Pendekar Aneh Naga Langit Thian Liong Koay Hiap Karya Marshall Bagian 2
Keduanya bermain dan berlatih sampai sore hari sampai benar-benar sempurna mereka melatih ilmu baru yang terdiri dari 7 buah jurus tersebut. Menjelang malam, baru mereka pulang untuk beristirahat. Kegembiraan mereka berubah menjadi kekhawatiran dan kehebohan ketika keesokan harinya Cu Yu Hwi dan Cu Pangcu memanggil mereka berdua. Bukan apa-apa, Cu Pangcu ketika melihat gaya dan gerakan ilmu ciptaan kedua anak itu tertegun dan kaget setengah mati. Memang, Ilmu tersebut tidaklah dapat disebut sakti dan hebat bukan main, tetapi mengingat yang menciptakan adalah 2 orang anak berusia 8 tahunan, membuatnya kaget tak terkira. Bagaimana mungkin mereka mampu melakukannya"
"Koay Ji, lohu sudah mendengar semua dari Yan ji bahwa kalian berdua kemaren menyaksikan pertarungan hebat antara seekor ayam melawan seekor ular. Dan setelah pertarungan itu selesai, kalian berdua tetapi lebih banyak engkau, kemudian merangkai jurus-jurus serangan dan sekaligus jurus-jurus menghindar dengan dasar pertarungan ayam dan ular itu. Apakah memang benar-benar demikian kisah yang sesungguhnya terjadi Koay Ji .......?"
Koay Ji yang masih kecil dan polos dengan wajah kanak-kanaknya mengangguk dan berkata dengan cepat:
"Benar Pangcu .... apakah, ada yang salah dengan yang kami lakukan ...?"
Jawaban yang membuat Cu Pangcu terkejut. Bukan hanya dia, bahkan putrinya Yu Hwi juga terkejut setengah mati.
"Bagaimana caranya engkau dan Khong Yan merangkai jurus-jurus silat itu ...?" kembali Cu Pangcu bertanya penuh keheranan
"Sederhana saja Pangcu ....... kami mengingat-ingat gerakan ayam dan ular dan meniru gerakan mereka dan mencampurnya dengan gerakan-gerakan ilmu silat dasar dan gerakan dasar Thian Cong Pay. Begitu saja Pangcu ......"
"Tapi, coba engkau mainkan kembali jurus kelima, keenam dan ketujuh .... aku akan menunjukkan beberapa hal yang aneh ....."
"Baik Pangcu ......"
Dengan menggagah-gagahkan dirinya Koay Ji melangkah maju dan kemudian bergerak atau bersilat sesuai dengan ilmu ciptaannya kemaren. Sebetul-betulnya, adalah dia sendiri yang menciptakannya dan hanya beberapa gerakan belaka yang berasal dari Khong Yan. Tetapi, tetap dia memaksa Khong Yan mengakui bahwa ilmu itu adalah ciptaan mereka berdua.
Dan Cu Pangcu serta Cu Yu Hwi melihat betapa memang gerakan Koay Ji masih lebih gesit dibandingkan Khong Yan, tetapi sayang sekali tidak cukup bertenaga dan masih lemah. Memasuki jurus kelima, keenam dan ketujuh, semakin jelas jika Koay Ji mampu melakukannya secara lebih baik dan sempurna dibandingkan Khong Yan. Setelah usai, barulah Koay Ji berkata:
"Sudah selesai Pangcu ..... adakah sesuatu yang keliru atau sesat disana ....?"
"Bukan keliru atau sesat Koay Ji, tetapi jurus keenam terutama, dan juga jurus ketujuh ada beberapa gerakan yang masih asing bagiku. Entah bagaimana engkau mampu merangkai dan menemukannya ....?"
"Pangcu, di jurus keenam, aku mengingat gerakan aneh dari induk ayam ketika melihat akhirnya si ular melarikan diri. Bukannya mengejar, induk ayam itu justru berbalik dan menjagai anak-anaknya ........ sementara di jurus ketujuh, ilham itu datang dari cara induk ayam melindungi anak-anaknya dengan menempatkan semua anaknya dibawah atau dibalik kedua sayapnya sambil berjongkok ......."
Penjelasan yang terasa aneh tetapi ada sisi masuk akalnya membuat Cu Pangcu tak dapat lagi bersuara. Tentu saja Koay ji tidak membuka rahasia bahwa gerakan itu sebenarnya berasal dari Persia dan memang kurang umum dilakukan di Tionggoan. Kebetulan, Koay Ji melihat persamaannya dengan gerakan-gerakan aneh dan tak lazim dari si induk ayam kemaren. Jawaban telak yang susah diragukan itu membuat Pangcu dan anaknya terdiam.
Sejak saat itu Khong Yan semakin rajin berlatih dan bermain dengan Koay Ji, bahkan tanpa disadari Khong Yan, dia mulai menerima dasar-dasar gerak Thian Liong Pat Pian yang sudah dikuasai Koay Ji. Tetapi, karena cerdik dan tidak mau ketahuan Pangcu dan anaknya, maka Koay Ji bersikap hati-hati. Apalagi dia tahu dan sadar bahwa tindak tanduknya sekarang, sepertinya sedang diawasi secara sangat ketat oleh Cu Pangcu atau juga istrinya dan anaknya Yu Hwi. Koay Ji memang masih kanak-kanak, tetapi kesendirian dan penderitaannya membuatnya lebih tabah dan lebih dewasa dari umur semestinya. Ini yang membuatnya lebih berhati-hati.
Tetapi selain Cu Pangcu, Ang Sinshe juga merasa heran. Beberapa petunjuk dan saran Koay Ji sungguh-sungguh membuatnya keheranan karena beberapa penyakit dan formula obat yang dulunya susah dia pecahkan, kini dapat dipecahkannya dengan sangat mudahnya. Saran-saran terkait aliran darah dan jalan darah manusia menjadi semakin lengkap dikuasainya dan diapun mengembangkan ilmu pengobatannya dengan makin maju dan semakin baik. Dan semau itu, harus diakuinya, dipelajarinya atau tepatnya diketahuinya berkat petunjuk-petunjuk yang dikemukakan Koay Ji dalam kepolosan seorang anak kecil. Bukan cuma itu, setelah ketahuan Pangcu, sekarang ini Koay Ji jadi tidak terlalu sering berlatih Ilmu Silat dan kini Koay Ji lebih mendalami ilmu pertabiban. Kini bahkan dia sudah mau turun ikut membantu meracik obat, memeriksa pasien dan kemudian menulis resep obat.
Memang, tidak selalu, hanya sesekali Koay Ji memberinya nasehat atau masukan, tapi nasehat dan masukan itu berharga sama besar dengan nasehat seorang ahli atau seorang guru. Karena nasehat itu justru mengenai jalan darah, karakternya dan pengaruhnya bagi kesehatan. Ang Sinshe cepat memahaminya dan menjadi sangat heran. Tetapi, sejauh itu dia tidak menemukan ada yang ganjil dari Koay Ji. Satu yang dia tahu dan sudah yakin benar, Koay Ji ini memang anak yang pintar luar biasa dan kepintarannya membuat dia terlihat aneh. Seperti memberi dia masukan dan saran dalam hal pengobatan, termasuk pengobatan menggunakan jarum. Di bidang ini, dia boleh dibilang maju sangat jauh karena saran-saran serta masukan yang diperolehnya dari Koay ji. Dia bingung jadinya, siapa murid dan siapa guru antara mereka berdua dalam hal pengobatan. Yang pasti, mereka berdua semakin maju ilmu pengobatannya.
Setahun kembali berlalu. Kini Koay Ji memasuki usia ke-sembilan. Latihan samadhi dilakukan tak putus-putusnya dan kini dia mampu melakukan sepanjang malam tanpa henti. Koay Ji tidak sadar jika tubuhnya kini sudah normal, meski masih membiru, tetapi keseimbangan tinggi dan panjang kaki dan tangan sebelah kiri dan kanan, tidak lagi seperti dulu. Sejak 6 bulan terakhir, dia tidak lagi mengalami kondisi dimana tangan dan kaki sebelah kiri lebih panjang dari yang sebelah kanan setiap kali dia mengalami serangan panas dan dingin tersebut. Serangan itu sendiri masih tetap rajin datang setiap menjelang akhir bulan, tetapi tidak lagi menjadi lebih anjang lebih dari sehari semalam. Hanya, memang rasa panas dan rasa dingin terasa semakin jauh jangkauannya, setelah lewat setahun rasa panas atau dingin yang terpancar bahkan sudah sampai menjangkau 2,5 meter.
Jika dia mengalami serangan, maka kamar tempat tidurnya dikosongkan dan dia diposisikan di tengah ruangan. Tapi toch, tetap saja keesokan harinya, ruangannya itu penuh dengan bongkahan es, atau dinding ruangan gosong terbakar. Begitulah keadaan Koay Ji setelah kembali lewat setahun. Bahkan waktu setahun lewat tanpa dia sadari lagi. Yang dia tahu, tiba-tiba di mejanya ketika malam sudah ada lagi sehelai lembar kertas. Dengan tulisan diatasnya tentu saja.
Koay Ji Aku sudah mengikuti dan mendengar pengalamanmu selama hampir setahun ini. Sudah tiba saatnya engkau melatih siulian di luar ruangan. Karena itu, mulai besok malam, engkau harus melakukan samadhi di luar ruangan dan menjelang pagi engkau kembali ke rumah. Tetapi ingat, jangan sekali-sekali meninggalkan jejakmu ..... tempatmu nanti sudah kusiapkan di luar sana ......
Benar saja, keesokan harinya, setelah menyelesaikan seluruh pekerjaannya, Koay Ji minta diri untuk istirahat. Bukannya beristirahat, anak itu justru keluar lewat jendela dan dalam tuntutan suara yang dianggap SUHUNYA dan terus melangkah kearah hutan. Sesungguhnya, area hutan di balik Kebun Obat Ang Sinshe adalah daerah terlarang bagi seluruh penghuni Thian Cong Pay, terutama yang daerah sebelah kanan. Tapi, justru kesana Koay Ji diarahkan. Dan benar saja, berjalan kurang lebih seratus meter kedalam hutan, dia menemukan sebuah tempat yang cukup terlindung, sejenis goa tetapi bukan gua. Hanya cekukan alam yang agak kedalam dan buntu. Tempat itu kemudian tertutup oleh daun-daun yang cukup lebat dan tersembunyilah Koay Ji dari pandangan siapapun.
"Koay Ji, tahapan kedua ini adalah tahapan untuk memperkuat tubuhmu. Jika engkau alpa, maka bencana menantimu. Jika engkau sanggup dan berusaha keras, maka penyakit rasa panas dan dingin dalam tubuhmu, akan dapat berubah menjadi kekuatan yang maha hebat. Karena itu, selama beberapa bulan kedepan, dan bahkan sebisa yang engkau mampu, berusahalah untuk menyerap energy dari luar dan perkuat tubuhmu. Engkau boleh mengikuti cara yang pertama di tahun pertama, semua energy yang engkau serap, usahakan untuk engkau sebarkan dan resapkan ke setiap sendi organ tubuh bagian dalam. Selain itu, mulai besok, Ang Sinshe akan menyiapkan ramuan khusus yang harus engkau minum setiap pagi. Terakhir, mengenai kitab pusaka yang engkau latih itu, selain ilmu langkah dan rahasia gerakan manusia, jangan dulu engkau latihkan. Engkau boleh mengendapkannya, kelak engkau dapat melatihnya menjadi ilmu mujijat ketika engkau sudah mampu menguasai iweekang yang memadai untuk menggerakkannya ........ sekali lagi, ingat, engkau harus selalu bersemadhi di tempat ini dan menyerap energy dari luar untuk memperkuat tubuhmu. Aku akan meninggalkanmu selama setahun, dan kelak akan menemuimu lagi. Catat sekali lagi, jangan mencoba melatih yang lainnya ...."
Dan suara itupun sirap, tetapi Koay Ji yakin dia masih berada bersama "Suhunya" itu. Dan keyakinannya benar ketika pikirannya bercabang, dia ditegur dan diingatkan oleh suara tersebut. Karena itu, diapun akhirnya tenggelam dalam samadhi dan samar samar antara sadar dan tidak sadar, dia memperoleh bimbingan khusus bagaimana menyerap energy dari luar, bagaimana membarukan kedalam tubuhnya dan kemudian memperkuat organ-organ dalam tubuhnya. Dan sampai pagi Koay Ji masih belum paham sepenuhnya. Seminggu setelah itu, baru dia lancar dan mampu melakukan sendiri tanpa bantuan "Suhu" tersebut.
Yang tidak dan kurang diketahui Koay Ji adalah, pertarungan dua kekuatan dahsyat dalam tubuhnya, sebenarnya berarti maut bagi siapapun. Tetapi, dengan obat MUJIJAT dari Bu Te Hwesio, dia masih terus dapat bertahan, tetapi kedua kekuatan mujijat yang mengeram dalam tubuhnya juga semakin bertambah dahsyat. Pertumbuhannya boleh dibilang berlipat-lipat karena obat mujijat yang diberikan Bu Te Hwesio. Dan adalah bantuan obat2an mujijat dari Ang Sinshe yang membuatnya mampu terus bertahan meski pengaruh dan kekuatan kedua tenaga dahsyat dalam tubuhnya bertambah hebat dari waktu kewaktu. Dan sekarang, selain dengan obat-obatan mujijat, diapun sudah harus mulai membantu pengobatan dari dalam tubuhnya. Dan itu jalan satu-satunya sesuai dengan petunjuk Suhu tersembunyi yang belum pernah dikenalnya. Itu juga sebabnya Koay Ji mulai berusaha sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Penderitaannya membuatnya mulai mencari jalan sendiri agar penyakitnya dapat diredakan dan dapat tumbuh kembali secara normal.
Semakin menyadari keadaan tubuhnya, semakin Koay Ji bertekun berlatih siulian, ilmu silat dan ilmu pertabiban. Kini, selain siulian malam hari, berlatih bersama Khong Yan, belajar ilmu pertabiban dari Ang Sinshe dan membersihkan perpustakaan dan membaca buku, tak ada lagi kegiatan lain Koay Ji. Buku-buku di perpustakaan sudah makin banyak yang disantapnya, tinggal beberapa buku belaka yang tidak dibaca anak itu. Buku yang dipinjamkan Cu Pangcu dan berisi pelajaran rahasia dalam bahasa Sansekerta, juga sudah dikembalikannya ke perpustakaan dengan memberitahu kepada Cu Pangcu. Sementara persahabatannya dengan Khong Yan justru semakin kental. Suatu saat Koay Ji memutuskan menurunkan Ilmu Langkah Thian Liong pat pian- atau "Naga langit berubah delapan kali secara lengkap. Tetapi, sebelumnya, mereka bersepakat untuk satu hal penting:
"Khong Yan ?".. aku menguasai sebuah ilmu langkah yang sangat aneh, petunjuk seorang yang belum pernah bertemu denganku. Aku ingin menurunkannya kepadamu, tapi terlebih dahulu, kuminta engkau agar bersedia untuk terus merahasiakan jejak darimana ilmu itu berasal sampai kapanpun ?"
"Apakah ilmu itu hebat Koay Ji "..?" Tanya Khong Yan penasaran
"Kurasa sangat hebat, semua Ilmu silat yang kulihat dimainkan Kakekmu dan Ibumu masih belum akan mampu mengejarnya jika dilakukan dan dikuasai secara sempurna. Percayalah Khong Yan "."
"Masakan sehebat itu Koay ji ".?" Antara percaya dan tidak percaya Khong Yan, tetapi pengalamannya dengan Koay ji membuktikan jika perkataan Koay Ji tidak ada yang asalan dan tidak terbukti benar.
"Aku sangat yakin Khong Yan ".. engkau boleh mengejarku dengan semua ilmu yang engkau kuasai dan aku hanya akan melangkah sesuai ilmu tersebut ?"."
"Baik, mari kita berlatih ......"
Keduanyapun segera bersilat dengan Khong Yan mencecar Koay Ji. Tetapi, benar saja, dengan ringan, cepat dan sebat, Koay Ji menghindar, melompat dan bergerak sehingga semua serangan Khong Yan menjadi sia-sia. Sampai 5 ilmu digunakan Khong Yan tetapi tetap saja dia tidak berhasil menyentuh dan menyudutkan Koay Ji. Dan setelah merasa lelah, diapun akhirnya berhenti dan memandang heran Koay Ji yang tidak terlihat keletihan sedikitpun. Diapun sangat kaget dan heran, benarkah ilmu langkah Koay ji sehebat itu"
"Aku tidak menggunakan banyak tenaga Khong Yan, beda denganmu yang harus banyak mengerahkan tenaga. Ilmu langkah ini adalah bagian pertahanan dan menggunakannya tidak butuh banyak tenaga. Turut pengamatanku, jika aku terus melangkah seperti ini menghadapi ilmu-ilmu yang kusaksikan, maka serangan kong-kong dan ibumupun tidak akan mampu memerangkapku. Tapi, itu dugaanku belaka, buktinya terus terang belum dapat kuberikan ......"
"Ach, jika sehebat itu, engkau ajari aku Koay Ji ....."
"Khong Yan ..... aku memang akan mengajarimu untuk bagian pertahanan ini. Bahkan, aku harap engkau mau menurunkannya kepada teman-teman kita lainnya. Karena mempelajarinya bukan sesuatu yang mudah, maka biarlah untuk tahap awal ini engkau mempelajari bagian pertahanannya dulu. Tapi ingat, engkau harus berjanji tidak akan menggunakannya jika sangat terpaksa ....."
"Baiklah, aku akan mengikuti permintaanmu Koay ji ....."
Begitulah, sejak saat itu Koay Ji mengajar dan melatih Khong Yan dengan ilmu langkah mujijatnya. Koay Ji sendiri tak pernah menyangka jika ilmu tersebut adalah satu ilmu yang sangat mujijat. Melulu ilmu langkah itu saja, sudah luar biasa hebatnya, apalagi jika kelak dikombinasikan untuk menyerang. Bahkan Khong Yan juga tidak pernah menduga jika dia sedang melatih sebuah ilmu yang kelak akan mengangkat namanya sangat harum di dunia persilatan. Berbeda dengan Koay Ji, Khong Yan membutuhkan waktu 2 bulan baru dapat menguasai bagian pertahanan dan menghindarkan diri. Setelah mempelajari teori selama 2 bulan, pada waktu-waktu sesudahnya, barulah Khong Yan mulai melatih gerakan-gerakannya. Dan memang ajaib, meski teorinya dia tahu, tetapi butuh waktu sampai 6 bulan baru mulai menampakkan hasilnya. Hasil terbesarnya adalah, gerak dan langkah kaki Khong Yang menjadi jauh lebih sebat, gesit dan sangat ringan.
Tak disadari kedua bocah itu jika ilmu langkah itu juga adalah ilmu ginkang yang sanggup membuat mereka bergerak lebih cepat dan lebih gesit. Tetapi, sebegitu jauh kedua anak itu tetap mampu menyimpan rahasia dengan erat dan ketat. Tak ada seorangpun yang tahu apa yang mereka kerjakan dan latihkan, juga Cu Pangcu dan Cu Yu Hwi ibu Khong Yan tidak pernah curiga. Yang mereka senang adalah, berlatih bersama Koay Ji membuat Khong Yan maju pesat, lebih gesit, lebih cepat dan lebih variatif dalam mendalami ilmu dan jurus perguruan mereka. Yang mereka tidak sangka, kedua bocah itu sudah sedang melatih salah satu ilmu mujijat yang bahkan belum pernah muncul di rimba persilatan Tionggoan. Sebuah ilmu yang mereka berduapun belum pernah bermimpi dapat menguasainya.
Sementara itu, Ang Sinshepun mengalami kekagetan ketika melihat kenyataan yang mengejutkan, betapa Koay Ji ternyata semakin menyusulnya dalam ilmu pertabiban. Pengetahuan Koay Ji yang lebih lengkap dan luas dalam hal jalan darah dan peredaran darah manusia, membuatnya mampu menilik kesehatan seseorang dan belajar darinya bagaimana menakar obat. Bukannya marah dan tersaingi, Ang Sinshe justru semakin tertantang untuk belajar dan juga mengajar si bocah aneh itu. Keduanya jadi rajin bekerjasama meracik obat, mendalami jalan darah, dan bagaimana menyempurnakan pengobatan dengan tusuk jarum. Dalam hal ini, Koay Ji masih belum memiliki cukup keberanian untuk mencoba. Karena dibutuhkan konsentrasi, semangat serta juga ketelitian tingkat tinggi untuk berhasil.
Yang tak diduga Koay Ji adalah, proses itu membuatnya semakin jauh dan semakin dalam memahami Ci Liong Ciu hoat atau "Ilmu Mengekang Naga" (Ilmu Totok mujijat). Semakin detail dia mengenali tubuh manusia, semakin paham dia bagaimana cara menghentikan darah sementara, permanen, bagaimana peredaran hawa dalam tubuh serta bagaimana bahkan mematikan manusia dengan mengetuk ataupun menotok jalan darahnya. Dasar ilmu Ci Liong Ciu Hoat sudah semakin dalam dikuasai dan dipahaminya dan membuatnya mengerti istilah-istilah yang digunakan Pat Bin Ling Long. Sayang, dia masih memiliki kekurangan, yakni tenaga yang masih belum terpupuk, sehingga dia masih belum mampu mencapai apa yang diinginkan sang pencipta ilmu. Takaran tenaga dan mengatur tenaga dalam ilmu tersebut belum dapat dipraktekkan Koay Ji dan karena itu, dia hanya mengingat-ingat dan memahaminya untuk kelak dilatih lebih jauh lagi.
Selama setahun terakhir, hampir tak ada llmu baru yang dikuasai Koay Ji, dan karena itu dia menjauhkan rasa curiga Cu Pangcu kepadanya. Tetapi, kecurigaan muncul lagi ketika suatu saat dia dipanggil Cu Pangcu atas usul Ang Sinshe. Bukan apa-apa, pada saat itu Ang Sinshe kebingungan untuk menentukan penyakit apa gerangan yang diderita oleh adik Cu Yu Hwi yang bernama Cu Yu Tek. Sepulang bertugas ke kota Liok yang, Cu Yu Tek jatuh sakit dan sudah 5 hari terakhir ditangani Ang Sinshe namun belum juga sembuh. Karena penasaran, hari itu Ang Sinshe meminta Cu Pangcu guna memanggil Koay Ji membantunya.
Perkataan dan permintaan Ang Sinshe ini membuat Cu Pangcu kaget dan terheran heran. Kecurigaannya terhadap si bocah aneh ini timbul kembali. "Mesti ada apa-apa yang hebat dan istimewa atas anak ini" begitu pikir Cu Pangcu. Karena berpikir demikian, maka dengan segera diikutinya saran dan juga permintaan Ang Sinshe untuk menghadirkan Koay Ji si bocah ajaib. Toch tidak ada salahnya, mana tahu justru akan berhasil dengan cara itu"
"Pangcu, adakah sesuatu yang dapat kubantu ".?" tanya Koay Ji begitu menemui Cu pangcu yang sedang bermuram durja.
"Bukan aku Koay Ji, tetapi Ang Sinshe memintamu membantunya untuk memeriksa keadaan Cu Yu Tek ?""
"Ohhhh, apakah Cu Toako masih sakit Cu Pangcu ".?" tanyanya polos
"Betul, dan Ang Sinshe masih belum mampu menyembuhkannya ". maka Ang Sinshe memintaku untuk mohonkan bantuanmu untuk ikut memeriksa anakku bersama Ang Sinshe, menurutnya engkau akan sangat membantu ?""
"Ach, mana bisa aku sehebat Ang Sinshe Pangcu ".?"
"Engkau coba sajalah Koay Ji ".."
Dengan sikap apa boleh buat, akhirnya Koay Ji menuju kamar Cu Yu Tek dan benar menemui Ang Sinshe dalam kamar itu. Melihat kedatangan Koay Ji, Ang Sinshe terlihat gembira dan kemudian berbisik kepadanya:
"Koay Ji, engkau bantu aku memeriksa peredaran darahnya. Sepertinya ada sesuatu yang salah dengan peredaran darahnya karena kondisi tubuh lainnya sebenarnya tidak terganggu. Engkau cobalah ".."
Mendengar permohonan bantuan Ang Sinshe, Koay Ji yang memang sangat taat dan sayang kepada Tabib itu sudah dengan cepat mengangguk dan berkata:
"Baik Sinshe ".."
Dan diapun kemudian membantu Ang Sinshe dan memeriksa peredaran darah Cu Yu Tek. Sesekali dia mengetuk pergelangan tangan, pergelangan kaki dan sampai akhirnya menekan sesuatu di bawah pinggang Cu Yu Tek. Tiba-tiba tubuh Cu Yu Tek melenting dan nampak jelas jika wajahnya meringis kesakitan. Ang Sinshe sudah paham apa yang dilakukan si bocah, keduanya slaing pandang dan kemudian Ang Sinshe tersenyum. Si bocah balas tersenyum dan menganggukkan kepala, maka keduanya sudah paham apa gerangan penyakit si sakit. Setelah ketahuan sakitnya, Koay Ji kemudian berkata:
"Sinshe, bolehkah aku pergi sekarang ?"?"
Jawabannya hanya anggukan Ang Sinshe dan terbanglah si bocah aneh keluar. Diiringi pandangan bingung Cu Pangcu dan istrinya serta Cu Yu Hwi yang berjaga sambil menunggu kabar keadaan si sakti. Tetapi, Koay Ji hanya bersenandung singkat sambil menuju keluar ruangan:
"Sakitnya sudah ditemukan ?""
Dan sebentar saja Koay Ji sudah berada di kebun belakang, kebun obat Ang Sinshe untuk bermain bersama Khong Yan. Tingkahnya membuat Cu Pangcu dan Cu Yu Hwi geleng kepala saking pusingnya. Tetapi, keduanya senang ketika memasuki ruang si sakit, ternyata memang benar, sumber penyakit sudah diketahui dan wajah Cu Yu Tek perlahan mulai memerah dadu. Nyaris dengan suara tak terdengar, Cu Pangcu berkata heran dan takjub:
"Punya kemampuan aneh seperti apa sebenarnya Koay Ji itu "..?"
"Sudahlah Pangcu ".. kadang ada hal-hal yang sulit kita pahami dan mengerti. Entah mengapa dan bagaimana, bocah aneh itu justru mengajariku bagaimana mengenali peredaran darah manusia. Dan dia tadi yang mampu mengetahui dimana letak atau sumber penyakit Tuan Muda Cu ini ?".. padahal aku yang rendah sudah berusaha selama dua hari dua malam untuk menemukannya. Karena itu, Cu Pangcu, biarlah kita semua menikmati kehebatan dan keanehannya, karena selain keanehannya, anak itu sebenarnya sangatlah menyedihkan keadaannya ?"."
Cu Pangcu nampak mengangguk-anggukkan kepalanya sambil berpandangan dengan anak sulungnya Cu Yu Hwi. Memang benar, buat apa pusing memikirkan keanehan anak itu" Bukankah dia selama ini justru banyak membantu keluarga mereka" Dan selain itu, memang benar, anak aneh itu sangat menyedihkan keadaannya. Tidak atau lupa nama sendiri dan tidak tahu darimana asal-usulnya. Entah siapa orang tua anak yang demikian aneh dan memiliki banyak kelebihan yang mengagetkan hati mereka. Dan kekagetan kedua orang itu tidak sampai disitu saja, akan lebih kaget lagi kedepan depannya karena masih lama Koay Ji bersama mereka.
Tak terasa setahun kembali berlalu. Selama setahun terakhir, Koay Ji entah mengapa lupa atau tidak sadar, tidak lagi merasa terlampau menderita ketika serangan PANAS dan DINGIN kambuh. Padahal, jika serangan itu kambuh, kini jarak jangkau panas dan dingin sudah mencapai jarak 3 meter lebih, dan menjelang serangan tersebut yang tanda-tandanya sudah dikenali Koay Ji, dia akan segera mencari tempat di hutan. Dan keesokan harinya Ang Sinshe, satu-satunya orang yang tahu dimana kini Koay Ji Samadhi, sudah siap obat-obat dan makanan. Tetapi, pada tahun ketiga, mereka berdua kaget setengah mati, karena radius 3 meter lebih dari Koay Ji rebahan pada gosong karena panas. Tetapi bulan berikutnya, radius 3 meteran pada muncul balok balok es yang luar biasa dinginnya. Antara kaget dan heran, tetapi Ang Sinshe tidak dapat berbuat apa-apa.
Mungkin karena siulian atau mungkin karena obat-obat Ang Sinshe, atau mungkin karena pengaruh hal yang lain, yang pasti selama satu hari dan satu malam, seperti biasanya Koay Ji terserang hawa dingin dan hawa panas bergantian. Cuma, jika dua tahun awal dia sangat menderita, maka pada tahun terakhir ini, penderitaannya terasa jauh berkurang dan dia mampu melewatinya dengan tidak banyak merasa kesakitan lagi. Dalam kondisi atau keadaan seperti ini kemudian "SUHU" yang tak pernah nampak itu pada akhirnya muncul kembali menemuinya. Kemunculannya persis menjelang siumannya Koay Ji di hutan belakang, dan seperti biasanya dia menyembunyikan dirinya dari pandangan Koay Ji yang sebentar lagi siuman:
"Koay Ji ?".." suara yang lembut tetapi sangat berwibawa ini menyelusup masuk ke keheningan yang melingkupi Koay Ji ?"..
"Engkau dengarkan dan perhatikan secara seksama ?".."
Berbeda dengan biasanya, kini ada jeda waktu yang cukup lama dari perkataan "Suhu" tersebut, dan rupanya keadaan ini membuat Koay Ji merasa sangat penasaran. Biasanya, suara itu hanya memberi instruksi dan perintah, tidak pernah seperti sekarang punya jeda panjang.
"Suhu ?"" baru sekali ini akhirnya Koay Ji menyebut dan memanggil si tokoh aneh dengan panggilan SUHU. Karena sejak dua tahun terakhir mendapat bantuan serta pelajaran, dia tidak pernah memanggil atau menyapa tokoh aneh itu. Selama ini, dia hanya mendengar dan melaksanakan perintah itu. Tetapi, entah mengapa, panggilan Koay Ji tidak ada respons sampai sekian lama. Tetapi, sejauh itu, Koay Ji tetap saja dalam sikap menunggu perintah "..
"Accccccchhhhh, bolehlah engkau memanggilku demikian. Tapi, kita tidak memiliki waktu yang cukup banyak. Baiklah, engkau dengarkan Koay Ji ?".. menjelang pagi ini akan kujelaskan rahasia Ilmu Pou Tee Pwe Yap Sian Kang itu. Tetapi, ingat, jangan sekali-sekali menyebutkannya kepada siapapun. Jika suatu saat ada yang bertanya, engkau boleh menyebutkan bahwa engkau dibimbing melalui perintah suara tanpa membaca dan melihat Kitab Pusaka ?"". engkau paham ".?"
"Tecu berjanji Suhu ?""
"Bagus ?".. Koay Ji ?" engkau dengarkan baik-baik. Kitab Pusaka itu adalah Ilmu Mujijat yang dicatat seorang Rahib Sakti Setengah Dewa di daerah Thian Tok (India) sana. Sebetulnya, Ilmu Sinkang sejenis juga dikembangkan di Siauw Lim Sie, tetapi juga sudah jarang mampu dikuasai Ciangbundjin Siauw Lim Sie. Ada 5 bagian utama dari Kitab Pusaka itu yang sudah engkau kuasai teorinya dan sudah engkau hafalkan. Bagian-bagian itu adalah; Awalnya berlatih SAMADHI atau SIULIAN, tanpa mampu secara benar memisahkan melatih berkonsentrasi memusatkan SEMANGAT dan HAWA, maka engkau tidak akan sanggup melatih Ilmu Pusaka tersebut. Tetapi syukur engkau sudah melalui tahapan dasarnya. Pusaka itu memusatkan diri pada upaya mengumpul dan mengelolah hawa sakti melalui, Bagian Pertama adalah MENYERAP HAWA ENERGI dan kemudian Bagian Kedua Memperkuat Tubuh dan Organ Dalam dengan memanfaatkan energy atau hawa tersebut. Kedua bagian utama itu sudah engkau latih dan manfaatnya sudah engkau rasakan, setidaknya penderitaan dan kesulitan fisiknya yang sering sebelah badanmu memendek sudah teratasi. Bagian Ketiga adalah Mengubah Energi dan Hawa yang diserap menjadi kekuatan iweekang dilanjutkan dengan Bagian Keempat adalah mengolah kekuatan iweekang itu dalam hal MENYEDOT, MENEMPEL, MENOLAK, MENGGEMPUR. Dan Bagian Kelima adalah MEMBAURKAN " Ada sama dengan tiada, tiada sama dengan ada. Engkau sudah melatih dengan sangat baik Bagian Pertama dan Kedua, tetapi engkau masih belum boleh melatih bagian ketiga, karena engkau belum memiliki dasar iweekang murni yang dapat menampung hawa mujijat yang ada dalam tubuhmu dan selalu menyiksamu selama 3 tahun terakhir ini. Organ tubuhmu sengaja sudah kukuatkan dengan melatih bagian pertama dan kedua, tetapi dasar Sinkang dan Iweekangmu masih sangat kosong. Karena itu, ingat baik-baik, engkau kularang untuk berusaha menarik dan membaurkan hawa dalam tubuhmu ke TANTIANmu karena itu artinya adalah kematian bagimu. Hawa itu sudah bertumbuh berapa kali lipat dari waktu memasuki tubuhmu dengan Pil Mujijat yang engkau telan 3 tahun silam, dan kekuatan tubuhmu belum sanggup menerima kekuatan sebesar itu. Karena itu, apa boleh buat, jangan berlatih Bagian Ketiga, Keempat dan Kelima sampai waktunya tiba kelak, sebab jika tidak semua upayaku akan sia-sia belaka dan bagianmu adalah kematian ?"
"Tecu paham Suhu ?".."
"Koay Ji, sesungguhnya dengan cara biasa, orang baru dapat menguasai Sinkang Istimewa itu setelah berlatih selama 50 tahun terus menerus tanpa henti. Kekecualian bagimu adalah, dengan sangat terpaksa dan apa boleh buat, karena pertempuran 2 tenaga yang bertumbuh lipat ganda akibat rangsangan obat mujijat, apa boleh buat untuk merenggut kembali nyawamu dari dewa kematian, terpaksa kuajarkan teori Pou Tee Yap Sian Sinkang. Itupun masih belum dapat menyelamatkan nyawamu, karena engkau membutuhkan Sinkang lainnya, yakni Toa Pan Yo Hian Kang. Keistimewaan Sinkang khas Ilmu Budha Tionggoan itu adalah kemampuannya MENYEDOT tenaga dalam jumlah besar dan membaurkannya dalam dirimu. Sisi ini kelak harus diatasi oleh Sinkang istimewa itu yang sayangnya tak dapat kuajarkan. Tetapi, engkau harus ingat Koay Ji, kita wajib berusaha, meski takdir juga kelak yang akan menentukannya. Tetapi, usaha dan kemauanmu sungguh luar biasa, bahkan dengan menahan sakti yang luar biasa, engkau terus mampu bertahan dan bahkan melewati semuanya. Karena itu, hasilmu pasti akan gemilang ?""
"Terima kasih atas perhatian Suhu ?"."
"Sekarang, engkau dengarkan baik-baik apa yang harus dilakukan. Jika perhitunganku tidak keliru, maka dalam waktu dekat, akan ada perubahan yang sangat menentukan. Engkau akan bertemu kembali dengan Pengemis Sakti yang menolongmu 3 tahun silam itu dan juga, semoga atas perkenan Budha, bertemu calon Suhumu yang akan membimbingmu untuk melatih diri melewati bagian ketiga. Engkau boleh belajar darinya Simhoat istimewa yang tidak kalah dengan Sim Hoat Pou Tee Pwe Yap Sian Kang, dan jika engkau berhasil melatih Iweekangnya, baru engkau melanjutkan belajar Tahap Ke-empat dan Kelima. Tetapi, ingat, jangan menunjukkan gelagat bahwa engkau sudah menguasai simhoat Pou Tee Pwe Yap Sian Kang. Ada satu waktu dia akan mengetahuinya dengan sendirinya, dan pada saat itu semua akan menjadi terang. Dan sekarang, engkau dengarkan dan camkan petunjuk untuk kelak melatih Bagian Keempat dan Kelima, meski kelak bagian-bagian ini akan sangat sulit engkau sempurnakan. Tetapi, semoga takdir dan peruntunganmu memang untuk menguasai kedua pusaka luar biasa itu ?""."
Dan begitulah, sampai akhirnya matahari bersinar, baru petunjuk dan latihan dari SUHU yang tak pernah NAMPAK itu selesai. Ketika akhirnya Koay Ji bertanya lagi untuk pertanyaan yang terakhir:
"Suhu, bolehkah Tecu mengetahui nama Suhu yang mulia ?"..?"
Tetapi sudah tidak ada jawaban lagi. Dan setelah menunggu sampai beberapa lama, baru kemudian Koay Ji kembali memusatkan perhatiannya, mengingat dan juga menanamkan semua petunjuk dan latihan yang dikemukakan SUHUnya barusan. Dan setelah merasa yakin bahwa tiada lagi yang tertinggal alias sudah menanamkannya dalam ingatannya, barulah kemudian Koay Ji berkemas. Tidak lama kemudian diapun sudah bekerja kembali seperti biasanya di rumah Ang Sinshe alias di belakang Markas Thian Cong Pay.
Rimba Persilatan Tionggoan sudah cukup lama tenang dan damai. Perguruan aliran putih yang dominan seperti Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay, Kun Lun Pay, Kay Pang, Go Bi Pay, Hoa San Pay boleh dibilang jarang terlihat aktifitasnya. Kalaupun ada beberapa perkumpulan yang mengaduk-aduk dunia persilatan maka itu akan dianggap perbuatan nekad. Karena tokoh-tokoh hebat yang dimiliki Siauw Lim Sie dan Hoa San Pay pada masa sekarang sedang di puncak-puncak kehebatannya. Belum lagi barisan Kaypang yang juga sangat solid dan bahu membahu dengan kaum pendekar.
Adalah Pek Kut Bun (Perkumpulan Tulang Putih) yang terkenal dengan Pek Kut Leng (Lencana Tulang Putih) pada 20 tahun silam yang mendatangkan mimpi buruk bagi rimba persilatan Tionggoan. Pek Kut Lodjin (Orang Tua Tulang Putih) yang menjadi ketuanya, sekaligus pendirinya adalah tokoh yang terlihat sederhana, mudah bergaul tetapi dibaliknya sangat buas dan licik. Tidak kurang dari 15 perguruan dilibasnya, ratusan pengemis Kaypang dipanggangnya, ribuan anak murid perguruan aliran putih diracun dan dibantainya. Bahkan Bu Tong Pay nyaris musnah jika tidak terpaksa tetuah-tetuah mereka yang sudah menyepi turun tangan dengan bantuan Siauw Lim Sie dan Hoa San Pay. Go Bie Pay bahkan lebih parah lagi, sapai hanya tinggal 40-50an anak murid yang tersisa dengan lebih 500 lainnya tewas dalam mempertahankan nama dan kehormatan perguruan mereka.
Bencana yang ditimbulkan Pek Kut Bun memang menakutkan. Karena mereka berhasil dengan kekuatan diplomasi Pek Kut Lodjin menarik bantuan dari Perkumpulan Rahasia Hong Lui Bun serta Tiang Pek Pay yang biasanya beroperasi di luar perbatasan. Bukan hanya itu, Pek Kut Lodjin juga mampu mendatangkan seorang ahli racun dan ahli tenung dari daerah Biauw. Belum cukup, entah bagaimana dia sanggup mengundang beberapa tokoh hitam yang sudah menyepi dari Himalaya. Dan terakhir, dia mampu menyusupkan orang-orangnya ke para penguasa korup dan mengancam mereka untuk membantu pergerakannya menguasai dunia persilatan.
Luar biasa kerusakan yang dialami waktu itu. Karena 90% kekuatan Go Bie Pay musnah, setengah kekuatan Bu Tong Pay dan setengah gedung utamanya terbakar. Bahkan Ciangbundjin dan tiga orang tokoh utama Bu Tong Pay terbunuh. Selain itu, Ciangbundjin Siauw Lim Sie waktu itu, Toa Suheng Ciangbundjin yang menjabat saat ini, juga lenyap sampai sekarang ini setelah berkunjung ke markas Pek Kut Bun. Kaypang sendiri juga tidak luput dari pembantaian ini dan kekalahan tersebut membuat Pangcu Kaypang terdahulu sampai tampil kembali karena Kaypang sempat dipecah belah oleh Pek Kut Lodjin dan timbul perang saudara. Hanya karena kehadiran Pangcu Kaypang sebelumnya akhirnya pertikaian berdarah mereka dapat diatasi dan membuat Pangcu waktu itu bunuh diri. Kun Lun Pay dan Hoa San Pay sendiri juga harus ikut merelakan banyak tunas muda cemerlang perguruan mereka untuk gugur di medan pertarungan. Tokoh-tokoh utama mereka juga ikut gugur saking hebatnya kekuatan durjana yan mengancam dan melingkupi dunia persilatan. Pendeknya, Pek Kut Bun yang tadinya sebuah perkumpulan kecil belaka, dalam waktu sepuluh tahun bertumbuh menjadi perkumpulan besar dan nyaris mengalahkan semua perguruan besar waktu itu.
Badai besar itu berlangsung selama 15 tahun dan membuat rimba persilatan benar benar gaduh, dipenuhi ketakutan dan rasa seram oleh gerakan Pek Kut Bun yang bersanding dan bersekutu dengan Hong Lui Bun dan Tiang Pek Pak. Kombinasi strategi yang tepat, diplomasi beracun dan cara-cara menghadapi lawan yang telengas dan keji mendatangkan rasa seram berkepanjangan. Karena itu, ingatan akan serbuan dan perbuatan keji Pek Kut Bun tertanam dan terpatri jelas di sanubari banyak orang. Tidak ada yang tidak merasa ngeri dengan cepatnya pertumbuhan Pek Kut Bun, kombinasinya dengan Hong Lui Bun dan Tiang Pek San serta cara-cara mendekati dan menaklukkan banyak tokoh persilatan untuk berjuang bagi kepentingan mereka. Sungguh kombinasi yang nyaris sempurna.
Ketika akhirnya gerakan besar itu dapat ditumpas, sampai-sampai seorang tokoh besar yang waktu itu sudah hidup, menyucikan diri sampai bergumam:
"Semoga dunia persilatan tidak lagi mengalami tragedy besar seperti ini. Guncang karena pengkhianatan seorang tokoh yang sangat cemerlang namun ternyata memiliki hati yang sangat buas ?".."
Ya, kejadian besar ini akhirnya mengundang tokoh-tokoh tua yang sudah menyepi dan hidup bagai dewa untuk turun tangan. Mereka adalah Bhiksu Aneh Bu-te Hwesio yang biasa hidup seperti gelandangan dan sudah menyepi tanpa seorangpun tahu dimana dia tinggal; Thian Hoat Tosu seorang Pendeta Agama To dan yang menjadi Sesepuh Perguruan Hoa San Pay. Pada waktu itu, tokoh yang sudah berumur 72 tahun itu juga sudah mengundurkan diri dan berdiam di salah satu puncak rahasia di Hoa San; Dan terakhir Lam hai Sin ni (Wanita Sakti Laut Selatan) " Rahib Laut Selatan, Pendeta Perempuan yang sama aneh, lihay dan misteriusnya dengan Bu Te Hwesio dan Thian Hoat Tosu. Tempat tinggalnya yang tak ketahuan dimana, kecuali hanya menunjuk ke Laut Selatan, membuat semakin misteriusnya tokoh ini. Dan tanpa campur tangan ketiga tokoh dewa ini, persoalan di Tionggoan mungkin belum terselesaikan sampai saat sekarang ini.
Hanya saja, orang atau tokoh yang menotok roboh Pek Kut Lodjin dan memunahkan segenap kepandaiannya, hingga sekarang tiada seorangpun yang tahu. Karena, ketiga manusia dewa itu bertarung melawan iblis-iblis tua dari luar perbatasan dan bahkan dari Tibet dan Thian Tok. Pek Kut Lodjin sendiri diketahui bukan hanya hebat dalam diplomasi, mengorganisasikan perguruan kecil dan membentuk perserikatan besar, tapi kemampuan ilmu silatnya luar biasa hebatnya. Bahkan tersiar kabar jika kemampuan ilmu silatnya hanya terpaut sangat tipis dibawah ketiga manusia dongeng yang datang menumpas kejahatannya. Tapi, sebagian yang lain berani bersaksi jika tokoh buas itu justru memiliki kemampuan standing dengan 3 tokoh dewa itu. Maka, jadi tanda tanya, jika bukan ketiga manusia dongeng itu yang menotok habis kepandaian Pek Kut Lodjin, habis siapa lagi" Justru karena akibat totokan istimewa itu baru belakangan Pek Kut Lodjin membunuh dirinya sendiri.
Dan kini, 20 tahun kemudian setelah pertikaian berdarah itu, masa-masa tenang dialami oleh insan persilatan. Semua perguruan kembali membenahi diri. Hanya Go Bie Pay yang masih tetap menutup diri dan sedang berusaha membangun kembali reruntuhan perguruan mereka. Selebihnya, selama 20 tahun terakhir, belajar dari konflik berdarah sebelumnya, sedang giat giatnya membangun dan melatih diri kembali. Karena itu jugalah yang menjadi pesan 3 Manusia Dewa sebelum mereka menghilang kembali. Terhitung selama 20 tahun terakhir, hanya seorang Tek Ui Sinkay yang pernah bertemu dengan 1 dari 3 tokoh dewa masa lalu itu. Selain itu, tiada seorang lagipun yang pernah berjumpa dengan tokoh-tokoh maha hebat itu.
Tokoh yang memimpin para Pendekar pada 20 tahun silam adalah Poen Loet Kiam-kek (Jago Pedang Pengejar Guntur) Hu Sin Kok yang sekarang sudah berusia lebih dari 64 tahun. Tokoh ini sebenarnya bukanlah yang paling lihay dari kalangan pendekar, bahkan banyak yang melampaui kemampuannya. Tapi, kecerdikan dalam mengatur strategi dan kehangatannya dalam bersahabat dengan tokoh-tokoh rimba persilatan membuatnya mendapat tempat terhormat untuk memimpin para tokoh rimba persilatan. Bahkan penghargaan atas kemampuannya, membuat anaknya Hu Sin Tiong mendapat kehormatan dididik selama 3 tahun dan menjadi murid setengah resmi dari Bu Te Hwesio, salah satu dari 3 Manusia Dewa yang membantu para pendekar pada waktu pertarungan itu.
Dan untuk saat ini, Hu Sin Tiong, yang pernah dididik selama 3 tahun oleh Bu Te Hwesio, adalah salah satu Pendekar ternama yang sangat dimalui di rimba persilatan dan berjuluk Pat Ciu Thian-cun (Malaikat Tangan Delapan). Apalagi karena istrinya juga adalah tokoh kenamaan dari Hoa San Pay dan murid dari Ciangbundjin Hoa San Pay bernama Hoa San Sian Li (Dewi dari Hoa San) Kho Sian Lian. Pasangan pendekar ini tinggal bersama ayah mereka yang sudah tua, Hu Sin Kok yang memang hanya memiliki anak satu-satunya, yakni Hu Sin Tiong. Mereka tinggal di Kota Yan In, sebuah Kota yang tidak terlampau besar di dalam Benteng Keluarga Hu, yang dibangun di pinggiran telaga Kun Beng Ouw.
Benteng keluarga Hu ini dibangun sebagai penghormatan kepada Hu Sin Kok atas jasa dan pengabdiannya kepada para Pendekar pada 20 tahun silam. Karena itu, gedung keluarga ini dibentengi sedemikian rupa dengan tidak menghilangkan nuansa keindahan pemandangan Telaga Kun Beng Ouw di bagian samping dan pemandangan Kota Ya In di depan dan agak menurun serta panorama pegunungan di belakangnya. Keluarga Besar HU memiliki sekitar 30-35 pengikut yang secara sukarela mengikuti dan membantu Hu Sin Kok sejak di masa-masa ketenarannya. Tetapi, sebetulnya bukan cuma karena ketenarannya, tetapi karena memang kedermawanan dan kehangatan pergaulan Hu Sin Kok yang menyentuh hati.
Meski mengaku sebagai anggota Benteng Keluarga Hu, tetapi pada dasarnya ke 35 orang itu adalah tokoh-tokoh silat yang bergaul erat dan sangat dekat dengan Hu Sin Kok. Bahkan, salah seorang dari mereka adalah bekas Penjahat besar yang kemudian bertobat dan menjadi saudara angkat Hu Sin Kok, Kim Shia (si sesat bercahaya emas) Sam Kun . Benteng Keluarga Hu semakin lama semakin ramai dan kini, kompleks yang cukup luas itu memiliki 2 bangunan utama nan besar dan banyak bangunan tempat tinggal keluarga Benteng Hu bersama para pengikutnya. Untuk saat ini, Benteng Keluarga Hu adalah salah satu tempat yang sangat sering dikunjungi umat persilatan Tionggoan. Karena sampai saat ini, Hu Sin Kok masih sering dimintai pertolongan untuk mendamaikan persoalan-persoalan yang timbul diantara sesama insan persilatan Tionggoan dan bahkan antar perguruan.
Hari itu, adalah Cia gwe ce-sa (Bulan satu tanggal tiga) dan merupakan hari penting bagi Hu Sin Kok, karena bertepatan dengan Hari Ulang Tahunnya yang ke 64. Hu Sin Kok dan keluarganya sudah paham, dirayakan atau tidak, pasti akan banyak tamu yang berdatangan untuk memberikan ucapan selamat baginya. Oleh karena itu, setiap tahun di tanggal yang sama, Hu Sin Kok selalu menyiapkan banyak hidangan karena dapat dipastikan Balai Pertemuan di Gedung besar samping tempat tinggalnya pasti akan kebanjiran tamu. Dan memang, tidak usah menunggu lama, hari masih pagi seorang tokoh besar sudah mengunjunginya dan praktis menjadi tamu pertama di hari tersebut. Siapa dia" Seorang tokoh besar bernama Pek I Sinkay (Pengemis Sakti Berbaju Putih) yang kini menjadi Hu Pangcu Kaypang. Selain menjadi Hu Pangcu, tokoh ini juga adalah salah satu sahabat karib Hu Sin Kok sejak sebelum peristiwa Pek Kut Bun pada 20 tahun silam. Boleh dibilang sahabat sehati.
Namanya Pek I Sinkay karena memang, meski pakaiannya tambal-tambalan namun terlihat rapih, anehnya dia selalu saja memilih bahan dasar putih untuk pakaian pengemisnya. Meski anggota partai Pengemis, beda dengan pengemis umumnya, Hu Pangcu ini tidak terkesan mesum dan jorok, melainkan terlihat bersih dibandingkan kaum Kay pang pada umumnya. Tetapi, jangan salah, tokoh ini sangat dicintai kaum Kaypang, karena memang sama dengan Hu Sin Kok, dia suka dan gemar bergaul dan sangat luwes. Bersahabat tanpa pandang bulu serta ringan tangan menolong siapapun, apalagi anggota Kaypang. Karena itu, tokoh ini menjadi salah satu andalan kaum Pendekar pada 20 tahun silam. Terutama dalam menjalin hubungan serta menyatukan semua pendekar untuk berjuang melawan Puk Kut Bun. Dan bersama dengan Hu Sin Kok yang sama-sama luwes bergaul dan cerdik bersiasat adalah kombinasi hebat.
"Hahahahahaha, Hu Pangcu, mari ?" mari ".. semakin tua engkau semakin gagah" sambut Hu Sin Kok dengan senyum tawa ramah melihat kedatangan sobat sejatinya di pagi hari tepat pada hari ulang tahunnya. Tidak beda dengan tahun-tahun silam, tokoh ini memang sering memberi kejutan kepada Hu Sin Kok. Beberapa kali, tokoh ini pula yang rajin berkunjung atau mengiriminya selamat paling awal di hari ulang tahunnya. Karena itu, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kedatangannya disambut dengan senang hati oleh tuan rumah. Bahkan kedatangannya sepertinya sudah diduga oleh Hu Sin Kok sendiri.
"Hahahahaha, Hu Pocu, semakin tua semakin semarak saja engkau kelihatannya. Akan menyesal lohu jika sampai tidak menjumpaimu ketika kebetulan lohu melalui daerah indah dan sentosa ini ?"?"
"Acccch, tidak usah berpura-pura, engkau pasti sengaja mengambil jalan dekat tempat tinggalku karena ingin menikmati arak sukacita lohu hahahahaha ".."
"Hu Pocu, engkau tahu saja kegirangan sobatmu ini ?"."
Tidak lama kemudian keduanya sudah tenggelam dalam percakapan serius tapi santai dengan banyak tertawa antara keduanya. Maklum, sahabat lama ?".
"Hu Pangcu, bagaimana kabar Kaypang Pangcu sekarang ini "..?"
"Selalu baik Hu Pocu, hanya, kami sedang kebingungan karena Tek Ui Sinkay sudah tiga tahun menghilang tanpa kabar ?". justru karena itulah Pangcu memintaku untuk mencari kabar. Dan konon terakhir kali dia munculkan diri di Pek In San, karena itu lohu sedang dalam perjalanan ke Pek In San "."
"Achhhhh, tokoh sehebat dan sesakti Tek Ui Sinkay (Pengemis Sakti Tongkat Kuning) tidak perlu kita khawatirkan. Bukan hanya pengalamannya yang matang, karena kepandaiannyapun luar biasa ?"."
"Pocu, bukan itu persoalan utamanya. Pangcu khawatir, karena dalam waktu sekitar 6 (enam) bulan terakhir ini, 3 saudara seperguruan Tek Ui Sinkay lainnya terluka dan diserang orang secara menggelap. Entah siapa penyerang mereka. Bukan apa-apa, hanya berjaga-jaga belaka ?".."
"Astaga ?" masih ada orang yang berani menyerang keluarga perguran yang hebat itu ?"?" gumam Hu Pocu terdiam sejenak, tetapi tiba-tiba wajahnya berubah menjadi sangat serius dan kemudian saling memandang dengan Hu Pangcu. Pek I Sinkay nampak mengangguk ?".
"Benarkah ?".?" entah apa yang coba ditegaskan oleh Hu Pocu, tetapi nampak karenanya Pek I Sinkay bereaksi dengan mengangguk. Setelahnya, keduanya terlihat bersikap agak serius dan misterius.
"Hmmmm, jika demikian, masalahnya tidaklah sederhana ?"" gumam Hu Pocu dengan nada rawan
"Benar, dan jika sederhana, masakan sampai seorang Hu Pangcu semacam Lohu yang mesti bertugas Pocu "..?"
"Benar, tidak salah ?".."
"Tapi, siapa-siapa yang gerangan kena bokong itu ?".?"
"Konon, Cing-san-khek (jago berbaju hijau) Tiat Kie-bu terluka dan nyaris binasa oleh jarum berbisa di daerah Kanglam ketika sedang membawa cucunya melancong pada 6 bulan silam, kemudian Pouw-ci-sui-beng (Jari sakti penghancur nyawa), Siau Ji-po 3 bulan berselang setelah Ji suhengnya kena dilukakan oleh sekelompok orang tak dikenal di Provinsi Ceng Hay ketika menjemput seorang tabib untuk mengobati istrinya. Dan terakhir adalah murid keempat, Ci Yan (Walet Ungu) Pek Bwe Li baru bulan kemaren dengan susah payah menghindar dari penyamun berkerudung hitam di Hek Houw San daerah Sujwan. Dan sampai sekarang, sudah 3 tahun Tek Ui Sinkay, murid ketiga, masih belum ketahuan jejaknya ?"". Apakah tidak sangat kebetulan semua kejadian tersebut ?".?"
"Jikapun sebuah kebetulan, maka kebetulan itu sungguh tidak lucu. Apalagi karena ada penyerangan manusia berkedok, maka kebetulan itu tak dapat dijelaskan secara sederhana lagi. Dan bila dihubungkan dengan hilangnya cucu terkecilku, apakah semua itu tidak direncanakan dan berhubungan satu dengan lainnya ?"".?"
"Benar Pocu ?"?"
"Memang, setahuku, hanya kita berdua dan jikapun ada yang lain, paling banyak juga hanya Bu Te Hweio, Thian Hoat Tosu dan Lam Hay Sinni yang tahu siapa yang memunahkan semua kepandaian Pek Kut Lodjin yang berujung ke bunuh dirinya tokoh hebat itu. Atau, mugkinkah ada gejolak-gejolak permusuhan baru dengan keluarga perguruan tersebut atau ada kelompok penjahat baru ..?"
"Sulit untuk ditebak. Lagipula, tokoh-tokoh yang mengenal Locianpwee yang sejak dahulu menyepi di Thian Cong Pay itu sangatlah terbatas dan sedikit, hanya bisa kita hitung dengan jari tangan belaka, akan jauh lebih sedikit lagi yang tahu kaitannya dengan peristiwa 20 tahun silam ?""
"Hmmmm, tapi entah mengapa firasatku mengatakan suasana yang sangat tenang akhir-akhir ini terasa aneh dan menghanyutkan. Semoga firasatku tidak benar dan semoga rimba persilatan kita, tidak kembali mengalami mimpi buruk seperti kejadian pada 20 tahun silam ?""
Percakapan mereka terhenti ketika beberapa tokoh lain pada bermunculan di Benteng Keluarga Hu di Yan In. Tokoh-tokoh itupun bukan tokoh sembarangan, mereka adalah Wakil Ciangbundjin Siauw Lim Sie, Ciangbundjin Hoa San Pay, Ciangbundjin Kun Lun Pay dan Ciangbundjin Go Bie Pay dan bersama rombongan mereka, nampak banyak tokoh-tokoh terkenal lainnya. Kehadiran tokoh-tokoh utama Rimba Persilatan ini menunjukkan wibawa dan nama besar Benteng Keluarga Hu dan khususnya Hu Sin Kok yang memang cemerlang di Tionggoan. Dan lebih banyak lagi tokoh-tokoh lain yang bergabung termasuk wakil dari Bu Tong Pay, Tiam Jong Pay, Thian San Pay dan para pendekar kenamaan yang berdatangan.
Dengan sifatnya yang luwes dan sangat bersahabat Hu Sin Kok, Pocu Benteng Keluarga Hu meladeni dan melayani semua tamu yang datang. Tidak pandang tinggi atau rendah kedudukan orang di dunia persilatan. Dan sepanjang hari itu, hingga malam suasana di Benteng Keluarga Hu benar-benar meriah oleh begitu banyaknya tokoh persilatan yang datang menghunjuk hormat dan ucapan selamat kepada Pocu Benteng Keluarga Hu.
Bahkan hingga malam hari, Hu Sin Kok masih tetap sibuk meladeni banyaknya tamu yang datang dan pergi. Tetapi, menjelang tengah malam, tinggal beberapa tamu yang tinggal, sebagian besar sudah pulang atau beristirahat di tempat istirahat Benteng Keluarga Hu yang terletak persis di pinggir telaga yang berpemandangan menarik. Tetapi, Hu Sin Kok, si Pocu Tua kenamaan, ternyata masih sedang bercakap-cakap dengan beberapa tokoh ternama. Percakapan mereka, bahkan sudah berpindah ke ruangan khusus milik Hu Sin Kok sendiri, lebih leluasa dan lebih tertutup:
"Cuwi sekalian, atas permintaan Ciangbundjin Hoa San Pay dan Hu Pangcu Kaypang, lohu memberanikan diri mengundang cuwi untuk bercakap-cakap secara lebih tertutup. Secara singkat, Hu Pangcu sudah menyampaikan beberapa informasi dan juga kecurigaannya atas beberapa kejadian yang entah berkaitan atau tidak tetapi tetap penting untuk kita perhatikan ?"".. karena itu, untuk lebih jelas, maka sebaiknya kita mengundang Keng Seng Ciangbudjin untuk memaparkan beritanya ".."
"Omitohud ?".. terima kasih Pocu yang baik, cuwi sekalian sebuah kejadian menarik perlu pinto ceritakan. Beberapa bulan lalu, perguruan kami berhasil menangkap seorang "penyusup" di Gunung Hoa San Pay kami. Seorang yang sudah 5 tahun menyusup menjadi anak murid Hoa San Pay dan tertangkap basah sedang berusaha mencuri Kitab Pusaka di Hoa San. Setelah diperiksa secara seksama, orang itu akhirnya mengaku memang sengaja disusupkan oleh sekelompok orang yang dia sendiri tidak tahu siapa mereka. Bahkan, konon, bukan hanya Hoa San yang menjadi target mereka, tetapi juga beberapa perguruan lain. Jika hanya kejadian ini, maka pinto masih belum terlampau bercuriga, tetapi pada setahun terakhir ini, terdapat tanda-tanda jika beberapa perguruan kecil, mulai kembali bergerak dengan diawali pergantian kepemimpinannya. Berdasarkan penelitian anak murid kami, sepertinya perguruan perguruan kecil itu, digerakkan oleh kekuatan misterius yang masih belum mampu kami lacak hingga sekarang ini ". karena itu, maka pinto memutuskan untuk membagi kisah ini dan memohon kita semua untuk waspada. Jangan sampai kelengahan kita membuat tragedy 20 tahun silam kembali terulang ?".."
Demikian Ciangbudjin Hoa San Pay, Kheng Seng Thaysu mengakhiri penuturannya. Hal yang sebetulnya memalukan, karena membuka borok kebobolannya perguruan mereka. Tetapi, bobot berita itu menjadi menarik jika dihubungkan dengan kelengahan mereka pada 20 tahun silam hingga Pek Kut Bun tumbuh menjadi raksasa yang menyakiti mereka semua.
"Achhhhh, jika memang benar berita Hoa San Ciangbudjin, maka bukan tidak mungkin penyusupan juga dilakukan di semua perguruan. Dan aneh, ada 2 perguruan kecil dekat Kun Lun Pay kami yang tiba-tiba bergeliat dengan pimpinan tokoh yang tidak berasal dari perguruan tersebut ?"" jika demikian, peristiwa di Kun Lun Pay sangat mungkin terencana sama dengan yang di Hoa San ?". bagaimana pendapat cuwi sekalian dengan kenyataan ini ?"?" terdengar Ciangbundjin Kun Lun Pay Kang Hong Siang Kit Hong Kiam Khek (Jago Pedang Angin Puyuh) juga memberi laporan
"Amitabha ?".. anak murid Siauw Lim Sie hanya melaporkan aktifnya kembali Pek Lian Pay di Pek In San yang juga dahulu mendukung Pek Kut Bun ?". entah apakah ada kaitan dengan kejadian di Hoa San dan Kun Lun San "..?"
Semua terdiam ketika mendengar berita yang hampir sama dari Hoa San Pay, Kun Lun Pay, Siauw Lim Sie dan juga Kay Pang. Suasana dengan cepat berubah menjadi sangat serius dan menegangkan:
"Cuwi sekalian, jika dipikir lebih jauh, adanya Pembunuh atau kelompok manusia berkerudung yang misterius, penyusupan di Hoa San Pay dan mungkin di perguruan lain, bergeraknya banyak perkumpulan kecil terutama pendukung Pek Kut Bun 20 tahun silam, menghilangnya Tek Ui Sinkay, penyerangan 3 orang murid seorang tokoh kenamaan, kelihatannya bukan peristiwa yang masing-masing berdiri sendiri. Karena, bahkan cucu terkecil kami juga menghilang, entah bagaimana caranya dan sampai sekarang masih belum ditemukan. Sejujurnya, sudah kusampaikan kepada Hu Pangcu Kaypang, bahwa suasana yang terlampau tenang 2-3 tahun terakhir ini, membuatku menjadi tidak tenang karena terasa "menghanyutkan" ?"".. entah bagaimana tanggapan cuwi sekalian "..?" Hu Sin Kok mencoba mengerucutkan percakapan, keahlian dan memang selalu menjadi tugasnya selama ini "..
"Amitabha ?".. siancay ".. siancay ?" cuwi sekalian, sebelum Ciangbundjin Suheng menutup diri 5 bulan silam, dia menitipkan pesan agar awas dengan suasana tenang rimba persilatan. Mohon maaf, ucapan Hu Lo Pocu tadi sungguh mirip dengan ungkapan Ciangbudjin Suheng waktu itu ?" bahkan, sebelum turun gunung menuju ke Benteng Keluarga Hu disini, pinto sudah menugaskan 5 murid Siauw Lim Sie untuk menelisik keadaan rimba persilatan ?"." Hoat Bun Siansu terlebih dahulu memberikan tanggapan dan bahkan informasi mengenai keadaan yang disimpulkan Hu Sin Kok tadi
"Hoa San Pay juga sudah menugaskan beberapa murid untuk berkelana mencari informasi. Dan informasi yang pinto kemukakan tadi sebagian besar berasal dari mereka, disertai peringatan bahwa kemungkinan besar dalam beberapa waktu kedepan bakal ada aktifitas yang lebih berterang dari kelompok yang sekarang bekerja secara menggelap dan misterius ?"." Kembali Keng Seng Thaysu, Ciangbudjin Hoa San Pay
"Cuwi sekalian ?". sebetulnya bukan hanya karena Hu Pangcu kami, Tek Ui Sinkay menghilang maka lohu turun gunung. Tetapi karena ada beberapa Tancu (Kepala Cabang) kami melaporkan adanya gerakan-gerakan misterius dan salah satu cabang kami menderita kerugian besar di kota Gak Yang. Oleh sebab itu, Kaypangpun sudah mulai menggerakkan anak muridnya ?""
Semua kini terdiam. Menjadi semakin jelas jika semua perguruan ternyata sudah menyimpan kecurigaan dan sudah lama berwaspada, bahkan karena pengalaman 20 tahun silam, kini semua tidak mau kecolongan. Korban 20 tahun silam terlampau banyak, berdarah-darah dan memporak-porandakan rimba persilatan Tionggoan, dan semua tidak ingin itu terulang. Hu Sin Kok melihat itu dan gembira dengan fakta betapa semua kini jauh lebih siap dan sigap tanpa menunggu korban jatuh terlebih dahulu.
"Cuwi sekalian ?".. baik sekali jika kita sudah sama sependapat bahwa bibit bencana sedang ditabur orang, dan kita tidak ingin mereka menuai taburannya dengan menjatuhkan korban yang begitu banyak dan massal sebagaimana pengalaman kita dahulu, kurang lebih 20 tahun yang silam. Mohon lohu dimaafkan karena terlampau berkonsentrasi mencari cucu terkecil kami yang entah diculik siapa. Dia lenyap begitu saja selagi bermain-main, dan tidak ada yang melihat kemana perginya. Apakah ini bagian dari persekongkolan jahat itu" Entahlah. Maka, karena semua sudah mulai mengerahkan anak muridnya, maka baiklah kita mengatur demikian ?". agar semua membagi tugas dan berkonsentrasi di bagian yang jelas dan saling membagi informasi. Artinya, pertama, alur informasi melalui burung merpati akan kembali kita aktifkan sejak saat ini; Kedua, kekuatan mencari informasi dari jaringan Kaypang, kita mintakan kembali digalakkan oleh teman-teman Kaypang ?".. (Sambil memandang Pek I Sinkay, yang langsung mengangguk tanda setuju ".), dan ketiga, kita kemudian meminta kawan-kawan Hoa San Pay untuk bertugas menyelidiki kelompok misterius yang bekum ketahuan tujuan dan siapa gerangan mereka ". (Hoa San Pay Ciangbudjin juga mengangguk). Keempat, tugas kawan-kawan Kun Lun Pay, Bu Tong Pay, Go Bie Pay adalah secara bersama-sama menyelidiki perguruan-perguruan kecil yang sedang bergerak dan mencari siapa tokoh mana yang menggerakkan mereka, dan apa tujuan mereka ?"(secara bersamaan Siauw Lim Sie, Go Bie Pay dan Bu Tong Pay mengangguk sepakat), Kelima, kami akan mengutus orang-orang untuk melacak tokoh-tokoh yang sedang menyepi yang mungkin dipanggil kawananan itu membentuk kekuatan kembali. Selain itu, tukar menukar informasi dapat cepat kita lakukan, karena hari ini juga, semua kesiapannya akan lohu selesaikan ".. bagaimana menurut pendapat cuwi sekalian ?"..?"
"Amitabha ".. sebagaimana biasa, Hu Sin Kok Pocu memang yang paling cepat menentukan tugas dan petugas yang tepat melakukannya. Kita harus kembali bekerja sama untuk menanggulangi bahaya yang mungkin akan timbul itu ?". Kami Siauw Lim Sie mendukung sepenuhnya ?". Dan jika memang memungkinkan, saat ini juga kita sudah harus mulai bergerak"?
Ditempat lain sedang melakukan perundingan, tetapi di tempat lain serangan sudah dilakukan. Peristiwa Hoa San Pay, Kun Lun Pay, Pek In San, hilangnya Tek Ui Sinkay dan cucu termuda Hu Sin Kok, apakah semua berkaitan" Entahlah. Tetapi yang pasti, malam itu pegunungan Thian Cong Sang nampaknya sedang menjadi sasaran orang. Sasaran siapa gerangan"
Malam itu Pangcu Thian Cong Pay, Hoan Thian-Ciu (Tangan Membalik Langit) Cu Ying Lun yang sudah berusia 49 tahun dan sebentar lagi akan memasuki usia ke-50 tahun, terlihat agak resah. Bukan apa-apa, baru siang harinya dia menerima kabar jika dalam beberapa bulan terakhir, beberapa saudara seperguruannya mengalami musibah. Setelah nyaris 3 tahun Sam Suhengnya belum ketahuan hasil pengobatan yang dijalaninya dan mati hidupnya belum jelas; 6-7 bulan lalu Ji Suheng Cing-san-khek (jago berbaju hijau) Tiat Kie-bu juga diserang secara menggelap, disusul kemudian oleh Pouw-ci-sui-beng (Jari sakti penghancur nyawa), Siau Ji-po, kakak seperguruan kelima juga kena dilukai orang dan terakhir dia menerima kabar jika jika bulan sebelumnya Kakak seperguruan keempat Ci Yan (Walet Ungu) Pek Bwe Li, juga kena diselomoti hingga dilukai orang tak dikenal. Dia tahu benar, semua kakak seperguruannya sudah merupakan jago-jago silat kelas top, sangat kenamaan dan termasuk sulit dicari tandingan lagi. Tetapi, toch, tetap juga bisa dikalahkan orang lain. Kapan gilirannya" apakah hari ini, besok atau ?" Sungguh susah untuk diprediksi karena lawan tidak dikenal dan belum ketahuan motifnya. Karena itu, siapa yang tidak menjadi resah memikirkannya"
Dan, bukan apa-apa, posisinya sendiri sebagai murid paling buntut dari Suhunya, yang meski tidak terlampau suka menonjolkan diri dan menampakkan bayangannya, sudah barang tentu juga rentan diserang lawan. Apalagi berbeda dengan para suheng dan sucinya, dia terhitung orang yang menetap di sebuah tempat tertentu. Karena itu, begitu menerima kabar tadi siang nalarnya sudah langsung jalan. Segera saja dia putuskan dan memerintahkan agar semua murid kepala dan ketiga anaknya untuk berkumpul. Agenda yang harus mereka bahas adalah masalah serangan kepada saudara seperguruan mereka yang mungkin bisa datang kapan saja menimpa mereka di Thian Cong Pay. Maka malam itu, setelah selesai menguraikan berita yang diterimanya beberapa waktu sebelumnya, diapun berkata:
"Murid-muridku, terhitung malam hari nanti, kewaspadaan harus kita tingkatkan. Karena, sangat mungkin keluarga perguruan kita disini, juga sedang diincar orang. Karena itu, Hwi Ji, Tek Ji, Liong ji jangan berkeliaran sendirian dan perhatian kemana Yan ji pergi. Kita harus sangat waspada, karena kelihatannya keluarga perguruan kita sedang diawasi dan sedang menjadi sasaran orang-orang yang tak dikenal. Ke-empat suheng-suci terluka oleh bokongan orang, dan sadar atau tidak, kitapun pasti ada dalam daftar untuk dilukai atau bahkan dibinasakan. Cuma, yang masih menjadi tanda Tanya dan mengherankan adalah, mengapa perguruan kita yang diincar orang" Apa kesalahan kita sebenarnya ?"" kalianpun pasti bertanya-tanya seperti itu, tetapi mereka, para penjahat itu tidak pernah butuh alasan untuk menyerang targetnya. Entah untuk balas dendam, karena uang, karena harga diri ataupun karena sebab sebab lain yang mungkin tidak kita pikirkan sebelumnya.
Tetapi, mana ada murid atau anaknya yang berani angkat bicara dalam keadaan seperti itu" Semua menunggu apa gerangan yang akan disampaikan oleh sang Pangcu terkait dengan ancaman atas perguruan mereka. Dan karena tidak ada satupun yang bersuara, maka akhirnya Cu Ying Lun memutus:
"Mulai malam ini, secara bergantian kita melakukan penjagaan ketat. Semua murid, tidak ada kecualinya, harus ambil bagian tanpa kecuali dengan tentu saja secara bergantian atau bergiliran. System penjagaan dan tanda isyarat harus segera kita sepakati, dan malam ini juga kita mulai berlakukan. Jika para suheng dan suci dapat mereka lukai, berarti kekuatan mereka cukup hebat. Karena itu, sedapat mungkin tidak ada yang bertugas sendiri-sendiri, mesti dalam kelompok. Masing-masing kelompok setidaknya terdiri dari minimal 3,4 orang dan melakukan perondaan berkeliling. Setiap malam setidaknya harus ada 3 kelompok peronda dan bergantian bertugas setiap malamnya. Hwi ji, engkau yang mengatur jadwal dan mekanisme perondaan. Dan terhitung mulai malam in, tidak boleh ada orang yang keluar dari benteng kita setelah matahari terbenam. Bagaimana, ada yang mau bertanya ?"?"
"Suhu, bagaimana dengan anak-anak ".?" Tanya salah seorang murid
"Peratuan tadi berlaku bagi semua dan dengan tiada seorangpun yang dikecualikan. Khusus untuk anak-anak, tentunya tidak perlu untuk ikutan meronda. Meski demikian, larangan untuk bermain dan berada jauh dari garis penjagaan, kita harus berlakukan secara ketat kepada semua ?"
"Baik Suhu ".."
Dan setelahnya hening. Beberapa lama kemudian, terdengar lagi suara Cu Ying Lun, Pangcu Thian Cong San:
"Baik, jika memang tidak ada lagi yang ingin bertanya, maka langsung saja kita akan bergerak malam ini. Hwi ji, engkau selesaikan tugasmu segera, dan perondaan harus dimulai malam ini juga. Tek Ji, bantu cici kalian mengatur dan mengawasi perondaan, semua harus kita awasi secara seksama"
"Baik Pangcu ?""
Dan benar saja, malam itu juga, perondaan diperketat di lingkungan Perguruan Thian Cong Pang. Tetapi, bukan berarti perondaan itu tidak dapat ditembus. Entah disengaja atau tidak, lewat tengah malam atau tepatnya menjelang subuh, lima bayangan berwarna hitam pekat, entah bagaimana sudah berada di dekat bangunan utama Thian Cong Pay. Gerakan mereka semua sama cepat dan sama gesitnya, jelas jauh di atas para murid biasa yang sedang melakukan perondaan di Thian Cong Pay. Karena itu, wajar jika mereka mampu menerobos masuk hingga mulai mendekati ke gedung utama Thian Cong San tersebut. Meski selalu agak berhati-hati, tetapi sesungguhnya mereka belum cukup menguasai area itu, dan juga belum mengetahui siapa-siapa gerangan tokoh yang berdiam di Thian Cong San. Celaka bagi mereka karena tiba-tiba terdengar suara yang cukup keras, lantang dan pasti menggema di malam hari, entah suara dari mana dan berasal dari siapa:
"Sungguh berani kalian memasuki daerah perguruan kami Thian Cong Pay. Masuk bagai pencuri pula, apa maksud kalian ?".?"
Suara itu diucapkan lantang, dan pastilah didengar banyak orang. Jelas hal itu didengar para penjaga dan juga pastilah tokoh-tokoh utama Thian Cong Pay. Sudah pasti kelima penyusup terkejut karena missi mereka siang-siang sudah ketahuan lawan. Tampak mereka berbisik-bisik, pasti sedang membicarkan strategi atau plan B setelah rencana utama mereka ketahuan. Dan yang hebat, mereka sepertinya sudah terlatih baik dan karenanya sedikitpun tidak terlihat panik ataupun serabutan dalam bertindak. Tidak lama mereka sudah tegak dan siap sedia, bahkan tiba-tiba terdengar suara komando dari seorang antara mereka:
"Kerjakan ?""
Dan bersamaan dengan itu, mereka berlimapun berpencar sehingga membuat atau mendatangkan kebingungan bagi lawan yang mulai lebih banyak berdatangan. Dalam waktu yang sangat singkat, termasuk Pangcu Cu Ying Lun kini sudah siap sedia dengan pedang terhunus. Tetapi, Cu Ying Lun hanya sempat menyaksikan kelima bayangan tersebut menyebar, dan dengan cepat diapun membentak:
"Mau kemana "..?" dan kemudian mengejar bayangan yang bergerak menuju hutan larangan di belakang ?".. tetapi sambil mengejar dia berseru keras:
"Hwi Ji, ada 4 penyusup lainnya di Markas kita, temukan mereka, tetapi janganlah berpencar dan mengurangi kekuatan"
Luar biasa, baru sekarang terlihat kehebatan Cu Ying Lun. Gerakannya cepat, gesit dan terlihat tidak gamang dalam mengambil keputusan. Sebaliknya, sangat tegas, tidak ragu-ragu dan jelas memiliki wibawa sebagai seorang pemimpin. Begitu mengejar lawan yang mengarah ke tempat suhunya samadhi, kecepatannya bagaikan angin. Jelas masih sedikit lebih cepat dari para penyusup itu, tetapi karena dia tertinggal beberapa meter di belakang, dia tidak mampu menyandak si penyusup secara cepat. Mereka terpisah hampir 50 meter jauhnya, dan kini si penyusup terlihat menuju ke kebun obat, sebentar saja sudah mendekati hutan menuju ke tempat khusus Suhu Cu Ying Lun biasanya Samadhi dan tidak mau diganggu.
Sejak suhunya mengundurkan diri kurang lebih 20 tahun silam, Cu Ying Lun diwanti-wanti untuk tidak lagi mengganggu suhunya menyucikan diri. Apalagi, karena dia diberi persetujuan membentuk perguruan dan menggunakan area Thian Cong San sebagai basis dan pangkalannya. Tetapi, dengan persetujuan itu, Ying Lun juga diberi amanat untuk menjaga dan merahasiakan tempat menyucikan diri sang suhu. Maka, wajar jika dia terlihat mati-matian mengejar si penyusup yang kini berjarak 30 meter darinya tetapi sudah memasuki hutan itu. Meski berbahaya mengejar musuh yang sudah masuk hutan, tetapi hutan didepan justru sangat dikenal Ying Lun, karena itu tak sekalipun dia merasa ketakutan atau jerih untuk terus mengejar. Begitu masuk, dengan kesiagaan penuh dia berjalan menyusur hutan dan langsung menuju ke pintu rahasia yang tidak banyak dikenali orang. Dan yang aneh adalah, kelihatannya si penyusup misterius itu seperti sudah tahu cukup jelas dan mampu menduga serta mengantisipasi dimana letak posisinya yang terakhir. "Bagaimana mereka sampai tahu tempat rahasia Suhu dalam menyucikan dirinya ".. apakah?" gumam Cu Ying Lun sambil terus melangkah maju dengan penuh kewaspadaan sambil terus menerus menduga-duga dengan hati berdebar debar tegang.
Sementara itu, di markas Thian Cong Pa, Yu Hwi juga menunjukkan kehebatan dan kepandaiannya. Dengan cepat dia merespons teriakan ayahnya dan langsung menjaga pos-pos penting yang sangat mungkin didatangi para penyusup. Dia tidak khawatir dengan tempat lain, karena murid-murid Thian Cong Pay sudah berjaga secara berkelompok dan lagi pula, kedua adiknya yang kepandaiannya tidak terpaut jauh darinya, juga sudah berbaur dengan para penjaga ikut bertempur. Tetapi anehnya, gedung utama yang dijaganya, termasuk Perpustakaan Couwsunya, justru tidak ada kedatangan penyusup satupun juga, sementara telinganya menangkap sudah ada 2 penyusup yang ketahuan dan sedang terjadi pertempuran.
Tiba-tiba, terdengar seruan baru, berasal dari suara yang sangat dia kenal, yakni suara adiknya Cu Yu Tek:
"Mau kemana engkau penyusup ".?"
Dan sebentar kemudian terdengar suara pertempuran. Tetapi, heran dan kaget dia, karena penyusup itu sepertinya mampu dan dapat mendesak adiknya. Keadaan adiknya membuat Yu Hwi ragu sejenak, tetapi rasa sayang kepada adiknya membuatnya cepat memutuskan. Diapun berkelabat menuju arah suara dimana adiknya sedang bertarung. Tetapi, alangkah kagetnya ketika dia melihat ada 2 arena yang cukup berjauhan jaraknya, dimana area pertama seorang penyusup misterius sedang dikeroyok 2 orang murid kepala dengan 6 anak murid Thian Cong Pay lainnya. Keadaan mereka sudah terdesak meski berjumlah banyak. Bahkan 2 orang lainnya sudah terluka di tangan dan kaki, ada 2 tubuh anak murid Thian Cong Pay yang sudah tergeletak di tanah. Nampaknya sudah tewas malah.
Dia harus cepat, jika tidak, bakalan banyak yang jatuh menjadi korban para penjahat. Tetapi, alangkah kagetnya Yu Hwi ketika melirik area kedua, dia menyaksikan betapa si penyusup sedang mengejar-ngejar seorang anak yang ketika dicermatinya, justru adalah anaknya sendiri Khong Yan. Dan herannya, dia melihat adiknya Yu Tek memandangi saja dengan wajah keheranan yang tak tersembunyian. Ibu mana gerangan yang sanggup menyaksikan anaknya yang masih kecil, belum genap berusia 10 tahun dikejar-kejar dengan pedang yang menyambar-nyambar" Sontak dia melejit ke arena itu, begitu sampai pedang tajamnya sudah terhunus. Tetapi, anehnya adiknya menahan dia dan berkata:
"Hwi cici, tahan pedangmu sebentar saja, kemudian engkau lihat dan perhatikan baik-baik bagaimana Khong Yan itu bergerak menghindar dan membuat serangan lawan menjadi mandul tanpa guna ?""
"Adikku, mengapa engkau ?".?" tapi kalimat Yu Hwi terputus ketika dia melihat Khong Yan anaknya secara ajaib lolos dari tiga serangan maut lawan dan kelihatannya tidak takut, sebaliknya, justru sekarang sudah senyum-senyum. Padahal, Yu Hwi tahu betul, lawan anaknya itu berkepandaian hanya sedikit belaka dibawah kemampuannya.
"Astaga ?"?". mengapa ".?" Sampai tak sanggup berkata-kata lagi Yu Hwi ketika melihat semua serangan si penyusup dapat dielakkan dengan manis. Dan meski selalu diserang, tetapi Khong Yan tidak terlihat takut, sepertinya gerakan-gerakannya sudah dikuasai secara sangat baik dan kemanapun lawan menyerang, dia selalu dapat menebak dan menghindar dengan cepat dan tepat. Meski heran, tetapi Yu Hwi harus cepat bergerak, diapun memutuskan:
"Serahkan dia kepadaku, Tek Ji, bantu anak-anak disana, mereka kerepotan. Kemana pula Liong ji sekarang "..?"
"Baik cici ".."
Dan dengan cepat Yu Hwi kini menerjang si penyusup sambil berteriak:
"Yan ji, cepat engkau masuk kerumah dan bersembunyi disana, biar ibumu meringkus penyusup busuk ini "."
Dan tak lama kemudian Yu Hwi dan si penyusup sudah saling serang dengan serunya. Ternyata kepandaian mereka benar nyaris berimbang. Hanya kecepatan sajalah yang menjadi keunggulan Yu Hwi. Wajar jika serang menyerang antara keduanya terlihat berlangsung seru luar biasa, dengan kecepatan dan variasi Yu Hwi sedikit lebih unggul namun berimbang dalam kekuatan dan tenaga. Tetapi meski demikian, tidaklah mudah bagi Yu Hwi untuk mengalahkan lawan dan meraih kemenangan.
Sementara itu, setelah Cu Yu Tek masuk ke area kedua, dengan cepat perimbangan bergeser. Meski sebelumnya si penyusup sudah membunuh bahkan 3 orang murid Thian Cong Pay, tetapi dengan masuknya Yu Tek, kini dialah yang sedikit repot. Karena Yu Tek, berbeda dengan kakaknya justru memiliki kemampuan iweekang yang lebih baik, dan kegesitannya mampu mengimbangi musuh. Pertempuran merekapun menjadi sama serunya dengan arena Yu Hwi di sebelah. Tak pelak lagi, Yu Hwi, Yu Tek memang sudah memiliki dasar dan kemampuan silat yang sangat tinggi, tinggal terpaut sedikit dengan ayah mereka. Dan merekalah tiang utama Perguruan Thian Cong Pay, dan itu sebabnya para penyusup kelihatannya tidak beroleh apa-apa.
"Tek Ji, sedapat mungkin ringkus mereka hidup-hidup ".." terdengar suara Yu Hwi di telinga Yu Tek dan anak itu mengiyakan meski sadar untuk melakukan itu sulitnya minta ampun. Karena lawanpun bukannya lemah, hanya terpaut tipis dari kemampuan dia sendiri. Maka semakin serulah pertarungan mereka. Tak lama kemudian, kedua arena itu menjadi semakin padat, karena murid-murid lain datang mengerumuni area tarung mereka. Bahkan, Yu Liong juga nampak sudah berada disana dengan lengan kanannya terlihat mengeluarkan darah, juga ada 6,7 murid lainnya yang terluka. Mereka kelihatannya sudah menyelesaikan tugas di sudut yang lain.
Sekarang sudah jelas, niat para penyusup sudah terpatahkan. Melihat kedatangan Yu Liong, segera jelas jika missi para penyusup sudah terpatahkan. Tetapi, kemana penyusup yang satu lagi"
"Liong ji, cari penyusup yang satu lagi ?"". entah dimana dia "."
"Baik ?"."
Tak lama kemudian Cu Yu Liong sudah berkelabat pergi. Sementara pertarungan masih terus berlangsung, tetapi kemenangan di pihak siapa sudah cukup jelas. Itu sebabnya Yu Hwi menugaskan Yu Liong untuk mencari penyusup terakhir yang belum kelihatan batang hidungnya.
Sementara itu, di tempat lain, tepatnya di hutan belakang Markas Thian Cong Pay, kejadian yang lain sedang terjadi melibatkan Cu Ying Lun, Pangcu Thian Cong Pay. Dia masih terus dan terus mencari kemana gerangan si penyusup, karena sebelumnya dia sudah menuju pintu masuk gua rahasia, tetapi tak terlihat jejaknya disana. "Kemana dia jika demikian ".?" Penasaran Cu Pangcu untuk terus mencari. Tetapi setelah sekian lama tidak menemukannya, tiba-tiba pendengarannya yang tajam menangkap gerakan gerakan di sisi sebelah kanan. Gerakan yang cukup berat namun cepat. Sontak diapun bergerak mengejar, dan dalam hitungan detik dia sudah menemukan sumber suara itu.
Tapi, betapa terkejutnya dia ketika melihat si bocah aneh Koay Ji, kalang kabut diserang si penyusup. Yang membuatnya terkejut adalah, meski gerakan Koay Ji kalang kabut, tetapi beraturan, sangat efektif dan membuatnya mampu menghindar secara manis dari ancaman-ancaman serangan lawan. Lebih mengagetkan lagi, karena si penyerang memiliki kemampuan tinggi, mungkin sedikit saja dibawah kemampuan dirinya sendiri. Tetapi, dalam kagetnya, dia tidak melihat rasa takut di mata si bocah, awalnya mungkin iya. Tetapi, lama-kelamaan, gerakan-gerakan si bocah, justru terlihat jauh lebih ringan, tangkas dan gesit sehingga lawannya kelabakan menyerang dan menyudutkannya. Karena serangan sehebat apapun, dapat dielakkan dan dapat dihindari dengan manis oleh si bocah. Semakin memandang semakin Cu Pangcu kesengsem dan merasakan kepenasaran yang amat sangat. Bagaimana mungkin bocah sekecil ini mampu ".."
"Bodoh ?" cepat selesaikan bocah tengik itu, teman-temanmu sudah gagal di dalam. Tapi kita harus berhasil ?"?""
Luar biasa suara yang baru saja muncul itu, ternyata masih ada orang lain lagi di sekitar hutan itu. Dan orang tersebut kini munculkan diri dan langsung disambut oleh Cu Ying Lin, dan sebentar saja keduanya terlibat dalam pertarungan seru. Yang mengagetkan Ying Lun adalah, kemampuan orang itu sungguh luar biasa. Dia harus mengakui keunggulannya dalam hal tenaga sakti, hanya kegesitannya saja yang mampu dia imbangi. Tetapi, setelah bertarung bebeerapa jurus, dia sudah sadar, jika hanya soal waktu saja untuk menerima kekalahan. Karena jurus-jurus dan ilmu silat lawan, juga adalah ilmu-ilmu campuran beragam perguruan di Tionggoan, bahkan ada beberapa gerak serangan yang sangat aneh dan mujijat dan membuatnya terpukul mundur ke belakang. Sayang sekali posisinya sungguh buruk. Tetapi, keheranannya menjadi-jadi karena si bocah aneh masih tetap tenang-tenang bersilat, menghindar kekiri, kekanan, bahkan sesekali maju mendekati lawan, melompat dan kemudian bebas lagi dengan mulut mengelluarkan senyum gembira nan jenaka.
"Siapa dia sebenarnya ?""
Tapi pertanyaan itu tak dapat dijawabnya. Karena posisi dan kondisinya semakin sulit dan selalu saja tersudut dibawah ancaman serangan lawan. Ilmu pukulan lawan sungguh bervariasi dan angin pukulannya menggiriskan hati. Iweekangnya masih setingkat lebih, hanya kemurnian ilmu Ying Lin saja yang membuatnya memperkokoh pertahanan. Tetapi, jelas Ying Lun kehilangan kesempatan menyerang dan memenangkan pertempuran. Keadaan mereka berdua dalam bahaya, sebab jika dia jatuh, dipastikan Koay ji juga dapat mudah ditangkap. Tapi tidak menyesal Ying Lin menjadi Pangcu Thian Con Pay, karena dalam keadaan kepepet, dia tidak menjadi panik, tetapi bahkan berkonsentrasi untuk menghadapi lawannya. Dia seperti tahu, keadaan Thian Cong Pay tergantung perlawanannya. Karena itu, dengan segala kemampuannya dia bersilat dan kini menitikberatkan di sector pertahanan.
Karena itu, pertarungan mereka menjadi semakin seru. Terlebih karena Ying Lun pada saat itu dengan cerdik sudah menutup diri dengan ilmu khas perguruannya, ilmu Pwee Pu Kan San atau delapan langkah mengejar jangkrik. Ilmu ini memang adalah ilmu khas bertahan sambil mengintai kelemahan dan kelengahan lawan untuk melakukan serangan balik yang menentukan. Tapi, sayang sekali, lawannya juga ternyata seorang yang cerdas, hingga meski terus menyerang, tetapi diapun hati-hati dan terus menjaga agar tidak meninggalkan lobang sedikitpun bagi Ying Lun untuk menyerang balik. Akibatnya, pertempuran seperti menjadi berat sebelah,karena Cu Pangcu lebih banyak bertahan dan terus mengintai.
"Hmmmm, buang-buang waktu ?" awas "."
Terdengar si penyusup mendengus dan kelihatannya dia memutuskan untuk menggunakan ilmu andalannya. Benar saja, tak lama kemudian gerakan-gerakan tubuh si penyerang berubah, patah-patah dan banyak mencari tumpuan di tanah, termasuk tangannya, tetapi badannya melengkung. Nampaknya, ini yang disebut dengan Ilmu Pukulan Ti Tu Ciang hoat (llmu pukulan laba-laba), dan akibatnya luar biasa. Radius 3 meter dari area pertarungan mereka tiba-tiba dipengaruhi oleh kekuatan mujijat yang sangat pekat. Dan ini berpengaruh kepada si bocah Koay Ji. Gerakan menjadi oleng dan diapun harus meloncat jauh menghindari efek dari hawa mujijat Ti Tu Ciang Hoat (Ilmu Laba-laba) yang berbahaya itu.
Akibat dari pengaruh pukulan mujijat tadi, dalam waktu yang tidak lama, formasi ilmu langkah Koay Ji menjadi kocar-kacir, dan keadaannya menjadi sangat berbahaya. Tetapi sama saja keadaannya dengan Ying Lun, yang karena kurang antisipasi atas perubahan ilmu lawan, keadaannya menjadi sangat berbahaya. Merubah ilmu sudah terlambat karena dia sudah dalam area yang pas dan menguntungkan lawan untuk melibasnya dengan ilmu mujijat itu. Kemanapun Cu Ying Lun bergerak, dia sulit melepaskan diri dari jaring kekuatan iweekang mujijat lawan yang menutup semua langkah mundurnya. Dan, nyaris bersamaan keadaan Koay Ji dan Ying Lun, sudah pasti beberapa saat lagi akan jatuh.
"Hmmm, terimalah ini ?".." dengus si penyusup sambil menggerakkan tangannya dan serangkai sinar hijau kecoklatan meluncur cepat kearah Ying Lun. Apa boleh buat, dengan mengerahkan seluruh kemampuan iweekangnya, pada akhirnya Ying Lun menyambut serangan berbahaya itu meski dia kehilangan pegangan menghadapi alur sinar pukulan mujijat itu ?"
"Siauw sute, awas, mundur ".." terdengar suara yang sangat berwibawa dan bersamaan dengan itu, serangkai sinar kuning berkelabat menyambut serangan pukulan berwarna hijau kecoklatan tadi.
"Praaaaaakkkkkkkkkkkkkkk ?"."
Benturan pukulan mujijat terjadi, dan Ying Lun yang dalam posisi diam sempat kecipratan sejenis cairan yang mengenai lengannya. Luar biasa, lengannya langsung terasa sakit dan tidak punya rasa, dan sadarlah dia, pukulan lawan beracun. Tetapi, belum lagi dia berbuat apa-apa, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dikenalnya dan sangat lembut memasuki telinganya:
"Telan pil ini dan segera kerahkan tenagamu mengobati diri selewat peminuman teh pasti sembuh. Jangan khawatirkan anak ini, karena dia kubawa serta. Selebihnya, engkau bertanya kepada Sam Suhengmu "."
Bukan main gembiranya Ying Lun, mulutnya bergumam:
"Suhu ?"" Serentak dengan itu, cepat-cepat dia bersamadhi dan benar saja, rasa sakit di lengannya berangsur menghilang. Dan begitu dia sadarkan diri, dia menemukan Tek Ui Sinkay menungguinya sambil tersenyum ?"..
"Bagaimana keadaanmu Siauw sute ?".?"
Sambil berdiri, Ying Lun berkata gembira:
"Terima kasih atas bantuan Sam Suheng ?".. ech, engkau sudah pulih kembali seperti sedia kala suheng ".?"
"Atas perhatian dan kasih siauw suten lohu sudah sehat kembali. Adalah budi Insu (Guru yang mulia) yang mulia sehingga suhengmu ini masih bisa sembuh kembali. Tapi, itu juga atas bantuanmu siauw sute"
"Accch, baguslah jika memang demikian. Tapi, kemana mereka "..?" Tanya Ying Lun kebingungan karena tidak melihat musuh-musuhnya.
"Mereka sudah kugebah pergi sute ?". dan, siapa bocah yang memiliki gerakan mujijat tadi itu sute ".?"
"Echhh, syukurlah suheng jika mereka sudah pergi. Siapa lagi" dialah bocah yang Sam suheng bawa kemari 3 tahun silam, dia benar-benar penuh keanehan yang sulit kukatakan. Tapi, kemana dia itu "..?"
"Achhhhhhh jodoh dan takdir memang susah dilawan ?".."
"Apa maksud Sam Suheng ".?"
"Selama beberapa bulan terakhir Suhu selalu mengeluh, nampaknya dia masih dibebani sesuatu. Dan menurut dia orang tua, dalam waktu dekat dia akan paham dan tahu apa bebannya itu ?".. dan sekarang aku tahu, nampaknya Suhu masih harus mendidik bocah aneh itu. Bahkan tadi, suhu masih sempat memberiku bisikan, bahwa bocah itu kelak adalah murid penutupnya, dan 10 tahun kedepan aku diminta menjemput anak itu kemari ?"."
"Achhhhh, akhirnya akupun memiliki seorang sute jika demikian ".. hahahaha" Cu Ying Lun tertawa gembira.
"Bagaimana lukamu sute ".?" Tanya Tek Ui Sinkay akhirnya
"Sudah tidak kenapa-kenapa suheng".. cuma, ach, kita harus bergegas, ada berapa penyusup lain di Thian Cong Pay ?""
Tetapi ketika sampai di Thian Cong Pay, Cu Ying Lun dan Tek Ui Sinkay tidak lagi menemukan adanya musuh disana. Semua sudah normal kembali, hanya ada satu orang musuh yang terbunuh oleh Cu Yu Liong, satu lagi ditemukan tertotok di ruang perpustakaan, tapi tak lama kemudian bunuh diri dengan menelan racun, dan dua lagi melarikan diri. Kedua orang yang terbunuh, ternyata tidak dikenali dan tidak ada tanda tanda khusus dibadan mereka.
"Benar-benar aneh ?"." Desis Tek Ui Sinkay
"Benarkah tak ada yang dapat kita kenali dari mereka Suheng "..?"
"Selain Ilmu Mujijat Ti Tu Ciang hoat (llmu pukulan laba-laba) yang menjadi andalan para Pendekar di Kwan Gwa dan sama ampuhnya dengan Kap Mo Kang, maka tak ada informasi lainnya lagi. Satu hal yang pasti, kawanan penyusup ini memiliki agenda yang susah dilacak. Tapi, untuk apa mereka mencari jejak tempat Suhu menyembunyikan dirinya" Ini yang sulit kita tebak ?""
"Suheng ?"" terdengar suara Cu Ying Lun yang agak bergetar ?"
Melihat keadaan sutenya itu, Tek Ui Sinkay merasa ada sesuatu yang kurang beres. Entah apa, dia belum dapat menebak, apalagi selama sekian tahun dia diperam oleh suhunya. Karena itu dia menoleh dan bertanya:
"Apakah ada kejadian lain Sute ".?"
"Suheng, dalam waktu 6,7 bulan belakangan ini, Ji Suheng, Su Suci dan Liok suheng semua kena serangan gelap musuh. Untung saja mereka semua tidak ada yang binasa dan karena berita terakhir kuterima kemaren siang, maka malamnya persiapan langsung kugelar. Jika tidak, sulit kubayangkan akhir dari serangan mereka ini ".."
"Ach, jika demikian, target utama mereka benar-benar adalah rumah perguruan kita. Tepatnya mengarah ke Suhu. Dan jika memang betul demikian, maka tidak salah lagi, kejadian ini mesti ada kaitannya yang sangat kuat dengan peristiwa berdarah 20 tahun silam ?"" gumam Tek Ui Sinkay
"Akupun mulai berpikir kesana Suheng ".."
"Jika memang demikian, kita harus mengirimkan kabar kepada semua saudara seperguruan kita agar lebih berhati-hati "."
"Betul sekali suheng "."
Tengah kedua kakak-adik seperguruan itu asyik bertukar pikiran, tiba-tiba Yu Hwi, Yu Tek dan Yu Liong datang bergabung. Nampaknya luka di lengan Yu Liong sudah dirawat dan tidak lagi berhalangan.
"Menjumpai Sam Supek ?"" terdengar spontan suara ketiga kakak beradik itu begitu melihat Tek Ui Sinkay. Maklum, diantara semua saudara seperguruan ayah mereka, adalah Pengeis Sakti ini yang paling sering datang berkunjung. Wajar jika ketiga anak Ying Lun sangat mengenali Sam Supek mereka itu ?""..
"Sudahlah, sudahlah ?" kalian anak-anak benar-benar memperlihatkan keperwiraan dalam mengatasi masalah di Thian Cong Pay kita ?""
"Berkat berkah Sam Supek ?"" jawab Yu Hwi merendah
"Baiklah, Hwi Ji, bagaimana, berapa jumlah semua korban di anak murid kita "..?"
"Ada tiga orang meninggal, dua orang murid thia terluka dan 5 orang lainnya juga terluka namun bukan luka yang terlampau berat ?". hanya ?"" Yu Hwi tidak melanjutkan kalimatnya tetapi memandangi Yu Tek dan Yu Liong adik-adiknya.
"Bagaimana, ada lagi kejadian lain ".?" tanya Ying Lun terkejut
"Sebenarnya bukan ayah, hanya ?" Yan ji itu ?". Entah bagaimana dia ". Dia ?"
"Apa ?" Ada apa dengan Khong Yan cucuku ".?" Cu Pangcu terkejut mendengar nama Khong Yan dibawa-bawa, maklum Khong Yan adalah cucu satu-satunya pada saat itu. Dia baru punya seorang cucu dari anaknya Yu Hwi, sementara Yu Tek baru menikah 2 tahun silam dan belum berputra, Yu Liong malah belum lagi menikah, jadi pantas jika kekhawatirannya berlebihan ?".
"Tenang ayah ?" bukan musibah, sesuatu yang membuat kami sangat terkejut. Kami, berdua dengan Yu Tek langsung menyaksikannya ?""
"Memangnya ada apa yang aneh dengannya "..?"
"Ayah, Khong Yan mampu melawan seorang penyusup yang kesaktiannya setara dengan Yu Hwi cici dan tidak terluka sedikitpun meski melawannya nyaris lebih dari 30 jurus ?". dia sungguh sangat aneh ayah ".."
"Apa "." Mana ada kejadian seperti itu ?"?" terkejut Cu Pangcu
"Memang begitu kejadiannya ayah ".. akupun tidak mengerti mengapa" Yu Hwi menimpali keterkejutan ayahnya.
"Mana bisa "." Ach, coba kalian panggil cucuku itu ?""
"Ayah, biarkan saja ?" dia sudah tertidur sejak beberapa saat lalu"
"Tapi, apa dia menjelaskan mengapa dia bisa seperti itu "..?"
"Itulah ayah, Khong Yan sama sekali tidak mau buka mulut ?""
"Sudahlah sute, rasanya akupun dapat mengerti keterkejutan para Sutit (Keponakan murid), kemungkinan besar sumbernya adalah Koay Ji si bocah aneh itu. Bukankah engkaupun menyaksikan anak seumuran 8-9 tahun seperti dia tadi dapat menghadapi seorang penjahat yang kepandaiannya bahkan nyaris menyamaimu ".?"
"Ach ?" benar sekali. Pasti ada kaitannya dengan bocah aneh itu, tidak salah lagi. Apalagi, karena Yan Ji sangat sering bermain dan berlatih dengan anak itu ".."
"Kalau begitu tidak salah lagi. Tidak perlu kita persoalkan, anak itu sekarang sudah dalam penilikan Suhu ?" dan dia orang tua tidak ingin diganggu selama 10 tahun ini. Dia menjanjikan menemui kita 10 tahun kedepan ?"."
"Baguslah, jika Suhu sudah turun tangan kita tidak perlu memikirkannya lagi. Masalah Yan ji, anggaplah adalah keberuntungannya saja ?""
Percakapan malam itu berakhir. Tetapi, betapa kagetnya Cu Pangcu dan Tek Ui Sinkay ketika keesokan harinya mereka menyaksikan Ilmu Langkah yang dimainkan Khong Yan ternyata sangat aneh dan sangat mujijat. Bahkan ketika Cu Pangcu turun tangan mengejar cucunya, tetap saja dia butuh waktu sangat lama baru mampu menciduk cucunya yang bergerak tangkas dan dengan skema yang luar biasa. Sejak saat itulah, Thian Cong Pay menjadikan Ilmu Langkah Thian Liong pat pian- atau "Naga langit Berubah Delapan Kali, menjadi salah satu Ilmu Andalan mereka. Bahkan Tek Ui Sinkay sendiripun sampai tertarik melatih Ilmu Langkah Mujijat tersebut.
"Sute ?". Lohu akan tinggal selama beberapa minggu di sini. Suhu sempat menitipkan beberapa pesan dan juga memintaku untuk menurunkan ilmu yang diciptakan dia orang tua selama beberapa tahun terakhir ini. Hanya, menurut dia orang tua, engkau karena sudah memilih menjadi Pangcu Thian Cong Pay, maka wajib untuk melatih dan memperkuat Iweekangmu lebih tinggi lagi. Aku akan menurunkan simhoat iweekang perguruan kita yang diturunkan Suhu dan jika engkau gagal melatihnya dalam dua tahun ini, maka Suhu memintamu untuk membubarkan Thian Cong Pay. Karena engkau akan menjadi target terbuka untuk diserang banyak orang, apalagi karena ada beberapa pihak yang tahu Suhu berada disekitar sini ?" kuharap engkau mencatat pesan Suhu ini ?""
"Sam Suheng, perintah Suhu tentu saja tidak akan kulanggar. Jika setelah 2 tahun aku gagal memperoleh hasil sebagaimana harapan Suhu, mana bisa aku memilih untuk terus mempermalukan namanya" Aku setuju Suheng ".."
"Baguslah " selama disini, aku akan menurunkan ilmu-ilmu yang diminta Suhu menjadi ciri khas perguruan kita. Jika berhasil, engkau diperkenankan menempatkan wajah Suhu sebagai couwsu Thian Cong Pay, tetapi jika tidak, lupakan mimpimu dengan Thian Cong Pay ini ?"?"
"Baik Suheng, aku sudah siap ?""
Baiklah, biar kutuntaskan mengirim kabar ke semua Suheng dan Sute agar mereka bersiap-siap, sekaligus mengirim kabar ke Kaypang biar mereka tidak terlampau khawatir dengan keadaanku. Setelah itu kita akan langsung memulai "..
=============== Bu In Sin Liong atau dahulunya adalah Bu In Hwesio, adalah seorang calon utama Ciangbudjin Siauw Lim Sie yang kemudian secara hormat memilih mengundurkan diri sebagai calon Ciangbudjin setelah gagal mengemban tugas dari Kuil itu. Bu In Hwesio memilih untuk mengembara dan justru dalam pengembaraannya itu yang membuatnya mampu menyempurnakan ilmu-ilmu yang dimilikinya. Persoalan kedalam Siauw Lim Sie membuat tokoh ini memilih untuk menyucikan diri dan kemudian menyingkir dari Siauw Lim Sie serta mengangkat beberapa murid. Belakangan dia menyebut dirinya sebagai Bu In Siansu. Namun, nama ketokohan dan kehebatannya membuat nama Bu In Sin Liong sering disematkan orang kepadanya, terutama setelah dia menundukkan dan memunahkan seluruh kepandaian Pek Kut Lodjin. Tokoh yang membuat nyaris seluruh insan rimba persilatan Tionggoan bergelora dalam teror dan badai pembunuhan yang memakan korban yang sangat banyak.
Bu In Hwesio sebetulnya adalah salah satu tunas cemerlang yang dimiliki oleh Siauw Lim Sie selama 200 tahun terakhir. Tetapi sayang, pertikaian didalam Siauw Lim Sie akhirnya membuat dia terbuang dan tokoh hebat itu akhirnya menemukan dirinya berkembang di luar Kuil Siauw Lim Sie. Pengembaraannya ke Tibet dan Thian Tok membuatnya mampu menyempurnakan ilmunya, menembus pemahaman atas Ilmu Mujijat Ih Kin Keng dan Tay Lo Kim Kong Sinkang. Dua ilmu iweekang pusaka Siauw Lim Sie dan belakangan dia mampu mencapai tingkat Kim Kong Pu Hay Che Sen (Ilmu Badan/Baju Emas Yang Tidak Bisa Rusak) dan bahkan mampu menembus pemahaman Sinkang Mujijat bernama Toa Pan Yo Hian Kong (Ilmu Tenaga Dalam Mujijat). Sebetulnya, dia mampu menembus itu melalui proses yang tidak biasa dan sangat kebetulan setelah melalui pibu dengan Bhiksu Budha dari India yang sudah berusia sangat lanjut, lebih 100 tahun.
Sepulang dari India dan sudah berusia di atas 50 tahun, barulah Bu In Siansu, demikian dia kemudian menamai dirinya, menerima murid dan mulai menetap di Thian Cong San. Tetapi, tak seorangpun muridnya yang berani menyebut nama Bu In Siansu sebagai SUHU, karena mereka dipesan untuk tidak mengakui dirinya sebagai SUHU di hadapan orang banyak. Karena itu, sangat terbatas orang yang tahu dan mengenali Bu in Siansu, apalagi latar belakangnya sebagai Bu In Hwesio pada puluhan tahun silam. Dan puncak kehebatannya diketahui hanya oleh terbatas manusia, tidak lebih dari 5 orang. Dan itupun setelah dia akhirnya secara terpaksa turun tangan untuk membantu menaklukkan Pek Kut Lodjin dan memutuskan memunahkan semua ilmu Pek Kut Lodjin secara permanen. Tokoh istimewa ini terkejut menemukan dan melihat betapa hawa Iblis yang sangat pekat bersemayam dalam tubuh yang sangat hebat dan dengan kecerdasan yang luar biasa. Dengan penuh keterpaksaan dia memunahkan seluruh ilmu silat Pek Kut Lodjin dan berkelabat pergi, belakangan dia mendengar tokoh itu akhirnya bunuh diri setelah sadar seluruh ilmunya lenyap.
Itulah penampilannya yang terakhir di dunia persilatan. Dan sejak itu, Bu In Siansu atau kemudian dinamai orang Bu In Sin Liong, menarik diri dan tidak pernah lagi terdengar kabarnya di dunia persilatan. Apalagi karena murid-muridnya tidak pernah menyebutkan namanya sebagai SUHU mereka. Begitulah latar belakang tokoh yang bertapa di Thian Cong San dan yang secara mujijat menyelamatkan Koay Ji dan kemudian membawanya masuk kedalam Gua pertapaannya.
Koay Ji terkejut setengah mati ketika dia sadarkan diri berada dihadapan seorang yang asing dan sama sekali belum dikenalnya. Orang itu terlihat sudah sangat tua, semua rambut kepala dan jenggotnya berwarna putih dan jubbah yang dikenakannya, juga semuanya putih semerlang. Tetapi, Koay Ji yang sudah belajar sopan-santun dan tetap polos sebagaimana biasanya, dengan cepat berusaha bangkit dan kemudian memberi hormat secara wajar dan kemudian berkata:
"Terima kasih atas pertolongan locianpwee kepada Koay Ji ?""
Pendekar Aneh Naga Langit Thian Liong Koay Hiap Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kakek tua itu tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Hanya terus menerus memandangi Koay Ji sambil sesekali menarik nafas panjang, sampai anak itu merasa risih dan tak tahan diapun berkata:
"Locianpwee, adakah yang aneh" Mengapa locianpwee memandangi Koay Ji terus menerus dan tidak mengatakan satu katapun "..?"
Tetapi kakek itu sama sekali tidak mengatakan apapun juga, tetap saja seperti posisinya semula dan pandangan matanya terus menatap Koay Ji. Lama-lama Koay Ji menjadi bingung, tetapi dasar anak-anak, dengan santai dia malah kemudian berusaha melakukan samadhi. Dan benar saja, sebentar kemudian dia tenggelam dalam samadhi dan tidak menggubris orang tua yang terus menerus memandanginya seakan tiada ingin berhenti menatapnya. Entah sampai kapan dia seperti itu, tetapi begitu dia sadar, hari sudah mulai gelap. Artinya, dia tenggelam dalam samadhinya sejak pagi hari hingga malam harinya, kira-kira seharian, atau ada lebih dari 12 jam dia dalam posisi seperti itu. Dan begitu dia sadar, tubuhnya terasa sangat segar ?""
Dan begitu dia sadar, kembali matanya bertemu dengan mata si orang tua yang seperti tadi terus menatapnya tanpa mengatakan satu kalimatpun. Hanya, kali ini, tatap matanya bersinar senang dan kagum. Bahkan, beberapa saat kemudian dia berkata:
"Bocah yang aneh, ech, engkau menyebut dirimu Koay Ji ya ?"". sungguh aneh. Engkau mestilah memiliki alasan yang juga pasti tidak kalah anehnya. Tetapi, sesungguhnya semua itu tidaklah terlampau penting. Ngomong-ngomong, bagaimana gerangan rasanya mengandung dan menyimpan tenaga sebesar dan sehebat itu dalam tubuhmu yang sebetulnya lemah itu ?""
Koay Ji kaget setengah mati, sadarlah dia jika sedang berhadapan dengan manusia yang mujijat. Hanya memandang sudah paham jika tubuhnya dalam keadaan "mengandung" hawa yang demikian banyak dan sungguh sangat berat ditanggungnya selama beberapa tahun ini.
"Tecu tak tahu locianpwee, tahu-tahu saja tubuhku sudah penuh hawa, dan sebulan sekali dia akan menyiksaku sampai mau mati rasanya ?""
"Apakah engkau tidak memiliki keinginan untuk mengeluarkan hawa itu dari dalam tubuhmu "..?" tanya si orang tua
"Sudah pasti locianpwee, cuma, sayang Koay Ji tidak punya kemampuan itu. Apakah locianpwee bersedia membantuku ".?"
"Mana yang engkau inginkan" memelihara dan mengendapkan hawa itu dalam tubuhmu atau mengeluarkannya agar engkau merasa enakan dan menjadi seperti semula sebagaimana haw aitu tidak berada dalam tubuhmu ".?"
"Mana saja yang terbaik menurut locianpwee ?". pendeknya, jika Koay Ji dapat menemukan cara terbaik mengurangi rasa sakit itu, pasti sudah kutempuh jalan itu. Jika membuang hawa itu akan menjadi lebih baik, maka mestinya itulah yang terbaik buat Koay Ji. Sayang belum kutemukan caraya, padahal sudah banyak buku kupelajari, sudah banyak hari mengamati Ang Sinshe mengobati orang. Tapi, mengobati diri sendiri, sayang sekali Koay ji masih belum mampu ?""
"Maukah engkau kuajari mengobati dirimu sendiri "..?"
"Benarkah engkau bersedia mengajarku locianpwee ?"" tanya Koay Ji antusias
"Jika engkau bersedia mengikuti pelajaranku, engkau pasti akan sembuh ".."
"Ach, tapi engkau sudah sangat tua locianpwee, Koay Ji khawatir engkau akan kelelahan dan malahan jatuh sakit locianpwe "."
"Jangan khawatir, engkau semestinya khawatir dengan kemauan dan kemampuan belajarmu, aku tidak akan apa-apa bocah kecil ?""
"Benarkah locianpwee ".?"
"Jangan takut, aku tidak akan apa-apa" sahut si Kakek sambil menahan tawa dan merasa lucu dengan percakapannya bersama Koay Ji ini ?"
"Kalau memang begitu, Koay Ji harus mengucapkan terima kasih terlebih dahulu locianpwee, karena persoalan berhasil ataupun gagal, biarlah takdir belaka yang akan menentukan kelak ".."
Luar biasa kata-kata bocah aneh ini, sampai Kakek tua yang duduk didepannya terhenyak kaget, tersenyum dan merasa sangat tertarik dengan kata-katanya yang beda sekali dengan anak-anak seusianya pada umumnya.
"Tetapi, ada syarat yang harus engkau ikuti jika memang ingin kusembuhkan. Apakah engkau sanggup mengikuti syaratku itu "..?"
"Apapun syaratmu locianpwee, aku yakin tidak akan merugikanku. Kalau engkau bersedia menyembuhkanku, sudah pasti aku akan mengikutinya ".."
"Syaratnya tidak berat. Yang pertama, engkau tidak boleh mengeluh, tidak boleh mendebat caraku dan harus selalu mengerjakan apa yang kuperintahkan. Tidak boleh lebih dan juga tidak boleh kurang. Bagaimana, apakah engkau bersedia "..?"
"Mudah sekali kedengarannya locianpwee, karena pasti akan kutepati ?" kapan engkau mau mulai menyembuhkanku locianpwee ".?"
"Malam ini juga ".."
"Malam ini ?"?"
"Iya, apa engkau sanggup ".?"
Setelah berpikir sejenak, diapun berkata mantap:
"Baik, Koay Ji sanggup locianpwee ?"."
"Yakin tidak akan mengeluh "..?"
"Kalau Koay Ji sudah yakin akan memulai, pasti tidak akan mengeluh locianpwee. Sakitpun akan sanggup Koay Ji tanggung " "
"Baiklah, bagus jika demikian. Karena proses itu memang harus dimulai ketika perutmu dalam keadaan kosong ".. jadi, dimulai malam ini sudah sangat tepat ?""
"Koay Ji mengerti locianpwee ?""
"Bagus ?" nach anak baik, mulailah dengan kembali dengan melakukan samadhi. Jangan khawatir, semua yang akan engkau lakukan akan kuberitahu perlahan-lahan, tetapi ingat, jangan melawan, menambahi atau mengurangi yang kusampaikan. Karena akibatnya bukan merugikan aku orang tua, tetapi akan sangat merugikan dirimu sendiri. Ingin kuingatkan kepadamu, kekuatan dalam tubuhmu itu, karena sudah engkau simpan dan kandung selama lebih 3 tahun dan kemudian di bendung dan dibatasi oleh obat mujijzat yang luar biasa, membuat kekuatan itu sudah ratusan atau bahkan mungkin ribuan kali lebih kuat dari awalnya ?". terus terang, sedikit manusia yang akan mampu membendung kekuatan itu. Tapi, karena itu jugalah maka sekali-kali jangan mencoba untuk melenceng sedikitpun dari yang akan kuperintahkan. Nach, sekarang engkau mulailah ?".."
Mendengar peringatan itu, Koay Ji merinding dan selama proses penyembuhan dia benar-benar taat akan petunjuk dari orang tua yang dihadapannya. Tidak lama kemudian, diapun sudah tenggelam dalam samadhinya, tetapi sesaat setelah dia masuk dalam keadaan "hampa", tiba-tiba entah bagaimana wajah dan suara kakek itu muncul dan seakan berbicara berhadapan dengannya:
"Mari anak baik, mulailah dengan belajar mencairkan dan meresapkan hawa dalam tubuhmu, lakukan itu perlahan-lahan, dan jangan berhenti serta berganti cara sebelum kuperintahkan. Tubuhmu perlu lebih dikuatkan sambil belajar bagaimana mengendalikan hawa dan kelak mengumpulkan, menyebarkan dan menggiringnya. Yaaaaa, betul anak baik ".. sekarang engkau menggiring hawa itu ke titik-titik peredaran darah fital, jangan merusak konsentrasi dan lakukan secara perlahan "."
Tak terasa sudah 2 hari 2 malam lewat ?"" dan setelahnya baru orang tua itu membangunkan Koay Ji dan berkata:
"Tubuhmu butuh istirahat. Karena itu, sehari ini engkau beristirahat dan makanlah buah-buahan yang tersedia di luar sana. Tetapi, ingat, engkau masih kularang keluar dan berkeliaran diluar gua ini ".. tubuhmu teramat rentan dan berbahaya saat ini. Ingat pesanku ini dan jangan membantahnya ?"."
Demikianlah selama seharian penuh hingga malam, Koay Ji tidak berani kemana-mana. Makanan yang disiapkan tidak dia ketahui sama sekali darimana dan siapa yang menyiapkannya. Yang dia tahu, saat dia butuh, sudah tersedia disana. Selebihnya dia mencari kesibukan tetapi dengan tidak menghabiskan kekuatan fisiknya. Dan setelah selesai, kembali dia memulai proses itu bersama si kakek aneh yang tidak pernah menanyakan namanya dan juga tidak pernah memperkenalkan dirinya. Proses tersebut terus berlangsung sampai akhirnya genap 3 bulan, baru locianpwee itu mengajaknya bicara secara terbuka:
"Bagaimana perasaanmu sekarang bocah aneh ?" apa yang engkau rasakan dibandingkan dengan tubuhmu yang dhaulu itu ?"?"
"Tubuhku merasa semakin segar locianpwee, tetapi, mengapa serangan yang datang setiap bulan itu sekarang nyaris tidak terasa lagi ?"?"
Lencana Pembunuh Naga 5 Si Dungu Karya Chung Sin Pendekar Buta 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama