Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing Bagian 5
"gua boleh duduk disini kan ?"
Tiba tiba ada seseorang yang duduk disebelah gua, dan setelah gua lihat ternyata Meyriska. Sedang apa dia disini "
"eh mey " boleh kok, lo ngapain disini ?" tanya gua pada Meyriska yang tiba tiba ada disamping gua.
"eh enggak fan, tadi gua kebetulan lewat sini. Terus gua ngeliat lo ngelamun sendirian, makanya gua kesini, takut kalo lo tiba tiba loncat ke mahakam hahaha." jelasnya.
"haha ya enggaklah mey, ngapain gua nyebur kesana. Gua cuma duduk doang kok disini, masih males pulang."
By:Sales Kambing "eh iya gua sering kok ngeliat lo disini, lo sering kesini kan sama siapa itu anak sma x " Dia cewek lo ya ?" tanyanya lagi.
"Namanya Dhara mey, tapi dia bukan cewek gua kok. Cuma temen, sama kayak gua sama elo gini."
"oh gitu. Kirain pacar lo."
"Bukan mey, kan gua masih nunggu lo siap dulu. hahaha"
"hahaha dasar lo fan."
Cukup lama kita bercanda bersama, ternyata dia anaknya asik juga. Obrolannya juga nyambung. Satu lagi, walaupun dia senior gua tapi sifatnya justru masih kayak anak anak, lucu lucu gemesin gitu. Di sekolah aja dia kelihatan dewasa, padahal aslinya sih manja juga kayak anak kecil.
"Oh jadi kamu disini, katanya sekolah. Taunya malah berduaan disini."
Tiba tiba dari belakang gua mendengar sebuah suara, yang langsung memecah obrolan kita. Gua menoleh, melihat kebelakang guna mengetahui siapa yang datang.
Pandangan gua tertuju pada seorang laki laki, nampak dari wajahnya dia sedang menahan amarah melihat gua dan mey berdua disini.
"Dan elo siapa setan " hah ?" kali ini pandangannya tepat menuju kearah gua.
BUUUGGHH Tangannya langsung memukul gua dengan keras, sebelum gua sempat berkata apa apa dan menghindari pukulannya.
By:Sales Kambing Part 82 BUUUGGHH !! Tangannya langsung memukul gua dengan keras, sebelum gua sempat berkata apa apa dan menghindari pukulannya.
Darah segar langsung mengalir dari hidung gua. Sakit, itu yang gua rasakan. Sementara laki laki kampret itu masih memandang gua dengan penuh amarah. Seolah gua telah benar benar mengacaukan hidupnya, padahal kan gua gak tau apa apa. Jangankan bikin kacau hidupnya, kenal juga kagak. Bangke emang nih orang.
PLAKKKK !! "Reno, lo apa apaan sih " Gak usah sok jagoan deh." Meyriska menghampirinya dan langsung menampar mukanya dengan keras.
"Faan, lo gak papa kan ?" tanyanya.
Dia hendak berjalan kearah dimana gua sedang meringis menahan sakit. Namun tangannya langsung ditahan oleh Cowok yang ternyata namanya Reno itu.
"Udah kamu disini aja, biar aku yang ngurusin bajingan itu." katanya, sembari berjalan kearah gua.
"Ren, ren lo jangan bego deh." Meyriska masih mencoba menahannya.
"Udah Mey, biarin aja dulu." kata gua tenang.
Sejenak gua berfikir, bisa tamat gua kalau benar benar tubir sama dia. Dia memiliki segalanya untuk bisa membuat gua menginap beberapa hari dirumah sakit. Badannya gede, mirip kuli panggul. Tatapannya tajam, mirip serigala kelaparan yang udah berbulan bulan gak makan. Perawakannya lebih cocok jadi preman pasar daripada anak sekolahan. Membuat gua juga merasa jiper kalau harus berantem sama nih By:Sales Kambing
orang. "jangan makan saya om, daging saya item. Pasti pait !" gua memohon, dalam hati.
"Woi kampret, lo siapanya Meyriska hah ?" tanyanya setelah sampai ditempat gua duduk.
Gua tersenyum, lalu dengan tenang menjawab kata katanya.
"Gua " gua temennya Meyriska bro. Nah kalau elo siapanya Meyriska ?" tanya gua balik, masih dengan nada yang kalem dan santai.
Gua pernah membaca sebuah buku, dibuku itu dijelaskan kalau kita tak boleh merasa takut sedikitpun pada lawan meskipun sebenarnya kita takut padanya. Dibuku itu juga dijelaskan sebisa mungkin jangan lo tunjukkan rasa takut lo pada lawan, karena begitu lawan tau kalau nyali lo udah ciut, lo bakalan abis dan dia menang. Beda ceritanya kalau sikap lo masih anteng, tenang, dan tak ada sebersit ketakutan pun yang ada wajah lo, lawan lo bakalan mikir dua kali kalau mau langsung ribut. Dan nampaknya teori ini lumayan berhasil, karena mukanya sudah tak semengerikan tadi.
"Gua pacarnya Meyriska, makanya gua gak rela kalau dia dekat dekat cowok lain. Apalagi sama orang kayak elo." nadanya masih marah, namun tak sehoror tadi.
"Ooh pacarnya Meyriska, bener Mey dia pacar lo ?" tanya gua pada Meyriska.
"Bukan fan, dia itu mantan gua. Kita baru putus." jawabnya.
"Lah, Meyriska nya bilang kalo elo mantannya tuh. Berarti gua bebas dong jalan sama dia " Dia kan jomblo." jelas gua padanya.
"Ah banyak bacot lo, udah kita selesaikan secara jantan aja."
BUUGH ! BRAAKK ! BLETAKK !!
By:Sales Kambing Perkelahian pun akhirnya tak terhindarkan, yaudah deh apa boleh buat. Toh gua juga bisa sambil caper sama Meyriska. Menang atau kalah pasti gua yang dibela sama dia, hahaha.
Harus gua akui kalau dari semua orang yang pernah berantem sama gua dia adalah yang terkuat, pukulan pukulannya juga lumayan, lumayan bikin muka gua tambah ganteng. Tapi tetep aja nobody's perfect, selain lumayan ternyata pukulannya juga terlalu membabi buta. Banyak juga pukulannya yang miss, membuatnya lebih banyak kehilangan tenaga daripada gua yang daritadi cuma menghindar.
Setelah cukup lama hanya menahan dan menghindari pukulannya, gua pun ikut mengarahkan pukulan pada wajahnya.
BUUUGHH ! Jackpot ! pukulan gua tepat sasaran, hidungnya langsung mengeluarkan darah segar, seperti yang gua alamin. Dengan cepat gua langsung bergerak memburunya yang masih meringis kesakitan akibat pukulan gua.
BRAKK BIIK BUUGH BLETAK !!
Beberapa pukulan akhirnya membuat perlawanannya usai, dia sudah tak bisa melawan lagi. Sementara kondisi gua juga tak lebih baik, hidung berdarah, wajah berantakan, rambut acak acakan, bibir pecah pecah pecah, gusi berdarah, gigi kuning, oke ini lebay. Gua cuma bonyok kok, bukan sariawan atau panas dalam.
"Faan lo gak papa kan ?" Tanya Meyriska khawatir.
"Gak papa gimana Mey, liat nih bonyok semua muka gua gara gara mantan lo." balas gua.
"Aduh iyasih, maaf banget ya faan. Gara gara gua lo yang gak tau apa apa malah ikutan kena juga." dia mulai memegang muka gua, melihat bagian mana saja yang luka.
"Aduh sakit Mey, tapi gak papa kok, santai aja. Udah biasa." jawab gua, masih meringis kesakitan.
By:Sales Kambing "Yaudah deh gua obatin aja ya. Bentar gua beli peralatannya dulu." ucapnya, untuk kemudian berjalan membeli peralatan yang dibutuhin.
Sekembalinya dari sana, dia langsung mengobati luka gua dengan teliti. Setiap luka tak luput dari belaian tangannya yang halus. Nampak dia sudah terlatih dalam hal mengobati luka, hingga beberapa saat kemudian rasa sakit yang tadi gua rasakan kini sudah berkurang drastis.
Yang gua rasain emang sakit, perih, yaiyalah mana ada bonyok yang gak sakit. Tapi bukankah jalan untuk mendapatkan hati wanita memang tak ada yang mudah "
By:Sales Kambing Part 83 TOK TOK TOK !! "Permisi.."
Sebuah ketukan dipintu rumah membuat gue yang sedang asik menonton drama korea sedikit merasa jengkel, jengkel karena gue harus bangkit dari posisi duduk yang sudah terasa sangat nyaman hanya untuk membukakan pintu. Duh siapa sih, gak tau orang lagi fokus nonton apa " "Siapa ?" ucap gue setengah berteriak.
"Ini gue ra, cowok paling ganteng sekosan." jawabnya.
"Yaelah elo fan. Masuk gih, biasanya juga langsung nyelonong aja lo kek maling. Sekarang pake ijin segala." tambah gue.
Tak lama kemudian dia sudah masuk dan langsung berjalan ketempat dimana gue sedang menonton tv. "hehehe, kan biar sopan ra. Masak kerumah camer main selonong aja." dia nyengir, dengan ekspresi bego.
"Ada apaan fan, tumben amat lo kesini ?" gue bertanya padanya, tanpa mengalihkan pandangan dari layar tv.
"ini ra, gue mau bayar kosan, kan udah bulan baru nih. Selain jadi calon mantu yang baik gue harus jadi anak kos yang teladan juga, gak pernah nunggak uang kosan. ohiya, om camer mana ra ?"
Gue lupa sejak kapan dia manggil bokap gue om camer, ada ada aja emang kelakuannya. Gue sebenarnya mau marah sih waktu dia bilang gitu. Tapi terserah dia aja deh. Suka suka dia mau nyebut bokap gue apaan. Gue juga gak mau ambil pusing, gak ada gunanya berdebat sama orang stress kayak dia.
"Orang rumah pada keluar fan, ntar aja deh lo kasiin duitnya. Males gue megang duit yang bukan punya gue." jawab gue.
"Oh yaudah deh kalo gitu gue balik aja ra. Gak baik berduaan disini, ntar gue khilaf lagi." katanya.
By:Sales Kambing "yaudah balik sana, gangguin orang nonton drakor aja lo." jawab gue ketus. "eh bentar bentar.." gue menahan tangannya.
Saat itu gue baru sadar kalau ada semacam bekas luka lebam dan memar memar di wajahnya. Luka luka itu keliatan sudah mulai membiru, menghiasi sebagian mukanya. Pasti ini rasanya sakit banget. Gue kejedot pintu benjol dikit aja udah hampir nangis, ini si Irfan malah sampe biru biru gitu. Duh fan, pas normal aja muka lo udah gak ganteng apalagi pas bonyok gini.
"ada apaan lagi ra ?"
"Itu muka lo, abis berantem lagi ya ?" tanya gue. "hehe, ya gitu deh ra." jawabnya sambil cengengesan. "berantem sama siapa lagi sih fan ?"
"Sama orang gila ra, kemarin di pinggiran mahakam tiba tiba dia nonjok gue pas lagi duduk disana." jawabnya, yang kini ikut duduk disebelah gue.
"oo gitu." jawab gue singkat.
"Lo gak marah kan ?" tanyanya.
Gue tersenyum, lalu sejenak mengalihkan pandangan padanya.
"marah " ngapain fan, enggaklah. Lo kan udah gede, lo udah tau mana yang bener dan mana yang salah. Dan kalaupun lo harus bonyok gini gua yakin kok yang lo lakuin masih bener. Percuma gue ngelarang ngelarang lo berantem lagi, toh cepat atau lambat lo pasti berantem lagi. Ngelarang lo berantem itu sama aja kayak gue ngelarang kodok supaya gak loncat fan, gak bakal bisa hahaha." gue ngomong panjang lebar.
"Ah lo bisa aja deh ra. Ternyata selain cantik lo bisa jadi bijak juga ya." ujarnya.
"haha gombal mulu lo. udah ah gue mau fokus nonton dulu, jangan lo gangguin lagi." gue kembali memperhatikan layar tv.
"yaelah dasar cewek, dimana mana sama aja, suka korea. Apa bagusnya sih nonton orang nangis nangis gitu " Eh tapi artis ceweknya boljug nih, cantik banget." ucapnya sembari ikut fokus memperhatikan film yang sedang tayang.
Dia akhirnya juga ikut terbawa menikmati film yang sedang tayang, gue lupa waktu itu nonton film apa, tapi jadi terasa sedikit lebih spesial karena gue nontonnya bareng cowok absurd ini.
By:Sales Kambing "cie serius amat mas, katanya gak suka korea." gue menggodanya "ah berisik lo, masih seru nih. Tuh liat pasti bentar lagi mereka kissing."
Dia masih serius menatap layar tv yang kali ini sedang menampilkan adegan french kiss antara aktris dan aktornya.
"emm fan, lo pernah ML gak ?"
Pertanyaan yang baru saja gue lontarkan sontak membuatnya memalingkan pandangan dari layar tv dan langsung memandang gue.
"ML ra " ma.. ma.. maksud lo apaan nanya ginian segala ?" tanyanya dengan nada dan wajah gugup. "Iya fan ML" gue mengutipkan empat jari padanya. "lo udah pernah belum ?" tambah gue. "Ya belom pernah lah, gila aja lo. Punya cewek aja gue gak pernah, apalagi begituan." "Yee, emang ML harus sama pacar ?" tanya gua.
"ah tau ah ra, jangan bahas ginian deh." jawabnya. "Fan, ML yuk !" ajak gue, dengan penuh senyum.
"Apaa " lo udah gila ra " pake ngajakin gue ML segala. Ingat ra, ML itu dosanya gede. Belum lagi kalo kebablasan, meskipun gue mau, tapi gak sekarang juga gue nikahin lo hanya gara gara ide konyol lo ini. Ingat ra, adzab Allah itu pedih."
"Yaelah malah ceramah lagi. Mau nggak ML sama gue ?" "eh, boleh deh." jawabnya, kini dengan senyum dan muka yang mesum. "Yaudah yuk ikut gue." gue menyeret tangannya menuju kamar.
Sesampainya dikamar kita berdua langsung bergerak, bergerak melakukan sesuatu yang tak pernah kita lakukan sebelumnya. Gak usah gue ceritain secara detail pasti agan agan disini juga udah pada tau kita ngapain disana.
"hoash ! hosh ! hah.. hah.. capek banget gue ra." ucapnya dengan terengah engah saat kita sudah keluar kamar.
"Ah lemah lo, cowok kok gitu doang udah k.o" jawab gue santai.
By:Sales Kambing "Lemah palalo ra, lo mah enak tinggal diem sama megangin doang, terima jadi. Nah gue yang daritadi gerak woi, mana berat banget lagi." balasnya, masih dengan nafas terengah engah. "hehehe, tapi enak kan ML sama gue " Besok ML lagi yuk ?"
"Ah ogah, ML versi lo sadis, lebih sadis dari BDSM malah. Gue udah ngarep yang enggak enggak eh malah lo ajak Mindahin Lemari, sialan lo." jawabnya masih kesel.
"ahahaha, abis kalau gue minta tolong baik baik pasti lo gak bakalan mau fan. Makanya gue manfaatin aja pikiran lo yang kotor itu hahaha." gue tertawa lebar karena berhasil mengerjainya.
"Ah kampret lo, gue capek banget nih gara gara nyeret lemari lo yang beratnya naudzubillah itu. Untung aja gue nggak khilaf tadi ra." katanya.
"Yaudah, sebagai rasa terimakasih gue karena lo udah bantuin mindahin lemari, gue buatin lo es buah aja deh." tawar gue
"Yaudah sana buruan."
Kita melewati sore yang cerah itu sambil menikmati semangkuk es buah yang baru saja gue bikin. ML versi gue yaitu Mindahin Lemari ternyata juga membuat tubuh kita berdua berkeringat, sama kayak ML yang suka diucapin orang dewasa.
By:Sales Kambing Part 84 Gua percaya, tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan seimbang. Tak ada yang terlalu superior dan terlalu inferior, semua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing. Tak ada yang sempurna, semakin menegaskan kalau 'kesempurnaan' hanya milikNya.
Begitu juga dengan sifat sifat wanita, tak ada wanita yang benar benar sempurna. Semua seimbang, punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Cewek yang punya banyak kelebihan pun pasti juga punya kekurangan. Ada cewek yang gak terlalu cakep, tapi kelebihannya dia pinter. Ada cewek yang gak terlalu pinter, tapi kelebihannya dia cakep. Ada juga cewek yang udah cakep, pinter pula, tapi sayang dia lesbi. Well, tuhan memang menciptakan semuanya serba seimbang.
Dhara juga gitu, prinsip keseimbangan juga masih berlaku padanya. Di mata gua, dia punya begitu banyak kelebihan. Cantik, manis, menyenangkan, enak diajak ngobrol, nyambung, gampang dimodusin. Entah kenapa menurut gua banyak banget kelebihannya, kalau gua tulis disini semua mungkin 'part' tentang kelebihannya akan jauh lebih banyak dibanding main story nya.
Tapi dia juga masih cewek biasa, punya banyak kelebihan tak lantas membuatnya tak punya kekurangan. Sebagai penyeimbang, selain kecantikan dia juga dibekali otak yang 'gesrek'. Kalau dijalan lo ketemu cewek cakep yang lagi naik motor tapi sambil teriak teriak gak jelas, gak usah kenalan dulu lo juga udah tau kok kalau namanya Andhara.
*** "Woi tenyom, bengong aje. Kesambet baru tau rasa lo."
Kata kata yang baru saja diucapkan Robet langsung menyadarkan gua yang sedang melamun sambil ngopi diteras kosan.
"Buset dasar warikk, ngagetin aja lo bet. Untung gak gua kepret lo tadi." gua mendengus kesal.
"Lagian lo siang siang gini bengong aja fan, yaudah gua kagetin aja. hahaha." dia ikut duduk disebelah gua.
By:Sales Kambing "sialan lo emang, untung gua gak jantungan bet. Lo juga ada apaan nih bet, tumben amat kesini." ucap gua.
"gini fan, gua kesini mau ngajakin lo ke Samarinda. Nyari kado buat bebeb Tiwi, kan lusa doi ulangtahun tuh. Lo mau kan ?" tanyanya.
"eh iyadeh bet, sekalian gua mejeng juga disana. Tapi ntar traktir makan yak, duit gua udah abis nih kemarin buat bayar kosan."
"iya iya, udah lo siap siap dulu sana. Benerin dulu komuk lo yang kayak Yaya Toure itu."
"Tai sok kecakepan amat lo bet, ngatain gua kayak Yaya Toure segala. Komuk lo aja kayak Felipe Santana." Ujar gua sembari masuk kamar untuk siap siap.
Sesampainya di salah satu mall yang ada di Samarinda kita langsung berjalan membeli barang yang sekiranya pas dan sesuai untuk hadiah ulang tahun Pertiwi. Udah mirip pasangan maho aja kita karena ada dua laki laki ganteng, eh gua doang sih yang ganteng sedang datengin outlet outlet yang nuansanya girly banget. Udah gitu si Robet malah nanya nanya gak penting lagi.
"Ini bagus gak fan ?"
"Lo suka nggak kalau yang ini ?"
"lo ganteng deh."
Kampret banget tuh anak, jatohin pasaran cowok tamvan kayak gua aja.
Cukup lama kita berputar putar mengelilingi mall ini, Robet ternyata kalau belanja kayak cewek. Banyak maunya, semuanya ditanyain, dari mulai harga, ukuran, bahan, kualitas, sampai tanggal kadaluarsanya juga ditanyain. Padahal waktu itu kita sedang melihat lihat jam tangan, gua baru tau kalau jam tangan ada tanggal kadaluarsanya.
By:Sales Kambing Dan yang bikin gua pengen jadiin dia tumbal buat pembangunan jembatan mahakam yang baru adalah saat dia dengan wajah tanpa dosa ngambil boneka yang dijual ditoko pertama yang kita datengin tadi.
"ah bagusan boneka didepan tadi fan."
Tai, lo boleh bilang gitu kalau kita baru jalan beberapa langkah ninggalin outletnya bet. Nah ini lo udah ngajak gua muter muterin mall segede ini tapi lo belinya malah di toko pertama yang kita datengin. Gak sekalian aja kita belinya di toko boneka yang ada didepan gang kosan gua "
Sembari menunggu anak tuyul membayar belanjaannya gua mulai menajamkan pengelihatan, mencari objek objek yang sekiranya seger kalau dipandang, hotpants, tanktop, semua banyak tersebar disini. Lumayan lah buat ngilangin capek abis dikerjain Robet.
Pandangan gua menangkap sosok seseorang yang gua kenal, wajah cantiknya tak mungkin bisa gua lupain secepat ini. Terlihat dia sedang kesulitan menenteng kantong berisi barang belanjaan. Naluri penolong gua pun muncul, segera gua berjalan kesana untuk sekedar membantunya membawakan barang belanjaannya yang terlihat merepotkan itu.
Namun langkah kaki gua terhenti ketika gua melihat seorang laki laki yang tiba tiba datang dan langsung menggandeng tangannya. Nampak Vira juga tak menolak gandengan tangannya, bahkan dia juga ikut membalas gandengannya dengan mesra.
Gua membalikkan badan, memutuskan untuk tak mengganggu kebersamaan mereka dan kembali ketempat dimana Robet sedang menunggu. Syukurlah Vir, lo udah gak sendirian lagi disini.
By:Sales Kambing Part 85 Melihat kemesraan Vira dengan lelaki itu membuat gua mengurungkan niat untuk menghampirinya dan memutuskan untuk kembali ketempat dimana robet sedang menunggu. Raut wajahnya yang tampak sangat bahagia bersama orang lain semakin membuat gua ragu untuk menghampirinya. Seolah olah ada gejolak yang meledak ledak dalam diri gua. "Ngapain lo cape cape kesana fan " Vira udah gak butuh bantuan lo. Daripada ngarep sesuatu yang gak mungkin lo dapetin mending lo ngaca deh." Kalimat itu terus berputar putar dikepala gua.
Entah kenapa ada sedikit perasaan gak enak yang gua rasakan saat melihatnya tertawa bersama orang lain, terdengar tak beralasan dan tak berdasar memang. Tapi entahlah, gua sendiri juga bingung sama perasaan ini.
"Darimana lo fan ?" tanya robet saat gua menghampirinya.
"Abis nyari cilok bet, udah muter muter eh taunya gak ada." jawab gua asal.
Dia menyentuh kening gua, seolah memeriksa kejernihan otak ini.
"otak lo ketinggalan di Malang ya fan " Mana ada orang jualan cilok didalem mall gini, diluar noh banyak."
"ah berisik lo, udah kelar belum belanjanya " kalo udah buruan cabut yuk. Capek gua nyet." ucap gua.
"eh bentar fan, masih ada yang mau gua beli nih. Kita jalan lagi ya." dia mengotak atik kantung belanjaannya, memeriksa barang yang masih belum terbeli.
"ah males banget gua bet ngintilin lo mulu, udah kaya pasangan maho aja. Gua mau jalan aja deh sambil cuci mata, bosen liatnya elo mulu bet. Ntar lo gua samperin aja kalau gua udah selesai." jelas gua.
"yaudah deh kalo gitu gua jalan dulu fan. Tar gua sms ada dimana. Oiya, kalo dapet kenalan cewek kenalin ke gua juga ya." pungkasnya, sembari berjalan meninggalkan gua.
By:Sales Kambing "yee giliran soal cewek aja semangat lo lutung !" gerutu gua.
Gua mulai berjalan mengitari mall ini sendirian, melihat lihat tanktop dan hotpants yang banyak bertebaran disini. Lumayanlah buat segerin mata yang tadi sempat agak sepet saat ngeliat Vira jalan sama cowoknya. Seger sih ngeliat pemandangan gini, tapi sayang orang orang ini kayak gak nganggep gua ada. Setiap berpapasan boro boro mereka say 'hi' atau godain gua, nengok aja enggak, kampret gua ngerasa kayak invisible man aja. Ada gua disini woi, ajak kenalan kek, ajak makan bareng kek, ajak check-in kek.
BRUUKK ! Sedang asik asiknya jalan sendiri tiba tiba gua menabrak seorang cewek, lebih tepatnya sih gua yang ditabrak karena dia nampak kerepotan dan gak fokus saat membawa barang belanjaannya. Tapi kan cewek gak pernah salah, jadi anggep aja gua yang nabrak dia.
"duh mbak ati ati dong, tuh kan berantakan semua belanjaannya." gua mencoba membantu merapikan belanjaannya yang sedikit berantakan karena insiden tadi.
"Loh, Cella ?" gua sedikit terkejut ketika mengetahui kalau yang gua tabrak adalah Marcella, temen sekelasnya Dhara.
"Loh Irfan " Sori ya fan tadi gua agak kurang fokus gitu, makanya nabrak elo deh." ucapnya.
"Eh enggak cell, gua juga salah kok, jalan gak liat liat, makanya nabrak elo juga." gua masih mencoba merapikan belanjaannya
"hehe makasih ya faan, jadi ngerepotin." ucapnya setelah belanjaannya sudah kembali tersusun rapi.
"haha santai aja cell, gua juga salah kok. oh iya kok elo belanja sendirian sih. Gak ada temennya emang ?"
"tadi sih bertiga fan, cuma temen temen gua pulang duluan. Ada urusan mendadak katanya." jawabnya.
By:Sales Kambing "nah kenapa gak ngikut aja, gak takut apa belanja sendirian disini " kalo tadi tabrakannya bukan sama gua, tapi sama orang jahat gimana ?" tanya gua.
"haha gak tau deh fan, gua cuma berdoa supaya enggak kejadian aja sih. Ya semoga aja elo bukan orang itu." balasnya.
"ah kalo gua sih bukan orang jahat cell, tenang aja. Eh kok kebetulan amat ya kita ketemu lagi kayak gini. Kemarin pas beli nasi goreng ketemu, pas beli martabak juga ketemu. Nah sekarang di mall ketemu lagi. Jangan jangan kita jodoh lagi cell. hahaha" ucap gua kepedean.
"ahaha itu mah elonya aja yang ngarep."
"eh tapi gua bersukur sih ketemu sama lo disini. yaa kali aja mau nemenin belanja." tambahnya, kali ini dengan kedipan mata dan senyuman yang sangat manis.
"dih ternyata ngarep juga, males ah, capek. Mending gua lanjut jalan jalan aja." gua mencoba memancing, supaya dia memohon.
"yaah faan, emang lo tega gua diapa apain sama orang orang disini. Tadi aja udah banyak yang suit suitin gua, sebel tauu. ah emang gua burung apa disuit suitin gitu." ucapnya cemberut.
"hahaha iya deh ayo gua temenin, kasian juga cewek secantik elo disuitin kayak burung. Mending disuitin karena jalan sama cowok keren kayak gua aja cell, hehe." gua menyetujui ajakannya. Sementara dia cuma mencibir.
Gua akhirnya menyetujui ajakan untuk menemaninya belanja, selain karena kasian dan takut dia diapa apain kalau belanja sendiri, gua juga bisa sekalian modusin dia. Lumayan buat mengasah lagi kemampuan modus gua yang belakangan sudah mulai turun. Toh dia juga cantik, cantik banget malah. Wajahnya terkesan imut imut gemesin gimana gitu, kayak anak kecil gitu deh, tapi masih cantik. Penampilannya juga bagus, simple tapi tetep cantik. Saat itu dia memakai kemeja flanel berwarna merah marun, memakai celana jeans hitam dan sebuah sneakers yang warnanya senada dengan kemeja yang ia kenakan lengkap menambah kecantikannya. Penampilannya memang terkesan dewasa dan tomboy, namun wajahnya yang kekanak kanakan tetap masih terlihat jelas. Perpaduan yang aneh sebenarnya, tapi menurut gua justru pas banget, cantik. Sayang deh lo bukan siapa siapa gua cell.
By:Sales Kambing "faan, bagus ga kalo gua pake ini ?" tanyanya sembari memperlihatkan dress biru yang baru saja dicobanya.
"wah bagus cell, warnanya cerah, sama deh kayak orangnya." gua menjawab dengan jujur, sambil modus tentunya.
"ah bisa aja lo, tapi gua coba yang lain dulu deh." jawabnya.
Tak terhitung banyaknya baju yang ia coba, dan selama itu pun jawaban yang gua berikan terkait penampilannya juga masih sama.
"bagus cell !" "wah cantik banget cell kalo lo pake itu !"
"nah ini juga pas banget cell, enak dipandang."
"ah banyak nanya lo cell, jadian aja yukk !"
Ya tapi mau gimana lagi, kalo dari sananya emang cantik biar pake apapun juga masih cantik. Yakali gua bilang "gak bagus cell, bagusan gak make apa apa." Duh cell, lo make pakaian dari daun pisang juga masih keliatan cantik kok.
"Yang ini bagus gak cell ?"
Kali ini gua yang balik bertanya, meminta pendapat dan penilaiannya terhadap jaket jaket yang sedang gua coba.
"ah warnanya terlalu nyala fan."
By:Sales Kambing "bagus sih jaketnya, cuma gak cocok kalo sama lo."
"kalo lo make hitam malah gak ada yang keliatan fan."
"udah semua jaket gua coba cell, masa gaada gitu satu jaket yang menurut lo bagus dan cocok buat gua ?" gua mulai kesel.
"jaketnya sih sebenarnya bagus semua fan, cuma jadi gak bagus pas elo yang make. ahaha"
Anjirr, emang gua sejelek itu apa "
By:Sales Kambing Part 86 "jaketnya sih sebenarnya bagus semua fan, cuma jadi gak bagus paa elo yang make. ahaha" ucapnya sembari tertawa.
Ternyata Cella sifatnya sama aja kayak Dhara, sama sama gesrek dan asal jeplak kalau ngomong. Kirain dengan penampilan yang lebih kalem dan anggun sifatnya juga ikut ikutan kalem. Tapi nyatanya enggak, terlalu lama bersahabat mungkin membuat dua wanita ini memiliki sifat yang cukup identik. Sama sama cantik, tapi juga ngeselinnya minta ampun. Sampai sampai gua punya mindset kalau semua cewek cantik itu otaknya rada geser. Kalo ada cewek cantik yang otaknya masih bener, mungkin dia baru aja selesai oplas.
"yee yang bener aja Cell, gua tau kok gua gak ganteng, gak keren kayak cowok yang lagi jalan pake celana ungu terang itu. Tapi paling gak pasti ada lah satu jaket yang paling bagus buat gua." gua kembali meminta pendapatnya.
"haha maaf maaf, bercanda kok fan." dia berusaha menghentikan tawanya.
"Kalo menurut gua sih yang item itu aja deh fan, bagus. Desainnya juga simpel dan elegan." tambahnya.
Gua mulai menimbang nimbang, memastikan apakah jaket yang sedang ada ditangan gua ini jadi dibeli atau enggak. Gua perlu memperhitungkan segala sesuatunya dengan matang, gak asal ambil keputusan. Semuanya harus sesuai prinsip ekonomi, jangan sampai ada defisit diantara kita. Sebenernya kalo mau langsung beli juga bisa sih, cuma bulan ini gua harus siap makan mi instan sama nelen pr*mag doang buat ngertiin kondisi dompet yang tiba tiba udah tipis aja padahal baru tanggal muda gini.
"yaudah deh gua ambil yang ini aja Cell. Kayaknya emang bagus nih, desain sama motifnya gak norak."
Setelah berfikir sejenak akhirnya gua putusin untuk membeli jaket itu. Bodoamat deh mau makan mi instan doang sampe ganti bulan. Yang penting jaket gua baru, bisa buat modal modus. Semoga aja bulan ini juga banyak yang ulang tahun, biar banyak yang nraktir makan. Jadi gua gak mati muda gara gara overdosis mi instan sama kebanyakan nelen pr*mag.
Penyiksaan buat dompet gua gak berhenti sampai disitu, selesai membayar jaket yang harganya cukup
By:Sales Kambing mencekik dompet itu Cella malah ngajak gua makan disana. Makan ditempat yang harga seporsi makanannya cukup buat tiga kali bolak balik ke warteg dengan lauk komplit. Kampret lah, kantong gua yang isinya gak seberapa ini mungkin sebentar lagi akan sama kayak kulit manggis, sama sama tinggal ekstraknya. Bedanya kalau kulit manggis bisa mencegah kanker, dompet gua malah bikin kanker.
"oh iya Cell, ntar lo pulangnya gimana " sendirian ?" gua membuka obrolan sembari mengigit potongan burger yang sama sekali gak bikin kenyang ini.
"gak tau fan, paling entar naik taksi aja baliknya." jawabnya.
"Gak takut apa pulang sendirian " mending bareng gua aja Cell."
"lo kesininya sama siapa fan ?" tanyanya.
"sama temen gua Cell, tadi gua nebeng mobilnya. Sekarang dia masih nyari kado buat ceweknya, paling bentar lagi selesai. Daripada naik taksi mending lo bareng kita aja deh, taksi juga belum tentu ada jam segini."
Dia akhirnya menyetujui ajakan gua, agak riskan juga sih kalau harus ngebiarin dia pulang sendirian. Apalagi naik taksi, kalau dijalan ada apa apa gimana " Kan sekarang lagi marak tuh pelecehan di angkutan umum. Mendingan bareng gua deh, paling resikonya cuma kena modusin.
Sedang asik makan tiba tiba handphone gua berdering, menandakan ada sebuah panggilan yang masuk. Terlihat ada nama "kungfu panda" terpampang di layar hape, segera gua angkat telfon darinya.
"halo bet, ada apaan " dah pupus kah ikam belanjanya ?" (pupus : selesai)
"udah daritadi kambing, dimana awak woi " kemak ulun nyariin. Buruan mulang ah, dah mau malam nih." (dimana lo " pusing gua nyariin.) ucapnya dengan nada kesal.
"bentar bet, woles. Nyawa maseh dengani kawan nih. Sihan nya sorangan maha disini. (gua masih nemenin temen gua bet, kasihan dia sendirian disini.) Lo kesini aja deh, gua ada di mekdi bet." By:Sales Kambing
"ah tai lo, males gua kesana, capek. Gua tungguin disini, di dekat pintu ke basement. 5 menit umak kadit muncul, goodbye." ucapnya tegas
"tapi bet, temen gua cewek. Kasian dia kalo ditinggal sendiri." jelas gua.
"oke gua otewe kesana."
TUUTT ! TUUTT ! Telepon langsung diputus sepihak tanpa ada salam perpisahan terlebih dahulu. Dasar anak kampret giliran tau kalo temen gua cewek aja langsung kesini. Beberapa saat kemudian sosoknya sudah terlihat memasuki ruangan ini. Lengkap dengan wajah tampan dan manis yang dipaksakan, yang jatohnya malah keliatan mesum. Sementara gua cuma geleng geleng kepala sambil ngakak ngeliat kelakuan sohib gua ini.
"hai fan, disini ikam rupanya. Dicari cari daritadi juga. Udah kelar semua " balik sekarang aja yuk." ucapnya setelah menghampiri kita yang sedang duduk.
"bentar bet, oh iya kenalin nih temen gua, namanya Marcella. Cell ini nih temen yang gua ceritain, namanya robet." gua memperkenalkan mereka.
"Marcella." dia mengulurkan tangan.
"robet." balasnya sembari menyambut uluran tangan cella.
1 detik.. 1 menit.. 1 abad.. By:Sales Kambing Tangannya yang bulukan masih asik menggenggam tangan Marcella yang mulus. Membuat gua makin merasa gemas, gemes pengen ngelindes badannya pake truk kontener.
"udah bet, jangan kelamaan. Lo kira mau nyebrang ?" gua mulai kesel padanya.
"eh maaf maaf Cell." robet melepaskan genggamannya.
"oh iya bet, boleh gak Cella pulang bareng kita " kasian tau dia sendiria." pinta gua.
"oh boleh aja kok, bebas cell. Sekalian biar gak bosen ngeliatnya muka si Irfan mulu. Yaudah deh pulang sekarang aja yuk." ajaknya.
Di mobil, robet bagai seorang sopir yang mengantar majikannya. Sementara gua udah merasa seperti majikan aja, di sopirin didepan sama ditemani permaisuri cantik disamping. hahaha perfect !
Sesampainya dikosan cella, gua ikut turun untuk membantu membawakan belanjaannya yang cukup banyak dan merepotkan. Sebagai calon pacar yang baik gua harus tanggap dong sama situasi kayak gini.
Selesai mengantar Marcella pulang gua dan robet segera jalan kekosan, namun sesampainya dikosan gua mendapati pemandangan yang rasanya jauh lebih gak enak dibanding ngeliat Vira sama pacarnya. Gua melihat Dhara sedang turun dari boncengan seseorang yang mengendarai motor tinja, gua gak tau dia siapa tapi yang jelas bukan Temon alias Ramon mantannya.
"Irfaan, lo darimana sih ?" tanyanya.
"Eh dari Samarinda ra, nganterin si robet. Nah elo sendiri darimana tuh ?"
"abis jalan jalan dong." jawabnya sambil tersenyum.
"tadi itu siapa sih " cowok lo ya ?" tanya gua lagi.
By:Sales Kambing "emm, siapa yaa " kepoo lo, haha udah ah gua mau masuk dulu." ucapnya, masih tersenyum.
Dia langsung berbalik, berjalan kedalam rumahnya dengan riang. Tak memperdulikan gua yang masih berdiri terpaku melihat sosoknya yang secara perlahan menghilang dari pandangan.
By:Sales Kambing Part 87 Hari hari gua berikutnya masih berjalan normal seperti biasanya. Bangun, modus, tidur lagi. Besoknya juga gitu, bangun, modus, tidur lagi. Gitu terus sampai di kutub utara ada padang pasir.
Namun akhir akhir ini ada yang berbeda, intensitas modus gua buat Dhara agak sedikit berkurang. Tiap mau dimodusin dia malah ngilang entah kemana. Ada aja alasannya, belajar kelompok sama Marcella lah, ada kegiatan osis lah, pokoknya belakangan ini dosis modus gua buat dia sudah berkurang drastis dibanding dulu.
Frekuensi bertemu yang sangat sedikit ini membuat gua merasa galau. Hari hari yang biasanya kita lewati berdua kini seakan menguap begitu saja. Jujur gua lebih suka dikata katain jelek dan digampar habis habisan sama dia daripada kita saling jauh dan diem dieman kayak gini. Harus gua akui kalau sikapnya yang pecicilan dan slenge'an itu justru membuatnya makin terlihat lebih di mata gua. Entah perasaan apa yang kini sedang gua rasakan, tapi yang jelas gua merasa seperti ada bagian yang hilang dari diri gua. Bagian yang harusnya diisi oleh tawa dan kelakuan absurd wanita yang bernama Dhara.
"Dhara mana fan " kok dik umpat " (kok gak ikut) tumben amat."
"dia udah jalan duluan bet dari sore." jawab gua lesu. Kemudian meneguk kopi hitam yang lama lama semakin terasa pahit ini.
Malam ini malam minggu, malam yang seharusnya menjadi malam yang menyenangkan bagi gua. Tapi enggak buat malam ini, gua gak tau kenapa. Mungkin karena malam ini tanpa kehadiran Dhara yang biasanya ikut ngumpul bareng disini.
Seperti biasa, malam minggu ini kita habiskan dengan berkumpul bersama dipinggiran mahakam. Malam yang sebenarnya udah gak enak jadi terasa semakin gak enak karena para kampret ini malah bawa ceweknya masing masing. Andai bunuh diri itu diperbolehkan maka malam itu juga cerita ini akan tamat, karena pasti gua udah loncat ke dasar mahakam.
Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"perasaan lo ke dia gimana sih fan " kasian tau dia kalo lo modusin mulu, tapi gak diseriusin." Niken bertanya pada gua, sementara gua cuma menggeleng lemah.
By:Sales Kambing "gua gak tau nik."
PLAAAKK !! "dasar bodoh lo fan, kalo suka itu bilang aja suka, kalo enggak ya lo tinggal menjauh dari dia. Gausah kasih kasih harapan yang gak ada artinya sama sekali itu."
Tamparan keras Niken membuat gua terdiam, gua gak bereaksi apa apa. Selain mengelus pipi dan mendengarkan kata katanya.
"Lo itu ibarat pemancing, dan modus lo itu kayak umpannya fan. Sementara Dhara itu ikannya. Saat umpan lo sudah disambar sama ikan, lo harus segera narik dan ngangkat ikan itu. Lalu bawa ikan itu pulang, begitulah seharusnya pemancing. Bukan dilepas lagi, seperti yang lo lakuin. Saat ikan itu sudah gigit umpan lo, dia pasti sudah terluka. Dan lo harus tau, luka itu tak akan pernah hilang meskipun lo melepasnya lagi ke lautan. Jadi pesen gua, ambil ikan lo dan bawa pulang. Jangan lo lepas lagi. Tunjukan pada gua kalo lo adalah pemancing, bukan perusak mulut ikan." pungkasnya.
Kata katanya membuat gua tersadar, tersadar akan semua kebodohan yang telah gua lakukan. Gua harus ambil ikan gua lagi, sebelum pemancing lain mendapatkannya. Tamparannya tadi seolah membangunkan gua yang telah lama tertidur dengan kebodohan. Ternyata selain terasa sakit tamparannya juga bermanfaat untuk membangunkan orang bodoh ini dari tidur panjangnya.
"gimana, lo ngerti kan maksud gua ?" tanya niken lagi.
"ngerti nik, makasih ya. Kata kata lo ada benernya juga. Kayaknya gua harus lebih sering ditampar nih biar sadar." balas gua.
"yaudah sini gua gampar fan." robet mulai mengangkat tangannya.
"yee setan, kalo elo yang nampar bukannya sadar yang ada gua malah amnesia bet." jawab gua, yang langsung disambut oleh tawa kita semua yang berkumpul disini.
By:Sales Kambing Gua sadar, Dhara emang bukan sekedar teman bagi gua, juga bukan sekedar sahabat yang selalu ada buat gua. Lebih dari itu, dialah wanita yang bisa membuat gua merasa senang saat dijelek jelekin, merasa bahagia dikata katain, merasa biasa aja walau digampar. Dia jugalah yang membuat hidup gua yang sebenarnya tak ada yang spesial ini menjadi penuh warna. Senyumnya, tawanya, wajahnya, semua terlihat begitu sempurna dimata gua meskipun sebenarnya tak ada yang sempurna didunia ini.
"Yaudah deh gua cabut dulu guys, makasih ya udah nasehatin gua, ngebuka otak gua yang isinya cuma serbuk kayu ini. Silahkan dilanjut pacarannya, gua gak mau ganggu."
"Yoo fan, ati ati baliknya. Inget kata kata gua yaa." saut niken.
Gua memutuskan untuk pulang duluan, selain udah malem gua juga merasa gak enak kalau harus gangguin mereka pacaran, ntar malah ribet juga. Udah jadi obat nyamuk, nyesek pula ngeliat orang pacaran. Jadi mending gua pulang aja deh.
Namun yang terjadi selanjutnya justru sesuatu yang tak pernah gua pikirkan sebelumnya. Saat berjalan menuju parkiran gua melihat Dhara, sedang menikmati makan malam bersama seseorang. Sepertinya itu orang yang sama dengan yang gua lihat tempo hari. Nampak wajah mereka berdua terlihat bahagia, seolah tak perduli kalau disini gua sedang melihat mereka dengan tatapan dan perasaan yang hancur.
By:Sales Kambing Part 88 "Fan, masa seumur hidup lo belum pernah pacaran sih " Lo kan jago ngegombal."
"Belum pernah raa, dulu gua cupu banget. Jangankan ngegombal, nyapa cewek aja gua gemetaran. haha"
Seperti biasa, sore ini kita sedang menikmati senja yang cerah di pinggiran sungai mahakam. Menunggu saat saat sang surya tenggelam di ufuk barat sembari menikmati satu cone eskrim ditangan masing masing. Sore yang indah, tak kalah indah lagi adalah seseorang yang sedang duduk tepat disebelah gua. Senyumnya yang manis serta wajahnya yang ceria semakin menyempurnakan sore yang cerah ini.
"Tapi masa pas smp dulu lo gak pernah suka sama cewek sih ?" Dia sedikit menggigit eskrimnya.
"apa jangan jangan lo gak suka sama cewek ya ?" lanjutnya.
"yee sembarangan aja lo." gua menarik pelan pipinya.
"pas smp gua pernah kok suka sama cewek." gua menambahkan
"oh ya " lo suka sama siapa fan " gua pengen tau dong siapa cewek yang gak beruntung itu, ahaha." tanyanya antusias.
Mata gua menerawang jauh keseberang, otak gua mulai bekerja. Mencoba kembali mengumpulkan memori memori masa lalu yang masih bisa gua ingat.
"Dulu, gua pernah suka sama temen sekelas gua ra, namanya Elsa."
".." "Anaknya baik, cantik, salihah pula. Idaman cowok banget. Gak kayak elo, pecicilan, haha." gua
By:Sales Kambing mengacak acak rambutnya. "yee sialan lo fan." dia balas menjitak kepala gua. "terus kok dia gak jadi cewek lo ?" tanyanya.
Gua mengambil sebongkah batu, lalu melemparnya sejauh mungkin ke sungai.
"dia udah pacaran duluan ra, sama temen sekelas gua."
"Yah kok lo bisa keduluan sih " emang lo gak nyatain perasaan lo ke dia ?" tanyanya lagi.
Gua menggeleng lemah. "Enggak ra, itulah bodohnya gua. Gua gak pernah bilang kalau gua suka sama dia, gua takut kalau dia gak punya perasaan apa apa sama gua. Gua takut kita jadi jauh kalau gua nekat bilang ke dia dan dia gak suka sama gua." jelas gua.
Dia menepuk pelan bahu gua, kemudian menghabiskan sisa sisa eskrimnya yang sudah mulai mencair. Lalu mengatakan sesuatu yang tak pernah gua sangka bisa keluar dari bibir manisnya.
"gini fan, cewek itu gak mandang seberapa kaya atau seberapa keren diri lo, meskipun itu juga penting sih. Tapi kadang cewek hanya ingin tau seberapa keras perjuangan lo buat dapetin hatinya."
"..." "ramon dulu juga gitu kok, ngejar ngejar gua terus. Gua awalnya cuek aja dan males nanggepin dia. Cuma lama kelamaan gua jadi luluh dan salut sama usahanya buat dapetin perhatian gua, dan akhirnya kita jadian deh, meskipun akhirnya juga kandas."
"..." "Kalau lo punya perasaan sama seseorang, lo harus ungkapin itu fan. Meskipun kalau akhirnya lo ditolak,
By:Sales Kambing seenggaknya dia tau kalau lo punya perasaan sama dia. Jangan cuma diem sambil berharap ada keajaiban. Lo harus bangun, perjuangin apa yang menurut lo layak buat diperjuangin. You may a lover, not a fighter. But sometimes, you must fight for your love !." dia menyemangati gua.
"Bener juga ya ra, gak nyangka ternyata lo hebat juga soal ginian." gua memujinya.
"Ingat fan, semua yang seharusnya jadi milik lo, akan terlepas jika gak lo kejar..."
**** Gua menepikan vespa gua saat melewati pinggiran sungai mahakam. Tak seperti sore tadi, suasana disini sudah tak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang yang juga sudah bersiap untuk meninggalkan tempat ini.
Gua menarik tangan Dhara kearah tepian mahakam, ketempat yang gua rasa pas buat situasi seperti ini. Tempat yang tenang, dengan background sungai mahakam dan pulau kumala diseberangnya.
"fan, lo itu sama bang Danu disuruh jemput gua, bukan nyulik gua. Ngapain sih masih kesini, udah malem tau. Gak akan ada sunset lagi."
Gua gak menjawab kata katanya, dan lebih memilih untuk terus menarik tangannya kearah tepian mahakam. Beberapa saat kemudian akhirnya gua sampai juga ditempat yang dituju.
Kedua tangan gua memegang tangannya, mata gua menatap matanya lekat lekat. Sementara Dhara hanya menatap gua dengan ekspresi dan raut muka kebingungan, seolah bertanya tanya apa yang akan gua lakukan selanjutnya. Pandangan matanya semakin membuat gua merasa gugup meskipun gua sudah tau apa yang harus gua ucapkan. Butuh waktu beberapa saat untuk gua supaya bisa tenang dan menguasai diri. Gua menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan.
"raa, gua suka sama lo. gua cinta sama lo Andharaa."
Kata kata itu akhirnya terlontar juga dari mulut gua, hanya itu yang bisa gua ucapin. Tak ada kata kata manis apalagi puisi yang bisa gua berikan untuknya. Rasa gugup membuat gua sama sekali gak bisa By:Sales Kambing
ngerangkai kata kata indah. Jangankan merangkai kata kata indah atau puisi, bisa mengutarakan perasaan ini padanya saja gua sudah sangat bersyukur.
"apa " lo bilang apa fan ?"
"gua suka sama lo ra, gua cinta sama loo." kali ini gua memberikan jawaban dengan sedikit berteriak.
PLAAKKK ! Tamparan kerasnya sontak langsung membuat gua kaget. Kaget karena yang gua dapet bukannya jawaban, tapi malah sebuah tamparan. Gua berusaha tetap tenang dan hendak menanyakan kenapa dia malah menampar gua. Namun sebelum gua sempat bertanya dia kembali bersuara.
"kenapa " kenapa baru sekarang faan " kenapa baru sekarang lo bilang ituu ?"
Dia langsung memeluk gua, membenamkan seluruh wajahnya di dada gua. Air matanya langsung tumpah sesaat setelah dia menampar muka gua. Sementara gua hanya bisa diam terpaku mendengar jawabannya, menyesali kalau yang gua lakukan ini sudah terlambat dan tak ada artinya sama sekali.
"kenapa lo baru bilang sekarang faan " kenapa lo baru nyatain perasaan lo setelah gua sudah jadi milik orang lain " Kenapa lo gak bilang ini dari dulu ?"
Tangisnya masih pecah, lelehan air matanya semakin terasa membasahi jaket yang gua kenakan. Membuat gua semakin mengutuk diri gua sendiri, mengutuk kebodohan gua yang telah membuat wanita secantik dia mengeluarkan air matanya. Gua merasa jadi makhluk paling bodoh didunia, lebih bodoh dari keledai yang dua kali jatuh dilubang yang sama.
"maafin gua ra, maafin gua."
Hanya itu yang bisa gua ucapkan, hanya kata maaf. Kata kata yang sampai kapanpun takkan pernah bisa mengganti air matanya yang terbuang. Takkan bisa mengganti rasa sakit yang ia rasakan.
By:Sales Kambing Gua masih mendekap tubuhnya dalam pelukan, mendekapnya dengan erat seolah tak ingin dia lepas lagi.
Ada pepatah yang mengatakan "lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali." Pepatah itu memang benar, tapi takkan berlaku pada situasi seperti ini, terlambat tetaplah terlambat. Takkan bisa merubah kenyataan, kenyataan kalau Dhara sudah jadi kekasih orang lain.
"maafin gua raa."
Gua masih terus mengucapkan kata kata itu, sembari mengelus rambut panjangnya. Sekedar mencoba membuatnya lebih tenang. Gua terus mencoba tegar meskipun saat ini perasaan gua juga hancur setelah mendengar kenyataan bahwa kini dia sudah jadi kekasih orang lain. Air mata gua sebenarnya juga serasa mau tumpah, namun sebisa mungkin gua tahan agar tak ada setetes air mata pun yang gua keluarkan.
"maafin gua juga ya faan, gak bisa nunggu lo lebih lama lagi."
Dia mulai mengeluarkan wajahnya dari dada gua, tangisnya juga sudah mulai mereda. Bekas lelehan air mata nampak membasahi seluruh wajahnya.
"gak papa raa, bukan salah lo kok. Lo lebih pantes sama dia, bukan sama gua yang kelewat bego ini. Semua itu keputusan lo, asal lo bahagia gua juga ikut bahagia kok."
Gua mengeluarkan selembar sapu tangan dari saku celana dan mulai membersihkan wajahnya dari bekas air matanya sendiri. Gua menatap wajahnya, girl you're even perfect when you cry.
CUUP ! Entah siapa yang memulai, bibir kita saling bertemu. Sesuatu yang sebenarnya sangat manis jika datang disaat yang tepat. Dan mungkin akan menjadi ciuman pertama dan terakhir diantara kita.
"yaudah deh, pulang yuk ra. Udah malem." gua mengajaknya pulang.
Gua langsung menghempaskan tubuh dikasur begitu sampai dikamar kosan. Menatap langit langit
By:Sales Kambing kamar dengan perasaan yang berantakan. Ingatan gua kembali memutar semua kejadian yang telah kita lalui bersama. Rasanya baru kemarin gua ketemu dia lagi setelah kita lama berpisah, baru kemarin gua menggendongnya kekamar saat ia tertidur didepan tv dengan liur berceceran, baru kemarin muka gua babak belur karena menghajar cowoknya, baru kemarin gua merasa terbang begitu tinggi karenanya. Kini hari hari yang akan gua lewati akan jauh berbeda, tanpa senyumnya, tanpa tawanya, tanpa tamparannya. Bohong banget kalau gua bilang gua bahagia melihat dia bahagia dengan orang lain. Itu cuma sekedar buat nutupin luka yang sebenarnya masih menganga lebar.
Gua gak yakin apa gua bisa melewati hari hari itu tanpanya, bangun tidur tanpa memandang wajahnya yang masih ileran, berangkat sekolah tanpa senyumnya yang mengejek, pulang sekolah tanpa ada dia dikamar gua sambil memainkan laptop, sampai tidur tanpa ucapan selamat malam darinya. Gua merasa nyawa gua sudah terbang entah kemana semenjak tahu kalau dia sudah punya pacar. Raga gua memang masih ada, gua masih seperti orang 'hidup' lainnya. Namun tak ada yang tahu kalau sebenarnya gua sudah 'mati'.
By:Sales Kambing Part 89 Hari hari setelah malam yang luar biasa jahanamnya itu terasa semakin memuakkan buat gua. Mood gua untuk sekedar melanjutkan hidup dan beraktivitas seperti biasa seakan hilang begitu saja. Gua lebih sering berdiam diri dikamar, meratapi penyesalan dan kebodohan gua yang mungkin kategorinya sudah memasuki stadium akhir ini. Jarang sekali gua meninggalkan kamar ini untuk sekedar bertemu dan berkumpul dengan penghuni kosan yang lain. Praktis kegiatan gua setelah pulang sekolah adalah mengurung diri dikamar. Jangankan keluar dan berkumpul dengan mereka, untuk bangkit dari tempat tidur saja rasanya sangat malas. Gua benar benar merasa seperti Dead Man Walking saja saat itu, gua merasa seperti seorang manusia dengan raga yang masih utuh selayaknya orang biasa. Namun dengan nyawa yang sedang mengembara entah kemana.
*Terus gimana soal hubungan lo sama Dhara fan "
Entahlah, kini gua sudah tak mengerti seperti apa hubungan kita, selain hubungan antara dua orang yang tak pernah saling kenal. Sejak malam itu gua merasa seperti ada suatu penghalang besar diantara kita. Penghalang yang membuat kita seolah olah terpaut jarak jutaan mil jauhnya, padahal sebenarnya kita masih berada ditempat dan ruangan yang sama.
"Brengseeekkk !!"
Gua membanting joystick dengan keras hingga analog dan tombol 'kotak' nya terlepas dari casingnya. Gua menggerutu kesal, sudah tiga jam lebih gua membunuh kebosanan dengan bermain game Pro Evolution S*ccer dilaptop. Namun sayang bukannya terhibur gua malah ngerasa makin kesal saat Manhester City dijadiin ladang gol oleh tim tim medioker.
Sadar usaha gua buat menghilangkan galau dengan bermain pes gagal, akhirnya gua memutuskan untuk keluar sebentar sekedar mencari angin. Gua mengenakan jaket hitam yang baru beberapa minggu lalu gua beli dan mengambil kunci motor. Lalu membawanya menuju pinggiran sungai mahakam. Mungkin gua butuh sedikit menenangkan diri disana. Gua takut kalau kelamaan stress dikamar, kan gak lucu kalau besoknya gua jadi headline di korankaltim.
"Diduga depresi karena cinta tak berbalas, seorang remaja tanggung nekat mengakhiri hidupnya dikamar kos."
By:Sales Kambing Enggak, gua gak akan biarin cerita ini berakhir dengan ending sengehe itu.
Gua duduk dibangku yang letaknya agak jauh dari tempat gua biasanya duduk bareng Dhara. Ditemani sekaleng minuman cola gua mulai menikmati senja disini, memandang langit sore yang mulai memerah, memandang kapal kapal pengangkut batubara yang masih berseliweran. Semakin lengkap karena dihiasi ratusan burung yang terbang bersamaan untuk kembali ke sarangnya. Gua berdecak kagum menyaksikan pemandangan ini. Bukti dari kebesaran sang Illahi.
Sejenak gua bisa melupakan segala masalah yang tengah menimpa gua. Walau tak berpengaruh cukup signifikan seenggaknya gua sudah merasa lebih baik daripada tadi.
Namun keputusan gua buat datang kesini ternyata salah. Tak lama berselang bangku yang biasa kita tempati diisi oleh sepasang kekasih. Canda tawa mewarnai obrolan mereka, raut muka kedua insan itu jelas menampakkan kebahagian, sangat bertolak belakang dengan kondisi gua yang kini sedang melihat mereka dengan pandangan kosong.
Dhara menyadari kehadiran gua disana, raut wajahnya langsung berubah begitu ia melihat gua sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. Ia menatap gua dengan pandangan iba, seolah olah berkata "maafin gua fan.."
Gua tersenyum padanya, lalu memggerakkan tangan seolah olah gua berkata "gak papa raa, udah lanjutin aja !" Ini adalah salah satu bagian tersulit dalam hidup, dimana kita harus bisa tersenyum saat hati kita sedang menangis.
Gua semakin mengutuk kebodohan gua, menyesali kenapa gua tak mengungkapkan perasaan ini jauh jauh hari. Andai waktu itu gua cukup berani pasti sekarang gua sudah ada disana, memandang wajah cantiknya, membelai rambut panjangnya, mencubit pipinya. Dan mengatakan kalau aku bangga memilikinya.
Gua meneguk sisa sisa minuman yang masih tersisa, lalu melemparkan kalengnya ke sungai. Untuk kemudian berjalan perlahan meninggalkan mereka dengan perasaan yang masih hancur.
By:Sales Kambing Part 90 Patah hati itu rasanya sakit cuy, sakit banget. Rasanya jauh lebih sakit daripada saat Darren kejepit resleting. Apalagi broken heart yang gua alami ini dobel sakitnya. Karena selain harus nerima kenyataan kalau Dhara gak bisa jadi pacar gua, gua juga harus menahan perih saat melihat dia bersama cowoknya. Double kill banget kan rasa sakitnya. Ibaratnya nih, kayak tangan kita kena sabetan pisau yang tajam. Terus luka hasil sayatan pisau itu ditetesi air perasan jeruk nipis, jeruk itu diperas lalu ditetesin tepat dilukanya. perih kan " nah gitu deh kira kira rasanya.
Yang gua rasain ini normal kok kayak orang patah hati lainnya, murung, sering menyendiri, dan males ngapa ngapain. Sama kan kayak orang yang lagi patah hati pada umumnya " Jadi jangan sekali kali lo bilang kalo gua cowok lemah atau cowok yang rapuh bro. Gua yakin kok kalo punya kita diadu, Darren masih lebih kuat daripada 'adek adek' lo yang udah biasa kena sabun itu.
Tapi perlahan gua sadar kok, gua gak bisa terus terusan ngegalau kayak gini. Gak bisa terus terusan meratapi nasib kayak gini. Toh sekeras apapun gua galau tetep aja gak akan ngerubah keadaan, jadi yaudahlah mau diapain lagi, gak guna kalau terus disesali. Mending gua nebar modus lagi aja deh, siapa tau ada ikan yang nyangkut lagi.
Jam dinding berlogo Manchester City dikamar gua menunjukkan pukul setengah enam pagi, gua bangun pagi ini dengan mood yang lebih baik dari hari hari kemarin. Merenung dipagi hari saat otak masih fresh ternyata bisa bermanfaat buat ngurangi rasa galau, gak sia sia kemarin gua baca tips tips kesehatan dari internet. Gak sia sia juga kuota gua buat download new_tugas_sekolah dikurangin dikit buat baca artikel itu.
Gua bangkit dari tempat tidur, meregangkan otot otot yang masih kaku dan memastikan kalau Darren juga ikut bangun pagi ini. Lalu berjalan kedapur untuk membuat secangkir kopi pait sembari menunggu giliran mandi. Sedikit kehangatan mungkin bisa menambah mood gua dipagi yang terasa cukup dingin ini.
Gua meminum kopi dengan gula seujung sendok ini, merasakan tiap tiap tetes rasa pahitnya mulai memasuki pencernaan. Minuman berkafein ini memang tak pernah bohong, ia selalu konsisten dengan rasanya. Setidaknya ia jujur meskipun rasanya memang pahit, gua juga tak suka menambahkan gula padanya. Lebih baik rasanya pahit dari awal ketimbang awalnya saja yang terasa manis, tapi ujung ujungnya pahit juga.
By:Sales Kambing Setelah mandi dan berdandan hingga penampilan gua mirip Olivier Giroud, gua langsung bergegas keluar untuk mengambil richard dan berangkat ke sekolah.
"Irfaaan, ceria bener mukanya. Jadi tambah ganteng deh, dikit."
Didepan gua melihat renata sedang menunggu gua untuk berangkat bareng. Ucapannya cukup membuat mood gua makin naik pagi ini, meskipun kata 'dikit' nya juga masih terdengar ditelinga gua.
"tambah ganteng sih tambah ganteng ren, tapi gak usah pake dikit juga kali." gua membalas ucapannya.
"haha udah ah yuk berangkat, keburu siang ntar." dia langsung naik diboncengan.
Jam pertama kali ini diisi oleh pelajaran dari guru killer, siapa lagi kalau bukan pak agus. Tak ayal kali ini kelas jadi hening, semua sibuk memperhatikan, tak ada yang berani bersuara. Beda sama biasanya, dimana kondisi kelas ini lebih cocok disebut arena demo buruh daripada ruang kelas. Ada yang teriak teriak minta spp diturunin, ada yang naik naik meja minta jam kosong dibanyakin. Ada yang long march minta guru cewek ditambahin. Sementara gua, kebagian tugas bagiin nasi bungkus sama bakar ban.
"fan gua mau curhat nih."
Saat sedang serius memperhatikan pak agus didepan, tiba tiba robet yang duduk disebelah gua bersuara. Gak terlalu keras sih, cuma tetep aja berpotensi mengundang kemarahan beruang yang lagi jelasin pelajaran. (maaf pak agus, udah nyebut situ beruang.)
"Curhat apaan nyet " ntar aja habis pelajarannya Lord. Jangan sekarang, mau di semprot lo ?" Lord ini sebutan anak anak kelas buat pak agus, gua gak tau siapa yang pertama bilang gitu. Tau tau nyebar aja.
"ah ini penting fan, menyangkut hidup gua." robet masih ngeyel.
"Yaudah, cerita aja. buruan."
*backsound. By:Sales Kambing "Garis kontur adalah garis yang @#^#)*@^'",$; #$!*&^@ Jadi kalian mengerti kan ?"
"gini fan, akhir akhir ini kok gua kayak susah.."
"susah bangun ya bet ?" gua memotong omongannya.
"yee bukan setan, kalau susah bangun mah gua curhatnya ke mak erot, bukan ke elo." jawabnya emosi.
"Hei, itu dua orang yang duduk disebelah jendela. Kalian ngapain ?"
Mampuss, obrolan kita akhirnya sampai juga ke telinga pak Agus. Suara robet yang kayak petasan banting itu jelas terdengar oleh pak agus. Masih mencoba berpikir positif, gua menunjuk dada gua sendiri seolah bertanya "saya pak ?"
"ya iya kamu, sama sebelahmu tuh. Coba kalian sebutkan apa itu garis kontur ?" Suaranya masih terdengar mengerikan.
Otak gua ngeblank, gak tau harus ngapain. Mau jawab bener tapi gua gak tau jawabannya. Mau jawab ngawur tapi gua takut diabisin sama the Lord, mau nanya ke robet tapi kapasitas otaknya juga sama kayak gua, sama sama minim. Mau diem juga tetep aja kena damprat. Duh, bagai makan buah simalakampret ini mah.
Kita saling berpandangan, lalu kemudian menjawab pertanyaan pak Agus dengan gelengan kepala. Saat itu gua merasa harga diri gua benar benar runtuh dihadapan para cewek.
"Gak bisa ya " yasudah, lebih baik kalian keluar dari sini. Saya gak mau ngajarin orang yang gak mau ikut belajar " beliau menekankan pada kata "keluar."
"ta.. tapi pak.." gua masih mencoba membela diri.
"kamu keluar atau lain kali gak usah ikut pelajaran saya lagi ?"
By:Sales Kambing Gua udah gak bisa ngebantah lagi waktu doi bilang gitu. Yaudahlah, sekali kali jadi anak nakal gak papa, bosen jadi anak alim mulu. Kita berdua akhirnya jalan keluar, nampak semua anak ngeliat kita dengan tatapan mengejek dan menahan tawa, termasuk Alisha yang juga sedang cekikikan melihat gua diusir oleh the Lord.
"Eh, nama kamu siapa ?"
"wkwkwk Irfan wkwkwk pak."
"terus kamu ?" "Robet Lewandowski pak."
"yasudah, keluar sana."
Kita berdua jalan kekantin, gua memesan makanan untuk mengisi perut yang belum terisi dari tadi pagi. Ternyata enak juga kekantin pas jam pelajaran gini, pesenan langsung dateng tanpa menunggu lama. Beda sama waktu istirahat, pasti pada berebutan dan desak desakan kaya ngantri sembako.
"bangke lo bet, gara gara ikam nih reputasi ulun sebagai siswa teladan jadi ancur." kata gua kesel, sambil mencomot gorengan yang ada dimeja.
"yee ya maap fan, kan gua tadi cuma pengen curhat."
"curhat kan bisa ntar aja setan, pas istirahat. Eh lo malah ngoceh pas jamnya Lord, ya sama aja nyari ribut bet."
"Ah yaudah deh gua curhatnya sekarang aja." ucapnya, sambil mulai meminum kopinya.
"ah udahlah males gua dengerin ocehan lo bet, gak ada curhat curhatan lagi. Lo ngoceh lagi gua siram muka lo pake es teh." gua mulai mengangkat gelas, mencoba membuatnya takut.
By:Sales Kambing Tak lama kemudian rombongan anak anak kelas gua pada datang, ada Agung, Aldo, Tiwi sama Alisha yang nyamperin meja kita.
"hahaha gokil banget lo berdua, ada lord ngajar masih aja berani ngegosip." agung memulai obrolan.
"seneng amat lo gung, ini semua gara gara dengsanak lo noh." gua menunjuk robet.
"eh enak aja lo nyalahin gua doang. Umak juga salah fan, pake motong omongan gua lagi." dia membela diri.
"ahahaha udah ah gak perlu saling nyalahin. Yang jelas kita tadi terhibur banget kok ngeliat aksi kalian." ucap Alisha sambil tertawa, sementara gua cuma menggerutu mendengar omongannya.
"oiya men, ntar malem kita futsal yuk." agung kembali membuka topik.
"wah boleh tuh, nyari keringet. Sekalian nyari gebetan juga, kali aja dapet. Emang lawan mana gung ?" gua antusias.
"lawan smk depan aja, kemarin kakak kelas gua pas smp ngajakin."
Mendengar kata 'smk depan' mendadak rasa antusias gua sedikit turun. Bukan apa apa, disini nama smk itu udah terkenal hebat kalo main. Tapi bukan hebat main futsalnya, mereka hebat main kungfu nya. Bukannya takut atau apa, cuma ya sayang banget kalo kita nyewa lapangan futsal tapi cuma dipake buat tawuran doang.
"lo yakin bet mau lawan anak anak sana " anak anak kosan gua aja pada males kalo harus main lawan mereka." kata gua.
"tenang aja fan, ntar kita bawa Anal, Aziz, Ari, sama anak anak kelas juga deh biar banyak." jawabnya. ***
By:Sales Kambing Malam ini gua dan anak anak yang lain sudah stay di salah satu lapangan futsal yang ada disekitar pinggiran mahakam. Gua melihat lihat calon lawan yang sebentar lagi akan gua hadapi, dari segi fisik badan mereka standart lah, gak jauh sama kita kita, jumlah mereka juga sepertinya gak lebih banyak dari kita. "Gak ada yang perlu dikuatirin dari mereka." batin gua.
Namun pikiran gua salah, dikubu mereka tiba tiba muncul dua orang yang patut gua kuatirin. Mukanya juga terasa tak asing dimata gua, semakin tak asing saat mereka memandang gua dengan senyum sinis dan tatapan yang tajam.
Gua memang belum kenal sama mereka, tapi gua sudah pernah bertemu dan bahkan baku hantam dengan dua curut ini. Mereka memang pernah gua habisi, tapi dalam situasi satu lawan satu dan gua juga bonyok. Nah sekarang dua duanya malah muncul bersamaan didepan gua. Satu aja udah bikin bonyok gimana ada dua " pikiran gua mulai kacau, mata gua mulai berkunang kunang, dengkul gua mulai lemes membayangkan apa yang akan terjadi ditengah lapangan nanti.
"gung, gua pulang aja deh ya. Tadi gua diundang pak rt buat ikut hajatan dirumahnya." ucap gua setengah berbisik.
By:Sales Kambing Part 91 Gua baru tau, ternyata mantannya Meyriska sama mantannya Renata satu sekolahan. Mereka juga keliatan akrab satu sama lain, ini terlihat ketika mereka sedang menatap gua dari seberang lapangan. Keduanya saling berbisik lalu kemudian tersenyum licik, seolah sedang merencanakan sesuatu pada gua. Membuat gua sedikit merasa ragu juga kalau harus ngelanjutin futsal yang ujung ujungnya pasti tubir ini. Makanya gua tadi bilang ke Agung kalau gua mau pulang aja. Mending molor lah daripada harus ribut gini, galau galau deh.
"Eits, mau kemana lo " yang bener aja lo mau pulang sekarang fan, pemanasan juga belum. Lo kenapa sih " takut ya sama mereka ?" dia menahan bahu gua sebelum gua sempat berbalik dan meninggalkan tempat ini.
"bukan nyet, sini deh gua mau ngomong bentar."
Gua menarik tangannya, membawanya sedikit menjauh untuk berbicara empat mata dengannya.
"gung, lo kenal gak sama dua anak itu ?" gua menunjuk kearah dua curut itu. "yang pake jersey emyu sama chelsea gung. Yang pake jersey emyu kalo gak salah namanya Reno ya " terus yang pake jersey chelsea siapa namanya gung " kok kayaknya akrab banget." tanya gua langsung to the point.
"oh mereka, iya fan yang pake jersey MU itu namanya Reno. Yang pake jersey Chelsea itu namanya Arya, mereka emang sohib kentel dari smp fan. Makanya akrab gitu. Kenapa " awak kenal dengan sida dua itu kah ?" (lo kenal sama mereka ")
"lain kenal lagi gung, nyawa dah pernah jaguran lawan sida." (gak kenal doang nyet, gua malah udah ribut sama mereka njirr.) Jawab gua.
"hahaha jadi sekarang lo takut gitu kalo harus ngelawan mereka berdua ?"
"yee bukannya takut juga gung, gua lagi males ribut aja. Udah galau, sakit hati, eh masih ketambahan bonyok pula. Males lah."
By:Sales Kambing Dia menepuk pundak gua "yaelah tenang aja fan, kita kesini kan mau main futsal, bukannya nyari ribut. Kalo misalnya ribut juga santai aja, anggota kita banyak men. Tuh gua udah bawa Anal, Bagus, Ajay juga." jelasnya.
Setelah berpikir sejenak akhirnya gua pun memutuskan lanjut main futsal dan mengurungkan niat untuk pulang. Lumayan lah bisa cari keringat sekalian caper juga sama cewek cewek yang banyak keliaran dipinggir lapangan karena nunggu cowoknya main. Siapa tau gara gara terpesona ngeliat gua main mereka pada mutusin cowok cowoknya.
"yaudah deh gung, ayo kita bantai mereka. Gak tau apa ya kalau di tim kita ada pemain yang hebatnya kayak Gareth Evans ?" gua menyombongkan diri, namun kemudian kepala gua langsung digeplak olehnya.
"Gareth Bale begoo, Gareth Evans mah sutradara." ucapnya, dan langaung berlari menuju lapangan.
Pertandingan pun dimulai, dua bocah kampret itu langsung berlari kearah gua begitu gua menguasai bola. Mereka nampak bernafsu merebut bola dari kaki gua. Tak ingin kenapa napa, gua segera memberikan bola ke pemain lain sebelum dua curut ini melakukan sliding tackle. Dan selama beberapa saat kondisi itu terus berulang, tiap gua bawa bola mereka terus berusaha menjegal kaki gua. Dan selama itu juga gua masih bisa menghindar dari terjangannya.
Pertandingan berjalan seru dan seimbang, namun entah kebetulan atau gimana kita bisa unggul dua gol. Satu gol gara gara pemain mereka bunuh diri, satu gol lagi agak kontroversial karena Anal udah lebih dulu kejebak offside. Tapi untungnya match ini tanpa wasit, jadi masih diitung gol. *ini lo yang bego atau gimana sih fan "
Tertinggal dua gol membuat cara bermain mereka semakin barbar saja. Sekarang mereka sudah bukan main bola, tapi main kaki. Dan sepandai pandainya bangau terbang, akhirnya jadi kecap juga. Sepandai pandainya gua menghindar dari tackling mereka akhirnya gua jatuh juga.
BRAAKKK !!! "faakk, assyou lo. Bisa main gak lo setaan ?" gua mengumpat pada Arya, musuh eyang subur karena tacklingnya tepat mengenai kaki gua.
By:Sales Kambing "baru digituin doang udah jatuh lo nyet, bangun woi, jangan kayak banci." dia balas membentak gua, sembari mengacungkan jari tengah dan kembali berlari mengejar bola.
"Bangke tuh anak ngatain gua bencong segala, padahal kan sebenernya dia yang bencong. Berantem aja kudu nendang Darren dulu biar bisa ngelawan." Gua masih misuh misuh dan menggerutu kesal.
"Do bagi gua sini do." gua meminta bola yang sedang dikuasai Aldo karena posisi gua lumayan bebas. Dengan sedikit gocekan dan satu tendangan ala Sergio Romero, eh Sergio Aguero akhirnya gua bisa bobol gawang mereka. 3 0
Gua berlari kearah mereka, lalu dengan sengaja berselebrasi meluncur dengan dengkul duluan ala Thiery Henry dan Robin van Persie. Tapi sayang gua lupa kalau gua sedang main dilapangan sintetis, otomatis kaki gua langsung lecet gara gara aksi konyol barusan.
Rupanya bukan cuma lecet doang yang gua terima, karena tiba tiba Reno juga ikut nyamperin gua.
"maksud lo apaan njing kayak gitu " mau jadi jagoan ?" dia mulai mencengkeram baju gua. Sementara gua hanya diam karena masih kesakitan gara gara dengkul gua kegerus rumput sintetis.
BUUUGGHH ! Tiba tiba dia melepaskan pukulannya kearah gua, tanpa bisa gua cegah. Darah segar langsung mengucur dari bibir gua, sakiit.
BUUGHH !! Tak memperdulikan lutut dan bibir gua yang masih terasa sangat sakit gua langsung mengarahkan pukulan yang mungkin sama kuatnya dengan yang ia berikan, karena kemudian bibirnya juga mengeluarkan darah seperti yang gua alami tadi.
"woi anjing lo apain temen gua njing ?"
By:Sales Kambing "eh anjing temen lo yang mulai duluan njing."
Keributan akhirnya tak dapat dihindarkan, beruntung pihak pengelola lapangan bisa langsung membubarkan keributan sebelum semuanya terlambat.
Gua berjalan perlahan dengan kaki dan wajah yang masih terasa sangat sakit. Gua langsung bergegas meninggalkan tempat itu sebelum keributan berlanjut ditempat lain. Beruntung bagi gua karena masih bisa mengendarai vespa dan berungtungnya lagi, mereka tak ada yang mengikuti gua pulang.
Rasa sakit gua semakin bertambah tatkala dikosan gua melihat Dhara baru saja diantar pulang oleh pacarnya. Dia terlihat heran saat melihat gua berjalan dengan tertatih tatih dan bibir berdarah. Kita sempat berpandangan sejenak, untuk kemudian saling memalingkan muka karena tak ada kata kata yang mampu kita ucapkan dimalam yang dingin itu.
Gua menghempaskan tubuh ini dikasur, membiarkan rasa sakit ini makin menjalar tanpa mampu berbuat banyak. Entahlah, saat ini gua hanya ingin menikmati rasa sakit ini tanpa mencoba untuk menguranginya.
TOKK ! TOKK ! TOKK !! Suara ketukan dipintu kamar terasa semakin mengganggu istirahat gua, "siapa sih ini malem malem gangguin aja ?" gerutu gua dalam hati.
"siapa ?" ucap gua setengah berteriak.
Tak ada jawaban. "siapa woi, jangan main main deh." gua mengulangi teriakan gua, namun suara ketukan dipintu tak kunjung hilang.
Dengan berat hati akhirnya gua berjalan untuk membukakan pintu, sekedar mencari tau siapa yang telah
By:Sales Kambing mengganggu istirahat gua. Perlahan pintu pun terbuka, namun gua agak kaget setelah tau siapa yang dari tadi mengetuk pintu gua.
Dhara " By:Sales Kambing Part 92 Gua masih terpaku melihat sosoknya yang sedang berdiri didepan pintu, selama beberapa saat mata gua tak henti hentinya menatap wajahnya. Tak ada sepatah kata pun yang mampu gua ucapkan, bahkan sekedar mempersilahkan dia masuk pun juga tak gua lakukan. Saat ini gua hanya bisa diam mematung memandangi wajah yang sudah cukup lama tak gua pandangi. Ini adalah jarak terdekat dimana gua bisa memandang wajahnya, setidaknya semenjak malam yang kelam itu. Satu hal yang kembali gua sesali adalah, kali ini wajahnya terlihat semakin cantik. Gua gak tau pasti apakah ini terjadi karena gua sudah jarang bertatap muka dengannya atau karena dia memang benar benar bertambah cantik. Tapi yang jelas, sesuatu yang sudah dimiliki orang lain memang terlihat lebih bagus dan indah dibanding saat ia masih berada dalam genggaman.
"woi fan !" "fan.." "Woi fan, yee malah bengong."
Dia menggerakkan telapak tangannya tepat didepan gua. Kata kata yang baru saja dia ucapkan sontak membuyarkan semua lamunan gua tentangnya.
"eh iya, a.. ada apaan ra ?" jawab gua gelagapan.
"biasa aja kali fan, gak usah kayak orang gagap gitu, haha. Oh iya Gua kesini cuma mau ngobatin muka lo doang kok." jawabnya sambil tersenyum.
"Oh ini, gausah repot repot deh ra. Gini doang dipake tidur juga sembuh ndiri." gua menolak tawarannya. Selain karena ngerasa gak enak, gua juga harus jaga jarak sama dia supaya perasaan ini gak terus tumbuh.
Dia langsung meletakkan kotak p3k yang ia bawa, lalu kemudian duduk sambil memegang kedua lututnya didepan kamar gua.
"yaudah, gua mau nunggu disini aja sampe lo mau diobatin."
By:Sales Kambing "lah ngapain lo disitu ra " balik sana, udah malem nih. Luka gua gapapa kok, beneran." gua kembali meyakinkannya supaya balik.
"enggak, gua mau tetep disini sampe lo mau diobatin." dia masih tetap tak beranjak dari posisinya.
"yaudah masuk gih." akhirnya gua menyerah, gua memang tak pernah bisa kalo harus nolak apa yang jadi kemauannya. Lagian kasian juga kalo dia benar benar nungguin gua semalaman disitu.
Dia mengobati luka gua dengan teliti, membasuh luka gua secara perlahan, membersihkan sisa sisa darah dibibir gua yang sudah mulai mengering. Mengompres luka dilutut gua dengan sebongkah es yang ia bawa. Duh raa, kalo lo baik gini gimana gua bisa ngelupain dan ngerelain elo sama orang lain "
Malam ini adalah malam tercanggung yang pernah kita alami. Tak ada kata kata yang mampu kita ucapkan, gua hanya bisa diam menatapnya, memperhatikan semua yang ia lakukan. Sementara dia juga hanya fokus mengobati luka gua. Tak ada lagi omelan yang biasa ia keluarkan saat mendapati muka gua bonyok karena berantem. Ingin sebenarnya gua memulai pembicaraan, tapi entah kenapa gua gak bisa menemukan kata kata yang pas untuk diucapkan padanya. Ini aneh, kenapa sekarang gua harus berpikir dulu mau ngomong apa, padahal dulu kalau mau ngomong apapun tinggal ngomong dan pasti nyambung sama dia. Kenapa sekarang semua berbeda " sekarang gua merasa kita sedang terpisah jarak jutaan mil jauhnya, padahal sebenarnya kita sedang berada diruangan yang sama.
"Raa.." "faan.."
Faak ! tadi sepi banget gak ada yang mau ngomong, eh giliran ngomong malah pada barengan gini.
"eh, lo duluan aja deh ra." ucap gua
"haha lo aja deh, kan lo yang ngomong duluan tadi. Gak enak gua kalo motong omongan lo." jawabnya setengah tertawa.
By:Sales Kambing "gua cuma mau bilang makasih aja kok ra, makasiih banget karena lo udah bela belain ngobatin gua malem malem gini." kata gua.
"Santai aja kali fan, lo kan sahabat gua. Jadi udah seharusnya gua bantuin sahabat gua. Termasuk ngobatin lo yang bandel ini, hahaha." dia menekan bibir gua, tepat dilukanya.
"aaww, sakit raa. Ah gak kira kira lo." gua meringis menahan sakit akibat perbuatannya barusan.
"hahaha, sori fan." katanya.
"Yeay, akhirnya selesai juga." tambahnya, sembari kembali merapikan peralatannya lagi.
Gua langsung berdiri, mencoba berjalan kedapur karena tiba tiba perut gua terasa keroncongan abis berantem. Bukan berantem sih, lebih tepatnya kena tonjok.
"eh, mau kemana lo fan ?" tanya Dhara saat melihat gua jalan.
"laper gua ra, mau bikin mie. Kenapa " lo mau juga " gua buatin deh, itung itung sebagai ucapan terima kasih karena lo udah ngobatin gua." tawar gua.
"emm.." dia masih berfikir "boleh deh, kayaknya enak nih malem malem makan mie, yang agak pedes ya fan." pintanya, yang langsung gua jawab dengan anggukan kepala.
Beberapa menit kemudian gua sudah kembali dengan membawa dua piring mie instant. Tapi kali ini Dhara mengajak gua untuk makan di balkon lantai atas kosan. Katanya biar bisa sambil ngeliat bintang.
Malam ini ada 2012 bintang. 2010 bintang ada dilangit, sementara dua bintang ada dimata Dhara.
"nih ra buat lo, mie goreng rasa cinta bertepuk sebelah tangan. Dimakan yaa.." gua memberikan sepiring mie goreng sembari duduk dikursi panjang yang ada disana.
Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
By:Sales Kambing "hahaha ini sih mie goreng rasa telat nembak fan." jawabnya sambil mulai menyendokkan mie ke mulutnya.
"hahaha sialan lo."
Kita mulai melewati malam sembari menikmati sepiring mie goreng, gua gak tau mie nya yang enak atau karena makannya bareng Dhara mie nya jadi kerasa enak.
"eh, lo kok akhir akhir ini kayak ngejauh sih dari gua ?" tanyanya.
"ngejauh apaan " enggak kok, gua cuma nggak pengen cowok lo salah paham aja."
"enggak, ini beda. Lo ngejauh, tiap hari aja pas pulang sekolah kamar lo selalu dikunci supaya gua gak bisa masuk. Padahal kan gua tau kalo lo dikamar, tiap gua mau nyamperin lo juga kayak ngehindar gitu. Kenapa sih faan ?"
Gua menghentikan suapan dimulut gua, lalu mencoba mencari kata kata yang pas untuk menjawab ucapannya barusan.
"gak papa raa, gua cuma ngerasa gak enak aja sama cowok lo. Kita sama sama cowok, pasti perasaannya juga sakit kalo ngeliat lo lagi sama gua."
"gua udah bilang kok sama dia, kalo lo itu sahabat gua dari kecil. Dia juga bisa nerima kok, jadi tenang aja fan. Asal tau batas aja, lo kan sering tuh main nyosor aja. hahaha"
"yee sialan lo, tapi lo juga gak nolak tuh pas gua sosor hahaha."
Tak lama kemudian mie kita pun ludes, tak bersisa. Malem ini gua merasa senang, meskipun gak bisa bikin Dhara jadi pacar gua, tapi seenggaknya hubungan gua sama dia sudah kembali seperti dulu lagi. Bisa akrab lagi, bisa berduaan lagi, yah meskipun kedepannya gak akan seintens sebelumnya karena dia udah punya cowok.
By:Sales Kambing "eh fan, gombalin gua lagi doong. Udah lama nih gak denger gombalan lo." dia kembali membuka obrolan.
"haha ogah, minta aja sono sama cowok lo."
"ah cowok gua gak bisa ngegombal faan."
"yee siapa suruh pacaran sama cowok yang gak bisa ngegombal."
"yee siapa suruh yang bisa ngegombal gak nembak nembak." jawabnya, yang langsung membuat gua terdiam.
"eh, lo gak cemburu gitu fan pas ngeliat gua sama Firman ?" tanyanya lagi.
"ya cemburu lah, gila aja ngeliat cewek yang dicintai mesra mesraan sama cowok lain gak cemburu."
"yaah, maafin gua ya faan." ucapnya
"santai aja ra. Gua bisa kok relain dan ikhlasin lo sama dia, asaal.."
"asal apa fan ?" tanyanya penasaran.
Gua mendekatkan wajah gua padanya.
"asal kita ciuman lagi kayak waktu itu.."
PLAAKKK !!!! By:Sales Kambing Part 93 Setelah insiden gagal dapet ciuman itu kehidupan gua mulai berangsur angsur normal lagi. Jam jam yang biasanya gua abisin buat ngegalau juga udah berkurang, gak ada lagi waktu buat mewek mikirin Dhara sama pacarnya. Yang ada hanyalah waktu buat mikirin gimana caranya supaya Dhara putus sama pacarnya *lah. Kini gua udah bisa mulai menerima status gua sebagai forever alone a.k.a jomblo lagi. Lagian kalau dipikir pikir ternyata enak juga kok jadi jomblo, masih bebas modusin cewek, bebas mau ngapain aja tanpa ada yang ngelarang, plus gak akan dipusingin sama tetek bengek dan ribetnya orang pacaran. Yah, walaupun kadang masih mupeng sih pas ngeliat orang yang lagi pacaran, tapi seenggaknya gua udah enjoy kok sama status gua sebagai jomblo.
Hubungan gua sama Dhara juga udah membaik, kita jadi dekat lagi, sering bercanda lagi, gua juga udah bisa godain dia lagi, tentunya dengan intensitas dan porsi yang berbeda daripada saat dia masih jomblo dulu. Tapi bagi gua jadi sahabatnya aja juga udah cukup kok, gak perlu minta lebih walau kadang juga pengen dianggep lebih. Enaknya jadi sahabat itu kita masih bisa terus deket, gak akan ada sekat yang membatasi kedekatan kita kecuali kalo salah satu dari kita sudah punya pasangan. Beda kalo jadi pacar, kalo udah putus pasti rasanya beda, mau deket lagi juga canggung. Jadi gak papa lah gua jadi sahabatnya aja, toh kalo kita memang jodoh, tak perduli sejauh apapun dia berlari atau seberapa sering dia singgah ditempat lain, cinta pasti tau kemana ia harus kembali.
Sekarang gua juga lebih banyak menyibukkan diri disekolah, pokoknya gua atur sebisa mungkin agar waktu gua gak terbuang sia sia. Selain disibukkan dengan kegiatan osis, sekarang gua juga ikut gabung tim sepakbola sekolah. Yah, meskipun gua masih jadi pemain cadangan sih karena pelatih lebih ngutamain anak anak kelas dua. Tapi lumayan lah seenggaknya dengan ikut latian tiap hari gua jadi jarang ngedekem sendirian dikamar kos dan kelihatan makin sibuk. Kalau gini kan pas ada yang nanyain kenapa gua gak punya pacar bisa gua jawab dengan santai.
"uhuk, masih sibuk ngurusin organisasi sama bola nih. Takut gak ada waktu kalau disambi pacaran."
Jadwal kegiatan yang padat membuat gua lupa, lupa kalau hari ini gua udah ngejomblo selama 16 tahun. Status single gua emang beriringan kok sama umur, karena selama 16 tahun juga gua belum pernah pacaran. Ada dua kali kesempatan buat gua supaya punya pacar, tapi entahlah kenapa kesempatan itu malah gua buang gitu aja.
16 tahun itu gak sebentar cuy, waktu selama itu bisa diabisin buat 3 kali pemilu, tiga kali pilpres, empat kali euro, sama empat kali piala dunia. Gak kebayang berapa candi yang bisa dibuat Bandung Bondowoso By:Sales Kambing
andai waktu itu Roro Jonggrang ngasih waktu 16 tahun buat bangun candi.
"Selamat ulang tahun Irfaan. Semoga jadi pribadi yang lebih baik dan segala keinginan dan cita citanya tercapai. Make a wish dulu ya sebelum tiup lilin." Dhara menyodorkan sekotak kue tart dengan lilin yang masih menyala.
Malam ini seluruh penghuni kosan merayakan ulang tahun gua, hampir semua penghuni kosan berkumpul diruang tengah untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun pada gua.
Sebelum meniup lilin di kue yang dibawa Dhara gua memanjatkan doa terlebih dahulu, agar segala harapan dan cita cita gua bisa segera tercapai seiring bertambahnya usia.
Gua meniup lilin ulang tahun gua dengan perasaan bahagia meskipun badan gua belepotan tepung dan berlumuran telur hasil kerjaan mereka. Ini adalah pertama kalinya gua merayakan ulang tahun tapi jauh dari keluarga. Gua bahagia karena disini, ditempat yang letaknya jauh dari rumah masih ada orang orang yang peduli sama gua, bahkan sampai ikut merayakan ulang tahun gua. Sesuatu yang tak pernah gua bayangkan sebelumnya.
"Ayo fan buruan dipotong kuenya."
Gua mulai memotong kue yang dibawa Dhara, sebuah kue tart yang dilapisi krim berwarna biru bertuliskan "Happy birthday Irfan !" dan dihiasi lilin yang berbentuk angka enam belas, tanda usia gua sekarang. Namun sejurus kemudian rasa haru gua berubah menjadi rasa jengkel ketika mendengar suara suara yang mereka timbulkan.
"wah siapa nih yang mau dikasih potongan kue pertamanya ?"
Gua memandang sekeliling, pandangan gua menyapu seluruh ruangan mencari seseorang yang sekiranya bisa gua beri potongan pertama kue ini. Fak, gak ada yang bisa gua kasih. Gua mau ngasih Dhara, ada Firman yang ngekor dibelakangnya. Gua mau ngasih Carissa, dia masih sama Jojo. Gua mau ngasih Renata, katanya dia juga mau balikan sama Arya Wiguna. Mampus, yakali gua ngasih kue ini buat Ikbal gara gara disini cuma dia doang yang jomblo selain gua.
"ah karena gua gak punya pacar, jadi kue pertama ini gua makan sendiri aja deh." akhirnya gua
By:Sales Kambing menemukan win win solution.
"hahaha makanya buruan cari pacar fan, biar kalo ulang tahun ada yang disuapin potongan pertama." sahut mereka.
Gua mengucapkan terima kasih pada mereka, sebelum akhirnya cabut untuk membersihkan badan dari sisa sisa tepung dan telur yang masih menempel. Sumpah waktu itu gua merasa seperti adonan kue yang gagal, bentuknya gak karuan dan yang pasti gak layak dimakan.
Selesai bersih bersih, gua duduk diteras kosan sambil menikmati kopi hitam. Anak anak sudah bubar duluan, kini suasana kosan sudah kembali sepi seperti biasanya. Gua meminum kopi gua sembari merenung, merenungkan apa saja yang telah gua perbuat selama 16 tahun ini. Dan hasilnya, nol. Selama ini gua belum bisa berbuat apa apa selain merengek rengek minta yang aneh aneh ke orang tua. Kadang gua iri sama anak anak yang udah bisa berbuat banyak diusia gua. Udah bisa cari duit sendiri, udah bisa bahagiain orang tuanya. Gua sadar, gua gak bisa terus terusan kayak gini.
"woi bengong aja lo fan."
Mendengar suara itu sontak gua kaget, hampir aja gua menyiramkan kopi ditangan sebelum akhirnya tau kalo ternyata Dhara yang ngagetin gua.
"ah ngagetin aja lo ra, kirain setan tadi. Untung aja muka lo gak gua siram pake kopi nih." ucap gua kesel.
"hahaha, ya maaf fan."
"lagian lo ada apaan lagi sih pake ngagetin gua segala ?" tambah gua.
"gak papa, haha. Cuma mau ucapin selamat ulang tahun buat lo aja." jawabnya santai.
Kening gua berkerut. "lah kan tadi udah raa, ngapain mau ucapin lagi ?"
"yee yang ini secara personal fan." jawabnya lagi.
By:Sales Kambing "haha yaudahlah terserah lo aja, tapi makasih banget ya ra buat semuanya. Buat tepung sama telurnya, buat kue nya, buat ucapannya. Makasiih banget."
"santai aja kali fan, kan gua udah bilang kalo sebagai sahabat gua akan berusaha bikin lo seneng terus. Ya itu tadi cuma cara gua aja buat bikin lo seneng, dan kalo lo seneng atas apa yang gua lakuin tadi berarti kan gua udah ngelakuin tugas gua buat jadi sahabat lo fan, jadi santai aja." ucapnya, yang langsung gua balas dengan cubitan gemas dipipinya.
"uuhh, manis banget sih lo raa. Makasih yaa" Kita berdua tertawa lepas malam itu, seakan tak ada beban yang mampu mengganggu lepasnya tawa kita.
Kita masih terus mengobrol hingga malam kian larut, hingga kopi gua hanya menyisakan ampas yang masih tertinggal didasar gelas. Malam ini benar benar menjadi malam yang tak bisa dilupakan. Gua hanya berdoa, semoga saat saat seperti ini tak pernah benar benar berakhir.
By:Sales Kambing Part 94 Setelah secara "resmi" merelakan Dhara pacaran sama Firman, gua kembali hidup ngejomblo dan mulai modusin cewek cewek lagi. Sekarang gua harus bisa dapetin cewek yang lebih cantik dari Dhara. Gua juga mulai nanemin keyakinan dalam diri gua, "kalau Dhara aja bisa dapet pacar, kenapa gua enggak ?" Tanpa menyadari kalau sebenarnya analogi itu gak bisa dipake buat gua. Dhara kan cakep, ditinggal kedip sama bersin juga udah ada yang nyantol. Nah gua, mau oplas ratusan kali juga belum tentu bisa dapet cewek.
Ohiya, beberapa hari yang lalu gua pernah dapet kenalan, namanya Amanda. Anaknya cakep, manis kaya gula gula, gemesin pula. Gua kenal dia dipinggiran Mahakam saat ngumpul bareng anak anak. Kita juga sempet deket selama beberapa hari, tapi akhirnya kita saling menjauh. Kita jauh gara gara beda prinsip, dia sukanya makan bang bang dingin, sementara gua sukanya makan bang bang langsung, langsung sama bungkusnya.
Oke lupain, pagi pagi gini otak gua emang suka korslet. Lagian pas gua SMA iklan bang bang yang itu juga belum ada kok.
Pagi ini masih seperti pagi pagi sebelumnya. Gua masih telat bangun, dihape juga masih tak ada sms berisikan ucapan "selamat pagi sayaang.." dan gua juga masih jomblo. Entah sudah berapa lama kondisi seperti ini gua rasain tiap pagi, gua sampai lupa kapan terakhir kali dapet ucapan selamat pagi dari cewek. Ada sih yang ngucapin, cewek cakep, manis, ramah, girlfriend-able dah pokoknya, tapi doi kasir indomei.
Capek ngeracau gak jelas, gua akhirnya bangkit dari kasur. Lalu kemudian berjalan kedapur untuk membuat segelas kopi hitam yang sepertinya cocok untuk menemani pagi yang berkabut dan lumayan dingin ini.
Hari ini hari libur, jadi gua bisa lebih lama menikmati kopi tanpa takut kamar mandi kosan keduluan sama anak anak kampret. Biasanya kopi yang asepnya masih ngepul udah gua hajar aja gara gara takut kesiangan dan gak kebagian antrean kamar mandi. Ini sebenarnya ngelanggar rukun ngopi yang udah gua susun, dimana ngopi itu harus diminum secara perlahan hingga tegukan terakhir agar nikmatnya terasa sempurna.
Setelah ngopi gua langsung bergegas kembali kekamar, mengganti kaos oblong yang gua kenakan dengan jersey kebesaran klub biru asal kota Manchester. Kayaknya enak nih pagi pagi jogging, selain segerin badan juga bisa segerin mata. Siapa tau ntar disana gua juga dapet gebetan, minimal nambah kenalan lah. "Eh mau kemana lo fan ?"
Entah darimana datangnya, saat hendak menutup pintu kamar tiba tiba ada Dhara yang sedang berdiri disamping gua.
By:Sales Kambing "Ya mau jogging lah raa, yakali mau demo. kenapa " lo mau ikut ?" "ah males gua fan, lagi dapet." jawabnya
Lah apa hubungannya ya "
"oh yaudah deh kalo lo gak mau ikut, gua berangkat dulu ya." ucap gua sembari memeriksa ikatan tali sepatu dan menutup pintu.
"eh gua pinjem laptop lo ya fan, ada tugas dari sekolah nih, penting banget lagi. Tapi laptop gua rusak fan." dia memohon sembari menahan tangan gua sebelum gua sempat mengunci pintu.
"oh, yaudah deh pake aja ra. Asal jangan lo apa apain aja laptop gua, jangan pasang status yang aneh aneh lagi di pesbuk gua kayak kemarin. Sampe gua tau lo berulah lagi, liat aja. Gua nikahin lo !" kata gua memperingatkannya.
"hehe, siap boss, gak gua apa apain deh laptop lo." dia memperlihatkan gestur menghormat.
"yaudah sana lo jogging, biar sehat dan perut lo gak buncit kayak koruptor." lanjutnya sembari ngeloyor masuk kekamar, yang membuat gua sempat punya pikiran ingin menyusulnya kekamar. Namun kemudian gua urungkan niat kotor itu, ternyata iman gua masih bisa diandelin.
Seperti biasa, saat hari minggu atau hari libur disini pasti rame sama orang orang yang lagi jogging. Ada yang jogging rame rame bareng temen temennya, ada yang jogging romantis berdua bareng pasangannya, ada juga yang jogging sendirian sambil berharap yang jogging sama pasangannya berantem terus putus. Nah itu gua.
Saat sedang asik lari santai mengelilingi komplek, pandangan gua menangkap sesosok wanita yang belakangan mulai deket sama gua. Semenjak kita ketemu dan belanja bersama waktu itu, gua mulai deket sama Cella.
Dia mengenakan jersey berwarna biru milik klub asal London, dengan celana yang tingginya sedikit diatas lututnya dan sepasang sepatu running berwarna putih lengkap menambah kecantikannya saat itu. Bulir bulir keringat yang menghiasi wajahnya semakin membuatnya terlihat dewasa dan sporty, jauh dari penampilannya sehari hari yang terkesan imut dan kekanak kanakan. Gua masih memandanginya dari kejauhan, sesekali pandangan kita bertemu, dan ia hanya tersenyum saat memergoki gua sedang memandanginya tanpa berkedip.
Dibelakangnya mengekor beberapa cowok fakir asmara yang sedang memandangi Marcella dengan tatapan mesum. Ingin sebenarnya gua memghampiri mereka dan nampolin mukanya satu satu biar gak ngikutin Cella lagi. Tapi gua sadar, gua bukan siapa siapanya Marcella. Lagian yang gua lakukan barusan juga sama kok kayak mereka.
By:Sales Kambing "kok beraninya cuma ngelirik ngelirik doang, situ cowok mas ?"
Terlalu asik ngelamunin hal yang enggak enggak soal Cella ternyata membuat konsentrasi gua buyar. Hingga gua tak menyadari kalau cewek yang sedari tadi jadi objek pikiran gua sudah berlari tepat disamping gua.
"kenapa aku harus mendekat " kalau hanya dengan mengagumi kecantikanmu dari jauh saja sudah membuatku bahagia." Entah dari mana datangnya, kata kata itu keluar begitu saja dari mulut gua.
"ahaha dasar gombal lo fan, pantesan Dhara selalu bilang ke gua supaya ati ati kalo sama lo." dia tertawa, sembari memmbetulkan letak handsfree yang sedikit bergeser dari telinganya.
"yee sialan tuh si Dhara, dikira gua penjahat apa ya." gua mendengus kesal.
"haha emang lo penjahat katanya fan, penjahat wanita, tukang modus. ahaha." ucapnya sembari berlari meninggalkan gua.
"wah sialan, awas aja lo jadi suka sama gua Cell." gua ikut berlari mengejarnya.
Ternyata Cella anaknya asik juga, sifatnya gak jauh beda sama Dhara. Cuma Cella lebih anggun dan lembut aja, beda sama Dhara yang liar. Dan kayaknya gua juga harus mulai masukin namanya kedalam daftar cewek yang modusable.
"fan fan liat ini deh, kabar bagus nih buat lo." Dhara langsung ngoceh saat gua baru tiba dikosan. "apaan sih raa " gua masih capek nih."
"ini loh faan, lo liat twitter lo deh."
"jangan bilang lo abis bikin twit yang aneh aneh ra, gua nikahin beneran lo." jawab gua ngasal.
"bukan fan, ogah amat gua nikah sama lo. Ini loh coba liat, first love lo udah putus tuh sama pacarnya." katanya.
"wah mana mana ?" gua langsung berlari kearah laptop saking antusiasnya.
Gua memperhatikan layar laptop dengan seksama, lalu membaca twit yang diposting oleh akun @*****helsaa
"Muka lo emang perfect, tapi hati lo perf*ck !"
"apapun yang tak bisa dilihat, ia bisa dirasakan. Kebohongan contohnya." By:Sales Kambing
"No boy, no cry !"
Gua menghela nafas panjang, lalu kemudian menghembuskannya secara perlahan seraya tersenyum lebar. It's gonna be a good day, dude !
By:Sales Kambing Part 95 Orang bilang, selain tuhan tak ada yang kekal didunia ini. Suatu saat, cepat atau lambat semua pasti akan musnah. Awalnya gua agak ragu dengan ungkapan ini karena selain tuhan menurut gua masih ada dua hal yang kekal didunia ini. Yaitu wajah gua yang keliatan masih suram dan status jomblo yang masih terus melekat. Tapi perlahan gua mulai percaya sama pernyataan diatas. Wajah bisa kok dibenerin pake perawatan yang baik, jomblo apalagi. Masih bisa ditanggulangin asal kita terus berusaha, jadi dua hal tadi bukanlah termasuk kekekalan. Mungkin cuma nasib, yang suatu saat nanti bakalan berubah tergantung seberapa kuat usaha kita untuk merubahnya. Nah, tumben otak gua lagi bener.
Tak ada yang kekal didunia ini. Begitupun dengan hubungan antara Elsa dan Gio kampret, setelah sekian tahun mereka nempel mulu kaya nasi keinjek akhirnya hubungan mereka kandas juga. Jelaslah gua seneng, gak percuma gua dulu ngucapin "longlast yaa !" ke mereka. Karena setelah kemarin hubungan mereka long, hari ini akhirnya last juga.
Mengetahui hal ini, tentu saja gua nggak tinggal diam. Gua harus bisa mengambil hatinya yang sedang rapuh karena baru saja ditinggal cowok kampret yang menurutnya lelaki terbaik baginya itu. Gua mulai menebar modus padanya, tapi bukan modus yang frontal kayak ke cewe cewe disini. Gua cuma berisaha ngasih semangat dan nasihat supaya dia gak sedih dan bisa belajar untuk kedepannya. Modus saat cewek abis putus gitu gak bisa disamain sama modus ke cewek jomblo. Kalo cewe abis putus itu sebaiknya dideketin pakai kata kata bijak supaya dia gak makin lemah. Dan rupanya berhasil, kita akhirnya jadi deket lagi seperti waktu smp.
Dari info yang gua dapet, Gio mutusin Elsa gara gara dia gak kuat berhubungan jarak jauh. Katanya setiap hari si Gio murung terus karena jauh dari Elsa, dan hidupnya tertekan karena terus terusan mikirin Elsa. Belajarnya jadi terganggu karena Gio terus kepikiran sama Elsa yang bersekolah jauh dari tempatnya. Itu kata gio, kalau menurut gua sih itu semua cuma bullshit, cuma alesannya doang. Bilang aja dia udah dapet pacar baru disana, kelar urusan. Emang dasarnya kucing garong aja, dulu enak karena ikan asinnya satu sekolah, satu kelas pula. Nah sekarang pas ikan asinnya jauh " ya cari ikan asin lagi, yakali kucing garong mau kalo disuruh puasa.
"faan.." Satu chat di facebook tiba tiba muncul di monitor laptop saat gua sedang asik berbalas komentar dengan anak anak kelas yang lain di grup kelas gua, kelas X.1 SMK xxx. Setelah gua lihat, rupanya dari pemilik akun *****h Elsa.
By:Sales Kambing "iya, kenapa sa ?" balas gua.
Setelah itu gua mulai stalking timeline pesbuknya, dan mendapati sebuah status yang baru saja ia tulis beberapa saat yang lalu.
"Cewekmu, cantik !" begitu bunyinya.
Gua tertawa lebar, sesuai dugaan gua si kampret satu itu mutusin Elsa karena dia udah punya pacar baru disekolah yang baru. Gila juga nih anak, sepiknya hebat bener. Kalau aja dia ada disini gua pasti bakalan berguru padanya supaya cepet dapet cewek.
"Pacarnya gio fan, anjing !" balas dia lagi.
"hah " demi apa si gio pacaran sama anjing ?" balas gua setengah bercanda.
"ish, bukan itu faan. Ternyata gio mutusin aku gara gara udah punya pacar baru." jawabnya, sambil menyertakan emot kesel.
"wah masa sih ?"
"iya faan. Duh bego banget aku ya, kirain disana dia masih setia. Ternyata hasilnya gini, kemarin temen aku juga bilang gitu sih, cuma aku gak percaya. Aku taunya dari twitter, ternyata dia malah mesra mesraan sama ceweknya disana. ah, aku kesel fan, aku bego, mau maunya dibohongin sama dia, huhuhu.." balasnya panjang lebar, gua lupa apa aja. Tapi yang jelas, gua tau kalo disana dia pasti sedang menangis, karena senjata terakhir wanita adalah tangisan.
Ah, andai saat ini gua ada disana pasti gua gak akan ngebiarin lo nangis sendirian sa. Gua akan ada buat lo, memberikan tisu untuk membasuh air mata lo, mengulurkan tangan supaya lo bangkit, memberikan bahu untuk tempat lo bersandar. Gua gak mungkin rela melihat sahabat sekaligus orang yang gua cintai menangis hanya gara gara lelaki yang bernama gio itu.
By:Sales Kambing "kamu gak salah sa, kamu juga gak bego kok. Kamu cuma terlalu cinta sama dia, sehingga saat dia melakukan hal yang salah, kamu malah menyalahkan diri kamu sendiri sa. Udah deh, kamu sebaiknya gak usah mikirin hal hal yang ngeganggu kamu sendiri. Awalnya emang sulit karena kalian udah lama sama sama. Tapi setelah tau semua ini, apa kamu masih terus mau berharap sama dia " aku yakin sih kamu gak bodoh. Sayang amat air mata kamu kalau harus dibuang cuma buat nangisin dia. Mending aku tampung deh, siapa tau jadi mutiara. hahaha." gua mulai sedikit memberikan gombalan, bermaksud membuat ia tertawa.
"hahaha kamu bisa aja fan."
Gua mulai mengalihkan pembicaraan, mencoba membuat dia melupakan masalah masalahnya. Banyak yang kita perbincangkan malam itu, mulai tentang masa smp yang suram karena gua harus melihat dia pacaran sama gio sampai masa sma yang menurut gua masih suram karena sekarang gua malah kembali harus ngeliat orang yang gua sayang pacaran sama orang lain. Tapi gua bersyukur, setidaknya saat itu Elsa udah mulai senyum lagi.
"yaudah ya fan, aku mau tidur dulu. Makasih untuk semua yang udah kamu berikan. Uhibbuka fillah !" katanya.
"iya sa, santai aja. Yaudah kalo kamu mau tidur, good night yaa. Eh, "uhibbuka fillah" itu artinya apa ya " aku gatau, hehe. Kan kamu tau sendiri kalo dulu pas pelajaran bahasa arab aku tidur terus, yang aku tau cuma amin, syukron sama afwan sa. Kalo uhibbuka fillah apaan sih ?"
Jujur gua bener bener gak tau apa arti uhibbuka fillah meskipun gua lulusan mts. Bahasa arab gua taunya cuma amin doang, hahaha. Pas ujian gua juga cuma ngandelin lembaran yang dilemparin anak anak lain. Waktu smp gua emang menyedihkan banget, udah cupu, bego pula.
Tak ada balasan "sa " apaan sih artinya uhibbuka fillah ?"
"sa " kamu udah tidur ya ?"
"sa " woi kampret jawab dulu pertanyaan gua woi, main ngilang aja lo." yang ini gak gua kirimin, cuma
By:Sales Kambing muter muter diotak gua doang.
Yaelah, belum juga dijawab udah ngilang aja nih cewek.
By:Sales Kambing Part 96 Masuknya Elsa kedalam daftar membuat perbendaharaan korban modus gua semakin bervariasi. Dari mulai kakak kelas kayak Meyriska, teman sekelas kaya Alisha, temen kos kayak Renata, temen jauh beda pulau kayak Elsa, sampe temen yang gak tau kenapa bisa deket kaya Marcella pada ngantri untuk gua modusin. Tapi untuk Elsa gua gak bisa modusin dia tiap hari karena sekarang dia sekolahnya di asrama, yang peraturannya ketat banget kaya hotpants. Sekarang tinggal nyari guru yang muda, seksi, terus cakep aja nih supaya korban modus gua makin beragam dan berasal dari berbagi kalangan. Tapi sayang, gua sekolah di STM yang mayoritas gurunya kayak tukang pukul semua. Mau modusin siapa kalo disini " pak agus " boro boro bisa modusin, gak kena tampol pake batu akik yang kerasnya udah kayak hidup ngejomblo aja gua udah bersukur banget. Tapi setelah gua pikir pikir yaudahlah, segini juga udah cukup. Dalam daftar udah ada nama Meyriska yang manis, Alisha yang anggun, Renata yang kalem, Elsa yang solihah, sampe Marcella yang sekarang udah mulai manja. Kalau udah gini, maka nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan "
Quote: From : Alisha Fan, hari ini jadi beli buku bareng ga " gua udah siap nih.
Sebuah sms dari Alisha langsung membangunkan gua yang sedari tadi sedang beringsut dikamar karena mengantuk gara gara semalem begadang nonton liga chamspion. Dengan malas gua mulai mengetikkan balasan atas sms nya barusan.
Quote: To : Alisha Jadi dong Aal, otw nih !
Gua melempar hape, lalu kembali menghempaskan tubuh dikasur. Ohiya, buat para cewek kalian sebaiknya jangan langsung percaya saat cowok kalian bilang udah otewe. Bisa aja sih dia emang beneran udah dijalan. Tapi dari pengalaman gua, cowok yang udah bilang otewe itu masih ribet dengan urusannya masing masing. Masih manasin motor, masih dandan, masih mandi, masih buang hajat, buang sial, buang calon generasi muda. Macem macem lah, gak bisa gua sebutin satu satu disini.
Setengah jam kemudian gua sudah ada didepan gerbang rumah Alisha. Terlihat dia sedang duduk diteras rumahnya sambil memainkan handphone. Ia tersenyum saat melihat kedatangan gua, lalu segera berjalan menghampiri tempat gua memberhentikan Richard.
By:Sales Kambing Seperti biasa, she's totally beautifull... Penampilannya sebenarnya sangat simpel, tapi tetap tak bisa menyembunyikan segala kecantikannya. Kemeja flanel berwarna ungu gelap, celana jeans hitam, sepatu c*nverse yang warnanya senada dengan baju yang ia kenakan, plus rambut hitamnya yang kali ini dibuat bergelombang dan dibiarkan tergerai cukup membuat mata gua tak berkedip memandangnya selama beberapa saat. Hingga tak sadar kalau sekarang ia sudah berada tepat didepan gua.
"hei bengong aja lo fan, jadi berangkat gak nih ?"
"eh maaf mbak, saya nggak melayani rute ojek ke kahyangan. Gimana kalau saya anter ke pelaminan aja ?" kata kata itu terlontar begitu saja dari mulut gua, sepertinya didalam diri gua sudah ada fitur automodus.
"hahaha masih sempet modus aja lo fan, modus lo gak ngaruh sekarang." jawabnya mengelak
"yee gak ngaruh kok mukanya merah gitu, hahaha." gua tertawa geli melihat wajahnya yang semakin memerah.
"ah udah deh fan ayo buruan berangkat, tadi katanya udah otw tapi kenapa baru nyampe sih ?"
"hehe, sori. Tadi masih baru bangun Al." jawab gua cengengesan, dan langsung dibalas dengan cubitan kecil yang bersarang dipinggang gua.
Tak ada yang lebih romantis dibanding berjalan berduaan membelah lengangnya jalur Tenggarong - Samarinda dengan mengendarai Richard. Walau sesekali vespa tua ini harus didorong gara gara mesinnya yang tiba tiba mati, tapi itu tak membuat guratan senyum diwajah Alisha berubah menjadi rona kekecewaan. Bahkan dengan bangga ia menolak tumpangan dari orang orang yang tak tega melihatnya berjalan sambil ikut mendorong motor tua ini.
"Enggak deh mas, makasih. gua lebih suka naik vespa daripada ninja." ucapnya sembari tersenyum, sangat manis. "Duh yang begini kok gak lo seriusin sih fan, malah nyeriusin cewek absurd yang sekarang udah jadi pacar orang." kalimat kalimat penyesalan itu terus berputar dikepala gua.
Setelah berjibaku melawan ganasnya jalanan, akhirnya kita sampai juga disebuah mall yang ada di
By:Sales Kambing Samarinda. Kita langsung berjalan menuju Garemdia untuk mencari buku yang kita butuhkan.
Beberapa saat kemudian gua melihat satu pasangan kekasih berjalan memasuki toko buku yang sama dengan yang kita masuki. Pasangan yang cukup serasi menurut gua, sama sama cantik dan tampan tapi juga sama sama absurd. Mereka mengenakan baju couple berwarna merah. Dhara memakai baju bertuliskan "He's mine !" sementara Firman memakai baju yang tulisannya "She's mine !. Mungkin menurut mereka ini romantis, tapi menurut gua justru norak. Gua gak tau mereka beneran norak apa gua aja yang cemburu sama Dhara. Tapi emang keliatan lebay banget kok.
Wanita Iblis 11 Dewa Linglung 9 Iblis Hitam Tangan Delapan Anak Harimau 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama