Ceritasilat Novel Online

My Girlfriend Is My Big 2

My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi Bagian 2


Gw: pastuur Pastur: nak rendi, Tuhan memberkatimu. Kapan balik kamu ren "
Gw: baru kemarin pastur. Oh iya ini kenalin ini fika pastur. Teman rendi dari jogja.
Pastur: Puji Tuhan, baru 1 tahun pergi merantau kamu sudah mendapatkan jodoh sebaik ini.
Gw: : Fika: : Gw: oh kita gak ada hubungan apa-apa kok pastur. Cuman sekedar teman.
Pastur: oh, ayo masuk dulu. Cerita sama pastur gimana kamu disana.
Berjalan kedalam gereja. Gw: wah hampir gak ada perubahan yang berarti ya pastur
digereja ini. Pastur: iya nak rendi.
Gw: terus yang gantiin saya buat main piano saat ibadah udah ada "
Pastur: Belum ada yang bisa seperti kamu nak rendi. Jadi tiap ibadah saya juga merangkap sebagai pianisnya
Gw: wah pianonya masih sama seperti yang dulu ya pastur. Tua dengan suaranya yang khas yang mungkin rendi gak bisa lupain. Pastur: iya
Gw: rendi boleh main piano bentar pastur " rendi kangen mainin piano ini.
Pastur: silahkan nak rendi, saya tinggal sebentar ya. Nyelesain
yang didepan. Gw: oh silahkan pastur.
Gw mulai bernostalgia dengan piano tua dimana gw dulu berkerja disini sebagai pianis setiap waktu beribadah mereka.
Fika: lo bisa main piano juga "
Gw: bisa donk Lalu gw memainkan sebuah lagu untuk fika. MYMP Especially For You.
Especially for you I wanna let you know what i was going through All the time we were apart
I thought of you You were in my heart My love never changed I still feel the same Especially for you
I wanna tell you i was feeling that way too And if dreams were wings, you know I would have flown to you To be where you are
No matter how far And now that I m next to you
No more dreaming about tomorrow Forget the loneliness and the sorrow
I ve got to say It s all because of you
And now we re back together, together I wanna show you my heart is oh so true And all the love I have is
Especially for you Especially for you I wanna tell you, you mean all the world to me How I m certain that our love was meant to be You changed my life .. oOh
You showed me the way And now that I m next to you
I ve waited long enough to find you I wanna put all the hurt behind you Oh, and I wanna bring out all the love inside you, oh
And now we re back together, together I wanna show you my heart is oh so true And all the love I have is
Especially for you You were in my heart My love never changed And now that I m next to you
No more dreaming about tomorrow Forget the loneliness and the sorrow
I ve got to say It s all because of you
And now we re back together, together I wanna show you my heart is oh so true And all the love I have is
Especially for you Together, together, I wanna show you , My heart is oh so true, and all the love I Have is especially for you.
Seusai bermain piano gw dan fika berpamitan untuk balik karena sebentar lagi azan maghrib. Nenek juga pasti sudah nunggu.
Serambi jalan kaki menuju rumah..
Fika: Kok lo gak bilang kalau bisa main piano
Gw: Lah lo gak nanya Fika: memang dulu kamu kerja disitu "
Gw: iya, dulu setiap akhir minggu dan minggu gw kerja sebagai pianis disitu. Dampingin penyanyi digereja. Pastur yang ngajarin gw bermain piano. Awalnya gw dulu kerja jadi pembersihnya, tapi saat gw ngelihat pastur memainin piano, entah kenapa gw ingin banget bisa bermain piano. Lalu pastur ngajarin gw bermain piano, hanya dalam sebulan gw sudah cukup hafal notnot nya. Akhirnya pastur menyuruh gw kerja sebagai pianis penamping umatnya saat beribadah.
Fika: berarti lo juga ikut beribadah agama mereka juga donk "
Gw: gak donk fik. Gw cuman membantu mereka beribadah. Bukannya membantu orang lain itu ibadah " Gak salah donk kalau gw membantu, lagian gw masih punya iman terhadap kepercayaan gw sendiri kok.
Sore itu gw dan fika asik berbagi kisah hidup sambil berjalan kaki dikota kecil yang indah itu. Angin laut yang berhembus pelan menemani langkah kita melewati jalanan tua kota kecil itu. My Hometown
Home Sweet Home [Final Part]
Puasa pun akan segera berakhir. Ini malam terakhir kita melakukan ibadah tarawih. Biasanya pada malam terakhir tarawih gini, gw dan aji main kembang api didermaga dekat masjid. Itu sudah menjadi kebiasaan kami sejak SMP.
Seusai ibadah tarawih gw ngajakin fika dan aji buat main kembang api di dermaga.
Gw: Yuk ke dermaga Aji: gw dah tau kamu pasti ngajak kesana. Makanya tadi waktu
dimasjid aq udah bawa ini
Aji memperlihatkan sekantong besar penuh berisi kembang api.
Gw: Huaaa. Dermaga kesayangan gw. Setahun udah gak kesini bikin kangen aja ni dermaga
Fika: Memang apa spesialnya dermaga ini.
Gw: haha. Ni dermaga udah jadi base camp buat gw dengan aji. Tiap malam kita selalu kesini. Kadang juga semalaman mancing disini walaupun kadang gak dapat ikan. Tapi ni dermaga dah jadi saksi bisu kisah hidup gw dengan aji.
Aji: kamu kira aq homoan kamu apa
Gw: jyaaah elo ji. Kadang lo tidur aja takut sendirian klo gak ada gw dlu.
Aji: itu beda situasi kali ren. Itukan dipondok tengah hutan
Saat asik bermain kembang api ada sms masuk. Dan ternyata dari laras .
Sms Laras: Akhirnya besok jadi puasa terakhir ditahun ini. Gimana dengan puasa kamu ren " gak ada yang bolong kan
Sms Gw: Gak donk. Kan gw pria bertanggung jawab
Sms Laras: gaya sms mu itu loh. Sok banget deh
Sms Gw: hahaha. Lo sendiri gimana " gak ada yang bolong kan "
Sms Laras: Kalau aq gak ada yang bolong, berarti aq ini Pria Bertanggung Jawab donk
Sms Gw: oh iya, lo kan keturunan neil amstrong ya
Fika: sms dari sapa ren " Girang banget muka lo
Gw: eh, enggak kok. Cuman laras
Fika: gw kasih saran ke lo ya ren. Lo ma laras itu gak cocok
Gw: : kok bisa " lagian gw kan gak ada hubungan apa-apa kali dengan laras
Aji: laras " sapa lagi tuh ren. Gila kamu ren, gak bagi-bagi sama aq lah.
Fika: Didunia ini semua dibuat berpasangan. Ada malam ada siang. Ada baik ada jahat. Ada pintar dan ada
Gw: bodoh. Iya itu gw tau.
Fika: sapa yang nyuruh lo mutus omongan gw oon.
Gw: eh iya maaf, lanjutin gih.
Fika: klo lo lihat semua pasangan itu pasti bertolak belakang. Begitu juga dengan si pintar dan si bodoh. Dua jenis kutub magnet yang berbeda. Bila disatukan pasti sangat rekat.
Gw: ya iyalah Fika: kadang orang yang pintar itu lebih sering menggunakan ini (nunjuk kekepala / akal pikiran), jarang menggunakan ini (nunjuk kedada / perasaan). Kadang jenis kek elo tuh harus disadarkan oleh orang-orang yang bodoh yang lebih banyak bertindak menggunakan ini (nunjuk kedada / perasaan).
Aji: *tepuk tangan* Fika: lo sama laras itu 1 jenis kutub magnet. Seberapa lamapun kalian menahan agar kutub kalian saling bertemu. Lama-lama juga akan merenggan sendiri.
Gw: oke kita buktiin aja. Gw bisa buktiin kalau perkataan lo itu salah. Lihat aja kalau gw dengan laras bisa jadi pasangan yang sserasi
Lalu gw berjalan keujung dermaga
Gw: Laraaaaaas. Aiiii Looop Yuuuuu.!!!! *teriak*
Tiba-tiba jendela rumah yang ada didekat dermaga terbuka.
Ibu-ibu: Astaga kelakuan anak jaman sekarang. Gak tau jam berapa sekarang " pulang sana.
Gw: eh iya bu maaf. Aji & Fika: Fika: buat apa lo teriak disini. Suara lo gak bakal kedengaran oleh laras yang ada dijogja sana.
Gw: Mungkin suara gw gak kedengaran oleh laras. Tapi perasaan gw saat ini pasti tersampaikan ke dia yang jauh disana. The Power Of Love .
Malam itu gw merasa lega banget bisa teriak seperti itu. Walaupun gw belum mengutarakannya pada laras. Tapi karena nasihat fika itu gw menjadi tersulut untuk menentang teorinya. Gw yakin banget kalau teori fika itu salah.
Pada hari raya ke 2 biasanya orang-orang dikota gw pergi berlibur kepantai. Kota gw jadi kota yang sepi kalau dihari raya ke 2 ini.
Fika: ayo donk kita kepantai juga.
Gw: ogah ah. Lagian bakalan macet banget jalanan kesana.
Fika: lo tega ah sama gw. Gw kan jauh-jauh kesini buat liburan
Gw jadi agak tersentuh dengan omongan fika barusan. Pasti fika ikut gw kesini untuk menghilangkan sejenak beban pikiran yang ada di dia. Gak mungkin dia mau ikut gw kekampung pelosok gini disaat hari besar yang seharusnya berkumpul dengan keluarganya.
Gw: hmmm. Gw ada tempat yang bagus nih. Lebih bagus dari pantai yang banyak orang datangin itu.
Fika: ayo kesana Fika tampak ceria banget saat gw ngomong gitu. Gw langsung ngehubungin aja.
Gw: Ji, lo dirumah "
Aji: iya ren, kenapa " lagi sibuk open house.
Gw: speed butut lo masih ada kan " ke muara yuk
Aji: daritadi kek kamu nelpon aq. Biar ada alasan aq kabur dari rumah. Ada-ada, yuk ke muara. Tapi gabungan beli bensinnya ya.
Gw, aji & fika ke dermaga lalu aji mengeluarkan speed bututnya yang sudah ada sejak SMA. Dikota ini rata-rata orang punya kendaraan air. Karena kota ini dulunya mayoritas menggunakan transport air buat berpergian keluar kota.
Aji mengendarai speednya ke sebuah muara sungai dikota gw. Disana ada sebuah pantai tepat diujung pulau kalimantan.
Dimana langsung terhampar laut jawa disana.
Fika: huaaaa. Indahnyaa. Gw: gimana " baguskan " ni pantai jauh lebih bagus daripada pantai yang banyak orang kunjungi hari ini. Cuman yang punya transport air bisa kesini. Karena gak ada jalur daratnya. Pantai itu sangat sepi pengunjung karena jarang ada orang yang kesini. Biasanya ada beberapa nelayan membuat tenda untuk berisitirahat di pantai ini. Tapi karena ini hari raya, jadi tidak ada nelayan yang melaut. Jadilah hanya kita ber3 dipantai ini . Setidaknya gw ingin memberikan liburan yang tidak terlupakan buat fika.
Dipantai gw bisa melihat wajah fika yang lebih ceria. Walaupun kadang gw jengkel dengan ni anak. Tapi melihat dia tersenyum gw jadi merasa bahagia.
Trust Me :) Liburan pun berakhir. Semester 3 pun dimulai, kesibukan menjadi hal yang biasa. Gw jadi orang yang sangat jarang berada dikampus. Tiap selesai kelas biasanya gw langsung sibuk dengan pekerjaan gw. Kalau ada waktu kosong sedikit gw langsung pulang kerumah untuk menyelesaikan tugas yang kadang tugasnya banyak sekali diluar kemampuan mahasiswanya
Soal hubngan gw dengan laras, sampai semester 3 ini gw belum juga mengutarakan perasaan gw kelaras. Gak tau kenapa tiap berada didekat laras. Kadang otak dan tubuh gw gak mau kerja sama. Tubuh gw bertindak diluar kemauan otak gw. Tapi gw dengan laras makin akrab. Hampir tiap hari kita makan siang bareng dan seperti para remaja labil lainnya, yang menghabiskan malam minggu ber2 ketempat-tempat makan yang romantis . Walaupun gw dengan laras masih belum dalam status. Bukan berarti kita tidak boleh sedekat ini
Hingga suatu hari ada kejadian yang gak bisa gw lupakan sampai sekarang. Sehabis kelas usai, gw langsung pulang kerumah buat menyelesaikan tugas-tugas kuliah gw. Saat gw lagi asik ngerjain tugas didepan tv ruang tengah. Datang fika dengan muka yang cemberut.
Sebenarnya gw sudah biasa lihat fika bermuka cemberut, justru jadi horor bagi gw kalau melihat fika tersenyum. Pasti ada sesuatu yang bakal gak enak terjadi bagi gw. Karena untuk membuat fika tersenyum kadang gw diminta melakukan hal yang gila agar dia bisa jadi tersenyum.
Fika pun menghampirin gw yang lagi ngerjain tugas. Yang paling gw suka adalah kalau dirumah fika selalu memakai baju yang minim banget :
Fika: rendiii Gw: : senyum lo membawa duka ke gw fik
Fika: *bletak* (fika menjitak gw)
Gw: gw tau kok, lo pasti mau nyalin tugas gw kan. Dah hafal gw tingkah lo fik.
Fika:boleh yah ren, anggap aja ini kado buat ultah gw hari ini.
Gw: perasaan tiap lo mau nyalin tugas punya gw, lo ultah terus deh.
Fika hanya diam. Fika: Ren, misal hari ini beneran gw ulang tahun lo mau gak ngabulin 1 permintaan gw.
Gw: kalau ini memang ultah lo, gw bakal kabulin.
Fika: ya udah, ntar malam lo jangan kemana-mana.
Padahal malam minggu ini gw sudah ada janji buat keluar bareng laras . Gw juga jadi gak enak kalau bilang ke laras alasannya ultah fika. Gw merasa gak enak kalau alasannya ultah sedangkan laras gak diikut sertakan. Apalagi fika sering banget makai alasan ini buat nyalin tugas punya gw.
Sms Gw: Ras maaf ya ntar malam keknya gw gak bisa keluar deh. Lagi gak enak badan.
Sms Laras: Sakit apa kamu ren " ntar malam aq jenguk ya.
Sms Gw: udah gak usah ras. Gw pengen tidur aja. Biasanya klo dah habis tidur badan enakan lagi.
Sms Laras: oh. Ya udah kamu isitirahat aja ya.
Sms Gw: iya ras. Maaf ya Saat malamnya Fika: ayo ikut gw. Gw: memang mau kemana sih fik "
Fika : lo bisa main piano kan "
Gw: bisa Fika: ya udah lo bawa kursi lipat itu ke mobil.
Hmmm.. Gw semakin bingung aja . Buat apa 2 kursi lipat pakai dibawa. Saat gw lihat dibagasi sudah ada keyboard dan guitar. Saat itu jalanan jogja sangat ramai karena malam minggu.
Fika: Dari SMA gw pingin banget ngelakuin hal ini
Gw: ngapain sih fik "
Fika: ntar lo juga tau sendiri kok. Yang pasti lo dah janji sama gw mau ngabulin 1 permintaan gw.
fika mulai lagi dengan fantasy-fantasy gilanya. Sampai disebuah gedung Mandala Bhakti Wanitatama fika menghentikan mobilnya tepat di trotoar depan gedung itu. Terbilang cukup luas sih trotoarnya dan karena ini malam minggu ada beberapa club motor yang juga ngumpul didepan gedung ini. Tepat di jalan utama kota jogja, menjadikan tempat ini sangat ramai dilalui di malam minggu seperti ini.
Fika: ayo bantu gw keluarin barang-barang
Gw: : Saat itu gw mengeluarkan 2 kursi lipat, lalu sebuah keyboard dengan kakinya dan sebuah gitar yang dipegang oleh fika. Sepertinya fika mau konser gila disini. Hal yang kami lakukan ini membuat orang-orang club motor itu memerhatikan kami ber2 terus.
Ternyata benar, Fika meminta gw untuk menemani konser gilanya disini. Fika mulai memainkan gitar dan bernyanyi didepan gw, sedangkan gw dibelakang mengiringi fika yang bernyanyi dengan keyboard gw.
Orang-orang yang lalu lalang didepan kami selalu menoleh kekami. Mungkin dalam pikiran mereka ada 2 orang pengamen gak laku yang akhirnya stres dan melakukan ngamen gratis disini. Anak-anak dari club motor yang ada didekat kami tadi akhirnya mendekat kekami dan duduk mengitari gw dan fika. Beberapa orang yang lewat pun berhenti dan ikut menyaksikan kegilaan gw dan fika.
Ada sebuah lagu yang mendapat tepukan tangan terbanyak saat fika menyanyikannya. Mocca You and Me Against The World. Lagu ini gak tau kenapa juga membuat gw berdecak kagum saat fika menyanyikannya. Dan orang-orang yang menonton kami pun ikut bernyanyi bersama disaat fika menyanyikan lagu ini.
Baby, hold my hand Count to ten Break the chain
I m gonna take you inside my space
Baby, don t be afraid Maybe it s our fate
Just wait and see I m going to shout about it
It is you and me against the world Don t waste our time for tomorrow With you by my side
I can do anything You and me against the world Goodbye to all of our sorrow
So let s just put them aside Put all the worries behind us Sekitar jam 11 malam kita menyudahi konser gila itu dan balik kerumah.
Fika: huaaaa, senangnyaaa gw malam ini reeeen. Udah lama banget gw pengen kek tadi. Tapi gak pernah ada yang mau nemanin gw. Untung ada lo yang oon yang mau nurut aja apa kata gw . The best birthday ever .
Gw: Tapi 1 yang gw percaya dari fika malam itu. Gw percaya kalau dia ulang tahun saat malam itu. Setidaknya gw bisa menemani fika disaat yang mungkin bagi dia adalah momen berharga baginya saat itu.
Keesokan paginya gw langsung belanja kado buat fika. Sebenarnya saat itu gw lagi bokek berat, alhasil gw hanya bisa membelikan fika sebuah gantungan teddy bear buat di handphone. Karena gw tau kalau fika suka banget dengan segala jenis barang berbentuk teddy bear.
Sebelum fika bangun gw langsung masuk kekamarnya dan menaruh kotak kado disebelah kasurnya yang berisi gantungan teddy bear dan salinan tugas kuliah
Can I " Mungkin beberapa part akhir-akhir ini terus-terusan bercerita tentang fika. Keknya gak adil kalau gw gak membagi kisah tentang Laras cewek yang juga sangat mempengaruhi hidup gw. Buat para penggemar laras jangan kecewa ya
Mungkin kelompok Lucky 7 saat pertama gw kuliah benar-benar mempengaruhi hidup gw hingga sekarang. Orang-orang itulah yang membuat karakter gw semakin terbentuk. Mungkin antara gw dengan laras itu tepatnya dibilang HTS atau Hubungan Tanpa Status. Kita berdua mungkin melakukan layaknya orang pacaran, SMS dan telpon sepanjang hari. Walaupun gw tiap hari ketemu di caf" atau kampus. Gak tau kenapa laras kalau udah malam saat shift gw selesai pasti nelpon gw. Karena hal ini kadang saat dia gak nelpon gw juga merasa ada yang kurang, jadinya gw deh yang nelpon walaupun jarang gw yang nelpon duluan.
Jangan berpikir kalau gw cowok matre ya yang gak mau keluar ongkos. Sebenarnya sih bukan karena gw pelit, tapi karena keadaan ekonomi gw yang memang sedang menuntut gw untuk hemat atau kasarnya pelit .Apalagi habis pulkam kemarin, keuangan gw mendadak down . Bagaimanapun gw mau balas budi ke nenek gw.
Disemester ke-3 ini tentu juga ada Unforgetable Moment gw dengan laras. Yah walaupun momennya berbeda dengan fika. Momen dengan fika itu buat gw keringat dingin, tapi kalau dengan laras momennya Hangat. Yah hangat dalam artian momen-momen bersama laras itu sangat nyaman. Mungkin rasanya seperti lo lagi manja-manjaan dengan ibu atau ayah lo semua. Mungkin ya, karena gw gak ngerasain hal seperti itu dalam hidup gw .
Saat weekend gw terpaksa menggantikan shift temen gw yang kebetulan lagi sakit. Akhirnya sabtu sore gini gw harus giliran kerja. Yang gw suka kalau kerja sabtu gini banyak cewek cakepnya yang kadang nongkrong di caf" ini. Dan ada satu yang gw heranin, kadang kalau ada gerombolan cewek dan kebetulan gw yang melayani mereka.
Gerombolan Cewek: Mas, aq pesan capuccino ya mas. (Next disingkat GC)
Gw: Es atau panas " GC: Es deh mas , mas kalau pesan nomor hape mas boleh gak "
Gw: Oke itu salah satu contoh scene yang sering gw alami semenjak kerja disini. Dan kejadian ini gak cuman sekali gw alami, cukup sering gw alami dan gw gak tau kenapa. Padahal gw gak ganteng . Cuman gw gak tau nyebut diri gw apa, Albino kalau sebutan gw dengan aji buat gw. Gw gak ada keturunan china sama sekali, tapi kulit gw putih dan gak bisa hitam. Saking pengennya gw punya kulit kecoklatan, gw sama aji pernah berjemur dipantai seharian. Karena kota gw memang daerah pesisir yang penuh dengan pantai. Kulit gw hanya memerah dan keesokan harinya tetap putih dan gak tambah coklat sama sekali .
Oke balik ke cerita, layaknya pasangan-pasangan HTS lainnya. Gw dan laras setiap satnite juga selalu keluar bareng. Mau itu hanya sekedar makan atau cuman mencari angin malam yang kadang membuat gw masuk angin . Selesai shift kerja laras ngejemput gw ditempat kerja. Sebenarnya hal ini membuat gw merasa tidak nyaman dengan yang lain. Ngerti kan gimana kalau agan semua punya hubungan dengan bos atau owner dari tempat kerja agan. Yang pasti bakal jadi omongan dipara pekerja. Awalnya gw merasa sangat terganggu dengan ejekan mereka, tetapi dengan berjalannya waktu. Gw menjadi terbiasa dengan kondisi seperti ini. This is my life, gw yang ngejalanin, gw yang menentukan dan gw harus siap menerima resikonya.
Karena gw belum makan, jadi malam ini gw dan laras mutusin
buat makan di tempat makan favorit gw Spesial Sambal . Itu warung surganya buat para penikmat pedas. Fika dan laras sama dalam hal ini. Ngakunya kuat makan pedas, tapi didepan sambal tetap aja cuman secuil yang dimakan. Walaupun laras gak terlalu suka pedas, tapi dia yang selalu ngajak gw kesini semenjak tau kalau gw hobi banget makan pedas. Dan pada akhirnya selalu laras yang bayarin hingga gw tengkar mulut dengan laras dikasir.
Disepanjang jalan hingga sampai di Tempat makan gw sibuk membalas sms cewek yang minta nomor gw tadi sore.
Laras: Sibuk smsan sama siapa sih ren "
Gw: : eh ini, tadi sore ada gerombolan cewek gitu dicafe. Pas gw ngelayanin pesanan mereka, eh mereka maksa minta nomor gw. (jaga image )
Laras: oh Suasana hening pun tercipta lah. Apa gw salah ngomong ya, gw
gak bakat soal membaca perasaan perempuan. Karena gw gak pernah jadi perempuan .
Laras: gw jealous ren Gw: hahahaha Laras: kok diketawain sih
Gw: masa lo jealous sama yang begini sih ras.
Suasana hening pun tercipta kembali. Gw muter otak gw buat menjelasin kelaras dengan kata yang tepat agar laras bisa ngertiin gw.
Gw: enngg, gini ras. Kalau gw ngebalasin mereka dan bersikap baik ke mereka, kan ntar mereka bakal datang lagi ke caf". Bukannya itu hal baik buat caf" lo ras. Anggap aja gw jadi asset disitu
Laras: Gw: gini deh ras, cowok itu punya sifat natural. Cowok itu lebih suka mengejar daripada dikejar. Sudah bawaan dari lahir kalau cowok itu disiapkan mengejar cewek-cewek pilihan dia sehingga cowok akan sangat merasa puas ketika memilikinya. Semakin susah dia mendapatkannya, maka cowok akan menjaganya sebaik mungkin. Percaya deh dengan kata-kata gw. Omaigad.., sepertinya gw lagi kerasukan roh ciko saat ngomong tadi. Gak tau kenapa gw gak pernah ngomong seperti itu selama ini. Semenjak kenal ciko, sedikit demi sedikit gw jadi ketularan sifat ciko.
Laras: Kalau gitu aq akan menjadi cewek yang memang pantas buat kamu kejar ren.
Gw: ya , tapi larinya jangan kenceng-kenceng ya. Ntar gw kewalahan lagi ngejar lo
Fika: Setidaknya malam itu gw bisa meyakinkan perasaan gw ke laras walaupun dengan cara yang agak berbeda.
kriiing Kriiing *bunyi telepon*
Gw: halo fik Fika: rendi lo dimana "
Gw: lagi makan sama laras
Fika: makan dimana ren " gw kesitu ya. Rumah sepi nih
Gw: he " mbak may gak masak "
Fika: GAK lo dimana "
Gw: gw di SS babarsari. Fika: gw kesitu ya. Gw: ya Hilang lah sudah harapan gw buat berduaan dengan laras. Padahal momennya lagi enak banget dengan laras.
Laras: Fika " Gw: iya, dia mau kesini bentar lagi.
Laras: wah rame donk, dah lama juga gak keluar bareng bertiga. Terakhir kan waktu kita semester satu saat masih satu kelompok.
Gw: Gak sampai 15 menit fika tiba di SS, memang jarak dari rumah ke warung ini tidak terlalu jauh. Hanya saja kadang macetnya yang bikin lama.
Fika: wah lagi asik berduan ni. Maaf ya ganggu . Soalnya dirumah sepi gara-gara nih si oon lama baliknya Gw: : oon " lah lo gurunya si oon apaan donk " The Queen Of OON
Fika: *bletak* (fika menjitak gw) :
Laras: gak kok fik, justru jadi makin ramai kalau ada kamu Gw: Pembohong (jawab gw dalam hati)
Mungkin ini kesamaan gw dengan fika. Kalau gw gak bisa baca perasaan, sedangkan fika gak bisa membaca suasana
Seusai makan. Fika: eh jalan yuk. Dah lama aq gak ke malioboro, apalagi malam minggu gini benteng pasti ramai.
Laras: yuk, asik deh keknya
Gw: Malam ini gw menjadi korban dari keegoisan dari 2 cewek. Padahal gw lagi capek banget. Dimana weekend gini biasanya gw habisin buat bermalas-malasan dikamar. Apalagi lagi musim kemarau gini, klo dah malam gini jogja jadi dingin banget.
Sesampai di malioboro laras dan fika memarkirkan mobil mereka. Gw masih saja setia menjadi penumpang dengan supirsupir yang cantik . Kita pun duduk bareng di benteng. Benteng itu daerah pojokan dekat lampu merah Kilometer 0 jogja. Disitu kalau malam minggu banyak banget pasangan-pasangan yang sedang dilanda cinta. Kadang disini juga ada pentas-pentas kecil-kecilan atau sekedar sosialisasi organisasi mereka. Tempat yang pas buat unjuk bakat.
Saat lagi asik mengobrol tiba-tiba datang segerombolan pengamen yang memang biasa ngamen didaerah sini. Lagu-lagu mereka terbilang kreatif dan enak buat didengarin.
Pengamen: selamat malam mas dan mbak. Izinkanlah kami mendendangkan sebuah lagu buat pasangan yang ada di depan kami
Pasangan " : 1 cowok dengan 2 cewek " mana ada cewek yang mau diduakan lalu diajak malam mingguan bareng. Bila ada mungkin saja itu adalah gurunya ciko The Master of Love .
Pengamen: Seribu rupiah tidak akan membuat anda semua miskin, tapi dengan seribu rupiah dari anda semua berarti membantu kami terus berkarya.
Sebelum bernyanyi pengamen ini selalu berpidato yang sama terus. Tidak percaya " datang saja kebenteng . Saat itu pengamen-pengamen itu memainkan lagunya Shaggy Dog Sayidan. Saat lagi asik mendengarkan
Fika: Disayidaan, dijalanaan,, angkat sekali lagi gelasmu kawan (fika mulai ikut bernyanyi lalu berdiri). Ayo ren ikutan nyanyi juga
Alhasil malam itu gw ikut bernyanyi dengan fika dan laraspun hanya tertawa kecil melihat tingkah gw dan fika yang bernyanyi semakin kencang bahkan menyaingi suara pengamen itu. Gw sudah mulai terbiasa dengan kegilaan-kegilaan fika. Semenjak crazy konser itu, beberapa kali gw dan fika melakukannya lagi. Gw mulai menikmati kegilaan ini.
Title Sekitar jam 10 malam gw masih asik mengerjakan tugas sambil menonton tv. Terdengar suara mobil deny berhenti didepan rumah. Gw langsung kepagar buat ngebukain pagarnya. Gw masih penasaran siapa si deny ini sebenarnya. Hanya deny satusatunya cowok yang pernah gw lihat pergi bareng fika. Tentunya selain gw, karena gw suka nebeng fika kalau kekampus .
Gw langsung ngelanjutin tugas gw yang masih menumpuk. Saat lagi ngerjain tugas fika turun kebawah ngedatengin gw. Yang buat gw suka kalau malam-malam gini fika selalu pakai baju kebangsaannya. Celana yang super pendek dan kaos yang tipis yang menurut gw kekurangan kain :.
Fika: wah rajin lo ren, gw aja baru sampai kata pengantar
Gw: tapi sayangnya sekarang lo dah gak bisa nyontek gw untuk tugas yang satu ini
Fika: senang ya " : Gw: hehehe . Fik, sebenarnya deny itu siapa lo sih "
Fika: memang kenapa " lo jealous ya "
Gw: jealous " gw ada laras kali yang jauh lebih cantik dari lo. Lagian lo kerjaannya marah mulu, makanya pendek. Coba lo baik kek laras, pasti lo bakal setinggi dia
Fika: heh, biar gw pendek gini. Ukuran bra gw lebih besar daripada laras tauk :
Gw: mana gw buktiin "
Fika: *bletak* (fika ngejitak gw) :
Gw: yah kan gw cuman mau ngebuktiin omongan lo doank
Fika: Deny itu cowok perfect ren, gak kek lo. Gw sudah suka sama dia semenjak awal gw masuk SMA. Karena dia kakak kelas dia ngejaga gw saat MOS. Care banget dia sama gw, gak tau kenapa setiap berada didekatnya gw selalu gugup. Sampai hari ini gw masih gak bisa hilangin sikap itu. Dia satu-satunya cowok yang bisa ngebuat gw berkata iya.
Gw: Fika: : kenapa lo " pasti ngelihatin dada gw ya :
Gw: enggak laaah , gak nyangka aja. Ternyata ada ya cowok didunia ini yang bisa ngebuat lo gugup. Kalau si deny tau sifat asli lo mah, dia pasti bakal bunuh diri
Fika: : Antara kagum, bingung dan kesal gw sama deny. Deny bisa care
dengan fika, sampai membuat fika bisa menjadi sosok yang berbeda kalau berada dengannya. Senang sih dengan keadaan itu, tapi yang buat gw kesal kebanyakan kalau fika pulang bareng deny sering dalam keadaan mabuk. Cowok macam apa yang membiarkan hal buruk gitu kepada cewek.
Setelah kejadian itu, fika semakin sering jalan bareng deny. Senang sih, setidaknya ada yang menemani fika dimalam minggu. Kalau gak ada yang nemanin tuh anak pasti ngeganggu gw dengan laras .
Kesibukan disemester 3 pun semakin merajalela. Tugas yang semakin banyak. Dimana gw juga harus sambil kerja buat biaya kuliah gw. Kadang-kadang gw mencuri-curi waktu disela jam kerja buat ngerjain tugas-tugas kuliah gw. Karena kesibukan ini gw sampai sering lupa makan. Kalau sudah capek pikiran dan capek fisik, bawaannya pengen nyampai kasur secepatnya.
Akibat rutinitas itu akhirnya gw terserang tipes. Gw kira hanya maag biasa. Sakitnya gak hilang-hilang, semakin lama rasa sakitnya semakin kuat. Sampai pulang kerja dari caf"& Laras: ren kamu kenapa " pucat gitu mukamu


My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gw: gak tau ras, keknya sih magh. Tapi sakitnya gak hilanghilang
Laras: sudah minum obat "
Gw: sudah ras Laras: kita ke rumah sakit ya. Aq anter kamu kesana. Aq takut kalau ntar kenapa-kenapa
Gw dan laras langsung ke RS Sardjito yang berada di daerah UGM. Saat diperiksa dokter gw diharuskan buat rawat inap. Mendengar kata Rawat Inap pikiran gw langsung kalut ditambah sakit diperut gw yang semakin melilit. Dimana tabungan gw yang masih sedikit, gimana buat gw bayar rawat inap dan berobat disini.
Karena sakit yang sudah gak tertahankan lagi. Untuk ke ruangan
tempat gw dirawat inap gw dipakaikan kursi roda. Saat sampai diruangan gw semakin kalut. Gimana enggak, ruangannya tergolong mewah. 1 pasien untuk 1 ruangan, setau gw yang murah itu 1 ruangan diisi beberapa pasien. Saat diruangan gw langsung diberi obat dan dipasangkan impus oleh perawat. Gak sampai 15 menit mata gw mulai terasa berat banget. Mungkin karena obat yang dikasih dokter barusan ada obat tidurnya. Laras: kamu istirahat dulu aja ya ren. Aq urus administrasi bentar, sekalian mau kasih tau yang lain kamu dirawat inap disini.
Gw: he eh Setelah laras meninggalkan ruangan, gak tau berapa lama gw langsung terlelap. Setidaknya dengan tidur gw bisa meredam rasa sakit yang gw rasakan saat itu.
Saat malam, gw gak tau tepatnya jam berapa. Gw terbangun karena rasa sakit ini. Kamar hanya diterangi oleh lampu tidur. Gw gak bisa melihat dengan jelas jam berapa saat itu, tapi gw bisa melihat ada seseorang yang tidur sofa saat itu. Gw coba perhatiin, tetap saja susah buat mengetahui siapa dia. Karena cahaya diruangan ini sangat redup ditambah mata gw yang masih agak rabun karena bangun tidur. Gw hanya bisa melihat rambutnya panjang dan lurus. Saat itu gw berfikir itu fika. Karena rambut fika lurus, berbeda dengan laras yang rambutnya keriting jatuh. Tau keriting jatuh kan " rambut yang lurus diawal lalu bergelombang diujung-ujung rambutnya. Gw terus memejamkan mata berharap bisa tidur agar bisa melewati rasa sakit yang gak tertahankan ini.
Keesokan Paginya Ciko: weee, bangun juga lo akhirnya. Selamat ya bro
Gw: : Ciko: ya selamat, lo akhirnya menyelesaikan tugas terakhir untuk mendapatkan title Mahasiswa. Bukan mahasiswa kalau belum kena tipes bro
Gw: hahaha, sial lo cik. Loh fika mana "
Laras: gak tau ren, tadi dikampus dia gak masuk. Jadi gw ngajak ciko sama putri aja kesini. Tapi kemarin sore aq sudah ngehubungin dia kok lo dirawat disini.
Sekitar seminggu gw dirawat inap dirumah sakit. Sebenarnya rada sungkan sih ninggalin RS itu, soalnya makanannya enakenak . Tapi gimana juga gw sudah ketinggalan 1 minggu pelajaran. Akhirnya gw diantarkan laras balik kerumah.
Gw: ras, soal biaya rawat inap gw tadi. Gw boleh nyicil gak "
Laras: Sudah gak perlu dipikirin ren. Lo gak baca kontrak kerja ya " kan kalau karyawan sakit tanggung jawab caf". Yang penting bagi aq sekarang kamu sudah sehat. Itu yang terpenting bagi aq ren
Gw: makasih banyak ya ras, gw gak tau gimana nasib gw kalau gak ketemu orang seperti lo ditanah perantauan gini
Sesampainya dirumah gw sudah dimasakin makanan yang enak
oleh mbak may . Saat gw lagi asik makan
Fika: gimana rasanya kena tipes "
Gw: mau coba " Fika: gak ah, badan lo aja jadi tambah cungkrin gitu gara-gara kena tipes.
Gw: yah kan bagus buat elo, lo tega banget sih fik gak ngejenguk gw.
Fika: Semester 3 pun telah usai. Waktu yang dinantikan oleh para mahasiswa. Banyak dari anak-anak dikelas ngehabisin buat liburan bareng teman atau pulang kampung. Bagi mereka yang berdomisili didaerah jawa memang enak buat pulang kampung. Tinggal naik bis dengan harga gak seberapa bisa sampai dikampung halaman. Tapi bagi perantau dari luar pulau seperti gw liburan semester ganjil gw habisin dijogja aja. Selain biaya buat pulang kampung mahal, liburan semester ganjil tidak terlalu lama. Berbeda dengan liburan semester genap yang panjang.
Ada satu hal yang buat gw senang banget di semester 3 ini. Masih inget perkataan dosen gw kan IP semester satu itu adalah IP tertinggi kalian selama menjadi mahasiswa disini. Disemester 3 ini gw berhasil mematahkan prinsip beliau dan gw berasa senang banget. Tidak sia-sia gw sampai dirawat dirumah sakit tapi mendapatkan balasan yang setimpal
Disaat lo sakit, gw yang selalu menjaga lo setiap malam. Terkadang gw gak bisa tidur karena khawatir dengan keadaan lo.
Perkataan seseorang ini masih terngian ditelinga gw hingga saat ini . Caramu memberikan perhatian memang berbeda dengan yang lain.
Biji Salak [Part 1] Semester 3 pun telah usai. Waktu yang dinantikan oleh para mahasiswa. Banyak dari anak-anak dikelas ngehabisin buat liburan bareng teman atau pulang kampung. Bagi mereka yang berdomisili didaerah jawa memang enak buat pulang kampung. Tinggal naik bis dengan harga gak seberapa bisa sampai dikampung halaman. Tapi bagi perantau dari luar pulau seperti gw liburan semester ganjil gw habisin dijogja aja. Selain biaya buat pulang kampung mahal, liburan semester ganjil tidak terlalu lama. Berbeda dengan liburan semester genap yang panjang.
Ada satu hal yang buat gw senang banget di semester 3 ini.
Masih inget perkataan dosen gw kan IP semester satu itu adalah IP tertinggi kalian selama menjadi mahasiswa disini . Disemester 3 ini gw berhasil mematahkan prinsip beliau dan gw berasa senang banget. Tidak sia-sia gw sampai dirawat dirumah sakit tapi mendapatkan balasan yang setimpal
Liburan kali ini agak terasa kurang tanpa adanya laras didekat gw. Laras pergi ke jakarta bersama keluarganya. Awalnya laras mengajak gw untuk ikut dalam liburan itu. Tapi gw menolak, gw masih belum jadi siapa-siapanya laras. Apalagi bersama keluarganya, gw merasa kurang nyaman. Alhasil hanya handphone lah yang menjadi saksi bisu kisah asmara kita berdua :.
Sampai suatu malam, saat gw lagi asik nonton tv diruang tengah. Fika datang menghampiri gw.
Fika: *pleeek* (menaruh sebuat tiket dimeja)
Gw: : Fika: Selasa depan lo ikut gw ke bangkok
Gw: Bangkok " Fika: masih ada seminggu buat nyiapin pasport dll. Lo bisa ambil cuti kerja kan "
Gw: bisa, tapi mau ngapain ke bangkok "
Fika: udah lo ikut gw aja, gw sudah beliin lo tiket. Lagian kan memang kerja lo buat ngejaga gw dirumah ini. Karena gw mau ke bangkok jadi lo juga harus ikut. Tiket juga sudah ada. Tinggal kesiapan lo.
Senang " jawaban gw senang banget. Munafik kalau gw bilang gak senang bisa keluar negeri gratis. Tapi gw bingung, apa bakal menjadi hal yang baik bila gw keluar negeri bareng fika. Sedangkan laras sabtu depan sudah balik dari jakarta. Gw harus ngomong apa kelaras.
Malamnya gw langsung menelpon laras untuk bilang kalau gw
harus nemenin fika ke bangkok.
Gw: Malam nona cantik Laras: Ren kamu gak sakit kan "
Gw: memang suara gw kedengaran lagi sakit ya " Laras: bukan rendi sayang, tapi tumben-tumben kamu nelpon terus gombal gitu. Atau jangan-jangan kamu lagi bareng ciko ya "
Gw: sama yah image kita ke ciko
Gw & Laras: Cowok Penggombal
Gw: kasian tuh anak sekarang, kalau lagi makan bisa-bisa dia keselek nih
Laras: ada apa ren nelpon malam gini "
Gw: soal fika, lo tau kan gimana gilanya dia. Kadang ada hal-hal
yang diluar dugaan yang dia inginkan
Laras: terus " Gw: Dia ngajak gw ke bangkok selasa depan
Laras: hah " bangkok "
Gw: iya, bangkok Thailand. Gw juga kaget tadinya, gw pengen nolak tapi dia sudah beli tiketnya. Dan lo tau kan gimana fika " kalau dia sudah ngomong A ya pasti A. Gak bisa berubah.
Laras: Ren Gw: ya ras " Laras: *fuuuuh* (suara laras meniup) terasa "
Gw: ras lo ngapain "
Laras: barusan aq meniupkan kunci kepercayaanku kepadamu. Tolong dijaga ya
Gw: Ras, gw bakal jaga terus kunci kepercayaan lo yang lo berikan ke gw
Laras: aq percaya kamu bisa menjaganya untuk aq. Aq sudah lama kenal kamu, dan aq percaya dengan kamu ren.
Speechless gw mendengar perkataan laras malam itu. Sosok wanita yang begitu SEMPURNA dimata lelaki. Bodoh " ya bodoh kalau gw menjadi seorang yang menyianyiakan wanita sesempurna laras. Dewasa yang ia miliki, membuat hati ini terus merasa nyaman bila bersamanya
Keesokan harinya gw repot membuat pasport dan persiapan lainnya untuk pergi kebangkok. Dengan kunci kepercayaan dari laras, gw merasa jadi lebih nyaman berpergian kali ini. Cuti dari pekerjaan pun sudah gw dapatkan. Tinggal menunggu hari H.
Hari yang ditunggu pun tiba, gw dan fika pergi menggunakn taksi ke bandara adi sucipto jogja. Dari jogja kita terbang ke jakarta baru kita terbang menuju bangkok dan mendarat di bandara International Don Mueang
Sampai dibangkok saat keluar bandara gw melihat seseorang mengangkat kertas karton bertuliskan FIKA . Gw langsung beritau fika kalau itu jemputan yang menunggu fika. Gw semakin bingung, sebenarnya apa tujuan fika ke bangkok. Sampai sudah ada seorang supir yang menunggu dibandara untuk menjemput kami dibandara.
Fika: Swadikrap Supir: Swadikrap Gw: Gw cuman bisa bengong, gw gak ngerti mereka ngomong apa. Yang gw dengar ya omongan mereka saling ngomong swadikrap atau seperti kata sapa pembuka sambil tangan seperti mau salaman tapi tidak bersentuhan. Atau tepatnya seperti di filmfilm kalau seorang biksu lagi berdoa.
Fika: #$%^&*()_)(*%$#$%^&*()_(*&^%
Supir: $^&*()_)(*&%$%^&*()__)(*&#$%^&*()_
Gw: Begitulah gambaran fika mengobrol dengan supir itu. Bisa kebayangkan gimana bingungnya dan berasa bloonnya gw didalam mobil itu. Fika berbicara bahasa thailand dengan supir itu. Sedangkan selama ini gw gak pernah sama sekali nonton film thailand, jadi gw gak familiar banget dengan bahasa mereka.
Hingga akhirnya mobil berhenti disebuah rumah yang mewah bagi gw. Sebuah rumah yang besar, saat masuk gw melihat ada foto keluarga besar terpampang di depan. Saat itu gw yakin ini rumah keluarganya fika. Gw diantarkan kesebuah kamar dan fika kekamar yang lain. Keadaan kamar disini lebih nyaman dibanding kamar yang ada dijogja. Karena kelelahan dalam perjalanan, akhirnya gw mutuskan buat tidur.
Hingga saat gw terbangun Fika: ren bangun, ayo ikut makan malam. Mandih gih sono, terus pakaian yang rapi ya
Gw: eh iya fik Rasanya gak enak banget baru bangun tidur, langsung disuruh mandi. Untungnya saat gw mandi, ada 2 pilihan jenis air. Air dingin dan air hangat, mirip dispenser yah WCnya . Sehabis mandi gw pergi keluar dan ternyata fika sudah nunggu diluar. Ada satu hal yang membuat gw tercengang saat itu. Fika tampil beda, menggunakan gaun hitam dengan rambuat diikat dibelakang serta kacamata yang membuat dia tampil sangat cantik malam itu . Kali ini gw benar-benar dibuat tercengang oleh fika, kenapa gak dari dulu aja ya fika berpenampilan gini. Pasti gw udah milih dia :, tapi kalau nginget aslinya gw langsung lemes lagi
Sekitar 30 menit berkendara akhirnya supir berhenti disebuah restoran. Saat turun dari mobil fika menggandeng tangan gw.
Gw hanya sedikit kaget, tapi fika tidak merespon gw dan menarik gw kedalam restoran sambil menggandeng tangan gw. Beberapa orang didalam restoran menoleh kearah gw dan fika. Mungkin mereka iri dengan gw karena bisa menggandeng cewek cantik . Sampai kita duduk disatu meja. Saat duduk gw lihat ada Ayah fika sudah menunggu kita. Yang membuat gw bingung, kenapa cuman ayah fika. Dimana Ibu fika " Ayah Fika: Ini Rendi "
Gw: Eh iya om Ayah Fika: gimana tadi perjalanannya " capek ya
Gw: Gak juga kok om. Ayah Fika: Sekarang rendi sibuk kerja apa "
Gw: eh " Fika: rendi lagi merintis usaha caf" dijogja pah.
Gw: Ayah Fika: oh, om percaya sama kamu ya ren. Om yakin kamu bisa ngejaga fika dengan baik
Gw: Biji Salak [Part 2] Gw gak mengerti maksud fika berkata demikian kenapa. Sepertinya ada yang disembunyikan oleh fika. Malam itu berlanjut dengan obrolan-obrolan ringan sambil kita semua menyantap hidangan makan malam. Sebenarnhya gw kecewa dengan makan malam saat itu. Percuma gw berlibur ke thailand tapi tetap makan makanan eropa. Hingga ada suatu percakapan yang membuat gw terdiam.
Ayah Fika: fika, maret nanti ayah dan ibu akan balik kejogja untuk menyelesaikan sidang perceraian. Papah yakin kamu sudah dewasa untuk menerima hal ini
Fika: ... Ayah Fika: rendi, tolong jaga fika ya
Gw: eh " iya om Wajah fika terlihat sangat muram. Beginikah sikap egois dari para orang tua tanpa memerhatikan perasaan dari anak ". Sebenarnya dari perceraian ini perasaan yang paling tersakiti adalah si anak. Karena mereka akan hidup diantara 2 orang yang sudah tidak memiliki keterkaitan 1 dan lainnya. Gw mulai mengerti kenapa fika selama ini bersikap begini. Sosok yang terlihat kuat diluar tetapi sebenarnya didalam diri fika sedang terguncang saat ini. Beginikah kehidupan orang-orang kaya " dibalik bergelimangkan harta, mereka mengorbankan sesuatu yang sangat berharga. Hati, sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Seusai makan malam gw dan fika langsung diantarkan balik
kerumah oleh supir. Sedangkan ayah fika masih ada keperluan meeting dengan client. Didalam perjalanan fika dan gw hanya diam, gw bingung mau ngomong apa. Gw serba tidak nyaman, gw mengerti gimana perasaan fika saat ini. Sesampai dirumah fika langsung pergi kekamarnya, gw pun pergi kekamar gw buat rebahan. Tapi tetap aja hati ini tidak tenang, pengen gw ngebuat fika senang. Setidaknya ada hal yang bisa gw lakukan untuk saat ini membuat fika tersenyum.
*Kreeeeek* (suara pintu kamar terbuka)
Fika: Ren keluar yuk Gw: eh, yuk. Kita berjalan kaki menapaki malam dikota bangkok ini. Sekitar 30 menit fika belum bicara 1 kata pun. Gw memutar otak gw gimana caranya agar fika bisa merasa tenang. Gw berjalan disamping fika lalu gw pegang tangan fika. Erat, erat sekali. Seakan gw akan selalu ada disampingnya untuk menjaganya.
Gw: Fika: Fika tersenyum kepada gw, gw merasa sedikit lega. Setidaknya dia percaya kalau gw ada disini untuk membuat dia merasa lebih nyaman. Kita berhenti disebuah kedai minuman dipinggir jalan. Dikedai itu disebar meja-meja ditrotoar untuk menikmati minuman yang ada.
Fika: ice lemon tea kaf, lo ren "
Gw: Sprite mbak Saat minum fika masih belum mau ngomong, gw kembali pegang tangan fika. Tapi fika hanya tersenyum terhadap gw. Masih belum mau ngomong sepatah katapun. Sebenarnya gw yakin, ribuan kata ingin keluar dari mulut fika. Hanya saja dia belum bertemu orang terpercaya tempat menjadi curahan hatinya. Dekapan tangan gw masih belum bisa meyakinkan dirinya untuk mencurahkan isi hatinya ke gw. Gw kembali memutar otak gw, apa yang harus gw lakukan.
Gw: tunggu sini bentar ya fik
Fika: : Gw menghampiri seorang pedagang dan gw gak tau dia dagan apa saat itu. Gw melihat dia sedang memasak Biji Salak didalam pasir hitam. Bentuk persis sekali dengan biji salak.
Gw: What this sir " Pedagang: : Peanut Gw: sir, one sir please Pedagang: (lalu dia memberikan aq sebungkus biji salak itu)
Gw: Can I pay with this sir " (gw memberikan selembar uang 10ribu rupiah)
Pedagang: Gw: I m from Indonesia sir
Pedagang: Ooo, Indonesia.
Gw: yes yes, Indonesia. Can I get this "
Pedagang: *mengangguk* Gw membawa sekantong biji salak tadi ke fika.
Gw: nih Fika: apaan nih " Gw: kata pedagangnya sih kacang, tapi gw baru lihat kacang segede biji salak gini. Gw kupasin ya "
Fika: Hmmm Saat gw bukakan buat fika, fika minta suapin tetapi tidak ngomong langsung. Dia membuka mulutnya untuk memberi tau kalau dia ingin disuapin. Gak nyangka kalau fika bisa berlaku semanja ini.
Gw: eh gw ada permainan. Mas mas sini ( gw berteriak kepada penjual kacang yang letaknya tidak jauh dari tempat kami duduk)
Pedagang: *menunjuk kearah dirinya* Gw: iya sini (sambil gw melambaikan tangan gw)
Pedagan kacang itupun menghampiri kita.
Gw: Mas lo gila ya, masa jualan kacang segede biji salak. Jangan gila donk mas. Ntar kalau cowok makan kacang ini wajar lah mas, nah kalau cewek kek fika yang makan gimana " misalnya ni kacang nyangkut ditenggorokannya lalu tumbuh biji salak ditenggorokan fika. Apa gak disangka ngondek nih fika ntar (omongan dan cara gw bicara bertolak belakang, jadi gw ngomong tentang kejelekannya. Tetapi tangan gw dan mulut gw tetap tersenyum serta nada bicara gw yang seolah-olah kacang itu sangat enak)
Fika: : Pedangan: $%^&*())(*&$#$%^&*()_+_)(*&%$#$%^&*()_+ *mengangguk sambil membalas senyum seolah sedang dipuji*
Pedaganpun tampaknya sangat senang sekali seolah dia mengerti apa yang gw bicarakan tadi adalah tentang kacangnya yang sangat enak.
Gw: Lo lihat kan " lo mau ngomong apa aja bebas. Gak bakal ada yang ngerti disini. Tuh pedagang aja cuman ngangguk senyum-senyum seolah kacang dia enak. Padahal gak tau dia gw tadi ngomong apa.
Fika: Gw: Fika: Ren Gw: hmmm " Fika: gw minta maaf ya soal tadi, gw bilang ke papah kalau lo pacar gw.
Gw: gak papa kok ( gw pegang kembali tangan fika)
Fika: gw boleh pinjam bahu lo gak malam ini " Gw: malam ini bahu gw tersedia gratis buat lo
Lalu fika pindah duduk disamping gw, disenderkan kepalanya dibahu gw.
Fika: ren Gw: ya fik " Fika: lo masih ingat gak omongan gw dulu saat didermaga "
Gw: yang mana " Fika: gw pernah ngomong ke lo kalau kita ini semua diciptakan berpasangan, dan ortu gw adalah 1 jenis kutub magnet yang sama. 1 sifat yang sama, setelah mendapatkan hal yang diinginkan. Muncullah hal yang baru diinginkan, terus begitu dan berulang. Begitu hingga mereka tidak pernah ada hentinya untuk mencapai keinginan mereka tersebut. Papah sibuk dengan perusahaan elektroniknya, sedangkan bunda sibuk menjadi dosen dijepang. Seberapa lama mereka menahan hubungan mereka, tetap saja 1 jenis kutub magnet itu tidak akan bisa menyatu selamanya. Pasti akan terpisah, hingga menunggu waktunya untuk berpisah.
Saat fika berkata demikian, bahu gw terasa basah. Saat itu gw memilih untuk diam dan mendengarkan. Gw pegang erat tangan fika, semoga dia mengerti kalau ada gw yang siap menjaganya. Terkadang dikeadaan seperti ini diam adalah tindakan terbaik. Menjadi pendengar dari ribuan curahan hati fika. Mungkin sudah sangat lama kata-kata ini terkunci didalam mulut fika. Dan menunggu waktu untuk keluar dan dibagikan kepada orang yang menurut dia memang layak untuk berbagi cerita hidup.
Yakinlah, bahu ini akan selalu tersedia untuk sandaran hati seorang fika.
Suatu hari di thailand, kita berjalan bersama ditepi sungai chao praya. Hingga datang seorang biksu mendayung pelan perahu kecilnya. Mereka berbagi doa kepada semua orang yang ada disungai. Kau bersipuh menyapa biksu tua itu,
"Gw belajar dari lo, kalau membantu umat agama lain itu juga ibadah. Bukannya membantu itu adalah ibadah. Iya kan " " Merapi Parangtritis, am I "Jogja" "
Percaya akan semua diciptakan berpasangan dan serba berlawanan ". Kalau gw ditanya seperti itu, maka gw akan dengan mantap menjawab Iya. Kejadian ini terjadi pada gw saat menjalani semester 4.
Dijogja ada 1 hal yang membuat jogja sangat unik dibanding kota-kota lain di Indonesia. Merapi Tugu Jogja Pantai Selatan, 3 tempat ini bila saling dihubungkan akan membentuk sebuah garis lurus. Sebuah keunikan tersendiri, begitu juga diri gw. Kenapa gw menyamakan dengan quote diatas, gw akan bercerita untuk lebih jelasnya.
Merapi Gunung terkenal dengan ketenangannya, dan udaranya yang selalu menyejukkan kita. Banyak orang yang mulai jenuh dengan hiruk pikuknya kota pergi ke puncak hanya untuk menenangkan diri, kabur dari keramaian, dan menghirup segarnya udara puncak. Tapi dibalik sifat ketenangan dan udara yang sejuk itu, tersimpan larva yang begitu banyak. Bila dia sudah tidak kuat lagi menahannya, maka bahaya dari letusan merapi sangatlah berbahaya. Maka gambaran dari merapi ini gw ibaratkan kepada Laras
Semester 4 pun dimulai. Semester kali ini jauh lebih berat daripada semester-semester sebelumnya. Dosen-dosen mulai memperlihatkan tanduk mereka. Inilah yang sering dikatakan para mahasiswa saat merasakan semester 4. Terkadang dosendosen memberikan tugas diluar kemampuan para mahasiswanya. Frekuensi gw mencuri waktu mengerjakan tugas dijam kerja semakin meningkat disemester ini. Bahkan jam tidur gw berkurang yang awalnya antara 5-6 jam perhari. Disemester 4 ini durasi tidur gw menurun drastis menjadi 1-3 jam perhari.
Saat selesai kerja Laras: Kita ngerjain tugas di tempat kamu aja ya ren Gw: : ya udah deh.
Laras: sekalian ajak fika belajar bareng, fika mulai jarang masuk kuliah.
Gw: sekarang juga fika mungkin lagi gak ada dirumah ras.
Setelah pulang dari thailand, gw belum menceritakan kejadian sebenarnya tentang fika. Gw masih menjaga peristiwa itu sebagai rahasia. Mungkin itu adalah sebuah aib bagi fika. Begitu pula dengan fika, semenjak pulang dari thailand, fika semakin jarang dirumah. Sering pulang tengah malam ataupun shubuh. Biasanya dia selalu diantar oleh deny, cowok yang bagi fika sosok cowok yang sangat care dan pengertian dengan fika. Tapi berbeda dari sudut pandang gw yang malah deny itu cowok yang gak bisa menjaga fika. Tapi entahlah, gw gak bisa mengerti gimana pola fikir fika.
Sesampainya dirumah Laras: Rasanya aq ingin muntah melihat tugas yang gak ada habisnya. Kepala aq sudah penuh dengan tugas-tugas
Gw: Yah namanya juga Mahasiswa , Mahanya dari Siswa. Jadi wajar donk bila kompetensinya jauh diatas saat kita masih menjadi seorang siswa.
Laras: ren Gw: : ya ras " Laras: kita liburan yuk sabtu ini
Gw: : ras, tugas masih menumpuk loh.
Laras: semalam aja, sejenak kita tenangin pikiran ya. Aq mulai
mual melihat tugas-tugas ini setiap hari.
Gw: ya udah deh, semalam ajakan. Memang mau kemana "
Laras: Kamu masih ingat vila paman aq di kaliurang kan " aq pengen banget ngehabisin satu hari aja disana sambil membaca novel.
Gw: buat baca novel aja lo mau baca dikaliurang " ribet banget ras baca novelnya
Laras: Aq pengen banget 1 hari yang tenang sambil membaca novel kesukaan aq. Tapi kalau sendirian kekaliurang aq agak was-was. Makanya kamu ikut ya ren . Kamu gak mau kan ntar aq kenapa-kenapa disana. Cuman sehari kok, kan kita belum pernah liburan berdua.
Gw: iya gw ikut. Gw gak mau wanita yang gw sayangi kenapakenapa
Laras: gitu donk, sabtu ya. Ntar jam 9 pagi aq jemput kamu.
Kamu juga bawa buku kesukaan kamu, biar ntar kamu gak bosan . Tapi jangan bawa buku pelajaran loh. Awas kalau kamu bawa buku pelajara
Gw: Sabtu paginya gw sudah siap buat berlibur bareng laras. Gw membawa beberapa pakaian dan sebuah novel yang dikasih oleh ciko. Sampai sekarang gw masih belum sempat membaca novel pemberian ciko ini karena kesibukan gw.
Sekitar jam 9 kurang gw dan laras sudah berangkat menuju kaliurang. Kurang lebih 45 menit kita sudah tiba di vila milik pamannya laras.
Laras: Ke taman kaliurang yuk. Kita simpen barang-barang dlu di vila.
Gw: he eh Seusai menyimpan pakaian gw dan laras pergi ketaman
kaliurang. Gak begitu jauh, dengan berjalan kaki pun sampai. Tapi laras membawa barang bawaan yang cukup banyak saat itu. Sesampai ditaman kaliurang kita memilih menggelar tikar dan karpet dibawah pohon. Alas kita saat itu sungguh nyaman, beralaskan tikar lalu diatasnya digelar karpet rumahan yang empuk. Tidak lupa dengan sekeranjan berisi cemilan dan minuman ringan punya laras.
Laras: huaaaa, segarnyaaaa
Gw: Seneng banget ras Laras: aq paling suka kepuncak . Rasanya damai banget.
Laras lalu mengeluarkan sebuah novel bersampul warna pink dan bergambar sebuah sepeda. Laras mulai asik dengan novelnya sedangkan gw asik memakan cemilan karena gw belum sarapan
Tiba-tiba laras merebahkan kepalanya dipaha gw sambil tetap membaca novel.
Gw: : Laras: Gak papa kan ren "
Gw: gak kok, seenggaknya saat gw lagi asik baca buku gw tau kalau lo gak ngilang.
Laras: yeee Gw: memang novel apa sih ras yang ngebuat lo pengen banget bacanya.
Laras: ceritanya bagus loh ren, tentang seorang cowok yang pura-pura amnesia setelah kecelakaan. Disitu dia menguji orangorang terdekat dia saat dia amnesia. Pacar, keluarga, temanteman terdekatnya. Pokoknya seru deh.
Siang itu kita habiskan dengan membaca novel. Banyak orangorang yang lalu lalang memerhatikan gw dan laras ditaman itu.
Mungkin kemesraan gw dan laras sedikit membuat mereka iri . Tapi kejadian ini tidak bisa gw lupakan, kejadian nan damai dan nyaman dengan orang yang gw sayangi.
Parang Tritis Suara demburan ombak, angin yang kencang dan hamparan laut biru yang terpapar luas didepan mata. Itulah gambaran tentang pantai parang tritis selatan kota jogja. Walaupun berisik, dan angin yang selalu berhembus kencang. Menjadi candu tersendiri, membuat orang-orang untuk selalu berkunjung kepantai. Begitulah gw mengibaratkan seorang wanita yang juga memberi warna didalam hidup gw, Fika.
Seperti yang gw ceritakan diatas, disemester 4 ini membuat gw semakin sibuk. Bahkan dimalam minggu seperti ini gw habiskan untuk mengerjakan tugas-tugas yang memang sudah menumpuk setiap harinya. Seusai malam mingguan bareng laras, maupun itu hanya sekedar makan malam bareng. Gw langsung lanjut mengerjakan tugas kuliah gw.
Saat itu kira-kira pukul dua, gw mulai dilanda ngantuk. Fika baru saja balik, tapi malam ini fika tidak pulang diantar oleh deny seperti biasanya. Dia keluar sendirian dengan mobilnya. Fika menghampiri gw sambil memegang sebotol air mineral.
Fika: kok lo suka banget sih ngerjain tugas diruang tengah. Kan dikamar lo ada meja belajar ren.
Gw: Enak disini fik, gw biasa lesehan . Lagian kalau lagi bosen ngerjain tugas kan gw bisa nonton tv disini. Jadi enak kalau ngerjain tugas disini.
Fika: Sini ikut gw Gw: wek : kemana " lagian sudah jam segini mau kemana.
Fika: sudah ikut aja. Fika menyalakan mobilnya dan langsung membawa gw ke jalan
parang tritis. Sepertinya fika mengajak gw kepantai malammalam begini. Gw agak takut sebenarnya, apalagi banyak banget kisah mistis yang gw dengar tentang pantai parang tritis. Ternyata benar, fika memarkirkan mobilnya dipantai parang tritis. Awalnya gw sempat menduga pantai ini bakal sepi malammalam begini. Ternyata dugaan gw salah. Gw melihat ada beberapa tenda berdiri dipantai parang tritis ini. Dan masih lumayan banyak orang-orang yang berdagang mulai dari wedang ronde, jagung bakar sampai penyewaan tikar.
Fika berjalan menuju pantai, gw hanya bisa mengikuti apa kemauan fika. Gw gak pernah bisa menebak bagaimana pola fikir fika.
Fika: duduk gih, lo mau berdiri semaleman "
Gw: parah lo fik, gw cuman pakai kaos ama celana pendek gini lo bawa kepantai malam-malam. Anginnya kencang lagi.
Fika: Nanti kalau resepsi pernikahan, gw pengen ngadain dipantai. Suara ombak, hembusan angin pantai. Selalu membuat gw merasa nyaman.
Gw: :rolleye: Gw pun hanya bisa diam. Mungkin keadaan fika sekarang masih membuat hatinya sakit. Menjelang detik-detik perceraian kedua orang tuanya. Mungkin inilah yang membuat dia selalu keluar malam dan kuliahnya menjadi terbengkalai. Gw mulai mendengar isu-isu yang kurang mengeenakan ditelinga gw tentang fika. Ada yang menyebut fika wanita malam, wanita panggilan. Gw gak pernah menghiraukan isu-isu murahan seperti itu. Mereka yang ngomong begitu hanya melihat fika dari sisi gelapnya. Mereka tidak tau apa-apa tentang fika sebenarnya.
Gw: Fik, lo kurangin keluar malam donk. Ayo semangat kuliah lagi, gw bakal ngebantu lo sebisa gw. Gw masih memegang amanah dari Ayah lo fik. Gw bakal ngejaga lo, mungkin obrolan saat itu hanya angin lalu bagi lo. Tapi bagi gw, amanah seperti itu merupakan tanggung jawab besar bagi gw untuk mewujudkannya.
Fika: Bullshiit dengan kuliah. Orang tua gw cuman tau bilang Fika, fika fika dan fika. Jalan hidup gw sudah diatur oleh orang tua gw, akan menjadi apa gw nanti. Mereka gak pernah memberi gw waktu untuk berpendapat. Ego mereka terlalu besar, terlalu berambisi memiliki anak yang harus melanjutkan kesuksesan mereka.
Hening. Fika: *Hiksss* Gw: : (gw mendengar suara tangisan fika, walaupun gw gak bisa melihat dengan jelas karena disaat itu sangat gelap)
Gw menarik kepala fika untuk bersender dibahu gw. Fika menangis semakin kencang, hingga bahu gw terasa basah saat itu. Mungkin batin fika masih tersiksa saat itu. Memang berat bagi seusia fika mengalami cobaan seberat ini. Gw akan selalu menjaga lo, karena gw bisa melihat lo dari sisi yang berbeda.
Mungkinkah gw menjadi Jogja diantara merapi dan parang tritis "
"family" Bulan puasa pun kembali tiba di tahun ini.
Fika: lo gak pulang kampung ren "
Gw: gak fik, uangnya gak cukup.
Fika: oh, klo gitu lo jaga rumah ya. Besok gw mau keluar kota.
Gw: siap : Akhirnya lebaran kali ini gw habiskan dikota perantauan jogja. Setidaknya masih ada Laras yang nemenin gw disini .
Hari puasa terakhir. SMS laras: tar malam ikut takbiran keliling yuk.
SMS gw: ayo-ayo. Bete gw dirumah. Sudah lumutan ini
SMS laras: ya udah tar malam aq jemput ya habis maghrib. Takut ntar kena macet kesana.
SMS gw: oke. Gw ke JBC dlu deh kalau gitu
SMS Laras: JBC " SMS gw: Jogja Beauty Center . Biar ntar malam cakep gitu .
Kumandang adzan di puasa terakhir terdengar indah ditelinga gw. Kumandang takbir sudah diperdengarkan dari sore hari. Sedih rasanya merayakan hari besar gini dikkota perantauan. Tapi uang gw akan habis kalau gw mudik, jadi gw memilih untuk mengirim sebagian buat nenek gw dan sebagian buat biaya kuliah gw.
Maghrib Laras: Ren Gw: masuk ras, gw kunci pintu belakang bentar.
Setelah memastikan semua pintu terkunci gw langsung menyusul laras yang menunggu diteras depan.
Gw: Laras: Kenapa ren " Gw: Kapan kita punya anak ras " ( gw melihat laras membawa gadis kecil bersamanya)


My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Laras: ntar kalau dah nikah baru kita punya anak. Ini keponakan aq dari jakarta. Namanya adelin
Gw: hay adelin Adelin: hay juga om. Kita bertiga langsung berangkat buat ikut takbiran keliling. Karena ada adelin yang mungkin umurnya masih 5 tahunan. Akhirnya gw mangku adelin duduk didepan.
Gw: kemana ni ras " Laras: hmmm, adelin mau kemana ?"
Adelin: yang ada tempat mainnya tante
Laras: kalau malam lebaran tempat mainnya pada tutup adelin. Ke malioboro aja ya. Disana rame loh adelin, ntar ada pawai gitu.
Adelin: iya, adelin suka lihat pawai.
Gw: adelin kelas berapa "
Adelin: enol kecil om. Didalam mobil gw asik ngobrol dan main bareng adelin. Adelin sangat cepat akrab dengan orang lain. Sampai daerah tugu kita sudah mulai terjebak macet. Kurang lebih 30 menit dari tugu sampai parkir dimalioboro karena terjebak macet yang cukup panjang. Sampai akhirnya kita parkir disebuah hotel yang jaraknya cukup jauh dari malioboro.
Dalam perjalanan gw dan laras memegan tangan adelin di kiri dan kanan.
Laras: Gw: Saat laras melempar senyum ke gw, gw merasa kalau gw seperti sudah menjadi sebuah keluarga dengan laras. Setelah beberapa jam menunggu tibalah acara pawai takbiran dimalioboro. Banyak rombongan yang lewat. Dan jalan malioboro sangat dipenuhi orang-orang.
Adelin: om, gendong donk. Gak keliatan.
Gw langsung menggendong adelin dibahu gw dan adelin memegang kepala gw agar dia bisa melihat arak-arakan yang lewat. Setidaknya dengan 180cm an tinggi gw saat itu cukup membuat adelin bisa melihat arak-arakan yang lewat dengan jelas. Sekitar 1jam melihat takbiran keliling adelin tertidur digendongan gw. Memang jam tidur buat anak sekecil adelin saat ini.
Laras: Balik yuk. Gw: yuk, adelin udah nyenyak banget tidurnya. Mungkin udah mimpi ikut arak-arakan dia sekarang
Laras: haha, kasihan dia mungkin capek. Baru datang dari jakarta tadi pagi.
Gw: terus lo ajak ikut jalan ras "
Laras: dianya yang maksa mau ikut nonton takbiran sampai merengek
Gw: anak kecil psati sukanya jalan-jalan .
Laras: oh iya ren, besok mau ikutan solat id bareng "
Gw: boleh-boleh, perasaan gw hidup dijogja ngerepotin lo terus ras
Laras: gak apa-apa lah ren. Kan kamu kesini merantau, wajar aq sebagai tuan rumah dijogja menyambut baik pendatang .
Gw ngerasa banget telah dibantu sangat banyak oleh laras selama hidup dijogja.
Sesampai dirumah gw langsung tidur dan tidak sabar menyambut lebaran keesokan hari.
Keesokan paginya. Terdengar suara mobil laras sudah ada didepan rumah. Gw sudah siap dengan baju koko gw yang baru.
Gw: wah, lo makin cantik loh ras kalau pakai jilbab. Laras: sudah bisa gombal ya sekarang.
Gw: eh serius loh, lo lebih kelihatan bercahaya. Kok lo sendiri "
Laras: iya, yang lain naik mobil keluarga. Kita nyusul aja ya.
Gw: ngikut deh, kan gw penumpang sejati. Mau dibawa kemana juga gw manut (ngikut).
Laras menjalankan mobilnya kearah alkid (alun-alun kidul). Disana sudah mulai ramai oleh para jemaah. Sesampai disana gw melihat ayahnya laras. Gw langsung mengambil tempat tepat disamping ayahnya laras.
Seusai solat id gw langsung diajak laras kerumahnya.
Laras: bentar ya aq sungkeman dulu sama keluarga.
Gw: ah iya Saat moment begini, mata gw mulai memerah. Gak tau kenapa gw merasa iri dan juga sedih. Disaat begini gw berpikir kalau Tuhan itu gak adil. Ketika orang-orang bisa merayakan hari lebaran dengan keluarganya, sedangkan gw sudah lupa bagaimana bentuk wajah kedua orang tua gw.
Laras: ren " Gw: eh ras ( gw gak sadar kalau laras sudah berada disamping gw)
Laras: kamu kenapa ren " (laras menggenggam tangan gw)
Gw: gak kok, gw cuman jadi ingat dengan nenek. Gimana ya nenek sekarang. Semoga tahun ini ortu gw balik dari arab.
Laras: . Sudah ren . Suatu saat keluarga aq juga akan menjadi bagian dari kamu kok
Gak tau kenapa, setelah laras mengatakan itu. Hati gw menjadi tenang, perasaan gw menjadi nyaman. Walaupun gw berada ditanah perantauan, gw merasa beruntung bisa mengenal laras yang selalu menyemangati gw disaat gw lagi down.
Hari itupun gw habiskan bersama keluarga besar laras. Gw mencoba untuk mendekatkan diri dengan keluarga laras. Dan keluarga laras sangatlah welcome dengan gw.
Seminggu setelah lebaran.
Ting tong.. (suara bel rumah)
Gw langsung membuka pintu rumah. Gw lihat fika baru balik dari luar kota sambil membawa sebuah kerdus.
Gw: wah dah balik lo. Fika: kalau gw belum balik, gw gak bakal mencet bel ya oon.
Gw: hehehe, iya juga ya. Fika: nih titipan dari nenek.
Gw: : nenek " Saat gw buka kerdus yang diberikan fika. Gw melihat sebuah toples berisi dendeng menjangan (sejenis rusa atau kijang) buatan nenek gw. Dendeng yang hanya dibuat setahun sekali, dendeng makanan khas lebaran gw dengan nenek dikampung.
Gw: fik Fika: apa " Gw: lo habis dari rumah nenek "
Fika: iya, soalnya gw kangen sama cerita-cerita nenek.
Gw: kok lo gak bilang, kan kalau tau lo ke tempat nenek, gw mau nitip barang buat nenek.
Fika: lah lo sendiri gak nanya.
Fika benar-benar sosok yang sangat susah gw tebak. Gw gak pernah mengerti gimana pola dia berpikir. Hanya satu kata yang selalu dia bilang Let It Flow
Keluarga adalah orang-orang yang peduli dengan dirimu. Tidak peduli itu siapa, itulah keluargamu.
Fix The Day [Part 1] Sudah setengah perjalanan gw berada dijogja. Semester 5 dimulai, tinggal sedikit lagi jalan gw agar gw bisa membalas semua jasa nenek gw ke gw. Setidaknya sekarang gw tidak pernah lagi meminta kiriman uang dari nenek gw dikampung, tetapi gw mulai menyicil balas budi nenek gw.
Sedikit demi sedikit hasil kerja gw dijogja cukup buat biaya kuliah gw dan mengirimi nenek dikampung. Dan setiap gajian gw selalu menyisihkan 10% dari gaji gw untuk gw tabung untuk sebuah impian gw sejak kecil. Mau tau apa impian gw dari kecil "
Kriiing Kriiing (Pagi sekali Handphone gw sudah berbunyi)
Laras: Ren Gw: ngggg (suara gw dengan nyawa yang belum terkumpul)
Laras: Banguuuun!!! : Gw: eh laras.. kenapa ras "
Laras: kamu masih tidur "
Gw: Iya nih kebiasaan kemarin kuliah sering tidur shubuh kebawa sampai sekarang.
Laras: ini aq didepan rumah kamu. Cepet bangun gih. Katanya hari ini mau KRS-an.
Gw: wek udah didepan rumah. Tunggu bentar aq bukain.
Gw langsung lari kepagar buat ngebukain pagar untuk laras. Dengan kesadaran yang belum penuh karena gw baru tidur kurang lebih 1 jam. Sesampai didepan pagar gw sudah melihat laras dengan mobilnya. Gw pun langsung masuk kedalam mobil laras dengan tidak sadar.
Gw: yuk Laras: Gw: : (gw baru sadar kalau gw hanya menggunakan boxer dan kaos tidur gw)
Laras: ren sadar ren. Mau seperti ini kekampus "
Gw: Gw langsung keluar mobil laras dan segera pergi kedalam rumah setelah mempersilahkan laras masuk. Gw langsung segera mandi, walaupun rasanya sangat tidak nyaman dimana tubuh gw masih merasa lemas yang dahsyat karena kurang tidur.
Setelah bersiap gw dan laras langsung pergi kekampus buat mengisi KRS. Sekitar 2jam akhirnya gw dan laras kelar mengurus KRS. Satu hal yang membuat gw bahagia, gw dan laras masih akan terus menempuh KRS yang sama semester ini. Tetapi lagi-lagi semester ini Fika memilih untuk cuti. Ini yang membuat gw sedih karena gw tidak akan merasakan wisuda bersama fika.
Setelah gw dan laras selesai mengisi KRS, kita langsung beranjak ke Food Court UGM untuk makan siang.
Laras: Ren fika kemana " dia cuti lagi semester ini "
Gw: Fika ke Jakarta. Iya, sepertinya dia cuti lagi semester ini.
Laras: memang urusan apa fika kejakarta "
Gw: menghadiri sidang perceraian kedua orang tuanya.
Laras:& .. Laras tampak diam tertegun mendengar kabar perceraian kedua orang tua fika.
Gw: Fika orang yang kuat kok ras . Gw yakin dia tetap tegar kok walaupun kenyataan yang pahit harus dia terima. Dia juga sudah dewasa, dia pasti bisa berpikir jernih untuk hidupnya kedepan.
Laras tersenyum mendengar omongan gw. Saat sedang menyantap makan siang, gw tertarik mendengar omongan 3 orang pria yang duduk disebelah meja gw dan laras.
Pria 1: ni kampus gila juga ya, gw denger-denger anak fakultar ekonomi ada yang jadi cewek panggilan tuh.
Pria 2: masa sih " Pria 1: temen gw ada yang sering liat cewek anak fak. Ekonomi waktu lagi clubbing. Itu tuh, cewek yang dandanannya rada tomboy itu.
Pria 3: fika kan, tiap gw clubbing juga ngeliat tuh anak ada terus. Gila tuh cewek, cewek malam banget. Bawaannya mobil cuy.
Pria 1: nah tuh, cewek simpenan high class kali ye. Simpenannya om-om pengusaha gitu. Satu malam juga dapat mobil kalo jadi simpenan om-om pengusaha.
Mendengar percakapan 3 pria itu emosi gw langsung naik begitu aja. Saat mendengarkan mereka mengobrol gw mendengar samar-samar suara laras memanggil nama gw. Tapi gak tau kenapa gw mengubris begitu saja panggilan laras karena saat ini emosi sedang menguasai diri gw. Gw langsung berdiri dan dengan mulusnya kepalan tangan kiri gw mendarat dikepala pria 1. Gw gak sadar melakukan hal ini, seolah-olah tubuh dan pikiran gw bergerak sendiri karena tidak terima orang yang gw lindungi dihina didepan gw.
Pria 1: wasuu, ngapa lo : (sambil mencoba beridiri setelah pukulan gw membuat dia terjatuh kelantai)
Laras: rendi, sudah ren Gw: lo jaga omongan lo pada ya. Kalau lo gak tau apa-apa tentang fika. Lo gak usah buat gossip murahan : Sontak seluruh mata tertuju pada gw saat itu. Terasa tangan laras memegang erat pergelangan tangan gw dan menarik gw untuk pergi. Gw dan laras langsung pergi ke mobil pergi meninggalkan tempat itu.
Laras tampak kecewa dengan perbuatan yang gw lakukan barusan. Suasana didalam mobil menjadi sangat tidak nyaman. Entah setan apa yang barusan merasuki gw hingga gw bisa melakukan hal yang selama ini tidak pernah gw lakukan. Gw bingung sendiri dengan perasaan gw, atas dasar apa gw membela fika. Suka " Care " Sayang " Cinta " atau sebagai gw yang membela seorang majikan ". Tidak henti-hentinya gw mengutuk diri gw sendiri dalam hati. Tindakan gw barusan membuat laras melihat sesuatu yang tidak pantas gw perlihatkan didepannya.
Gw: ras maafin gw. Gw merasa sangat emosi saat mendengar omongan mereka tadi.
Laras:(Mata laras mulai memerah)
Gw: gw hanya merasa gak pantas fika di judge sejelek itu oleh mereka. Tubuh gw bertindak diluar kemauan otak gw. Gw mencoba untuk tenang, tapi gak tau kenapa tubuh gw bergerak sendiri. Maafin gw ras
Tiba-tiba laras menepikan mobilnya dipinggir jalan.
Laras: hikss hiksss ( terdengar suara isak tangis laras yang semakin kencang)
Gw: : ras ( gw menggenggam tangan laras)
Gw semakin mengutuk diri gw sendiri atas perbuatan yang barusan gw lakukan. Gw gak menyangka tindakan gw barusan membuat laras tersakiti seperti ini. Untuk pertama kalinya gw membuat seorang wanita menangis oleh perbuatan gw. Mungkin tindakan gw barusan membuat hati laras merasa sakit karena gw membela fika.
Laras: aq sudah dengar semuanya tentang kamu dan fika. Aq
sudah tau semuanya.(laras berbicara sambil tersendat oleh isak tangisnya)
Gw: : maafin gw ras Laras: kamu gak perlu minta maaf ren. Kamu gak salah, dan kita memang belum mempunyai hubungan yang jelas. Memang seberat ini jalan agar aq menjadi seorang wanita yang pantas untuk kamu kejar.
Gw pun hanya bisa terdiam mendengar omongan laras barusan. Sepanjang perjalanan hanya diam yang gw rasakan. Gw gak tau harus berkata apalagi, penjelasan apalagi yang harus gw berikan ke laras. Gw rasa laras sudah berusaha kerasa untuk menjadi wanita yang layak untuk gw kejar. Tetapi gw terlalu bodoh untuk menyia-nyiakan usaha laras ke gw. Gw terlalu larut dalam hidup, gw terlalu bodoh untuk menjaga sebuah perasaan.
Sesampai dirumah gw langsung merebahkan diri gw dikasur. Hari yang terlalu berat bagi gw. Capek didalam perasaan lebih menyakitkan dibanding capek fisik. Gw gak pernah merasa selemes ini selama ini. Perasaan bersalah karena telah membuat wanita menangis. Hingga akhirnya gw tertidur untuk sejenak saja melupakan semua kesalahan dan lelahnya perasaan ini.
Saat tengah malam Ting tong (suara bel rumah)
Gw pun beranjak dari depan tv untuk membukakan pintu pagar. Gw agak khawatir siapa tamu yang datang tengah malam begini kerumah fika. Saat sampai pagar gw melihat mobil yang biasa dipakai oleh laras. Pikiran gw pun mulai berpikir tidak jernih. Ada apa laras jam segini datang menemui gw "
Gw: Loh ras, ada apa nih kesini jam segini "
Laras: keluar dulu donk kamunya
Saat gw keluar dari pagar, tiba-tiba pintu belakang mobil laras terbuka dan muncul ciko sambil memegang sebuah cake berhiaskan lilin dan nama gw diatasnya yang kemudian disusul putri.
Laras: Selamat ulang tahun ya rendy
Ciko: happy birthday ren, nih kue special dari kita-kita.
Gw: : gw ulang tahun ya hari ini "
Ciko: wek, salah ya "
Gw: bentar Gw pun berlari kedalam ngambil dompet gw sambil mengecek KTP gw. Apa benar gw ulang tahun hari ini.
Fix The Day [Part 2] gw: Hehehe, iya bener gih gw ulang tahun hari ini. Lupa gw
laras: Dodol deeeh, masa ultah sendiri lupa sih. Sekarang tiup lilinnya
gw pun meniup lilinnya. Mungkin laras, ciko, putrid dan para reader menganggap gw terlalu bodoh lupa akan tanggal lahir gw. Tapi gw benar-benar gak pernah merayakan yang namanya ulang tahun semenjak gw kecil. Gw terlalu miskin untuk merayakan sebuah perayaan tidak berguna seperti ini. Gw jauh dari kehidupan normal lainnya, gw juga sadar akan keadaan diri gw yang tidak memiliki orang tua. Sebuah perayaan yang menurut gw hanya membuang uang untuk sebuah perayaan yang tidak terlalu penting. Dan ini untuk pertama kalinya dalam hidup gw, seseorang merayakan ulang tahun gw.
Setelah meniup lilin dan memakan kue bersama yang lain, laras mengajak gw kedepan pagar. Ciko dan putrid masih asik berduaan diteras.
Gw: Kenapa ras " laras: Nih kado dari aq (sambil menyerahkan sebuah kotak berwarna merah)
gw: Wah, makasih banget ya ras. Gw gak pernah ngerayain ulang tahun sebelumnya. Ini pertama kalinya gw
belum sempat gw selesai bicara, tiba-tiba mulut gw tertahan oleh bibir laras . Bibir gw dan bibir laras menyatu malam itu. my first kiss, gw cuman bisa terdiam. Gw merasa beku, waktu terasa berjalan begitu lambat, jantung berdetak begitu cepat dan suara menjadi hening, hingga gw bisa mendengar suara jantungku
Laras: Aq percaya kok ren, apapun yang kamu katakan aq percaya. Aq kenal kamu, kamu bukan tipe orang yang akan berkata bohong dengan mudahnya.
Gw: (gw masih dalam keadaan membeku)
laras: Aq akan terus berjuang untuk menjadi wanita yang layak untuk kamu kejar, dan kamu juga harus berjuang untuk menjadi pria yang layak untuk mendapatkan aq
Gw: Ya Setelah itu laras, ciko dan putri pun pamit untuk pulang. Gw hanya bisa bengong dirumah sendirian. Pikiran gw masih terus roll back disaat momen gw dan laras berciuman. Sepanjang malam gw terus memikirkan hal itu dan membuat gw gak bisa tidur. Inikah rasanya ciuman pertama "
Karena hari ini gw free, kuliah masih libur, dan kerja pun gw lagi gak ada shift. Akhirnya gw menghabiskan buat ngulet didepan tv sambil mengemil cake semalam yang gw simpan dikulkas.
Sekitar jam 9 malam bel rumah kembali berbunyi. Gw langsung
bergegas membuka pintu rumah.
Gw: Fika. Udah balik. Kok gak bilang dah balik, kan bisa gw jemput.
Fika: Udah balik lah oon, kalau gw belum balik ya gw gak bakal ada disini. Ogah ah dijemput lo, mending gw naik taksi.
Gw: Fika pun langsung pergi kekamarnya. Fika masih belum berubah dari sebelumnya, dan hal ini membuat gw sedikit tenang. Perceraian orang tuanya tidak membuat fika berubah. Fika memang cewek yang kuat.
Fika: Ren,, mbak may belum balik "
Gw:belum fik, katanya dia minta cuti 1 bulan. Orang tuanya balik sakit-sakitan.
Fika : Lo gak ada masak " Gw lapar!
Gw: Gak ada Ada sih sisa telur dadar gw tadi maghrib . Oh iya, tuh dikulkas ada sisa kue semalam kok.
Fika pergi kedapur dan membuka kulkas. Tiba-tiba fika ngehampirin gw lagi.
Fika: Yuk temenin gw makan diluar
gw: : Gw dah makan fik. Fika: Siapa yang nyuruh lo makan lagi, kan gw cuman minta temenin.
Gw: Terpaksa gw harus nemenin si ratu lebay ini makan. Sekitar 20 menit mengendarai mobil, fika menghentikan mobilnya di roemah mirota. Sebuah caf" kecil yang cukup ramai. Kita pun mengambil tempat duduk diluar. Gw lihat kanan kiri cukup ramai beberapa pasangan makan disini dan ada juga beberapa mahasiswa yang hanya sekedar hot spotan disini.
Gw: Kok makan disini " Udah mahal, dikit lagi fik.
Fika: Bawel deh, nih kamu pesan apa (nyodorin menu)
gw: Gw gak bawa dompet Fika: Udah gw bayarin. Gw langsung memesan roti bakar dan es cappuccino. Semenjak kenal fika gw menjadi tertular ketagihan es cappuccino, karena setiap keluar fika selalu memesan es cappuccino dan selalu membuat gw penasaran akan rasanya.
Fika: Udah " Gw: Udah, gw anter kekasir ya
fika: Udah gw aja gw: Beneran " Fika: Ya udah lo aja, sekalian bayar ya. Gw mesan makanan mahal tuh :
Gw: Nggak jadi deh, lo aja fik. Kan gw gak bawa dompet
Fikapun pergi kekasir. Setelah balik gw mencoba basa-basi dengan fika. Hanya obrolan-obrolan ringan. Gw takut menyinggung perasaan fika yang masih dalam keadaan labil setelah perceraian orang tuanya. Sekitar 15 menit pesanan kitapun datang, dan ada sebuah kue dengan lilin diatasnya. Gw kaget, ternyata fika juga perhatian dengan gw.
Fika: Selamat ulang tahun ya
gw: Waaah, fika. Gak nyangka lo bisa baik juga . Gw tiup ya
fika: Oon, sapa yang nyuruh lo tiup duluan.
Gw: Fika: Make a wish dulu gih. Biar keinginan lo terkabul.
Gw pun memejamkan mata gw dan memohon sebuah permohonan yang selalu gw impikan sejak gw kecil. Gw hembuskan permohonan itu bersama hembusan gw ke lilin-lilin kecil itu. Semoga asap dari lilin-lilin ini terbang tinggi sampai ke tempat tuhan. Hingga tuhan bisa mendengar permohonan gw
fika: Ren gw: Hmm, apa fik " Fika: Wish lo tadi apa " Kok lama banget berdoanya
gw: Hanya gw dan tuhan yang tau .
Fika: *bletak* (fika menjitak gw)
gw: Yah rahasia donk fik, bukan rahasia lagi kalau gw beritahu lo.
Fika: Sama gw lo pakai rahasia-rahasiaan. Oke deh, kalau gitu gini aja. Apa impian yang ingin lo wujudkan saat ini.
Gw terdiam sejenak. Gw: Gw punya impian dari gw kecil. Gw selalu kerja keras semenjak gw kecil. Dan hasil kerja selalu ada bagian yang gw tabung untuk impian gw. Gw selalu ingin pergi ke arab untuk mencari ortu gw. Hingga akhirnya saat gw sma, gw mulai berpikir cara untuk bertemu dengan orang tua gw. Tabungan saat gw berkerja saat sma mungkin cukup untuk gw terbang ke arab mencari ortu gw, walaupun kessempatannya hanya 1%. Hingga akhirnya gw berpikir untuk menjadi orang sukses dan terkenal. Mungkin dengan cara itu orang tua gw yang berada diarab akan tau keberadaan gw. Untuk mewujudkan impian itu, gw gunakan tabungan gw untuk kuliah agar membuka jalan gw menuju kesuksesan. Gw bertekad untuk menjadi sukses, karena dengan ini memungkinkan gw bertemu dengan orang tua gw meningkat lebih dari 1%. Gw iri dengan semua orang yang bisa hidup bersama kedua orang tuanya. Kenapa tuhan begitu tidak adil kepada gw. Gw tidak bisa merasakan hidup normal layaknya lo fik. Gw harus sekolah sambil berkerja semenjadk gw sd. Sejak sd gw sudah mengerti berkerja dengan orang lain. Berbeda dengan lo yang sudah memiliki materi yang cukup untuk lo hidup. Kadang gw hanya berbagi satu piring nasi dengan nenek gw. Setiap orang berkata padaku tidak ada orang tua yang melupakan anaknya. Lalu kemana orang tua gw 20 tahun ini " Gw tidak pernah melihat mereka sekali pun. Hidup ini gak adil bagi gw.
Mata gw pun memerah, gw mencoba untuk menahan nangis. Saat gw mencoba menahan tangis, fika berpindah duduk disebelah gw. Dan fika memeluk gw. Gw langsung membalas pelukan fika erat sekali. Didalam pelukan fika berbisik ke gw.
Fika: Menangis aja ren, gak perlu ditahan lagi. Dengan menangis akan membuat perasaan lo lega. Biarkan semuanya keluar. Lepaskan semuanya.
Dan seketika air mata gw jatuh. Gw menangis dalam pelukan
fika. Gw semakin erat memeluk fika, gw gak tau pelukan ini mungkin terlalu erat untuk seorang wanita. Tapi gak tau kenapa, semakin kencang gw memeluk fika, semakingw merasa lega. Seolah perasaan dan beban gw selama ini terbagi ke dalam pelukan fika. Dan seiring keluarnya air mata gw, membuat gw merasa semua beban gw keluar menjadi air melalui mata ini. Untuk pertama kalinya gw menangis didepan seorang wanita yang gw kagumi. Walaupun banyak mata yang melihat gw dan fika. Kita sama sekali tidak menggubris mereka, gw merasa nyaman dalam pelukan fika.
if it hurts, then cry it out cause it's only tears let tears saving you let it out, don't keep it
cry it out till you realize that how much you've hurted believe it
tears remedy for your pain C.A.R.E
Sibuk, sibuk dan sibuk. 3 kata itulah yang selalu menyertai gw dalam perjalanan di semester 5 ini. Antara pekerjaan dan tugastugas kuliah yang semakin banyak saja. Kadang gw merasa drop dan kelelahan dengan semua rutinitas ini. Tapi setiap gw merasa drop, gw selalu menelpon nenek gw. Beliau selalu berkata di telponnya Bersabarlah sedikit saat ini, Maka bahagia yang panjang akan datang sebagai hadiahnya. Setiap mendengar perkataan nenek itu, gw merasa seperti sebuah robot yang baterainya terisi kembali. Keletihan gw hilang, dari situ gw sadar. Kalau yang membuat gw letih adalah Pikiran. Ya, pikiran lah yang membuat gw merasa letih dan drop. Tapi ketika gw mendengar omongan dari nenek gw, pikiran gw berubah untuk lebih berusaha sedikit lagi untuk mendapatkan sebuah kebahagian yang panjang. Letih dan semua perasaan yang membuat gw drop, sirna begitu saja setelah mendengar omongan beliau.
Selain nenek, laras juga selalu ada disetiap waktu gw. Gw dan laras selalu berjanji untuk menghadapi semuanya bersama. Dikuliah dan dipekerjaan, kita selalu mencoba
menyelesaikannya bersama-sama. Banyak tugas-tugas kuliah yang selalu kita kerjakan berdua. Hal ini membuat waktu gw bersama laras semakin banyak. Kadang gw juga berperan dalam perkembangan caf" milik laras. Tidak sedikit ide-ide yang gw tuangkan untuk kemajuan caf" milik laras. Bahkan kita berdua sering mengunjungi caf"-caf" lainnya yang berada dijogja mencari sebuah minuman atau cemilan yang cocok untuk ditambahkan kedalam menu caf".
Berbeda dengan keadaan gw dan fika. Semenjak fika balik dari Jakarta gw semakin jarang mempunyai waktu buat mengobrol dengan fika. Perbedaan jam tidur membuat kita tidak mempunyai waktu untuk mengobrol. Gw selalu pulang tengah malam setelah berkerja dan mengerjakan tugas bersama laras. Dan ketika gw sampai rumah, fika tak akan ada dirumah saat gw balik. Saat tengah malam dia selalu keluar dengan deny entah kemana. Sedangkan bila gw berangkat kuliah paginya, maka fika sudah dengan nyenyak tidur dikamarnya. Hal inilah yang membuat kita tidak mempunyai waktu untuk mengobrol lagi. Mungkin hanya perbedaan waktu beraktivitas yang membuat dunia gw dan dunia fika berbeda. Dan sosok denylah yang sesuai dengan dunia hidupnya fika, Malam Hari. Walaupun dalam hati gw masih merasakan beban yang pernah dipesankan oleh ayahnya fika untuk terus menjaganya.
Sabtu sore Laras: rendy, sini bentar deh (panggil laras yang sedang duduk disalah satu meja sambil membaca sebuah brosur)
Gw: : kenapa ras " Laras: ntar malam kita kesini ya, aq mau coba beberapa menu disana.
Gw: iya, tar pas selesai shift gw jam 8an ya
Setelah giliran gw kerja selesai. Gw dan laras langsung pergi ke sebuah resto yang berada didaerah nologaten. Ngeban Resto , tempat ini lebih mencolok kepada sebuah cafe taman. Beberapa meja ditata rapi di sebuah halaman dengan beratapkan langit malam. Ditambahkan dengan sebuah lilin yang menghiasi mejanya. Dan disana juga disediakan beberapa pendopo dan saung. Pendoponya cocok buat untuk kegiatan organisasi , sedangkan saugnya didirikan tepat dipinggir sungai yang membelah ngeban resto menjadi 2 bagian. Inilah yang membuat tempat ini menjadi sangat khas.
Laras: tempatnya bagus ya ren
Gw: he eh, mereka dapat lokasi yang bagus.
Lalu datang pelayan yang mengantarkan menu kepada kita. Seperti biasa laras yang menentukan menu yang kita pesan. Biasanya laras akan memesan semua jenis minuman yang terdengar aneh. Dengan sabar pelayan disitu mendeskripsikan semua jenis menu yang laras pesan. Sekitar setengah jam pelayan itu dijejali pertanyaan-pertanyaan tentang menu oleh laras. Kadang gw tertawa kecil ketika melihat pelayan mulai lelah menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh laras. Gw bisa mengerti perasaan dia ketika mendapatkan pelanggan yang agak cerewet dan tidak berhenti bertanya seperti laras saat ini .
Laras: menurut kamu gimana ren tentang tempat ini " apasih gitu yang membuat dia ramai
Gw: hmmm , Lokasinya. Resto ini menang di lokasinya, memberikan nilai plus yang banyak. Karena berada didekat sawah dan sebuah sungai. Dan karena caf" ini bertema taman, jadi cocok dengan lalu lintas yang sepi disini. Sehingga terasa sangat tenang bila berada disini, ditambah ada suara air sungai yang mengalir.
Gw mencoba sebisa mungkin membantu laras buat mengembangkan usaha yang sedang dia rintis saat ini. Walaupun gw hanya seorang waiters, gw tetap mencoba melakukan yang terbaik demi usaha yang dijalani oleh laras ini.
Sekitar jam 12 malam gw tiba dirumah. Gw langsung mandi untuk menghilangkan lelah gw seharian ini. Selepas mandi gw langsung menyeduh segelas kopi hangat sambil menonton tv. Awalnya gw ingin bergadang sambil menunggu fika pulang. Karena sudah lama kita tidak mengobrol. Karena perbedaan jam tidur, membuat kita tidak pernah mengobrol lama lagi. Semakin lama gw menunggu, semakin mata gw merasa berat hingga gw terlelap disofa depan tv.
Sekitar jam setengah 5 gw terbangun untuk beribadah. Seusai beribadah gw langsung beranjak ke dapur untuk membantu mbak may membuat sarapan. Entah kenapa pagi itu perasaan gw agak kurang enak.
Gw: wah masak besar nih mbak may pagi ini. Masih pagi tapi menunya udah banyak gini :
Mbak May: Sesekali kan gak apa-apa mas.
Gw langsung beranjak kekamar fika, buat ngebangunin dia.
Karena sarapan pagi ini terasa sangat special dengan berbagai masakan yang disiapkan oleh mbak may. Saat membuka pintu kamar fika, gw melihat kamar fika masih kosong. Perasaan gw semakin tidak tenang dengan tidak adanya fika dikamar. Karena selama ini selarut apapun fika keluar, dia tetap pulang. Gw coba beberapa kali menelpon ke handphone milik fika, tapi tidak aktif. Keadaan ini membuat gw semakin khawatir.
Karena gw khawatir dengan keadaan fika, gw langsung menghubungi ciko.
Gw: Cik Ciko: kenapa ren, pagi-pagi gini dah nelpon aja. Tumben
Gw: iya, ini fika juga tumben gak balik sampai pagi begini. Gw jadi was-was cik.
Ciko: ntar kalau lapar juga balik kok ren. Santay aja
Gw: lo kira kucing, kalau lapar baru pulang. Serius cik, fika gak biasa begini. Lo punya nomor deny kan. Kirimin ke gw gih no deny.
Tak berapa lama sms dari ciko sampai yang berisi no deny. Beberapa kali gw mencoba menghubungi no deny. Sama halnya dengan no fika yang tidak aktif. Gw mencoba untuk tetap berpikir positif. Tetapi hal seperti ini untuk pertama kalinya selama 3 tahun lebih gw mengenal fika. Gw pun kembali menghubungi ciko untuk meminta bantuan.
Gw: halo cik, nomornya gak aktif.
Ciko: Ya mungkin fika nginep dirumah temennya gitu ren.
Gw: cik, 3 tahun gw kenal fika. Gw gak pernah lihat dia dekat dengan orang lain selain deny. Dan selama ini gw gak pernah lihat fika tidak pulang semalaman. Lo bisa bantu gw kan cik
Ciko: bantu apa ren "
Gw: lo tau alamat deny "
Ciko: klo tepatnya gw gak tau, tapi gw bisa tanyain ketemanteman gw yang seangkatan dengan dia.
Gw: ntar lo jemput gw ya, kita coba datangin ke tempat deny.
Sekitar 30menit gw menunggu, ciko tiba didepan rumah.
Gw: gimana cik, tau alamat deny.
Ciko: he eh, tadi gw udah nanya. Kita coba pastiin aja dlu.
Deny, tinggal dijogja seorang diri. Semenjak SMA deny sudah tinggal di jogja. Berpisah dengan kedua orang tuanya yang berkerja dijakarta. Segala kebutuhan deny selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Deny tinggal disebuah perumahan, tidak terlalu besar. Tetapi cukup mewah untuk tinggal seorang diri.
Beberapa kali gw coba tekan bel rumahnya. Hingga akhirnya deny keluar menghampiri gw dan ciko.
Gw: Fika ada " Deny: oh, tunggu bentar. Deny kembali masuk kerumah. Disaat itu pikiran gw memikirkan hal-hal yang negatif. Apa yang yang dilakukan fika hingga dia menginap dirumah deny. Mungkinkah fika dan deny melakukan hal yang gw bayangkan. Tiba-tiba pikiran gw buyar ketika melihat fika keluar dari rumah deny masih mengenakan dress yang dia pakai semalam.
Gw: ehmm, fik. Bisa ngomong bentar.
Fika: ngomong aja ren. : Gw: lo kenapa gak ngasih tau gw kalau gak pulang
Fika: kenapa harus bilang ke lo "
Gw: gw khawatir dengan keadaan lo. Lo inget, gw sudah janji
ke ayah lo buat ngejaga lo
Disaat gw sedang berbicara kepada fika, tiba-tiba deny memotong pembicaraan gw.
Deny: santay aja kali bos, gw gak ngapa-ngapain kali. Lo gak usah so care gitu lah. Gw cukup dewasa kok buat ngejaga fika. Dan kita juga sudah cukup dewasa untuk melakukan semua hal.
Gw: denger fik, bila ini cara lo buat lari dari masalah lo. Lo salah besaar fik. Ini gak menyelesaikan apa-apa. Lo gak bisa begini terus-terusan. Dan orang tua lo juga gak bakal rujuk kalau tingkah lo begini terus.
Fika hanya menatap gw tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun dari mulutnya. Mungkin gw terlalu egois untuk mengatur kehidupan fika. Tapi gw agak sedikit kesal dengan tingkah fika yang semakin menjadi-jadi seperti ini.
Kemudian deny menghampiri gw
Deny: nyantai aja bos. Gw tau kok apa yang terbaik buat fika. Dan gw kenal fika lebih dari lo. Jadi gw bisa mengerti tentang fika.
Gw: fik, gw yakin lo sudah cukup dewasa untuk menentukan yang mana yang terbaik buat hidup lo. Gw juga yakin ini bukan diri lo yang asli. Karena gw percaya, lo lebih baik dari semua orang yang pernah bayangkan tentang diri lo.
Setelah berbicara gw langsung balik dengan ciko. Gw sadar, gw memang gak pantas menentukan jalan hidup fika. Siapa gw " gw hanya seorang pelayan dari fika. Tapi entah kenapa, gw gak ingin fika semakin terpuruk oleh keadaan ini. Dan gw percaya fika sudah cukup dewasa untuk menentukan jalan hidupnya.


My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak berapa lama setelah gw balik ke rumah. Fika juga pulang kerumah. Itu membuat perasaan gw senang.
Break The Wall Beberapa bulan setelah kejadian gw mendatangi fika yang menginap dirumah deny. Terjadi perubahan yang begitu mencolok pada fika. Gw senang dengan perubahan yang terjadi pada fika. Sekarang fika sudah sangat jarang untuk keluar malam. Setidaknya sekarang ada waktu buat gw untuk mengobrol dengan dia.
Hingga suatu malam saat gw pulang kerja. Gw melihat fika sedang asik duduk di sebuah ayunan yang tempat duduknya seperti sofa di halaman belakang rumah.
Gw: Wiw, kapan belinya nih fik "
Fika: tadi sore, gimana " bagus kan
Gw: wah, bakal betah gw kalau duduk disini. Btw, gak keluar nih fik "
Fika: bosan lah Gw: tumben, kenapa gak dari dulu aja bosannya
Fika: *bletak* : (fika menjitak kepala gw)
Gw: gw mandi dulu, lo mau ikutan "
Fika: gw jitak lagi ya lo :
Seusai mandi, gw melihat fika masih duduk sendirian di ayunan yang baru ia beli. Cuaca malam ini sangat lah dingin, musim panas dijogja. Gw bawa 2 cangkir the kearah fika,
Gw: mau teh " Fika: thanks ya ren, semoga musim hujan segera datang deh
Saat selesai ibadah shubuh, gw biasanya bantu-bantu mbak may beres-beres rumah. Pagi ini jogja diguyur hujan yang cukup deras. Hujan pertama setelah musim kemarau yang cukup panjang. Untungnya hari ini tidak ada kelas, jadi setelah beresberes gw bisa ngelenyeh-ngelenyeh, apalagi ada ayunan baru. Sekitar 2 jam ngelenyeh-ngelenyeh handphone gw berbunyi, ada panggilan dari teman gw aji.
Aji: Rendi " Gw: ya kenapa ji " Aji: lo yang sabar ya, nenek sudah tiada ren.
Tiba-tiba aja gw merasakan suara dari degupan jantung gw. Semakin lama semakin jelas, tangan gw seperti mati rasa, satusatu orangnya yang ingin gw bahagiakan kini telah tiada. Satusatu orangnya yang mengejarkan gw tentang artinya hidup, orang yang telah memberikan kasih sayangnya melebihi kedua orang tua gw. Ingin rasanya gw menangis, tetapi nenek pernah berkata kepada gw Kalau nenek nanti sudah meninggal, janganlah kamu menangis ya. Nanti air tangisan kamu membanjiri kuburan nenek, kamu gak mau kan nenek tidur ditempat yang basah ". Pesan ini membuat air mata gw terus tertahan didalam mata gw, yang terus memaksa-maksa untuk keluar.
Gw langsung mengambil beberapa uang tabungan gw untuk pulang kampung, dan mengepak baju. Setelah bersiap-siap gw langsung menemui fika untuk meminta izin.
Gw: Fika Fika: masuk ren, gak dikunci.
Gw masuk kedalam kamar fika yang gw lihat masih asik dimeja komputernya.
Gw: fik, gw minta izin untuk pulang kampung ya
Fika: loh, ada apa ren "
Gw: nenek meninggal Fika: ren *mata fika memerah*. Tunggu gw ren, gw siapin pakaian dulu. Gw ikut dengan lo
Gw: Langsung setelah fika mengepak pakaiannya, kita pergi ke bandara. Dalam perjalanan gw hanya bisa terdiam, gw masih dalam keadaan shock dengan kabar yang mendadak seperti ini. Sesampainya dibandara kita langsung mengambil penerbangan ke banjar masin yang langsung transit ke kuala pembuang.
Sekitar 1 jam gw dan fika menunggu diruang tunggu.
Fika: ren, lo yang sabar ya
Gw: iya fik Fika: terus sekarang yang ngurus alm. Nenek siapa "
Gw: ada aji dengan tetangga lainnya yang mengurus penguburan
nenek. Fika: masih keburu kan sebelum dikuburkan "
Gw: semoga ya fik. Soalnya gw juga gak tega nenek lama-lama gak dikuburin.
*telolet telolet* (suara sms)
Sms Laras: morning ren Sms gw: pagi ras, nenek gw meninggal ras. Ini gw sudah ada dibandara sama fika.
Sms Laras: Inalillah, turut berduka ya ren. Kok kamu gak ngabarin aq
Sms Gw: gw juga dapat beritanya mendadak ras
Sms Laras: ya udah, kamu hati-hati ya dengan fika. Maaf aq gak bisa nemenin kamu, soalnya aq lagi ada kelas pagi ini.
Gw gak tau mau balas apalagi ke laras. Pikiran gw sudah kacau saat itu.
Setelah mendapat sms terakhir dari laras. Panggilan keberangkatan pesawat tujuan banjarmasin pun diumumkan untuk segera naik kepesawat. Sampai dibanjar kita hanya menunggu sekitar 1 jam dan langsung transit menuju kuala pembuang.
Sesampai dirumah, nenek sudah dikuburkan tadi pagi. Sedih, karena gw tidak ada disampingnya untuk saat-saat terakhir. Setelah kejadian ini, gw berniat untuk tinggal disini selama sebulan untuk menyelesaikan beberapa berkas dan urusan yang berkait dengan meninggalnya nenek. Gw menyuruh Fika untuk duluan balik ke jogja tapi tetap saja dia menolak.
Raja Alam Sihir 2 Pendekar Naga Putih 06 Penghuni Rimba Gerantang Dakwaan Dari Alam Baka 1

Cari Blog Ini