Ceritasilat Novel Online

Manusia Harimau Merantau Lagi 1

Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Penulis: S.B.Chandra Cover: Tony G. Penerbit:
SELECTA GROUP Scan to DJVU oleh BBSC (Dimhader)
Ebook oleh : Dewi KZ http://kangzusi.com/ atau http://dewi-kz.info/
1 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Telah Dikisahkan : Pada suatu malam, beberapa hari setelah Dja Lubuk
meninggal dunia, harimau piaraannya mengunjungi kuburan bekas majikannya itu,
lalu pergi ke rumah Erwin Melihat bekas telapak kaki binatang itu di tanah,
keesokan harinya tahulah orang bahwa pemuda ganteng Erwin mempunyai harimau
piaraan. Desas-desus segera menyebar ke mana-mana.
Karena malu, Erwin yang berpendidikan cukup lumayan,
meninggalkan kampungnya, la lalu merantau ke Medan. Itulah penderitaan pertama
setelah ia mewarisi pusaka hidup dan sifat-sifat ayahnya.
Malapetaka kedua muncul setelah ia berkenalan dan jatuh cinta pula kepada
seorang gadis Medan, Erna Nasution, yang juga sangat mencintai dirinya. Tetapi
paman Erna yang bekerja sebagai pedagang keliling bernama Nurdin K.
Nasution, pernah mendengar cerita tentang Dja Lubuk yang memelihara harimau dan
bisa berubah menjadi harimau.
Begitu mengetahui Erwin adalah anak Dja Lubuk, Nurdin
segera memperingatkan keluarga Erna. Orangtua Erna jadi berubah sikap terhadap
Erwin. Erwin sendiri, ketika kebetulan mendengar bagaimana Nurdin menceritakan
tentang dirinya, jadi terpukul batin lagi.
Dengan hati yang hancur luluh, Erwin meneruskan
perantauannya ke Jakarta. Menumpang tinggal di rumah
2 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sahabatnya Hilman, bekas kawan sekelasnya di Kota nopan, Tapanuli Selatan.
Setelah mendapat pekerjaan, Erwin berkenalan dengan
Indahayati teman sekerjanya. Erwin jatuh cinta kepada
Indahayati dan Indahayati sangat dan tetap mencintai Erwin walaupun kemudian ia
mengetahui bahwa Erwin memiliki
harimau piaraan dan bisa berubah menjadi harimau. Akhirnya mereka menikah.
Tetapi pesta pernikahan terganggu oleh
suatu peristiwa yang tidak diduga-duga. Seorang pemuda
kaya raya bernama Adham sakit hati karena lamarannya
pernah ditolak orang tua Indahayati, meminta bantuan Ki Ampuh. Ketika sedang
menerima ucapan selamat dari para
tamu, tiba-tiba Indah kesurupan. Erwin sempat kebingungan.
Tetapi tak lama kemudian Dja Lubuk muncul membantu.
Akhirnya Ki Ampuh dengan sepasang jin kembarnya, Ki
Angker dan Ki Angkara, berhasil dihalau. Dalam pertarungan ini, Dja Lubuk
dibantu oleh Nini Zubaidah alias Nini
Pangrango. Ki Ampuh yang menjadi dendam kepada Erwin dan Adham
yang juga masih belum puas, kemudian meminta bantuan
kepada dua dukun teluh bernama Itam dan Bolang yang
tinggal di daerah Cibinong. Tetapi Dja Lubuk yang sangat menyayangi putranya,
kembali datang memberikan bantuan.
Dibantu oleh roh seorang perempuan tua bernama Saodah
3 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang sakti dan baik hati. Saodaji ikut membela Erwin,
terutama adalah oleh karena suami Saodah adalah saudara Dja Lubuk. Jadi Erwin
masih terhitung kemanakannya.
Namun demikian cobaan baru datang lagi ke diri Erwin.
Karena marah dan tak bisa menahan diri lagi. pada suatu malam Erwin memasukkan
Adham ke dalam sebuah lubang
kuburan. Akibatnya, Adham menjadi gila karena ketakutan.
Tetapi setelah itu, Erwin dianggap manusia berbahaya
sehingga pihak polisi menganggap perlu menangkapnya.
Erwin tidak mau menyerah begitu saja karena ia merasa
dirinya tidak bersalah, la lalu melarikan diri, meninggalkan istrinya yang
sedang hamil. Sementara itu, Ki Ampuh yang masih tetap dendam kepada
Erwin, berangkat ke Cikotok, Banten, untuk berguru kepada Mbah Ratu Panasaran.
Setelah menjadi lebih sakti, baru ia kembali ke Jakarta.
Sedang Erwin, sejak melarikan diri dari kejaran polisi, sempat berkeliaran di
Jawa Barat, kemudian pulang ke
kampungnya. Tiga bulan di sana, atas suruhan arwah
ayahnya, Erwin pergi ke kuburan ompung atau kakeknya di daerah Muara Sipongi,
juga di Tapanuli Selatan. Dari arwah kakeknya, Raja Tigor dan arwah Sutan
Tabiang Jurang, Erwin menerima berbagai ilmu kesaktian. Dengan kesaktian itulah
Erwin bisa muncul di rumahnya di Jakarta ketika Ki Ampuh 4
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan menyembelih putri Erwin yang sudah lahir dan diberi nama Indah Permata
Erwinasari. Merasa tidak kuat
menghadapi Erwin. Ki Ampuh memanggil gurunya Mbah
Panasaran. Tetapi kedatangan Mbah Panasaran disusul
dengan munculnya Raja Tigor. Ki Ampuh dan Mbah
Panasaran akhirnya berhasil diusir lagi.
Erwin kemudian benar-benar kembali ke Jakarta.
Mengetahui hal ini, polisi segera menangkapnya. Erwin sama sekali tidak melawan,
walaupun sebenarnya, kalau ia mau, ia mampu membinasakan semuanya. Di tahanan
Erwin disiksa oleh beberapa petugas yang menyelewengkan hak mereka.
Akibatnya, Dja Lubuk muncul kembali untuk menyelamatkan putranya. Sampai
akhirnya Erwin dibebaskan karena terbukti memang tak bersalah.
Dengan dendam yang malah tambah menyala-nyala, Ki
Ampuh terus berguru kepada Mbah Panasaran. Menuntut ilmu untuk bisa menjadi
tikus dari ukuran kecil sampai sebesar anjing bahkan mendekati ukuran manusia.
Dengan ilmu itulah ia bermaksud menculik anak Erwin. Tetapi ia gagal karena tak
mampu menaklukkan azimat penolak ilmu hitam dari Datuk
Nan Kuniang. Untuk melampiaskan kemarahannya, mertua
perempuan Erwin menjadi korban. Sehingga tewas dalam
keadaan yang mengerikan. 5 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Masih dalam usaha untuk membalas dendam, Mbah
Panasaran membuat Erwin memimpikan dia. Menjelma
sebagai wanita yang amat cantik dengan nama. Komalasari, Mbah Panasaran berhasil
memikat Erwin untuk datang ke
sarangnya di Cikotok. Oleh pandainya perempuan itu merayu, Erwin terbawa juga ke ranjang. Tetapi
ketika hampir saja melakukan perbuatan terlarang, tiba-tiba ia berubah menjadi
setengah harimau. Karena malu, Erwin segera pulang ke rumahnya. Dan betapa kagetnya ia ketika
mengetahui anaknya telah hilang.
Penculiknya ternyata Ki Ampuh. Anak itu disembunyikan Ki Ampuh di dalam sebuah
lubang pohon besar tak jauh dari
tempat tinggal Mbah Panasaran. Tetapi ketika ia kembali lagi untuk membunuh anak
itu, ternyata sudah lenyap.
Diselamatkan oleh Dja Lubuk yang kemudian menitipkan anak itu kepada Datuk Nan
Kuniang. Oleh karena putri Erwin tidak sampai binasa, Dja Lubuk
yang lembut hati mendamaikan anaknya dengan musuh
bebuyutannya itu. Mengetahui hal ini, Mbah Panasaran marah dan memukul Ki Ampuh
sehingga muka muridnya itu hitam
sebelah. Wanita sakti itu bertambah marah ketika mengetahui Ki
Ampuh berniat menuntut ilmu yang benar-benar ampuh ke
6 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sumatera bersama-sama Erwin dan Dja Lubuk, la mencoba
merintanginya tetapi usahanya ini sia-sia.
Akhirnya Erwin, Indah, Dja Lubuk dan Ki Ampuh berangkat ke Tapanuli Selatan. Di
sana Ki Ampuh akan memperdalam
ilmunya dan di sana pula Erwin akan memulai kembali hidup di desa.
Sesungguhnya, setelah mengalami semua kejadian ini,
Erwin berharap akan bisa menikmati hidupnya dengan tenang.
Namun takdir yang dibawa oleh warisan yang diterimanya dari ayahnya, menentukan
lain. Berbagai kejadian kemudian
memaksanya untuk merantau lagi . . .
Penulis 7 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
UNTUK lebih mempermudah para pembaca mengikuti
kisah "Manusia Harimau Merantau Lagi" ini, kami perkenalkan tokoh-tokoh yang
memegang peranan penting dalam cerita
"Manusia Harimau":
Erwin: Seorang pemuda ganteng yang oleh penentuan
nasib terpaksa mewarisi seekor harimau piaraan ayahnya
yang telah meninggal dunia di sebuah kampung kecil di
Tapanuli Selatan, dekat perbatasan Minangkabau. Yang
diwarisinya bukan hanya harimau, la, sama seperti mendiang ayahnya, juga manusia
harimau, yang dapat mengubah
dirinya menjadi setengah harimau atau kadang-kadang
berubah menjadi setengah harimau walaupun dia tidak
menyukainya karena sedang berada di tengah khalayak
ramai. Dja Lubuk: la mempunyai beberapa orang anak, tetapi
hanya seorang laki-laki, yang tersulung bernama Erwin.
Semasa hidupnya orang tua ini memelihara seekor harimau yang dapat disuruhnya
apa saja selama ia memberinya makan sesuai dengan ketentuan bagi yang punya
piaraan binatang buas. Harimau yang diwarisi oleh Dja Lubuk dari ayahnya Dja
Harangan atau Raja Tigor ini sebenarnya harimau biasa,
tetapi sudah dilatih oleh pemeliharanya sehingga patuh
kepada segala perintah sang majikan. Dja Lubuk hanya
seorang dari sekian pemelihara harimau yang ada di
8 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sumatera. Tetapi berbeda dari kebanyakan mereka yang
hanya mempunyai piaraan, Dja Lubuk dengan sekitar
sembilan puluh orang semacam dia, bisa pula mengubah diri menjadi setengah
harimau. Malangnya, perubahan ini terjadi juga walau ia tidak menghendakinya.
Piaraan dan kemalangan inilah yang diwariskannya kepada Erwin. Ki Ampuh: Dukun
sakti yang menyelewengkan ilmunya untuk mengeruk harta
dunia. Tak segan-segan menyakiti bahkan membunuh orang
dengan ilmu teluhnya, asalkan untuk itu ia memperoleh
keuntungan. Mbah Panasaran: Wanita berilmu tinggi yang walaupun
sudah berusia ratusan tahun tetapi tidak pernah tua dengan syarat harus selalu
dipuasi nafsunya oleh pemuda-pemuda remaja, la dan para pemuda yang menjadi
muridnya tinggal di sebuah daerah di Cikotok, Banten. Kepadanyalah kemudian Ki
Ampuh berguru untuk menaklukkan Erwin yang selalu dibantu oleh ayah, kakek dan
kawan-kawan kakeknya. Sutan Tabiang Jurang: Semasa hidupnya adalah harimau
jadi-jadian yang tinggal di daerah Kerinci, Sumatera Barat.
Arwahnya selalu ikut menyelamatkan Erwin dari berbagai
bahaya karena ia adalah bekas sahabat kakek Erwin.
Datuk Nan Kuniang: Juga sahabat Raja Tigor, kakek Erwin.
Semasa hidupnya menjadi dukun yang suka mengobati orang sakit. Mayatnya yang
bisa bangkit dari kuburan kemudian 9
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberikan beberapa ilmu pengobatan dan penolak bala
kepada Erwin untuk membantu Erwin melawan ilmu hitam Ki Ampuh.
Indahayati: Kawan sekerja Erwin di Jakarta, yang kemudian menjadi kekasih dan
istrinya. Indah sangat dan tetap
mencintai Erwin walaupun ia mengetahui Erwin adalah
manusia harimau. Dari dialah Erwin memperoleh seorang
anak perempuan yang diberi nama Indah Permata Erwinasari.
10 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam mbah Panasaran yang selalu yakin bahwa ia
tak terkalahkan oleh manusia, setan atau jin mana pun,
membakar hati dan membuat wajah tiga ratus tahunnya yang amat cantik itu
memerah. Kemerah-merahan yang membuat
dirinya justru tambah cantik, menarik dan sexy.
la bertekad untuk membalas. Masa pembalasan pasti akan
tiba. Ki Ampuh murid durhaka yang tak tahu diri itu mustahil akan menetap di
Sumatera. Sebenarnya ia ingin membalas
segera, tetapi dengan segala perhitungan, ia menganggap bahwa ketergesa-gesaan
tidak bijaksana. Empat makhluk itu tak terkalahkan olehnya. Di Tapanuli sana
entah ada berapa banyak jin dan jembalang serta manusia bukan harimau tulen, pun
bukan semacam Dja Lubuk, Raja Tigor, Datuk nan
Kuniang dan Erwin. Bagi mbah Panasaran, bertarung untuk menemui ajal adalah
suatu kebodohan. Hanya orang kalap
yang melakukan tindakan bodoh dan ia bukan wanita kalap.
Sayang umurnya yang sudah melebihi tiga ratus tahun kalau harus ditamatkan di
Sumatera sana. la sudah memutuskan
niat untuk membinasakan Ki Ampuh, Dja Lubuk, Raja Tigor, Sutan Tabiang Jurang
dan Datuk nan Kuniang. Untuk Erwin ia punya niat khusus, la akan tundukkan lakilaki yang ganteng bukan sembarang ganteng itu. Ada laki-laki yang hanya
ganteng di rupa tetapi potensi laki-lakinya hanya kelas murahan. Tidak ada arti.
la telah pernah terbaring di samping 11
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Erwin, telah mencium bau tubuhnya, telah merasakan
pelukannya, la tahu, bahwa dalam diri orang ini tersimpan suatu tenaga yang tak
mudah dicari imbangannya dalam hal memberi kenikmatan dan kebahagiaan. O, si
Indahayati celaka itu, betapa bahagia dia mempunyai suami semacam
Erwin. la akan bertapa lagi, memanggil semua orang halus untuk mempertinggi ilmunya.
0ooDoEoWoI--KoZoo0 WAKTU berangkat meninggalkan pulau Jawa, tahulah Ki
Ampuh betapa hebat ilmu makhluk-makhluk dari Sumatera ini.
Mereka bukan naik kapal laut atau udara. Pun tidak lenyap begitu saja lalu
berada di Muara Sipongi kampung asli Raja Tigor dengan anak dan cucunya.
Raja Tigor mencecahkan sebelah kakinya ke air laut di
pantai barat Banten, yang diikuti oleh kerabat dan sahabatnya Ki Ampuh karena
begitulah perintah Raja Tigor.
"Tengadahkan tangan kalian dan khusukkan pikiran," kata Raja Tigor lagi.
Semua menurut. Dan harimau manusia itu memulai
manteranya, cukup jelas terdengar dalam bahasa Tapanuli daerah Mandailing.
Bahasa yang halus, memang berbeda
dengan bahasa Tapanuli dari bagian utara. Di mana orang 12
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkata seperti kasar tetapi kebanyakan berhati polos dan baik budi.
"Hai air laut yang merupakan bagian terbesar dari
permukaan bumi, yang menghubungkan negara dengan negara dan manusia
dengan sesamanya, yang memberi nafkah kepada ratusan juta insan di bumi,
yang punya sifat baik dan ganas melebihi raksasa yang
terganas!

Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kami anak manusia yang lemah, yang dapat kau telan dan
hempaskan, Kami mohon kemurahan hatimu untuk menyeberangkan
kami, Agar selamat ke pantai Kerinci untuk berziarah, Ke makam-makam para sahabat kami
yang jadi-jadian, Yang kini telah istirahat sebelum mencicipi kesenangan,
Selama mereka hidup di atas bumi."
Raja Tigor mulai melangkah. Tak terpikir oleh akal
memang. Berjalan di atas air. Bagaikan di atas tanah saja.
Setelah masing-masing meninggalkan tepian tujuh langkah, mereka hilang dari
pandangan mata. Dan tak lama antaranya mereka telah berada di pantai Kerinci
Sumatera Barat. 13 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di mana ini?" tanya Ki Ampuh.
"Di pulau asal kami, Sumatera."
"Berapa jauh dari tempat kita berangkat tadi?"
"Kalau terbang dengan pesawat jet satu setengah jam,"
sahut Erwin. "Mengapa kita bisa berjalan di atas air?" tanya Ki Ampuh lagi.
"Dalam api pun bisa kalau yang menguasai alam semesta ini mengizinkan."
"Ini yang dinamakan Tapanuli Selatan?" tanya Ki Ampuh ingin tahu.
Dja Lubuk tertawa. "Tidak, ini daerah Kerinci yang memiliki harimau-harimau yang sewaktu-waktu
menjelma dari manusia. Jadi-jadian
namanya. Di Jawa juga ada!"
"Berapa jauh lagi Mandailing dari sini?"
"Tepatnya aku tidak tahu. Mungkin antara 700 sampai 800
kilometer." Sementara itu Raja Tigor meminta kepada anak, cucunya
dan Ki Ampuh agar berdoa syukur! Ucapan terima kasih
14 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada yang mempunyai alam dan terima kasih pula kepada sang lautan.
Mereka menempuh pantai, lalu masuk ke hutan kemudian
rimba raya, sehingga sampai di sebuah dusun, di mana boleh di kata hanya bahasa
Minang yang dipergunakan.
"Mana dia harimau-harimau siluman itu?" tanya Ki Ampuh.
Raja Tigor dan Dja Lubuk tertawa.
"Mereka tidak berkeliaran secara terbuka, tetapi mungkin ada di antara orangorang yang kita jumpai. Jadi-jadian hanya berubah wujud manakala sang manusia
menghendaki dan manakala keadaan membuat dia berubah di luar
kehendaknya," kata Dja Lubuk.
Ki Ampuh diam. Dia mengetahui banyak tentang ilmu-ilmu
hitam, tetapi kampung ini sungguh suatu kawasan misterius di luar jangkauan
khayalannya. "Itu dia seorang! Ataukah seekor" Sesuka hatimulah mengatakannya!" kata Raja
Tigor. Dia tidak menunjuk tetapi dengan pandangan matanya, Ki Ampuh mengerti
orang mana yang dimaksud Raja Tigor. "Sama saja seperti orang biasa!"
"Sepintas lalu begitu, bahkan kalau diamati betul-betul pun sama, kalau orang
tidak tahu di mana letak kelainannya yang sangat minim!" kata Erwin menyertai
pembicaraan ketiga orang yang jauh lebih tua dari dirinya itu.
15 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana membedakannya?" tanya Ki Ampuh.
"Antara lain di bawah hidungnya. Rata saja. Sedangkan manusia biasa tentu
mempunyai semacam parit, walaupun
tidak dalam!" "Kalau orangnya memelihara kumis tentu tak kelihatan!"
kata Ki Ampuh. "Hanya itukah?"
"Tidak. Ada lagi perbedaan lain. Sinar matanya. Di tengah-tengah bola matanya
ada semacam warna, biasanya agak
kekelabuan. Lalu pandangannya sayu. Dengan kesayuannya
itu ia bisa memukau manusia biasa. Semacam hypnotisme.
Kalau ia gunakan kekuatan gaibnya, orang yang dipandang tentu tunduk, tidak bisa
menentang kekuatan mata sayu itu!"
"Berapa banyak jadi-jadian semacam itu di Kerinci?" tanya Ki Ampuh.
"Tidak ada orang yang tahu berapa jumlah yang tepat!"
Raja Tigor yang sahabat Sutan Tabiang Jurang lalu
menceritakan, bahwa manusia jadi-jadian yang kadang-kala menjadi harimau juga
tidak selalu berbuat jahat, tidak selalu haus darah.
Makhluk yang punya nasib lain ini, bukan pemakan daging manusia atau hewan
lainnya sebagai harimau biasa. Hanya 16
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sewaktu-waktu iblis di dalam dirinya minta darah, merasa dahaga. Dalam hal
begitu, maka atas kehendaknya atau di luar keinginannya ia akan berubah wujud,
menjadi harimau. Perubahan itu berlangsung perlahan. Tidak serta merta.
Kalau jadi-jadian sudah berubah jadi harimau, maka ia
mungkin akan membunuh. Tidak selalu. Bukan untuk daging, tetapi semata-mata
untuk darah dan kadang-kadang juga
untuk isi perut korbannya. Yang paling disukai oleh harimau jadi-jadian ialah
anak-anak kecil, terutama yang masih bayi. la akan mengisap habis darah sang
bayi dan kadangkala disertai dengan mengeluarkan lalu memakan isi perutnya.
Tetapi yang seringkali kejadian ia menghisap darah sampai kering dari tubuh sang
korban, sehingga yang jadi mangsanya itu menjadi pucat dan dingin bagaikan es.
"Hanya bagi?" tanya Ki Ampuh.
"Tidak, ada kalanya orang dewasa. Pernah juga jadi-jadian menerkam dan mengisap
darah hewan, kerbau atau lembu.
Aneh, kambing hampir tidak pernah terdengar jadi korban jadi-jadian," kata Raja
Tigor. "Apakah jadi-jadian punya kekuatan" Misalnya kebal,"
tanya Ki Ampuh. 17 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau di samping jadi-jadian ia memang punya ilmu lain, ada juga yang kebal.
Pandai bersilat, pandai mengobati.
Tetapi kebanyakan hanya jadi-jadian biasa!"
Ki Ampuh kelihatan heran, tetapi tidak bertanya. Raja Tigor yang mengetahui,
bahwa ada yang kurang jelas bagi bekas musuh cucunya itu menerangkan, bahwa
jadi-jadian biasa akan mati kalau ia ditembak atau ditikam.
"Waktu dia sedang menjelma jadi harimau?" tanya Ki Ampuh.
"Ya, walaupun ia sedang berubah wujud, la akan mati, tetapi bangkainya akan
berubah. Menjadi mayat manusia!"
Ki Ampuh mendengarkan dengan heran. Raja Tigor
menceritakan, setelah jadi-jadian ditembak mati, dan jadi mayat manusia akan
jelaslah bagi masyarakat siapa dia.
Dan'seluruh kampung bahkan negeri akan tahu, bahwa si
Polan itu sebenarnya jadi-jadian.
Raja Tigor yang sendirinya manusia harimau menceritakan, bahwa harimau jadijadian dalam keadaan sehari-hari sama saja dengan manusia lainnya. Yang bersawah
mengerjakan sawahnya dan yang berdagang menguruskan barang
perniagaannya. Tingkah lakunya dalam keadaan wajar juga sama dengan manusia
lain. Tetapi manakala haus darah
datang menggoda atau ada orang mati berdarah di
18 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kampungnya ia akan gelisah dan menunjukkan sifat-sifat yang aneh. Umpamanya suka
memandangi seseorang terutama
anak yang masih bayi dengan selera yang mengamuk di
dalam dada. la pun lalu memikirkan tipu muslihat bagaimana memperoleh mangsanya.
Kalau ada bayi di dalam sebuah
rumah, maka ia akan menunggu kesempatan untuk dapat
mengisap darah sang bayi tanpa diketahui oleh yang
empunya, la pun mungkin melakukan tipu muslihat dengan
bantuan orang lain agar tuan atau nyonya rumah
meninggalkan rumah tanpa membawa bayinya. Atau dengan
kekuatan gaib dalam sinar sayu matanya. Kesempatan itu
akan digunakan si harimau untuk mengisap darah bayi melalui urat lehernya. Dalam
hal demikian makhluk itu tidak selalu berubah jadi harimau, hanya sifat kehausan
darah harimau yang masuk ke dalam dirinya. Yang tinggal pada leher bayi atau
korbannya pun hanya bekas gigitan gigi manusia biasa.
Tetapi ada lagi nasib buruk lain yang dialami si jadi-jadian.
Misalnya ia datang ke rumah seorang kenalan sebagai kawan atau tamu biasa. Tibatiba ia merasakan suatu pertanda
bahwa ia akan berubah bentuk, la harus buru-buru pergi dan menyembunyikan diri,
agar kehari-mauannya dalam wujud
tidak dilihat orang. Tetapi kadang-kadang ia tidak sempat pergi. Maka berubah
menjadi harimaulah ia di rumah sahabat atau keluarganya itu. Dan kalau sampai
terjadi begitu, maka 19 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak pula ia pasti ingin mengisap darah penghuni rumah. Bisa juga terjadi,
badannya berubah tetapi pikiran manusianya tetap waras, la akan menangis
bagaikan manusia dalam keadaan rupa dan perawakannya persis harimau liar itu. Dia benar-benar seperti
harimau biasa. Bukan buntung
sebagaimana halnya Sutan Tabiang Jurang yang sahabat
Raja Tigor. Kalau pemilik rumah tahu sifat-sifat dan nasib jelek jadi-jadian, maka ia akan
menghindar saja dan membiarkan
harimau itu sampai menjadi manusia kembali. Tetapi kalau ia tidak tahu sifatsifat jadi-jadian maka ia akan jatuh pingsan atau mati ketakutan di situ. Dan si
jadi-jadian yang berpikir waras itu akan menangis bahkan meraung karena
sesalnya. Kematian orang lain tanpa dimaksudnya. Hanya karena ia
ditakdirkan punya nasib demikian.
Bisa juga kejadian para tetangga minta bantuan orang
bersenjata atau ramai-ramai membunuh manusia yang
sedang berubah jadi harimau itu. la tahu bahwa ia akan
dibunuh. Kalau ia enggan mati maka ia akan mohon-mohon
ampun dengan suara dan bahasa manusia wajar, mengatakan bahwa dia hanya mengidap
penyakit dan bahwa dia akan jadi manusia biasa kembali. Tetapi kalau ia memang
sudah malu akan rahasia hidupnya yang terbongkar, maka direlakannya 20
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang membunuh dia, dengan cara apa saja. Ditembak,
dibacok atau dikeroyok beramai-ramai.
Dan manakala sudah mati ia akan berubah bentuk seperti
asalnya. "Hebat negeri kalian ini," kata Ki Ampuh.
"Tidak lebih hebat daripada orang-orang berilmu di Jawa,"
jawab Dja Lubuk dan Raja Tigor. "Kalian juga mempunyai orang-orang yang
dikatakan siluman. Ular, kelabang, tikus, rusa, bahkan siluman babi."
"Ya," jawab Ki Ampuh. Orang-orang berilmu tinggi di Sumatera ini mengakui
kehebatan rekan-rekan mereka dari lain pulau. Dan dia merasakan keramah-tamahan
ketiga orang yang seketurunan itu.
"Apakah kita jalan kaki ke kampung kalian?" tanya Ki Ampuh.
"Nanti kita naik bis atau mobil pengangkut barang!" kata Dja Lubuk.
Makhluk-makhluk yang sebenarnya sudah mati dan
menjelma lagi karena kekuatan ilmu dan sumpahnya akan
satu kendaraan dengan manusia-manusia normal.
Mendengar akan berjalan kaki dan naik bis ke Muara
Sipongi di Tapanuli Selatan, Ki Ampuh tidak bisa menahan diri 21
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari bertanya, mengapa mereka tidak dengan kekuatan gaib saja ke tempat itu.
Berkata Raja Tigor: "Tidak ada yang diburu, Ki Ampuh!
Kami di sini menganut kebiasaan untuk tidak selalu
mengambil jalan mudah, mentang-mentang kita punya
kemampuan untuk itu. Nanti jadi kebiasaan dan terkejut
apabila mengalami keadaan yang berat dan sulit. Ini bukannya alon-alon asal
kelakon yang selalu kalian praktekkan atau rajin-bibirkan di Jawa. Kami
melakukannya untuk melatih diri, dan sekaligus menguatkan mental kami."
Aneh orang pandai di Sumatera ini, pikir Ki Ampuh.
Memang tiap orang dari daerah yang berlainan selalu lain pula cara berpikir dan
berbuatnya. Begitulah mereka menempuh hutan, menyeberang sungai
dan mendaki-nuruni perbukitan, sehingga sampai pada suatu hutan yang seluruhnya
terdiri atas jenis pohon yang biasa disebut orang sana batang piganta. Tak tahu
saya nama Indonesia atau Latinnya. Bedanya dengan pepohonan lain, piganta ini merah
batangnya dan hijau kuning daun-daunnya.
Ki Ampuh mengatakan, bahwa pohon yang begitu tak pernah dilihat atau didengarnya
di Jawa. 22 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Banyak kelebihan kalian dalam hal kayu-kayuan," kata Ki Ampuh yang kian
menyesuaikan diri dengan orang-orang
yang tadinya begitu dibenci dan hendak dibinasakannya.
"Tidak. Mungkin kalian yang punya banyak kelebihan,"
sahut Dja Lubuk. "Kalian di Jawa punya batang lengkeng dengan buahnya yang
manis. Kami tidak punya. Kalian punya banyak batang jati yang begitu bermutu dan
mahal harganya. Kami hanya sedikit. Kalian punya rambutan rapiah, punya salak condet yang manis.
Kami hanya punya salak Sidempuan, kebanyakan kelat."
Ki Ampuh tambah kagum dengan kerendahan hati orang
yang jelas telah memperlihatkan kelebihan ilmunya dalam sekian banyak pertemuan
dan pertarungan. Betul juga kata pepatah, bagaikan batang padi, kian berisi kian
runduk. Yang besar dan berisik suaranya hanyalah tong kosong jua.
"Aku akan meniru falsafah hidup dan cara berpikir kalian,"
kata Ki Ampuh. "Kami akan meniru ketabahan hatimu Ki Ampuh. Ke mana pun mau pergi untuk
mempelajari ilmu yang lebih tinggi."
Berpikir Ki Ampuh bahwa kawan-kawannya ini tak mau
kalah di medan tempur tetapi juga tidak mau kalah dalam hal kerendahan hati.
"Tempat apa hutan yang aneh ini," tanya Ki Ampuh.
23 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di sini mengubur diri tujuh manusia jadi-jadian,
kesemuanya harimau," jawab Raja Tigor. Mendengar ini Erwin juga amat tertarik.
Dia pun baru kali ini ke Kerinci dan melihat hutan yang begitu batang dan warna
daunnya. "Mengubur diri katamu?" tanya Ki Ampuh.
"Ya, mengubur diri!"
"Jadi, bukan dikuburkan?"
"Kau bijaksana dan teliti. Ada juga kebenaran istilah dikuburkan," jawab Raja
Tigor, "Tetapi hanya untuk yang seorang atau seekor."
Raja Tigor lalu menceritakan, bahwa ketujuh orang ini satu keluarga, tegasnya
semua beradik kakak dari satu ibu dan satu ayah, lima laki-laki dan dua wanita.
Yang tertua, wanita, namanya Siti Nurjanah. Kalau tidak keliru perempuan ini
meninggal pada tahun 1873. la seorang wanita jadi-jadian, konon dalam hidupnya
telah membunuh tak kurang dari dua belas bayi. Tiap habis membunuh dan mengisap
darahnya ia menangis dan memohon agar dibebaskan dari penderitaan itu.
Tetapi sudah begitulah penentuan, tiap insan boleh saja memohon apa pun tetapi
tidaklah pasti akan dipenuhi atau terpenuhi, la mati dalam usia delapan puluh
satu tahun.

Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semua saudaranya mengelilingi tempatnya berbaring karena ia hendak pindah ke
dunia lain. Semua saudaranya yang juga 24
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jadi-jadian seperti dia menundukkan kepala untuk mendengar amanatnya.
"Aku akan bebas sudah," kata Siti Nurjanah. la coba senyum tetapi tidak kuasa
karena ia teringat pada sekian nyawa yang sudah direnggutnya di luar
keinginannya. Bayi-bayi lagi. Makhluk-makhluk yang belum mencatat dosa apa pun
di dalam kehidupan mereka. Bahkan belum mengenal apa dan bagaimana dunia ini
sebenarnya. Mukanya penuh keriput.
Pada saat menjelang akhir hayatnya itu, di tengah saudara-saudaranya yang enam,
ia masih juga merasakan kedatangan apa yang ditakutinya, akan menjadi harimau.
"Tak terlawan olehku dik," kata Siti Nurjanah. Air mata mengalir melalui
keriput-keriputnya bagaikan menganak
sungai. Maka berubahlah ia, si wanita tua delapan puluh satu
tahun. Dimulai dari tangan, kaki, lalu ke wajahnya. Dan terbaringlah Nurjanah
dalam bentuk harimaunya di kasur tipis itu.
la rasakan bahwa ia dahaga, teramat dahaga dan
keinginannya hanya satu, darah.
"Aku sudah tak kuat berdiri dik, tetapi aku
membutuhkannya. Minum terakhir sebelum aku pergi untuk
25 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selamanya," katanya. Semua saudaranya terharu, tapi tak ada seorang pun yang
beranjak dari duduknya. Bertanya Nurjanah: "Sampai hati kalian melepas aku dalam keadaan dahaga dan
tiada lagi kesempatan bagiku untuk
minum di dunia ini?"
Adik Nurjanah yang bungsu, yang berumur enam puluh
enam tahun akhirnya buka suara: "Aku akan mencarikannya."
"Cepatlah dik, nanti kau terlambat. Aku sudah sangat dekat dengan kematian. Aku
mau dari yang laki-laki," kata Nurjanah.
Jelas bagi si bungsu yang bernama Kalek, bahwa kakaknya meminta darah bayi lakilaki. Hanya satu cara untuk
memenuhi permintaan kakak yang terakhir. Mencari dan
membawa pulang bayi laki-laki.
Bayi itu dicurinya dari sebuah pondok di tengah sawah, di mana seorang ibu
meninggalkan anaknya tidur di sebuah
ayunan dari kain. Nurjanah yang sedang mengharimau dan dihantui iblis
tidak bisa menahan diri. Gigi-giginya ditanamkan ke leher bayi.
Darah muncrat disertai tangis menyayat hati. Nurjanah mati bersama kematian sang
bayi. Kematian Nurjanah dirahasiakan adik-adiknya. Pada
malam hari mereka usung mayat yang telah berbentuk
manusia dengan bayi di dalam gigitannya itu jauh ke dalam 26
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hutan. Jadi-jadian dan korbannya mereka kuburkan dalam
satu lubang. Setelah kematian Nurjanah, adik-adiknya pun menyusul.
Biasa, tiap orang hidup pada suatu hari akan mati. Pun hewan begitu. Anehnya
keenam saudaranya mati secara berurut
mulai dari adik tertua Nurjanah, adiknya yang nomor dua sampai akhirnya adiknya
yang bungsu si Kalek pun meninggal pada tahun 1892. Mereka punah tanpa
meninggalkan keturunan, karena tak ada seorang pun di antara mereka yang pernah menikah.
Tentang hal ini penulis tidak berani memberi kepastian mengapa mereka tidak ada
yang sampai berumah tangga. Yang paling aneh bagi penduduk di sana ialah
hilangnya satu persatu keluarga Nurjanah tanpa pernah
mendengar kema-tian atau kuburan mereka. Yang dikuburkan di antara ketujuh
keluarga jadi-jadian itu hanya Nurjanah.
Saudara-saudaranya semua pergi ke kuburan kakaknya ketika merasa hidup mereka
akan berakhir. Sebelum mati menggali lubang sendiri, masuk ke dalamnya menunggu
kedatangan si pencabut nyawa. Tidak ada yang menimbuni dengan tanah.
Daging mayat hancur mengikuti perjalanan waktu oleh terik matahari atau genangan
air hujan. Dan akhirnya tertutup juga oleh lumpur dan kayu-kayuan.
Setelah menceritakan semua itu, Raja Tigor berkata: "Jadi ketujuh-tujuhnya
mereka dikubur dan menguburkan diri di sini.
27 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kayu seperti ini tidak ada di tempat lain! Tak ada tukang penebang kayu yang
berani menyentuhnya, dekat saja
mereka tak berani." Dan apa yang diceritakan Raja Tigor memang benar. Tiap orang
kampung atau penebang kayu
yang sampai ke sana merasa panas, bagaikan di sana ada api besar menyala-nyala.
Tetapi oleh mantera Raja Tigor dan Dja Lubuk mereka tidak merasakan hawa panas
itu. "Kita ziarahi mereka yang bernasib malang," kata Raja Tigor.
"Ya, nasib mereka semalang nasib kami," kata Dja Lubuk.
Erwin terharu, karena ia pun mempunyai penentuan seperti ayah dan kakeknya.
"Masih juga kau mau menuntut ilmu di kampung kami?"
tanya Raja Tigor kepada Ki Ampuh.
"Mengapa kau tanya begitu?"
"Mungkin kau juga harus disumpah untuk menjadi manusia harimau atau jadi-jadian
seperti mereka yang mengubur diri di sini," kata Dja Lubuk.
"Untuk ketinggian ilmu, sumpah apa pun aku mau," kata Ki Ampuh yang masih saja
seperti dulu, bicara atau menjawab tanpa berpikir.
28 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
WALAUPUN semuanya ada tujuh kuburan, namun hanya
ada satu batu nisan dari batu biasa, lonjong agak panjang.
Yang enam tidak bernisan karena mengubur diri sendiri.
Tetapi di bawah pohon-pohon piganta itu anehnya ada enam pohon bunga raya,
semuanya berkembang merah. Tidak
dapat dijelaskan mengapa demikian.
Kata Raja Tigor: "Batu nisan dan keenam pohon bunga raya inilah tanda kuburan
Nurjanah dan saudara-saudaranya."
Berkata Raja Tigor: "Kawan-kawan, kami datang ziarah.
Rasanya kita ini masih bersaudara, walaupun tidak seibu dan seayah. Kita
senasib, tidak pernah mencicipi ketenangan sejati di dalam hidup. Karena kita
lain daripada mereka yang ditakdirkan jadi manusia wajar. Bukan harimau, bukan
jadi-jadian. Kami ingin mendapat apa yang kalian bisa berikan kepada kami!"
Tiada jawaban apa pun. Tetapi daun-daun bagaikan saling bergeser lalu bertiup
angin sejuk dan lembut. Kemudian terdengar suara itu. Tenang, jelas.
"Sudah tiga kali kau datang menziarahi kami Raja Tigor.
Kali ini beramai-ramai. Kami merasa bahagia, karena ada juga orang mengenang
kami. Tetapi sayang, tidak ada satu apa pun yang dapat kami berikan, karena kami
tidak pernah mempunyai apa-apa. Namun demikian, kami me-nasihatimu,
29 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak dan cucumu agar berhati-hati di dalam menempuh hidup.
Sebagian terbesar manusia mempunyai sifat lancung. Ada
kawan menggunting dalam lipatan. Ada senjata pemberian
yang memakan orang yang memberi!"
Semua penziarah menganggap nasihat itu sesuatu yang
wajar. Tak terlintas pikiran lain daripada itu. Setelah mengucapkan terimakasih
dan selamat tinggal mereka
meneruskan perjalanan. Masih berjalan kaki sehingga sampai ke suatu desa dari
mana mereka bisa berkuda ke pinggir jalan raya untuk
mendapatkan bis. Dan mereka yang punya piaraan harimau
serta bisa berubah atau mengubah diri menjadi harimau kini bersama manusia
lainnya dalam sebuah kendaraan. Dalam
hati ketiga makhluk itu berdoa agar janganlah sampai terjadi sesuatu sehingga
bis sampai di kota Padang. Tetapi di
pertengahan perjalanan Erwin toh merasa gelisah. Seorang wanita muda penumpang
bis itu selalu memandangi dia,
bagaikan menyelidiki. Erwin coba mengingat-ingat apakah orang ini temannya
sekolah dulu atau tetangga di kampung.
Tidak, ia tidak mengenalnya.
Erwin juga merasa suatu perubahan menyelinap ke dalam
dirinya. Dia jadi sangat takut, apakah ia akan menjadi harimau di tengah orang
banyak dalam kendaraan itu. Kalau ini sampai terjadi, pasti satu bis panik dan
bis akan masuk jurang karena 30
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
supir pun tentu akan terkejut serta ketakutan. Dalam hal yang demikian maka
berpuluh-puluh orang akan mati.
Erwin berbisik pada ayahnya: "Ayah aku takut!"
"Husyy, nanti didengar orang," kata Dja Lubuk.
"Tetapi ada pertanda!"
"Mohonlah dengan khusuk. Ini di dalam bis!"
Erwin memohon dengan sebulat hati dan harapan.
Perasaan yang menakutkan itu melenyap. Tak ada seorang
pun penumpang bis yang normal, termasuk Ki Ampuh
mengetahui apa yang nyaris terjadi. Kalau sampai kejadian mungkin Ki Ampuh juga
akan mati di jurang-jurang daerah Kerinci. Buyarlah maksudnya untuk mempertinggi
ilmu gaib di Sumatera. Di mana bis berhenti untuk memberi kesempatan makan
pada para penumpang, keempat orang itu ikut juga makan.
Akhirnya bis masuk kota Padang dengan tiada ke-adian
yang tak diharap. Bedanya antara penumpang-penumpang
biasa dengan ketiga manusia harimau itu ialah mereka tidak merasa lelah sedikit
pun sedangkan penumpang lain benar-benar keletihan.
0ooDoEoWoI--KoZoo0 31 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
TETAPI tanpa diduga, Raja Tigor, Dja Lubuk, Erwin,
bahkan Ki Ampuh terkejut, bagaikan tidak percaya akan apa yang mereka lihat. Di
sana berdiri dan mengulurkan tangan seorang manusia yang telah tiada dan
dikuburkan di Kebayoran Lama Jakarta, Datuk nan Kuniang, si mayat yang bisa bangkit dari
kuburnya dan pernah menyelamatkan
keluarga Erwin dengan tanah kuburan ketika mereka mau
dibinasakan oleh tikus siluman yang tak lain dari Ki Ampuh.
Bagaimana bisa begitu, Datuk nan Kuniang telah lebih dulu sampai.
"Ini negeriku, aku akan menemani kalian," kata Datuk nan Kuniang. "Di sini
banyak orang pandai. Kalau ada di antara mereka tahu siapa kita ini, kita bisa
ditelanjangi." Tetapi menjelang kota kecil Panti, bis terbatuk-batuk, lalu mogok. Gangguan itu
datangnya begitu tiba-tiba, kalau
diperhatikan bahwa sejak dari Padang kendaraan itu berjalan lancar.
Supir pun merasa heran. Kenek segera membuka kap
mesin. Supir memeriksa apa gerangan yang menyalah. Tak
bersua. Hari sudah senja kala itu.
Supir dan kenek cukup tahu daerah di sana. Daerah yang
mempunyai banyak cerita dan meminta beberapa banyak
32 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
korban. Tidak sekaligus. Satu demi satu. Ada manusia ada kerbau dan sapi.
Kambing lebih banyak lagi.
Manusia dan hewan yang dilalap oleh harimau.
Rimba Panti sejak dulu terkenal dengan harimau yang
sewaktu-waktu masih mengganas. Bukan kisah tentang jadijadian atau manusia
harimau, meskipun yang demikian ada juga satu dua di daerah itu. Yang jadi bahan
cerita dalam harimau biasa, yang masih berkeliaran di rimba. Ganas,
jarang memberi ampun. Bukan hanya penduduk desa-desa
sekitar, tetapi sopir dan pembantu sopir mobil atau bis pun sudah ada yang
diterkam dan diseret ke dalam hutan.
Sesekali penumpang kendaraan yang lalu di sana melihat
binatang buas itu menyeberangi jalan. Ada yang tunggal, ada yang dengan anakanaknya. Yang tersebut belakangan ini
selalu lebih ganas. "Perasaanku tidak enak Bir," kata sopir kepada keneknya.
"Jangan uda berkata begitu. Aku jadi lebih takut. Aku pun merasa kurang tenang,"
jawab Zubir, si kenek yang
memanggil sopir dengan uda, artinya kakak atau abang.
"Kau juga" Sunyi sekali, bunyi jengkerik pun tak ada!"
"Barangkali beliau ada di dekat-dekat sini," jawab Zubir. la mengatakan "beliau"
dengan maksud sang harimau. Tidak berani mengatakan "dia" atau "harimau". Konon
pantang, 33 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebab binatang yang biasa juga dinamakan raja hutan itu akan marah, la ingin
dipanggil "datuk" atau "nenek". Di antara semua makhluk Allah, manusialah yang
paling tinggi martabatnya karena ia mempunyai akal. Tahu berpakaian,
bersopan santun, pintar hampir segala-galanya. Tetapi di kalangan harimau,
mereka merasa merekalah yang punya
martabat lebih. Ditakuti oleh binatang mana saja. Ditakuti pula oleh manusia.
Kemudian ada beberapa penumpang turun mau buang air
kecil. "Lekas naik kembali kalau sudah selesai," kata sopir itu yang bernama Adam.
"Mengapa?" tanya seorang penumpang, "Mobil pun belum bisa jalan."
"Cuma kerusakan kecil, sebentar lagi kita berangkat," kata Adam yang tidak mau
menceritakan apa yang dikuatirkannya.
Hanya beberapa penumpang yang mengenal rimba Panti
yang tahu bahwa daerah itu daerah angker. Adam berkata,
"Kerusakan kecil," padahal entah apa yang rusak ia belum tahu. Yang jelas mesin
tidak dapat dihidupkan. Raja Tigor, Dja Lubuk dan Erwin gelisah. Manusia harimau memang selalu gelisah
manakala di sekitar mereka ada,
apalagi banyak harimau. Mereka dapat merasakan itu.
34 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian kesepian dipecahkan oleh jerit beberapa kera,
mungkin hanya puluhan meter dari pinggir jalan tempat bis itu mogok.
Keriuhan yang demikian di antara kera hanya bisa terjadi kalau mereka berkelahi
atau melihat sesuatu yang
menakutkan mereka. Ular besar, harimau akar, harimau
kumbang ataupun harimau belang.
Adam dan Zubir tambah takut. Ini suatu pertanda buruk.
Kemudian terdengar kenyataan itu melalui suaranya. Suatu auman singkat tetapi
kuat. Zubir dan Adam merasa tubuh dan seluruh sendi anggotanya gemetar.
"Masuklah kalian," teriak seorang penumpang yang duduk di bangku sebelah sopir.
Gemetaran dan dengan wajah pucat, mujur Zubir dan
Adam masih dapat masuk ke dalam mobil.
Jendela-jendela mobil ditutup. Kini semua penumpang tahu apa yang mengancam
mereka. Ada harimau atau mungkin
sekawanan raja hutan mengancam keselamatan mereka.
Mana mesin bis pula mengulah.
Penumpang panik dan ada yang bertanya apakah harimau
itu mau mengganggu dengan memukul kaca mobil atau
jendela. 35 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan bertanya begitu," jawab seseorang, "Nanti beliau murka." Mengatakan
marah pun harus dengan murka


Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaikan tutur bagi raja-raja.
Dalam kesamaran senja itu penumpang melihat sang raja
hutan, lebih besar daripada anak lembu, keluar dari semak belukar di muka mobil
lalu duduk di tengah jalan. Sungguh besar binatang ini, mungkin pun sudah agak
lanjut usia. Di bawah kepalanya tumbuh janggut yang agak panjang.
la duduk di sana memandang tenang ke arah mobil. Tidak
ada tanda-tanda dia mau menerkam. Namun begitu tidak ada penumpang yang tidak
takut, kecuali ketiga manusia harimau dan Datuk nan Kuniang yang berada di
antara mereka. Raja Tigor berbisik pada anaknya. Erwin merasa gelisah.
Dia belum punya pengalaman dan pengetahuan sebanyak
ompung dan ayahnya yang sebenarnya hanya menjelma
kembali dari kubur. Semua mengharap hendaknya ada kendaraan lain lewat
atau datang dari jurusan Kotanopan agar mereka punya
kawan. Tetapi harapan ini tidak terkabul. Bahkan yang tidak diharap yang
terjadi. Harimau yang seekor menjadi dua kemudian tiga ekor. Dua kawannya telah keluar
pula dari rimba dan turut duduk di sana. Penumpang tambah takut, macam-macam
terpikir di 36 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam benak. Apakah ada di antara mereka yang punya
kesalahan besar dan dikehendaki oleh raja hutan" Misalnya menangkap anak harimau
atau ada pemburu harimau di
antara mereka. Ataukah ada di antara mereka yang takbur"
Ada pula penumpang yang membaca-baca mantera agar
harimau-harimau itu menghindar. Tetapi andaikata pun
menghindar, bis toh sedang mogok.
"Apa akal sekarang, sopir?" tanya seseorang.
Pengemudi mobil itu tidak menjawab. Dalam keadaan
begini bertanya, "Apa akal." Dia bukan pawang harimau, dia hanya sopir! Oleh
karenanya dia diam saja, bahkan jengkel, seolah-olah dia pula yang harus tahu,
bagaimana keluar dari bahaya ini.
"Biarlah kami turun di sini!" kata Raja Tigor tiba-tiba.
Ada penumpang yang terkejut mendengar keinginannya.
Ada yang curiga. Mengapa pula dia mau turun.
"Jangan Angku!" kata seorang penumpang yang tidak punya prasangka buruk.
"Beliau-beliau tidak akan membiarkan Angku berlalu."
"Biarlah, nyawa di tangan Tuhan. Kampung sahabat kami sudah dekat benar dari
sini," jawab Raja Tigor.
37 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan, lebih baik menanti sampai ada bantuan.
Barangkali ada polisi atau tentara liwat. Biar mereka
menghalau binatang-binatang itu," kata seorang penumpang yang tidak tahu
bagaimana caranya bicara mengenai harimau.
Apalagi sedang menghadang.
Ketiga harimau itu menggeram. Orang yang bicara
terkencing di celananya. Tetapi dia tidak hanya sendirian.
Masih ada beberapa orang lain yang turut terkencing karena ketakutan.
Raja Tigor sudah bangkit dari bangku tempatnya duduk,
diikuti oleh Datuk nan Kuniang, Dja Lubuk dan Erwin. Juga Ki Ampuh, yang diberi
isyarat oleh raja Tigor agar turun. Semua penumpang heran dan ketakutan. Mereka
akan mempersaksikan pembantaian oleh hewan atau manusia.
Raja Tigor, anak, cucu dan sahabatnya beserta Ki Ampuh
telah turun. Penumpang yang dengan tegang menantikan apa yang akan terjadi, kini
tambah heran. Ketiga raja hutan itu tidak beranjak dari tempat mereka duduk.
Kelima orang atau makhluk itu berjalan meninggalkan bis, tidak ke arah ketiga
harimau, tetapi ke jurusan belakang. Tak lama kemudian ketiga harimau itu
bergerak, santai-santai saja mengikuti penumpang-penumpang bis yang turun tadi.
"Aneh," kata seseorang..
38 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka tentu berisi," jawab seorang lain.
"Mengapa mereka tidak diterkam?" tanya yang lain.
"Mungkin masih ada hubungan keluarga di antara mereka!"
jawab yang lain lagi. "Rupanya keempat penumpang itu ingin menyelamatkan kita," kata Sutan Mangkuto.
"Apakah nanti mereka akan dimakan?" tanya seorang wanita. Mereka ingin melihat
kelanjutannya, hanya beberapa orang dapat melihat melalui kaca belakang. Membuka
jendela dan mengeluarkan kepala mereka belum berani.
Dari kaca belakang mereka melihat keempat penumpang
tadi kian menjauh, sementara ketiga raja hutan tetap
mengikuti dengan santai. "Apakah kita bisa berangkat?" tanya Suuin Mangkuto.
"Saya belum berani memeriksa mesin itu lagi," jawab Adam.
"Cobalah hidupkan!" Sutan Mangkuto menganjurkan. Entah apa yang mendorong dia
berkata begitu. "Ya, cobalah," kata beberapa penumpang yang ingin cepat-cepat berangkat
meninggalkan tempat angker dan nampaknya penuh rahasia itu.
39 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adam mencoba dan sungguh heran, mesin hidup kembali.
Adam memasukkan gigi dan bergerak dengan hati belum
sepenuhnya tenteram, tetapi ia gembira di samping heran akan kejadian yang ia
tidak bisa mengerti itu. Para penumpang saling pandang. Tidak ada yang berani
bicara, takut salah ngomong sekarang. Yang turun tadi tentu bukan manusia biasa
seperti mereka. 0ooDoEoWoI--KoZoo0 SEMENTARA bis meluncur laju ke arah Tapanuli untuk
seterusnya ke Medan, kelima pendatang dari Jawa itu berhenti setelah lebih dulu
masuk ke belukar di pinggir jalan. Mereka menanti di sana, mau tahu apa kehendak
ketiga raja hutan yang menghadang dan kini mengikuti.
Di luar perkiraan ketiga manusia harimau dan Ki Ampuh,
beberapa meter di hadapan mereka ketiga harimau itu
merendahkan kaki depan lalu seperti membuat sembah.
"Apa kehendak kalian?" tanya Raja Tigor. "Mengapa mengganggu perjalanan orangorang yang tidak berdosa itu?"
Ketiga binatang buas itu tidak menjawab, karena mereka
tidak dapat berkata-kata.
40 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Datuk nan Kuniang mengerutkan dahi, pandangannya
menembus kepada ketiga raja hutan membaca apa yang
mereka maksud dan pikirkan.
"Mereka mohon bantuan," kata Datuk nan Kuniang.
"Bantuan bagaimana?" tanya Raja Tigor.
"Katakanlah apa kesulitan kalian!" kata Datuk nan Kuniang,
"Barangkali tuan kalian ini bisa menolong." Tampak ketiga binatang itu terharu
dan menangis. Kata Datuk nan Kuniang: "Mereka bingung dengan
tindakan beberapa pemburu dan dua orang lain bersenjata yang selalu memburu
mereka. Jumlah mereka kian berkurang.
Mereka kuatir akan punah sama sekali."
Mayat yang bangkit dari kuburnya itu kemudian
memandangi ketiga raja hutan itu lalu berkata: "Mereka bisa mengerti kalau
mereka yang bersalah diburu dan dibunuh, misalnya yang membunuh orang atau
ternak. Tetapi para pemburu bukan mencari si berdosa melainkan membunuh
harimau mana saja yang mereka bisa temukan. Mereka
anggap perbuatan itu kejam, sadis. Mereka merasa berhak hidup di daerah mereka
sendiri. Mereka juga makhluk Tuhan dan hidup di atas bumi kepunyaan Tuhan."
"Apa lagi mereka pikir atau hendak katakan?" tanya Raja Tigor.
41 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka mengetahui dari naluri, bahwa di dalam bis tadi ada manusia-manusia
khusus yang masih punya hubungan
keluarga dengan harimau dan dapat menyelamatkan atau
setidaknya meringankan penderitaan mereka. Itulah maka
mereka ingin menghadap dan atas kekuatan gaib raja mereka yang sudah tidak kuat
berjalan, bis ini dihentikan. Tidak ada niat mengganggu penumpang mana pun,"
kata Datuk nan Kuniang menterjemahkan apa yang tersirat di dalam benak binatangbinatang itu. Raja Tigor dan Dja Lubuk berjanji akan membantu. Tak
lama setelah ia mengucapkan janji terasa oleh kedua manusia harimau ini bahwa
ada bahaya mendatang bagi mereka
semua. Manusia bersenjatakan senapan, yang selalu
memburu harimau untuk menyenangkan liati sambil
mengambil kulit binatang yang cukup berharga itu.
"Kau rasakan?" tanya Raja Tigor kepada anaknya.
Dja Lubuk mengangguk. "Mereka akan menembak kita
juga!" katanya. Sebuah mobil Toyota Hardtop datang dari jurusan
Bukittinggi. Di dalam ada tiga insan bersenjata api, seorang pawang
dan pengemudi. 42 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berkata sang pawang yang sudah banyak pengalaman
dalam memukau dan melumpuhkan harimau: "Saya merasa bahwa kita sudah dekat
dengan mereka. Setidak-tidaknya di dekat sini tentu ada harimau. Bagaimana kalau
kita berhenti" Siapa tahu ada rezeki."
Ketiga pemburu setuju. Seorang Indonesia, seorang Cina
dan seorang Belanda. Jeep dihentikan, tidak berapa jauh dari bis mogok belum
lama berselang. Sopir disuruh menunggu
saja di dalam mobil, sementara ketiga pemburu dan pawang turun.
"Saya telah mencium bau mereka," kata pawang, "Agak banyak." Lalu ia diam.
Pawang jtu bagaikan berpikir karena terasa olehnya sesuatu yang tidak wajar.
"Ada apa?" tanya si Indonesia bernama Bob. Si Cina yang dipanggil dengan Liong
juga bertanya. Hanya Belanda tidak seratus persen bernama Ruyter yang diam saja.
"Ah, tidak ada apa-apa!" jawab si pawang menenangkan para pembayar upahnya
sambil menutupi ketidakpastiannya mengenai firasat yang didapatnya.
"Saya tidak mendengar apa-apa," kata Liong.
"Tetapi mereka ada, pasti lebih dari satu," jawab Pawang yang di kampungnya
dijuluki Pandeka. Memang tepat, selain daripada pawang ia juga pandai silat atau
dikatakan juga 43 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendekar, yang di negeri tak suka "r" itu dinamakan
"pandeka". "Ada bahaya mengintai kita," kata Raja Tigor.
"Aku pun merasakannya ayah," jawab Dja Lubuk lagi.
Ketiga harimau yang bersama mereka juga mulai gelisah.
Tetapi tidak berbuat sesuatu, karena yang jauh lebih pintar dan sakti pun tidak
memerintahkan apa-apa. "Barangkali inilah pemburu-pemburu yang sangat mereka takuti," kata Raja Tigor.
Dja Lubuk menoleh, kian waspada.
"Menyingkirlah kalian," perintah Raja Tigor kepada ketiga harimau itu dengan
bahasa mereka. Sebagaimana datang tadi, kini pun ketiga binatang itu
memberi sembah lalu masuk ke hutan, tetapi pada suatu
tempat berhenti. Mereka saling pandang, mau tahu juga apa selanjutnya yang akan
terjadi. Tiga manusia harimau, sesosok mayat yang bangkit dari
kubur dan Ki Ampuh yang punya ilmu lumayan tinggi
berbincang-bincang sebentar menentukan apa yang akan
mereka lalukan. Akhirnya diambil keputusan. Erwin, Ki Ampuh dan Datuk nan
Kuniang tetap di tempat menantikan
perkembangan. Yang keluar dan akan menghadapi para
pemburu hanyalah Raja Tigor dengan anaknya Dja Lubuk.
44 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ayah dan anak keluar dalam bentuk manusia. Seorang tua
renta yang jelek rupa dan seorang tua pula bermisai putih, gagah kelihatannya.
Dja Lubuk yang gagah dan amat ganteng
- walaupun hanya seorang kampung - di masa hidupnya,
segera melihat empat orang berembuk tak jauh dari sebuah Toyota Hardtop. Oleh
kekuatan firasat juga, maka Pandeka yang lebih dulu melihat kedatangan mereka.
"Wah, berani mereka ini," kata Pandeka kepada ketiga pemburu. "Telah hampir
malam mereka masih ada di sini.
Tentunya orang-orang kampung dekat sini."
"Assalamualaikum," tegur Pandeka.
Raja Tigor dan Dja Lubuk menjawab lalu bertanya: "Bapak-bapak sedang berburu?"
"Begitulah maksud," jawab si pawang. "Inyiek-inyiek tentu urang siko!"
"lyo," jawab Raja Tigor. "Kampuang kami dakek di siko. Ka singgah bapak-bapak
da'alu?" "Tarimo kasi, bialah lain kali sajo!" kata pawang.
"Alah salalu bapak-bapak baburu ka rimbo ko?"
"Acok juo!" kata pawang, lalu ia menceritakan bahwa mereka telah berhasil
membunuh delapan ekor dan
menangkap hidup dua ekor anak harimau.
45 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Raja Lubuk mengatakan, bahwa kalau begitu harimau di
situ lama-lama akan habis punah. Oleh Liong yang mengerti dan dapat pula
berbahasa Minang dijawab, bahwa binatang itu toh tidak ada gunanya. Palingpaling membunuh ternak atau manusia. Hanya membawa kerugian bagi orang kampung,
la pun menerangkan, bahwa harimau yang ditembak bisa dikuliti dengan rapi lalu
diisi lagi sehingga jadi harimau pajangan.
Harganya mahal, sekarang bisa jutaan seekor. Atau kulitnya itu dibikin jadi tas
untuk pakaian orang-orang kaya.
Memang nasib harimau yang sial sama saja dengan buaya
atau ular besar. Dibunuh manusia lalu dijadikan uang. Ironis sekali, kematian
satu makhluk bisa memberi keuntungan bagi makhluk lain yang dinamakan manusia.
Dalam bahasa Minang, pawang bertanya: "Bulieh ambo batanyo?"
Raja Tigor mempersilakan, mau menanyakan apa.
Pawang itu bertanya, apakah di kampung-kampung situ
ada jadi-jadian, harimau piaraan atau manusia harimau.
"Indak jaleh di kami," jawab Raja Tigor mengatakan bahwa kurang jelas bagi
mereka apakah ada makhluk-makhluk yang ditanyakan pawang itu di sana.
Pawang harimau lalu mengatakan bahwa ia mendapat
firasat tentang sedang ada beberapa ekor harimau di dekat-46
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dekat situ. Tetapi ia juga menduga, bahwa di kawasan situ ada jadi-jadian atau
harimau piaraan. "Antahlah," kata Raja Tigor, "Bapak tentu urang hebat."
Kedua manusia harimau lalu mohon diri. Si Belanda dan
Cina masuk ke dalam belukar sebelah kiri, di bagian ketiga harimau tadi
bersembunyi. Bob dan pawang masuk ke hutan sebelah kanan setelah lebih dulu
menentukan jam berapa akan kembali ke mobil untuk berkumpul dengan kedua kawan mereka, Ruyter dan
Liong. Tetapi tak lama kemudian, Raja Tigor dan Dja Lubuk
kembali. Kini dalam bentuk berbadan harimau dan bermuka manusia. Langsung ke
mobil, di mana sopir sedang mengisap rokok, la tidak terlalu takut, walaupun
waspada. Selama beberapa kali membawa majikannya ke sana belum pernah


Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendapat kecelakaan atau bencana apa pun. Tiba-tiba
terdengar olehnya beberapa gedoran atas mobilnya, la
terkejut. Tidak kelihatan apa-apa. Mungkin hanya khayalan.
Kemudian terdengar lagi gedoran itu.
Masa iya khayalan datang berulang. Kini ia mulai takut.
Tetapi keadaan senyap kembali. Untuk tak lama kemudian
mobilnya digedor lagi, kini lebih banyak dan lebih keras dari tadi. Lalu suara
menggeram. Kalau hari tidak gelap tentu 47
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tampak bahwa sopir itu sudah pucat. Tidak ada senjata. Dia hanya sopir, titik!
Dja Lubuk naik ke atas kap Toyota. Raja Tigor berdiri
dengan kaki belakang di jalan, tetapi kedua kaki depannya diletakkan di atas
kap. Meskipun gelap, tampak jelas oleh sopir. Begitu dekat di depan hidung dan
matanya. Kemudian sopir itu tak bisa melihat apa-apa lagi. la pingsan terkejut dan
ketakutan. Belum pernah seumur hidup seterkejut dan setakut itu.
Dengan kekuatan penuh, Dja Lubuk memukul kaca
sehingga pecah. Kemudian kedua manusia harimau itu pergi.
Lain lagi halnya dengan Bob yang masuk hutan sebelah
kanan bersama pawang. Mereka tidak menemukan harimau, tetapi mendengar
keresekan dedaunan dan ranting-ranting berpatahan. Ini
bukan langkah harimau. Harimau yang mendatangi
mangsanya tidak akan memperdengarkan bunyi apa pun.
Ranting yang diinjak pun tidak akan berpatahan. Aneh
memang, tetapi begitulah kenyataan. Mereka bisa bergerak bagaikan tak menginjak
tanah. "Tinggallah kalian di sini," kata Datuk nan Kuniang si penghuni sebuah kuburan
di Kebayoran Lama, Jakarta.
48 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Angku hendak ke mana?" tanya Erwin.
"Mengurus mereka!" kata Datuk.
"Boleh kami melihat?" tanya Ki Ampuh ingin tahu bagaimana caranya mayat hidup
ini menghadapi lawan. "Lebih baik tak usah!"
"Kalau diperbolehkan saya ingin tahu," kata Ki Ampuh yang hendak mempergunakan
segala kesempatan dalam menambah pengalaman dan mempertinggi ilmunya.
"Baiklah kalau begitu, tetapi jangan terlalu dekat!"
"Hari gelap, bagaimana akan kelihatan?"
"Mereka mempergunakan lampu senter besar di dahi untuk membuat harimau silau."
"Baiklah Datuk!" kata Ki Ampuh.
Bob mempergunakan lampu senter yang terpasang di
dahinya sementara pawang mematikan lampu senter di
tangan untuk mencari apa gerangan yang berbunyi itu.
Tiba-tiba Bob terpekik. Pandeka yang merangkap jabatan
pawang harimau pun terkejut bukan kepalang. Apa ini" Mau dikata mummy bukan, la
dalam keadaan telanjang dan
berlumpur. Rambut dan kepalanya pun berlumpur-lumpur.
49 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muka makhluk itu atau apa pun namanya, begitu
menakutkan. Bukan hanya itu. Kelihatan mengerikan dan
menjijikkan. Walaupun ada bedil di tangan, Bob tidak kuasa
mengangkat dan mempergunakannya, la lemas tak berdaya.
Yang Pandeka dan pawang tidak membacakan manteramentera, karena yang dihadapi ini pasti bukan harimau.
Makhluk itu, dengan sinar matanya yang redup,
memandangi muka Bob tanpa berkedip, walaupun senternya
sangat menyilaukan mata biasa termasuk mata harimau dan gajah. Ki Ampuh yang
berdiri beberapa meter dari sana
memandangi dengan takjub bercampur takut. Dia belum
pernah melihat muka seperti itu.
"Apa maumu?" tanya makhluk itu.
"Tidak apa-apa pak!" jawab pawang.
"Aku bukan bapakmu!"
"Maaf nyiek," kata pawang membetulkan.
"Aku bukan kakekmu. Aku tak kenal dengan mak atau
ayahmu!" "Lalu, kami harus memanggil apa?"
"Aku Datuk nan Kuniang dari Kebayoran Lama! Apa
maumu datang ke hutan ini" Ini bukan tempat manusia
50 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bermain atau berjalan-jalan. Ini tempat kami, jin, jembalang dan
hewan.penghuninya. Bukan tempat manusia!"
"Kami hanya hendak berburu Datuk!" kata Bob yang kini bisa buka mulut tergagapgagap setelah melihat makhluk itu bisa bicara seperti manusia:
"Hanya hendak berburu katamu hah!"
"Ya, Datuk," kata Bob yang berpikir bahwa makhluk itu tidak akan marah kalau
hanya berburu. "Bangsat kau pembunuh!" hardik Datuk nan Kuniang.
Bob dan pawang terkejut. Tidak menyahut. Salah jawab
rupanya. "Kalau kami menjadi kalian, punya senjata lalu kalian menjadi harimau. Kami buru
dan kami tembaki sampai mampus satu demi satu, bagaimana?"
Pandeka dan Bob diam. Datuk dari kuburan itu membentak lagi: "Bagaimana kalau aku cekik kalian di sini
sehingga anak binimu kehilangan.
Mau!" "Ampun Datuk," kata pawang.
"Kau tahu, hewan juga makhluk Allah. Mereka hidup di dunia mereka sendiri, di
rimba yang tidak punya tontonan dan kemegahan apa pun. Kalian ditentukan hidup
di kota-kota 51 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atau desa-desa untuk bisa menikmati kehidupan yang lebih baik dari kami. Rimba
inilah rumah kami. Tidak seperti kalian, punya gedung, punya mobil. Mengapa
kalian mengganggu kehidupan kami di sini. Kami tidak masuk kota untuk
menyusahkan kalian. Kalau harimau sampai juga masuk ke
kota maka ia sudah berupa tawanan untuk dijadikan
permainan dan tontonan guna memperkaya manusiamanusia semacam kalian! Kalian manusia selalu bicara
tentang keadilan. Apakah perbuatan kalian ini adil" Kalian juga bicara tentang
kemanusiaan. Apakah ini berkemanusiaan" Kalian yang manusia selalu memperlihatkan sifat kalian lebih
buruk dari sementara binatang!"
"Ampun Datuk!" kata pawang dengan suara mohon dikasihani.
"Mengapa kau memilih pekerjaan pawang?" tanya Datuk nan Kuniang.
"Sudah turun temurun begini Tuk!"
"Kalau ayahmu pembunuh dan pencuri kau juga mau jadi begitu?"
Pawang diam. Dalam pada itu Erwin yang juga tidak berapa jauh dari sana sudah tidak bisa
menahan dirinya daripada berubah jadi
setengah harimau, la telah mendengar semua percakapan itu.
52 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang semacam pemburu ini, berbedil pernah mengejarngejar dia di Jakarta dulu dan melepaskan tembakan untuk membunuhnya.
Erwin menggeram dan tanpa permisi pada Datuk nan
Kuniang ia telah menerkam Bob, merobek mukanya lalu
menggigit batang lehernya. Bob masih sempat berteriak tetapi kemudian ia harus
menerima nasibnya, mati dibinasakan manusia harimau.
Setelah selesai membunuh barulah Erwin sadar kem-oali
dan mohon maaf pada Datuk nan Kuniang.
"Saya tadi tak dapat menahan diri lagi nyiek," kata Erwin.
"Kau telah melihatnya pawang," kata Datuk. Pawang harimau dan ahli silat itu
tidak menyahut. Kini ia gemetaran.
Apakah kini gilirannya"
Pandeka teringat pada anaknya yang lima orang beserta
kedua istrinya yang adik kakak. Memang dia selalu jadi
pergunjingan, tetapi banyak pula orang yang takut padanya karena ia seorang
pawang. Konon ia juga mempunyai piaraan seekor harimau yang dapat disuruh-suruhnya. Tetapi sebenarnya itu tidak ada. la sendiri yang meniup-niupkan berita itu agar orang
segan kepadanya. 53 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau teringat pada anak istrimu dalam menghadapi maut sekarang!" kata Datuk nan
Kuniang. Pandeka heran akan kehebatan makhluk aneh itu membaca pikirannya.
"Kau telah sengaja menyebarkan bisik-bisik agar orang percaya bahwa kau punya
piaraan harimau," kata mayat dari kuburan Kebayoran Lama itu lagi.
Kini Pandeka malu. Makhluk ini mengetahui sangat banyak tentang dirinya.
"Ampunilah saya Datuk," kata Pandeka.
Tiba-tiba Erwin menyela: "Sebenarnya aku mau
membiarkan saja orang yang membantu para pemburu ini,
tetapi karena ia menyalahgunakan pemilikan harimau piaraan untuk menakut-nakuti
masyarakat maka aku akan beri ia suatu kenang-kenangan."
Tanpa menanti izin dari Datuk nan Kuniang, Erwin
melangkah maju memandangi Pandeka sambil berkata:
"Pandangi aku baik-baik. Aku ini Erwin. Yang dua orang tadi ayah dan ompungku.
Kau tahu ompung" Kakek! Kami ini ditakdirkan punya harimau piaraan dan sekaligus
bisa berubah jadi harimau. Tetapi kami tidak mempergunakan nasib kami itu untuk
menakuti orang ramai. Kau membuat busuk kelompok
kami, makhluk-makhluk yang punya sifat-sifat lain ini."
54 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hendak datuk apakan aku?" tanya Pandeka, latah karena takut.
"Aku bukan datuk. Kau terimalah ini," kata Erwin. Kedua kuku kiri dan kanannya
telah tenggelam pada pelipis Pandeka lalu ditariknya perlahan-lahan bagaikan
orang hendak membuat garis yang dalam di tanah, sampai ke rahangnya.
Dua luka pada kiri-kanan muka Pandeka. Darah mengucur.
"Hanya itu, aku tidak akan membunuhmu. Kau bawa cerita ini ke kotamu."
Pandeka menangis terisak-isak. Macam-macam pikiran
terlintas di dalam benaknya. Pikirannya bahkan sudah sampai di tempatnya
tinggal. Apa akan kata orang-orang yang
melihatnya nanti. Padahal dia orang yang ditakuti karena katanya mempunyai
piaraan harimau. Yang dapat diperintah apa saja dan dikirim ke mana saja
disukainya. Siapa yang tidak akan takut. Orang akan mentertawakan dia, si pawang
yang pendekar. Akan terdengar orang bertanya: "Apakah pawang dicakar harimau
piaraan pawang sendiri" Salah lihat dia barangkali. Piaraan pawang itu sudah
waktunya diberi kacamata." O, dia akan jadi cemoohan.
"Kembalilah ke mobilmu," kata Datuk nan Kuniang.
Pandeka menurut perintah bagaikan kucing dibawakan
55 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penyapu, la yang selalu merasa dapat menundukkan segala harimau kini tunduk pada
perintah. Tiba di mobil dia menemukan keadaan yang membuat dia
merasa lebih ngeri. Kaca pecah dengan sopir yang tidak
sadarkan diri. Ataukah sudah mati"
la masuk dari pintu sebelah kiri, duduk di sana, tidak tahu dan takut
membayangkan apa lagi yang akan menimpa
dirinya. Tepat pada waktu yang telah ditentukan, Liong dan Ruyter datang dalam keadaan
utuh. Mereka tidak bertemu dengan
seekor harimau pun, walaupun tak jauh dari mereka ada tiga ekor harimau yang
baru mengadukan nasib kepada manusia-manusia harimau.
Mendekati kendaraan Liong berkata: "Pawang dan Bob belum kembali!"
"Sebentar lagi barangkali," jawab keturunan Belanda.
Tidak terhingga keterkejutan kedua pemburu itu ketika
melihat bahwa kaca depan mobil telah hancur. Rasa takut merasuk Liong dan Bob,
gemetaran menerangi dengan lampu senter.
56 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak sontak kedua orang ini jadi pucat. Jelas tampak dua manusia di dalam
mobil. Yang seorang bagaikan tidur, yang lain dengan muka penuh darah.
Harimau, itulah yang terlintas dalam otak mereka. Binatang buruan telah
mendahului mereka dengan tindakannya. Pintu mobil dibuka.
"Apa yang telah terjadi?" tanya Liong kepada pawang yang masih memperlihatkan
tanda-tanda kehidupan dalam dirinya.
"Dia, dia membalas," kata Pandeka lemah.
"Mana dia, biar kita tembak," kata Liong yang mau menyembunyikan rasa takutnya.
Dan memang baginya, walaupun bagaimana takutnya kalau sang harimau kelihatan tentulah akan
ditembaknya, karena itulah satu-satunya jalan menyelamatkan nyawa.
"Jangan bilang begitu," kata pawang. "Nanti tuan juga mati!"
"Kau mengigau!" kata Liong, sementara Ruyter waspada dengan senapannya, kalaukalau sang raja hutan kembali.
"Dia lain. Lihatlah aku ini," kata pawang. "Lebih baik kalian masuk mobil."
"Dia kemari tadi?" tanya si Cina lagi.
"Tidak tahu!" 57 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu bagaimana dia menerkam kamu?"
"Dia tidak menerkam di sini!"
"Apa" Jadi kau bukan diserangnya di sini?"
"Bukan, di dalam belukar itu. Bersama Bob!" Kini baru Liong teringat pada Bob.
Kepanikannya tadi membuat dia lupa bahwa seorang lagi di antara mereka belum
hadir. "Jadi siapa yang memecahkan kaca ini?"
"Tidak lihat," jawab pawang.
"Aneh, bagaimana bisa terjadi. Dan kenapa sopir sampai pingsan" Ataukah mati?"
Liong meraba pergelangan tangannya. Sopir itu hanya pingsan. Dan dia juga kini merasa pasti, bahwa
harimau tadi sudah datang ke mobil dan
memecahkan kaca, tetapi kenapa tidak mengambil atau
melukai bahkan membunuh sopir. Tidak biasanya harimau
memecahkan kaca mobil. Dia belum pernah dengar.
Perlahan-lahan sopir siuman dan ketika dia sudah bisa
melihat keadaan sekitarnya ia mendadak menjerit: "Jangan, jangan. Ampun pak!"
Lho, kok mengatakan "Pak." Tentunya yang datang itu bukan harimau melainkan
orang. Pantesan dia tidak dibunuh.
Orang itu tentulah orang kampung, yang hanya mau mencuri, pikir Liong.
58 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Uangmu dirampas?" tanya Liong.
"Tidak tuan," tetapi dia menjerit lagi. Kini dia melihat pawang di sebelahnya
berlumuran darah dan wajahnya amat mengerikan.
"Lalu mau apa dia?"
"Dia gedor-gedor mobil, naik di atas kap. Ada dua!" jawab sang sopir.
"Dua orang?" "Bukan orang tuan."
"Lalu apa" Harimau tentunya!"
"Manusia bukan, harimau pun bukan! Apa maksudmu"
Hantu?" tanya Liong mulai tak sabar karena dibingungkan, tetapi juga merasa amat


Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

takut. "Bukan hantu. Ya, barangkali juga hantu."
"Yang jelas," kata Liong.
"Nanti saja," kata sopir. "Lebih baik kita berangkat."
"Tapi Bob belum kembali," kata Ruyter menyela.
"Dia tidak akan kembali," kata pawang. "Bagaimana kau tahu."
"Saya tahu. Lebih baik kita lekas pergi!"
59 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ceritakan dulu tentang Bob!" kata Ruyter.
"Nanti saja. Berbahaya bercerita di sini. Mereka masih ada di sini."
"Mereka siapa?" "
Tidak tahu," jawab pawang.
"Kamu pawang, masa tidak tahu!"
"Saya cuma pawang harimau!"
"Lalu yang kau lihat atau melukaimu bukan harimau?"
'Tolong tuan, mengertilah dan percayalah. Lebih baik
berangkat. Nanti mereka datang lagi. Kita semua akan habis dibantai. Senapan
tuan juga tidak akan ada gunanya!"
"Mana bisa jadi," kata Ruyter yang masih mengandalkan senjatanya.
"Saya sumpah. Tidak bisa dibunuh. Ayolah berangkat, supaya kita semua selamat."
Akhirnya Liong dan Ruyter harus mengikut pawang yang
sudah robek mukanya. Dia lebih tahu karena dia yang
mengalami. Atas permintaan sopir dan Ruyter, maka kemudi dipegang oleh Liong.
Tak berapa lama kemudian mereka tiba di sebuah
kampung. Masih ada satu dua warung kopi yang buka. Ada
60 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sejumlah orang desa sedang mengisap rokok dari daun enau dan minum kopi hitam.
Manis atau tanpa gula. "Kita singgah dulu. Dengan kopi hangat kamu akan segar dan normal kembali," kata
Liong kepada sopir, la setuju, karena makhluk-makhluk itu tentu tidak akan masuk
kampung, pikirnya. "Saya tidak ikut turun," kata pawang.
"Lebih baik turun juga. Barangkali orang kampung bisa menolong," kata sopir.
"Mana tahu di sini ada dukun yang pintar." Akhirnya pawang turut turun.
Orang-orang kampung heran dan bertanya-tanya mengapa
gerangan muka orang yang satu itu. Dua luka serupa di kedua pipinya.
Mula-mula sopir menceritakan apa yang dialaminya.
"Dua makhluk. Muka manusia, tubuh harimau," katanya.
Dia pikir orang kampung akan heran. Tetapi ternyata semua ayem-ayem saja. Tidak
menunjukkan keheranan. Bertanya
pun tidak. Ketika giliran pawang bercerita, ia berkata: "Lain yang kulihat. Memang ada juga
seperti yang dikatakannya itu. Muka orang dengan badan harimau. Tapi ada lagi
yang lain. Telanjang, penuh lumpur tubuhnya. Dia menamakan dirinya 61
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Datuk nan Kuniang." Mendengar nama itu disebut semua orang kampung itu kelihatan
takut dan membaca-baca. Kelihatan dari mulut mereka yang komat kamit.
Dalam menceritakan apa yang menimpa dirinya pawang
dan rombongannya tidak menaruh perhatian atas tiga manusia yang sejak tadi sudah
ada di sana membelakangi mereka,
tetapi kini duduk di bangku sekitar meja pemburu dan pawang.
Ketiga orang ini sejak tadi mendengarkan cerita pawang
dan sopir Toyota yang baru datang itu. Dan mereka tak lain daripada Dja Lubuk
dan anaknya Erwin dalam bentuk manusia biasa, ditambah dengan Ki Ampuh yang mau
menuntut ilmu di Tapanuli Selatan.
Adapun Raja Tigor dan Datuk nan Kuniang telah lebih dulu meninggalkan mereka.
Sang manusia harimau hendak ke
Muara Sipongi sementara Datuk nan Kuniang mau menjenguk kampung halamannya.
.Katanya dia datang dari Jakarta
khusus untuk menyambut kedatangan Raja Tigor dan
rombongannya di Padang dan kemudian melihat keluarga
yang telah sekian lama ditinggalnya.
"SAYA belum pernah melihat makhluk seperti itu," kata sopir. "Yang satu agak
buruk dan hitam tetapi yang lainnya berkulit agak keputihan kelihatan amat
ganteng dengan misai melintang," ia mengangkat mukanya mau melihat bagaimana 62
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesan orang yang mendengar, yang sejak tadi diam saja, tidak mengajukan
pertanyaan apa pun. Saat melihat muka itulah ia terkejut dan merasa jantungnya
berdebar. Orang yang di depannya itu, tua, kulit bersih dengan misai putih gagah.
Mukanya seperti salah satu makhluk yang mendatangi dia
tadi. Seperti inilah rupa makhluk yang memecahkan kaca
mobilnya. Dja Lubuk - memang dia Dja Lubuk - dapat membaca
apa yang dipikirkan oleh sopir. Maka ia bertanya: "Makhluk yang datang ke mobil
katamu, mengapa dia tidak
membunuh?" "Mana saya tahu!" jawab sopir. Orang-orang lain memandang Dja Lubuk. Tenang,
keker, walaupun sudah tua.
Sopir itu tidak berani mengatakan, bahwa makhluk itu
serupa benar dengan orang yang bertanya.
"Barangkali Karena kau hanya sopir," kata Dja Lubuk. Sopir tidak menjawab.
"Dan kau pawang, apakah manteramu tidak bisa
menjinakkan harimau yang mengoyak mukamu?"
"Dia bukan harimau benar. Hanya setengah harimau,"
jawab pawang yang kini memandang Dja Lubuk, tetapi
sekaligus juga melihat orang yang duduk di sebelahnya.
Manusia yang mukanya serupa dengan makhluk yang
63 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merobek pipinya tadi. Dan Erwin tahu apa yang dipikir serta membingungkan si
pawang. Liong bertanya kepada orang-orang kampung apakah ada
di antara mereka yang pandai mengobati luka bekas cakaran makhluk itu.
Dja Lubuk angkat suara: "Aku bukan dukun. Bukan pula orang pandai. Tetapi kalau
diizinkan aku mau mencoba!"
Mendengar ini, sopir jadi sangsi, apakah benar ada
hubungan orang ini dengan makhluk yang memukul kaca
mobilnya. Liong setuju, begitu juga pawang yang tadi tak melihat Dja Lubuk.
la minta air putih segelas, diputar-putarnya tujuh kali di atas meja, lalu
dengan tangannya disimbahkannya ke muka
pawang, membuat orang itu terkejut.
Tetapi aneh, kena percikan air itu Pandeka bukan hanya
merasa sejuk tetapi juga nyeri pada luka-luka itu hilang, la raba kedua pipinya
bagaikan mengikut gerakan refleks,
guratan kuku itu terasa masih ada di sana, hanya sakitnya sudah lenyap. Dalam
hati sopir itu ia merasa heran. Kiranya orang ini dukun, betapa kurang ajar dia
menyangka, bahwa dukun yang menghilangkan rasa sakitnya itu sama seperti 64
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makhluk berbadan harimau dengan muka manusia yang tadi
memecahkan kaca mobilnya.
"Ada sesuatu yang buruk sedang kau pikirkan," kata Dja Lubuk kepada pawang.
la jadi takut. Dukun besar ini mengetahui apa yang
dipikirnya. Memang sesuatu yang buruk.
"Ampuni saya pak. Saya tadi salah sangka!" kata Pandeka.
"Salah sangka apa?" tanya Liong.
"Ah tidak, saya mohon maaf kepada bapak dukun. Dengan apa saya harus membayar
kebaikan budi bapak yang telah
sudi mengobati saya?"
"Ya, di mana rumah bapak?" tanya Liong kini.
"Rumah saya jauh di pedalaman. Berjam-jam berjalan kaki," kata Dja Lubuk.
"Mengapa?" "Saya ingin mengantarkan bapak!" jawab Liong.
"Dan saya mau minta tangkal."
"Tangkal apa?" "Tangkal penggentar harimau?"
"Maksudmu supaya harimau takut padamu"
"Benar!" 65 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untuk apa?" "Untuk keselamatan diri. Saya pemburu harimau, gajah, badak, apa saja yang bisa
mendatangkan uang." "Masih mau berburu?" tanya Dja Lubuk.
"Ya, bagi saya berburu bukan iseng-iseng tetapi suatu profesi. Bapak tahu
artinya profesi?" "Tidak," jawab Dja Lubuk. "Saya hanya sekolah rendah sampai kelas tiga, tidak
tamat." "Saya hidup dari hasil perburuan. Itu namanya profesi."
"O, banyak sudah binatang yang tuan matikan. Tidak takut, setelah melihat
kejadian malam ini" Kawan tuan mati, pawang tuan dirobek harimau. Tuan kebetulan
selamat." "Yang begitu memang resiko dari pekerjaan ini. Tiap pekerjaan atau usaha
mempunyai resikonya. Memang ada
beberapa kawan saya yang mati diterkam harimau, dibanting gajah dan dipatuk
ular. Tetapi saya sendiri sampai sekarang masih segar bugar, tidak pernah dapat
kecelakaan. Mungkin, kalau saya yang menghadapi makhluk itu tadi, bisa saya
binasakan. Tetapi bagaimanapun kalau ada tangkal, tentu kita lebih bersemangat
dan berani. Bisakah bapak menolong?"
66 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saya tidak suka dengan pembunuhan, walaupun atas
binatang. Mereka juga makhluk Tuhan dan hidup di atas bumi Tuhan!"
"Ya, itu betul. Tetapi Tuhan mengadakan binatang-binatang serupa itu memang
untuk diburu, untuk menghidupi pemburu-pemburu semacam kami," kata Liong.
Dja Lubuk menjawab: "Saya pernah juga menolong orang.
Entah mujarab entah tidak. Memberinya tangkal supaya
harimau tidak mau menerkam dia. Tetapi dia bukan pemburu seperti tuan. Dia hanya
petani yang menggarap tanah di
pinggir hutan." "Bapak tolonglah saya dengan tangkal. Yang berdosa membunuhkan saya, sedangkan
bapak berpahala karena menolong." "Tidak dapat tuan lepaskan pekerjaan memburu" Banyak usaha lain, bukan?"
"Sudah belasan tahun saya lakukan!"
"Nanti tuan menyesal!"
"Tidak. Yang dimakan harimau hanyalah orang yang
bernasib sial. Sudah memang ditentukan nasibnya untuk jadi santapan harimau."
"Berangkat kita ayah," kata Erwin.
67 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayo," jawab Dja Lubuk. Si pawang yang melihat Erwin lagi, kembali teringat pada
makhluk yang membunuh Bob dan
mengoyak kedua pipinya. Dja Lubuk, Erwin dan Ki Ampuh mohon diri pada orangorang yang mereka tinggalkan di situ. Masih terus
membicarakan apa yang baru dilihat mereka. Kemahiran Dja Lubuk sebagai dukun
besar. Tak sampai sepuluh menit setelah keberangkatan ketiga
orang tadi, terdengar suatu lengking tak jauh dari kedai kopi kecil itu. Semua
orang tahu bahwa suara itu kepunyaan
harimau. Binatang itu memang jarang mengaum kalau tidak pada kesempatankesempatan tertentu. Hampir semua orang komat kamit. Liong dan Ruyter
bersiap-siap dengan senapan.
Tetapi di luar segala perhitungan, mendadak saja harimau yang tak kelihatan
datangnya itu sudah ada di dalam warung.
Besar dan tampangnya marah. Kini dia menggeram. Liong
dan Ruyter yang kaget setengah mampus dengan kehadiran
tiba-tiba itu tidak bisa lagi mempergunakan senjata mereka.
Pawang yang baru diobati lukanya merasa bahwa kini jiwanya akan berakhir.
"Ampun datuk!" kata pawang yang sudah luntur
keyakinannya itu. 68 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Harimau itu memandangnya tanpa kedip. Begitu dekat,
begitu mengerikan. Dia tidak menerkam pawang. Dia bergerak sedikit, kini
memandangi orang-orang yang ada di sana satu demi satu.
Akhirnya sorot matanya yang tajam jatuh ke diri Liong.
Memandang Cina itu dia menggeram pendek. Diam lalu
menggeram lagi. Lutut Liong gemetar, mukanya jadi pucat bagaikan mayat
yang sudah dimandikan. Raja rimba itu melangkah, hanya dua langkah, mengangkat kaki depan, menerkam
Liong, sehingga pemburu itu terjajar ke tanah.
"Tolong saya," teriaknya, la hanya terjatuh, harimau itu.
belum menggigitnya. Ruyter coba mengangkat senjata untuk membunuh
harimau itu, tak terangkat. Dia heran mengapa tenaganya hilang sama sekali.
Belum pernah dia selemas itu. Harimau apakah ini" Setelah mengangkangi Liong
sebentar tanpa melukainya, ia duduk di samping pembulu itu. Matanya
memandang ganas. Semua orang yang ada di sana tidak
bergerak. Tak ada saat-saat yang bisa lebih mencekam
daripada itu. 69 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam keadaan begitu semua orang teringat pada ucapanucapan Liong tadi pada dukun. Dia tidak menurut nasihat, tetapi sebaliknya malah
takbur. Kini ia menghadapinya. Maut yang dibawa oleh seekor raja hutan, la yakin
kini, ia ditakdirkan untuk mati jadi mangsa harimau, sebagaimana ia mengatakan tadi, bahwa hanya
orang yang sudah ditentukan untuk jadi mangsa harimau saja yang akan menerima
nasib seperti itu. Kini raja rimba itu bertindak, la tanamkan gigi-giginya ke dada Liong
menyebabkan pemburu itu mengeluarkan jerit
bergetar putus asa. Kemudian binatang itu menggigit lehernya dan mukanya.
Setelah itu diseretnya pergi. Tak ada seorang pun dapat mencegah. Pawang pun
hanya melihat majikannya diseret masuk rimba.
Bagi orang di sekitar Panti dengan rimba angkernya yang terkenal dan terletak di
sebelah utara Lubuksika-ping ibukota kabupaten Pasaman, cerita atau kejadian
manusia diterkam dan dimakan harimau, bukanlah sesuatu yang mengherankan.
Tetapi masuknya seekor raja rimba ke tengah sekelompok
manusia dan memilih satu korban, mempermainkan sebelum
membunuhnya adalah kisah yang baru kali itu terjadi. Dan yang amat berkesan dan
tak terlupakan oleh mereka adalah kata-kata takbur dari sang pemburu. Semakin
kuatlah kepercayaan orang 56 di situ, bahwa harimau tahu kalau ia 70
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipercakapkan dan tak suka pada orang yang takbur
meremehkan dirinya. Betapa tidak, ia dikenal sebagai raja rimba, menguasai
seluruh binatang yang hidup di dalam hutan untuk jadi kawan atau santapannya, la
merasa bahwa karena kemurahan


Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hatinya maka manusia dapat tinggal di sekitar situ dengan aman. Manakala
kemurahan kebaikan budi ini dianggap
enteng apalagi dicemoohkan pula, maka wajarlah kalau
mereka bertindak terhadap si sombong atau si usil. Mereka juga tahu bahwa
penduduk yang mengerti tidak akan
menyebut mereka dengan kata-kata biasa "harimau"
melainkan harus dengan menyebutnya inyiek bagi orang
Minang dan ompung bagi orang berbahasa Tapanuli. Ini suatu sebutan penghormatan.
Panti, tempat terjadinya keajaiban dan malapetaka itu
hanya sebuah kota kecil dan kini rimbanya sudah menjadi rimba larangan.
Begitulah dikatakan, tetapi sama halnya dengan banyak larangan lain, ada saja
orang yang tanpa takut-takut menerjang larangan itu.
Kalau anda kini atau di masa dekat mendatang pergi ke
Panti dan bertanya apakah di sana masih ada pawang
harimau, maka Anda akan mendengar banyak tentang kisah
ini. Bahwa di sana ada sejumlah kecil orang berilmu tinggi yang membawahi seekor
atau bahkan sejumlah harimau.
71 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum terlalu lama berselang di sana ada seseorang yang digelarkan datuk harimau
dan kemenakannya yang masih
hidup dan sudah naik haji, pada waktu ini masih juga
dikatakan "datuk harimau", walaupun ia sendiri menurut pengakuannya tidak
menerima warisan harimau dari
pamannya. Tetapi orang terkenal dan dukun ini tidak segan-segan berkisah, bahwa
memanglah benar ia biasa bergaul
dengan harimau. Manakala ia ke kebun atau ladang, maka
binatang-binatang piaraan pamannya akan datang menemani atas panggilan
majikannya (paman orang yang kini masih
hidup). Katanya ia tidak tahu bagaimana manteranya, tetapi ia
menyatakan tidak benar bahwa siapapun dapat memanggil
kalau membakar kemenyan yang diberikan oleh pamannya.
Orang yang digelarkan datuk harimau dan bernama Haji
Hassan ini berasal dari marga Nasution di Tapanuli dan sudah beberapa keturunan
bermukim beberapa puluh kilometer di sebelah selatan perbatasan Minangkabau
dengan Tapanuli. Dalam kunjungan penulis ke sana pada jam 11.00 tanggal
24 Juli 1978 bersama dua orang rekan, Saudara A. bani
Supeno dan Anzaruddin AR, pak Haji Hassan telah menerima kedatangan ini dengan
baik. la bukan orang kolot, terbukti dari hadirnya seluruh keluarganya, lakilaki dan wanita, termasuk yang cantik-cantik mengerumuni kami. Semua wajah
mereka 72 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berseri-seri dan kesemuanya mereka sangat ramah tamah.
Mereka punya famili di Medan dan Jakarta yang sewaktuwaktu dikunjungi. Lemang panas dan kolak ubi yang tidak menghemat santan
dan gula dihidangkan. "Bagi saya yang tinggal hanya sebagian saja lagi," kata Haji Hassan dengan
rendah hati. Dan kami yakin, bahwa di
belakang kerendahan hati inilah ia menyimpan berbagai
macam ilmu gaib yang tidak banyak orang memilikinya.
"Bapak dapat memanggil harimau-harimau piaraan itu?"
tanya saya. "Ah, tidaaak," jawabnya ringan. Dia diam memandang ke bawah. Entah apa yang
terkandung dalam pemandangan ini.
Saya menebak, tetapi kebenarannya hanya Tuhan dan Haji
Hassan atau keluarganyalah yang tahu.
"Apa yang tinggal sebagian pada bapak tadi," kata saya.
"Kalau ada orang didatangi harimau, bertemu di hutan, di jalan atau didatangi
langsung ke rumah, maka sebaiknyalah orang itu lekas mendapatkan saya.
Perjumpaan itu pertanda buruk bagi yang empunya diri," kata Haji Hassan.
73 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saya dan kawan-kawan tidak bertanya, sebab ia tentu akan melanjutkan, pikir
kami. Tetapi ia tidak menyambung kalimat yang rasanya terhenti di tengah tadi.
Maka sayalah bertanya: "Pertanda apa itu pak Haji?"
"Kalau dia tidak datang, maka ia akan dimakan harimau itu.
Sudah ada beberapa orang yang mengalami nasib begitu.
Dan ada sejumlah orang sini yang terhindar dari terkaman harimau."
"Mengapa begitu?" tanya saya.
"Orang yang didatangi harimau berulang kali, tentu orang sakit," katanya.
Kami tambah heran. Kenapa pula orang sakit didatangi
harimau. Atas pertanyaan kami, Haji Hassan menceritakan bahwa
penyakit itu dinamakan "darah manis".
la lalu menceritakan kisah seseorang yang beberapa kali berpapasan dan didatangi
harimau tetapi belum di-apa-apakan. Orang menasihatinya agar datang meminta obat
kepada Haji Hassan. la mentertawakan usul itu.
Beberapa hari kemudian ia diterkam dan dilahap harimau.
0ooDoEoWoI--KoZoo0 74 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SAYA ceritakan kenyataan di atas sekedar membuktikan
kisah-kisah yang amat misterius dan tentu sukar diterima akal oleh banyak orang
modern. Tetapi tidak demikian halnya bagi orang berpengetahuan modern
bagaimanapun kalau ia berasal dan pernah tinggal di Tapanuli Selatan atau daerah sekitar Panti dan
rimbo-nya. Tidak hanya itu. Oleh Haji Hassan yang baik hati
permintaan kami untuk menziarahi kuburan Datuk Harimau
yang biasa memanggil raja-raja hutan, juga dipenuhi.
Diiringkan oleh sekitar empat puluh orang kampung kami
berziarah. Kuburan itu dikelilingi oleh pohon-pohonan,
bagaikan pagar. Nisan atau tandanya hanya sebuah batu
biasa. Di sanalah Datuk Harimau yang terkenal namanya ke seluruh kawasan itu
istirahat. 0ooDoEoWoI--KoZoo0 DI DAERAH Panti inilah Bob dibunuh sang manusia
harimau yang sehari-harinya dalam keadaan normal tak lain daripada Erwin, anak
Dja Lubuk, cucu Raja Tigor. Di sana juga seorang pawang dirobek kedua pipinya.
Di sebuah warung kecil, Liong diambil oleh seekor raja rimba.
Sementara semua itu terjadi, Ki Ampuh, Erwin dan Dja
Lubuk sudah hampir tiba di Rao. Tidaklah heran. Mereka
75 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan menggunakan ilmu gaib seperti tatkala mereka
menyeberang dari Banten ke pantai Kerinci.
Tetapi ketiga orang itu menunggang harimau yang
menemui mereka di jalan. Aneh kedengarannya, tetapi di sana terjadi hal-hal yang
bahkan lebih aneh dari sekedar
menunggang harimau. Meskipun Erwin manusia harimau, dalam usianya yang
masih muda, itulah pertama kali ia menunggang harimau.
Ompung dan ayahnya juga tidak pernah menceritakan bahwa sewaktu-waktu mereka
akan mengendarai hewan yang
ditakuti manusia itu. Dan memanglah bantuan yang diberikan raja hutan kepada
mereka malam itu bukan atas permintaan Dja Lubuk yang sudah kawakan, melainkan
atas kesukarelaan harimau-harimau itu sendiri atas perintah raja mereka sebagai
menunjukkan terima kasih atas bantuan yang sudah diberikan Raja Tigor dan Dja
Lubuk, andaikata Datuk nan Kuniang ada di sana tentu kepadanya pun akan datang
seekor harimau merendahkan badan untuk jadi tunggangan mayat hidup itu.
Lain halnya dengan Ki Ampuh. Apa yang pernah
didengarnya tetapi tidak dipercayanya dulu, kini menjadi kenyataan, la pernah
mendengar cerita bahwa orang yang
memelihara harimau bisa saja memerintahkan piaraannya
untuk membawa dia ke tempat tujuan. Kini ia mengalami
sendiri. Meskipun ia punya ilmu, namun melihat harimau
76 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyediakan diri untuk ditungganginya, ia jadi takut setengah mati. Setelah Dja
Lubuk mengatakan, bahwa ia tidak usah kuatir, sebab harimau bisa sangat setia
kalau manusia baik terhadapnya, barulah Ki Ampuh menaiki tunggangannya. Itu pun
dia dihantui rasa ngeri, kalau-kalau jatuh dari binatang itu.
Dja Lubuk mengajarinya bagaimana memegang leher
harimau. Bagaikan menunggang kuda saja. Harimau-harimau itu berlari sangat
kencang, seperti tak mengenal lelah.
Setelah ia tenang terpikir olehnya dalam hati, betapa akan hebat dia kalau ia
mempunyai seekor harimau di Jawa kelak untuk dapat disuruhnya apa saja dan
sewaktu-waktu ditungganginya. Pasti seluruh orang berkepandaian tinggi di Jawa akan takut dan
kagum padanya, karena ia mengetahui benar bahwa tidak ada jagoan Jawa yang
memiliki harimau belang. Ada dua tiga orang mempunyai piaraan macan tutul atau
ular dan kala. Akan kecil artinya manakala dibandingkan dengan harimau belang
yang merajai hutan. Ki Ampuh mengkhayalkan bagaimana akan heran dan
malunya mbah Panasaran manakala ia kelak memasuki istana perempuan tak pernah
tua itu dengan menunggang harimau, sebuah cemeti di tangan. Ki Ampuh, yang
pernah dihina oleh wanita sakti itu akan kembali dengan ilmu yang tak akan
terkalahkan oleh siapapun lagi di Jawa. Dalam berkhayal itu Ki Ampuh bertekad
untuk berbuat sebaik mungkin sehingga Dja 77
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lubuk mau menghadiahinya seekor harimau untuk jadi
piaraan dan sekaligus suruhannya.
Rao, kota kecil bersejarah dengan Tuanku Rao-nya,
dengan penduduk yang banyak merantau antara lain ke
Malaysia di mana mereka menamakan diri orang Rawa, telah sepi. Tetapi
sebagaimana umumnya kota-kota atau kampung di sepanjang jalan, di sini pun masih
ada lepau tanpa dinding yang buka dengan langganan yang saban malam itu ke itu
juga, mengisap rokok dan minum kopi sambil ngobrol yang masalahnya saban malam
juga itu ke itu juga. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka berkata,
tidak keras tetapi terdengar oleh semuanya: "Urang sati"
yang maksudnya "orang sakti". Bermula ia sendiri kemudian semua mereka melihat
keajaiban yang sudah lama tidak
terdengar di kampung itu. Tiga manusia menunggang tiga
harimau. Melalui lepau itu mereka jalan santai-santai saja.
Setelah ketiga harimau berjockey manusia itu menghilang, mereka membicarakannya
dengan berbagai macam tafsiran.
Ada yang mengatakan, bahwa sedang berlangsung
peperangan antar orang sakti. Ada yang berpendapat, bahwa mereka semuanya akan
mendapat rezeki tak disangka,
karena jarang sekali orang dapat melihat pemandangan yang begitu.
78 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
0ooDoEoWoI--KoZoo0 MEREKA yang hendak ke Muara Sipongi itu meneruskan
perjalanan melalui tepi hutan, melalui perbatasan dan masuk ke daerah
Mandailing. Di Ranjaubatu mereka berhenti, karena di sini ada seekor harimau
hampir sebesar lembu, menurut cerita berasal dari manusia. Masa hidupnya orang
itu pincang, setelah menjadi harimau ia tetap pincang. Kaki kanannya sebelah
depan agak pendek. Harimau ini tidak pernah mengganggu penduduk
Ranjaubatu, Tanjung Alai atau Penyangek karena ia mengenal semua penduduk di
situ. Tetapi kalau ada orang berbuat
maksiat, maka ia datang memberi teguran atau mengambil
tindakan. Banyak juga orang yang pernah bertemu dengannya.
Biasanya di jembatan dekat Ranjaubatu. la duduk di sana, tenang tidak mengusik
orang lalu. Kalau kebetulan Anda ketemu, jalan sajalah terus. Anda mungkin takut
setengah mati atau bahkan tidak bisa bergerak, boleh jadi juga
terkencing, tetapi sungguh mati dia harmless, tidak berbahaya.
Menurut orang di sana orang yang telah tiada itu kemudian jadi harimau dan
keluar dari kuburannya karena ia tidak memenuhi janji ketika ia menuntut ilmu.
79 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kawasan Ranjaubatu sampai ke Penyangek mempunyai
banyak kisah misterius. Semua berkisar pada keharimauan.
Mulai dari orang yang setelah dikubur jadi harimau, sampai pada harimau piaraan
yang tidak mempunyai tuan lagi, karena majikannya mati tanpa meninggalkan
keturunan. Harimau yang seekor ini selalu datang ke kuburan bekas majikannya dan duduk berjam-jam
di ?ana. Pernah seorang berilmu tinggi melihatnya. Kepalanya diletakkan di dekat
nisan majikannya dan ia menangis, la berharap majikannya bangkit kembali, tetapi
harapannya tak pernah terkabul. Dan saban kali ia pergi dari kuburan dengan
langkah gontai, lesu bagaikan orang yang putus asa.
0ooDoEoWoI--KoZoo0 SETELAH dekat dengan Muara Sipongi, ketiga
penunggang harimau itu turun. Tetapi binatang-binatang itu tidak pergi sebelum
ada aba-aba dari Dja Lubuk. Setelah Dja Lubuk memberi isyarat, ketiga raja rimba
itu membuat sembah di hadapan manusia harimau itu.
"Terima kasih," kata Dja Lubuk, "Sampaikan salam dan terima kasih kami kepada
raja-mu." Setelah ketiga binatang itu pergi, Erwin tidak bisa menahan diri, bertanya
apakah hubungan antara ayahnya dengan
harimau-harimau itu. 80 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah semua mereka piaraan ayah?" tanya Erwin.
"Tidak, aku hanya mempunyai satu. Mereka ini dari daerah Panti. Mereka membawa
kita ke mari sebagai tanda terima kasih, karena kita telah berbuat sesuatu untuk
keselamatan mereka. Kau tadi membunuh pemburu bernama Bob itu.
Melukai pawang. Menurut firasatku, pemburu yang Cina juga telah mati. la
diterkam dan dimakan oleh harimau rimbo Panti, karena ia tadi begitu sombong dan
takbur. Harimau tidak suka diremehkan atau diejek, la pasti marah dan membalas."
"Apakah harimau piaraan kitar juga dapat disuruh
mengangkut kita ke mana kita mau pergi?" tanya Erwin.
"Jangan gunakan perkataan kita. Harimau piaraan yang dulu kumiliki telah menjadi
kepunyaanmu. Kau dapat menyuruhnya apa saja, tetapi janganlah terlalu sering
menggantungkan diri kepadanya."
"Mengapa begitu ayah?"
"Kalau kita selalu menggantungkan nasib pada orang lain atau selalu menggunakan
tenaga orang lain, dalam hal ini kebetulan harimau piaraan, maka kita lambat
laun akan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Itu berbahaya, setidak-tidaknya sangat
merugikan! Tetapi ada suatu peristiwa yang amat menarik mengenai seseorang yang
tinggal di 81 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kampung Sayur Mahincat. Namanya Dja Rokek, asal
kampung Banua Tonga daerah Siulang Aling!"
"Di mana itu?" "Masih di Tapanuli Selatan ini juga, kecamatan Singkuang,"
jawab Dja Lubuk. Jelmaan dari manusia harimau yang bermisai putih dan


Manusia Harimau Merantau Lagi Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gagah itu lalu menceritakan, bahwa Dja Rokek adalah seorang kampung yang hidup
dari menangkap dan menjual ikan, yang ditangkapnya di Batang Parlampungan atau
Batang Bingkuas. Letak kedua sungai ini jauh sekali dari tempatnya tinggal.
Namun begitu ia saban hari pergi ke sana dan tiap hari pula pergi ke kota
Penyabungan di mana ia menjual hasilnya.
Bertahun-tahun ia melakukan pekerjaan itu, sehingga orang jadi heran. Betapa
tidak. Bukit dan jurang yang ditempuhnya pulang pergi puluhan kilometer tetapi
dia toh bisa melakukannya tiap hari. Banyak orang bertanya pada Dja
Rokek, ilmu apakah yang dipakainya sehingga ia bisa berlari begitu kencang.
Ataukah ia bisa menghilang dan tiba di mana saja ia mau tanpa menempuhnya dengan
berjalan kaki. Laki-laki itu selalu menjawab, bahwa ia berlari-lari, tidak ada mantera atau
ilmu menghilang, la orang biasa saja,
katanya. 82 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tak percaya akan jawabannya sebab sukar masuk di
akal. Maka beberapa orang melakukan pengintaian. Dan
terbukalah rahasia besar Dja Rokek. Rupanya ia hanya ke pinggir kota Penyabungan
saja berjalan kaki. Di sana ia berdiri dengan khusuk dan tak lama antaranya
datanglah seekor harimau yang amat besar. Bila telah sampai di tempat Dja Rokek, harimau itu
mencium tangannya, bagaikan anak
mencium hormat tangan orang tuanya. Dja Rokek mengeluselus kuduk harimau, lalu naik ke atas punggungnya. Tanpa diperintah barangkali,
karena sudah terbiasa, harimau itu akan bergerak dan lari masuk hutan.
Para pengintai mempersaksikan adegan itu penuh
perasaan tegang dan kagum. Dja Rokek yang hanya penjual ikan rupanya punya
Misteri Lukisan Tengkorak 7 Kisah Si Rase Terbang Karya Chin Yung Tangan Geledek 5

Cari Blog Ini