Dewi Ular 66 Misteri Anak Selir Bagian 1
Page 1 JARUM jam dinding menunjuk ke angka sembilan.
Malam belum begitu hening Sandhi dan Buron sedang
serius menyaksikan pertandingan sepak bola di teve.
Layar teve yang berukuran 36 inch memberi kepuasan
tersendiri bagi mereka berdua. begitu asyiknya mereka
mengikuti tayangan tersebut, sampai-sampai mereka
tak mempedulikan seruan Mak Bariah dari ruang
makan. 'Heey, kecilkan sedikit suara teve itu, San!
Brisik, tahu!" Karena dua kali seruan Mak Bariah tak
dihiraukan oleh Sandhi, akhirnya perempuan agak
gemuk yang menjadi pelayan setianya Kumala dewi itu
buru-buru menghampiri teve layar lebar itu. Tahu-tahu
ia menekan tombol power. Klek. Blub. Teve pun
padam. at "Huh. Apa-apaan sih kamu ini, Mak?" Buron
sewot. 'Udah mau gol tuh tadi!" Sandhi ikut kesal. Mak
Bariah pergi sambil menggeru. "Disuruh ngecilin tv kok
malah pada enakenakan ikut sorak" Dasar kuping
Page 2 panci semua .kalian!". "Pantasnya bukan kamu yang
dapat julukan Jin Usil, Ron. Dia itulah yang pantas
dijuluki Mak Usil!" gerutu Sandhi sarnbil beranjak dari
duduknya untuk menghidupkan kembali pesawat teve
tersebut, karena saat itu remote control berada di
samping teve Bukan di dekat mereka.
tKa .oO Oo. "Volumenya dikecilin dikit, San Daripada ntar dia sewot
lagi," ujar Buron seraya melonjorkan kedua kakinya.
Tapi sebelum Sandhi sampai di dekat teve, sebelum
tombol power ditekan sandi tahu-tahu teve tersebut
sudah menyala dengan sendirinya. Blaab. Layar
menjadi terang walaupun berisi gambar bintik-bintik
seperti semut sedang arisan. Kontan langkah Sandhi
Page 3 terhenti, matanya terbelalak dan mulutnya terperangah.
'Lho."! Kok tevenya menyala sendiri, Ron" Dilihatnya si
jelmaan Jin Layon itu. Ternyata juga sedang
terperangah bengong Heran dan curiga melihat teve
bisa menyala sendiri tanpa ditekan powernya. Buron
pun segera clingak-cinguk, seakan mencari penyebab
gaib yang membuat teve bisa menyala sendiri. "Elu
yang ngerjain, Ron"!" "Enak aja.Gue lagi cari
penyebabnya nih. | Pasti ada yang iseng bikin ulah
yang nggak-nggak nih!" Buron bangkit ingin
memeriksa sekeliling ruang tengah tersebut 'Hey, Ron.
lihat tuh!" sentak Sandhi sambil menuding ke layar teve
sebab saat itu layar teve tidak berbintik-bintik lagi.
Layar menjadi bersih, terang, tapi di bagian tengahnya
tampak ada sinar kecil merah. Seperti sebutir bara
menyala. "Mundur, San Mau meledak tuh" .
Mendengar peringatan Buron itu Sandhi segera lari
menghampiri si rambut kucai tersebut wajahnya
Page 4 tampak tegang, karena menyangka apa yang
dikatakan Buron adalah sesuatu yang benar Ia sangat
khawatir teve akan meledak, sebab nyala kecil
berwarna merah ini makin lama makin menjadi lebar.
Dalam sekejap kemudian permukaan teve dipenuh
sinar merah Wubbs. "Kok jadi begitu, Ron"!" keduanya
sama I d". .oO Oo. - sama merapat dinding Buron bersiap-siap menghadapi
sesuatu yang membahayakan Kedua tangannya mulai
merentang dengan jari-jari tangan merenggang. Pada
Page 5 saat itu bintik bintik putih muncul di permukaan teve
Bintik-bintik putih yang bertaburan seperti bintang di
langit kini mulai menumpuk menjadi satu Gerakannya
cukup cepat, sehingga dalam sekejap saja bintik-bintik
putih itu sudah membentuk sebuah gambar. Ziubbb.
"Hahh."! Dia "!" desis Sandhi kaget Buron pun tampak
terperanjat, lalu berkerut dahi, mengendurkan urat-urat
tangannya .la tak jadi mengeluarkan hawa saktinya,
karena kini ia yakin yang terjadi saat itu bukanlah
sesuatu yang membahayakan. Layar teve dipenuhi
oleh gambar seraut wajah cantik yang sama-sama
sudah dikenal oleh Buron maupun Sandhi "Kau masih
kenal dia, San?" 'Ya, aku masih ingat. Dia adalah Dewi
Angora," jawab Sandhi seperti orang menggumam.
Matanya masih tertuju lekat-lekat ke layar teve. Wajah
cantik itu menyunggingkan senyum, seolah-olah
senyum itu memang ditujukan kepada mereka berdua.
'Hay, apa kabar kalian?" Sandhi dan Buron pelan-pelan
Page 6 mendekati layar teve "Dewi Angora, apa maksudmu
muncul di layar teve ini?" Sandhi ikut-ikutan bertanya,
"Bagaimana bisa muncul di sini, Angora?" "Aku
menggunakan saluran teve ini melalui jaringan satelit
yang ada. Aku mau bicara dengan tuan puteri kalian,
Kumala Dewi Mana dia" Aku cuma bisa menggunakan
saluran ini sangat sebentar Tolong panggilkan Dewi
Ular Sandhi' 7 t - .oO Oo. "Him, eh, ya, ya. tunggu sebentar!" Sandhi bergegas
pergi .la ingin mengetuk pintu kamarnya Kumala Dewi,
tapi tahu-tahu pintu itu sudah terbuka .Seraut wajah
lebih cantik dari kecantikannya Dewi Angora muncul
dari balik pintu tersebut.
Page 7 "Ada apa, San?"
"Aku. aku belum mengetuk pintu kamarmu, tapi kenapa
kau sudah nongol lebih dulu, Kumala?"
"Hatimu sudah mengetuknya sebelum kau tiba di
depan kamarku. Ada apa?"
"Lihatlah ke teve Dewi Angora ada di sana. Dia mau
bicara denganmu, Kumala."
'Angora"!" desis Kumala sambil segera berjalan ke
depan teve, karena posisi letak kamar kumala
dipunggungi oleh benda tersebut. "Halo, Nona cantik,"
sapa Dewi Angora begitu melihat Kumala sudah
menghadap ke arah layar leve. "Angora, kenapa kau
gunakan saluran ini"! Bisa geger seluruh kota kalau
begini caranya?" "O, nggak usah khawatir. Aku cuma
memaSuki saluran yang menuju ke tevemu saja. Di
tempat'lain tak ada aku kok." Kumala Dewi geleng
geleng kepala, tapi wajahnya berseri-seri melihat
kemunculan saha batnya yang pernah saling bahu
Page 8 membahu ketika mencari Intan Biru, pusaka milik Dewa
Wanandra, ayahnya Dewi Angora, (Baca serial Dewi i,
dalam episode: "GADIS PENYELAMAT BUMI).
"Kumala, aku cuma mau titip pesan buat cowokku." i
"Cowokmu yang mana, Angora" Si Alvan itukah
maksudmu?" "Benar. Tolong sampaikan padanya,
bahwa (". .oO Oo. setelah lewat bulan purnama nanti aku akan
menjemputnya. Dia akan kubawa ke Kahyangan untuk
melangsungkan perkawinan kami." Dewi Ular yang
cantik jelita itu terperangah antara percaya dan tidak,
antara heran dan geli "Kau benar-benar ingin menikah
dengan Alvan, pemuda bumi"!" "Sudah kubicarakan
dengan ayah-bundaku, dan para dewa lainnya pun
Page 9 sudah merundingkannya. Keputusan mereka, Alvan
boleh dibawa ke Kahyangan dan menikah resmi
menjadi suamiku, selama raga dan jiwanya belum
tercemar oleh noda kemesuman. Jadi, tolong bilang
padanya agar menjaga diri baik-baik, jangan sampai
tergoda rayuan mesum. Lebih-lebih jangan sampai ia
bercumbu dengan wanita lain supaya perjuanganku
mendapatkan hak hidup di Kahyangan bagi dirinya
tidak sia-sia, Kumala Tolong, ya. Nggak keberatan
kan?" "Asalkan, aku mendapat undangan saat
perkawinan kalian nanti, kurasa aku tak perlu merasa
keberatan, Angora." "Itu pasti, Non ayu," sambil mata
Dewi Angora mengerling penuh senyum ceria. Kumala
Dewi pun tertawa kecil dengan pancaran kegembiraan
hatinya yang membuat cahaya kecantikan semakin
memukau makhluk mana pun. 'Oh, ya. ": hubunganmu
dengan Rayo Pasca semakin hangat saja, Kumala.
benar begitu?" Dewi Ular tertawa geli "Siapa bilang?"
Page 10 "Beberapa dewa di Kahyangan membicarakan
hubunganmu dengan Rayo Pasca. Mereka selalu
tersenyum jika melihat kau dan Rayo sedang pacaran
dengan mesra. Aku jadi nggak sabar, ingin cepat-cepat
mesra lagi dengan Alvan Hi, hi, hi. " "Benarkah para
dewa di Kahyangan sedang
MIS TER ANAK SELIR 9
.oO Oo. ramai membicarakan hubunganku dengan Rayo" Ooh,
apakah itu pertanda bahwa mereka sangat setuju jika
aku menikah dengan Rayo?" 'Entah, ya. Saya bukan
penghulu dewa-dewi sih. Sorry aja, ya Non." Dubbs.
Setelah terdengar tawa konyol Dewi Angora, tiba-tiba
pesawat teve padam kembali Dewi Angora menghilang
dari bentangan layar kaca. la pergi secepatnya, karena
Page 11 maksud dan tujuannya sudah berhasil disampaikan
kepada Kumala Dewi .Di sisi lain, sebagai anak dewa
juga Kumala sebenarnya masih ingin ngobrol lama
dengan gadis penghuni Kahyangan itu. Seakan-akan ia
bertemu dengan teman sekampungnya. Tapi Kumala
nenyadari barangkali terlalu lama mengganggu saluran
teve dapat mengakibatkan sesuatu yang kurang baik,
sehingga Dewi Angora pun segera pergi dari saluran
tersebut. Kumala harus memaklumi keadaan itu. Putri
tunggal hasil perkawinan Dewa Permana dengan Dewi
Nagadini itu segera menghubungi telepon rumahnya
Avan. Tapi ternyata Alvan sudah pindah. Tidak tinggal
di situ lagi Nomor HP-nya Alvan juga sudah ganti yang
baru. Kumala tidak tahu. Pantaslah kalau Dewi Angora
titip pesan kepadanya, karena rupanya Avan sulit
dilacak jejaknya. Padahal jika Dewi Angora mau
menggunakan jalur gaibnya bisa saja ia menemukan
Alvan. Mungkin malas untuk menggunakan jalur gaib
Page 12 yang sedikit merepotkan itu, se hingga Dewi Angora
merasa lebih simple menggunakan cara seperti tadi.
Dewi Ular pun enggan menggunakan jalur gaibnya
untuk mencari Alvan, karena ia masih bisa
nenggunakan cara yang rasional, yaitu menanyakan
dua-tiga orang teman Alvan. Pasti di antara mereka
mengetahui di mana Alyar berada. Cara ini pun
dilakukan Kumala pada hari beri
() d '') .oO Oo. kutnya. Tidak perlu harus malam itu juga. Toh pesan
yang dititipkan padanya tidak terlalu penting, dan tidak
bersifat sangat darurat "Biar nanti aku yang cari dia
deh," kata Buron setelah mendengar penjelasan dari
Page 13 Kumala. "Tapi nanti saja, kalau pertandingan sepak
bola ini udah selesai .Aku sedang taruhan sama si
bego ini sih!" tambah Buron seraya menjulekkan kepala
Sandhi 'Terserah kamu," ujar Kumala sambil bergegas
ke kamarnya. "Tapi sebaiknya hentikan sistem taruhan
kalian itu. Sama saja dengan judi tuh! Nggak baik."
'Habis dia ngotot sih," sahut Sandhi "Kubilang, Prancis
akan tumbang kali ini karena berhadapan dengan
kesebelasan dari Denmark. Eeh, dia nggak percaya.
Ngajak taruhan. Aku sih okey-okey aja!" Kumala
berhenti sebelum masuk ke kamarnya. "Kau
menjagokan mana, San?" "Denmark dong!" "Lihat saja
nanti, pasti jagoku yang menang," sahut Buron tak
kalah semangatnya ia. menjagokan team kesebelasan
Prancis. Saat itu Kumala dewi hanya tersenyum tipis,
lalu berkata dengan kalem. - "Hentikan taruhanmu itu,
San .Kau akan kalah. Prancis akan menang" 3-0
melawan Denmark malam ini Kalau nggak percaya,
Page 14 lihat saja nanti hasilnya." "Ah, mana mungkin bisa.'
Sandhi tak jadi melanjutkan bantahannya, karena
bidadari cantik ang hidup di bumi itu sudah lebih dulu
masuk kamarnya, dan tutup pintu. Sandhi sempat adu
debat sedikit dengan Buron yang merasa didukung
oleh Kumala, sebab pernyataan Kumala tadi seakan
akan memberi kepastian bahwa apa yang dinyata
I l . .oO Oo. kan tadi adalah benar. Bukan main-main. Dan, pada
akhir pertandingan itu Sandhi jadi terbengOng dengan
rasa kecewa, karena Prancislah ang menang unggul di
saat itu. Mampu mengalahkan Denmark 3-0, seperti
yang dikatakan Kumala Dewi. I 'Tentu saja dia sudah
tahu skor-nya, pasti dia gunakan kesaktiannya buat
Page 15 melihat hasil akhir pertandingan ini!" gerutu Sandhi
yang sejak tadi diledek Buron karena kekalahannya. la
terpaksa menyerahkan selembar uang sepuluh ribuan
sebagai konsekuensi kekalahannya itu. Sedangkan si
Dewi Ular 66 Misteri Anak Selir di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pemuda berambut kucai yang menjadi asisten urusan
gaib bagi seluruh kesibukan Kumala Dewi, segera
menepati kesanggupannya. Buron lenyap dari hadapan
Sandhi. menggunakan jalur gaib untuk mencari Alvan.
Bukan hal sulit bagi Buron untuk melesat menembus
malam tanpa menampakkan diri, tanpa menyentuh
benda apapun, sebab ia memang memiliki kesaktian
semacam itu. Kesaktian mengubah sosok dirinya
menjadi partikel-partikel proton dan neutron ia miliki
sejak terlahir sebagai anak Jin Ganjarlangu, sehingga
sampai sekarang ia masih dianggap layak menjadi
asistennya Dewi Ular untuk urusan gaib. Asisten untuk
urusan non-gaib dipercayakan kepada si sopir muda
yang selalu berusaha tampil trendy di hadapan umum,
Page 16 yaitu Sandhi. Meski sudah beberapa waktu lamanya
Buron tidak pernah jumpa lagi dengan Alvan, tapi ia
masih ingat ciri-ciri anak itu. Usianya masih muda,
cukup lumayan perbedaan usianya dengan Dewi
Angora. Pantasnya Alvan adalah adik Dewi Angora,
karena usianya yang baru saja tumbuh dewasa itu.
masih berusia sekitar 22 tahun, sedangkan Dewi
Angora lebih dari usia 26 tahun. Namun perawakannya
yang agak tinggi dan berbadan tegap
12 RT) .oO Oo. itu membuat Alvan seperti sudah cukup dewasa. Wajar
saja kalau Dewi Angora terpikat hatinya kepada Alvan,
karena Alvan memang memiliki wajah tampan, imutPage 17 imut, dan bermata jernih. Penampilannya selalu rapi,
rambut pendek dan kulit putih bersih. la memiliki
senyum yan mampu menjerat hati para gadis.
Karenanya, tak salah pilihan Dewi Angora terhadap diri
Alvan ketika putri Dewa Wanandra itu harus
menjalankan semedi aneh yang dinamakan tapa nistaa
Bertapa dengan melakukan kenistaan untuk bisa
mendapatkan kembali pusaka Intan Biru. Wajar pula
jika Alvan kala itu sangat terpikat oleh Dewi Angora,
karena bidadari dari Kahyangan itu menang cantik
Walaupun usianya lebih tua dari Kumala, dan nilai
kecantikannya tak bisa menandingi kecantikan Dewi
Ular, namun dewi penguasa kucing dan sejenisnya itu
pandai membuat Alvan selalu bergairah, sehingga
mahasiswa yang hobby balap motor itu mudah terjerat
dalam pelukan asmara Dewi Kucing. Selama kepergian
Dewi Kucing yang kembali ke Kahyangan itu, baru dua
kali Alvan dapat melampiaskan rindunya. Karena
Page 18 memang baru dua kali Dewi Angora mengunjungi
Alvan dengan waktu yang amat singkat. Hanya 45
menit mereka saling bertemu Lebih dari itu Dewi
Angora sudah harus kembali ke Kahyangan, berusaha
membujuk orang tuanya agar percintaannya direstui.
Setelah kunjungan yang kedua, Dewi Angora belum
pernah datang lagi menemui Alvan. Waktunya sudah
mencapai dua bulan lebih. Alvan tersiksa rindu dalam
penantiannya. Beruntung sekali ia punya hobby di
bidang otomotif. Kerinduannya dapat berkurang
manakala ia sibuk dengan urusan motor di bengkelnya.
Kadang rasa rindu itu terhibur oleh tawaran temantemannya untuk mengadakan taruhan mela
13 .oO Oo. Page 19 lui balap motor di sirkuit maupun di jalan-jalan sepi
yang tidak semestinya dipakai untuk kebut-kebutan
.Biasanya acara seperti itu dilakukan di tengah malam,
di saat jalanan telah sepi, tak ada petugas lalu lintas
yang menjaga jalanan tersebut. Raung knalpot yang
mirip jeritan orang sekarat itu terdengar menggema
sampai radius 3 kilometer jauhnya. Ke sanalah jelmaan
Jin Layon melesat cepat, karena ia yakin jeritan deru
motor itu adalah arena balap motor yang digemari
Alvan. la yakin di sana Alvan sedang beraksi dan bisa
ditemui pada saat acara itu break. Malam yang hening
mempermudah Buron mencari sumber suara kebutkebutan itu. Hanya saja, malam yang hening ternyata
tidak-membantu Buron menemukan di mana Alvan
berada. Sebab, ketika Buron tiba di tempat itu dan
menampakkan wujudnya sebagai pemuda berambut
kucai dengan badan agak kurus sedikit, ia mencoba
bertanya kepada salah seorang pe.engendara motor
Page 20 yang menunggu giliran untuk bertanding. "Wah,
kayaknya malam ini si Al nggak terbit dari
peredarannya. Dari tadi gue belum lihat batang
hidungnya tuh." "Ke mana dia" Atau di mana dia berada
jika nggak hadir di sini?" "Gue nggak tahu soal itu.
Coba aja elu tanyain sama geng-nya yang pada
nongkrong di depan ruko sana tuh!" Buron pun
mendekati serombongan anak muda yang sedang
mempersiapkan diri untuk turun ke arena. Ia bertemu
dengan si rambut gimbal yang akrab dipanggil Boy.
Namun ketika Boy ditanya tentang Alvan, ia justru agak
sewot karena merasa kesibukannya terganggu oleh
pertanyaan Buron yang berulang-ulang itu,
14 k, .oO Oo. ."Gue nggak tahu di mana Alvan! Mestinya dia muncul
Page 21 malam ini, tapi dari tadi memang nggak ada. Bikin
kelompok gue kalah beradu sama Fox Man! Elu jangan
tanya soal si Al lagi, ntar gue jadi kesel ama elu,
ngerti"!" "Hman, eeh. ya sudah kalau begitu Aku cuma
tanya doang kok." Buron mundur pelan-pelai, tak mau
ikut terpancing emosi Boy. Tapi pada saat itu orang
yang dekat dengan Boy segera menyahut. "Gue tahu di
mana Alvan sekarang berada." "Nah, kebetulan.
Tolong kasih tunjuk saya dong," sahut Buron mulai
senang. "Bisa aja. Gue bisa kasih tunjuk sama elu, tapi
kalau elu bisa menangin nomor mendatang . "Ya,
bener begitu!" sahut yang lain sambil menertawakan
Buron yang tampil seperti pemuda bego itu "Elu bisa
naik motor kan" Kalau elu memang temannya si Al,
pasti elu bisa ngebut segila Alvan. Kalau elu berani
melawan jagoannya ke 9: Fox Man, dan menang, kami
akan kasih tahu di mana si Al berada." 'Sorry, Teman.
gue bisa naik motor, cuma gug bingung bagaimana
Page 22 caranya turun dari motor. Bahaya kan?" Yang lain
tertawa geli, Buron sengaja mengeluarkan
kek?nyolannya, sehingga kekalahan mereka sedikit
terhibur. Tapi secara konyol pula mereka mendesak
Buron agar berani tampil dalam pertaruhan
mendatang. Agaknya mereka memang ingin ngerjain
Buron sebagai bahan hiburan, sehingga akhirnya
Buron setuju untuk tampil melawan jago andalannya
kelompok Fox Man. "Tapi mesti dicoba dulu, Boy. Tes
dulu Dia bisa ngalahin elu apa nggak. Kalau bisa, ya
udah, lu nggak usah tampil. Biar dia aja yang tampil,
gantiin si Al" 15 R .oO Oo. Page 23 "Bener, bener. mesti dites dulu nyalinya' sahut yang
lain. . "Begini aja," kata Buron. "Kalau gue bisa
ngalahin si Boy, kalian harus sepakat untuk bantu gue
nyariin si Al Setuju nggak?" 'Okey deh!" sahut mereka
saling celetukan. "Nih, elu pakai motor gue aja. Tapi
kalau sampai jatuh, elu mesti tanggung jawab, ya"
Kalau nggak mau tanggung jawab, gue injak-injak luh!"
kata yang bernama Angga. la pun menyerahkan
motornya, jenis motor bebek yang larinya jauh lebih
lamban dari RX King-nya si Boy. Jelmaan jin itu
memang pernah belajar naik motor dari Sandhi, tapi dia
tidak pernah ngebut dalam kecepatan tinggi. Apalagi
turun di arena, sama sekali belum pernah. Namun
malam ini agaknya ia punya rencana sendiri dalam
otaknya. Ia berani tampil sebagai lawan si Boy
walaupun ia | tahu kecepatan motor yang dipinjamkan
padanya itu tidak sebanding dengan motornya si Boy.
Page 24 la tahu mereka hanya ingin 'ngerjain" dirinya dengan
maksud melecehkan kemampuan dan nyalinya. 'Okey,
siaaap.!" seru Angga bertindak sebagai instruktur
"Lima, empat, tiga, dua, satu GO Bveeenring.
Keduanya melaju dengan cepat. Boy tertawa-tawa
kegirangan karena dia bisa meninggalkan Buron dan
motornya jauh ke depan. Sedangkan motor yang
digunakan Buron jalannya seperti siput, menurut istilah
mereka. Tentu saja mereka yang menyaksikan dari tepi
jalanan tersebut ikut menertawakan dan men cemooh
Buron sambil bersorak tepuk tangan "Hooy naik kapal
selam aja, Mas Biar cepat sampai!" "itu motor apa ulat
bulu sih?" "Pulang ajaluh, Cok! Mendingan naikin janda
daripada naik kebo bunting kayak gitu, haa
L6 il .oO Oo. Page 25 haa haa, buron menggeram dalam hati "Brengsek!
mereka pikir siapa aku ini" Seenaknya aja ngeledek
begitu Nih, lihat kebolehanku' Weees. Buron
menggunakan kesaktiannya sebagai anak jin. Ia dan
motornya melesat dalam kecepatan tinggi. Sangat di
luar dugaan mereka yang menyaksikan dari tepi jalan.
Motor bebek itu mampu menyusul motornya Boy,
bahkan meninggalkan jauh-jauh. Sebelum Boy
berputar kembali ke arah semula, Buron sudah
berputar lebih dulu. Mereka sempat kebingungan
memandangi motornya Buron. Sebab, pada saat itu
gerakan motor sulit dikuti dengan pandangan mata.
Makin lama hanya seperti sinar kuning yang melesat
hampir menyamai kecepatan petir. Beberapa penonton
yang nangkring di atas motornya secara serentak
rubuh dan bahkan ada yang terpental akibat angin
Page 26 kecepatan motor Buron itu. "Gila.."! Sebegitu cepatnya
dia"! Janganjangan dia bukan naik motor, tapi naik
setan"!" ujar salah seorang penonton yang tadi berdiri
di pinggir jalan, dan baru saja terlempar membentur
pagar besi milik sebuah perkantoran. 'Wah, gawat.
Kalau mereka menurunkan si bego tadi, pasti kita akan
kalah, Jim" ujar salah seorang dari kelompok Fox Man.
Buron kembali ke arah pertama. Peraturan yang tadi
ditetapkan, mereka berdua harus bisa unggul dalam
empat kali putaran. Ternyata si Boy baru dua putaran,
tapi Buron sudah berhasil mendapat tiga putaran dan
sekarang baru menyelesaikan putaran yang keempat.
Namun mereka yang berada di pinggiran jalan saling
berhamburan, lari menjauh. Sebab angin yang
ditimbulkan oleh kecepatan Buron telah berhasil
merubuhkan salah satu pagar besi di depan sebuah
apotek, Semua yang ada di pinggir jalan menjadi
MistERI ak selir 17
Page 27 .oO Oo. porak poranda. Berhamburan ke mana mana bagaikan
diterjang badai. Bahkan si Boy dan motornya pun ikut
terpental ketika berpapasan dengan Buron. Anehnya
lagi, Buron dan motornya dapat berhenti secara
mendadak. Tepat di depan ruko tempatnya start tadi
.Seet. Tanpa suara jerit roda ditekan oleh rem sedikit
pun. "Bagaimana"!" tanya Buron sambil menyeringai
kepada Angga dan teman-temannya yang
bersembunyi di samping ruko. Mereka tidak menjawab
sedikit pun. Mereka hanya terbengong-bengong
dengan lidah kelu, saling muncul dari persembunyian
satu-persatu .Mendekati Buron dengan rasa takut dan
wajah tegang .Angga paling takut Wajahnya pucat dan
berkeringat dingin. Sebab sebenarnya dia tak tahu di
Page 28 mana si Al berada .Yang lain pun ketakutan pula,
karena juga tidak tahu secara persis di mana Alvan
berada. Padahal mereka harus membantu Buron
mencari si Al sesuai perjanjian tadi. "Coba saja. cari
cari dia di di Havana Cafe," kata Angga asal-asalan.
Dia sendiri tak yakin bahwa malam itu Alvan ada di
Havana Cafe. Namun demikian, Buron tetap menuju ke
Havana Cafe dengan harapan dapat menemui Alvan di
Sana. Dan, ternyata harapan Buron nihil .la segera
menyadari bahwa informasi yang diperolehnya dari
Angga dan teman-temannya tadi adalah informasi asalasalan. Tapi Buron tidak menaruh dendam kepada
mereka. Hanya menggerutu kesal sesaat, lalu pergi
mencari ke tempat lain melalui jalur gaibnya.
skek .oO Page 1 MALAM itu Alvan memang seharusnua bergabung
dengan Boy, Angga dan yang lainnya. Tapi rupanya
dalam perjalanan ke arena kebutkebutan itu ia
terhalang oleh sesuatu hal yang dianggapnya bukan
sebagai penghalang. la berangkat dari tempat kost-nya
yang sekarang bersama seorang-teman. Danky, nama
gaul sang teman. Mereka mengendarai motor masingmasing secara beriringan. ,"Dari tadi badanku
merinding terus, kenapa ya "Aku juga begitu, Dank,"
Dewi Ular 66 Misteri Anak Selir di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sahut Alvan yang sama-sama tidak mengenakan helm.
"Apa karena pergantian suhu udara, ya?" "Baru pukul
sebelas lewat, masa sudah terjadi pergantian suhu?"
Danky menyangkal kemungkinan tersebut. Ia merasa
ada sesuatu yang aneh, karena firasatnya
menyimpulkan demikian. Hanya saja, ia tidak dapat
menjelaskan keanehan apa yang tertangkap oleh
firasatnya itu, Alvan justru tertawa ketika merdengar
Page 2 firasat Danky menangkap adanya keanehan dalam
perjalanan mereka itu. Tawa itu belum habis tapi sudah
harus berhenti. Avan merasa heran sekali karena
mesin motornya tiba-tiba tak berbunyi lagi. Mati
mendadak sulit diterima penyebabnya Tak bisa
distarter lagi. Kurang dari tiga detik, mesin motor Danky
juga ikut mati tanpa sebab-sebab yang
19. . (" .oO Oo. jelas. Satu-satunya penyebab yang jelas hanyalah
jalanan sepi, bulu kuduk merinding, posisi tepat di atas
jembatan sungai kecil berair hitam. Busuk baunya.
'Sialan Kenapa pula motorku ini" ikut-ikutan mati
Page 3 segala"!" geram Danky dengan nada kesal, karena ia
tak jadi menertawakan motornya Alvan. Sementara itu,
dengan rasa penasaran sekali Alvan menuntun
motornya ke tempat terang .Mereka berdua saling
memeriksa motor masing-masing di bawah cahaya
lampu penerang jalan. Di situ Danky agak gemetar,
karena ia ingat bahwa tepat di bawah lampu penerang
jalan itu. 4 hari yang lalu terjadi kecelakaan yang
menewaskan dua pengendara motor dan seorang
penumpang biskota. Danky ingat betul di mana posisi
mayat pengendara motor itu terkapar, yang lelaki tepat
di tempat Danky menstandarkan motornya, yang
perempuan tepat di tempat Alvan berdiri "Gawat."!"
Danky ingin bicara, tapi didului suara Alvan. "Dank, elu
mencium bau kembang apa nggak" Santer banget nih
baunya!" Alwan mengendus-enduskan hidungnya.
"Kita pindah ke bawah lampu sebelah sama aja deh,
Al." u "Yah, jauh amat. Udahlah di sini aja!" h Ah, elu.
Page 4 pindah segitu aja jauh" Yuk, al. "Elu aja sendiri ke sana.
Gue mau di sini aja. Kayaknya busi gue ada kelainan
nih Bukan kerusakan berat kok. "Huhh .!" Danky tetap
menuntun motornya ke tiang lampu berikutnya,
sementara Alvan membongkar busi motornya. 'Belum
tahu aja luhl Ntar kalau udah beres, gua kasih tahu. luh
pasti bengong, Al!" Danky
20 I k", .oO Oo. menyambung gerutuannya, namun tak dihiraukan
Alvan, meskipun telinga Alvan mendengarnya. Selesai
membereskan busi, Alvar mencoba menstarter
motornya kembali Lebih dari tujuh jejakan kakinya,
ternyata motor masih ngadat. Alvan harus memeriksa
bagian lainnya, walau dalam hati ia bertanya-tanya
Page 5 penuh rasa heran, bagian mana lagi yang patut
dicurigai sebagai biang kemogokan mesin motornya itu
Menurutnya, tak ada bagian mana pun yang patut
dicurigai. Sebab sebelum berangkat tadi ia sudah
memeriksa kondisi mesin dan roda, dan semuanya
beres Alvan dikenal jago stel mesin motor, sehingga
nyaris tak mungkin ia menghadapi kerusakan seperti
malam ini. Sebelum melakukan peneriksaan bagian
lain, tiba-tiba sebuah mobil muncul dari arah
perempatan jalan. Mobil itu ternyata mendekatinya.
Sorot lampu mobil seakan sengaja diarahkan ke |
motor Alvan supaya Alvan lebih jelas lagi melakukan
pemeriksaannya. Namun sinar terang itu justru
membuat Alvan tak jadi melakukan niatnya. Ia berdiri
memandangi mobil yang makin mendekat dengan
tangan menyilang di depan untuk menahan silaunya
cahaya ke mata Blaab. Lampu mobil itu padam setelah
mesinnya dipadamkan juga. Mobil tersebut berhenti
Page 6 tepat di depan Alvan. Ternyata sebuah Toyota Soluna
warna silver Dan ketika lampu dalam nobil dinyalakan,
maka tampaklah wajah si sopir sedan trendy itu yang
cantik dan menawan hati Ia ternyata seorang gadis
berbibir sensual yang memiliki senyuman indah sekali,
Usia gadis itu sekitar 25 tahun. Memang sedikit lebih
tua dari Alvan, namun penampilannya yang gaul itu
membuat gadis itu seperti sebaya dengan Alvan.
"Kenapa motormu" Mogok?" "Himm, eeh, iya." jawab
Alvan dengan ki
21: Um .oO Oo. kuk, sebab ia merasa belum kenal dengan gadis
tersebut. Lagak sok akrabnya kentara di paksakan
Page 7 untuk mengimbangi keramahan gadis itu. - Kamu yang
namanya Alvan, kan?" "Be benar. Dari mana kau tahu
namaku?" Gadis itu turun dari mobil. Ia mengenakan
celana capri sebatas betis, ketat dan berwarna hitam.
Kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih mulus
itu. Sebab gelang kaki melingkar di bawah betis
kanannya. Sementara bagian atasnya mengenakan
blus k?tat warna ungu muda, cekak Tak sampai
menutup pusarnya. Gadis berambut panjang dan hitam
berkilauan itu tak segan-segan mengulurkan
tangannya untuk berjabatan. 'Conza," ia menyebutkan
namanya. "Aku temannya Lonny." "Lonny" Lonny
siapa?" 'Lonny Angraini." "Astagal Apa benar kau
teman Lonny" wajah Alvan berbinar-binar. Terbayang
dalam ingat annya seraut wajah manis mungil- yang
dulu pernah terlibat cinta monyet dengannya, Lonny
Anggraini, teman SMP-nya dulu. Alvan jadi malu
sendiri setelah menyadari bahwa dulu dia pernah jatuh
Page 8 cinta dengan Lonny dan hobby bermain surat-suratan,
selayaknya cinta anak ingusan. Meskipun cinta itu
hanyalah bayangan indah '. hadir di awal masa
pubernya, namun memiliki sisi keindahan sendiri untuk
diserap dalam - kenangan. Lucu sekali jika
dibayangkan di masa sekarang. p 'Lonny sekarang
tinggal bersamaku. Serumah denganku .Kau mau
bertemu denganya" Ikutlah akui" A h Himm, eeh. tapi.
tapi motorku lagi ngadat sa
22 .oO Oo. ai . "Siapa bilang"! Motor baik-baik kok dibilang ngadat
sih" Cobalah kau starter lagi," seraya Conza masuk ke
mobilnya. Alvan merasa seperti dipaksa untuk
Page 9 mencoba menghidupkan motornya kembali .Akhirnya
ia turuti saran gadis berhidung mancung mirip bule itu.
Ternyata saran itu tidak sia-sia. Sekali starter motor
pun menderu keras. Alvan tak sempat terheran heran
di tempat, karena Conza sudah lebih dulu bergerak
bersama sedan Soluna-nya dan memberi isyarat agar
Alvan buru-buru mengikutinya. Terdorong rasa ingin
bertemu kembali dengan bekas teman SMP-nya, yang
dalam pengertian bebas bisa dikatakan sebagai pacar
pertama, maka Alwan pun segera mengikuti sedan
warna silver itu. "Hoy, Danky. Gue cabut dulu, Dank
Penting!" serunya ketika melewati tempat Danky
memperbaiki sepeda motornya yang masih belum bisa
jalan lagi itu. Danky berseru memohon agar jangan
ditinggalkan. Tapi seruan itu tak didengar oleh Alvan,
karena motor Alvan segera meluncur lebih cepat lagi.
Tancap gas mengikuti sedan keren itu. Hasrat untuk
segera bernostalgia dengan Lonny semakin
Page 10 menggebu-gebu di hati Alvan. Hasrat itu nampu
membuatnya lupa dengan acara kebut-kebutannya,
sehingga makin cepat Conza membawa mobilnya E di
jalanan sepi makin girang hati Alvan saat itu. Danky
sibuk dengan motornya yang hingga berjam-jam belum
juga bisa hidup mesinnya sedangkan Alvan sibuk
dengan Conza dan oleh karena itulah sebabnya
mereka berdua tidak dike tahui oleh Boy dan temanteman lainnya tentang posisi mereka pada malam itu,
Tiga hari yang lalu aku dan lonny lewat depan
bengkelmu. Lonny bilang pemuda tampan yang
sedang stel motor adalah bekas pacarnya
23 .oO Oo. i n i waktu di SMP Kusarankan supaya dia
Page 11 menghampirimu, tapi dia nggak mau. E. sejak saat itu
dia banyak membicarakan dirinu. Maka, tadi aku jadi
punya inisiatif untuk membawamu kemari biar bisa
ketemu Lonny. Setidaknya bisa bikin kejutan tersendiri
buat Lonny. Tapi sayang, dia sedang pergi Aku nggak
tahu kalau malam ini dia keluar. Entah sama siapa.
Mungkin keluar sama Popie, temanku juga." Memang
agak kecewa Alvan setelah tiba di rumah Conza,
ternyata Lonny tidak ada di rumah itu. Menurut
keterangan Conza, Lonny pasti pergi bersama Popie.
Sebab, rumah mungil itu memang ditempati oleh
mereka bertiga, dan seorang pelayan yang sudah tidur.
Avan diminta sabar nenunggu. Anehnya, Alvan tak
pernah bisa menolak saran-saran semacam itu. Rasa
kecewanya sedikit demi sedikit terobati oleh sikap
Conza yang semakin akrab dan menyenangkan hati.
"Ini rumah siapa?" "Rumahku Aku bekerja di sebuah
bank dan berhasil mengumpulkan uang untuk membeli
Page 12 rumah ini. Tentu saja dapat tambahan dana dari
papaku. Dia seorang bankir juga sih." "Ooo." Alwan
manggut-manggut "Lonny juga bekerja di bank yang
sama?" "Ya Lonny, Popie, aku, sama-sama satu bank "
u "Hebat!" gumam Alvan menyanjung "Kaulah yang
hebat. Bukan aku." - t Kok aku kau bilang hebat"
Apanya yang hebat: "Kau memiliki daya pikat yang
hebat. Lony tak pernah bisa melupakan kamu sampai
sekarang juga, padahal dia sudah punya cowok lain.
Tapi masih saja bicara tentang keromantisanmu." "Oh,
Lonny sudah punya cowok" Siapa itu "
24 | .oO Oo. cowoknya?" "Ada deh," Conza tertawa kecil. Lesung
Page 13 pipitnya memperjelas bentuk kecantikan yang
mengesankan. Alvan tadi sempat terperanjat
mendengar Lonny sudah punya cowok lagi. Tapi hal itu
segera terlupakan karena hatinya sibuk mengagumi
senyuman Conza yang mendebarkan itu. Rasarasanya ia lebih baik menikmati keindahan yang
terpampang di wajah Conza dari pada harus mengingat
tentang Lonny. Debar-debar indah lebih banyak
didapatkan dari beradu pandangan mata dengan
Conza dari pada mengenang masa SMPnya. "Dia
memiliki daya tarik paling kuat di matanya," pikir Alvan
saat menikmati debar-debar keindahannya. "Matanya
bagus sekali. Seperti magnet yang memaksaku untuk
tetap menatapnya dan ooh. ternyata dudukku sudah
semakin dekat dengannya. Benar-benar luar biasa
tatapan matanya. Aku jadi berhasrat sekali untuk lebih
dekat lagi dan. dan aku jadi ingin berpelukan
dengannya. Aduh, gimana nih."! Apalagi kalau melihat
Page 14 gerakan bibirnya saat dia bicara, ya ampuun.
menggoda gairahku sejak tadi ingin rasanya aku
menikmati kecupan bibir itu. Oh, jangan deh. Kalau
bisa aku jangan sampai bertindak kurang ajar padanya.
Nanti dicap nggak sopan dan kampungan. Tapi." Alvan
menarik napas dalam dalam tanpa kentara. Tarikan
napas itu ia butuhkan untuk meredam rasa aneh di ulu
hatinya yang membuatnya sejak tadi merinding dan
panas dingin. Tanpa disadari pula obrolan mereka meluncur hingga
lewat tengah malam. Lonny dan Popie belum pulang
juga. Tapi anehnya Alvan tak merasa gelisah, bahkan
seakan-akan tak begitu mengharapkan Lonny lekas
pulang la merasa asyik berdua dengan Conza bersama
tawa dan canda MISTER ANAK SELIR 25
.oO Oo. Page 15 I ya. "Eh, sebentar ya, aku ganti pakaian dulu. Gerah
banget kalau masih pakai pakaian kayak gini!" kata
Conza sambil bergegas masuk ke kamar tidurnya.
Alvan diam di ruang tengah sambil meresapi
debardebar indah yang sejak tadi mengusik selera
kemesraannya. Ia berkhayal yang bukan-bukan
tentang Conza, sampai-sampai tak sadar berkali-kali
tersenyum sendiri menikmati khayalannya itu. "Al."
Pemuda imutimut itu menggeragap kaget mendengar
panggilan dari kamar Conza ia agak ragu untuk
bangkit, dan mendekati kamar itu. Namun setelah
Conza memanggilnya yang kedua kali, ia pun akhirnya
mendekati kamar tersebut. Pintu kamar tak tertutup
rapat, sehingga dengan sedikit mendorong pintu ke
Dewi Ular 66 Misteri Anak Selir di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
arah luar ia sudah dapat melihat ke dalam kamar | "Kau
memanggilku, Conza?" "Ya, masuklah!" Conza berdiri
Page 16 di depan cermin riasnya yang berbentuk separuh
lingkaran dan berukuran agak besar itu. Ia
mengenakan baju tidur tanpa lengan yang sangat mini.
Pundak - nya terlihat jelas karena hanya tertutup
sepasang tali kecil dari kain lembut jenis sutera warna
merah saga. Maroen. Menyolok dan kontras sekali
dengan warna kulitnya. Apalagi kuli pahanya : yang
putih mulus tanpa luka seujung jarum pun, sungguh
memukaukan pandangan mata pria mana pun .Betis
dan pahanya yang berisi sangat sesuai dengan bentuk
dadanya yang seksi. Tidak terlalu Montok tapi
menantang untuk diremas lawan jenisnya. "Masuk, Al
.Kok malah bengong saja di situ. ih"!" Conza tertawa
kecil, menatap Alvan dari pantulan cerminnya. la
sedang mengikat ram
R) .oO Oo. Page 17 butnya dengan ikat kain elastis. Alvan sendiri segera
sadar akan sikapnya yang terpukau lebih dari lima detik
itu. Dengan agak. kikuk ia pun melangkah masuk ke
kamar tersebut. Hatinya se. makin berdebar-debar
manakala ia mencium aroma wangi parfum yang
merangsang saraf birahinya. "Pintunya ditutup dong
Kita ngobrol di dalam sini aja." Perintah halus itu dituruti
Alvan. Ia menjadi pemuda lugu yang patuh akan
perintah si pemilik ladang kemesraan. Walaupun
persendian Alvan merasa gemetar, namun ia tetap
harus melangkah mendekati Conza yang kini duduk di
tepian ranjang. Satu kakinya melonjor lurus,
punggungnya bersandar pada dinding, dan jari-jari
tangannya menyelipkan sebatang rokok yang belum
dibakar. "Duduklah sini dekat aku. Nggak apa-apa kok
Nggak usah takut begitu, ah. Kayak anak kemarin sore
Page 18 aja. Sini, Al. !" Tatapan mata Conza semakin memiliki
daya tarik .bagai magnet kutub utara. Kuat sekali. Sulit
bagi Alvan untuk menolak undangan dan menentang
perintah gadis itu. alvan hanya terSenyum-Senyum
Canggung dengan kerOngkOngan kering. debar dalam
dada Avan begitu kerasnya, karena posisi duduk conza
benar-benar menantang gairah, membakar hasrat
kemesraan pemuda baby face itu. Conza sepertinya
sengaja membiarkan gaun mininya tersingkap sedikit
dan membentuk celah yang mudah diteropong oleh
pandangan mata alvan. Kenapa mukamu jadi pucat,
Al" Hi, hi, hi Conza menegakkan badannya agar lebih
dekat dengan Alvan. "Hmi, hm eeh.
.oO Oo. 1. Page 19 "Matamu nggak bisa berkedip tuh. Ngapain?" goda
gadis itu semakin membuat Alvan gela gapan. Keringat
dingin yang membersit di pipi kiri Alvan diusap dengan
jari-jari tangan lembut Corza. Pelan sekali sertuhan dan
usapan itu, membuat jantung Avan kian berdetak
cepat. "Kamu kepingin menikmati apa yang kau
pandangi ini, kan" 'Himm, hheemm. "Nggak apa-apa.
Aku izinkan kalau kau mau. Aku memang
membutuhkan orang-orang berselera dengan apa yang
kau lihat ini. Ambil saja. Malam ini aku milikmu. Al,"
Conza berbisik agak parau. dan "Tapi. tapi bag.
bagaimana dengan Lonny . "Aku berbohong padamu.
Mereka nggak tinggal di sini kok.Mereka punya tempat
kost sendiri. Kau bebas menikmati kehangatanku.
Ambilah. Ayo ambilah mana yang ingin kau ambil
duluan." Sambil berkata begitu Conza makin
mendekatkan wajahnya. Bibirnya yang menggiurkan itu
hanya berjarak sekitar 5 cm dari bibir Alvan. Bahkan
Page 20 tangannya menuntun tangan Alvan yang disentuhkan
ke pahanya. Tantangan tersebut luar biasa besarnya,
sulit ditolak dan dihindari, sehingga Alvan pun akhirnya
menempelkan bibirnya ke bibir gadis itu. Tangannya
mulai bekerja dengan sendirinya tanpa panduan lagi,
dan Conza sengaja menggeser maju duduknya. Akibat
geseran itu tangan Alvan berhasil menerobos lebih
dalam lagi. s Conza mendesah dalam keadaan bibir
tersumbat bibir Alvan. Ia justru meluncurkan bibir
pemuda itu dengan kelincahan lidahnya, sementara
kedua tangan Conza mulai melepas kancing baju
.oO Oo. Alvan. Kemudian tangan itu menerobos masuk ke balik
baju, merayapi dada dan pinggang Alvan hingga
mencapai punggung. Meremas lembut di sana, seakan
Page 21 menahan gejolak hati yang bahagia sekali
mendapatkan kehangatan dan keindahan di bibirnya,
juga di bagian-bagian yang peka oleh sentuhan tangan.
l "Alvan, oohhh. kau benar-benar membakar gairahku,
Sayang." 'Tapi aku. aku sudah punya.' 'Kita saling
membutuhkan, bukan?" sahut Conza membuat Alvan
tak jadi melanjutkan ucapannya. "Nikmatilah malam ini.
Nikmati dan dapatkan semua yang kau inginkan dariku,
Alvan. Ooh, ayolah... aku tak sabar lagi, Alvaaan."
Rengekan bernada mendesah itu membuat Alvan kian
hanyut dan makin terbenam dalam keindahan cinta
semusim. Tatapan mata Conza yang sayu
nemancarkan kemilau cahaya yang sulit digambarkan,
namun sangat jelas dirasakan getaran indahnya.
Sepintas kilas terbayang dalam ingatan Alvan tentang
Dewi Angora. Tapi tiba-tiba bayangan itu lenyap begitu
saja, terbakar oleh kecupan bibir Conza yang mulai
merayapi leher. desah napas Conza juga memiliki
Page 22 pengaruh cukup hebat .Alvan seolah-olah dibuatnya
terbius dan menjadikan dirinya semakin patuh oleh
perintah-perintah Conza. Diiringi kecupan di sana-sini
oleh Alvan, akhirnya gadis itu kini berbaring tergolek di
atas ranjang empuk itu. Posisinya sangat menantang.
la menggeliat ketika Alvan mencumbu sekujur
tubuhnya. Sentakan nada erangannya menunjukkan
bahwa ia sangat menyukai cumbuan Alvan .Angin
bergemuruh, dedaunan pohon terombang-ambing
bagaikan diamuk badai Deras sekali hembusan angin
pada saat itu, sederas keringat
29 g .oO Oo. Alvan yang membanjiri tubuhnya sendiri dan
membasahi sekujur tubuh Conza. Gadis itu seolah-olah
Page 23 mengikuti irama angin. Mengamuk dalam gairah,
mencekan, mencengkeram, dan me ronta bagaikan
perahu menentang ombak lautan cinta. Dalam waktu
singkat Ia berhasil menguasai Alvan, sehingga pemuda
tampan itu hanya bisa pasrah atas nasibnya. Dibawa
ke mana pun ia ikut saja. Terkapar pun ia tak peduli.
Dibiarkan nya asmara si cantik Conza itu memburu
puncak di atasnya. Alvan hanya bisa memandangi
wajah cantik yang tersenyum dalan kepuasan. Ia
sendiri memejamkan mata buru-buru, menahan
hasratnya yang ingin meledak kuat. Pejaman mata
kuat-kuat itu dilakukan agak lama, sambil meresapi
betapa indahnya permainan asmara gadis tersebut.
Beberapa saat kemudian, Alvan membuka mata
karena suara erangan Conza semakin serak Agak
besar. Cengkeraman kedua tangannya juga semakin
kuat. Dan, ketika itulah Alvan tersentak kaget dengan
kedua mata membelakak lebar-let. "Hahh.?"! Con.
Page 24 Conza."!" i "Teruskan, Sayang." gadis itu tersenyum
dengan mata sayunya semakin redup. tampak. sekali
gairahnya kian berkobar-kobar memenuhi seluruh
jiwanya. Ia tak pedulikan ekspresi kagetnya Alvan. Ia
berguling sambil menyangga tubuh Alvan agar
bergantian dalam mendayung perahu cintanya.
Sementara itu, Advan masih terperangah tegang dan
terheran-heran dengan mata lebar menatap lekat-lekat
kepada lawan cumbunya. "Si. siapa kau" Kau. kau
bukan Conza?" 'Sayang, aku Jenatha Bukan Conza
Apa bedanya, hm" Ooh, teruskan irama cinta ini, Sa
30 .oO Oo. yang." pintanya dengan nada manja. Alvan masih
kebingungan menghadapi keganjilan tersebut. Ia coba
Page 25 mengedipkan matanya.
dengan sekujur tubuh merinding berkali-kali, tapi
pandangan matanya tetap tidak berubah. Yang ada
adalah wanita yang kini berada di bawahnya ia masih
cantik, namun berkulit coklat, berambut pendek seperti
potongan lelaki, dan usianya seperti 30 tahun.
Dadanya sangat montok, bola matanya hitam bening,
lebih lebar dari milik Conza. Suaranya pun berubah
agak berat. Tidak serenyah Conza tadi, Siapa dia
sebenarnya"
.oO Oo. Pukul dua menjelang dini hari, di mana hawa dingin
Page 26 bercampur embun menyusup deras di sela-sela
keheningan malam, dering telepon di ruang tengah
terdengar nyaring. Dering itu seperti jeritan kematian
yang menyentak dan mengagetkan Sandhi, hingga si
sopir kesayangan Kumala Dewi itu terlonjak bangun
dari tidurnya. Mau tak ma ia harus turun dari ranjang
dan keluar dari kamarnya untuk menerima telepon.
Saat itu dilihatnya ranjang yang biasa ditiduri Buron
Masih kosong. "Halo." sebuah suara lelaki menyapa di
seberang sana. Sandhi tak jadi memaki si penelepon,
karena dia hafal betul dengan suara orang tersebut.
"Ya, halo Ada apa, Pak Sersan?"
'Sandhi ini, ya?"
"Betul Pak."
'Sorry mengganggu nih. Kumala Dewi bisa direpotkan
sebentar, San. Penting sekali, gitu!"
Sandhi sengaja diam sesaat ia sungkan
Page 27 31 'I .oO Oo. membangunkan Kumala di malam selarut itu. Kecuali
jika memang Kumala belum tidur, ia tak keberatan
memanggilkan Kumala untuk siapa pun yang
meneleponnya. Namun sekarang menurutnya Kumala
sudah tertidur nyenyak. Hanya saja, si penelepon
adalah dari kepolisian. Sersan Burhan. la dan Kumala
sangat kenal baik dengan Sersan Burhan. Biasanya
jika Sersan Burhan menelepon selarut malam begini,
pasti ada sesuatu yang benar-benar penting dan tak
dapat ditangguhkan sampai esok pagi. Mau tak mau
Sandhi memaksakan diri membuang rasa sungkannya
untuk mengetuk pintu kamar gadis bidadari itu.
Page 28 'Sebentar, Pak Sersan. Saya coba untuk
membangunkan beliau. Soalnya sudah dari tadi
tidurnya. Tampaknya nyenyak sekali." "Ya, ya. cobalah
dulu. Siapa tahu dia mau bangun." Gagang telepon
diletakkan di samping boksnya. Sandhi bergegas
menuju kamar Kumala. Namun, lagi-lagi baru dua
langkah ia meninggalkan meja telepon, pintu kamar
Kumala sudah terbuka lebih dulu. Putri tunggal Dewi
Nagadini itu sudah muncul dengan mata sedikit sayu.
Artinya, dia baru saja terbangun dari tidurnya. 'Siapa,
San?" ia langsung bertanya, seakan sudah mengetahui
bakal dibangunkan oleh sopir pribadinya karena harus
menerima telepon. sebelum mendengar jawaban dari
Sandhi, sekali lagi Kumala sudah bicara lebih dulu.
Rupanya ia bisa mendengar suara hati Sandhi yang
ingin menyampaikan maksudnya. "Sersan Burhan pasti
dalam kesulitan. Biar kuterima teleponnya. Kalau kau
mau tidur lagi, tidurlah sana." "Kalau kau keberatan,
Page 29 bisa ditangguhkan
32 .oO Oo. dulu sampai besok. Biar aku yang kasih alasan pada
Sersan Burhan deh." "Nggak usah. Sudah sana, tidur
lagi!" sambil Kumala mengangkat gagang telepon.
Sementara itu, Sandhi masih berdiri tak jauh dari
majikan cantiknya. Ia menunjukkan sikap setianya
kepada Dewi Ular. Kapan saja dibutuhkan siap mem.
bantu. Untuk itulah ia tak ingin kembali ke kamarnya
sebelum mendengar keputusan dari Kumala mengenai
telepon lewat tengah malam itu. "Kumala." "Ya, Bang.
Ada apa?" jawab Kumala dengan tetap lembut dan
ramah, tanpa ada kesan jengkel atau merasa
terganggu sedikit pun. "Aku berada di Tangerang nih.
Page 30 Bisakah kau datang ke sini sekarang juga, Kumala?"
"Sebegitu gawatkah kasusnya, Bang" "Kira-kira begitu
Cuma kamu yang bisa menangani korban. Kami belum
berani menyentuh. nya sedikit pun." "Okey. Sebutkan
alamatnya yang jelas, Bang," seraya Kumala memberi
isyarat kepada Sandhi agar mengambil pena, sebab di
meja telepon itu yang ada hanya setumpuk kertas
pesan,
Dewi Ular 66 Misteri Anak Selir di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penanya tidak ada. Entah siapa yang memakainya lalu
tidak mengembalikan pada tempat semula. Keluh
kesab Dewi Ular tak terdengar sama sekali, sebab
hatinya pun tidak pernah mengeluh menerima
undangan seperti itu. Sandhi terpaksa
berkemas diri untuk segera mendampingi majikan
cantiknya meluncur ke Tangerang. la tak heran jika
Kumala mau hadir memenuhi panggilan Sersan
Burhan, sebab ia tahu bahwa Kumala selain dikenal
sebagai paranormal cantik yang masih muda belia,
Page 31 juga dikenal sebagai konsultan kriminal di kepolisian.
Dalam keadaan darurat ia akan datang ke lokasi
kejadian tanpa mempedulikan waktu dan cuaca
apapun. AI, II ("! ANAK SP IR 33
R) .oO Oo. Sedan mewah yang masih tampak baru itu meluncur
cepat sepanjang jalan tol menuju Tangerang. Jika
biasanya dewi Ular ke manamana selalu menggunakan
BMW kuning menyala, kali ini mobil itu sudah tidak
digunakan lagi. Sudah diberikan secara cuma-cuma
kepada seorang kenalannya yang sangat
membutuhkan mobil untuk kelancaran bisnisnya. Kini
ke mana pun Kumala pergi selalu menggunakan mobil
Page 32 berwarna hijau cerah. Jenisnya masih dari BMW juga,
tapi keluaran terbaru aKecanggihan mobil tersebut
lebih tinggi dari BMW kuningnya. Dan, agaknya
Kumala sangat menyukai BMW-nya yang baru itu,
karena warna mobil tersebut menjadi warna favoritnya
yang selama ini jarang ditemukan di pasar otomotif
.Hijau bening, seperti batu giok muda yang berkilauan.
Sangat menyolok jika membaur dengan kendaraan
lainnya Mudah dikenali oleh siapa pun yang sedang
berusaha mencarinya di suatu tempat. Sebuah rumah
agak terpencil dari pemukiman penduduk lainnya
menjadi tujuan utama kehadiran Dewi Ular. Rumah itu
sudah dipenuhi massa dan dipagari pita kuning dari
kepolisian Rupanya di situ telah terjadi pembunuhan
yang sangat misterius, dan korbannya belum disentuh
oleh siapa pun .Bahkan tidak bisa didekati oleh pihak
yang berwajib. 'Korban bernama Fandy, duda muda.
Berusia sekitar 32 tahun. la menempati rumah ini
Page 33 bersama seorang temannya. Haswan, namanya. Juga
seorang pelayan tua yang dipanggil sebagai Mak Run."
Sersan Burhan memberi keterangan sambil
menyambut kedatangan Kumala Dewi. Massa yang
berkerumun di sekitar rumah itu terpukau
34 .oO Oo. memandang kehadiran gadis cantik jelita
berpenampilan trendy dan menyebarkan aroma wangi
sensual .Aroma wangi tersebut bukan berasal dari
sebuah produk parfum, melainkan dari bau keringat si
putri bidadari tersebut. Hanya saja, mereka tidak tahu
hal itu dan menyangka aroma wangi menyerupai
pandan bercampur cendana itu adalah wewangian dari
parfum impot. "Siapa yang melaporkan atas kematian
Page 34 kor ban"' tanya Kumala seraya melangkah memasuki
rumah tersebut. "Pelayannya. Mak Rum. Sementara
temannya yang bernama Haswan sedang dalam
perjalanan dari Cirebon menuju kemari" Petugas yang
lain membukakan pintu sebuah kamar sebelum
Kumala dan Sersan Burhan. tiba di kamar tersebut.
Sandhi mengikuti dari belakang, dan ia memang selalu
diizinkan untu mendekati TKP karena para petugas
kepolisian | sudah tahu persis siapa Sandhi dan
Kumala Dewi itu. "Menurut keterangan Mak Rum,
korban berada di dalam kamarnya sejak kemarin
malam. la pulang ke rumah ini bersama Haswan. Tapi
pagi Haswan sudah berangkat ke Cirebon, sementara
korban masih belum bangun. Ditambahkan pula dalam
keterangan Mak Rum, mereka berdua datang bersama
seorang gadis cantik. Gadis itu sampai sekarang tidak
diketahui ada di mana. Yang jelas Mak Rum tidak
melihat gadis itu pergi bersama Haswan atau
Page 35 meninggalkan rumah ini sendirian." 'Raib begitu saja,
maksudnya?" "Mungkin begitu." langkah Kumala dan
Sersan Burhan terhenti tepat di depan kamar yang
pintunya sudah terlebar. Dari tempatnya berdiri mereka
bisa melihat keadaan korban yang mencengangkan
36 .oO Oo. Sandhi. "Ohhh."!" suara Sandhi tak bisa ditahan
karena terheran-heran dan sangat tak menduga akan
melihat pemandangan yang cukup menyeramkan.
Seketika itu juga bulu kuduk Sandhi meremang
merinding berdiri. Kamar itu kondisinya seperti kamar
yang sudah puluhan tahun tidak ditempati. Di manamama banyak sarang laba-laba. Benang-benang halus
bertebaran bersama serbuk putih yang layaknya
Page 36 dikatakan sebagai debu. Bukan hanya dinding dan
langit langit kamar saja yang dihiasi benang laba-laba,
melainkan semua benda di kamar itu, temasuk
peralatan make-up kaum pria, pesawat teve, AC,
kulkas kecil, komputer dan meja kerjanya, serta
pakaian korban yang bertebaran di lantai juga ikut dililit
benang laba-laba. Terutama di atas ranjang, penuh
debu serta terbungkus benang laba-laba. - Korban
yang bernama Fandy itu berada di atas ranjang.
terbungkus rapat dan tebal oleh benang laba-laba. Ia
menjadi seperti kepompong yang sudah rapuh dan
mudah hancur. Wajahnya masih bisa terlihat di antara
serat-serat putih bersimpang siur nyaris
membungkusnya itu. Wajah Fandy tampak seperti
mumi ratusan tahun dari kedalaman piramid.
Menyeramkan sekali. berdaging, tapi lunak dan kering
.Tulang-tulang pipinya bertonjolan keluar tanpa cairan.
Bola matanya seperti batu kusam - tanpa cairan juga.
Page 37 Mulutnya menyeringai ternganga sedikit, juga tampak
kering dan rapuh. Duda yang menurut dugaan mereka
tidak berpakaian selain terbungkus serat-serat
kepompong itu tampaknya sangat menderita sekali
sebelum ajalnya .Terlihat dari posisi mulutnya yang
mirip orang menyeringai menahan sakit
3G. .oO Oo. yang amat sangat. Atau barangkali ia sangat
kebingungan karena tak dapat keluar dari benangbenang halus yang memiliki kekuatan gaib itu.
Kekuatah gaib tersebut sudah beberapa kali hampir
mencelakakan pihak lain, termasuk hampir melukai
Sersan Burhan. Ketika Sersar Burhan mencoba
mendekati ranjang, tiba-tiba tubuhnya terpental
Page 38 membentur pintu dan jatuh di luar kamar. Ada
semacam kekuatan listrik bertegangan tinggi yang
menyambar siapa pun yang mendekati korban. Cahaya
biru mirip strom itu terpancar begitu pihak lain berada
dalam jarak seitar dua meter dari ranjang. "Lihat,
sikuku luka bakar sedikit gara-gara tersengat aliran
listrik tadi, saat kucoba mendekati korban," sambil
Sersan Burhan menunjukkan siku yang memerah,
namun tak sampai tergores luKa. "Jangan coba-coba
mendekatinya, Kumala," saran Sandhi dalam bisikan
lembut. Wajah pemuda ini sangat tegang la
mencemaskan keselamatan majikan cantiknya itu.
Namun agaknya Kumala yang tetap tenang dan tak
banyak bicara . itu ingin mencoba mendekati ranjang si
korban. Zub. Cahaya biru terpancar dari mayat korban.
Pancarannya membias ke seluruh penjuru .Tipis dan
samar-samar. Namun membuat gadis cantik jelita itu
tersentak ke belakang .Tak begitu kuat dan tak sampai
Page 39 membuatnya jatuh. | hanya satu langkah Kumala
terdorong mundur. sekejap kemudian gadis berambut
panjang dan bertubuh super ideal itu berdiri tegak
dalam ketenangannya kembali. Matanya menatap lurus
pada ranjang aCahaya biru tadi sudah hilang. Hanya
sekadar menendang Kumala agar tak mendekati si
korban lagi. Namun putri tunggal Dewa Pernara itu tidak 37
K9 .oO Oo. mau berhenti sampai di situ saja. Napasnya ditarik
dalam-dalam, hawa saktinya terpancar dalam bentuk
gelombang dingin tanpa warna. Seakan dari tiap
lubang pori-porinya memancarkan hawa sakti tersebut
ke arah ranjang. la pun maju kembali. Begitu mendekati
Page 40 ranjang . korban seperti mengeluarkan cahaya listik
kembali Craat, traat, taar. Bunga api menercik satu
meter di depan Dewi Ular. Bunga api itu bukan
berwarna merah, namun berwarna kuning kehijauhijauan. Pasti benturan kekuatan gaib dari mayat
korban dan hawa saki yang digunakan Dewi Ular.
Percikan bunga api itu semakin besar. Kumala tidak
terdorong mundur. Justru maju pelan pelan. Sementara
itu, Sersan Burhan, Sandhi dan pe. tugas lainnya yang
ada di depan pintu bergerak mundur sendiri dengan
perasaan ngeri. Mereka menahan napas karena cemas
melihat keberanian Kumala semakin mendekati
ranjang. Percikan bunga api bertambah besar.
Suaranya bergemuruh menyeramkan. i Blaar. Ledakan
cukup keras terdengar. Semua orang terkejut Dewi
Ular terlempar ke belakang Kali ini tubuhnya melayang
tegak dan membentur daun pintu. Braak. jatuh bertutut
satu kaki. Tangannya memegangi tepian pintu.
Page 41 Napasnya terengah-engah dan tampak
menyembunyikan ketegangan .Sandhi buru-buru
menghampiri Kumala setelah bunga.api dan cahaya
biru tipis itu padam kembali. Ia membantu Kumala
untuk bangkit. Wajah Sandhi sangat tegang. "Kau tak
apa-apa"!" "Yaah." jawab Kumala seraya berdiri tegak.
'Jangan mencobanya lagi, Kumala," bisik Sandi.
38 . K. .oO Oo. Satu kali lagi, tak apa." "Hey."!" Sandhi terperanjat
ketika Kumala menatapnya. Jari telunjuk si sopir setia
itu menuding wajah Kumala secara refleks. "Wajahmu.
ooh, kulit wajahmu menjadi merah. Seperti terbakar,
Kumala!" 'Apa.."!" i "Hentikan! Kumohon hentikan,
Page 42 Kumala. Jangan mencobanya lagi!" Kumala Dewi
tertegun. sk:Page 1 WAJAH cantik berkulit halus lembut itu hampir saja
rusak seandainya Kumala Dewi tidak nenuruti saran
Sandhi. saran si sopir muda itu berhasil membuat
Kumala menyadari keadaan dirinya. la telah terkena
radiasi gaib yang sempat membuat kulit wajahnya agak
melepuh dan merah matang. Namun dengan kekuatan
hawa saktinya Kumala berhasil menetralisir kerusakan
kulit wajahnya itu. Hanya dalam waktu kurang dari
setengah jam. | "Jangan lakukan lagi sebelum benar-benar
kau perhitungkan langkahmu untuk melumpuhkan
radiasi gaib itu, Kumala!" saran seperti itu diucapkan
Sandhi berkali-kali, karena ia sangat tidak. rela jika
kecantikan bidadari dari Kahyangan itu menjadi rusak
lebih parah lagi.
"Mayat itu memang mengandung gelombang hawa iblis
yang cukup tinggi. Nggak bisa di lumpuhkan secara
Page 2 sembarangan."
Penyataan Kumala Dewi ditujukan kepada Sersan
Burhan dan beberapa orang lainnya yang berada di
sekitarnya. Pagi itu mereka. sengaja datang ke rumah
Kumala untuk meminta penjelasan selengkapnya
mengenai misteri mayat fandy itu. Karena sampai saat
ini belum ada seorang pun yang menjamah mayat
Fandy, sehingga menjadi" sensasi yang menegangkan
sekali bagi lingkungannya. Sersan Burhan datang
bersama anak buahnya yang juga sudah dikenal baik
oleh keluarga Kumala, yaitu Kopral Yossa Marna.
40 .oO Oo. Pihak keluarga almarhum Fandy juga ada yang hadir di
situ. Secara kebetulan sepupunya almarhum Fandy
Page 3 adalah teman baiknya Rayo Pasca, kekasih Kumala.
Rayo pun hadir pula di samping gadis bidadari itu.
Selain mereka, ada pula pria berusia sebaya dengan
almarhum Fandy yang baru dikenal Kumala, namun
ikut hadir di rumah tersebut atas kehendak Sersan
Burhan. Pria berkumis tipis yang mengaku masih
lajang itu berperawakan agak kurus dan berambut ikal
.Dialah yang datang bersama Fandy membawa
seorang gadis dari sebuah diskotik. Pria itu adalah
Haswan, yang masih dalam keadaan bersedih setelah
melihat keadaan mayat Fandy.
Dewi Ular 66 Misteri Anak Selir di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kuncinya terletak pada gadis yang tidur dengannya
malam itu," kata Kumala setelah ia jelaskan bahwa
sebagian dari kesaktiannya telah dicobanya untuk
melumpuhkan hawa gaib pada mayat Fandy, namun
tidak berhasil.
i Dalam benak Sersan Burhan dan Sandhi pun
terbayang kembali ketika, Kumala mencoba
Page 4 melemparkan bola cahaya hijau dari tangannya ke arah
ranjang. Sebelum gumpalan cahaya yang mirip bola itu
menyentuh ranjang terjadi dentuman besar yang
mengguncangkan seluruh isi rumah Fandy. Cahaya
hijau tersebut hancur bersama dentuman yang amat
mencemaskan semua orang. Lalu, mereka juga
melihat Kumala melepaskan sinar hijau dari telapak
tangannya. Sinar hijau itu menyerupai mata bor yang
menembus lapisan cahaya biru dari mayat Fandy. Tapi
belum sempat menembus lebih dalam lagi, sinar
hijaunya Kumala telah padam bersama ledakan keras
yang membuat Kumala terpelanting, namun tak sampai
terluka. "Butuh waktu khusus untuk menangani mayat fandy."
Ir ANAK SELIR 41
.oO Oo. Page 5 "Mungkin kekuatan gaib itu bisa kau deteksi setelah
menemukan siapa gadis yang tidur bersamanya pada
malam itu?" tanya Sersan Burhan mengharap
kepastian. Kumala pun mengangguk dengan kalem.
Anggun dan berkharisma sekali
"Haswan pasti bisa menjelaskan ciri-ciri gadis itu," ujar
Kumala seraya melemparkan pandangan matanya
yang lembut kepada pria berkumis tipis itu.
"Aku masih ingat betul," Haswan bicara dengan sedih.
Matanya memandang Rayo. Seolah olah ia memang
menjelaskan kepada Rayo, sehingga tidak perlu terlalu
formal dalam bicaranya.
"la mirip gadis bule. Putih, mancung, cantik, bertubuh
seksi. Pinggangnya ramping, pinggulnya lebar. Dia
berambut panjang, seperti bintang iklan : shampoo."
'Namanya?" sahut :
Setelah menelan ludahnya satu kali, Haswan
Page 6 menjawab dengan suara masih parau.
conza. 'Conza?" gumam Sersan Burhan dan yang lainnya.
Mereka saling beradu pandang sesaat, kemudian
sama-sama memandang Haswan kembali. Pria itu
melanjutkan penjelasannya dengan mata menerawang
terbungkus duka.
'Kami berkenalan dengannya di sebuah diskotik.
Akulah yang mengenalnya lebih dulu. Aku yang terus
terang, naksir dia. Lalu, Fandy setuju untuk membawa
pulang gadis itu."
'Kenapa bisa tidur sama Fandy?" tanya Pasca agak
mendesak "Terus terang," Haswan sedikit menunduk malu.
"Mulanya memang akulah yang tidur dengannya .Kami
bercinta di kamar itu. Tapi ketika dia mencapai puncak
kemesraannya, kulihat wajahnya berubah total. Beda
sekali dengan Conza.
Page 7 .oO Oo. Namun emosi cintanya masih ada dan lebih ganas. Ia
mengaku bernama Jenatha. Aku ketakutan, lalu aku
buru-buru lari keluar. Aku memberitahukan kepada
Fandy yang sedang menunggu giliran." "Kalian
memang sepakat ingin bergantian menikmatinya?"
sahut Sersan Burhan. "Benar." Haswan kian
menundukkan wajah. Malu. "Lalu.?" i A "Lalu, Fandy
tidak percaya dengan ceritaku. la masuk ke kamar itu.
Lama sekali tak muncul kembali. Pintu kamarnya
dikunci Aku mendengar suaranya samar-samar
Rupanya dia tetap saja bercinta dengan Jenatha.
Akhirnya kutinggalkan dia di dalam kamar itu. Aku tidur.
Pagi-pagi sekali harus sudah berangkat ke Cirebon
untuk urusan bisnis udang-ku. kutinggalkan rumah itu,
Page 8 | Fandy belum keluar dari kamar. Pintu kamar itu masih
terkunci rapat .Aku tak menaruh curiga apa-apa, Ray
Hanya merasa sedikit jengkel karena Fandy menikmati
gadis bawaanku terlalu banyak. Hal itu segera
kulupakan setelah aku meluncur ke Cirebon memakai
mobilku sendiri." Semua wajah bersungut-sungut dan
berkerut lahi kecuali Kumala. Ekspresi wajah mereka
seperti orang ragu-ragu mempercayai cerita Haswan
.Bahkan Sersan Burhan sempat meminta haswan
untuk tidak membual di depan mereka. tapi Haswan
ngotot dan bersumpah-sumpah bahwa ceritanya itu
bukan bualan. Agaknya mereka sulit menerima
penjelasan Haswan. Namun si cantik jelita, Kumala
Dewi, justru tertegun tenang lalu mendesis pelan di
samping Pasca. "Conza" Jenatha?" "Benar. Itu nama
dan gadis yang mengubah wajah dalam puncak
kemesraannya," kata Haswan.
43 Page 9 .oO Oo. an. "Aku sempat menelepon Fandy dari Cirebon, siang,
sore dan malam sekitar pukul tujuh lewat. Tapi yang
menerima Mak Rum. Dan, menurut Ma Rum sejak aku
pergi Fandy dan gadis itu memang belum keluar dari
kamar. Pukul sepuluh malam aku menelepon Mak Rum
lagi. Keterangan yang kudapatkan masih sama. Aku
Semakin curiga. Lalu, kuperintahkan Mak Rum
mengetuk pintu kamar tersebut. Mak Rum tak pernah
berani untuk melakukan hal semacam itu. Pukul
sebelas malam kudesak Mak Rum untuk minta bantuan
tetangga menggedor kamar itu, dan.ternyata begitulah
keadaannya. Sungguh di luar dugaanku," suara
Haswan melemah, hampir menangis dicekam
kesedihan yang amat dalam. Kumala berpaling kepada
Page 10 Sandhi "Buron mana?" 'Kan belum pulang dari
semalam." Napas pendek dihela Kumala diam sesat.
Ada sesuatu yang dipikirkannya. Yang lain pun
mencoba ikut memikirkan sesuatu. Tentu saja
berkaitan dengan misteri mayat Fandy. Tiba-tiba
terdengar suara dari kamar Sandhi. "Aku sudah di sini.
Ketiduran." Semua menatap ke arah sana. Seraut
wajah setengah tampan dengan rambut kucai sedang
mengucal-ngucal matanya, "Buron"!" 'Kamu sudah
ada di kamar' seru Sandhi. "Sejak kapan?" 'Sejak tadi
subuh. Buron bersungut-sungut seenaknya melangkah
mendekati mereka "Tapi sepuluh menit yang lalu aku
masuk kamar dan nggak melihat kamu ada di sana,
Ron!" "Aku lupa menampakkan diri," jawabnya cuek
sekali. la segera menemui Kumala. 'Alvan ada di kamar
tuh." 44 Page 11 .oO Oo. a 'Alvan"!" 'Capek sekali semalaman aku mencarinya.
Tahu-tahu dia kutemukan sedang bercinta dengan
perempuan, yaah. boleh juga deh." "Sembarangan kau
ini"' Sandhi bergegas masuk ke kamar lebih dulu.
Pundaknya dicekal Buron, langkahnya terhenti. Mereka
saling pandang. Lalu, dengan nada konyolnya ia
nyengir sambil berkata. "Sexy juga tuh perempuan,
San." "Husy!" Alwan sedang terbaring dengan hanya
berselimut kain sarung milik Sandhi .Geram
kejengkelan Sandhi tak jadi terlampiaskan walau kain
sarungnya dipakai Buron untuk menyelimuti Alvan,
karena Buron segera menjelaskan bahwa Alvan dalam
keadaan bugil. Ia menyerobot Alvan dari cengkeraman
birahi seorang wanita berkulit coklat dan berambut
Page 12 cepak. la membawanya lari dalam keadaan anak itu
belum sempat berpakaian. Alvan sengaja dibuat tak
sadar oleh Buron, seperti dibius tidur, supaya tidak
menyadari ketika dibawanya terbang menembus
lapisan dimensi, hingga mampu menerjang dinding
tanpa benturan sedikit pun. "Bagaimana rupa
perempuan itu, Ron?" tanya Rayo. "Cantik. Okey punya
deh," jawabnya masih konyol. "Dia mengejarku
semalam. Aku berhasil mengelabuhinya, sehingga tak
mampu melacak Kepergianku. aku yakin perempuan
itu bukan perempuan sembarangan. Hawa panasnya
kurasakan menyengat kulitku, seperti ingin mengkerut
tulang-tulangku " "tapi kalau begitu kau sudah
terlambat menyelamatkan dia dari perbuatan cabulnya,
Berkata Kumala dengan tenang.
s. HA Page 13 .oO Oo. "Ya, memang sih. Dia sudah ternoda birahi liar. Namun
menurutku lebih celaka lagi kalau dia tidak segera
kurampas dari pelukan perempuan itu. Sebab.
gelombang energi gaib si cantik sexy itu sangat besar.
Menurutku, sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa
Alvan. Anak ini memang sudah tidak bakal bisa masuk
Kahyangan dan Dewi Angora pasti membatalkan
niatnya menikah dengannya, karena sudah tercemar
birahi liar. tapi setidaknya anak ini masih punya
kesempatan hidup dan berkeluarga di bumi, tentunya
bersama wanita bumi juga. Bukan beristikan bidadari,
seperti khayalannya semula. sayang sekali, memang"
Buron berdecak dan geleng-geleng kepala.
Kumala Dewi memeriksa keadaan Buron dengan
pandangan mata gaibnya. Agaknya Buron memang
Page 14 tidak mengalami cedera apapun. Lalu, melalui
pandangan gaibnya pula Kumala memeriksa keadaan
Avan. la menemukan sesuatu yang patut dicurigai dan
mencemaskan hatinya "Siapa sebenarnya perempuan
itu, Ron?" Jelmaan jin itu menyentakkan bahunya,
"Entah, ya. Mungkin Alvan lebih bisa menjelaskan
"Kesaktianmu pasti bisa meneropong siapa perempuan
itu kan?" kali ini Kumala berbisik ke pada Buron,
seolah-olah mendesak jelmaan Jin Layon agar
mengaku apa yang telah diketahuinya. Kumala
menduga Buron menyembunyikan keterangan penting
yang sebenarnya sudah diketahui oleh kesaktiannya
sebagai jin. Tapi Buron bersumpah tidak tahu persis
tentang perempuan itu. "Aku hanya tahu kalau
perempuan itu bukan perempuan sembarangan.
Memiliki energi gaib cukup tinggi dan membahayakan
umat manusia di bumi. Terutama kaum lelaki. Tapi
Pendekar Satu Jurus 6 Rahasia 180 Patung Mas Karya Gan Kl Golok Halilintar 13
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama