Ceritasilat Novel Online

Sebuah Kota Banyak Cerita 4

Sebuah Kota Banyak Cerita Karya Menyingsing90 Bagian 4


Tika : "Iya emen... gue ngerti kok, dan gue senang kalo elo sama dimas perhatian banget ke gue dan wulan..."
Gue : "Iya tik... gue cuma takut aja kalo kejadian apa-apa sama elo dan wulan... maafin gue ya tadi ngomong nya kalo nyinggung kalian..."
Wulan : "Gapapa kok men... gue senang kok elo kayak gitu..." Dimas : "Woalah, lebaran udah deket ya, pada maaf-maafan gini?"" Gue : "hehehe iyo ketok e dim hahaha..."
Tika : "Hahaha ya udah men... kita pamit dulu ya...." Gue : "Iya tik... hati-hati ya..."
Part 57 Fade out Gue melihat sebuah taman bunga yang terbentang luas, wangi aroma bunga yang tertiup dan dibelai pelan oleh angin pun tercium lembut. Mengapa gue ada ditempat kayak gini". Disaat masih terus berpikir kenapa gue bisa ada di tempat seperti ini, gue dikejutkan oleh siska yang tiba-tiba muncul didepan gue, dia terlihat lebih cantik dari biasanya. Dan yang membuat gue lebih kaget, dia menggendong anak bayi, gue coba ajak dia bicara namun siska hanya tersenyum ke arah gue, sekuat tenaga gue mencoba untuk mendekati siska, namun itu sia-sia. Dan perlahan siska menghilang ditelan cahaya putih yang tiba-tiba muncul. Ternyata hanya mimpi. Oh god, what a weird dream".
Gue lihat jam udah menunjukkan pukul 7 pagi, gue cek hape. ada sms dari siska.
Sms from siska : "Pagi sayang.... masih tidur ya?""
Dan langsung gue balas sms dari siska.
Sms to siska : "Ini udah bangun sayang..."
Sms from siska : "Ya udah, mau ke kampus ya?" Jangan lupa sarapan... ingat ntar sore jemput di rumah ya..."
Sms to siska : "Iya sayang... nanti dijemput... kangen ya" hehehe..."
Sms from siska : "Banget sayang.... ya udah kamu mandi dulu sana, ntar telat ke kampusnya.." Sms to siska : " Iya cantik... love you..."
Sms from siska : "Love you too..."
Dan pagi ini pun gue kekampus penuh semangat setelah dapat sms dari siska yang lumayan membuat mood gue semangat ke kampus. Seminggu setelah pulang dari jember gue jadi agak jarang juga ke kampus gara-gara keasyikan titip absen sama si maya.
Gue mengikuti kuliah seperti biasa hingga mata kuliah ketiga setelah dzuhur. Kelar kuliah gue putuskan untuk duduk-duduk bentar didepan kelas sambil ngerokok bentar hingga suasana didepan kelas pun jadi sepi, pas ketika gue mau melangkah menuju parkiran gue lihat ada budhe dosen dan si dinda berjalan menuju kearah gue, ngapain mereka disini". wajahnya terlihat cemas. ada apa".
Budhe dosen pun memanggil nama gue.
Budhe dosen : "Emen... kamu ikut saya sekarang..." Gue : "Kemana bu?"
Budhe dosen : "Ke rumah sakit *****" *gue jadi bingung* Gue : "Din, ada apa sih?"
Dinda : "Siska kecelakaan men..." What?", langkah gue langsung terhenti. Siska kecelakaan". Seperti sebuah hantaman keras dikepala gue mendengar apa yang dikatakan dinda.
Budhe : "emen... ayo cepat ikut ke rumah sakit... kamu sama dinda naik motor aja biar cepet...."
Akhirnya gue sama dinda langsung berlari menuju parkiran motor, keluar dari kampus langsung gue pacu motor gue dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Tak lama kemudian gue sampai dirumah sakit, gue ikutin si dinda yang berjalan cepat menuju ke ruangan tempat siska dirawat. Sampai didepan ruangan tempat siska dirawat gue lihat ada papa sama mama nya siska, dan beberapa orang lain yang gak gue kenal.
Mama nya siska yang ngeliat gue baru datang langsung memeluk gue dan tangisnya pun pecah. Sementara gue hanya bisa berdiri diam didepan ruangan tempat siska dirawat karena memang belum boleh masuk ke dalam ruangan tersebut.
Mama siska : "Nak salman... apa pun yang bakal terjadi kamu harus sabar ya...."
Agak kaget juga gue dengar kata-kata mamanya siska. Sepertinya dia sudah memperkirakan kemungkinan terburuk. Oh tuhan, semoga tidak terjadi apa-apa.
Gue : "I...i....iya tante..."
Kemudian gue hanya bisa duduk tertunduk di pojok lorong rumah sakit agak sedikit jauh dari depan ruangan tempat siska. Gue cuma bisa membayangkan kenangan-kenangan indah yang udah gue lewati dengan siska, semuanya seperti berputar kembali dari awal gue ketemu dia.Tak terasa air mata gue jatuh perlahan. Cukup lama gue duduk dipojok lorong rumah sakit sampai akhirnya gue lihat ada dokter yang keluar dari ruangan dan menghampiri mamanya siska.
Gue lihat dokter tersebut bicara dengan papa mamanya siska sampai akhirnya suasana di lorong rumah sakit menjadi histeris. Terdengar suara tangisan mama nya siska kembali pecah dan gue lihat dinda langsung berlari kearah gue dan memeluk gue yang masih terduduk diam, tangisan si dinda pun akhirnya keluar juga. Oh tuhan, tolong jangan kemungkinan terburuk.
Dinda : "men... siska men...." Gue : "Siska kenapa din?""
Dinda : "Sabar ya men... siska ninggalin kita semua men.." Gue : "Apa?"?"?"
Gue langsung berdiri mengahampiri orang tuanya siska. Gue lihat papanya siska hanya bisa diam sambil menundukkan kepala. Mamanya langsung kembali memeluk gue erat sambil menangis haru. Dan tangis gue pun pecah, tak lama kemudian gue langsung berusaha untuk masuk kedalam ruangan tempat siska dirawat namun tidak dibolehkan oleh suster yang sedang sibuk didalam ruangan, gue coba berontak sambil meneriakkan nama siska, namun sia-sia.
Gue : "Ka... bangun ka.... tolong jawab gue ka... bangun ka.... jangan tinggalin gue lagi, tolong ka jawab gue ka..."
Akhirnya gue cuma bisa terduduk lesu didepan pintu ruangan tempat siska dirawat. "ka tolong jawab gue..." jangan tinggalin gue lagi. Tertunduk lesu, menangisi keadaan yang sudah digariskan, akhirnya hanya bisa terdiam dikalahkan takdir yang sudah ditentukan.
Siska, seseorang yang sangat berarti bagi gue. Tadi pagi gue masih bisa merasakan hangatnya cinta yang diberikan siska melalui sms yang berisi kata-kata yang mampu menjadi penyemangat untuk mejalani hari-hari gue dan sekarang yang tersisa hanya kerinduan, penyesalan dan air mata. Masih ingat kata-kata gue gak ka" "Jangan pernah lupa jalan pulang". Dan kali ini elo benar-benar pulang untuk selamanya. Ka, ajak gue ka, tolong gue masih pengen berada terus disamping elo. Dan sejenak semuanya terasa gelap, hitam dan tenggelam.
*** Sore ini gue tertunduk lesu didepan sebuah gundukan tanah yang masih basah, kelopak bunga penuh warna pun menghiasi indahnya warna merah tanah. Tercium jelas aroma wewangian bunga yang terbang terbawa angin sore. Terlihat jelas nama indah yang terukir tak berdaya disebuah nisan, nama yang telah memberikan arti banyak buat gue.
Maafkan gue ya ka, gue cuma bisa menemani elo sampai disini. Gue yakin suatu saat kita bakal ketemu lagi didunia yang berbeda. Kenangan tentang elo gak akan pernah mati ka. selamat tinggal sayang, istirahat lah dari lelahnya dunia.
Perlahan gue berjalan menjauh dari pusara siska, tinggal gue sendiri yang masih ada di tempat ini, sementara teman-teman dan orang tuanya siska udah lebih dulu pulang meninggalkan gue yang memang butuh waktu sendiri untuk sekedar melepaskan tangis akan kepergian siska.
Istirahat dengan tenang sayang, Selamat jalan ALEXANDRA SISKIYA ADINATA.
Pelan namun pasti gue mulai melangkah meninggalkan tempat ini, suara burung, dedaunan yang bergerak pelan tertiup angin seakan menyanyikan melodi indah akan kenangan yang sudah gue lewati denga siska. Sekali lagi gue lihat kebelakang dan kemudian melangkah pergi.
Rows of houses, all bearing down on me I can feel their blue hands touching me All these things into position
All these things we'll one day swallow whole And fade out again and fade out
This machine will, will not communicate These thoughts and the strain I am under Be a world child, form a circle
Before we all go under And fade out again and fade out again
kracked eggs, dead birds Scream as they fight for life
I can feel death, can see its beady eyes All these things into position
All these things we'll one day swallow whole And fade out again and fade out again
Immerse your soul in love IMMERSE YOUR SOUL IN LOVE
Radiohead Street Spirit (Fade Out)
Part 58 Melangkah lagi Seminggu setelah kepergian siska gue masih sering murung, duduk sendiri, keluar sendiri, minum sendiri, nangis sendiri. Dan udah seminggu juga gue gak masuk kuliah. Malam ini seperti biasa gue duduk sendiri di halaman belakang rumah gue sambil ditemani sebotol red lab*l. Gue hembuskan asap rokok pelan, tetes demi tetes alkohol pun masuk ke dalam tenggorokan gue, panas. Seorang pecundang yang sedih dan terlihat menyedihkan.
Gue dengar pintu depan terbuka, ada yang masuk. dan kemudian tika, wulan, kinan dan dimas muncul. Mereka cukup kaget melihat keadaan gue yang cukup berantakan, rambut yang udah mulai gondrong terlihat kusut, nafas bau minuman keras, mata merah, badan udah bau asem karena udah tiga hari gak mandi.
Tika : "Ya ampun emen... lo kok bisa sampai segininya?"" Wulan : "Men... jangan gini terus dong..."
Gue : "..............................."
Dimas : "Sob, jangan kayak gini terus dong... gue yakin siska pasti juga sedih kalo liat elo kayak gini terus..."
Gue : "......."
Tika : "Men... jangan minum lagi ya...."
Tika langsung mengambil botol minuman ditangan gue. Pandangan gue masih kosong menatap gelap langit malam berharap ada senyuman siska terpantul disana, namun yang terlihat hanya hitam dan kelam. Sebenarnya gue jauh lebih sedih lagi kalau ingat orangtuanya siska, kehilangan kedua anaknya dengan cara yang tidak diharapkan. Tak terasa air mata gue kembali menetes. Tenggelam dalam kesedihan. Pecundang yang tidak bisa bangkit dari kesedihan.
Gue : "Guys... maafin gue ya... tolong, gue masih pengen sendiri dulu..."
Dimas : "Men.. jangan gini terus lah... lo cuma bakal bikin siska gak tenang kalo kayak gini terus.." Wulan : "Iya men... kita ngerti kok, berat ditinggal sama orang yang berarti banget buat kita, tapi itu jadi semakin berat kalo elo kayak gini terus men..."
Tika : "Men, jangan sedih terus ya... gue pengen liat elo senyum kayak dulu lagi..." Gue : "Gimana gue bisa senyum tik"... orang yang paling berarti dalam hidup gue pergi jauh dan gak bakal balik lagi..."
Tika : "Iya men... tapi kalo kayak gini siska gak bisa istirahat tenang disana...." Wulan : "Kita yakin elo pasti bisa ngelewatin ini semua men..."
Gue : "Iya lan... tapi kenapa gue selalu ditinggalkan disaat gue mulai merasakan apa itu cinta... gue kehilangan orang yang gue cintai justru disaat-saat cinta yang gue rasakan semakin besar.... ini gak adil buat gue lan...."
Dimas : "Sob... jangan ngomong gitu, tuhan itu maha adil..." Gue : "Tapi kenapa gue harus dikasih cobaan berat kayak gini dim?""
Wulan : "itu karena elo kuat men... tuhan gak akan ngasih cobaan kepada seseorang kalo cobaan tersebut gak mampu dilalui oleh orang tersebut....."
Tika : "Elo pasti bisa men... seenggaknya biarkanlah siska istirahat dengan tenang disana... bikin dia bangga..."
Gue : "Gue bener-bener kehilangan dia tik..."
Tika : "Iya men.. gue tau saat ini masih berat untuk elo merelakan kepergian siska, tapi gue yakin elo pasti bisa melewati ini semua.... elo bukan seorang yang lemah men, gue tau itu... seenggaknya salman yang gue kenal gak secengeng yang gue lihat sekarang...."
Gue : "Makasih tik ...."
Gue lihat mata nya si tika sedikit berkaca-kaca melihat keadaan gue kayak gini. Maafin gue tik, wulan, dimas. sebenarnya gue gak pengen kalian juga ikut murung cuma gara-gara gue kayak gini.
*** Tiga minggu setelah kepergian siska barulah gue mulai merasa sedikit tenang dan mulai sedikit merelakan kepergiannya. Siang ini gue sedang berada didepan pusara siska, sekedar untuk melihat, melepas rindu dan sedikit berharap bisa merasakan kehadirannya. Gue taruh rangkaian bunga yang gue bawa dibawah nisannya.
Gue : "Sayang... apa kabar disana?""
Gue : "Maafin gue ya ka, ganggu istirahat elo... gue cuma pengen melepas rasa rindu... Maafin gue ka, kalo gue udah hampir kayak orang gila ngomong sendirian disini, tapi gue yakin elo pasti bisa denger gue.... Oh iya, si tika, wulan dan dimas titip salam buat elo, dan juga adik gue si icha... katanya dia rindu banget sama elo ka, pengen bakar-bakar jagung lagi kayak dulu..."
Gue : "Oh iya ka.. satu lagi... gue boleh baca doa disini kan?"" gue tahu kita memang beda... Tapi gak ada salahnya kan gue berdoa ke tuhan gue supaya elo baik-baik aja disana.... "
Kemudian gue baca beberapa doa yang gue hafal. Setelah itu gue cium lembut namanya yang terukir indah diatas batu nisan.
Gue : "Maaf ka... gue tau gue udah kayak orang gila, dan gue yakin elo pasti gak mau ngeliat gue kayak gini, tapi ya mau gimana lagi ka, gue rindu banget sama elo... istirahat lagi ya ka... "
Gue kembali tertunduk, namun kali ini mulai terasa sedikit nyaman, tak ada lagi rasa kesedihan yang terlalu dalam namun hanya rasa rindu yang sedikit tidak tertahan. Setelah cukup lama tertunduk didepan makamnya siska, akhirnya gue putuskan untuk pulang karena hari sudah mulai sore. Namun ketika gue hendak berdiri, tiba-tiba ada yang manggil nama gue.
"Emen...." Gue lihat ke belakang, ternyata si putri. Sempat kaget juga kalau tadi yang manggil gue siska namun ternyata ada putri yang kayaknya udah lumayan lama berdiri dibelakang gue.
Gue : "Lho put.... lo ngapain disini?"
Putri : "Gapapa kok men.... cuma pengen ngeliat elo aja..." Gue : "Lo tau gue disini?"
Putri : "Iya... tadi gue dikasih tau tika kalau elo disini..." Gue : "Ohhhh..."
Putri : "Men.... yang sabar ya, gue minta maaf kalau baru tau ini sekarang..." Gue : "Gapapa put... nyantai aja.... berarti tadi elo denger gue ngomong sendiri kayak orang gila ya?""
Putri : "Iya sih... tapi gue yakin, gue juga bakal ngelakuin hal yang sama kalo gue ada di posisi elo..."
Gue dan putri melangkah perlahan meninggalkan area pemakaman.
Gue : "Lo sendirian ke sini put?"
Putri : "Enggak men... gue sama cowok gue..."
Kemudian gue lihat seorang cowok keluar dari mobilnya putri.
Si cowok : "Mas emen.... gue turut berduka ya..." Gue : "Makasih mas..."
Putri : "Elo yang sabar ya men..." Gue : "Iya put..."
Putri : "Kita pamit dulu ya men..."
Gue : "Iya put... makasih udah datang kesini...." Si cowok : "Mari mas emen... kita duluan...."
Dan kemudian putri dan cowoknya pulang, tinggal gue sendirian berdiri didepan gerbang pemakaman ini. Sejenak termenung menikmati suasana di tempat ini, tempat dimana suatu hari nanti bakal gue kunjungi juga.
Menjelang maghrib barulah gue pulang ke rumah. Dijalan gue merasakan indahnya suasana mendung di sore hari kota jogja. kota yang memberikan banyak kenangan bagi gue. Kotanya siska. Ah, sudahlah.
Part 59 Tersenyum lagi Sampai dirumah gue lihat udah ada mas anang, mbak uus, indra dan mbak meta lagi duduk di teras rumah, sepertinya nungguin gue. Gue coba untuk tersenyum senang supaya suasana menjadi hangat, namun apa daya justru berusaha untuk tersenyum malam membuat air mata gue keluar lagi. Gue cuma bisa tertenduk sambil menahan tangis didepan mereka berempat.
Mas anang, mbak uus, indra dan mbak meta duduk di ruang tengah, semetara gue masih duduk dilantai sambil bercucuran air mata. Sial men, lo lemah banget.
Mas anang : "Men... jangan sedih lagi lah... coba relakan kepergian siska men..." Indra : "Iya men... ada kita disini kok, siska pasti juga gak mau ngeliat elo kayak gini terus..." Gue : "Maaf mas.... ndra... Gue cuma masih belum bisa nerima kenyataan kayak gini..." Mbak uus : " Kita juga ikut sedih men.... gak nyangka baru beberapa minggu kemaren kita jalanjalan bareng dan sekarang kayak gini...."
Gue : "Iya mbak... maafin gue kalo cuma bisa nangis gini..."
Mbak uus : "Itu wajar men... artinya elo masih punya hati yang lembut dan tulus buat dia... " Gue : "Makasih mbak..."
Mbak meta : "Senyum lagi ya men..." Gue : "Iya mbak..."
Cukup lama mas anang, mbak uus, indra dan mbak meta di rumah gue. Mereka berhasil membuat gue sejenak merasa sedikit lebih baik meskipun awalnya menangis sedih karena ditinggalkan tapi akhirnya bisa kembali tersenyum karena masih banyak yang peduli dengan gue. Menangis di tinggal mati namun tetep kembali harus berjalan dan tersenyum dengan yang hidup.
Setelah mereka berempat pulang jam 10 malam, gue putuskan untuk segera tidur, namun hape gue berbunyi ada yang nelpon, Si icha.
Gue : "halllo cha..."
Icha : "Bang... abang gak kenapa-kenapa kan?" Gue : "Udah gapapa kok cha..."
Icha : "Sabar ya bang... kak siska pasti udah istirahat yang tenang disana..." Gue : "Iya cha..."
Icha : "mama sama ayah juga pesan bang... jangan terlalu larut dalam kesedihan..." Gue : "Iya cha..."
Icha : "Makanya libur semester pulang ke rumah ya bang... icha, mama, ayah rindu sama abang..." Gue : "Iya cha... kalo libur abang usahain pulang..."
Icha : "Ya udah bang... abang mau tidur kan... tidur nyenyak ya bang... jangan lupa sholat dan banyak-banyak ngaji bang, biar tenang..."
Gue : "Iya cha.... salam buat mama sama ayah ya...." Icha : "Iya bang... assalamualaikum.."
Gue : "Waalaikum salam..."
Pagi ini gue bangun dengan sedikit tenang, udah gak kayak beberapa hari yang lalu. Rasa sedih akan kehilangan siska mulai sedikit terobati, rambut gue yang sebelumnya kelihatan gondrong dan berantakan pun udah gak ada, sengaja cuku pendek ala militer itung-itung buang nasib buruk. Gue mulai jogging lagi keliling komplek menimati udara pagi dan seperti biasa ada mas dibyo yang masih sibuk beres-beres sambil ditemani segelas kopi hangat nungguin shift nya berganti.
Mas dibyo : "Wah mas emen... suwi orak ketok... nengdi wae?" (lama gak keliatan) Gue : "Hehehe sibuk e mas... pie kabar mu?"
Mas dibyo : "Apik mas... tadi malam bal-balan (bola) ne seru lho mas... pengen ngejak koe nonton tapi ketok e wes turu.."
Gue : "Ho'o e mas... tadi malam aku tidur cepet..." Mas dibyo : "Orak ono kuliah to mas?"
Gue : "Ada kok mas, ini bentar lagi ke kampus... tak tinggal sek mas..." Mas dibyo : "Monggo mas..."
Gue pulang ke rumah, sarapan sebentar, mandi dan langsung bersiap berangkat ke kampus. Udah hampir sebulan gue gak masuk kuliah, agak kangen juga dengan suasana kampus. Dan gue juga udah pasrah kalau nilai gue jadi anjlok semester ini. Bodo amat.
Sampai dikampus dan masuk kedalam kelas, gue disambut dengan banyaknya materi-materi kuliah yang ketinggalan dan beberapa tugas persentasi yang (terpaksa) gue lewati. Didalam kelas pun anak-anak kayaknya kaget ngeliat gue baru masuk kelas setelah hampir satu bulan gak masuk, plus rambut cepak gue yang kayaknya bikin mereka sedikit kaget.
Satu jam gue didalam kelas akhirnya kelar juga mata kuliah jam pertama, gue langsung keluar kelas untuk menghindari pertanyaan anak-anak. Namun gue lihat si tengil dan maya berjalan ngikutin gue.
Maya : "Men... tunggu.."
Gue menghentikan langkah kaki gue.
Maya : "Men.... gue cuma mau ngucapin turut bela sungkawa meninggalnya siska..." Si tengil : "Iya men... gue juga ikut bela sungkawa men...."
Gue : "Kalian tau dari mana?""
Gue juga sedikit bingung, berita meninggalnya siska kok bisa sampai ke kampus gini.
Maya : "Kita dikasih tau tika men... waktu itu gue nanya sama dia kok elo gak masuk-masuk kelas lagi... trus tika juga minta supaya elo diabsenin biar bisa ikut UAS.."
Gue : "Anak-anak yang lain pada tau may?"
Si tengil : "Gak ada kok men, cuma gue sama maya doang yang tau.. anak-anak lain tau nya elo gak masuk karena sakit..."
Gue : "Makasih ya may, ngil.. udah ngabsenin gue..." Si tengil : "Nyantai aja kali men..."
Maya : "Makanya men... mulai sekarang rajin lagi ya..." Gue : "Iya may..."
Maya : "Ya udah kalo gitu kita tinggal dulu ya...." Si tengil : "Mari men.."
Gue : "Yoi... thanks may, ngil..."
Gue kembali melanjutkan langkah kaki menuju kantin, gue lihat kantin masih sepi, belum banyak yang duduk dikantin masih banyak kursi-kursi kosong yang belum ditempati. Kemudian gue pesan segelas kopi panas untuk sedikit menghangat kan badan, karena memang cuaca pagi ini kelihatan mendung. Sekitar lima belas menit gue duduk dikantin akhirnya si tika, wulan dan dimas muncul. Dan gue lihat mereka bertiga cukup kaget melihat gue duduk sendirian dikantin plus dengan rambut cepak ala militer.
Tika : "Astaga emen...." Gue : "Kenapa tik?"
Tika : "Itu rambut lo pada kemana?" Gue : "Ilang tik.."
Dimas : "akhirnya temen gue satu ini muncul juga dikampus... selamat datang lagi di kampus men hehehe..."
Gue : "Hahaha..."
Wulan : "ngomong-ngomong elo cakep juga ya men kalo rambut pendek kayak gini.." Gue : "Hohoho iya dong..."
Tika : "Gue seneng liat elo bisa senyum lagi men..." Wulan : "Iya men.... udah gak sedih lagi kan?" Gue : "Udah enggak kok..."
Dimas : "Asik lah kalo gitu... semester depan kita bisa ambil KKN bareng berarti nih.. " Wulan : "Harus dong... kita harus bareng KKN nya, kalo bisa satu kelompok sekalian...." Dimas : "Ya mana bisa wul... pasti dicampur sama anak-anak jurusan lain... "
Wulan : "Ya gue pengennya sih satu kelompok... ya paling gak yang tempat KKN nya deket-deketan lah.."
Tika : "Iya tuh... biar bisa main-main... hehehe..."
Dimas : "Iya sih.. KKN kan jadi ajang cinta lokasi.... bakalan seru nih..." Gue : "Woy tuyul... inget lo udah punya si kinan..."
Dimas : "Hehehe.... "
Dan cukup lama gue tika, wulan dan dimas ngobrol-ngobrol dikantin. Sampai akhirnya masuk kelas lagi. Setelah selesai kuliah hari ini gue langsung pulang ke rumah, niat nya sore ini gue mau fitnes karena udah lumayan lama gue gak main ke gym. Sekedar untuk cari keringat dan membentuk otototot yang mulai kendor. Sampai di rumah gue langsung ganti baju olahraga dan langsung meluncur menuju tempat gym yang gak terlalu jauh dari rumah gue.
Sampai disana gue lihat cukup banyak yang nge gym sore ini. Dan gue lihat mas koko (instruktur
fitnes) kelihatan sibuk banget mengajarkan member-member baru cara menggunakan alat dan mengukur proporsi badan dan otot-otot member yang baru mendaftar, udah kayak tukang jahit. Dan dia langsung ngeliat gue yang baru saja datang.
Mas koko : "Woy men... kemana aja lu baru keliatan?" Gue : "Hehehe biasa mas, sibuk... banyak acara..."
Mas koko : "Bantuin gue dong.... ini member baru banyak banget yang daftar, lo tolong ajarin cara make alat ya..."
Gue : "Wah boleh mas.... tapi yang cewek aja ya... yang cowok lo aja yang ngajarin hehehe..." Mas koko : "Asem... yo wes kono... kasian itu dari tadi udah nungguin.."
Gue langsung masuk ke ruangan gym, gue lihat disana udah ada 3 orang perempuan, wanita dan cewek atau apa lah namanya. Gue perhatiin mereka cuma duduk-duduk doang dikursi. saat nya kasih pelajaran nih. Meskipun belum punya sertifikat buat jadi instruktur tapi ya ngerti lah dikit-dikit gimana cara memakai alat dan gerakan yang benar. Gue langsung menjelaskan kalo gue disuruh sama mas instruktur (mas koko) untuk memberikan sedikit instruksi gimana cara ngegym untuk pemula, biar mereka gak salah sangka sama gue. Takut aja kalo mikir yang enggak-enggak sama gue.
Sebelumnya gue suruh mereka buat pemanasan terlebih dahulu, dan yang gue lihat pemanasan mereka bener-bener bikin panas. Dan kemudian, seperti biasa tipikal kebanyakan cewek kalo pergi ke gym cuma buat kardio doang. Akhirnya gue keluar lagi nemeuin mas koko.
Mas koko : "Pie men... udah diajarin?"
Gue : "Payah mas... cuma pengen kardio doang mereka..." Mas koko : "Hahaha.... ya biasa lah men cewek... lo mau latihan apa?" Gue : "Latihan bahu mas... bantuin yo..."
Mas koko : "Siap..."
Dan gue sama mas koko masuk ke ruangan gym. Satu jam lebih gue habiskan untuk latihan otot bahu, bisep dan diselingi latihan perut. Kemudian gue langsung duduk ruang tunggu gym sekedar melepaskan penat dan minum.
Part 60 Saran absurd fakir asmara
Jam 7 malam akhirnya gue pulang ke rumah. Pas gue buka pintu pagar ada si angga deketin gue.
Angga : "bang emen... sibuk gak?" Gue : "enggak ngga, kenapa?"
Angga : "Gue numpang online bentar dong bang... pulsa internet gue belum diisi nih, mau nyari tugas..."
Gue : "Oke.. nyantai aja..."
Gue langsung masuk ke rumah diikuti si angga.
Gue : "Itu nyalain aja komputernya ngga.... gue tinggal mandi dulu..." Angga : "Oke mas..."
Gue masuk kamar mandi, sementara si angga langsung sibuk dengan komputer gue. Cukup lama gue habiskan untuk mandi, sekitar lima belas menit baru kelar. Dan pas gue keluar dari pintu kamar mandi gue lihat ada tiwul (tika dan wulan). Kaget juga gue ngeliat mereka ada disini. Mereka berdua duduk didekat si angga yang masih sibuk main komputer. Gue lihat si angga cuma diem aja, kayaknya canggung ngeliat dua cewek cantik datang.
Gue : "Lho... lan, tik.. cuma berdua aja, dimas mana?" Wulan : "Biasa men.. lagi pacaran sama si kinan" Gue : "Kalian gak ikutan pacaran...."
Tika : "Enggak... gak ada yang mau macarin kita ya lan..." Wulan : "Iyap..."
Gue : "hahaha... oh iya udah kenalan sama si angga...?""
Tika : "Udah kok... angga nya malu-malu kayaknya...hehe.." *godain si angga* Angga : "Hahaha enggak kok mbak... " *malu-malu*
Gue : "Hehehe tenang aja ngga... Tante-tante ini gak ngigit kok hahaha..."
Gue langsung ngacir masuk ke kamar buat ganti baju. Pake kolor, celana, baju dan langsung keluar lagi. Kali ini angga udah mulai agak terbiasa, keliatan dia udah mulai asik ngobrol-ngobrol sama tika dan wulan. Pas gue lihat ke komputer pandangan gue tertuju ke facebook nya si angga yang lagi buka sebuah profile cewek, cantik. kayaknya temen SMA nya si angga. Sementara angga sendiri gak sadar kalo gue lagi buka-buka facebooknya dia, karena dia keliatan asik banget ngobrol sama tiwul. Gue cek halaman dan foto-foto cewek tersebut ternyata status dan fotonya ada "like" dari angga semua. Agak lucu juga sih, kayaknya angga diam-diam suka sama ini anak. Dan juga gue liat si angga baru update status "Hanya bisa melihat dan menikmati indah mu dari kejauhan". Wah jadi ingat masa-masa SMA kalo kayak gini.
Gue : "Ngga... lo lagi suka sama cewek ini?"
Angga yang lagi asik ngobrol sama tiwul pun jadi sedikit salah tingkah pas gue nanya kayak gitu.
Angga : "Eh nggg... anu bang... enggak kok...."
Gue : "Bwahahaha.. ojo ngapusi (jgn bohong).... Jujur aja, cerita sama gue..." Tika : "Iya ngga... cerita aja, siapa tau dikasih trik-trik ampuh sama bang emen hehehe.." Wulan : "Bang emen ahli dalam hal kayak ginian ngga hehehe..."
Dan akhirnya pun si ngga cerita sama gue dan tiwul. kalau dia lagi suka sama temen sekelasnya namun gak berani ngomong sama cewek tersebut. Agak heran juga, padahal setau gue si angga lumayan terkenal di SMA nya, karena jago main basket.
Gue : "Gini ngga... dengerin saran gue, tapi jangan dianggap sepenuhnya bener ya..." Angga : "Iya bang..."
Gue : "Cewek ya, terutama yang jomblo... itu lebih susah dideketin dari pada yang udah punya cowok, contohnya kayak tante-tante ini... " *nujuk tiwul*
Tika & wulan : "Ndasssss mu..."
Gue : "Oke lanjut lagi... lo cari gimana caranya buat ajak dia ngobrol, terserah mau ngomongin apa aja, tapi ingat selalu bicarain hal-hal yang menyangkut cewek tersebut, contoh nya... ajak bicara soal makanan favoritnya, musik favoritnya, tempat favoritnya... dan anggap aja elo seolah-olah ingin tau juga denga hal-hal tersebut... gue yakin dia bakal ngomong panjang lebar sama elo dengan senang hati...."
Gue : "Kedua... Selalu perhatikan gerak-geriknya pas dia ngomong... tatap matanya, seolah-seolah elo terkagum-kagum dengan keindahan matanya... Dan setelah dia cerita semua tentang dirinya, gue yakin dia bakal nanyain tentang elo juga...
Gue : "Dan ini yang paling penting.... Elo boleh cerita tentang diri elo, tapi jangan semuanya, buat dia penasaran, cerita ala kadarnya aj, seperlunya aja... buat dia penasaran dengan sosok elo, gue yakin dia bakal cari tahu semua tentang diri elo... dia bakal nempel terus sama elo..."
Angga : "Iya juga ya bang..."
Gue : "Iya dong... selalu bikin penasaran cewek saat mereka menginginkan lebih... ingat itu...hehehe"
Wulan : "Wah.. sarap juga sarannya si emen... tapi ada benernya juga sih..." Tika : "Gila nih pakar cinta berbicara hehehe... pantesan ya bang, banyak yang suka..." Gue : "Hohoho jelas dong... dan terkahir ngga, kalo udah deket... bikin dia senyaman mungkin sama elo... karena kenyamanan itu jauh lebih ampuh dari sekedar romantis belaka..."
Angga : "Iya bang.... hahaha"
Gue : "Makanya, kalo suka sama cewek jangan takut buat deketin... santai aja" Angga : "Hehehe iya bang... ya udah ya bang emen, gue balik kerumah dulu mau ngerjain tugas..." Gue : "Oke lah... sukses ya misi nya hahaha..."
Angga : "Hahaha Siap bang... makasih ya..." Dan akhirnya si angga pun pulang ke rumahnya, tinggal gue berita sama tika dan wulan dudukduduk didepan tv.
Wulan : "Gila ya men... saran lo absurd juga..."
Tika : "Iya nih, gak tau tuh si angga bakal berhasil apa enggak..." Gue : "Hehehe gue yakin gak bakal ditolak kok itu anak..." Wulan : "Yakin banget lo...."
Gue : "Iya dong... yang gue omongin hampir semuanya bener kan?" Tika & wulan : *Ngangguk-ngangguk*
Gue : "Hehehe... selalu tinggal disaat mereka menginginkan lebih..."
Dan gue pun langsung ke dapur buat bikin dua gelas kopi hangat buat gue sama wulan dan segelas teh hangat buat si tika. Kemudian balik lagi ke ruang tv.
Wulan : "Wah... tau aja elo men kalo kita pengen minm dari tadi hehehe..." Tika : "Iya nih.. udah lama datang baru dikasih minum sekarang..." Gue : "Hehehe yo maaf... oh iya lan, lo sama nando gimana" Wulan : "Ya gitu lah men.... cuma deket doang, tapi belum jadian.." Gue : "hati-hati lho...."
Wulan : "Iyo men gue ngerti kok..."
Gue : "Awas aja kalo dia berani macem-macem lagi, gue hajar lan..." Wulan : "Iyo bang emen.... kalo ada apa-apa gue pasti lapor ke elo kok...." Gue : "elo gimana tik... gak lagi deket sama rian juga kan ?" Tika : "Enggak kok men... "
Gue : "trus lagi deket sama siapa dong?" oh iya, mas arya gimana kabarnya?" Tika : "Gak lagi deket sama siapa-siapa kok men.... Kalo mas arya mah udah biasa aja..."
Jam 12 malam baru lah tika dan wulan pulang dari rumah gue, setelah mereka berdua pulang jadi agak bingung juga gak ada kerjaan. Gue coba untuk main game tapi bosan, main gitar lagi gak mood. Akhirnya gue keluar, keliling-keliling bentar sekedar menikmati malam, mumpung malam sabtu dan besok gak ada kuliah.
Gue keliling menikmati jalanan jogja di malam hari, tenang, adem, damai dan istimewa. Dan mampir bentar ke minimarket 24 jam buat beli rokok, pas gue mau kelur dari mini market tersebut gue lihat mas koko baru turun dari mobilnya.
Mas koko : "Woy... dari mana lu men?"" Gue : "hehehe biasa mas muter-muter..." Mas koko : "Trus ini mau kemana?" Gue : "Mau balik lagi ke rumah mas..."
Mas koko : "jangan dulu dong... nongkrong disini bentar, ada yang mau gue omongin... bentar ya gue beli minuman dulu..."
Dan gue pun langsung duduk di kursi yang ada didepan minimarket tersebut, sementara mas koko beli minuman dan rokok didalam. Gue nyalakan sebatang rokok. Mas koko langsung duduk didepan gue.
Mas koko : "Men... lo dalam minggu-minggu ini ada kesibukan gak?" Gue : "Ya ada sih mas... sibuk ngampus, trus mau ngurus KKN... emang kenapa mas?" Mas koko : "Tapi masih punya waktu luang kan....?"
Gue : "Ya punya sih..."
Mas koko : " Gini men.. gue pengen minta tolong ke elo buat jadi talant gue.... soalnya gue ada proyek sama temen-temen fotografi, gue minta elo jadi modelnya... soalnya kita nyari yang otot yang gak terlalu besar tapi serat-serat nya keliatan... kayak badan lo..."
Gue : "Maksud lo gue di foto topless gitu mas?"
Mas koko : "Iyap hehehe... gimana men" lo gak sendirian kok... ntar ada ceweknya juga, jadi foto berdua gitu... konsepnya ya kayak-kayak gitu lah..."
Gue : "Whohohoho... ojo mas.. aku gak bisa akting didepan kamera..." Mas koko : "Tenang aja men... ntar gue arahin... oke mau ya?" Gue : "Ya udah mas... gue coba..."
Mas koko : "Sip lah.... thanks men..."
Cukup lama gue ngobrol-ngobrol sama mas koko sampai jam 3 pagi, akhirnya baru pulang ke rumah, sholat bentar dan tidur.
Part 61 Alkohol lagi Dan hari ini pulang kuliah gue langsung di sms mas koko buat di foto, gue langsung memacu motor menuju alamat yang diberikan mas koko, cukup jauh dari kampus gue, setelah hampir dua puluh menit dijalan akhirnya sampai juga di alamat yang di tuju. Sebuah rumah tua yang sudah gak ada penghuninya, dinding penuh dengan coretan dan tanaman yang mulai merambat hingga keatas atapnya dan beberapa tembok yang terlihat roboh.
Gue lihat disana udah ada mas koko dan beberapa temannya dan juga ada beberapa orang perempuan yang gue asumsikan mereka adalah model, terlihat dari cara berpakaian, tinggi badan dan cara berdandan mereka.
Mas koko : "Woey.... akhirnya datang juga ini anak... susah men cari alamatnya...?" Gue : "Susah mas..."
Mas koko : "Ya udah kenalan dulu dengan temen-temen gue..."
Dan gue pun dikenalkan oleh mas koko dengan temen-temen nya termasuk dengan modelnya mas koko. Kemudian gue langsung di suruh topless sama mas koko, awalnya agak malu juga, tapi ya sudahlah. Udah terlanjur disini. Setelah buka baju gue pun sibuk dikasih make up sama temennya mas koko, kemudian badan gue pun terlihat bagaikan kuli yang baru abis bongkar rumah dengan efek keringat yang keluar dari baby oil dan wajah gue yang dikasih sedikit bercak hitam.
Mas koko : "Wow... perfect men... kita mulai ya..."
Dan selanjutnya gue di suruh pose sama mas koko, sambil memegang palu besar dan disamping gue pun berdiri modelnya mas koko sambil tangannya merangkul leher gue. Oh god, i feel dirty.
(Sebenarnya gue punya pengalaman foto-foto lebih buruk dibanding yang ini, tapi kayaknya lebih baik gak usah diceritain, bikin malu. mending yang ini aja)
Si model : "Mas... baru pertama kali di foto ya?" Gue : "Iya mbak..."
Si model : "Nyantai aja, rileks.... jangan keliatan kaku...." Gue : "oke..."
Kemudian sesi pemotretan pun berlanjut, jujur aja agak sedikit kepanasan gue ada disamping cewek seksi ini, badan gue yang dikasih efek keringat pun kali ini keringetan beneran. Agak gak enak juga sama mbaknya yang merangkul badan gue yang penuh keringat, namun keliatannya dia nyantai-nyantai aja.
Jam 4 sore akhirnya selesai juga acara foto-foto absurdnya mas koko. Gue langsung dibersihkan dari make up oleh temennya mas koko. Gue duduk di bawah pohon sambil menikmati sebatang rokok, dan si model (Rara) yang tadi foto sama gue pun mendekat ke arah gue, sementara mas koko dan yang lainnya masih sibuk beres-beres perlatan dan ngecek hasil jepretan.
Rara : "Hey men... gimana rasanya pertama kali di foto" hehehe..." Gue : "Hahaha ya gugup lah ra..."
Rara : "hehehe... tapi elo lumayan kok men.. pose nya bagus gak keliatan baru pertama kali difoto.." Gue : "Hehe makasih ra... oh iya elo masih kuliah apa udah kerja?"
Rara : "Masih kuliah kok men... kita satu kampus kok.." Gue : "Masa sih... lo tau dari mana gue kuliah di U**?" Rara : "Dari mas koko.... tapi gue jurusan psikologi men..." Gue : "OOhhh satu angkatan dong kita?"
Rara : "Hahaha iya, berarti lo semester depan udah ambil KKn dong?" Gue : "Iya ra... lo juga kan?"
Rara : "Gue belum men... masih belum bisa, ya maklum lah gue jarang masuk kuliah... jadi nya ya gini hehee..."
Gue : "Hehe yang penting punya kesibukan yang jelas ra... lo udah lama jadi model?" Rara : "Udah lumayan lama sih men, dari awal kuliah... awalnya sih agak berat, lo tau sendiri lah image model kayak gue di mata orang-orang... tapi ya di jalani aja..." *Curhat ini anak*
Gue : "Yang penting tergantung kita nya aja ra...." Rara : "Iyap... elo selain kuliah sibuk apa aja men?""
Gue : "Gak sibuk apa-apa ra, cuma kuliah pulang aja, ya diikuti nge gym juga, tapi gak terlalu rutin.." Rara : "Wah pantesan badannya seksi hahaaha... eh tapi elo normal kan men?"" Gue : "Iyo ra... ane normal, bukan maho hahaha..."
Rara : "ya kali aja men... kan banyak tuh anak gym yang kayak gitu hehehe..."
Lima belas menit kemudian gue lihat mas koko dan temen-temennya udah selesai beres-beres dan siap-siap pulang. mas koko mendekati gue sama rara.
Mas koko : "Thanks ya men, ra... kalian luar biasa hehe..." Gue : "Iya mas... sama-sama..."
Mas koko : "Oh iya, ntar malem kita have fun ya, lo harus ikut men..." Gue : "Dimana mas"
Mas koko : "Biasa men, di jalan *****" Rara : "Wah, asik tuh.... datang ya men..." Gue : "Iya, gue usahain..."
Jam 7 malam gue baru sampai di rumah, langsung mandi. trus keluar bentar buat makan malam di warung padang, kemudian balik lagi ke rumah. Di rumah gue buka komputer, karena laptop lagi rusak, gue mulai buka-buka materi kuliah yang sempat tertinggal dan browsing-browsing bahan bacaan tentang materi-materi yang akan keluar pas ujian akhir semester. Cukup lama gue habiskan waktu buat baca-baca, setelah bosan gue buka facebook, twitter dan tentunya kaskus tercinta. Gue bukan orang yang terlalu sering menggunakan twitter dan facebook atau media-media sosial lainnya yang sekarang lagi banyak bertebaran, handphone gue pun masih termasuk kategori jadul yang cuma bisa sms dan nelpon doang dan kadang-kadang bisa dijadiin senter kalo pas mati lampu. Gue cek facebook gue status relationship gue masih belum dirubah karena memang sebelumnya masih dengan siska, namun dengan perasaan campur aduk gue ubah dari relationship menjadi singel. Maaf ya ka, ini bukan berarti gue ngelupain elo.
Cukup lama gue habiskan waktu didepan komputer sampai jam 10 malam. dan mas koko pun datang jemput gue buat diajak dugem. Awalnya agak ragu juga mau ikut apa enggak tapi akhirnya setan berkata lain. Enjoy yourself men, sekali-kali nikmati indahnya malam.
Jam sebelas malam gue sama mas koko langsung masuk ke tempat yang cukup gue kenal, karena ini adalah tempat dimana gue harus ngeliat liarnya si putri kalo lagi mabuk dan tingginya si wulan kalo lagi kena obat bius. Tempat yang gue harap gak bakal gue kunjungi lagi, tapi apa daya setan ini terlalu kuat. Sampai didalam gue lihat udah ada temen-temennya mas koko dan juga si rara.
Dan hingar bingar musik pun mengalun keras, asap rokok yang sangat pekat membuat mata perih. Gue lihat semuanya udah mulai minum dan muali asik menikmati alunan musik dibawah pengaruh alkohol, sementara si rara yang cuma minum sedikit kayaknya masih sadar. Gue ambil beberapa sloki dan masuk juga minuman kedalam tenggorokan gue, kemudian mulai tinggi.
Cukup banyak minuman yang gue habis kan, seolah-olah rasa sakit dan kesepian yang gue rasakan akhir-akhir ini menjadi hilang ditelan kerasnya air kedamaian. Pipi gue mulai terasa tebal, pikiran dan omongan mulai gak bisa ke kontrol. Mas koko dan rara yang masih sadar kayaknya cuma bisa geleng-geleng liat kelakuan gue.
Beberapa kali gue bolak balik ke kamar mandi ditemenin rara karena jackpot. Sampai akhirnya badan terasa lemas dan mata mulai lelah. Pas gue buka mata gue lihat disekeliling gue mulai sepi, udah gak terdengar lagi suara keras musik. Terasa badan gue di bopong sama mas koko dan rara menuju pintu keluar, dan dimasukin ke mobil oleh mas koko, entah mobilnya siapa. Dan kemudian gue lihat si rara meletakkan sapu tangan didekat hidung gue, ada aroma segar yang tercium dan kemudian perut gue yang awalnya mual dan kepala yang terasa berat menjadi sedikit berkurang.
Rara : "Udah enakan men?" Gue : "Udah ra..."
Gue diantar sama rara pulang ke ruma. Di mobilnya gue gak banyak bicara, cuma melamun.
Rara : "Men... kok ngelamun aja..." Gue : "Hehehe gapapa ra...."
Rara : "Udah lama ya men gak minum-minum kaya tadi?" Gue : "Hehe iya ra... maaf ya kalo gue ngerepotin elo...." Rara : "Gapapa kali men... nyantai aja..."
Tak lama kemudian akhirnya sampai juga dirumah, sempat gue tawarin si rara buat mampir dulu namun sepertinya dia udah buru-buru mau pulang. Gue lihat udah jam 5 pagi, mau tidur nanggung takut gak bisa bangun soalnya pagi ini gue mau ke kampus hari ini adalah hari terakhir UAS dan juga mau ngurusin pendaftaran KKN buat semester depan.
Setelah selesai ujian dan ngurusin pendaftaran KKN gue duduk sendirian di hall tengah, agak sedikit pasrah dengan nilai gue semester ini. Yang penting tadi ujian soalnya bisa dijawab semua menurut logika gue (mengarang bebas) gak tau deh kalo menurut teori bener apa enggak. ***
Part 62 Persiapan KKN

Sebuah Kota Banyak Cerita Karya Menyingsing90 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seminggu setelah ujian akhirnya gue dapat kabar kalau gue sudah resmi bisa ikut KKN. Gue cek dihalaman web kampus gue udah ada daftar nama-nama setiap kelompok yang akan mengikuti KKN, gue lihat nama tika, wulan dan dimas, kita semua dapat kelompok yang berbeda-beda namun masih dilokasi yang sama. Tak lama kemudian gue dapat sms dari nomer gak dikenal.
Sms from unknown : "Selamat siang temen-temen semua, kenalin gue Mala dari unit 47 KKN, temen-temen sekalian ada waktu gak nanti sore buat ngumpul dan ketemu biar saling kenal... kalau ada usul ngumpul dimana sms ke nomer ini ya..."
Gak gue bales. malah gue lanjutin ngegame. kira-kira tika wulan dan dimas juga di smsin kayak gini juga gak ya sama temen-temen kelompoknya. Bosen nge game gue ambil cotton buds dan mulai mencari harta karun didalam telinga. ah, nikmat.
Gak lama kemudian gue dapat sms lagi dari si mala (anak kelompok KKN).
Sms from mala : "Temen-temen, ini ada usul ntar sore kita ngumpul cafe **** , datang semua ya, jangan telat...."
Ini anak kayaknya semangat banget buat ikut KKN.
Dan ketika hari mulai sore gue langsung siap-siap buat keluar ke cafe **** buat ketemu sama anakanak KKN, semoga aja anak-anaknya asik-asik. Lima belas menit kemudian akhirnya sampai juga gue di cafe yang di sebut sama mala. Awalnya agak bingung juga gue nyari dimana tempat anakanak KKN ngumpul, soalnya gue gak sempat ngecek wajah mereka satu persatu di facebook atau twitter. Dan setelah gue telpon si mala barulah gue sadar kalo ternyata dari tadi gue cuma mutermuter gak jelas didepan meja mereka bertujuh. Gue lihat ada tujuh orang, empat cewek dan tiga cowok, total delapan orang termasuk gue.
Dan gue pun langsung berkenalan dengan mereka semua. Mala, Rima, Chika, Galuh yang cewek, sementara yang cowok ada Alan, Bowo, Wahyu dan gue. Dan yang bikin seru, yang cewek kelompok gue cantik-cantik semua. Yes, i'm a lucky bast*rd.
Gue cuma mendengarkan mereka berdiskusi dan saling tanya satu sama lain. Dari cara ngomong mereka kayaknya asik-asik semua. Sedang asik-asik dengerin mereka ngobrol tiba-tiba ada yang nepuk punggung gue, si putri.
Gue : "Woeehh... put, bikin kaget aja..." Putri : "Hehehe... ada acara apa nih men?""
Gue : "Ini put, ngumpul-ngumpul sama anak-anak KKN... lo ngapain dimari?" Putri : "Ini tadi habis dari kampus, diajak temen gue kesini..." Gue : "OOhh masih ingat ngampus to..."
Putri : "Hehehe ya ingat lah men.... ya udah dilanjutin lagi diskusinya..." Gue : "Oke tante..."
Putri : *jitak kepala gue*
Gue lihat anak-anak pada bingung ngeliat tingkah gue sama putri, dan putri yang ngerti kalo lagi diperhatiin cuma bisa senyum masem dan berlalu.
Gue : "Ohh iya sampai dimana tadi pembahasannya?"" Chika : "Ini sampai di pemilihan ketua kelompok..."
Gue : "Oke, jadi siapa yang ditunjuk buat jadi ketua kelompok....?"
Dan semuanya pun melihat kearah gue. Oh, yang bener aja kalo gue jadi ketua, bisa kacau ntar kelompok ini.
Gue : "Wah, jangan gue dong.... yang lain aja..." Rima : "Kayaknya elo yang paling cocok jadi ketua men..." Alan : "Iya bro.... gue setuju kalo elo jadi ketua..." Bowo : "Tenang aja men... ntar kita backup kok..." Gue : "Wah jangan dong... gue gak bisa bahasa jawa halus..." Mala : "Gapapa men... ntar biar si galuh yang bantuin...."
Wahyu : "Iya men... lagian badan lo juga gede, cocok jadi ketua..hehehee." Gue : "Iya badan gue gede... tapi otak gue kecil..."
Galuh : "Hahaha... bisa aja nih si emen becandanya..." Chika : "Oke fix ya, ketua kelompok kita si emen, setuju?" Anak-anak : "Setuju...."
Sial. *** Seminggu sejak ketemu dengan anak-anak KKN, akhirnya hari ini kita ngumpul bareng-bareng di kampus, kita ngumpul di fakultas teknik karena memang dosen pembimbing lapangan adalah dosen teknik. Ada cukup banyak kelompok yang ikut ngumpul, termasuk kelompoknya si tiwul (tika dan wulan) dan si dimas. Sejak ospek kampus baru kali ini gue ngumpul ngeliat anak-anak fakultas lain yang ternyata banyak yang cakep-cakep, terima kasih tuhan akhirnya mata saya terbuka untuk melihat indahnya makhluk yang ciptaan mu.
Dan kita semua pun dikenalkan dengan dosen pembimbing lapangan satu dan dua. kemudian pemilihan kordes (kordinator desa). Dan lagi-lagi gue ditunjuk sama anak-anak, termasuk tika wulan dan dimas.
Tika : "Itu pak, si salman aja yang jadi kordes.... dia udah biasa ikut organisasi dan komunitas diluar kampus.... pengalamannya udah banyak " *tika mengarang bebas*
Buset ini si tika mulutnya gak pake filter, ngarang seenaknya. Sejak kapan gue punya organisasi dan komunitas diluar kampus.
DPL : "Gimana mas salman... siap jadi kordes?" Gue : "Wah, maaf pak... saya gak siap jadi kordes..." DPL : "Lho kenapa?" nanti saya bantuin..." Gue : "Saya gak bisa bahasa jawa halus pak...."
DPL : "Ya gapapa... nanti juga dibantu sama teman-teman yang lain..." Gue : "Wah sekali lagi maaf pak... saya belum siap..."
DPL : "Ya udah, kamu ada usulan siapa yang jadi kordes?" Gue : "Itu pak si dimas aja... yang dari unit 45.." *gue nunjuk dimas*
Dan si dimas pun kaget tau namanya tiba-tiba gue sebut.
DPL : "Ya udah kalo gitu mas dimas yang jadi kordes ya..." Dimas : "Eh... nganu... nggg... iya deh pak saya jadi kordes...."
Gue lihat dimas mengacung jari tengah nya ke gue. Seneng juga sih dimas yang jadi kordes, biar aman kelompok gue.
Setelah semalam ngumpul-ngumpul perkenalan dengan kelompok yang lain dan juga pemilihan kordes, akhirnya kita hari ini melakukan observasi lapangan di lokasi KKN. Hari ini dari kelompok gue cuma ada si chika yang ikut sama gue sekedar perwakilan buat survei lokasi, dan yang kelompok lain pun juga diwakilkan oleh beberapa anggota saja, ada si tika, wulan dan dimas juga yang jadi perwakilan kelompok mereka masing-masing.
Gue lihat desa yang bakal jadi tempat gue KKN lumayan bagus, suasananya nyaman, udaranya adem, sawah terbentang, dan kebun salak yang sedang mau panen. Berlokasi di lereng gunung merapi. Gak terlalu banyak rumah yang ada didesa ini namun suasananya enak, warganya pun senang mendengar desanya bakal dijadikan tempat KKN karena memang desa ini sudah jadi langganan tempat KKN dari kampus gue. Gue dan si chika pun jalan kaki menyusuri desa ini, kenalan sama warga, ngobrol-ngobrol bentar sama ibu-ibu yang lagi disawah dan kita dikasih salak juga sama warga. Dan terakhir kita dikasih posko yang cukup bagus menurut gue kalau untuk ukuran buat anak KKN, sebuah rumah kosong yang cukup bersih.
Chika : "Kayaknya enak ya men lokasi kelompok kita..." Gue : "Iya chik... nyaman... suasananya mantap..."
Chika : "Akhirnya udah KKN aja... hahaha.. gak kerasa baru kemaren daftar jadi mahasiswa baru..." Gue : "Iya chik... katanya sih KKN itu momen paling indah semasa kuliah..."
Chika : "Iya men... bakal ada banyak cerita semasa KKN... "
Cukup lama gue habiskan waktu buat keliling-keliling desa sama si chika akhirnya kita berdua balik lagi buat ngumpul di kantor kelurahan dengan kelompok-kelompok yang lain. KKN, sepertinya bakal banyak cerita yang bakal terjadi, kalau katanya si indra dan mas anang KKN itu jadi ajang cinta lokasi, banyak yang udah pacaran lama tiba-tiba putus pas KKN, dan banyak juga yang udah jomblo lama bisa dapat pacar ketika KKN. Ah, untungnya gue gak punya pacar, jadi masih digaris aman.
Setelah sampai di kelurahan gue lihat udah banyak kelompok lain yang ngumpul disana, ada tiwul dan dimas juga. Dimas yang ngeliat gue baru datang sama si chika pun langsung mendekati gue.
Dimas : "Lek.. konco mu ayu yo.. mbok dikenalke..." *berbisik* Gue : "Yo uwis, kenalan dewe dim..."
Dan si dimas pun langsung mendekati si chika dan kenalan. Parah juga nih si dimas, udah punya si kinan masih aja ngejar cewek lain. Tapi ya gak papa lah, selama masih wajar-wajar aja. Gue lihat si wulan lagi duduk sendirian sambil sibuk memainkan handphone nya, sementara si tika kayaknya lagi asik ngobrol-ngobrol sama anak-anak, jadi pusat perhatian dia.
Gue : "Hey ncir.... sendirian aja nih" jangan mau kalah sama si tika lah hehehe..." Wulan : "hahaha... iya nih men, gak ada yang mau deketin cewek jelek kayak gue..." Gue : "Gue mau kok..."
Wulan : "Selain elo men... hehehe.."
Gue : "Sial... oh iya gimana lokasi KKN lo enak gak?"
Wulan : "Kalo diliat enak sih, tapi gak tau juga ntar kalo KKN nya udah dimulai..." Gue : "Oh iya, temen satu kelompok elo mana?"
Wulan : "Itu di warung depan, lagi pada makan..." Gue : "Hehehe semoga KKN ini elo gak jomblo lagi ya ncir..."
Wulan : "hehehe iya men... makanya lo bantu cariin ya, biar si nando gak deketin gue lagi..." Gue : "Wohh siap lan... ntar gue kenalin sama anak-anak kelompok gue..." Part 63 KKN
Setelah siang sampai menjelang sore observasi tempat KKN, malamnya gue diajak ngumpulngumpul lagi sama anak-anak kelompok gue. Sebenarnya agak malas juga ikut ngumpul karena jujur aja, gue agak sedikit capek setelah keluar seharian namun sebgai ketua kelompok akhirnya gue putuskan untuk datang. Meskipun ada rasa ngantuk yang cukup berat, dan sebelum keluar pun gue ambil doping (bir) dikulkas, dan hasilnya mata gue merah mendadak. Buset dah, bodo amat.
Sampai di cafe tempat ngumpul anak-anak gue cukup kaget karena disana ada si tika dan kelompoknya juga. Dan duduknya pun deketan sama anak-anak kelompok gue, terlihat mereka ngobrol-ngobrol asik, kayaknya udah kenal dengan anak-anak kelompok gue.
Tika : "Wah... bang emen baru datang.."
Dan anak-anak kelompok gue dan kelompoknya tika langsung melihat ke arah gue. Dan gue pun dikenalin sama tika ke anak-anak kelompoknya dia. Setelah itu barulah gue duduk di meja kelompok gue.
Alan : "Men... lo kenal sama anak kelompok sebelah?" Gue : "Itu temen gue lan.."
Bowo : "Cakep ya men... kenalin ama kita-kita dong hehehe..." Gue : "Yo kenalan sendiri lah... "
Rima : "Oh iya men, chik... tadi observasinya gimana?"
Chika : "Lancar kok rim, tadi kita juga udah dikasih posko juga sama warganya... jadi tinggal nunggu KKN mulai aja..."
Mala : "Oh iya, sekarang off-topic nih.. . Kalian semuanya orang-orangnya nyantai kan?"" Galuh : "Maksudnya?""
Mala : " Ya maksud gue, kita semua sama-sama saling backup satu sama lain kan... gue takut aja ntar pas KKN jalan ada yang enggak satu pikiran kan jadi repot juga ntar.."
Chika : "Iya juga sih... kalo gue lebih baik kalo salah satu, salah semua... kena satu kena semua, biar kompak..."
Wahyu : "Gue setuju sama chika..."
Galuh : "Iya juga ya... bagusnya sih gitu, kompak pasti bakalan lancar KKN nya... " Alan : "Gimana pak ketu?" Ada saran atau petuah" hehehe..."
Gue : "Gak ada kok, yang penting kita kompak aja... itu lebih penting, mau dapat nilai jelek apa bagus kalo gak kompak sama aja enggak... KKN cuma sekali seumur hidup, jadi dinikmati aja, jangan terlalu terbebani sama program-program dari kampus... ingat kalo di kelompok ini ada yang jalan sendiri-sendiri atau mau dapat nilai bagus sendirian dengan cara yang licik.... kita liat aja, gue bisa lebih licik dan tak antemi (hajar) ..."
Bowo : "Wow... sangar pak ketu... aku bocah mu pak hahaha..."
Gue : "hehehe nyantai wae dab... yang penting kelompok kita asik-asik semua orangnya..." Wahyu : "Gue setuju sama emen... kita jalan bareng-bareng, jangan mau menang sendiri..." Anak-anak : "Siap... "
Akhirnya cukup lega gue ngeliat anak-anak kelompok pada asik-asik gini. gak tau asik nya terpaksa karena gue ancam atau enggak. yang penting seenggaknya gue bisa sedikit tau kalau pemikiran gue sama anak-anak yang lain gak jauh beda, santai.
Setelah diskusi tentang KKN akhirnya gue habiskan waktu di cafe ini dengan main kartu bareng anak-anak sampai larut malam. Sedang asik main kartu tiba-tiba gue lihat si tika yang kayaknya mulai bosan diskusi dengan kelompoknya mendekat duduk disamping gue dan menyenderkan badannya ke gue.
Gue : "Kenapa sayang?" ngantuk?"" Tika : "iya nih say... ntar pulang nebeng ya..." Gue : "lho, emang tadi kesini sama siapa say?" Tika : "Di jemput sama anak kelompok gue sayang.."
Anak-anak yang denger gue manggil "sayang" dengan si tika pun terlihat sedikit kaget padahal kita cuma becanda doang. Sementara si tika gue lihat senyum-senyum aja sambil menghabiskan minuman gue. Dan anak kelompoknya tika pun keliatan kaget juga ngeliat tika sama gue, terutama cowok yang tadi siang boncengin si tika pas observasi.
Dan setelah semuanya selesai, kita pun pulang. Si alan yang ngeliat gue pulang bareng tika senyum-senyum gak jelas (mesum). Dijalan pun tika memeluk dan tangannya melingkar di pinggang gue, lumayan lah, udara jogja yang malam ini cukup dingin agak sedikit ada kehangatan yang gue rasakan. Hangat hangat dan hangat.
Gue : "Tik... ini mau pulang ke rumah elo apa mau nginap di tempat gue?" Tika : "Hehehe nginep di tempat elo aja ya... gue lagi males pulang..." Gue : "Oke siap tik..."
Sampai dirumah, si tika gue suruh tidur dikamar gue, karena kamar yang satunya udah gue jadiin gudang. Sementara gue gelar kasur didepan tv. Sebenarnya tika pengen tidur didekat gue sih, tapi ngeri juga takutnya ntar malah ada kejadian yang enggak-enggak. Cukup lama si tika nemenin gue sambil tidur-tiduran di depan tv sampai akhirnya dia masuk kamar dan tidur. Dan gue pun yang udah lumayan ngantuk akhirnya tertidur juga.
Gue bangun ketika hari udah mulai terang, namun gue kaget setengah mati karena ada dimas dan wulan yang lagi duduk disamping gue.
Dimas : "Gila sob, enak banget tidurnya..." hahaha"
Wulan : "Iya nih... tapi kayaknya dedek lo udah bangun dari tadi tuh men hahaha..." Masih dalam keadaan ngantuk, gue lihat ke bawah dan yang dibilang si wulan pun bener, biasalah kalo cowok pagi-pagi yang dibawah pasti udah seger duluan. Langsung gue tutup pake guling, masuk kamar dan lagi-lagi gue dikagetin si tika yang lagi ganti baju, buset dah, double kill gue. Tika langsung teriak dan nendang gue supaya keluar dari kamar. Dimas dan wulan pun ketawa ngakak.
Dimas : "Gimana men.. ada pemandangan bagus kan" haha" Gue : "Iya dim... top markotop lah.."
Wulan : "Dasar mesum.."
Tak lama kemudian si tika keluar dari kamar, udah keliatan rapi.
Tika : "Men... kalo mau masuk ketuk pintu dulu dong..." Gue : "Kan itu kamar gue tik..."
Tika : "Ya tapi kan ada gue yang lagi ganti baju..." Gue : "hehehe yo maaf... "
Dimas : "Wah, si emen dapet sarapan enak nih dari tika.... gimana men, mulus ya" gak ada bercak kan?"
Gue : "Iya sob... tampa cacat... mulus halus kayak jalan baru..." Tika : *jitak gue sama dimas*
Wulan : "Hahahahaha"
*** Seminggu kemudian akhirnya KKN pun dimulai. Siang ini gue sama anak-anak yang lain sedang berada di kantor kecamatan buat acara pelepasan KKN sebelum masuk ke kelurahan masingmasing, ada banyak banget mahasiswa yang kompak pakai jas almamater, gue baru nyadar ternyata mahasiswi kampus gue cantik-cantik juga ya. Gue lihat anak-anak jurusan lain yang cakepnya gak kalah sama anak-anak fakultas gue.
Setelah acara pelepasan, gue ngumpul bentar sama DPL (dosen pembimbing lapangan) buat kasih pengarahan. Tak lama kemudian baru lah kita semua mulai masuk ke lokasi KKN masing-masing.
Tika : "Men.. ntar jangan lupa main ke posko gue ya..." Wulan : "Iya men... jangan lupa..."
Gue : "Iyo bude... yang penting sering main lah... saling kunjung, tukar-tukaran nomer cantik hahaha..."
Dimas : "Wah ide bagus sob hehehe..." Tika & Wulan : "Dasar..."
Dan kemudian gue sama kelompok-kelompok yang lain mulai berangkat ke lokasi KKN masing, semuanya serentak dan kompak berangkat pakai motor, karena emang gak dibolehin bawa mobil sama DPL gue. Tika yang biasanya pake mobil kali ini terlihat pasrah nebeng temen-temen kelompoknya.
Sepuluh menit kemudian sampai lah gue di lokasi KKN dan langsung menuju posko buat beresberes, disana kita udah di tungguin sama pak RT yang juga ikut ngebantu buat bersih-bersih posko dan juga beberapa pemuda. Selesai beres-beres kita mulai kenalan dengan pemuda-pemuda disana, alhamdulillah semuanya asik-asik. karena kalau udah berhasil deketin pemuda gue yakin KKN bakal lancar jaya.
Posko yang gue tempetin adalah sebuah rumah kosong, ada dua kamar didalamnya, satu kamar mandi dan ada tempat mandi lain yang letaknya diluar rumah, kayak pancuran air gitu, sekalian tempat buat nyuci-nyuci. Dua kamar yang ada di posko dua-duanya dipakai buat tempat tidur yang cewek, sementara gue sama anak-anak cowok tidur di ruang tengah yang sekalian jadi tempat rapat program, makan, dan ngumpul-ngumpul.
Ini adalah hari pertama gue bakal nginap di tempat KKN, setelah selesai beres-beres sorenya gue turun bentar pulang kerumah, jarak dari tempat KKN gue ke rumah sekitar 30 menit, gak terlalu jauh memang namun lumayan bikin capek. Gue bawa perlengkapan seperti laptop, charger, baju ganti, jaket, sendal, senter, buku-buku, dan peralatan mandi.
Malamnya kita cuma duduk-duduk doang diposko, cerita-cerita, makan malam dan ada beberapa warga, anak-anak dan pemuda yang main ke posko kita, sekedar untuk melihat mas-mas dan mbakmbak KKN. Cukup lama gue cerita sama anak-anak, akhirnya bisa gue simpulkan. Mereka anak baik-baik semua, yang ngerokok di kelompok ini pun cuma gue sama bowo doang, selebihnya alimalim. yang cewek-cewek juga, Si galuh berjilbab (bukan jilbab-jilbaban), sementara rima dan mala sepertinya cewek pintar dan jagoan di jurusan masing-masing, hanya chika yang agak sedikit bisa diajak ngomong dan bercanda yang mengarah ke hal-hal mesum. hehehe
Part 64 KKN 2 Keesokan paginya jam-jam setengah enam pagi kita udah bangun semua, yang cewek-cewek ikut ibuk-ibuk senam pagi dan masak-masak, sementara gue dan anak-anak cowok ikutan bantu warga bangun tanggul selokan yang dialiri irigasi untuk sawah. Lumayan berat juga sih, gue lihat anakanak yang lain kayaknya masih kaku buat mengang cangkul dan linggis. Gue yang di sumatera udah biasa dekat dengan hal-hal kayak gini jadi sedikit bersemangat.
Pak RT : "Wah... mas emen udah biasa pegang cangkul sama linggis ya... ?" Gue : "Iya pak... di kampung saya sering main dikebun, makanya udah biasa megang yang kayak gini pak..."
Jujur aja, gue kalo liburan di rumah dan gak ada kerjaan, gue lebih sering menghabiskan waktu di kebun karet punya keluarga gue. Motor trail, parang (golok) dan chainsaw pun udah jadi pegangan sehari-hari kalo lagi dikebun.
Tak lama kemudian, gue lihat anak-anak cewek datang bawa makanan banyak banget.
Chika : "Cie.... men... cocok jadi kuli emang... hahaha" Galuh : "Iya men... ini istirahat dulu, ada makanan..."
Gue sama anak-anak dan warga yang lain pun langsung menyantap makanan yang di bawa chika sama galuh, sangat terasa momen kebersamaan bersama warga, meskipun sederhana namun tetap istimewa. lagi asik makan gue lihat si galuh mengeluarkan kamera dan satu momen pun terabadikan.
Setelah paginya kerja bakti dan siang dilanjutkan dengan menyusun program-program yang akan dijalan kan, malamnya gue berencana main ke poskonya tika. Gue tanya sama anak-anak ada yang mau ikut juga atau enggak, dan cuma si rima yang mau ikut. Selebihnya kayaknya pada kecapean setelah seharian penuh ada kegiatan.
Gue sama si rima pun pergi ke poskonya tika, sebenarnya agak horor juga kalau keluar malammalam dijalanan desa, sepi, sunyi dan gelap. Tak terlalu jauh jarak posko gue ke tempatnya tika, akhirnya kita sampai juga disana. Dan ternyata udah ada si wulan disana yang kayaknya juga mainmain sama anak kelompoknya.
Akhirnya gue kenalan dengan kelompoknya si tika dan juga wulan, kita semua ngobrol ngalor ngidul dan seperti biasa kalau yang namanya KKN setiap ngumpul kelompok pasti selalu ada yang comblang comblangan dan biasanya bakal berakhir dengan cinta lokasi. Si tika seperti biasa jadi langganan digodain sama anak-anak. Dan si wulan juga sepertinya udah punya pengggemar rahasia. Kemudian si rima berbisik ke gue.
Rima : "Men... cewek lo digodain terus tuh..."
Gue : "Hahaha biarin aja rim, dia emang suka digodain kok..."
Rima : "What?"... cowok macam apa lo seneng liat ceweknya digodain orang lain...." Gue : "Ya cowok kayak gini rim hehehe..."
Kayaknya si rima belum tau kalo gue sama tika gak ada hubungan apa-apa selain teman dekat. Dan mungkin dia masih salah sangka waktu gue manggil tika dengan kata-kata "sayang" pas kita ngumpul bareng sebelum KKN.
Dan cukup lama kita ngumpul-ngumpul di posko nya si tika, sekitar jam 10an baru pulang. Dijalan pun si rima nanyain si tika.
Rima : "Men... si tika itu beneran cewek lo apa bukan sih?"" Gue : "Hahaha bukan ma... itu temen deket gue dari awal kuliah..."
Rima : "oooo pantesan lo tadi nyantai-nyantai aja... tapi kayaknya kalian deket banget ya, udah kayak orang pacaran..."
Gue : "Ya gitu lah ma... namanya juga temen deket.."
Tak lama kemudian akhirnya kita berdua sampai di posko, gue lihat anak-anak belum ada yang tidur, malah pada asik main kartu. Kelihatan mukanya si chika sama bowo udah putih karena bedak, mungkin yang kalah dikasih bedak.
Gue : "Eh, tumben pada belum tidur?" program buat besok sama laporan harian udah kelar?"" Galuh : "Udah pak ketu.... tenang aja, udah kita back up... gimana tadi ngumpulnya?"" Gue : "wah, thanks luh... seru kok, rame yang datang..."
Galuh : "Tenang aja men... kan dari awal janjinya kita saling backup satu sama lain hehehe..." Gue : "Hahaha iya juga luh..."
Dan akhirnya setelah bosen main kartu, semuanya ketiduran di ruang tengah posko berjejer kayak ikan asin. Gue lihat yang cewek-cewek cuma si galuh yang tidurnya tertutup rapat (Tampa celah), sementara si mala, rima dan chika tidur dengan baju tidur yang banyak celah, alias seksi. Dan gue pun tertidur di pojok ruangan beralaskan sarung, nikmat.
*** Sore ini gue sama si galuh dan wahyu sedang sibuk ngajarin anak-anak buat ngisi kegiatan setelah sholat ashar, TPA. Sementara si rima, chika, mala, bowo dan alan kebagian tugas buat bantu-bantu warga. Gue lihat anak-anak disini kelihatan semangat diajarin ngaji sama kakak-kakak KKN (panggilan kita-kita). Si galuh yang kayaknya emang alim ternyata terbukti, gue denger suaranya baca ayat suci al-qur'an lancar banget, merdu pula. enak didengar. Gue sama wahyu cuma bisa menikmati indahnya suara si galuh.
Galuh : "Woy men... jangan bingung aja... diajarin ngaji dong..." Gue : "Iyo buk... siap.."
Dan beberapa anak pun mendekat ke gue. Gue lihat mereka udah pintar baca al-qur'an semua. Dan kemudian gue suruh mereka buka surah al-waqi'ah, Kalo gak salah katanya sehabis ashar itu dianjurkan baca surah ini. Katanya tapi gue gak tau juga. Akhirnya gue sama anak-anak yang lain serentak baca surah al-waqi'ah sampai selesai. cukup lama namun sampai selesai. Ternyata amalan gue selama SMA masih belum hilang, masih ada sedikit-sedikit yang gue hafal meskipun masih harus tetap baca. Gue semasa SMA sempat hafal juz 30, yasin, arrahman dan al-waqiah, ditambah beberapa ayat di surah al-baqarah. karena orang tua gue cukup keras kalau udah berurusan dengan agama.
Tapi yang terjadi sama gue sekarang adalah tidak bisa mengamalkan apa yang sudah pernah diajarkan ke gue, hafalan-hafalan yang dulu sempat lancar banget sekarang sudah mulai hilang. hadis-hadis yang dulu banyak diajarkan sekarang malah hampir terlupakan semua. *curhat*
Emang bener kata orang, agama itu bukan masalah bisa atau mengerti. Tapi harus diikuti dengan kesiapan mental dan batin. Percuma kalau hanya sekedar tahu dan mengerti tapi tidak pernah diamalkan dan percuma juga kalau rajin ibadah tapi tingkah laku masih bejat kayak gue. *curhat lagi* Skip...skip..skip...
Sekitar jam lima kurang akhirnya selesai juga gue sama galuh dan wahyu ngajarin anak-anak TPA, kita pun langsung pulang ke posko sambil menikmati suasana sore di pedesaan, gue pakai almamater dan sarung, terasa nikmat angin sore masuk perlahan di sela-sela sarung, adem. Dari jalan dari mesjid menuju posko pipi gue jadi cukup pegel karena membalas senyum ramah warga desa yang ketemu dijalan. Tapi ini yang emang gue cari, keramah tamahan yang kental terasa dan gak di buat-buat.
Sampai di posko gue lihat anak-anak yang lain lagi asik nongkrong didepan posko dan disana gue lihat ada dimas, tika dan wulan juga dan beberapa temen-temen kelompok mereka. Tika, wulan dan dimas yang baru pertama kali liat gue pakai sarung pun pada ketawa ngakak.
Tika : "Sadap bang emen.... udah kayak ustad aja nih..." Wulan : "Hahaha cocok men jadi guru ngaji..." Dimas : "Sob... emang elo bisa ngaji?""
Galuh : "Wah, jangan salah sangka... gue aja awalnya kaget liat si emen bisa hafal surah-surah panjang.."
Wulan : "Serius lo men?"?" Gue : "Ya dikit sih, hafalan lama..."
Tika : "Buset bang, lo lagi gak becanda kan?" Gue : "Ini lagi becanda..."
Dimas : "Dari luar gak keliatan tampang-tampang pinter ngaji hehehe..." Tika : "Wah, kapan-kapan boleh nih gue diajarin ngaji bang..." Gue : "Wani piro tik" hehehe"
Tika : "Wani akeh men...."
Gue : "Hahahha sip lah kalo gitu.."
Malam nya setelah sholat isya, gue sama anak-anak yang lain pada sibuk nulis laporan tentang kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. Ribet juga nulis-nulis laporan yang detail banget, akhirnya gue pun duduk diluar buat ngerokok, karena gak enak kalo ngerokok didalam, Tak lama kemudian si galuh keluar membawa segelas teh hangat.
Gue : "Wow... makasih luh, buat gue nih?"" Galuh : *ngangguk*
Gue : "Ah, nikmat... tumben nih bikinin gue teh hehehe..." Galuh : "Ya gapapa kali men, untuk pak ketua paling asik hehe.." Gue : "Hehehe kalian semua juga asik kok luh.."
Galuh : "Eh men.... maaf ya, kalo diawal-awal dulu gue sempet ngeremehin elo buat jadi ketua kelompok kita... gue kira elo orangnya selenge'an, gak bisa serius, trus gak ngerti sama sekali tentang agama... tapi kayaknya gue salah ya... ternyata elo pinter banget ngajinya, gue jadi malu sendiri..."
Gue : "Wah, ngomong opo to luh?""... nyantai aja luh... "
Galuh : "Hehehe iya men... kalo boleh tau itu si tika, wulan dan dimas, mereka temen deket elo ya?" Gue : "Iyap... temen deket dari awal kuliah luh..."
Galuh : "Enak ya men punya temen-temen asik kayak mereka..."
Gue : "Enak luh, tapi ada gak enaknya juga.... yang penting gimana kita menjalaninya aja sih... eh, tunggu, kok malah jadi curhat gini ya?""
Galuh : "Hehehe... gapapa kali men... itung-itung sharing-sharing pak ketu sama angggotanya hehehe..."
Gue : "hahaha... bisa aja lo..."
Galuh : "Elo udah lama ngerokok men?"
Gue : "Ya sejak awak kuliah sih... pas SMA cuma dikit-dikit aja..." Galuh : "Gak takut kena penayakit men?"
Gue : "Takut lah..."
Galuh : "Trus kenapa masih ngerokok...?"
Gue : "Gak tau juga sih luh... pengen berenti tapi belum ada niat.." Part 65 KKN 3
Akhirnya setelah cukup lama cerita-cerita sama si galuh kita berdua pun masuk lagi ke posko, asik juga sih cerita sama ini anak, nyambung dan gak jaim. awalnya gue kira cuma si chika doang yang asik diajak ngobrol kayak gini. Untuk ukuran cewek berjilbab si galuh cukup asik, soalnya gak jaim, ngomong apa adanya, gak takut salah. dari segi lain pun dia lumayan manis, berjilbab pula, pintar ngaji dan punya pemikiran dewasa. salut.
Dan pas gue masuk kedalam sama si galuh anak-anak yang lain langsung pada heboh.
Alan : "Cie..cie... pak ketu habis nyepik bidadari kelompok kita nih kayaknya hahaha..." Bowo : "Iya nih... tapi cocok kok hahaha..."
Chika : "Asik dah kalo pak ketu jadian sama galuh.... " Gue : "Wes wes... do ngomong opo toh..."
Mala : "Kombinasi pas, sama-sama jago ngaji hehehe..."
Gue lihat si galuh cuma senyum-senyum aja digodain sama anak-anak.
*** Dua minggu sudah proses KKN berjalan, hampir semua program individu anak-anak kelompok gue udah berjalan lancar bahkan udah hampir selesai semua, hanya tinggal beberapa program kelompok saja yang masih setengah jalan. Dua minggu, udah cukup banyak cerita-cerita menarik dari kelompok gue, mulai dari si alan yang secara diam-diam naksir sama rima. Dan si chika yang lagi di prospek sama anak-anak kelompok lain, si mala yang di comblangin anak-anak sama si wahyu, sementara si bowo lagi gencar-gencarnya deketin anak kelompoknya wulan. Dan gue, sebagai ketua kelompok yang bijaksana (bijak sana bijak sini) hanya bisa memberikan beberapa petuah untuk mereka semua.
Yang seru adalah antara si mala dan wahyu, yang awalnya biasa-biasa aja sekarang menjadi sedikit dekat, mereka kemana-kemana jadi lebih sering berdua, entah karena terlalu sering di godain sama anak-anak atau memang karena keadaan yang memang memungkinkan rasa suka untuk tumbuh, karena setiap hari ketemu.
Ada satu keunikan dari kelompok gue yaitu folder foto-foto kita melebihi folder buat laporan program KKN, karena hampir setiap saat selalu foto-foto, bahkan lagi nyapu posko pun sampai-sapai harus foto bareng. Tapi justru itulah yang membuat kelompok gue semakin kompak.
Sementara untuk kabar si tika, wulan dan dimas. Si tika kayaknya lagi gencar juga dideketin sama ketua kelompoknya, soalnya setiap main ke posko gue selalu bonceng berdua. Si wulan juga lagi diprospek sama anak kelompoknya si dimas, soalnya dimas pernah cerita kalau anak kelompoknya ada yang lagi naksir sama si kuncir. Untuk dimas sendiri kayaknya lagi ada masalah sama si kinan, mungkin karena jarang ketemu, dimas cerita kalau dia lagi ribut gara-gara si dimas keganjenan sama anggota kelompoknya. Dan gue yang terakhir, gak dapat bagian. Ah, sudahlah.
Dan pagi ini gue kebagian job buat belanja ke pasar bareng si galuh. Belanja buat keperluan masak anak-anak di posko.Gue yang baru bangun karena ketiduran abis sholat subuh pun dandan seadanya, celana training panjang dan sweater. Sekilas gue sama galuh udah kayak suami istri. dan lagi-lagi seperti biasa anak-anak pada godain gue sama galuh, karena mungkin udah saking sering digodain kita jadi udah biasa denger banyolan mereka. Gue lihat si galuh cuma senyum cuek masa bodoh.
Galuh : "Ayokk men... cepetan..." Gue : "Iyo luh, sabar to..."
Gue pun boncengin si galuh ke pasar yang letaknya gak terlalu jauh dari tempat KKN gue. Dan dijalan gue lihat ada si tika lagi di boncengin sama ketua kelompoknya. kayaknya mau ke pasar juga. Gue ikutin pelan dari belakang, dan tebakan gue benar, ke pasar. Si tika yang kaget ngeliat gue langsung mendekat.
Tika : "Cieelah si abang, pagi-pagi udah kepasar..." Gue : "Nah elu juga tik..."
Tika : "Iya nih.... mau belanja buat posko gue men... elo?" Gue : "Sama..."
Tika : "eh men... elo cocok deh sama si galuh " *berbisik* Gue : "Wes to... ojo ngawur..."
Dan kemudian gue ngikutin si galuh masuk kepasar ngikutin dia yang sedang sibuk milih-milih sayur-sayuran dan bumbu-bumbu dapur. Cukup lama gue ngikutin galuh muter-muter dipasar sampai akhirnya semua yang dicari udah dapet. dan seperti tebakan gue, gue jadi kebagian bawain kantong plastik gede hasil muter-muter pasar. Sesaat kemudian kita pun langsung balik ke posko.
Dan anak-anak cewek pun langsung pada sibuk didapur buat masak, sementara gue dan yang lainnya sibuk nyari salak di samping posko, kebetulan yang punya kebun lagi mau panen, kita diajak buat bantu-bantu ngumpulin salak. Nikmat emang makan salak segar langsung di petik dari pohonnya, tajam berduri namun didalamnya manis.
Setelah selesai makan siang, gue ijin sama anak-anak buat pulang ke rumah, ambil baju ganti dan sekalian mau bersihin rumah yang udah lumayan lama di tinggal. Pas sampai didepan pagar rumah gue lihat si angga berlari deketin gue.
Angga : "Bang emen... kemana aja nih, lama gak keliatan?""
Gue : "Gue KKN ngga.. gimana sama temen elo" udah dicobain trik-trik dari gue" hehehe.. " Angga : "Hehehe udah bang..."
Gue : "Gimana hasilnya?""
Angga : "Sukses bang...hehehe... gue emang belum ngomong suka sih, tapi kita sekarang udah deket kok, udah lumayan sering keluar bareng..."
Gue : "Wah baguslah kalo gitu ngga... gak nyangka saran absurd gue bisa berguna juga..." Angga : "Iya nih bang... saran dari elo emang dahsyat, pantesan mbak tika sama mbak wulan deket terus sama elo bang hehehe..."
Gue : "Hahaha... udah yuk, bantuin gue bersihin rumah..."
Dan kemudian gue langsung bersih-bersih rumah sambil dibantuin sam si angga. Setelah itu gue langsung nyuci pakaian kotor termasuk celana dalam yang udah gue pake bolak balik di tempat KKN, soalnya males juga kalo mau nyuci CD di posko, takutnya jadi tontonan 17+ buat anak-anak kalo lagi dijemur. Selesai nyuci gue langsung siap-siap buat balik lagi ke tempat KKN, kunci rumah gue titipin ke angga. Gue lihat langit mulai mendung, langsung gue pacu motor dengan kecepatan tinggi menuju ke tempat KKN.
Pas udah deket di tempat KKN tiba-tiba turun hujan lebat banget, gue yang emang gak punya jas hujan akhirnya pasrah ujan-ujanan naik motor, mau berhenti kepalang tanggung. Sampai di posko gue parkirkan motor di tempat teduh di samping rumah, untungnya sarung keris (daleman) gak ikutan basah juga. Gue lihat dari jendela, kayaknya didalam ada anak kelompok lain juga yang lagi main ke posko gue. Gue pun langsung masuk lewat pintu belakang, setelah ganti baju dan celana gue melangkah ke ruang tengah, ada banyak anak-anak lagi pada ngumpul.
Bowo : "Nah ini nih pak ketu baru datang...."
Semua yang ada diruang tengah langsung menoleh ke arah gue. Termasuk anak-anak kelompok lain yang sedang main di posko. gue pun dikenalkan galuh dengan kelompok tersebut. Dua orang anggota kelompok tersebut adalah teman satu jurusannya galuh. Dan kita semua bicara ngalor ngidul sampai akhirnya gue dikasih undangan buat rapat kordes di poskonya tika.
Sore ini setelah hujan mulai reda gue sama galuh jalan berdua menuju ke mesjid buat ngajar anakanak TPA. Sementara anak-anak yang lain kebagian job buat ngisi jam bantu warga. Aroma sehabis hujan sore hari di pedesaan, rumput-rumput dan pepohonan yang masih basah pun terlihat segar. Dan juga disebelah gue berjalan seorang gadis cantik berjilbab sambil membawa kitab suci alqur'an. Ah, indahnya.
Menjelang maghrib gue sama galuh pulang ke posko. Diikuti oleh anak-anak TPA yang pulang bareng-bareng sama gue dan galuh.
Galuh : "Men... enak ya kalo tiap sore kayak gini terus..." Gue : "Iya luh... suasananya istimewa..."
Galuh : "iya men... "
Sesaat kemudian kita pun sampai di posko, anak-anak TPA yang gue bawa ke posko pun langsung masuk ke dalam. Gue lihat mereka pada semangat merhatiin si galuh yang lagi ngajarin mereka pakai laptop. Dan setelah cukup lama main ke ke posko gue mereka semua akhirnya dianterin satusatu buat pulang ke rumah.
Malamnya ada si kuncir sama dimas main ke posko gue. Kita bertiga duduk didepan posko, sementara anak-anak kelompok gue pada sibuk bikin laporan. dan seperti biasa laporan gue dibikinin sama si galuh.
Wulan : "Men... lo tau gak si tika kemaren di tembak sama ketua kelompoknya..." Gue : "Beneran lo?"
Wulan : "Iyap... semalem dia sms gue... tapi diem-diem aja ya, dia gak mau lo sama dimas tau.." Dimas : "Lho kok gitu?"
Wulan : "Ya mana gue tau dim..."
Dimas : "Lo gapapa kan men, tika diembat sama orang lain" hehehe" Gue : "Ya gapapa lah dim, lagian kasian juga tuh si tika udah kelamaan jomblo..." Wulan : "Yakin men, elo gak cemburu?"
Gue : "Gak lah ncir... kan masih ada elo yang kapan-kapan bisa gue embat juga hehehe..." Wulan : "Sial...."
Dimas : "Eh... kalian berdua kok gak jadian aja sih..."
Gue sama wulan pun mandang dimas dengan tatapan "koe ngomong opo?"
Dimas : "Udah gak usah pura-pura bego... kalian berdua itu cocok banget..." Gue & Wulan : *?"?""*
Dimas : "Hadeh, yowes... sampai kapan mau tetep gengsi-gensian buat nyatain perasaan?" Wulan : "Elo mabok ya dim?""
Dimas : "Tanya emen noh, gue mabok apa enggak..." Gue : "Kayaknya elo emang lagi mabok dim..."
Wulan : "Iya tuh men... si dimas mabok gara-gara lagi ribut sama kinan mungkin hahaha.." Gue : "Bwahahaha... oh iyo le.. pie karo kinan?"
Dimas : "Ya gitu lah men, dia masih marah..." Gue : "Sing sabar yo le... ntar juga baikan lagi abis KKN..." Part 66 KKN 4
Jam 9 wulan sama dimas pamit pulang ke posko masing-masing. Sementara gue masih duduk didepan posko sambil ditemani segelas kopi panas. Si tika kayaknya udah siap melepas status singel nya, tapi kenapa gak cerita ke gue ya. Biasanya itu anak kalo lagi ada apa-apa sama cowok pasti lapor ke gue. Apa karena rasa lama yang sudah cukup usang sudah mulai luntur". Entahlah.
*** Tak terasa sudah satu bulan pas gue menjalani KKN, itu berarti dua minggu lagi KKN selesai. Alhamdulillah program-program individu gue udah kelar semua, begitu juga dengan anak-anak yang lain. Program kelompok pun udah hampir selesai, tinggal menyiapkan laporan akhir aja. Untuk kegiatan di posko pun udah mulai santai, udah gak terlalu banyak lagi kegiatan yang harus dijalankan.
Siang ini gue turun ke jogja buat pulang ke rumah, sekalian ambil baju ganti. Mumpung KKN udah mulai longgar hari gue habiskan cukup lama buat nyantai di rumah, main game, tidur dan pergi ke gym. Jam sepuluh malam barulah gue naik lagi ke tempat KKN, sampai di posko gue lihat anakanak udah pada tidur, gue parkirkan motor disamping rumah dan langsung masuk ke dapur, bikin kopi. Kemudian gue duduk didepan posko sambil menikmati heningnya suasanan malam ini, terdengar suara rintik hujan yang mulai turun. Gue hisap dalam sebatang rokok kretek, lagi asik-asik menikmati suasana hujan, gue dikagetin sama si alan. Sialan.
Gue : "Buset... bikin kaget aja elo lan..."
Alan : "Hehehe... sori pak ketu... elo baru datang men?"
Gue : "Iya nih... untungnya gue sampe posko sebelum hujan... lo kenapa belum tidur" Alan : "Gak bisa tidur gue men... belum ngantuk..."
Gue : "Hehehe udah ah, jujur aja... lagi mikirin si rima ya?" Alan : "Hahaha kok elo tau men?"
Gue : "Keliatan banget lan... anak-anak yang lain juga tau kok.."
Alan : "Hahaha menyedihkan banget gue ya men.... cuma bisa suka, tapi gak berani ngungkapin..." Gue : "Lo beneran suka sama dia?"
Alan : "Iya men... dari awal kita pertama ngumpul, cinta pandangan pertama gue..." Gue : "Trus kenapa gak berani ngomong sama dia" ingat lho lan, KKN tinggal dua minggu lagi..." Alan : "Gue terlalu pengecut men buat ngomong langsung sama dia..."
Gue : "Wow, jangan ngomong gitu dong bro... elo gak pengecut kok, tapi menyedihkan... hehehe..."
Alan : "Hahaha iya men... kasian banget gue yak...?"
Gue : "Hahaha becanda gue lan.... lo tau yang bikin menyedihkan itu apa" " Alan : "Gue nya men, yang gak berani ngomong sama dia..."
Gue : "Bukan lan, yang menyedihkan itu si rima gak tau kalau elo punya cinta buat dia..." Alan : "Trus gue harus gimana men?"
Gue : " Elo ngomong jujur sama dia lan... gak ada salahnya sekedar ngungkapin, ingat jangan nembak dia buat jadi pacar elo, tapi cukup diungkapin aja tentang perasaan elo ke dia... " Alan : "Tapi gue takut dia marah men..."
Gue : "Gue yakin si rima pasti bisa ngerti... udah sama-sama dewasa juga, gak ada salahnya kan jujur sama orang lain tentang apa yang kita rasain tentang dia.."
Alan : "Iya sih men... gue suka banget sama sifat dia men, dewasa, murah senyum, perhatian sama temen-temennya... ah, pokoknya sempurna lah dimata gue...."
Kemudian alan hanya termenung. si alan yang gue tau bukan perokok kali ini gue lihat dia ngambil sebatang rokok gue dan menghisapnya dalam. Gila emang kalo cowok lagi suka ama cewek emang bisa berubah drastis. Tiba-tiba hape gue bunyi, ada yang sms. Tumben ada yang sms malammalam gini. Ternyata si rima. Wah, jangan-jangan ini anak dari tadi denger si alan curhat. Gue lihat si alan masih tenggelam dalam lamunannya.
Sms from Rima : "Men... tadi kalian berdua ngomong serius apa lagi becanda gak jelas?" Sms to Rima : "Ya serius lah ma, lo dari tadi denger ya?"
Sms from Rima : "Iya hehehe...."
Sms to Rima : "Gimana menurut lo, udah denger semua kan?""
Sms from Rima : "Udah... salam buat dia ya men, tapi jangan bilang dari gue hehehe... suruh dia cepet tidur ya..."
Sms to Rima : "Woalah, tinggal keluar aja sih, cuma dipisahin tembok aja pake acara salamsalaman..."
Sms from Rima : "Hehehe biar romantis men... ya udah gue tinggal tidur dulu... jangan lupa salamin ya..."
Sms to Rima : "Iyo buk..."
Sms from Rima : "Hehehe makasih pak ketua..."
Gue lihat si alan masih melamun sambil sedikit dramatis menghembuskan asap rokok ke udara. Gini nih, cowok kalo lagi jatuh cinta momen absurd aja bisa di dramatisir.
Gue : "Woy.... ngelamun aja lu..."
Alan : "Hehehe... harap maklum men, gue lagi tenggelam didalam indahnya malam gelap tampa cahaya men, kayak cinta gue hehehe..." *puitis gak jelas*
Gue : "Halah... makin gak jelas lu... oh ya, ada salam nih..." Alan : "Wah, dari siapa men...?"
Gue : "Nanti lo juga bakal tau sendiri... udah gue masuk dulu lan, udah ngantuk..." Alan : "Duluan aja men... gue bentar lagi...."
Dan gue pun langsung masuk ke posko, buka celana, ganti sama sarung, pake jaket bentang tikar dan tidur.
Jam 4 subuh akhirnya gue terbangun. ada si alan sama bowo yang udah bangun duluan.
Bowo : "Subuhan di mesjid men?"
Gue : "Ayok... gue wudhu bentar ya..."
Gue langsung ke belakang buat ambil air wudhu. Dan kemudian gue, alan dan bowo melangkah ke mesjid. Sementara anak-anak yang lain kayaknya pada sholat di posko. Sampai di mesjid gue lihat jamaahnya hampir mbah-mbah semua, ada pak RT juga. Selesai sholat subuh gue alan dan bowo diajakin pak RT buat keliling-keliling kampung sambil menikmati udara segar di pagi hari. Cukup lama gue jalan-jalan sambil cerita-cerita sama pak RT, sampai akhirnya hari sudah mulai terang barulah kita bertiga balik ke posko.
Sampai di posko gue lihat anak-anak udah pada bangun, di ruangan tengah pun udah ada beberapa gelas teh panas yang dibikinin sama galuh dan chika. Dan sebenarnya hari ini gue sama galuh kebagian giliran belanja ke pasar berdua, namun niat itu gue batalkan, gue suruh si alan sama si rima yang ke pasar.
Gue : "Lan, elo sama rima ke pasar ya buat belanja..." Alan : "Wow men... jangan gue dong... "
Gue : "Udah.... nyantai aja lan... anggap aja ini momen romantis elo sama dia hehehe...." *berbisik* Alan : "Sial lo..."
Gue : "Rim... elo sama alan ke pasar ya, belanja..." Rima : "Oke pak ketua.... Ayok lan... siap-siap..." Alan : "Eh... nganu.. nnnggg.. iya ma, gue ganti baju dulu...."
Kocak juga gue lihat si alan yang agak gugup disuruh ke pasar bareng si rima. Apa karena semalam abis curhat trus paginya gak berani deket-deket sama orang yang jadi bahan curhat.
Akhirnya alan dan rima pun berangkat bareng ke pasar, gue lihat alan agak gugup ngebonceng si rima. Dan seperti biasa pagi-pagi gue sama anak-anak di posko langsung beres-beres bersihin posko, mulai dari nyapu, nyuci piring dan bakar sampah.
*** Dan sore ini gue sama wahyu dan bowo diajak buat main bola sama pemuda-pemuda desa tempat gue KKN. Kita bertiga dipinjamkan sepatu bola dan jersey. Agak ngos-ngosan juga main bola dilapangan gede, terasa banget efek ngerokok selama ini. Pas serangan balik lari kencang ke depan dan baliknya cuma bisa jalan pelan karena udah kecapean. Akhirnya Setelah lumayan lama main bola gue, bowo dan wahyu pun langsung balik ke posko.
Kita bertiga balik jalan kaki bareng-bareng sama warga, becanda ketawa-ketawa gak jelas, main kejar-kejaran dan godain bunga desa yang pada keluar kalo sore. Ah indahnya, di kota mana bisa kayak gini. Sampai di posko gue lihat si alan lagi duduk berdua didepan posko sama si rima. Alan yang ngeliat gue datang sama bowo dan wahyu pun cuma bisa senyum-senyum malu.
Gue : "Eh lan, rim.... ntar malam kalian jadi perwakilan kelompok kita ya buat kordes di poskonya si tika..."
Alan : "Lho, ketuanya kan elu men.... "
Gue : "Udah gapapa kok.. yang penting ada perwakilan per kelompok aja..." Rima : "Emang lo kenapa gak bisa datang?""
Gue : "Lagi gak enak badan gue ma..."
Rima : "Hebat ya... baru aja pulang main bola, trus pulang ke posko langsung ngomong lagi gak enak badan gitu..."
Gue : "Hehehe iyo bude.... Ntar wakilin gue kesana ya..." Rima : "Iyo pak ketu.... siap..."
Gue : "Good girl..."
Gue pun langsung masuk ke dalam posko ambil handuk dan bersiap mandi. Selesai mandi kepala gue tiba-tiba pusing banget, kayaknya emang mau sakit nih. Sehabis sholat maghrib gue yang masih pakai sarung langsung ambil jaket dan topi kupluk kemudian gue baringkan badan dikursi yang ada di ruang tengah posko.
Part 67 KKN 5 Mala : "Lo kenapa men?""
Gue : "Gapapa mal, cuma lagi pusing aja dikit..." Mala : "Minum obat dulu ya..."
Gue : "Gak usah mal... cuma pusing gini aja kok, ntar juga ilang lagi.." Mala : "Udah... udah jangan bandel, benter gue ambil obat sakit kepala..."


Sebuah Kota Banyak Cerita Karya Menyingsing90 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan si mala pun langsung masuk ke kamar buat ambil obat-obatan, sementara si chika dan galuh pun mendekati gue.
Chika : "Kasian nih pak ketu kalo sampe sakit..."
Galuh : "Iya men... minum obat ya, ntar gue bikinin teh hangat...."
Bowo : "Istirahat dulu aja men... laporan program-program elo biar kita yang back up... " Gue : "Hahaha... nyantai aja lah, cuma pusing biasa gini... kayak gue kena sakit parah aja hehehe.. "
Galuh : "Ini anak diomongin malah ngeyel..." Gue : "hehehe... sorry luh.."
Kemudian si mala datang membawa tas kecil yang isinya obat-obatan semua. Gue dipaksa minum obat sama mereka, jujur aja gue agak males kalo disuruh nelan obat, punya pengalaman buruk dari kecil emang gak bisa nelan obat-obatan. Biasanya kalo sakit sama emak gue obatnya di leburin trus diminum. Dan anak-anak yang lain pun ketawa pas tau kalo gue gak bisa nelan obat.
Chika : "Bwahahaha.... percuma nih punya tampang sangar, badan gede berisi tapi disuruh nelan
obat nyalinya ciut...hehehe.."
Bowo : "Hehehe... sabar ya men, aib lo aman kok sama kita-kita..." Galuh : "Ya udah men, dikunyah aja ya..."
Gue : "Iyap, lebih baik gitu.."
Setelah minum (ngunyah) obat yang dikasih sama mala gue langsung tidur-tiduran dikamar anakanak cewek. Alhamdulillah berkat gak enak badan gue dapat tempat tidur istimewa di kamarnya galuh dan rima. Ada kasurnya. bersih dan wangi. Langsung gue tancepkan headset di telinga, setting playlist lagu-lagunya social distortion dan tidur.
Sekitar jam setengah sepuluh malam gue kebangun gara-gara ada yang masuk kamar pas gue lihat ternyata si galuh yang baru abis sholat isya. Dia masih mengenakan mukena, cakep. Dan kali ini gue melihat kecantikannya bukan dari segi fisik namun lebih ke inner beauty nya dia, maklum lah ngeliat cewek yang bawaannya emang cantik trus di balut mukena dan baru abis sholat itu bikin suasana hati adem, dan setan setan pun menjauh. Si galuh kayaknya ngerti lagi diperhatiin langsung melempar sajadah ke muka gue.
Galuh : "Heh... ngelamun aja lu.. sholat isya dulu sana..." Gue : "Hehehe iyo bundo..."
Galuh : "Eh iya men... lagi ada si tika tuh di ruangan tengah.." Gue : "Lho.. kok ada dia disini?"
Galuh : "Gak tau, tadi katanya rima dia ikut kesini karena dikasih tau sama alan kalo elo lagi sakit...." Gue : "Dia ke sini sendirian?""
Galuh : "Enggak kok, sama ketua kelompoknya dia..."
Gue pun langsung ke belakang buat ambil wudhu. Pas nyentuh air sumpah kerasa dingin banget. Setelah itu pas gue mau masuk kamar buat sholat isya tiba-tiba si tika deketin gue. Dia langsung megang kening gue, nah lo batal deh gue.
Tika : "Wah si abang udah minum obat belum?"" Gue : "Udah tik, gue kebelakang bentar ya..." Tika : "Lho... kenapa men?"
Gue : "barusan wudhu gue batal tik..." Tika : "Uppsss... sori bang hehehe.... gue lupa..."
Akhirnya gue balik lagi kebelakang buat wudhu, dan kemudian langsung masuk kamar buat sholat isya. Yang gue senang pas KKN ini adalah gue yang selama ini sholat masih bolong-bolong jadi sedikit rajin meskipun masih ada yang bolong, dan juga selama kuliah gue gak pernah baca alqur'an pas KKN jadi sedikit sering ngaji kalo lagi sholat jamaah di mesjid, terutama sehabis sholat subuh. Entah karena suasana KKN memang kondusif untuk rajin ibadah atau ada faktor lain, gue gak tau.
Selesai sholat isya gue langsung duduk di ruang tengah, disana anak-anak lagi pada asik ngumpul cerita-cerita tentang KKN, dan masih ada tika dan ketua kelompoknya juga.
Tika : "Gimana men... masih pusing?"" Gue : "Udah enggak kok tik..." Tika : "Beneran?""
Gue : "Iyo sayang... wes orak popo kok..." Tika : "Hehehe... "
Gue lihat anak-anak kelompok gue cuma senyum-senyum aja ngeliat gue manggil tika dengan katakata "Sayang". Sementara yang agak masem mukanya adalah ketua kelompoknya si tika yang emang lagi deket banget sama si tika, bahkan udah nyatain perasaan, tapi gak tau diterima apa enggak sama si tika. Tapi ya masa bodoh lah. Dan si tika kayaknya juga masih belum ngerti kalau gue sebenarnya udah tau kalau dia udah ditembak sama ketua kelompoknya.
Tak lama kemudian tika sama ketuanya pamit pulang dan mukanya masih keliatan masem. Dan malah tambah masem pas tika ngucek-ngucek rambut gue pas mau pulang. Dan gue sama anakanak pun langsung masuk lagi kedalam. Dan seperti biasa kita kalau udah gak ada kerjaan kayak gini pasti pada gak jelas. Anak-anak ngajakin main ToD (truth or dare), kita semua pun duduk melingkar, si bowo yang keliatan paling semangat langsung ngambil botol kecap yang udah kosong buat diputer. Dan gue sebagai ketua pun muterin itu botol dan berhenti tepat menghadap ke alan. Mampus, gue paksa lo jujur sama rima malam ini.
Gue : "Oke, truth or dare?" Alan : "truth men..."
Gue : "Wokeh... Ada gak dikelompok kita orang yang elo suka" Kalau ada, tunjuk orangnya...."
Gue lihat mukanya si alan langsung merah padam karena pertanyaan gue dan akhirnya dengan sedikit gugup dia nunjuk rima. Si rima yang emang udah tau kalau alan suka sama dia cuma terlihat senyum-senyum aja. Sementara anak-anak yang lain pada godain mereka berdua. Kemudian botol kembali di putar sama si galuh, dan sekarang berhenti tepat di depan si mala.
Galuh : "Truth or dare mal" Mala : "Dare luh..."
Galuh : "Oke, sekarang elo coba pegang tangannya si wahyu dan ngomong i love you... hehehe..."
Anak-anak yang memang udah tau kalo mereka berdua lagi kasmaran cuma bisa ngakak gak jelas. Dan kemudian si mala pun pegang tangannya wahyu dan ngomong "i love you". Momen kebersamaan yang di bumbui sedikit romantis.
Dan sekarang giliran si chika yang muter botol, dan berhenti didepan bowo. Dan si bowo memilih truth.
Chika : "Siapa di kelompok ini yang suatu saat pengen elo jadiin istri" hehehe..." Bowo : "Elu chik hehehe..."
Chika : "Whatttt?"?"..." Bowo : "Iye, elu... hahah..." Dan lagi-lagi anak di bikin ngakak denger jawaban polos bowo jawab pertanyaan dari chika. sementara chika cuma bisa senyum masem. Kemudian botol di putar sama rima dan kali ini berhenti didepan galuh. Si galuh pun memilih truth.
Rima : "Oke kalo emang milih truth luh... elo suka apa enggak sama ketua kelompok kita" kalau suka jelaskan apa alasannya" hehehe..."
Chika : "Hayyoo galuh... harus jujur hehehe..."
Gue agak kaget juga sih denger pertanyaan si rima ke galuh, tapi tetep enjoy, toh ini cuma permainan.
Mala : Ayo luh di jawab hehehe... jangan ragu-ragu..."
Galuh : "kalau masalah suka, siapa sih yang gak suka sama ketua kita... apa yang bikin gue suka emen adalah emen orangnya santai dan periang... "
Wahyu : "Yakin cuma itu aja penjelasannya?" hahaha..."
Galuh : "Apa lagi ya.... oh iya, meskipun diluarnya keliatan kayak preman, slengeean tapi kayaknya pak ketua kita punya hati yang lembut dan gampang luluh... kayaknya sih gitu...." Alan : "Gimana pak ketua tangapannya?""
Gue : "tanggapan apa?"
Bowo : "Yo tanggepan balasan lah men... elo juga suka gak sama galuh" hehehe..." Gue : "Ya suka lah... gila aja ada cowok yang bilang gak suka sama galuh... cantik, jilbaban, pinter ngaji, perhatian, baik hati pulak.... Dan itu kayaknya lebih dari cukup buat cowok untuk suka sama si galuh..."
Mala : "Cie... hehehe... kayaknya abis KKN ada yang bakal jadian nih..." Gue : "Terlalu cepat buat ngomong jadian... iya gak luh?"" Galuh : "Iyap... terlalu cepat.."
Alan : "Asik dah... kompak.."
Dan permainan pun berlanjut, kali ini botol yang di puter sama wahyu pun berhenti tepat didepan gue. Setelah dikasih pilihan antara truth or dare gue pilih truth aja, gue yakin kalo pilih dare pasti dia bakal nyuruh gue yang enggak-enggak.
Wahyu : "gini nih... gue mewakilin anak-anak, elo senang gak sih jadi ketua kelompok kita dan gimana setiap individu di kempok kita, pada asik-asik apa enggak?"
Anak-anak yang lain pun pada serius ngeliat ke gue semua.
Gue : " Jujur ya... gue bersyukur banget bisa gabung di kelompok ini, awalnya gue sempet gak terlalu mikirin soal KKN, tapi pas gue udah ketemu kalian semua gue jadi semangat banget buat jadi ketua... elo semua pada asik-asik, gak ngejudge gue dari luarnya doang, soalnya di awal gue sempat minder buat gabung sama kalian tapi semakin jauh kesininya gue jadi merasa berarti banget... jadi kalian semua luar biasa... suatu kehormatan bisa satu kelompok KKN sama kalian..."
Bowo : "Wah... gue juga senang bisa kenal elo-elo semua.... apa yang diomongin emen bener, awalnya gue gak nyangka kelompok kita bakal se asik ini..."
Galuh : "Iya guys... gue harap nanti kalo KKN udah kelar kita masih bisa sering-sering ngumpul...." Gue : "hahaha... kok malah jadi curhat gini...."
Chika : "Ih... ini bukan curhat men.... "
Rima : "Oh iya men... gue mau nanya satu lagi dong.... boleh ya hehehe...." Gue : "Buset, gue double nih?""
Galuh : "Iya hehehe, khusus pak ketua..."
Rima : "Gini men... elo sebenarnya masih jomblo apa udah punya pacar sih?" kalo masih jomblo, trus udah berapa lama?""
Gue : "Gue masih singel kok.... berapa lama nya gue rada-rada lupa nih..." Mala : "Di putusin sama pacar lo atau elo yang mutusin men..." Gue : "Ditinggal mal..."
Chika : "Ditinggal maksudnya?"?"
Gue : "Ya gitu chik... dia pergi ninggalin gue... pergi dalam artian bener-bener pergi..."
Gue lihat kayaknya anak-anak mulai ngerti dengan kata-kata gue, suasana pun menjadi hening. Awalnya pada ketawa-ketawa sekarang menjadi sedikit hening. Agak gak enak juga sih cuma garagara kayak gini jadi sepi. Akhirnya gue ajak anak-anak buat lanjut main poker, sampai larut malam. Dan setelah bosan main kartu satu persatu mulai beranjak tidur, gitu juga gue, mulai ngantuk, ambil selimut yang dipinjamin sama galuh dan tidur.
*** Part 68 KKN (Selesai) Tak terasa ini adalah hari-hari terakhir gue di tempat KKN. Lima hari lagi kegiatan KKN gue bakal selesai. Belum sampai satu setengah bulan gue dan teman-teman tinggal didesa ini, gue udah merasa jadi bagian dari warga mungkin karena banyaknya gue sama anak-anak yang lain ikut serta dalam kegiatan rutin warga disini. Yang bikin berkesan adalah gue udah dianggap kayak saudara sendiri sama warga dan pemuda-pemuda disana. Banyak pengalaman yang gue dapat selama KKN, mulai dari cara panen salak, mancing belut, nanam sayursayuran bahkan cara main kuda lumping (jathilan). Dan tentunya pas belajar jathilan gue berani karena ada pawangnya. Pokoknya kalau kenangan pas KKN diceritain gak bakal ada habisnya.
Siang ini gue sama anak-anak lagi sibuk finishing laporan akhir KKN dan juga nyiapin acara perpisahan sama warga kampung ini. Mulai dari nyusun-nyusun kursi, nyiapin alat buat bakar-bakar jagung sampai ke beberapa cindera mata yang udah gue siapkan sama anak-anak untuk diberikan ker warga sebagai kenangan-kenangan dan ucapan terima kasih kita karena disambut baik dan banyak dibantu selama KKN.
Dan malamnya pun banyak warga yang datang ke posko gue, ibuk-ibuk, bapak-bapak, mas-mas, mbak-mbak, adek-adek dan gak ketinggalan mbah-mbah. Ruang tengah posko pun penuh diisi warga, acara di buka oleh si bowo, kemudian dilanjutkan kata pengantar dari pak RT, Dan sebenarnya gue kebagian buat menyampaikan sepatah dua patah kata dan kesan didepan warga. Namun berhubung bahasa jawa halus gue masih kacau, gue serahin semuanya ke galuh. Setelah pidato-pidato selesai akhirnya acara makan-makan pun dimulai.
Gue sama wahyu langsung keluar buat nyiapin peralatan buat bakar-bakar jagung, diikutin sama anak-anak TPA yang keliatan semangat buat bakar-bakar jagung. Sementara galuh, rima, mala, alan dan bowo ada didalam posko lagi cerita-cerita sama warga dan pak RT. Setelah api menyala gue lihat chika keluar sambil bawa bumbu-bumbu buat bakar-bakaran.
Kemudian gue masuk kedalam, dan didalam pun gue diajak foto bareng pak RT, dan warga. setelah selesai foto didalam posko, gue bawa kameranya si galuh keluar buat foto-foto yang lagi bakar-bakar jagung. Terlihat banyak senyum bahagia terpancar ketika di foto, momen sederhana namun sangat terasa istimewa.
Jam setengah sepuluh akhirnya acara selesai. warga-warga yang datang pun pada pamit pulang, begitu juga dengan pak RT, hanya ada beberapa pemuda dan pemudi yang masih betah nongkrong dan cerita-cerita di dalam posko, tak lama kemudian gue ikutan nimbrung mereka semua, gue ambil gitar dan mulai gue goda si alan.
Gue : "Lan... KKN tinggal lima hari lagi lho, buruan tembak si rima hehehe..." *berbisik* Alan : " Wah, sekarang men?""
Gue : "Iyap.... mumpung momennya pas..." Alan : "Masih rame anak-anak men, gue malu..."
Gue : "Justru itu lan... pas rame malah lebih enak, biar semua pada tau kalo elo punya cinta buat si rima... " Alan : "Iya juga ya... " *kemakan omongan gue*
Dan kemudian gue lihat si alan berdiri menghampiri si rima yang lagi sibuk ngobrol dengan anak-anak yang lain pun jadi sedikit kaget. Mereka berdua berdiri hadap-hadapan, anak-anak yang lain pada merhatiin mereka berdua sambil nungguin si alan ngomong.
Alan : "Rim... sebelumnya gue mau minta maaf untuk apa yang akan gue sampaikan..." Rima : "Kenapa lan?""
Alan : "Rim, jangan marah ya... gue cuma mau ngomong kalau gue suka sama elo, dari awal kita ketemu gue udah suka sama elo, dan disaat KKN dimulai setiap detik yang gue lalui terasa berarti banget karena ada elo... sebenarnya dari kemaren-kemaren gue mau ngomong jujur sama elo namun gue belum punya nyali dan sekarang gue udah gak kuat lagi bohongin perasaan gue sendiri... gue sayang sama elo... gue udah gak peduli kalau elo ngangggap gue terlalu nekad dan gila karena ngomongin ini didepan anak-anak, gue gak peduli, yang penting gue cuma pengen elo tau kalau gue sayang sama elo...."
Dan "Dramatic pause" pun tercipta. Si alan cuma bisa berdiri diam dihadapan rima. Sementara gue dan anakanak yang lain dan pemuda-pemudi yang ada di posko selolah terbawa suasana tegang menunggu apa yang akan dikatan oleh rima.
Rima : "Lan... sebenarnya dari awal gue gak ada perasaan apa-apa sama elo, namun pas KKN dimulai dan kita sering ngabisin waktu bareng-bareng gue mulai sedikit ada perhatian ke elo... sampai waktu elo curhat sama si emen tentang apa yang elo rasain ke gue... dari sana rasa gue ke elo juga mulai tumbuh..."
Alan : "Jadi elo dengar waktu gue curhat sama si emen"...."
Rima : "Iya... waktu itu gue ada di ruang tengah kok, gue denger semuanya... dan elo ingat kan pas emen bilang ada yang kirim salam sama elo... itu gue lan.."
Alan : "Wah gue jadi malu ma..."
Rima : "Gapapa kok, justru gue seneng karena waktu itu gue denger langsung dari elo...." Alan : "Jadi sekarang gimana?""
Rima : "Gue mau ngucapin terima kasih banget lan karena udah berani jujur sama gue dihadapan anak-anak.... dan gue yakin itu butuh nyali yang besar, gue hargai keberanina elo lan.... Gue juga sayang sama elo..." Alan : "Elo mau jadi pacar gue ma?"?"
Rima : *Ngangguk* Alan : "Makasih ma...."
Dan kemudian anak-anak pun langsung pada heboh setelah mendengarkan alan dan rima saling jujur tentang perasaan mereka masing-masing. Si alan pun yang kayaknya lagi senang gak karu-karuan langsung memeluk gue.
Alan : "Wah.. makasih pak ketu... berkat curhat sama elo cinta gue gak bertepuk sebelah tangan...." Gue : "Hahaha yoi lan, nyantai aja.... eh tapi tunggu, yang jadian elo sama rima kok yang dipeluk gue lan?" hahaha... peluk si rima noh..."
Rima : "Emennnn... jangan ngaco ..." *jitak kepala gue*
Kemudian suasan di ruang tengah posko gue terasa sangat ceria, mungkin karena ikutan senang berkat momen indah alan dengan si rima. Anak-anak pun pada sibuk ngeucapin selamat buat rima dan alan yang akhirnya jujur satu sama lain tentang perasaan mereka. Udah ada aja yang jadian dari kelompok gue, rima dan alan. Sementara mala dan wahyu kayaknya habis KKN ini juga udah nunjukin tanda-tanda bakal jadian.
Jam 12 malam ketika posko sudah mulai sepi, gue duduk didepan posko sambil menikmati kopi panas. Sebagian anak-anak udah ada yang tidur dan ada juga yang masih betah melek sambil nonton filem dan main game di laptop. Tak lama kemudian alan keluar dan duduk disamping gue.
Alan : "Men... makasih ya, berkat elo gue sama rima bisa kayak gini..."
Gue : "Udah... nyantai aja sob... gue sebagai ketua cuma menjalankan tugas biar anggotanya bahagia hehehe... selamat ya, yang langgeng lho lan..."
Alan : "Haha iya men makasih... elo kapan nih nyusul jadian sama galuh" hehhe.." Gue : "Gue?"" sama galuh?"?"
Alan : "Iyap..."
Gue : "Hahaha gak dulu lah lan.... gue masih menikmati jadi jomblo hehe.." Alan : "emang elo gak suka sama galuh men?""
Gue : "Ya suka lah... cantik, baik, alim... gue cuma ngerasa gak pantes aja lan.." Alan : "Masih ingat mantan men?"" kalo boleh tau mantan lo kemana men?" Gue : "Meninggal lan.."
Alan : "Waduh sori men... gue gak tau, malah jadi ingat luka lama nih..." Gue : "hahaha nyantai aja lan... gue udah ikhlasin ditinggal sama dia kok.."
Cukup lama gue sama si alan-alan cerita-cerita didepan posko, mulai dari tentang hubungannya dengan si rima dan juga tentang gue sama galuh yang selalu di combloangin sama anak-anak. Kalo boleh jujur, gue emang suka sama galuh, tapi kayaknya si galuh terlalu baik buat gue, gak tega aja nantinya si galuh gue jahatin juga. Secara gue bukan cowok baik, yang bisa memperlakukan perempuan dengan cara yang gentle.
Jodoh Rajawali 34 Pendekar Romantis 09 Ratu Cadar Jenazah Sang Fajar Bersinar Di Bumi Singasari 10

Cari Blog Ini