Ceritasilat Novel Online

Body Mengalahkan Wajah 9

Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser Bagian 9


Makasih Lan, udah mau membujuk Shela agar mau kesini. kata Vino tersenyum ke arahku. Sekarang wajahnya udah benar-benar cerah seperti semula.
Akupun mengangguk sambil tersenyum. Aku nggak tahu aku harus senang atau cemburu tapi aku
harus mengakui kalau selama ini aku salah, salah menilai hubungan keduanya karena ternyata Vino dan Shela memang saling mencintai. Dan hal itulah yang membuat aku ha rus menyerah kalah, menyerah kepada seorang cewek yang aku anggap masih labil, yang ternyata dalam bersikap, jauh lebih dewasa daripada aku.
Part 107 "Oh ya sekarang Mbak Shela udah ada disini, dan pastinya Vino udah nggak sedih lagi kan. Nah, gimana kalo kita nyusul yang lain ke pantai " " cetus Putri tiba-tiba.
"Wah boleh tuh Mbak Put. " jawab Shela dengan antusias.
"Lho emangnya kita check out jam berapa Put " " tanyaku sambil beranjak menghampiri Putri. "Sampai jam tiga kok, tenang aja. " jawab Putri tersenyum.
"Yee asyik, akhirnya kita ke pantai !! " teriak Shela dengan gembira. Lho kamu kan nggak bawa ganti Shel, ntar kalo basah gimana " tanyaku ke Shela. Nggak papa mbak, ntar celanaku digulung aja. jawab Shela.
Sayang yah, padahal aku pengen liat kamu pake baju renang. seloroh Vino. Tuh kan kumat mesumnya. jawab Shela ketus sambil menunjuk Vino. Cewek pake baju renang mesumnya dimana say " tanya Vino. Ah bodo. jawab Shela keliatan kesal.
Vino lalu memeluk Shela dari belakang sambil ketawa, dan Shela cuma tersenyum kecut melihat tingkah cowoknya itu. Ternyata mereka sudah seakrab itu, padahal belum lama kenal tapi chemistry diantara mereka udah terbangun kuat dan meskipun mereka baru aja putus nyambung tapi chemistry tersebut nggak berkurang sama sekali.
Kamu hebat Lan. kata Putri tersenyum sambil menepuk pundakku.
Yah, kamu bener Put, ternyata mereka memang saling mencintai. jawabku sambil menatap Vino dan Shela menuruni tangga sambil bergandengan tangan.
Aku seneng kamu udah bisa menerima semuanya dan aku harap kamu nggak ganggu mereka lagi. kata Putri bernada serius.
Ya nggak bakal lah Put. jawabku ketawa.
Lagian jadi jomblo tuh nggak salah kan dan kalo dipikir-pikir ada enaknya juga kok. jawabku berusaha menghibur diri.
Iya nggak Cit " tanyaku ke Citra yang sejak tadi cuma diem aja.
Tau ah. jawab Citra ketus sambil ngeloyor pergi meninggalkan aku dan Putri. Aku dan Putri tentu saja heran dengan sikap Citra barusan.
Lho Citra kenapa Lan " tanya Putri dengan nada heran. Nggak tau tuh. Tumben sensi banget. jawabku juga penuh tanda tanya.
Aku dan Putri lalu menuju kamar masing-masing untuk ganti baju yang lebih rileks untuk ke pantai. Aku dan Putri sama-sama pakai kaos oblong, sedangkan dia pake celana pendek dan aku pake legging selutut. Sedangkan Citra, kayaknya dia masih pede pake tanktop dan hotpants.
Melihat kami bertiga muncul, Shela dan Vino yang menunggu di ruang tamu villa terlihat senang, dan kami semua lalu berjalan menuju pantai yang jaraknya nggak begitu. Aku, Putri, Citra dan Shela berjalan di depan sedangkan Vino berjalan agak memisah di belakang. Mungkin dia canggung karena cowok sendiri, apalagi Shela malah memilih bergabung dan nimbrung ngobrol ke aku, Citra dan Putri daripada berjalan bersama pacarnya.
Hanya ada yang sedikit aneh dengan sikap Citra. Dia yang biasanya ngoceh nggak karuan kali ini lebih banyak diam, cuma sesekali tersenyum. Apa karena ada Shela yang sekarang hadir di antara kami " Entahlah, tapi kalo dibanding Citra, Shela jauh lebih menyenangkan kalo diajak ngobrol, nggak kayak Citra yang kalo ngomong sering ngaco dan suka ngeledek.
Setelah sampai di pantai kami langsung bergabung dengan temen-temen lain. Nggak sulit sih menemukan mereka soalnya hari ini pantai nggak terlalu ramai, apalagi Aldo langsung melambaikan tangan ke arah kami. Rupanya dia kebagian giliran menjaga barang-barang tementemen yang ditumpuk diatas sebuah tiker.
Ya udah aku jaga disini aja, kalian silahkan main sepuasnya. kata Vino tiba -tiba.
Kok gitu sih " Ngapain juga ke pantai kalo cuma duduk-duduk " protes Shela.
Lho aku duduk sambil menikmati pemandangan pantai kok say. Kamu disini juga deh nemeni aku. kata Vino sambil merangkul Shela.
Ih ogah !! kata Shela sewot sambil berusaha melepaskan rangkulan Vino.
Aku sama Mbak Wulan aja. Yuk mbak, kita ke sana. ajak Shela seraya menggandeng tanganku.
Wajar aja sih kalo Shela mengajak aku soalnya Putri udah langsung duluan ngeloyor pergi bersama Aldo bergabung dengan yang lainnya diikuti sama Citra.
Ah elah malah pergi sama Wulan lagi. kata Vino dengan nada menggerutu.
Awas lho Lan, ntar kamu dilempar sampai ke tengah laut sama dia !! teriak Vino dengan nada meledek.
Bodo weeekk !! kata Shela balas mengejek.
Aku cuma tersenyum geli melihat tingkah mereka berdua, dan kami berdua lalu ikut bergabung
bersama yang lainnya yang lagi asyik bermain dan berfoto ria. Aku sebenarnya masih rada canggung bila bersama Shela, karena sebelumnya kami kan saling membenci satu sama lain. Cuma aku nggak yakin Shela juga begitu karena dia sejak tadi terlihat lepas saat ngobrol denganku. Mungkin aja dia memang pintar menyimpan perasaan atau ah entahlah.
Aku nggak nyangka mbak, Vino bisa ngelakuin hal kayak gitu. kata Shela sambil menatap lautan. Soalnya pas aku tanya soal memar di pipinya dia bilang habis berantem. jawab Shela. Aku awalnya juga mikir gitu Shel, tapi aku lihat emang ada banyak kejanggalan dari sikapnya Vino waktu itu meskipun harus aku akui dia bisa merancang sebuah skenario drama yang hebat, hanya aja&
Kenapa mbak " tanya Shela.
Aktingnya payah. jawabku tersenyum simpul dan Shela cuma ketawa mendengar jawabanku. Ya aneh aja sih, dia yang tadinya angin-anginan, nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba jadi agresif, peluk-peluk aku gitu dan tiba-tiba Yovie datang. kataku.
Terus kenapa kamu nggak balikan sama Mas Yovie mbak " Kayaknya dia masih sayang sama kamu. tanya Shela.
Itu mustahil Shel& jawabku pelan sambil menggeleng.
Mustahil gimana mbak " Aku sama Vino aja bisa balikan, aku yakin kalian juga bisa kok. kata Shela.
Nggak, kami beda dengan kalian, saat putus kamu dan Vino masih saling mencintai. Ikatan batin kalian masih sangat kuat sehingga saat balikan pun nggak ada masalah, sedangkan aku sama Yovie&
& .saat kami mau putus, aku sama sekali udah nggak ada feeling ke dia. Dan Yovie juga tahu itu. kataku seraya menerawang ke arah lautan lepas.
Ibaratnya saat kami udah bener-bener putus, aku merasa lega karena bisa bebas dari ikatan yang menyiksa tersebut. kataku lagi.
"Mbak, apakah saat kamu udah nggak ada feeling ke Mas Yovie, itu karena kamu mulai suka sama Vino " " tanya Shela.
"Iya, benar. " jawabku pelan sambil tersenyum.
"Aku berharap setelah aku putus sama Yovie, aku bisa menerima cintanya Vino. Tapi ternyata dia udah punya pilihan lain yaitu kamu. " kataku lagi.
"Jadi saat di pesta ulang tahunnya Mbak Putri, kamu kelihatan sedih dan nggak semangat itu karena kamu cemburu melihat Vino datang bersama aku " " tanya Shela lagi.
Aku nggak menjawab, cuma mengangguk pelan sambil tersenyum. Ah kenapa aku malah jadi curhat sama Shela.
"Maafkan aku ya mbak... " kata Shela lirih sambil memegang tanganku.
"Nggak Shel, kamu nggak salah, justru aku yang salah yang selama ini nggak mau terima kenyataan kalau Vino udah milih kamu. " kataku seraya menatap Shela.
"Shel, Vino sangat mencintai kamu jadi aku berharap kamu bisa jagain dia ya. " kataku lagi sambil balas memegang tangan Shela.
"Dia cowok yang baik, tapi sayangnya gampang terpengaruh jadi mungkin itu PR yang agak berat buat kamu. Tapi tolong jangan bikin dia kecewa, jangan bikin kesalahan seperti yang udah kulakukan pada Yovie. "
"Kamu mau kan jagain Vino demi aku " " tanyaku sambil mengusap rambutnya Shela. "Iya, aku pasti akan jagain Vino. Aku nggak akan kecewain dia. Aku janji mbak. " jawab Shela. Untuk kedua kalinya aku memeluk Shela, dan dia juga balas memelukku.
"Kamu cewek yang baik Shel, aku yakin Vino bakal bahagia bersama kamu. " kataku. dan nggak terasa mataku mulai berkaca-kaca.
"Makasih ya mbak. " jawab Shela lirih.
Berat rasanya aku harus mengatakan semua itu pada Shela, pada cewek yang selama ini aku anggap merebut Vino dariku. Tapi aku rasa itu udah jadi yang terbaik buat kami bertiga.
Tapi saat aku nggak sengaja melihat ke arah Vino, ternyata dia lagi duduk berdua dengan Citra. Ya ampun, si sableng itu, bener-bener nggak tahu situasi. Aku pun buru-buru melepas pelukanku ke Shela.
"Sekarang lebih baik kamu ajak Vino jalan-jalan. Kan lebih baik kalo dia ditemani sama pacarnya. " kataku ke Shela.
"Iya, iya mbak. " jawab Shela tersenyum senang.
Aku sama Shela lalu berjalan menuju ke arah Vino yang lagi duduk berdua sama Citra di tiker. Melihat kami datang Vino langsung tersenyum, sedangkan Citra cuma pasang muka muram. Citra kenapa ya " Bener-bener nggak seperti biasanya.
"Cit, minum dong. " pintaku ke Citra, lalu dia memberikan sebotol air mineral. "Vin, temani jalan-jalan yuk, masa sejak tadi cuma duduk mulu. " ajak Shela ke Vino. "Yee aku kan jaga tas temen-temen. " jawab Vino berkilah.
"Kan sekarang udah ada Mbak Wulan sama Mbak Citra. Ayo !! " desak Shela sambil menarik lengan pacarnya tersebut.
"Ogah ah, capek. " jawab Vino sambil memalingkan muka.
"Kamu ini bener-bener nyebelin deh !! " kata Shela sewot. Dasar Vino, selalu aja nggak peka terhadap perasaan cewek.
"Turuti lah, Vin, masa sama pacar sendiri gitu. " aku mencoba membujuk Vino. "Iya deh. " jawab Vino lalu beranjak berdiri.
"Nah gitu dong !! " kata Shela dengan wajah riang. "Aku jalan-jalan dulu sama Vino ya Mbak. "
Shela lalu berjalan meninggalkan aku dan Citra. Sedangkan Vino berjalan dibelakangnya sambil tersenyum ke arahku. Aku pun membalas senyumannya sambil melambaikan tangan.
"Jangan jauh-jauh ya Shel, sejam lagi kita balik ke villa lho !! " kataku dengan nada berteriak.
"Iya mbak, beres !! " jawab Shela.
Aku menatap Shela dan Vino berjalan menjauh, lalu aku duduk di tiker di sebelah Citra yang sejak tadi cuma diem aja.
"Kamu kenapa sih sejak tadi kok keliatan bete " Katanya pengen ke pantai " " tanyaku berseloroh sambil membuka botol air mineral.
"Diem ah, brisik !! " jawab Citra ketus sambil tetap menatap lautan.
"Jawabnya nggak usah pake nyolot keles, sensi banget sih !! " jawabku nggak kalah ketus. Mendengar aku marah Citra cuma diem aja.
Aku dan Citra nggak saling bicara selama beberapa menit. Kami cuma diem sambil melihat ke arah laut yang kebetulan ombaknya nggak begitu tinggi. Tiba-tiba aku denger suara Citra seperti terisak. Spontan aku langsung menoleh ke arahnya.
"Lho Cit " Kok kamu nangis " " tanyaku dengan nada heran.
"Eh... nggak kok... aku... " Citra keliatan kebingungan sambil mengangkat kacamatanya lalu mengucek-ucek matanya.
"Nggak gimana orang mata kamu aja sampai berair gitu kok. " jawabku sambil menunjuk ke wajahnya Citra.
"Udah kubilang aku nggak nangis !! " jawab Citra dengan nada tinggi sambil beranjak berdiri lalu ngeloyor pergi meninggalkan aku.
Part 108 Ane mengikuti Shela berjalan meninggalkan Wulan dan Citra. Sebenarnya ane lagi males jalan-jalan soalnya ane capek plus ngantuk gara-gara semalam kurang tidur. Tapi nggak apalah, kapan lagi bisa jalan bareng Shela di pantai, apalagi kan suasana pantai kan indah, sehingga bisa menimbulkan kesan romantis. Siapa tahu ane bisa memanfaatkan suasana tersebut buat berduaan dengan bebeb ane ini, lalu ngajak dia& ehm& tiba-tiba& bukk!! Ada yang mencablek lengan ane.
Woi& ngelamun !! kata Shela dengan nada ketus. Eh, nggak, nggak kok& jawab ane gelagapan.
Jangan bohong, pasti kamu lagi mikir ngeres ya, ketauan dari muka kamu. kata Shela sambil menunjuk ane.
Yaa meski ngeres kan aku tetep mikirnya sama kamu say. jawab ane sambil nyengir. Tuh kan !! jawab Shela makin kesal.
Masa sama pacar sendiri nggak boleh sih " tanya ane sambil merangkul Shela lalu mendekatkan wajah ane ke wajahnya.
Iiiih apaan sih "! teriak Shela sambil mendorong badan ane.
Tiba-tiba plukk !! Sebuah bola sepak warna orange tiba-tiba jatuh di depan kami berdua. Dan Aldo melambaikan tangan sepertinya ngasih kode minta bola tersebut ditendang balik ke arahnya.
Oke tangkap ya !! teriak Shela sambil bersiap untuk menendang.
Shel.. jangan Shel.. !! teriak ane,
Tapi terlambat& DUKKK !! Shela menedang bola tersebut dengan keras sehingga sang bola meluncur jauh sekali dari posisi Aldo dan kawan-kawan cowok lainnya bermain.
Ups& aku nendangnya kekencengan ya. kata Shela ketawa sambil menutup mulutnya.
"Tuh kan... " kata ane.
Sorry !! teriak Shela sambil melambaikan tangan ke arah Aldo dan kawan-kawan yang pada bengong.
Kamu sih, nendangnya nggak kira-kira, udah tenaga kayak&
Kayak apa hayo !! kata Shela ketus sambil melompat lalu memiting leher ane.
Tapi kali ini ane nggak mau kalah, dalam posisi leher ane dipiting, ane langsung balas membekap pinggang Shela lalu membopongnya tinggi-tinggi. Kontan aja dia berteriak ketakutan.
"Vin Vin !! Apa-apaan sih "! Turunin aku !! " teriak Shela sambil memeluk ane.
"Kamu nggak tahu ya " Ini jurus buat melawan jurus pitingan leher milik sang guru Karate. " jawab ane sambil masih tetap membopong Shela.
"Iya iya tapi turunin aku dong !! Dilihat banyak orang kan malu !! "
"Nggak ah, aku mau ceburin kamu ke laut. " jawab ane sambil berjalan menuju ke tepi pantai.
"Jangan Vin !! Aku kan nggak bawa baju ganti !! " Shela teriak makin kenceng sambil meronta -ronta.
"Ah emang aku pikirin. " jawab ane cuek sambil tetap berjalan membopong Shela berjalan ke laut.
"VIN JANGAN !! " teriak Shela, sepertinya dia ketakutan banget akibat mau ane ceburin.
Akhirnya ane mengalah dan menurunkan sang tuan putri sambil ketawa ketiwi. Sedangkan Shela langsung menyikut pinggang ane dengan muka cemberut. Nggak keras sih, karena seperti biasa, dia malu-malu mau.
Tiba-tiba ane sadar kalo posisi ane dan Shela sekarang masih belum jauh dari tempat Wulan duduk tadi. Dengan refleks ane menoleh ke arah Wulan dan... byurrr.. tiba-tiba ada yang menyirati muka ane dengan air laut.
"Yeee yeee satu satu !! " kata Shela dengan nada meledek.
"Awas ya kamu. " kata ane sambil menyeka muka ane yang basah kena air laut.
Ane lalu membungkuk buat membalas Shela, tapi bebeb ane itu malah lari sambil ketawa, ane pun mengejarnya sehingga kami berkejar-kejaran di pantai, persis kayak adegan di film The Beach punyanya Di Caprio. Eh nggak ding, mana ada adegan kayak gitu, ah udahlah...
"Hari ini aku dapet dua kejutan menyenangkan say. " kata ane sambil menyeruput es kelapa muda pake sedotan saat kami nongkrong di sebuah kedai deket pantai.
"Apa itu " Yang pertama pasti akunya yang tiba-tiba kesini kan " " tanya Shela. "Idih nggak, sapa bilang "! " jawab ane berkilah.
"Lho maksudmu " " tanya Shela.
"Yang pertama, tim sepakbola favoritku menang telak semalem dan yang ada diskon gede -gedean di toko game online. " jawab ane sambil nyengir.
"Oooh... ternyata gitu ya. Aku kalah sama game kamu. " jawab Shela cemberut sambil melengos. "Ciee yang ngambek. " ledek ane sambil mendekatkan wajah ane ke Shela. "Bodo. " jawab Shela ketus sambil tetep melengos.
"Hehe iya iya say, yang pertama tentu saat kamu datang kesini. Aku nyaris kena serangan jantung melihat kamu tiba-tiba udah ada di belakangku. " kata ane.
"Terus yang kedua " " tanya Shela dengan wajah masih keliatan bete. "Kamu tiba-tiba bisa akur sama Wulan. " jawab ane.
Mendengar kata-kata ane Shela ketawa sambil minum es kelapa muda-nya pake sedotan.
"Mbak Wulan yang tadi membujuk aku agar mau menemui kamu Vin. Mungkin kalau bukan dia, aku nggak bakal mau kesini. " kata Shela sembari menatap ane.
"Terus dia bilang apa aja ke kamu " " tanya ane lagi.
"Ya banyak lah. " jawab Shela singkat.
Sepertinya Shela keberatan menceritakan obrolannya sama Wulan. Yah, nggak masalah sih. Tapi emang bener dugaan ane, Wulan lah yang punya andil besar mengajak Shela kemari. Semoga aja Wulan beneran mau baikan sama Shela dan nggak bakal ganggu hubungan kami berdua.
"Ternyata Mbak Wulan orangnya menyenangkan ya. Maksudku, hari ini dia beda banget dibanding kemaren-kemaren. " kata Shela lagi.
"Saat kami ngobrol di pantai tadi, sikapnya dewasa banget. Aku seperti ketemu sosok Wulan yang berbeda. Dan dia banyak kasih nasehat ke aku, terutama soal kamu. "
"Lho soal aku " Emang aku kenapa " " tanya ane penasaran.
"Dia bilang kalo kamu orangnya gampang kena pengaruh jadi dia minta agar aku bener-bener jagain kamu. " jawab Shela.
"Artinya kamu ini emang suka meleng-meleng sama cewek lain !! " kata Shela ketus sambil menuding wajah ane.
"Masa sih, hahaha. " jawab ane ketawa.
"Tapi aku yakin ada faktor lain yang bikin kamu kesini, dan aku yakin itu presentasenya lebih besar dibanding bujukan Wulan ke kamu. " kata ane lagi.
"Apaan tuh " " tanya Shela.
"Yaa karena kamu pasti kangen banget sama aku. " jawab ane sambil nyengir. "Ih ge'er !! Nggak banget deh !! " jawab Shela sewot. Ane cuma ketawa melihat bebeb ane uring - uringan.
Mendengar cerita Shela soal Wulan tadi ane jadi agak tenang. Meskipun nggak cerita banyak, tapi ane bisa merasa kalo Wulan emang beneran menerima hubungan ane sama Shela. Sepertinya masalah kami bertiga, semoga aja udah bener-bener selesai.
"Vin, udah yuk, udah jam setengah satu lho. " kata Shela tiba-tiba.
"Hah, oh iya ya. " jawab ane sambil melihat jam di HP.
Jam ternyata emang udah menunjukkan pukul setengah satu lebih, sepertinya kami harus segera kembali ke villa. Untungnya aja kedai minuman ini nggak jauh dari lokasi pantai tempat tementemen tadi.
Setelah menghabiskan minuman kelapa muda kami tadi, dan membayar ke abang penjaga kedai, kami bergegas keluar. Ane menggandeng Shela berjalan menyusuri pantai. Ane bener-bener bahagia dan rasanya masih seperti mimpi. Shela udah kembali, dan aku berjanji nggak aka n bikin dia sedih lagi.
Tiba-tiba ups... ada seorang cewek berkaca mata berdiri di depan kami berdua dengan bersedekap. Seorang cewek yang udah kami kenal dengan baik karena dia temennya Putri dan Wulan. Dia menatap ane dan Shela dengan wajah muram, persis seperti tadi.
"Mbak Citra... " Shela menyapa dengan tersenyum, tapi Citra nggak menjawab sepatah katapun.
Aduh, Citra mau ngapain nih, batin ane. Jangan-jangan dia mau bocorin semua aktivitas yang kami lakukan pas berdua di villa tadi. Celaka, kalau beneran gitu, bisa-bisa hubungan ane sama Shela bakalan kandas lagi, dan dijamin Shela bakalan pergi selamanya.
Mbak, kok diem aja sih " tanya Shela lagi setelah melihat Citra cuma diem membisu.
Kalian ini& tiba-tiba aja Citra ngomong sambil menatap kami berdua dengan tajam. & .mentang-mentang udah balikan, nempeeel terus dari tadi. kata Citra lagi.
Oh, ya iya lah mbak. Kan mumpung liburan di pantai. Iya nggak Vin. jawab Shela dengan nada
riang lalu memeluk lengan ane.
Iya & bener. jawab ane rada grogi.
Mendengar jawaban kami berdua, Citra cuma tersenyum, cuma rada gimana gitu.
Inget ya, jangan kecewain dia lagi. kata Citra sambil memukul lengan ane dengan pelan.
Ane dan Shela menatap Citra yang berjalan meninggalkan kami berdua. Shela kelihatan bingung dengan sikap Citra tadi, tapi tentu saja tidak dengan ane. Tapi untunglah dia nggak cerita apapun ke Shela, berarti dia emang menghormati hubungan kami berdua. Tapi tunggu, gimana kalo dia cerita semuanya ke Wulan " Wah wah.. itu nggak kalah gaswat nih&
Mbak Citra kok sikapnya aneh ya " tanya Shela.
Gak tau. jawab ane singkat.
Udah yuk kita ketempat temen-temen. kata ane lagi sambil menggandeng Shela.
Jam udah menunjukkan jam satu lebih, dan temen-temen udah berkumpul dan mengambil barang masing-masing yang ditumpuk di tiker. Wulan juga ada di situ, saat melihat kami berdua dia langsung tersenyum manis. Kalo dilihat dari ekspresinya sih kayaknya nggak ada apa -apa. Mogamoga aja Citra beneran nggak cerita apa-apa ke Wulan. Lho, tapi mana Citra " Kok nggak kelihatan padahal Putri juga udah disini " Eh iya kan kayaknya dia berjalan ke arah lain pas ketemu tadi.
Lan, Citra belum balik " tanya ane ke Wulan.
Eh iya& jawab Wulan sambil menengok sekeliling ke temen-temen. Put, liat Citra nggak " tanya Wulan ke Putri dan Putri cuma menggeleng.
Tadi kami ketemu Mbak Citra pas keluar dari warung minuman yang disana itu mbak. kata Shela sambil menunjuk ke arah warung minuman tadi.
Ada apa sih " Citra belum balik " tanya Putri ikut nimbrung.
Belum tuh. Kata Shela sih tadi sempet ketemu di dekat warung di sana itu. jawab Wulan sambil menunjuk arah yang ditunjukkan Shela.
Coba kamu telpon Lan. kata Putri ke Wulan.
Mana bisa keles HP-nya aja aku bawa. kata Wulan sembari menunjukkan HP-nya Citra. Yaa elah !! Bikin repot aja makhluk satu itu. Mana udah jam satu lagi. gerutu Putri sambil berkacak pinggang.
Ya udah kalo gitu aku akan cari dia. kata Wulan.
Nggak usah mbak, biar Vino aja yang nyari Mbak Citra. Sana, Vin !! kata Shela ke ane. Apaan sih, perintah-perintah seenaknya !! jawab ane bernada protes. Kamu ini ya& Mbak Wulan kan cewek, masa kamu tega ngebiarin dia berlari kesana kemari. Kasihan kan " kata Shela lagi.
Nggak papa Shel, biar aku aja. jawab Wulan tersenyum.
Nggak mbak, biar Vino aja. Kan dia yang udah ketemu Mbak Citra tadi. kata Shela sambil mencablek lengan ane.
Udah sana !! kata Shela lagi berkacak pinggang saat melihat ane cuma diem aja. Iya iya aku pergi. jawab ane sambil menggerutu.
Jangan lupa ntar kalo Citra udah balik aku dibel ya. pinta ane ke Shela. Iya !! jawab Shela singkat.
Ane pun berlari-lari kecil menuju ke tempat dimana ane ketemu Citra tadi. Dan sampai ke TKP ane celingukan kanan kiri dan Citra nggak ada. Ane pun mencoba mencari lagi di beberapa warungwarung sekitar namun Citra nggak ada disana. Duh, nih cewek kemana ya " Apa dia udah balik " Tapi kok Shela nggak nelpon " Ane lalu ngeluarin HP dan berinisiatif telpon balik bebeb ane, tapi ah elah nggak ada sinyal lagi. Perasaan pas di villa bar-nya ada dua biji deh, gerutu ane dalam hati.
Setelah mencari kesana kemari akhirnya mata ane tertuju pada sosok cewek yang lagi duduk sendirian di sebuah gubuk kecil yang nggak terpakai. Dia lagi asyik minum sebotol Aq ua sambil menatap pantai.
Cit, ngapain kamu disini " Temen-temen udah nungguin lho. kata ane sambil berjalan menghampiri Citra.
Ntar. jawab Citra singkat tanpa menoleh.
Kamu kenapa sih kok kelihatan bete banget " tanya ane sambil duduk di sebel ah Citra.
Mendengar pertanyaan ane, Citra cuma melirik lalu kembali menatap lautan. Duh kayaknya Citra beneran marah deh, tapi masa iya dia jeles gara-gara kedatangan Shela.
Kamu itu beneran nanya apa cuma pura-pura bego " tanya Citra tanpa menoleh.
Ya aku nanya beneran lah.
Berarti kamu emang bego. jawab Citra ketus.
Ih, malah dibego-begoin lagi, gerutu ane dalam hati. Tapi karena ane nggak mau ribut ya ane cuma diem aja.
Apa karena Shela " tanya ane pelan-pelan tapi coba to the point.
Dasar, cowok emang nggak ada yang peka ya. jawab Citra lagi-lagi ketus dan tanpa menoleh.
Ah berarti beneran Citra sepertinya cemburu karena kedatangan Shela, tapi masa iya sih, setau ane Citra tipe cewek playgirl yang demen gonta ganti cowok. Masa iya sama ane bisa sebaper ini.
Tapi aku mana tahu kalo Shela datang Cit& kata ane tapi Citra lagi -lagi cuma melirik sambil pasang wajah muram.
Lagian kamu kan selalu bilang kalau aku ini bukan tipe kamu dan kamu nggak ada feeling apa -apa ke aku. kata ane berusaha membela diri.
Dan aku bilang gitu kamu percaya " tanya Citra.
Yaa aku& Setelah semua yang kita lakukan tadi pagi, kamu percaya gitu aja " kata Citra lagi kali ini dengan nada agak keras.
Ya terus aku harus gimana dong " Aku kan jadi serba salah. jawab ane gak mau kalah. Tapi Citra nggak menjawab cuma menatap ane.
Tiba-tiba Citra berdiri lalu& byuurrr !!! Dia mengguyur kepala ane sama sebotol Aqua yang sejak tadi dipegangnya. Kontan aja ane kaget banget lalu buru-buru berdiri dan mengibas-ngibaskan kepala dan baju ane yang basah kuyup.
Apa-apaan sih kamu Cit "! teriak ane sambil mengusap wajah ane yang penuh air. Udah mending kamu nggak aku tampar. jawab Citra dengan nada ketus. Iya tapi&
Lho " Mbak Citra " Ternyata kalian ada disini "! tiba-tiba aja Shela udah muncul di dekat kami berdua, sepertinya dia juga ikut mencari Citra.
Shela " Kok kamu kesini " tanya ane dengan perasaan kaget banget. Soalnya kamu ditelpon nadanya sibuk sih. Jadi ya aku nyusul nyari kamu. jawab Shela. Lho tapi kok kamu basah kuyup gini " Kamu kenapa Vin "! tanya Shela sambil mengusap -usap rambut ane.
Oh nggak kok ini& ane kebingungan menjawab pertanyaan Shela, sedangkan Citra cuma menatap kami berdua dengan tatapan sinis.
Part 109 Lho tapi kok kamu basah kuyup gini " Kamu kenapa Vin "! tanya Shela sambil mengusap -usap rambut ane.
Oh nggak kok ini& ane kebingungan menjawab pertanyaan Shela, sedangkan Citra cuma menatap kami berdua dengan tatapan sinis.
Mbak, ini ada apa sebenarnya " tanya Shela ke Citra, tapi lagi-lagi Citra cuma diem aja.
Mbak "! Shel, tolong kamu awasi bener-bener si Vino ini& kata Citra ketus sambil menunjuk ane.
Kalau sampai dia meleng ke cewek lain, kamu jangan sungkan-sungkan buat menghajar dia sampai babak belur. kata Citra lagi seraya menatap ane.
Setelah berkata demikian Citra lalu pergi meninggalkan kami berdua sambil melempar botol Aqua yang isinya kosong karena udah pindah ke kepala dan badan ane. Shela cuma terbengong -bengong melihat sikap Citra. Duh, beneran deh Citra marah karena ane balikan sama Shela.
Vin, Mbak Citra kenapa sih kok jadi sensi gitu " Sikapnya sejak tadi aneh banget. tanya Shela. Mana aku tahu. jawab ane ngasal.
Terus kok kamu bisa basah kuyup gini " Jangan-jangan kamu disiram sama Mbak Citra ya. Soalnya aku lihat dia buang botol Aqua yang udah kosong. tanya Shela penuh selidik. Nggg, yaa iya sih. ane terpaksa ngaku.
Kok dia sampai nyiram kamu "! Kamu pasti mau berbuat macem-macem sama Mbak Citra ya "! tanya Shela dengan nada tinggi.
Nggak aku cuma ngajak dia pulang kok. jawab ane berkilah. Tapi kok dia sampai bisa semarah itu " tanya Shela lagi.
Aku nggak tahu Shel, aku cuma ngajak dia pulang terus tiba-tiba aja dia nyiram aku pake Aqua. jawab ane sebisanya.
Kok gitu sih "! Wah nggak bener nih. Aku harus bicara sama Mbak Citra !! jawab Shela ketus. Udah nggak usah, Shel. Ntar malah makin runyam. kata ane sambil memegangi lengannya Shela. Nggak bisa gitu dong, dia seenaknya main siram orang !!
Nggak papa Shel, tadi aku yang salah. Mungkin tadi aku rada memaksa jadi bikin dia marah. Kayaknya sih Citra emang lagi ada masalah, mungkin sama pacarnya atau gimana. jawab ane. Tapi setauku Mbak Citra itu jomblo deh. jawab Shela. Ah kampret !! Susah bener mau bohongi cewek satu ini.
Ya mungkin sekarang dia udah punya pacar, kita kan nggak tau. Udah yuk balik. kata ane sambil buru-buru mendorong Shela keluar dari gubuk tersebut.
Kami berduapun balik ke tempat temen-temen berkumpul yang udah menunggu. Citra juga udah ada disana, dan nggak seperti tadi, dia udah mau ngobrol dengan temen-temennya termasuk Putri dan Wulan. Cuma pas bertatapan dengan ane dia kembali pasang wajah cemberut atau malah melengos. Moga-moga aja dia nggak cerita apa-apa ke Wulan.
Pas sampai di villa, udah jam dua siang. Setelah mandi dan bersih-bersih kami pun makan siang dan bersiap untuk kembali ke kota. Berhubung ane dan Shela nggak bawa apa -apa, jadi kami cuma bersiap ala kadarnya. Untung aja baju ane udah rada kering meskipun apek soalnya ane kan udah dari pagi nggak mandi dan nggak ganti baju. Sebenernya sih ane udah ditawari dipinjemi bajunya Aldo atau temen-temen cowok lain tapi ane tolak, soalnya ya risih aja pake baju punya orang lain.
Saat semua lagi mengemasi barang-barang dan memastikan nggak ada yang ketinggalan, ane lihat Putri dan Wulan ngobrol di dekat tangga. Putri nunjuk ke atas sambil mengatakan sesuatu dan Wulan cuma mengangguk. Wulan lalu naik tangga sambil membawa kresek besar dua buah.
Put, Wulan ngapain tuh " tanya ane ke Putri.
Oh dia aku suruh bersihin sampah-sampah di rooftop. Nggak banyak sih, tapi kan tetep nggak enak juga kalo kita ninggalin sampah gitu. jawab Putri sambil berlalu meninggalkan ane.
Ane lihat Shela lagi ngobrol sama temen-temen yang lain di sofa ruang tamu. Ane pun diem-diem naik ke rooftop buat menemui calon ist.. eh Wulan. Bagaimanapun ane harus bicara dan setidaknya berterima kasih padanya, karena dia juga ane bisa balikan sama Shela.
Boleh aku bantu " tanya ane ke Wulan yang lagi asyik memunguti kardus dan bungkus snack yang berserakan.
Vin "! Wulan keliatan terkejut melihat ane udah berdiri di sebelahnya. Kenapa " Kamu kok kayak lihat hantu " tanya ane ketawa. Kamu ngapain disini " Ntar kalo Shela tahu bisa marah lho. kata Wulan. Yee kenapa harus marah " Emang kita mau ngapain " tanya ane sambil mengambil beberapa bungkus plastik lalu memasukkan ke kantong yang dibawa Wulan.
Justru aku kesini mau bantu kamu bersih-bersih, sekaligus mau nanya sesuatu ke kamu. kata ane lagi.
Nanya apa " tanya Wulan sambil meraih serok sampah dan sapu ijuk di pojokan.
Kenapa kamu melakukannya " tanya ane. Melakukan apa " tanya Wulan sambil menatap ane.
Membawa Shela kemari. Aku yakin pasti kamu yang membujuk agar dia mau kemari. jawab ane.
Wulan nggak menjawab, dia cuma tersenyum sambil menyapu lantai rooftop.
Kemaren saat kamu seharian sedih, kamu cuma ingin satu hal, ketemu sama Shela kan " tanya Wulan.
Iya. jawab ane. Dan kamu juga bilang sama aku kan " tanya Wulan lagi sambil membawa serok sampah yang udah penuh.
Iya. jawab ane singkat sambil membuka kantung plastik, lalu Wulan menuang seluruh isi serok ke dalamnya.
Terus pertanyaanmu udah kejawab belum " tanya Wulan seraya menatap ane penuh arti. "Iyaa sudah sih. " jawab ane. Ini Wulan kenapa ya, sikapnya nggak kayak biasanya. "Terus kenapa kamu masih nanya juga " "
Nggak papa sih, cuma pengen tahu aja. jawab ane.
Kamu emang kayak gitu deh, udah tahu jawabnya masih nanya juga. kata Wulan sembari menaruh serok dan sapu ke pojokan rooftop. Ane lalu mendekati Wulan yang lagi mencuci tangan di wastafel.
Kalau begitu makasih ya. kata ane sambil merangkul pundak Wulan. Tiba -tiba aja Wulan mengibaskan tangan ane dari pundaknya.
Tolong jaga sikap kamu Vin !! kata Wulan seraya menatap ane.
Kamu udah punya Shela dan dia sangat mencintai kamu. Jadi aku mohon jangan bikin dia sakit hati lagi. lanjut Wulan dengan nada serius.
Iya sih tapi kenapa kamu jadi serius kayak gini " Nggak biasanya deh. jawab ane dengan penuh tanda tanya. Ini kenapa semua pada sensi gini sih "
Selama ini aku udah melakukan kesalahan besar yang membuat Shela sedih dan aku sangat menyesalinya. Dia cewek yang baik, dia tulus mencintai kamu. jawab Wulan. Jadi aku mohon sama kamu jangan bikin dia sedih lagi. kata Wulan dengan nada lirih.
Ane cuma tertegun melihat sikap Wulan yang beda banget dari biasanya. Ternyata Shela bener, Wulan sekarang udah berubah.
Yah, aku ngerti Lan. Maafkan aku. kata ane.
"Nggak Vin, aku yang selama ini salah. Aku yang udah bikin hubungan kalian berantakan. Jadi aku yang seharusnya minta maaf. " jawab Wulan seraya menatap ane dengan mata berkaca -kaca.
"Kamu mau kan, memaafkan aku... yang nggak tau diri ini " "
"Iya Lan. " jawabku pelan.
"Makasih Vin. " kata Wulan tersenyum sambil menyeka air matanya.
Tetapi kita masih tetap berteman kan " tanya ane.
Wulan nggak menjawab cuma tersenyum sambil mengangguk, lalu pergi meninggalkan ane sambil membawa kantung plastik yang udah penuh terisi. Sepertinya Wulan bener-bener udah berubah, dia sekarang udah bisa menerima hubungan aku dan Shela. Emang bagus sih, cuma entah kenapa ane merasa sedikit asing dengan sikap Wulan tadi. Ah sudahlah...
Ane lihat jam di HP masih jam setengah tiga lebih, masih banyak waktu dan ane sempatkan memandang lautan dari atas rooftop. Wah indah juga ya pemandangan pantainya, coba kalau pas senja, pasti lebih indah lagi, batin ane dalam hati.
Vin !! tiba-tiba ada suara cewek mengagetkan ane. Ternyata Shela yang datang. Yeee... sejak tadi aku cari-cari ternyata kamu malah ngelamun disini !! kata Shela dengan nada sewot.
Ih siapa yang ngelamun keles, aku kan lagi liat pantai. jawab ane. "Ngapain liat pantai lagi kan sejak tadi kita udah di pantai lama " " tanya Shela. "Ya beda lah. Dari sini kan sudut pandangnya bisa lebih luas. " jawab ane sambil tetap menatap lautan.
"Kalau pas sunset pasti pemandangannya bagus banget ya Vin. " kata Shela sambil memegangi rambutnya yang ketiup angin.
"Iya. " jawab ane singkat. Shela cantik banget, apalagi kalo rambutnya tertiup angin seperti itu, cantik... sangat cantik...
"Kamu tahu nggak, kata orang kalau kita mengajak pasangan kita melihat indahnya matahari terbenam, maka hubungan kita akan langgeng " " kata ane lagi sambil menatap Shela. "Nggak tau tuh. Emang kamu percaya " " tanya Shela lagi.
"Yaa percaya aja sih, kalo pas senja itu kan pemandangannya indah jadi kesannya lebih romantis gitu. " jawab ane.
"Bener juga yah. Kalo gitu kapan-kapan kita kesini lagi ya Vin buat ngeliat sunset. " pinta Shela. "Iya, pasti. " jawab ane tersenyum.
Ane lalu merangkul pundak Shela, dan Shela lalu bersandar di pundak ane. Kami berdua kemudian menikmati pemandangan pantai yang mulai beranjak sore. Wulan emang bener, Shela sangat sayang sama ane dan ane berjanji nggak akan menyakiti hatinya lagi.
Semoga rasa diantara kita takkan hilang oleh waktu Sehingga tiada celah bagi cinta lainnya
Dan maafkan diriku yang selalu membuatmu sakit hati Karena bukan maksudku menyakitimu
EPILOG Hah.. suara telpon mengagetkan ane yang terkantuk-kantuk di meja kantor. Ane pun buru-buru mengangkat telpon siapa tahu dari pak manager.
Halo. jawab ane. Mas Vino, ini udah hari Rabu lho, lupa yaa.. " kata seorang cewek di seberang sana. Aduh iyaa, sekarang udah jam berapa sih " tanya ane sambil melihat jam HP. Udah setengah tiga maaas. Bentar lagi aku pulang lho. jawab cewek tersebut nggak sabar. Semua departemen udah ngumpulin pengajuan anggaran kok, tinggal ngerekap aja. jawab ane.
Meski tinggal ngerekap kalo belum dikerjain ya sama aja bo ong keles. Iya iya aku kerjain sekarang. jawab ane sambil buru-buru menutup telpon.


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba aja pak manager datang sambil membawa sebuah map lalu menaruhnya di meja ane.
Mas Vino, tolong ini dimasukkan ke anggaran kita. Hari ini ya. pinta pak manager.
Siap pak. jawab ane, dan pak manager segera berlalu dari hadapan ane.
Ane memandang ruangan kantor dan temen-temen yang lain udah mulai mematikan komputer, laptop dan mulai berbenah pulang. Ah sial, ane dengan buru-buru mengetik rekapan anggaran biar secepatnya diserahkan ke bagian finansial. Setelah beberapa lama akhirnya rekapan tersebut selesai dan ane segera bergegas menuju ruang bagian finansial yang berada di lantai tiga.
Halo Mbak Tikaaa& sapa ane kepada seorang cewek yang menanti ane dengan wajah bersungut - sungut di depan komputer. Soalnya semua temen seruangannya udah pada pulang.
Sini buruan !! jawab Tika sambil mengadahkan tangannya.
Ane pun memberikan rekapan anggaran yang dimintanya. Setelah membaca sekilas dia langsung mengernyitkan dahi.
Laptop " Dua puluh lima juta " tanya Tika ke ane dengan nada agak keras.
Ya mau gimana lagi. jawab ane sekenanya.
Buat para kepala divisi, kan udah dibahas kemaren pas meeting. jawab ane.
Tapi kemaren kan dihitung cuma lima belas juta "! protes Tika.
Tau ah, ntar protes malah diomelin lagi. jawab ane.
Ya udahlah. Makasih ya. jawab Tika sambil merekap anggaran ane di komputernya.
Ane pun berjalan kembali menuju meja kerja ane dan ane liat jam dinding udah jam tiga lebih. Semua temen-temen udah mulai meninggalkan ruangan kantor. Ane pun mematikan komputer, dan berkemas bersiap pulang. Tiba-tiba HP ane berbunyi memecah kesunyian ruangan. Ane lihat di layar, ah ternyata dari Wulan.
Halo ma. jawab ane. Kamu pulang jam berapa " tanya Wulan. Ya ini udah mau pulang. jawab ane. Oh ya, Nissa udah tidur " tanya ane.
Iya barusan. Tau nggak dia seharian aktif banget, merangkak kesana-kemari. kata Wulan dengan nada gembira.
Nggak terasa ya, bulan depan dia udah genap setahun. kata ane. Iya cepet banget ya pa, ntar tau-tau udah bisa jalan. jawab Wulan. Oh ya kamu udah liat foto yang aku kirim barusan " tanya Wulan kemudian. Foto apa " tanya ane.
Ya buka BBM-ku lah. jawab Wulan.
Karena penasaran ane lalu membuka BBM dan melihat kiriman dari Wulan dan setelah melihat foto itu ane cuma tersenyum simpul.
Halo ma. Itu barusan datang dari pak pos. jawab Wulan. Oh " jawab ane.
Kok cuma oh protes Wulan.
Terus aku harus bilang apa dong " tanya ane. Ya kamunya gimana " tanya Wulan. Gimana apanya " tanya ane.
Kamu cemburu yah " tanya Wulan lagi.
Cemburu " Bukannya kamu ntar yang cemburu. jawab ane ketawa. Ngapain juga aku cemburu, nggak banget deh. kata Wulan dengan nada sewot. Menurut kamu enaknya aku harus gimana " tanya ane.
Ya terserah kamu lah. Kalo kamu oke ya aku temeni. Ntar Nissa aku titipin ke ibu. jawab Wulan.
"Tapi kemaren dia kan nggak dateng ma. " kata ane.
"Kayak gitu nggak usah dipikirin keles. Tapi ya aku nurut kamu aja lah. " jawab Wulan. Tapi kalo aku oke, kamu yakin " tanya ane.
Yakin lah. Sebagai istri kan aku harus mendampingi kemana suamiku pergi. Iya nggak " tanya Wulan.
Ya udah, ntar kita bicarakan lagi di rumah ya. Oh ya kamu titip apa " tanya ane. Titip kamu pulang selamet aja deh. jawab Wulan.
Oh iya beres. jawab ane ketawa,
Dah ya, ma. kata ane, lalu menutup panggilan.
Sebelum pulang, ane sempatkan sekali lagi menatap foto kiriman BBM dari Wulan. Sebuah foto amplop undangan pernikahan. Kalau nama mempelai pria ane sama sekali nggak kenal, sedangkan mempelai wanitanya tertulis dengan jelas ... Shela Anindita Maharani.
***FIN*** Part 1 Pa, bangun pa& Pa& Vino terbangun setelah aku menggoyang-goyangkan badannya. Dia langsung menatapku dengan pandangan setengah mengantuk. Dasar, dia sejak dulu gitu, dimana aja dia selalu ketiduran.
Ada apa ma " tanyanya setengah sadar.
Kamu itu ya, dimana-mana selalu aja tidur. Keseringan nonton bola ya gini ini. kataku dengan nada ketus.
Hehe.. maklum cowok ma, masa iya nonton sinetron. jawabnya sambil nyengir. Dasar. jawabku sambil bersungut-sungut.
Eh, udah dipanggil belum sih " tanya Vino lagi.
Bentar lagi. Yang nomor sebelumnya barusan keluar. jawabku sambil melongok ke depan. Ibu Septiana Wulandari ! tiba-tiba petugas jaga klinik memanggil namaku. Tuh kan. Ayo pa. kataku sambil mencolek lengan Vino dan kami berdua bergegas berdiri lalu menuju ruang praktek dokter.
Silahkan. kata petugas tersebut dengan ramah mempersilakan kami masuk ke ruang dokter.
Saat sampai di dalam ruangan, seorang dokter wanita menyambut kami dengan senyum ramahnya. Dan ada seorang petugas klinik cewek duduk di dekat ranjang periksa.
Mari, silahkan duduk. kata dokter tersebut.
Bagaimana bu, apakah ada keluhan selama ini " tanya dokter itu ke aku setelah kami berdua duduk di hadapannya.
Iya dok, kok saya masih sering mual-mual ya. Apalagi kalo bau masakan daging gitu, pasti langsung keluar semua. jawabku dengan nada mengeluh.
Oke. Sekarang udah minggu ke sebelas ya bu. kata dokter sambil melihat map yang berisi catatan medis.
Iya dok. jawabku. Rasa mual biasanya terjadi di fase awal kehamilan, yaitu dua atau tiga bulan pertama. Sebenarnya itu wajar, hanya saja menjadi tidak wajar jika mualnya sangat parah sehingga tidak ada makanan yang bisa bertahan di perut. Dan itu butuh perawatan medis lebih lanjut. kata dokter tersebut panjang lebar.
Nggak sih dok. Mualnya cuma kalo bau-bau makanan tertentu kok. Kalo nggak ya makan seperti biasa. jawabku.
Iya dok. Kalau dia pas normal mah apa aja masuk. timpal Vino ketawa.
Dasar Vino, selalu aja bercanda. Spontan aja aku langsung mencubit lengannya dengan keras. Dokter itu cuma tersenyum melihat tingkah kami berdua.
Kalo gitu kita langsung cek aja ya bu. kata dokter itu dan akupun langsung mengangguk.
Mbak Nung, tolong siapkan mesinnya. kata dokter ke petugas cewek yang langsung menyiapkan mesin USG.
Mari silahkan bu. kata dokter itu.
Aku segera naik ke ranjang periksa lalu dokter memasangkan semacam alat scan di atas perutku. Dan layar langsung menampilkan apa yang terdeteksi oleh mesin tersebut yaitu gambar janin bergerak-gerak. Itulah anakku, anakku hasil pernikahan dengan Vino, suamiku.
Bayinya sehat ya bu tidak ada kelainan sama sekali. Semuanya normal. kata dokter sambil melihat layar.
Syukurlah dok. kataku dengan nada senang.
Aku melihat Vino duduk di samping ranjang. Dia juga menatap layar dan dari wajahnya dia terlihat sangat gembira juga. Setelah melakukan scan USG dan berbicara sebentar dengan dokter, kami berdua lalu keluar ruangan. Setelah membayar biaya periksa dan menebus sejumlah vitamin di petugas jaga, kami lalu bergegas keluar klinik menuju tempat parkir kendaraan. Disana terparkir mobil MPV hitam milik ayahnya Vino yang kami pinjam.
Besok beli mobil lah, pa. kataku saat kami udah ada di dalam mobil. Masa pinjem bapak kamu terus. Kan nggak enak.
Ya nggak apa-apa lah. Orang bapakku aja dipinjemi nggak masalah. Dia malah senang kok, kan ini cucu pertamanya. jawab Vino sambil menyalakan mobil.
Kan tetep nggak enak pa. Kalo pake punya sendiri kan lebih nyaman. Mau pake kapanpun bisa. kataku rada memaksa.
Beli yang seken-seken kan banyak tuh di toko online. Murah-murah lagi. kataku lagi. Mau rumah atau mobil dulu nih " tanya Vino sambil menyetir mobil meninggalkan parkiran klinik. Mobil dulu aja deh. Kalo rumah kan sementara udah ada rumahku. Kalo nggak rumahmu juga bisa. Nggak masalah. jawabku.
Iya deh, terserah kamu aja ma. jawab Vino.
Seperti biasa, dia selalu berusaha menuruti semua kemauanku. Tapi aku juga tahu diri, tidak akan menuntut lebih padanya. Sebenarnya sejak tadi ada yang mau aku sampaikan ke dia, tapi entah kenapa aku sedikit ragu.
Oh ya sebenarnya ada yang mau aku sampaikan ke kamu. Ada berita penting. kataku. Apaan ma " tanya Vino sambil tetap menyetir.
Ntar aja deh, di rumah aja ngomongnya. jawabku. Di sini aja napa. pinta Vino.
Nggak ah. Ntar malah bikin kamunya nggak fokus nyetir. jawabku. Kamu bikin aku penasaran aja ma. kata Vino.
Aku nggak menjawab dan hanya melihat keluar jendela. Aku bingung harus bilang apa ke dia, aku takut dia bakal marah, tapi tetep harus aku coba.
Jam delapan malam, kami pun akhirnya sampai di rumahku. Seperti biasa rumah ini selalu aja sepi, cuma ada ibu yang langsung menyambut kami berdua. Jadi nggak ada masalah kala u Vino juga tinggal disini.
Bapak belum pulang bu " tanyaku ke ibu.
Belum, paling jam sepuluhan. Hari ini warungnya laris banget, jadi pasti pulangnya agak malam. jawab ibu dengan nada gembira.
Gimana " Bayinya sehat " tanya ibu sambil meraba perutku. Kata dokternya sehat bu. Semuanya normal. jawab Wulan. Wah syukurlah kalau begitu. jawab ibu.
Kalian belum makan kan " Mending makan dulu deh. kata ibu lagi. Iya bu, makasih. jawab Vino.
Kami berdua lalu ke lantai dua, ke kamarku yang tentu saja udah kami sulap menjadi kamar bersama. Setelah kami ganti baju, kami berdua lalu menuju meja makan untuk makan malam. Setelah makan malam selesai aku memberanikan berbicara pada Vino.
Besok, pacar kamu mau maen kesini. kataku dengan nada bercanda. Pacar " Kamu ngomong apa sih ma " tanya Vino.
Masa udah lupa. Itu lho.. ciaaatt !! " kataku sambil menirukan gerakan orang meninju. Mendengar kata-kataku barusan, spontan ekspresi Vino berubah.
"Serius kamu. Mau apa dia kesini "! " tanya Vino dengan nada ketus.
"Ya cuma main aja kok pa. Nggak papa kan " " tanyaku dengan nada pelan. Aduh, gawat kayaknya Vino mulai marah.
"NGGAK !! " jawab Vino dengan keras.
"Tapi kenapa pa " Kan kita harus tetep berhubungan baik... " "Hubungan baik apa, bullsh*t itu !! " kata Vino dengan nada marah.
"Jangan gitu lah, dia kan kesini dengan niat baik. Nggak pantes kamu bersikap kayak gitu. " kataku berusaha membujuk Vino.
"Ya udah terserah kamu, yang jelas aku nggak pernah sudi ketemu dengan dia !! " jawab Vino malah semakin marah.
"Tapi aku udah janji kalau kamu bisa ketemu dia. " aku masih mencoba membujuk Vino. "Tuh kan, kamu selalu aja gitu !! Selalu seenaknya aja ngambil keputusan tanpa bilang aku dulu !! " jawab Vino sambil menuding ke aku.
"Iya tapi kalau aku bilang pasti kamunya nggak mau. " kataku.
"Emang aku nggak mau !! " jawab Vino dengan nada tinggi. Kami berdua lalu terdiam beberapa saat.
"Jam berapa dia besok datang " " tanya Vino tiba-tiba sambil minum segelas air putih. "Bilangnya sih mau kesini jam tiga-an, pas kamu pulang. " jawabku.
"Udah gini aja, bilang sama dia kalo besok aku ada meeting sampai malam. " kata Vino sambil beranjak berdiri.
"Dan aku ingatkan ya, aku nggak mau ngomongin soal dia lagi. Titik !! " timpal Vino lalu berjalan menuju lantai dua. Aku cuma menatap Vino berjalan meninggalkan aku.
"Suamimu kenapa Lan " Kok dia kayaknya marah-marah " " tanya ibu yang ternyata udah di dekatku.
"Yah biasa bu, tanggal tua. " jawabku seadanya sambil tersenyum.
"Kalian jangan sering-sering bertengkar. Inget lho anak di kandungan kamu. " kata ibu. "Iya bu. " jawabku singkat sambil membereskan piring-piring kotor di meja makan.
Part 2 Seorang lelaki paruh baya itu duduk di hadapan meja ane dengan pandangan memelas. Ane dengan berat hati menaruh sebuah amplop yang berisi sepucuk surat di meja di depannya. Dia cuma menatap amplop tersebut dengan pandangan nanar. Kemudian dia membukanya, membacanya beberapa saat lalu melipatnya kembali.
Apa sudah tidak ada kebijakan lagi dari perusahaan mas " tanya bapak i tu. Maaf pak, ini udah keputusan dari atasan. Saya cuma menjalankan perintah. jawab ane. Tapi saya sudah sepuluh tahun bekerja di sini mas, dan saya dipecat begitu saja " tanya bapak itu lagi.
Bapak sudah melakukan penggelapan. Dan itu sebuah kesalahan yang sangat fatal pak, karena bisa dikategorikan sebagai tindak pencurian. jawab ane.
Tapi kan nilainya juga tidak seberapa mas, masa&
Totalnya sepuluh juta pak, dan bagi saya itu lumayan besar. potong ane dengan cepat. Lagipula mau besar atau kecil, namanya mencuri ya tetep saja mencuri. Dan sudah untung kami tidak melaporkan bapak ke pihak berwajib. Kalau kena pidana, bapak bisa dipenjara lima tahun atau lebih. jawab ane sambil menatap bapak itu.
Baiklah, saya mengerti mas. jawab bapak tersebut dengan lirih sambil mengantongi surat tersebut.
Oh ya mas, masalah pesangon& tanya bapak tersebut dengan ragu-ragu. Maaf pak, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya& jawab ane sambil menggelengkan kepala.
Mendengar jawaban ane, bapak tersebut cuma mengangguk pelan lalu beranjak berdiri meninggalkan tempat kami berada. Sebuah ruangan kaca sempit yang sering digunakan bagian HR untuk menyidang karyawan bermasalah. Meskipun ruangan tersebut full AC dan sangat dingin namun sekarang terasa gerah bagi ane.
Ane kemudian keluar dari ruangan tersebut, dan sudah ane duga, semua mata temen-temen menatap ane dengan penuh tanda tanya.
Mas Vin, Mas Vin ! tiba-tiba seorang temen ane yang cewek memanggil ane saat ane lewat di depan mejanya. Ane pun berhenti dan menoleh.
Pak Taryo gimana " tanyanya dengan nada berbisik. Pecat lah. jawab ane singkat.
Bener kan. timpal temen yang di sebelahnya.
Eh dapet pesangon nggak. tanyanya lagi. Ane cuma menggeleng, lalu berjalan meninggalkan mereka.
Ih sadis bener. Kasihan ya, padahal kabarnya anaknya lagi sakit kan.
Ane nggak memperdulikan celotehan temen-temen dan tetap berjalan menuju meja kerja ane. Pak Taryo adalah salah satu driver mobil kargo senior di perusahaan kami, dan semua mengenalnya sebagai sosok yang berperilaku baik, rajin dan disiplin. Tapi saat ini, semua itu nggak bisa menolongnya dari pemecatan akibat kesalahan fatal yang dilakukannya.
Ane lalu duduk di meja ane sambil garuk-garuk kepala. Mengeksekusi pemecatan pegawai... ha, bener-bener tugas yang bikin hari menjadi sangat buruk. Ane kemudian membuka laci untuk mengecek HP ane yang ane tinggal. Ada beberapa miscall dan pesan BBM masuk. Ternyata Wulan menelpon sepuluh menit yang lalu. Ane lihat jam, ternyata sudah jam tiga kurang sepuluh.
***tuuut& tuuut*** ane pun menelpon balik. Halo pa. jawab Wulan.
Halo gimana ma " tanya ane.
Kamu pulang jam berapa " Nggak ada acara kan " tanya Wulan. Tergantung. jawab ane singkat.
Tergantung apanya " tanya Wulan. Di rumah ada dia nggak. jawab ane.
Dia dia mulu. Kamu masih aja nggak mau menyebut namanya ya " tanya Wulan. Sudi banget. jawab ane ketus.
Pa, kenapa sih& Please ma, tolong& potong ane dengan cepat. Iya iya, dia udah pulang dari tadi. jawab Wulan. Udah pulang " Emang dia datang jam berapa ma " tanya ane.
Nggak tau ya, jam dua kayaknya. Aku bilang kalo kamu hari ini meeting sampai malam jadi dia terus pamit. jawab Wulan.
Oh gitu, ya baguslah. jawab ane.
Kamu udah makan belum " Mau dibeliin apa " tanya ane. Nggak usah deh. Mending kamu langsung pulang aja. jawab Wulan. Oke ma. jawab ane.
Hati-hati pa. kata Wulan.
Setelah jam kantor usai, ane segera mengemasi barang-barang dan bergegas keluar kantor menuju halaman gedung, tempat dimana terparkir mobil Avanza hitam milik bokap ane yang sejak kemaren belum ane kembalikan.
Nggak berapa lama, ane udah di dalam mobil dan segera meninggalkan halaman kantor. Ane udah nggak sabar segera ketemu dengan Wulan, istri ane, wanita yang sangat ane cintai. Sampai di rumah, ane segera bergegas masuk ke dalam dan ane lihat Wulan sedang menyapu lantai. Saat melihat ane datang dia langsung tersenyum. Ane pun membalas senyumannya, tapi sebelumnya ane sempatkan melihat ke meja tamu. Ada secangkir teh yang isinya tinggal seperempat, yang menandakan kalau tadi memang ada seorang tamu datang.
Aduh ma, kamu jangan kerja melulu dong. Ntar kamu kecapekan. kata ane dengan nada kuatir.
Nggak papa pa kan aku sejak tadi cuma bersih-bersih doang. Justru kalo ibu hamil tuh harus banyak gerak biar besok kalo pas melahirkan lancar. jawab Wulan sambil terus menyapu.
Iya tapi kamu tetep harus jaga kondisi ma, jangan terlalu capek. jawab ane.
Iya iya, jangan kuatir pa. jawab Wulan.
Kamu sekarang ganti baju dulu, biar lebih enak. kata Wulan sambil membereskan meja tamu.
Ane pun menurut dan bergegas menuju kamar untuk ganti baju yang lebih santai . Setelah selesai ganti baju tiba-tiba Wulan muncul di depan pintu kamar.
Pa, tolong dong kamu ambil jemuran di roftop. pinta Wulan.
Jemuran " Lho, bukannya kita udah pake laundry " tanya ane.
Bajuku buat pesta pa. Baju mahal, ntar kalo dilaundry takut kelunturan. jawab Wulan.
Oh " Oke oke. jawab ane, lalu bergegas naik tangga menuju roftop.
Sampai di atas ane celingukan kesana kemari mencari jemuran yang dimaksud Wulan. Tapi mana bajunya " Apa kabur tertiup angin sehingga nyasar ke genting tetangga " Ane menengok ke genting sebelah juga nggak ada.
Ane pun memutuskan kembali ke bawah untuk bertanya pada Wulan, tapi saat menuju pintu, ane terkejut setengah mati. Di depan pintu berdiri seorang cewek, dan ane cuma tertegun sambil menatap cewek tersebut. Seorang cewek yang dulu sangat berarti bagi ane, seorang cewek dimana ane rela melakukan apa saja untuknya. Tapi sekarang yang ada hanyalah rasa benci yang teramat sangat yang membuat dia menjadi seseorang yang tidak ingin ane temui untuk selama nya.
Hai Vin. dia menatap ane dengan senyum manisnya. Senyum dulu begitu mempesona bagi ane.
Shel& " cuma sepatah kata itu yang bisa ane ucapkan.
Ane masih belum bisa menyembunyikan rasa terkejut ane. Rupanya Wulan tadi bohong pas ane telpon. Mungkin ini taktik Wulan agar ane mau ketemu dengan dia.
Kamu nggak banyak berubah Vin. kata Shela, sambil berjalan mendekati ane.
Ane nggak menjawab dan cuma menatapnya. Entah udah berapa tahun kami nggak berjumpa, lima, enam& entahlah, ane malas menghitung. Tapi dia juga nggak banyak berubah, masih tetap seperti dulu, dengan rambut kuncir kuda dan jaket serta celana jeans yang menjadi baju casual kesukaannya.
Selamat ya, kamu udah mau menjadi seorang ayah. kata Shela sambil mengulurkan tangannya bermaksud menyalami ane.
Makasih ! jawab ane ketus dengan kedua tangan sengaja ane masukkan ke saku celana.
Melihat sikap ane, Shela lalu menurunkan kedua tangannya. Kelihatan banget kalau dia kecewa, tapi ane nggak peduli sama sekali.
Mau apa kamu kesini " tanya ane dengan nada ketus.
Ya main lah. Mbak Wulan udah bilang kan kalau aku hari ini kesini " tanya Shela. Ane nggak menjawab lalu membuang muka menatap jalanan.
Tadi aku juga mampir ke rumahmu lho dan ketemu Dina. Ternyata dia udah gede ya, udah SMA. Aku sampai pangling. kata Shela lagi sambil bersandar di balkon di samping ane.
Lagi-lagi ane nggak menjawab, dan memandangi kendaraan yang lalu lalang di jalanan. Selama beberapa menit kami nggak saling bicara.
"Udah lama kita nggak ketemu dan kayaknya kamu masih benci sama aku ya " " kata Shela dengan pelan.
"Kalo gitu kasih aku alasan kenapa aku nggak boleh membencimu. " jawab ane ketus. "Nggak ada yang ngelarang kok. Itu hak kamu, dan aku terima. " kata Shela lagi. "Tentu saja, karena kamu emang pantas menerimanya. " kata ane tanpa menoleh. "Nggak papa, aku maklum kok Vin. " jawab Shela.
"Oh iya, boleh aku tanya sesuatu sama kamu " " tanya Shela kemudian. "Apa " " tanya ane.
"Kamu bahagia bersama Mbak Wulan " " tanya Shela.
"Tentu saja aku bahagia dengan Wulan, tapi aku rasa itu bukan urusanmu. " jawab ane ketus. "Jangan bilang gitu dong. Kalian bahagia aku juga ikut bahagia kok. " kata Shela tersenyum. "Denger ya !! Aku bahagia dengan kehidupanku sekarang dan aku nggak butuh empati kamu, nggak butuh kehadiranmu... " jawab ane dengan cepat sambil menatap Shela. "Dan kehadiranmu sekarang hanyalah sebagai perusak kebahagiaanku. " kata ane dengan bertubi - tubi.
"Hari ini aku mengalami hal yang sangat buruk di kantor, dan kamu hanya akan membuat hariku menjadi semakin dan semakin buruk. "
"Jadi kamu paham kan situasinya " " tanya ane kemudian. Shela kelihatan terkejut dengan semua kata-kata ane barusan.
"Kalau kamu paham, berarti kamu bisa segera pergi dari sini !! " kata ane lagi dengan nada agak keras.
"Jadi ceritanya kamu ngusir aku nih " " tanya Shela dengan tersenyum kecut. "Sepertinya kata-kataku sudah jelas bukan " " ane balik bertanya. "Baiklah, karena kamu ingin aku pergi, ya aku akan pergi. " jawab Shela. "Silahkan ! " jawab ane sambil mengarahkan tangan ke pintu roftop.
"Aku pulang dulu ya Vin... " kata Shela pamit, tapi ane nggak menjawab dan kembali menatap ke arah jalanan.
"Maaf kemaren aku nggak bisa datang di pernikahan kalian, tapi aku doakan kamu bahagia selalu dengan Mbak Wulan. " kata Shela lagi, tapi ane sama sekali nggak memperdulikan.
Shela kemudian berjalan meninggalkan ane dan menuju pintu rooftop. Dia sempatkan menoleh ke arah ane tapi ane langsung membuang muka. Mungkin sekarang perasaan dia sedih atau marah karena sikapku yang mengusirnya, tapi sekali lagi aku tetap nggak peduli.
Nggak berapa lama, dari atas ane lihat dia berjalan keluar halaman rumah diantar Wulan. Ane lihat mereka ngobrol sebentar dan nggak berapa lama sebuah taksi datang. Shela lalu naik ke taksi itu kemudian berlalu meninggalkan Wulan yang melambaikan tangan.
Part 3 Dengan perasaan kesal ane kemudian meninggalkan rooftop dan menuju ruang tamu untuk menemui Wulan. Sampai ruang tamu ane lihat dia duduk di sofa sambil membuka sebuah bungkusan plastik.
Bagus nggak pa " tanya Wulan sambil membentangkan baju hamil terusan berwarna biru tersebut dan menunjukkan ke ane.
Baru ma " tanya ane.
Nggak, Shela yang bawain tadi. Dan dia juga ngasih kado lagi nih. Kayaknya isinya dinner baby. kata Wulan lagi sambil mengambil bungkusan kado lain yang berukuran besar. Lho tadi kayaknya kado-kado ini nggak ada deh " tanya ane.
Aku taruh di kamarnya ibu. jawab Wulan dengan enteng. Ah dasar ternyata emang Wulan niatnya bohongin ane.
Ma, kenapa kamu tadi bohong sama aku " Bilang kalau dia udah pulang "! tanya ane dengan nada marah.
Sorry pa, soalnya kalau aku bilang dia masih disini, kamu pasti nggak mau pulang. jawab Wulan. Aku kan udah bilang kalau aku nggak sudi ketemu dia !! Kamu denger nggak sih ka lau aku ngomong "! tanya ane dengan ketus.
Ya ampun pa. Shela kesini kan niatnya baik. Dia mau ngasih selamat ke kita, atas pernikahan kita dan kehamilan aku ini. Kamu nggak boleh gitu dong. Wulan masih aja dengan sabar berusaha menasehati ane.
Ane nggak menjawab, lalu merebahkan badan ke sofa sambil menghela nafas panjang. Sabar Vin, sabar, lagipula dia juga sudah pergi, buat apa marah-marah.
Tadi kamu ngobrol sama Shela kan " Kalian bahas apa aja " tanya Wulan. Nggak banyak, soalnya dia langsung aku suruh pulang. jawab ane. Apa "! Wulan kelihatan terkejut sekali.
Jadi Shela buru-buru pulang tadi karena kamu usir "! tanya Wulan dengan nada marah. Iya. jawab ane enteng.
Tega banget sih kamu pa !! Kamu& Wulan sepertinya udah kehabisan kata-kata. Emang kenapa ma " Salahku dimana " tanya ane.
Lagian aku kan cuma melakukan hal yang sama dengan apa yang dia lakukan terhadapku dulu. sambung ane lagi.
Kamu bener-bener keterlaluan pa !! jawab Wulan dengan ketus, lalu beranjak meninggalkan ane menuju ke belakang.
Ane nggak memperdulikan Wulan yang marah-marah karena ane sendiri tidak merasa bersalah. Bener-bener hari yang menyebalkan. Kenapa hari ini ane harus ketemu dia " Seseorang yang dulu sangat ane cintai, tapi sekaligus memberikan luka yang sangat dalam bagi ane, nggak hanya fisik namun luka hati yang sampai sekarang masih belum hilang.
Ane juga nggak tahu kenapa semua itu bisa terjadi. Semua seperti datang secara tiba -tiba&
Padahal awalnya, semua terasa baik-baik saja&
Semua terasa begitu indah& tapi&
Vin.. terima kasih ya. kata Shela saat kami udah sampai di depan teras kos-kosannya.
Iya. jawab ane sambil tersenyum. Ane lihat jam udah pukul 9.55.
Aku pulang dulu ya say. Sampai jumpa besok. kata ane.
Hati-hati ya. jawab Shela dengan mata yang udah lima watt.
Ane lalu berjalan menuju gerbang kosan sambil melambaikan tangan ke tuan putri, dan dia membalas melambaikan tangan juga. Tapi saat ane melangkah keluar gerbang tiba -tiba&
Vin !! tiba-tiba Shela memanggil. Ane pun menoleh ke arah Shela yang kelihatan agak panik sambil meraba-raba saku celananya.
Ada apa "! tanya ane sambil berjalan kembali menghampiri Shela.
Kunciku ?" kata Shela dengan nada keras sambil terus merogoh-rogoh saku celana dan jaketnya. Kunci apaan " tanya ane.
Kunci kamarku !! jawab Shela mulai terlihat panik. Lho emang kamu taruh dimana tadi " tanya ane.
Perasaan aku kantongin di saku celana deh, tapi sekarang nggak ada !! tanya Shela sambil merogoh-rogoh saku celananya lagi.
Coba cari lagi. Mungkin di saku jaket. kata ane.
Udah !! Nggak ada. jawab Shela sambil merogoh-rogoh lagi saku jaket jeans-nya. Duuhh.. pasti jatuh pas kita di mall tadi deh. kata Shela lagi.
Mungkin kamu lupa nyabut. Mending kamu cek ke kamarmu sapa tau masih nyantel di lobang kunci. kata ane.
Shela lalu buru-buru masuk ke dalam kosan, tapi nggak berapa lama dia keluar lagi dengan
menggelengkan kepala. Ah elah ada-ada aja nih cewek. Jam segini pake kehilangan kunci segala.
Kayaknya mustahil Vin, soalnya aku yakin banget aku kantongin. kata Shela. Pasti jatuh pas aku bayar baju tadi. Pas aku ngeluarin duit, kuncinya ikut ketarik terus jatuh. timpal Shela dengan nada lemas.
Kamu juga sih teledor kalo ngantongin kunci jangan jadi satu sama uang. kata ane. Kamu kok malah nyalahin aku sih "! Bantu nyari atau gimana kek !! jawab Shela dengan nada sewot.
Gini aja deh mending kita sekarang ke rumah ibu kos minta kunci serep. Pasti dia punya. kata ane ngasih saran.
Nggak sopan banget lah Vin. Ini udah jam berapa " Salah-salah malah aku yang dimarahi sama ibu kos. jawab Shela.
Atau ke rumah Mas Tio aja, malam ini sementara kamu nginep disana, nah pagi -pagi aku jemput kamu terus kita ke rumah ibu kos. kata ane.
Mas Tio sejak kemaren keluar kota sama Mbak Anita. Pulangnya besok siang. jawab Shela sambil menggelengkan kepala.
Rumah temen kamu mungkin yang memungkinkan malam ini buat kamu nginep " tanya ane lagi. Kamu tau nggak sih ini udah jam berapa " Nggak mungkin juga kan aku malam-malam ngetok buat nebeng tidur. Kalo udah pada tidur gimana " Shela bertanya balik. Ane lihat jam dan emang udah jam setengah sebelas kurang.
Kalo nggak ya kamu tendang aja tuh pintu. Paling juga langsung jebol. kata ane ketawa. Plekkk !!! Spontan aja Shela mencablek lengan ane dengan muka cemberut.
Terus malam ini aku tidur dimana dong Vin " tanya Shela dengan wajah hampir menangis. Yaaa sebetulnya sih aku ada solusi kalau kamu mau. jawab ane nyengir. Hotel ya " tanya Shela dengan nada ketus.
Mau " tanya ane penuh harap.
Tuh kan !! Kesempatan dalam kesempitan, dasar mesum !! jawab Shela dengan ketus. Kan kamu sendiri yang bilang hotel "! Lagian yang kumaksud bukan itu kok. protes ane. Terus " tanya Shela.
Kamu tidur aja di rumahku. jawab ane dengan santai. Sama aja keles !! jawab Shela sewot.
Yee denger dulu. Kita nggak sekamar kok. Kamu tidur di kamarku sedangkan aku tidur di sofa ruang tamu, gimana " tanya ane. Mendengar tawaran ane Shela cuma diem. Kayak Mbak Wulan kemaren " Toh akhirnya kalian kan & Shela langsung terdiam saat ane menatapnya.
Iya iya sorry& kata Shela lirih sambil membuang menundukkan wajah.
Rumahku kan udah bukan tempat yang asing bagi kamu. Kamu udah sering kesana kan jadi kalo cuma nginep sehari kan nggak papa. lanjut ane.
Ya itu kalau kamu mau. Aku cuma nawarin aja. Lagian aku sebagai cowok kan nggak tega kamu malam ini sengsara sementara aku enak-enak tidur di kamar. kata ane lagi. Tapi kira-kira ibumu ngijinin nggak ya " tanya Shela dengan pelan.
Eh, wait wait& ane nggak salah denger nih " Ternyata Shela mau. Wah& asyik asyik asyik& .!!
Yakin kamu mau nginep di rumahku " tanya ane memastikan dan dengan gaya sok kalem padahal hati bersorak riuh seperti suara stadion.
Mau gimana lagi. jawab Shela sambil menatap ke halaman. Huhuy, yess !! Bentar ya aku telpon ibu dulu. kata ane sambil mengeluarkan HP dari saku celana. ***tuuut& tuuutt..***
Halo Vin. jawab ibu. Ya halo bu. Ibu udah tidur belum " tanya ane basa-basi. Kamu dimana Vin kok sampai jam segini belum pulang " tanya ibu.
Aku lagi sama Shela bu. Ini kebetulan Shela lagi kena musibah. kata ane sambil melirik ke Shela yang cemberut.
Lho emangnya Shela kenapa Vin " tanya ibu.
Kunci kosnya hilang mungkin jatuh entah kemana. Jadi dia nggak bisa masuk ke kamarnya. jawab ane.
Terus " tanya ibu penuh selidik.
Ya aku minta ijin ibu kalo boleh Shela malam ini nginep di rumah bu. jawab ane. Ya ampun Vin, kemaren Wulan, sekarang Shela. Kok kamu jadi kerajingan bawa cewek nginep sih " tanya ibu dengan nada kurang senang.
Emang disini dia nggak ada teman atau saudara gitu " tanya ibu lagi. Ada bu kakaknya. Tapi sekarang kakaknya lagi keluar kota sama istrinya. jawab ane. Vin, bukannya ibu ngelarang ya, tapi&
Ayolah bu& ane berusaha membujuk ibu.
Vin kalo ibumu nggak ngijinin aku nggak papa kok. kata Shela pelan sambil memegang lengan ane, tapi ane ngasih kode dengan acungan lima jari.
Bu, ini bukan kemauan Shela, tapi aku sendiri yang nawarin dia buat nginep di rumah. kata ane.
Ya udahlah terserah kamu. Tapi inget&
Iya iya bu, aku tidur di sofa. Jangan kuatir. jawab ane dengan yakin padahal sih enggak. Ya udahlah kalian cepet kesini. Udah malam soalnya. kata ibu.
Iya makasih bu. jawab ane sambil menutup HP. Gimana Vin " Boleh " tanya Shela.
Boleh dong. jawab ane. Tapi awas ya kalo kamu ntar berani berbuat macem-macem. kata Shela dengan nada mengancam.
Nggak mungkin lah say aku mana berani. Lagian aku nggak pengen mati konyol. jawab ane. Plekkk !!! Lagi-lagi Shela mencablek pelan lengan ane sambil tersenyum malu. Tapi aku takut sama ibu kamu Vin. kata Shela.
Udah nggak papa. Serahkan semuanya sama aku. jawab ane meyakinkan.
Kemudian kami berdua meninggalkan kosan dan menuju rumah ane. Hawa yang dingin menusuk ditambah kantuk yang sangat membuat Shela berkali-kali menyandarkan kepala ke punggung ane. Tapi ane tetep aja menggeber motor dengan kenceng soalnya udah malam banget.
Shel !! Woi jangan tidur, ntar kamu jatuh lho. panggil ane sambil menepuk-nepuk pahanya Shela.
Sorry Vin, aku ngantuk banget soalnya. jawab Shela dengan lirih.
Ditahan lah. Udah hampir nyampai kok. kata ane.
Nggak berapa lama, sekitar jam sebelas lebih kami sampai di rumah ane dan ibu ane menyambut kami di ruang tamu dengan muka masam. Kelihatan sekali kalau beliau kurang senang melihat Shela datang nginep malam-malam.
Bu, maaf sekali saya udah ngerepotin. Saya janji besok pagi-pagi sekali saya akan balik ke kosan. kata Shela.
Nggak papa mbak. Besok sebelum balik kamu sarapan disini aja dulu, nggak usah buru-buru. Anggap aja rumah sendiri. jawab ibu tersenyum. Ah& rupanya Shela emang pinter mengambil hati orang.
Oh.. makasih banyak ya bu. kata Shela dengan nada senang. Lebih baik kalian segera istirahat. Udah pada makan belum " tanya ibu. Udah bu, tadi jajan di luar. jawab ane.
Bu, saya ke atas dulu. kata Shela ke ibu. Iya silahkan mbak. jawab ibu.
Saat Shela berjalan menuju kamar ane, ibu lalu mengambil satu stel piyama beliau lalu memberikannya ke ane. Dan ane yakin betul kalau piyama ini pernah dipakai Wulan.
Vin !! panggil ibu saat ane mau ke kamar ane.
Iya bu !! Aku cuma ngasih piyama aja sama ambil baju ganti terus turun kok. jawab ane.
"Beneran lho. " kata ibu, sambil berjalan masuk kamar lalu menutupnya. Sepertinya beliau udah ngantuk berat.
Sambil membawa piyama Wulan eh.. maksud ane buat Shela, ane lalu menuju kamar ane di lantai 2.
"Shel, ini aku bawakan baju piyama. " panggil ane sambil mengetuk pintu.
"Iya masuk aja. " jawab Shela dari dalam.


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ane lalu masuk ke kamar dan ane lihat Shela lagi duduk di springbed ane sambil mainan HP. Melihat ane bawa piyama dia langsung tersenyum senang. Tapi nggak tau juga sih kalau d ia tau piyama ini pernah dipakai Wulan pas nginep.
"Piyama punya ibu. Kayaknya pas deh buat kamu. " kata ane. "Makasih ya say. " jawab Shela tersenyum sambil menerima piyama tersebut. "Udah ya aku kebawah dulu. " kata ane lalu berjalan menuju pintu. "Vin... " panggil Shela.
"Ada apa " "
"Ibu kamu udah tidur " " tanya Shela.
"Kayaknya sih udah. Emang kenapa " " ane bertanya balik. "Nggak papa. " jawab Shela tersenyum penuh arti.
"Nggak papa kok senyum-senyum gitu " " tanya ane ikut tersenyum
"Ya maksudku kalau ibumu udah tidur kan berarti sekarang sepi. " jawab Shela penuh arti.
Ane nggak menjawab tapi dengan cepat ane memeluk Shela yang masih duduk di springbed lalu membaringkannya. Shela yang belum siap kelihatan kaget dengan tindakan ane barusan. Kami berdua sekarang berbaring di springbed, Shela dibawah sedangkan ane di atasnya.
"Emang kalau sepi terus kenapa " " tanya ane sambil menatap Shela dengan mesra.
"Ternyata ini ya tujuan kamu ngajak aku nginep. " jawab Shela seraya tersenyum kecut.
"Oh ya " Siapa yang yang bilang duluan soal 'sepi' " " tanya ane.
Shela cuma tersenyum mendengar kata-kata ane dan ane lalu mendekatkan bibir ane ke bibirnya dan sedetik kemudian bibir kami berdua sudah beradu dengan serunya. Akhirnya ane bisa kiss dengan Shela. Karena ini first kiss kami, maka kami melakukannya cukup lama, mungkin sepuluh atau dua puluh detik atau ..ah entahlah.
Setelah puas bercumbu ria, kami berdua saling bertatapan. Shela menatap ane dengan mesra sedangkan ane juga demikian.
"Akhirnya, kena kau !! " kata ane sambil menyentil hidungnya Shela.
"Dasar... " jawab Shela tersenyum malu.
"Kamu sekarang istirahat ya. " kata ane sambil mengusap rambutnya Shela dan dia pun mengangguk pelan.
Tapi saat ane mau beranjak berdiri tiba-tiba Shela memegangi lengan ane.
"Say aku mau nanya, tapi kamu jangan marah ya. "
"Nanya apa " " tanya ane.
"Apa kamu dan Mbak Wulan... maksudku, kalian ngelakuinnya di kamar ini kan " " tanya Shela sambil menatap ane.
Mendengar pertanyaan Shela ane cuma tertegun dan nggak bisa menjawab. Kenapa sih dia sejak tadi nyebut-nyebut Wulan terus, batin ane dalam hati.
"Shel, bisa nggak sih kamu nggak ngungkit-ngungkit lagi hal itu " " tanya ane sambil duduk di tepi springbed.
"Eh.. kamu jangan salah sangka dulu dong. Maksudku... aku cuma pengen tahu perasaan kalian gimana pas ngelakuinnya. Yaa, cuma gitu aja sih... " Shela kelihatan kesulitan menyelesaikan kalimatnya.
Ane pun tersenyum simpul mendengar kata-kata Shela. Dasar, cewek satu ini bener-bener masih polos.
"Aduh gimana ya. Kalau kamu nanya rasanya kayak apa ya susah ngejelasinnya. " jawab ane ketawa. Tapi Shela nggak menjawab dan cuma termenung sambil duduk di atas springbed. "Udah ah nggak usah bahas itu lagi. Lebih baik kita tidur aja, udah malem. " kata ane sambil beranjak berdiri.
"Vin... " panggil Shela lagi.
"Apa lagi sih. Aku ngantuk nih !! " jawab ane nggak sabar.
"Kamu pernah nggak ngebayangin ... ngelakuinnya sama aku " " tanya Shela sambil menundukkan wajah.
"Hah "! " ane bener-bener kaget dengan pertanyaan Shela barusan tapi ane cepet-cepet menguasai diri.
"Yaa jelas pernah sih hehe. Kan semua cowok pasti pengen ngelakuin sama ceweknya. " kata ane. Ini Shela kenapa sih " Kok setelah kissing tadi sikapnya jadi janggal gini.
"Kenapa " Kamu pengen " " tanya ane sambil mendekat ke Shela, tapi dia cuma diem aja. Kayaknya sih malu-malu mau.
"Tapi aku belum pernah ngelakuinnya Vin. Aku takut... "
Ane nggak menggubris kata-kata Shela dan memegang pipinya lalu mendekatkan bibir ane ke bibirnya lagi dan kami berdua kembali berciuman dengan serunya. Nggak kayak tadi, Shela kelihatan lebih rileks dan lebih menikmati kissing yang kedua ini.
"Sekarang " " tanya ane ke Shela yang berbaring di springbed.
"Tapi aku beneran takut Vin. " jawab Shela dengan lirih.
"Nggak papa, itu wajar kok namanya juga pertama kali. " bujuk ane dan Shela cuma mengangguk pelan sambil tersenyum simpul.
Kami berdua lalu... ah ehm.. .gini aja deh.. seperti biasa, anggap aja kami berdua main game Tekken 6 lewat konsol PS3 ane yang ada di kamar. Dia pake Anna Williams dan ane pake Kazuya Mishima. Cuma gini masalahnya , karena Shela baru pertama kali maen ya rada gimana gitu, dan dia sempat beberapa kali menjerit akibat ane kebablasan ngasih pukulan combo . Shela boleh jagoan pas sparring atau berantem, tapi pas maen Tekken 6, ane yang pegang kendali.
Part 4 Say, aku kebawah dulu ya. kata ane ke Shela yang masih terbaring dengan posisi tengkurap di springbed.
Hmmmmm& jawab Shela dengan badan masih tengkurap.
Kenapa " Lemes " tanya ane dengan nada meledek.
Shela nggak menjawab dan cuma membalikkan badannya lalu tersenyum simpul sambil menyeka rambutnya yang menutupi wajah.
Aku ke bawah dulu ya. kata ane lagi sambil mendekatkan wajah ane ke Shela.
Iya. jawab Shela lirih. Dan sebagai perpisahan untuk malam ini, ane kembali memeluk lalu melumat bibir mungil Shela.
Aku sayang kamu say. kata ane sambil menatap Shela dengan mesra setelah puas beradu bibir.
Aku janji nggak akan bikin kamu sakit hati lagi. sambung ane, dan ane akan berusaha sekuat tenaga untuk menepati janji tersebut.
Janji ya. Aku juga sayang sama kamu. jawab Shela tersenyum sambil memegang pipi ane. Ane lalu balas memegang tangannya Shela lalu menciumnya, kemudian beranjak berdiri.
Ini dipakai say, ntar kamu masuk angin lho. kata ane ketawa sambil menyodorkan bawahan piyama ke Shela, yang langsung diambilnya seraya tersenyum malu.
Ane lalu keluar kamar dan dengan hati-hati ane menuruni tangga lalu menuju ruang tamu dengan celingukan kanan kiri, dan ternyata kondisi aman 86. Setelah menyalakan AC di posisi dry, ane kemudian berbaring di sofa ruang tamu dan nggak lama ane udah terlelap.
Paginya ane terbangun setelah alarm HP ane yang ane set pukul 05.30 berbunyi dengan nyaring. Ane lalu beranjak berdiri lalu berjalan menuju dapur, dan ternyata udah ada ibu yang lagi duduk di meja makan sambil mengiris-iris sayuran.
Kuliah jam berapa Vin " tanya ibu.
Jam delapan bu. jawab ane sambil garuk-garuk kepala.
Shela nggak ada kuliah " Kok jam segini belum bangun " " tanya ibu.
"Katanya sih hari ini dia kuliah jam sembilan. " jawab ane.
"Bangunin sana Vin, habis itu mandi lalu sarapan. Nggak baik lho anak perempuan kok bangunnya siang. " kata ibu. Ah elah, pasti ibu lagi bandingin sama Wulan.
Ane pun menuruti perintah ibu lalu berjalan menuju kamar ane, dan ane lihat Shela masih tertidur pulas sambil membekap guling.
"Sayang, bangun, udah siang lho. " kata ane sambil berbisik di telinganya Shela.
"Sayang... " kata ane lalu menggoyang-goyangkan pundaknya.
Shela akhirnya membuka mata lalu menggerakkan badannya. Saat melihat ane, dia tersenyum dengan manisnya. Ah ... bener-bener cantik pacar ane ini.
"Selamat pagi, tuan putri... " sapa ane.
"Kamu kok udah bangun " Jam berapa sih " " tanya Shela sambil bangkit duduk.
"Tuh. " jawab ane sambil menunjuk table clock di meja yang menunjukkan pukul 5.45.
"Waduh "! Udah siang ya "! Eh ibu kamu udah bangun belum " " tanya Shela dengan nada agak panik.
"Udah lah, dari tadi. " jawab ane ketawa.
Ane lalu mengambil handuk baru dari lemari pakaian lalu memberikannya ke Shela yang lagi duduk di samping ranjang.
"Kamu mandi dulu aja say, habis itu kita sarapan. " kata ane.
"Say... " panggil Shela.
"Kenapa " " tanya ane.
"Semalem ibu kamu nggak bangun kan " Maksudku pas kita... " tanya Shela dengan nada kuatir.
"Nggak lah say, pokoknya aku jamin aman. " jawab ane meyakinkan.
"Dan aku akan tanggung jawab apapun yang terjadi. " timpal ane.
Shela nggak menjawab dan cuma tersenyum mengangguk. Ane lalu memegang dagunya lalu mendekatkan bibir ane ke bibirnya dan sebuah kissing singkat kami lakukan di pagi yang sangat cerah ini.
Setelah kami berdua selesai mandi ..ehm.. mandinya gantian ya, nggak barengan, meski ane pengen .. oke selesai mandi, kami berdua lalu menuju meja makan. Disana masih ada ibu yang lagi meracik bumbu buat masak, dan Dina, yang ternyata udah bangun dan kini dia duduk sambil memeluk boneka Winnie The Pooh kesayangannya.
Tapi saat melihat sang guru Karate kesayangannya (dan calon kakak ipar ) turun dari tangga, dia langsung berlari dan menyambutnya.
Kak Shela "! teriak Dina sambil memeluk gurunya tersebut.
Shela hanya tersenyum sambil balas memeluk muridnya yang sangat menyayanginya tersebut.
Kok kakak udah ada disini " Kakak nginep " tanya Dina dengan nada riang.
Iya Din. Semalem kakak emang nginep disini. jawab Shela sambil mengelus rambutnya Dina.
Oh iya. PR ku semalem ada yang belum selesai kak. Ajarin aku dong. pinta Dina sambil menarik tangan Shela.
Woi Din, Kak Shela mau sarapan. PR kamu kerjain sendiri lah !! kata ane dengan ketus ke Dina.
Nggak papa Vin, kamu sarapan dulu aja, nanti aku nyusul. jawab Shela.
Bodo& weee.. kata Dina sambil menjulurkan lidah ke ane lalu menggandeng Shela menuju ruang tamu.
Ane cuma tersenyum melihat tingkah Dina. Meski ane akui selama ini Dina lebih akrab bersama Shela, tapi ane sama sekali nggak iri atau jeles. Justru ane malah senang karena Dina udah mendapat sosok seorang kakak perempuan yang mungkin sudah didambakan sejak lama.
Vin, kamu udah mantap sama Shela " tanya ibu.
Jelas mantab bu. Aku mantap dan yakin 100 persen. jawab ane sambil mengambil sepotong roti tawar dan selembar keju Kraft.
Bener nih nggak ada yang lain " tanya ibu penuh selidik. Ah elah, pasti yang dimaksud ibu adalah Wulan.
Kok ibu nanya gitu sih " Shela itu pacarku bu, tentu saja aku udah yakin bersama dia, dan aku serius sampai besok kami menikah. jawab ane. Mendengar kata-kata ane, ibu langsung terdiam.
Ya bukan apa-apa sih Vin. Cuma ibu nggak pengen aja kamu salah pilih. kata ibu sambil asyik mengupas bawang putih.
Ane males menjawab dan hanya diem sambil mengunyah roti isi keju ane, karena jelas-jelas yang dimaksud ibu soal salah pilih pasti berhubungan dengan Wulan. Ane sempatkan menengok ke ruang tamu, ane lihat Shela lagi asyik mengajari Dina menyelesaikan PR-nya sambil sesekali mereka ketawa-ketiwi bareng. Salah pilih " Itu jelas tidak mungkin.
Jam setengah tujuh lebih, setelah semuanya selesai, ane dan Shela lalu berpamitan sama ibu untuk berangkat kuliah. Tentu saja tujuan pertama yaitu ke rumah ibu kos untuk meminjam kunci serep kamarnya Shela. Untung aja sang ibu kos berbaik hati untuk meminjamkan kunci serep tersebut, tentu dengan bonus wejangan agar lebih hati-hati dan mengembalikannya segera setelah di duplikat.
Akhirnya& !!! teriak Shela dengan gembira setelah berhasil membuka dengan sukses pintu kamarnya.
Segera di duplikat tuh kunci, ntar keburu ilang lagi. kata ane dengan nada meledek. Iya iya ..ah bawel. jawab Shela dengan sewot.
Kamu kuliah jam sembilan kan " tanya ane.
Iya, kamu segera berangkat sana, udah jam setengah delapan lho. kata Shela sambil melihat jam tangannya.
Nanti jemput jam berapa " tanya ane. Jam tiga aja say kamu kesini. jawab Shela.
Oke deh. Kalo gitu, sebelum berangkat kasih penyemangat dulu. jawab ane seraya mendekatkan bibir ane ke bibir Shela.
Iih apaan sih !! Liat-liat tempat dong. kata Shela sambil mendorong badan ane. Eh iya sorry.. haha& jawab ane sambil nyengir.
Kalo pipi boleh kan " tanya ane kemudian.
Ya boleh. jawab Shela dengan muka masam. Dan ane segera mencium pipi kanan cewek yang paling ane sayangi ini.
Aku berangkat dulu ya. kata ane sambil melambaikan tangan meninggalkan Shela yang berdiri di depan pintu kamar.
Hati-hati ya say. jawab Shela sambil balas melambaikan tangan.
Ah bener, udah jam setengah delapan kurang lima, batin ane setelah melihat jam di HP. Ane pun segera menggeber motor dengan cepat menuju kampus, soalnya jarak ke kampus lumayan jauh. Dan nggak berapa lama akhirnya ane sampai juga di parkiran motor. Saat melihat jam HP ternyata masih delapan kurang sepuluh, dan dengan santai ane berjalan menuju lobby.
Vin. tiba-tiba terdengar suara cewek memanggil ane dari belakang.
Eh, halo Lan. ane pun membalas menyapanya. Wulan, seperti biasanya, setiap selalu tampil cantik bak bidadari. Eh tapi kok ada yang beda ya "
Habis nganter Shela yah " tanya Wulan tersenyum.
Nggak, kalo pagi aku jarang sih nganter dia. jawab ane. Nggak mungkin juga ane cerita kalo Shela semalam nginep.
Kok kamu keliatan pucet sih " tanya ane sambil menatap wajahnya Wulan. Eh nggak, nggak kok& jawab Wulan berusaha mengelak.
Nggak gimana " Beneran kamu keliatan pucet banget. Kamu sakit " tanya ane dengan nada mendesak.
Tadi pagi pusing dikit, mungkin mau pilek. Biasa kan sekarang lagi musim. kata Wulan berkilah. Masa sih, coba aku pegang. kata ane berusaha memegang dahinya Wulan. Nggak usah Vin. Aku nggak papa kok. kata Wulan sambil menjauhkan kepalanya dari tangan ane. Udah ya Vin. Daah. kata Wulan sambil berlari kecil ke arah Putri dan Citra yang udah menunggunya di lobby.
Sejak dari villa, sikap Wulan bener-bener berubah ke ane. Dia nggak agresif lagi kayak kemaren, bahkan terkesan menjaga jarak dari ane. Beberapa kali dia ane ajak ke kantin tetapi selalu menolak. Padahal pas masih sama Yovie dulu, kami sering banget makan berdua disana. Memang sih, ane jadi lebih tenang dan hubungan ane dengan Shela nggak terganggu, tapi tetap saja ane merasa asing dengan sikap Wulan yang sekarang.
Kuliah berjalan sekitar sejam lebih. Ane bener-bener susah fokus dengan materi yang diberikan dosen karena sejak tadi mata ane tidak bisa lepas dari Wulan. Dia yang duduk di bangku deretan depan beberapa kali merebahkan kepalanya di meja, sedangkan Putri yang duduk di sebelahnya terlihat berbicara padanya, tapi Wulan cuma menggelengkan kepala. Kayaknya Wulan beneran lagi sakit nih, batin ane dalam hati.
Jam sepuluh kurang sepuluh kuliah akhirnya selesai dan setelah dosen meninggalkan ruangan, ane bergegas langsung menghampiri tempat duduk Wulan. Bener dia kelihatan makin pucat pasi dan lemas sambil sesekali menggigit bibir seperti menahan sakit, bahkan keringatnya bercucuran membasahi dahinya.
Put, gimana kondisi Wulan " tanya ane ke Putri.
Dia sejak tadi mukanya pucet Vin, kayaknya demam deh soalnya aku pegang panas banget. Mending sekarang kita bawa ke balai kesehatan aja. kata Putri.
Dia sakit karena stress gara-gara kamu PHP Vin !! kata Citra yang duduk di belakang dengan nada ketus. Putri spontan aja langsung mencablek lengan temennya itu. Ah elah..
Put, tolong panggilin taksi. Aku mending pulang aja. pinta Wulan dengan lirih ke Putri. Eh jangan !! Aku antar kamu ke klinik lain naik mobilku aja, bahaya kalau kamu sakit sendirian naik taksi. jawab Putri dengan cepat.
Tapi kamu habis ini kan ada kuliah Put. kata Wulan. Nggak papa. Nggak usah dipikirin. jawab Putri tersenyum.
Kalo gitu biar aku yang nemenin kamu nganter Wulan. kata ane, dan Putri mengangguk tanda setuju.
Eeeehh & nggak nggak ..!! Biar aku aja yang nemenin Putri !! kata Citra tiba -tiba dengan nada sewot.
Mau cari-cari kesempatan yah "! Dasar !! kata Citra ke ane dengan nada ketus. Apaan "! Ngomong apa sih kamu ini "! jawab ane nggak kalah ketus.
Udah nggak papa Vin, biar Citra sama aku aja yang ngantar. kata Putri berusaha menengahi kami. Oke kalo gitu. jawab ane mengalah.
"Ayo Cit. " ajak Putri ke Citra yang bergegas berdiri lalu menghampiri Wulan. "Minggir sana, dasar tukang PHP. " kata Citra sambil mendorong badan ane sampai ane terdorong mundur.
"Nggak usah pake dorong-dorong juga keles !! " kata ane dengan nada sewot. "Awas ya berani deket-deket Wulan. " kata Citra dengan nada mengancam. "Ih, suka-suka aku dong !! " ane nggak mau kalah.
"Udah udah, kalian kok malah ribut sih "! Ini Wulan keburu pingsan lho. " kata Putri sambil memapah Wulan berdiri.
Karena males ribut sama Citra ane pun mengalah dan membiarkan Wulan berjalan keluar ruangan didampingi kedua sahabatnya tersebut. Sama seperti Wulan, sejak dari villa, sikap Citra ke ane juga berubah 180* hanya bedanya yang dulunya biasa aja menjadi ketus setengah mati. Bahkan dia selalu sewot dan terkesan cari gara-gara kalau ane kelihatan dekat dengan Wulan. Ah sudahlah, ntar kan ane bisa ke rumahnya Wulan kalau mau sekedar nengok. Semoga aja sakitnya nggak parah dan dia boleh segera pulang.
Wulanku sayang, kamu kenapa yang...
Part 5 Jam menunjukkan pukul 11.05, dan kuliah sudah berjalan satu jam, tapi ane sejak tadi gelisah karena kepikiran Wulan terus, apalagi Putri yang sejak tadi ane BBM nggak bales-bales. Saat kuliah selesai sekitar jam 12 kurang, ane langsung aja cepet-cepet ngebel Putri.
*** tuuuut& . Tuuuttt& *** Halo Vin. jawab Putri.
Eh halo Put. Kamu masih di klinik " tanya ane. Nggak, aku barusan ngantar Wulan pulang. jawab Putri. Dia sakit apa Put " tanya ane.
Kata dokter sih cuma demam biasa karena kondisinya drop. Mungkin kecapekan atau stress. jawab Putri. Oh, cuma demam biasa, ane merasa agak lega.
Tadi udah dikasih resep obat sama dokternya, dan kata dokter harus bedrest dua atau tiga hari. kata Putri lagi.
Oh syukurlah kalau gitu. Makasih banyak ya Put. kata ane. Kalau bisa ntar kamu jenguk dia Vin sama ajak Shela juga. pinta Putri. Oke oke. jawab ane, lalu menutup panggilan HP.
Ane agak lega mendengar Wulan sekarang udah ada di rumah. Untung aja ada Putri yang selalu bisa diandalkan di saat genting seperti ini. Sambil berjalan menuju parkiran motor perasaan ane nggak karu-karuan. Sekali lagi ane melihat HP, udah hampir jam setengah dua belas, dan Shela minta dijemput jam tiga. Masih ada beberapa jam, mending ane sekarang ke rumahnya Wulan aja lah daripada nggak tenang.
Dari kampus ane langsung menggeber motor menuju rumah calon istri ane (sekarang udah bisa bilang gitu dong ). Dan jam dua belas ane sampai di sana, untungnya mobilnya Putri udah nggak ada soalnya kalo ane ketemu Citra pasti bakalan ribut lagi. Ane langsung mengetuk pintu dan dibukakan oleh camer ane alias ibunya Wulan, yang menyambut ane dengan senyum ramah seperti biasanya.
Siang bu. sapa ane. Mas Vino. Wah silahkan masuk mas. kata ibunya Wulan dengan nada senang. Barusan aja Mbak Putri sama Mbak Citra pulang. sambung beliau yang bikin ane lega. Wulan kondisinya gimana bu " tanya ane sambil berjalan masuk ruang tamu. Dia sekarang lagi ada di kamarnya mas. Mending kamu temui dia, pasti dia senang sekali. jawab beliau.
Iya bu. kata ane. Oh ya sebentar mas. kata ibunya Wulan lalu masuk ke dalam, dan kemudian keluar sambil membawa semangkuk sup, segelas the hangat serta tas plastik berisi obat. Tolong sekalian kamu suruh Wulan makan ya, lalu minum obat ini. pinta beliau. Iya, baik bu. jawab ane sambil membawa semua yang diberikan ibunya Wulan ke kamarnya Wulan.
Sampai di atas ane langsung masuk kamarnya Wulan dan ane lihat dia lagi tiduran di springbednya. Melihat ane datang, senyumnya langsung mengembang.
Hai. sapa ane tersenyum sambil menaruh semua bawaan ke meja. Aku tahu kamu bakal datang Vin. kata Wulan dengan lirih.
Masa sih " Mungkin kita ada ikatan batin kali ya. jawab ane sambil nyengir, dan Wulan ikut tersenyum.
Gimana, masih sakit " tanya ane sambil duduk di sebelah Wulan. Kepalaku pusing banget, dan semuanya serasa berputar-putar. jawab Wulan lirih. Ane terdiam seraya menatap wajahnya Wulan. Ya ampun, wajahnya pucat banget, ane sampai nggak tega melihatnya.
Kamu sama siapa kesini " tanya Wulan. Sendiri lah. jawab ane.
Kalau Shela tahu kamu kesini gimana " Nanti kalian salah paham lagi. kata Wulan. Udahlah nggak usah dipikirin. Lagian aku kesini kan niatnya murni mau jenguk kamu. jawab ane. Sekarang kamu makan dulu ya, habis itu minum obat biar cepet sembuh. Oke " kata ane lalu mengambil sup dari meja.
Ane lalu mulai menyuapi Wulan tapi baru dua sendok tiba-tiba dia minta berhenti.
Aku mual Vin. Rasanya pengen muntah. kata Wulan sambil menutup mulutnya.
Kunyah pelan-pelan Lan, jangan dimuntahin. jawab ane.
Tapi Wulan makin kenceng menutup mulutnya dengan kedua tangan, dan ane buru-buru menaruh mangkuk lalu meraih tas plastik yang berisi obat, menumpahkan semua isinya ke meja lalu memberikannya ke Wulan. Dan bener juga, Wulan langsung memuntahkan semua isi perutnya ke tas plastik tersebut.
Setelah muntahnya selesai, ane lalu meminta tas plastik yang berisi muntahan sembari memberikan secarik tisu ke Wulan. Sambil mengikat tas plastik dengan erat, ane menatap Wulan yang lagi mengelap bibirnya. Kasihan banget kamu Lan, keluh ane dalam hati.
Minum dulu deh. Habis itu makan lagi ya. kata ane sembari menyodorkan segelas the hangat ke
Wulan. Tapi kalo muntah lagi gimana " tanya Wulan dengan lirih.
Kunyahnya pelan-pelan. Bagaimanapun kamu harus makan biar cepet minum obat. Mau sembuh kan " kata ane.
Wulan pun mengangguk, dan ane pun segera menyuapinya sesuap demi sesuap. Untungnya setelah beberapa suapan Wulan nggak menunjukkan gejala-gejala mau muntah. Tapi tetep aja ane menyiapkan sebuah tas plastik lagi buat jaga-jaga.
Kenyang Vin. kata Wulan tiba-tiba.
Lho tapi ini baru separuh. Habisin lah. kata ane.
Kenyaaang. kata Wulan lagi sambil menggelengkan kepala dengan pelan. Ane pun mengalah, daripada dipaksa makan ntar Wulan malah muntah lagi.
Sekarang minum obat ya. kata ane lalu mengambil obat yang berceceran di meja.
Sebelum meminumkannya ke Wulan, ane melihat dulu petunjuk di bungkus obat-obat tersebut dengan hati-hati soalnya ternyata ada yang diminum dua kali sehari dan ada yang tiga kali.
Vin, ambilin HP ku dong. pinta Wulan sembari menunjuk HP-nya yang ada di atas meja, yang sejak tadi bunyi klang kling mulu.
Nggak. jawab ane. Kamu sakit nggak boleh pegang-pegang HP. kata ane lagi seraya meraih HP-nya Wulan.
Tapi kalo ada kabar penting gimana Vin " protes Wulan.
An kabar penting apa " Sekarang kamu istirahat dan tidur, itu yang penting. Nih aku matiin HP-nya. kata ane seraya mematikan HP-nya Wulan.
Dan ane sempet lihat ada banyak notif di HP-nya entah WA, BBM, FB, Line& ah namanya juga cewek. Melihat sumber gosip -nya ane matiin, Wulan terlihat cemberut.
Sekarang kamu tidur ya. Nggak usah mikir yang lain. kata ane sembari mengusap dahinya Wulan.
Kamu jemput Shela jam berapa Vin " tanya Wulan.
Jam setengah tiga. jawab ane.
Temani aku dulu ya " Kamu mau kan " pinta Wulan dengan lirih.
Iya. jawab ane tersenyum. Ane lihat jam masih menunjukkan pukul 13.35, masih ada waktu sejam.
Nggak sampai seperempat jam Wulan udah terlelap, mungkin efek dari obat yang barusan diminumnya. Tiba-tiba ibunya Wulan masuk sambil membawa semangkuk sup hangat dan segelas teh hangat.
Mas Vino, kamu udah makan " tanya beliau. Belum bu. jawab ane.
Makan dulu, nih ibu bawakan sup. kata ibunya Wulan sambil menaruh sup di meja. Iya, makasih bu. jawab ane.
Wulan tidur " tanya beliau lagi. Iya, tadi habis minum obat. jawab ane.
Makannya cuma habis separuh bu, soalnya dia tadi muntah. Takutnya kalo saya paksa malah muntah lagi. jawab ane sambil menunjuk kresek bekas muntahan Wulan. Nggak papa mas. Yang penting dia mau makan. jawab camer ane.
Ya udah saya kebawah dulu. Silahkan dimakan mas. kata beliau sambil membawa mangkuk kotor dan kresek tersebut.
Baik bu. Makasih. jawab ane sambil meraih semangkuk sup di meja. Kebetulan juga perut ane sejak tadi emang minta diisi.
Setelah menghabiskan hidangan dari sang camer ane lalu memutuskan pamit, soalnya jam udah menunjukkan pukul setengah tiga kurang. Apalagi ane lihat Wulan udah tertidur pulas, sehingga ane rada tenang ninggalin dia.
Karena udah mepet waktunya, ane langsung menggeber motor menuju kosan tuan putri dan saat sampai sana untunglah masih jam tiga kurang lima. Saat sampai di kamarnya Shela, ane lihat bebeb ane itu lagi tiduran sambil mainin HP. Dan dia masih pakai kaos oblong tipis dan hotpants yang menjadi pakaiannya sehari-hari.
Kok kamu belum siap " tanya ane sembari masuk ke kamar. Iya bentar. jawab Shela cuek.
Eh say, Mbak Wulan sejak tadi aku BBM kok nggak dibales-bales ya " Sekarang malah HP-nya nggak aktif. tanya Shela.
Nah itu yang sebetulnya mau aku omongin ke kamu say. jawab ane. Lho emang Mbak Wulan kenapa " tanya Shela penasaran.
Wulan sakit demam tinggi. Tadi aku habis dari rumahnya jenguk dia. jawab ane. Terus kondisinya gimana say "! tanya Shela dengan nada kuatir.
Dia panas banget dan sempet muntah-muntah juga. Untungnya dia mau makan dikit sama minum obat. Dan pas aku tinggal dia lagi tidur pules. jawab ane. Shela cuma terdiam mendengar kata - kata ane barusan.
Say kamu nggak marah kan aku tadi ke rumahnya Wulan " Sumpah, aku nggak ngapa -ngapain, cuma jenguk aja kok. Lagian tadi Putri sama Citra udah kesana juga jadi& Kok kamu nggak ngajak aku sih "! tanya Shela dengan nada marah. Waduh.. " Kan kamu tadi siang masih kuliah say. jawab ane gelagapan.
Ya udah, ntar habis dari sasana anter aku ke rumahnya Mbak Wulan ya " pinta Shela. Iya beres. jawab ane.
Shela lalu beranjak berdiri dan membuka lemari pakaiannya. Ane nggak menyia -nyiakan kesempatan ini lalu memeluknya pinggangnya dari belakang.
Aduh say, kamu apa-apaan sih " kata Shela sambil berusaha melepaskan pelukan ane. Kamu nggak marah kan tadi aku ke rumahnya Wulan " tanya ane sambil mendekatkan wajah ane ke lehernya Shela.
Ya nggak lah. Kenapa juga aku harus marah. jawab Shela. Kamu nggak cemburu kan " tanya ane.
Sapa yang cemburu " Asal kamu tau ya, aku sekarang jauh lebih percaya sama Mbak Wulan dibanding kamu. jawab Shela sambil asyik memilih baju.
Kok gitu sih " Kamu masih nggak percaya sama aku " tanya ane tapi Shela cuma diem aja. Ibaratnya ya, kalo aku ini seorang raja, kamu ini udah aku pilih jadi calon permaisuri. Gitu say. kata ane lagi.
Oh ya " Terus gimana misalnya ada banyak cewek yang lebih cantik dari aku berebut jadi permaisuri kamu " tanya Shela.
Ya akan aku tampung di istana keputren aku jadiin selir. jawab ane nyengir. Tuh kan "! teriak Shela dengan nada marah lalu mendorong tubuh ane. Lhaa udah ane duga tuan putri pasti bakalan marah.
Yee aku kan bercanda say. jawab ane ketawa.
Bercandamu selalu bikin emosi tauk "! Dasar mesum !! kata Shela sewot sambil berjalan keluar sambil membawa baju ganti.
Kamu mau kemana say " tanya ane.
Mandi !! teriak Shela dari luar kamar.
Untung aja sang tuan putri ngambeknya nggak lama dan kemudian kami segera berangkat menuju sasana. Dan seperti biasa Shela minta dijemput jam tujuh karena dia ada sesi latihan sendiri. Ane pun pulang ke rumah dan beristirahat sebentar karena badan ane sangat capek seharian belum pulang. Setelah merebahkan diri di springbed (tempat dimana ane semalam maen sama bebeb ane ) nggak lama kemudian ane pun terlelap.
Jam tujuh kurang seperempat, ane udah tiba lagi di sasana. Tentu saja dengan kondisi sudah mandi dan pake baju yang bersih soalnya ane mau berkunjung lagi ke rumah calon istri eh.. Wulan. Tapi saat di parkiran.. lho kok ada mobil Toyota Vios silver terparkir di halaman sasana " Punya siapa nih " Perasaan selama ini ane nggak pernah liat mobil kayak gini di sini "
Karena penasaran ane langsung masuk ke dalam sasana dan ane lihat di dalam aula Shela lagi ngobrol dengan dua orang cewek. Salah satu cewek itu adalah Mita, salah seorang murid senior dan yang satunya lagi& . WULAN "! Lho kok Wulan ada disini "! Tapi nggak ding, dia bukan Wulan, cuma rambutnya aja sama-sama model bob haircut. Ya kalau sekilas emang mirip sama Wulan, kalo cantiknya sih&
Ehhh si ganteng datang.. !! teriak Mita saat melihat ane datang menghampiri mereka. Ah elah& Lho jam berapa sih kok kamu udah datang " tanya Shela lalu melihat jam dinding. Udah hampir jam tujuh say. Tuh. jawab ane sambil menunjuk jam dinding aula. Tuh, bener kan Mbak Vi, pacarnya Mbak Shela ganteng banget. kata Mita ke cewek yang mirip Wulan tersebut.
Oh ya Vin, kenalin ini Mbak Viona, kakak kelasku pas SMA dulu. kata Shela. Ohhh " Ternyata temen SMA-nya Shela, batin ane.
Alvino. kata ane sembari mengulurkan tangan.
Viona. kata cewek tersebut tersenyum ramah sembari menjabat tangan ane.
Nggak sih, Viona ini nggak mirip Wulan, cuma model rambutnya aja yang sama persis. Dan kalo dari wajah, emang cantik sih, cuma kalo dibanding sama Wulan kalah beberapa tingkat. Selama ini belum ada cewek yang bisa menyaingi kecantikan calon istri ane itu..eh.. Wulan maksudnya Kalo dilihat dandanannya yang seperti anak tajir, kayaknya mobil silver yang diparkir di depan emang punya si Viona.
Gimana mbak, sama Mas Rendy keren mana " Sama-sama suka basket lho. kata Mita lagi ke Viona, yang cuma tersenyum simpul.
Mit !! Apa-apaan sih kamu ini "! Nggak bisa liat cowok sebentar aja. kata Shela ke Mita dengan ketus. Sedang Mita cuma ketawa.
Ayo udah hampir jam tujuh lho. Jadi Kumite kan " tanya Shela lagi. Oh jadi dong !! jawab Mita dengan semangat.
Bentar ya Vin, aku mau satu ronde terakhir sama Mita. kata Shela ke ane sambil mengambil punch glove warna merah.
Iya iya say. jawab ane. Oh berarti Mita mau bertanding sparring sama Mita, wah kayaknya menarik nih. Monster cewek lawan monster cewek.
Hey ganteng !! Liat aja, kali ini aku akan bikin pacar kamu ini terkapar di matras. kata Mita tersenyum pede sambil mengenakan punch glove yang berwarna biru.
Ngimpi kamu !! jawab Shela ketus sembari mengacungkan tangannya ke Mita.
Kedua cewek jagoan tersebut lalu berjalan ke tengah matras. Sedangkan Viona sejak tadi cuma diem aja sambil bersedekap senbari melihat kedua temennya bersiap tanding. Setelah melakukan ojigi, keduanya lalu pasang kuda-kuda. Dan nggak seperti tadi, kali ini raut muka Mita yang tadinya ceria mendadak serius, kalau nggak mau disebut sangar dan dia menatap tajam ke arah Shela. Setahu ane Mita itu sabuk biru, nggak mungkin bisa mengalahkan Shela yang sabuk hitam.
Tapi nggak tahu juga karena di dalam dunia beladiri, kemampuan seseorang tidak bisa mutlak ditentukan dari warna sabuk, seperti Shela yang masih DAN 1 bisa mengimbangi Erik yang udah DAN 4.
Part 6 Mita dan Shela saling berhadapan dengan memasang kuda-kuda, dan sepertinya keduanya memasang kewaspadaan tinggi, saling menunggu lawannya menyerang. Melihat ekspresi Shela yang sangat serius, ane bisa simpulkan kalau kemampuan Mita nggak bisa dianggap remeh. Tiba - tiba Mita bergerak maju dengan cepat dan .... WUSSSS !!! Dia melancarkan swing kick ke arah kepala Shela, namun untungnya bebeb ane bisa menghindar dengan mengayunkan badannya ke belakang. Melihat serangannya meleset, lagi-lagi Mita melancarkan swing kick ke arah perut Shela namun bisa dihindari, dan PLAAAKKK!! Sebuah jump sidekick nyaris mengenai pipi kiri Shela, untung aja dia berhasil menangkisnya dengan tangan kiri, namun tetep aja tendangan Mita tersebut bikin bebeb ane sempoyongan dan nyaris jatuh.
Ane yang berdiri tepi matras cuma bisa melihat pertarungan mereka dengan hati deg-degan, apalagi sepertinya Shela keteteran menghadapi Mita yang menyerangnya dengan tendangan kilat bertubi-tubi. Buset, tendangan Mita ternyata cepet banget dan sangat efektif, sehingga menyulitkan Shela buat melakukan counter.
Kamu nggak usah kuatir, mereka sudah sering kok latihan seperti ini. kata Viona tiba-tiba.
Oh iya iya. jawab ane, lalu kembali melihat ke arah Shela dan Mita yang lagi asyik barter pukulan dan tendangan.
Terus kamu siapanya Mita " Kakaknya " tanya ane.
Bukan. Aku temennya Mita. Aku yang dulu ngenalin dia ke Shela dan Shela bisa bergabung ke sasana ini juga karena ajakan Mita, kok. jawab Viona tersenyum.
Oooh& jawab ane sambil manggut-manggut.
Sebuah tendangan lagi dilancarkan Mita ke wajah Shela namun kali ini bisa ditepis, dan dengan cepat Shela membalas dengan melancarkan pukulan ke wajah Mita namun Mita bisa menghindar. Mita kembali melayangkan tendangan balasan, tapi itu jebakan, Shela berhasil menangkap kaki Mita dan bermaksud melakukan sweep kick ke kaki satunya tapi sayangnya& . PLAKKK !! Ternyata Mita berhasil mengantisipasinya sembari melancarkan scissor kick ke arah pipi kiri Shela dan untung Shela berhasil menangkisnya dengan tangan, namun kuatnya tendangan Mita membuat Shela sampai terhuyung-huyung dan jatuh terduduk.
Kebakaran The Burning 3 Pendekar Bloon 5 Memburu Manusia Setan Empat Dedengkot Pulau Karang 1

Cari Blog Ini