Ceritasilat Novel Online

Pendekar Aneh Naga Langit 3

Pendekar Aneh Naga Langit Thian Liong Koay Hiap Karya Marshall Bagian 3


"Apa maksudmu anak baik ".?"
"Setiap bulan, biasanya menjelang akhir bulan, hawa dalam tubuhku akan bergolak hebat, dan terakhir sampai radius 3-4 meter akan gosong seperti dipanggang api atau dingin melebihi saldju, bahkan membentuk balok-balok es. Demikian bergantian setiap bulan, bulan sekarang panas, bulan berikut dingin ?"."
"Hahahahahah, selama 3 bulan ini engkau sudah mempelajari bagaimana caranya menyerap hawa yang berlebih itu dari kekangan obat mujijat. Engkau masih harus terus melakukannya selama bertahun-tahun, baru setelah memasuki umur ke-12 tahun, akan kuajari bagaimana mengendalikan hawa yang engkau serap sambil memperkuat tubuhmu. Saat ini, organ-organ tubuhmu sudah cukup kuat untuk menerap dan menerima hawa berlebihan itu secara perlahan-lahan. Kelak, engkau juga akan mempelajari bagaimana menggiring hawa itu sehingga semua jalan darah yang berkaitan dengan alur perjalanan hawa itu, akan dapat ditembus. Jika itu terjadi, maka seluruh hawa dalam tubuhmu itu dapat engkau kumpulkan dan kemudian dapat engkau kendalikan sekehendak hatimu. Selama 3 bulan kedepan dan bahkan seterusnya proses itu akan berulang tetapi aka nada beberapa pelajaran tambahan. Sampai saat yang kutentukan, engkau masih kularang untuk bergerak dan berlatih ilmu silat apapun. Engkau paham bocah ".?"
"Koay Ji paham locianpwee ?".."
"Baiklah, engkau boleh beristirahat selama beberapa hari ini, kuijinkan bermain-main di luar gua kita, tetapi, ingat, jangan dulu berlatih ilmu silat. Karena hawa dalam tubuhmu belum dapat diserap dan dirubah menjadi kekuatan iweekang ?".. bergeraklah secara wajar, berlari juga bisa, tetapi jangan mencoba bergerak dengan mengerahkan hawa dalam tubuhmu itu ?"?"
"Koay Ji mengerti locianpwee ".."
Demikianlah, selama 3 hari berturut-turut Koay Ji melemaskan otot-otot tubuhnya yang selama beberapa bulan terakhir selalu dalam diam dan samadhi panjang. Selewat 3 hari istirahat, maka proses selanjutnya kembali berlangsung. Hanya, beda dengan proses awal yang sebenarnya lebih ke bagaimana penilikan orang tua itu akan kekuatan dalam tubuh Koay Ji, maka proses kedua adalah mengajar Koay Ji bagaimana menjinakkan hawa yang sudah diserap dalam tubuhnya sedikit demi sedikit. Dan karena hawa yang diserab semakin membesar dan sisa dalam tubuh yang dikekang juga masih teramat besar, maka kakek itu jadi bekerja keras. Dia mesti mengajarnya untuk menyerab dan kemudian bagaimana mengolah dan mengumpulkan tenaga yang diserab kedalam tan-tian. Bahkan, diluar dugaannya, juga sudah dapat memasuki tahap untuk menembusi semua jalan darah fital yang membantu Koay Ji untuk menembus halangan-halangan penting dalam berlatih silat dan terutama berlatih iweekang. Yang tidak disadari oleh Koay Ji adalah, pada saat itu dia sudah menguasai hawa atau iweekang yang luar biasa besarnya dan semakin hari semakin bertambah kuat ".. kondisi aneh yang sampai Kakek aneh yang melatihnya geleng-geleng kepala sambil bergumam:
"Takdir dan jodoh ".. ach, Budha maha pengasih ?""
Demikianlah seterusnya sejak saat itu Koay Ji tinggal bersama kakek yang tidak dikenal dan diketahuinya itu. Tidak diketahuinya jika kakek itu adalah tokoh mujijat yang dimalui seluruh insan persilatan Tionggoan namun yang lebih suka bersembunyi dan bekerja dari balik kegelapan. Tokoh itulah yang mendidiknya dan menggemblengnya hingga penyakitnya hilang alias sembuh sama sekali setelah dua tahun dia berlatih. Tetapi, Kakek yang belakangan dia panggil SUHU, belum memberitahunya jika dalam tubuhnya sudah mengeram kekuatan yang luar biasa besarnya. Tetapi, kakek itu ingin agar Koay Ji mampu mengendalikan dan menyatu dengan kekuatan hebat itu, caranya adalah dengan melatih sendiri iweekangnya dengan simhoatnya yang mujijat, dan kelak perlahan-lahan dia akan melatih sendiri bagaimana menyatukan semua kekuatan tersebut dan mengendalikannya sesuka hati.
================ Hari itu, perguruan Hoa San Pay sedang meriah-meriahnya. Boleh dibilang, setelah peristiwa Pek Kut Bun, nama besar Hoa San Pay terhitung berkibar megah di angkasa. Meskipun anak murid Hoa San Pay paling banyak berjumlah 400an orang di Gunung Hoa San, tetapi ditambah dengan murid-murid yang mengembara dan membaktikan Ilmu Silat Partai itu, jumlahnya bisa mencapai angka 500an. Terhitung cukup besar dan cukup banyak sebenarnya jumlah anak murid perguruan Hoa San Pay.
Saat ini, Ciangbudjin Hoa San Pay dijabat oleh seorang Pendeta Agama To bernama Kheng Seng Taysu yang sudah berusia cukup lanjut. Usianya sudah menginjak angka 76 tahun dan semakin malas mengurus banyak persoalan perguruan dan lebih banyak bertapa untuk menyucikan diri. Urusan-urusan perguruan dewasa ini banyak dikerjakan oleh Wakil Ciangbudjin yang juga adalah salah seorang Sutenya bernama In Tiong Han berjuluk Gan Tiong Ciang (Telapak Tangan di Tengah Karang) yang sudah berusia 72 tahun. Sebetulnya, tokoh inipun sudah cukup tua, tetapi murid-murid keduanya terhitung murid-murid pilihan. Setidaknya, terhitung nama-nama Bok Hong Ek, Hoa Le, Tam Liong dan bahkan Kho Sian Lian istri dari Siauw Pocu keluarga Hu dan berjuluk Hoa San Sianli. Belum lagi murid Wakil Ciangbundjin yang juga cukup hebat, yakni Ciok Ciam Liong dan Lim Tiauw Kie yang juga ikut membangun perguruan Hoa San Pay. Tokoh-tokoh itu, bersama dengan para sute Ciangbudjin lainnya, yakni Le Goan Kay, Tan Goan Keng dan Suma Cong Beng adalah pilar-pilar Hoa San Pay dewasa ini.
Selebihnya, banyak murid-murid tokoh Hoa San Pay ini yang mengembara di dunia persilatan, selain yang mengurus Piauwkiok (Perusahaan Expedisi) yang menjadi salah satu sumber pendanaan perguruan Hoa San Pay. Perusahaan Expedisi ini dikuasai dan dijalankan oleh para murid dari Le Goan Kay, Tan Goan Keng dan Suma Cong Beng, masing-masing adalah sute dari Ciangbudjin. Tetapi, pemimpin utama piauwkiok adalah 2 tokoh Hoa San Pay yang tidak kalah hebat dengan para pemimpin Hoa San di Gunung Hoa San sendiri. Mengandalkan nama besar Hoa San Pay, maka perusahaan ekspedisi mereka menjadi sangat laris dan mendapat kepercayaan besar bukan hanya dari kalangan rimba persilatan, tetapi juga bahkan oleh pihak kerajaan. Menjadi wajar jika mengingat betapa mentereng dan menjulangnya nama Hoa San Pay selama kurang lebih 20 tahun terakhir ini. Siapa pula penjahat yang berani membegal barang kawalan piauwkiok yang di dukung secara penuh oleh perguruan ternama sebesar Hoa San Pay" bukankah cari mati namanya"
Tetapi, hari itu, rupanya sedang ada pesta dan kemeriahan di Gunung Hoa San. Ada apa gerangan" Karena hampir semua tokoh utama Hoa San Pay diwajibkan berada di Gunung Hoa San. Apa pasal" Ternyata karena Ciangbudjin merasa saatnya sudah tiba untuk mewariskan tongkat estafet kepemimpinan Partai Hoa San Pay, maka diapun berinisiatif memanggil seluruh tokoh-tokoh utama Hoa San Pay. Baik yang berada di perguruan, maupun yang biasanya mengembara membaktikan ilmu kepandaiannya. Berita itu sudah diumumkan jauh-jauh hari, itulah sebabnya maka tokoh-tokoh yang berkepentingan semua sudah berada di Gunung Hoa San. Termasuk salah satu tokoh terkenal Hoa San Pay, yakni Hoa San Sian Li Kho Sian Lian yang datang dengan ditemani suaminya yang tidak kalah tenarnya, yakni Siauw Pocu Benteng Keluarga Hu, Pat Ciu Thian-cun (Malaikat Tangan Delapan) Hu Sin Tiong yang nampak semakin matang diusianya yang ke 45. Tokoh ini memang terhitung menikah rada terlambat.
Acara besar yang akan dilakukan Hoa San Pay adalah, seleksi dan kemudian pengumuman resmi dari Ciangbudjin tentang siapa yang akan dipersiapkan untuk menjadi Ciangbudjin Hoa San Pay berikutnya. Acara ini adalah acara khusus dan tertutup bagi orang luar yang tidak punya kaitan apa-apa dengan Hoa San Pay. Dan hari itu adalah hari terakhir persiapan sehingga otomatis semua tokoh utama Hoa San Pay sudah berdatangan dan siap mengikuti pengumuman Ciangbudjin. Tetapi, malam sebelum acara tersebut dibuka, nampak sebuah perundingan serius sedang berlangsung diantara para sesepuh dan pemimpin Hoa San Pay dengan langsung dipimpin oleh Kheng Seng Thaysu, sang Ciangbudjin. Tokoh yang sudah terlihat begitu sepuh dan lanjut usia ini, memang sudah lebih senang menyepi, karena itu dia ingin segera menyerahkan tanggungjawab kepada tokoh Hoa San Pay yang lebih muda darinya dan bahkan saudara seperguruan lainnya;
"Para sute sekalian, Toa Suheng kita sudah menyatakan mendukung semua hasil perundingan kita pada malam hari ini, dan selain itu toa suheng menyatakan tidak akan hadir dalam semua acara kita ini. Sesepuh kita, kedua Susiok, juga sudah terlampau enggan untuk sekedar beringsut keluar dari tempat pertapaannya, apalagi dengan Thian Hoat Sucouw, kabarnya malah sudah tak kedengaran sejak pinto menjabat sebagai Ciangbudjin. Jikapun ada yang sesekali bertemu dengannya, hanya seorang Toa Suheng belaka. Karena itu, apapun hasil perundingan kita malam ini, dengan kehadiran Su Sute sebagai Wakil Ciangbudjin, kemudian Sam Sute dan Liok Sute sebagai Pejabat Bagian Hukum dan terakhir Chit sute sebagai Pelindung Pusaka Perguruan, maka hasilnya kunyatakan mengikat. Sebelum kita menilik generasi sesudah kita, maka ingin kutegaskan kepada para Sute ?". sebagaimana aturan yang ditetapkan leluhur Partai kita, maka Ciangbudjin memiliki kewenangan untuk menetapkan calon penggantinya. Memang, terdapat peraturan, bahwa Ciangbudjin dapat saja meminta pertimbangan para sesepuh Partai, tetapi setelah Toa Suheng dan kedua Susiok menyatakan tidak akan ikut campur, maka sebetulnya pinto dapat saja menentukan sendiri siapa calon pewaris Ciangbudjin Hoa San Pay ?" Hanya, pinto memutuskan untuk terlebih dahulu mendengarkan pendapat para sute demi kemajuan Partai kita kedepan. Nach, karena itulah maka pinto ingin mendengarkan masukan-masukan ataupun pemikiran para Sute sekalian " silahkan ?". sebaiknya dimulai dari engkau Sute ?" menutup pengantarnya, Kheng Seng Thaysu melirik Wakil Ciangbudjin, In Tiong Han untuk meminta pandangannya mengawali pandangan sute mereka yang lainnya.
"Ciangbudjin Suheng ?"" terdengar In Tiong Han Gan Tiong Ciang, tokoh yang juga sudah nyaris sama sepuhnya karena sudah berusia 72 tahun ".
"Menurut pandangan lohu, calon-calon pewaris Ciangbudjin Hoa San Pay kedepan, sebaiknya kita serahkan ke generasi yang lebih muda. Lebih bertenaga dan lebih memiliki semangat dibandingkan kita sekalian. Sesungguhnya, lohu sendiri sudah merasa cukup berbakti sebagai Wakil Ciangbudjin mendampingi Ciangbudjin Suheng. Rasanya, kebijaksanaan Ciangbudjin Suheng sudah cukup teruji dan tidak mungkin akan memilih secara keliru dan dengan tanpa mempertimbangkan semua aspek aspek penting dari perguruan kita ?".. karena itu, lohu serahkan kepada kebijaksanaan Ciangbudjin Suheng menentukannya ?""
"Hmmmmm, pinto menilik dan mempetimbangkan masukanmu sute ".. dan bagaimana menurutmu Sute ".?" Kheng Seng Thaysu kini melirik Le Goan Kay, adik seperguruan yang sudah berusia 71 tahun juga dan sekarang menjabat sebagai Bagian Hukum Hoa San Pay dan terlihat masih energik meskipun usianya sebenarnya sudah tidak muda lagi, hanya berjarak beberapa tahun dari kedua suhengnya itu.
"Ciangbudjin Suheng ".. terima kasih karena memberi kami kesempatan kepadaku guna menyampaikan masukan dan pikiran untuk calon pengganti Ciangbudjin Hoa San Pay kita ?" sebetulnya, hal ini menyalahi aturan kita Hoa San Pay, karena memang Ciangbudjin Suheng semestinya langsung saja menetapkan dan memutuskan siapa-siapa sajakah yang dicalonkan sebagai pengganti Ciangbudjin Hoa San Pay. Tetapi, kami memang selalu dilibatkan Ciangbudjin Suheng sejak dahulu, dan karena itu, meski mungkin bukan menjadi pilihan Ciangbudjin Suheng, maka perkenankan lohu mengemukakan pandangan lohu; Pertama, apakah calon pengganti itu akan diambil masih dari generasi kita ataukah generasi di bawah kita. Jika masih dari generasi kita, maka lohu sendiri sudah merasa terlampau tua untuk menjabatnya, dan karena itu lebih mendorong Suma Cong Beng Sute untuk menjadi pejabat Ciangbudjin berikutnya. Tetapi, jika Ciangbudjin Suheng berkeinginan untuk menetapkan pengganti yang lebih muda, maka lohu mengusulkan Bok Hong Ek Sutit, Hoa Le Sutit, Ciok Ciam Liong Sutit, Ouw Sam Ciu Sutit atau Thio Kan Thong Sutit. Sebetulnya dari kalangan generasi tersebut, yang mewarisi kebijaksanaan Ciangbudjin Suheng adalah Bok Sutit, sementara dalam hal ilmu silat, tinggi rendahnya sangat sulit untuk diukur. Rasanya, itu saja yang dapat lohu sampaikan ?"."
"Hmmmm, terima kasih Sute ?" masukanmu sungguh-sungguh baik dan tentu saja pinto akan memperhatikannya secara seksama. Soal siapa dan dari generasi mana, bairlah kita menimbangnya secara lebih teliti dengan mempertimbangkan apa dan bagaimana tantangan mereka kedepan ?". Dan bagaimana dengan engkau Sute?" kali ini Kheng Seng menoleh menatap Tan Goan Keng yang sudah berusia 70 tahun, dalam tugas yang sama dengan Le Goan Kay.
"Terima kasih Ciangbudjin Suheng ?". usia lohu rasanya juga sudah cukup usur untuk menjadi Ciangbudjin, karena itu, sebaiknya Ciangbudjin Suheng saja yang menentukan berdasarkan aturan Partai kita. Selebihnya, ide dan pikiranku sangat mirip dengan apa yang baru saja disampaikan oleh suheng terdahulu ?"?" artinya, itu juga menjadi masukan dan usulan lohu "."
"Baik, baik ?"". Pinto mendengarkan (sambil mengelus-elus janggutnya yang putih dan kemudian berpaling kepada Suma Cong Beng) ". dan engkau sute ?"?" Kheng Seng meminta Suma Ciong Beng untuk menyatakan pendapatnya seperti juga suhengnya yang sudah memberikan masukan
"Ciangbudjin Suheng, semua sutemu serahkan kepadamu, jikapun Ciangbudjin Suheng merasa sutemu masih cukup mampu dan memiliki kebisaan untuk menjabat sebagai Ciangbudjin, maka sutemu siap melaksanakan tugas memimpin Perguruan Hoa San Pay kita ini. Tetapi, tentunya semua harus terpulang kepada kebijaksanaan serta pertimbangan Ciangbudjin Suheng sendiri ". kami semua siap mentaatinya ".."
"Baiklah para sute ?" sebelumnya, ijinkan pinto menyatakan beberapa hal yang akan menjadi pertimbangan untuk memutuskan dan mengumumkan besok; Pertama, Pinto mendapat banyak sekali informasi sejak 5 tahun sebelumnya tentang pergerakan baru kaum penjahat. Kebetulan waktunya nyaris bersamaan dengan peristiwa penyusupan yang direncanakan sejak lama di Hoa San Pay kita. Selain itu, ada beberapa gerakan lain yang sangat mencurigakan, berupa pencaplokan beberapa perguruan kecil. Ketika kita melakukan penyelidikan, tokoh-tokoh pencaplok itu buru-buru menghilang. Dan masih banyak penyelidikan lain yang mendatangkan rasa curiga kemungkinan kembalinya para pembuat onar itu seperti 25 tahun silam ?". Ketika bertemu 5 tahun silam di Benteng keluarga Hu, banyak yang meramal dan mendapat firasat bahwa para penjahat itu akan kembali beraksi ?" dan firasatku juga menyatakan demikian. Harus kalian catat, jika itu terjadi, maka Hoa San Pay akan menjadi salah satu sasaran utama mereka para penjahat itu. Itu pinto yakin benar ?"" Dan itu sebabnya berkali-kali pinto meminta para sute mendidik para murid dengan keras dan disiplin. Dan karena itu pula, selama 5 tahun terakhir, pinto mendidik murid-murid pinto dengan penuh kesungguhan. Tahun-tahun kedepan, kita akan memasuki kesiagaan penuh, firasat pinto semakin menguat setelah lima tahun terakhir ini mereka justru tidak bergerak sama sekali. Karena itu pula, maka Pinto memutuskan, generasi kita lebih baik berkonsentrasi untuk melatih anak murid kita masing-masing dan memberi kesempatan kepada generasi murid-murid kita untuk memimpin Hoa San Pay. Masa depan Hoa San Pay akan sangat tergantung kerja kita dalam mempersiapkan anak murid Hoa san Pay untuk mampu dan sanggup sebagaimana 25 tahun silam menahan dan turut juga menumbangkan para penjahat Pek Kut Bun. Selain tentu kecerdasan para pemimpin Hoa San Pay kita kedepan dalam menggalang persatuan dengan para pendekar dan perguruan lain di Tionggoan ?"."
"Ciangbudjin Suheng, apakah dengan demikian engkau ingin mengatakan kepada kami semua bahwa Ciangbudjin Suheng sesungguhnya sudah memiliki calon yang tetap dan akan engkau ajukan sebagai penggantimu kelak ".?" bertanya Wakil Ciangbudjin In Tiong Han sambil manggut-manggut, sementara wajah Suma Ciong Beng di sisi lainnya terlihat sedikit berubah meski hanya sangat sekilas. Nyaris tidak ada yang menangkap perubahan sekilas tersebut
"Omitohud ".. bicara sejujurnya, pinto akan mengajukan 5 calon besok dan kemudian selama setahun kita akan melihat perkembangan mereka berlima. Perkembangan yang paling pesat dalam Ilmu Silat dan dalam kematangan mengambil keputusan, akan pinto tetapkan sebagai Ciangbudjin generasi mendatang ?""
"Cukup bijaksana ?"" dengan demikian kita berlima memiliki kesempatan yang cukup untuk menilik para calon Ciangbudjin ".." ujar Wakil Ciangbudjin In Tiong Han menimpali simpulan Kheng Seng Thaysu
"Memang itulah maksud pinto yang terutama ?". Sehingga tanggungjawab untuk mempersiapkan bukan hanya di tangan Pinto seorang, tetapi menjadi tanggungjawab kita berlima secara bersama-sama"
"Lohu sangat setuju dengan usulan Ciangbudjin Suheng, kelihatannya jalan itu memang yang terbaik untuk Hoa San Pay kita dalam mengantisipasi persoalan-persoalan yang sangat mungkin muncul kedepan "." Kakek Tan Goan keng.
"Baiklah, jika memang para sute setuju, maka Pinto menetapkan sekalian mengusulkan nama-nama Bok Hong Ek, Hoa Le, Tam Liong, Ciok Ciam Liong sutit, Cia Nam Sutit, Ouw Sam Ciu Sutit, Ong Wu Lan dan Thio Kan Thong Sutit. Besok kita menetapkan mereka menjadi Calon Ciangbudjin dan kemudian kita menguji mereka hingga tersisa 5 nama belaka. Kelima orang inilah yang kemudian kita persiapkan bersama dan pada tahun mendatang, kita memutuskan sekaligus menetapkan yang terbaik menjadi Ciangbudjin Hoa San Pay. Untuk kita perhatikan, sesuai peraturan perguruan, maka yang akan kita nilai besok bukan hanya ilmu silat, tetapi berkaitan dengan penguasaan atas aturan dan hukum Hoa San Pay, ketepatan dan kematangan memutuskan, serta pemahaman penting lainnya mengenai Hoa San Pay ".."
"Baik, lohu setuju ?""
"Apakah dapat kita tetapkan demikian para sute ".?"
Semua nampak mengangguk, kecuali Suma Ciong Beng yang terlihat menjadi kurang bersemangat lagi. Tetapi, tidak ada penolakan darinya. Dan pertemuan malam itupun kemudian ditutup menunggu dibukanya acara besar Hoa San Pay besok harinya. Tetapi Kheng Seng Thaysu masih belum dapat tidur, karena dia sudah ditunggu dua orang muridnya yang sangat dikasihinya: Hoa San Sian Li Kho Sian Lian, yang juga adalah istri tokoh Benteng Keluarga Hu dan kini menjadi seorang pendekar Kenamaan dan ditemani oleh murid bungsunya Tio Lian Cu. Kelihatannya ada masalah penting yang ingin disampaikan muridnya Kho Sian Lian dan karena itu sengaja menunggunya untuk berbicara secara khusus ?"
Sementara itu, begitu Sucinya sudah bertemu dan akan berbicara dengan Suhunya yang terlihat semakin tua, Tio Lian Cu berkata:
"Suci, harap engkau jangan mengajak Ciangbudjin Suhu berbicara sampai terlampau lama, Suhu sudah harus cepat beristirahat ?"."
"Waaaaah siauw sumoy, engkau bahkan lebih pelit memberiku waktu ketimbang ciangbudjin suhu sendiri ?".."
Melihat kedua murid perempuannya saling menggoda dan berdebat, Kheng Seng Thaysu tersenyum gembira. Tapi, memang begitulah kehidupannya akhir-akhir ini. Dia tahu, murid bungsunya ini memang sangat menghormati dan mencintainya seperti orang tua sendiri. Maklum, adalah dia sendiri yang menyelamatkan Tio Lian Cu dari sergapan penjahat ketika anak itu masih berusia 2 tahun dan kemudian memelihara dan mengasihi anak itu seperti anaknya sendiri. Nama Tio Lian Cu untungnya terdapat dalam sebuah mainan anak-anak yang dipegang bayi usia 2 tahun waktu itu, sementara siapa keluarga dan orangtuanya, tidak pernah Kheng Seng Thaysu dapat menemukan dan mencarinya. Jadilah dia membesarkan anak kecil itu yang kini sudah berusia 12 tahun. Jangan dikira dia seorang perempuan dan berusia kecil, karena 10 tahun ini, Kheng Seng Thaysu langsung yang mendidik dan melatih bocah perempuan yang sangat cerdas dan pintar bergaul itu. Bahkan, Toa Suhengnya yang malah masih melebihi kesaktiannya, tidak segan ikut membantu melatih bocah perempuan itu.
"Ciangbudjin Suhu, ayah mertua Hu Sin Kok menyampaikan salam dan sekaligus pesan khusus yang beliau orang tua, minta disampaikan langsung kepada Ciangbudjin Suhu dan konon tidak perlu mendapat jawaban ".."
"Terima kasih muridku ?"" pesan apakah gerangan itu "..?"
"Seorang tokoh Hong Lui Bun menampakkan diri di daerah Barat di Provinsi Ceng Hai dan konon sempat mempertontonkan Ilmu Ceng Hwee Ciang " Ilmu Api Hijau yang sangat mujijat dan beracun. Hanya itu pesan ayah mertua ?"."
Terlihat wajah Ciangbudjin Hoa San Pay berubah hebat mendengar pesan tersebut. Tetapi, karena dia tidak harus menjawab, maka dia hanya mengelus-elus jenggotnya dan beberapa detik kemudian wajahnya kembali normal. Dan diapun berkata:
"Baiklah muridku, kita akan mempercakapkannya kelak, sebaiknya kita segera beristirahat sekarang. Dan ingat, jangan pernah engkau singgung-singgung lagi apa yang engkau sampaikan tadi, juga jangan kepada siapapun tokoh Hoa San Pay. Biarlah kita mempersiapkan diri lebih baik ?" nach, beristirahatlah muridku ".."
"Baik Suhu ?".. Lian ji mohon diri ".."
================= Sesuai harinya, Hoa San Pay terlihat begitu meriah, mendandani setiap sudut dengan warna-warni yang membuat Markas Hoa San Pay terasa lebih hidup. Dan semaraknya semakin terasa karena sejak selesai sarapan pagi, sampai selesai makan siang yang dilewati dan dilakukan bersama, banyak sekali acara hiburan dilakukan. Bahkan selepas makan siang, ada atraksi adu silat dan pertunjukan kemajuan ilmu Hoa San Pay di panggung yang sudah disediakan. Kemeriahan yang tentu saja teramat jarang ditampilkan di puncak sunyi Gunung Hoa San. Kini, semua kebisaan dan semua kehebatan Hoa San Pay ditampilkan, termasuk menampilkan para murid pengembara yang ikut membawa nama harum Hoa San Pay. Pendeknya, hari itu memang hari yang ditunggu-tunggu dan membuat semua mahluk di Hoa San Pay larut dalam suasana yang sangat menggembirakan.
Apalagi karena semua pesta dan kemeriahan berlangsung secara wajar dan tentunya menambah semarak serta sukacita seluruh warga Hoa San Pay, dan wajah-wajah penuh kepuasan terlihat di muka semua tokoh Hoa San Pay. Hanya saja, jika ada yang kurang, adalah Ciangbudjin Hoa San Pay yang hanya mempertunjukkan dirinya pada pembukaan acara, dan kemudian mengundurkan diri. Mungkin karena usia tuanya. Tetapi, acara tentu saja tetap berlangsung seru dan ramai, karena hanya Ciangbudjin yang mundur beristirahat dengan ditemani kedua muridnya Kho Sian Lian dan Tio Lian Cu. Selebihnya tetap bergembira bersama menikmati hari bahagia yang mampu mempertemukan nyaris semua tokoh Hoa San Pay, baik yang di gunung maupun mereka yang berkelana dan mengelolah piauwkiok.
Setelah semua kegirangan dilalui, Ciangbudjin Ho San Pay, Kheng Seng Thaysu kembali diundang untuk segera memasuki arena penuh sukaria itu. Menjelang sore hari, setelah selesai pertunjukan silat dari para piauwkiok dan pendekar pengelana asal Hoa San Pay berakhir, akhirnya acara pengumuman akan segera dilakukan. Itulah sebabnya Ciangbudjin kini kembali memasuki panggung acara yang ditata dan diatur menjadi begitu semarak menambah keceriaan warga Hoa San Pay. Dan tidak menunggu lama, Ciangbudjin itu kemudian nampak sudah berdiri dan kini berjalan menuju ke tempat yang khusus disediakan baginya untuk tampil dan berbicara kepada semua warga perguruan.
Sepanjang perjalanannya menuju ke podium, tak henti-henti terdengar pujian dan teriakan anak murid Hoa San Pay mengiringi perjalanannya yang sebenarnya sangat singkat dan pendek ke podium. Bahkan, ketika sudah berada di podium sekalipun, teriakan nama Kheng Seng Thaysu masih belum reda. Hari ini memang benar-benar menjadi harinya Hoa San Pay, sampai-sampai Ciangbudjin tua Kheng Seng Thaysu terharu dan ikut bergembira bersama seluruh anak muridnya. Tak pelak, diapun mengedarkan pandangannya ke segenap sisi dan sudut yang nyaris semua terisi oleh anak murid Hoa San Pay dari berbagai kalangan dan berbagai tingkatan. Baik yang berdiri jauh dari podium di lapangan yng terbuka, maupun yang bersandar di bangunan-bangunan sekitar lapangan, ataupun juga yang duduk di podium kehormatan, semua terlihat bersuka-cita dan mengelu-elukan kebesaran Hoa San Pai dan Ciangbudjin itu. Bagaimana dia tidak terharu "."
Wajar saja, karena Ciangbudjin ini memang adalah tokoh yang TEGAS, tetapi sekaligus sangat MENGASIHI anak muridnya dan seluruh warga HOA SAN PAI. Tokoh yang dapat menghukum secara adil tetapi yang juga memberi penghargaan yang layak kepada mereka yang berprestasi. Bahkan juga, tokoh besar itu dapat ikut sedih dan ikut merasakan kesedihan anak muridnya; Sekaligus dilain waktu dia juga mampu dan dapat membaur dengan tertawa bersama-sama dengan anak-anak muridnya yang sedang bersukacita. Prestasinya selama memimpin Hoa San Pay melampaui masa krisisnya juga sangat layak dicatat dan dibanggakan, karena Gunung Hoa San semasa lebih 20 tahun masa menjadi Ciangbudjin, semakin bertambah sejahtera dan bahkan sampai mampu membangun banyak sekali bangunan baru bagi kepentingan Perguruan Hoa San Pay. Hubungan dengan perguruan-perguruan utama di Tionggoan terjalin sangat baik, demikian juga hubungan dengan sesama insan rimba persilatan juga sangat baik dan nama Hoa San Pay sekarang ini sangatlah diperhitungkan kawan maupun lawan-lawan mereka.
Selain itu, nama besar Hoa San Pay juga sedang berkibar dan berada dipuncak masa kegemilangannya. Mereka begitu ditakuti lawan dan disegani kawan. Kemampuan Ilmu Silat Ciangbudjin mungkin bukan yang paling hebat dan paling sakti sendiri di rimba persilatan Tionggoan, tetapi pasti adalah salah satu yang hebat dan diperhitungkan orang banyak. Apalagi, dewasa ini, pendekar pengelana Hoa San Pay, melaporkan betapa mereka dipandang tinggi dan dihargai semakin tinggi saja dewasa ini. Dan semua terjadi pada masa Kheng Seng Thaysu menjadi Ciangbudjin Hoa San Pay, seiring dengan pertumbuhan pesat setelah peristiwa berdarah 25 tahun silam. Tetapi, ketika kini sang Ciangbudjin memandang ke segenap pelosok Hoa San Pay, membuat Ciangbudjin tua itu semakin mantap dan yakin, bahwa saatnya telah tiba, saat untuk segera mewariskan pucuk pimpinan Hoa San Pay. Dia sudah melaksanakan semua tugasnya secara baik dan paripurna, dan masa istirahatnya sudah menanti. Tetapi, selain itu justru karena pertumbuhan yang pesat dan "sesuatu" yang terjadi malam tadi maka dia tergetar sekaligus juga tersentuh oleh keharuan akan sambutan murid-murid Hoa San Pay. Karena itu, menindas rasa haru dan kebanggaan pribadi, tokoh tua itu kemudian mengeraskan hatinya dan mulai berbicara:
"Saudara sekalian, anak-anak murid Hoa San Pay, baik kalian yang tinggal dan membangun Hoa San Pay di gunung Hoa San, maupun yang membangun nama besar Hoa San di luar sana ?" kalian semua, kita semua, yang bersusah payah membangun kebesaran Hoa San Pay ?".. hari ini, Pinto ucapkan terima kasih atas semua ketekunan, kerja-keras, upaya panjang menjaga persaudaraan dan terus membangun nama besar Hoa San Pay kita. Pinto, selaku Ciangbundjin Generasi ke11, merasa sungguh bersuka cita karena Hoa San Pay boleh semakin dihotmati orang dewasa ini. Tidak ada lagi sesuatu yang lebih menggembirakan selain menyaksikan kemajuan dan kebesaran Hoa San Pay di tangan kalian semua, ditangan kita semua. Baik kalian yang berkarya di luar Gunung Hoa San dan mengharumkan nama perguruan kita, maupun yang menjaga nama dan kehormatan perguruan di Gunung Hoa san. Jika nama Hoa San Pay kini begitu dihargakan banyak, maka itu adalah kerja keras kalian semua, kerja keras kita semua. Kita semua sudah bekerja keras dalam membangun rasa percaya diri dan kebanggaan kita semua. Tetapi, setelah semua prestasi itu, pinto ingin mengingatkan kita semua, bahwa ketika kita lengah di puncak, maka angin yang bertiup semakin tinggi dan kencang, siap untuk meruntuhkan kebanggaan semu kita itu. Catat hal itu. Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay, Partai Persilatan yang pernah sangat dimalui semua insan persilatan, pernah mengalami apa yang Pinto katakan ?". Berada di puncak untuk sekian lama dan kemudian terhempas ketika kurang siap dengan bencana. Maka, Pinto ingatkan kalian semua, jangan terus berbangga diri dan menganggap capaian sekarang sebagai sesuatu yang sudah selesai dan membuat kita alpa dan lengah. Prestasi kita hari-hari sebelumnya, selayaknya memicu semangat juang kita untuk berani berbuat lebih baik lagi kedepan, dan Pinto yakin generasi yang baru akan siap melakukannya ?"?"
Pidato Kheng Seng Thaysu terhenti sejenak, dan tidak ada seorangpun yang ribut dan bersuara saking terpesona dan terbawa oleh alur berbicara Kheng Seng Thaysu yang memang penuh rasa haru pada saat itu. Semua benar-benar ingin mendengarkan apa-apa yang akan terus disampaikan oleh Ciangbudjin tua yang memang begitu dihormati dan disayangi semua anak murid Hoa San Pay. Dan apa yang disampaikan tokoh itu memang diresapi dan dimaknai semua anak murid Hoa San Pay. Dan mereka masih menunggu apa selanjutnya yang akan disampaikan Ciangbudjin mereka itu, sesuatu atau penyampaian yang merupakan pamungkas acara pada hari itu;
"Tetapi, Pinto sudah menjadi semakin tua dan semakin ingin menghabiskan banyak waktu sebagaimana yang dilakukan Toa Suheng selama ini. Oleh karena itu, Pinto ingin mengumumkan sesuatu yang penting pada hari ini ?". Menghindari pertarungan kosong antara para murid utama Hoa San Pay, maka Pinto, semasa masih menjabat mengumumkan, bahwa pada 1 tahun kedepan, akan mengangkat dan mewariskan JABATAN CIANGBUDJIN HOA SAN PAY kepada ANGKATAN LEBIH MUDA dengan aturan Perguruan sebagai berikut: Setahun ini, para calon Ciangbudjin harus mampu menunjukkan kemampuan mereka dalam Ilmu Silat Hoa San Pay, kemampuan menangani MASALAH dan kematangan dalam mengambil keputusan. Setahun kedepan, sebagai Ciangbudjin Angkatan ke-11, Pinto akan menetapkan pengganti pinto untuk menjadi Ciangbudjin Hoa San Pay angkatan ke-12. Dan, hari ini, Pinto putuskan akan mengumumkan nama-nama calon Ciangbudjin HOA SAN PAY Angkatan ke-12 dengan catatan, kemajuan dan kematangan mereka akan Pinto pantau dan putuskan selama SETAHUN ini ?".. nach, nama-nama yang Pinto sebutkan, agar maju ke depan dan menghadap para tokoh Hoa San Pay dan juga seluruh anak murid Hoa San Pay. Mereka-mereka adalah, ?"?"?"?""
Kheng Seng Thaysu berhenti sejenak, sementara suasanapun menjadi sangat tegang menunggu pengumuman Kheng Seng Thaysu. Bahkan semua tokoh utama yang hadir, yakni Wakil Ciangbudjin dan ketiga Sute Kheng Seng Thaysu juga terlihat agak goyah dan tegang. Termasuk dua tokoh hebat Hoa San Pay yang mengembara dan juga nampak hadir dan berada di panggung kehormatan, yakni Pok Thian Tiauw (Rajawali Menerbangi Langit) Gouw Beng dan Siauw Pek Liong Kiang Cong Yauw. Keduanya ikut terhanyut dan merasakan ketegangan dalam menunggu atau mendengarkan kalimat selanjutnya dari Kheng Seng Thaysu yang sedang tertahan;
Setelah terdiam beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara Kheng Seng Thaysu dengan lebih keras dan berpengaruh:
"Hoa Le ?"."
Begitu mendengar namanya disebut, Hoa Le, seorang tokoh hebat dan salah seorang anak murid Ciangbudjin dan yang sudah berumur 51 tahun, terlihat mencelat naik panggung dan kemudian langsung berlutut dan berkata penuh hormat:
"Terima kasih atas kepercayaan Ciangbudjin Suhu ?""
Setelah itu, kembali terdengar suara Kheng Seng Thaysu yang berturut-turut memanggil nama-nama, Tam Liong, Ciok Ciam Liong, Cia Nam, Ouw Sam Ciu, Ong Wu Lan dan Thia Kan Thong. Nama-nama tersebut adalah anak murid dari kelima tokoh utama Hoa San Pay dewasa ini dan memang adalah tokoh-tokoh yang selalu mengurus urusan Perguruan, baik di Hoa San maupun di rimba persilatan. Sehingga nama-nama mereka bukanlah nama-nama yang asing. Nama-nama yang memang dianggap patut menjadi Ciangbudjin.
Berturut-turut nama-nama tersebut datang dan berlutut kepada Kheng Seng Thaysu hingga mereka kemudian berjejer menghadap para tokoh besar Hoa San Pay dan setelah itu, Kheng Seng Thaysu berkata:
"Murid-muridku, kalian semua kutetapkan menjadi Calon Ciangbudjin Angkatan ke-12, tetapi ketetapan mengenai yang menjadi CIANGBUDJIN ANGKATAN KE-12 akan Pinto umumkan dan tetapkan langsung pada 1 tahun mendatang di hari dan waktu yang sama. Oleh karena itu, maka kalian semua, diharapkan melatih diri dan mematangkan kemampuan masing-masing agar pada saatnya, siap mengemban amanat Perguruan dan melanjutkan usaha dan perjuangan kita ".."
Begitu mengumumkan hal tersebut, barulah terdengar tepuk tangan dan sambutan hangat semua anak murid Hoa San Pay. Tetapi, jika diikuti, sambutan tersebut tidak semeriah dan tidak seramai beberapa waktu sebelumnya. Seperti ada rasa terpaksa untuk bertepuk tangan menyambut pengumuman Ciangbudjin Hoa San Pay, bahkan rasa penasaranpun nampak di wajah Wakil Ciangbudjin Hoa San Pay dan dua tokoh preman Hoa San Pay. Juga di wajah dua sute lainnya dari Kheng Seng Thaysu. Tetapi, meski tahu ketidakpuasan itu dan paham apa sebabnya, Kheng Seng Thaysu tidak bergeming, bahkan kemudian melanjutkan dengan berkata:
"Demikianlah pengumuman Pinto pada hari berbahagia semua tokoh dan murid Hoa San Pay ini ini. Pinto memahami, ada rasa penasaran menyangkut murid Pinto, tetapi karena satu dan lain sebab, murid utama Pinto, Bok Hong Ek, harus menghadap dinding hukuman selama SATU TAHUN. Dan nasibnya akan Pinto tentukan pada satu tahun mendatang setelah menunaikan hukumannya ?"" demikian pengumuman Pinto dan Selamat bagi kita semua ?". Omithoud ?"
Setelah mengucapkan satu kalimat singkat di akhir pidatonya, semua terdiam dan banyak yang tidak paham. Karena itu, sekali lagi dengan terpaksa semua bertepuk tangan dan mengakhiri acara dengan menyaksikan pertunjukan kemampuan para Calon Ciangbudjin ".. dan malam harinya, dilanjutkan dengan Pesta bersama sebagai penghujung acara besar Hoa San Pay ?"?"..
Dalam perjalanan seturun dari panggung kehormatan, Wakil Ciangbudjin, dalam rasa penasarannya sempat bercakap dan berbisik kepada Ciangbudjin:
"Ciangbudjin Suheng, mengapa Bok Sutit mendapat perlakuan seperti itu "..?"
Wajah Kheng Seng Thaysu terlihat misterius, tetapi tetap dengan tenang dia menjawab pertanyaan sutenya itu:
"Sam sute ?" ada beberapa hal yang belum dapat pinto sebutkan, tetapi engkau sabarlah. Hal ini pinto lakukan atas permintaan sesepuh kita. Tolong engkau berusaha merahasiakan hal ini, belum dapat pinto jelaskan seutuhnya ".."
Mendengar perkataan itu, apalagi diutarakan dengan Ilmu Menyampaikan Suara, membuat Gan Tiong Ciang In Tiong Han terkejut. Dia mengenal dan paham sekali integritas dan pengabdian Ciangbudjin yang adalah suhengnya ini, dan dia juga sangat mengerti, dalam beberapa hal Suhengnya ini bertindak agak rahasia, tetapi tetap untuk kepentingan Hoa San Pay. "Hal apa yang sangat mendesak sampai suheng memutuskan secara demikian aneh ".?" Ini yang terus menggelayuti pemikiran sang Wakil Ciangbudjin. Tetapi, bukan hanya dia yang penasaran, kedua tokoh preman Hoa San Pay juga mendatanginya dengan pertanyaan yang sama, tetapi memperoleh juga jawaban yang sama.
Malam semakin larut, para murid Hoa San Pay masih berpesta. Ada yang senang dan ada yang kurang gembira, bahkan yang kurang puas dan kurang gembira jauh lebih banyak. Bukan apa, karena sesungguhnya, Bok Hong Ek yang sangat setia dan mirip suhunya begitu menyayangi murid-murid Hoa San Pay, difavoritkan banyak tokoh untuk menjadi Ciangbudjin Angkatan berikutnya. Karena ketenangan, ketegasan dan kelembutannya dalam memperlakukan seluruh anak murid Hoa San Pay. Memang, ada juga yang kurang senang dengannya, tetapi hampir seluruh anak murid Hoa San Pay menghormati dan mengasihi Bok Hong Ek sebagaimana mereka menghormati suhunya yang sama berwibawa dan murah hatinya dengan tokoh itu.
Sementara itu, di ruangan Ciangbudjin Hoa San Pay, Kheng Seng Thaysu, Nampak sedang berlutut 3 orang. Mereka terdiam, berbeda dengan suasana di luar yang terlihat menggembirakan dan penuh sukacita;
"Hong Ek, pinto pahami suasana hatimu, dan sengaja Pinto tidak atau memutuskan untuk belum memberitahumu sebelumnya. Hal ini karena ada persoalan penting yang kelak akan engkau pahami dengan sendirinya. Engkau boleh tidak merasa puas dengan suhumu ini apalagi terhitung sejak besok hari, engkau kuperintahkan untuk berada di ruangan rahasia menjalani "hukuman" bersama dengan siauw sumoymu. Jangan bertanya apa-apa kepadaku, karena kalian berdua akan mengerti dengan sendirinya tanpa perlu bertanya. Dan engkau Sian Lian, engkau boleh mengisahkan kejadian di Hoa San kepada mertuamu, dia pasti mengerti dengan semua apa yang kulakukan. Demi kejayaan Hoa San Pay, tahan semua pertanyaan kalian, dan ikuti semua yang terjadi dengan hati terbuka, jangan kehilangan kewaspadaanmu, juga jangan menghilangkan semua jiwa dan semangat mengabdi kepada banyak orang. Niscaya Hoa San Pay akan terus jaya ?"". Setelah malam ini, Pinto juga akan menutup diri selama beberapa bulan, tidak perlu menemui Pinto lagi ", nach, kalian semua boleh beristirahat. Lakukan sesuai dengan perintahku kepada kalian semua, meski terlihat dan terasa pahit saat ini " "
"Ciangbudjin Suhu ?".. tecu ". tecu ".."
"Hong Ek dan engkau Lian Cu, kalian berdua sangat paham dan memahami Pinto sebagaimana Pinto memahami kalian berdua. Tidak perlu bertanya malam ini, besok kalian berdua akan mengerti dengan sendirinya ?"."
Bok Hong Ek, Tio Lian Cu dan Kho Sian Lian akhirnya hanya bisa saling pandang tidak mengerti, dan karena Suhu mereka sudah berkata akan beristirahat, maka merekapun akhirnya melangkah keluar setelah memberi hormat kepada sang Suhu. Banyak hal yang mereka kurang atau tidak pahami, tetapi mereka diminta bersabar dan akan mengerti sendiri kelak. Sungguh misterius.
Dan begitulah, keesokan harinya, Ciangbudjin Hoa San Pay, Kheng Seng Thaysu memerintahkan Bok Hong Ek untuk menutup diri di belakang gunung. Namanya saja menutup diri atau menjalani HUKUMAN, tetapi, siapa yang tahu kejadian sesungguhnya" Bahkan Bok Hong Ek sendiri juga bingung. Nampaknya, hanya Kheng Seng Thaysu, Ciangbudjin Hoa San Pay yang mengerti dan tahu apa arti dari tindakan m isterius dan janggal bagi banyak orang di Hoa San Pay saat itu. Adalah Ciangbudjin, Kheng Seng Thaysu sendiri yang menghantarkan Bok Hong Ek menuju ke ruangan rahasia itu dengan ditemani oleh Tio Lian Cu, murid bungsunya. Gadis kecil yang sangat cerdas ini sudah menangkap ada sesuatu yang sangat misterius dan membuat Suhunya memutuskan sesuatu yang tidak biasa. Atau diluar kebiasaan yang senantiasa bijaksana dalam memutuskan. Mengingat karena Bok Hong Ek sudah dianggapnya sebagai AYAH sendiri karena memang yang selalu mengurus dan melatihnya sejak masa kecilnya, maka gadis kecil itu meminta ijin untuk menemani Suhunya mengantarkan Bok Hong Ek ke ruangan terlarang Hoa San Pay itu.
Tetapi, anehnya, sejak saat itu bukan hanya Bok Hong Ek yang menghilang, tetapi Tio Lian Cu juga ikut menghilang. Tetapi, kepada anak murid Hoa San Pay, Kheng Seng Thaysu, Hoa San Ciangbudjin hanya menegaskan bahwa Tio Lian Cu sudah berangkat dan mengikuti Sucinya, Kho Sian Lian dan suaminya untuk mengembara. Dan untuk keperluan itu, Kho Sian Lian dan suaminya, sengaja berangkat di waktu malam dan tidak banyak orang yang tahu keberangkatan mereka kembali ke Benteng Keluarga Hu. Dan sejak saat itu, Tio Lian Cu menghilang, Bok Hong Ek, melakukan samadhi sebagaimana pemberitahuan Suhunya. Apakah semua selesai" Akankah jalan yang ditempuh Kheng Seng Thaysu sesuai dengan kebutuhan diambilnya tindakan itu" Entahlah, karena waktu jugalah yang akan menjawab dan membuktikan ketepatan diambilnya tindakan rahasia tersebut.
===================== "Lapor Bengcu ?" setelah melakukan penyelidikan mendalam, nampaknya gerakan-gerakan berapa tahun silam kembali senyap. Seluruh kekuatan Kaypang sudah dikerahkan untuk menyelidiki jejak-jejak yang mencurigakan, tetapi hingga sekarang tidak ada yang mencurigakan. Kecuali, munculnya jago dari Hong Lui Bun, yang sempat menampakkan diri di daerah provinsi Ceng Hay. Berbeda dengan 20 tahun silam ketika mereka hanya menghadirkan anak murid dan pasukan pendam belaka, tetapi yang tampil pada 3 bulan berselang adalah salah seorang tokoh besar mereka. Karena bukan saja dia mampu mengalahkan keroyokan 20 orang anggota Kaypang dibantu sejumlah pendekar pedang Hoa San Pay, tetapi diapun sempat berkata sombong: "Bahkan Ciangbudjin Siauw Lim Sie sekalipun lohu tidak takut "..". Itulah kejadian yang cukup menarik akhir-akhir ini, selain itu rasanya tiada lagi ?""
"Sinkay ".. Tiong ji menemukan beberapa tokoh yang sudah lama bersembunyi dan mengundurkan diri sedang bepergian ke daerah Barat. Entah magnet apa yang membuat mereka pada turun gunung. Perjalanannya selama 6 bulan, hanya sempat menemukan fakta itu, lainnya senyap. Itupun tanpa mengetahui maksud mereka untuk turun gunung lagi. Tetapi, sejujurnya, kesenyapan ini sangat sangat menggangguku dan membuat firasatku mengatakan sesuatu yang tidak enak ?" aku tahu betul, mereka sepertinya sedang merancang pembalasan, hanya, entah darimana dan kapan mereka akan memulainya ?""
"Hu Bengcu, sejujurnya, Kaypang Pangcu sendiri memang memiliki firasat yang sama. Bahkan toa suheng yang sudah lama menyendiri, juga merasakan adanya pergerakan yang terencana namun bergerak secara menggelap. Menurut perhitungan toa suheng, gerakan ini akan memulai penyerangan mereka selambatnya 3,4 tahun kedepan. Tetapi, mereka tidak akan berani langsung membentur Benteng Keluarga Hu yang menjadi pusat pergerakan pendekar Tionggoan ?". karena itu, toa suheng memintaku untuk memperingatkan perguruan-perguruan Go Bie Pay, Kun Lun Pay, Hoa San Pay dan Thian San Pay ?" rasanya dari sana mereka akan memulai setelah menelan beberapa perguruan kecil sebelumnya ?""
"Hahahahaha, Sinkay, jika pendapatku memang benar sama dengan tokoh sebesar dan sehebat toa suhengmu si Jit yang sian ang (dewa sakti Jit yang) Pek Ciu-ping, berarti lohu sudah layak diperhitungkan. Tetapi, tetaplah meminta bantuan dan dukungan toa suhengmu itu. Semakin lama dia semakin menuruti jejak suhunya ?". Hahahahaha. Tapi, memang benar, kita harus meminta agar perguruan-perguruan itu lebih waspada ?". Tiong ji sudah kuminta untuk membantuku di sini agar pada waktunya kita siap nanti ?""
"Betul sekali Hu Bengcu ?" tokoh yang ternyata adalah Tek Ui Sinkay, Hu Pangcu Kaypang itupun mengangguk-angguk. Entah mengapa, tokoh ini sudah berada kembali di Benteng Keluarga Hu, padahal terakhir dia munculkan diri di Thian Cong San menemui sute termudanya disana.
Memang, salah satu tokoh yang sering berkunjung dan berdiskusi dengan Hu Sin Kok yang sejak 5 tahun lalu diminta menjadi Bengcu Tionggoan karena adanya gerakan-gerakan tersembunyi dan dikhawatirkan memicu tragedy berdarah seperti 25 tahun silam, adalah Tek Ui Sinkay yang juga adalah Hu Pangcu Kaypang ini. Karena untuk urusan penting tersebut, dia mendapat perintah langsung dari Pagcu Kaypang untuk mengerahkan anak buah Kaypang guna menelisik adanya kegiatan-kegiatan tersembunyi. Tetapi, setelah guncangan 5 tahun silam, ternyata hingga saat sekarang, tidak ada lagi gerakan-gerakan yang mencoba untuk meningkatkan ketegangan di Tionggoan. Tetapi, yang pasti, Hu Sin Kok sama dengan Tek Ui Sinkay, memiliki keyakinan kawanan perusuh seperti sedang bermain dibalik kegelapan. Repotnya, setelah gerakan 5 tahun silam, tidak ada lagi gerakan mereka yang terlacak setelah itu. Seperti tenggelam begitu saja "..
"Sinkay ?" selain masalah-masalah di atas, kelihatannya Hoa San Pay sendiri sedang mengalami persoalan internal. Tiong ji dan Lian ji baru saja kembali dari Gunung Hoa San dan memberitahuku prihal tindak-tanduk Ciangbudjin Hoa San Pay yang cukup aneh dan misterius. Bukannya menunjuk Bok Hong Ek sebagai pewaris Ciagbudjin, tetapi bahkan menunjuk 6 murid angkatan dibawahnya sebagai calon pewaris dan menghukum Bok Hong Ek untuk menghadap dinding hukuman selama setahun penuh. Tetapi, menurut Lian ji, Bok Hong Ek murid utamanya tidak melakukan kesalahan apapun. Dan seiring dengan dihukumnya Hong Ek, ternyata ikut menghilang adalah murid bungsunya ?".. tetapi, menantuku diminta untuk selalu mengakui bahwa murid bungsunya itu ikut menantuku dan tinggal sementara di Bentengku. Permainan apa yang sedang dilakukan Kheng Ciangbudjin" Dan mengapa pula dia memberitahuku melalui menantuku bahwa harus mengutarakan kepadaku dan lohu akan mengerti dengan sendirinya" Masalah ini benar-benar menggangguku dan belum dapat kusimpulkan sendiri apa yang sedang terjadi "..?"
Nampak Tek Ui Sinkay terdiam mendengarkan penjelasan Hu Sin Kok, Tionggoan Bengcu yang dipercaya untuk melakuykan perlawanan terhadap para perusuh. Jabatan Bengcu sendiri sebetulnya hanya "nama atau jabatan" biasa belaka, sehubungan terjadinya gejolak beberapa tahun silam. Dan meksi tidak punya kewenangan berlebih, tetapi Hu Sin Kok yang memimpin para pendekar 25 tahun lalu, dipercaya mampu mengemban missi yang sama setelah gangguan 5 tahun silam. Dan terutama karena banyak yang meramalkan akan terjadinya gejolak yang baru dalam waktu beberapa tahun kedepan. Maka, dipilihlah Hu Sin Kok kembali.
"Bengcu ".. apakah engkau merasakan adanya pesan terselubung ?""
"Tepat Sinkay ?""
"Dimana Kheng Ciangbudjin menyampaikan kepada Kho toanio ?""
"Menurut menantuku, di kamar rahasia Ciangbudjin ?"."
"Kapan kejadiannya Bengcu "..?"
"Kurang lebih 3 bulan silam ?" atau bahkan lebih ?""
"Hmmmmmm ?"." Tek Ui Sinkay nampak berpikir keras, dan tiba-tiba dia memandang Hu Sin Kok yang pada saat yang sama, juga sedang memandangnya. Diapun bergumam namun dapat dimengerti Hu Sin Kok:
"Engkau menduga hal yang sama "..?" tanyanya tegang
"Tidak salah ?"" Hu Sin Kok mengangguk lemah
"Jika demikian, Hoa San Pay sedang tertimpa bencana ?"..?"
"Jika dugaanku tidak salah, sudah jatuh korban ".." desis Hu Sin Kok
"Apa saran Bengcu ".?"
"Tidak banyak yang mampu bergerak cepat Sinkay ?"."
"Baiklah, lohu akan mencoba membantu "."
"Ingat, lakukan secara diam-diam untuk tidak mengganggu kebanggaan Hoa San Pay. Dan jika Sinkay berkenan, Lian ji akan turun membantu ".."
"Pengetahuan Kho Toanio akan sangat membantu, tetapi dugaanku, dia sengaja disuruh pulang untuk menjaga keselamatannya ".."
"Aku tahu, tetapi pengetahuannya tentang Hoa San sangat dibutuhkan, karena itu, kutitipkan dia kepada pihak Kaypang dan bergerak secara menggelap".."
"Baik Hu Bengcu, begitupun baik, lohu setuju ?""
Dugaan Tek Ui Sinkay dan Hu Sin Kok memang jitu. Memang benar, pada saat itu di Hoa San Pay sebuah kisah kelam sedang dimulai. Diawali dengan ditemukannya salah seorang calon Ciangbudjin Hoa San Pay yang ditetapkan Kheng Seng Thaysu bernama Ouw Sam Ciu, tewas terbunuh dalam kamarnya sendiri. Jelas jika tokoh ini dibunuh tanpa perlawanan, karena tidak ada satupun benda atau barang yang tercuri selain keadaan kamarnya tetap rapih.
Hari sudah melewati tengah hari dan Wakil Ciangbudjin Gan Tiong Ciang In Tiong Han sedang memerlukan kehadiran Ouw Sam Ciu yang kebetulan menjadi murid kepala dari Le Goan Kay sutenya untuk mendiskusikan sesuatu hal penting mengenai urusan Hoa San Pay. Tetapi, setelah dicari kemanapun, tetap tak seorang murid yang mampu menemukannya. Sampai akhirnya seorang pelayan melaporkan bahwa sejak pagi kamar Ouw Sam Ciu tertutup sehingga ia tidak dapat mengantarkan makanan pagi untuknya. Informasi itu akhirnya menghantarkan para murid Wakil Ciangbudjin In Tiong Han mendobrak pintu kamar Ouw Sam Ciu yang masih terkunci. Dan akhirnya menemukan Ouw Sam Ciu yang sudah tewas dengan keadaan tubuh yang cukup mendatangkan rasa curiga;
Adalah Wakil Ciangbudjin Gan Tiong Ciang In Tiong Han yang pertama kali melakukan pemeriksaan atas keadaan tubuh Ouw Sam Ciu, murid kepala dari sutenya itu. Dan dengan segera dia menemukan beberapa hal yang mencurigakan. Bahkan kemudian sampai pada satu kesimpulan:
"Hmmmm, bukankah ini jenis pukulan Hong Lui Ciang (Pukulan Angin Guntur) yang menggemparkan itu "." Astaga, apakah memang benar-benar merekapun sudah menyerang sampai ke Hoa San Pay kami ini ".?" Gumam Wakil Ciangbudjin In Tiong Han terkejut setengah mati.
"Suhu, apa maksudmu"..?" tanya Ciok Ciam Liong, salah seorang murid In Tiong Han yang ikut mendampingi sang Suhu untuk memeriksa laporan kematian salah seorang calon Ciangbudjin Hoa San Pay.
Belum lagi In Tiong Han memberikan jawaban atas pertanyaan muridnya itu, tiba-tiba melesat masuk ke dalam ruangan itu Le Goan Kay. Dan begitu melihat didalamnya sudah ada In Tiong Han, sam suhengnya, diapun kemudian bertanya dengan nada suara penuh kekhawatiran dan rasa penasaran:
"Sam Suheng, bagaimana keadaan muridku "..?"
"Sute, engkau boleh memeriksanya sendiri, hanya, menurut pemeriksaanku Ouw Sutit sepertinya tewas terserang Pukulan Mujijat Hong Lui Ciang yang biasa dipergunakan tokoh-tokoh dari Hong Lui Bun itu "."
Mendengar jawaban In Tiong Han, Le Goan Kay terkejut dan dengan cepat berjongkok untuk melakukan pemeriksaan. Dan sebentar saja diapun menarik nafas panjang dan menjadi sama tegangnya dengan In Tiong Han;
"Sam Suheng ". apakah artinya Hoa San Pay kita ".?"
"Betul ". Mari, lebih baik kita membicarakannya di luar saja" tukas In Tiong Han singkat dan tegas dan kemudian dengan cepat mendahului melangkah keluar ruangan menuju tempat pertemuan.
Tidak berapa lama kemudian, menyusul datang Tan Goan Keng dan Suma Cong Beng sehingga tokoh-tokoh utama Hoa San Paypun lengkaplah, kecuali Kheng Seng Thaysu, sang Ciangbudjin Hoa San Pay. Melihat wajah guram Wakil Ciangbudjin In Tiong Han, kedua tokoh yang baru datang terdiam dan merekapun mengikuti saja kemana In Tiong Han dan Le Goan Kay menuju. Dan tak lama kemudian mereka tiba di ruangan dimana mereka biasanya mengadakan rapat atau bertukar pikiran antara sesama tokoh utama Hoa San Pay.
Begitu mereka semua menempati posisi masing-masing dengan mengitari sebuah mejah besar di tengah-tengah mereka berempat, Wakil Ciangbudjin In Tiong Han sudah berkata dengan mimik dan suara sangat serius:
"Bagaimanapun juga, hari ini juga kita harus segera memanggil Ciangbudjin Suheng. Bukan semata karena terbunuhnya salah seorang murid kita yang menjadi salah satu calon ciangbudjin, tetapi karena keadaan akan segera menjadi lebih buruk. Karena kelihatannya penyusup dan si pembunuh Ouw Sutit berasal dari musuh lama kita rimba persilatan Tionggoan. Dikhawatirkan, apa yang selama ini kita antisipasi akan segera menjadi kenyataan, dan kita perlu lebih siap ?""
"Sebentar Sam Suheng, dapatkah engkau memberitahukan kami apa yang sebenarnya terjadi dengan Ouw Sutit ".?" tanya Tan Goan Keng yang belum mengetahui secara lengkap apa yang sebenarnya terjadi.
"Para sute, jika temuan lohu tidak keliru, maka Hoa San Pay kita, saat ini sudah sedang berhadapan dengan jago dari Perguruan Hong Lui Bun yang misterius. Karena berdasarkan pengamatan lohu, jika tidak keliru, maka Ouw Sutit tewas karena Ilmu Pukulan Hong Lui Ciang, salah satu ilmu andalan yang sangat hebat dan penuh rahasia dari Hong Lui Bun ?""
"Astaga, benarkah demikian ".?" Kejar Tan Goan Keng
"Berdasarkan pengamatanku, maka memang memang begitu keadaannya" tegas Wakil Ciangbudjin In Tiong Han
Sementara itu, Le Goan Kay terlihat masih belum dapat berkata-kata, karena sesungguhnya dia masih sangat sedih oleh kematian murid kepalanya yang memang sangat diandalkannya selama ini.
"Sudah hampir 3 (tiga) bulan ini Ciangbudjin Suheng menutup dirinya, rasanya sudah dapat kita meminta beliau untuk menyelesaikan samadhinya kemudian memeriksa dan menetapkan langkah persiapan kita ".." berkata In Tiong Han
"Apakah tidak sangat terburu-buru Suheng ".." Ciangbudjin Suheng menetapkan waktu 3 bulan untuk tidak mengganggunya, masih ada 3,4 hari lagi sebelum genap 3 bulan dia menutup diri "." terdengar suara Suma Cong Beng mengingatkan pesan Kheng Seng Thaysu sebelum menutup diri
"Justru karena tinggal sedikit hari dan kita sedang menghadapi peristiwa besar maka perlu membangunkan Suheng ".."
"Lohu hanya berpikir, kita mestinya bisa mengerjakan sebelum Ciangbudjin Suheng selesai dengan samadhinya. Memang benar, urusan ini sangat menegangkan ?" tapi, bagaimanapun terserah Sam Suheng sajalah ".."
"Baiklah, dengarkan semua para sute ". Sesungguhnya Ciangbudjin Suheng sedang menunggu gerakan lawan setelah 5 tahun lebih mereka berdiam diri. Ciangbudjin Suheng sudah meramalkan kelak kawanan penjahat itu akan bergerak kembali dan karena itu beliau sudah sangat siap mengantisipasi gerakan tersebut. Kita harus memancing lawan untuk bergerak secara berterang sambil memperkuat benteng Hoa San Pay kita ini. Karenanya, mlam ini juga kita mempersiapkan diri kita semua, setelah menemui Ciangbudjin Suheng, sore atau malam kita akan bertemu untuk menetapkan langkah kita bersama ?"."
"Sam Suheng ?". apakah engkau tidak engkau tidak curiga serta menduga sekiranya ada orang dalam, seseorang atau beberapa orang dalam Hoa San kita ini yang ikut membantu orang luar dalam melakukan pembokongan ini "..?"
Mendengar pertanyaan Tan Goan Keng ini, Wakil Ciangbudin In Tiong Han terpekur sejenak. "Pertanyaan yang sangat masuk di akal", desis Wakil Ciangbudjin itu, karenanya dia kemudian berkata dengan suara perlahan:
"Setelah pengalaman 5 tahun silam, dan informasi dari berbagai perguruan lainnya, maka bisa dipastikan apa yang engkau tanyakan memang sangat tepat. Pasti ada orang dalam yang membantu, tetapi siapa dia orangnya, kita masih belum mendapatkan sedikitpun gambaran ".."
"Sam Suheng, kemungkinan besar muridku terbunuh karena dia pernah membuntuti seorang murid Hoa San Pay yang menurutnya sangat lihay dan bergerak dimalam hari secara rahasia. Sayangnya, dia sama sekali tidak dapat mengenali anak murid kita yang gerakannya sangat mencurigakan itu, dan sial baginya, karena hari ini justru dia yang malah terbunuh ?""
"Sute, mengapa informasi ini tidak engkau sampaikan kepadaku" dan apakah maksudmu, ada anak murid Hoa San Pay kita yang ikut bergerak dalam serangan menggelap ini ?""
"Suheng, aku memang harus minta maaf, karena informasi muridku ini sangat terbatas maka belum dapat kupastikan kebenarannya. Tetapi, sejujurnya, menurut informasi muridku itu yang kemudian kutafsirkan lebih jauh, adalah orang dalam sendiri yang membunuh muridku, hanya, sayang lohu masih belum tahu siapa gerangan orang itu. Hal ini terutama karena orang yang dibuntutinya juga sempat melihat bagaimana muridku itu memergokinya ?""
"Accchhhhh, jika memang demikian, dapat dipastikan penyusup 5 tahun lalu, mestinya memiliki teman-teman yang terus berada dan hidup bersama kita semua di Hoa San Pay ini. Jika memang demikian, maka Hoa San Pay kita, harus menjadi jauh lebih berhati-hati lagi kedepannya, karena lawan kita itu justru berada di tempat gelap dan rahasia dan dapat dengan bebas mengerjai kita yang berada di tempat yang lebih terang. Jelas mereka selalu mengintai untuk bekerja ?"
"Benar, dan sesungguhnya, tokoh yang dapat menyusup masuk dan membunuh muridku di Hoa San Pay ini hanya dapat dihitung dengan jari belaka. Kecuali, ada diantara beberapa orang murid yang dengan sengaja menutupi kemampuan mereka yang sebenarnya ".."
"Benar, untuk tingkat kemampuan Ouw Sutit dewasa ini, hanya kita berempat atau berlima dengan Ciangbudjin Suheng yang mampu memasuki kamarnya tanpa dia mengetahui atau menyadari kehadiran kita ?". Siapa lagi gerangan anak murid kita yang mampu melakukannya ".?"
"Ini yang perlu kita selidiki ?"?"
Demikianlah, hingga bubar, keempat saudara seperguruan yang menjadi pilar utama Hoa San Pay itu tidak memperoleh petunjuk sedikitpun tentang siapa gerangan yang melakukan serangan menggelap itu. Tetapi, celaka, karena menjelang malam, sebelum In Tiong Han menyadarkan suhengnya, salah seorang murid Tan Goan Keng, yakni Ong Wu Lan kembali ditemukan tewas terbunuh. Ciri-ciri kematiannya persis sama seperti kematian Ouw Sam Ciu, dan jelas terlihat jika Ong Wu Lan terbokong secara menyedihkan. Terlihat dia tidak bersiap sedia dan tidak ada bentuk perlawanan sama sekali, bahkan matanya masih terbelalak bagai orang tak percaya dengan apa yang dia alami sesaat sebelum dia menghembuskan nafasnya.
Hoa San Pay semakin gelisah, Wakil Ciangbudjin In Tiong Han yang tadinya merasa panik, mulai muncul semangat kepahlawanannya. Dengan cepat dia mengatur pertemuan dengan ketiga sutenya dan kemudian membagi-bagi tugas antara mereka berempat, bahkan mengatur penjagaan dan ronda dengan jumlah murid yang lebih dilipatgandakan. Maka, pintu masuk dan keluar, serta pintu-pintu yang dirahasiakan, termasuk sudut-sudut yang mungkin dimasuki orang, dijaga secara sangat ketat. Jika bisa, keadaan penjagaan pada waktu itu, anginpun tidak akan dibiarkan masuk atau memasuki area Hoa San Pay.
Malam itu juga, sesuai kesepakatan keempat kakak beradik seperguruan Hoa San Pay itu, maka Wakil Ciangbudjin Gan Tiong Ciang In Tiong Han sudah memasuki ruangan samadhi Kheng Seng Thaysu. Dia kaget dan terkejut, karena ternyata sudah beberapa hari sebelumnya Ciangbudjin Suheng itu menyelesaikan samadhinya. Begitu masuk, terdengar suara Kheng Seng Thaysu:
"Sam Sute, engkau tutup pintu masuknya dan jangan biarkan ada yang mendengarkan percakapan kita malam hari ini ?""
"Ciangbudjin Suheng ?" engkau sudah ?"?"
"Syukurlah Sam Sute, Budha masih memberkahiku sehingga dapat menyelesaikan samadhiku lebih cepat beberapa hari. Tidak usah engkau menjelaskan semuanya, lebih baik kita bercakap-cakap hal lain, karena semua kejadian di perguruan sudah Pinto ketahui secara sangat jelas. Bahkan, Pinto dapat mengetahui sesuatu lebih jelas dari yang sam sute ketahui ".."
"Ach, maksud Ciangbudjin Suheng ".?"
"Tahukah engkau dengan ilmu apakah kedua sutit terpukul mati ".?"
"Apakah bukan Hong Lui Ciang dari Hong Lui Bun yang serba rahasia itu "..?"
"Sama sekali bukan sute ?".. karena justru medreka terbunuh masih masih dengan ilmu Hoa San Pay kita sendiri"
"Maksud Ciangbudjin Suheng "..?"
"Maksudku sederhana sam sute, pembunuh misterius itu adalah anak murid Hoa San Pay sendiri, yang hebatnya ternyata sudah mampu menguasai ilmu rahasia Hoa San Pay yang bagi kebanyakan kita, dianggap sudah hilang ".."
"Dapatkah Ciangbudjin suheng menjelaskannya lebih terang ?""
"Sam sute, pernahkah engkau mendengar ilmu pukulan Jit gwat it sian kun (pukulan matahari dan rembulan satu garis) ".?"
"Tentu saja Suheng ?"?"
"Dan bagaimana dengan 'Thian-lo Sin-kuay-hoat' atau 'Ilmu silat tongkat sakti jatuh dari langit serta ilmu sakti Tiang-kun Sip-toan kim ?""
"Tentang Ilmu Thian Lo Sin Kuay Hoat tentu saja masih kukenal suheng, tetapi Ilmu Sakti Tiang Kun Sip Toan Kim masih belum pernah kudengar ".."
"Itulah soalnya Sute ?".. tapi, begini, biar kujelaskan satu demi satu. Ilmu Pukulan Jit Gwat It Sian Kun adalah Ilmu Pusaka Hoa San Pay ciptaan Ciangbudjin Hoa San Pay generasi ke-7. Meski pada masanya Hoa San Pay masih tergolong Perguruan kelas menengah, tetapi dia sendiri terhitung tokoh cemerlang rimba persilatan dan sangat diindahkan oleh Ciangbudjin Siauw Lim Sie dan juga Ciangbudjin Bu Tong Pay sebagai perguruan utama dan paling hebat pada masa itu. Bahkan, mereka bertiga bertarung seimbang dan membuat Hoa San Pay mulai diperhitungkan orang ?". Seterusnya, menurut Suhu, leluhur kita itu pada masa tuanya maju pesat dan meninggalkan Ciangbudjin Siauw Lim Sie dan Bu Tong Pay. Di masa tuanya, dia menciptakan Ilmu Pukulan Jit Gwan It Sian Kun, sebuah ilmu pukulan mujijat yang baru saja dipakai membunuh kedua orang keponakan murid. Tetapi, setelah itu, cosu kita itu menghilang dan entah kemana perginya ?".."
"Ciangbudjin Suheng, maksudmu ". Itu bukan Hong Lui Ciang ?""
"Sama sekali bukan ?" berapa jam terakhir ini Pinto berusaha mencari penjelasan yang masuk akal bagaimana bisa ada seorang tokoh Hoa San Pay yang memiliki kemampuan menggunakan Ilmu Pukulan tersebut sementara Pinto baru mampu menyempurnakannya beberapa waktu terakhir ini ?".. sungguh sangat membingungkan ?". dan yang kedua, Sam Sute, tanda-tanda korban pukulan Jit Gwan It Sian Kun, nyaris serupa dengan Hong Lui Ciang. Tetapi, bedanya, dalam keadaan sempurna, ilmu Hong Lui Ciang dan Jit Gwan It Sian Kun meninggalkan jejak yang sedikit berbeda tetapi sulit dibedakan dengan mata telanjang. Ilmu Hong Lui Ciang akan memukul hancur seluruh perkakas dalam tubuh manusia, tetapi Jit Gwan It Sian Kun hanya memukul dengan menggetarkan dan menggoyahkan jantung manusia hingga tewas. Jika engkau memeriksa lebih teliti, maka engkau akan paham, bahwa pemukul Jit Gwan It Sian Kun yang membunuh kedua Sutit, dan hebatnya, dia sudah menguasai ilmu itu setingkat di atas Pinto sendiri. Dan untuk saat ini, hanya ada 2 orang yang kukenal namun tidak mungkin membunuh kedua sutit, yang menguasai Ilmu Pusaka itu, yakni Toa Suheng kita sendiri dan sudah tentu Thian Hiat Tosu, tokoh ajaib Hoa San Pay kita ?""
"Bagaimana dengan kedua Susiok "..?"
"Selama beberapa hari terakhir, Pinto mengamati kedua susiok kita, dan sama sekali tidak ada jejak dan aktifitas dari mereka berdua. Karena itu, satu-satunya kecurigaanku adalah Liok Kong Djie atau murid keturunannya. Tokoh ini adalah calon Ciangbudjin Angkatan Ke-9 yang sudah diusir oleh Couwsu karena kedapatan memperkosa dan membunuh seorang anak murid Hoa San Pay. Menurut penjelasan Suhu, Liok Kong Djie ini sangat cerdas dan berbakat luar biasa, dan bahkan sudah menerima banyak warisan Ilmu Hoa San Pay yang mujijat, tetapi kemudian ilmu-ilmunya dimusnahkan dan setelah itu tokoh itu diusir dari Hoa San Pay dan kemudian menghilang. Jika dihitung-hitung, usianya jika masih hidup pada saat ini, maka ada sekitar 98-100 tahunan, tetapi jelas bukan dia orang tua yang melakukan pembunuhan di Hoa San Pay kita ini. Yang paling mungkin melakukannya adalah murid atau cucu murid atau keturunannya yang ingin menuntut balas. Siapapun dia, yang dapat kupastikan adalah, pembunuh menggelap itu menggunakan Ilmu Pusaka Hoa San Pay kita ?".."
"Apakah Lion Kong Dji yang diusir oleh Couwsu kita itu benar-benar sangat hebat Ciangbudjin Suheng "..?"
"Sute, menurut Toa Suheng kita, bakat Liok Kong Djie sama cemerlangnya dengan Thian Hoat Tosu, dan mereka memang merupakan tokoh-tokoh mujijat Hoa San Pay kita. Hanya, sayang sekali, meski sudah mendapatkan kouwkoat ilmu mujijat Hoa San Pay, Liok Kong Djie kemudian berubah khianat. Dan mulai ketahuan belang yang sesungguhnya. Ada salah satu keistimewaan tokoh Liok Kong Dji ini, yaitu sebuah kemampuannya dalam membaca sekali dan dan langsung ingat ?". Keistimewaan ini yang membuat para tokoh kita pada masa lampau selalu was-was dengan pembalasan dendam Liok Kong Djie. Bisa dipastikan dia akan menurunkan Ilmu-ilmu yang tercatat dalam ingatannya kepada orang lain, dan entah apa yang dapat dilakukan oleh murid keturunannya kelak. Dan, adalah karena kewelas-asihan Thian Hoat Tosu pada waktu itu, maka Liok Kong Dji kemudian memilih mengundurkan diri dan menghilang dari dunia persilatan. Tetapi, siapa tahu kemana dia pergi " Sejak saat itu, taka da seorangpun yang mendengarkan kabar keberadaannya hingga sekarang ini ".."
"Tapi, untuk apa dia orang membunuh dan, melakukan membalas dendam kepada Hoa San Pay Ciangbudjin Suheng"..?"
"Yang kukhawatirkan bukanlah pembalasan dendam kepada Hoa San Pay, Sute, tetapi kepada murid-murid keturunan kita, karena meskipun Liok Kong Dji sangat sesat, tetapi dia masih sangat hormat kepada Suhunya dan Thian Hoat Tosu. Selain itu, dia sendiri sebetulnya sangat fanatic untuk memajukan Hoa San Pay kita. Hanya, dia sangat mendendam kepada garis keturunan Ciangbudjin Angkatan ke-9,10,11 yang mewarisi jabatan yang mestinya berasal dari garis Suhunya Liok Kong Dji. Tetapi, Suhu Liok Kong Dji memilih mengundurkan diri setelah kasus Liok Kong Djie. Itulah persoalan masa lalu Hoa San Pay sute ?". Persoalan lain yang kita hadapi adalah, selain masalah munculnya Jit Gwan It Sian Kun, adalah persoalan PENYUSUP yang masih belum tuntas. Maka, setelah malam ini, kabarkan bahwa Pinto masih bersamadhi dan belum selesai, baru akan tuntas berapa hari kedepan. Tugasmu adalah, mengawasi seluruh anak murid kita dan tugaskan Tan Goan Keng dan Suma Cong Beng mengawasi perondaan dan Le Goan Kay mengawasi seluruh ruangan rahasia kita. Pinto sendiri akan bergerak dari balik kegelapan ?"?"
"Begitupun baik Suheng ".."
"Satu hal lagi, satukan seluruh anak murid di bawah generasi kita, nampaknya sasaran pembunuhan adalah mereka ?". tetapi, untuk tidak menghadirkan kegelisahan, jangan beritahu mereka persoalan ini. Biarlah untuk saat ini hanya Toa Suheng, Pinto dan engkau Sute yang mengetahui secara jelas persoalan ini " "
"Baik Suheng, tapi apakah toa suheng baik keadaannya ?"
"Sudah tentu Sute, dia bahkan sedang berusaha keras mendidik calon Ciangbudjin generasi selanjutnya di tempatnya yang terlarang itu ".."
"Sampaikan salamku kepada Toa Suheng, semoga dia orang baik-baik saja dan upayanya berhasil dengan baik ?""
"Pasti kusampaikan sute ?"."
"Baiklah, sutemu mohon diri Ciangbudjin Suheng ".."
Belum lagi In Tiong Han melangkah keluar dari tempat suhengnya itu, tiba-tiba langkah kakinya tertahan dan terdengar sebuah suara:
"Sam sute ?""
Suara itu mengaung dan mengambang, tanda yang mengeluarkan suaranya adalah tokoh yang hebat luar biasa. Dan suara itu, sudah lama tak didengarkan lagi oleh In Tiong Han. Tak salah, suara itu sangat akrab dengannya tahun-tahun silam, karena suara itu adalah suara TOA SUHENGNYA yang biasanya melatih mereka dalam Ilmu Silat mewakili Suhu mereka yang sudah sangat tua:
"Toa suheng, engkaukah itu ?".?"
Beberapa detik yang tak terikuti mata, di samping Kheng Seng Thaysu sudah duduk seorang tua lainnya dengan rambut dan jenggot yang semua sudah berubah memutih. Tetapi wajah dan matanya menyinarkan pandang mata yang teduh dan lembut. Seperti juga sinar mata Kheng Seng Thaysu yang selalu teduh dan menyejukkan hati semua sutenya dalam melewati 25 tahun penuh gejolak di Hoa San Pay. Melihat kehadirannya, dengan penuh haru In Tiong Han yang sudah 10 tahun lebih tidak menjumpai toa suhengnya ini mendekat sambil berlutut dan memberi hormat:
"Menemui toa suheng ?""
"Sudahlah Sam Sute, hidup kita sebetulnya sudah ada di penghujungnya, untuk apa engkau berlaku seperti anak kecil lagi ?"?"
"Ach, betapapun sudah 10 tahun terakhir aku tak menjumpaimu toa suheng, wajar jika akupun merasa sangat terharu ?".."
"Sudahlah, ada beberapa hal yang ingin kusampaikan kepada kalian berdua. Waktuku tidak akan panjang untuk bercakap-cakap, dan kemudian, biarlah kalian berdua nanti yang mendiskusikannya dengan para sute yang lainnya ?"."
"Toa suheng, adakah engkau melihat sesuatu yang lain "..?"
"Ciangbudjin Sute ?".. engkau menebak tepat ".."
"Amitabha ?"."
"Jiwi Sute ?". harus kukatakan, Liok Kong Djie memang seorang yang sangat cerdas dan berbakat luar biasa. Sesungguhnya, jika tidak berjiwa sesat, dia adalah tokoh hebat luar biasa bagi Hoa San Pay. Sayang, dia memiliki jiwa yang sesat. Tetapi, meskipun demikian, Liok Kong Djie adalah tokoh yang sangat fanatik dan menjunjung tinggi perguruan kita Hoa San Pay. Karena itu, tidak sampai hati dia orang tua menyuruh murid pewarisnya untuk membumihanguskan Hoa San Pay. Selain itu, tokoh yang mewakilinya untuk merebut Hoa San Pay beberapa puluh tahun silam, boleh dikata tidak nempil kecerdasan dan kemampuan ilmu silatnya. Padahal, lohu bersama Thian Hoat Supek sudah meramalkan bahwa Liok Kong Djie pasti sudah menciptakan beberapa Ilmu Silat hebat selama dalam persembunyiannya. Thian Hoat Supek sudah memulai upaya antisipasinya atas kekisruhan kelak, dan ?". Jiwi sute, dengan menyesal harus kukatakan, kelihatannya utusan Liok Kong Djie akan bersekutu dengan perusuh lama di Hoa San Pay. Mereka sepertinya sudah menyusun siasat jangka panjang dan menantikan kelengahan kita Hoa San Pay untuk turun tangan. Hanya karena lohu dan Thian Hoat Supek maka mereka masih belum berani turun tangan, jika tidak, maka sudah jauh-jauh hari mereka bertindak. Akhir-akhir ini, lohu menemukan kenyataan yang mengkhawatirkan ?".. kelihatannya mereka sudah sangat siap untuk bertindak. Mereka mengundang tokoh-tokoh hebat yang untuk melawannya akan sangat membutuhkan pengorbanan besar. Sayang sekali, Thian Hoat Supek sudah kembali menghilang setelah menemukan pewarisnya ?" dan Supek belum sempat melihat pergerakan terakhir persekutuan yang sangat mengancam Hoa San Pay kita. Karena itu, jiwi Sute ?". tetap bekerja sebagaimana mestinya, meski belum akan turun tangan, tetapi mereka pasti akan bertindak dalam setahun dua tahun nanti. Keadaan jiwi susiok yang bertapa, juga tak dapat kita pastikan ?"". Oh ya, Ciangbudjin Sute, anak muridmu hanya mampu menerima 2 ilmu pusaka kita, ilmu mujijat kita yang terakhir tak akan mampu dikuasainya secara sempurna. Dipaksakapun tidak akan bermanfaat baginya ?".. mudah-mudahan Thian Hoat Supek yang berhasil dengan murid pewarisnya ?"
"Amitabha ?" toa suheng, apakah dalam pengamatanmu mereka memang sudah bersiap untuk bertindak ".?"
"Tidak salah lagi ?" tokoh-tokoh yang memasuki Hoa San Pay beberapa waktu belakangan ini, sungguh bukan tokoh sembarangan, bahkan tidak disebelah bawah kemampuan jiwi sute ".."
"Toa Suheng, apakah kita hanya akan berdiam diri belaka dan menanti mereka untuk memulai penyerangan dan tindakan menggempur yang kelak akan menimbulkan begitu banyak korban di anak murid kita ".?"
"Sam sute, sejujurnya, belum kutemukan jalan terbaik. Dalam soal siasat dan mengatur perguruan, adalah tugas jiwi sute, dalam tugas menjaga dan melatih tunas masa depan Hoa San Pay adalah tugasku ".."
"Apakah ada tokoh yang dapat melampaui toa suheng ?"?" kejar In Tiong Han
"Acccchhhh sute, engkau terlampau mendewakan toa suhengmu ini. Ingat, di atas langit masih ada langit ?".."
"Bukan begitu toa suheng, untuk mengetahui kekuatan lawan belaka ".."
"Sungguh tak dapat kusimpulkan sam sute ?" tetapi yang menggelisahkan adalah, tokoh pengkhianat dari Hoa San Pay sesungguhnya memiliki Ilmu kepandaian yang sangat mengerikan ?" entah apakah dapat kumengalahkannya ?" Yang pasti, dia sendiripun masih ragu apakah akan mampu mengalahkanku "."
"Toa suheng ?".." Benarkah "..?"
"Jiwi sute, kalian berdua tidak dapat membayangkan apa yang dapat dilakukan Liok Kong Djie itu ?". Dia sungguh-sungguh manusia mujijat ?""
"Amitabha ?". tetapi, apakah Toa Suheng sudah bisa menebak siapa tokoh pengkhianat itu dari kalangan kita ".?"
"Ciangbudjin Sute, kemampuannya sungguh luar biasa, mungkin tidak berada dibawah kemampuan toa suhengmu ini. Kelihatannya, hanya Supek seorang yang akan mampu menjinakkannya. Keberadaan tokoh itu baru kutemukan seminggu terakhir, tetapi dia sangat mengenal seluk-beluk Hoa San Pay dan selalu bergerak dari dalam Markas kita dan bukan menyusup dari luar ?"."
"Nampaknya justru tokoh inilah yang turun tangan membunuh kedua Sutit kita itu ".." berkata In Tiong Han
"Amitabha ?" Kelihatannya memang demikian sam sute ?""
"Jiwi sute "..?". Setelah melatih dan menembus beberapa jalan darah Bok Sutit, rasanya mengurangi banyak kekuatanku. Karena itu, lohu akan menutup diri selama kurang lebih setahun bersama Bok Sutit yang akan terus berlatih, pada saat penobatan Ciangbudjin baru, rasanya lohu sudah tidak berhalangan lagi. Biarlah pada tahun mendatang, kita berusaha memancing mereka untuk bertindak. Tetapi bagaimana kelak memancing mereka bertindak, jiwi sute silahkan mengaturnya. Jangan lupa, jiwi sute juga harus berlatih mempersiapkan diri, karena persoalan serius yang dihadapi perguruan, maka biarlah ilmu pukulan Jit gwat it sian kun (pukulan matahari dan rembulan satu garis) kalian pelajari bersama. Tetapi, latihlah Ilmu tersebut secara rahasia, biarlah lohu yang bertanggungjawab kepada leluhur kita. Untuk keselamatan Hoa San Pay, sebaiknya percakapan ini jangan melebar ke siapapun, bahkan juga termasuk ke ketiga sute yang lainnya. Bukan apa-apa, untuk menjaga agar kita tidak kecolongan musuh ?"."
"Amitabha ".. baik toa suheng ?""
"Berkenaan dengan si penyusup yang menguasai Ilmu Pusaka Ciangbudjin Hoa San Pay, lebih baik jangan jiwi sute menempurnya. Setelah dari sini, sebarkan informasi jika lohu dan Supek sudah kembali berada di sini, nanti malam sekilas lohu akan tampilkan diri dan berbicara di kamar Ciangbudjin. Setelahnya, jangan lagi mengganggu lohu untuk melakukan penyembuhan ?"". selebihnya, silahkan Jiwi Sute bertindak menurut keadaan ?".."
================== Strategi petak umpet yang dimainkan Ciangbudjin Hoa San Pay dengan toa suhengnya, Boh-Hun-Jiu (si tangan pembelah langit), Bun Thian Pah, nampaknya berhasil baik. Setelah makan korban 2 orang generasi penerus Ciangbudjin Hoa San Pay terbunuh, maka tampil Bun Thian Pah yang meski sudah tua, berusia sekitar 80 tahunan namun masih sangat digdaya dan ditakuti di Hoa San Pay. Kemampuannya bahkan disebutkan masih jauh mengatasi Kheng Seng Thaysu yang menjadi sutenya sekaligus adalah Ciangbudjin Hoa San Pay. Apalagi, dihembuskannya kabar bahwa sudah hadir kembali tokoh DEWA adal Hoa San Pay, yakni Thian Hoat Tosu yang sudah lama melegenda. Ini membuat si pembunuh gelap menjadi sangat berhati-hati dan benar saja, dia berdiam diri dan tidak berani membuat ulah lagi. Dan selama lebih 8 bulan keadaan di Hoa San Pay menjadi relatif lebih tenang. Tenang-tenang tegang ". !!!
Tetapi, 2 bulan menjelang penetapan Ciangbudjin yang baru, mungkin menunggu kelengahan pihak Hoa San Pay, tiba-tiba ditemukan lagi dua orang calon Ciangbudjin Hoa San Pay tewas terbunuh dengan cara dan ilmu yang sama dengan dua orang terdahulu. Sekali ini yang terbunuh adalah Thio Kan Thong dan Hoa Le, masing-masing adalah murid dari Le Goan Kay dan Ciangbudjin Kheng Seng Thaysu. Tetapi pada saat bersamaan, baik Ciok Ciam Liong maupun Cia Nam, kedua calon Ciangbudjin Hoa San Pay tersisa, ditemukan terluka dengan cara berbeda. Tetapi, keduanya jelas terluka oleh Ilmu Pukulan yang mirip, mirip dengan Ilmu Pukulan yang menewaskan 4 orang calon Ciangbudjin Hoa San Pay lainnya.
Sontak Hoa San Pay geger. Bukan apa-apa, selain semua calon Ciangbudjin diserang dan nyaris binasa, justru bertepatan dengan semakin dekatnya waktu dimana Calon Ciangbudjin akan ditetapkan menjadi Ciangbudjin Hoa San Pay. Tetapi, yang lebih menggegerkan lagi adalah pernyataan Ciangbudjin Hoa San Pay setelah dia ikut mendatangi dan memeriksa keempat korban, dua meninggal dan dua terluka. Keesokan harinya, Kheng Ciangbudjin mengeluarkan pengumuman:
"Karena keadaan mendesak Hoa San Pay, maka selaku Ciangbudjin Hoa San Pay angkatan ke-11, Pinto mengumumkan, pengumuman dan penetapan Ciangbudjin Hoa San Pay angkatan ke-12 akan dilakukan sesuai waktu. Dan siapa yang akan menjadi Ciangbudjin Angkatan Ke-12 adalah sesuai keputusan penuh Pinto sendiri ".. hal ini guna menghindari pembantaian terhadap para calon Ciangbudjin Hoa San Pay. Pengumuman tersebut akan langsung diikuti dengan Penetapan Ciangbudjin Hoa San Pay Angkatan ke-12 ?"" demikian pengumuman Pinto, seterusnya sejak hari ini, Pinto akan berkonsentrasi menemukan Pembunuh gelap itu. Supaya semua dapat menenangkan diri, karena Pinto sudah dapat menebak lebih dari separoh siapa yang bermain gila dalam Perguruan Hoa San Pay kita sekarang ini?"."
Setelah pengumuman yang mengagetkan itu, semua anak murid Hoa San Pay, terlebih keempat sutenya terkejut setengah mati. Termasuk Wakil Ciangbudjin In Tiong Han yang selalu menjadi teman bicara Kheng Seng Thaysu, juga kaget setengah mati dengan pengumuman tersebut. Tidak menunggu sampai terlampau lama, Wakil Ciangbudjin In Tiong Han sudah langsung mendekati Ciangbudjin, menjejeri langkahnya dan kemudian berkata sambil bertanya:
"Ciangbudjin Suheng ?"" apakah ?"?""
"Tidak perlu dilanjutkan Sute ?".. semua urusan ini akan langsung Pinto tanggung sendiri saja, tetapi yang jelas, jangan ada anak murid Hoa San Pay kita lagi yang akan dikorbankan atau dibunuh ?""
"Ciangbudjin Suheng, tetapi bukankah engkau sudah mengumumkan calon-calon Ciangbudjin setahun silam ".?" kejar Suma Cong Beng yang sama kagetnya dengan Wakil Ciangbudjin In Tiong Han.
"Benar jiwi Sute ".. tetapi setelah jatuh korban, maka biarlah Pinto yang menjadi sasaran berikutnya dan bukan lagi murid kita ?".. Pinto memilih pilihan itu sambil berupaya menemukan siapa sebenarnya pengkhianat itu ".." terasa benar tekanan besar ketika menggunakan kata "PENGKHIANAT" dalam nada suara Ciangbudjin Kheng Seng Thaysu.
Setelahnya, In Tiong Han, Suma Cong Beng dan saudara seperguruan mereka lainnya memandangi kepergian Ciangbudjin mereka dengan pandangan heran dan penuh tanda tanya. Tapi, memang benar, setelah kepastian siapa Ciangbudjin tergantung kepada Kheng Seng Thaysu seorang, maka, target kedepan jelas beralih dari para Calon Ciangbudjin yang tertinggal dua orang lagi langsung ke Ciangbudjin Kheng Seng Thaysu sendiri. Sungguh pilihan yang cerdik dari sang Ciangbudjin dan membuat si pembunuh menjadi kebingungan. Apakah harus menghabisi 2 calon yang lain atau langsung saja menyerang Ciangbudjin ?"
Tetapi, kalimat terakhir Ciangbudjin Kheng Seng Thaysu yang mengatakan dengan tegas dan penuh kepastian bahwa "lebih dari separoh" dia sudah dapat menebak siapa sebetulnya tokoh yang "bermain gila", membuat banyak orang terkejut setengah mati. Termasuk Wakil Ciangbudjin In Tiong Han yang membuatnya malam-malam datang berkunjung kepada sang Ciangbudjin dan kemudian keduanya terlibat dalam sebuah diskusi panjang-lebar;
"Ciangbudjin Suheng ?". Benar-benarkah engkau sudah dapat menebak siapa sebenarnya tokoh dalam Hoa San Pay kita ini yang selama ini bermain gila dan main bunuh di Hoa San Pay ?"?"
"Benar Sam Sute ?"" bahkan, bukan tidak mungkin diapun akan datang dan berusaha menyadap percakapan kita. Jika Pinto menyebutkan namanya, maka besar kemungkinan dia akan turun tangan terhadap kita berdua. Tidak menunggu sampai besok, bahkan mungkin mala mini juga ?"."
"Ha ".." Apa benar demikian Suheng ?"?"
"Tepat sekali ?". karena itu, Pinto tidak akan menyebutkan satu namapun. Tetapi, pada pertemuan besar Hoa San Pay dua bulan mendatang, nama tersebut pasti akan kusebutkan untuk diketahui bersama ?"."
Tetapi, sambil berkata demikian Wakil Ciangbudjin In Tiong Han mendengar suara desiran yang sangat halus dan dia segera paham bahwa Ciangbudjin Suhengnya ingin mereka berbicara secara tertutup:
"Orangnya justru sangat dekat dengan kita semua, karenanya, hampir semua Sutit yang terbunuh rata-rata mata mereka terbelalak seolah tak percaya dengan apa yang mereka hadapi. Pembunuhnya adalah salah satu dari kita ?"" dan Pinto akan membuatnya munculkan dirinya sendiri ?""
Tetapi, kalimat itu ditutupi In Tiong Han secara cerdik dengan berkata melalui suaranya yang dibuat sedikit keras:
"Achhhh, sungguh cerdik Ciangbudjin Suheng, tetapi, siapa sebetulnya tokoh yang Ciangbudjin Suheng maksudkan ataupun curigai sebagai si pengkhianat dari dalam Hoa San Pay itu "..?"
Dibaliknya dia berbisik: "Suheng, siapa gerangan yang engkau curigai "..?"
Dan Kheng Seng Thaysu kembali berkata dengan suara normal:
"Sepenuhnya belum dapat kutebak, dan sejujurnya belum dapat kukatakan sudah mengetahuinya seratus persen, tetapi ada beberapa petunjuk yang mengarah ke orang dalam dan yang juga kita kenal bersama secara dekat ?". dalam waktu dekat akan Pinto buka kedoknya. Pinto yakin pilihan strategi ini akan berhasil mengundang orang itu untuk munculkan dirinya .."
Tetapi, seiring dengan itu ia membisikkan kalimat:
"Cobalah engkau periksa sekali lagi keadaan kedua Sutit yang terluka, dan lakukan secara wajar. Jangan dengan tindakan seakan ingin menyelidik ?" engkau akan mulai paham meski serba sedikit ?"."
"Ach, itu artinya Suheng belum yakin benar ?""
"Memang belum ?"." sambil berkata demikian diapun berbisik lirih:
"Lebih baik engkau segera bergerak, tetapi, ingat, hati-hati. Toa Suheng kelihatannya sudah menemukan kesehatannya kembali, sebentar lagi kita akan menyiapkan kejutan kepada para pengkhianat itu ".."
"Baiklah, biarlah lain waktu jika memang petunjuknya sudah jauh lebih matang kita diskusikan lagi Ciangbudjin Suheng ?"
Tetapi, sesuatu yang mengagetkan terjadi pada malam harinya. Dan ini yang justru tidak diduga dan disangka oleh Kheng Seng Thaysu;
Ciok Ciam Liong, Murid Kepala Wakil Ciangbudjin In Tiong Han yang siang sebelumnya terluka cukup berat karena serangan si pembunuh gelap, terlihat meminta ijin untuk menemui Kheng Seng Thaysu, Ciangbudjin Hoa San Pay. Entah apa maksud dari kunjungan Ciok Ciam Liong itu;
"Tecu mohon menghadap Ciangbudjin Supek ?"."
"Baik, masuklah Ciok Sutit, apakah kesehatanmu setelah terluka tadi benar sudah tidak berhalangan lagi ".?"
Ciok Ciam Liong kemudian melangkah masuk dan terus berjalan mendekati tempat dimana Kheng Seng Thaysu duduk. Dan sangat kebetulan ketika menerimanya, Ciangbudjin Kheng Seng Thaysu sedang berada di ruangan dimana tadi siang dia bercakap dengan In Tiong Han. Dalam jarak kurang lebih 2-3 meter diapun berlutut dan memberi hormat sambil berkata:
"Syukurlah atas perhatian dan pertolongan Ciangbudjin Supek, kesehatan tecu sudah semakin membaik dan terasa sudah tiada halangan lagi ?""
"Baiklah, sudahlah, Ciok Sutit ?"" silahkan engkau duduk ?""
Begitu bangkit berdiri, Ciok Ciam Liong nampak melangkah satu langkah kedepan dalam sikap yang sangat wajar. Tetapi, tiba-tiba dengan kecepatan yang tak terduga, bahkan dengan kecepatan yang tak terbayangkan oleh Kheng Seng Thaysu, dia sudah menerjang dengan pukulan yang tidak asing lagi bagi Kheng Seng Thaysu. Dan ini yang membuatnya tidak cepat-cepat bereaksi, hanya sempat menggumam lirih:
"Accchhhhh ilmu pukulan Jit gwat it sian kun ?""
Setelah itu, dengan segenap kekuatan dia berusaha mengurangi efek berbahaya dari serangan keponakan murid yang sangat cepat dan berbahaya itu. Berusaha sekuat apapun dia hanya mampu mengurangi efeknya, tetapi tidak mampu menanggulangi bagian terbesar serangan itu ?".. dengan segera tubuhnya terjengkang ke belakang dan tepat terduduk di kursi Ciangbudjin dalam ruangan itu, wajahnya memucat, tapi tidak nampak setetes darahpun mengucur dari bibirnya. Sekuat tenaga Kheng Seng Thaysu coba menghimpun tenaganya, tetapi dia tidak berhasil sepenuhnya. Tidak salah, bencana sudah tiba;
"Hmmmmm Ciangbudjin Supek, engkau sudah terluka, tetapi lukamu tidak parah. Hanya, engkau tidak akan dapat mengerahkan kekuatan iweekangmu lagi untuk waktu yang lama karena luka itu, jadi, percuma engkau mengerahkan kekuatan iweekangmu. Aku ingin bercakap-cakap denganmu sekarang ini Ciangbudjin Supek, dan jika keinginanku tidak engkau kabulkan, maka seluruh anak murid Hoa San Pay akan kami bantai sampai habis ".."
Terlihat Kheng Seng Thaysu menarik nafas panjang. Benar saja, dengan tidak berusaha mengumpulkan tenaga dalamnya, dia tidak merasa kesakitan. Karena itu, diapun pasrah dan bahkan, sekarang, hebatnya dia bercakap-cakap biasa dengan keponakan murid yang baru saja membokongnya:
"Hmmmmm, kelihatannya engkau dan kawan-kawanmu sudah sangat lama mempersiapkan kejadian ini tentunya ".."
"Benar sekali Supek ?". karena itu, engkau mesti membantuku menyelesaikan missiku yan sudah teramat lama kami persiapkan bersama beberapa temanku, yakni menjadi Ciangbudjin Hoa San Pay Angkatan ke-12 "."
"Engkau yakin kelihatannya yakin benar jika Pinto akan menjadikanmu Ciangbudjin Hoa San Pay angkatan ke-12 Ciok Sutit?"?"
"Sejujurnya aku merasa sangat pasti Supek, sebab taruhannya adalah nyawa seluruh anak murid Hoa San Pay ?""
"Acccchhh, engkau bahkan lebih sadis dari Liok Kong Djie yang sudah berulangkali mencoba dan menemui kegagalan ?""


Pendekar Aneh Naga Langit Thian Liong Koay Hiap Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Belajar dari kegagalannya, maka kami bertindak jauh lebih hati-hati ".."
"Baiklah ?" apa gerangan kehendakmu" Apakah Suhumu tahu jika engkau akan membokongku malam ini "..?"
"Setelah mengetahui semua percakapan rahasiamu bersama dengan suhu siang tadi, maka sebelum bertindak atasmu, terlebih dahulu Suhu sudah kami amankan. Tetapi, dia masih kami butuhkan ".."
Kheng Seng Thaysu menarik nafas panjang. Dia bersyukur karena Sam Sutenya ternyata bukan bagian dari persekongkolan yang tumbuh di perguruannya selama banyak tahun terakhir ini ?"
"Tetapi, tidak mungkin engkau bergerak sendiri bukan ?"selain itu, tidak mungkin engkau belajar langsung ilmu pukulan Jit Gwat It Sian Kun (pukulan matahari dan rembulan satu garis) dari Liok kong Djie "..?"
"Hmmmm, Ciangbudjin, biar engkau tidak merasa penasaran, kami beberapa orang sudah lama direkrut Suhu Suma Ciong Beng untuk mempelajari Ilmu Pusaka Hoa San Pay itu. Bahkan Ilmu Pusaka 'Thian-lo Sin-kuay-hoat' atau 'Ilmu silat tongkat sakti jatuh dari langit, juga sudah kami kuasai dengan sangat baiknya. Sayang, engkau terlampau pelit untuk mewariskan Hoa San Pay kepadaku atau Cia Nam Sute, karena itu, terpaksa kami bekerja seperti ini, sebab jika menunggu terlebih lama lagi, kami khawatir akan berantakan ?"?"
"Ach, amitabha, ternyata memang benar Suma Sute yang merancang semuanya. Hal ini sebenarnya sudah dalam dugaan Pinto, dan pengumuman tadi siang sebetulnya untuk mengundangnya segera bertindak, tak Pinto sangka, justru murid kepercayaan Sam Sute yang membokongku ?""
"Benar Supek ?".. dan kami bertiga termasuk Lu Tiang Sek bahkan bekerja sama dengan para penyusup yang memang ingin menggunakan Hoa San Pay untuk menggempur Tionggoan. Bahkan, setelah malam ini, kami akan mulai bekerjasama dengan para penyusup itu, karena sasaran sesungguhnya adalah Tionggoan. Tapi sasaran utama kami, adalah Hoa San Pay ". Hitung-hitung saling membantu agar cita-cita masing-masing dapat tercapai ".."
"Amitabha ".. siapa kalian sesungguhnya ".?"
"Selain Suhu Suma Cong Suhu, tiada seorangpun dari kami yang memiliki hubungan dengan Liok Kong Djie, tetapi kami semua memiliki cita-cita tinggi baik di Hoa San Pay maupun juga di Tionggoan. Kami yakin Hoa San Pay akan semakin terpandang dan menjadi perguruan utama di Tionggoan kelak ?".. nach, sudah cukup kita bercakap-cakap Supek. Bagaimana, apakah engkau bersedia mengumumkan salah seorang dari kami, entah aku atau Cia Nam untuk menjadi Ciangbudjin Hoa San Pay Angkatan ke-12 ataukah Supek ingin kami membunuh beberapa puluh murid Hoa San Pay terlebih dahulu sebelum menyetujuinya.."
"Ciok Sutit, apakah engkau mengira Pinto adalah manusia yang takut mati ".." Usia seperti pinto sudah tidak menginginkan banyak hal lagi dan kematian adalah soal atau perkara waktu belaka ?""
"Baiklah, jika memang demikian, akan kuserukan tanda yang akan menggerakkan kelompok kami untuk mulai membunuh Suhu dan kedua Susiok lainnya, baru setelah itu kamipun akan memperkosa dan kemudian membunuh muridmu yang masih cantik jelita itu, Kho Sian Lian dan Tek Ui Sinkay, Hu Pangcu Kaypang yang kami jebak dan tangkap kemudian kami sekap beberapa waktu lalu ?". Bagaimana Ciangbudjin ".." jika engkau memang berkeras dan memilih untuk tetap dalam keputusanmu tadi, maka dengan senang hati aku akan mengeluarkan perintah tadi?"
"Amitabha ?" sungguh licik perbuatan kalian ?". Pinto tidak menyangka kalian begitu khianat memperlakukan Hoa San Pay"
"Kami justru berpikir untuk semakin memajukan Hoa San Pay Supek ?" meski kami belum cukup banyak dari segi jumlah, tetapi kekuatan kami dengan 30an lebih orang sudah cukup memadai untuk membumihanguskan Hoa San Pay. Membunuh seluruh murid Hoa San Pay juga bukan perkara sulit untuk kami lakukan. Tapi, sekarang terserah pilihan Ciangbudjin ".." tekan Ciok CIam Liong dingin. Suaranya benar-benar dingin namun mendatangkan teror yang luar biasa bagi Ciangbudjin tua yang kini terkapar tak berdaya dihadapannya itu.
Perkataan terakhir Ciok Ciam Liong menyadarkan Kheng Seng Thaysu jika bencana benar-benar sudah datang bagi Hoa San Pay. Hanya, masakan dia bersedia untuk mengorbankan 400an nyawa anak murid Hoa San Pay" Lagipula, jika dia berkeras bukankah korbannya akan semakin banyak dan meluas" Bukankah jika bersedia menahan derita dan hinaan dengan menahan waktu lebih panjang pertolongan bagi Hoa San Pay bisa saja datang" Bukankah masih ada Toa Suhengnya dan juga Thian Hoat Tosu yang dapat memperbaiki keadaan buruk ini ?"." Hanya saja, dia harus menetapkan seorang Ciangbudjin Hoa San Pay yang baru ".. ini yang sungguh-sungguh memberatkannya ?"
"Bagaimana, apakah engkau tidak bersedia melakukannya "..?"
"Apa yang akan engkau lakukan jika Pinto tidak merestui permintaanmu ".?"
"Sudah kukatakan tadi, akan kubunuh semua tokoh Hoa San Pay saat ini, termasuk murid cantikmu dan Hu Pangcu Kaypang saat ini ?". Setelah itu, aku akan segera mengangkat diriku menjadi Ciangbudjin dan membunuh semua mereka yang tidak menuruti kehendakku dan tindakanku ?"?"
"Bagaimana pula jika Pinto memutuskan untuk memilihmu dan menyerahkan jabatan Ciangbudjin kepadamu" Jaminan apa yang akan engkau berikan bagi Pinto dan anak murid Hia San Pay lainnya ".?"
"Aku akan sangat berterima kasih kepada Ciangbudjin dan hanya akan mengurung semua Susiok dalam penjara yang sama dengan Ciangbudjin, muridmu dan Tek Ui Sinkay juga akan kupenjarakan bersamamu dan semua susiok yang lain ".. tetapi, engkau harus menunjukkan dimana Gua tempat samadhi toa supek ?"". Itu saja perjanjiannya, selebihnya tidak lagi dapat kami jaminkan ?""
"Bagaimana pinto tahu bahwa engkau akan membebaskan muridku dan hanya akan memenjarakan semua para sute ".." dan apa jaminanmu bahwa engkau tidak akan membunuh anak murid Hoa San Pay?"
"Malam ini juga seluruh susiok akan kutaklukkan dan kemudian kuberi minum puyer penghilang tenaga sehingga mereka tak berdaya dan kelak bersama Ciangbudjin kumasukkan dalam tahanan khusus. Bagaimanapun kami masih berterima kasih kepada Ciangbudjin dan para suhu dan susiok, karena itu kami hanya akan menahan kalian semua orang tua yang tidak lagi punya semangat ?"" Semua murid Hoa San Pay yang turut perintah kami, tidak akan kami apa-apakan, tetapi yang menolak, maaf, kami terpaksa membunuh mereka. Selain itu, engkau beritahukan kepadaku terlebih dahulu dimana kami dapat menemukan Toa Supek ?"
Begitulah keadaan Kheng Seng Thaysu yang dalam keadaan terluka dan terhina, dengan terpaksa harus menelan semua hinaan itu. Dia berharap toa suhengnya akan dapat menolong, dan dia tahu benar jika ruangan rahasia tempat toa suhengnya bertapa sangat nyelimet keadaannya. Bahkan hanya dia, Lian Cu dan toa suhengnya yang paham dengan jalan-jalan rahasia didalamnya, karena itu dia memutuskan memberitahu gua rahasia tersebut. Dan benar saja, ketika Ciok Ciam Liong mencari toa suhengnya, dia tidak bertemu siapa-siapa dalam gua itu, bahkan jalan-jalan rahasia dalam gua tersebut tak dapat diketahui oleh Ciok Ciam Liong. Karenanya, malam itu juga akhirnya Ciok Ciam Liong mengeluarkan keputusannya terhadap para susioknya dan juga Kheng Seng Thaysu ?".
"Jika Ciangbudjin setuju, maka malam ini juga semua susiok dan juga suhu akan kumasukkan kedalam gua rahasia tersebut, termasuk juga sumoy Kho Sian Lian dan Tek Ui Pangcu dan Ciangbudjin akan menyusul menemani mereka setelah pengukuhanku sebagai Ciangbudjin Hoa San Pay ?""
Demikianlah beberapa hari kemudian terjadi perubahan di Hoa San Pay, Ciangbudjin baru yakni Ciok Ciam Liong menggantikan Kheng Seng Thaysu. Tetapi anehnya, tidak ada satupun generasi ataupu angkatan Kheng Seng Thaysu kecuali Suma Cong Beng yang hadir dalam pelantikan Ciangbudjin baru tersebut. Dan sejak saat itu, Kheng Seng Thaysu mengundurkan diri dan tidak pernah lagi munculkan diri, begitu juga ketiga sute lainnya. Bahkan tidak ada anak murid Hoa San Pay yang tahu berada dimana mereka gerangan. Dan Hoa San Pay dalam waktu 6 bulan mengalami gejolak dan perubahan drastis, dimana tak satupun anak muridnya diijinkan turun gunung dan semua urusan keluar kini ditangani oleh Ciangbudjin Ciok Ciam Liong dan dikendalikan bersama Suma Cong Beng dan Cia Nam.
Tetapi, Kho Sian Lian dan Tek Ui Sinkay tidak ikut disekap bersama Kheng Seng Thaysu dan semua adik seperguruannya kecuali Suma Cong Beng, karena mereka berdua entah bagaimana menghilang dari sekapan Ciok Ciam Liong dan begundalnya. Maka, dari mereka berdualah meski dengan info terbatas yang membuat kejadian dan peristiwa di Hoa San Pay mulai menyebar dan akhirnya mengguncang rimba persilatan Tionggoan. Tentu setelah Kho Sian Lian dan Tek Ui Sinkay mengisahkan semua yang mereka alami di gunung Hoa San.
============== "Acccccchhhhhhh, biar bagaimanapun harus segera diputuskan ?".. dia, bocah itu sudah berumur 14 tahunan. Waktunya sudah tiba, lagipula semuanya sudah siap. Tapi, jika dia tersesat kelak, siapa lagikah gerangan yang mampu dan sanggup untuk dapat mengendalikannya" Padahal bakatnya demikian menonjol, kecerdasannya juga di atas rata-rata ?" bukankah sama saja lohu mendidik dan kemudian menghadirkan badai yang lebih besar dan bahkan melebihi teror Pek Kut Lodjin jika memang anak ini benar-benar tersesat nantinya ?"..?"
Kakek yang sekujur tubuhnya mengenakan warna jubah pertapaan putih dan saat itu memang rambut dan jenggotnya juga sudah pada memutih semuanya, terlihat berkali-kali menarik nafas panjang. Seperti ada persoalan besar yang sedang ditimbang-timbangnya untuk diselesaikan. Dan inilah tokoh yang dikenal orang sebagai Bu In Hwesio atau kemudian menjadi Bu In Siansu dan belakangan menjadi Bu In Sin Liong. Seorang tokoh besar yang tidak pernah ingin menonjolkan dirinya tetapi yang dianggap sebagai dewa utama rimba persilatan Tionggoan. Kebanyakan orang memang hanya menempatkannya sebagai tokoh yang sejajar dengan 5 Dewa, tetapi, tokoh-tokoh 5 Dewa sendiri sebenarnya tidak pernah dapat bertemu dan adu kesaktian dengannya. Jika ditantang dia selalu mengelak atau menghindar dan menganggap adu kesaktian sebagai permainan anak-anak belaka. Karena sikapnya dan kemisteriusannya ini, maka dari 3 Dewa, masing-masing Bu Te Hwesio, Thian Hoat Tosu dan Lam Hay Sinni memandangnya begitu tinggi. Merekalah sebenarnya yang tahu persis sampai dimana kehebatan tokoh yang gagal jadi Ciangbudjin Siauw Lim Sie ini.
Sekali dia akhirnya turun tangan, yakni ketika Thian Hoat Tosu, Lam Hay Sinni dan Bu Te Hwesio secara bersamaan mendatangi pertapaannya dan memintanya untuk ikut turun tangan membantu mengatasi kebuasan Pek Kut Bun. Meski awalnya menolak, tapi Bu In Siansu akhirnya memutuskan untuk turun gunung tetapi dia tetap saja bertindak sembunyi-sembunyi dan mendatangi Pek Kut Lodjin pada episode puncak pertempuran antara tokoh-tokoh hitam melawan para pendekar yang didukung 3 Dewa. Ketidakhadiran Pek Kut Lodjin di pertarungan dahsyat itu akhirnya yang menentukan kekalahan para penjahat. Baru belakangan para pendekar menemukan Pek Kut Lodjin yang ilmunya sudah dimusnahkan orang. Maka ketika kepadanya dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya, Pek Kut Lodjin akhirnya memilih membunuh dirinya sendiri dengan menggigit putus lidahnya. Tetapi dia sempat mengutuki satu nama: Bu In Siansu.
Hanya Bu Te Hwesio, Thian Hoat Tosu dan Lam Hay Sinni yang tahu apa arti nama itu ketika disebutkan, karena mereka bertiga yang mengundangnya untuk turun gunung. Ternyata, benar tokoh itu sudah turun tangan dan berhasil menundukkan Pek Kut Lodjin dengan memusnahkan kepandaian iblis mengerikan itu. Kendati, mereka sendiri sadar bahwa kepandaian Pek Kut Lodjin bukanlah main-main, masih setaraf atau seimbang dengan dengan kepandaian mereka sendiri. Kawan-kawan Pek Kut Lodjin, momok-momok yang mengerikan, ada 5,6 tokoh yang kepandaian mereka tipis saja dibawah kemampuan 3 Dewa dan sampai membuat Barisan Lo Han Tin dan Barisan Tujuh Pedang Sakti Bu Tong Pay turun tangan bersama tokoh sepuh mereka. Setaker kekuatan rimba persilata Tionggoan itulah yang turun tangan dan membuat teror Pek Kut Bun dapat dipadamkan. Tetapi, korbannya luar biasa besar dan banyak.
Tokoh misterius itu yang kini sedang gelisah. Dia harus segera memutuskan sesuatu. Memutuskan apakah menyempurnakan Koay Ji si bocah aneh yang berbakat mujijat itu atau tidak. Apalagi, karena kekuatan yang mengeram dalam tubuh bocah itu semakin lama semakin tersedot habis dan berubah menjadi kekuatan dahsyat dalam tubuh anak itu selama lima tahun terakhir ini. Boleh dibilang, kekuatan Koay Ji bertumbuh berapa kali lipat dibanding manusia biasa. Karena, selain dia menyerap kekuatan luar biasa yang tumbuh dalam tubuhnya dan sekaligus memecah khasiat obat mujijat yang ditelannya, diapun juga berlatih menghimpun hawa murninya sendiri dengan tuntunan Bu In Sin Liong. Dan, hanya simhoat rahasia bernama Toa Pan Yo Hian Kang yang mujijat dapat membantu anak itu melalui semua tahapan selama 5 tahun ini yang sangat menguras tenaga mereka berdua.
"Memasuki tahap terakhir Toa Pan Yo Hian Kang, berarti bahwa dalam usia yang masih sangat muda, sekitar 19 atau 20 tahun, dan anak itu sudah memiliki tingkatan setinggi kemampuanku pada 20 tahun silam ?".. bukankah ini terlampau berlebihan ?" Bisik Bu In Sin Liong yang nampak bercakap-cakap dengan dirinya sendiri. Tetapi, untuk menghentikannya sekarang, juga sama tanggungnya, karena dia akan selalu terkekang antara mampu dan tidak mampu menyalurkan kekuatan dahsyatnya tersebut. Padahal, semua jalan darah fital dalam dirinya sudah ditembusi oleh hawa tersebut ?"".. ach, sungguh-sungguh berabe ?""
Luar biasa, ternyata seorang bocah yang dipanggil Koay Ji sudah mampu menembusi semua jalan darah fital dalam tubuhnya, sehingga belajar silat dan menghimpun tenaga baginya, adalah kerja yang mudah dan gampang. Padahal, usianya baru 14 tahunan belum melampaui angka 15 tahun. Inilah dilema Bu In Sin Liong, tokoh besar yang selama 5 tahun terakhir mendidik dan membimbing si bocah aneh yang sudah tumbuh menjadi remaja dengan tubuh yang nyaris sempurna. Tubuhnya terhitung tinggi besar dibandingkan anak seusianya dan karena penderitaan panjang selama masa kanak-kanaknya, wajahnya meski terlihat masih bocah, tetapi pikiran dan tingkahnya sudah mirip orang dewasa. Dan satu hal lagi, sampai saat itu, dia tidak ingat dan tidak tahu jati diri sesungguhnya dan bahkan juga namanya sendiri. Dia selalu menyebut dirinya Koay Ji sebagaimana dahulu Ang Sinshe sering memanggil kepadanya. Dan sampai sekarang bahkan Suhunya juga memanggilnya dengan nama itu.
Pertanyaan dan debat dalam diri tokoh Bu In Sin Liong memang sudah berlangsung setahun terkahir ini. Tetapi, setelah tak ada lagi yang dapat diajarkannya selama bulan-bulan terakhir, dia sudah mesti memutuskan, melanjutkan atau cukup. Dan hari itu, dia sudah harus memutuskannya. Tidak ada kelainan sama sekali dalam tingkah si bocah aneh. Seperti dahulu, sangat wajar, polos, jujur dan begitu menghormati kakek sakti itu. "Sayang, identitasnya sama sekali gelap ?" ini membahayakan ".." desisnya dalam hati. Tetapi, desisannya itu disanggahnya sendiri:
"Tapi, jika memang begitu, mengapa takdir mengantarnya datang ketempatku" Dan mengapa pula tak ada tanda-tanda kesesatan dalam tindak-tanduk dan juga cara berpikir bocah itu" Bukankah aku akan menyia-nyiakan bakat besarnya yang belum pernah kutemukan sepanjang hidupku ?".?"
Sampai akhirnya matahari sudah akan terbenam, pada akhirnya Bu In Sin Liong bergumam ". tanda dia telah memutuskan:
"Jika memang dia tersesat, biarlah takdir yang kelak menghukumnya ?". Semoga Thian tidak murka dengan keputusanku ".."
Sementara Koay Ji si bocah aneh, pada saat suhunya sedang bersamadhi, memilih untuk bermain-main di luar gua. Gua pilihan suhunya memang unik, setelah menembus perut gunung sejauh beberapa ratus meter, ujung gua akan tembus ke lembah di balik gunung-gunungan dan ada kurang lebih 200-300 meter dataran yang pepohonannya tumbuh jarang. Setelah itu, daratan akan menukik tajam membentuk jurang yang tak terukur dalamnya, tetapi di samping kiri dan kanan jurang itu, membentuk panorama alam yang terjal, terdapat pepohonan yang sangat lebat di sebelah kanan. Pepohonan itu bahkan berbaris dan tumbuh memanjang dan bahkan menukik keatas menuju puncak gunung Thian Cong San. Sementara ke sebelah kiri, lebih berupa tebing-tebing cadas yang sangat berbahaya dan teramat sulit untuk didatangi manusia. Tetapi, di daerah itulah akhir-akhir ini Koay Ji bermain-main.
Pendekar Latah 27 Cinta Bernoda Darah Serial Bu Kek Sian Su 3 Karya Kho Ping Hoo Seruling Sakti 3

Cari Blog Ini