lian-kauw dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Im-yang-kauw itu dapat menduga bahwa pemuda itu tentu
seorang tokoh Beng-kauw. Hal ini kemudian dipastikan oleh
penjelasan Liang Kok Sin bahwa memang pemuda lihai itu
adalah sute dari tiga orang ketua Beng kauw.
Kenyataan bahwa ada tokoh Beng-kauw berani mengacau
itu mendatangkan rasa penasaran dan marah sekali dalam hati
Thai-kek Seng-jin dan Kok Beng Thiancu. Mereka lalu
membujuk Ling Ling untuk membantu. Tentu saja Ling Ling
suka sekali membantu, pertama tama karena dia memang
ingin sekali membasmi Beng-kauw yang menjadi biang keladi
utama yang menyebabkan kematian ayah bundanya, dan ke
dua karena dia memang ingin membantu semua perjuangan
Pek lian-kauw dan Im-yang-kauw yang patriotik, dan ketiga
kalinya karena dia ingin sekali mengadu kepandaian dengan
pemuda tokoh Beng kauw yang lihai itu.
Di antara para anak buah Im yang kauw, terdapat pula
Liang Kok Sin dan Liang Hwi Nio, karena kakak beradik yang
pernah menyerbu Beng-kauw ini bertugas sebagai penunjuk
jalan. Demikianlah, pada pagi hari itu mereka telah mendekati
sarang Beng-kauw yang masih sunyi. Guha - guha di
sepanjang pantai Po-hai yang menjadi sarang Beng-kauw itu
masih gelap dan sunyi, belum dimasuki sinar matahari dan
agaknya orang-orang Beng-kauw masih tidur nyenyak !
Akan tetapi, kelirulah kalau menduga bahwa orang-orang
Beng-kauw itu lengah. Sebaliknya malah. Kedatangan
rombongan orang Pek-lian-kauw dan Im yang kauw itu jauhjauh telah diketahui mereka! Mereka itu sejak subuh tadi
sudah siap sedia dan begitu rombongan musuh itu semua
telah berkumpul di depan guha guha. tiba-tiba terdengar
suitan-suitan saling sahut di sekeliling tempat itu dan
muncullah para anggauta Beng-kauw dari belakang batu-batu
dan para anggauta Beng-kauw yang berjumlah kurang lebih
seratus orang inipun sudah mengurung tempat itu.!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang-orang Pek-lian-kauw dan Im-yang-kauw terkejut dan
bersiap siap untuk menyerbu, akan tetapi mereka melihat
betapa Kok Beng Thiancu dan Thai kek Seng-jin memberi
isyarat agar mereka semua tenang saja, sedangkan dara
perkasa yang mereka andalkan itu berdiri tegak saja
memandang dengan senyum merendahkan. Maka besarlah
hati mereka dan para anggauta dua perkumpulan itu pun
hanya berdiri tegak dan siap untuk bergerak apabila aba-aba
sudah dikeluarkan. Kok Beng Thiancu yang dianggap sebagai pimpinan
penyerbuan ini karena dialah ketua dari Im-yang pai, segera
membuka mulut berkata, suaranya dalam dan mengandung
getaran amat kuat karena kakek yang gagah ini sudah
mengerahkan khikangnya untuk membuat suaranya bergema
sampai jauh, "Kami pimpinan Im-yang-pai mengundang
pimpinan Beng-kauw agar keluar dan bicara dengan kami
sebagai laki-laki, bukan hanya bersembunyi dan mengandalkan anak buah untuk menakut nakuti kami !"
Karena suara itu bergetar hebat, maka para anggauta
Beng-kauw menjadi terkejut juga, dan suasana menjadi sunyi
setelah gema suara itu lenyap. Tiba-tiba terdengar suara
ketawa bergelak dari sebuah guba yang besar tak jauh dari
situ, suara ketawa inipun bergema dengan nyaringnya, apa
lagi karena keluar dari sebuah guha maka gaungnya lebih kuat
dari pada suara Kok Beng Thiancu yang membuyar di tempat
terbuka. "Ha-ha-ha, sudah lengkaplah persekutuan busuk itu! Kok
Beng Thiancu dari lm-yang-pai Thai-kek Seng-jin dari Pek-liankauw, dan Gu Lam Sing dari Uighur! Agaknya menghimpun
kekuatan untuk menentang kami, ha ha-ha!"
Suara itu belum lenyap gaungnya ketika tiba tiba dari
dalam guha itu keluar gulungan asap hitam dan dari dalam
asap ini muncullah tiga orang kakek ketua Beng-kauw yang
melangkah menghampiri pimpinan Pek-lian-kauw dan ImTiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang-pai itu sambil tersenyum lebar dan pandang mata
mengejek. Mereka itu adalah Kwan Cin Cu, Hok Kim Cu dan
Thian Bhok Cu. Melibat munculnya tiga orang ketua mereka
para anak buah Beng-kauw menjadi tabah dan besar hati,
maka merekapun tersenyum-senyum mengejek dan membusungkan dada. Setelah mereka berhadapan muka. Kok Beng Thiancu
menjadi merah mukanya karena dia teringat betapa Bengkauw telah banyak melakukan hal-hal yang merugikan
perkumpulannya. Akan tetapi, sesuai dengan sikap seorang
pemimpin besar perkumpulan Im-yang-pai yang terkenal, dia
menjura kepada mereka dan berkata, "Agaknya kami
berhadapan dengan tiga orang ketua Beng-kauw yang
bernama Kwan Cin Cu, Hok Kim Cu, dan Thian Bok Cu.
Benarkah?" Kwan Cin Cu yang biasanya pendiam itu kini maju
menjawab. Menghadapi tamu penting seperti ini, maka dialah
yang meniawab sendiri selaku ketua nomor satu dari Bengkauw wilayah utara dan timur ini.
"Dugaanmu benar, Kok Beng Thiancu. Biarpun baru
sekarang kita saling bertemu muka, namun kita sudah saling
mengenal nama lama sekali. Ketua lm-yang pai datang
bersama sekutunya dan anak buahnya, apakah demikian
pengecut untuk tidak datang sendiri melainkan mengandalkan
banyak orang?" Sepasang mata Kok Beng Thiancu seperti mengeluarkan
sinar kilat. "Sudah lama kami mendengar nama besar tiga
ketua dari Beng-kauw dan merasa beruntung hari ini dapat
berhadapan muka. Kami adalah laki-laki sejati, bukan seperti
orang-orang yang suka berlaku curang dan pengecut,
menggunakan nama perkumpulan lain untuk mengacau di Cinan seperti yang telah dilakukan oleh Beng-kauw beberapa
tahun yang lalu. Kemudian tokoh terbesar dari Beng-kauw
telah begitu tak bermalu pula untuk melayani murid-murid
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kami yang muda. Telah terlalu banyak perhitungan bertumpuk
antara Beng-kauw dan Im-yang-pai. maka hari ini sengaja
kami datang untuk menyelesaikannya !"
Jilid XXVII TIGA orang ketua Beng-kauw
itu masih tenang-tenang saja dan
tersenyum mengejek. Melihat yang muncul hanya ketua Im-yang
pai, ketua Pek-lian-kauw wilayah
timur, dan tokoh pertengahan
Uighur, bersama seorang dara
yang masih amat muda, mereka
sama sekali tidak merasa jerih
karena mereka sudah mendengar
sampai di mana kelihaian tiga
orang tokoh itu dan merasa bahwa
mereka masih mampu menandingi
lawan. Juga jumlah anak buah
fihak musuh kurang lebih seratus orang itu bukan merupakan
lawan berat. Tadinya mereka masih khawatir kalau Im-yangkauwcu ikut bersama fihak lawan, karena mereka tahu bahwa
kauwcu yang cantik itu memiliki kepandaian yang lebih tinggi
dari ayahnya, ketua Im-yang-pai. Akan tetapi ternyata wanita
cantik itu tidak ikut datang sehingga hati mereka merasa lega.
"Kok Beng Thiancu, kami adalah fihak tuan-rumah, akan
tetapi kami sudah biasa menghargai tamu. Nah, sekarang
boleh kau pilih sendiri, apakah kalian akan majukan jagoan
untuk melawan kami seorang lawan seorang, ataukah akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
main keroyokan" Silakan pilih sesukamu!" Tantangan yang
keluar dari mulut Kwan Cin Cu ini tentu saja merupakan
ejekan yang amat memandang rendah kepada fihak lawan.
Kok Beng Thiancu memang sudah bersepakat dengan
sekutunya bahwa untuk menghadapi tiga orang ketua Bengkauw, yang akan maju adalah dia sendiri, Thai-kek Seng-jin,
dan Ling Ling. Maka mendengar tantangan itu dia menjawab,
"Kami tahu bahwa semua kejahatan yang dilakukan oleh
Beng-kauw terhadap kami adalah diatur oleh kalian bertiga.
Oleh karena itu, kedatangan kami untuk membuat
perhitungan dengan kalian bertiga pula, kalau mungkin, tanpa
mencampurkan anak buah kita ke dalam pertandingan. Tiga
ketua Beng-kauw, kami bertiga menantang kalian untuk
mengadu kepandaian secara adil dan gagah!" Ketika ketua
Im-yang-pai berkata demikian, Thai-kek Seng-jin dan Ling
Ling telah maju dan berdiri di sampingnya.
Tiga orang ketua Beng-kauw itu terkejut melihat majunya
Ling Ling. Sama sekali tidak disangkanya bahwa gadis itu yang
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akan maju, mereka menyangka bahwa tentu jago Uighur itu
yang akan menjadi orang ke tiga. Akan tetapi mereka tidak
merasa khawatir dan ketiganya tertawa bergelak. Mereka tahu
bahwa di antara para lawan ini, hanya Thai-kek Seng-jin yang
memiliki kepandaian tinggi dan yang merupakan lawan berat.
Maka mereka bertiga lalu saling memberi isyarat, tangan
mereka bergerak dan nampaklah sinar berkilauan ketika Kwan
Cin Cu sudah mencabut golok peraknya, Hok Kim Cu
mengeluarkan pedang emasnya, dan Thian Bbok Cu
menggerakkan tongkat kayunya.
"Ha-ha, kami bertiga sudah siap. Kalian majulah kalau
sudah bosan hidup!" kata Kwan Cin Cu yang menghadapi
Thai-kek Seng-jin, sedangkan Hok Kim Cu menghadapi Kok
Beng Thiancu sedangkan Thian Bhok .Cu menghadapi Ling
Ling. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahan dulu!" tiba-tiba Ling Ling membentak nyaring,
suaranya mengandung getaran yang amat kuat. "Harap ji-wi
mundur dulu dan biarkan aku bicara dengan manusia iblis ini!
" katanya kepada Kok Beng Tbiancu dan Thai-kek Seng-jin.
Dua orang kakek ini mengangguk dan melangkah mundur,
karena memang mereka ingin mempergunakan dara yang
amat lihai ini untuk menghadapi para musuh mereka.
Tiga orang ketua Beng kauw kini memandang kepada Ling
Ling dengan alis berkerut. Kwan Cin Cu yang selalu berhati hati tidak memandang rendah, hanya menduga-duga siapa
gadis ini, karena kalau gadis ini seorang tokoh Im yang-kauw
atau Pek lian kauw, mengapa namanya belum pernah terkenal
di dunia kang-ouw, sebaliknya kalau bukan tokoh besar, tidak
mungkin diajukan sebagai jagoan. Hok Kim Cu memandang
dengan wajah berseri, menaksir naksir dan membayangkan
betapa akan bahagianya kalau dia bisa memperoleh keturunan
dari seorang gadis yang begini cantik jelita dan gagah
perkasa. Sedangkan Thian Bhok Cu yang selamanya tidak
suka kepada wanita itu memandang Ling Ling dengan penuh
kebencian." "Eh. kalian tiga orang kauwcu dari Beng-kauw. Kalau kalian
bukan pengecut-pengecut tak tahu malu, tentu kalian akan
mengakui semua perbuatan kalian dan berani bertanggung
jawab. Aku bertanya, apakah sepuluh tahun yang lalu orangorang kalian mengacau di Cin-an dengan menyamar sebagai
orang-orang Im-yang-pai. Kwan Cin Cu merasa tidak perlu lagi menutupi kenyataan
itu karena memang dia tahu ketika datang Cin Beng Thiancu
dan dua orang muda Im-yang-kauw tempo hari bahwa fihak
Im-yang-kauw telah mengetahui rahasia itu. Maka dengan
mengangkat dada dia berkata, "Kalau benar demikian, engkau
mau apakah dan siapakah engkau, nona muda?"
"Perbuatan Beng-kauw yang pengecut dan curang itu telah
menjadi sebab kematian pendekar Gan dan isterinya," kata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling yang tidak mau memperkenalkan diri,
"kedatanganku ini untuk menebus kematian mereka. Pertamatama aku ingin sekali bertemu dengan mereka yang sepuluh
tahun lalu mengacau di Cin-an, kalau tidak salah, ada
beberapa orang saikong dan nenek iblis. Aku tantang mereka
untuk keluar dan melawanku, sebelum kami membuat
perhitungan dengan kalian tiga orang ketua Beng-kauw!"
Ucapan yang lantang ini membuat semua anggauta Bengkauw merasa penasaran. Gadis itu masih muda sekali,
kelihatan lemah, mengapa berani mengeluarkan suara besar
seperti itu" Kwan Cin Cu saling pandang dengan dua orang
saudaranya. Dia berpikir bahwa gadis ini agaknya seorang
tokoh baru fihak musuh, sama sekali tidak terkenal sehingga
sukar untuk mengukur kepandaiannya. Sekarang gadis itu
menantang murid-murid mereka yang dahulu bertugas
mengacau di Cin-an, sungguh merupakan kesempatan baik
untuk mengujinya. Maka dia lalu memandang ke kiri dan
berkata, "Ui-bin dan Hek-bin, kalian ditantang, majulah dan
layani nona ini ! " Sejak tadi memang Ui-bin Sai-kong dan Hek bin Sai-kong
yang merasa penasaran menyaksikan sikap para musuhnya,
apalagi mendengar tantangan gadis itu. Kini, mendapat
perintah guru mereka, keduanya sudah cepat meloncat ke
depan dan menghadapi Ling Ling.
"Kami berdua yang dulu mengacau di Cin-an!" kata Hek-bin
Sai-kong yang bermuka hitam penuh brewok itu. "Engkau
siapakah dan mau apa" "
Ling Ling memandang kedua orang kakek itu dengan sinar
mata tajam penuh selidik. Dia mengingat-ingat dan dia
mengenal mereka itu. Ya, dia teringat akan dua orang saikong
yang dulu hampir saja membunuh dia dan Sian Lun ketika
mereka berdua membantu Pek I Nikouw melawan dua orang
saikong ini. Maka dia mengangguk-angguk dan berkata,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, aku ingat kepada kalian! Akan tetapi mana itu dua
orang nenek iblis yang dulu mengacau di belakang Kuil Banhok-tong di Cin-an " Suruh mereka berdua maju sekalian
untuk kubereskan !" Dua orang saikong itu terkejut dan marah. Mereka tentu
saja tidak mengenal lagi gadis ini sebagai anak perempuan
yang dulu membantu Pek I Nikouw. Ketika dara remaja ini
bertanya tentang dua orang nenek yang bukan lain adalah
Mo-kiam Kui-bo dan Leng-kiam Kui bo, mereka makin marah,
teringat betapa dua orang sumoi mereka itu telah tewas pula
di tangan dua orang muda Im-yang kauw.
"Bocah sombong ! Untuk menghadapi engkau, cukup
dengan kami berdua!" bentak Ui-bin Sai-kong sambil
menggerakkan kedua tangannya yang memegang senjata
kongce, semacam tombak trisula yang pendek. Hek-bin Saikong juga sudah mencabut sepasang pedangnya dan
memasang kuda-kuda. Ling Ling memandang tajam, melihat senjata kedua orang
kakek ini teringatlah dia akan peristiwa sepuluh tahun yang
lalu ketika ia melawan kongce itu dengan sebatang pedang
kecil sehingga pedangnya patah dan dia nyaris tewas oleh
tendangan kakek bermuka kuning ini kalau saja tidak ditangkis
oleh Sian Lun ! Maka sambil tersenyum mengejek dia berkata,
"Nah, kalian majulah !"
Tentu saja dua orang saikong itu merasa sungkan untuk
menyerang seorang dara remaja yang bertangan kosong
dengan menggunakan senjata, apa lagi mengingat bahwa
mereka maju berdua. Dengan mata mendelik karena sudah
marah sekali, Ui-bin Sai-kong membentak, "Bocah sombong,
keluarkan senjatamu !"
Akan tetapi Ling Ling tersenyum."Saikong siluman,
semenjak pedang kecilku kaupatahkan dengan kongcemu itu
sepuluh tahun yang lalu. aku ingin sekali mematahkan
kongcemu dengan tangan kosong saja. Majulah!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Alis Ui-bin Sai-kong berkerut dan kini teringatlah dia kepada
anak perempuan kecil yang pernah menyerangnya, membantu
Pek I Nikouw yang lihai. "Ah, kiranya engkau bocah setan itu?"
bentaknva, diam-diam dia merasa jerih juga karena ketika
anak itu berusia delapan tahun saja sudah membuktikan
keberanian yang luar biasa. Sekarang, dengan sikap yang
angkuh ini, kiranya anak luar biasa yang telah menjadi dara
remaja ini tentu mempunyai suatu andalan yang cukup kuat
Maka tanpa banyak cakap lagi dia lalu membentak keras dan
menyerang dengan sepasan kongcenya. Sinar putih
menyambar dari kanan kiri, mengarah kepala dan lambung
Ling Ling. Biarpun bagi orang awam dan bagi para anggauia
perkumpulan yang hidir dan yang rata-rata memiliki ilmu silat
cukup kuat itu nampak betapa sepasang kongce itu
menyambar amat cepatnya sehingga berobah menjadi dua
sinar putih, namun bagi Ling Ling, gerakan itu terlampau
lamban! Dengan amat mudahnya dia mengelak dan mundur
dua langkah ke belakang. Akan tetapi pada saat itu, terdengar
bentakan parau dan Hek-bin Sai-kong sudah menyerang dari
kiri, sepasang pedangnya juga berobah menjadi dua gulungan
sinar yang menusuk dan membabat. Pada saat yang hampir
bersamaan, sepasang kongce yang tadi tidak mengenai
sasaran, kini sudah meluncur datang lagi melengkapi serangan
sepasang pedang. Boleh dikara empat batang senjata
menyambar dari pelbagai jurusan secara hampir serentak.
Dengan gerakan indah dan lincah, senyumnya tak pernah
meninggalkan bibir, Ling Ling terus mengelak dan dia bersilat
dengan gaya Kong-jiu-jip-pek-to (Dengan Tangan Kosong
Memasuki Ratusan Golok), ilmu silat yang menjadi
kebanggaan dari perguruan di Kwi-hoa-san. Ilmu ini tentu saja
mengandalkan kelincahan atau ginkang yang amat tinggi, di
samping langkah-langkah kaki yang amat hebat sehingga
setiap gerakan tubuh, setiap langkah kaki, sudah mampu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghindarkan diri dari serangan lawan yang bagaimana
hebatpun. Melihat betapa sampai belasan jurus senjata mereka belum
juga berhasil mencium lawan, dua orang saikong itu terkejut
bakan main. Tahulah mereka bahwa gadis ini adalah seorang
yang amat mahir dalam ilmu ginkang, maka merekapun
merobah siasat penyerangan mereka. Kalau tadi mereka
menyerang jurus demi jurus dengan gerakan kuat dan
langsung, kini mereka mulai memutar senjata mereka dan
hendak mempergunakan kecepatan putaran senjata itu untuk
mengimbangi kecepatan lawan. Maka nampaklah empat
gulungan sinar yang berputar-putar dan mengepung Ling Ling
dari empat penjuru, seolah-olah menutup seluruh jalan
keluarnya ! Akan tetapi, tiba-tiba terdengar suara melengking panjang
dan lenyaplah tubuh dara itu dari depan mereka! Dua orang
kakek itu terkejut bukan main, cepat memutar tubuh dan
menubruk dara itu yang sudah berada di belakang mereka.
Namun, kembali tubuh itu melesat dan berobah menjadi
bayangan yang menghilang! Demikian cepatnya gerakan dara
ini sehingga kedua orang kakek itu menjadi pening dan kabur
pandangan mata mereka setelah beberapa kali mereka
berputaran karena selalu dara itu lenyap setiap kali diserang.
Inilah ilmu ginkang yang sudah mencapai puncaknya dan hal
ini tidak mengherankan. Dara itu dibimbing sendiri oleh Bu
Eng Lojin, kakek sakti itu. Dari julukan ini saja, Bu Eng (Tanpa
Bayangan), orang dapat menduga bahwa kakek itu adalah
seorang ahli ginkang yang luar biasa, dan memang
demikianlah adanya. Maka, setelah Ling Ling dapat mewarisi
ginkang dari suhunya ini, dia dapat pula melakukan gerakan
gerakan yang sedemikian cepatnya seolah olah dia dapat
menghilang saja seperti setan! Kalau Ling Ling menghendaki,
tentu dia sudah dapat merobohkan dua orang lawannya itu
dalam beberapa jurus saja karena memang tingkat
kepandaian dua orang saikong itu masih jauh di bawah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tingkatnya. Akan tetapi Ling Ling memang ingin menguji
kepandaian dua orang lawan itu dulu di samping keinginannya
menguji diri sendiri. Kini, setelah dua orang kakek itu pening
dan tubrukan-tubrukan serta serangan-serangan mereka mulai
ngawur, tiba-tiba dia melengking nyaring dan ketika dua orang
kakek itu menubruknya, tubuhnya mencelat ke atas dan dari
atas dia sudah cepat mengulur tangan dan di lain saat kedua
tangannya telah merampas sebatang pedang dan sebatang
kongce! Dua orang kakek itu marah sekali, membalik dan melihat
betapa dara itu telah berdiri menanti mereka dengan dua
macam senjata itu di tangan! Dua orang saikong itu
mengeluarkan suara menggereng seperti singa dan mereka
menubruk dengan senjata mereka yang tinggal sebelah itu.
Ling Ling tidak mengelak, melainkan menggunakan kedua
senjata itu menangkis sambil mengerahkan sinkangnya.
"Cringgg! Cringggg!!" Bunga api berhamburan ketika
kongce bertemu kongce dan pedang bertemu pedang, dan
akibatnya pedang dan kongce di tangan Ui-bin Sai-kong dan
Hek-bin Sai-kong telah patah! Dan sebelum dua orang saikong
itu mampu menghilangkan rasa kaget, kembali dara itu
mengeluarkan lengking panjang, kedua tangannya bergerak
dan nampaklah dua sinar berkeredepan menyambar ke depan.
Dua orang kakek itu berteriak mengerikan dan roboh dengan
dada tertancap senjata masing-masing sampai tembus ke
punggun! Tewaslah mereka dengan mandi darah !
Melihat tewasnya dua orang murid yang di andalkan dalam
keadaan mengerikan itu, Kwa Cin Cu marah bukan main.
"Keparat, berani engkau membunuh murid kami?"
bentaknya dan sinar terang menyambar dahsyat ketika golok
peraknya meluncur dan dia sudah menyerang Ling Ling
dengan kemarahan meluap. Golok itu menyambar bagaikan
seekor harimau menerkam kelinci, dan begitu Ling Ling
mengelak dengan loncatan ringan ke kiri, kembali sinar golok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah mengejar dan menyerang dengan babatan pada kedua
pahanya! Kembali Ling Ling meloncat ke kanan, akan tetapi
dari sebelah kanan ini tangan kiri Kwan Cin Cu sudah bergerak
memukul dan nampaklah uap hitam menyambar. Itulah tanda
bahwa kakek ini telah melakukan pukulan yang lebih keji dari
pada goloknya karena pukulan itu adalah ilmu Toat-ben tokciang (Tangan Beracun Mencabut Nyawa) yang ketika
melatihnya dipergunakan otak dan darah segar anak-anak !
Ling Ling tidak terkejut, bahkan dengan berani dia juga
menggerakkan tangan kanan menyambut hantaman pukulan
sakti itu. Melihat ini, Kwan Cin Cu yang agak memandang
rendah lawan yang disangkanya hanya memiliki ginkang yang
tinggi saja dan nona semuda itu tidak mungkin dapat
menahan pukulannya Toat-beng-tok-ciang, merasa girang
sekali dan dia menambah tenaga pada dorongan tangan
kirinya, "Desss........!!"
Akibat benturan dua telapak tangan itu sungguh tak
terduga sama sekali oleh ketua pertama dari Beng-kauw ini.
Dia terpental sampai tiga meter dan tubuhnya tergetar hebat
sehingga tubuhnya terasa panas dingin, sedangkan tubuh
dara itu hanya mendoyong ke belakang saja !
Melihat betapa dalam adu tenaga itu suheng mereka kalah
kuat, Hok Kim Cu dan Thian Bhok Cu sudah menerjang pula
untuk mengeroyok Ling Ling. Akan tetapi Thai-kek Seng-jin
sudah meloncat ke depan menyambut Hok Kim Cu, sedangkan
Kok Beng Thiancu juga maju menyambut Thian Bhok Cu!
Terjadilah pertempuran antara enam orang tokoh itu, tiga
lawan tiga! Hok Kim Cu dengan pedang emasnya yang lihai itu bertemu
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lawan tangguh dan seimbang, yaitu Thai-kek Seng-jin yang
mainkan tongkat bambunya yang terbuat dari bambu Sisik
Naga. Mereka sama-sama mengeluarkan segala ilmu
kepandaian mereka, mengerahkan seluruh tenaga untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merobohkan lawan, dan saking cepatnya mereka memutar
senjata, maka tubuh mereka sampai lenyap terbungkus oleh
gulungan sinar emas dan sinar hijau dari pedang dan tongkat
itu. Pertandingan ini sungguh hebat, seru dan seimbang
sehingga amat menegangkan hati mereka yang menontonnya.
Thian Bhok Cu juga menghadapi lawan sang seimbang,
yaitu Kok Beng Thiancu. Ketua Im-yang-pai ini memang lihai
bukan main dan biarpun dia menghadapi tongkat kayu Thian
Bhok Cu agaknya seperti dengan kedua tangan kosong belaka,
namun sesungguhnya tidak demikian karena kedua tangannya
itu menggenggam masing-masing sebatang pisau kecil yang
tak diperlihatkan dan ditekuk ke dalam, tersembunyi di balik
lengan baju sedangkan gagangnya tergenggam tangan. Akan
tetapi, setiap pukulannya kalau dielakkan lawan, maka pisau
yang tersembunyi itu akan mencuat keluar dan menyerang ke
arah tubuh lawan yang mengelak. Gerakan pisau ini
disontekkan dengan pergelangan tangan sehingga tidak
tersangka-sangka datangnya. Lawan yang sudah mengira
berhasil mengelak pukulan akan terkejut karena tiba-tiba ada
pisau kecil yang merobek kulit tubuhnya! Akan tetapi, Thian
Bhok Cu adalah ketua nomor tiga dari Beng-kauw yang sudah
banyak pengalaman dan sudah mendengar akan senjata aneh
lawannya inil, maka diapun tidak mau bertempur dalam jarak
dekat, melainkan menggunakan keuntungan yang ada
padanya dalam pertempuran itu, dengan mengandalkan
tongkatnya yang panjang mengirim totokan-totokan maut ke
arah jalan darah lawan. Maka, tak 1ama kemudian Kok Beng
Thiancu terdesak hebat dan hanya mampu mengelak atau
menangkis sambil melim dungi lengan yang menangkis
dengan matj pisau yang disembunyikan iiu.
Sementara itu, Kwan Cin Cu masih berusaha mendesak
Ling Ling dengan golok peraknya yang menyambar-nyambar
ganas diselingi pukulan-pukulan Toat-beng-tok-ciang. Namun
justeru ketua pertama dari Beng-kauw inilah yang
memperoleh lawan terlampau berat baginya, tidak seperti dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang sutenya yang setidaknya masih dapat mempertahankan
diri dalam pertandingan yang seru dan berimbang. Betapapun
Kwan Cin Cu telah mengerahkan seluruh kepandaian dan
tenaganya, namun Ling Ling masih dapat mempermainkannya
karena dara remaja itu mengandalkan ginkangnya yang amat
luar biasa Bahkan Kwan Cin Cu sendiri sempat dibikin pening
dan bingung karena beberapa kali lawannya itu tiba tiba saja
lenyap dan tahu-tahu muncul dibelakang atau di kiri atau
kanannya dengan serangan maut berupa pukulan yang
mengandung hawa panas mengerikan ! Kwan Cin Cu menjadi
nekat dan sambil menyerang makin ganas, dia mengeluarkan
pekik yang memerintahkan anak buahnya untuk menyerbu
musuh ! Orang orang Beng-kauw yang tadinya asyik menonton
pertandingan tingkat tinggi itu, menjadi terkejut dan mereka
lalu berteriak teriak, megangkat senjata dan menyerbu
rombongan orang-orang Pek-lian-kauw dan Im-yang-kauw.
Tentu saja fihak dua perkumpulan inipun menyambut serbuan
itu dengan marah dan terjadilah pertempuran di pagi hari
yang cerah di tepi pantai Po-hai itu! Gu Lam Sing, tokoh
Uighur dan jago gulat itu, seperti orang berpesta saja karena
dia tidak mendapatkan lawan yang terlalu tangguh, dan setiap
kali dia berhasil menangkap lengan seorang musuh, tentu
orang itu ditekuknya seperti menelikung ayam, membantingnya dan lawan itu tewas dalam keadaan
mengerikan, kepala pecah dan tulang remuk-remuk atau
dengan kaki dan lengan terlepas sambungan tulangnya !
Beberapa kali Kwan Cin Cu dan dua orang sutenya
berusaha mempergunakan ilmu sihir bahkan Kwan Cin Cu
hampir saja berhasil menundukkan Ling Ling dengan ilmunya
Sin gan Hoat lek, yaitu semacam ilmu hypnotism yang
mencengkeram dan menguasai batin lawan. Akan tetapi
semua usahanya dan usaha dua orang sutenya itu selalu
digagalkan pada saat munculnya oleh Thai-kek Seng-jin yang
waspada akan hal semacam itu. Setiap ilmu sihir yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikeluarkan oleh tiga orang ketua Beng-kauw ini lenyap oleh
bentakan ketua Pek-lian-kauw ini. Dan memang dalam ilmu
sihir Pek-lian-kauw sudah terkenal mempunyai banyak ahlinya
yang kuat sekali, termasuk Thai-kek Seng-jin inilah. Dan tentu
saja pengaruh sihir yang dilepas oleh tiga orang ketua Beng
kau itu tidak dapat dengan sepenuhnya mempengaruhi orangorang yang memiliki sinkang sekuat Kok Beng Thiancu dan
Ling Ling sehingga tenaga sihir mereka itu sudah banyak
berkurang kekuatannya. Melihat betapa pertempuran telah berlangsung antara anak
buah Beng kauw melawan anak buah Pek-lian-kauw dan Imyang-pai Ling Ling mengeluarkan suara melengking panjang
dan kini gerakannya makin cepat lagi, membuat lawannya
bingung dan pada saat Kwan Cin Cu dengan bingung memutar
tubuhnya membalik, Ling Ling sudah meloncat lagi dengan
kecepatan kilat ke sebelah kanan lawan dan begitu dia
membentak nyaring dan tangannya menghantam, Kwan Cin
Cu mengeluh dan golok peraknya terlepas dari pegangan
karena lengan kanannya terasa nyeri seperti retak tulangnya
ketika terkena pukulan Ling Ling dengan tangan miring.
"Aduhhh........!" Kakek ini masih sempat melempar tubuh
ke belakang untuk menyelamatkan diri, akan tetapi baru saja
dia meloncat bangun, kiranya dara itu sudah lebih dulu dari
padanya dan menyambutnya dengan tendangan ke arah
pusarnya. Tendangan itu sedemikian cepat dan kuatnya
sehingga Kwan Cin Cu dengan kaget menyilangkan kedua
tangan di depan pusar untuk melindungi bagian berbahaya ini,
akan tetapi pada saat itu, kedua tangan Ling Ling bergerak
cepat, yang kanan menampar kepala yang kiri menotok ke
arah dada! Kwan Cin Cu mengangkat tangan kiri ke atas sambil
mengerahkan tenaga Toat-beng-tok-ciang, menangkis tamparan ke arah kepalanya, namun karena kecepatan dara
itu memang jauh lebih menang, kakek ini tidak dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengelak lagi ketika tangan kiri dara itu menotok dadanya,
tepat mengenai jalan darah besar yang langsung berhubungan
dengan jantungnya. "Kekkk.......!!" Kwan Cin Cu megap-megap, kedua
tangannya mendekap dadanya dan roboh terjengkang, tewas
tak lama kemudian karena jalan darah itu telah pecah dan
jantungnya terguncang hebat!
Melihat lawannya telah roboh, Ling Ling cepat meloncat
dan membantu Kok Beng Thiancu yang masih sibuk
menghadapi desakan tongkat Thian Bok Cu. Melihat
suhengnya roboh Thian Bhok Cu marah dan menyambut
terjangan Ling Ling dengan tusukan tongkat ke arah ke dua
mata dara itu! Akan tetapi, Ling Ling sekali ini memperlihatkan
kepandaiannya. Dia tidak mengelak, bahkan memapaki dan
ternyata gerak tangannya lebih cepat dari pada gerakan
tongkat lawan sehingga sebelum tongkat itu menyentuh bulu
matanya dia telah terlebih dulu dapat menangkapnya,
mengerahkan tenaga sinkang, menekuk dan....... "Krekkkk !"
tongkat itu patah menjadi tiga potong ! Pada saat Thian Bhok
Cu terkejut sekali melihat tongkatnya yang ampuh itu patahpatah, Kok Beng Thiancu telah menubruk dan dua batang
pisaunya amblas memasuki leher dan dada ke tua nomor dua
dari Beng-kauw itu. "Crepp......... blessss........ aughhhh........ Thian Bhok Cu
roboh pula dan tewas. Melihat betapa suheng dan sutenya tewas, bukan main
marahnya hati Hok Kim Cu. Akan tetapi kemarahan ini
bercampur rasa gentar karena dia tahu bahwa melanjutkan
perlawanan berarti akan membunuh diri. Fihak lawan terlalu
kuat. Kalau masih ada Maghi Sing, tidak mungkin fihak lawan
akan dapat menandingi. Beng-kauw, bahkan kalau di situ ada
Gin San saja, tentu fihak musuh dapat dipukul mundur. Akan
tetapi kini dua orang ketua Beng-kauw telah tewas dan kalau
dia tidak cepat melarikan diri, dia tentu akan tewas pula. TibaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba dia membentak nyaring dan pedang emasnya melakukan
serangan yang dahsyat sekali terhadap Thai-kek Seng-jin.
Ketua Pek-lian-kauw ini terkejut dan terpaksa meloncat
mundur sambil memutar tongkat bambunya untuk melindungi
tubuhnya. Akan tetapi kiranya lawan yang membuka serangan
dahsyat tadi tidak melanjutkan serangannya, bahkan
mempergunakan kesempatan selagi dia meloncat ke belakang
tadi, kini Hok Kim Cu membalikkan tubuhnya dan melompat
jauh untuk melarikan diri !
Tiba-tiba nampak bayangan orang berkelebat cepat sekali
dan tahu-tahu Ling Ling telah menerjang Hok Kim Cu dari
samping. Hok Kim Cu masih melihat berkelebatnya bayangan
di sebelah kanannya ini, maka dia cepat menggerakkan
pedang emasnya untuk menyerang. Akan tetapi Ling Ling
sudah miringkan tubuhnya sambil mengirim tendangan yang
tak terduga-duga dan yang tepat mengenai lutut kanan Hok
Kim Cu. "Krekkk ! Aughhh.......!" Karena sambungan lututnya patah,
tubub Hok Kim Cu terguling dan dia masih berusaha untuk
menggunakan pedangnya membacok ke arah kaki Ling Ling
Namun dara itu lebih cepat, sudah meloncat menghindar,
bahkan kini kakinya menyambar lagi, tepat mengenai
punggung tangan yang memegang pedang sehingga pedang
emas itu terlempar. Dan sebelum Hok Kim Cu mampu bangkit,
nampak ada seorang dara lain yang menubruk dengan
pedangnya. "Blessss........!" Pedang di tangan gadis ini menusuk perut
Hok Kim Cu sampai tembus. Kakek ini mengeluarkan teriakan
mengerikan dan darah menyembur keluar. Tewaslah dia
dalam keadaan mengerikan pula.
Ling Ling melihat bahwa yang membunuh Hok Kim Cu
adalah Liang Hwi Nio, gadis cantik murid Im-yang-kauw yang
pernah menyerbu ke sarang Beng-kauw dan pernah tertawan.
Liang Hwi Nio sudah mencabut kembali pedangnya sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meloncat mundur, kemudian membungkuk ke arah Ling Ling
sambil berkata, "Harap lihiap maafkan kelancanganku,
sekarang baru puas hatiku telah membunuh jahanam ini! "
Ling Ling hanya mengangguk dan tersenyum, dapat
menduga bahwa kebencian gadis itu tentu ada sebabnya, dan
dia dapat menduganya. Tentu Hok Kim Cu pernah bersikap
menyakitkan hati ketika gadis ini menjadi tawanan dahulu.
Dugaannya memang benar. Hok Kim Cu hampir saja berhasil
memperkosa Hwi Nio dan dia itu tentu telah menjadi
korbannya kalau tidak muncul Gin San yang menyelamatkannya. Melihat betapa tiga orang ketua mereka telah roboh dan
tewas, lenyaplah semangat para anggauta Beng-kauw. Mereka
melarikan diri meninggalkan mayat hampir setengah jumlah
mereka yang diamuk oleh Gu Lam Sing dan para anggauta
Pek-lian-kauw dan Im-yang-pai.
Dengan kegembiraan besar sebagai orang-orang yang
menang perang, rombongan itu meninggalkan sarang Bengkauw dan kembali ke sarang mereka, yaitu sarang Pek lian
kauw karena untuk sementara Im-yang-pai menumpang di
tempat sekutunya itu. *** Telaga Po-yang terletak dalam Propinsi Kiang-si di selatan.
Telaga ini cukup besar dan pemandangan alam di sekitar
telaga itu amat indah. Hawanyapun sejuk sekali karena telaga
ini terletak di antara bukit-bukit yang penuh dengan hutanhutan liar. Di dalam sebuah hutan di tepi Telaga Po-yang ini
terdapat sekumpulan rumah yang merupakan sebuah
perkampungan. Namun sesungguhnya bukan sebuah
kampung atau dusun biasa, melainkan sebuah markas atau
sarang dari perkumpulan Beng-kauw.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng-kauw di selatan ini menjadi sumber atau pusat dari
Beng-kauw yang banyak didirikan di mana-mana sebagai
cabangnya. Karena Beng-kauw yang berada di tepi Telaga Poyan ini merupakan pusatnya, maka kegiatan di situ sebagian
besar hanya mengajarkan dan mengembangkan pelajaran
agama itu. Biarpun demikian. nama Beng kauw di tempat ini
amat terkenal oleh semua golongan kang-ouw, karena Beng
kauw terkenal mempunyai banyak orang sakti, sungguhpun
mereka itu tidak pernah mengadakan bentrokan dengan
siapapun. Kalau membandingkan sepak terjang Beng kauw
pusat ini dengan Beng-kauw yang berada di cabang - cabang,
sungguh mengherankan semua orang. Beng kauw di pusat ini
seperti sebuah perkumpulan agama yang serius, yang
melakukan ibadat dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat,
sebaliknya Beng-kauw di cabang, terutama yang berada di
utara dan dipimpin oleh Maghi Sing, selain memasuki
kesibukan dunia kang-ouw, bahkan menjurus ke arah
pergerakan politik! Akan tetapi Beng kauw pusat di tepi Telaga Po-yang ini
masih murni, oleh karena itu maka dihormati oleh semua
golongan kang-uw Peraturannya bagi anak buahnya amat
keras. Terutama sekali karena Beng kauw itu diketuai oleh
seorang yang memiliki kepandaian amat luar biasa yang tidak
pernah memperlihatkan ilmu ilmunya itu di luar Ben kauw,
maka orang-orang kang ouw makin segan dan menghormat,
tidak berani sembarangan mencampuri urusan pribadi Beng
kauw. Ketua Beng kauw itu adalah seorang kakek tua renta, sukar
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ditaksir berapa usianya akan tetapi jelas lebih dari seratus
tahun! Kakek ini hanya dikenal julukannya saja, yaitu Bu Heng
Locu. Menurut kabar angin, kakek ini selama puluhan tahun
bertapa di dunia barat, di antara puncak-puncak Himalaya dan
baru setelah usianya tua dia kembali ke timur membawa
Agama Beng-kauw itu untuk dikembangkan. Maghi Sing yang
menjadi tokoh Beng-kauw di utara itu adalah murid
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keponakannya. Melihat kehebatan ilmu kepandaian Maghi
Sing, maka dapat dibayangkan betapa saktinya kakek tua
renta yang seperti sudah pikun ini !.
Beng-kauw pusat ini merupakan semacam penggemblengan bagi calon-calon pendeta Beng-kauw yang
setelah tamat ditugaskan untuk memperkembangkan agama
itu ke seluruh pelosok dunia. Selain Bu Heng Locu sebagai
ketuanya, juga di situ terdapat lima orang kakek yangj usianya
sebaya dengan sang ketua, lima orang kakek tua renta yang
amat dihormati karena mereka ini adalah Lima Penasihat Tua,
yang merupakan dewan penasihat dari pusat perkumpulan
Beng-kauw ini ! Dan para calon pendeta yang menjalani
penggemblengan disitu, bukan hanya digembleng dengan ilmu
agama, akan tetapi juga dengan ilmu silat Beng kauw yang
amat tinggi, tidak pernah lebih dari lima-puluh orang
jumlahnya. Dewan Penasihat atau Lima Penasihat Tua itu,
biarpun amat dihormati dan merupakan ahli-ahli Agama Beng
kauw, namun dalam hal ilmu silat mereka tidaklah sehebat
kepandaian sang ketua, karena memang mereka jauh lebih
condong memperdalam ilmu agamanya dari pada ilmu
silatnya. Namun mereka ini dihormati oleh semua anggauta,
bahkan sang ketua sendiri tunduk kepada mereka dan selalu
mempertimbangkan nasihat-nasihat mereka.
Pada suatu hari, pagi-pagi sekali, nampak perobahan besar
terjadi di perkampungan Beng kauw ini. Biasanya,
perkampungan ini sunyi dan tenang sekali, nampak damai dan
tenteram, hanya terdengar bunyi pendeta membaca doa atau
mantera, atau terdengar pula suara mereka kalau sedang
berlatih silat, dan yang nampak di luar rumah-rumah itu hanya
para anggauta yang bekerja di sawah ladang di mana mereka
menanam sayur-sayuran yang hidup lengan suburnya. Akan
tetapi, pagi hari itu, nampak perobahan besar ketika semua
anggauta berkumpul di tanah terbuka yang berada di tengahtengah pedusunan itu, tanah terbuka yang bersih dan
ditumbuhi rumput hijau tebal. Kurang lebih limapuluh orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anggauta itu semua berkumpul di situ, duduk membentuk
lingkaran besar dan di tengah-tengah lingkaran duduk lima
orang kakek yang bukan lain adalah Lima Penasihat Tua. Juga
para tokoh Beng kauw yang kedudukannya lebih inggi, yang
telah berhak memakai jubah pendeta Beng-kauw, yang
jumlahnya ada tujuh orang, telah berkumpul dan duduk tidak
jauh dari Lima Penasehat Tua itu. Mereka sedang
merundingkan sesuatu dengan wajah serius.
Apakah yang telah terjadi" Mereka itu sedang
merundingkan keadaan sang ketua, Bu Heng Locu yang
sedang dilanda sakit yang mengakibatkan kedua kaki kakek ini
menjadi lumpuh ! Keadaan ini tentu saja mendorong para
anggauta untuk memikirkan calon pengganti ketua, karena
seorang ketua yang dalam keadaan sakit berat dan lumpuh
tentu saja tidak dapat bekerja dengan baik dan perlu
beristirahat. Bahkan Bu Heng Locu sendirilah yang minta
kepada para tokoh Beng-kauw untuk mengadakan pemilihan
ketua baru, maka pada hari itu mereka semua, kecuali sang
ketua yang rebah di dalam kamarnya, berkumpul di tanah
terbuka semacam padang rumput itu untuk membicarakan
persoalan penting itu. Semenjak subuh tadi sudah diadakan perundingan, akan
tetapi di antara tujuh orang murid Bu Heng Locu yang hadir di
situ, tidak seorangpun berani menjabat kedudukan ketua
Mereka merasa belum mampu untuk menggantikan
kedudukan guru mereka. "Hemm, kalau kalian sebagai murid-murid ketua kita
merasa tidak mampu, lalu siapa yang yang patut menjadi
ketua Beng-kauw?" Akhirnya seorang di antara Lima
Penasehat Tua berkata sambil menarik napas panjang.
"Kwan Liok, menurut pandangan kami, juga menurut
pendapat suhumu, engkaulah satu satunya orang yang patut
menggantikan kedudukan suhumu sebagai ketua Beng-kauw
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengapa engkau menolaknya?" Seorang kakek lain di antara
Lima Penasihat Tua itu berkata.
Kwan Liok adalah seorang di antara tujuh orang murid Bu
Heng Locu, bahkan seorang murid terbaik, baik dalam ilmu
silat maupun ilmu agama. Akan. tetapi, Kwan Liok yang
terkenal sebagai seorang yang amat mencinta suhunya itu
menggeleng kepala keras-keras dan dia mengerutkan alisnya
sambil berkata, "Maafkan saya, ngo-wi loclanpwe. Biarpun dalam keadaan
sakit namun suhu masih ada, mengapa kita sibuk mencari
pengganti ketua" Biarlah suhu tetap menjadi ketua dan kalau
beliau tidak dapat melakukan tugasnya selagi sakit, dapat saja
beliau memerintah kami sebagai murid-murid beliau untuk
mewakili tugas beliau. Akan tetapi kedudukan ketua sebaiknya
biarlah tetap dipegang oleh suhu."
Enam orang murid yang lain mengangguk setuju dan
agaknya semua anggauta yang lain juga setuju dan mulailah
mereka berbisik-bisik sehingga keadaan menjadi agak bising.
Kebisingan itu membuat mereka agak lengah sehingga tidak
melihat bahwa ada seorang lain yang datang. Dari gerakannya
yang seperti terbang cepatnya dan tidak diketahui oleh banyak
orang pandai di situ membuktikan bahwa orang ini memiliki
kepandaian tinggi. Dia ini seorang laki - laki yang memakai
jubah pendeta, akan tetapi pakaian dan jubahnya itu serba
baru dan mewah, terbuat dari kain yang mahal dan bersulam,
sepatunya hitam mengkilap baru dan pinggangnya memakai
sabuk rantai emas, tangannya juga memegang sebatang
tongkat terbuat dari pada emas! Laki-laki ini usianya kurang
lebih limapuluh tahun, akan tetapi wajahnya nampak muda,
tampan dan gagah. "Ha-ha ha, kalian semua telah melupakan aku agaknya!"
tiba tiba dia berkata dan semua orang menoleh, memandang
kepada laki-laki berpakaian pendeta yang memasuki lingkaran
itu dengan lagak tinggi hati akan tetapi wajahnya berseri dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mulutnya tersenyum lebar. Dengan langkah lebar dia
menghampiri Lima Penasehat Tua dan membungkuk dengan
sikap gagah. "Ngo-wi locianpwe. aku menyampaikan salam hormatku!"
Kini semua orang mengenal orang ini, dan Lima Penasehat
Tua juga segera mengenalnya, dan mereka merasa terkejut
sekali. Orang ini bukanlah orang asing bagi semua orang Beng
Kauw. Dia adalah Ouw Sek yang sudah berani berjuluk Pek-ciang
Cin-jin. Siapa yang berani berjuluk Cin-jin seharusnya adalah
seorang pendeta yang benar-benar telah hidup dengan bersih,
akan tetapi orang ini mempergunakan julukan seperti untuk
mengejek saja! Ouw Sek ini adalah bekas murid dari Bu Heng
Locu, bahkan murid pertama dan yang paling dikasihi karena
memang Ouw Sek memiliki bakat yang amat luar biasa dalam
ilmu silat. Dia hampir dapat mewarisi semua ilmu dari suhunya
itu, dan andaikata tidak terjadi sesuatu yang membuat dia
ternoda, agaknya semua tokoh Beng kauw sekarang tidaklah
akan bingung menentukan siapa yang harus menggantikan
kedudukan ketua Beng-kauw. Tentu pilihan akan terjatuh
kepada Ouw Sek ini Akan tetapi, tiga tahun yung lalu
terjadilah hal yang hebat, hal yang bahkan menjadi sebab dari
sakitnya ketua Beng-kauw sampai sekarang dan yang
mengakibatkan Ouw Sek diusir dari Beng - kauw dan tidak
diakui lagi sebagai murid atau anggauta Beng kauw.
Seperti kebiasaan para tokoh Agama Beng-kauw, pendetapendeta Beng-kauw tidak dilarang untuk beristeri. Bu Heng
Locu yang sudah tua itupun mempunyai seorang isteri muda
yang cantik, yang usianya baru tigapuluh tahun. Tiga tahun
yang lalu, pada suatu malam yang sial, Bu Heng Locu yang
biasanya kalau bersamadhi mengeram diri sendirian dalam
sebuah guha di bukit yang tak jauh dari perkampungan Bengkauw sampai satu bulan baru pulang, malam itu pulang
dengan tiba-tiba setelah bersamadhi selama satu minggu. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat dibayangkan bagaimana perasaan hatinya ketika dia
melihat dalam kamarnya muridnya yang terkasih, Ouw Sek
sedang berjina dengan isteri mudanya! Kakek ini dapat
menenangkan hatinya sehingga tidak melakukan hal yang
keras. Dia hanya menegur muridnya itu dan karena muridnya
telah melakukan suatu pelanggaran yang amat besar, maka
sesuai dengan peraturan, Ouw Sek diusir dan tidak diakui lagi
sebagai anggauta Beng kauw. Biarpun Ouw Sek menangis dan
minta minta ampun, namun Bu Heng Locu tidak merobah
keputusannya. Ouw Sek terpaksa lalu pergi dari
perkampungan Beng-kauw diantar pandang mata menghina
dan merendahkan oleh semua anggauta Beng-kauw.
Akan tetapi, peristiwa itu tidak berbenti sampai di situ saja.
Isteri muda dari Bu Heng Locu itu saking malunya, telah
menggantung diri sampai mati di dalam kamar mandi !
Peristiwa ini mendatangkan pukulan batin yang hebat bagi Bu
Heng Locu yang sudah amat tua, ditambah lagi oleh
jasmaninya yang memang telah tua dan lemah, maka dia
jatuh sakit sakitan dan selama tiga tahun ini dia tak pernah
sehat sampai akhirnya kedua kakinya menjadi lumpuh !
Oleh karena itu, dapat dibayangkan betara kagetnya semua
orang ketika melihat munculnya murid murtad itu. Akan tetapi,
Lima Penasihat Tua adalah orang orang yang berpengalaman
dan tidak mudah menjadi gugup. Seorang di antara mereka
lalu bangkit berdiri dan berkata dengan suara berwibawa,
"Ouw Sek, engkau tidak berhak untuk datang ke tempat kami.
Eugkau dan semua orang tahu bahwa engkau bukan lagi
menjadi anggauta Beng-kauw. Orang she Ouw, harap kau
pergi dari sini dan jangan mengganggu urusan Beng kauw !"
Akan tetapi, mendengar pengusiran ini, Ouw Sek tertawa
bergelak. Suara ketawanya bergema di empat penjuru karena
memang dia sengaja memamerkan khikangnya yang
terkandung dalam suara ketawanya itu. Lima orang Penasehat
Tua dan tujuh orang murid Bu Heng Locu terkejut bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
main. Dari suara itu saja mereka tahu bahwa Ouw Sek
ternyata kini telah memiliki tingkat kepandaian yang amat
tinggi dengan tenaga sinkang yang hebat. Kiranya selama tiga
tahun ini orang she Ouw itu telah memperdalam ilmu-ilmu
yang diwarisinya dari Bu Heng Locu! Suasana menjadi tegang
dan semua orang memandang dengan khawatir.
"Ha-ha ha, siapa bilang bahwa aku adalah orang luar Beng
kauw" Aku bahkan merupakan ahli waris dari suhu Bu Heng
Locu, dan kalau ada ?rang yang paling tepat dan patut
menduduki jabatan ketua Beng-kauw menggantikan suhu
yang sakit sakitan, maka orang itu adalah aku ! "
"Keparat........!" Terdengar teriakan nyaring dan tujuh
orang murid Bu Heng Locu sudah meloncat bangun
menghadapi Ouw Sek. Melihat tujuh orang ini yang dipimpin
oleh Kwan Liok, Ouw Sek tertawa mengejek.
"Hemm, kalian mau apa berlagak di depanku" Lupakah
kalian bahwa akulah orangnya yang telah melatih kalian
mewakili suhu" Aku adalah twa-suhengmu, juga seperti
gurumu sendiri." "Orang she Ouw, harap engkau tahu diri dan tidak
mengacau di Beng-kauw kami!" kata Kwan Liok. "Mengingat
bahwa engkau telah diampuni oleh suhu, dan mengingat
hubungan lama antara kita semua, kuharap engkau suka tahu
diri dan meninggalkan kami sccara baik - baik."
Kwan Liok adalah seorang di antara para sutenya yang dulu
amat disayang oleh Ouw Sek, bukan hanya karena Kwan Liok
memiliki bakat baik dalam ilmu silat, akan tetapi juga karena
Kwan Liok memiliki watak terbuka jujur dan gagah perkasa.
Pek-ciang Cin-jin Ouw Sek memandang bekas sutenya ini
dengan alis berkerut dan sinar mata mencela, lalu berkata,
"Hmmm, Kwan - sute, apakah engkau telah lupa betapa
dahulu aku selalu sayang kepadamu, bahkan membimbingmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih baik dari pada yang lain dalam ilmu silat" Apakah
sekarang engkau hendak menentangku?"
"Ouw Sek, engkau sekarang adalah seorang yang telah
murtad dari Beng-kauw, dan kalau engkau mengacau Bengkauw, berarti engkau musuh Beng-kauw dan karenanya
musuhku pula," jawab Kwan Liok, suaranya halus akan tetapi
matanya memancarkan sinar menentang.
Ouw Sok tertawa. "Ha-ha engkau selamanya penuh
semangat dan setia kepada Beng. kauw, bagus sekali, Kwansute. Kalau aku menjadi ketuanya, engkau sepatutnya menjadi
pembantu utama." ''Engkau manusia murtad! " bentak Kwan Liok dan dia
sudah menyerang dengan pukulan tangan kanan ke arah dada
bekas suhengnya itu. Akan tetapi, sambil tersenyum mengejek Ouw Sek
mengelak dengan mudahnya, kemudian berseru, "Hayo kalian
maju semua kalau hendak melihat bahwa aku pantas menjadi
ketua kalian !" Enam orang murid utama lain dari Beng-kauw yang sudah
menjadi marah sekali melihat sikap orang murtad itu kini
menerjang maju membantu Kwan Liok. Ouw Sek dikeroyok
oleh tujuh orang sutenya! Menurut perhitungan dan dugaan
para murid ketua Beng-kauw itu, tidak mungkin bekas suheng
yang murtad ini akan mampu menandingi mereka, bertujuh
yang maju berbareng. Tingkat kepandaian orang she Ouw itu
paling hebat setanding dengan tiga orang di antara mereka,
maka kalau dikeroyok tujuh sudah pasti mereka akan mampu
mengalahkannya. Akan tetapi mereka terkejut bukan main ketika tiba-tiba
Ouw Sek tertawa bergelak diikuti oleh berkelebatnya tubuhnya
yang berderak dengan kecepatan yang tidak lumrah! Sebelum
mereka mampu menjaga diri, terdengar teriakan-teriakan
keras dan berturut-turut tujuh orang murid Beng-kauw itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghadapi serangan-serangan yang amat dahsyat, pukulanpukulan yang mendatangkan angin berpusing sehingga dua
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang di antara mereka yang tidak dapat menangkis dengan
tepat sudah roboh dengan dada terpukul dan terdcngar suara
keras dan patahnya tulang-tulang iga mereka. Dua orang itu
roboh dan tewas seketika, sedangkan lima orang lain yang
berhasil menangkis atau mengelaknya sampai terhuyung dan
terpental! Bukan main kagetnya lima orang murid ketua Bengkauw itu. Tak mereka sangka bahwa kini Ouw Sek telah
menjadi selihai itu! Akan tetapi melihat roboh dan tewasnya
dua orang saudara seperguruan mereka, Kwan Liok dan
empat orang saudaranya menjudi marah sekali dan mereka
kini mengeluarkan senjata masing-masing dan menyerang
dengan ganas. "Ha-ha-ha, kalian masih belum mau membuka mata
melihat kenyataan?" Ouw Sek mengejek sambil mengelak ke
sana-sini dengan cepat sekali. "Baiklah, aku akan mengadakan
pemilihan di antara kalian, yang tidak berguna bagiku akan
mampus! " Setelah dia berkata demikian, tiba tiba terdengar suara
bercicitan nyaring dibarengi sinar emas berkeredepan
menangkisi senjata lima orang murid utama Beng-kauw itu
dan terdengar suara nyaring beradunya senjata ketika tongkat
emas di tangan Ouw Sek bertemu dengan senjata mereka.
Terjadi perkelahian yana amat hebat dan seru akan tetapi,
segera ternyata pula bahwa Ouw Sek memang hebat bukan
rnain. Sinar tongkatnya yang berwarna kuning emas itu luar
biasn sekali gerakannya dan mengurung sinar senjata lima
orang lawanannya, bahkan makin lama makin menekan
sehingga lima orang pengeroyok itu merasa terhimpit dan
terkurung, seolah-olah merekalah yang dikeroyok, bukan
mengeroyok! Kecepatan gerakan Ouw Sek amat hebat, dan
juga dalan hal tenaga sinkang, Ouw Sek jauh menang
sehingga kembali terdengar teriakan teriakan susul-menyusul
dan robohlah lima orang itu satu demi satu! Ternyata di antara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka yang hanya terluka saja adalah Kwan Liok dan dua
orang sute lain, sedangkan yang dua orang lagi roboh dan
tewas ! Ternyata Ouw Sek telah mengadakan pemilihan, tidak
membunuh tiga di antara para bekas sutenya termasuk Kwan
Liok yang dianggapnya berguna baginya kelak kalau dia sudah
menjadi ketua Beng - kauw sedangkan yang empat orang lagi
dibunuhnya. Tentu saja hal ini membuat semua anggauta Beng kauw
terbelalak dan keadaan menjadi geger. Akan tetapi melihat
betapa tujuh orang murid utama Beng-kauw saja sama sekali
tidak mampu menandingi Ouw Sek, tentu saja tidak ada
seorangpun di antara para anggauta Beng-kauw yang berani
berkutik, maklum bahwa tingkat kepandaian mereka jauh
ketinggalan untuk dapat melawan orang yang lihai itu.
Dengan lagak sombong, tangan kiri mengempit tongkat
emasnya dan tangan kanan mengebut-ngebutkan pakaiannya
yang terkena debu, Ouw Sek menghampiri lima orang kakek
penasihat Beng-kauw itu. Dia tersenyum lebar menatap wajah
yang pucat-pucat dari lima orang kakek tua renta itu.
"Nah, ngo-wi locianpwe melihat bahwa aku tidak mainmain. Aku yang berhak menjadi ketua menggantikan suhu
yang sudah tua dan ......." Dia berhenti berkata lalu
memandang ke sekeliling, ke arah semua anggauta Bengkauw dengan sinar mata tajam mengancam. "siapa di antara
kalian ada yang tidak setuju, boleh maju dan menyatakan itu
di depanku!" Keadaan menjadi sunyi yang amat
menegangkan, sehingga banyak anggauta Beng kauw yang
hampir tidak berani bernapas. Mereka itu bukanlah orangorang penakut atau pengecut. Kalau ada orang asing yang
menyerang Beng-kauw, betapapun lihai orang itu tentu akan
mereka lawan mati-matian. Akan tetapi Ouw Sek adalah bekas
murid utama dari ketua mereka, maka mereka menjadi jerih
dan tidak tahu harus berbuat apa karena ketua mereka sendiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedang sakit, dan tujuh orang murid utama itu telah roboh
oleh Ouw Sek. Biarpun terkejut dan marah sekali melihat tujuh orang
murid itu roboh, namun Lima Penasihat Tua masih bersikap
tenang. Seorang di antara mereka berkata dengan suara
lantang "Ouw Sek, betapapun juga engkau pernah menjadi
murid Beng-kauw dan tentu engkau masih belum lupa akan
peraturan - peraturan Beng kauw yang kami junjung tinggi
dan yang kami hargai lebih dari pada nyawa sendiri. Engkau
tentu tahu bahwa seorang ketua Beng kauw barulah sah dan
diakui oleh seluruh dunia apabila ketua itu memiliki Bendera
Keramat yang menjadi ciri khas dan tanda kekuasaan ketua
Beng-kauw. Oleh karena itu, mana mungkin engkau
mengajukan diri sebagai calon ketua Beng-kauw kalau engkau
tidak memiliki tanda itu" Seluruh dunia tentu akan
mentertawakan kita kelak dan Beng-kauw akan dipandang
rendah sebagai perkumpulan yang sudah melupakan
peraturannya sendiri !"
Tentu saja ucapan seorang di antara Lima Penasehat Tua
itu adalah siasat mereka untuk menentang kehendak Ouw Sek
menjadi ketua Beng-kauw. Mereka tahu bahwa bendera
pusaka iu berada di tangan Bu Heng Locu, sang ketua. Oleh
karena itu mereka menyinggung ini agar Ouw Sek tidak dapat
memaksakan kehendaknya dan bahwa penggantian ketua
hanya mungkin kalau Bu Heng Locu mewariskan bendera
pusaka itu kepada seorang calon yang dipilih oleh sang ketua
itu sendiri. Akan tetapi, tiba-tiba Ouw Sek tertawa bergelak mendengar
kata-kata ini dan tangan kanannya merogoh ke balik bajunya
yang merupakan jubah pendeta itu dan ketika tangan kanan
itu ditarik dan digerakkan, maka berkembang dan berkibarlah
sebuah bendera kecil berwarna putih mengkilap yang
warnanya menyilaukan mata. Bendera itu seperti bernyala,
atau warna putihnya mengandung sesuatu yang membuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bendera itu bercahaya terang! Tentu saja semua anggauta
Beng-kauw mengenal bendera pusaka ini dan mereka segera
berlutut! Keadaan menjadi gempar dan Lima Penasehat Tua
itupun saling pandang dengan mata terbelalak, tidak tahu apa
yang harus mereka lakukan karena merekapun mengenal
bendera pusaka dari Beng-kauw yang kini ternyata telah
berada di tangan Ouw Sek!
"Ouhhh....... manusia terkutuk......! " Suara terdengar halus
menggetar dan semua orang menengok ke arah dari mana
datangnya suara itu. Suara itu datang dari balik pondok ketua
di mana terdapat guha yang menjadi tempat bersamadhi
ketua itu, dan tiba-tiba nampak tubuh seorang kakek
melayang menuju ke padang rumput itu ! Tubuh itu benarbenar "melayang" karena kedua kakinya duduk bersila namun
tubuh itu dapat meluncur dengan ringannya ke tempat itu dan
turun dengan empuk ke atas tanah dalam keadaan duduk
bersila, menghadapi Ouw Sek. Ternyata orang ia adalah Bu
Heng Locu, kakek tua renta ketua Beng-kauw pusat !
Wajahnya sudah penuh keriput, sepasang matanya yang
muram dan sayu itu kini mengeluarkan sinar berapi ditujukan
ke arah Ouw Sek, dan memandang kepada bendera pusaka
yang masih berada di tangan bekas muridnya itu. Kakek ini
memang memiliki kesaktian hebat. Biarpun kedua kakinya
sudah lumpuh, namun dengan menggunakan sisa tenaganya
dia mampu membuat lompatan seperti itu sehingga tubuhnya
seperti melayang saja. Wajah kakek ini pucat sekali dan jelas
nampak bahwa dia tidak sehat dan amat lemah, dalam
keadaan sakit. Sambil bersila di atas tanah berumput tebal
Locu menudingkan telunjuk kirinya ke arah
muridnya yang masih menyeringai lebar. "Ouw
iblis Engkau....... engkau telah mencuri bendera
kauw........!" Jelas betapa kakek ini dikuasai oleh
membuai suaranya sukar untuk keluar.
itu, Bu Heng muka bekas Sek manusia pusaka Beng amarah yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar ucapan itu, terkejutlah Lima Penasihat Tua
karena mereka kini mengerti mengapa bendera pusaka itu
berada di tangan Ouw Sek. Kiranya sebelum datang ke
padang rumput itu, Ouw Sek telah mempergunakan
kesempatan selagi semua orang berkumpul di situ dan selagi
ketua Beng kauw sakit dan bersamadhi di dalam guha, dia
telah memasuki kamar ketua itu dan mencuri bendera pusaka
Beng-kauw ! Akan tetapi Ouw Sek tertawa sambil menggulung bendera
pusaka itu dan menyimpannya di dalam bajunya lagi. "Ha-haha, suhu memang sudah terlalu tua, lemah dan pikun!"
katanya lantang dan berani.
"Manusia she Ouw, sungguh tak kusangka bahwa engkau
tidak menjadi baik, tidak mau bertobat, bahkan telah
menumpuk dosamu dengan perbuatan-perbuatan terkutuk.
Hayo cepat kembalikan bendera pusaka kami dan cepat enyah
dari sini !" bentak Bu Heng Locu dengan dada bergelombang
saking marahnya. "Suhu, mengapa suhu tidak mau tenang" Kemarahan bisa
membikin putus napasmu, suhu! Suhu sudah tua dan pikun!
Siapakah yang tidak tahu bahwa akulah yang sudah mewarisi
semua ilmu Beng kauw, dan aku pula yang sudah mewarisi
bendera pusaka Beng-kauw! Akulah yang berhak mewarisi
kedudukan ketua Beng-kauw!" dia membusungkan dadanya
dengan sikap congkak. "Manusia jahat dan murtad! Selama aku masih hidup,
jangan harap engkau akan dapat memperkosa Beng-kauwl"
Bu Heng Locu berteriak. Akan tetapi kini Ouw Sek menghadapi Lima Penasihat Tua
dan berkata, "Ngo-wi locianpwe, harap pertimbangkan baikhaik. Siapakah yang melanggar peraturan Beng-kauw Menurut
peraturan Beng-kauw yang kalian semua junjung tinggi, siapa
yang memiliki bendera pusaka dialah yang berhak menjadi
kauwcu Dan aku telah memiliki bendera itu! Aku telah memiliki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu ilmu yang harus dimiliki ketua Beng-kauw, dari ilmu silat,
ilmu agama dan sebagainya. Di antara kita ini, siapakah yang
akan mampu menandingi aku" Aku berhak menjadi ketua dan
sudah sepatutnya kalau aku yang menjadi ketua. Suhu terlalu
tua, terlalu lemah sehingga Beng-kauw selama ini tidak
memperoleh kemajuan! Aku adalah tenaga muda, akulah yang
akan memajukan Beng-kauw, akan memperkembangkan
Beng-kauw dan kalian lihat saja, aku akan membuat Bengkauw kelak menjadi agama istana! Dan menurut peraturan
dari Beng-kauw pula, siapa yang merasa tidak setuju dengan
kauwcu yang memegang bendera, dia boleh maju untuk
mengalahkan kauwcu dalam adu kepandaian ! Nah, siapakah
yang merasa tidak setuju kalau sku menjadi kauwcu dari
Beng-kauw" " "Keparat jahanam! Akulah yang akan menentangmu!" Bu
Heng Locu melakukan gerakan dan tubuhnya yang bersila itu
meloncat ke depan, gerakannya ringan sekali biarpun gerakan
itu membuat orang merasa iba karena kedua kakinya lemas
dan tidak dapat digerakkan sama sekali.
?"Kauwcu, harap suka mundur dan ingat akan kesehatan
kauwcu!" kata seorang di antara Lima Penasihat Tua itu dan
mereka berlima kini maju berjajar di depan Ouw Sek. Seorang
di antara mereka mewakili teman-temannya berkata dengan
suara keren dan penuh wibawa, "Ouw Sek! Selama Beng-kauw
berdiri, belum pernah ada orang luar berani memperkosa
perkumpulan kami. Kami sebagai Lima Penasibat Tua yang
mengembangkan pelajaran Agama Beng- kauw, sesuai dengan
agama yang Iniengutamakan sinar terang untuk memerangi
Kegelapan, kami berkewajiban untuk menentang kehendakmu
yang melanggar peraturan Beng- kauw yang tidak pernah
dilandasi kekerasan Engkau hendak menjadi kauwcu secara
paksa, hal ini bertentangan dengan pelajaran kami karena
perbuatanmu itu termasuk suatu perbuatan gelap, maka kami
akan menentangnya. Kami bertugas menasehati dan
menentukan mana yang benar dan sesat dalam Beng-kauw,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan tindakanmu adalah sesat, maka kami akan menentangnya
dengan taruhan nyawa! "
Diam diam Ouw Sek terkejut bukan main dan wajahnya
agak berobah pucat. Dia adalah seorang yang semenjak kecil
berada di Beng-kauw dan tentu saja dia sudah cukup tahu
bahwa kedudukan penasehat dalam Beng-kauw amat
dihormati dan dijunjung tinggi sebagai pendeta-pendeta Bengkauw yang mendalam pengetahuannya tentang agama itu,
merupakan kalangan tua yang patut ditaati semua nasihatnya.
Maka, biarpun para kakek yang menjadi penasehat itu hanya
memiliki pengertian mendalam tentang agama dan hanya
sedikit saja tahu akan ilmu silat sebagai latihan menyehatkan
badan, namun di kalangan Beng kauw mereka ini dihargai dan
dihormati sekali. Kini, Lima Penasehat Tua itu berdiri
menentangnya! Akan tetapi, dia sudah melangkah terlalu jauh
untuk dapat mundur kembali. Apapun yang menghalang di
depannya harus dibersihkan ! Dengan mengeraskan hatinya
dia berkata sambil tersenyum, "Kalian ini lima orang tua
bangka yang sudah pikun, hendak mengandalkan kedudukan
kalian menentangku " Dengan orang-orang macam kalian ini,
perkumpulan kita akan makin mundur dan lemah Kalian sudah
tidak ada gunanya lagi, ketinggalan jaman, akupun tidak
butuh kalian kalau aku menjadi ketua Beng-kauw ! "
Ucapan ini benar-benar hebat dan mengejutkan sekali.
Semua anggauta Beng kauw sampai menjadi pucat
mendengar ini. Lima Penasihat Tua itupun terkejut dan
melihat bahwa Beng-kauw terancam bahaya besar kalau
sampai terjauh ke tangan manusia ini. Maka. biarpun mereka
itu adalah orang orang tua yang hanya memiliki kepandaian
silat rendah saja kalau dibandingkan dengan Ouw Sek, mereka
menubruk maju dengan nekat demi mencegah kerusakan
Beng-kauw oleh murid murtad ini.
"Ha ha-ha, memang kalian sudah pantas meninggalkan
dunia ini!" bentak Ouw Sek dan tanpa ragu-ragu, tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanggung-tanggung lagi dia lalu memutar tongkat emasnya
secepat kilat menyambut mereka. Terdengar suara keras lima
kali ketika tongkat emas itu menghantam kepala mereka dan
lima orang kakek itu roboh tersungkur dengan kepala pecah
dan tewas seketika ! "Ouhhhh... kau... kau... manusia laknat...!" Melihat betapa
Lima Penasehat Tua yang menjadi junjungan Beng-kauw itu
tewas dalam keadaan demikian menyedihkan, Bu Heng Locu
menjerit dengan suara seperti orang menangis dan dia sudah
menerjang ke arah bekas murid itu dengan kedua tangan di
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ulur dan mencengkeram ke arah dada dan ke pala Ouw Sek.
Ouw Sek maklum bahwa biarpun gurunya itu sedang dalam
keadaan sakit, namun ketua Beng-kauw ini memiliki
kepandaian yang hebat sekali. Memang dia sudah
memperhitungkan semua tindakannya. Andaikata gurunya itu
tidak sedang sakit sehingga kedua kakinya lumpuh, tentu dia
akan berpikir sepuluh kali lebih dulu sebelum melakukan
tindakan mencoba untuk menguasai Beng-kauw. Biarpun dia
selama tiga tahun ini telah menggembleng diri dan
memperkuat ilmu silat dan ilmu sihirnya namun kalau bekas
suhunya berada dalam keadaan sehat, dia masih ragu ragu
apakah dia akan mampu menandingi Bu Heng Locu ! Akan
tetapi. setelah kakek itu menderita sakit sampai lumpuh kedua
kakinya, tentu saja dia tidak merasa takut.
"Hemm.. ..!" Dia mendengus sambil mengelak ke belakang
dan tongkat emasnya menyambar ke depan dalam usahanya
membabat serangan bekas gurunya itu. Bu Heng Locu
berjungkir balik di udara untuk menghindarkan diri, kemudian
tubuhnya meluncur turun dari atas, dan kedua tangannya
kembali menyerang dari kanan kiri ke arah kedua pelipis
kepala lawan. Hebat bukan main ilmu ginkang dari kakek ini,
akan tetapi karena memang tubuhnya lemas oleh sakit,
gerakannya masih kurang cepat bagi Ouw Sek yang kini telah
memiliki tingkat tinggi sekali dalam ilmu silatnya. Akan tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ouw Sek juga tahu akan bahayanya serangan itu. maka dia
tidak berani bertindak ceroboh menangkis serangan itu,
melainkan membuang tubuh ke belakang dan berjungkir balik
tiga kali. Melihat kakek itu turun ke atas tanah dan napas kakek itu
agak terencah, giranglah hati Ouw Sek, dan dia mengeluarkan
bentakan nyaring, terus menubruk ke depan dan melakukan
serangan bertubi tubi dengan tongkatnya. Dia menotok,
menusuk, memukul dan tongkatnya berobah menjadi sinar
bergulung gulung yang mengeluarkan suara bercuitan
mengerikan. "Plak-plak-plak-plakl" Kedua tangan Bu Heng Locu
menangkis dengan sibuk ketika kembali dia meloncat dan
melindungi tubuhnya dengan jalan menangkis. Akan tetapi
karena tubuhnya berada di udara, tentu saja pertemuan
tenaga itu membuat dia terlempar ke belakang. Memang
sukarlah bagi kakek itu untuk dapat menandingi bekas
muridnya sendiri yang lihai itu. Pertama, dia tidak dapat lagi
mengandalkan kedua kakinya dan betapapun lihainya seorang
ahli silat, kalau dia sudah tidak dapat mengandalkan kuda
kuda, tentu saja dia kehilangan kekuatannya. Pokok kekuatan
adalah pada kedua kaki dan kini ke dua kakinya lumpuh.
Biarpun dia dapat mengandalkan ginkangnya untuk
berloncatan, namun tenaga selagi tubuh melayang ini tentu
saju tidak dapat terlalu diandalkan untuk melawan tenaga
lawan yang dapat memasang kuda kuda yang amat kuat.
Namun, kematangan ilmu kepandaian silat dari Bu Heng
Locu benar-benar hebat. Biarpun dia berkali-kali terpental dan
terlempar, namun sampai lewat seratus jurus belum juga Ouw
Sek mampu merobohkannya.Wajah kakek itu sudah amat
pucat dan napasnya makin memburu !
"Ha ha ha. Bu Heng Locu. mengapa engkau begitu bodoh "
Menyerahlah dan sahkan aku sebagai ketua Beng kauw, dan
engkau akan kuangkat menjadi penasihat, dari pada engkau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mati konyol di tanganku !" Ouw Sek membujuk, bujukan yang
lebih ditujukan untuk memukul batin bekas suhu itu.
Serangan dengan kata-kata ini memang hebat sekali
akibatnya. Terdengar Bu Heng Locu berteriak dan muntah
darah. Itulah akibat dari kemarahan yang meluap-luap !
Kemudian dengan nekat sekali kakek ini mengeluarkan suara
melengking panjang dan tubuhnya kembali mencelat ke atas
dan dia sudah menubruk dengan nekat tanpa memperdulikan
lagi pertahanan dirinya !
Melihat ini, Ouw Sek tertawa, memasang kuda kuda
sekuatnya dan mengerahkan seluruh tenaganya, lalu
menyambut kedua tangan suhunya itu dengan dorongan
tangan kiri dan hantaman tongkat yang dipegang tangan
kanan. "Plakk! Dessss.......!" Tubuh kakek itu terlempar dan
terbanting keras ke atas tanah. Kakek itu terluka parah di
sebelah dalam tubuhnya ! Akan tetapi, Ouw Sek juga tergetar
hebat sehingga' wajahnya berobah pucat, sungguhpun dia
tidak sampai terluka. Ouw Sek yang maklum bahwa bekas gurunya itu belum
tewas, dan selama kakek itu belum tewas tentu akan menjadi
penghalang baginya, cepat meloncat ke depan dan tangan
kirinya bergerak untuk memberi pukulan terakhir. Tangan
kirinya menyambar dahsyat ke arah kepala Bu Heng Locu
yang sudah tidak mampu untuk mengelak atau menangkis
lagi. "Dukkk!!" Ouw Sek merasakan lengannya yang tertangkis
itu nyeri dan terpental, tanda bahwa penangkis itu memiliki
tenaga sinkang yang amat kuat. Dia cepat mengangkat muka
memandang dan terkejutlah dia melihat bahwa penangkisnya
adalah seorang pemuda tampan yang usianya baru antara
duapuluh tahun! Hampir dia tidak percaya menghadapi
kenyataan ini maka sejenak dia hanya memandang dengan
mata terbelalak heran. Di samping kekagetan dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keheranannya, juga Ouw Sek merasa khawatir kalau-kalau
para anggauta Beng - kauw akan serentak maju
menentangnya. Dia tidak gentar menghadapi pengeroyokan
mereka semua, akan tetapi kalau semua anggauta Beng-kauw
menentangnya, unuk apa dia menjadi ketua" Maka dia lalu
mencabut keluar bendera pusaka atau Bendera Keramat yang
disimpannya dibalik jubahnva. Nampak cahaya berkilauan
ketika bendera putih itu dia kibarkan.
"Sebagai pemegang Bendera Keramat, aku perintahkan
seluruh anggauta Beng-kauw untuk berlutut!" teriakannya
nyaring sekali dan mengandung wibawa besar karena
dikeluarkan dengan pengerahan khikang yang amat kuat
hingga sebagian besar dari para anggauta Beng-kauw sudah
menjatuhkan diri berlutut dengan kaki menggigil.
Akan tetapi, Ouw Sek mengerutkan alisnya dan menatap
tajam ketika dia melihat betapa pemuda yang tadi
menangkisnya dan kini masih berdiri menghadangnya seperti
hendak melindungi Bu Heng Locu, tersenyum saja
memandangnya. Aku perintahkan kepadamu untuk berlutut menghormati
Bendera Keramat!" bentak Ouw Sek penuh wibawa. Akan
tetapi pemuda tampan itu memperlebar senyumnya dan tibatiba pemuda itu mengeluarkan sebuah benda dari balik
bajunya, dan sekali dia menggerakkan tangannya, nampaklah
cahaya berkilauan dan sebuah bendera putih yang sama
dengan yang dipegang oleh Ouw Sek nampak berkibar!
Kiranya pemuda itu adalah Coa Gin San ! Seperti telah kita
ketahui, pemuda ini telah mewarisi Bendera Keramat dari
mendiang gurunya, yaitu Maghi Sing, dan dia menjadi
pimpinan tertinggi atau ketua dari Beng - kauw wilayah utara.
Setelah Gin San yang hendak mengunjungi pendekar Gan
Beng Han mendapat kenyataan akan kematian gurunya dan
isteri gurunya, kemudian mencari pembunuhnya dan
mendapat kenyataan ketika dia menyerbu Pek-lian-kauw
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa wanita pembunuh gurunya yang menjadi ketua Im yang - kauw itu telah mati, pemuda ini lalu melanjutkan
perrjalanannya, menuju ke selatan untuk memenuhi pesan
mendiang Maghi Sing. Dia akan menghadapi ketua dari Bengkauw pusat di selatan yang menurut Maghi Sing adalah paman
guru dari tokoh Beng-kauw itu. Selain memperkenalkan diri
sebagai ahli waris dari Maghi Sing, juga Gin San bermaksud
untuk minta kitab-kitab Beng - kauw yang asli agar dia dapat
mengembalikan Beng-kauw wilayahi utara itu ke dalam jalan
yang benar Akan tetapi, betapa kagetnya ketika dia tiba di
perkampungan Beng-kauw itu, dia melihat peristiwa yang
hebat itu, yaitu pemberontakan seorang murid murtad yang
lihai. Kedatangannya terlambat sehingga selain Lima Penasihat
Tua telah tewas di tangan Ouw Sek, juga paman dari
mendiang gurunya. Bu Heng Locu, telah terkena pukulan
hebat dan terancam nyawanya ketika Ouw Sek melancarkan
pukulan terakhir. Maka tanpa banyak cakap lagi dia segera
turun tangan menangkis Kalau tadinya dia hanya diam saja
dan mendengarkan percecokan itu adalah karena dia masih
meragu dan tidak tahu apa yang terjadi, siapa yang salah dan
dia adalah seorang asing yang tidak mengenal siapapun di
situ. Kini dia telah mendapat gambaran siapa adanya Ouw Sek
yang lihai itu dan orang macam apa dia itu, maka diapun
tanpa ragu ragu lagi turun tangan menentangnya.
"Manusia keji, Bendera Keramat Beng kauw adalah sebuah
benda yang dikeramatkan dan untuk menghukum murid murid yang murtad, akan tetapi engkau telah meremehkan
dan menodakan Bendera Keramat itu untuk melakukan
kejahatan dan kekejian!"
Mendengar ucapan Gin San yang nadanya penuh teguran
itu, semua orang terkejut terutama sekali Ouw Sek yang sama
sekali tidak mengira bahwa masih ada bendera keramat lain
dan kini berada di tangan pemuda asing yang logat bicaranya
menunjukkan bahwa pemuda ini datang dari daerah utara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa engkau !" bentaknya marah. "Dari mana engkau
mencuri Bendera Keramat itu?" Mendengar ini Gin San
tersenyum mengejek, "Kiranya engkau tidak lebih hanya
seorang pencuri kaliber kecil yang selalu memaki orang lain
pencuri. Engkaulah yang mencuri Bendera Keramat itu,
sedangkan aku memperoleh dari mendiang suhuku sebagai
ahli waris." "Siapa suhumu?"
"Suhu yang terhormat dan yang sudah meninggal dunia
adalah Maghi Sing........"
Terdengar seruan-seruan kaget ketika para anggauta Bengkauw mendengar disebutnya nama ini. Maghi Sing adalah
seorang tokoh besar Beng-kauw, dan biarpun terhitung murid
keponakan dari Bu Heng Locu, namun terkenal memiliki
kepandaian yang tinggi dan menjadi tokoh dari Beng-kauw
wilayah utara dan timur. Tentu saja Ouw Sek juga terkejut
dan dia ini bukan saja telah mendengar nama Maghi Sing,
bahkan pernah dia bertemu dengan orang yang masih
terhitung suhengnya itu. Maghi Sing adalah murid dari
supeknya, dan dia tahu betapa lihainya Maghi Sing. Akan
tetapi kekagetan ini berbalik berobah menjadi kegirangan
ketika dia mendengar dari pemuda ini bahwa suhengnya yang
lihai itu telah meninggal dunia. Memang dia agak gentar
mendengar nama Maghi Sing, akan tetapi kalau suhengnya itu
telah meninggal dunia dan yang berada di depannya ini
hanyalah seorang pemuda yang menjadi murid suhengnya itu,
tentu saja dia tidak takut.
"Bagus sekali ! Orang muda yang gagah, siapakah
namamu" " "Namaku Coa Gin San....... "
"Gin San, sungguh senang hatiku mendengar bahwa Bengkauw wilajah utara dan timur telah dipimpin oleh seorang
muda seperti engkau !" Ouw Sek memotong. "Memang sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba waktunya Beng kauw harus dipimpin olehi orang-orang
muda, dan kini yang di wilalayah utara engkau pimpin,
sedangkan pusatnya di selatan ini aku yang memegangnya.
Kita akan dapat bekerja sama memajukan Beng-kauw yang
sudah terlepas dari cengkeraman orang-orang kolot yang
kuno!" "Hemm, aku tidak sependapat denganmu, orang she
Ouw......." "Coa Gin San, engkau tidak tahu siapa aku! Mendiang
gurumu, Maghi Sing itu adalah suhengku.dia adalah murid dari
supek! Jadi engkau ini masih terhitung murid keponakanku
sendiri!" "Orang she Ouw, paman guru macam apa engkau ini"
Engkau telah membunuhi tokoh tokoh tua dari Beng kauw,
bahkan engkau telah melawan dan memukul guru sendiri.
Tidak, engkau bukan paman guruku, engkau bukan murid
Beng-kauw, engkau adalah seorang murtad yang telah
mencuri Bendera Keramat Beng-kauw dan karenanya harus
dihukum !" Suasana menjadi tegang sekali. Semua murid Beng-kauw
mengikuti percakapan dan perbantahan itu, termasuk Bu Heng
Locu sendiri yang terluka dan kini sudah bersila dengan muka
pucat, akan tetapi tidak pernah lengah, memperhatikan
munculnya seorang muda yang mengaku murid Maghi Sing
dan yang kini dengan beraninya menentang Ouw Sek yang
amat lihai itu. "Coa Gin San!" Ouw Sek membentak marah. "Ingat, aku
adalah paman gurumu sendiri! Engkau berani melawan paman
gurumu?" Gin San tersenyum. "Hemm, orang she Ouw, andaikata
benar engkau ini paman guruku, maka engkau telah memberi
contoh kepadaku. Engkau telah melawan gurumu sendiri maka
kalau sekarang engkau dilawan murid keponakanmu sendiri,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukankah hal itu sudah adil dan patut" Orang she Ouw,
keadaan kita sama, engkau memegang Bendera Keramat yang
kaudapatkan dengan jalan mencuri sedangkan aku pun
memegang Bendera Keramat yang kudapatkan dari warisan
mendiang suhu. Maka, tidak ada hal yang dibuat penasaran
lagi dan aku menantangmu untuk bertanding, engkau sebagai
seorang murid murtad, dan aku sebagai seorang-murid
pembela Beng-kauw !"
Tentu saja wajah Ouw Sek menjadi merah saking
marahnya. Anak ini terlalu sombong, pikirnya. Tentu saja dia
tidak takut menghadapi bocah itu yang menurut usianya patut
menjadi anak atau muridnya, dan menurut kedudukanpun
adalah, murid keponakannya. Maka diam diam dia lalu
mengerahkan tenaga sinkang dan mempergunakan kekuatan
pada pandang matanya dengan Ilmu Sin-gan Hoat lek,
bermaksud untuk menyihir Gin San dan menaklukkan pemuda
itu. Tiba-tiba Ouw Sek berteriak dengan suara yang
berpengaruh, karena dia telah mempergunakan ilmu sihirnya,
"Coa Gin San, aku adalah wakil gurumu! Berlututlah engkau
kepadaku" Gin San sudah tahu bahwa lawannya mempergunakan sihir,
akan tetapi dia tidak mengelak bahkan dengan berani dia
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
balas memandang sambil mengerahkan tenaga pada pandang
matanya pula, tanpa mengucapkan kata-kata, namun
melawan kekuatan sihir itu dengan tenaga saktinya.
Ouw Sek terkejut ketika merasa betapa dari sinar mata Gin
San itu keluar tenaga yang amat dahsyat, yang membuat
matanya terasa pedih dan penat, jangankan dia dapat
menguasai pemuda itu, bahkan dia merasa amat lelah dan
hampir dia tidak dapat bertahan untuk tidak memejamkan
matanya. Tahulah dia bahwa pemuda itu ternyata memiliki
kekuatan sihir yang amat kuat pula dan dia tidak akan mampu
menaklukkan pemuda itu dengan kekuatan sihir. Dia memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu bahwa dalam hal ilmu sihir, mendiang Maghi Sing adalah
seorang yang ahli, bahkan kabarnya tidak kalah lihai dalam hal
sihir dibandingkan dengan Bu Heng Locu sendiri. Akan tetapi,
tiba-tiba kedua kakinya seperti dipaksa untuk berlutut dan
ketika dia memperhatikan, tahulah dia bahwa diam-diam Bu
Heng Locu yang sudah terluka itu mempergunakan kekuatan
sihir untuk membantu Gin San dan menyerangnya! Hal ini
amat mengejutkan dan tiba tiba Ouw Sek mengeluarkan
lengking nyaring untuk membuyarkan tekanan ilmu sihir itu
kepadanya, daa lengking itu disusul dengan gerakan tubuhnya
yang sudah menyerang Gin San dengan tongkat emasnya!
Mendengar suara bercicit dibarengi sinar kuning emas yang
berkeredepan menyambar ke arahnya, tahulah Gin San bahwa
lawannya ini benar-benar lihai sekali. Dia cepat mengelak dan
dari bawah, tangannya bergerak menangkis.
"Plakkk! " Gin San meloncat ke belakang dengan kaget
karena telapak tangannya terasa dingin sekali seperti
bersentuhan dengan es, dan ada tenaga yang menggetarkan
lengannya Seketika dia menangkis tongkat emas tadi.
Terdengar Ouw Sek tertawa mengejeknya dan orang she Ouw
itu sudah meloncat, mengejar dan mengirim serangan lagi
yang lebih hebat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XXVIII "TRAKKK !" Gin San kini
menggunakan suling yang sudah dicabutnya untuk menangkis tongkat itu sambil
mengerahkan tenaga dan biarpun dia masih merasa betapa tenaga lawan membuat lengannya tergetar
hebat, namun dengan suling
itu dia lebih dapat mengimbangi tenaga lawan yang disalurkan lewat tongkat
emas. Suling ini sebenarnya
merupakan benda yang disukai oleh Gin San. Sejak
kecil dia suka meniup suling,
maka dia tidak pernah berpisah dari sulingnya, dan baru sekarang dia terpaksa
mempergunakan sulingnya untuk senjata. Tangan kirinya juga
sudah melolos sabuk rantai peraknya, karena dia tahu akan
lihainya lawan. Ketika serangan pertama dari tongkat emasnya itu dapat
ditangkis lawan, Ouw Sek makin marah dan sambil
mengeluarkan gerengan seperti harimau marah dia sudah
menerjang lagi dengan hebat. Gin San menggerakkan suling
dan rantai peraknya, menangkis dan membalas serangan
lawan. Terjadilah pertandingam yang amat hebat dan seru,
yang diikuti oleh pandang mata semua orang yang berada di
situ dengan hati penuh ketegangan. Bu Heng Locu sendiri
yang telah terluka hebat dan tidak mungkin membantu Gin
San, hanya memandang pula penuh harapan Dia sudah
mendengar semua pembantahan tadi dan dia meletakkan
harapannya untuk menolong Beng kauw kepada pemuda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tampan yang masih terhitung cucu muridnya itu. Kalau benar
pemuda itu telah mewarisi ilmu kepandaian Maghi Sing, dapat
diharapkan pemuda itu akan mampu menandingi Ouw Sek
karena dia tahu keponakan muridnya itu memiliki kepandaian
istimewa. Tadi ketika Ouw Sek menyerang Gin San dengan
ilmu sihir, dia melihat bahwa murid Maghi Sing itu dapat
mengimbangi Ouw Sek, dan dalam pertandingan sihir tentu
saja dia masih dapat membantu. Akan tetapi dalam
pertandingan ilmu silat, dia sama sekali tidak akan dapat
membantu karena begitu dia bergerak dan mengerahkan
sinkang, berarti dia membunuh diri sendiri. Dia berada dalam
keadaan tidak sehat, dan pukulan yang dideritanya tadi amat
hebat, bahkan sekarangpun hampir dia tidak kuat
menahannya. Harapan Bu Heng Locu itu tidak begitu dikecewakan karena
ternyata dalam gebrakan- gebrakan selanjutnya, Gin San
mampu menangkis, mengelak dan balas menyerang dengan
sama dahsyatnya. Karena dua orang yang sedang bertanding
itu sealiran, maka mereka saling mengenal gerakan lawan,
dapat menjaga diri dengan baik dan dapat balas menyerang,
seolah-olah mereka adalah dua orang saudara seperguruan
yang sedang berlatih silat karena gerakan dan gaya mereka
sama dasarnya. Akan tetapi, lewat seratus jurus kemudian, terjadi
perobahan. Ouw Sek mengeluarkan suara melengking nyaring
dan tongkat emasnya bergerak secara aneh, mengeluarkan
bunyi nyaring dan gulungan sinar keemasan makin melebar,
Gin San terkejut, sulingnya diputar dan terdengar suara aneh
seolah - olah suling itu ditiup dan dimainkan orang, dan dia
menahan diri sebaiknya. Nimun, kini nampak jelas oleh Bu
Hong Locu betapa pemuda harapannya itu mulai terdesak!
Dan dia tahu, mengapa demikian. Dalam hal ilmu silat,
pemuda itu benar-benar hebat dan tidak usah kalah
menghadapi Ouw Sek, akan tetapi jelas bahwa pemuda yang
usianya kurang lebih duapuluh tahun itu kalah matang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakannya, dan ini berarti kalah terlatih dan kalah
pengalaman! Mulailah Gin San terdesak hebat biarpun pemuda
ini sudah menggerakkan suling dan rantainya untuk
mempertahankan diri sebaiknya.
"Prakkk !" Tiba-tiba suara suling mendenging-denging itu
mati dan yang terdengar hanya bercicitnya tongkat emas, dan
ternyata bahwa suling itu telah remuk! Gin San terkejut dan
membuang sulingnya yang sudah tidak dapat dipergunakan
sebagai senjata maupun sebagai alat musik lagi itu, dan dia
harus membuang diri ke belakang dan berjungkir balik untuk
menghindarkan desakan Ouw Sek yang, merasa girang
melihat kemenangan ini. Ouw Sek diam-diam harus mengakui
bahwa dalam diri pemuda ini dia menemukan lawan yang
amat tangguh, dan andaikata dia tidak menang pengalaman
dan kematangan latihan, kiranya akan sukar sekali baginya
untuk dapat mengalahkan Gin San. Ada beberapa gerakangerakan dari pemuda ini yang tidak dikenalnya! Sebaliknya,
agaknya semua gerakannya dikenal belaka oleh pemuda itu.
Hanya kematangan latihan saja yang membuat dia lebih mahir
dalam gerakan-gerakannya sehingga dapat mendesak lawan
dan akhirnya berhasil meremukkan suling pemuda itu.
Ouw Sek tertawa dan menggoyangkan tongkat emasnya.
"Ha - ha, Gin San, masih belum sadarkah engkau bahwa
engkau tidak akan menang melawan paman gurumu" Sayang
kalau tenaga sebaik engkau sampai harus kuhancurkan.
Insyaflah dan berlututlah, mari kita bersama membangun
Beng-kauw yang baru dan engkau menjadi pembantuku yang
baik! Kita bawa Beng-kauw menyusup sampai dalam istana! "
Gin San tidak menjawab, bahkan kini dia menyimpan rantai
perak itu, dikalungkan di pinggangnya lagi kemudian dia
menggulung kedua lengan bajunya, memasang kuda-kuda
dengan kedua kaki ditekuk rendah dan matanya mencorong
aneh! Pemuda yang merasa penasaran ini mulai
menggerakkan jurus dari ilmu rahasia atau ilmu simpanannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yaitu Cap-sha Tong-thian! Tadinya dia tidak ingin
mengeluarkan ilmu ini, apa lagi di depan para tokoh Bengkauw karena mendiang gurunya memesan kepadanya agar
kalau tidak amat penting, ilmu ini jangan sampai dipergunakan
atau diperlihatkan kepada orang lain. Akan tetapi setelah dia
tahu betul bahwa lawannya ini amat lihai dan dia tidak akan
menang, bahkan akan terancam bahaya kalau dia melanjutkan
melawannya dengan ilmu-ilmu biasa, terpaksa Gin San mulai
menjalankan jurus ilmu silat luar biasa itu.
Begitu Gin San menekuk lututnya dan menggerakkan kedua
tangannya ke depan, tiba-tiba serangkum tenaga yang
mendatangkan angin dahsyat menyambar ke arah Ouw Sek.
Orang ini terkejut sekali dan mengelak dengan loncatan ke
samping, akan tetapi secara aneh tahu-tahu tangan Gin San
sudah mencengkeram lehernya dari samping. Serangan ini
luar biasa dan cepat, sama sekali tidak dikenal oleh Ouw Sek.
"Plak-plakkk!" Ouw Sek yang amat lihai itu masih juga
dapat menyelamatkan dirinya dengan memutar tubuhnya dan
menangkis dengan tongkat emasnya. Jurus luar biasa dari Cap
sha Tong-thian, yang sukar ditangkis orang lain itu ternyata
masih dapat dihindarkan dalam saat terakhir oleh Ouw Sek!
Ini sudah membuktikan betapa lihainya tokoh murtad dari
Beng kauw ini. Akan tetapi. Ilmu Cap-sha Tong-thian adalah ilmu aneh
yang merupakan ringkasan dari semua jurus pilinan. Biarpun
dapat ditangkis namun kedudukan Ouw Sek menjadi kacau
dan saat itu Gin San telah mengirim serangan ke dua.
Tubuhnya bergerak dengan langkah lankah ringan seperti
orang menari, dan agaknya di tidak menyerang ke arah lawan,
melainkan menggerakkan tubuh menghadap lain jurusan,
akan tetapi tiba tiba saja tubuhnya membalik dan kedua
tangan itu dari samping diluncurkan ke depan. Terdengar
suara bercuit nyaring dan seramkum hawa yang tajam sekali
menyambar seperti pedang pusaka ke arah dada Ouw Sek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Inilah satu di antara jurus-jurus Cap-sha Tong-thian, dan
pukulan ini sama hebatnya dengan sambaran sebatang
pedang pusaka yang diluncurkan secara tiba-tiba dari samping
sehingga amat sukar dihadapi lawan yang bagaimana pandai
sekalipun. "Ehhh........!" Ouw Sek berteriak dan cepat dia memasang
kuda-kuda, mengerahkan tenaga sinkangnya ke dalam
tongkat emas dan menangkis.
"Wuuuutttt........plakkkk!" Tongkatnya berhasil menangkis,
namun hawa pukulan yang mengandung angin tajam itu
masih merobek ujung lengan baju dari tangan Ouw Sek yang
memegang tongkat emas. "Brettt........aihhh !" Ouw Sek terkejut bukan main dan
wajahnya berobah. Dengan marah dia lalu menubruk dan
memutar tongkatnya, dan kembali Gin San terdesak hebat
sehingga pemuda ini terpaksa harus memutar tubuh dan
berloncatan menghindar, kemudian meloncat jauh ke belakang
dan sebelum lawan menerjang lagi, dia sudah merendahkan
tubuhnya seperti berjongkok dan memutar-mutarkan kedua
lengannya. Muncullah angin pukulan yang berpusing seperti
terjadi angin puyuh yang kuat menyambar ke arah Ouw Sek.
Itulah jurus ke tiga dari Cap-sha Tong-thian dan kembali Ouw
Sek mengeluarkan seruan kaget. Serangan ini hebat bukan
main, lebih hebat dari pada serangan pertama dan ke dua tadi
dan makin heranlah Ouw Sek. Belum pernah selamanya dia
melihat jurus-jurus aneh seperti itu. Namun, karena dia adalah
seorang yang sudah mendapat gemblengan seorang sakti dan
sudah mematangkan ilmu-ilmunya, dia masih dapat memutar
tongkatnya dan berusaha melawan keras dengan keras. Akan
tetapi, biarpun dia dapat juga menangkis serangan ke tiga ini,
tidak urung tubuhnya terhuyung-huyung ke belakang dan
hanya setelah dia membuat loncatan dengan pok-sai (jungkir
balik) beberapa kali baru dia dapat mengatur keseimbangan
tubuhnya dan berdiri lagi dengan mukai berkeringat!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Heng Locu menderita hebat sekali dan dia sudah amat
lemah, bahkan penglihatannya sudah mulai kabur. Samarsamar dia masih melihat betapa pemuda murid Maghi Sing
yang diharapkannya itu melakukan serangan dengan jurusjurus yang amat aneh. Akan tetapi dia sudah terlampau lelah
dan pening, dia khawatir kalau-kalau pemuda itu tidak akan
mampu menanggulangi kelihaian Ouw Sek, maka dengan
pengerahan tenaga terakhir, ketua Beng kauw mengambil
keputusan bulat dan berteriak, suaranya nyaring penuh
wibawa, "Semua anggauta Beng-kauw, aku sebagai ketua
kalian memerintahkan kalian majuuuuu! Demi keselamatan
Beng-kauw, serbu dan hancurkan manusia she Ouw yang
jahat ini !" Menerima komando ini, serentak limapuluh lebih anak buah
Beng-kauw itu bergerak, mencabut senjata masing-masing
dan menyerbu ke arah Ouw Sek yang baru saja terhindar dari
serangan Gin San yang ke tiga dan masih terhuyung-huyung.
Melihat ini, Ouw Sek menjadi gentar. Andaikata di situ tidak
ada Gin San yang ternyata lihai luar biasa itu, tentu saja dia
tidak takut menghadapi pengeroyokan para anggauta Bengkauw, atau sebaliknya andaikata limapuiuhan orang itu tidak
maju mengeroyok, dia tentu akan melanjutkan penandingannya dengan Gin San dan belum tentu dia akan
kalah. Akan tetapi, seorang Gin San saja sudah merupakan
lawan tangguh yang sukar sekali dirobohkan, apa lagi kalau
ditambah limapuluhan orang anggauta Beng-kauw! Dengan
marah dan kecewa sekali dia meloncat ke belakang, jauh
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekali dan melarikan diri setelah dia berseru dengan nyaring,
"Coa Gin San, tunggu saja....! Akan tiba saatnya aku
menghadapimu dan menghancurkanmu !"
Gin San tidak mengejar, demikian pula pari anggauta Bengkauw, karena Gin San maklum bahwa lawannya itu benarbenar amat lihai sekali. Belum pernah dia menemui lawan
yang sedemikian lihainya!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin San lalu menghampiri tempat di mana Bu Heng Locu
masih duduk bersila di atas rumput dan pemuda ini lalu
menjatuhkan dirinya berlutut.
"Susiok-couw, harap maafkan kedatangan teecu yang
mengganggu," katanya.
Kakek itu bernapas berat sekali, membuka kedua mata
yang sayu, lalu berkata dengan lirih, "Bagus.... engkau.....engkaulah yang bertugas membersihkan Bengkauw..... aku serahkan padamu, Coa....... Gin San......." Dan
kakek itu tidak melanjutkan kata-katanya, ke dua matanya
terpejam dan dia masih tetap dalam keadaan duduk bersila,
akan tetapi napasnya telah putus!
Melihat ini, Gin San memberi hormat sambil berlutut dan
berkata lirih pula, "Teecu akan mentaati pesan susiok-couw,
dan selamat jalan, semoga susiok-couw mendapatkan jalan
terang" Semua anak murid Beng-kauw menjatuhkan diri berlutut
menghadap ke arah jenazah yang masih duduk bersila itu dan
mereka tenggelam ke dalam kedukaan, apa lagi yang tewas
bukan hanya sang ketua, melainkan juga Lima Penasihat Tua
dan empat orang murid utama. Sekaligus Beng-kauw telah
kehilangan sepuluh orang tokoh besarnya, maka tentu saja
Beng kauw mengalami perkabungan yang amat hebat.
Gin San yang amat dihormati oleh sisa para murid utama
dari Beng-kauw, menghadiri upacara pembakaran jenazah
sampai selesai. Setelah selesai, tiga orang murid Bu Heng
Locu, yaitu Kwan Liok dan dua orang sutenya minta
kepadanya agar dia suka memegang tampuk pimpinan Bengkauw di selatan, bahkan yang juga menjadi pusat dari
pergerakan Agama Beng-kauw. Akan tetapi Gin San
menolaknya dengan halus. "Harap para susiok (paman guru) suka memaafkan saya.
Bukan sekali-kali bahwa saya tidak mentaati pesan terakhir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari susiok-ouw. Sama sekali tidak. Saya bahkan akan
berusaha membersihkan Beng-kauw diutara yang banyak
menyeleweng dari pada kebenaran. Akan tetapi di samping
itu, saya tidak suka untuk duduk di suatu tempat tertentu,
saya masih ingin banyak merantau. Oleh karena itu, saya
usulkan agar Beng - kauw di selatan ini dipimpin oleh Kwansusiok."
Gin San memang merasa kagum kepada Kwan Liok yang
tadi telah dilihatnya sebagai seorang gagah yang berani
membela Beng-kauw dan gurunya secara mati-matian. Dia
percaya bahwa di bawah pimpinannya, perkumpulan itu tentu
akan berjalan di jalan yang benar. Kini dia dapat melihat
bahwa Beng-kauw adalah perkumpulan yang dipimpin oleh
orang-orang gagah perkasa, seperti susiok - couwnya yang
tewas, lima orang kakek penasihat dan para murid susiokcouwnya yang semua terdiri dari orang-orang gagah. Betapa
jauh bedanya antara tiga orang ketua Beng-kauw di utara itu
kalau dibandingkan dengan para pimpinan Beng-kauw di
selatan ini! Karena pemuda gagah perkasa dari utara itu menolak
kedudukan pimpinan Beng-kauw dengan alasan-alasan tepat,
maka akhirnya semua anggauta menerima usul itu,
mengangkat Kwan Liok menjadi pengganti ketua Beng kauw,
sedangkan kedua orang sute dari Kwan Liok diangkat menjadi
penasihat, mendampingi sang ketua baru. Gin San sendiri lalu
mohon diri kembali ke utara setelah dia dibekali dengan kitabkitab tentang Agama Beng-kauw yang lengkap untuk bahan
pelurusan jalannya Beng-kauw di utara. Pemuda ini berangkat
ke utara kembali dengan diantar oleh para pimpinan Bengkauw sampai di tepi wilayah Beng-kauw.
*** Semenjak sejarah dicatat orang, manusia di dunia ini sudah
sejak dahulu kala berusaha untuk menghindarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesengsaraan hidup dan mencari kebahagiaan hidup. Manusia
rnelihat kenyataan betapa kehidupan penuh dengan duka dan
sengsara, dan melihat pula bahwa yang mendatangkan
kedukaan itu adalah perbuatan perbuatan yang dinamakan
jahat. Oleh karena itu, manusia berusaha menentang
kejahatan dengan pelajaran-pelajaran tentang kebaikan,
melalui berbagai macam agama, tradisi dan kebudayaan.
Namun, kenyataan pahit membuktikan bahwa sampai kini,
usaha itu masih berjalan terus dan nampaknya tidak banyak
mendatangkan hasil baik! Kejahatan masih merajalela, kalau
tidak mau dikatakan makin menjadi-jadi, permusuhan,
kebencian, pertentangan, baik antara pribadi, antara
golongan, maupun antara bangsa bukan mereda bahkan
makin meluas. Usaha ribuan tahun telah gagal. Manusia,
sampai saat ini, masih menderita duka sengsara, masih
menghayati kehidupan di dunia yang penuh kebencian dan
permusuhan ! Kebaikan tidak mungkin dapat dipelajari! Kebahagiaan tidak
mungkin dapat dipupuk, cinta kasih tidak mungkin dapat
dilatih. Kebaikan dalam setiap tindakan dengan sendirinya
ada, apabila kejahatan telah bersih dari dalam diri, dari dalam
batin, bukan kebaikan yang dibuat, melainkan kebaikan yang
wajar, seperti kebersihan yang ada setelah kekotoran lenyap.
Seribu satu macam pelajaran tentang kebaikan, laksaan bait
ujar-ujar tentang kebaikan hidup, tentang bagaimana kita
harus mennjadi orang baik, hanya merupakan teori-tori
kosong belaka, pelajaran yang mati dan kenyataannya semua
pelajaran itu hanya menjadi alat untuk membanggakan diri
sebagal orang yang pandai, alat untuk berdebat dengan orang
lain tentang kebajikan dan sebagainyn, alat pemanis bibir agar
dianggap sebagai orang bijaksana dan pandai! Yang penting
bukanlah menghafal segala macam kata mutiara, kata suci
tentang filsafat dan kebatinan, melainkan membuka mata
dengan penuh kewaspadaan mengenal diri pribadi. Semua
pelajaran tentang kebatinan, kata-kata muluk yang dirangkai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
indah, semua itu seperti pakaian yang indah dan bersih
belaka. Apa artinya pakaian indah bersih dipakai oleh badan
kita yang kotor ! Mengenal diri sendiri berarti membuka mata
memandang dan melihat kekotoran diri sendiri mengenal
segala kebencian, iri hati, dengki, kesombongan, kegelisahan,
kekecewaan dan sebagainya yang memenuhi batin kita
sendiri. Selama semua ini masih memenuhi batin kita, mana
mungkin kita mau bicara tentang kebajikan, tentang
kebahagiaan, tentang cinta kasih.
Berbuat baik bukan sebagai hasil latihan adalah suatu
kewajaran, dan hal ini baru mungkin apabila ada landasan
cinta kasih. Kalau sudah begini, keindahan dan kebahaginan
hidup tidak perlu lagi dikejar-kejar! Karena di dalamnya sudah
terdapat keindahan, sudah terdapat kebahagiaan! Cinta kasih
dan kebahagiaan tidak dapat dipisah-pisahkan, demikian pula
dengan apa yang dinamakan kebaikan. Tanpa adanya cinta
kasih, di mana mungkin ada kebaikan" Tanpa adanya cinta
kasih, di mana mungkin ada kebahagiaan" Kebaikan tanpa
cinta kasih adalah kebaikan buatan yang dibaliknya
bersembunyi pamrih memperoleh ganjaran atau imbalan, dan
karenanya bukan lagi kebaikan namanya, melainkan suatu
cara dari usaha memperoleh keuntungan berupa ganjaran
atau imbalan itulah. Perbuatan baik dengan dasar cinta kasih
adalah perbuatan wajar yang oleh yang berbuat sendiri tidak
disadari sebagai suatu kebaikan! Di dalam perbuatan seperti
ini terkandung keindahan dan kebahagiaan. Kebahagiaan
tanpa cinta kasih hanya merupakan kesenangan belaka,
kesenangan badaniah maupun batiniah yang diikuti oleh
kebosanan, kekecewaan, kekhawatiran dan keinginan untuk
memperoleh lebih banyak lagi, yang menyeret kita ke dalam
lingkaran setan dari senang dan susah.
Coa Gin San melakukan perjalanan yang jauh itu tanpa
merasa lelah karena dia menikmati semua pemandangan baru
di sepanjang jalan. Dia tidak mengambil jalan yang sama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan ketika dia pergi ke selatan. Perjalanan pulang ini
dilakukannya melalui sepanjang pantai timur.
Akhirnya, pada suatu senja yang sunyi, tibalah dia di tepi
pantai Po-hai, di depan guha-guha yang menjadi sarang Bengkauw. Akan tetapi, dapat dibayangkan betapa kaget dan
herannya melibat bahwa tempat itu sunyi sekali tanpa ada
manusianya seorangpun dan yang ditemui hanyalah kerangkakerangka, manusia berserakan di depan guha-guha itu !
"Apakah yang telah terjadi ?" bisiknya dan dia berlari ke
sana-sini, memasuki guha-guha, berteriak-terik memanggil,
namun dia tidak melihat seorangpun. Biarpun tidak ada orang
yang menceritakan, melihat keadaan di tempat itu, melihat
kerangka-kerangka berserakan itu tengkorak-tengkorak yang
bermata kosong dan hitam lebar itu seolah-olah sudah
bercerita banyak. Dia dapat menduga bahwa tentu terjadi
pertempuran besar di tempat itu, dan melihat dari sisa pakaian
yang masih ada di sekitar tempat itu, dia tahu bahwa tulangtulang berserakan itu adalah kerangka-kerangka dari para
anggauta Beng-kauw! Diam-diam dia menghitung dan
ternyata jumlah kerangka manusia itu ada puluhan banyaknya
! Dia merasa ngeri dan kini pertanyaan itu keluar dengan
nyaring dari mulutnya, "Apa yang telah terjadi ?" "
Tiba-tiba terdengar suara lirih, suara seperti rintihan
panjang. Sekali menggerakkan tubuhnya, Gin San sudah
meloncat ke arah suara itu dan dia berhadapan dengan
seorang laki-laki yang terbongkok-bongkok. Jelas bahwa orang
ini menderita kesakitan hebat dan begitu melihat Gin San, dia
lalu menjatuhkan diri berlutut sambil menangis!
Gin San melihat bahwa orang itu adalah seorang di antara
anggauta Beng-kauw, akan tetapi melihat keadaannya, dia
tahu bahwa orang ini selain menderita luka di sebelah dalam
tubuhnya, juga menderita gangguan pada otaknya, agaknya
karena takut, atau karena batinnya terguncang hebat, atau
karena dia menderita pukulan pada kepalanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang terjadi........?" Gin San bertanya
mengguncang pundak orang itu dengan halus.
"Celaka....... binasa........" celaka........ semua sambil habis.......semua "Siapa yang tewas?" Gin San bertanya, maklum bahwa
orang ini tidak dapat diajak bicara dengan panjang lebar.
"Tiga orang ketua kita........ semua tewas, dan banyak
anggauta kita .......habis sudah...... sebagian lagi melarikan
diri.........." "Siapa yang membunuh tiga orang ketua?"
"Seorang wanita......... cantik........ ketua Im-yangkauw......... dan banyak anggauta Im-yang-pai .......... hu-huhuuukkk........" dan orang itupun menangis terisak-isak.
Keterangan itu sudah cukup bagi Gin San. Tentu fihak Imyang pai telah datang dan membalas dendam! Dia menarik
napas panjang. Karena gara-gara tiga orang ketua Beng kauw
yang menyeleweng, maka Beng-kauw telah melakukan fitnah
curang sehingga Im-yang pai diserbu pemerintah dan banyak
anak buah Im-yang-pai yang tewas. Kini, Im-yang pai datang
membalas dendam. Hal ini sudah wajar. Kematian tiga orang
ketua Beng-kauw juga tidak mengherankan. Tiga orang tua itu
menyeleweng dan kalau sampai terbunuh, hal itupun adalah
karena kesalahan mereka sendiri. Tidak ada hal yang patut
dibuat penasaran dengan terjadinya penyerbuan Im-yang
kauw atau Im-yang-pai itu. Akan tetapi, sebagai seorang anak
murid Beng kauw, tentu saja dia merasa penasaran kalau
belum bertemu dengan wanita pembunuh tiga orang ketua
Beng-kauw itu, untuk diajak bertanding. Kalau dia tidak turun
tangan, tentu Beng-kauw akan dipandang rendah oleh dunia
kang-ouw. "Coba kuperiksa lukamu !" katanya dan tanpa menanti
jawaban, dia sudah memegangi lengan orang itu dan tahulah
dia bahwa orang itu menderita luka pukulan yang cukup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
parah. Maka Gin San lalu menempelkan tangan kirinya di
punggung orang itu, mengerahkan sin-kang untuk mengobati
luka di sebelah dalam itu dengan hawa sakti melalui tapak
tangannya. Setelah selesai, dia lalu mengajak orang itu
membantunya mengumpulkan semua tulang, ditumpuknya di
atas kayu - kayu kering yang ukup banyak, kemudian dia
membakar semua tulang itu sampai habis menjadi abu.
Pekerjaan ini dilakukannya semalam suntuk dengan bantuan
orang itu. Setelah selesai, dia minta kepada orang itu untuk
meniaga bekas sarang Beng-kauw, kemudian setelah dia
menyembunyikan kitab-kitab Beng-kauw di dalam sebuah
guha kecil yang ditutupnya dengan batu besar, Gin San lalu
meninggalkan pantai Po-hai itu untuk pergi mencari wanita
yang telah memimpin anak buah Im-yang-pai menyerbu Bengkauw. Dia teringat akan wanita muda yang sakti, yang pernah
bergebrak selama beberapa jurus dengannya ketika dia
menyelidiki ketua Im-yang-kauw di sarang Pek-lian-kauw.
Maka ke sarang Pek - lian - kauw itulah dia pergi.
Pada suatu pagi yang sejuk, tibalah dia di atas sebuah
bukit. Dari tempat yang agak tinggi di tepi Sungai Huang-ho
ini dia dapat melihat ke bawah sana, ke dataran hijau di mana
terdapat sarang Pek-lian-kauw yang merupakan sebuah
perkampungan kecil di lembah sungai itu, di kaki Pegunungan
Tai-hang-san. Akan tetapi dia bukan seorang yang ceroboh.
Gin San tahu bahwa setelah melakukan penyerbuan yang
berhasil kepada Beng-kauw itu tentu saja fihak Im-yang kauw berjaga-jaga dengan hati - hati, mengkhawatirkan
Pendekar Pemabuk 1 Mayat Kesurupan Roh Karya Khu Lung Si Pemanah Gadis 9
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama