Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung Bagian 10
Liem Tou mengangguk tanda menyetujui, dengan demikian
si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie segera
mendesak orang orang lainnya untuk maju kedepan.
Sesampainya di depan pintu rumah penginapan baik Lie
Siauw Ie maupun si gadis cantik pengangon kambing segera
bau amis darah yang sangat menusuk hidung, tak terasa lagi
hati mereka berdua pada berdebar debar amat kerasnya.
Tiba tiba. , .mereka menjerit keras saking kagetnya dan
berdiri tertegun didalam ruangan itu.
Kiranya didalam rumah penginapan tersebut penuh
berceceran darah segar dengan mayat mayat yang
bergelimpangan dengan amat ngerinya, suasana sungguh
menyeramkan sekali. Melihat keadaan yang demikian mengerikan ini si gadis
cantik pengangon kambing segera memejamkan matanya
rapat, serunya dengan terharu.
"Ie cici, sungguh kejam si penjahat naga merah itu."
Bagaimanapun juga Lie Siauw Ie yang usianya jauh lebih
tua jadi orang pun semakin tenang, setelah bertanya dengan
seorang dia baru mengetahui kalau penghuni penginapan kecil
ini hanya didalam satu malaman saja sudah dibinasakan
semuanya, bahkan sampai para tamu yang sedang menginap
di rumah penginapan itu pun tidak luput dari penjagalan
secara besar besaran ini.
Karenanya setelah mengetahui jelas akan hal itu dia tak
perlu memeriksa kembali keadaan rumah penginapan
tersebut, teringat akan kawanan kambing yang dititipkan di
rumah penginapan itu segera dia menarik tangan si gadis
cantik pengangon kambing untuk diajak ke kandang,
Si gadis cantik pengangon kambing segera menyambut dan
mengikuti dari belakangnya.
Sesampainya di depan pintu rumah penginapan itu mereka
berbelok ke sebelah kanan yang merupakan kandang kuda.
Lie Siuw Ie masih ingat kalau kawanan kambing mereka
ditempatkan di dalam kandang kuda itu.
Hubungan antara si gadis cantik pengangon kambing
dengan kawanan kambingnya benar benar sangat erat sekali,
tempo hari masih berada diatas puncak Ay Leng diatas
gunung Go bie, kecuali ayahnya Lie Loo jie dia cuma
berkawan dengan kawanan kambingnya itu.
Saat ini hatinya benar benar merasa sangat ketakutan
sekali, dia takut kambing kambingnya itu sudah terbunuh
semuanya, diam diam doanya did alam hati.
"Semoga saja kawanan kambingku berada di dalam
keadaan sehat sehat saja"
Si Gadis dengan cepat mencabut seruling pualamnya lalu
ditiup dengan amat nyaringnya.
Siapa tahu kawanan kambing yang biasanya pasti akan
mengembek setelah mendengar tanda itu sekarang sama
sekali tak memberikan reaksinya.
si gadis cantik pengangon kambing menjadi amat
terperanjat, tanpa perduli disekitarnya banyak orang yang
menonton mendadak tubuhnya meloncat ke tengah udara
setinggi beberapa kaki lalu melewati atas kepala semua orang
dan berkelebat menuju ke kandang kuda itu.
Dengan kejadian ini seketika itu juga memancing
kegaduhan di antara para penonton, mereka beribut ribut
untuk menuju ke kandang kuda semuanya.
Si gadis cantik pengangon kambing sesampainya di depan
pintu kandang kuda itu seketika itu juga merasakan hawa
dingin berdesir dari dasar lubuk hatinya, seluruh tubuhnya
gemetar dengan amat keras tampaklah kawanan kambingnya
sudah pada menggeletak dan ceceran darah membanjiri
seluruh permukaan tanah. Tidak ada seekorpun yang berhasil
meloloskan diri dari bencana ini.
Dengan termangu mangu si gadis cantik pengangon
kambing itu berdiri di sana, semakin dipikir dia merasa
semakin sedih tak kuasa lagi titik air mata menetes keluar
membasahi pipinya. Waktu itupun Lie Siauw Ie sudah menyusul di sana,
sewaktu melihat keadaan yang sangat mengerikan itu hatinya
merasa terjeblos ke dalam jurang yang sangat dalam, apalagi
semuanya ini dikarenakan dirinya yang ngotot mau turun
gunung mencari Liem Tou sehingga dirinya menemui kerugian
yang demikian besarnya, tak terasa lagi hatinya benar benar
terasa amat berduka. Lama sekali mereka berdua berdiam diri tak berbicara, dan
pada saat itu orang orang yang menonton keramaian sudah
pada mengumpul datang untuk melihat gadis cantik yang baru
saja lewat di atas kepala mereka, melihat hal itu Lie Siauw Ie
segera menepuk pundaknya dengan perlahan.
"Wan-moay kau jangan bersedih hati, hiburnya.
Kesemuanya ini adalah kesalahanku sendiri, sekarang orang
orang itu sudah pada ngumpul kemari, lebih baik kita pargi
saja." "Tidak, bal ini tidak ada sangkut pautnya dengan Ie cici!"
bentak gadis cantik pengangon kambing itu dengan suara
tegas. "Kesemua ya ini disebabkan kekejaman dan keganasan
diri si penjahat naga merah itu, aku sangat benci kepadanya,
tadi ayah marah marah sebetulnya aku kepingin puiang ke
gunung saja tapi sekarang tidak akan puiang lagi, ayahku
sudah mengadakan perjanjian dengan si hweesio kurus hitam
untuk bertemu di puncak pertama Cing Jan. Waktu itu si
penjahat naga merah pasti ikut datang, saat itulah aku akan
menyu ruh dia menggantikan kambing kambingku itu"
"Benar, urusan lain kali bisa kita bicarakan di kemudian hari
saja, sekarang kita harus berangkat meninggalkan tempat ini
terlebih dahulu. Si gadis cantik pengangon kambing itu lama sekali tidak
menjawab, sedangkan waktu itu sudah ada banyak orang
yang mengerubungi tempat itu sambil mengutarakan
pendapatnya masing masing.
"Aaa. . .sungguh cantik kedua orang gadis muda ini.
"Hmmmn . .cantiknya seperti bidadari yang turun dari
kahyangan." Perempuan itu mempunyai kepandaian yang begitu tinggi
sudah tentu perempuan yang lainnya mempunyai kepandaian
silat yang tidak jelek"
"Kedua orang perempuan ini sangat aneh sekali, apa
mungkin mempunyai hubungan dengan si penjahat naga
merah itu?"" Semakin mendengar Lie Siauw Ie semakin tidak puas.
terpaksa dia mendesak si gadis cantik pengangon kambing itu
untuk cepat cepat meninggalkan tempat itu,
si gadis cantik pengangon kambing tetap tidak menjawab,
tiba tiba sambil menunding ke arah mayat kambingnya dia
berseru keras. "Ie cici, coba kau lihat."
"Lihat apanya?"" tanya Lie Siauw Ie keheranan.
Coba kau lihat pada leher setiap kambing itu pasti ada satu
bekas darah yang memancang, tetapi kambing itu bukan
binasa dikarenakan hal itu mereka pasti binasa tertusuk
pedang. "Apa mungkin itulah yang disebut tanda pengenal ular
merah?" tanya Lie Siauw Ie setelah termenung sebentar.
"Aku kira mungkin benar" jawab si gadis cantik pengangon
kambing sambil mengangguk tetapi ada satu urusan yaug aku
merasa kebingungan, kemarin malam si penjahat naga merah
yang kita temui menggunakan cambuk Ci Liong pian
ssdangkan kawanan kambing ini binasa tertusuk padang,
bukankah hal ini sangat aneh sekali ?""
Lie Siauw Ie sebera merasakan perkataannya sedikitpun
tidak salah, dia mengangguk.
"Kelihatannya ada orang yang memalsukan namanya."
Mungkin, tetapi aku rasa kita harus menginap beberapa
hari di dalam kota kemungkinan sekali dengan demikian kita
bisa memperoleh sedikit tanda tanda yang jelas.
Demikianpun baik juga, sekarang lebih baik kita cepat
cepat meninggalkan tempat ini. Si gadis cantik pengangon
kambing itu segera mengangguk, setelah memandang
beberapa kejap lagi ke atas mayat kambing kambing
kesayangannya dia baru putar badan berlalu dari sana.
"Tiba-tiba". Suara menyambarnya senjata rahasia
memecahkan udara mengancam tubuh mereka, si gadis cantik
pengangon kambing menjadi sangat terperanjat bentaknya.
"Ie cici, hati hati senjata rahasia." Tubuhnya dengan cepat
menyingkir kesamping sedangkan Lie Siauw Ie yang agak
terlambat untuk menyingkir segera merasakan adanya
sambaran senjata rahasia itu terpaksa cepat cepat
menjatuhkan diri ke depan.
"Sreet. sreeet, . dua batang paku pencabut nyawa dengan
amat cepatnya menancap pada tiang kandang kuda itu untung
saja mereka cepat cepat menyingkir kalau tidak, mungkin,
tubuh mereka berdua sudah kena dihajar.
Si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie
segera menoleh kebelakang mereka berdua bersama sama
mencabut keluar pedang serta seruling pualamnya.
Para penonton yang melihat kedua orang gadis itu secera
tiba tiba mencabut keluar senjata tajamnya bahkan dari
wajahnya kelihatan sangat mencurigakan sekali segera pada
ketakutan dan saling dorong mendorong untuk cepat cepat
mengundurkan diri dari tempat itu.
Di dalam keadaan yang sangat kacau itu bila si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ia mau mencari orang
yang menyambitkan senjata rahasia itu menjadi sukar sekali.
Mereka berdua berdiri saling berpandangan lama sekali,
kelihatannya kita tidak bakal bisa mencarinya Lie Siauw Ie
berseru dengan gemas. Wan Moay bajingan ini sangat licik sekal1 tampaknya kita
tak perlu nguber dia lagi, baiklah kita mengikuti perkataanmu
tadi untuk sementara tinggal di kota Tang Yang dulu jika dia
orang mau mencelakai kita berdua lagi bukankah kita tidak
usah pergi mencari dirinya dengan susah ?"
"Betul, mari kita berangkat," seru gadis cantik pengangon
kambing itu kemudian sambil mengangguk.
Mereka berdua segera menyimpan kembali senjatanya
masing masing dan berjalan keluar dari tempat itu.
Saat itulah terdengar Liem Tou sedang tertawa terbahak
bahak diikuti dengan suara teriakan "Jan, Seng, Cu, Beng,
Tong, Piah Hoan" serta Jan Seng, Seng Beng, Cu Piah, Cu
Beng serta Tong Su delapan buah kata secara bergantian,
sedangkan orang yang semula menonton keramaian itu pun
kedengaran sedang tertawa terbahak bahak dan bersiul
dihadapan mereka. Mendengar suara tersebut Lie Siauw Ie menjadi sangat
cemas, ujarnya. "Wan Moay cepat sedikit, entah adik Tou sudah memancing
kegaduhan apa lagi?"
Si gadis cantik pengangon kambing itu segera menarik
ujung bajunya. Ie cici sahutnya. Kita lewat samping sini saja biar sampai
lebih cepat. Lie Siauw Ie, tidak menjawab lagi mereka berdua dengan
cepat memutar ke samping jalan lalu berlari dengan cepatnya
kedepan. Beberapa puluh kaki jauhnya kemudian mendadak
tampaklah oleh mereka sinar golok yang menyilaukan mata
berkelebat dengan tak henti hentinya di bawah sinar matahari.
Sedangkan Liem Tou dengan menggunakan kerbaunya
sedang menerjang ke kanan menerjang ke kiri di antara
bayangan golok tersebut, tetapi sungguh aneh sekali ternyata
tak ada sebilah golokpun yang berhasil mengenai ujung
bajunya. Liem Tou kelihatan sangat bangga sekali, wajahnya riang
sedang mulutnya tak hentinya memperdengarkan suara
tertawa terbahak bahaknya yang amat keras.
Sewaktu Lie Siauw Ie sera si gadis cantik pengangon
kambing itu dapat melihat siapa-siapa yang sudah
mengayunkan golok goloknya itu tak terasa lagi pada berseru
keheranan. Kiranya orang orang itu berjumlah delapan orang yang
bukan lain adalah Toosu toosu dari Bu tong pay.
"Wan moay, ujar Lie Siauw Ie keheranan Hidung hidung
kerbau dari Bu tong pay itu tidak ada ganjalan sakit hati apa
apa dengan adik Tou kenapa ini hari sengaja mencari gara
gara dengan dirinya ?"
"Mari kita maju bertanya sendiri saja" sahut si gadis cantik
pengangon kambing itu "Jikalau mereka tidak tahu aturan dan
mau teruskan untuk bergebrak biarlah cukup aku seorang diri
pergi mengejar mereka itu biar aku hajar sampai babak belur"
Selesai berkata tanpa ragu ragu lagi dengan menarik
tangan Lie Siauw Ie berjalan maju ke tengah lapangan.
"Berhenti" bentak si gadis cantik pengangon kambing keras
sambil bertolak pinggang.
Para toosu2 itu sewaktu mendengar ada orang yaag
membentak segera pada tertegun dibuatnya, dengan
sendirinya gerakannya pun menjadi berhenti.
Bersamaan pula Liem Tou pun membentak keras. "Su"
Kerbau itu segera berhenti bergerak.
"Hey toosu toosu dari Bu tong pay teriak si gadis cantik
pengangon kambing itu kemudian setelah kedua belah pihak
pada berhenti " Kalian meiakukan perjalanan di tengah jalan
raya, sedang Liem Koko dia melewati jambatan kayu (diantara
kalian air sumur tidak melanggar air kali, kenapa ini hari tanpa
angin tanpa hujan sudah pada mencari Liem Koko untuk
diajak berkelahi?" Beberapa perkataan dari si gadis cantik pengangon
kambing itu ada sepuluh bagian merupakan ceng li di dalam
Bu lim, tetapi para toosu dari Bu tong pay ini mana tahu
macam apakah gadis cantik pengangon kambing ini" segera
ada seorang tootiang berbaju kuning yang usianya paling
muda merangkap tangannya memberi hormat lalu.
Bu liong so hud . . . . Bu liang so hud siapa yang cari Liem
Kokomu untuk diajak berkelahi" yang kami inginkan adalah
kerbau tersebut. Apakah Kerbau tersebut adalah Liem
Kokomu". Pertanyaannya ini boleh dikata merupakan kata kata
makian yang amat pedas dan sama sskali tidak pandang
sebelah matapun terhadap si gadis cantik pengangon
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kambing. Lie Siauw Ie yang mendengar suara toosu muda itu dalam
hatinya merasa mendongkol,
Orang yang ada di punggung kerbau itu adalah Liem koko.
Wan moay, apakah kalian toosu toosu sudah picak semua
matanya?" Perkataannya semakin tajam lagi membuat air muka
kedelapan toosu tersebut berubah dengan amat hebatnya.
Kalianlah dua orang budak liar sungguh kurang ajar sekali
teriak salah seorang toosu dengan amat gusarnya. Kalian
harus tahu kelihayan dari Bu tong pay kami, ayo cepat
menggelinding pergi dari sini, jangan coba coba banyak
cerewat lagi dengan kami.
si gadis cantik pengangon kambing segera tertawa tergelak
dengan amat kerasnya, Oooow sungguh lihay sekali kalian toosu bau dari Bu tong
pay sehingga dengan ciangbunjin sendiri dibinasakan oleh
siapapun tidak tahu, sungguh hebat, memang benar
omonganmu toosu toosu dari Bu tong-pay memang semuanya
libay. Kedelapan toosu itu setelah mendengar perkataan dari si
gadis cantik pengangon kambing ini pada berteriak dengan
amat gusarnya, teriaknya dengan keras.
"Kau budak jelek siapa yang memberitahukan kepada
kalian soal terbunuhuhnya ciangbunjin kami" Terang terangan
Leng Cen Tojin terbinasa di tangan Tionggoan Sam Koay
bagaimana kalian berani bilang kami tidak becus."
"Hiii . . . hiii . . . siapa yang sudah memberitahukan kepada
kalian kalau ciangbunjien kalian dibinasakan oleh Tionggoan
Sam Koay?" "Kalian melihat dengan mata kepala sendiri ataukah cuma
dengar orang bilang saja ?"
Seketika itu juga kedelapan orang toosu itu dibuat tertegun
oleh perkataan si gadis cantik pengangon kambing ini, tetapi
urusan ini menyangkitt nama baik mereka di dalam Bu lim.
Bagaimana mereka berani percaya atas omongan dari si gadis
cantik pengangon kambing itu?"
Terus terang saja aku beritahukan kepada kalian, sambung
si gadis cantik pengangon kambing lagi. Tionggoan Sam Koay
sama sekali tidak pernah membinasakan ciangbunjien kalian,
ciangbunjien kalian itu dibinasakan oleh si penjahat naga
merah yang sengaja mau mencelakai diri Tionggoan Sam
Koay, kini Tionggoan Sam Koay sedang pergi mencari si
penjahat naga merah untuk membuat perhitungan.
Lama sekali mereka kedelapan orang toosu dibuat tertegun
dan berdiri termangu mangu beberapa saat kemudian baru
terdengar seorang toosu bertanya.
Perkataanmu ini apakah sungguh sungguh?" Kita tidak
punya dendam tidak punya sakit bati buat apa kami sengaja
menipu kalian?""
Sehabis berkata dia berdiam diri memikirkan sesuatu
persoalan kembali, lalu sambungnya.
"Oooh . , . . aku telah melupakan sesuatu, baiklah aku
berikan kepada kalian juga, bila kalian mau mencari si
penjahat naga merah tidak ada halangannya pada bulan lima
tangga lima pergilah ke puncak Cing Jan untuk mencari
dirinya." Lalu tangannya menggape kearah Lie Siauw Ie dan
serunya. "Ie cici, ayoh kita pergi saja dari sini "
"Tahan !" tiba tiba bentak seorang toosu di antara
kedelapan orang toosu toosu Bu tong pay itu. "Penjahat naga
merah adalah penjahat besar masa kini, jejaknya sangat
rahasia dan misterius sekali muncul dan lenyapnya tak
seorang pun yang mengetahuinya bagaimana kalian dua
orang budak bisa mengetahui jejaknya" kami takkan bisa kau
tipu mentah mentah."
"Betul perkataan ini sangat beralasan" sambung toosu yang
lainnya, "Terang terangan orang ini sengaja mencari satu akal
untuk menolong kerbau yang terkurung sekarang ini"
"He . . he . , jika kalian tidak percaya akupun tidak ada cara
lain untuk memaksa kalian harus percaya!" seru si gadis cantik
pengangon kambing sambil tersenyum apa boleh buat.
"Bagaimanapun juga dengan kekuatan kerbaunya Liem koko
itu kalian tidak akan berhasil menandinginya, jika kalian mau
menguasainya . .he . . hey toosu kau jangan mimpi disiang
hari bolong" Sejak tadi kedelapan orang toosu ini sudah merasakan
kelihayan dari kerbau itu cuma saja sang kerbau tidak
melakukan pembunuhan besar terhadap mereka seperti
halnya sewaktu ada di dalam kuil Siang Lian Si karenanya
walaupun dalam hati mereka agak merasa jeri tetapi tidaklah
terlalu takut. Saat ini si toosu yang usianya jauh lebih lanjut dengan sinar
mata yang amat tajam sedang memperhatikan diri gadis
cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie.
si gadis cantik pengangon kambing yang melihat mimik
wajahnya tak tertahan lagi segera tertawa manis.
"Bagaima " Ujarnya. Lebih baik kalian percayai omonganku
saja dari pada menyesal dikemudian hari"
Toosu itu tetap memperhatikan mereka berdua tanpa
berkedip barang sedikitpun juga, saat itulah seorang toosu
mendekati dirinya dan membisikan sesuatu kepadanya, toosu
itu segera mengangguk bersamaan pula memberi kedipan
mata kepada toosu lainnya.
Kiranya para penduduk yang semula mengerubungi rumah
penginapan kecil itu saat ini sudah mulai mengerubungi
tempat ini untuk menonton keramaian.
Si gadis cantik pengangon kambing yang melihat gerak
gerik mereka sangat mencurigakan dengan berbisik ujarnya
kepada Lie Siauw Ie. "Coba kau lihat gerak gerik mereka sangat mencurigakan
sekali, apakah mungkin mau me lancarkan serangan bokongan
terhadap kerbau itu?"
Lie Siauw Ie gelengkan kepalanya tanda tidak tahu.
"Hey, kalian toosu toosu bau sebetulnya mau berbuat apa
?" teriak si gadis cantik pengangon kambing kemudian dengan
suara yang sangat nyaring.
Toosu berusia lanjut itu segera menjura memberi hormat
kepada mereka berdua. Perkataan dari nona, kami tidak benar benar, sahutnya
dengan perlahan. Sekalipun perkataan dari nona tadi betul
Tionggoan Sam Koay memang bukan pembunuh Ciangbunjien
Bu tong pay kami tetapi mereka bertiga sudah melukai banyak
anak buah kami, sekalipun tidak ada sakit hati kini pun sudah
terikat, kerbau ini punya kesalahan sudah meloloskan itu
ketiga orang dari kurungan kami, ini hari kami harus
membinasakan dirinya juga."
Selesai berkata tangannya diulapkan memberi tanda,
segera terlihatlah kedelapan toosu itu dengan mencekal
sebilah pedang mulai memencar diri mengurung tempat
tersebut dengan rapat rapat.
"Hey bangsat cilik" bentak toosu toosu itu lagi dengan
suara yang amat keras. Cepat kau orang mengelinding turun dari punggung kerbau
tersebut, yang kami mau adalah nyawa kerbau itu bukan
nyawamu?" Liem Tou segera tertawa. "Nyawa kerbau adalah nyawa juga, jika kalau kalian
memang menginginkan nyawa kerbau ini kenapa tidak
sekalian menginginkan nyawaku?"
Mendengar perkataan itu para toosu dari Bu tong pay pada
melengak dibuatnya, tampak toosu yang berusia agak lanjut
itu bergumam seorang diri.
"Eei . .sungguh aneh. . .sungguh aneh sekali, ternyata di
dalam dunia ini ada juga orang yang tidak takut mati?""
Tetapi dengan cepat dia bisa mengambil keputusan di
dalam hati. Serunya kemudian.
"Baiklah, kalau memangnya demikian, itulah yang
dinamakan mencari gebukan buat dirinya sendiri".
Selesai berkata pedang yang semula sudah dicabut keluar
kini dimasukan kembali kedalam sarungnya diikuti ketujuh
orang toosu lainnya pun pada menyimpan kembali senjata
tajamnya. Si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie yang
melihat hal ini dibuat jadi keheranan ujar si gadis cantik
pengangon kambing itu. "Eeei kenapa mereka ini?" katanya mau membinasakan
kerbau itu kenapa kini malah menyimpan kembali senjata
tajamnya masing masing?""
Lie Siauw Ie pun tidak tahu mereka sedang memainkan
permainan setan macam apa lagi, dia cuma melirik sekejap ke
arah si gadis cantik pengangon kambing tanpa mengucapkan
sepatah katapun. Pada saat itulah para toosu bersama sama menyingkap
jubah luarnya sehingga terlihatlah kantongan senjata rahasia
yang tergantung pa da pinggangnya masing masing. Saat
itulah Lie Siauw Ie baru paham kembali.
"Aduh kiranya mereka mau menggunakan senjata rahasia
untuk melukai kerbau tersebut waah.. . waah . .tindakan
mereka ini sungguh kejam sekali. Wan moay kau lihat
bagaimana baiknya?""
Ternyata dugaan mereka sedikitpun tidak salah para toosu
itu pada merogoh ke dalam kantong senjata rahasianya
mengambil keluar senjata rahasia yang bentuknya masing
masing tidak sama, ada piauw mata uang ada jarum Bwee
Hoa Tsu, ada lempengan besi tipis ada pula piaaw piauw
dalam bentuk yang biasa. . .walau pun senjata senjata rahasia
itupun merupakan senjata yang sering ditemui di dalam Bu lim
tetapi jika dilancarkan dari arah yang berlawanan secara
serentak ada siapa yang sanggup untuk melawannya7" apa
lagi cuma seekor kerbau bodoh.
Si gadis cantik pengangon kambing itu segera berseru
memberi peringatan kepada Liem Tou.
"Liem koko mereka mau menggunakan senjata rahasia
untuk melukai kerbaumu kau cepatlah pergi.
Mau pergi" kau kira begitu mudah" Seru kedelapan toosu
itu sambil tertawa dingin.
Mendadak toosu berusia agak lanjut itu membentak
kembali. "Hey bangsat cilik, sebetulnya kau orang mau pergi tidak?"
Liem Tou tetap bungkamkan diri, cuma saja senyuman
manis penuh menghiasi bibirnya.
Wajah toosu itu segera berubah menjadi adem napsu
membunuh melintasi wajahnya sepasang matanya melotot
lebar lebar tiba tiba dia mem bentak keras.
"Serbu" Tangannya melayang menyambitkan senjata rahasia yang
penuh tergenggam ditangannya, ketujuh orang toosu
lainnyapua tidak berani barlaku ayal lagi masing masing
segera menyambitkan senjata rahasianya ke depan.
Di dalam sekejap mata saja suara berdesirnya senjata
rahasia memenuhi seluruh angkasa, tetapi kerbau itu tetap
berdiri tidak bergerak bahkan Liem Tou yang ada
dipunggungnyapun tetap tidak ambil gubris, dia tetap
tersenyum senyum manis. Sebaliknya hal ini segera membuat si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie jadi kaget bercampur
cemas, mereka berdua segera melancarkan satu pukulan
dahsyat meng antam ke arah senjata rahasia yang memenuhi
angkasa itu. Pada saat itulah mendadak terdengar kerbau itu
mendengus perlahan disusul suara teriakan kesakitan dari
empat orang Toosu yang masing masing sepasang matanya
sudah terhajar oleh senjata rahasia sehingga menguncurkan
darah segar, sakiag sakitnya mereka pada berguling gulingan
di atas tanah sambil mengerang ngerang kesakitan,
keadaannya sungguh mengerikan sekali.
Si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie yang
melibat perubahan yang terjadi secara mendadak ini segera
tahu tentu ada sesuatu yang telah terjadi, diam diam mereka
gemas atas keganasan dari kerbau itu.
Siapa tahu baru saja pikiran ini berkelebat di dalam
benaknya terdengar kerbau itu sekali lagi mendengus hebat
disusul kepalanya ditundukkan menerjang ke arah orang
orang yang menonton di samping kalangan gerakaannya amat
cepat sekali bagaikan berkelebatnya kilat ditengah udara.
Seketika itu juga suasana menjadi amat kacau sekali, orang
orang yang semula menonton di samping kalangan menjadi
ketakutan dan pada lari serabutan.
"Aduh, mak tolong . . tolong!" Bagaikan air bah mereka
pada lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu, mereka gemas
kenapa orang tua mereka tidak melahirkan mereka dengan
kelebihan dua buah kaki, bahkan ada diantaranya yang kurang
berhati hati pada berjatuhan di atas tanah dan kena injak
orang orang lainnya. Tetapi dimana kerbau itu menerjang datang semua orang
pada menyingkir ke samping memberi jalan kepadanya,
sehingga dengan sendirinya kerbau tersebut dapat lari dengan
kencangnya ke arah depan.
Kerbau itu berlari dengan amat cepatnya di antara orang
orang tersebut tanpa melukai mereka barang seorangpun, dan
lama kelamaan orang orang tersebut baru bisa berasa lega
hati, cuma saja mereka tidak tahu kerbau itu sedang berbuat
apa disana?" Tampaklah kerbau itu dengan amat cepatnya ia berlari ke
depan mengejar seorang pengemis yang sedang melarikan diri
terbirit birit. Pengemis itu dengan amat gesitnya menerobos di sisi
antara orang banyak membuat sang kerbau untuk sementara
waktu tidak berhasil menyandak dirinya tetapi kelihatan sekali
mimik pengemis itu pun sangat tegang sekali dibuatnya.
Pada saat itu para toosu lainnya sudah memeriksa luka dari
kawan kawan mereka, kiranya ada jarum pencabut nyawa di
luka matanya. Si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie yang
melihat senjata rahasia yang melukai mata para toosu itu
merupakan jarum pencabut nyawa yang ditemuinya
sewaktu masih ada dikandang kuda dan kini melihat pula Liem
Tou menunggang kerbaunya sedang mengejar seorang
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pengemis segera paham kembali, pikirnya.
"Sungguh kejam tindakannya ternyata dia ingin memancing
dendam sakit bati antara kita dengan pihak Batong pay,
untung saja kerbau itu sangat pintar sehingga cepat cepat
menemui bajingan tersebut, kalau tidak tentu kita sudah
terkena siasat beracunnya.
Berpikir sampai disini si gadis cantik pengangon kambing
segera memberikan kedipan mata kepada Lie Siauw Ie dan
teriaknya dengan keras. Hey hidung kerbau dari Bu tong pay cepat kejar si
pengemis busuk itu, merekalah yang menyambitkan senjata
rahasia melukai keempat orang saudara saudara kalian, ayoh
cepat kejar jangan sampai membiarkan dia berhasil
meloloskan diri." Sambil berkata begitu bersama sama dengan Lie-Siauw Ie
berdua segera mengerahkan ilmu meringankan badannya
bagaikan dua ekor kupu kupu putih dengan amat cepatnya
berkelebat melalui atas kepala orang yang menonton jalannya
partempuran tadi mengejar kedepan.
Hey hidung kerbau dari Bu tong pay ayoh cepat kejar,
teriak si gadis cantik pengangon kambing kembali di tengah
udara. Para toosu dari Bu tong pay agak tertegun sebentar,
akhirnya sambil mencabut keluar senjata tajamnya pada
berebut menyerbu ke arah orang yang berkumpul di sana itu.
Baru saja gadis cantik pengangon kambing, Liem Tou serta
para toosu dari Bu tong pay itu mendekati orang tersebut
mendadak terdengar berkumandangnya suara terbahak bahak
dari antara orang orang yang badir disana diikuti melayangnya
sesosok bayangan manusianya yang dengan amat cepatnya
menerjang ke atas atap rumah penginapan itu sambil serunya
dengan nyaring. "Ha a ha a . selamat tinggal"
Ujung kakinya sekali lagi menutul dengan cepat, tubuhnya
meluncur ke belakang rumah penginapan itu.
"Ayoh cepat kejar jangan sampai bajingan itu berhasil
meloloskan diri seru si gadis cantik pengangon kambing serta
Lie Siauw Ie, berbareng. Ujung kakinya dengan cepat menutul permukaan tanah
dengan cepat tubuhnya meloncat ke tengah udara dan
mengejar keatas atap rumah terseout.
Tetapi walaupun gerakan tubuh dari si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie amat cepat, gerakan
dari kerbau itu lebih cepat lagi.
Terdengar kerbau tersebut mendengus rendah lagi disusul
dengan bentakan Lirm Tou yang sangat keras.
"Bangun !" Dengan disertai sambaran angin yang amat keras kerbau
itu dengan amat cepatnya melewati rumah penginapan itu.
menanti setelah si gadis cantik pengangon kambing serta Lie
Siaw Ie tiba di atas atap, kerbau yang ditunggangi Liem Tou
itu sudah lenyap tak berbekas lagi,
Tak terasa lagi baik si gadis cantik pengangon kambing
maupun Lie Siauw Ie dibuat melengak di atas genting, lama
sekali baru terdengar si gadis cantik pengangon kambing itu
berkata. "Ie cici, sama sekali tidak kusangka kerbau itu bisa
demikian libaynya jikalau tubuhnya berhasil dilatih sampai tak
mempan senjata tajam di dalam Bu lim pada saat ini ada siapa
lagi yang bisa menangkan dirinya?"
Jilid 19: Kerbau Ajaib Terluka
Lie Siauw Ie dengan pelan menganguk agaknya di dalam
hatinya ada sesuatu urusan sehingga lama sekali dia tidak
memberikan jawabannya. Sepasang matanya dengan termangu mangu memandang
kearah tembok kota Tang Yang yang ada di tempat kejauhan,
terlihatlah sesosok bayangan manusia melewati tembok itu
disusul dengan kerbau tersebut mengikuti dari belakangnya,
tak terasa lagi dia menghela napas panjang
"Heey . . . tidak kecandak, tidak kecandak. setelah masuk
ke dalam kota jangan barap bisa kecandak" serunya perlahan.
Ternyata dugaannya sedikitpun tidak salah, sebentar
kemudian kerbau itu tampak sudan berlari kembali dan tak
lama berselang sudah tiba di belakang rumah penginapan itu.
"Ie cici, Wan Moay" terdengar Liem Tou berseru dengan
amat kerasnya. "Tempat ini tidak bisa ditinggalkan lebih lama lagi, mari kita
cepat pergi dari sini"
Si gadis cantik pengangon kambing itu segera menoleh ke
belakang, sewatktu dilihatnya ada beberapa orang tosu yang
meloncat naik ke atas atap rumah lalu ujarnya
"Pengemis busuk itu sudah melarikan diri ke dalam kota
Tang Yang, kita pun harus pergi, lebih baik kalian menolong
kawan kawan yang terluka untuk dibawa pulang, sedangkan
orang yang membinasakan ciangbunjin kalian benar benar
adalah si penjahat naga merah itu, mau percaya atau tidak
terserah dirimu" "Sedangkan mengenai pengemis yang melukai kalian kami
akan melakukan pemeriksaan setelah setelah tiba dikota Tang
Yang" sambung Lie Siauw Ie lagi.
"Jika kami berhasil mengetahuinya tentu kami akan
memberi kabar kepada kalian, oh yaah, kalian tinggal
dimana?" Toosu itu tidak langsung menjawab termenung berpikir
sebentar lalu baru sahutnya.
'Untuk mencari orang yang sudah membinasakan
ciangbunjien kami di seluruh daerah serta keresidenan di
seluruh daerah Tionggoan tentu ada anak murid Bu tong pay
kami, tiga hari kemudian tentu ada orang yang muncul
menemui kalian berdua, selamat tinggal.
Selesai berkata dia segera menjura memberi hormat lalu
bersama sama meloncat turun ke bawah dan mengikuti kawan
kawannya yang masih mengerang nerang kesakitan berlalu
dari sana. Si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie
sehabis mengatur urusan ini sehingga jelas, barulah ujarnya
kepada Liem Tou. "Ayoh perg" dari sini, untuk sementara waktu lebih baik kita
menginap beberapa hari dulu di dalam kota Tang Yang untuk
menyelidiki asal usul dari pengemis tersebut, apalagi baju
yang compang camping dari adik Tou inipun harus diganti.
Liem Tou tertawa, sepasang kakinya menjepit kencang
perut kerbaunya dengan memimpin dimuka dia berlari terlebih
dahulu sedang si gadis cantik pengangon kambing serta Lie
Siauw Ie pun pada meloncat turun dari atap dan berkelebat
mangikuti dari belakangnya.
Sesampainya di dalam kota Tang Yang, Liem Tou tidak bisa
terus menerus menunggang di atas kerbaunya sehingga bisa
menimbulkan kecurigaan orang lain, terpaksa dia meloncat
turun dari kerbaunya bersama sama dengan Lie Siauw Ie serta
gadis cantik pengangon kambing berjalan masuk ke dalam
kota. Saat ini hari sudah siang, beberapa orang yang sudah ada
satu hari satu malam tidak makan maupun minum segera
berjalan memasuki sebuah rumah makan.
Liem Tou mengikat kerbaunya di depan kedai itu lalu
bersama sama dengan kedua orang gadis itu berjalan masuk
ke dalam rumah makan dan mencari tempat dekat dengan
ujung jalan. Terlihatlah sambil berdahar ujar Lie Siauw Ie dengan suara
perlahan. "Eei jangan makan terlalu banyak, untung sekali kemarin
malam bisa bertemu dengan adik Tou, apalagi adik Tou pun
sudah pernah pergi ke perkampungan Ie Hee Cung, waktu
seperti ini paling bagus kita membicarakan soal soal tersebut,
apalagi kitapun harus menentukan langkah langkah
selanjutnya bagaimana kalau kita minum arak?"
Si gadis cantik pengangon kambing yang tinggal di atas
gunung Go Bie selain tiap hari minum sari buah atau madu
belum pernah dia orang merasakan arak yang sesungguhnya,
dialah yang pertama berteriak setuju.
Sebaliknya Liem Tou yang mendengar Lie Siauw Ie
menyuruh dia menceritakan apa yang dilihatnya di
perkampungan Ie Hee Cung hatinya menjadi sangat
terperanjat, pikirnya. Suruh aku bicara" Lie Pek bo sudah meninggal dunia
apakah aku harus memberitahukan kepada Ie cici pada waktu
ini?"" Berpikir sampai disitu dia segera berseru menolak.
Tidak, lebih baik kita jangan minum arak, Ie cici serta Wan
Moay selamanya belum pernah minum arak, kalau sampai
mabok lalu bagaimana?""
"Kita minum sedikit saja bukankah tidak mengapa?" ujar Lie
Siauw Ie sambil tertawa. "Betul.. .betul" sahut si gadis cantik pengangon kambing
dengan cepat. "Hey pelayan, cepat kemari?"
Segera tampaklah seorang pelayan berlari mendatang,
dengan sangat hormat sekali tanyanya.
Khek koan membutuhkan apa?" Ambilkan arak yang paling
bagus" seru si gadis cantik pengangon kambing dengan
gagahnya. Pelayan itu segera menyahut dan dengan cepat berlalu dari
sana. Pada saat itulah terdengar suara derapan kaki yang amat
ramai tampak dua orang muncul di balik tangga loteng, sekail
pandang saja Liem Tou segera mengenali kembali kalau kedua
orang itu adalah si hweesio serta si toosu yang pada setahun
yang lalu diperintahkan oleh Auw Hay Ong Bo untuk menawan
dirinya. Liem Tou tidak ingin dirinya sampai dikenali, cepat cepat
dia melengos keiuar jendela menghindarkan diri dari
bentrokan pandangan dengan mereka berdua.
Kedua orang itu segera memilih tempat sewaktu melihat Lie
Siauw Ie serta Si gadis cantik pengangon kambing ada disana
mereka dibuat tertegun, agaknya merekapun mengenali
kembali kalau kedua orang gadis ini adalah orang orang dari
perkampungan Ie Hee Cung.
Walaupun Liem Tou tidak melibat ke arah mereka tetapi
ketajaman pendengarannya saat ini jauh melebihi orang lain,
segera terdengar olehnya si hweesio itu sedang berbisik
kepada sang Toosu. Tidak kusangka mereka bisa demikian cepatnya tiba di
dalam kota, bangsat cilik yang melengos itu pastilah Liem Tou.
Betul, sahut Toosu itu dengan suara yang amat lirih.
Setahun yang lalu kita tidak berhasil menawan dirinya, kali ini
dia sendiri cari jalan mati kita tidak boieh melepaskan dirinya
kembali. Eih.. .bangsat cilik itu sudah melihat kita, cepat kita pergi
dari sini kau awasi mereka dari depan pintu biar aku pergi
memanggil Kuncu datang. Selesai berkata dengan tergesa gesa kedua orang bangkit
berdiri dan berlalu dari tempat itu.
Saat itulah Liem Tou baru menoleh ke arah si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie, ujarnya.
Ie cici. Wan moay moay kalian kenal dengan mereka
berdua?"' "Tidak kenal, jawab Lie Siauw Ie sambil gelengkan
kepalanya. Tetapi akupun rasanya pernah bertemu tetapi
untuk sesaat sudah lupa entah ketemu dimana.
Pada setahun yang lalu mereka berdua mengikuti Auw Hay
Oag Bo mendatangi perkampungan Ie Hee Cung dan
memaksa aku lari kalang kabut ini hari Ie cici serta Wan moay
harus membalaskan sakit hatiku ini.
Liem koko kenapa tidak kau katakan sejak tadi" Tiba tiba Si
Gadis cantik pengangon kambing itu sambil meloncat bangun
dari tempat duduknya. Saat ini mereka berdua sudah
mengeloyor pergi bagaimana kita bisa membalaskan sakit
hatimu tempo hari?" Liem Tou segera bersenyum.
Jangan cemas jangan keburu buru sahutnya. Sebentar lagi
mereka bakal kembali lagi, kata mereka mau segera pergi
untuk memanggil kuncunya kalu tidak percaya coba kalian
lihatlah di depan rumah makan ini kan masih tertinggal
seseorang yang sedang mengawasi diri kita.
Si gadis cantik pengangon kambing itu segera menengok
keluar jendela ternyata sedikitpnn tidak salah tampaklah
sitoosu itu sedang berdiri bolak balik disamping rumah makan
mengawasi mereka. Melihat hal itu Si Gadis cantik pengangon kambing menjadi
agak mendongkol, ujarnya kepada Liem Tou serta Lie Siauw Ie
sambil lari menuruni tangga loteng.
"Kalian lihat saja, aku segera tawan dirinya"
"Eei .. Wan moay jangan pargi!" Cegah Liem Tou dengan
cepat. Bukankah lebih baik kita menanggu kuncirnya terlebih
dahulu" Tetapi si gadis cantik pengangon kambing itu tetap tidak
mau tahu dia ngotot mau turun kebawah memberi hajaran
kepada orang tersebut. Melihat hal itu terpaksa ujar Liem Tou kembali.
"Jikalau Wan moay benar benar ingin memberi hajaran
kepadanya lebih baik jangan turun tangan sendiri, begini saja
kau lepaskan tali pengikat kerbau itu biar dia mencari gara
gara dengan dirinya, sedangkan kita menonton permainan
bagus dari atas loteng bagaimana?"
Si gadis cantik pengangon kambing itu berpikir pikir
sebentar akhirnya dia tertawa.
Baiklah, sahutnya dengan gembira. Selama setahun ini
bukannya kau berhasil melatih ilmu silatmu sebaliknya melatih
seekor kerbau ajaib sungguh merupakan suatu peristiwa yang
sangat mengherankan sekali.
Selesai berkata dia segera turun dari loteng untuk
melepaskan tali pengikat kerbau tersebut lalu kembnli lagi ke
atas loteng, mereka bertiga dengan serta merta melongokkan
kepalanya ke bawah untuk menonton tontonan tersebut.
Padahal seluruh perbuatan kerbau itu turus mengikuti
perintah dari Liem Tou yang kirim dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara, sudah tentu sebelum diperintah Liem
Tou kerbau itu tidak akan menunjukkan gerakan apapun.
Saat ini Liem Tou sama sekali tidak bermaksud untuk
melukai toosu tersebut, dia cuma gemas sehingga punya niat
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk mempermainkan dirinya.
Setelah tali yang mengikat kerbau itu dilepaskan oleb si
gadis cantik pengangon kambing, Liem Tou secara diam diam
lantas mengerahkan ilmu menyampaikan suaranya mnmberi
pe rintah. Tampak kerbau tersebut tenang di tengah jalan lalu
pandang keki kekanan, tiba tiba sambil menyentakkan kakinya
di atas tanah sehingga membuat debu pada beterbangan
memenuhi angkasa dengan amat ganasnya lari menerjang ke
arah sang toosu. Melihat kejadian itu si gadis cantik pengangon kambing
menjadi amat girang sekali.
"Ha haa .... haa .... sudah hampir . . . . teriaknya keras, kali
ini sang toosu bau pasti akan kehilangan nyawanya.
"Aku kira belum tentu, sabut Liem Tou dengan perlahan.
Kelihatannya kerbau itu tak suka melukai dirinya."
"Aku tidak percaya, bantah gadis cantik pengangon
kambing itu dengan ngotot. "Bagaimana kalau kita bertaruh
siapakah yang kalah harus didenda dengan tiga cawan arak."
Diam diam di dalam hati Liem Tou merasa sangat geli
sebab jika betul betul mau bertaruh si gadis pengangon
kambing pasti akan menderita kekalahan.
Sebentar saja kerbau itu sudah hampir mendekati tubuh
sang toosu tapi dia orang masih iidak merasakan adanya
bahaya yang mengancam. Saat itulah mendadak tampak si hweesio sudah berlari
mendatangi sambil berteriak keras.
"Mao heng awas bahaya, cepat nyingkir . . !"
Padahal sejak kerbau itu berhasil membubarkan kepungan
toosu toosu Bu tong pay terhadap Tionggoan Sam Koay serta
kehebatannya pada waktu berada di rumah penginapan, diluar
kota Tang Yang sudah membuat namanya tersebar iuas
diseluruh dunia kangouw, orang orang Bu lim yang berada di
sekitar tempat itu siapa saja sudah tahu kalau di tempat
tersebut sudah kedatangan seekor kerbau yang sangat ajaib
dan lihay sekali. Sang toosu yang diperingatkan oleh sang bweesio atau si
rase terbang Jien Hwee tidak terasa lagi menjadi terperanjat,
telapak tangannya segera dilintangkan kedepan dada lalu
kirim pukulan dahsyat menghajar kerbau tersebut.
Liem Tou yang ada didekat jeadela dapat melibat seluruu
kejadian itu dengan jelas, pikirnya.
"Manusia tidak tahu diri . . . aku punya maksud melepaskan
dirimu sebaliknya kau malah melancarkan serangan hendak
menghajar kerbauku .. "
Melihat itu dia mengeluarkan suaranya dengan nyaring.
"Jadi kau Coe" "Kerbau itu segera berputar kekiri lalu berbalik kesebelah
kanan dengan amat cepat sekali berhasil menghindarkan diri
dari serangan pukulan toosu tersehat, disusul
berkumandangnya suara jeritan aneh lalu menerjang kembali
ke depan. Sang toosu yang melancarkan pukulannya untuk
menghantam kerbau itu dalam bati mengira pukulannya pasti
akan mencapai pada sasarannya, dia sama sekali tidak
menyangka kalau gerakan dari kerbau itu bisa begitu
cepatnya, di dalam keadaan yang amat terperanjat ujung
kakinya segera menutul permukaan tanah lalu meloncat naik
ke tengah udara. Agaknya dia kermaksud untuk meloncat naik ke atas
punggung kerbau tersebut lalu turun tangan dari atas. Waktu
itu sekalipun sang kerbau memiliki kepandaian yang lebih
tingipun tidak akan bisa mengapa apakan dirinya.
Sejak semula Liem Tou sudah menduga dia orang bisa
berbuat demikian, baru saja sepasang pundak dari toosu itu
sedikit bergerak, Liem-Tou sudah kirim perintah lagi.
Tong . . . Kerbau itu tiba tiba angkat kepalanya sepasang tanduknya
diterjangkan kedepan tepat menghajar pada diri toosu itu
membuat sang toosu menjerit kesakitan.
"Aduuuh .. disertai suara jeritan yane amat keras, hawa
murni yang semula dikumpulkan dibagian kaki seketika itu
juga terbuyar lagi. Braak .. tiada kuasa lagi tubuhnya terjengkang ke atas
tanah lalu berguling guling seperti halnya seekor anjing yang
kena gebuk, seluruh tubuhnya kotor kena debu.
Seketika itu juga memancing tertawa Si Gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie yang amat keras,
secara diam diam Liem Tou pun merasa hatinya sangat puas
sekali. Mendadak . . segulung angin pukulan yang amat tajam
sekali menerjang dari belakang tubuhnya disusul
berkelebatnya sesosok bayangan hijau dengan amat cepatnya.
Liem Tou menjadi sangat terkejut sekali, pada saat
pikirannya berputar hawa murninya dengan cepat disalurkan
keselurub tubuhnya untuk menerima datangnya serangan
tersebut dengan keras lawan keras.
Dia cuma merasakan hatinya sedikit tergetar hebat, diam
diam pikirnya. "Sungguh lihay ilmu jarinya."
Dengan cepat dia menoleh kebelakang, entah sejak kapan
di tempat itu sudah bertambah seorang gadis berbaju hijau,
sepasang alisnya dikerutkan rapat rapat dan berdiri termangu
mangu disana. Lama sekali baru terdengar dia membentak
keras. "Bangsat cilik, dendam sakit hati atas kematian adikku
belum terbalas, hari ini engkau hendak menggunakan
kerbaumu untuk melukai orang. Hmm jika punya kepandaian
ayoh keluar kita bertempur sebanyak tiga ratus jurus."
Liem Tou yang melihat gadis berbaju hijau yang ada
dihadapannya sekarang ini semakin dilihat semakia mirip
dengan Ciang Beng Hu itu pengemis cilik yang ditemuinya
sewaktu ada di dalam penjara lalu kena hajar mati di
tangannya, dalam hati segera menduga tentunya dia orang
adalah Toa Kuncu dari Kiem Thia Pay.
"Siapa toh musuh besar pembunuh adikmu?" tanyanya
mengejek. Dengan tidak tanya tanya dulu kamu sembarangan
melancarkan serangan menotok orang, macam manusia apa
itu?" Saat itu si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw
Ie pun sudah menoleh sewaktu mereka berdua melihat wajah
gadis berbaju hijau itu amat cantik dengan alis yang hitam
lengkat dengan bibir yang kecil muncul diam diam memuji tak
hentinya. Gadis cantik pengangon kambing yang sekali pandang saja
sudah menaruh simpatik kepadanya segera berseru.
"Cici ini kenapa harus marah marah?" ada perkataan kita
bicarakan dengan perlahan mari. . mari silahkan duduk, jarang
sekali aku bisa bertemu dengan manusia seperti cici didalam
Bu lim saat ini bagaimana kalau kita saling meneguk satu
cawan arak?" Sehabis berkata dia bangkit berdiri dan mempersilahkan
tamunya untuk duduk. Sebelumnya gadis berbaju hijau itu datang dalam keadaan
gusar, setelah melihat sikap gadis cantik pengangon kambing
yang amat menarik dan ramah sekali walaupun dia orang
dibuat serba susah tapi hawa amarah bisa dipadamkan
separuh bagaian. Dengan paksakan diri dia melemparkan sebuah senyuman
pada gadis cantik pengangon kambing itu.
Moay moay ini tentunya adalah Si Gadis cantik pengangon
kambing bukan," ujarnya dengan perlahan, aku dengar dari
ibu katanya kepandaian silatmu amat tinggi wajahnyapun
amat cantik sekali. Ini hari bisa bertemu sendiri dengan kau
sudah tak terkira ternyata berita itu tidak bohong.
Ahhh mana mana. . . cici mu mana bersni menerima
penghargaan itu. Seru gadis cantik pengangon kambing
berulang kali. Siauw moay Lie Wan Giok tidak lebih cuma
seorang gadia dusun yang kasar, soal kepandaian silat aku
orang tidak lebih cuma memahami sebagian bulu luarnya saja.
Lalu dia memperkenalkan diri Lie Siauw Ie kepadanya. Ini
adalah Siauw Ie cici, diapun she Lie yang merupakan suci
moay dengan diriku. Gadis berbaju hijau itupun segera
tertawa dengan menganggukkan kepalanya kepada Lie Siauw
Ie tetapi dia tahu Lie Siauw Ie inilah yang dahulu menerjunkan
dirinya ke dalam jurang untuk munyusul kekasihnya.
Tidak terasa lagi dia memperhatikan Siaw Ie dengan
pandangan aneh membuat Lie Siauw Ie merasa malu dan
melengos ke arah lain. Saat inilah dengan perlahan gadis berbaju hijau tersebut
menoleh ke arah gadis cantik pengangon kambing lagi dan
bertanya "Menurut pandanganku, moay moay dengan usia yang
masih amat muda ternyata sudah berhasil mencapai taraf
kesempurnaan di dalam hal ilmu silat tentunya kaupun berasal
dari perguruan yang sangat terkenal sekali, entah maukah
moay moay menyebutkan asal perguruanmu"
Mendengar perkataan itu diam gadis cantik pengaugon
kambing berpikir keras. Walaupun dari pihak Kiem Tian pay
tidak ada ganjalan sakit hati apa apa dengan Tia tetapi
mereka selamanya tidak akur, jika kalau aku terus terang
memberi tahu kepadanya tentu dia tidak mau besikap halus
lagi terhadap kita, tetapi akupun tidak bisa menipu dirinya.
Berpikir akan hal ini tidak terasa lagi dia berpikir keras
beberapa saat lamanya tanpa bisa menjawab.
Si gadis berbaju hijau yang melihat pihak lawan sama sekali
tidak memberikan jawaban, sekali pandang saja dia sudah
bisa mengetahui tentunya sigadis cantik pengangon kambing
itu mempunyai sesuatu kesukaran karenanya dengan cepat
ujarnya. "Jikalau moay moay merasa ada
kesukaran untuk dibicarakan lebih baik jangan dikatakan
lagi." "Tentang hal ini bukannya ada perkataan yang sukar untuk
diucapkan sahut si gadis cantik pengangon kambing itu
dengan cepat. Cuma saja sesudah Siauw moay katakan
kemungkinan sekali cici akan menganggap diri kami sebagai
musuh besar, begini saja setelah aku katakan kau jangan
menganggap kita sebagai musuhmu. Biarlah urusan mereka
diselesaikan oleh mereka urusan kita, kita yang
menyelesaikannya sendiri?""
Mendengar perkataan ini mendadak si gadis cantik berbaju
hijau itu meloncat bangun, air mukanya berubah amat hebat.
Apa maksud perkataanmu itu" teriaknya keras, jikalau
moay moay adalah musuh besar dari kami keluarga Ciang
maka maafkan aku orang tidak bisa mengikuti petunjukmu itu
. Gadis cantik pengangon kambing yang melihat gadis
berbaju hijau itu begitu bernafsunya dia segera tersenyum.
Soalnya ini sebenarnya tidak begitu memberatkan, ujarnya
perlahan, ayahku adalah si cangkul pualam Lie Sang, tentunya
cici mengetahuinya bukan?""
Si gadis berbaju hijau yang mendengar disebutnya nama
Lie Loo jie seketika itu juga dia buat berdiri melongo dengan
mata terbelalak lebar lama sekali baru ujarnya.
Oooo kiranya kau adalah putrinya tidak aneh kalau harus
berbicara demikian. Tetapi secara tiba tiba gadis cantik pengangon kambing itu
menuding ke arah Liem Tou. Lalu tahukah kau siapakah dia
orang" tanyanya kepada gadis berbaju hijau.
Liem Tou yang ada disampingnya tak terasa lagi dibuat
kebingungan, pikirnya. Aku bukankah apa apanya ayahmu, buar apa dia bertanya
tanya?" Buat apa kau mengurusi, siapakah dia orang?" terdengar Si
Gadis berbaju hijau itu berteriak dengan amat gusarnya. Aku
cuma kenal dia adalah musuh besar pembunuh adikku,
sekalipun ini hari aku tidak turun tangan membinasakan
dirinya tiga hari kemudian dia orang tidak akan berhasil lolos
dari tangan kami orang pihak Kiem Thian Bun.
Semakin berbicara Si Gadis berbaju hijau itu semakin
marah membuat Lie Siauw Ie yang ikut mendengarkan
disamping merasa tidak sabaran lagi sepasang alisnya
dikerutkan rapat rapat sedang wajahnya berubah menjadi
merah padam. "Aku kira belum tentu berhasil, serunya dingin. "Cis,
bukankah dia adalah kekasihmu" Seru gadis berbaju hijau itu
mendadak sambil meloncat bangun. Di dalam urusan ini maaf
tidak bisa dihapuskan lagi, waktu itu harap kau orang bisa
menahan sakit batimu. Air muka Lie Siauw Ie berubah memerah, mendadak dia
bangkit berdiri wajahnya yang merah padam kini sudah
berubah menjadi kehijau hijauan.
Dia betul kekasihku atau bukan kenapa kau orang ikut
campar" bentaknya keras. Kau tidak usah banyak berbicara
disini jikalau ada kapandaian cepat kerahkan keluar, aku mau
coba lihat seberapa kelihayan dirimu"
"Oooh . . oooh . . baru saja belajar ilmu silat beberapa hari
dari Lie Loo jie cianpwee sekarang sudah mau menantang
orang untuk berkelahi Ejek gadis berbaju hijau itu. Kau orang
iihat dulu kekuatanmu sendiri apakah bisa menangkan diriku"
"Tutup mulutmu, bentak Lie Siauw Ie tak dapat menahan
sabar lagi" Tangannya dengan cepat disilangkan ke depan dada lalu
kirim satu pukulan menghajar kearah dada lawan.
Gadis berbaju hijau itu tertawa dingin, dia tetap berdiri
ditempatnya semula sama sekal tak bergerak menanti
serangan dari Lie Siauw Ie mendekati badannya mendadak
telapak kirinya menyilang ke depan dada sedangkan
tangannya dengan cepat bagaikan kilat menerobos menotok
ke depan. Liem Tou tahu ilmu jari si gadis berbaju hijau itu sangat
lihay sekali, tidak terasa dia menjadi amat terperanjat, di
dalam keadaan yang amat terdesak untuk menolong jiwa dari
Lie Siauw Ie ini tanpa berpikir panjang lagi dia segera
membentak keras. "Jangan melukai Ie ciciku !"
Sreett .... dengan dahsyatnya dia orang kirim satu pukulan
menghantam tubuh gadis berbaju hijau itu'
Gerakan masing masing pihak dilancarkan amat cepat
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekali bagaikan menyambarnya kilat di tengah angkasa, baik
Si Gadis berbaju hijiau serta Lie Siauw Ie tidak bisa
menghindarkan diri dari serangan tersebut, segera
terdengarlah dua kali jeritan kaget tubuh gadis berbaju hijau
maupun Lie Siauw Ie pada waktu yang bersamaan pada rubuh
ke atas tanah. Si Gadis cantik pengangon kambing serta Liem Tou cepat
cepat meloncat bangun dari tempat duduknya dan lari
menghampiri Si Gadis berbaju hijau serta Lie Siauw Ie untuk
memeriksa keadaan lukanya.
Tampaklah gadis berbaju hijau itn terkena pukulan Liem
Tou sehingga lengan kirinya patah sebaliknya Lie Siauw Ie
berhasil ditotok ja lan darah "Ci Bun Hiat" pada tetek sebelah
kanannya oleh serangan gadis berbaju hijau itu.
Jalan darah "Ci Bun Hiat" ini merupakan salab satu jalan
darah penting, di dalam keadaan tergesa gesa si gadis berbaju
hijau itu melancarkan serangannya bahkan harus melewati
hembusan angin pukulan dari Lie Siauw Ie pula membuat
serangannya tidak begitu keras lagi, dengan demikian Lie
Siauw Ie pun berbasil meloloskan diri dari bahaya maut.
Ilmu silat partai Kiem Thian Pay mengutamakan ilmu jari
Yen Wis Tui Hun Ci dapat mengangkat namanya di dalam Bu
lim, sekalipun serangan tadi enteng saja tetapi membuat Lie
Siauw Ie cukup terpukul pingsan.
Liem Tou tidak menggubris lagi pantangan lelaki dan
perempuan lagi, dengan cepat dia salurkan hawa murninya
menguruti dada Lie Siauw Ie untuk membebaskan dirinya dari
totokan jalan darah tersebut.
Gadis cantik pengangon kambing yang sedang memeriksa
keadaan luka dari Si Gadis berbaju hijau itu dapat melihat
tangan kirinya sudah patah oleh serangan tadi.
Sekalipun demikian sambil menggigit bibir menahan rasa
sakjt dia meronta ronta bangun dengan pandangan rasa
mendendam teriaknya pada diri Liem Tou
"Kau . . . kau . . . jika aku tidak bunuh diri mu, aku sumpah
tidak mau jadi manusia. "Ciang cici, cepat hibur gadis cantik pengangon kambing
dengan halus. Lebih baik kau mengurusi keadaan lukamu
sendiri, buat apa kau mengumbar nafsu pada saat ini"
Sembari berkata dari dalam sakunya dia mengambil keluar
sebuah botol batu giok dan mengeluarkan dua butir pil
berwarna putih dan didekatkan dengan mulut gadis berbaju
hijau itu. "Cici, ujarnya kembali. Telanlah kedua butir ini, setelah
tulangnya disambung segera akan sembuh seperti biasa.
Saat ini si gadis berbaju hijau itu sudah benar benar amat
benci terhadap mereka, dia segera gelengkan kepalanya
menolak. Siapa yang mau memakan barangmu itu" Bentaknya kasar.
Cepat bawa pergi sekalipun aku Ciaug Beng Hu mati jupa
tidak akan mau makan barangmu itu, kalian kucing sedang
menangisi tikus . . . Hma" buat apa berbuat susah susah
begitu" Selesai berkata dengan jalan terbuyung huyung dia
menuruni anak tangga loteng itu tapi baru saja berjalan dua
langkah lengannya terasa amat sakit sekali sehingga sekali lagi
berjongkok ke bawah. Si gadis cantik pengangon kambing dengan cepat bantu
membimbing dirinya. Cici lukamu penting, lebih baik makan dulu pil ini, ujarnya
dengan perlahan. Sekali lagi Si Gadis berbaju hijau itu gelengkan kepalanya,
air mata menetes keluar membasahi pipinya.
Cici cepatlah kau makan pil ini, ujar gadis cantik pengangon
kambing itu sekali lagi. Sekalipun di antara kita satu sama lain
tidak saling mengenal tetapi boleh dikata punya jodoh untuk
bertemu. Si gadis berbaju hijau itu gelengkan kepalanya kembali,
dengan tangan kanannya menggendong tangan kiri dia
berdiam diri tak menjawab.
Si Gadis cantik pengangon kambing yang melihat dia orang
tidak mau menelan pilnya diam diam segera berpikir.
Jika aku membiarkan dia pergi seorang diri maka dendam
di antara Liem Tou dengan pihak Kiem Thien Pay akan
semakin mendalam lagi apalagi kekuatan serta pengaruh dari
pihak Kiem Thien Pay sudah semakin meluas dari daerah Can
Tian ke seluruh daerah Tionggoan serta Kanglam, jikalau
dendam ini makin mendalam bukankah urusan semakin
merepotkan" Dia yang berpikir sampai disini tak banyak bicara lagi
mendadak dia menotok jalan darah pulas dari gadis berbaju
hijau itu, sewaktu menoleh ke belakang terlihat Liem Tou
sedang mengobati dada Lie Siauw Ie sedangkan Lie Siauw Ie
sendiri setelah jalan darahnya terbebas ktni sudah sadar
kembali. Gadis cantik pengangon kambing itu segera memberikan
kedua butir pil itu pada Liem Tou.
Kedua butir pil ini berikanlah kepsda cici untuk dimakan,
nanti kita bicarakan lagi sesudah kembali ke rumah
penginapan. Selesai berkata dia segera mengambil keluar sebutir
mutiara dan diletakkan di atas meja, hal ini membuat para
tetamu lainnya menjadi terbelalak dibuatnya.
Gadis cantik pengangon kambing tidak mau membuang
waktu lebih banyak lagi, dia segera menggendong tubuh Si
Gadis berbaju hijau itu dan lari turus ke bawah loteng, Liem
Tou pun dengan cepat memberikan pil itu kepada Lie Siauw Ie
lalu menggendong tubuhnya meninggalkan loteng tersebut.
Sesampainya di bawah loteng terlihatlah Toosu itu sudah
diinjak oleh sang kerbau sehingga hancur lebur sukar untuk
dikenal kembali, sebaliknya di atas punggung dari kerbau
itupun jelas sekali tertera dua buah bekas telapak Thay Su Ing
yang amat jelas sekali kaki depan nya berlutut di atas tanah
sedang mulutnya tak hentinya mendengarkan suara rintihan
yang berat. Sedangkan itu hweesio si rase terbang entah sudah lari
kemana?" Liem Tou yang melihat dikarenakan dirinya harus pecah
perhatian atas kedatangan gadis barbaju hijau itu, kerbaunya
sudah menerima pukulan Thay Su Ing hatinya merasa gemas
juga. Ilmu pukulan Thay Su Ing ini merupakan ilmu telapak
tunggal dari aliran Thian San Pay, jika seseorang kena pukulan
ini walaupun diluarnya cuma kelihatan bekas telapak tangan
saja padahal di dalam isi perutnya sudah tergoncang hebat,
bilamana tidak diobati dengan cepat tentu akan menemui
ajalnya. Liem Tou tahu kerbaunya sudah menderita luka yang tidak
ringan, diam diam dia merasa benci terhadap sang hweesio,
tetapi saat ini dia sudah meninggalkan tempat itu terpaksa
dengan tergesa gesa dia mengambil keluar tali peninggalan
Hek Loo toa dan dimasukkan kedalam mulutnya.
Setelah kerbau itu menghabiskan satu ikatan Liem Tou
baru menepuk nepuk punggungnya.
Gouw ko, ujarnya. Kau dapat melanjutkan perjalanan
dengan menahan sakit bukan".
Agaknya kerbau itu mengerti apa yang diucapkan olehnya,
kaki depan yang semula berlutut di atas tanah kini bangkit
berdiri, tetapi baru saja berdiri tidak lama sekali lagi ia jatuh
berlutut kembali sedangkan dari mulutnya memperdengarkan
suara dengusan yang amat rendah, diantara dengusan itu
membawa beberapa bagian rasa sedihnya
Liem Tou yang melihat kerbau itu tidak bisa bangkit berdiri
dia menjadi teramat cemas. Gouw ko, ujarnya kembali. Tidak
perduli bagaimanapun kau harus paksakan diri untuk berjalan
beberapa langkah, tidak jauh . .rumah penginapan disebelah
depan sana, nanti aku akan segera menyembuhkan lukamu,
coba kau lihat sekarang berlutut di tengah jalan memancing
banyak orang yang menonton, bukankah hal itu amat jelek
sekali?"?" Saking cemasnya sehingga pikirannya buntu memaksa Liem
Tou harus berbicara sedemikian rupa terhadap kerbaunya,
sang kerbaunya dengan membelalakkan matanya lebar lebar
memandang ke arah Liem Ton, setelah mendengus pedih
mendadak ia tundukkan kepalanya
Melihat hal itu diam diam pikir Liem Tou didalam bati.
Obat dari Hek Loo toa itu amat sakti dan mujarab sekali,
beberapa kali dicoba pasti membawa hasil, kenapa kali ini
gagal." Dia merasa tentunya daya obat itu belum berjalan
karenanya kepada si gadis cantik pengangon kambing,
kembali dia minta kembali dua butir pil mujarapnya lalu
dimakankan kepada kerbaunya kemudian secara diam diam
kerahkan tenaga dalamnya melalui bekas telapak tangan
tertera diatas perutnya. Si gadis cantik pengangon kambing tidak mengetahui kalau
Liem Tou sudah memiliki kepandaian silat yang sakti, dia kira
kepandaiannya tidak lebih juga seperti setahun yang lalu, saat
ini terdengar dia berteriak keras,
Liem Koko, biarlah aku menolong kau, dia tentu terluka
karena darahnya menggumpal, aku harus menghancurkan
gumpalan darah itu. terlebih dahulu sehingga dengan
demikian lukanyapun tidak akan terluka bahaya".
Walaupun di dalam hati Liem Tou merasa geli tetapi dia
mengalah juga, gadis cantik pengangon kambing itu segera
menempelkan telapak tangannya keatas perut kerbau itu.
Beberapa saat kemudian si Gadis cantik pengangon
kambing itu baru berhenti, Liem Tou cepat cepat angkat
tangannya ke depan perut kerbau itu sambil membentak
keras. "Ayoh bangun". Kerbau itu cepat bangkit berdiri cuma saja kedua kakinya
masih tetap gemetar dengan amat kerasnya, saat itulah Liem
Tou baru tahu kalau kerbau tersebut sudah menderita luka
yang amat berat sekali, terpaksa dia tempelkan kembali
telapak tangannya ke atas perut kerbaunya lalu secara diam
diam mengerahkan tenaganya menahan jangan sampai dia
roboh ke atas tanah. "Wan moay ayoh jalan" serunya kemudian.
Demikianlah masing masing dengan menggendong Si Gadis
berbaju hijau serta Lie Siauw Ie dan Liem Tou menyeret juga
kerbaunya melanjutkan perjalanannya.
Waktu itu banyak orang orang pendaduk di sekitar tempat
ini mengikuti dari belakangnya, bahkan berita ini dengan
cepatnya mengalir ke seluruh penjuru kota.
Hanya di dalam sekejap saja berita tentang munculnya
seekor kerbau ajaib ini sudah tersebar keseluruh kota Tang
Yang bahkan rumah penginapan dimana Liem Tou serta si
gadis cantik pengangon kambing berdiam telah di datangi
banyak orang yang ingin melihat keanehan kerbau itu.
Melihat hal itu Liem Tou jadi kuatir atas keselamatan dari
kerbaunya yang ditaruh di kandang kuda, dia takut kerbaunya
yang sedang terluka mendapatkan serangan lagi dari orang
lain sehingga menemui ajalnya.
Setelak dia orang mengurusi Lie Siauw Ie dan mengetahui
kalau lukanya tidak terlalu bahaya, kepada Si Gadis cantik
pengangon kambing lalu ujaraya.
"Wan moay. aku merasa tidak lega hati bila kerbau itu
disimpan di dalam kandang kuda, kau pikir baiknya kita taruh
di mana ?" "Apa kau punya maksud untuk memasukkan kerbau itu ke
dalam kamar tinggal bersama kita " " goda gadis cantik
pengangon kambing sambil tertawa.
"Benar" sahut Liem Tou mengangguk aku punya,
maksudnya demikian, cuma saja aku takut Wan moay
menggoda diriku. "Buat apa aku menggoda dirimu?" ujar si gadis cantik
pengangon itu sambil tertawa. Sekarang kerbau itu sudah jadi
barang wasiatmu, diapun merupakan pengawalmu, memang
seharusnya kau bersikap hormat seperti murid bersikap
hormat terhadap suhunya. Dengan pandangan tajam Liem Tou memperhatikan diri
gadis cantik pengangon kambing itu, dia takut di dalam
perkataannya ini mengandung maksud mengejek, tetapi
sewaktu melihat wajah si gadis cantik pengangon kambing itu
dihiasi dengan senyuman yang menyenangkan dia baru tidak
menaruh curiga lagi, diapun jadi turut tertawa.
"Kalau begitu bagus sekali" biar aku suruh dia kemari.
Baru saja Liem Tou mau keluar pintu mendadak terdengar
si gadis cantik pengangon kambing sudah berteriak.
"Kau harus mandikan dia bersih-bersih baru bawa masuk
kemari, kalau masih bau aku akan mengusir dia keluar."
"Baik ... baik" sahut Liem Tou sambil tertawa, aku pasti
akan mandikan dirinya terlebih dulu, moay moayku yang
tercinta." Seaera dia berjalan keluar dari kamar itu.
Si gadis cantik pengangon kambing yang mendengar dia
orang memanggil dirinya dengan kata kata moay moay yaug
tercinta dari dalam segera makinya
"Kau orang semakin lama semakin jahat, jika menimbulkan
hawa amarahku jangan salahkan aku segera potong lehermu."
Kepada Lie Siauw Ie yang sedang berbaring diatas
pembaringan sambil tersenyum memandang dirinya dia
berkata lagi. "Ie cici, inilah hasil dari dirimu yang terlalu memanjakan
dirinya, kau harus baik baik mengurusi dirinya.
Lie Siauw Ie yang baru sembuh dari lukanya tidak leluasa
untuk menjawab dia hanya kirim satu senyuman kepadanya.
Kamar itu sebenarnya adalah dua ruangan yang disambung
menjadi satu. Si Gadis cantik pengangon kambing segera
berkata kepada Lie Siauw Ie.
"Ie cici, kau berbaringlah disini. Aku akan melihat keadaan
dari Ciang cici" Lie Siauw Ie mengangguk.
Dengan langkah yang perlahan Si Gadis cantik pengangon
kambing berjalan masuk ke dalam kamar dan membuka
kordin yang menutupi tempat tersebut, terlihatlah Ciang Beng
Hu masih tidur dengan amat nyenyaknya dia tidak mau
mengganggu setelah melihat sejenak cepat cepat dia
undurkan diri kembali kesamping pembaringan Lie Siauw Ie
dan men bicarakan soal soal di dalam dunia kangouw dan
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jejak selanjutnya dari mereka bertiga.
Tidak lama kemudian Liem Tou balik lagi ke dalam kamar
dengan menuntun kerbaunya itu, begitu sang kerbau masuk
kedalam kamar seketika itu juga memancing tertawaannya
dari pemilik rumah penginapan itu serta para tamu lainnya,
Liem Tou sama sekali tidak menggubris bahkan kirim satu
senyuman ketolol tololan kepada mereka.
Seseorang diantara mereka yang melihat Liem Tou tidak
dibuat marah oleh ejekan mereka segera mengggoda.
"Hey engkoh cilik, kau membawa kerbau itu ke dalam
kamar apakah mau mengajaknya tidur bersama sama satu
ranjang kau berhati hatilah jangan sampai dikencingi kerbau
tersebut. Haaa . . haaa . . Liem Tou pun tartawa terbahak bahak
dengan kerasnya. Kalian apa tidak tahu kalau kerbau ini
kerhau ajaib" kerbau ajaib selamanya tidak pernah kencing
dipembaringan, tetapi aaah . . nanti malam sewaktu tidur aku
harap kalian mau berhati ha-ti "
Liem Tou sengaja memperhatikan sikap serta gerak
geriknya yang amat misterius lalu memperhatikan para tetamu
sambil kerutkan alisnya rapat rapat.
Orang itu sewaktu melihat sikap dari Liem Tou amat serius
tidak terasa menjadi amat tegas.
"Ada apa?" tanyanya.
Liem Tou berpikir sebentar, akhirnya dia gelengkan
kepalanya. Lebih baik aku tidak berbicara saja nanti jika aku bilang
tentu kalian akan ketakutan sehingga satu malaman tidak bisa
tidur kalau sampai terjadi urusan itu bukankah kalian semua
akan menyalahkan aku?"
Orang orang itu setelah mendengar perkataan ini hatinya
semakin tidak lega lagi, mereka pada mendesak Liem Tou
untuk mengatakan urusan apa yang akan terjadi.
Melihat suasana yang semakin ribut, Liem Tou baru
menjawab dengan suara perlahan.
Jikalau kalian benar mau mengetahui urusan ini akupun
tidak bisa bardiam diri terus, tetapi asalkan ada aku disini
kalian tidak usah takut. Kerbauku ini tidak ada jeleknya cuma
saja ada kalanya sewaktu menjadi marah dan nafsu
binatangnya berkorbar dia sering tidak mengenal orang lain
sehingga berlarian melukai orang lain secara sembarangan,
makanya sebelum urusan terjadi aku beri peringatan dulu
kepada kalian, jikalau dia betul betul marah dan menubruk
nubruk kalian tak usah menjadi gugup sehingga
mengakibatkan bencana besar. waktu itu urusan bisa berabe."
Para pedagang itu sewaktu mendengar perkataan ini
ditambah pula berita terinjak matinya seorang toosu serta
melayangnya sang kerbau melewati atap rumah membuat
mereka menjadi percaya seratus persen, tidak terasa lagi air
muka mereka pada berubah menjadi amat hebat, setelah
tertegun beberapa saat lamanya mendadak pada berteriak
keras. Haaaduuuh . . payah . . payah . . jikalau di dalam rumah
penginapan ada penyebab bencana ini bagaimana suruh kita
berdiam disini dengau tenang" hey engkob cilik cepat bawa
dia keluar, jikalau kerbau itu sampai melukai orang buat
dirimu juga tidak ada gunanya.
Hey pelayan .. pelayan . .! Teriaknya salah seorang di
antara mereka. Aku mau batalkan rencanaku tinggal disiai,
aku tidak mau tinggal bersama binatang penyebab bencana
ini. Seketika itu juga suasana di dalam ruangan penginapan itu
menjadi kacau balau. Liem Tou yang melihat hal ini diam diam
merasa amat geli sekali, setelah masuk ke dalam dan bertemu
dengan gadis cantik pengangon kambing tidak kuasa lagi dia
tertawa terbahak bahak. Si gadis cantik pengangon kambing yang melihat sikapnya
yang amat aneh itu tidak urung dibuat curiga dan ragu ragu.
Hey ada urusan apa yang membuat kau tertawa terbahak
bahak" tanyanya keheranan.
Mereka menggoda aku lalu aku balik menggoda mereka
dengan menipu yang bukan bukan siapa tahu mereka sudah
menganggapnya sungguh sungguh dan pada membatalkan
niatnya untuk berdiam ditempat ini, aku rasa rumah
penginapan ini bakal sepi.
Baru saja berbicara sampai disini mendadak terdengar
suara orang yang sedang mengetuk pintu. Liem Tou segera
membukanya terlihat pemilik rumah penginapan itu sedang
berdiri dimuka pintu dengan wajah yang serba susah, bibirnya
sedikit bergerak mau mengucapkan sesuatu pada Liem Tou,
tapi sewaktu dilihat kerbau itu berdiri di samping pinta dia
menelan kembali kata katanya.
Liem Tou segera menduga apa yang sudah terjadi, kepada
Si Gadis cantik pengangon kambing ujarnya sambil tertawa.
Wan moay mutiaramu apa masih ada?" para tamu sudah
dibuat ketakutan oleh kerbau sehingga pada melarikan diri
terbirit birit kini si pemilik rumah penginapan mencari aku
seharusnya kau orang bantu aku usir dia pergi.
Hmm, aku tidak mau ikut campur urusanmu yang
merepotkan ini, seru Si Gadis cantik pengangon kambing
sambil mencibirkan bibirnya. Seorang lelaki sejati berani
berbuat tentu berani menanggung jawab. Buat apa kau
mencari aku?"" Ooooh.. .adikku yang baik, mohon Liem Tou cepat. Kenapa
kau begitu teganya melihat aku kesusahan" cukup kau
mengambil keluar sebutir mutiara bukankah urusan akan
segera menjadi beres?"
Si gadis cantik pengangon kambing segera termenung
berpikir sebentar. Demikian saja, ujarnya kemudian. Asalkan kau
menyanggupi diriku untuk melakukan tiga macam urusan
maka aku beri kau orang sebutir mutiara, bagaimana"
Diam diam di dalam hati Liem Tou berpikir.
Sungguh lucu sekali, mutiara yang kau miliki sekarang ini
bukankah aku yang memberikan kepadamu" padahal saat ini
aku masih mempunyainya sangat banyak sekali hanya saja
tidak leluasa untuk mengambilnya, entah apakah ketiga
syaratnya itu?" tapi aku kira tentunya tidak sukar lebih baik aku
menyanggupinya. Berpikir sampai disitu segera menyanggupinya.
Kalau memangnya Wan moay yang menghendakinya,
jangan dikata cuma tiga macam urusan saja sekalipun
tigapuluh atau tigaratus pun aku akan melakukan dengan
sepenuh tenaga." Baiklah, ujar si gadis cantik pengangan kambing itu
kemudian sambil tertawa dan mengambil keluar sebutir
mutiara. Tapi kau harus ingat urusan ini kau tak mungkir lagi Ie cici
kau harus jadi saksi. L iem Tou segera mengangguk
Melihat dia orang sudah menyanggupinya si gadis cantik
pengangon kambing beru bicara.
Pertama, untuk selanjutnya kau tidak diperkenankan untuk
berbuat kurang ajar terhadap cici, kau bisa melakukannya,
bukan?" Soal itu tak perlu dikuatirkan.
Kedua segera pergi mencari satu stel pakaian yang bersih
dan bagus kalau tidak jangan kembali lagi.
Liem Tou segera tertawa terbahak bahak.
Aku kira urusan berat macam apa, soal inipun tidak sukar
diselesaikan. Kau orang jangan gembira dulu, sambung si gadis cantik
pengangon kambing dengan perlahan. Urusan yang sulit ada
di belakang, ketika di dalam tiga hari ini kau harus mencari
berita siapa yang sudah membinasakan kawanan kambingku.
Ini bawa pergi. Sembari berkata dia melemparkan mutiara itu ke tangan
Liem Tou, lalu sambungnya lagi.
Sekarang mutiara itu sudah kau dapatkan urusankupun
harus kau selesaikan cepat cepat jikalau diantara ketiga
urusan ini tidak bisa melaksanakannya jangan harap aku
berlaku sungkan lagi terhadap dirimu.
Liem Tou yang mendengar permintaannya yang ketiga itu
tidak terasa lagi diam diam merasa kepayahan, pikirnya
Sungguh licik pengangon kambing ini, ternyata aku sudah
kena pancingannya, tapi kau tunggu saja nanti ada permainan
bagus bakal menyusul di belakang.
Berpikir sampai disitu dia segera tertawa, sahutnya.
" Apa susahnya urusan ini" kau legakanlah hatimu, kalau
aku sudah menyanggupi untuk melaksanakan pekerjaan itu
orang pasti akan melakukannyanya sampai beres."
Liem Tou segera putar badannya untuk menyerabkan
mutiara itu kepada si pemilik rumah penginapan sebagai ganti
batalnya para tamu untuk menginap disana.
Saat itulah mendadak.. ."Plaaak" ada sebuah benda berat
yang memecahkan jendela melayang masuk ke dalam dan
tepat jatuh di tengahi kamar.
Sepasang mata dari Liem Tou yang amat tsjam hanya di
dalam sekali pandang saja sudah mengetahui macam benda
tersebut, dengan cepat dia menoleh keluar jendela, tampaklah
sesosok bayangan hijau dengan amat cepatnya berkelebat
lenyap dibalik tembok. Aaaah emas.. .terdengar si gadis cantik pengangon
kambing menjerit keras. Bagaimana bisa ada emas yang
melayang masuk ke dalam kamar kita?""
Liem Tou sebenarnya adalah seorang yang cetdik, setelah
berpikir sebentar mendadak dia gelengkan kepalanya.
Heee. .Ciang cici sudah pergi serunya sambil menghela
napas panjang, ternyata dia orang tidak mau menerima budi
kebaikan kita. Perkataannya ini mana si gadis cantik pengangon kambing
mau mempercayainya?" Bukankah tadi dia orang tertidur
dengan amat pulasnya bagaimana sekarang bisa pergi"
dengan cepat dia berlari masuk ke kamar dalam, tapi sebentar
saja dia sudah menjadi tertegun.
Kiranya jendela sudah terbentang lebar sedangkan
orangnya telah lenyap tidak berbekas.
Orang itu sungguh aneh sekali., tulangnya yang patah
masih belum sembuh jikalau terkena angin lagi bukankah
sukar diobati dan semakin mendatangkan kerepotan buat
dirinya sendiri?" seru Si Gadis cantik pengangon kambing
dengan perlahan. Liem Tou tidak menjawab, dia putar badan
memungut emas itu dan ditimang timangnya di atas tangan,
segera dia merasa emas itu ada lima, enam kati beratnya,
dengan cepat disusupkan ke dalam sakunya.
Waktu itulah Si Gadis cantik pengangon kam-sedang
berjalan masuk kedalam kamar, melihat Liem Tou
memasukkan emas itu ke dalam sakunya segera berseru.
Eei Liem Tou koko bagaimana kau boleh memasukkan
emas itu ke dalam sakumu?"
Liem Tou meagerutkan alisnya rapat rapat.
Perempuan semacam ini tidak ada harganya untuk Wan
moay menaruh rasa kuatir kepada nya . . aku mau pergi cari
dirinya lalu menggunakan emas ini menimpuk wajahnya.
Mendengar perkataan itu Si Gadis cantik pengangon
kambing menjadi amat gusar makinya.
Aku masih mengira kau adalah seorang lelaki sejati, pintu
kamar saja belum dilewati sudah mengingkari janji , Hmm,
bukankah baru saja kau orang menyanggupi tiga buah
permintaanku Saat ini mutiara tersebut masih ada ditangan Liem Tou,
mendengar perkataan tersebut dia segera mengangsurkannya
kembali. Kau ambillah kembali barang ini, ujarnya. Jikalau kau orang
suruh aku menganggap tapak seorang perempuan yang begitu
tidak tahu diri, aku tidak akan menyanggupinya.
Si gadis cantik pengangon kambing menjadi teramat gusar,
dengan cepat dia rebut kembali mutiara yang ada di tangan
Liem Tou lalu putar badannya
"Baiklah, ujarnya. Kau mau berbuat apapun terhadap
dirinya aku tidak akan ikut mencampurinya kembali, soal siapa
yang membinasakan kambing kambingku tidak perlu kau
orang bersusah payah menyelidikinya sendiri. Ie cici aku
serahkan kepadamu kembali, aku mau pergi dulu.
Selesai berkata dia segera menjejak kakinya dan melayang
keluar dari jendela Liem Tou sama sekali tidak menyangka kalau dia bisa
begitu marah, padahal dia orang cuma merasa kheki saja
melihat kekasaran dan ketidak tahu aturan dari Ciang Beng Hu
itu karena itu berbicarapun agak kasar, kini melihat Si Gadis
cantik pengangon kambing mau pergi dia menjadi cemas,
tangannya dengan cepat menyambar tangannya sambil
berseru. "Wan-moay kau jangan,pergi, semuanya adalah
kesalahanku buat apa kau pergi" " apalagi jika harus pergi.
yang pergi seharusnya aku, Ie cici scrta kerbau itu masih ada
disini biarlah Wan moay tolong menjaganya, aku pergi dulu.
Kata kata terakhir baru saja diucapkan ke luar dia sudah
menarik tandan si gadis Cantik pengangon kambing itu ke
belakang menbuat dia orang tidak terasa lagi mundur
beberapa langkah kebelakang.
Liem Tou segera maju ke depan lalu menutulkan ujung
kakinya diatas permukaan tanah lalu berkelebat keluar dari
jendela, ujarnya sambil merangkap tangannya menjura.
"Selamat tinggal."
Dengan cepatnya dia orang sudah melayang pergi tak
berbekas. Si gadis cantik pengangon kambing menjadi cemas,
teriaknya. "Liem koko . . - kau tunggu dulu, aku ada perkataan yang
hendak disampaikan kepadamu' Heeey kenapa kau marah
terhadap diriku . . . Liem koko . . . ."
Sekalian Liem Tou mendengar suara panggilan tersebut
tapi dia orang tidak mau memberikan jawabannya dalam hati
dia kepingin memecahkan rahasia pencurian yang dilakukan
oleh si penjahat naga merah itu.
Adanya tanda ular di kota yang menemui bencana memang
jelas menunjukkan si naga merah lah yang melakukan
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perampokan tersebut, tapi terang terangan si penjahat naga
merah pada malam itu ada di kuil Siang Lian si, bagaimana
mungkin dia orang bisa pergi ke kota Tang Yang untuk
melakukan perampokan. Karena itu dengan mengambil kesempatan ini dia
meninggalkan rumah penginapan untuk mencari seperangkat
pakaian yang berwarna hijau untuk berganti pakaian lalu
membeli pula sebuah topi terbuat dari rumput.
Sebentar saja seorang gembala kerbau yang kotor dan
dekil kini sudah berubah meujadi seorang kongcu yang amat
perlente dan tampan sekali, sedikitpun tidak mirip dengan
Liem Tou yang dahulu. Hari ini Liem Tou berjalan masuk keluar di setiap rumah
makan dan mencari berita di dalam kota Tiang Yang tetapi
tidak ada sebuah beritapun yang didapatkan, tiba tiba di
dalam pikirannya teringat akan sesuatu, pikirnya.
"Orang yang melukai empat orang toosu Bu tong pay
sekaligus dengan menggunakan senjata rahasia pada waktu
itn adalah pengemis, bila orang itu pula yang melakukan pem
bunuhan terhadap kawanan kambing dari si gadis cantik
pengangon kambing seharusnya aku pergi ketempat yang
banyak pengemisnya, buat apa pergi kerumah makan ?"
Berpikir sampai disini tidak tertahan lagi dia merasa geli
sendiri, siasatnya segera dirubah, dia khusus pergi ke dalam
kuil yang bobrokan atau tempat tempat yang banyak ditemui
pengemis. Tetapi walaupun sudah dicari setengah harian dan sang
suryapun sudah berada di ufuk barat dia orang sama sekali
tidak memperoleh sedikit beritapun. Akhirnya sampailah dia
orang di sebuah pohon siong yang amat lebat dan tinggi sekali
membuat setiap orang yang melalui tempat itu merasa hatinya
bergidik. Diam diam dalam hati Liem Tou berpikir.
Tidak urung ini hari aku orang tidak berhasil mendapatkan
jejak dari pengemis itu, kemungkinan juga sejak semula dia
sudah meninggalkan kota Tang Yang ini, jikalau memang
begitu adanya sekalipun aku harus mencari sepuluh, dua
haripun tidak berguna. Dengan bergendong tangan dia segera
berjalan memasuki pohon siong itu kurang lebih setengah jam
kemudian mendadak dihadapanaya muncul dinding tembok
yang amat nyata, agaknya ditempat tersebut merupakan
aebuah kuil kaum toosu yang kecil.
Liem Tou segera mempercepat langkahnya menuju kesana,
tampaklah olehnya pintu kuil itu setengah terbuka di atas pilar
tergantunglah sebuah papan yang bertuliskan Ceng Coen
Koan tiga huruf dari emas.
Cepat tubuhnya masuk kedalam ruangan itu, mendadak dia
merasakan bau wanginya panggangan ayam berhembus
keluar dari dalam kuil tersebut bahkan di dalam kuil tidak
nampak adanya dupa maupun lilin yang dipasang, diatas dan
di sekitar patung arca tampak debu yang amat tebal menutupi
semua tempat, bahkan tidak kelihatan adanya sesosok
manusiapun. Liem Tou memerikasa sejenak keadaan disekeliling tempat
itu, baru saja dia mau masuk kedalam kuil mendadak
terdengarlah suara seseorang sedang bicara.
Jika demikian adanya kematian dari Leng-Ceng Too heng
bukanlah kalian bertiga yang melakukannya, soal ini mungkin
aku masih bisa percaya, tetapi kalau memang begitu apakah
kitab pusaka To Kong Pit Liok itu juga sudah didapatkan oleh
si penjahat naga merah?"
"Semula kamipun punya pikiran begitu sahut seseorang
lagi. Tetapi sewaktu kemarin malam kita bertempur sendiri
dengan penjahat tua itu kami rasa tenaga dalamnya tidak
memperoleh kemajuan seberapa jika dibandingkan dengan
setahun yang lalu. Kitab pusaka To Kong Pit Liok merupakan sebuah kitab
yang berisikan ilmu silat yang amat dahsyat sekali, jikalau dia
orang betul betul sudah mendapatkan nya jangai dikata kami
sekalipun Lie Loo-jie juga belum tentu merupakan
tandingannya. Liem Tou yang mendengar perkataan itu segera bisa
membedakan kalau suara itu berasal dari si Thiat Sie
Sianseng, dengan demikian si siucay buntung serta si
pengemis pemabokpun seharusnya ada disana.
Terdengar orang yang pertama membuka mulut dan
berbicara lagi. Jikalau begitu si penjahat naga merah tentu
nya belum memperoleh kitab pusaka To Kong Pit Liok itu. lalu
kitab pusaka tersebut sudah di dapatkan oleh siapa?""
"Aku tahu akan seseorang" tiba tiba sipengemis pemabok
menyambung, sewaktu aku terluka, waktu itu aku sedang
mengerahkan tenaga dalamku untuk menyembuhkan luka dari
si penjahat naga yang telah pergi mengejar si Thiat Sie
Sianseng, aku melihat ada orang berjalan masuk kedalam
lembah. Berbicara sampai disini mendadak si pengemis pemabok
meghela napas panjang. "Jikalau memang benar sudah dia peroleh hey.. rejeki
bocah cilik itu sungguh bagus" ujarnya. Hey Heng San Jie Yu,
aku dengar kalian berdua pandai berpikir coba kalian terka
siapakah orang itu?""
Suasana seketika itu juga dicekam kesunyian yang amat
sangat tidak terdengar sedikit suarapun. Liem Tou yang
mendengar perkataan dari si pengemis pemabok itu tidak
urung di dalam hati diam diam memaki.
"Kau setan arak, ternyata mau membocorkan rahasiaku."
Pada saat itulah mendadak terdengar seseorang berbicara
kembali. "Soal ini tidak sukar untuk diduga, apakah bukan itu si
perempuan tunggal atau Ku Li Touw Hong" menurut berita
yang tersiar didalam Bulim katanya si perempuan tunggal
Touw Hong ini pernah mengalahkan Auh Hay Ong suami isteri
dari Kiam Thien Pay hanya di dalam tiga jurus saja, dan kini
perempuan tersebut sudah diterima Auh Hay Ong sebagai
jagoannya. Karena itulah pengaruh dari Kiam Thien pay di dalam
beberapa hari ini amat dahsyat sekali sehingga sebagian
daerah Kang lam sudah dikuasai oleh mereka, aku dengar pula
katanya si perempuan tunggal Touw Hong tidak lama
kemudian akan membuka cabang cabang diseluruh daerah,
jika berita ini benar maka Loolap kira kitab pusaka To Kong Pit
Liok itu tentunya sudah didapatkan olehnya.
Mendengar perkataan itu diam diam Liem Tou merasa
hatinya amat murung, pikirnya.
Aku belum pernah dengar dari daerah Si Lam sudah muncul
seorang perempuan yang demikian jumawanya, jikalau urusan
ini benar benar terjadi aku kepingin sekali menemui dirinya,
aku benar benar mau lihat dia orang mempunyai kelebihan
apa yang patut dibanggakan
Saat ini si pengemis pemabok sudah tertawa lagi, ujarnya.
Perkataan yang Chiet Siauw Thaysu ucapkan sudah terpaut
amat jauh sekali, sekalipun si perempuan tunggal, Touw Hong
itu aku pernah mendengarnya tetapi belum percaya benar
benar, siapa tahu kabar itu juga kabar kosong dari Loociang
saja ?" Sebetulnya orang yang sudah memasuki lembah itu
memang membuat hatiku sedikit ragu ragu. tetapi setelah
kejadian itu kemarin malam dikuil Siang Lian Si ....
jilid 20: Lie Siauw Ie dan Si Gadis Cantik Pengangon
Kambing Diculik Berbicara sampai disini agaknya si siucay buntung sudah
tidak sabaran lagi. Hey sebetulnya siapa?" tanyanya keras. Cepat kau katakan,
buat apa putar putar kalangan dulu"
Heeii Loojiau, kenapa kau terburu nafsu?" ujar si pengemis
pemabok sambil menghela napas panjang, bukanlah aku
orang sengaja memutar kalangan, aku cuma takut kalian tidak
mau percaya," tentu kalian ingat dengan Liem Tou si bocah
cilik itu bukan" Mendengar disebutnya nama Liem Tou oleh si pengemis
pemabok itu, si siucay buntung segera tertawa terbahak
bahak. Liem Tou sudah lama meninggal terjatuh ke dalam jurang
bagaimana dia bisa muncul kembali di gunung Wu san?"
serunya keras, bukankah omonganmu terang terangan
bohong" Tetapi terang terangan kemarin malam sewaktu ada
didalam kuil Siang Lian si kita mendengar sendiri kalau murid
dari Lie Loo jie itu sudah mengatakan baru saja bertemu
dengan Liem Tou apa kau tidak mendengar, apalagi kerbau itu
milik dari Liem Tou tentang ini tentunya kau tahu bukan," ujar
si pengemis pemabok. Sepasang biji mata dari si siucay buntung berputar
berulangkali lalu teriaknya keras.
Kalian tak usah berkata lagi, aku tidak percaya . . . tidak
percaya.. Kau tidak percaya yaah sudah, aku kan tidak suruh kau
untuk mempercayainya, teriak si pengemis pemabok dengan
kerasnya pula, agaknya dia sudah dibuat gusar.
Kalian bedua tidak usah beribut lagi seru Ciat Siauw Taysu
dari Siauw lim pay melerai.
Percayi tidak, tak ada keharusan jikalau kau orang percaya
yaaah percaya kalau tidak percaya yaah tidak percaya buat
apa diributkan" kini ada si jago main sie poa disini kenapa
tidak menyuruh dia orang menghitungkannya untuk
mengetahui keadaan yang sesungguhnya"
Betul . . .betul . . .sokong Heng san Jie Yu dengan gembira
sekali. Memang pikiran dari Loo tayhiap jauh lebih cepat.
Ternyata tidak susah, setelah itu terdengarlah suara
dipukulnya biji biji sie poa pulang pergi.
Liem Tou yang mendengar suara tersebut jadi terperanjat,
diam diam pikiriya. Sie poa dari Thiat Sie sianseng ini
selamanya amat tepat jikalau hal ini sampai terhitung olebnya
dan tersiar di tempat luaran, perjanjian di atas puncak
pertama Ciang Jan bulan lima tanggal lima yang akan datang
bakal berabe juga. Pikirannya segera berputar untuk memikirkan satu siasat,
dengan cepat dia meloncat ke atas atap kuil dan
memperhatikan keadaan di dalam ruangan, terlihatlah
beberapa orang itu sedang duduk bersila dialas tanah dengan
ditengahnya duduk seorang hweesio.
Sudah tentu hweesio itu adalah Chiet Siauw-Thaysu. Dia itu
ciangbunjin dari Siauw Lim Pay. Di samping kanan dan kirinya
duduklah dua orang toosu berupa pertengahan yang bukan
lain adalah Heng san Jie Yu, sedangkan Tionggoan Sam Koay
duduk di paling bawah. Mereka semua duduk mengerubungi sebuah api unggun
yang sedang memanggang seekor ayam yang amat gemuk,
dan tempat kejauhan saja sudah terciumlah bau harum yang
semerbak membuat orang mengiler.
Waktu ini si Thiat Sie sianseng sedang tundukkan
kepalanya menghitung pulang pergi biji sie poanya, sisanya
lima orang melotot memandangi dirinya, agaknya mereka
merasa amat tegang sekali, Liem Too tidak berpikir panjang
lagi dengan cepat dia meioncat turun ke belakang meja
sembahyang yang terbuat dari batu dan mengerahkan ilmu
jarinya yang lihay, membuat batu tersebut seketika itu juga
membekas satu gambaran sedalam beberapa coen, jelas
memperlihatkan kalau Tenaga dalamnya sudah mencapai taraf
yang sangat dahsyat sekali.
Setelah menggambar diam diam Liem Tou tidak tarasa
merasa geli juga. mendadak disamping gambaran ini dia
menulis. Burung Hong tidak meninggalkan ayam, ayam tidak
meninggalkan burung Hong. Harap pada bulan lima tanggal
lima pada berkumpul dipuncak pertama Cing Jan untuk
menentukan menang kalah. Setelah semuanya selesai dia mengerahkan iimu
meringankan tubuhnya kembali berkelebat melalui hadapan ke
enam orang itu. Mereka berenam seketika itu juga merasakan aedikit tidak
beres saat itulah Liem Tou sudah menyambar ayam yang
sudah dipanggang itu dan melarikan diri keluar dari kuil
tersebut lalu meloncat naik keatas pohon siong untuk
menonton permainan yang lucu.
Ternyata sedikitpun tidak salah, sewaktu Liem Tou
menikmati panggangan ayam itu dengan nikmatnya, suasana
di dalam kuil menjadi kacau balau, mereka berenam dengan
berpisah pada meloncat naik ke atas dari enam penjuru yang
berlainan, enam pasang mata dengan amat tajamnya
memperhatikan keadaan di sekeliling tempat itu untuk
memeriksa setiap pohon siong yang berada disana.
Pakaian yang dipakai Liem Tou berwarna hijau, apalagi
suasana diluar sangat gelap sekali sudah tentu mereka tidak
bisa menemukan dirinya. Si pengemis pemabok adalah seorang yang paling doyan
makan, kini melihat seekor ayam yang gemuk dan berbau
wangi telah dicuri orang bahkan tak tampak jejaknya segera
memaki kalang kabut, dari anaknya, bapaknya sampai
neneknya dimaki semua. Tongkat pemukul anjing yang ada ditangannya diketukkan
ke atas atap rumah membuat suasana amat ramai, air liur
muncrat muncrat ke tengah udara sedang giginya gemeretuk
menahan kegemasan hatinya.
Liem Tou yang bersembunyi di atas pohon siong sewaktu
melihat si pengemis pemabok memai tidak hentinya walaupun
didalam hati merasa geli sekali tetapi terhadap makian dan
omongannya yang amat kotor semakin lama merasa tidak
tahan juga. Tulang ayam yang ada ditangannya segera disambit
kearahnya dengan disertai desiran angin yang sangat keras,
bersamaan waktunya pula tubuhnya meloncat ke arah pohon
siong yang lain. Si pengemis pemabok yang mendengar adanya suara
sambaran benda yang mememecahkan kesunyian mengancam
tubuhnya dengan cepat dia miringkan kepalanya ke samping
untuk menghindarkan diri, dengan santarnya tulang ayam itu
lewat di samping telinganya.
Tidak terasa lagi dia menjadi amat gusar sekali, ujung
kakinya segera menutul permukaan tanah laksana seekor
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
elang raksasa dengan dahsyataya menubruk ke arah pohon
tersebut. Melihat kehebatan dari ilmu meringankan tubuhnya tidak
terasa Liem Tou mengangguk memuji kehebatannya. si siucay
buntung, Thiat Sie sianseng, Heng-san Jie Yu serta Thiat
Siauw Thaysu yang takut sipengemis pemabok mendapatkan
bokongan bersama sama berteriak.
"Hey pengemis busuk hati hati jangan sampai kena
dibokong orang" Diikuti mereka berlima bersama sama berkelebat menuju
kearah yang sama, tetapi di tempat itu sama sekali tidak
terlihat sesosok manusia pun.
Orang itu memiliki ilmu meringankan tubuh yang amat
tinggi, ujar Thiat Siauw Thaysu kemudian sambil menghela
napas panjang. Bahkan boleh dikata sudah mencapai pada
taraf kesempurnaan, ayam panggang yang ada dihadapan kita
saja sudah berhasil dicuri oleh orang tanpa kita rasakan
apalagi untuk mengejar dirinya?" aku lihat sia sia saja
pekerjaan kita ini" Perkataan dari Thaysu sedikitpun tidak salah Sambung Loo
toa dari Heng san Jie Yu. Lebih baik untuk sementara waktu
kita kembali ke kuil dulu untuk memeriksa apakah ada tanda
tanda yang ditinggalkan olehnya, setelah itu kita baru
menyelidiki siapakah sebenarnya orang tersebut.
Tionggoan Sam Koay pun mengetahui kalau perkataan ini
sedikitpun tidak salah, terpaksa mereka balik ke dalam kuil
lagi. Di antara mereka cuma si pengemis pemabok saja yang
masih tidak puas, dia tidak mau ikut turun sebaliknya memaki
maki dulu di atas atap dengan kalang kabut lalu baru
melayang turun ke dalam kuil.
Mendadak dia menemukan mereka berlima sedang berdiri
termangu mangu di depan meja batu tempat sembahyangan,
tak kuasa lagi dia berteriak.
Hey .. ayamnya sudah dicuri orang lain apa kalian sedang
bersembahyang kepada malaikat malaikat agar bisa
membantu kalian merebut kembali ayam itu" kenapa kalian
pada termangu mangu disana?"
Sembari berkata diapun berjalan mendekati meja batu
tersebut, tetapi sebentar kemudian air mukanya sudah
berubah sangat hebat.Matanya terbelalak lebar mulutnya
melongo, 'Sungguh dahsyat tenaga jarinya 'lama sekali dia
baru berseru. Agaknya di dalam kolong langit saat ini sukar
untuk dicarikan keduanya.
Sewaktu melihat pula gambar binatang yang mirip dengan
burung hong juga mirip ayam itu dia segera menjulurkan
lidahnya ketakutan. Apa munjkin si perempuan tunggal Touw Hong sudah
datang kemari?" tanyanya. Jika dilihat dari ilmu jarinya saja
sudah cukup buat dirinya untuk mengangkat nama di dalam
Bulim. Siapa tahu baru saja dia selesai berkata mendadak dari
belakang tubuh mereka berkumandang suara tertawa yang
amat ringan sekali, ke enam orang itu menjadi sangat
terperanjat dan terburu buru putar kepalanya.
Terlihatlah kurang lebih beberapa depa di belakangnya
berdirilah seorang gadis berbaju hitam yang amat cantik
sekali. Gadis itu memakai baju maupun celana yang berwarna
hitam, alisnya panjang lentik, bibinya kecil mungil matanya
bulat sehingga kelihatan amat cantik sekait.
Walaupun pada wajahnya tidak dihiasi dengan senyuman
bahkan kelihatan sedikit agak murung tetapi bila ditinjau dari
sikapnya bukanlah menyerupai seorang jahat, sebaliknya
membuat orang merasa kagum dan menghormat.
Mendadak sinar mata mereka berenam berhenti di atas
dadanya dimana tergantung sebuah medali yang
bergambarkan burung Hong hitam berkaki tunggal, tak kuasa
lagi saking terperanjatnya pada mundur dua langkah
kebelakang. Lama sekali baru terdengar si pengemis pemabok
membentak keras. "Kau, kau adalah perempuan yang bernama Touw Hong"
kau . . kau berani mencuri ayam panggang kami" ayoh cepat
kembalikan ayam panggangku, kalau tidak kita orang akan
menuntut kerugian. Sembari berkata dia menggebukkan tongkat pemukul
anjingnya ke atas tanah sehingga terdengar suara benturan
yang amat nyaring sekali.
Si gadis berbaju hitam mendengar suara bentakan dari
pengemis pemabok itu diam diam alisnya dikerutkan rapat
rapat, dari sepasang matanya yang amat jeli itu memancar
keluar sinar yang amat tajam sekali memaksa mereka
berenam tidak tahan untuk bergidik, bulu roma pada berdiri
semua. Dengan cepat mereka berenam pada mengerahkan tenaga
dalamnya siap siap menghadapi sesuatu, apalagi si pengemis
itu. Walaupun dia orang sedang merasa mendongkol tetapi
bagaimanapun juga dis orang adalah seorang jago kawakan
yang sudah nempunyai pengalaman yang amat luas sekali
ketika melihat kekuatan jari di atas meja batu itu ditambah
pula dengan kerlipan sinar mata sang gadis yang amat tajam
segera mengetahui kalau tenaga dalam gadis itu sudah
mencapai pada tingkat yang paling atas karenanya dia tidak
berani banyak bercakap lagi, diam diam tenaga dalam sudah
disalurkan keseluruh tubuh siap menghadapi sesuatu.
Lama sekali gadis berbaju hitam itu memperhatikan diri
keenam orang itu, mendadak sinar matanya diarahkan ke atas
meja batu. Lama sekali baru terlihatlah gadis berbaju hitam itu
menoleh kearah keenam orang itu.
Kecuali kalian berenam ada siapa lagi yang pernah datang
kemari", tanyanya. Suaranya tidak begitu keras tetapi setiap patah kata bisa
didengar dengan amat jelasnya, jelas tenaga dalamnya sudah
berhasil dilatih mencapai pada taraf yang amat tinggi sekali.
Mendengar perkataan ini keenam Orang itu pada melengak
semua, pikirnya. "Kecuali kau ada siapa lagi yang pernah datang kesini".
Si Thiat Sie sianseng jadi orang yang paling tenang dan
pikirannya pun paling tajam, karena takut si pengemis
pemabok berbicara tidak karuan lagi cepat cepat sahutnya.
Entah apa maksud perkataan nona ini, apakah gambar
yang terukir di atas meja sembahyangan ini bukan digambar
oleh nona sendiri " Jika dilihat dari sie poa besi yang ada ditanganmu tentunya
kau orang adalah Thiat Sie sianseng salah satu anggota dari
Tionggoan Ngo Koay bukan" ujar gadis berbaju hitam itu
sambil melirik sekejap ke arah Thiat Sie sianseng. Kau
berdasarkaa hal apa mengatakan kalau gambar itu aku yang
bikin " Nona bukankah si perempuan tunggal Touw Hong yang
muncul dari daerah Si Lam dan didalam tiga jurus
mengalahkan suami istri she Ciang dari Kiem Thian Pay" tiba
tiba si siucay buntung menimbrung.
Si gadis berbaju hitam yang mendengar si siucay buntung
itu meyiggung pekerjaannya yaag paling membanggakan
hatinya pada wajahnya segera terlintas senyuman
kegembiraan, dia segera mengangguk cuma tetap tak
mengucapkan sepatah katapun.
si siucay buntung segera menunjuk ke arah gambar ayam
bukan ayam burung hong bukan burung hong yang terukir di
atas meja sembahyangan itu, lantas ujarnya.
"Pada saat ini orang yang menggunakan burung hong
sebagai tanda cuma ada nona seorang saja, jika burung hong
yang terukir di atas meja ini bukan nona yang tinggalkan ada
siapa lagi yang mengukirnya ?"
Si gadis berbaju hitam itu segera putar kepalanya,
memandang ke arah gambar itu lagi, semakin dilihat dia
semakin mendongkol, gambar burung hong itu jelas sekali
sengaja dibuat seperti ayam membuat air mukanya berubah
merah padam kembali. Mendadak telapak tangannya menyambar ke depan lalu
menghapus gambar serta tulisan yang ada di atas meja
tersebut. Seketika itu juga abu pada beterbangan sewaktu telapak
tangannya diangkat kembali permukaan batu yang semula ada
lima coen tebalnya didalam sekejap sudah tinggal beberapa
coen saja, hal ini membuat Tionggoan Sam-Koay, Heng san
Jie Yu serta Ciangbunjin dari Siauw Lim Pay pada merasa
terperanjat. "Tenaga dalam yang amat sempurna" tiba tiba teedengar
suara pujian yang berkumandang datang dari luar kuil.
Mendengar suara pujian ini si gadis berbaju hitam itu
dengan cepat berkelebat keluar dari dalam ruangan,
Tionggoan Sam Koay sekalian merasakan matanya menjadi
kabur si gadis berbaju hitam yang semula ada di hadapan
mereka kini sudah lenyap tak berbekas lagi, dengan gerakan
apa dia berkelebat meninggalkan tempat itu siapapun tidak
bisa mengetahuinya. Mereka berenam menjadi tertegun, lama sekali tidak dapat
mengucapkan sepatah katapun
"Siapakah kau?" terdengar suara bentakan dari gadis
berbaju hitam berkumandang datang dari tempat kejauhan.
"Di luar langit masih ada langit, di atas manusia masih ada
manusia, kau orang tidak perlu mengurusi diriku" segera
terdengar suara sahutan seseorang yang amat berat sekali.
Gambar yang ditinggalkan di dalam kuil itu apakah hasil
perbuatanmu?" bentak gadis berbaju hitam itu lagi.
Orang itu segera tertawa terbahak bahak dengan amat
kerasnya. "Aku yang lakukan juga boleh, bukan aku juga sama saja,
selama berada di dalam dunia kangouw aku orang belum
pernah bertemu dengan seseorang yang suka mencampuri
urusan orang lain semacam kau"
Beberapa perkataannya ini agaknya sudah membuat
kegusaran di dalam hati gadis berbaju hitam itu semakin
memuncak, segera terdengar suara bentakan yang amat
nyaring. Aku Touw Hong sejak terjunkan kedalam dunia kangouw
belum pernah bertemu dengan manusia semacam kau,
terimalah seranganku ini.
Setelah itu terdengarlah suara menderunya angin pukulan
disusul dengan suara patahan ranting ranting pohon siong
yang amat ramai sekali. Mendengar suara tersebut si siucay buntung tidak bisa
menahan sabar lagi, segera teriaknya.
Ayoh jalan, kita pergi melihat.
Keenam orang itu dengan saling susul menyusul pada
meninggalkan kuil untuk berkelebat menuju dimana
berasalnya suara pertempuran tadi.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba disebuah
tempat yang penuh berserakan patahan ranting ranting pohon
siong yang amat banyak tetapi bayangan mereka berdua sama
sekali tidak kelihatan, membuat keenam orang itu jadi berdiri
termangu mangu. Kurang lebih seperminuman teh kemudian mendadak
terdengar Si Thiat sie sianseng berseru.
Aaaah . . jika ditinjau dari keadaan ini jelas sekali gambar
yang terukir di atas meja batu tadi bukan nerbuatan dari Touw
Hong, si gadis berbaju hitam tadi, sedang surat tantangan
agar kita menghadiri pertemuan di atas puncak pertama Cing
Jan pada bulan lima tanggal lima menunjukkan waktu yang
sama dengan perjanjian yang diadakan Lie Loo jie, lalu apa
mungkin Lie Loo jie yang sudah datang kemari?" tetapi apa
maksudnya?" apa dia orang juga mau bertempur dengan
kita?" "Kemungkinan sekali Lie Loo jie sudah tahu kalau Touw
Hong ada disini sehingga sengaja berbuat demikian" sahut Loo
jie dari Hengsan Jie Yu. "Tidak benar, .. .tidak benar" seru Loo toa dari Heng san
Jie Yu sambil gelengkan kepalanya, jikalau Lie Loo jie mau
pergi mencari Touw Hong dia bisa langsung mencari dirinya,
kenapa harus berputar putar seperti ini?" apalagi Lie Loo jie
jadi orang bersifat pendekar, dia tidak akan mau berbuat
demikian. Sewaktu mereka berbicara dan saling bantah membantah
dengan amat ramainya itulah mendadak tampak bayangan
hitam berkelebat turun dari sebuah pohon siong, tampaklah si
gadis berbaju hitam yang semula pergi kini balik kembali.
Apa Lie Loo jie . .Lie Loo jie" serunya dengan sinis, orang
itu tidak lebih seorang bocah cilik yang usianya amat muda
sekali, tetapi tenaga dalamnya amat dahsyat. Kalian cianpwee
berenam mempunyai pengalaman yang amat luas, apakah
kalian tahu dari aliran mana yang akhir ini muncul seorang
jago muda yang amat lihay sekali?""
Walaupun wajahnya masih amat murung tetapi nada
ucapannya jauh lebih ramah. Si pengemis pemabok yang
selalu menaruh curiga terhadap diri Liem Tou mendadak
bertanya. "Bagaimana dandanan orang ini, dan bagaimana
wajahnya?" Entah mengapa setelah mendengar perkataan dari si
pengemis pemabok ini mendadak air muka gadis berbaju
hitam itu berubah menjadi merah lalu dengan cepat cepat
meloncat keatas pohon dan berlalu deraan tergesa gesa.
Tidak terasa lagi keenam orang itu dibuat kebingungan dan
saling pandang memandang tak mengucapkan sepatah
katapun. Waktu itu cuaca sudah hampir mendekati terang tanah,
Thiat Sie sianseng segera menjura ke arah Ciat Siauw Thaysu
serta Heng san jie Yu, ujarnya.
"Kalian bertiga harus cepat cepat datang ke Bu tong pay
untuk menyelesaikan urusan ini, atas hal ini kami tidak akan
melupakan budi tersebut. Ini hari kami bertiga sudah
menjelaskan semua kejadian, maaf kami masih ada urusan
yang harus diselesaikan dan harus berpisah, selamat tinggal.
"Untuk mencari si penjahat naga merah pada bulan lima
tinggal lima di atas puncak pertama Ciang Jan kalian pasti bisa
Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertemu sambung si siucay buntung dengan cepat"
Selesai berkata bersama sama dengan Thiat Sie sianseng
serta si pengemis pemabok dengan cepatnya berkelebat
melewati hutan. Kita balik kembali pada diri Liem Tou kiranya yang berteriak
memuji kebebatan dari tenaga dalam Touw Hong itu
perempuan tunggal. Sejak semula dia orang sudah melihat
munculnya seorang perempuan tunggal Touw Hong disana
dikarenakan dirinya besembunyi di antara pepohonan yang
amat lebat karenanya dia tidak sampai diketahui oleh Touw
Hong, tetapi ilmu meringankan tubuh yang di perlihatkan
olehnya cukup membuat Liem Tou merasa terperanjat.
Akhirnya ketika enam orang itu kembali ke dalam kuil dan
berdiri termangu mangu didepan meja batu, Touw Hoog pun
turut masuk ke dalam. Liem Tou segera membuntuti dari belakang, dia mengambil
keputusan untuk menemui orang ini.
Tetapi ketika matanya tertumbuk dengan medali yang
tergantung di depan dada gadis itu hatinya menjadi bergerak
kembali pikirnya. "Medali perak yang tergantung di depan dadanya mirip
sekali dengan medali yang tergantung didepan perempuan di
mana tersembunyinya kitab pusaka To Kong Pit Liok apa di
antara mereka ada hubungan antara satu dengan lainnya?"
Berpikir akan hal itu dia segera memancing keluar untuk
membuktikan pikirannya ini, siapa tahu sifat dari Touw Hong
agak congkak sedang Liem Tou pun ingin menjajal
kepandaiannya sehingga begitu bertemu dengan mereka
sudah saling bertempur dengan amat serunya.
Sejak berhasil mempelajari kitab pusaka To Kong Pit Liok
boleh dikata untuk pertama kali Liem Tou bertemu dengan
musuh tangguh. Sebaliknya Touw Hong merasa keheranan, semakin
bertempur hatinya semakin terperanjat, akhirnya Liem Tou
yang mendengar Tiong goan Sam Koay sudah pada
berdatangan dia cepat cepat berkelebat pergi dari sana,
sembari berlari dia berseru dangan perlahan
"Ini hari bisa bertemu dengan nona, cayhe betul betul
merasa bangga sekali"
Mendadak Liem Tou meloncat ke samping menuding ke
arah medali perak yang ada di dadanya, baru saja mau
bertanya tiba tiba suatu pikiran berkelebat lagi di dalam
benaknya pikirnya. Saat ini aku masih ada urusan yang harus diselesaikan,
jikalau aku menceritakan kepadanya kalau akupun mempunyai
medali seperti itu, hal ini tentu akan mendatangkan kerepotan
saja, lebih baik untuk sementara waktu jangan
membicarakannya dulu. Sebetulnya si gadis berbaju hitam itu melihat ketampanan
wajah Liem Tou dari dalam hatinya sudah muncul suatu
perasaan yang sangat aneh sekali, kini melibat dia orang
menuding kearah medali perak yang tergantung didepan
dadanya senyuman segera menyusuri bibirnya sambil
menunggu ucapan selanjutnya dari dia orang siapa tahu Liem
Tou bukannya membicarakan hal ini sebaliknya berkata.
Kepandaian dari nona, cauhe sudah menjajalnya, jika ada
kesenangan jangan sampai lupa pada bulan lima tanggal lima
di atas puncak pertama gunung Cing Jan.
Selesai berkata dia segera putar badannya meninggalkan
hutan tersebut. Si gadis berbaju hitam yang melihat Liem Tou lari pergi
bahkan sampai namanya pun dia tidak tahu, pikirannya
dengan cepat berputar, tubuhnya pun ikut berkelebat ke
depan Liem Tou menghalangi perjalanannya.
"Hey siapa namamu?" tanyanya.
Mendadak air mukanya berubah merah sambil tundukkan
kepalanya dia berganti bahan pembicaraan, tanyanya lagi.
'Kepandaian silat dari Kongcu amat dahsyat sekali,
dapatkah aku orang mengetahui asal usul perguruanmu?"
Melihat sikapnya itu diam diam Liem Tou berpikir didalam
hatinya. Hmmm . . . sombong ... aku mau lihat kau bisa sombong
seperti apa, ini hari aku akan membuat kau orang tidak dapat
sombong lagi sehingga tidak lagi terlalu memandang rendah
orang lain. Berpikir sampai disini dia segera melirik sekejap kearah
Touw Hong dengan pandangan dingin, tiba tiba dengan
menggunakan gerakan sah cap lak Thian Kang Poh Hoat dia
berkelebat melewati diri Touw Hong lalu dengan lang kah
lebar berjalan keluar dari hutan tersebut.
Tindakannya ini benar benar diluar dugaan Touw Hong, dia
berdiri termangu mangu di sana lama sekali tidak
mengucapkan sepatah katapun juga.
Tidak lama kemudian Tionggoan Sam Koay pun pada
berdatangan kemudian dia munculkan dirinya seperti apa yang
terjadi diatas. Kini kita berbalik kembali pada Liem Tou yang berjalan
keluar dari hutan lalu berangkat menuju ke kota Tang Yang.
Sewaktu tiba di kota tersebut hari sudah menunjukkan
tengah malam, suasana di dalam kota amat sunyi sekali
bahkan kelihatan sangat mencurigakan sekali, hatinya menjadi
keheranan, dengan tergesa gesa dia berlari menuji ke rumah
penginapannya. Saat ini ilmu meringankan tubuhnya sudah mencapai pada
taraf kesempurnaan, hanya di dalam sekejap saja dia sudah
tiba di depan pintu rumah penginapan tersebut, saat ini pintu
rumah sudah tertutup tetapi dari balik kamar terdengar suara
dengus kerbaunya yang amat keras.
Kau binatang aku mau melibat bisa berbuat ganas lagi
tidak" keganasanmu yang terdahulu kini berada dimana
semua?" Disusul suara cambuknya yang amat keras sekali
Lembah Merpati 2 Giring Giring Perak Karya Makmur Hendrik Si Pemanah Gadis 10
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama