Ceritasilat Novel Online

Live To Love 2

Live To Love Season A Karya Rakhaprilio Bagian 2


Dengan memesan beberapa menu makanan yang kali ini tidak ada golongan untuk membedakan kelas kasta, maka kami berdua sepakat memesan mie dengan jus jeruk yang sama. Jujur saya katakana hati ini masih terasa mengganjal dengan pernyataan Jovanda selepas dari kekasihnya. Entah waktu satu minggu digunakannya untuk apa, yang jelas ia tiada kabar berita sedikitpun. Bagi saya ini sama saja menggantungkan jemuran di bawah terik panas matahari dan lupa untuk mengambilnya, maka hasil yang didapat adalah kering sudah hati ini memudar jadinya.
Kha, . . sepatah kata ia mencoba menyapaku. Hm, . . hanya itu yang bisa saya ucap.
marah ya sama aku ?" tersirat wajah itu penuh penyesalan.
oh, gak koq. Marah kenapa jugak. Haha tawaku penuh kebohongan.
aku tau seminggu ini aku gada kabar buat kamu, aku ngilang gitu aja setelah malam itu di depan perpus, meski kadang kali kita sering bertemu pandang, aku ga nyapa kamu. Itu kan yang buat kamu marah sama aku
Dah tau nanya pula ini wanita, bikin geram saja ucapku dalam hati sambil nundukin kepala menatap meja kosong.
hm . . gitu ya terasa berat saya untuk berucap.
boleh aku jelasin sesuatu ke kamu, aku ga mau ini jadi salah paham Jovanda mulai klarivikasi.
ywda ngomong aja jawabku sedikit ketus.
slma aku ga nghubungin kamu tu aku ingin mastiin gmn perasaanku. Aku ga mau kalo aku salah ambil keputusan Kha. Aku jg sma skli g nghubungin mantanku ato siapa pun, q pingin netral dlu smp aku nyadar yang aku butuhin di hidupku itu siapa. Waktu jalan selama 3 tahon sama Deri itu ga sebentar, dan aku harus nglupain dia dalam waktu 7 hari. Kenangan sama dia masih jelas Kha di otakku. Bukannya kemarin aku bilang gitu aku ada rasa sama kamu, aku Cuma pingin dia ngerti kha jelasnya terasa pahit di telinga ini. owh gitu ta saya sedot itu es jeruk pesanan saya yg baru datang. kok gitu bgt sih responnya dia mulai ngondek ga jelas.
kan udah bertapa slma 7 hari tuh, nah trus yg kamu butuhin sapa skrang ?" ng, di jawab sekarang ya Kha ?" ia menawar.
ga di jawab juga gapapa Jo, orang gada hubungannya sama aku sembari saya tarik mie pesanan saya kedalam mulut. Masa bodoh itu dengan jawaban Jovanda.
ih Rakha serius dikit napa, jangan keg anak kecil dong !! protesnya mulai keras.
iya, iya, non Vanda butuh sapa sekarang ?" Dery ato siapa ?" saya coba raih itu hati Jovanda.
anu Kha, masa di tempat umum gini sih aku jawabnya, malu Kha ia terlihat galau akan pilihan yang ada.
malu ama sapa ?" omongan kamu ga bakal di catat ama malikat kale, palagi kamu ngomongnya kaya anak TK lagi contekan gitu, orang budeg juga ga bakalan denger Jo masih saja saya terus sikat itu mie di hadapan saya.
aku ga pengen nyakitin siapapun Kha, aku ga mau buat kamu kecewa dan aku ga mau buat dia semakin menderita gara gara aku ia berusaha meraih tangan saya dengan lalu di genggamnya erat serta memastikan saya akan baik baik saja mendengarnya.
Dari sini sebenarnya saya faham mau di bawa kemana arah pembicaraan ini, dan berakir dengan nama siapa Jovanda berkata. Saya faham betul itu mulut mau menyebut nama siapa, namun saat itu saya terlalu asik menghisap mie yang mengalihkan perhatian saya dari pembicaraan Jovanda. Entah mood saya terasa sangat malas untuk mendengarkan jika bibir itu menyebut nama Dery.
Saya tegaskan bagaimana perasaan saya terhadap Jovanda pemirsa, saya memang manaruh beberapa hati terhadapnya, bukan karena sayang atau iba, saya merasa dia cantik dan saya kagum dengan parasnya yang di tiap detiknya menyita perhatian serta nafas ini. terasa jantung ini berdetak mau loncat tak karuan jika bersanding dengannya. Saya sadar saya siapa, bahkan saya beda kasta dengan dia. Saya sama sekali tak pantas untuknya, dekat dan bisa ngobrol dengan dia saja merupakan suatu anugrah.
Nyatanya banyak laki laki di kampus yang belakangan ini mulai mengawasi saya sebab kedekatan hubungan ini dengan Jovanda. Maka di sini jelas saya katakan bahwa paras cantik jovanda menjadi incaran lelaki hidung belang di kampus. Tak jarang saya merasa minder jika harus satu meja atau berhubungan dengan dia baik batin ataupun fisik ( saya gak ML pemirsa ). Jadi cukuplah diri ini mengagumi dia sebagi wanita yang cantik dan kita hanya berteman, sebab mulai dari sini saya bisa mengontrol diri untuk tidak lebih terjerumus dalam peliknya kondisi dengan Jovanda.
Sebab saya jauh di bandingkan dengan Deri, jika Deri memiliki kendaraan roda empat, maka saya hanya punya roda dua. Ketika kejadian di perpus Deri menghampiri saya, dari pakaiannya saja saya juga sudah faham bahwa itu baju bermerk punya. Maka samalah kastanya dengan Jovanda. Namun sejauh yang saya pikir tentang perbedaan ini, saya hanya merajuk pada perbandingan materi tanpa memperhatikan bagaimana perasaan Jovanda sebenarnya.
Last edited by: rakhaprilio 2013-10-02T11:44:17+07:00 Multi Quote Quote
View Single Post .. Live to Love .. #True Story #139
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 03-10-2013 08:41
Chapter 20. Bukan Dia tapi Aku
Masih di kantin depan fakultas, saya menghabiskan siang itu bersama seseorang yang sebenarnya tidak ingin saya temui. Namun apa daya, sudah terlanjur mengiyakan semua ajakan Jovanda. Maka ikutlah saya kedalam permainannya sampai usai di buatnya.
Masih saja saya asik dengan mie yang kala itu tengah belum habis berhenti di perempatan bibir saya, Namun maaf tidak ada lampu merah di wajah harap sodara catat. Dengan sedikit bersusah payah saya tuntun gulungan mie menuju tenggorokan dan sedikit tegukan maka masuk sudah itu mie suapan terkir bagi saya. Kenapa hal ini terasa berat, sabab secara tiba tiba Jovanda menggenggam tangan saya dengan eratnya.
Tidak banyak yang saya harap dari kejadian ini, anggap saja dia sedang menenangkan saya jika suatu waktu dia berkata bahwa Deri yang di pilihnya, maka dengan ini saya akan terasa kuat dalam genggaman tangan Jovanda.
iya Jo aku ngerti, aku juga nyadar akan kondisi kamu kaya gimana, aku juga bukan cowok munafik yang bisa manfaatin konsidi kamu yang barusan pisah sama Deri. Aku juga nyadar aku siapa, dan kita beda sebeda bedanya. Balik aja ama Deri klo km emng masih sayang ama dia. Aku cuma sebatas suka aja sama kamu, selagi aku belum bisa sayang, kita udahin aja semuanya ampe di sini
Lihat respon apa yang terjadi, . . Ia menangis . . .
Entah kalimat bagian mana yang menuntun air matanya untuk sakali lagi turun tepat di hadapanku. Saya sudah katakan apa yang seharusnya saya katakan dan semua ini jelas adanya. Dengan tegas ia menatapku tanpa berkedip di iringi air mata yang masih setia mengalir, genggaman di tangannya juga makin erat terasa. Entah ini pertanda apa, haya satu kata yang secara kasat telinga berbisik di telingaku.
jangan berenti Kha ucupnya sepatah kata. berenti buat apa ?" saya bingung di buatnya sungguh.
Belum usai pertanyaan itu di jawab, lagi lagi wajahnya tumbang dalam kekalutan. Dengan menatap mie pesanannya yang sudah mendingin tepat di bawah wajahnya, ia masih setia menangis untuk memperbingung saya.
jo, berenti buat apa, aku masih di . . . terpotong sudah kalimat itu dengan pernyataan Jovanda sebagai berikut.
jangan berenti untuk sayang sama aku . . . kembali ia kuatkan dirinya untuk menatap tajam mata ini.
ha ?" kenapa aku ga boleh berenti ?" bukannya kamu lebih milih . . . dan kalimat ini terpotong untuk kedua kalinya.
iya, aku lebih milih kamu Kha, sayangin aku apa adanya. Aku nyaman sama kamu, mulai dari salah paham yang kamu buat di kelas waktu itu, aku ngenal siapa kamu. Pembawaan kamu, gaya kamu yang simple, semua buat aku nyaman. Kamu ngajarin aku bnyak hal, kamu bisa nguatin aku, kamu bisa buat aku yakin ngambil keputusan yang besar dalam hidup aku. Aku juga ga peduli orang bakal bilang apa, yang jelas aku nyaman dan aku mulai . . . sayang sama aku ?" jawabku.
iya Kha, aku sayang sama kamu ! tegas bibir itu berkata.
Apa yang sedari tadi saya bayangkan kini berbalik 360* dengan segala pertanyaan yang muncul bagaimana tanggapan teman teman sekelas jika saya gebet ini anak pejabat di fakultas. Bagaimana saya bisa bahagiakan dia dengan materi yang sangat terbatas. saya sudah bayangkan akan berpuasa seumur hidup jika jadian dengannya, dan ini membuat saya lebih terlihat pucat dari pada mendengar nama Deri untuk di ucap.
Maka saya terdiam sejenak untuk berfikir baik buruknya, ini memang hal yang saya inginkan, namun jika sudah ada di depan mata seperti ini, bisa jadi saya buta stadium akut lebih mengerikan dari kakek kakek yang hidupnya ada di ujung tongkat.
aku ga minta kamu untuk bilang sayang sama aku sekarang Kha, aku ga mau maksa kamu. Tapi aku pingin kamu sllu ada di sisiku buat nyemangatin aku dan ada di tiap hari hariku
waktu mandi aku harus ada di samping kamu buat nyabun gitu Jo ?" saya coba cairkan suasana dengan sedikit bercanda.
ya enggak lah Rakhaaaa, haha sembari ia mengusap air matanya bercampur tawa sutra.
aku ga bisa janjiin aku bakal bisa sayang sama kamu Jo, aku cuma bisa ada di saat kamu butuh aku gitu aja
gapapa Kha, aku tau kok apa yang jadi pertimbangan kamu, aku bisa nunggu itu. Jadi status kita sekarang gimana ?"
setatus kita ?" ya mahasiswa sosiologi jo kan ya ?"
lhah Rakhaaa, ngaco mulu dari tadi, serius dikit dong dia memelas padaku.
Coba bayangkan saja dia meminta sedikit kepastian akan hubungan ini, apa yang harus saya jawab ?" sayang memang sayang, namun jika harus berucap bahwa kita pacaran itu adalah hal berat dan besar resikonya. Dan tidak mungkin sekali bahwa saya harus menghindar dari pertanyaan satu ini, maka mau tak mau saya harus akiri pembicaraan ini sebisa mungkin tak melukai perasaan dia.
Last edited by: rakhaprilio 2013-10-03T08:44:52+07:00 Multi Quote Quote
View Single Post .. Live to Love .. #True Story #145
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 03-10-2013 12:00
Chapter 21. Relationship Kantin itu masih saja di penuhi orang berjubal untuk sekedar membeli makan dan nongkrong tidak jelas, namun lebih tidak jelas lagi bagaimana saya harus menjawab pertanyaan dari Jovanda. Tentunya sodara masih ingat apa yang ia tengah tanyakan pada saya.
Ya . . . Setatus kita sekarang apah ?""
Pertanyaan satu ini entah kenapa terasa lebih sulit untuk di jawab di banding soal statistik yang saya contek dari Nabila awal UAS lalu. Bagaimana saya bisa menemukan rumus untuk menjawab perasaan seorang wanita yang tengah berharap lebih kepada saya, sedangkan saya sendiri kadang tidak faham jika sayang di tambah sayang sama dengan benci. Maka bingunglah saya untuk menjelaskan persoalan pelik ini di hadapan Jovanda yang masih setia menggenggam tangan saya kian erat.
Jadi gimana Kha sama status kita ?" aku bisa jadi pacar kamu ?" skali lagi Jovanda bertanya.
ng . . . , gini Jo, sblumnya aku mo Tanya dlu boleh ?" usulku mengajukan pertanyaan.
oh, mo tanya apa emang ?"
Dulu waktu ama Deri kamu yang nembak duluan ?" pertanyaan 1. klo sama Deri, dia yang nembak duluan, kenapa Kha ?"
ealah, gapapa sih nanya aja, nah kamu slma ini pcaran udah berapa kali Jo emang ?" pertanyaan 2.
udah 2 kali jawabnya singkat.
nah yang pertama brti kamu pcran pas esema ya, dapet brpa bulan ?" pertanyaan 3.
dapet 3 taon Kha, dapa sih nanya ke hal gitu terus dia mulai kesal.
Dari serangkaian pertanyaan singkat ini saya dapat menyimpulkan bahwa Jovanda adalah tipikal cewek setia, dan yang jelas ia banyak di gandrungi banyak pria. Maka dengan ini saya ambil langkah untuk mencoba menerima dia apapun itu resikonya, semoga saya tidak salah.
aku ga minta banyak saat kita jalan, apapun resiko dari kputusan ini kamu harus bisa ngadepinnya jelasku meyakinkannya.
Siaaaaap Bos, !!! jadi sekarang kita ?" mata belo itu Jovanda. jadi kita temanan aja, hahaha jawabku bercanda.
Rakha dari tadi yaaaa . . . . !!!!!!!! geram sudah itu wanita sembari mencemol pinggang saya.
adooooo, adooooo, iya iya pacaran Jo, adoooo sakiiiiit . . . . jelasku menahan cemolan jovanda.
Kamu dari tadi jawab gitu susah amat sih, tega nungguin aku sampe nangis kaya gini diusap itu air mata dengan sapu tangan miliknya.
yha kan kamu tau ndri aku bnyak pertimbangan, ga mudah jawab yang satu ini Jo jelasku kalem.
ah yaudah lah yang penting udah kejawab n status kita udah jelas di lempar itu senyum telak di muka saya.
Masih dengan sedikit perasaan mengganjal, saya tetap setia menunggu itu Jovanda makan mie yang sedari tadi sudah dingin dan terlihat gemuk. Tengah asik bersama Jovanda, terlihat dari kejauhan dua orang melambaikan tangan arti sedang menyapaku, jelas saya lihat itu Steve dan Nabila, maka bergegaslah mereka datang menghampiri saya.
lah dicariin ternyata di sini lo Kha ! asal ngomel saja itu Nabila.
eh, tumben jo amah Rakha, da pah nich, kok kayanyah Vanda baruh nangish, heoh kamuh apain inih cewe Kha, kamu buntingin yak !! heoo !! dasar comberan itu mulut bencong.
ngaco lo ngomongnya Steve, udah duduk aja napa jawabku kesal.
Sini gabung aja Bil, Steve dengan ramah tamah Jovanda mempersilahkan mereka untuk duduk merapat.
uda selesai ujiannya, mo kemana abis ini kalian ?" Tanya Jovanda pada Steve dan Nabila mencoba akrab.
mo nyarih Rakha ajah sih, eh taunya ama kamuh, tumben ama Rakha neng Jo ?" Steve bertanya keheranan.
aku udah lama kali deket ama Rakha, hahaha . . . dengan tawa Jovanda menjawab.
oh, kok akuh nggak tauh yah, Mez kamuh gitu ya skrang gag mau cerita ama akuh n Nabila ! Steve mulai kesal dengan saya.
gw dah tau dari lama kok ! tiba tiba saja keluar itu celetukan Nabila yang sangat menyengat hati.
iya nih ga tau kenapa Rakha ga mau cerita, hahaha masih saja dengan tawanya Jovanda mencoba mencairkan suasana.
ga crita sih gapapa, tapi plis gausah megang megang tangan Rakha keg gitu depan gw Jo !
Demi tuhan saya baru sadar kalau tangan ini masih di genggam erat oleh Jovanda sedari tadi, dan dengan nada sewot setengah menyindir bin menusuk Nabila memperingatkan. Maka gelagapan lah saya dan jovanda di buatnya. Saya hanya bisa salah tingkah melihat itu mata Nabila yang sudah merah padam terbakar api apa entah saya tak faham.
Last edited by: rakhaprilio 2013-10-03T12:02:42+07:00
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #147
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 03-10-2013 12:07
Chapter 22. Untung ada Fany
Masih seperti orang kebakaran Jenglot, eh jenggot maksud saya, Sebab diri ini klabakan dengan itu koreksi dari Nabila. Maka dengan penuh keheranan Steve pun ikut andil dalam bersuara untuk meminta penjelasan sebenarnya apa yang tengah terjadi.
nah lo ini sebenrnyah kenapa kalian berdua, ini Jovanda kliatan bekas nangis, trus pegangan tangan, ama Omez lagi, ni kenapa Mez jelasin dong ! dengan nada ngondek nun melambai Stevy meminta untuk klarifikasi.
jadi gini Bil, kan tadi aku ada masalah, nah aku curhat ama Rakha minta solusi tutur Jovanda menjelaskan lebih dulu.
uda gausa di jelasin, gw pingin denger dari Rakha ndri, gw tau Rakha gamungkin bo ong ama gw dengan nada jutek, tolak Nabila terhadap penjelasan jovanda. seolah tiada orang yang dapat membohonginya kecuali saya.
nah, itu lo denger dari Jovanda keg gimana Bil, udah lah jangan di permasalahin saya mencoba menyudahi pembicaraan ini. mau bo ong ?" Jujur gak ?"! Nabila mencoba memojokkan saya.
Dengan kondisi seperti ini Jovanda pun merasa takut jika hubungan yang baru seumur jagung harus tercium oleh indra penciuman Nabila yang tajam.
Hanya bisa memandang dengan tatapan takut kepada saya itu mata Jovanda. Jika seorang wanita tangah tertekan begini adanya, maka menggoyang - goyangkan pantat pertanda duduk sedang tak enak, maka itu lah yang tengah Jovanda lakukan. Tapi saya mohon sodara untuk tidak membayangkan ia tengah bergoyang ala Gotik alias goyang itik.
huuuuff . . . . . . saya mencoba menghela nafas panjang untuk mulai bercerita, maka . . .
Saya pun mulai . . . Braaaaaaaaaaaaak !!!!!!!! WAYO LOE PADA DISINI GW CARIIN KAMPRET !!!!!!
Saya pun mulai jantungan sodara.
ih Pany klo dateng permisi dulu napah !!! ngagetin ajah iiih !!! protes Stevy pada Fany.
nah lo sih gw cariin taunya ngumpet di sini, wiiih . . . . ama Rakha jugak kampreeeet !! jitak fany di kepala saya.
Eh, gw di kosan tadi kan buat kue, nih skrang lagi di kukusin ama adek kos gw, 15 menit lagi mateng kayanya. Ayok cabut aja k kosan gw skrang cepet !!! membabi buta itu wanita jika sudah ada maunya.
Dengan bertenagakan kekuatan seribu kuda maka di tariknya tangan saya, Steve dan Nabila secara bersamaan. Namun ada seseorang yang di sini belum Fany sadari bahwasanya saya tengah bersama Jovanda juga. Maka dengan setengah rasa malu karna terlambat menyadarinya, Fany meminta maaf kepada itu jovanda.
loh neng Jo disi jugak gw kgak tau, pa kabar jo dilepaskan itu tangan kami bertiga seraya ia bersalaman kepada Jovanda dengan ramah tamahnya.
hehehe, iya Fan, eh kalo mo cabut, dluan aja gapapa kok ujar Jovanda mangiyakan ajakan Fany tadi.
Nah gw pengen denger penjeleasan dari Ra . . . belum selesai Bila berucap maka di potonglah itu kalimat.
ah udah di jelasin di kosan aja Bil, 15 menit lagi mateng nih, gaenak kalo dingin !! Fany mulai meracu tak karuan.
eh, ikut aja jo k kosan gw klo mau, cicipin kue gw gitu, hehehe tawar fany baik pada Jovanda.
enggak aja deh jo, aku mw ada urusan bntar lagi pulang soalnya alasan Jovanda seadanya.
oh ywdah gw dluan yah kalo gitu, ayok bray cabuuuuuuut !!!! dengan sekali lagi Fany memberondong kami bertiga di tariknya kuat kuat untuk menuju ke arah kosan.
Maka berkat Fany saya selamat dari eksekusi Nabila, dan terlihat wajah gembira Jovanda melambaikan tangan padaku dengan senyum yang bisa bicara seolah berkata semoga kamu baik baik saja bersama mereka . Dengan bahasa senyum sebaliknya saya balas itu senyuman yang mengartikan aku pasti baik baik saja bersama mereka, tidak usah kawatir . Maka saya berpisah dengan Jovanda secara paksa karna Fany adanya yang menyelamatkan saya dengan tidak sengaja.
Last edited by: rakhaprilio 2013-10-03T12:08:47+07:00 Multi Quote Quote
View Single Post .. Live to Love .. #True Story #181
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 03-10-2013 21:23
Chapter 23. Tanya Hati Tangan ini masih di tarik kuat oleh Fany sang penyelamat hati, namun mata ini tak lepas begitu saja dari tatapan mesra Jovanda. Dengan jarak yang terbilang cukup jauh saya mulai kehilangan kontak pandang dengannya, maka kembalilah dengan sadar bahwa saat ini saya tengah bersama sodara atau sahabat sahabat saya. Kami berjalan bersama penuh canda tawa untuk pertama kalinya setelah terbelenggu oleh UAS karenanya.
Acara pasca UAS hari adalah berkunjung ke kosan Fany serta mencicipi brownis buatannya. Jika dipikir pikir ini lumayan sebagai makanan penutup saya setelah tadi habis satu porsi mie. Kala itu saya tinggalkan Bledy tepat didepan himpunan, sebab saya lebih memilih berjalan kaki bersama dengan 3 sahabat saya. Maklum, yang bawa motor cuma saya.
Siang itu pukul 02.00 PM terik sekali matahari mejeng hari ini, ah panas sungguh. Dengan berjalan kaki sekitar 500 meter keluar kampus saya sampai di kosan Fany. Sebelumnya saya sering datang ke kosan Fany, namun tidak pernah sampai masuk ke dalam, sebab saya tak ada perlu secara privat. Malah jika apes salah paham, saya bisa di gebukin sama Doni.
Untuk penggambaran kosan Fany ini terbilang cukup unik nan artistik. Pasalnya tempat ini kecil dan sempit, tapi dengan tata ruang yang benar dan rapi maka terlihat bersih juga indah. Kamar Fany terletak di lantai 2, sebab kosan ini terdiri 3 lantai. Dengan harga lebih murah pada tingkat lantai yang paling tinggi. Di setiap lantainya terdapat teras kecil untuk berkumpul setidaknya cukup untuk 5 orang.
Sekali lagi saya jelaskan bahwa saat ini Nabila tengah tak enak hati, marah itu sudah jelas, gondok itu sudah pasti. Sebab eksekusi yang ia inginkan gagal adanya karena kedatangan Fany secara tiba tiba. Maka aman lah saya untuk semantara.
Dek tolong dong ambilin kukusan kue mbak tadi suruh Fany kepada adek tingkatnya.
iya mbak, tunggu aja di teras ujar adek tingakat Fany. Eh Step, bantuin buat es yuk, gerah neh ajak Fany pada Stevy.
Eeeh, jangan Fan, gw aja yang bantuin lo, ayok seraya saya tarik itu tangan Fany menuju dapur.
lhaaah, kenapa lo ?" kaya ga mau di tinggal bareng Nabila aja Tanya Fany menebak.
emang, huuuuf saya mengiyakan.
kenapa lagi sih ?" berantem lo ama dia ?" masih bertanya keheranan.
ga sih, cuman gw ngrasa aneh fan ama dy, tiap gw deket ama cewe, masa dia brubah jadi jutek ?" ya kalo ada apa apa kan dia bisa cerita, lha ini dia asal jutek aja tiap gw dket sama seseorang gitu jelasku pada Fany tak habis pikir.
lo udah Tanya belom ?" ujar Fany sambil meracik minuman.
udah gw tanya dia kenapa, tapi dia bilang gapapa gitu kok makin aneh saya merasakan fenomena ini.
bukan tanya dia maksud gue Kha jelas fany.
trus maksud lo gw tanya siapa ?" saya semakin bingung dengan penjelasan ini wanita.
Tanya perasaan dia ke lo gimana, pasti lo dapet jawabnya belum usai saya mencerna itu kata kata, Fany beranjak pergi membawa minuman. Dalam derap langkah saya menyusul Fany, saya masih berfikir tentang apa yang harus saya tanyakan pada Nabila. Mungkin ini benar adanya, tiap saya tanya dia kenapa, ia selalu bilang tak kenapa kenapa. Bisa jadi beda jawabnya jika saya bertanya perasaanmu kenapa , dan saya akan mendapat jawaban yang tak sama dari sebelumnya. Maka saya catat baik baik itu pesan Fany, tapi entah kapan saya akan bertanya pada Nabila. Saya ingin menunggu waktu yang tepat untuk bertanya.
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #201
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 04-10-2013 16:35
Chapter 24. Pagi Sayang Hari ini sabtu, hari dimana kebanyakan mahasiswa lebih memilih menghabiskan waktu dengan kasur kesayangan mereka masing masing termasuk saya. Selepas UAS hari jumat kemarin, pikiran ini teramat lelah untuk berfikir, padahal jika di ingat 50% dari ujian saya di bantu oleh Bila. Maka pukul 06.45 pun saya masih terbaring lemah di atas singgahsana. Namun ada satu hal yang kala itu memaksa saya untuk beranjak bangun dari kantuk yang masih saya derita ini. Pasalnya hape nun jauh berjarak 1 meter di sana meminta saya untuk mengangkat telfon sesorang.
Dengan langkah sempoyongan saya ambil itu hape sialan, saya tekan tombol jawab, dan saya kembali terjatuh dalam dilema kasur. Maka berbicaralah bibir ini sekuatnya untuk menjawab telfon tersebut dengan suara serak serak basah nan mendesah.
Haloo, siapa yah pagi pagi gini telfon ?" jawabku dengan nyawa belum terkumpul.
Pagiiiii Rakhaaaaa, hayo masi molor ya. Bangun gih sayang suara itu sungguh tak asing di telingaku.
Maka saya copot itu sebentar telfon dari pendengaran telinga, lekas saya lihat siapa nama penelfon ternyata itu Jovanda. Tumben sekali pagi pagi buta begini ia telfon. Eh, ini udah pagi cerah pukul 6.50 AM, ternyata mata saya yang buta.
ng, . . . iya jooooooo, da apaaaaa, aku baru bangun iniiiiiiii . . . dengan nada bicara molor saya menjawab.
ya bangun dong sayang, aku pengen maen ke situ boleh kan " ini kenapa dia manggil manggil sayang begini bikin geli.
anu Jo, kok manggilnya gitu, gaenak dengernya . . saya masih belum sadar dari rasa kantuk teramat sangat.
emang sama pacar ndiri ga boleh ya manggil gitu, ywdah aku ttup aja kalo gitu "!!! suara itu naik pitamnya.
Sebentar saya mengumpulkan nyawa, satu persatu masuk kedalam tubuh ini dan melalui proses scaning al hasil dari ingatan yang saya punya, hari ini adalah hari pertama dimana saya memiliki seorang kekasih. Ya, itu Jovanda.
eh, eh, Jangan di matiin, gimana sih, iya maaf aku lupa saya coba bersandar di dinding dengan sempoyongan.
lupa gimana, dasar kamu ini apa yang di inget jawabnya ngambeg. kamu jawabku singkat.
pagi pagi uda gombal terdengar itu tawa cekikikan dari balik layar. tapi senengkan . . . dasar wanita.
iiiih apaan sih, udah kamu buruan mandi aja, jam 8 aku nyampe situ. Klo dah nyampe depan pintu aku telfon lagi ujar Jovanda.
langsung masuk aja deh, males turun jo. Bu Dina lagi pulang kampung. Jadi di sini Cuma ada aku sama anak anak kos, yang lain sisa dua ekor di sini. Gapapa langsung naek aja trus tunggu di teras. Oke "!! sahutku. shiap boz, buru mandi agih serunya.
bawel . . . sembari saya tutup itu telfon.
Kampret itu Jovanda pagi pagi begini ngadain serangan fajar. Mau tak mau saya harus berkompromi dengan kamar mandi, sebab siapa yang mau di hari pertama jadian seperti ini terlihat gembel di depan pacarnya, sungguh hina sekali.
Multi Quote Quote View Single Post
.. Live to Love .. #True Story #203
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 04-10-2013 16:48
Chapter 25. Susu Panas Jovanda
Sebelumnya saya tegaskan bagi sodara semua yang telah membaca judul dari chapter ini, harap jangan sange atau parno terlebih dahulu. Jadi simpan itu imajinasi ngeres untuk sementara waktu, sebab ini bukan saatnya. Jauhkan pikran sodara dari kata Susu dan Jovanda . Sekian, terimakasih.
Kantuk itu sungguh pun belum mau pergi, mata teramat sangat pedih. Sebab semalam suntuk saya habiskan untuk begadang dengan leptop tercinta bertemankan game Dota. Sial pikirku, pagi pagi begini harus masuk dalam kamar mandi, menguap, garuk garuk punggung, rebah dada serta pemanasan kecil belum juga mengusir itu kantuk. Maka untuk mensiasati hal ini, tentunya saya yakin pasti sodara semua pernah mencobanya. Yap, saya duduk di kloset dengan rasa kantuk yang kian membara.
Intip isi bak mandi, air masih setengah terisi, ini harus menunggu air sampai penuh agar mandi terasa nikmat. Maaf sebelumnya, sebab ini adalah Art Of Bath bagi saya, maklum jiwa seni masih kental. Dengan menunggu bak terisi maka penantian ini berujung pada kloset yang saya duduki dan wabah kantuk semakin menjadi, serasa saya berada di alam bebas nan sejuk, mendengar gemercik air kran terdengar seperti air terjun, kantuk ini memang dapat mengkamuflase semuanya.
Tengah kesejukan alam bebas yang saya rasakan, tiba tiba saja . . . DOOOOK, DOOOOK, DOOOOK, !!!! ketuk dari luar pintu kamar mandi. Da ape ?"!!!! sahutku dari dalam.
temen cewek lo udah nungguin di luar Kha !! treak salah satu teman kosan saya.
Lah, cepat kali itu Jovanda. Tentunya sodara masih ingat jam berapa ia akan sampai di kosan saya. Maka dengan perasaan heran saya lihat itu jam dari hape yang sengaja saya bawa ke kamar mandi.
Mana terasa bahwa saya sudah tidur di kamar mandi selama sejam. Dengan badan menggigil maka keluarlah saya akibat mandi tergesa gesa bak anak ayam mau mati kedinginan.
loh baru mandi ni anak " sahut Jovanda sebelum saya masuk kedalam kamar.
brrrrrr, brrrrrr, hehe, brrrrrrr, iya, brrrrrrr, tunggu aja di situ, Hatchiiiiing !! jawabku sembari bersin lari menuju kamar.
Tak ingin dia menunggu lama, maka saya berdandan ala kadarnya dan segera menemui Jovanda yang sudah menunggu sekitar 20 menit lamanya.
kamu ni ya opo seh Kha kok mandinya nelat gitu ?" dengan logat anak Malang ia berkata.
lah anu, tadi nguras kamar mandi dlu Jo, hehehe, brrr, brrr jawabku masih kedinginan, Padahal ya ketiduran.
kamu menggigil gitu, ?" mau di buatin kopi tah ?" tawar Jovanda. enggak Jo, makasih. Susu panas aja kalo bisa jawabku. ada di dapur susunya ?" ia bertanya.
iya ada di lemari, sini aku tmenin aja buatnya, tar kamu nyasar di kamarku malah repot ajakku sembari menuntun dia ke dapur.
beda jauh kali Kha kamar ama dapur, ya kalo penampakan kamar kamu mirip kaya dapur ga tau juga sih, hahaha dasar tau saja itu wanita aib lelaki.
Maka di dapurpun kami mulai bersusu ria, maaf maksud saya sedang membuat susu gitu. Dengan beberapa obrolan ringan maka dia memulai pembicaraan sambil meracik dan menunggu air masak.
jago banget racik susunya, hm . . " sembari pandangi itu wajah mulus kekasih saya.
ah, enggak deh, biasa aja Kha, kamu ini sibuk tangan itu mengambil beberapa sendok susu bubuk.
soalnya badan kurusan gini sih Jo, jarang di mnumin susu. Hahaha tawaku ringan.
ya nyusu dong sayaaaaang nah loo ini maksudnya apa. ama kamu ?" responku parno.
hahahaha, ya mana ada aernya atuh Kha, kmu ini ada ada aja !! dengan terbahak bahak ia tertawa keras.
di peres dulu kali Yha, maklum belom pernah nyusu ungkapku malu malu.
iih masa cowo kaya kamu ga pernah nyusu sama cewe ?" tanyanya penasaran.
sweer, kan aku cupu Jo, ga kaya kamu toh yang udah pengalaman pcran tahunan sahutku dengan nada sinis.
kasih tau ya Kha, jujur kamu tuh gak ganteng. Tapi jelek juga enggak. Ada manisnya dikit, trus kamu itu cowok paling putih d kelas setelah steve. Banyak sbnrnya anak anak cewe yang suka ngomongin kamu, mungkin aura kamu kali ya yang bikin beda ?" jadi kalo kamu pcran sama cewe trs bilang ga pernah nyusu malah aneh dengernya, hayo, hahahaha benarkah saya seperti itu sodara.
kalo pun pun pernah nyusu masa aku mau jujur sama kamu, heleeeeeh sambil saya geleng gelengkan itu kepala. Lepas dari pembicaraan tentang susu yang di salah artikan, maka pembicaraan ini akirnya singgah pada sebuah percakapan tentang kepulanganku di T.A
oi ya, minggu ini kamu pulang Kha ?" Tanya Jovanda ringan kepadaku. he eh, udah di sms bunda kmren suruh cpet cpet pulang
owh, ada urusan gitu di rumah " mo brp hari Kha di rumah " Jovanda sambil tuang air panas ke dalam gelas.
kayanya sih bentar Jo, ga lama. Soalnya mau pamit pergi tegasku. loh pergi kemana ?" liburan yha ?" ia mulai bertanya tanya.
iya, di ajakin Fany ke puncak. Palingan juga seminggu di sana. Kenapa ?" ikut ?" godaku pada pacar baruku ini.
ah enggak deh, tar malah ngeganggu. Lagian mo di ajakin papah aku Kha, tapi masih blom jelas kemana
oh gitu, gapapa ya aku main ke Jakarta ?" kamu ga keberatan kan ?" izinku padanya.
iya gapapa lah sayang, Ati ati berangkatnya, Jakarta itu panas, jangan sampe salah kostum. Kalo mo berangkat sms. Jangan lupa preparenya yang bener. Met liburan en Take care yah
Dengan menyuguhkan secangkir susu panas ia tersenyum padaku, sungguh dewasa betul itu pemikirannya. Tidak seperti kebanyakan wanita pada umumnya yang lebih suka merengek kesetanan kala di tinggal sang pacar pergi. Sedangkan saya pikir ini adalah hari dimana saya baru jadian dengan dia, baru satu hari bertemu, kami harus di pisahkan dengan liburan selama dua pekan.
Multi Quote Quote View Single Post
.. Live to Love .. #True Story #237
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 05-10-2013 12:50
Chapter 26. Kereta Pulangku
Hari ini adalah minggu, tiba waktunya saya untuk pulang. Pasalnya sudah satu bulan ini semenjak persiapan untuk UAS, saya belum menjenguk keluarga sekalipun. Maka bertumpuk ruahlah rindu ini untuk di tumpahkan. Dengan selalu mengandalkan kereta sebagai sarana transportasi favorit saya, maka hari itu juga saya berangkat ke setasiun untuk menuju kampung halaman tercinta. Minggu itu pagi pukul 07.00 AM dengan rasa kantuk masih sedikit menempel, saya harus bergegas ke setasiun jika tidak ingin kehabisan tiket.
Seperti biasa tiket antri panjang, berjubel nan gerundel di depan loket. Dengan bermodal kesabaran maka akirnya saya dapatkan juga itu tiket kereta api setelah berdiri kurang lebih selama 15 menit.
tiketnya mas pinta seorang petugas pemberangkatan kereta. ini mas serahku.
jalur 2, arah selatan ya mas jelas petugas itu.
Seperti itulah alur pemberangkatan kereta, setelah memberikan tiket, hanya dengan menunggu 10 menit maka saya dapati itu kereta Penataran jurusan Malang Tulungagung. Semua orang bergegas lari berbondong bondong untuk berebut tempat duduk. Pastilah suasana kala itu ramai bak pasar tanah abang sedang kebakaran. Namu sempat saya mendengar ada
seseorang yang memanggil nama saya berteriak di tengah kericuhan yang terjadi. Masa bodoh pikirku, saya segera bergegas dan mendapat tempat duduk untuk kali pertama.
huff, sial. Rame banget hari ini gumamku lirih di tengah keramain orang berebut kursi.
Hanya dengan hitungan menit seluruh tempat duduk telah penuh, maka dengan menunggu beberapa saat, kereta pun berangkat.
Bisa sodara bayangkan bagaimana panasnya kondisi kereta tahun itu, kapasitas gerbong yang semestinya di gunakan untuk 125 orang, kini di gunakan sekitar 200 orang per gerbong. Pastilah panas seperti neraka bocor kala itu. Di tambah pedagang asongan yang berlalu lalang semakin menambah sesak suasana.
Masih dalam suasana yang kacau, dengan kerasnya hape ini berbunyi pertanda ada telefon sedang menunggu untuk di jawab. Sial pikirku, di tengah keadaan kacau nan sesak begini, ada saja yang telfon membuat suasana tambah heboh. Maka saya putuskan untuk pergi di sebelah kamar mandi, sebab hanya tempat itu yang saya rasa dapat memeberi sedikit ruang untuk bergerak dan bernafas sekalipun.
Halo, Rakha udah berangkat tah sayaaang ?" telfon mesra dari Jovanda. iya jo, barusan aja jalan kretanya jelasku.
kok ga sms sih, kirain ketinggalan kereta perhatian betul itu pacar. gak lah, keretanya kan nurut sama aku, haha candaku dalam telfon.
yawdah cuma mastiin aja kok, jangan lupa sarapan ya sayang pesannya kepadaku sambil berpamitan.
iya Jo sayang, bawel, hahaha jawabku mesra sambil mengakiri pembicaraan.
masih berlokasikan di dekat kamar mandi, saya merasa malas untuk beranjak kembali ke tempat duduk karena suasana yang masih berjubel. Jadi saya habiskan saja waktu itu di pintu gerbong kereta dekat kamar mandi sambil melihat sawah hijau nan indah permai membuat hati terasa sejuk jauh dari keramaian.
Sesaat saya melihat perawakan seorang gadis yang tak asing di mata ini, dengan membawa tas ransel besar warna merah seperti korban penggusuran, gadis itu berdiri membelakangiku. Rambutnya merah kecoklatan terurai indah dihempas angin bertutupkan topi abu abu, parfum yang tercium dari arah belakangnya membuat saya semakin teringat akan sesorang di kampus. Sungguh pun ini sangat tidak asing bagi saya, maka dengan perasaan ragu saya beranikan diri untuk memanggil gadis tersebut, berharap bahwa saya tidak salah dalam mengenali seseorang. Semoga saja saya tidak salah . . .
Multi Quote Quote View Single Post
.. Live to Love .. #True Story #238
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 05-10-2013 12:56
Chapter 27. Wewe Penunggu WC
Perasaan ini masih tak menentu, ragu saya di buatnya. Maka dengan perlahan saya ulurkan tangan untuk menggapai sosok tersebut. Sesampai tangan ini di tempat tujuan tidak lain tidak bukan bahu seseorang tersebut, saya lafadzkan nama itu dengan lirih terucap berhembus lembut menyusuri rambut yang tengah terurai wangi di hempas angin sepoi sepoi. Bila . . . sapaku dengan harap cemas.
Menolehlah sosok tersebut dengan gayanya yang kas dengan menarik bibirnya semanis mungkin sembari menyaku kembali.
udah telfonnya, hm ?" balasnya seolah ini kejadian yang di sengaja.
kok lo bisa ada di sini, lo tau kan ini kreta jurusan ke mana ?" ini bneran bukan lo sih ?" sembari saya kucek itu muka Nabila memastikan.
iye, iye ini gw Nabila Larasati, udah ah sakit Kha !! di tampiknya tangan ini terjatuh.
iya gw tau ini kreta tujuan T.agung kan, gw emng sengaja naek ini kreta trus kenapa. Kok lo jadi heboh gitu ?" bukannya seneng malah bisa ketemu gw, hih ia mencoba meyakinkan.
nah lo di T.agung emang mo kmna ?" prasaan lo gada sodara deh di sana. Ya gw sih seneng pastilah Bil, cuman ini aneh aja, lo tau tau nongol di deket WC gini trus gada ekspresi apa apa kaya orang proses kesurupan sambil bilang udah telfonya, hm itu maksudnya apa coba. Jangan jangan lo jelmaan wewe penunggu WC ya "!!! saya masih tidak yakin bahwa itu Nabila yang saya kenal.
ah kayalan lo lebih parah dari ade gw trnyata. Gw emng mau maen k rumah lo, tadi di stasiun sempet manggil lo, cuman lo bablas aja ga nengok kebelakang. Ya gini jadinya gw gadapet tempat duduk trus gw tunggu di sini aja berhubung pemandangannya lagi keren gini. Daripada ngejubel di tempat duduk situ kan jelasnya padaku.
oh jadi kampret yg tadi manggil gw itu lo, yaelah. Nah trus tar lo mo tidur di mana coba ?" trus lo naek kreta k Jakarta bareng gw jugak dari stasiun t.agung ?" hm . . diri ini penuh dengan klarivikasi.
ya bobo rumah lo lah !! masa gw mo ngegembel tidur di emperan masjid " tega lo ama gw ?" kalo Fany tau lo nelantarin gw gmn ?" hahay ! kata kata itu bersifat mengancam sodara.
ya kan gw belom izin mak gw Bil ?" apa kata orang rumah coba kalo gw 1 bulan ga pulang trus ngadep rumah tau2 bawa anak cewek minta nginep ?" gw bisa di kira bunting lo kali !! saya membayangkan kemungkinan terburuknya.
kalo pun di buntingin gw juga pilih pilih cowok Kha, dasar Otak mesum !! udah tar gw aja yang ngadepin bonyok lo. Pokok tar brngkat k jakartanya kita barengan aja. Trs Steve nyusul dari Kediri, klo udah nyampe malang kita ketemu fany di kreta yang sama. Jadi kita pesenin tiket mereka dari T.A aja saya hanya mangguk mangguk saja itu dengar plaining Nabila.
ywdah lah gw serah lo aja Bil, gw dah siap di kimpoiin kok buat kemungkinan terburuknya tuturku dengan nada pasrah.
mustinya lo bersyukur klo punya bini kaya gue, secara keturunan lo tar jadi punya darah bandung punya, trs lo kudu wajib punya anak lakik tar jelasnya berbangga.
kenapa musti cowok, knp g cewe aja " saya tanggapi setengah hati.
kalo cowok kan tar pasti cekep kaya emaknya, hihihihih. Kalo punya anak cewek trs nurun kaya bapanya ?" bisa jadi jablay anak gw tar, amit amit !! sambil ia mengelus elus perutnya sendiri.
Maka saya pun hanya bisa berucap Astojim frontal sekali itu pemikiran Nabila. Tak lama kami mulai merasa capai, maka saya ajak duduk itu wanita. Namun ketika melihat bangku duduk yang tersisi hanya satu kursi, yakni kursi saya, maka saya mengalah untuk lebih memilih berdiri dan mempersilahkan Nabila duduk terlebih dahulu.
Di kamus saya, tidak ada ceritanya bahwa seorang cewek harus berdiri di kereta selama perjalanan.
Sebab, . . .

Live To Love Season A Karya Rakhaprilio di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kamus saya tidak lengkap pemirsa.
udah lo duduk aja dluan gw bediri nunggu orang laen ada yg turun mandatku pada Nabila.
bneran nih gapapa ?" makasih yak ! di bayar dengan senyum pun sudah cukup untukku.
Tiba tiba saja terdengar sebuah celetukan dari ibu ibu yang tengah duduk memandangiku berdiri sambil berucap kepada Nabila.
mbak, pacare sampean ki wes bagus gelem ngalah yo karo bocah wadon
dari bahasa tersebut pastilah Nabila bak Babi ketulup clingak clinguk mantengin saya sambil meminta subtitle tidak tau artinya apa, maka dengan lantang saya jelaskan padanya penerjemahan dari ibu ibu tersebut.
kata ibuk ini, Mbak pacarnya udah cakep mau ngalah sama anak perempuan, gitu Bil seraya saya jelaskan itu subtitle blak blakan di muka Nabila.
aaaah, hehehe inggih buk. Bisa aja ibuknya ini Nabila berucap menahan malu.
Kulempar senyum padanya bahwa saya adalah sosok yang baik bagi setiap wanita, dengan selalu memprioritaskan dan mengutamakan. Maka dengan senyum bertutup malu ia hanya bisa mengedipkan mata sambil menjulurkan lidah bawha saat itu kami terlihat seperti sepasang kekasih pada umumnya. Last edited by: rakhaprilio 2013-10-05T13:00:21+07:00
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #316
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 07-10-2013 11:44
Chapter 28. Apa Kata Bunda
Masih bersama Nabila sebagai tamu special, bagaimana tidak, ia satu - satunya gadis yang pernah singgah di rumah saya hingga bermalam 3 hari lamanya. Penasaran kejadian heboh apa saja yang bakal di lakukannya, cekibrot kita simak saja kelanjutan kisahnya di kota kelahiranku.
Tepat pukul 12.20 PM saya sampai di Tulungagung, ya kota kelahiranku, aku pulang bersama dengan seorang gadis yang memaksaku untuk membawanya. Kuinjakkan kaki untuk pertama kali di tanah berlapis rell kereta api, tak lupa tangan ini membonceng genggaman Nabila, saya hanya tidak ingin dia hilang terus di kemudian hari saya bakal di sate oleh Fany betul itu, sungguh.
ini dah nyampe Kha ?" ini T.A bneran ?" Tanya Bila setengah kegirangan.
iya, udah lo jangan katro di kota kecil begini. Ilang jadi momok tar sambil berjalan kutarik tangan Nabila menyusuri krumunan manusia.
ya heran aja, ini kretanya ekonomi tp ekspres banget yak " Cuma 4 jam udah nyampe ! keren abis mbloooo. Gw aja naek senja Kediri jurusan Jakarta bisa 19 jam mati di gerbong . Tutur Nabila kagum dengan ini kelas ekonomi.
itu emang jarak JKT MLG jauh dongooo, mo naek buroq kalo tujuan lo Gurun Sahara nyampenya juga besok. Ini 4 jam normal Bil, malahan kalo nae motor gw bisa 2,5 jam jelasku padanya.
Lhah cpet banget, enak gitu ya T.A MLG deket jawabnya dengan iri hati.
Usai berjalan menyusuri kerumunan manusia, kudapati mbak sudah menunggu di depan pintu kereta dengan menenteng 1 helm lagi untukku. Tapi sayang, mbak ga tau kalo hari ini saya membawa seonggok anak kingkong, kampreeeeeet.
loh dek, ama temenmu ?" udah d jemput blom dia ?" Tanya mbak padaku.
ini dy mo maen k rumah kita, ga tau da perlu apa, jadi dy nebeng skalian dr Malang jelasku berbelit pada mbak.
nah ini aku Cuma bawa 1 helm dek, mana bisa bonceng tiga " dah ni naek becak aja ujar mbak sambil memberi uang sepuluh ribuan.
Maka dengan pemberian uang tersebut, mbak pun melaju terlebih dahulu karena Bila adanya. Naik lah diri ini dengan gadis asal Bandung tersebut dengan becak, dan terlihat mata Bila berbinar binar ketika di dapatinya ia akan naik becak bersama menuju rumahku.
wiiiiih keren Kha, bisa nae becak di jalan segede gini. udaranya sejuk pula, Ini orang pada kemana yah kok jalan mulus kaya gini gada yang make ?" Tanya Bila penuh heran.
yah jangan di samain ama tempat lo bil, disini ga pernah macet selain tanggal 17 agustus tuturku menjelaskan.
Rumahku tak jauh dari stasiun kereta, hanya berjarak 1 kilo dekatnya, ditambah tidak macet maka nyamanlah perjalanan ini bersama Bila. Dengan 15 menit cepatnya maka sampailah saya di depan rumah di sambut oleh ibunda lengkap beserta senyumannya.
weeh, anak bunda pulang, sama siapa itu nak " sambil kucium tangan bunda bertanya.
ini temenku mau maen bentar kok bun jawabku sambil pergi menenteng tas masuk kedalam rumah.
sini dek masuk, jangan malu malu, ayoook seru bunda memanggil Bila.
eh iya tante, saya Nabila dengan malu Nabila menjabat tangan bunda dan di kecupnya.
Rakha, . . abis taroh tas di atas cepetan turun trus ajak temennya makan siang bareng ! teriak ibunda dari lantai bawah.
iya buuuuun sahutku dari atas.
Setelah cukup untuk istrhat dan berganti pakaian, maka segeralah saya turun ke lantai bawah, sebab perut ini sudah rindu berat dengan masakan ibunda. bun masak apa hari ini " tanyaku pada bunda.
masak sayur pindang kesukaan kamu, sini bantu bunda ambil nyiapin piringnya ajak bunda yang terlebih dulu berjalan ke arah dapur.
sini saya aja yang bantuin tante, rakha biar manggil embak di teras depan sahut Nabila menyusul bunda.
loh, gausah dek, biar Rakha aja gapapa yang bantuin. Kok repot repot seh cegah bunda bak orang kepanikan.
hahay, yang rajin aja Bil bantunya sahutku berjalan memanggil mbak di depan.
Setelah semua di rasa siap dan cukup, maka kami berempat mulai lah makan siang bersama. Kenapa kami tidak berlima dengan ayahanda, sebab beliau masih sibuk mencari nafkah di luar dan pulang pada pukul 3 sore nanti. Maka duluanlah kami berempat menyantap hidangan masakan ibunda alias emak gue punya. Di tengah acara bersantap ria, bertanyalah ibunda perihal kedatangan Nabila.
dek Bila ngomomng ngomong asalnya dari mana ?" Tanya bunda sambil lahab bersantap.
dari Bandung tante oh bandung deket Trenggalek situ ya ?"
sedikit saya jelaskan di Tulungagung ada desa yang bernama Mbandung bukan Bandung tapi biasanya orang lebih sering bilang dengan kata Bandung daripada Mbandung, mungkin biar lebih greget kali ya. Dasar orang Tulungagung.
bukan tante, saya Bandung Jabar sana terlihat muka ibunda tersedak makanan.
lah jauh banget dek, kok bisa maen sampe kesini, ada sodara toh di T.A sambil teguk ibunda dengan segelas air putih.
gak ada sih tante, hehehe. Ya cuma Rakha ini kenalan saya di T.agung. kan tadi awalnya saya mo naek kreta jurusan Malang Jakarta, nah saya salah beli tiket ke Tulungagung. Soalnya kemarin pas beli tiket saya ndak lihat itu papan jurusannya. Berhubung saya udah terlanjur beli dan saya ketemu Rakha, jadi saya di ajak Rakha buat maen ke sini. Kampreeeeeet, Sumpah bulshit itu bibir Nabila jago ngibul ternyata.
oalaah gitu ta nduk, ywdah kamu tidur sini aja kalo gitu. Tar tante pamitin sama ortu kamu biar ga kpikiran bak colon mertua bertemu dengan menantunya.
duh maaf ya tante jadi ngrepotin gini, hehe pura pura Nabila bermuka malu.
Saya sebagai pendengar yang bergaya bak orang budeg sedang ambeyen hanya mangguk mangguk mendengar cerita Nabila yang terdengar sempurna. Maka bermalamlah ia di kediaman saya selama 3 hari dua malam. Dan dengan ini semoga tidak sampai terdengar di telinga Jovanda, sebabsaya tidak mau melukai hatinya yang masih bertabur bunga cinta. Last edited by: rakhaprilio 2013-10-07T13:38:08+07:00
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #317
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 07-10-2013 11:49
Chapter 29. Malam Pertama
Sayur pindang itu menjadi saksi bisu tentang kebulshitan Nabila, dan bunda dengan polosnya menerima begitu saja itu anak kingkong untuk bermalam di rumah. Padahal saya ingin tau bagaimana ekspresi dia jika tidak dapat tempat tinggal di T.a, mungkin jadi gembel ngesot d emperan jalan. Sungguh senangnya menggoda Nabila batinku, namun sayang itu tak kesampaian hanya jadi angan belaka.
Masih asik bersantap ria, maka di kesempatan ini saya ingin menyatakan sebuah deklarasi bahwasanya saya akan liburan ke ibukota jauhnya. Dengan perasaan tak menentu maka saya coba ungkapkan pada ibunda.
nda, kan ini aku udah masuk masa liburan tuh . . ucapku terpotong menunggu respon bunda.
iya trus ?" bunda masih asik melanjutkan makan.
aku pengen main ke Jakarta, kan aku ada 2 temen di sana. Salah satunya ya Nabila ini dengan perasaan ragu saya masih menunggu.
kamu mau brpa hari di sana nak ?" tnya bunda sambil meneguk minum menyudahi makannya.
semingguan nda, jadi yang 3 hari aku di bandung jawabku sedikit menunduk.
kamu dah tau sikon Jakarta blom dek ?" di sana itu keras loh sahut mbak meyakinkan.
yak an ada tmenku mbak, aku berempat kok. Jadi ya lumayan rame gitu
bunda belom bisa jawab Kha, tar di rundingin sama ayahmu dlu yha bunda mengusulkan.
jadi gini tante, kan kita udah sepakatan sebulan sebelom UAS tuh, kita juga udah beli tiket kreta seharga seratus enampuluh. Kan sayang kalo sampai batal, tante ga usah kawatir soal Rakha di sana, kana da saya dan temen temen yang jaga
Ujar Nabila dengan penuh kekampretan, padahal saya belum beli tiket. Mungkin dengan begini akan membuat orang tua saya lebih terdesak untuk mengiyakan kepergian saya ke ibu kota. Ya, saya akui itu sumpah encer punya otak Nabila, jago merayu itu mulut nan penuh dengan kebulshitan.
Malam pun tiba, sedangkan saya masih asyik di kamar saya sendiri dengan bermain laptop serta game yang setia menemani. Nabila, ia tengah sibuk pedekate dengan itu saudara saya. Terdengar itu canda tawa mereka keras sekali bunyinya hingga bergema di kamar saya. Entah apa yang mereka bicarakan saya tidak peduli. Tengah asyik bermain game, nada dering kas hape Samsung itu berbunyi tengil Tik Tok pertanda ada sms masuk untukku. Maka dengan sigap saya buka itu sms yang ternyata dari kekasih nun jauh di sana dengan isi percakapan sebagai berikut.
Jov : Malem sayang, lagi apa "
Me : lg nggame aja Jo. Km "
Jov : tiduran aja di kamar, Eh manggilnya jangan gitu dong. Me : trs gmn "
Jov : yg mesra dong. Me : ok, monyet aja gimana. Wkwkwkw Jov : serius dong tengil !!
Me : km mintanya apa "
Jov : sayang aja yak " Me : bebz gimana "
Jov : kamu mau sama kaya Deri " Me : uooogah !! sayang aja wes. Jov : hahaha, iya sayang.
Me : aku turun dlu, di panggil bokap. Tar d lanjut lgi yank. Jov : iya sayang.
Terdengar ayah memanggil dari lantai bawah ingin melepas rindu denganku, maklum beliau pulang sore dan langsung tidur sehingga tidak sempat untuk bertemu. Maka dengan bergegas, turunlah saya di lantai pertama dan berkumpul di ruang keluarga depan tv.
nyampek jam berapa kamu tadi Kha ?" Tanya ayah sambil makan dan melihat tv.
jam setengah satuan yah jawabku sambil mengganti chanel.
oi ya, katanya kamu bawa temen kemari, mana anaknya ayah pengen liat ujar ayah menyuruhku memanggil Nabila.
Mbaaaaak, di panggil ayah !!! ama Bila jugak !!! sekaraaaaaaang !!!! teriakku dari lantai bawah.
Tak lama turunlah itu Nabila masih asiknya bercanda sengan saudara saya membuat diri ini semakin iri. Lalu berkumpulah kami ber lima di ruang tengah depan televisi.
malem om, sapa Nabila pada ayah lengkap dengan senyumnya yang khas.
oh ini ya temennya Rakha, duduk sini dek jangan malu malu ayah mempersilahkan.
kata ibuk dari Bandung ya dek Bila Tanya ayah langsung tertarik. ehehehe, iya om jawab Bila malu malu kucing garong.
ngmong ngmong ayahnya megang dimana dek " Tanya ayah beruntun.
oh, papah kerja di perusahaan indofood om tegas Nabila menuturkan. sebagai apa dek ayahnya di situ di kejar itu pertanyaan.
kalo ga salah wapresdirnya om, tp ga tau kalo sekarang dengan malu jawab Nabila.
owh, perusahaan gede itu ya di Jakarta kalo ga salah ?" ayah mulai keheranan.
hehe, iya om kayaknya dengan nada centil Nabila bercanda.
Maka malam itu jadilah kami berlima seperti mertua yang bertemu dengan menantunya. Jujur saya akui itu Nabila sangat cepat akrab dengan kedua orang tua saya. Baik bunda, ayah serta mbak. Semua bisa berbaur dengannya meski terkadang ia tak mengerti tentang bahasa jawa namun sedikit sedikit ia mencoba memahaminya.
Hal yang saya tangkap dalam pembicaraan ayah dengan Bila barusan, bahwa setatus Nabila adalah anak dari wakil presiden perusahaan ternama di Jakarta. Sedangkan gaya hidup yang saya tau selama di Malang, Bila sama sekali tak pernah terlihat mewah dengan segala tetek bengeknya yang ada di kosan ataupun yang ia kenakan. Namun sesekali ya saya mengerti bahwa ada beberapa barang yang mungkin tidak bisa di bohongi, seperti laptop Aplle miliknya misalnya. Itu setara dengan laptop yang dimiliki oleh Vanda. Bukan maksud saya menaruh curiga bahwa Nabila tengah berdusta atau tidak, saya hanya menganalisa sejauh yang saya bisa. Dan jika ada waktu, semua pasti akan terjawab ketika saya sampai di ibu Kota.
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #318
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 07-10-2013 11:57
Chapter 30. Derita Anak Tiri
Ini hari pertamaku berada di rumah, pagi itu pukul setengah tuju sudah beranjak bangun dari tempat tidur nyamanku. Tak seperti di Malang, pagi lebih sering saya lewatkan dengan acara tarik slimut di kasur. Jika di rumah kondisinya, saya memang terseting untuk bangun lebih awal dari biasanya. Pasalnya rumah akan selalu di suguhi kesibukan yang ada saja kerjaannya. Dengan berbangga diri maka turunlah saya ke lantai bawah untuk melihat bunda yang tengah membersihkan halaman depan rumah, maka dengan sedikit mengejek bunda saya pamer bahwa jam sepagi ini sudah bisa bangun sendiri.
pagi ndaaaaaaaa . . . hahay !! sapaku kegirangan.
Rakha sini bantuin bunda angkat potnya, Bila ga kuat soalnya suruh bunda tanpa menghiraukanku.
Lah, mang Bila udah bangun ?"!! mana dia ?"!! tanyaku tak percaya. ituh lagi bawa minuman di belakang kamu lirik bunda ke arah Nabila.
Pagi Khaaaaaa, minggir kamu, hush, hush, . . Nada itu sunggu mengejek telinga ini.
BAJINGUUUUUUUUUN !!!! Dia bangun lebih pagi dari pada saya pemirsa !!! terlebih lagi dia malah asyik bersih bersih dengan bunda. Sungguh saya tidak terima, bagai anak tiri kandungpun tak jadi.
tumben Kha dah bangun jam segini, hihihi tawa Nabila dengan nada sindiran.
ya udah lah, mang gw bangkongan !" jawabku ketus.
kemaren ada yang bolos kuliah jam 7 gara gara ga bisa bangun pagi lho tante ujar Bila ke bunda sambil cekikikan.
lho iya tho Kha ?" ujar bunda kebingungan.
ah enggak, enggak itu bukan aku bun jawabku gelagapan.
anying ini bocah, sudah satu hari gaya betul dengan bunda, baru satu hari sodara, setatus saya sudah merasa tergeser di rumah ini. Maka di tambah mbak datang dengan menyapa Bila terlebih dahulu membuatku pingin minggat saja ke Jakarta pagi itu.
Kha, kata bunda kamu mau maen ke Jakarta to sama Bila & temen temenmu ?" sahut ayah dari arah belakang dengan asap rokoknya. oh, iya yah. Kalo ayah ngizinin, aku tinggal berangkat aja besok sore ujarku.
ya ayah sih gapapa Kha, toh kamu uda gede masa masih mau emak emakan sama bundamu, liat tuh Bila aja cewek berani maen ke tulungagung sendiri ejek ayah padaku.
tante pamit dulu yha, izin kluar sama Rakha dengan mengecup punggung tangan bunda, Bila berpamitan.
iya ati2 ya nak, sebelum magrib cpet pulang, di cariin bapak tar ujar bunda seraya mengusap rambut Nabila.
Asalamualaikum maka itulah salam yang di ucapkan Bila sebelum beranjak pergi.
Kami pun segera bergegas pergi dengan menaiki Mio sporty yang kala itu tengah booming di tahunnya. Sebab sodara pasti sudah faham semua bahwasanya Blady sedang saya tinggal di kosan bersama teman teman motor lainnya.
kalo di T.A gini lo biasanya nongkrong dimana Kha ?" Tanya Nabila pada saya yang tengah berkendara.
dimana yah ?" sini gada Mall Bil, ABGnya juga pada labil, jadi males keluar, keseringan gw abisin di rumah cewe gw, kalo ada cewe sih, huff keluhku.
owh, lebih suka PDKT ama camer lo gitu ya, hahahahah tawa Bila mengejakku.
halah kaya lo enggak aja, pagi2 udah gebet emak gw tadi jawabku sungguh sinis.
hwahahahahahaha !!!!! nyatanya mak lo demen gitu ama gw Kha, beliau cerita bnyak tentang lo tadi, hahahahahahaha . . . tawa itu sungguh pun sangat ceria nan terdengar menyiksa di telinga.
anyiiiiing, . . . cerita apaan bunda ke lo tadi nyet "! jawabku dengan kesal.
Rahasia camer ama menantunya Kha, week sungguhpun gadis itu pandai mempermainkan hati saya pemirsa.
Dalam hati, saya hanya berfikir bahwa saat ini adalah Jovanda sebagai calon menantu yang jelas satatusnya, sedangkan bunda belum tau menau perihal hubungan percintaan saya saat ini. Maka di anggap jomblo lah saya di mata bunda dan Nabila. Jika boleh berujar, sangat terasa menyiksa batin ini untuk mengungkapkan kepada Bila atau bunda, sebab saya menyadari, bahwa bunda menaruh hati pada gadis asal Bandung yang mempunyai paras familiar nan jelita.
Multi Quote Quote View Single Post
.. Live to Love .. #True Story #350
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 08-10-2013 11:14
Chapter 31. Toak Pak No Standar itu pun saya sandarkan di atas trotoar depan Stasiun kerata Tulungagung, ya, saya sudah sampai dalam 10 menit cepatnya bersama Nabila. Dengan bergegas kami pun segera memesan tiket yang akan membawa saya pergi ke Jakarta untuk pertama kalinya. Perasaan bangga itu ada, sedih pun pasti juga. Pasalnya banyak waktu yang sangat sulit untuk saya bagi barsama orang yang saya sayangi. Keluarga, sahabat, dan kekasaih ternyata memerlukan waktu yang tidak singkat untuk bisa berbagi rasa canda dan tawa bersama mereka.
Kha, ini tiket kamu Nabila menyodorkan tiket pesanan saya. Kha !! ini tiket kamu, woy !! bentak Nabila kedua kalinya. eh, apa, apa, mana tiketnya kegetku terpecah dari lamunan.
nglamun aja di tempat umum begini, di sambet wewe tau rasa loh ujar Bila menceramahiku.
udah, udah, bruan pergi yuk. Nyari toak deket alun alun kota jam segini seger Bil ajakku sambil pergi mendahului Nabila.
apaan tuh, hoax ?" semacem gossip yg bikin seger gitu ya Kha ?" ujar Bila penuh dengan kebodohannya.
bukan hoax peleeeeee, tapi TOAK, pake TE bukan HA, oke !! jalasku kaku pada Nabila kenceng.
owh, ywdah cabut aja ayok naiklah itu itu bokong semok ke atas jok motor yang siap di goyang.
Sekitar pukul 03.00 PM sampailah saya di alun alun kota, dengan tujuan semula maka saya hampiri itu pedagang toak langganan sejak saya esema. Dengan raut muka bermandikan keringat, di tutupi oleh topi tua dan umur 60an yang terus tergerus masa, saya hampiri itu pak Seno. Pak no, !!! sapaku penuh rindu dan semangat menepuk pundak pak Seno.
Lhoh le, muleh to soko Malang sahut Pak no dengan logat jawa yg kental. Quote: "lhoh nak, pulang dari Malang ya"
nggih pak, sampun mlebet wancine libur smester pertama niki, pak toak kalih nggih pesanku 2 gelas toak pada Pak no.
Quote: "iya pak, sudah masuk waktunya liburan ini, pak pesan toak dua ya"
sing siji sopo to Kha ?" Pak no terlihat kebingungan. Quote: "yang satu siapa Kha ?""
niki pak kaleh rencang kula saking Bandung Jabar, hehe jelasku sambil memperkenalkan Nabila.
Quote: "ini pak, sama temanku dari Bandung Jabar, hehe" Nabila pak dhe ya, hanya salam itu yang bisa Bila ucap.
weeeh, genda ane Rakha to dek. Kok adoh men omah e saman tepuk Pak no di pundak Nabila sambil memberikan segelas toak padanya. Quote: "wiiih, pacarnya Rakha ya dek, kok jauh banget rumahmu"
oh inggih pak, inggih, hehehe Nabila kalah vocab dengan Pak no. Quote: "iya pak,iya, hehehe"
heleh sanes pak, namung rencang niki, mboten genda an rumien sahutku menjelaskan.
Quote: "halah bukan pak, cuma temen ini. gak pacaran dulu"
dek, tak tinggal ning seberang tuku rokok, jagakno daganganku dilut ae yho pamit Pak no memebeli rokok.
Quote: "dek, aku tinggal beli rokok di seberang, jagain daganganku sebentar aj yha"
Maka dengan segala pertanyaan yang sudah teruneg uneg di otak Nabila, ia bertanya padaku apa yang sedari tadi saya bicarakan dengan Pak no. Maklum ia tak mengerti, sebab masih newbe dalam berbahasa jawa. Belum lagi jika saya sudah menggunakan bahasa Krama Inggil, maka dengan nada muka bete, Nabila hanya bisa menjawab Inggih, mboten inggih, mboten sebab hanya itu yang ia tau.
lo ama pedagang toak ginian kok bisa akrab sih Kha ?" Tanya Bila keheranan.
Yha bisa lah, beliau itu ramah, udah tua lagi. Jadi orang orang kaya gini nih yg perlu di perhatiin bil jelasku.
hmmmmm, iya juga sih ya, gw ga mikir sejauh itu, hehehe ia mencoba mengerti tentang perkataan saya.
kalo di jakarta hal kaya gini jarang banget di temuin, anak mudanya lebih seneng begaul ama ababil ababil sejenisnya. Jadi orang pinggiran kaya Pak no gitu uda ga di anggep ada lagi dengan menyedot segelas toak di tanggannya ia bercerita.
yah, itu Jakarta Bil, ini Tulungagung, makanya gw tar ogah punya bini orang sana, hahahaha tawaku di sela canda.
uhuk, kok gitu Kha ?" Nabila tersedak oleh minuman di tangannya.
ya kan kata lo tadi orang sana pada gitu semua, ya jadi gw ogah jawabku sambil meneguk toak.
ga semuanya kale, masih ada yg baek kok kaya gw nii, week sungguh lidah yang terjulur itu makin membuat wajahnya terlihat manis, hampir membuat toak yang saya teguk menjadi dua kali lebih manis rasanya.
oiya bil, btw bokap lo masih sering keluar negri ngurusin itu perusahaannya ya ?" tanyaku enteng pada Nabila.
he em, seminggu yang lalu mbok sms kalo bokap lg kluar negri. Kenapa mang ?" Tanya Bila sedikit heran.
kan bokap lo wapresdirnya perusahaan tuh, jadi dari segi ekonomi kan lo pasti di kategoriin kelas mampu tuh, kenapa lo balik ke Jakarta lebih milih naek kreta bareng gw Bil?"
ng . . . . anu . . . . itu, eh . . . terlihat kepanikan melanda wajah itu.
ya gw pengen bareng aja Kha, masa gw naek pesawat dari atas trus lo ama step nae kreta dari bawah, kan ga sopan kan ya, hahahahahaha tawa itu berhasil menyembunyikan kepanikannya.
ga logis . . . . pandangku sinis mengintimidasi Nabila.
lah, emang gitu kok, gw pengen bareng bareng aja, ih Rakha ngliatinnya jangan gitu doooong ! ia mencoba menyudahiku.
yakin itu alesannya . . . .?" mata ini semakin membunuh karakter itu.
ini rakha apaan sih, udah ah jangan nanya yang iya iya kenapa !! seraya ia berdiri meninggalkanku menuju arah motor di parkir.
Tak lama Pak no pun datang dengan asap rokoknya yang berkemedul di sekitar wajahnya, menyapaku dengan penuh keheranan akan sebab kepergian Nabila.
loh kui nyapo genda ane saman kok ngaleh ning motor ki Tanya Pak no sambil menghisap rokok.
Quote: "lah itu kenapa pacarmu kok pergi ke tempat motor segala"
halah duko niku pak, tiang mbuh og jelasku sambil memberi uang duapuluh ribuan pada Pak no.
Quote: "halah ga tau itu pak, orang ga jelas kok"
kok akeh men duit e, muk petang ewu lo Kha, mbok kiro daganganku mundak ta pie ?" ujar panko sibuk mencari kembalian.
Quote: kok banyak banget Kha uangnya, cuma empat ribu loh Kha, kamu kira daganganku naik harga pa gimana ?""
pun saman beto mawon niku pak yotrone, itung itung damel sangu jawabku sambil pergi meninggalkan Pak no.
Quote: "udah bapak bawa aja itu uangnya, itung itung untuk uang saku"
suwun lo Rak !!!! teriak Pak no dari arah kejauhan. Quote: makasih ya Rak"
Sore itu sudah pukul setengah lima sore, segara saya bergegas pulang sebelum magrib tiba. Maka saya ajak itu satu gadis untuk mengikuti kemana saya pergi.
pulang nggak . . . saya mencoba menawari Bila yang kala itu tengah ngambeg gara gara sikap saya tadi.
Bodooooo, . . loncat itu gadis dari atas jok motor.
kemaren di sini barusan ada kasus penculikan loh Bil kataku sambil menyalakan motor.
eh . . . . respon itu Nabila termakan bualan saya.
kalo ga mau pulang, palingan besok radar Tulungagung bakalan rame kataku sambil mengenakan helm dan bersiap tancap gas.
eh,. . . . eh, . . . tungguuuuuuuuuuuuuuuuuu !!!! teriak bila dari balik sepion.
tega banget ninggalin gw ndrian disini, mank bner kmaren di sni ada kasus penculikan !?" ngondek Nabila dengan mengenakan helm dan bersiap naik ke atas motor.
iya Bil, ada anak kecil di culik ama orang tuanya ndiri karena anaknya ga mau pulang, hwakakakaka !!! tawaku keras dengan tancap gas. aseeeeeeeeem, lo kibulin gw !!!!!!! teriak Nabila di atas gas yang saya pacu.
Sore itu saya pun pulang dengan perasaan senang sebab bisa sedikit mengerjai Nabila hari ini, meski tak seperti yang di lakukan Bila karna saya kalah telak di buatnya tadi pagi, setidaknya rasa itu cukup sekiranya untuk mengobati.
Multi Quote Quote View Single Post
.. Live to Love .. #True Story #352
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 08-10-2013 11:21
Chapter 32. Gerbong Warna Pink
Ini hari terakirku berada di rumah dalam liburanku selama tiga hari singkatnya, masih bersama Nabila tentunya yang kian akrab dengan bunda serta mbak. Tidak menutup kemungkinan, ayah juga bakal memprioritaskan Nabila sebagai salah satu calonnya. Sebab dari segi materi yang tergolong mapan, mungkin suatu saat aku bisa berada dalam satu perusahaan yang di kelola oleh orang tua Nabila. Namun ketahuilah bahwa itu hanya angan angan dari semua orang tua yang menginginkan anaknya untuk hidup mapan di kemudian hari.
Di hari terakir ini saya teramat sangat sibuk dengan segala tetek bengek yang harus di bawa saat ke Jakarta. Mulai dari baju, jaket, celana serta barang barang yang dirasa sangat penting untuk safety seperti kondom, halaaaah malah kondom . . . . maaf, maksud saya obat obatan pribadi. maka harus saya masukkan pula kedalam mini koper saya.
lo mo bawa apa aja Kha ?" rempong banget kayaknya Tanya Bila sambil melihat saya berkemas.
ya bawa ini itu Bil, btw lo kok Cuma bawa tas 1 doang, kan ini acara pulang kampung lo ?" Tanyaku masih merapikan kemasan.
kan barang gw di rumah masih bnyak Kha, ini yg gw bwa cm 20% dari barang di rumah jelasnya santai.
anjriiit, jadi barang lo di rumah segudang dong, ckckckc sahutku sambil geleng geleng kepala.
Dirasa sudah cukup dengan segala keperluan yang harus di bawa, maka bersiaplah dari ini di antar oleh keluarga berkendara dengan sedan accord tahun 90an. Kala itu jam 03.15 PM saya tepat sampai di depan satasiun bersama rombongan pengantar.
Terlihat wajah bunda sedikit kawatir melihat diri ini dengan santainya menunggu kedatangan kereta pukul 03.30 PM yang akan memboyong saya ke Jakarta bersama Nabila. Maka sebelum kereta datang, berpesanlah bunda kepada anaknya agar tidak macam macam di sana.
nak kamu hati hati lo ya di sana, jangan nakal, nurut sama Bila, jangan boros trus jangan lupa makan, istrhat yg cukup kalo perlu . . . potongku pada pembicaraan bunda.
kalo perlu bunda ga usa kawatir, ini bukan Rakha umur 7 tahun yang dulu sempet ilang di kerata jurusan T.A Surabaya. Aku Rakha yang udah mau nginjak umur 20 thn bun, jadi buang rasa kawatir itu tuturku sambil memeluk bunda. Dan sesekali saya dapati ekspresi iri dari wajah Nabila, ya saya tau, ini adalah hal yang sangat jarang ia dapatkan dari orang tuanya.
Kha, ngomong ngomong Bila itu anaknya baik ya, pandai ngomong sama orang tua, trus supel, dandannya bunda juga suka. Ga neko neko tapi modis sama ganya yang ceria itu. Kalo boleh jujur Bila itu cantik lo kha, jauh lebih cantik dari mbakmu. Anaknya kuning langsat jadi kalo di pandang enak. Mbakmu juga seneng loh Kha kalo bunda ajak bicarain Nabila. Dia udah punya pacar pa belom kha ?" bertubi tubi bunda memuji dan berakir pada sebuah pertanyaan.
enggak bun, eng & & & & & gak tau maksudnya, heheheh ! jawabku pringisan.
ywdah serah kamu Kha, bunda Cuma bisa saran aja. Okey kecup bunda di jidat ini.
Lima belas menit kemudian kereta datang dengan menggetarkan seluruh penjuru rel yang melintang di sepanjang tempat tunggu, maka ini adalah waktu untuk berpisah dengan keluarga. Terasa berat tapi iklas itu yang tengah mereka rasakan, padahal saya di sini merasa fine fine saja. Ya, memang seperti inilah sifat anak muda, tidak lain tidak untuk di pungkiri.
oke sekarang kita cari tempat duduknya Bil, set 1/4A berarti ini bener kita di gerbong pertama, ayo kedepan cari kursi no 4A ajakku menggandeng mesra tangan Nabila.
ini kha, mana barang kamu aku bantu naikin pinta Nabila menaikkan koper milikku.
Setelah selesai dengan urusan koper maka acara selanjutnya adalah duduk manis selama 16 jam lamanya di dalam gerbong kerata. Keberangkatan pukul 03.30 PM dan sampai di Jakarta pukul 07.30 AM pada pengumuman di tiket yang tersedia. 16 jam sodara, bayangkan 16 jam lamanya itu saya mau ngapain aja ?" entahlah biar waktu yang menjawab.
kha bentar gw k KM dlu, kbelet nih gw pamit Bila pergi ke kamar mandi. dasar tukang bocor, ahahahaha ejekku padanya yang berjalan pergi.
Tak lama berselang, hape ini berbunyi heboh di tengah saku celana. Memintaku untuk segera mengangkat telfon Jovanda saat itu. Maklum saya belum pamit, maka di carilah kebereadaan diri ini dengan percakapan sebagai berikut.
Me : halo yank Jov : kamu dah berangkat ta yank "
Me : iya yank, ini baru 20 menitan keretanya jalan kok Jov : berangkat ama sapa kamu yank "
Me : ng & & & , anu, ama Bila yank Jov : oalah, berati dy ikut k t.a gitu ta "
Me : iya, kmren di rumah dua hari, ya Cuma mau berngkat bareng aja gak lebih kok. Sueeer !
Jov : iya iya sayang, aku percaya kamu kok. Udah gausah genakan gitu, aku ngerti sikon kamu.
Me : bneran nih gapapa, tar marah aja belakangan " Jov : gak lah, itu munafik yank namanya
Me : tar aku kasih sesuatu deh kalo kita dah ketemu di Malang, oke !!
Jov : apaan yank ?" Me : ya ada deh, tar pas ketemu di Malang aja ya. Jov : sayang jok bikin penasaran ta, kasih tau dulu apa Me : udah ntar aja yank, gajadi sureprize kalo gini Jov : janji loh ya, awas klo gak di tepatin Me : klo ga di tepatin kenapa emang " Jov : ya dapet hukuman lah !
Me : mending aku di hukum aja deh yank
Jov : loh kok pilih di hukum sih ?" gmn ta sayang ki ?"
Me : kan hukumannya dapet cium yank, jadi aku pilih di hukum aja deh pasarah, hahahaha
Jov : yeeeeee, maunya ni anak !! sapa bilang, udah ah kamu lanjut aja dlu yank. Nyampe JKT telfon aku y yank JANGAN LUPA !!!!
Me : hahaha, iya sayang, dah ya, byeeee . . .
Tak lama suara Nabila mengagetkanku dari belakang, rupanya ia telah selesai dengan bencana banjirnya. Maka dengan setenang mungkin saya mencoba kuasai diri agar tidak terjadi kontroversi hati yang berdampak pada labil ekonomi dan kemudian saya terkudeta oleh Nabila. Anda bingung ?" sama !! Maaf sodara saya sedang keracunan Vickinisasi. mak lo telfon Kha ?" hayo ngaku . . tebak Nabila salah besar. iya kenapa jawabku datar.
dasar anak mamah, baru gada sejam uda di telfon, hadu unyu banget sih lo jadi cowok. Hahahah !!! ejeknya membabi buta pemirsa.
Masih asyik tengah berdiri di hadapan saya, maka Nabila yang kala itu mengenakan celana pendek di atas lutut berwarna coklat terlihat sibuk membenahi posisi celananya yang saya rasa saat itu ia tengah merasa tak nyaman.
Dengan membokongi wajah saya maka terlihat itu bokong semok punya siapa, Nabila tentunya. Seketika ia berbalik di hadapanku dan saat ia ingin duduk, maka terlihat sesuatu yang teramat sangat tak lazim terpampang jelas di depan mataku. Membuat ludah ini naik turun di buatnya, Maka saya pun bertanya pada Nabila perihal warna kesukaannya.
Bil, warna Favorit lo warna pink ye ?" tanyaku simple pada Nabila.
eh ", iya Kha gw Favorit banget ama pink, soalnya dia tuh kecewe cewean gitu, bisa mewakili perasaan wanita. Itu tanda wanita kalem, romantic, pengen di manja trus unyu aja kalo ngliat warna pink pkok apa aja yang berbau warna pink gw demen. Mulai dari sepatu baju kaos hem celana hotpant tanktop semua gw punya warna pink sampe boneka di rumah teddy bear aku punya yang warna pink loh Kha ! bay the way lo kok tau gw demen warna pink ?" resleting lo belom ketutup, itu CD lo keliatan
Eh . . . . . . . !@#$%^&*()$%^&*(#$%^&* . . . . . . . . . . !!!!!!!!!!!!!
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAW . . . . !!! WANJEEENK RAKHA LO PARNO AMAT SEH !!!!! teriak Nabila kesetanan.
di hajar sudah diri ini dalam gerbong bak tahanan sedang di intimidasi, berapa puluh bogem sudah saya kantongi pemirsa, telak mendarat di mana mana, bertebaran itu telapak dewa menghujam tubuh hingga lemas di buatnya. Padahal saya salah apa coba ?" saya kan hanya mengingatkan justru musibah jadinya. Maka cocoklah pepatah, sudah jatuh tertimpa anak kingkong pula. Ini baru satu jam, saya sudah babak belur di begini. Mungkin 15 jam kedepan saya rasa diri ini bakal di mutilasi.
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #376
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 09-10-2013 10:26
Chapter 33. Malam Keakraban
Sore teramat heboh atas kejadian yang menimpaku dan Nabila membuat mata ini menjadi malu malu kucing garong untuk bertemu pandang, sesekali senyum itu tak bisa di sembunyikannya jika di ingat CD warna pink itu bergoyang jelas di depan mataku. Andai ini video, maka sudah saya pause itu adegan untuk selama lamanya, betul itu sungguh. Masih dengan hasrat bercampur malu, maka saya coba untuk cairkan suasana agar tidak terjadi canggungisasi diantara diri kami.
Bil coba lo telfon Steve tar dia naek dari Kediri jam berapa suruhku pada Nabila yang lagi sandaran di tepi jendela.
oiya, gw belom ngabarin dy kalo hari ini kita berangkat bareng tepok jidat itu wanita.
Maka dengan cekatan ia segera telfon Stevy langsung dari hape Nabila punya.
Halo stev, lo dah siap2 belom ?" . . . . . . . .


Live To Love Season A Karya Rakhaprilio di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hah, lo kok ga ngabarin sih, anjrit loh !! terlihat itu Nabila marah besar. padahal gw bareng Rakha dari T. A biar bisa bareng lo juga begoo !! . . . . . . . .
yah kan gw mo buat sureprise, kenapa jadi gw yang kaget, hiiiih !!
ywdah lah, met ketemu di Jakarta aja, dah lah, baaaay !!! tutup Nabila kasar pada handfonenya.
Wajah itu terlihat gondok sekali seusai mentelfon Stevy. Apakah Stevy batal ikut ke Jakarta maka saya pun tak mengerti apa yang tengah terjadi. Maka dengan dasar tidak tau menau, saya tanya itu Nabila kenapa bisa marah marah ga jelas pada Stevy.
kenapa Bil Steve ?" gajadi ikut ?" tanyaku keheranan.
gajadi apanya, dia uda di Jakarta bareng fany kemaren naek pesawat, hiiiiih !! tuturnya dengan geram.
nah lo, jadi Cuma kita doing nih yang di kereta. Gajadi berempat ama fany jugak ?" tanyaku bodoh.
ya iyalah Kha, secara mereka tuh sekarang uda di Jakarta. Itu si Fany juga kga ngabarin gw mo brngkat dluan, sapa yg ga kesel Kha di giniin nih !!! gue "!! hahahahah jawabku asal ceplos.
Rakha lo tu nyebelin bgt seh !! orang lagi marah jugak malah lo becandain, ga lucu Kha !!
tapi emang lo demen juga kan kalo bisa berdua doang ama gw di sini tanpa sibuk di ganggu Stevy, hayooo looooo, ngaku nggak !! hahahahaha tuturku memojokkan Nabila.
idiiiiih lo apaan sih kepedean tuju turunan tau gak, udah ah jauh jauh sono lo di pojokan kreta !! dorong Nabila memojokkanku di tepi tempat duduk.
Dengan ini, maka jauhlah saya duduk di seberang kursi karna Nabila adanya. Sedangkan ia bersandarkan jendela menatap langit sore yang kala itu tengah berganti menjadi malam. Udara AC di gerbong kala itu sama sekali tak dapat di bohongi, terlihat dari cara Nabila menyembunyikan tangannya di tengah tangah pahanya maka sudah jelas bahwa ia sedang kedinginan karenanya. Sedangkan saya, aman aman saja karena sudah prepare jaket untuk berada di samping saya sebelum koper di naikkan ke atas bagasi. Melihatnya kedinginan seperti itu sungguhlah iba rasanya, ingin tangan memeluk bulan, tapi apa daya tangan tak sampai. sebab saya takut nanti malah di kira parno olehnya. Maka saya diam saja menunggu ia benar benar kedinginan hingga suatu waktu ia sudah kehabisan daya untuk bertahan dan mulai melirikku sesering mungkin, pertanda ia memberi tahuku bahwa saat ini ia sangat kedinginan. Padahal sedari tadi saya juga sudah tau hal ini, kejam sungguh diri ini kejam.
Dingin ?"?" tanyaku.
hmmmmm em . . . . brrr terlihat ia mulai menggigil kedinginan. kenapa ga ambil jaket aja di tas lo ?"
jaket gw ketumpuk baju ada di bawah sendiri, susah ambilnya, brrrr semakin bicara. Semakin jelas ia menggigil.
udah ga pake jaket, make celana pendek, kena AC lagi, lengkap dah, sini lo . . tangan ini mulai menarik tubuh mungil Nabila di dekatku.
mo ngapain Kha ?" mata itu berbinar penuh harapan.
udah diem aja, makin kedinginan tar lo ujarku tegas sambil melepas jaket tebalku.
ini lo mo ngapain gue, pliiis Kha lo jangan aneh aneh wajah itu menahan tangis karena kawatir.
otak lo perlu di cuci nih kayanya Bil rangkulku menidurkan kepala Nabila di atas pangkuanku seraya menutupi tubuhnya dengan jaket milikku.
loh Kha, trus lo make apa ?" Tanya Nabila keheranan setengah bingung salah tingkah.
gampang gw, tar kalo ada OB lewat nawarin slimut, gw bisa nyewa tuh slimut jawabku sambil menyandarkan kepala ini karena kantuk.
maaf ya Kha klo gw sering kasar sama lo, gw cuma ga terbiasa dengan keadaan kaya gini
udah tidur aja gausa curhat, besok pagi gw bangunin loe, key jawabku tak mau mendengar apa kata Nabila.
makasih Kha buat ini ya, itu kata terakir yang saya dengar sebelum saya beranjak ke alam mimpi.
Malam itu saya habiskan untuk tidur di atas kursi dengan posisi duduk berpangku kepala Nabila di atasnya. Terlihat nyenyak itu satu wanita dengan sesekali mencari kehangatan di sela jaket yang saya selimutkan. Kami berdua tidur bersama dalam posisi yang berbeda, dengan ini maka saya harap habislah waktu bersama segala rasa capai yang telah saya rasakan sejak awal perjalanan. Dan Jakarta, aku siap menemuimu esok pagi. Multi Quote Quote
View Single Post .. Live to Love .. #True Story #378
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 09-10-2013 10:38
Chapter 34. Berempat Kembali
Masih di dalam kereta berselimutkan sisa jaket yang di pakai Nabila untuk di kenakannya, maka saya pun bangun sekitar pukul lima subuh dengan punggung terasa di sate, Menyiksa itu sungguh menyiksa. Kulirik gadisku asal Bandung ini masih asik berdusel dengan pangkuanku yang di rasa hangat untuknya. Ku usap rambut di atas jidatnya, demi tuhan paras itu seakan membuatku menyesal karena telah menerima cinta Jovanda. Kenapa aku tak menyadarinya sejak awal, bahwasanya paras itu teramat manis untuk di tamatkan. Dengan centilnya bibir mungil itu sesekali bergoyang pertanda ia tengah merasa keenakan di atas pangkuanku. Maka tak lama kusudahi saja adegan ini dari pada saya terkena diabet karna parasnya yang teramat manis sungguh itu manis sekali.
Kulihat pemandangan dari arah balik jendela, terlihat mentari mulai unjuk gigi untuk menyambut kedatngan saya di Jakarta. AC yang masih dengan giatnya berhembus memaksa tubuh ini untuk beranjak mendapatkan sinar matahari yang mulai terbit. Namun saya bingung ini bagaimana dengan Nabila yang masih asyik tidur di atas pangkuanku, tidak tega rasanya jika wajah imut itu harus berubah menjadi sedikit malas untuk bangun karena paksaku.
uuuuummhh, . . . zzzzzzzzztss, hoaaaaaams terdengar Nabila menguap dari tidurnya.
nyampe mana ini Kha, ummmmh bertanya ia di sela kantuk.
kga faham bil, yang kliatan Cuma sawah doang sedari tadi. Jangan jangan kita mo ke hutan amazon neyh candaku membangungkan Nabila.
haha, ada ada ja lo Kha, btw lo ga cape Kha gw jadiin bantal tidur, hehehehe nyengir itu gadis asal Bandung.
ya cape sih Bil, mana badan lo banyak gerak juga semalem keluhku padanya.
abis bisa bisanya gw di pangkuan lo mimpi sesuatu Kha, hahahay !! tawanya memecah sunyi di pagi hari.
mimpi apa lo emang, jangan2 celana lo basah aja, eh . . sindirku melirik selakangan Nabila.
ngaco, emang gw kaya lo. Kha, keluar yuk cari sinar, ini gerbong gabeda jauh ama kulkas ajaknya sambil mengurai rambut. Aih, indah sungguh itu betul.
Sisa waktu sebelum kami sampai ke Jakarta, saya habiskan bersama Nabila di tepi gerbong bermandikan sinar matahari. Dengan aroma tubuhnya yang harum walau sudah tidur semalaman di gerbong, tak membuat badannya bau sedikitpun. Sungguh indah betul Nabila pagi itu, membuat adekku ikut terbangun dari tepi selakangan Joni namanya.
Kiranya tepat pukul 07.45 AM kereta ini mulai bertiup kencang, pertanda roda akan menepi di sebuah setasiun. Ya. Setasiun Pasar Senen yang kulihat pada papan pengumuman. Terlihat hiruk pikuk para pemudik yang ikut meramaikan. Maka segeralah kami bergegas untuk meningglkan padatnya setasiun yang sudah sangat sesak di penuhi dengan bongkahan manusia.
aaaaaaaah, Jakarta lage Jakarta lage, panas, macet, seseg, huff apa lagi ini keluh Bila sambil berjalan mendahuluiku menuruni gerbong.
gilaaaak, ini orang di setasiun tiap harinya kaya gini Bil, rame paraaaaaah kagumku akan kerumunan manusia yang teramat banyak.
yaelah Rkha katro amat, di Jakarta mana ada yang sepi sih, Jakarta Is Never Sleeps U Know" tutur Nabila dengan gaholnya.
iya2 gw ndeso, idup di kota terpencil tanpa ada satu mall di dalamnya, huff idup gw ini keluhku sambil menghela nafas.
hahahaha, gak gak Kha, gitu aja sedih. Makanya nyari pacar anak Jakarta gih biar gaul ujar bila berbangga hati.
berati ama fany dong gw pacarannya ?" lirikku sinis padanya. kok fany ?" mo di gebukin Doni lo ?" jawab Nabila sedikit sewot.
lah kata lo Jakarta, Jakarta itu kan Fany. Hahahahaha jawabku berlari meninggalkan Nabila.
ih bego ni anak, Rakha tungguuuuuuuuu . . . . !!! teriak Bila mengejarku.
Pagi itu sudah terasa panas dengan asap kenalpot yang sudah tersedia di depan setasiun, sesak dan masih saja berjubel itu tentunya. Maka mencari tempat tunggu yang telah di usulkan oleh Bila, kami pun sepakat untuk menunggu beberapa saat hingga Fany datang dengan Avansanya lengkap bersama Stevy di dalamnya. Sungguh pun itu pemandangan yang amat melegakan sodara sungguh.
Ciiiiindthaaaaaaaaa, AaaaaAaaaaaaAaaaaawwWW !!! tebak siapa yang berteriak.
iiiiih, sayooooooonk, apa kabar remponk mumuaaach jawabku ikutan bencong seperti Stevy.
hehehehe, Bila jangan cemberut dong sayang. Iya2 gw salah, maap maap udah ninggalin lo ama Rakha berdua. Soalnya gw diajakin Doni dadakan cz bokapnya ada perlu. Trs ni Stevy pengen ikut skalian, yauda gw dluan deh, hehehe, maap ya sayaaaang, cup cup cup peluk fany pada Nabila bertubi tubi untuk menenagkannya.
sayang ama Stevy aja sonoh, huh jawab Bila masih ngambeg sambil memasukkan barang ke bagasi.
udah udah, acara ngambegnya tar aja di lanjut lagi. Skrang kita kemana nih Fan ?" langsung ke rumah lo aja apa gimana ?" ujarku memotong suasana.
ke rumah gw aja langsung Kha, spesial kusus hari ini gw masak buat kalian berdua. Cie cie, . . . hahaha. Jadi kalian gausa makan di luar. Trs mnding buran kalian mandi ato junub gitu gimana. Uda semaleman kan di gerbong kaga mandi ujar Fany sambil masuk mobil.
Dengan segera maka kami berempat pun masuk ke dalam Avansa yang telah di boyong oleh Fany. Lega sekali rasanya ketika AC itu di nyalakan tepat di belahan tubuh saya. Dingin yang mulai merambat, membuat saya nyaman dalam kondisi leye leye berpundakkan bahu Stevy. Saya katakan sebelumnya bahwa Stevy ternyata adalah banci dengan indra penciuman yang saya rasa terbilang cukup peka terhadap bau, maka dengan satu kali tebakannya, di buatnya kaget diri ini beserta Nabila dan Fany di sekitarnya.
Kha, kamuh kok aroma parfumnyah samma kaia Nabila yah ?" ujar Stevy curiga.
oh, kenapa emang Step, aneh " jawabku dengan nada sempoyongan.
kaliand ngapaind ajah di kreta semalem hayoh lo ngaku gak !! tebak Stevy dengan doagnosanya.
kita ngapain ya Kha semalem, hahahay . . . , mo tau aja ini bencong pasar senen goda Nabila pada Stevy.
ini kaliand pastih gityu gityu eah !! hayoo lo, iiih Bila gimana rasanya ama Rakha !?" ngondek Stevy membayangkan hal yang iya iya.
rasanya itu, nikamat banget Step. Sumpah, Uuuuuuuh . . . ssssSSsshht. Waktu mulai di masukin gw cuma bisa bilang aaaaaasshH . . . , Ouuuuch, Ummmmph, ssssH ahahhahahahahaha . . kibul Nabila pada Stevy.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAWWW, pasti enak bangedt eah cindtha di gituin ama bang Rakha, gw juga mau dong Rak !!!! pinta Stevy ngondek padaku.
idiiii, najong ama lo. Mending gw nyewa pecun sertus rebuah daripada am aloe jawabku menjauhin itu banci.
Ya itulah perbincangan kami yang mengantar tiba sampai di depan rumah Fany di daerah Jakpus. Di sambut dengan ibu Fany yang membukakan gerbang kala itu, maka berkenalan lah saya dan Nabila bak tamu istimewa. Jadi, hari pertama itu, saya tiba di rumah Fany untuk pertam kalinya. Sungguh sangat terkesan dengan orang orangnya yang ramah bedarah asli betawi punya. Dengan satu adeknya yang masih kelas 5 SD, ternya ibunda Fany adalah seorang single parents yang tinggal ber 4 di rumah yang lumayan luas dengan tatanan nun artistik rapi seperti kosan Fany.
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #422
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 10-10-2013 10:48
Chapter 35. Rencana Hari Pertama
Kedatangan saya dan Nabila di sambut baik oleh ibunda Fany yang ramah dengan gaya super keponya. Darahnya kental asli betawi punya, bahasanya pun juga sedikit berbeda dari orang tua pada umumnya, sebab beliau mempunyai gaya bicara yang bisa di bilang medok seperti gaya pok Nori dengan suaranya yang penuh power di setiap intonasinya. ini pasti musisi yang namanya Rakha ya "!! tutur tante Asri menebakku.
ah, hahaha, iya tante. Trus Ini tmen saya satunya ujarku menyuguhkan Nabila.
Nabila mah gausah di kenalin atuh Kha, dia dari SD uda sering main disini ama Pany tawa tante Asri atas ketidak tahuanku.
elo itu masih nubi di sini, jadi jangan kepo Kha, ckckckck . . ejek Nabila seraya meninggalkanku seperti itu rumahnya sendiri.
hahahaha . . udah udah, buruan masuk Kha, kamar kamu ada di atas sama Steve. Taroh dlu barang barang kamu, trus mandi di atas ato bawah bisa, kalo udah ayok kita sarapan banreng bareng di bawah, keey dengan panjang kali lebar tante Asri menjelaskan.
oh iya tante, Rakha naek ke atas dlu kalo gitu pamitku pada tante Asri menaiki anak tangga.
Naiklah saya ke laintai atas di susul oleh Stevy untuk menunjukkan lokasi kamar sebagai tempat istrhat sejenak. Kutaruh barang di kamar sesuai pesan tante Asri, maka tak lupa saya pun segara mandi untuk membersihkan badan dari segala kuman yang sudah betah ngepoin saya sedari tadi. Sedangkan Stevy turun terlebih dahulu untuk membantu Fany menyiapkan sarapan. Maka seusai acara membersihkan diri, saya pun lekas turun untuk segera berkumpul dan sarapan bersama dengan keluarga Fany. wiiiih, masak sendiri fan " tanyaku bersemangat.
iya dong, sapa dulu, Fany getoo !! dengan bangga fany mempersiapkan hidangan.
lah Bila mana ?" saya mencari sosok Nabila.
ituh masih di kamar ganti bajuk abis kelar mandi, tar biar nyusul ajah ujar Stevy sambil bermain dengan adek Fany.
ywdah ayo Kha buruan di ambil gausa sungka ujar tante Asri dengan memberi sebuah piring padaku.
Makanlah saya bersama kelurga Fany beserta Stevy terlebih dahulu, sedangkan Nabila masih asik berdandan di kamar. Di sela acara bersantap makanan kami pun membahas perihal liburan di puncak yang sudah di rencanakan oleh Fany sebelumnya.
mah, aku jumat berangkat ke vila budhe di puncak yah ujat Fany di tengah santapnya.
berapa hari Fan ?" Tanya tante Asri.
tiga hari doang, minggu sore uda pulang koq. Soalnya senen pagi Rakha ama Stevy udah balik k malang gitu jelas Fany.
owh yawdah, kamu pakek aja mobilnya kalo gitu. Mamah biar make mobil om kamu aja tante Asri mengiyakan.
gausa tante, pake mobil Bila aja, repot amat sampe make mobil om segala sahut Bila yang baru datang.
oh gitu Bil, yaudah tante terserah kalian aja, jangan lupa kabarin bude Fany dulu biar vilanya ga di booking orang saran tante Asri pada Bila.
Dari kesimpulan pasca acara makan tersebut, maka hari jumat kami sepakat pergi ke puncak dengan menggunakan mobil Bila. Jadi esok kami putuskan untuk main ke rumah Bila agar bisa ngebooking mobil terlebih dahulu. Sedangkan hari ini, kami rencanakan untuk main ke monas.
Mungkin bagi sebagian orang Jakarta, monas sudah terlihat seperti monument khas kota yang setiap harinya di lewati orang lalu lalang tanpa memperdulikan sisi artistiknya. Namun bagi saya, ini adalah sesuatu hal yang istimewa karena bisa melihat monas secara langsung, tidak seperti yang sering saya lihat di tv atau Koran.
Last edited by: rakhaprilio 2013-10-10T11:42:38+07:00 Multi Quote Quote
View Single Post .. Live to Love .. #True Story #423
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 10-10-2013 10:52
Chepter 36. Awal Bermain Bangkai
Seusai acara makan yang di gelar oleh tante Asri, maka kami berempat sepakat untuk jalan jalan menikmati pemandangan di sekitar monas yang ternyata di sekitar areanya bisa di bilang cukup luas. Kira kira lumayan lah buat tawuran 10 esema se Jakarta sekaligus.
Saya rasa di sini tidak banyak kejadian menarik yang harus saya ceritakan, sebab semua berjalan seperti seharusnya. Menyenangkan, dan penuh tawa di setiap waktu. Hingga pada akirnya saya yang kala itu sedang beristirahat di sekitar halaman monas daerah rerumputan berbincang ringan mengenai perasaan yang tengah Bila rasakan saat itu.
Ini bukan tentang perasaannya ke orang yang dia sayangi atau apa, tapi ini lebih pada perasaan secara emosional terhadap kondisi keluarganya. Bagaimana tidak ia harus merasa kesepian, jika kota kelahirannya sendiri di mana tempat yang seharusnya dapat ia jadikan untuk berkumpul dengan keluarganya justru memisahkannya.
Pelik sungguh itu masalah Nabila, andai saya punya jawab saat itu, pastilah saya akan menasehati ia dengan satu dua kata tentang apa yanga harus ia lakukan. Namun waktu berkata lain. Saya harus rela menunggu dan diam sejenak untuk mendapatkan solusi yang tepat atas masalah yang di timpanya.
hay Bil, lo capek ?" tanyaku sambil menahan panas saat itu di bawah rerimbunan pohon.
oh, enggak koq, Cuma bengong aja mata itu memandang lurus dengan angannya yang kosong.
gw tau koq lo lg kepikiran keluarga kan tebakku sambil bermain rumput. haha, tau aja lo Kha tepuknya pada bahu bertulang belakang ini.
gw tau koq tiap denger kata Jakarta, seolah lo males buat balik ke sini, yak an . . "
ya ga gitu jg sih Kha, gw males aja kalo di rumah paling yang gw temuin Cuma ade ade gw sama embok. Bokap nyokap uda sibuk ama urusannya sendiri tangan itu sambil lalu menjabut beberapa rumbut di sekitarnya.
ya gw tau, cuman lo gam au kana de lo ngrasain hal yang sama. Sakit kan rasanya " makanya lo harus ada buat adek2 lo sampe waktunya tiba. Soal ortu lo gw blom bisa kasih saran, kan gw baru smster 1 di sosiologi. Kalo dah sarjana gw janji kasih saran k lo, hehehehe tawaku mencoba mencairkan hati Nabila.
whahahahaha, makasih bnyak Kha atas janji lo, tapi nunggu lo sarjana itu lama banget. Hahahaha, tp gw hargain niat baek lo itu mekarlah senyum manis itu dari bibirnya yang mungil.
eh betewe lo masih deket ama Vanda ?" Tanya Bila tiba tiba padaku.
Vanda, ya cuman smsn kadang sesekali telfon doang sih jawabku sambil lalu.
mang da urusan apa sih ama lo kok sampe segitunya dia ?" Bila keheranan. ya paling dia cuman curhat masalah mantannya gitu gitu doang
Owwh, yaudah kasih saran aja, gausah terlalu di seriusin Kha saran Bila padaku.
Iya iya gw tau kok, eh udah sore nih, buru pulang ajakku bangkit dari tempat dudukku.
iya bos, besok tmenin gw di rumah yah ajaknya bersemangat sambil bangkit berdiri.
siap ndan, mandat di trima ! jawabku ala orang militer.
Stevy dan Fany masih asik narsis di depan monas sebagai momen pengabadian gambar, maka segaralah saya ajak mereka bergegas untuk segera pulang beristirahat di rumah, sebab besok kami masih mempunyai agenda yang padat. Dengan berharap bahwa kebohongan ini semoga tidak lekas tercium oleh Bila bahwasanya saat ini saya telah bersanding dengan Jovanda. Meski saya mulai menyadarinya, saat itu Bila ada rasa terhadap saya, dengan segala perasaan bersalah, saya tidak ingin melukai perasaan Bila yang lebih sensitive dari pada Vanda. Namun tetap saja, sampai pada akirnya bau busuk ini akan tercium juga oleh Nabila. Bahwasanya seseorang tidak akan pernah bisa menutupi kebohongan selamanya.
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #454
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 11-10-2013 12:55
Chapter 37. Laporan Malam Jovanda
Malam ini terasa lelah saya dengan segala aktifitas seharian yang memaksa untuk terus mengeluarkan energi, mulai dari jalan jalan di monas sampai berpulang ke rumah fany. Eh ?" padahal ya cuma itu itu aja, tapi capeknya ini lho kaga nahaaaaaan.
Maka malam pada pukul sembilam lebih asyik saya habiskan di ranjang bertemankan Vanda melalui via telfon. Sebagai lelaki yang baik, maka diri ini dengan gagahnya menghubungi Vanda terlebih dahulu sebagai penghapus rindu. Dengan nada mesra nan mendesah ku sapa itu gadisku penuh cinta, aiiiih . . . hoex cuih !!
malem sayang sapaku lirih pada Vanda.
dalem sayang, kok baru nelfon, seharian baru dari mana aja sih " Tanya Vanda penuh harap.
siang di ajakin anak anak ke monas yank, huff keluhku merasa capai.
cieeee, uda liat monas nih, tadi bawa obeng ama palu gak yank ?" sungguh aneh itu pertanyaan.
lah ngapa ke monas bawa gituan sih yank, aneh . . . jawabku dengan keheranan.
kan buat ngrontokin emas di ujung monument yank, kan lumayan kalo bisa di bawa pulang, hahahahah oh ternyata itu Joke dari dia pemirsa. Ok, dia masih waras, lanjoooot !!!
kalo aku di tangkap petugas trus di tahan kamu mau a yank, trus kita ga ketemu selamanya, tiap 3 bulan sekali kamu mesti jenguk akau di lapas Jakpus mau ta ?" jawabku penuh horror.
lah emoh yank, sayang kok tega seh. Ini kita baru jadian sehari uda kamu tinggal merantau di Jakarta. Sekarang kamu mau di tengkep gitu aja, tega kamu yank buat aku merana keg gini, huuuuhuuuuu keluh Vanda penuh nada alay.
lah yang ngajarin kan kamu seh yank ?" hahahaha jawabku dengan tawa.
btw slma aku di sini kamu pengen titip apa aja yank ?" tawarku pada Vanda.
ng . . . . apa yah ?"" titip baju distro tresecond model limited edition dengan gaya Japanese warna biru yang di balut sama renda putih di tepi bahunya trus ada plat di sebelah kiri kaos terbuat dari tembaga bertuliskan merk vendornya yank, bisa ?" hahahahahaha . . . apakah dia terlihat serius sodara ?" yank serius dong, . . jawabku meminta kepastian.
hahahahaha, gak gak yank. Aku Cuma titip kamu selamat sampe Malang trus temuin aku n kasih aku sesuatu apapun itu aku trima dari kamu. Dah itu aja, sulit kah ?" tegasnya dengan penuh keyakinan.
yank yank kamu ini ya . . .
loh kenapa yank ?" Tanya vanda keheranan terhadap responku. ngebuat aku jadi mulai sayang sama kamu tuturku kalem.
loh iya ta yank kamu mulai sayang sama aku ?"?"!!!!! nada itu seperti tante tante girang minta jatah.
Belum sempat saya menjawab itu Tanya dari Vanda, tiba tiba saja masuklah banci dengan memakai kolor mini yang membuat bulu kuduk saya berdiri semua seperti orang ayan mau di tusbol. Maaf, saya terlalu kaget dengan kedatangan Stevy.
Kha, di ajakin Fany nongkrong di senayan ama tmen tmen esemanya nih, ayok bruan ganti baju ujar Stevy sambil buru buru.
iya iya bntar masih telfon, 5 menit lagi sahutku dari ranjang kasur.
Maka dengan ini harus saya sudahi pembicaraan dengan kekasih hati, sungguh terdengar tak rela itu Vanda ketika saya pamit ingin beranjak pergi meninggalkannya untuk kesekian kali. Dengan segenap hati jiwa nan raga, saya coba tenangkan dia dengan beberapa janji yang terdengar manis di telinga tapi menggelitik hati.
sayang mau kemana lagi sih " Tanya Vanda seakan tau akan saya tinggal pergi.
kluar bentar kok yank, di ajakin Fany sih ujarku menenangkannya.
cpet pulang loh yank trus kbarin aku lagi, seharian ini kamu Cuma telfon aku semalem loh keluhnya terasa berat.
iya iya sayang, aku janji pasti kabarin lagi nanti, tp agak maleman ga papa ya " tawarku padanya.
iya wes ndak papa pkok kasih kabar sblum bobo iah sungguh nada itu menggelitik hati sodara.
Setelah ia bisa saya jinakkan, maka kembalilah saya beraksi liar bersama Fany dan kawan kawan seperjuangan untuk acara kongkow kongkow di daerah senayan. Dengan rasa berat hati, pasti saya tau ini akan berakir pada dini hari, dan saat itu kudapati Vanda pasti sudah jauh meninggalkaku ke alam mimpi. Sejauh ini apa yang telah ku beri untuk Vanda sama sekali belum berarti, meninggalkannya, menduakannya, berbagi alasan yang mungkin terasa sakit. Hanya maaf dalam hati yang bisa ku ucap saat itu, sungguh pun saya sangat menyesal dengan keadaan ini.
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #455
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 11-10-2013 13:02
Chapter 38. Rumah Mewah tak Bertuan
Pagi itu masih ku habiskan tidur di atas sofa, terasa kepala ini berat dan pusing adanya. Sebab di kamar sudah ada stevy dari acara semalam yang membuat kami harus tidur sampai larut dini hari. Pedih sungguh mata ini terbuka sekedar untuk melihat jam yang tengah asyik berdenting berusaha membangunkanku, kutarik lah slimut ini kuat kuat pertanda saya ingin tidur lebih lama lagi. Sungguh pun kemarin adalah malam yang panjang. Kha, Rakha, bangun yuk tepuk Nabila di kaki berusaha membangunkanku.
ini jam berapa Bil, mata gw masi pedih berdusel saya pada itu pinggang Nabila.
ini uda jam 8 Khaaa, duh kok malah molor lagi sih ni anak keluhnya yang saat itu pasrah dengan duselanku.
Masih teringat jelas dalam keadaan antara sadar dan tidak, telinga ini mendengar sepotong dua potong kalimat yang dimana di dalamnya ia membicarakan tentang diriku. Namun masih berselimut ketidak pastian bahwa apa yang saya tangkap saat itu benar atau tidak, maka kalimat yang ia ucapkan adalah sebagai berikut.
anda aja lo tau Khaa . . . . . . . . gw sebenernya . . . . . . banget sama lo. Awal . . . . itu gw . . . . kalo . . . . . ada di depan mata gw. Mungkin lo ga akan pernah . . . . . kalo sebenernya perasaan ini ga bisa . . . . . dengan yang laen. Andai saat ini lo . . . ., gw pingin . . . . . ke lo Kha, andai aja
Ya, hanya sepotong dua potong kalimat itu yang sanggup saya dengar. Rasa kantuk itu sungguh pun menutupi kekuatan indra pendengar yang membuatnya menjadi terdengar samar samar. Terasa jidat ini di usap olehnya seraya di sibakkan rambutku dan dengan suara yang alay dia membangunkanku kembali.
Ciiiiindthaaaa, banguuuuuuun, bangund nggak !! akkuh cium nih kalo ndak bangund
Sebentar, perasaan ini tiba taiba saja terasa aneh. Saya harus bangkit dari rasa kantuk ini sebelum sesuatu buruk terjadi padaku. Bangun lah, bangun lah, dalam hati saya berjuang sekuat tenaga dan apa yang saya dapati benar adanya.
WAAAAANJREEEET LOH STEP ?"!! saya terjatuh dari sofa.
Lo pegang pegang jidat gw jugak, AAArrrrrgh !! mesti junub nih gw, FAAAAK !! omelku pada Stevy tak karuan
kamuh sih ndak buru bangund, untung belon ta cium, hahay !! sialan itu sangat gembira pemirsa.
Rakha udah jangan treak treak gitu, buru mandi trus berangkat rumah gw ujar Nabila sambil menuruni anak tangga.
Masih dalam keadaan sedikit belum sadar, saya berfikir lantas siapa gerangan yang tadi berbincang di sampingku, mengusap jidat ini dengan mesranya dan tibatiba, muncul seonggok banci di sini. Namun saya yakin tadi itu adalah Nabila, tapi kenapa tiba tiba jadi Stevy yang barada lebih dekat denganku. Sudah lah saya tidak mau ambil pusing lagi, yang jelas sehabis ini saya harus mandi kembang tujuh rupa.
Pukul 09.00 Am semua sudah siap, mulai dari fany, Stevy serta Nabila semua sudah berdandan rapih. Meluncurlah diri ini ke rumah Nabila yang berada di kota Bandung sana jauhnya. Perjalanan cukup kami tempuh selama 3 jam kurang lebih. Hingga sekitar pukul 12.20 PM saya benar benar singgah pada sebuah rumah yang bila saya gambarkan, rumah itu seperti, Istana . . .
Rumah Bila ternyata ada 2, satu di Jakarta tempat berkumpul ayah dan ibunya, sedangkan di bandung adalah rumah dia yang lama. Adek adek Bila lebih memilih tinggal di bandung sebab kondisi di Jakarta tak jauh beda dengan rumahnya di Bandung, yang mereka temui adalah kesepian. salamualaikum, aku pulaaaaang . . . salam Nabila terasa sendu.
loh neng Bila udah pulang, sama siapa atuh neng tumben bawa temen banyak ke mari " Tanya pembantu bila yang lebih akrab di panggil si Mbok.
Beliau sudah 50 tahun usianya, mengabdi pada keluarga Bila sudah 25 tahun lamanya. Sejak bila belom lahir pun si Mbok sudah berada di rumah ini. sungguh pun saya sangat salut dengan sebuah pengabdian macam ini. maka tak heran kenapa Bila jauh lebih dekat dengan si Mbok di banding ibu kandungnya sendiri. Hanya satu hal yang saya tangkap dari hubungan baik Bila dan si Mbok di sini sodara,
Bahwa setatus tidak akan pernah menentukan kualitas sebuah hubungan, Maka hubungan lah yang akan memperkuat setatus kita dengan seseorang
ini temen temenku dari T.A sama Kediri mbok, kalo Fany dah basi di sini ya. Oiya mbok yuk buatin minum buat mereka ajak bila pada Mbok seolah ibunya sendiri.
enak aja ni monyet ngomong gw basi, angga sama anggi mana Bil, gw kangen nih siapa kah gerangan kedua nama yang di sebut oleh Fany.
palingan di kamar atas baru pulang TK mreka saya rasa mereka adalah kedua adek adek Bila yang kini tengah duduk di bangku taman kanak kanak.
Stevy lebih memilih tepar di atas sofa empuk yang berada di ruang tengah depan televisi. Sedangkan saya lebih asyik untuk menelusuri seluk beluk rumah itu yang jika di bandingkan dengan rumah saya, maka seisi rumah saya hanyalah jadi halam depan rumah Nabila, itu pun belum di hitung bersama taman yang mengelilinginya. Anda biasa saja " maaf saya sangat kagum dengan hal ini.
Begitu luas rumah ini, bahkan teramat sangat luas untuk 4 orang di dalamnya. Terlihat bagaimana orang tua Bila membesarkan anak anaknya dengan mainan taman yang di rasa dapat mengganti kasih sayang orang tua. Ini sungguh saya sangat miris melihat keadaan rumah mewah nan megah itu tapi di dalamnya bagai makam angker tak bernyawa, sama seperti perasaan Bila dari luar terlihat bahagia namun sangat rapuh di dalamnya. Apa arti rumah seluas ini jika tanpa kasih sayang orang tuanya. Sungguhpun saya sangat tertegun memandang rumah ini hanya ada Bila, Mbok dan kedua adek adeknya. Ya, itu lah penghuni yang selalu setia menempati rumah ini. Last edited by: rakhaprilio 2013-10-11T13:18:55+07:00
Multi Quote Quote View Single Post .. Live to Love .. #True Story #480
rakhaprilio Kaskus Holic Join: 29-01-2013, Post: 912 12-10-2013 12:10
Chapter 39. Angga & Anggi
malam itu aku menghabiskan waktuku untuk menyendiri di dekat kolam ikan sebelah taman, di mana tempat itu ada beberapa kursi santai untuk melepas pikirku yang masih berkecamuk akan kondisi rumah Nabila. Apakah sodara tau apa yang saya rasakan saat itu, jika hidup ini harus saya tukar dengan Nabila, maka tak kuat adalah jawaban yang tepat atas segala rasa yang terbendung di hati. Sungguhpun rumah seluas ini justru terasa sangat menyiksa.
Perasaan sakit Nabila entah kapan rasanya bersemanyam di dasar lubuk hati ini, sperti sedang berbagi rasa atas apa yang Nabila rasakan. Tak heran jika sewaktu ia berada di rumahku, ia lebih memilih menghabiskan waktu dengan keluarga ketimbang dengan saya yang sahabatnya. Nampaknya ia benar benar tengah haus akan kasih sayang yang lain.
Bara Dendam Menuntut Balas 3 Wiro Sableng 098 Rahasia Cinta Tua Gila Dendam Empu Bharada 3

Cari Blog Ini