Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser Bagian 1
?"saat senja tiba, kau adalah hal pasti yang akan selalu kurindukan nafas yang akan selalu kuinginkan untuk sisa hidupku. mata disaat aku tidak lagi bisa
membedakan sisi di setiap warna. kau lah yang akan selalu kunanti
menutup kedua mataku saat nafas tak lagi bagian dari tubuhku.
Part 1 Halte bus siang itu agak penuh dengan calon penumpang. Salah satunya ane yang asyik memainkan game Metal Slug Defense lewat HP Android ane sembari menunggu bus datang. Sebenarnya ane malas naik bus umum, tapi berhubung tadi pagi motor kesayangan ane mogok ya apa boleh buat. Daripada nggak kuliah hari ini.
Pas game lagi loading, ane iseng-iseng melirik ke depan. Di depan ane ternyata berdiri seorang cewek berambut panjang sebahu. Kalo dilihat bodynya sih lumayan, Cuma nggak tahu wajahnya kayak gimana. Kan sekarang banyak tuh cewek BMW (Body Mengalahkan Wajah) hehehe. Mission Start..!! ahaa gamenya sudah mulai.
Pas lagi asyik-asyik main tiba-tiba cewek depan ane berteriak. Nggak keras sih tapi cukup menarik perhatian orang disekelilingnya. Si cewek lalu menoleh ke arah ane dengan muka bersungutsungut. Wih ternyata cewek itu cantik juga, tapi kenapa dia berteriak "
Hei mas, kok kamu colek-colek pinggul aku sih "! bentak cewek itu. Saya..?" ane cuma bengong melihat cewek itu marah-marah. Iya kamu ! Nggak usah pura-pura nggak tahu deh !! kata cewek itu lagi. Jangan asal kamu !! Aku sejak tadi main HP kok !! jawab ane nggak mau kalah.
Ane jadi emosi soalnya ane nggak melakukan apa-apa malah dituduh yang nggak2 kayak gitu. Tapi dasar cewek itu tetep aja nggak mau kalah, malah makin nyolot.
Halah cowok mesum kayak kamu mana mau ngaku !! kata cewek itu nggak kalah sengit. Ya ampun mbak.. saya sejak tadi maen HP kok, nih lihat !! jawab ane sambil menunjukkan layar HP ane yang pas lagi battle.
Cewek itu terdiam kayaknya dia mulai sadar kalo salah tuduh. Tapi suasana terlanjur ribut. Beberapa orang langsung memegangi ane mungkin berniat mengamankan atau mungkin dibawa ke kantor polisi atau malah digebukin dulu. Soalnya waktu itu emang lagi banyak pemberitaan tentang pelecehan seksual di halte bis yang menimpa cewek2 ABG, jadi wajar masyarakat agak sensitif. Aduh tamat nih riwayat ane bakalan dihajar massa, begitu pikir ane pasrah.
Untunglah di saat genting ada seorang ibu-ibu yang menolong ane. Dia bilang kalau dia sejak tadi lihat ane mainin HP. Akhirnya ane dilepaskan, dan beberapa orang yang memegang ane tadi minta maaf, padahal baju ane udah teranjur berantakan. Bahkan headset ane yg ane gunakan bua t maen game sampai putus sebelah. Ane juga sempet merasa tadi ada yg ngeplak ane dari belakang.
Ternyata biangnya yaitu gulungan kertas bahan presentasi yang menonjol keluar dari tas cangklong ane. Kayaknya tuh kertas yang mengenai pinggul cewek itu. Dan kampretnya, cewek sontoloyo tersebut menghilang entah kemana. Mungkin dia malu soalnya salah nuduh orang. Tapi tetap aja ane udah sakit hati gara-gara dipermalukan di depan orang banyak.
Adduuhh sial sial sial !! Tapi yaa udahlah anggap aja ini hari apes ane. Daripada dipikirin terus malah bikin baper. Biar aja tuh si cewek ane sumpahin dapet karmanya besok, moga -moga ketemu molester beneran di bus. Karena udah terlanjur ilfill, ane putuskan keluar dari halte. Mending ke kampus naik taksi aja. Gak apalah biar mahal tapi nyaman.
Part 2 "Ya gitu deh ceritanya, apes bener hari ini. " kata ane.
"Waduh gila tuh cewek. Nggak nyadar apa ulahnya hampir bunuh orang. Kalau kamu digebukin sampai mati gimana " " jawab Irfan.
"Kupret lo, emang aku begal digebukin sampai mati " " sahut ane rada sewot. "Wehehehe .."
Irfan nggak menjawab cuma merenges aja sambil tetap menatap layar TV sambil memainkan joystick. Pas disela-sela jam kuliah, ane sempatkan diri mampir ke rental Playstation bareng Irfan. Ane sama dia emang akrab soalnya kami punya satu hobby, suka maen game sepak bola Pro Evolution Soccer. Dan skill kami kebetulan setara jadi seru kalau bermain tanding. Ane suka memakai klub Manchester United sedangkan Irfan idolanya Real Madrid.
"Anjritt kok bisa sih "! " teriak ane setelah Ronaldo berhasil membobol gawang ane. "Ya bisa dong, Ronaldoooo.. " ledek Irfan. Maklum dia ngefans banget sama Ronaldo. "Ntar ntar aku ganti formasi dulu " sungut ane sambil memencet tombol start berulang -ulang. "Cepetan udah mau habis nih jamnya. " jawab Irfan.
"Iya bentar kok. " kata ane sambil memilih menu "formation" "Woi Vin. " panggil Irfan.
"Iya bentar napa. " jawab ane yang masih ngutak-ngutik posisi pemain. "Cewek yang di halte tadi cakep nggak " " tanya Ifran.
"Mmmmmmm... " ane nggak njawab cuma berguman. "Woiii Vin cakep nggak " " tanya Irfan lagi.
"Ngomong yang lain ngapa sih " " jawab ane sambil memencet tombol start dan pertandingan pun dimulai lagi.
"Lagian juga nggak bakal ketemu lagi sama dia. " jawab ane lagi.
"Berarti dia cantik dong. Soalnya kamu agak ragu jawabnya. Kadang kan cowok sering malu memuji cewek yang bikin dia sebel. " kata Irfan sok tahu.
"Halah filsafat kamu emang aneh-aneh. " jawab ane. "Sama Wulan cakep mana " " tanya Irfan lagi. "Waaahh jauh !! " kata ane refleks.
"Jauh gimana " Jauh lebih cakep atau jauh lebih jelek " " kata Irfan agak meledek.
Goaal !! Lagi-lagi team ane kebobolan. Konsentrasi ane jadi buyar gara2 diajak ngomong terus sama Irfan. Apalagi dia nyecer sampai bikin ane keceplosan.
"Kok kamu bawa-bawa Wulan sih " " protes ane.
"Lho emang kenapa " Kan sama-sama cewek. " kata Irfan sambil nyengir. "Trus maksud tadi kamu bilang jauh itu gimana " " tanya Irfan lagi.
"Ya jauh lah, cewek yg di halte udah item, wajahnya kampungan, 11-12 sama kelakuannya. " kata ane ngasal.
"Udah ya nggak usah bahas dia lagi. " timpal ane lagi. "Hehe iya deh. " kata Irfan.
"Terus kamu sama Wulan udah sampai mana " " "Malah nanya itu lagi. "
Tiba-tiba pet, TV di depan kami mati yang menandakan waktu kami menyewa PS udah habis. Ane lalu ngasih ke Irfan sejumlah uang buat bayar. Kami jika menyewa memang selalu patungan. Tapi kadang ane yang bayar full terutama jika sudah tanggal tua. Maklum si Irfan anak kos yang tau sendiri lah gimana kondisi ekonomi anak kos jika lewat tanggal 25.
Part 3 Seperti biasa, kuliah berjalan membosankan, dan ane sejak tadi berkali -kali menguap. Di sebelah ane duduk mahasiswa yang nggak ane kenal. Sedangkan Irfan duduk di bangku paling belakang karena itu memang tempat favoritnya, sedangkan ane lebih suka di deretan tengah. Tapi jangan salah, meski duduk di belakang, Irfan termasuk mahasiswa yang rajin, nilai -nilai ujiannya selalu bagus-bagus dan langganan dapet A. Padahal dari penampilan si Irfan udah nggak meyakinkan, kemeja dan celana jeans lusuh serta rambut gondrong, meskipun gondrongnya rapi dan terawat.
Eh si Wulan mana " Ternyata Wulan duduk di barisan nomor 2 dari depan yang kebanyakan berisi mahasiswi. Ane perhatiin dia dari belakang. Dia tampak khusuk menyimak pelajaran dari dosen sembari sesekali mencatat. Tiba-tiba dia menoleh ke belakang, rupanya mau meminjam tip-ex. Nggak sengaja dia melihat ke arah ane dan kami saling bertatapan. Dia tersenyum manis dan ane juga membalas senyumannya. Tiba-tiba HP ane bergetar, rupanya ada pesan WA masuk. Ah elah WA dari Irfan yang bunyinya "Ciee ciee... ". Njirrr, si kampret ini rupanya tahu kalau ane bertatapan mata dengan Wulan. "Ciee ciee palelu " bales ane.
Ane akui ane emang akrab dengan Wulan. Maksudnya dari semua teman cewek di kampus, cuma Wulan yang ane kenal baik. Dia bukan cewek yang neko-neko, dan lebih dewasa dibanding cewekcewek sebayanya. Setiap kuliah juga bajunya selalu sopan, dengan kemeja dan celana panjang yang nggak ketat. Dia sering banget membonceng ane kalau pulang kuliah, karena dia mau turun di halte bus yang kebetulan searah dengan ane. Juga malah kadang ane ke rumahnya buat ngajarin materi kuliah yang dia nggak paham. Makanya ane selama ini digosipkan kalau pacaran dengan Wulan. Padahal Wulan sebenarnya sudah punya pacar yang bernama Yovie, cuma dari universitas yang berbeda. Beberapa kali ane ketemu dengan Yovie kalau kebetulan pas menjemput. Ya cuma karena beda jadwal, sehingga Yovie nggak bisa sering-sering jemput Wulan. Yovie juga udah tahu kalau Wulan sering nebeng ane, dan sepertinya dia percaya sama ane.
Ane nggak tahu hubungan Wulan dengan pacarnya gimana karena memang dia nggak pernah cerita, dan ane sendiri juga malas kepoin hubungan orang karena emang nggak ada untungnya. Yang jelas ane menghormati Wulan dan Yovie sebagai teman dan nggak mungkin menkhianati persahabatan kami. Tapi ane juga nggak munafik kalau ane juga lama -lama ada rasa dengan Wulan, seperti ungkapan rasa ada karena terbiasa . Apalagi Wulan termasuk cewek sempurna di mata ane. Makanya ane tadi rada sewot sama Irfan karena dia berani-beraninya membandingkan Wulan dengan cewek urakan di halte. Meskipun ane juga mengakui kalo cewek di halte tadi juga lumay& ah sudahlah&
Vin, aku bonceng ya " pinta Wulan pas kami ketemu di lobby kampus.
Wah sorry Lan, motorku bermasalah tadi pagi. Tadi aku naik taksi. jawab ane. Yaah aku harus jalan kaki lagi dong. kata Wulan.
Eh kebetulan aku juga mau naik bis. Kita bareng aja ke halte. Daripada kamu sendiri. ajak ane. Bentar Vin.. kata Wulan sambil mengambil HP-nya yang tiba-tiba berdering. Ya halo Yov.. jawab Wulan yang ternyata telpon dari Yovie. Iya aku masih di kampus& & . Oke aku segera ke depan. Dari Yovie ya " tanya ane.
Iya Vin, ternyata dia jemput aku. Sorry aku duluan ya. Wulan pun pergi sambil melambaikan tangan.
Ane nggak menjawab dan cuma melambaikan tangan. Ane lihat dari jauh si Wulan nyamperin Yovie yang memang sudah menunggu di luar halaman kampus naik motor Honda CB150R-nya. Keduanya terlihat bercakap-cakap sebelum Yovie memberi Wulan helm dan keduanya pergi. Entah mungkin mereka setelah ini makan siang bareng atau jalan-jalan ke mall. Ane jelas bukan tandingan Yovie, yang secara postur jauh lebih gagah, lebih ganteng dan dari keluarga berada. Dengan lesu ane berjalan keluar halaman kampus menuju halte bus.
Part 4 Sampai di rumah ane langsung bawa motor ane yang mogok ke bengkel. Untung saja ada bengkel nggak jauh dari rumah ane. Ternyata penyebabnya sepele, cuma harus ganti busi. Tapi tetap aja bikin ane sial dua kali. Pertama ketemu dengan cewek kampungan di halte dan kedua bikin ane gagal boncengin Wulan. Ups.. ane masih aja ngarepin Wulan padahal mungkin aja sekarang dia lagi jalan-jalan sama Yovie. Sadar woii.. sadar..!! ane memaki-maki diri ane sendiri.
Pas lagi membayar di kasir tiba-tiba HP ane berbunyi. Rupanya ibu menelepon. "Vin udah selesai motormu " " tanya ibu ane.
"Udah bu, ini aku mau pulang. " jawab ane.
"Ya udah ini Dina udah siap, kamu cepet ke sini. " kata ibu ane. "Iya bu. " jawab ane.
Dina adalah adik perempuan ane berumur 10 tahun. Anaknya sangat aktif dan menyukai olah raga sehingga sama bapak diikutkan les karate. Udah sebulan ini Dina ikut les tersebut dan sepertinya dia sangat antusias sekali. Selama ini bapak yang mengantar Dina, tapi kebetulan hari ini beliau ke luar kota sehingga ane yang dapet tugas mengantar. Awalnya bapak nawarin ane ikut karate juga tapi ane menolak. Soalnya ane lebih suka olahraga bola basket daripada beladiri.
Dari bengkel ane menuju rumah untuk menjemput Dina, kemudian langsung menuju ke tempat les karate tersebut. Lokasinya nggak jauh dari rumah sekitar 3 kilometer. Dina ikut kelas anak-anak seminggu dua kali dari jam 16.00 sampai jam 18.00. Saat sampai di depan gedung sasana tersebut, Dina langsung menarik tangan ane menuju ke dalam gedung. Ane rada canggung juga soalnya ini baru pertama kalinya ane masuk ke sasana tersebut. Meskipun gedung sasana dari luar terlihat nggak begitu besar tapi ternyata ada aula cukup luas di dalamnya. Di sana udah berkumpul anakanak seumuran Dina memakai seragam karate bersabuk putih. Selain buat latihan karate, aula ini sepertinya juga digunakan untuk bermain bulu tangkis dan kegiatan lain soalnya selain ada court lines di lantai, juga ada speaker besar di pojok-pojok aula.
"Guru karatenya yang mana Din " " tanya ane.
"Selamat sore Dina... " sapa seorang cewek dari belakang kami dengan ramah. "Kak Shela, selamat sore kak. " jawab Dina dengan ceria.
Ane pun ikutan menoleh kebelakang dan .... anjrittt.. ane kaget setengah mati dan nggak percaya dengan siapa yang menyapa Dina barusan. Ternyata dia cewek sontoloyo di halte bis siang tadi, dan dia sekarang berdiri di depan ane dan Dina, memakai seragam karate dengan sabuk hitam dan rambutnya kini dikucir model ponytail. Ternyata dia instruktur karate Dina selama ini.
"Kamu ?" " dia pun nggak kalah kagetnya melihat ane.
"Kak kenalin ini Kak Shela, guru karate Dina. " kata Dina dengan polosnya.
"Ya udah ayo kita berkumpul Din. " kata cewek itu sambil menggandeng Dina, kemudian me lirik dengan sinis ke ane.
Ane cuma bisa bengong. Pengen rasanya ane mengajak Dina pulang saat itu juga, tapi ntar pasti ane dimarahi orang tua ane. Rupanya dia pinter karate, pantes aja belagunya setengah mati. Sebenarnya Dina mau ane tinggal pulang ntar dua jam ane balik lagi, tapi nggak jadi soalnya ane rada kuatir Dina diapa-apain sama cewek itu. Akhirnya ane duduk di bangku di pinggir aula sambil memperhatikan latihan karate tersebut.
Part 5 Sudah hampir satu jam latihan karate tersebut berjalan, dan apa yang ane takutkan nggak terjadi. Shela melatih anak-anak itu dengan ramah namun tegas, dan sepertinya dia memang sudah pengalaman. Dan anak-anak didiknya semua patuh pada instruksi-instruksi gerakan yang diberikan Shela. Dia nggak bosan-bosannya menegur anak didiknya yang melakukan kesalahan dalam memasang kuda-kuda atau gerakan lainnya. Dan dia melakukannya dengan ramah dan sabar. Pantas saja Dina dan teman-temannya terlihat menyukai Shela. Sebenarnya ane malas mengakuinya, tapi dia benar-benar instruktur karate yang sangat ideal.
Oke semuanya, kita istirahat dulu sepuluh menit. teriak Shela sambil bertepuk tangan.
Wah rupanya ada jeda istirahat sepuluh menit. Ya wajar aja sih, soalnya pesertanya anak-anak sehingga porsi latihan juga tidak terlalu berat. Shela kemudian berjalan menuju ke arah ane. Waduh mau apa lagi nih cewek, tanya ane dalam hati. Ternyata ane duduk di dekat sport bag milik dia, yang berada sekitar dua meter dari posisi ane duduk. Walah bego banget sih, tahu gitu ane pindah duduk dari tadi. Shela membuka sport bag-nya dan mengeluarkan sebotol air mineral. Sambil minum, sempat-sempatnya dia melirik lagi ke arah ane, dengan pandangan sinis dan meremehkan. Bener-bener belagu nih cewek. Ane melihat ke arah Dina, dan dia lagi asyik ngobrol dengan temantemannya. Kebetulan nih, ane mau bikin perhitungan dengan nih cewek belagu. Ane kemudian berdiri dan mendekati Shela.
Gara-gara kamu, aku nyaris digebukin di halte. kata ane dengan ketus. Oh gitu ya. jawab Shela sambil menutup botol air mineralnya.
Enak banget kamu jawab. Nggak sadar apa kamu hampir bikin celaka orang "! kata ane agak keras. Soalnya ane udah emosi banget.
Memang kenapa " Siapa tahu kan kamu memang usil. jawab Shela enteng. Usil apaan " Kamu aja yang kege eran. Dasar cewek gatel. jawab ane.
Apa kamu bilang "! Bilang sekali lagi aku tonjok mukamu. jawab Shela agak keras. Ahaa.. rupanya Shela juga kepancing.
Tuh kan. Belum apa-apa udah main ancam. Cewek kalau ikut karate emang biasanya belagu sih. jawab ane sambil tersenyum mengejek.
Udah ah. Terserah kamu. Buang-buang waktu aja meladeni orang kayak kamu. jawab Shela dengan ketus sambil memalingkan muka.
Lho yang bikin masalah siapa yang marah siapa. Dasar aneh. kata ane gak mau kalah. Terus sekarang apa maumu " tanya Shela.
Yaa orang kalau salah ya minta maaf lah. jawab ane.
Apa " Minta maaf " Kenapa aku harus minta maaf sama kamu " tanya Shela lagi.
Bener kan makin kelihatan sifat asli kamu. Sebagai seorang guru karate, ternyata akhlak kam u nol. kata ane sambil mengacungkan jempol ke bawah.
Jangan ngomong sembarangan ya ! Tahu apa kamu soal akhlak aku " bentak Shela.
Ane nggak menjawab, tapi tetap tersenyum mengejek. Ternyata gampang banget memprovokasi Shela. Makin kelihatan kalau ternyata dia nggak sebaik dan seramah saat melatih anak-anak tadi.
Baiklah aku akan minta maaf ke kamu. Tapi ada satu syarat. kata Shela sambil mengacungkan jari telunjuk.
Syarat apaan " tanya ane penasaran.
Aku bakal minta maaf jika kamu bisa menjatuhkan aku dalam latihan sparring. jawab Shela. Apa " Aku bertanding melawan kamu " tanya ane lagi.
Yang bener saja, aku nggak mau berantem melawan cewek. Bisa turun harga diriku. kata ane lagi. Alaaa.. bawa harga diri segala. Bilang aja kamu takut. tanya Shela dengan nada mengejek.
Tapi ane memang rada keder juga. Meskipun postur Shela lebih kecil daripada ane tapi dia penyandang sabuk hitam. Setahu ane seorang instruktur biasanya tingkatannya udah DAN 2 keatas. Dan ane lihat di ujung sabuk Shela ada dua garis emas yang menunjukkan kalau dia memang udah DAN 2. Buset, ane yang nggak pernah berlatih beladiri melawan penyandang sabuk hitam DAN 2 mah sama saja bunuh diri. Lalu pas ane lihat dia memberi contoh gerakan jurus tendangan dan pukulan pada anak-anak, gerakannya sangat mantab dan gesit sekali, menandakan kalau Shela memang benar-benar terlatih.
Kenapa diam saja " Kamu takut " tanya Shela lagi. Siapa takut " Ayo, kapan waktunya. ane menantang balik.
Baik, aku tunggu kamu di sini jam 7. Kalau kamu nggak datang berarti kamu memang takut. kata Shela sambil ketawa sinis.
Shela kemudian kembali berkumpul dengan anak-anak didiknya dan kembali memulai latihan. Ya ampun, apa yang harus ane lakukan " Kenapa juga ane harus menerima tantangan Shela. Sepertinya dia memang berniat mempermalukan ane. Lagipula kalo ane nggak datang, udah pasti ane bertindak pengecut. Tapi kalau ane sampai kalah melawan cewek, pasti malu juga. Akhirnya ane bulatkan tekad, terserah apapun hasilnya yang penting ane bakalan memenuhi tantangan Shela.
PART 6 Akhirnya sesi latihan karate selesai tepat pukul 18.00. Para orang tua sudah pada datang ke aula untuk menjemput anak-anaknya masing-masing. Dina berlari dengan riang ke arah ane dan ane pun menyambutnya. Tapi ane sempatkan melirik ke Shela, rupanya dia sedang mengobrol dengan seorang bapak yang merupakan orang tua salah satu anak didiknya. Sepertinya Shela menjelaskan perkembangan anaknya bapak tersebut. Dia menjelaskan dengan semangat sambil sesekali tersenyum. Beda sekali dengan sosok Shela yang tadi ribut dengan ane.
"Kak ayo pulang. " kata Dina sambil menarik baju ane. "Iya.. iya. " jawab ane sambil menggandeng tangan Dina keluar aula.
"Dina, sampai jumpa hari Sabtu ya. " tiba-tiba Shela udah di depan kami sambil melambaikan tangan.
"Iya kak, sampai jumpa besok. " jawab Dina sambil balas melambaikan tangan.
Tapi ekspresi Shela yang awalnya ceria langsung berubah saat melihat ke ane. Dia menatap ane dengan tatapan sinis, persis seperti tadi, dan langsung membuang muka kemudian ngeloyor masuk ke aula. Hiiihh pengen kujitak rasanya cewek sombong itu dari belakang, gerutu ane dalam hati.
"Kak, tadi kakak berantem ya sama Kak Shela " " tanya Dina.
"Ah enggak kok. Kapan " " kata ane mengelak. Waduh, rupanya Dina sempat memperhatikan saat kami ribut tadi.
"Tadi pas jam istirahat, Dina lihat kok. Jangan-jangan kakak pacaran sama Kak Shela, ya " " tanya Dina lagi.
Ya elah nih anak, kecil-kecil dan tahu pacaran segala, efek kebanyakan nonton sinetron nih. Ane nggak menggubris pertanyaan Dina dan langsung menariknya ke parkiran motor. Ane pun langsung mengantar Dina pulang. Sampai di rumah sekitar jam setengah tujuh, ane langsung pamit sama ibu dengan alasan ke tempat temen. Padahal ane langsung balik ke sasana karate terse but buat memenuhi tantangan Shela. Saat sampai di sana, sasana tersebut sudah sepi.
Dengan perasaan dag dig dug ane menuju aula tempat latihan tadi. Ternyata Shela sudah menunggu ane di sana. Kali ini dia nggak memakai seragam karate, melainkan kaos oblong putih dengan bawahan celana training panjang. Saat ane datang, Shela lagi duduk di atas matras sambil mainin HP. Sepertinya dia yang menyiapkan sendiri matras-matras tersebut.
"Datang juga kamu. Ternyata nyalimu gede juga. " kata Shela sambil tersenyum mengejek.
Ane nggak menjawab dan setelah melepas jaket & sepatu, ane berjalan ke atas matras. Meskipun keliatan pede tapi perasaan ane nggak karuan. Jantung ane berdebar-debar terus. Duh gusti.. seandainya waktu bisa diputar, pas sore tadi mending ane diem aja nggak usah mengajak ribut Shela. Tapi mau gimana lagi, kalau ane mundur udah pasti Shela bakalan mengejek ane habishabisan. Tiba-tiba Shela berdiri dan melempar sesuatu ke ane dan ane reflek menangkapnya. Ternyata sepasang hand-glove berwarna merah, yang gunanya melindungi tangan dan tubuh dari benturan saat memukul, yang biasa digunakan saat latih tanding di olah raga beladiri. Tapi bagaimana cara memakainya " Ane kesusahan saat berusaha memasukkan tangan ane ke hand - glove itu.
"Gimana sih " Gitu aja nggak bisa. Sini aku ajari. " kata Shela sambil mendekati ane dan langsung meraih tangan ane.
"Gini lho. Dibuka dulu kancingnya lalu tanganmu dimasukkan. " kata Shela lagi sambil memakaikan hand-glove ke tangan ane satu demi satu.
Ane memperhatikan Shela memakaikan hand-glove tersebut ke kedua tangan ane. Diam-diam ane memandangi wajahnya yang harus ane akui lumayan cakep. Bahkan mungkin lebih cakep dari Wulan. Usianya sepertinya seumuran sama ane. Cuma ya itu, songongnya minta ampun. Setelah selesai memakaikan hand-glove ke tangan ane, Shela lalu memakai hand-glove miliknya yang berwarna biru. Kemudian kami berdua menuju ke tengah-tengah matras dan saling berhadaphadapan.
"Ingat, kalau aku bisa bikin kamu jatuh, tepati janjimu. " kata ane. "Heh, yakin bener kamu bisa mengalahkan aku. " jawab Shela.
"Begini saja, aku kasih kamu tiga kesempatan. Jadi aku menang jika berhasil memukul jatuh kamu tiga kali, sedangkan kamu bisa menang dengan sekali saja menjatuhkan aku. Bagaimana " " kata Shela penuh percaya diri.
"Boleh. " jawab ane pendek.
"Kamu siap " " tanya Shela sambil memasang kuda-kuda.
"Kapanpun, tuan putri. " kata ane sambil nggak kalah pede sambil memasang kuda -kuda seadanya.
Sparring pun segera dimulai. Meskipun Shela ngasih ane tiga kesempatan, tetap aja ane tegang setengah mati. Keringat dingin langsung mengucur deras. Tahu sendirilah siapa lawan di depan ane. Shela gggak hanya sekedar penyandang sabuk hitam tapi sabuk hitam DAN 2. Apalagi melihat ekspresi Shela yang serius sekali, yang sepertinya bener-bener ingin menghajar ane.
Part 7 Ane perhatikan terus Shela tanpa berkedip sedetikpun, takut kalau dia tiba -tiba menyerang mendadak. Tapi ane inget kalau di film-film action, saat adegan berantem, justru yang sering kalah adalah yang pertama kali menyerang. Karena sepertinya ilmu beladiri seperti karate dan sejenisnya ada teknik khusus untuk meng-counter serangan lawan. Jadi kalau ane menyerang duluan pasti Shela udah menyiapkan teknik buat melakukan counter.
"Kenapa " Kok kamu cuma diem aja " " tanya Shela sambil tetap memasang kuda-kuda. "Baik kalau gitu, aku yang menyerang duluan. " kata Shela lagi.
Tiba-tiba dia melancarkan pukulan cepat ke arah dada kiri ane. Ane yang nggak sempat menghindar hanya bisa menangkis dengan tangan kiri. Ternyata pukulan Shela kuat sekali sampai ane terhuyung-huyung beberapa langkah. Belum sempat ane memperbaiki posisi tiba -tiba Shela langsung melancarkan tendangan tepat ke perut ane. Untung ane sempat menangkis dengan tangan kanan tapi tetap saja ane nggak kuasa menahan kuatnya tendangan Shela sehingga ane langsung terjatuh ke matras.
"Satu kosong. " ejek Shela.
Sial, yang ane takutkan terjadi. Gerakan Shela sangat cepat dan tenaganya juga kuat sekali. Ane nggak habis pikir bagaimana mungkin cewek dengan postur seukuran Shela yang bahkan tidak lebih besar dari Wulan bisa kuat banget seperti itu. Kedua tangan ane terasa kesemutan plus linu semua akibat menangkis serangan Shela tadi, padahal dia memukul dengan tangan memakai hand - glove. Untung aja ane berhasil melindungi perut dan dada ane. Ane kemudian berdiri dan kembali memasang kuda-kuda. Masih ada dua kesempatan lagi, dan kali ini ane nggak boleh lengah, begitu pikir ane.
"Bagaimana " Masih lanjut " " tanya Shela dengan senyum mengejek. "Cerewet kamu. " jawab ane dengan ketus.
Lagi-lagi Shela membuka serangan. Kali ini dia melancarkan pukulan ke arah wajah ane. Ane spontan menangkis dengan tangan kiri, tapi tetap saja bikin ane sempoyongan. Nggak mau kalah ane langsung membalas dengan melancarkan tendangan ke arah pinggang Shela. Tiba-tiba Shela menepis tendangan ane dengan kedua tangan disusul kaki kanannya menjegal kaki kiri ane dan gedebuk !! Ane dengan sukses kembali terjatuh ke matras dengan posisi terjengkang.
"Dua kosong !! " teriak Shela dengan pongahnya.
Ane hanya bisa tergeletak di matras dengan menahan sakit di sekujur badan. Tinggal satu kali lagi kesempatan. Tapi bagaimana caranya ane menjatuhkan cewek ini " Yang ada malah ane dua kali terjerembab dengan mudahnya ke matras. Ternyata saat menyerangpun, Shela juga mampu melakukan counter dengan sempuna. Refleks yang sangat luar biasa. Benar-benar cewek monster. Dengan badan terasa cenat-cenut ane bangkit berdiri kembali. Dengan berkacak pinggang, Shela memandang ane dengan ekspresi khasnya, sinis dan angkuh.
"Masih mau lanjut " Atau mau mundur " " ejek Shela. "Masih ada satu kali lagi kan " " jawab ane.
"Mau sepuluh kalipun, tetep nggak mungkin kamu bisa mengalahkan aku. " kata Shela dengan tertawa mengejek.
"Nggak usah banyak mulut kamu !! Dasar cewek sombong !! " bentak ane.
Ane kembali memasang kuda-kuda. Begitu juga Shela. Sepertinya dia bakalan menyerang ane lagi. Tinggal satu kali kesempatan, tapi ane juga nggak yakin kalau ane bisa bertahan dari serangan Shela.
Part 8 Sudah ane duga Shela menyerang lagi. Kali ini dia kembali menyarangkan pukulan ke pipi ane dan spontan ane menangkis dengan tangan kiri, disusul dengan pukulan berikutnya dengan bertubi - tubi ke arah badan ane. Ane mati-matian menangkis sambil berusaha jangan sampai jatuh. Sepertinya Shela bernafsu banget menjatuhkan ane secepat mungkin. Ane kemudian membalas dengan menyarangkan pukulan tangan kiri ane ke arah wajah Shela tapi dia bisa menghindar dengan mudah. Dan dengan refleks dia melancarkan tendangan andalannya. Bukkk!! Tend angannya sangat kuat tepat ke pinggang belakang ane sehingga ane nyaris jatuh tersungkur.
Ah ane belum jatuh, belum kalah, tapi pinggang ane nyeri banget serasa mau patah. Melihat ane belum jatuh, Shela kembali bermaksud menyarangkan pukulan sekaligus menyudahi perlawanan ane. Dengan putus asa ane memukul sekuat tenaga ke arah Shela. Bukkk !! Diluar dugaan, ternyata pukulan ane berhasil mengenai telak ke wajah Shela yang membuatnya langsung sempoyongan dan jatuh terduduk.
"Dua satu ! " seru ane sambil tersenyum lebar.
"Gimana, aku menang kan " Makanya jangan sombong !! " kata ane lagi sambil memandang Shela yang masih terduduk.
Ane senang banget karena ane berhasil menjatuhkan Shela dan sekaligus berhasil memberi pelajaran cewek songong itu. Lho tapi kenapa Shela sejak tadi menunduk terus sambil memegangi hidungnya " Ane kaget banget melihat darah segar menetes dari wajah Shela. Ternyata hidungnya mimisan akibat kena pukulan ane tadi. Ane pun agak panik juga, apalagi darah yg menetes lumayan banyak sampai mengenai matras.
"Di mana kotak P3K " " tanya ane.
"Ada di tasku. " jawab Shela sambil tetap menutupi hidung.
Ane langsung berlari ke bangku dimana sport-bag Shela berada. Bener di dalam tas memang ada kotak P3K mini berwarna putih. Ane kemudian duduk di depan Shela dan mengambil kapas dari kotak P3K.
"Tempelkan kapas ini di hidung kamu. Keluarkan darah yang ada di dalam. Jangan kamu tahan. " kata ane sambil memberi kapas ke Shela.
"Usahakan kepalamu agak menunduk ya, biar darah nggak tertelan. " lanjut ane lagi.
Shela pun menurut. Ane bantu mengusap hidungnya pakai kapas. Akhirnya setelah beberapa menit,
darah berhenti menetes dari hidung Shela.
"Nah sekarang tekan hidungmu sampai darahnya benar-benar berhenti keluar, napasnya pakai mulut. " kata ane sambil memperagakan menekan hidung.
"Hidungmu nggak papa kan " Maksudku nggak patah " " tanya ane memastikan.
Shela nggak menjawab cuma menggelengkan kepala. Ane agak lega, moga-moga nggak kenapakenapa nih cewek. Meskipun ane sebel tapi lama-lama ane nggak tega juga melihat dia berdarahdarah gitu. Ane kemudian duduk di sebelah Shela, yang masih tetap memegangi hidungnya.
"Masih keluar darahnya " " tanya ane. "Kayaknya udah nggak. " jawab Shela pelan.
Beberapa menit telah berlalu, kami masih duduk bersebelahan di matras dan nggak berbicara satu sama lain. Ane nggak berani mengajak bicara Shela karena ane bener-bener canggung, dan sepertinya Shela juga begitu. Ya gimana nggak, soalnya sejak pertama kali bertemu kami kan langsung ribut. Tapi ane penasaran apa Shela masih marah sama ane " Ane memberanikan diri melirik ke arah Shela, eh ternyata dia juga melakukan hal yang sama. Kami pun saling berpandangan.
"Apaan sih " " tanya Shela sambil tersenyum. "Lha kamu yang apaan " " jawab ane balas tersenyum.
Suasana yang tadinya bener2 awkward sekarang jadi agak cair, meskipun belum cair-cair amat. Ya namanya juga habis berantem.
Part 9 Hidungmu masih sakit " tanya ane berbasa-basi. Dikit. jawab Shela singkat sambil memegangi hidungnya.
Maaf, aku nggak sengaja. Tadi aku cuma asal memukul, nggak tahu kena hidung kamu. kata ane rada menyesal.
Udahlah nggak papa, ntar juga sembuh sendiri kok. kata Shela.
Tapi aku belum ngaku kalah lho. Lain kali kita harus tanding ulang. kata Shela lagi sambil menunjuk ke arah ane.
Sparring lagi "! Nggak mau ah !! seru ane sambil melambaikan tangan. Lho kenapa " Takut yaa.. kata Shela sambil tersenyum meledek.
Ya iyalah aku takut. Kamu kuat banget. Tenagamu gedhe, kayak kuli pasar. kata ane gantian meledek.
Bilang apa barusan " Mau aku pukul lagi " seru Shela sambil mengangkat kepalan tangannya. Nggak.. nggak.. aku bercanda. Kamu cewek yang anggun kok. kata ane sambil mengacungkan ibu jari.
Awas ya kalau kamu ngatain aku lagi. jawab Shela sambil cemberut.
"Maksudku dari pada cowok cewek berantem, kan lebih baik jalan-jalan, nonton bareng..." kata ane sambil menyatukan ujung telunjuk.
"Ooohh.. jadi ceritanya kamu ngajak aku nonton " " cetus Shela sambil memandang ane penuh arti. "Yaa.. ehhh.. " ane bener2 salting. Kok ane ngomongnya sampai kesitu sih "
Tapi aku serius Shel, kamu kuat banget padahal badanmu kecil. Tanganku sampai sekarang masih ngilu gara-gara menangkis pukulanmu. kata ane berusaha mengalihkan pembicaraan. Oh itu " Jangan salah. Kalo soal kekuatan mungkin aku nggak lebih kuat dibanding kamu. kata Shela tersenyum.
Maksudmu " tanya ane penasaran.
Gini aku jelasin. Rata-rata tiap ilmu beladiri ada teknik khusus dalam memaksimalkan kekuatan pukulan. Mungkin style-nya beda-beda tapi secara dasar hampir sama. Ingat ya, bukan menambah tapi memaksimalkan. " jelas Shela dengan antusias.
"Nih aku kasih contoh. lanjut Shela sambil duduk tepat di depan ane.
Mau apa dia, pikir ane " Tiba-tiba.. whuttt& Shela melancarkan pukulan tepat di depan wajah ane. Tapi nggak sampai mengenai, melainkan hanya berjarak beberapa senti saja dari hidung ane.
Itu tadi contoh pukulan yang sering dilakukan orang awam, termasuk pukulanmu yang tadi. " kata Shela kemudian.
Yang bikin kamu mimisan " tanya ane sambil nyengir. Dengerin !! bentak Shela.
I..iya.. maaf. galak bener nih cewek, batin ane. Bandingin sama yang ini. Awas jangan bergerak.
Shela melancarkan pukulan lagi seperti tadi ke wajah ane& wusshh& Ane merasakan ada seperti hembusan angin, yang menandakan kuatnya pukulan Shela. Ane langsung menelan ludah. Hiii... kalau beneran kena mungkin ane langsung koit kali ya.
Gimana " Beda kan " tanya Shela.
Iya beda banget. Jauh lebih kuat yang kedua. jawab ane.
Padahal tenaga yang dikeluarkan sama. Jika teknik memukulnya benar, maka tenaga yang keluar bisa dimaksimalkan hingga mendekati seratus persen. " papar Shela.
"Kayaknya menarik juga ya belajar beladiri itu. " jawab ane.
"Sepertinya kamu berbakat deh. Aku lihat tadi gerakanmu juga lumayan. Mungkin kamu perlu ikut les karate juga. Aku bisa bantu daftarin kamu. " bujuk Shela sambil menepuk pundak ane. "Nggak deh. Aku nggak minat. Aku lebih suka basket soalnya. " jawab ane mengelak. "Gitu yah. Padahal kamu bener-bener berbakat lho. Apalagi badanmu kan tinggi. " kata Shela. "Eh tunggu. Kalau misalnya aku ikut les, apa instrukturnya kamu " " tanya ane. "Nggak lah. Aku masih DAN 2, cuma diijinkan buat melatih murid anak-anak. " jawab Shela. "Kalau muridnya seumurmu, pelatihnya biasanya para senior yang udah DAN 4 atau yang udah bergelar sensei. " lanjut Shela lagi.
"Ada instruktur ceweknya nggak " " tanya ane bercanda.
"Setahu aku sih nggak ada. Semuanya cowok. Emang ngapain sih pake pilih-pilih segala " " Shela bertanya balik.
"Oooh ya iya aku mengerti. Ternyata gitu ya niat kamu ikut les. " kata Shela dengan ketus sebelum ane sempat menjawab.
"Bukan.. bukan begitu Shel.. aku cuma.. " ane gelagapan menjawabnya. "Dasar nyebelin !! Udah ah !! " seru Shela sambil beranjak berdiri. "Lho kamu mau kemana " " tanya ane sambil memandang Shela. "Pulang !! " bentak Shela.
Yaa elah salah ngomong lagi ane.
Part 10 Ane mendekati Shela yang lagi mengambil sweater dari sport-bag-nya. Wajahnya terlihat bersungut-sungut. Meskipun dia ngambek, ane yakin itu nggak akan mempengaruhi hubungan kami yang udah baikan. Namanya juga cewek lagi ngambek, paling cuma bentar.
Shel.. panggil ane dari belakang.
Bodo !! jawab Shela ketus sambil memakai sweaternya. Shela.. panggil ane lagi.
Bodoooo !! jawab Shela agak keras. Ciee ngambek nih. " goda ane "Biarin !! " jawab Shela makin keras.
"Kalo kamu ngambek gini persis kayak Dina pas minta dibeliin boneka Barbie. goda ane lagi. Kamu ini bener-bener nyebelin ya..!! bentak Shela sambil mengangkat sport-bagnya tinggi-tinggi yang siap dilemparkan ke ane.
Waaaa& aku bercanda kok & bercanda.. kata ane ketawa sambil menyilangkan tangan di muka. Bercandamu bikin sebel tahu !! kata Shela ketus sambil menurunkan sport-bagnya. "Iya sorry.. sorry.. " kata ane sambil nyengir.
"Bisa nggak sih kamu nggak ngatain aku terus "! " Shela malah makin sewot. "Iya Shela yang cantik.. kan aku udah minta maaf. " kata ane berusaha membujuk. Kamu lapar nggak " Makan yuk.. ajak ane kemudian.
Shela nggak menjawab dan malah sibuk merapikan sweaternya yang berwarna pink. Tampaknya dia masih marah. Ane perhatikan dia pakai sweater berwarna pink itu. Ternyata bisa feminin juga nih cewek, kata ane dalam hati.
Di depan ada fried chicken, kamu mau kan " ajak ane lagi. "Kamu ke sana aja sendiri. " jawab Shela ketus. Beneran dia masih marah. "Ayolah aku traktir deh. " ane nggak menyerah membujuk Shela. "Nggak !! " jawab Shela makin ketus.
"Kamu makin cantik kalau marah lho Shel. " goda ane. "Nggak usah ngerayu !! Basi tau. "
"Sekali iniii aja, sebagai permintaan maafku. " ane masih belum menyerah mengajak Shela. Ya udah kalo kamu maksa. Tapi beneran traktir " tanya Shela sambil melirik ke ane. Iya beress !! jawab ane
Asyiiikkk !! kata Shela bersemangat. Lhaa cepet banget nih cewek ceria lagi " batin ane. "Ya udah, yuk ntar keburu tutup. " kata ane sambil melirik jam dinding. Ternyata udah hampir setengah sembilan malam.
"Nih..!! " kata Shela sambil memberikan sport-bagnya ke ane. "Apaan ini " " tanya ane nggak ngerti.
"Bawain !! " cetus Shela.
"Iya tuan putri. " ane nggak berani protes, takutnya Shela ngambek lagi.
Shela dengan semangat menuju gerai fried chicken yang terletak persis di seberang jalan depan sasana. Sedang ane berjalan di belakangnya sambil membawa sport-bag miliknya. Ah elah nih cewek nggak ada dewasa-dewasanya sama sekali, ane sampai nggak percaya kalau dia adalah instruktur karate adik ane. Beda banget sama Wulan, yang lebih dewasa, lebih sabar, yang sering ane bercandain tapi nggak pernah marah malah ikut tertawa. Halaaaaah... Wulan lagi...
Part 11 Udah ane duga ternyata gerai itu udah sepi, cuma ada satu dua pengunjung. Shela langsung memesan menu paket paha, kentang goreng dan coca cola. Tampaknya itu merupakan menu favoritnya. Sedangkan ane karena sebenarnya nggak demen makanan model ginian, jadinya cuma pesan nasi, dada dan teh botol.
"Tambah es krim ya, Vin " Boleh ya.. " pinta Shela sambil menunjuk menu es krim cone. "Boleh boleh.. " jawab ane.
"Asyik .. makasih. " sahut Shela dengan senyum ceria.
Kami lalu duduk di meja paling pojok dan duduk berhadap-hadapan. Di tempat itu cuma tinggal kami berdua, selain para pegawai gerai tersebut yang berjumlah tiga orang. Ane melihat jam dinding, ternyata udah jam 9 kurang 10 menit. Sebenarnya alasan ane menga jak Shela makan karena ada yang mau ane sampaikan.
"Shel... " panggil ane.
"Hmmm ... " jawab Shela sambil minum coca cola pakai sedotan. "Maafkan kata-kataku tadi yang udah keterlaluan. " kata ane. "Yang mana " " tanya Shela sambil mengunyah kentang goreng.
"Aku tadi sempat ngatain kamu belagu, sombong, dan soal aku bilang kalo akhlak kamu... " ane nggak sanggup meneruskan kata-kata ane.
"Ya intinya aku nyesel aja bilang semua itu ke kamu. " ane bilang rada hati -hati takutnya Shela ngambek lagi.
Shela nggak menjawab, cuma ngeliatin ane sambil tetep makan kentang goreng. Aduh alamat ngambek lagi nih cewek, batin ane. Eh tiba-tiba dia mengambil sedotan dari gelasnya dan meniupnya ke wajah ane.
"Apaan sih Shel " Basah tahu. " seru ane sambil mengelap wajah pake tangan. "Habisnya wajahmu kalau ngomong serius lucu banget sih. " kata Shela sambil ketawa.
Ya ampun nih cewek maunya apa sih " Diajak bercanda marah, diajak serius malah cengengesan. Dina.. Dina... kok bisa-bisanya kamu punya guru karate kayak gini, gerutu ane dalam hati. Tapi setidaknya ane lega banget karena ternyata Shela udah melupakan semua kata -kata ane tadi. Kami berdua lalu menyantap menu kami masing-masing. Tapi karena menu ane lebih sedikit sehingga ane udah selesai duluan. Setelah selesai cuci tangan ane kembali ke meja. Sedangkan Shela masih asyik menikmati es krim cone pesanannya.
Ane kemudian iseng mengecek HP ane di saku jaket, siapa tahu ada pesan masuk. Bener ada misscall dan pesan BBM masuk. Ane kaget sekali ternyata semuanya dari Wulan !! Mau apa dia telepon ane malam-malam begini " Ane cek waktu miscallnya ternyata udah jam 8 tadi. Dia juga mengirimi pesan BBM singkat yang bunyinya "Vin, bisa aku telpon sebentar " " disusul ping berkali - kali karena ga ada balesan dari ane. Jelas ane nggak denger semua panggilan tadi soalnya HP memang ane silent. Ane melirik ke arah Shela, dia masih menghabiskan es krimnya sambil ngeliat keluar.
"Aku ke toilet bentar ya. " kata ane. "Yoi. " jawab Shela tanpa menoleh.
Ane langsung buru-buru menuju toilet. Di depan toilet ane langsung telpon balik si Wulan. "Nomor yang anda tuju..." Yah HPnya nggak aktif lagi. Ane penasaran banget soalnya nggak biasanya Wulan menelepon malam-malam, apalagi sampai nge-ping berkali-kali. Apa dia mau pinjem buku catatan. Tapi perasaan selama ini malah ane yang sering pinjam buku catatan ke Wulan. Apa jangan-jangan dia ada masalah sama Yovie " Tapi selama ini juga dia nggak pernah menceritakan hubungannya dengan Yovie. Ane coba telpon lagi, masih nggak aktif. Akhirnya ane putuskan membalas BBM-nya. "Sorry Lan, tadi HP aku lupa masih aku silent. Ada apa malam-malam..."
"Kamu ngapain Vin " " tanya Shela tiba-tiba.
Ane kaget banget Shela udah ada di dekat ane. Ternyata dia habis cuci tangan. Ane lupa kalo gerai ini toiletnya cuma satu dan agak dekat dengan wastafel.
"Kamu BBM siapa " Pacar kamu ya " " tanya Shela penuh selidik.
"Bukan.. bukan.. itu tadi temen kuliahku " kata ane sambil buru-buru memasukkan HP ke saku jaket. "Temen apa temen " " ledek Shela.
"Yeee kalau aku dah punya pacar ngapain juga aku ngajak kamu kesini. " jawab ane. "Iya iya percaya deh. " kata Shela sambil ketawa.
"Pulang yuk, udah malam lho. Aku capek. " ajak ane.
"Enak aja !! Kamu masih ada tanggung jawab nganter aku pulang lho. " kata Shela. "Baik tuan putri. Mana mungkin hamba meninggalkan tuan putri. " canda ane.
Shela cuma tersenyum simpul sambil menyikut pelan pinggang ane.
Part 12 Kami berdua lalu berjalan ke tempat parkir sasana. Parkiran juga udah sepi, cuma ada seorang bapak penjaga parkir dan tersisa 3 buah motor termasuk motor ane. Nggak lupa Shela meminjam helm sama penjaga parkir tersebut.
Lho ini motor kamu " tanya Shela. Iya, kenapa " ane bertanya balik.
Aku kira yang itu. kata Shela sambil menunjuk Yamaha Vixion yang parkir di sebelah motor ane. Heh jelek-jelek ini juga keluaran tahun kemaren lho. kata ane sambil menepuk jok motor ane. Meski keluaran baru tapi cuma motor bebek Supra X 125. Itu aja kredit 4 tahun. Ntar kalo aku udah lulus terus dapet kerja aku bakal ganti ini motor jadi Ninja. Khusus untuk mengantar sang tuan putri ke seluruh penjuru negeri. janji ane setengah bercanda.
Shela nggak menjawab cuma tersenyum mendengar candaan ane. Tapi wajar sih Shela agak komplain. Soalnya kan kebanyakan cewek lebih suka sama cowok yang pakai motor model sport. Mungkin itu yang jadi salah satu pertimbangan Wulan mau sama pacaran Yovie. Yovie terlihat gagah dan ganteng naik CB150R.... yaaahh elah Wulan lagi.. Ane malah jadi inget tadi pas di toilet belum sempat membalas BBM Wulan gara-gara Shela keburu muncul.
Tiba-tiba... brrrrrr...brrrrr HP ane bergetar kayaknya ada panggilan masuk. Siapa nih " Wulan kah " Ane diem diem melihat HP dan beneran panggilan dari Wulan !! Ane melirik ke Shela yang lagi sibuk melepas kuncir rambutnya dan memakai helm, jadi dia nggak tahu ada yg menelepon ane. Nggak mungkin ane menerima telepon Wulan di depan Shela, ntar Shela malah ngamuk lagi. Buruburu ane masukkan HP ane yang masih bergetar menyala ke saku celana ane. "Maaf Lan, ntar sehabis mengantar Shela aku bakal telepon balik. " kata ane dalam hati.
"Ayo, Shel. " ajak ane sambil menyalakan motor.
Shela terlihat menguap panjang lalu naik ke motor ane. Pasti dia juga kecapekan nih, kata ane dalam hati. Ane lalu memacu motor dengan cepat setelah sebelumnya Shela ngasih ancer-ancer alamat kos-kosannya. Yup ! Shela ternyata ngekos yang lokasinya agak jauh dari sasana sehingga ane mempercepat laju motor agar nggak kemalaman. Malam udah larut dan hawanya sangat dingin menusuk.
"Vin.." panggil Shela. "Apa " " jawab ane.
"Boleh aku masukkan tanganku ke saku jaketmu " Dingin banget soalnya. " pinta Shela.
"Boleh boleh. " jawab ane.
Shela lalu memasukkan kedua tangannya ke saku jaket ane. Untung HP ane udah ane amankan ke saku celana. Tiba-tiba dia menyadarkan kepalanya ke punggung ane. Waduh jangan-jangan tidur nih cewek, kan bahaya bisa jatuh. Biar Shela nggak ketiduran ane ajak dia ngobrol sekenanya, tentang kuliahnya dimana, keluarganya dan lainnya. Tapi dasarnya Shela udah ngantuk berat sehingga jawabannya pun cuma sepatah sepatah. Akhinya setelah sekitar setengah jam kami sampai kampung dimana tempat kos Shela berada yang ternyata letaknya nggak jauh dari kampus tempat kuliahnya.
"Shel jangan tidur woi... itu belok kanan atau kiri. " panggil ane. "Belok kiri Vin. " jawab Shela.
Ane mengikuti arah yang ditunjukkan Shela dan sampailah kami di kos-kosan yang dimaksud. Ternyata kos-kosan tempat Shela merupakan kos putri yang lumayan besar. Sepertinya kampung ini cukup banyak kos-kosan karena letaknya yang dekat universitas.
"Makasih ya Vin. " kata Shela setelah turun dari motor. "Besok kamu kuliah " " tanya ane.
"Kenapa " Kamu mau jemput " " Shela bertanya balik. "Kalau kamu nggak keberatan sih... " jawab ane.
"Ya udah ntar aku kabari yah.. " jawab Shela. Sepertinya dia udah ngantuk berat kelihatan dari matanya yang udah 5 watt.
"Oke. Aku pamit dulu. Habis ini kamu langsung istirahat yah, tapi jangan lupa mandi dulu. " kata ane sambil menyalakan motor.
"Iya, bawel. " jawab Shela lalu kemudian membuka gerbang utama kos-kosannya.
Ane kemudian menjalankan motor setelah sebelumnya melambaikan tangan ke arah Shela. Untungnya kami berdua sempet tukeran no HP dan PIN BB sewaktu di gerai fried chicken tadi. Setelah keluar dari area kampung dan sampai di jalan raya, ane langsung memacu motor sambil mencari tempat yang tepat buat berhenti. Tujuan ane cuma satu, menelpon balik Wulan.
Part 13 Ane berhenti sebentar di sebuah minimarket 24 jam. Jaraknya sekitar 1 km kampung kos-kosan Shela. Ane duduk di bangku depan minimarket setelah ane sempatkan beli mijon sebotol. Kemudian ane langsung telepon balik Wulan. Tuuuut..... tuuuuttt... Semoga aja dia belum tidur, harap ane dalam hati.
"Halo... " terdengar suara Wulan menjawab.
"Halo Lan, sorry tadi HP aku silent, jadi nggak dengar kamu nelpon. " "Kamu sekarang di mana Vin " " tanya Wulan.
"Aku masih di luar. " jawab ane.
"Jam segini " Emang kamu dari mana sih " Sejak jam 8 tadi kamu susah banget aku hubungi. BBM juga gak kamu bales cuma kamu read. " tanya Wulan.
"Nggak biasanya kamu kayak gini. " kata Wulan lagi.
"Biasalah habis rental PS sama temen-temen. Kadang aku kalo main PS kan sering lupa waktu. " ane menjawab seadanya. Nggak mungkin juga ane cerita soal Shela.
"Masa sih " Tapi tadi aku BBM si Irfan, Donny sama Henry katanya mereka nggak sama kamu tuh " " jawab Wulan. Aduh matik aku, batin ane.
"Bukan Lan, tadi aku main PS sama temen SMA aku. Temen akrab aku dulu. " ane mengarang cerita sebisanya. Maaf Lan, aku terpaksa bohong sama kamu.
"Emang ada apa sih kamu malam-malam telpon aku. Kayaknya penting banget " " tanya ane cepat biar Wulan nggak nanya-nanya lagi.
"Wulan... haloo... " panggil ane lagi.
"Nggak papa kok. Aku cuma ingin ketemuan ngobrol sama kamu. " jawab Wulan. "Masalah apa Lan kok kayaknya penting banget " " tanya ane.
Lagi-lagi Wulan nggak menjawab pertanyaan ane. Tapi tiba-tiba ane mendengar suara Wulan terisak.
"Lan kamu kenapa " Kamu nangis " " tanya ane penasaran.
"Nggak papa Vin. Udah ya, udah malam nih. Sorry tadi aku ganggu kamu. " jawab Wulan terbata-bata. Wah kayaknya dia beneran nangis nih, batin ane.
"Masalah Yovie yah " " tanya ane.
"Kenapa dengan Yovie " " tanya ane lagi.
"Besok kita ketemu aja di kampus. Udah ya Vin, sorry banget kalau udah ganggu kamu. " jawab Wulan.
Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ya udah kalau gitu. Mending kamu istirahat aja. " kata ane.
Soal Yovie tadi sebenarnya ane cuma menebak, soalnya kalo ane pikir nggak mungkin Wulan ada masalah keluarga, mengingat keluarganya tergolong harmonis. Jangan-jangan dia berantem sama Yovie " Tapi tadi siang bukannya Wulan dijemput Yovie dan ane lihat mereka kelihatan akrab. Ane masih duduk di depan minimarket sambil membuka mijon yang barusan ane beli. Malam udah larut, ane lihat jam di HP udah menunjuk pukul 11 malam.
Ane rada kaget juga soalnya baru pertama kali ini mendengar Wulan menangis. Ane udah kenal Wulan sejak pertengahan semester 1 dan posisinya dia udah jadi pacar Yovie. Ane beberapa kali sempat ngobrol dengan Yovie pas dia jemput Wulan. Menurut ane sih Yovie orangnya sopan dan ramah dan ane rasa dia sangat cocok dengan Wulan. Tapi itu kan penampilan dari luar, dari dalam siapa yang tahu. Lagipula Wulan selama ini selalu menutupi hubungannya dengan Yovie sehingga rada janggal kalau tiba-tiba dia menelpon ane dan mau curhat masalah asmaranya.
Tunggu, tapi bisa juga kan Wulan sengaja menutupi hubungan mereka selama ini karena memang ada masalah yang serius yang mungkin mengancam hubungan mereka, dan berusaha menyelesaikan sendiri. Dan dia menelpon ane karena udah merasa nggak kuat dan butuh teman curhat. Tapi masa separah itu sih " Halah ane mikirin hal tersebut malah jadi pusing sendiri. Udahlah think positif ajah, semoga nggak ada masalah pada hubungan mereka berdua. Ane habiskan mijon ane yang tinggal setengah botol lalu naik ke motor dan bergegas pulang.
Sampai di rumah ane ibu menyambut ane dengan wajah masam. Wajar aja sih soalnya ane sampai rumah udah jam setengah 12 malam.
"Kamu dari mana aja Vin " " tanya ibu ane.
"Dari rumah temen bu. " jawab ane sambil melepas jaket.
Ane lihat di meja makan ada sepiring lumpia, karena masih lapar ane langsung aja ane ambil sebuah.
"Cuci tangan dulu lah Vin. " tegur ibu.
"Ah, nanggung bu. " jawab ane cuek sambil mengunyah lumpia. "Apa kamu tadi pergi sama guru karatenya Dina " " tanya ibu tiba-tiba.
Mendengar pertanyaan ibu, ane yang lagi asyik mengunyah lumpia nyaris tersedak. Kampret bener tuh anak, pake ngadu-ngadu segala, gerutu ane.
"Dina yang bilang ya bu " " tanya ane sambil terbatuk-batuk. "Iya, tadi Dina bilang kamu pacaran sama guru karate dia. " jawab ibu ane.
"Sudah ya bu, aku mau mandi dulu. " ane buru-buru menghabiskan lumpia dan langsung menuju ke belakang.
Part 14 Paginya ane terbangun dengan badan terasa ngilu semua. Pasti gara -gara sparring sama Shela, pikir ane. Ane kemudian melihat jam di HP dan& .. WTF !!! .. udah jam setengah 7 kurang padahal ane ada kuliah jam 7. Buru-buru ane mandi dan pakai baju bersiap untuk kuliah. Gak lupa ane ambil setangkep roti tawar buat sarapan ntar di jalan. Sampai di teras ane lihat ibu lagi bersama Dina yang juga bersiap berangkat sekolah naik sepeda.
Berangkat dulu bu. pamit ane sama ibu. Udah sarapan belum Vin " tanya ibu.
Pakai roti tawar aja bu. jawab ane sambil menggigit roti tawar dan menuntun motor keluar halaman rumah.
Salam buat Kak Shela ya. teriak Dina sambil mengayuh sepeda.
Pluk !! Roti tawar yang ane gigit jatuh ke tanah gara-gara ane kaget mendengar teriakan Dina. Kamvret !! Awas ntar sore ane jitak bener tuh anak, gerutu ane dalam hati. Jam udah menunjukkan pukul 06.40, ane lalu menggeber motor menuju kampus. Sebenarnya sih di kampus rata -rata dosen ngasih toleransi keterlambatan 10 menit, jadi jika terlambat dibawah itu masih boleh masuk. Cuma yang bikin males kalo telat sering-seringnya dapet bangku deretan depan.
Sampai di kampus kuliah udah dimulai sekitar 5 menit. Ah masih aman sehingga dengan PD ane masuk ke ruangan meskipun dosen sempat ngeliatin ane dengan pandangan kurang senang. Untungnya ane masih kebagian bangku deretan tengah kesukaan ane. Ane kemudian iseng liat bangku deretan depan, lho Wulan mana " Ane lihat sekali lagi dari kiri ke kanan tapi Wulan nggak ada. Apa dia terlambat " Ane lihat jam di HP udah jam 7.08. Perasaan selama ini Wulan selalu datang awal dan nggak pernah terlambat.
Kuliah udah berjalan 15 menit dan Wulan belum datang juga. Karena kuatir ane kemudian memutuskan mengirim dia BBM nanya kenapa dia nggak kuliah dan.. yaah cuma centang. Ane kirim WA juga cuma centang sebiji. Saat dosen menulis di white board, ane diem-diem mencoba miscall Wulan. Nomor yang anda tuju& ya ampun HP-nya nggak aktif lagi.
Selama hampir satu jam kuliah berlangsung, nggak ada sedikitpun materi kuliah yang nyangkut ke otak ane karena yang ada di pikiran ane cuma Wulan. Ane kuatir banget apalagi semalam dia kelihatan menangis. Tiba-tiba HP ane bergetar tandanya ada pesan masuk. Wulan..!" Ternyata BBM dari Shela, dan pesan BBM ane ke Wulan masih centang.
Shela: vinooooo Shela: jemput aku di kampus jam 3 ya Shela: bisa kan "
Ane: iya bisa kok Shela: aku ada kelas karate jam 4
Shela: ntar dari kampus langsung ke t4 les ya Ane: lho bukannya sabtu "
Shela: itu kan kelasnya adik kamu sayaaaang Shela: yg ini kelas lain
Ane: o gitu Ane: siap tuan putri Shela: siippp makasih
Meskipun ada BBM dari Shela, tetep aja pikiran ane nggak lepas dari Wulan. Apalagi saat kuliah jam 11, Wulan kembali nggak nongol. Kuliah ane hari ini selesai jam 1 siang, apa ane samperin Wulan ke rumahnya ya, pikir ane. Jam satu kurang kuliah selesai, ane langsung mengemasi buku dan tas lalu buru-buru keluar ruangan. Saat ane lewat depan lobby ane ketemu sama beberapa temen cowok sekelas ane. Ane emang selalu nongkrong bareng temen-temen selesai kuliah di depan lobby kampus, selain di rental PS tentunya. Dan sekarang disana ada sekitar 5 orang termasuk Irfan, Henry dan Donny yang semalam di BBM sama Wulan. Aduh alamat jadi bahan ledekan nih, batin ane.
"Woi Vin ! " panggil Irfan saat melihat ane lewat. Wulan kemana Vin " tanya Irfan.
Lhah, mana aku tahu " ane tanya balik.
Lho semalem dia BBM aku lho nyari-nyari kamu, hayoo kamu apain... ledek Irfan. Iya dia juga BBM aku malam-malam. timpal Donny.
Kamu apain dia, ngaku aja Vin. Henry juga ikut nanya.
Apaan " Dia kan udah punya cowok mana mungkin aku berani macam-macam " sanggah ane. Halah, selama janur kuning belum melengkung, semua masih milik bersama. seloroh Irfan yang disambut gelak tawa temen-temen yang lain.
Asem, milik bersama palelu, emang Wulan dianggep apaan, gerutu ane dalam hati. Tapi emang temen-temen ane kalau bercanda kadang rada kelewatan.
"Dah ya, aku duluan. " kata ane sambil ngeloyor pergi. "Lho kok buru-buru Vin " " tanya Irfan.
"Salam buat Wulan ya. " kata Henry rada keras yang lagi-lagi disambut tawa temen-temen yang lain.
Anjirrr...tadi pagi udah dapet "salam buat Shela" sekarang malah dapet "salam buat Wulan". Ane nggak menjawab cuma melambaikan tangan ke arah temen-temen. Mending ane pergi aja soalnya ane nggak terima Wulan dijadikan bahan ejekan sama temen-temen, ya meskipun ane tahu mereka cuma sekedar bercanda. Oke, sekarang udah jam 1, masih ada dua jam sebelum ntar jemput Shela ke kampusnya. Kayaknya waktunya cukup kalau cuma sekedar ke rumah Wulan.
Part 15 Sekitar jam setengah dua ane sampai di rumah Wulan. Rumah Wulan terletak agak dekat dengan jalan raya dan bisa dibilang cukup sederhana. Saat sampai sana ane lihat ibunya Wulan sedang menyapu teras rumah. Dia tersenyum ramah saat ane masuk ke halaman rumah.
Permisi bu, Wulan ada " tanya ane.
Ada mas, sebentar saya panggilkan. jawab ibunya Wulan. Oh nggak usah bu kalau Wulan lagi sakit biar saja dia istirahat. jawab ane. Saya cuma mastiin aja soalnya Hpnya nggak aktif sejak tadi pagi. kata ane lagi. Wulan kayaknya sih nggak sakit mas, tapi sejak kemarin malam dia mengurung diri di kamar. kata ibunya Wulan dengan nada kuatir.
Makan cuma sedikit malah tadi pagi nggak sarapan. Ditanya ada apa jawabnya cuma menggeleng. kata ibunya Wulan lagi.
Mendengar penjelasan ibunya Wulan ane menjadi semakin kuatir. Jelas ada sesuatu yang nggak beres sama Wulan.
Coba kamu temui aja mas, sapa tahu kalau sama temannya dia mau cerita ada apa. kata ibunya Wulan.
Ane menuruti saran ibunya Wulan dan langsung ke kamar Wulan yang ada di lantai 2 rumahnya. Setahu ane diantara semua temen kuliahnya, cuma ane aja yang diijinkan Wulan untuk masuk ke kamarnya. Bahkan Yovie yang notabene pacarnya, nggak mendapatkan hak istimewa tersebut. Entah alasannya kenapa ane juga nggak tahu.
Lan& panggil ane sambil mengetuk pintu. Wulan. panggil ane lagi.
Iya sebentar. jawab Wulan dari dalam dan langsung membuka pintu. Hai& sapa ane.
Hai Vin. Nggak nyangka kamu datang. sapa Wulan sambil tersenyum.
Hati ane langsung berbunga-bunga melihat wajah Wulan untuk pertama kalinya hari ini. Dan dia tetap cantik dan mempesona seperti biasanya. Tidak ada tanda-tanda kalau dia sakit atau habis menangis.
Kamu nggak masuk kuliah dan HP mu mati, karena aku kuatir ya aku langsung kesini. kata ane. Sorry udah bikin kamu kuatir Vin. Barusan aku nyalain HP, emang ada pesan BBM masuk dari kamu.
jawab Wulan. Oh ya. Ini aku bawain kesukaan kamu. kata ane sambil menyodorkan kantung plastik yang berisi dua botol You-C 1000 dan beberapa batang KitKat.
Wah terima kasih. kata Wulan tersenyum riang sambil menerima oleh-oleh dari ane. Masuk lah Vin.
Iya. jawab ane sambil masuk ke kamarnya Wulan.
Kamu ngapain aja seharian, Lan " tanya ane sambil duduk di karpet.
Ya nggak ngapain-ngapain. Sejak tadi aku cuma lihat film di laptop. jawab Wulan sambil duduk di depan ane.
Ane melihat di meja Wulan memang laptopnya masih nyala dan masih muter film. Ane nggak tahu persis filmnya tapi kayaknya sih Frozen. Wulan membuka kantung plastik pemberian ane lalu membuka sebungkus KitKat, mencuplik 1 fingers. Nih.. haaaa Wulan menyodorkan 1 fingers KitKat itu ke mulut ane dan & . Aeeemm.. mulut ane pun menyambutnya, persis seperti seorang ibu yang nyuapin anaknya. Kami berdua pun spontan tertawa bareng.
Aku kira kamu sakit, Lan. kata ane sambil mengunyah KitKat.
Tadi ibu kamu kuatir banget kamu karena sejak kemarin malam mengurung diri di kamar. kata ane lagi.
Aku memang sejak kemarin sakit, Vin. kata Wulan.
Sejak kemarin saat aku telpon kamu malam-malam. lanjut Wulan sambil menunduk. Soal Yovie " tanya ane.
Wulan lagi-lagi nggak menjawab dan tetap menunduk. Waduh kalau ane tanya terus pasti Wulan akan semakin sedih dan bakalan menangis lagi.
Udahlah, kalau kamu emang nggak sanggup cerita nggak usah dipaksa. kata ane. Aku nggak mau kamu sedih lagi. kata ane lagi.
Aku udah nggak sedih lagi kok Vin. Kan udah ada kamu. jawab Wulan sambil tersenyum. Syukurlah ternyata dia nggak nangis.
Jelas dong, kan aku datang sebagai dokter pribadi kamu. kata ane sambil membusungkan dada.
Wulan cuma tersenyum simpul mendengar kata-kata ane. Ups udah jam berapa ini, ane kemudian liat table-clock di meja Wulan dan ternyata udah jam dua lebih sepuluh. Saatnya menjemput sang tuan putri. Soalnya jarak rumah Wulan dengan kampus Shela lumayan jauh, takutnya ntar kalo ane terlambat jemput bisa-bisa Shela ngamuk.
Eee Lan, aku pamit dulu ya.. soalnya.. ane kebingungan nyari alasan buat pamit.
Kamu mau kemana Vin " tanya Wulan. "Aku ada janji dengan..."
Belum sempat ane menyelesaikan kata-kata ane tiba-tiba Wulan memegangi lengan ane dan menempelkan kepalanya ke pundak ane.
Jangan pergi Vin.. please..
Ane hanya terdiam melihat Wulan seperti ini. Apa yang harus ane lakukan " Apa ane harus bilang sama Shela kalau tiba-tiba ane berhalangan jemput "
Part 16 "Lan, kamu jangan gini dong, nggak enak ntar dilihat ibu kamu. " kata ane. "Aku nggak peduli Vin. " jawab Wulan sambil terus memegangi lengan ane. "Ingatlah perasaan Yovie gimana kalau dia tahu kamu begini. " kata ane.
Lagi-lagi Wulan cuma diem mendengar ane nyebut-nyebut Yovie. Dan malah makin erat memeluk lengan ane. Memang seperti dugaan ane, ada yang nggak beres dengan hubungan mereka berdua, dan sudah dipendam Wulan sejak lama. Bisa jadi seperti bom waktu yang siap meledak kapan aja. Ane lalu memegang bahu Wulan dan berusaha pelan-pelan melepaskan pelukannya. Ane lihat ternyata mata Wulan mulai berkaca-kaca.
"Hubungan kami udah nggak ada harapan Vin. " kata Wulan sambil menyeka air matanya yang mulai menetes.
"Aku udah nggak tahan lagi. " lanjut Wulan sambil terisak.
Ane cuma menatap Wulan dan nggak tahu harus bilang apa. Jujur ane nggak tahu apa yang terjadi dengan hubungan mereka berdua yang selama ini kelihatan baik-baik saja. Apa Yovie ada cewek lain " Atau... Entahlah ane juga nggak mau berandai-andai karena ane nggak yakin kalau Yovie bisa sampai seperti itu. Lagipula ane juga nggak mungkin ikut campur, karena ane juga tahu diri emang ane siapanya Wulan. Ane mengambil secarik tissu lalu memberikannya ke Wulan.
"Udahlah Lan, jangan sedih. Ada aku disini kan. " kata ane sambil menatap Wulan. "Boleh aku bersandar di bahu kamu Vin " " pinta Wulan dengan terbata-bata.
Tanpa menjawab ane langsung memeluk Wulan dan benar saja tangisan Wulan pun langsung pecah. Seolah semua kesedihan yang dia tahan selama ini dia tumpahkan semua.
"Nggak papa Lan, menangislah kalau itu bisa membuat kamu lebih baik. " kata ane sambil mengusap rambut Wulan.
"Aku nggak ngerti Vin. Salahku di mana " Kenapa aku harus mengalami semua ini " " kata Wulan dalam tangisannya.
Cukup lama Wulan menangis di pelukan ane. Akhirnya dia mulai tenang meskipun masih sesenggukan. Mungkin ini saat yang tepat untuk bertanya apa yang terjadi.
"Nah sekarang kamu cerita sama aku apa yang sebenarnya terjadi. " kata ane sambil menatap Wulan.
"Yovie Vin... dia... dia& "
Belum sempat Wulan menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba terdengar suara motor dari luar dan ane langsung mengenali kalau itu adalah suara motor Yovie. Ane intip lewat jendela di kamar Wulan dan memang benar itu.
"Lho kamu janjian sama Yovie " " tanya ane. "Nggak. " jawab Wulan sambil menyeka air mata.
"Kalau gitu mungkin dia kuatir sama kamu yang seharian nggak ada kabar. " kata ane. "Kamu masih sayang kan sama dia. " tanya ane lagi.
"Aku nggak tahu Vin. " jawab Wulan sesenggukan.
"Lebih baik kamu temui dia sekarang. Aku yakin dia juga masih sayang sama kamu. " bujuk ane. "Ayolah Lan. " bujuk ane lagi setelah ane lihat Wulan keliatan ragu-ragu.
Wulan mengangguk pelan lalu menuju ke kamar mandi untuk cuci muka. Nggak enak juga kan kalau kelihatan dia habis menangis. Ane lalu dengar ibunya memanggil kalau dia dicari Yovie. Wulan udah keluar dari kamar mandi dan sedang mengelap mukanya pakai handuk. Kemudian kami berdua menuruni tangga dan menemui Yovie yang sedang duduk di ruang tamu.
Lho Vin, kamu di sini " tanya Yovie kelihatan terkejut melihat kami berdua turun dari tangga. Iya. jawab ane sambil tertawa.
Soalnya Wulan seharian nggak masuk kuliah, jadi aku putuskan nyamperin dia kesini. lanjut ane. Nah, Lan karena udah ada Yovie jadi aku pamit dulu yah. kata ane pada Wulan. Ane lihat jam dinding di ruang tamu udah jam setengah tiga lebih.
Oke hati-hati ya Vin. Makasih udah kesini. kata Wulan. Kamu ada kuliah lagi Vin kok kelihatan buru-buru " tanya Yovie. Nggak kok, biasa ada janjian sama temen. jawab ane seadanya.
Ya udah kalau gitu. Thanks udah jagain Wulan. kata Yovie sambil berdiri lalu memegang pundak Wulan.
Ah nggak papa namanya juga temen. jawab sambil keluar menuju teras.
Di teras, Wulan berdiri di samping Yovie dan terlihat murung, jelas sekali kalau dia nggak mengharapkan kehadiran Yovie. Ane sebenarnya kasihan dengan Wulan, tapi ya mau bagaimana lagi, status ane cuma orang luar bagi mereka berdua.
Lihat kalian berdua, cocok banget. kata ane sambil di depan mereka.
Yang cewek cantik dan yang cowok ganteng, sangat serasi. lanjut ane sambil mengacungkan dua jempol.
Bisa aja kamu Vin. jawab Yovie sambil ketawa senang sedangkan Wulan cuma tersenyum kec ut. Aku pergi dulu ya. kata ane sambil memakai helm dan menyalakan motor.
Ane memacu motor ane sekencang-kencangnya menuju kampus Shela, soalnya jamnya udah mepet sekali. Apalagi jam 4 Shela ada kelas karate. Sepanjang perjalanan ane kembali kepikiran sama Wulan. Ternyata hubungannya sama Yovie udah parah banget sampai Wulan menangis seperti itu. Semoga aja kedatangan Yovie bisa menyelesaikan masalah diantara mereka berdua, harap ane dalam hati.
Akhirnya ane sampai juga di halaman kampusnya Shela sekitar jam 3 lebih. Meskipun nggak begitu luas, tapi halaman kampus tersebut terlihat asri dengan beberapa pohon yang tertata rapi lengkap dengan bangku santai dibawahnya. Tapi mana Shela " Sambil diatas motor ane celingukan mencari Shela. Ternyata dia duduk di bangku di bawah salah satu pohon sambil ngemil Chitato dan sesekali menyeruput Pop Ice pake sedotan. Ane kemudian turun dari motor dan langsung samperin dia.
Sendirian, neng sapa ane bercanda.
Bodo. jawab Shela sambil asyik mengunyah Chitato.
Laper nih. Bagi dong Chitato-nya. pinta ane sambil duduk di sebelah Shela. Nih habisin. jawab Shela sambil menyodorkan bungkus Chitatonya. Apaan kok tinggal sebiji. protes ane setelah melihat ke dalam bungkus Chitato itu. Mending aku kasih. jawab Shela cuek sambil nyedot habis Pop Ice-nya. Udah yok, ntar aku telat lagi. kata Shela sambil berdiri.
Lho kamu nggak bawa seragam " tanya ane sambil mengunyah Chitato yang tinggal sebiji. Oh ya kalo gitu mampir kos aku dulu ya. kata Shela lagi.
Siap tuan putri. jawab ane sambil gerak hormat.
Shela cuma tersenyum simpul melihat gaya ane. Kemudian kami berdua pun menuju sasana karate, tapi sebelumnya nggak lupa mampir kos2an Shela.
Part 17 Jam 3.45 kami berdua sampai di sasana dan ternyata di aula udah berkumpul beberapa anak-anak kecil yang pastinya merupakan murid-murid Shela, dan juga ada yang baru datang diantar orang tuanya. Shela lalu buru-buru masuk ke ruang ganti dan ane menunggunya di bangku yang ada di luar aula ditemani sport-bagnya. Nggak lama kemudian dia keluar memakai seragam karate lengkap dengan sabuk hitamnya.
"Kamu keren banget pakai seragam karate, Shel. " puji ane.
"Tumben kamu muji aku. Perasaan sejak kemaren ngeledek mulu. " jawab Shela sambil menguncir rambutnya.
"Haha masa sih. " iya ya sejak kemaren kan ane bikin dia sewot terus. "Nanti aku jemput jam berapa " Jam enam " " tanya ane. "Jangan, jam tujuh aja. " jawab Shela.
"Lho bukannya les-nya selesainya jam enam " " tanya ane.
"Iya tapi aku mau latihan barang sejam. Ya semacam workout gitu. " jawab Shela. "Oke deh kalo begitu. " jawab ane meskipun ane nggak begitu mengerti apa yang dimaksud Shela. "Jam tujuh loh, jangan telat kayak tadi. " cetus Shela sambil mengacungkan jari telunjuk. "Iya iya sorry. " jawab ane sambil nyengir.
"Udah ya, aku masuk dulu. " kata Shela. "Eh Shel... " panggil ane.
"Apalagi sih, kelas bentar lagi mulai nih. " tanya Shela nggak sabar. "Kiss dong. " pinta ane.
"Iiih apaan sih, banyak orang tahu. "
"Bentar aja. " pinta ane lagi seraya mencondongkan muka ane ke Shela. "Vino !! Mau aku tonjok nih " " jawab Shela ketus sambil mengepalkan tangan. "Idih minta kiss kok malah dikasih kayak gitu. " jawab ane bersungut-sungut. "Yee yee, anda belum beruntung. " ledek Shela sambil berjalan menuju aula. "Inget ya jam tujuh. Awas kalau telat. " kata Shela lagi sambil menoleh dan menujuk ke ane.
Ane senyum-senyum sendiri sambil garuk-garuk kepala melihat tingkah Shela. Kemudian ane memutuskan pulang karena masih ada waktu 3 jam, karena lagipula jarak sasana dengan rumah ane juga nggak jauh. Lumayan ada 3 jam buat istirahat karena ane juga merasa capek banget hari ini.
Sampai dirumah ane lihat ibu sedang memasak di dapur dan Dina lagi tidur siang. Ah aman nih dari anak tukang gosip itu batin ane dalam hati. Setelah makan siang, ane langsung ganti baju dan merebahkan diri di bed kamar ane. Ane lihat jam udah jam setengah 5.. eh Wulan lagi ngapain yah, ah pasti juga udah baikan sama Yovie dan mereka berdua pasti lagi jalan-jalan. Namanya juga pacaran, pasti adalah yang namanya pertengkaran, orang suami istri aja juga sering bertengkar. Mungkin Wulannya aja yang agak baper jadi bisa emosional gitu, dan untungnya Yovie juga ada niat baik mau datang ke rumahnya.
Nggak terasa karena lelah ane terlelap dan bangun-bangun ternyata hari udah gelap.... anjrittt.... SHELA !!!... buru-buru ane lihat jam di HP dan untunglah masih jam setengah tujuh kurang sepuluh. Tapi dari pada telat mending ane berangkat sekarang aja. Langsung ane ganti baju dan pakai jaket bersiap-siap mau berangkat. Sampai ruang tamu ane lihat ibu nonton sinetron di TV dan Dina ngerjain PR di meja ruang tamu.
"Lho kamu mau pergi lagi Vin " " tanya ibu melihat ane datang udah pakai jaket. "Pasti mau jemput Kak Shela. " kata Dina tiba-tiba.
"Apaan sih ini anak kecil ikut campur. " jawab ane ketus. Ini bocah sontoloyo kalau nggak ada ibu udah kujitak sampai jerit-jerit deh, gerutu ane dalam hati.
"Kamu beneran pacaran sama guru karatenya Dina, Vin " " tanya ibu sambil tersenyum. "Ya sekali-kali ajaklah dia maen ke rumah. Ibu pengen liat orangnya seperti apa. " kata ibu lagi. "Kak Shela itu cantik bu udah gitu baik lagi. " sahut Dina.
"Iya iya lain kali akan aku ajak kesini bu. " jawab ane rada bersungut-sungut. "Aku pamit dulu bu. "
"Jangan malam-malam pulangnya Vin. " jawab ibu. "Awas kamu. " kata ane sambil mengepalkan tangan ke arah Dina.
Dina cuma ketawa-ketiwi liat ane sewot. Jam tujuh kurang seperempat ane udah sampai di sasana dan ane langsung menuju aula. Ternyata cuma ada Shela sendirian disana dan la gi berlatih gerakangerakan jurus karate. Dia nggak lagi pakai seragam karate tapi pakai kaos putih dan celana training hitam. Ane jadi inget, kemaren jam segini ane dateng ke aula ini untuk berantem sama Shela dan sekarang ane kesini buat jemput orang yang habis berantem sama ane itu.
Ane lalu duduk di bangku di pinggir sambil memperhatikan Shela latihan. Rupanya dia nggak tahu ane udah datang dan masih asyik berlatih memukul dan menendang, yang gerakannya persis seperti yang ane lihat di film-film action. Pantes aja gerakan Shela gesit dan cepat, ternyata dia sering berlatih sendiri.
"Lho kamu udah datang Vin " " kata Shela saat lihat ane udah duduk di bangku aula. "Iya barusan kok. " jawab ane.
"Ternyata kau selalu berlatih sendiri seperti ini yah. " tanya ane.
"Nggak juga sih, kadang juga aku latihan sama senior-senior yang lain. " kata Shela sambil berjalan ke arah ane.
"Itu apaan " " tanya ane sambil menunjuk seperti wrist band tapi berukuran besar yang melingkar di kedua pergelangan tangan Shela.
"Oh ini. Ini namanya wrist weight, tapi kalo orang di sini nyebutnya pemberat tangan. " jawab Shela sambil melepaskan pemberat tersebut dari kedua tangannya.
"Nih tangkap. " kata Shela tiba-tiba melemparkan salah satu pemberat tersebut ke ane.
Dengan santai ane mengadahkan tangan menerima pemberat tersebut tapi ane kaget ternyata benda bertuliskan Kettler tersebut lumayan berat. Mungkin beratnya sekitar 2 atau 3 kilo.
"Gimana " Enteng kan " Itu beratnya dua setengah kilo. " kata Shela sambil ketawa. "Buset kalo dua berarti lima kilo. Kamu tiap latihan selalu pake ginian di tangan " " tanya ane dengan heran.
"Iya, tapi kalau pas latihan sendiri aja. " jawab Shela sambil duduk di sebelah ane. "Pantes aja tenagamu kuat kayak... " ane nggak meneruskan kalimat ane. "Kayak apa hayoo.. " sahut Shela sambil mencubit lengan ane.
"Nggak kok nggak jadi. " sahut ane sambil meringis memegangi bekas cubitan Shela tadi. "Shel, aku mau nanya tapi kamu jangan marah ya. " kata ane pelan-pelan. "Nanya apaan " " jawab Shela penasaran.
"Asal nggak ngeledek yah. " kata Shela lagi. "Di kampus udah berapa cowok yang deketin kamu " " "Kok kamu nanyanya kayak gitu sih " " Shela balik bertanya.
"Soalnya cewek secantik kamu, aku yakin pasti banyak yang deketin. " jawab ane. "Kenapa " Kamu cemburu yah ada yang deketin aku " " tanya Shela sambil menyandarkan badannya ke ane.
"Bukan begitu Shel, aku cuma kuatir aja sama keselamatan cowok-cowok yang deketin kamu. " jawab ane bercanda.
"Tuh kan kamu ngeledek aku lagi. " teriak Shela sambil memiting leher ane pake kedua tangannya. "Aduh Shel... aku cuma bercanda. " kata ane sambil tertawa.
"Udah lima orang Vin. " jawab Shela sambil melepaskan pitingannya di leher ane. "Maksudmu " " tanya ane penasaran.
"Udah lima cowok yang deketin aku dan semuanya kabur setelah aku ajak tanding sparring. " kata Shela sambil tertawa.
"Mereka ingin aku jadi pacarnya. Jadi aku kasih syarat asal bisa jatuhin aku saat sparring. Baru kalah satu ronde udah pada menyerah. Malah ada yang langsung mundur setelah tahu aku udah sabuk hitam. " lanjut Shela.
Waduh serem juga nih cewek. Tiap ada yang PDKT ke dia selalu di test diajak tanding sparring. Wajar aja kalo nggak ada yg lulus, cowok biasa mana ada yg sanggup mengalahkan Shela, batin ane.
"Berat juga ya test kalau mau jadi pacar kamu. " kata ane.
"Ya begitulah. Mereka semua lemah. Aku nggak suka cowok lemah. " jawab Shela dengan mimik serius.
"Cuma kamu yang bisa bertahan Vin. Meskipun kamu udah dua kali aku pukul jatuh tapi kamu nggak menyerah. Terus terang aku kagum sama determinasi kamu. " kata Shela lagi. "Ah aku jadi ge'er Shel. Lagipula kemaren aku cuma beruntung kok. " jawab ane. "Lho.. tapi aku kan nggak deketin kamu, kok kamu ajak tanding sparring juga. " " tanya ane penasaran.
"Aku kan juga berhak memilih Vin. " jawab Shela sambil memandang ke arah ane.
Part 18 Ane terkejut sekali mendengar kata-kata terakhir Shela barusan. Jadi niat sebenarnya dia menantang ane sparring kemaren itu ternyata& .
Tapi kamu juga berhak menolak kok Vin, kalo misalnya kamu nggak suka. kata Shela. Kalau misalnya aku suka dan aku nggak menolak gimana " tanya ane. Ih kayak gitu masih nanya lagi. jawab Shela.
Jadi aku lulus test nih " tanya ane pura-pura nggak ngerti. Bodo. jawab Shela ketus sambil memalingkan muka.
Jangan ngambek dong, sayang. kata ane sambil menggenggam tangan kanan Shela. "Apaan sih, nggak usah pegang-pegang. " kata Shela sambil berusaha melepaskan genggaman ane. "Lho masa pegang tangan pacar sendiri nggak boleh " " kata ane sambil tetep menggeng gam tangan Shela.
"Vin, lepasin. " Shela masih berusaha melepaskan genggaman tangan ane.
Tumben nih Shela nggak ngancem mau mukul. Lagipula harusnya dia nggak susah ngelepasin genggaman tangan ane, orang tenaganya udah kayak banteng. Kayaknya sih dia mau-mau malu.
"Ntar ada yang lihat lho. " kata Shela lagi.
"Siapa yang lihat " Hantu " " tanya ane sambil ketawa. "Kiss dulu ntar aku lepasin. " kata ane lagi.
"Malah minta itu lagi. Kamu kok lama-lama ngelunjak. " protes Shela. "Ngelunjak gimana " Kan aku cuma nagih yang tadi siang. " tanya ane. "Iya tapi jangan di sini, Vin. "
"Tadi siang kamu bilang banyak orang, sekarang udah sepi kan. " kata ane sembari mencondongkan wajah ke arah Shela.
"Kamu ternyata suka maksa yah. " kata Shela tersenyum simpul. "Memang. " jawab ane sembari memegang pipi Shela.
Tiba-tiba terdengar orang berbicara dari luar aula. Kami berdua kaget banget, spontan ane langsung ngelepasin tangan dan pipi Shela dan kami berdua lalu duduk menjauh. Ternyata seorang pria paruh baya masuk aula sambil berbicara serius lewat HP-nya. Dia memakai baju sport dan celana pendek bersepatu kets. Di tangannya menenteng sepasang raket dan sekaleng shuttlecock.
"Aku lupa kalau hari Kamis ada badminton jam setengah delapan. " kata Shela tertawa. "Oh ada badminton juga ya. " jawab ane tersenyum kecut sambil garuk-garuk kepala. "Iya, pesertanya kebanyakan orang kampung sekitar sini. " kata Shela.
Bapak-bapak tadi kemudian menaruh raketnya di lantai dan rupanya dia baru tahu kalau dia ternyata nggak sendirian di aula.
"Lho kamu belum pulang Shel. " tanya bapak itu sambil mendekati kami. "Iya pak. Ini juga mau pulang. " jawab Shela sambil mengambil sport-bagnya. "Kamu anggota baru sini " Kyu berapa " " tanya bapak itu ke ane. "Enggak pak. Saya cuma mau jemput Shela. " jawab ane. "Ayo Vin. " kata Shela buru-buru sambil menarik lengan ane. "Permisi pak. " pamit Shela kepada bapak itu.
Kami berdua lalu berjalan keluar sasana menuju parkiran. Siapa yah bapak-bapak tadi " batin ane. Kok Shela kayaknya hormat banget sama dia.
"Siapa sih tadi itu kok kamu kayaknya takut banget " " tanya ane pas di parkiran motor. "Dia itu salah satu pengurus senior di sini. Kadang suka main badminton sama orang kampung. " jawab Shela.
"Pengurus " Bisa karate nggak " " tanya ane lagi. "Sembarangan, dia udah bergelar sensei tahu. " "Tapi kok dia main badminton " " tanya ane.
"Yee emang karateka nggak boleh maen badminton " " jawab Shela. "Haha iya ya. "
"Vin, aku laper nih. Kesana lagi yuk. " pinta Shela sambil menunjuk gerai fried chi cken yang kemaren.
"Walah yang lain napa. Bakso aja ya. " kata ane.
"Bakso mana kenyang cuma kuah doang. Aku udah laper banget. Ayo dong. " pinta Shela memelas. "Ya udah kalo gitu. "
Tempat makan di sekitar sasana emang nggak banyak pilihan, cuma ada gera i fried chicken itu dan di sebelahnya warung bakso. Dan seperti kemaren Shela memesan dada, kentang goreng dan Coca Cola. Sedangkan ane karena tadi sore udah makan di rumah cuma pesen sup ayam dan sebotol Frestea yang ane ambil di lemari pendingin dekat kasir. Lalu kami berdua duduk dan bersiap menyantap ala kadarnya.
"Lho kok kamu cuma sup doang. " tanya Shela.
"Iya tadi sore aku dah makan di rumah jadi masih agak kenyang. " jawab ane. "Vin pesenkan es krim yang cone kayak kemaren dong. " pinta Shela. "Lah tadi nggak sekalian " " tanya ane.
"Aku lupa soalnya. "
"Iya iya aku pesenin. " kata ane sambil berdiri.
"Nah gitu dong. Makasih. " jawab Shela dengan wajah ceria.
Ane kemudian berdiri dan berjalan menuju tempat pelayan. Eh baru aja berjalan beberapa la ngkah tiba-tiba HP ane yang ane taruh di meja berbunyi. Waduh !! Panggilan masuk dari Wulan kah ?" Kemaren dia juga ngebel jam segini. Dan celakanya Shela langsung mengambil HP ane dan melihat layar. Bego banget !! Kenapa juga tadi HP ane taruh di meja.
Part 19 "Ini siapa ya kok gak ada namanya Vin " " tanya Shela sambil memberikan HP ke ane.
Iya ya nomor asing, sapa nih 0878.. waduh jangan-jangan beneran Wulan, soalnya dia juga selama ini pake XL. Apa memori HP ane yang lagi error sehingga nama kontak Wulan nggak muncul. Gawat kalau ane harus ngangkat telpon dari Wulan di depan Shela. Apa ane ngangkatnya di luar yah, tapi pasti Shela makin curiga.
"Vin kok malah bengong, diterima dong. " kata Shela. "Ah iya iya...... halo.. " ane menjawab panggilan dengan pelan-pelan. "Woi Vin. " ternyata suara laki-laki yang sepertinya ane udah akrab banget. "Halo siapa ini " " tanya ane penasaran.
"Masa gak tahu" Ini aku, Christiano Ronaldo. "
"Yah elah ternyata kamu, Fan. " jawab ane. Ternyata Irfan yang menelepon, ane lega banget. "Nomor kamu ganti-ganti mulu sih. " kata ane lagi.
"Haha sorry, nomor yang kemaren hangus gara-gara aku lupa ngisi pulsa. " kata Irfan sambil tertawa.
"Udah kuduga. Lagian kamu ini udah tahu miskin pulsa malah telpon ke HP aku. " kata ane sambil duduk.
"Ini tadi habis aku paketkan gratis telpon sesama sehari. Buat nelpon bapakku di rumah. " jawab Irfan.
"Wulan gimana kabarnya Vin " Apa dia sakit " " tanya Irfan lagi.
"Kamu ngapain sih selalu nanya-nanya Wu... " ups ane nyaris keceplosan di depan Shela. "Tumben kamu telpon malam-malam gini. Kayaknya penting banget. " ane langsung mengalihkan pembicaraan.
"Gini Vin, kita sekelas diundang di acara pesta ulang tahunnya Putri besok. " kata Irfan. "Oh besok Putri ulang tahun ya " " ane tanya balik.
"Nggak, dia besok sunatan. Ya iyalah dia besok ulang tahun, kampret. " jawab Irfan rada sewot. "Tapi perasaan tadi siang nggak ada yang ngasih tahu acaranya ulang tahunnya Putri. " kata ane. "Putrinya baru bilang ke temen-temen pas bubaran kuliah tadi. Kamu aja yang langsung ngilang. " jawab Irfan.
"Sebenarnya sih aku mau ngasih tahu kamu besok pas kuliah, tapi kan ngasih tahu lebih awal lebih baik. Biar kamu bisa planning. Lagipula semua temen-temen dah tahu tinggal kamu yang belum. " sambung Irfan.
"Jam berapa acaranya " " tanya ane.
"Jam tujuh malem di resto-nya Putri. Kamu besok malam nggak ada acara kan " " "Nggg.. gimana yaa.. "
"Diusahakan Vin, Putri udah ngarep-ngarep kita dateng semua ke acaranya. " bujuk Irfan. "Bukan gitu Fan, cuma aku aja males acara ulang tahun pake balon-balon trus ada kado silang gitu. " jawab ane.
"Walah memangnya kamu pikir ulang tahun anak SD pake balon-balon segala " Orang cuma dateng, makan-makan dan doa bersama kok. " jawab Irfan.
"Oke dah kalo gitu. Aku usahakan datang. " jawab ane.
Putri merupakan temen cewek ane di kelas yang tergolong tajir. Ayahnya punya usaha resto sea - food yang cukup besar. Setahu ane dia anak tunggal sehingga wajar aja dimanja sama orang tuanya, ya mungkin termasuk pesta ultah besok itu. Dan Putri termasuk akrab dengan Wulan sehingga dipastikan Wulan datang ke acara ultahnya besok.
"Masalahnya gini Vin, Wulan pasti dateng sama pacarnya dan bukan sama kamu. " kata Irfan. "Trus " " tanya ane penasaran.
"Ya aku nebeng kamu aja ya. " pinta Irfan.
"Yaa elah pasti kamu ada maunya bela-belain telpon malem-malem. " ledek ane. "Kayak kamu gak kenal aku aja Vin. Enaknya kamu ke kosku jam limaan. Kita maen pes dulu baru ke tempatnya Putri. " ajak Irfan.
"Hmmm... kayaknya aku gak bisa boncengin kamu deh soalnya aku udah ada yang nemenin. " kata ane sambil melirik ke arah Shela.
"Waduh " Siapa Vin " " tanya Irfan.
"Cieee pasti sama Wulan ya. Kesempatan dalam kesempitan nih pasti mumpung pacarnya ng gak bisa nganter yah hayooo... " ledek Irfan kemudian.
"Ngaco kamu Fan. Ya udah makasih ya udah kasih info. " kata ane.
"Wokee. Salam buat Wulan ya. Awas cowoknya marah lho hahaha... " ledek Irfan lagi sembari menutup telepon.
"Siapa yang ulang tahun Vin " " tanya Shela.
"Temen kuliah aku. Seluruh kelas diundang buat acara makan-makan besok di resto. " jawab ane. "Terus " " tanya Shela penuh selidik.
"Tentu saja suatu kehormatan jika tuan putri yang cantik ini bersedia menemani hamba ke pesta tersebut. " canda ane. Shela cuma tersenyum mendengar candaan ane.
"Besok kamu ada kelas nggak " " tanya ane.
"Kalo Jumat sih nggak ada. Kamu jemput aku aja di kos. " jawab Shela. "Oke. " jawab ane sambil membuka botol Frestea.
"Vin, es krimnya mana " " tanya Shela.
"Eh iya, sorry. " jawab ane sambil ketawa.
Kemudian ane langsung menuju ke tempat pelayan buat memesan es krim buat Shela. Dan nggak lupa menaruh HP ane di saku celana dan di setel mode silent,...... hehe.
Part 20 Setelah selesai makan, ane lalu mengantar Shela pulang ke kos-annya. Kayaknya ini bakalan jadi rutinitas baru ane. Sekitar jam 9 lebih kami akhirnya tiba di kos-kosan Shela.
Makasih ya Vin. kata Shela setelah turun dari motor ane.
Boleh nggak sih cowok masuk ke kos-anmu ini " tanya ane sambil mematikan motor. Boleh sih tapi cuma sampai jam sembilan malam dan itu aja pas dikamar pintu nggak boleh ditutup. Kayaknya semua kos-kosan cewek disini kayak gitu. jawab Shela sambil melepas helm. Oh ya tahu tahu.. jawab ane.
Tahu gimana " tanya Shela penasaran.
Iya, sebabnya kenapa kos-kosan cewek di sini dikasih peraturan kayak gitu. kata ane serius. Emang sebabnya apaan " Shela makin penasaran.
Sini aku kasih tahu sebabnya. Aku bisikin aja yah soalnya rada sensitif. kata ane sa mbil melepas helm.
Mungkin karena memang penasaran Shela mendekatkan kepalanya ke ane dan ane nggak menyia - nyiakan kesempatan itu & cuppp!!! Ane langsung mencium pipi Shela.
Iiihh Vino apaan sih !! cetus Shela rada sewot sambil memegangi pipinya yang habis ane cium. Yee yee kejebak.. kejebak.. ledek ane sambil ketawa.
Kamu ini lho sejak tadi nyosor mulu. protes Shela seraya tersenyum kecut. Kan sejak tadi emang belum dapet hehe jawab ane.
Dasar... Udah ya aku masuk dulu, capek nih kata Shela sambil membuka gerbang kos. Besok kamu ada kuliah nggak " tanya ane sambil memakai helm.
Ada sih sampai jam dua, tapi kayaknya kamu nggak usah jemput deh. kata Shela. Lho kenapa " tanya ane.
Aku mau jalan sama temen-temenku, biasa& girl bussiness. jawab Shela tersenyum. Tapi sorenya kamu jemput aku kan ke acaranya temen-temenmu " tanya Shela kemudian. Iya jam enam aku kesini. jawab ane sambil naik ke motor.
Boleh, asal jangan sampai kita telat aja dateng ke acaranya. kata Shela. "Oke. Dah ya. " jawab ane sambil melambaikan tangan.
Ane kemudian memacu motor ane menuju rumah. Tapi tunggu dulu di jalan ane sempatkan minggir sebentar dan mengecek HP siapa tahu.... ah ternyata nggak ada panggilan atau notif chat WA atau BBM dari siapapun. Ane lega, berarti Yovie sama Wulan sudah nggak ada masalah lagi. Dan malam itu ane bisa pulang dan lalu tidur dengan nyenyak.
Esoknya ... ah elah kampret !! Lagi-lagi ane bangun kesiangan jam setengah 7 gara-gara semalem lupa ngeset alarm di HP. Setelah mandi kilat, pakai baju ane langsung meluncur menuju kampus dan sudah ane duga kuliah udah berlangsung sekitar semenit. Dengan celingukan ane mencari bangku di deretan belakang lalu tengah.. halah apes bener semua penuh dan cuma deretan bangku nomor tiga dari depan yang kosong. Ya udah daripada nggak dapet duduk, gerutu ane dalam hati.
"Hai Vin. " sapa cewek yg duduk di depan ane sambil melambaikan tangan. "Wulan " " ane rada kaget sekaligus senang ternyata ane duduk dibelakang Wulan.
Duh... Wulan... dia terlihat cantik sekali hari ini, apalagi jika tersenyum bikin ane lupa daratan. Dia terlihat cerah, berarti dia sama Yovie memang udah baikan. Kling.. kling.. tiba -tiba ada notif BBM masuk. Kling..kling...kling..kling ternyata ada banyak. Langsung ane buka HP, udah ane duga ane langsung jadi bahan ledekan di grup BBM temen-temen. Selain Irfan, Donny dan Henry, ada empat temen cowok ane yang tergabung di grup BBM yg bernama Indra, Niko, Hasan, dan Rizal.
irfan: ciee ciee yang gagal fokus hari ini henry: basah..basah..
donny: udah booking hotel belum vin indra: anjirrr hotel.. wkwkwk
rizal: udah besok langsung ke kua aja niko: sama undangannya sekalian vin
hasan: kalo butuh sewa tenda biru telpom aku ya haha
Tapi berhubung ane udah kebal ane cuma kasih balasan emot thumbup 3 kali. Percuma dijelasin juga yang ada malah si Wulan jadi bahan ledekan.
Wulan bener-bener tampak ceria hari ini. Dia juga menyimak materi dari dosen sambil sesekali bercanda dengan teman cewek di sebelahnya. Pas menjelang kuliah selesai, tiba-tiba materi yang ditulis whiteboard di hapus sama dosen, waduh padahal ane belum sempet mencatat.
"Lan, pinjem catetan yang barusan dong. Kamu barusan nyalin kan " " pinta ane ke Wulan. "Oh iya bentar ya Vin. " jawab Wulan.
"Tapi jangan yang ini, soalnya tulisannya jelek. " kata Wulan lagi.
Wulan lalu buru-buru menulis di lembar loose leaf-nya, sepertinya sedang menyalin sesuatu. Cukup lama sekitar 5 menit. Ah elah pinjem gitu aja ribet amat, batin ane.
"Nih. " kata Wulan sembari memberikan lembar catetan yang ane minta. "Thanks. " jawab ane.
"Nggak usah kamu kembaliin. Udah aku salinkan buat kamu. " kata Wulan tersenyum.
Whaattt ?" Ternyata Wulan tadi menyalin lagi catetan mau yang ane pinjam tadi khusus buat ane dan ane lihat tulisan Wulan bagus banget kelihatan kalau dia menulis dengan sepenuh hati. Ane sih nggak ada prasangka apa-apa. Sapa tahu itu ucapan terima kasih dia karena kemaren ane menjenguknya.
"Wah, makasih banget ya Lan. " kata ane. Wulan nggak menjawab cuma mengangguk sambil tersenyum.
Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Akhirnya kuliah selesai jam 9 kurang lima. Perutku sejak tadi udah orkes melayu karena nggak sarapan. Apa ke kantin aja kali ya, batin ane. Sebenarnya ane rada malas ke kantin soalnya letaknya ada di belakang kampus jadi harus jalan rada jauh ngelewatin koridor-koridor kelas fakultas lain. Kuliah dimulai lagi jam 10 masih ada satu jam buat ke kantin. Ane lihat Wulan masih asyik ngobrol dengan temen sebangkunya. Dengan buru-buru ane mengemasi tas lalu berjalan keluar ruangan.
"Vin mau kemana " " tiba-tiba Wulan memanggil. "Aku mau ke kantin. Soalnya aku belum sarapan. " jawab ane. "Bareng yuk, aku juga mau kesana. " kata Wulan. "Tumben kamu pagi-pagi ke kantin. "kata ane. "Kamu juga tumben pagi-pagi juga kesana. " jawab Wulan. "Haha betul juga yah. " jawab ane ketawa.
Sampai di kantin, ternyata di kantin masih sepi cuma ada beberapa mahasiswa disana. Ya wajar aja lah soalnya bukan jam makan siang. Ane memesan favorit ane soto ayam sedangkan Wulan memesan makanan favoritnya juga yaitu batagor. Kami berdua duduk agak pojok ke dalam, karena takutnya ada Irfan dkk melihat kami disini.
"Kamu suka banget batagor Lan, emangnya enak " " kata ane sambil membuka botol teh Pucuk Harum yang ane ambil di lemari pendingin.
"Nih kalau mau coba. " kata Wulan sambil mengambil sepotong batagor pake garpu dan menyuapkan ke mulut ane dan ... aemmm mulut ane menyambut batagor itu dan langsung mengunyahnya.
"Wah enak juga ya. " kata ane sambil mengunyah batagor itu.
Sebenarnya sih batagornya rasanya biasa2 saja, tapi jadi enak berhubung yang nyuapin cantik.
"Ooohh jadi dia yang yang namanya Wulan, Vin " " tiba-tiba terdengar suara di belakang ane yang
udah ane kenal banget. "Shela "! Kok kamu ada di sini " " ane kaget banget ternyata Shela udah berdiri di dekat meja kami. "Jadi kamu selama ini ternyata bohongi aku ya " Dia pacarmu kan " " Shela mendekati ane dengan penuh amarah. Tangannya mengepal seolah siap menghajar ane.
"Shel dengerin dulu, dia bukan pacarku. " jawab ane sambil terbata-bata. "Vin dia ini siapa " " tanya Wulan kebingungan.
"Saya pacarnya Vino, mbak !! " jawab Shela dengan setengah membentak. "Jadi kamu udah punya pacar Vin " " tanya Wulan.
"I..iya sudah. " jawab ane.
"Tapi tunggu dulu mbak. Saya bukan pacarnya Vino. Kami cuma temenan. " kata Wulan. "Meskipun bukan pacar nggak seharusnya kalian berdua-duaan seperti itu !! Apalagi kamu Vin !! Kamu anggap apa aku "!!" teriak Shela. Baru kali ini ane lihat Shela semarah ini. "Shel dengerin aku dulu, kami nggak ada hubungan apa-apa. " kata ane. "Tapi kamu suka sama dia kan "!!! " bentak Shela.
"A.. aku.. " "JAWAB !!! " teriak Shela dengan mata berkaca-kaca. Ane lihat kepalan tangan kanannya sudah gemetar yang menandakan emosinya udah memuncak.
"Shel.. please.. percaya deh sama aku. " ane berusaha membujuk Shela.
Buakkk!!! Sebuah pukulan tepat mengenai wajah ane dan saking kuatnya langsung membuat ane terpental dan terjatuh menimpa meja dan kursi di sebelah ane berdiri. Pukulannya benar-benar kuat sekali karena sepertinya Shela memukul dengan sekuat tenaga. Dengan pandangan berkunangkunang dan setengah sadar ane merasakan ada darah segar menetes dari sudut mulut ane.
Para mahasiswa dan pelayan kantin yang sejak tadi menonton nggak ada yang berani melerai. Dengan masih sempoyongan ane mencoba bangkit berdiri dan mencoba berbicara pada Shela, tapi sepertinya percuma, dia seperti sudah dirasuki setan.
"Cuma kamu cewek yang aku suka, Shel. Percayalah. " kata ane sambil menyeka darah dari bibir ane. "DASAR PEMBOHONG !!! " teriak Shela sambil melayangkan pukulan kedua ke arah muka ane.... buaakkk!!!! Dan semua menjadi gelap.
Part 21 "Vino... " panggil Wulan.
"Vino.. " panggil Wulan sambil menggoyang-goyangkan tangan ane. "Haah eh... " panggilan Wulan menyadarkan ane dari lamunan. "Kok kamu malah melamun sih " " tanya Wulan.
Tiba-tiba aja tadi ane kebayang kalo Shela beneran ada disini, pasti udah ngamuk dahsyat dan ane pasti bakal kena bogemnya yang dijamin bikin ane masuk UGD. Hihiiiii... ane jadi merinding sendiri ngebayanginya.
"Ntar soto kamu keburu dingin lho. " kata Wulan lagi. "Oh iya sorry. " jawab ane sambil celingukan.
"Kamu ini kenapa kok kayak orang bingung " " tanya Wulan setelah melihat ane celingukan. "Nggak.. nggak kok. " jawab ane sambil buru-buru ngasih kecap ke dalam soto. "Tadi kayaknya Putri nggak masuk ya " " tanya ane sambil menyuap soto. "Mungkin dia mau ikut nyiapin pesta ntar malem. " jawab Wulan. "Kamu datang kan ntar " " tanya ane.
"Jelas lah. Aku ntar dijemput sama Putri pake mobilnya. " jawab Wulan.
Dijemput Putri " Lho kok aneh " Si Yovie ntar nggak nganter " Tanya ane dalam hati. Pengen rasanya ane nanya Yovie dimana tapi ah sudahlah.
"Enak banget dijemput naik mobil. " kata ane.
"Nggak cuma aku kok, tapi Firda, Lusi, Citra juga dijemput. Yang satu geng sama Putri dijemput semua. " jawab Wulan ketawa.
"Kamu ntar datang kan " " tanya Wulan.
"Iya. " jawab ane sambil membuka botol teh Pucuk Harum. "Sendirian " " tanya Wulan lagi.
"Hmm hmmm... " jawab ane sambil minum. Dan sepertinya Wulan menganggap jawaban ane adalah 'iya'.
"Vin boleh aku nanya sesuatu " " "Nanya apaan " " jawab ane penasaran.
"Cewek idaman kamu seperti apa sih " " tanya Wulan, kali ini sambil tersenyum dan menatap ane.
Ane rada kaget juga Wulan nanya begituan ke ane. Soalnya ane pernah baca artikel kalau cewek melontarkan pertanyaan itu kepada seorang cowok, berarti cewek tersebut naksir sama cowok tersebut. Jadi apakah Wulan...?" Ah nggak, nggak paling juga dia cuma iseng.
"Kok kamu nanya seperti itu sih " " ane bertanya balik. "Nggak papa, cuma penasaran aja. " jawab Wulan.
"Oke biar kamu nggak penasaran. Aku suka cewek yang jagoan. " jawab ane. "Cewek jagoan, kayak yang bisa berantem di film-film itu " " tanya Wulan makin penasaran. "Iya. Seperti... siapa ya... eh ... Lara Croft. " jawab ane sekenanya.
"Seperti siapa Vin " Lara siapa " " tanya Wulan. Ya jelaslah mana tahu Wulan soal game Tomb Raider.
"Dia itu cewek jagoan petualang di film, Lan. Dia udah cantik, seksi, dan jago beladiri lagi. " jawab ane yang tentu saja merujuk pada sosok Shela.
"Yaaahh aku nggak masuk kriteria dong. Aku kan nggak bisa beladiri. " kata Wulan bernada kecewa. "Tapi kamu cantik kok. Udah cantik, baik hati lagi. Kamu termasuk cewek idaman semua cowok di kelas, Lan " jawab ane.
"Semua cowok di kelas " Kecuali kamu kan " " tanya Wulan. Ah elah ini Wulan kenapa sih " tanya ane dalam hati.
"Trus kalau misalnya aku bisa beladiri, apa aku bakal masuk kriteriamu Vin " " tanya Wulan lagi dengan nada penuh selidik.
"Ngggg... iyaaa mungkin juga sih hahaha " jawab ane. "Kok mungkin " "
"Soalnya kamu kan udah ada yang punya Lan. Aku kan nyari yang single. "
"Oh gitu. Kalau misalnya aku sekarang jomblo nih apa yang bakal kamu lakuin " " tanya Wulan lagi. "Wah semua pertanyaanmu bertubi-tubi bikin aku bingung yang jawab. Mungkin kalau kamu dulu jomblo udah aku tembak dari dulu, Lan. " canda ane.
"Ah yang bener Vin. Kalo gitu aku pengen tahu gimana caramu nembak aku. " kata Wulan. "Haaa.... " " ane cuma bengong mendengar permintaan Wulan.
"Kok malah bengong sih. Tunjukkin dong. Aku pengen liat. " kata Wulan penasaran. "Oke kalau kamu maksa. Tapi ini pura-pura kan " " jawab ane.
"Iyaa, tapi senatural mungkin ya. " tambah Wulan. "Natural yang seperti apa" " tanya ane nggak ngerti.
"Kalau perlu pake pegang tanganku juga boleh. " kata Wulan sambil menyodorkan ta ngan kanannya. Waduh... apa-apaan sih kamu ini Lan " Ane makin bingung.
"Baiklah. " kata ane sambil menarik napas, lalu menggenggam tangan Wulan. "Lan, aku sudah lama suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacar aku " " kata ane sambil tetap menggenggam tangan Wulan.
"Aku mau, Vin. " jawab Wulan. "Kok kamu jawab sih " " protes ane.
"Lho, kamu nanya ya aku jawab lah. " jawab Wulan sambil ketawa.
"Tapi aku nanyanya kan cuma pura-pura. " kata ane. "Tapi aku jawabnya serius tuh. " jawab Wulan.
"Haaah.. " " lagi-lagi ane bengong mendengar kata-kata Wulan. "Kamu bengong mulu sejak tadi Vin. "
"Eeeh nggak kok.. haha.. "
"Vin, kamu mau sampai kapan pegang tangan aku " " tanya Wulan.
"Aaah.. sorry... sorry Lan. " kata ane tergagap sambil melepaskan tangan Wulan, dan Wulan cuma tersenyum geli melihat ane yang salting.
Setelah selesai makan di kantin, kami berdua lalu menuju ke ruang kuliah. Jam sudah menunjukkan pukul 9.45, wah ternyata kami berdua ngobrol cukup lama di kantin. Entah kenapa selama ini kalo ane di depan Wulan awkward banget, padahal ane udah cukup lama kenal sama dia. Lain kalo sama Shela, baru kenal sehari udah langsung akrab, apa mungkin karena Shela rada centil kali ya.
Kuliah kedua udah berjalan sekitar setengah jam. Kali ini ane duduk di bangku favorit ane di deretan tengah, sedangkan Wulan seperti biasa duduk di deretan dua dari depan. Dia masih terlihat ceria seperti biasanya, seperti hari-hari sebelum dia menangis dipelukan ane tempo hari. Cuma yang menurutku agak aneh dengan sikap dia di kantin tadi. Selama kenal Wulan, baru kali ini dia memberondong ane dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Mungkin memang cewek itu sukar di mengerti ya. Tiba-tiba, kling..kling.. ada pesan BBM masuk, ternyata dari Shela.
Shela: Vino sayang Shela: masih kuliah kah Ane: iya tadi mulai jam 10 Ane: kamu juga masih di kelas" Shela: iya
Shela: tapi dosennya boring jadi aku bbm kamu Ane: kamu pulang jam 2 ya
Shela: iya Ane: ntar beneran gk dijemput " Shela: gak usah
Shela: aku mau jln2 sama tmn2 Shela: bareng2 naik bis
Ane: ya udah hati hati ya Shela: makasih
Shela: awas ya Shela: kamu jgn ngelirik cewek lain Shela: atau (emot tinju 3x)
Ane: iya iya sayang Hiii.. ternyata di chat BBM Shela masih serem juga. Kuliah akhirnya selesai jam 10.55. Maklum singkat cuma 50 menit soalnya bobotnya cuma 1 sks dan merupakan kuliah terakhir hari ini. Ane lihat Wulan berjalan keluar ruangan bersama teman-teman ceweknya. Ah pasti Yovie sudah menunggu di luar nih, batin ane. Ane lalu mengemasi tas ane bersiap pulang. Lagipula jemput Shela kan masih ntar jam 6 sore.
"Vin main pes yuk. " ajak Irfan pas kami ketemu di lobby. "Boleh boleh, kebetulan aku mau balas dendam. " kata ane. "Tapi bayarin ya. " pinta Irfan.
"Yaa elah, tapi besok gantian lho. " cetus ane. "Bereees !! " jawab Irfan bersemangat.
"Vin aku bonceng ke halte dong. " Wulan tiba-tiba udah berdiri di samping kami. "Lho kamu belum pulang Lan " " tanya ane.
"Aku nunggu kamu Vin. " jawab Wulan
"Eh tapi kalian mau PS-an ya, kalo gitu aku jalan kaki aja deh. "
"Nggak kok Lan, PS-nya bisa kapan-kapan. Kamu pulang sama Vino aja. " kata Irfan. "Sip deh kalau gitu. " kata Wulan tersenyum ceria.
Lho Yovie kemana nih " Biasanya kan hari Jumat si Yovie selalu jemput Wulan "
"Kalo gitu pertandingan ditunda dulu ya. " kata ane ke Irfan. "Iya gak papa. "
"Makasih ya, Fan " kata Wulan dan kami berdua berjalan menuju parkiran motor. "Vin.. " panggil Wulan.
"Apa " " "Antar aku sampai rumah ya. " pinta Wulan. "Yaa oke. " jawab ane.
"Asyikk. Aku pinjam helm ke pak parkir dulu ya. " kata Wulan dengan raut ceria lalu berlari menuju petugas parkir buat pinjam helm.
Sepanjang perjalanan ke rumah Wulan, ane kembali bertanya-tanya, nih Yovie tumben banget nggak jemput pacarnya. Dan ane yakin banget kalau hari Jumat Yovie pasti menjemput Wulan dan selama ini nggak pernah absen. Ane bener-bener penasaran tapi ane juga gak enak pake nanya Wulan segala.
Part 22 Sekitar jam setengah dua belas kami sampai di rumah Wulan. Setelah Wulan turun dari motor nggak ane lalu pamitan, tapi...
"Vin, mampir dulu yuk. " ajak Wulan. "Kapan-kapan aja deh, aku... "
"Please, ada yang mau aku bicarakan. " pinta Wulan sambil menarik lengan ane. "Oke deh. " jawab ane sambil turun dari motor.
Wah apalagi nih " Apa masalah dengan Yovie lagi " Ane bertanya-tanya dalam hati sambil berjalan menuju kamar Wulan.
"Kamu mau minum apa Vin " " tanya Wulan.
"Teh anget aja ya. Seperti biasanya. " jawab ane sambil duduk di lantai kamarnya Wulan.
Wulan kemudian turun ke lantai bawah dan nggak beberapa lama dia udah naik sambil membawakan ane teh anget dan langsung memberikannya ke ane. Ane pun langsung menyeruput teh bikinan Wulan tersebut. Hmmm, tehnya enak banget, manis sama takaran tehnya terasa pas. Wulan emang pinter kalau urusan dapur. Wulan lalu duduk di sebelah ane yang lagi asyik menikmati teh.
Rahasia Si Badju Perak 6 Pendekar Naga Putih 11 Memburu Harta Karun Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama