Ceritasilat Novel Online

Tengkorak Maut 12

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 12


sendiri kepada padri dari utara"
Padri dari utara ikut terpengaruh oleh kisah tersebut,
dengan suara gemetar karena emosi katanya:
"Peristiwa ini memang benar2 telah terjadi, waktu itu aku
menempatkan dara yang malang tadi di biara Cu in an, kalau
773 dihitung-hitung usianya kini sudah mencapai enam puluh
tahunan" Semua anggota perkumpulan Kay pang sama-sama
tundukkan kepalanya, peristiwa tersebut merupakan peristiwa
yang paling memalukan bagi perkumpulan mereka, tak ada
yang bicara, tak ada yang komentar, semuanya terdiam, diam
karena malu. Pengemis dari selatan sendiri berdiri dengan tubuh gemetar
sambil menengadah memandang awan diangkasa, diapun
bungkam dalam seribu bahasa.
Akhirnya kesunyian itu dipecahkan oleh Han Siong Kie,
menghampiri ketua Kay pang yang masih membungkam dan
berkata: "Ciang bunjin, apa yang ingin kukatakan telah kuucapkan
semua, bagaimanakah penyelesaian tentang persoalan ini,
terserah pada keputusan ciang bunjin"
Ketua Kay pang menghela napas panjang.
"Aaai.. Peristiwa ini sungguh merupakan suatu kejadian
yang tidak beruntung bagi pihak Kay pang, apa yang dapat
kukatakan lagi" Han siau hiap. kami merasa malu dan
menyesal atas perlakuan kasar yang sudah diperlihatkan pihak
kami selama ini, harap engkau sudi memaafkan"
--ooodwooo- BAB 43 "ENGKAU tak usah berkata begitu ciangbunjin, aku dapat
memahami perasaanmu " sahut Han Siong Kie sambil tertawa.
Kepada pengemis dari selatan ia menambahkan"Engkoh tua, aku tak dapat berdiam terlalu lama disini, aku
masih banyak persoalan yang harus kukerjakan, selamat
tinggal dan sampai jumpa dilain saat"
774 "saudara cilik, engkau membutuhkan bantuanku " bisik
pengemis dari selatan dengan duka.
"Tidak engkoh tua, sekarang aku tidak membutuhkan
bantuanmu, lain kali kalau ada kebutuhan yang mendesak.
aku pasti akan mencari kau"
Untuk menyelesaikan pertikaian antara mendiang gurunya
dengan pihak Kaypang sudah banyak waktu yang dibuang
sianak muda itu, kini urusan telah selesai maka, secara
otomatis ingatannya beralih kembali akan keselamatan lima
orang tianglo perguruannya, dia ingin tahu apakah usaha
mereka untuk menghadang jalan pergi Mo sam Yu peng
hianat dari perguruannya, berhasil atau tidak. .
Karena itu dengan hati gelisah cepat dia menjura kepada
semua orang, kemudian enjotkan badan dan berlalu dari situ.
Pengemis dari selatan serta ketua Kay pang seperti hendak
mengucapkan sesuatu, tapi Han Siong Kie keburu kabur dari
situ dan lenyap dikejauhan, terpaksa mereka cuma berdiri
tertegun dengan mata melongo.
Dari kuil Leng koan bio, Han Siong Kie berlarian diatas jalan
raya dengan mengerahkan ilmu ginkangnya Cahaya kilat
lintasan bayangan, ibarat segulung hembusan angin puyuh, ia
meluncur kemuka dengan cepatnya.
Perjalanan ditempuh siang malam tanpa berhenti, paling
sedikit sudah seribu li dia lintasi, namun bayangan tubuh dari
kelima orang tianglonya sama sekali tak nampak, kejadian ini
sangat mencengangkan hati Han Siong Kie.
Diam2 ia mulai gelisah, pemuda itu tak mungkin mengejar
langsung kewilayah Thian lam, sebab dia masih ada persoalan
lebih penting yang harus dikerjakanTanpa terasa sampailah pemuda dia didalam sebuah hutan
lebat, jalan raya itu menjorok jauh memasuki hutan itu, suara
percikan air secara lapat2 menggema dari kejauhan-.
775 Beberapa li kemudian, tibalah pemuda itu ditepi sebuah
sungai yang amat lebar, jalan raya terputus sampai disitu, tepi
sungai merupakan sebuah hutan pohon liu yang sangat lebat,
begitu tebalnya sampai sinar matahari susah menembusi
permukaan tanah. sebuah batu peringatan yang tinggi berdiri angker ditepi
sungai, beberapa huruf besar tertera diatas batu itu. "LIU LIM
TOK" atau Penyeberangan hutan Liu.
Aneh kalau toh disana merupakan tempat penyeberangan,
mengapa tiada sebuah perahupun yang berlabuh disana "
Memandang gulungan ombak serta arus air yang amat
deras ditengah sungai, Han Siong Kie berdiri ter-mangu2.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, ia berusaha
mencari akal untuk memecahkan kesulitan yang sedang
dihadapinya itu. Tiba2.. bau anyir darah berhembus lewat dari kejauhan,
menusuk penciuman pemuda itu sehingga membuat perutnya
merasa mual. Betapa terkejutnya si anak muda itu, dengan mata jelalatan
dia menengok kesana kemari, ibarat kucing mengincar
mangsanya, nun jauh didalam hutan Liu tiba2 ia temukan
bayangan manusia yang se-akan terlentang diatas tanah.
Dengan sigap ia loncat kemuka dan menerobos masuk
kedalam hutan itu. Apa yang kemudian terlihat sungguh mendirikan bulu roma,
mayat yang berlumuran darah bergelimpangan disana sini,
jumlah nya mencapai tiga puluh sosok lebih, ketika mayat itu
diteliti lebih jauh, tak kuasa lagi ia menjerit tertahan-"Aaah..
Korban2 dari malaikat hawa dingin"
Memang korban2 tersebut menunjukkan ciri yang khas
yakni ubun2nya hancur tercabik-cabik, hanya Malaikat hawa
dingin yang men-cabik2 benak korbannya hingga otak dan
776 darah berhamburan di mana2, pemandangan waktu itu amat
seram membuat bulu roma bukan saja pada bangun berdiri,
perutpun ikut mual dan hampir saja muntah-muntah.
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing tersohor karena caranya
yang keji dan sadis sewaktu membantai musuh2nya, dalam
dunia tak ada manusia kedua yang melebihi kekejaman
hatinya Inilah akibat dari sakit mental yang diderita malaikat hawa
dingin, seandainya ia tidak kehilangan suaminya yang tercinta
tak mungkin hawa amarah dan dendamnya dilampiaskan
kepada orang lain, diapun tak akan membunuh seratus orang
persilatan setiap tahunnya untuk melampiaskan tekanan
batinnya. Han siong Kie berdiri termangu-mangu, ia tak habis
mengerti dengan kejadian yang terbentang didepan mata,
biasanya malaikat berhawa dingin tak akan mengulangi
kembali pembantaiannya sebelum lewat satu tahun setelah ia
membantai orang keseratus yang terakhir, tapi kini.." Apa
yang terbentang didepan mata menunjukkan suatu
keistimewaan, suatu pengecualian dari kebiasaannya itu, lalu
apa yang telah terjadi"
Tiba2 anak muda itu menjerit tertahan, lalu memburu kesisi
sesosok mayat, korban itu tak dikenal olehnya bahkan sedang
dicari2 selama ini, tak kuasa ia berdiri dengan hati bergetar
keras. Siapakah korban itu" dia tak lain adalah mayat dari Mo sam
Yu, pelindung hukum dari istana Huan mo kiong yang
berkhianat, ditinjau dari sini dapatlah dibuktikan kalau
kawanan penghianat yang kabur kembali kewilayah Thian lam
tak sempat mencapai tujuannya, malahan mereka sudah
menjadi korban keganasan malaikat hawa dingin. Lalu.. apa
sebab nya malaikat hawa dingin membantai orang-orang itu"
777 Bukankah lima orang tianglonya berangkat lebih dulu untuk
menghadang jalan lari Mo sam Yu beserta begundal2nya"
Kemana mereka pergi" Mengapa jejaknya tak ketahuan
juntrungannya" Aah jangan2 mereka pun sudah....
Berpikir sampai disitu, tak kuasa lagi Han Siong Kie bergidik
tubuhnya jadi merinding. Bila kelima orang tianglonya dibantai pula oleh malaikat
hawa dingin, itu berarti antara dia dengan iblis perempuan itu
terikat oleh dendam darah sedalam lautan, bagaimanapun
juga hutang darah itu harus diperhitungkan.
sementara ia masih tertegun, jauh ditengah hutan
menggema suara bentakan manusia yang terbawa angin
secara sayup2 sampai terbaur oleh gulungan ombak yang
menggila, ia sulit untuk membedakan mana suara bentakan
mana gulungan ombak, tapi berhubung bentakan2 itu
menggema saling susul menyusul maka lama kelamaan Han
siong Kie dapat merasakan pula akan keanehan tadi.
Dia pusatkan segenap perhatiannya untuk mengamati
suara bentakan itu, setelah yakin bila pendengarannya tak
keliru, cepat ia terobos hutan pohon liu itu dan menghampiri
kemana suara itu berasal.
Hutan yang panjang dan lebat telah diterobosi, nun diluar
hutan tepatnya diatas sebidang tanah merumput yang luas
terlihatlah beberapa sosok bayangan manusia sedang terlibat
dalam suatu pertarungan yang amat seru.
Tiga orang kakek berbaju perlente sedang putar toyanya
kencang2 mengerubuti seorang perempuan muda yang cantik
jelita. Dua orang kakek perlente lainnya duduk bersila diluar
gelanggang, dari sikap mereka yang duduk mematung, dapat
diketahui kalau mereka sedang menderita luka yang cukup
parah. 778 Sembari melayani serangan2 gencar musuh nya,
perempuan itu terkekek tiada hentinya, semua serangan yang
ia lancarkan rata2 ampuh dan sadis, membuat tiga orang
musuh nya kalang kabut dan terdesak ke dalam posisi yang
amat berbahaya: Tiga orang kakek bersenjata toya itu siapa lagi kalau bukan
lima orang tianglo dari istana Huan mo kiong" Dua diantara
mereka duduk mengatur pernapasan, rupanya cukup parah
luka dalam yang diderita.
Sedangkan perempuan yang cantik rupawan itu memang
tak salah lagi malaikat hawa dingin Mo siu Ing.
Sementara liu tiga serangan yang dilancarkan iblis
perempuan itu memaksa tiga orang tianglo dari Huan mo
kiong terdesak mundur delapan depa dengan sempoyongan,
katanya: "Hey tiga orang tua bangka sialan, aku harap kalian
sedikitlah tahu diri, sepanjang hidup aku malaikat hawa dingin
tak pernah membantai korban yang mampu menerima tiga
jurus seranganku, Hmm Kalau bukan terikat oleh kebiasaanku
itu, memang nya kalian bisa hidup sampai sekarang " Bila
kalian tahu diri, cepat2lah kabur dari sini, jangan menunggu
sampai aku naik darah dan melanggar kebiasaanku"
"Malaikat hawa dingin" bentak To It hui dengan gusar,
"engkau sudah melukai dua orang suteku, membantai tiga
puluh lembar nyawa anggota perguruanku, sebelum memberi
keadilan kepada kami, aku berlima tak akan pergi dari sini?"
"Keadilan" Haahh haahh haahhh, omong kosong" ditengah
gelak tertawa yang amat nyaring, serangan bertubi2
dilepaskan kearah Tio It hui.
Cepat dalam penyerangan, ganas dalam ancaman itulah ciri
serangan yang dilepaskan perempuan iblis ini.
779 Menyaksikan rekannya terancam, dua orang tianglo yang
lain sama2 mendengus gusar, toya kepala setan mereka
secepat kilat dlayun kedepan membacok tubuh Im sat.
To It hui sendiri cepat ayun toyanya untuk menangkis,
serangan yang dilontarkan ke tubuh nya.
"Duuk Blaaamm" diiikuti dengusan tertahan, To it hui
terpental kebelakang, toyanya terlepas dari cekalan dan
tubunnya terkapar di atas tanah.
Hampir berbareng waktunya, serangan toya yang
dilepaskan dua orang tianglo lainnya telah menyergap tubuh
Im-sat. Kedua belah pihak saling menyerang dengan gerakan yang
sama2 cepatnya, namun bagaimanapun juga toh kepandaian
silat Im sat lebih unggul setingkat, sekali berkelebat tahu2 ia
sudah menyusup keluar dari kurungan musuh.
"Heeeh heeh heeeh luput kurang jitu" ejeknya sambil
terkekeh, "kurang makan kalau nyerangnya lantas begitu. Nih
coba lihat seranganku"
Kedua orang tianglo itu tertegun, untuk sesaat mereka tak
tahu musti berbuat apa. Sementara itu malaikat hawa dingin sudah melayang
kemuka siap melepaskan serangan balasan.
"Tahan " mendadak serentetan bentakan nyaring
menggema di udara. Malaikat hawa dingin tersentak kaget dan batalkan
gerakannya lebih jauh ia tercengang bercampur keheranan
sebab selama hidup belum pernah ada orang yang berani
menghalangi perbuatannya, baru kali ini peristiwa mana bisa
dialaminya. Kalau mengikuti kebiasaan yang berlaku umum, dimana
malaikat hawa dingin munculkan diri, kebanyakan orang
780 persilatan jeri pontang panting berusaha menyelamatkan diri,
tapi kali ini, bukan saja orang tidak menjadi takut oleh
keangkerannya, malahan menghalangi perbuatannya, tak
heran kalau iblis perempuan ini malahan dibuat melongo.
Kedua orang tianglo itu sendiripun segera berpaling kearah
mana berasalnya suara itu dengan pandangan kaget.
To It hui ikut meronta bangun dari atas tanah, ia menyeka
noda darah yang mengotori ujung bibirnya..
Dengan kecepatan yang luar bias a sesosok bayangan
manusia munculkan diri dari belakang hutan, sekali enjot
tahu2 orang itu sudah berdiri angkuh ditengah gelanggang.
Mula2 malaikat hawa ding in Mo siu Ing tampak rada
tertegun, kemudian sambil tertawa kegirangan serunya:
"Oh Manusia muka dingin, kirinya kau?"
"Benar, aku yang datang" jawab anak muda itu dingin.
"Aku hendak mencari kau."


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mencari aku?""
"Ehmm, begitulah."
Dalam pada itu ketiga orang tiang lo tersebut telah maju
memberi hormat setelah mengetahui siapa yang datang
mereka sangat gembira atas kedatangan sianak muda itu.
"ciangbun suheng, sungguh kebetulan kedatanganmu ini"
serunya hampir serentak. "Tiang lo bertiga tak usah banyak adat" anak muda itu
ulapkan tangannya. Dari tindak tanduk tiga orang tiang lo tersebut, agaknya
malaikat hawa dingin dapat meraba pula kedudukan anak
muda kita, dengan muka terperanjat bercampur keheranan
serunya: 781 "Apa?" Kau...kau adalah ketua Thian lam?"
"Engkau heran?" sahut sang anak muda seraya
mengangguk. "Bukankah engkau adalah ahli waris dari Mo tiong ci mo?""
"Betul, mendiang guruku adalah kaisar Tee-kun dari istana
Huan mo kiong... engkau tak tahu akan hal ini?""
Tak kuasa lagi Malaikat hawa dingin Mo Siu Ing mundur
dua langkah kebelakang, paras mukanya berubah hebat.
"Jadi kalau begitu sekarang..sekarang engkaulah Tee kun
kaisar dari istana Huan mo kiong?"
"oooh engkau kurang percaya?""
"Bukannya tak percaya, cuma saja kejadian ini memang
sedikit diluar dugaan "
Han Siong Kie mendengus dingin, dia alihkan pembicaraan
kesoal lain, ujarnya lagi:
"Ketiga puluh sosok mayat yang bergelimpangan di
penyeberangan hutan Liu adalah hasil karyamu?""
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing kerutkan dahinya dan
tersenyum, ia sama sekali tak merasa canggung untuk
menjawab pertanyaan itu: "Ehmm Memangnya kenapa ?"
"Engkau telah melanggar kebiasaanmu, bukankah jatahmu
untuk tahun ini sudah kau ambil semua" sekarang ditambah
dengan tiga puluh sosok mayat itu " berarti kau sudah
membantai seratus tiga puluh orang " seru Han siong Kin
ketus. senyum yang semula menghiasi ujung bibir malaikat hawa
dingin kontan lenyap tak berbekas, hawa napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya, ia mendengus dingin.
"Hmn Manusia muka dingin. coba pandanglah wajahku
menurut penilaianmu aku terhitung cantik atau tidak?"
782 Han Siong Kie terperangah, ia tak dapat menangkap apa
yang dimaksudkan perempuan itu, untuk sesaat anak muda
itu cuma membungkam dalam seribu bahasa.
Dalam pada itu dua orang tianglo dari Huan mo kiong
sedang bersemedi telah menyelesaikan latihannya, mereka
loncat bangun dan berdiri disamping tiga orang rekannya.
"Manusia muka dingiin, ayoh jawab pertanyaanku
Termasuk cantikkah wajahku ini?""
Malaikat hawa dingin mengulangi kembali pertanyaannya.
"Apa maksudmu?""
"Jawab dulu pertanyaanku dengan sejujurnya"
"Ehmm, engkau memang cantik, cantik ibarat bidadari yang
turun dari kahyangan, sayang hatimu ...."
"Cukup," tukas Mo siu ing cepat, "inilah alasannya kenapa
kubantai manusia2 itu"
Han siong Kie bukan seorang manusia bodoh, tentu saja ia
dapat mengerti apa yang telah terjadi, pikirnya:
"Tak aneh kalau Mo sam Yu beserta begundalbegundalnya
dibikin mampus, rupanya mereka kesemsem oleh
kecantikan perempuan ini, tak tahunya mangsa yang mereka
incar adalah iblis perempuan yang berhati keji. dasar bajul
buntung, kalau lihat perempuan matanya lantas jelalatan ....
pantaslah kalau mereka mampus"
sekalipun begitu, Mo sam Yu beserta begundalnya masih
terhitung anggota Huan mo kiong, kendati mereka telah
berhianat, namun kematian mereka ditangan orang lain sama
artinya suatu penghinaan bagi pihak Huan mo kiong, sebagai
ciangbunjinnya tentu saja Han siong Kie tak dapat berpeluk
tangan dengan begitu saja. Maka diapun tertawa dingin,
katanya: "Im sat engkau tahu, siapakah yang telah kau bantai
itu?"" 783 "siapa" Mereka toh manusia" kurcaci yang bejat moralnya
dari istana Huan mo- kiong?"
"Tentunya engkau sudah tahu bukan apa kedudukanku
sekarang?" "ooh .... Maksudmu, engkau hendak membuat perhitungan
denpanku karena mereka termasuk anak buahmu?""
"Tentu saja Memangnya kau suruh aku pura2 bodoh dan
tak tahu urusan?" Paras muka malaikat hawa dingin beberapa kali berubah
hebat, akhirnya dia berkata:
"Baiklah, untuk sementara waktu kita tak usah bicarakan
persoalan ini, mau bikin perhitungan kita bicarakan nanti saja,
aku dengar engkau telah mendapatkan sarung tangan Hud jiu
po pit yang sebelah, benarkah berita tersebut?"
"Memang betul, sarung tangan itu sudah berada
ditanganku" "Dan tentunya kau masih ingat bukan dengan perjanjian
yang telah kita buat belum lama berselang?"
"oooh, jadi karena persoalan inilah engkau datang mencari
aku?"" "Tepat sekali ucapanmu itu "
Tiba2 paras muka malaikat hawa dingin berubah hebat, ia
sangat terpengaruh oleh emosi, dadanya berdebar keras,
tubuhnya ikut bergetar karena pergolakan batinnya.
Delapan belas tahun ia hidup merana, ia mengharap. ia
menanti, ia mencari bahkan ia membantai orang secara
menggila, tujuannya tak lebih hanya mengharapkan
kedatangannya berita tersebut, berita tentang keadaan
suaminya. 784 "Manusia muka dingin, benarkah apa yang kudengar itu?"
kembali dia bertanya dengan gemetar.
Han song Kie merogoh sakunya dan ambil keluar sarung
tangan Hud jiu po pit itu.
"Engkau kurang percaya?" tegurnya
"Nah, inilah buktinya"
Lima orang tianglo dari istana Huan mo kiong hatinya
berdiri termangu selama ini,
sebentar mereka menengok ketuanya, sebentar lagi
menengok pula kearah Im-sat, mereka tak tahu apa yang
sebenarnya sedang berlangsung.
"Berikan padaku" pinta malaikat hawa dingin dengan suara
gemetar. Han siong Kie ragu2 sebentar, akhirnya ia lemparkan
sarung tangan tersebut ke tangan lawan.
Dengan gemetar malaikat hawa dingin menyambut sarung
tangan itu kemudian dari sakunya ambil keluar juga sarung
tangan yang lain, setelah digabungkan menjadi satu tiba2 ia
menengadah dan tertawa keras seperti orang gila.
Kelima orang tiang lo dart istana Huan mo kiong cuma
berdiri saling bertukar pandangan, mereka makin dibuat
bingung oleh kejadian yang sedang berlangsung didepan
mata. Lama sekali Malaikat hawa dingin tertawa tergelak.
akhirnya ia membungkam, membungkam dalam seribu
bahasa, sementara air matanya jatuh bercucuran membasahi
pipinya. Kurang lebih seperminum teh kemudian suasana baru pulih
kembali dalam ketenangan, dengan muka hijau membesi ia
menegur: "Katakan kepadaku, dia masih hidup atau sudah
mati?" 785 "Masih hidup Malahan masih segar bugar.."
Malaikat hawa dingin pejamkan matanya rapat2, air mata
kembali bercucuran. "Dia masih hidup, ..ternyata dia masih
hidup," gumamnya lirih.
Kemudian sambil menatap wajah anak muda itu,
perempuan iblis tersebut menambahkan: "Manusia muka
dingin, apa yang telah kuucapkan selamanya tak akan
kuingkari, seperti apa yang kita janjikan dulu maka sarung
tangan ini menjadi milikmu untuk selama2nya" sembari
berkata ia lemparkan sepasang sarung tangan itu kearah Han
siong Kie. Dengan hati berdebar anak muda itu menyambut benda
mustika tersebut, pusaka Hud jiu popit telah menyatu, itu
berarti terbuka kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu si
mi sinkang yang tercantum di atas pusaka itu.
Bila ilmu maha sakti itu sudah dikuasahi, ia tak perlu jeri
terhadap tengkorak maut lagi, iapun tak usah kesal
memikirkan keampuhan ilmu silat dari pemilik benteng maut..
sementara ia masih termangu-mangu. Malaikat hawa dingin
telah maju tiga langkah kedepan, serunya dengan wajah
penuh pengharapan: "Manusia muka dingin, saat ini dia ada
dimana?" "Benteng maut "
"Apa " Benteng maut?""
"Benar, ia dikurung oleh pemilik Benteng maut dalam
sebuah ruang batu yang kuat."
Sekujur badan malaikat hawa dingin bergetar keras, pucat
pias selembar wajahnya. Mimpipun dia tak pernah menduga kalau suaminya,
malaikat hawa panas Ko su ki di sekap dalam istana maut
786 selama delapan belas tahun, tak aneh kalau jejaknya sukar di
telusuri. "Manusia muka dingin, bagaimana caranya engkau
dapatkan pusaka Hud jiu po pit ini?" sekali lagi perempuan
iblis itu menegur. "Aku telah menyerbu kedalam istana maut, sungguh
beruntung akhirnya bisa lolos dengan selamat, benda itu
kutemukan secara kebetulan saja."
"ooh. kiranya begitu" Malaikat hawa dingin termenung
sebentar, akhirnya dia menambahkan. "manusia muka dingin,
selamanya aku Mo siu Ing merasa berterima kasih kepadamu,
selamat tinggal" Begitu ucapan terakhir meluncur dari mulutnya, secepat
kilat ia berlalu dari situ.
"Eh, tunggu sebentar "
Walaupun ia cepat, Han siong Kie berlari tak jauh lebih
cepat, sekali enjot badan tahu-tahu ia sudah menghadang
didepannya. "Im sat" pemuda itu berseru dengan ketus "tak usah kau
ucapkan kata2 yang bernada terima kasih, sistim pertukaran
syarat kita dijalankan secara barter, engkau menghadiahkan
sarung tanganpusaka kepadaku, aku carikan kabar tentang
suamimu bagimu masing2 pihak kita tak berhutang kepada
yang lain, atau dengan kata lain kita sama2 impas"
"Lalu maksudmu?" seru malaikat hawa dingin dengan muka
tertegun. Walaupun dalam hal barter kita sudah impas, namun dalam
hal lain engkau masih hutang kepadaku, maka aku hendak
sekalian menagih hutangmu itu."
"Menagih hutang " Hutang apaan itu?""
"Engkau telah membantai tiga puluh orang anak buahku"
787 "Toh mereka sendiri yang cari mampus"
"Bagaimana penjelasanmu tentang tiga orang tiang lo yang
kau lukai barusan" "Lalu.. engkau hendak menagih hutang ini dengan cara
bagaimana?"" tanya malaikat hawa dingin kemudian,
Han siong Kie mengerutkan dahinya lalu berkata:
"Aku tidak akan menagih kelewat batas sebab aku tetap
berharap agar engkau bisa berkumpul kembali dengan
suamimu" Paras muka malaikat hawa dingin berubah hebat, ia
menengadah dan tertawa seram.
"Haahhh... haahhh... haahhh sungguh tak kusangka ada
orang yang hendak mengampuni selembar jiwa bagiku,
sungguh lucu, sungguh lucu, baru pertama kali ini aku Mo siu
Ing mendengar ucapan selucu ini haahh... haahhh... haahh"
"Engkau tidak percaya dengan perkataanku ini?"?"
"Hei manusia muka dingin, apa yang kau andalkan untuk
membuktikan kebenaran perkataanmu itu?""
"Apalagi yang kau andalkan" Tentu saja sepasang telapak
tanganku ini, bagiku aku rasa belum temui banyak kesulitan
untuk bereskan seorang jago macam dirimu"
"Baik sebelum pertarungan dilangsungkan aku Mo siu Ing
akan mengemukakan juga sesuatu, aku tak akan mencabut
nyawamu dalam pertarungan ini"
"Hmm Engkau belum sesuai untuk mengalahkan bagiku"
Terlalu kasar ucapan itu bagi pendengaran sang iblis
perempuan, hawa amarahnya kontan berkobar, dengan hawa
napsu membunuh menyelimuti wajahnya ia tertawa seram.
"Manusia muka dingin, kalau engkau tidak sudi menerima
maksud baikku ini, biarlah akan kusempurnakan kehendak
788 hatimu, Nah silahkan turun tangan" Han siong Kie mendengus
dingin. "Hmm Malaikat hawa dingin, sambutlah seranganku ini "
Sambil menerjang kemuka, dia lancarkan sebuah pukulan
maut kearah musuhnya. Suasana berubah jadi tegang
mengikuti serangan gencar yang dilancarkan pemuda itu.
Serentak lima orang tiang lo itu mundur delapan depa
kebelakang, mereka ingin tahu sampai dimanakah kehebatan
serta keampuhan yang dimiliki ciangbun suhengnya ini.
Serangan yang dilepaskan Han Siong Kie itu merupakan
tenaga sebesar sepuluh bagian, cepat dalam serangan dahsyat
dalam sergapan, membuat siapa saja bergidik oleh
kelihayannya. Malaikat hawa dingin Mo Siau ing merasakan harinya
bergetar keras, dari serangan yang dilancarkan musuh, ia tahu
tenaga Iwekang yang dimiliki Han Siong Kie sudah jauh
berbeda kalau dibandingkan dulu, ia himpun kekuatannya dan


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyambut serangan musuh dengan keras lawan keras.
Suatu ledakan keras yang memekikkan telinga menggema
memecahkan kesunyian, kedua belah pihak terdorong mundur
selangkah ke belakang, diam2 mereka kaget dan kagum atas
keampuhan musuhnya. Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah terlibat dalam
suatu pertarungan yang seru, masing2 pihak mengerahkan
semua kemampuan yang dimilikinya, membuat suasana
ditengah gelanggang menjadi bertambah seru dan ramai.
Pasir dan debu beterbangan memenuhi seluruh angkasa,
bumi serasa digoyangken oleh gempa dahsyat, jurus aneh,
gerakan ampuh serta semua tipu daya yang jarang
dikeluarkan selapis demi selapis dikerahkan semua tanpa
hentinya. 789 Pertarungan sengit macam ini belum pernah dijumpai
dalam dunia persilatan, lima orang tiang lo yang mengikuti
jalannya pertarungan itu ikut merasakan hatinya berdebar,
tanpa sadar peluh dingin mengalir keluar membasahi tubuh
mereka. Dalam sekejap mata ratusan jurus sudah lewat, namun
siapa menang siapa kalah masih susah untuk ditentukan.
Makin bertarung Malaikat hawa dingin Mo siu Ing semakin
terperanjat, ia sadar tenaga dalam yang dimiliki pihak musuh
telah peroleh kemajuan yang amat pesat, suatu kejadian yang
sama sekali tak pernah terbayangken olehnya.
Han siong Kie sendiripun merasa terkesiap oleh
ketangguhan malaikat hawa dingin, sekarang ia percaya kalau
nama besar orang bukan nama kosong belaka, baru seorang
Im sat sudah begini lihaynya, apalagi kalau Im yang siang sat
(sepasang malaikat panas dan dingin) bersatu padu, siapa lagi
yang mampu menghadapi ketangguhan mereka" Tak aneh
kalau nama kedua orang itu tersohor sekali. Belasan jurus
kembali sudah lewat.. "Kena " tiba2 malaikat hawa dingin menghardik keras.
sepasang telapak tangannya dikembangkan, dalam waktu
tingkat ia lepaskan dua puluh empat buah pukulan berantai,
tiap pukulan yang dilepaskan diarahkan kebagian tubuh yang
berbeda, bukan saja cepat dalam serangan, arah yang
ditujupun cukup membingungkan lawan.
Dua puluh empat buah pukulan dari Im-sat begitu lewat,
dengus kesakitan bergema memecahkan kesunyian.
secara beruntun Han siong Kie mundur lima langkah
kebelakang, darah kental mengalir keluar membasahi bibirnya.
Sambil tarik kembali serangannya, malaikat hawa dingin
menegur . 790 "Manusia muka dingin, bagaimana kalau pertarungan kita
akhiri sampai disini saja?"
Han Siong Kie mengerang gusar. sambil gigit bibir
hardiknya... "Jangan keburu napsu, sambut pula sebuah pukulanku ini"
Dengan jurus Mo ong co ciat (Raja iblis menyembah loteng
Istana) dia himpun segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya
dan melepaskan satu pukulan maha dahsyat ke depan.
Jurus serangan yang dipergunakan ini merupakan salah
satu jurus serangan yang terampuh diantara tiga jurus ampuh
dari ilmu pukulan Mo mo ciang hoat, dan merupakan pula
jurus serangan yang paling tangguh daya pengaruhnya.
Jurus tangguh yang dilepaskan dengan mengerahkan
segenap kekuatan yang dimilikinya ini betul2 merupakan suatu
serangan yang mengerikan hati..
Malaikat hawa dingin Mo Siu Ing terkesiap, cepat2 dia
tangkis pukulan itu dengan kekerasan-.
"Duuk Blaamm" jerit kesakitan mengiringi tubuh sang iblis
yang mundur sejauh beberapa kaki dengan langkah
sampoyongan, darah segar muntah keluar dari mulutnya,
keadaan iblis perempuan ini jadi mengenaskan sekali.
Han Siong Kie memburu kemuka, ia hampiri kedepan im sat
dan ayun telapak tangannya siap membacok batok kepala
orang.. Malaikat hawa dingin Mo siu ing cuma bisa membelalakkan
matanya lebar2 sambil menatap wajah Han siong Kie tanpa
berkedip, apa lagi yang dapat dilakukan olehnya dalam
keadaan begini" Bila bacokan telapak itu diteruskan, maka bisa dibayangkan
apa yang bakal terjadi, tubuh Im sat tentu akan terbabat
791 hancur remuk. tentu saja nyawanya akan kabur kembali
kealam baka.. Dengan pandangan kaget bercampur ngeri, lima orang
tiang lo dari istana Huan mo- kiong mengawasi suasana
ditengah gelanggang. Udara yang terasa jadi sesak. suasana
amat tegang.... -000dewi000- BAB 44 DI KALA ujung telapak tangan hampir mengena diatas
batok kepala malaikat hawa dingin, tiba2 Han siong Kie
buyarkan serangan sambil mundur tiga langkah kebelakang,
katanya: "Aku telah berjanji tak akan membinasakan dirimu"
"Kenapa tidak kau bunuh?"
"Engkau harus bertemu dengan suamimu"
"Engkau tidak menyesal dengan keputusanmu itu?"
"Menyesal.." kenapa aku musti menyesal"
"Suatu ketika aku Mo siu Ing akan menuntut balas atas
kejadian pada hari ini"
Han siong Kie segera tertawa dingin.
"Heeeh heeeeh heeeh Malaikat hawa dingin, asal engkau
mampu tinggalkan benteng maut dalam keadaan hidup, setiap
saat kunantikan kedatangamu dalam dunia persilatan"
sekali lagi paras muka malaikat hawa dingin berubah hebat,
sekalipun ia punya nama besar yang disegani orang dalam
dunia persilatan, akan tetapi setiap kali mengungkap tentang
benteng maut, tak urung bulu kuduknya pada bangun berdiri.
sesudah tertegun beberapa saat lamanya, perempuan iblis
itu tertawa seram, suaranya melengking amat menusuk
792 telinga, tanpa mengucapkan sesuatu lagi dia berlalu dari
gelanggang dengan langkah sempoyongan.
Dari langkah tubuhnya yang gontai, dapat diketahui cukup
parah luka dalam yang dideritanya.
Menunggu iblis itu sudah lenyap dari pandangan, To It hui
baru menghela napas dan berkata:
"Aaai.... seandainya ciangbun-suheng tak datang tepat
pada saatnya, entah bagaimana jadinya dengan kami
berlima?" "Bagaimana ceritanya sampai kalian berlima bentrok
dengan perempuan iblis itu?"", tanya Han siong Kie keheranan
"Ketika kami berlima tiba di penyeberangan hutan Liu,
mendadak dari balik hutan menggema suara jeritan ngeri,
kami memburu kesitu dan menemukan Mo sam Yu beserta
begundalnya sudah tewas dibunuh orang, kami segera
memburu kedalam hutan dan menjumpai sesosok bayangan
manusia lenyap ke arah sini, kami mengejar lebih jauh dan
tiba-tiba saja berjumpa dengan perempuan tadi disini.."
"Waktu itu apakah kalian belum tahu siapakah dia?""
"Peristiwa ini berlangsung diluar dugaan, apalagi waktu itu
kamipun tidak memeriksa apa yang menyebabkan kematian
Mo sam yu beserta begundal2nya, karena itu kamipun tak
menyangka kalau orang yang sedang kami hadapi sebenarnya
dia malaikat hawa dingin Mo siu Ing. Aai.. dalam kenyataan
kami cuma pernah mendengar namanya saja dan belum
pernah melihat tampangnya.."
"Benar " sambung Ang Pat sin dari samping " andaikata dia
tidak memperkenalkan diri, kami tak akan menyangka kalau
perempuan cantik jelita macam dia sebenarnya tak lain adalah
malaikat hawa dingin yang paling disegani didaratan
Tionggoan, untung dia mempunyai peraturan busuk yang
mengikat semua gerak geriknya, kalau tidak.. kami berlima
793 tentu sudah mampus sedari tadi" Han siong Kie mengangguk
lirih. "Malaikat hawa dingin memang tak suka bertarung
melewati angka ke tiga, bila dalam tiga jurus ia tak mampu
menjagal lawannya maka ia tak akan mencelakai jiwa
korbannya" "ciangbun suheng " seru seng Thianpaupula dengan
lantang "janji apa yang kau ikat dengan dia sehingga akhirnya
kau berhasil menangkan sepasang sarung tangan pusaka Hud
jiu po pit?" secara ringkas Han siong Kie menceritakan yang telah
terjadi antara dia dengan malaikat hawa dingin, mendengar
penuturan tersebut lima orang tiang lo itu baru tahu apa yang
sebetulnya sudah terjadi.
Tiba2 To It hui bertanya lagi dengan muka tidak mengerti:
"Nama busuk Im yang siang sat telah menggetarkan
seluruh daratan Tionggoan, suheng, kenapa kau malah
lepaskan iblis perempuan itu?"
Dengan muka serius Hin siong Kie menjawab:
"Pertama, Mo sam yu beserta begundal2nya melanggar
tata kesopanan dengan mengganggu kaum wanita, perbuatan
mereka pantas dihukum mati. kedua, aku telah terikat janji
lebih dulu dengannya, yakni menukar pusaka Hud jiu po pit
dengan berita tentang malaikat hawa panas Ko su Ki, aku tak
ingin membunuh dirinya sebelum ia sempat berjumpa dengan
suaminya, ketiga, setelah dia masuk kedalam benteng maut
untuk mencari suaminya, belum tentu ia bisa lolos lagi dari
sana, berarti pula tak dapat membuat keonaran lagi didunia,
maka atas dasar pertimbangan itu aku putuskan untuk
mengampuni jiwanya" 794 Kelima orang tiang lo itu mengangguk tanda setuju,
mereka tidak berkomentar lagi. Terdengar Han siong Kie
meneruskan kembali kata2nya:
"setelah kematian Mo sam yu beserta begundal2nya
ditempat ini, berarti pula kabar berita itu tak akan tersiar
sampai ke Thian lam, itu pula ciangbunjin yang sekarang akan
berkunjung kedaratan Tionggoan sesuai dengan rencana,
lebih baik kita nantikan kedatangan mereka dan tunggu
sampai mereka masuk jebakan sendiri, entah bagaimana
menurut pendapat kalian berlima?"
Kelima orang tiang lo itu segera mengangguk, kata To It
hui: "Kami akan turuti kehendak ciangbun suheng, siapa tahu
kalau penghianat tersebut sedang berada dalam perjalananan" Pada waktu itulah tiba2 terdengar jeritan ngeri
berkumandang dari kejauhan, suara itu amat keras dan
memekikan telinga. Betapa terperanjatnya enam orang itu, mereka terkesima
dan berdiri mematung. Menyusul terdergar dua kali jeritan
ngeri.. tiga kali.. "Jangan2 Malaikat hawa dingin sedang membunuh orang
lagi ?" seru Han siong Kie terkesiap.
"Ah, tidak mungkin" sahut To lt hui, " dia sudah menderita
luka dalam yang cukup parah, dari mana datangnya tenaga
untuk membunuh orang?"
Jerit kesakitan sekali lagi berkumandang memecahkan
kesunyian, kali ini suara tersebut berasal dari satu li dari
tempat itu. Han siong Kie berpikir sebentar, kemudian
katanya: 795 "Aku akan kesana dan menengok apa yang telah terjadi,
harap tiang lo berlima mengubur jenasah dari Mo sam yu
sekalian" Kelima orang tiang lo itu mengiakan dan segera
melaksanakan apa yang diperintahkan.
sementara Han siong Kie sendiri segera berlari menuju
kearah mana berasalnya jeritan kesakitan itu.
setelah menembusi hutan pohon Liu, dari kejauhan ia lihat
bayangan manusia saling berkelebat ditepijalan raya, rupanya
disitu telah berlangsung suatu pertarungan seru.
secepat kilat Han slong Kie melesat ke muka dan
menyembunyikan diri dibelakang batuan cadas.
Ratusan bayangan manusia membentuk suatu lingkaran
kepungan yang sangat rapat, mereka terdiri dari golongan
padri dan kaum imam. sedang ditengah gelanggang, malaikat hawa dingin Mo siu
ing sedang terlibat dalam pertarungan seru melawan seorang
padri, dua orang imam dan empat orang kakek tua.
Empat sosok mayat menggeletak diatas permukaan tanah,
kepala mereka pecah dan isi benaknya berhamburan di
mana2. Udara amat sepi, tiada terdengar suara manusia, yang ada
hanya napsu membunuh yang makin menebal.
Ditengah kesunyian, akhirnya seorang kakek tua berjenggot
panjang berkata dengan ketus:
"Malaikat hawa dingin, semua sahabat baik dari golongan
hitam maupun dari golongan putih yang hadir dalam
gelanggang hari ini, semuanya membenci kau, ingin
mengganyang dagingmu."
"Memang, sangat tepat waktu yang kalian pilih "seru
malaikat hawa dingin dengan suara seram "aku sekarang lagi
796 terluka, banyak kekuatanku tak bisa kugunakan, tapi. Heeeh...
heeeh... heeeh... jangan anggap aku mandah digebuk, untuk
merenggut jiwaku kalian harus membayar dengan suatu nilai
pengorbanan yang besar"
"Hmm Malaikat hawa dingin, takdir menghendaki demikian,
serahkan nyawamu" seraya berseru, kakek tua itu menerjang lagi kemuka dan
melepaskan pukulan dengan menggunakan sepasang telapak
tangannya. Begitu rekannya menyerang, sang padri, dua orang imam
serta tiga orang kakek yang lain serentak ikut menyerang pula
dengan ganas. Ditengah hembusan angin pukulan yang men deru2,
sesosok bayangan manusia menerobos keluar dari lingkaran
kepungan dengan gesit. Menyusul mana jeritan kesakitan memecahkan kesunyian,


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesosok bayangan manusia terlempar kebelakang dan roboh
terkapar diatas tanah. Meskipun terluka, malaikat hawa dingin masih mampu
menghindarkan diri dari gabungan serangan tujuh jago lihay,
menggunakan kesempatan mana dia malahan sanggup
mencabik batok kepala kakek tua itu hingga mati konyol, ilmu
silat semacam itu seketika menggemparkan para jago yang
mengitari gelanggang. Merasakan serangannya mengena disasaran yang kosong,
sang padri, dua orang imam dan tiga orang kakek tua itu
serentak membentak keras, sekali lagi mereka kepung
malaikat hawa dingin ditengah gelanggang.
sebagai seorang perempuan angkuh yang tinggi hati, Imsat
tak sudi kabur dari hadapan musuhnya. walaupun ia sudah
terluka, padahal asal dia mau berbuat begitu rasanya dengan
797 kepandaian yang dimiliki, menyelamatkan diri bukan suatu
pekerjaan yarg menyulitkanselesai
membereskan kakek tua itu, malaikat hawa dingin
menyergap kembali padri berjubah abu2.
Dua orang imam serta tiga orang kakek tua yang bebas
dari ancaman, serentak bergerak kedepan, dengan saluran
segenap kekuatan yang dimilikinya mereka lepaskan satu
pukulan dahsyat kemuka. Lima gulung hawa cukulan yang amat santar menggulung
keatas tubuh malaikat hawa dingin.
Dipihak lain, padri berjubah abu2 itu hanya merasakan
pandangan matanya jadi kabur, lalu tahu2 sepasang telapak
tangan Im sat sudah tiba didepan mata, dalam keadaan begini
mau menghindar tak mungkin, mau menang kispun sulit.
"Duuuk . ." tidak ampun lagi batok kepalanya terhajar telak
diiringi jerit kesakitan batok kepala padri itu sudah hancur
berantakan, darah bercampur isi benaknya berserakan
dimana-mana . Hampir bersamaan waktunya segulungan angin pukulan
yang dahsyat telah meluncur tiba, malaikat hawa dingin
mendengus tertahan, tubuhnya gontai dan secara beruntun ia
muntah darah tiga kali. Perempuan yang cantik jelita ibarat bidadari dari
khayangan itu sudah berubah bagaikan iblis ditambah pula
hawa napsu membunuhnya yang sangat tebal, membuat
siapapun yang memandang merasakan hatinya bergidik,
Dari lingkaran manusia diluar gelanggang, segera muncul
kembali empat orang padri, yang satu menggendong jenasah
rekannya dan mundur kembali, sedang yang tiga ikut terjun
kedalam gelanggang, dengan begitu posisinya ikut berubah
jadi satu lawan delapan. 798 Malaikat hawa dingin Mo siu Ing menyeka noda darah
dengan ujung bajunya, telapak tangan berputar kembali
secepat kilat, kali ini yang menjadi sasaran adalah kedua
orang imam tersebut. serangan yang dia lancarkan cepat sukar dilukiskan,
lagipula jurus serangannya aneh, sama sekali bertolak
belakang dengan keadaan umum.
Ingatan kedua belum sempat terlintas dalam benak dua
orang imam itu, serangan telah mencapai sasaran, mereka
mendengus berat dan mundur dengan sempoyongan.
Keadaan dari malaikat hawa dingin sudah makin payah,
tenaga dalamnya sudah hampir terkuras habis, buktinya
serangan yang ia lancarkan tak mampu membinasakan dua
orang imam tersebut. Enam gulung angin pukulan yang dahsyat ibarat gulungan
ombak ditengah samudra meluncur kembali kearah depan
menyerang perempuan iblis itu dari pelbagai posisi yang
berbeda. Malaikat hawa dingin menggertak gigi menahan emosi, ia
sama sekali tidak menggubris terhadap serangan yang
mengancam tiba, sambil menghimpun segenap kekuatan yang
masih dimilikinya, ia terjang kemuka menghajar dua orang
padri yang berdiri bersanding.... Tiga jeritan ngeri kembali
menggema memecahkan kesunyian.
Pukulan gencar yang dilancarkan dua orang hweesio itu
ternyata tak sanggup membendung pukulan maut musuhnya,
mereka mampus secara konyol dan ciri kematian mereka tak
jauh berbeda seperti rekan2nya, batok kepala terpukul hancur,
dan isi benak berhamburan dilantai.
Walaupun berhasil menyingkirkan lawannya, malaikat hawa
dingin sendiripun tak dapat menghindarkan diri dari tenaga
gabungan musuh, ia terpukul telak sehingga mencelat sejauh
799 satu tombak lebih sambil muntah darah, tubuhnya gontai
seperti mau roboh. Tiga orang kakek tua dan seorang padri segera memburu
maju kedepan, menggunakan kesempatan yang sangat baik
itu mereka lepaskan kembali pukulan dahsyat yang
mematikan- Merasakan betapa ampuhnya ancaman yang tiba, malaikat
hawa dingin mengeluh didalam hati.
"Aai.. sungguh tak nyana aku Mo siu Ing harus mampus
ditangan kurcaci2 yang tak bernama ini"..
Keadaan bertambah gawat, tampaknya malaikat hawa
dingin bakal mampus diujung telapak tangan orang..
saat yang terakhir itulah sesosok bayangan manusia
meleset keudara, sebelum tubuhnya mencapai permukaan
tanah, segulung desiran angin serangan telah dipancarkan
mengancam tiga orang kakek serta seorang padri itu.
Merasakan datangnya ancaman yang dahsyat, tiga orang
kakek dan seorang padri itu tak berani bertindak gegabah,
buru2 mereka tarik kembali ancamannya untuk melindungi
keselamatan sendiri . Ditengah gelanggang tahu2 bertambah seseorang, dia tak
lain adalah seorang pemuda tampan berwajah dingin.
"Aah.. manusia muka dingin."
"Manusia muka dingin?""
"Manusia muka.... "
Jeritan kaget bergema saling susul menusul, suasana jadi
gaduh dan gempar, untuk sesaat semua orang alihkan
pandangannya kearah sianak muda itu.
800 Pemuda yang muncul tepat pada saatnya itu memang tak
lain adalah Han Siong Kie ciangbunjin dari istana Huan mo
kiong. Dengan sorot mata yang amat tajam Han siong Kie
menyapu sekejap seluruh gelanggang, kemudian dengan
tenang se-olah2 tak pernah terjadi sesuatu peristiwa ujarnya
kepada malaikat hawa dingin: "sekarang engkau boleh pergi
dari situ " Dalam pada itu ketiga orang kakek serta padri tadi tanpa
menimbulkan sedikit suarapun sudah mengundurkan diri dari
tengah gelanggang.. Setelah kegaduhan sirap. lingkaran pengepunganpun makin
bertambah ciut kedalam. Berpasang2 panah berapi meluncur keudara dan meledak
diangkasa. Han siong Kie mendengus dingin, sekali lagi ujarnya kepada
malaikat hawa dingin: " Lebih baik segera tinggalkan tempat ini, mumpung belum
terlambat" Dengan pandangan penuh berterima kasih malaikat hawa
dingin melirik sekejap kearah Han siong Kie, kemudian cepat
ia telan beberapa biji obat kedalam mulutnya, setelah itu baru
bertanya: "Mengapa kau selamatkan jiwaku?"
"Pertama, karena aku muak menyaksikan cara bertarung
yang suka main kerubut macam begitu, kedua, aku ingin
bantu kau untuk mewujudkan apa yang kau harapkan selama
delapan belas tahun belakangan"
"Manusia muka dingin, aku Mo siu ing bukan seorang
manusia yang tak bisa membedakan mana budi mana
801 dendam, untuk kesekian kalinya aku telah berhutang budi
kepadamu" "Jangan berkata begitu" tukas si pemuda sambil goyang
tangan, "aku tak pernah lepaskan budi kepadamu, siapa tahu
bila kita berjumpa lagi dilain saat, aku akan membinasakan
dirimu" Agak tertegun malaikat hawa dingin mendengar ucapan itu,
kemudian sambil tertawa seram katanya:
"Manusia muka dingin, kalau engkau hendak bunuh aku,
urusan itu hanya bisa dianggap sebagai suatu persoalan yang
lain" sianak muda itu tak gubris ucapan orang ia bertanya lagi:
"Engkau masih mampu berjalan sendiri?"?"
"Bisa, aku masih mampu berjalan sendiri"
"Kalau begitu pergilah "
Mereka telah lepaskan panah api untuk memberitahukan
rekan2nya, mungkin sebentar lagi jago2 lihaynya akan
berkumpul semua disini. "Mereka tahu kedatangan mereka adalah untuk mencari
gara2 dengan aku, tak usah kau risaukan tentang soal ini,
cepatlah tinggalkan tempat ini "
Dengan suatu pandangan mata yang sangat aneh, malaikat
hawa dingin melirik sekejap kearah Han siong Kie, lalu katanya
lagi: "Manusia muka dingin, aku sangat berterima kasih
kepadamu, tak akan kulupakan kebaikanmu ini, baiklah
sekarang aku akan berlalu dari sini . ."
Dengan langkah yang gontai, perempuan iblis itu berjalan
keluar dari gelanggang dan menjauhi tempat itu.
802 Ditengah bentakan gusar yang memekikkan telinga,
kawanan jago lihay yang mengurung sekitar tempat itu sama
ayunkan telapak tangannya, dari sikap itu ia tampaknya
mereka bersumpah akan lenyapkan Malaikat hawa dingin dari
muka bumi. Mendadak dari arah belakang meluncur lewat tiga sosok
bayangan manusia, mereka langsung menerjang kearah
malaikat hawa dingin-. "Enyah kalian dari sini" hardik Han
siong Kie dengan gusar: sebuah pukulan yang maha dahsyat dilontarkan kearah
muka, gulungan angin pukulan yang sangat luar biasa
menumbuk kearah tiga sosok bayangan manusia..
Dengus tertahan menggema diudara, termakan oleh
pukulan dahsyat itu, ketiga orang pria setengah baya itu
mencelat dari gelanggang dan terpental kearah ke tempat
semula. sementara itu malaikat hawa dingin Mo siu ing telah berada
didepan kawanan pengepungan.
Belasan pasang telapak tangan berbareng diayun kemuka
siap melancarkan pukulan mematikan..
Han siong Kie bertindak cepat, ia melayang kesamping
perempuan iblis itu, lalu kepada kawanan jago lihay yang siap
melancarkan serangan itu bentaknya: "Hayo pada menyingkir
semua" Betapa tercekatnya perasaan hati kawanan jago itu tatkala
menyaksikan sorot mata musuhnya, dengan perasaan yang
kebat kebit mereka saling bertukar pandangan, namun tak
seorangpun yang bermaksud untuk menyingkir dari situ.
"Ayoh cepat menyingkir " sekali lagi Han siong Kie
menghardik dengan suara lantang.
Lingkar pengepungan makin mengecil, jago2 lihay yang ada
disisi kiri, kanan serta belakang mulai berdesakan maju
803 kedepan, rupa2nya mereka siap melancarkan tubrukan
serentak. Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benak sianak muda itu,
ia sadar apabila dia harus menanti sampai pihak musuh yang
melancarkan serangan lebih dulu, maka daya kekuatan ya
berkumpul ditengah lingkaran itu tentu dahsyat sekali, bagi
dirinya himpunan tenaga itu masih bukan jadi soal, tapi
bagaimana dengan malaikat hawa dingin yang telah menderita
luka yang cukup parah"
satu ingatan dengan cepat terlintas dalam benaknya,
kepada perempuan itu serunya lirih:
"Terjang kemuka"
Berbareng dengan ucapan itu, sebuah pukulan hawa maha
dahsyat ikut dilontarkan kedepanJerit kesakitan, dengus tertahan berkecamuk menjadi satu,
belasan orang jago lihay yang berada dibarisan terdepan
seketika terhajar oleh pukulan maut itu sehingga pontang
panting dan sama2 melarikan diri ke belakang.
Dengan demikian terbukalah sebuah celah yang kecil
ditengah kepungan itu sambil menahan rasa sakit yang tak
tertahankan, malaikat hawa dingin Mo siu ing melompat dan
menerjang keluar dari lingkaran kepungan, kemudian tanpa
berpaling lagi kabur secepatnya dari situ.
Bersamaan dengan tindakan yang diambil Han Siong Kie
untuk melepaskan pukulan gencar kearah depan, kawanan
jago dari kalangan hitam maupun putih yang berada di sudut
kiri kanan dan belakang serentak telah melancarkan pula
sebuah pukulan dahsyat. Pelbagai deruan angin tajam sama2 meluncur kepusat
lingkaran, desingan tajam, deruan angin puyuh berkecamuk
menjadi satu menciptakan kegaduhan yang memekikkan
telinga. 804 Bisa dibayangkan betapa mengerikannya pukulan
gabungan yang dilepaskan hampir seratus orang jago lihay itu.
Tapi Han siong Kie bukan manusia bodoh, ia sudah
memperhitungkan sampai kesitu, begitu malaikat hawa dingin
berlalu dari sana, diapun enjotkan badan dan melayang keluar
dari lingkar kepungan. Benturan dahsyat menciptakan sebuah lekukan besar
selebar belasan kaki di atas permukaan tanah, dimana Han
siong Kie semula berdiri Pada saat itulah dari kejauhan menggema suara ujung baju
tersampok angin, menyusul belasan sosok bayangan manusia
kembali muncul ditepi gelanggang.
Bayangan manusia saling berkelebat, sekali lagi seratus


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang jago lihay yang telah berkumpul itu membentuk sebuah
lingkar kepungan yang sangat kuat, Han siong Kie yang
hendak menyingkir untuk kesekian kalinya terkurung kembali
di tengah kepungan. Diam2 sianak muda itu merasa terperanjat, ia lihat
bayangan manusia yang barusan muncul berjumlah dua belas
orang, separuh diantaranya terdapat pula Kui Goan- cu dari
partai Khong-tong serta seng gong taysu dari gereja siau lim
si. Atau dengan perkataan lain, diantara enam orang imam
serta enam orang padri yang baru saja munculkan diri, ada
separuh berasal dari partai Khong tong dan separuh yang lain
berasal dari gereja siau lim si.
Keenam orang padri dari gereja siau lim si itu rata2 sudah
lanjut usia, mukanya merah seperti bayi, alis putih, kaki
telanjang dan sorot matanya biasa2 saja, dari situ dapat
diketahui kalau tenaga dalam mereka sudah mencapai puncak
kesempurnaan. sementara itu Kui Goan cu dari partai Kongtong
sudah maju kedepan, katanya.
805 "Bu liang siu hud sicu, aku harap hari ini juga engkau harus
memberi pertanggungan jawab kepada kami"
"Tentu saja" sahut Han siong Kie dengan ketus.
"Omitohud " sambung seng gong taysu dari gereja siau lim
si, "kalau memang begitu silahkan siau sicu menyebutkan
tempat persembunyian dari gurumu"
"Guruku telah berpulang ke alam baka"
"Apa " Gurumu sudah meninggal dunia?"
"Benar" -000dewi000- Jilid 22 SETELAH berita itu tersiar, semua jago yang hadir dalam
gelanggang terbungkam dalam seribu bahasa, kalau Mo tiong
ci mo benar2 sudah tiada lagi didunia ini, berarti hutang darah
mereka.." seorang padri tua beralis putih bermuka merah ikut tampil
kedepan, tegurnya dengan suara lantang:
"Omitohud Sian sicu, benarkah ucapanmu itu?"
"Aku rasa tiada kepentingan bagiku untuk membohong,
boleh aku tahu siapa nama taysu?"
"Aku adalah Lian sian taysu, penguasa ruang Tat mo wan
dari gereja Siau lim si"
"Boleh aku tahu, kedatangan taysu kali ini adalah untuk
menegakkan kebenaran bagi umat persilatan, ataukah....."
806 "Masa siau sicu tidak tahu kalau antara gurumu dengan kuil
kami terikat pula oleh suatu sengketa?"
Tercengang hati Han Siong Kie mendengar jawaban
tersebut, sebab dalam catatan budi dan dendam dari Mo mo
cuncu sama sekali tidak tercatat masalah sengketa antara
gurunya dengan pihak gereja Siau lim si.
Dengan muka melongo karena keheranan cepat ia
menegur: "Sepengetahuanku, antara mendiang guruku dengan pihak
Siau lim si tak pernah terikat oleh persengketaan apapun, dari
mana bisa munculnya masalah dendam?""
Lian sian taysu mengernyitkan alisnya yang putih,
kemudian sambil menatap sianak muda itu dengan pandangan
tajam dia bertanya: "Jadi siau sicu betul2 tak tahu duduknya
persoalan?"" "Benar, aku sama sekali tak tahu "
"Kalau memang begitu, aku harap siau sicu bersedia
menerangkan dimana tempat tinggal gurumu semasa hidup
dan dimana jenasahnya dikubur setelah mati.."
"Apa yang kau kehendaki?""
"Kami akan menggeledah tempat2 itu "
"Menggeledah " Apa yang hendak kalian geledah?""
"Kami hendak mencari barang milik gereja kami yang
lenyap tak berbekas"
Han siong Kie semakin dibikin kebingungan dan tak habis
mengerti, Ia tak tahu barang yang lenyap dari gereja siau lim
si dan secara bagaimana tuduhan tersebut bisa terjatuh diatas
nama gurunya atau mungkin gurunya benar-benar ...
Tapi ia masib ingat jelas tempat tinggal gurunya pernah
diperiksa dengan seksama, kecuali seperangkat alat dapur
807 tiada benda lain yang ketinggalan disitu. Karena itu dengan
sepasang alis mata berkernyit kembali ia bertanya: "Taysu,
apakah engkau bersedia untuk membeberkan duduk persoalan
yang sebenarnya?" Liau sian taysu tarik nafas panjang, kemudian menutur:
"Empat puluh tahun berselang, Lian Hian sute yang sedang
bertugas menjaga ruang penyimpanan kitab dari gereja kami
mati dibunuh orang bersamaan dengan kematian nya itu
sejilid kitab ilmu silat yang berisikan pelajaran ilmu Toan pian
yo sinkang ikut lenyap tak berbekas, sebelum kabur gurumu
telah menyebutkan namanya. sejak peristiwa itu semua murid
perguruan kami telah disebar untuk mencari jejak gurumu
namun ia lenyap tak berbekas ibaratnya batu yang tenggelam
ditengah samudra." -00dw00kz00- BAB 45 "AH Tidak mungkin.. aku tidak percaya."
"Kenapa tak mungkin?""
"Tak mungkin mendiang guruku melakukan perbuatan
seperti itu" "Jadi siau sicu menyangkal tuduhan kami?"
"Boleh kau anggap demikian"
Paras muka Lian sian taysu berubah hebat, empat orang
rekannya ikut pula menunjukkan muka gusar.
"siau sicu, aku harap sukalah engkau berpikir tiga kali
sebelum ambil keputusan" seru Lian sian taysu lagi dengan
marah. "Tidak berguna bagiku untuk berpikir tiga kali"
808 Ia sangat percaya dengan kejujuran serta watak agung dari
gurunya, apalagi dari pembicaraannya dengan mendiang sang
guru maupun pembicaraannya dengan Pat lo sianseng, ia
dapat menarik kesimpulan kalau gurunya adalah seorang jago
yang mulia, tak mungkin dia melakukan perbuatan yang
rendah seperti apa yang dituduhkan pihak gereja siau lim si.
Karena itu Han siong Kie yakin kalau apa yang dituduhkan
pihak lawan, sama sekali hanya suatu fitnahan belaka.
Liau sian taysu makin gusar lagi mendengar jawaban dari
sianak muda itu, ditatapnya lawan dengan pandangan tajam,
kemudian menegur: "Siau sicu, kalau engkau bersedia menyerahkan kitab
pusaka Tai poan yo sinkang yang dicuri mendiang gurumu,
akupun berjanji tak akan menyusahkan dirimu"
"Menyusahkan aku" Haahh haahh haah.. suatu lelucon
yang sama sekali tak lucu"
Gelak tertawa itu penuh mengandung nada ejekan yang
membuat siapapun jadi tak tahan.
Paras muka keempat orang hweesio dari gereja siau lim si
sama-sama berubah hebat, agaknya mereka sudah tak kuat
mengendalikan hawa amarahnya lagi.
Dengan muka merah padam karena marah Liau sian taysu
melangkah setindak kedepan serunya dengan suara berat.
"siau sicu, kalau engkau tak mau menjawab dengan jujur
lagi.." "Engkau mau apa?" tantang sang anak muda.
"Terpaksa aku akan menggunakan kekerasan untuk paksa
engkau menjawab dengan jujur"
"Haahhh... haahhh... haahhh hwesio gede, dianggapnya
dengan andalkan kepandaian silatmu sudah cukup untuk
merobohkan aku?" ejek Han siong Kie sinis, "jangan mimpi di
809 siang hari belong ....coba jawab berdasarkan bukti apa kalian
selalu menuduh kalau mendiang guruku mencuri kitab pusaka
kalian?" "Sebelum berlalu dari gereja kami, mendiang gurumu telah
menyebutkan namanya selain itu kepandaian silat yang dimiliki
Liau huan sute sangat lihay kecuali seorang jago macam
gurumu rasanya tak mungkin dapat merobohkan dia tanpa
mengeluarkan banyak tenaga"
"Hanya berdasarkan alasan itu saja, maka engkau lantas
menuduh guruku yang melakukan pencurian?""
"Jadi siau situ merasa bukti itu kurang meyakinkan?" Liau
sian taysu balik bertanya.
Meskipun hawa amarah yang berkobar dalam dada hwesio
ini sudah tak terkendalikan lagi, namun sebagai seorang padri
yang saleh, dia tak ingin menggunakan kata yang untuk
menyinggung perasaan hati orang.
Han siong Kie tetap bersikap tenang, kembali ia berkata:
"Apakah taysu tak pernah mempertimbangkan, mungkin
ada orang sengaja mencatut nama besar guruku?""
"Dengan nama besar yang dimiliki gurumu aku rasa tak
mungkin ada orang yang berani mencatut namanya"
"Taysu tidak merasa kalau ucapan ini terlalu dipaksakan
kebenarannya?" "Apakah siau sicu bisa menunjukkan bukti yang
menerangkan bahwa ada seseorang yang sengaja mencatut
nama gurumu?" Tertegun Han siong Kie setelah mendengar perkataan itu,
untuk sesaat lamanya ia terbungkam.
Memang ia tak berani memastikan kalau perbuatan itu
seratus persen bukan hasil karya gurunya, sebab pembelaan
yang dia jelaskan hanya berdasarkan dari watak yang
810 diketahui dari gurunya, mungkin saja dibalik peristiwa itu
masih ada hal2 lain yang sama sekali tidak diketahui olehnya.
Tapi kini gurunya sudah berpulang kealam baka,
bagaimana caranya untuk membuktikan kebenaran dari
tuduhan tersebut" setelah termenung dan berpikir beberapa waktu, akhirnya
pemuda itu menjawab: "Mungkin suatu saat aku dapat
memberikan buktinya"
"suatu saat" Hahh... haahhh... haahhh ketahuilah, peristiwa
ini sudah berlangsung sejak empat puluh tahun berselang.."
setelah didesak terus menerus akhirnya Han siong Kie jadi
naik darah dengan ketus ia menjawab:
"Kalau memang begitu, taysu mau apa?""
"Tiada yang kuharapkan, kecuali meminta dengan sangat
kepada siau siau agar mengembalikan kitab pusaka itu kepada
kami." " Kalau aku tak mampu mengeluarkan kitab itu ?"
"silahkan siau sicu tunjukkan dimana mendiang gurumu
menetap selama hidupnya dan dimana pula jenasahnya
dikebumikan " " Kalau akupun tak mau memberikan pengakuannya?""
Lima orang padri siau lim si yang berada dibelakang Liau
sian taysu serentak mendengus gusar, mereka bersama
menunjukkan sikap hendak melancarkan sergapan.
Rupanya Liau sian taysu sendiripun sudah dibuat
kehilangan sabar, dengan muka berubah sahutnya:
"siau sicu. jangan kau anggap sikapmu ini bisa bereskan
semua persoalan, kalau engkau tetap bersikeras, jangan
salahkan kalau kami akan mengambil tindakan kekerasan"
811 Pada saat itulah Kui Goan cu dari partai Kong tong maju
dua langkah kedepan, timbrungnya dari samping.
"sicu, bagaimana pertanggungan jawabmu atas hutang
darah dari perguruan kami?""
Dengan pandangan dingin Han siong Kie menyapu sekejap
keenam orang imam tersebut, lalu jawabnya dengan dingin:
"Totiang, bukanlah dalam perguruanmu terdapat sejenis
ilmu sesat yang dinamakan so hun toa-hoat (ilmu hipnotis
pembetot sukma)?" Kata2 "ilmu sesat" itu terasa amat menyolok sekali, bisa
dibayangkan betapa gusarnya kawanan imam dari partai Kong
tong ini, paras muka mereka berubah hebat, sorot mata
mereka ber-api2 dan penuh dengan hawa kegusaran..
"sicu, apa yang kau maksudkan dengan perkataanmu itu?"
tegur Kui Goan cu gusar. "Jangan pikirkan soal lain, aku hanya berharap agar
tootiang menjawab pertanyaanku tadi, ada atau tidak?"
"setiap umat persilat mengetahui kalau ilmu tersebut
berasal dari perguruan kami, kenapa aku musti menyangkal?"
" Kalau begitu harap tootiang dengarkan baik2 jawabanku
ini, disinilah alasan kenapa ketua partai Kong-tong angkatan
kesembilan belas Cing siu tootiang beserta tiga puluh lima
orang anak buahnya mati di bunuh oleh mendiang guruku"
Lima orang imam tua yang berada dibelakang Kui Goan cu
serentak mendengus gusar, cepat mereka menyebarkan diri
membentuk setengah lingkaran busur dan mengepung Han
siong Kie ditengah kalangan, rupanya merekapun siap untuk
turun tangan. suasana jadi tegang, setiap saat suatu perta
rungan sengit bakal berlangsung disitu..
812 Keadaan sangat gaduh, kawanan jago dari golongan putih
maupun golongan hitam yang tersebar disekitar tempat itu
mulai bergerak pula kearah depan.
"sicu, coba terangkan ucapanmu itu dengan lebih jelas"
teriak Kui Goan-cu dengan badan gemetar keras.
Han siong Kie tertawa sinis, dia sengaja mempertinggi
suaranya sehingga setiap orang yang hadir dalam gelanggang
dapat mendengar keterangannya dengan jelas.
"Untuk melatih ilmu sesat pembetot sukma itu, orang butuh
seratus bocah lelaki dan seratus bocah perempuan sebagai
bahan latihannya, benarkah ucapanku ini?""
Dengan hati tercekat Kui Goan-cu mundur selangkah
kebelakang, jawabnya: "Benar, tapi kepandaian tersebut merupakan suatu
kepandaian yang terlarang bagi perguruan kami, tak
seorangpun anggota perguruan kami yang diperolehkan
mempelajari ilmu itu"
" Kalau memang begitu, kalau kuterangkan kepada
tootiang, ketua partai Kong-tong angkatan kesembilan belas
Cio-siu tojin berserta tiga puluh lima orang anggota
perguruannya telah mengasingkan diri ke belakang bukit


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ciong lay-san untuk mempelajari iimu sesat pembetot sukma
itu, be-ratus2 orang bocah laki dan bocah perempuan menjadi
korban keganasan mereka, perbuatannya itu kemudian
ketahuan oleh mendiang guruku"
Paras muka enam orang imam dari partai Kong tong itu
berubah semakin hebat, untuk sesaat mereka tertegun dan
tak mampu berkata. Kawanan padri dari gereja siau lim si juga agak tertarik
oleh ucapan tersebut, tanpa sadar mereka alihkan sorot
matanya kearah kawanan imam itu..
813 Para jago yang mengurung di sekitar gelanggang makin
gaduh, rata2 mereka jadi ribut sendiri untuk memberikan
penilaian atas kejadian itu.
Kalau apa yang dikatakan Han siong Kie memang suatu
kejadian yang nyata, maka sudah sepantasnya kalau ketua
partai Kong-tong angkatan kesembilan belas berserta ketiga
puluh lima orang muridnya menemui ajalnya.
salah seorang imam yang berdiri dibelakang Kui Goan-cu
tiba2 membentak keras: "Manusia muka dingin, engkau jangan ngaco belo dan
menfitnah seenaknya sendiri"
Han siong Kie alihkan sorot matanya yang tajam kearah
wajah imam tua itu, tegurnya: "Apa maksudmu berkata
demikian?" "Hmm Engkau sengaja membuat cerita bohong untuk
memfitnah mendiang ketua partai kami.. dianggapnya dengan
cerita bohong mu itu maka perbuatan keji dari Mo tiong ci mo
bisa ditutupi?" "Ucapanmu memang tak salah, sudah terlalu banyak
manusia yang dibunuh oleh guruku, karena itu orang sama2
menyebut Mo tiong ci mo kepadanya, tapi semua manusia
yang dibunuh adalah manusia2 berdosa yang pantas
menerima kematian" "Manusia muka dingin, kau tak usah cerewet lagi, hutang
darah bayar darah, hutang nyawa bayar nyawa"
Mengikuti berkumandangnya bentakan itu, delapan sosok
bayangan manusia melintasi atas kepala kawanan jago yang
lain dan melayang turun ke tengah gelanggang.
Delapan orang jago itu adalah pria setengah baya yang
berjubah biru, mereka semua membawa senjata terhunus,
hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya.
814 "Hmm Rupanya Tiong ciu pat kiam, delapan pendekar
pedang dari kota Tiong ciu.." batin Han siong Kie di hati.
sementara itu delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu
telah berdiri berjajar dibelakang kawanan padri dari gereja
siau lim si, sorot mata mereka yang penuh rasa benci dan
marah sama diarahkan keatas wajah Han siong Kie.
Menyusul tiga sosok bayangan manusia kembali melayang
masuk ketengah gelanggang.
orang pertama adalah seorang kakek tua bermata tunggal,
berambut merah dan berjenggot merah, tampangnya seram.
orang kedua adalah seorang pria setengah baya bermuka
licik, bermata slang berhidung betet dan memakai jubah
warna putih, diatas dadanya bersulamkan tujuh ekor burung
walet warna hitam. orang ketiga adalah seorang nenek tua berambut uban
berjubah merah darah, dan membawa sebuah toya tersebut
dari rotan yang besarnya seperti lengan bocah.
Han siong Kie sama sekali tidak kenal dengan ketiga orang
itu, tapi tak dapat diragukan lagi semua orang yang hadir
ditengah gelanggang saat ini adalah rata2 musuh besar yang
punya dendam dengan mendiang gurunya.
Diantara banyak kasus dan kejadian yang dialami selama
ini, banya persoalan yang menyangkut hilangnya sejilid kitab
pusaka dari gereja siau lim si yang paling pusingkan
kepalanya, sebab dalam catatan kitab antara budi dan dendam
dari Mo mo cuncu, sama sekali tidak tercantum kejadian itu,
sebaliknya pihak lawan bersikeras menuduh perbuatan itu
dilakukan oleh gurunya. sementara ia masih termenung pria setengah baya yang
bermuka licik itu sudah mendehem ringan seraya berkata:
"Manusia muka dingin, bagaimana pertanggungan jawabmu
atas hutang darah dari perkumpulan Jit yan pang?" "
815 "Apa hubunganmu dengan perkumpulan tujuh burung
walet?" tegur sang pemuda.
"Akulah ketua Jit yen pang yang baru, orang sebut Pek gi
ko kek (tamu lewat berbaju putih) Khong Tiong beng"
"oh.. tentunya kedatanganmu adalah disebabkan karena
kematian mendiang pangcu kalian dijalan raya kota Kay
hong?" "Tepat sekali ucapanmu"
"Mendiang ketua kalian coh Yu telah membantai seluruh
sekeluarganya perkampungan Wan-keh ceng hanya
disebabkan karena sedikit perselisihan dengan sin kun
(Kepalan sakti) Wan su hau, coba jawab manusia berhati keji
semacam dia pantas dijatuhi hukuman mati atau tidak?"
Ketua perkumpulan tujuh walet Khoag Tiong beng
melototkan matanya bulat2, sambil tertawa seram serunya:
"Manusia muka dingin, kau anggap hanya andaikan cerita
isapan jempolmu itu maka kawan2 persilatan yang telah hadir
di gelanggang bersedia menghapuskan hutang berdarah
mereka dengan begitu saja?" Han siong Kie ikut tertawa
dingin. "Aku hanya mengatakan apa yang telah terjadi, kalian
bersikeras untuk cari gara2.. Hehh..heehh..heehh.. aku tak
akan bertangung jawab atas akibat yang bakal terjadi"
Bicara sampai disitu ia tidak memperdulikan ketua dari
perkumpula n tujuh walet lagi, kepada kakek bermata tunggal
yang berambut merah dan berjenggot merah tegurnya: "Boleh
aku tahu siapa engkau?"
"Satu2nya anggota Keng san sam jan ( Tiga manusia cacad
dari bukit Keng san ) yang masih hidup, orang sebut Ci huat
kui seng ( Dewa pangkat berambut merah)"
816 Berdebar keras jantung Han siong Kie setelah mengetahui
siapa lawannya, menurut catatan yang dia baca, tenaga dalam
yang dimiliki Keng san sam jan katanya sangat sempurna,
untuk memusnahkan dan manusia cacad itu tempo hari,
gurunya Mo tiong ci mo barus bertempur dulu sebanyak
ribuan jurus itupun akhirnya Ci hun kui seng yang berurutan
paling buncit berhasil meloloskan diri dalam keadaan hidup.
Padahal kejadian itu sudah berlangsung empat puluh tahun
lamanya, manusia cacad yang terakhir ini berani datang
menuntut balas, itu berarti ia sudah memiliki ilmu simpanan
yang cukup bisa di andalkan.
sekalipun begitu Han siong Kie sama sekali tidak gentar
bahkan semangat tempurnya ma kin meningkat, sebab
menurut catatan gurunya manusia cacad yang terakhir ini
dianjurkan untuk dibunuh bila ada kesempatan yang tersedia.
Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata:
"ci hun kui seng, tempo hari engkau dapat lolos dari jaring
guruku tapi hari ini.... Hmm Akan kuwakili mendiang guruku
untuk mengirim nyawamu pulang ke akherat"
Ci hun kui seng menengadah dan tertawa ter bahak2
dengan seramnya. "Haahhh... haahhh... haahhh manusia muka dingin- engkau
tak usah tekabur Hari ini aku akan membinasakan dirimu lebih
dahulu, kemudian akan kucari tempat penguburan dimana
jenasah setan tua itu dan menghancur lumatkan tulang
belulangnya, Hmm Akan kulihat matipun dia tak tenang"
Paras muka Han siong Kie berubah hebat, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, dengan seram dia
berseru: "Bangsat, engkau sudah ditakdirkan untuk mampus detik
ini juga" 817 Berbareng dengan selesainya perkataan itu, beberapa
desiran angin jari yang tajam secepat kilat meluncur kedepan.
Ilmu jari Tong kim ci yang dahsyat dan dapat menembusi
kerasnya emas dilepaskan dari jarak yang sangat dekat.
Jerit ngeri yang menyayatkan hati menggema memecahkan
kesunyian, percikan darah berhamburan ke mana2, Ci huat
Kui seng yang kosen dan jumawa seketika terkapar diatas
tanah dalam keadaan tak bernyawa lagi..
Kejadian ini kontan menggemparkan seluruh gelanggang,
sebagian besar kawanan jago yang hadir di gelanggang sama2
bergidik oleh kelihayan musuhnya, mereka sama sekali tak
menyangka kalau Dewa pangkat berambut merah yang
disegani banyak orang, akhirnya mampus ditangan anak muda
itu dalam satu gebrakan belaka.
Kegaduhan tidak berlangsung lama, serentak delapan
pendekar pedang dari kota Tiong ciu ayun senjatanya siap
menyerang.. Enam imam tua dari partai Kong-tong pun ikut bergerak
pula kedepan siap melepaskan serangan-.
Menyaksikan suasana telah berubah menegang, Ketua dari
perkumpulan tujuh walet segera tersenyum licik, bukannya
ikut terjun kedalam gelanggang dia malahan mundur lima
depa kebelakang. Lima orang hwesio tua yang berdiri dibelakang Liau sian
taysu merapat antara yang satu dengan yang lain, merekapun
menantikan saat yang tepat untuk melancarkan seranganSituasi benar2 amat tegang, setiap saat kawanan jago yang
hadir disana siap menyerbu kedepan secara berbareng,
mereka hendak mengerubuti pemuda itu dan sekalian
membinasakan dirinya. Dengan pandangan dingin Han siong Kie menyapu
lawan2nya, sementara dalam hati dia berpikir:
818 "Keadaan sudah makin menegang, rupanya hari ini
terpaksa aku harus melakukan pembantaian secara besar2an"
Ditengah ketegangan yang meliputi seluruh kalangan
itulah, tiba2 sang nenek tua berbaju merah darah yang selama
ini membungkam, mengetukkan toyanya keatas tanah dan
berseru tajam: "Manusia muka dingin, apakah engkau berasal dari satu
aliran dengan malaikat hawa dingin Mo siu Ing?""
sorot mata semua orang tertuju kearah nenek tua itu,
dalam hati mereka terkejut melihat kemunculan jago
perempuao ini, apa gerangan yang menjadi dasar
persengketaan antara makhluk tua itu dengan Mo tong ci
mo?" Han siong Kie sendiripun merasa asing terhadap
perempuan tersebut, sambil menahan diri dia lantas menyapa:
"Boleh aku tahu siapa namamu?""
"Huh Kalau aku si nenek tuapun tidak kau kenal, apa
gunanya engkau berkelana dalam dunia persilatan?" ejek sang
nenek sambil mengikik seram. Han siong Kte mendengus sinis.
"Baik, akupun, tidak merasa perlu untuk mengetahui
namamu, katakan saja apa tujuanmu kemari "
"Bocah keparat, engkau tak usah tekebur. pernah kau
dengar nama besar dari Ang Nio cu (perempuan baju merah)
Tonghong Leng?" Han siong Kie berdiri tertegun, ia tidak menyangka kalau
perempuan itu bersedia memberitahukan nama julukannya,
cepat ia menjawab: "oooh...rupanya Ang Nio cu selamat
bertemu...selamat bertemu"
"Hmm Aku sinenek tua tidak suruh kau menjilat pantat,
hayo jawab saja apakah engkau berasal dari satu aliran
dengan malaikat hawa dingin perempuan rendah itu?""
819 "Tidak. aku bukan sealiran dengannya"
"Kentut busuk nenekmu, kalau bukan sealiran mengapa
kau lepaskan dia pergi dari sini?" "
Hawa amarah yang telah sirap kembali membara dalam
dada Han siong Kie, jawabnya ketus:
"Kalau benar sealiran, kau mau apa?""
"Bagus sekali, bawa aku untuk menemukan jejaknya "
"Memangnya kenapa?""
"Ia telah membunuh dua orang muridku"
"Apa sangkut pautnya dengan aku" Memangnya kau tak
dapat mencari sendiri?""
"Bocah keparat" maki Ang Nio cu dengan marahnya, "apa
yang kuucapkan tak pernah dibantah orang, satu tetap satu,
dua tetap dua, engkau berani membangkang perkataanku "
Hmm Hayo bawa aku pergi mencarinya"
"Kau anggap kekuatan ilmu silatmu sudah cukup untuk
paksa aku menuruti kata2mu itu?""
"oooh jadi kau tak percaya "Baik, kita buktikan saja siapa
yang benar siapa yang salah "
Berbicara sampai disitu, Ang Nio cu Tonghong Leng segera
ayun toya rotannya yang besar dan langsung digebukkan
kemuka. "Eeeh.. tunggu sebentar" cegah Han siong Kie.
"Kenapa " Kau bersedia membawa aku untuk menjumpai
malaikat hawa dingin?""
"Urusan ini lebih baik kita bicarakan nanti saja, aku hendak
selesaikan dahulu persoalanku dengan kawan2 persilatan ini."
Kepada Kui Goan cu dari partai Kong-tong ia menjura lalu
820 berkata: "Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan yang
sudah kuberikan tadi?""
"Bicara tanpa disertai dengan bukti yang nyata tak dapat
diterima dengan begitu saja, kami tolak penjelesan dari sicu"
sahut Kui Goan cu dengan muka hijau membesi.
"Bukankah ditempat kejadian tergeletak seratus bangkai
bocah lelaki dan bocah perempuan " Apakah bukti sebanyak
itu masih belum cukup?""
seketika Kui Goan cu terbungkam dalam seribu bahasa,
mukanya berubah jadi merah karena jengah, dengan ter sipu2
dia tundukkan kepalanya rendah2.
setelah rahasia ini terbongkar, nama perguruannya dengan
sendirinya ikut ternoda, itu berarti mempengaruhi pula
perkembangan partai Kong tong dalam masyarakat dimasa
mendatang. Untuk sesaat imam tua itu berdiri dengan wajah serba
salah, mau mengaku takut, tak mengaku malu.


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Untunglah pada waktu itu Khong Tiong beng, ketua dari
perkumpulan tujuh walet telah menimbrung dengan suara
seram: "siapa hutang uang dia harus bayar dengan uang, siapa
hutang nyawa dia harus bayar dengan nyawa, apa gunanya
bersilat lidah tanpa hasil yang memuaskan " Heehh.. heehh..
heeh.. kalau apa yang dia katakan benar, memangnya Mo
tiong ci mo adalah seorang Hiap tiong hiap (pendekar diantara
pendekar)?" Lima orang imam tua yang berdiri dibelakang Kui Goan cu
mendengus gusar kembali mereka desak maju selangkah
kedepan. situasi dalam gelanggang kembali diliputi oleh ketegangan
yang menyesakkan napas, semua orang pusatkan
821 perhatiannya mengawasi gerak gerik musuh, sementara hawa
murni telah dihimpun siap melepaskan serangan gencar.
Dengan sorot mata yang bengis dan penuh napsu
membunuh, Han siong Kie menyapu sekejap ketua
perkumpulan tujuh walet, kemudian katanya:
"Jadi engkau sudah ambil keputusan untuk bereskan
persoalan ini tanpa membedakan lagi mana benar mana
salah?" "Manusia coro, lebih baik tak usah banyak bacot lagi" sahut
Ketua tujuh walet Kho Tiong beng dengan seramnya semua
umat persilatan cukup memahami bagaimanakah karakter dari
gurumu, banyak ngomong cuma membuang waktu dengan
percuma, coba lihat semua jago persilatan yang telah hadir
saat ini tak ada yang bukan untuk menagih hutang"
Kata2 yang mengandung nada menghasut serta
menghangatkan suasana ini kontan mendapat sambutan
meriah dari jago2 silat lainnya, kembali suasana diliputi
kegaduhan. Menyaksikan keadaan itu, Han siong Kie segera
berpikir didalam hati. "Kalau kutinjau situasi yang terbentang didepan mata,
rasanya persengketaan ini tak mungkin bisa dibereskan secara
damai, mereka selalu ngotot mengatatan dirinya benar,
padahal kenyataan menunjukkan kalau pihak merekalah yang
salah, kalau begini caranya, bicara sampai tiga hari tiga malam
juga tak ada gunanya, daripada membuang banyak waktu
lebih baik selesaikan saja urusan ini dengan kekerasan, toh
sebagai seorang ciangbunjin suatu perguruan besar, tak
mungkin bagiku untuk pergi dengan begitu saja sebelum
urusan ada penyelesaian."
Berpikir sampai disitu ia lantas berpaling kearah delapan
pendekar pedang dari kota Tong ciu, lalu ujarnya:
822 "Apakah kalian berdelapan juga tak mau menilai keadaan
yang sebenarnya, tapi bersikeras mencari penyelesaian
dengan kekerasan?" Delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu mendengus
dingin, pemimpin mereka Bu im kiam (Pedang tanpa
bayangan) Tio Cu-peng menjawab dengan nada keras.
"Manusia muka dingin Hutang darah bayar darah, engkau
tak usah banyak bicara lagi, sekalipun engkau bicara sampai
lidahmu busuk juga tak ada gunanya"
Han siong Kie tidak menggubris orang itu lagi, sekarang dia
berpaling kearah Liau sian taysu lalu bertanya: "Bagaimana
pendapat taysu" "
"Aku merasa sangat tidak puas dengan jawaban yang sicu
berikan " sahut padri itu cepat.
"Lalu bagaimana menurut pandangan taysu"."
"Asal sicu bersedia menyerahkan kembali kitab pusaka
yang tercuri kepada kami, dengan segala senang hati aku
akan mengundurkan diri dari pertikaian ini, dan soal kematian
dari Liau lun sutepun tak akan kami ungkap kembali"
"Aku toh sudah memberikan jaminan kepada taysu bahwa
perbuatan terkutuk itu bukan hasil perbuatan dari mendiang
guru, tapi..." "Dengan benda apakah sicu hendak memberikan
jaminannya?"" Han siong Kie termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya kemudian menjawab:
"Dalam setahun mendatang aku akan berusaha keras untuk
mencari tahu siapakah yang telah melakukan perbuatan
tercela itu, apakah taysu setuju dengan usulku tadi?"
"Bagaimana kalau usaha penyelidikanmu itu gagal?"
823 "Kalau dalam batas waktu setahun aku gagal dengan
penyelidikanku, maka aku akan naik kebukit siong san dan
memberikan pertanggungan jawabku dihadapan ketua gereja
kalian" Meskipun kelima orang padri tua yang lain merasa amat
gusar, tapi mengingat kemudian mereka, tak seorangpun yang
buka suara, kendati begitu dari pancaran wajah mereka telah
memperlihatkan kesemuanya itu.
Dengan pandangan tajam Liau sian taysu menyapu sekejap
sekeliling gelanggang, lalu ujarnya dengan suara dalam.
"Kami telah bersumpah untuk menemukan kembali benda
kami yang hilang, tentang janji setahun ini"
"Bagaimana?" "Aku kuatir sicu tak akan bisa memenuhinya"
"Aku tidak mengerti dengan apa yang taysu maksudkan "
"Kenyataan yang terbentang didepan mata sudah amat
jelas sekali, aku yakin kawanan umat persilatan yang hadir
saat ini tak akan bubar sebelum tujuan mereka tercapai "
sekarang Han siong Kie baru mengerti dengan apa yang
dimaksudkan- ia tertawa dingin.
"Heehh beehh heehh.. maksud taysu engkau kuatir kalau
aku tak dapat meloloskan diri dari kerubutan mereka?"
"omintohud Kenyataan berkata begitu, aku kuatir
harapanmu untuk lolos tipis sekali "
"Hmm Belum tentu begitu."
Liau sian taysu termenung sebentar, akhirnya dia
mengangguk. "Baik, untuk sementara waktu kuterima
syaratmu itu." "sementara waktu " Apa maksudmu?""
824 "Aku baru akan berlalu dari sini setelah pertikaian ditempat
ini beres." Bicara sampai disitu dia lantas ulapkan tangannya kepada
lima orang padri yang lain dan mengundurkan diri dari lingkar
kepungan. Dengan gemas dan penuh kebencian kelima orang padri
tua itu melotot sekejap kearah Han siong Kie. lalu dengan
perasaan hati yang berat mereka ikut mengundurkan diri
Dari sini dapat diketahui kalau mereka terpaksa menuruti
kemauan Lian siau taysu karena kalah tingkat, andaikata padri
itu tak hadir disitu mungkin mereka sudah turun tangan sedari
tadi. Begitu para jago lihay dari gereja siau lim si mengundurkan
diri, delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu segera
bergerak kemuka untuk mengisi kekosongan itu.
Han siong Kie tertawa sinis, ditatapnya sekejap kawanan
jago itu dengan sorot mata tajam, kemudian ujarnya perlahan:
"Aku berharap kalau kalian semua berpikir tiga kali sebelum
bertindak.." "Guru yang hutang sang murid yang harus bayar, manusia
hawa dingin tak usah banyak bicara lagi, hayo serahkan jiwa
anjingmu" sambung Tamu lewat berbaju putih Kho Tiong beng
secara licik, Han siong Kie naik darah, mukanya merah padam
karena gusar. dengan suara keras hardiknya:
"Kho Tiong beng, janganilah menyebut orang lain atau
menghangatkan suasana dengan kata2 yang tak sedap
didengar, ketahuilah perbuatanmu itu sama sekali tak
berguna" sementara itu delapan pedang dari kota Tiong- ciu sudah
habis sabarnya, mereka saling bertukar pandangan sekejap.
kemudian delapan bilah pedang diiringi delapan desiran angin
meluncur kedepan mengurung sekujur badan Han siong Kie.
825 Enam orang imam dari partai Kong-tong pun ikut
membentak keras, mereka maju berbareng sambil
melancarkan sebuah pukulan gencar.
Meskipun serangan dilepaskan tidak bersamaan waktunya,
namun ancaman tiba secara bcrbareng, dapat dibayangkan
betapa dahsyatnya serangan gabungan yang dilepaskan
empat belas orang jago lihay itu
Han siong Kie mendengus dingin, ibaratnya sukma
gentayangan ia enjotkan badan dan tahu2 sudah lolos dari
kurungan sinar pedang serta bayangan telapak lawan.
Bu In kiam Tio Cupeng yang menjadi menjadi pimpinan
delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu membentak
keras: "Manusia muka dingin, sekalipun engkau tumbuh sayap. ini
hari jangan harap bisa lolos dalam keadaan selamat"
Tubuhnya melesat kedepan, pedangnya dengan kecepatan
yang sUkar dilukiskan dengan kata2 melancarkan dua belas
bacokan berantai. Kedua belah jurus serangan berantai itu dilancarkan
ibaratnya sebuah serangan belaka, namun yang diancam
adalah dua belas tempat jalan darah penting ditubuh
musuhnya, cepat dalam serangan, tepat dalam sasaran, dia
memang tak malu mendapat julukan sebagai pedang tanpa
bayangan. sepasang telapak tangan Han siong Kie bergerak cepat,
angin pukulan men-deru2 secara bergelombang, dengan suatu
gerakan yang sederhana tahu2 ia sudah membendung
serangan lawan. Dalam pada itu baru saja pedang tanpa bayangan Tio
cupeng menyelesaikan serangan berantainya, dua bilah
pedang yang lain telah menyergap pula dari samping kiri dan
kanan. 826 setelah pertarungan berkobar, Han siong Kie sadar kalau
suatu pertempuran sengit tak dapat dihindari lagi, ia tahu
sebelum ada penyelesaian tak mungkin musuh2nya akan
menyelesaikan pertarungan dengan begitu saja.
sepasang telapak tangannya bergerak kekiri kanan dengan
cepat dua gulung angin pukulan yang kuat bagaikan
ambruknya gunung tay-san langsung melabrak jago2 yang
ada disamping kiri maupun kanan.
-000dewi000- BAB 46 "DUUK.. duuk.. dua pukulan gencar bersarang telak ditubuh
kedua penyerang yang menyergap dari kiri dan kanan, dua
orang anggota dari siong ciu pat kiam itu segera terhuyung
kebelakang dengan badan terhuyung.
Untung pedang tanpa bayangan Tio Cupeng telah meluruk
maju untuk menolong rekannya, hawa pedang berdesir
menyayat badan, sambil melangkah maju kemuka ia sambut
kedatangan lawan- Waktu itu Han siong Kie belum sempat buyarkan serangan,
tahu2 hawa pedang yang tajam telah menyambar tiba lebih
duluan, dalam kagetnya cepat2 ia melayang mundur lima depa
kebelakang. sebagai pemimpin dari delapan pendekar Tiong ciu pat
kiam tenaga dalam yang dimiliki pedang tanpa bayangan Tio
Cupeng jauh lebih hebat dari pada tujuh pendekar lainnya,
begitu gagal dalam serangan pertama, bagaikan bayangan
tubuhnya ikut maju kedepan sementara serangan berikutnya
dilancarkan pula kemuka. Han siong Kie menghindar lagi kebelakang namun lima
orang pendekar pedang yang lain bertindak cepat, mereka
putar pedang sambil menyongsong kedatangan musuhnya.
827 Lima pedang baru meluncur datang, dua tusUkan kilat
melayang pula dari sudut kiri dan kananHan siong Kie menghindar pula kebelakang, tiba2 ia putar
telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan gencar, lima
desiran angin jari menyambut datangnya terjangan pedang
tanpa bayangan dan mengancam jalan darah kematiannya.
Pedang tanpa bayangan Tio Cupeng bukan seorang
manusia bodoh, begitu ia lihat musuhnya melepaskan
serangan balasan, dari posisi menyerang ia merubah diri ke
posisi bertahan, Cahaya pedang berkilauan didepan tubuh
melindungi seluruh badannya dari ancaman musuh.
"criing Criing ditengah dentingan nyaring, tahu2 pedang
bajanya sudan termakan oleh desiran angin jari itu hingga
patah jadi lima bagian- Betapa terperanjatnya pedang tanpa bayangan
menghadapi kejadian itu, sukmanya terasa melayang
tinggalkan raganya, dengan muka pucat pias bagaikan mayat
dan peluh dingin membasahi tubuhnya, cepat2 ia mengigos
kesamping. Han siong Kie memburu kedepan, sementara serangan kilat
dari ketujuh orang pendekar pedang yang lain telah mengena
disasaran yang kosong.. Han siong Kie mendengus gusar, sambil putar badan
sepasang telapak tangannya bersilangan kesana kemari.
dalam serangan tersebut ia gunakan tenaganya mencapai
sepuluh bagian, gulungan angin puyuh yang maha dahsyat
langsung menghancurkan pertahanan ketujuh orang pendekar
pedang itu sehingga mereka bercerai berai dan sama2 kabur
kebelakang untuk menyelamatkan diri
Kebetulan saat itu Han siong Kie berdiri didepan keenam
orang imam dari partai Kong-tong, tanpa mengeluarkan sedikit
suarapun serentak keenam orang tosu itu melancarkan sebuah
babatan maut kearah depan.
828 Gabungan tenaga dari keenam orang imam itu sungguh
maha dahsyat, jangankan manusia yang terdiri dari darah dan
daging, batu cadas yang bagaimana keraspun tetap akan
hancur bila termakan serangan tersebut.
Dalam keadaan tak siaga Han siong Kie tersambar tenapa
gabungan itu sehingga tergetar maju delapan depa dengan
sempoyongan, darah panas dalam rongga dadanya seketika
terasa bergolak keras, untung tak sampai terluka dalam.
"Roboh kamu" tiba2 seseorang membentak nyaring.
Bersamaan dengan bentakan itu, Han siong Kie merasa


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekujur tubuhnya sakit dan kesemutan seperti digigit
serangga, paling sedikit ada belasan tempat yang mempunyai
rasa yang sama.. sadarkan pemuda kita kalau itu sudah terkena serangan
senjata rahasia yang amat beracunDengan sempoyongan ia berpaling kebelakang, ia lihat
orang yang menyergap tubuhnya dengan senjata rahasia itu
tak lain adalah ketua dari perkumpulan tujuh walet, Kho Tiong
beng adanya. Ketua dari perkumpulan tujuh walet sendiri amat terkejut
hatinya, tatkala ia lihat musuhnya sama sekali tidak roboh
kendatipun sudah termakan oleh belasan batang jarum Jit sat
sin bong (cahaya maut tujuh malaikat iblis) yang amat
beracun, muka nya berubah jadi pucat pias dan peluh dingin
mulai membasahi tubuhnya.
Perlu diketahui jarum Jit sat sin bong itu lembut sekali
bagaikan bulu kerbau, sewaktu dilancarkan sama sekali tak
bersuara, namun mengandung racun yang jahat sekali,
sekalipun seseorang memiliki tenaga dalam yang tinggi, begitu
terkena kobarannya pasti akan roboh dan binasa seketika itu
juga. 829 Namun lain keadaannya dengan Han sioag Kie, sekalipun
sudah belasan batang Jit sat sin bong yang bersarang di
tubuhnya, anak muda itu cuma gontai sedikit, sama sekali
tidak menunjukkan tanda2 keracunan atau bakal roboh
binasa.. Hawa napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti
seluruh wajah Han siong Kie, dengan sorot mata bengis dan
penuh perasaan benci ia tatap ketua perkumpulan tujuh walet
tanpa berkedip. Dipandang secara begitu, Kho Tiong beng jadi bergidik,
dengan tubuh merinding ia mundur tiga langkah lebar
kebelakang. Han siong Kie pernah ganti tulang cuci otot dimata air To
meh leng swan, dalam tubuhnya memiliki daya kekuatan
untuk melawan pengaruh racun, karena itu dia tak sampai
roboh sekalipun sudah termakan oleh belasan batang jarum
beracun. Kendatipun begitu, karena dahsyatnya daya kerja racun itu,
tak urung tubuhnya terasa gatal bercampur kesemutan,
kepalanya pusing dan perutnya jadi mual.
Dalam pada itu, lingkaran kepungan sudah makin mengecil
beberapa kaki dari semula, situasi bertambah tegang.
Tiba2 Ang Nio cu Tonghong Leng yang selama ini selalu
membungkam, mengetuk tanah dengan tongkat rotannya,
kemudian membentak: "Khong Tiong Beng, dimana martabatmu sebagai seorang
ketua dari suatu perkumpulan besar" begitu rendahkah
moralmu sehingga beraninya hanya main sergap dengan
senjata rahasia beracun?""
Mula2 ketua perkumpulan tujuh walet agak tertegun,
kemudian sambil tertawa licik jawabnya:
830 "Tonghong cianpwe, untuk menghadapi anakan iblis seperti
dia, masakah kita musti pakai peraturan bu-lim?"
Mungkin disebabkan Ang Nio cu Tonghong Leng berbicara
bagi kepentingan Han siong Kie, tanpa sadar sorot mata
semua orang ditujukan keatas wajah makhluk tua ini. Ang Niocu
Tonghong Leng tertawa aneh.
"Heehh... heehh... heehh... Kho Tiong beng, engkau tak
usah pura2 jual lagak, orang lain adu jiwa dengan mati2an,
apa yang kau kerjakan" Engkau cuma bersembunyi disamping
gelanggang seperti anak kura2, yang bisa kau lakukan hanya
menyergap orang pakai senjata rahasia.. Huuh Memalukan"
Merah padam selembar wajah ketua perkumpulan tujuh
walet setelah mendengar sindiran itu, ucapan lawan terialu
menghancurkan derajatnya sebagai seorang ketua, ia tersipu2
dan merasa kehilangan muka.
Tapi sebagai seorang licik yang banyak akal, mukanya
cukup tebal, hanya sebentar ia merasa jengah kemudian pulih
kembali dalam ketenangan, katanya dengan dingin: "Apa
maksud Tonghong cianpwe dengan ucapanmu itu?""
"Aku hanya ingin tahu, apakah dia bakal mampus oleh
senjata rahasia beracunmu itu"
"Tentang soal ini... "
"Hayo, jawab sejujurnya, jangan coba main setan
dihadapanku " "Barang siapa terkena senjata rahasia Jit sat bong, mana
ada yang bisa hidup dengan selamat?"
"Tapi dia toh sampai sekarang belum mampus?""
"Apakah Tonghong cianpwe bermaksud untuk menolong
jiwanya..." tanya Khong Tiong beng agak ragu2.
"Benar, sampai sekarang aku nenek tua masih
membutuhkan tenaganya untuk mengerjakan sesuatu"
831 Ketua dari perkumpulan tujuh walet ini kontan tertawa
seram. "Heeeh... heeh... heeeeh sekalipun engkau hendak
menolong, sayang rekan2 persilatan yang lain tidak sudi
melepaskan bangsat itu dengan begitu saja" .
"Khong Tiong beng Engkau sendiri yang mencari mampus,
jangan salahkan kalau aku bertindak kejam" tiba2 Han siong
Kie membentak nyaring. Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, sepuluh gulung
desiran anginjari meluncur keudara dan langsung menyergap
tubuh ketua perkumplan tujuh walet.
Bentakan keras menggelegar pula di udara, untuk kesekian
kalinya enam imam tua dari partai Kong tong melancarkan
serangan maut mereka kearah sianak muda itu.
Cahaya tajam berkilauan, hawa pedang men-deru2, tujuh
bilah pedang mustika dari Tiong ciupat kiam serentak
menusuk pula kedepan. Sementara itu Jit yan pangcu ( ketua dari perkumpulan
tujuh walet) merasa sangat ketakutan sekali dikala itu
serangan musuh menerjang datang, cepat2 ia meloncat
keudara bermaksud untuk menghindarkan diri
Sayang walaupun ia bertindak cepat, serangan musuh
meluncur datang jauh lebih cepat, bagian mematikan bisa
dihindari bagian kaki susah lolos dari ancaman tak ampun lagi
sepasang kakinya kena terhajar sampai berlubang besar,
hingga mengakibatkan rasa sakit yang tak terhingga, sambil
menjerit kesakitan ia terkulai kembali ke atas tanah.
Berhasil dalam serangannya, Han siong Kie melesat kesisi
samping, dengan telapak tangan kiri dia bendung sergapan
ketujuh bilah pedang musuh, sementara telapak tangan
kanannya membendung pukulan gabungan dari enam tosu.
832 Benturan yang memekikkan telinga menggeletar diangkasa,
dengan sempoyongan Han siong Kie mundur kebelakang,
hampir saja tubuhnya termakan oleh sambaran pedang
musuh. oleh benturan yang cukup keras itu, keenam orang imam
tua dari Kong tong pay ikut tergetar pula hingga mundur
selangkah kebelakang, tak terlukiskan betapa kaget dan
ngerinya mereka atas kesebatan musuhnya..
Dipihak lain, anak buah perkumpulan tujuh walet telah
menyerbu kedalam gelanggang, sebagian merintangi jalan
maju musuh, sebagian yang lain menolong ketua mereka yang
terluka.. Kegusaran Han siong Kie telah mencapai pada puncaknya,
hawa napsu membunuh makin berkobar dalam benaknya, ia
meluncur beberapa depa kemuka, sebuah pukulan dilontarkan
dengan dahsyat membuat kawanan dari perkumpulan Tujuh
walet yang sedang berusaha untuk menolong ketuanya kena
tersapu hingga kocar kacir.
Api dendam telah membara dalam dada si anak muda itu,
sehabis membubarkan kawanan jago itu, ia maju lebih ke
depan, sebuah pukulan yang tak kalah gencarnya langsung
dilontarkan ke atas tubuh Khong Tiong beng yang terkapar
dalam keadaan luka. Jeritan ngeri yang menyayatkan hati mendirikan bulu roma
para jago, ketua perkumpulan tujuh walet kena terhajar telak
oleh serangan maut itu sehingga batok kepalanya hancur
berantakan, darah bercampur isi benak berhamburan dimanamana,
sukmanya melayang tinggalkan raganya.
Walaupun Han siong Kie memiliki kekuatan untuk melawan
pengaruh racun, bagaimanapun untuk beberapa waktu racun
itu tak mungkin buyar dengan begitu saja, apalagi berulang
kali dia harus mengerahkan tenaganya untuk bertarung,
833 sedikit banyak ada sebagian dari racun itu yang berhasil
menyusup kedalam tubuhnya.
Anak muda itu merasa kepalanya pusing, pandangan
matanya berkunang-kunang dan tubuhnya sempoyongan
kesana kemari, hampir saja dia tak mampu berdiri tegak.
Kawanan jago yang hadir disekitar gelanggang rata2 adalah
jago pengalaman, gejala itu tentu saja tak lolos dari
pengamatan mereka, tahulah kawanan jago itu kalau
musuhnya mulai keracunan.
Enam orang imam tua dari partai Kong tong saling
berpandangan sekejap. kemudian tanpa mengeluarkan sedikit
suarapun mereka lepaskan sebuah pukulan dahsyat kedepan.
.. Enam gulungang in pukulan yang gencar menciptakan
suata desiran angin tajam laksana kilat menyambar kemuka
dan menggulung tubuh Han siong Kie.
sementara anak muda itu sudah hampir tak kuat menahan
diri, kepalanya semakin pusing, matanya berkunang2 dan
konsentrasinya mulai buyar, merasa munculnya ancaman dari
arah belakang, ia segera putar badan sambil melepaskan pula
sebuah pukulan untuk menyambut serangan itu, walau
demikian kekuatannya separuh lebih dari keadaan semula.
Ditengah benturan yang sangat keras, terdengar seseorang
mendengus tertahan. Dengan sempoyongan Han siong Kie tergetar mundur
delapan depa kebelakang, darah segar memancar keluar dari
ujung bibirnya. Termakan oleh getaran yang cukup keras ini, bukan makin
payah, kesadaran anak muda itu malah jauh lebih segar..
Tiong ciu Pat kiam bukan orang kemarin sore, tentu saja
merekapun tak sudi membuang kesempatan yang sangat baik
itu dengan begitu saja, tujuh bilah pedang ditambah dengan
834 sepasang telapak tangan serentak menyergap datang dari tiga
arah yang berlawanan. Han siong Kie sudah menyadari keadaan yang dihadapinya,
kecuali belasan orang jago lihay yang berada didepan mata,
masih ada hampir seratus orang jago yang menanti
kesempatan diluar gelanggang, tujuan mereka hanya satu
yakni memusnahkan dirinya dari muka bumi.
Pada mulanya sianak muda itu menyangka asal ia beberkan
kenyataan sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam kitab
budi dan dendam dari Mo Mo cuncu, maka pertikaian antara
mendiang gurunya dengan kawanan jago silat itu akan beres
dengan sendirinya. siapa sangka orang persilatan sukar diberi penjelasan, demi
nama mereka tak segan-segannya mengingkari kenyataan,
apalagi ilmu silat merupakan penyakit dari tiap manusia,
makin tinggi ilmu silatnya makin banyak yang iri kepadanya,
tentu saja orang2 itu berusaha menggunakan kesempatan
baik ini untuk lenyapkan dirinya dari muda bumi. Dikala
delapan pendekar pedang dari kota Tiong- ciu akan
melancarkan serangannya lagi.
Tiba2 Han siong Kie menggigit bibir, dengan jurus Mo hwe
liau goan (Api iblis membakar padang rumput), dia himpun
segenap kekuatan yang dimilikinya kemudian melontarkannya
kemuka dengan sepenuh tenaga.
Bayangan telapak menyebar bagaikan lapisan awan,
membawa gulungan angin pukulan yang dahsyat ibaratnya
gulungan ombak ditengah samudra langsung mendobrak
terjangan musuh. Betapa hebatnya pukulan dahsyat tersebut, serbuan dari
delapan pendekar pedang itu bukan saja berhasil dipatahkan,
malahan mereka dipaksa untuk mundur dengan tercerai berai.
Bergidik hati para jago menyaksikan ketangguhan
lawannya, padahal sianak muda itu sudah terkena senjata
835 rahasia Jit sat sin bong dari ketua perkumpulan tujuh walet
yang sangat beracun, kemudian termakan pula oleh pukulan
gabungan dari enam imam partai Khong-tong, tapi kenyataan
membuktikan lain, tenaga dalamnya sama sekali tidak menjadi
berkurang karena peristiwa itu.
sepasang mata Han siong Kie berubah jadi merah
membara, nafsu membunuh yang menyelimuti wajahnya
makin menebal, setelah menyapu sekejap keseluruh
gelanggang bentaknya dengan suara mendalam:
"sekali lagi aku akan peringatkan kepada kalian semua,
ketahuilah orang2 yang dibunuh mendiang guruku semuanya
mempunyai alasan untuk kematian, aku hanya mengharapkan
agar kalian suka berpikir tiga kali sebelum bertindak. sebab
kalau kalian main sergap tanpa pikir panjang, maka akupun
tak akan ambil peduli atas akibat yang bakal terjadi pada
kalian semua" Baru saja pemuda itu menyelesaikan kata2nya, tiba2 dari
kejauhan berkumandang suara pekikkan tajam yang sangat
keras. seluruh gelanggang jadi gaduh dan gempar oleh suitan
tajam itu, mereka semua rata2 menunjukkan rasa kaget yang
tak terkirakan. Han siong Kie sendiripun mengerutkan dahinya, ia tak tahu
siapa yang memperdengarkan suitan tajam tersebut, yang
jelas semua jago yang hadir disitu rata-rata menunjukkan
perubahan sikap yang menyolok.
Bersamaan dengan sirapnya suitan tajam itu, sesosok
bayangan aneh yang berwarna warni melayang masuk
ketengah gelanggang. orang itu adalah seorang manusia aneh yang tak lengkap
panca inderanya, ia kenakan jubah panjang berwarna warni.
836

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kalau dikatakan manusia maka orang ini jauh lebih mirip
sebagai makhluk setan yang berwajah seram.
Bibirnya sumbing dan membalik keluar hingga sebaris
giginya yang putih kelihatan dari luar, hidungnya lenyap entah
kemana dan yang tampak saat itu cuma dua buah lubang
hitam yang hitam, sebuah codet besar membekas dari atas
keningnya membelah hidung dan mencapai pipi sebelah kiri,
mata kirinya lenyap tinggal kelopaknya yang kosong, biji
matanya entah sudah kabur kemana, rambut yang beruban
menggumpal jadi satu persis setumpukan rumput kering.
Cukup memandang tampangnya yang seram bagaikan
setan sudah dapat membuat hati orang bergidik, Dengan sinar
mata yang bengis, manusia aneh itu menyapu sekejap seluruh
gelanggang kemudian tertawa seram tiada henti2nya.
kawanan jago persilatan perlahan sama2 mundur
kebelakang, hanya sebentar saja dalam gelanggang hanya
tinggal Ang nio cu Tonghong Leng seorang.
Perempuan gagah yang bernama Tonghong Leng itu
segera tertawa mengikik dengan suaranya yang seram
bagaikan jeritan kuntilanak lalu tegurnya dengan suara
lantang: "Kang Tang hu, engkau belum mampus?"
Mendengar nama orang itu, diam2 Han siong Kie ikut
merasa terperanjat, dia masih ingat dalam catatan budi dan
dendam dari Mo Mo Cuncu, ia pernah membaca nama orang
itu. Disitu namanya tercatat sebagai Kui-bin long jin (manusia
srigala bermuka seram) Kang Tang hu, menurut catatan, dulu
dia punya seorang kekasih yang bernama Hek tin lo sat (Iblis
perempuan berhati hitam) Kwansu koh, wataknya cabul dan
perbuatannya kejam, sudah banyak pria muda yang kekar dan
gagah dibunuh olehnya setelah sebelumnya "diperkosa" lebih
dulu. 837 Akhirnya Mo tiong ci mo mengetahui akan kebejadan
moralnya ini, perempuan cabul itu diburu kemudian dibunuh.
Kekasihnya yakni manusia srigala bermuka setan Kang
Tang hu jadi mendendam karena peristiwa ini, ia datang
mencari gurunya untuk menuntut balas, namun dalam suatu
duel yang sengit ia tak mampu menandingi kelihayan
lawannya sehingga akhirnya kabur.
sementara itu Manusia srigala bermuka setan Kang Tang hu
telah melotot gusar kearah perempuan baju merah Tonghong
Leng, kemudian sambil tertawa seram katanya:
"Heeeh heehh heeehh Ang Nio cu, apakah engkau juga
mempunyai sengketa dengan anakan kelinci ini?""
"Sengketa tak ada, tapi ada suatu persoalan kecil aku
membutuhkan tenaganya "
"Kalau begitu bagus sekali, kitapun tidak usah ribut2 sendiri
mengenai dirinya, toh dia cuma mempunyai selembar jiwa"
Han siong Kie sangat marah, sambil mendengus dingin
serunya: "Manusia srigala bermuka setan, sebutkan apa
maksud kedatanganmu"
Kang Tang-hu tertawa seram, ia menyapu sekejap pemuda
itu kemudian dengan suara yang seram bagaikan jeritan setan
sahutnya: "Haaah... haaah... haaah sungguh tak nyana Mo tiong cimo
telah menerima engkau sebagai ahli warisnya, Hmm
sepanjang hidup belum pernah timbul rasa kasihan dalam
hatiku, hei bocah ...."
"Apa yang kau maksudkan?" hardik pemuda itu.
"Tentang soal ini ...." tiba2 manusia srigala bermuka setan
berhenti sejenak, sambil berpaling kearah delapan pendekar
pedang dari kota Tiong cu sekalian tiba-tiba hardiknya: "Disini
838 tak ada urusan lagi, hayo pada menyingkir jauh2 dari
hadapanku" Delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu maupun
enam imam tua dari partai Kong tong sama2 menunjukkan
muka gusar setelah mendengar ucapan itu, tapi mereka tak
berani bertindak sesuatu, akhirnya dengan uring-uringan
mereka mundur dari lingkar kepungan dan menjauhkan diri
dari gelanggang. Menanti semua orang sudah mengundurkan diri, manusia
srigala bermuka setan Kang Tang hu baru melanjutkan
kembali kata-katanya: "Bocah muda, tiba2 saja aku tak ingin
membunuh kau" "Membunuh aku?" seru Han siong Kie sambil menunjuk
keujung hidung sendiri " dengan andalkan apa kau ingin
bunuh aku?" sekali lagi Manusia srigala bermuka setan melolong aneh,
katanya lebih jauh: "Bocah muda, sebetulnya kedatanganku kesini untuk
mencabut selembar jiwa kecilmu, tapi sekarang aku telah
berubah pikiran, aku tak jadi membunuh kau lagi."
"Kenapa?""
"Aku ingin menerima engkau sebagai ahli waris "
"Menerima aku sebagai murid " Haaaahh... haaahh...
haaahh" tak kuasa lagi Han Siong Kie menengadah dan
tertawa ter-bahak2, suaranya keras bagaikan palu yang
beradu besi, bukan saja menggema diseluruh angkasa bahkan
memekikan telinga setiap jago baik dari golongan putih
golongan hitam yang hadir ditengah gelanggang.
"Hei bocab muda, apa2an kau ini"jangan menjerit jerit
terus seperti setan penasaran" teriak Manusia srigala bermuka
setan dengan suara keras. Han siong Kie tarik kembali gelak
tertawanya, dengan muka serius serunya:
839 "Hei manusia srigala bermuka setan yaug tak tahu diri, aku
lihat engkau sedang baru mimpi disiang hari bolong, kulihat
keadaanmu persis seperti burung pungguk merindukan bulan."
"Apa becah " kau bilang apa" " jerit manusia serigala
bermuka setan dengan mata jelalatan bengis. "engkau tidak
bersedia jadi muridku " Memangnya kau anggap badanmu
sudah keras seperti baja?""
"Hmm Kunasehati dirimu, lebih baik janganlah menjadi
burung pungguk yang merindukan bulan, sampai tuapun
jangan harap keinginanmu itu bisa tercapai, kecuali kalau
matahari bisa terbit dari sebelah barat"
"Bajingan cilik" maki Kang Tang-hu dengan marahnya "
engkau terlalu menghina aku, ini hari kau harus mampus"
"Aah belum tentu begitu, memangnya kau yang kuasa atas
nyawaku?"" "ooooh.. kamu tak percaya yaa " Bagus, bagus.. mari kita
buktikan saja siapa yang lebih tangguh."
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, dia menerjang
maju kemuka, sepasang telapak tangannya siap diayun
ketubuh lawan. "Eei.. nanti dulu" tiba2 Han siong Kie berseru.
"Bagaimana bocah " Kau sudah menyesal dan mau turuti
kehendak hatiku?""
"Aku hanya ingin tanya, apakah maksud kedatanganmu kali
ini adalab berkenaan dengan kasus terbunuhnya Hek sim lo
sat (Iblis perempuan berhati hitam) Kwan su koh pada empat
puluh tahun berselang?"
sinar bengis kembali memancar keluar dari mata Kang Tang
hu yang tinggal sebelah dengan penuh kebencian jawabnya:
"Benar, selama empat puluh tahun siang maupun malam
aku tak pernah melupakan peristiwa ini, sayang aku tak
840 berhasil menemukan tempat persembunyian dari Mo tiong ci
mo, dan kini dia sudah mampus maka hutang darah inipun
akan kutagih atas dirimu"
"sebagai ahli waris mendiang guruku, memang pantas
kalau aku yang bertanggung jawab atas semua perbuatan
guruku dimasa hidupnya, tapi apakah engkau tahu apa
sebabnya Hek sim lo sat bisa dibunuh oleh guruku?"
"Bocah keparat, kau tak usah banyak bacot lagi" jerit
manusia srigala bermuka setan dengan suara lengking, "ini
hari engkau akan kujagal lebih dahulu, kemudian akan kucari
kuburan dari anjing tua itu dan menghancur lumatkan tulang
belulangnya jadi abu, hanya berbuat begitulah rasa benciku
selama ini bisa terlampiaskan"
Mendengar rencana lawannya yang bejad dan tak berperi
kemanusiaan itu, hawa amarah dalam dada Han siong Kie
kontan berkobar, napsu membunuh menyelimuti seluruh
wajahnya, ia menduga musuhnya ini tentulah seorang
manusia bejad yang berhati bengis, terlintas dalam benaknya
satu ingatan untuk membunuh mahluk aneh ini. Dengan suara
dingin bagaikan es, dia lantas berseru:
"Manusia srigala bermuka setan, tahukah engkau" Apa
yang barusan kau lakukan sama halnya dengan menggali liang
kubur buat diri sendiri?"
"Huuh Cuma andalkan kekuatanmu seorang?" ejek makhluk
aneh itu sinis. Sembari berseru, sepasang jari tangannya yang runcing
ibarat pancingan secepat sambaran kilat menyambar ke atas
tubuh Ham siong Kie. Serangan tersebut bukan saja sangat cepat, bahkan ganas
dan tak kenal ampun, cukup menggidikkan hati siapapun yang
menghadapinya. 841 Situasi ditengah gelanggang ikut berubah jadi tenang
bersamaan dengan gerakan serangan yang dilancarkan
manusia srigala bermuka setan.
Han siong Kie melesat kearah samping dengan kecepatan
yang sukar dilukiskan dengan kata2, berhasil lolos dari
cengkeraman musuh, dengan jurus Leng ku it si (Jurus
pertama kura2 sakti) dia balas melancarkan sergapan, jurus
yang digunakan ampuh, aneh dan ganas, sedikitpun tak kalah
dengan kebagusan serangan musuh.
Agaknya manusia srigala bermuka setan tak pernah
menduga kalau Han siong Kie memiliki ilmu silat setinggi itu,
tak kuasa lagi ia menjerit kaget.
Cepat telapak tangan kirinya mengayun secara beruntun
untuk musnahkan daya serangan lawan, sementara telapak
tangan kanannya melepaskan sebuah babatan kilat ke depan.
Dengan ancaman yang ia terima berarti sia2 belaka Han
siong Kie melepaskan serangannya, ingatan kedua belum
sempat melintas. tahu2 telapak tangan kanan musuh telah
tiba didepan dadanya, dalam keadaan begini terpaksa ia tarik
kembali tangannya untuk menangkis dengan keras lawan
keras.. "Duuk.." "dua gulung himpunan tenaga saling membentur
satu sama lainnya menimbulkan ledakan keras, kedua belah
pihak sama2 merasakan tubuhnya bergetar keras.
Secepat kilat Han siong Kie menggunakan taktik
"mengisap" dari ilmu pukulan Mo mo ciang hoat untuk
mengisap telapak tangan musuh sehingga sama sekali tak
mampu berkutik lagi, sementara telapak tangan kanannya
yang senggang langsung menyodok keatas dada lawan.
Manusia srigala bermuka setan berusaha untuk menarik
kembali telapak tangan kanannya, namun usaha itu gagal,
sekarang ia baru tahu bahaya, dalam gugup dan kagetnya
cepat dia putar tangan untuk menangkis.
842 "Duuk.." sekali lagi empat buah telapak tangan saling
beradu satu sama lainnya.
Han siong Kie segera salurkan hawa murninya keluar
tubuh, ia bermaksud menggunakan taktik "getaran" untuk
melontarkan balik kekuatan musuh yang sedang meluncur
datang. Siapa sangka manusia srigala bermuka setan pun
mempunyai ingatan yang sama, dia sendiripun berusaha untuk
melepaskan diri dari daya hisapan musuh. Dengan demikian
maka kedua belah pihak sama2 melontarkan hawa saktinya
keluar badan. Suatu ledakan keras yang memekikan telinga menggeletar
lagi di angkasa, kedua belah pihak terlempar mundur
kebelakang dan mundur sejauh situ kaki lebih dengan
sempoyongan. Posisi Han siong Kie jauh lebih tidak
menguntungkan jika dibandingkan musuhnya, karena pertama
dia sudah terhajar lebih dulu oleh tenaga gabungan dari enam
jagoan Kong tong pay, kemudian terkena pula sambitan jarum
rahasia dari Kho Tiong beng, itu ketua dari perkumpulan tujuh
walet, sekarang setelah termakan oleh getaran keras itu, tak
bisa dicegah lagi ia muntah darah segar, tubuhnya mundur
Rajawali Emas 8 Golok Sakti Karya Chin Yung Pedang Hati Suci 1

Cari Blog Ini