Ceritasilat Novel Online

Your Secret Memories 4

Your Secret Memories Karya Avalon.jr Bagian 4


Di dalam hati kecil gua memang hal itu membuat gua sedikit kecewa, tapi kalo gua marah karena ikhsan udah jalan sama ody itu sama aja gua menghambat ody buat coba mengingat semua hal yang udah dia lupakan, gua coba buat tutup perasaan gua dengan semua senyuman yang terus gua keluarkan di depan ikhsan supaya dia ga terlalu merasa bersalah.
Selesai makan gua dan ikhsan balik ke kamar karena hari itu hari libur, gua liat ikhsan masuk ke kamar mandi sambil menenteng handuk biru yang biasa dia bawa kalo dia mau mandi. Di atas meja gua melihat hp ikhsan yang membuat rasa penasaran gua tentang ikhsan dan ody tiba-tiba keluar, gua sempat berpikir untuk membuka sms antaa ikhsan dan ody, tapi niat itu gua coba buang jauh karena gua gamau kalo ikhsan ngeliat gua membuka hpnya karena gua ga percaya dengan dia. Suara air dari dalam kamar mandi semakin lama semakin terdengar jelas yang menjadi sebuah tanda kalo ikhsan baru aja mulai mandi dan mengartikan dia akan lama di dalam kamar mandi, pemikiran itu kemudian membawa gua untuk mendekati hp ikhsan yang tertidur manis di meja belajar kita. Sedikit ketegangan menemani gua membaca semua sms antara ikhsan dan ody, pesan-pesan yang ody kirimkan serta ikhsan kirim ternyata memang hanya sebatas sms teman biasa, namun semakin gua perhatikan sms mereka, akhirnya gua melihat satu sms yang baru aja ody kirim pagi itu.
Quote: From: ody San, udah bangun" Makasih ya semalem.
Aku boleh minta temenin ke satu tempat yang dulu pernah aku kunjungin"
Sms ody yang sepertinya mengajak ikhsan untuk kembali keluar berdua pagi itu ternyata belum ikhsan berikan jawaban, gua yakin ikhsan belum memberikan jawaban karena dia masih mencoba menjaga perasaan gua, memang setelah gua membaca sms ody, gua sedikit merasa kehilangan
sesuatu yang rasa kehilangan itu ternyata ada di dalam genggaman teman gua sendiri. Suara-suara berisik di kamar mandi tiba-tiba menghilang yang disusul ikhsan keluar dari kamar mandi, dengan terburu-buru gua kembalikan hp ikhsan ke tempat asalnya, gua ambil gitar di dalam kamar berpura-pura sedang asik menyanyikan beberapa lagu di saat dia masuk ke dalam kamar mandi.
Quote: eh monyong, lo tumben mandi jam segini" Ada acara" engga kok, badan gua udah gatel aja
Ternyata ikhsan emang ga punya rencana buat menemani ody ke tempat yang perna ody kunjungin, gua sangat merasa bersalah seandainya ikhsan menolak permintaan ody hanya karena mencoba menjaga perasaan gua.
Quote: kalo hari ini gua ajak ody jalan gimana" gua coba memberikan ide yang gua dapet dari permintaan ody
bagus tuh, semoga setelah lo jalan berdua ingatan ody bisa balik lagi
Gua ambil hp gua diatas kasur dan menghubungi ody untuk mengajak dia ke tempat yang pernah dia kunjungin, tapi seperti hari-hari sebelumnya ody masih belum bisa buat jalan berdua sama gua, di mata ody gua masih seorang pacar yang asing dan ga pernah dia kenal sebelumnya sehingga ody setuju asalkan ikhsan ikut karena hanya dia yang ody tau sebegai seseorang yang pernah dekat
dengan dia. Meskipun pada awalnya ikhsan mencoba menolak untuk ikut pergi bersama kita tapi rayuan-rayuan maut gua sekali lagi berhasil mengajak ikhsan bergabung dengan misel juga tentunya supaya kita genap di tempat yang udah gua persiapkan. Sepanjang perjalanan gua udah persiapkan sebuah tempat yang menurut gua spesial buat hubungan gua dan ody, sebuah tempat dimana gua yakin buat ngomong ke ody. Danau adalah tempat pertama yang terlintas di benak gua buat mengajak ody hari itu.
Sampai di danau yang udah gua rencanakan, ikhsan dan misel pergi buat mempersiapkan tikar, dan tempat kita untuk menikmati pemandangan sedangkan ody dan gua berjalan-jalan mengitari danau berharap ody bisa ingat sesuatu, meskipun danau yang kita kunjungin hari itu bukan danau tempat gua mengungkapkan perasaan gua tapi setidaknya gua berharap ody bisa merasakan suasana yang sama.
Gua berhenti dibawah pohon besar dan memandang ody dalam-dalam seperti pertama gua bersiap mengungkapkan semua perasaan yang ada didalam hati gua.
Quote: dy kamu percaya kalo aku ini pacar kamu"
melihat kebaikan kamu dan semua sikap kamu ke aku, ga ada alasan buat ga percaya kan dan
jadi kamu percaya" iya aku percaya kok dan, tapi maaf yaa, aku belum bisa inget semuanya, aku belum bisa inget gimana aku sayang sama kamu, aku belum inget gimana sikap aku sama kamu. Jadi
maafin aku kalo aku masih sedikit kaku dan canggung sama kamu iya dy, aku ngerti kok, yang penting kamu udah percaya
Gua ambil sebuah batu kecil dari bawah pohon dan melemparnya ke danau sambil bertanya apakah ody mau melakukannya seperti dulu, tapi jawaban ody saat itu berbeda, gua hanya ingin melihat dan gamau buat mencoba melempar batu-batu kecil itu seperti dulu.
Quote: dy liat deh pohon besar ini, aku tulis nama kamu sama aku ya"
kenapa ditulis" dulu kita pernah nulis nama kita di pohon besar seperti ini dy
oh yaa" Yaudah terserah kamu dan, aku ke sana dulu yaa, mau bantu misel sama ikhsan
Seperti ribuan cambuk yang datang menghujang jantung gua kata-kata ody saat itu mampu merusak suasana hati gua, gua merasa sesuatu telah berubah dari ody, bahkan sikap ody yang acuh tak acuh tak bisa lepas dari ingatan gua hingga gua menulis part ini. Gua genggam batu kecil yang sebelumnya gua siapkan untuk mengukir nama gua dan ody, gua lempar sejauh mungkin batu itu sebelum sempat melukiskan nama ody dan gua didalam sebuah lingkaran. Sambil gua berharap
semoga Tuhan memberikan kekuatan yang besar buat gua melewati semuanya. Part 65
Dari kursi belakang mobil misel gua hanya terduduk lelah merebahkan kepala gua ke jendela yang ada di samping gua, gua lelah bukan karena hari itu kita udah terlalu lama main di danau, tapi gua lelah karena semua usaha gua hari itu terkesan ga berguna buat mengembalikan ingatan ody.
Sepanjang perjalanan gua masih belum mampu memandang ody yang duduk disebelah gua, keyakinan gua untuk mengembalikan ingatan ody seakan runtuh dan ga lagi ada di dalam diri gua.
Quote: dan gimana tadi" Jadi kamu tulis nama kita di pohon" tadi ga jadi dy, aku liat pohonnya bagus jadi sayang kalo dirusak
Suara lembut ody tiba-tiba datang ke dalam kedua telinga gua membuat gua tersadar kalo sepanjang
perjalanan pulang antara gua dan ody sama sekali belum membuka suara.
Quote: "nah gitu dong dan, kan sayang pohonnya rusak hanya karena hal yang ga penting
Hal yang ga penting ody bilang" Menulis nama gua dan ody disebuah batang pohon dan melingkarinya dengan lingkaran supaya kita bisa terus bareng kaya harapan kita sebelumnya adalah hal yang ga penting buat ody" Seketika di dalam pikiran gua muncul banyak pertanyaan serta ribuan pernyataan. Gua pandang mata ody lebih dalam dari biasanya, sampai gua terlalu jauh memandang dan gua sadar kalo ody udah ga lagi disini, dan seseorang yang ada dihadapan gua saat itu adalah seseorang yang pernah sayang sama gua yang gua gatau rasa sayang itu masihkah tersisa meskipun hanya sedikit di dalam ingatannya.
Hari-hari setelah kejadian di danau gua semakin mengecilkan usaha gua buat membantu ody mengembalikan ingatannya, keyakinan gua yang semakin menghilang membuat gua meupakan janjijanji gua untuk terus berusaha membuat ody mengingat semua tentang masa lalunya, semua tentang kenangannya dengan banyak orang dan kenanganya tentang gua. Semangat gua yang semakin hari semakin berkurang membuat ikhsan harus berjuang sendiri mengembalikan ingatan ody, bahkan semakin lama misel terlihat semakin jauh dari ikhsan karena ikhsan terlalu sibuk berada didekat ody seperti permintaan ody.
Sinar bulan yang malam itu bersinar terlalu terang membuat malam yang gelap tetap menyala seperti sore, gua liat jam dinding yang melekat rapi di dekat pintu kamar. Hari itu ikhsan masih terus berusaha membuat ingatan ody kembali, bahkan sampai jam sepuluh malam ikhsan belum terlihat didalam kamar kos kita. Mungkin ikhsan ada bersama ody, mungkin mereka lagi bersenang-senang, itu kan yang ody mau, ody kan hanya butuh ikhsan, gua mulai terus berbicara didalam diri gua sendiri karena sejujurnya gua masih mengharapkan ody untuk ada disamping gua saat
itu. Ditengah renungan gua yang panjang ikhsan secara tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan merebahkan badannya di atas kasur, matanya ia pejamkan seakan ga memperdulikan sekitarnya termasuk gua. Kata-kata yang dia keluarkan mulai memecah kesunyian di dalam kamar malam itu.
Quote: sampai kapan lo mau nyerah" nyerah gimana"
mana semua janji lo buat bantu ody mengembalikan ingatannya" apa ody masih butuh gua buat mengembalikan ingatan dia" pertanyaan macam apa tuh"
yang ody butuh hanya lo, ody udah lupa sama gua terus karena dia lupa sama lo semua selesai"
gampang buat lo ngomong gitu, karena ody ga lupa sama lo sekarang gua ngerti kenapa Tuhan menghapus ingatan ody apa maksud lo hah"
Tuhan gamau ody terus bareng lo, hanya karena ody lupa aja udah membuat lo merelakan semua yang ada antara lo dan dia
Emosi gua seketika memuncak, gua tarik kerah baju yang ikhsan kenakan malam itu, tangan gua mengepal siap lepas landas ke dalam perut atau mulut ikhsan supaya dia berhenti berbicara hal-hal yang mengganggu gua.
Quote: seharusnya lo sadar, kalo separuh bahkan lebih dari separuh hidup ody itu semua dijalanin bareng lo. Seharusnya lo inget itu sebelum lo bilang dia ga butuh lo, gua yakin lo
bisa inget itu karena lo ga hilang ingatan jaya yang terjadi sama ody kan"
Kepalan tangan gua yang begitu keras tiba-tiba melemah, kerah baju ikhsan yang gua genggam seketika terlepas begitu ikhsan selesai mengucapkan kata-kata terakhirnya. Kekecewaan gua yang terlarut terlalu dalam sepertinya telah membodohi diri gua, gua sadar kalo gua mualai lelah dengan mengembalikan ingatan ody itu sama aja dengan gua telah siap kehilangan ody dan semua kenangan
manis antara gua dan dia.
Mata gua yang mulai memerah menahan laju air mata membuat gua tak lagi dapat berbicara banyak, gua hanya terduduk diam di sebelah ikhsan yang saat itu juga mengalami banyak hal buruk yang ga pernah dia harapkan, bukan hanya gua yang kehilangan seseorang, memang secara jelas siapapun dapat melihat gua kehilangan ody, secara jelas semua orang dapat menumpahkan simpatik dengan gua saat itu, tapi dibalik semuanya ikhsan ternyata juga harus kehilangan seseorang, misel yang semakin menjauh sepertinya telah terutup dengan kekecewaan gua dengan ody, gua terlalu kecewa untuk tersadar kalau ikhsan juga punya perasaan yang sama kaya gua, bahkan ikhsan harus mencoba menutupinya di depan ody supaya ody ga punya perasaan bersalah dengan kepergian misel, maafkan gua san, gua janji untuk bisa menepati seluruh janji gua sama ody, gua janji akan selalu ada buat ody
mengingat semua ingatan dia.
Quote: apa yang harus gua lakukan" seperti rencana sebelumnya lo harus membawa ody ke dalam suasana sebelum dia kehilangan ingatannya
Gua berpikir sedikit lama mendengar rencana yang sempat gua tinggalkan begitu lama, rencana yang sebelumnya begitu mudah tersusun sepertinya sulit datang menghampiri kepala gua saat itu. Terlalu banyak kenangan antara gua dan ody yang melayang-layang di kepala gua, gua gatau gua harus mulai dari mana, gua bingung dan ga bisa memilih hingga gua lihat hp gua yang terjatuh dibawah kasur karena sempat terlempar saat gua marah tadi. Gua ambil hp gua dari bawah kasur dan mulai mengetik sesuatu dan gua kirim kepada beberapa orang.
Quote: jadi" akhir pekan nanti kita ke jogja yaa. Kita ke tempat kina bareng rena sama hanung kaya dulu
ini baru ikhsan yang gua kenal, buktikan kepada semua orang kalo kata-kata gua salah, buktikan gua salah kalo Tuhan ga menghapus ingatan ody karena Dia gamau ody bersama orang yang salah
Part 66 Ody tertidur begitu nyamannya di atas kursi penumpang di dala sebuah buas yang kita sengaja pilih untuk mengantar kita ke rumah kina. Sepanjang perjalanan sebelum ody tertidur, ody memang belum mengetahui rencana kita mengajak ody ke rumah kina, karena dalam ingatan ody nama seorang kina memang belum sempat hadir. Ody begitu terlihat penasaran akan sosok seorang kina, sosok seseorang yang dahalu begitu dekat dengan dirinya, sosok yang menurut cerita gua dan ikhsan adalah sosok yang begitu panting didalam hidupnya.
Perjalanan yang terhitung sebentar membawa gua, ody dan ikhsan sampai di kota jogja tempat kina tinggal selepas smp. Dengan baju santai batik dan tas kecil yang melingkar dibahu kanannya kina sudah menunggu kedatangan kita di terminal ditemani mas cahyo, supir pribadi kina setalah kepindahannya di jogja.
Quote: Kina: odyyyy Ikhsan: hai kin.. udah lama"
Kina: engga kok san, baru aja sampai disini Ody: halo, kina ya"
Kina: iya dy, pasti masih bingung ya"
Ody: hehe maaf ya kin Kina: iya gapapa kok dy. Danu sama ikhsan udah cerita semuanya
Dengan wajah yang berseri-seri kina menyambar tangan ody dan menariknya masuk ke dalam mobil yang siap di kendarai mas cahyo. Sepanjang perjalanan kina tak berhenti menceritakan beberapa kisah yang dahulu pernah mereka lalui bersama-sama, senyum dan tawa-tawa kecil ody tidak pernah terlepas dari wajahnya yang manis, cerita-cerita kina sepertinya berhasil mengikatkan lagi hubungan kina dan ody yang sempat terpisah karena hilangnya ingatan ody.
Sesuai dengan rencana gua sebelumnya rena dan hanung juga akan datang ke rumah kina untuk membantu ody mengembalikan lagi ingatan ody yang hilang, kereta yang membawa rena dan hanung akan tiba dijogja sekitar malam hari sehingga sebelum merka datang kegiatan yang kita lakukan hanya kegiatan kecil di dalam rumah kina, seperti bermain kartu atau ular tangga serta permainan kecil-kecil lainnya.
Permainan yang semakin lama semakin membosankan membuat kita sepakat untuk mengakhirinya, ody dan kina duduk di tama didalam rumah sedangkan ikhsan bermain piano di dalam rumah kina yang hanya berjarak beberapa meter dari taman, gua sendiri duduk di antara ruang piano dan taman
supaya tetep bisa mendengar semua pembicaraan ody dan kina tanpa harus diketahui Lagu anugerah terindah lagi-lagi keluar dari jari-jari ikhsan, seketika membuat ekspresi di wajah ody berubah kaget dan terkejut. Bukan hanya ody yang terkejut dengan lagu yang baru saja ikhsan mainkan gua sebagai seseorang yang sebelumnya sudah mengatur banyak rencana dengan ikhsan ikut terkejut saat melihat ekspresi wajah ody.
Quote: Ody: kin, aku boleh tanya sesuatu" Kina: apa dy"
Ody: ada apa sih kin sama lagu ini" Sesaat setelah aku pulang dari rumah sakit lagu ini juga sempat dimainkan
Kina: menurut kamu anugerah itu apa"
Ody: mama bilang anugerah itu aku, aku sebagai anaknya
Kina: nah itu dy, anugerah itu sesuatu yang berharga. Jadi anugerah itu menurut kamu apa"
Ody: anugerah itu semua orang yang berusaha mengembalikan ingatanku kin, karena dengan mereka berusaha mengembalikan ingatanku udah cukup nunjukin kalo aku
berharga buat mereka Kata-kata ody yang baru aja terdengar di keua telinga gua membuat gua sedikit memiliki perasaan yang ga bisa gua keluarkan, bukan karena gua merasa gua adalah anugerah buat ody tapi karena gua berpikir gua adalah seseorang yang bodoh, sesorang yang sempat hilang disaat ody membutuhkan gua, bahkan yang selalu hadir didekat ody untuk mengembalikan ingatannya adalah ikhsan, seseorang yang seharusnya ga berada diposisi gua sebagai orang yang paling pertama merasa harus
mengembalikan ingatan ody.
Gua merasa udah ga kuat mendengar kata-kata ody, semakin gua mendengar kata-kata ody gua semakin diliputi perasaan bersalah yang terlalu besar. Gua coba untuk meninggalkan mereka masuk ke dalam kamar dan mencoba memejamkan mata gua supaya bisa sedikit melupakan perasaan bersalah gua. Suara-suara dari luar kamar beberapa saat setelah gua terlelap terdengar begitu akrab di telinga gua, suara khas milik hanung sepertinya sudah terdengar menghiasi ruang tamu, gua coba untuk keluar kamar untuk menemui hanung dan rena yang udah berbaik hati datang memenuhi permintaan gua.
Pelukan hangat kina melingar tepat dibadan hanung, senyuman manis ody secara perlahan keluar melihat kemesraan kina dan hanung yang baru aja mereka perlihatkan dihadapan kita.
Quote: dan, kina sama hanung lebih dulu jadian dibanding kita ya" secara tiba-tiba ody mendekat ke arah gua yang baru aja keluar dari kamar
secara pengakuan sih iya dy
maksudnya" kalo diliatnya dari kedekatan, kita lebih dulu dekat dibanding mereka jadi kita lebih mesra dari mereka dong"
iya dy, kita lebih mesra dari mereka
Ody hanya tersenyum mendengar jawaban yang baru keluar dari mulut gua, gua merasa sangat bahagia ketika mendengar pertanyaan yang ody ajukankarena gua merasa benar-benar yakin kalo ody udah percaya posisi gua sebagai pacarnya, setelah kejadian itu ody terlihat lebih santai berada di dekat gua, berbicara dengan gua meskipun terkadang harus ditemani ikhsan sudah mulai ody tunjukkan, bahkan disaat kita makan bersama gua dan ody sudah berani melakukan kontak mata yang membuat gua merasa kalo gua dan ody bisa balik kaya dulu. Dalam hati gua ga berhenti berdoa semoga Tuhan mengabulkan sedikit harapan kecil gua untuk mengembalikan ingatan
ody. Part 67 Malam yang semakin gelap sengaja kita biarkan berlalu karena kita sepakat untuk memberikan hanung dan rena waktu beristirahat. Perjalanan panjang yang mereka tempuh pasti menyisakan banyak kelelahan untuk mereka, sehingga untuk memberikan kesan bahagia untuk semua orang di saat kita bermain nanti kita ga mencoba untuk memaksakan keinginan kita untuk cepat bergerak. Waktu yang kita berikan ternyata berlanjut sampai pagi harinya karena kita ikut terlelap terbawa
suasana istirahat rena dan hanung . Pagi hari di rumah kina acara kita ga terlalu banyak karena acara kita berenam berjalan terpisah gua, ikhsan dan hanung berjalan disekitar dirumah kina sedangkan ody, kina dan rena menyiapkan sarapan kita di pagi hari. Dari halaman rumah kina bau masakan yang begitu menyengat semakin membuat perut kita bertambah lapar, kita segera masuk dan melihat masakan yang tengah disiapkan rena dari dapur sedangkan kina sepertinya ada di dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya dan hal itu membuat mata gua segera bergerak mencari keberadaan ody. Disudut ruangan di rumah kina ody terduduk manis di depan piano dengan tangantangan mungilnya mulai ia coba untuk bergerak diatas tut piano. Nada-nada yang keluar dari piano yang ody mainkan begitu menarik, ody masih merasa bahwa ia tidak bisa bermain piano meskipun sebenarnya ody sangat lihai dalam hal itu.
Quote: Hanung: wah ody udah bisa main piano lagi Ody: hahaha enggak ko han, ini aku cuma asal-asalan aja kok
Ikhsan: hahaha engga dy, nada yang kamu keluarin tuh bagus kok. Kamu tau karena apa" Karena dulu kamu emang udah akrab banget sama alat-alat musik kaya gini.
Gua cukup tersenyum mendengar kata-kata ikhsan dan hanung karena gua rasa ikhsan dan hanung udah cukup sedikit mencoba mengingatkan ody kembali dengan masa lalunya. Gua segera berlari menuju kamar mandi setelah melihat kina selesai membersihkan dirinya, gua gamau makan bareng ody dengan keadaan bau keringat apalagi setelah ody semakin yakin kalo gua emang bener-bener
seseorang yang dulu dia pernah sayang.
Sore harinya ga perlu lagi ditanya kemana tujuan kita akan pergi, mas cahyo yang sepertinya udah siap di dalam mobil segera memberikan tanda untuk kita segera berangkat. Alun-alun kota jogja adalah tujuan pertama kita, disini begitu banyak kenangan yang tersimpan di dalam ingatan kita termasuk ody, meskipun saat itu ingatan tentang alun-alun udah ga ada lagi di dalam kepala
ody. Quote: Ody: wah dan bagus yaa, ramai tempatnya Gua: iya dy dulu kita main disini juga kaya malam ini Ody: terus kita main apa"
Gua: sabar yaaa hehehehe
Tanpa banyak kata-kata yang keluar dari mulut kita, dengan sangat cepat kita berlari ke arah pohon beringin yang dulu pernah kita coba lewatin, dengan sangat antusias ody mendengarkan setiap perkataan kina tentng alsan kitan bermain dan cara kita bermain. Ody, ikhsan dan kina mendapat giliran pertama karena saat smp dulu ody dan ikhsan berhasil melewatinya sedangkan kina karena dia adalah tuan rumah yang dianggap akan berhasil.
Ody berjalan begitu hati-hati, kakinya melangkah begitu lurus seakan seseorang mencoba menuntunnya untuk tetap berada di jalur yang tepat. Perasaan harap-harap cemas begitu terlihat di wajah gua, rena dan hanung berharap ody bisa menyelesaikannya seperti saat dulu, dan benar saja dugaan kita karena langkah lurus ody berhasil membawanya melewati pohon itu, seperti biasa ikhsan
berhasil dengan cara yang sama yaitu sedikit mngintip dari kain yang menutup matanya. Ody terlihat begitu bahagia karena telah berhasil melakukan tantangan itu dengan sangat baik, ody mulai berlari ke arah ikhsan yang saat itu berada di dekatnya karena juga berhasil melewati pohon itu. Ody melompat begitu senangnya dengan kedua tangan yang tidak terlepas dari genggaman tangan ikhsan, begitu juga raut wajah yang ikhsan perlihatkan, ia seperti memiliki perasaan bahagia seperti milik ody dan& waaaw sedikit perasaan yang aneh begitu menekan seluruh dada gua yang penuh dengan udara malam alun-alun jogja, begitu bodoh ketika gua merasa sakit melihat ody dan ikhsan yang begitu bahagia, bahkan mereka hanya terlihat bahagia karena sebuah permainan. Gua coba menekan dada gua yang begitu penuh agar parasaan yang begitu bodoh itu segera pergi dan keadaan bia berjalan seperti biasanya.
Quote: Rena: dan jangan bengong aja, ini diambil kainnya sekarang giliran kita Gua: eh iya kin dengan sedikit terbata-bata gua mencoba mengambil kain di tangan rena Ody: ayoo dan, kamu pasti bisa
Suara ody seketika membuat kedua bola mata gua berbalik melihat wajah manisnya, ody terlihat masih ada disana memberikan gua dukungan dan itu seharusnya adalah sebagian hal yang gua genggam untuk mengusir perasaan bodoh yang baru saja datang menghampiri gua. Permainan berakhir dengan hasil gua tetap belum mampu menaklukan pohon beringin yang menyimpan bayak misteri itu. Ody terlihat masih menyimpan banyak tenaga di dalam dirinya malam itu, tentu saja hal itu membuat kita sangat bahagia karena masih banyak hal yang harus kita kerjakan malam itu. Gau dan yang lain segera beranjak ke arah sepeda yang dulu sempat kita mainkan, tapi kali ini ody seperti menolak karena ia merasa begitu takut untuk berada di atas sepeda yang menurutnya tidak seimbang. Semenjak kehilangan sebagian ingatannya ody memang belum pernah mengendarai sepeda dan ini adalah hari pertamanya, ody merasa dia lebih baik memperhatikan kita bermain dari sisi alun-alun tapi dengan sangat cepat ikhsan berteriak untuk mengajak kita bermain sepeda beroda lebih dari dua sehingga keseimbangannya sudah pasti terjaga dan lagi sepeda itu dapat dikendarai oleh enam orang sekaligus.
Dengan formasi gua dibawah disamping ody dan kina sama seperti gua yang berada dibawah disamping rena hanya saja pada kursi dibelakang gua dan ody, kita memegang tugas mengayuh sepeda agar dapat berjalan, hanung di belakang sepeda dengan posisi terbalik karena ingin merasakan naik sepeda yang berjalan mundur dan ikhsan berada di atas sendirian. (bagi yang pernah ke alunalun jogja pasti tahu bentuk sepedanya)
Beberapa putaran kita lewati dengan perasaan bahagia seperti dulu, suara tawa dan teriakan akan ungkapan kebahagiaan tidak pernah berhenti dari atas sepeda, bahkan hanung yang duduk dibelakan dengan posisi tebalik terlihat begitu menikmati perjalanan mundurnya mengelilingi alun-alun jogja.
Quote: Ody: san emang ga takut duduk di atas"
Ikhsan: engga dy kan ada pengamannya, malah aku bisa liat semuanya dari atas sini Ody: oh ya" Aku boleh kesana"
Ikhsan: boleh dy, naik aja
Karena ody penasaran akhirnya posisinya diganti hanung untuk mengayuh sepeda disamping gua, gua coba untuk terus mengendarai sepeda namun pikiran gua tetp terganggu dengan pindahnya posisi ody, dari bawah gua lihat ody dan ikhsan yang tertawa begitu lepas membuat perasaan bodoh yang sempat hilang itu datang lagi, hanya saja kali ini gua ga bisa menghilangkannya dengan mudah, bahkan perasaan gua semakin terampur aduk melihat senyuman di wajah ikhsan. Setelah sepeda berhenti gua sedikit menjauh dan berdoa agar Tuhan segera mencabut perasaan itu karena gua gamau
ody pergi dari kehidupan gua begitupun ikhsan. Part 68
Kejadian yang terjadi di atas sepeda berhasil membuat suasana malam itu sedikit menjadi cepat berlalu, bahkan di dalam pikiran gua yang terlintas adalah keingina untuk cepat kembali ke kamar tidur gua dirumah kina. Berbagai macam alasan malam itu coba gua keluarkan agar kita bisa cepet balik kerumah kina tanpa harus berjalan-jalan lagi ditengah malam. Mulai dari sinar bulan yang semakin pudar hingga mata mas cahyo yang sudah tidak lagi dalam keadaan baik gua coba jadikan alasan untuk mengakhiri malam itu.
Melihat keadaan gua yang sepertinya telah berusaha keras mengajak semuanya pulang kerumah kina sepertinya membuat yang lain merasa cukup untuk perjalanan malam itu. Sepanjang perjalanan suasana didalam mobil yang mas cahyo kendarai terasa begitu sunyi, suara-suara kelelahan dari dalam tidur yang lain sekali-sekali melintas ditengah kesunyian itu. Wajah ody yang terlihat begitu manis bahkan ketika dia sedang teridur menambah kebingungan yang ada di dalam diri gua, perasaan yang ody tunjukkan saat itu sama sekali ga memberikan arah untuk gua menebak ke dalamnya. Bahkan terkadang gua merasa ody terasa begitu nyaman bersama ikhsan dibanding ketika dia
bersama gua. Kecemburuan bodoh yang sepertinya telah merasuk ke dalam diri gua sempat beberapa kali gua buang jauh dari ingatan gua, gua gamau perasaan bodoh itu merusak usaha gua untuk mengmbalikan ingatan ody, atau bahkan menjauhkan gua dengan ikhsan. Begi gua saat itu yang terpenting adalah ody telah percaya bahwa gua adalah pacar dia dan bukan ikhsan.
Quote: Woy bengong aja lo, tidur sana, besok kita jalan-jalan lagi kan iya ini gua juga mau tidur
mikirin apaan lo" ga mikirin apa-apa kok hehe
haha yaudah tidur deh, gua mau mimpiin kina lagi
Di dalam kamar berukuran sedang gua hanya merebahkan seluruh tubuh lelah gua tanpa bisa tertidur, lampu kamar yang sedari tadi sudah padam semenjak kita pulang sepertinya belum mampu menutupi semua perasaan yang menjadi pikiran gua. Bahkan hanung yang telah diliputi rsa kantuk bisa dengan
mudahnya merasakan kegundahan hati gua malam itu.
Quote: dan bangun yuk, udah pagi & & .
hehe kok kamu bingung gitu sih dan" Hanung sama ikhsan udah di depan jadi aku yang bangunin kamu
iya dy, kamu kedepan duluan yaa, nanti aku kesana iya cepet yaa dan abis itu kita makan bareng
Suara ody samar-samar mengembalikan kesadaran diri gua yang sempat terlelap karena kelelahan, gua cuci muka kusut gua dan menyusul yang lain di meja makan, semuanya terlihat telah siap dan hanya menunggu gua untuk bergabung dan memulai acara makan bersama kita pagi itu.
Quote: Ikhsan: masa lagi liburan gini masih aja bangunnya siang Gua: haha maklum semalem kan abis capek
Ody: tadi kan kamu juga bangun siang san
Ikhsan: iya sih dy, tapi kan ga bener-bener siang kaya si bencong Ody: hahaha makhluk mars juga tahu kalo kalian sama aja
Gua terdiam mendengar kata-kata ody untuk ikhsan di meja makan, kata-kata yang udah ody keluarkan persis seperti kata-kata ikhsan yang membuat gua semakin curiga dengan kedekatan mereka berdua. Gua memang pernah mendengar ody dan ikhsan jalan berdua untuk rencana kita mengmbalikan ingatannya, tapi kenapa ody sampai hapal dengan kata-kata ikhsan" Hal kecil yang terlanjur membesar karena situasi dan suasana perasaan gua saat itu. Hal wajar yang menjadi luar biasa karena rasa takut yang meliputi gua saat itu.
Kediaman gua seperti mengubah suasana meja makan kita saat itu, ikhsan secara tiba-tiba berganti dengan wajah yang seperti memendam perasaan bersalah tentang omongan ody. Kina, rena, dan hanung tetap terdiam di dalam pikirannya masing-masing.
Quote: Ody: kok pada diem sih" Abis ini kita kemana"
Kina: sebenernya sih siang ini kita gatau mau kemana dy, tapi aku punya usul untuk ajak kamu ke pameran lukisan gitu, siapa tau kamu bisa inget sesuatu
Ody: kita pernah kesana"
Kina: belum dy, nanti malam baru kita ke malioboro, tempat yang pernah kita kunjungin Ody: yaudah kita selesain makannya terus siap-siap ke tempat seni hehehe
Semua tersenyum melihat semangat ody terkecuali gua dan ikhsan, ikhsan hanya tertunduk menatap piringnya yang masih setengah terisi sedangkan gua seperti kehilangan selera humor gua pagi
itu. Mas cahyo dengan sangat rapi memberhentikan mobil yang kita gunakan tepat di halaman depan gedung pameran, bukan pameran besar namun kina merasa cukup untuk sedikit menyinggung ingatan ody mengenai bakatnya. Dengan sangat teliti ody melihat seluruh lukisan yang dipasang disetiap dinding gedung. Mungkin semua pelukis yang ambil bagian adalah teman-teman kina yang sama sekali tidak berhubungan dengan ody, namun secara tak sengaja lukisan yang mereka buat sudah mampu menumbukan lagi semangat ody dalam hal seni. Dan gua pikir kina udah berhasil membantu ody mengingat jiwa seninya hari itu.
Setelah pulang dari pameran kita kembali kerumah kina untuk beristirahat sebelum berangkat ke malioboro, kita duduk didepan tv yang menyajikan acara-acara yang sesungguhnya ga kita lihat karena terlalu lelah. Ody terlihat begitu asik di meja tamu dengan beberapa kertas dan pensil.
Quote: Rena: bangun, banguuuun
Hanung: ren ngapain teriak-teriak sih, ih kaya dihutan aja Rena: makanya jangan tidur terus, kaya kebo deh
Suara rena yang memenuhi ruang tv ternyata mampu membangunkan gua, ikhsan dan hanung. Gua liat ody udah ga ada di meja dan kayanya dia ada di taman sama kina jadi gua cuci muka dan nyusul dia kesana. Gua liat ody sama kina ada di kursi taman sambil tangan ody menggenggam sebuah kertas ditangan kanannya, dari jauh ody tersenyum melihat kedatangan gua.
Quote: Kina: dan sini, mau liat gambar ody ga" Gua: ody abis gambar" Mana coba liat"
Gua liat gambar kita berlima diatas kertas, mulai dari hanung, kina, rena, gua, ody, dan ikhsan. Gambarnya terlihat mulai seperti gambar ody dulu, meskipun masih banyak yang belum sempurna tetapi untuk ukuran seorang yang baru saja kehilangan ingatannya menurut gua sudah cukup baik. Perasaan bodoh itu lagi-lagi datang, entah kenapa gua terlalu bodoh karena gua merasa kecewa melihat ody diantar gua dan ikhsan. Gua serpeti tidak bisa menerima meskipun hanya dalam gambar
ody berada didekat ikhsan.
Kerana merasa sedikit kecewa gua hanya tersenyum dan masuk untuk segera mempersiapkan diri gua berangkat ke malioboro, ditengah persiapan gua hanya terdiam tanpa memiliki keinginan membuka suara gua kepada ikhsan, gua mengerti bahwa ikhsan sesungguhnya tidak memiliki satu kesalahan sedikitpun terhadap gua tetapi gua ga bisa membohongi perasaan gua bahwa gua saat itu cemburu terhadap kedekatan ikhsan dan ody.
Quote: Ikhsan: nah sekarang kita jalan kaya dulu yaa
Ody: maksudnya" Kina: maksudnya kita berpisah dy disini Ody: jadi kita jalan sendiri-sendiri"
Hanung: engga dy, tapi berdua. Kamu sama danu Ody: oh gitu yaa hehehe
Ody menarik tangan gua dan kita memulai perjalanan kita di malioboro, sepenjang jalan gua hanya melihat kiri dan kanan karena tidak memiliki sesuatu yang ingin gua beli. Ody terlihat begitu bersemangat setiap dia melihat pernak-pernik yang ada di sepanjang jalan malioboro. Langkah kita yang selalu berhenti setiap bertemu musisi jalanan jogja sepertinya sudah menjadi peraturan tidak tertulis dalam perjalanan gua dan ody malam itu, gua merasa sangat bahagia bisa berdua sama ody. Banyak hal yagn kita bicarakan malam itu, kenangan-kenangan yang dulu, sifat gua dan dia saat kita masih benar-benar pacaran dan semua hal yang bisa membuat kita tertawa bahkan sampai kita lelah dan hanya duduk diam di sebuah kursi diujung jalan malioboro dengan masing-masing tangan kita sibuk menggenggam es krim.
Quote: dan dulu kita disini ngapain yaa" dulu disini kamu beliin baju couple buat kita dy baju couple"
iya baju yang samaan gitu
ih lucu dong, aku mau beli lagi ah hehehe. Terus" dan aku beliin kamu kalung
kalung ini" tiba-tiba ody ngeluarin kalung yang sempat gua beliin dulu dari dalam bajunya
iya dy sepulang dari rumah sakit aku liat foto-fotoku selalu ada kalung ini, dan setelah aku cari ternyata ada dikotak diatas meja dikamarku. Aku pikir ini dari ikhsan
ikhsan" iya, gatau kenapa orang pertama yang ada dipikiranku dia Gua terdiam sambil membuang pandangan gua dari wajah ody. dy, aku capek. Kita ke mobil yuk
Gua berjalan ke mobil dengan perasaan yang udah ga bisa lagi gua rasakan, terlalu banyak perasaan
yang tercampur sehingga membuat gua terlalu sakit untuk memilah-milah perasaan itu.
Part 69 Sinar matahari pagi yang masuk kekamar yang kina sediain buat kita seakan memngingatkan bahwa hari itu adalah hari terakhir buat kita kumpul kaya dulu. Perasaan gua yang udah terlanjur terbawa emosi tentang ikhsan dan ody membuat gua malas untuk berada didekat mereka, ikhsan yang berkalikali mencoba mengajak gua bercanda atau berbicara selalu berakhir dengan senyuman seadanya di wajah gua. Adalah hal yang sangat wajar seandainya ikhsan menebak isi hati dan pikiran gua tentang dia, karena sikap yang gua tunjukkan buat dia hari itu.
Ikhsan yang mendapat respon buruk dari gua malah semakin membuat hubungan dia dan ody dekat karena ody yang merasa ga enak dengan sikap yang gua tunjukkan terhadap ikhsan mencoba
merespon semua pembicaraan dan bercandaan ikhsan.
Perpisahan kita ditandai dengan tangisa dari cewek-cewek dan pelaukan hangat diantara kita, mungkin kita akan berpisah lagi untuk waktu yang lama. Mas cahyo dengan kemeja hitam dan wajah yang segar seperti sedang dimabuk asmara sudah siap mengantar gua, ody dan ikhsan ke terminal dan juga mengantar rena dan hanung ke stasiun. Distasiun pelukan hangat kina dan hanung ditambah air mata kina membuat suasana haru perpisahan semakin terasa, dalam hati gua yang paling dalam gua ingin melihat reaksi ody seandainya kita berpisah apakah seperti yang kina lakukan atau dia mampu melepas gua tanpa perasaan terluka.
Quote: Hanung: dan, bengong aja lu. Gua cabut dulu ya
Gua : iya han hati-hati ya& tanpa gua sadar hanung udah didepan gua untuk memberi salam perpisahan
Rena: jangan bengong terus dan, nanti odynya diambil orang hahaha Gua: ah kamu bisa aja ren hahaha
Kata-kata rena coba gua anggap sebagai sebuah bahan bercandaan sebelum mereka berpisah, meskipun sejujurnya kata-kata rena sedikit membuat gua semakin memiliki perasaan curiga terhadap
ody dan ikhsan. Bersama habisnya es teh manis didalam plastik yang dipegang mas cahyo kita mulai melanjutkan perjalanan ke terminal buat balik ke kota tempat kita kuliah, sepanjang perjalanan kina banyak cerita kegiatan yang dia lakukan sehari-harinya. Kegiatan yang sepertinya membuat ody tertarik untuk bisa ikut di dalamnya karena ody terlihat begitu antusias mendengar cerita kina sedangkan gua hanya berpura-pura tertidur supaya ga ngeliat ikhsan dan ody.
Diterminal suasana haru perpisahan lagi-lagi muncul antara kina dan ody, kina memeluk tubuh ody begitu lama seakan gamau berpisah, setelah selesai suasana haru kita naik kedalam bis yang akan membawa kita pulang, sampai akhirnya didalam bis gua tertidur disebelah ody dan sampai dikota kita belajar siang harinya.
Quote: Ikhsan: dy kamu mau kemana" Ody: pulang san
Ikhsan: iya tapi gausah buru-buru gitu dong dy, tungguin kita Ody: kok tungguin"
Ikhsan: kita kan anterin kamu dulu dy, ya kan dan" Gua: iya dy
Secara mengejutkan ikhsan baru aja menunjukkan perhatiannya buat ody, entah secara sadar atau dia ga sadar baru aja melakukan itu, yang jelas gua semakin penasaran dengan perasaan ikhsan buat ody. Gua liat wajah ikhsan yang sedikit tertunduk setelah melihat wajah kaget gua tentang perhatiannya, mungkin ikhsan masih berusaha menutupi perasaan dia buat ody.
Quote: lu marah sama gua" ikhsan tiba-tiba buka suara setelah kita persis sampai dikamar kos
apaan sih" Aneh deh. Udah ah capek gua mau istirahat kalo lu marah gausah diem gitu, kaya bencong tau ga siapa yang bencong" Gua" Lo tuh yang bencong!
gua yang benong" Yang coba nahan emosi dari kemaren siapa" Lo kan! yang coba nahan perasaannya siapa" Lo!
Tanpa sadar gua ga sengaja keluarin semua yang ada dikepala gua, mendengar kata-kata gua ikhsan langsung diem dn ninggalin gua sendiri didalam kamar. Tanpa harus menunggu lama gua udah tau kejadian selanjutnya, ikhsan pasti merasa ga enak dengan gua dan dia udah gamau lagi deket-deket ody karena gamau nyakitin gua.
Terlintas dikepala gua buat minta maaf ke ikhsan karena udah punya pikiran buruk tentang dia dan ody, tapi ga mungkin gua minta maaf karena emang itu yang ada dikepala gua. Gua keluar kamar secara perlahan buat masuk ke dalam kamar mandi dan gua sedikit melirik keruang tamu, gua liat ikhsan tiduran dikursi panjang sambil beberapa kali melihat hapenya. Karena lelah gua masuk ke kamar dan tertidur. Sampe akhirnya malam dan gua terbangun, gua liat ikhsan udah ga ada diruang tamu sehingga gua berpikir dia keluar bat nyari makan. Gua liat satu pesan didalam kotak masuk gua, ternyata ody yang ngajak gua buat makan malem, perasaan gua sedikit senang meskipun didalam hati gua masih banyak kecurigaan tentang ikhsan.
Gua mandi supaya wangi dilanjut dandan supaya lebih keren dari biasanya dan langsung manasin
motor dibawah dan cabut kerumah ody.
Ditempat makan gua dan ody udah ga terlalu kaku kaya sebelumnya, ody udah mulai banyak cerita meskipun terkadang dia terlihat sedikit malu dengan apa yang baru dia ceritakan. Gua terus terpaku melihat ody bercerita membayangkan beberapa tahun lalu saat kita berpelukan disebuah dermaga saat kita melepas semua masalah yang sempat merusak hubungan kita, dan saat itu ingin rasanya gua mengulang itu semua dan melepas masalah tentang gua, ody, dan ikhsan.
Quote: dan panda kaya gimana yaa sekarang" panda" Kamu tau panda" Kamu inget"
belum dan, tapi tadi sewaktu kamu tidur di bis ikhsan banyak cerita termasuk panda oh, dia cerita apa aja"
banyak dan, aku seneng ikhsan bisa ceritain tentang aku yang dulu, meskipun mungkin aku ga inget tapi aku bisa merasakan kasih sayang kalian buat aku iyaa untung ada ikhsan ya dy gua sedikit menggumam kecewa kok kamu gitu dan ngomongnya"
engga kok gapapa. Udah dilanjut makannya selagi masih panas
Tiba-tiba hasrat gua bicara luntur setelah topik kita menuju ke ikhsan, gua bahkan males berkomentar tentang ikhsan yang udah berbaik hati bercerita banyak ke ody sewaktu gua tertidur, karena didalam pikiran gua ikhsan hanya mencari sebuah kesempatan untuk dekat dengan ody tanpa menyakiti
gua. Part 70 Lebih dari seminggu gua dan ikhsan berada dalam kedinginan, ikhsan yang merasa gua pojokkan menjadi lebih jarang pulang ke kamar kos kita, terkadang gua dan ikhsan hanya berbicara lewat isyarat seperti anggukkan atau gelengan kepala sederhana jauh dari kesan sahabat akrab sejak kecil. Ikhsan bahkan tak pernah lagi memandang wajah gua ketika sedang berada dalam pembicaraan singkat kita. Satu malam setelah gua balik dari rumah ody gua liat lampu kamar yang telah redup, gua berpikir bahwa ikhsan telah tertidur didalam kamar sehingga gua masuk secara perlahan tanpa menyalakan lampu dan segera tertidur dikasur bawah tanpa melihat kekasur atas karena gua pikir ikhsan terlelap dikasur atas karena terkadang kita memang sering bertukar tempat tidur. Embun pagi yang dingin tanpa permisi masuk ke dalam kamar kita, gua terbangun dan melihat ruang tv yang sepi, gua berpikir bahwa ikhsan telah pergi sejak pagi namun setelah gua perhatikan kasur atas yang gua anggap ikhsan gunakan, gua segera tersadar bahwa semalam tadi ikhsan tidak ada disana. Sambil memegang secangkir teh hangat gua duduk diruang tv, gua berpikir tentang semuanya, tentang ody, tentang gua, dan tentang ikhsan termasuk rasa bersalah gua yang semakin besar terhadap dia. Berkali-kali gua mengambil telepon genggam gua yang sengaja gua letakkan diatas meja persis disebelah kursi gua menikmati secangkir teh hangat. Puluhan kalimat permintaan maaf yang sengaja gua tujukan untuk ikhsan coba gua susun sepanjang pagi sampai akhirnya keberanian gua melemah dan membatalkan niat gua untuk mengirimkan sebuah pesan maaf untuk ikhsan. Jarak antara gua dan ikhsan semakin tebal, bahkan semuanya terjadi karena gua sendiri yang membuat dia menjauh, kita bagaikan dua orang anak kecil yang tidak saling mengenal sehingga
ketika bertemu hanya memandang dengan tatapan bingung dan berlalu tanpa sebab Quote: sel kamu liat ikhsan" gua coba memberanikan diri gua mencari ikhsan lewat misel hehe kamu lucu deh dan, kan kamu yang satu kos sama dia
Ikhsan dan misel memang sudah terlalu jauh dan ga lagi berhubungan seperti dahulu sehingga sangat wajar seandainya misel ga lagi tau apa yang ikhsan lakukan dan dimana ikhsan berada.
hehe iya ya sel aku lupa, yaudah aku pulang duluan yaa
iya dan, salam buat ody yaa
Gua mencoba menebak banyak tempat dimana ikhsan mungkin berada, dan gua coba mengunjungi tempat itu satu per satu hingga akhirnya gua sadar bahwa bahwa semua tempat yang menjadi dugaan gua berada pada jawaban yang salah. Panas terik matahari akhirnya membuat gua menyerah dan memutar balik arah motor gua kerumah ody, karena gua pikir gua bisa sedikit berbagi pikiran dengan dia dan membantu menyelesaikan masalah yang belakangan terus memenuhi kepala gua Ody terduduk manis didepan sebuah kanvas yang telah terlukis beberapa gambar,seorang wanita muda yang duduk bersila dan tersenyum disebuah taman rupanya sangat menyita perhatian ody hingga ia tak menyadari suara langkah kaki saat gua datang mendekatinya. Quote: cieee yang mau wisuda sibuk banget nih
eh danu, kamu kapan dateng" baru aja, lagi gambar apa dy"
ini salah satu tugas akhirku, agak beda sih sama gambar sebelumnya, aku masih belum mahir kaya cerita kalian
ini udah mendekati kok dy hehehe
iya, tapi mau gamau aku harus cepet selesaiin biar cepet diwisuda hehehe amiiiin. kamu gambar siapa dy"
panda panda" iya, ikhsan bilang aku deket banget sama panda, ikhsan bilang panda anak yang baik, manis, imut meskipun suka manja sama kamu atau aku. Jadi aku coba ngebayangin dia dan aku gambar deh hehehe, gimana mirip ga"
ga terlalu mirip sih, tapi kalo diliat dari gambarnya, pasti sifatnya sama kaya panda hahaha
hahaha iya aku yakin, aku ga sabar buat ketemu panda deh dan
Gua tersenyum manis mendengar permintaan ody, gua berharap suatu saat panda bisa hadir disana menemui kita karena panda emang beda kampus sama kita, dia kuliah dijakarta mengambil jurusan yang dia kagumi, sastra inggris. Kata-kata ody membuat gua banyak berpikir tentang panda dan tentang ikhsan, kenapa ikhsan bisa cerita banyak tentang panda sama ody, kenapa dia harus cerita tentang panda ke ody, pertanyaan-pertanyaan tentang ikhsan mulai bermunculan membuat perasaan
gua mulai menahan cemburu.
Quote: dan" Kok kamu diem"
eh iya dy. Maaf hehehe. Oiya ikhsan kapan cerita" dibis waktu kamu tidur dan, semalem juga dia cerita kok
semalem" iya dan, dia juga bilang dia mau beli alat pancing terus ngajak kamu mancing dikolam deket kampus kalian. Dia bilang dia udah lama ga ngajak kamu main makanya dia kangen main sama kamu
Gua tersadar gua adalah orang terbodoh yang pernah Tuhan ciptakan, gua adalah orang yang tidak pernah bersyukur atas karunia yang Tuhan telah kirimkan buat gua. Bagaimana bisa gua menyianyiakan sahabat terbaik gua, sahabat yang selalu ada buat gua, sahabat yang selalu berkorban buat
gua, dan satu kata yang pantas untuk seseorang seperti gua adalah bodoh.
Gua pamit dengan orang tua ody dan segera balik kekosan karena gua pikir gua harus menyelesaikan masalah gua dengan ikhsan. Gua gamau selamanya menjadi orang bodoh, gua mau menjadi seseorang yang bisa melihat orang yang selalu ada buat gua kembali tersenyum lagi untuk gua bukan berlari. Gua parkirkan motor gua tak beraturan dihalaman kos dan dengan sangat cepat berlari kedalam kamar, gua liat ikhsan yang terduduk diatas kasur sambil memegang gitar yang kita bawa. Quote: eh monyong maafin gua yaa
maaf kenapa" maaf gua udah berpikir kalo lo punya perasaan yang sama kaya gua buat ody & & ..
Ikhsan hanya terdiam melihat gua, senyumnya mulai terlihat dan dengan cepat gua memeluk tubuh ikhsan karena perasaan bersalah gua yang terlalu besar.
ih bencong ngapain lo meluk-meluk gua
gua mau minta maaf, gua minta maaf udah ga percaya sama lo
iya, gua maafin tapi besok kita mancing yaa. Semua bahan kecuali alat pancing lo yang
tanggung hahaha hahaha iya gua tanggung& .
Saat malam datang gua mulai merasakan bahwa dinding es antara gua dan ikhsan udah mencair dan terbawa jauh kelautan, kita mulai bercanda seperti saat kita masih berteriak kegirangan dirental ps dulu. Tak ada lagi perasaan curiga, tak ada lagi perasaan benci yang gua rasakan, yang ada hanya kepingan hilang yang gua hancurkan telah tersusun lagi didalam kehidupan gua. Gua rebahkan badan gua diatas kasur dan ikhsan duduk membaca buku misteri diatas kasurnya, gua melihat anak kecil yang pernah ada didalam diri kita kini telah hilang, tatapan bingung diantara kita saat itu telah berubah menjadi bahan jenaka untuk kita berdua ungkapkan. Satu yang gua simpulkan malam itu sebelum gua tertidur. Selalu ada kesempatan kedua setelah kesempatan pertama, hanya bagaimana kita menempatkan kepercayaan pada kesempatan itu.
Part 71 Malam itu gua duduk didepan teras rumah kontrakan ody, melihat bulan yang hanya terlihat setengah. Suara tertawa ody dan ikhsan dari dalam rumah ody terdengar begitu sendu. Malam itu gua dan ikhsan diundang makan malam bareng orang tua ody dirumah yang mereka sewa hingga ody lulus nanti. Gua masuk kedalam rumah menyusul sura tertawa ody dan ikhsan, gua liat mereka masih ga bisa berhenti menahan tawa didepan telivisi hitam yang ada diruang tengah. Sambil berdiri gua liat ikhsan berguling ke kanan dan kiri melihat seluruh aksi para pemain didalam televisi, sedangkan menggenggap sebuah bantal kursi menutupi wajahnya yang merah karena tak mampu menahan tawa. Dari sudut ruangan gua ikut tersenyum dibuatnya, bukan karena aksi para pemain yang mereka saksikan namun karena sesuatu didalam pikiran gua. Dalam diam gua berpikir tentang hubungan gua, ody dan ikhsan. Gua sadar dengan perasaan ikhsan buat ody, gua yakin dalam hatinya yang paling dalam ikhsan punya perasaan yang sama buat ody meskipun dia mencoba untuk tidak menunjukkannya, tapi satu hal yang harus gua yakin adalah ikhsan ga mungkin membuat gua dan ody berpisah, gua yakin dia akan melakukan segala hal untuk kelangsungan hubungan gua dan ody, hal itulah yang seharusnya gua genggam untuk tidak berpikir buruk lagi tentang ikhsan.
Quote: Ody: dan& kok bengong aja" Sini duduk nonton sama-sama Ikhsan: iya nih si bencong satu. Ini baru film nih hahaha
Gua duduk disebalah ody dan mulai ikut terbawa suasana dan tertawa bareng mereka, sejenak gua melupakan masalah ody tentang ingatannya karena meskipun saat itu ody tetap masih belum mampu mengingat semua tentang gua dan dia dulu, tapi gua udah bisa merasakan saat-saat seperti dulu
dimana gua bisa tertawa bareng dia dengan perasaan ody benar-benar milik gua.
Quote: gua cabut dulu yee mau kemana lo"
ke kampus bencong, liat noh udah jam berapa
Gua lirik jam dinding yang tertempel manis didinding kamar kos gua dan ikhsan, gua liat hampir jam 7 pagi dan gua sadar gua udah terlambat. Karena pesta kecil-kecilan semalam gua tidur begitu nyenyak hingga sekarang gua harus sibuk menyiapkan keperluan gua ke kampus dengan sangat terburu-buru. Gua turun dari kamar dan bergegas menuju motor dan langsung cabut ke kampus.
Quote: eh monyong, sialan lu yaa, berangkat kampus ga bangunin gua Ikhsan Cuma dia dan tersenyum melihat gua marah-marah sama dia
wah bener-bener lu yaa, bukannya minta maaf malah ketawa-ketawa Ikhsan masih diam dan tertawanya semakin meluap
woy, lo kenapa ketawa-ketawa" Emang gua aktor yang semalem"
hahaha lo bukan aktor yang semalem, lo beda sama dia terus kenapa lo ketawa terus"
lo tau ga perbedaan lo sama tuh aktor" ikhsan semakin ketawa
apa" kalo itu aktor, dia lucu. Kalo lo itu bego hahaha maksud lo apa sih" Gua ga ngerti deh
gua ga bangunin lo karena hari ini kan lo ga ada kelas bencong hahahaha seketika suara tertawa ikhsan meluap memenuhi kepala gua.
Gua lirik jam tangan ditelepon genggam gua, gua sadar ternyata ikhsan bangunin gua hanya untuk pamit ke kampus dan emang hari itu gua ga ada kelas, dan karena terlalu panik saat gua melihat jam
dinding akhirnya gua lupa dan ga sadar kalo gua ga ada kelas.
Kebodohan gua akhirnya membuat gua terpaksa bangun pagi dihari panjang gua yang harusnya menjadi hari libur buat gua, semua atribut yang udah terpampang rapi dibadan gua membuat gua berpikir untuk mencari tempat tujuan lain selain pulang kekosan, dan gua putuskan untuk datang ke kampus ody buat melihat kegiatan dia disana. Suasana yang berbeda dengan kampus gua begitu terasa begitu gua melewati gerbang kampus ody, semua mahasiwa terlihat begitu bersemangat disana, semua terlihat begitu segar tanpa ada seorangpun yang memancarkan cahaya kebosanan dari diri mereka, dan hal itulah yang membuat gua merasa berbeda dengan tempat gua mencari ilmu, semua mahasiswa terlihat begitu jenuh dengan banyaknya angka-angka yang selalu hadir dikepala
mereka, sampai akhirnya gua sedikit menyesal mengambil ekonomi, bukan seni.
Quote: kamu kok disini dan"
hah.. eh ody, iya aku mau ngajak kamu makan dy makan" Sekarang"
iya dy, kamu mau ga"
mau sih dan tapi kan aku harus masuk kelas, kalo nanti gimana"
yaudah aku tunggu disana ya dy gua menunjuk seuah hall besar yang saat itu dipenuhi orang-orang yang sibuk berlatih drama.
iya dan, nanti abis kelas aku susul kamu kesana


Your Secret Memories Karya Avalon.jr di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ody berjalan menjauh meninggalkan gua yang masih terkagum-kagum dengan tempat ody mencari ilmu. Gua duduk disseuah kursi panjang sambil menikmati orang-orang memainkan perannya masing-masing, gua lihat beberapa orang menjadi pemarah, penyayang bahkan mencaji cengeng disana. Gua berpikir bagaimana mungkin suasana yang menyenangkan itu bisa menjadi ajang pencarian ilmu untuk seseorang, karena yang gua tau ilmu harus dicari dengan jalan yang sangat membosankan atau kadang menyiksa kita. Terbawa suasana gua begitu menikmati setiap alur cerita dipanggung tersebut sampai suara ody tiba-tiba terdengar dari belakang.
Quote: ciee konsen banget nontonnya
iya dy, aku bingung ko kuliah disini enak banget yaa hahaha kuliah dimana aja kan sama dan
iya, tapi kayaknya kok kalo disini ga bikin stress gitu dy
hahaha disini juga kok dan, coba kamu liat cewek yang lagi melukis disana, dia pasti stress banget kalo lukisannya ga selesai, cowok yang pegang gitar itu, dia pasti bingung kalo nadanya ga nyambung-nyambung jadi sama aja dan, yang penting gimana kita
ngejalaninnya aja. Kalo kita ikhlas pasti semua jadi menyenangkan hehehe iya ody, jadi makan ga"
jadi dong, aku juga udah laper nih hehehe
Gua dan ody makan bareng seperti sebelumnya, namun kali ini gua benar-benar merasakan bahwa ody telah kembali, gua ikhlas seandainya ingatan ody ga lagi bisa kembali jika ia tetap berusaha menjalani hidupnya seakan ia mengetahui masa lalunya seperti saat ini. Pulang makan gua anterin ody kekampusnya lagi karena dia masih ada kelas dan gua balik ke kosan untuk melanjutkan hari libur gua. Gua parkirkan motor kesayangan gua dan berlari menuju kamar, belum sempat gua membuka pintu rumah, kaki gua terhenti melihat sesosok permpuan mungil yang terasa begitu gua kenal, panda& .
Part 72 Quote: eh anak kecil ngapain disini" hehehe katanya ada yang kangen nih" kangen" Sama kamu" Hahaha hehehe aku mau ketemu kak ody
Gua ajak panda keruang tv dan gua ceritain semua yang terjadi antara gua, ody dan ikhsan. Dengan poni melengkung menutupi keningnya panda tersenyum mendengar semua cerita gua, kadan wajahnya terlihat serius tapi terkadang dia terlihat sangat geli mendengar beberapa bagia dari cerita gua.
Quote: Cuma ada dua penyebab cinta kak, dan dua-duanya terjadi buat kak ody maksudnya"
yang pertama dari kak danu, penyebabnya karena pandangan, jadi waktu pertama dulu kak danu ngeliat kak ody, kak danu langsung jatuh cinta
terus" yang kedua dari kak ikhsan, sebabnya karena kebiasaan, kak ikhsan terbiasa deket sama kak ody setelah kak ody kehilangan ingatannya, makanya timbul perasaan yang sama kaya kak danu
terus" ih terus melulu , dari cerita kak danu tadi yang aku tangkep sih kak ikhsan sekarang berusaha membiasakan diri tanpa kak ody kaya dulu
Pikiran gua semakin terbuka mendengar pendapat panda, gua semakin kagum dengan apa yang ikhsan lakukan. Ikhsan yang sejak kecil selalu ada buat gua ga pernah berhenti berkorban bahkan dengan mengorbankan perasaannya sendiri. Gua tersenyum menjawab panda menandakan gua setuju dengan pikiran dia bahwa ikhsan berusaha membiasakan diri tanpa ody.
Gua ambil handuk kering dan mengeringkan muka gua yang sengaja gua cuci dengan air dingin. Gua kembali mendekati motor kesayangan gua untuk segera mengantar panda kerumah ody untuk beristirahat. Meskipun ody belum benar-benar mengingat panda tapi panda yakin setelah mereka bertemu nanti ingatan ody tentang dirinya pasti akan kembali.
Dari dalam rumah, ody terlihat bingung melihat kehadiran panda. Ody pasti berpikir gua sudah gila karena membawa perempuan lain datang kerumahnya. Dengan wajah bingung ody masih berusaha menyambut kedatangan gua dan wanita yang asing untuknya.
Quote: Gua: kok bengong dy" Ody: eh enggak dan ga bengong ko Gua: yaudah nih kenali pan& . Panda: aku panda kak ody Ody: panda"
Tiba-tiba ody tersenyum dan memeluk panda, dia terlihat begitu senang ketika mendengar bahwa perempuan yang ada dihadapannya adalah panda.
Ody: kamu lebih cantik dan manis dari yang danu dan ikhsan bilang yaa
Gua: aku kan emang ga bilang panda manis
Ody dan panda berjalan masuk kedalam rumah mengabaikan gua yang masih berdiri didekat motor sambil mengangkat beberapa koper yang panda bawa.
Mereka berjalan sambil tertawa dan tersenyum seakan ody benar-benar telah mengingat panda. Dengan sikap yang ody tunjukkan saat menyambut panda gua semakin yakin dan siap seandainya ingatan lama ody benar-benar tidak akan kembali, karena gua yakin meskipun ody telah melupakan kenangan lama bersama kita, dia akan ada untuk membuat kenangan yang baru. Semakin malam, semakin larut gua pamit untuk pulang, dari dalam rumah ody panda tersenyum dengan baju tidur milik ody. Senyuman panda mengartikan bahwa dia akan baik-baik saja karena sebelumnya memang gua merasa sedikit khawatir seandainya ody yang baru tidak dapat menerima panda, atau mungkin merasa terganggu dengan kehadiran panda, tapi gua bersyukur karena pikiran
gua tidak terjadi terhadap ody. Quote: eh bencong bangun lo apaan sih" Masih pagi nih
gua kerumah ody dulu yee, mau ngajak panda jalan-jalan kok lo tau panda ada disini"
lo pikir panda tau kos kita dari siapa"
Secepat kilat ikhsan pergi meninggalkan kamar kos untuk segera bertemu panda. Gua bangkit dari kasur yang selalu mampu memenjarakan tubuh gua diatasnya, gua rebahkan badan gua dia atas kursi panjang didepan televisi. Dengan mulut yang tak berhenti menguap gua membaca seluruh pesan yang masuk ke dalam telepon genggam kuno milik gua. Gua beranjak bangun membaca pesan dari ody bahwa ia berhasil lulus dan hanya menunggu waktu untuk segera wisuda, yang kemudian semakin membuat bersemangat karena waktu gua menempuh ilmu sudah hitungan bulan yang berarti gua bisa balik ke kota asal kita bareng lagi kaya dulu dan lagi gua bahagia karena hubungan jarak jauh antara gua dan ody tidak akan pernah terjadi.
Setelah semua pesan habis gua baca, giliran gua mandi dan buru-buru jalan ke kampus buat mengurus semua keperluan tugas akhir gua. Gua ga mau kelulusan gua terhambat karena gua gamau ngebiarin ody pulang kekota kita tanpa gua, gua mau tetap berada didekat ody sampai kapanpun. Beberapa hari panda ada dikota ini membuat gua dan ikhsan merasakan kenangan beberapa tahun yang lalu, senyuman panda masih sama seperti panda yang dahulu sempat membuat ody cemburu hanya saja kali ini ody justru merasa bahagia ketika panda melayangkan senyuman itu, bahkan karena tak ingin kehilangan senyuman itu ody masih berusaha menahan panda untuk menunda kepulangannya, namun panda tetap bertahan karena tak ingin tertinggal beberapa mata kuliah dikampusnya.
Suasana bandara begitu tenang pagi itu, panda telah terhias manis dengan poni melengkung yang setia menutupi keningnya. Ody terlihat begitu gusar merasa sedih ketika sadar panda akan segera pulang, seseorang yang beberapa hari telah menemani ody seperti adik kecilnya membuat ody merasa ia tidak sendirian bahkan ketika ia akan tertidur. Ody sedikit menjauh dari panda karena tak lagi mampu menahan sedih, dan kesedihan itu pula yang semakin memacu ody untuk lulus dan kembali pulang ke kota asal kita. Ikhsan, gua dan panda saling bergenggaman tangan sebagai salam perpisahan, juga sebagai tanda agar kita cepat kembali menyusulnya.
Quote: Panda: ingatan kak ody beneran hilang ya" Ikhsan: iya nda, emang kenapa"
Panda: aku ga ngerasain kok, kak ody masih kayak yang dulu, kak ody yang penyayang
Seketika gua dan ikhsan hanya terdiam dan saling memandang seakan tak ingin berkata apapun agar perkataan yang mungkin kita keluarkan tidak menyakiti salah satu diantara gua dan ikhsan. Part 73
Pagi itu suasana terasa begitu berbeda. Kamar kos yang begitu nyaman tak lagi mampu menahan gua dan ikhsan untuk bangkit dari ketentraman kasur tidur kita. Gua dan ikhsan secara bergantian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan berdandan setampan mungkin. Dengan jas hitam modal pinjaman dari dosen pembimbing, gua berdiri di depan cermin berbingkai hijau merapihkan helai-helai rambut yang keluar dari barisannya. Pagi itu gua dan ikhsan menjelma menjadi pangeran dadakan untuk satu acara penting, wisuda ody.
Quote: eh monyong, gimana jas gua" Mirip pengusaha muda gitu kan" yoi persis
hehehe, pasti ody terpukau nih sama penampilan gua hari ini
persis sales obat muka hahaha. Ayok buruan nanti telat sialan lo
Gua dan ikhsan begitu bahagia menyambut hari ini, ga ada lagi rasa cemburu, ga ada lagi perasaan harus dipilih, dan ga ada lagi perasaan marah seperti dulu. Semua yang terpenting adalah tentang ody, tentang kebahagiaan ody.
Sepeda motor pusaka milik ikhsan adalah kereta kencana yang membawa gua dan ikhsan menuju gedung pertemuan dikampus ody. Mobil-mobil mewah yang terpampang rapi hingga merayap ditepi jalan begitu menunjukkan suasana berbeda hari itu. Gedung pertemuan begitu tumpah ruah dengan ratusan manusia dipagi itu. Gua dan ikhsan secara berdesakan terus berjalan mencoba masuk kedalam gedung, panjang perjalan gua dan ikhsan hingga kita sampai tepat dipintu depan gedung pertemuan. Pintu pertemuan gedung masih tetap tak berbeda, penuh dengan banyak orang yang mempunyai keinginan sama seperti gua dan ikhsan, mereka ingin masuk ke dalam namun gedung telah penuh dan tak lagi bisa terisi. Dengan perasaan kecewa gua berdiri disamping ikhsan, gua memperhatikan penjaga pintu yang terlihat seumuran dengan gua dan ikhsan. Dengan begitu sabar penjaga pintu itu memberikan penjelasan kepada orang-orang yang memaksa masuk ke dalam tanpa membawa undangan persis seperti kita.
Gua yang sudah merelakan tak bisa masuk kedalam masih setia berdiri dedepan pintu karena setidaknya gua dan ikhsan masih bisa merayakan kelulusan ody dihalaman gedung. Pikiran yang terlalu terpaku akan kekecewaan gua membuat gua tak sadar bahwa ikhsan tak ada disamping gua, gua panik dan melihat sekeliling hingga menemukan ikhsan berdiri dan tersenyum bersama pintu penjaga gedung dan menatap gua sambil mengangkat ibu jari tangan kanannya.
Quote: Gua: kenapa san"
Ikhsan: kenalin nih, temen gua. Alex
Alex: hey, danu ya" Gua pernah ngeband bareng sama ikhsan Gua: ngeband"
Alex: iya, waktu itu misel vokalisnya, misel juga yang ngenalin gua sama ikhsan Gua: oh misel ya hahaha
Gua merasa telah meninggalkan ikhsan begitu jauh sampai gua ga pernah tau kalo ikhsan pernah membentuk sebuah band. Kemarahan gua dulu terhadap ikhsan bahkan telah membuat gua seperti orang asing dihadapan sahabat gua sendiri. Dan itu adalah salah satu hal yang gua sesalin hingga tulisan ini gua buat, entah sampai kapan.
Quote: Ikhsan: eh bencong malah bengong lo, udah sana masuk Gua: masuk" Gimana maksudnya"
Alex: lo boleh masuk dan, tapi karena ruangannya udah penuh jadi lo berdiri dibelakang aja yaa kaya yang lain tuh, gapapa kan"
Gua: iya gapapa lex, makasih yaa
Tanpa membuang waktu gua masuk kedalam ruangan tanpa ikhsan karena alex hanya memberi kesempatan untuk satu orang. Gua berdiri dibelakan tempat duduk bersama beberapa orang yang lain, gua melihat ody terlihat begitu menawan, berjalan diatas panggung membuat jantung gua seperti ingin berhenti berdetak. Beberapa nama disebutkan untuk naik ke atas panggung, dan ody termasuk ke dalam nama-nama mahasiswa spesial karena berhasil lulus dengan nilai yang sangat baik. Melody sasmita, nama itu terdengar begitu merdu memenuhi seisi ruangan, ody berjalan menuju seseorang yang kemudian merubah posisi tali dikepala ody, ibunya dan ayah ody yang berada diatas panggung tak kuasa melihat suasana haru pagi itu. Ody berjalan menuju kedua orang tuanya dan seketika berbalik menatap gua yang berdiri dibarisan paling belakang. Ody tersenyum sangat manih dan indah, dan kemudian ody melambaikan tangannya kearah gua, membuat gua merasa gua adalah lelaki paling beruntung didunia saat itu.
Setelah acara didalam gedung selesai, gua , ody dan kedua orangtuanya berjalan keluar meninggalkan lokasi. Dari jauh kita melihat ikhsan duduk diatas sebuah batu sambil menikmati satu kantong plastik es teh. Gua tersenyum dalam hati karena bersyukur telah diberikan sahabat seperti ikhsan.
Quote: Ikhsan: ciee yang udah lulus, cantik banget nih hari ini Ody: hehe kamu kok diluar san"
Gua: iya dy tadi aku sama ikhsan ga punya undangan jadi ga boleh masuk, untung ada temennya ikhsan jadi aku boleh kedalem
Ody: oh iya aku lupa ngasih undangannya, maaf ya, maaf yaa saan hehehe
Ikhsan: kalo mau minta maaf, foto bareng dulu hahaha
Setelah acara foto bersama kita makan disebuah restoran yang punya suasana damai untuk merayakan kelulusan ody. Kita makan dalam suasana penuh kekeluargaan, membuat gua sadar kalo mungkin ini yang terakhir gua dan ody ada didalam satu meja karena ody harus balik kekota asalk
kita sedangkan gua tetap harus disini hingga hari kelulusan gua.
Malam hari gua dan ikhsan hanya berdiam dikamar kos yang sangat bersejarah itu. Malam itu hanya milik gua berdua bersama ikhsan karena ody memilik acara sendiri bersama teman-temannya sebagai acara kelulusan mereka. Gua hanya berbaring diatas kasurmemandangi langit-langit yang setiap sudutnya dipenuhi sarang laba-laba karena kita malas membersihkannya.
Quote: Ikhsan: kenapa lo" Gua: kenapa gimana"
Ikhsan: itu lo bengong aja dari tadi
Gua: kalo ody udah balik, berarti dia ga disini lagi, kalo dia ga disini berarti gua pisah dong sama dia
Ikhsan: hahaha kan pisah sebentar doang bencong
Gua: iya sih tapi kan ini pertama kalinya monyong
Ikhsan: ya jangan kalahlah, lo berusaha semaksimal mungkin biar cepet lulus dan bisa cepet balik
Kata-kata ikhsan ga lagi terdengar ditelinga gua karena yang gua tau adalah gua udah terbangun dipagi hari dengan ikhsan marah-marah karena dia bilang dia banyak berbicara tapi gua lebih dulu tertidur
Beberapa hari setelah hari kelulusan ody, ody harus balik seperti yang telah gua perkirakan. Gua dan ikhsan ikut mengantar ody sampai bandara. Gua liat ody seperti belum siap pergi dan masih ingin menemani gua hingga hari kelulusan gua. Gua berikan senyuman termanis gua menjawab perasaan ody, senyuman yang berarti gua akan segera menyusul kepulangan dia. Selesai berpelukan dengan ayah ody gua berikan pelukan hangat gua untuk ody, didalam pelukan perpisahan itu ody berbisik lirih cepet lulus ya dan, biar kita bisa sama-sama lagi sebuah kata-kata yang cukup meledakkan semangat gua hingga mampu merasuk kedalam tulang-belulang gua. ody berjalan kearah ikhsan dan saling berjabat tangan, tatapan mata ikhsan masih berbicara, ikhsan tak ingin ody pergi, ikhsan masih terlihat memiliki perasaan yang sama seperti gua, itu yang terus terlintas didalam kepala gua ketika ikhsan menatap ody.
Gua dan ikhsan berdiri dan tersenyum melihat ody pergi masuk ke dalam area khusus penumpang pesawat, ody terus menatap kearah belakang, memandangi gua dan ikhsan yang terus melambaikan tangan kanan kita kearahnya. Hingga akhirnya pesawat yang menerbangkan ody lepas landas, dan perjalanan pertama gua berpisah dari ody, dimulai.
Part 74 Belum genap seminggu ody pergi, gua udah merasa begitu kesepian. Telepon genggam yang dahulu jarang berada dipelukan gua sekarang berubah jadi sahabat gua yang gua sentuh sebelum atau setelah
gua tidur. Sedikit hal bisa gua lakukan untuk menghilangkan rasa sepi yang gua rasakan, didalam pikiran gua, bisa segera bertemu ody adalah sesuatu yang gua cari. Berkali-kali gua buka buku-buku referensi tentang skripsi gua, gua terus memaksa otak gua yang telah lelah tetap berpikir, karena lulus dengan cepat adalah satu-satunya jalan supaya gua bisa bertemu ody.
Gua lempar badan gua yang udah terlalu lelah ke atas kasur, buku-buku ekonomi yang berhalaman tebal seperti ingin menenggelamkan gua siang itu. Gua berpikir tentang kesalahan gua mengambil jurusan ekonomi, gua berpikir mencari pembenaran diri. Seandainya gua punya otak yang selancar ikhsan mungkin hal ini akan mudah gua lewati, tetapi sekali lagi pikiran itu hanyalah pikiran untuk pembenaran diri gua, gua berpikir lagi. Seandainya dulu gua mengambil seni pasti gua saat ini gua udah lulus dan tetap berdua bersama ody, tetapi bagaimana mungkin, satu-satunya seni yang keluar dihidup gua adalah lagu melodyku yang gua nyanyikan dengan suara seadanya, dada gua sesak dan
mencoba menerima kenyataan.
Quote: ngapain lo berenang didalem buku" pusing kepala gua, gua mau cepet lulus
udah gausah dipikirin, santai dulu aja. Nih liat gua bawa jus
Ikhsan terlihat begitu tenang tentang skripsinya. Ga ada satupun kecemasan terlihat di wajah ikhsan, satu hal yang wajar karena otak ikhsan ga selemot punya gua.
Quote: ngapain lo bencong" Naksir lo sama gua" serem amat ngeliatnya" amit-amit dah lo lagi ngerjain skripsi juga kan"
iyalah, nanti kalo lo lulus, gua disini sama siapa" Ody kan udah ga ada kok lo santai"
gua harus ngapain dong" Berenang ditumpukan buku kaya yang lo lakuin"
Hahaha sialan lo. Yaa ga harus berenang sih, seenggaknya lo baca buku gitu hahaha gua baca kok. Kalo kita mau berhasil, lakuin semuanya dengan tenang bukan dengan terpaksa, kaya skripsi gini
haha sotau lu monyong haha serius, udah gua mau mandi biar gantengnya ga kadaluarsa
Mungkin ikhsan ga pernah punya maksud apapun tentang kata-kata yang dia kasih buat gua, tapi gua berusaha berpikir positif tentang kata-katanya, gua coba terapkan kata-kata ikhsan dalam skripsi gua. gua tetapkan beberapa waktu dimana gua merasa nyaman melakukan sesuatu termasuk mengerjakan skripsi gua. hari-hari yang sebelumnya cukup membuat pikiran gua mati sekarang bisa gua kendalikan karena kata-kata ikhsan. Gua mulai ketika gua merasa nyaman dan gua berhenti ketika merasa jenuh, dan hasilnya skripsi gu berjalan baik karena gua percaya setiap manusia memiliki beberapa waktu nyamannya setiap hari. Dan sekali lagi gua harus mengucap terima kasih untuk ikhsan.
Setelah rutin gua meneror dosen pembimbing untuk memantau skripsi gua, terus berusaha dengan metode yang ikhsan berikan dan revisi-revisi yang kesekian kalinya akhirnya tepat sebulan setelah kepergian ody, skripsi gua selesai. Perasaan yang begitu sangat bahagia meliputi jiwa gua yang sempat merasa lelah. Bayang-bayang untuk bertemu ody semakin dekat gua rasakan.
Quote: minggu depan gua sidang, mulai sekarang setiap abis solat lo harus doain gua supaya gua lulus
kalo gitu lo juga harus ngelakuin hal yang sama bencong hehe maksud lo"
hahaha jumat besok gua sidang, gua mau cepet lulus. Bosen disini terus
Masalah skripsi yang sempat menghambat gua dengan cepat berganti menjasi masalah sidang nanti. kepercayaan diri gua seketika menghilang. Pikiran-pikiran yang datang semakin membebani bahu gua. ingin rasanya gua melewati masa-masa ini dan kembali berada disamping ody. Gua hanya bisa tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi seandainya ody ada disana.
Quote: woy bencong, tidur lo"
apaan sih lo. Berisik tau ga, gua lagi pelajarin skripsi gua nih. Ga liat lo" berisik lo bilang" Itu hp lo bunyi ga denger lo"
hehe sorry, gua lagi fokus tadi
Secara tiba-tiba gua menjadi gugup melihat nama ody di telepon genggam gua, gua berusaha merapikan rambut gua dan membenarkan posisi duduk gua sebelum mengangkat telepon dari
ody Quote: halo ody assalamualaikum" walaikum salam dan, kamu sehat" sehat dy, kamu gimana"
aku sehat dan, kamu bener ga kenapa-kenapa" iya dy aku gapapa ko hehe
Gua merasa ody memiliki sebuah perasaan tentang masalah yang sedang gua rasakan sehingga dia mencoba menelpon gua. Mendengar suara ody gua semakin bersemangat untuk pulang kerumah. Berbagi cerita lewat telepon cukup membuat gua sedikit menghapus rasa rindu gua untuk ody, ody banyak bercerita tentang pekerjaannya melukis, membuat beberapa desain untuk sebuah komik, mengajar piano, hingga cerita tentang panda yang memiliki kekasih baru. Anto namanya. Semua cerita ody gua dengarkan sambil membayangkan wajahnya sekarang, meskipun baru satu bulan lebih
berpisah gua merasa telah lama kehilangan wajah ody.
Setelah telepon ditutup nafas segar seketika keluar dari dalam dada gua yang sesak. Gua melihat foto wisuda ody dan berbicara dalam hati kecil untuk segera menyusul. Ikhsan hanya tersenyum melihat yang terjadi.
Quote: sebentar lagi lu bisa nyusul bencong
pasti dong. Gua pasti susul ody, dapet kerjaan dan cepet ngelamar ody
Bibir gua tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata yang membuat suasana menjadi canggung. Ikhsan hanya tersenyum kecil mendengar kata-kata yang keluar, sedangkan gua hanya bisa terdiam dengan gerakan kikuk mengabaikan kejadian tadi. meskipun gua tau ikhsan ga pernah punya niat buat ngerebut ody, apalagi memiliki ody, tapi gua tetap merasa bersalah ketika tanpa sengaja gua menunjukkan kemesraan gua dan ody didepan ikhsan.
Part 75 Suasana begitu terasa sepi, gua duduk diatas kursi panjang didepan sebuah ruangan dengan pintu berwarna cokelat tua. Wajah-wajah tegang yang hilir mudik didepan gua cukup menggambarkan kekuatan ruangan tersebut. Suara gagang pintu yang bergerak seketika memecah keheningan, seseorang dengan kemeja lengan panjang berwarna biru keluar dari ruangan itu. Ikhsan, dengan muka datar berjalan lirih kearah kursi panjang yang sedari tadi gua jadikan tempat menunggu. Raut wajah yang ikhsan keluarkan cukup membuat gua terdiam. Tak ada sepatah katapun yang coba gua keluarkan. Ikhsan duduk disebelah gua, mengambil sebotol air minum yang gua berikan. Matanya memandang lurus ke depan dengan sebuah tatapan kosong.
Quote: lu harus berusaha keras kalo gamau disini sendiri
maksudnya" Ikhsan menghadapkan kepalanya tepat menatap kedua mata gua, membuat gua semakin penasaran tentang semua yang terjadi didalam ruangan itu.
Quote: gua lulus bencong. Lulus hahaha serius" Hahaha
Gua jabat tangan ikhsan dan kita langsung meluncur ke kantin kampus merayakan keberhasilan ikhsan. Dengan lulusnya ikhsan gua semakin sadar tentang waktu gua yang semakin menipis. Sementara ikhsan menunggu hari wisudanya giliran gua yang terus berusaha keras dengan bantuan ikhsan. Siklus hidup kemanusiaan gua mulai berubah, pagi, siang, sore, malam semua gua manfaatkan untuk mempelajari segala hal yang telah gua tulis. Ikhsan, nyokap, panda, dan ody tanpa lelah terus setia memberikan semangat untuk keberhasilan gua.
Quote: pokoknya kalo pak ginting ngelempar pertanyaan, lo jawab aja sebisanya. Kalo dia nyerocos, iyain aja yee
Ikhsan tanpa lelah memberikan petuah-petuah untuk gua didalam ruangan nanti, terutama petuah menghadapi dosen gua pak ginting. Dosen senior yang hidup dalam kerajaan kekolotan sering menjadi hambatan untuk mahasiswa ekonomi menerima kelulusan dengan mudah. Rambut keriting dan logatnya yang khas sudah cukup membuat seseorang kehilangan nyalinya dihadapan pak
ginting. Beberapa hari sebelum waktu sidang, secara rutin ody menghubungi gua berharap dapat memberikan suntikan semangat untuk gua. kata-kata manis ody selalu berhasil membuat semangat gua meletupletup, namun ketika bayangan pak ginting secara tiba-tiba melintas semangat itu hilang entah kemana. Wajahnya yang telah banyak dihiasi keriput membuat raut pak ginting semakin terkesan garang, matanya yang seakan siap melahap mahasiswa yang ada didepannya membuat semangat gua terasa tidak berarti.
Quote: woy, jangan bayangin pak gintingnya gua ga bayangin, tapi kepikiran
eh bencong, lebih bagus kan kalo lo bayangin tentang lo dan ody setelah lulus nanti yaa lu gampang ngomongnya. karena lo udah lulus
haha omongan lu kaya pecundang
maksud lo" lo cuma liat hasilnya sih. Lo ga liat prosesnya
maksud lo apasih" ya gua kan ga langsung lulus. Gua juga ada prosesnya. Gua masih belajar sewaktu lo udah tidur, gua udah belajar sewaktu lo masih tidur. Berkali-kali gua revisi bahkan sampe diruang sidang gua dimaki-maki pak ginting. Itu kan ga lo liat, karena lo cuma ngeliat hasilnya. Lo cuma liat gua udah lulus
Gua mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulut ikhsan dengan penuh perhatian. Gua sadar semua hal butuh proses, termasuk kelulusan ikhsan dan gua yang saat ini berada ditahap proses itu jadi gua harus berusaha semaksimal mungkin untuk bisa lulus kaya ikhsan.
Beberapa hari setelah ikhsan, hari itu akhirnya datang juga. Gua telah bersiap sejak subuh karena tak buat gua hari itu begitu penting. Pesan-pesan singkat mulai berdatangan memberikan semangat untuk gua. ody dan nyokap secara bergantian menelpon telopon genggam disaku gua untuk terus menerima kabar dan perkembangan dari gua.
Quote: gausah ditakutin. Dosen tua kaya gitu ga bisa menghentikan langkah lo pastinya san. Pasti.
Meskipun kata-kata ikhsan terdengar begitu mustahil karena setelah gua masuk kedalam ruangan itu, seluruhnya adalah milik pak ginting, namun gua tetap menjadikan kata-kata ikhsan sebagai satu semangat besar. Dengan kemeja panjang berwarna hitam polos gua mulai memasuki ruangan penuh cerita itu. Celana bahan yang menutupi kedua kaki gua seketika berubah begitu begitu berat. Gua duduk disebuah kursi kecil menghadap persis kepada dosen penguji, sekitar empat atau lima orang ada disana. Fokus gua hilang karena terlalu memikirkan pak ginting.
Sederet pertanyaan mulai muncul memojokkan gua, semua berhasil gua jawab dengan begitu tenang. Ada yang aneh. Pak ginting belum meluncurkan pertanyaan. Wajahnya sedikit lesu dengan hidung berwarana merah yang seketika membuat gua berdoa dalam hati agar ia tidak dapat bertanya karena sakit, namun baru selesai gua berdoa pak ginting mulai membuka mulutnya. Bibirnya yang hitam
mulai bergerak dan mulai mengiris semua keberanian gua.
Quote: kamu.. kenapa kamu yakin terdapat pengaruh antara auditor eksternal terhadap tingkat pajak perusahan"
Wajahnya datar, matanya yang seerti menahan lelah terus menunjukkan sinar tajam kearah tempat gua berdiri karena harus memberikan penjelasan. Gua berikan berbagai alasan yang sebelumnya telah gua kerjakan didalam skripsi. Wajahnya terlihat tak tertarik menerima penjelasan gua, hingga beberapa dosen penguji memandangi wajah pak ginting menghentikan penjelasan yang gua berika. Sambil memegang hidungnya yang merah, pak ginting kembali berkata
Quote: yasudah. Kamu lulus
gua tersenyum, memberikan salam dan keluar dari ruangan tersebut. Ikhsan dengan tenang menyambut gua keluar dari ruangan itu, merapikan barang-barang yang gua bawa dan tersenyum lebar penuh makna. Ia tersenyum tanpa pernah bertanya tentang hasil yang gua dapatkan di dalam ruangan itu.
Quote: makan dimana kita" makan"
dengan kelulusan lo, kita harus ngerayain
Gua ga banyak bicara dan tanpa gua sadar gua telah memeluk tubuh ikhsan, gua bahagia dia selalu ada buat gua. gua bahagia dengan kepercayaan yang dia punya tentang gua. Gua sadar, waktu yang harus gua lalui hanya tingal sebentar untuk kembali bersama ody. Setelah wisuda nanti gua tau semua akan berubah, antara gua, ody, dan ikhsan.
Part 76 Berjam-jam lebih gua dan ikhsan berputar-putar mencari sebuah penginapan sederhana untuk keluarga kita di hari wisuda nanti. sesuai rencana orangtua kita akan berangkat dua hari sebelum hari wisuda kita, sedangkan ody dan panda akan menyusul karena ody masih harus mengajar melukis tepat sebelum gua dan ikhsan diwisuda. Setelah bercucuran keringat karena panasnya sinar matahari siang itu, gua dan ikhsan menemukan satu penginapan murah meriah yang lokasinya tidak jauh dari tempat gua dan ikhsan akan diwisuda nanti.
Sesuai rencana, dihari keluarga gua dan ikhsan datang, kita telah bersiap disekitar bandara. Harapharap cemas gua dan ikhsan menantikan orangtua kami melangkah keluar. Beberapa botol minuman ringan berkali-kali habis didalam genggaman gua dan ikhsan hingga akhirnya dari jauh kita melihat mereka keluar menuju tempat kita berada. Wajah-wajah penuh kebanggaan secara lirih terpancar memandang gua dan ikhsan. Dengan satu buah taksi biru mereka mengikuti motor berukuran sedang yang kami kendarai. Perasaan puas karena dapat membahagiakan orangtua begitu melegakan dada kami dalam perjalanan itu. Kami menikmati hari itu dengan suasana berbeda, semua keluarga ada disana hanya kurang ody dan panda kerena baru keesokan harinya gua menjemput mereka. Sekali lagi gua duduk dikursi panjang yang telah disediakan pihak bandara. Kali ini gua menanti kedatangan ody dan panda keluar. Dari jauh gua melihat seorang perempuan manis semakin lama semakin mendekat, suasana malam bandara membuat pandangan mata gua sedikit tidak fokus hingga akhirnya perempuan itu berdiri tepat dihadapan gua.
Quote: kak danuu hah panda" Kok kamu sendiri"
Seketika senyuman panda yang sebelumnya terlihat menjadi layu, bahkan karena terlalu layunya senyuman itupun tertutup poni bulat panda.
Quote: kok mukanya ditekuk gitu"
maaf ya kak aku ga berhasil bawa kak ody kesini
loh kok kamu yang minta maaf" Yaudah yok kita jalan. Mungkin kak ody lagi banyak urusan
Sejujurnya gua begitu kecewa melihat panda datang sendiri tanpa ody, gua begitu mengharapkan
kehadiran ody dihari gua diwisuda nanti. gua berdiri didepan pintu bandara menunggu taksi kosong untuk kembali menuju penginapan yang sebelumnya sudah gua pesan. Didepan ikhsan dan panda gua mencoba sekeras mungkin untuk menutupi kekecawaan gua, meskipun dalam hati kecil gua gua yakin sebenarnya panda dan ikhsan telah merasakannya.
Ikhsan melambaikan tangannya memanggil satu taksi kosong untuk kita, ikhsan memasukkan barang bawaan panda ke dalam mobil dan duduk di kursi depan sedangkan panda duduk dikursi belakang sambil memperhatikan gua yang diam membatu karena masih memikirkan ody. Quote: ga ikut masuk dan"
Gua sedikit terkejut mendengar suara dari belakang badan gua, perlahan gua memutar kepala gua menghadap kearah datangnya suara itu. Bagaikan menghirup udara pegunungan dada gua terasa begitu lapang. Seluruh rongga-rongga didalam tubuh gua seperti terisi kembali dengan semangat.
Dengan baju terusan berwarna merah ody berdiri manis dibelakang gua
Quote: hai danu hehe ody" Kok kamu disini" Tadi panda bilang..
itu idenya panda dan, panda bilang aku jalannya belakangan biar ngerjain kamu
Gua memasukkan kepala gua ke dalam mobil mengintip panda dan ikhsan yang tertawa geli karena berhasil menjalankan rencana mereka. Gua ambil kepala panda dan mulai gua acak-acak poni bulatnya agar terlihat sangat berantakan, panda berteriak histeris didalam taksi karena ia sangat takut jikalau poninya hancur berantakan namun gua tak perduli, tanpa ampun gua terus menghancurkan
susunan poni panda sebagai pembalasan
Quote: kalian lucu ya.. Kata-kata yang seketika keluar dari ody membuat gua menghentikan pembalasan gua. gua teringat beberapa tahun yang lalu ketika ody masih merasa cemburu ketika gua berada didekat panda. Saati ini semuanya telah berubah, termauk perkataan ody tadi, karena gua dapat merasakan bahwa tujuan ody berkata seperti itu karena rasa sayang terhadap gua dan panda, bukan rasa cemburu diantara
kita Acara wisuda gua dan ikhsan berjalan sangat lancar. Ody dan panda serta keluarga kita datang tepat waktu dan duduk ditempat yang sudah disediakan, tentu tanpa harus berlari-lari seperti gua dan ikshan saat wisuda ody hehe. Kita mengabadikan acara wisuda itu dengan penuh suka cita. Malam itu gua dan ikhsan merapikan barang-barang kita ke dalam kotak-kotak berukuran sedang. Barang-barang bersejarah yang ikhsan dan gua sempat pelihara selama masih menjadi mahasiswa. Banyak pertanyaan dibenak gua yang bahkan membuat gua tidak mampu memastikan pertanyaan mana yang lebih penting untuk gua keluarkan malam itu. Suasana begitu penuh kebahagiaan, senyuman dan tawa-tawa riang hilir mudik diantara gua dan ikhsan serta keluarga kami. Orang tua ikhsan yang sudah gua anggap sebagai orang tua kedua gua juga terlihat bahagia melihat kelulusan kami, saat itu gua yakin ikhsan telah berhasil melaksanakan satu mimpinya. Membuat senyuman kebanggaan diwajah orangtuanya.
Pesawat terbang putih kebanggaan indonesia membawa kami pulang dan meninggalkan kota bersejarah itu. Gua melihat ikhsan yang sibuk memandangi awan-awan putih disekeliling kita, perlahan gua bangkit dan mencoba mendekati ikhsan.
Quote: abis ini gimana"
gua gamau berenti sampai sini. Gua mau jadi profesional hehehe terus" Ga ikut tes pegawai negeri"
hahaha pegawai negeri" Negara ini masih terlalu lucu. Mereka butuh kita untuk mengabdi, tapi yang mereka kasih ujian yang sama berulang-ulang. Bukan inovasi yang kita punya yang mereka jadiin acuan. Gua gamau daftar
Gua terdiam dan ga banyak memberi komentar tentang pendapat ikhsan karena perjalan kita yang sudah mendekati tujuan. Pandangan orang tua gua yang begitu mengarahkan gua untuk menjadi seorang pengabdi negara membuat gua berpikir inilah waktu yang akhirnya datang memisahkan gua dan ikhsan.
Beberapa hari setelah hari kelulusan kami, gua dan ikhsan sibuk berpindah-pindah tempat mencari sebuah lowongan pekerjaan satu per satu. Beberapa perusahan melakukan banyak wawancara terhadap gua atau ikhsan dalam waktu yang berbeda-beda hingga suatu hari ikhsan mendapat sebuah pekerjaan sebagai tim auditor pada perusahaan pengauditan, sedangkan gua masih sibuk berlompatlompat sambil menunggu tes pegawai negeri dibuka. Setelah kelulusan gua dan ikhsan, intensitas pertemuan kami menjadi berkurang ditambah ikhsan yang telah memiliki sebuah pekerjaan. Kebiasaan kami berbagi masalah membuat gua merasa kehilangan tempat bercerita sehingga terkadang gua berada dirumah ody hingga larut hanya untuk menceritakan hal-hal yang biasanya gua bahas bersama ikhsan.
Hari itu terasa begitu berbeda, suasana ujian pegawai negeri begitu mempengaruhi jalan pikiran gua. dengan menarik nafas panjang gua mencoba menenangkan diri gua. dengan pakaian indah dan menawan ody telah menunggu gua diruang tamu. Hari ini ia meluangkan waktunya untuk menemani gua menyelesaikan ujian itu. Satu semangat tambahan yang sangat luar biasa. Hingga sebelum gua keluar satu nada pesan masuk ke dalam telepon genggam yang gua selipkan didalam saku celana. Dengan rasa penasaran gua melihat pengirim pesan yang ternyata adalah sahabat terbaik gua. ikhsan. Quote: yakin! Keyakinan adalah 80% keberhasilan. Good luck bencong
Sedikit, hanya sedikit kata-kata ikhsan, namun bermakna begitu besar untuk gua. gua semakin membulatkan keyakinan gua dan mulai menyalakan mobil hitam yang biasa panda gunakan dan
bergerak menuju gedung ujian. Part 77
Bukan indonesia namanya jika datang dalam satu momentum penting tanpa diiringi penuh sesaknya ratusan orang yang datang, yap.. tanpa perlu dijelaskan bagaimana suasana ujian penerimaan pegawai negeri saat itu bayang-bayang budaya indonesia pasti telah tergambar didalam seluruh benak kita. Gua dan ody turun dari mobil dan berjalan menuju tempat yang telah dipersiapkan, kemudian hanya selang beberapa orang mengangkat bendera menandakan ujian dimulai. Didalam satu stadion lapangan bola yang telah dipenuhi banyak orang, gua mulai mengerjakan beberapa soal ujian yang disuguhkan didepan gua, sementara ody menunggu dengan setia diluar ruangan. Gua merasa begitu beruntung.
Quote: gimana ujiannya dan"
yaa semoga lolos ke tahap selanjutnya ya dy
Kurang lebih sebulan gua mengikuti ujian. Empat tahap telah gua lewati. Sekitar tiga hingga empat minggu detik-detik pengumuman mengabarkan bahwa gua diterima. Gua peluk nyokap yang begitu terharu menahan air matanya, semua orang yang ada dirumah gua memberikan ucapan selamat untuk gua bahkan malam hari tepat selepas maghrib ikhsan datang membawa banyak makanan merayakan keberhasilan gua. satu lagi mimpi menjadi kenyataan.
Menjadi seorang abdi negara merupakan hal yang sangat luar biasa, salah satu hal besar yang pernah datang dalam hidup gua. pada awalnya semua berjalan dengan sangat baik. Semua yang gua punya terasa begitu sempurna, keluarga yang menyayangi gua, pacar yang selalu ada bahkan sahabat yang penuh perhatian dalam hidup gua. dan gua berpikir
inilah kehidupan sesungguhnya.
Tak selamanya salah satu sisi roda berada diatas, semua pasti berputar. Itulah kata-kata yang hingga saat ini sangat gua percaya. Beberapa waktu setelah menjadi seorang pegawai negeri gua merasa kehilangan banyak waktu untuk orang-orang disekitar gua,
termasuk ody Malam itu ketika lelah karena seharian bekerja datang menghinggapi tubuh gua sebuah pesan singkat masuk kedalm telepon genggam yang gua letakkan disebelah kursi tempat gua beristirahat. Gua membuka pesan itu dengan perasaan berat meskipun saat itu odylah pengirimnya.
Quote: dan besok bisa temenin aku ke******" Ada anak muridku yang mau tampil
Melihat sms dari ody tentang permintaannya, dengan cepat gua mengiyakan karen sudah terasa lama ody berkorban banyak waktu untuk mengerti tentang kesibukkan gua. setelah membaca sms ody gua akhirnya tertidur tepat diatas kursi karena terlalu lelah. Keesokan pagi suara nyokap melantunkan ayat al-quran terdengar merdu ditlinga gua dan seketika membangunkan gua dari tidur panjang. Gua membuka baju yang kemarin gua kenakan untuk bekerja sambil memakan beberapa kue kecil dan membuka pesan yang ada ditelepon genggam gua. Dua pesan ternyata telah masuk ketika gua terlelap, ucapan terima kasih ody serta sms perintah pelaporan hasil kerja gua dari atasan dikantor, seketika gua merasa begitu bimbang karena gua ga mungkin mengorbankan lagi waktu ody, tapi
perintah atasan gua dapat mempengaruhi penilaian atas kinerja gua.
Setelah panjang gua berpikir gua memberanikan diri untuk segera berkata jujur, beberapa kalimat-kalimat permintaan maaf gua coba persiapkan mulai dari yang termanis hingga kalimat yang terdengar begitu menjijikkan. Gua angkat telepon genggam yang telah siap menghubungkan gua dan ody. Suara telepon tersambung mulai terdengar. Gua takut. Merasa bersalah.
Quote: halo ass. Kenapa dan" halo dy. Ini dy, tentang rencana kita oh iya kenapa dan"
maaf dy, mendadak sabtu ini aku disuruh masuk untuk melaporkan hasil kerjaan aku oh gitu, yaudah aku jalan sendiri aja dan. Kamu hati-hati yaa
dy maaf yaa iya dan aku sayang kamu iya dan
Perasaan sangat bersalah terlalu besar menghinggapi gua. pasti ody sangat kecewa dengan gua. pekerjaan gua dikantor terasa menjadi sangat tak berarah, beberapa pekerjaan yang harus gua revisi terasa begitu sulit untuk gua kerjakan.pikiran gua penuh dengan ody. Pikiran gua penuh dengan perasaan ody hingga gua meminta ikhsan untuk datang menjemput ody karena hari sabtu ikhsan libur dan mungkin dia punya waktu untuk ody.
Perasaan sedikit khawatir sempat terlintas ketika bayangan ikhsan dan ody hadir dikepala gua. gua takut perasaan ikhsan untuk ody menjadi semakin membesar. Ikhsan yang berusaha keras membuang perasaannya untuk ody pasti sangat terluka ketika gua memintanya untuk menemani ody disaat gua tak dapat berada disamping ody, tapi hanya
ikhsan satu-satunya yang bisa dipercaya, hanya ikhsan. Gua tak punya pilihan. Quote: gua udah disamping ody. Tapi kayanya dia ga butuh gua deh Pesan singkat ikhsan seketika menyita perhatian gua dari pekerjaan gua saat itu. Quote: pliiss tolongin gua. sekali ini yaa
Pesan gua kirim, gua sedikit lebih tenang karena ada ikhsan yang menemani ody. Gua melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, gua begitu serius bahkan gua tak mendengar pesan-pesan lain yang mungkin masuk kedalam telepon diatas meja berwarna cokelat. Perasaan gua yang begitu tenang karena telah mendengar bahwa ikhsan telah berada didekat ody membuat pekerjaan gua cepat selesai. Gua pulang dan melihat ody yang dusah berada dirumah gua ditemani panda dan nyokap.
Quote: gimana acaranya dy"
seru. Tadi ikhsan dateng. Dia bilang kamu yang kasih tau dia" iya aku yang kasih tau dy hehehe
Ody hanya tersenyum dan kembali berbicara dengan panda dan nyokap, gua masuk membersihkan seluruh badan gua agar perasaan letih karena bekerja dapat sedikit memudar. Satu pesan terlihat masuk, ikhsan. Pasti ada hal yang menurutnya penting dan gua yakin tentang ody. Perlahan-lahan gua membuka pesan itu berharap sesuatu yang baik.
Quote: ody bukan butuh seseorang untuk nemenin dia. Dia butuh lu bencong. Inget bagaimana perjuangan lo untuk dia. Tolong lo pikirin lagi untuk membagi waktu lo bencong
Perasaan bersalah gua kembali muncul, gua melihat ody yang tersenyum dan kadang tertawa diteras rumah. Gua merapikan baju dan rambut gua sambil mengenang tentang gua dan ody mulai dari perkenalan kita, naik angkot, bahkan ketika gua merasa sedih ketika dia terbaring dirumah sakit dan tersadar tanpa mengingat gua. gua berjalan kearah ody dan mengajaknya makan malam diluar. Bukan sebuah hal yang istimewa, hanya sekedar makan biasa dikedai pinggir jalan.
Quote: dy.. aku mau ngomong
kenapa dan" Kok serius banget" Aku tambah gendut ya" Hehehe bukan itu dy. Tapi iya sih sedikit hehe. Ini serius dy hehe yaudah kamu mau bilang apa"
maaf yaa dy& untuk" untuk kesalahan aku karena sering menomorduakan kamu. Aku sering terlalu sibuk dengan pekerjaan aku
kamu ga salah dan. Aku juga ga marah kok karena itu. Aku yakin kamu selalu ada buat aku. Kamu kerja keras kaya gini kan juga untuk masa depan kamu. Masa depan kita. Aku marah seandainya kamu menomorduakan aku untuk cewek lain dan iya dy, tapi aku janji sama kamu. Mulai sekarang aku akan mengatur waktu aku sebaik mungkin
aku sayang kamu dan Part 78
Semakin hari perasaan gua untuk ody semakin membesar dan semakin meyakinkan diri gua bahwa ody adalah orang yang tepat untuk gua. hari-hari yang sempat gua lewatkan bersama ody karena pekerjaan gua sebagai pegawai negeri coba gua gantikan dengan mengajak ody pergi ke satu tempat pariwisata yang memiliki lokasi sedikit lebih tinggi dengan pemandangan kebun teh yang menyegarkan. Gua pergi bersama ikhsan dan panda serta ody tentunya. Didalam mobil yang ikhsan kendarai gua mengenang beberapa tahun kebelakang ketika kita pergi bersama kepantai, suasana itu, kejadian itu, serta pemandangan senja hari itu masih terasa lekat didalam ingatan gua meskipun buat ody hal itu ga pernah terjadi dalam hidupnya.
Sampai dilokasi, kita berempat memulai hari itu dengan makan bersama didalam restoran sederhana dengan pemandangan yang luar biasa, kita duduk disamping kolam kecil yang bisa kita gunakan untuk memancing bahkan kita bisa memakan ikan hasil tangkapan kita. Unik.
Quote: Ikhsan: kamu mau makan apa nda" Mujair" Emas" Kepiting" Panda: emang kepiting bisa dipancing"
Ikhsan: kalo aku yang mancing, jangankan kepiting, ikan hiu, ikan paus pada nempel kesini hahaha
Panda: hahaha ih kak ikhsan gak lucu
Dari belakang gua melihat ikhsan dan panda yang tertawa begitu lepas bersama, sempat terlintas didalam kepala gua betapa bahagianya seandainya ikhsan dan panda bisa bersama sebagai sepasang kekasih, namun sayangnya hal itu jauh dari kata nyata, bahkan keadaannya ikhsan justru menyimpan
sebuah perasaan untuk ody yang tidak lain adalah orang yang sangat gua sayang. Selesai makan kita menuju kebun teh sesuai dengan rencana awal kita. Gua dan ody berjalan beriringan melihat beberapa orang yang sibuk memetik daun-daun teh. Gua berjalan begitu menikmati suasana kebun itu, ody terlihat begitu bahagia bahkan berkali-kali gua melihat ody menutup matanya untuk menghirup beberapa udara segar disekeliling kita. Kita terus berjalan hingga tanpa sadar ody melingkarkan tangannya ditangan kiri gua, gua yang agak terkejut berhenti sebentar dan dengan sangat pelan ody mendekatkan wajahnya kearah gua dan mencium pipi kiri gua. Quote: makasih ya dan, aku yakin apapun yang terjadi kamu akan selalu ada untuk aku. Love you dan
Gua yang masih dalam kebingungan kemudian segera tersadar. Gua menatap dalam-dalam kedua mata ody. Gua cium keningnya untuk menunjukkan besarnya perasaan yang gua punya untuk dia. Gua mau dia tau bahwa hanya dia satu-satunya perempuan didunia ini setelah nyokap yang memiliki satu tempat istimewa didalam hati gua.
Quote: iya dy, aku juga& sayang aku kan"
kok kamu tau omongan aku selanjutnya"
karena kalo kamu ga sayang aku, aku mau nangis sekenceng-kencengnya
hahaha Ody tersenyum manis serta berlari kecil menyusul panda dan ikhsan yang berjalan lebih dulu. Tangannya masih menggenggam erat tangan gua seakan takut kehilangan gua didalam hari-harinya. Gua merasakan sebuah moment yang sangat indah dan tak akan pernah gua lupakan sampai hari terakhir gua nanti.
Sampai disebuah tempat yang lapang gua melihat banyak orang yang juga berwisata disana. Ikhsan duduk sambil memandangi panda bermain layang-layang. Gua dan ody duduk diatas tikar yang ikhsan gelar, tak ada satupun kata yang terucap dari kita bertiga. Suasana sunyi. Hening begitu pekat. Sampai pada saat ikhsan terbangun dan mengatakan akan menyusul panda karena dari tadi belum berhasil menaikkan layang-layangnya. Setelah kepergian ikhsan gua dan ody masih terdiam, suasana belum berubah banyak hingga gua mencoba memberikan beberapa pertanyaan untuk ody.
Quote: dy, kamu masih belum inget tentang masa lalu kita yaa" Ody tersenyum mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut gua.
dan, mungkin aku ga akan pernah ingat tentang masa lalu dibelakang kita, tapi kamu harus tau aku ga akan pernah lupa kalo didepan sana masih ada masa depan untuk kita
Ody tersenyum. Hati gua tersentuh. Gua yakin tentang itu. Ody mendekatkan kepalanya dan bersandar dibahu kanan gua, dan tangan gua merespon kepala ody dengan merangkulnya. Dari jauh tanpa gua sadari ikhsan memperhatikan kita, dia tersenyum melihat gua dan ody. Senyumnya terasa berbeda membuat gua menunduk karena merasa bersalah dengan ikhsan telah menunjukkan kemesaraan gua dan ody didepannya bahkan tanpa sadar saat gua mengangkat kepala ikhsan dan
panda sudah tak ada ditempat sebelumnya.
Quote: Gua: nda, kak ikhsan kemana"
Panda: gatau tadi pas aku main dia izin ke belakang kok Berkali-kali panda berusaha menghubungi ikhsan didalam mobil saat kita akan beranjak pulang. Gua khawatir kepergian ikhsan ada hubungannya dengan kemesraan gua dan ody. Sungguh akan sangat gua sesali seandainya gua harus kehilangan ikhsan. Teman, sahabat,saudara terbaik gua.
Quote: Ikhsan: hai, pada kangen yaa nungguin gua" Gua: kemana aja sih lu" Dasar monyong laper nih udah sore Ikhsan: ada urusan kecil tadi hehehe, yuk dah cabut
Tiba-tiba ikhsan masuk kedalam mobil membuat kekhawatiran gua sedikit berkurang. Gua merasa sedikit lega dengan kedatangan ikhsan. Semoga semua akan baik-baik tentang gua, ikhsan dan ody.
Beberapa hari setelah itu gua merasa keyakinan gua untuk ody semakin membesar, gua begitu menyayangi ody dan gua harap begitu sebaliknya. Disuatu sore yang sedikit cerah gua mengajak ody untuk berjalan-jalan disekitar komplek hingga berhenti ditaman dahulu saat kita masih remaja. Ody sedikit bingung karena gua mengajaknya untuk melihat seseorang bermain sepeda ditaman itu. Seorang perempuan yang masih terasa kecil dimata gua berputar mengelilingi taman dengan sepedanya. Dengan baju merah yang manis anak itu kemudian semakin lama-semakin mendekat kearah tempat gua dan ody beristirahat, hingga anak itu berhenti didepan kita dan tersenyum serta memberikan sebuah mawar berwarna merah.
Quote: Ody: nisa ya" Nisa: iya kak hehe
Gua: kamu inget nisa dy"
Ody: sewaktu pulang kemarin setelah lulus, mama ajak aku main kerumah nisa dan hehe.
Ini apa nis" Nisa: ini untuk kak ody Ody mengambil bunga mawar dari nisa dan kemudian histeris sambil memandang gua. wajah tak percaya seketika meluap dari paras cantik ody, gua mengambil mawar yang berada ditangan ody dan melipat kaki kiri gua kebelakang serta menundukkan badan gua.
Quote: aku gatau dy apa kamu masih ingat kalo kamu suka warna merah, aku gatau kamu inget atau engga kalo kamu bahagia ketika aku ajak melihat semua anak-anak kecil bersepeda disini. Aku gatau dy, tapi terlepas dari itu semua aku mau kamu inget kalo aku akan selalu sayang kamu, kamu mau terus sayang sama aku dengan menjadi teman hidupku selamanya" Kalo kamu mau tolong kamu ambil cincin yang ada diatas mawar ini dy
Ody terdiam sejenak membuat gua menjadi cemas, gua takut dengan jawaban yang ody akan ucapkan.
Quote: saat itu aku ga pernah tau kalo ada kamu dihidup aku dan, aku lupa tentang kamu, mungkin suatu saat aku akan melupakan kamu lagi& .
Mendengar jawaban ody kaki gua bergetar, kaki yang gua lipat sekarang berubah menjadi sarang semut karena darah gua yang membeku karena lemas mendengar jawaban ody.
Quote: tapi aku mau kamu janji, kalo suatu saat aku melupakan kamu lagi, kamu akan ada untuk mengingatkan aku kalo aku sangat menyayangi kamu dan
Gua tersenyum mendengar jawaban ody dan semakin bahagia melihat ody mengambil cincin yang gua persiapkan diatas mawar yang nisa bawa. Gua bangkit dan memasangkan cincin itu kedalam jemari ody, bahkan tanpa sadar gua memuluk tubuh ody didepan nisa dan anak-anak kecil yang ada ditaman yang memang sejak tadi memperhatikan kita. Wajah ody menjadi merah didalam pelukan
gua ketika suara berisik sorak sorai berkumandang saat ody menerima lamaran dari gua. Part 79
Sedikit gerimis diluar rumah membuat hari sabtu itu gua jadikan waktu beristirahat sebelum gua melakukan lamaran resmi kerumah ody esok hari. Tak seperti biasanya ikhsan datang kerumah gua. raut wajah yang sedikit dingin ikhsan tempatkan ketika pertama melihat gua. disusul senyuman datar yang membuat hari itu semakin terasa kedinginannya.
Quote: ada yang mau lamaran tapi ga cerita-cerita nih& bukan gitu san, kemarin dadakan aja jadi belum sempet cerita hahaha iya-iya gua ngerti bencong, selamat yaa
Ikhsan tertawa diikuti tangannya yang melingkar memeluk gua. gua gatau perasaan ikhsan ketika itu. Sakit. Mungkin kecewa. Atau mungkin ikut merasakan kebahagiaan gua. begitu membingungkan. kita duduk berdua membuka cerita-cerita lama saat dahulu gua berada dimasa-masa masih pertama
bersama ody, banyak hal-hal kecil yang menurut ikhsan harus kita ingat dan tertawakan. Lamaran gua untuk ody berjalan lancar. Semua tahapan berjalan sangat sakral, beberapa orang bahkan menangis karena terharu dan bahagia. Beberapa kali gua mencuri-curi waktu untuk melihat keadaan ikhsan, hanya saja setiap kali gua melihat kearahnya dia selalu tersenyum seakan dia membantah kekhawatiran gua tentang kemungkinan hancurnya hubungan kita berdua. Setelah malam itu pertemuan gua dan ikhsan relatif lebih sedikit dari sebelumnya. Gua merasa itu adalah hal yang wajar mengingat gua dan ikhsan sudah tak lagi tidur disatu kamar seperti dahulu saat kita masih kuliah. Gua ga terlalu memikirkan tentang berkurangnya pertemuan gua dan ikhsan karena gua juga sudah mulai disibukkan dengan persiapan pernikahan gua dan ody. Gua dan ody mulai sibuk mencari baju pengantin kita nanti. meskipun ody sudah tak mengingat tentang impiannya menggunakan baju merah saat pernikahannya nanti tapi gua ga akan pernah melewatkan sesuatu yang pernah menjadi harapan ody. Gedung pernikahan yang begitu sulit untuk kita temukan juga ikut mewarnai persiapan pernikahan gua dan ody. Dan gua menikmati semuanya.
Panda yang terkadang ody libatkan dalam persiapan pernikahan kita seperti meramaikan jalan menuju pernikahan gua dan ody. Sementara panda yang dilibatkan ody agar dapat memberikan jiwa mudanya, ikhsan seperti tak pernah ingin ketinggalan. Penentuan beberapa hal penting juga ikhsan lakukan seperti undangan atau konsep yang ia kerjakan bersama panda. Sekali lagi keikutsertaan ikhsan dalam pernikahan gua nanti membuat gua merasa bersalah, gua merasa adalah orang yang
begitu jahat untuk ikhsan.
Quote: dan kenapa sih bengong terus" Ga yakin yaa mau nikah sama aku" bukan gitu dy. Aku ga percaya aja akhirnya bisa nikah sama kamu hehe hehe yaudah jangan bengong terus dong dan
iya sayaang& Gua coba mengesampingkan tentang ikhsan. Gua gamau ody mikir yang aneh-aneh tentang gua dan pernikahan kita. Meskipun gua masih merasa memiliki perasaan yang masih mengganjal karena ikhsan, namun pernikahan gua dan ody tetap harus berjalan. dan itu adalah perhatian utama gua. Beberapa bulan setelah persiapan akhirnya hari itu datang juga. Gua dan ody dalam pernikahan . gedung pernikahan yang sudah diposisikan dan ditata begitu manis oleh panda dan ikhsan membuat hati gua semakin berdebar-debar. Gua duduk diatas sebuah kursi yang diselimuti kain putih didepan seorang penghulu dan ayah ody terduduk manis disampingnya. Ody berjalan perlahan menghampiri gua diiringi beberapa orang. Dengan gaun berwarna putih seperti yang gua kenakan, dia duduk manis disamping gua hingga janji suci itu mulai keluar dari mulut gua.
Quote: saya terima nikahnya dan kimpoinya melody ahmad sasmita binti ahmad farid dengan maskimpoinya yang tersebut tunai
Setelah gua melepaskan kata-kata itu beberapa orang saksi berseru dengan lantangnya sah!! dan gua tersadar, gua resmi menjadi seorang suami saat itu. Ody kemudian mencium tangan kanan gua dan gua balas dengan kecupan manis tepat diatas keningnya. Beberapa orang kembali menangis bahagia tak terkecuali panda, juga kina.
Setelah akad nikah selesai gua dan ody masuk ke dalam ruangan untuk berganti pakaian menjadi sepasang pakaian berwarna merah. Satu kebanggaan bisa mewujudkan impian ody yang hilang. Pasangan baju merah yang siap kita kenakan mengingatkan baju yang pernah ody berikan dijogja dulu. Sepasang baju khusus milik kita. Sebuah kenangan yang harus gua simpan didalam kotak-kotak pikiran menjadi sebuah memori indah. Kita berjalan menuju tampat resepsi diiringi beberapa anak kecil dibelakang kita yang juga mengenakan pakaian berwarna merah. Dari atas pelaminan gua melihat seluruh orang yang gua kenal dalam hidup gua, mulai dari teman kecil, remaja, serta rekanrekan tempat gua bekerja. beberapa bahkan menjadikan acara pernikahan gua sebagai ajang reuni. Gua bahagia karena bisa melihat mereka tersenyum, tertawa serta saling bercerita dalam acara pernikahan gua dan ody. banyak yang memberikan pelukan hangat untuk gua dan ody atas hari itu. Banyak juga yang tertawa karena hubungan gua dan ody bisa berjalan hingga diatas pelaminan.
Banyak yang ody ingat, dan banyak pula yang masih terlupakan.
Hari itu begitu cepat berlalu, tak terasa karena begitu bahagia hingga perasaan bahagia itu terasa lagi saat tulisan ini dibuat. Kebanyakan dari yang hadir telah meninggalkan gedung pernikahan gua dan ody, yang tinggal hanya keluarga dan beberapa teman terdekat kami, sayangnya ikhsan tak terlihat saat itu. Gua mencoba bertanya kepada beberapa orang. Kepada panda, kina, hanung, rena, bahkan orang tua dan saudara-saudara gua yang hadir hari itu. Tak ada satupun yang mengetahui keberadaan ikhsan. Satu hal yang wajar didalam benak gua mengingat perasaan yang ikhsan punya untuk ody seperti yang gua punya.


Your Secret Memories Karya Avalon.jr di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seminggu setelah pernikahan gua dan ody, ikhsan tak pernah menunjukkan batang hidungnya dihadapan gua, membuat gua berpikir bahwa ikhsan masih sedikit merasa kecewa. Bahkan ia tak hadir dalam acara pesta kecil-kecilan yang sengaja gua buat untuk sahabat-sahabat terdekat gua. gua semakin merasa bersalah. Selesai acara pesta kecil itu kita pulang kerumah, gua antar ody kerumah dan gua pergi kerumah ikhsan sendirian. Meskipun hari sudah berlalu begitu gelap namun gua tak lagi dapat menahan rasa penasaran gua.
Berkali-kali gua teriakkan nama ikhsan. Tak ada jawaban dari dalam. Hingga akhirnya seseorang keluar dari rumah menemui gua. sesosok lelaki keluar meskipun ternyata bukan ikhsan melainkan ayahnya. Gua masuk dan menceritakan bahwa gua mencari ikhsan dan penasaran tentang keberadaannya, dan kabar yang sangat tidak mengenakkan datang dari ayahnya. Ikhsan berencana mengambil S2 diinggris, dua hari setelah pernikahan gua dia pergi kejogja bersama fajar, salah seorang teman kampus gua dulu untuk mengikuti ujian-ujian program beasiswa S2 yang ikhsan minati.
Gua yakin kepergian ikhsan memiliki hubungan dengan pernikahan gua dan ody, berkali-kali gua mencoba menelpon ikhsan. Berharap dia masih berada dijogja, nomer telepon genggamnya masih tersambung memberi harapan untuk gua bahwa dia masih diindonesia. Namun tak pernah ada jawaban hingga puluhan kali gua mencoba hingga akhirnya gua menyerah dan kembali kerumah. Gua berencana untuk menyusul ikhsan besok pagi.
Suara ody begitu lembut membangunkan gua, gua terkejut karena takut terlambat menyusul ikhsan. Gua mengambil pakaian yang mesih terlihat rapi dan menyambar telepon genggam untuk memesan layanan jasa taksi, namun belum sempat memesan taksi gua melihat beberapa pesan didalam kotak masuk, semuanya dari ikhsan.
Quote: hai bencong.. selamat yaa akhirnya bisa nikah juga sama ody. Lo tau kan siapa temen gua yang paling lemot" Iya itu lo hahaha. Tapi gua tau meskipun lo lemot, tapi lo pasti sadar tentang perasaan gua buat ody. Iyadeh gua ngaku gua punya perasaan yang sama kaya lo buat ody, tapi lo harus percaya kalo gua ikut bahagia atas pernikahan lo sama ody, dan kepergian gua ke inggris ga ada hubungannya sama pernikahan lo kok, gua tau gimana perjalanan lo sama dia kok bencong hehehe. Gua juga gatau kenapa gua bisa sebodoh ini sampe punya perasaan itu. Tapi yang buat gua merasa sedih itu bukan karena lo deket atau bisa mesra-mesraan sama ody, yang buat gua sedih itu saat lo memperlihatkan rasa bersalah lo buat gua karena kedekatan lo sama ody. Lo ga salah bencong, lo ga salah kalo lo deket atau mesra-mesraan sama pacar lo yang sekarang udah jadi istri lo. Lo ga salah jadi tolong jangan lagi lo pasang wajah merasa bersalah. Dan jangan lupa jaga ody baik-baik yee bencong, temen kecil gua tuh. Oiya gua ke inggris buat ambil S2, gua dapet progam itu. Gua ga mau ajak lo karena nanti kalo lo ikut, kasian ody ditinggal sendirian hehe. Lo tau kan gua ga akan berhenti sampe sini" Hehehe. Lo gausah nyusul kejogja karena gua sama fajar udah dibandara nih, sebentar lagi mau cabut ke inggris. Inggris bencong hahaha. Luar negeri. Suatu saat nanti gua pasti balik lagi sama anak gua yang lucu-lucu pastinya. Jangan lupa sampaikan salam gua buat semuanya yaa bencong
Sedih" Jangan ditanya tentang itu, gua merasa telah kehilangan salah satu orang yang penting dalam hidup gua. Perasaan gua begitu tak menentu, gua berjalan kearah ody dan memeluk ody. Dalam hati gua berjanji akan menjaga ody sepenuh hati dan pasti gua akan menunggu ikhsan datang dengan
anak-anaknya yang lucu. The end Pedang Langit Dan Golok Naga 31 Raja Petir 23 Sepasang Samurai Maut Nyai Tandak Kembang 3

Cari Blog Ini