Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 14
"Hm!" Bwee Tiauw Hong mengasih dengar ejekannya.
Mendadak itu Han Po Kie menepuk meja sambil
berlompat bangun. "Bwee Tiauw Hong, musuhmu ada di sini!" dia berteriak.
Coan Kim Hoat terkejut, ia tarik saudaranya itu.
Tiauw Hong sebaliknya melengak.
Sampai disitu Kiu Cian Jin yang sejak tadi berdiam saja, sebab ia merasakan sakit bekas hajaran Kwee Ceng dan baru sekarang rasa sakitnya itu hilang sedikit, turut bicara.
"Apa itu yang disebut menuntut balas dan membereskan perhitungan!" katanya. "Sekalipun guru sendiri dibunuh orang tidak tahu, untuk apa menyebut diri sebagai orang gagah"!"
"Apa kau bilang"!" membentak Bwee Tiauw Hong seraya mencekal keras tangan orang.
"Lekas lepas!" berteriak Kiu Cian Jin kesakitan.
"Kau bilang apa?" tanya pula Tiauw Hong, tidak memperdulikannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Oey Yok Su, pemilik dari pulau Tho Hoa To, telah orang bunuh mati!" sahut si orang tua.
Liok Seng Hong kaget sekali. "Benarkah kata-katamu ini?" ia menanya.
"Kenapa tidak benar"!" membaliki Kiu Cian Jin.
"Oey Yok Su kena dikurung Coan Cin Cit Cu murid-muridnya Ong Tiong Yang dan terbinasa karenanya."
Mendengar itu, Bwee Tiauw Hong dan Liok Seng
Hong menjerit menangis menggerung, sedang Oey Yong roboh pingsan berlutut di kursinya. Dan yang lainnya semua kaget sekali. Sebenarnya mereka tidak percaya Oey Yok Su yang begitu lihay terbinasakan orang, tetapi mengetahui musuh-musuhnya adalah Coan Cin Cit Cu, mau mereka mempercayainya.
Mereka ketahui baik kelihayan Ma Giok bertujuh.
Kwee Ceng pun kaget tetapi ia segera tubruk Oey Yong, untuk dikasih bangun sambil dipeluki.
"Yong-jie, sadar!" ia memanggil-manggil. Ia melihat muka orang pias dan napasnya berjalan perlahan sekali, saking berkhawatir, ia berteriak: "Suhu! Suhu!
tolongi dia!" Cu Cong lompat menghampirkan, ia meraba hidung orang.
"Jangan khawatir," ia berkata. "Ia pingsan karena kaget mendadak, dia tidak mati." Ia lantas mengurut-urut jalan darah lauw-kong-hiat di telapakan tangan si nona.
Dengan perlahan-lahan Oey Yong mendusin, lantas ia menjerit: "Mana ayahku" Ayah! Aku menghendaki ayahku!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar itu Seng Hong terperanjat.
"Oh!" serunya, "Kalau dia bukannya putri guruku, mana mungkin ia ketahui tentang Kiu-ho Giok-louw-wan?" Lalu ia menangis, air matanya meleleh. Ia kata:
"Adik kecil, mari kita mengadu tenaga dengan itu imam-imam bangsat dari Coan Cin Kauw! Eh, Bwee Tiauw Hong, kau turut atau tidak" Kalau tidak, hendak aku mengadu jiwa lebih dulu denganmu!"
Koan Eng segera pepayang ayahnya, yang menjadi demikian berduka.
"Jangan terlalu berduka, ayah," ia membujuki, "Kita bertindak perlahan-lahan."
Sneg Hong tidak memperdulikan anaknya itu, ia menangis menggerung-gerung pula.
"Bwee Tiauw Hong, kau perempuan bangsat!" dia mendamprat. "Sungguh hebat kau telah menganiaya aku! Kau tidak tahu malu, kau mencuri laki, itulah masih tidak apa! Tapi kenapa kau curi juga kitab Kiu Im Cin Keng kepunyaan guru" Kau tahu, saking
gusarnya suhu, dia sudah putuskan urat kaki dari kami empat saudara, dia usir kami semua dari pulau Tho Hoa To! Aku masih mengharapkan suhu nanti sadar liangsimnya, nanti ia mengasihani kami yang tidak bersalah dosa, supaya kami diterima kembali sebagai muridnya, tetapi sekarang ia telah menutup mata!
Dengan begini pastilah penyesalanku ini ada untuk seumur hidupku"!"
Bwee Tiauw Hong panas hatinya, dia membalas
mencaci: "Dulu aku mencaci kau tidak punya semangat, sekarang tetap aku mencaci kau tidak mempunyai semangat! Berulangkali kau mengajak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang membikin susah kami suami-istri, kau
membuatnya kami tidak punya tempat untuk
menyembunyikan diri, karenanya kami menjadi
menderita sangat di gurun di Mongolia! Sekarang, bukannya kau berdaya untuk membalas sakit hati suhu, kau repot hendak membuat perhitungan
denganku, kau menangis saja tidak karuan! Mari kita mencari Coan Cin Cit Cu, untuk mencari balas! Jikalau kau tidak kuat jalan, nanti aku gendong padamu!"
Sampai di situ, Oey Yong campur bicara.
"Bwee Suci! Liok Suko! Pergi kau menuntut balas untuk ayah! Engko Ceng, mari kita menyusul ayahku!"
Habis ia berkata begitu, si nona menghunus
senjatanya, Ngobie kongcie, untuk menikam
tenggorakkannya. Cu Cong awas matanya dan sebat gerakannya. Ia merampas senjata orang itu.
"Nona, tanyalah dulu biar terang!" ia memberi ingat.
Ia terus menghampirkan Kiu Cian Jin, debu di tubuh siapa ia kepriki beberapa kali. Ia berkata: "Muridku belum tahu apa-apa, dia lancang, harap locianpwee memaafkannya."
Tapi Kiu Cian Jin murka sekali. "Aku sudah tua, mataku lamur!" serunya. "Mari kita bertempur pula!"
Cu Cong menepuk pundak orang dengan perlahan, menggenggam tangan orang yang kiri, sembari
tertawa berkata: "Locianpwee lihay sekali, tak usahlah main-main pula!" Ia menarik orang duduk lalu tangan kirinya mengambil cawan arak, mulutnya ia tutup dengan tangan kanannya, yang ia putarkan, atau mendadak tangan kanan itu dipapaskan ke arah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keluar. Maka heran sekali, cawan itu lantas terpapas kutung separuhnya, tepat seperti caranya Kiu Cian Jin tadi. Selagi lain orang terperanjat bahna heran, Cu Cong tertawa dan berkata kepada orang tua itu: "Hebat kepandaian locianpwee, barusan aku dapat
mencurinya, maka itu harap locianpwee memaafkan aku! Terima kasih, locianpwee!"
Wajahnya Kiu Cian Jin berubah menjadi pucat.
Orang heran tetapi orang tetap tidak mengerti.
"Anak Ceng, mari!" Cu Cong memanggil muridnya.
"Kepandaian yang gurumu ajarkan padamu lain kali kau boleh gunai untuk membikin orang kaget, untuk memperdayakan orang!"?
Kwee Ceng menghampirkan gurunya yang nomor
dua itu, lalu dari tangan kiri si guru, dari jari tengah, ia meloloskan sebuah cincin. Ia kata: "Inilah kepunyaan locianpwee, tadi aku meminjamnya. Silahkan
locianpwee memakai pula."
Kiu Cian Jin kaget dan heran. Ia sungguh tidak mengerti, cincin ditangannya dapat berpindah ke tangan lain orang.
Cu Cong berkata pula, "Cincin ini ditaburkan sepotong intan, yang sifatnya keras luar biasa, kau gunai itu menempelkan di cawan, lalu kau putarkan?"
Kwee Ceng menurut, ia melakukan titah gurunya itu. Baru sekarang semua orang mengerti duduk halnya, Koan Eng semua tertawa.
Oey Yong pun tertawa, tetapi sesaat kemudian ia menangis pula. Sebab ia segera ingat lagi ayahnya.
"Jangan menangis, Nona!" Cu Cong menghibur. "Ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kiu locianpwee paling suka memperdayakan orang, kata-katanya belum tentu harum wangi!"
Oey Yong heran, ia mengawasi guru kawannya itu.
"Cu Cong tertawa, dia berkata pula: "Ayahmu sangat lihay, cara bagaimana dia dapat dibinasakan orang" Laginya Coan Cin Cit Cu adalah orang-orang terhormat, mereka juga tidak bermusuh dengan
ayahmu, kenapa mereka jadi bisa bertempur?"
"Mungkin ini disebabkan urusan Ciu Pek Thong, pamannya Khu Totiang beramai"." Oey Yong mengutarakan dugaannya.
"Bagaimana itu?" tanya Cu Cong.
"Kau tentunya belum tahu"." si nona menangis lagi.
"Biar bagaimana, aku percaya kata-kata orang tua bangka ini berbau busuk!" Cu Cong mengasih kepastian.
"Apakah kau maksudkan dia melepas"melepas"."
Cu Cong menyahuti dengan sikapnya wajar.
"Tidak salah, dia melepaskan angin busuk! Di dalam tangan bajunya masih ada rupa-rupa barang yang muzijat, kau terka-lah apa perlunya itu?" Dan dia merogoh ke tangan baju orang, ia mengasih keluar barang-barang yang disebutkan itu, ialah dua potong batu bata, seikat rumput kering, sepotong wol peranti menyalakan api, sepotong baja peranti
www.kangzusi.com membangkitkan api, serta
sepotong batu api. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong jumput batu bata itu, ia pencet, lantas bau itu hancur luluh. Karena ini berkuranglah kesedihannya, dapat ia tersenyum. Ia kata: "Jie suhu, bata ini terbuat dari tepung! Tadi dia memencetnya dengan menggunai ilmu tenaga dalamnya yang lihay sekali!"
Kiu Cian Jin malu bukan main, mukanya menjadi merah dan pucat bergantian, karena tak ada tempat untuk menaruh muka lagi, ia kebaskan tangan
bajunya, ia bertindak keluar untuk berlalu.
Bwee Tiauw Hong menggeraki tangannya,
menyambar tubuh orang, terus dibantingkan.
"Kau bilang guruku meninggal dunia, bilang benar atau dusta"!" si Mayat Besi tanya dengan bengis.
Hebat bantingan itu, Kiu Cian Jin merintih kesakitan.
Oey Yong lihat seikat rumput itu ada bekas
terbakar, maka sadarlah dia.
"Jie suhu," katanya pada Cu Cong. "Coba kau sulut rumput itu dan kau masuki ke dalam tangan bajumu, lalu kau menyedot dan meniupnya keluar."
Cu Cong menurut, ia berbuat itu, malah sambil menutup kedua matanya dan menggoyang-goyangkan kepalanya!
Oey Yong bertepuk tangan, dia tertawa gembira.
"Engko ceng, lihat, bukankah begini caranya si tua bangka ini memainkan tenaga dalamnya?" katanya. Ia bertindak menghampirkan orang tua itu, sembari tertawa geli ia memerintah, "Kau bangunlah!" Ia mencekal tubuh orang, untuk dikasih bangun, lalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memdadak dengan tangan kirinya ia menotok jalan darah sintong-hiat di punggung orang. Membarengi itu, ia membentak: "Kau bilang, sebenarnya ayahku mati atau tidak" Jikalau kau bilang benar mati, aku menghendaki jiwamu!" Dilain pihak Ngobie kongcie sudah mengancam dada orang.
Semua orang merasa lucu mendengar pertanyaan
Oey Yong ini. Orang ditanya tetapi orang dilarang menyebutkan kematian dari ayahnya.
Kiu Cian Jin sendiri merasakan penderitaan hebat.
Ia merasakan sakit dan gagal bergantian. "Aku khawatir mungkin juga ia belum mati?" sahutnya kemudian.
"Aneh pertanyaannya sumoyku ini," pikir Liok Seng hong. Maka ia turut menanya kepada orang tua itu:
"Kau bilang guruku dibinasakan Coan Cin Cit Cu, kau melihat dengan mata sendiri atau hanya mendapat dengar cerita orang?"
"Aku hanya mendenagr kata orang," menjawab Kiu Cian Jin.
"Siapa yang membilanginya?"
Kiu Cian Jin berdiam sebentar, ia seperti
mendumal. "Ang Cit Kong," sahutnya kemudian.
"Kapannya Ang Cit Kong membilangi itu?" Oey Yong tanya.
"Satu bulan yang lalu," sahut Kiu Cian Jin pula.
"Dimana Ang Cit Kong bicara denganmu?" Oey Yong menanya lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Di atas puncak gunung Tay San," sahut si orang tua. "Di sana kita mengadu kepandaian, dia kalah, dengan tidak disengaja dia mengatakannya."
Bukannya kaget, Oey Yong sebaliknya girang luar biasa mendengar jawaban itu. Ia berjingkrak, tangan kirinya menyambar dada orang, tangan kanannya mencabut kumis. Ia lantas tertawa cekikikan.
"Ang Cit Kong kalah olehmu, tua bangka busuk!"
katanya. "Bwee Suci, Liok Suko, jangan, jangan dengar, dia melepas".melepas?" Sebagai wanita, tak dapat si nona meneruskan kata-katanya.
"Melepas"angin!" Cu Cong yang melanjuti tertawa, tetapi ia membekap mulutnya.
Oey Yong berkata pula, "Pada sebulan yang laku itu terang-terangan Ang Cit Kong ada bersama-sama aku dan engko Ceng ini! Eh, engko Ceng, kau hajarlah dia dengan satu tanganmu lagi!"
"Baik!" jawab Kwee Ceng, lalu tubuhnya bergerak.
Kiu Cian Jin ketakutan, dia memutar tubuhnya untuk berlari, tetapi di muka pintu ada Bwee Tiauw Hong menghalang. Dia berputar pula, untuk lari ke dalam.
Dia segera dirintangi Liok Koan Eng, tetapi ia mendorongnya hingga pemuda itu terhuyung. Biar bagaimana, dia pernah mendapat nama, meskipun benar nama itu didapat kebanyakan karena penipuan belaka, karena ilmu sulapnya. Dia hanya bernyali besar, dari itu berani dia menantang Liok Koay dan Kwee Ceng. Koan Eng pastilah bukan tandingannya.
Oey Yong lompat menghampirkan, untuk memegat.
"Kau menjunjung jambangan besi, kau jalan di air,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ilmu apakah itu?" si nona tanya.
"Itulah kepandaianku yang istimewa," sahut si orang tua, yang tetap mengepul. "Itu dia yang dinamakan ilmu ringan tubuh menyeberangi air dengan menaiki kapu-kapu!"
"Ah, kau masih saja mengoceh!" kata si nona tertawa. "Sebenarnya kau mau bicara benar-benar atau tidak?"
"Usiaku sudah lanjut, ilmu silatku tidak seperti dulu lagi," Kui Cian Jin menjawab, "Meski begitu, ilmu ringan tubuhku masih aku belum mensia-siakannya."
"Baiklah!" kata Oey Yong. "Di luar sana ada sebuah jambangan besar ikan mas, coba kau jalan di atas jambangan itu itu kasih kami menyaksikannya! Kau lihat tidak jambangan itu. Sekeluarnya dari ruang ini, di sebelah kiri, di bawah pohon, itulah dia!"
" Di dalam jambangan, mana bisa orang melatih diri?"" kata Kiu Cian Jin. Tapi belum berhenti suaranya itu, mendadak ia lihat suatu apa berkelebat, di depan matanya, akan dilain saat ia mendapatkan tubuhnya sudah berjumpalitan dan kakinya tergantung.
"Kematianmu sudah menantikan, kau masih omong jumawa!" membentak Bwee Tiauw Hong.
Si Mayat Besi telah mengangkat tubuh orang itu dengan Tok Liong Gin-pin, cambuk perak Naga
Berbisa. Kapan cambuk itu dikebaskan, tubuhnya si orang tua terlempar ke arah jambangan, tepat jatuhnya ke dalam jambangan itu.
Oey Yong menyusul, ia mengancam dengan Ngobie kongcie! TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jikalau kau tidak memberi keterangan, aku tidak ijinkan kau keluar dari sini!" bentaknya.
Kiu Cian Jin mencoba menjejak dasar jambangan, baru tubuhnya mencelat atau pundaknya sudah
ditekan si nona, maka ia terjatuh pula. Maka basah kuyuplah ia berikut kepalanya. Ia meringis.
"Sebenarnya jambangan itu terbuat berlapis besi,"
ia mengaku akhirnya. "Di dalamnya jambangan pun ditutup sebatas tiga dim, di atas itulah cuma ada isinya air. Dan itu kali kecil, di dasar itu aku telah menancapkan banyak pelatok, yang dibikin tenggelam lima enam dim dari permukaan air hingga jadi tidak kelihatan?"
Oey Yong tertawa, terus ia bertindak ke dalam, tak sudi ia memperdulikan lagi, dari itu Kiu Cian Jin dapat keluar dari jambangan ikan itu, sambil tunduk ia ngiprit pergi.
Bwee Tiauw Hong dan Liok Seng Hong merasa
tidak enak sendirinya. Tadi mereka menangis dengan cuma-cuma disebabkan lagak-lagunya si tua bangka itu. Setelah orang kabur, mereka masih likat. Tiauw Hong adalah yang dapat menenangkan diri lebih dulu.
Maka berkatalah ia pada tuan rumah: "Seng Hong, kau merdekakan muridku! Dengan memandang kepada
guru kita, urusan dahulu hari itu suka aku tidak menimbulkannya pula.
Liok Seng Hong menghela napas. Di dalam hatinya ia kata: "Dia telah kematian suaminya, matanya sendiri buta, sekarang dia hidup sebatang kara. Aku sendiri, walaupun kakiku bercacad, aku ada punya istri dan anak, aku ada punya rumah tangga, aku masih
menang berlipat kali daripadanya" Kita pun samaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sama sudah berusia limapuluh lebih, untuk apa masih memikirkan sakit hati lama?"" Mala ia menjawab:
"Pergi kau bawa muridmu, Bwee Suci. Besok pagi hendak aku pergi ke Tho Hoa To, untuk menjenguk suhu. Kau mau turut atau tidak?"
"Beranikah kau pergi ke sana?" Tiauw Hong tanya.
"Tanpa perkenaan suhu kita lancang mendatangi Tho Hoa To, itulah memang satu pelanggaran besar,"
menyahut Sneg Hong. "Akan tetapi si tua bangka barusan sudah mengaco belo, hatiku tetap tidak tenang, ingin aku menjenguknya."
Belum lagi Bwee Tiauw Hong menyahuti, Oey Yong sudah berkata: "Marilah kita pergi beramai menjenguk ayahku, di sana aku nanti memohonkan keampunan bagi kamu."
Bwee Tiauw Hong berdiam diri, kedua matanya
mengucurkan air mata. "Mana aku punya muka akan menemui suhu lagi?"
katanya. "Suhu mengasihi aku yang piatu, dia pelihara aku, dia mengajarkannya, tetapi hatiku buruk, aku mendurhaka?" Mendadak ia mengangkat kepalanya dan berseru, "Asal aku sudah berhasil membalas sakit hati suamiku, aku tahu bagaimana harus
membereskan diriku sendiri! Kanglam Cit Koay, kalau kau benar laki-laki, marilah! Malam ini aku hendak mengadu nyawa denganmu. Liok Sutee, Oey Sumoy, kamu berdiam saja menonton, kamu jangan
membantui siapa juga! Siapa mampus siapa hidup, kamu tetap jangan campur tangan! Kamu dengar"!"
Mendengar itu, Kwa Tin Ok bertindak ke tengah ruang. Sepotong besi jatuh di lantai, suaranya nyaring dan panjang. Lalu ia mengasih dengar suaranya yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serak: "Bwee Tiauw Hong! Kau tidak melihat aku, aku juga tidak melihat kau! Ketika itu malam di tempat belukar kita bertempur, suamimu binasa wajar, tetapi juga saudaraku yang kelima telah kehilangan jiwanya.
Tahukah kau"!" "Oh," bersuara si nyonya. "Jadi sekarang kamu tinggal berenam?"
"Ya!" sahut Tin Ok. "Kami sudah menerima baik permintaan Totiang Ma Giok, kami tidak hendak memusuhkan kau terlebih lama pula, tetapi hari ini kaulah yang mencari kami. Baiklah! Dunia ini luas, tetapi kita berjodoh, di mana saja kita dapat bertemu!
Mungkinlah Thian tidak sudi membiarkan Kanglam Liok Koay dankau hidup bersama di kolong langit ini!
Nah, kau majulah!" Bwee Tiauw Hong tertawa dingin. "Kau berenam, majulah semua!" dia menantang.
Belum Tin Ok menyahuti, Cu Cong sudah berdiri di sampingnya. Saudara ini hendak mencegah kalau-kalau musuh membokong. Bersama lain sudaranya, ia sudah menghunus senjata.
Justru itu Kwee Ceng mengajukan diri. "Biarlah murid yang maju lebih dulu!" kata murid ini.
Liok Seng Hong menjadi tidak enak hati mendengar Tiauw Hong menentang Liok Koay dan Liok Koay
menyambutnya. Ingin ia mengajukan diri di sama tengah tetapi tidak dapat ia menghampirkan mereka, ia pun tidak mempunyai cukup pengaruh. Maka itu, mendengar suaranya Kwee Ceng, satu pikiran
berkelebat di otaknya. "Tuan-tuan, tahan dulu!" dia mencegah. "Aku minta
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sukalah kau dengar dulu padaku. Diantara kamu berdua sudah ada yang meninggal, bukankah" Maka itu menurut aku, pertempuranan ini baiklah dibataskan menang dan kalahnya dengan saling towel saja, jangan ada yang main melukakannya. Liok Koay
melawan satu, walau itu sudah seharusnya, aku anggap masihlah kurang adil. Maka itu, aku minta biarlah Bwee Suci main-main saja dengan ini Kwee Laotee. Setujukah kamu?"
Bwee Tiauw Hong tertawa dingin. "Mana dapat aku menempur segala bocah tak namanya?" katanya.
Tapi Kwee Ceng berani, ia kata nyaring, "Suamimu itu aku sendirilah yang membunuhnya, apakah sangkut pautnya dengan semua suhuku?"
Tiba-tiba saja Tiauw Hong menjadi gusar sekali.
"Betul!" serunya. "Mari aku bunuh dulu padamu, bangsat cilik!" Dengan mendengar suara orang, ia ketahui di mana beradanya orang itu, maka ia ulur tangan kirinya ke batok kepala si bocah.
Kwee Ceng lompat berkelit. Ia kata dengan nyaring:
"Bwee Cianpwee, ketika dulu hari itu aku kesalahan membinasakan Tan Cianpwee, itulah disebabkan
usiaku yang muda dan aku belum tahu apa-apa, tetapi untuk itu aku berani bertanggung jawab, maka kamu berurusanlah denganku, tidak nanti aku menyingkirkan diri! Bagaimana jikalau dibelakang hari kau masih mencari keenam guruku?"
"Benarkah kau demikian laik-laki, hingga kau tidak bakal kabur?" menegaskan Tiauw Hong.
"Pasti tidak!" jawab si anak muda mantap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baiklah, ganjalanku dengan Kanglam Liok Koay aku bikin habis! Mari bocah, kau turut aku!"
"Bwee Suci!" Oey Yong berteriak. "Dia pun satu laki-laki sejati! Kau nanti ditertawakan orang-orang kangouw!"
"Apa?" tanya Tiauw Hong gusar.
"Dia ahli waris satu-satunya dari Kanglam Liok Koay!" kata si nona. "Sekarang ini kepandaiannya Kanglam Liok Koay tidak sama lagi seperti dulu, maka jikalau mereka hendak mengambil nyawamu,
gampangnya sama seperti mereka membalikkan
telapak tangan! Hari ini mereka memberi ampun padamu, itu artinya mereka telah memberi muka, tetapi kau tidak tahu selatan, kau masih membuka mulut besar!"
"Fui! Aku menghendaki diampunkan mereka" Eh, Liok Koay, benarkah kau telah memperoleh kemajuan besar" Mari, marilah kita coba-coba!"
"Perlu apa sampai mereka sendiri turun tangan?"
berkata pula Oey Yong. "Sekalipun muridnya seorang diri, tidak nanti kau dapat memenangkannya!"
Tiauw Hong bergusar hingga ia berkoakan. "Jikalau dalam tiga jurus aku tidak dapat membikin dia mampus, di sini juga aku akan membenturkan diriku hingga binasa!" teriaknya.
Si Mayat Besi ingat pertempurannya sama Kwee
Ceng di dalam istana, ia ketahui baik kepandaian orang, ia hanya tidak mendapat tahu, sesudah
berselang beberapa bulan, pemuda ini telah mendapat didikannya Kiu Cie Sin Kay dan kepandaiannya telah maju pesat sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baiklah!" tertawa Oey Yong. "Semua orang di sini menjadi saksinya! Tiga jurus terlalu sedikit, aku beri batas sampai sepuluh jurus!"
"Tidak," berkata Kwee Ceng. "Akan aku menemani cianpwee main-main limabelas jurus!"
"Sekarang mintalah Liok Suko serta tetamu dengan siapa suci datang bersama untuk tolong
menghitungnya!" berkata Oey Yong pula.
Tiauw Hong heran. "Siapa yang menemani aku datang ke mari?" tanyanya. "Aku datang seorang diri.
Perlu apa aku memakai kawan?"
"Habis itu siapa di belakang suci?" Oey Yong tanya.
Dengan tiba-tiba Tiauw Hong menyambar ke
belakang, cepatnya bukan main.
Orang tidak melihat si baju hijau berkelit, tahu-tahu dia telah lolos dari sambaran itu. Sampai itu waktu, anehnya, ia masih terus membungkam.
Tiauw Hong tidak menyerang pula tetapi ia lantas merasakan sesuatu. Ketika itu malam ia melayani Auwyang Kongcu bertempur diwaktu mana ia
mendengar suara seruling, yang membebaskan ia dari kurungan barisan ular, ia telah menghanturkan terima kasih ke tengah udara, sebab ia tak tahu siapa si peniup suling yang membantunya itu. Sejak itu ia merasakan ada suatu apa di belakangnya, sia-sia belaka segala pertanyaannya dan sambarannya, ia tidak mendapatkan hasil, sampai ia mau merasa mungkin ia kurang sehat, hingga mau ia menerka kepada hantu. Sekarang, mendengar perkataannya Oey Yong itu, ia tidak ragu-ragu lagi. Tentu saja ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi kaget sekali. "Kau siapa"!" ia tanya, suaranya menggetar. "Mau apa kau selalu mengikuti aku"!"
Orang itu tidak menjawab, ia seperti tidak
mendengarnya. Tiauw Hong lompat menubruk. Kembali ia gagal.
Nampaknya orang itu tidak bergerak tetapi ia tidak kena diserang.
Semau orang menjadi kaget dan heran. Pastilah orang itu lihay luar biasa.
Liok Seng Hong sudah lantas menegur, katanya,
"Tuan, dari tempat yang jauh kau datang kemari, aku belum sempat menyambutnya, silahkan duduk!
Maukah Tuan minum arak?"
Kembali si baju hijau tidak menyahuti, bahkan ia membalik tubuhnya, untuk berlalu.
"Kaukah yang meniup seruling menolongi aku?"
tanya Tiauw Hong. Orang heran. Tiauw Hong ditolongi orang itu"
Orang pun heran, lihay sebagai dianya, si Mayat Besi ini tidak ketahui orang sudah berlalu.
"Bwee Suci, orang itu sudah pergi?" Oey Yong memberitahu.
"Dia sudah pergi?" Tiauw Hong heran.
"Ya, dia sudah pergi," menerangkan Oey Yong.
"Pergi kau susul dia, jangan kai main galak-galak di sini!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiauw Hong menjublak sekian lama, wajahnya
berubah-ubah. Nampaknya ia berduka. Lalu mendadak dia berseru,: "Bocah she Kwee, kau sambutlah!" Lalu dua tangannya bergerak, sepuluh jari tangannya nampak seperti api yang marong. Toh ia tidak
menyerang. "Aku di sini," Kwee Ceng menjawab.
Baru saja ia mendengar "Aku" itu atau tangan kanan Tiauw Hong sudah berkelebat menyusul mana tangan kirinya, dengan lima jarinya, menyambar ke muka orang.
Kwee ceng lihat serangan itu, ia mengegos
tubuhnya, sembari berkelit, ia menyerang dengan tangan kirinya.
Tiauw Hong dapat mendengar suara serangan,
hendak ia menangkis tetapi sudah tidak keburu, dengan mendatangkan suara, pundaknya kena dihajar hingga ia mundur tiga tindak. Karena ia telah diserang denagn salah satu jurus dari Hang Liong Sip-pat Ciang. Tapi ia lihay luar biasa, lekas sekali ia berbalik dan tangannya menyambar.
Inilah Kwee Ceng tidak sangka dan ia menjadi
kaget sekali, hanya ia kaget untuk percuma-cuma, karena segera juga ia telah kena dicekal lengan kanannya pada tiga jalan darah Iwee-kwan, gwa-kwan dan hwee-cong. Sebenarnya ia senantiasa siap sedia dan berjaga-jaga, sudah ia mendengar keterangan guru-gurunya tentang lihaynya Kiu Im Pek-ku Jiauw, sekarang toh ia kena tercekal. Ia menjerit celaka, separuh tubuhnya menjadi lemas. Disaat berbahaya itu ia masih ingat untuk berdaya. Ia tekuk dua jeriji tangan kanannya, jeriji telunjuk dan tengah, dengan itu ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerang ke dada lawannya. Seharusnya serangan itu disusul dengan serangan tangan kiri tetapi tangan kirinya itu tercekal lawan, terpaksa ia mennggunakan sebelah tangan saja. Ini pun ada suatu jurus dari Hang Liong Sip-pat Ciang itu.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bwee Tiauw Hong dapat mendengar serangan ini, yang anginnya luar biasa. Ia tidak menangkis, ai berkelit, tidak urung ia kena terhajar juga, hanya sebab ia berkelit itu, yang menjadi sasaran ialah pundaknya.
Ia merasakan dorongan yang keras sekali, hingga terpaksa ia ayun tangannya melepaskan cekalan.
Kwee Ceng menyerang seraya berbareng mencoba
menarik diri, untuk meloloskan tangannya yang dicekal itu, karena dilepaskan, tubuhnya terpental. Sebaliknya tubuh si Mayat Besi terdampar karena serangannya itu. Maka keduanya sama-sama terhuyung mundur, punggung mereka masing-masing mengenai pilar.
Besar dan tangguh pilar itu, benturan tidak
menyebabkannya patah atau roboh, akan tetapi akibat benturan membuatnya genteng dan batu pecah dan meluruk jatuh.
Banyak chungteng menjadi kaget, sambil
berteriakan mereka lari keluar.
Kanglam Liok Koay saling mengawasi, mereka
heran dan berbareng girang.
"Darimana anak Ceng mendapatkan pelajaran ini?"
mereka saling menanya di dalam hatinya. Han Po Kie sampai melirik kepada Oey Yong, karena ia menduga mestilah si nona yang mengajarinya.
Pertempuran sudah berjalan terus. Kedua pihak sama-sama mengeluarkan kepandaiannya. Tiauw
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hong berkelahi dengan sengit, karena ia gusar dan penasaran. Kwee Ceng berlaku gesit dan waspada. Si Mayat Besi berlompatan ke delapan penjuru, anginnya menyambr-nyambar.
Kwee Ceng ingat pelajaran Ang Cit Kong tentang ilmu "Lok Eng Ciang", ia tetap bersilat dengan Hang Liong Sip-pat Ciang, ia putar balik semua lima belas jurusny. Ia berhasil dengan cara berkelahi ini. Bukan limabelas, bahkan sudah hampir limapuluh jurus.
Tiauw Hong masih belum berhasil merobohkan atau menawan lawannya seperti bermula tadi. Bahkan untuk mendesak saja ia tak sanggup.
Oey Yong menonton dengan tertawa atau
tersenyum-senyum, mukanya yang boto menjadi
manis sekali. Sedang Kanglam Liok Koay berdiri terbengong-bengong. Liok Seng hong pun mnejublak bersama putranya.
"Hebat kemajuan Bwee Suci ini," tuan rumah itu berpikir, "Kalau aku mesti melawan dia, dalam sepuluh jurus saja pastilah aku telah kehilangan jiwaku" Tapi ini Kwee laotee yang masih begini muda, kenapa dia begini lihay" Oh, sungguh mataku kabur! Syukur aku perlakukan dia dengan hormat, tidak sampai aku berlaku tak kurang horamt terhadapnya?"
Sampai di situ Oey Yong berseru, "Bwee Suci, sudah enam puluh jurus lebih! Masihkah kau tidak mau menyerah?"
Tiauw Hong mendongkol bukan kepalang. Dengan
latihannya beberapa puluh tahun, ia tidak sanggup menjatuhkan satu bocah. Lantaran ini, ia tidak ambil mumat suaranya Oey Yong, bahkan sebaliknya, ia menyerang dengan terlebih hebat, sambarannya
dilakukan saling susul dengan cepat luar biasa. Ia tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
merasa dengan begitu ia nyata kalah imbangan.
Bukankah kedua matanya buta" Bukankah karena
kemurkaannya, ia jadi tidak dapat memusatkan
pikirannya" Di pihak lain, Kwee Ceng awas kedua matanya, lincah tubuhny. Pemuda ini telah menghisap darah ular dan memperoleh Hang Liong Sip-pat Ciang.
Pertempuran berlanjut sampai seratus jurus lebih.
Setelah ini, Wee Tiauw Hong dapat juga berpikir. Ia mulai meraba-raba ilmu silat lawannya yang cilik ini. Ia merasa tidak dapat ia menyerang dari dekat. Maka ia menjauhkan diri dari Kwee ceng setombak lebih. Ingin ia membuatnya lawan itu letih.
Memang juga disebabkan usainya muda dan
latihannya belum sempurna, lama-lama Kwee Ceng berkurang kelincahannya.
Oey Yong tahu kawannya bisa celaka, maka ia
berteriak-teriak pula: "Bwee Suci, seratus jurus sudah lewat! Sudah hampir duaratus jurus! Apakah kau tetap tidak hendak menyerah"!"
Tiauw Hong berlagak tuli, ia menyerang tak
hentinya. Bingung juga Oey Yong, tetapi dasar licik, segera ia mendapat akal.
"Engko Ceng, lihat aku!" ia memanggil. Ia melompat ke depan pilar.
Dua kali Kwee Ceng berkelit, untuk menjauhkan diri, mendengar suaranya Oey Yong, ia menoleh. Bagitu ia melihat orang lari memutarkan pilar, ia sadar. Maka ia pun berlompat ke pilar itu.
Tiauw Hong mengetahui kemana orang menyingkir,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia lompat menyusul. Tepat di dekat pilar, Kwee Ceng berkelit, lari ke belakang pilar itu. Ia baru berkelit atau sambarannya Tiauw Hong sudah tiba, tepat lima jarinya nancap di pilar itu, yang disangkanya adalah tubuh musuh.
Bukankah ia cuma mengandalkan suara angin"
Kwee Ceng tidak cuma bersembunyi, ia pun
membalas menyerang. Tapi hebat tenaga menolak dari Tiauw Hong, meski si Mayat Besi terpental, ia pun mesti mundur juga. Lima jarinya Tiauw Hong terlepas dari pilar.
Tiauw Hong bertambah-tambah gusar, saking
sebatnya, ia sudah berlompat pula untuk menyerang lagi. Hebat untuk Kwee Ceng yang belum sempat memperbaiki diri, kendati dia dapat berkelit, tidak urung bajunya kena kesambar hingga robek dan
lengannya kena terlanggar. Syukur untuknya, ia tidak terluka. Ia menjadi gentar hatinya. Tapi ia melawan terus, malah ia membalas menyerang. Habis itu baru ia melompat pula mundur ke belakang pilar itu.
Sengaja ia mengasih dengar suara, hingga Tiauw Hong menyambar pula. Kali ini lima jari si Mayat Besi kemabli nancap di pilar itu.
Barulah kali ini Kwee Ceng tidak menyerang.
"Bwee Cianpwee," ia berkata, "Kepandaianku tidak dapat melayani kau, sukalah kau menaruh belas kasihan padaku."
Dengan kata-katanya ini, bocah ini telah memberi muka. Ia tidak kalah, mungkin ia lebih ungggul.
Dengan mengandal sama pilar itu, ia toh tak bakalan kalah. Tapi ia suka mengalah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Tiauw Hong menyahut dengan dingin:
"Jikalau kita mengadu kepandaian, setelah tiga jurus aku tidak dapat mengalahkan kau, seharusnya aku mesti menyerah. Tapi sekarang kita bukan lagi mengadu kepandaian, aku hanya hendak menuntut balas, meski aku sudah kalah bertaruh, toh aku mau berkelahi terus! Tidak dapat tidak, mesti aku membunuh kau!"
Kata-kata ini disusul dengan serangan saling susul, dengan tangan kiri tiga kali, dengan tangan kanan tiga kali juga, semuanya mengenai pilar, sembari
menyerang secara hebat itu, dia berseru. Serangannya yang terakhir adalah dua tangan berbareng, hebat kesudahannya, dengan menerbitkan suara nyaring, pilar itu patah bagian tengahnya!
Semua hadirin adalah orang-orang lihay, walaupun mereka kget, mereka toh dapat menolong diri.
Semuanya lantas menlompat keluar. Koan Eng lompat setelah ia sambar ayahnya, yang ia terus pondong.
Boleh dibilang sekejap saja, runtuhlah sebagian ruangan itu.
Celaka untuk Toan Tayjin, si komandan tentara, cuma ia yang tidak keburu lari, maka ia ketimpa dan ketindihan kedua kakinya. Ia menjerit-jerit meminta tolong.
Wanyen Kang lantas maju untuk menolongi, dalam kekacauan itu, hendaknya keduanya lantas melarikan diri, akan tetapi disaat mereka memutar tubuh, mendadak mereka merasakan punggung mereka
kaku, tak tahu mereka siapa yang sudah menotoknya.
Bwee Tiauw Hong sendiri memperhatikan Kwee
ceng seorang. Diwaktu si anak muda berlompat, ia pun lompat menyusul, maka itu setibanya mereka di depan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yaitu di luar ruangan, di mana cahaya rembulan guram, keduanya sudha bertempur pula. Anginnya gerak-gerik mereka berdesiran, dan tulang-tulangnya Bwee Tiauw Hong berbunyi berperetekan. Perempuan ini jauh terlebih hebat daripada di dalam tadi.
Kali ini Kwee Ceng terdesak betul-betul. Segera ia mengalami ancaman bahaya tendangan si Mayat Besi.
Kaki kanan wanita lihay itu bergerak, menyambar ke arah kaki lawannya. Kalau tendangan ini mengenai tepat, pasti patahlah kaki si anak muda. Tapi Tiauw Hong tidak menendang terus, baru setengah jalan, ia sudah menarik pulang, untuk diganti dengan uluran tangan kiri ke arah kaki kiri lawannya itu.
Koan Eng kaget hingga ia menjerit, "Hati-hati!" Ia ingat, itulah serangan berbahaya yang ia peroleh dari Wanyen Kang, hingga ia kena dikalahkan pangeran itu.
Dalam bahaya seperti itu, Kwee Ceng menggeraki tangan kirinya untuk menangkis tangannya Tiauw Hong itu. Ia masih cukup gesit tetapi tenaganya sudah berkurang. Tiauw Hong lihay sekali, begitu kedua tangan bentrok, ia mengerti kurangnya tenaga si bocah. Ia lantas memutar tangannya, tiga jerijinya, kelingking, manis dan tengah sudah lantas menggurat ke belakang telapakan tangan lawan. Kwee Ceng menginsyafi ancaman itu, ia menyerang dengan
tangan kanannya, hebat sekali. Kalau lawan tidak menyingkir, mereka akan bercelaka dua-duanya!
Tiauw Hong berkelit dengan lompat ke samping, terus ia tertawa panjang.
Kwee Ceng merasakan panas dan sakit sekali pada belakang tangannya itu, apabila ia melihatnya, ia mendapat tiga guratan yang tidak mengeluarkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
darah. Itulah luka yang membikin ia merasa sakit itu, yang berwarna hitam. Mendadak ia ingat sembilan buah tengkorak yang Tiauw Hong meninggalkannya di puncak gunung Mongolia dan Ma Giok membilangnya, tangan itu ada racunnya. Ia menjadi kaget sekali.
"Yong-jie, aku terkena racun!" katanya pada kekasihnya. tapi, tanpa menanti jawaban, ia berlompat menyerang Tiauw Hong, kedua tangannya dikasih bekerja. Ia cuma tahu perlu membekuk wanita lihay ini, untuk memaksa ia mengeluarkan obat pemunahnya, tanpa itu jiwanya tidak akan ketolongan lagi"
Tiauw Hong merasakan sambaran angin, ia
melompat berkelit. Oey Yong, begitupun yang lainnya, mendengar
suaranya Kwee Ceng itu, menjadi kaget sekali. Boleh dibilang serempak, dimulai dari Kwa Tin Ok, mereka itu berlompat maju mengurung si Mayat Besi.
"Bwee, Suci!" Oey Yong berteriak. "Kau sudah kalah, kenapa kau masih bertempur terus" Lekas kau keluarkan obat pemunahnya untuk menolongi dia!"
Tiauw Hong tidak menjawab, ia lebih perhatikan serangan lawannya. Ia bergirang sekali, di dalam hatinya ia kata: "Semakin kau mengeluarkan tenaga, semakin hebat bekerjanya racun! Taruh kata hari ini aku terbinasa di sini, aku toh sudah berhasil membalaskan sakit hati suamiku!"
Kwee ceng mulai merasakan matanya kabur dan
kepalanya pusing, seluruh tubuhnya terasa tidak enak, bahkan lengan kirinya lemas, hingga ia mulai berpikir untuk tidak berkelahi lebih jauh. Itulah tanda bekerjanya racun. Coba ia tidak minum darah ular, mungkin ia sudah lantas roboh terbinasa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong melihat wajah orang tidak wajar. "Engko Ceng, lekas mundur!" ia berteriak. Ia pun hendak menerjang.
Terbangun semangatnya Kwee Ceng mendengar
suara si nona, ia menyerang dengan tangan kirinya. Ia menggunakan jurus ke sebelas dari Hang Liong Sip-pat Ciang yang dinamakan "Menunggang enam naga".
Lengannya bergerak lambat.
Oey Yong semua dapat melihat serangan itu. Disaat itu mereka jusru hendak menyerang. Perlahan
serangan Kwee Ceng itu, atas itu Bwee Tiauw Hong tidak menangkis atau berkelit. Jitu serangan itu, pundak si Mayat Besi menjadi sasaran. Mendadak saja ia jatuh berguling.
Inilah diluar dugaan. Sebabnya ialah, karena
serangan datangnya perlahan, Tiauw Hong tidak mendengarnya. Dia justru mengandal pada kupingnya saja sebab matanya tidak dapat melihat.
Oey Yong tercengang, tetapi Han Po Kie, Lam Hie Jin dan Coan Kim Hoat sudah lantas lompat
menubruk, dengan niat membekuk si Mayat Besi.
Tiauw Hong lihay sekali. Dengan geraki kedua
tangannya, ia berontak. Po Kie dan Kim Hoat kena dibikin mental. Lalu sebelah tangannya meneruskan menyambar Hie Jin. Atas ini, si orang she Lam membuat diri jatuh bergulingan.
Cepat sekali Tiauw Hong berlompat bangun. Justru ia hendak menaruh kakinya, tinjunya Kwee Ceng tiba dipunggungnya. Hebat serangan itu, sekali lagi ia roboh. Juga tinju itu datang tanpa suara. Hanya karena serangan tidak keras, ia tidak terluka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah dua kali menyerang itu, Kwee Ceng
terhuyung, terus ia roboh sendirinya. ia roboh di sampingnya Tiauw Hong. Oey Yong lompat untuk
mengasih bangun padanya. Tiauw Hong mendengar suara orang di dekatnya, tanpa ayal lagi, tangannya menyambar, lima jari tangannya bekerja. habis itu, ia mendi kaget. Lima jeriji tangannya itu dirasakan gatal sekali. Hampir itu waktu, ia sadar, ia telah kena menyerang tubuh Oey Yong, tangannya menancap di baju lapis joan-wie-kah dari si nona. Dalam kagetnya ia berlompat dalam gerakan
"Ikan gabus meletik".
Justru itu terdengar seorang berseru: "Ini untukmu!"
Bab 31. Pemilik dari Pulau Tho Hoa To
Cu Cong mendengar suara itu, ia segera lantas menoleh, maka terlihatlah olehnya menyambarnya suatu barang ke arah Bwee Tiauw Hong, siapa sudah lantas menangkis. Tepat tangkisannya itu, barang itu mengeluarkan suara keras, rusak dan jatuh. Nyata itu adalah sebuah kursi.
Menyusul itu terdengar angin dari datangnya suatu barang lain, yang terlebih besar. Kali ini si Mayat Besi mengeulur tangan kirinya, untuk menangkap. Dan ia kena pegang suatu barang lebar dan licin. Sebab itulah sebuah meja yang ebrada di samping Cu Cong, yang patah kakinya tertimpa pilar. Penyerangnya pun Cu Cong sendiri. Habis itu Tiauw Hong menendang meja itu. Berbareng dengan itu, Cu Cong, yang mengulur tangan kanannya, memasuki tiga benda bergerak ke leher bajunya si wanita lihay itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiauw Hong kaget hingga ia menggigil. Ia
merasakan barang yang hawanya dingin nelusup ke dadanya. Ia menduga kepada senjata rahasia yang aneh atau permainan ilmu dukun. Ia lantas merogoh, untuk menangkapnya. Ia kena pegang beberapa ekor ikan emas. Tapi yang membuatnya kaget luar biasa ialah tangannya tidak dapat meraba botol obat di dalam sakunya, obat mana lenyap berbareng bersama pisau belatinya serta kitab Kiu Im Cin-keng. Ia sampai berdiri berjublak saja.
Si cerdik Cu Cong sudah menggunai tiga ekor ikan emas itu untuk menyimpangkan perhatiannya Bwee Tiauw Hong yang lihay itu. Itulah ikan-ikan emas, yang lolos dari jambangannya sebab jambangannya pecah ketimpa runtuhan. Diwaktu memasuki ikan itu ke leher baju, ia sekalian menyambar isinya saku orang.
Setelah itu dengan cepat ia membuka tutup botol kecil itu, yang dibawanya ke hidungnya Tin Ok,
"Bagaimana?" tanyanya.
"Untuk dimakan dan ditarohkan, inilah obatnya!"
berkata saudara tua itu, yang ada ahli dalam
pemakaian obat beracun. Tiauw Hong dapat mendengar pembicaraan orang
itu, ia sadar, dengan berlompat, ia menerjang. Tapi ia disambut tongkatnya Tin Ok, cambuknya Han Po Kie, dacinnya Coan Kim Hoat dan pikulannya Lam Hie Jin.
Ia hendak mengeluarkan cambuknya sendiri atau ia batalkan itu dengan mendadak karena pedangnya Han Siauw Eng menikam ke arah dadanya.
"Kasih dia makan, torehkan padanya!" kata Cu Cong pada Oey Yong, kepada siapa ia serahkan obat pemunah racun itu. Dilain pihak, ia sesapkan pisau belatina si Mayat Besi kepada muridnya seraya memberitahukan: "Inilah piasu asal kepunyaanmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah itu, dengan mainkan kipas besinya, ia mau membantu saudara-saudaranya mengepung musuh
yang lihay itu. Habet pertempuran itu, karena berselang sepuluh tahu, Kanglam Liok Koay telah memperoleh kemajuan pesat.
Seng Hong dan anaknya heran menyaksikan
pertempuran itu. Mereka beranggapan, "Tiauw Hong benar-benar lihay, tetapi pun jago-jago Kanglam itu tidak bernama kosong." Tapi Seng Hong sudah lantas berseru: "Tuan-tuan, berhenti dulu! Mari dengar aku!"
Orang lagi itu bertarung hebat, tidak ada yang pedulikan teriakan itu, mereka itu bertarung terus.
Tidak lama sehabisnya makan obat, Kwee Ceng
mulai sadar. racun itu menyerang cepat tetapi perginya cepat juga. Lukanya masih menimbulkan rasa sakit tapi itu tidak mengganggu gerakan lengan kirinya yang terluka itu. Maka itu setelah, memasukkan piasu belati ke dalam sakunya, ia berlompat bangun dari
rangkulannya Oey Yong. Ia maju ke gelanggang
pertempuran, untuk berkelahi pula. Seperti tadi, ia menyerang dengan gerakan perlahan, pada saatnya baru ia mengerahkan tenaganya.
Tiauw Hong repot melayani musuh-musuhnya, ia
juga tidak mendengar sambaran angin dari
serangannya si anak muda, tahu-tahui ia sudah kena terhajar. Kembali ia roboh. Justru itu senjatanya Po Kie dan Hie Jin turun ke arah tubuhnya.
"Suhu, ampunkan dia!" berseru Kwee Ceng, yang menangkis sejata kedua gurunya itu.
Liok Koay menurut, mereka lantas berlompat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mundur. Tiauw Hong masih hendak membela diri, ia bersiap sedia dengan cambuknya, cambuk Tok-liong-pian yang beracun.
Kwee Ceng tidak menyerang lebih jauh, ia hanya berkata pada wanita lihay itu: "Hari ini baiklah pertempuran diakhirkan secara baik! Kami tiak hendak membikin susah padamu, kau pergilah!"
Tiauw Hong suka menyimpan cambuknya.
"Kau kembalikan kitabku!" katanya.
Cu Cong melengak. "Aku tidak mengambil kitabmu!"
katanya. "Kau tahu sendiri, tidak pernah Kanglam Liok Koay berdusta!"
Ia tidak tahu kertas kulit manusia di luar pisau belati adalah rahasianya Kiu Im Cin-keng.
Tiauw Hong tahu Kanglam Cit Koay jujur, karena ini ia mau percaya kitabnya pastilah telah terjatuh selagi ia bertempur, dari itu ia lantas berdongko dan meraba-raba ke tanah. Sekian lama ia bekerja, ia tidak berhasil mendapatkan barang yang dicari itu.
Menyaksikan orang rape-rape itu, semua orang
merasa kasihan juga. Tidakkah ia buta walaupun ia sangat lihay"
Seng Hong lantas saja berkata: "Suci, di sini benar-benar tidak ada barangmu! Mungkin kau kena bikin hilang di tengah jalan?"
Tiauw Hong tidak menjawab, ia pun tidak berhenti bekerja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sekonyong-koyong mata orang banyak bagaikan
berkelebat, lalu di hadapan mereka muncul pula si orang baju hijau, yang gerakan tubuhnya bagaikan kilat. Tahu-tahu saja dia sudah mencekal punggung Bwee Tiauw Hong, yang terus diangkat, untuk dibawa pergi. Perginya pun lenyapnya dalam sekejap, lenyap di antara pepohonan di luar Kwie-in-chung itu.
Begitu lihaynya si Mayat Besi, ia tidak berdaya.
Orang semua melongo, mereka saling memandang.
Sunyi si sekitar mereka, kecuali suara gelombang, yang nanti terdengar, nanti tidak".
Masih selewat sekian lama, barulah Kwa Tin Ok memecahkan kesunyian. Ia berkata kepada tuan
rumah: "Murid kami telah menempur wanita jahat itu, karena kami merusak rumahmu, tuan, kami sangat menyesal."
"Jangan berucap demikian, tayhiap," Seng Hong berkata, "Justru aku girang sekali yang tayhiap semua serta muridmu datang ke mari. Justru aku hendak menghanturkan termia kasihku, sebab kalau tidak, mungkin rumahku ini bakal ludas."
"Aku minta sukalah semua tuan duduk beristirahat,"
Koan Eng menimpali ayahnya dengan sikapnya yang ramah tamah. "Saudara Kwee, apakah lukamu tidak sakit?"
"Tidak," sahut Kwee Ceng. Tapi, baru ia menutup mulutnya, atau tiba-tiba sudah terlihat pula si baju hijau bersama Bwee Tiauw Hong, datangnya seperrti tidak nampak.
Bwee Tiauw Hong berdiri dengan menolak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pinggang, ia berkata dengan nyaring, "Eh, bocah she Kwee, kau sudah menghajara aku dengan Hang Liong Sip-pat Ciang ajarannya Ang Cit Kong, karena mataku buta, aku tidak dapat melihat segala gerakanmu! Aku tidak ambil mumat, tetapi jikalau hal ini tersiar di kalangan kangouw, apabila sampai ada yang
membilang Bwee Tiauw Hong tidak sanggup melawan muridnya si pengemis, bukankah itu akan
meruntuhkan namanya guruku dari pulau Tho Hoa To"
Maka itu mari, mari kita mencoba lagi sekali!"
Kwee Ceng berlaku sabar dan jujur.
"Sebenarnya aku bukanlah tandinganmu," ia berkata, "Dengan mengandali matamu yang tidak dapat melihat, aku dapat melindungi jiwaku. Aku sudah menyerah sejak-sejak siang."
"Hang Liong Sip-pat Ciang terdiri dari delapanbelas jurus, kenapa kau tidak menggunai itu semuanya?"
Tiauw Hong tanya. "Oleh karena sifatku tolo".." sahut Kwee Ceng.
Justru itu Oey Yong memberi tanda supaya ia jangan membuka rahasia, tetapi ia berkata terus, "Ang Locianpwee cuma ajarkan aku limabelas jurus."
"Bagus!" kata Tiauw Hong pula. "Kau cuma bisa limabelas jurus, Bwee Tiauw Hong telah jatuh di tanganmu! Apakah benar Ang Cit Kong, si pengemis tua bangkotan itu demikian lihay" Tidak, tidak bisa, kau mesti mencoba bertempur pula denganku!"
Orang menjadi heran dan cemas. Nyata Tiauw
Hong bukan hendak membalas sakit hati saja. Di sini ada bibit bentrokan di antara Oey Yok Su dan Ang Cit Kong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng masih berlaku sabar. Ia kata, "Nona Oey yang begitu muda muda masih bukan
tandinganku, apapula kau" Ilmu silat dari Tho Hoa To adalah ilmu silat yang aku paling kagumi?"
"Eh, Bwee Suci, kau masih hendak membilang apa lagi?" Oey Yong tanya. "Mustahilkah di kolong langit ini ada orang yang terlebih lihay daripada ayahku?"
"Tidak bisa, kita mesti bertempur satu kali lagi!"
Tiauw Hong berkukuh. Ia tutup perkataannya itu dengan sambaran tangannya.
Kwee Ceng berkelit. Sampai di situ ia habis
sabarnya. "Kalau begitu, silahkan Bwee Cianpwee
memberikan pengajaran padaku!" katanya. Ia lantas menyerang dengan hebat, suara anginnya mendesir.
Tiauw Hong mengancam dengan cengkeramannya.
"Kau gunai serangan yang tak ada suaranya!" kata wanita kosen ini. "Dengan pukulanmu yang bersuara itu, aku bukan tandinganku!"
Kwee Ceng berlompat beberapa tindak.
"Guruku she Kwa yang besar budinya tidak leluasa matanya," berkata Kwee Ceng, "Kalau lain orang menggunai tinju tak bersuara menghina dia, aku mestinya sangat membenci lawannya itu, karena itu, mana dapat aku berlaku demikian terhadapmu" Tadi aku telah tergores racunmu, untuk membela diri aku menggunai tinju tanpa bersuara itu. Kalau sekarang kita bertempur pula dengan aku menggunai caraku itu, aku tidak berlaku secara terhormat."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar suara orang bersungguh-sungguh, hati Tiauw Hong tergerak juga. "Ini anak muda baik hatinya," ia berpikir. Tapi ia membentak: "Aku menitahkan kau berkelahi dengan tinjumu tanpa bersuara, aku ada punya caraku untuk
memecahkannya! Perlu apa kau banyak rewel seperti wanita tua"!"
Kwee Ceng melirik kepada si baju hijau, ia berpikir;
"Mungkinkah dalam sekejap saja ia telah mengajarkan wanita ini ilmu memecahkan pukulanku tanpa bersuara itu?" Tapi karena orang sangat mendesak, ia menyahuti: " Baiklah, Bwee Cianpwee, akan aku mencoba melayani kau lagi limabelas jurus!"
Pemuda itu memikir untuk mengulangi limabelas jurusan itu, umpama kata ia tidak bisa menghajarnya, ia pun dapat membela diri. Ia lantas berlompat maju, ia mulai menyerang dengan perlahan. Justru itu segera ia mendengar suara "Ser" di sampingnya, ia dapatkan tangannya Tiauw Hong sudah menbangkol ke arah lengannya itu, orang seperti melihat gerakan
tangannya - tangan kiri yang dipakai untuk menyerang itu, terus ia menggeser ke kiri juga, untuk dari sini mengulangi serangan, tetap dengan cara ayal-ayalan.
Kembali ia menjadi heran. Baru tangannya itu
dikeluarkan, Tiauw Hong seperti sudah mengetahui serangannya itu, ia mendahului menyerang - cepat melawan lambat. Ia berkelit, ia kurang sebat, hampir ia kena dijambret. Segera ia lompat mundur.
"Sudah aneh yang ia tahu aku bakal menyerang, tetapi sekarang ia malah dapat mendahulukan aku, inilah terlebih aneh pula"." berpikir anak muda ini. Ia lantas menyerang untuk ketiga kalinya dan dengan
"Hang Liong Ya Hui" atau "Naga Menyesal", pukulannya yang paling lihay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kembali terdengar suara "Ser" seperti tadi, kembali tangan berkuku dari Tiauw Hong sudah menyambar ke lengan penyerangnya.
Pengalaman membuat Kwee Ceng cerdik. Ia
menduga kepada suara "Ser" itu. Ia lalu menyerang pula untuk keempat kalinya, sembari menyerang ia melirik kepada si orang berbaju hijau itu. Sekarang ia melihat nyata orang menyentil sebutir batu kecil, batu mana meleset ke udara, suara ser-nya terdengar pula.
"Ah, benar-benar dialah yang memberi petunjuk!"
pikirnya. "Hanya kenapa ia kenal ilmu silatku ini"
Kenapa ia ketahui ke mana tinjuku bakal menuju?""
Ia berpikir terus, hingga ia ingat: "Ya, aku ingat sekarang. Tempo hari Yong-jie bertempur sama Nio Cu Ong, Ang Cit Kong saban-saban memecahkan dulu rahasia pukulannya Cu Ong itu, sekarang orang itu menggunai cara itu". Baiklah setelah limajurus, aku mengaku kalah"."
Pertempuran itu berlangsung terus, selalu Kwe Ceng menjadi pihak si penyerang. Kemudian terdengar tiga kali suara ser- ser, ialah sentilannya si baju hijau, atas itu, dari pihak diserang, Tiauw Hong berbalik menjadi pihak penyerang. Tiga kali beruntun ia menyerang, Kwee Ceng bisa membebaskan diri, lalu dua kali ia membalas.
Sekarang para penonton pun dapat melihat si baju hijau itu memberi petunjuk kepada Bwee Tiauw Hong, mereka heran. Pertempuran sendiri berjalan
bertambah hebat, anginnya berdesir-desir, saban-saban dalam situ tercampur suara ser itu.
Oey Yong benar-benar cerdik, ia segera dapat
memikir akal. Dia-diam ia memungut hancuran bata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas ia menelad orang. Ia berlaku licin, ialah ada kalanya ia menyerang ke udara, ke tempat kosong, di lain saat, ia serang lansung batunya si baju hijau.
Dengan ini ia hendak membikin kacau Tiauw Hong.
Tapi hebat si baju hijau, kapan batunya kena terpukul, batu itu justru mengasih dengar suara lebih nyaring, petunjuknya tidak terganggu.
Tuan rumah ayah dan anak dan Kanglam Liok Koay heran. Kenapa sentilan itu demikian lihay" Panah peluru pun tidak sehebat itu! Bukankah celaka kalau orang kena tersentil"
Oey Yong berhenti mengacau, ia menjublak
mengawasi si baju hijau. Di gelangang pertempuran, Kwee Ceng sudah
lantas kena terdesak, serangannya si Mayat Besi menjadi terlebih berbahaya.
Tiba-tiba ada terdengar dua suara nyaring, lalu terlihat dua butir batu menyerang ke udara - yang di depan rada kendor, yang di belakangnya lebih cepat, lantas yang di depan itu kena disusul, kena diserang, maka terdengarlah suara beradunya kedua batu itu, yang memancerkan lelatu api hancurannya terbang berhamburan. Justru itu, Tiauw Hong lompat kepada lawannya untuk menubruk, sedang Kwee Ceng
berlompat untuk menyingkir.
Sekonyong-konyong Oey Yong menjerit, "Ayah!"
lalu ia lari ke arah si baju hijau itu, yang ia terus tubruk untuk memernahkan diri dalam rangkulan orang itu. Ia menangis terus ketika ia berkata-kata: "Ayah, kenapa, kenapa muka ayah berubah menjadi begini rupa?""
Itulah kejadian diluar dugaan, karenanya si baju hijau itu berdiri menjublak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng lekas berpaling, ia dapatkan Tiauw
Hong berdiri di hadapannya, kupingnya lagi dipasang untuk mendengari suara ser seperti tadi. Inilah ketika baik, yang ia tak mau kasih lewat, maka ia ulur tangannya perlahan-lahan ke arah pundak wanita lihay itu. Hanya ketika ia menepuk, ia menggunai tenaganya seluruhnya. Ia menyerang dengan tangan kanan yang segera disusul dengan tangan kiri!
Tidak tempo lagi, Bwee Tiauw Hong roboh
berjumpalitan, terus ia tebah, tak dapat ia berbangkit pula!
Seng Hong mendengar Oey Yong memanggil ayah,
hanya sejenak ia berdiam, lalu ia menjadi kaget berbareng girang, sampai ia melupai kakinya yang sakit, ia mencelat dengan niat berlompat kepada si baju hijau itu. Tapi celaka untuknya, ia terguling di tempat kosong.
Si baju hijau lantas merangkul Oey Yong dengan sebelah tangannya, tangannya yang lain dibawa ke mukanya, di situ ia menarik kulit mukanya, maka di lain saat ia telah memperlihatkan muka yang lain. Nyatalah ia ada memakai topeng kulit yang tipis sekali.
Belum kering airmatanya Oey Yong atau ia berseru kegirangan, dia merampas topeng kulit itu untuk dipakai di mukanya, setelah mana ia merangkul pula ayahnya itu, sembari memeluki leher orang dia tertawa dan berjingkrakan. Sebab baju hijau yang aneh kelakuannya, yang luar biasa sebat gerakan tubuhnya, adalah Oey Yok Su, tocu pemilik dari Tho Hoa To, pulau bunga Tho.
"Ayah, kenapa kau datang ke mari?" kemudian si anak menanya. "Tadi si tua bangka she Kiu mencaci
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau, kenapa kau tidak memberi hajaran padanya?"
"Kenapa aku datang ke mari?" balik menanya si ayah, romannya keren. "Aku justru mencari kau!"
Oey Yong girang bukan kepalang.
"Ayah, maksud hatimu telah kesampaian!" serunya.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bagus! Bagus!" ia menepuk tangan.
"Maksud hati apakah"!" berkata si ayah. "Apakah untuk mencari kau si budak!"
Oey Yong terharu hatinya. Ia tahu ayahnya pernah mengangkat sumpah yang berat, ialah ayah itu telah mengambil ketetapan akan berdiam terus di Tho Hoa To untuk menyakinkan Kiu Im Cin-keng, supaya ia menjadi satu jago yang tak ada tandingannya di kolong langit ini, maka bukan main menyesalnya tempo ia mendapat kenyataan sebagian dari kitabnya itu dicuri Tan Hian Hong dan Bwee Tiauw Hong, keudua
muridnya. Tentu sekali dengan lenyapnya kitab itu menggagalkan peryakinannya. Dalam murkanya ia bersumpah tidak akan meninggalkan pulaunya itu.
Tapi anak daranya itu nakal, anak itu buron, untuk mencari si anak, dia telah melangggar sumpahnya sendiri, dia meninggalkan pulaunya itu.
"Ayah," berkata si anak kemudian, "Ayah, selanjutnya aku akan menjadi anak yang baik, yang sampai matipun nanti mendengar katamu."
Mendapatkan putrinya tidak kurang suatu apa, Oey Yok Su sudha girang, sekarang ia mendengar janji anaknya itu, hatinya menjadi lega sekali.
"Kau pimpin bangun sucimu," ia memerintahkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong mengasih bangun pada Bwee Tiauw
Hong. Koan Eng pun segera mengangkat bangun pada
ayahnya, untuk mereka berdua menagsih hormat
kepada itu guru atau kakek guru.
Oey Yok Su menghela napas.
"Seng Honh, kau baik sekali, kau bangun," katanya.
"Dulu hari itu aku sudah keburu nafsu, aku telah berbuat tidak pantas terhadapmu"."
Sang murid menangis sesegukan.
"Apakah guru baik?" tanyanya dengan susah.
"Syukur aku tidak mati karena orang membikin aku mendongkol," sahut gurunya itu.
Oey Yong memandang ayahnya, ia tertawa nakal.
"Toh ayah maksudnya bukan aku?" katanya.
"Kau pun termasuk sebagiannya!" kata ayah itu.
"Hm!" Anak itu mengulur panjang lidahnya.
"Ayah, mari aku ajar kau kenal dengan beberapa sahabat!" katanya kemudian. "Inilah Kanglam Liok Koay yang kesohor dalam dunia kangouw, merekalah gurunya engko Ceng."
Oey Yok membuka lebar matanya, ia tidak
perdulikan Liok Koay. "Aku tidak mau ketemu orang luar!" katanya kaku.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kanglam Liok Koay tidak puas untuk keangkuhan orang itu, tetapi karena orang terlalu besar namanya, mereka terpaksa berdiam.
Kemudian Oey Yok Su berkata kepada anaknya:
"Kau ada barang apa hendak dibawa pulang! Pergilah lekas ambil, mari kita pulang bersama!"
"Tidak ada apa-apa," sahut si anak tertawa. "Ada juga hendak dipulangi kepada Liok Suko." Ia merogoh sakunya, mengeluarkan obat Kiu-hoa Giok-louw-wan, yang ia terus angsurkan kepada Seng Hong. Ia kata, "
Suko, terimalah kembali obatmu ini. Tidak gampang untuk membikin ini, bersama engko Ceng aku telah menerima dua butir, itu pun sudah cukup, aku
bersyukur sekali." Seng Hong tidak menyambuti, ia hanya berkata
pada gurunya: "Hari ini teecu bertemu guru, hatiku girang bukan main. Obat ini hendka aku
menghanturkan kepada suhu. Umpama suhu sudi
berdiam di rumahku ini untuk beberapa waktu, aku terlebih-lebih"."
Oey Yok Su tidak menjawab, hanya ia menunjuk
kepada Koan Eng. "Inikah anakmu?" tanyanya.
"Ya," sahut sang murid.
Tanpa dititah lagi, Koan Eng memberi hormat pula dengan paykui empat kali seraya berkata; "Cucu murid memberi hormat kepada sucouw!"
"Sudahlah!" kata kakek guru itu, ia bukannya memimpin orang bangun, ia justru menyambar ke punggung, mencekal bajunya, untuk mengangkat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tubuhnya, lalu dengan tangannya yang lain ia memukul ke arah pundak.
Seng Hong kaget sekali. "Suhu, inilah anakku satu-satunya"." ia kata.
Hajaran Oey Yok Su ini membuatnya Koan Eng
jumpalitan, terpelanting tujuh atau delapan tindak, lalu terjungkal.
"Kau baik," ia terus berkata kepada muridnya. "Kau tidak mewariskan kepandaiamu kepadanya! Adakah ia murid dari Hoat Hoa Cong?"
Hatinya Seng Hong lega. Ia tahu guru itu lagi menguji anaknya.
"Tidak berani teecu melanggar aturan suhu," ia berkata cepat. "Tanpa ijin dari suhu, tidak berani teecu mengajari kepandaian suhu kepada lain orang.
Memang anak ini adalah muridnya Kouw Bok Taysu dari Hoat Hoa Cong?"
"Hm!" kata guru yang bengis itu. "Kuow Bok dengan kepandaiannya semacam ini berani menyebutkan
dirinya Taysu! Mulai besok kau sendiri yang
mengajarkan anakmu ini!"
"Taysu" itu berarti guru besar.
Bukan main girangnya Seng Hong. "Lekas kau menghanturkan terima kasih kepada sucouw!" ia menyuruh kepada anaknya.
Koan Eng tahu diri, lekas-lekas ia memberi hormat pula, dengan berlutut empat kali lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su tidak melihat lagi kepada ini cucu murid, ia pun tidak memperdulikannya.
Melihat sikap gurunya ini, Seng Hong berdiam.
Sebenarnya ia girang bukan main. Ia menyesal yang ia tidak dapat mengajari sendiri pada putranya ini, sampai ia kirim putranya itu pada lain guru. Dengan tidak mewariskan kepandaiannya kepada anaknya, ia kecewa sekali. Maka perkenanan suhunya ini
membikin ia bersyukur. "Siapa kesudian obatmu ini!" kata si guru, yang mendelik kepada muridnya. "Kau ambillah ini!"
Oey Yok Su menggerakkan tangannya, dua lembar kertas putih lantas terbang ke arah muridnya itu.
Jarak di antara guru dan murid itu ada setombak lebih tetapi kertas itu melayang bagaikan layangan ke arah si murid, yang menyambutnya.
Menyaksikan itu, Kanglam Liok Koay kagum sekali.
Pun Oey Yong sangat puas.
"Engko Ceng, bagaimana kau lihat kepandaian ayahku ini?" ia berbisik kepada Kwee Ceng.
"Ayahmu hebat sekali," sahut si engko Ceng itu.
"Yong-jie, kalau kau sudah pulang nanti, jangan kau termaha memain saja, kau mesti belajar dengan sungguh-sungguh."
"Kau toh turut bersama!" kata si nona, cemas hatinya. "Mustahilkah kau tidak turut?"
"Aku hendak mengikuti suhuku," sahut Kwee Ceng.
"Lewat sedikit waktu, aku akan pergi menjengukmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong menjadi sangat gelisah. "Tidak! Tidak!"
katanya. "Aku tidak mau berpisah denganmu!"
Kwee ceng menyeringai. Sebenarnya ia pun berat akan berpisahan dari si nona.
Seng Hong sendiri lantas sudah membeber kertas yang ia sambuti itu, ia melihat banyak huruf-hurufnya.
Koan Eng lekas mengambilkanapi, untuk menyuluhi, maka ayahnya segera dapat kenyataan, itulah
pengajaran ilmu silat. Ayah ini pun masih mengenali tulisan tangan gurunya, yang sudha duapuluh tahun ia tak menampaknya. Huruf-huruf gurunya itu masih tetap bagus dan keren. Di lembar pertama, di sebelah kanan, yang paling atas, ada empat huruf "Sauw yap twie hoat". Jadi itulah ilmu menendang. Ia tahu, itulah ilmu yang bersama "Lok Eng Ciang" menjadi keistimewaan gurunya. Dari enam murid, tidak ada satupun yang diwariskan ilmu itu. Coba dulu ia dapatkan ilmu itu, alangkah girangnya, tetapi pun sekarang, ia pun sekarang masih bisa mengajari anaknya. Maka ia simpan baik-baik kertas itu, kepada gurunya ia memberi hormat sambil menghanturkan terima kasih.
"Ilmu tendangan ini tidak sama dengan
pengajaranku dulu, Oey Yok Su memberitahu.
"Jalannya mirip tetapi di mulai dengan latihan tenaga dalam. Kau menyakinkan ini sambil duduk bersemadhi, selang lima enam tahun, kau nanti dapat berjalan tanpa bantuannya tongkat!"
Seng Hong girang dan terharu, ia sangat bersyukur.
"Kakimu tidak dapat diobati lagi, bersilat di bawah pun kau tidak dapat," berkata si guru itu, "Tetapi jikalau kau bersungguh-sungguh mengikuti pelajaranku ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang baru, kau nanti dapat berjalan tak sulit seperti orang yang kakinya tak bercacad. Ah"." Ia menyesal yang dulu hari, karena menuruti hawa amarahnya, ia sudah siksa keempat muridnya tanpa mereka itu bersalah dosa. Tapi dasar beradat keras, ia tidak sudi akui kekeliruannya itu. Hanya ia memesan: "Pergilah kau cari tiga adik seperguruanmu dan kau ajari mereka ilmu ini?"
Seng Hong menyahuti "ya", lalu ia menambahkan:
"Tentang sutee Leng Hong Kiok, tak pernah teecu mendengarnya. Tetapi kedua sutee Boe dan Phang, sudah lama mereka itu menutup mata?"
Oey Yok Su bersedih, lalu sinar matanya yang
tajam itu beralih kepada Bwee Tiauw Hong. Lain orang melihat sinar mata itu, mereka terkejut. Syukur Tiauw Hong sendiri tidak melihatnya.
"Tiauw Hong!" berkata guru itu dingin, "Kau sebenarny terlalu jahat, tapi kau juga telah menderita hebat. Tapi si tua bangka she Kiu ngoceh menyumpahi aku mati, kau mengucurkan air mata, kau juga hendak menuntut balas untukku, maka itu, dengan
memandang beberapa tetes air matamu itu, suka aku membiarkan kau hidup lebih beberapa tahun lagi."
Tiauw Hong tidak menyangka gurunya dengan
begitu gampang saja suka memberi ampun padanya, saking girang, ia lantas menjatuhkan diri ke tanah, untuk memberi hormat, buat menghanturkan terima kasih.
"Baik,baik," kata guru itu yang dengan perlahan menepuk punggungnya tiga kali.
Tiauw Hong merasakan sakit tidak terkira, hampir ia pingsan, dengan suara menggetar ia memohon:
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Suhu, teecu ketahui kedosaanku tak terampunkan, maka itu teecu mohon sekarang juga kau menghukum mati padaku, tetapi bebaskanlah teecu dari siksaan Hu-kut-ciam".."
Hu-kut-ciam itu adalah jarum rahasia yang
ditusukkan ke tulang-tulang. Tentang ini Tiauw Honjg pernah mendengar dariBtan Hian Hong. Katanya itulah senjata rahasia guru mereka, bahwa asal tubuh lawan kena ditepuk perlahan, jarum itu akan masuk ke dalam daging dan nacap di sambungan tulang-tulang,
sakitnya bukan main, sebab jarumnya dipakaikan racun. Katanya pula, lambat jalannya racun itu, maka setiap hari enam kali orang akan tersiksa racun hebat, lalu selang lima bulan barulah sang kematian datang.
Semakin lihay ilmu silat orang, semakin hebat penderitaannya.
Mengetahui ini, Tiauw Hong berputus asa, maka itu habis mengeluh, mendadak ia menggeraki cambuknya buat menghajar kepalanya sendiri, untuk
menghabiskan jiwanya. Tapi Oey Yok Su sangat lihay, belum orang tahi apa-apa, cambuk itu sudah kena dia rampas. Dengan dingin guru ini berkata: "Kenapa tergesa-gesa" Untuk mati tidaklah gampang!"
Mendengar perkataan guru itu, Tiauw Hong
menduga ia bakal disiksa, supaya ia menderita, karenanya ia menoleh kepada Kwee Ceng, samil
tertawa meringis ia kata: "Aku berterima kasih yang kau telah membunuh suamiku, dengan begitu lelaki busuk itu dapat kematiannya dengan enak sekali!"
Oey Yok Su tidak pedulikan apa yang muridnya itu bilang, ia hanya kata: "Jarum Huu-kut-ciam ini baru bekerja sesudah lewat satu tahun, selama tempo satu tahun ini , aku berikan tiga macam tugas yang kau mesti rampungkan, habis itu kau boleh datang ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pulau Tho Hoa To untuk menemui aku, aku ada
mempunyai daya untuk mencabut jarum itu."
Girang Tiauw Hng mendengar gurunya ini.
"Biar mesti menerjang api berkobar, teecu nanti lalukan titah suhu itu!" ia berkata.
Tapi gurunya itu mengash dengar suara dingin
sekali ketika ia berkata; "Taukah kau apa yang hendak aku menitahkan kau melakukannya hingga kau dapat menerimanya begini cepat?"
Tiauw Hong tidak berani menyahuti, ia menunduk saja.
Oey Yok Su segera memberitahukan tiga syaratnya itu.
"Yang pertama," demikian katanya, "Kiu Im Cin-keng yang kau bikin lenyap itu kau mesti cari dan mendapatinya kembali untuk dikembalikan padaku!
Jikalau kitab itu dapat dilihat orang lain, dia mesti dibinasakan! Seorang yang melihat, seorang yang dibunuh, seratus orang melihat, seratus orang juga yang mesti dibunuh itu! Umapama kau cuma
membunuh sembilanpuluh sembilan orang, jangan kau kembali padaku!"
Bergidik orang yang mendengar syarat itu. Kanglam Liok Koay berpikir: "Orang menyebutnya Oey Yok Su sebagai Tong Shia, si Sesat dari Timur, kelakuannya ini benar-benar sesat sekali"."
"Sekarang yang kedua," Oey Yok Su berkata pula,
"Tiga saudaramu Boe, Phang dan Kiok telah menderita karena perbuatanmu, sekarang kau pergi cari Leng Hong, setelah itu kau cari tahu dua saudara Boe dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Phang itu ada mempunyai turunan atau tidak, semua turunan mereka itu kau bawa ke Kwie-in-chung ini, serahkan kepada Seng Hong, supaya ia yang
mengurusnya." Tiauw Hong memberikan janjinya.
Seng Hong pun berpikir, dapat ia berbuat untuk syarat yang kedua itu tetapi sebab ia kenal baik adat gurunya itu, ia berdiam saja.
Oey Yok Su angkat kepalanya mendongak ke
langit, mengawasi bintang-bintang.
"Kitab Kiu Im Cin-keng itu kamulah yang
mengambilnya sendiri," ia berkata pula. "Ilmu dalam kitab itu aku tidak mengajarkan kamu, kamu sendiri yang mempelajarinya. Kamu tahu apa yang harus kau perbuat?" ia berdiam sejenak. "Nah, inilah yang ketiga."
Tiauw Hong tidak segera dapat menerk apa maksud gurunya, sekian lama ia berpikir keras. Akhirnya ia sadar juga. Maka dengar suara menggetar ia kata:
"Sesudah teecu berhasil membereskan yang pertama dan yang kedua itu, teecu ketahui bagaimana harus menghabiskan sendiri kedua ilmu Kiu Im Pek-kut Ciauw serta Cwie-sim-ciang yang teecu berhasil menyakinkannya.
Kwee Ceng tidak mengerti, ia tarik tangan bajunya Oey Yong, dengan sinar matanya memain, ia tanya si nona.
Oey Yong agaknya merasa berat tetapi dengan
tangan kanannya ia membacok ke tangan kirinya.
Melihat ini, pemuda itu mengerti, di dalam hatinya ia berkata: "Oh, kiranya dia hendak mengutungi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya sendiri. Bwee Tiauw Hong ini memang jahat sekali, hanya setelah ia insyaf, kenapa ia mesti dihukum secara demikian hebat" Mesti aku minta Yong-jie memohonkan keampunannya?"
Tengah pemuda ini berpikir demikian, Oey Yok Su berpaling padanya seraya menggapaikan. "Kaukah yang bernama Kwee Ceng?" ia menanya.
Kwee Ceng segera maju untuk memberi hormatnya sambil menjura.
"Teecu Kwee Ceng menghadap Oey Locianpwee,"
katanya hormat. "Tan Hian Hong yang emnjadi murid kepalaku, kaulah yang membinasakan, kepandaianmu bukan
main," kata Oey Yok Su.
Kwee Ceng terperanjat. Suara tak berkesan baik untunya. Tapi ia lekas menjawab: "Ketika itu teecu masih muda sekali dan belum tahu apa-apa, teecu kena tertangkap oleh Tan Cianpwee, dalam ketakutan dan bingung, teecu kesalahan tangan telah
membinasakan dia"."
"Hm!" Oey Yok Su memperdengarkan suara yang dingin. "Tan Hian Hong memang benar adalah murid murtad dari kalanganku, tetapi untuk
membinasakannya, itulah hak kami. Apakah murid-murid dari Tho Hoa To boleh di bunuh orang luar"!"
Kwee Ceng tidak dapat menjawab, ia berdiam.
"Ayah," Oey Yong berkata, "Ketika itu dia baru berumur enam tahu, tahu apa dia?"
Oey Yok Su tidak melayani putrinya itu, ia seperti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak mendengar perkataan orang.
"Si pengemis tua she Ang itu biasanya tidak suka menerima murid," katanya sejenak kemudian. "Tetapi sekarang ia telah mengajarkan kau Hang Ling Sip-pat Ciang sampai limabelas jurus, itulah tentu kau ada punya sifat-sifat baik yang melebihkan lain-lain orang.
Tidak demikian, pastilah kau sudah bujuk dia dengan akal apa, yang membuat hatinya girang, hingga ia suka menurunkan kepandaiannya itu. Kau telah
menggunai kepandaiannya si pengemis tua untuk merobohkan - hm,hm! Kalau nanti si pengemis itu bertemu dengan aku, bukankah ia bakal banyak
bacot?" Kembali Oey Yong memotong perkataan ayahnya.
"Ayah, memang benar ada digunai bujukan!"
katanya sambil tertawa. "Tetapi bukannya dia yang mengakalinya, hanya aku! Dia seorang yang polos, jangan ayah berlaku galak dan membuatnya
ketakutan." Oey Yok Su tidak melayani gadisnya itu.
Sebenarnya semenjak istrinya menutup mata, ia sangat menyayangi gadisnya ini, karena itu anaknya menjadi termanjakan. Demikian sudah terjadi, karena ditegur ayahnya, Oey Yong minggat. Tadinya Oey Yok Su menyangka, sebagai seorang wanita, setelah buron, anaknya bakal menderita sekali, siapa tahu, anak itu sehat dan tetap manja seperti biasa. Melihat anak itu agak rapat sekali pergaulannya sama Kwee Ceng, hingga seperti juga dia kurang rapat dengan ayahnya sendiri, ia tidak puas. Maka itu, ia kata pula pada si anak muda: "Dengan si pengemis tua mengajarkan kau ilmu silat, kau terang sudah dia menertawakan partaiku tidak ada orangnya, bahwa setiap muridku tidak punya guna?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong bisa menerka hati ayahnya itu, yang tidak senang Tiauw Hong kena dikalahkan dengan Hang Liong Sip-pat Ciang, kembali ia menyela: "Ayah, siapakah bilang partai Tho Hoa To tidak ada
orangnya" Dia ini beruntung sebab mata Bwee Suci buta! Nanti aku membikin ayah puas!" Ia lantas lompat ke depan seraya berseru, "Mari, mari! Nanti aku gunai kebisaan biasa saja yang ayah ajarkan aku melayani kepandaian istimewa Ang Cit Kong!" Ia menantang Kwee ceng, yang ia tahu kepandaiannya sudah maju jauh sekali hingga hampir seimbang dengannya, kalau dalam beberapa puluh jurus mereka berdua bertanding seri, itu saja sudah cukup untuk membikin puas ayahnya.
Kwee Ceng dapat mengerti maskudnya si nona,
justru Oey Yong tidak membilang suatu apa, ia menerima tantangan. Tetapi ia kata: "Biasanya aku aklah dari kau, baik aku membiarkan kau menghajar aku dengan beberapa gebukan lagi!" Bahkan ia ayun tangan kanannya seraya berlompat maju.
"Lihat tanganku!" Oey Yong pun berseru seraya ia membacok dengan tangannya.
Itulah bacokan dari samping, dengan satu jurus dari ilmu silat Lok Eng Ciang.
Kwee Ceng melayani dengan Hnag Liong Sip-pat
Ciang, tetapi ia menyayangi Oey Yong, maka itu ia tidak berkelahi dengan sungguh-sungguh, di lain pihak, Lok Eng Ciang memangnya lihay, maka itu setelah banyak jurus, beberapa kali ia kena dihajar, malah untuk memuaskan ayahnya, si nona menggunai
tenaga keras. Oey Yong benari berbuat demikian karena ia tahu tubuh sahabatnya itu kuat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau masih tidak mau menyerah!" Oey Yong berseru sambil ia menerjang tidak hentinya.
Kwee Ceng tidak menyahuti, ia hanya berkelahi terus. Didesak, ia membela diri.
Disaat itu, mendadak Oey Yok Su mencelat ke arah mereka berdua. Hebat gerakkannya itu, orang sampai tidak melihatnya, hanya tahu-tahu, kedua tanganya sudah diulur, dipakai menyambar masing-masing leher bajunya kedua bocah itu, lalu ia menggentak,
melemparkan mereka itu. Oey Yong disambar dengan tangan kiri, dia dilempar asal saja. Kwee Ceng dicekal dengan tangan kanan, tangan itu dikerahkan
tenaganya, maksudnya supaya si bocah roboh
terbanting. Kwee Ceng tidak berdaya atas sambaran itu,
tubuhnya terlempar dingin kebelakang, akan tetapi ketika ia jatuh, kakinya turun lebih dulu, begitu kakinya itu mengenai tanah, ia seperti menancap diri, ia tidak roboh terguling.
Sebenarnya kalau bocah ini roboh dan mukanya
babak belur atau ia tidak dapat bangun pula, itulah untungnya, tetapi sekarang, melihat ketangguhan kuda-kudanya itu, Oey Yok Su menjadi panas hatinya.
"Hai, kamu bermain sandiwara untuk aku
menontonnya"!" dia berseru. "Aku tidak mempunyai murid, mari, kau mencoba-coba menyambut kau
beberapa jurus!" Kwee Ceng terkejut, lekas-lekas ia menjura
memberi hormat. "Biarnya teecu bernyali sebesar langit, tidak nanti teecu berani melayani locianpwee," katanya hormat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hm, melayani aku!" kata Oey Yok Su tertawa dingin. "Kau tidak tepat, bocah! Aku akan berdiri di sini tanpa bergerak, kau boleh menyerang aku dengan Hang Liong Sip-pat Ciang! Asal aku berkelit atau menangkis, hitunglah aku kalah!"
"Teecu tidak berani," Kwee Ceng berkata pula.
"Tidak berani kau juga mesti beranikan!" mendesak Oey Yok Su.
Kwee Ceng menjadi serba salah. "Kelihatannya tidak dapat aku tidak melayaninya," pikirnya. "Apa boleh buat. Dia tentu hendak meminjam tenagaku, untuk membikin aku roboh beberapa kali?""
"Lekas kau menyerang!" Oey Yok Su mendesak. Ia dapat kenyataan, walaupun bersangsi, orang sudah mempunyai niat. "Jikalau tidak, aku akan menghajarmu!"
"Karena locianpwe menitahkannya, teecu tidak berani membantah," menyahut Kwee Ceng kemudian.
Ia terus membungkuk seraya memutar tangannya
melingkar. Ia cuma memakai tenaga enam bagian.
Sebabnya ialah kesatu ia khawatir nanti melukai ayah kekasihnya itu dan kedua, umpama ia dibikin
terjungkal, robohnya tidak hebat. Ia menyerang ke dada. Hanya aneh, ketika mengenai sasarannya, tangannya itu seperti licin, lewat dengan begitu saja.
"Apa" Kau tidak melihat mata padaku"!" menegur Oey Yok Su. "Apakah kau takut aku tidak sanggup bertahan untuk pukulanmu" Benarkah?"
"Teecu tidak berani," menyahut si anak muda. Ia lantas menyerang untuk kedua kalinya. Sekarang ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak menahan lagi tenaganya. Serangannya itu dibarengi sama dikeluarkannya napas. Dengan tangan kiri ia mengancam, dengan tangan kanan ia
menyerang perut. "Nah, inilah baru pukulan benar," berkata Oey Yok Su.
Kwee Ceng kaget bukan main. Serangannya hebat tetapi tidak mengenai sasarannya. Sebaliknya
tangannya itu seperti kena disedot, begitu keras hingga bagaikan tangannya itu copot. Ia merasakan sakit bukan kepalang.
"Teecu kurang ajar, harap locianpwee memaafkan,"
ia berkata. Tangannya itu sementara itu sudah tidak diangkat.
Kanglam Liok Koay heran, kaget dan berkhawatir.
Sungguh hebat Tong Shia ini, tanpa berkelit tanpa menangkis, ia membikin lengan Kwee Ceng itu mati kutu.
"Kau pun rasai tanganku!" mendadak Oey Yok Su berseru. "Biarlah kau ketahui, yang mana yang lebih lihay, Hang Liong Sip-pat Ciang dari si pengemis tua atau kepandaian dari Tho Hoa To!"
Belum berhenti suara itu, angin sudah menyambar, Kwee Ceng menahan sakit, ia mencelat, maksudnya untuk berkelit. Di luar tahunya, belum tinju orang sampai, tinju itu telah didului gaetan kaki, maka sedetik itu juga, robohlah Kwee Ceng.
Oey Yong kaget. "Jangan, ayah!" ia menjerit seraya berlompat menubruk Kwee Ceng, di atas tubuh siapa ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendekam. Oey Yok Su menyerang terus, tetapi melihat
anaknya, tinjunya diubah menjadi cengkeraman
dengan apa ia menjambak baju anak itu, untuk
diangkat, kemudian tangan kirinya menggantikan menyerang terus.
Kanglam Liok Koay kaget sekali. Mereka tahu itulah pukulan dari kematian. Maka mereka maju dengan berbareng, untuk menolongi murid mereka. Coan Kim Hoat berada paling depan, dengan dacinnya ia
menghajar lengan kiri Tong Shia.
Oey Yok Su meletaki gadisnya di sampingnya. Ia seperti tidak mengambil tahu serangannya Kim Hoat yang disusul pedangnya Han Siauw Eng. Ketika kedua serangan itu mengenai sasaran, mendadak saja dacin dan pedang patah menjadi empat potong!
Oey Yong lantas saja menangis.
"Ayah, kau bunuhlah dia!" dia berteriak. "Untuk selamanya aku tidak mau pula bertemu denganmu".!"
Tanpa menoleh lagi, ia lari ke arah telaga ke mana ia terjun!
"Bur!" air itu berbunyi dan gusar berbareng. Ia tahu putrinya itu pandai berenang dan selulup, semenjak kecil putri itu biasa mandi di Tang Hay, dapat ia tidak mendarat selama satu hari dan satu malam, akan tetapi kali ini sang putri bakal pergi entah untuk berapa lama, mungkin untuk tidak bertemu pula seperti kata si anak, maka itu dalam kagetnya, ia memburu ke tepi telaga, akan berdiri bengong mengawasi telaga itu.
Sampai sekian lama barulah Tong Shia si Sesat dari Timur itu berpaling, ia lihat Cu Cong tengah tolongi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng dengan menyambungi pula tangannya itu.
Mendadak ia menumpahkan hawa amarahnya
terhadap mereka itu. "Lekas kamu bertujuh membunuh diri!" ia membentak mereka itu, suaranya dingin. "Tak usah sampai aku turun tangan hingga kau menjadi
menderita!" Kwa Tin Ok mengangkat tongkatnya.
"Satu laki-laki tidak takut mampus!" dia kata dengan nyaring. "Apapula penderitaan!"
"Kanglam Liok Koay sudah pulang ke kampung asalnya," Cu Cong pun berkata. "Kalau sekarang kita mengubur tulang-tulang kita di telaga Thay Ouw ini, apakah lagi yang diberati?"
Lantas mereka berenam, dengan senjata di tangan atau tangan kosong, memernahkan diri untuk melawan jago dari Laut Timur itu.
Kwee Ceng jadi berpikir keras. Ia tahu keenam gurunya tidak bakalan sanggup melawan Oey Yok Su.
Ia tidak ingin, karena urusannya sendiri, mereka itu mengnatar jiwa percuma-cuma. Maka itu ia lantas melompat untuk menyelak.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tan Hian Hong terbinasa di tangan teecu sendiri!"
ia berseru, "Kematiannya pun tidak ada sangkut pautnya dengan semua guruku ini! Aku sendiri yang akan mengganti jiwanya!" Ia tahu gurunya yang nomor satu serta yang nomor tiga dan yang nomor tujuh beradat keras, kalau ia mati, mereka itu tentu nekat, maka itu ia menambahkan, "Tapi sakit hati ayahku masih belum terbalas, maka itu apakah locianpwee suka memberi tempo satu bulan kepadaku"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selewatnya tigapuluh hari teecu bakal datang sendiri ke pulau Tho Hoa To untuk menerima binasa!"
Berat pikirannya Oey Yok Su, karena ia ingat
anaknya, hawa amarahnya lantas turut menjadi
kendor. Tanpa membilang suatu apa, ia mengebas tangannya, ia memutar tubuhnya, terus ia ngeloyor pergi.
Kanglam Liok Koay heran, kenapa kata-kata
muridnya itu dapat membikin jago Tang Hay itu mengangkat kaki. Mereka bercuriga, maka itu mereka tetap memasang mata. Tapi benar-benar orang telah pergi.
Seng Hong pun menjublak sekian lama. Kemudian barulah ia mengundang semua tetamunya kembali ke dalam.
Bwee Tiauw Hong tertawa dengan mendadak, ia
mengebasi tangan bajunya, lalu tubuhnya mencelat setombak lebih, ketika tubuhnya itu diputar, ia pun lenyap dalam gelap gulita.
"Bwee Suci, bawalah muridmu!" Seng Hong berteriak.
Tidak ada jawaban, sekitar mereka tetap sunyi, maka teranglah sudah, si Mayat Besi pun telah pergi jauh.
Sampai di situ Liok Koan Eng mengasih bangun
pada Wanyen Kang. Tapi orang berdiam saja. Sebab ia telah terkena totokan, tinggal kedua matanya saja yang dapat bergerak-gerak.
"Aku telah terima baik permintaan gurumu, kau pergilah!" berkata Seng Hong. Tapi ia tak dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membebaskan orang dari totokan, karena itu bukablah totokan dari partainya, kalau ia berbuat demikian, ia jdai berlaku tidak manis terhadap si penotok. Ia mengawasi semua tetamunya, hendak ia berbicara.
Justru itu Cu Cong menghampirkan Wanyen Kang, tanpa membilang apa-apa, ia totok pangeran itu beberapa kali. Sebat totokannya itu, di pinggang beberapa kali disusul sama tepukan beberapa kali di punggung.
Melihat itu Seng ong kagum. "Dia lihay sekali,"
pikirnya mengenai Cu Cong. "Wanyen Kang bukan sembarang orang tetapi ia dapat ditotok tanpa berbuat apa-apa." Ia tidak tahu, Cu Cong dapat menotok dengan hasil bagus, karena keadaan lagi kacau sekali.
Wanyen Kang merasa sangat malu, tanpa memberi hormat, tanpa membilang suatu apa, ia hendak
mengangkat kaki. "Orang ini siap?" berkata Cu Cong. "Kau bawalah dia pergi!" Ia pun lantas membebaskan Toan Tayjin.
Komandan tentara itu menduga jiwanya bakal
hilang, maka itu bukan main girangnya ia yang ia ditolongi dan dimerdekakan juga. Dengan tergesa-gesa ia memberi hormatnya.
"Enghiong, untuk budi pertolonganmu ini, aku Toan Thian Tek tidak akan melupakan sekali pun sampai akhir ajalku!" katanya.
Kapan Kwee Ceng mendapat dengar itu nama Toan Thian Tek, ia terkejut ia tercengang. Nama itu seperti mengaung di kupingnya.
"Kau"kau bernama Toan Thian Tek?" ia menanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar," komandan itu menyahut. "Enghiong kecil, kau ada punya pengajaran apa untukku?"
"Bukankah delapanbelas tahun yang lampau selama di Lim-an, kau ada menjadi opsir tentara?"
Kwee Ceng menanya pula. "Benar, enghiong kecil. Bagaimana kau ketahui itu?" kembali Thian Tek menyahuti. Kemudian ia memandang pada Koan Eng, sebab barusan ia
mendengar keterangannya Seng Hong bahwa pemuda itu muridnya Kouw Bok Taysu. Ia berkata: "Aku adalah keponakan yang tidak menyucikan diri dari Kouw Bok Taysu itu, karenanya kita menjadi orang sendiri, Haha!" Ia senang sekali, ia menjadi tertawa girang.
Kwee Ceng tidak menanya pula, ia hanya menoleh kepada tuan rumah.
"Liok Chungcu," katanya. "Aku yang rendah memohon pinjam ruangan belakang dari rumahmu ini."
"Tentu saja boleh," sahut Seng Hong.
Kwee Ceng mengucap terima kasih, lalu ia tuntun Toan Thian Tek, buat diajak ke belakang. Cepat tindakannya itu.
Kanglam Liok Koay saling memandang, di dalam
hatinya masing-masing mereka berkata: "Thian sungguh adil, Siapa nyana justru di sini kita dapat menemui si manusia jahat! Coba bukan dia menyebut namanya sendiri, siapa yang tahu dialah yang dicari ubak-ubakan dan jauh laksaan lie selama tujuh tahun"..?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 32. Musuh besar!!! Liok Seng Hong dan putranya serta Wanyen Kang tidak mengerti, mereka mengikuti si anak muda. Tiba di ruang belakang, di sana api dipasang terang-terang.
"Aku pinjam pit dan kertas," Kwee Ceng memohon pula.
Seorang bujang sudah lantas menyerahkan perabot tulis yang di minta itu.
Kwee Ceng segera menulis di atas sehelai kertas, bunyinya:
"sincie dari ayah almarhum, Kwee Siauw Thian."
Semua huruf itu besar-besar, lantas itu di taruh di tengah-tengah ruangan.
Sampai sebegeitu jauh Toan Thian Tek tidak tahu apa yang orang hendak perbuat, begitu lekas ia membaca nama Kwee Siauw Thian, barulah ia kaget hingga umpama kata semangatnya terbang. Ia segera melihat kelilingnya, lalu ia menjadi terlebih kaget lagi. Ia seperti terkurung Kanglam Liok Koay yang semuanya
beroman keren. Tanpa merasa, celananya basah
sendirinya. Lebih-lebih ia tidak dapat melupakan Han Po Kie, si kate gemuk, yang matanya tajam itu. tadi karena kaget dan ketakutan, ia tidak
memperhatikannya. Sekarang tubuhnya
bergemetaran. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba tangannya Kwee Ceng terangkat dan turun dengan cepat. Satu suara nyaring menyusul itu. Itulah pecahnya sebuah meja di depan mereka.
"Bilanglah, kau mau mampus cepat dan senang atau kau menghendaki tubuhmu dibikin berkeping-keping hingga kau merasakan penderitaan"!" berkata si anak muda, suaranya bengis. Ia berbicara seraya
mengawasi tajam musuh besarnya itu.
Sampai di situ Toan Thian Tek merasa bahwa ia tidak bakal hidup pula.
"Memang benar ayahmu itu akulah yang
membunuhnya," ia berkata. "Tetapi aku diperintah oleh atasanku, aku tak bisa berbuat lain."
Matanya Kwee Ceng bersinar, biji mata itu seperti mau melompat keluar.
"Siapakah itu yang memerintah kau"!" ia tanya. "Siapa mengirim kau untuk membinasakan ayahku itu! Lekas bilang, lekas!"
"Itulah Liok-ongya Wanyen Lieh, putra keenam dari negera Kim!" sahut Toan Thian Tek.
Mendengar itu Wanyen Kang terkejut. "Apa kau bilang?" dia menanya.
Toan Thian Tek memang mengharap-harap dapat
menyeret orang, supaya dosanya menjadi terlebih ringan. Maka itu ia lantas membeber, membuka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rahasia bagaimana itu hari Wanyen Lieh tertarik pada Pauw Sek Yok, istrinya Yo Tiat Sim, untuk
mendapatkannya, orang bekerja sama tentara
kerajaan Song, dusun Gu-kee-cung didatangi, diserbu, kedua keluarga Yo dan Kwee dibikin celaka. Tapi dengan berpura-pura baik hati, dia sendiri menolongi Pauw Sek Yok. Hanya kemudian ia berpisah dari ibunya Kwee Ceng itu dalam kekalutan tentara, ia kabur pulang ke Lim-an. Kemudian dengan perlahan-lahan ia mendapat kenaikan pangkat sampai pada pangkatnya yang sekarang ini. Ia menutur jelas perasaannya itu. Diakhirnya ia berlutut di depan Kwee Ceng.
"Kwee Enghiong, Kwee Tayjin," ia berkata, "Hamba yang rendah menerima titah orang, itulah bukan kedosaanku"." Ia pun mengangguk-angguk di meja sincie dari Kwee Siauw Thian. "Kwee Looya," ia berkata pula, "Arwahmu di langit mengerti, orang yang membikin celaka keluargamu itu, ialah musuhmu Wanyen Lieh adanya, si pangeran keenam, bukannya aku yang berjiwa semut. Kwee Looya, hari ini putramu sudah menjdai begini besar dan gagah, kau tentunya girang dan puas, maka itu aku mohon dengan
perlindunganmu, supaya sukalah putramu ini memberi ampun pada jiwa anjingku ini"."
Selagi orang mengoceh itu, mendadak Wanyen Kang lompat padanya, menghajar batok kepalanya, yang lantas saja hancur pecah, tubuhnya roboh dan jiwanya melayang.
Kwee Ceng mendekam di tanah, ia menangis terseduTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sedu. Baru sekarang Seng Hong mengerti jelas, maka
bersama anaknya ia menjalankan kehormatan di
depan sincie, perbuatannya ini dituruti oleh Kanglam Liok Koay. Juga Wanyen Kang turut memberi hormat, beberapa kali ia mengangguk-angguk, kemudian ia berkata: "Saudara Kwee, baru sekarang aku ketahui".
Wanyen Lieh adalah musuh besarmu. Tadinya aku tidak ketahui peristiwa ini, aku telah melakukan segala apa yang bertentangan, sungguh aku berdosa."
Ia pun lantas menangis karena ingat penderitaan ibunya.
Kwee Ceng mengangkat kepalanya.
"Kau hendak perbuat apa sekarang?" ia tanya pada pangeran muda itu.
"Hari ini barulah aku tahu, aku adalah orang she Yo, maka itu untuk selanjutnya aku akan memakai
namaku, Yo Kang," menyahut Wanyen Kang.
"Bagus!" kata Kwee Ceng. "Dengan begini barulah kau menjadi satu laki-laki sejati! Besok aku hendak pergi ke Pak-hia, untuk membunuh Wanyen Lieh, kau
hendak turut atau tidak?"
Yo Kang tidak lantas bisa memberikan jawabannya. Ia ingat budinya pangeran Kim itu yang telah merawat ia semenjak masih kecil. Kapan ia lihat sinar matanya pemuda she Kwee itu, yang agaknya kurang puas, ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyahuti juga: "Siauwtee akan iku toako menuntut balas!"
Yo Kang menyebut dirinya siauwtee (adik) dan
memanggilnya toako (kakak), sedang tadi ia hampir memanggil ayah angkat diwaktu menyebutkan
namanya Wanyen Lieh itu. Kwee Ceng girang sekali. "Bagus saudara!" berseru dia. "Almarhum ayahmu dan ibuku pun pernah membilangi aku bahwa dulu hari ayahmu dan ayahku telah membuat perjanjian untuk kita mengangkat saudara. Aku ingin mewujudkan peasn itu, bagaimana pikiranmu?"
"Itulah yang aku harap," menyahut Yo Kang.
Lantas keduanya menjalankan kehormatan di depan sincie, ini kali untuk mengangkat saudara.
Sampai di situ, bereslah segala apa, maka tuan rumah mempersilahkan semua tamunya beristirahat.
Besoknya pagi, Kanglam Liok Koay pamitan dari tuan rumah dengan mengajak Kwee Ceng dan Yo Kang.
Seng Hong membekalkan sesuatu kepada tetamunya itu, yang ia antar sampai di luar rumahnya.
Kwee Ceng memberitahukan gurunya bahwa bersama Yo Kang ia hendak pergi ke Utara untuk membunuh Wanyen Lieh, ia minta petunjuk dari mereka itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Janji di harian Tiong Ciu masih lama, karena kami tidak punya urusan apa-apa, mari kami antar kamu,"
kata Kwa Tin Ok. "Begitupun baik," menyatakan Cu Cong dan yang lainnya.
Kwee Ceng bukannya menampik tetapi ia menegaskan sebenarnya tidak perlu gurunya turut dia. Ia kata ilmu silatnya Wanyen Lieh biasa saja, dengan adanya Yo Kang sebagai pembantu, ia sudah merasa cukup. Ia sebaliknya memperingatkan bahwa guru-gurunya itu baru saja kembali, sudah seharusnya mereka
beristirahat di kampung halaman mereka. Ia pun tidak berani membikin pusing gurunya itu, yang budinya sangat besar sekali.
Kanglam Liok Koay memikir alasan muridnya ini pantas, mereka tidak memaksa untuk turut, mereka jadi memberikan pesan saja.
"Janji untuk pergi ke Thoa Hoa To tidak usah kau penuhkan," kata Han Siauw Eng kemudian. Ia memesan begini sebab ia tahu muridnya jujur dan berkhawatir muridnya pergi ke pulau Tho Hoa To sedang Tong Sia Oey Yok Su itu telengas dan
tabiatnya sangat aneh. "Jikalau teecu tidak pergi, apakah itu bukan berarti tidak menepati janji?" tanya si murid.
"Sama hantu itu mana dapat kita bicara perihal kepercayaan!" kata Yo Kang. "Toako, kau terlalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kukuh!" Tapi Kwa Tin Ok berpikir lain. Atas suaranya Yo Kang itu ia memperdengarkan "Hm!" kemudian ia bilang:
"Anak Ceng, kata-kata kami bangsa laki-laki tidak boleh dibuat permainan! Sekarang ini ada bulan enam tanggal lima, nanti pada bulan tujuh tanggal satu kita bertemu di Cui Sian Lauw di Kee-hin, dari san akita boleh berangkat bersama-sama ke Tho Hoa To.
Sekarang pergilah kau menaiki kuda merahmu menuju Pak-khia untuk mencari balas. syukurlah jikalau kau berhasil, kalau tidak, kita boleh minta bantuannya semua totiang dari Coan Cin Pay. Mereka adalah orang-orang yang memuliakan perkebajikan, pastilah mereka tidak akan menapik permohonan kita."
Kwee Ceng bersyukur sangat akan semua gurunya begitu bersungguh-sungguh, ia menghanturkan terima kasih seraya menjatuhkan diri berlutut di tanah.
"Adik angkatmu adalah dari keluarga agung, aku mesti hati-hati," Lam Hie Jin memesan.
Kwee Ceng tidak mengerti, ia mengawasi.
Cu Cong tertawa, ia pun berkata: "Putrinya Oey Yok Su beda dari ayahnya, kami selanjutnya jangan membikin ia mendongkol pula. Benar bukan, shatee?"
Han Po Kie membuat main kumisnya.
"Anak busuk itu mengatai aku di labu, rupanya dialah yang paling cantik!" kata si kate terokmok ini, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akhirnya tertawa sendirinya.
Hatinya Kwee Ceng menjadi lega sekali. Itu artinya gurunya tidak membenci pula Oey Yong. Hanya kapan ia ingat si nona, yang entah dimana adanya, ia jadi berduka.
"Nah, anak Ceng, kau lekas pergi lekas kembali!"
berkata Coan Kim Hoat. "Kami menantikan kabar baik dari kau di Kee-hin!"
Samapi disitu, kanglam Liok Koay lantas berangkat.
Kwee Ceng berdiri di tepi jalanan sambil memegangi les kudanya, ia mengawasi sampai semua gurunya itu sudah tidak nampak lagi, baru ia menoleh kepada Yo Kang sambil berkata, "Yo hiantee, kudaku ini bisa lari keras, untuk ke Pak-khia pergi dan pulang, cukup dengan belasan hari, maka itu marilah aku temani kau jalna-jalan dulu untuk beberapa hari."
Yo Kang menurut, maka itu mereka melakukan
perjalanan dengan perlahan-lahan.
Kalut pikirannya Yo Kang. Ia membayangai baru berselang sebulan yang ia hidup mewah dan mulia, datang ke Kanglam dengan diiringi secara besar.
Bagaimana agung kedudukannya utusan dari negara Kim yang tangguh itu. Sekarang" Sekarang ia menuju ke kota raja seorang diri, dalam keadaan sangat sepi.
Tidakkah ia tengah bermimpi dan impiannya itu buyar dengan tiba-tiba"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng dapat melihat perubahan roman orang itu, ia hanya menyangka orang tengah berduka karena mengingat ayah dan ibunya. Ia lantas menghiburi.
Tengah hari itu mereka tiba di Lie-yang. Lantas mereka mencari tempat pemondokan. Justru itu satu pelayan penginapan menghampirkan mereka.
"Apakah tuan-tuan adalah tuan Kwee dan tuan Yo?"
dia menanya sembari memberi hormat dan tertawa.
"Barang santapan sudah siap sedia, silahkan tuan-tuan turut aku pergi bersantap dulu."
Dua-dua pemuda itu terkejut.
"Kenapa kau mengenali kami?" menanya Yo Kang.
"Aku menerima pesan, tuan-tuan," sahut pelayan itu, tetap smabil tertawa. "Tadi seorang tuan datang padaku mengasih tahu perihal bakal datangnya tuan-tuan. Aku pun diberi lukisan tentang roman dan potongan tubuh tuan-tuan." Semabri berkata, ia menuntun kuda orang untuk dirawat.
"Sungguh baik tuan dari Kwie-in-chung itu," Kwee Ceng memuji.
Mereka duduk di meja menghadapi barang masakan pilihan yang mahal harganya, begitu pun araknya.
Kwee Ceng mendapati masakan ayam yang ia paling doyan.
Mereka bersantap dengan bernafsu, habis dahar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka hendak membayar uangnya.
"Tidak usah tuan-tuan, semuanya sudah dibayar," si pelayan menerangkan.
Kwee Ceng tertawa, ia memberi upah kepada pelayan itu, yang mengucap terima kasih berulang-ulang dan dengan hormat mengantari keluar.
Di tengah jalan, Kwee Ceng memuji pula Liok
Chungcu, tetapi Yo Kang, yang masih mendongkol bekas dikalahkan dan ditawan, mengatakan,:
"Teranglah ia menggunai muslihat ini untuk membaiki semua orang gagah, pantas dia menjadi kepala di Thay Ouw!"
"Hiantee, bukankah chungcu itu paman gurumu?"
tanya Kwee Ceng heran. "Benar Bwee Tiauw Hong pernah mengajarkan ilmu silat pada saya tetapi dia bukanlah guruku," menjawab orang yang ditanya. "Coba aku mengetahui mereka itu ada dari golongan sesat, tidak nanti aku kesudian belajar, hingga tak usahlah hari ini aku mengalami kejadian ini".."
Kwee Ceng jadi semakin heran.
"Hiantee, bagaimana sebenarnya?" ia menanya.
Yo Kang merasa ia kelepasan omong, mukanya
menjadi merah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku merasa Kiu Im Pek-kut Jiauw bukanlah pelajaran murni," ia menyahut.
"Kau benar, hiantee," Kwee Ceng mengangguk. "Tian Cun Cinjin ada lihay sekali, ia pun dari kalangan ilmu silat sejati, kalau kau menghanturkan maaf padanya, tentulah ia dapat memaafkan padamu."
Yo Kang berdiam. Malam itu mereka tiba di Kim-tan, di sana pun ada pelayan penginapan yang menyambutnya, yang
menyiapkan barang makanan dan penginapan tanpa bayaran, sebab sudah ada yang memesan dan
membayarinya. Mereka menerima itu tanpa banyak bertanya-tanya.
Kemudian, beruntun tiga hari, mereka mendapat pengalaman serupa. Mereka menjadi heran sekali hingga mereka menyangsikan chungcu dari Kwie-in-chung. Tatkala mereka melewati Ko-yu dan masih ada serupa penyambutan, denagn menyindir Yo Kang
berkata: "Hendak aku melihat sampai di mana Kwie-in-chung akan mengantar tetamunya"."
Kwee Ceng lebih curiga lagi, sebab pada setiap barang santapan tentu ada satu dua rupa santapan yang ia paling gemari, kalau itu adalah perbuatan Liok Koan Eng, sungguh luar biasa. Habis bersantap, ia kata: "Hiantee, nanti aku jalan lebih dulu, untuk mencari tahu."
Yo Kang menurut, ia membiarkan orang melarikan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kudanya seorang diri. Beruntun tiga perhentian telah dilewati, setibanya di Po-eng, tidak ada lagi penyambutan serupa itu.
Sengaja Kwee Ceng memilih penginapan yang paling besar serta minta kamar yang paling mewah juga.
Sore itu, selagi ia berada di dalam kamarnya, ia dengar suara kuda dilarikan, kelenengannya berbunyi nyaring. Penunggang kuda itu berhenti di depan penginapan, dia masuk ke dalam, dia lantas memesan makanan untuk besok, katanya untuk tuan Kwee dan tuan Yo.
Kwee Ceng telah menduga kepada Oey Yong, tetapi mendengar suara orang, ia heran juga. Ia girang sekali. Ia tak mau lantas menemui. Ia hendakmain-main. Maka ia menunggu sampai jam dua, diam-diam ia keluar dari kamarnya. Ia naik ke atas genting, terus ke kamarnya si nona. Tiba-tiba ia tampak bayangan orang berkelebat, malah ia kenali Oey Yong adanya.
"Heran, malam-malam begini ia hendak kemana?"
pikirnya. Ia membungkam, terus ia menguntit.
Oey Yong lari ke luar kota. Ia rupanya tidak tahu ada orang yang membayanginya. Ia pergi ke tepinya sebuah kali kecil. Dibawah satu pohon yangliu ia duduk numprah. Dari sakunya ia keluarkan serupa barang, terus ia buat main di tangannya, tubuhnya dibungkukkan.
Malam itu terang bulan, angin berdesir, meniup daun-daun yangliu dan juga ikat pinggangnya si nona. Air
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kali mengalir terus. Di sana sini terdengar suara rupa-rupa serangga.
"Ini engko Ceng".ini Yong-jie?" terdengar nona itu mengoceh sendirian.
Heran Kwee Ceng. Ia berindap-indap, menghampirkan ke belakang orang. Di bawah terangnya sinar
rembulan, ia melihat tegas dua buah boneka, satu laki-laki dan satu perempuan, keduanya gemuk dan
mungil. Itulah boneka buatan Bu-sek yang kesohor, ynag pun kesohor di Thay Ouw. Ia menjadi ketarik hatinya. Ia maju lagi beberapa tindak. Di depan boneka itu ada ditaruhkan beberapa mangkok dan cawan kecil, ynag berisi macam-macam bunga.
Kembali terdengar suara perlahan dan halus dari nona itu; "Mangkok ini engko Ceng yang dahar, cawan ini ilah Yong-jie. Semua ini Yong-jie yang masak sendiri.
Enak tidak?" "Enak! Enak sekali!" Kwee Ceng menyahuti.
Oey Yong terperanjat, ia menoleh dengan cepat. Lalu ia tertawa, memperlihatkan wajahnya yang manis.
Dengan gesit ia berlompat menghanpiri kepada anak muda itu.
Mereka lalu berduduk di bawah pohon di tepian kali itu.
Lantas mereka berbicara dengan asyik mengenai urusan mereka sejak perpisahan beberapa hari itu, tetapi yang mereka rasakan seperti sudah bulanan atau tahunan. Si nona saban-saban tertawa, hingga si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemuda menjadi berdiam saja. Katanya dalam hati:
"Yong-jie begini mencintai aku, kalau di belakang hari kita tidak hidup bersama, bagaimana rasanya?""
Ketika malam itu Oey Yong menceburkan diri, ia bersembunyi lama, sesudah menduga ayahnya telah pergi, barulah ia kembali ke Kwie-in-chung. Ia girang akan mendapatkan pemuda pujaannya itu tak kurang suatu apa. Ia menyesal juga ynag ia telah berlaku keras terhadap ayahnya. Ia terus menyembunyikan diri. Ketika besoknya pagi, ia lihat Kwee Ceng berangkat berdua dengan Yo Kang, ia lantas
mendahului, untuk seterusnya saban-saban ia
memesan barang makanan dan rumah penginapan. Ia tahu barang santapan yang digemari Kwee Ceng, selalu ia menyelipkan satu atau dua rupa. Tentu saja ia tidak tahu yang Kwee Ceng curiga dan lantas
mendahului, hingga ia kepergok. Tapi ini cuma membuatnya gembira sekali.
Asyik mereka pasang omong, sampai jauh malam, sampai si nona datang kantuknya, tanpa merasa ia kepulasan di pangkuannya anak muda itu. Kwee Ceng khawatir orang mendusin, ia tidak berani bergerak, ia diam menyanderkan diri di bongkol pohon yangliu.
Tanpa merasa, ia pun ketiduran.
Ketika itu ada di bulan keenam, hawa malam sejuk, sedang rembulan bercahaya terus.
Kwee Ceng yang mendusin paling dulu tatkala
kupingnya mendengar burung-burung berkicau,
membuka matanya, ia mendapatkan sang fajar sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mulai menyingsing. Ia pun dapat mencium
semerbaknya bunga-bunga. Oey Yong tidur nyenyak, napasnya berjalan perlahan.
Ia mengerutkan alisnya, tapi mukanya dadu, mulutnya yang mungil tersenyum, maka itu ia nampaknya manis sekali. Rupanya ia tengah bermimpi.
"Biarlah ia tidur terus, aku tidak boleh menganggunya,"
Kwee Ceng berpikir. Pemuda ini mengawasi muka orang, ia seperti mau menghitungi bulu alisnya yang bagus dari si nona itu tatkala mendadak ia mendengar suara orang lain, datangnya kira-kira dua tombak lebih di sebelah kirinya.
"Telah aku ketahui kamarnya nona Thia itu, ialah itu kamar di dalam taman yang letaknya di belakang rumah gadai Tong Jin," demikian suara itu.
"Baiklah, sebentar malam kita bekerja," kata suara lain, terang suaranya orang tua.
Mereka bicara dengan perlahan, tetapi di pagi yang sunyi itu nyata terdengarnya.
Kwee Ceng terperanjat. Ia lantas menyangka pada penjahat tukang petik bunga, yang gemar
mengganggu kesucian kaum wanita. Ingin ia melihat mereka itu.
Tiba-tiba Oey Yong mencelat bangun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engko Ceng, hayo tangkap aku!" katanya. Terus ia lari ke sebuah pohon besar.
Kwee Cneg dapat menerka maksudnya nona cerdik ini, ia lantas mengejar, malah sambil tertawa geli, bagaikan mereka itu tengah bermain petak. Hanya larinya mereka dibikin berat, seperti larinya orang yang tidak mengerti ilmu silat.
Dua orang itu terkejut, tidak mereka menyangka di pagi hari itu sudah ada orang lain di situ, bahkan dekat mereka, tetapi kapan mereka melihat dua muda-mudi, yang main lari-larian, mereka tidak bercuriga. Hanya karena itu, mereka lantas ngeloyor pergi.
Kwee Ceng dan Oey Yong melihat belakang orang, yang pakaiannya compang-camping, tanda dandanan pengemis. Mereka menanti sampai orang sudah cukup pergi jauh, si nona tanya si pemuda, apa maunya dua orang itu mencari nona Thia.
"Kebanyakan maksudnya tidak baik. Kita menolong orang, baik atau tidak?" kata Kwee Ceng.
"Memang baik sekali. Cuma kita tidak tahu dua pengemis itu orang-orangnya Ang Cit Kong atau bukan." kata si nona.
"Aku rasa bukan," jawab si pemuda.
Mereka lantas pulang ke penginapan untuk bersantap, habis itu mereka pergi pesiar, sampai ke kota barat. Di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
situ mereka mendapatkan rumah gadai Tong Jin, dengan huruf-hurufnya yang tinggi dan besar. Benar di belakang situ ada sebuah taman serta lauwtengnya yang tinggi, yang dialingi kere bambu bercat hijau.
Memandang lauwteng itu mereka tersenyum, lantas mereka berjalan terus, akan pesiar ke lain bagian kota.
Sorenya mereka pulang, untuk bersantap, akan
kemudian beristirahat di kamar masing-masing.
Lewat sedikit satu jam, keduanya keluar dari kamar, untuk lari ke kota barat. Mereka melompati taman, hingga mereka dapat memandang lauwteng dimana ada sinar api. Mereka terus naik ke atas lauwteng, akan menyangkel di payon, untuk mengintip ke dalam.
Hawa malam panas, jendela tidak ditutup. Apa yang mereka lihat membikin mereka terperanjat.
Di dalam kamar itu ada tujuh orang, semuanya wanita.
Seorang nona umur delapan atau sembilanbelas
tahun, yang cantik, lagi membaca buku di terangnya lampu. Mungkin dia si nona Thia, Thia Toa siocia yang dimaksudkan kedua pengemis itu. Enam lainnya
dandan sebagai budak, tetapi mereka pada mencekal senjata, tiga memegang golok sebatang, tiga lainnya masing-masing pedang, sepasang roda serta sebatang tongkat besar yang panjang.
Melihat keadaan mereka itu, Kwee Ceng dan Oey Yong mendugai si nona lihay. Sekarang keduannya berpikir lain. Hendak mereka menonton dulu. Mestinya ada apa-apa yang aneh mengenai si nona dan si pengemis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak lama mereka mengintai, mereka mendengar satu suara di luar pekarangan.
Oey Yong tarik tangan Kwee Ceng, buat diajak
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pedang Kunang Kunang 4 Kisah Para Penggetar Langit Karya Normie Jejak Di Balik Kabut 5
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama