Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta Bagian 1
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seri Dewi Ular-65-Tara Zagita
Misteri Gerhana
Bercinta Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : Novo
Editor : Jisokam
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
MISTERI GERHANA BERC1NTA
oleh Tara Zagita Serial Dewi U lar
Cetakan pertama, 2000
Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari, Jakarta
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All rights reserved
Sinopsis: Sebuah Danau buatan kini telah berubah menjadi danau
keramat. Roh yang masuk ke dalam danau itu akan menjadi
hidup lagi sebagai manusia biasa. Danau itu menjadi lahan
perebutan, ingin dikuasai oleh pasukan iblis. Mereka akan
masuk ke danau dan hidup sebagai manusia biasa dengan
membawa misi menghancurkan manusia.
Menurut Jin Ganjarlangu, air danau itu mengandung prana
berusia ribuan tahun dan telah berubah menjadi pusaran gaib
tinggi "Hanya Dewi Ular yang bisa membuat air danau ini menjadi
pulih seperti sedia kala," kata Jin ganjarlangu, ibunya Buron.
Dia memberi tahu rahasianya kepada Dewi Ular, yaitu
harus menciptakan 'bayangan gerhana' bercinta agar kekuatan
gaib air itu terserap habis.
"Siapa yang bercinta dalam Gerhana nanti?" tanya Dewi
Ular. "Tentu saja Nyai Dewi sendiri, sebagai putri tunggal dewa
yang memiliki pancaran gaib asmara saat bercumbu."
Gila! Kumala Dewi harus bercumbu. Dengan siapa"
Haruskah ia korbankan mahkota suci dewani untuk
membentuk bayangan 'Gerhana Bercinta' diatas sana"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
1 DALAM keheningan ma lam, segala apapun yang bersuara
dapat tertangkap oleh panca indera pendengaran kita. Derik
jangkrik di kejauhan, suara ngengat dan kutu-kutu malam,
semuanya masih bisa ditangkap oleh pendengaran manusia
normal di malam yang hening dan sunyi. Semakin malam
semakin jelas suara-suara tersebut masuk dalam pendengaran
manusia. Menurut para ahli fisika, hal itu dikarenakan oleh
penghantar suara yang sangat tajam. Semakin malam
kelembaban udara malam semakin menjadi penghantar
gelombang suara yang sangat peka. Hanya suara-suara yang
tergolong ultrasonic saja yang tidak bisa tertangkap oleh
pendengaran kita. Tapi telinga hewan memang mampu
mehangkap suara jenis ultrasonic.
Tak heran jika seekor anjing yang sedang terpuruk diam
menikmati datangnya rasa kantuk, tiba-tiba menegakkan
kepalanya dan memandang ke sana-sini, sebab telinganya
menangkap gelombang suara dari jenis ultrasonic. Bahkan
telinga seekor anjing pun dapat menangkap suara
supranatural yang ada di sekitarnya, seperti: langkah-langkah
kaki roh halus, jeritan hantu malam, percakapan dua sosok
roh orang yang telah meninggal, atau sejenis nyanyian dari
alam kubur, semua itu, bisa tertangkap oleh telinga seekor
anjing. Hewan lainnya pun mampu menangkap suara tersebut,
Hanya saja reaksi yang dilakukan pada hewan-hewan itu
memang berbeda-beda.
Seekor anjing akan melolong tinggi jika ia mendengar suara
rintihan dari alam kematian Lolongan itu tak akan putus-putus
dan selalu sambung menyambung jika jeritan roh tersebut
berada cukup dekat dengannya. Reaksi manusia pada saat
yang sama hanya berupa bulu kuduk yang merinding, atau
perasaan hati yarig tak enak. Lalu, saraf ketakutan pun mulai
bekerja, mendebarkan jantung dten menimbulkan kecemasan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam kecurigaannya terhadap alam sekelilingnya yang sunyi
sepi itu. "Tolooong...! Tolooong...! Siapa pun yang mendengar
seruanku ini, tolonglah akuuu...! Tolonglah kami di sini...!
Toloong...!"
Ada suara jeritan yang merintih penuh penderitaan. Suara
jeritan itu seperti berasal dari tempat yang jauh. Seorang
lelaki yang berseru demikian. Tapi di mana dan siapa
orangnya, sulit diketahui pada saat yang sama .
Ternyata tidak semua orang yang mendengar seruan minta
tolong itu. Agaknya seruan orang Itu mempunyai jenis suara
yang tergolong lain Bukan jenis ultrasonic, juga bukan jenis
suara biasa. Buktinya, seekor anjing tidak tersentak bangun
dari tidurnya, seekor ayam juga tidak terpancing oleh suara
tersebut T api seorang pemuda berambut kucai agak panjang
sedikit, justru tergugah dari tidurnya. la mengernyitkan dahi
dan menyimak keheningan malam. Kepalanya dimiringkan
untuk menangkap lebih jelas lagi dari mana suara tersebut.
"Tolooong...! Kami dalam bahaya di siniii...! Tolonglah
kami! Tolooong...! Siapa pun yang mendengar seruanku,
tolonglah kami...!"
Pemuda berambut kucai yang terbangun dari tidurnya itu
adalah jelmaan dari Jin Layon yang menjadi asisten urusan
gaibnya Kumala Dewi, alias si Dewi Ular itu. Siapa lagi yang
dikenal sebagai jin usil itu selain Buron Silobahutang, begitu ia
sering memperkenalkan diri secara konyol. Kali ini Buron tidak
sedang bermain konyol-konyolan la benar-benar merasa heran
dan tertarik untuk mengetahui seruan minta tolong itu. Maka,
ia pun membangunkan Sandhi, sopir pribadinya Kumala Dewi
yang saat itu sedang tidur dengan nyenyak sekali.
"San...! Sandhi..., hey... bangun sebentar, San...!"
Mereka memiliki kamar yang sama, hanya berbeda ranjang.
Maka, bukan hal sulit bagi Buron untuk membangunkan si
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mantan sopir taksi yang pernah ditolong Kumala dan sekarang
mengabdi kepada putri tunggal Dewa Permana itu. Hubungan
mereka bertiga sudah seperti keluarga sendiri, sehingga Buron
tidak sungkan-sungkan membangunkan Sandhi, demikian pula
sebaliknya jika terjadi sesuatu yang perlu membangunkan
Buron. Hanya saja kali ini agaknya Sandhi menjadi sewot oleh
tindakan Buron yang membangunkannya. la menggeram dan
menyentak-nyentak dalam suara desah dan geram tak jelas.
Namun jelmaan Jin Layon itu tetap berusaha membangunkan
Sandhi, sehingga rasa jengkel Sandhi membuatnya bangun
terduduk dan membentak dengan suara agak keras.
"Apaan sih..."!"
"Ada yang minta tolong, San."
"Bilang aja udah habis! Suruh minta orang lain. Ahh...!
Kamu ini sukanya ganggoin orang lagi tidur aja!" gerutu
Sandhi, lalu bermaksud tidur lagi. Tapi tiba-tiba bantal yang
mau ditiduri itu berubah menjadi lempengan batu marmer.
Duuk...! Kepala Sandhi membentur lempengan batu marmer
itu . "Aduuuh...! Brengsek luh, ya"!" Sandhi memukul kepala
Buron. Wuut.. ! Tap! ia seperti memukul bayangan. Merasa tak
menyentuh apa-apa. Padahal jelas-jelas tangannya seperti
memotong kepala Buron. Kala itu jelmaan Jin Layon
mengubah fisiknya menjadi hologram.
Hanya sekejap saja Buron mengubah diri menjadi hologram
yang berupa kumpulan cahaya membentuk wujud dirinya.
Tapi setelah itu ia kembali menjadi sosok manusia berfisik
nyata dan sedikit nyengir me lihat kegagalan Sandhi
memukulnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ntar gue bilangin Kumala luh kalau gangguin gue terus,
Ron!" "Aku cuma mau kasih tahu kamu. ada suara orang teriakteriak minta tolong tuh!"
"Ngigau kali luh!"
"Dengerin dulu dong. !"
Sandhi ikut mendengarkan suara yang dimaksud Buron
sambil masih tetap cemberut, pertanda kesal sekali oleh
desakan Buron itu.
"Toloooong...! Kami dihempas badaaaii...! Tolooong...!"
Buron menyentak pundak Sandhi. "Tuh, benar kan "
"Apanya yang benar"!"
"Suara orang minta tolong itu"!"
"Yang mana..."! Aku nggak dengar apa-apa kok"!"
"Ah...!" Buron jadi sangsi sendiri. "Coba dengar baik-baik lagi!"
Hening sejurus. Keduanya sama-sama diam. Lalu, suara
seperti jeritan orang yang membutuhkan pertolongan di
tempat jauh itu terdengar makin jelas.
"Toloooong...! Hoooyy, tolooong. .! Tolonglah kamiii....!"
Buron mengingatkan Sandhi lagi. "Tuh, dengar nggak
kamu"!"
"Ah, ngaco aja luh! Nggak ada suara apa-apa kok masih
tetap ngotot"!" sambil Buron didorongnya, lalu ia kembali
tidur. Tapi karena bantalnya masih berubah sebagai sebuah
lempengan batu marmer, akhirnya Sandhi mengubah posisi
tidur ke arah yang berlawanan dengan posisi yang tadi.
"Dasar budek luh!" kecam Buron agak jengkel.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Elu yang budek!" balas Sandhi sambil meringkuk sete lah
menarik selimut dan menutupnya rapat-rapat sekujur tubuh
yang tak begitu kurus, seperti beberapa waktu yang lalu itu.
Buron sendiri segera bergegas keluar dari kamar untuk
mencari tahu dari mana sumber suara minta tolong tadi. la
hanya mengenakan celana pendek dan kaus oblong.
Tanpa diduga-duga ternyata begitu ia keluar dari
kamarnya, Dewi U lar pun keluar juga dari kamarnya. Wajah si
cantik jeiita itu tampak sedang mencari sesuatu. Rupanya
pada saat itu Kumala Dewi juga mendengar seruan minta
tolong dan menjadi penasaran, sehingga ia bermaksud membangunkan Buron. Namun ternyata sebelum Buron dibangunkan, pemuda berambut kucai dengan badan sedikit
kurus itu sudah bangun sendiri. Bahkan segera menghampirinya. Mereka bertemu di depan sofa ruang
tengah. "Aku mendengar suara orang minta tolong, Kumala."
"Ya, aku juga mendengarnya."
"Tapi kenapa Sandhi tidak mendengarnya?"
"Suara itu... kurasa bukan berasa dari sekitar sini."
"Lalu, dari mana dong?"
"Dari alam seberang."
"Dari alam gaib, maksudmu" Oh, kalau begitu...."
"Cuma kita yang mendengarnya, Ron. Karena kita memiliki
indera pendengaran keenam."
"Hmmm," Buron manggut-manggut, baru menyadari
keadaan yang sebenarnya la melirik jam dinding, ternyata
jarum jam menunjukkan pukul 01.30 lewat tengah malam.
Dan, suara itu terdengar lagi. Kali ini Buron menyimaknya
bersama si putri tunggalnya bidadari Dewi Nagadini itu.
"Aaaoow...! Tolooong... kami terseret badaiii... tolooong...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumala Dewi dan Buron saling beradu pandang.
"Terseret badai..."!" gumam Buron dengan suara membisik.
"Mungkin ada roh yang terjebak badai di alam sana "
"Kasihan sekali. Suara itu menunjukkan ketidak mampuannya untuk berbuat apa-apa. Bagaimana kalau kucari
mereka di sana?"
"Tunggu..,!" sergah Kumala.
Mereka sama-sama diam, sama-sama menyimak suara lagi.
"Awaasss...
badai cahaya...!! Tolooong, tolooong, aaaoow...!"
Lalu suara lain pun menyusul, sepertinya suara perempuan.
"Jangan dihaluan, Devoool Mingggiiir... jangan di haluan!"
Wuuurrrbs...! Suara gemuruh tak jelas muncul. Entah suara apa. Yang
pasti suara gemuruh itu seperti menelan jeritan-jeritan
ketegangan. Hilang dari pendengaran Dewi Ular dan jelmaan
Jin Layon. Suasana malam menjadi hening kembali. Suara
gemuruh pun lenyap setelah menelan sesuatu.
"Badai cahaya, Kumala"!"
"Ya. Ada yang menyebut nama Devo. juga kata 'haluan'
...." "Di mana ada badai cahaya di alam sana?"
"Entahlah, mari kita cari bersama, Ron!"
"Biarlah aku sendiri yang mencarinya. Teruskan saja
tidurmu." "Ini bukan sesuatu yang mudah untuk kau tangani. Bisabisa kau sendiri yang celaka kalau tidak kudampingi. Ayo,
berangkat, Ron! Gunakan jalur gaib!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Claap, claap...! Mereka berubah menjadi dua sinar. Buron
menjadi sinar kuning sebesar telur ayam dan berekor mirip
meteor, sedangkan Kumala Dewi berubah menjadi sinar hijau
kecil berbentuk seperti naga, ukurannya tak lebih dari 25 cm.
Mereka melesat menembus dinding atau benda keras apapun.
Tanpa suara, tanpa getaran.
Malam sunyi dan gelap juga meliputi sebuah danau buatan
berair jernih. Danau buatan itu dibangun di kompleks
perkantoran sebuah Pemda, di atas tanah sekitar 10 hektar
lebih. Selain berfungsi sebagai penunjang penghijauan
lingkungan dan sarana rekreasi penduduk setempat, danau
buatan itu juga digunakan sebagai tempat pemancingan
umum. Penduduk di sekitar tempat tersebut sering
meluangkan waktu senggangnya untuk memancing pada
malam hari, maupun siang hari. Taman yang dibangun di
sekitar danau tersebut sangat serasi untuk pacaran para
muda-mudinya, karena nuansa romantis antara danau dan
taman tercipta dengan sendirinya, seolah olah sangat alami.
Namun pada malam yang hening kali ini, kehidupan di
sekitar danau buatan itu seperti dicekam oleh suasana
kematian. Penduduk di sekitamya nyaris tidak ada yang masih
melek lagi. Semua tertidur dengan nyenyak. Mungkin karena
sejak sore hingga menjelang petang tiba hujan masih turun
dengan deras. sehingga masing-masing orang ma las untuk
keluar dan bersantai ria di sekitar danau tersebut. Udara
dingin mencekam, membuat mereka merasa lebih enak tidur
meringkuk di baiik selimut atau di sela-sela ketiak suami
mereka. Apalagi ma lam itu sudah menunjukkan pukul 2
kurang beberapa menit, rasa-rasanya hanya orang kurang
kerjaan saja yang masih betada di sekitar danau tersebut.
Jika hal itu dikategorikan sebagai kurang kerjaan, maka
seorang pemancing yang masih tekun dengan pancingannya
akan protes, bahwa aktiv itasnya di situ bukan karena kurang
kerjaan. Ia sibuk dengan pancingnya sampai pukul 2 dini hari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lantaran memang ia mempunyai hobby berat memancing di
mana saja ada air dan ikan yang menggiurkan hatinya.
Pemancing itu sudah berusia sekitar 60 tahun, dan memang
terkenai sebagai biang pemancing di lingkungannya. Pak Jono,
adalah nama si pemancing kawakan yang tak pernah kenal
waktu dan cuaca. Siang atau malam sama saja baginya.
Dingin atau panas, hujan atau kering, bukan halangan baginya
buat melampias kan hasrat memancing nya.
Tadi, sekitar pukul sembilan, masih ada beberapa
pemancing yang nongkrong di sekitar danau tersebut. Dua di
antaranya adalah teman Pak Jono sendiri. Tapi sete lah lewat
pukul 12 malam, mereka satu-persatu pulang, sehingga
tinggal Pak Jono sendirian yang duduk di atas sebongkah batu
dengan berjaket hitam kumal. Penerangan yang membantunya memasang umpan di kali hanya sinar lampu
taman yang membias lemah sampai di tempatnya. Dengan
sebatang rokok di tangan, lelaki berambut pendek itu asyik
menunggu kejutan dari pancingnya yang diharapkan disantap
ikan besar seperti yang diperoleh temannya beberapa jam
yang lalu itu. "Kenapa kita berhenti di sini, Kumala?"
"Aku merasa getaran aneh ada di sekitar sini."
"Tapi ini bukan alam lain. Ini sebuah danau buatan. Dulu
aku pernah kemari bersama Niko dan Sandhi, Ma la. Malahan
beberapa hari yang lalu aku juga mengantarkan Rayo
memancing di danau ini."
"Ini memang bukan alam gaib, Buron. Tapi... entah
mengapa firasat supraku mengatakan di sini akan terjadi
sesuatu yang ada hubungannya dengan seruan minta tolong
tadi." Kumala Dewi dan asistennya muncul dalam wujud
sebenarnya di salah satu sisi tepian danau buatan itu. Mereka
berada agak jauh dari Pak Jono, sehingga si pemancing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berjaket hitam kumal itu tidak mengetahui kemunculan kedua
orang tersebut Tapi mata bening si bidadari muda itu dapat
mengetahui keberadaan Pak Jono yang kebetulan dalam posisi
berseberangan arah dengan mereka berdua Ternyata mata
tajam jelmaan jin itu pun me lihat keberadaan Pak Jono,
sehingga ia pun berbisik kepada Kumala.
"Apakah si pemancing itu yang tadi berseru minta tolong?"
"Bukan Dia manusia biasa. Masa kamu nggak bisa bedakan
sih?" "Menurutku sih memang manusia biasa. Tapi siapa tahu
dalam hatinya menjerit dan dia kirimkan suaranya hingga
sampai ke telinga kita Bisa saja kan?"
"lya, tapi aku yakin bukan dia. Tunggu saja di sini.,
Sepertinya kita sudah berada di dekat sumber suara tadi,
Ron." Jarak antara Pak Jono dengan Kumala dan Buron sekitar
100 meter, dibatasi dengan bentangan permukaan air danau
yang tenang dan gelap, karena Kumala dan Buron memang
berada di sisi yang tidak mendapat sisa bias sinar taman
sedikit pun. Tetapi pada saat itu naluri Pak Jono mengatakan
ada sesuatu yang tak beres di sekitar danau tersebut. Naluri
tuanya mencoba mencari-cari sesuatu yang meresahkan
hatinya. Namun ia hanya mencari dengan pandangan mata
saja sambil mengucapkan sebaris doa tolak bala, menjauhkan
gangguan setan dan roh halus lainnya agar tak mengganggu
dirinya. Setelah itu ia asyik menunggu pancingannya bereaksi.
Tenang dan tampak tekun sekali.
Tiba-tiba permukaan air danau itu bergerak-gerak. Seperti
ada yang mengguncangnya dari kedalaman sana. Pak Jono
memperhatikan gerakan air danau itu dengan kecurigaan,
siapa tahu ada ikan besar yang sedang bergerak mendekati
salah satu pancing yang dipasangnya dari tadi. Senar pancing
dari ketiga kail diperhatikan tajam-tajam secara bergantian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pandangan mata Pak Jono itu akhirnya tertuju ke arah
jauh. la me lihat seperti ada bintang berbinar-binar
mengambang di udara, kira-kira 10 meter dari atas
permukaan air danau. Semakin dilebarkan matanya semakin
jelas bentuk sinar itu ternyata bukan bintang, melainkan
cahaya aneh yang berwarna biru kehijau-hijauan. Bening dan
indah sekali. Makin lama semakin lebar bentuknya. Dari
seukuran mangkok menjadi seukuran piring, lalu menjadi
seukuran nampan. Makin lama semakin lebih besar lagi dan
terus bertambah besar, sehingga mata Pak Jono pun semakin
lebar Terperangah dengan jantung berdebar-debar.
"Ya, ampuun..."! Sinar apaan itu kok besar sekali"!"
Dalam penglihatan Pak Jono, sinar itu bergulung-gulung
seperti bercampur kabut putih kebiru-biruan. Makin lama
makin jelas gerakan bergulung-gulungnya yang melebar ke
berbagai arah. Udara di depan Pak Jono itu seperti robek.
Berlubang di bagian tengah sinar itu. Lubang tersebut kian
lebar, kian besar, kian nyata wujud pecahan cahaya beraneka
warna dari bagian tengah lubang. Cahaya wama-warni itu
menyebar ke berbagai arah. Membuat suasana danau buatan
yang semula gelap menjadi terang benderang.
"Astagaaa..."!!" Pak Jono berdiri dari tempatnya dengan
gemetar. Siap-siap untuk melarikan diri. Karena cahaya yang
menyerupai piringan besar itu kian terang dan menyilaukan
sekali. Pak Jono yang masih penasaran hanya bergerak
mundur terhuyung-huyung sambil menyilangkan tangannya ke
depan untuk mengurangi pencahayaan yang amat menyilaukan mata itu. Namun akhirnya kedua mata Pak Jono
tak bisa melihat apa-apa lagi karena cahaya itu sangat
menyilaukan. Sehingga, ketika tiba-tiba cahaya itu padam
seketika, pandangan mata Pak Jono menjadi buta.
Blaaabbb...!! .
"Ya, Allah,., apa yang terjadi pada diriku ini"!" sebut Pak
Jono dalam hati. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, mencari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
titik pandang seperti semula. Saat itu ia merasakan kakinya
digenangi air. Rupanya air danau sudah meluap naik hingga
menyentuh kaki Pak Jono. Lelaki itu berusaha menghindari
genangan air dengan melangkah menuju ke jalanan beraspal.
Namun belum sampai mencapai ke tepian jalan, pandangan
matanya sudah mulai normal kembali. Pak Jono pun berhenti,
memperhatikan tanah di sekelilingnya. Rupanya hanya sampai
batas tempatnya duduk tadi air danau menggenang dalam
luapannya. Tapi apa yang membuat air danau meluap
membuat Pak Jono akhirnya mengarahkan pandangan
matanya ke tempat cahaya aneh tadi berada. Dan, ketika ia
menatap ke Sana, maka mulutnya pun terperangah lebar
tanpa suara, matanya terbelalak lebar tanpa berkedip kembali.
"Astaghfirullaaharadlim..."!" sebut hati Pak Jono yang
langsung beristighfar tiada henti-hentinya. Karena pada saat
itu apa yang ada di depan matahya sungguh sesuatu yang
luar biasa mengejutkannya, sesuatu yang luar biasa
fantastisnya, dan sulit diterima oleh akal sehatnya.
Sebuah kapal muncul di atas permukaan danau buatan itu.
Kapal itu tampak besar sekali dan bentuknya sangat aneh.
Panjang badan kapal sekitar 70 meter lebih, tingginya dari
permukaan air sekitar 25 meter, mungkin juga mencapai 40
meter untuk di bagian haluannya Bentuk haluan kapal tidak
seperti kapal-kapal yang ada sekarang ini. Bentuk haluan
kapal itu seperti piring besar dengan garis tengahnya kira-kira
8 meter, dan bagian bawahnya melengkung hingga mencapai
kemiringan sekitar 30 derajat .
Semua bahan yang digunakan kapal itu adalah logam metal
berwarna putih abu abu anti karat. pagarnya yang berupa
lonjoran-lonjoran besi juga terbuat dari logam metal dengan
paku pakunya yang besar. Di atas kapal itu ada dua tiang,
yang sebenarnya pantas dikatakan sebagai tiang layar besar
dan tiang layar kedl. Tapi tiang besi setinggi kira-kira 7 meter
lebih itu tidak memiliki kain layar secuil pun. Hanya memiliki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangga besi yang menuju suatu tempat berpagar bundar
dengan teropong berkaki tiga. Agaknya tempat itu digunakan
sebagai menara pengawas atas, dan belakangnya adalah
menara pengawas cadangan. Tali-tali dari tiang itu berbentuk
besi-besi panjang yang tertentang kesana-sini dan sangat
kokoh. Warnanya juga ptifih metalik.
Di atas kedua tiang itu terdapat lampu sorot yang
mengarah ke bawah, menerangi geladak kapal. Lampu-lampu
di kedua tiang itulah yang membuat Pak Jono bisa melihat
dengan jelas permukaan kapal tersebut. Tak ada seorang pun
berjalan di geladak kapal itu. Ruang kemudi pun tampak sepi.
Ruang kemudi itu menyerupai bangunan beratap elips, mirip
kubah masjid yang juga terbuat dari logam metal. Di atas
kubah itu terdapat dua piringan besar mirip kawat nyamuk
yang menghadap ke arah haluan dan buritan. Kedua piringan
itu tampaknya penampang radar dengan instalasi berfrekuensi
tinggi. Sementara itu di ujung kedua tiangnya, juga ada
penampang lengkung mirip separuh bola yang bagian
tengahnya mempunyai empat bulatan bertangkai. Keempat
bulatan itu selalu bergerak berputar pelan-pelan menyerupai
gerakan lambang atom.
Sebagai bekas awak kapal, Pak Jono dapat menduga
bahwa penampang di ujung tiang itu adalah unit radar khusus,
atau sistem navigasi yang menggunakan satetit. Menurut Pak
Jono, kapal itu adalah kapal canggih yang sangat modern,
karena tidak memiliki layar dan cerobong asap, juga karena
materi bahan-bahannya dari logam metal semua. Dugaan hati
Pak Jono itu ternyata sangat benar. Bukti pembenaran dugaan
itu terlihat dari turunnya kedua tiang secara otomatis, seperti
antena radio yang dibenamkan. T iang itu kini tingginya hanya
sebatas tinggi kubah ruang kemudi kapal.
Lebih aneh, lagi, pagar yang mengelilingi permukaan kapal
itu ikut tenggelam ke badan kapal, sehingga kapal itu menjadi
tidak memiliki pagar dari haluannya sampai ke buritan. Pak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jono terkesima melompong me lihat keanehan itu. Sementara
batinnya sedang bertanya-tanya, dari mana kapal itu muncul,
ia sudah disibukkan dengan pertanyaan berikut: bagaimana
mungkin pagar dan tiang sebesar itu bisa tenggelam ke badan
kapal " "Permukaannya masih kering. Tak mungkin kapal ini
muncul dari kedalaman danau!" ujarnya saling berdebat
dengan batin sendiri. "Tak ada asap atau debu pada semua
besi-besinya. Seperti baru keluar dari galangannya saja. Aku
yakin, kapal ini juga bukan jaluh dari langit. Lantas, dari mana
kapal ini munculnya" Mengapa bisa berada di danau ini"!"
Pak Jono berjalan memutari tepian danau untuk melihat sisi
lain dari kapal itu. Dengan kaki gemetar dan jantung
berdebar-debar ia mencapai dataran yang paling dekat
dengan kapal itu, namun ternyata di sana sudah ada dua
orang yang memandangi kapal tersebut dengan terpesona.
Kedua orang itu adalah Kumala dan Buron. Pak Jono
memberanikan diri mendekati mereka walau hatinya was-was
karena menyangka mereka berdua awak kapal tersebut
Setelah Kumala berpaling menatapnya dengan senyum kecil
penuh keramahan, Pak Jono pun tak lagi curiga, dan yakin
bahwa kedua orang itu adalah manusia biasa yang kebetulan
melihat kemunculan kapal itu juga.
"Saa... saya.. saya melihat juga cahaya... cahaya yang tadi
sangat menyilaukan itu," tiba-tiba Pak Jono menunjukkan
kesaksiannya atas keanehan yang mengawali munculnya kapal
itu. "Ap... apakah kalian berdua juga... juga melihat cahaya
aneh tadi?" sambung Pak Jono membuat Buron ikut
memandang, dan Kumala Dewi yang menjawab dengan nada
ramahnya. "Kami juga melihatnya, Pak. Kami melihat Bapak
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memancing dengan tenang di seberang Sana, bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Be., benar. Saya... saya memang hobby memancing sejak
masih menjadi awak kapal. dulu. Tap ., tapi,.. sumpah mati
saya belum pernah mengalam i kejadian sebegini anehnya
Saya belum... belum pemah melihat kapal semegah ini,
Nona...." "Saya juga belum, Pak. Maksudnya, belum pernah
menemukan kapal yang tanpa energi panas sedikit pun.
Setidaknya bekas deru mesinnya akan menimbulkan energi
panas tersendiri di sekeliling badan kapal ini, atau...."
"Lihat itu, Mala...!" sergah Buron. Pak Jono dan Kumala
Dewi menghentikan percakapannya. Mereka memandang ke
arah yang di- tunjukkan Buron. Ternyata di atas geladak kapal
itu terdapat gugusan cahaya yang menyerupai kristal
berkilauan. Kristal kristal itu memancarkan cahaya kecil,
kerlap-kerlip indah sekali. Makin lama makin menggunung
setinggi 2 meter lebih. Pak Jono terperangah lagi tanpa bisa
bicara apa-apa, karena ketika cahaya kristal itu tiba-tiba
padam, tampaklah sesosok tubuh yang terkulai di atas
semacam kotak metal yang diduga merupakan pintu tangga
menuju ke dalam lambung kapal .
"Ad... ada manusianya tuh...!" Pak Jono baru bisa bicara
setelah cahaya lampu kristal mulai redup sedikit. Tapi tetap
mampu menerangi seluruh permukaan geladak kapal itu.
"Jemput dia, Ron!" perintah Kumala dalam nada bisik.
"Sepertinya dialah yang tadi berteriak-teriak sampai ke telinga
kita." Seorang lelaki yang terpuruk di sana ingin dijemput Buron.
Tapi sebelum Buron bergerak, ternyata lelaki itu sudah lebih
dulu menggeliat, lalu bangkit berdiri memandangi sekeiilingnya dengan wajah tegang. lelaki itu terperanjat
ketika mendengar suara Pak Jono yang tanpa sadar memekik
kaget. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia hidup...!!" sambil tangannya menuding jelas-jelas.
Lelaki itu berjalan gontai mendekati tepian geladak, tempat
pagar tadi terlihat. la menatap ketiga orang di bawah sana.
Pakaiannya yang menyerupai wearpack dari bahan putih metal
itu dalam keadaan tercabik-cabik. Rusak berat. Seperti habis
bertarung melawan singa lapar. Sepatu larsnya yang juga
seperti terbuat dari lempengan logam metal putih anti karat
itu pun tampak rusak sebagian. Tapi dari ujung kedua
sepatunya itu tiba-tiba mengeluarkan sinar biru membentuk
seperti tangga cahaya. Lelaki itu pun berjalan terhuyunghuyung melewati tangga cahaya yang membuat Pak Jono dan
Buron terperangah terkagum-kagum.
Akhirnya lelaki gagah, tinggi dan tegap itu tiba di daratan la
berdiri berhadapan dengan Kumala dan Buron, sementara Pak
Jono bersembunyi di balik Kumala. Lelaki muda berwajah
tampan, berambut agak panjang selewat pundak itu menatap
Kumala lekat-lekat. Kumala memegang pelipisnya sendiri,
langsung menyerap apa saja yang ada dalam otak lelaki itu.
Seluruh pengetahuan dan ilmu yang dimiliki lelaki berkulit
kuning langsat itu terserap ke dalam otak Kumala.
"Jangan menyalin ilmu pengetahuanku, Nona!" ucapnya
dengan suara bergetar. Kumala agak terkejut. karena tak
menduga lelaki itu mengetahui apa yang sedang dilakukannya.
la berusaha untuk mengambil energi pengetahuan dari
otaknya yang telah diserap Kumala. la memegang kedua
pelipisnya dengan kedua tangan dan memejamkan mata.
Tetapi tiba-tiba ia bergetar dan terpuruk, lalu jatuh berlutul di
depan Kumala dengan napas terengah- engah.
"Maaf, kau telah memasuki batas wilayahku. Bung Maka,
aku wajib mengetahui apa misimu datang kemari, dan
seberapa cukup perbekalanmu untuk hidup di bumi ini, Bung!"
tegas Kumala dengan nada ramah, namun cukup berwibawa.
Membuat siapa pun yang mendengarnya merasa segan
membantah kata-kata itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku terdampar... awak kapalku tidak ada yang tersisa...
semua terlempar saat kami memasuki badai cahaya.... Hanya
aku yang masih bisa bertahan di... di haluan,.. Ooh, tolonglah
aku...! Tolong, bantu aku kembali ke tempatku...!"
Tangga cahaya yang tadi sudah padam. Buron dan Kumala
memeriksa keadaan di atas kapal itu dengan kekuatan
batinnya. Pemeriksaan ilu adalah yang ketiga kalinya, untuk
lebih meyakinkan lagi bahwa kapal itu memang benar-benar
kosong. Tanpa awak satu pun kecuali pemuda tampan yang
tingginya mencapai dua meter kurang sedikit itu. Pada saat
yang sama, pandangan mata Pak Jono juga mulai bisa
membaca tulisan di buritan kapal yang terbuat dari huruf
timbul: HELIGOLAND di sebelahnya ada huruf: V yang
berkedip kedip menyala warna merah terang. Huruf V tadi
tidak terlihat dan baru sekarang, ketika pemuda itu makin
lemah fisiknya, tampak menyala berkedip-kedip.
"Apa maksud lampu merah kedip-kedip itu, Kumala?" bisik
Buron. Pak Jono mendengar dan segera menyahut dalam bisikan,
"Menurut bahasa sandi internasional, huruf V merupakan
pertanda minta pertolongari. Biasanya dilakukan oleh kapal
yang dalam keadaan kritis, lalu menaikkan bendera merah
bergaris-garis kuning. Artinya sama saja dengan huruf V "
Kumala Dewi langsung bicara pada pemuda di depannya
yang semakin terbungkuk terengah- engah.
"Apa yang bisa kubantu untukmu?"
"Ban... bantu aku kembali ke... ke Heligoland, ja.. jaga
jangan sampai Heligoland pergi tanpa.. tanpa diriku, Nona.
Ooh.. tolong, aku.. sudah kehabisan energi terlalu banyak,
aku:..." Zaaaaakk..! Terdengar suara mengejutkan, membuat
keempat orang di darat menatap ke arah kapal Pemuda itu
mengeluarkan suara mengeluh panjang, semakin lemas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
fisiknya, seakan ia sangat kecewa dengan keadaan yang
mencengangkan Pak Jono, Buron dan Kumala Dewi Sendiri.
Sebab, pada saat itu haluan kapal bisa bergerak merapat
dengan ruang kemudi kapten kapal Heligoland, sedangkan
bagian buritan kapal itu juga bergerak mengecil, merapat
dengan ruang kapten. Dalam sekejap saja kapal itu sudah
berubah bentuk seperti roket, Dan sebelum Kumala sadar dari
keterpakuannya, kapal tersebut meluncur ke atas dalam
kecepatan tinggi, meninggalkan suara desing cukup kuat.
Wuiiiiizzzng...!!
Air danau tersibak, menerjang keempat orang yang ada di
daratan. Semua pepohonan terhempas, ada yang rubuh
seketika itu juga: Bahkan tiang lampu taman ada yang
tumbang dengan kabelnya memercikkan bunga api ke manamana. Keempat orang itu terdampar di tepian jalan beraspal.
Mereka hanya bisa memandangi keadaan kapal Heligoland
yang berubah bentuk menjadi seperti roket dan meluncur
lurus ke langit, meninggalkan alam yang menjadi gelap
kembali. Pemuda itu jatuh pingsan setelah berteriak dengan suara
berat, tangannya terangkat ke atas, seakan ingin menahan
kapalnya agar jangan pergi lebih dulu. Tapi ternyata pemuda
itu ditinggalkan dan rasa kecewanya semakin mengurangi
kekuatan fisik, sehingga ia terkulai tak sadarkan diri.
Seluruh penghuni sekitar danau itu merasa aneh dan
terganggu oleh suara desingan yang amat mengejutkan tadi.
Mereka berhamburan keluar, mencari tahu tentang suara
tersebut Tapi mereka tak menemukan apa-apa, karena pada
saat itu kapal Heligoland sudah mengecil, seperti bintang di
kejauhan sana,di ketinggian langit yang gelap gulita.
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
2 SEDIH hati Dewi Ular, karena gagal menolong pemuda
yang muncul dari permukaan kapal Heligoland itu. Bahkan
timbul rasa menyesali diri sendiri, merasa lambat bergerak
memberi bantuan yang diperlukan, sehingga pemuda itu
tertinggal oleh kapalnya yang berteknologi tinggi dan sangat
canggih itu. Namun, hati kecil Dewi Ular akhirnya menyadari,
bahwa sebagai bidadari penghuni keturunan Kahyangan yang
menjelma menjadi gadis bumi, sangatlah wajar jika ia
terkesima dan sempat terkejut melihat perubahan sistem
teknologi secanggih itu, sehingga ia telat bertindak.
Sebagai langkah penebusan atas keterlambatan bertindaknya itu, Kumala Dewi menyelamatkan pemuda
tersebut dari ancaman kehebohan massal yang dapat
menimbulkan salah paham, sehingga pemuda itu bisa-bisa
dimusuhi massa, dianggap mahluk asing yang membahayakan. Setidaknya dengan membawa pergi satusatunya awak kapal Heligoland yang tersisa itu dengan
menggunakan jalur gaibnya, Kumala telah menghilangkan
bukti-bukti misterius yang dapat memancing keresahan
penduduk setempat tentang danau buatan itu. Besar
kemungkinan danau itu akan dianggap angker atau keramat
jika soscjk pemuda aneh itu ditemukan di tempat tersebut.
Pemuda yang ternyata bernama Devo itu memang memiliki
beberapa keganjilan. Fisiknya dapat menyusut menyesuaikan
alam dan peradaban setempat, sehingga tinggi tubuhnya kini
hanya sekitar 173 cm. Energi gaib yang dimilikinya juga
berkurang, sehingga ia tak dapat mengeluarkan cahaya dari
kakinya, seperti saat ingin membentuk tangga cahaya dari
atas kapalnya itu. Bahkan Kumala Dewi sudah berhasil
mengurangi gelombang radio aktif yang terkandung dalam
tubuh Devo. Sebelumnya tubuh itu mengandung radio aktif
cukup tinggi dan membahayakan bagi organisme yang terkena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pancaran sinar dari matanya. Untung saja radio aktif itu tidak
digunakan Devo pada waktu menemui Kumala dan Buron
pertama kalinya.
"Energi pada gelombang Theta-nya mampu menyesuaikan
peradaban dan zaman yang berlaku, dan itulah kehebatannya," kata Kumala kepada Buron, Sandhi, bahkan
Rayo Pasca yang sengaja diundang agar datang ke rumahnya
di pagi itu. "Gelombang energi Theta itu yang bagaimana sih?" tanya
Sandhi. "Dalam otak manusia mempunyai empat energi otak yang
bekerja secara bergantian; energi Bheta, Theta, Sigma dan
Alfa. Energi Bheta adalah energi saat kita sadar, Theta saat
kita berpikir secara kritis dan kreatif, Sigma adalah energi
yang menimbulkan frekuensi otak kita saat kita sedang tidur,
dan Alfa adalah energi otak pada saat kita sedang memasuki
hypnogogic, alias alam hipnotis."
Rayo dan Sandhi manggut-manggut, sementara Buron
sibuk merapikan kuku jari tangannya, namun telinganya
menyimak kata-kata Kumala. Pemuda yang bernama Devo itu
masih tidur di kamar tidur tamu, sehingga tidak ikut hadir
dalam acara makan pagi yang sudah hampir rampung itu.
"Gelombang energi Theta itulah yang mampu menyadap
dan menyesuaikan peradaban di sekitarnya, termasuk
kemampuan berbahasa secara otomatis di mana ia berada.
Bahkan ia juga pasti bisa memahami bahasa binatang."
"Wah, hebat juga dong?" sanjung Sandhi. "Menurutmu,
dari mana sebenarnya pemuda itu" Mengapa; sampai bisa
terdampar di danau depan kantor Pemda itu?"
"Kalau melihat kecanggihan kapalnya, sepertinya dia dari
masa depan. Tapi entahlah.. mana yang benar. Yang jelas dia
memiliki kemampuan otak sangat tinggi. Aku telah
mendapatkan salinan dari seluruh kemampuan dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengetahuan dalam otaknya, sehingga sekarang pun kalau
ada yang menyuruhku membuat pesawat terbang anti grafitasi
bumi, aku sanggup membuatnya. Mengerti betul metodemetode yang digunakan untuk membuat pesawat terbang anti
grafitasi bumi."
"Luar biasa kau jadinya"!" sanjung Rayo sambil tersenyum
bangga mendengar kemampuan kekasihnya. Sayang sekali
sebelum Rayo mengajukan pertanyaan untuk mengetahui
rahasia teknologi tingkat tinggi itu, tahu tahu Kumala harus
menerima telepon dari seorang kenalannya yang dinas di
kepolisian, yaitu Sersan Burhan. Kepergian gadis cantik jelita
berlesung pipit indah yang menuju ke ruang tengah itu
membuat Rayo, Sandhi dan Buron saling bicara sendiri.
Mereka membahas berbagai hal tentang kapal misterius itu.
"Kalau benar pemuda itu bisa mengirimkan suara melalui
gelombang supranatural," kata Sandhi kepada Buron. "Berarti
dia juga memiliki saluran gaib yang frekuensinya cukup tinggi
juga, ya Ron?" .
"Katanya sih begitu." jawab Buron santai sekali. "Tapi
sewaktu ia berhadapan dengan Kumala, getaran gelombang
gaibnya kurasakan sangat lemah tuh. Seperti kalian berdua
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sajalah. Ada gelombang gaibnya, tapi nggak begitu kuat "
"Mungkinkah
energi gaibnya terserap habis saat pemunculannya di atas kapal itu?" tanya Rayo dengan serius.
"Mungkin saja," jawab Buron tak meyakinkan. Selesa i
bicara dengan Sersan Burhan, Kumala Dewi kembali
bergabung di ruang makan. Semua mata menatapnya,
menunggu informasi yang akan disampaikan kepada mereka
tentang pembicaraan Sersan Burhan itu. Kumala bersikap
tenang ketika duduk bersebelahan dengan Rayo Pasca.
Pemuda tampan yang gagah dan selalu tampil sebagai figur
proporsional, saat ini sedang menjabat sebagai kekasih Dewi
Ular. Maka, tak heran jika belakangan ini ia tampak lebih
sering berduaan dengan Kumala. Bahkan gadis itu sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sering dibawa ke kantornya. di mana Rayo sebagai staf ahli
bidang riset di Lembaga Pusat Ilmu Pengetahuan dan
Pengembangan Teknologi.
"Kemunculan kapal itu menggemparkan masyarakat
setempat. Banyak wartawan yang meliput di sekitar danau
buatan itu. Kini, mereka sedang mencari Devo. Baik untuk
diliput maupun. untuk penyelidikan atau untuk maksud
maksud tertentu "
"Padahal kita kan iudah buru-buru pergi menyelamatkan
Devo, ya?" ujar Buron.
"Ya, tapi kita lupa... ada Pak Tua yang memancing di situ
dan mengaku sebagai pensiunan awak kapal, alias mantan
pelaut." "O iya...!" Buron manggut-manggut.
"Pak Tua itulah yang mengumbar berita ke mana mana
dengan keterangan yang mungkin saja dilebih-lebihkan,
sehingga banyak orang berminat untuk mencari Devo.
Repotnya lagi, Pak Tua itu memberikan ciri-ciri kita, sehingga
beberapa wartawan ada yang langsung memprediksi bahwa
kedua orang yang membawa pergi Devo itu pasti Kumala Dewi
dan asistennya. Rambut kucaimu itu yang jadi ciri khas
mereka." "Sialan!" geram Buron. "Apa perlu aku potong gundul
saja?" Dering telepon kembali terdengar. Sandhi yang mengangkat telepon tersebut, kemudian memindahkan ke
telepon paralel yang langsung bisa diangkat oleh Kumala dari
meja makan. Telepon itu ternyata berasal dari Niko Madawi, pemburu
misteri yang sukses dalam karirnya sebagai pemandu acara di
teve 'Lorong Gaib'. Semua yang ada di ruang makan sudah
dapat menebak apa yang diinginkan Niko, tak lain pasti ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melakukan peliputan dan rekaman gambar tentang manusia
yang muncul bersama Kapal Heligoland itu. Misteri
kemunculan kapal modern serba metal itu pasti akan menjadi
misteri tayangan 'Lorong Gaib' yang sangat berarti bagi
reputasinya. "Jangan terpengaruh issu masyarakat Nik Aku nggak berani
menyimpan cowok seganteng itu. Di sini ada Rayo, mana
mungkin Rayo izinkan aku menyimpan pemuda tampan dari
kapal tersebut?"
"Dewi, kamu ingat Pak Jono, si pemancing itu kan" Dialah
yang memberi kesaksian tentang hal ini, dan dia dengar
namamu disebut Buron ketika kapal itu belum meluncur ke
langit Jangan kelabuhi aku, Dewi: Iz inkan aku menemui
pemuda itu."
"Nanti kutelepon kamu kembali, Nik. Jangan desak aku
untuk memberi keputusah saat ini. Tolong deh, Nik."
"Okey, okey.. aku paham. Tapi perlu ku informasikan
padamu, Dewi: sebagian orang sudah mulai termakan issu
provokator yang beranggapan bahwa pemuda itu adalah
mahluk luar angkasa yang ingin menguasai bumi. Mereka
sebagian berusaha untuk mendapatkan pemuda itu dan ingin
membunuhnya. Tolong jaga dia seketat mungkin deh."
"Thank's atas informasimu, Nik."
Selesa i bicara dengan Niko melalui teleponnya, Kumala
Dewi kembali ditunggu komentarnya oleh tiga pemuda yang
sudah sangat dekat dengan pribadinya itu. Kumala
menyampaikan apa yang dikatakan Niko kepada Rayo Pasca,
kemudian pemuda tampan itu tersenyum tipis di awal katakatanya. "Zamari sekarang emosi masyarakat memang mudah
disulut dengan issu-issu negatif. Y ang beruntung adalah pihak
provokator dengan kepentingan golongannya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumala tertegun beberapa saat, seperti tidak menghiraukan
kata-kata Rayo Namun, setelah terjadi kebisuan satu helaan
napas lamanya, tiba-tiba gadis cantik jelita berhidung
mancung indah itu mengangkat wajahnya, menatap Buron
dengan pandangan aneh. Sandhi dan Buron merasa heran
melihat tatapan mata Kumala seperti itu.
"Ada apa?" tanya Sandhi lirih.
"Perasaanku tak enak," jawabnya pelan juga. "Buron,
tolong periksa ke kamar tidur, apakah Devo sudah bangun
atau belum."
Buron bergegas pergi tanpa banyak tanya ini-itu lagi Dewi
Ular segera meraih telepon dan menghubungi kakak
angkatnya; Pramuda, yang juga sebagai boss dalam
perusahaan besar yang mereka kelola itu. Nada suara gadis
itu menjadi ramah kembali, tidak sedatar tadi saat
memerintahkan Buron untuk menengok keadaan Devo.
"Hallo, Emma...?" sapanya kepada istri Pramuda. "Pram
sudah bangun, Em?"
"Sudah kok: Mau bicara dengannya?"
"lya deh. Tapi kalau sedang sibuk. nanggung, ya udah nanti
aja." "Kebetulan dia tadi suruh aku telepon kamu, tapi kayaknya
baru saja teleponmu lagi dipakai, ya"
"O, iya. Itu si Niko yang menghubungiku. "
"Pasti bicara tentang danau buatan itu, ya kan?"
"Hei, kau sudah dengar tentang misteri di danau buatan
itu?" "Santos baru saja tiba setengah jam yang lalu, dan dia
ceritakan tentang kabar yang diperolehnya dari nara sumber
tentang kapal misterius yang muncul di danau buatan depan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemda itu. Sekarang malah dia sedang berceloteh penuh
semangat di depan Pram tuh...!"
"Gawat! Cepat sekali sih menyebarnya?" gumam Kumala.
Tapi ia tak terlalu heran karena Santos, sepupunya Pramuda
itu, adalah seorang wartawan juga. Wajar jika ia cepat
mendapat berita yang bersifat sensasional seperti itu. Santos
sendiri dulu pernah mengalam i peristiwa yang cukup sensasional, yaitu ketika ia disandera oleh roh gadis yang mati
bunuh diri, di Magelang. Dan, kala itu Kumala belum lama tiba
di bumi menjadi gadis biasa dengan kemampuan kedewaan
yang masih gres, seperti baru keluar dari showroom (Baca
serial Dewi U lar dalam episode: "TUMBAL GAIRAH")
"Pram, aku berangkat ke kantor agak siang. Mungkin malah
'after lunch' baru sampai kantor," kata Kumala kepada
Pramuda setelah suara pria yang pertama kali menolongnya
saat tiba di bumi itu terdengar menyapa dari seberang sana.
"Pukul dua siang nanti aku jadi berangkat ke Hongkong,
Iho!" "lya, ntar kusiapin berkas yang perlu kau bawa buat
panduan di Sana. Pokoknya, sebelum kamu ke bandara aku
sudah siapkan!"
"Okey. O, ya... Santos bawa kabar yang sangat gila gilaan
tuh. Apa benar kabar itu, Mai?"
"Hmmm, yaa... ada benarnya ada tidaknya justru masalah
itulah yang harus kutangani pagi ini. Makanya aku sampai
kantor siang hari."
"Santos mau bicara denganmu-nih."
"Mana dia?"
Hening sejurus, kemudian terdengar suara si wartawan
yang sudah agak lama tidak berkomunikasi dengan Kumala
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hallo, Nona cantik. Apa kabar?"
"Baik, San. Tolong bantu aku untuk meredam berita yang
kau dengar pagi ini, San. Jangan sampai timbul salah persepsi
di antara mereka yang belum mendapat data secara konkrit
itu." "Tapi masalahnya si pensiunan pelaut tua itu menyebarkan
kabar itu tiada hentinya, Non."
"Pak Jono, maksudmu?"
"Ya. Dan... menurut sebagian orang, Pak Jono mengalami
gangguan jiwa. Kurasa dia memang sudah gila, berteriakteriak dan berceloteh terus tentang kapal misterius itu, baik
kepada orang yang dikenalnya maupun yang tidak dikenalnya.
Bahkan, terakhir kali kulihat dia ngoceh sendiri tanpa ada yang
diajak bicara."
"Nanti akan segera kuatasi."
"Tapi aku butuh pernyataanmu, Non cantik Benar atau
tidak apa yang dicelotehkan Pak Jono itu "
"Nanti siang baru aku bisa memberi pemyataan padamu
Simpan dulu beritamu itu, jangan menyebar di masyarakat.
Okey"!" tegas Kumala yang seolah-olah membuat mulut
Santos terbungkam, tak bisa membantah atau pun ngotot
sedikit saja. Bukan salah Pak Jono kalau sampai mulut lelaki tua itu tak
bisa terjaga, karena kondisi ke- jiwaannya pada saat itu
memang memungkinkan sekali untuk mengalami shock berat
yang mengguncangkan ketenangan jiwanya. Kumala dan
Buron pada waktu itu tidak memperhitungkan kelemahan jiwa
Pak Jono. Diakui oleh Kumala sendiri bahwa saat itu ia justru
mengabaikan keadaan Pak Jono yang mestinya diberi
ketenangan magis atas peristiwa misterius yang mereka
saksikan bertiga itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kasihan, Pak T ua itu," gumam Kumala setelah me letakkan
gagang telepon. la baru ingin menyampaikan alasannya
mengapa harus merasa prihatin terhadap nasib Pak Jono,
namun Buron sudah lebih dulu muncul di antara mereka
dengan wajah tegangny.a.
"Dia tidak ada!"
"Maksudmu"!" Sandhi yang menyahut dengan dahi
berkerut. "Devo...! Pemuda itu nggak ada di kamar."
"Lho..."!" Rayo ikut berkerut dahi, seakan tak percayci
dengan laporan Buron itu. "Tadi waktu kutengok bersama
kalian, dia masih tidur dengan nyenyak kan?"
"lya, tapi sekarang sudah nggak ada! Cuma pakaiannya
yang tertinggal di ranjang."
"Pakaiannya sendiri, maksudmu?"
"Bukan Pakaian. pakaian oh, iya. pakaiannya sendiri!"
Buron gugup karena merasa sangat bertanggung jawab atas
hilangnya pemuda itu. Kumala Dewi menugaskan dirinya
untuk menjaga seketat mungkin agar Devo nantinya tidak
keluar rumah. Tapi sebelum pemuda itu sadar dari bius
penidur yang dipancarkan Kumala tadi dini hari ternyata justru
sudah lenyap tanpa diketahui ke mana kepergiannya.
Semua bergegas. ke kamar tidur tamu. Apa yang dikatakan
Buron memang benar. Di atas ranjang hanya ada pakaian
warna putih metal yang compang-camping bagaikan habis
diserang binatang buas itu. Sementara sosok raga yang
semula terbungkus pakaian itu sudah tidak ada di tempat.
Dilihat dari posisi pakaiannya,kelihatannya Devo pergi
meninggalkan pakaian tersebut tanpa harus bangkit dan
melepaskannya terlebih dulu. Sepertinya tubuh Devo bisa
mengkerut menjadi sebesar kucing dan lolos keluar dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pakaian tersebut. Terbukti beberapa retsleuting dan kancing
pengait masih tetap terpasang rapi dan rapat.
Kumala Dewi dan yang lainnya memeriksa jendela atau
tempat-tempat lainnya, ternyata dalam keadaan tidak
mencurigakan. Pintu kamar memang tidak terkunci. Tapi mana
mungkin Devo keluar dari pintu kamar, sementara dari tempat
mereka duduk tadi, mereka dapat melihat jelas jika Devo
keluar lewat pintu. Kesimpulan mengatakan, bahwa pemuda
itu me larikan diri bukan dari pintu atau jendela. Lalu dari
mana" Atap..." Tidak mungkin juga! Atap tetap rapi.
"Raib..."!"
gumam Rayo masih bernada tegang. "Mungkinkah dia memiliki ilmu atau kesaktian untuk
melenyapkan diri secara gaib?"
Sandhi yang menimpali, "Jika tidak begitu. lalu dengan cara
apa dia bisa lenyap?"
"Teliko!" sahut Kumala datar, entah ditujukan kepada
siapa, yang jelas semuanya memandangi gadis itu dengan
rasa ingin tahu.
"Apa itu teliko?" tanya Rayo.
"Roh udara!" tegas Kumala lagi sambil memeriksa instalasi
listrik. atau tempat-tempat yang tak memiliki kemungkinan
untuk bersembunyinya seseorang.
"Ada semacam ilmu gaib yang menurut beberapa suku di
sekitar Mexico dinamakan 'teliko', yaitu roh gaib yang dimiliki
seseorang, di mana orang tersebut bisa mengubah raganya
menjadi kecil seperti gumpalan asap, dan lolos dari tempat
mana saja. Bisa masuk dalam pipa peralon atau apa saja yang
tidak mungkin bisa dimasuki manusia biasa Namanya; roh
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
udara." "Maksudmu, melenyapkan raga seperti yang dimiliki Buron
serta ..... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan melenyapkan raga. Raganya masih ada," kata
Kumala memotong komentar Sandhi. "Raga itu berubah
partikelnya menjadi udara T erlihat dari posisi pakaiannya yang
masih seperti saat ia terbaring tidur tadi Jika ia bisa lenyap
dan berubah menjadi cahaya seperti yang dilakukan Buron,
maka pakaiannya pun ikut lenyap. Tapi yang kita hadapi ini
bukan begitu. Pakainnya masih ada, tapi raganya sudah tak
ada. Itulah salah satu ciri-ciri roh udara, atau kekuatan gaib
yang disebut 'teliko' itu."
"Hebat juga dia"!" gumam Rayo sambil ikut-ikutan
memeriksa lorong-lorong kecil, tempat-tempat sempit yang
sebenarnya sangat lucu jika dihubungkan dengan hilangnya
seseorang dari atas ranjang. Seganjil apapun kenyataan itu.
mereka masih mencoba melakukan pencarian di tempat
tersebut, bahkan sampai keluar kamar. Pencarian itu berhenti
setelah Kumala Dewi menggunakan radar gaibnya untuk
mendeteksi sekitar kamar tersebut. Ternyata ia tidak
menemukan tanda-tanda kehidupan seseorang yang sedang
dicarinya, sehingga ia pun menyuruh yang lain menghentikannya.
"Sudah jauh!" hanya itu kata-kata sebagai ganti perintah
menghentikan pencarian mereka.
"Tidak bisakah kau lacak ke mana, perginya, Lala?" tanya
Rayo "Firasatku yang melacaknya Mungkin dia berada di sekitar
danau buatan itu. Ingin mencari kembali kapalnya, atau entah
melakukan apa di sana!"
"Kalau begitu, kita ke sana sekarang juga, ya"!" desak Rayo
yang penasaran sekali dan merasa sayang jika sampai
kehilangan Devo. Karena pemuda asing itu bisa dijadikan
bahan risetnya dan menjadi suatu penemuan ilmiah yang
sangat berharga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buron berangkat lebih dulu tanpa menggunakan mobil.
Jalur gaib ditempuhnya atas perintah Dewi Ular. Tapi gadis
cantik jelita tetap berada dalam mobilnya; BMW kuning
menyala, yang dikemudikan oleh Sandhi, sementara Rayo ikut
juga dalam mobil itu. Mobilnya sendiri ditinggalkan di rumah
Kumala. Sampai di sana mereka tidak menemukan Devo, melainkan
justru berhadapan dengan masalah baru yang mengherankan
sekali bagi orang awam seperti Sandhi. Sesuatu yang
menghebohkan telah terjadi di sekitar danau buatan itu.
Beberapa orang yang terkena air danau, atau bahkan yang
sengaja turun ke danau tersebut untuk menyelam beberapa
saat, mencari sesuatu yang diduga masih menjadi peninggalan
kapal misterius itu, mengalami perubahan pada bagian tubuh
mereka. Kulit tubuh mereka menjadi berbintik-bintik seperti terkena
noda putih susu. Bercak-bercak putih itu makin lama makin
menumbuhkan sesuatu yang diyakini sebagai bulu halus. Bagi
mereka yang sudah telanjur mandi atau menyelam di air
danau tersebut, maka sekujur tubuhnya mengalami bercakbercak putih menyerupai panu, namun berbulu halus. Yang
hanya mencelupkan kakinya di air danau. hanya kakinya saja
yang mengalami kelainan seperti itu. Menurut mereka, bercak
putih itu menimbulkan rasa gatal, seperti ada yang bergerak
gerak di balik kulit tubuh mereka.
"Gawat!" gumam Rayo setelah memperhatikan keadaan
tersebut. "Mereka terkena kutukan," kata Buron yang sudah
bergabung kembali tak jauh dari mobilnya Kumala Dewi.
"Bukan kutukan," jawab Kumala tenang, tapi penuh
keseriusan. Rayo menimpali, "Air danau ini telah tercemar oleh virus
yang timbul akibat radiasi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kapal itu memancarkan radiasi sebelum meninggalkan air
danau ini," sambung Kumala.
"Tingkat radio aktif yang ditinggalkan mulai bereaksi
setelah terkena sinar matahari."
"Selama belum terkena sinar matahari, ia belum bereaksi,
begitu?" "Ya Dan, sepertinya ...." kata-kata Kumala berhenti karena
teriakan seorang penduduk yang sedang dikerumuni orang
banyak itu. "Hahh .."! Kakiku... ya, ampuun...! Kakiku keluar tanaman"!
Ada tanaman keluar dari kulit kakiku, oooh... di tanganku juga
tumbuh rumput, ya T uhan... bagaimana ini"! Tolooong tolong
aku!" teriak orang tersebut. Membuat suasana menjadi
semakin heboh. Semua yang mendengar menjadi tegang.
Semua yang melihat kenyataan itu menjadi merinding bulu
kuduknya. Ada tanaman tumbuh dari dalam kulit tubuh orang
tersebut. Makin lama pertumbuhannya semakin pesat, sehingga tubuh orang itu menjadi banyak ditumbuhi tanaman
sejenis rumput.
(Oo-dwkz-234-oO)
3 PITA kuning mengelilingi areal danau buatan itu Artinya,
tempat tersebut telah ditutup oleh pihak yang berwatib Tidak
seorang pun yang boleh berada di sekitar danau itu selain
petugas Pemukiman penduduk di sekitar danau tersebut juga
mengalami penutupan wilayah. Dikarantina. Penduduknya tak
boleh keluar dari lokasi perkampungan, dan pihak lain pun tak
diizinkan memasuki perkampungan tersebut Hal itu dilakukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena tingkat radiasi yang terdapat di perairan danau makin
lama semakin meningkat, semakin membahayakan jiwa.
Sejumlah aparat keamanan berhasil mengurung wilayah
tersebut. Mereka berjaga-jaga dengan ketat dan penuh
waspada. Penjagaan itu pun atas saran dari konsultan kriminil
pihak kepolisian, yaitu gadis cantik yang bemama Kumala
Dewi. Di samping itu pihak departemen kesehatan dan
instansi- instansi yang terkait juga berpendapat sama,
mengingat sudah tiga orang penduduk pemukiman setempat
yang sekujur tubuhnya ditumbuhi rumput makin lama semakin
merimbun. "Setelah matahari terbenam saya baru bisa melakukan
pengobatan," kata Kumala kepada komandan polisi setempat,
yang bertanggung jawab atas keamanan distriknya. "Sebelum
matahari tengelam, sia-sia saja dilakukan pengobatan dengan
cara apapun, karena tumbuhnya jamur dalam radiasi tersebut
akibat mendapat sinar ultra v iolet dari matahari. Jadi, setelah
alam ini bebas dari sinar matahari, barulah bisa dilakukan
netralisas i udara setempat."
Niko Madawi hadir pula di antara mereka yang berunding.
Niko sempat mengajukan pertanyaan secara formil kepada
Kumala yang tetap didampingi oleh staf ahli bidang riset yang
ganteng itu: Rayo.
"Menurutmu tingkat radiasi ini apakah akan semakin
meningkat pada saat menjelang matahari terbenam nanti"
Mungkinkah dapat menimbulkan korban nyawa secara
massal?" "Mungkin saja. Pencemaran ini sepertinya sengaja
dilakukan dan dirancang khusus oleh para awak kapal metal
itu untuk membunuh pihak lawan secara berlipat ganda,
apabila para awak kapal itu tertangkap atau sengaja dihabisi
oleh pihak musuh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Antisipasi apa yang akan Anda lakukan apabila keadaan
menjadi semakin gawat menjelang matahari terbenam nanti?"
tanya seorang letnan yang sudah lama mendengar nama dan
kehebatan Kumala Dewi, namun baru kali ini bisa bertatap
muka langsung dengan gadis paranormal tersebut.
"Banyak cara yang bisa saya lakukan demi menyelamatkan
manusia tak berdosa ini. Mudah-mudahan cara saya itu nanti
bermanfaat sekali bagi kita semua."
"Boleh tahu salah satunya?"
"Saya akan datangkan mendung tebal supaya menutupi
cahaya matahari senja, atau menurunkan hujan selebat
mungkin untuk menetralisir kondisi darurat ini."
"Mengapa tidak sekarang saja dilakukan hal itu, Dewi?"
tanya Niko. "Matahari masih memancar dengan kuat. Mendung dan
hujan akan mampu ditembus oleh sinarnya. Percuma saja.
Justru akan membuat tanaman yang tumbuh dalam tubuh
ketiga korban itu akan semakin subur dan menyesakkan
pernapasan mereka."
Sebagai anak dewa, Kumala harus bisa mewujudkan antara
ucapan dan kenyataan tidak berbeda sedikit pun. Maka ketika
senja mulai temaram, Kumala Dewi segera melepaskan sinar
hijau dari ujung jari tangannya. Tindakan itu dilakukan secara
diam-diam, hanya Rayo dan Sandhi yang melihatnya. Sinar
hijau itu meluncur deras ke angkasa, lalu di angkasa sinar itu
menyebar berubah wujud menjadi gumpalan kabut seperti
mendung. tapi berwarna hijau. Kilatan cahaya petir
menyambar dari gumpalan-gumpalan tersebut.
Jegaaar...! Maka turunlah hujan dari rintik-rintik menjadi
deras. Makin gelap semakin deras. Dan, orang-orang yang
terkontaminasi radiasi air danau disuruhnya keluar rumah.
Membiarkan dirinya tertimpa air hujan hingga basah kuyup.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Air hujan ini aneh!" teriak salah seorang penduduk.
"lya. Airnya wangi sekali, seperti air bunga, ya !"
Sementara itu permukaan danau buatan mengeluarkan
asap samar-samar. Agaknya radiasi yang masih tersisa dalam
air danau itu mengalami penguapan setelah tertimpa air
hujannya Dewi U lar. Penguapan itu menyebarkan aroma aneh,
seperti rempah-rempah yang harum. Semakin lama semakin
banyak uap yang menyebar dari permukaan danau tersebut.
Sementara itu, orang-orang yang mengalami perubahan pada
kulitnya, yang ditumbuhi rumput aneh itu, mulai berubah.
Rumput maupun jamur yang tumbuh di tubuh mereka
rontok dengan sendirinya tertimpa air hujan wangi itu.
Agaknya, memang begitulah cara Dewi Ular melakukan
pengobatan massal dan mengatasi kondisi darurat dalam
sebuah wilayah yang luasnya sekitar satu kelurahan itu.
Penetralisir udara dan alam sekitarnya dilakukan Kumala
dengan menurunkan hujan aneh tersebut. Ternyata hasilnya
sangat memuaskan.
Kini giliran Pak Jono yang ditangani Kumala Pensiunan
awak kapal yang pernah keliling dunia di usia 35 tahun itu
sempat hilang dari rumahnya. la menyebarkan kabar misteri
itu ke mana-mana. sehingga ucapannya justru membuatnya
dianggap oleh masyarakat sebagai ucapan orang gila.
Sersan Burhan dan anak buahnya mencari pelaut tua itu
guna mencegah terjadinya keresahan masyarakat di wilayah
lain. Pencarian itu berhasil sete lah pukul delapan malam
Sersan Burhan sendiri yang membawa Pak Jono menemui
Kumala Dewi di rumah gadis itu, dengan didampingi seorang
anak buahnya yang berpangkat kopral dan masih muda
Berpenampilan rapi, penuh simpati. Kopral Yossa Marna.
namanya. Sewaktu Pak Jono dibawa ke rumah Kumala, ia masih
berceloteh tentang kedahsyatan dan kemisterian kapal metal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan pemuda bernama Devo itu. Sersan Burhan dan Kopral
Yossa menanggapinya seakan-akan dengan serius sekali,
sehingga Pak Jono tidak punya keinginan untuk pergi dari
mereka berdua. Sepanjang perjalanan ke rumah Kumala itulah
Pak Jono sempat mengungkapkan pendapatnya sebagai
seorang pelaut tua tentang kapal tersebut.
"Kapal sekarang tidak ada yang secanggih itu. Sistem
instalasinya bukan lagi menggunakan arus listrik. Pasti
menggunakan tenaga surya. Terbukti dari penampang
radarnya, saya tahu persis... menggunakan logam khusus
untuk menampung tenaga surya. Dan, kalian tahu... kapal itu
memiliki daya elastis tinggi. Dirancang oleh tenaga ahli yang
berotak brilian la dapat mengkerut dan tinggal berbentuk
seperti roket kecil. Dari mana sistem kerja itu bisa mereka
dapatkan kalau bukan menggunakan partikel surya. Partikel
itu dapat berubah menjadi benda padat yang bersifat baja
ketika berkembang dan membentuk haluan serta buritan
kapal. Waah, pokoknya kalian kalau melihat kapal seperti itu
tidak ingin pulang ke rumah deh. Hebat sekali! Bukti adanya
peradaban yang sudah maju dan lebih maju dari peradaban
serta teknologi zaman sekarang... "
Sesekali Sersan Burhan sengaja menanggapi untuk
menghibur hati Pak Jono yang mengalami guncangan jiwa
cukup hebat itu.
"Bapak mau menjadi awak kapal seperti itu, Pak " "
"O. iya! Mau sekali. Saya mau sekali menjadi wak kapal
secanggih itu!" jawabnya penuh semangat "Biar saya sudah
menarik diri dari pelayaran. biar sudah setua ini, tapi kalau
saya berada di kapal masa lalu itu, saya merasa seperti muda
kembali Dik!"
Kopral Yossa menyahut, "Bukankah itu kapal masa depan,
Pak?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O, bukan!" jawabnya tegas dalam sanggahannya yang
seolah-olah sangat meyakinkan. "Itu kapal masa lalu; Dik!
Kalian atau kita-kita ini belum ada, kapal itu sudah ada!"
Sersan Burhan yang duduk di paling pinggir kiri dalam
mobil Kijang tersebut sempat beradu pandang dengan lirikan
mata Kopral Yossa yang mengemudikan mobil itu dengan
tenang. Semen tara Pak Jono yang duduk di antara mereka
berdua bersungut-sungut meyakinkan bahwa anggapannya
sangat benar; kapal itu bukan kapal dari masa depan,
melainkan dari masa lalu.
Mereka berdua agak terpengaruh oleh celoteh orang stress
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu. Namun buru-buru menyadari bahwa apa saja yang
dikatakan orang stress seperti Pak Jono adalah sah-sah saja,
dan harus dianggap benar dari pada ditentang, bisa
membuatnya sewot, lalu ngotot ingin turun dari mobil
tersebut. "Jadi, bukan berasal dari masa depan, melainkan dari masa
lalu?" tanggap Sersan Burhan setelah tertawa kecil dan
pendek. "lya. Sebab, Bapak melihat sendiri tandanya, Nak."
"Tanda apa maksudnya, Pak?" tanggap Kopral Yossa
gantian. "Nama kapal itu: Heligoland."
"Mungkin nama dari negeri Belanda, begitu ya Pak"."
"O, bukan Kapal itu ada pada masa negeri Belanda belum
ada." "Lho, kok bisa" " Sersan Burhan menanggapi lagi secara
sambil lalu. "Kalian tahu... Heligoland itu nama apa?" la menengok
kepada kedua anggota polisi berpakaian preman yang belum
diketahui siapa sebenarnya mereka berdua itu. Kepalanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpaling ke kanan- kiri beberapa saat dan setelah tak ada
yang menjawab, ia pun melanjutkan kata katanya
"Heligoland itu nama kuno. Sangat kuno. Sebelum sejarah
peradaban kita ada, Heligoland sudah ada. Kemudian nama itu
berubah menjadi negeri Atlanfik. Benua...! Benua Atlantik. Y a,
benua Atlantik...!"
Sebutnya berulang-ulang seperti orang menerawang
hampa. Sersan Burhan dan Kopral Yossa lianya diam saja.
Melirik sesekali, merasa heran dan in nganggap aneh terhadap
sikap Pak Jono yang udah tidak berapi-api lagi itu. Pak Jono
kini diam melamun, matanya menatap hambar tanpa
berkedip. Mulutnya berbibir manyun sampai beberapa helaan
napas lamanya. Sersan Burhan dan Kopral Yossa sama-sama
membiarkannya. Mungkin juga mereka bosan mendengar
celoteh yang tiada berujung pangkal itu atau sengaja memberi
terapi ketenangan untuk jiwa yang mengalami goncangan
sensasional itu.
"Hallo Kumala...?" sapa Sersan Burhan menghubungi Dewi
Ular me lalui HP-nya. "Kami sedang dalam perjalanan ke
rumahmu membawa Pak Jono jangan ke mana-mana, ya?"
"Okey, Bang Sersan," jawab Kumala secara kekeluargaan
"Kami tunggu di sini. Kebetulan Niko masih ada di sini juga
bersama Rayo dan Weldy, pimpronya acara'Lorong Gaib' itu
Masih ingat kan?"
"Ya, ya... aku masih ingat Weldy yang sekarang sudah
menjadi suaminya si wanita penjinak hantu itu, kan?"
Sambil benak Sersan Burhan mengenang sosok pria
tampan berkumis tipis yang pernah terlibat dua peristiwa gaib
cukup menghebohkan itu, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode: "PEMBURU TUMBAL ASMARA"). Bayangan wajah
Weldy itu buyar setelah terdengar lagi suara Kumala bicara
pada sersan muda yang juga berwajah ganteng itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bang Sersan, tolong kendalikan terus emosi Pak Jono
supaya dia tidak curiga kalau akan dibawa kemaru. Ajak dia
bicara, jangan sampai bengong terlalu lama. Sebab, kalau dia
sempat bengong terlalu lama, aku khawatir emosi bawah
sadarnya meletup dan akhirnya memberontak tak mau tunduk
pada perintah dan saran Bang Sersan."
Peristiwa Merah Salju 1 Mayat Kesurupan Roh Karya Khu Lung Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun 17
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama