Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 4
selamanya cuma bergebrak sebanyak tiga jurus saja melawan
orang lain, bilamana lawannya sanggup menerima tiga buah
pukulannya tanpa menemui ajalnya itu berarti bahwa ia telah
lolos dari malaikat elmaut?""
213 "Tidak salah, dan akupun sanggup menerima tiga buah
pukulannya" "Apakah kau ada permusuhan dengan dirinya?" kenapa ia
turun tangan terhadap dirimu?"?"
"Setiap tahun si Malaikat hawa dingin pasti satu kali
munculkan diri didalam dunia persilatan, ia baru akan berhenti
membunuh bila korbannya telah mencapai seratus orang,
setiap orang Bu lim yang berjumpa dengan dirinya berarti
maut baginya" sambil berkata Tonghong Hwie berusaha untuk
bangkit berdiri, tetapi baru saja tubuh bagian atasnya di
angkat separuh ia sudah menjerit kesakitan dan berbaring
kembali diatas tanah. Han Siong Kie yang menyaksikan kejadian itu jadi kaget,
buru2 serunya: "Adik Hwie, biarlah aku periksa dulu keadaan lukamu
kemudian baru kubantu dirimu untuk menyembuhkan luka
dalammu itu" sambil berkata tangannya segera bekerja hendak
melepaskan pakaian yang dikenakan Tonghong Hwie.
Gadis itu jadi panik, buru2 ia halangi tangan Han Siong Kie
sambil katanya "Tak usah Tak usah ....."
"Heei.. adik Hwie, apa maksudmu?" tanya Han Siong Kie
dengan wajah tertegun. Tonghong Hwie tertawa jengah, dengan ter sipu2 katanya:
"Aku mempunyai kepandaian untuk menyembuhkan lukaku
sendiri.." "Tapi tiada halangan toh kalau kuperiksa dulu keadaan
lukamu itu?" memangnya kau adalah seorang gadis."
"Tidak" seru Tonghong Hwie.
214 Ucapan ini sangat menyakitkan hatinya, membuat
jantungnya berdebar keras dan wajahnya berubah jadi merah
padam tapi berhubung gadis itu memakai obat penyaru yang
tebal lagipula tertutup oleh lemak maka perubahan wajahnya
ini tidak sampai di ketahui oleh Han Siong Kie.
sebenarnya gadis ini bersifat polos dan supel, ia pandai
bergaul dan pandangannya luas. sejak bergaul dengan Han
Siong Kie sikapnya semakin bebas dan tidak terhadang oleh
sesuatu ganjalan apapun. Tapi sejak rahasia kegadisannya dipecahkan oleh orang
yang ada maksud, lalu "orang yang kehilangan sukma" pun
mengatakan macam2, hal itu membuat sifatnya sama sekali
berubah, perasaannya jadi amat halus dan mudah
tersinggung. Tentu saja pada saat ini ia tak dapat membocorkan
rahasianya, sebab Han Siong Kie amat membenci kaum
wanita, andaikata pemuda itu mengetahui bahwa dia adalah
seorang gadis mungkin saja ia akan kabur dari sisinya. .
Bila hal ini sampai terjadi maka ia akan sangat menderita,
pikirannya akan tersiksa, sebab sejak pertemuannya pertama
kali gadis ini telah jatuh cinta kepadanya, ia telah mengambil
keputusan untuk mempersembahkan dirinya untuk pemuda
itu. Tetapi, bayangan gelap lain yang amat menakutkan selalu
menyelubungi hatinya, ucapan dari " orang yang kehilangan
sukma masih mendengung terus disisi telinganya.
"Kau harus tahu diri dan mundur teratur sebelum
terjerumus kedalam jurang kehancuran,selamanya terlalu
romantis banyak akan mendatangkan penyesalan."
"Kenapa?"?" tanpa sadar ia berseru keras.
215 Han Siong Kie jadi melongo, ia segera menatap wajah adik
angkatnya sambil bertanya dengan nada tercengang, "Adik
Hwie apa yang kau katakan?""
"oooh tidak apa2. " sahut Tonghong Hwie terpatah-patah
"sekarang aku akan mulai menyembuhkan luka dalamku
dengan simhoat ajaran perguruanku, tolong kau suka
melindungi keselamatanku."
"Mari biar kubantu dengan begitu bukankah kau tidak akan
terlalu payah..?"?"
"Tidak bisa jadi, andaikata ada orang datang kemari,
bukankah kemudian kita bakal celaka?""
Han Siong Kie tidak bisa berkata lagi, terpaksa ia
mengangguk: sambil menggertak gigi Tonghong Hwie sebera bangkit dan
duduk bersila, kemudian ia salurkan hawa murninya
mengelilingi seluruh badan untuk menyembuhkan luka yang
sedang dideritanya. Dengan tenang Han Siong Kie duduk menanti disamping,
bayangan tubuh "orang yang ada maksud" gadis misterius itu
terlintas kembali semua perkataan yang telah dia sampaikan
"orang yang ada maksud" kepadanya, tetapi semakin dipikir ia
merasa semakin bingung dan tak habis mengerti.
" orang yang ada maksud mengatakan, bahwa ia mendapat
perintah dari orang yang Kehilangan sukma, untuk
menyampaikan kata2 itu kepadanya, berarti persoalan "orang
yang kehilangan sukma, tapi "su Hun Jin" suatu nama yang
sangat aneh, siapakah dia?" Mengapa ia mengetahui seggla
sesuatu mengenai dirinya dengan begitu jelas?"
Mengapa orang itu secara sukarela datang mengobati luka
yang sedang ia derita. Mengapa orang itu selalu memperingatkan dirinya agar
jangan menuntut balas terhadap Pemilik dari Benteng Maut.
216 Mengapa secara tiba2 ia minta dirinya pergi mengunjungi s
ipemilik dari Benteng Maut?""
Sebenarnya apa latar belakang dari kesemuanya ini?""
Semuanya merupakan tanda tanya yang besar baginya,
teka teki yang memusingkan kepalanya.
Sementara Han Siong Kie masih termenung memikirkan
persoalan itu, tiba2... sreet sreet suara langkah kaki manusia
berkumandang dari tempat kejauhan.
si anak muda itu segera tersentak bangun dari
lamunannya, dengan sorot mata yang tajam ia awasi arah
dimana berasalnya suara itu, tapi hutan tersebut terlalu lebat,
sulit baginya untuk dilihat.
Kian lama suara langkah manusia itu kian mendekat.
Han Siong Kie segera bangkit berdiri, tapi ketika dilihatnya
dari ubun2 Tonghong Hwie mulai mengepulkan asap putih
yang berarti semedinya telah mencapai pada puncaknya. ia
segera batalkan niatnya untuk menengok asal mulanya suara
tadi. "Keparat cilik itu sudah terluka parah dan keadaannya
payah sekali, setelah dibawa kabur oleh pengemis cilik itu
jejaknya mendadak lenyap tak berbekas, padahal semua
kantor cabang telah diperintahkan untuk melakukan
penjagaan, masa ia bisa terbang ke langit."
"Aaah kebanyakan orang itu bersembunyi didalam hutan."
"Tapi kita toh sudah setengah harian lamanya melakukan
pencarian tanpa hasil?""
"Baik atau buruk lebih baik kita geledah dulu seluruh hutan
ini, kemudian baru pulang memberi laporan"
"Si manusia berwajah dingin telah membinasakan Jin
Tongcu serta menggagalkan rencana kita .."
217 Dari pembicaraan tersebut Han Siong Kie segera mengenali
sebagai suara dari antek2 perkumpulan Thian chee Kauw, lagi
pula kedatangan mereka untuk menggeledah hutan dan
mencari adik angkatnya, napsu membunuh seketika bergelora
dalam tubuhnya ia berpikir:
"Sewaktu aku terluka di tangan Tengkorak Maut bukankah
para jago lihay dari perkumpulan Thian chee Kauw telah
berlalu, dari mana mereka bisa tahu akan terjadinya ini. sreeet
sreeet sreeeet suara langkah kaki manusia kian lama bergerak
kian mendekat, jaraknya tinggal sepuluh tombak dari tempat
semula dan secara lapat2 dari kerumunan hutan nampak
bayangan manusia bergerak mendekat. satu ingatan
berkelebat dalam benak pemuda she Han itu pikirnya:
"Aku tak boleh membiarkan mereka mendekati sekitar ini,
adik Hwie tak boleh terganggu konsentrasinya hingga buyar..."
Begitu teringat sampai disitu, badannya segera siap
meloncat keluar dari tempat persembunyiannya :
Mendadak.. terdengar suara jeritan lengking yang ngeri dan
menyayatkan hati berkumandang memenuhi seluruh angkasa,
membuat siapapun yang mendengar jadi ikut bergidik dan
bulu romanya pada bangun berdiri
satu jeritan disusul oleh jeritan yang lain, bergema saling
susul menyusul hingga sepuluh kali banyaknya.. kemudian
suasana pulih kembali dalam kesunyian serta keheningan yang
mencekam.. Han Siong Kie merasa amat terperanjat, cepat2 ia enjotkan
badannya meluncur ke arah mana berasalnya suara jeritan
ngeri tadi.. Tapi metelah melihat pemandangan yang
terbentang dihadapannya, pemuda itu tertegun dan untuk
beberapa saat lamanya tak sanggup mengucapkan sepatah
katapun -0000000- 218 BAB 13 TAMPAKLAH empat belas sosok mayat menggeletak malang
melintang diatas permukaan tanah, keadaan mayat2 tersebut
mengerikan sekali pada ubun2 masing2 korban nampaklah
beras cengkeraman yang menghancurkan isi benak, ada yang
menggeletak diatas genangan darah, ada pula yang
bercampur baur dengan isi otak yang berhamburan di atas
permukaan, keadaannya sangat menyeramkan hingga
membuat pemuda kita jadi ngeri dan tercekat hatinya. Lama
sekali Han Siong Kie tertegun gumamnya seorang diri:
"Aaaah.. malaikat berhawa dingin Mo siu Ing pastilah
perbuatannya.." Dalam benaknya segera terlintas kembali pemandangan
ngeri dihutan bunga Tho yang pernah dijumpainya belum
lama berselang. Membunuh orang begini kejam boleh dibilang sangat brutal
dan melanggar perikemanusiaan. .
Para jago lihay dari perkumpulan Thian chee Kauw
sebenarnya datang kehutan ini untuk mencari serta meringkus
Tonghong Hwie bersama dirinya, siapa tahu mereka sudah
dibunuh duluan oleh malaikat berhawa dingin.
Yang lebih aneh lagi ternyata tak nampak bayangan tubuh
malaikat berhawa dingin Mo Siu Ing muncul ditempat itu,
padahal jaraknya dengan tempat kejadian cuma terpaut
sepuluh tombak belaka, tidak mungkin kalau jejaknya tak
ketahuan olehnya. Dengan kekejian serta ketelengasan
perempuan itu masa ia bisa dilepaskan begitu saja, suatu
kejadian yang tak masuk diakal.
219 Mendadak kembali terdengar desiran angin tajam
menyambar datang memecah angkasa. Han Siong Kie
terkesiap dan segera menghimpun hawa murninya siap
menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan
Sreeeet Sreeett Sreeet empat sosok bayangan hijau dengan
kecepatan yang sukar dilukiskan dengan kata 2 melayang
turun di tengah kalangan mereka bukan lain adalah empat
orang diantara kakek tua berbaju hijau dari perkumpulan
Thian chee Kauw yang belum lama berselang mengerubuti
saudara angkatnya pengemis dari selatan.
Air muka Han Siong Kie seketika berubah jadi dingin
membeku dengan sorot mata memancarkan cahaya buas ia
tatap wajah ke empat orang kakek berbaju hijau itu tajam
tajam. Sementara itu ke empat orang kakek berbaju Hijau tadi
sudah menyapu sekejap mayat mayat yang bergelimpangan
diatas tanah kemudian sama2 menjerit kaget wajah mereka
unjukkan rasa ngeri dan keder yang hebat.
Beberapa saat kemudian salah satu diantara ke empat
orang kakek itu tiba2 menuding kearah Han Siong Kie sambil
berseru: "Manusia berwajah dingin sungguh tak kusangka kau
adalah ahli waris dari malaikat berhawa dingin Mo siu Ing"
Han Siong Kie melengak tapi dengan cepat ia dapat
memahami maksud ucapan pihak lawan, pastilah keempat
orang kakek itu menaruh curiga bahwa dialah yang telah turun
tangan keji membasmi anak buahnya. Dengan nada ketus ia
segera bertanya: "Apa katamu?""
"Sungguh brutal dan kejam perbuatanmu tak nyana hatimu
sekeji serigala.." "Oooh, ulangi sekali lagi perkataanmu itu, kubacok kalian
sampai modar.." 220 Keempat orang kakak berbaju hijau tadi serentak
mendengus gusar, dengan tangkas mereka menyebarkan diri
ke empat penjuru dan masing2 menempati satu posisi untuk
mengepung si anak muda itu di tengah kalangan. Terdengar si
kakek berwajah segi tiga tadi berkata kembali: "manusia
berwajah dingin, hutang darah yang telah kau perbuatan pada
hari ini..." "Kentut busuk makmu" tukas Han Siong Kie sangat marah.
"Pentang mata kalian lebar2 dan periksa dulu dengan jelas,
siapa yang telah melakukan pembunuhan keji ini"
"Hmm kecuali kau, masa ada oraag lain yang mampu
melakukan pembunuhan semacam ini?""
"Oooh, jadi kau bersikeras menuduh akulah yang telah
menjagal cecunguk itu?"
"Bagus sekali kalau sudah berani membunuh orang, kenapa
musti takut untuk mengakuinya"
Saking gusar dan mendongkolnya Han Siong Kie
mendongak dan tertawa terbahak-bahak.
"Haah haah....haah... kalau begitu anggap saja memang
akulah yang melakukan pembunuhan itu, kalian mau apa?""
"Hutang darah bayar darah. Hutang nyawa bayar nyawa
serahkan jiwa anjingmu"
"Huuh kalau memang kalian sudah bosan hidup, ayoh
majulah berbareng..."
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kakek berwajah segi tiga itu membentak keras, sepasang
telapaknya diayun kedepan secara berbareng, dua gulung
angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur kearah
depan. Han Siong Kie menyadari bahwa kekuatan hawa murni
yang dimiliki ke empat orang kakek berbaju hijau ini rata2
jauh lebih besar daripada sikupu2 warna warni Lie In Hiang,
221 dalam dunia persiatan mereka biasa dianggap sebagai jago
lihay kelas satu. Maka dari itu melihat datangnya ancaman, pemuda she
Han tak berani bertindak gegabah, dia segera menghimpun
delapan bagian hawa murninya, sambil membentak keras:
"Bangsat " kau memang sudah bosan hidup "
Angin cukulan bagaikan gulungan ombak ditengah
hembusan badai menggulung kedepan menyambut datangnva
ancaman tersebut. "Blaaam. ditengah ledakan dahsyat suara dengusan berat
berpekik membumbung di tengah angkasa, dengan wajah
pucat pias kakek berwajah segitiga itu mundur ke belakang
dengan sempoyongan .... Hampir pada saat yang bersamaan tiga gulung angin
pukulan yang sangat mengerikan laksana guntur yang
membelah angkasa meluncur ke depan dan mengancam tubuh
pemuda itu dari tiga arah yang berbeda..
Rupanya sejak semula Han Siong Kie telah menduga kalau
pihak musuh pasti akan turun tangan secara berbareng,
karena itu sehabis memukul mundur si kakek berwajah segitiga,
bagaikan sukma gentayangan dengan tangkas ia berkelit
ke samping dan berdiri di tempat kakek berwajah segitiga tadi
berada. Tindakan yang sama sekali tak terduga ini membuat ketiga
orang musuhnya jadi melongo, angin pukulan yang
dilancarkan secara berbareng itupun segera mengenai sasaran
kosong. Han Siong Kie tidak berpeluk tangan belaka bersamaan
dengan gerakan tubuhnya yang berkelit kesamping, sebuah
pukulan yang maha dahsyat sekali lagi dilancarkan kearah
depan. 222 Blaam.... kembali terdengar dengusan tajam berpckik di
angkasa, kakek berbaju hijau yang tepat berada dihadapannya
sebelum sempat tarik kembali pukulannya sudah termakan
oleh dorongan angin puyuh yang melanda datang dari arah
depan, tidak ampun lagi tubuhnya mencelat sejauh delapan
depa kebelakang, darah segar muncrat keluar dari mulutnya,
jelas ia sudah menderita luka dalam yang amat parah.
Menyaksikan kejadian ini, dua orang kakek yang lain jadi
ngeri dan tercekat hatinya, dari serangan yang dilancarkan
barusan mereka sudah tahu bahwa tenaga dalam yang dimiliki
Manusia berwajah dingin jauh lebih tinggi satu tingkat
daripada kekuatan dari pengemis Lam Kay.
Untuk beberapa saat lamanya mereka tak berani berkutik,
apalagi turun tangan secara gegabah.
Pada dasarnya Han Siong Kie sudah menaruh rasa
sentimen dan bencinya terhadap perkumpulan Thian chee
Kauw, karena ibunya si siang Go cantik ong cui Ing telah
kawin lagi dengan Thian chee Kauwcu ditambah pula rencana
busuk mereka untuk mengangkangi perkumpulan Kay pang,
membuat kebenciannya makin lama semakin menebal.
Dalam keadaan begini ia tak sudi mengampuni kedua orang
korbannya, dengan kemarahan yang memuncak ia
membentak keras: "Kalian berduapun harus menerima sedikit pelajaran, agar
di kemudian hari bisa tahu membawa diri"
Ditengah bentakan nyaring, sepasang telapaknya dibabat
ke depan secara berbareng, secara terpisah dua gulung
desiran tajam itu menyerang kedua orang kakek baju hijau itu.
Melihat datangnya ancaman yang demikian dahsyatnya,
kedua orang kakek baju hijau itu tak berani menyambut
dengan keras lawan keras... sreet. masing2 orang bergeser
delapan depa ke arah samping, kemudian putar badan dan
balas menyerang dari arah kiri dan kanan.
223 "Blaam Blaam" dua benturan keras bergeletar ditengah
angkasa, kedua orang kakek itu sama2 terpukul mundur
sejauh satu tombak lebih, keringat dingin mengucur keluar
membasahi seluruh tubuhnya.
Han Siong Kie putar badan menubruk ke arah si kakek yang
ada di sebelah kiri, jurus pertama dari ilmu pukulan kura2
sakti laksana kilat dilancarkan... "Modar kau"
Ditengah jeritan ngeri yang memekikkan telinga, kakek
baju hijau yang berada di sebelah kiri sebera menggeletak ke
atas tanah. Kakek baja hijau yang ada di sebelah kanan jadi ketakutan
setengah mati, ia merasakan sukmanya se akan2 terlepas dari
raganya. Dengan sebat Han Siong Kie putar badan ganti menyerang
kakek baju hijau yang berada di sebelah kanan, jurus kedua
dari ilmu pukulan kura2 sakti kembali dilancarkan.
"Blaam.." Ditengah benturan keras terselip jeritan ngeri
karena kesakitan, sebelum kakek baju hijau itu sempat melihat
jelas dengan cara apakah pihak lawanya turun tangan, tahu2
badannya sudah mencelat ke belakang sejauh satu tombak
lebih. Tidak ampun ia muntah darah segar
Dalam waktu singkat ke empat orang kakek baju hijau itu
telah diberesi oleh Han Siong Kle dengan gampang, hal ini
membuat mereka jadi keder dan tak berani banyak bertingkah
lagi. Terdengar si kakek berwajah segi tiga berseru dengan
wajah menyeringai seram: "Manusia berwajah dingin, suatu ketika perkumpulan kami
akan menuntut balas sakit hati ini kepada kalian guru dan
murid" Dengan gusar Han Siong Kie mendengus:
224 "Hmm kalau kau berani menjejerkan lagi namaku dengan si
malaikat berwajah dingin, saat ini juga aku akan bereskan
kalian berempat hingga menggeletak di atas genangan darah"
Tiba2... serentetan suara yang dingin dan merdu
berkumandang datang dari arah belakang.
"Manusia berwajah dingin, apakah nama dari malaikat
berhawa dingin Mo siu Ing terlalu memalukan dirimu"
Han Siong Kie amat terkejut ketika mendengar seruan itu
dengan cepat ia berpaling ke belakang kemudian dengan
kaget mundur dua langkah lebar kebelakang.
Pada jarak kurang lebih dua tombak dihadapannya
berdirilah seorang perempuan cantik berusia setengah baya,
begitu cantik raut wajah perempuan itu bagaikan bunga botan
yang sedang mekar, ketika itu ia sedang memandang
kearahnya dengan senyum dikulum.
Terhadap kaum wanita boleh dibilang pemuda ini merasa
mang kesal dan benci, tetapi kecantikan wajah perempuan itu
cukup membuat jantungnya berdebar keras dan wajahnya
bersemu merah. Wajahnya terlalu cantik dipandang, begitu cantik bagaikan
bidadari yang baru turun dari kahyangan, terutama sekali
sepasang biji matanya yang bening dan jeli sungguh menawan
hati. siapakah perempuan ini?""
Betapa lihaynya orang ini, ternyata ia sanggup mendekati
tubuhnya hingga jarak dua tombak tanpa dirasakan olehnya.
Sementara itu dengan wajah pucat pias bagaikan mayat,
keempat orang kakek berbaju hijau itu melingkari disisi
kalangan dengan penuh ketakutan, tubuh mereka nampak
agak menggigil menahan perasaan hatinya.
Perempuan cantik berusia setengah baya itu kembali
tersenyum manis, begitu indah dan cantik bagaikan bunga
225 yang baru mekar, untuk kesekian kalinya Han Siong Kie
merasakan jantungnya berdebar keras.
Kalau ditinjau dari nada suaranya tadi, semestinya orang itu
adalah seorang gadis muda belia, sungguh tak nyana usianya
telah mencapai tiga puluh tahunan.
Dengan cepat Han Siong Kie berusaha keras untuk
menenangkan hatinya, dengan wajah yang dingin segera
tegurnya: "siapakah kau?""
"Aku?" perempuan cantik itu tertawa cekikikan, "Akulah si
malaikat berhawa dingin Mo siu Ing"
Han Siong Kie amat terperanjat hingga untuk beberapa
saat lamanya ia berdiri menjublak dan tak sanggup
mengucapkan sepatah katapun. seorang iblis perempuan yang
tersohor namanya dikolong langit ternyata adalah seorang
perempuan cantik bagaikan bidadari, sungguh suatu kejadian
yang tak dapat dipercaya.
"Benarkah kau adalah malaikat berhawa dingin Mo siu
Ing?"" sekali lagi pemuda itu menegaskan.
"Ooooh... kau anggap aku sedang berbohong?".
Perkataan ini seketika membungkamkan mulut Han Siong
Kie, ia semakin menjublak.
sementara itu keempat orang kakek berbaju hijau itu telah
saling berpandangan sekejap. kemudian putar badan dan siap
meninggalkan tempat itu... "Ayoh kembali bentak Mo siu Ing
tajam. Suaranya lengking, tajam lagi merdu tetapi bagi
pendengaran ke empat orang kakek tua itu tidak lebih
bagaikan jeritan malaikat elmaut, masing2 bergidik. dan tanpa
sadar menghentikan langkahnya, dengan pandangan ngeri
226 bercampur takut mereka sama2 awasi wajah malaikat
perempuan itu. "Hiih..hiiih..hiiih.. Thian chee sat sia delapan bintang dari
perkumpulan Thian chee Kauw, kenapa cuma datang empat
orang?" mana yang lain?"" tegur Malaikat hawa dingin sambil
tertawa merdu. Sekarang Han Siong Kie baru tahu kalau ke empat orang
kakek baju hijau yang berada dihadapannya sekarang adalah
empat orang diantara delapan bintang dari perkumpulan Thian
chee Kauw. Sementara itu perempuan tadi merandek sejenak. lalu
berkata lagi: "Sebelum memperoleh ijin dari aku si malaikat hawa dingin,
kalian berani tinggalkan seenaknya... Hmm..."
Dengusan berat yang diperdengarkan membawa pengaruh
yang amat besar, ke empat orang kakek itu semakin
ketakutan hingga keringat dingin membasahi seluruh
tubuhnya. "Tetapi... anggap saja nasib kalian semua masih rada baik
menurut kebiasaan aku tak akan membunuh lebih dari seratus
orang, ke empat belas sosok mayat yang menggeletak diatas
tanah kebetulan sudah genap mencapai angka seratus, itulah
rejeki serta nasib baik untuk kalian..."
Sekarang Han Siong Kie baru tahu apa sebabnya ia bisa
lolos dari tangan maut perempuan ini kiranya malaikat
berhawa dingin telah membunuh korbannya genap sebanyak
seratus orang. "Tetapi " kembali perempuan itu meneruskan.
Ke empat orang kakek berbaju hijau itu tersentak kaget,
rupanya perempuan itu belum selesai berbicara...
Sambil menuding ke arah Han Siong Kie ia meneruskan:
227 "Selamanya aku tidak suka mengganggu kesenangan
orang, apakah engkoh cilik ini suka melepaskan dirimu atau
tidak aku tak berani memutuskan"
Ke empat orang kakek itu sama2 alihkan sorot matanya ke
arah Han Siong Kie, sekarang mereka baru tahu bahwa
manusia berwajah dingin bukanlah anak murid dari malaikat
hawa dingin. Han Siong Kie mendengus dingin, bentaknya: "Cepat enyah
dari sini " "Kalian boleh pergi tinggalkan tempat ini" sambung
malaikat hawa dingin. "Cuma aku ingin titip perkataan buat ketua kalian, katakan
saja seratus jiwa korban pada tahun mendatang akan
kuselesaikan dari tubuh anggota2nya, karena tadi kalian telah
berkata bahwa kamu semua hendak menagih hutang darah,
ucapanmu tadi merupakan pantangan terbesar bagiku"
Han Siong Kie yang ikut mendengarkan perkataan itu
diam2 merasa ngeri, ucapan yang mengerikan semacam itu
ternyata diutarakan oleh perempuan cantik ini dengan nada
yang enteng, se-akan2 dia tidak anggap membunuh manusia
adalah suatu perbuatan yang mengerikan.
Empat orang kakek berbaju hijau itu tak berani
membantah, dengan wajah pucat dan jantung berdebar keras
mereka putar badan dan se-cepat2nya tinggalkan tempat itu.
Menanti bayangan tubuh mereka berempat telah lenyap
dari pandangan, malaikat berhawa dingin Mo siu Ing baru
menoleh ke arah Han Siong Kie sambil tegurnya:
"Manusia berwajah dingin, siapakah pengemis cilik yang
sedang menyembuhkan luka dalamnya di situ?""
"Dia adalah adik angkatku" jawab pemuda itu cepat,
sementara dalam hati diam2 merasa terperanjat, kiranya iblis
perempuan itu sudah tahu kalau mereka berdua berada disitu.
228 "Ehmm, hebat juga saudaramu itu, ia sanggup menerima
tiga buah pukulanku tanpa menemui ajalnya"
Ucapan ini seketika membangkitkan rasa dendam dan
gusar dalam hati pemuda she Han itu, serunya ketus:
"Terima-kasih bunt hadiah yang telah kau berikan kepada
saudara angkatku..."
"Kenapa sih?""
"Dan terima kasih pula atas hadiahmu untuk engkoh tua ku
itu?"". "Pengemis dari selatan?"
Tiba2 Malaikat berhawa dingin Mo siu Ing tertawa cekikikan
hingga sekujur tubuhnya bergetar keras.
"Hiiih..hiiih..hiiih.. pengemis tua adalah engkohmu,
pengemis cilik adalah adik angkatmu, jadi kalau begitu kaupun
seorang gembel tukang minta2?"?"
Han Siong Kie mendongkol bercampur gusar, ia mendengus
dingin: "Hmm aku telah menyanggupi permintaan mereka,
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tahukah kau permintaannya itu" "
"Apa coba katakan "
"Dengan cara yang sama akan kuhantam dirimu sehingga
muntah darah segar.."
Mula2 malaikat hawa dingin Mo Siu Ing nampak melengak
kemudian mendongkol dan tertawa seram:
"Haaah haaah haaah manusia berwajah dingin kau yang
hendak melakukannya" dengan andalkan kekuatan apa kau
hantam diriku hingga muntah darah segar?"?" "
"soal itu kau tak usah tahu pokoknya, akan kuhajar dirimu
sampai muntah darah kemudian kucabut jiwamu untuk
membasmi seorang iblis pembunuh berdarah dingin dari muka
bumi" 229 "Hiiih hiih hiiih manusia be^ajah dingin rupanya kau
sedang mengigau disiang hari bolong?"?"
"Hmmm kalau kau tidak percaya silahkan untuk menjajal
sendiri." Napsu membunuh semakin tebal menyelimuti wajah
perempuan itu, namun dengan suara yang lembut ia berkata
lagi: "Manusia berwajah dingin, janganlah kau anggap setelah
aku genap membunuh seratus orang lantas aku tak bisa
membunuh orang lagi, kau musti tahu bilamana perlu aku
masih tetap sanggup membunuh seseorang"
"Perempuan berhati siluman gertak sambalmu tak akan
membuat hatiku jadi jeri "
"Bocah muda aku kagum atas keberanianmu, dikolong
langit dewasa ini hanya kau seorang yang berani bersumbar
hendak menghajar aku si malaikat hawa dingin hingga muntah
darah segar tapi mampukah kaupenuhi harapanmu itu
sekarang masih merupakan suatu tanya besar"
Ia merandek sejenak kemudian tambahnya:
"Aaaah aku teringat sekarang masih ada seorang lagi yang
berani mengatakan kata sesumbar seperti dirimu"
"Siapakakah orang itu?"" Han Siong Kie cepat bertanya.
"Tengkorak Maut pemilik dari benteng Maut"
"Oooh..jadi kaupun pernah dihajar sampai muntah darah
oleh tengkorak maut?"" "
"Siapa yang bilang"
"Kau sendiri " "Kapan aku pernah bicara begitu?""
230 "Ooooh.. sekarang aku sudah tahu, tentunya sewaktu kau
bertarung melawan tengkorak maut didalam kuil Bu.Hoo ditepi
pantai Pek swie Tan tempo dulu, kau sudah menderita
kekalahan" "Eei.. dari mana kau bisa tahu kalau aku pernah bertempur
melawan tengkorak maut" "
"Aku memperoleh kabar sewaktu tiba diluar kuil tersebut "
"Hmmm Kalau begitu dugaanmu keliru besar.."
Han Siong Kte melengak dibuatnya mendengar ucapan itu.
"Aku salah" kenapa" " tanyanya.
"Tengkorak maut yang bertarung dengan diriku itu hari
bukanlah tengkorak Maut yang sesungguhnya"
"Ooooh.. jadi maksudmu dia Tengkorak Maut gadungan?""
"Sedikitpun tidak salah"
Dengan hati tertegun, sangsi dan kebingungan Han Siong
Kie mundur dua langkah lebar kebelakang, ia tak pernah
mengira kalau Tengkorak Maut ternyata ada yang gadungan,
sungguh suatu kejadian yang sangat aneh.
Lalu siapakah yang sebenarnya jadi musuh besar
pembunuhan keluarganya?" Tengkorak maut yang
sesungguhnya" ataukah tengkorak maut gadungan?"...
Mengapa orang yang kehilangan sukma serta orang yang
ada maksud melarang ia menuntut balas terhadap benteng
maut" dan mengapa pula susioknya sitangan naga beracun
Thio Lien sesaat membunuh diri melarang pula dirinya untuk
membalas dendam?" sebetulnya latar belakang apa yang
terselip dibalik peristiwa ini?""
"Manusia berwajah dingin, apa yang sedang kaupikirkan?"
tiba2 malaikat hawa dingin menegur.
231 "Aku . , .aku sedang berpikir, ucapanmu itu patut
dipercayai ataukah tidak"
"Terus terang kuberitahukan kepadamu, ilmu silat yang
dimiliki Tengkorak maut asli sangat lihay, pada delapan belas
tahun berselang kami suami istri berduapun hanya mampu
menahan tiga buah pukulannya belaka, andaikata berduel satu
lawan satu mungkin hanya satu jurus yang mampu kami
terima. sebaliknya Tengkorak Maut yang kutemui dalam kuil Bu
Hoo tempo hari bisa kutahan serangannya hingga mencapai
ratusan jurus dalam keadaan seimbang, akhirnya diapun yang
ngeloyor pergi sendiri, karena itu aku berani mengatakan
dengan tegas bahwa tengkorak maut itu adalah tengkorak
gadungan. Disamping itu tengkorak maut yang sebenarnya
sejak puluhan tahun berselang sudah tak pernah muncul
kembali dalam dunia persilatan."
Han Siong Kie semakin kebingungan dibuatnya, tapi apa
yang didengar adalah suatu kenyataan, baik yang asli maupun
yang gadungan ia masih belum mampu untuk menandangi
mereka. Malaikat hawa dingin sendiripun mengakui bahwa dirinya
hanya sanggup bergebrak sebanyak ratusan jurus dengan
Tengkorak maut gadungan dalam keadaan seimbang, itu
berarti pula bahwa dirinya sama sekali bukan tandingan
lawan. Berpikir sampai disini ia baru merasa menyesal kenapa
bicara terlalu sesumba beberapa saat berselang.
Sementara itu itu senyuman manis telah tersungging
kembali diujung bibir Malaikat hawa dingin tegurnya lirih:
"Manusia berwajah dingin, sungguhkah kau hendak ajak
aku berkelahi?"" ......"
232 Han Siong Kie yang sudah terlanjur bicara dengan
wataknya yang tinggi hati tentu saja tak mau menunjukkan
kelemahan dihadapan orang, dengan dingin ia mengangguk.
"Tentu saja" jawabnya.
"Apakah kau hendak mengajar diriku hingga muntah darah
kemudian bunuh diriku untuk melenyapkan bibit bencana bagi
dunia persilatan?""
"Sedikitpun tidak salah, sekalipun aku belum mampu suatu
hari aku dapat mewujudkan cita2ku ini"
"Bagus punya semangat, cuma seandainya hari ini kau tak
dapat tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup lalu
bagaimana?"" Dalam hati Han Siong Kie merasa hatinya tercekat, tapi
diluaran ia tetap memandang sinis.
"Andaikata sampai terjadi begitu, anggaplah nasibku yang
kurang mujur..." "Manusia berwajah dingin "ujar Mo siu Ing dengan wajah
serius, "aku berhasil menemukan jejakmu jauh sebelum
berjumpa dengan wajah ke empat belas orang anggota
perkumpulan Thian chee Kauw, bahkan aku sempat
mendengar pula ucapan sombongmu terhadap si pengemis
cilik itu, tapi tahukah kau mengapa aku tidak turun tangan
membinasakan dirimu?""
"Kenapa?" "tanya Han Siong Kie dengan wajah dingin.
"Sebab potonganmu, kegagahanmu pada dua puluh tahun
berselang, oleh sebab itu aku telah melanggar kebiasaan dan
tidak turun tangan terhadap dirimu"
"Sayang sekali aku tak sudi menerima kebaikanmu"
"Hmm siapa yang senang menerima kebaikan?" jadi kau
sudah bulatkan tekad untuk turun tangan terhadap diriku pada
hari ini?"... "
233 "Sedikitpun tidak salah, aku sangat mengharapkan
petunjuk darimu... "
"Bergebrak sih mudah, cuma aku ada sebuah syarat yang
harus kau setujui lebih dulu"
"Apa syaratmu itu?""
"Kalau kau mampu menyebut tiga jurus seranganku, maka
sejak ini hari aku si malaikat hawa dingin kecuali membunuh
mereka yang telah mencelakai suamiku, aku tak akan
membunuh orang lain lagi"
Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak si anak
muda itu, pikirnya: "Engkoh tuaku pun sanggup menerima tiga buah
pukulanmu, masa aku tak mampu untuk berbuat demikian?""
" Ia segera balik bertanya:
"Seandainya aku tak mampu untuk menyambut ketiga buah
seranganmu itu?"..."
"Kau harus angkat aku jadi gurumu"
"Aku tidak setuju " kontan Han Siong Kie berteriak dengan
wajah berubah hebat. "Kenapa?" apa kau punya keyakinan bahwa kau tak akan
sanggup menerima tiga jurus seranganku"."
"Perduli apapun yang kau katakan, aku orang she Han
telah bersumpah, tak akan mendekati kaum wanita. Apalagi
mengangkat dirimu jadi guruku?" Hmm... tak usah yaah"
"Jadi kau tak mau menerima taruhan ini?"
"Tidak mau" "Seandainya aku menggunakan kekerasan?"
"Kau tak akan mampu berbuat begitu"
234 "Oooh, kau yakin aku tak bisa memaksa dirimu untuk
menerima syarat tersebut?"
Han Siong Kie mendengus dingin dan tidak memberikan
tanggapan atas pertanyaan itu.
"Baiklah. kalau kau tidak percaya, cobalah sendiri
kelihayanku ini.." Bersamaan dengan selesainya ucapan itu, Malaikat hawa
dingin Mo siu Ing segera enjotkan badannya meloncat ke
depan, telapak tangannya yang halus diayun menghantam
ubun2 pemuda itu. sekarang yang dilancarkan ini nampaknya amat lambat,
padahal cepatnya sukar dilukiskan dengan kata2, lagi pula
arah yang di tuju sangat aneh, membuat orang merasa
bingung untuk menghadapinya.
Ingatan kedua belum sempat berkelebat didalam benaknya,
bayangan telapak tahu2 sudah berada di depan mata.
seandainya serangan ini bersarang telak di ubun2nya niscaya
bakal hancur berantakan. Dalam gugup dan kagetnya pemuda itu segera ayunkan
telapaknya kedepan, tanpa ia sadari ayunan tersebut telah
disertai pula dengan salah satu jurus ampuh dari ilmu kura2
sakti. "Aaah... ditengah jeritan kaget malaikat hawa dingin Mo siu
Ing tarik kembaci serangannya sambil bertukar gerakan, untuk
kedua kalinya ia menghantam lagi ubun2 orang dengan
kecepatan yang jauh lebih hebat.
Han Siong Kie silangkan sepasang telapaknya membendung
datangnya pukulan tersebut, pada saat yang bersamaan
badannya bergeser kearah belakang dengan suatu gerakan
yang manis iapun berhasil meloloskan diri dari ancaman
kedua. 235 "Manusia berwajah dingin" seru Mo siu Ing tajam. "Kau
betul2 sangat hebat, terimalah serangan yang terakhir"
Ditengah bentakan keras, malaikat hawa dingin Mo siu Ing
mendorong sepasang telapaknya secara berbareng kearah
depan, ketika sampai ditengah jalan mendadak serangan
pukulan itu berubah jadi serangan mencengkeram, dari
tangannya bagaikan burung elang laksana kilat mencekal
pergelangan lawan. Han Siong Kie segera memutar telapak kirinya melindungi
badan, telapak kanan membabat dari atas kearah bawah,
sementara tubuhnya ikut meloncat kearah belakang.. "Breeet..
ditengah suara robeknya pakaian, terselip jeritan kaget yang
amat keras. Pakaian bagian dada yang dikenakan Han Siong Kie
tersambar robek oleh jari tangan lawan, sarung tangan
mustika HudJiu Poo Pit yang disimpan dalam sakupun segera
terjatuh keatas tanah. "Apa ?" sarung tangan mustika Hud Jiu Poo Pit "-jerit
malaikat hawa dingin dengan suara terperanjat laksana kilat
tangannya menyambar keatas tanah.
Han Siong Kie sendiri jadi luar biasa kagetnya setelah
melihat kejadian itu, ia merasa tiada kesempatan lagi baginya
untuk merampas balik sarung tangan mustika tadi dalam
gugupnya ia lancarkan sebuah babatan maut keatas tanah.
Tapi sayang seribu kali sayang.. walaupun serangan itu
dilancarkan dengan kecepatan penuh, namn gerakannya tetap
terlambat satu tindak. Tahu2 malaikat hawa dingin Mo siu Ing
sambil mencengkeram sarung tangan mustika itu telah
meloncat mundur sejauh beberapa tombak dari tengah
kalangan. "Aaah sarung tangan Hud Jiu Poo Pit, kitab pusaka tangan
buddha. " 236 Malaikat hawa dingin Mo siu Ing jadi lupa daratan dan
bergumam tiada hentinya. sesudah diperiksa sejenak kembali
ia bergumam seorang diri: "ooh. tidak betul, tidak betul
sarung ini cuma tangan kanannya saja.."
Sekujur badan Han Siong Kie gemetar keras, keringat
sebesar kacang kedelai mengucur keluar tiada hentinya,
dengan sorot mata berapi ia menatap tajam perempuan itu.
Sarung tangan Hud Jiu Poo Pit ini adalah benda
peninggalan dari Leng Ku sanjin, seandainya benda itu sampai
hilang dari tangannya, maka pemuda itu merasa malu
terhadap arwah gurunya yang ada dialam baka.
Apalagi ia sudah tumpukan harapannya dalam membalas
dendam diatas sarung tangan mustika itu, asal ia berhasil
menemukan sarung tangan yang lain, dia baru berhasil
mempelajari ilmu si Mi sinkang maka usaha nya untuk
membalas dendam pasti bisa tercapai.
Dan kini setelah melihat benda mustika itu terjatuh
ketangan orang lain, sudah tentu ia tak mau berpeluk tangan
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan begitu saja. -ooo0ooo- Jilid 7 BAB 14 "MALAIKAT hawa dingin kembalikan benda itu kepadaku
..." bentak pemuda itu keras keras.
"Kembalikan kepadamu?"" ejek Mo siu Ing tanpa berpaling,
"Huuuh gampang amat ucapanmu itu?""
237 "Kau benar2 tidak mau mengembalikan kepadaku?"" "
"Kenapa?" apa yang hendak kau lakukan?"
"Aku akan beradu jiwa dengan kau" tubuhnya melesat maju
ke depan tiga jurus ilmu pukulan kura2 sakti segera
dilancarkan dengan kecepatan bagaikan kilat, agaknya si anak
muda ini benar2 ada maksud untuk beradu jiwa..
Dengan tangkas malaikat hawa dingin Mo siu Ing berkelit
kesamcing dengan enteng dan mudah tahu2 ia sudah
melepaskan diri dari ancaman pukulan maut itu, tegurnya
dengan suara dingin: "Kalau bicara soal berkelahi kau masih belum pantas untuk
bertempur melawan diriku " Han siong Kin tarik kembali
serangannya dan berdiri kaku, seluruh badannya bergetar
keras ucapannya memang benar untuk merampas benda
pusaka itu dari tangan malaikat hawa dingin jauh lebih sukar
daripada memanjat kelangit, tapi ia tidak rela benda mustika
perguruannya lenyap dengan begitu saja.
Air muka Malaikat hawa dingin mendadak berubah jadi
sedih dan amat murung, ujarnya lagi dengan suara lirih:
"Manusia berwajah dingin, kau tak usah kuatir aku tidak
tertarik oleh benda mustika tersebut, tetapi kau musti
melakukan pembicaraan secara blak-blakan dengan diriku"
"Apa yang hendak kau bicarakan?" tanya sianak muda itu
dengan hati rada lega. "Pertama kau harus bercerita lebih dahulu dari mana kau
dapatkan sarung tangan Buddha Hud Jiu Poo Pit ini?"
"Benda mustika itu adalah benda warisan perguruanku."
"Lalu siapakah gurumu?""
"Dia adalah Leng Ku sang jin"
"Apa?" coba kau ulangi sekali lagi..."
238 "Leng Ku sangjin. "
"Haah haah haah... kau anggap aku si malaikat hawa
dingin adalah seorang bocah berusia tiga tahun yang dapat
kau bohongi seenaknya:"
"Apa maksudmu?""
"Nama besar Leng Ku sangjin sudah tersohor sejak seratus
tahun berselang, masa.."
"secara kebetulan aku berhasil menemukan jenasah dari
dia orang tua, mengikuti surat wasiat yang tertinggal aku
angkat dia sebagai guruku, masa begitu tak boleh disebut
sebagai pengangkatan guru?"
"oooh, kiranya begitu, tahukah kau bahwa sarung tangan
Buddha Hud Jiu Poo Pit semuanya terdiri dari sepasang?""
"Aku tahu, sarung tangan ini adalah sarung sebelah kanan,
sedang yang lain adalah sarung sebelah kiri"
Wajah malaikat hawa dingin Mo siu Ing berubah semakin
murung, titik air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya,
tiba2 ia bergumam seorang diri: "Tangan kiri oooh.. tangan
kiri." seketika Han siong Kie merasakan jantungnya berdebar
keras, apakah malaikat hawa dingin mengetahui jejak dari
sarung tangan sebelah kiri itu" tanpa sadar dengan suara
gemetar ia berseru: "Kenapa dengan sarung tangan sebelah kiri?"?"
"Benda itu telah merampas kebahagian hidupku"
"Apa aku boleh tahu tentang duduknya perkara?"" Tanya
Han siong Kie dengan hati bergidik.
Perempuan itu menyeka air mata yang berlinang
membasahi wajahnya, deagan suara murung ia bertanya:
239 "Pernahkah kau mendengar tentang malaikat hawa panas
Ko so Khio?".."
"Pernah, bukankah dia adalah suamimu?"
"Betul, pada delapan belas tahun berselang tanpa disengaja
kami suami istri berdua berhasil menemukan salah satu dari
sarung tangan Buddha Hud Jiu Poo Pit tersebut, setelah
melakukan penyelidikan seksama kami berhasil menemukan
bahwa sarung tangan itu semestinya sepasang. Maka setelah
mengadakan perundingan akhirnya secara terpisah kami
melakukan pencarian, aku menuju ke utara dan dia menuju
keselatan dengan janji satu tahun kemudian baik berhasil
maupun tidak akan berkumpul kembali dirumah..."
"Akhirnya suamimu tidak kembali?" sela Han siong Kie tak
tahan. "Sedikitpun tidak salah, ia tidak pernah kembali lagi. satu
tahun dua tahun tiga tahun aku telah menunggu selama lima
belas tahun lima belas tahun yang penuh kesedihan serta
penderitaan manusia berwajah dingin, lima belas tahun bukan
suatu jangka waktu yang amat pendek bukan?""
"Aah" Han siong Kie tak dapat menahan rasa kagetnya lagi,
ia menjerit tertahan. "Yaah... lama kelamaan aku tak dapat menahan diri lagi"
perempuan itu melanjutkan kembali kisahnya, "Aku segera
munculkan diri dalam dunia persilatan dan mulai mencari
jejaknya, suatu ketika secara tiba2 aku dengar orang berkata
bahwa suamiku telah mati terbunuh dan kebetulan akupun
mempunyai pikiran yang sama. Dalam keputus asaanku
menemukan jejak pembunuh tersebut maka akhirnya..."
"Akhirnya kau lantas melakukan pcmbunuhan, setiap tahun
sekali dan tiap kali seratus jiwa manusia?""
"Tidak salah, tujuanku adalah menggunakan kesempatan
ini untuk memancing kemunculan pembunuh sadis tersebut"
240 "Apakah kau tak merasa bahwa perbuatanmu itu terlalu
kejam?" terlalu brutal?""
"Terlalu brutal?", haah haah haah... kebahagiaan hidupku
sudah dirampas secara kejam, apakah itu tidak kejam?"
apakah itu tidak brutal?""
"siapa tahu kalau suami masih hidup di kolong langit adalah
suatu kenyataan, sepantasnya kalau kau kerahkan segenap
kemampuan yang kau miliki untuk menemukan jejak
pembunuh itu, apa gunanya kau lakukan pembunuhan
massal?" lagipula seandainya pihak lawan bukan berasal dari
jago kalangan lurus, kendati kau sudah bunuh habis seluruh
orang Bu-lim yang ada dikolong langit, belum tentu ia sudi
munculkan diri" "selama aku masih bisa hidup dikolong langit, tak
sedikitpun aku akan berhenti berusaha" teriak Mo siu Ing
dengan penuh kebencian. Bergidik hati Han siong Kie melihat kekerasan hati
perempuan itu, sesaat kemudian katanya lagi "Lalu dimanakah
sarung tangan sebelah kiri itu?""
"Bersama dengan lenyapnya suamiku, benda itupun ikut
musnah tak berbekas"
"oooh... Han siong Kie merasa hatinya jadi kecewa dan
badannya jadi lemas, ia merasa se olah2 kepalanya diguyur
dengan sebaskom air dingin.
"Eeei manusia berwajah dingin perempuan itu menegur
lagi, "Aku lihat kau punya minat yang amat besar untuk
mendapatkan sarung tangan Buddha Hud Jiu Po Pit
tersebut?"" "Aku memang punya maksud demikian"
"Kalau begitu marilah kita mengadakan satu perjanjian"
"Perjanjian yang bagaimana maksudmu?""
241 "Dengan batas waktu selama satu tahun, mari secara
terpisah kita lakukan pencarian atas jejak suamiku yang hilang
itu, kalau kau berhasil mendapatkan keterangan yang jelas
tentang keadaan suamiku itu. maka ia sarung tangan Buddha
Hud Jiu Poo Pit itu semuanya akan menjadi milikmu"
"seandainya kau sendiri yang berhasil menyelidiki jejak
suamimu itu?"" tanya si anak muda itu dengan semangat yang
berkobar kembali. "Tetap sama saja, kuhadiahkan sarung tangan tersebut
bagimu" "Kalau suamimu sudah terbunuh dan benda itu terjatuh
ketangan orang lain.."
"Setelah aku berhasil membalas dendam, sarung tangan itu
kuhadiahkan semua untuk mu"
"Bagaimana kalau sarung tangan yang ini dikembalikan
lebih dahulu kepadaku?""
"Tidak" jawab Mo siu Ing tegas.
Air muka Han siong Kie berubah hebat.
"Kenapa ?"" tanyanya.
"Untuk sementara waktu akan kusimpan lebih dahulu
bilamana dalam satu tahun tiada kabar berita apapun yang
berhasil kau dapatkan, maka benda ini akan kumusnahkan"
"Ben.... benda itu toh milik pribadiku, dengan dasar apa
kau hendak memusnahkannya?""
"Membiarkan benda itu tetap berada dikolong langit,
mungkin hanya akan mendatangkan tragedi yang
menyedihkan saja bagi umat manusia"
"Eeei... kau tidak boleh berbuat begitu..."
"Tidak. aku sudah memutuskan demikian".
242 "Kalau kau berani memusnahkan benda mustika itu, aku
bisa mencabut jiwa anjingmu"
"Hmmm .... setiap saat dan setiap waktu aku si malaikat
hawa dingin akan menantikan kunjunganmu"
sepasang mata Han siong Kie berubah jadi merah berapi
api, tapi ia tak bisa berbuat lain kecuali mendongkol dan
gusar, ia tahu bahwa tenaga dalamnya masih ketinggalan jauh
kalau dibandingkan dengan kelihayan lawannya.
setelah tertegun beberapa saat lamanya, pemuda itu sambil
menggertak gigi segera bertanya:
"Andaikata aku berhasil menemukan kabar berita tentang
suamimu itu, aku harus pergi kemana untuk mencari
jejakmu?" "Datang saja kegunung Kou Lou san"
"Baik kita tetapkan demikian saja, tetapi ada sepatah kata
akan kuucapkan lebih dahulu kepadamu, hadiah yang telah
kau berikan kepada adik angkat serta engkoh angkatku, suatu
hari pasti akan kutagih beserta rentenya"
"setiap saat kunantikan kunjunganmu"
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing menatap sekejap wajah
Han siong Kie tajam2, kemudian menghela napas sedih.
"Manusia berwajah dingin," ujarnya lagi, "semoga tidak
lama lagi kita bisa saling berjumpa, semoga kau berhasil
menangkan taruhan ini..."
"Asal aku peroleh kemenangan, kaupun akan mendapatkan
keputusan pula..." "Tidak salah, menang kalah kita berdua sama2 tidak
menderita kerugian "
243 Bicara sampai disitu tubuhnya segera berkelebat tinggalkan
tempat itu, cuma sekejap mata bayangan tubuh perempuan
itu sudah lenyap dari pandangan.
Han Siong Kie sambil memandang bayangan punggung Mo
Siu Ing yang makin menjauh berdiri ter mangu2, semula ia
mengira setelah berhasil mendapatkan hawa murni dari Leng
Ku sangjin, maka usahanya untuk membalas dendam segera
akan terlaksana, siapa tahu kepandaiannya masih terpaut jauh
bila dibandingkan dengan musuh besarnya, bahkan
dibandingkan dengan malaikat hawa dingin yang cantik jelita
inipun dia masih ketinggalan beberapa tingkat.
Tanpa terasa pamuda itu bergumam seorang diri:
"Benar aku harus kerahkan segenap kekuatan yang kumiliki
untuk mencari tahu kabar berita tentang malaikat hawa panas
Ko su Khie, sebab hanya dari sepasang sarung tangan Buddha
HudJiu Poe Pit itulah aku bisa mempelajari iimu silat yang lihay
dan menuntut balas atas sakit hati terbunuhnya keluargaku
Tapi... malaikat hawa panas sudah delapan belas tahun
lamanya lenyap tak berbekas, jejaknya sudah lenyap dari
permukaan bumi. Mencari berita tentang dirinya bukankah
sama halnya deagan mencarijarum didasar samudra.
Teringat akan dendam berdarahnya, membuat pemuda itu
teringat pula ucapan malaikat hawa dingin yang mengejutkan
hati. . . Tengkorak Maut itu adalah tengkorak maut
gadungan... Bagian 10 "Seandainya apa yang terjadi adalah kenyataan, apa
sebabnya tengkorak maut asli yang jauh lebih lihay itu cuma
berpeluk tangan belaka membiarkan orang lain
mempergunakan namanya untuk berbuat keonaran?"" orang
yang ada maksud pernah berkata kepadanya:
244 "Song Thiat Koay yang sudah lama mengasingkan diri dari
perkumpulan Kay pang secara tiba2 munculkan diri dan
mengederkan hati Tengkorak Maut sehingga iblis itu melarikan
diri.." Ditinjau dari kejadian ini, sudah cukup jelas membuktikan
bahwa tengkorak gadungan dugaan malaikat hawa dingin
tepat dan bisa dipercaya.
Lalu siapa yang bernyali begitu besar berani menyaru
sebagai Tengkorak Maut gadungan dan berbuat keonaran
dikolong langit?"" Kembali suatu teka teki yang sukar
dipecahkan Mengapa orang yang kehilangan sukma suruh dia pergi
menyambangi pemilik dari Benteng Maut?" dengan
kemampuan yang dimilikinya sekarang, berkunjung kesitu
bukankah berarti menghantar kematian sendiri"
Sementara Han Siong Kie sedang terbenam dalam
lamunannya... Mendadak beberapa kali jeritan ngeri yang menyayatkan
hati bergema memecahkan kesunyian.
Mendengar jeritan itu Han siong Kie merasa mulai
terperanjat, segera pikirnya:
"Aku benar2 amat tolol, bukankah Tonghong Hwie sedang
bersemedi untuk menyembuhkan lukanya?" kenapa kau sudah
melupakan keselamatannya?""
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tanpa berpikir panjang tubuhnya segara berkelebat
diangkasa dan meluncur kearah saudara angkatnya berada
tadi. Tapi pemuda itu segera berdiri menjublak. sukmanya terasa
melayang tingalkan raganya. Disitu ia tidak jumpai bayangan
tubuh saudara angkatnya lagi.
245 Maka perkumpulan Thian Chee Kauw mengirim jago2
lihaynya untuk mencari jejak Tonghong Hwie serta dirinya,
rombongan yang ikut dalam aksi penggeledahan itu tentu saja
tidak terbatas pada para jago yang terbunuh ditangan
malaikat hawa dingin saja.
Andaikata Tonghong Hwie benar2 tertawan oleh para jago
perkumpulan Thian Chee Kauw, atau menjumpai kejadian
diluar dugaan. Bukankah dirinya bakal menyesal selama hidup
karena keteledorannya itu?"
semakin dipikir Han siong Kie merasa hatinya semakin
bingung, andaikata Tonghong Hwie berlalu sehabis melakukan
semedinya, paling sedikit adik angkatnya itu tentu akan
memanggil dan mencari dirinya lebih dahulu, tak mungkin dia
ngeloyor pergi tanpa pamit. Disamping itu, dari mana pula
datangnya jeritan ngeri yang memekikkan telinga itu"
Tergopoh2 pemuda itu berlarian disekitar hutan dengan
harapan bisa menemokan suatu titik terang.
Tiba2... pada jarak kurang lebih lima puluh tombak dari
tempat dimana Tonghong Hwie bersemedi tadi, ia temukan
lima sosok mayat yang bergelimpangan diatas tanah.
Pada batok kepala bagian belakang masing2 korban
tertancaplah selembar daun yang menembusi tulang batok
kepala mereka, jelas benda itulah yang telah merenggut jiwa
mereka berlima. Memetik daun melukai orang, menyambit bunga
menghancurkan batu. Ilmu kepandaian semacam ini boleh
dibilang merupakan suatu ilmu yang bertaraf sangat tinggi.
siapakah yang telah melakukan pembunuhan itu" jelas
Tonghong Hwle adik angkatnya tidak memiliki tenaga dalam
kesempurnaan itu, mungkinkah kematian dari kelima orang itu
ada hubungannya dengan lenyapnya Tonghong Hwie dari
situ?" 246 Untuk beberapa saat lamanya Han siong Kie jadi kelabakan
bingung dan tak tahu musti berbuat apa.
Tonghong Hwie adalah adik angkatnya yang sangat erat
hubungannya dengan dia, perhatian serta rasa sayangnya
terhadap adik angkatnya yang satu ini jauh melebihi rasa
sayang terhadap diri sendiri Pada saat itulah...
Ting Ting Ting dari tempat kejauhan secara lamat2
berkumandang datang suara dentingan besi membentur
permukaan tanah, suara itu agaknya sedang menjauhi hutan
tersebut. Andaikata Han siong Kie tidak memiliki tenaga dalam yang
amat sempurna, tak mungkin ia bisa menangkap suara lirih
tersebut karena munculnya suara tadi amat mendadak.
pemuda kita jadi tertarik. ia tak berani bertindak ayal lagi
dengan cepat badan nya berkelebat menuju kearah mana
berasal nya suara tadi. Hutan makin lama semakin menjauh, jalan rayapun
nampak terbentang didepan mata.
Tampak seorang pengemis tua berkaki tunggal dengan
mencekal sebuah tongkat pemukul anjing sedang bergerak
menuju kearah jalan raya, setiap kali tubuhnya meloncat
kedepan, berbunyilah suara dentingan yang nyaring .. ...
Han siong Kie segera salurkan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk melakukan pengejaran, sungguh aneh sekali
kendati dia sudah kerahkan semua kemampuannya, namun
belum juga berhasil mengejar pengemis tua itu, jarak mereka
masih tetap terpaut sejauh lima tombak lebih.
setengah harian sudah kejar mengejar itu dilakukan, tetapi
jarak yang memisahkan kedua belah pihak masih juga
bertahan seperti semula. Dengan adanya kejadian ini segera menimbulkan rasa ingin
menang dalam hati kecil Han siong Kie ilmu meringankan
247 tubuh cahaya kilat lintasan bayangan dikerahkan hingga
mencapai pada puncaknya, bagaikan segulung asap ringan
badannya meluncur laksana kilat kearah depan.
Pengemis tua itu tetap berlagak pilon, cuma suara
dentingan yang terpantul ditengah udara semakin santar
kedengarannya. . Han siong Kie amat terperanjat, ia tak bisa menebak jago
lihay manakah yang berada dihadapannya saat ini. bila
ditinjau dari kekuatan hawa murninya jelas ia jauh melebihi
kehebatan saudara angkatnya pengemis dari selatan.
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya. Han
siong Kie teringat kembali akan ucapan dari orang yang ada
maksud ketika ia sedang terluka tempo dulu, mendadak
muncul seorang tokoh Kaypang yang sudah empat puluh
tahun lamanya mengasingkan diri, kemunculan jago lihay itu
telah menakutkan Tengkorak Maut dan menyelamatkan jiwa
pengemis dari selatan serta padri dari utara.
Mungkinkah tokoh sakti yang berada dihadapannya saat ini
adalah song Thiat Koay paman guru dari kakak tuanya itu?""
Berpikir sampai disitu, ia segera berteriak keras.
"Yang berada didepan sana betulkah soat Thiat Koay
Locianpwee?" harap berhenti sejenak"
sedikitpun tidak salah, pengemis tua berambut putih yang
sedang berlari didepan itu segera menghentikan larinya dan
menoleh. Han siong Kie segera memburu kedepan, sambil memberi
hormat katanya: Pengemis tua itu amat kurus dan tinggal kulit membungkus
tulang, sepasang matany cekung kedalam tapi memancarkan
sorot mata yang amat tajam. sungguh amat sempurna tenaga
lweekangnya batin pemuda kita dalam hati kecilnya.
sementara itu pengemis tadi telah menyahut:
248 "Tak usah banyak adat, kau bocah yang disebut manusia
berwajah dingin?".."
"sedikitpun tidak salah"
"Ada maksud apa kau kejar aku sipengemis tua?""
"Aku mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
pengemis dari selatan ketua tian dari perkumpulan Kay Pang"
"Kalau ada hubungan lantas mau apa?""
Kembali Han Song Kie tertegun, keketusan serta
kesombongan pengemis tua ini ternyata tiga kali lipat melebihi
dirinya. sebelum dia sempat berbicara, pengemis tua itu telah
berkata lagi: "Bocah cilik, apa tujuanmu hendak mengikat tali
persahabatan dengan aku si pengemis tua".?"
"Benarkah locianpwee adalah song Thiat Koay yang amat
tersohor dikolong langit?""
"Darimana kau bisa tahu akan julukanku?""
"Aku pernah mendengar dari orang lain "
"Apa tujuanmu yang sebetulnya?" ayoh cepat katakan"
"Apakah loocianowee barusan muncul dari hutan sebelah
belakang sana?" ..."
"Kau toh sudah menyaksikan sendiri, kenapa musti
bertanya lagi?""
"Adik angkatku telah lenyap tak berbekas ketika sedang
bersemedi didalam hutan, apakah ......."
"Kau anggap aku si pengemis tua telah menelan adik
angkatmu itu?"" tukas song Thiat Koay ketus.
Mengingat diatas wajah Pengemis dari selatan Han siong
Kie masih berusaha untuk menahan diri tetapi perkataan
249 lawan kian lama kian tak sedap didengar, tak urung nada
suaranya ikut berubah juga, serunya:
"Aku cuma ingin bertanya kepada cianpwee, apakah kau
melihat ada seseorang memasuki hutan tersebut?"
"Tidak pernah tidak pernah aku si pengemis tua tiada
waktu lagi untuk berbicara dengan dirimu"
selesai berkata ia putar badan dan siap berlalu..
Dengan sebat Han siong Kie enjotkan badannya
menghadang dihadapan pengemis tua itu. "Eeei.. bocah cilik,
kau hendak menghadang jalan pergi dari aku si pengemis
tua?" "Menghadang sih tidak berani aku cuma berharap agar
loocianpwee suka memberi keterangan kepadaku."
"Apa yang ingin kau ketahui"
"Kabar berita dari adik angkatku"
"Aku sipengemis tua tidak pernah melihatnya"
"Didalam hutan sebelah sana menggeletak lima sosok
mayat, mereka semua mati tersambit oleh daun yang
menembusi batok kepalanya, apakah loocianpwee ...."
"omong kosong, aku si pengemis tua sudah empat puluh
tahun lamanya tak pernah melakukan pembunuhan"
Ucapan ini membuat Han siong Kiejudi murung dan sedih,
dilihat dari nada ucapan pengemis tua itu rupanya ia benar2
tak tahu tentang jejak adik angkatnya, maka dari itu ia lantas
menjura. "Kalau memang begitu aku ingin mohon diri lebih dahulu"
"TUnggu sebentar"
"Apa yang hendak loocianpwee katakan lagi?" "
250 "Dilihat dari kecepatan gerakmu dikala mengejar aku
sipengemis tua tadi rupanya tenaga dalammu sudah mencapai
kesempurnaan, kau berasal dari perguruan mana?"
Han Siong Kie sangat menguatirkan keselamatan dari adik
angkatnya Tonghong Hwie, ia tidak ingin mengulur waktu
lebih jauh lagi dengan singkat ia menjawab:
"Secara kebetulan saja aku menemukan suatu penemuan
aneh dan mendapatkan sisa hawa murni dari Leng Ku
Sangjin!'. "Aaah. ! pengemis tua itu berseru kaget. Mendadak Han
Siong Kie teringat akan sesuatu, segera tanya nya :
"Aku pernah mendengar orang berkata bahwa locianpwee
telah menggebah pergi Teng korak Maut yang amat liehay
itu...' "Aaai. tak usah kau ungkap kembali kejadian tersebut''
tukas Song Thiat Koay tiba2 dengan wajah sedih, Sejak ini
hari aku sipengemis tua tidak ingin muncul kembali didalam
dunia persilatan, julukan Song Thiat Koay pun sejak kini sudah
terhapus dari muka jagad!'.
Air mukanya berubah hebat, sambil tertawa seram
tambahnya : "Benar2 omong kosong persoalan macam ini kenapa musti
diungkap oleh seorang angkatan muda!"
Tiiing!.. tubuhnya melejit keangkasa dan tahu2 sudah
meluncur sejauh puluhan tombak dari tempat semula.
Han Siong Kie jadi keheranan menyaksikan kejadian itu,
namun tubuhnya tetap berdiri tegak ditempat semula.
Tiiing...! Tiiing...! Tiiing...! beberapa saat kemudian
tubuhnya sudah tinggil sebuah titik hitam diujung jalan
dimana akhirnya lenyap dari pandangan.
251 Han Siong Kie tahu bahwa percuma baginya untuk,
menyusul tokob lihay tersebut, maka diapun urungkan niatnya
untuk mengejar. Tapi pada saat ini dalam hatinya terbeban
kembali satu pertanyaan yang membangunkan hatinya.
Menurut orang yang ada maksud, sebelum Song Thiat Koay
munculkan diri Tenakorak Maut telah melarikan diri terbiritbirit,
tapi kalau ditinjau dari ucapannya barukan di mana ia
bersumpah tak akan muncul kem a li didalam dunia persilatan
jelas menunjukkan bahwa ia sudah jatuh kecudang ditang-an
gembong iblis tersebut. Lalu apa yang sebenarnya telah terjadi?"
Pikirannya teralih kembali pada'keselamat an saudara
angkatnya Tonghong Hwie ia berpikir keras untuk memecahkan teka teki yang
menyelimuti lenyapnya pemuda she Tonghong itu.
Lama sekali.... akhirnya ia berhasil menarik satu
kesimpulan, kemungkinan besar Tonghong Hwie telah
ditemukan jejaknya oleh para jago lihay yang dikirim
perkumpulan Thian chee Kauw untuk mencari jejaknya itu.
"Aku harus menyerbu kedalam markas besar perkumpulan
Thian chee Kauw...." ingatan ini berkelebat didalam benaknya.
Maka pemuda itupun segera mencari tahu jalan menuju ke
tempat itu, siang malam ia melakukan perjalanan untuk
menyerbu ke "Lian HoanTo" markas besar perkumpulan Thian
chee Kauw Untuk sementara baiklah kita tinggalkan dahulu diri Han
siong Kie yang sedang melakukan perjalanan.
sementara itu Tonghong Hwie yang duduk bersemedhi
untuk menyembuhkan lukanya, tidak lama kemudian sudah
berada dalam keadaan " Tenang" dan lupa akan segalagalanya,
terhadap peristiwa yang terjadi disekitar tubuhnya ia
sama sekali tak tahu. 252 Menanti semedinya telah selesai dan membuka matanya,
saat itu bayangan tubuh dari Han siong Kie sudah lenyap tak
berbekas. Hatinya jadi sangat keheranan, Pada waktu itu Han siong
Kie sedang berdiri tertegun setelah ditinggalkan malaikat hawa
dingin, karena itu tiada sedikit suara pun yang kedengaran.
sementara Tonghong Hwie akan berteriak memanggil
saudara angkatnya itu, mendadak dari dalam hutan ia
saksikan munculnya bayangan manusia.
Gadis itu tak berani berayal lagi, buru2 ia enjotkan badan
dan mengejar dari belakang.
Kiranya bayangan manusia itu bukan lain adalah kawanan
para jago perkumpulan Thian chee Kauw yang ditugaskan
mencari jejak Tonghong Hwie serta Han siong Kle. sedari
permulaan mereka telah menemukan bahwa Tonghong Hwie
sedang duduk bersemedi ditempat itu, tapi merekapun
menemukan bahwa malaikat hawa dingin Mo siu Ing berada
kurang lebih sepuluh tombak dari mereka berada, karena
itulah mereka tak berani turun tangan secara gegabah takut
gerakannya itu mengejutkan sang iblis perempuan.
Ketika Tonghong Hwie telah menyelesaikan semedinya dan
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengejar bayangan manusia yang terlihat olehnya, para jago
dari perkumpulan Thian Chee Kauw jadi kegirangan. mereka
segera memancing gadis itu hingga keluar dari hutan tersebut.
Disanalah lima sosok bayangan manosia segera
menghentikan gerakan tubuhnya, tan pa mengucapkan
sepatah katapun mereka me nerjang Tonghong Hwie
habis2an. Pengemis cilik yang tidak tahu duduknya perkara mendadak
mendapatkan serangan jadi amat kaget, sekuat tenaga ia
melakukan perlawanan. 253 Kelima orang itu adalah jago2 kelas dua dari perkumpulan
Thian Chee Kauw, kemudian mereka terhitung sangat hhay
dan sempurna. Karena takut gerakannya itu mengejutkan malaikat hawa
dingin, ditambah pula mere ka sudah tahu bahwa pengemis
cilik ini mempunyai kepandaian aneh yang tak mempan
ditotok maupun dihantam, maka beberapa orang itu tak berani
bertindak gegabah serangan2 gencar dilancarkan secara bertubi2
dengan harapan pertarungan ini bisa dapat diselesaikan.
Empat orang kakek baju hijau yang berada di sisi
kalanganpun tidak berdiam diri belaka setelah saling
berpandangan sekejap me reka ikut terjunkan diri kedalam
kalangan. Delapan bintang dari partai Thian-Chee-Kauw adalah jago
lihay kelas satu, dibawah kerubutan begitu banyak jago lihay,
Tonghong Hwie jadi keteter hebat dan nampaknya sejenak
lagi ia bakal tertawan. --ooo0dw0ooo-- BAB 15 DISAAT yang amat kritis itulah.. mendadak kelima orang
jago lihay yang sedang melancarkan serangan maut itu sama
menjerit kesakitan, sambil terjungkal diatas tanah, tubuh
mereka terguling sekarat. sejenak kemudian tubuh mereka
sudah meninggal tak tak bernapas lagi.
Kejadian yang muncul secara tiba2 ini sangat mengejutkan
sisa jago yang sedang melakukan pertarungan termasuk pula
Tonghong Hwie sendiri yang tertegun saking kagetnya.
setelah mengetahui bahwa kelima korban itu mati karena
tersambit oleh selembar daun yang menembusi batok
254 kepalanya, empat orang kakek berbaju hijau itu jadi keder,
mereka tahu bahwa disitu telah muncul seorang tokoh yang
maha dahsyat, tanpa banyak berbicara lagi mereka putar
badan dan kabur dari situ.
Tonghong Hwie sendiri setelah berhasil menenangkan
hatinya segera berpaling kearah mana berasalnya serangan
tadi, sambil memberi hormat teriaknya:
"Aku sipengemis cilik mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan yang telah diberikan"
Lama sekali ditunggu namun tiada jawaban yang
terdengar, pengemis cilik ini tahu bahwa orang itu sudah
pergi, maka iapun segera alihkan pandangannya untuk
mencari jejak saudara angkatnya Han siong Kie. Mendadak ia
berpikir: "Ke empat orang kakek itu adalah jago lihay dari Thian
chee Kauw, si kupu2 warna warni Lie In Hiang pun kesemsem
terhadap engkoh dia, Jangan2 ia sudah terjatuh ketangan
pihak lawan?".."
Makin dipikir ia merasa semakin kuatir, sehingga akhirnya
ia mengambil keputusan untuk menyatroni perkumpulan Thian
chee Kauw. Maka.. Tonghong Hwie pun berangkat menuju ke Lian
Hoan To markas besar Thian chee Kauw untuk mencari jejak
saudara angkatnya. . selangkah terpaut membuat urusan semakin berabe,
dengan waktu yang terpaut sedikit kedua orang itu sama2
menuju ketujuan yang sama...
Dalam pada itu Han Siong Kie dengan hati yang amat
gelisah mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya secepat
mungkin melakukan perjalanannya.
Ketika tengah hari ketiga, sampailah pemuda itu diluar Lian
Hoan To. 255 Lian HanToo adalah sebuah daerah yang terbentuk dan
deretan enam belas puncak bukit, dibalik gunung terdapat
gunung, dibalik selat terdapai selat. Bagi orang yang tak tahu
letak jalan yang sebenarnya akan tersesat dan sukar untuk
lolos lagi dari tempat itu.
Lama sekali Han Siong Kie berdiri diluar selat, setelah
sangsi beberapa saat lamanya akhirnya ia mengambil
keputusan untuk menyusup masuk lewat sebuah selat sempit
yang diapit oleh dua buah dinding bukit.
Yang aneh ternyata tak seorang anggota perkumpulan
Thian Chee Kauw pun yang nampak menghalangi jalan
perginya, Tidak lama kemudian pemuda itu sudah masuk kedalam
selat itu sejauh satu lie mendadak dihadapannya muncul
sebuah bukit terjal yang menghadang jalan perginya, dalam
hati ia lantas berpikir. "Eeei... aneh sekali, Kenapa tempat ini merupakan sebuah
selat buntu?" bukankah diluar selat sudah jelas tertulis bahwa
tempat ini merupakan Lian Hoa To?"
Menanti ia sudah didepan dinding bukit itu tampaklah pada
sisi kanan mau pun sisi kiri muncul pula sebuah selat sempit
yang menjorok jauh kedalam.
Sekarang Han Siong Kie baru tahu apa sebenarnya yang
telah terjadi sambil manggut-manggut pikirnya:
"Ooooh. . ! kiranya yang dimaksud Lian-Hoan Too adalah
permainan semacam ini dalam selat terbagi dalam dua cabang
aku harus pilih jalan yang mana?""
Belum habis ia berpikir dari kedua belah sisi dinding
mendadak muncul delapan orang pria berbaju hitam, empat
orang berjajar jadi satu baris dan tepat menyumbat jalan
masuk selat sempit itu. 256 Terdengar salah seorang diantara empat pria yang berada
disebelah kanan menegur dengan suara dingin.
"Siapa yang datang?" sebutkan namamu!"
"Manusia berwajah dingin!" sahut Han Siong Kie sambil
menyapu sekejap wajah kedelapan orang itu.
Mendengar disebutkannya nama ini, air muka kedelapan
orang pria tadi seketika berubah hebat masing-masing mundur
satu langkah kebelakang dan orang yang paling ujung segera
bersuit nyaring. Dari dalam lembah berkumandang pula suitan balasan yang
mana saling sambung menyambung hingga ketempat
kejauhan. "Kaukah si manusia berwajah dingin yang belum lama
berselang baru terjun kedalam dunia persilatan ?" seru pria
tadi kembali. "Sedikitpun tidak salah !"
"Tolong tanya apa maksud tujuanmu berkunjung kemari ?"
"Minta orang !"
"Minta orang ?"?"
"Ehmmm. bila kalian tahu diri capatlah laporkan
kedatanganku kedalam lembah, aku hendak menemui ketua
kalian !" "Bertemu dengan ketua kami " Huuu! dengan andalkan
pangkat apa sih kau hendak bertemu dengan ketua kami?""
"Bagus kalau begitu ayoh kalian menyingkir kesamping!"
Delapan orang pria berbaju hitam itu mendengus dingin
mereka segera kerahkan tenaga dalamnya siap menghadapi
segala kemungkinan yang tidak diinginkanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
257 "Ooooh... kalian tak mau memberi jalan?" jengek Han
Siong Kie kembali dengan suara sinis.
"Hey manusia berwajah dingin, siapa bsrani menerjang
kedalam lembah dia harus dihukum mati !"
Dengan gusar Han Siong Kie membentak keras, telapaknya
diayun kemuka menghajar empat orang pria yang berada
disebelah kiri, serangannya dilancarkan amat cepat bagaikan
kilat kehebatannya luar biasa sukar dilukiskan deagan kata
kata. Tanpa banyak bicara keempat orang pria itu sama-sama
menjerit kesakitan bagaikan bola mereka menggelinding
sejauh dua tombak dari tempat semula dan tak berkutik lagi
Dalam pada itu empat orang pria yang berada disebelah
kanan telah bergerak kedepan, masing2 melancarkan sebuah
babatan maut kearah sianak muda itu.
Tanpa berpaling Han siong Kie putar telapak kanannya satu
lingkaran kemudian ditepuk kemuka tubuhnya ikut melesat
kedepan mendekati keempat orang pria tersebut.
Melihat musuhnya menerjang kearah mereka, keempat
orang pria itu jadi ketakutan, buru2 mereka mengundurkan
diri kearah ke dua belah samping.
Han siong Kie tertawa dingin sambil melewati keempat
orang itu badannya segera menerjang kearah selat sebelah
kanan. Lorong selat itu amat sempit dan menjorok jauh kedalam
setelah melewati tiga buah tikungan sampailah pemuda she
Han ini disebuah tanah lapang yang luasnya mencapai
setengah hektar, empat buah mulut selat terbentang pula
disekitar tanah lapang tadi.
Bayangan manusia berkelebat lewat, dua puluhan orang
pria berbaju hitam bermunculan dari mulut keempat buah
selat tersebut, mereka dipimpin oleh seorang kakek
258 bercambang yang memiliki wajah amat bengis. Terdengar
kakek itu membentak keras:
"Bajingan cilik dari mana yang begitu besar nyalinya, berani
mencari satroni dalam markas besar kami. Hmmm ayoh
sebutkan dulu siapa namamu ?"".."
"Hmmm kau sendiri manusia macam apa.." "
"Kurangajar, bajingan cilik rupanya kau sudah bosan
hidup," Ditengah bentakan nyaring kakek bercambang itu
silangkan telapaknya didepan dada lalu sambil menerjang
kemuka melancarkan dua babatan kilat yang maha dahsyat.
Han siong Kie mendengus dingin, kelima jarinya laksana
kilat meluncur kedepan, ditengah dengusan berat tahu kelima
jarinya sudah berhasil mencengkeram urat nadi kakek
bercambang itu erat-erat.
"Ayoh bawa aku pergi menjumpai ketua kalian" bentak Han
siong Kie dengan suara lantang.
Dua puluh orang pria baju hitam yang berdiri disamping
kalangan segera membentak keras, bagaikan gulungan air bah
mereka menerjang kemuka, cahaya senjata berkilauan
membuat suasana terasa amat teggng dan mengerikan.
Han siong Kie tetap berdiri tak berkutik ditempat semula,
ditunggunya hingga pihak lawan sudah hampir tiba
dihadapannya, telapak kiri segera berputar membentuk satu
lingkaran melingkar lalu didorong kemuka dengan hebatnya.
segulung angin desiran tajam bagaikan sapuan ombak
ditengah hujan badai menghantam orang2 dengan dahsyatnya
.... dengusan berat segera berkumandang memecahkan
kesunyian, bayangan manusia membuyar ke samping dan
para jago itupun tercerai berai ke empat penjuru dalam
keadaan yang mengenaskan.
259 Hingga detik itu pemuda she Han masih belum ada minat
untuk melukai orang, maka serangannya masih ringan dan
tidak sampai membinasakan.
suitan nyaring yang amat santer kembali berkumandang di
tengah udara ..... Empat sosok bayangan hijau meluncur datang dari tempat
kejauhan, dalam waktu singkat mereka sudah tiba didepan
mata, begitu cepat gerakan tubuh mereka hingga bisa
disimpulkan bahwa keempat orang itu pastilah jago lihay kelas
satu. Dalam pada itu setelah mengetahui siapakah musuh
dihadapanny a, keempat orang itu nampak agak tertegun,
kemudian sambil tertawa dingin terdengar salah satu
diantaranya berseru sambil menyeringai seram.
"Manusia berwajah dingin, inilah yang di katakan orang
mau ke sorga tak mau kau tempuh, jalan keneraka kau cari
Hmmm rupanya kau sudah bosan hidup dan ingin mencari
penyakit bagi diri sendiri"
Rupanya empat orang jago yang baru saja muncul itu
bukan lain adalah empat orang diantara Thian che Pat siok
delapan bintang dari perkumpulan Thian che kau. "Kalian
segera mundur kebelakang" kembali kakek itu berseru kepada
anak buahnya. Para pria baju hitam yang semula memenuhi kalangan
segera membubarkan diri ke belakang, sementara keempat
orang kakek baju hijau itu segera membentuk pos isi setengah
lingkaran dan mengurung pemuda itu rapat2.
"Manusia berwajah dingin" kakek pertama tadi menegur,
"Sekarang posisimu sudah terjepit, kau hendak menyerah
dengan begitu saja ataukah hendak paksa kami untuk turun
tangan" 260 "Haaaah...hahaaaaa...haaah...kalian lempar lembar gombal
jelek pun berani omong besar dihadapanku. Hmmm! Betulbetul
tak tahu diri" Sambil membentak keras pemuda itu segera msngerahkan
tenaganya dan melempar tubuh kakek bercambang yang ada
didalam genggamannya itu ketengah udara.
Keempat orang kakek baju hijau itu jadi semakin naik
pitam, mereka membentak berbareng :
"Bangsat cilik, rupanya kau sudah bosan hidup !"
Empat gulung hawa pukulan yang maha danysat, disertai
bunyi guntur yang memekikkan telinga segera meluncur
kedepan menghajar tubuh Han Siong Kie.
Menghadapi datangnya serangan gabungan itu pemuda she
Han sama sekali tidak menghindar, segenap kekuatan
tubuhnya dihimpun kedalam telapak kemudian menyambut
datangnya serangan itu dengan keras lawan keras.
"Blaaaaaam..!" ditengah benturan keras yang memekikkan
telinga pasir dan debu beterbangan memenuhi angkasa,
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gulungan hawa murni berdesir menyebar keempat penjuru
oleh desakan tenaga yang dahsyat itu keempat orang kakek
baju bijau itu tergetar mundur empat langkah dengan badan
sempoyongan sedangkan Han Siong Kie sendiri hanya mundur
satu langkah kebelakang. Delapan bintang dari perkumpulan Thian che kau adalah
jago jago kelas satu didalam dunia persilatan ternyata tenaga
gabungan mereka berempat tidak mampu msrobohkan
Manusia berwajah dingin kejadian ini membuat puluhan
anggota perkumpulan yang mengikuti jalannya pertarungan
itu dari sisi kalangan jadi tercekat hatinya air muka mereka
berubah hebat. Keempat orang kakek baju hijau itu merasa penasaran
setelah bsrhenti sebentar mereka menerjang kembali kedepan
261 telapak dan totokan jari beterbangan memenuhi angkasa
dengan gencar mereka terjang dan kurung si anak muda itu
rapat-rapat. Han Siong Kie bukanlah bocah ingusan kemarin sore,
badannya segera melesat kedepan merobos masuk lewat
celah2 bayangan telapak serta desiran angin serangan yang
mengurung tubuhnya, ilmu sakti " Leng ku-it sih " laksana kilat
dilancarkan. Tiga jurus ilmu Kura2 sakti merupakan hasii ciptaan Leng
ku sangjin yang makan waktu banyak tahun bukan saja sakti
bahkan terkandung pula unsur2 kehebatan yang ada diluar
dugaan Dengan tenaga dalam yang dimiliki Han siong Kie dewasa
ini, meskipun kepandaian tersebut masih belum mampu untuk
menandingi Tengkorak Maut, serta malaikat hawa dingin
beberapa orang gembong iblis, tapi kekuatan itu masih lebih
dari cukup kalau digunakan untuk menghadapi jago2 silat
biasa. Disaat Han siong Kie melepaskan serangan yang maha
dabsyat itulah, terdengar dua dengusan berat bergema
memecahkan kesunyian, dua orang kakek baju hijau itu sambil
menutupi dada sendiri mundur kebelakang dengan
sempoyongan, jelas kedua orang itu masing2 telah termakan
oleh sebuah pukulan dahsyat.
Menyaksikan keadaan tersebut, dua orang kakek lainnya
jadi amat terperanjat, cepat2 mereka loncat mundur
kebelakang dan memandang kearah lawannya dengan
pandangan tertegun. Dengan pandangan dingin Han siong Kie menyapu sekejap
seluruh kalangan tersebut, kemudian kepada pemimpin dari
keempat orang kakek baju hijau itu katanya:
"Saudara, mumpung dalam hatiku belum timbul napsu
untuk membinasakan kalian, lebih baik Janganlah terlalu
262 banyak bertingkah dihadapanku, bawalah aku pergi
menjumpai kaucu kalian"
"Hmm manusia berwajah dingin, Lian huantam kami belum
pernah dimasuki orang secara jumawa macam kau, dan belum
pernah pula melepaskan korbannya dalam keadaan hidup,"
"Jadi kau tak sudi membawa aku masuk kedalam selat
ini?"" sela Han siong Kie dengan wajah berubah hebat, napsu
membunuh mulai menyelimuti mukanya.
"Tidak kau mau apa?""
Napsu membunuh yang menyelimuti wajah sianak muda itu
kian lama kian bertambah tebal, tapi sebelum ia bertindak
sesuatu, kembali satu ingatan berkelebat dalam benaknya.
Ia merasa tidak seharusnya terlalu memburu napsu
sebelum jejak adik angkatnya Tonghong Hwie ketahuan. Maka
sambil tertawa dingin katanya:
"Kalau kalian tak mau membawa aku untuk menemui kaucu
kalian, ayoh pada menyingkir ke samping, lihatlah aku akan
mencari sendiri" Belum habis ia berkata, dari dalam selat mendadak
bergema datang suara bentakan nyaring.
"Hmm! besar amat bacot anjingmu itu... kau ingin
menerjang kedalam?" sungguh seorang manusia yang tak
tabu diri!" Bersamaan dengan berkumandangnya suara bentakan itu,
tampaklah sesosok bayangan manusia meluncur keluar dari
mulut selat. Melibat kehadiran orang itu, Han Siong Kie segera berdiri
tertegun, sedang pihak lawan pun agaknya melengak juga
dibuatnya. Ternyata orang yang baru saja munculkan diri itu adalah
seorang pemuds berusia tujuh delapan belas tahun, wajahnya
263 tampan dengan mata yang jeli dan hidung yang mancung
hanya sayang diantara kegantengannya itu terselip sifat licik
yang meoyeramkan. Melihat kemunculan pemuda itu, Empat orang kakek baju
hijau serta dua puluh satu orang pria baju hitam sama2
bongkokkan badan memberi hormat, sikap mereka begitu
hormat dan jeri hal ini menunjukkan bahwa kedudukan itu
pasti amat tinggi. "Kaucu muda!" terdengar mereka menyapa lalu menyingkir
kesamping untuk membuka jalan.
Pemuda itu ulapkan tangannya lalu maju kedepan dengan
langkah lebar, tegurnya sambil tertawa seram.
"Hmmm.. Hmm... jadi kaulah yang bernama Manusia
berwajah dingin...?"'
"Sedikitpun tidak salah, ada apa?"
"Ayahku pernah kirim orang untuk mengundang
kehadiranmu dalam markas kami sungguh tak nyana hari ini
kau telah datang menghantar diri sendiri... bagus. bagus
sekali ! kedatanganmu memang sangat kebetulan lalu apa
tujuanmu datang kesini?""
Han Siong Kie mendengus dingin.
"Hmm! aku datang untuk meminta orang!"
"Minta orang?" sungguh aneh! siapa yang hendak kau
minta dan manusia macam apakah dia?"
"Seorang pengemis cilik!"
"Oooh ..! kau maksudkan pengemis cilik yang sering kali
jalan bersama dirimu dan setiap kali memusuhi perkumpulan
kami itu?" "sedikitpun tidak salah, memang dia yang kucari"
"Apakah kau yakin bahwa temanmu itu berada disini?"" "
264 "Aku rasa dugaanku tak bakat salah lagi "
"Haaah.. haaah... haaah..." Pemuda itu angkat kepala dan
tertawa ter bahak2. "Manusia berwajah dingin tekebur amat
ucapanmu itu, sejak perkumpulan kami didirikan belum pernah
ada orang yang berani secara terang-terangan datang kemari
minta orang, tahukah kau bahwa perbuatanmu itu merupakan
suatu dosa yang amat besar?" Nah kini kau hendak menyerah
secara sukarela untuk menantikan hukuman atau hendak
paksa aku untuk turun tangan sendiri?""
Air muka Han siong Kie berubah jadi adem serunya dengan
suara dalam: "Jawab dulu pertanyaanku, benarkah orang yang sedang
kucari berada didalam perkumpulan kalian?""
"Kalau ada kenapa?""
"Harap kau serahkan kembali orang itu kepadaku"
"Kalau aku bilang tak ada disini?""
Han siong Kie mendengus dingin, dari nada suara lawannya
ia menduga Tonghong Hwie pasti sudah tertawan oleh
mereka, napsu membunuh seketika berkecamuk kembali
dalam dirinya, ia berteriak:
"Bila tidak kau serahkan orang itu kepadaku, Hmm
kubunuh kalian semua..." Pemuda itu sekali lagi angkat kepala
dan tertawa terbahak2.. "Haaah... haaah... haaah... manusia berwajah dingin kau
telah terkurung dalam pengepungan kami keadaanmu
bagaikan burung dalam sangkar, apa yang kau gonggongi
lagi" Hmm rupanya sebelum memilih peti mati kau tak akan
melelehkan air mata, baiklah aku akan memenuhi harapanmu
itu..." Sebagai penutup dari kata2nya itu segulung angin pukulan
yang maha dahsyat segera dilancarkan ke arah depan.
265 Han siong Kie menggertak gigi, diapun ayunkan pula
telapaknya menyongsong datangnya serangan tersebut.
"Blaaam.... " ditengah benturan keras yang menimbulkan
ledakan dahsyat, kaucu muda itu tergetar mundur satu
langkah lebar kebelakang dengan sempoyongan, sedangkan
Han Siong Kie sendiri cuma bergoyang sedikit badannya
Terkesiap hati Kaucu muda itu setelah menyaksikan
kehebatan lawannya, ia tidak menduga kalau tenaga dalam
yang dimiliki pihak tawan ternyata jauh lebih sempurna
daripada dirinya, ia sadar bila pertarungan adu kekerasan
diteruskan lebih jauh maka dirinya niscaya akan menderita
kekalahan total. Mengingat keadaan yang tidak menguntungkan itu, dengan
cepat badannya menerjang ke arah depan, sepasang
telapaknya bekerja cepat melancarkan serangan bertubi2,
bayangan telapak berlapis2 ibarat hujan deras meluncur
memenuhi seluruh angkasa.
Han siong Kie tertawa dingin, sambil ayun telapaknya
kearah depan, ia menerobos masuk lewat kepungan bayangan
telapaknya yang ber lapis2 kemudian jurus pertama dari ilmu
kura2 sakti dilancarkan. Kaucu muda itu semakin terperanjat lagi, dari gerak tubuh
lawan yang begitu aneh dan luar biasa, ia tahu jurus serangan
sendiri tak mungkin bakal berhasil membendung datangnya
ancaman tersebut, saking takutnya buru2 ia mengundurkan
diri sejauh lima depa kearah belakang, Han siong Kie tidak
mau memberi kesempatan bagi lawannya untuk bertukar
napas, melihat ia loncat mundur kebelakang, dengan cepat
tubuhnya menerjang maju kemuka, jurus pertama dari ilmu
kura2 saktipun segera dilepaskan...
Untuk kedua kalitnya Kaucu muda itu meloncat mundur
delapan depa kebelakang dengan gerakan seperti kilat... sreet
ujung bajunya tersambar desiran angin tajam yang di
266 lancarkan lawan hingga robek sebatas bahu dan rontok keatas
tanah. Dalam pada itu Han Siong Kie sendiripun tercekat hatinya
setelah melihat dua buah serangan mautnya ternyata hanya
berhasil menyambar robek ujung baju sipemuda itu, hal ini
membuktikan bahwa ilmu silat yang dimiliki kaucu muda
inijauh berada diatas kepandaian silat yang dimiliki delapan
bintang dari perkumpulan Thian chet Kau.
Melihat dirinya dibikin malu dihadapan anak buahnya,
kaucu muda itu jadi semakin sengit, napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya, dengan suara menyeramkan
bentaknya: "Manusia berwajah dingin, bila dalam tiga jurus kemudian
aku tidak berhasil mencabut jiwa snjingmu, seketika itu juga
aku akan bunuh diri dihadapanmu! "
Han Siong Kie terkesiap, ia sadar pihak lawan berani omong
besar itu berarti bahwa orang itu memiliki ilmu simpanan yang
luar biasa. Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya,
nampak kaucu muda itu sudah berdiri mematung dihadapan
mukanya, sepasang telapak ditepukkan satu sama lain
didepan dada kemudian perlahan2 didoroog kearah depan.
Segulung desiran angin pukulan berhawa dingin meluncur
keluar berbareng dengan gerakan tepukan itu.
Menyaksikan kaucu mudanya menunjukkan kelihayan, para
jago perkumpulan Thian che kau yang berada disisi kalangan
segera pusatkan seluruh perhatiannya ketengah kalangan
sepaseng mata mereka terbelalak lebar dengan hati berdebar
mereka menantikan perkembangan selanjutnya.
Dalam pada itu ketika Han Siong Kie merasa bahwa dibalik
angin pukalan yaog dilancarkan pihak lawan terkandung
sesuatu yang aneh, buru2 ayunkan telapaknya untuk
267 memotong, tapi sayang tindakannya itu terlambat satu tindak,
ia rasakan angin pukulan yang dilancarkan pihak lawan telah
bersarang diatas tubuhnya membuat seluruh kekuatan tubuh
yang dimilikinya lenyap tak berbekas, sedikit tenaga pun tak
mampu disalurkan kembali, kejadian ini membuat hati nya
terkejut serasa sukma melayang tinggalkan raganya.
"Kepandatan apakah itu?" pikirnya didalam hati,"Tak nyana
serangan tersebut mampu menjebolkan pertahanan hawa
murniku!" Melihat musuhnya dibikin terkejut, kaucu muda itu tarik
kembali serangannya dan menyeringai seram, setelah
mendengus dingin perlahan2 ia mendesak maju kedepan.
Han Siong Kie semakin terkesiap ia tak tahu apa yang musti
dilakukan pada keadaan seperti ini.
"Apakah aku mandah digebuk dan dibekuk lawan tanpa
melawan?"" pikirnya didalam hati.
Dalam gelisahnya ia berusaha keras untuk mengerahkan
kembali tenaga dalamnya, sekali dicoba... gagal, dua kali
kembali gagal... tapi ketika ia mencoba untuk ketiga kalinya..
akhirnya dia berhasil.. hawa murninya segera terkumpul
kembali. Rasa girang yang menyelimuti hatinya sukar dilukiskan lagi
dengan kata2, sepasang telapak segera diayun ke depan
dengan sepenuh tenaga. tampaklah segulung angin pukulan
yang luar biasa dahsyatnya meluncur ke depan menghantam
kearah sianak muda itu. Mimpipun kaucu muda itu tak pernah menyangka kalau
pihak lawan yang hawa murninya berhasil dipecahkan olehnya
dengan ilmu sakti Ho Ho sinkang ternyata masih sanggup
untuk melancarkan serangan balasan, untuk sesaat ia jadi
gelagapan dan tak tahu apa yang musti dilakukan olehnya.
268 "Bruuk.. ditengah dengusan berat, tubuhnya terlempar
beberapa tombak jauhnya dari tempat semula, darah segar
muncrat keluar lewat celah2 bibir
Keempat orang kakek baju hijau serta para jago lainnya
sama menjerit kaget, mereka tak menyangka kalau kaucu
mudanya bakal terluka ditangan musuh. .
Haruslah diketahui tenaga dalam yang dimiliki Han siong
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kie berasal dari Leng Ku Sangjin yang disalurkan lewat kura2
saktinya, tanpa disadari tenaga tersebut telah mengandung
suatu tenaga yang amat mukjijat, ditambah pula tubuhnya
telah berendam selama tiga hari didalam air mustajab yang
berasal dari bawah permukaan tanah, hal ini membuat tulang
dan kulitnya se-akan2 berganti yang baru.
oleh sebab itulah meskipun hawa murninya telah dibikin
buyar oleh serangan lawan, namun dengan cepat pula hawa
yang telah membuyar tadi menghimpun kembali.
Napsu membunuh menghiasi seluruh wajah Han Siong Kie,
dikala semua orang masih tercekam oleh rasa kejut bercampur
tercengang, tubuhnya laksana kilat menerjang maju kedepan,
setibanya dihadapan kaucu muda itu telapaknya segera
diangkat siap dibacokkan keatas tubuh musuhnya...
"Tahan" suatu bentakan nyaring berkumandang
memecahkan kesunyian, sekali pun suaranya tidak terlalu
keras namun cukup memekikkan telinga setiap orang.
Han Siong Kie segara tarik kembali telapaknya dan loncat
mundur delapan depa kebelakang, sorot matanya dialihkan ke
arah mana berasalnya suara tadi.
Seorang perempuan berusia setengah baya yang cantik
jelita bagaikan bidadari berdiri tegap disisi pemuda tersebut,
dengan pandangan yang aneh ia sedang memandang pula
kearahnya. 269 Han Siong Kie terkejut, sungguh cantik perempuan ini
pikirnya didalam hati, ia merasa kecantikan wajahnya jauh
lebih hebat ber kali2 lipat kalau dibandingkan dengan
kecantikan si malaikat hawa dingin. Siapakah dia".. Jangan2
dia adalah.. "ibu" terdengar kaucu muda itu berpaling dan memanggil.
"Nyonya." keempat orang kakak baju hijau serta kedua
puluh satu orang pria baju hitam itupun sama2 memberi
hormat sambil menyapa. Han siong Kie berdiri menjublak, dadanya terasa se akan2
dihantam oleh sebuah martil berat membuat badannya
mundur kebelakang dengan sempoyongan dan hampir saja
roboh terjengkang keatas tanah. Dia... ternyata... dia adalah
nyonya kaucu ..." Dia... ternyata perempuan itu adalah ibunya sendiri si siang
go cantik ong cui Ing adanya.
Dialah perempuan yang telah meninggalkan putranya,
melupakan dendam keluarganya serta kawin lagi dengan
Thian che kaucu. Pertemuan antara ibu dan anak bukan saja tidak
menggirangkan hatinya, bahkan ia merasa hatinya sakit
bagaikan di iris2 dengan pisau belati...
Air mukanya per lahan2 berubah jadi pucat pias bagaikan
mayat, pandangan matanya ber kunang2 dan kepalanya
pusing tujuh keliling, dadanya terasa jadi sesak dan hampir
saja membuat pemuda itu muntah darah segar ....
"Dia bukan ibuku... dia bukan ibuku... aku tidak mempunyai
ibu seperti ini.." jeritnya didalam hati.
Tetapi kenyataan sudah berada didepan mata, tak mungkin
lari dari kenyataan tersebut, ia ingin lari keluar dari selat
tersebut, namun sepasang kakinya sudah tak mau mendengar
perintahnya lagi, kakinya seolah2 ditumbuhi akar yang kuat.
270 Rasa hinaa.. malu.. menyelimuti seluruh perasaannya, ia
merasa peristiwa tersebut merupakan suatu lembaran hitam
bagi kehidupan keluarganya, ia merasa martabat keluarganya
ternoda.. siang-go berwajah cantik ong Cui Ing yang berada
dihadapannya hanya membungkam terus dengan pandangan
yang aneh, siapapun tak tahu apa yang sedang ia pikirkan
pada saat itu. Untuk beberapa saat lamanya suasana diseluruh kalangan
diliputi keheningan serta kesunyian yang mencekam, begitu
sepi.. sunyi hingga napas setiap orang dapat terdengar
dengan nyata. Akhirnya Kaucu muda itu melotot sekejap kearah Han siong
Kie dengan penuh kebencian, lalu sambil berpaling kearah
ibunya ia berseru: "lbu, orang itulah yang disebut Manusia
berwajah dingin" "Aku sudah tahu anakku" perempuan itu mengangguk.
"Ibu, aku telah menyerang dirinya dengan ilmu Ho Ho
sinkang, namun ilmu tersebut kehilangan kesaktiannya"
"oooh, sudah terjadi keadaan semacam itu?" kalian coba
mundurlah dahulu.." Pemuda itu tidak berani membantah, bersama para jago
lainnya mereka sama2 mengundurkan diri kearah belakang.
siang go berwajah cantik ong Cui Ing mendengus dingin,
sekali loncat ia sudah berada beberapa tombak jauhnya dari
tempat semula, dengan sorot mata tajam ia awasi pemuda
dihadapannya tanpa berkedip.
sekujur tubuh Han siong Kie gemetar semakin keras, ia
gigit bibirnya keras2, 271 benarkah ibunya begitu kejam dan akan turun tangan keji
terhadap dirinya?" atau mungkin ia tidak tahu siapakah
dirinya?"" Pelbagai macam pikiran berkecamuk dalam benaknya.
"Tidak" akhirnya ia menjerit didalam hati, "susiok pernah
berkata bahwa beliau pernah membawa aku pergi menemui
dirinya, tapi dia malah turun tangan keji hendak
membinasakan diriku serta susiok.. tapi kenapa?" kenapa
hatinya begitu kejam melebihi binatang?"" kenapa ia hendak
membunuh putra kandungnya sendiri?"?".."
siang- go berwajah cantik sendiripun berdiri sambil
menggigit bibir, rupanya diapun sedang menahan emosi yang
bergelora didalam dadanya.
Akhirnya Han siong Kie tak dapat menahan diri lagi, ia buka
suara dan berseru, ternyata suaranya begitu aneh dan
mengerikan hingga ia sendiripun tak dapat mengenali sebagai
suara sendiri "Kau... kau... kau adalah ..."
"Aku adalah nyonya kaucu" jawab ong cui Ing dengan
suara dingin. Han siong Kie mendongak dan tertawa seram, nadanya
mengerikan bagaikan seseorang yang hampir kalap.
"Nyonya..... nyonya kaucu..... nyonya kaucu.... haah....
haaah..... haaah......"
semua jago yang hadir dalam kalangan tertegun, mereka
heran dan tercengang menyaksikan sikap serta tingkah laku
musuhnya yang sangat aneh itu.
Air muka siang- go berwajah cantik ong cui Ing nampak
berubah hebat, tapi sebentar kemudian ia telah bersikap
dingin kembali bentaknya:
272 "Manusia berwajah dingin, kau tak usah berlagak sok
dihadapanku Hmm Berani main gila kuhabisi nyawamu saat ini
juga" "Nyonya kaucu" teriak Han siong Kie sambil menggertak
gogo. "Kau siap berbuat apa terhadap diriku?"
"Bagi setiap manusia yang berada didalam Lian huan tan,
bila dia bukan sahabat tentulah orang itu adalah musuh kami,
selamanya kami tidak akan membiarkan musuh2 kami
tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup.."
Han siong Kie semakin sedih rasanya melihat sikap ibunya
itu, hatinya jadi hancur dan matanya jadi makin ber kunang2.
" Nyonya yang terhormat" teriaknya."Kau kenal tidak
dengan seorang manusia yang bernama Telapak naga beracun
Thio Llen..." "Tutup mulut anjingmu manusia berwajah dingin, takdir
telah menentukan bahwa usiamu hanya sampai disini saja, ber
siap2lah menyambut saat kematianmu"
Han siong Kie gemetar keras, tanpa disadari ia melangkah
mundur satu langkah ke belakang..
-0000000- BAB 16 HAMPIR saja ia tidak percaya dengan telinga sendiri, ia
tidak percaya kalau di kolong langit benar2 terdapat seorang
ibu yang berhati begitu keji dan sama sekali tidak mempunyai
rasa sayang antara seorang ibu dengan anaknya, benarkah dia
masih belum mengetahui siapakah dirinya?" mungkinkah ia
belum tahu bahwa dia adalah putra kandungnya?"
Dengan suara serak dan tersendat kembali ia berpekik
nyaring. 273 "Nyonya Kaucu yang terhormat, masih ingatkah kau
dengan seorang bocah cilik yang ada ber sama2 sitelapak
naga beracun..." Air muka si siang-go berwajah cantik ong cui Ing berubah
semakin hebat, napsu membunuh menyelimuti wajahnya,
tidak menunggu sampai sianak muda itu menyelesaikan
kata2nya ia sudah menerjang maju kedepan, telapak tangan
laksana kilat menghantam ke depan.
Han siong Kie jadi tertegun dan berdiri menjublak. dalam
waktu singkat pemuda itu berubah jadi orang bodoh. orang
yang kehilangan kesadarannya...
Apa yang diutarakan sudah terlalu jelas sekali bagi
pendengaran siapapun juga, siapa pun akan memahami
maksud dari perkataannya itu, tetapi perempuan itu atau
tegasnya ibu kandungnya ternyata pura2 tidak mengerti,
bukan begitu saja, bahkan diapun tega turun tangan keji
terhadap dirinya.. putra kandung sendiri
Hancurlah perasaan hati Han siong Kie, tubuhnya jadi
lemas dan lunglai ia tak mampu menghindarkan diri lagi dan
serangan maut yang sudah tiba didepan mata.
"Blaaam ditengah jeritan kesakitan yang memilukan hati,
tubuh pemuda she Han itu termakan telak oleh serangan yang
maha dahsyat itu hingga mencelat jauh beberapa tombak dari
tempat semula dan jatuh kembali keatas tanah.
Rasa benci dan kecewa berkecamuk dalam hatinya, rasa
sakit hati membuat si anak muda itu berusaha untuk
mempertahankan diri, dengan cepat ia loncat bangun dan..
Uuuuaaah darah segar muntah dari mulutnya, menyembur
sejauh dua tombak lebih dan menodai pakaian yang
dikenakan ong cui Ing. Kaucu muda yang selama ini berpeluk tangan belaka disisi
kalangan segera menerjang kemuka setelah dilihatnya
pemuda lawannya itu roboh terluka..
274 siang go berwajah cartik sang cui Ing mengerutkan alisnya,
tiba2 diapun menerjang kembali kedepan sambil lancarkan
sebuah totokan kilat. Kenyataan yang mengenaskan ini membuat kesadaran Han
siong Kie semakin pudar, ia sudah tak mampu menghindarkan
diri lagi, dalam keadaan begitu secara ngawur ia segera
kirimkan satu pukulan dahsyat untuk menyongsong datangnya
ancaman dari pihak lawan.
"Blaaam..." dalam keadaan terluka parah serangan yang
dilancarkan pemuda itu ternyata masih cukup ampuh.
Dalam satu bentrokan keras, tubrukan dari ong cui Ing
berhasil ditahan untuk sesaat tapi sebuah totokan dengan
cepat pula telah bersarang diatas tubuhnya.
Han siong Kie menjerit tertahan, tak ampun lagi tubuhnya
tertotok dan roboh terjengkang diatas tanah.
Menyaksikan musuh tangguh telah berhasil dibekuk. empat
kakek baju hijau itu segera berkelebat maju kedepan, serunya
setelah memberi hormat. "Nyonya, bagai mana dengan
bangsat cilik ini?""
siang go berwajah cantik ong cui Ing melirik sekejap ke
arah tubuh Han siong Kie yang menggeletak tak sadarkan diri
diatas tanah, kemudian jawabnya dingin:
"Kirim dia kedalam penjara maut, besok ber-sama2 kelima
puluh dua orang hukuman lainnya bunuh habis"
"Terima perintah" keempat orang kakek baju hijau itu
segera mengangguk. "ibu, apakah tidak perlu serahkan bangsat itu keruang
penyiksaan?".." sela kaucu muda itu mendadak.
"Tidak perlu, bangsat cilik ini tidak lebih hanya seorang
pemuda yang jumawa dan latah, aku rasa dia tak akan
mengandung maksud2 tertentu" .
275 Demikianlah, salah seorang diantara keempat orang kakek
baju hijau itu segera mengepit tubuh Han siong Kie dan siap
berlalu dari tempat itu. Mendadak ong cui Ing nyonya dari kaucu perkumpulan
Thian chee kau itu ulapkan tangannya sambil berseru.
"Tunggu sebentar "
Ia melayang mendekati kesisi tubuh Han siong Kie, sambil
lancarkan beberapa totokan lagi ia berkata:
"Ilmu silat yang dimiliki si manusia berwajah dingin sangat
lihay, lebih baik sekarang juga kupunahkan dahulu ilmu silat
yang dimilikinya daripada sampai terjadi hal yang tidak
diinginkan dibelakang hari. Beri tahu kepada pengurus penjara
maut, mereka tak usah menotok jalan darah cacadnya lagi
cukup bebaskan jalan darah tidurnya"
Keempat orang kakek baju hijau itu segera mengangguk
dan bersama2 mengundurkan diri dari tempat itu.
-0000000- Jilid 8 SEPENINGGALNYA keempat orang kakek tadi, Ong Cui Ing
sambil menggandeng putra kesayangannya pun ikut berlalu
menuju kedalam selat. Kakek bercambang berserta kedua puluh satu orang pria
baju hitam itu dengan sikap yang hormat menghantar
keberangkatan nyonya kaucu mereka.. Tidak lama setelah
sesosok bayangan manusia yang kecil ramping. Dia bukan lain
adalah Tonghong Hwie yang menyaru sebagai seorang
pengemis cilik. Kalau tadi Han Siong Kie menaruh curiga kalau dia sudah
tertawan oleh para jago yang dikirim perkumpulan Thian chee
276 Kau untuk mencari jejaknya, maka Tonghong Hwie pun
mengira saudara angkatnya telah tertawan pula oleh para jago
dari perkumpulan Thian chee kau.
Sungguh sayang kedatangan mereka berdua hanya terpaut
beberapa waktu saja hingga, kedua belah pihak tak dapat
saling bertemu satu sama lainnya.
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekalipun tujuan yang mereka datangi adalah sama, dan
maksud tujuan merekapun tak berbeda, namun rupanya takdir
telah menentukan yang lain.
Tonghong Hwie adalah seorang jago yang amat cerdik, dia
tahu wilayah Lian Hong tan tidak lebih bagaikan sarang naga
gua harimau, jago lihay pihak perkumpulan Thian chee kau
yang ditugaskan menjaga di sekitar tempat itu banyak sukar
dihitung dengan jari, bila ia berani menerjang masuk secara
gegabah niscaya jejaknya akan ketahuan. oleh karena itu
dengan amat sabar pengemis cilik itu menuggu diluar daerah
tersebut, ia tunggu hingga kentongan kedua sudah menjelang
tiba, dengan gerakan yang sangat enteng danpenuh
kewaspadaan, selangkah demi selangkah dijelajahinya tempat
itu. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, ternyata dengan amat
mudah sekali ia berhasil melewati beberapa buah pos
penjagaan yang banyak tersebar disekitar tempat itu.
Namun tidak lama setelah berada didalam selat tersebut,
dengan cepat Tonghong Hwee menemukan bahwa keadaan
tidak beres, ia temukan begitu banyak persimpangan yang
bermunculan ditempat itu, meskipun sudah setengah malam ia
ber-putar2 ditempat itu, namun yang ditemui hanyalah
tebing2 curam yang menjulang tinggi ke angkasa, bukan
begitu saja bahkan iapun menemukan banyak sekali lorong
sempit yang telah dilaluinya bukan hanya satu kali saja.
Tonghong Hwie jadi amat panik, menurut perhitungannya
didalam beberapa jam lagi fajar bakal menyingsing, namun
277 jalan lorong yang dilewatinya kian lama kian bertambah
membingungkan hati, bukan saja jalan keluar tidak berhasil
ditemukan, bahkan untuk mundur kembali kejalan yang
semula pun tak mampu dia lakukan.
Sadarlah pengemis cilik itu bahwa dirinya telah terkurung
didalam sebuah barisan yang maha sakti, dalam keadaan
begini kendati ia cerdik dan banyak akal, tak urung dia akan
kelabakan juga. Fajar telah menyingsing, lorong2 sempit yang membujur
dalam selat itu perlahan2 menjadi terang benderang.
Keadaan dari Tonghong Hwie pada saat ini ibarat semut
yang berada diatas kuali panas, rasa panik yang menyelimuti
hatinya sulit dilukiskan dengan kata2. Mau maju tak dapat,
mau mundurpun tak bisa, sedangkan kabar berita tentang
kakak angkatnya Han Siong Kie tidak berhasil diketahui, bisa
dibayangkan betapa cemasnya hati pengemis ini.
Terpikir olehnya hendak mencari tempat persembunyian
terlebih dahulu untuk melepaskan diri dari pengamatan para
jago dari perkumpulan Thian chee kau. Setelah itu baru
berusaha untuk mencarijalan keluar dari barisan ini, siapa tahu
sekeliling tempat itu yang terlihat hanyalah tebing2 curam
yang menjulang tinggi keangkasa. Dengan tenaga dalam yang
dimilikinya tak mungkin baginya untuk melayang naik
ketempat itu. Disaat hatinya sedang bingung bercampur panik itulah,
mendadak dari arah belakang berkumandang datang suara
tertawa seram yang amat mengerikan..
Dengan hati terkesiap Tonghong Hwie berpaling
kebelakang, tanpa terasa ia tarik napas dingin dan bergidik.
Terlihatlah seorang kakak baju kuning yang bermata
tunggal telah berdiri kurang lebih satu tombak dibelakang
tubuhnya, sedari kapan orang itu munculkan diri ternyata
sama sekali tak diketahui olehnya.
278 Dalam pada itu sikakek baju kuning bermata tunggal tadi
telah menatap wajahnya sambil tertawa seram, serunya:
"Hey bangsat cilik, rupanya kau sudah kepayahan semalam
suntuk. bagaimana kalau sekarang beristirahat dulu?""
Tonghong Hwie merasa amat terkejut, jantungnya terasa
berdebar keras, ia tak menyangka kalau perbuatannya selama
semalam suntuk ternyata sudah berada didalam pengawasan
orang, dengan hati tercekat segera serunya: "si. .siapa ..siapa
kau?"" "Hmm..hmm kau ingin tahu siapakah aku" aku bukan lain
adalah Koan thian sin atau malaikat pengamat langit Ci
Chong" "Malaikat Pengamat Langit?"."
"Sedikitpun tidak salah" kakek baju kuning itu
mengangguk. "Aaah aku rasa julukan itu kurang tepat bagimu,
seharusnya engkau lebih cocok kalau dinamakan si mata
tunggal pengamat langit"
Air muka kakek baju kuning itu seketika berubah hebat, ia
tidak mengira dalam keadaan bahaya, pihak lawannya masih
sempat untuk menggoda dirinya, sambil tertawa seram ia
segera berseru: "Bajingan busuk. kematian sudah berada diambang pintu,
kau masih juga tak tahu diri dan berani mempermainkan
diriku ..Hmm rupanya kau benar2 sudah bosan hidup,
Heeeh... heeeh... heeeh... bangsat kedatanganmu apakah
disebabkan karena manusia berwajah dingin itu?""
Terkejut Tonghong Hwie mendengar ucapan tersebut, dari
situ ia bisa menarik kesimpulan bahwa delapan puluh persen
kakak angkatnya sudah tertangkap. oleh para jago
perkumpulan Thian chee Kau. Dengan suara agak gemetar
279 segera serunya: "Jadi jadi... manusia berwajah dingin telah
kalian lukai ?" "Ehmmm... sedikitpun tidak salah, selamanya orang yang
berani memasuki wilayah Lian huan tau tak bakal ia bisa
tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup"
"Apa?" jadi..jadi ia sendiri yang datang mencari satroni
ketempat ini?"?"
"sedikitpun tidak salah, dia yang sudah bosan hidup dan
datang mencari penyakit sendiri"
"Sekarang... sekarang dia berada dimana?"
"Kau maksud simanusia berwajah dingin" sekarang dia
berada didalam penjara maut dan sebentar lagi kau bakal
bertemu dengan dirinya"
Sekujur badan Tonghong Hwie gemetar semakin keras, ia
tak tahu dimanakah letaknya penjara maut tersebut, tetapi
bila ditinjau dari namanya jelas tempat itu merupakan suatu
tempat yang luar biasa. sebelum ingatan kedua berkelebat didalam benaknya,
terdengar si malaikat pengamat langit Ci chong telah berkata
kembali: "Dia hanya akan hidup sampai fajar menyingsing nanti,
berarti jiwanya masih akan hidup selama setengah jam
belaka" "Dia.... kenapa dia?"
"Dia akan dijatuhi hukuman mati dan akan melaksanakan
hukumannya sejenak lagi"
Tonghong Hwie seketika itu juga merasakan pandangan
matanya jadi gelap dan berkunang2, tubuhnya dengan
sempoyongan mundur beberapa langkah kebelakang:
280 "Engkoh Kie hanya akan hidup setengah jam lagi?""
pikirnya didalam hati "Benarkah dia akan dijatuhi hukuman
mati?" bukankah ilmu silat yang dimilikinya sangat lihay,
kenapa ia bisa tertawan?" bila engkoh Kle benar2 bakal mati,
lalu apa artinya bagiku untuk hidup seorang diri, akan lebih
baik biarkan diriku ditawan saja hingga bisa bertemu muka
dengan dirinya atau paling sedikit aku bisa bertemu dengan
dirinya sebelum menghembuskan napas yang terakhir, banyak
sekali perkataan yang hendak kusampaikan kepadanya, aku
hendak beri tahu asal usulku kepadanya ..."
Makin berpikir ia merasa makin kalut, hingga akhirnya
sambil menjerit pengemis cilik itu putar badan dan lari menuju
kedalam lembah.. "Bangsat cilik, kau hendak pergi kemana" terdengar
malaikat pengamat langit membentak keras.
Sambil berseru tubuhnya laksana kilat berkelebat ke depan
dan menghadang jalan pergi pengemis itu.
Jago tua ini merupakan salah satu diantara empat
pelindung hukum yang amat lihay didalam perkumpulan Thian
chee kau, ilmu silatnya terhitung kelas satu dibawah kaucu
mereka sendiri, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya serangan
yang dia lancarkan. Dengan tangkas Tonghong Hwie berkelit kesamping,
cengkeraman yang telah berhasil bersarang diatas bahunya itu
segera berhasil diloloskan kembali, menggunakan kesempatan
itu dia loncat mundur delapan depa ke arah belakang.
Melihat musuhnya berhasil melepaskan diri dari serangan
yang dia lancarkan itu, malailat pengamat langit Ci Chong
berseru kaget, ia tak tahu ilmu silat apakah yang dimiliki
pengemis cilik itu sehingga cengkeraman yang telah berhasil
mengenai sasaran itu dapat dilepaskan dengan begitu
gampang.. 281 Tonghong Hwie sendiri yang memiliki baju sakti pelindung
badan meskipun berhasil melepaskan diri dari cengkeraman
musuh, tak urung ia rasakan bahunya terasa amat sakit,
diam2 ia kaget akan kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki
musuhnya itu. Dalam pada itu si malaikat pengamat langit Ci Chong
setelah tertegun beberapa saat lamanya segera tertawa
seram, ia menerjang kembali kedepan sambil melancarkan
serangan. "Ci, Hu hoat, tahan" mendadak terdengar suara bentakan
nyaring berkumandang datang dari arah belakang.
Bersamaan dengan selesainya ucapan itu, dari balik bukit
muncullan seorang perempuan berusia setengah baya.
Dari suata teguran itu rupanya malaikat pengamat langit Ci
chong sudah mengetahui siapakah yang telah datang, buru2
ia tarik kembali telapaknya dan meloncat mundur ke belakang.
"Hamba terima perintah, apakah nyonya masih ada
perintah lain?"" serunya dengan serius.
"Waktu untuk melaksanakan hukuman mati segera akan
berlangsung, harap kau segera berlalu dan melakukan
pengawasan yang ketat disekitar tempat ini, sedang bangsat
cilik ini serahkan saja kepadaku"
"Hamba terima perintah" setelah memberi hormat malaikat
pengamat langit Ci Chong segera putar badan segera berlalu
dari situ. Tonghong Hwie merasa semakin sedih setelah mengetahui
bahwa saat dilaksanakannya hukuman mati segera akan
berlangsung, sambil menjerit keras ia enjotkan badan dan siap
mengejar dibelakang kakek baju kuning tadi. "Berhenti"
Di tengah bentakan nyaring Tonghong Hwie segera
merasakan adanya segulung angin pukulan yang amat kuat
menerjang kearah tubuhnya hingga memaksa dia harus
282 membatalkan niatnya untuk mengejar kakek baju kuning tadi
dan melayang kembali keatas tanah.
Perempuan berusia setengah baya yang bukan lain adalah
siang go berwajah cantik Ong Cui Ing itu, ia tidak banyak
bicara tubuhnya laksana kitiran angin puyuh segera menerjang
maju kedepan, telapak tangannya yang sukar dilukiskan
dengan kata2 mencengkeram pergelangan tangan Tong hong
Hwie. Pengemis cilik itu meronta keras, ia berusaha melepaskan
diri dari ancaman itu, namun rupanya Ong Cui Ing sudah
mempunyai perhitungan yang masak, bersamaan dengan
dilancarkan serangan cengkeraman itu, tangannya segera
mengirim pula sebuah totokan kearah bagian dalam tubuh
pengemis itu. Tonghong Hwie terkesiap. sukmanya terasa melayang
tinggalkan raganya, untuk menghindarkan diri tak sempat lagi,
sebelum ingatan kedua sempat berkelebat dalam benaknya, ia
sudah jatuh tak sadarkan diri
Bagaimana keadaan si pengemis cilik ini selanjutnya?"
baiklah untuk sementara waktu kita tinggalkan dahulu.
Dalampada itu Han Siong Kie yang di hajar ibunya sendiri
Ong Cui Ing hingga muntah darah segar, kemudian jalan
darahnya tertotok hingga kesadarannya lenyap segera
digotong masuk kedalam penjara bawah tanah.
Menanti pemuda itu sadar kembali dari pingsannya, ia
temukan dirinya berbaring di suatu tempat yang berbau
lembab, busuk dan sangat memuakkan, begitu baunya hingga
untuk bernapaspun terasa amat sulit.
Perlahan-lahan ia membuka matanya dan berusaha
memandang sekeliling tempat itu, namun yang terlihat
hanyalah kegelapaa yang mencekam seluruh jugad. Tempat
manakah ini " ingatan tersebut dengan cepat terlintas dalam
benaknya. 283 Lama kelamaan sinar matanya dapat menembusi kegelapan
Bara Diatas Singgasana 13 Dendam Sembilan Iblis Tua Karya Kho Ping Hoo Rahasia Kampung Garuda 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama