Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta Bagian 2
"Okey, okey. . aku paham maksudmu!" Sersan Burhan
segera menutup pembicaraan lewat HP itu, kemudian dengan
menggunakan bahasa kode dengan Kopral Yossa tentang
saran Kumala itu, mereka mulai mengajak bicara lagi Pak Jono
yang waktu itu justru kelihatan sangat tenang.
Duduknya pun sudah bersandar seperti taripa ada beban ke
tegangan sedikit pun. la tampak berwibawa dari pada saat
ditemukarinya tadi.
"Pak, tadi Pak Jono bilang Heligoland itu nama kuno dari
benua Atlantik, bukan" Padahal benua Atlantik itu kan sudah
tenggelam ke dasar lautan, Pak?"
"Siapa bilang"!" sahut Pak Jono, tapi kali ini dengan nada
tegas, berwibawa dan sangat refleks reaksinya. Matanya
menatap Sersan Burhan sangat tajam. Yang ditatap jadi salah
tingkah. Merasa betul ada keanehan dalam diri Pak Jono yang
jauh berbeda sikapnya dengan tadi.
"Siapa bilang Atlantik tenggelam ke dasar lautan"!" ulang
Pak Jono seakan memprotes keras kata-kata tersebut.
"Kalau begitu saya salah dengar, Pak," ujar Sersan Burhan
sambil tersenyum menahan rasa geli akibat dipersalahkan oleh
'orang gila'. Kopral Yossa juga tersenyum-senyum menahan
geli sendiri. "Atlantis masih kokoh!" geram Pak Jono. Semakin lain nada
suaranya. "Meskipun mereka berusaha menghancurkan
dengan kekuatan skuadron halilintar, tapi kami masih kokoh!
Sepuluh kerajaan di Atlantik masih bersatu melawan mereka
yang ingin menenggelamkan bumi ke samudera debu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
angkasa! Kami tak pernah mundur dan merasa mampu
mengalahkan mereka!"
"Kami itu siapa, Pak?" tanya Kopral Y ossa.
Pak Jono hanya menatap cepat, tajam dan mengandung
getaran aneh dalam hati Kopral Y ossa Sersan Burhan memberi
isyarat agar Kopral Yossa diam, walaupun merasakan
keganjilan dalam diri Pak Jono semakin nyata, Jelas sekali.
Sersan Burhan mencoba menarik perhatian Pak Jono agar
kembali bicara padanya, bukan memprotes sikap orang
kepercayaannya itu.
"Berapa skuadron halilintar yang Pak Jono hadapi saat ini?"
"Mestinya kalian yang tahu Bukankah kalian dari seberang
galaxy kami?"
Makin bingung dan sulit dipahami kata-kata Pak Jono. Tapi
begitu Sersan Burhan menyadari nada suara Pak Jono berubah
lebih tegas dan lebih jernih dari pada suara tuanya tadi,
sersan muda itu pun segera tanggap dengan keanehan pada
saat itu Pak Jono sudah bukan lagi Pak Jono yang tadi Ka li ini
yang bicara pasti bukan pribadi Pak Jono yang sebenamya.
Merinding juga bulu kuduk Sersan Burhan walaupun itu tetap
bersikap tenang dan menampakkan keramahannya yang
bersahabat. "Kami bukan musuh Anda. Kami adalah penghuni bumi.
sama dengan Anda. Tapi kami belum tahu dan masih bingung
menterjemahkan jati diri Anda sebenamya "
Pak Jono berkata dengan tegas sekali, "Admiral Devo
Cardeas, Panglima Destroyer 223ZG Armada Heligoland
Pompeii. Death Mission, 13 person lacak skuadron Blackskys!"
Berdebar-debar jantung Sersan Burhan saat itu. Pak Jono
seperti memperkenalkan dirinya sebagai Admiral Devo Cardeas
dengan jabatan panglima kapal pemusnah yang berjenis
destroyer 223ZG Heligoland Pompeii. Suara yang keluar dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mulut Pak Jono jelas suara asing, yang memberi laporan rinci
tentang 13 awak kapalnya dengan miss i memburu skuadron
Blackskys sampai mati. Naluri kopral muda itu pun memiliki
kesimpulan yang sama, bahwa saat itu raga Pak Jono
digunakan oleh roh Admiral Devo Cardeas unluk berbicara
kepada mereka. Tak heran jika Kopral Yossa pun ikut
merinding bulu kuduknya walaupun masih kelihatan tenang
dan membisu. "Bukankah Pompeii adalah nama kota di benua Atlantik
yang sudah hancur dan tenggelam ke dasar lautan Atlantika
beberapa ratus tahun atau bahkan beberapa ribu tahun yang
lalu?" pikir Sersan Burhan saat itu. "Kalau begitu... pria yang
bernama Devo ini berasal dari kota yang telah hancur ribuan
tahun yang lalu itu"!"
Napas ditarik dalam-dalam. Serean Burhan menenangkan
diri sesaat, setelah itu tetap menampakkan senyum
keramahan dan persahabatannya.
"Seperlinya ada sedikit kesalahpahaman di antara kita,
Admiral Devo Kapal Anda memasuki wilayah kekuasaan kami.
Anda berada di zaman kami, Admiral. Indonesia 2000 Masehi."
"Apa itu Masehi?"
"Tahun Masehi, tahun di mana memiliki perbedaan masa
yang sangat jauh dari masa di mana Anda berjaya dengan
Destroyer 233 ZG Heligoland Pompeii, yang bagi kami sangat
menakjubkan. Luar biasa!"
Ketegasan Pak Jono tampak sedikit mengendur dan
kepalanya manggut-manggut, menandakan bahwa apa yang
dikatakan Sersan Burhan itu sangat dipaham i olehnya.
Mulailah ekspresi persahabatan muncul perlahan-lahan di
wajah tua Pak Jono yang sering terkena sinar lampu dari mobil
yang berpapasan.
Tiba-tiba jari tangan Pak Jono menuding ke depan. Ada
sinar biru semacam laser yang keluar dari jari tangan itu. Sinar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut menempel di kaca mobil. Hanya satu titik, kemudian
menyebar hampir memenuhi seluruh permukaan kaca. Hanya
kaca yang ada di depan Kopral Yossa yang tidak terjamah
sinar biru, sehingga pandangan matanya tidak terganggu.
Kopral muda itu tetap mengemudikan mobil Kijang tersebut
dengan sesekali menghindari kemacetan jalan raya.
Temyata sinar biru yang aneh itu membentuk garis-garis
peta dengan kotak-kotak garis lintang dan garis bujurnya.
Sersan Burhan memperhatikan peta tersebut dengan menerka
nerka posisi yang dimaksud Pak Jono. Tapi terkaannya
ternyata salah setelah Pak Jono yang digunakan oleh suara
Devo itu menjelaskan maksudnya.
"Lautan Atlantik. ini benua Antartika, ini pantai Gueen
Maund dan ini pulau Boavista."
"Hmmm, ya, ya, ya...," Sersan Burhan manggut-manggut,
padahal dalam hatinya menyimpan segudang keheranan.
Menurut wawasan yang di milikinya, benua Antartika baru
dipetakan abad 19. sedangkan Antartika sendiri sekarang ini
sudah ditutupi salju tebal. Tapi dalam peta itu tampak titik titik
tertentu sebagai kota kota yang ada di Antartika. Apakah
mungkin hal itu dialami Devo" pikirnya. Sebab dalam peta ini
pantai Gueen Maund Land tampak jelas ada, dan ternyata
sudah dipetakan dengan cara aneh tersebut Mungkinkah Devo
hidup di masa sebelum terjadinya zaman es" Sedangkan.
zaman es terakhir sekitar 10 ribu tahun yang lalu.
"lni Laut Utara, dan ini Pulau Heligoland," lanjut mulut Pak
jono. Sementara hati kecil Kopral Yossa dan Sersan Burhan
sependapat bahwa yang ditunjukkan Pak Jono itu wilayah
sekitar Eropa Utara.
"Kami ada di perairan ini beberapa saat yang lalu, sebelum
mengalami badai cahaya," kata Pak Jono.
"Di mana letak Kutub Utara?" sela Sersan Burhan
memberanikan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kutub Utara..."! Hmmm, itu tidak ada!" tegas suara Devo.
"Yang ada adalah lubang besar yang membuat air laut
bersuhu panas terserap masuk ke lubang itu. Lubang besar
tersebut adalah lorong rahasia, jalan masuk ke perut bumi.
Kami sedang merencanakan suatu exodus besar-besaran
untuk masuk ke sana, jika kekuatan kami lemah."
Sekalipun masih tak jelas karena dihinggapi rasa heran,
Sersan Burhan tetap manggut-manggut
seolah-olah memahami maksud Devo.
"Lalu, tentang badai cahaya tadi?" Sersan Burhan
mengembalikan kata-kata Devo yang terpotong oleh
pertanyaannya tadi. Pak Jono menggerakkan langannya
seperti menangkap nyamuk di depan kaca Wuuut...! Sinar biru
membentuk garis peta itu lenyap seketika. Tubuh tua Pak
Jono duduk bersandar, mengendurkan keseriusannya.
"Kalian bisa tolong kami?"
"Apa yang harus kami lakukan, Admiral Devo "
"Mengembalikan saya ke tempat asal."
Ketiganya sama-sama diam: Masing-masing mencoha
berpikir tentang keadaan yang saling kurang bisa dipahami,
namun menjadi suatu kenyataan yang misterius.
"Badai cahaya itu membuat kapal kami terperangkap Ini
kesalahan Agryfa, perwira bidik kami yang cantik tapi mudah
terpancing oleh emosi pertempuran. la melepaskan senjata
triton pada koordinat yang salah."
"Triton...'?" Sersan Burhan menatap penuh tanda tanya.
"Senjata suprasonic berfrekuensi tinggi yang mampu
menembus lapisan masa untuk mencapai titik lawan dalam
jarak 100 tahun cahaya. Agryfa melepaskan suprasonic dalam
koordinat 'zone zero', yaitu zona yang memiliki elektromagnetik ganjil. Keganjilan geomagnetis digempur oleh
ke- kuatan senjata triton kami, akibatnya, meskipun dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jarak signal satelit kami me lihat kedatangan lawan dari batas
galaxy bumi, namun frekuensi dari triton sendiri tidak bisa
terarah ke sana, melainkan justru merusak jaringan
elektromagnit yang ada di sekitar 'zone zero' itu. Maka,
terjadilah badai cahaya yang menyedot kapal kami, berputarputar tak tentu arah Satu-persatu awak kapal kami terlempar
dari posisi masing-masing, masuk dalam pusaran giavitasi
ganjil." Pak Jono seperti orang yang sedang mengenang peristiwa
menyedihkan. Napasnya ditarik da- lam-dalam, wajahnya
murung, matanya sendu.
"Kapal kami menerobos masuk dalam suatu bias waktu
yang tak terkendali oleh instrumen kapal. Saya berusaha
mempertahankan kapal agar tidak hancur dalam kumparan
bias waktu yang dahsyat itu. Dan akhirnya... kapal kami
terlempar masuk ke zaman ini."
"Luar biasa..."!" desis Sersan Burhan, sementara Kopral
Yossa hanya menghembuskan napas panjang, seakan ikut
merasa bebas dari keadaan kritis yang sangat menegangkan
itu. Namun di sisi lain Kopral Yossa merasa lega juga karena
sebentar lagi ia akan memasuki gerbang perumahan elite
Pasundan Permai, tempat di mana rumah Kumala Dewi
berada. "Kini aku sudah kehilangan kapal, yang berarti sudah
kehilangan nyawaku sendiri, nyawa seorang panglima
destroyer," kata Pak Jono seperti bicara pada diri sendiri.
"Mengapa kapal Anda pergi menembus langit, Admiral?"
"Destroyer 233 ZG dirancang sedemikian rupa. Apabila
tidak ada satu pun spesies yang hidup di atasnya, maka
dengan sendirinya ia akan berubah struktur dan melarikan diri
sebelum pihak lawan menyita dan mempelajari elemen dan
partikel yang kami gunakan di dalamnya. Destroyer 233 ZG
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lenyap setelah aku turun dari atasnya untuk menemui seorang
gadis bernama Kumala Dewi."
"Gadis itu teman kita, Admiral."
"Katakan padanya, aku tak bisa berada dekat dengannya,
karena dia memiliki sumber energi niton yang besar sekali.
Energiku tak sanggup menahan gelombang getaran
suprasonic-nya yang memiliki partikel-partikel elektromagnetis
sembilan level ...."
"Maksudnya
elektromagnetis
sembilan level itu bagaimana?"
Pak Jono menghembuskan napas panjang, kali ini
duduknya semakin bersandar, melemaskan seluruh uraturatnya dengan santai. Tahu tahu suaranya sudah berubah
lagi, berceloteh tak karuan tentang kapal tersebut. Sersan
Burhan terperanjat kaget dan agak kecewa, karena roh Devo
sudah tidak ada lagi dari raga Pak Jono. Padahal ia bermaksud
mempertemukan Pak Jono dalam keadaan trance, kemasukan
roh Admiral Devo Cardeas dengan si paranormal cantik itu.
"Sial! Dia pergi lebih dulu setelah kita mau sampai di depan
rumah Kumala, Pral...!"
"Mungkin dia telah menangkap gelombang getarannya
Kumala Dewi, sehingga ia lari ketakutan karena tak sanggup
menahannya, seperti yang dikatakannya tadi, Sersan!"
"Uhhh...!" Sersan Burhan menghembuskan napas kesal.
Pak Jono berkata dengan suara tuanya yang agak serak dan
sumbang itu. "Tenang, Nak... Bapak tidak pergi ke mana- mana, selama
kalian mau mendengarkan cerita Bapak tentang kapal super
canggih itu. Jadi, ceritanya begini, Nak.. "
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
4 SEDERHANA sekali menetralisir gangguan otak dan
kejiwaan Pak Jono. Dengan sistem penyinaran yang keluar
dari telapak tangan Dewi Ular, alam bawah sadar Pak Jono
tertutup kembali. Guncangan jiwanya reda, dan kondisi
kesadaran Pak Jono pulih seperti sediakala. Ada keseriusan
dalam bicara dan ia merasa sangat malu ketika mendengar
cerita tentang dirinya yang berkoar-koar ke mana-mana itu.
Rasa penyesalannya membuat pelaut tua itu meminta maaf
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berkali-kali kepada Kumala Dewi, juga kepada Sersan Burhan
selaku wakil dari aparat keamanan. la bahkan terkagumkagum sambil merinding kulit tubuhnya sewaktu diberitahu
bahwa ia telah kemasukan roh Devo yang berbicara tentang
asal-usul kapal aneh itu.
"Pemuda itu bukan merasuki raga Pak Jono," kata Kumala
meluruskan anggapan Sersan Burhan yang salah itu. "Karena
dalam aura Pak Jono tidak kulihat bekas terobosan roh lain,
seperti yang terjadi pada sebagian besar orang kerasukan roh
Iain itu."
"Lalu, siapa yang bicara padaku di mobil tadi, sampai bisa
mengeluarkan sinar aneh dari jarinya dan sinar itu ternyata
adalah semacam gulungan peta yang dibentangkan di kaca
mobilku?" "Yang merasuk dalam raga Pak Jono bukan rohnya Devo,
tapi gelombang elektromagnetis- nya "
Semua yang ada di situ menatap Kumala dengan dahi
berkerut, pertanda bingung memahami kata-kata tersebut
Termasuk Pak Jono sendiri yang tampak serius sekali ingin
mengetahui apa yang sebenamya dilakukan pemuda asing itu
terhadap dirinya tadi.
"lngatan manusia adalah pembiak gelombang- gelombang
elektromagnetis yang luar biasa besarnya. Sedangkan, tubuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita ini adalah alat-alat elektromagnetis yang jarang kita
sadari. Salah satu bukti, tubuh kita ini mengandung kekuatan
listrik, bukan" Nah, melalui gelombang elektro yang ada pada
tubuh Pak Jono itulah Devo mengirimkan kekuatannya dalam
bentuk holografik, yaitu energi supranatural yang bekerja
melalui daya ingat pemuda itu. Maka, tak heran kalau tangan
Pak Jono pun bisa mengeluarkan sinar peta, sebab energi
supranaturalnya Devo tersalurkan sepenuhnya ke tubuh Pak
Jono." "Lalu, rohnya sendiri ada di mana?" tanya Niko Madawi saat
suasana menjadi sepi sesaat
"Itulah yang jadi masalah kita. Sebab, radar gaibku
menangkap gelombang supranatural as ing yang tak beraturan
letak posisinya. Kadang di utara, kadang di selatan, sebentar
kemudian pindah di sebelah barat, dan begitu seterusnya.
Gerakannya sangat cepat, tidak mengikuti alur pusaran gaib
yang ada Sulit bagiku untuk melacak di mana tepatnya dia
berada Yang bisa kutangkap melalui indera ketujuhku adalah
kemampuan supranaturalnya makin lama semakin bertambah
besar. Tapi dia tidak berani berada di sekitar sini. Dia memang
takut mendekatiku, karena dia tak mampu menerima getaran
gelombang kesembilan tingkat elek tromagnetisku."
"Apa maksud dari sembilan Inderaku."
"Bukankah... indera paling tinggi hanya pada tingkat
keenam?" sahut Weldy.
"Indera keenam itu pangkal dari berkembangnya indera
yang lain. Paling tinggi dalam tingkatan supranatural adalah
indera kesembilan. Para resi, begawan, atau tukang sihir
zaman dulu, hanya mampu mencapai pada tingkat indera
kedelapan, selain para sufi, para wali dan orang-orang suci
dari golongan religius."
Tiba-tiba pemuda berambut kucai yang juga dijuluki
sebagai jin usil itu berkata kepada Kumala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana kalau kucoba mengejar tiap gerakan
gelombang supranya itu" Mungkin pada detik-detik tertentu
bisa kupergoki di mana dia. Dan kalau sudah begitu, apa yang
harus kulakukan terhadap nya?"
"Bujuk dia supaya mau menemuiku, dan katakan... aku
akan membantunya pulang ke zamannya. Asalkan, dia jangan
bikin ulah macam-macam dengan ketajaman energi supranya
itu." Setelah mendapat keterangan dari Dewi Ular, jelmaan Jin
Layon itu pun pergi meninggalkan mereka dengan
menggunakan kekuatan gaibnya. Bagi mereka, lenyapnya
Buron bukan hal yang aneh lagi. Mereka sudah sering
menyaksikan kehebatan pemuda berambut kucai itu .T api bagi
Pak Jono dan Kopral Yossa, lenyapnya Buron merupakan
sesuatu yang mengejutkan dan membuat mereka terkagumkagum. "Nggak sangka bocah yang kayaknya bego tadi ternyata
punya kesaktian serupa dengan jin?" gumam Pak Jono. "Dapat
ilmu dari mana bocah itu, ya" Jangan-jangan berguru dengan
bangsa jin?"
Beberapa dari mereka hanya tertawa kecil, namun tak ada
yang menjelaskan bahwa Buron memang bangsa jin yang
mengabdi kepada Kumala Dewi. Bahkan sampai saat itu Pak
Jono belum tahu bahwa Kumala bukan gadis ABG zaman
sekarang. melainkan putri tunggalnya Dewa Permana yang
dibuang ke bumi untuk mencari cinta sejati, (baca serial Dewi
Ular dalam episode: "ROH PEMBURU CINTA").
Kesaktian Jin Layon cukup tinggi untuk ukuran bangsa jin.
Apalagi selama mengabdi menjadi asistennya Dewi Ular ia
sering menyerap hawa harum yang keluar dari tubuh gadis
itu. Keharuman tersebut mengandung hawa sakti yang kecil
sekali kadarnya, namun mampu menentramkan perasaan
orang yang gundah gulana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemampuan itu terolah secara otomatis dalam kesaktian
Jin Layon, sehingga frekuensi ketajaman hawa gaib Jin Layon
itu makin lama semakin meningkat dan hampir menyamai
frekuensi gaib ibunya, yaitu Nini Ganjarlangu, yang
bersemayam di alam kasat mata sana.
Jin wanita yang bernama Nini Ganjarlangu memiliki rupa
yang sangat menyeramkan bagi manusia awam. Tingginya
sekitar 10 meter, badannya besar, berkulit hitam busik, seperti
bersisik putih. la hanya mengenakan pakaian penutup bagian
bawah yang berupa rumbai-rumbai dari kulit pohon. Tapi
bagian atasnya tak mengenakan penutup apa-apa. Jin
ortodoks itu masih memiliki rambut putih yang panjang meriap
riap, lebat dan acak-acakan. Mungkin tak pernah ke salon atau
jarang sisiran.
Jin Layon, anaknya, sudah mengenal peradaban karena
bergaul dengan manusia. Tapi ibunya belum mengenal
peradaban bangsa manusia, sehingga ia biarkan tubuh bagian
atasnya terbuka bebas, membuat dua payudaranya yang
panjang dan besar itu bergelantungan melambai-lambai.
Menjijikkan, sekaligus menyeramkan.
Terutama jika melihat wajahnya, siapa pun orangnya yang
awam dengan dunia roh halus akan pingsan mendadak Sebab,
Nini Ganjarlangu memiliki mata besar yang merah mencorong.
Mulutnya lebar bergigi besar dan memiliki taring mengerikan.
Kuku tangannya berwarna putih panjang, tajam seperti
bayonet. Jin yang berkalung untaian tulang hewan dan
berliontin tengkorak macan itu menyebarkan bau apek, seperti
bau tikus jenis cecurut.
Dalam kelananya mengejar energi asing Devo, Buron
sempat terhenti melayang-layang di udara bebas. Bentuk sinar
kuningnya yang menyerupai meteor itu tak bergerak beberapa
saat, karena telinga gaibnya mendengar suara dentuman yang
menarik perhatiannya.
Jegaaarrr, bluummm. ! Jegaarrr, bluuummm...!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dentuman besar yang menggema di seluruh alam gaib itu
sangat dikenali oleh Buron. Hati kecilnya sebagai jin mulai
curiga. "Seperti suara amarah ibu dentuman itu"! seingatku, hanya
kekuatan Aji Cambuk Samudera milik ibu yang mengeluarkan
dentuman beruntun seperti itu. Hmmm, tapi kenapa arahnya
ada di sebelah sana, ya" Apakah ibu sedang murka" Kepada
siapa" Coba kutengok ke sana, ah!"
Weesss...! Sinar kuning berekor mirip meteor itu me lesat
cepat menembus kegelapan malam.
"Oh. benar itu ibuku!" sentak Buron "Mengapa ia ada di
atas permukaan danau buatan itu"! Lho.. siapa yang sedang
bertarung melawan ibuku itu"!"
Malam itu, alam di sekitar danau buatan depan perkantoran
Pemda terjadi angin ribut cukup kencang. Arah angin berubahubah, membuat pepohonan yang ada di sana meliuk ke sanasini, bahkan sebatang pohon kelapa nyaris tumbang karena
dihempas angin dengan kencangnya. Penduduk sekitar
pemukiman dekat danau buatan tak ada yang berani keluar
rumah. Mereka diam di dalam rumah masing-masing, berdoa
dan membaca mantera apa saja yang menurutnya dapat
menyelamatkan jiwa mereka dan ancaman maut apapun.
Mereka tak tahu bahwa di atas udara sekitar danau buatan itu
telah. terjadi pertarungan sengit yang tidak bisa dilihat oleh
mata awam. Terjadinya angin ribut yang mengerikan itu sudah sejak
setengah jam yang lalu. Berarti pertarungan sengit itu sudah
berjalan cukup lama, antara Nini Ganjarlangu dengan sosok
mahluk aneh yang tinggi serta besarnya sama dengan Nini
Ganjarlangu. Tetapi mahluk itu memiliki empat tanduk di kepalanya,
wajahnya hitam seperti pantat panci, matanya merah besar,
badannya merah matang seperti buah apel impor dari USA.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mahluk ganas itu juga memiliki taring panjang menyerupai
gading gajah purba, meliuk tajam. Gerakannya sangat gesit la
mampu berkelit dalam kecepatan yang sulit diikuti oleh mata
sesama mahluk halus, sehingga rambut Nini Ganjarlangu yang
menyabet-nyabet menyerupai cambuk raksasa itu selalu
meleset dan meletupkan percikan merah di udara lepas.
Bukan hanya mahluk berkulit matang saja yang menyerang
Nini Ganjarlangu, tapi juga dua mahluk berkepala menyerupai
badak dan berkulit tebal seperti karang putih ikut menyerang
Nini Ganjarlangu. Mereka ukurannya sedikit lebih kecil dari
Nini Ganjarlangu, tapi memiliki gerakan yang lincah dan lebih
gesit dari mahluk bertubuh merah matang itu. Kedua mahluk
berwajah seperti badak dengan cula besarnya melengkung
besar di ujung hidung, berganti-gantian menyerang Nini
Ganjarlangu dengan melepaskan semacam jarum-jarum besar
berjumlah puluhan jarum dari kedua tangan mereka. Namun
jarum-jarum itu selalu pecah berantakan setiap kali kepala
Nini Ganjarlangu menggeliat dalam putaran cepat, dan
rambutnya menyabet secara beruntun ke sana-sini.
"Keparat!" geram Buron yang segera menjelma diri sebagai
Jin Layon yang berkepala gundul, berkulit hitam, dan hanya
mengenakan cawat saja itu. "Rupanya si Marambang yang
menyerang ibuku dengan kedua muridnya itu"! Jahanaaammm...!!" teriak Jin Layon, kemudian melesat ke
arena pertarungan tersebut.
Blegaaarrr . ! Kedua tangan besar Jin Layon dihadapkan
lurus ke depan, lalu tubuhnya yang melayang itu dibenturkan
ke punggung mahluk yang disebut Marambang itu. Kedua
tangan Jin Layon memancarkan sinar kuning besar ketika
menghantam tubuh Marambang, sehingga timbul dentuman
keras yang membuat Marambang terpental menerjang kedua
muridnya yang berkepala seperti badak itu.
"Grrrrrhhh ..!!" Jin Layon berdiri di udara bebas dengan
kedua kaki merenggang kokoh, kedua tangannya siap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dihantamkan lawannya jika lawan masih bergerak maju la
berdiri sengaja di depan Nini Ganjarlangu, seolah-olah
melindungi ibunya dari ancaman bahaya. Suara geram
kemarahannya membuat Marambang dan kedua anak
buahnya itu menjadi terguncang-guncang bagaikan dilanda
gempa gaib di sekitarnya.
"Beraninya kau melawan ibuku, Marambang! Mau
kuhancurkan dengan kugencet seribu gunung seperti waktu
itu,. hah"!"
"Celaka!" desis Marambang dengan wajah ketakutan. "Ayo,
kita kabur dari sini! Lekas...! Jin yang satu itu gila! Aku tak
sanggup menghadapi lawan yang gila macam dia!"
Zuuub, wuuus, wuuus...!
Marambang dan ke dua anak buahnya berubah menjadi
asap merah, lalu gumpalan asap merah itu terbang dengan
cepat. Kembali ke alamnya, yaitu alam iblis. Sebab,
Marambang adalah prajuritnya iblis Woga, si penjaga gerbang
perbatasan tanah iblis. Dia sangat takut kepada Buron, karena
pernah dikalahkan oleh Buron atau Jin Layon, dan hampir saja
hancur karena digencet memakai Gunung Krakatau, (Baca
serial Dewi U lar dalam episode: "PETAKA SURGAHITAM"). Iblis
Marambang sangat trauma melihat Jin Layon, sehingga tak
berminat untuk menjajal kekuatannya dalam pertarungannya
dengan Nini Ganjarlangu itu. Kalau saja iblis Marambang tahu
bahwa Nini Ganjarlangu adalah ibu dari Jin Layon, maka ia tak
akan berani goba-coba melumpuhkan jin betina yang
payudaranya bisa untuk memecahkan bukit karang dengan
sekali sabet itu.
Jin Layon yang berdiri gagah dengan kedua tangan masih
menggenggam itu menggeram terus sambil rtiemandangi
kepergian lawannya. Tapi tiba-tiba dari belakang kepalanya
seperti ditampar memakai dayung kapal cukup keras.
Praaak..! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduh. !" ia segera berbalik sambil nyengir kesakitan.
Kepalanya diusap-usap sendiri seraya memandang sang ibu
yang tadi menyentilnya dengan jari tangan yang besar itu.
"Kenapa Ibu justru mau memecahkan kepalaku"!"
gerutunya sok manja.
"Anak tak tahu sopan! Ada orang tua di belakangnya,
malah berdiri seenaknya di depan orang tua"!" geram Nini
Ganjarlangu. Buron alias Jin Layon akhimya nyengir geli
mendengar alasan sang ibu.
"Ibu ini aneh. Kalau aku mau melindungi Ibu, tentu saja
aku harus berdiri di depan Ibu, biar serangan dari si
Marambang bisa kuhadapi sebelum mengenai Ibu. Kok
dianggap nggak sopan"!"
Begitu kira kira dialog kedua jin yang mempunyai
hubungan ibu dan anak itu. Dialog sebenarnya sulit ditulis
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
karena menggunakan bahasa jin vang kedengarannya aneh
dan sukar dieja manusia. Untuk mengetahui percakapan
kedua jin itu, kita simak terjemahannya saja.
"Lain kali kalau mau melindungi orang tua, bilang dulu!
Jangan asal nyelonong saja!"
"Baik, Bu Lain kali aku akan bilang dulu kalau mau
melindungi Ibu, walaupun saat itu mungkin Ibu sudah
terkapar karena terhantam serangan lawan."
"Hampir saja rambutku tadi menghantam gundulmu kalau
tidak segera kusadari bahwa kau ternyata anakku sendiri!
Lihat, kusut semua rambutku gara gara tak jadi kuhantamkan
tadi!" "Makanya, sering-seringlah creambath, Bu. Biar rambut
nggak mudah kusut. Atau keramas pakai shampoo..."
"Cukup, Layon! Aku tidak butuh nasihatmu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm. egois!" gerutu Jin Layon pelan. "Kenapa Ibu
sampai terlibat pertarungan dengan iblis Marambang tadi"!"
"Dia mau memasang pagar neraka di wilayah danau ini
Waktu aku sedang lewat di sekitar sini, tahu-tahu kedua anak
buahnya itu menyerangku. Marambang ikut-ikutan menyerangku, dia sangka aku akan menguasai danau ini."
"Mengapa dia memasang pagar neraka di sini"!"
"Mau menguasai wilayah. danau ini, Goblok!"
"lya, aku tahu. Tapi kenapa dia mau menguasai wilayah ini,
Bu?" "Gggn-rmmh...! Bocah bodoh!" maki ibunya. Angker sekali.
Tapi Jin Layon tidak takut, sebab sama-sama jin.
"Apakah kau tak tahu, Layon.... Air danau ini memiliki
kesaktian yang tidak dimiliki oleh perairan mana pun juga."
"Kesaktian apa, Bu?"
"Buka matamu lebar-lebar! Lihat...!" lalu tangan Nini
Ganjarlangu dicelupkan ke dalam air danau buatan. Seketika
itu di mata Jin Layon tampak air danau berubah menjadi
cairan emas yang berkilauan. Sangat mengagumkan.
"Wow..."! Genangan emas cair"!"
"Ini namanya Tirta Candrawulan, tahu"!" lalu, tangan Nini
Ganjarlangu ditarik kembali, dan air danau kelihatan biasa lagi.
"Dari mana s i Marambang tahu kalau danau ini memiliki air
Tirta Candrawulan, Bu?"
"'Bukan matanya sendiri yang mengetahuinya, pasti mata
atasannya yang melihat dari persemayamannya. Lalu, dia
disuruh untuk memasang pagar neraka, yang apabila diterjang
oleh mahluk apa pun akan menghancurleburkan jasad mahluk
itu, termasuk kau dan aku!"
"Maksudnya.. Marambang diutus oleh iblis Woga, begitu"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bisa juga si iblis Woga yang diperintahkan oleh
Damasscus, sebagai rajanya. Lalu, la sendiri memerintahkan
Marambang untuk memasang pagar neraka di s ini. Tempat ini
akan dikuasa i oleh mereka, dan satu-persatu dari mereka akan
menjelma sebagai manusia biasa, namun dengan kesaktian
dan kebusukan hati iblis mereka!"
"Mereka akan menjelma menjadi manusia biasa"!" Layon
terheran-heran mendengarnya."Sepanjang sejarah kehidupan
alam jagat raya ini, baru sekarang terjadi penyimpangan
kodrat besar-besaran di tempat ini. Siapa pun yang menyelam
seluruh jasadnya ke dalam Tirta Candrawulan ini, maka ia
akan muncul kembali sebagai sosok manusia, dan membaur
dalam kehidupan manusia lainnya. Tentu saja para iblis itu
akan membentuk kelompok masyarakat tersendiri setelah
mereka menjadi manusia, untuk mengerahkan kekuatannya
guna menguasai seluruh permukaan bumi!"
"Oooo...," Jin Layon yang tingginya hanya 6 meter lebih itu
manggut-manggut dengan gumam suara besarnya.
"Sangat kebetulan aku lewat daerah ini dan mengetahui
rencana mereka. Aku tidak setuju dengan terjadinya
penyimpangan kodrat ini. Maka, aku bermaksud menjaga
tempat ini dari jarahan tangan iblis mana pun. Ingat, Layon...
jika manusia dikuasa i oleh iblis. maka itu sama saja negeri
bapakmu akan dihancur leburkan dan bapakmu sendiri akan
hancur sebelum kau berhasil menemuinya!"
"Bapak...?" gumam Jin Layon dengan wajah mulai murung.
la ingat tentang misinya muncul di alam kehidupan inanusia,
yaitu mencari ayah kandungnya sendiri. Sebagaimana
diketahui, ayah kandung Buron sebenamya adalah manusia
berilmu tinggi yang dulu dikenal sebagai Empu Canggah.
hidup di masa pemerintahan Hayam Wuruk, raja Majapahit,
Jin Ganjarlangu sebenamya bersemayam dalam keris pusaka
sang empu yang bernama Keris Sisik Naga. Sementara sosok
sang empu sendiri memang sudah tidak ada. Tapi ia akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menitis pada diri seseorang. Dan siapa yang memiliki keris
Sisik Naga itulah titisan dari ayah kandung Jin Layon. Namun,
sampai saat sekarang Jin Layon belum berhasil menemukan
titsan dari Empu Canggah, sementara sang ibu tidak berani
menjelaskan siapa pemilik keris Sisik Naga, karena merupakan
pantangan yang jika diterjang akan membuat Buron atau Jin
Layon selamanya tak akan bertemu dengan ayah kandungnya,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode: "BANGKIT DARI
KUBUR"). "Ibu...," kata Jin Layon setelah mampu mengendalikan
perasaannya, sehingga tak terlalu hanyut dalam kesedihan
pribadinya itu.
"... aku setuju dengan rencana Ibu Aku akan ikut
menjaganya Tapi, aku sendiri sedang ada tugas dari Nyai Dewi
Ular." "Kerjakan dulu tugasmu. Jangan menyimpang dari
pengabdianmu kepada Nyai Dewi Ular, karena dialah kelak
yang akan menunjukkan padamu, siapa 'pemilik Sisik Naga
sebenamya. Aku bisa atasi sendiri keadaan di sini!"
"Baik, Bu. Tapi... bolehkah aku tahu, mengapa danau ini
memiliki atau berubah menjadi Tirta Candrawulan" Padahal
sekitar awal petang tadi, tidak ada gejala-gejala seperti itu
pada air danau ini."
"Anakku, Bocah ganteng...," Nini Ganjarlangu mengusapusap kepala Jin Layon yang plontos dan licin itu. "Air ini telah
mengandung lapisan prana berusia puluhan ribu tahun
lamanya. Aku sendiri heran, mengapa air ini bisa mengandung
lapisan prana berusia setua itu, dan telah berubah menjadi
gumpalan hawa gaib maha tinggi, padahal kemarin belum
begini. Tapi yang jelas, lihat di langit sana... rembulan muncul
separuh bagian, bukan" Nah, pancaran bias rembulan itulah
yang mengubah kandungan gaib maha tinggi itu menjadi T irta
Candrawulan yang mampu melakukan peny impangan kodrat,
yang hidup jadi mati jika masuk ke air ini, dan yang mati jadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hidup seperti layaknya manusia biasa. Tanpa mendapat bias
cahaya rembulan di sana, Anakku bocah imut... maka air ini
tidak akan menjadi Tirta Candrawulan, melainkan menjadi
Tirta Kematian. Siapa masuk ke danau ini, dia akan mati tanpa
jasad lagi!"
"Kalau begitu. hal ini perlu kulaporkan kepada Dewi Ular,
Ibu!" "Aku baru mau kasih saran seperti itu padamu, Layon. Tapi
ternyata ketajaman nalurimu dapat menembus rencana batin
ibumu. Hebat!"
Jin Ganjanglangu menepuk-nepuk pundak anaknya dengan
bangga. Tapi si anak cengar-cengir menahan sakit, karena
tepukan itu memercikkan bunga api, pertanda dialiri hawa
panas yang muncul dengan sendirinya dari rasa bangganya
seorang ibu dari bangsa jin.
"Katakan kepada Nyai Dewi Ular, urusan ini harus segera
ditangani. Hanya dia yang mampu membuat air danau ini
menjadi tawar kembali. Jika tidak segera dilakukan, maka
kuperkirakan dalam waktu dekat akan datang pasukan iblis
dari istana kegelapan sana untuk menguasai tempat ini. Mungkin ibumu ini akan hancur dalam penyerangan itu, Nak!"
"tak boleh hancur!" geram Jin Layon dalam kecemasan
yang membuatnya tegang. "Aku akan segera menemui Dewi
Ular dan menyampaikan pesanmu, Bu. Jika tanda-tanda
kedatangan pasukan iblis telah kelihatan, cepat panggil aku,
Bu! Jangan sok jago menghadapi mereka sendirian, okey?" Jin
Layon bicara penuh emosi, karena ia tak ingin ibunya hancur
dan musnah selama-lamanya.
Namun baru saja Jin Layon pergi, tiba-tiba Nini Ganjarlangu
mendengar sebuah suara yang menggema jelas di telinganya.
Suara itu adalah suara seorang lelaki yang cukup dikenalnya.
"Dzat sukma jalwaning tumasik naga, batari mukti gandhaning
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
puspa rini, tumeko lungguh garwaning sun yayi Ganjarlangu,
hong wilah hong wilah hong wilah... "
Blasss...! Nini Ganjarlangu berkelebat melebihi
kilat sambil menaburkan serbuk dari kedua tangannya. Serbuk itu
berwarna merah menyerupai bara api yang bertaburan di atas
permukaan danau buatan. Serbuk itu adalah penangkal
kekuatan iblis agar tak bisa masuk ke dalam air danau.
Rupanya pada saat itu Nini Ganjarlangu tidak bisa diam di
tempat, karena suara yang didengarnya adalah mantera
pemanggil dirinya, Si pemilik keris Sisik Naga punya
kepentingan yang belum jelas pokok persoalannya. Tapi
karena sumpah setia Nini Ganjarlangu sejak dulu, maka
sebagai penunggu keris Sisik Naga ia harus segera hadir jika
pemiliknya memanggil melalui mantera tersebut. Tidak bisa
tidak. Sebab, pemilik keris itu adalah titisan ayah kandung Jin
Layon, yang berarti juga suami tercinta dari Nini Ganjalangu
sendiri. Cinta kasih nya itulah yang membuat Nini Ganjariangu
sangat patuh terhadap panggilan dan perintah suaminya.
Siapa pemilik keris tersebut" Nini Ganjarlangu tak dapat
menjelaskan kepada siapa pun, karena rnerupakan sumpah
setianya juga terhadap sang suami: Empu Canggah. Apa
keperluan si pemilik keris itu memanggil Nini Ganjarlangu,
juga tak perlu dijelaskan oleh siapa pun Karena memang tidak
ada kaitannya dengan misteri danau keramat itu. Hanya saja,
suara tersebut sempat didengar Jin Layon samar-samar:
menggunakan pendengaran gaibnya. la tahu nama ibunya
disebutkan oleh suara yang menggema di seantero alam jin,
sehingga ia dapat menyimpulkan bahwa saat itu ibunya
dipanggil oleh si pemilik keris Sisik Naga. Maka, Jin Layon
yang sudah jauh itu terpaksa ngebut kembali ke danau itu
untuk menguntit ibunya. Karena dengan menguntit ibunya,
maka ia akan bisa bertemu dengan si pemilik keris, dan ia
akan mengetahui siapa titisan ayah kandungnya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sayang sekafi kecepatan gerak Jin Layon tidak bisa
mengungguli ibunya, karena tingkat kesaktiannya memang
lebih rendah. Jin Layon tidak menemukan ibunya di sekitar
danau buatan itu. la menggeram dengan hati kecewa,
matanya memandang ke sana-sini, mencari tahu ke mana
arah kepergian ibunya tadi. Ternyata sang ibu pergi tanpa
meninggalkan jejak yang bisa dilacak. Makin menggeram Jin
Layon menahan rasa jengkel akibat keterlambatannya.
Tapi pada saat itu ia mendengar suara tangis samar-samar.
Ketika diperhatikan, suara tangis itu berasal dari jalan beraspal
yang ada tak jauh dari danau tersebut. Mata gaibnya
menembus alam dimensi nyata, dan ia melihat seorang gadis
berjalan sendirian dalam siraman cahaya rembulan. Gadis itu
tampaknya kebingungan dar, menangis tanpa tahu arah
tujuan. Zlaab, bluub...!
Sinar kuning Jin Layon menghantam tanah. Maka,
tampaklah penjelmaannya sebagai pemuda berambut kucai
dengan ketampanan pas-pasan dan badan agak kurus. Buron
saat itu tampil sebagai sosok manusia yang mengenakan Tshirt dan celana corduroy coklat tua. Cukup rapi, seperti
pemuda pulang dari rumah pacarnya.
Tentu saja penjelmaan itu dilakukan Buron tidak di depan si
gadis yang menangis. Jaraknya agak jauh dan tertutupi
kerimbunan pohon akasia di ujung sana. Dengan langkah
tenang dan siulan santai Buron seolah-olah me langkah dari
arah yang berlawanan dengan gadis itu. Maka ketika
berpapasan dengan si gadis bergaun putih pas badan, seperti
gaun terusan yang dipakai Si Manis Jembatan Ancol dalam
sinetronnya itu, gadis tersebut buru-buru mengecilkan suara
tangisnya. Menundukkan wajah dan tetap melangkah tanpa
kepastian. Rambutnya yang panjang selewat bahu itu
dibiarkan meriap sebagian, menutupi sisi kanan wajahnya. la
berusaha menahan tangis, supaya tak diketahui orang lain.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun tingkah jin usil itu justru membuat si gadis menjadi
malu dan menekan rasa sedihnya lebih kuat lagi. Tanpa
disangka-sangka
olehnya, pemuda yang berpapasan dengannya justru menghentikan langkah dan menegurnya
secara baik-baik. Buron sendiri berusaha menegur dengan
suara merdu merayu, seolah-olah menunjukkan s ikapnya yang
layak dijadikan pelindung sekaligus penolong orang yang
sedang kesusahan.
"Lho, kenapa menangis, Neng" Ada yang mengganggumu,
ya?" Gadis itu menghentikan langkahnya karena terhadang
Buron. la masih berusaha menyembunyikan wajah dengan
menunduk dan membiarkan helai rambutnya makin meriap
menutupi wajah. Tapi ia menggelengkan kepala satu kali
untuk menjawab teguran Buron itu.
"Apakah kamu ditinggalkan pacarmu di tempat ini?"
Gadis itu menggeleng lagi.
"Lalu, kenapa kamu menangis dan berjalan sendirian di
tempat angker ini?"
"Jangan bilang begitu, Bang. Saya takuuut...!" gadis itu
mulai menampakkan reaksinya.
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Rupanya salah satu penyebab tangisnya adalah rasa takut
melintasi jalanan sepi bak jalur menuju makam hanya
sendirian. Rasa takut itu makin nyata begitu ia mendengar
kata 'angker' dalam kata-kata Buron tadi.
Gadis itu ternyata memiliki rupa yang cantik, berkulit
kuning bersih, berhidung bangir dan berbibir mungil
menggemaskan. Usianya sekitar 23 tahun, namun pertumbuhan fisiknya sudah seperti gadis lebih dewasa lagi.
Sintal dan sexy, walaupun tak nampak bahenol. Buron tak
menemukan getaran gaib tinggi, sehingga ia yakin gadis itu
bukan kuntilanak atau peri, melainkan manusia biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di mana rumahmu, Neng?"
"Di Jalan Kober Dalam, Bang. Tapi saya bingung, di mana
jalan menuju rumah saya itu, Bang. Saya takut berada
sendirian di s ini."
"Kalau begitu... maukah kuantarkan sampai rumahmu?"
Gadis itu mengangguk sambil menghabiskan
isak tangisnya. "Abang tahu Jalan Kober Dalam, Kampung Rawa Kembar?"
"Kampung Rawa Kembar sih... saya tahu, tapi Jalan Kobernya yang saya nggak tahu."
"Kalau begitu, anterin saya sampai Kampung Rawa Kembar
aja deh, ntar biar ke Jalan Kobernya saya sendiri yang cari.
Tolong, ya Bang. Jangan jahatin saya ya?"
Buron tertawa gagah. "Tenang, kamu aman selama
bersama Bang Buron." sambil menepuk dada sendiri.
"Terima kasih sebelumnya," ucapnya lirih sambil melangkah
diiringi Buron.
"Namamu siapa?"
"Hannifah, Bang."
"Panggilannya Ifah, ya?"
"Hanni, Bang."
"Bagus sekali nama panggilanmu. Tapi, kenapa malammalam begini kamu berada di sekitar sini, Hanni?"
"Saya sendiri nggak ngerti nih, Bang. Saya sedang ingatingat, kenapa saya bisa berada di sini dan sangat ketakutan.
Rasa-rasanya saya belum pernah ke sini," tutur Hanni sambil
sesekali mengusap pipinya, mengeringkah air mata. "Saya
seperti habis kena bius, entah dari mana dan siapa yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membius saya, yang jelas... saya bingung sekali dengan diri
saya, Bang."
Buron menggumam dalam hati, "Wah,. jangan-jangan aku
dapat gadis yang lagi nggak waras nih"!"
Mereka berjalan sampai pertigaan. Di sana ada pangkalan
ojek. Buron menyewa satu ojek untuk mengantarkan mereka
berdua sampai di jalan raya. Sebelumnya tangan Buron
sempat menyambar dedaunan yang tumbuh di pinggir jalan
secara iseng. Tanpa setahu Hanni, beberapa lembar daun kecil itu sudah
berubah menjadi lembaran uang nominal sepuluh ribu. Masih
baru. Menggunakan uang itulah Buron membayar ojek
setibanya di tepi jalan raya. karena di sakunya memang tak
ada uang. "Kembalinya, Bang!" kata si tukang ojek. "Udah, buat elu
aja deh. Mudah-mudahan habis ini elu dapat penumpang
terus-terusan sampai pagi!" seraya Buron menepuk punggung
si tukang ojek yang berusia sekitar 25 tahun, sebaya
dengannya. Pengaruh gaib disalurkan Buron melalui tepukan itu,
membuat si tukang ojek benar-benar dapat penumpang terusmenerus sampai pukul lima pagi itulah upah dari Buron
sebagai pengganti uangnya yang berubah menjadi daun
kembali setelah beberapa saat kemudian.
Malam itu jarum jam masih menunjukkan pukul sepuluh
lewat, kendaraan angkutan kota masih ada Dengan
menggunakan angkot Buron membawa Hanni ke Kampung
Rawa Kembar yang jaraknya tak sampai lima kilometer dari
tempatnya naik tadi. Ketika turun, Buron menyerahkan
selembar uang sepuluh ribu lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waah, kembaliannya nggak ada, Dik," kata sopir angkot
yang tua. "Lho, jadi bagaimana dong, Pak" Saya cuma punya uang ini
nih." "Ya. sudah.. bawa aja. Situ kan naik dari jarak dekat."
"Terima kasih, Pak ! Habis ini Bapak pasti di-carter orang
ke tempat jauh yang menguntungkan!"
"Bisa aja luh...," si sopir angkot tertawa, lalu pergi dengan
wajah iklas. Tapi tanpa setahu siapa pun, ternyata mobil itu
benar benar di-carter orang ke tempat yang menguntungkan
sopir tua tersebut. Buron sendiri sudah tidak menghiraukan
lagi, karena sibuk dengan kebimbangan Hanni ketika ingin
memasuki wilayah Kampung Rawa Kembar.
"Kok tempatnya begini, Bang" Setahu saya jalanannya
belum dilebarkan dan belum diaspal sehalus ini kok "
"Kampung Rawa Kembar ya di sini, Hanni. Memangnya
Rawa Kembar yang di mana" Coba lah, cari dulu Jalan Kober
Dalam.,. kita tanyakan sama pedagang rokok di seberang sana
deh, yuk...?"
Dengan ragu-ragu Hanni mengikuti saran Buron. Dengan
ragu-ragu pula Hanni me langkah menuju tempat yang
ditunjukkan si pedagang rokok itu. la tampak bingung dan
seperti merasa asing ketika memasuki Jalan Kober Dalam.
"Benar nggak tempatnya ini, Hanni?"
"'Bener sih, Bang. Tap kok... rumahnya jadi bagus-bagus,
ya?" Buron hanya membatin, "Wah, benar-benar nganterin gadis
nggak waras nih Amit-amit deh. Kok jadi sial begini nasibku,
ya?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, itu dia rumah saya, Bang. Tapi... pagar nya kok udah
diganti pakai besi, ya" Terasnya juga udah lebar" Ah, janganjangan kita salah alamat, ya Bang."
"Nah, luh sendiri gimana"!"
"Coba deh, Bang Buron aja yang masuk duluan. Tanyakan,
apa betul itu rumah Pak Ahmat Soleh, pegawai Pertamina. Itu
nama Bapak saya."
"Yeee. .. elu sendiri yang punya rumah kok jadi elu juga
yang ragu-ragu sih"!" gerutu Buron walaupun nekat masuk ke
halamannya. Hannifah tak memperhatikan bahwa kunci pagar itu
terbuka sendiri hanya dengan satu sentuhan jari Buron.
Kekuatan gaib Buron sejak tadi sengaja tidak diperlihatkan
kepada Hannifah, supaya gadis itu tidak tahu bahwa dirinya
sedang berjalan dengan jelmaan Jin Layon. Buron tak ingin
kehilangan simpati dari gadis cantik mungil itu jika
kesaktiannya sampai diketahui mata si gadis .
Bel tamu ditekan Buron. Hanya dua kali tekan bel, pintu
tamu pun dibuka. Lampu di ruang tamu lebih dulu dinyalakan
oleh si pemiiik rumah. Ternyata yang membukakan pintu
seorang wanita berusia sekitar 45 tahun, diikuti oleh gadis
remaja berusia sekitar 18 tahun yang menyangka ada tamu
untuknya. "Selamat malam, Bu. Maaf mengganggu...," Buron bersikap
sopan. "Ya, ada apa?"
"Apa benar ini rumah Pak Ahmat Soleh, pej gawai
Pertamina?"
"Benar. Saya istrinya. Ada apa, Dik?"
"Hmmm, ini... anu... saya mengantarkan anak Ibu.."
"Siapa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buron clingak-clinguk, lalu melambaikan tangan kepada
Hanni yang berdiri di kegelapan ba- yangan pohon rambat.
"Sini...!" panggil Buron dalam bisikan jelas. Lalu, ia berkata
kepada perempuan agak gemuk yang masih didampingi
putrinya itu. "Ini... saya mengantarkan Hanni, Bu. Nah, itu dia
anaknya...!"
"Hahhh..."!!" ibu itu terbetalak dan terpekik keras-keras.
"Hannniiii..?"!!"
Bruuuk...! Ibu itu pingsan seketika. Putrinya menjerit juga
setelah tersentak napasnya karena sangat kaget memandang
Hanni mendekati pintu.
"Haaann.. hantuuuu...! Aaaaaa...!" ia lari masuk tunggang
langgang, menimbulkan kegaduhan yang luar biasa. Semua
penghuni rumah bangun dan berlari ke ruang tamu. Mereka
menjerit dan lari ketakutan begitu melihat Hannifah masuk ke
ruangan tersebut.
"Bapak... ini aku, Paaak...! Aku Hanni...!"
"Ha, Haan.. Haaan... !" Pak Ahmat Soleh terpaku gemetar
di tempat. Mata tuanya mendelik tanpa berkedip. Di sisi lain,
kakak lelaki Hanni yang sudah berusia sekitar 27 tahun itu
menggigil dengan mulut ternganga tanpa bisa bersuara.
Wajahnya pucat pasi seperti mayat ketakutan. Tentu saja hal
itu membuat Buron jadi sangat terheran-heran dan
menggerutu dalam batinnya.
"Sekarang malah aku berhadapan dengan keluarga gila"!"
Namun, setelah para tetangga berdatangan, dan Buron
mendapat penjelasan, justru dia sendiri yang tercengang
tanpa bersuara lagi. Menurut penjelasan mereka, Hannifah
sudah meninggal tiga tahun yang lalu akibat guna-guna salah
sasaran. Mendengar hal itu, bulu kuduk Buron pun meremang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merinding. Padahal ia sendiri sebenarnya lebih mengerikan
dari pada Hanni yang bangkit dari kematiannya itu.
(Oo-dwkz-234-oO)
5 SEJAK peristiwa kebangkitan Hannifah, danau buatan itu
mendapat julukan sebagai danau keramat. Roh Hannifah yang
sudah tiga tahun hidup dan berkelana di alam gaib terjun ke
danau itu secara tak sengaja, karena roh itu merasa
sepanjang kematiannya diperbudak oleh kekuatan iblis
penabur teluh untuk membawa air dari tempat mana pun ke
tempat permandian iblis tersebut. Tiada henti hentinya roh
Hannifah mondar-mandir membawa air dengan wadah yang
terbuat dari tengkorak kepala manusia. Pada titik kelelahannya
yang keseribu kali lebih itu, roh Hannifah terkulai jatuh saat
ingin mengambil air danau, dan ia pun terjun ke danau
tersebut. Dalam ingatan Hannifah setelah beberapa saat menjalani
kehidupan keduanya itu, ia sempat heran melihat air danau
berwarna kuning, kemilau emas. Tapi ia tak sempat berpikir
apa apa lagi karena kelelahannya. Ketika ia jatuh terjun ke a ir
tersebut, tiba-tiba tubuhnya merasa ringan dan meluncur naik
ke permukaan danau tanpa mengalami basah sedikit pun Dan,
ia sempat merasa heran dapat berjalan di atas permukaan air
sampai ke tepi jalanan beraspal. Namun rasa takutnya segera
mencekam jiwa setelah menyadari dirinya berada di tempat
yang menurutnya asing, sepi dan mencemaskan itu. la tak
menyadari bahwa dirinya saat itu sudah mati dan hidup
kembali karena air danau keramat tersebut.
Rupanya 'ranjau' yang ditebarkan Nini Ganjarlangu itu
hanya berlaku untuk iblis. Tidak berlaku untuk mahluk halus
lainnya. termasuk roh-roh orang yang matinya tak wajar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
arwahnya penasaran menunggu ajal sebenarnya tiba.
Terbukti, bukan hanya Hannifah yang mengalami peristiwa
bangkit dari kematiannya, namun beberapa roh lain yang
merasa mengalami kematian di luar suratan takdir juga hidup
kembali setetah terjun ke danau itu. Ada yang sengaja terjun,
ada yang tidak sengaja. Dalam waktu satu malam. saja, sudah
sepuluh roh lebih yang terjun ke danau tersebut dan hidup
kembali sebagai manusia biasa yang memang belum waktunya
mati. Tentu saja peristiwa mistik itu menggemparkan penduduk
setempat, karena memang ada tiga penduduk setempat yang
mati karena dipakai tumbal gaib, ternyata hidup kembali dan
pulang ke rumah mereka masing-masing. Sementara itu, rohroh lainnya, para siluman, peri dan kuntilanak, atau para
penghuni alam gaib seperti gandaruwo serta yang lainnya,
juga berlomba-lomba untuk terjun ke danau tersebut. Mereka
juga menjadi manusia biasa, tanpa memiliki kekuatan gaib
seperti semasa di alamnya. Namun dari jenis mereka hanya
sedikit, tak lebih dari tujuh sosok. Karena tidak semuanya
mengetahui keajaiban tersebut pada malam itu juga.
Ketika matahari mulai terbit, pandangan para roh yang
melintasi danau keramat itu seperti tertutup kabut tebal.
Mereka tak bisa melihat di mana letak danau keramat itu.
Pengaruh cahaya matahari telah membuat kekuatan Tirta
Candrawulan menjadi kabur di mata gaib.
Mereka harus menunggu malam tiba dan sinar rembulan
menyinari tempat itu, barulah mereka temukan genangan
Tirta Candrawulan. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan
Dewi U lar untuk menetralkan air danau keramat. Namun gadis
paranormal itu mengalami kesulitan karena belum pernah
menghadapi kasus ganjil serupa itu, sehingga tak tahu
bagaimana cara melakukannya.
"Gawat! Ka lau tidak segera kunetralkan air danau itu, bisabisa semua orang mati hidup kembali, dan bumi ini akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penuh oleh orang yang menjalani kehidupan keduanya!"
gumam Kumala saat merenung di kantor Pemda, didampingi
oleh Buron, Sandhi dan Sersan Burhan yang telah melakukan
blokade sangat ketat agar tak seorang pun menceburkan diri
ke dalam danau. Sebab, bagi yang hidup dan menceburkan
diri ke dalam air danau, maka ia akan langsung mengambang
dan menjadi mayat tanpa nyawa lagi.
"Ini semua gara-gara si pemuda salah zaman itu!" geram
Buron. "Memang brengsek dia! Akan kucari dia sampai
berhasil kuseret ke depanmu, Kumala!"
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tunggu!" sergah Kumala Dewi dengan tenang, tapi
kentara menyimpan ketegangannya. "Bantu aku selesaikan
kasus danau keramat itu lebih dulu. Ini lebih penting daripada
mencari Devo."
"Kalau kau sendiri sebagai anak dewa tak tahu bagaimana
cara mengatasinya, apalagi aku yang hanya anak jin. Bukan
anak dewa!"
"Justru karena kau anak jin, maka aku bisa mendapat
bantuan darimu, Buron!" tegas Kumala penuh wibawa. Buron
berkerut dahi karena tak mengerti maksud kata-kata majikan
cantiknya itu. "Ingat, Ron... yang mengatakan bahwa kasus danau ini
hanya bisa ditangani oleh Dewi Ular adalah ibumu; Nini
Garjarlangu. Begitu kan?"
"Ya, memang begitulah kata ibuku, Kumala."
"Hmmm, baiklah kalau begitu," Kumala manggut-manggut.
"Sekarang temukan aku dengan ibumu. Pasti ibumu punya
saran atau petunjuk untukku tentang apa yang harus
kuperbuat. Sebab, segala cara tadi sudah kulakukan, ternyata
air danau tetap mengandung hawa gaib tinggi: Tirta
Candrawulan. Tak ada cara lain kecuali minta petunjuk ibumu
lebih dulu, baru aku bertindak lagi!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagi gadis cantik jelita si anak dewa itu, bukan hal yang
tabu untuk menimba ilmu dari mahluk mana pun, termasuk
meminta petunjuk kepada Jin Ganjarlangu. Alternatif itu ia
lakukan semata-mata untuk menunjukkan kepada para
penghuni Kahyangan, bahwa dalam mengatasi tiap persoalan
gaib, ia tidak selalu meminta bantuan para dewa- dewi di
Kahyangan. Ia ingin tunjukkan kepada dewa-dewa di
Kahyangan, bahwa sebagai gadis yang terbuang di bumi ia
memiliki keuletan dan kegigihan pribadi dalam upayanya
menjadi penolong manusia. Apalagi ia sudah dijuluki sebagai
Gadis Penyelamat Bumi, maka ia harus tunjukkan keuletannya
dalam upaya menyelamatkan bumi dan seisi nya.
Karena pada waktu itu keadaan mereka berada di ruang
kantor Pemda, maka dengan kesepakatan berdua mereka
masuk ke toilet sendiri-sendiri. Di dalam toilet itulah Kumala
Dewi berubah menjadi sinar hijau bening berbentuk seekor
naga kecil yang melesat menembus atap dan lenyap di balik
dimensi gaib. Buron pun berubah menjadi sinar kuning dan
lenyap di balik dimensi yang sama. Mereka bertemu di alam
sana, lalu sama-sama pergi menemui Nini Ganjarlangu. Buron
tak tahu di mana saat itu ibunya berada, namun ia punya cara
sendiri untuk memanggil ibunya, sehingga dalam beberapa
saat kemudian Nini Ganjarlangu keluar dari kerangka keris
Sisik Naga. Mereka bertemu bertiga di perbukitan alam gaib
yang tandus dan kering itu.
"Nini, keteranganmu tentang lapisan prana berusia ribuan
tahun itu memang benar ada di air danau keramat itu," kata
Kumala Dewi setelah basa-basi sekilas dengan Nini
Ganjarlangu. "Nyai Dewi,
mohon ampun kalau aku mendului
keteranganmu terhadap kekuatan gaib maha tinggi yang ada
di danau tersebut. Tapi tidak ada maksud hatiku sedikit pun
untuk merasa lebih tahu dari dirimu, Nyai Dewi. Semua itu
berpangkal dari rasa heranku terhadap kandungan prana yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebegitu besarnya, hingga dapat mendatangkan penyimpangan kodrat yang tidak semestinya, dan melenceng dari
'serat kahuripan' Hyang Maha Dewa."
"Ya, ya... aku paham maksudmu, Nini. Tapi benarkah
hanya aku yang mampu mengembalikan tawarnya gaib air itu,
Nini Ganjarlangu?"
"Sebagai manusia suci berdarah dewa, memang hanya Nyai
Dewi Ular yang bisa mengatasi persoalan ini," kata Nini
Ganjarlangu dengan sikap sopan dan menghormat.
"Tetapi ketahuilah, Nini... segala daya upaya sudah
kukerahkan, sebagian besar kesaktianku sudah kucoba, tapi
kandungan prana tua dalam air danau itu masih belum bisa
kutawarkan, Nini. Sekiranya kau bisa menunjukkan rahasianya. tolong beri aku saran dan petunjukmu itu, Nini
Ganjarlangu."
"Dengan tidak mengurangi hormatku padamu, Nyai Dewi
Ular... sesungguhnya rahasia kekuatan air itu ada pada
pancaran gaib sang rembulan. Maka, cara melumpuhkannya
juga harus melewati cahyaning rembulan, Nyai Dewi.''
"Jelasnya bagaimana, Nini?"
"Kandungan prana tua atau gaib maha tinggi dalam air
danau itu akan terhisap habis dari air itu apabila rembulan
menampakkan wujudnya sebagai bayangan 'gerhana bercinta',
Nyai Dewi."
Dewi Ular berkerut dahi, karena merasa asing dengan
istilah tersebut Tapi sebelum ia bertanya lebih lanjut, Nini
Ganjarlangu sudah lebih dulu menyambung penjelasannya.
"Cahaya dari bayangan 'gerhana bercinta' akan memiliki
kekuatan maha dahsyat yang dapat menyerap habis prana tua
dari kekuatan sakti T irta Candrawulan. Karena, dalam keadaan
seperti itu cahaya rembulan tidak seutuhnya terpancar ke
bumi, melainkan bercampur dengan hawa kasmaran yang ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di sana. Campuran, hawa itu dapat menyedot kekuatan sakti
dari T irta Candrawulan sampai tuntas."
"Berarti harus ada yang bercinta di permukaan rembulan,
Nini?" "Tidak tepat di permukaan tanah rembulan, tapi di
depannya. Supaya sinar rembulan tertutupi sebagian hingga
terciptalah bayangan gerhana dari dua insan yang sedang
bercinta."
"Siapa yang harus bercinta di sana, Nini?"
"Tentu saja Nyai Dewi sendiri dengan pasangannya, sebab
hawa kasmaran Nyai Dewi memiliki kekuatan dewani yang
dapat mempengaruhi seluruh kehidupan alam jagat raya ini,
Nyai. Jadi, memang harus Nyai Dewi yang membentuk
bayangan 'gerhana bercinta' itu. Tidak bisa dilakukan oleh
pasangan lain, Nyai."
"Gawat!" desis Dewi Ular sambil bertolak pinggang sebelah
tangan, sementara tangan yang satunya menepuk keningnya
sendiri. Gerakannya mulai serba salah, tampak bingung, malu
dan menahan rasa geli dalam hatinya. Membuat senyum serba
canggung membias di bibir ranum sensualnya. Buron tak
berani menertawakan, tapi buang muka sambil menahan
bibirnya untuk tidak nyengir kegelian me lihat sa lah tingkahnya
Kumala yang membuat wajah cantik itu menjadi merah dadu.
Kalau saja ia tidak takut dibentak oleh ibunya sendiri, ia ingin
menertawakan Kumala Dewi yang selama ini tak pernah
bercinta dengan siapa pun, tak pernah bercumbu dengan pria
mana pun, dan tak pernah bermesraan secara mendalam.
Saling cium, saling genggam, saling tatap mesra memang
pernah dilakukan Kumala. T api bercinta dalam arti melakukan
pergumulan mesra penuh curahan hasrat birahi, sama sekali
belum pernah dilakukan oleh gadis berambut panjang sehalus
serat sutera itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah tidak ada jalan lain, Nini?" Kumala mencoba cari
alternatif lain. Tapi jin yang dianggap cantik oleh bangsanya
itu menggelengkan kepala jelas-jelas. Suara gemuruh
terdengar dari gerakan rambutnya.
"Mohon ampun, Nyai.. ini bukan pelecehan atau
penghinaan yang menyesatkan. Tapi seandainya Nyai Dewi
mohon petunjuk juga kepada Hyang Dewa Permana atau
hyang dewa lainnya, maka saya berani, bertaruh sukma,
bahwa jawaban beliau akan sama dengan penjelasanku tadi,
Nyai Dewi Sebab, Nyai bukan saja bidadari yang masih
perawan suci, tapi Nyai Dewi juga satu-satunya anak dewa
yang lahir tunggal tanpa kakak tanpa adik. Kasmaran putri
tunggal dewa selalu memiliki getaran hawa sakti yang tinggi
dan dapat untuk menaklukkan prahara sedahsyat apapun di
alam jagat raya ini."
Napas panjang dihembuskan lepas-lepas oleh Dewi Ular
sebagai ungkapan mencari kelegaan di tengah kegundahannya. Ia berjalan mondar-mandir sambil sesekali
tersenyum geli sendiri, namun juga malu membayangkan apa
yang harus dilakukan. Dalam pertimbangan batinnya, ia tak
ingin bercinta dengan pria mana pun sebelum pria itu resmi
menjadi suaminya yang memiliki cinta sejati. Hati nuraninya
sebagai bidadari yang menjelma dalam sosok gadis cantik
jelita penghuni bumi juga tak ingin melakukan cumbuan mesra
yang melampaui batas-batas kesusilaan, atau istilahnya;
vulgar, erotis dan berkesan jalang. Dan sekarang, ia
dihadapkan pada dua pilihan; bercinta di depan rembulan,
atau tidak sama sekali, yang berarti membiarkan para roh
harus saling berlomba-lomba terjun ke danau keramat, lalu
bumi akan dipenuhi oleh manusia-manusia yang menjalani
kebangkitan dari kematiannya, Sungguh suatu tantangan yang
dilematis sekali baginya, sehingga sering dianggap sebagai
kekonyolan yang menggelikan dirinya sendiri, membuatnya
geleng-geleng kepala sambil tertawa kecil.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nyai, aku dapat merasakan kegundahan dan kebingunganmu, karena bagi Nyai ini suatu pengorbanan yang
amat berat. Di lubuk hatimu tak ingin ternoda, di lubuk
benakmu tak ingin danau keramat itu menjadi sumber
bencana dan peluang emas bagi para iblis untuk menjelma
menjadi manusia. Tetapi aku percaya, Nyai Dewi pasti
mempunyai langkah dan keputusan yang lebih bijak daripada
dewi-dewi lainnya."
"Aku butuh waktu untuk mempertimbangkan keputusanku,
Nini." "Tentunya tidak cukup sekejap dua kejap saja waktu yang
Nyai butuhkan itu, bukan?"
"Ya, ya...," Kumala manggut-manggut
setengah menerawang. "Memang tidak bisa dalam waktu singkat aku
memutuskannya."
Menarik napas dalam-dalam dilakukan Kumala untuk
menetralisir kegundahan hatinya. Kemudian ia berkata dengan
tegar kepada jin betina yang ikut merenung dan murung
sebagai tanda sangat prihatin terbadap kebingungannya putri
tunggalnya Dewi Nagadini itu.
"Nini Ganjarlangu...."
"Daulat, Nyai Dewi."
"Selama aku mempertimbangkan keputusanku, dapatkan
kau menjaga T irta Candrawulan itu agar tidak digunakan oleh
roh gaib manapun untuk membuat dirinya berubah menjadi
manusia sejati?"
"Seperti Nyai Dewi ketahui, aku adalah penunggu keris Sisik
Naga. Sewaktu-waktu aku di- panggil harus ada di tempat Jadi
aku tidak bisa menjaganya sepanjang masa, Nyai."
"Hmm, ya, ya... aku mengerti. Lalu, menurutmu
bagaimana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nyai Dewi tidak perlu khawatir soal itu. Aku akan
memanggil adikku, pamannya Layon, untuk menjaga danau ini
agar tak dimanfaatkan oleh roh gaib manapun yang ingin
melakukan penyimpangan kodrat."
"Maksud Ibu, mau meminta bantuan Paman Gantranoya?"
sahut Buron dengan bersemangat, sepertinya sangat gembira
menyambut gagasan ibunya itu. Nini Ganjarlangu menggumam sambil menganggukkan kepala.
"Lakukan sebisamu, Nini. T olong bantu aku dalam hal ini!"
pinta Kumala secara resmi dan tanpa sungkan-sungkan lagi.
Maka, Jin Ganjarlangu pun segera bertepuk tangan satu
kali di atas kepalanya.
Duaaanrr, glegaaarrr .!
Tepukan tangan itu membiaskan cahaya biru petir
berkilatan ke delapan penjuru. Begitulah caranya memanggil
sang adik kandung; Jin Gantranoya, yang berperawakan tinggi
gemuk, hitam keling, jelek dan jika menyeringai sangat
mengerikan untuk manusia awam. Jin Gantranoya pun muncul
seketika itu juga dari kedalaman tanah gaib, membuat
beberapa bukit cadas hancur berhamburan.
"Grrraaaakkkhhhrrr...!! Ada apa memanggilku, Ayunda"!!"
geram Jin Gantranoya yang bersuara besar, berat, memiliki
getaran yang dapat membuat bukit-bukit berbatu granit di
seberang sana saling berguguran, seperti dilanda musibah
tanah longsor: Begitulah ciri-ciri jin ganas yang menjadi
algojonya para jin lainnya, disegani oleh para roh halus selevel nya. Nini Ganjarlangu melimpahkan tugas dari Dewi Ular kepada
Jin Gantranoya Algojo para jin itu patuh kepada perintah
kakaknya, terlebih datangnya dari putri Dewa Permana,
apapun tak bisa ditolaknya, sebab merasa berhutang jasa
kepada Dewa Permana dalam kasus yang belum pernah
diceritakan kepada keponakannya. Bagaimanapun juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kumala tetap mengucapkan terima kasih atas kesanggupan jin
yang usianya jauh lebih tua darinya itu. Sikap baiknya Kumala
yang ikut-ikutan memanggil 'paman' padanya itu, membuat Jin
Gantranoya semakin berapi-api menjalankan tugasnya,
semakin merasa sangat bertanggung jawab terhadap
keamanan danau tersebut.
Bagi Kumala tertutupnya danau keramat itu bukan
penyelesaian yang melegakan, melainkan justru awal dari
tugas beratnya menciptakan bayangan 'gerhana bercinta' di
wajah kuning rembulan Belum lagi jika ia berada dalam
keadaan tepat terang bulan purnama penuh, ia justru tak bisa
berbuat apa-apa. la harus mengurung diri di dalam kamarnya,
karena pada saat bulan purnama penuh itu sosok
penampilannya sebagai gadis sexy menggiurkan setiap lelaki
itu akan berubah menyeramkan. Kumala menjadi seekor ular
hijau bersisik emas sebesar pohon kelapa, tapi kepalanya
tetap kepala gadis cantik berambut panjang terurai.
Perubahan itu sampai sekarang masih dirahasiakan dari siapa
pun, selain orang-orang terdekatnya yang mengetahui;
Sandhi, Buron, Mak Bariah dan Pramuda. Perubahan yang
selain menyeramkan juga akan membuatnya sangat malu itu
terjadi selama semalam suntuk, dari maghrib hingga fajar
menyingsing. Sedikit keberuntungan ada di pihak Dewi U lar. Malam bulan
purnama masih kurang beberapa hari lagi. Kumala punya
waktu untuk mengambil tindakan dan menentukan sikap
sebelum malam bulan purnama tiba. Tapi kali ini sikap yang
harus ditentukan adalah sesuatu yang amat sulit baginya.
Bercinta, mungkin saja bisa ia lakukan, karena ia wanita yang
normal; punya gairah dan punya selera bercumbu. Tapi
haruskah ia korbankan kesuciannya sebelum menemukan
cinta sejati" Lagi pula, bercinta dengan siapa dirinya nanti"
Pria mana yang pantas menjadi pasangan bercintanya nanti"
Dendam Empu Bharada 26 Kitab Ilmu Silat Kupu Kupu Hitam Naga Bumi 3 Karya Seno Gumira Memburu Manusia Harimau 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama