Ceritasilat Novel Online

Putri Kerudung Hijau 2

Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau Bagian 2


tubuh yang mematikan. Ki Petel melayani, namun
pikirannya masih diliputi berbagai macam
pertanyaan. "Hiya! Hiyaaa...!"
"Uts!"
Ki Petel merundukkan kepalanya ketika
pedang hijau itu mengibas ke arah kepalanya.
Namun tanpa diduga sama sekali, sebuah
tendangan keras melayang dan mendarat telak
di perutnya. Ki Petel mengeluh pendek.
Tubuhnya terbungkuk menahan rasa mual
pada perutnya. Dan belum lagi sempat
mengontrol dirinya, satu pukulan telak menghajar
wajahnya hingga terdongak ke atas.
"Hiya...!"
Buk! Satu pukulan keras bertenaga dalam cukup tinggi
mendarat telak di dada Ki Petel. Tak pelak lagi, tubuh Kepala Desa Palang Sewu
itu terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Kesempatan itu digunakan
orang yang berbaju serba hijau untuk melompat
menyerang sambil berteriak keras melengking
tinggi. "'Yaaa...!"
"Mati aku ... !" lenguh Ki Petel tanpa daya.
Pedang terhunus berbentuk ular dan berwarna, hi41 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com jau itu meluruk deras ke arah dada
Ki Petel. Dan pada saat ujung pedang itu hampir menembus dada,
mendadak sebuah bayangan putih berkelebat cepat
memapak serangan itu.
Trak! "Akh!" satu pekikan tertahan terdengar.
Ki Petel yang sudah pasrah dengan mata terpejam,
jadi terbengong. Ternyata ajal yang sudah dinantinya tidak kunjung datang. Ki
Petel semakin bertambah
bengong, karena, begitu matanya terbuka, terlihat seorang laki-laki gagah
mengenakan baju rompi
putih sudah berdiri di depannya. Sedangkan orang
berpakaian serba hijau, berdiri tegak di depannya dengan senjata melintang di
depan dada. "Setan! Berani kau mencampuri urusanku!" bentak orang berbaju serba hijau itu
geram. "Seorang ksatria tidak akan membunuh lawan
yang sudah tidak berdaya," sambut pemuda itu kalem.
"Phuih! Kau juga harus mampus, keparat"
"Hm.... "Hyaaat...
42 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com 4
Ki Petel beringsut menjauh, tepat pada saat
orang berbaju hijau yang hampir membunuhnya
menyerang pemuda berbaju rompi putih yang
menolong menyelamatkan nyawanya. Sebentar
diatur jalan napasnya, Ialu disalurkan hawa
murni ke seluruh tubuhnya. Kini dia berdiri
tegak di bawah pohon yang cukup rindang. Saat
itu matahari mulai menampakkan dirinya, namun
keadaan di Desa Palang Sewu masih terlihat sunyi.
Sementara pertarungan terus berjalan
semakin sengit. Tanpa disadari, pertarungan
berlangsung dengan jurus-jurus tingkat tinggi.
Sekarang yang terlihat hanya dua bayangan
berkelebatan saling menyambar dan berkelit
menghindar. Namun Ki Petel masih dapat
melihat jelas jalannya pertarungan itu. Kepala
Desa Palang Sewu itu semakin tercekat hatinya,
karena orang berbaju serba hijau itu
menggunakan jurus-jurus yang amat
dikenalnya, yang hanya dimiliki Nyai Dadap! Dulu Nyai Dadap hampir menghancurkan desadesa di Kaki Lereng Gunung Palang Sewu ini,
terutama Desa Palang Sewu yang hampir rata
dengan tanah. "Hup!"
Orang berbaju serba hijau itu melompat
mundur, keluar dari arena pertarungan.
Sedangkan pemuda gagah berbaju rompi putih,
berdiri tegak dengan mata tajam menatap ke
43 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com depan.
"Kau cukup tangguh, Anak Muda. Tapi itu
bukan berarti kau menang," kata orang berbaju hijau itu. dingin.
" Hm ...... pemuda gagah berbaju rompi
putih itu hanya bergumam tidak jelas.
"Sayang, waktuku tidak banyak."
Setelah berkata demikian, orang berbaju hijau
itu memasukkan pedang ke dalam sarungnya
di punggung. Dengan kecepatan bagai kilat, dia
melesat pergi. "Kita akan bertemu lagi, Anak Muda!"
"Aku tunggu!" balas pemuda berbaju rompi putih itu mantap.
Ki Petel bergegas menghampiri setelah
bayangan hijau lenyap dari pandangan.
Sedangkan pemuda gagah itu tetap berdiri
tegap tanpa menoleh. Dia baru menarik napas
panjang setelah Ki Petel berada di depannya.
"Kau hebat, Pendekar Rajawali Sakti," puji Ki Petel tulus. Tentu saja ia kenal,
karena pernah bertemu dan sempat berbicara dengan orang
yang berada di depannya ini.
"Kau tidak apa-apa, Ki?" tanya Pendekar Rajawali Sakti seraya tersenyum.
"Tidak. Terima kasih atas pertolonganmu,"
sahut Ki Petel.
"Siapa orang itu?" tanya Rangga.
"Dia yang kita bicarakan kemarin."
"Nyai Dadap?"
"Entahlah, aku. sendiri pun sangsi. Nyai
Dadap tidak pernah memakai baju warna hijau
44 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com dan menyelubungi wajahnya. Tapi
jurus-jurus dan
senjata yang digunakan memang kepunyaan
Nyai Dadap," sahut Ki Petel ragu-ragu.
Rangga diam, tapi sedikit heran jugs dengan
sikap, Ki Petel yang begitu cepat berubah.
Semula laki-laki tua itu begitu yakin dengan
pendiriannya, tapi kini malah ragu-ragu. Tapi
Rangga tidak menanyakannya. Dia bisa mengambil
kesimpulan sendiri akan sikap Ki Petel. Seseorang memang bisa cepat berubah,
jika sudah mengalaminya sendiri. Dan itu dialami oleh Ki
Petel. "Tuan Pendekar ......
"Rangga. Panggil saja aku. Rangga," potong Rangga cepat.
"Hhh..., aku mau minta maaf atas sikapku
tempo hari," kata Ki Petel yang pernah
menyangsikan dan menganggap lain pada
Pendekar Rajawali Sakti ini.
"Lupakan," sahut Rangga tersenyum maklum.
"Ternyata pilihan Dewi Melati tidak meleset.
Aku yakin, kau adalah orang yang tepat untuk
menghadapi orang misterius itu," ajar Ki Petel lagi.
Lagi-lagi Rangga hanya tersenyum saja.
Sudah terlalu Sering didengar pujian seperti ini.
Tapi, pujian itu tidak membuatnya jadi besar
kepala atau berbangga hati. Meskipun dia seorang
tokoh yang amat disegani kawan maupun lawan,
tapi sikapnya tetap merendah dan tidak
melambung karena pujian.
"Ki Petel! Boleh aku tahu siapa Nyai Dadap
itu?" tanya Rangga membelokkan kembali pads
45 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com pokok persoalannya.
"Nyai Dadap seorang tokoh hitam yang
sangat kejam," sahut Ki Petel.
"Kenapa ingin menguasai Desa Palang
Sewu?" tanya Rangga lagi.
"Sebenarnya dia tidak bermaksud
menguasai Desa Palang Sewu. Bukannya di
sini saja dia bersikap begitu, tapi desa-desa
lain pun terbabat habis oleh polahnya yang tidak
punya belas kasihan."
"Aneh! Seseorang bisa berbuat begitu pasti
ada sebabnya," gumam Rangga pelan.
"Memang," sahut Ki Petel seraya melangkah menghampiri kudanya.
"Bisa kau jelaskan?" pinta Rangga.
"Tentu saja! Kau memang harus tahu, Rangga."
Rangga melangkah di samping Ki Petel
yang sudah belalan sambil menuntun kudanya.
Laki-laki tua itu berjalan menyusuri jalan
utama desa yang mulai ramai oleh orang-orang
yang baru keluar dari rumahnya. Para
penduduk desa itu membungkuk memberikan
hormat pada Ki Petel.
"Akan kujelaskan di rumahku, nanti," kata Ki Petel.
Rangga hanya mengangkat bahunya saja.
Sementara Desa Palang Sewu mulai terlihat
hidup kembali. Para penduduk sudah mulai keluar
dari rumahnya masing-masing. Kehidupan kembali
berjalan seperti biasa, meskipun di wajah mereka
masih tersirat perasaan cemas dan ketakutan.
Bahkan mereka mulai berbisik-bisik tentang
46 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com kejadian semalam yang mengambil
korban Wandara, seorang tetua desa yang disegani.
Berita itu cepat tersebar dari mulut ke mulut.
Berita itu datang dari para murid Padepokan
Soka Palang Sewu yang berasal dari desa itu.
juga. Tidak heran kalau setiap ada peristiwa
selalu dapat tersebar luas di desa yang kecil
ini. ooOWKNBROoo Rangga mengangkat kepalanya ketika
seorang gadis keluar dari dalam rumah
membawa sebuah baki berisi dua gelas
minuman yang masih mengepulkan uap panas.
Gadis itu, tersenyum dan mengangguk sedikit.
Diletakkan gelas-gelas minuman itu di depan
Rangga dan Ki Petel. Tanpa berkata-kata lagi,
gadis itu berbalik, lalu masuk kembali ke dalam
rumahnya. Pendekar Rajawah Sakti itu kembali
melayangkan pandangannya ke depan,
memandangi orang yang lalu-lalang di depan
rumah kepala desa ini. Sedangkan Ki Petel asyik
dengan lintingan rokoknya. Cukup lama juga
mereka hanya diam duduk di beranda depan
tanpa berkata-kata.
"Silakan diminum," Ki Petel mempersilakan sambil mengambil gelas minumannya.
"Terima kasih," ucap Rangga, lalu
mengambil gelas minumannya pula. Dihirup
sedikit minuman berwarna kecoklatan yang
mengepulkan asap itu.
47 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Minuman kopi khas Desa Palang Sewu,"
ujar Ki Petel memberitahu.
"Nikmat," sambut Rangga meletakkan
kembali gelasnya.
"Kopi Desa Palang Sewu memang terkenal
nikmatnya. Tapi sayang sekali penduduknya
enggan me nanamnya. "
"Kenapa?"
"Biayanya mahal. Sedangkan menunggu
panen terlalu lama. Padahal, harganya cukup
lumayan juga. "
Rangga mengangguk-anggukkan kepalanya.
Dia memang tidak tahu-menahu seluk beluk
pertanian. Tapi selama berada di Desa Palang
Sewu ini, dia memang tidak melihat adanya
tanaman kopi. Hanya ada beberapa saja yang
terlihat. Itu pun sudah berada di daerah
perbatasan yang agak tinggi datarannya, dan
dimiliki oleh orang yang mampu.
"Ah, jadi melantur," desah Ki Petel, "Oh, ya. Sampai di mana pembicaraan kita
tadi?" "Persoalan Nyai Dadap," Rangga
mengingatkan. "Hm... ya. Tentang Nyai Dadap datang ke
Desa Palang Sewu ini," gumam Ki Petel
kembali teringat pada pokok permasalahannya.
Rangga kembali mengangkat kepalanya.
Pada saat itu di depan melintas seorang wanita
cantik mengenakan baju hijau sambil
membawa keranjang dari anyarnan bambu.
Kepala yang tertutup kerudung hijau itu,
sempat menoleh seraya memberikan
48 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com senyuman manis pada Pendekar
Rajawaii Sakti.


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seketika Rangga merasakan sesuatu di dalam
dadanya. Namun belum sempat dia berpikir
jauh, Ki Petel sudah membuka suara lagi.
Hanya sebentar Rangga memalingkan
mukanya pada Ki Petel. Dan begitu menatap ke
depan kembali, wanita cantik berbaju hijau itu
sudah tidak terlihat lagi. Lenyap di antara
banyak orang yang berlalu lalang dengan
kesibukannya masing-masing.
"Nyai Dadap sebenarnya berasal dari Desa
Palang Sewu ini...," kata Ki Petel memulai.
"Hm...," Rangga hanya menggumam tidak jelas.
Matanya terus menatap ke depan, memandangi
orangorang yang lalu-lalang.
"Entah berapa puluh tahun dia menghilang.
Tapi sepuluh tahun lalu kembali dengan membawa
petaka, menjadikan Desa Palang Sewu bagai
terpanggang api neraka," lanjut Ki Petel.
"Ke mana dia pergi?" tanya Rangga tanpa menoleh.
"Tidak ada yang tahu pasti. Tapi yang
kudengar dari kabar burung, dia pergi
menuntut ilmu. Entah di mana dan siapa
gurunya.,Yang jelas Nyai Dadap datang dengan
membawa segudang ilmu olah kanuragan dan
kesaktian yang sukar dicari tandingannya.
"Lantas, apa yang diinginkannya di sini?" "Balas dendam. "
Rangga memalingkan mukanya menatap
pada kepala desa di sampingnya. Keningnya agak
berkerut mendengar jawaban Ki Petel barusan.
49 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Jawaban yang tidak diduga sama
sekali sebelumnya. "Orang tua Nyai Dadap seorang tokoh sakti
rimba persilatan beraliran hitam. Dia datang ke
Desa, Palang Sewu dan menikah dengan gadis
desa ini. Saat Nyai Dadap lahir, orang tuanya
tewas terbunuh.
"0...!" Rangga tersentak agak terkejut.
"Meskipun telah berkeluarga, orang tua
Nyai Dadap tidak meninggalkan kebiasaan
buruknya. Banyak gadis menjadi korban nafsu
setannya. Bahkan banyak pendekar yang tewas
terbunuh di tangannya. Hal ini membuat cemar
nama Desa Palang Sewu," lanjut Ki Petel.
"Hm.... Siapa yang berhasil
membunuhnya?" tanya Rangga.
"Ki Ageng Sela, Pranata, Wandara, Paman
Waku, Nyi Senah, dan aku sendiri," sahut Ki Petel.
"Dan kalian juga yang menghadapi Nyai Dadap
sepuluh tahun lalu?"
"Ya, dan kami berhasil menewaskannya.
Tapi..., yah, saat itu kami semua terlalu yakin
dan tidak memeriksa lagi ke dasar jurang.
Sama sekali tidak kusangka kalau Nyai Dadap
masih hidup dan sekarang membalas dendam
yang belum tertuntaskan. Tapi aku sendiri juga
ragu-ragu setelah bentrok dengannya tadi,"
nada suara Ki Petel memang terdengar sumbang.
"Apa ada kejanggalan pada orang itu, Ki?"
tanya Rangga, namun matanya tidak lepas
memandang ke arah sebuah pohon ara yang
cukup besar di samping sebuah kedai.
50 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Di bawah pohon itu terlihat seorang
wanita berparas cantik tengah menatap ke arahnya.
Bajunya hijau, agak ketat dengan kerudung
hijau pula. Wanita itulah yang tadi sempat
dilihat Rangga melintas di depan rumah ini. Hati
Pendekar Rajawali Sakti itu pun jadi bertanyatanya. "Aku memang melihat adanya kejanggalan,
meskipun jurus dan senjata yang digunakan
sama persis dengan Nyai Dadap," sahut Ki
Petel tidak menyadari kalau Rangga tengah
terpusat perhatiannya pada seorang wanita
yang berdiri di bawah pohon ara.
"Hm...," lagi-lagi Rangga bergumam tidak jelas.
Namun mendadak, Pendekar Rajawali Sakti itu
tersentak. Tiba-tiba saja wanita yang tengah
menjadi perhatiannya lenyap pada saat sebuah
pedati melintas di depannya. Rangga kontan
bangkit berdiri dan melangkah ke depan,
keluar dari beranda rumah kepala desa ini.
Matanya beredar tajam memandang ke
sekeliling. Ki Petel jadi terheran-heran, lalu
bergegas bangkit dan menghampiri.
"Ada apa?" tanya Ki Petel setelah berada di samping Pendekar Rajawali Sakti
"Tidak," sahut Rangga pelan.
Ki Petel melayangkan pandangannya ke arah
pandangan Pendular Rajawali Sakti itu. Dia jadi
heran karena pendekar muda itu menatap lurus
ke arah pohon ara, dan sesekali pandangannya
beredar ke sepanjang jalan.
Pelahan-lahan Rangga mengayunkan kakinya,
sedangkan Ki Petel tetap diam dengan kening
51 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com berkerut dalam. Tatapan matanya
tidak lepas ke punggung Rangga yang melangkah pelahanlahan semakin jauh menyusuri jalan utama Desa
Palang Sewu ini. Sikap Rangga yang terasa
aneh, membuat Kepala Desa Palang Sewu itu
bertanya-tanya.
ooOWKNBROoo Waktu terus berputar sejalan dengan
beredarnya bumi. Siang pelahan-lahan merayap
berganti malam. Cahaya matahari meredup, dan
akhirnya menghilang. Kini kedudukannya
digantikan oleh bulan dengan cahayanya yang
redup lembut menambah keindahan suasana
malam. Namun semua keindahan itu tidak dapat
dinikmati lagi oleh seluruh penduduk Desa
Palang Sewu. Mereka kini tengah dilanda suatu
kegelisahan yang menyelimuti setiap hati.
Saat itu, terlihat sebuah bayangan
berkelebatan cepat menyelinap dari satu rumah
ke rumah lainnya. Bayangan itu bergerak cepat
menuju sebuah pondok kecil yang berada agak
menyendiri di antara rumah penduduk lainnya.
Sosok bayangan itu berhenti bergerak tepat di
depan pondok kecil itu. Sebagian besar
tubuhnya terlindung bayangan sebuah pohon
besar sehingga hampir tidak memperlihatkan
bentuk tubuhnya yang hitam pekat.
"Hup!"
Sosok bayangan itu melesat cepat ke atas,
dan tahu-tahu sudah di atas dahan pohon yang
cukup rimbun daunnya. Tampak kedua bola
52 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com mata yang tajam, bersinar terang
merayapi sekitar pondok kecil itu. Tatapan matanya
semakin tajam ketika melihat dua bayangan
berkelebat menyelinap ke bagian belakang rumah. Namun belum sempat mengamati lebih jauh,
mendadak dari bagian belakang rumah kecil
itu melesat dua bayangan merah dan biru ke
arah sosok hitam di atas pohon itu.
"Hup! Hiyaaa...!"
Sosok tubuh hitam itu melentingkan
tubuhnya, langsung meluruk ke bawah. Dan
begitu kakinya mendarat di tanah, dua
bayangan merah dan biru itu kembali meluruk
menerjang dengan kecepatan bagai kilat. Sosok
hitam itu kembali melentingkan tubuhnya dan
bersalto dua kali di udara, lalu manis sekali
mendarat agak jauh dari dua bayangan merah
dan biru yang sudah berbalik hendak
menyerangnya. "Kera Kembar dari Karang Setan...!" desis orang itu saat mengenali dua orang
yang menyerangnya tanpa banyak berbicara lagi itu.
"He he he...! Ternyata penglihatanmu
cukup tajam juga, Ki Petel," celetuk Kera Merah terkekeh.
Sosok bayangan hitam yang ternyata
memang Ki Petel itu, hanya mendengus seraya
mempersiapkan diri untuk menerima serangan
berikutnya. Dia tahu kalau dua orang yang
dihadapinya ini adalah tokoh-tokoh rimba
persilatan yang tidak bisa dianggap remeh. Hanya saja Ki Petel belum bisa mengetahui maksud
53 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com kemunculan dua orang yang berjuluk
Kera Kembar dari Karang Setan itu., Julukan yang sangat
cocok, karena wajah mereka memang lebih
mirip kera daripada manusia.
"Kalian Kera Kembar dari Karang Setan, apa
maksudnya datang ke Desa Palang Sewu ini?"
tanya Ki Petel dengan nada suara dingin.
"Karang Setan tidak seberapa jauh dari sini.
Sudah selayaknya kami berdua berkunjung hanya
untuk melihat-lihat," sahut Kera Biru dengan suara dibuat sopan.
"Tidak biasanya kalian keluar dari sarang
tanpa tujuan yang pasti," terdengar sinis nada suara Ki Petel.
"Rupanya orang tua ini tidak bisa diajak
bersahabat, Kera Biru," dengus Kera Merah.
"Hm...," Kera Biru hanya menggumam
pelan tidak jelas.
"Bukan hanya aku, tapi seluruh penduduk
Desa Palang Sewu tidak akan sudi menerima
kalian!" makin ketus nada suara Ki Petel.
"Keparat! Kau harus jaga mulutmu, Ki
Petel!" geram Kera Biru tidak bisa lagi menahan amarahnya.
Kalau saja Kera Merah tidak segera mencegah,
mungkin Kera Biru sudah menerjang kepala
desa itu. Kera Biru hanya bisa menggerutu
menahan amarahnya. Sementara Ki Petel
sudah siap menghadapi se-gala kemungkinan
yang akan terjadi.
"Ki Petel! Apa maksudnya kau mengintai
pondok itu?" tanya Kera Merah masih bisa
54 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com bersabar.
"Seharusnya aku yang bertanya pada
kalian!" dengus Ki Petel.
"Aku masih bisa bersabar, Ki Petel. Tapi
saudaraku ini tidak bisa lagi," ancam Kera Merah.
"Jangan harap aku mundur sebelum kalian
enyah dari desa ini!" tantang Ki Petel.
"Sombong! Orang tua tidak tahu
diuntung!" geram Kera Biru yang telah meluap kesabarannya. "Kau harus mampus,
keparat! Hiyaaa ... ! "
Kera Merah tidak bisa lagi menahan amukan
saudara kembarnya. Bagaikan kilat, Kera Biru
melompat menerjang Ki Petel. Serangan yang
cepat clan bertenaga dalam cukup tinggi itu,
dengan mudah dapat dielakkan oleh Ki Petel.
Bahkan dengan satu gerakan yang manis,
sodokan tangan kepala desa itu membuat Kera
Biru harus melenguh pendek.
"Phuih!" Kera Biru menyemburkan ludahnya, menahan rasa mual pada perutnya yang
terkena sodokan tangan kiri Ki Petel.
Namun dengan cepat, Kera Biru kembali
menghambur menyerang kepala desa itu. Hanya
dengan merundukkan kepalanya sedikit, Ki Petel
berhasil mengelakkan pukulan bertenaga dalam
penuh dari Kera Biru. Balikan satu dupakan kaki
kanannya berhasil membuat Kera Biru harus
melompat mundur menghindarinya.
Meskipun dua kali Ki Petel berhasil
menghindari serangan lawannya, namun belum
bisa berbangga diri. Dia tahu kalau lawannya
55 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com tidak akan berarti jika hanya
bertarung seorang
diri saja. Kekuatan Kera Kembar dari Karang
Setan itu terletak pada kerja sama
penyerangan yang terpadu rapi. Mereka tidak akan
mampu menghadapi lawan hanya seorang diri
saja, meskipun serangan-serangannya sangat
berbahaya. "Sepasang Kera Gila... ! "
Tiba-tiba saja Kera Merah berteriak lantang
sambil melompat ke arah samping kanan Ki
Petel. Dan pada saat yang sama, Kera Biru pun
melesat ke arah samping kiri kepala desa itu.
Ki Petel sudah bisa meraba kalau serangan yang
akan dilakukan manusia kembar berwajah mirip


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kera itu sangat berbahaya.
Sambil memperdengarkan suara-suara aneh
bagai kera kelaparan, kedua manusia itu membuat
gerakangerakan aneh dan sukar diterima akal
sehat. Mereka berjingkrakan, berlompatan
seperti dua orang badut tengah melucu. Suarasuara yang terdengar begitu mirip dengan dua
ekor kera yang tengah bercanda memperebutkan
pisang. Ki Petel jadi sedikit kebingungan juga
melihat dua orang lawannya yang seperti gila itu.
"Hhh! Apa yang akan mereka lakukan?" Ki Petel bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Dan belum lagi pertanyaan itu bisa terjawab,
tiba-tiba saja tangan-tangan si Kera Kembar dari
Karang Setan itu tumbuh bulu yang sangat lebat
dan berwarna hitam pekat. Kemudian hampir
bersamaan, mereka Mengebutkan tangantangannya ke arah Ki Petel. Dari tangan-tangan itu meluncur deras bulu-bulu
berwarna hitam. Ki
56 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Petel sempat terperangah sesaat,
namun dengan cepat bisa menyadari apa yang terjadi.
"Hup!"
Laki-laki tua kepala desa itu cepat melesat lalu
berputaran di udara, menghindari terjangan
bulu-bulu hitam yang halus itu. Sungguh di
luar dugaan sama sekali, bulu-bulu yang
kelihatannya lemas itu mampu menembus pohon
dan bebatuan hingga berlubang-lubang dalam.
Bulu-bulu itu beterbangan cepat bagaikan hujan
saja, meluruk mengurung ruang gerak Ki Petel.
"Huh! Kalau begini terus, bisa kehabisan
napas aku!" dengus Ki Petel sengit.
Memang tidak ada cara lain yang bisa
dilakukan, kecuali berlompatan dan berputaran
di udara menghindari hujan bulu yang merupakan
senjata ampuh si Kera Kembar dari Karang Setan
itu. Meskipun Ki Petel sudah mencabut
senjatanya, namun dia masih kelihatan kewalahan
juga menghadapi serbuan yang aneh dari
lawannya. Lebih-lebih lagi sekarang ini kedua
orang berwajah mirip kera itu bergerak berputar
mengelilinginya.
Dalam beberapa gebrakan saja, telah terlihat
kalau Ki Petel semakin terdesak. Sudah dapat
dipastikan, kalau dalam waktu yang tak lama
lagi, kepala desa itu tidak akan mampu
menahan gempuran hujan bulu yang amat
berbahaya dari si Kera Kembar dari Karang Setan
itu. Tapi di saat keadaan Ki Petel semakin
mengkhawatirkan, mendadak bertiup angin
kencang bagai topan. Angin itu
57 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com menghamburkan bulu-bulu yang
beterbangan deras mengarah kepada Ki Petel.
"Hup! Hiyaaa ... ! "
Ki Petel mengambil kesempatan ini untuk
melompat keluar dari kurungan lawannya. Tiga kali tubuhnya berputar di udara,
kemudian mendarat
manis di luar kurungan manusia - kembar
berwajah mirip kera itu. Sedangkan si Kera
Kembar dari Karang Setan kelihatan
kebingungan begitu menyadari serangannya
pecah berhamburan terterjang angin topan
yang datang secara tiba-tiba itu.
"Setan keparat!" maki Kera Biru segera
menghentikan serangannya.
"Hait!" Kera Merah melompat ke samping
saudaranya. "Setan Belang! Siapa berani mencampuri
urusanku, heh!" bentak Kera Biru keras
menggelegar. Seketika itu juga, badai topan berhenti
dihempas oleh suara bentakan yang
mengandung pengerahan tenaga dalam cukup
tinggi itu. Si Kera Kembar dari Karang Setan itu
mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
Sementara Ki Petel juga mencari-cari orang yang
baru saja membantunya keluar dari bahaya.
"Siapa pun kau, keluar!" bentak Kera Biru lagi.
"Aku di sini ......
58 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com 5
Bukan main terkejutnya si Kera Kembar
dari Karang Setan begitu mendengar jawaban
yang berada di belakangnya. Mereka kontan
berbalik dan melompat mundur begitu melihat
seorang pemuda gagah berwajah tampan
dengan baju rompi putih sudah berdiri tidak
jauh darinya. Sementara Ki Petel yang mengetahui
kehadiran pemuda itu, jadi berseri-seri
wajahnya. Dia tahu dan kenal betul dengan
pemuda gagah berbaju rompi putih itu. Ki Petel
segera melompat melewati kepala si Kera Kembar
dari Karang Setan, lalu mendarat di samping
pemuda itu dengan manisnya.
"Kau datang tepat pada waktunya,
Rangga," kata Ki Petel.
"Hm...! Kenapa mereka menyerangmu,
Ki?" tanya Rangga tanpa mengalihkan
perhatiannya pada dua orang berwajah kembar
seperti kera di depannya.
"Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja mereka
datang menyerang, bahkan hampir
membunuhku, " sahut Ki Petel.
"Hm...," Rangga hanya bergumam pelan.
"Anak Muda, siapa kau?" tanya Kera Merah memotong pembicaraan Rangga dan Ki
Petel. "Namaku Rangga, dan biasa dipanggil
Pendekar Rajawali Sakti. Aku sudah pernah
melihat kalian sebelumnya, jadi tidak perlu
59 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com mengenalkan diri lagi padaku,"
sahut Rangga lugas. "Bagus! Dan sebaiknya kau segera enyah dari
hadapanku!" dengus Kera Biru.
"Mengapa tidak kalian saja yang angkat kaki
dari sini" Kurasa Kepala Desa Palang Sewu
sudah berkata tegas tadi," kata, Rangga tenang.
"Setan keparat!" geram Kera Biru terasa panas telinganya mendengar kata-kata
yang tenang namun menyakitkan itu.
"Anak Muda, aku peringatkan sekali lagi. Cepat tinggalkan tempat ini!" bentak
Kera Merah masih bisa menahan kesabarannya.
"Rasanya kata-kataku sudah cukup jelas,"
sambut Rangga kalem.
"Jangan salahkan kami, jika kau harus
mampus hari ini!" Kera Merah jadi geram
mendapat tantangan seperti itu,
"Hup! Hup!
"Hait... ! "
Kera Kembar dan Karang Setan itu serentak berlompatan mengurung Pendekar Rajawali Sakti dari
dua jurusan di kanan dan kiri. Sedangkan Ki Petel beringsut mundur menjauh.
Sementara Rangga
memperhatikan kedua orang itu dari sudut
matanya. Setiap gerak yang dilakukan dua orang
kembar itu menjadi perhatiannya. Sudah
disaksikan pertarungan kedua orang itu dengan
Ki Petel, sehingga hal ini membuatnya jadi berhati-hati. Rangga sudah dapat
mengukur kalau tingkat kepandaian manusia kembar berwajah
seperti kera itu tidak bisa dianggap remeh. Dan
60 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Pendekar Rajawali Sakti memang
tidak pernah menganggap enteng setiap lawannya.
"Hiyaaa...
"Haaa... !"
Si Kera Kembar dari Karang Setan itu
melompat secara bersamaan menerjang Pendekar
Rajawali Sakti. Pukulan-pukulan beruntun
bertenaga dalam cukup tinggi, dilepaskan
secara bersamaan. Rangga menarik mundur
kakinya ke belakang setindak, kemudian dengan cepat merentangkan tangannya.
Sungguh luar biasa kecepatan gerak tangan
Pendekar Rajawali Sakti itu. Bagaikan sepasang
sayap seekor rajawali, tangan itu mengepak
cepat memapak setiap pukulan yang datang.
Plak! Plak...! Dua orang kembar itu berlompatan mundur
sejauh satu batang tombak begitu tangantangan mereka beradu dengan tangan Rangga.
Wajah mereka tampak memerah, seperti
tengah merasakan sakit yang amat sangat
pada tangannya. Jelas dalam adu kekuatan tenaga dalam, mereka kalah.
"Pasukan Kera Menggempur Gunung!" seru
Kera Merah tiba-tiba. Seketika itu juga si Kera
Kembar dari Karang Setar, berlompatan kembali
sambil membuat gerakan mengelilingi Pendekar
Rajawali Sakti. Pukulan dan tendangan keras
datang beruntun secara teratur. Namun
Rangga dengan mans berhasil mengelakkannya dengan jurus 'Sembilan Langkah Ajaib'.
Gerakan kakinya begitu lincah dan cepat,
61 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com diimbangi gerakan tubuh yang
meliuk-liuk bagai
seekor ular menghindari penggebuk.
Merasa serangannya tidak ada hasilnya, si
Kera Kembar dari Karang Setan mengganti
dengan serangan berikutnya. Namun tetap saja
mereka tidak berhasil menyentuh tubuh
Pendekar Rajawali Sakti. Beberapa jurus telah
terlewati. Dan setiap berganti jurus, serangan
manusia kembar itu semakin bertambah
dahsyat dan berbahaya. Dan setelah lima belas
jurus terlewati cepat, dapat dipastikan kalau
manusia kembar dari Karang Setan itu memang
masih bukan tandingan Pendekar Rajawali Sakti.
Sret! Cring! Si Kera Kembar dari Karang Setan mencabut
senjatanya, berupa tongkat melengkung dan
berujung runcing. Dengan senjata di Langan,
serangan si Kera Kembar dari Karang Setan
bertambah dahsyat. Bahkan kini diimbangi
dengan gerakan tubuh yang lincah dan cepat.
Namun Rangga masih melayaninya dengan Langan kosong. "Uts, hap!"
Rangga menarik setengah tubuhnya ke
belakang ketika dari kanan dan kirinya
menyambar dua senjata tongkat melengkung.
Dengan satu gerakan yang cepat luar biasa,
tangan Rangga terangkat ke atas, dan
langsung menangkap dua senjata itu sekaligus di
depan dadanya. Tap! 62 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Hih!"
"Uh!"
Si Kera Kembar dari Karang Setan berusaha
menarik pulang senjatanya disertai pengerahan
seluruh kekuatan tenaga dalamnya. Namun
cekalan tangan Rangga dernikian kuat, sehingga
terjadi adu kekuatan tenaga dalam. Sesaat
kemudian, terlihat kening Pendekar Rajawali
Sakti berkerut.
"Racun ... !" desis Rangga dalam hati.
Rangga dapat merasakan adanya aliran
hawa beracun yang sangat dahsyat, keluar dari
tongkat yang dipegangnya kuat. Seketika itu
juga dikerahkan hawa murni dan langsung
dipusatkan pada kedua tangannya yang
menggenggam dua senjata lawannya dari
kanan dan kiri.
Hawa murni yang disalurkan Rangga sungguh
luar biasa kuatnya, sehingga hawa panas
beracun yang tersebar dari dua senjata itu,
pelahan-lahan bergerak membalik. Dan ini
sangat dirasakan si Kera Kembar dari Karang
Setan. Mereka sungguh terkejut, lalu berusaha
mendorong racun itu dengan kekuatan tenaga
dalamnya. Namun semakin berusaha keras,
semakin kuat racun itu terdorong balik.
"Aaakh ...!" tiba-tiba saja Kera Biru memekik keras


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seketika itu juga tubuhnya terlontar sejauh
tiga batang tombak, dan pegangan pada
senjatanya terlepas. Belum lagi Kera Biru mampu
bangkit, Kera Merah menjerit melengking dan
tubuhnya bergetar hebat.
63 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Kera Biru buru-buru melompat dan
menendang tepat di tengah-tengah tongkat
melengkung yang berada di tangan Kera Merah
dan Pendekar Rajawali Sakti.
Trak! "Akh!"
Kera Biru memekik tertahan, dan
tubuhnya terpental keras. Bersamaan dengan itu,
Kera Merah pun terpental sejauh dua batang
tombak. Pohon-pohon yang terlanda tubuh
mereka langsung hancur berkeping-keping.
Rangga melemparkan senjata yang patah kena
tendangan Kera Biru. Sementara itu kedua
manusia kembar mirip kera itu bergegas bangkit.
Dari mulut dan hidung mengucurkan darah
kental agak kehitaman.
"Hoek!"
Hampir bersamaan si Kera Kembar dari
Karang Setan memuntahkan darah kental
berwarna kehitaman. Saat itu juga, tubuh
mereka ambruk ke tanah. Rupanya racun yang
dikeluarkan dari senjata mereka telah berbalik
menyerang mereka berdua. Tubuh mereka
menggelepar kejang kaku, kemudian diam tidak
bergerak-gerak lagi.
Dan pada saat yang tepat, sebuah bayangan
hijau berkelebat cepat bagai kilat menyambar
tubuh dua orang itu. Begitu cepatnya,
sehingga tidak sempat disadari. Tahu-tahu
sudah lenyap dengan membawa dua manusia
kembar itu. "Heh!" Rangga tersentak kaget.
64 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Namun di saat kesadarannya bekerja,
saat itu pula bayangan itu sudah lenyap dari
pandangan matanya. Rangga hanya bisa
memandang ke arah kepergian bayangan hijau
yang membawa tubuh si Kera Kembar dari
Karang Setan itu. Sedangkan Ki Petel yang menyaksikan sejak tadi, juga tidak kalah terkejutnya.
"Hm..., siapa dia...?" gumam Rangga
seperti bertanya pada dirinya sendiri.
ooOWKNBROoo Saat itu matahari sudah menampakkan dirinya.
Cahayanya hangat menerangi mayapada ini.
Sebuah bayangan hijau berkelebatan cepat di antara
pepohonan menuju ke sebuah lereng berbatu
karang yang terjal dan kelihatan rapuh. Sosok
bayangan hijau itu berlompatan ringan mendaki
lereng sebelah Timur Gunung Palang Sewu
yang berbatu karang rapuh itu. Sosok bayangan
hijau itu melesat masuk ke dalam sebuah goa di
antara celah-celah batu yang agak menonjol
keluar dari lereng gunung itu. Sebuah goa yang
tidak begitu besar, dan terhalang oleh batu-batu
karang yang menonjol keluar. Tidak ada yang dapat
melihat mulut goa itu dari kaki Gunung Palang
Sewu sebelah Timur sekalipun. Sosok
bayangan hijau itu terus bergerak masuk
semakin jauh menelusuri lorong goa yang nampak
panjang dan berliku. Dia baru berhenti setelah
sampai pada suatu rongga yang cukup luas dan
65 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com terang. Cahaya matahari menerobos
melalui lubang-lubang di atas rongga goa itu.
Dua sosok tubuh mengenakan baju
berwarna me-rah dan biru bergulir jatuh dari
pundaknya yang terlihat kecil. Sesaat orang
berbaju hijau itu memandangi dua sosok tubuh
kembar berwajah seperti kera itu. Terdengar
tarikan napasnya yang panjang dan berat.
Kemudian dia berlutut memeriksa dua tubuh
yang ternyata adalah si Kera Kembar dari Karang
Setan itu. "Hhh ... !" kembali dia menarik napas
panjang setelah memeriksa kedua orang kembar
itu. Dengan gerak pelahan, kepalanya menoleh
saat mendengar langkah kaki ringan menghampiri.
Tampak seraut wajah cantik mengenakan
kerudung berwarna hijau tengah memandang ke
arah langkah kaki tadi. Orang itu berdiri
begitu matanya melihat seorang laki-laki tua
berpakaian longgar dan kumal melangkah ringan
menghampirinya. Sebatang tongkat berkeluk
tergenggam erat menyangga tubuhnya yang
hampir bungkuk. Seluruh rambut, janggut, dan
kumisnya yang panjang berwarna putih.
"Ada apa dengan pamanmu, Katila?" tanya lakilaki tua itu setelah duduk bersila
di atas batu ceper Wanita cantik berbaju serba hijau
dengan kerudung hijau pula itu segera duduk
bersila di depan laki-laki tua itu. Sebentar dia
menoleh ke arah dua sosok tubuh kembar yang
tergeletak tidak bergerak-gerak lagi. Seluruh
66 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com tubuhnya sudah mulai membiru. Tak
ada sedikit pun gerakan yang menandakan kehidupan.
"Tewas," sahut wanita cantik yang dipanggil Katila itu. Suaranya pelan, hampir
tidak terdengar.
"Apa..."!" laki-laki tua itu tersentak kaget, dan langsung melompat bangun dan
menghampiri si Kera Kembar yang menggeletak dengan tubuh
membiru. Laid-laid tua itu memeriksa manusia kembar
berwajah mirip kera itu. Kepalanya bergoyang
menggeleng-geleng beberapa kali. Terdengar
tarikan napasnya yang panjang dan berat,
kemudian berbalik dan kembali duduk di atas
batu ceper. "Maafkan aku, Ki Dadap. Aku terlambat
menolongnya," kata Katila pelan dengan kepala tertunduk.
Laki-laki tua berbaju kumal itu memandangi
Katila dengan tatapan mata kosong. Dua kali
dia menarik napas panjang, seakan-akan ingin
melonggarkan rongga dadanya yang mendadak
jadi sesak mendapati dua manusia kembar itu
tewas terkena racunnya sendiri.
"Siapa yang membunuhnya?" tanya Ki
Dadap datar nada suaranya.
"Aku tidak tahu namanya. Dia seorang
pemuda berbaju rompi putih. Tapi di sana aku
lihat ada Ki Petel, Ki," sahut Katila.
"Apa orang itu juga yang menyelamatkan Ki
Peter darimu?"
"Benar, Ki.
"Kedua pamanmu bukan orang
67 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com sembarangan. Ilmu olah kanuragannya
cukup tinggi, dan jarang ada yang menandinginya.
Hm..., aku tidak bisa meramalkan tingkat
kepandaian orang itu," ujar Ki Dadap bergumam pelan, seolah-olah bicara pada
dirinya sendiri.
"Tapi bagaimanapun juga, kematian Nyai
Dadap harus dibalas, Ki. Aku rela menyabung
nyawa demi Nyai Guru," kata Katila mantap.
"Sebagai seorang murid yang baik, kau
memang harus membalaskan sakit hati gurumu.
Aku juga tidak akan tinggal diam saja melihat
istriku tewas dibantai manusia-manusia
pengecut itu. Rasanya dosa seumur hidup jika
tidak membalas sakit hati istriku. Padahal dia
hanya menuntut kematian orang tuanya
sampai dia sendiri tewas dikeroyok secara
licik!" ada tekanan haru pada nada suara Ki
Dadap. "Aku juga dendam pada Pranata, Ki. Dialah
yang menyebabkan suamiku tewas. Kalau bukan
karena perintahnya untuk mengusir babi-babi
hutan, suamiku tidak bakal tewas oleh binatang
keparat itu. Hatiku tidak tentram jika belum
mengunyah jantung si Pranata itu, Ki!" sambut Katila geram.
"Hm..., mungkin sudah saatnya aku harus
turun tangan sendiri," gumam Ki Dadap pelan.
"Beri aku kesempatan sekali lagi, Ki.
Rasanya aku masih mampu menghadapi
mereka," sergah Katila cepat.
Ki Dadap menatap tajam: pada wanita cantik di
depannya. Sedangkan yang ditatap hanya
menundukkan kepalanya saja. Sesaat kebisuan
68 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com menyelimuti mereka berdua.
"Kau memang mampu menghadapi mereka,
Katila. Tapi rasanya kau tidak mampu
menghadapi orang yang membunuh kedua
pamanmu, pelan suara Ki Dadap.
'Ki," Katila ingin membantah.
"Dengar, Katila. Kau memang sudah
menguasai sepenuhnya seluruh ilmu istriku.
Bahkan kau memiliki senjatanya dan
menguasainya dengan baik. Bukannya aku
menyangsikan kemampuanmu, tapi orang
yang satu ini ...... nada suara Ki Dadap terdengar ragu-ragu.
"Ki Dadap kenal dengan orang itu?"
"Coba kau sebutkan sekali lagi ciri-cirinya
yang jelas," pinta Ki Dadap.
"Dia masih muda, Ki. Gagah dan sampan
seperti seorang pangeran. Ilmunya, sangat tinggi
sekali. Dia m e m ak ai b a j u romp i p u ti h .. .. .
"Pedang bergagang kepala burung di
punggung!" " serobot Ki Dadap cepat.
"Benar, Ki!" sentak Katila terkejut.
"Pendekar Rajawali Sakti......!" gumam Ki
Dadap pelan. "Kau kenal pria, Ki?" tanya Katila
keheranan. "Aku hanya menduga saja. Tapi ciri-ciri yang kau sebutkan sangat mirip dengan
Pendekar Rajawali Sakti Hm..., aku memang belum
pernah bertemu langsung dengannya. Tapi
sering kudengar nama dan. sepak terjangnya.
Saat ini memang tidak ada orang yang mampu
menandingi kepandaiannya," kata Ki Da-dap
69 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com setengah bergumam.
"Aku akan mencari keterangan tentang itu,"
kata Katila mantap.
"Kalau memang benar dugaanku, rasanya
sulit bagi kita untuk membalaskan dendam Nyai
Dadap dan suamimu, Katila. Aku tidak
menyangsikan kalau paman-pamanmu tewas
olehnya. Pendekar Rajawali Sakti memang
sukar dicari tandingannya," masih dengan
nada bergumam Ki Dadap berkata.
Katila jadi terdiam. Dia heran juga melihat
suami gurunya diliputi keraguan. Sebelumnya
belum pernah dilihat Ki Dadap yang begitu raguragu dan tidak yakin akan dirinya sendiri. Dan
Katila sendiri juga diliputi keraguan. Mungkinkah dendamnya akan terlaksana"
ooOWKNBROoo Katila berjalan cepat, menggunakan ilmu
meringankan tubuh menuruni lereng Gunung
Palang Sewu yang berbatu karang terjal dan
rapuh. Wanita cantik yang selalu mengenakan
baju hijau itu baru berhenti mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya, setelah sampai di kaki
lereng gunung itu. Kaki lereng yang banyak
ditumbuhi pohon besar.
"Hm Hm"...... bibirnya menyunggingkan
senyum melihat seekor ular yang cukup besar
merayap di rerumputan.
Pelahan-lahan Katila mendekati ular itu.
Sikapnya begitu hati-hati, karena tahu kalau
ular itu sangat berbahaya. Bahkan bisanya
70 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com sangat mematikan.
"Hup, hop!
Dengan satu gerakan cepat, wanita itu
menangkap tepat leher ular itu. Sedangkan
sebelah tangannya memegang ekornya. Ular itu


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak berdaya meskipun berusaha menggeliatgeliat melepaskan diri dari cengkeraman tangan
yang halus lentik itu. Katila tersenyum
memandangi ular yang besarnya sama
besarnya dengan tangannya sendiri.
"Hup!"
Hanya dengan satu lompatan mengandung
ilmu meringankan tubuh, wanita itu melesat
cepat ke arah Desa Palang Sewu. Begitu
cepatnya bergerak, sehingga yang terlihat
hanya bayangan hijau berkelebatan dari balik
pepohonan. Hanya dalam waktu sebentar saja, Katila
sudah sampai di samping sebuah pondok
kecil yang agak terpencil dari rumah-rumah
penduduk Desa Palang Sewu Wanita itu
langsung masuk ke dalam pondok itu.
Dilemparkan ular hasil tangkapannya ke atas pernbaringan. Ular itu menggeliat-geliat dan mendesis-desis mengangkat kepalanya.
Katila tersenyum
memandangi ular yang nampak marah itu.
"Aku perlu bantuanmu, sobat," kata Katila lembut.
Tanpa menghiraukan ular yang mulai
merayap turun dari pembaringan, Katila membuka
baju dan menyimpannya dalam lemari. Kini dia
hanya mengenakan selembar kain agak lusuh
dan pudar warnanya. Rambutnya dibiarkan
71 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com meriap tak teratur, kemudian mundur
mendekati jendela. Katila membuka jendela itu lebar-lebar. Sementara ular yang sudah merayap
pelahan-lahan di lantai pondok, mendekatinya.
"Tolooong...!" tiba-tiba saja Katila menjerit sekuatkuatnya.
Mendengar jeritan wanita itu, ular yang
ditangkapnya mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.
Katila terus menjerit-jerit seperti orang ketakutan melihat ular. Jeritannya
keras dan melengking
tinggi. Sementara ular itu semakin mendekat
saja. Brak! Mendadak saja pintu pondok itu hancur
berantakan. Katila memekik tertahan.
Tampak di ambang pintu berdiri seorang
pemuda gagah berwajah tampan memakai baju
rompi putih. Pemuda itu agak terkesiap, melihat
Katila hanya mengenakan kain lusuh tengah
ketakutan melihat ular yang merayap,
menghampirinya.
"Oh, tolong.... Ular itu ingin menggigitku,"
rintih Katila memelas.
"Hap!"
Pemuda itu segera melompat, dan mencekal
leher ular itu. Hanya dengan satu lompatan
lagi, tubuhnya melesat keluar sambil membawa
ular itu. Dia berhenti di bawah sebuah pohon yang cukup rindang. Dipandanginya
sejenak ular itu.
"Rangga, hati-hati ......
"Heh ... !" Pemuda itu terkejut "Kau..., kau bisa berbicara?"
"Jangan kaget! Kau bisa berbicara dengan
72 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com bangsa ular di mana pun, karena kau
telah menjadi keluarga Satria Naga Emas." (Untuk
jelasnya baca serial Pendekar Rajawali Sakti
dalam episode "Asmara Maut").
Rangga tertegun sesaat, kemudian,
diletakkan ular itu dengan hati-hati di atas
rerumputan. Ular itu menjulurkan kepalanya ke
atas. Matanya yang bulat merah menatap
langsung ke bola mata pemuda tampan berbaju rompi putih itu.
"Gunakan pendekatan batinmu. Hanya kau
dan aku yang bisa berbicara," kata ular itu lagi.
Rangga mengerahkan kekuatan batinnya. Dia
me, mang pernah lama tinggal dalam Istana
Satria Naga Emas, yang menjadi raja segala
jenis ular di atas bumi ini. Dan memang tidak
mengherankan kalau Rangga bisa berbicara
dengan bangsa ular melalui kekuatan batin,
karena Satria Naga Emas adalah sahabat karib
Pendekar Rajawali, guru tunggal Rangga. Dan
itu berarti Rangga adalah murid keponakan
'Satria Naga Emas.
"Dengarkan kata-kataku, Rangga. Jangan
mempercayai wanita, itu! Dia sengaja
menangkapku, lalu, berpura-pura takut untuk
memancingmu. Ini dilakukan hanya untuk
menjebakmu," kata ular itu.
"Hm..., siapa dia?" tanya Rangga di dalam batinnya.
"Namanya Katila! Dia seorang janda dan murid tunggal Nyai Dadap. tidak ada
seorang pun yang
tahu hubungannya dengan Nyai Dadap dan
73 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com suarninya yang tinggal di Karang
Setan bersama dua orang manusia kembar berjuluk si Kera
Kembar dari Karang Setan. Dia punya tujuan
tertentu, dan aku bisa merasakan hawa
dendam pada hatinya," kata ular itu.
"Hm..., aku mengerti sekarang," gumam
Rangga. "Aku pergi dulu, dia sudah keluar. "
Ular itu bergegas merayap masuk ke semak
belukar. Rangga membalikkan tubuhnya.
Tampak Katila berdiri di ambang pintu masih
mengenakan kain yang menutupi tubuhnya.
Bagian atas dadanya terlihat lebar,
menampakkan kulitnya yang putih halus. Dua
buah bukit kembar nampak sedikit menonjol
seakan hendak menyembul keluar.
Rangga melangkah menghampiri, dan berhenti
setelah jaraknya tinggal sekitar tiga langkah lagi di depan Katila. Wanita itu
memberikan senyum
manis, tapi Rangga hanya membalasnya
dengan senyuman tipis. Di dalam hatinya, sulit
untuk bisa mempercayai kalau wanita secantik ini
punya maksud buruk terhadapnya. Tapi
peringatan ular tadi tidak bisa dianggap mainmain. "Terima kasih kau telah menyelamatkan
aku," ucap Katila lembut.
"Hm...," Rangga hanya menggumam saja.
"Kau hebat sekali. Kau pasti seorang
pendekar," kata Katila dengan bola mata berbinar.
Rangga hanya tersenyum tipis, kemudian
membalikkan tubuhnya hendak berlalu. Tapi
Katila dengan cepat menghampiri dan
menghadangnya di depan. Jarak antara mereka
74 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com begitu dekat, sehingga bau harum
tubuh wanita itu menyebar menyeruak hidung.
"Aku akan berterima kasih sekali jika kau
bersedia singgah sebentar," Katila mulai merajuk.
"Terima kasih," ucap Rangga bernada
menolak. Rangga menggeser kakinya ke samping,
kemudian melangkah tanpa berkata-kata lagi.
Katila ingin menghalangi, tapi cepat diurungkan
niatnya. Wanita itu hanya memandangi
punggung Rangga saja yang terus berjalan
semakin jauh meninggalkannya.
"Hhh, tampan sekali. Sayang dia, jadi
penghalangku yang utama. Hhh....!" Katila
mendesah pelan.
Wanita itu mengeluarkan sebilah pisau
kecil berwarna, keperakan dari batik lipatan
kainnya. Dia sudah mengangkat tangannya
hendak melemparkan pisau itu, tapi niatnya
diurungkan. Pelahan-lahan tangannya turun
kembali. Bola matanya yang bulat bening bagai
mata bocah tak berdosa itu memandangi Rangga
yang semakin jauh meninggalkannya.
"Aku harus bisa menaklukkannya.
Harus...!" gumam Katila dalam hati.
Katila benar-benar terpaut hatinya melihat
ketampanan dan kegagahan Pendekar Rajawali
Sakti. Niatnya untuk membunuh pendekar
muda itu pupus seketika. Naluri
kewanitaannya bergolak. Dan dia memang
sudah lama tak terjamah tangan laki-laki sejak
suaminya tewas diterjang babi hutan yang
merusak ladang penduduk Desa Palang Sewu.
75 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Dan kematian suaminya itu
menjadikan Katila,
dendam terhadap Pranata yang telah menyuruh
suaminya mengusir babi hutan itu.
"Kau harus takluk, Pendekar Rajawali
Sakti. Harus ......" desis Katila.
76 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
6 Sebuah bayangan hijau berkelebat cepat
keluar dari pondok kecil yang terpencil di
antara rumah penduduk Desa Palang Sewu.
Dari balik rerimbunan semak, sepasang mata
memperhatikan bayangan hijau Yang melesat
cepat bagai kilat tadi. Sesaat kemudian, dari
dalam semak itu melesat satu bayangan putih
menuju ke arah bayangan hijau tadi berkelebat.
Bayangan hijau itu terus bergerak cepat
menuju ke sebuah bangunan besar dikelilingi
pagar tembok benteng yang kokoh. Bangunan
itu adalah padepokan yang dipimpin Pranata.
Bayangan hijau itu berhenti setelah tiba di
samping pagar tembok yang tinggi dan terlindung
bayang-bayang pohon. Keadaan di sekitar
Padepokan Soka Palang Sewu itu tampak sepi,
hanya beberapa orang murid saja yang berjagajaga di depan pintu gerbang.
"Sepi..., kesempatanku untuk membuat
perhitungan dengan Pranata."
Sosok bayangan hijau itu ternyata adalah
Katila. Meski seluruh kepala dan wajahnya
terlindung selubung kain hijau, namun bentuk
matanya yang indah masih dapat
menggambarkan jati dirinya. Katila tidak
menyadari kalau ada sepasang mata bening
bersinar bagai bintang, tengah mengawasinya
77 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com sejak keluar dari dalam pondoknya.
Slap! Katila melesat naik ke atas pagar tembok
benteng padepokan itu. Tubuhnya agak
membungkuk dengan lutut tertekuk hampir
menyentuh dinding atas tembok. Sebentar
diamati keadaan di dalam benteng padepokan itu. Kemudian dengan satu gerakan
ringan tanpa menimbulkan suara, tubuh
ramping itu meluruk turun.
"Siapa itu?" terdengar bentakan keras begitu kaki Katila menjejak tanah.
"Sial!" dengus Katila.
Dengan gerakan cepat, Katila
mengebutkan tangannya ketika seorang laki-laki
muda bersenjata golok datang berlari-lari.
Seberkas cahaya hijau melesat cepat ke arah
orang itu, dan langsung menerjangnya tanpa
ampun. "Akh!" laki-lak muda itu memekik keras.
Seketika itu juga tubuhnya terjungkal
ambruk. Hanya sebentar mampu bergerak, sesaat
kemudian tidak bergerak-gerak lagi. Sebilah
pisau berwarna hijau tertancap dalam tepat di
jantungnya. "Hup!" Katila melompat cepat ke arah laki-laki muda yang sudah tergeletak tak
bernyawa lagi. Tangannya menjulur mencabut pisau
yang tertanam di dada. Pisau berwarna hijau itu
diselipkan di balik ikat pinggangnya. Katila
mendongakkan kepalanya ketika mendengar
suara-suara langkah kaki menuju ke arahnya.
78 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Huh! Mereka sudah tahu kedatanganku!"
dengus Katila memberengut.
Katila membalikkan tubuhnya, dan langsung.
terkejut Di belakangnya kini telah berdiri
sekitar sepuluh orang bersenjata golok
terhunus. Dan ketika menoleh ke belakang,
sudah ada sekitar sepuluh orang lagi. Mereka
adalah murid dari Padepokan Soka Palang Sewu.
Semuanya sudah menghunus golok telanjang


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di tangan. Tanga menunggu komando lagi,
mereka serentak bergerak mengepung.
"Ternyata dugaanku benar, kaulah yang
selama ini membuat kerusuhan."
"Pranata... !" desis Katila ketika menoleh.
Pranata melangkah mendekat dengan
bibir tersungging senyuman. Sedangkan
Katila memandangnya penuh kebencian. Tidak
kurang dari tiga puluh orang bersenjata golok
mengepung di sekitar tempat itu.
"Kau menaruh dendam padaku, mengapa
orang lain kau ikut sertakan, Katila?" agak
bergetar suara Pranata.
"Bukan hanya kau, tapi seluruh penduduk
desa ini harus mati!" sahut Katila dingin
"Hm.... kau membawa senjata Nyai Dadap. Ada
hubungan apa kau dengan iblis betina itu?"
mata Pranata tidak berkedip memandang
senjata yang tersandang di tubuh Katila.
"Nyai Dadap guruku! Sekarang suaminya,
dan aku muridnya akan menuntut balas!" jawab Katila tegas.
Pranata mengerutkan keningnya. Jawaban
tegas wanita cantik itu membuatnya terkejut.
79 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Sungguh tidak pernah terpikirkan
kalau Nyai Dadap mempunyai suami dan seorang murid
wanita yang cantik. Wanita yang selama ini
dikenal baik oleh penduduk Desa Palang
Sewu, temyata adalah murid Nyai Dadap! Dia itu
dulu seorang tokoh hitam rimba persilatan
yang menjadi momok menakutkan bagi seluruh
penduduk desa. "Demi arwah guruku, terimalah kematianmu,
Pranata! Setelah berkata lantang, Katila langsung
melompat menerjang Ketua Padepokan Soka
Palang Sewu itu. Terjangannya begitu cepat,
sehingga membuat Pranata sempat
terperangah. Namun dengan cepat dia melompat mundur menghindari terjangan wanita
berbaju serba hijau itu.
"Hiya! Hiya! Hiyaaa ... !"
Katila berteriak keras melengking, dan
tangannya mengibas cepat beberapa kali.
Beberapa cahaya hijau meluncur bagai hujan ke
arah orang yang mengepungnya. Begitu
cepatnya cahaya hijau itu melesat, sehingga
tidak ada yang sempat menghindarinya. Jeritan
melengking terdengar beberapa kali Baling susul
begitu cahaya hijau yang berasal dari beberapa
jarum kecil itu menembus orang yang
mengepung dengan senjata terhunus.
Tidak kurang dari sepuluh orang, ambruk
bergulingan di tanah. Kejadian yang cepat dan
tidak terduga itu, membuat yang lainnya jadi
terperangah. Terlebih lagi Pranata. Dia terkejut
sekali mendapati sepuluh orang muridnya
80 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com tewas hanya dalam satu gebrakan
saja. "Iblis! Perempuan keparat ... !" geram
Pranata gusar. "Yat..! Haaa...
Katila kembali mengebutkan tangannya. Dan
jeritan melengking kembali terdengar menyayat
memecah kesunyian malam ini. Kembali delapan
orang terjungkal roboh tertembus jarum-jarum
beracun yang dilepaskan wanita cantik berbaju
hijau itu. "Keparat! Kubunuh kau! Hiyaaa ... !"
Pranata tidak dapat lagi mengendalikan
amarahnya. Langsung dicabut goloknya seraya
melompat menerjang ganas. Katila
mengegoskan tubuhnya sedikit ke kiri, maka
tusukan golok Pranata lewat sedikit di
pinggangnya. Secepat Pranata menarik goloknya kembali,
secepat itu pula dikibaskannya ke arah
pinggang. Katila menarik kakinya ke belakang
satu langkah, lalu membungkukan sedikit
tubuhnya sarribil menarik perutnya ke belakang.
Kembali serangan Pranata luput dari sasaran.
Ujung goloknya hanya lewat sedikit di depan
perut Katila. "Hap!"
Cepat sekali katila memutar tubuhnya
sambil mengangkat kaki kanannya. Satu
serangan balasan yang cepat, membuat
Pranata sulit menghindarinya. Tapi dengan
cepat Ketua Padepokan Soka Palang Se wu itu
mengibaskan goloknya menyilang di depan
Pedang Naga Kemala 12 Kuda Putih Karya Okt Kisah Para Pendekar Pulau Es 24

Cari Blog Ini