Ceritasilat Novel Online

Ilmu Pedang Pengejar Roh 4

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long Bagian 4


tidak bisa menebak siapa mayat-mayat itu tapi dia tidak ingin membedakan karena
memang sudah tidak bisa dibedakan.
Hanya terpaku sebentar, dia sudah pergi ke kamar ibunya. Disini juga sudah terbakar,
tapi api disini lebih kecil mungkin ada orang melemparkan lilin keatas tempat tidur. Di
dalam rumah terbakar, tapi di luar rumah tidak.
Karena tidak berhati-hati, dia tersandung oleh sesuatu hingga membuatnya hampir
terjatuh. Begitu dia melihat ternyata sesosok mayat sudah terbaring disana.
Di sisi penuh dengan darah, dia mengenal mayat perempuan ini, dia adalah pelayan
lamanya. Pelayan ini masih sedikit nafas.
Liang Yu-rong berteriak, "Mama Liu...."
Mama Liu membuka matanya kemudian dengan terengah-engah berkata, ".... kau....
adalah Xiao Rong?" Dia hanya bicara satu kata, rasa sakit sudah membuat wajahnya berubah.
Liang Yu-rong dengan cepat berkata, "Mama Liu, aku adalah Xiao Rong, ayah ibu ada
dimana" Apa yang telah terjadi?"
"Mereka.... mereka sudah mati.... kau, kau cepat...."
Walaupun Liang Yu-rong sempat berpikir bahwa ayah dan ibunya pasti sudah mati tapi
begitu mendengar secara langsung, dia langsung merasa kaget hingga matanya
melotot. Dia bertanya lagi, "Siapa pelakunya" Cepat katakan kepadaku!"
".... Adalah.... marga...." Kata-kata Mama Liu belum selesai dia sudah berhenti
bernafas. Liang Yu-rong tidak menangis hingga keluar suara tapi air mata sudah mengalir seperti
mata air. Dia berdiri kemudian keluar. Sangat aneh perpustakaan ayahnya adalah satu-satunya
tempat yang tidak terbakar.
167 Sebatang lilin dengan tenang membakar pena, tinta, dan buku-buku sudah terlempar ke
bawah. "Ada orang yang memeriksa tempat ini! Mereka memeriksa apa" Oh, pasti mereka
mencari buku rahasia tentang ilmu golok keluarga Liang! Ilmu golok keluarga Liang
sangat terkenal, bukunya selalu diincar oleh orang-orang dunia persilatan."
Liang Yu-rong memeriksa buku-buku yang terjatuh. Benar saja buku rahasia itu tidak
ada, dia tertawa dingin. "Penjahat-penjahat itu benar-benar menginginkan buku rahasia
itu tetapi mereka hanya sia-sia mencarinya."
Liang Yu-rong tahu, demi menjaga buku ilmu golok keluarga Liang, ayahnya sudah
mempunyai persiapan. Dia hanya secara asal-asalan menuliskan cara-cara golok kemudian di atas buku itu dia
menulis judul buku Ilmu Golok Keluarga Liang. Padahal yang benar-benar asli buku
Ilmu Golok Keluarga Liang itu sudah ditulis di sebuah buku yang berjudul Dong Zhou
Lie Ruo Zhi. Liang Yu-rong melihat buku itu, dia masih terdiam didepan rak itu. Dia segera
mengambil dan melihat ada sehelai kertas putih yang terjatuh, dia mengambil dan
mendekatkan kertas itu ke depan cahaya lilin.
Di bawah cahaya lilin dia mulai membaca, kemudian dia terbelalak karena surat itu
berbunyi seperti ini: "Anak-anak, bila terjadi sesuatu pada Ayah, kalian cepat tinggalkan
rumah ini dan carilah Biksu Xuan Gui. Rajinlah belajar ilmu silat untuk membalas
dendam ayah. Musuh kita adalah Zhen...."
Baru dia membaca sampai sana, tiba-tiba diluar ada suara langkah orang. Liang Yurong terkejut, dia tahu yang datang adalah musuh, dia tidak ada jalan untuk keluar.
Pada waktu itu dengan tergesa-gesa dia memasukkan kertas ke dalam halaman buku
itu dan dia pun mengambil tinta lalu memoles wajahnya dan bersembunyi di balik tirai.
Yang masuk adalah pemuda berumur 25-26 tahun, dia berpakaian gelap, tubuhnya
terlihat sangat lincah, kedua matanya tampak bersemangat.
Dia sedang berbicara, "Apakah marga Zhou itu sudah salah makan obat, dia
menginginkan buku rahasia ilmu golok keluarga Liang, karena itu aku harus kembali
untuk mencari pak tua Liang Zi-qi. Benar-benar licin, dengan asal-asalan dia menulis
buku itu kemudian memberi judul, ilmu golok keluarga Liang. Untung aku pintar dan
tidak membawa buku ini, kalau tidak aku akan ditertawakan oleh orang-orang. Aku akan
168 menjadi orang bodoh. Untungnya aku tidak membakar kamar ini, kalau tidak 100 tail
perak juga tidak akan kudapatkan."
Sambil bicara dia mencari-cari di rak buku itu.
Orang ini adalah Peng Zhi-xiao. Meskipun Liang Yu-rong tidak mengenalnya tapi dia
tahu bila orang itu berani datang ke kantor Biao untuk membunuh, dia pasti bukan
orang biasa. Liang Yu-rong merasa ilmu silatnya belum sempurna, dia bersembunyi di balik tirai
dengan diam. Buku ini sekarang berada di tangan Liang Yu-rong. Walaupun buku itu tersimpan di rak,
Peng Zhi-xiao belum tentu tahu, kali ini dia kembali untuk mencari pun semuanya
adalah percuma. Kira-kira setengah jam sudah berlalu, rak buku itu sudah terguling dan setiap buku
sudah dibolak-balik untuk dilihat, akhirnya dia menarik nafas dan marah, "Benar-benar
rubah tua, dimana dia menyimpan buku itu, aku betul-betul sial!"
Dia mengambil lilin lalu membakar salah satu diantara buku-buku itu, dia juga
melemparkan lilin ketumpukan buku, kemudian membalikkan badan dan pergi....
Buku itu berjudul Xia Nu Qi Juan (pendekar perempuan berjodoh aneh). Buku ini milik
Liang Yu-rong yang paling dia sukai. Isi buku ini sangat menarik dan ilmu silatnya ditulis
dengan sangat sempurna. Ayah sering menceritakan isi buku ini....
Dia melihat barang kesayangannya akan terbakar, hatinya merasa sedih, tubuhnya
gemetar dan tidak sengaja menyenggol tirai. Tirai pun gemerisik mengeluarkan suara.
"Siapa?" Peng Zhi-xiao kaget dan bertanya. Hanya sekilas sepasang pena hakim sudah
berada ditangannya. Tidak mungkin dia tidak keluar. Dengan cepat Liang Yu-rong melepaskan tiga buah
panah pendek dari lengan bajunya. Kemudian pedang panjang menusuk ke wajah dan
tenggorokan lawan. Karena dia mengenakan baju gelap dan wajahnya sudah diolesi tinta, jadi wujudnya
sangat aneh. Benar-benar mengejutkan Peng Zhi-xiao.
Dengan cepat Peng Zhi-xiao menyapu panah tangan dengan pena hakimnya, tapi dia
dipaksa mundur oleh pedang itu hingga beberapa langkah.
169 "Siapa!" Peng Zhi-xiao membentak lagi. Dia melihat lawannya membawa sebuah buku
ditangannya, dia mengira buku itu adalah buku rahasia ilmu golok keluarga Liang.
Peng Zhi-xiao membentak lagi, "Teman, entah kau berasal dari golongan mana, kita
tidak saling kenal dan tidak perlu saling menyerang, asalkan kau meninggalkan buku
itu, aku tidak akan menyulitkanmu!"
Hati Liang Yu-rong bergetar, dia pernah mendengar dari ayah bahwa di kantor Biao
Zhen Yuan ada seseorang yang bernama Peng Zhi-xiao. Orang ini mempunyai ilmu
silat sangat tinggi, sepasang pena hakimnya sangat mahir. Di dunia persilatan dia
dijuluki dengan sebutan Gui Jian-chou (Setan Juga Takut).
"Kelihatannya yang membunuh semua keluargaku adalah orang-orang kantor Biao
Zhen Yuan, sangat cocok dengan tulisan ayah di kertas...."
Dalam waktu yang bersamaan, Liang Yu-rong juga merasa bahwa dia bukan lawan
seimbang Gui Jian-chou, karena ilmu silat mereka terlalu jauh tingkatnya.
Biarpun musuh berada di depan mata, tapi membalas dendam bukan seperti serangga
begitu melihat ada api malah datang mendekat.
Liang Yu-rong dengan cepat mengambil keputusan untuk lari. Pepatah mengatakan:
'selama hutan masih hijau tidak perlu mengkhawatirkan tidak akan ada kayu bakar'.
"Asalkan aku masih hidup, masih ada waktu untuk membalas dendam." Begitu dia
mempunyai pikiran itu, dia langsung memaksa lawan mundur.
Keinginan Liang Yu-rong adalah memaksa musuh mundur hingga beberapa langkah
kemudian dia bisa melarikan diri dari pintu itu, tapi dia salah duga kepada Peng Zhixiao.
Si Gui Jian-chou ini malah balik menyerang, sepasang pena hakimnya bergerak keatas
dan kebawah kemudian kesamping, pena hakimnya mengeluarkan cahaya hitam.
Beberapa kali senjata mereka terus beradu, membuat tangan Liang Yu-rong menjadi
kesemutan. Dia mundur hingga beberapa langkah.
Gui Jian-chou tertawa dingin dan berkata, "Teman, serahkan buku itu kepadaku!"
"Mimpi!" Liang Yu-rong membentak, pedang pun mulai menyerang.
Dia menyerang untuk mundur. Tiba-tiba tangan kiri melindungi kepala, badan
menerobos dari jendela dan kabur.
170 Dia mendengar dari belakang kepalanya ada senjata rahasia yang menyambar ke
arahnya. Liang Yu-rong sudah mengira atas semua kejadian ini, begitu kakinya yang
mengenai tanah, dia bersiap-siap menghindar.
Walaupun dia berusaha menghindar dengan cepat tapi biao milik Gui Jian-chou tetap
mengenai pundak kirinya, membuatnya merasa sangat sakit. Buku Dong-zhou Lie-guozhi terjatuh ke bawah.
Dia tidak menginginkan buku rahasia ilmu golok jatuh ke tangan musuh. Dengan
menahan sakit dia memungut buku dan ingin berlari lagi, tapi sudah ada sesosok
bayangan menghalanginya di depan.
"Kau ingin lari" Tinggalkan buku itu!" suara Peng Zhi-xiao dingin dan keras.
Liang Yu-rong tahu dalam keadaan seperti itu, ingin membawa buku itu lari sangatlah
sulit seperti ingin naik ke atas langit.
Segera dengan suara serak dia berkata, "Baiklah, aku akan memberikannya kepadamu
tapi kau tidak boleh...."
Dia berpura-pura melemparkan buku itu kepada dia, tapi buku itu tidak dilemparkannya
kepada orang itu, dia melemparkan buku itu ke dalam kobaran api.
Peng Zhi-xiao sama sekali tidak menyangka bahwa lawannya akan nekad melakukan
hal itu, dia merasa kaget.
Hanya dalam waktu sekejap dia sudah berkelebat masuk ke dalam kobaran api.
Tangan kanannya berusaha memegang buku. Tapi karena panas, buku itu jatuh ke
dalam kobaran api. Hanya dalam waktu sekejap buku itu sudah terbakar.
Peng Zhi-xiao dengan cepat mencakar untuk mengambil buku itu, walaupun api sedang
menyala, kedua tangannya berusaha memadamkan api yang membakar buku, api pun
mulai padam. Begitu dia membalikkan badan untuk mencari Liang Yu-rong, ternyata dia sudah
menghilang. Untung buku itu tidak terbakar terlalu banyak. Dibawah cahaya bulan dia melihat
ternyata itu hanya buku Dong-zhou Lie-guo-zhi tapi di dalam buku tidak ada catatan
apa pun. Peng Zhi-xiao benar-benar merasa sial.
171 Tiba-tiba dia menemukan sehelai kertas. Kertas itu tertulis '.... anak-anak, kalau.... Ini
adalah tulisan Liang Zi-qi, dia menulis surat itu untuk siapa" Putra tersayangnya yang
bernama Liang Yu Ting sudah mati, apakah....'
Peng Zhi-xiao berpikir sebentar, lalu perasaan khawatirnya berubah menjadi senang.
Dia melempar buku Dong-zhou Lie-guo-zhi itu ke dalam kobaran api lagi dengan
senang. Dia meninggalkan tempat ini.
Liang Yu-rong lari tidak terlalu jauh, dia hanya bersembunyi di belakang gudang. Dari
sana dia bisa melihat dengan jelas gerak gerik Peng Zhi-xiao.
Buku rahasia itu tidak jatuh di tangan musuh tapi Peng Zhi-xiao sudah melihat kertas
tulisan itu. "Sepertinya balas dendamku akan lebih sulit...." tiba-tiba dia berpikir, "Aku hanya
melihat ayah menulis Zhen, apakah maksud ayah adalah kantor Biao Zhen Yuan" Dari
perbuatan Gui Jian-chou sudah cukup membuktikan semuanya, tapi siapa musuhku"
Kantor Biao Zhen Yuan begitu besar, orang-orang disana begitu banyak.... Apakah dia
adalah Meng Ju-zhong" Tapi dia adalah orang terkenal di dunia persilatan, apalagi dia
selalu menolong orang lemah, tapi...."
= ooOOoo = Di kota Shang Yuan ada sebuah rumah. Di depan rumah ditanam dengan banyak
pohon Yang Liu dan pohon cemara.
Meskipun rumah itu tidak terlalu besar tapi terlihat bersih dan rapi. Sebelah timur adalah
sebuah kamar tidur, di tempat tidur itu terbaring seorang gadis.
Dia adalah putri si empunya rumah, dia berumur 16 tahun, berwajah cantik, dia
bernama Ma Xiu-juan. Begitu dia mengantar Liang Yu-rong pergi, hatinya selalu merasa
tidak tenang. Teman lama, hanya mampir setengah hari, dia sudah terburu-buru pergi, ada masalah
apa" Sehingga membuatnya pergi dengan tergesa-gesa.
"Ayah tidak ada di rumah, dan aku sedang sakit, seharusnya dia menginap beberapa
hari tapi...." Di luar ada suara seseorang yang melangkah, "Ayah, apakah kau sudah pulang?"
"Ya!" seorang pak tua dengan tertawa masuk kedalam kamar.
172 Badannya sehat, gagah, wajahnya berwarna kuning langsat, alisnya berbentuk seperti
pedang, mata terlihat jeli, jenggotnya mulai memutih. Dia adalah pendekar terkenal
berbaju hijau Ma Zao-ling yang sudah lama mengundurkan diri dari dunia persilatan.
"Putriku yang baik, pendengaranmu sudah maju, aku berjalan begitu ringan kau masih
bisa mendengarnya." "Ayah, kau sengaja menertawakanku," Ma Xiu-juan tertawa.
Kata Ma Zao-ling, "Baiklah, baiklah, ayah yang salah! Kemarilah, lihat ayah membeli
apa untukmu?" Dari kantong Ma Zao-ling mengeluarkan sepasang jepit rambut kemudian diletakkan di
tangannya. "Ayah, aku tidak menyukai jepit, bunga atau pun rumput." Walaupun dia berkata seperti
itu, tapi dia tetap mengambil jepit rambut itu dan dipasang dirambutnya.
Kata Ma Xiu-juan, "Ayah, apakah jepit ini dibeli di Lan Zhou" Apakah ini sangat mahal?"
Ma Zao-ling tertawa dan menjawab, "Benar, putriku sangat pintar."
"Aku akan memakai satu, yang satu lagi akan kuberikan kepada Adik Yu-rong."
Ma Zao-ling berpikir dan berkata, "Kau mengatakan apa?"
"Liang Yu-rong, apakah ayah sudah lupa?"
Ma Zao-ling sedikit ragu. "kapan kau terakhir bertemu dengannya" Bukankah dia
belajar silat pada Biksu Guan Xui?"
"Apakah ayah tidak bertemu dengannya" Kemarin siang dia baru pergi saja dari sini,
dia pulang dengan tergesa-gesa."
"Oh...." Ma Zao-ling berteriak kaget.
Ma Xiu-juan terpaku dan bertanya, "Ada apa, Ayah" Apa yang terjadi padanya?"
"Tidak apa-apa," Ma Zao-ling menjawab, "Tidak apa-apa."
Ma Xiu-juan merasa ada sesuatu yang tidak beres dan dia berkata, "Pasti telah terjadi
sesuatu, Ayah cepat beritahu kepadaku."
173 Ma Zao-ling dengan ragu berkata, "Sewaktu di Lan Zhou ada yang mengatakan bahwa
di kantor Biao Yong Tai terjadi sesuatu. Disana banyak orang yang mati, mayatnya pun
dibakar semua." "Ah!" Ma Xiu-juan kaget dan berteriak, "Yu-rong.... apakah dia akan celaka?"
Ma Zao-ling menarik nafas dan menjawab, "Bila selama perjalanan dia tidak mengalami
halangan dan langsung pulang, sepertinya dia tepat bertemu dengan...."
Segera Ma Xiu-juan bangun dan duduk. "Ayah, tolong cari dia di kantor Biao Yong Tai."
"Anak ini, kalau dia tidak ada apa-apa, hari ini dia akan kembali ke rumah kita."
Wajah Ma Xiu-juan cemberut dan berkata, "Apakah telah terjadi sesuatu di rumah
Paman Liang dan Ayah tidak mau membantu?"
Ma Zao-ling menggelengkan kepala dan menjawab, "Bukan aku tidak mau membantu,
kau tahu Ayah sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan delapan belas tahun
lebih, mana bisa...."
Ma Xiu-juan tambah cemberut lagi, dengan marah dia membalikkan badan. Apa yang
ingin dikatakan oleh Ma Zao-ling ditelan kembali.
"Anakku, kenapa marah kepada Ayah?"
"Aku tidak berani marah kepada Ayah, Ayah adalah pendekar berbaju hijau yang sudah
mundur dari dunia persilatan, otomatis tidak akan bertanya tentang masalah dunia
persilatan. Bila aku dibunuh orang pun, pasti Ayah juga tidak akan peduli."
"Kenapa kau ini?"
Ma Xiu-juan tidak menjawab.
Ma Zao-ling tertawa kecut dan berkata, "Baiklah, baiklah, sekarang aku akan
mendengar kata-katamu, aku akan pergi sekarang juga."
Ma Xiu-juan segera membalikkan badan, wajahnya berseri-seri.
Melewati pintu besar dan sampai di ruang tamu. Didalam rumah terdapat halaman,
disana ada beberapa kamar.
174 Di sisi jalan penuh dengan bunga. Tempat itu seperti sebuah penginapan, tapi di pintu
tergantung papan nama Cui Feng-ban, di dalam sana ada seseorang yang bernyanyi
tapi yang paling menusuk telinga adalah suara tawa.
Cui Feng-ban terletak di jalan yang paling ramai di Lan Zhou. Tempat ini sangat
terkenal. Opera ini terkenal bukan karena bagus sandiwaranya atau pernah bermain opera yang
bagus. Opera ini terkenal karena bosnya adalah orang terkenal di dunia persilatan,
ketua kantor Biao Zhen Yuan, Meng Ju-zhong, putra tertuanya bernama Meng Shaohui.
Meng Shao-hui bertubuh tinggi, berwajah tampan, alis dan mata sangat tepat terpasang
di wajahnya, dia tampak luwes, tulangnya bagus tapi juga aneh.
Sejak kecil dia sangat pintar. Walaupun masih muda dan senang bermain, tapi ilmu
pedang ayahnya yang bernama Zhui Hun Duo Ming-jian dan ilmu pedang dari ibunya
Lian Huan Duo Ming-jian, sudah dia kuasai dengan baik. Orang dunia persilatan di Lan
Zhou selalu memujinya. Kantor Zhen Yuan menjalankan bisnisnya semakin besar dan semakin ramai tapi di


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kantor Biao itu tidak ada yang bisa dia kerjakan.
Dia selalu menganggur, karena itu dia mengeluarkan banyak uang untuk menyewa
opera Cui Feng-ban. Setiap hari dia hanya bermain dengan teman anak ayahnya... Yi Zhi Mei (satu tangkai
bunga Mei) Zhou Shi-lan dan Tie Lan Zi (Wallet Besi) Zhou Shi-hui.
Sekarang Meng Shao-hui sedang melihat beberapa pemuda berlatih ilmu silat.
Kata Meng Shao-hui kepada seseorang, "Jurusmu tadi tidak benar, walaupun hanya
bermain opera tapi juga harus menggunakan sedikit tenaga."
Pemuda itu tertawa dan berkata, "Ilmu silat kami mana bisa bersaing dengan ilmu silat
Tuan" Walaupun kami berlatih selama sepuluh tahun hingga rambut memutih tetap
tidak ada tenaga dalam."
"Kakak Hui sudah lumayan bisa, jangan selalu berpatokan dengan kita." Yang berkata
adalah Zhou Shi. Segera kakaknya, Zhou Shi-lan ikut bicara, "Adik benar, dia sudah bekerja keras."
175 Kata Zhou Shi-lan, "Adik Hui, aku dengan Bos Jiang Nan mengatakan yang bermain
opera disana kebanyakan adalah perempuan, hingga tukang pukulnya pun perempuan,
kita pergi mencari beberapa orang perempuan. Kalau bermain opera pasti akan terlihat
lucu." "Mana bisa perempuan memainkan opera ini?" Kata Meng Shao-hui, "Siapa yang
mengijinkan anak gadis datang ke tempat seperti ini?"
Zhou Shi-lan tertawa kemudian berkata, "Tuan Muda Meng, ada pepatah yang
mengatakan: 'bila ada uang setan pun bisa diperintah', asal kau mau mengeluarkan
uang. Aku tidak percaya tidak ada seorang perempuan pun yang tidak mau datang
kesini, lebih baik disini daripada menjadi pelacur."
Kata Meng Shao-hui, "Aku takut perempuan yang datang kesini belum tentu bisa
memainkan opera, semua malah menjadi...."
Kata Zhou Shi-lan, "Adik Hui, kita harus ada kesepakatan, bila ada Tuan Meng kita
tidak akan menyentuh mereka seujung jari pun."
Kata Meng Shao-hui, "Baiklah, besok ambil uang sebanyak 200 tail perak, berikan
kepada Chen Xing, biar dia yang mengurus semuanya, tidak perlu menunggu besok
lagi, hari ini pun sama saja. Fang Guan, cepat suruh Chen Xing datang kesini!"
Tirai terbuka dan ada seorang laki-laki yang berumur sekitar empat puluh tahun masuk
ke dalam ruangan, orang itu adalah Chen Xing, dia memberi hormat kepada Meng
Shao-hui, kemudian berkata, "Tuan Meng, apakah Anda mencariku?"
"Benar," jawab Meng Shao-hui, "Siapakah mereka ini?"
"Tuan Meng, aku adalah pegawai Tuan Lu, aku diperintahkan oleh Tuan Lu dan ini
akan merepotkanmu." Kata Meng Shao-hui dengan santai, "Kalian adalah orang pemerintahan, mengapa
harus merepotkan rakyat kecil seperti diriku ini?"
"Tuan Muda, tuan besarku ingin mengundang Cui Feng-ban ke rumahnya, untuk
merayakan ulang tahun putrinya, aku berharap Tuan Muda Meng mengijinkannya."
"Di Lan Zhou banyak kelompok opera, mereka lebih hebat dari Cui Feng-ban, lebih baik
cari saja mereka." 176 "Tuan Muda Meng, semua orang pun tahu bahwa kelompok Cui Feng-ban yang paling
terkenal di Lan Zhou."
Kata Meng Shao-hui lagi, "Kau sangat pandai bicara, hanya...."
Kata Zhou Shi-lan, "Kalian tunggu sebentar, kami akan berunding dulu."
Kedua orang itu pun keluar, Zhou Shi-lan langsung berkata, "Adik Hui, ayah kita adalah
orang terkenal didunia persilatan, tapi kita masih tinggal dan menjadi penduduk disini....
Kadang-kadang kita harus sedikit memberi kelonggaran, apalagi orang itu mengundang
kita, mereka tidak memandang enteng kepada kita."
Kata Meng Shao-hui, "Bila kau ingin kesana, pergi saja!"
Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Kau pun harus menemaniku kesana, supaya
tidak...." Matahari dengan pelan bersembunyi di balik gunung kemudian mengeluarkan beriburibu tangannya untuk mengangkat awan yang berwarna merah keluar dari tempatnya.
Langit bagian barat tampak merah dan menarik.
Ditaman bunga Qian Hu Fu yang tampak berwarna hijau, di depan gunung buatan, ada
sebuah panggung, di atas panggung sudah digantungi dengan lampion yang
menghadap ke arah tamu. Opera sudah dimulai, begitu suara gendang berbunyi, suara musik pun mulai
dimainkan.... Di ruang tamu sudah terdapat puluhan meja yang sudah ditempati oleh dua puluh orang
tamu lebih setiap mejanya, mereka sedang duduk-duduk disana. Tamu-tamu itu tak lain
adalah orang-orang terkenal di Lan Zhou.
Di antara para undangan itu, ada seseorang yang berumur kira-kira enam puluh tahun,
dia mengenakan baju berwarna kuning telur, kumisnya mulai memutih, tangan kirinya
memegang gelas, wajahnya tersenyum, tapi dia tidak bicara dan sedang melihat ke
arah para pemain opera. Dia tak lain adalah Tuan Besar Lu, yaitu Lu Yan-tai.
Di sebelah kirinya ada seorang perempuan yang berusia kurang lebih tiga puluh tahun,
dia berdandan sangat mewah dan terlihat sangat gembira, dia mengendong seorang
bayi yang baru berusia beberapa bulan.
177 Disebelah kanan laki-laki tua itu ada seorang perempuan yang berusia kurang lebih dua
puluh tahun, terlihat sangat cantik, baju yang dikenakan biasa-biasa saja, dia
tampaknya sedang sedih, wajahnya terlihat penuh dengan rasa cemburu.
Dia adalah istri muda Lu Yan-tai, dia bernama Xiao Lan-ying, walaupun dia adalah istri
muda, dia terlihat sangat cantik dan juga genit, dia baru saja masuk kedalam keluarga
Tuan Lu beberapa bulan yang lalu, dia sudah mendapatkan kasih sayang sepenuhnya
dari Tuan Lu, tapi karena istri ketiga Tuan Lu baru saja melahirkan seorang anak lakilaki, kasih sayang Tuan Lu pun berpindah, apa yang akan terjadi di kemudian hari tidak
ada seorang pun yang tahu.
Hatinya merasa kesal, dia tidak bersemangat menikmati opera yang sedang bermain di
atas panggung, dia hanya memegang cawan arak dengan erat.
Tiba-tiba matanya menjadi bersinar, karena diantara para tamu itu dia melihat di
sebuah meja terdapat tiga orang pemuda, mereka tampak begitu bersemangat, salah
satu dari mereka tampak begitu menarik perhatiannya.
Matanya terus menatap ke arah pemuda itu, matanya pun membesar, jantungnya
berdebar-debar.... Permainan apa yang dimainkan di atas panggung, dia sama sekali tidak
memperhatikannya, tamu-tamu membicarakan apa pun, dia tidak mendengarkannya.
Dia hanya tahu bahwa pemuda itu terus menatapnya, dan pandangan mereka beradu,
kemudian timbullah percikan api diantara mereka.
Beberapa kali tampak pemuda itu menunduk, tapi hati Xiao Lan-ying menjadi gembira.
Si tampan itu masih sangat muda dan tidak berpengalaman.
"Lan Ying!" tiba-tiba ada yang memanggilnya, dia terkejut ternyata yang memanggilnya
adalah Lu Yan-tai, dia segera memalingkan kepalanya menatap Tuan Lu dan tertawa
genit. Lu Yan-tai berkata, "Tamu-tamu hanya menonton, tidak minum, kau wakili aku
menemani tamu-tamu minum."
Dia tampak ragu, tapi itu hanya berlangsung sebentar, kemudian dengan senang dia
tertawa dan berkata, "Aku memakai baju ini terlalu sederhana, aku akan ganti baju
dulu." 178 Hanya dalam waktu singkat dia sudah berganti pakaian dengan baju yang sangat cocok
melekat ditubuhnya, terlihat tubuhnya yang montok dan menggiurkan, lekukan
tubuhnya terlihat menggoda, seperti sekuntum teratai yang baru muncul kepermukaan
air. Dia menghampiri setiap meja dan menuangkan arak untuk para tamu, akhirnya dia tiba
di meja yang terdapat tiga pemuda itu, kepada pemuda yang duduk ditengah, dia
bertanya, "Tuan Muda, apa margamu" Sepertinya kita pernah bertemu?"
Salah satu dari mereka menjawab, "Aku adalah Zhou Shi-lan, dijuluki dengan Yi Zhi
Mei." Pikiran Xiao Lan-ying segera melayang, dia tahu apa yang harus dia kerjakan, dia
bertanya lagi kepada pemuda yang berada di tengah, "Sepertinya kau adalah Tuan
Muda Meng yang terkenal, pemilik dari Cui Feng-ban, permainan opera kalian sangat
bagus, kau harus banyak minum."
Zhou Shi-lan tertawa, terpaksa Meng Shao-hui pun ikut tertawa.
Menurut peraturan, menuangkan arak harus dilakukan oleh orang yang duduk di atas,
tapi Xiao Lan-ying menuangkan dulu secangkir arak untuk Zhou Shi-lan kemudian
Meng Shao-hui... Tapi Meng Shao-hui tidak menganggapnya, sewaktu tangan yang lembut itu
menuangkan arak untuk Meng Shao-hui, entah disengaja atau tidak, arak itu tumpah
dan membasahi lengan baju Meng Shao-hui.
Xiao Lan-ying kaget dan berteriak, "Maaf, Tuan Muda Meng."
"Tidak apa-apa."
Tangan halus itu mencoba membersihkan arak itu, Meng Shao-hui tampak ragu, dia
ingin mengatakan sesuatu, tapi tangan halus itu sudah menariknya...
Meng Shao-hui merasa ada benda ringan dan lembut masuk ke dalam lengan
bajunya.... Ternyata itu adalah saputangan yang dilipat dalam bentuk persegi dan di atasnya
tertulis sesuatu dengan pensil alis.
179 "Bila Tuan memiliki perasaan yang sama, pukul dua dini hari, temui aku di suatu
tempat." Tidak ada tandatangan hanya ada cap bibir.
= ooOOoo = Malam itu tidak ada bulan, tapi langit tidak begitu gelap. Diatas langit bintang-bintang
berkilauan. Malam yang sepi hanya terdengar suara daun yang ditiup oleh angin, jangkrik pun tidak
mau ketinggalan, mereka bernyanyi dengan riang.
Bayangan seseorang seperti burung malam memasuki hutan, dengan cepat melewati
tembok. Hanya dalam waktu sekejap dia sudah menaiki pohon besar supaya bisa
melalui tembok itu. Dia bersembunyi di balik dedaunan, dari jauh dia melihat jendela yang masih terang
karena cahaya lilin. Hanya melihat sekilas lalu dia seperti melayang masuk ke kamar
yang masih bercahaya. "Lepaskan aku! Siapa kau!" Tiba-tiba Xiao Lan-ying terkejut kemudian dia terbangun,
dia merasa sudah ada seseorang yang memeluknya dengan tangan kiri.
Tangan kanan orang itu meraba dadanya, tapi orang itu bukan orang yang ditunggunya.
Xiao Lan-ying berteriak. Orang itu dengan suara kecil berkata, "Sayang, jangan berteriak! kalau kau berteriak
lehermu putus, tidak akan ada yang bisa mendengarnya. Kesempatan ini jarang ada,
aku akan berlaku lembut kepadamu."
Xiao Lan-ying merasa leher bagian belakangnya kaku.
Benar saja dia tidak bisa berteriak, tapi masih bisa berbicara, "Siapa kau" Kau begitu
berani, kau harus tahu disini adalah rumah pejabat!"
Orang itu tertawa dan berkata, "Pejabat" Pejabat tua itu" Sayang kau lihat dulu baru
bertanya siapa aku ini?"
Xiao Lan-ying baru melihat orang ini, wajahnya putih, usianya kurang lebih tiga puluh
tahun, dia lumayan tampan.... tubuhnya tercium bau laki-laki yang dia sukai, tangan
yang berada di depan dadanya terasa sangat....
Orang itu berkata lagi dengan lembut, "Sayang...."
180 Bibir yang panas sudah menempel di bibirnya, sangat menggoda, Xiao Lan-ying
menjadi mabuk. Kedua tangan dengan reflek terangkat memeluk leher orang itu.... tiba-tiba di depannya
muncul seraut wajah tampan dan gagah.... hatinya bergetar.
"Malam ini akulah yang mengajak dia kemari, aku tidak boleh...."
Kedua tangan Xiao Lan-ying yang tadi ingin memeluk orang itu, tiba-tiba menjadi begitu
bertenaga. Dia mendorong orang itu dan membentak, "Kau, kau keluar, cepat!"
Karena orang itu tidak siap, dia terdorong hingga terjatuh ditempat tidur dan berkata,
"Kenapa dengan kau ini" Bukankah tadi sudah...."
"Aku menyuruhmu pergi!" seru Xiao Lan-ying sambil duduk. Dia mengambil baju untuk
menutup tubuh bagian atas yang telanjang.
Orang itu tertawa dingin dan berkata, "Sayang, aku hanya ingin menikmati
kebersamaan kita, kita sama-sama tidak akan rugi. Tapi kau malah tidak tahu diri, kalau
kau tidak mau menurut, aku akan memberi tanda ditubuhmu!"
Dia sudah mengeluarkan pedangnya. Pedang sudah berada ditengah-tengah payudara
Xiao Lan-ying. "Kau berani!" walaupun mulut Xiao Lan-ying membentak tapi sebenarnya dia merasa
takut, tubuhnya gemetar. "Apakah kau tidak percaya aku berani melakukannya?" Ujung pedang semakin
mendekat, hanya tinggal beberapa centimeter lagi. Dengan dingin dia berkata, "Kalau
kau tidak menurut, setelah aku merasa puas aku akan membunuhmu, cepat...."
Kata-katanya belum selesai, dia sudah mendengar dibelakangnya ada suara. Dia
membalikkan badan untuk melihat, di dalam kamar itu sudah ada seorang pemuda.
Dia masih muda, tampan, luwes, kedua matanya tampak berkilau. Orang itu terpaku
dan membentak, "Kau, siapa kau?"
"Seharusnya aku yang menanyakan hal ini," suaranya terdengar dingin dan keras.
"Aku adalah kupu-kupu. Hari ini aku merasa sedang senang, aku tidak ingin membunuh
orang. Bila kau tahu diri cepat pergi dari sini, jangan mengejutkan kekasihku!"
181 Orang ini adalah Long Nan Lao San, Ni Jing Hua dijuluki si Kupu-Kupu Bunga. Dia
mengira pemuda itu hanya penjaga rumah, dia sama sekali tidak merasa takut.
Pemuda itu berkata, "Aku tidak ingin bertemu kupu-kupu disini. Bila kupu-kupu itu mati,
aku akan melemparkannya ke pojok kamar."
"Tuan muda, tolong aku!" Xiao Lan-ying berteriak.
Ni Jing Hua membentak, "Apakah kau ingin mati?" Ni Jing Hua marah, pedangnya
langsung menusuk kewajah si pemuda itu.
Si pemuda segera menghindar. Kaki kirinya diangkat dan menyapu pinggang dan rusuk
lawan. Tubuhnya seperti melayang, sangat cepat, dalam satu jurus terjadi dua kali
perubahan gerakan, menyerang juga bertahan. Beberapa gerakan dijadikan satu, cepat
seperti kilat. Sekarang Ni Jing Hua baru tahu lawannya adalah lawan yang tangguh, dia sangat
kaget. Dia meloncat mundur dua langkah kebelakang.
"Aku tidak mau ada orang mati disini, cepat pergi!" Sambil berkata pemuda itu sudah
mendekat, segera mendengar telapak angin seperti angin topan menyerangnya.
Bayangan telapak seperti hujan.
Ni Jing Hua melihat ilmu silat lawan begitu tinggi. Dalam hati dia terkejut, "Siapa dia?"
Tapi karena kenikmatannya sudah diganggu, dia masih merasa marah. Dia tetap
mengayunkan pedang untuk melawan. Dua bayangan orang bercampur menjadi satu.
Ni Jing Hua memegang pedang di tangan, otomatis dia lebih leluasa bergerak, tapi
walau bagaimanapun dia tidak bisa menyerang lawannya.
Setelah melalui beberapa puluh jurus, dia baru tahu identitas lawannya. Dia benarbenar merasa kaget. Segera dia membalikkan badan dan melarikan diri.
"Keluar!" hanya mendengar pemuda itu membentak.
Dia sudah menendang pinggang Ni Jing Hua. Tubuhnya yang besar itu segera terguling
dari pintu. "Tuan muda, kau benar-benar datang," sambil mengancing baju dalamnya, Xiao Lanying dengan malu-malu berkata.
"Aku diundang oleh Nyonya, aku bukan pohon atau rumput, maka itu aku datang."
182 "Memalukan, penjahat itu begitu kurang ajar, pasti sudah membuat para pelayan
terbangun, kita...."
Meng Shao-hui menggeleng-gelengkan kepala dan berkata, "Tidak, sebelumnya
penjahat itu sudah menyebarkan wewangian membuat pelayan-pelayan tertidur seperti
babi. Sebelum pukul lima, walaupun langit runtuh atau bumi terbelah, mereka tidak
akan terbangun." "Apakah benar?" Xiao Lan-ying melihat Meng Shao-hui yang dengan yakin
mengangguk. Dia senang dan merebahkan tubuhnya ke dalam pelukan Meng Shao Hui. Xiao Lanying sekarang seperti seekor kambing jinak yang berada di dalam pangkuan Meng
Shao-hui. Sebelah tangannya meraba dada Meng dan mulut terus bicara, "Tuan Muda, aku.... aku
sangat menyukaimu." "Kata-katamu itu seperti kata-kata yang ingin kukatakan."
"Tapi begitu hari terang, kau harus meninggalkanku...."
"Tidak, tidak perlu menunggu sampai hari terang, sekarang pun aku harus pergi."
"Tidak, kau tidak boleh pergi," Xiao Lan-ying berkata dengan manja, "Bukankah kau tadi
mengatakan bahwa mereka sudah menghisap wewangian itu, sebelum pukul lima
mereka tidak akan terbangun?"
"Benat, tapi aku tetap harus pergi."
"Tidak.... apakah kau tega meninggalkanku?" Xiao Lan-ying mencengkram Meng Shaohui dan tangannya memengang leher Meng Shao-hui.
"Lan Ying, apakah kau begitu menyukaiku?"
"Apakah kau tidak mempercayainya" Begitu melihatmu, aku tahu bahwa kau akan
menjadi milikku dan aku menjadi milikmu."
"Tidak, kau milik Tuan Lu."
183

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jangan membicarakan dia, dia adalah si museum tua. Dia mengira dengan
mempunyai uang dan kekuasaan, dia bisa memaksa ayahku kemudian
menjadikanku...." "Aku dengar kau adalah istri tersayang dari Tuan Lu?"
"Aku dikurung disini, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Disini semua perempuan
menjadi musuh, kecuali rasa cemburu tidak ada lain perasaan lain. Bila kau ingin hidup
enak, kau harus menjilat kepada pak tua itu. Aku benci lepadanya, pada malam
pertama dia menjadikanku...."
Xiao Lan-ying terus menangis membuat Meng Shao-hui merasa kasihan kepadanya.
Dengan lembut dia memegang Xiao Lan-ying....
"Tuan Muda, ambillah aku atau sering-seringlah datang kesini untuk menemaniku.
Kalau si pak tua itu sudah mencari rubah ketiga, aku tidak akan dipedulikannya lagi.
Setiap hari aku akan menunggumu...."
"Baiklah." Meng Shao-hui menyetujuinya, tapi dia berpikir, "Apakah ini mungkin terjadi?"
Di rumah makan Ju Ying Lou tingkat dua di ruang utama, di atas meja terhidang
makanan yang enak. Disana ada tiga orang yang sedang berkumpul. Mereka adalah Meng Shao-hui, Zhou
Shi-lan dan Zhou Shi-hui.
Zhou Shi-lan sedang makan daging ayam. Dia tertawa dan berkata, "Adik Hui,
bagaimana rasanya?" "Enak. Daging ayam ini wangi dan muda."
Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Daging itu tentunya lebih enak dibanding dengan
daging ayam ini bukan?"
"Yang kau sebut daging yang ada dipiring mana?"
Dengan tertawa sinis Zhou Shi-lan berkata, "Akukan tidak menunjuk sayur yang berada
di atas meja." "Kenapa kau tanyakan kepadaku. Adik Hui semalaman sudah menikmati malam yang
seru, masa pagi-pagi begini sudah melupakannya?"
184 Wajah Meng Shao-hui memerah dan berkata, "Apa yang Kakak Lan katakan?"
Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Apakah kau mengira aku tidak tahu" Ada seorang
perempuan menulis surat dan mengajak, laki-laki itu memenuhi undangannya. Kalian
menikmati malam yang panjang dengan menyenangkan. Adik Hui, seharusnya kau
yang mentraktir kami makan."
Wajah Meng Shao-hui memerah karena merasa malu.
Zhou Shi-hui yang berada dipinggir berkata, "Kakak Besar, jangan menertawakan
Kakak Hui terus. Kakak Hui sudah dewasa, kadang-kadang pergi mencari pelacur untuk
menghibur diri, tidak perlu merasa begitu aneh."
"Itu bukan tempat pelacuran, itu rumah Tuan Lu, perempuan itu adalah istri muda Tuan
Lu, mana bisa disamakan dengan pelacur yang berada di kota ini?"
"Kakak Lan...." Meng Shao-hui merasa malu dan dia tidak bisa menjawab apa-apa lagi.
"Kakak Besar, mengapa kau selalu bercanda?" tanya Zhou Shi-hui.
"Adik, kau ini tahu apa" Kadang-kadang aku banyak bercerita, tapi aku tidak
sembarangan bicara. Bila kau tidak percaya, kau boleh membuktikannya sendiri. Adik
Hui, jujurlah bicara kepada Kakak Lan, apakah yang tadi aku katakan, benar?"
"Kakak Lan, jangan...."
"Jangan Kakak Lan, Kakak Lan, kau terus memanggil seperti itu, jawab saja dengan
jujur pertanyaanku."
"Aku harus bicara apa?"
"Kau hanya menjawab, istri muda Lu apakah dagingnya masih ranum?"
"Ini...." Meng Shao-hui tidak bisa menjawab.
Zhou Shi-hui yang berada di pinggir berkata, "Kakak Besar, sudahlah, jangan terus
memojokkan Kakak Hui."
"Kau jangan membela dia terus. Dibidang cinta bisa mencinta Kakak Hui adalah suatu
kebanggaan." 185 Zhou Shi-hui menggelengkan kepala dan berkata, "Kakak Hui adalah seorang pemuda
tampan dan luwes, aku mengakui itu tapi Kakak Hui bukanlah seorang...."
"Adik Hui, kita adalah teman yang tumbuh bersama, jangan saling menutupi diantara
kita. Di depanmu kakakmu yang bodoh ini jujurlah bicara. Di kota Lan Zhou ini, nona
atau nyonya muda yang pernah bermain cinta denganmu sebenarnya ada berapa
orang?" "Ini...." "Jangan malu-malu, seperti juga ilmu pedangmu, jika permainanmu bagus bisa
membuat orang menjadi terkagum-kagum."
Tapi Zhou Shi-hui tetap curiga, dia berkata, "Kakak Hui, apakah itu benar" Aku hanya
mendengar kata-katamu tapi aku tidak percaya dengan ucapan Kakak Besar."
Meng Shao-hui tampak ragu dan berkata, "Adik Hui, kau jangan...."
Zhou Shi-hui dengan serius berkata, "Katakanlah Kakak Hui, aku selalu merasa diriku
ini tidak bodoh. Tapi anehnya tidak ada perempuan yang ingin berpacaran denganku.
Bila Kakak Hui benar-benar begitu hebat, aku akan belajar kepadamu."
Meng Shao-hui tertawa kecut dan menggelengkan kepala, "Apakah ini yang disebut
hebat" Jujur saja, aku juga tidak tahu kenapa para perempuan selalu ingin bicara
denganku...." Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Kecuali para gadis, banyak juga yang sudah
menjadi nyonya." "Ya, begitulah." Meng Shao-hui berkata, "Nyonya-nyonya muda ini lebih sulit dihadapi
daripada para gadis. Jujur saja, aku sudah merasa bosan."
Tapi Zhou Shi-lan seperti marah, dia berkata, "Sudahlah, mungkin kau dulu yang
menggoda mereka, tapi ini pun keahlianmu, seperti...." Kata-katanya belum selesai, dia
berhenti. Dengan terkejut dan terdiam.
Meng Shao-hui memperhatikan perubahan ini dan dia berkata, "Kak Lan, apa artinya
ini?" Zhou Shi-lan tiba-tiba bersemangat dan berkata, "Adik Hui, cepat kemari!"
186 Meng Shao-hui mendekat, Zhou Shi-lan menunjuk keluar jendela, di jalan, banyak
orang yang berlalu lalang, dia bertanya, "Adik Hui, apakah kau kenal dengannya?"
"Siapa?" Meng Shao-hui tidak memperhatikan dengan teliti, seperti melihat juga seperti
tidak melihat. "Orang yang berbaju kuning."
"Dia seperti...."
Zhou Shi-hui sudah mengikuti mereka melihat keluar jendela dan berkata, "Apakah
Kakak Hui benar-benar tidak kenal dengannya" Dia adalah putri ketua kantor Biao
Qing, bernama Qing Li Hua. Orang di kota memanggilnya dengan sebutan Su Yi Xian
Gu (Dewi Berbaju Polos)."
"Sepertinya Adik Hui benar-benar tidak kenal dengannya."
"Hanya bertemu dua kali, itu pun tidak sengaja."
"Baiklah," Zhou Shi-lan tertawa licik dan berkata, "Adik Hui mengatakan bahwa gadisgadis selalu ingin bicara denganmu dulu, sekarang kita tebak apakah Nona Qing pun
ingin berbicara dulu denganmu" Kalau kau bisa berbicara dengan dia, aku benar-benar
kagum kepadamu. Apa yang kau katakan, aku akan mempercayainya."
Wajah Meng Shao-hui memerah, dia berkata, "Untuk apa seperti itu?"
Zhou Shi-lan berkata, "Kenapa, apakah kau takut" Aku kira sejak tadi selalu berkata
bohong. Tapi tidak apalah, kita anak muda pasti sering berkata bohong."
Meng Shao-hui marah dan berkata, "Apakah kau mengira aku tidak berani mengajak
bicara Su Yi Xian Gu itu?"
Kata Zhou Shi-lan, "Tidak! Aku hanya berkata seperti itu. Di kota Lan Zhou semua
orang tahu bahwa Adik Hui tampan seperti Pan An (Pada jaman dulu Pan An adalah
orang paling tampan di jamannya). Tapi Su Yi Xian Gu bukan orang biasa, dia sangat
cantik, benar-benar seperti Chang E (Chang E = dewi yang berada dibulan). Lebih baik
Adik Hui jangan menggodanya."
Wajah Meng Shao-hui menjadi merah lagi, dia berkata, "Aku mengajak kalian bertaruh."
Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Baiklah, Adik Zhou Shi-hui yang menjadi saksi, coba
kau kemukakan syaratmu."
187 Meng Shao-hui tersenyum dan dengan perlahan dia duduk kembali, arak yang berada
di dalam cangkir diteguknya hingga habis, kemudian dia berkata, "Bila dalam waktu
satu bulan aku tidak bisa mengajak dia berbicara atau mengajaknya bermain, aku akan
mentraktir kalian sebulan penuh."
"Aku akan ikut dengan taruhan ini," kata Zhou Shilan, kemudian dia berkata lagi, "Bila
hanya berkenalan itu sudah sangat biasa, kau harus membuktikan bahwa dia masih
perawan." Meng Shao-hui tampak ragu.
"Mengapa" Apakah kau merasa menyesal" Tanya Zhou Shi Lai, "Kau masih bisa
membatalkan taruhan ini."
Meng Shao-hui berdiri dan berkata, "Kapan aku merasa menyesal, baiklah kita sepakati
taruhan ini!" "Benar, kita sepakati bersama," kata Zhou Shi-lan.
Meng Shao-hui dengan marah berkata, "Permisi!" dia segera meninggalkan rumah
makan itu. "Kakak Besar, kau ini kenapa" Sudah tahu kau akan kalah, malah mengajak taruhan,"
kata Zhou Shi-hui. "Tahu dari mana aku akan kalah?"
"Bukankah kau tadi mengatakan bahwa di bidang cinta, Kakak Hui sangat
berpengalaman" Dia pasti bisa menarik gadis itu."
"Memang benar, dia memiliki keistimewaan untuk menarik perhatian para gadis, tapi
kau jangan lupa, yang kita pertaruhkan adalah yang terkait..."
Dengan tertawa Zhou Shi-lan bertanya, "Apakah kau tahu siapa ibu Shu Yi Xian Gu?"
"Bukankah dia adalah Yi Zhang Qing?"
"Benar, kau tahu Yi Zhang Qing bukan perempuan biasa, ilmu silatnya sangat bagus
dan dia perempuan pintar, putrinya sangat cantik dia tentu akan berhati-hati bila ada
pemuda yang mendekati putrinya."
188 "Apakah tadi kau tidak melihat. Di belakang Qing Li Hua tadi ada dua orang pelayan,
bila terjadi sesuatu pada dirinya, salah satu pelayannya pasti akan pulang dan melapor
kepada Yi Zhang Qing dan dia akan segera muncul untuk menolong putrinya."
Zhou Shi-hui merasa aneh dan dia bertanya, "Mengapa kau bisa tahu...."
"Ini adalah rahasia diantara kita, jangan beritahu kepada siapa pun."
Meng Shao-hui dengan cepat turun dari rumah makan itu, Qing Li Hua hampir berhasil
dikerjarnya, tapi dia malah tampak ragu.
"Qing Li Hua sangat cantik, manis, dan luwes, dia adalah gadis cantik yang terkenal di
Lan Zhou, sedangkan aku adalah playboy di dunia percintaan, bila dia tidak mau
meladeniku, tentu saja aku akan merasa malu. Apalagi sekarang aku sedang taruhan
dengan Zhou bersaudara. Tapi Qing Li Hua tidak seperti gadis lainnya, dia adalah putri
dari si Kait Perak Tak Terkalahkan, Qing Yong-lu, ayahnya sangat terkenal di dunia
persilatan, tapi sekarang ini ayahnya sudah meninggal dengan nasib yang tragis,
mayatnya terkubur di hutan, sampai sekarang pun tidak ada yang tahu siapa
musuhnya. Belum ada yang tahu ayahnya juga adalah teman lama ayahku, dulu ayah
pernah menitipkan dia kepada anak buahnya. Aku tidak tega menggoda gadis yang
telah ditinggal mati oleh ayahnya, bila aku kalah paling-paling hanya mentraktir mereka
makan selama sebulan dan itu tidak apa-apa bagiku, lebih baik aku mengaku kalah
saja....Tapi ini menyangkut nama baikku, apakah aku akan kalah begitu saja" Tapi bila dipikir-pikir lagi, biar saja taruhan ini diteruskan, toh
aku belum menikah, sekalian saja kubuktikan semua, bila memang benar.... aku akan
mengawininya, ini bukan kesalahan yang fatal." Berpikir seperti itu hati Meng Shao-hui
menjadi tenang, wajahnya tersenyum, kakinya melangkah lebih cepat lagi.
Dia sudah mendekati Qing Li Hua dan menyapanya, "Apakah kau adalah Nona Qing?"
"Kau adalah Tuan Muda Meng?" suara Qing Li Hua terdengar senang, wajahnya
tersenyum dengan manis, tapi senyum itu segera menghilang.
Kata Meng Shao-hui dengan tersenyum, "Tadi aku sempat heran mengapa hari ini tibatiba cuaca menjadi terang" Ternyata Nona Qing keluar dari istananya yang sepi. Sudah
beberapa hari ini kita tidak bertemu, apa kabar Nona?"
Qing Li Hua merasa malu, dia menundukkan kepalanya dan menjawab dengan suara
kecil, "Tuan Muda Meng memang senang bercanda dengan gadis seperti aku yang
telah kehilangan ayah, tidak ada kebaikan dan tidak baiknya untukmu. Hanya Tuhan
189 merasa kasihan kepada kami, masih membiarkan aku dan ibuku bertahan hidup sampai
sekarang, ini semua karena kebaikan Paman Meng."
Meng Shao-hui mendengar nada bicaranya yang sedih itu, hatinya ikut merasa sedih,
dia hanya bisa diam. Sekarang mereka berdua berhenti berjalan untuk mengobrol, ini sangat menarik
perhatian orang-orang yang lewat karena laki dan perempuan itu terlihat sangat serasi.
Ada orang yang mengenal mereka dan ikut berhenti kemudian mengobrol.
Qing Li Hua mulai merasa wajahnya memerah, dia berkata, "Tuan Muda Meng, jika
tidak ada hal yang penting lagi...."
Meng Shao-hui tampak ragu dan segera berkata, "Sebenarnya aku ada perlu
denganmu, hanya aku merasa malu datang ke rumahmu. Sekarang kita kebetulan bisa
bertemu, bagaimana kalau kita melanjutkan obrolannya" Kalau begitu sambil berjalan
kita lanjutkan mengobrol, jangan berdiri disini terus."
= ooOOOoo = Bulan sabit tergantung di atas langit, dia mencurahkan cahayanya yang lembut. Dari
Huang He (nama sungai) berhembus angin yang sejuk, membuat orang merasa
nyaman. Di sebelah gunung, terdapat jurang yang terjal, pohon besar membuat sinar bulan
menjadi bayangan hitam. Sesosok bayangan hitam sedang berjalan ke arah sana, semakin dekat, baju yang
berwarna polos membungkus bentuk tubuhnya yang bagus, membuat orang mengira
dia adalah seorang dewi....
Di belakang pohon cemara besar muncul bayangan lainnya, dia memanggil, "Nona
Qing, apakah itu adalah kau" Aku berada disini."
Yang datang adalah Qing Li Hua. Dia berhenti sebentar, kemudian tergesa-gesa
menghampiri orang itu. Kakinya belum berhenti, dia sudah berkata, "Tuan Muda Meng, kau mengajakku kesini
ada keperluan apa?" Meng Shao-hui tertawa dan menjawab, "Jangan terburu-buru, beristirahat sebentar,
baru kita bicara pelan-pelan!"
190 "Tidak bisa, cepat beritahu kepadaku, ibuku sangat ketat menjagaku, dia tidak akan
mengijinkan aku keluar sendirian, apalagi...."
Tapi Meng Shao-hui tertawa dan berkata, "Tapi kau tetap keluar sendiri."
Sinar bulan tidak begitu terang, tidak bisa melihat apakah wajahnya memerah atau
merasa malu" Tapi mendengar dia bicara, bisa membuktikan bahwa dia sangat malu, "Tadi di kota,
kau terus bicara dan mengajakku datang kesini, terpaksa aku kesini. Kau harus tahu,
kedua pelayanku tadi sangat pintar, kalau kita berbicara lama mereka akan
memberitahu semuanya kepada ibuku."
"Kau sangat takut kepada Bibi Qing?"
Qing Li-hua tidak menjawab, tapi mengangguk.
"Jangan takut." Sambil berkata, Meng Shao-hui memegang pundak Qing Li Hua.
Qing Li Hua kaget dan berteriak, kemudian mundur beberapa langkah. "Jangan begitu."
"Tidak, aku tidak apa-apa." Meng Shao-hui tersenyum dan berkata, "Nona Qing,
pertama kali melihatmu, aku sudah menyukaimu, kau adalah gadis tercantik di Lan
Zhou, aku kira sudah menyukaimu, tapi itu semua hanya harapan kosong."
"Tuan Muda Meng, jangan memujiku terus. Semua orang tahu bahwa kantor Biao Zhen
Yuan milik keluarga Meng adalah paling kaya dan terkenal. Tuan Muda Meng seorang
yang tampan dan luwes, ilmu silatnya pun tinggi. Orang-orang Lan Zhou sangat kagum
kepadamu!" "Apakah kau sedang menertawakan aku?"
"Tidak, semua yang kukatakan adalah benar." Meng Shao-hui tertawa dan berkata,
"Kalau begitu, aku bisa berteman dengan Nona Qing?"
"Hanya saja...."
"Apa?" "Tapi nama baikmu?" Qing Li Hua malu dan mundur, kemudian dia berkata, "Orangorang memanggilmu dengan sebutan playboy."
191 "Kalau begitu apakah kau keberatan?"
"Sepertinya aku tidak bisa percaya begitu saja kepadamu, apalagi ayahku sudah
meninggal, ibuku sangat ketat menjagaku. Dia tidak bisa mendengar gosip-gosip
miring, apalagi keluargaku miskin, mana bisa...."
Meng Shao-hui memotong kata-katanya dan berkata, "Jangan bicara lagi, ini semua
tidak ada hubungannya. Aku hanya bertanya kepadamu, apakah orang sepertiku
pantas menjadi teman Nona?"
Qing Li Hua tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk.
"Ini pun sudah cukup." Suara Meng Shao-hui menjadi besar juga terdengar terburuburu. "Aku menyukaimu. Benar, aku tidak berbohong kepadamu, bila tidak
meninggalkanku, besok aku akan memberitahu kepada ayahku dan menyuruh
keluargaku pergi ke rumahmu untuk melamar."
"Apakah semua ini benar?" Suara Qing Li Hua terkejut dan juga senang. Dia


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengangkat kepalanya. Di bawah sinar bulan terlihat wajahnya penuh dengan
kebahagiaan. Meng Shao-hui berkata, "Bila aku berubah hati, aku akan dihukum oleh...."
Kata-kata Meng Shao-hui belum selesai, Qing Li Hua sudah menutup mulut Meng
Shao-hui dengan tangannya yang lembut.
Meng Shao-hui mencium harum gadis itu masuk kehidungnya, dia menangkap tangan
Qing Li Hua kemudian mencium tangannya....
Qing Li Hua merasa hatinya bergetar, dia sudah berada dalam pelukan Meng Shao-hui.
Hati Meng Shao-hui sangat senang, kedua tangannya memeluk dengan lembut.
Tiba-tiba ada seseorang yang marah, "Baiklah penjahat, kau berani mengganggu
putriku!" Hanya dalam sekejap bayangan orang itu seperti kilat dengan cepat berlari
menghampiri mereka. Dia adalah Che Ling Yun.
Meng Shao-hui terkejut, Qing Li Hua membebaskan diri dari pelukan Meng Shao-hui,
dengan terburu-buru dia berkata, "Kakak Hui, cepat pergi, ibuku sudah datang!"
192 Meng Shao-hui hanya diam sebentar, segera membalikkan badan. Bayangan berkilau
kemudian menghilang. = ooOOoo = Sinar bulan seperti air masuk ke dalam kamar melalui jendela. Disekeliling sana sangat
sepi. Terang sinar lampu sebesar kacang membuat tempat tidur dan perabot terlihat
gelap. Xiao Lan-ying duduk di pinggir tempat tidur, dengan bengong melihat pintu kamarnya.
Hatinya seperti dibakar oleh api.
"Pukul dua subuh sudah lewat, dia mengatakan akan datang, apakah...." Tiba-tiba
terdengar ada yang mengetuk pintu.
Dengan cepat dan senang Xiao Lan-ying berdiri, dia membereskan rambutnya lalu
membuka pintu kamar. Dengan suara kecil, dia berkata, "Kau sudah datang...."
Pintu kamar terbuka, tampak bayangan seseorang masuk. Xiao Lan-ying tidak dengan
melihat jelas siapa orang itu, Xiao Lan-ying dengan bahagia memejamkan matanya dan
masuk ke dalam pelukan orang itu.
Pelukan dari orang yang menyambutnya terasa berkobar dan erat. Xiao Lan-ying
berkata dengan suara kecil, "Kau kejam, aku sangat merindukanmu, sekarang kau baru
datang." "Apakah kau terburu-buru" Jangan khawatir sayang, aku akan membuatmu merasa
puas." Suara orang itu tidak sama.
Xiao Lan-ying terkejut, dia baru melihat orang itu dengan jelas. Ternyata orang itu
bukan Meng Shao-hui. "Siapa kau?" Xiao Lan-ying ingin melepaskan diri dari pelukannya, tapi tidak bisa.
Dengan kaget Xiao Lan-ying berkata, "Cepat lepaskan aku! Aku akan berteriak!"
Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Jangan begitu sayang, apakah hanya Tuan Muda
Meng yang bisa meladenimu saja" Aku pun tidak akan kalah darinya. Hari ini dia tidak
akan datang, tapi aku akan membuatmu merasa puas."
193 Xiao Lan-ying ingin berteriak, tapi mulut sudah disumpal oleh bibir yang besar. Dan
dengan waktu yang bersamaan, kedua kaki Xiao Lan-ying tidak berpijak ketanah, dia
digendong menuju tempat tidur dan dia pun merasa tidak ada tenaga lagi, tubuhnya
mulai gemetar.... = ooOOOoo = "Saudara-saudara, harap minggir, disini adalah tempat latihan kantor Biao Zhen Yuan."
Lapangan itu dikelilingi oleh ratusan orang, ada sebagian laki-laki yang mengenakan
baju ketat, tapi kebanyakan yang berada disana adalah orang yang datang untuk
melihat. "Saudara-saudara, tolong diam sebentar!" Seorang laki-laki yang berumur sekitar tiga
puluh tahun berjalan ke arah sana, dia memberi hormat kepada kerumunan orangorang itu, kemudian dia berkata, "Aku bernama Ye Cheng, biasa dipanggil dengan
sebutan Tujuh Benang, itu hanya julukan, sebenarnya aku hanya seorang pengantar
barang di kantor Biao Zhen Yuan. Karena di kantor Biao Zhen Yuan tempatku bekerja,
semakin makmur dan juga semakin besar, maka kami ingin menambah anggota, hari ini
aku akan menjadi penguji kalian yang berminat untuk menjadi anggota. Siapa yang
bekerja di kantor Biao Zhen Yuan, bila orang itu masih muda dan lincah, dia bisa
menjadi pengantar barang, tapi kami orang bagian utara selalu senang bermain silat,
apalagi di kota Lan Zhou ini, banyak diantara teman-teman yang mempunyai ilmu silat
tinggi, bila ingin menjadi anggota Biao, syaratnya sangat mudah, asalkan orang itu bisa
mengalahkanku, kalian akan langsung diangkat menjadi pengantar barang. Aku harus
menyampaikan terlebih dahulu, pada saat kita bertarung pasti akan tersenggol bahkan
bisa terluka, kami orang kantor Biao Zhen Yuan akan bertanggung jawab dengan
membiayai pengobatan, tapi bila terjadi hal lain, itu hanya karena nasib sial orang itu!
Sekarang kita mulai. Silakan!"
Di kantor Biao pekerjaan yang paling rendah adalah sebagai pengantar barang,
biasanya dia hanya menjaga pintu rumah, bila ikut mengantarkan barang, dia hanya
menjadi kusir, kerjanya sangat melelahkan, gajinya pun kecil, sedangkan bila menjadi
guru Biao, pekerjaannya sangat mudah, mereka mempunyai kedudukan dan gaji yang
tinggi, tapi syaratnya dia harus memiliki ilmu silat yang tinggi.
Begitu ada perampok yang akan merampas barang mereka, dia harus bisa melindungi
barang itu dan mengeluarkan ilmu silatnya, orang biasa tidak mudah mendapatkan
pekerjaan seperti ini. 194 Sudah lama Ye Cheng berkata seperti itu tapi tidak ada seorang pun yang berani
menerima tantangannya. Ye Cheng berkata lagi beberapa kali, akhirnya ada seseorang yang bernama Hou Qi
keluar dari kerumunan orang dan dia bertarung dengan Ye Cheng.
Ilmu silat yang dipelajari oleh Hou Qi sepertinya sangat kuat, tapi lama kelamaan dapat
terlihat bahwa dasar ilmu silatnya tidak kuat, Ye Cheng sudah mengetahuinya, dia pun
menyerang dengan hati-hati, setelah bertarung dalam beberapa puluh jurus, dengan
cepat Ye Cheng berhasil menendang pinggang Hou Qi kemudian tubuh besar itu pun
terjatuh dan tidak bangun lagi. Wajah Hou Qi memerah.
Ye Cheng tertawa dan berkata, "Maaf, sebenarnya ilmu silatmu lumayan juga, jadilah
pengantar barang, kelak kita akan menjadi satu keluarga."
Kemudian ada beberapa orang yang mencoba, hanya dalam dua puluh jurus mereka
berhasil dikalahkan oleh Ye Cheng, Ye Cheng pun mulai merasa lelah, tapi dia ingat
perjanjiannya dengan Meng Ju-zhong, dia berusaha untuk tetap bersemangat.
Dia berkata lagi, "Masih ada yang ingin bertarung?"
Tidak ada yang menjawab, Ye Cheng tertawa dengan senang, dan berkata lagi, "Aku
sangat kecewa pada hari ini, aku ingin mencoba kemampuan kalian, tapi bagaimana
lagi?" Segera dari kerumunan orang itu muncul seorang pemuda, tubuhnya tidak terlalu tinggi,
dia sangat kurus tapi wajahnya terlihat tampan, dia mengenakan baju kasar, tapi bersih,
tidak ada sobekan dan juga tidak kusut.
Dengan nada menghina Ye Cheng berkata, "Anak muda, orang sepertimu seharusnya
pergi ke Cui Feng-ban milik tuan mudaku, belajarlah menyanyi disana, aku jamin kau
pasti akan diterima, keadaan disini sama sekali tidak cocok untukmu, sebagai
pengantar barang kau pun terlalu pendek dan kecil."
Dengan dingin pemuda itu berkata, "Belum tentu."
Ye Cheng mengira jawaban oleh pemuda itu adalah: 'aku akan pergi ke Cui Feng-ban'.
Ye Cheng berkata, "Menurutku bila kau lumayan, kau pasti akan diterima, bila tidak aku
akan membicarakannya dengan Tuan Muda...."
195 Pemuda itu menghentikan kata-katanya, "Jangan sembarangan bicara, aku lihat sejak
tadi kau terus bertarung, sebenarnya kau sudah merasa lelah, bila aku memenangkan
pertarungan ini, itu juga tidak akan mengenakkanmu, lebih baik kau cari seseorang
yang berilmu silat sepertimu atau malah lebih hebat darimu, kemudian suruh orang itu
bertarung denganku."
Ye Cheng tampak marah dan berkata, "Tidak perlu, sejak tadi sudah kukatakan bila kau
bisa mengalahkanku, kau boleh menjadi guru Biao, ini adalah janji dari ketua kantor
Biao dan kata-kata ini bisa dipercaya."
Kata pemuda itu, "Baiklah, ini merupakan keuntungan bagiku, tapi aku harus bicara
dulu, dalam sepuluh jurus aku pasti akan menang darimu, tapi bila aku melebihi satu
jurus maka aku akan mengaku kalah darimu."
Ye Cheng benar-benar marah, dia berteriak, "Jangan banyak bicara, cepat naik!"
Dia segera menyerang ke wajah pemuda itu, tangan kanannya menyerang dengan
jurus tipuan, sedangkan tangan kirinya keluar dari bawah ketiaknya dan segera
menyerang pemuda itu, dalam satu jurus terjadi dua kali perubahan.
Pemuda itu memuji dan membalikkan tangan kirinya, kelima jarinya seperti kait
memegang tangan musuh, tangan kanannya menggambar sebuah lingkaran, telapak
tangannya berfungsi seperti golok, membabat ke leher lawan, ini pun dalam satu jurus
terjadi dua kali perubahan, menyerang dan bertahan dalam waktu yang bersamaan.
Ye Cheng tidak menyangka bahwa lawan akan begitu cepat mengubah jurus, tadinya
dia berniat menendang dengan kaki kirinya, segera dia mengubah niatnya, dia mundur
untuk menghindar, tapi baru saja dia menginjak tanah, pemuda itu seperti bayangan
menyerangnya, kedua telapak tangannya saling bertukar tempat dan menyerang Ye
Cheng, dia terpaksa mundur.
Hanya sebentar sudah melewati lima jurus.
Di lapangan terdengar sangat ramai, sekarang Ye Cheng tahu bahwa ilmu silat lawan
jauh lebih kuat daripada dirinya.
Tapi dalam hati dia tetap berharap, "Katanya dalam sepuluh jurus dia akan
mengalahkanku, bila aku hanya berjaga tidak menyerang, apakah dia bisa berbuat
macam-macam?" Dua jurus kemudian pemuda itu telah memaksa Ye Cheng mundur ke arah tangga.
196 Pemuda itu terus menyerang lagi, tiba-tiba sepertinya dia menginjak sesuatu, membuat
jurusnya salah dan dia hampir jatuh.
Ye Cheng segera mengambil kesempatan ini, dia berteriak dengan sekuat tenaga dan
menyerang. Pemuda itu menghindar. Kakinya sekarang berpijak sangat kuat. Anehnya, tiba-tiba dia
menambah serangan dan memukul pundak kiri Ye Cheng.
Ye Cheng terkejut dan berteriak, tubuhnya jatuh hingga terbaring, kulitnya terluka, rasa
sakit membuatnya menggigit bibirnya.
Ye Cheng berdiri. Belum sempat dia membersihkan debu yang menempel di bajunya,
dia sudah memberi hormat. Dia akan berkata sesuatu... tapi pintu terbuka.
Seorang pemuda berumur dua puluh tahunan lebih keluar, sepasang tangannya
mengepal dan berkata, "Ilmu silat yang bagus."
Orang itu berpinggang kecil, lehernya seperti leher harimau, pundak dan dadanya lebar,
pakaiannya sangat ketat dan dia terlihat lincah.
Dia adalah orang penting dari Meng Ju-zhong. Orang dunia persilatan menjuluki dia
dengan sebutan Gui Jian-chou (setan melihat pun akan takut).
Pemuda itu terkejut, dengan cepat dia memberi hormat, "Aku hanya bisa sedikit ilmu
silat, harap Tuan jangan menertawakanku!"
"Tidak, walaupun sekarang saudara Ye adalah pengantar barang, tapi besok dia akan
naik jabatan menjadi guru Biao. Dalam sepuluh jurus Tuan bisa mengalahkannya, ilmu
silatmu sudah cukup lumayan. Kelak kita akan mencari sesuap nasi bersama-sama.
Perkenalkan aku adalah Peng Zhi-xiao, siapa nama Tuan?"
Pemuda itu berkata, "Ternyata Anda adalah Pendekar Gui Jian Chao, aku beri hormat
kepada Anda. Aku adalah Rong Yu Liang."
Peng Zhi-xiao tersenyum dan berkata, "Ilmu silatku terbatas, aku tidak bisa melihat
dengan jelas ilmu Tuan Rong dan siapa guru Anda?"
Jawab Rong Yu Liang, "Aku adalah seorang penjual ilmu silat di dunia persilatan,
silatku kudapat dan kuambil dari sini sana, kemampuanku pun hanya sampai situ, tidak
pernah ada guru yang mengajariku."
197 Peng Zhi-xiao terpaku, tapi segera tertawa lagi, "Benar-benar hebat, Tuan masih begitu
muda, tidak memiliki guru, tapi bisa menguasai ilmu silat begitu bagus, benar-benar
sulit juga membuat orang menjadi kagum."
Rong Yu Liang segera menjawab, "Terima kasih untuk pujianmu, aku benar-benar
merasa malu." = ooOOOoo = Hari sudah malam. Ruangan perpustakaan yang besar dan tinggi, tidak dipasangi
lampu, ada dua orang yang sedang mengobrol. Suara mereka sangat kecil, hanya
dalam jarak dua langkah tidak terdengar lagi suara mereka.
Di belakang meja yang mewah dan disebuah bangku besar, Meng Ju-zhong sedang
duduk disana, tangannya memegang sehelai kertas.
Kertas itu pinggirannya seperti terbakar karena sudut surat itu sedikit berwarna hitam.
Peng Zhi-xiao berdiri di depan meja, dia sangat kaget juga merasa takut.
Dengan dingin Meng Ju-zhong bertanya, "Dari mana kau dapatkan kertas ini?"
"Kertas ini kudapat sewaktu malam itu kita membunuh Liang Zi-qi. Tadinya aku ingin
mencari buku rahasia ilmu golok keluarga Liang...." Peng Zhi-xiao menceritakan
kejadian malam itu, "Aku belum memastikan siapa orang itu?"
"Apakah orang itu pernah membaca tulisan ini" Aku pikir dia tidak akan sempat
membacanya karena dia tidak mempunyai waktu yang banyak. Apakah kau tidak kenal
orang itu?" "Waktu itu wajahnya diolesi tinta hitam, kami hanya sempat bertarung beberapa jurus,
entah dia itu laki-laki atau perempuan aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Beberapa
kali kuperiksa, mungkin dia adalah putri Liang Zi-qi, yang bernama Liang Yu-rong."
"Apa!?" Meng Ju-zhong terpaku, "Bukankah dia berada di tempat Biksu Dao Gui untuk
belajar silat?" "Aku tidak tahu dia bisa mendapatkan kabar ini dari mana. Sewaktu kita membunuh
ayahnya, dia sudah berada di Lan Zhou. Orang suruhan kita pun sudah
198 membuktikannya, sebelum terjadi pembunuhan ayahnya, sudah dua hari dia sudah
meninggalkan Yu-quan-guan."
Meng Ju-zhong sangat terkejut, tapi tidak terlihat diwajahnya.
Dengan suara kecil dia menarik nafas, kemudian berkata, "Hal yang begitu penting baru
kau beritahu sekarang kepadaku!"
"Tadinya aku tidak mengerti maksud isi surat ini dan aku takut, bila ketua Biao tahu dan
akan marah kemudian merasa khawatir. Aku ingin membunuhnya dulu baru melapor
tapi...." "Apakah sudah beberapa hari ini kau belum menemukan dia berada dimana" Apakah
dia juga tidak kembali ke Yu-quan-guan?"
"Tidak. Ye Cheng membawa beberapa orang pergi kesana untuk mencari perempuan
itu. Ye Cheng bekerja dengan teliti, dia tidak akan bertindak salah. Mereka baru pulang
sekitar dua hari lalu. Aku menyuruh mereka segera kembali dan berjaga di Tian Shui.
Begitu bertemu dengan perempuan itu segera membunuhnya."
Meng Ju-zhong bertanya, "Apakah kau pernah berpikir, dia masih berada di dalam kota
Lan Zhou?" "Tidak, tidak mungkin, dia tidak mempunyai keberanian yang begitu besar. Aku sudah
menyuruh puluhan orang memeriksa ke beberapa penginapan yang berada di Lan
Zhou, besar atau kecil semua diperiksa dengan teliti, kuil-kuil pun tidak luput dari
pemeriksaan, hanya...."
"Sebenarnya dia pergi kemana?" Tiba-tiba Meng Ju-zhong berdiri juga berteriak,
"Perempuan ini seperti hilang ditelan bumi...."
Meng Ju-zhong berteriak lagi, "Kalau benar dia hilang ditelan bumi, tanah tetap harus
digali dan membawanya keluar."
Meng Ju-zhong duduk kembali, tiba-tiba kata-katanya berubah menjadi sangat ramah,
dia berkata, "Zhi-xiao, biasanya aku sangat baik kepadamu. Hal ini aku serahkan
semuanya kepadamu, dalam waktu satu bulan ini kau harus membawa dia hidup-hidup,
bila dia mati kau harus membawa mayatnya pulang!"
"Ya!" 199 Meng Ju-zhong menyalakan lilin dan membakar surat itu. Dari laci dia mengeluarkan
dua tail emas dan diletakkan di atas meja. Dia berpesan kepada Peng Zhi-xiao untuk
membawa emas ini sebagai ongkos.
"Bila sudah habis, kau harus mencariku."
"Terima kasih, Ketua!"
Peng Zhi-xiao keluar dari perpustakaan, dia merasa khawatir sekaligus senang. Yang
dia khawatirkan adalah sudah beberapa hari ini dia mencari orang itu, sama sekali tidak
menemukan keberadaan Liang Yu-rong. Bila satu bulan kemudian tidak menemukan
dia, maka akan terjadi....
Yang membuatnya senang adalah kelak dia bisa menerima....
"Berhenti!" Waktu Peng Zhi-xiao sedang berpikir sambil berjalan, tiba-tiba mendengar
ada yang membentak. Dia berhenti untuk melihat ke belakang.
Di bawah sinar bulan berdiri sesosok bayangan. Dia berumur sekitar 17-18 tahun,
berrambut panjang, berbaju hijau muda, dia cantik tapi juga gagah.
Dia adalah putri Meng Ju-zhong... dia bernama Meng Qi-fang.
Dengan cepat Peng Zhi-xiao tertawa dan berkata, "Ternyata adalah Nona Meng...."
Meng Qi-fang berkata, "Ternyata Pendekar Gui Jian-chou, kau masih ingat kepadaku!"
Peng Zhi-xiao kaget dan berkata, "Nona, mana berani aku...."


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau tidak berani melakukan apa" Ilmu silatmu tinggi, sepasang pena hakimmu bisa
tiga kali menotok keenam nadi, biaomu bisa mengena dan 100% tepat mengenai
sasaran, setan pun takut kepadamu. Bila tidak, mengapa kau bisa dijuluki Gui Jianchou. Sekarang kau adalah orang penting di kantor Biao Zhen Yuan."
"Nona besar, aku...."
"Sudahlah, jangan panggil Nona Besar, Nona Besar, menjadi pelayanmu saja aku
masih belum pantas."
"Nona, jangan terus menyindirku...."
200 "Aku sedang menyindirmu" Kau benar-benar harus mati!"
"Bukan begitu...."
"Ini salahmu atau salahku?" Meng Qi-fang dengan dingin berkata lagi, "Hei marga
Peng, dimana salahku" Kau kira ilmu silat tinggi bisa menjadi orang penting di Zhen
Yuan tapi kau lupa, kenapa kau bisa dengan cepat mendapatkan jabatan itu?"
Jawab Peng Zhi-xiao, "Ini semua berkat jasa Nona Meng."
"Sekarang kau sudah mendapatkan semuanya, kau sudah melupakanku, coba kau
pikirkan, kemana perginya hati nuranimu?"
"Nona, ini.... benar-benar bukan salahku."
"Kalau begitu ini semua salahku" Apakah memang begitu, katakanlah!"
Peng Zhi-xiao tampak ragu sebentar kemudian dia menjawab, "Bukan kesalahan Nona,
tapi ibu Nona, dia...."
"Jangan membawa-bawa nama ibuku sebagai alasan, ada apa dengan dia?"
"Ibumu sudah beberapa kali mencariku, dia memarahiku.... kodok jelek.... ingin makan
daging angsa, aku...."
Meng Qi-fang memotong kata-kata Peng Zhi-xiao, "Jangan teruskan kata-katamu,
semua ini hanya gossip untuk membohongiku! Bukan kau yang ingin makan daging
angsa, melainkan daging angsa yang masuk kedalam mulutmu. Kau masih
mengatakan bau amis?"
"Aku...." "Dengarkan aku!" Biarpun Meng Qi-fang masih marah, tapi suaranya berubah, berubah
menjadi ramah dan lembut. "Kakak Peng, sewaktu kau baru datang kemari, kau
dipandang remeh oleh orang-orang, akulah yang membantumu. Tahun lalu kau sakit,
aku yang menyuruh tabib datang dan memasakkan obat untukmu, kau kira aku adalah
pelayan" Aku adalah anggota keluarga Meng, Nona Meng...."
"Kebaikan Nona aku...."
"Jangan bicara dulu! Aku benar-benar tulus kepadamu, kecuali tubuhku, semua sudah
kuberikan kepadamu. Tubuh ini sudah kuberikan kepadamu, kau sendiri yang tidak
201 menginginkannya. Sekarang kau sudah sukses, kau malah melupakanku. Beberapa
hari ini kau juga tidak mencariku, kelakuanmu ini apakah benar?"
"Nona, dengarkan aku dulu, aku juga...."
Meng Qi-fang memotong kata-katanya lagi, dia menahan emosinya dan berkata,
"Baiklah, aku akan mendengarkanmu, dengan cara apa kau akan membohongiku lagi?"
Peng Zhi-xiao dengan pelan-pelan menelan ludahnya dan berkata, "Nona, aku bisa
mendapatkan perhatian Nona, benar-benar sangat beruntung. Aku pun ingin berteman
dengan Nona, tapi aku tidak bisa, ibumu...."
"Ada apa dengan ibuku?"
"Semua berada disana, apakah aku masih ada cara lain?"
"Baiklah, katakan saja!" kata Meng Qi-fang.
Peng Zhi-xiao berkata, "Sewaktu aku baru sembuh dari sakit, Nyonya memanggilku,
beliau mengatakan bahwa aku ini kodok jelek ingin memakan daging angsa, dan
memerintahkan bahwa aku tidak boleh mencari Nona lagi. Waktu itu aku mengatakan
bahwa Nona sendiri yang datang mencariku, itu lebih-lebih membuat Nyonya menjadi
marah hampir saja aku dibunuhnya. Nyonya Meng mengatakan kelak aku tak diijinkan
bertemu lagi dengan Nona bahkan tidak boleh berbicara dengan Nona. Bila aku tidak
menurut, maka aku akan diusir dari kantor Biao. Nona, aku mana berani...."
"Jadi, dengan segala cara kau bersembunyi dariku! Mengapa kau secara sembunyisembunyi mengajakku bertemu"
"Aku tidak berani."
Meng Qi-fang marah dan berkata, "Kau sangat penakut tapi kau menggoda pelayan
ibuku yang bernama Chun Hong, kau begitu baik kepadanya."
"Aku tidak...."
Kata Meng Qi-fang, "Apakah kau tidak mengakuinya, aku mencari Chun Lan dan juga
bertanya kepada Chun Hong, dia mengakuinya, kau masih berani berbohong
kepadaku?" "Nona...." 202 "Sudah, jangan banyak bicara lagi, antara aku dan Chun Hong, siapa yang lebih baik?"
"Dia tidak pantas bersaing dengan Nona."
"Itu sudah pasti, tapi kenapa kau begitu baik kepadanya" Sekarang aku berada disini,
apakah kau juga akan baik kepadaku" Coba aku ingin dengar?"
"Aku tidak berani."
"Apakah aku akan memakanmu" Cepat kemari!"
Meng Qi-fang melihat Peng Zhi-xiao maju susah mundur pun susah, dia merasa
senang. Segera dia membentangkan kedua tangannya dan mendekati Peng Zhi-xiao.
Biarpun Peng Zhi-xiao kaget tapi dia juga membentangkan kedua tangannya lebarlebar.... Tapi dia tetap merasa takut, dan melihat kesekelilingnya.
Di dalam kegelapan ada bayangan seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka.
Peng Zhi-xiao memegang pundak Nona Meng dan berkata, "Nona, ada orang datang!"
Meng Qi-fang masih seperti tenggelam dalam suasana itu, dia berkata, "Jangan
bohong, aku...." Tapi dia juga mulai mendengar ada suara langkah seseorang, ada yang datang dan
jaraknya sudah dekat. Peng Zhi-xiao berkata, "Nona, aku harus pergi!" Segera dia menghilang dalam
kegelapan. Hati Meng Qi-fang kesal, dengan marah dia hanya berdiri disana.
Orang yang datang itu tubuhnya tidak tinggi.
Meng Qi-fang belum pernah melihat orang itu. Dia ingin melampiaskan kemarahannya
kepada orang itu. Segera dia bersembunyi di dalam kegelapan.
Begitu orang ini tiba di depannya, dia keluar dan membentak, "Siapa kau! Berani jalanjalan dibelakang rumahku!"
203 Orang itu terpaku, segera dia berkata, "Ternyata adalah Nona, aku minta maaf, aku
tidak tahu bahwa Nona berada disini."
Meng Qi-fang marah dan berkata, "Aku tanya, siapa kau ini?"
"Aku adalah Rong Yu Liang, aku orang baru. Hari ini aku sedang piket dan aku datang
kesini untuk memeriksa, tidak sengaja bertemu dengan Nona, aku minta maaf."
Suaranya merdu dan sangat enak didengar, orangnya begitu sopan, kemarahan Meng
Qi-fang menjadi sulit dikeluarkan.
Tiba-tiba dia baru melihat lawan bicaranya adalah seorang pemuda yang tampan.
Wajahnya tampan, bibirnya merah, giginya berwana putih, jika dipandang dari segi lakilaki dia terlalu kurus dan pendek, tapi semua ini membuat dia terlihat lebih tampan lagi.
Hati Meng Qi-fang tergerak, nada bicaranya pun berubah, dia bertanya lagi, "Kau
adalah orang Biao yang baru, kau bernama Rong...."
"Aku bernama Rong Yu Liang."
"Mengapa aku tidak pernah bertemu denganmu?"
"Nona adalah gadis baik-baik, mana bisa melihat kami, orang yang kasar begini."
Meng Qi-fang tertawa dan berkata, "Kau sangat pandai bicara, aku lihat kau bukan
orang kasar, berapa umurmu?"
"Aku baru berumur delapan belas tahun."
"Umur yang masih belia, mengapa masih begitu muda sudah menjadi orang kantor
Biao" Benar-benar sangat mengagumkan."
"Terima kasih atas pujian Nona, aku malu menerimanya."
"Jangan sungkan, aku selalu berbicara apa adanya." Meng Qi-fang tertawa. Tiba-tiba
dia bertanya lagi, "Rumahmu dimana" Di rumahmu masih ada siapa lagi?"
"Sejak kecil ibu dan ayahku sudah meninggal. Aku ikut dengan orang yang menjual jasa
ilmu silat dan berkelana di dunia persilatan, belajar ilmu silat dari guru tidak bernama.
Kebetulan kantor Biao sedang mencari orang, aku mengira pekerjaan ini adalah
pekerjaan halal maka aku ingin bekerja disini."
204 "Menjual silat berkeliling di dunia persilatan pun bukan hal yang mudah. Kau menguasai
ilmu silat yang begitu bagus, benar-benar tidak mudah." Meng Qi-fang bertanya lagi,
"Apakah kau sudah berkeluarga?"
Rong Yu Liang merasa Nona Meng ini sangat lucu, dia menjawab, "Aku adalah orang
persilatan, tidak berani memikirkan hal untuk berkeluarga."
"Itu lebih baik...."
Rong Yu Liang ingin tertawa, dia berkata, "Apa maksud Nona?"
Meng Qi-fang terdiam sebentar kemudian berkata, "Anak muda harus terus menambah
ilmu dan ada semangat untuk maju. Jangan masih muda sudah memikirkan ingin
berkeluarga." "Terima kasih atas nasehat Nona. Kalau tidak ada pesan lain, aku permisi pergi."
Selesai berkata, Rong Yu Liang bersiap-siap akan meninggalkan tempat itu tapi Meng
Qi-fang berteriak, "Tunggu sebentar!"
"Ada perlu apa lagi, Nona?"
"Tidak ada hal penting, hanya.... malam ini aku sedang sedikit kesal, aku ingin berjalanjalan tapi juga merasa takut, kau temani aku bagaimana?"
Rong Yu Liang tampak ragu dan berkata, "Hari ini aku sedang piket, sepertinya tidak
bisa." "Aku juga tidak akan pergi kemana-mana hanya berjalan-jalan di taman belakang,
apakah ini akan mengganggumu?"
Kemudian tampak dua bayangan orang, yang satu berada di depan dan yang satu
berada di belakang, mereka masuk ke taman bunga belakang.
Taman bunga itu banyak pohon, rumput dan bunga dan masih ada gunung buatan dan
jembatan yang berliku-liku, di kolam banyak bunga teratai.
Rong Yu Liang mengikuti Meng Qi-fang dari belakang, hatinya bergetar, dia merasa
tidak tenang. Tiba-tiba Meng Qi-fang berteriak dan dengan cepat mundur kebelakang.
205 Rong Yu Liang juga kaget, belum tahu apa yang terjadi dia sudah bertabrakan dengan
Meng Qi-fang. Lehernya dipeluk oleh Meng Qi-fang, harum dari kosmetik menusuk hidungnya.
Rong Yu Liang bertanya, "Ada apa, Nona?"
Dia tidak menjawab, hanya menempelkan tubuhnya ke badan Rong Yu Liang. Hanya
sebentar Rong Yu Liang sudah tahu apa yang dia inginkan, tapi Rong Yu Liang tidak
bisa berbuat apa-apa, hanya tertawa kecut.
"Ular.... ada seekor ular beracun...."
Setelah lama Meng Qi-fang melihat Rong Yu Liang tidak bereaksi, dia hanya berkata
seperti itu. Tapi tangannya tetap tidak lepas dari leher Rong Yu Liang.
"Tidak perlu merasa takut," kata Rong Yu Liang, "Ular pun takut kepada manusia, sejak
tadi dia sudah lari jauh."
Kata Meng Qi-fang, "Kau tidak merasa takut, tapi aku takut. Bila tidak percaya, coba
kau raba dadaku, masih berdetak masih dengan sangat kencang."
Tangan Rong Yu Liang bergerak sebentar tapi tidak diangkat. Dia tetap tertawa dengan
kecut. Meng Qi-fang tampak kecewa dan berkata, "Rabalah dadaku, kenapa kau tidak mau
meraba?" "Nona, aku...." benar-benar membuatnya menjadi serba salah.
Meng Qi-fang malah tertawa dan berkata, "Melihatmu seperti itu benar-benar seperti
seorang gadis.... kau takut apa, aku tidak akan menyalahkanmu."
Rong Yu Liang terkejut mendengar kata-katanya.
Meng Qi-fang sudah menarik tangannya dan meletakannya di dadanya. Di bawah
tangannya terasa jantung Meng Qi-fang berdetak, dia merasa malu dan hatinya pun
bergetar. Untung hari sudah gelap, tidak ada yang bisa melihat keadaan ini.
206 "Nona...." Rong Yu Liang terkejut dan berteriak, dia juga berontak dari genggaman
tangan Meng Qi-fang dan mundur beberapa langkah.
Meng Qi-fang tertawa manja dan berkata, "Seorang pemuda memiliki tangan begitu
kecil seperti tanganku, tanganmu lembut seperti tidak bertulang."
Rong Yu Liang menenangkan dirinya dan berkata, "Nona, kalau tidak ada keperluan
lain, aku harus meronda lagi."
Kata Meng Qi-fang, "Tidak, kau tetap disini menemaniku."
"Tidak, aku merasa sedikit takut...."
"Kau takut apa" Aku tidak akan memakanmu."
"Aku bukan takut kepada Nona, tapi aku takut dilihat oleh orang.... aku tidak bisa
menerima perlakuan Nona."
"Aku yang suka, orang lain tidak mempunyai hak mengurus hal ini!"
"Nona, sekarang adalah waktu piket bagiku, aku tidak ingin dipecat. Mohon Nona mau
memaafkanku, aku permisi."
"Tunggu, kalau begitu, besok sore temani aku bermain di Gunung Wu Quan. Aku
menunggumu dikaki gunung sore hari."
Rong Yu Liang menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak, aku tidak bisa pergi...."
Meng Qi-fang marah dan berkata, "Kau berani tidak mendengar kata-kataku, apakah
kau takut" Baiklah, aku akan berteriak dan memberitahu yang lain bahwa kau sudah
menggodaku." Segera Rong Yu Liang berkata, "Jangan, Nona...."
"Kalau begitu datang menemuiku."
Rong Yu Liang ragu kemudian berkata, "Baiklah aku pasti akan datang."
Meng Qi-fang tertawa senang....
= ooOOOoo = 207 Wu Quan Shan berada di sebelah selatan kota Lan Zhou. Di gunung ini banyak air
terjun, pemandangannya sangat indah dan alami.
Meng Qi-fang masih muda, dia merasa sangat kesepian. Sewaktu Peng Zhi-xiao baru
datang dan bekerja di kantor Biao, Meng Qi-fang melihat dia yang masih begitu muda,
apalagi berilmu silat tinggi. Dalam hati timbul rasa cinta.
Meng Qi-fang yang mendekatinya pertama kali, mereka mengobrol di bawah sinar
bulan. Mereka melewati hari-hari yang indah, tapi ibu Meng Qi-fang, yaitu Du Xiang
Juan melihat kelakuan Peng Zhi-xiao terhadap Meng Qi-fang hanya ingin menjilat saja.
Perasaannya tidak tulus karena itu beberapa kali dia melarang Meng Qi-fang berteman
dengan Peng Zhi-xiao.... sudah beberapa bulan ini Peng Zhi-xiao menjauhi Meng Qifang karena larangan Du Xiang Juan.
Sebenarnya sifat Du Xiang Juan sangat ramah. Dikantor Biao Zhen Yuan dia disukai
dan dihormati oleh anggotanya.
Anak-anaknya sendiri tidak takut kepada ayahnya yang berwibawa yaitu Meng Juzhong. mereka malah kagum kepada ibunya yang ramah dan anggun.
Bahkan Meng Qi-fang yang bersifat genit, sejak dia tahu ibunya melarang dia
berhubungan dengan Peng Zhi-xiao, dia terpaksa harus hati-hati dalam bertindak.
Wajah Rong Yu Liang lebih tampan dari Peng Zhi-xiao. Biarpun dia kurang jantan,
malah terlihat agak kewanitaan tapi juga mudah membuat anak gadis jatuh hati.
Meng Qi-fang mencintai Peng Zhi-xiao tapi karena tidak ada harapan lagi, otomatis dia
menjatuhkan perasaan ini kepada Rong Yu Liang, ini sangat alami.
Setelah makan malam Meng Qi-fang dengan perasaan senang sampai di gunung Wu
Quan Shan. Karena di kantor Biao dia tidak melihat Rong Yu Liang, dia mengira Rong Yu Liang
sudah tiba lebih dulu digunung Wu Quan. Begitu sampai disana, dia langsung
mencarinya. Begitu dia keluar dari kuil kuno itu, hari sudah malam.
Hatinya tiba-tiba berpikir, "Perjanjiannya kami akan bertemu di kaki gunung, kenapa aku
malah berputar-putar disini?" dengan cepat dia turun lagi.
208 Dikaki gunung itu tetap tidak melihat bayangannya.
Hari sudah malam, bulan sudah menggantung diatas langit. Meng Qi-fang dengan
sedih naik lagi ke atas gunung.
Tiba-tiba di hutan belakang terlihat sesosok bayangan. Bentuk tubuhnya sangat luwes.
Meng Qi-fang mengira itu adalah Rong Yu Liang.
"Baiklah, kau sudah membuatku berkeliling digunung ini mencarimu, tapi kau diam
disini, aku akan menghukummu!"
Dia melayang terbang ke atas pohon pinus, dari balik dedaunan dia mengintip gerak
gerik orang itu.... Hanya sebentar orang itu sudah berjalan, Meng Qi-fang tetap bersembunyi.
Tiba-tiba ada sesosok bayangan turun dari pohon.
"Siapa!" Orang itu marah dan membentak, kepalanya menunduk, kemudian dengan
jurus Badak Menatap Bulan menyambut serangan yang dilontarkan.
Kedua telapak tangan beradu, serangan musuh bisa dihindari, kemudian dia
menyerang lagi dengan tangan kanannya sebagai pengganti golok.
Tiba-tiba dia melihat itu adalah seorang gadis, segera dia menarik kembali
serangannya, dan membentak, "Siapa kau! Mengapa menyerangku?"
Tangan kanan Meng Qi-fang terasa kaku, pergelangan tangannya terasa sakit, merasa
yakin bahwa orang itu bukan Rong Yu Liang, dia malah bertambah marah, dia
membentak, "Kau, kau bertanya siapa aku, kenapa kau sendiri memalsukan identitas
orang lain?" Orang itu terpaku dan menjawab, "Aku sedang berjalan di jalan yang aku inginkan,
memangnya kenapa?" "Aku sedang menunggu Tuan Rong, dia berjanji akan menemuiku disini dan kami akan
bermain disini, dia tidak datang, malah kau yang memalsukan identitasnya...."
Meng Qi-fang sadar sejak tadi dia sudah melantur bicara, dia sulit untuk meneruskan


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata-katanya lagi, 209 Sekarang orang itu malah ingin tertawa, orang itu tahu bahwa gadis ini adalah gadis
yang setia, dia pun tidak marah lagi dan berkata, "Ternyata kau sudah salah melihat
orang, sudahlah, sekarang kau pergi saja!"
Meng Qi-fang melihat laki-laki itu begitu mudah memaafkan dia, Meng Qi-fang menjadi
lebih marah, dengan dingin dia berlata, "Apakah kau tidak marah lagi" Apakah aku
kelihatan takut dimarahi orang?"
Orang itu ikut marah dan berkata, "Mengapa kau sangat tidak tahu aturan?"
"Tahu aturan tentang apa" Di Lan Zhou tidak ada seorang pun yang berani berkata
seperti itu kepadaku, kau pasti dari luar Lan Zhou, benar-benar tidak sopan, aku harus
mengajarkan sopan santun kepadamu!"
Orang itu berusaha menahan emosinya, dia berkata, "Sudahlah, ilmu silatmu hanya
begitu saja selalu bicara omong kosong, lebih baik kau pergi, hari ini aku sial bertemu
dengan...." "Lihat pukulanku!" Meng Qi-fang tidak menunggu orang itu selesai bicara, dia sudah
mengeluarkan jurus Naga Hijau Keluar dari Gua, dengan kepalan tangannya dia
menyerang orang itu. Walaupun orang itu berusia sekitar 27-28 tahun, tapi ilmu silatnya sangat tinggi, melihat
lawannya menyerang, dia langsung mengeluarkan dua jurus gerakan untuk menahan
serangan Meng Qi-fang, diapun mulai menyerang ke arah dagu gadis itu.
Meng Qi-fang melihat lawannya tidak bisa dianggap remeh, jurus yang dikeluarkan
sangat cepat dan keras, dia merasa terkejut, segera dia mengeluarkan pedangnya dan
membentak, "Anak kecil, kali ini nenekmu akan memperlihatkan ilmu Zhui Hun Duo
Ming-jian, untuk memberimu pelajaran."
Zhui Hun Duo Ming-jian adalah jurus yang berasal dari perkumpulan Kong Tong, di
dunia persilatan, perkumpulan ini termasuk enam besar, jurus yang dikeluarkan sangat
ganas, aneh dan cepat, selama puluhan tahun perkumpulan ini berjaya di dunia
persilatan. Orang itu sepertinya sudah tahu identitas Meng Qi-fang, dia tidak ingin bertarung dan
meladeni kemauan Meng Qi-fang, tapi hatinya sudah terlanjut kesal, dengan tertawa
dingin dia berkata, "Apakah kau mengancamku" Laki-laki jantan tidak akan mau
bertarung dengan seorang perempuan, aku tidak sudi bertarung denganmu, karena
meskipun aku menang, itu tidak bisa dikatakan sebagai sifat seorang pendekar, tapi bila
210 kau bersikeras untuk mencobanya, boleh-boleh saja, dengan tangan kosong aku akan
menerima seranganmu!"
"Kau cari mati!" Meng Qi-fang sangat marah, pedang sudah diayunkan, hanya terlihat
kilauan pedang yang membentuk lingkaran perak.
Orang itu sepertinya sudah tahu jurus Meng Qi-fang, dia tidak tergesa-gesa menahan
serangannya. Begitu ujung pedangnya sudah mendekat, kakinya digerakkan dengan gerakan Ni Yun
Bu Fa (Kaki Menjepit Awan) dengan cepat menghindar.
Tapi lawannya sudah menarik pedang, dengan cepat, tangan kanannya bergerak
memukul tangan lawan. Meng Qi-fang terkejut, dia meloncat kebelakang.
Dalam hati dia berpikir, "Orang ini menggunakan jurus apa" Mengapa dia sangat mahir
memainkan pedang dan golok?"
Walaupun dalam keadaan kaget, tapi tangannya tidak diam, setiap jurus yang
dikeluarkan lebih ganas dari jurus sebelumnya.
Tapi gerakan badan orang itu sangat aneh. Jurus-jurus yang datang dengan mudah
dihindari atau ditangkis. Sebenarnya dia bisa mengambil kesempatan untuk
menyerang, gerakan yang aneh, tidak terbayangkan.
Meng Qi-fang hanya bisa mundur.
Pertarungan mereka sudah berlangsung sebanyak dua puluh jurus lebih. Meskipun
Meng Qi-fang memegang pedang tapi dia dipaksa hanya berkeliling, walaupun dia
mempunyai sifat ingin selalu menang, tapi sekarang dia mulai merasa takut, dahi dan
telinganya mulai berkeringat, untungnya orang itu tidak menyerang, dia hanya bertahan
dan membuat Meng Qi-fang mundur, walaupun dia merasa kaget tapi dia tidak merasa
nyawanya terancam. Tapi Meng Qi-fang tidak mau menerima kekalahan begitu saja, dia marah dan berteriak,
"Bocah tengik, bunuh dulu nenekmu ini!"
Dengan santai orang itu berkata, "Bukankah tadi sudah kukatakan, hari ini aku bertemu
denganmu, ini merupakan nasib sialku, bila kau menerima kekalahan ini, pergilah, aku
tidak akan menyulitkanmu lagi!"
211 Tiba-tiba dari pinggir ada seseorang yang berkata, "Siapa yang ingin menjadi Lao Da
disini, di Lan Zhou tidak ada seorang pun yang membiarkanmu menjadi sombong!"
Meng Qi-fang sangat senang dan berteriak, "Kakak, cepat kemari! Orang ini telah
menghinaku, dan aku pun sudah kalah bertarung dengannya, cepatlah kesini untuk
membalas dendam!" Orang yang datang itu tidak lain adalah si playboy Meng Shao-hui.
Selama beberapa hari ini Meng Shao-hui berkeliling disekitar kediaman Qing, tapi dia
tidak pernah bertemu dengan Qing Li Hua, hatinya panas seperti dibakar api, seperti
rasa gatal tapi tidak bisa digaruk, kadang-kadang dia ingin sekali masuk ke dalam
kediaman Qing untuk menemui Qing Li Hua, tapi Yi Zhang Qing Che Ling Yun sangat
galak, pecut yang dimainkannya sangat lincah dan mahir, siapa yang berani mencoba
melawannya" Memang dia yakin ilmu silatnya lebih tinggi dari Yi Zhang Qing, tapi ini bukanlah suatu
pertarungan yang baik, memiliki ilmu silat yang lebih bagus pun percuma saja. Apakah
dia harus dipukul dulu oleh mertua baru bisa menemui calon istrinya"
Karena itu dengan perasaan dongkol dia pulang kerumahnya. Dia berjalan kesana dan
kesini, akhirnya dia menemukan suatu ide, dengan uang sebanyak beberapa tail dia
bisa menyogok seorang mak comblang dan masuk ke kediaman Qing kemudian
memberitahu Qing Li Hua supaya dia menginap di rumah bibinya, kemudian pulangnya
menemui Meng Shao-hui di Wu Quan Shan.
Ternyata Che Ling Yun tetap waspada, sebelum matahari terbenam, dia sudah
menjemput putrinya dirumah kakak perempuannya.
Meng Shao-hui tidak mengetahui hal ini, dia masih terus menunggu di Wu Quan Shan.
Hari sudah malam, Qing Li Hua tetap tidak muncul, terpaksa dia turun gunung, tiba-tiba
dia mendengar ada yang bertarung, hatinya merasa tidak enak, dengan terburu-buru
dia mendatangi suara itu.
Wajah Meng Shao-hui dingin seperti air, dia berkata, "Seorang laki-laki bertarung
dengan seorang perempuan, walaupun menang hal itu bukan merupakan suatu
kebanggaan." Orang itu menimpali, "Kau hanya tahu sebagian masalah...."
212 Meng Shao-hui memotong kata-katanya, "Apakah aku tidak melihatnya" Aku melihat
dengan mata kepalaku sendiri, kau menghina perempuan, apakah kau masih memiliki
alasan lain?" "Aku melewati tempat ini, benar...."
"Jangan banyak bicara lagi, aku tidak peduli dengan alasanmu, asal kau meminta maaf
kepada adikku dan adikku tidak marah lagi, kau boleh pergi dari sini!"
Orang itu hanya tertawa dan berkata, "Benar-benar sial punya adik semacam itu, pasti
kakaknya pun bertabiat sama, sama-sama sombong, walaupun sebenarnya aku tidak
berniat menjadi jagoan di Lan Zhou, aku tidak akan meminta maaf, apakah Tuan mau
bertarung denganku" Silakan, aku akan melayanimu!"
"Benar-benar laki-laki sejati, aku kagum kepadamu," kata Meng Shao-hui, "Tidak perlu
menggunakan pedang atau golok, kita bertarung hanya dengan tangan dan kaki, bila
Tuan menang, aku jamin di daerah Lan Zhou tidak ada seorang yang akan menggangu
Tuan." "Baiklah, semua ini ide dari Tuan, aku hanya menurut saja, silakan!"
Mereka mulai bergerak, hanya dalam sekejap, angin yang berasal dari telapak mulai
terasa, bayangan kepalan tangan seperti bayangan hutan.
Ilmu silat mereka berdua sama tingginya, walaupun hari sudah malam dan sinar bulan
tidak begitu terang, tapi mereka menyerang dan bertahan, setiap jurus yang dikeluarkan
sangat teratur. Ilmu silat Meng Shao-hui diturunkan dari keluarganya, ilmu ini berisi perubahan dari
Zhui Hun Duo Ming-jian, kepalan tangan digerakkan sangat lancar dan teratur seperti
awan yang berjalan dihembus angin, seperti air yang mengalir, antara satu jurus dan
jurus yang lain saling menyambung, sehingga begitu pas dilihat.
Jurus silat yang dimiliki oleh orang itu cukup aneh juga. Jurus Shao-lin bercampur
dengan jurus Lian Huan Quan, kadang-kadang dicampur dengan kepalan tangan milik
Wu Dang, membuat orang-orang menjadi bingung melihatnya.
Hanya dalam waktu singkat mereka sudah melewati 50-60 jurus.
Biasanya ilmu silat Meng Shao-hui terlihat tinggi, sekarang dia hanya bisa berjaga dan
bertahan, dia tidak leluasa menyerang.
213 Meng Qi-fang melihat kakaknya terdesak dan hampir kalah, dia sangat marah dan
berteriak, "Bocah tengik, kau memakai jurus apa" Berantakan sekali!"
Meng Shao-hui mengeluarkan sebuah jurus untuk menyerang, dengan cepat orang itu
mengganti dengan jarinya sebagai pengganti pedang menyerang ke arah Meng Shaohui.
Meng Shao-hui menarik kembali kepalan tangannya, tapi semua itu sudah terlambat,
tangannya mulai kaku. Ternyata nadi yang berada di bahunya ternyata sudah tertotok, dia sangat terkejut dan
berteriak, kemudian dia tertotok di satu tempat lagi. Dia hampir saja jatuh.
Pemuda itu tidak menyerangnya lagi, dia hanya berkata, "Maaf."
Meng Shao-hui merasa malu, wajahnya berubah menjadi merah, melihat adiknya
memegang pedang dan ingin menyerang pemuda itu, dia berteriak, "Adik, jangan
sembarangan menyerang!"
Meng Shao-hui memberi hormat dan berkata, "Ilmu silat Tuan sangat bagus, aku
mengaku kalah, siapakah nama Tuan" Kiranya bisa memberitahu kepada kami."
"Apakah kau ingin membalas dendam lagi?"
"Tidak, aku sudah salah, salah mengira Anda, tadi aku sudah bersikap sombong, harap
Tuan mau memaafkan kami, aku hanya ingin tahu nama Tuan dan ilmu silat yang
dipakai oleh Tuan adalah jurus apa?"
"Aku bernama Qi Hua Yang, dijuluki dengan Pin Ming Er Lang (meminta dua nyawa).
Siapa guruku, maaf aku tidak bisa mengatakannya di depan kalian."
Meng Shao-hui terkejut dan berkata, "Ternyata Tuan adalah Pendekar Qi, tidak perlu
bicara lagi, gurumu adalah Tamu Berbaju Hijau, Tetua Ma!"
Kata Qi Hua Yang, "Tuan benar-benar sangat luas pengetahuannya."
"Pin Ming Er Lang sangat terkenal di dunia persilatan, semua orang pun tahu tentang
dia. Ada keperluan apa sehingga Pendekar Qi bisa datang ke Lan Zhou?"
"Siapakah Tuan ini...."
"Aku adalah Meng Shao-hui, dia adalah adikku, Meng Qi-fang."
214 Qi Hua Yang dengan cepat berkata, "Ternyata kalian adalah kakak beradik Meng, aku
harus meminta maaf kepada kalian."
= ooOOOoo = Di sebuah rumah kecil. Keadaan di dalam rumah sangat sederhana, hanya ada beberapa perabot rumah yang
buatannya sangat kasar, tapi semua itu terlihat bersih. Jendela dan meja sama sekali
tidak berdebu. Rong Yu Liang menyewanya dengan harga beberapa tail perak. Dia hanya
menginginkan tempat sepi, beberapa hari ini kecerewetan Meng Qi-fang membuatnya
merasa lelah, menghindar adalah cara yang paling baik.
Sekarang di dalam kamar, lampu hanya sebesar biji kacang, menyinari bayangan dua
orang, dia sedang mengobrol dengan seorang gadis.
Bajunya berwarna ungu, dia lembut dan tampak pendiam, hanya wajah dinginnya
membuat orang tidak berani menatapnya secara langsung.
Orang-orang menjuluki dia dengan sebutan Xue Zhong Yan (Burung Yan Dalam Salju),
dia bernama Ma Xiu-juan. "Aku mencarimu dua hari yang lalu di Lan Zhou, tidak disangka kau malah bersembunyi
di kantor Biao Zhen Yuan."
Dengan tertawa kecut Ma Xiu-juan menggelengkan kepalanya, kemudian dia berkata
lagi, "Katanya rumahmu sudah terjadi suatu musibah, ini sungguh mengejutkanku, aku
takut kau.... siapa yang sangka kau berada di kantor Biao Zhen Yuan untuk bekerja
disana." Rong Yu Liang tertawa dan berkata, "Maaf, kau sudah repot-repot mencariku,
keluargaku sudah hancur dan semua sudah meninggal. Aku masuk kekantor Biao Zhen
Yuan pun karena terpaksa...."
"Walaupun kami ayah dan anak hidup susah, tapi bila ditambah dengan dirimu pun,
untuk makan dan minum masih cukup."
"Tidak, aku adalah...."
215 "Kau jangan mengatakan bahwa aku tidak mengerti dengan keadaanmu, tolong
jelaskan alasanmu, mengapa kau tidak mau tinggal di rumahku?"
Rong Yu Liang melihat wajah Ma Xiu-juan, dia tahu bila dia tidak jujur kepada Ma Xiujuan, akan terjadi kesalahpahaman diantara mereka.
Dia tampak ragu, kemudian dia berdiri membuka pintu kemudian melihat ke kiri dan ke
kanan, setelah itu dia menutup pintu, kembali ke tempat duduk. Gerakannya tampak
begitu misterius dan sangat berkati-hati.
Ma Xiu-juan tampak merasa aneh dan bertanya, "Kau ini kenapa?"
"Ini menyangkut masalah besar, kita harus berhati-hati." Rong Yu Liang menghela
nafas dan berkata, "Kakak Juan, apakah kau tahu siapa musuh yang sudah
menghancurkan keluargaku?"
"Aku bukan peramal nasib, aku tidak bisa menebaknya, apakah kau sudah mengetahui
siapa orang itu?" "Benar, aku sudah mengetahuinya."
"Siapakah dia?"
"Meng Ju-zhong."
Ma Xiu-juan menjadi bengong mendengar jawaban dari Rong Yu Liang (Liang Yu-rong),
kemudian dia tertawa dan berkata lagi, "Apakah kau sudah gila, bila kau menyebut
nama orang lain, mungkin aku masih bisa percaya, tapi kalau Pendekar Meng, siapa
pun tidak akan mempercayainya."
"Mengapa?" "Di Lan Zhou, atau daerah utara lainnya, di dunia persilatan ini, semua orang tahu
bahwa dia adalah seorang yang baik dan dermawan, dia dijuluki dengan Jin Chi Da
Peng (Burung Emas Bersayap Besar).
Julukan yang indah ini bukan hanya untuk memuji ilmu silatnya yang bernama Zhui Hun
Duo Ming-jian, tapi juga karena dia memiliki hati nurani ingin membantu setiap orang,
dia membantu orang dengan menyumbangkan uang, karena itu...."
216 Rong Yu Liang memotong kata-katanya dan berkata, "Dia berpura-pura menjadi orang
baik, sebenarnya dia adalah setan penghisap darah, serigala berbulu domba."
Ma Xiu-juan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan bicara lagi, sejak kecil
kau selalu berpikir semua masalahmu tidak sama dengan orang lain, sampai sekarang
pun kau tidak berubah, aku takut kau hanya salah perkiraan kepadanya, aku ingin
bertanya kepadamu, apakah kau sudah mempunyai bukti?"
"Ada!" "Apakah benar?"
"Kakak Juan, sebenarnya aku pun berharap aku salah tafsir kepadanya, tapi ini adalah
hal sebenarnya, aku...."
Rong Yu Liang mendekatkan mulutnya ke telinga Ma Xiu-juan dan mulai
menceritakannya dari awal....
Terlihat wajah Ma Xiu-juan seperti awan di musim gugur, hanya dalan sekejap dia
berubah, akhirnya dia mengangguk dan berkata, "Kata-katamu masuk akal juga, kalau
memang benar seperti itu, kau tidak bisa tinggal di kantor Biao Zhen Yuan."
"Mengapa?" "Bila memang dia yang melakukan semua ini, kau berada disini apa gunanya?"
"Mencari bukti, kemudian menelanjangi dia, membuka topeng baiknya, membasmi
orang jahat yang meracuni dunia persilatan."
Ma Xiu-juan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bila membuat rencana, itu sangat
mudah, tapi marga Meng itu di Lan Zhou adalah orang nomor satu, kekuasaannya
dimana-mana, walaupun kau sudah mempunyai bukti, apakah akan ada yang percaya
kepadamu?" "Tidak, aku percaya aku bisa membongkar kejahatannya, dia membunuh temannya di
depan orang-orang." "Hanya mengandalkan dirimu sendiri?"
"Benar!" 217 "Jangan bercanda! Kau hanya ingin membalas dendam walaupun tubuhmu terbuat dari
besi, berapa kuat tubuhmu bisa menopang semua beban ini" Bila kecurigaanmu benar,
berarti bila kau terus berada dikantor Biao Zhen Yuan ini akan berbahaya bagimu.
Lebih baik ikut pulang ke rumahku, dendam ini kita tangguhkan dulu."
"Tidak, aku tidak akan pergi, dengan susah payah aku bisa masuk ke dalam kantor
Biao ini, apakah aku harus meninggalkannya begitu saja?"
Ma Xiu-juan tertawa dengan kecut kemudian dia menggelengkan kepalanya lagi, dia
berkata, "Kau benar-benar keras kepala...."
Kata-katanya belum habis, dia sudah mencium adanya wewangian yang menusuk
hidung, dia bersin dua kali, kepalanya langsung terasa pusing dan tubuhnya terasa


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lemas, ingin berdiri pun tubuhnya sudah tidak bertenaga, tak lama kemudian dia pun
terjatuh di bawah tempat tidur.
Rong Yu Liang pun roboh ke bawah ranjang.
Tiba-tiba ada yang membuka pintu, begitu masuk dia seperti setan, kemudian dia
membalikkan badan untuk mengunci kamar.
Orang yang datang itu sangat lincah, dengan bajunya yang berwarna biru laut ketat,
wajahnya masih muda dan tampan, tapi terlihat wajahnya adalah wajah yang
menyesatkan. Dia adalah Yi Zhi Mei, Zhou Shi-lan.
Dia melihat Ma Xiu-juan yang terjatuh di sisi ranjang dan tertawa, "Si Cantik, akhirnya
kau tidak bisa lari lagi dari genggamanku."
Dia melihat Rong Yu Liang yang roboh di pinggir dan berkata, "si bocah tengik ini
bernasib baik. Gadis yang begitu cantik mengantarkan dirinya ke depanmu, tapi kau
hanya mengobrol saja, sekarang biarkan aku yang menikmatinya, setelah merasa
cukup baru giliranmu."
Segera dia menggendong Xiu-juan ke atas ranjang. Dia terus mengecupi Wajahnya,
kemudian mulai membuka baju Ma Xiu-juan.
Zhou Shi-lan sangat senang, segera dia...
218 Tapi terdengar ada yang mengetuk pintu, ada suara yang berkata, "Rong Yu Liang, kau
jangan berpura-pura, aku tahu kau baru pindah kesini. Hari belum terlalu malam, kau
pasti belum tidur, bukalah pintu ini!"
Ini adalah suara Meng Qi-fang.
Zhou Shi-lan sangat hafal dengan suara Meng Qi-fang. Pernah beberapa kali dia
mengejar Meng Qi-fang tapi tidak dianggap olehnya.
Tapi apa boleh buat karena dia adalah anak kesayangan Meng Ju-zhong, dia tidak
berani berbuat keterlaluan kepadanya. Sekarang Meng Qi-fang datang dan ini
membuatnya merasa kaget, entah apa yang harus dia lakukan"
Meng Qi-fang mendengar tidak ada yang menyahut, dia mulai merasa curiga. Dari balik
bajunya dia mengeluarkan sebuah pedang pendek dan mulai membongkar pintu kamar.
Pintu terbuka, dia tertawa tapi kemudian dia terkejut karena jendela dibelakang terbuka
lebar. Ada bayangan seseorang yang sedang keluar dari jendela dan berniat untuk
melarikan diri. Siapakah dia" Meng Qi-fang bersuara keras. Pedang pendeknya dikeluarkan. Ada yang berteriak
kesakitan tapi orang itu dengan cepat pergi dari sana.
Rong Yu Liang roboh di bawah bangku. Dia terguling. Di tempat tidur ada seorang
gadis setengah telanjang, tapi sama sekali tidak bergerak.
"Ada apa sebenarnya?" Hati Meng Qi-fang panas dan marah, "Marga Rong, ternyata
kau keluar dari kantor Zhen Yuan dan kesini hanya untuk menarik hati gadis lain. Gadis
ini pun tidak tahu malu, sudah berdandan begitu cantik, begitu hari sudah malam,
langsung masuk ke kamar laki-laki!"
Sekarang dia baru ingat apa yang telah terjadi tadi, wajahnya memerah dan dia sangat
marah kepada Ma Xiu-juan yang masih pingsan, "Kalau bukan karena aku datang, kau
sudah diperkosa, rasakan!"
Dia teringat kepada Rong Yu Liang yang masih pingsan, dalam hati dia terpaku,
"Apakah dia terluka...." 219 Dengan terburu-buru dia berjalan menghampiri Rong Yu Liang dan membereskan kursi
kemudian memeriksa keadaan Rong Yu Liang.
Dia berkata, "Untung dia hanya menggunakan wewangian murahan."
Dia mengambil segayung air, dengan pelan dia menyiram ke wajah Rong Yu Liang. Dia
juga memegang wajah Rong Yu Liang.
Rong Yu Liang segera tersadar dan mulai bergerak.
Meng Qi-fang menunggu selama setengah jam, Rong Yu Liang tetap tidak bergerak.
"Ada apa ini?" Meng Qi-fang tidak mengerti, dia memegang nadi Rong Yu Liang, nadi
masih berdenyut dengan normal, nafasnya tetap stabil, dia menjadi kebingungan.
Dia menunggu lagi, akhirnya dia merasa tidak sabar.
Dalam hati dia berpikir, "Sepertinya dia tidak mengalami masalah, aku tidak perlu
menunggu lagi. Besok aku akan membuat perhitungan dengannya."
Dia sudah mengambil keputusan, kemudian membalikkan badan keluar dari kamar,
tidak lupa dia melotot marah kepada Ma Xiu-juan.
Pintu kamar baru saja tertutup, mata Rong Yu Liang langsung dibuka.
Dia tertawa aneh, dia melihat ke arah pintu dan memastikan gadis itu sudah pergi, baru
dia membersihkan air dari wajahnya....
Tidak lama kemudian, Ma Xiu-juan baru sadar.
Dia membuka kedua matanya, lalu terbengong-bengong kemudian tertawa dan berkata,
"Kenapa tiba-tiba aku ketiduran...." kata-katanya belum habis, dia sudah melihat dia
setengah telanjang. Segera wajahnya memerah dan dengan cepat membereskan bajunya. Dia berkata,
"Apa yang telah terjadi?"
Rong Yu Liang tertawa kecut dan berkata, "Seorang Xue Zhong Yan juga bisa jatuh
disungai, kau sudahterkena wewangian orang lain."
"Apa, kau bilang apa?"
220 "Kau sudah terkena wewangian tapi kau belum tahu?"
Ma Xiu-juan baru ingat, sebelum dia pingsan dia sudah mencium wewangian, dia kaget
hingga melotot dan berkata, "Bagaimana denganmu...."
"Aku sama seperti dirimu, terkena efek wewangian itu."
".... bagaimana kau bisa sadar?"
"Ada seseorang yang menolongku."
"Siapakah dia" Mengapa kau malu mengatakannya kepadaku?"
Rong Yu Liang tampak ragu, kemudian dia menjawab dengan suara kecil, "Dia adalah
putri Meng Ju-zhong, dia...."
"Mengapa dia bisa datang kesini" Aku semakin bingung dengan keadaan ini, ada apa
ini?" "Dia...." Karena malu wajah Rong Yu Liang memerah, dia tidak bisa meneruskan lagi
kata-katanya. Ma Xiu-juan berpikir sebentar, tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Aku sudah mengerti,
kau sedang bernasib baik, seorang putri dari keluarga Meng menyukaimu."
Rong Yu Liang berkata, "Kau masih bisa bercanda."
Ma Xiu-juan dengan dingin berkata lagi, "Aku tidak bercanda, tapi aku ingin
memperingatimu, kalau Meng Ju-zhong benar orang dengan sifat yang kau katakan
tadi... sebagai orang yang sering membunuh temannya sendiri, dia pasti orang yang
sangat lihai, licik. Dengan tenagamu sendiri, kau tidak akan bisa menang dari dia,
apalagi Meng Qi-fang adalah gadis yang terkenal dan tidak tahu aturan, dia
menyukaimu, aku ingin bertanya kepadamu, kau bisa berpura-pura seperti ini berapa
lama lagi" Kau benar-benar menantang bahaya. Ikutlah pulang denganku, minta
kepada ayahku agar bisa menolongmu, bila ada ayahku, kau tidak terlalu beresiko
menghadapi bahaya." Rong Yu Liang tampak berpikir sebentar dan berkata, "Pendapatmu tidak salah, tapi
dendam ini terlalu besar, mana bisa mengandalkan orang lain, apalagi Paman sudah
lama mundur dari dunia persilatan, aku tidak mau karena diriku, dia terpaksa harus
kembali, kemudian bergelimang dengan darah lagi. Kakak Juan, bukan aku tidak mau
221 mendengar nasihatmu, aku seperti panah yang disiapkan di busur, aku terpaksa harus
menghadapi bahaya ini, aku sudah tidak memikirkan hal lain lagi...."
Sebuah sungai kecil mengalir melewati kuil itu, pagar jembatan yang diukir
membentang di kedua sisi sungai itu.
Sepanjang sungai ditumbuhi dengan pohon Yang Liu, angin berhembus membuat
daun-daun pohon Yang Liu seperti orang yang sedang menari.
Jalan berliku-liku hingga di depan kuil. Di dalam kuil penuh dengan patung dewa dan
dewi, ada pula patung Dewi Guan Yin, patung itu memiliki rambut yang indah dan wajahnya
cantik, terlihat anggun dan megah.
Patung itu diletakkan di sebuah kolam teratai. Di kedua sisi patung itu terdapat patung
Liong, di depan meja sembahyang ada beberapa orang biksuni yang sedang membaca
doa. Jauh lebih dalam tampak seorang biksuni yang usianya sudah setengah baya sedang
duduk dan membaca doa, wajahnya merah, walaupun sudah mencapai usia setengah
baya tapi dia masih terlihat cantik.
Bila dilihat dari luar sepertinya dia sedang membaca doa dan menenangkan diri, tapi
bila dilihat dengan teliti lagi, kedua alis biksuni itu bergerak, tubuhnya pun tampak
gemetar. Di sisinya ada seorang pemuda tampan yang sedang bercerita dengan suara pelan....
"....Guru, kau jangan marah, aku menyuruh dua orang biksuni kecil itu keluar, sebab
ada yang ingin kubicarakan dengan Guru."
"Kau masuk ke kuil kami dan mengatakan ada perlu denganku, baiklah, apa yang ingin
kau sampaikan, katakan saja, aku siap mendengarnya."
Kata pemuda itu, "Guru, aku ingin menanyakan suatu hal kepadamu, bila memperbaiki
dan membangun kembali kuil ini butuh berapa uang yang harus dikeluarkan?"
Biksuni itu menjawab, "Aku tahu bahwa kau adalah orang terkaya di Lan Zhou dan juga
terkenal." "Kalau begitu Guru sudah tahu siapa aku ini?"
222 "Bukankah kau adalah putra dari pemilik kantor Biao Zhen Yuan, dari keluarga Meng?"
"Benar, Guru sangat lihai, sekali melihat sudah bisa menebak semuanya."
Biksuni itu berkata lagi, "Di kota Lan Zhou sepertinya tidak ada seorang pun yang tidak
kenal dengan dirimu."
"Itu lebih baik," Meng Shao Hui tertawa dan dia mengeluarkan satu tail uang emas,
beratnya kurang lebih 100 gram perlahan-lahan dia meletakkan uang itu di atas meja,
kemudian berkata lagi, "Guru, uang ini hanya sebagai uang muka dulu, bila masih
kurang Guru tinggal menyebutkan berapa jumlah yang masih dibutuhkan."
Biksuni itu tidak melihat uang yang diletakkan oleh pemuda itu, dia hanya berkata,
"Umat Budha selalu siap membantu, juga selalu menasihati agar orang selalu berbuat
kebajikan, bila Tuan mempunyai permintaan asalkan tidak melanggar peraturan kuil,
aku akan siap membantumu."
"Apakah Guru tahu bahwa kantor Biao Wei Yuan adalah milik keluarga Qing?"
Alis biksuni itu terangkat, dia menghela nafas kemudian berkata, "Apakah yang kau
maksud adalah kantor Biao yang beberapa bulan lalu mendapatkan musibah?"
"Benar, aku dan putri dari keluarga itu tumbuh bersama, sewaktu Ketua Qing masih
hidup, beliau pernah menjodohkan kami.... tapi sekarang ibunya, Yi Zhang Qing tidak
mau mengakui hal ini, dia tidak mengijinkan aku bertemu dengan Nona Qing, aku
pikir...." Biksuni itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kami para biksuni tidak tahu
mengenai hal ini, hanya tahu bahwa perjodohan anak harus mengikuti kemauan orang
tua atau mak comblang, bila Tuan memang mencintai Nona Qing, mengapa tidak
meminta ayahmu agar menyuruh orang menemui Nyonya Qing dan membicarakan
tentang perjodohan ini, nama keluarga Meng sudah terkenal di Lan Zhou, apa pun bisa
dilakukan oleh ayahmu, mengapa harus datang kesini dan mencariku?"
"Bukan itu, Guru. Aku adalah seorang laki-laki, aku ingin mencari jodoh yang cocok
untukku, aku hanya ingin menanyakan hal ini kepada Nona Qing, apakah dia masih
mau menerimaku, bila dia masih bersedia, baru aku akan mengambil keputusan,
karena itu pula aku meminta bantuan kepada Guru."
"Bantuan apa yang Tuan inginkan?"
223 Meng Shao-hui terdiam sebentar, kemudian berkata lagi, "Aku dengar keluarga Qing
sedang bersiap-siap untuk bersembahyang, dalam beberapa hari ini mereka akan
datang ke kuil Guru, saat itu...."
= ooOOOoo = Hari itu ada dua buah tandu yang berhenti di depan kuil Bai Yun, Che Liang Yun dan
Qing Li Hua dibantu oleh pelayan turun dari tandu, kemudian dengan perlahan masuk
ke dalam kuil. Biksuni Liao Ying membawa keempat muridnya keluar untuk menyambut mereka.
Tangan Guru Liao Ying terkatup, dia memberi homat, "A Mi Ta Ba, Nyonya Chi datang
begitu pagi." Chi Ling Yun tertawa dan berkata, "Guru, maaf kami akan merepotkanmu."
"Kami adalah umat Budha, semua harus kami sendiri yang melakukannya."
Chi Ling Yun bertanya, "Guru, apakah di sini aman-aman saja?"
"Nyonya dan Nona datang ke kuil ini untuk bersembahyang, tentu kami harus melayani
Anda berdua dengan baik, kami sudah menolak orang yang tidak berkepentingan
datang kesini." "Terima kasih untuk perhatian Guru."
Ketokan yang berbentuk ikan yang terbuat dari kayu mulai diketuk, lonceng pun mulai
dibunyikan, asap pun tampak mengebul di ruang sembahyang.
Baru saja keluar dari ruang sembahyang, tiba-tiba tubuh Qing Li Hua bergoyanggoyang, Chi Ling Yun terkejut dan bertanya, "Anak baik, ada apa dengan dirimu?"
Jawab Qing Li Hua dengan suara kecil, "Tidak apa-apa, hari ini aku bangun lebih awal,
sekarang aku merasa sedikit pusing."
Kata Biksuni Liao Ying, "Bila Nona merasa tidak enak badan, silakan beristirahat dulu di
kamar." Qing Li Hua merasa ragu, Chi Ling Yun berkata lagi, "Bila kau merasa lelah,
beristirahatlah dulu sebentar di kamar, sudah lama aku tidak ke kuil ini, aku juga ingin
melihat-lihat." 224 Chi Ling Yun bertanya kepada Biksuni Liao Ying, "Guru, apakah disini aman-aman
saja?" "Nyonya, tidak perlu merasa khawatir, di kuil kami ini tidak ada orang lain."
"Baiklah kalau begitu, Chun Tao, temani Nona beristirahat sebentar di kamar."
Memanah Burung Rajawali 38 Tanah Semenanjung Karya Putu Praba Drana Amanat Marga 12

Cari Blog Ini