Ceritasilat Novel Online

Pendekar Seribu Diri 4

Pendekar Seribu Diri Karya Aone Bagian 4


yang berserakan sebagai bukti kekejamannya. maka dari sejak
itu ia dipangggil dengan Iblis Pembunuh Raga.
"Cisss.....Itukah Sosok Ketua dari sepuluh perguruan merdeka"
sungguh memalukan, mereka malah membungkuk-bungkuk
dihadapan bocah bau kencur itu, Sungguh tak nyana orang212
orang yang berani menentang Panji Telapak Perak hanyalah
kumpulan bocah-bocah bau kencur" Dengus Iblis Pembunuh
Raga kepada kakek-kakek yang sedang melotot menyaksikan
Gadis-gadis cantik dari Rombongan Terakhir.
Kakek itu berwajah Kurus kering kerontang bagaikan
jerangkong, tubuhnya lebih mirip kerangka daripada seorang
manusia, diujung jari-jarinya mencuat kuku-kuku runcing warna
kehitam-hitaman. dilihat dari ciri-ciri kukunya dialah Ki seta atau
Iblis pemakan jantung. "Emch......daripada melihat bocah yang belum kelar nyusu lebih
baik kau lihat perempuan-perempuannya saja, kau lihat tubuhtubuhnya yang aduhai itu, hahaa apalagi jantungnya
sluuurrrppphh" Iblis Pemakan jantung ngiler, tetesan air
ludahnya bercucuran membasahi baju rombengnya.
Dilain pihak ada dua orang sosok manusia yang memandang
Tamu terakhir dengan kebencian. pula terdengar mereka
bercakap-cakap. "Guru, itulah Pemuda yang telah membunuh kakang Gandapura,
dan melukaiku dengan Ajian Birahi Kematian" Seorang wanita
berwajah pucat kepada seorang lelaki paruh baya yang
berwajah sangar dihiasi kumis yang melintang, dengan ciri
khasnya yaitu rambut berwarna merah yang tak lain si Iblis langit
selatan adanya. "Gerrr......" Ia menggeram. orang yang berada didekatnya
memperhatikan iblis Langit Selatan dengan heran...
Lalu, bagaimana dengan Golongan Merdeka" ya, tentu saja
mereka gembira, bagi mereka menjadi pusat perhatian dalam
tatapan kagum dan segan adalah hal yang langka. adalah suatu
keajaiban bila mereka masih hidup jika memiliki ilmu yang paspasan.
213 sebab Golongan hitam dan putih memusuhi mereka....lalu
Dimanakah mereka bisa berpijak" padahal jumlah mereka
tidaklah seperempat dari tiap golongan putih maupun hitam.
Mereka segera memasang gaya sok jagoan, ada yang tertawa
terbahak bahak.... juga ada yang sok acuh... kini hebohlah
seluruh barak.. baik dari golongan putih, merdeka hitam juga
beberapa prajurit PANJI Telapak perak pada berbisik-bisik.
Tapi, ada satu hal yang perlu diperhitungkan yakni semua
hadirin, bahkan beberapa petinggi dari Panji Telapak perak baru
pertama kalinya melihat sosok-sosok dari para penggetar langit
dan bumi persilatan khususnya bumi pertiwi tanah Jawa.
Mau tak mau mereka mengkaji ulang pikiran-pikiran mereka
yang menyatakan bahwa dalang dari mereka adalah kaum tua.
Para pemuda maupun pemudi melotot menyaksikan kehadiran
Tamu terakhir dengan Tajam. suara Suitan, Rayuan, sindiran,
ajakan maupun yang lainnya bersahut-sahutan memecah
kegaduhan yang ada. ditambah jeritan-jeritan histeris gadisgadis muda, bagaimanapun Ksatria Satwa Khususnya adalah
sosok-sosok pemuda pemudi yang memiliki kelebihan dalam
fisik. Wanita mana yang tak histeris bila menyaksikan Si Ular bermata
seribu" apalagi sekarang harus menyaksikan beberapa pemuda
tampan yang berpenampilan sama"
Gilakah dunia" apakah memang didunia ini harus tercipta orang
yang dapat menggegerkan Dunia hanya bermodalkan tampang"
mau tak mau hari ini harus terjadi juga.
"Oh keindahan kau datang memberi sejuta kenangan
meninggalkan segala Penderitaan"
214 "Khiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.........." Jeritan melengking
menembus langit seakan ingin mengoyak-ngoyak bumi dari arah
panggung. ternyata yang berteriak adalah pembawa Acara yang
tadi mempersilahkan hadirin.
Semua hadirin terkejut, dari jumlah manusia hampir mencapai
dua juta itu serempak duduk bersila dan mengerahkan tenaga
dalam , hanya beberapa orang saja yang tak terpengaruh
dengan teriakan itu, termasuk rombongan dari Tamu terakhir
yakni Aram widiawan dan Kawan-kawan.
"Tampaknya mereka tak lagi dapat bersabar,...." Berkata
Seorang wanita muda dengan tahi lalat didagunya, diantara
semuanya mungkin dialah yang paling seronok pakaiannya.
bagaimana tidak" dengan percaya dirinya Ia memakai jubah
tanpa pakaian lagi didalamnya, jubah kancing kesatu dan
keduanya tidak dikancingkan, sehingga tonjolan didadanya
mengintip malu malu. jubahnya lumayan panjang hingga
menutupi lututnya, tapi gilanya jubahnya itu terdapat belahan
sampai lima jari dari pangkal paha. dia bernama kenanga ketua
dari partai kupu-kupu malam.
"Haha..... mungkin kau benar sayang.." jawab seorang pemuda
tampan berbaju merah darah dengan kipas ditangannya, dia
bernama Eka Purnama, ketua dari partai Naga Darah Biru"
Ucapan mereka terputus karena tiba tiba mereka mendengar
logat gaya bicara yang mereka kenal.
"Selamat Tinggal, Semoga Arwahmu dialam baka bahagia
menjadi darah Pertama dilembah kematian ini" Terdengar
Gumaman dari bibir Seorang pemuda yang sedari tadi
memejamkan mata. dilehernya tersampir bulu rubah yang masih
utuh, sekilas bulu rubah itu seakan rubah asli yang sedang
melilit dilehernya. 215 Bulu rubah itu, ia dapatkan dari Anak buahnya yang bernama
Rival ketua dari Partai Harimau Niaga. Sehari sebelum memulai
berangkat ke Lembah Kematian.
Teman-temannya yang sedari tadi diam terheran-heran apakah
yang ia maksudkan, namun kebingungan mereka tak lama
karena mereka dibuat mengerti juga.
"Aaaakkkhhhhh" Jeritan melengking menyayat dari barak
Golongan hitam. semua Orang terkejut, ketika berpaling mereka
melihat pemandangan yang paling mengerikan. bagaimana
tidak" Sesosok tubuh mungkin perempuan jika dilihat dari lekukan
tubuhnya sedang bermandi darah dari tiga belas lubangnya.
(mata, hidung, telinga, puting susu, mulut, pusar, kemaluan,
anus dan pori-pori)tubuhnya mengeluarkan darah bagaikan air
mancur, sebagian orang meski menyingkir tapi masih ada yang
terkena percikan darah itu.
Sungguh kematian yang menggenaskan. hebatnya sosok
perempuan itu, meski kesakitan atau merenggang nyawa tapi
tak setitikpun berpindah atau berubah dari posisinya.
Siapakah sosok perempuan itu" tentu anda sekalian masih ingat
dengan Sosok perempuan yang bernama Cintamani bukan"
Kala itu, Cintamani sedang bisik-bisik dengan Iblis Langit
Selatan. Namun mendadak cintamani berdiri terbawa reaksi dari
aliran darahnya. yang terheran-heran tentu adalah Iblis Langit
sendiri. Ketika ia berdiri itu, darah tiba-tiba menggumpal
ditenggorokannya, Cintamani Gugup cepat ia salurkan tenaga
dalamnya, kali ini ia benar-benar mati kutu, Sebab tenaga
dalamnya bagaikan melemparkan batu ditengah samudra.
HILANG..... 216 Tak berselang begitu lama, darah tiba tiba mengucur deras
seperti pancuran dari ketinggian, seluruh Pori-Pori kulitnya
mengeluarkan darah, juga lobang lobang lainnya tak
ketinggalan. Melihat kematian Murid yang tinggal satu-satunya itu, Iblis Langit
Selatan gusar bukan kepalang, Apalagi kematian muridnya itu
berada didepan matanya sendiri tanpa ia sedikitpun dapat
menolong. segera ia menjejakan kaki ditanah dengan ringannya
ia melambung tujuh delapan tombak diudara, setelah menginjak
tanah seperti Angin saja ia melesat menuju barak golongan
merdeka. Set.... Iblis Langit Selatan, melesat menuju tempat duduk
Seorang pemuda Berjubah coklat dengan peralatan kulit rubah,
tidaklah susah mencarinya karena ia memiliki ciri-ciri khas yang
sangat mencolok. Namun niat itu, harus ia urungkan sebab seseorang telah
menghadang didepannya. ketika ia perhatikan ternyata seorang
kakek tua dengan dandanan super aneh, bajunya terdiri dari dua
warna, kanan terbuat dari kain sutra berwarna biru, sementara
yang kiri terbuat dari karung goni berwarna coklat.
Celananya juga terdiri dari dua jenis, kiri pendek dan kanan
panjang. . . didunia ini tak ada seorangpun yang memiliki ciri
demikian selain si sinting dari Timur Ki Asmaradanu.
"Ayah angkat... biarkan Tuan Rumah yang mengurusnya,
bagaimanapun mereka takan membiarkan dia berulah
semaunya sendiri didalam acara mereka sendiri.". Pemuda itu
mencegah, jika hanya berbicara untuk didengar sisinting dari
timur saja, mungkin Kaisar Iblis akan membiarkan mereka
bertarung kemudian memetik keuntungannya.
Tapi, saat ini lain meski suaranya seperti dikeluarkan dengan
217 perlahan namun suaranya begitu menggaung-gaung ditelinga
orang, meski jaraknya ratusan bahkan ribuan tombak. yang mau
tak mau harus membuat kaisar iblis bertindak mencegah.
Dengan diawali geraman laksana singa kelaparan, Kaisar Iblis
membentak. "Berhenti...!" Suaranya laksana guntur disiang bolong, burung
burung terbang ketakutan. Para hadirin dipaksa kembali harus
menahan sakit telinganya dengan mengerahkan segenap
tenaganya. Iblis langit selatan tertegun, dengan mata yang nyalang seakan
ingin menelan sosok pemuda yang sedang asyik bersantai tanpa
mempedulikan suasana disekitarnya Ia berputar arah kembali
ketempat dimana ia duduk semula.
"hhahaha.....Siasat yang bagus rubah cilik" Ki Asmaradanu
tertawa terbahak bahak. "Hanya siasat kecil Ayah" Aram tersenyum pada Ki Asmaradanu.
Bagaimanakah ceritanya sehingga Kiasmaradanu menjadi Ayah
Angkat dari Aram" Ak ulah Sang Pangeran Dilahirkan Oleh bumi Akulah Sang Pangeran Dibesarkan Oleh langit, Panas dan dingin akan menjadi satu
Suara Tembang tak jelas judul maupun nadanya berkumandang
disebuah atap bangunan kuno, mengusik tiga orang pemuda
berjubah coklat yang berjalan disamping bangunan itu.
218 "Orang Gila mana yang menyayi tak jelas juntrungan ini, masa
panas dan dingin menjadi satu, jadi hangat dong....." Gerutu
Seorang pemuda berjubah coklat dengan peralatan kulit beruang
kepada teman yang berada disampingnya.
"haha...kau bodoh Jempana bukan kah itu sudah jelas Orang
Gila dari bangunan kuno, jelas-jelas suara nyanyiannya dari
sana" Pemuda berjubah coklat dengan peralatan kulit buaya
berseloroh, pemuda itu tak lain adalah Amuk samudra si Ksatria
Buaya. Tapi tidak dengan orang yang satunya lagi ia merenung,
Pemuda itu berjubah coklat dengan peralatan Rubah sebagai ciri
khasnya. ia menghela nafas dalam-dalam lalu ikut
bersenandung. "Sungguh mengerikan apabila telah menjadi satu"
"satu adalah sumber"
"sumber adalah kekuatan"
"kekuatan adalah kosong"
"kosong adalah diam"
"lalala....Akulah Sang Pangeran....."
Begitulah tembang itu saling bersahut-sahutan. ketika ucapan
terakhir selesai diucapkan
Wushhh.... suatu sosok bayangan menghadang didepan
mereka., hampir saja Amuk Samudra dan Jempana tertawa
terpingkal-pingkal melihat dandanan orang itu.
Ternyata yang datang adalah seorang kakek tua dengan
dandanan super aneh, bajunya terdiri dari dua warna, kanan
terbuat dari kain sutra berwarna biru, sementara yang kiri terbuat
dari karung goni berwarna coklat.
Celananya juga terdiri dari dua jenis, kiri pendek dan kanan
panjang. . . 219 "Siapa gerangan engkau adanya kakek?" Pemuda berjubah
coklat menjura penuh penghormatan.
Sikakek tertegun, ia terharu baru kali pertamanya ada orang
yang menghormatinya sedemikian rupa.
"Siapa kau Anak muda?" Sikakek balas bertanya.
Pemuda itu sama sekali tak tersinggung dengan kelakuan
sikakek yang balik menanya, ia malah tersenyum... senyum
yang indah bak bunga yang sedang mekar... begitu mengikat
malah mungkin lebih indah dari senyuman wanita, terbukti
dengan terpesonanya ketiga lelaki yang kebetulan
memandangnya. Semua hening diam,... tak berselang begitu lama Kakek Aneh itu
tersadar, cepat ia mengerahkan segenap tenaga dalamnya..
namun naas, tak setitikpun tenaga dalamnya mampu menahan
gairah untuk ikut tersenyum dari pemuda itu.
Ia penasaran, dikerahkannya lagi tenaga dalam yang ia miliki
sampai tubuhnya gemetaran. . keringat berketel-ketel
membasahi dahinya. Pemuda itu berhenti tersenyum, ia menunduk, menunduk sangat
dalam, tik.... butiran air mata membasahi permukaan bumi.
Entah bagaimana caranya, ketiga orang yang masih terbuai
degan senyuman itu, tiba-tiba menangis,... bukan hanya
menangis keluar air mata, tapi... menangis tersedu-sedu,
mereka tak mengerti mereka menangis karena apa, yang jelas
dari lubuk hati terdalamnya tiba-tiba menyeruak kesedihan yang
begitu mendalam. Pemuda itu sadar, ia membuat orang yang berada
disekelilingnya ikut menangis gara-gara ulahnya. ia angkat
wajahnya. tangannya bergerak perlahan membasut air mata
yang ada dipelupuk matanya.
220 "Saya Aram Widiawan Kek...!" Jawabnya sembari tersenyum
penuh persahabatan.. bahkan lebih dari itu... mungkin itu adalah
senyum kekeluargaan. senyum yang hanya dimiliki oleh seorang
anak kepada ayahnya.

Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Darimana kau tahu tembang itu, anak muda" Sikakek bertanya
setelah berhenti dari tangisnya.
Aram tertegun, ia ingat kematian orang tuanya yang
menggenaskan,.... kehidupannya yang harus terlunta-lunta
dipermainkan nasib. Aram tak menangis, karena jika menangis itu hanya akan
membuat ketiga orang itu akan ikut menangis jua. Ia tersenyum
getir, tapi ia kecele... gara-gara ia tersenyum getir, ketiga orang
itu bagaikan dilemparkan kejurang derita, penderitaan yang
selama ini tertuang dalam penderitaan Aram, ikut tertumpah
ruah kedalam hati mereka. tapi, itu tak lama...
Sebab tiba tiba mucul semangat yang menggelora.. semangat
yang mampu mengangkat gunung sekalipun. semangat mereka
bagaikan bara yang menggolak, bagaikan lahar yang
menggelegak seakan ingin meraih angkasa.
"Mendiang orang tuaku Kek...." jawab Aram dengan semangat
api. ia sadar, tenggelam terus dalam kesedihan takan
membantunya bangkit. ia tahu.. hidup itu seperti
PEMERKOSAAN. suka gak suka, mau gak mau, siap gak siap
harus tetap DINIKMATI. Kakek itu termangu-mangu "Kau ternyata sependeritaan
denganku Anak muda..... sebaiknya kita duduk mencari tempat
untuk bercakap-cakap" kakek itu berbalik meninggalkan tiga
anak muda yang sedang dilanda perasaan masing-masing.
"Kalian berdua, carilah makanan untuk sarapan siang.." Aram
memerintah dua anak muda yang mematung dilanda gelora
221 semangat. Tanpa menunggu keduanya menjawab, Aram segera beranjak
mengikuti Kakek-kakek yang pergi menuju Arah bangunan kuno.
"Duduklah......." Kakek itu mempersilahkan Pemuda berjubah
coklat yang membuat hatinya lain dari yang lain. sampai-sampai
kegilaannya juga ikut berhenti.
Aram segera menuju tempat yang disediakan oleh sikakek,
tanpa basa-basilagi ia duduk ditempat yang berdebu itu.,
"Namaku Asmaradanu...tap"
"Saya sudah tahu, itu bukan nama asli kakek...." Aram menyela.
yang membuat si Kakek melengak.
"Saya juga tahu, kakek bukanlah berdarah manusia biasa.,
Setidaknya kakek berdarah Seorang Pangeran..."
Keduanya diam... tak ada kata, tak ada gerakan, kakek itu
memperhatikan wajah Aram yang tenang bagaikan lautan...,
dalam hatinya ia berfikir, "bocah ini benar-benar tindak lakunya
selalu berubah-rubah... , sebentar gembira, sebentar murung,
sebentar sedih, sebentar tenang..., sungguh aneh, pengetahuan
dan kecerdikannya sungguh luar biasa, aku rasa dia hanya
menggabungkan informasi dari tembang yang kunyanyikan dan
saat aku memperkenalkan diri dengan ragu, luar biasa...sungguh
luar biasa...". Langkah kaki terdengar beriringan mengusik kebisuan diantara
dua sosok manusia yang duduk berhadapan.
"Ketua, kami datang...." dua sosok bayangan berjubah coklat
tiba dihadapan kedua orang yang saling membisu. Tanpa
banyak cakap segera mereka membuat api sementara yang
satunya menusuk Rusa yang cukup besar yang telah dikuliti.
222 Empat sosok manusia berdiam diri menghadapi api yang
menjilat jilat seonggok daging rusa yang cukup besar.
"Fyuhhh......" Helaan nafas berat terdengar dari Kakek yang
mengaku bernama Ki Asmaradanu.
Sebenarnya dalam dunia persilatan siapakah yang tak mengenal
Ki Asmaradanu... Ialah Sisinting dari Timur, seorang datuk dari
wilayah timur. "Nama Asliku Raden Angkasa Puja Batara," sikakek membuka
percakapan. Aram diam saja dan menatap wajah sikakek
dengan penuh penghormatan.
Sementara, Amuk Samudra dan Jempana tersenyum geli,
bagaimana seseorang yang berpenampilan gila gembel begitu
bergelar seorang Raden. apa bukan membual besar, pikir
mereka.... "Aku dilahirkan oleh bumi, dan dibesarkan langit...., pada masa
muda aku hidup terombang-ambing oleh harta dan pangkat...,
waktu itu aku bergelar Pangeran Pengemis... aku memiliki
seorang istri secantik bidadari, dan aku hidup dengannya
dengan rukun dan bahagia..., ilmu silatku sangatlah tinggi..
dengan dibekali kecerdikan yang tiada batas... Pada suatu hari,
aku berjumpa dengan seorang manusia dengan kecerdikan
laksana rubah.... Dialah Sirubah Seribu Wajah... Ketika kami
bertemu, entah mengapa kami saling tertarik satu sama lain...
kami akhirnya bertarung kecerdikan dan diakhiri dengan
persahabatan. beberapa bulan kami bergaul, akhirnya kami
sepakat untuk membuat sebuah ilmu silat yang kemudian
disimpan dalam sebuah ilmu sastra."
Kakek itu diam, ia mengenang masa mudanya, masa ia berjaya
dengan segala kelebihannya.
"lalu bagaimana tanggapan kaum persilatan..." Aram bertanya
223 menghentikan lamunan Sikakek.
"Banjir darah" Aram adalah seorang yang diberitahu satu tahu tiga, empat
bahkan lebih. hanya berdasarkan kata kunci "Banjir Darah" ia
paham dengan apa yang terjadi. lain halnya dengan dua orang
yang lain..... hanya satu yang mereka Pahami.. Kakek itu GILA
atau, tidak waras... mengenai ketuanya sedari dulu mereka
mengerti, bahwa ketuanya emang sedikit kurang normal.
"Lalu bagaimana mengenai akhir kisahnya?"
"Mereka Mengamuk...... sampai-sampai mengorbankan Sirubah
seribu Wajah sebagai kambing hitam dari kisah berdarah itu,..."
"Maksud kakek, kitab yang mereka dapatkan isinya adalah
sebuah kemustahilan."
"Benar...., memanglah benar,"
"Lalu bagaimana kondisi akhir kakek sekeluarga dan Ki Pandu
Permana." Wajah Ki Asmaradanu pucat, tertegun bagaimana mungkin anak
semuda Aram dapat mengetahui nama asli dari Sirubah Seribu
Wajah. jangankan Anak seusia dia, Orang yang berusia enam
atau tujuh puluh tahunan juga jangan harap mengetahui
namanya. Memanglah pada masa mudanya Sirubah Seribu wajah tidaklah
ada yang mengetahui namanya selain orang yang paling dekat
dengannya. "Darimana kau tahu nama lengkap dari sahabatku itu?" dengan
gemetar Ki Asmaradanu menunjuk dahi Aram....
Aram tak menjawab. Ia malah berdiri Lalu menyembah..
"Ananda menghaturkan sembah untuk Ayah Angkat..."
Jangankan Ki Asmaradanu yang terperanjat Amuk Samudra dan
Jempana juga terjengkang akibat merasa kaget. "Pana,
224 Sepertinya sifat gila ketua sedang kumat,..." bisik Amuk
Samudra kepada Jempana yang masih shock.
"Apa Maksudmu Anak muda..." disela-sela kekagetannya Ki
Asmaradanu bertanya. "..............." Aram diam membisu.
" Alis ki Jempana mengangkat.. dilihatnya pemuda itu masih
dalam keadaan bersujud... cepat ia beranjak dan
membangunkan pemuda itu. Setelah bangun Aram segera menjawab.
"Mendiang Guru berpesan dalam sebuah kitabnya yang terakhir
yaitu kitab AKU MENGHILANG DATANGLAH TENANG AKU
MUNCUL DATANGLAH DARAH. . . . menjelaskan bahwa bagi
siapapun yang menjadi muridnya hendaklah memanggil ayah
kepada salah seorang sahabatnya yang ikut menyelesaikan
kitab penyatuan. dan kini aku telah menemukannya" Aram
menjelaskan. "Mendiang.....Apa dia telah wafat?" Ki Asmaradanu memegang
dada Aram. Aram mengangguk dan menjelaskan tentang kondisi dalam
jurang., Kakek itu menangis memeluk dada Aram, ia menangis
menggerung-gerung seperti bocah yang tak disusui ibunya.
Aram biarkan Kakek itu menangis, ia paham.... menghentikan
pun bukanlah sesuatu yang bagus.... ia malah bersenandung
seperti seorang anak kecil
Menangis bukanlah hal yang memalukan
bukan hanya wanita yang bisa menangis
lelakipun mampu lelakipun bukanlah seutas baja
225 biarkan tangis meledak biarkan ia membawa kesedihanmu
Tangis bukanlah Sifat pengecut
Menangislah sebelum engkau ditangisi
Setelah berhenti, kakek itu tersenyum.... mereka bercakapcakap riang hingga malam menyapa bumi.
......................................
Pembawa Acara yang melihat hadirin tenang, tiba-tiba ia mulai
angkat bicara. "Para Pendekar sekalian, tetamu dan saudara-saudari sekalian
yang terhormat, Atas nama perkumpulan Panji Telapak Perak
kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran saudara-saudari
sekalian pada malam peresmian berdirinya perkumpulan Panji
Telapak Perak, Perkumpulan yang akan merajai dunia
persilatan." Berbagai tanggapan dalam hati para tokoh yang memenuhi
lapangan. Ada yang diam merasa geram dengan kecongkakan
Perkumpulan Panji Telapak Perak. Ada pula yang tersenyum
sinis dalam hati dan menganggap hal itu hanya suatu gertakan
kosong untuk memamerkan kekuatan Perkumpulan Panji
Telapak Perak. "Para Pendekar dan tetamu sekalian, Kaisar Iblis, Kaisar dari
Perkumpulan Panji Telapak Perak dan Kaisar kita semua telah
menurunkan titah bahwa nanti pada tengah malam dikala bulan
purnama berada di tengah langit, akan diadakan sembahyangan
suci untuk meresmikan berdirinya Perkumpulan Panji Telapak
Perak". Berhenti sejenak pengara itu berseru pula.
"Berdirinya Perkumpulan Panji Telapak Perak akan merupakan
226 berkah bagi kaum persilatan khususnya dan umat manuasia
umumnya.. Perkumpulan Panji Telapak Perak tak mempunyai
tujuan lain kecuali akan mempersatukan kaum persilatan yang
sepanjang abad tak pernah mengeyam ketenangan dan
kebahagiaan. Di bawah panji Perkumpulan Panji Telapak Perak,
dunia persilatan akan membuka lembaran sejarah baru. Semua
kaum persiltan tanpa membedakan aliran, daerah, perguruan
dan tujuan, akan dilebur dalam satu wadah "
Kembali pembawa Acara itu berhenti sejenak untuk mencari
tahu sampai dimanakah tanggapan para hadirin atas pidatonya
itu. Memanglah terdengar suara berisik dari para hadirin. Suara itu
terdengar gaduh, sehingga sukar didengar jelas maksud dari
ucapan itu.. Kebanyakan suara itu bernada geram dan
bersungut-sungut penasaran.
Setelah membiarkan suara itu bergemuruh beberapa waktu,
pembawa acara itupun berseru keras.
"harap tenang,.... !"
Seperti disihir saja, hadirin kembali tenang... dilain pihak Kaisar
Iblis yang sedari muncul tak pernah lepas memandang seorang
pemuda berjubah coklat yang dilehernya tersampir Kulit rubah
entah berapa kali wajahnya harus berubah....
Ia heran, bagaimana mungkin seorang manusia apalagi seorang
pemuda belia macam dia harus memilki mimik wajah yang
begitu luar biasa.. hakikatnya memang pemuda itu sejak duduk
dibaraknya sampai sekarang belum pernah merubah parasnya...
begitu tenang bak lautan yang dalam.
"Pemuda itu sepertinya memang memiliki pegangan yang kuat..
benar-benar lawan yang patut diperhitungkan." pikir Kaisar iblis
dalam hati. 227 "Shuuiitsss..... suara suitan bergema disebuah lembah yang
panas dibakar birahi. menghentikan tarian dan nafsu yang
bergolak dalam tubuh hadirin.
Seruan kaget, tertegun, marah tangisan dan sebagainya
bersahut-sahutan dimana-mana. Kaum golongan putih benarbenar marah, terutama para gadis dan pemuda yang kehilangan
keperawanan juga keperjakaan. mereka menjerit histeris sambil
merapikan baju-baju yang berserakan tak karuan. para gadis
bukan janda juga bukan tidaklah terlalu memperhatikan kejadian
barusan, mereka segera memakai pakaiannya dan pindah
tempat. Para Golongan Hitam tidaklah ambil pusing, kejadian barusan
malah mereka jadikan sebagai ajang salam perkenalan, lagipula
kejadian itu tidaklah merugikan mereka.
"Bangsaat...." hiaattt" terkutuk tigapuluh orang pemuda dan
pemudi menerjang sisi panggung dimana kaisar iblis berada.
namun, naas bagi mereka, "AAKkkkkkkkkhhh..........." ribuan
anak panah melesat dari langit merajah mereka.
Dalam hitungan seratus, tubuh mereka telah berubah menjadi
hitam lalu mencair, nyata sekali panah-panah itu mengandung
racun ganas. Setelah Para penari telanjang turun kembali ke tempatnya. Luyu
manggala segera bertanya.
"Ketua...ini.."
"Itu adalah tarian iblis perangsang berahi..., mengapa kalian tak
terkena efeknya tak lain karena aku menggunakan Ajian Suci
tentram" Aram menjawab tegas memotong pertanyaan Luyu
Manggala seakan mengetahui apa yang akan ditanyakan Luyu
Manggala atau biasa dipanggil Kerbau Manggala itu.
Ki Asmaradanu tersenyum, kekagumannya terhadap kecerdikan
228 dan kepekaan perasaan anaknya kini bertambah satu tingkat.
Aram berpaling, dilihatnya empat orang insan manusia dalam
keadaan seperti ini malah sibuk bertatapan mesra, yang pertama
adalah Angkara dengan seoang Gadis jepang yang bernama
Yumi. dan yang kedua adalah Ryusuke dengan Gadis dari tanah
Antah berantah yakni Jelita Indria adanya, dilihat dari tatapan
matanya Aram tahu bahwa mereka sedang mengingat apa yang
terjadi diantara mereka. Benarkah demikian" kita bahas dulu apa yang sedang terjadi
diantara Angkara dengan Yumi.
Pada saat Para gadis itu menari, seperti halnya diceritkan dari
awal Angkara begitu antusias menyambut tarian itu. namun ia


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

harus menghentikan ulahnya karena ia melihat seorang gadis
yang melotot marah kepadanya. mereka saling bertatapan tibatiba wajah Yumi memerah, Angkara tertegun bingung... setelah
berpikir sebentar ia akhirnya mengerti, ia ingat kejadian pertama
kalinya mereka bertemu. Waktu itu, ketika mereka habis makan siang setelah pertarungan
dengan para yoninshu Yumi beranjak meninggalkan Angkara,
Ryusuke dan Jelita Indria bertiga. Angkara dan Ryusuke
berpandangan setelah diam sesaat Angkara segera menyusul
Yumi. Dengan mengandalkan kecepatan gerak Selaksa Rubah
menjadi bayangan Angkara dapat menyandak yumi yang sedang
berjalan sambil melamun. "Kau mau kemana Yumi..." Angkara menegur yumi yang sedari
tadi masih belum merasa diikuti.
"Ekh...akghhh...Anu..." Yumi salah tingkah.
"Boleh kutemani..." Angkara menawarkan diri. yumi melenggong
tak menyangka, setelah berpikir akhirnya.
229 "Boleh...." jawabnya kikuk.
Sambil bercakap-cakap keduanya berjalan mengikuti garis
rerumputan yang tersibak membentuk sebuah jalan setapak.
hingga mereka berhenti di sebuah air terjun setinggi dua puluh
tombak. Gemerisik air mendendang bak musik yang mendawai asmara,
airnya jernih bak cermin dari swargaloka. tebing-tebing tinggi
mengelilingi tempat itu, dihiasi dengan akar-akar beringin yang
merambat.burung-burung berkicau riuh rendah bernyayi-nyanyi
riang. "Humzz..... Indah sekali tempat ini Kanda." Yumi berkata reflek.
Kanda panggilan sederhana namun memiliki makna yang begitu
indah ditelinga hati maupun batin. mendesir indah perasaan
Angkara. "Tapi tak seindah dirimu dinda..." jawab Angkara Gombal.
Wanita memang makhluk yang terkadang berpikiran bodoh,
meski ia tahu bahwa itu adalah gombal belaka, namun ia malah
senang digombalin...begitu juga dengan yumi. hatinya
menggelora menuntut sesuatu yang akan mengisi relung-relung
jiwanya. "Air ini begitu jernih..."
"Namun tak sejernih matamu..."
"dengarlah, kanda... nyanyian burung itu begitu merdu.."
"Masih kalah dengan suara merdumu Dinda yumi.."
"lihat akar yang menjalar itu, kanda...., begitu indah menghiasi
tebing itu..." "Masih belum sadarkah engkau dinda, bahwa jalur akar cintamu
telah menjalar didalam relung jiwaku menghiasi hati ini" Angkara
menyentuh dadanya. "Aishiteru...Angkara"
230 "Apa" Ala Siraru" dengan berlagak konyol Angkara menjawab
tak mengerti. "Hihi....Apaan tuh Ala Siraru"... Aishiteru artinya aku
mencintaimu kanda..." merah muka Yumi.
"Oh alapuyuh tu...."
"Apaan tuh Alapuyuh tu kanda?" Yumi mengerutkan kening....
"haha...aku mencintaimu juga dindaku.." dengan tertawa
kemenangan Angkara menjawab.
"Bahasa daerah mana itu kanda?"
"Hehe... ketika aku sedang berada dikedai aku menndengar
orang yang berambut keemasan menyatakan cinyanya.. nah, dia
mengatakan Alapuyuh....dan perempuannya menjawab
Alapuyuh tu.." "Khihihih.... " dengan cekkikikan Yumi tertawa.
"Mengapa kau tertawa dinda?""
"Kau yang salah tanggap Kanda, yang mereka katakan itu I love
You, dan I love You To...bukan Alapuyuh dan Alapuyuh tu
hihi...." "Ohhh...." Angkara kikuk....
Gemericik Air terjun membasahi Wajah Dua Insan yang sedang
asyik memadu cinta... mereka berpandangan dengan saling
berpegangan tangan, perlahan entah siapakah yang memulai
bibir mereka bertemu dipertengahan jarak, keduanya saling diam
membisu, keduanya menahan nafas dalam-dalam, keduanya
membuka bibir, kini keduanya saling jilat dalam sebuah
kuluman..., bergulat mencari kenikmatan dari setiap sentuhan.
"Sudahlah kanda, aku gerah mau mandi..." Yumi melepaskan
kuluman bibir Angkara dan menjawab dengan nafas tersenggalsenggal.
231 Tanpa menunggu jawaban dari Angkara, Yumi segera
melepaskan pakaian sekaligus dalamannya. tubuh mulus putih
khas Asia kini terpampang didepan Angkara. meski hanya dari
belakang, angkara sudah merasa jantungnya copot.
Yumi turun keair yang jernih dan berbalik....
"kau mau mandi bareng kanda.." Yumi mengajak.
Angkara semakin melongo, meski tubuh yumi terendam air, tapi
masih jelas terpampang sebab airnya begitu jernih.. mendengar
yumi mengajak mandi bersama. Seperti kambing congek
Angkara berjalan hendak turun keair namun ia membatalkannya
sebab yumi mencegah. "Tunggu, kau mau mandi denngan berpakaian seperti itu kanda,
" dengan gemas yumi mencegah.
Angkara bagaikan tersadarkan segera ia melepaskan
pakaiannya dengan hati-hati.
"Akhh" Begitu melihat Tombak penembus rimba milik Angkara
tak tahan lagi Yumi berseru kaget, "Woouw, Besar sekali tombak
milikmu kanda!" Angkara Tersenyum, ia berjongkok didepan Yumi. tanpa malumalu yumi yang sudah dibakar birahi segera mengambil tombak
itu. dan menciuminya seperti gula.
Kenikmatan yang luar biasa membuat Angkara mendesis lirih,
badannya ikut gemetar keras.
selang berapa lama Angkara mencabut tongkat itu, tetesan
cairan bening ikut mengucur dari ujung tombaknya itu.
"Kau sudah pernah melakukan ini sebelumnya Dinda?" Angkara
bertanya sambil turun keair dan memeluk tubuh Yumi. yumi tak
menjawab, ia hanya menggeleng lemah sambil mendesis....
karena ia merasakan pantatnya ada yang meremas....
Cupp.... Angkara menciumi tubuh yumi, dimulai dari kening, pipi,
232 mulut leher dan turun kebawah hingga mencapai bukit
berpuncak kemerahan,.... meski baru kali pertamanya Angkara
maupun yumi melakukan perbuatan yang seharusnya dilakukan
suami istri itu... namun nafsu telah menuntunnya, dengan
mengandalkan naluri mereka bergerak secara alamiah.
Angkara bukanlah orang dari golongan Putih, ia tak
mempedulikan bahwa hal yang dilakukan ini merupakan hal
yang tabu bagi golongan putih.
sementara Yumi, dinegaranya hal seperti ini bukanlah hal-hal
yang sangat tabu, ia belum pernah melakukan hal seperti ini
juga karaena dia belumlah pernah berpacaran saja.
"Shhtt...Akh...Akh..." Desahan memburu dari dua insan yang
sedang bergumul itu selaras dengan suara gemericiknya air
terjun. Tangan Angkara tidaklah diam, tangan itu sibuk belai ini belai
itu.. membuat Yumi semaki menggelinjang-gelinjang.
"Srettt....Aakkkkkkhhh" lenguhan panjang terdengar dari mulut
seorang perempuan cantik berwajah oriental yang sedang
berada dalam pelukan angkara, sepertinya ia sudah mencapai
npuncak pertamanya. "Kau,....kurang ajar kanda...tanganmu begitu nakal" Dengan
genit dibuat-buat Yumi menggoda Angkara.
Angkara malah menjawab yang tak ada huibungan sama sekali
dengan pertanyaan yumi. "tahanlah dinda,"
Yumi tertegun tak mengerti, ia merenung dan akhirnya
mengangguk.. sepertinya ia tahu apa yang diinginkan kekasih
dambaan hatinya itu. "Srettt "Akhhh Pelan kanda.." setitik air mata menjatuhi pipi yumi.
wajahnya meringis sepertinya ia kesakitan. selang beberapa
233 saat sepertinya rasa sakit itu telah menghilang terbukti dengan
wajahnya yang berubah rilek.
"emhh...Akh..akhh..."
Angkara merasakan tombaknya dijepit dua bilah jurang yang tak
berpangkal segera mengggoyangkan badannya berulang kali,
semakin lama tusukannya makin tajam dan kuat, sebentar ia
menusuk sebentar mencabutnya lagi, kemudian menusuk sambil
memuntir, sebentar kemudian dia menekan sambil
menggesek.... beberapa gebrakan kemudian yumi sudah mendesis sambil
merintih,mukanya merah padam karena rangsangan birahi.
"Oooh ... aaaah ... aduh ... aaaah ... Kanda Angkara.."
Peluh telah membasahi seluruh tubuh Yumi, tapi badannya
masih bergoyang terus tiada hentinya. mereka bertempur
semakin seru, hingga pada suatu saat....
"Emcchhh...Akkhhhh" keduanya berteriak melengking lalu
keduanya terkulai lemah bersandar pada batu.
Cairan putih kemerah-merahan sudah meleleh keluar dari
sebuah jurang didalam hutan rimba milik yumi,
"Terimakasih dinda...." Angkara Mencium kening Yumi yang
dibalas dengan kecupan mesra.
Keduanya lalu membersihkan diri, mereka naik kedaratan dan
mengulangnya lagi mengulangnya lagi sampai lima kali
bertarung, pada pertarungan terakhir keduanya telah terbiasa,
keduanya telah mampu saling memahami apa yang diinginkan
masing-masing. Angkara segera berbaring di batu sungai yang lumayan lebar
sambil menyelonjorkan sepasang kakinya.
Yumi menarik napas panjang, tubuhnya segera ditekan ke
bawah. 234 "Sreetttt!", hutan rimbanya mampu melenyapka tombak hitam
yang berdiri kekar Kontan saja Angkara menjerit, "pelan, sayang!"
Saking nikmatnya dia mulai gemetar keras.
Yumi tak mempedulikan ocehan Angkara, segera iamenaik dan
menurunkan tubuhnya secara berirama, bukit sekalnya
menggelepar, gelepar didepan angkara yang sedang telentang,
yumi tak mempedulikan itu.. ia semakin semangat meraih
puncaknya, ia tak mempeduliakn tubuhnya yang sudah letih
lelah..tak kuat menahan rangsangan Angkara segera memegang
bukit kembar yumi yang menggelantung menggelepar, gelepar.
ia meremasnya dengan keras.
Yumi memekik kesakitan, tapi ia tak mencegah, juga tidak
menghentikan pendakiannya ia terus berjalan semakin atassemakin atas sampai akhirnya ia tak dapat lagi menahan
gelombang dahsyat yang menerpanya ia menjerit
keras.."Akkkhhhhhh" .....
Seperti dicopoti tulang-tulangnya Yumi dan angkara berbaring
berpelukan, setelah mengatur pernafasan segera keduanya
berbenah dan kembali ketempat dimana tadi mereka makan
dengan senyuman keindahan dibibir.
Begitulah yang berada dalam pikiran Angkara dan Yumi yang
saling bertatapan mesra. lalu bagaimana dengan Ryusuke dan
Jelita Indria" Ternyata merekapun sedang membayangkan hal yang sama,
mereka teringat dengan kejadian yang berkesan dalam hati
mereka dengan bersamaan waktu dengan Yumi dan Angkara.
Setelah ditinggal Angkara dan Yumi, Ryusuke dan Jelita Indria
bertatapan, keduanya tersenyum penuh makna, pertemuan
mereka yang singkat itu ternyata telah mengusik naga yang
235 sedang tidur dalam jiwa mereka.
Bagaikan kekasih yang sudah tak bertemu selama setahun saja
keduanya segera berpelukan erat, sangat erat... sampai
Ryusuke merasakan dua buah senjata kenyal didalam dadanya.
wajah ryusuke memerah, gara-gara kejadian itu, bagaikan dialiri
dengan tenaga dalam saja tombak yang tadi lemas kini telah
siap berperang. Jelita Indria tersenyum, ia juga dapat merasakan sebuah senjata
yang sudah siap bertarung kini sedang menodongnya. keduanya
bertatapan saling mengerti kebutuhan masing-masing, mereka
segera mendekatkan wajah dan terjadilah pertarungan yang
jarang disaksikan orang, terutama anak-anak yang belum
dewasa. Tanpa mereka sadari, pakaian mereka satu persatu telah
berserakan ditanah., kemudian sambil bertarung, mereka berjalan beriringan menuju
sebuah pohon paling besar ditempat itu. nafas mereka mulai
terengah-engah sebagai tanda bahwa energi mereka sedang
dikura Ryusuke dan Jelita Indria tak kuasa menahan lagi, mereka
berdua mulai saling berpelukan semakin erat, tubuh mereka
bagaikan ular yang meliuk-liuk saling menempel satu sama
lainnya, bagian bawah badannya saling ditempelkan, saling
bergesek .... "Kanda.....!" Jelita indria merintih lirih. matanya sayu
mengharapkan sesuatu Sembari mendesis dia mulai
merentangkan sepasang pahanya.
Ryusuke segera berjongkok dan mulai menjelajahi hutan rimba
milik jelita indria, 236 mula-mula menjelajahi sekelilingnya kemudian ia mulai
menerobos kedalam jurang itu itu dan Terakhir dia mulai
memainkan tonjolan yang ada di bagian tengah, berulang kali.
Ryusuke bangkit dan mulai membidik buruannya dengan
tombaknya, Crassshhh Aakkkkkhhhh suara terobeknya kulit
sasaran juga jeritan bahwa buruannya telah terkena sasaran.
Dengan perlahan Ryusuke, mencabutnya lalu mendorong untuk
memasukannya lagi, begitu berulang-ulang
Entah berapa lama mereka bertarung, peluh sudah bercucuran
dari tubuh mereka, nafas mereka sudah bergemuruh seakan
sudah tak kuasa lagi untuk bernafas.
Akkkkhhhhh...keduanya menjerit menunjukan pertempuran telah
mencapai puncaknya, pertempuran sudah usai, keduanya
terbaring lemah.... karena takut kedatangan kedua orang
rekannya segera mereka berbenah, merapikan diri, sambil
bercakap-cakap mesra keduanya saling remas "sesuatu" untuk
mengisi keasyikan dengan sekali kali diselingi ciuman mesra.
Benarlah saja, tak begitu lama kemudian mereka melihat dua
sosok bayangan berpegangan tangan menuju kearah mereka,
setelah berlenggak lenggok sebentar mereka segera ikut


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bergabung, mengobrol tentang apa yang harus dan akan
mereka lakukan nanti, Akhirnya mereka berkeputusan untuk membantu Angkara dalam
membasmi Keangkara murkaan setelah bercakap-cakap
sebentar mengenai ketua Angkara. mereka segera pergi untuk
saling berkenalan dan melihat sosok ketua yang sebenarnya.
Kelima orang yang sedang saling pandang tersadarkan ketika
mereka mendengar jeritan melengking, segera mereka berpaling
terlihatlah tigapuluh lebih Pemuda-maupun pemudi sedang
meregang nyawa terkena hujanan panah. mereka juga
237 menyaksikan ketika mereka berubah menjadi cairan.
Suara kereng tiba-tiba terdengar menggema.
"Nah itulah hukuman bagi para pembangkang, siapa lagi yang
akan maju?" ternyata yang berteriak adalah Pengacara
Pembukaan Perkumpulan Panji Telapak Perak.
Para pemuda yang tadinya akan bersiap-siap menyerang, kini
kembali kebarak dengan ketakutan.
"Nah, saudaraku sekalian jikalau tak ada yang berani maju lagi.
sekarang saatnya yang kalian tunggu-tunggu," teriak pengacara
setelah para hadirin kembali tenang, meski diwajah mereka
tampak memerah menahan kedongkolan "pada acara yang
kedua ini akan diadakan adu kepandaian bagi para hadirin, adu
kepandaian ini adalah untuk untuk saling mengenal masingmasing dari kalian. juga kalian diperolehkan untuk menantang
Anggota dari perkumpulan kami."
Teriakan semangat, kebahagiaan dan lain lain terdengar dari
para hadirin., wajah yang tadi merah menahan marah kini mulai
kendor kembali, mereka pikir jika mereka tak dapat membunuh
kaisar iblis setidaknya, mereka dapat melampiaskan kemarahan
mereka terhadap anak buahanya.
"mungkin inilah saatnya bagi kita untuk menjadi terkenal
Asoka..." bisik seorang lelaki tinggi kekar, kulitnya hitam seperti
arang juga hanya memakai celana cawat saja untuk menutupi
bagian paling pentingnya.
"hahaha....benar Aji, jika kita dapat mengalahkan mereka maka,
seluruh jagat akan mengenal kita... hahahaha"
jawab temannya yang juga berpenampilan sama, hanya saja
yang satu ini dihidungnya memakai perhiasan semacam tanduk
dari gading babi. "Harap tenang,.... kami sudah yakin, kalian bakal
238 menyukainya.... baiklah kami akan menuturkaan peraturannya.
shuuiiitt" Sipembawa acara bersuit nyaring seperti layaknya pekikan
naga., lima sosok manusia muncul dari dalam tanah, mereka
berteriak dengan nyaring. sepertinya pekikan itu adalah kode
untuk memanggil Sosok-sosok itu.
"Pertama, peserta diperizinkan untuk menantang lawannya, dan
lawan tersebut tidak boleh menolak, barang siapa menolak,
maka akan dieksekusi ditempat."
" Kedua, Peserta diizinkan untuk membunuh lawannya."
"Ketiga, Peserta tidak diizinkan bermain keroyokan."
"Keempat, korban mati dilarang penasaran, salahkan sendiri
yang tidak becus" "Kelima, dilarang meninggalkan tempat ini."
Penonton bergemuruh, sorak menyorak, menjadi satu suara
cacian dan geraman menjadi satu.
"Gooonggggggg......!" Suara gong dibunyikan menandakan
pertempuran telah dimulai.
"wussshhhhh........." Seorang lelaki berusia empatpuluh tahun
lompat ke tengah-tengah panggung, ia memakai baju yang
terbuat dari kulit harimau dia mencabut dan memutar sepasang
pedang pendeknya yang sejak tadi bertengger dipinggangnya.
"Aku Adicitta dari Hutan Larangan, aku menantang Jalasi si
Pendekar edan dari tanah nusa kembangan. Hayo Jalasi naik
kamu, jangan sembunyi di balik baju ibumu. Hayo keluar, hadapi
aku!" Terdengar tertawa keras dari barak Golongan Hitam. Sesosok
bayangan berkelebat Kearah Panggung lalu melompat tinggi
melambung dan hinggap di hadapan Adicitta ,
"Adicitta kau cari mati! Dulu kau kulepas mengingat bahwa kita
239 dulu adalah saudara seperguruan. namun sepertinya kau tak
sudi untuk hidup lagi." Tanpa basa-basi Jalasi menyerbu Adicitta
dengan sebuah jurus tangan kosong yang menderu-deru.
Keduanya bertarung rapat. Adicitta bersenjatakan pedang
pendek. sedangkan Jalasi menghadapinya dengan Tangan
kosong. benar-benar pertarungan yang tidak seimbang, namun
kenyataannya dengan mudah Jalasi menghindari serangan dari
Adicitta, bahkan Jalasi dengan beraninya menahan pedang
pendek itu dengan tangan kosong.
Sorak-sorai penonton menyemarakan pertarungan itu, membuat
kedua orang yang sedang bertarung semakin sengit.
Pertarungan imbang, meski keduanya mengeluarkan segenap
kemampuannya. Sampai jurus keeratus Adicitta di atas angin.
Jalasi keteter, ia kewalahan menghadapi serangan dari Adicitta,
sehebat-hebatnya dia, mana mungkin jika ia harus menahan
pedang dengan lehernya. kecuali jika ia memang telah bosan
hidup. "Srett.... Crasshh"
Pundak Jalasi berdarah kena sabet pedang pendek dari
Adicitta., Jalasi naik darah. Dengan kalap ia kembali menyerang
Adicitta. BEBERAPA JURUS berikut Adicitta kewalahan menahan
serangan dari Jalasi yang kalap.
"Dukkkk....." ulu hati Adicitta terkena sebuah pukulan telak.
dengan menahan sakit ia segera melakukan tangkisan karena ia
melihat sebuah tendangan maut mengarah kepalanya, dengan
menyilangkan kedua lengan diatas kepala Adicitta menahan
tendangan maut dari Jalasi.
"Duukkkk" dua buah lengan dan betis beradu, dengan girang
240 Jalasi hendak menyusuli sebuah pukulan telak, tapi ia harus
kembali membatalkan serangannya kecuali jika ia rela
kehilangan kaki kanannya.
Ternyata Adicitta memutar pedang pendeknya dengan jari
dengan cepat di tarik seperti halnya sebuah gunting.
"Crasshhh...aakkhh." kembali Jalasi memekik kesakitan, paha
kirinya robek, meski ia menghindar dengan mengangkat kaki
kanannya dan menjejakan kaki kiri meloncat mundur, tapi
sepertinya gerakan itu sudah berada dalam dugaan Adicitta,
dengan memutarkan tubuh 360o searah jarum jam lalu
membungkuk dan dengan sebat menyabetkan pedang
pendeknya, keadaan Jalasi kritis. Gerakannya tidak leluasa,
Mendadak Jalasi bergerak limbung seperti orang mabuk.
"Jruubbbb....Buk" "AAAkkkkk......hhhhrrgggg"
Dengan mengandalkan sisa tenaganya, Jalasi bergerak cepat, ia
menghajar dada kiri Adicitta, Adicitta memekik kesakitan, ia tak
menyangka jika Jalasi bergerak senekat itu. dipihak lain
Jalasipun tidaklah meraih keuntungan tubuhnya disate pedang
pendek Adicitta. mereka memekik bersamaan.
"Bruuukkk...." setelah berkelonjotan sebentar keduanya telah
mangkat kealam kelanggengan.
Dua orang pendekar yang telah malang melintang dijagat kini
harus kehilangan nyawanya begitu saja disebuah panggung
dengan disaksikan para pendekar dari kolong langit.
Dengan sigap dua orang manusia berpakaian hitam dengan
topeng perak mengangkat mayat itu, dan membawanya kebalik
gua. entah dikemanakan mayat itu tak seorangpun yang tahu
kecuali Para Anggota Panji Telapak Perak.
Mendadak para hadirin terpekik, mengapa"
Seorang Pemuda berbaju putih dengan rambut dikuncir kuda,
241 matanya sipit dengan gagah berdiri ditengah Panggung. tak
seorangpun yang mengetahui bagaimana pemuda itu bergerak,
tahu-tahu para hadirin menyaksikan seorang pemuda berdiri
dipanggung. kecuali satu. orang itu tersenyum penuh makna,
entah apa yang ada dipikirannya, tak ada seorangpun yang
mengerti. Pemuda yang berdiri ditengah panggung tak lain dan tak bukan
Thian Liong adanya, ternyata ketika ia duduk di barak ia
memperhatikan seorang manusia bertopeng yang sudah lama ia
cari-cari. ialah Pengkhianat Thian Liong Pay adanya.
Setelah pertarungan berakhir segera ia, mengerahkan ilmu
terbarunya yang telah ditemukan oleh adiknya Thian Hong li,
dengan memindahkan sukmanya kearah tengah panggung yang
kemudian raganya ikut berpindah mengikuti sukmanya itu,
benar-benar suatu kepandaian yang luar biasa.
Meski belum sempurna, tapi ternyata ilmu itu telah memberkian
suatu kemajuan yang benar luar-biasa bagi Thian Liong.
Diam-diam ada sepasang mata yang khawatir dengan kejadian
itu, yakni Thian Hong li adanya, dengan was-was ia melirik
kekasih hatinya, ia hendak bicara namun tak jadi ketika ia
melihat senyuman itu. senyuman yang ia pahami dengan
mengenalnya selama bertahun-tahun.
"Maafkanlah saya kisanak sekalian, saya hanya ingin
menantang seorang pengkhianat dari perguruan kami. bukanlah
untuk unjuk kepandaian" Ucap Thian Liong merendah.
Para pendekar golongan putih, tersenyum mendengar kata-kata
yang begitu sopan itu, mereka tak menyangka jika dalam barak
golongan merdeka terdapat seorang manusia dengan sikap
golongan putih. Padahal sebenarnya mereka tak tahu siapakah pemuda itu,
242 perlu diketahui bahwa Partay Thian Liong Pay merupakan salah
satu perguruan dari golongan putih.
"orang she Hoa, aku menantangmu,......!" Thian Liong menunjuk
manusia bertopeng dengan sarung tangan perak.
Lelaki itu bergetar, ia melirik Kaisar Iblis, setelah melihat
anggukan kepala segera ia meloncat ketengah panggung.
"Orang she Thian, kau memang keterlaluan, aku bahkan sudah
terasingkan dari tanahku, kau masih juga belum memberiku
kebebasan.!" "Mana mungkin aku membebaskan penghianat perguruan lalu
melakukan kejahatan dengan kepandaiannya itu, aku tak
keberatan mengampunimu jika kau mengembalikan ilmu itu"
Lelaki itu menggeram, mengembalikan ilmunya berarti
memunahkan ilmu silatnya, padahal orang persilatan
memandang ilmu silat lebih berharga daripada nyawa mereka.
tak tahan lagi ia menerjang tangannya terkepal kuat,
"Aku akan beradu jiwa denganmu Keparat" tangan yang terkepal
itu menyiarkan bau hangit terbakar, Thian Liong dengan
tenangnya menyambuti serangan itu, dengan memajukan kaki
kanannya lalu diikuti dengan gerakan putar pada kaki kiri dengan
diiringi tamparan tangan kanan, sementara tangan kirinya persis
berada didepan dada. "daakkk......." dua buah tangan dengan dialiri tenaga dalam tinggi
beradu. tidak berhenti disitu saja, Thian Liong segera susuli
serangan dengan menarik kedepan dada pada tangan kanan
dengan diikuti pukulan tangan kiri nyang tadi berada didepan
dada. Bukk.... Orang She Hoa itu mundur terhuyung-huyung. ia terkejut,
ternyata bukan hanya dirinya saja yang mengalami kemajuan, ia
juga baru kali ini melihat tangkisan sekaligus serangan yang
243 dilakukan Thian Liong barusan. sebab di dalam perguruan Thian
Liong Pay tidak ada jurus seperti itu.
"Jurus apa itu?" tak sanggup lagi ia menahan penasarannya. ia
bertannya keheranan. "Lambaian dewa wisnu" jawab Thian Liong tenang.
memanfaatkan kelengahan Thian Liong yang sedang berbicara,
Orang She Hoa itu segera menyerang ia meloncat dan
mengangkat kaki kiri melakukan suatu angkatan berputar,
mengikuti perputaran kaki kanannya yang berputar terlebih
dahulu kekanan menurut arah jarum jam . tangan kiri ditekuk
rapat dan tangan lainnya mengibas "ciaaaattt....." teriaknya
lantang. Melihat serangan, thian Liong tidaklah gugup, sebagai sesama
murid dari Thian Liong pay ia mengetahui arah mana serangan
dari juruus itu. Segera ia menjatuhkan diri untuk menghindari seranngan
sekaligus memasukan serangan balik dengan tendangan
belakang pada kaki kanan.
"praaakk..." topeng orang she hoa itu hancur berantakan, wajahnya yang
putih dengan jenggot dan kumis tipis diatas bibirnya. kini
terpampang jelas, ia berdiri termangu-mangu.
Jika para Pendekar muda tidaklah terlalu memandang serangan
balasan itu karena memang jurus itu tidaklah ada keistimewaan
apa-apa. berbeda dengan para golongan tua yang terpekik
kaget. "Tendangan Dewa Siwa" seru Iblis Pemakan Jantung refleks.
Ki Jalak, membelalak besar ia benar-benar terkejut.
"ya ampun, jurus Empat Dewa telah kembali" ucapnya kepada
244 dua rekannya yang juga masih belum tersadar dari
keterkejutannya. "Eyang, Apakah itu jurus empat dewa?" Melati bertanya.
"Kau suka mendengar ceritaku Melati?"
"Ya, Eyang...!"
"Pada seratus tahun yang lalu, seperti halnya sekarang terjadi
kekacaun dalam dunia persilatan, manusia saling membunuh
satu sama lain, pemerkosaan dimana-mana, pada zaman itu,
adalah suatu keajaiban apabila seorang gadis memiliki darah
perawan. bahkan ironisnya lagi anak perempuan yang berusia
tujuh tahunpun tak luput dari pemerkosaan. tak ada tempat
hidup untuk para wanita, tak ada seorangpun lelaki yang
melindungi mereka. para lelaki terlalu sibuk dengan menjaga
dirinya sendiri dari penjagalan yang mengerikan."
"Hiyyyhhh...."Melati bergidik ngeri.
"Kau ingin mendengar kelanjutannya?"
"Ya, Eyang..." melati mengangguk.
"Dalam kekacauan itu, munculah seorang pemuda yang cakap
luar biasa, tak ada seorangpun yang mengetahui ia berasal dari
mana, namanyapun tak ada yang mengetahui sampai sekarang.
namun, pada waktu itu ia dikenal dengan Pangeran Empat
Dewa., kesaktiannya benar-benar luar biasa, jurus-jurusnya
hanya terdiri dari empat jurus saja, itu diketahui oleh semua
orang persilatan karena ketika bertarung pemuda itu selalu
menggunakan empat jurus itu-itu saja."


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lalu..!" "Jurus pertama bernama Lambaian dewa wisnu., yang kedua
Tendangan Dewa Siwa, yang ketiga Telapak Dewa Indra, dan
yang terakhir bernama Hembusan nafas Dewa Brahma." Kijalak
menuturkan jurus-jurus dari empat dewa.
245 "Setelahnya apa yang terjadi Eyang?"
"Pemuda itu menumpas keangkara murkaan, para gadis yang
hamil akibat menjadi korban pemerkosaan melahirkan anaknya
dengan selamat.. para lelaki yang ketakutan mulai tenang dan
mencari para wanita untuk mereka nikahi. sehingga para gadis
itu dapat melanjutkan kehidupannya seperti sedia kala., semua
orang persilatan sangat berterimakasih kepada pemuda itu,
namun ternyata pemuda itu telah menghilang dari dunia ramai
meninggalkan sejuta kenangan dari para Kaum persilatan."
"Benar-benar hebat...." celetuk melati,.
Kembali kepertarungan.................
Setelah sadar dari ketertegunannya Orang She hoa yang
bernama lengkap Hoa San Eng itu segera membuat kuda-kuda
yang selama ini belum pernah dilihat oleh Thian Liong, Tangan
kanan Hoa San Eng terkepal dipinggang, sementara tangan
kirinya berada persis didepan wajah,
"Srettt... Sinar perak keemasan berpendar dikepalan tangan Hoa
San Eng, ia tak bergerak dalam diam, sepertinya ia sedang
memusatkan tenaga dalamnya. hawa panas menyeruak
disekitar arena Pertarungan.
Tanpa dikomando, Thian Liong segera mengangkat tangannya
seperti menyembah, tangan itu bergetar ringan namun tak ada
efek yang ditimbulkan disekitarnya.
Dalam waktu bersamaan keduanya menyentakan tangan secara
berbareng, "Telapak Perak memburu maklaikat"
"Telapak Dewa Indra."
sinar perak keemasan tiba-tiba meledak dipertengahan jarak,
"Duaaaarrrrrrr...., jelegar...wuurrhhhsssttt" bagaikan menabrak
dinding tebal saja, sinar itu menebar kemana-mana
246 menghanguskan apa saja yang diterpanya. kilat menyambarnyambar, dengan disertai angin topan mendadak.
"kraaakkkk...." suara kayu patah, sepertinya Panggung megah
itu tak dapat menahan beban tenaga sakti yang beradu itu.
Tampaklah, Thian Liong terperosok kedalam panggung sebatas
lutut, sementara Hoa Sian Eng terkapar muntah darah,
Tanpa mempedulikan keadaanya Hoa San Eng bangkit dan
menerjang dengan sisa kekuatan yang ada,
"Naga Api Murka, hiaaatttt"
"Wurrrhhhsshhh.....Gumpalan Api sebesar gulungan kasur
menerpa Thian Liong, Thian Liong mengerti, jika ia menghindar
dengan loncat kesamping atau keatas maka ia akan mengalami
kerugian yang lebih parah., tanpa pikir panjang segera ia
membenamkan tubuhnya kedalam panggung.
Wusshhh....Api itu lewat dan membakar rerumputan hijau
disamping panggung. Setelah api lewat Thian Liong segera bangkit dan membuka
jurus terakhir dari jurus empat dewa. yakni Hembusan nafas
Dewa Brahma,. Fyusshhhh...Angin tanpa bentuk menerjang Hoa
San Eng yang mempersiapkan jurus Naga Api Murka, tanpa ayal
lagi, api yang keluar itu segera tertelan bahkan menelan nyawa
Hoa San Eng,. Brukk... Sosok mayat hangus menggeletak. tanpa nyawa. Thian
Liong menghela nafas, ia menatap langit dan berucap.
"Akhirnya, tugas perguruan telah selesai."
Srettt.....bayangan Thian Liong mulai mengabur dari pandangan
ternyata ia mulai menggunakan ilmu yang terdapat dalam kitab
Sri Ajnyana. Para hadirin terkejut, mereka kagum bukan main, datang bagai
angin pergi bagai kabut mungkin itulah istilah yang tepat untuk
247 kedatangan dan kepergian Thian liong.
Tengah semua orang dilanda keterkejutannya, mendadak
seorang lelaki tengah baya naik keatas panggung dan
menantang menantang Si pemabuk dari selatan.
Lelaki paruh baya itu dalam dunia persilatan dikenal dengan
Pendekar rencong ia berasal dari tanah Rencong. memanglah
sejak dahulu Sipemabuk dari selatan dan Pendekar rencong
telah terlibat permusuhan yang tak mungkin bisa diselesaikan
dengan baik. sehingga kesempatan yang baik ini mereka
gunakan sebaik-baiknya. Sipemabuk dari selatan bersenjatakan Guci dari tanah liat yang
kemana-mana ia selalu bawa,. sedangkan Pendekar Rencong
bersenjatakan rencong. Pertarungan mereka berlangsung imbang dan ketat, karena
memang Sipemabuk dari selatan belum mau turun tangan.
Setelah bertarung puluhan jurus, akhirnya Sipemabuk dari
selatan jengkel juga melihat kenakalan pendekar rencong
segera ia menggeloyor jatuh, Pendekar rencong girang segera ia
menyabetkan rencongnya secara Vertikal, namun serangan itu
ternyata adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidupnya,
"Brukkk...." Pendekar rencong tewas dengan kepala berlumuran
darah, ternyata sewaktu Sipemabuk dari selatan menggeloyor ia
mencelatkan gucinya keatas, sewaktu Pendekar Rencong
hendak menyabetkan rencongnya, Guci yang ia lempar segera
dikendalikan dengan tenaga dalamnya "Bukkk" Prakk... kepala
Pendekar Rencong hancur beantakan.
tanpa mempedulikan lawannya yang telah tewas Sipemabuk dari
selatan segera menuak gucinya, glek glek.... setelah puas ia
berteriak-teriak. "Aku menantang bocah yang berselampirkan kulit rubah itu.
248 teriaknya lantang" setelah itu ia meneguk tuak dari gucinya
namun lawan yang ia tantang belum juga menampakan diri.
dengan jengkel ia berkaok-kaok
"Mana Bocah itu" Kenapa tidak berani keluar, apa dia sudah tak
punya kehormatan lagi" sebaiknya potong saja anunya biar ia
berdandan seperti perempuan."
Aram menghela nafas panjang. ia mendengar Orang-orang yang
mendengar ucapan Sipemabuk dari selatan tertawa keras. Riuh
tawa dan ejekan itu membuat Aram melakukan keputusan yang
apa boleh buat. Tapi, Aram adalah sosok manusia yang diberkahi dengan
kecerdasan yang luar biasa, dalam keadaan yang serba panas
itu, ia malah melakukan suatu tingkah yang begitu membuat
orang tak habis pikir dan gemas luar biasa.
ya, jika kedatangannya disertai dengan ilmu peringan tubuh
yang luar biasa, namun kini ia malah berjalan santai layaknya
seorang manusia biasa., ia dengan terseok-seok menuju
panggung, jika yang lain hanya memerlukan waktu lima hitungan
untuk sampai kepanggung. maka dia memerlukan seratus
hitungan untuk menuju setengah jarak dari yang sebenarnya.
tentu saja, semua orang dibuat gemas dengan tingkahnya itu,
dengan jengkel Sipemabuk dari selatan mencak-mencak.
"kutu kurap, kudis buduk setan jalang setan burik anjing kurap
anjing panu, kau membuat ku jantungan lebih cepatlah maju
kemari, aku sudah kebelet...! cacian sumpah serapah dan
sebagainya terlontar dari mulut Sipemabuk dari selatan.
Seratus hitungan kemudian Aram sampai ditepi panggung,
dengan susah payah layaknya seorang bocah memanjat pohon
ia naik keatas panggung. Kaisar Iblis menahan nafas, Iblis Langit
249 Selatan menggeram, Datuk datuk lainnya memejamkan mata.
orang persilatan semuanya dibuat gemas luar biasa.
"hihi...bocah yang luar biasa, kecerdasannya benar-benar
membunuh perasaan orang" Nyi Dewi Renjani tertawa.
"Apa maksud Nyai" bukankah ia malah membuat orang-orang
gemas?" Melati bertanya.
"haha..... kau salah melati, jika tadi, ia sibuat gemas dengan
ucapan Sipemabuk dari selatan, juga tertawaan dari Kaum
persilatan. tapi sekarang ia yang membuat kaum persilatan dan
Sipemabuk dari selatan yang dibuat gemas, bukankah itu sama
halnya dengan mata dibalas mata?" Kijalak menyela.
"Fyuhhh.....Setan Cilik itu benar benar,"Melati bersungut-sungut.
"Ada Apa nyai" Ki Jalak menyadari sedari tadi ia melihat Nyi
Permata Dewi termangu mangu seperti orang kesurupan.
"Anak itu, ketika menatap matanya aku seakan melihat mata
Anakku, sekaligus muridku.... Widia Seta." desah Nyi Permata
Dewi. "Akh..... Tenaga Sakti Mata Darah....." Pekik Nyi Permata
Dewi.... "Ilmu apa itu Nyai?" Nyi Dewi Renjani bertanya.
"Ilmu yang diciptakan berdasarkan hawa dalam darah dan
dikumpulkan dalam mata, ilmu itu diciptakan dari gubahan Kitab
Selaksa Jalan darah, peninggalan mendiang tabib sakti
pengelana bumi. dan Tenaga Sakti Racun Darah Dewa
peninggalan Pendekar Malaikat Darah. maka barang siapa yang
mempelajarinya matanya akan berubah menjadi merah darah.
dan....." "Dan apa?" "Dan didunia ini yang mempelajarinya hanya Widia Seta
seorang" 250 "lalu mengapa nyai mengetahui?"
"Anakku membocorkan cara mempelajarinya kepadaku..., aku
pernah mempelajarinya namun aku buang karena.......karena
ilmu itu mengandung efek ganda, satu meningkatkan batas
kemampuan mata dan otak hingga mencapai puncaknya...., "
"dan yang kedua?"
"Orang yang mempelajarinya akan mengalami kebatasan
Normal" "maksud nyai Gila?"
"ya, namun dalam arti yang lain"
"Aku masih belum mengerti"
"Gila karena ia memiliki kecerdasan diluar kewajaran, maka
orang normal akan mengatakannya gila."
"....................." Nyi Dewi Renjani mengerutkan kening ia masih
belum mampu mencerna maksud dari Nyi Permata Dewi.
"Oh.... Aram Widiawan kau sudah besar sekarang" mata Nyi
Permata Dewi mengeluarkan air mata, ia Menangis.
"Nyai rupanya mengetahui nama Sahabatku itu ya?" melati
polos. "Dia Cucuku...anak dari murid tunggalku"
Ki Jalak, Nyi Dewi Renjani, Melati dan beberapa pendekar yang
berada dekat dengan mereka terpekik kaget. suara kaget
bergema di barak golongan putih, sebentar saja berita itu telah
menyebar kemana-mana. Kembali kearah panggung...............
Dengan sayu Aram memandang wajah Sipemabuk dari selatan.
ternyata wajahnya cukuplah cakap Ketika ia tertawa tampak
giginya yang jarang termakan usia.
Rambutnya jarang tetapi panjang bergerai sampai pundak
sehingga tampak lucu. 251 Sipemabuk dari selatan itu tertawa keras.
"hahaha.....inikah sosok pemuda yang begitu menggemparkan
dunia persilatan" aku tersanjung bisa berhadapan denganmu,
Sipemabuk menjura seraya meneguk Tuak doi gucinya,
glek...geek......" Aram juga tertawa keras. Lebih keras dari tawa Sipemabuk dari
selatan. Tertawa khas yang begitu bercampur aduk, dalam suara
itu terkandung sebuah penderitaan yangb begitu luar biasa,
suka, duka, cinta segalanya menjadi satu, dikerahkan dengan
tenaga sakti mata darah, dilambari dengan ilmu suara geledek
tingkat paling tinggi. Jika hanya itu, mungkin masih mendingan, Aram juga
menambahkan sebuah ilmu sebagai ciri khasnya sebagai
Pendekar seribu diri, ilmu itu bernama Aura Kematian yang akan
membuat semua orang mengikuti semua perasaan yang
dikeluarkannya. Suara tawa itu mengalun dan bergelombang, panjang dan
mendirikan bulu roma yang mendengarnya Itu memang suara
tawa aneh yang pertama kali didengar para hadirin.
Sipemabuk dari selatan berhenti Tertawa. Ia mendelong
menatap Aram, gucinya sudah diturunkan, air matanya
bercucuran, tangan kirinya mendekap ulu hatinya yang merasa
sakit, seolah ia sendiri yang mengalami penderitaan itu .
Ia kagum bukan main mendengar pameran tawa yang begitu
menakjubkan sekaligus membuat dirinya tak mampu menahan
tangisan. Bahkan hampir semua orang di situ menangis tersedu-sedu,
"gila benar-benar gila anak itu." Kijalak bersungut-sungut
ditengah kucuran air matanya, ia tak menyangka bahwa seorang
datuk sepertinya tak tahan menerima suara tawa yang begitu
252 menyedihkan itu. ia melirik orang orang disekitarnya, semua menangis tersedusedu, ramailah lembah itu dengan suara tangisan.
Sepuluh ketua perguruan merdeka dan Gerombolan kawankawan Aram yang begitu menyanjung Aram setinggi langit
jangan ditanya lagi, mereka segera bersujud dan menangis
tersedu-sedu. Jangankan para anak buah Kaisar Iblis yang berilmu lebih
rendah, kaisar Iblis sekalipun tak urung mengucurkan mata.
Iblis Langit menangis sedih ia ingat kedua muridnya yang telah
mati, ia ingat betapa setianya kedua muridnya itu.
Iblis Pembunuh Raga juga menangis, ia ingat orang tua yang
memberinya kesaktian didalam penjara, ia ingart sewaktu dirinya
dipecuti dalam penjara. Setelah tawa berhenti ia tersadar, ia malu bukan main, tapi
ketika melihat rekannya Iblis Pemakan jantung juga tidak jauh
dengannya ia sedikit lega. ia tak habis pikir bagaimana seorang
pemuda belia macam itu memiliki tenaga dalam yang begitu luar
biasa. Hampir tak masuk akal ada seorang pemuda yang memiliki
tenaga dalam setinggi itu.
Sipemabuk dari selatan menatap wajah anak muda di depannya
Ia melihat sinar mata yang tenang, berwarna merah menyalanyala namun sangat dalam seakan mata itu mengandung suatu
kepedihan yang dalam.. Tiba-tiba ia sadar, anak muda ini memiliki kepandaian yang sulit
diukur tingginya. sekarang ia paham, bahwa gerombolan
pemuda pendatang baru dalam dunia persilatan itu bukanlah
isapan jempol belaka. Jika anak buahnya saja dapat mengaduk-aduk dunia persilatan,
253 berani menentang kekuatan Panji Telapak Perak bagaimana


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan kemampuan ketuanya".
Ada rasa segan menyeruak dalam sanubarinya, ia merasa
gentar. tapi, Sipemabuk dari selatan bukanlah jago kacangan
cepat ia mengusir dan mengubur perasaan segan itu.
"Sepertinya aku harus langsung menggunakan jurus
pamungkasku, kecuali aku ingin mampus !"
Berpikir demikian, ia segera memasang kuda-kuda, tangan
kirinya ditelikung kebelakang sementara tangan kanannya
diangkat keatas kepala dengan guci menghadap mulutnya. itulah
pembukaan dari jurus MABUK TIADA AKHIR jurus khas dari
Sipemabuk dari selatan "Hayo keluarkan senjatamu, bocah Tampan, agar aku tak lagi
sungkan bertarung denganmu.!"
Aram tersenyum, "Haruskah aku menggunakan pedang?""
pikirnya dalam hati. "Jika aku tak mengeluarkan senjata, jelas ia akan merasa
tersinggung dan terhina, aku tahu lelaki macam seperti ini, jika
dia bilang hitam tak peduli sejuta orang mengatakn merah juga
tak bakalan ambil pusing.." ditengah ia menimbang-nimbang
tiba-tiba Sipemabuk dari Selatan berkata lagi,
"bocah, apa kau menunggu belut berbulu hah?" ucapan itu
cukup keras sehingga didengar semua orang. Tentu saja orangorang yang hadir di situ tertawa, ucapan Sipemabuk dari Selatan
itu agak janggal, dimanapun adanya belut itu tak ada yang
berbulu, meski sudah berumur ribuan tahun jua.
254 Aram tersenyum geli. Ia tahu Sipemabuk dari Selatan sedang
berusaha memancing dia agar segera mengeluarkan senjata.
Dengan mengangkat tangannya kelangit seakan menggengam
suatu gagang pedang aram menurunkan tangannya, benar saja
perlahan-lahan dari udara yang digenggambya muncul suatu
gagang pedang dan terus ke batang pedang sampai kemata
pedang. Pedang itu adalah pedang yang paling jarang dilihat oleh semua
orang persilatan, pedang bermata sembilan..... hanya sebagian
saja orang yang mengenal pedang itu, ialah pedang ekor Rubah
adanya. Melihat lawan sudah mengeluarkan senjata, tanpa banyak kata
lagi segera Sipemabuk dari Selatan menggeloyorseperti orang
mabuk lalu Langsung menyerang Aram ke bagian tubuh yang
mematikan. Dalam beberapa gebrakan awal, Aram dapat
mengukur kehebatan lawan. kemampuan Sipemabuk dari
Selatan benar-benar hebat bukan alang kepalang, mungkin
seimbang dengan dirinya. Dua puluh jurus berlalu, Guci tanah liat Sipemabuk dari Selatan
tak bisa mendesak Aram. Bahkan dilihat lebih teliti, sedikit demi
sedikit Aram mulai menguasai pertarungan.
Tapi, Sipemabuk dari Selatan tidak mengalami kesulitan, dengan
sebat ia menggeloyor kekiri, dengan menjadikan kaki kiri
sebagai poros untuk memutar tubuh, Sipemabuk dari Selatan
255 segera berada dibelakang tubuh lawan dan memukulnya dengan
telapak kiri, "Plaaakk...." Aram terhuyung kedepan, Sipemabuk dari Selatan
tak memberikan kesempatan kepada lawan untuk mengukuhkan
kuda-kuda. kini Aram dalam kesulitan. Ini pertarungan paling berbahaya dan
menyenangkan seumur hidupnya sesudah ia keluar dari jurang.
Ketika bertarung dengan murid Iblis Langit selatan atau dikenal
dengan Sitangan Telengas Gandapura maupun ketika bertarung
dengan yang lainnnya pertarungan tidaklah sehebat ini..
Tetapi sekarang ini ia harus bertarung dengan mengerahkan
segenap kemampuannya. Dan lawan yang dihadapi meski
sudah tua usia namun ilmu silat dan daya tahan tubuhnya
sangat kuat. Tiba-tiba Sipemabuk dari Selatan menarik diri, melompat
mundur agak jauh ke belakang. semua yang hadir merasa
heran. Tidak biasanya seorang yang sudah unggul melepaskan
lawan begitu saja mengapa"
"Ilmu pedang apa itu?" Sipemabuk dari Selatan bertanya sambil
melihat bajunya yang sobek dari perut sampai kedada.
Kini pahamlah para hadirin, mengapa Sipemabuk dari Selatan
melompat mundur. "Jurus Pedang Satu Garis" Aram menjawab.
Sipemabuk dari Selatan manggut-mangut kembali ia menerjang
256 Aram. kali ini ia menyerbu dengan jurus Guci Arak tumpah ruah
jurus keenam dari jurus Mabuk Tiada Akhir..
Hawa panas keluar dari Guci Sipemabuk dari Selatan. Aram
kembali menurunkan pedangnya menuding bumi, Sipemabuk
dari Selatan kebingungan namun dengan Nekad ia meneruskan
serangan, tampaknya pelipis Aram sebentar lagi akan Jebol
terkena hajaran Guci, dalam detik terakhir itu Aram kembali
menyabetkan Pedangnya Kelangit
Sipemabuk dari Selatan terkejut, ia tak menyangka jurus
sesederhana itu tak dapat ia jebol, ia mundur dengan
menggelinding ke belakang. Orang-orang terkejut melihat
Sipemabuk dari Selatan begitu terdesak. hanya dengan tebasan
lurus keatas, bukankah itu hanya menggelikan penonton saja"
"ikhh,.....Jurus Pedang Satu Garis......" pekik seorang tua dengan
jenggot sedagu, Kakek itu berjubah putih dengan pedang
panjang di punggungnya, bajunya cukup aneh, kaum persilatan
mengenalnya dengan sebutan Ksatria Matahari Terbit.
sesuai dengan sebutannya kakek itu memang berasal dari negri
Jepun. dinegrinya ia terkenal sebagai orang yang paling piawai
dalam jurus pedang Samurai.
Dengan Penasaran Sipemabuk dari Selatan menggunakan jurus
Pamungkas dari rangkaian mabuk tiada akhir.
"Wurrsshhh...." semburan tuak menerjang Aram, dengan sigap
Aram memutarkan pedangnya satu putaran,
257 "Wung...trang...trang..tring.. Crasshh...... currrss" meski hanya
satu putaran ternyata jurus itu mampu menahan semua
semburan Tuak, benr-benar luar biasa,
ketika Tuak mendekatinya Aram segera mengerahkan tenaga
dalam penyedot kedalam pedangnya, sehingga tuak yang
berhamburan tersedot layaknya logam dengan besi sembrani.
dengan sekali sentakan tuak itu dibuang menuju Tiang
panggung, meski dari besi ternyata Tiang itu terdapat bolongbolongan membuktikan bahwa semburan itu menggunakan
tenaga dalam tingkat tinggi.
Sipemabuk dari Selatan mengeluh penasaran, sedang Aram
hanya tersenyum tipis saja.
"Baik Aku mengaku kalah bocah" Akhirnya Sipemabuk dari
Selatan mengaku kalah. Semua orang terpana, benar-benar dibuat kejutan yang luar
biasa. seorang datuk yang telah malang-melintang didunia
persilatan kalah dengan menggenaskan di tangan seorang
pemuda apalagi hanya dengan beberapa gebrakan saja.
Namun, sepertinya kejutan itu belum selesai karena tiba tiba
penonton kmbali disuguhi kejadian yang janggal.
Tampaklah Aram menekuk lutut dan bersujud layaknya seorang
murid kepada Gurunya. "Kek, mohon terimalah aku menjadi muridmu...! ucapnya tegas
dan jelas. jika bukan Aram siapa lagi orang yang akan
bertingkah seperti itu. Semua Anak buah Aram terjengkang kaget dari bangkunya,
258 hanya empat orang yang tersisa, ialah Sipengabar Langit, Amuk
Samudra, Jempana dan Ayah Angkat Aram Ki Asmaradanu.
"Wah, penyakit ketua bertambah parah Kek,"
"Kek, Ketua kumat..." secara berbareng Jempana dan Amuk
samudra berkata kepada Ki Asmaradanu.
"Hahaha.....Bapaknya Sinting, Anaknya Gila.. Tidak aneh, tidak
Aneh..." jawab Ki Asmaradanu seenaknya.
Mendadak..... "Aku yang menyuruhnya melalui Ilmu penyampai suara.."
Jempana dan Amuk Samudra berpaling, dengan santainya
Sipengabar langit tersenyum..
"Gubraakkkk...." keduanya menyusul yang lain
Sipengabar langit dan Ki Asmaradanu bertatapan....
"Hahaha........" keduanya terbahak-bahak.
Lalu bagaimana dengan para hadirin" semuanya melongo...
mulut mereka terbuka lebar, jika seandainya hari itu ada
kelelawar barangkali akan tertelan masuk tanpa rintangan.
"Itukah yang kau maksudkan dengan kecerdasan diatas normal
itu nyai?" Kijalak tergugu....
Nyi Permata Dewi Mengangguk, sedih "Benar...."
"Apakah memang tidak dapat disembuhkan lagi Eyang?" melati
bertanya sedih. 259 "Bisa, tapi......"
"Tapi Apa?" Sela Nyi Dewi Renjani.
"........., kau ingat tindakanku sebelum aku masuk kedalam
golongan putih" sehingga aku
mendapat gelar Dewi Pemanah Asmara..."
Kijalak dan Nyi Dewi Renjani merenung, mengingat masa-masa
muda mereka. akhirnya mereka mengangguk....
"Waktu itu, aku mempelajarinya hanya sampai tingkat lima,
tindakanku begitu abnormal....hingga aku bertemu dengan tabib
sakti, dan menyarankan ku untuk menghapus ilmu itu........"
"memang waktu itu kau mempermainkan seluruh dunia
persilatan sampai dunia persilatan tak jelas harus dibawa
kemana....lalu kau berubah seratus delapan puluh derajat...."
jawab Ki Jalak. "Benar, aku berubah menjadi wanita haus birahi.... karena
memang.. ilmu itu hanya dapat dihilangkan dengan air mani
perjaka...." dengan sedih Nyi Permata Dewi berkata.
"lalu mengapa harus begitu banyak"...." sela Nyi Dewi Renjani.
"Aku sembuh setelah aku menyetubuhi seratus lelaki perjaka....
sementara aku memiliki banya korban tak lain karena mereka
menipuku dengan mengatakan bahwa sebenarnya mereka
masih perjaka...tapi, aku tak yakin jika seratus gadis perawan
260 dapat menyembuhkannya karena memang anak itu telah
mencapai tingkat pamungkasnya, setitik lagi menuju
Puncaknya." ralat Nyi Permata Dewi...
Melati terpekik kaget... harapan yang ada sejak tadi kini kandas
lagi....Melati tak menyangka bahwa riwayat Nyi Permata Dewi
begitu suram... "Apa Maksudmu....?" tenang ucapan Sipemabuk dari Selatan.
"Jadikan Aku Muridmu..." Aram menegaskan...
"Wah,... wah selamat...selamat... kau telah memiliki murid yang
hebat Setan Tuak..." Suara berat parau menghentikan obrolan
kedua orang itu,.... Keduanya berpaling, ternyata yang berbicara adalah Kaisar Iblis
sendiri, ketika Aram mengatakan hendak menjadi murid
Sipemabuk dari Selatan kaisar iblis menyangka pemuda itu
hanya hendak menolong muka Sipemabuk dari Selatan
makanya ia hendak menjadikan itu sebuah kenyataan.
Setelah mendengar ucapan Kaisar Iblis, Sipemabuk dari Selatan
menggerutu dalam hati. "Bocah ini, berniat menolong mukaku malah menjadikannya
sebuah kesulitan yang lain..."
Segera Sipemabuk dari Selatan membangunkan Aram dari
sujudnya, bagaimanapun tak mungkin ia mengelak lagi jika
dalam keadaan seperti ini.
261 Mimpipun tidak jika Kaisar Iblis dan Sipemabuk dari Selatan
bahwa Aram berkata dengan sungguh-sungguh dari hati
terdalamnya. benarlah memang Sipengabar Langit
menyuruhnya, tapi Sipengabar langit hanya berkata.
"Mungkin Ia tepat Untukmu."
Sebagai orang yang diberi kecerdikan luar biasa, Aram juga
mengerti jalan pikiran Kaisar iblis, diam diam ia berterimakasih
kepadanya yang telah membantu dia untuk diterima menjadi
murid Sipemabuk dari Selatan.
Dengan cepat Aram memegang tangan Sipemabuk dari Selatan,
dan melesat menuju baraknya. dan berpapasan dengan dua
sosok bayangan lain dari barak Golongn putih,
Aram kaget begitu pula dengan Sipemabuk dari Selatan, melihat
mereka dicegat dua sosok berwujud perempuan. yang pertama
Perempuan cantik setengah baya dan yang satunya perempuan
cantik sebaya dengan Aram.
"Dewi Pemanah Asmara"
"Melati.." Pekikan kaget bersamaan terlontar dari kedua mulut Sosok
bayangan Lelaki. "mereka berpandangan.....
"Cucuku......" Perempuan Paruh baya itu parau menahan haru...
262 Aram dan Sipemabuk dari Selatan tertegun, seketika Aram
memandang Wajah perempuan paruh baya itu,
"Nenekk......" Aram memekik seperti anak kecil dan memeluk
Perempuan itu yang ternyata adalah Nyi Permata Dewi.
Dua orang itu berpelukan erat sampai keduanya dikejutkan oleh
suara teriakan menggema...
"Anjing Kurap.... Naiklah keatas Panggung ini.."
Mereka berpaling tampaklah Iblis Langit Selatan berdiri Angker
diatas Panggung. "Nek, itulah pembunuh Ayah dan Ibu... Aram menggeram," tanpa
menunggu reaksi dari neneknya Aram menjambret Tiga manusia
itu dan membawanya kebarak dimana Ki Asmaradanu duduk
santai. "Ayah, Tolong Urus yang disini", Aram meletakan Nyi Permata
Dewi, Melati, dan Sipemabuk dari Selatan didepan ayahnya,
mereka berdiri mematung tertotok.
Sekali kibaskan tangannya Tiga Orang itu segera terlepas dari
totokan.. Aram menjejakan kakinya dan melambung keatas,
"Anak gila, cucumu memang gila Setan betina" Maki Sipemabuk
dari Selatan. "Hihihi" Melati dan Nyi Permata Dewi tertawa cekikikian.
"Seharusnya kau memanggilnya Murid Setan Tuak.." Ki
Asmaradanu membenarkan ucapan Sipemabuk dari Selatan.
263 "Bukankah tadi itu hanya untuk menyelamatkan mukaku yang
ganteng ini saja sinting?"
"Salah..." Ki Asmaradanu dan Nyi Permata Dewi membentak.
"ekh, apa maksudmu":
"Memangnya jika dalam keadaan biasa kau akan menerima
murid yang edan-edanan seperti
itu setan Tuak?"

Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau salah jika menganggap itu hanya menyelamatkan mukamu"
"Kaisar iblis juga tertipu"
"Dia malah membantu apa yang diinginkan anak itu"
Nyi Permata dewi Duet dengan Ki Asmaradanu memberondong
Sipemabuk dari Selatan. Diberondong seperti itu bukan membuat Sipemabuk dari Selatan
mengerti, tapi malah membuatnya pusing, saking pusingnya ia
memilih menangis menggerung-gerung.
Setelah menjejakan kakinya, aram melambung kelangit, jika
hanya empat atau lima tombak itulah biasa, tapi jika puluhan
tombak sampai ratusan tombak keudara itulah luar biasa, Aram
melambung tinggi, semakin tinggi dan semakin tinggi lalu
menghilang dibalik Awan..
264 Para Hadirin kali ini menyaksikan Pameran Ilmu Peringan tubuh
yang benar-benar mendirikan bulu roma, semuanya berdiri
menatap langit..... Langit kali ini benar-benar marah, "Jelegaaaarrrr"
"Khiaaaaaaaaaaaaaaaaaa..." Pekikan laksana naga melengking
mengalahkan suara guntur yang menyalak, tiba-tiba awan
mendung, rintik hujan membasahi bumi, benar-benar kejadian
yang langka.... "Wungngg" Gaungan bak suara jutaan tawon bergema, laksana
batu meteor jatuh kebumi, Aram meluncur dengan kecepatan
yang begitu tinggi, Cahaya merah menyelimuti tubuhnya, . . . .
"Duaaaaarrrrsssshhhhh" tiba-tiba Tepi panggung meledak
dahsyat, debu mengepul tinggi, Para hadirin terbius terpesona,
Setelah debu menghilang seorang Pemuda berjubah Coklat
berdiri Angker, matanya merah membara memancarkan
dendam, hawa pembunuhan menebar kemana-mana.
Bajunya berkibar-kibar angker, rambut panjangnya berdiri,
menandakan bahwa pemuda itu sedang mengerahkan tenaga
dalam sampai puncaknya,...
"Terimalah Kematianmu Ibliss...." Teriakan melengking
terdengar, Duaaaarrrrrssshhhh dua buah tenaga sakti kembali
menggoncang bumi, Aram Mundur setindak, Iblis Langit Selatan
mundur lima langkah kebelakang. Pada saat berbarengan, Iblis
Langit Selatan merasa ada orang menyerang dirinya.
265 Ternyata tanpa membiarkan lawan mengokohkan kuda-kuda,
Aram kembali memukul, Iblis Langit Selatan Diam saja, Saat
berikutnya dia merasa hawa pukulan itu ganas dan bisa
menewaskannya. Dia tak bisa diam begitu saja menanti maut.
Cepat dia melapisi seluruh tubuhnya dengan tenaga sakti
Selaksa Racun Langit dan dua tangannya menangkis sekaligus
menolak pukulan yang mengarah dada dan lehernya.
"Dessss! Dessss!" Tangan dua orang itu beradu di udara.
Iblis Langit Selatan tidak menduga, ternyata pukulan lawan
hanyalah pancingan belaka, saat berikut jari lawan menerobos
masuk dan akan mencolok kedua matanya, cepat ia mengegos.
Tapi, tetap saja Iblis Langit Selatan terdorong tiga tindak ke
belakang, karena kaki lawan menendang ulu hatinya.
"Ilmu orang ini, benar gila-gilaan pukulan yang mengarah ke kiri
mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan
sebaliknya, memukul berubah menjadi sodokan, sodokan
berubah menjadi tenadangan" pikir Iblis Langit Selatan.
"cissshh, terhnyata kemampuanmu lebih tinggi dari silaknat
Gunawan dan Sicabul Widia Seta bocah" Iblis Langit Selatan
mencoba memanas-manasi Aram.
benar saja, mendengar ucapan menghina dan kasar itu Aram
telah terbakar amarahnya hingga melewati puncak
kesabarannya. bagaikan api disiram minyak saja segera ia
menggeram. 266 Dalam marahnya secara spontan Aram memasang kuda-kuda
dan menaikan kaki kanan sambil melakukan gerak putaran
dengan tangan kanan yang berjurusan dari bawah keatas dari
arah luar dengan tangan kirinya ditarik didepan dada sambil
menghimpun tenaga dalamnya. srettt,... sinar biru keluar dari
telapak tangannya. Aram memukul, menggunakan segenap tenaga Sakti Mata
darah yang ia miliki, bak angin Prahara saja sinar itu menerpa
apa saja yang menghadang di depannya.
Iblis Langit Selatan pun memukul dengan seluruh tenaga sakti
yang ia miliki., dia yakin pukulannya akan menghadang tenaga
sakti dari Pemuda itu. Terdengar suara ledakan keras keras.
Duarrr... kembali terdengar ledakan dahsyat, debu mulai kembali
mengepul tinggi. bisa dibilang ini adalah prtarungan terdahsyat
yang terjadi pada hari itu.
Aram terhuyung-huyung mundur begitupula dengan Iblis langit
Selatan, Tanpa menanti lebih lama lagi, Aram kembali
menggerakkan tangan ke bawah berputar-putar, debu yang tadi
mengepul di sekitar tubuhnya kini bergolak, dan berterbangan
mengelilingi tubuhnya. Lalu tangan itu ditarik ke atas sejajar dengan pinggang. telapak
dtangannya diputar kemuka dengan dikelilingi pendar cahaya
merah membara, debu-debu yang bertebaran tertarik kedalam
sinar Merah membara itu lalu membentuk bola besar di
tangannya, kemudian ia mendorong,
"Jaga nyawamu.....!"
267 Gumpalan debu berpendar cahaya merah itu, meluncur deras ke
arah Iblis langit Selatan. ilmu itu merupakan salah satu ilmu dari
pegunungan Himalaya yang sebagian daerahnya selalu tertutup
salju. Terpisah lima tombak Iblis Langit selatan berdiri menatap
lawannya. Ia melihat semua gerakan tadi.
dengan sebat dia memutar tubuh, putaran perlahan. Dua tangan
mengembang ke samping memutar dalam bentuk lingkaran
besar dari arah bawah ke atas. bagaikan Angin Prahara nsaja,
debu itu berubah menjadi gumpalan baju pelindung disekitar
tubuh Iblis Langit selatan jangankan tangan, besi saja bubuk bila
terkena pusaran pelindung tubuh itu.
Gumpalan Debu berselimut Cahaya merah itu meluncur dan
menabrak tubuh Iblis Langit Selatan.
"currrr.ss.." bagaikan batu dilemparkan kedalam samudra saja,
gumpalan itu menghilang dari pandangan semua orang.
Pertarungan berlangsung semaki seru, makin lama makin
berbahaya.jurus yang digunakan menyerang lawan semakin
beragam. Hingga pada suatu kesempatan... Aram menggerakkan kedua
tangannya, dan mengangkat sebelah kakinya bergantian,
"Saatnya menerima kematianmu Iblis...." Teriak Aram Keras.
Iblis Langit Selatan terkesima melihat jurus aneh itu, terpaksa ia
menghadapinya dengan menyalurkan segenap tenaga sakti
Racun Langit pada kedua tangannya.
Tetapi ternyata serangan Aram itu hanya pancingan saja,
268 "Wirrr...Crakkkk...Blaaarrrr"
Sebersit sinar merah membara melesat dari mata Aram, Kejut
Iblis Langit Selatan bukan alang kepalang, menghindar takan
sempat, menahan dengan kekerasan dari tubuhnya juga tidaklah
mungkin. sebab Semua tenaganya terkumpul ditangan.
Dengan pasrah ia menerima sinar itu dengan kepalanya, kepala
berikut tubuhnya tiba-tiba meledak dahsyat.
jika yang hancur kepalanya mungkin tak terlalu menggenaskan
tapi, jikalau seluruh tubuhnya berserakan tak karuan adalah
SADIS. Aram termenung, "Hoeekk...hoeekkk" Aram muntah darah,
segera ia kembali kebaraknya, tanpa menghiraukan yang lain
segera ia bersila, menenangkan darahnya yang bergejolak.
Pertarungan terus berlanjut, para pendekar terus bergantian
melangsungkan pertarungan ada yang dikarenakan dendam,
ingin terkenal maupun permusuhan. mereka bertarung ditengah
lapangan karena memang panggung itu telah hancur
berantakan. Lembayung kini mulai memayungi Lembah kematian. waktu
terus bergulir tak bisa dihentikan. malam telah menjemput. Bau
anyir darah tercium kemana-mana, entah telah berapa jiwa yang
melayang gara gara pertarungan diatas panggung.
Jerit kematian dan beradunya tenaga sakti semakin santer
terdengar. Seorang Pemuda tampan tengah bersemadi uap merah
mengepul tinggi dari tubuhnya, disekelilingnya Tiga Orang datuk
Persilatan menatapnya, 269 "Sudah lebih dari dua belas kentungan ia bersemadi, apa
mungkin lukanya tak bisa disembuhkan hingga ia bersemadi
selama ini"glek..glekk" Seorang kakek tua berkata sambil
meminum Tuak dari Gucinya.
"Entahlah....., mungkin pukulan Si Iblis mengandung
racun...mengapa kau diam saja Setan Betina...!" temannya yang
lain menjawab yang tak lain adalah Ki asmaradanu atau
Sisinting dari Timur. "Setan Gila, kau diamlah.... aku sedang berpikir" dengan Sewot
Nyi Permata Dewi menjawab.
"ciss...Apasih yang kau pikirkan?"
"Aku sedang menimbang apa ia sedang menghimpun Tenaga
bayangan apakah bukan..."
"Apa itu tenaga bayangan?"
"Tenaga yang diciptakan oleh pikiran, yang dibuat dari Tanah,
Air, Api, dan Angin."
"untuk apa?" "...................."
"Ger....mengapa kau diam" Ki Asmaradanu jengkel.
"Apa Hakmu Menanyaiku hah?"
"Dia Anak Angkatku.."
"Aku Neneknya... "
270 "Ibu...." Seperti anak kecil saja Ki Asmaradanu Memeluk Nyi
Permata Dewi, karena jarak mereka berdekatan maka Nyi
Permata Dewi tidak bisa menghindar dari pelukan itu.
"Apa-apaan ini" Nyi Permata Dewi membentak
"Kalau kau Neneknya, dan aku ayahnya maka kau adalah ibuku"
Ki Asmaradanu ngotot, "Hahaha...anak bangkotan dan Ibu Anak kecil berpelukan"
dengan geli Sisinting dari selatan tertrawa terbahak bahak.
"Lepaskan aku malu."
"Mengapa harus malu ibu?"
"berapa sih usiamu hah?"
"Dua Ratus Lima puluh kalau gak salah"
"Dan kau tahu berapa usiaku?"
"Seratus Tahun..... tapi kau terlihat seperti anak usia Tigapuluh
tahun" "Jadi Lepaskan Aku"
"Mengapa" "Karena usiamu lebih tinggi dariku.."
271 "Tidak mau, sebelum ibu memanggilku anak"
"Ogah" "Ya sudah kalau begitu aku tidak bakalan melepaskan
pelukanku..." Begitulah mereka bercekcok seperti anak kecil, yang satu
meminta jadi anaknya yang satu menolak...
Para hadirin keheranan, melihat Dewi Pemanah Asmara
berpelukan dengan Sisinting dari timur. meski malam pada
kentungan ke delapan sdikit gelap namun berkat penerangan
obor-obor dan mata yang terlatih tidaklah sulit melihat kejadian
itu. Untuk sejenak perhatian para hadirin teraihkan, bisik-bisik
terdengar bersahut-sahutan.
Melati yang mendengarkan kini paham, mengapa Nyi Dewi
Renjani yang terlihat lebih tua dari Nyi Permata Dewi menaruh
hormat kepada Nyi Permata Dewi.
Melati juga kaget mendengar bahwa Ki Asmaradanu telah
mencapai Usia Dua ratus setengah, jelas itu merupakan
pencapaian yang luar biasa, padahal dari luar Ki Asmaradanu
terlihat hanya berusia Tujuh puluh tahunan.
"Ya, baiklah aku mengakuimu sebagai anak angkat.." dengan
Pasrah Nyi Permata Dewi atau biasa dipanggil Dewi Pemanah
asmara itu mengalah. 272 "hehe..." dengan berseri-seri Ki asmaradanu melepaskan
pelukannya. "Apa akibat dari menghimpun Tenaga Bayangan?"
disampingnya seseorang berkata.
Semua Sahabat-sahabat Aram maupun Anak Buah Aram
terperanjat melihat seorang Pemuda berjubah Coklat dengan
peralatan rubah disana sementara seorangnya lagi sedang
bersemadi. apakah mungkin Pemuda itu memiliki seorang
kembaran" Nyi Permata Dewi tertegun, dengan tenang ia menjawab.
"Tenaga dalam orang itu bisa mencapai tingkatan melepas tanpa
lepas, tenaga dalamnya bahkan akan melebihi orang yang
berusia seribu tahun."
Semua mata terbelalak kaget. itu kenyataan ataukah hanya
bualan semuanya tak tahu, tapi jika Dewi Pemanah Asmara
yang mengatakannya mau tak mau semuanya berpikir dua kali.
"Bukankah itu bagus?" Ki Asmaradanu berkata.
"Tidak, karena ilmu itu seperti pedang bermata dua.
kemungkinan terbaik ia akan pingsan slama tiga purnama lebih"
"Kemungkinan terburuk?" seorang gadis cantik dengan mata
berkaca-kaca bertanya, Semua orang ditempat itu berpaling, gadis itu berwajah cantik
273 dengan rambut dikuncir kuda, matanya sipit menandakan ia
bukanlah orang pribumi. "Ia akan mati. karena setelah ilmu itu dilepaskan jika tubuh
sipelaku tidak kuat menahan bisa-bisa hancur berantakan."
"Oh, engkoh Aram......" Gadis itu menangis sedih..
"Sret.." tiba-tiba gadis itu merasakan kepalanya ada yang
mengelus... "Jangan Menangis Thian Hong Li...., bersikaplah tegar" Thian
Hong Li berpaling, senyuman lembut milik kekasihnya sedang
menatap. tapi, entah mengapa Thian Hong li merasakan bahwa
orang itu bukanlah Aram seperti yang diduga yang lainnya.
"Terimakasih, jawabnya lirih.....
"Sudah malam rupanya,......" seseorang berkata, serempak
Gadis itu berpaling dan terpekik,
iikkhhh,,....

Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ternyata yang berbicara itu adalah Aram yang tersadar dari
semadinya, wajahnya mengepul merah seperti kepiting rebus
yang baru diangkat. "Duduklah,....." entah kepada siapa ia berkata, serempak semua
orang yang mengelilinginya bertatapan.
274 "hepz,...fyuhhh.....ternyata benar apa yang kau pikirkan ketua,..."
Ternyata Aram menyuruh sosok yang mirip bagai dibelah pinang
dengan dirinya itu untuk duduk dihadapannya.
"Hemzzhhh,...bagaimana dengan "Kejutan" itu?" Aram berkata.
"Sudah saya urus ketua" Duplikat dari Aram berkata.
"Bagaimana dengan Upacara Langit?"
"Akan diadakan tepat tengah malam nanti..."
"Ada masalah lain?"
"Saya mendapat tahu, siapakah sebenarnya mempelai lelaki
yang mempunyai hajat saat ini"
"Oh, benarkah...siapakah dia" Mata Aram berbinar
" "Orang mati lama" yang menjadi "rebutan karena memiliki
harga?" Duplikat itu berkata misterius.
" "Warna" Apa "bayangan" itu?"
"Kuning mengkilap....."
"Kerja bagus Rehan, bukalah topeng lapis pertamamu......" aram
berbisik lirih. Duplikat dari Aram yang ternyata bernama Rehan itu memegang
bagian bawah lehernya, ia menarik keatas, munculah seraut
wajah baru yang tampan dan berwibawa....
275 Para Anggota lain tidaklah mengenal seraut wajah itu,. begitu
asing... pada awalnya mendengar kata Rehan, anggota lain
segera melayang pada wajah pendamping kiri Ketua yang
tampan, hidung bangir dengan mata lentik dan tutur bahasa
yang sopan layaknya seorang bangsawan......
Tapi, begitu melihat wajahnya sekarang mau tak mau semua
orang meralat kembali pikirannya. tiba-tiba mereka dikejutkan
oleh kelakuan aneh dari pemuda itu.
Pemuda itu meneteskan cairan dari sebuah ranting pohon yang
ia selipkan dipinggang ke matanya, mata merahnya kini perlahan
memudar dan menghilang....
"Akh,......"semuanya terpekik kaget, pohon apa yang rantingnya
bisa mewarnai mata, pikir mereka dalam hati.
"Kita tunggu sampai pelaksanaan Upacara Langit dimulai,
kordinasikan para lebah untuk bersiaga, setelah Upacara dimulai
suruh membuka lorong melarikan diri."
"Bagaimana dengan para seranggga?"
"Serangga mana yang kau maksudkan.."
Rehan tertegun, akhirnya ia teringat bahwa para serangga juga
memiliki jenis-jenis berbeda.
"Serangga Pembunuh...."
"Siapkan senjata, bila tanda biru telah berpijar kepung Mangsa,
jangan satupun yang terlepas."
"Bagaimana dengan madu yang telah terkumpul?"
276 "Angkut, ketika tanda kuning berpijar"
"Yang lainnya,"
"Itu urusanmu..."
"Baik, kalu begitu saya pamit, permisi..." Wuss.... bayangan itu
menghilang,... "Apa yang kau barusan rundingkan engkoh,..." Thian Hong Li
bertanya mewakili yang lainnya.
Aram tersenyum mesra, "nanti juga kau akan tahu dinda..."
Aram yang baru tersadar dari semadinya masih belum sadar
sepenuhnya bahwa disana ada seorang gadis yang
mendambakan cintanya. Gadis itu diam-diam cemburu mendengar orang yang
dikasihinya memanggil dinda kepada seorang gadis yang bukan
dirinya, kini ia mengerti mengapa sewaktu Para datuk
membicarakan bahaya terhadap nyawa Aram, begitu terpukul
bahkan menangis. Wajahnya tersenyum, tapi hati menangis, cinta memang
kejam.... mengapa harus ada persaingan yang sekiranya dapat
menghancurkan yang lainnya. mengapa harus ada kebahagiaan
diantara tangis... cinta memang pantas mendapat makna satu
kata seribu makna.... Nyi Permata dewi tertegun, diliriknya gadis disampingnya, meski
wajahnya tersenyum namun Nyi Permata Dewi telah menangkap
277 ada Hati yang retak dan patah. ia merangkul bahu gadis itu dan
mencium keningnya. "Hei bocah, apa kau tak memandang sebelah matapun kepada
kami hah?" Ki Asmaradanu jengkel. Aram berpaling ... ia
tertegun setelah merenung sebentar ia paham maksud ucapan
dari Ayah Angkatnya itu. ia sadar bahwa ada seorang gadis
yang merasa sakit denga ulahnya barusan.
"Ayah, Guru Nenek maafkan Ananda...." Aram menjura...
"haha... Apa saat inipun kau akan memanggilku guru heh?"
Sipemabuk dari selatan berkata.
"Tentu saja Guru,.... memangnya saat di panggung aku seperti
kelihatan bercanda?"
"bukan itu maksudku bocah, apa kau tak malu mengangkat
seorang guru yang dapat kau kalahkan?"
"Hahaha....Guru tidak selalu harus Ilmu Silat Guru, Kakak
Angkat juga sudah merestui"
"Siapakah kakak Angkatmu itu Aram?" Nyi Permata Dewi
menyela. "Saya, yang rendah Sobar Amerta Sipengabar Langit memberi
hormat kepada Ayah, Nenek dan Orang Tua gagah sekalian"
Dibelakang Thian Hong Li menjawab seorang lelaki tampan
dengan luka diantara kedua alisnya.
278 Nyi Permata Dewi menatap Sipengabar Langit dan tersenyum.
"Kau memiliki seorang kakak yang luar biasa cerdas cucuku..."
"Haha... Nenek terlalu menyanjungku..., padahal aku tak ada
sekuku hitamnya pun dihadapan adikku ini., apalagi dengan ilmu
rubah bersiasatnya, aku semakin tak berdaya." Nyi Permata
Dewi, dan Sipemabuk dari selatan terperanjat kecuali Ki
Asmaradanu yang sudah mengetahuinya.
Pikiran mereka melayang pada Sirubah seribu Wajah yang
menjadi korban bulan-bulanan kaum rimba hijau, yang membuat
Ki Asmaradanu menjadi Seperti orang sinting sehuingga
dimasukan kedalam golongan merdeka.
Wajah Nyi Permata Dewi Pucat, sepucat mayat, tubuhnya
gemetar,.... "Cucukku......." Nyi Permata Dewi Tersendat.
"Ya ada apa nek..." Aram keheranan.
"Dalam satu tahun ini kuharap kau sudah menyempurnakan
Tenaga sakti mata darah hingga mencapai tahap ada dan
tiada...sebelum kau ...sebelum kau...."
"Sebelum apa Nek"," aram kebingungan.
"Sebelum engkau berubah menjadi gila dan membahayakan
semua orang persilatan,.... ketahuilah... ketahuilah, hanya
dengan mempelajari Tenaga Sakti mata darah saja engkau
279 dapat membolak-balikan dunia persilatan dengan
kecerdasanmu,...karena,...karena Ilmu itu dapat membangkitkan
sel-sel dalam otakmu sehingga bekerja sepuluh kali lipat dari
manusia biasa. kini...kini kau malah mempelajari Ilmu Rubah
bersiasat... Maka..maka Kau kau" Nyi Permata Dewi tak
sanggup lagi berkata-kata ia menangis menggerung-gerung...
Aram tertegun, tak disangkanya ilmu yang ia pelajari begitu
berbahaya, kini ia mengerti sebab mengapa dengan mudah ia
dapat mempelajari Ilmu-ilmu dalam Jurang, padahal menurut Ki
Asmaradanu ilmu-ilmu itu takan bisa dikuasai selama sepuluh
tahun. tapi. ia dapat melalapnya hanya dengan rentan waktu dua
tahun. "Apakah ilmu itu tak dapat dibuang nek?"" yang bertanya adalh
Thian Hong li. "Bisa...bisa.... dulu aku mempelajarinya baru sampai tingkat
lima, dan aku memerlukan seratus perjaka untuk membuang
ilmu itu.... jika sudah dipelajari sampai tingkat pamungkas aku
tak tahu berapa gadis yang harus dikorbankan...." dengan isak
tangis Nyi Permata Dewi menjawab.
Betapa perihnya hati Thian Hong Li... ia berkata dengan
bercucuran air mata.. "Engkoh....aku..aku akan rela bahkan akan membantumu
mencari gadis-gadis lain untuk membuang ilmu itu, aku tak ingin
terjadi suatu apa pun terhadapmu, kini setidaknya enggkau
sudah mendapatkan dua gadis...."
280 Thian Liong terkejut tak disangkanya adiknya akan berkata
seperti itu... sementara Aram hanya mengerutkan kening saja.
"Anak manis,...betapa mulianya hatimu,.... apakah Cucuku ini
sudah memiliki dua kekasih hati?" Nyi permata Dewi lembut.
"Itu...." thian Hong Li menunjuk Melati yang sedang melamun....
Semua Orang berpaling, menuju satu arah yang ditunjuk. Melati
tertegun melihat semua orang memandangnya.
"Ekh...Akh... Ada Apa?"dengan kikuk ia pandang sana pandang
sini,... Entah siapa yang mengomando semuanya kini tertawa,
melupakan ketegangan dan kesedihan tadi.
mendadak..... "Ekh Lihat.. Ketua Sepuluh Pergurun Merdeka Hilang..." Seruan
yang lumayan keras dari barak golongan Merdeka, kegaduhan
kini merebak, bisik-bisik bagai tawon terdengar dimana-mana.
Barak Golongan Hitam dan Golongan Putih juga dibuat Heboh,
mereka kagum, gemas, heran dan sebagainya dengan tingkah
laku ketua sepuluh perguruan yang semaunya sendiri. mereka
datang secara mendadak pergi juga tak ketahuan rimbanya.
Pertarungan terus berlanjut hingga malam telah semakin tinggi
hingga sampailah pada puncaknya, sorak sorai belumlah surut,
semua yang belum kebagian harap-harap cemas menunggu
kesempatan selanjutnya. 281 Tetapi ternyata harapan mereka tak terlaksana karena saat itu
Pembawa acara pun berseru :
"Berhubung waktunya sudah hampir mendekat waktu
upacara sembahyangan maka pertandingan adu kepandaian
dihentikan dahulu. Harap para
hadirin suka memaafkan. Dan sekarang akan dimulai upacara
sembahyang suci untuk meresmikan berdirinya perkumpulan
Panji Telapak Perak ."
Pembawa cara itu bersuit rendah tiga kali memberikan isyarat
kepada anak buahnya. Tak berapa lama Iringan gadis telanjang dan Pemuda telanjang
maju kebeberapa barak ditangan kanan mereka membawa
sebuah Batok yang terbuat dari buah maja, sedangkan tangan
kirinya mereka membawa sebilah pisau yang tajam.
"Upacara sembahyang suci akan segera dimulai. Sebelumnya
akan kami minta setiap tamu untuk menusuk tangannya dan
mengkucurkan darahnya kedalam mangkuk yang akan
diantarkan para anggota kami sebagai lambang dari kehadiran
para saudara sekalian dilembah ini."
Segera saja, Para Gadis dan Pemuda telanjang itu mengelilingi
barak Dibarak Golongan Putih, Orang-orangnya memberikan darahnya
dengan menutup mata, meski ada yang sedikit mengintip.
Dibarak Golongan Hitam laki-lakinya terlihat bahagia, mereka
meremas, mencolek para gadisnya seraya memberikan
282 darahnya dengan sedikit rayuan cabul. sementara golongan
Perempuannya dengan genitnya mereka memegang dan
menarik-narik tombak pemuda "prmuda itu.
Dibarak golongan Merdeka tak begitu jauh dengan Barak hitam,
juga ada yang mengikut golongan putih, Hanya dibagian Barak
merdeka bagian depan saja yang sedikit berbeda.
"Tuan....." Seorang Gadis menyodorkan mangkok dari Buah
maja kepada Aram. "Nona yang seksi, dengarlah ini adalah darah dari teman-teman
dan aku, kami mengerti maksud dari Kaisar Iblis, maka kami
takan merepotkan, ini darah kami, Aram menyododorkan
mangkuk dari Batok dan di pindahkan Ke Mangkuk gadis itu.
Gadis itu mendelong, menatap wajah Aram yang tampan
dadanya berdebar indah,.... mulutnya sunggingkan senyuman
indah dan segera berpindah ketempat lain menyisakan bau
harum khas seorang gadis...
Malam Purnaama bersinar seperti seorang putri yang sedang
menanti kekasihnya, malm yang seharusnya gelap kini malah
terang benderang, bintang-bintang bertebaran menghiasi
malam, Disebuah Lembah yang bernama Lembah Kematian tampak
manusia seperti anai-anai bertebaran, sisebuah panggung yang
sudah hancur sesosok manusia berdiri gagah,...
283 "Saya sebagai Pembawa Acara malam ini mengucapkan
selamat datang kepada hadirin sekalian didalam panji Telapak
Perak, siapa saja yang telah mengucurkan darahnya Itu berarti
saudara-saudari sekalian telah resmi menjadi anggauta dari
perkumpulan !" Gemparlah sekalian hadirin. Pengumuman pembawa acara
tentang brang siapa yang telah mengucurkan darah selaku
tanda masuk menjadi anggauta perkumpulan , telah
menimbulkan kegemparan besar kepada berjuta-juta jago-jago
silat yang berkumpul dari pelosok-pelosok penjuru dunia itu.
"Para hadirin sekalian" kembali pengacara itu berseru untuk
menindas kehingaran suasana,
"Seperti yang telah kami ucapkan diawal kami bertujuan luhur
hendak mempersatukan seluruh dunia persilatan menjadi satu
wadah, bukankah para Golongan Putih selalu memburu
Golongan Hitam, Golongan Hitam memburu Golongn Putih
sementara Golongan Merdeka diburu kedua golongan,
bukankah itu menunjukan bahwa kita tidak pernah merasakan
kedamaian?" Belum selesai Pembawa Acara Itu berkata seseorang telah
melesat kedepannya dan membentak.
"Selama berabad-abad didunia ini belum pernah sekalipun yang
baik dan buruk itu bisa dicampur adukan, kaian bermimpi terlalu
muluk....diantara semuanya aku Harimau Gembala yang akan
berdiri menantang kalian"
284 Lelaki itu berusia kira-kira empat puluh tahunan, bajunya hijau
dengan belang kuning, ikat pinggangnya terbuat daripada kulit


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

harimau. "haha... sabarlah sebentar sodara. biarkan kami mengeluarkan
beberapa patah kata dulu. baiklah hadirin sekalian kami takan
memaksa kalian, siapa saja yang ingin bergabung dengan kami
silahkan menuju kesisi panggung." Sipembawa acara kembali
berseru. Lelaki itu tidak bergerak selangkahpun dari tempatnya.
sedangkan beberapa ratus golongan hitam bergerak menuju
samping panggung menyisakan golongannya yang memiliki ego
tinggi. yang mengherankan ternyata beberapa kaum Golongan putih
ternyata ada juga yang melesat menuju samping panggung.
hanya golongan merdeka saja yang memiliki ego tak ingin
dikekeng kebebasannya, tak ada satupun dari mereka yang
maju kesamping barak, Manusia-manusia itu kini bagaikan semut saja jalan beriringan.
seratus duaratus hingga ribuan orang menuju samping
panggung, jelaslah kini kedua kubu berjumlah imbang.
Satu kentungan telah berlalu. orang yang tadinya dalam barak
terpisah kini mulai bersatu hingga dari atas terlihatlah dua buah
pasukan perang siap bertempur.
Tak ada lagi ganjalan antara hitam merdeka atau putih, kini
mereka bergabung untuk menuju sebuah tujuan "Kebebasan".
285 Mereka tidaklah bergabung untuk berdamai melainkan memiliki
keinginan yang sama "Hancurkan Panji Telapak Perak atau Mati..! jika mereka sudah
kembali kedalam kehidupan semula maka mereka akan kembali
kepadankehidupan awal, diburu atau memburu. itulah njalan
hidup mereka. Tiba-tiba terdengar Harimau gembala berseru kepada sekalian
hadirin yang bersatu ditengah barak, yaitu Barak Goilongan
merdeka.. "Saudara-saudara sekalian, marilah kita bersatu padu untuk
menghadapi Panji telapak Perak, atau kita akan diperbudak
mereka. masih ingatkah saudara-saudara sekalian dengan
teman kita yang merenggang nyawa ditangan mereka,
kehancuran perguruan kita" apakah saudara-saudari sekalian
akan berpangku tangan saja !"
"Saudara-saudari Anggota baru Panji Telapak Perak, bunuhlah
lelaki itu maka kalian akan mendapatkan balasan yang setimpal
dari kaisar Iblis" "Hiaaatttt" Wrull.. trak-trak... ratusan orang terdekat mengeroyok
Harimau gembala yang berdiri didekat mereka, Harimau
Gembala terkejut, ia sama sekali tak menyagka Panji Telapak
Perak akan bertindak Sepengecut itu.
Segera ia membuat kuda-kuda tangannya terpentang
membentuk cakar harimau. 286 "Hiaaatt" dari belakangnya seseorang membokong, dengan
sigap Harimau Gembala merunduk dan menyabetkan cakarnya.
"Akhh....< Brettss" pembokong itu menjerit keras, tubuhnya
kelonjotan dengan usus berhamburan, tak berhenti disitu saja,
tubuhnya itu tiba-tiba terinjak-injak oleh beberapa orang
didekatnya maka lengkaplah kematiannya itu,
"Wirr sebatang toya baja menyambar kepala Harimau gembala,
namun bukanlah harimau Gembala bila menghadapi serangan
seperti itu, dengan cekatan ia menghindar lalu menjambret
lawan lainnya dan menghadangkannya dihadapan amukan toya
itu, "Bukk.... Prak.... Darah berhamburan, jerit kematian semakin
santer, entah berapa jiwa yang telah melayang ditangan
Eng Djiauw Ong 14 Juragan Tamak Negeri Malaya Karya Widi Widayat Pendekar Sadis 6

Cari Blog Ini