Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long Bagian 5
Kata Qing Li Hua, "Biarkan mereka melayani ibu, aku akan beristirahat sebentar di
kamar." Biksuni itu menyela, "Kedua muridku ini tidak mempunyai urusan lain, biarkan mereka
yang menemani putrimu." Qing Li Hua pergi dengan ditemani oleh kedua biksuni kecil itu ke sebuah kamar,
mereka masuk kedalam kamar, kemudian kedua biksuni muda itu tertawa dan menutup
kamar dan mereka pun berlalu dari sana.
Hati Qing Li Hua bergetar terus, tak lama kemudian Meng Shao-hui keluar dari balik
tirai, dengan tertawa dia berkata, "Nona Qing, aku sudah menunggumu begitu lama."
Wajah Qing Li Hua memerah dan berkata, "Aku sudah bisa menebak kau pasti berada
disini, mengapa biksuni tua itu membantumu...."
Belum habis perkataannya, tangan Qing Li Hua dipegang oleh Meng Shao-hui, dia
menggenggam dengan erat, membuat hati Qing Li Hua berbunga-bunga, dia ingin
menarik tangannya, tapi dia merasa sama sekali tidak bertenaga, dia berkata dengan
manja, "Kau...."
Seperti orang bodoh Meng Shao-hui berkata, "Adik Hua, aku sangat merindukanmu."
"Kau menyuruhku kesini, apa yang ingin kau katakan kepadaku" Cepatlah katakan
sekarang, ibuku sekarang ini berada di depan kuil, jadi jangan main-main lagi."
"Aku sudah tahu," Meng Shao-hui tertawa kemudian berkata lagi, "Tidak perlu merasa
khawatir, pasti akan ada orang yang mengalihkan perhatiannya. Adik Hua, malam itu
benar-benar berbahaya situasinya, apakah ibumu mengenaliku?"
"Untung ibuku tidak mengenalimu," Qing Li Hua tertawa dan melanjutkan lagi, "Kau
melarikan diri dengan cepat dari sana."
225 Kata Meng Shao-hui, "Aku tidak mempunyai cara lain karena Yi Zhang Qing sangat
galak." Qing Li Hua menarik tangannya untuk menutupi mulut Meng Shao-hui, kemudian Meng
Shao-hui memeluk Qing Li Hua.
"Adik Hua...." Suara Meng Shao-hui begitu lembut dan manis, kedua matanya bersorot
aneh, dia terus menatap Qing Li Hua. Dia terus menunggu, perasaan ini begitu hangat.
Qing Li Hua merasa hatinya bergetar, dia merasakan perasaannya begitu lembut dan
hangat, dia masuk kedalam pelukan Meng Shao-hui....
Meng Shao-hui merasa tubuh Qing Li Hua begitu lembut, dia menjadi mabuk kepayang,
dia memeluk Qing Li Hua semakin erat....
Waktu terus berjalan, di sekeliling mereka begitu sepi.
Nafas Meng Shao-hui semakin kencang dan terengah-engah, dia berkata, "Adikku yang
baik, aku, aku ingin...."
Qing Li Hua mengerti apa yang diinginkan oleh Meng Shao-hui, dia terkejut dan dengan
suara kecil dia berkata, "Mana boleh dilakukan disini...."
"Tidak, aku akan membawamu...."
Qing Li Hua belum menjawab, dia merasa tubuhnya terangkat dan tidak berpijak ke
tanah, dia digendong oleh Meng Shao-hui berjalan melewati tirai dan melewati sebuah
pintu, menuju ke sebuah tempat yang sepi.
Meja rotan yang kecil, kursi yang terbuat dari rotan, di sudut kamar itu ada sebuah
tempat tidur dan ada sebuah selimut, tempat itu bersih dan terang, membuat orang
menjadi berkhayal.... Mereka berdua berpelukan dengan erat di tempat tidur, kedua tubuh saling menempel
dengan erat, tubuh mereka semakin lama semakin panas, tubuh mereka lama
kelamaan seperti dua bongkahan api, api yang panas.... api ini cukup untuk membakar
semua benda yang berada di tempat itu.
Meng Shao-hui tidak bisa menguasai dirinya lagi. "Aku tidak tega...."
".... tunggu menikah." Semua pikiran itu hilang dibakar oleh api yang membara dan
hangus menjadi debu. 226 Dia mengeluarkan sebelah tangannya, dengan cepat membuka baju Qing Li Hua.
Qing Li Hua yang sama-sama sudah terbakar oleh api asmara menjadi pusing, dia
hanya tertawa manis, dia hanya memejamkan mata, dia membiarkan saja semua
perlakuan Meng Shao-hui....
Akhirnya Meng Shao-hui sudah tidak tahan lagi dan dia bisa menjadi gila, dia seperti
binatang, mulai merobek baju Qing Li Hua dan menindih....
Tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut, suara ini berasal dari sebelah kamar, kedua tubuh
itu menjadi bergetar, mereka terpaku.
Qing Li Hua terkejut, rohnya seperti ditarik kembali ke tubuhnya, dia melepaskan diri
dari pelukan Meng Shao-hui, dia berusaha melepaskan diri dari tindihan Meng Shaohui, dia berkata, "Ibuku datang, cepat...."
Tapi Meng Shao-hui tetap memeluknya dengan erat, dia berkata menenangkan,
"Jangan takut, dia tidak akan menemukan kita."
Tapi terdengar suara Chi Ling Yun di sebelah kamar yang sedang marah-marah dan
membentak, "Cepat katakan dimana putriku!"
"Nyonya," kata biksuni itu, "Jangan khawatir, kuil kami ini tidak besar, Nona tidak akan
menghilang dari sini, aku sudah memanggil kedua biksuni itu untuk menanyakan
keadaan sebenarnya."
Chi Ling Yun membentak, "Cepat panggil mereka!"
Kedua biksuni itu datang, langsung saja Chi Ling Yun membentak, "Kalian berdua yang
menemani putriku, sekarang dia berada dimana?"
Jawab kedua biksuni kecil itu, "Kami mengantarkan Nona masuk ke dalam kamar untuk
beristirahat, kemudian kami keluar dari sana, kami tidak tahu Nona menghilang...."
"Apakah dia pergi jauh?" Chi Ling Yun sangat marah dan membentak memanggil
pelayannya, "Chun Tao, Qin Qu, cepat cari Nona!"
Seorang keluar dari kamar, seorang mencari ke balik tirai, "Nyonya, disini ada sebuah
pintu rahasia!" Chun Tao berteriak memangil, dua orang yang berada disana sangat kaget...
227 Meng Shao-hui dengan cepat turun dari tempat tidur, Qing Li Hua segera duduk,
dengan cepat mereka membereskan baju....
Tiba-tiba terdengar pintu yang ditendang, seseorang menerjang masuk, dia adalah Chi
Ling Yun! Meng Shao-hui merasa terkejut segera dia membuka tirai, tangan kiri melindungi
kepalanya, tadinya dia ingin melarikan diri melewati jendela, tapi karena bajunya belum
terikat dengan benar, maka tali itu tersangkut tirai dan terbawa olehnya, membuat
kakinya tersandung, terdengar ada yang terjatuh...
Meng Shao-hui terjatuh di bawah jendela.
"Penjahat kecil, kau mau lari kemana?"
Che Ling Yun berteriak dan mendekati Meng Shao-hui, tangan kirinya mengeluarkan
jurus Menangkap Naga dan Harimau, dia menarik leher baju Meng Shao-hui, tangan
kanannya siap memukul ke arah Meng Shao-hui.
Tapi dia segera menghentikan gerakannya. Dia mengenali pemuda itu, tak lain adalah
Meng Shao-hui, dengan ekspresi terkejut dia berkata, "Ternyata kau...."
"Benar, ini aku, Tuan Muda Meng."
Tadinya Meng Shao-hui ingin berbalik menyerang, tapi setelah melihat Chi Ling Yun
hanya bediri dengan ekspresi kaget, dia malah merasa tenang, dia berusaha
melepaskan diri dari cengkraman Chi Ling Yun.
Sambil mengikat bajunya dia berkata, "Nyonya Qing, putrimu memang milikmu, tapi dia
pun tetap harus menikah, aku kira aku pantas untuk menjadi menantumu."
Kemarahan membuat wajah Chi Ling Yun menjadi pucat, suaranya terdengar bergetar.
Karena merasa malu Qing Li Hua keluar dari kamar itu.
Biksuni dua itu pun dengan diam-diam meninggalkan tempat itu.
Meng Shao-hui tersenyum, dengan bercanda dia berkata, "Ada apa" Apakah calon
mertua mempunyai pesan untukku?"
"Aku, aku ingin membunuhmu!" Chi Ling Yun sudah siap untuk menyerang Meng Shaohui.
228 Dengan tertawa Meng Shao-hui berkata, "Aku kira kau tidak akan berani membunuhku,
walaupun kau punya keberanian tapi kau tidak akan membunuhku."
Chi Ling Yun menjadi lesu.
Walaupun Meng Shao-hui masih muda, tapi ilmu silatnya hampir sama kuat dengan
ayahnya, Jin Chi Da Peng Meng Ju-zhong.
Di Lan Zhou Meng Shao-hui sangat terkenal, Chi Ling Yun tahu bagaimana
kemampuan silatnya, seperti telur yang beradu dengan batu... sama dengan menghina
dirinya sendiri. "Baiklah," kata Chi Ling Yun dengan marah, "Tuan Muda Meng yang terkenal, kau
berani menggoda perempuan baik-baik."
Selesai berkata seperti itu dia membalikkan badan dan pergi dari sana. Dibelakang
terdengar suara dingin. "Apakah aku yang menggodanya terlebih dulu" Kelak mungkin kau sendiri yang akan
mengantarkan dia ke rumahku, saat itu aku pun tidak sudi menerimanya." Setelah
berkata seperti itu, Meng Shao-hui merasa dirinya menjadi aneh.
Apakah ini kemarahan" Ataukah dia sudah sadar"
= ooOOoo = Di perpustakaan mewah Meng Ju-zhong, ada dua orang yang sedang berbicara. Tapi
karena sekarang hari masih siang, suasanya sangat tidak tepat.
Seorang perempuan dengan suara keras berbicara hampir berteriak, "Ketua Meng,
Tuan adalah orang ternama di Lan Zhou, kau membiarkan putramu menggoda
perempuan baik-baik, kau harus tahu ada pepatah yang mengatakan: bila melahirkan
seorang anak, bila tidak diajar ini adalah kesalahan ayahnya."
Yang berkata seperti itu tidak lain adalah Yi Zhang Qing Chi Ling Yun, dia sedang
duduk disebuh kursi, kemarahan membuat wajah dan telinganya menjadi merah,
tubuhnya gemetar menahan kemarahan.
Tapi Meng Ju-zhong tampak tenang saja, dengan pelan dia berkata, "Kakak Ipar,
jangan marah-marah dulu, pelan-pelan saja bicara, ada apa dengan anakku Shao-hui?"
229 "Dia menggoda putriku...." Baru saja berkata seperti itu dia sudah merasa malu,
kemudian dia melanjutkan lagi, "Apakah kau tidak tahu putramu dijuluki dengan playboy
terbang kesana sini?"
Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, "Ada pepatah yang mengatakan: 'yang paling tahu
sifat putranya tak lain adalah ayahnya sendiri'. Dia berterbangan memang masuk akal,
ilmu silatnya tinggi, ilmu meringankan tubuhnya pun tinggi, bila dikatakan terbang
kesana kesini, itu memang pantas, bila dijuluki playboy sepertinya terlalu...."
Chi Ling Yun merasa sangat marah dia berkata, "Yang tahu anaknya adalah ayahnya,
dia tidak bekerja, setiap hari kerjanya hanya bermain, apakah kau juga tidak tahu
tentang ini?" "Oh!" seru Meng Ju-zhong dengan tertawa, "Apakah maksudmu dia mendirikan
kelompok opera Cui Feng-ban" Aku tahu tentang itu, sebenarnya ini bukan hal yang
aneh, sudah setengah abad aku hidup di dunia persilatan, setiap hari hanya melihat
darah dan senjata, aku sudah bosan, untung aku berhasil mengumpulkan sedikit uang,
aku tidak tega bila anakku mengikuti jejak ayahnya, dia membentuk kelompok opera,
sebenarnya bukan hal yang jelek."
Chi Ling Yun menahan diri untuk mendengarkan penjelasan Meng Ju-zhong yang aneh
ini, dia marah dan berkata, "Tidak perlu berbelit-belit, yang aku maksud anakmu adalah
menggoda perempuan baik-baik!"
"Apakah dia pernah melakukannya?" Meng Ju-zhong menggelengkan kepalanya dan
berkata, "Kakak Ipar, semua kejahatan berawal dari hal mesum, jangan sembarangan
bicara, gossip itu sangat menakutkan, Kakak jangan dengarkan gossip ini."
"Kau masih ingin melindungi anakmu"!"
Kata Meng Ju-zhong lagi, "Kakak berani berkata seperti itu, apakah sudah mempunyai
bukti?" "Ini...." Chi Ling Yun dengan marah melanjutkan lagi, "Apakah kau kira aku
sembarangan bicara" Dia menggoda putriku, aku sendiri yang melihatnya! Kau jangan
melindungi dia lagi!"
"Oh, ternyata seperti itu." Meng Ju-zhong tampak berpikir sebentar dan berkata lagi,
"Mungkin karena mereka tumbuh bersama dan sekarang ini mereka sudah dewasa dan
ada sedikit....Jujur bicara, hal ini tidak perlu kita...."
230 Chi Ling Yun benar-benar mengatakannya!" marah, "Putramu itu.... aku benar-benar malu "Melihat reaksimu seperti itu, apakah mereka...." Meng Ju-zhong tertawa dan berkata,
"Itu biasa dilakukan oleh anak muda, menurutku almarhum Kakak Qing pun akan setuju
denganku, bila mereka...."
"Sudahlah, keluarga Meng pemilik kantor Biao Zhen Yuan tidak setara dengan kami ibu
dan anak ini." "Apakah Kakak Ipar berselisih dengan putraku?"
Jawab Chi Ling Yun dengan marah, "Bukan hanya berselisih, bila ilmu silatku tidak
berada di bawahnya, aku sudah membunuhnya sejak awal!"
Kata Meng Ju-zhong sambil tersenyum, "Kakak Ipar terlalu berat melakukan hal itu."
"Aku kalah bicara denganmu, tapi kuberitahu kepadamu, kami tidak berani berbesan
dengan keluarga Meng pemilik kantor Biao Zhen Yuan, aku harap kau mau
mengajarkan putramu agar jangan mengganggu putriku lagi, aku katakan sekali lagi:
'hanya bisa melahirkan tapi tidak bisa mengajar, ini adalah kesalahan ayahnya'. Bila
putramu masih berani melakukan hal mesum, jangan salahkan bila aku bertindak. Hatihati dengan nama baikmu!"
Chi Ling Yun berdiri dan berkata, "Aku permisi!" dia membalikkan badan dan langsung
pergi. "Kakak Ipar, tunggu sebentar...."
Tapi Chi Ling Yun tidak membalikkan kepalanya, dia pergi begitu saja.
Meng Ju-zhong tertawa dengan sinis.
= ooOOOoo = Tuan Lu sangat menyayangi istri muda ketiganya, sudah satu bulan ini dia tidak
mengunjungi Xiao Lan-ying.
Tapi Xiao Lan-ying tidak pernah merasa kesepian karena Zhou Shi-lan selalu mengisi
kekosongan hatinya. 231 Dengan penuh semangat Zhou Shi-lan selalu melayaninya dengan baik, membuat
perasaan Xiao Lan-ying menjadi gila dan bodoh, setiap hari tenggelam didalam mimpi
yang lembut dan menggoda.
Awalnya dia masih terus mengingat Meng Shao-hui, tapi sekarang pikiran itu
dihilangkannya jauh-jauh. Semalam dia telah menikmati kebersamaan mereka hingga
pukul lima subuh. Baru saja Zhou Shi-lan pergi dari kediaman Lu, setiba di rumah dia tidak tidur lagi,
sekarang dengan senang berjalan ke tempat kelompok opera Cui Feng-ban.
Musik yang terdengar begitu ramai, suara seseorang yang bernyanyi terdengar dengan
nada semakin tinggi. Dulu semua ini membuat hati Zhou Shi-lan menjadi senang, sekarang dia tidak tertarik
lagi, bila ada anggota kelompok Cui Feng-ban yang menyapanya, dia malas untuk
menjawab. Begitu dia masuk ke ruang tamu, dia melihat Meng Shao-hui ada disana dengan wajah
cemberut. Zhou Shi-hui yang berada disisinya sedang mencoba untuk menasihatinya.
Zhou Shi-lan menjadi terpaku.
"Apa yang terjadi...."
Zhou Shi-hui melihat kakaknya yang baru masuk, dia marah dan berkata, "Kakak,
semua ini adalah salahmu!"
Zhou Shi-lan terkejut dan bertanya, "Apa yang sudah terjadi?"
"Masalah Shu Yi Xian Gu!"
Zhou Shi-lan mencoba untuk tenang dan tertawa, "Aku kira ada masalah besar, jangka
waktu satu bulan adalah.... kalau tidak salah waktunya sudah tiba. Adik Hui...."
"Kau masih bisa bercanda, lihatlah Kakak Shao-hui yang sedang kebingungan."
"Paling-paling dia hanya akan mentraktir kita makan selama satu bulan, untuk seorang
Tuan Muda Meng itu bukan hal yang sulit."
Meng Shao-hui hanya tertawa kecut dan berkata, "Uang tidak menjadi masalah bagiku,
hanya...." 232 Zhou Shi-lan tertawa dan bertanya, "Apakah kau merasa uangmu tidak pantas untuk
digunakan mentraktir kami?"
"Tidak, hanya saja...." Meng Shao-hui tidak bisa menceritakan kegundahan hatinya.
Kata Zhou Shi-hui, "Sebenarnya Kakak Hui juga tidak kalah begitu saja, sebenarnya
Shu Yi Xian Gu menyukai Kakak Hui, hanya saja ibunya merusak semua rencananya,
kemarin dia hampir saja mendapatkan Qing Li Hua, tapi tiba-tiba Chi Ling Yun datang
dan semuanya menjadi rusak! Sialnya, nenek tua itu mengadu kepada Paman Meng
dan Kakak Hui pun dimarahi Paman Meng."
Kata Zhou Shi-lan, "Ternyata seperti itu, tidak apa-apa, bila kau ingin menikmati harus
mendapatkan pengorbanan seperti itu, apalagi selama ini Paman Meng tidak pernah
melarang semua perbuatan Adik Hui diluaran, mengapa kali ini berbeda?"
Meng Shao-hui berkata, "Sudahlah, semua ini memang salahku, aku mengaku kalah."
Zhou Shi-lan terkejut dan berpikir, "Bila dia mengaku kalah, dia pasti akan mencari Xiao
Lan-ying lagi, waktu itu dia...."
Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia berpikir dengan cepat, kemudian berkata, "Masa seorang playboy sepertimu
mengaku kalah" Apalagi taruhan ini tidak adil, semua orang pun tahu bahwa Yi Zhang
Qing adalah seorang perempuan galak, sudahlah, mumpung kita bertiga berada disini,
kita tarik kembali taruhan itu, jangka waktunya kita perpanjang lagi selama sebulan,
bagaimana?" Meng Shao-hui tampak ragu kemudian dia berkata, "Kakak Lan, taruhan ini adalah
masalah kecil, kita kesampingkan dulu hal ini, ternyata selama sebulan ini aku benarbenar menyukai Nona Qing...."
Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Bukankah hal itu lebih baik" Aku mengenal seorang
mak comblang yang sangat lihai, bahkan ada istilah orang mati pun ikut bicara bila dia
sudah turun tangan, suruhlah dia pergi ke kediaman keluarga Qing, aku jamin tidak
akan terjadi masalah lain."
Meng Shao-hui menghela nafas dan berkata, "Sepertinya ini bukan hal mudah."
"Mengapa?" tanya Zhou Shi-lan, "Keluarga mana yang bisa menolak keinginan
keluarga Meng" Apakah Yi Zhang Qing ingin putrinya menjadi permaisuri kerajaan?"
Meng Shao-hui menggelengkan kepalanya dan berkata, "Di depan ayah Yi Zhang Qing
mengatakan bahwa dia tidak akan berbesan dengan ayahku."
233 Zhou Shi-lan tertawa dan berkata lagi, "Adik Hui, mungkin itu hanya dimulutnya saja."
"Tapi Yi Zhang Qing adalah orang dunia persilatan, dia tidak akan mengatakan hal yang
tidak dipastikannya."
"Tidak," kata Zhou Shi-lan, "Bila sudah menikah dan menjadi menantunya, dia pasti
akan menyayangimu. Tenanglah, Dik, semua ini menjadi tanggung jawab kakakmu ini,
aku tidak akan mengecewakanmu."
Meng Shao-hui ingin mengatakan sesuatu, tapi dia sudah melihat ada seorang pelayan
yang masuk. Pelayan itu memberi hormat lalu berkata, "Tuan Muda, di kantor ada seorang anak
buah Biao sedang mencarimu, sekarang dia sedang menunggu di luar."
Meng Shao-hui sangat senang, dalam hati dia berpikir, "Pasti Kakak Qi yang datang?"
Ada pepatah yang mengatakan: 'tidak saling memukul tidak akan saling mengenal'.
Pin Ming Er Lang Qi Hua ternyata mendengar bahwa kantor Biao Zhen Yuan sedang
mencari anggota Biao, sengaja dia datang kesana untuk melamar menjadi anggota
Biao. Pada malam itu dia bertarung dengan Meng bersaudara, sesudah itu mereka malah
menjadi cocok. Sekarang mereka menjadi teman, karena rekomendasi Meng Shao-hui
maka Qi Hua Yang diterima bekerja di kantor Biao Zhen Yuan dengan mudah.
"Suruh dia masuk!" pesan Meng Shao-hui.
Di luar dugaan Meng Shao-hui, orang yang datang ternyata bukan Qi Hua Yang, orang
itu adalah Rong Yu Liang yang tidak dikenal.
Rong Yu Liang berjalan melewati ruang tengah, dia melihat orang-orang sedang
menyanyi dan juga sedang latihan musik. Walaupun belum waktunya mereka tampil
tapi mereka sedang berlatih mengenakan gaun.
Dalam hati Rong Yu Liang berpikir, "Katanya Tuan Muda Meng adalah seorang playboy
dan juga senang bermain, kelihatannya memang benar seperti itu. Semua penyanyi
dan pemain adalah laki-laki tapi mereka berkelakuan seperti perempuan, benar-benar
tidak pantas.... tapi, aku sendiri...."
234 Dia sedang berpikir, tiba-tiba di depan matanya terlihat tempat terang. Dari ruangan itu
keluar tiga orang pemuda, mereka tampak bersemangat.
Salah satu dari mereka bertubuh gagah dan tampan, tubuhnya tinggi dan tegap, benarbenar bisa bersaing dengan Pan An.
Sambil berjalan dia menyembunyikan senyumnya, tapi tiba-tiba senyumnya menghilang
dari wajahnya.... Rong Yu Liang sudah lama mendengar bahwa Meng Shao-hui sangat tampan dan
luwes, tapi dia tidak pernah bertemu dengannya. Sekarang setelah melihat, benarbenar apa yang dikatakan oleh orang-orang.
Dia terpaku, tapi dengan cepat dia berusaha menenangkan hatinya dan bertanya,
"Permisi, yang manakah Tuan Muda Meng?"
Meng Shao-hui melihat yang datang bukanlah Qi Hua Yang, dia tampak kecewa, tapi
melihat Rong Yu Liang yang berwajah tampan dan luwes, hatinya pun merasa senang,
segera dia menyahut dan berkata, "Aku adalah Meng Shao-hui. Pelayanku mengatakan
ada seseorang yang mencariku, apakah yang dimaksud adalah Tuan?"
"Benar, aku memang ingin bertemu dengan Tuan Muda Meng."
"Kapan Tuan bekerja di kantor kami" Kenapa aku belum pernah melihat Tuan?"
"Tuan terlalu sibuk, mana bisa melihat aku?"
"Kakak datang kesini, ada keperluan apa?"
"Tadinya, Ketua Biao menyuruhku pergi ke kediaman keluarga Qing untuk mengantar
uang, tapi tiba-tiba beliau menyuruh Tuan Muda pulang karena ada hal penting yang
harus dirundingkan. Kebetulan saat itu tidak ada orang di kantor Biao, karena itu beliau
menyuruhku kesini untuk memanggilmu pulang. Tuan Muda, cepatlah pulang, aku
permisi dulu!" Tapi Meng Shao-hui memanggilnya kembali dan berkata, "Tunggu, aku akan segera
pulang, kita bisa pergi bersama-sama...."
Di jalanan tampak banyak orang, toko-toko di kedua sisi jalan sangat ramai. Rong Yu
Liang dan Meng Shao-hui berjalan bersama-sama.
235 Rong Yu Liang merasa hatinya terus bergetar, mereka berdua hanya diam. Begitu
mereka berjalan melewati rumah sewaan Rong Yu Liang.
Rong Yu Liang segera berhenti dan berkata, "Tuan Muda, rumahku berada di daerah
sini. Aku harus pulang untuk mengambil sesuatu, lebih baik Tuan pulang dulu...."
Tadinya dia ingin Meng Shao-hui pergi dulu, tapi setelah dipikir-pikir sepertinya itu tidak
sopan, kemudian dia berkata lagi, "Kalau Tuan ada waktu, mampirlah dulu ke
rumahku." Meng Shao-hui hanya diam sebentar lantas dia berkata, "Baru kemarin malam aku
bertemu dengan ayahku, sekarang dia memanggil aku kembali, pasti bukan suatu hal
yang penting. Sekarang aku akan berkunjung ke rumahmu, kita bisa mengobrol."
Hal berubah di luar dugaan Rong Yu Liang. Wajahnya menjadi memerah dan berkata,
"Ini...." Meng Shao-hui adalah Tuan Muda keluarga Meng, banyak orang yang berusaha
menjilatnya, sekarang dia melihat Rong Yu Liang tampak ragu, dia merasa aneh dan
berkata, "Kenapa, apakah aku tidak boleh berkunjung ke rumahmu?"
Bila ditolak terus menerus, ini menjadi tidak masuk akal, terpaksa Rong Yu Liang
tertawa dan berkata, "Aku sangat senang bila Tuan mau datang berkunjung, tapi
rumahku kecil dan...."
Rumahnya adalah rumah yang kecil, tapi sangat bersih membuat orang merasa betah.
Meng Shao-hui melihat ke sekeliling dan memuji, "Ternyata Kakak adalah orang yang
sangat bersih, rumah ini sangat rapi dan bersih."
Rong Yu Liang tertawa kecil dan berkata, "Terima kasih untuk pujian Tuan, silakan
duduk!" Rong Yu Liang membuatkan teh dan mengantarkannya ke depan Meng Shao-hui, tapi
Rong Yu Liang tidak berani menatap lawan bicaranya.
Meng Shao-hui minum seteguk dan berkata, "Rumahku banyak kamar, pelayanku juga
banyak, mereka juga bisa melayanimu, mengapa kau harus mengeluarkan uang untuk
menyewa rumah ini, apakah rumahku tidak cocok dengan Kakak?"
236 Rong Yu Liang berkata, "Tidak.... sejak kecil aku senang menyepi juga tidak mau
diganggu oleh orang lain. Untung harga sewa rumah ini tidak terlalu mahal dan cocok
dengan seleraku." Meng Shao-hui tertawa dan berkata, "Apakah Kakak ingin menjemput istri kemudian
tinggal bersama?" "Oh, tidak! Sejak kecil aku sudah kehilangan orang tua, sekarang aku belum menikah."
Meng Shao-hui melihat Rong Yu Liang terlihat seperti sangat sedih, segera dia
meminta maaf dan berkata, "Aku minta maaf, harap Kakak jangan marah!"
Karena pembicaraannya tidak menyambung, Meng Shao-hui permisi pulang. Dia
berkata, "Bila Kakak pergi ke keluarga Qing, ada satu hal yang ingin kutitipkan, tidak
tahu...." "Bila Tuan mempunyai pesan, aku pasti akan menyampaikannya."
Kata Meng Shao-hui, "Aku dan putri keluarga Qing yaitu Qing Li Hua saling mencintai,
tapi ibunya tidak setuju...."
Rong Yu Liang merasa aneh dan berkata, "Apakah Nyonya Qing merasa tidak cocok
mempunyai menantu Tuan Muda Meng?"
"Tidak, Nyonya Qing berselisih beberapa waktu yang lalu dengan ayah. Kantor Biao
Wei Yuan dan kantor Biao Zhen Yuan berpatungan berbisnis, mungkin kau juga sudah
tahu, karena itu pula kantor Biao Wei Yuan hancur dan musnah...."
Rong Yu Liang berkata, "Hal ini sudah diketahui oleh semua orang dunia persilatan, aku
juga pernah mendengarnya tapi katanya setelah terjadi musibah ini, ketua Meng
dengan senang hati membuka kantongnya dan memberi uang yang banyak kepada
keluarga Nyonya dan putri keluarga Qing. Sebenarnya itu pun tidak merugikan mereka."
Meng Shao-hui menarik nafas dan berkata, "Mungkin orang selalu bersifat serakah.
Yang aku tahu Nyonya Qing itu sangat membenci ayahku, dia berusaha melarang aku
bertemu dengan Nona Qing, karena itu aku menjadi susah tidur dan makan...."
"Ini sangat aneh." Rong Yu Liang memotong kata-katanya dan berkata lagi, "Sudah
lama aku mendengar bahwa Tuan Muda adalah seorang playboy, nama ini sudah
terkenal hingga ke pelosok Lan Zhou, sekarang aku baru tahu ternyata Tuan bukan
orang yang seperti mereka katakan, benar-benar gossip itu sangat menakutkan."
237 Karena malu wajah Meng Shao-hui memerah, dia berkata, "Kakak jangan
menertawakanku. Manusia mempunyai perasaan, tidak seperti rumput dan pohon.
Seumur hidupku ini, kadang-kadang ada sedikit pikiran mesum tapi perasaanku kepada
Nona Qing, aku benar-benar sangat menginginkannya, tanpa dia aku bisa mati. Tapi
kalau keluarga Qing tidak mengijinkanku melarangku harus Nona Qing sendiri yang
menjawabnya. Karena itu, aku ingin menitipkan sepucuk surat untuk Nona Qing, lebih
enak berjanji untuk bertemu sekedar mengobati kerinduanku."
Kata Rong Yu Liang, "Tentu aku harus membantu Tuan, apalagi ini menyangkut
perasaan, lebih-lebih harus kubantu."
"Terima kasih," ucap Meng Shao-hui.
"Tapi dengan cara apa aku bisa menyampaikan surat ini kepada Nona Qing?"
Meng Shao-hui tersenyum dan menjawab, "Ada pepatah yang mengatakan: 'ada uang
setan pun bisa dibeli untuk mendorong gilingan'." Dari kantongnya, dia mengeluarkan
dua tail perak dan diletakkan di atas meja dan berkata, "Uang ini cukup untuk menyuruh
pelayannya memberikan surat ini kepada Nona Qing. Satu tail lainnya kuberikan untuk
Kakak, untuk membeli arak." Tadinya Rong Yu Liang ingin menolak permintaan Meng Shao-hui, tapi dia berpikir
sebentar kemudian uang itu diterimanya dan berkata, "Aku tidak terpikirkan caranya tapi
aku terima uang ini terlebih dulu."
Rong Yu Liang tidak langsung pergi ke keluarga Qing, dia berputar-putar di kota dan
berjalan-jalan. Tidak lama kemudian, dia sudah mendapatkan kabar mengenai taruhan antara dua
saudara Zhou dan Meng Shao-hui.
Apalagi pelayan Qing itu setelah melihat uang itu, mereka terlihat sangat senang.
Dengan cepat surat itu disampaikan kepada Qing Li Hua dan langsung mendapatkan
surat balasan dari Qing Li Hua.
Kemudian Rong Yu Liang baru memberitahu kepada Nyonya Qing bahwa pemilik
kantor Biao Zhen Yuan Meng Ju-zhong mengantarkan uang pensiun yang diberikan
setiap bulan. Setelah membuat keributan di rumah Meng Ju-zhong, hati Chi Ling Yun masih merasa
kesal, dan perasaannya masih tidak enak.
238 Selama sehari penuh, pelayan-pelayan di kediaman Qing pun menjadi sangat berhatihati dalam bertindak, bila tidak ada hal penting, mereka tidak mau menemui nyonya
mereka, karena mereka hanya akan mendapatkan kemarahan dari majikan
perempuannya. Walaupun Chi Ling Yun sangat marah, tapi dia tidak tega melampiaskan kemarahannya
kepada putrinya. Suaminya sudah meninggal, semenjak itu keadaan rumah menjadi agak kacau, ini
merupakan pukulan yang sangat berat untuknya, mungkin putrinya juga mengalami hal
yang sama. Sekarang putrinya sudah berusia enam belas tahun, pada akhirnya dia pun akan
menjadi milik orang lain, bila terlalu dikekang, dia pun akan....
Hari sudah malam. Chi Ling Yun tidak berniat untuk menyalakan lampu, dia hanya duduk termenung di
kursinya, pikirannya seperti gelombang....
Tiba-tiba dia mendengar suara kecil dari jarak jauh yang mendekati rumahnya, ini
adalah tanda dari orang dunia persialatan yang berjalan melalui atap-atap rumah.
"Aneh, siapa yang sengaja malam hari datang membuat masalah terhadap anak yatim
dan anda.... pasti dia lagi."
Chi Ling Yun merasakan kemarahannya timbul kembali, dia membawa pecutnya
dengan cepat dia membuka jendela, ujung kakinya menginjak tanah kemudian dia pun
melayang ke atap rumah. Dia meloncat dan tampak seperti terbang, tubuhnya seperti seekor kuda hitam, tidak
malu dia mendapat julukan Yi Zhang Qing.
Dia melihat ada bayangan seseorang yang berada di atap rumah diseberangnya. Dia
terdiam sejenak kemudian dia berlari menghampiri bayangan itu dan orang itu
sepertinya melihat kedatangan Yi Zhang Qing. Kemudian tangannya diayunkan sebutir
benda kecil berkilat terbang dengan cepat menghampiri Yi Zhang Qing.
Chi Ling Yun tidak menyangka bahwa lawan akan menyerangnya, dia merasa sangat
terkejut, tapi dia tidak bisa menghindar karena saat ini tubuhnya sedang melayang dan
tidak mungkin untuk kembali ataupun untuk menghindar.
239 Dalam keadaan yang terdesak ini, dia mengangkat pecutnya dan menangkis senjata
rahasia itu, dia memaksakan tubuhnya turun dari atap.
Dia sangat marah, setelah dia menginjak tanah, dia meloncat lagi ke atap dan berniat
untuk mengejar orang itu, tapi orang itu sudah menghilang dan tidak meninggalkan
jejak. "Penjahat kurang ajar!"
Dia turun dari atap, terlihat ada panah tangan yang menancap ke pintu, rupanya ada
sebuah surat yang diselipkan di panah itu.
Apakah isi surat itu"
Dia mengambil panah itu kemudian kembali kekamarnya dan menghampiri lampu untuk
membaca isi surat itu. Isinya adalah: 'Tetua Chi, Meng Shao-hui berjanji dengan putrimu bertemu di luar kota
di kuil Bai Yun, dia berniat jahat kepada putrimu'.
Di bawahnya tertulis identitas si penulis surat, tuan tidak bernama, hurufnya ditulis
dengan tidak rapi, tapi sangat indah.
"Ternyata orang itu datang untuk membantuku, aku sudah salah sangka kepadanya."
Chi Liang Yun menjadi marah, segera dia menukar bajunya, membawa senjatanya,
kemudian keluar dengan tergesa-gesa, sebelumnya dia mampir ke kamar putrinya.
Benar saja kamar itu tidak dipasang lampu dan sangat sepi.
Chi Ling Yun merasa sangat marah, hatinya sangat panas. Kemudian dia melayang
seperti seekor burung dan pergi ke arah kuil Bai Yun.
Begitu mendapatkan surat dari Meng Shao-hui, hati Qing Li hua langsung tidak tenang,
"Dia mengajakku pergi atau jangan-jangan.... walaupun aku setuju untuk menemuinya,
tapi ini terlalu berbahaya....Kemarahan ibu belum sirna, aku seharusnya tidak boleh
menyiram minyak ke dalam kobaran api. Tapi dia sangat baik terhadapku, aku tidak
tega membiarkan dia menungguku...."
Qing Li Hua seperti seekor semut yang berada didalam kuali panas. Di dalam kamar dia
hanya berjalan mondar mandir. Akhirnya dia mengambil keputusan, dengan cepat dia
meninggalkan kamarnya dan berjalan melewati kamar ibunya.
240 Dia melihat kamar ibunya tidak terpasang lampu dan dia mendengar suara ibunya yang
berkali-kali menarik nafas.
Hatinya merasa sedih, "Ibu, putrimu ini benar-benar bersalah kepadamu, tapi aku
terpaksa melakukannya, walaupun Kakak Hui sedikit bersifat playboy, tapi dia sangat
baik kepadaku. Aku pikir suatu hari nanti ibu pasti akan menyukainya juga, dia bukan
orang jahat. Ibu, aku pergi dulu, aku harap...."
Kuil Bai Yun letaknya tidak terlalu jauh dari Lan Zhou, disana banyak pepohonan dan
pemandangan yang indah. Kuil Bai Yun adalah sebuah kuil tua, banyak dinding yang sudah roboh dimakan usia,
debu pun menumpuk, cat mulai mengelupas. Sinar bulan masuk dari luar, malam begitu
sepi. Hanya terdengar suara angin menghembus dedaunan, kadang-kadang terlihat ada
kunang-kunang yang terbang melewati tempat itu.
Qing Li Hua tidak pernah datang ke tempat itu, dia merasa sedikit takut, dia masuk ke
dalam kuil dan terbatuk, tampak bayangan seseorang yang mendekat, ternyata dia
adalah Meng Shao-hui. "Adik yang baik, aku sangat rindu kepadamu...."
Dia segera mendekat dan memeluk Qing Li Hua, awalnya Qing Li Hua ingin
menyampaikan sesuatu kepada Meng Shao-hui, tapi pikiran itu sudah dilemparnya
jauh-jauh, dengan lemas dia jatuh kedalam pelukan Meng Shao-hui, dia menikmati
rabaan Meng Shao-hui. Dia mengira dia sudah mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, karena saat ini
dia berada dalam pelukan kekasih yang dia cintai. Dia pun bisa merasakan jantung
Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Meng Shao-hui yang berdetak dengan cepat.
Dengan lembut Meng Shao-hui bertanya, "Adik, apakah semenjak hari itu ibumu sering
marah-marah kepadamu?"
"Jangan bicara soal itu lagi, Kak Hui." Suaranya terdengar lembut seperti angin yang
berhembus sepoi-sepoi, suaranya sedikit gemetar, disudut mata tampak ada air mata
yang siap mengalir... ini adalah air mata bahagia, di bawah sinar bulan tampak seperti
butiran nutiara. 241 Melihat wajah Qing Li Hua, Meng Shao-hui terpesona dan mabuk kepayang, bibirnya
menciumi rambut, kemudian ke sudut mata dan berakhir di bibir Qing Li Hua, dia
mencium dengan lama. Berciuman dan bercumbu. Qing Li Hua tidak tahu bahwa sebelumnya di dunia ini ada sesuatu yang begitu nikmat.
Ciuman awalnya hanya ringan, semakin lama semakin memanas, ciuman ini pernah
dilakukan oleh Meng Shao-hui sewaktu mereka berada di kuil Bai Yun, Qing Li Hua
merasa takut tapi dia tetap ingin meneruskannya.
Tapi akhirnya Qing Li Hua tetap mendorong dada Meng Shao-hui dan berkata, "Kakak
Hui, sebenarnya aku tidak boleh datang kesini."
Suara Qing Li Hua masih terdengar bergetar dan nafasnya masih terengah-engah, tapi
Meng Shao-hui memeluknya dengan erat dan dengan lembut dia bertanya, "Kalau
begitu, mengapa kau tetap datang kesini?"
".... Aku pikir...."
Belum selesai dia bicara, mulutnya sudah ditutup oleh bibir yang panas milik Meng
Shao-hui. Nafas Qing Li Hua semakin memburu, dia merasakan ada dua tangan yang mulai
membuka bajunya, dia merasa terkejut dan berseru, "Kakak, jangan seperti ini...."
"Adik Hua, aku sangat menginginkanmu," kemudian dengan tegas Meng Shao-hui
berkata lagi, "walau bagaimanapun hari ini aku harus mendapatkanmu."
"Tidak, jangan!" Qing Li Hua berusaha menolak, tapi suaranya malah terdengar
menggoda Meng Shao-hui, seperti memberi semangat kepada Meng Shao-hui dan
dengan lembut Qing Li Hua seperti menerima....
Awalnya terasa tangan Meng Shao-hui meraba dadanya yang telanjang, kemudian
Meng Shao-hui meletakkan Qing Li Hua di sebuah tikar yang sudah disiapkan....
Waktu itu terdengar suara orang yang berteriak mencari, "Anak Hua, kau berada
dimana?" Suara itu semakin mendekat dan berada di luar kuil.
Meng Shao-hui sangat terkejut, segera dia merangkak untuk bangun, dia tidak melihat
Qing Li Hua yang tergeletak pingsan karena ketakutan, mendengar suara ini semakin
mendekat, Meng Shao-hui memutuskan untuk segera melarikan diri dari sana.
242 = ooOOOoo = Bulan sabit menggantung di atas langit.
Di langit malam terlihat awan hitam, malam ini begitu sepi. Hanya terdengar jangkrik
yang bernyanyi, suaranya semakin tinggi, tempat itu adalah halaman belakang dari
kantor Biao Zhen Yuan. Seseorang muncul dari rimbunan pepohonan, dia berjalan menyusuri jalan kecil, hanya
dalam waktu sekejap dia sudah tiba di sebuah kamar yang terbuat dari batu, dia
mendekat dan mendengar apakah ada suara yang keluar dari ruang itu.
Dari jendela tidak terlihat ada lampu yang menyala dan juga tidak terdengar suara, dia
berhenti sebentar, tampak dia sangat kecewa, kemudian dia memutuskan untuk
meninggalkan tempat itu. Dia tampaknya merasa tidak puas, dia berjalan meninggalkan
tempat itu melewati arah lain.
Dia berjalan memutari sebuah gunung buatan, tiba-tiba dia berhenti.
Gunung buatan itu sangat besar dan terlihat alami. Jurang yang curam seperti diukir,
tapi dibawah sinar bulan terlihat ada bekas pahatan dan bekas dipukul oleh seseorang.
Dia melihat dengan teliti, dia berjongkok untuk melihat lebih jelas, terlihat ada rumput
dan bunga yang patah dan terjatuh, posisinya berbeda dengan rumput-rumput lain
disana. Dia tampak ragu kemudian dia mendorong dinding batu itu. Seperti semut yang berjalan
di pohon yang bergoyang, dia tidak bisa bergerak dengan hati-hati, dia oleng ke kiri dan
ke kanan, akhirnya dia tersangkut disebuat batu yang menjorok.
Pada saat dia memegang batu itu, terdengar suara CHA....CHA....Di ujung lorong
terlihat ada seberkas cahaya lampu.
Awalnya dia hanya bengong dan juga ragu, kemudian dia mulai menuruni tangga dan
berjalan menghampiri cahaya itu dengan perlahan.
Dia menempelkan telinganya ke pintu, tidak terdengar ada suara, dia merasa aneh, dia
mendorong pintu itu dan pintu pun terbuka.
Hanya melihat sekilas dia benar-benar merasa terkejut, matanya melotot dan mulutnya
terbuka. 243 Di dalam ruangan itu terlihat ada perabotan yang sangat kasar, di tumpukan rumput
kering tampak seorang perempuan tua yang sedang duduk, rambutnya berwarna putih,
tapi wajahnya tidak tampak pucat terlihat sedikit semu merah, dia tidak bergerak.
Bisa ditebak, perempuan tua itu pasti seorang jagoan di dunia persilatan, dia hanya
bengong sebentar, dia membalikkan badan dan bersiap untuk pergi, terdengar ada
yang membentak, "Diam di tempat!" kemudian terdengar ada sesuatu yang berbunyi.
Dia terpaksa menurut dan berhenti melangkah. Tubuhnya tampak kaku dan tidak bisa
digerakkan karena sudah totokan perempuan itu.
Dengan pelan perempuan tua itu berdiri, dia keluar dari pintu, menyuruh orang itu
masuk. Di bawah sinar bulan baru terlihat jelas bahwa yang datang adalah seorang pemuda
yang belum pernah dia lihat dan dikenalnya.
Dia terdiam sebentar kemudian bertanya, "Siapa kau" Mengapa selama ini aku belum
pernah melihatmu?" Perempuan itu menekan-nekan tubuh pemuda itu, pemuda itu akhirnya bisa bergerak
tapi tetap tidak bisa berbicara. Pemuda itu adalah Rong Yu Liang.
Dia tahu masih ada dua totokan lagi yang belum dibuka maka dia masih diam, mungkin
ini adalah penolakan yang bisa dia lakukan.
Nyonya tua itu tersenyum dan berkata, "Bocah, jawablah kata-kataku!"
Logatnya keras, dingin tapi mantap. Rong Yu Liang tetap terdiam.
Tiba-tiba Rong Yu Liang merasa ada jari yang menunjuk kepadanya. Pada saat hampir
mengenai kulitnya, tiba-tiba gerakannya berhenti, tidak maju juga tidak mundur, tapi
tenaganya tidak menghilang.
Ilmu silat Rong Yu Liang tidak begitu tinggi tapi dia lahir di dalam keluarga pesilat dan
sering diberitahu oleh ayahnya. Dia tahu bila jari yang sudah melancarkan serangan
dan dapat segera ditarik kembali, itu bukanlah hal mudah, orang yang melakukannya
harus mempunyai tenaga dalam yang kuat.
Dia juga tahu bila terkena totokan di pinggang perasaan apa yang ditimbulkan, apalagi
dia tidak melihat nyonya tua itu bergerak juga tidak melihat dia menggunakan senjata
rahasia, tanpa terasa dia sudah tertotok.
244 Sangat jelas bahwa nyonya tua ini adalah orang yang berilmu tinggi di dunia persilatan.
Di depan orang seperti itu, dia tidak boleh berlagak hebat, karena itu dia menjawab
pertanyaan nyonya tua itu dengan jujur. "Aku adalah Rong Yu Liang."
"Apakah kau orang kantor Biao Zhen Yuan?"
Rong Yu Liang tidak tahu harus bagaimana menjawab, lalu dia pun diam sebentar dan
berkata, "Aku pegawai baru di kantor Biao Zhen Yuan."
"Siapa yang mengenalkanmu masuk ke kantor Biao Zhen Yuan?"
"Tidak ada. Secara kebetulan kantor Biao Zhen Yuan sedang mencari tambahan
anggota, dengan kemampuan ilmu silatku ini, aku beruntung bisa masuk...."
"Apakah kata-katamu jujur?"
"Aku tidak mempunyai alasan lain untuk membohongi Tetua."
"Baiklah, sementara ini aku percaya pada kata-katamu." Jari pembawa angin tiba-tiba
menghilang, kemudian dia bertanya lagi, "Siapa gurumu?"
"Maaf, aku tidak bisa memberitahu Tetua."
"Kau berani tidak menjawab pertanyaanku!" Angin jari itu datang lagi, tenaganya lebih
besar dibandingkan dengan tadi.
Rong Yu Liang terpaksa menjawab, "Walaupun Tetua akan membunuhku, aku tidak
akan menjawab, apalagi aku tidak bersalah kepada Tetua. Tetua begitu memaksaku, ini
benar-benar sedikit...."
Nyonya tua itu tertawa, dia menarik kembali tenaga jarinya dan membuka totokan Rong
Yu Liang dan berkata, "Sudahlah, aku tidak akan banyak bertanya lagi. Jujur bicara,
aku menyukai orang sepertimu, tidak menjilat dan memegang teguh pada prinsip. Tapi
orang sepertimu mengapa bisa bekerja di kantor Biao Zhen Yuan, benar-benar sangat
disayangkan." Rong Yu Liang terpaku dan bertanya, "Apa maksud Tetua?"
"Aku tidak bisa menjawabnya harap kau tidak bertanya lagi alasannya." Sambil berkata
dia berusaha menahan tawanya.
245 Rong Yu Liang merasa aneh tapi dia pun ikut tertawa.
Sekarang dia bisa melihat dengan jelas wajah nyonya tua itu berhidung mancung dan
bermulut indah, pada saat nyonya itu tertawa tampak lesung pipit di kedua pipinya.
Pada waktu dia masih muda, pasti nyonya tua itu adalah perempuan yang cantik.
Tiba-tiba dia melihat alis nyonya tua itu berkerut, dengan suara kecil dia berkata, "Ada
orang yang datang." Pada saat itu Rong Yu Liang pun mendengar ada seseorang yang sedang berjalan ke
arah mereka, dia mendengar orang itu sudah berada di depan pintu.
Hati Rong Yu Liang bergetar, ternyata yang datang adalah Ye Cheng, dengan tertawa
dingin Ye Cheng berkata, "Hei marga Rong, kau tidak disiplin, berkeliaran malammalam, ayo temui Ketua Biao dan jelaskan alasanmu."
Rong Yu Liang ingin bertindak, tapi dia mendengar ada suara bentakan, "Siapa yang
berani berteriak-teriak disini?"
Awalnya Ye Cheng hanya menatap Rong Yu Liang yang masih berdiri di depan pintu,
begitu mendengar suara bentakan itu, dia baru sadar bahwa disana masih ada seorang
nyonya tua, dia sangat terkejut.
Dia tahu bahwa dia bukan lawan Rong Yu Liang, dia terkejut dan berkata, "Ternyata
kau membawa orang dari luar ke tempat ini, aku akan memberi...."
Dia segera membalikkan tubuh ingin melarikan diri dari tempat itu, tapi kata-katanya
belum selesai, dia sudah berhenti"dia berdiri seperti patung tidak bisa bergerak.
Rong Yu Liang hanya mendengar suara 'CHES', dia sama sekali tidak melihat Ye
Cheng terkena senjata rahasia.
"Anak muda, sepertinya tadi saat kau masuk kesini, kau lupa menutup pintu, ada
seekor anjing yang masuk tanpa permisi kesini," kata nyonya tua itu.
"Tetua, aku...." Rong Yu Liang tidak bisa menjawab.
Kata nyonya tua itu, "Mungkin kau belum tahu cara menutup pintu batu itu, di balik pintu
itu ada sebuah batu yang menonjol, hanya dengan pelan kau memegang batu itu, maka
pintu itu akan menutup."
246 Rong Yu Liang menutup pintu itu, kemudian dia menarik Ye Cheng masuk ke dalam
ruangan itu. Dia hanya melihat nyonya tua itu menggerakkan tangannya dan nadi Ye Cheng pun
terbuka, dia langsung berlutut dan berkata, "Nenek tua, aku minta ampun!"
Sekarang Rong Yu Liang baru bisa melihat dengan jelas senjata yang ditembakkan
oleh nyonya tua itu ternyata hanya segenggam tanah, hal ini membuat Rong Yu Liang
terbelalak takjub. Terdengar nyonya tua itu berkata, "Aku tidak mengatakan akan membunuhmu! Kau
kesini ada keperluan apa" Siapa yang menyuruhmu datang kesini?"
"Aku...." "Katakan!" Ye Cheng masih terdiam, jari nyonya tua itu seperti Mei Hua, dia menyentil kemudian
Ye Cheng merasa dia sudah terkena pukulan dan dia merasa kesakitan hingga
berteriak. "Katakan!" Terpaksa Ye Cheng menjawab, "Aku diperintahkan oleh Tuan Peng...."
Tanya nyonya tua itu, "Siapa Tuan Peng?"
"Namanya adalah Peng Zhi-xiao, dijuluki dengan sebutan Gui Jian-chou, dia adalah
guruku." Ye Cheng terdiam sebentar melihat wajah nyonya tua itu keras seperti besi,
dia sadar bila dia tidak berkata dengan jujur dia bisa mati. "Aku ke Tian Shui mencari....
mencari putri Liang Zi-qi dan sama sekali tidak mendapatkan hasil, setelah aku kembali
kesini aku merasa orang ini sangat mencurigakan dan identitasnya pun tidak jelas,
karena itu aku terus membuntutinya selama beberapa hari ini, ternyata...."
Nyonya tua itu memotong kata-katanya dan dengan dingin dia berkata, "Apakah ini pun
diperintahkan oleh Peng Zhi-xiao?"
"Tidak, semua ini adalah ideku."
"Kau curiga kepada dia karena alasan apa?"
"Aku curiga dia adalah putri Liang...."
247 Kata-kata Ye Cheng belum selesai, ada bayangan seseorang" bayangan Rong Yu
Liang yang bergerak, dia roboh dan tidak bergerak lagi.
Nyonya tua itu terpaku dan marah, "Mengapa kau membunuh dia?"
"Dia...." Rong Yu Liang tidak bisa menjawab pertanyaan nyonya tua itu.
"Sudahlah, dia sudah mati ya sudah, dia pun bukan orang baik-baik," nyonya tua itu
menghela nafas dan berkata lagi, "Hanya saja mayat ini tidak boleh diletakkan disini,
kuburkan saja di tempat yang jauh!"
"Baiklah." Rong Yu Liang tidak menyangka dengan mudahnya hal ini bisa dibereskan, dia merasa
sangat senang dan berkata, "Terima kasih, Tetua. Maafkan aku."
Tapi kata-kata yang diucapkan oleh nyonya tua itu lebih membuatnya merasa terkejut,
"Aku tidak tahu kau ini siapa, juga tidak mau tahu kau ini laki-laki atau perempuan,
semua ini tidak ada hubungannya denganku, tapi aku sudah terbiasa dengan keadaan
sepi, aku tidak mengijinkan orang lain masuk kesini. Aku hanya akan memaafkanmu
kali ini saja. Tapi ingat lain kali tidak boleh seperti itu lagi, kau tidak boleh mengatakan peristiwa hari ini kepada
siapa pun...." Ilmu silat Rong Yu Liang memang lumayan, tapi tenaga dalamnya dangkal, dengan
susah payah dia menyeret mayat Ye Cheng ke pinggiran kota, kemudian dia mulai
menggali tanah dengan pedangnya, sekarang dia bisa menarik nafas panjang.
"Ini sangat berbahaya, untung...." Begitu dia mengangkat kepalanya, dia merasa sangat
terkejut dan tidak bisa mengatakan apa pun.
Karena tidak jauh dari sana di bawah pohon beringin, Rong Yu Liang melihat bayangan
seseorang yang sedang melihat tingkah lakunya.
"Siapa?" dia membentak.
"Kau masih bertanya siapa aku" Apa yang kau lakukan?" Dia sangat mengenal suara
ini... orang itu adalah Meng Shao-hui, tak lama Meng Shao-hui sudah menghampiri
Rong Yu Liang. 248 Rong Yu Liang sangat terkejut, dalam hati dia memikirkan jalan keluarnya, "Dia sudah
melihat semua ini, sekarang aku harus bagaimana?" Dia tampak ragu sebentar,
kemudian dia berkata, "Orang ini adalah musuhku, aku, aku harus membunuhnya...."
Kata Meng Shao-hui, "Aku tidak mau mengurusi urusan tetek bengekmu, aku hanya
bertanya mengapa kemarin malam bisa terjadi hal itu?"
"Kemarin malam terjadi apa?"
Dengan nada marah Meng Shao-hui berkata, "Aku menyuruhmu memberikan surat
kepada Nona Qing, orang lain tidak akan mengetahuinya kecuali dirimu, siapa lagi yang
bisa membawa perempuan tua itu kesana?"
"Ini...." Meng Shao-hui melihat Rong Yu Liang tidak bisa menjawab, dia bertambah yakin
dengan kecurigaannya, dengan dingin dia berkata lagi, "Aku tidak pernah
merugikanmu, tapi kau malah mencelakakanku, aku rasa sepertinya kau tidak ingin
hidup lebih lama lagi, apakah kau ingin terbaring disini bersama-sama dengan
musuhmu?" "Aku...." Kata Meng Shao-hui, "Kau tidak perlu menjelaskan alasanmu, bila kau masih ingin
hidup, ikut denganku, suruh Nona Qing keluar dan halangi si wanita tua itu, bila kerjamu
bagus, aku akan membiarkanmu hidup...."
"Aku tidak bisa melakukannya."
"Kalau begitu, kau harus mati!"
Rong Yu Liang tahu dia bukan lawan seimbang untuk Meng Shao-hui, untuk melarikan
diri itu lebih tidak mungkin lagi, maju salah mundur pun salah, tiba-tiba dia berteriak,
mengayunkan pedangnya, disekelilingnya muncul cahaya yang berkilauan.
"Terang pedangmu hanya seperti beras, kau berani mengayunkan pedang di depanku,
berarti kau berani mengaku sebagai jagoan di depanku!" Sambil berkata Meng Shaohui sudah bergerak, tangannya mulai bergerak melancarkan serangan.
Tadinya dia mendengar bahwa Rong Yu Liang bisa mengalahkan Ye Cheng dalam
sepuluh jurus, dia tahu bahwa ilmu silat Rong Yu Liang tidak rendah, tapi Meng Shaohui tidak menaruh ganjalan itu di dalam hatinya.
249 Sekarang dia memainkan pedang dengan lancar, Rong Yu Liang tahu bila dia bertarung
dengan waktu lama, dia bisa kalah, oleh karena itu dia berusaha mengeluarkan seluruh
kemampuan silatnya, jurus pedang yang dikeluarkan keras dan ganas.
Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Meng Shao-hui terpaksa mundur beberapa puluh langkah, tapi begitu Meng Shao-hui
mulai mengeluarkan jurus andalannya, keadaannya menjadi berbalik.
Meng Shao-hui memang mundur beberapa langkah, tangan kanannya membentuk
seperti sebuah kaitan, dia mencakar pedang lawan.
Rong Yu Liang segera menarik tangannya dan memotong tangan musuh, tidak
disangka jurus yang digunakan oleh Meng Shao-hui adalah jurus tipuan, Meng Shaohui melihat Rong Yu Liang terkena jebakannya, segera dia menendang dan menyerang
bagian atas dan bawah musuh.
Jurus Rong Yu Liang meleset, dia terkejut hingga mundur dua langkah.
Meng Shao-hui dengan cepat sudah memainkan jurus Zhui Hun Duo Ming-jian dengan
kepalan tangannya. Walaupun dia masih memegang pedang, tapi dia merasa matanya
tidak bisa melihat dengan jelas, dia terpaksa mundur terus.
Hanya dalam waktu singkat mereka bertarung sudah melampui puluhan jurus, tiba-tiba
Meng Shao-hui membentak, kedua tangannya mengayun, kedua jurus ini dimainkan
dengan sempurna, segera terdengar deru angin dari telapaknya, bayangan kepalan
tangan seperti hujan. Rong Yu Liang terbungkus oleh bayangan pedangnya, tapi dia merasa tangannya sakit
dan kesemutan, kemudian pedangnya terpukul hingga terjatuh. Tiba-tiba angin dari
telapak tangan menyerang ke wajahnya.
Dengan cepat Rong Yu Liang menunduk, tapi kain yang membungkus kepalanya
terlepas dan terbawa hingga puluhan meter dari tempatnya.
Kemudian Meng Shao-hui mengeluarkan jurus cengkraman, cakar elangnya
membentuk sebuah kaitan, mencengkram pundak lawan, Rong Yu Liang memberontak,
bajunya pun menjadi sobek.
Rong Yu Liang terkejut dan berteriak, dia terus mundur untuk menghindar, sepasang
tangannya menutupi bagian dadanya yang sobek.
Meng Shao-hui terkejut hingga matanya melotot, rambut Rong Yu Liang panjang terurai
seperti air terjun berwarna hitam, terurai menutupi wajah hingga ke pinggangnya,
250 dibagian yang sobek dia melihat kulit Rong Yu Liang licin seperti sutra, tampak
payudaranya yang kencang.
walaupun sinar bulan tidak begitu terang dan tempat yang ditutupi oleh sepasang
tangan masih bisa terlihat, bisa terlihat puncak payudara Rong Yu Liang....
Sudah jelas bahwa Rong Yu Liang adalah seorang gadis!
Meng Shao-hui tidak percaya dengan semua ini, rasa malu membuat Rong Yu Liang
menjadi menangis, dia berteriak, "Kau.... kau kejam, lebih baik bunuh saja aku!"
Meng Shao-hui terpana dan berkata, "Aku.... adalah laki-laki yang baik, aku tidak akan
mau bertarung dengan seorang perempuan, aku tidak tahu bahwa kau adalah
perempuan, aku malah bertarung denganmu, mana bisa aku membunuhmu, mengapa
aku harus membunuhmu...."
"Kau tidak mau membunuhku?" Rong Yu Liang tampak aneh dan berkata lagi, "Begitu
lebih baik, sekarang aku permisi!"
Dia mengambil ikat kepalanya dan membalikkan badan ingin berlalu dari sana, tapi dia
mendengar suara bentakan.
"Jangan bergerak!"
Rong Yu Liang berdiri tapi dia tidak membalikkan badannya.
Terdengar Meng Shao-hui berkata, "Kau menyamar menjadi laki-laki kemudian masuk
ke kantor Biao Zhen Yuan, kau pasti mempunyai maksud terselubung, kau harus
menjelaskan semuanya kepadaku, bila tidak menjelaskannya, walaupun aku tidak takut
repot, aku akan tetap menyerahkanmu kepada ayahku, biar ayahku yang membereskan
semua masalah ini." Rong Yu Liang benar-benar merasa terkejut, dibawah sinar bulan, terlihat tubuhnya
gemetar, tapi dia tidak mau berbicara apa pun.
"Katakan!" "Tidak, aku tidak"lebih baik kau bunuh saja aku!"
"Aku tidak akan membunuhmu, aku hanya ingin kau menjawab dengan jujur."
251 Rong Yu Liang tampak berpikir sebentar, kemudian dia berkata, "Apakah kau akan
percaya kepadaku?" "Aku akan percaya!"
"Benar-benar kau percayai?" Rong Yu Liang membalikkan badannya, terlihat bibirnya
yang merah, giginya yang putih, alis dan mata yang indah.
Dulu dia tampak seperti laki-laki yang tampan. Sekarang dia kembali lagi menjadi
seorang perempuan, kecantikannya bertambah lagi, benar-benar seperti Mei Hua yang
berada di atas tumpukan salju, seperti salju di akhir musim gugur, kedua pipinya seperti
buah pir. Dia kelihatan sedih, matanya terlihat seperti bunga pohon pir yang terbawa oleh air
hujan.... Meng Shao-hui melihat semuanya...dia hanya terpana, hingga dia lupa menjawab
pertanyaan Rong Yu Liang.
"Mengapa" Apakah kau sungguh-sungguh ingin aku mengatakannya?" Rong Yu Liang
bertanya lagi. "Oh!" Meng Shao-hui menarik pandangannya dan berkata, "Kau bisa mempercayai
kata-kataku." "Baiklah, aku akan mengatakannya...." Rong Yu Liang mengulangi apa yang sudah dia
katakan kepada Meng Qi-fang, kemudian dia menambahkan lagi, "Tuan pasti tahu
keadaan jaman sekarang, seorang perempuan apalagi seperti aku yang hidup sebatang
kara, ingin mencari sesuap nasi bukan hal yang mudah. Walaupun aku menjadi menjadi
seorang laki-laki dan bekerja di kantor Biao Zhen Yuan milikmu tapi...."
Meng Shao-hui memotong kata-katanya, dengan dingin dia berkata, "Sudahlah,
ceritamu sangat bagus tapi semua itu hanyalah kebohonganmu. Kau kira aku akan
mempercayainya begitu saja?"
Rong Yu Liang berkata manja, "Tadi kau mengatakan bahwa kau akan percaya pada
semua kata-kataku." "Aku percaya kepadamu, tapi jangan bercerita kebohongan untuk menarik simpatikku."
"Kapan aku berbohong kepadamu?"
252 Kata Meng Shao-hui, "Tadi kau mengatakan bahwa kau berkelana di dunia persilatan
untuk menjual ilmu silat dan mencari makan tapi dengan lancar kau mengeluarkan ilmu
pedang tujuh bintang, kau kira aku ini bodoh?"
"Ini...." "Aku tidak mau berbicara denganmu lagi, ikut aku dan kembali ke kantor Biao!"
"Tidak, aku lebih memilih kau membunuhku, bila kau memaksaku kembali ke kantor
Biao Zhen Yuan sekarang lebih baik aku bunuh diri." Air mata Rong Yu Liang mulai
menetes, dia patut untuk dikasihani.
Perasaan Meng Shao-hui bergetar, hati pun tidak berdaya. Dia menarik nafas dan
berkata, "Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi" Karena kau adalah
seorang perempuan yang begitu cantik, kau harus menjelaskan masalah ini."
Rong Yu Liang berpikir sebentar, lalu berkata, "Tuan jangan lupa bahwa laki-laki sejati
tidak boleh mengumumkan masalah pribadi orang lain...."
Kata Meng Shao-hui, "Kau tidak perlu mengingatkanku, aku termasuk laki-laki sejati tapi
juga tidak mau dibohongi."
Rong Yu Liang ragu kemudian dia berkata, "Baiklah, kalau begitu, dalam waktu tiga hari
ini aku akan memberi jawaban yang bisa membuatmu puas."
"Kau hanya mengulur waktu." Meng Shao-hui tertawa, "Apakah kau ingin mencari
kesempatan untuk melarikan diri?"
Rong Yu Liang tertawa dan menjawab, "Tuan terlalu banyak berpikir negatif, kalau
menurutmu aku hanya mencari kesempatan untuk melarikan diri, bagaimana dengan
pekerjaanku yang belum selesai, kenapa aku harus pergi" Apalagi dengan susah
payah aku masuk menjadi anggota kantor Biao Zhen Yuan, tidak perlu kabur dari sini.
Kau tenang saja, kau mengusirku pun, aku juga tidak akan lari."
Meng Shao-hui menarik nafas dan berkata, "Baiklah, tiga hari lagi aku akan ke
rumahmu." Langkah kaki sudah menjauh, bayangan sudah tenggelam di dalam kegelapan. Meng
Shao-hui tetap terpaku di tempatnya dan tidak bergerak. Hatinya berpikir, "Siapakah
dia" Seorang perempuan yang menyamar menjadi laki-laki kemudian dia bekerja di
kantor Biao, apakah hanya sekedar mencari sesuap nasi" Apa yang sulit dia
253 ungkapkan" Celaka, menanyakan siapa yang telah dibunuh olehnya...."
aku lupa Tapi yang muncul di depan matanya di adalah tubuh Rong Yu Liang yang lembut dan
wajahnya yang penuh air mata.
Hatinya tergerak, "Dia cantik dan masih muda. Dengan segala upaya dia mencegahku
agar tidak bertemu dengan Nona Qing, apakah dia...."
Dia berpikir terus, segera dia mengangkat kaki ingin mengejar Rong Yu Liang. Tapi dia
mendengar di belakang ada suara langkah orang.
"Siapa!" Meng Shao-hui membalikkan badan, kedua tangan mengayun, segera angin dari
telapak sudah dikeluarkan.
Bayangan seseorang mundur dan juga tertawa, "Kakak Meng benar-benar
berpengalaman, bila musuh yang menyerang, dia pasti akan terluka dan roboh saat itu
juga." Yang datang adalah Pin Ming Er Lang, Qi Hua Yang.
Meng Shao-hui tersenyum dan berkata, "Jangan menertawakanku, ternyata adalah
Kakak Qi. Hari sudah malam, Kakak masih menikmati malam yang indah ini?"
"Aku tidak seperti Kakak Meng bisa menikmati suasana malam. Melihat malam seperti
ini apa pikiranmu?" Meng Shao-hui terpaku, kemudian berkata, "Aku pun sama sepertimu tidak bisa
menikmati suasana malam."
= ooOOOoo = Sore, pada hari ketiga, Meng Shao-hui pergi kerumah Rong Yu Liang.
Rong Yu Liang membuatkan teh dan menaruh disisi Meng Shao-hui. Cangkir teh
berada di tangan Meng Shao-hui tapi dia tidak meminumnya.
Dia tersenyum, "Tuan, oh salah Nona, Nona benar-benar menepati janji tidak melarikan
diri dari sini." 254 Rong Yu Liang tertawa dan berkata, "Apakah aku bisa pergi begitu saja" Ilmu silat Tuan
begitu tinggi dan tidak lelahnya mengawasiku selama beberapa hari ini. Walaupun aku
ingin melarikan diri pun tidak akan bisa. Tapi aku juga sangat berterima kasih
kepadamu, Tuan tidak merepotkanku, masih membantuku menutupi identitas asliku di
depan umum." Rong Yu Liang memberi hormat dengan cara laki-laki, tapi dia merasa salah tingkah,
kemudian dia memperbaikinya dan melakukannya dengan cara perempuan. Wajahnya
memerah. Karena saat itu dia memakai baju laki-laki tetapi memberi hormat dengan cara
perempuan, benar-benar tidak pantas.
Tapi Meng Shao-hui tidak memperhatikan hal ini, karena dia sedang melihat wajah
cantik ini. Tiba-tiba dia baru ingat bahwa dia harus membalas memberi hormat dan dia berkata,
"Nona jangan merasa sungkan, ini memang harus kulakukan."
Lengan bajunya mengenai cangkir, membuat cangkir itu bergoyang dan air teh pun
tumpah mengenai baju Meng Shao-hui.
Rong Yu Liang terus menerus dilihat oleh Meng Shao-hui, dia merasa malu dan dia
duduk jauh, dia duduk dipinggir ranjang.
Meng Shao-hui tiba-tiba ingat maksud kedatangannya kesana dan berkata, "Nona
Rong, aku datang untuk mendengarkan jawabanmu."
"Aku sudah mengatakannya tapi kau sama sekali tidak percaya, sekarang aku hanya
akan menambah-nambah sedikit." Rong Yu Liang tertawa dan berkata lagi, "Banyak hal
yang tidak bisa dijelaskan olehku, apakah Tuan bisa memberi tanggapan?"
"Aku adalah seorang laki-laki bila aku mengetahuinya aku pasti akan mengatakannya,
tidak sepertimu...."
Rong Yu Liang berkata, "Terima kasih."
Wajah Rong Yu Liang tampak serius, suaranya pun menjadi keras dan kokoh, dia
hanya terdiam sebentar kemudian berkata, "Tuan Meng, kantor Biao Zhen Yuan
terkenal dimana-mana, bendera phoenix ungu terkenal di dunia persilatan, teman dunia
persilatan walaupun itu adalah teman dari golongan hitam atau putih selalu
menghormati kalian tapi terakhir kali ini tiba-tiba perjalanannya gagal" Ada orang
255 merampok barang Biao lalu membunuh orangnya, tidak ada seorang pun yang tersisa,
benar-benar membuat orang dunia persilatan tidak bisa menjawab alasannya tapi
siapakah pembunuhnya" Didunia persilatan banyak pendekar, mengapa mereka tidak
tahu sama sekali mengenai hal ini" Kantor Biao Zhen Yuan memiliki banyak orang
berbakat, kenapa mereka tidak tahu sedikit pun tentang hal ini" Mengapa hingga
sekarang mereka belum mendapatkan bukti sedikit pun" Liang Zi-qi terkenal dengan
gelar Golok Bintang Tujuh di dunia persilatan, mengapa tiba-tiba sekeluarganya
bersama dengan puluhan orangnya mati terbunuh" Siapakah pembunuhnya?"
Rong Yu Liang mengatakan semuanya dario awal sampai akhir, air mata sudah
menetes, suaranya pun berubah.
Meng Shao-hui seperti berada di tempat berkabut, rasa terkejut membuatnya hanya
melotot. "Katakanlah, diam bukan untuk cara menyelesaikan masalah."
Yang mengatakan kata-kata ini adalah suara seorang nyonya. Wajah penuh dengan
rasa kasih sayang, dia juga terlihat rapi. Dia mengenakan baju berwarna ungu,
walaupun dia setengah baya tapi masih terlihat cantik seperti dulu.
Dia adalah Du Xiang-jun dijuluki Hua Shan Zi Feng. Di dunia persilatan, dia yang
mendirikan bendera Zi Feng (Phoenix Ungu).
Sekarang dia tampak sedang mengerutkan dahi, wajahnya dingin seperti es, dia berdiri
di depan meja. Jin Chi Da Peng Meng Ju-zhong wajahnya seperti sedang mengalami kesulitan, dia
duduk di sebuah kursi dan berkata, "Aku harus bagaimana lagi" Masalah anak-anak
kita, aku tidak bisa melarangnya."
Dengan dingin Du Xiang-jun berkata, "Aku yang mengurus masalah putri kita,
sedangkan masalah Peng Zhi-xiao harus kau sendiri yang hadapi."
"Istriku, ada apa denganmu" Peng Zhi-xiao berilmu silat tinggi, dia dijuluki Gui Jian
Zhou, wajahnya pun lumayan...."
Du Xiang-jun memotong kata-katanya, "Kau masih berani memuji dia! Seorang laki-laki
berbadan sehat dan tegap tapi dia selalu seperti seekor anjing yang menjilat, aku benci
kepadanya, apalagi bila dia sedang bicara."
256 Kata Meng Ju-zhong, "Tapi dia orang yang rajin dan juga setia, aku tidak bisa membuat
dia menjadi bisu." Du Xiang-jun marah dan berkata lagi, "Aku tidak menyuruhmu membuat dia menjadi
bisu, aku hanya tidak ingin melihat dia!"
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Pecat dia, beri dia uang yang banyak! Suruh dia pergi dari sini! Semakin jauh semakin
baik!" Meng Ju-zhong menggelengkan kepala dan berkata, "Istriku, apa pun bisa kulakukan
untuk memenuhi permintaanmu, hanya untuk hal ini aku benar-benar sulit untuk...."
"Mengapa?" "Karena bisnis kantor Biao Zhen Yuan semakin besar dan semakin sukses. Beberapa
waktu yang lalu kita masih mencari orang untuk membantu, Gui Jian Zhou muda dan
rajin, aku tidak boleh memecatnya begitu saja."
Du Xiang-jun berpikir sebentar lalu berkata, "Dia merayu putriku, ini adalah
kesalahannya yang paling besar!"
Meng Ju-zhong tertawa kecut lalu menggeleng-gelengkan kepala, dia berkata, "Istriku,
jangan terlalu keras mengatakannya!"
Du Xiang-jun malah bertambah marah dan berkata, "Siapa dia" Berani memancing putri
seorang Hua Shan Zi Feng" Dia harus dibunuh, kau masih mengatakan bahwa aku ini
kasar!" "Istriku, kau keluar dari dunia persilatan sudah 7-8 tahun lalu. jangan terus mengatakan
bunuh, bunuh, apakah kau masih merindukan kehidupan menggunakan pedang
dengan baju ketat dan berjalan diantara gunung serta siap membunuh atau dibunuh?"
Kata Du Xiang-jun, "Aku sudah bosan dengan kehidupan seperti itu, tapi sejak dulu
orang yang berada di bawah naungan bendera Hua Shan Zi Feng tidak ada yang mati
dengan sia-sia, kenapa, apakah kau tidak setuju?"
"Aku setuju, setuju. Di dunia persilatan teman dari golongan hitam atau putih, siapa
yang tidak kagum kepada istriku" Apalagi aku sebagai suamimu, lebih dari itu!" Meng
Ju-zhong berkata dengan tertawa dan juga bercanda.
257 Wajah Du Xiang-jun berubah menjadi semakin ramah. Dia duduk di sebuah kursi.
Tapi Du Xiang-jun masih terlihat agak marah dan berkata, "Aku tidak mau tahu hal lain,
pecat Peng Zhi-xiao."
Kata Meng Ju-zhong, "Memecat orang kantor Biao adalah hal kecil, tapi bila orang lain
bertanya kenapa kita memecat dia, apa yang harus kukatakan?"
"Kalau begitu apakah kau akan membiarkan dia...."
Meng Ju-zhong tersenyum dan berkata, "Sebenarnya kau tidak perlu mengkhawatirkan
hubungan Peng Zhi-xiao dengan putri kita. Apakah kau tidak tahu bahwa yang disukai
oleh Peng Zhi-xiao adalah pelayanmu, Chun Hong?"
Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Du Xiang-jun terpaku dan berkata, "Apa, apakah itu benar?"
"Sama sekali tidak salah."
"Mengapa aku tidak tahu sama sekali?"
Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, "Mengenai jurus-jurus pedang Hua Shan, besar
atau kecil, atau asal mula sebuah jurus, istriku paling tahu. Tapi untuk urusan kecil
rumah tangga, Hua Shan Zi Feng belum pernah memperhatikan."
Du Xiang-jun merasa malu, wajahnya memerah dan berkata, "Apakah...."
Du Xiang-jun baru keluar dari ruangan itu dan Peng Zhi-xiao segera dipanggil oleh
Meng Ju-zhong. Peng Zhi-xiao melihat wajah Meng Ju-zhong seperti tenggelam didalam air. Hatinya
bergetar, walaupun wajahnya tertawa tapi kakinya gemetar.
Dia bertanya, "Ketua Biao menyuruhku datang, ada pesan apa?"
"Kau masih bertanya, kau telah melakukan apa?"
Peng Zhi-xiao kaget, segera dia berlutut dan berkata, "Lapor ketua, bukan aku tidak
bertanggung jawab. Kemarin ini Ye Cheng pulang dari tugas, dia mengatakan bahwa
Liang Yu-rong hingga saat ini belum ada kabar keberadaannya. Sudah dua hari ini Ye
Cheng pun entah bersembunyi dimana" Aku...."
258 Meng Ju-zhong memotong kata-katanya dan berkata, "Yang aku maksud bukan ini! Aku
ingin bertanya, bagaimana perlakuan keluarga marga Meng terhadapmu?"
"Seperti ayah dan ibu kandungku."
"Untung kau masih tahu dan mengingat budi."
Peng Zhi-xiao melihat kemarahan Meng Ju-zhong mulai berkurang. Dia segera berkata,
"Peng Zhi-xiao sampai mati pun tidak akan melupakan budi. Walaupun aku menjadi
kuda dan sapi setelah reinkarnasi, aku tidak akan bisa membalas kebaikan ketua."
"Baik, tapi...." Meng Ju-zhong tertawa dingin, "Menurut laporan yang kudengar, kau
tidak tahu diri, berani mengganggu putriku!"
Peng Zhi-xiao berlutut dan berkata, "Harap Ketua bisa mengerti, hal ini bukan
salahku...." Kata Meng Ju-zhong, "Apakah ini adalah salah anakku?"
Peng Zhi-xiao hampir menangis dan berkata, "Nona muda jujur dan baik, aku tidak
berani...." "Sebenarnya ada apa" Jujurlah katakan kepadaku, yang bengkok atau yang lurus tidak
perlu kau tutupi, aku tidak akan menyalahkanmu."
Peng Zhi-xiao menenangkan diri. Dia menceritakan semuanya bahwa semenjak dia
masuk ke kantor Biao Zhen Yuan dia berhubungan dengan Meng Qi-fang. Semua
diceritakan dengan sejelas-jelasnya....
Meng Ju-zhong tahu bagaimana sifat Peng Zhi-xiao, dia tidak akan berani berbohong.
Kadang-kadang dia menarik nafas, kadang-kadang menggelengkan kepala.
Begitu Peng Zhi-xiao selesai bercerita, dia menarik nafas yang panjang dan berkata,
"Kau harus ingat, Tuhan tahu semua hal, bumi tahu, kau tahu, aku pun tahu, kau tidak
boleh menyebarkan hal ini keluar sedikitpun!"
"Hamba tidak berani mengatakannya."
Meng Ju-zhong berpikir sebentar lalu berkata, "Baiklah, kau berdiri dan duduk disana."
Peng Zhi-xiao terkejut dan berkata, "Di perpustakaan sini tidak ada tempat untuk
duduk!" 259 "Duduklah disini!"
"Terima kasih, Ketua!"
Kedua mata Meng Ju-zhong terus menatapnya, dia berkata, "Katanya kau menyukai
Chun Hong yang melayani nyonya?"
"Aku tidak berani...."
"Aku hanya bertanya, ya atau tidak?"
Karena suara Meng Ju-zhong sangat galak, pantat Peng Zhi-xiao yang baru menempel
di kursi langsung terlonjak, segera dia berlutut lagi dan berkata, "Ketua...."
"Katakan!" ".... Baik...."
"Ini bagus," kata Meng Ju-zhong, "Dia hanya seorang pelayan, walaupun dia agak
cantik tapi tetap saja orang rendah. Kau bekerja di kantor Biao ini, kau juga orang
kepercayaanku di kantor Biao Zhen Yuan ini, semua hal bisa kuselesaikan dengan
tenang." Meng Ju-zhong melihat Peng Zhi-xiao masih bengong sambil berdiri, dia berkata,
"Duduklah, dengarkan semua kata-kataku!"
"Baik, terima kasih Ketua Biao!" Dengan hati-hati Peng Zhi-xiao duduk di kursi.
Meng Ju-zhong berkata lagi, "Jujur saja, atau kau sudah tahu bahwa istriku sangat tidak
setuju bila kau dan anak Feng mempunyai hubungan. Dia adalah putri kami satusatunya, dia manja jadi kau jangan mempunyai pikiran apa-apa terhadapnya. Mengenai
masalahmu dengan Chun Hong, aku dan nyonya sudah sepakat. Bila kau benar-benar
menyukainya, aku akan menjodohkanmu dengannya."
"Ketua, aku...."
"Ada apa, apakah kau tidak setuju dengan keputusanku?"
"Bukan itu.... aku berterima kasih karena Ketua sudah menjodohkanku."
Meng Ju-zhong berkata lagi, "Lalu apa...."
260 = ooOOOoo = Malam sudah larut. Perpustakaan Meng Ju-zhong sangat gelap, penjaga kantor Biao Zhen Yuan atau
orang yang meronda selalu menghindari daerah perpustakaan ini.
Saat itu adalah waktu Meng Ju-zhong untuk beristirahat, siapa pun tidak boleh
mengganggunya. Tapi, seseorang dengan diam-diam masuk kedalamnya. Dia sangat mengtahui jalan
disana, sesampainya di perpustakaan dia pun tidak mengetuk pintu. Hanya berhenti
sebentar, kemudian mendorong pintu lalu masuk.
Di bawah sinar lampu, dia tampak cantik dan juga genit.
"Ketua, aku...." Suaranya manis, gerakannya genit, dia adalah pelayan yang bernama
Chun Hong. Meng Ju-zhong berdiri, dia sangat gembira tapi berusaha menutupi gejolak hatinya.
Katanya dengan suara ringan, "Kau datang terlalu awal, duduklah!"
Chun Hong menyahut dengan manja, kemudian berjalan ke depan Meng Ju-zhong.
Tangan kirinya memeluk pundak Meng Ju-zhong dan berkata, "Tuan memanggilku,
hamba pasti akan datang."
Badan dibungkukkan, dia sudah berada dalam pelukan Meng Ju-zhong.
Dengan manja dia berkata, "Akhirnya Tuan masih ingat kepadaku, aku...." Chun Hong
mencium pipi Meng Ju-zhong.
Meng Ju-zhong membalikkan kepalanya dan berkata, "Nanti dulu, ada yang ingin
kusampaikan." "Aku sangat rindu kepadamu, tapi kau...."
Chun Hong pura-pura marah, tapi itu hanya sebentar, kemudian dia duduk lagi di
pangkuan Meng Ju-zhong. Meng Ju-zhong tampak ragu, kemudian menarik nafas. Dia membuka tangannya lebarlebar dan memeluk Chun Hong dengan erat lalu berkata, "Kau benar-benar
membuatku...." 261 Tanya Chun Hong, "Ada apa denganku" Banyak yang harus kuceritakan kepadamu
tapi kau malah berpura-pura serius."
Meng Ju-zhong terpaksa berkata, "Baik, baik sayangku, ada apa katakanlah!"
"Ini menyangkut dirimu, tentang kelakuanmu." Chun Hong menunjuk perutnya dan
berkata, "Sudah tiga bulan ini aku tidak mendapatkan menstruasi, kau masih tidak
merasa khawatir." Meng Ju-zhong terkejut dan berkata, "Apa" Kau bilang apa?"
"Apa" Anakmu, dia disini sudah berumur tiga bulan."
Meng Ju-zhong terkejut dan juga senang dia berkata, "Benarkah?"
"Siapa yang mau membohongimu. Katakanlah, kali ini aku harus bagaimana?"
Meng Ju-zhong seperti balon kempis, dia menghela nafas panjang, "Mengapa, kau...."
"Kau yang melakukannya, apakah kau masih tidak mau mengakuinya?"
"Tidak, aku mengatakan...."
"Mengatakan apa...." Chun Hong seperti marah dan berkata, "Kau lihat, aku seperti ini
bukankah kau yang...." Kata-katanya belum selesai, mulutnya sudah dibungkam. Katakata terakhir ditelannya kembali.
Kumis Meng Ju-zhong yang menusuk wajah Chun Hong, membuatnya merasa gatal.
Tadi dia marah hanya untuk berpura-pura, sekarang kedua tangannya sudah memeluk
leher Meng Ju-zhong dan mulutnya pun terbuka....
Tapi Meng Ju-zhong malah mendorongnya, nafas mereka terengah-engah tapi Meng
Ju-zhong sudah menyelesaikan cumbuannya.
Chun Hong dengan ekspresi aneh melihat Meng Ju-zhong dan bertanya, "Kau, kau ini
kenapa?" Meng Ju-zhong dengan suara kecil berkata, "Sayang, aku mencarimu karena ada hal
yang perlu kurundingkan denganmu, jangan dulu...."
"Yang ingin kau rundingkan paling-paling benda yang berada di dalam perut." Chun
Hong menepak-nepuk perutnya dan berkata, "Anak ini adalah milikmu, kalau kau tidak
262 menginginkannya, tidak menjadi masalah bagiku. Seperti yang sudah-sudah, paling
anak ini akan digugurkan, aku tidak peduli!"
"Tidak, bukan begitu...."
"Lalu apa lagi?"
"Dengarkan dulu!" seru Meng Ju-zhong, "Sayang, kelihatannya nyonya lebih tahu
dibanding diriku, dia tidak akan mengijinkanmu menjadi istri mudaku...."
Kata Chun Hong dengan manja, "Kapan aku pernah minta agar menjadi istri mudamu"
Kau pernah mengatakan, kau akan membelikan sebuah rumah untukku di luar kota
agar kita berdua sering...."
"Tidak, aku mempunyai cara yang lebih bagus lagi."
Chun Hong terpaku dan bertanya, "Cara apa" Cepat beritahu kepadaku!"
Meng Ju-zhong tertawa licik dan berkata, "Aku akan menyuruh Peng Zhi-xiao
menikahimu, kau akan menjadi istri Peng Zhi-xiao."
Mendengar perkataan Meng Ju-zhong ini, pikiran Chun Hong seperti lewat begitu saja.
"Peng Zhi-xiao masih muda dan juga sehat, wajahnya tampan, ilmu silatnya tinggi, di
kantor Biao Zhen Yuan, dia termasuk orang penting. Bila kau bisa menjadi istrinya yang
sah itu lebih baik daripada menjadi kekasih gelap si tua ini!"
"Tapi, jangan terkena tipuannya lagi...." Dia segera berkata lagi, "Tidak, aku tidak mau
menikah dengan Peng Zhi-xiao!" Suaranya besar, teguh seperti besi.
Meng Ju-zhong tidak menyangka bahwa Chun Hong akan berkata seperti itu, dia kaget,
matanya terus menatap tubuh dari seseorang yang masih marah,
"Kenapa?" Chun Hong masuk lagi ke dalam pelukannya dan berkata, "Aku tidak mau, aku ingin
selalu bersamamu." Meng Ju-zhong memeluknya dan berkata, "Sayang, aku tidak tega meninggalkanku,
aku pun demikian. Tenanglah, Peng Zhi-xiao hanya seorang pegawai kantor Biao.
Kalau ada tugas, dia harus pergi, bila dilihat dari luar, sepertinya kau menikah
dengannya tapi kau tetap akan melahirkan anak banyak dariku."
263 Chun Hong kaget dan berkata, "Maksudmu...."
Meng Ju-zhong tertawa sinis, "Aku akan menyuruhnya bertanggung jawab atas
kehamilanmu, aku akan segera membuktikannya!"
Tubuh yang lembut digendongnya ke tempat tidur....
Hati Chun Hong yang sedang memikirkan kehidupan baru sekarang sirna. Yang dia
tunggu hanyalah kenikmatan yang sesaat....
Ruangan begitu gelap. Meng Ju-zhong tampak bermalas-malasan di tempat tidur.
Tiba-tiba Chun Hong teringat dengan pembicaraan tadi, sambil membereskan jenggot
Meng Ju-zhong dia bertanya, "Tuanku, apakah kau tega memberikanku kepada si
marga Peng itu?" ".... benar, aku sudah memikirkannya dengan teliti, ini adalah cara yang terbaik,
kelak...." Chun Hong segera bangun dan berkata, "Aku tahu, kau sudah bosan terhadapku, kau
ingin membuangku seperti lap kotor, aku tidak mau."
Suaranya berubah, dia mulai meneteskan air mata.
Meng Ju-zhong tertawa, wajahnya tertawa penuh dengan rencana busuk, dia berkata,
"Sayang, jangan berkata seperti itu, aku tidak benar-benar memberikanmu kepada
Peng!" "Sudahlah, orang sepertimu selalu mengatakan hal yang enak didengar, tapi
sebenarnya hatimu seperti besi, keras dan tajam. Mungkin sebentar lagi, kau akan
segera melupakanku...."
Belum habis perkataannya, Meng Ju-zhong sudah memeluknya dengan erat.
Hanya menikmati kehangatan sebentar, Chun Hong berkata lagi, "Kau tidak mau
meninggalkanku tapi kau menyuruhku supaya mau menikah dengan Peng Zhi-xiao. Aku
yang rugi besar, kau harus memiliki sedikit kebijaksanaan."
"Oh.... katakanlah, kau mau apa, aku akan memberikannya kepadamu."
264 "Aku...." Chun Hong tampak sedikit ragu kemudian dia berkata, "Aku ingin supaya kau
mengangkat Peng Zhi-xiao menjadi wakil ketua kantor Biao. Bila aku menikah
dengannya, setidaknya aku akan merasa bangga."
"Ini...." Meng Ju-zhong memikirkannya sebentar, kemudian dia tertawa dan berkata,
"Benar-benar rubah kecil, kau belum menikah dengannya, tapi hatimu sudah berpindah
padanya." Meng Ju-zhong ingin mencium Chun Hong tapi ditolaknya.
"Katakanlah dulu, apakah bisa?"
"Baiklah, aku akan menuruti kemauanmu."
"Kau harus memberikan dua ribu tail perak kepadaku, selimut, baju harus dari bahan
dengan kualitas yang bagus."
"Ini, ini mana boleh seperti itu?" Meng Ju-zhong menggelengkan kepalanya, "Kau
membeli barang keperluan menikah dengan uangku, bagaimana di mata orang lain?"
Chun Hong tertawa dan berkata, "Tidak perlu secara terang-terangan memberikan
kepadaku, bukankah kau sudah merundingkan hal ini dengan nyonya" Hanya tolong
kau berpesan kepada nyonya agar dia sayang kepadaku, pasti dia mau
memberikannya." Meng Ju-zhong tertawa dengan senang dan berkata, "Sayang, kau banyak ide aneh...."
Chun Hong tertawa dan mendekat. Hanya dalam waktu sekejap, suara berat dan suara
terengah-engah sudah memenuhi perpustakaan yang mewah ini.
Hari kedua, matahari baru saja menembus kabut pagi. Matahari mengeluarkan
cahayanya yang paling berkilau, langit timur sudah mulai terlihat cahaya fajar.
Meng Qi-fang tidak bisa tidur semalaman, sekarang dia bangun dari mimpi buruk. Dia
merasa bosan hanya tidur, dia juga malas berdandan, malas mandi, memakai baju pun
asal-asalan saja. Dia keluar dari kamarnya dan pergi ke taman belakang. Melewati dua belokan, dia
sudah bertemu dengan seorang gadis.
Rambut gadis itu belum disisir, wajahnya merah terlihat seperti sangat senang, dia
sedang berjalan sambil menundukkan kepala.
265 Nona kecil yang berdiri disisinya pun tidak dilihatnya. Dia adalah pelayan yang bernama
Chun Hong. Sekarang dia tenggalam dalam khayalannya, dia akan menikah dengan Peng Zhi-xiao.
Sebenarnya sudah lama dia menikmati kelembutan Peng Zhi-xiao.
Pertama Peng Zhi-xiao masih merasa takut, Peng Zhi-xiao tidak bisa membuat dia
menikmati semuanya. Terakhir-terakhir karena sudah tidak ada yang ditakutinya,
membuat dia merasa senang dan apa yang dia dapat dari Peng Zhi-xiao tidak didapat
dari Meng Ju-zhong. Tidak lama lagi, dia akan benar-benar menjadi istrinya, dia tidak perlu lagi bersembunyi.
"Mungkin anak yang berada dalam perutku ini adalah milik Peng Zhi-xiao. Si tua bangka
itu menyuruhku makan obat untuk menggugurkannya, aku tidak mau melakukannya.
Aku akan melahirkan putranya, aku juga malas pergi ke Pengurus Shen untuk meminta
obat. Si pincang itu pasti akan mengambil keuntungan dariku! Apalagi Meng Ju-zhong,
si tua bangka itu...."
"Berhenti!" Tiba-tiba ada yang membentak, seperti suara geledek. Chun Hong terkejut. Dia baru
melihat, ternyata yang berteriak itu adalah Meng Qi-fang.
Segera dia tertawa dan berkata, "Selamat pagi, Nona!"
Dia berhenti disisi jalan karena dia ingin melarikan diri dari sana.
"Aku menyuruhmu berdiri disana!"
Chun Hong terkejut dan terpaku, segera dia berhenti dan bertanya, "Nona, ada pesan
apa?" Meng Qi-fang tertawa dingin dan menjawab, "Kau sangat sombong, bila tidak ada perlu,
apakah aku tidak boleh menyuruhmu berdiri disana?"
"Nona...." "Aku menyuruhmu berdiri disana untuk mendengarkan perkataanku!"
"Ya...." 266 Yang satu sangat sombong dan galak, yang satu lagi dengan diam dia menunduk dan
menerima apa yang akan dikatakan oleh Nona Meng.
Meng Qi-fang berkata, "Siapa yang mengijinkan kau berebut denganku?"
"Hamba tidak berani...."
"Kau harus tahu, kau adalah seorang pelayan. Pelayan seperti seekor anjing, tapi tidak
disangka kau siluman rubah. Katakan, mengapa kau menggaet Peng Zhi-xiao?"
"Nona, bukan aku.... tapi dia...."
"Perempuan jalang, kau kira kau ini cantik, mengapa Peng Zhi-xiao bisa suka
Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepadamu?" "Nona, kau jangan...."
"Kentut! Apa yang tidak bisa kulakukan?" Meng Qi-fang tiba-tiba menampar Chun
Hong, karena tidak siap Chun Hong dipukul hingga kepalanya terasa pusing.
Pipinya bengkak, sudut bibirnya mengeluarkan darah, karena marah Meng Qi-fang
memukul terus tapi Chun Hong tiba-tiba ke pinggir dan menghindar ke belakang.
Karena jurus Meng Qi-fang meleset, membuat dia lebih marah lagi. Segera dia
menyerang secara bertubi-tubi tapi semua ini bisa dihindari oleh Chun Hong.
Karena pukulan Meng Qi-fang tidak tepat mengenai sasaran, dia sangat marah dan
berkata, "Pelayan busuk, kau masih bisa ilmu silat, aku akan menghajarmu beberapa
jurus lagi." Tangan Meng Qi-fang segera bergerak, ilmu Duo Ming Zhui Hun-jian sudah
dikeluarkan. Bayangan telapak dan angin sudah seperti hujan menimpa Chun Hong,
walaupun Chun Hong sudah lama berada di kantor Zhen Yuan, dia hanya mengerti
sedikit ilmu silat. Sekarang mana bisa dia menahan serangan lawan, apalagi dia sama sekali tidak berani
membalas. Kelihatannya keadaaan ini sangat berbahaya, dia berteriak, "Tolong, tolong, Nona akan
membunuhku!" "Berhenti!" Terdengar disisi sana ada yang berteriak.
267 Chun Hong mendengar suara itu. Hatinya merasa sangat senang karena itu gerak
langkah kakinya menjadi agak lambat, sehingga sepasang kaki lawannya berhasil
menyapu dan menendang pinggangnya. Dia kesakitan, tubuhnya pun terlempar.
"Anak Fang, kau kenapa?" Yang menyentak adalah Meng Ju-zhong.
Dia sangat marah. Tapi setelah dia mendapat keuntungan. Hatinya sangat senang. Dia
marah, "Ayah, perempuan jalang ini melanggar aturan keluarga kita, dia berani
membantah, aku harus menghukumnya."
"Tuan Besar...." Chun Hong kesakitan karena tadi terjatuh, telapak tangannya terluka.
Hatinya sangat kesal, melihat Meng Ju-zhong datang dia ingin mengadu tapi apa yang
harus dia katakan" Sekarang dia hanya bisa menangis.
Meng Ju-zhong serba salah, dia menarik nafas dan berkata, "Chun Hong, pergilah ke
Pengurus Shen untuk menerima hukuman pelanggaran aturan." Dia membalikkan
badan menghadap putrinya dan berkata, "Putriku yang baik, masalah pelayan, tidak
perlu mengurusnya. Pengurus Shen akan membereskan masalah ini. Jangan marah
lagi, mari ke perpustakaan, ada yang ingin kusampaikan."
= ooOOO = Hari sudah malam. Di dalam kamar tidak terpasang lampu, kelihatan agak gelap.
Peng Zhi-xiao duduk di kursi, dia tampak sedang berpikir. Tiba-tiba ada seseorang yang
membuka pintu dan masuk. Sewaktu dia akan membuka mulut untuk bertanya, "Siapa?" dia segera menarik katakatanya kembali dan berdiri.
Dia membuka lebar tangannya dan berteriak, "Sayang, kau baru datang!"
Orang yang datang itu berwajah lumayan cantik, tubuhnya mengeluarkan wangi yang
menarik hati. Dia adalah Chun Hong.
"Jangan...." Tapi dia sudah dipeluk oleh Peng Zhi-xiao. Perkataan lain sudah ditutup oleh bibir yang
panas. 268 Tubuhnya terasa lemas dan wangi badan merasuk syaraf Peng Zhi-xiao. Badannya
mulai gemetar dan dia menggendong Chun Hong ke tempat tidur.
"Tidak, jangan! Aku ada perlu maka aku baru kesini." Suara Chun Hong masih
terengah-engah, tangannya mendorong pundak Peng Zhi-xiao.
Tapi Peng Zhi-xiao berkata, "Bila ada perlu nanti baru kau katakan."
"Tidak, tuan besar menyuruhku datang kesini."
Hati Peng Zhi-xiao bergetar, segera dia sadar dan melepaskan Chun Hong dan duduk
kembali di kursi. Dia menarik nafas dan berkata, "Susah-susah kau baru bisa datang kemari, tapi kau
malah ada perlu. Cepatlah katakan ada perlu apa?"
"Jangan marah!" Chun Hong mencium wajah Peng Zhi-xiao, kemudian dia tertawa dan
duduk di sisi ranjang. Dia berkata, "Aku membawa kabar baik. Tuan Besar menyuruhku
untuk menikah denganmu?"
"Apakah betul?"
Walaupun Peng Zhi-xiao sudah mendengarnya langsung dari Meng Ju-zhong, tapi dia
tidak mengira bahwa kabar gembira ini akan datang begitu cepat. Apalagi yang
menyampaikan adalah Chun Hong sendiri.
Dengan senang dia berteriak, juga ingin memeluk Chun Hong.
"Diam disana dan duduklah!" dengan dingin Chun Hong berkata, "Jangan begitu, kau
kira aku tidak tahu. Kau hanya menganggap aku adalah penghiburanmu. Yang kau
sukai sebenarnya adalah Nona Besar Meng Qi-fang."
Wajah Peng Zhi-xiao penuh dengan rasa duka dan berkata, "Tuhanlah yang tahu, ini
tidak benar. Kau harus berpikir orang sepertiku, mana sepadan dengan dia" Apalagi
sifatnya seperti itu, aku...."
Kata Chun Hong, "Sudahlah, dia berpikir kau seperti anjing jantan yang ingin kawin, tadi
pagi dia masih...." Peng Zhi-xiao segera membela diri dan berkata, "Chun Hong, coba kau dengarkan,
mungkin dia hanya sesaat menyukaiku tapi ini tidak akan bertahan lama. Hal ini tidak
269 akan ada akhirnya. Apa yang terjadi pagi tadi aku sudah tahu. Sifatnya memang seperti
itu. Dia mencari pelampiasan, belum tentu semua ini demi aku."
"Kau masih membela dia!"
"Tidak, aku tidak membela dia. Sudah ada bukti didepan mata. Kau lebih jelas
melihatnya daripada aku, kecuali ibunya tidak ada orang yang bisa menasihatinya,
seperti kau, aku pun hanya bisa menahan diri."
Chun Hong mengangguk. Dalam hati dia berpikir, "Walaupun dia lihai tapi aku yang
mendapat kekasihnya. Dia pun tidak bisa berbuat apa-apa."
Karena hatinya senang, wajah langsung tersenyum, senyuman itu sangat manis tapi
juga terlihat centil. Peng Zhi-xiao tenggelam dalam pesona tawa ini, dia ingin mencium tapi tiba-tiba dia
teringat dengan obrolan tadi.
Dia bertanya, "Chun Hong, apakah benar ketua Biao akan menikahkanmu kepadaku?"
Kata Chun Hong, "Tuan besar sendiri yang menceritakannya kepadaku, yang
kutakutkan malah tidak akan terjadi...."
Peng Zhi-xiao dengan cepat berkata, "Tuhan yang berada di atas, aku berani
bersumpah...." Kata-katanya belum selesai, sudah ditutup oleh tangan yang lembut dan kecil, wangi
badannya terus tercium oleh lubang hidung Peng Zhi-xiao. Dia merasa tangan yang
lainnya sudah diletakkan di pahanya dan mulai meraba.
Suaranya lembut dan menggoda, "Kakak, kita sudah lama tidak...."
Belum habis berkata, Peng Zhi-xiao dengan lembut sudah memeluknya dan mereka
jatuh ke atas tempat tidur....
= ooOOOoo = Peng Zhi-xiao baru saja mengantar Chun Hong ketempatnya dan sedang memikirkan
kenikmatan tadi, tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara ketukan.
Dia mengira Chun Hong kembali lagi untuk mengambil sesuatu yang terlupakan, dia
segera membukakan pintu. 270 Di bawah sinar bulan, ada seorang yang berdiri dengan wajah seperti es.
"Kau...." Peng Zhi-xiao terkejut.
"Kenapa, kalau bukan aku, lalu siapa?"
"....Nona.... silakan masuk!"
Yang datang tak lain adalah Meng Qi-fang. Dia berdandan sangat rapi, baju dan
gaunnya berwarna hijau muda. Dia merias wajahnya dengan menor. Kelihatan sangat
centil. Meng Qi-fang tertawa dingin dan berkata, "Apakah kau berani menolakku dari luar
pintu?" Dia masuk ke kamar dan duduk di sebuah kursi.
Peng Zhi-xiao tampak sangat gelisah, dia berkata, "Nona, sudah malam begini datang
mencariku, ada keperluan apa?"
"Apa" Apakah tidak ada perlu maka tidak boleh kesini mencarimu" Apakah aku tidak
boleh duduk disisi Pendekar Peng?"
"Boleh, boleh, Nona mau datang ke kamarku, aku merasa bangga."
"Aku ingin bertanya kepadamu, bagaimana kau menanggapi hubungan kita?"
Meng Qi-fang begitu berani mengatakan semua ini, membuat Peng Zhi-xiao gemetar.
Dia berkata, "Nona, maafkanlah aku, jangan menggangguku lagi!"
Meng Qi-fang marah dan berkata, "Aku yang mengganggumu" Di kantor sini, aku tidak
pernah benar. Ayah terus mendesakku, ibu marah kepadaku, kau juga mengatakan
bahwa aku telah mengganggumu, apakah di dunia ini masih ada jalan untukku?"
Suaranya keras, air mata mulai menetes, benar-benar patut dikasihani.
Peng Zhi-xiao tahu apa yang sudah diatur Meng Ju-zhong, dia juga tidak mau membuat
nona galak ini menjadi marah. Sekarang dia hanya diam berdiri, sama sekali tidak ingin
melihat wajah yang menangis didepannya.
Dia berkata, "Nona, hitung-hitung kau berbuat baik kepadaku, jangan...."
"Apakah aku begitu menakutkan hingga mengagetkanmu?"
271 Peng Zhi-xiao tertawa kecut dan berkata, "Sebenarnya Nona tidak menakutkan, Nona
adalah seorang gadis lembut dan jujur, baik hati. Tapi aku, pekerjaanku sangat
berbahaya. Beberapa hari yang lalu, Nyonya baru...."
"Kenapa kau menghubungkannya dengan ibuku?"
"Ini adalah perkataanku yang sejujurnya, Nyonya sudah berpesan bila aku masih
mengobrol dengan Nona, kepalaku akan dipenggal."
"Kalau begitu, kau takut kepada ibuku?"
"Itu sudah pasti, juga kepada Ketua Biao."
"Tidak, dengarkan aku. Mereka adalah mereka, aku adalah aku. Kalau kau suka
kepadaku, kita pergi sekarang juga, kita pergi ke tempat jauh. Di desa, digunung, atau
dihutan aku tidak peduli, asal kau yang memilih tempatnya." Sambil berdiri Meng Qifang berjalan ke arah Peng Zhi-xiao.
Wajah Peng Zhi-xiao pucat dan berteriak, "Tidak, Nona...."
"Mengapa, kau tidak mau?"
"Aku adalah seorang pesilat, aku tidak mempunyai keberanian ini...."
"Sudahlah!" Meng Qi-fang membentak, "Sepertinya kau tidak menginginkanku lagi, aku
bukan orang yang tidak bisa menikah, mengapa harus meminta-minta kepadamu" Tapi
bila kau tidak menginginkanku lagi, aku tidak memaksamu tapi kau juga tidak boleh
menginginkan perempuan jalang yang bernama Chun Hong itu."
"Nona ini...." "Kalau begitu, sepertinya kau memang menginginkan dia" Apakah kau menginginkan
siluman rubah itu" Kau takut kepada ayah dan ibuku, tapi kau tidak takut kepadaku,
betul kan" Baiklah, kalau kau berani menginginkan Chun Hong, aku akan memenggal
kepalamu dan juga dia. Kepala kalian aku kuberikan kepada anjing liar sebagai
makanan." Walaupun kata-katanya pedas, tapi dia tidak tahan dengan kepedihan hatinya.
Suaranya bergetar seperti hampir menangis. Belum habis kata-katanya, dia sudah
membalikkan badan dan pergi melangkah keluar.
272 Peng Zhi-xiao melihat sosok belakangnya, dalam hati dia hanya bisa tertawa dengan
kecut. = ooOOOoo = Perpustakaan Meng Ju-zhong.
Sudah malam disana belum memasang lampu, hanya ada sinar bulan yang masuk dari
jendela. Pintu tidak ditutup, ada bayangan orang yang sedang bersembunyi dan masuk, dengan
suara kecil dia memanggil, "Tuan Besar, apakah kau menyuruhku kemari?"
Yang berkata adalah Chun Hong. Dia berdiri di pintu, dia tidak mengunci pintu juga
tidak berjalan masuk. Meng Ju-zhong berdiri dan berkata, "Betul sayangku, kemarilah!"
"Tidak, aku tidak mau." Dengan manja dia berkata, "Kau berbohong kepadaku, apa
yang kau katakan semua tidak ada kenyataannya."
"Sejak kapan aku berbohong kepadamu?" Meng Ju-zhong mengambil kertas yang di
berada atas meja dan berkata, "Lihatlah, semua sudah aku siapkan. Itu adalah cek
sesuai dengan jumlah yang kau inginkan."
Mata Chun Hong menjadi bercahaya. Kegembiraannya terlihat di wajahnya, dia ingin
memeluk Meng Ju-zhong tapi segera menghentikannya.
Begitu dia agak tenang dia berkata, "Apakah karena uang ini, maka kau menyuruhku
kemari?" "Tidak, aku dengar dari Pengurus Shen kau tidak pergi kesana untuk mengambil obat,
bukankah kau tadi mengatakan bahwa kau sudah hamil tiga bulan, kau menginginkan
apa lagi?" Dengan manja Chun Hong berkata, "Bukankah kau mengatakan aku boleh melahirkan
seorang putra untukmu" Aku minta Jiam Si, katanya kali ini anaknya adalah anak lakilaki, aku tidak tega menggugurkan dia."
Dengan terkejut Meng Ju-zhong berkata, "Tidak boleh."
273 "Katanya kau adalah ketua Biao." Dengan tersenyum Chun Hong berkata lagi,
"Bukankah aku sudah mau menikah dengan si marga Peng itu" Anggaplah ini adalah
anaknya, dia tidak akan tahu, kalau dia tahu juga tidak apa-apa. Dia hanya seorang
pegawai, dia tidak akan bertanya macam-macam."
Chun Hong menutup pintu, sambil bicara dia masuk ke dalam kamar.
Meng Ju-zhong mendekat dan memeluk. Dia tertawa dan berkata, "Sayang, aku tidak
tahu kau mempunyai ide ini!"
"Aku belajar dari Tuan Besar...."
Belum habis berkata, dua bibir saling menyatu, memeluk, meraba.... dua tubuh bergetar
bersama, nafasnya pun terengah-engah.
Pada saat itu terdengar ada suara yang berbunyi, kemudian terlihat ada cahaya lampu.
Lilin pun dinyalakan. "Siapa?" Meng Ju-zhong membentak, tapi tidak ada yang menjawab.
Saat ketua Biao beristirahat, siapa pun tidak diijinkan untuk masuk ke dalam
ruangannya, apalagi.... Hal ini membuat Meng Ju-zhong menjadi marah, dia tidak mau meninggalkan tubuh
yang lembut itu, tapi begitu melihat orang yang datang itu dia kaget bukan kepalang.
Di bawah sinar lilin tampak bayangan seseorang. Berbaju ungu, rambutnya digelung,
wajahnya cantik dan juga anggun, tapi dingin seperti es.
Dia adalah Hua Shan Zi Feng.
Du Xiang-jun berdiri diam disana, sama sekali tidak bicara sepatah kata pun. Wajahnya
pucat, kedua matanya bersorot menghina.
Chun Hong terkejut sampai rohnya terasa sudah tidak menempel di tubuhnya. Dia
gemetaran, dengan cepat dia memakai baju dalamnya, dia segera turun dari tempat
tidur dan berlutut. Dia berkata, "Nyonya, aku minta ampun, aku...."
"Aku tidak menyalahkanmu, dia adalah tuan besarmu, cepat pakai baju dan keluar dari
sini!" Suaranya dingin membuat orang merasa lebih terkejut.
274 Tapi begitu Chun Hong mendengar perkataan nyonyanya, dia merasa senang dan
berkata, "Terima kasih, Nyonya!"
Kemudian dia bangun untuk berpakaian, dia berkata, "Nyonya, hamba pergi dulu!"
Dia seperti anjing yang lewat di sisi Du Xiang-jun. dia takut bila Du Xiang-jun akan
membunuhnya dengan jurus telapaknya, sesampainya di depan pintu, dia tidak melihat
ada gerakan apa pun, hatinya baru merasa tenang.
Du Xiang-jun menahan kemarahan, dia duduk disebuah kursi, dengan pelan dia
bertanya, "Tuan Besarku, ada apa ini, katakanlah alasanmu!"
Tubuh Meng Ju-zhong yang tadinya masih bergejolak, sekarang menjadi dingin, dingin
sekali. Walaupun dia sudah memakai baju, tapi badannya masih gemetar.
Dia berkata, "Istriku, Chun Hong...."
"Jangan sebut namanya lagi, dia adalah seorang pelayan, mengapa dia berani masuk
ke perpustakaanmu!" "Ini...." "Ju-zhong, kita menjadi suami istri sudah dua puluh tahun lebih, putra putri kita sudah
dewasa, tidak disangka kau bisa melakukan perbuatan seperti seekor anjing!"
"Istriku, aku...."
Du Xiang-jun tidak mau mendengarkan pembelaannya. Dengan marah dia berkata,
"Dulu guruku mengatakan bahwa kau bukan orang baik tapi aku selalu membelamu,
karena dia marah sehingga meninggalkan dunia persilatan. Ini semua salahku, aku
sangat menyesal! Sudahlah semua sudah terjadi, akhirnya aku sendiri yang melihat
semua ini...inilah karma. Terus terang masing-masing orang memiliki keinginan, aku
tidak ingin memaksamu lagi, rumah ini aku berikan untukmu, aku akan mencari
guruku...." Sambil menangis dia bicara seperti itu, kemudian dia berdiri dan segera melangkah
pergi. "Istriku!" Meng Ju-zhong menangis dan menarik lengan baju istrinya. Dia berlutut dan
berkata, "Istriku, aku bersalah, demi pernikahan kita yang sudah berjalan lama,
maafkanlah aku!" 275 Du Xiang-jun menarik nafas dan berkata, "Sungguh memalukan...."
Dia pergi begitu saja, Meng Ju-zhong terpukul dan duduk kembali di kursi. Lama dia
terdiam melamun juga terkenang masa lalunya....
Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
= ooOOOoo = Gunung Kong Dong. Pemandangan disana sangat indah, hutan rimba menutup langit membuat gunung ini
terlihat bertambah indah, air yang jernih mengalir melewati kaki gunung.
Tampak ada seorang biksu muda kecil, dia sedang memikul air sambil bernyanyi
menuju ke atas gunung. Wajahnya tampan, bajunya berwarna abu, dia adalah biksu kuil Wen Dao Ging, murid
generasi kedua dari Biksu Huang Shi, bernama Yuan Ming, nama biasanya adalah
Meng Ju-zhong. Dia sudah tinggal di kuil Wen Dao Gong sudah enam tahun dan dia menjadi murid
Biksu Huang Shi selama empat tahun. Walaupun dia sudah menguasai Zhui Hun Duo
Ming-jian Fa dengan lancar, tapi dia tetap harus menanggung pekerjaan berat. Memikul
air untuk air minum generasi kedua.
Air mengalir melewati Wen Dao Gong, tapi ketua Kong Dong atau pemimpin selalu
menginginkan air dari mata air Huang Long untuk membuat teh, karena itulah dia
mengambil air dari gunung itu dan ini adalah pekerjaan Yuan Ming.
Ini sebenarnya pekerjaan yang melelahkan, tapi karena sudah terbiasa dia tidak
merasa lelah. Apalagi sekarang dia sedang merasa senang.
Setiap pagi dia bangun pagi dengan senang membawa ember kosong yang besar
kemudian naik ke atas gunung. Walaupun di gunung banyak tanjakan yang terjal, tapi
dia tetap berjalan seperti melayang.
Ada suara nyanyian mengikuti arah angin bertiup, suaranya merdu dan enak didengar.
Yuan Ming dengan cepat mencari sumber suara itu, dia sudah melihat dibalik
pepohonan ada empat orang biksuni yang sedang mengumpulkan kayu bakar.
Salah satu dari mereka naik ke atas pohon pinus yang besar dan sedang mematahkan
kayu yang sudah mati yang berada dipohon itu.
276 Di bawah pohon ada seorang biksuni kecil sedang menunjuk tempat kayu yang mati,
dia berteriak, "Kakak Xuan Qing, kayu itu sudah kuning, apakah itu sudah mati"
Bisakah kau mematahkannya?"
Biksuni yang bernama Xuan Qing, Yuan Ming mengenalnya.
Sudah beberapa bulan ini, mungkin karena bantuan Tuhan, Yuan Ming mengenal dia
adalah Nona Xuan Qing dari Qing Shui Guan, juga tahu bahwa nama aslinya adalah
Han Wu-niang.... Perkenalannya dengan biksuni Xuan Qing adalah kebetulan saja, pada saat itu adalah
siang hari, Biksu Huang Shi baru saja pulang dari kota. Yuan Ming tahu bahwa gurunya
menyukai kebersihan, setiap kali pulang dari luar, dia pasti ingin mandi. Dia membawa
dua ember kosong untuk mengambil air dari Sungai Ying.
"Tolong, tolong...." Dari kejauhan ada yang berteriak minta tolong.
Suaranya datang dari dasar Jing He (sungai). Yuan Ming segera berlari ke arah suara
itu, hanya dalam waktu sekejap dia sudah tiba disana.
Dia melihat di pinggir sungai hanya terdapat sebuah ember kosong, yang satu lagi
sudah terhanyut air sungai.
Di sungai tampak seseorang yang kadang muncul ke atas air, kadang tenggelam. Dia
berteriak minta tolong, dia adalah seorang perempuan.
"Seorang biksu tidak boleh dekat dengan perempuan, apalagi menolong orang yang
terhanyut, aku pasti akan menyentuh tubuhnya....
Tapi menolong orang adalah mengumpulkan pahala tujuh tingkat, apalagi seorang
biksu harus berbuat baik, masa melihat orang dalam keadaan bahaya tidak
menolongnya" Meskipun dia laki-laki atau perempuan, anggaplah dia yang memang harus kutolong...."
Beberapa pikiran seperti kilat melintas di dalam otaknya, dia hanya ragu dalam waktu
singkat sudah meletakkan gentong kosong dan langsung meloncat kedalam air,
melewati arus sungai yang deras, mengeluarkan tangan kanannya, mencengkram leher
orang itu dan berteriak, "Jangan takut, aku akan menolongmu!"
Dia mencengkeram leher baju orang itu dan berenang kembali ke tampat tadi....
277 Orang yang tenggelam, bila tangannya berhasil memegang sesuatu pasti akan
dicakarnya. Karena dia memiliki insting ingin bertahan hidup dan bernafas, perempuan
itu juga mengeluarkan kedua tangan. Kaki Yuan Ming dipegangnya erat-erat dan tidak
dilepaskannya lagi. Yuan Ming sudah masuk Wen Dao Gong selama beberapa tahun, dia terbiasa
berenang di Sungai Jing. Berenang atau menyelam tidak masalah baginya tapi
menolong orang yang tenggelam, dia sama sekali tidak berpengalaman.
Sekarang kakinya ditarik dan dipeluk oleh perempuan itu, bagaimana dia bisa
berenang" "Cepat, cepat, lepaskan aku, aku akan menarikmu kedarat!" Dia berteriak, mungkin
perempuan itu tidak mendengar kata-katanya dan tetap tidak dilepaskan.
Air Sungai Jing mengalir dengan deras, apalagi didaerah sana adalah daerah paling
deras, kelihatannya mereka berdua akan tenggelam.
Yuan Ming melepaskan tangan yang mencengkram leher baju perempuan itu dan
dengan sekuat tenaga melepaskan kedua tangan perempuan yang masih dengan
sekuat tenaga memeluk kakinya. Tapi apa boleh buat, pelukannya begitu kuat, terpaksa
Yuan Ming dengan cepat menotok nadi tangan perempuan itu.
Kedua tangan yang ditotok itu menjadi lemas, dia kembali memegang kerah baju
perempuan itu dan menariknya ke darat.
Sesampainya di darat, Yuan Ming baru melihat bahwa yang dia tolong adalah seorang
biksuni yang cantik dan baru berusia 16-17 tahun.
Karena dia telah minum air sungai terlalu banyak, dia pun pingsan. Mata terpejamkan,
terlihat bulu matanya yang panjang.
Dari balik bajunya yang basah terlihat tubuhnya yang langsing dan montok. Badan yang
begitu indah. Karena perutnya sudah terisi oleh banyak air sungai, maka terlihat sedikit
buncit. Dia hanya bengong, bajunya yang basah pun lupa diperasnya.
Bayangan dari orang yang barusan dilihatnya seperti perpustakaan yang membuat
debu-debu yang tersimpan di lubuk hati yang paling dalam beterbangan seperti tertiup
angin. 278 Selama beberapa tahun debu yang menumpuk di dalam hatinya dan selama beberapa
tahun ingatannya yang dulu, sekarang muncul dan mengambang, mengantarkannya ke
dunia nyata.... Apakah Tuhan yang mengatur semua ini" Atau hanya kebetulan"
Mengapa dalam dua macam kehidupan ini, ada wajah yang hampir sama. Walaupun
warna kulit dan baju tidak sama, tapi itu pun sulit dibedakan apalagi bulu matanya yang
panjang, begitu matanya terbuka, dia bisa bicara.
Enam tahun yang lalu, waktu seperti panah begitu cepat lewat di depannya, walaupun
berlangsung seperti itu tapi itu pun seperti sangat lama, sekarang dia mengenang
kembali perasaan itu, rasanya baru kemarin terjadi.
Karena wabah, ayah dan ibu secara berturut-turut meninggal. Demi ayah ibunya
supaya tenang di dalam kubur, dia menjual tenaganya menjadi tukang pikul buku di
Tian Zhu. Karena dia rajin dan memiliki tenaga yang besar, maka dia sangat disayang
oleh pengurus keluarga Zhu juga Tuan Zhu.
Walaupun hanya menjadi pelayan, tapi dia tidak kekurangan makan atau pun pakaian,
hidup pun terasa tenang. Kalau saja Tuan Zhu tidak mempunyai putri manja dan bersikap semaunya, maka tidak
akan terjadi sesuatu peristiwa.
Nona Zhu berumur enam belas tahun, seorang gadis yang sudah cukup untuk
dinikahkan tapi entah mengapa, Nona Zhu akrab dan dekat dengannya.
Awalnya Nona Zhu sering mencari alasan menyuruhnya mengerjakan sesuatu, tapi
semakin lama dia menjadi genit atau mengatakan kata-kata cabul untuk menggodanya.
Waktu itu Meng Ju-zhong baru berusia tiga belas tahun, dia tidak begitu paham
mengenai masalah cinta dan mencintai.
Walaupun Nona Zhu tidak berbeda jauh usianya dari usia Meng Ju-zhong, tapi dia
sudah mengerti tentang lawan jenis dan menginginkan kelembutan dari lawan jenisnya.
Dia tahu yang akan menjadi suaminya adalah orang yang sangat kaya tapi laki-laki itu
bungkuk dan sering sakit-sakitan. Umurnya pun sudah tiga puluh tahun.
Dia melihat Meng Ju-zhong yang tampan dan juga masih muda, dia ingin Meng Juzhong bisa memenuhi hasratnya.
279 Perasaan terpendam benar-benar melahirkan tenaga yang tidak terbayangkan,
perasaan ini membuat Nona Zhu terlihat bodoh dan kebingungan, bahkan lupa dengan
identitasnya sendiri. Membuat Meng Ju-zhong mabuk kepayang dan tidak bisa
menguasai dirinya lagi. Akhirnya perbuatan mereka diketahui juga oleh orang-orang.
Karena keburukan dalam keluarga tidak boleh diketahui oleh orang luar, Meng Juzhong harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya ini.
Tuan Zhu mengikuti peraturan di rumah, Meng Ju-zhong dipukul hingga terluka parah,
sebisa mungkin hingga pingsan dan mati.
Semua orang mengira dia sudah mati dan melemparkan mayatnya ke luar kota.
Mungkin dia memang tidak harus mati. Biksu Huang Shu yang kebetulan lewat disana
membawanya pulang ke Wen Dao Gong....
Setelah agak lama melamun, Yuan Ming merasa dia harus mengeluarkan air dari perut
biksuni itu, bila terlambat menolong, dia akan mati karena kekurangan nafas.
Segera dia memeluk biksuni itu, lalu wajahnya diletakkan di atas sebuah batu dan
kedua tangannya memijat pinggang buksuni itu. Air yang tertelan tadi segera keluar dari
mulutnya. Hanya dalam waktu sekejap dia mulai siuman.
Pertama tubuhnya yang bergerak kemudian dia mengigau, "Guru...."
Karena Yuan Ming belum pernah menolong orang, dia merasa sangat senang, dia
berkata, "Biksuni kecil, apakah kau merasa agak baikkan?"
Biksuni itu membalikkan badannya, dia ingin duduk tiba-tiba dia melihat Yuan Ming
dengan jelas dan berteriak, "Kau, kau siapa" Kau mau apa...."
Dia merasa mengenal orang itu, dia juga mengetahui bahwa tubuhnya basah dan dia
segera mengerti dengan keadaan sebenarnya.
Apa yang telah terjadi, dia merasa malu dan bertanya, "Apakah kau yang sudah
menolongku...." Dia sekarang sudah teringat kembali dengan musibah yang menimpanya, gentong kayu
terlepas dari kaitannya, dia mencoba mengambilnya dari sungai, tapi malah dia sendiri
yang tercebur ke dalam sungai....
280 Meng Ju-zhong ingin mengatakan sesuatu tapi dia tidak bisa membuka mulutnya,
akhirnya dia hanya mengangguk.
Biksuni itu berdiri dan membereskan bajunya, dia berkata, "Terima kasih kau sudah
menolongku, aku permisi pulang."
"Kita adalah sesama murid Budha, tidak perlu merasa sungkan."
Yuan Ming baru teringat bahwa gurunya masih menunggu air untuk mandi. Dengan
cepat dia berkata, "Aku sudah keluar cukup lama, aku takut guruku marah, akupun
permisi." Baru berjalan beberapa langkah, di belakang ada yang berkata, "Biksu kecil, silakan....
aku...." Dia berhenti dan membalikkan badan, baru dia sadar disana adalah sisi sungai yang
sangat curam. Dia adalah seorang perempuan lemah, biasanya perempuan sulit untuk
memanjat apalagi dia sudah terendam air sungai cukup lama, dia pasti tidak kuat.
Bagaimana dia bisa pulang" Dia ragu, tadinya dia menolong orang karena terpaksa
bersentuhan tubuhnya, sekarang bila dia membantu lagi, maka dia akan menyentuh
tubuh biksuni itu.... Setengah memapah, dia berjalan disisi sungai yang curam. Memapah tangannya yang
seperti tidak bertulang, badannya lembut dan lemah.
Hati Meng Ju-zhong terasa kacau, dia berharap disisi jalan sepanjang sungai ini
semakin curam dan selama-lamanya tidak akan sampai di tempat tujuan....
Tapi akhirnya dalam waktu sebentar mereka sudah sampai. Dia melepaskan tangan
biksuni itu tapi dia sedikit bingung.
Biksuni kecil itu berteriak lagi, "Gentong kayu, gentong kayuku hanya tinggal satu, bila
diketahui guru, dia akan...."
Dia menangis, air mata mulai menetes, Meng Ju-zhong melihat biksuni itu bertambah
cantik. Dia seperti menjadi bodoh, dia ingin menolongnya dengan sekuat tenaga, tapi apa yang
dia bisa lakukan" 281 Tiba-tiba dia melihat ukuran gentong kayunya dengan gentong kayu milik biksuni itu
sama, dia berkata, "Jangan takut, gentong kayuku boleh kau pinjam dulu."
"Apakah bila gurumu tahu, kau pun akan terkena marah?"
"Gentong air yang aku sering pakai ada beberapa buah, kau jangan merasa khawatir."
Yuan Ming memikul air, tangan kanannya mengangkat satu gentong, lalu mengantar
biksuni kecil itu sampai di depan di Qing Shui Guan, kemudian dia kembali lagi ke Wen
Dao Gong, mengambil gentong air baru mengambil air ke sungai....
Hatinya merasa senang karena tadi sewaktu mereka akan berpisah biksuni itu dengan
malu-malu memberitahu bahwa dia bernama Xuan Qing.
Semenjak itu setiap kali mengambil air dia selalu pergi pagi-pagi dan pulang sangat
terlambat. Dia mengharapkan bisa bertemu dengan Xuan Qing, tapi dia selalu kecewa.
Jika secara kebetulan bertemu, dia hanya akan tertawa malu dan mengobrol
dengannya satu dua kata tapi ini pun sudah membuat hati Yuan Ming berbunga-bunga,
sepertinya hari terasa lebih tenang, angin pun berhembus lembut.
Saat yang membuatnya senang adalah dia memberitahukan nama aslinya, dia
bermarga Han dan bernama Wu-niang. Yuan Ming pun memberitahu nama aslinya.
Ada suara tawa yang membangunkan Yuan Ming dari khayalannya, terdengar Xuan
Qing berkata, "Kau kira aku tidak bisa mematahkan kayu ini" Hanya sekali pukul kayu
itu pasti patah, apakah kau percaya?"
Biksuni kecil itu tertawa dan berkata, "Kakak berhasil menguasai telapak pia pia
(semacam alat musik) sebanyak 50%. Aku mendengar guru bercerita hanya aku belum
pernah melihatnya. Bila sekarang Kakak bisa memperlihatkannya, kami bisa melihatnya
dengan puas." "Baiklah, sekarang kalian lihat!" Xuan Qing mengangkat tangannya dengan tenaga
penuh kayu yang sudah mati itu pun segera patah.
"Ilmu yang bagus," Yuan Ming melihat dari kejauhan, dia kagum dan juga memuji.
Kayu berjatuhan, tapi ada sesuatu yang keluar dari hutan... babi hutan.
Babi itu terdiam sebentar kemudian membalikkan badan seperti mengamuk. Kemudian
berteriak dan menyerang ke seorang biksuni kecil.
282 Hal ini terjadi begitu tiba-tiba, biksuni kecil itu terkejut dan berdiri mematung.
Xuan Qing juga kaget, dia melihat adik seperguannya berada dalam bahaya, dia
meloncat dari atas pohon dan mengeluarkan serangan dan mengenai pantat babi hutan
itu. Babi hutan itu tidak begitu besar, dia dipukul hingga berguling dan berteriak berlari
masuk kembali ke dalam hutan.
Biksuni-biksuni itu melihat babi hutan masuk kedalam hutan, mereka sangat senang.
Dengan tertawa mereka mengelilingi Xuan Qing dan tertawa, "Kakak Tertua, kau benarbenar hebat, babi hutan pun takut kepada pukulanmu."
Tapi Xuan Qing seperti tidak menyukainya pujian mereka, dia terdiam kemudian
Gembong Raja Muda 1 Si Kumbang Merah Ang Hong Cu Karya Kho Ping Hoo Geger Pusaka Ratu Shima 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama