Ceritasilat Novel Online

Ilmu Pedang Pengejar Roh 7

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long Bagian 7


membelit tangan Feng, Feng kaget dan terus meloncat mundur.
Lei Qi melihat keadaan itu, segera dia mengeluarkan sebuah pecut besi. Dia
mengayunkan pecut besinya, tenaga besar yang dikeluarkan menjadikan pecut
membawa angin kencang. Ini sudah bukan gerakan untuk mengusir biksuni itu lagi.
Tapi biksuni itu sama sekali tidak menaruh hati terhadap perbuatan mereka. Tubuhnya
sama sekali tidak bergerak.
Begitu pecut besi itu mendekatinya, tiba-tiba dia bergeser dari tempatnya dan
bersamaan dengan itu kakinya sudah menendang. Kakinya seperti kilat sudah
menendang pantat Lei Qi. Lei Qi sama sekali tidak mengira lawan akan bergerak begitu cepat. Untung ilmu
silatnya tidak rendah, segera dengan menahan rasa sakitnya. Pecut diayunkan lagi tapi
hanya dalam beberapa jurus, dia sudah merasa kalang kabut.
Feng membawa pentung tiga rantainya untuk membantu Lei Qi melawan musuh.
Biksuni itu tertawa dingin, tubuhnya seperti seekor kupu-kupu yang bermain diantara
pecut dan pentung. Dia tidak melukai musuh tapi selalu bisa mementahkan serangan
lawan. Hanya dalam sekejap mereka sudah melampaui 20-30 jurus, biksuni itu melihat Lei Qi
dan Feng masih tidak mau mundur. Dia marah dan berkata, "Benar-benar tidak tahu
diri, jangan salahkan aku kalau aku turun tangan keras."
Segera dia mengeluarkan pedang dari sarungnya. Pedannya seperti bayangan cahaya.
Tiba-tiba ada yang membentak, "Berhenti!"
Mereka bertiga segera meloncat dan keluar dari lingkaran pertempuran.
Terlihat di depan mereka telah berdiri seorang nyonya muda yang berbaju ungu. Dia
terlihat cantik dan juga anggun.
338 Dia adalah Du Xiang-jun, disisi kiri dan kanannya ada dua orang pelayan.
Lei Qi datang memberi hormat dan berkata, "Nyonya, dia...."
"Dua orang laki-laki bertarung dengan seorang biksuni, apakah pantas" Cepat mundur!"
Kemudian Du Xiang-jun memberi hormat kepada biksuni itu dan berkata, "Biksuni
datang ke kantor Biao Zhen Yuan sebenarnya ada keperluan apa?"
"Siapa kau?" suara
disarungkannya. biksuni itu dingin seperti besi tapi pedangnya sudah Semenjak Du Xiang-jun menikah dengan Meng Ju-zhong, sifat dulunya yang gagah dan
sombong, sebagian sudah berkurang.
Melihat lawannya bertanya dengan tidak sopan, dia hanya tertawa dan berkata, "Aku
adalah istri Meng Ju-zhong. Suamiku tidak di rumah, kalau ada keperluan aku juga bisa
mengambil keputusan untuknya."
Wajah biksuni itu menjadi pucat, matanya mengeluarkan sorot dingin.
Dia melihat Du Xiang-jun kemudian dia berkata, "Kalau begitu aku permisi...."
Kata-katanya belum selesai, dia sudah membalikkan badan dan pergi.
"Berhenti!" Du Xiang-jun membentak, "walaupun kantor Biao Zhen Yuan bukan tempat
penting, tapi cukup terkenal di dunia persilatan mana bisa kau datang dan pergi
seenaknya!" "Kau mau apa?" tanya biksuni itu.
Kata Du Xiang-jun dengan tertawa, "Hua Shan Zi Feng, Du Xiang-jun hanya ingin Anda
mau mengunjukkan beberapa jurus padaku."
"Baiklah, aku setuju. Keluarkanlah jurusmu!"
Du Xiang-jun dari tangan pelayan menerima pedang, kemudian meloncat kehadapan
lawannya. Dia melihat biksuni itu tidak bergerak, Du Xiang-jun tertawa dingin dan
berkata, "Kau jangan sombong, keluarkanlah senjatamu!"
Biksuni itu seperti mengenal nama Hua Shan Zi Feng, dia ragu kemudian
mengeluarkan pedang dan ujung pedang diarahkan ke bawah.
339 Dia berkata, "Silakan memberi petunjuk!"
Du Xiang-jun melihat dia tidak mengeluarkan serangan. Dia berkata, "Maaf." Langsung
menyerang kewajah lawan. Biksuni itu dengan jurus Kucing Mencuci Muka, menentahkan jurus Du Xiang-jun.
dengan cepat dia menyerang tangan lawan, jurusnya cepat menyerang dan bertahan.
Mereka bertarung kadang dekat kadang menjauh.
Dalam hati Du Xiang-jun berpikir, "Siapakah dia" Zhui Hun Duo Ming-jian Fa nya
sangat mahir." Biksuni itu juga berpikir, "Dia memainkan pedang begitu tenang dan mahir, benar-benar
tidak kecewa dijuluki Hua Shan Zi Feng."
Mereka berdua tidak berani berbuat ceroboh. Biksuniitu memainkan pedang membuat
lapangan penuh dengan bayangan pedang.
Du Xiang-jun tidak kalah hebatnya, dengan 72 jurus ilmu pedang Hua Shan dia bisa
mematahkan serangan bertubi-tubi.
Mereka berdua mengeluarkan jurus-jurus mereka yang paling kuat. Saat itu adalah
siang hari, di bawah terik matahari, dua buah bayangan dihalaman meloncat-loncat
juga berputar-putar seperti kupu-kupu yang terbang kesana sini. Walaupun sudah
melewati 30-40 jurus tapi tetap tidak ada yang kalah atau pun menang.
Du Xiang-jun melihat Zhui Hun Duo Ming-jian Fa milik biksuni sangat mahir, dia takut
dia akan kalah dan merusak nama baiknya, dia segera memainkan ilmu pedang Hua
Shan yang paling tinggi... 72 jurus pedang Hua Shan yang paling hebat dikeluarkan.
Sebilah pedang ke atas dan ke bawah, membuat lapangan penuh dengan bayangan
pedang seperti naga yang naik ke langit, kadang-kadang segera turun seperti hujan
pedang, cepat seperti kilat.
Jika dilihat sudah tidak seperti sejurus demi sejurus dimainkan, melainkan seperti
sekumpulan cahaya membungkus badannya.
Biksuni itu tahu kalau terus bertarung dia akan kalah dan akan malu. Dengan
pedangnya dia memainkan jurus Setan Mendorong Gilingan. Dia sudah meloncat ke
depan pintu. 340 Du Xiang-jun tidak ingin membiarkan dia lepas, segera ujung pedangnya mengikuti
biksuni. Biksuni itu berhenti melangkah hanya melihat tangannya bergetar, tiga buah
pisau sudah terbang keluar.
Karena Du Xiang-jun tidak siap, dia kaget, dia pun mundur. Dengan jurus Naga Hitam
Membungkus Tiang, disekelilingnya terbungkus dengan bayangan cahaya.
Terdengar suara senjata beradu dan mengeluarkan percikan api. Semua pedang
terbang itu kemudian berjatuhan.
Biksuni itu dengan cepat keluar dari gerbang halaman. Begitu keluar dia menabrak
seseorang. Dia kaget, begitu melihat orang yang ditabraknya dia kaget dan berteriak, "Kau...."
Orang yang datang itu tak lain adalah Meng Ju-zhong. Dia mendengar suara juga
melihat wajah, hanya dalam waktu singkat dia sudah mengenal orang yang
ditabraknya. Hatinya bergejolak, dia berteriak, "Ternyata.... kau!"
Wajah biksuni itu segera berubah. Dengan marah dia berkata, "Marga Meng..... kau
benar-benar tega dan kejam!"
Suaranya berubah terus, belum habis perkataannya dia sudah berlari menghilang di
dalam kerumunan orang. Hati Meng Ju-zhong sangat kacau, dia masih bengong berdiri disana. Dia melihat ke
depan tapi sepertinya tidak melihat apa pun.
Du Xiang-jun ikut keluar untuk melihat keadaan, dia juga bengong sendiri ditangga.
Tidak mengerti apa yang terjadi.
Malam ini. Sinar bulan masuk dari jendela.
Du Xiang-jun baru melahirkan. Dia mendapatkan seorang bayi perempuan. Meng Juzhong sangat senang, seharian dia sibuk mengurusi ini dan itu.
Tamu-tamu sudah pulang, rumah pun kembali sepi seperti biasanya. Kelahiran di
malam hari membawa kesunyian.
341 Di perpustakaan yang mewah tidak dipasang lampu, Meng Ju-zhong duduk di kursinya
yang besar, hatinya tidak tenang. Dia terus berpikir.
Semenjak Han Wu-niang datang ke kantor Biao Zhen Yuan, itu sudah berlangsung
beberapa bulan yang lalu.
Du Xiang-jun perempuan yang sangat lembut dan pengertian. Sebenarnya ini sangat
aneh dan tidak biasa. Du Xiang-jun pun sebenarnya merasa aneh dan banyak pertanyaan yang ingin
diajukan, tetapi karena suaminya tidak mengatakan apa pun, dia tidak menanyakannya
satu kata pun. Tapi semenjak peristiwa itu hidup Meng Ju-zhong tidak pernah merasa tenang. Setiap
hari dia selalu bengong, tidak enak duduk makan bahkan tidur.
Dia teringat kembali sewaktu itu dia berada Gui Yun Dong. Kelembutan Han Wu-niang,
tubuhnya yang lembut dan hangat berada di depan matanya.
Dulu jika teringat kepada Han Wu-niang, dia selalu memeluk istrinya erat-erat. Dia
memejamkan mata menganggap istri yang dipeluknya adalah tubuh Han Wu-niang. Dia
begitu mesra memperlakukan istrinya dan mulai meraba....
Tapi semenjak Du Xiang-jun hamil, hasratnya tidak bisa disalurkan. Di dalam tubuhnya
seperti ada air yang bergejolak ingin keluar dari tubuhnya. Dia tidak tahan lagi, tiba-tiba
ada bayangan seseorang seperti setan menyelip masuk.
Meng Ju-zhong segera sadar dari khayalannya dan membentak, "Siapa!"
Yang datang adalah seorang perempuan cantik dan molek.... Orang itu berdiri diam di
pintu. Di kegelapan dia melihat perempuan itu....
Meng Ju-zhong mengira itu hanya khayalannya saja, tapi ada suara seseorang. Hanya
melihat orang itu tertawa, tidak begitu lama dia menangis...
"Kakak Meng, kau benar-benar kejam...." belum habis perkataannya, dia sudah
menangis. Hati Meng Ju-zhong bergetar dan berkata, "Apakah kau.... kau adalah Han Wu-niang?"
342 "Kau masih ingat padaku...."
Hati Meng Ju-zhong bergejolak, dia ingin memeluk tapi tampak ragu. Dia berkata,
"Kau.... mengapa kau datang kemari?"
"Kau, kau adalah milikku! Kantor Biao Zhen Yuan separohnya adalah milikku juga,
mengapa aku tidak boleh datang kemari?" Suara Han Wu-niang semakin tinggi dan
keras. Orang yang selalu dirindukan oleh Meng Ju-zhong berada di depan matanya. Beberapa
saat dia ingin memeluk tapi begitu memikirkan istrinya, Du Xiang-jun, apalagi Guru Lashou Guan-yin yang jarang berbicara, apalagi dengan sifatnya yang selalu berubahubah.
Dia segera menahan dirinya dan berkata, "Seharusnya kau tidak datang kesini, ah....
semua....sudah terlambat!"
"Tidak, tidak terlambat sama sekali!" suara Han Wu-niang seperti akan menangis. Dia
berkata lagi, "Tidak, Kakak Meng, aku tahu kau mengalami kesulitan, aku tidak
berharap mengambil dirimu semuanya. Aku hanya menginginkanmu separuh atau
bahkan kurang, apakah boleh?"
Meng Ju-zhong tidak bisa menahan dirinya lagi, dia maju beberapa langkah. Kemudian
dengan erat memeluk Han Wu-niang dan berkata, "Wu-niang.... aku.... telah bersalah
kepadamu...." Dua bibir segera menempel menjadi satu, menghisap yang manis juga menghisap yang
pahit. Dengan penuh perasaan Meng Ju-zhong merasakan Han Wu-niang tubuhnya gemetar,
nafasnya pun bertambah kencang. Tangannya dari pundak turun kepinggang dan terus
ke.... "Tidak!" Han Wu-niang berteriak dan mendorong Meng Ju-zhong, dia berkata,
"Waktunya tidak tepat. Kakak Meng, La-shou Guan-yin sangat lihai, adikmu ini tidak
berani membuatnya marah."
"Kalau begitu....Wu-niang, aku...." Meng Ju-zhong sudah sadar. Dia ragu, tidak tahu
apa yang harus dia katakan.
343 Dia mendengar Han Wu-niang berkata, "Kakak Meng, masih ada yang harus
kusampaikan. Bila kau mempunyai waktu, ikutlah denganku ke Wu Quan Shan.
Disana...." Meng Ju-zhong tidak ragu, dia segera mengangguk.
Pemandangan Wu Quan Shan sangat indah, apalagi di malam hari.
Sinar bulan turun dari daun menyinari dua buah bayangan orang yang berada di
padang rumput. Mereka begitu dekat seperti satu orang.
"Wu-niang, beberapa tahun ini apakah kau hidup dengan baik?" Meng Ju-zhong
bertanya dengan suara kecil.
"Baik...." Han Wu-niang dengan sedih berkata, "Untung aku tidak mati di dunia
persilatan ini." Kata Meng Ju-zhong, "Apakah Shui Jing Shi Tai tidak bersamamu" Ilmu silatnya kan
sangat lihai." "Aku, aku telah membunuhnya."
"Oh.... mengapa kau lakukan?" Meng Ju-zhong terkejut, dia melepaskan Han Wu-niang
yang masih berada dalam pelukannya. Tapi dia menangis, dia tampak begitu gugup.
Meng Ju-zhong tidak tega, dia kembali memeluk Han Wu-niang lagi dan berkata, "Wuniang, walaupun dia tega memisahkan kita, tapi dia tetap gurumu, mengapa kau...."
"Kakak Meng," wajah Han Wu-niang penuh rasa malu bercampur dengan rasa sesal.
Dia ragu tapi terus berkata, "Waktu itu guru memaksaku ke Zhong Yuan. Beberapa
bulan kemudian, aku baru tahu bahwa aku telah.... mengandung.... anakmu...."
Meng Ju-zhong terkejut dan bertanya, "Apa" Anakku?"
"Benar, anakmu," Han Wu-niang tertawa kecut, "Guru beberapa kali memberi obat
kepadaku supaya kandunganku gugur, tapi diam-diam aku membuangnya. Dan dia pun
marah, banyak tabib yang sudah dibunuh oleh guru. Aku pun tersiksa bahkan hampir
mati, tapi akhirnya aku bisa melahirkan dengan selamat. Bayinya adalah seorang anak
laki-laki, dia putih dan gemuk, sangat lucu...."
Meng Ju-zhong terkejut sekaligus senang, tapi Han Wu-niang terus melanjutkan, "Aku
pernah berjanji kepadamu akan melahirkan anakmu yang putih dan gemuk. Aku sudah
menepati janji. Beberapa bulan sakit yang menyiksa itu sudah hilang."
344 "Sekarang anak kita berada dimana?" Meng Ju-zhong sangat ingin mengetahui
keberadaan anaknya. "Kakak Meng, aku akan cerita..."
Di bawah sinar bulan, air mata Han Wu-niang terus mengalir. Meng Ju-zhong memeluk
pundaknya sambil mendengarkan cerita Han Wu-niang....
"Dia membawaku ke Zhong Yuan, tadinya kami ingin pergi ke tempat paman guru. Tapi
karena aku hamil, kami tidak bisa pergi kesana. Aku pun dibawa oleh guru berkeliling
disekitar Zhong Yuan, karena kandunganku tidak bisa digugurkan, guru pun berubah
sikap. Dia sangat memperhatikanku. Begitu aku sudah melahirkan anak, dia lebih
berusaha untuk menjagaku. Anak kita lahir di Ma Si Jiao. Tempat itu adalah sebuah
kota kecil. Setelah aku melahirkan anak Yang, kami tinggal di kota itu. Kata guru hari itu
ada bazaar, dia ingin membawa anak Yang pergi kesana sambil berjalan-jalan. Siapa
yang menyangka hingga matahari terbenam, mereka belum pulang, aku kesana
mencari mereka. Di tempat itu ternyata sudah tidak ada orang, terpaksa aku kembali ke
rumah. Aku berharap begitu tiba di rumah mereka berdua sudah berada disana, tapi
aku kecewa. Sewaktu aku pulang, dirumah pun tidak ada lampu, pasti tidak ada orang.
Tapi di kamar ada seseorang, dia adalah guruku. Dia sedang minum dan aku bertanya
kepadanya kapan dia pulang. Dia mengatakan bahwa sejak tadi dia sudah pulang dan
bertanya aku kemana saja. Aku mencari Guru dan anakku di bazaar, dimana anak
Yang" Aku mengira anak Yang sudah terlalu lelah hingga tertidur. Aku mencari ke
ranjang kecilnya. Tapi aku tidak menemukan dia disana. Guru dengan santai berkata,
'Dao Qing, kita meninggalkan Kong Dong sudah tiga tahun. Selama tiga tahun ini kita
terus berkeliling, sama sekali tidak seperti seorang biksuni, penyebab semuanya adalah
gara-gara anak itu....' Hatiku bergetar, aku tidak menyangka anak Yang akan dibuang
begitu saja oleh guru, padahal selama dua tahun itu, beliau sangat sayang kepadanya,
aku masih ragu dan bertanya lagi, 'Guru, Anda jangan bercanda, sekarang anak Yang
berada dimana"' Jawabannya sangat dingin dia masih terlihat santai, 'Aku tahu bahwa
kalian adalah ibu dan anak, hubungan kalian sangat erat, dalam waktu dekat ini kau
pasti akan sulit untuk melupakannya, tapi nanti pun kau akan terbiasa, kau bereskan
saja barang-barang, besok kita berangkat mencari....' Sampai saat ini aku baru percaya
bahwa semua kata-katanya benar, dimana anakku sekarang berada" Seperti disambar
geledek, aku langsung merasa pusing dan roboh, terjatuh ke bawah. Setelah beberapa
saat aku pingsan, aku tidak tahu berapa lama aku pingsan, yang aku tahu aku sadar
karena mendengar jeritanku sendiri, karena aku bermimpi anak Yang dibuang oleh guru
di suatu tempat kotor dan sepi dan dia sedang menangis karena ketakutan dan
kelaparan, kemudian datang seekor serigala, dia membuka mulutnya yang besar....
Terdengar guru dengan pura-pura berkata, 'Nak, ada apa" Mengapa kau tiba-tiba
pingsan"' Hatiku benar-benar merasa marah, 'Ini adalah kesalahan guru, bila kau tidak
345 mengembalikan anakku, aku tidak akan melepaskanmu!' Aku masih mencoba menahan
kemarahanku, kembali aku bertanya kepada guru, 'Guru, apakah kau bisa
memberitahuku, dimana Guru membuang

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

anakku"' Wajah guru dingin seperti besi dan dia menjawab, 'Mengapa kau masih saja keras
kepala ingin mencarinya" Sekarang ini dia pasti sudah dimakan oleh anjing liar atau
serigala.' Setelah mendengar perkataan guru, aku pingsan lagi, tapi hanya sebentar, aku sudah
tersadar lagi, aku merasa guru sedang memijatku, dalam hati aku berpikir, 'Anak Yang
sudah berusia dua tahun dan dia bisa menangis, dia pasti bisa berteriak juga, dia bisa
mencari seseorang, mengapa dia bisa dimakan oleh binatang" Tidak, aku harus
mencarinya, tapi guru tidak mengijinkanku pergi mencarinya, aku harus bagaimana"'
Sewaktu pikiranku sedang kacau, kudengar guru berkata lagi, 'Kau sudah sadar sejak
tadi, mengapa masih berpura-pura pingsan"' Kemudian aku membuka mataku dan melihat rumah sudah dipasang lampu, aku
berkata kepada guru, 'Guru, tolong bawa anak Yang kembali ke rumah ini, kelak aku
pasti akan menuruti semua perkataan Guru, aku mohon dengan sangat.'
Dengan dingin guruku berkata, 'Jangan harap, jangan lupa bahwa kau itu adalah
seorang biksuni, seorang biksuni tidak diijinkan memiliki terlalu banyak perasaan.'
Aku menjadi terdiam, karena terlalu banyak bicara tidak akan ada gunanya, dia kira aku
menyetujui perbuatannya" dia tertawa dan melanjutkan lagi, 'Muridku yang baik,
sekarang lebih baik kau tidur, besok kita akan pergi dari sini.'
Dalam hati aku berpikir, 'Mungkin kau tidak akan mempunyai lagi hari esok.' Aku sudah
mengambil keputusan, aku harus membunuhnya. Karena bila aku tidak membunuhnya
aku tidak akan bisa menemukan anakku."
Meng Ju-zhong mendengar semua cerita Han Wu-niang dan berkata, "Memang dia
pantas untuk dibunuh, tapi bukankah ilmu silatnya tinggi" Kau pasti berhati-hati."
Han Wu-niang hanya tersenyum dan dia berkata lagi, "Dalam mimpi pun dia tidak akan
menyangkanya bahwa aku akan membunuhnya. Dia tidak ada persiapan sama sekali,
itu akan sangat memudahkanku membunuh dia, aku sudah mengambil keputusan,
maka hatiku pun menjadi tenang, pada saat dia tertidur dengan nyenyak, aku masih
membuka kedua mataku, karena dalam hatiku masih banyak persoalan dan harus
kupikirkan, maka aku tidak bisa tidur. Tapi guru tertidur dengan nyenyak, aku turun dari
tempat tidur dan mendekati tempat tidur guruku. Dia sama sekali tidak mengetahuinya.
Aku mengeluarkan sebuah pisau belati, saat aku akan menusuknya, aku masih merasa
ragu, tapi dalam waktu singkat guru pun terbangun, tapi semua itu sudah terlambat,
karena saat itu pisau belati sudah menancap tepat dijantungnya. Matanya membelalak
dan berkata, 'Dao Qing, aku tahu.... kau.... membenciku.... tapi.... aku.... tidak....
menyangka.... kau.... akan membunuhku.... anakmu....dia.... tidak.... mati.... dia berada
di.... suatu....' Kata-katanya belum selesai, nafasnya sudah berhenti, aku benci kepada
346 diriku sendiri, mengapa aku membunuhnya terlalu kejam, dia belum memberitahuku,
dimana anak Yang, tapi semua itu sudah terlambat, dia mengatakan bahwa anak Yang
sudah diambil oleh seseorang, mungkin anak Yang diberikan kepada seseorang, tapi
aku merasa lega karena anak Yang masih hidup di dunia ini, karena dimana pun dia
berada saat ini aku akan terus mencarinya hingga menemukannya. Aku membakar
rumah itu lalu sejumlah uang dan sedikit baju kubawa, aku mulai mencari anakku,
setelah dua hari aku baru tahu bahwa anak itu diambil oleh seorang biksu tua dari sisi
jalan. Kakak, tempat itu adalah kaki gunung Jiu Hua, ditempat itu sangat terkenal
dengan agama Budha. Disana banyak kuil, mungkin ada sekitar tiga puluh kuil, biksu
digunung itu pun sangat banyak, mungkin bisa mencapai ribuan, aku sudah mencari
disana selama setengah bulan, akhirnya aku berhasil menemukan biksu yang
membawa anak Yang...."
"Apakah kau sudah menemukan anak Yang?" tanya Meng Ju-zhong.
Han Wu-niang tertawa kecut dan dia menggelengkan kepalanya, "Dia membawa anak
Yang pulang, hari kedua dia memberikan anak Yang kepada orang lain, karena kuil
dimana dia tinggal sangat kecil, hanya berisi lima orang biksu, mereka sama sekali
tidak bisa mengasuh anak yang baru berusia dua tahun, biksu itu memberitahuku
bagaimana wajah dan suara orang yang membawa anak Yang pergi, sepertinya orang
itu berasal dari dunia persilatan, tapi dunia persilatan begitu besar dan luas dan begitu
banyak orang, bagaimana dan kemana aku mencari orang yang membawa anak Yang"
Apalagi aku tidak pernah melihat wajahnya, bahkan namanya pun aku tidak tahu. Tapi
aku masih berusaha mencari selama beberapa hari terakhir, setelah itu aku baru
mendapatkan kabar bahwa orang itu memiliki ilmu silat yang tinggi, karena dia bukan
orang sana, jadi tidak ada seorang pun yang tahu namanya. Aku mulai merasa putus
asa, kemudian aku menangis sejadi-jadinya. Waktu itu aku ingin kembali ke daerah ini,
selain itu aku pun tidak tahu kau berada dimana. Apalagi ilmu silatku tidak begitu lihai,
mungkin sebelum bertemu denganmu, aku sudah dibunuh orang."
Dia menangis lagi dan melanjutkan kembali, "Aku berpikir cukup lama, setelah itu aku
baru mengambil keputusan, bibi guruku berada di kuil Yun Shui, keempat muridnya
telah dewasa, tiga orang sudah menjadi orang biasa dan mereka pun sudah menikah,
di kuil itu sekarang tersisa satu orang muridnya, dia mendengar aku diperintahkan oleh
guru untuk pergi kesana sebelum dia meninggal untuk mempelajari ilmu silat, dia sama
sekali tidak menaruh curiga. Jadi semenjak itu aku tinggal di kuil itu."
Han Wu-niang menceritakan semia ini, sepertinya dia bercerita dengan sepenuh
tenaga, saat ceritanya selesai dia pun seperti seorang anak kecil hanya diam di dalam
pelukan Meng Ju-zhong, dia tidak bergerak sama sekali.
347 Meng Ju-zhong memeluknya terus, hatinya bergejolak, air matanya pun berlinang
membasahi pipinya, dia mengecup wajah Han Wu-niang yang seperti sedang tertidur,
dia belum bergerak. Sinar bulan seperti arus air. Angin musim panas di malam hari membawa rasa dingin.
Tapi pasangan yang masih berpelukan ini seperti api yang membakar sesuatu,
mengeluarkan kobarnya yang besar, hingga cukup untuk membakar kedua orang itu.
Rasa nikmat seperti hujan dan angin badai, Meng Ju-zhong dengan terengah-engah
berkata, "Wu-niang.... aku.... harap selalu bisa bersamamu terus...."
Han Wu-niang pun berkata, "Aku pun ingin seperti itu, bila memang bisa aku tidak akan
iri kepada marga Du itu."
"Apakah benar?" Meng Ju-zhong sangat senang, dia berkata lagi, "Ini lebih baik, kau
bisa lebih memperhatikanku...."
Meng Ju-zhong tampak berpikir sebentar, kemudian dia berkata, "Wu-niang, beberapa
hari lagi datanglah ke perpusatakaanku, aku akan mempersiapkan sedikit uang dan
carilah sebuah tempat untuk membangun sebuah kuil, kau akan tinggal selamanya
disana, kita pun lebih bisa...."
Han Wu-niang tertawa, dengan manja dia berkata, "Apakah besok aku tidak boleh pergi
kesana?" Meng Ju-zhong terpaku, kemudian dia tertawa dan berkata, "Bila kau mau, kapan waktu
pun pintu perpusatakaanku selalu terbuka untukmu...."
Han Wu-niang dengan erat memeluk Meng Ju-zhong, dia pun membalas pelukan Han
Wu-niang.... Tiba-tiba Han Wu-niang melepaskan diri dari pelukan Meng Ju-zhong, dengan marah
dia berkata, "Kakak Zhong, yang memisahkan kita adalah Biksu Guang Mu, aku.... aku
ingin membunuh dia, untuk melampiaskan semuanya."
Meng Ju-zhong sangat terkejut, dia berkata, "Tidak boleh, Kong Dong Pai banyak
pesilat tangguh, kau tidak bisa bergerak sembarangan...."
"Tidak," kata Han Wu-niang, "Kakak Zhong, jangan merasa khawatir, aku tidak akan
melakukan hal gegabah, nama Kong Dong Pai sangat terkenal di dunia persilatan, tapi
ilmu silat Biksu Guang Mu tidak tinggi, Kakak Zhong, tunggulah kabar dariku."
348 = ooOOOoo = Pagi. Di Gunung Kong Dong.
Terdengar suara lonceng berbunyi dengan nyaring, murid-murid di gunung itu mulai
berlatih ilmu silat. Kuil mulai ramai. Di luar Wen Dao Gong ada delapan orang murid generasi ketiga, mereka sedang
berdiri, memakai baju berwarna abu.
Ada satu orang yang bertubuh kecil dan memakai baju polos. Dari belakang bahunya
tersembul pegangan pedang, walaupun kepalanya terbungkus kain tapi tetap terlihat
bahwa dia adalah seorang perempuan.
"Siapa!" Suaranya tidak keras tapi terdengar sangat berwibawa, sepertinya orang itu tidak
mendengar. Dia tetap naik tangga.
Delapan orang murid itu bersama-sama mencabut pedang masing-masing, tapi orang
itu seperti bayangan yang lewat. Mata mereka berkilau kemudian terdengar suara
senjata beradu. Dua buah pedang tampak sudah putus, dua pedang terlepas dari pegangan kemudian
melayang dan terjatuh. Empat orang murid yang berdiri agak jauh dari sana merasa terkejut, tapi itu hanya
berlangsung sebentar mereka sudah mulai mengayunkan pedang.
"Siapa yang berani membuat keributan diluar!" Suara bentakan keluar dari dalam kuil.
Suaranya tidak keras, terdengar sedikit tua, tapi sangat nyaring, berarti orang itu
memiliki tenaga dalam yang tinggi.
Kemudian terdengar suara pintu terbuka, matahari bersinar masuk ke dalamnya.
Di dalam kuil banyak gambar dewa dan suasananya sangat sepi. Di dalam sana ada
seorang biksu tua yang sedang duduk, kumisnya yang berada di bawah dada tertiup
angin, dia adalah pengurus Wen Dao Gong, Guang Mu.
Murid-murid generasi tiga berdiri di pinggirnya.
349 Orang yang wajahnya tertutup itu masuk dengan cepat. Ada beberapa orang mencoba
melarangnya, tapi sudah tidak sempat.
"Aku adalah orang yang tidak terkenal di dunia persilatan, ingin bertemu dengan Guru."
Orang itu menutup kembali pintu kuil.
Wen Dao Gong yang berada di Gunung Kong Dong adalah perkumpulan terkenal
diantara delapan perkumpulan, juga termasuk enam besar perkumpulan yang memiliki
ilmu pedang hebat di dunia persilatan.
Biasanya Kong Dong Shan dijaga dengan ketat, masuk ke atas gunung pun harus
melalui tiga pintu dan ada beberapa murid berilmu silat tinggi yang menjaga disana.
Walaupun Wen Dao Gong letaknya tidak terjauh dari kaki gunung, tapi biasanya orang
persilatan jarang bisa sampai di pintu utama Wen Dao Gong. Tapi orang ini dengan
tenang bisa sampai di pintu utama berarti ilmu silatnya sangat tinggi.
Biksu Guang Mu melihat lawan dengan nama 'orang tidak terkenal' itu. Dia tahu orang
itu tidak mau diketahui namanya, dia pun tidak banyak tanya lagi.
Dengan pelan dia berkata, "Kau sudah sampai di pusat kuil, kau tidak perlu lagi
menutup wajahmu, silakan kau buka tutup wajahmu, biar aku tahu siapa kau."
"Permintaan dari orang yang akan mati, tidak bisa kutolak!"
Tutup wajah dibukanya, terlihat seraut wajah yang cantik tapi kedua bola matanya
mengeluarkan api. Api kemarahan.
Guang Dao melihat yang datang adalah seorang perempuan, hatinya bergetar, "Kapan
aku pernah berbuat salah kepada seorang perempuan?"
Dia berpikir sebentar lalu berkata, "Apakah kau datang karena ada perlu?"
Yang datang tak lain adalah Han Wu-niang. Dia berhadapan dengan orang yang dulu
pernah memukul kekasihnya dan merusak kebahagiaannya.
Dia sangat marah dan berkata, "Kau selalu berada di atas, kau telah banyak berbuat
kejahatan. Bila aku menceritakannya, kau juga tidak akan ingat. Hari ini aku datang
untuk menagih darah yang dulu pernah kau torehkan."
Biksu Guang Mu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Bila kau tidak mengatakannya
berarti kau sengaja datang ke Wen Dao Gong untuk membuat keributan. Jangan
350 mengira kau sudah sampai di pintu utama maka kau tidak peduli dengan aturan. Aku
beritahu kepadamu, cepat mengaku kesalahanmu dan pergi sekarang juga selagi
masih sempat...." Kata Han Wu-niang, "Jangan banyak bicara, keluarkan jurusmu! Walaupun aku tidak
mempunyai nama di dunia persilatan, tapi aku tidak mau dinasihati begitu saja. Aku
akan membunuhmu!" "Kau sangat berani!" Biksu Guang Mu sangat marah.
Dengan telapak, dia sudah mendorong. Dengan pedang Han Wu-niang menahan
serangan tenaga telapak ini.
Dia berkata, "Jangan sombong! Jangan salahkan aku, cepat keluarkan senjatamu!"
Sebenarnya Biksu Giang Mu bukan orang yang sombong, hanya saja dia adalah ketua
Gong Dong. Di kuilnya sendiri menyerang seorang perempuan muda dengan pedang
adalah perbuatan sangat memalukan.
Dia tidak menjawab, tapi sepasang pedangnya terus mendorong dan mengeluarkan
angin pukulan. Han Wu-niang sudah memainkan beberapa jurus pedang, dia membentak, "Kau yang
cari mati! Jangan salahkan aku!"
Pedang Han Wu-niang sudah berubah menjadi kilauan tajam dan dia mulai menyerang.
Hanya dalam beberapa jurus, Biksu Guang Mu sudah dipaksa mundur, kalau tidak
menggunakan senjata, dia akan kalah dengan malu.
Dia mundur mendekati dinding dan mengambil pedang yang tergantung. Dengan jurus
Hakim Membuka Buku, dia memakai tenaga hingga ke ujung pedangnya. Dengan cepat
dia bisa mematahkan serangan Han Wu-niang.
Mereka berdua bertarung di dalam kuil, kadang seperti terbang, kadang bersatu lalu
terpisah, hanya sebentar mereka sudah mengeluarkan 20-30 jurus.
Sekarang di luar kuil terdengar sangat ramai, banyak murid-murid Kong Dong yang
berdatangan tapi karena mereka tidak mendapat perintah dari ketua untuk membantu,
mereka hanya diam di luar, tidak berani masuk.
351 Han Wu-niang melihat Biksu Guang Mu sangat mahir menggunakan jurus Zhui Hun
Duo Ming-jian Fa. Tenaga dalamnya pun sangat tinggi, bertarung dengan waktu yang
lama di kuil orang lain, pasti tidak akan menguntungkan baginya.
Pikirannya berputar dengan cepat, dia memaksa Guang Mu mundur selangkah.
Dia pun dengan cepat meloncat dan berteriak, "Biksu Guang Mu, kukatakan kepadamu,
bila mereka datang menyerang untuk membantumu, aku akan membunuh mereka,
jangan salahkan aku bila berbuat kejam."
"Membunuhmu tidak perlu banyak orang, kau terima...."
Kata-kata Biksu Guang Mu belum selesai, dia melihat ada cahaya seperti kilat, dua
buah pisau terbang terbang ke arahnya. Yang satu ke arah tenggorokan, yang satu lagi
ke arah perut. Guang Mu sangat terkejut.
Han Wu-niang mengambil kesempatan selagi berbicara dengan Guang Mu kemudian
dia melepaskan senjata rahasianya.
Guang Mu sangat marah terhadap serangan yang licik ini. Dengan jurus Dewa
Kematian Melambaikan Lengan Baju, dia menyapu jatuh dua buah senjata rahasia itu.
Tapi pisau terbang Han Wu-niang sangat aneh. Sebuah pisau terbang datang lagi
menyerangnya, karena terlambat menghindar, pisau terbang itu tepat mengenai dada
kanannya, darah pun bercipratan. Rasa sakit menusuk hingga ke hati, dia berteriak dan
mundur. Han Wu-niang maju, bersiap untuk membunuh tapi murid-murid yang berada di luar,
melihat ketua mereka terluka, segera berteriakan dan masuk.
Musuh sangat banyak, Han Wu-niang hanya sendiri. Dia tidak berani menunggu lebih
lama lagi, segera dia mengayunkan pedang dan berlari keluar pintu.
Di dalam kuil itu sangat kacau dan ribut. Tempat sembahyang menjadi tempat
pertarungan hidup dan mati. Suara teriakan, suara senjata beradu menjadi satu.
Walaupun murid-murid Kong Dong sangat banyak tapi Han Wu-niang masih ingin
melarikan diri dari sana. Dengan cepat dia keluar dari tempat sembahyang.
Tiba-tiba ada suara bentakan, "Siluman dari mana berani masuk ke kuil kami dan
membuat keributan!" 352 Di dalam suara bentakan muncul empat orang biksu yang memakai baju berwarna
kuning, mereka berumur sekitar lima puluh tahunan, mereka datang untuk mengawasi
pintu. Begitu dilihat oleh Han Wu-niang, hatinya segera menciut, karena salah satu dari
mereka adalah guru Meng Ju-zhong yaitu Biksu Huang Shi.
Alasan pertama, Han Wu-niang takut kepada ilmu silatnya, dia juga tahu bahwa Biksu
Huang Shi pernah menolong Meng Ju-zhong.
Han Wu-niang tidak berani bertindak macam-macam kepada Biksu Huang Shi, juga
tidak mau bertarung dengannya, karena itu dia maju kesebelah kanan.
Karena murid-murid yang menghadang jalannya kurang cepat, Han Wu-niang dengan
cepat meloncat dan menerobos pecah jendela dan segera kabur dari sana.
= ooOOOoo = Tamu-tamu baru pulang, Meng Ju-zhong sudah menghilang.
Dalam hati Du Xiang-jun berpikir, "Apakah suamiku terlalu banyak minum arak?"
Dia menyerahkan Meng Shao-hui yang baru berusia seratus hari ke tangan ibu asuh
anaknya dan tergesa-gesa mencari suaminya.
Suaminya tidak berada di dalam kamar, dia mencari ke perpustakaan Meng Ju-zhong.
Perpustakaan tidak terpasang lampu, dia ingin pergi mencari lagi ke tempat lain, tibatiba Du Xiang-jun mendengar di dalam ada suara tawa.
Du Xiang-jun merasa curiga, pelan-pelan dia mulai mencari tahu. ternyata itu adalah
suara cabul, segera darahnya naik hingga keubun-ubun dan dia menendang pintu
kamar. Pintu terbuka...

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Meng Ju-zhong dan Han Wu-niang sedang saling membuka baju dan tertawa-tawa,
tiba-tiba pintu ditendang, membuat mereka sangat kaget.
Han Wu-niang melihat yang datang adalah Du Xiang-jun, dia kaget bukan kepalang.
Dia tidak sempat lagi memakai baju, segera kakinya menginjak meja, dengan jurus
Burung Walet Melalui Tirai, dia melarikan melalui jendela.
353 Du Xiang-jun sama sekali tidak menyangka orang tadi adalah biksuni yang beberapa
bulan lalu datang untuk membuat keributan.
Begitu dia melihat semuanya jelas, orang itu sudah melarikan diri karena itu dia merasa
kesal dan marah. Dia duduk di sebuah kursi dan dengan marah dia berkata, "Suamiku, kemarin waktu dia
datang, aku sudah merasa curiga. Demi menjaga wibawamu, aku tidak mengusutnya
lagi, aku tidak menyangka semua akan menjadi seperti ini...katakan, siapa dia!"
Terpaksa Meng Ju-zhong mengatakan semua yang berhubungan dengan Han Wuniang, tapi dia tetap menutupi bahwa sudah beberapa bulan ini mereka sering bertemu.
Dia berkata hari ini secara kebetulan mereka bertemu....
Du Xiang-jun adalah seorang pendekar, tapi hatinya sangat lemah. Cerita yang sedih
membuat hatinya menjadi kacau, dia pun meneteskan air mata.
Dia menarik nafas dan berkata, "Suamiku, kita sudah beberapa tahun menikah, hal
seperti ini sebenarnya harus kau ceritakan lebih awal kepadaku. Sekarang sudah terjadi
peristiwa seperti ini, perasaan itu akan terus ada, jika terus begitu ini kan sangat tidak
baik. Katakanlah, bagaimana cara kau menyelesaikannya?"
Meng Ju-zhong melihat Du Xiang-jun, dalam hati dia merasa senang. Dia berkata,
"Budimu berat seperti gunung, kehidupan yang akan datang aku pun tidak akan bisa
membayarnya. Hari ini aku yang bersalah kepadamu, juga bersalah kepada bumi dan
langit. Aku tidak akan melakukan itu lagi."
"Aku percaya kepadamu," kata Du Xiang-jun. dia menarik nafas dan berkata,
"Mendengar ceritamu, aku juga merasa perempuan itu patut dikasihani. Untung
kejadian seperti hari ini tidak ada yang melihat. Jika masalah ini sudah selesai, kelak
kau harus bertemu dengannya dan beritahu kepadanya jika dia ingin tinggal di Lan
Zhou, aku tidak keberatan. Tapi tidak kuijinkan dia masuk kantor Biao Zhen Yuan
selangkah pun, jika tidak ilmu 72 jurus Lian Huan Jian tidak akan mengenal ampun
kepadanya." "Aku akan menuruti perintahmu." Hati Meng Ju-zhong sangat senang, dia menjawab
begitu cepat. Mereka berdua tidak memperhatikan, sebelum Du Xiang-jun datang, La-shou Guan-yin
sudah melihat semua kejadian itu.
354 Sekarang pembicaraan antara suami istri itu pun sudah didengarnya dengan jelas. Dia
tertawa kecut sambil menarik nafas. Dengan pelan dia pergi dari sana.
Hari kedua, Lu Yue Jun menghilang tidak ada seorang pun yang tahu dia pergi kemana.
Tidak lama kemudian, di dekat Lan Zhou ada sebuah kuil kecil sudah dibangun.
Di depan kuil tergantung sebuah papan nama yang besar. Papan nama itu tertulis Bai
Yun An. Sewaktu pembukaan kuil, banyak orang yang datang untuk bersembahyang dan
suasana sangat ramai. Ketua kuil itu adalah seorang perempuan yang sudah digundulkan, bernama Han Wuniang, namanya diganti dari Xuan Qing menjadi Liu Yin.
Semua ini adalah ide yang cemerlang dan bisa mengelabui mata orang lain.
Ketua Biao Zhen Yuan, Jin Chi Da Peng, Meng Ju-zhong tiba-tiba menjadi orang Budha
yang terkenal. Rak di perpustakaannya pun ditambah dengan beberapa koleksi buku tentang Budha.
Tidak ada yang tahu dia kekasih gelap Han Wu-niang dengan cara mengubah
wajahnya dan bersembahyang di kuil ini.
Sebenarnya dia hanya ingin bertemu dengan Guru Liu Yin
Kuil yang sepi dan indah menjadi tempat pertemuan mereka. Akhirnya mimpi Han Wuniang dan Meng Ju-zhong pun terkabul.
"Kakak Meng!" Han Wu-niang setengah telanjang dalam pelukan Meng Ju-zhong.
Dengan lembut dia berkata, "Aku bisa mendapatkan kenikmatan. Aku merasa sudah
lebih dari cukup. Aku hanya ingin bertanya, apakah kau mencintai Du Xiang-jun?"
Meng Ju-zhong ragu-ragu lalu dia berkata, "Waktu aku sedang miskin dan susah,
mereka guru dan murid menolongku dan membangun kantor Biao Zhen Yuan. Aku
bukan orang yang bisa melupakan budi yang sudah diberi oleh orang lain begitu saja."
Han Wu-niang segera duduk dan berkata, "Hanya sedikit uang, kau sudah menjadi
seperti itu, apa hebatnya" Aku juga bisa membantu Kakak membangun usaha yang
besar." 355 Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, "Wu-niang, jangan memikirkan itu lagi sebab
masalah itu bukanlah hal yang mudah."
Han Wu-niang tertawa dan berkata, "Aku sudah memikirkan jalan terbaik daripada jauhjauh mengantarkan barang Biao dan sepanjang perjalanan penuh dengan resiko, lebih
baik kita merampok barang Biao. Kakak, kita harus bisa mencari jalan pintas...."
Suara Han Wu-niang semakin kecil, Meng Ju-zhong semakin senang mendengarnya.
Meng Ju-zhong teringat dua tahun yang lalu saat berada di Qing Lian Shan dia teringat
kepada si Sempoa Besi, Shen Zhong-yuan.
Dia berkata, "Wu-niang, kata-katamu masuk akal, ada seorang pendekar di dunia
persilatan, orang dari dunia hitam pun berkata seperti itu."
Han Wu-niang terpaku dan bertanya, "Siapakah dia?"
"Dia adalah orang yang berada di Qi Lian Shan, dia dijuluki dengan Sempoa Besi, Shen
Zhong-yuan. Aku mengira kita harus mengajaknya untuk bekerja sama."
Kata Han Wu-niang, "Dia berada di sebelah barat. Kita harus mencari orang lain yang
berasal dari timur. Dengan begitu kita baru bisa sukses."
"Kalau begitu Mai Ji Shan Long, Nan San Xiong pun bisa kita ajak bekerja sama."
Pada hari kedua. Seorang biksuni muda mulai berjalan ke arah Mai Ji Shan.
Sekarang Du Xiang-jun dengan marah dan kecewa sudah meninggalkannya.
Hati Meng Ju-zhong seperti gelombang air laut dia kembali lagi dari lamunannya yang
panjang, dia telah memikirkan peristiwa dulu, seperti asap timbul didepan matanya...hal
yang beberapa hari lalu sudah terjadi masuk kembali ke dalam otaknya.
Dia terus berpikir mengenai Liang Yu-rong yang tiba-tiba saja menghilang, hal ini
membuat dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, makan pun tidak enak.
Dalam hati dia marah, "Semua orang-orangku sangat bodoh, mereka memakai uangku.
Satu demi satu telah menjadi kaya, biasanya mereka adalah orang yang gagah berani,
tapi sekarang sewaktu aku membutuhkan mereka, tidak ada satu pun yang bisa
menjalankan tugasnya, apakah gadis ini sudah terbang ke atas langit" Peng Zhi-xiao
pun tidak tahu diri, Qi Fang adalah seorang gadis dari keluarga terpandang, apakah
putriku seperti pemikiran Peng Zhi-xiao begitu rendah" Dia berani menyalahkan putriku,
356 sepertinya dia sudah tidak tidak ingin hidup lebih lama lagi! Chun Hong pun sudah
mulai berubah, dia hanya meladeniku saja, sama sekali tidak ada perasaan. Apakah dia
mengira aku akan menikahkan dia dengan Peng Zhi-xiao. Uang hilang, kekasih gelap
pun pergi.... walaupun aku bukan Zhu Ge Liang tapi juga bukan lampu yang harus irit
minyak. Dua ribu tail perak lebih baik digunakan untuk membeli rumah dan
menyimpannya disana. Setiap waktu aku pun bisa kesana dan menikmatinya sendiri.
Kalau dia memang benar-benar mempunyai anak, aku mempunyai cukup biaya untuk
menghidupi mereka. Marga Peng itu, terpaksa dia harus...."
Karena Meng Ju-zhong terlalu banyak pikiran, dia tertidur di kursi.
Begitu terbangun, matahari sudah berada ditengah-tengah langit. Tapi dia merasa
kepalanya masih pusing. Dia ingin siang ini minum arak beberapa cangkir, sesudah itu
dia ingin tidur lagi. Tapi ada persoalan bisnis yang datang mencarinya, bagaimana pun bisnis harus tetap
berjalan. Meng Ju-zhong terpaksa meladeni pelanggan. Akhirnya pelanggan itu pergi
juga. Sekarang hari semakin malam, dengan cepat dia makan malam kemudian dengan
cepat memanggil Shen Zhong-yuan ke ruang rahasianya.
Shen Zhong-yuan adalah pengurus kantor Biao Zhen Yuan, dia tahu apa yang sedang
dipikirkan Meng Ju-zhong. dia belum duduk tenang pembicaraan mereka sudah masuk
ke inti permasalahan. Dia berkata, "Ketua Biao, hal yang sudah terjadi beberapa hari ini, hamba sudah
mengetahui semuanya, bisnis ini sangat mengantungkan tapi sementara ini kita tidak
bisa menerimanya." "Mengapa?" "Apakah Ketua Biao sudah lupa mengenai permasalahan Liang Yu-rong?"
Meng Ju-zhong terdiam. Dia berpikir lama dan berkata, "Jujur saja, semenjak peristiwa
Liang Zi-qi, aku selalu merasa ada sepasang mata di tempat gelap yang selalu
mengawasiku. Peng Zhi-xiao seperti gentong nasi, hal mudah seperti ini saja dia tidak
sanggup membereskannya...."
Kata-kata dia terpotong oleh tawa aneh Shen Zhong-yuan.
Dia terpaku dan bertanya, "Apa yang kau tertawakan?"
357 Kata Shen Zhong-yuan dengan dingin, "Ketua Biao, apa Anda masih begitu percaya
kepadanya" Dia hanya terlihat di luar setia kepada Anda, tapi hatinya sangat licik dan
kejam, dia adalah orang yang pandai menyimpan semua rencananya di dalam hati."
Hati Meng Ju-zhong bergetar dan dia berkata, "Sepertinya dia tidak seperti itu."
"Ketua Biao," Shen Zhong-yuan tertawa licik dan dingin, "Aku sebenarnya tidak boleh
membicarakan hal ini hanya saja Ketua Biao harus berhati-hati, makin lama kita akan
tahu semangkin bagaimana isi hatinya, Ketua Biao akan lebih tahu dari diriku."
Meng Ju-zhong tampak berpikir sebentar, kemudian dia mengalihkan topik
pembicaraan, dia berkata lagi, "Kak Shen, dengan keringat dan darah sudah sepuluh
tahun kita berbisnis dan aku mulai merasa lelah, aku pun sudah memiliki sedikit
tabungan milikku sendiri, sekarang aku benar-benar merasa sudah lelah dan ingin
berhenti berbisnis, tapi bisnis yang baru saja kuterima berharga 300.000 tail perak,
kecuali biaya perjalanan, mungkin masih tersisa sekitar 200.000 tail, uang itu cukup
untuk memberi pesangon kepada para pegawai kantor Biao Zhen Yuan, sebenarnya
aku pun merasa sayang membubarkan kantor Biao ini."
"Benar, perhitungan Ketua Biao sangat tepat," kata Shen Zhong-yuan sambil
menggelengkan kepalanya, "Tapi aku melihat ini terlalu riskan."
Meng Ju-zhong bertanya, "Apakah tidak ada cara lain?"
Jawab Shen Zhong-yuan, "Di dunia ini tidak ada hal yang tidak dapat dikerjakan, hanya
saja ini akan mengalami kerugian cukup besar. Apakah Ketua Biao tidak
menyayangkannya?" Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, "Jin Chi Da Peng selalu tahu bagaimana cara
menelan gunung dan sungai, apa yang harus disayangkan?"
Shen Zhong-yuan menggelengkan kepalanya lagi dan berkata, "Bukan harta benda tapi
orang yang masih hidup, orang yang bisa dipercaya oleh Ketua Biao."
Meng Ju-zhong terpaku dan bertanya, "Zhou Ke-dong kah?"
Shen Zhong-yuan menggelengkan kepalanya, "Bukan, dia diam di kantor Biao hanya
ada nama saja, dia sudah lama tidak mengurus persoalan mengenai kantor Biao, dia
tidak bisa diandalkan untuk membawa barang Biao, apalagi dia adalah saudara angkat
Ketua Biao." "Kalau begitu Feng Jian Zang?"
358 "Benar, masih ada Gui Jian Shou," Shen Zhong-yuan tertawa, "Dengan kepala mereka
kita bisa menutupi mulut orang lain, siapa yang berani curiga bahwa Ketua Biao yang
melakukan semua ini. Apalagi bila Ketua Biao ingin pensiun, mereka berdua tidak akan
berguna lagi." "Semua kata-katamu benar, mereka sudah tahu terlalu banyak, tidak baik membiarkan
mereka terus hidup, jalankan rencanamu," kata Meng Ju-zhong, "Yang lain sepertinya
tidak akan curiga, hanya saja Peng Zhi-xiao agak licik, mungkin dia...."
Kata Shen Zhong-yuan sambil tertawa, "Ketua Biao, suruhlah mereka kesini, dengan
lidahku akan kubuat mereka masuk ke dalam perangkap."
Kata Meng Ju-zhong, "Baiklah, perintahkan seseorang untuk memanggil mereka
kesini!" Peng Zhi-xiao tahu bahwa ketua Biao menyuruhnya datang ke tempat rahasia karena
ada sesuatu yang harus dirundingkan, walaupun sebenarnya dia merasa aneh. Tapi
perasaan yang mendominasi adalah rasa senang, karena dia merasa beruntung bisa
dipercaya oleh ketua Biao, karena itu dengan senang hati dia pergi ke tempat ketua
Biao. Tapi dia tidak sadar bahwa ada bayangan yang membuntutinya dari belakang, pada
saat Peng Zhi-xiao masuk ke dalam ruangan, bayangan itu seperti kucing yang berada
di bawah jendela, mendengarkan semuanya....
Orang itu tidak tinggi, tapi gerakan tubuhnya sangat lincah, dia tak lain adalah Rong Yu
Liang. Cukup lama dia mendengar dari luar jendela, dia merasa sangat terkejut dan senang,
dia berpikir, "Akhirnya aku mendapatkan ekor serigala...."
Karena tenggorokannya terasa gatal, dia sangat ingin batuk, walaupun dia berusaha
untuk menahannya tapi suaranya tetap keluar dari tenggorokanya walaupun sangat
kecil. Tiba-tiba dari dalam ada senjata rahasia yang dilemparkan, Rong Yu Liang tahu bahwa
keberadaannya sudah diketahui, dengan kemampuan yang dia miliki dia berlari dengan
sekencang-kencangnya, hampir saja dia menabrak seseorang.
Orang itu adalah seorang gadis, dia ingin berteriak tapi mulutnya sudah dibungkam,
gadis itu mengenal Rong Yu Liang yang membungkam mulutnya, gadis itu malah
merasa senang dan masuk ke dalam pelukan Rong Yu Liang.
359 Rong Yu Liang baru tahu bahwa gadis itu adalah Meng Qi-fang, dia menjadi sedikit
ragu, tapi akhirnya dia pun memeluk gadis itu, tapi hati Rong Yu Liang masih
berdebaran. Saat itu, pintu kamar terbuka, dua buah bayangan keluar dari kamar itu, melihat Rong
Yu Liang berpelukan dengan Meng Qi-fang, membuat mereka menjadi ragu, kemudian
mereka pun kembali lagi kekamar rahasia.
Bahaya sudah lewat, Rong Yu Liang baru menyadari bahwa bajunya sudah basah oleh
keringat dingin, dia baru melihat tubuh yang berada dalam pelukannya, tubuh itu
gemetar, bibir dan tubuhnya semakin menempel ke tubuh Rong Yu Liang, dia terkejut
dan mendorong tubuh gadis itu.
"Kau...." Meng Qi-fang baru saja mendapatkan kehangatan dari orang yang dia sukai,
sekarang karena tiba-tiba saja dia didorong, dia terkejut dan berteriak.
Dengan cepat Rong Yu Liang berkata, "Nona, apakah kau tidak melihat di dalam kamar
itu ada orang, jangan...."
"Aku tahu! Lalu bila ada orang apa hubungannya dengan kita?" Kata Meng Qi-fang,
Sepertinya dia mengetahui sesuatu, dia berkata, "Mungkin kau sedang mencuri dengar
pembicaraan orang-orang yang berada di dalam kamar itu dan keberadaanmu diketahui
oleh mereka. Baiklah, kalau hari ini kau tidak menemaniku, aku akan memberitahu
mereka...." Belum habis perkataannya, dia sudah menutup mulut Rong Yu-liang dengan tangan.
Rong Yu Liang terkejut dan berkata, "Jangan sembarangan bicara, aku menduga kau
sering bermain ke tempat ini, karena itu aku menunggumu disini. Tadinya aku ingin
mengagetkanmu." Dia berbicara, tiba-tiba dia melihat gadis itu terus menciumi tangannya. Dia segera
menarik tangannya. Meng Qi-fang bertanya, "Apakah benar kau datang kesini karena ingin menemaniku
bermain?" "Aku tidak berbohong."
"Baiklah!" Meng Qi-fang tertawa dan berkata, "Mari kita jalan-jalan ke sebelah sana."
Dia memegang tangan Rong Yu Liang dan mereka berjalan menuju taman bunga.
360 Sambil berjalan Rong Yu Liang tertawa kecut, dia berpikir, "Anak ini benar-benar
menganggapku sebagai laki-laki. Mana tahu aku pun seperti dia.... kalau dia terus
mengikutiku, bagaimana ya?"
Di belakang gunung buatan adalah taman bunga. Bunga di taman itu sangat banyak
daun pun tumbuh dengan subur.
Meng Qi-fang tertawa dan berkata kepada Rong Yu Liang, "Kakak yang baik, temani
aku ke dalam dan duduk-duduk."
Dia tidak memberi kesempatan Rong Yu Liang untuk menjawab, dia menarik tangan
Rong Yu Liang masuk ke taman bunga.
Hati Rong Yu Liang berpikir, "Ini akan menjadi hal yang buruk. Dia tidak seperti
kakaknya bisa menjaga rahasia. Bila dia tahu aku adalah perempuan, tidak perlu
menunggu hari terang, semua orang kantor Biao Zhen Yuan pun akan langsung
tahu...." Dia sudah tidak mempunyai ide lagi, tiba-tiba dijalan kecil itu ada suara orang
melangkah. Rong Yu Liang seperti orang yang kecebur ke dalam air, tapi tiba-tiba dia
melihat ada sebuah papan penyelamat melintas di depannya.
Dia segera berkata, "Nona, ada orang yang sedang berjalan kemari."
Kata Meng Qi-fang dengan manja, "Ada yang datang, kau takut apa" Siapa yang berani
menantangku?" Dengan wajah kasihan Rong Yu Liang berkata, "Nona, kau adalah nona besar pasti
tidak akan takut, tapi aku tidak bisa menahan.... Nona kau...."
Sengaja dia berkata dengan suara keras, kata-katanya belum selesai, orang yang
berada disana sudah bertanya, "Siapa yang sedang berbicara disana?"
Itu suara Meng Shao-hui, Rong Yu Liang sangat senang dan menyahut, "Aku adalah
Rong Yu Liang, Nona Qi Fang pun berada disini."
Seseorang dengan cepat datang ke arah mereka, dia adalah si Walet Besi, Zhou Shihui.
"Adik Fang, aku dengar dari Kakak Hui bahwa kau sakit, maka itu aku datang kesini
untuk menjengukmu. Pelayan mengatakan bahwa kau berada di taman bunga...."
361

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perasaan Zhou Shi-hui terhadap Meng Qi-fang seperti api membara, tapi kata-kata
Meng Qi-fang yang dingin membuatnya merasa canggung.
Dia berkata, "Terima kasih, aku tidak sakit."
Zhou Shi-hui tertawa dan berkata, "Mungkin pikiranmu sedang tidak enak, aku akan
menemanimu berjalan-jalan."
Kata Meng Qi-fang dingin seperti es, "Maaf, sudah ada yang menemaniku."
Meng Qi-fang memegang tangan Rong Yu Liang dan kepalanya disandarkan ke pundak
Rong Yu Liang. Dia sangat dekat juga lembut terlihat dia terpesona kepada Rong Yu
Liang. Zhou Shi-hui terkejut, mulutnya menganga dan tidak bisa mengatakan apa pun.
Meng Shao-hui datang menghampiri mereka, melihat keadaan disana dia bisa
menebak. Dia tertawa dan berkata kepada Rong Yu Liang, "Guru Rong, kau dengan
enak bersantai disini, ayahku sedang mencarimu, orang suruhannya sudah dua kali
kerumahmu tapi tidak menemukanmu ternyata kau sedang berjalan-jalan disini."
Disini kecuali Meng Qi-fang semua tahu bahwa Meng Shao-hui sedang berbohong.
Jika Rong Yu Liang pergi, maka Zhou Shi-hui akan memiliki kesempatan yang bagus
menemani Meng Qi-fang. Dia sangat senang, dia pun tidak akan membeberkan
kebohongan ini. Rong Yu Liang mendengar Meng Ju-zhong sedang mencarinya, dia sangat terkejut,
tapi begitu dia berpikir lagi, dia segera tahu bahwa Meng Shao-hui sedang berbohong
karena Meng Ju-zhong saat ini sedang berada di ruang rahasia di dekat sini.
Rong Yu Liang sendiri yang mendengar Meng Ju-zhong berbicara, tapi untuk
melepaskan diri dari Meng Qi-fang, ini benar-benar bukan hal yang mudah.
Rong Yu Liang ingin tertawa, dia berkata, "Kalau begitu baiklah aku pergi dulu."
Meng Shao-hui berkata, "Apakah kau tahu bahwa ayahku berada dimana" Aku ada
waktu, aku akan mengantarkanmu dan menemanimu kesana."
Rong Yu Liang tahu Meng Shao-hui ingin menolongnya. Dia tampak ragu.
362 Meng Qi-fang sudah berteriak, "Kau yang jadi kakak, mengapa menyuruhku bermain
dengan orang seperti itu, mereka itu Zhou bersaudara bukan orang baik-baik, aku tidak
mau berteman dengan mereka!"
Dia membalikkan badan dan akan berlalu dari sana.
Tapi lengan baju Meng Qi-fang sudah ditarik oleh Meng Shao-hui, dia marah dan
berkata, "Adik Fang, bila kau tidak mau berteman dengan Zhou bersaudara, itu tidak
apa-apa, tapi kau tidak boleh sembarangan mengatakan yang tidak-tidak, bahwa Shihui dan Shi-lan walaupun mereka kakak beradik, tapi mereka bukan satu orang, hari ini
kau harus menjelaskan dimana kesalahan Adik Hui?"
Meng Qi-fang pun marah, dia berkata, "Mereka orang baik-baik, tapi aku tidak senang
bermain dengan orang baik-baik, aku ingin pulang dan tidur, bila ada yang ingin
dibicarakan lebih baik dibicarakan besok saja." Dia membuang ludah dan berkata,
"Kalian satu kandang mana tahu mana yang baik dan mana yang jahat?"
Wajah Zhou Shi-hui memerah, begitu Meng Qi-fang sudah jauh, dia pun pamit kepada
Meng Shao-hui. Meng Shao-hui menghela nafas dan berkata, "Jangan marah, adikku itu belum dewasa,
apa kekurangan Adk Shi-hui" Wajah, sikap, orang semuanya baik, tapi Qi Fang seperti
sengaja...." Rong Yu Liang menghela nafas dan berkata, "Perasaan itu memang sangat aneh dan
tidak dapat dipaksakan, Nona Qi Fang, dia...."
Meng Shao-hui memotong kata-katanya dan berkata, "Bukankah kau sendiri pun
seperti itu, kau pun...."
Rong Yu Liang merasa malu, wajahnya memerah dan bertanya, "Ada apa denganku?"
Meng Shao-hui tampak ragu sebentar, kemudian berkata, "Nona Rong, aku ingin
bertemu denganmu dan mengobrol denganmu, tapi aku selalu ditolak olehmu, jujur
saja, semenjak aku tahu bahwa kau adalah seorang perempuan, aku malah menjadi
bingung, sepertinya aku selalu ingin bersamamu...."
Rong Yu Liang menjawabnya dengan manja, "Tuan Meng, jangan teruskan lagi katakatamu, aku tidak mau mendengarnya."
Walaupun dia mengatakan tidak ingin mendengar, tapi dia tidak melangkah dari sana,
sepertinya dia ingin mendengar kelanjutan kata-kata Meng Shao-hui.
363 Kata Meng Shao-hui, "Aku dijuluki dengan sebutan playboy berjalan, nama itu tidak
baik, tapi aku adalah orang yang bisa menjaga diri, tidak seperti yang dikatakan oleh
orang-orang suka gonta ganti pasangan dan suka bermain perempuan. Nona Rong,
kau sudah tidak memiliki ayah dan ibu, sudah cukup dikasihani, aku menyukaimu, kau
pasti sudah mengetahui perasaanku, jangan gelengkan kepalamu, kau tidak seperti orang lain yang selalu
menghinaku. Nona Rong, jujurlah kepadaku, mengapa kau menolakku" Apa yang
membuatmu membenci padaku" Kalau saja aku tahu apa kesalahanku, demi untukmu
aku akan berubah, bila aku tidak bisa berubah, aku tidak akan mencarimu lagi, jangan
membuatku setiap hari menjadi tidak tenang."
Dia benar-benar menyukai Rong Yu Liang, terbukti dia sudah meneteskan air matanya.
Rong Yu Liang menjadi terharu mendengar kata-katanya, dia maju beberapa langkah,
tapi tiba-tiba berhenti. Dia menahan perasaannya kemudian dia membalikkan badan
dan diam. Meng Shao-hui berkata lagi, "Aku mengaku pernah mempunyai hati yang tidak baik,
bila kau tidak mau berbicara denganku lagi, itu pun tidak bisa disalahkan. Aku berharap
kau mau memberikan kesempatan kepadaku untuk berubah."
Rong Yu Liang sudah membalikkan badan dan mengangguk.
Meng Shao-hui sangat senang dan berkata, "Nona yang baik, aku tidak akan
mengecewakanmu." Rong Yu Liang kembali ke rumahnya yang sederhana. Dia menutup pintu dan dengan
bengong berdiri disana. Hatinya seperti gelombang tidak bisa berhenti.
"Tadi aku mengangguk, ini salah atau benar" Dia dijuluki dengan sebutan playboy,
mengapa dia begitu baik kepadaku" Apakah dia mempunyai maksud lain" Tidak!
Terhadap seorang perempuan yang ada maksud terselubung dan mempunyai niat yang
jahat adalah untuk memperkosa. Hari itu di Gunung Bai Ta, kalau dia ingin
memperkosaku, aku pasti tidak bisa lolos dari cengkraman tangannya tapi dia malah
mengantar aku pulang ke kantor Biao. Kemudian dia pun tidak mau mengancam, kalau
dia mengancam sepertinya aku terpaksa menuruti semua kemauannya tapi dia tidak
melakukan semua itu. Hari itu dia datang untuk menengokku dan dia tetap berlaku
sopan. Kepada pemuda seperti dia, mengapa aku harus menaruh curiga" Atau karena
dia tampan sehingga membuatku mabuk dan jatuh cinta kepadanya" Apalagi dia
adalah putra dari musuh yang membunuh keluargaku. Tidak salah lagi, keluargaku dan
Paman Qing, semua mati di tangan Meng Ju-zhong. ayahnya melakukan kejahatan,
364 apakah dia tahu" Tadi di kamar rahasia itu hanya ada Meng Ju-zhong, Shen Zhongyuan dan Peng Zhi-xiao. Biasanya bila orang kalau merundingkan hal penting
seharusnya dengan putranya sendiri, tapi dia tidak berada disana, sepertinya dia sama
sekali tidak tahu.... Benar, sekarang mereka akan mulai melakukan kejahatan lagi!"
Begitu mengingat hal ini, dia menjadi bersemangat. Dia menenangkan diri, menyalakan
lilin, kemudian mengeluarkan sehelai kain tipis dan meletakkannya diatas meja. Dia
hanya berpikir sebentar kemudian mulai menulis.
Dengan cepat dia sudah menyelesaikan suratnya, kemudian dia mendekati kandang
burung dan mengeluarkan merpati yang bernama Hong Dou Er, mengikat kain itu di
kakinya kemudian membuka jendela dan menerbangkan merpati itu.
Hatinya menjadi sangat tenang dan dia pun menghela nafas panjang dan duduk
kembali dikursinya. Dia memikirkan kembali hal lainnya. Tiba-tiba terdengar suara
ketukan pintu. Dia tertawa kecut.
Dalam hati dia berpikir, "Siapakah itu" Apakah Meng bersaudara" Kapan aku baru
bisa...." Dia ragu tapi pintu tetap dibukanya.
Tiba-tiba ada seseorang yang masuk dengan cepat. Kakinya belum berdiri dengan
benar, orang itu sudah memeluk Rong Yu Liang.
Rong Yu Liang kaget dan mundur beberapa langkah. Sekarang dia baru melihat jelas,
ternyata yang datang adalah Zhou Shi-lan.
Rong Yu Liang marah dan membentak, "Mau apa kau datang" Silakan keluar, aku ingin
beristirahat!" Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Sayang, apakah kau mau membohongiku" Kau
tidak perlu berpura-pura lagi, kau tidur denganku, itu baru cocok."
"Jangan sembarangan bicara, keluar dari sini!"
"Aku belum masuk, kau sudah menyuruhku keluar" Kau terlalu tergesa-gesa, sayang,
aku akan menemanimu tidur, kau pasti tidak akan kesepian lagi."
Rong Yu Liang marah sehingga wajahnya menjadi hijau, dia membentak, "Siapa kau!
Keluar dari sini, cepat keluar! Aku akan berteriak memanggil orang!"
"Berteriaklah! Berteriaklah sekuat tenaga!" Zhou Shi-lan tertawa.
365 Dari balik bajunya, dia mengeluarkan seekor merpati, sebuah panah sudah menembus
dada burung itu membuat bulunya yang putih menjadi merah tapi di kepalanya ada
sedikit warna merah sebesar kacang. Ini adalah merpati milik Rong Yu Liang yang
bernama Hong Dou Er. Rong Yu Liang terkejut bukan kepalang.
Zhou Shi-lan mengeluarkan kain itu dari balik dadanya. Dia memperlihatkan kemudian
memasukkannya lagi kebalik bajunya.
Dia tertawa dan berkata, "Berteriaklah sekuat tenagamu! Semua orang yang berada di
Lan Zhou adalah orang-orang Meng Ju-zhong. Bila kau berteriak semakin kuat, orang
yang datang akan semakin banyak, itu akan semakin baik, mengapa kau tidak berteriak
lagi?" Karena terkejut dan juga marah, Rong Yu Liang tidak tahu harus menjawab apa lagi.
Zhou Shi-lan tertawa dengan mesum, dia mendekati Rong Yu Liang dan memeluk
pundaknya. Dia tertawa, "Bila kau mau menuruti kemauanku, aku tidak akan mengatakan hal ini
kepada siapa pun. Aku akan berlaku baik kepadamu...."
Terdengar suara 'PLAK'. Zhou Shi-lan sudah terkena tamparan Rong Yu Liang. Tubuhnya yang kecil seperti
seekor ikan, mengeluarkan tangannya.
Zhou Shi-lan marah, dia berkata, "Baiklah, sayangku apakah kau ingin gerak badan
terlebih dulu" Aku katakan ini kepadamu, asalkan bukan labu yang busuk, mentah atau
matang, aku mau menerimanya."
Dalam teriakannya, Zhou Shi-lan sudah membuka kedua tangannya dan mendekati
Rong Yu Liang. Dia tahu Rong Yu Liang bisa ilmu silat, maka itu dia bersiap
mengeluarkan satu atau dua jurus.
Rong Yu Liang tidak waspada, baju bagian kanannya sudah disobek. Tangan kirinya
dicengkram oleh lawan. Dalam keadaan bahaya ini dia mengambil golok disisi tempat
tidurnya. Dengan jurus Kelelawar Mencuci Sayap, dia membabat tangan musuh.
Zhou Shi-lan terkejut, segera dia meloncat kebelakang. Dia membentak, "Apakah kau
ingin aku makan labu mentah" Baiklah, aku akan menemanimu bermain beberapa
jurus!" 366 Dia juga mengeluarkan goloknya. Golok diayunkan sambil berteriak, "Kalau aku tidak
bisa mengalahkanmu, aku akan memberikan kain ini kepada Ketua Biao Meng Juzhong." Dia mengancam, tangannya pun tidak berhenti bergerak.
Sejurus demi sejurus dikeluarkan membuat kamar itu penuh dengan kilauan cahaya
golok. Rong Yu Liang mengayunkan golok juga menerima serangan Zhou Shi-lan. Dalam hati
dia berpikir, "Kalau aku bisa melarikan diri, itu akan lebih baik, tapi usahaku selama
beberapa bulan ini akan habis dalam sekejap. Kelak ingin membalas dendam pun pasti
akan lebih sulit." Ilmu goloknya sebenarnya tidak rendah tapi karena tidak berkonsentrasi hanya dalam
beberapa jurus, sudah membuat dia kalang kabut.
Zhou Shi-lan melihat keadaan seperti itu, dia menjadi sangat senang dan terus tertawa
dengan cabul. Rong Yu Liang adalah perempuan lurus dan bersih, dia tidak pernah mendengar katakata cabul. Dia merasa marah karena itu ilmu goloknya menjadi kacau balau.
Zhou Shi-lan mulai menyerang, goloknya melewati tubuh Rong Yu Liang sebelah kanan
di bagian dada. Rong Yu Liang menahannya dengan golok tapi yang dipakai Zhou Shilan adalah jurus tipuan, membuat jurus Rong Yu Liang hanya menahan dengan kosong.
Tapi tangan kiri Zhou Shi-lan sudah menotok payudara bagian kanan atas Rong Yu
Liang. Segera Rong Yu Liang merasa pusing, dia hampir pingsan.
Zhou Shi-lan tertawa terbahak-bahak, dia merebut golok Rong Yu Liang. Bersama itu
dengan goloknya, golok-golok itu dilempar ke lantai.
Dengan tangannya yang kuat dia menggendong Rong Yu Liang ke atas tempat tidur
dan dia tertawa cabul, "Sayangku, berbaringlah dengan posisi yang bagus, aku akan
membuka totokanmu." Rong Yu Liang ingin menjaga kesuciannya, tapi sudah terlambat, hatinya menjadi
dingin dan berpikir, "Kali ini, habislah aku...."
Tiba-tiba pintu didobrak oleh seseorang. Suara yang dingin berkata, "Ternyata kau,
lepaskan dia!" 367 Ternyata yang datang adalah Meng Shao-hui. Wajahnya dingin, seperti besi, dia berdiri
di ambang pintu. Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, "Ternyata Adik Hui!"
"Aku menyuruhmu untuk melepaskannya!" suara marah Meng Shao-hui seperti guntur.
Kata Zhou Shi-lan, "Hitung-hitung aku sedang sial, baiklah pir yang segar ini kuberikan
untukmu." "Kentut! Keluar dari sini!"
"Mengapa, kau ingin mengambil semuanya?" Zhou Shi-lan menjadi marah juga, dia
berteriak, "Adik Hui, pir ini aku yang memetiknya, tapi aku sudah memberikannya
kepadamu untuk kau nikmati dulu. semua karena aku mempunyai kebijakan...."
"Siapa pun tidak boleh menyentuhnya."
"Dia ini istrimu atau adikmu...." Kata-kata Zhou Shi-lan belum selesai, dia sudah
ditampar oleh Meng Shao-hui.
Walaupun dia takut kepada Meng Shao-hui, tapi dia tetap orang persilatan, biasanya
orang persilatan begitu mengalami peristiwa seperti ini pasti mereka tidak bisa
menahan emosinya. Zhou Shi-lan pun demikian, dia membentak dan berkata, "Marga Meng, bunga seperti
Xiao Lan-ying dulu juga kuberikan kepadamu, tidak disangka kau begitu serakah. Hari
ini aku tidak akan memberikannya lagi kepadamu, aku ingin lihat kau bisa apa?"
Kata Meng Shao-hui dengan marah, "Apakah benar kau tidak mau keluar dari sini?"
Pertanyannya dijawab dengan suara tertawa seperti orang gila. "Kalau begitu kita
bertarung sekarang juga!"
Sebelum bertarung seharusnya orang mengetahui bagaimana situasi sebenarnya, tapi
Zhou Shi-lan tidak, karena saat itu dia sedang marah. Rasa marah kadang-kadang bisa
membuat orang kehilangan akal sehat juga kehilangan tafsir sehingga membuat
kesalahan besar. Zhou Shi-lan juga orang seperti itu, sambil berkata dia memungut golok yang berada
dilantai dan berkata, "Keluarkan kehebatanmu!"
368 Meng Shou Hui ragu dan berkata, "Kau ingin cari mati!"
"Belum tentu aku yang akan mati!" Belum habis perkataannya, Zhou Shi-lan sudah
mengeluarkan serangan. Empat buah golok memainkan jurus andalannya. Kamar itu segera dipenuhi dengan
kilatan golok. Meng Shao-hui tidak menyangka Zhou Shi-lan ingin membunuhnya. Dia hanya
menggunakan jurus-jurus enteng dan memutar golok tajamnya, dia ingin lawannya
sadar bahwa dia pasti kalah dan harus mengundur diri dari sana. Hal itu pun dilakukan
supaya tidak merusak hubungan antar orangtua.
Tapi Zhou Shi-lan menyangka Meng Shao-hui takut dan tidak berani membalas. Dia
bertindak lebih berani lagi. Jurus yang dikeluarkan adalah jurus untuk membunuh,
benar-benar seperti sudah gila.
Meng Shao-hui terkejut dan merasa aneh, dia membentak, "Zhou Shi-lan, kenapa kau?"
"Kenapa" Kau menekan kepalaku hingga tidak bisa diangkat, hari ini kita putuskan, di
dunia ini ada kau tidak ada aku atau sebaliknya!"
Dalam amarahnya Zhou Shi-lan bergerak lebih cepat lagi, dia mengayunkan golok ke
kiri dan kanan, dia benar-benar ingin membunuh lawannya!
Meng Shao-hui tidak bisa bertahan lagi, dia mengeluarkan siulan yang aneh, dia pun
mengeluarkan jurus Zhui Hun Duo Ming-jian Fa, kedua tangannya membentuk cakar
naga, mengganti pedang mulai menyerang Zhou Shi-lan, terlihat tangannya seperti
gunung yang mencakar hutan, golok yang berkilauan tampak menjadi kalang kabur
gerakannya. Biasanya mereka selalu berlatih bersama, Zhou Shi-lan bukan lawan seimbang untuk
Meng Shao-hui, tapi kemampuannya tidak berbeda jauh, tapi pada saat mereka
bertarung sekarang, Meng Shao-hui tampak begitu lihai, hanya dalam beberapa jurus
sudah membuat Zhou Shi-lan menjadi takut, dia baru merasa menyesal, "Kalau tahu
akan menjadi seperti ini, aku...."
Tapi walaupun sudah berada dalam keadaan seperti itu, dia adalah orang dunia
persilatan, dia tidak akan meminta ampun.
Walaupun posisinya sudah tidak menguntungkan baginya, dia tetap mengeluarkan
jurus-jurus istinewa yang pernah dia pelajari untuk mempertahankan diri.
369 Meng Shao-hui menyerangnya secara berturut-turut dalam 7-8 jurus, Zhou Shi-lan terus
mundur, dia mengira bila lawan tidak bisa bertahan dia akan keluar dari arena
pertarungan, tangannya bergerak sedikit lambat, tak disangka Zhou Shi-lan dengan
sekuat tenaga mengayunkan goloknya.
Meng Shao-hui terlambat untuk menghindar, dia berhasil ditebas oleh Zhou Shi-lan dan
mengenai pundak kirinya, kulit dan bajunya terkelupas. Rasa sakit menusuknya hingga


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kejantung. Zhou Shi-lan mengira dia sudah menang dan membentak, "Bocah, mengakulah kalah!"
Meng Shao-hui marah besar, suaranya menggeram seperti harimau, tangan kirinya
mengeluarkan cakar Naga Hijau, secepat kilat mencengkram tangan musuhnya, tapi ini
adalah serangan pancingan, sedang tangan kanan Meng Shao-hui seperti golok
membelah kepala lawannya.
Terlihat darah bermuncratan kemana-mana, kepala Zhou Shi-lan hancur, golok pun
terlepas dari genggamannya, tubuhnya limbung kemudian ambruk ke tanah.
Meng Shao-hui sudah berhasil membunuh Zhou Shi-lan, tapi dia juga terkejut hingga
bengong, jurus yang di keluarkan adalah jurus yang diajarkan oleh ibunya, jurus yang
begitu lihai. "Tadinya aku hanya ingin mengejutkan dia, tak kusangka dia malah mati di tanganku,
sekarang aku harus bagaimana...."
Rong Yu Liang yang tadi ditotok oleh Zhou Shi-lan, totokannya tidak begitu berat,
sehingga dia bisa menyaksikan pertarungan itu sejak awal hingga akhir, pertarungan ini
membuatnya terkejut juga takut, awalnya dia mengkhawatirkan keselamatan Meng
Shao-hui, tapi pada saat dia melihat Meng Shao-hui membunuh Zhou Shi-lan, dia
merasa senang tapi juga takut.
Tiba-tiba dia baru sadar bahwa dia setengah telanjang, wajahnya pun memerah, dia
berusaha mengambil sesuatu untuk menutupi dirinya, tapi badannya lemas dan tidak
bertenaga, Karena dia berusaha terus bergerak untuk mencapai baju agar bisa
menutupi tubuhnya, tapi dia malah mengeluarkan suara.
Meng Shao-hui tersadar dari bengongnya dan dia berjalan menghampiri Rong Yu
Liang, tapi begitu dia melihat tubuh Rong Yu Liang yang putih seperti susu, ini membuat
hatinya bergetar. Meng Shao-hui berhenti melangkah.
370 Rong Yu Liang menjadi malu dan dia berkata, "Mengapa kau tampak seperti orang
bodoh" Cepat bereskan mayat orang itu! Bila melihat banyak darah aku ingin muntah."
Meng Shao-hui dengan ragu berkata, "Orang sebesar itu bagaimana aku....Oh! Benar
juga, aku akan menirumu, menarik mayatnya hingga ke pinggiran kota, kemudian
menguburkan dia, tapi kau.... kau seperti ini, bagaimana aku bisa dengan tenang
meninggalkanmu disini?"
Tiba-tiba Rong Yu Liang teringat sewaktu dia tinggal di Yu Quan Shan, gurunya pernah
memberikan obat penghancur mayat, dia tampak berpikir sebentar lalu berkata, "Di
tempatku ada sebuah botol kecil, kau ambil bubuk itu dan bubuhkan di lukanya, itu akan
berguna." Dari kediaman Rong Yu Liang, Meng Shao-hui mengeluarkan sebuah botol yang
berwarna hijau, dia mencabut tutupnya, baru saja dia ingin menumpahkan bubuk itu ke
tubuh Zhou Shi-lan, Rong Yu Liang berteriak lagi, "Ada apa denganmu" Pakai saja
sedikit dan bubuhkan di lukanya, itu sudah cukup."
Meng Shao-hui tampak berpikir, "Barang apa ini" Mengapa dia begitu pelit?" Tapi dia
tetap menuruti permintaan Rong Yu Liang.
Hanya dalam waktu singkat, dari luka Zhou Shi-lan keluar asap yang mengeluarkan bau
tak sedap, kemudian keluar cairan berwarna kekuningan.
Lukanya menganga semakin lebar, bagian lain yang terkena cairan itu.... hanya dalam
sekejap mayat yang berukuran besar itu sudah hancur menjadi cairan yang berwarna
kekuningan. Bau amis menusuk hidung, Meng Shao-hui pernah mendengar mengenai obat
penghancur mayat, tapi dia belum pernah melihat langsung, ini adalah untuk pertama
kalinya dia melihat kehebatan obat itu. Hal ini membuatnya merasa terkejut dan
matanya membelalak begitu lebar.
Dia mendengar Rong Yu Liang berkata lagi, "Kakak Hui, tolong ambilkan sedikit air,
untuk menyiram cairan itu agar ruangan ini bersih dan tidak berbau amis lagi."
Meng Shao-hui mengikuti perintah Rong Yu Liang, membersihkan cairan itu, dia baru
sadar bahwa dia sudah berkeringat dingin, hatinya masih tidak bisa merasa tenang.
Meng Shao-hui ingin pulang dan dia pun pamit, "Nona Rong, lebih baik kau beristirahat
dulu, aku akan pulang."
371 Rong Yu Liang dengan ragu berkata, "Urat nadiku belum dibuka, kau mau pergi begitu
saja?" Meng Shao-hui terlihat ragu cenderung bengong, tapi dia tetap berjalan menghampiri
Rong Yu Liang, dia tidak berani melihat tubuh Rong Yu Liang yang bisa membuat
perasaan laki-laki menjadi goyah.
Meng Shao-hui bertanya, "Di bagian mana kau ditotok?"
Rong Yu Liang berkata, "Kau tidak mau melihatnya, mana aku tahu?"
Wajah Meng Shao-hui memerah dan berkata, "Aku...."
Rong Yu Liang tertawa kecut dan berkata, "Lihatlah, bukankah tadi kau sudah melihat"
Coba lihat sekali lagi...."
Rong Yu Liang pun sebenarnya merasa malu, kepalanya menunuduk, tapi dia tidak
bisa membalikkan tubuhnya.
Payudara bagian atas di dekat puting susunya, ada warna hijau sebesar jari, itu adalah
nadi Ying Zhuang, bila ingin membuka totokan harus didorong dan harus....
Meng Shao-hui tampak ragu dan berkata, "Mengapa kau ditotok di bagian sana"
Sekarang aku harus bagaimana...."
"Apakah aku harus begini terus...." Rong Yu Liang hanya bicara terus tapi kepalanya
tidak mau melihat kearah Meng Shao-hui.
Akhirnya Meng Shao-hui mengeluarkan tangannya, ternyata tangannya pun gemetar,
dengan cepat dia mengumpulkan tenaga dalam dan dengan telapaknya dia memijat
dan mendorong.... hanya sekali memijat dan sekali mendorong, bisa dengan cepat
selesai, mengapa sekarang ini jadi sulit dilakukan"
"Kau jahat!" teriak Rong Yu Liang sambil membalikkan tubuhnya terlihat wajahnya yang
cantik seperti bunga. Meng Shao-hui terpaku melihat wajahnya yang begitu cantik, dia tertawa canggung,
waktu itu Rong Yu Liang pun mabuk dengan pesona Meng Shao-hui, perasaannya
menjadi kacau, dia mengeluarkan kedua tangannya dan memeluk Meng Shao-hui dan
dia pun masuk ke dalam pelukan Meng Shao-hui.
372 Meng Shao-hui tidak bisa menguasai dirinya lagi.... Desah nafas yang berat dan suara
yang terengah-engah sudah memenuhi kamar itu.
Sinar matahari pagi masuk melalui jendela dan menyinari kamar itu, Rong Yu Liang
terbangun dari mimpi manisnya, dia merasa bahwa dia tertidur dalam pelukan seorang
laki-laki yang berbadan tegap, segera dia terlonjak kaget.
Ada suara lembut yang berkata, "Adik Rong, kau sudah bangun?"
"Oh, dia!" Rong Yu Liang segera duduk dan mengambil bajunya, kemudian turun dari tempat tidur
dan membentak, "Kau seperti seekor binatang, tidak tahu malu!"
"Aku.... aku...." Meng Shao-hui terkejut, dia tidak bisa mengatakan apa pun, kemudian
dia pun turun dari tempat tidur dan mengenakan bajunya.
Rong Yu Liang sangat marah, setelah selesai memakai baju, dia menghampiri Meng
Shao-hui dan menamparnya, tamparan itu mengenai bahu Meng Shao-hui yang masih
terasa sakit, dengan terkejut dia membalikkan badannya.
Tangan Rong Yu Liang siap diayunkan lagi, tapi begitu dia melihat luka yang berada di
pundak Meng Shao-hui, tangannya segera berhenti diayunkan.
Dia teringat dengan kejadian semalam....Meng Shao-hui yang menolong dirinya.... dia
sendiri yang mengundang Meng Shao-hui, apakah ini semua adalah kesalahan Meng
Shao-hui" Dia sendiri pun.... dia tampak ragu kemudian segera membentak, "Keluar, cepat keluar!
Aku tidak mau melihatmu lagi!"
"Adik...." Sambil memakai bajunya Meng Shao-hui terus bicara, "Adik Rong, ada apa
denganmu" Aku...."
"Cepat pergi! Terlambat sedikit, aku akan membunuhmu!" Rong Yu Liang memungut
golok yang terjatuh dilantai, dia merasa sangat malu dan terus menangis.
Meng Shao-hui menjadi terkejut dan berkata, "Nona Rong, ini semua adalah salahku,
aku adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab, aku akan segera
memberitahukan semua ini kepada ayahku...."
373 Wajah Rong Yu Liang berubah dab membentak, "Kentut! Jangan bicarakan hal ini
dengan anjing tua itu! Kau dengan enak....Walaupun aku sudah kehilangan kesucianku
di tanganmu, tapi bukan berarti aku tidak bisa menikah dengan orang lain!" Dia masih
terus menangis dan berkata, "Kemarin malam kau sudah menolongku, tapi kau pun
mengambil kesucianku pada malam yang sama, kita tidak saling berhutang budi, kelak
kita tidak akan saling kenal. Cepat keluar dari sini! Aku tidak mau melihatmu lagi!"
"Nona, dengarkan aku dulu...."
"Aku menyuruhmu keluar, cepat keluar!"
Rong Yu Liang mengangkat goloknya tinggi-tinggi, Meng Shao-hui merasa bicara pun
sudah tidak ada gunanya, dia keluar dari kamar itu dibelakangnya masih terdengar
tangisan Rong Yu Liang...
Setelah Meng Shao-hui pergi, Rong Yu Liang menutup pintu rumahnya, kemudian dia
menangis sejadi-jadinya, sepertinya dengan air mata yang dia keluarkan bisa
membersihkan kekesalan hatinya.
Setelah usai menangis dia merasa hatinya lebih tenang, dia membereskan bajunya
kemudian melipat selimut.
Pada saat melipat selimut dia melihat di atas tempat tidur ada darah tanda kesuciannya
yang terenggut, dia menangis lagi.
Butuh waktu yang lama Rong Yu Liang baru bisa reda dari kesedihannya, dia mulai
membereskan kamar yang keadaannya sangat berantakan.
Dia mulai berpikir, "Hong Dou Er sudah mati, sekarang bagaimana aku bisa
menyampaikan rencana busuk ini kepada guruku" Apakah harus aku sendiri yang yang
pergi ke Shang Yuan Zhen" Tidak mungkin, karena Meng Ju-zhong pasti akan tahu bila
aku pergi dan dia akan menaruh curiga kepadaku. Semua rencanaku yang sudah
berjalan selama beberapa bulan ini akan hancur berantakan. Bila si tua bangka itu tidak
jadi melaksanakan rencana ini, siapa yang akan percaya kepadaku?"
Dia mondar mandir di dalam kamar, dia tidak mempunyai cara dan juga ide, benarbenar jalan buntu. Dia seperti seekor semut yang berada di dalam kuali panas.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Dia terkejut dan tangannya langsung
memegang golok, dengan perlahan dia berjalan ke arah pintu, dia mendengarkan dari
balik puntu keadaan di luar.
374 Dari luar ada yang memanggil, "Adik Rong, ini aku, cepat buka pintu!"
Rong Yu Liang (bukan, sekarang dia adalah putri Liang Zi-qi, yang bernama Liang Yurong), dia sangat senang dan langsung membuka pintu. Benar saja yang datang adalah
Ma Xiu-juan. Liang Yu-rong langsung memanggil, "Kakak Juan...."
Semua perasaan sedih dan senang bercampur menjadi satu. Dia memeluk Ma Xiu-juan
kemudian dia menangis lagi.
"Kau.... ada apa denganmu?" Ma Xiu-juan mendorongnya agar agak renggang, dia
melihat Liang Yu-rong membawa golok dan bertanya lagi, "Adik Rong, apa yang telah
terjadi?" "Aku...." Sambil menghapus air matanya Liang Yu-rong berkata, "Tidak terjadi apa-apa,
sudah lama kau tidak menengokku, aku rindu kepadamu."
"Itu bohong," kata Ma Xiu-juan sambil teras melihat dia, "Adik Rong, kakakmu ini bukan
orang lain, apakah ada hal yang tidak bisa kau sampaikan kepadaku?"
"Benar, tidak terjadi apa-apa. Ayo Kak, duduklah," kata Liang Yu-rong sambil tertawa
(tapi pura-pura). Dia menuangkan secangkir teh untuk Ma Xiu-juan dan berkata lagi,
"Kakak Juan, kau datang tepat pada waktunya, karena ada hal yang membuatku
bingung." Ma Xiu-juan tertawa dan berkata, "Aku sudah tahu pasti telah terjadi sesuatu."
Liang Yu-rong berkata, "Ini mengenai hal penting...."
Tanya Ma Xiu-juan, "Apa yang terjadi, katakanlah."
Liang Yu-rong membisikkan sesuatu di telinga Ma Xiu-juan. Tawa Ma Xiu-juan segera
terhenti, sepasang matanya membelalak dengan lebar, sepertinya dia tidak percaya.
Setelah Liang Yu-rong selesai berbisik, dengan rasa tidak percaya dia berkata, "Adik,
hal ini sangat serius, kau jangan bertindak ceroboh, apakah kau tidak salah
mendengarnya?" "Aku tidak akan salah mendengar. Karena semua ini kudengar sendiri."
375 Ma Xiu-juan menghela nafas kemudian berkata, "Kalau memang seperti itu, berarti
yang membunuh Paman Liang adalah dia."
"Dulu aku hanya mempunyai firasat saja, sekarang aku sudah yakin pelakunya adalah
dia," kemudian Liang Yu-rong melanjutkan lagi, "Sebenarnya si marga Peng malam itu
berada disana, dia adalah teman sekongkol Meng Ju-zhong, aku sudah mengetahui hal
ini, bila tidak mengapa aku terus berada disini?"
Ma Xiu-juan mengangguk dan berkata, "Kalau begitu kedatanganmu kesini tidak
percuma." "Benar, hari ini bila Kakak tidak datang, aku tidak akan bisa menyampaikan kabar ini
kepada guruku." Tapi Ma Xiu-juan menggelengkan kepala, "Yang ingin kukatakan bukan mengenai hal
ini, ayahku menyuruhku untuk mencarimu, bagaimana pun aku harus menjemputmu
dan membawamu pulang, kau adalah seorang gadis, mana boleh terus menyamar
menjadi laki-laki, apalagi tempat ini adalah kandang harimau, bagaimana kami tidak
mengkhawatirkan keadaanmu?"
"Tidak, sudah terjadi hal ini, aku lebih-lebih tidak boleh pergi dari sini."
"Mengapa?" "Kemarin malam sewaktu aku sedang mendengarkan pembicaraan Meng Ju-zhong dan
teman-temannya yang sedang menyusun rencana busuk, mereka mengetahui
keberadaanku, waktu itu tepat putri Meng Ju-zhong yang seperti orang gila itu berada
disana. Kau tahu bagaimana dia selalu mencariku, sengaja aku berbuat mesra
kepadanya, hal ini baru bisa menipu Meng Ju-zhong dan komplotannya, tapi itu pun
benar-benar sangat berbahaya."
Ma Xiu-juan tertawa dan berkata, "Bagaimana kau bisa melepaskan diri dari Meng Qifang?"
Wajah Liang Yu-rong memerah dan dia menjawab, "Gadis itu benar-benar menempel
kepadaku seperti lintah, aku benar-benar dibuat pusing olehnya, secara kebetulan
kakaknya dan dua bersaudara Zhou lewat, aku baru bisa meloloskan diri."
Ma Xiu-juan menjadi curiga dan dia berkata, "Ini sangat aneh sekali, perempuan gila itu
terus menempel kepadamu, mengapa dihadapanmu dia berakrab-akraban dengan dua
orang Tuan Muda Zhou?"
376 "Tidak, kakaknya ingin membawaku pergi dan menyuruh mereka menemani adiknya.
Tapi adiknya malah marah dan pergi dari sana." Liang Yu-rong bercerita dengan
ekspresi wajah yang aneh, semua ini terlihat oleh Ma Xiu-juan.
Ma Xiu-juan terpaku dan berkata, "Adik Rong, kelihatannya Meng Shao-hui tahu bahwa
kau adalah seorang perempuan."
Dengan cepat Liang Yu-rong menggelengkan kepalanya, tapi begitu melihat wajah Ma
Xiu-juan yang sangat serius, akhirnya dia mengangguk.
Ma Xiu-juan terdiam sebentar kemudian dia menghela nafas dan berkata, "Sudah lama
aku mendengar si playboy itu sangat pintar mengambil hati perempuan, sepertinya hal
ini tidak salah. Adik, apakah kau juga tertarik kepadanya" Jujurlah kepadaku!"
Wajah Liang Yu-rong memerah, dia berkata, "Tidak...."
Walaupun dia sudah menjawab tapi dia sendiri pun tidak percaya dengan perkataannya
sendiri. Ma Xiu-juan melihat dia terpaku, dia ingin tertawa, tapi berusaha ditahannya, dia
berkata, "Adik Rong, sepertinya kau bukan mencari musuh yang menghancurkan
keluargamu malah mencari suami yang baik."
Liang Yu-rong segera marah dan berkata, "Kakak, jangan berkata seperti itu, mana bisa
aku melupakan dendam keluargaku?"
Ma Xiu-juan memotong kata-katanya dan berkata, "Baiklah, hari ini kau ajak dia keluar,
kita akan bergabung dan membunuhnya."
"Ini.... apakah baik bila melakukan hal ini?"
"Dia adalah putra dari musuhmu, dia pantas mati."
Kata Liang Yu-rong, "Kak, jangan bertindak seperti itu, aku sering dengar guru
menasihati: 'bila dendam didunia persilatan ini terus dibalaskan, kapan baru bisa
berhenti', dendam dari generasi sebelumnya jangan dilanjutkan ke generasi berikutnya.
Apalagi putranya tidak tahu kelakuan Meng Ju-zhong...."
Ma Xiu-juan tertawa dan berkata, "Bagaimana ini" Kau belum menjadi istrinya tapi terus
melindunginya, kau tahu dari mana kalau dia tidak ikut dalam rencana busuk ayahnya?"
"Aku...." Wajah Liang Yu-rong memerah, dia tidak bisa menjawabnya.
377 Ma Xiu-juan dengan dingin menjawab, "Aku lebih tua darimu beberapa tahun, walaupun
aku tidak pernah mengalami hal sepert ini, tapi aku sudah sering mendengarnya, bila
kau mau membuatku percaya dengan kata-katamu, kau harus bisa membunuhnya,
kalau tidak...." Liang Yu-rong tampak berpikir lama, kemudian dia menghela nafas panjang dan
berkata, "Baiklah, adikmu ini akan menuruti kemauanmu, tapi masalah mengantarkan
surat harus diutamakan, Kakak harus segera pergi ke Tian Shui untuk bertemu dengan
guruku, jangan karena masalah kecil ini, rencana besar akan menjadi kacau."
Ma Xiu-juan mengangguk dan tertawa, "Kau tenang saja, kakakmu ini tidak akan gagal
melakukan semuanya.... = ooOOOoo = Wu Quan Shan tertutup oleh kabut tipis, kuil Chong Qing pun tertutup oleh kabut itu.
Pin Ming Er Lang, Qi Hua Yang mengajak Meng Shao-hui datang untuk berunding, dia
melihat Meng Shao-hui seperti tidak tenang dan gelisah, dia berkata, "Adik Meng,
apakah telah terjadi sesuatu padamu hari ini" Mengapa kau tampak tidak tenang?"


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak.... tidak terjadi apa-apa," jawab Meng Shao-hui.
Qi Hua Yang masih tampak ragu, kemudian dia berkata lagi, "Adik, kakakmu ini
walaupun baru datang ke Lan Zhou belum begitu lama, tapi aku sudah menganggap
Adik sebagai teman baik, ada satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu, tapi
sepertinya Adik akan segan untuk menjawabnya, ini berarti Adik tidak mempercayaiku,
mungkin ini hanya perasaanku saja, tapi yang pasti aku adalah temanmu. Aku pamit
dulu." Begitu habis bicara, dia segera membalikkan badan dan berjalan menjauhi tempat itu,
tapi lengan bajunya keburu ditarik oleh Meng Shao-hui, "Kakak, jangan pergi," kata
Meng Shao-hui sambil tertawa, dia melanjutkan lagi, "Aku tidak menyangka Kakak akan
begitu terburu-buru pergi, aku tidak berbohong, aku sudah berjanji dengan seseorang
sebelum Kakak membuat janji denganku, tempatnya pun sama, aku kira kalian berdua
bisa bertemu, jadi aku menyetujui kedua-duanya. Orang itu sampai sekarang belum
datang, karena itu aku sedikit tidak berkonsentrasi, harap Kakak mau memaafkanku."
Qi Hua Yang tertawa dan berkata, "Oh, ternyata begitu, kakak ternyata sudah salah
paham kepadamu, siapa yang sudah berjanji untuk bertemu denganmu disini?"
"Rong Yu Liang."
378 Hati Qi Hua Yang bergetar, "Apa yang ingin kalian lakukan?"
"Kami hanya ingin berjalan-jalan," jawab Meng Shao-hui.
Sewaktu Meng Shao-hui berbicara mengenai Rong Yu Liang tampak wajahnya sedikit
berbeda, walaupun Qi Hua Yang mengetahuinya, tapi dia tidak mengatakan apa pun,
dia memikirkan apa yang harus dia pikirkan.
Meng Shao-hui berkata lagi, "Bila dia tidak datang, ya sudahlah, tapi ada apa Kakak
memangilku kesini?" Jawab Qi Hua Yang, "Adik, kau pun tahu dulu di Lan Zhou ada tiga buah kantor Biao,
walaupun kantor Biao Zhen Yuan paling besar dan kuat, tapi kantor Biao Wei Yuan dan
Yong Tai dulu pernah ada, tapi semenjak kedua kantor Biao itu secara berturut-turut
mengalami musibah, kantor Biao Zhen Yuan sengaja meminta tarif yang tinggi dan
berusaha membuat para pelanggan menjadi keberatan, karena itu sekarang di dunia
persilatan menjadi ribut, bermacam-macam berita dan pembicaraan masyarakat
mengenai...." Meng Shao-hui menjadi terpaku, dia memotong kata-kata Qi Hua Yang, "Apakah
keadaannya sampai begitu parah?"
"Aku sudah diterima di kantor Biao milik ayahmu, untuk apa di belakangnya menjelekjelekkan beliau" Bila Adik tidak percaya, kau boleh cari tahu sendiri."
"Sebenarnya aku sudah mendengar gosip-gosip ini, tapi aku tidak tahu akan separah
ini," Meng Shao-hui menghela nafas dan berkata lagi, "Apakah Kakak mempunyai
rencana lain?" Qi Hua Yang tampak ragu sebentar kemudian dia berkata, "Sudah beberapa kali aku
pergi ke tempat kantor Biao Yong Tai yang dulu, aku lihat rumah disana sudah runtuh,
rumput-rumput liar sudah tumbuh dengan tinggi, hal ini membuat hatiku menjadi sedih,
sebelum mengundurkan diri dari dunia persilatan, guruku mempunyai sedikit uang, aku
ingin meminjam uang itu dan membangun sebuah kantor Biao di tanah itu, kelihatannya
tempat disana cukup bagus, aku yakin bisnis pun akan berjalan dengan lancar."
Meng Shao-hui memuji dan berkata, "Keinginan Kakak benar-benar bagus, aku kagum
kepadamu, tapi bila Kakak benar-benar akan menjalankan bisnis ini, masih banyak hal
yang harus kau selesaikan terlebih dahulu."
"Guruku sudah menyiapkan uang, aku sudah mengunjungi orang pemerintahan yaitu
Tuan Lu, dia berjanji kepadaku akan membebaskan pajak selama tiga tahun."
379 "Kalau begitu mengapa Kakak tidak segera membuka usaha ini?"
"Hanya saja...." Qi Hua Yang tampak ragu dan dia berkata lagi, "Kantor Biao Zhen Yuan
selalu membuat kesulitan, aku...."
Meng Shao-hui berkata, "Apakah karena Kakak masih orang kantor Biao Zhen Yuan"
Kalau begitu, kau tinggal keluar dari kantor Biao Zhen Yuan, ayahku tidak bisa
melarangnya lagi." Qi Hua Yang tertawa kecut dan berkata, "Bukan karena itu, katanya Gui Jian-chou akan
menikah dalam beberapa hari ini...."
"Benarkah?" Meng Shao-hui bertanya, "Siapakah pengantin perempuannya" Mengapa
aku tidak tahu?" "Dia adalah pelayan kantor Biao yang bernama Chun Hong yang bekerja
dikeluargamu," kata Qi Hua Yang. Kemudian Qi Hua Yang berkata lagi, "Kelihatannya
Peng Zhi-xiao banyak uang, dia bisa membeli tempat itu dan membuat rumah."
"Gui Jian-chou di kantor kami sudah bekerja selama beberapa tahun, dia sangat rajin
dan pandai berhemat, sekarang dia mempunyai uang membeli tanah sepertinya itu
tidak aneh," kata Meng Shao-hui. Dia berkata lagi, "Apakah dia berebut dengan Kakak
soal tanah itu" Kakak bisa menaikkan harga tanah, bila Kakak masih kekurangan uang,
aku bisa membantu sedikit." Qi Hua Yang berkata, "Hal penting yang kumaksud bukan ini. Aku sudah mencari tahu
yang membuat rumah itu adalah Gui Jian-chou tapi yang melakukan semuanya itu
adalah pengurus keluargamu, Shen Zhong-yuan."
Meng Shao-hui tertawa dan berkata, "Bila kau mengatakan nama orang lain, aku masih
mempercayainya. Dia adalah seorang pengurus yang lemah dan cacat, dia bisa
membuat masalah apa?"
"Mungkin Adik terlalu memandang enteng kepadanya."
"Paling-paling dia hanya licik dan licin, mungkin juga banyak akal."
"Tidak, apakah Adik tahu dulu di jalan Gan Liang ada seseorang yang dijuluki dengan
Sempoa Besi?" 380 "Aku pernah mendengarnya. Katanya tenaga dalam orang itu sangat kuat, sebuah
sempoa besi bisa dipakainya dengan lancar dan lihai, apalagi dengan biji sempoa dia
bisa menotok orang yang paling lihai, tapi sekarang ini dia menghilang cukup lama,
mengapa Kakak tiba-tiba menanyakan tentang dia?"
"Adik tidak akan salah menanyakam hal ini," Qi Hua Yang tertawa sinis, "Hanya saja
Adik tidak tahu, orang yang dijuluki Sempoa Besi dan orang terkaya dikalangan
golongan hitam telah diundang oleh ayahmu untuk menjadi pengurus rumahmu."
"Apa...." Meng Shao-hui sangat terkejut. Kemudian dia tertawa dan berkata, "Kakak,
kau sangat keterlaluan kalau bercanda."
"Adik, percaya atau tidak, itu semua adalah urusanmu. Karena pengurusmu itulah di
luar dia mengatakan membangun rumah untuk Peng Zhi-xiao sebagai tempat
tinggalnya, sebenarnya dia sedang membuat sebuah rumah pelacuran. Ini benar-benar
mencoreng dunia persilatan."
Meng Shao-hui berpikir sebentar dan berkata, "Kalau benar seperti itu, aku tidak akan
membiarkan rencana ini berjalan, aku lebih...."
Saat itu dari jalan gunung tampak dua orang biksuni muda, wajah mereka cantik tapi
mengenakan baju biksuni. Mereka mendekat Qi Hua Yang dan Meng Shao-hui, melihat mereka sedang mengobrol
sepertinya kedua biksuni itu cukup kaget, tapi mereka tetap mendekat dan memberi
hormat kepada Meng Shao-hui.
Mereka bertanya, "Apakah kau adalah Tuan muda Meng?"
"benar, aku adalah Meng Shao-hui. Anda berdua ada keperluan apa?" Setelah
berbicara dengan mereka, dia langsung mengenali mereka.
Mereka adalah murid Liao Yin yang berada di kuil Bai Yun. Yang satu bernama Miao
Yue, yang satu lagi bernama Miao Yun.
Miao Yue berkata, "Aku diperintahkan oleh guruku untuk berkunjung ke rumahmu, tapi
secara kebetulan kita bertemu disini. Tuan Meng...." dia berhenti bicara.
Kata Meng Shao-hui, "Apakah ada yang ingin kau sampaikan" Katakan saja. Tuan Qi
ini teman baikku, tidak perlu merasa khawatir."
381 Tapi Miao Yue memberi hormat lagi, dia berkata, "A-mi Ta-ba, guru mengatakan hanya
bisa berbicara dengan Anda saja."
Terpaksa Meng Shao-hui berkata, "Maaf Kakak Qi, tolong tunggu sebentar. Aku akan
pergi sebentar dan akan kembali lagi." Dia mengikuti dua orang biksuni.
Tidak disangka, baru berjalan beberapa langkah, kedua biksuni itu memutar tubuhnya
dan mengangkat tangan mereka, empat buah pisau terbang seperti kilat mengarah ke
arah Qi Hua Yang. Karena sangat tiba-tiba Meng Shao-hui sangat terkejut hingga terbelalak tapi Qi Hua
Yang sudah mengeluarkan suara teriakan dan dia pun roboh.
Meng Shao-hui baru sadar setelah Miao Yue dan Miao Yun sudah melarikan diri.
Meng Shao-hui mengeluarkan suara seperti harimau. Dengan satu jurus yang
dikeluarkan, dia mencakar leher belakang Miao Yue. Karena dia terburu-buru
mengeluarkan serangan sehingga gerakannya sangat cepat.
Karena Miao Yue tidak siap, begitu mendengar suara angin yang dibawa oleh baju
yang dihembus angin, dia merasa leher bajunya ditarik. Kakinya tidak berpijak pada
tanah dan dia berhasil diangkat oleh Meng Shao-hui.
Sebenarnya ilmu silatnya tidak rendah, tapi dia tidak menyangka Meng Shao-hui akan
menyerangnya secara tiba-tiba.
Dia berteriak, "Tuan Muda Meng, lepaskan kami! Ini tidak ada hubungannya dengan
kami...." Belum selesai kata-katanya dia sudah merasa seluruh tubuhnya lemas dan dia
pun terjatuh. Miao Yun sudah melarikan diri sejauh beberapa puluh meter, begitu mendengar Miao
Yue berteriak dia merasa lebih takut lagi dan dia pun tahu bahwa dia bukan lawan
Meng Shao-hui. Jangankan melawan, kata-kata yang lebih kasar pun, dia tidak berani mengucapkannya
kecuali lari dari sana, apa lagi yang bisa dia lakukan"
Tapi dia sudah mendengar suara siulan panjang terpaksa dia mencabut pedangnya, dia
memutar tubuhnya dan mengeluarkan serangan.
Beberapa jurus gerakan sekaligus dikeluarkan. Pedangnya mengeluarkan kilauan
cahaya, dengan pedang itu miring menusuk ke dada lawan.
382 "Berani kau!" Meng Shao-hui marah, dengan jurus Cahaya Lilin Bergoyangan, dia
menepis pedang lawannya. Tangan kanannya dengan kelima jari seperti kait mencengkram tangan lawan. Meng
Shao-hui menguasai ilmu silat Kong Dong Pay juga ilmu silat Hua Shan Pay, dia
berpengalaman dalam bertarung dengan musuh.
Dia tahu jurus apa yang akan dikeluarkan oleh musuhnya dan mempunyai pembawaan
yang berwibawa. Miao Yun kaget, dia menarik tangannya kembali, pedangnya miring masih bisa
menghindari telapak lawannya tapi cakar musuh sudah menyerangnya lagi, terpaksa
dia berguling di tanah seperti bola salju dan menyerang ke bagian bawah Meng Shaohui.
Meng Shao-hui tubuhnya bergerak dengan lincah, Zhui Hun Duo Ming-jian Fa dia pun
bisa dia keluarkan, cepat tapi juga lihai.
Meng Shao-hui sudah pernah pergi ke kuil Bai Yun beberapa kali, dia tahu bahwa ketua
kuil Liao Ying Shi Tai mempunyai ilmu silat sangat tinggi, tidak disangka muridnya pun
begitu lihai. Meng Shao-hui berteriak dengan suara keras, tubuhnya pun melayang. Begitu dia
turun, kedua kaki terus menendang. Tendangannya kuat, angin yang dikeluarkan pun
kencang. Miao Yun melarikan diri, tapi tendangan musuh sudah datang. Dia menghindar tapi
tendangan kedua segera menyusul. Dia tidak bisa menghindar lagi.
Tendangan sebanyak beberapa kali mengenai dadanya. Darah muncrat dari mulutnya
dan dia pun roboh tidak bergerak lagi.
Meng Shao-hui tidak menyangka akan terjadi seperti ini, sewaktu dia marah dia akan
mengeluarkan jurus-jurus yang begitu lihai.
Dia melihat Miao Yun mati karena tendangannya. Dia tidak tega tapi dia juga teringat
kepada Qi Hua Yang. Dengan cepat dia kembali ke tempat tadi.
Qi Hua Yang terbaring dengan terlentang di tanah, pada saat dipanggil pun dia tidak
menyahut. Dia mendekat untuk melihat, terlihat pundaknya mengeluarkan banyak
darah. 383 Di sisinya ada sebuah pisau terbang berwarna biru. Sudah jelas bahwa pisau itu diberi
racun. Darah yang berada di ujung pisau pun sudah berubah warna menjadi hitam.
Dia mendekatkan tangannya ke hidung Qi Hua Yang, ternyata dia sudah tidak bernafas,
mungkin begitu terkena pisau terbang dia langsung mati, berarti racun yang dioleskan
pada pisau itu sangat hebat.
Meng Shao-hui berpikir, "Kakak Qi memiliki kemampuan ilmu silat di atasku, tidak
disangka dia bisa mati di tangan para biksuni jahat itu...." air matanya mulai menetes.
Dalam hati dia berpikir lagi, "Kedua biksuni itu pasti disuruh oleh Liao Yin Shi Tai. Aku
harus mencari tahu dan membalas dendam Qi Hua Yang."
Dengan pelan dia berjalan ke sisi Miao Yue. Dia terkejut ternyata Miao Yue yang tadi
hanya ditotok olehnya sudah menggigit lidah untuk bunuh diri.
Meng Shao-hui menarik nafas, dia kembali lagi kesisi Qi Hua Yang. Matanya sudah
penuh dengan air mata, dia berkata sendiri, "Kakak Qi, tidurlah sebentar disini. Aku
akan pergi ke kota untuk membeli sebuah peti mati yang bagus untukmu dan
mengantarkanmu ke dalam tanah."
Sambil berjalan dia masih menoleh ketempat Qi Hua Yang terbaring, di jalanan gunung
terdengar beberapa kali ada yang menarik nafas.
Ketika Meng Shao-hui dan Miao Yun walaupun bertarung sebentar tapi dia tidak
menyangka dalam waktu singkat itulah Qi Hua Yang yang mendengar suara Miao Yue
yang bunuh diri. Tiba-tiba dia meloncat ke sisi Miao Yue. Tangan dan pisaunya penuh dengan darah,
kemudian tangan yang berdarah itu dia gosokkan ke pundaknya sendiri. Kemudian dia
kembali lagi ke tempat asal dan berbaring disana.
Dengan gerakannya begitu cepat, dia bisa menipu Meng Shao-hui yang
berpengalaman di dunia persilatan dia juga bisa menahan nafas. Setelah Meng Shaohui pergi, Qi Hua yang meloncat bangun dan tertawa dengan penuh rahasia, kemudian
dia pun turun gunung. Beberapa puluh meter dari sana, tampak empat buah mata yang melihat semua
kejadian itu dengan jelas.
Dua orang gadis, Liang Yu-rong dan Ma Xiu-juan, tadinya mereka akan bergabung
untuk membunuh Meng Shao-hui, setelah menyaksikan peristiwa tadi, niat membunuh
mereka menjadi hilang sama sekali.
384 "Kakak Juan, aku sudah katakan bahwa dia bukan orang seperti itu, kau tidak
mempercayainya, sekarang apa yang akan Kakak katakan?" dengan senang Liang Yurong mengatakan semua ini, wajahnya berseri-seri seperti sekuntum bunga.
"Bocah itu menang lagi, tapi kau tetap harus berhati-hati, karena dia adalah putra dari
musuhmu, orang yang telah membunuh keluargamu, bila kau tidak mau membunuhnya,
kau tetap tidak boleh menjadi istrinya...." Kata-katanya belum selesai, Liang Yu-rong
sudah menggelitik Ma Xiu-juan, mereka pun tertawa.
Di kuil Bai Yun, di sebuah kamar yang rapi dan bagus, Liao Yin Shi Tai melihat ke arah
langit yang gelap, dia menghela nafas panjang, "Hari ini sudah lewat, sepertinya dia
tidak akan datang lagi....Dengan sepenuh hati aku menunggunya, tapi dia hanya sekalikali saja menengokku, melewati hari-hari seperti ini memang sangat sulit. Dia
menyuruhku membunuh si marga Qi, tapi hanya menyuruh orang menyampaikan
pesannya, benarkah dia begitu sibuk" Aku dengan si marga Du itu bukan seorang
perempuan yang bisa terus menempel kepadanya, apakah karena aku sudah tua, maka
dia mencari lagi perempuan yang muda...."
Dari atas meja rias dia mengambil sebuah cermin untuk melihat wujudnya, kedua
matanya masih hitam dan bersemangat, hidungnya pun mancung, bentuk mulutnya
bagus, walaupun sudut matanya tampak ada kerutan, tapi dia masih bisa dikatakan
sebagai seorang perempuan yang cantik. Memang kepalanya botak dan ditutupi
dengan topi biksuni, tapi semua ini terlihat jadi jelek, tapi karena cermin miliknya tidak
terlalu besar maka dia tidak bisa melihat bentuk kepalanya secara keseluruhan.
Dia meletakkan cermin itu ke atas meja riasnya, melihat makanan yang telah
dihidangkan untuknya dan Meng Ju-zhong, walaupun dia seorang biksuni, tapi dia tidak
pantang untuk membunuh dan berbuat cabul. Apalagi pantangan untuk minum arak dan
daging dia sama sekali tidak peduli.
Dia menghela nafas lagi dan berkata, "Setiap hari aku menyiapkan sayur dan nasi,
kapan dia akan benar-benar menikmati semua ini?"
Dia tidak bernafsu makan dan dia akan menyuruh seseorang untuk membereskan
semuanya, tiba-tiba dari kejauhan terdengar ada suara, suara ini berasal dari orang
kalangan dunia persilatan, yang meloncat melewati atap rumah.
Biasanya Meng Ju-zhong bila datang ke kuil ini tidak pernah menggunakan cara seperti
itu, dia melihat ke arah pedang yang tergantung di dinding, dalam hati dia tertawa,
"Siapa yang sudah bosan hidup dan mencari masalah di depanku...."
385 Tidak disangka orang yang datang itu gerakannya sangat cepat, begitu dia sudah
berada di depan pintu, Liao Yin masih bengong di tempatnya, terdengar pintu yang
diketuk dari luar sebanyak dua kali, mendengar ketukan kecil ini membuat hati Liao Yin
menjadi senang, dengan terburu-buru dia membuka pintu, dia tidak bicara lagi,
langsung masuk ke dalam pelukan orang itu.
"Aku rindu kepadamu...."
Dia seperti bermimpi mengatakan semua itu, dia memejamkan matanya, bibirnya
mencari dan mencari....Dua buah bibir menempel menjadi satu, dia digendong dan
diletakkan diatas ranjang.
Orang yang datang itu tak lain adalah Jin Chi Da Peng, Meng Ju-zhong, dengan
sepenuh perasaan dia memeluk dan meraba, dia mencumdu Liao Yin dengan penuh
kemesraan, dia berkata, "Wu-niang, waktuku sudah tidak banyak, setelah
membicarakan yang penting, aku akan pergi."


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau baru datang sudah akan pergi, lebih baik jangan datang sekalian," Liao Yin berdiri
dan marah, "Setiap hari aku menunggumu seperti menunggu bintang dan bulan,
sekarang kau baru datang sudah akan pergi. Siluman rubah mana yang sudah
mengaitmu dan melemparku ke tempat yang jauh" Kakak Meng, coba kau pikir
kelakuanmu selama ini apakah benar?"
Awalnya suaranya terdengar keras terakhir malah terdengar lembut, sekarang matanya
sudah berlinangan dengan air mata.
"Wu-niang, jangan begitu, dengarkan aku dulu!" Meng Ju-zhong meletakkan Wu-niang
di pangkuannya, "Aku tidak pernah melupakanmu, hanya saja selama beberapa hari ini
aku sangat sibuk, benar-benar tidak ada waktu...."
"Kantor Biao Zhen Yuan paling besar di dunia persilatan, bisnisnya pun semakin besar,
anak buahmu pasti beraneka ragam, kau yang menjadi ketua Biao masih harus
mengurusi apa lagi?" Sambil berkata demikian Liao Yin tampak mulai marah lagi. Dia
memberontak dari pelukan Meng Ju-zhong, tapi tidak bisa.
Meng Ju-zhong berkata lagi, "Wu-niang, sesudah bisnis kali ini aku akan menutup
kantor Biao. Aku tidak mau setiap hari hidup di ujung golok dan melihat darah yang
terus bercucuran, aku ingin hidup dengan santai, setiap hari akan menemanimu."
Kata Liao Yin, "Kau sangat kaya, apa yang kau khawatirkan" Kalau tidak mau
membuka kantor Biao lagi segera tutup saja, tidak perlu menunggu lama lagi, apa yang
membuatmu risau?" 386 "Kemarin aku menerima sebuah order...."
Tanya Liao Yin, "Apakah hanya karena masalah kecil ini kau merasa pusing?"
"Tiga ratus ribu tail perak bukan jumlah yang kecil!"
Liao Yin tertawa dingin dan berkata, "Bila biaya antarnya adalah 6% dari keseluruhan,
berapa uang yang bisa kau dapatkan?"
"Tidak, aku menginginkan semuanya."
"Apa?" Liao Yin terkejut hingga berteriak. Dia memberontak dan keluar dari pelukan
Meng Ju-zhong dan berdiri di depannya lalu berkata, "Kakak Meng, kau jangan begitu,
kita sudah melewati usia setengah abad, tangan kita jangan terlalu banyak berlumuran
darah. Kantor Biao Yong Tai dan Wei Yuan adalah dua kantor Biao yang sudah dihabisi
olehmu. Sebenarnya kau bisa dengan tenang berbisnis selama beberapa tahun. Bila
kau merasa lelah, tutuplah kantor Biao mu, itu pun sudah cukup untuk menikmati hidup
di masa tuamu." Dengan tegas Meng Ju-zhong berkata, "Aku sudah merencanakan bahwa ini adalah
untuk terakhir kalinya."
Liao Yin ragu, dia duduk di pangkuan Meng Ju-zhong dan menasehai dia, "Kakak
Meng, kau terlalu serakah. Kali ini kau akan mendapatkan uang sebanyak 300.000 tail,
kelak kau menginginkan 400.000 tail, lalu 500.000 tail....Kakak Meng, jangan begitu,
uang dan emas memang kita butuhkan, tapi itu hanya materi tidak perlu dikejar terus."
Meng Ju-zhong segera diam, kemudian dengan suara dingin dia berkata, "Kalau begitu,
artinya kau tidak mau membantuku lagi?"
Liao Yin tampak ragu dan berkata, "Kakak Meng, aku...."
Kata Meng Ju-zhong, "Kau tidak mau mendukungku pun tidak apa-apa, palingpaling...."
Liao Yin dengan cepat berkata, "Tidak, aku akan ikut." Dia berkata seperti itu tapi air
matanya sudah mengalir. Wajah Meng Ju-zhong segera berseri-seri lagi dan memeluknya dengan erat lalu
berkata, "Inilah yang kuinginkan...."
387 Liao Yin menikmati kelembutan Meng Ju-zhong dan dia berkata, "Kakak Meng, udah
lama kita tidak makan bersama. Aku sudah menyiapkan nasi dan sayur. Kalau sudah
makan jangan pulang dulu, temanilah aku disini."
"Semua keinginanmu akan kuturuti...."
= ooOOOoo = Seorang penyair Dinasti Tang bernama Li Bai pernah membuat sebuah puisi.
Kira-kira begini bunyinya: 'orang selalu berkata, jalan tersulit, propinsi Si Chuanlah yang
paling sulit dilalui, kesulitannya seperti naik ke atas langit. Dari Gan Shu masuk ke
propinsi Si Chuan benar-benar perjalanan yang sulit'.
Begitu melewati Lang Mu Shi (nama tempat) sudah memasuki jalan Shu yang sulit. Dari
kejauhan terlihat gunung yang tertutup oleh salju, di dekat sana ada sebuah batu besar
dan berbentuk aneh. Cukup jauh jalan di daerah sana, tempat itu penuh dengan
perampok. Jalanan itu benar-benar membuat orang-orang Biao merasa takut, tapi beberapa tahun
ini karena selalu muncul bendera Zi Feng, oleh karena itu orang-orang dari golongan
hitam banyak yang berpindah ke tempat lain, membuat kedaan disana lebih aman.
Di depan rombongan ada bendera Zi Feng. Ada Gui Jian-chou dan Feng Jian Zhang
yang mengiringi barisan itu, ditambah lagi dengan empat orang guru Biao yang
menemani barisan itu. Mereka merasa tenang.
Setelah makan siang, terlihat barisan mereka mulai meninggalkan Lang Mu Shi. Baru
berjalan kurang lebih sepuluh kilometer, jalanan semakin menanjak. Kedua sisi jalan itu
adalah gunung, tiba-tiba terdengar ada suara kuda yang mengejar dari belakang.
Jalanan gunung sangat sepi, suara kuda terdengar begitu jelas.
Feng Jian Zhang berpikir, "Mengapa kita belum memasuki propinsi Si Chuan sudah
bertemu dengan perampok" Sepertinya perampok-perampok itu terlalu berani
bertindak." Dia menyuruh barisan barang berhenti dan berkata kepada Peng Zhi-xiao, "Adik, orangorang ini datang untuk mencari kita, jagalah pelanggan kita. Aku yang akan bertarung
dengan mereka." 388 Dia sudah menyiapkan pentungan berantai tiga. Hanya dalam waktu singkat orangorang itu sudah mendekat.
Terlihat oleh Peng Zhi-xiao orang yang pertama adalah orang yang berwajah hitam, dia
adalah Long Nan San Xiong, si Harimau Hitam Wang Guai Fang yang sudah lama
mengikuti Meng Ju-zhong berbisnis ilegal.
Dia tahu bahwa Wang Guai dan Meng Ju-zhong secara sembunyi-sembunyi memiliki
hubungan bisnis. Dalam hati dia merasa aneh, "Mengapa sekarang dia membawa
begitu banyak orang, untuk apa?" Dia berteriak, "Apakah yang datang adalah Ketua
Wang?" "Hai, apakah kalian baru tiba disini?" Wang Guai menjawab sambil mengambil
senjatanya dan dia mengangkat tombaknya tinggi-tinggi lalu berteriak, "Jangan
teruskan perjalanan, di depan sana sudah tidak ada jalanan lagi!"
Feng Jian Zhang terpaku dan bertanya, "Apa maksudmu?"
Jawab Wang Guai sambil tertawa terbahak-bahak, "Hei marga Feng, kau harus ingat
tahun depan di hari yang sama adalah hari dimana kau meninggal, tepat satu tahun!"
Feng Jian Zhang marah dan berkata, "Wang Guai, kau terlalu berani...."
Kata-kata dia belum habis, dia merasa di belakangnya yaitu di antara pinggang dan
rusuknya terasa dingin. Rasa sakit menusuk hingga ke hati, baru saja dia membalikkan
badannya separuh, dia sudah jatuh terkapar.
Yang menyerangnya adalah Peng Zhi-xiao. Dua koas hakim miliknya sudah penuh
dengan darah. Diwajahnya masih terlihat tawa sinis.
Empat orang guru Biao lainnya kaget bukan kepalang. Orang mereka sendiri telah
membantu musuh. Mereka terpaksa mengeluarkan senjata mempertahankan diri.
Begitu melihat ada yang mendekat, senjata diayunkan, langsung terjadi pertarungan, di
jalan itu dan keadaan disana penuh dengan kekacauan.
Walaupun empat orang guru Biao itu memiliki ilmu silat lumayan tinggi tapi masingmasing bertarung untuk mempertahankan dirinya, mana bisa mereka melawan Peng
Zhi-xiao dan San Xiong" Terlihat keadaan ini sangat bahaya.
Tiba-tiba di jalan gunung ada beberapa ekor kuda yang datang lagi. Kedua belah pihak
merasa aneh dan terpaku. 389 Orang yang pertama datang adalah seorang biksu yang mengenakan baju berwarna
abu. Tangannya memegang pedang yang berkilau.
Peng Zhi-xiao tahu dia adalah Tetua Tian Shui Guan, Biksu Xuan Gui. Peng Zhi-xiao
juga mengetahui jurus pedang tujuh bintang milik Biksu Xuan Gui yang sangat lihai.
Dari pihaknya tidak ada yang bisa melawan Biksu Xuan Gui. Tapi biasanya orang itu
tidak pernah mau mengurusi hal dunia persilatan, sekarang dia sudah datang berarti
rencana Meng Ju-zhong sudah bocor.
Dia datang, disusul dengan orang-orang dunia persilatan. Dia terkejut, segera dia naik
ke atas kuda, dengan cepat melarikan diri.
Di dalam suara gemuruh itu, terlihat bayangan seakan datang dari langit kemudian
turun ke bawah dan memukul kepala Wang Guai.
Eng Djiauw Ong 28 Lazie Si Mulut Terkunci Karya Jacqueline Wilson Eng Djiauw Ong 20

Cari Blog Ini