Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong Bagian 5
meminjam tenaga pantulannya dia telah mencelat berenang
menjauhi kedua lawannya. Berbareng dengan itu tampak Sin Kun Bu Tek telah
berenang ke tepi telaga. Koleksi kang zusi.com 254
Walaupun jarak tepian telaga itu cukup jauh, namun dia
bisa berenang dengan cepat sekali, dan dia bisa mencapai tepi
telaga dengan selamat. Sin Han telah dilemparkannya sehingga anak itu terbanting
ditepian telaga, tetapi dia tidak menderita kesakitan apa2,
karena si pengemis melemparkannya dengan mempergunakan
tenaga yang diperhitungkannya.
Disaat itu kedua orang lawan Sin Kun Bu Tek memburu
berenang ke tepi juga, muka mereka telah memancarkan
kebengisan yang sangat. Tampak jelas kedua orang itu murka sekali kepada Sin Kun
Bu Tek. Begitu mereka mendekat, keduanya telah menyerang
serentak. Sin Kun Bu Tek juga tidak tinggal berdiam diri saja.
Tadi kedua orang itu yang telah mencari persoalan, tanpa
sebab perahunya ingin diterjang.
Maka waktu melihat kedua orang berusia setengah baya ini
melancarkan serangan, dengan cepat Sin Kun Bu Tek
merentangkan kedua tangannya, dalam waktu yang sangat
singkat sekali dia telah melancarkan serangan balasan yang
beruntun. Kedua lawan Sin Kun Bu Tek jadi terkejut melihat
serangan2 Sin Kun Bu Tek seperti itu.
Tetapi disebabkan mereka juga merupakan dua orang akhli
dengan cepat mereka merobah posisi kedudukan kedua kaki
masing2. Sambil berbuat begitu, mereka juga telah membalas
melancarkan serangan. Hebat bukan main cara menyerang kedua orang berusia
setengah baya itu, karena yang seorang lagi dari samping kiri.
Gerakan mereka itu luar biasa cepatnya, dan angin serangan
yang menyambar juga keras sekali.
Koleksi kang zusi.com 255
Sin Kun Bu Tek jadi gusar dan tambah mendelu, dia telah
melakukan totokan ke jalan darah Lu-tie-hiat dari kedua
lawannya. Letak jalan darah itu berada dibagian kiri perut, dan
serangan yang dilakukan oleh Sin Kun Bu Tek bisa
menghancurkan isi perut lawannya.
Sehingga kedua lawannya jadi terdesak dengan hebat. Apa
lagi Sin Kun Bu Tek melancarkan serangannya itu dengan
sepenuh tenaganya. Dengan mengeluarkan suara seruan tertahan kedua orang
itu telah melompat ke belakang perahu menjauhi diri dari Sin
Kun Bu Tek sejauh tiga tombak, mata mereka memancarkan
sinar yang bengis sekali, kata salah seorang diantara mereka :
"Pengemis busuk, siapa kau sebenarnya " Mengapa engkau
mencari urusan denganku ?"
Mendengar pertanyaan orang itu, Sin Kun Bu Tek
memperdengarkan suara tertawa dingin, kemudian katanya
dengan suara yang tawar : "Seharusnya aku yang menegur
kalian, yang tidak hujan tidak angin ingin menubruk perahu
kami ....! Hemm ! Hemm ! Sekarang kalian katakan, siapa
kalian berdua " Apa sebabnya secara ugal2an begitu ingin
menubruk perahu kami ?"
Kedua orang itu tampak ragu2 mereka saling pandang satu
dengan yang lainnya. Setelah berdiri diam sejenak lamanya, akhirnya salah
seorang diantara mereka telah berkata: "Hemm... sesungguhnya
kami tidak mau diganggu oleh kau pengemis butut, karena
kami masih memiliki banyak urusan! Namun, baiklah ! Karena
engkau menanyakan siapa kami, tidak ada halangannya kami
memberitahukannya. Kami berdua murid Ceng Hay Kiehiap
(Pendekar gagah dari Ceng Hay) Khu Tiong Beng .... aku
sendiri bernama San Cie Liang, dan ini adik seperguruanku she
Koleksi kang zusi.com 256
Hiu dan bernama Kiu Eng. Nah, sekarang coba kau katakan,
urusan apa yang pernah terjadi diantara kau dengan kami"
Mengapa kau menghancurkan perahu kami ?"
Sin Kun Bu Tek terkesiap juga mendengar bahwa kedua
orang ini adalah murid dari Ceng Hay Kiehiap, karena justru
Khu Tiong Beng merupakan seorang pendekar gagah dimasa
itu. Namun Sin Kun Bu Tek dapat menenangkan kembali
goncangan hatinya, dia telah berkata dingin : "Hemm, jika
memang engkau tidak mengganggu kami, jelas kamipun tidak
akan membentur diri kalian. Tetapi kenyataannya tadi, Hemm,
hemm, justru kalian ingin menubruk perahu kami dengan
perahu kalian !" Dua orang itu, San Cie Liang dan Hiu Kiu Eng, tertawa
menggelak. "Walaupun engkau mengatakan tidak ingin menempur
diriku, tetapi kalian memang sengaja ingin mencari persoalan
dengan kami, yaitu telah ditenggelamkan akibat pukulan kayu
pengayuhmu ! Hemmm, bocah kecil itupun harus merasakan
enaknya hukuman dari kami!"
Sin Han terkejut sekali mendengar perkataan orang itu,
karena dia mengetahui kedua lawan gurunya itu memang
memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dan jika gurunya itu
sampai dirubuhkan kedua orang lawannya itu, dirinya juga
tidak nantinya dapat lolos dari kematian ditangan kedua orang
itu. Tetapi Sin Kun Bu Tek telah tertawa tawar lagi, katanya
dengan suara yang tawar: "Hemmm, dengan hanya memiliki
kepandaian seperti itu, kalian berdua ingin menjagoi dan
bertindak se-wenang2 " Coba terimalah seranganku ini
lagi.....!" Koleksi kang zusi.com 257
Dan sambil berkata begitu, si pengemis telah melonjorkan
tangan kanannya, menekuk sedikit, dan sikunya itu jatuh
didekat dada sedangkan tangan kirinya telah mengibas.
Tiba2 Sam Cie Liang dan Kiu Eng telah merasakan
sambaran yang kuat dari tangan Sin Kun Bu Tek sehingga
kedua orang itu harus mundur ke belakang dan memperkuat
posisi kaki mereka. Tetapi kali ini Sin Kun Bu Tek melancarkan serangan tidak
kepalang tanggung, hampir seluruh kekuatan lwekang yang ada
padanya telah dikerahkan dan dipergunakannya.
Kedua lawan Sin Kun Bu Tek menyadari jika mereka
melawan terus berarti mereka sendiri yang akan rubuh.
Dengan cepat mereka merobah cara bertempurnya, Sam Cie
Liang telah berteriak nyaring: "Gelombang besar....!"
maksudnya meminta kawannya untuk melarikan diri.
Hiu Kiu Eng juga mengerti maksud kakak seperguruannya
itu, dia memperhatikan gerakan dan cara menyerang si
pengemis, kemudian dia telah melancarkan serangan yang
gencar dan kuat, sehingga tubuh Sin Kun Bu Tek terhuyung
mundur dua tombak. Mempergunakan kesempatan seperti inilah tampak San Cie
Liang dan Hiu Kiu Eng telah melompat mundur dengan
gerakan yang gesit lalu memutar tubuh hendak melarikan diri.
Sin Kun Bu Tek hanya tertawa saja, sama sekali dia tidak
mau mengejarnya. Memang Sin Kun Bu Tek tidak mau mencari permusuhan,
dia menganggap bahwa kedua orang itu hanya berlaku tolol,
karena tanpa sebab kedua orang setengah baya itu ingin
mencari urusan dengan dirinya.
Koleksi kang zusi.com 258
Sin Han menghela napas lega, dia telah melihat bahwa
gurunya memang benar2 lihay dan berhasil mengusir kedua
lawannya dengan hanya beberapa jurus saja.
"Mari kita pergi....!" kata Sin Kun Bu Tek setelah berdiam
diri sejenak lamanya. "Hemm, kedua manusia rendah itu
mungkin ingin melakukan sesuatu, nanti kita kuntit saja ...!"
Dan Sin Kun Bu Tek telah menarik tangan Sin Han untuk
diajak berlalu dari tempat itu.
Gerakan Sin Kun Bu Tek agak cepat, dia setengah berlari.
Sedangkan Sin Han mengikutinya dengan ber-lari2 keras.
Napas Sin Han memburu keras tetapi Sin Kun Bu Tek yang
sering melirik dan melihat keadaan murid, tetap berdiam saja,
dia terus juga ber-lari2 dengan cepat. Dan waktu itu tampak
Sin Han telah bermandi keringat dikening, muka dan tubuhnya.
Tetapi Sin Han memang ulet dan tabah, dia bisa mengikuti
terus gurunya, dengan mempergunakan ilmu lari cepat yang
selama beberapa bulan belakangan ini dia peroleh dari
gurunya. Waktu itu tampak Sin Kun Bu Tek menghentikan langkah
kakinya, dia menoleh kepada Sin Han.
"Lelah ?" tanyanya.
Sin Han menggeleng perlahan dengan muka yang berobah.
@-dewikz~Hendra-@ Jilid 8 "TECU sangat malu, sudah cukup lama tecu menerima
pelajaran dari suhu, tetapi kenyataannya tecu (murid) tidak bisa
menyandak dan mengejar suhu, walaupun suhu hanya berjalan
Koleksi kang zusi.com 259
biasa saja. Tecu memang harus berlatih diri lebih giat lagi,"
menyahuti Sin Han dengan sikap sungguh2.
Sin Kun Bu Tek tersenyum sabar, katanya : "Muridku,
engkau sebetulnya seorang murid yang baik dan memiliki
bakat yang bagus pula, karena itu aku bersedia menerima
engkau menjadi muridku, asalkan engkau mau berlatih diri
dengan rajin...! Mengenai kepandaian yang sekarang engkau
miliki ini bukan menjadi soal, tidak bisa engkau mempelajari
ilmu yang tinggi dengan waktu yang singkat... engkau harus
banyak berlatih diri dan juga harus ulet mempelajari setiap
jurus yang kuberikan..!"
"Terima kasih suhu...!" kata Sin Han cepat, "Wejangan
yang diberikan oleh suhu akan Tecu ingat baik2."
"Bagus! Mari kita lanjutkan pula perjalanan kita," kata Sin
Kun Bu Tek. Kali ini Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang tidak berlari cepat
seperti tadi, dia hanya mengendurkan langkah kakinya perlahan2, sehingga Sin Han bisa berjalan sejajar dengannya.
Disaat hari menjelang sore, Sin Kun Bu Tek bersama
muridnya telah tiba dipermukaan kampung Liang Sie cung.
Perkampungan itu sangat kecil dan penduduknya juga tidak
begitu padat. Sedangkan dipermukaan kampung yang begitu
sepi, tidak terlihat seorang manusiapun juga.
"Kita beristirahat disini saja....!" kata Sin Kun Bu Tek
setelah berdiri sesaat lamanya mengawasi permukaan kampung
itu. "Kita cari dulu kuil tua untuk kita bermalam, tetapi jika
dikampung ini tidak terdapat kuil tua, maka terpaksa kita
bermalam di rumah penginapan...."
Sin Han menyetujui. Dia sendiri tidak tahu mengapa setelah
menjadi murid Sin Kun Bu Tek, diapun senang sekali tidur diKoleksi kang zusi.com 260
kuil2 tua yang tidak terpelihara dibandingkan harus menginap
dirumah penginapan yang ramai dan tentunya merekapun akan
memperoleh perlakuan sinis dari pelayan2 rumah penginapan
itu, bukankah mereka hanya berpakaian sederhana dengan
penuh tambalan sebagai pengemis "
Sin Kun Bu Tek mengajak muridnya mengelilingi kampung
tersebut, tetapi mereka tidak berhasil menemuinya. Mungkin
juga kampung ini tidak memiliki kuil.
"Hai !" Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang telah menghela
napas dalam2, kemudian katanya: "Memang sial sekali hari ini,
mengapa kampung ini tidak memiliki kuil untuk kita
bermalam"! Aku paling benci kalau harus menginap di-rumah2
penginapan....." Sin Han tersenyum, lalu katanya: "Suhu jangan berkata
begitu, menginap dimana saja sama, bukan" Jika memang
kampung ini tidak memiliki kuil, kita bisa saja mengasoh
dialam terbuka.....!"
Si pengemis tua she Lo itu mengangguk sambil tersenyum
lebar. "Benar !" katanya kemudian. "Memang benar apa yang kau
katakan....! Mari kita cari lagi beberapa saat, jika benar2 tidak
terdapat kuil dikampung ini, biarlah kita tidur diemperan
rumah pendudukpun tidak menjadi persoalan......!"
Guru dan murid itu mengelilingi satu kali lagi kampung
tersebut, mereka hanya sekali2 saja bertemu dengan satu orang
penduduk kampung itu. Tetapi kuil tua yang dicari Sin Kun Bu Tek benar2 tidak
ada, maka Sin Kun Bu Tek telah mengajak Sin Han untuk
mengasoh di dekat emperan rumah yang cukup megah,
rupanya rumah yang mewah ini milik seorang hartawan kaya.
Koleksi kang zusi.com 261
Sin Han melihat gurunya telah duduk dengan sepasang kaki
dilonjorkan didekat pintu gedung itu, diapun telah
memejamkan matanya rapat2.
Sin Han mengikuti apa yang dilakukan gurunya, meringkuk
disamping Sin Kun Bu Tek untuk tidur.
Tetapi disaat Sin Han tengah enaknya terlelap dalam
tidurnya, anak itu dikejutkan oleh suara bentakan yang nyaring:
"Siapa yang berani menggoda aku ?" dan Sin Han mengenali
itulah suara gurunya yaitu Sin Kun Bu Tek.
Waktu Sin Han membuka matanya, dia melihat gurunya
telah bertolak pinggang mengawasi sekelilingnya.
Koleksi kang zusi.com 262
Sin Han cepat2 melompat bangun, dia segera bertanya :
"Ada apa, suhu ?"
"Hemm, tadi ada orang yang menjailkan kita... nah, kau
lihatlah, benda apa itu...didekat ambang pintu ?"
Sin Han menoleh mengawasi tempat yang ditunjuk
gurunya, Sin Han jadi mengeluarkan suara jeritan tertahan,
karena kaget dan ngeri. Didekat undakan tangga, ternyata menggeletak dua pasang
tangan, lengkap dengan jari2nya, tangan itu hanya sebatas
sikut, tentu kedua orang pemilik tangan tersebut telah peroleh
malapetaka yang hebat. "Tangan ... tangan siapa itu, suhu ?" tanya Sin Han dengan
suara tergetar. "Hemmm, sudah kukatakan, ada seseorang yang hendak
mempermainkan kita...!" dan setelah berkata begitu, tampak
Sin Kun Bu Tek mengerahkan tenaga dalamnya, dengan
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyalurkan lwekangnya Sin Kun Bu Tek telah berkata :
"Siapa yang ingin main2 dengan aku si pengemis tua Lo Ping
Kang. Perlihatkanlah dirimu agar kita dapat saling
berkenalan..!" "Hehehe, aku tidak menyangka bahwa pengemis busuk tua
bangkotan seperti itu..!"
Menyusul dengan kata2 itu tampak sesosok tubuh telah
melompat keluar dari balik dinding dengan gerakan yang
ringan sekali. Dialah seorang lelaki berusia diantara empat puluhan tahun,
tetapi potongan mukanya sangat kasar dan buruk sekali, sebab
sebelah mata kirinya telah picak dan bibirnya juga tebal,
sehingga keadaannya itu tidak sedap dilihat. Hanya bentuk
tubuhnya yang bagus, yaitu tinggi dan tegap. Di pinggangnya
tampak tergantung sebatang joanpian (pecut lemas), yang
Koleksi kang zusi.com 263
digulung beberapa gulungan dan tergantung tidak begitu
terlihat jika tidak diperhatikan baik2.
Muka Sin Kun Bu Tek jadi berobah ketika melihat orang
itu, tampaknya Sin Kun Bu Tek terkejut sekali.
"Kiranya engkau, Tiat-sim Sianjin (Manusia sakti Berhati
Besi)," kata Sin Kun Bu Tek dengan suara yang perlahan,
setelah memperhatikannya dengan seksama keadaan orang itu.
"Tepat ! sama sekali tidak salah ! Akulah Tiat Sim Sianjin
Su Hong Sin," menyahuti orang yang bermata picak itu, "Aku
ingin berhitungan denganmu mengenai penghinaan terhadap
muridku." Sin Kun Bu Tek tertawa perlahan, dia telah berkata dengan
suara yang mengejek: "Engkau ingin mencari balas untuk
muridmu...." Siapakah muridmu itu ?"
Muka Su Hong Sin semakin tidak enak dilihat, dia telah
mengibaskan tangan kanannya dengan keras sekali, sehingga
menimbulkan kesiuran angin yang sangat kencang.
Sin Kun Bu Tek tidak takut menghadapi serangan seperti
itu, dia telah mengawasinya dengan sorot mata yang sangat
tajam memandang kearah tangan Su Hong Sin, waktu angin
serangan hampir sampai maka disaat itulah tampak Sin Kun Bu
Tek dengan cepat sekali mengelakan diri kesamping.
Keadaan seperti ini membuat Su Hong Sin jadi tambah
penasaran. Dia bergelar sebagai Tiat Sim Sianjin, sehingga
lawan maupun kawan merasa segan terhadap ilmu 'Tiat Sim
Ciang atau Pukulan Hati Besinya".
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia telah
melompat lagi dengan terjangan yang sangat kuat,
mempergunakan salah satu jurus dari ilmu Tiat Sim Ciang.
Namun Sin Kun Bu Tek tidak menjadi gugup waktu
melihat lawannya telah melancarkan serangan begitu hebat.
Koleksi kang zusi.com 264
Sin Kun Bu Tek telah mengeluarkan juga jurusnya yang
hebat, dia menyambuti serangan Tiat Sim Ciang dengan
kekerasan, sehingga Su Hong Sin jadi terkejut, dia ingin
menarik pulang serangannya namun sudah tidak keburu lagi,
maka dari itu, cepat2 dia telah meneruskan serangannya itu
dengan menambahkan kekuatan tenaga lwekangnya.
"Bukkk !" terdengar suara benturan yang sangat kuat sekali,
seperti juga keadaan disekitar tempat itu akan gempa.
Suara bentakan dan berkesiuran angin yang sangat keras
sekali telah membuat penghuni gedung itu jadi terbangun dari
tidurnya, mereka jadi men-duga2, entah apa yang telah terjadi
sehingga menimbulkan suara yang begitu keras dan bentakan2
bengis. Penghuni gedung itu tidak berani keluar waktu mengetahui
diluar pintu gedung itu terdapat dua orang yang sedang
mengadu kepandaian. Sin Han yang sejak tadi berdiri mengawasi saja, jadi
diliputi kekuatiran. Dan juga dia telah melihat betapa gurunya
berusaha untuk dapat merubuhkan lawannya, tetapi Tiat Sim
Ciang lawannya cukup hebat.
Sin Kun Bu Tek paling sengit jika dia tidak bisa
merubuhkan lawannya, walaupun pengemis ini mengetahui
bahwa lawannya merupakan lawan yang sangat tangguh. Maka
dari itu dia telah mengerahkan seluruh tenaga lwekangnya,
tahu2 Sin Kun Bu Tek berputar setengah lingkaran, dengan
cepat sekali kedua tangan si pengemis tua she Lo telah
melancarkan serangan yang beruntun.
Su Hong Sin sendiri yang melihat hal itu jadi berpikir keras.
Dia memang ingin membalas sakit hati muridnya, yang pernah
dirubuhkan oleh si pengemis dan dibuat bercacad. Maka dari
itu, sekarang dia berusaha untuk dapat merubuhkan Sin Kun
Bu Tek. Koleksi kang zusi.com 265
Saat itu tampak Sin Kun Bu Tek bekerja tidak kepalang
tanggung, begitu kedua serangannya dielakkan, dalam waktu
yang singkat sekali si pengemis telah menyusuli pula dengan
serangan yang lainnya. Kekuatan tenaga lwekang Sin Kun Bu Tek sesungguhnya
lebih tinggi satu tingkat dari Su Hong Sin, begitu juga jika
berbicara mengenai kepandaiannya, Su Hong Sin belum bisa
menandingi Sin Kun Bu Tek. Tetapi ada satu keuntungan untuk
Su Hong Sin, karena dia telah mempergunakan ilmu pukulan
Tiat Sim Ciang, yang memiliki jaringan kuat sekali sebab
kedua tangan Su Hong Sin yang bersilat dengan
mempergunakan Tiat Sim Ciang itu seperti berobah menjadi
puluhan pasang tangan. Disamping itu juga tampak sepasang tangan itu bagaikan
mengurung dan menjirat tubuh Sin Kun Bu Tek.
Keadaan demikan telah membuat Sin Kun Bu Tek memutar
otaknya sekeras mungkin, dia mengerahkan seluruh
kepandaiannya untuk mendesak lawannya.
Gerakan2 yang dilakukan oleh Sin Kun Bu Tek merupakan
serangan yang cukup hebat dan mematikan, memaksa Su Hong
Sin harus melompat mundur beberapa kali menggerakkan
serangan yang menyambar cepat sekali.
Sin Kun Bu Tek saat itu telah berpikir, "Hemm, jika
kesempatan disaat dia tengah terdesak aku tidak
memanfaatkannya, niscaya beberapa saat lagi nanti aku akan
sulit merubuhkannya!"
Karena berpikir begitu, tampak Sin Kun Bu Tek
mempergencar serangannya.
Sehinggga Su Hong Sin jadi terdesak dengan hebat, dia
berusaha untuk memberikan perlawanan yang gigih, namun
tetap saja Su Hong Sin tidak berhasil untuk balas menyerang.
Koleksi kang zusi.com 266
Sin Kun Bu Tek saat itu telah berkata mengejek, katanya
dengan suara yang nyaring, "Hemmm, ternyata kepandaianmu
hanya begitu saja.....!"
Begitu habis suaranya, segera tangan Sin Kun Bu Tek
melancarkan gempuran yang jauh lebih keras lagi.
Su Hong Sin juga rupanya telah mendongkol bercampur
penasaran, dia mengeluarkan suara erangan, dan menubruk
kepada si pengemis, maksudnya ingin mengadu jiwa dengan
lawannya untuk mati bersama.
Tetapi Sin Kun Bu Tek mana mau berlaku nekad seperti
lawannya itu, dengan cepat si pengemis tua she Lo itu telah
meluncurkan suara bergetar yang keras, berbareng dengan itu
kedua telapak tangannya telah dimajukan untuk melancarkan
gempuran dengan mempergunakan seluruh kekuatan murninya.
Kebetulan sekali Su Hong Sin telah melompat dan
menerjang maju pula. Maka pada kesempatan itu, dimana Su
Hong Sin tidak memiliki pertahanan yang gigih dan rapat, Sin
Kun Bu Tek telah berhasil menghantam dadanya.
"Bukkk !" bukan main hebatnya tenaga hantaman itu,
karena seketika itu tubuhnya Su Hong Sin yang tinggi besar itu
telah terlempar tinggi sekali, kemudian terguling2 ditanah
beberapa tombak. Su Hong Sin mengeluarkan suara keluhan dan telah
merangkak berdiri. "Kau memang hebat, pengemis tua ! Kuakui sekarang aku
rubuh ditanganmu, tetapi ingat suatu saat kelak aku akan
mencarimu lagi !" Dan setelah berkata begitu, tampak Su Hong Sin
membalikkan tubuhnya, berlalu dengan cepat. Hanya dengan
berapa jejakan kaki saja, tubuhnya telah lenyap dari pandangan
Sin Kun Bu Tek. Koleksi kang zusi.com 267
Si pengemis tua she Lo itu telah menghela napas dalam2,
dia telah berkata : "Untung saja tadi aku berhasil memukul dia
terguling, jika sampai dia mempergunakan seluruh ilmu Tiatsim-ciangnya itu, belum tentu aku bisa menundukkannya,"
menjelaskan si pengemis kepada muridnya.
Sin Han mengangguk, lalu tanyanya dengan suara yang
ragu2 : "Tetapi Suhu, tadi aku melihat suhu telah terkejut dan
wajah suhu berobah waktu melihat munculnya orang itu..
mengapa demikian, suhu?"
Sin Kun Bu Tek menghela napas panjang lagi.
"Engkau tidak mengetahui, muridku! Su Hong Sin yang
bergelar Tiat Sim Sianjin merupakan seorang yang pandai
bukan main dan juga bertangan telengas. Coba kau lihat itu dua
pasang tangan yang telah buntung, itulah hasil
perbuatannya.....!" Sambil berkata begitu, Sin Kun Bu Tek
telah menunjuk kepada kedua pasang tangan yang menggeletak
di dekat undakan anak tangga gedung itu. Sin Han diam2 jadi
bergidik ngeri. "Hemmm, belum apa2 sudah takut !" kata Sin Kun Bu Tek
kepada muridnya itu. "Itu hanya dua pasang tangan yang
dibuntungi, masih banyak hal2 yang mengerikan dilakukan
manusia rendah itu ! Sebetulnya kepandaian kami berimbang,
namun disebab dia membawa adat dan menuruti hawa
amarahnya, telah membuat dia kurang mempertahankan
perbentengan dirinya, sehingga dia harus menelan pil pahit
dibuat terpental olehku.....!" kembali si pengemis telah
menghela napas beberapa kali.
Kemudian si pengemis tua she Lo itu telah menganjurkan
Sin Han melanjutkan tidurnya, sedangkan Sin Kun Bu Tek
sendiri telah merebahkan dirinya didekat undakan anak tangga.
Pemilik gedung dan pelayan2nya tidak seorangpun yang
berani keluar. Apa lagi tadi mereka telah menyaksikan Sin Kun
Koleksi kang zusi.com 268
Bu Tek berhasil merubuhkan lawannya, membuktikan bahwa
kepandaian Lo Ping Kang benar2 hebat, mana mereka berani
mengusirnya" Sedangkan tuan rumah itu telah memesan
kepada pelayan2nya agar tidak usil atau mengganggu tidurnya
si pengemis she Lo dan muridnya itu. Juga hartawan kaya itu
telah memesan agar pelayan2nya itu tidak membuka pintu
sebelum Lo Ping Kang berlalu.
Sin Kun Bu Tek bersama Sin Han tertidur lelap sekali,
sampai terbangun matahari sudah naik cukup tinggi.
"Setan kecil, kau !" kata Sin Kun Bu Tek tertawa sambil
menabok pundak Sin Han. Sin Han terkejut dan telah melompat berdiri, dia
menanyakan: "Suhu mau kemana?"
Sin Han bertanya begitu, karena dia melihat si pengemis
telah berdiri dan merapihkan baju tambalannya itu.
"Biasa..!" kata Sin Kun Bu Tek sambil tersenyum lebar.
"Aku ingin meminta bagian rangsum makanan kepada rumah2
makan !" Mendengar perkataan gurunya yang jenaka itu, Sin Han
telah tertawa juga. "Kau tunggu saja disini, jangan pergi kemana2 !!" pesan
Sin Kun Bu Tek pula sambil mengayunkan langkah kakinya
untuk mengambil bagiannya dari rumah makan yang terdapat
di kampung ini. Sin Han menuruti pesan gurunya, dia tetap duduk
diemperan gedung itu lagi.
Sin Han duduk sambil mencabuti rumput2 kecil yang
tumbuh banyak sekali dimuka gedung tersebut, digigitnya perlahan2.
Koleksi kang zusi.com 269
Waktu itu, keadaan sudah cukup siang, sehingga banyak
juga orang yang berlalu-lalang ditempat tersebut.
Tetapi semua orang yang lewat dimuka gedung itu, dan
melihat Sin Han tengah duduk seorang diri, mereka tidak
mengacuhkannya, karena mereka pikir mungkin Sin Han
seorang pengemis kecil yang malas.
Tetapi waktu dijalan tersebut lewat seorang tojin, yang
memakai jubah warna hijau dan tengah me-ngebut2kan
perlahan Hudtimnya, dia tertegun melihat Sin Han.
Tojin itu telah menunda langkah kakinya, dia memandangi
lagi Sin Han sesaat lamanya tanpa mengucapkan kata2.
Sin Han jadi kikuk diperhatikan begitu rupa oleh si tojin,
segera anak ini bangkit merangkapkan sepasang tangannya, dia
telah menjura memberi hormat.
"Apakah ada sesuatu yang Tootiang ingin sampaikan
kepadaku ?" ramah sekali waktu Sin Han bertanya begitu.
Tojin itu membawa sikap acuh tak acuh, dia masih juga
mengawasi Sin Han dengan tatapan mata yang sangat tajam
sekali. "Mengapa engkau menjadi pengemis kecil ?" tiba2 tojin itu
telah menegur dengan suara yang dingin. "Tidakkah sayang
dalam usia sekecil engkau sudah tidak memiliki tekad dan
cita2, hanya mengandalkan belas kasihan orang...!"
Muka Sin Han jadi berobah merah.
"Benar totiang, apa yang dikatakan oleh totiang memang
benar. Tetapi justru kebetulan sekali aku memiliki seorang
guru dari partai Kaypang, maka tidak dapat aku tidak menuruti
peraturan2 yang ada didalam Kaypang...!"
Tojin itu tampaknya terkejut juga.
Koleksi kang zusi.com 270
"Engkau...engkau murid Kaypang " Siapa gurumu ?" tanya
si tojin dengan cepat. "Sin Kun Bu Tek... Namanya Lo Ping Kang !" menyahuti
Sin Han, setelah dia ragu sejenak.
"Ihh..!" berseru tojin itu dengan suara yang tertahan,
wajahnya juga memperlihatkan rasa terkejut. "Engkau
muridnya Lo Ping Kang, si pengemis tua bangka itu ?"
"Benar !" Sin Han mengangguk cepat. "Insu sedang
mencari makanan...!"
"Hemm," mendengus si tojin, tampaknya dia benar2
mendongkol dan sengit waktu mengetahui Sin Han murid Sin
Kun Bu Tek Lo Ping Kang. "Sungguh kebetulan sekali kita
bisa bertemu denganmu disini !"
"Apa maksud Totiang...?" kata Sin Han sambil menatap
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepada tojin itu. "Hemmm... memang sudah belasan tahun kami tidak
bertemu, dan disini rupanya aku tidak akan gagal mencari pula.
Yang pasti tidak akan sia2 capai lelahku untuk mencarinya, dan
melatih ilmu....Hahahaha....!" dan diakhir dari perkataannya
itu, tojin itu telah tertawa ber-gelak dengan suara yang nyaring.
Di detik2 seperti itu, Sin Han segera tersadar, bahwa Tojin
ini tentu memiliki ganjalan sesuatu dengan gurunya. Dilihat
dari sikap dan wajahnya yang memancarkan kebengisan itu,
tentu menunjukkan Tojin tersebut tengah gusar.
"Totiang..." kata Sin Han.
Tetapi belum lagi perkataannya itu habis, justru tojin itu
telah mencengkeram baju dipunggung Sin Han, kemudian
dilemparkan terbanting ditanah! Gerakan yang dilakukan itu
tampaknya ringan sekali, tetapi kenyataannya Sin Han
terbanting keras bukan main, sampai anak itu bagaikan rontok
semua tulang tulang ditubuhnya. Tanpa dikehendaki oleh Sin
Koleksi kang zusi.com 271
Han, karena terlalu sakit sekali maka dia telah menjerit dengan
suara yang melengking. Si Tojin rupanya tidak bertindak sampai disitu saja, dia
telah mengayunkan kaki kirinya, maka tubuh Sin Han
terlempar ketengah udara cukup tinggi, kurang lebih lima
tombak, itulah tenaga menendang bukan biasa, karena
tendangan tersebut disertai tenaga lwekang yang dahsyat
sekali. Begitu tubuh Sin Han terpental meluncur dengan kecepatan
yang luar biasa, imam itu telah menggerakkan tangan
kanannya, dia telah berhasil mencengkeram baju didekat
punggung Sin Han. Dengan demikian Sin Han tidak sampai terbanting pula, si
Tojin kemudian melemparkan Sin Han ke tanah.
"Dimana sekarang gurumu berada ?" tegur tojin itu.
"Suhu.....suhu ..." Sin Han jadi tergugu.
"Cepat katakan !"
"Aku sendiri tidak mengetahui, karena yang kuketahui
adalah pekerjaan yang tetap bagi guruku itu, yaitu mencari
makanan yang digemarinya."
"Hemm, engkau memperoleh guru seperti Lo Ping Kang,
maka dari itu, engkau kelak pun bukan manusia baik2..! Maka
lebih baik engkau dibinasakan saja...!"
Mendengar perkataan Tojin itu, tubuh Sin Han jadi gemetar
kaget. "Hemm, mukamu pucat sekali tentu engkau ketakutan,
bukan ?" tanya si imam lagi, "tidak perlu kau takut, aku tidak
akan menganiaya dirimu asalkan engkau bersedia
mengantarkan aku kepada gurumu..!"
Koleksi kang zusi.com 272
Setelah berkata begitu, si imam telah mengulurkan tangan
kanannya, dia mencekal tangan kiri Sin Han, kemudian diajak
untuk pergi mencari Sin Kun Bu Tek.
Tetapi Sin Han tidak mau menuruti kehendak Tojin itu, dia
telah meronta. Tetapi walaupun Sin Han meronta sekuat tenaganya, namun
tidak urung tangannya itu tercekal terus tidak bisa
dilepaskannya. Keadaan seperti ini membuat Sin Han jadi nekad.
"Tojin jahat, aku tidak mengganggumu, mengapa justru
sekarang engkau ingin menggangguku " Cepat lepaskan
cekalan tanganmu ini...!"
Mendengar perkataan Sin Han, tampak si Tojin telah
tertawa dengan suara yang nyaring sekali, katanya kemudian:
"Hemm sudah dalam keadaan demikian, engkau masih
membangkang saja atas perintahku, maka nanti setelah
kupotong jari tanganmu, engkau bersedia mengantarkan aku
bertemu dengan gurumu, itulah suatu tindakan yang
bijaksana,....tetapi jika engkau membangkang, akupun tidak
perdulikan akan kata2 : Si tua menghina si kecil, aku akan
menyiksamu......" Sin Han jadi takut lagi, dia telah berkata dengan suara
tersendat. "Hemm, engkau memaksa aku dengan demikian
rupa, apakah engkau tidak takut ditertawai orang2 rimba
persilatan" Lagi pula memang aku tidak mengetahui dimana
sekarang ini suhu tengah berada."
Mendengar perkataan Sin Han, tojin itu telah berkata lagi :
"Hemm, memang engkau seorang anak yang terlalu keras
kepala ! Yang terpenting sekarang engkau ikut denganku, nanti
jika kita telah bertemu dengan gurumu itu, Sin Kun Bu Tek,
barulah kau kubebaskan. Tetapi jika tidak hemm, hemmm....."
Koleksi kang zusi.com 273
Sin Han juga menyadari ancaman bahaya untuk dirinya jika
dia membangkang terus. Maka dia telah berkata dengan suara
yang dingin : "Hemm kau bunuhlah jika memang ingin
membinasakan diriku..!"
"Jangan pura2 seperti seorang Hohan, sedangkan hatimu
tengah memikirkan jalan untuk meloloskan diri dari
cengkeramanku ini, bukan ?"
Sin Han cerdas, dia tahu, jika dia melawan si tojin dengan
sikap kepala batunya, niscaya akan menyebabkan tojin itu
gusar dan juga bisa2 dia dianiaya si tojin.
"Baik !" kata Sin Han kemudian. "Hemm, dengan keadaan
seperti ini tentu saja kita harus mencarinya disekitar
perkampungan ini...."
"Tidak menjadi persoalan...!" kata tojin itu dengan suara
yang nyaring. "Hemm...dalam persoalan ini, yang terpenting
engkau harus turut denganku ! Jika memang si pengemis tua
she Lo itu berusaha menyingkir dariku, maka engkau yang
akan menggantikan dia...!"
Muka Sin Han jadi berobah merah karena gusar dan
mendongkol. Tojin ini tidak hujan dan tidak angin, justru telah
menyiksanya dengan kejam.
XdwXkzX "Baiklah !" kata Sin Han kemudian dengan perasaan
mendongkol bukan main. Kemudian dia berkata lagi sambil
menatap kepada si tojin, "Tetapi kau harus ingat, jika memang
gagal, maka engkau jangan mempersalahkan aku."
"Yang terpenting kita harus mencari sampai dapat si
pengemis tua Lo Ping Kang itu...!" kata tojin itu dengan suara
yang bengis. Sin Han tidak mau membantahnya terlebih jauh, dia hanya
menganggukkan kepalanya saja dan mengikuti si tojin yang
Koleksi kang zusi.com 274
membawanya kemana saja untuk mengelilingi perkampungan
itu. Tetapi berputaran sampai seharian penuh, ternyata mereka
masih belum bisa menjumpai Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang.
Keadaan demikian membuat imam itu jadi uring2an, beberapa
kali si tojin telah mengebutkan bulu2 Hudtimnya dikepala Sin
Han. "Engkau jangan mempermainkan aku !" bentak tojin itu
dengan suaranya yang keras mengandung kemarahan yang
sangat hebat, karena tampaknya dia benar2 penasaran sekali,
dia juga telah menarik tangan Sin Han yang dicekalnya keras
sekali, sehingga menimbulkan perasaan sakit yang bukan main.
"Aduhh.... jangan mencekal tangan begitu keras, totiang,
sakit sekali !" merintih Sin Han.
"Engkau ingin menunjukkan atau tidak tempat
bersembunyinya gurumu itu ?" bentak si imam. "Jika tetap
keras kepala, hemm, sekali saja aku mencekal lebih keras, tentu
lengan tanganmu ini akan hancur, sehingga kelak tidak bisa
dipergunakan pula karena akan bercacad."
Sin Han menghela napas dalam2, kemudian katanya sambil
menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Totiang, memang sesungguhnya aku tidak mengetahui
jelas kemana perginya guruku itu, karena sudah menjadi
kebiasaannya untuk mencari makanan di pagi hari....!"
Imam itu telah berdiri sekian lama, akhirnya mengendurkan
cekalannya itu. "Baiklah, mari kita mencari pula pengemis tua she Lo itu....
Tidak mungkin dia bisa lenyap ke dalam bumi," kata tojin itu
lagi dengan suara yang dingin.
Dan tangan Sin Han ditariknya untuk mengelilingi pula
perkampungan tersebut. Koleksi kang zusi.com 275
Dan beberapa saat kemudian mereka telah letih, karena
hampir satu harian mereka men-cari2 kesana kemari dengan
tidak memperoleh hasil. Waktu itu, si tojin tampaknya telah semakin gusar saja dan
sejenak lamanya, dia telah berhenti dan melepaskan cekalan
tangannya pada tangan Sin Han.
Disaat itulah tampak si tojin telah mengawasi bengis
kepada Sin Han. Mukanya merah padam menahan kemarahan
dan kemendongkolannya. "Jika engkau tidak mau memberitahukan dimana gurumu
berada, biarlah nanti aku yang mencarinya sendiri ! Tetapi
sekarang justru engkau harus mewakili gurumu itu ! Jika kelak
aku gagal mencari pengemis tua she Lo itu, maka hitung2 aku
telah melampiaskan sebagian dari sakit hatiku !"
Sin Han kini baru menyadarinya bahwa tojin ini adalah
musuh gurunya. Dan Sin Han jadi menyesal, mengapa tadi dia
memberitahukan bahwa dia murid Sin Kun Bu Tek, tetapi
penyesalan itu tidak berarti apa-apa lagi, karena dia telah
tertawan oleh tojin tersebut.
Namun sebagai seorang anak yang cerdas, cepat sekali Sin
Han berkata : "Tunggu dulu totiang, bicara soal kematian aku
tidak takut tetapi justru engkau sendiri, apakah tidak menjadi
malu ditertawai oleh orang2 Kangouw dengan tuduhan si tua
menghina si kecil " Hem mengenai guruku, jika dia telah tiba
didepan gedung dimana tadi aku berada, totiang bisa bertemu
dengannya." "Hemmm ... !" mendengus dingin tojin itu. "Aku sudah
mengatakan, jika engkau tidak ingin memberitahukan dimana
bersembunyinya gurumu itu, maka engkau harus
mewakilinya...!" Koleksi kang zusi.com 276
Dan setelah berkata begitu, tojin ini telah melepaskan
cekalan tangannya. Sin Han yang tengah bingung dan panik mengetahui tojin
itu memiliki kepandaian yang tinggi, dengan hanya sekali
pukul dikepalanya tentu dia akan binasa disaat itu juga. Maka
dari itu, Sin Han tidak mau mem-buang2 kesempatan yang ada,
begitu tojin tersebut melepaskan cekalannya, dengan cepat Sin
Han memutar tubuhnya, dia telah berlari dengan sekuat
tenaganya. Tetapi mana bisa Sin Han lolos dari tangan tojin yang
gagah itu " Dengan mengeluarkan suara bentakan yang dingin:
"Mau lari kemana kau ?" tampak tubuh si tojin telah bergerak
cepat sekali, dan begitu dia mengulurkan tangannya, seketika
itu juga baju bagian punggung Sin Han telah kena dicekal oleh
si tojin, kemudian tubuh Sin Han diangkatnya tinggi-tinggi.
Sewaktu baju dibelakang punggungnya kena dicekal tojin
itu, Sin Han merasakan semangatnya seperti terbang
meninggalkan raganya, dan dia menjadi tambah terkejut waktu
tubuhnya telah dilemparkan melayang ke tengah udara dan
kemudian jatuh terbanting pula di tanah, dengan diiringi pula
oleh suara jeritannya. Tojin itu telah tertawa mengejek sambil meng-gerak2kan
hudtimnya (kebutan untuk pendeta).
"Sudah kukatakan, engkau jangan memiliki pikiran2 yang
tidak2, jangan memikirkan untuk dapat lolos dari tanganku!
Hemm, walaupun engkau memiliki ilmu lari cepat sepuluh kali
lipat dari sekarang, tidak nantinya engkau bisa lolos dari tangan
Kiang An Cinjin..." Dan setelah berkata dengan suara yang mengejek begitu,
tojin tersebut telah tertawa lagi dengan keras.
Koleksi kang zusi.com 277
Sin Han merasa ngeri melihat muka si tojin yang
tampaknya cukup menyeramkan.
Disaat itu, Sin Han juga telah merangkak bangun dengan
muka berlepotan darah, sebab tadi si tojin telah
melemparkannya, sehingga dia jatuh terbanting keras, dengan
muka yang lebih dulu mencium bumi, sehingga seketika itu
juga dari hidungnya telah mengucur deras sekali darah merah
segar. Waktu Sin Han telah dapat berdiri tetap dan meraba
mukanya, dia jadi kaget melihat darah yang berlepotan di
telapak tangannya. Seketika itu juga Sin Han jadi nekad, dia telah berteriak
memaki tojin itu dengan berani, "Hidung kerbau yang tidak
tahu malu, hemm ! Rupanya engkau ini memang benar2 tojin
yang rendah dan hina !"
Mendengar perkataan itu, tojin tersebut memandang Sin
Han dengan sorot mata yang tajam sekali, memancarkan
kebengisan yang sangat. Dan tojin tersebut pun tidak berdiam diri saja, dengan
mengeluarkan suara seruan yang nyaring sekali tampak dia
telah menggerakkan jari telunjuknya, tetapi hebat akibatnya
bagi Sin Han, karena begitu mukanya tersentuh oleh jari2
tangan tojin itu, seketika Sin Han merasakan sakit bukan main,
disamping hidungnya yang bocor mengeluarkan darah merah
segar, juga dia merasakan pandangan matanya jadi gelap
sekali. Setelah berputar tiga kali, tampak Sin Han terjerunuk jatuh
di tanah. "Hidung kerbau bau ! Engkau terlalu jahat sekali !" teriak
Sin Han yang nekad sekali. "Aku akan adu jiwa denganmu....!"
Koleksi kang zusi.com 278
Dan setelah berkata begitu tampak Sin Han mengeluarkan
suara seruan nyaring, dia telah melancarkan serangan dengan
sepasang tangannya yang kecil itu. Justru jurus yang
diturunkan oleh Sin Kun Bu Tek merupakan ilmu yang hebat
dan cukup luar biasa. Tojin itu waktu melihat Sin Han memukul, dengan tenang
dia menerima serangan tersebut. Dia telah memasang dadanya,
sehingga dadanya itu terpukul keras juga.
"Bukkk !" bukannya Tojin itu yang kesakitan, bahkan Sin
Han sendiri yang telah kesakitan, dan menarik cepat2
tangannya. Tojin itu telah tertawa melihat Sin Han kesakitan seperti
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu, dia telah berkata dengan suara mengejek : "Hemm, apakah
engkau ingin merasakan lagi siksaan dariku " Ayo jalan,
tunjuki aku dimana beradanya si tua bangka she Lo itu !"
Melihat sikap tojin itu dan juga tadi dia telah merasakan
akibat dari cekalan tangan maupun dibanting keras, membuat
Sin Han tidak berani terlalu berkepala batu lagi.
"Totiang, memang sesungguhnya aku tidak mengetahui
dimana sekarang suhu berada !" kata Sin Han. "Tetapi aku
tentu saja tidak keberatan untuk mengelilingi kampung ini
untuk mencari guruku itu ! Tetapi yang pasti, suhu berada
dimana pada saat2 sekarang ini sama sekali aku tidak
mengetahuinya !" Sin Han ber-kata2 dengan memperlihatkan
sikap yang ber-sungguh2. Tetapi si tojin tampaknya tidak puas, dia mengebutkan
perlahan lengan jubahnya, katanya dengan nyaring, "Hemm,
engkau tidak perlu banyak alasan! Yang penting sekarang
engkau harus menunjukkan dimana gurumu itu, si tua bangka
she Lo berada, sehingga engkau tidak akan menerima siksaan2
yang jauh lebih hebat dariku....!"
Koleksi kang zusi.com 279
Sin Han menghela napas. Dia telah ngeloyor meninggalkan
tempat itu untuk mengelilingi kampung.
Si Tojin mengawasi dari belakang, dia tak mau berjalan
dimuka, hanya mengikuti Sin Han dari belakang saja.
Sedangkan saat itu Sin Han sering berpikir, apakah dia
berusaha melarikan diri pula, atau memang mengikuti saja
perintah2 tojin itu. Sambil berjalan Sin Han telah berpikir keras, dan dia tidak
tahu apa yang harus dilakukannya, karena jika dia melarikan
diri, tentu dengan mudah tojin itu akan dapat menyusulnya,
sebab tojin itu memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali.
Tetapi jika dia berdiam diri dikuasai si pendeta, tentu saja
dia akan terikat, kemungkinan dia akan disiksa dan dipersakiti
oleh imam itu. Tojin itu juga rupanya mengetahui bahwa Sin Han, yang
telah menjadi tawanannya itu tengah berpikir dan berusaha
untuk mencari kesempatan melarikan diri.
Itulah sebabnya tojin tersebut mengikuti dengan jarak yang
tidak terlalu jauh. Walaupun dia tidak menuntun Sin Han,
namun dia tetap berwaspada, jika sampai anak itu bermaksud
melarikan diri, niat tentu akan dibatalkan dengan cepat, karena
jarak terpisahnya tidak begitu jauh, sehingga mempermudah
tojin itu untuk menangkap dan memberikan hajaran lagi kepada
Sin Han. Waktu itu, Sin Han melihat kesempatan untuk melarikan
diri sama sekali tidak ada.
Tetapi anak ini memang cerdas dan cerdik sekali
pikirannya, sebab itu untuk sementara waktu Sin Han tidak
memperlihatkan sikap seperti ingin melarikan diri, dia patuh
saja kepada setiap kata2 tojin itu. Dan jika memang nanti
bertemu dengan gurunya, diapun tentu bisa bebas kembali.
Koleksi kang zusi.com 280
Namun, dimana gurunya itu harus dicari " Sin Han masih
tidak mengetahui kearah mana mencari gurunya itu, sedangkan
si tojin telah beberapa kali mengeluarkan suara ejekan dan
hinaan kepadanya dan juga untuk Sin Kun Bu Tek.
Memang hati Sin Han mendongkol bukan main, dia
berusaha menindih perasaan mendongkolnya itu dan tidak
diperlihatkan dimukanya. Hanya saja diam2 Sin Han telah
berpikir dihatinya : "Jika nanti kau telah bertemu dengan
guruku, kau baru mengetahui bahwa Sin Kun Bu Tek seorang
gagah perkasa." "Cepat tunjukkan tempat persembunyian si tua bangka
pengemis she Lo itu ! Jika kau sengaja mengajak aku mutar2
keliling kampung hemm, hemm, kedua kakimu itu akan
kupatahkan !" Mendengar perkataan si tojin, Sin Han jadi bergidik.
Karena tidak mustahil si pendeta akan membuktikan
ancamannya itu. Lagi pula nada suara pendeta tersebut
memperlihatkan kegusarannya dan bengis sekali.
"Aku memang ingin mencari guruku itu !" kata Sin Han
setelah tertegun sejenak. "Dengan adanya guruku, tentu engkau
tidak akan menghina aku lagi....."
"Hmm, jadi engkau maksudkan gurumu itu seorang
pendekar gagah perkasa yang tanpa tanding " Hmmmm,
hemmmm sayang tua bangka pengemis she Lo itu tidak ada
disini, jika nanti kita telah berhasil menemui jejaknya, aku
akan memperlihatkan kepadamu bagaimana sesungguhnya
pengemis busuk itu."
Sin Han bungkam tidak memberikan komentar apa2, dia
hanya berjalan terus. Si tojin juga sudah tidak mengomel lagi, hanya mengikuti
dibelakang Sin Han. Koleksi kang zusi.com 281
Tojin ini telah melihat bahwa Sin Han memang tidak
berdusta, karena dari gerak geriknya dapat dilihat bahwa anak
ini memang tengah mencari gurunya juga.
Tetapi setelah lewat lagi sekian lama, mereka masih belum
berhasil menjumpai Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang, maka
kemarahan tojin itu jadi meluap lagi.
"Hmm, sudahlah !" kata tojin itu dengan suara yang sangat
keras. "Walaupun aku tidak tisa berhasil mencari si tua bangka
pengemis itu, yang bisa main sembunyikan ekor, maka biarlah
engkau saja yang mewakilinya....."
Dan setelah berkata menghampiri Sin Han. begitu, tojin tersebut telah Matanya memancarkan sinar yang keji sekali, dia juga telah
mengangkat tangan kirinya, untuk melancarkan serangan ke
diri anak itu. Walaupun untuk menepuk batok kepala Sin Han yang
cukup keras, tetapi tojin itu hanya mempergunakan dua bagian
dari tenaga dalamnya. Angin serangan itu berkesiuran, dan hati Sin Han tercekat
kaget. Bagaimana dia bisa menangkis atau mengelakkan dari
dari serangan itu ?"
Maka akhirnya Sin Han pasrah saja, dia berdiam diri
dengan memejamkan matanya.
Disaat yang bersamaan waktu telapak tangan dari si tojin
hanya berpisah beberapa dim dari batok kepalanya, tiba2
tampak sesosok bayangan telah berkelebat dengan cepat sekali.
Gerakan tangan tojin itu sudah cepat, karena dia menyerang
dengan pukulan yang aneh, tetapi justru orang yang baru
muncul itu lebih gesit lagi, sebab disaat dia mengayunkan
tangannya, tangan tojin tersebut berhasil ditangkisnya.
Koleksi kang zusi.com 282
Sehingga membuat si tojin jadi gusar bukan main, dia telah
melompat mundur beberapa langkah ke belakang dengan muka
yang merah padam. "Hemmm, rupanya engkau ?" tanya si-tojin sambil
memandang orang yang muncul itu. Diapun telah melanjutkan
pula : "Memang aku sejak tadi telah men-cari2mu. Rupanya
engkau tadi sengaja bersembunyi dan sekarang baru
memperlihatkan dirimu !"
Sin Han yang sejak tadi memejamkan matanya saja, telah
membuka kembali pelupuk matanya, dan alangkah senangnya
dia waktu mengenali orang yang baru muncul menolonginya
itu. "Suhu...!" teriaknya.
Orang yang baru muncul itu memang tidak lain daripada
Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang, yang saat itu tengah berdiri
menghadapi si tojin dengan sikap mengejek.
"Hidung kerbau, mengapa engkau menghina muridku ?"
tanyanya kemudian. Si imam yang dipanggil sebagai "hidung kerbau" marah
bukan main, dia telah memandang dengan sorot mata yang
tajam sambil katanya, "Sin Kun Bu Tek, kedatanganku kemari
untuk membuat pertemuan denganmu guna menentukan siapa
yang kalah dan siapa yang tewas...!"
Tetapi Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang menyambuti
perkataan tojin itu dengan sikap yang dingin sekali.
"Hemm, engkau ingin mengadu kepandaian " Aku
menasehatimu, bahwa dalam mengadu kepandaian, salah
seorang diantaranya ada yang menang, dan ada yang kalah !
Maka jika nanti engkau keluar sebagai pemenang, tentu engkau
tidak akan memperoleh apapun juga... Tetapi jika memang
Koleksi kang zusi.com 283
dalam hal ini engkau kalah, tidakkah engkau akan menderita
malu ditertawakan orang2 rimba persilatan ?"
Ditanya begitu, si tojin tertawa mengejek, diapun telah
berkata dengan suara yang dingin: "Engkau tidak perlu
menasehatiku ! Ketahuilah beberapa orang adik maupun kakak
seperguruanku telah jatuh ditanganmu ! bahkan adik kami yang
ketiga, telah dibinasakan engkau ! Dalam hal ini disamping aku
mengadu kepandaian, akupun ingin memperhitungkan dendam
belasan tahun yang lalu !!" selesai berkata si tojin telah
mengebutkan hudtim ditangannya.
Dari kebutan hudtimnya itu menyambar angin yang kuat
sekali, karena tojin itu menyadari Sin Kun Bu Tek merupakan
lawan yang berat. Tetapi Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang hanya berdiri
tenang2 di tempatnya, dia memandangi saja datangnya
serangan tersebut. Waktu tangan kiri tojin itu akan mencengkeram baju bagian
dada, Sin Kun Bu Tek baru menyambuti dengan satu
sampokan. Luar biasa kebutan hudtim ditangan si tojin itu, maka jika
memang terkena pada sasarannya niscaya akan menyebabkan
dia terluka parah atau binasa....
Tetapi Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang memang memiliki
kepandaian yang telah tinggi, dia tidak menjadi gugup waktu
diserang pula dengan pukulan2 tangan si tojin yang dicampur
juga dengan kebutan2 hudtimnya.
Keadaan seperti ini membuat tojin itu jadi tambah
penasaran, dia telah mengerahkan seluruh tenaga lwekangnya
untuk menyerang Sin Kun Bu Tek.
Koleksi kang zusi.com 284
Tetapi Sin Kun Bu Tek memang memiliki ginkang dan
kepandaian yang cukup tinggi, dia telah menyambuti serangan
tojin itu dengan kekerasan pula.
Sin Kun Bu Tek memang yakin bahwa dia akan dapat
merubuhkan tojin ini. Maka walaupun si tojin telah
melancarkan serangan yang sangat kuat, dia telah membarengi
pula dengan tendangan kakinya.
Tendangan kaki Sin Kun Bu Tek luar biasa cepatnya,
sehingga tojin itu jadi mengeluarkan seruan kaget.
Waktu beberapa saat yang lalu dia men-cari2 jejak Sin Kun
Bu Tek, hatinya yakin bahwa dia akan berhasil menundukkan
Sin Kun Bu Tek dalam beberapa jurus saja. Namun sekarang,
begitu mereka bertempur, disaat itu juga tojin itu merasakan
bahwa kekuatan lwekang dan kepandaian si pengemis tidak
berada disebelah bawahnya.
Tetapi karena diliputi kegusaran dan marah, tojin itu telah
menggerakkan kedua tangannya lagi dengan gerakan yang
sangat kuat. Serangan mana telah membuat Sin Kun Bu Tek sementara
waktu harus mengelakkan diri dulu.
Tojin itu jadi girang, dia telah melancarkan serangan yang
jauh lebih hebat. Terbangun semangat tojin itu waktu melihat
Sin Kun Bu Tek mulai terdesak dan disaat itupun terlihat
betapa si pengemis sibuk mengelakkan diri, maka si tojin
berulang kali mengeluarkan suara seruan nyaring, sambil
tangannya itu digerakkan, dimana hudtimnya telah menyambar2 bagaikan seekor naga dan juga tangannya telah
dipergunakan untuk mencengkeram.
Sin Kun Bu Tek mengetahui, tidak bisa dia bertempur
dengan cara2 seperti itu. Maka dengan mengeluarkan suara
bentakan keras, tahu2 kedua kepalan tangannya yang sangat
Koleksi kang zusi.com 285
kuat dan tangguh itu, telah menyambar silih berganti ke
bagian2 yang mematikan ditubuh tojin itu.
Tentu saja tojin itu harus mengelakkan diri sambil menarik
pulang serangannya. Tetapi belum lagi tojin itu berhasil
memperbaiki kedudukan kedua kakinya, ternyata si pengemis
tua she Lo itu telah melancarkan serangan lagi dengan gencar.
Lo Ping Kang terkenal dengan julukannya, yaitu kepalan
sakti tanpa tandingan. Maka dari itu bisa dibayangkan betapa
hebatnya kedua kepalan tangannya itu.
Namun sebagai seorang tokoh persilatan yang memiliki
kepandaian cukup tinggi, tojin itu tidak menjadi gugup. Dia
telah memutar Hudtimnya dengan cepat sekali, lingkaran
hudtimnya itu melindungi sekujur tubuhnya agar tidak sampai
terserang oleh kepalan tangan Sin Kun Bu Tek.
Waktu itu Sin Han hanya menyaksikan dari samping
dengan hati berdoa agar gurunya yang bisa memperoleh
kemenangan, karena tojin itu jadi sangat jahat dan telah
menyiksa dirinya. Sin Kun Bu Tek dan tojin itu telah terlibat dalam suatu
pertempuran yang seru sekali, masing2 telah mengeluarkan
ilmu simpanan mereka. Si Tojin sendiri dengan mempergunakan Hudtimnya itu,
tampaknya semakin lama semakin gagah, maka tidak mudah
buat Sin Kun Bu Tek untuk merubuhkan lawannya.
Waktu itu si tojin juga tidak tinggal diam, dia telah berpikir,
"Si pengemis memang tangguh dan gagah, tetapi.....Hemm,
coba nanti lihat, apakah aku yang dapat menundukkanmu atau
engkau yang bisa merubuhkan diriku ! Kepandaian kita hampir
berimbang, dan si pengemis hanya menang seurat dariku !
Maka jika aku bisa melibatkan dia dengan mempergunakan
Koleksi kang zusi.com 286
jurus Ban Hoa Ie (Hujan bunga selaksa), tentu aku bisa
merubuhkan si pengemis busuk ini...!"
Karena berpikir begitu, tampak si tojin telah mempergencar
serangannya, dengan hudtimnya justru tojin itu ingin melibat
Sin Kun Bu Tek. Sin Kun Bu Tek pun berpikir : "Kepandaian imam ini tidak
berada disebelah bawahku...! Hemm, tampaknya dia tidak
mudah untuk dirubuhkan..!"
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sin Kun Bu Tek baru berpikir sampai disitu, justru disaat
tersebut dia telah melihat si tojin merobah cara menyerangnya,
sehingga pengemis itu jadi terkejut juga. Dia telah berusaha
memusatkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya untuk balas
menyerang. Keadaan seperti ini telah membuat si tojin agak sulit untuk
melancarkan serangan yang mengikat si pengemis, karena
justru Sin Kun Bu Tek selain mengandalkan lwekangnya yang
tinggi, juga kedua kakinya melakukan tendangan yang silih
berganti, membuat tojin itu agak repot untuk mengelakkan diri
dari serangan2 itu. Suatu kali Sin Kun Bu Tek melihat ada kesempatan dimana
tojin itu tengah mengangkat hudtimnya, untuk melakukan
penyerangan, sedangkan jarak keduanya sangat dekat sekali.
Maka ketika si tojin mengangkat hudtimnya, pertahanan
didadanya terbuka, sehingga membuat Sin Kun Bu Tek jadi
girang bukan main. Dia mana mau membuang kesempatan
yang ada ini " Dengan mengerahkan tenaga lwekangnya
dikedua kepalan tangannya, tangan kirinya telah melancarkan
serangan kearah dada, kemudian tangan kanannya dipakai
untuk menggempur perut si Tojin.
Koleksi kang zusi.com 287
Hebat kesudahannya, karena dengan mengeluarkan suara
yang keras: "Bukkk! Dukk!" dada dan perut tojin itu kena
digempur hebat sekali. Begitu terkena serangan si pengemis, tojin itu
mengeluarkan suara teriakan yang sangat nyaring, tubuhnya
telah terpental keras sekali.
Sin Kun Bu Tek telah menghampiri tubuh si tojin yang
tengah terguling diatas tanah itu. Sebetulnya Sin Kun Bu Tek
ingin melancarkan serangan lagi, tapi ketika melihat si tojin
merangkak berdiri dan kemudian memuntahkan darah segar
sebanyak tiga kali, si pengemis tua she Lo itu telah
membatalkan maksudnya untuk menyerang kepada tojin itu
lagi. "Sekarang engkau telah melihat, manusia hidung kerbau
seperti engkau tidak dapat menandingi Sin Kun Bu Tek, bukan
?" ejek si pengemis.
Waktu itu si tojin telah berhasil berdiri dengan tubuh yang
ter-huyung2 dan dia telah mengawasi Sin Kun Bu Tek dengan
sorot mata yang tajam. "Hmm, aku tidak akan melupakan hadiah ini !" katanya
dengan suara yang agak serak, karena disaat itu si tojin telah
memuntahkan lagi darah segar sebanyak tiga kali.
Sin Kun Bu Tek tertawa lebar.
"Hemm, jika engkau ingin membalas dendam, aku tidak
bisa mengatakan apa2, tetapi sekarang ini jika memang aku
menghendakinya, maka mudah sekali aku membinasakanmu
disini...." Muka tojin itu jadi berobah merah.
"Aku tidak akan membiarkan engkau berlalu begitu enak,
karena tadi engkau telah menghina dan menyiksa muridku !
Nah, sekarang kau coba rasakan tanganku ini !" dan setelah
Koleksi kang zusi.com 288
berkata begitu, sepasang tangan Sin Kun Bu Tek telah bergerak
melancarkan serangan lagi, namun si tojin yang tengah
menoleh melihat serangan Sin Kun Bu Tek, maka dia bisa
mengelakkannya. Tanpa balas menyerang atau memaki,
tampak tojin itu telah melompat untuk berlalu.
Sin Kun Bu Tek telah puas mempermainkan tojin itu.
Sin Han cepat2 menghampiri gurunya, dimana Sin Kun Bu
Tek telah mempergunakan secarik kain untuk membersihkan
luka muridnya itu. "Kepandaian tojin itu cukup tinggi, tidak berada disebelah
bawahku.... maka jika memang kami bertempur terus, sulit
bagiku untuk merubuhkannya ! untung saja tadi tojin itu
melakukan gerakan yang melowongkan pertahanan dadanya,
sehingga aku berhasil melancarkan serangan kepadanya dan
membuat dia terluka didalam...coba kalau tojin itu berlaku
tenang, tentu sulit bagiku untuk merubuhkannya !"
"Siapakah tojin jahat itu suhu?" tanya Sin Han setelah
gurunya itu membersihkan noda-noda darah dimukanya.
Si pengemis mengangkat bahunya. "Aku sendiri baru
pertama kali ini melihatnya, entah siapa dia dan berasal dari
perguruan mana. Ilmu silatnya cukup hebat karena itu sulit aku
men-duga2 dari pintu perguruan mana tojin itu....."
"Tetapi tojin itu jahat sekali, suhu, dia telah menyiksa aku
tanpa mengenal kasihan lagi..!" kata Sin Han kemudian dengan
sikap yang manja. "Sudahlah, bukankah aku telah membalas kemendongkolanmu itu dengan merobohkan si tojin hidung
kerbau itu" Bukankah diapun telah memuntahkan darah
segar?" Sin Han mengangguk, tampaknya anak ini puas melihat
gurunya telah berhasil mempermainkan si tojin.
Koleksi kang zusi.com 289
Waktu itu tampak cuaca mulai menjelang lohor, dari balik
bajunya yang penuh tambalan itu si pengemis telah
mengeluarkan dua potong ayam panggang dan beberapa
macam kue dan sayur lainnya. Guru dan murid itu segera
mengisi perut. Sin Kun Bu Tek mengajak Sin Han melanjutkan
perjalanannya lagi setelah beristirahat.
"Kita akan pergi ke Kanglam, daerah itu merupakan daerah
yang sangat permai, dan penuh kelembutan sebab udara di
selatan itu sangat baik dan tanahnya subur ! Tahukah engkau,
karena kagumnya, beberapa orang pujangga telah menulis syair
yang bunyinya sebagai berikut : "Kanglam merupakan
sorganya dunia...!" dari kata2 itu saja engkau sudah bisa
membayangkan betapa indahnya Kanglam."
Sin Han girang bukan main, dia sampai me-nepuk2 tangan
beberapa kali. "Tentu disana aku bisa ber-main2 sepuas hati ... !" kata Sin
Han dengan suara yang riang.
Sin Kun Bu Tek tersenyum mendengar perkataan muridnya
itu, dia telah berkata perlahan : "Muridku, walaupun daerah
disana indah luar biasa, engkau tidak bisa ber-main2 saja,
latihan ilmu silatmu harus ditekuni agar engkau bisa
menguasainya dengan baik...!"
"Ya, tecu juga selalu akan mengingat dan menyimpan
semua nasehat suhu...tetapi dengan berada di daerah yang
permai seperti Kanglam, berarti aku bisa menyaksikan
keindahan yang menakjubkan...! mengenai latihan ilmu silat
seperti suhu lihat sendiri, bukankah aku tidak pernah lalai ?"
Kembali Sin Kun Bu Tek tersenyum sabar, dia telah mengusap2 kepala Sin Han dengan penuh kasih sayang.
Koleksi kang zusi.com 290
Setelah beristirahat lagi sejenak, si pengemis melompat
berdiri katanya : "Mari kita berangkat!"
Sin Han juga telah bangun berdiri, tetapi baru saja mereka
ingin mengayunkan langkah kakinya, tiba2 mata Sin Han telah
terpentang lebar2. Begitu juga dengan gurunya, Sin Kun Bu Tek Lo Ping
Kang, yang matanya telah terbuka lebar2, mengawasi ke suatu
tempat dibawah pohon. Ternyata dibawah pohon itu terdapat segerombolan ular2
yang berukuran tidak menentu, ada yang panjang dan ada yang
pendek, warnanya juga ber-macam2, ada yang hijau, ada pula
yang merah dan coklat. Jumlah ular itu sekitar seratus ekor
tengah menggeleser ditanah, lidah ular2 itu terjulur keluar dan
mereka mendesis dengan suara yang menakutkan sekali.
"Aneh sekali !" kata Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang dengan
suara tertahan. "Dari mana saja ular2 itu yang terdiri dari
berbagai jenis.... yang mengherankan sekali justru mereka bisa
berkumpul menjadi satu seperti itu....!" Sin Kun Bu Tek tidak
bisa melanjutkan perkataannya, karena ular2 itu telah
menggeleser menghampiri kearah mereka.
"Mari kita pergi....!" ajak Sin Kun Bu Tek yang ingin
menjauhi ular2 itu. "Binatang melata seperti itu tidak perlu kita
lawan, walaupun kepandaian kita tinggi dan tingkat kita
sempurna, tetapi jika harus menghadapi ular2 berjumlah begitu
besar, bagaimana kita bisa menghindarkan diri ?"
Sin Han hanya menurut saja ajakan gurunya, memang anak
ini tengah ketakutan dan jijik melihat ular2 yang jumlahnya
banyak sekali. Tetapi waktu mereka baru memutar tubuh berjalan empat
langkah, dari arah depan mereka mendatangi segerombolan
Koleksi kang zusi.com 291
ular2 berbagai jenis itu. Jadi tegasnya mereka seperti terkurung
oleh barisan ular itu. Waktu Sin Han dan Sin Kun Bu Tek menoleh lagi kearah
lainnya, didua tempat kiri dan kanan mereka juga tampak
barisan ular yang menyeramkan sekali dan tengah menggeleser
mendatangi kearah Sin Kun Bu Tek dan Sin Han.
Sin Han jadi ketakutan bukan main melihat jumlah ular
yang demikian banyak, dia sampai mendekati gurunya, seperti
ingin meminta perlindungan.
Sin Kun Bu Tek sendiri jadi bingung untuk menghadapi
barisan ular seperti itu, karena jika memang dia
mempergunakan gin-kangnya (ilmu meringankan tubuhnya),
tidak nantinya dia bisa melompat sampai enam atau tujuh
Koleksi kang zusi.com 292
tombak, sedangkan jumlah ular itu sangat banyak dan berbaris
panjang sekali, sampai belasan tombak.
Sin Kun Bu Tek jadi mengeluh.
Dia memang gagah dan memiliki kepandaian yang tinggi,
tetapi menghadapi barisan ular ini ternyata dia tidak berdaya
dan tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Dia pun
jijik bukan main. Barisan ular itu telah mendatangi semakin dekat, sehingga
Sin Kun Bu Tek dan muridnya telah terkurung oleh barisan
ular itu. Tetapi waktu ular2 itu sedang mengurung Sin Han dan Sin
Kun Bu Tek dalam bentuk lingkaran satu tombak, tiba2
ditengah udara lewat sepasang burung merpati, yang
mengeluarkan suara pekik yang beruntun.
Melihat burung merpati itu, muka Sin Kun Bu Tek jadi
berobah. "Siang Niauw Pek Sian !" berseru Sin Han dengan suara
tersendat, karena dia mengetahui dengan adanya sepasang
burung merpati itu, berarti hadir juga Siang Niauw Pek Sian
majikan burung itu. Sin Kun Bu Tek juga telah berpikir : "Menghadapi ular2 ini
saja sudah sulit karena ular2 ini tampaknya terlatih sekali !
Entah siapa pemiliknya...! Dan sekarang ditambah pula dengan
munculnya Siang Niauw Pek Sian, tentu keadaan jadi lebih
rumit." Suara pekik burung merpati itu telah menyebabkan ular2
yang ada disekitar tempat itu mengangkat kepalanya dengan
lidah terjulur, tampaknya binatang melata ini tengah
menghadapi sesuatu yang dihormatinya.
Tidak lama kemudian, dari kejauhan terdengar samar2
suara pekikan dan disaat itu pula Sin Kun Bu Tek dan Sin Han
Koleksi kang zusi.com 293
jadi memandang sekelilingnya, karena orang yang
mengeluarkan suara pekikan yang menyerupai suara tertawa
dan menangis itu, semakin lama semakin dekat. Sin Kun Bu
Tek tahu, bahwa yang mengeluarkan suara pekikan itu tidak
lain dari pada tokoh iblis Siang Niauw Pek Sian. Tetapi
sebegitu jauh, belum terlihat orangnya.
Ular2 yang jumlahnya ribuan ekor itu, ketika mendengar
suara pekik yang menyeramkan itu, telah menundukkan
kepalanya masing2, sikap ular2 itu seperti juga tengah
menantikan munculnya orang yang mengeluarkan pekikan itu,
untuk memberi hormat. Kedua burung merpati putih yang bulunya halus dan indah
itu, telah menukik dengan serentak, menyambar seekor ular
yang berukuran tidak begitu besar.
Ular yang disambar oleh burung merpati itu sama sekali
tidak meronta atau mengeluarkan desiran, hanya berdiam diri
saja. Kedua burung merpati itu telah terbang tinggi kembali,
mereka telah menarik tubuh ular itu, maka putuslah tubuh ular
itu. Kedua burung merpati itu terbang lagi kebawah dan berdiri
disebuah batu yang cukup besar, lalu mematuki ular tersebut,
untuk dijadikan santapan mereka !
Melihat itu Sin Han dan Sin Kun Bu Tek telah memandang
heran, karena mereka tidak mengerti mengapa ular beracun
seperti itu bisa tunduk dan diam saja dibinasakan oleh kedua
burung merpati itu. Sehingga perasaan ngeri telah meliputi hati Sin Han, dan
begitu juga dengan Sin Kun Bu Tek, pengemis tua ini juga
terkejut sekali, tetapi dia bisa mempertahankan dirinya untuk
menindih perasaan ngerinya terhadap ribuan ekor ular itu.
Koleksi kang zusi.com 294
Bahkan Sin Kun Bu Tek ingin melihat perkembangan
selanjutnya. Untuk keluar dari lingkaran barisan ular itu, jelas
mereka tidak bisa. Tetapi untuk berdiam diri saja juga tidak
bisa. Dengan cepat Sin Kun Bu Tek berpikir untuk mencari jalan
keluar. Waktu itu, suara pekik yang menyeramkan dari Siang
Niauw Pek Sian, telah terdengar lebih keras lagi.
Dan tidak lama kemudian muncullah orang tersebut, Siang
Niauw Pek Sian yang memiliki mata dan muka menyeramkan.
Waktu sampai ditempat itu, Siauw Niauw Pek Sian telah
melihat Sin Kun Bu Tek dan muridnya, maka Siauw Niauw
Pek Sian mengeluarkan suara yang mengejek, katanya dengan
suara yang tawar, "Kita rupanya berjodoh...sekarang kita telah
bertemu lagi !!" Dan setelah berkata begitu, Siauw Niauw Pek Sian tertawa
ber-gelak2, dia mengayunkan kakinya untuk melangkah
memasuki gelanggang dimana barisan ular itu memenuhi tanpa
terdapat lowongan sedikitpun juga.
Tetapi anehnya waktu Siauw Niauw Pek Sian melangkah
masuk melewati barisan ular itu justru ular2 itu yang
menyingkir kesamping.
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sin Kun Bu Tek telah menyahuti : "Memang tidak pernah
kusangka, bahwa dunia ini terlalu sempit, sehingga kita bisa
saling bertemu lagi...!"
"Hemm, kalian lihat bukan barisan ular. Ular2 itu adalah
mainan isteriku.... jika mainanku adalah burung merpati itu,
yang patuh terhadap setiap perintahku. Justru istriku itu
memelihara ular sebanyak ini untuk membantu aku, agar
burung2 merpatiku tidak kelaparan....! setiap hari burung
merpati itu bisa makan daging ular !!"
Koleksi kang zusi.com 295
Kembali Siang Niauw Pek Sian telah tertawa ber-gelak2
lagi. Sin Kun Bu Tek tertawa dingin, dia telah berkata : "Kau
memang manusia rendah yang tidak tahu malu ! Hemm, hal ini
membuktikan bahwa engkau mengangkat nama di kalangan
kangouw bukan mengandalkan kepandaianmu, hanya
mengandalkan burung2 merpatimu dan ular2 itu...!"
Siang Niauw Pek Sian jadi gusar bukan main, dia telah
mengeluarkan suara seruan yang keras sekali. Seruan mana
telah membuat Sin Kun Bu Tek dan Sin Han merasakan telinga
mereka seperti tuli. Jika Sin Kun Bu Tek dapat
mempertahankan getaran suara itu dengan menyalurkan tenaga
dalamnya, justru Sin Han yang masih memiliki kepandaian
rendah, telah rubuh terguling.
Sin Kun Bu Tek menjadi kaget, cepat2 dia berjongkok
untuk membangunkan muridnya itu. Dia juga telah menotok
beberapa jalan darah di tubuh Sin Han, sehingga muridnya itu
telah sadar kembali. Siang Niauw Pek Sian membiarkan Sin Kun Bu Tek
menolongi muridnya, tetapi disaat itu, diapun tidak hentinya
mengeluarkan suara pekikan yang sangat keras, yang disertai
dengan kekuatan tenaga lwekangnya.
Begitu tersadar, Sin Han pingsan lagi karena getaran suara
yang sangat kuat dari Siang Niauw Pek Sian.
Sin Kun Bu Tek jadi tambah mendongkol, dia sampai
memaki Siang Niauw Pek Sian, hatinya juga telah berpikir :
"Biarlah Sin Han pingsan dahulu...aku harus menghadapi
manusia berhati srigala ini...."
Maka dari itu Sin Kun Bu Tek meletakkan tubuh muridnya
ditanah, sedangkan dia sendiri telah melompat berdiri dengan
muka memancarkan kegusaran yang sangat.
Koleksi kang zusi.com 296
"Siang Niauw Pek Sian !" seru Sin Kun Bu Tek dengan
suara yang mengandung kegusaran. "Engkau keterlaluan sekali
! Janganlah engkau melakukan perbuatan licik dengan
meminjam tenaga sihir maupun binatang melata itu....jika
memang benar2 Hohan, tentu engkau akan menghadapi aku
dengan ilmu silatmu....!"
Siang Niauw Pek Sian berhenti memekik, dengan muka
yang sangat merah seperti kepiting direbus, sebab dia gusar
sekali, disaat itulah dia telah berkata dengan suara yang
mengandung hawa pembunuhan : "Pengemis bau, engkau tidak
perlu banyak bicara !" katanya kemudian, "Jika memang
engkau merasakan aku bermain licik, aku persilahkan engkau
menyerang aku.. kita akan mengadu kepandaian secara jujur,
agar hatimu puas...!"
Lo Ping Kang tertawa dingin, dia telah berkata dengan
suara yang tawar, "Baik ! Baik ! Tetapi janji seorang Hohan
sama seperti seekor kuda yang telah dipecut lari...engkau tidak
bisa memungkiri lagi kata2mu .. ! Nah, sekarang perintahkan
ular2 itu untuk pergi... agar kita bisa bertempur lebih leluasa."
Siang Niauw Pek Sian tertawa mengejek mendengar
perkataan si pengemis tua she Lo itu.
"Ular2 itu dipelihara isteriku, maka mana aku bisa
perintahkan ular2 itu untuk pergi" Terlebih lagi burung
merpatiku itu belum makan kenyang....! Biarlah kita bertempur
disini saja....!" Mendengar perkataan Siang Niauw Pek Sian, Lo Ping Kang
masih ragu2, dia telah mengawasi kearah barisan ular yang
tengah berjajar itu. "Kenapa" Apakah engkau kuatir kalau nanti setelah aku
terdesak olehmu ?" Koleksi kang zusi.com 297
"Benar ! Tepat sekali !" kata Sin Kun Bu Tek kemudian
dengan suara yang ragu2. "Hemmm....aku tidak akan sehina itu !" kata Siang Niauw
Pek Sian dengan marah. "Akupun mengetahui, dengan
memiliki kepandaian seperti engkau sekarang ini, tidak lebih
dari sepuluh jurus engkau telah dapat dirubuhkan !"
"Baiklah," kata Sin Kun Bu Tek sambil tertawa kecil
mengejek. "Marilah buktikan perkataan itu !"
Siang Niauw Pek Sian gusar bukan main, dia telah
mengeluarkan suara pekikan dengan bola mata yang berubah
menjadi merah. Sin Kun Bu Tek tidak berani menatap mata Siang Niauw
Pek Sian, yang seperti mengandung kekuatan gaib, maka dari
itu, sambil melirik, dia hanya memandang bagian2 tubuh
lawannya yang sangat berbahaya.
Sin Kun Bu Tek juga menyadari sekali saja dia terjatuh
dalam lingkaran mata Siang Niauw Pek Sian, niscaya dirinya
akan terjatuh dalam cengkeraman Siang Niauw Pek Sian.
Keadaan seperti ini telah membuat Sin Kun Bu Tek jadi
berlaku hati2 sekali, karena Siang Niauw Pek Sian telah
berusaha beberapa kali untuk menguasai lawannya dengan
kekuatan ilmu hitamnya (semacam ilmu gaib).
Namun, disebabkan Sin Kun Bu Tek memang bukannya
seorang yang lemah, dia dapat menghadapinya dengan
berusaha menenangkan dirinya sebisa mungkin.
Rupanya Siang Niauw Pek Sian mendongkol dan penasaran
sekali melihat Sin Kun Bu Tek bisa bertahan demikian lama.
Sedangkan saat ini telah berlangsung delapan jurus gerakan,
hanya sisa dua jurus lagi bagi Siang Niauw Pek Sian untuk
merubuhkan lawannya. Koleksi kang zusi.com 298
"Ayo keluar semua kepandaianmu, aku tidak percaya
engkau bisa merubuhkan aku dengan mengandalkan sepuluh
jurus saja," kata Sin Kun Bu Tek dengan suara yang bengis
sekali sambil tetap waspada terhadap serangan2 Siang Niauw
Pek Sian yang aneh2 gerakannya!
Tetapi Siang Niauw Pek Sian juga memiliki kepandaian
yang luar biasa, maka dalam keadaan terdesak dan terjepit
seperti itu, cepat sekali Siang Niauw Pek Sian menangkis
dengan mendorong telapak tangan Sin Kun Bu Tek. Ketika
tangan mereka saling bentur satu dengan yang lainnya, Siang
Niauw Pek Sian telah mengeluarkan suara pekikan yang sangat
keras sekali. Tapi suara teriakan yang dikeluarkan oleh Siang Niauw Pek
Sian tidak bisa merubuhkan Sin Kun Bu Tek, walaupun suara
itu memiliki getaran lwekang yang kuat sekali, karena Sin Kun
Bu Tek telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menutup
pendengarannya. Kedua tangannya telah ditarik pulang sambil
melompat mundur satu langkah kebelakang.
@-dewikz~Hendra-@ Jilid 9 DIKALA Sin Kun Bu Tek menarik pulang tangannya,
disaat itu terlihat pergelangan tangan si pengemis telah
berwarna merah, karena tadi lengannya itu sangat keras
membentur lengan lawannya.
Dalam keadaan demikian, Sin Kun Bu Tek bertambah
semangat dalam bertempurnya. Bukankah dia hanya perlu satu
jurus lagi saja untuk menghadapi lawannya itu " Sembilan
jurus telah dilewatkan, dan kini hanya tinggal satu jurus untuk
Siang Niauw Pek Sian membereskan Sin Kun Bu Tek.
Koleksi kang zusi.com 299
"Sudah kukatakan, tua bangka seperti engkau tidak punya
guna dan hanya bisa membuka mulut temberang saja..!" kata
Sin Kun Bu Tek dengan suara yang nyaring. Dia sengaja
berkata begitu, karena memang Sin Kun Bu Tek bermaksud
untuk memancang kemarahan lawannya, dan jika lawannya
telah diliputi kemarahan, niscaya lawannya itu akan kehilangan
ketenangannya. Sin Han yang melihat keadaan kedua jago yang tengah bersiap2 untuk saling terjang itu, telah memandang dengan sikap
berkuatir sekali. Diantara siliran angin sore, tampak kedua orang itu
berusaha untuk mencari kelemahan lawannya masing2.
Waktu itu, Sin Kun Bu Tek melompat melancarkan
serangan, karena dia bermaksud untuk memancing lawannya
melancarkan serangan satu jurus lagi berarti dirinyalah yang
akan menang. Sebab Siang Niauw Pek Sian telah berjanji jika
dalam sepuluh jurus dia tidak bisa merubuhkan Sin Kun Bu
Tek, dia yang terhitung kalah.
Siang Niauw Pek Sian juga cerdik, tidak mau dia termakan
oleh pancingan yang diulurkan Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang,
justru waktu serangan Lo Ping Kang menyamber datang, Siang
Niauw Pek Sian telah melompat ke belakang beberapa langkah,
kemudian dia mengeluarkan suara teriakan yang sangat nyaring
sekali. Suara itu menggema menulikan anak telinga terpaksa Sin
Kun Bu Tek harus menjauhi diri mempergunakan kedua
tangannya menutup telinganya. Ketika mengetahui Siang
Niauw Pek Sian mulai melancarkan gempuran lewat ilmu
hitamnya, Sin Kun Bu Tek jadi berkuatir juga. Dia telah
mengempos semangatnya untuk menenangkan hatinya yang
bergoncang keras. Koleksi kang zusi.com 300
Cepat bukan main, Sin Kun Bu Tek telah melancarkan
gempuran lagi kepada lawannya !
Namun Siang Niauw Pek Sian tidak mau menyambutinya,
setiap kali serangan menyambar datang, dia telah
mengeluarkan suara pekikan yang sangat keras sekali.
Setiap kali Siang Niauw Pek Sian berteriak dengan suara
yang nyaring memekikkan anak telinga, Sin Kun Bu Tek selalu
harus melompat mundur menjauhi diri...
Semakin lama Sin Kun Bu Tek jadi semakin penasaran,
maka dia telah membentak : "Hei tua bangka, apakah engkau
tidak tahu malu, sehingga engkau harus main ilmu sihir seperti
itu, sedangkan aku hanya mempergunakan ilmu silat biasa !
Tidakkah kau takut ditertawakan oleh orang2 rimba persilatan
?" Siang Niauw Pek Sian tertawa ber-gelak2 dan diapun telah
menggerakkan kedua tangannya yang diputar cepat sekali.
Dalam keadaan demikian, Sin Kun Bu Tek harus cepat2
mengelakkan diri, karena serangan Siang Niauw Pek Sian yang
terakhir ini mengandung kekuatan yang luar biasa hebatnya.
Siang Niauw Pek Sian bermaksud akan mempergunakan
ilmu hitamnya guna merubuhkan si pengemis she Lo itu dan
lalu membinasakannya. Tetapi waktu Siang Niauw Pek Sian
tengah membaca manteranya, tiba2 terlihat dari sebelah
kanannya berkelebat sesosok tubuh yang gerakannya sangat
gesit, dan belum lagi kedua kaki orang itu mengenai tanah, dia
telah berseru dengan suara nyaring sekali : "Aha ... rupanya
Siang Niauw Pek Sian cuma berani menghina orang yang
memiliki kepandaian lebih rendah dari dia...."
Itulah ejekan yang sangat hebat sekali yang diterima oleh
Siang Niauw Pek Sian, karena seumur hidupnya belum pernah
dia menerima hinaan seperti itu.
Koleksi kang zusi.com 301
Dia telah memutar kepalanya memandang kepada orang
yang baru sampai itu, dia mengawasi dengan mata yang tajam
sekali. Waktu dia melihat jelas orang itu, seorang nenek tua
yang berusia diantara tujuh puluh tahun, Siang Niauw Pek Sian
jadi terkejut, tetapi dia sama sekali tidak memperlihatkan
perasaan terkejutnya itu diwajahnya.
"Kau Ceng-ie Hujin ?" tanya Siang Niauw Pek Sian dengan
suara yang sengaja dikeraskan, karena dia tidak mau kalah
gertak dengan si nenek, yang diketahuinya merupakan salah
seorang tokoh rimba persilatan yang memiliki kepandaian
sangat tinggi sekali. "Benar !" tertawa wanita tua itu, yang dipanggil oleh Siang
Niauw Pek Sian dengan sebutan Ceng-ie Hujin atau Nyonya
Berpakaian hijau. "Justru aku tidak gembira melihat orang
yang sudah tidak berdaya disiksa begitu olehmu ! Biarlah
urusan si pengemis itu kuambil alih, engkau boleh
menyerangku sekuat tenaga."
Mendengar perkataan Ceng-ie Hujin, muka Siang Niauw
Pek Sian jadi berobah tidak senang, karena dia gusar sekali.
Walaupun Siang Niauw Pek Sian telah yakin bahwa wanita tua
ada dihadapannya merupakan lawan yang berat sekali, tetapi
hinaan yang dilontarkan wanita tua itu tentu saja tidak bisa
diterima oleh Siang Niauw Pek Sian. Dengan mengeluarkan
suara teriakan yang sangat keras, tampak Siang Niauw Pek
Sian telah menerjang maju disertai juga dengan kedua
tangannya yang bergerak cepat sekali mengandung kekuatan
lwekangnya sebanyak enam bagian.
Sin Kun Bu Tek yang melihat munculnya Ceng-ie Hujin,
semula dia girang, tetapi akhirnya diapun jadi kecewa lagi,
karena dia segera teringat bahwa Ceng ie Hujin merupakan
seorang tokoh rimba persilatan yang sangat hebat dan memiliki
adat yang aneh ! Jika sekarang ini dia telah muncul
memperlihatkan diri, itupun bukan berarti Ceng-ie Hujin ingin
Koleksi kang zusi.com 302
menolonginya. Mungkin hanya disebabkan Ceng-ie Hujin
merupakan seorang wanita tua yang suka mengagulkan
kepandaiannya, dimana Ceng-ie Hujin tidak pernah mau
mengalah kepada siapapun juga.
Waktu itu serangan yang dilancarkan oleh Siang Niauw Pek
Sian sudah hampir tiba, cepat luar biasa Ceng-ie Hujin telah
menyambuti serangan Siang Niauw Pek Sian tanpa merasa
gentar sedikitpun juga, dia juga tidak merobah kedudukan
kedua kakinya. Dengan mengeluarkan suara "Buuuk !" yang keras sekali
kedua tangan dari Siang Niauw Pek Sian dan Ceng-ie Hujin
telah saling bentur. Walaupun baru satu jurus saja mereka bertempur, tetapi
Ceng-ie Hujin telah dapat melihatnya bahwa kepandaian Siang
Niauw Pek Sian bukanlah merupakan kepandaian apa2
baginya, hanya saja lwekang yang dimiliki oleh Siang Niauw
Pek Sian agak berlainan dengan lwekang yang umumnya.
Ceng-ie Hujin tidak bimbang lagi untuk merubuhkan Siang
Niauw Pek Sian, dengan jurus "Sie Bong Sie Kui" (Empat
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setan dengan empat nisan), tubuh Siang Niauw Pek Sian telah
dikurung rapat sekali oleh si nenek.
Hal ini membuat Siang Niauw Pek Sian jadi tambah
terkejut, karena walaupun bagaimana dia tidak mau sampai
dirubuhkan si nenek. Dengan cepat Siang Niauw Pek Sian telah mengucapkan
beberapa manteranya, mulutnya berkemak-kemik tidak
hentinya, dia rupanya telah berusaha mempergunakan ilmu
hitamnya untuk merubuhkan Ceng ie Hujin yang tangguh itu.
Tetapi waktu Siang Niauw Pek Sian telah membentak
dengan suara yang keras sekali dan jaluran angin serangan itu
menerjang kepada lawannya, Ceng ie Hujin telah tertawa
Koleksi kang zusi.com 303
dingin, dia juga berkata : "Hemm, ilmu hitam yang buruk
seperti ini mana bisa kau pergunakan untuk merubuhkan diriku
?" dan selesai berkata, tampak Ceng ie Hujin mengeluarkan
suara bentakan dan telah mendorongkan kedua telapak
tangannya itu kepada lawannya, maka tidak ampun lagi ilmu
hitamnya Siang Niauw Pek Sian telah terpukul mundur dan
berbalik menghantam dirinya sendiri.
Siang Niauw Pek Sian tidak menyangka akan terjadi urusan
seperti ini, dimana tenaga pengaruh ilmu hitamnya telah
berbalik menyerang dirinya, karena Ceng ie Hujin memang
memiliki kepandaian yang sangat tinggi dan lwekang yang
telah sempurna. Tetapi Siang Niauw Pek Sian sama sekali tidak menjadi
gugup, dengan mengeluarkan suara kecil, dia telah membuang
dirinya kesamping kanan berguling diatas tanah.
Memang ilmu hitam yang berbalik menghantam dirinya
sebab tangkisan lwekang si nenek tua Ceng-ie Hujin telah
berhasil dielakkan Siang Niauw Pek Sian, sehingga dia bisa
lolos dari kematian atau terluka berat, tetapi dengan melompat
kesamping dan bergulingan diatas tanah, pertahanan diri Siang
Niauw Pek Sian menjadi lowong.
Maka Ceng-ie Hujin yang melihat terbukanya kesempatan
seperti ini, dia tidak mau me-nyia2kannya dan telah melompat
sambil mengayunkan telapak tangan kirinya, menghantam
punggung Siang Niauw Pek Sian, untuk menggempur tulang
piepe (selangka) di pundak Siang Niauw Pek Sian.
Rupanya gempuran yang dilakukan oleh Ceng-ie Hujin
tidak berhasil dielakkan lagi oleh Siang Niauw Pek Sian, maka
dia hanya bisa merasakan tulang piepenya sakit dan hancur.
Siang Niauw Pek Sian tidak berdaya untuk balas menyerang
pula. Koleksi kang zusi.com 304
"Hem," mendengus perlahan si nenek. "Sudah kukatakan
engkau tidak memiliki kepandaian apa2...! Mana bisa kau
melawan diriku" Lihatlah, baru empat jurus saja, engkau telah
berhasil kurubuhkan ! Tulang piepemu telah patah dan hancur,
maka ilmu silatmu sebagian besar telah musnah ! Jika engkau
merawat diri baik2, mungkin lima tahun kemudian
kepandaianmu baru bisa pulih kembali ! Pergilah ! Aku muak
melihatmu....!" Sambil berkata begitu, si nenek Ceng ie Hujin telah
mengebutkan tangan kanannya, seperti perintahkan Siang
Niauw Pek Sian berlalu. Sepasang burung merpati berbulu putih yang dipelihara
Siang Niauw Pek Sian, sejak tadi ber-putar2 diatas kepala
majikannya, karena mereka seperti juga ikut bersedih hati
melihat majikan mereka itu telah berhasil dirubuhkan oleh
lawannya. Dalam keadaan demikian tampak Siang Niauw Pek Sian
merangkak untuk berdiri, dia merasakan tulang piepenya sakit
sekali dan punggungnya seperti telah hancur. Dia
mengeluarkan suara erangan, agar dirinya dapat berdiri dengan
mempergunakan bantuan sisa tenaganya.
Waktu itu tampak Ceng ie Hujin telah berkata lagi dengan
tawar : "Engkau seorang yang berhati jahat, maka kukira
imbalan yang telah kuberikan cukup pantas bagimu...!"
Muka Siang Niauw Pek Sian berobah merah padam, dia
telah mendengus, kemudian katanya : "Terima kasih atas
pelajaran yang telah engkau berikan ini...tetapi suatu saat nanti
kita akan bertemu lagi ! Walaupun bagaimana aku ingin
meminta pengajaran lagi dari kau...!"
Dan setelah berkata begitu, Siang Niauw Pek Sian memutar
tubuhnya untuk berlalu. Koleksi kang zusi.com 305
Sedangkan Ceng ie Hujin seperti tidak mengacuhkan
ancaman Siang Niauw Pek Sian, dia hanya menoleh kepada Sin
Kun Bu Tek dan Sin Han, yang waktu itu telah tersadar dari
pingsannya, sebab Sin Kun Buk Tek telah menguruti jalan
darahnya, ketika Siang Niauw Pek Sian tengah dilibat oleh
Ceng-ie Hujin. Sin Kun Bu Tek menghampiri Ceng ie Hujin, dia telah
menjura dalam2, katanya : "Aku menghaturkan terima kasih
atas pertolongan yang diberikan oleh Hujin (Nyonya)."
Tetapi muka Ceng-ie Hujin tidak memancarkan perasaan
apapun juga. Dia seperti tidak memperdulikan ucapan terima
kasih itu, waktu itu tampak Ceng-ie Hujin bukannya
memperhatikan Sin Kun Bu Tek dan Sin Han, melainkan
matanya telah mengawasi sekelilingnya dimana ular2 yang
jumlahnya ribuan itu, masih tetap mengurung dengan kepala
terangkat dan lidah yang terjulurkan.
"Hemm, Mo Coa !" berkata Ceng ie Hujin seperti juga
tengah berbicara dengan seseorang lainnya. "Keluarlah dan
perlihatkan dirimu! Suamimu tadi telah kuhajar babak belur,
apakah engkau tidak penasaran " Mengapa engkau selalu
menyembunyikan diri ?"
Nyaring sekali kata2 yang diucapkan oleh Ceng ie Hujin,
sehingga suara itu bergema, sebab disertai tenaga lwekang
yang sempurna. Dari arah dalam hutan kecil itu telah terdengar suara
tertawa perlahan, kemudian disusul dengan perkataannya :
"Menyembunyikan ekor katamu" Hemm, justru aku tidak
kesudian bertemu muka dengan Siang Niauw Pek Sian, tua
bangka yang tidak tahu diri itu."
"Sekarang kau keluarlah, dan perintahkan ular2mu itu
mundur dahulu, agar kita bisa mengeluarkan kepandaian
masing2...." Koleksi kang zusi.com 306
Terdengar kembali suara tertawa dari orang didalam hutan,
yang dipanggil oleh Ceng ie Hujin dengan sebutan Mo Coa
atau Iblis Ular. "Ceng-ie Hujin, sekarang memang engkau berhasil
menghina suamiku, tetapi akupun akan membuat engkau
merasakan bagaimana jika tubuhmu itu dijadikan santapan
ular2ku !" Dan berbareng dengan habisnya perkataan itu, dari arah
dalam hutan telah berjalan melangkah dengan tindakan kaki
yang satu2, seorang wanita yang berusia diantara lima puluhan
tahun. Disaat itupun tampak barisan ular beracun itu memisahkan
diri, sehingga wanita yang baru muncul dari dalam itu bisa
berjalan dengan tenang. Ceng Ie Hujin tertawa mengejek, katanya, "Mo Coa, selama
ini engkau melakukan banyak sekali perbuatan jahat. Hemmm,
sekarang justru kebetulan aku datang ke daerah Kanglam untuk
keperluan bertemu dengan beberapa tokoh persilatan, maka
dengan mempergunakan kesempatan ini, aku bermaksud untuk
membereskan dulu manusia2 jahat seperti kau dan suamimu..."
Muka Mo Coa jadi berobah merah padam, dia telah berkata
dengan nada yang bengis sekali.
"Hemm, jika memang dalam hal ini engkau merasakan
dirimu memiliki kepandaian yang sangat tinggi, itulah terlalu
temberang sekali ! Siapa yang tidak mengetahui bahwa Ceng Ie
Hujien merupakan iblis yang paling aseran. Jangan kau
mengambing hitamkan kami, dengan menunjuk kami adalah
orang2 jahat ! Jika diukur dan ditimbang, sama saja setail
delapan kati !" menyahuti Mo Coa dengan suara yang
mengejek sekali. Koleksi kang zusi.com 307
Sin Kun Bu Tek melihat bahwa Mo Coa memiliki paras
yang cantik, namun diseluruh mukanya dan juga tangannya
tampak bekas2 luka. Sebagai seorang tokoh terkenal yang telah berkelana selama
puluhan tahun tentu saja si pengemis mengetahui jelas siapa itu
Mo Coa. Sudah lama sekali Sin Kun Bu Tek mendengar
tentang Mo Coa yang selalu memelihara ular2 yang bisa
dijinakkannya, maka dari itu, banyak jago2 rimba persilatan
yang rubuh mudah sekali ditangannya. Mo Coa juga terkenal
sebagai iblis bertangan telengas, setiap orang yang tidak
disenangi tentu dibinasakannya. Sehingga Mo Coa tidak
disenangi oleh golongan putih maupun golongan hitam, tetapi
sekarang Sin Kun Bu Tek melihatnya sendiri, bahwa Mo Coa
tidak seangker apa yang diceritakan oleh para orang2 gagah
didaratan Tionggoan, hanya yang agak menonjol keluar
biasaannya dimata Sin Kun Bu Tek, yaitu wanita ini pandai
sekali memelihara dan mengendalikan ular2nya.
Waktu itu Ceng-ie Hujin telah berkata dengan suara yang
dingin : "Cabut senjatamu !"
Mo Coa tersenyum mengejek. "Hemm...." mendengus Mo
Coa dengan suara yang tawar. "Seumur hidupku, aku tidak
pernah mempergunakan senjata, sayang sekali sepasang
tanganku ini terlalu bertingkah, di mana tanganku ini tidak
kesudian mencekal senjata jika menghadapi lawan !"
Hebat kata2 Mo Coa, dia ingin mengartikan bahwa dengan
sepasang tangannya itu saja dia sudah dapat merubuhkan
lawannya. Bahkan didalam kata2nya yang sangat temberang itu, Mo
Coa bagaikan ingin menyatakan bahwa dia lebih sempurna
ilmunya dengan bertangan kosong, dibandingkan dengan
mempergunakan senjata. Koleksi kang zusi.com 308
Kemudian Mo Coa telah berkata lagi, "Ayoh, kau mulai
menyeranglah ! Aku hanya mengikuti saja apa yang kau
inginkan! Kita bertempur disini boleh ditempat lainpun boleh!"
Ceng-ie Hujin tertawa dingin. "Hemmm, rupanya engkau
terlalu angkuh dan temberang! Kelak jika aku kesalahan tangan
melukaimu, engkau jangan mempersalahkan diriku !!"
Setelah berkata begitu, tampak Ceng-ie Hujin telah menggosok2 kedua telapak tangannya sampai beberapa saat,
sehingga membuat Mo Coa jadi heran, karena Ceng-ie Hujin
bukannya menyerang dia, justru telah meng-gosok2 telapak
tangannya tersebut. "Apa yang engkau lakukan ?" tegur Mo Coa dengan suara
yang keras sekali, "Apakah engkau ingin main tepuk tangan
saja." Ceng ie Hujin tidak melayani ejekan lawannya, dengan
cepat sekali tampak Ceng ie Hujin telah berhenti menggosok
kedua telapak tangannya. Telapak tangan itu agak merah
bagaikan dialiri oleh darah yang sangat banyak, sinar kemerah2an dari kedua telapak tangan Ceng-ie Hujin cukup
mengejutkan Mo Coa. "Hebat sekali tampaknya lwekang wanita tua ini..." pikir
Mo Coa. "Aku harus hati2 menghadapinya, dia bukan orang
sembarangan." Karena berpikir begitu, Mo Coa telah bersiap sedia untuk
menerima serangan lawannya, sikapnya tenang sekali, dia tidak
memperlihatkan perobahan dimukanya walaupun hatinya kaget
melihat kedua telapak tangan lawannya bisa berobah begitu
merah. Tiba2 Ceng-ie Hujin telah mengeluarkan bentakan keras
sambil merentangkan kedua tangannya itu. Dari kedua
tangannya meluncur angin serangan yang sangat kuat, sehingga
Koleksi kang zusi.com 309
Mo Coa merasakan tubuhnya seperti tergetar keras. Untung
saja dia memiliki lwekang yang cukup tinggi, sehingga dia bisa
menghadapi lawannya dengan mengandalkan ginkang dan
lwekangnya, sehingga serangan Ceng-ie Hujin terdorong
mundur sebelum tenaga serangannya itu tiba disasarannya. Dan
berbareng itu Mo Coa juga menggerakkan tangannya dengan
jurus "Cie Hoa Ie Thian" atau "Hujan Bunga Dari Langit", dan
serangannya memang cocok dengan nama jurus itu, karena
semua jari2 tangannya bagaikan hujan dari langit telah
mengurung tubuh Ceng-ie Hujin dengan totokan2 yang
berbahaya. Ceng-ie Hujin waktu melihat lawannya bergerak cepat
seperti itu, dia jadi berpikir keras, karena justru serangan Mo
Coa merupakan serangan yang bisa mematikan.
Ceng-ie Hujin juga tidak berdiam diri saja, cepat2 dia
memperbaiki posisi kedudukan kedua kakinya, dia
mengeluarkan suara erangan dan muka Ceng-ie Hujin jadi
tambah menyeramkan. Keadaan pertempuran sekarang merupakan saat2 yang
menegangkan, karena Ceng-ie Hujin telah mengerahkan tenaga
dalamnya ke telapak tangannya, sehingga telapak tangan itu
semakin memerah darah saja. Dengan bertambah merah
telapak tangan Ceng-ie Hujin, bertambah liehay pula tenaga
serangannya. Sedang Mo Coa telah mengawasi lawannya dengan sorot
mata yang sangat tajam sekali mengandung penasaran dan
kebencian. Sehingga kedua orang yang ingin bertempur itu seperti juga
dua ekor singa betina yang akan saling terjang dan saling
merubuhkan. Rupanya Ceng ie Hujin menyadari bahwa kali ini dia
bertemu lawan yang tangguh sekali.
Koleksi kang zusi.com 310
Mo Coa memang memiliki nama sangat terkenal didalam
rimba persilatan. Nama sebenarnya dari iblis Ular itu Bwee
Sian Giok, tetapi karena telah puluhan tahun namanya itu
jarang dipergunakan, maka orang2 rimba persilatan
menganggapnya telah mati, dan juga namanya mulai
dilupakan, karena orang2 Kangouw hanya mengetahui dia bisa
menjinakkan ular dalam jumlah yang banyak, bahkan ular2nya
itu bisa diperintah olehnya, itulah sebabnya Bwee Sian Giok
diberikan gelaran sebagai Iblis Ular.
Ceng ie Hujin juga telah seringkali mendengar soal Mo
Coa, yang kepandaiannya tinggi, dan juga memiliki sepasang
tangan yang sangat beracun sekali.
Sin Kun Bu Tek yang melihat cara bertempur kedua orang
itu jadi tertegun.
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia mementang matanya lebar2, dan menghela napas
panjang akhirnya, diapun telah berpikir : "Ha, memang benar
apa yang dikatakan dalam pepatah, gunung yang tinggi masih
ada yang jauh lebih tinggi."
Sin Han lain sikapnya dengan Sin Kun Bu Tek, anak ini
hanya berdiam diri mengawasi jalannya pertempuran diantara
kedua wanita yang luar biasa itu. Sin Han tertarik melihat
tangan dari kedua wanita yang tengah bertempur itu silih
berganti ber-gerak2 cepat luar biasa.
Dalam keadaan demikian, Sin Han juga tidak bisa berdiri
terlalu dekat digelanggang pertempuran itu, sebab angin
serangan dari kedua wanita itu yang tengah saling bertempur
itu mengeluarkan damparan2 angin yang sangat kuat sekali,
jika sampai tersampok satu kali saja, niscaya anak itu akan
terpental keras. Tetapi untuk menyingkir dari gelanggang
pertempuran, diapun tidak bisa, karena mereka semuanya
terkurung oleh barisan ular peliharaan Mo Coa.
Koleksi kang zusi.com 311
Jalan satu2nya bagi Sin Han hanyalah menggeser tubuhnya
mendekati gurunya, Sin Kun Bu Tek.
Kedua wanita yang tengah terlibat dalam suatu pertempuran
yang menentukan itu telah saling menyerang dengan
mengeluarkan ilmu2 mereka yang dahsyat, maka angin
serangan dari kedua orang tersebut men-deru2 keras sekali
bahkan debu telah bertebaran.
Suatu kali Mo Coa melihat kesempatan pada lawannya,
dimana Ceng ie Hujin tengah melancarkan serangan dengan
mempergunakan kedua tangan yang dirangkapkan, kemudian
tubuhnya doyong ke sebelah depan, membarengi mana tampak
Ceng-ie Hujin telah menyerang mempergunakan kepalan
tangannya kearah dada sebelah kiri lawannya.
Serangan yang dilancarkan oleh Ceng-ie Hujin memang
sangat dahsyat, karena itu jika tidak sempat dielakkan oleh
lawannya tentu akan menemui kematian yang mengerikan,
dengan tulang2 dada yang hancur dan jantung maupun hati
akan ikut jadi hancur. Inilah yang dinamakan jurus ''Hud-couw
San Ciang" atau "Buddha Selaksa Tangan", serangan seperti ini
mengandalkan kekuatan tenaga lwekang yang sempurna sekali.
Jika tadi Ceng-ie Hujin hanya men-gosok2 kedua telapak
tangannya sampai berobah merah, hal itu karena dia ingin
mempergunakan sebagian dari tenaga lwekangnya saja. Tetapi
sekarang melihat lawannya itu memiliki kepandaian yang
benar2 sangat tinggi, tentu saja membuat Ceng-ie Hujin harus
mengeluarkan seluruh kepandaian yang dimilikinya untuk
merubuhkan Mo Coa. Memang Mo Coa sendiri terkesiap waktu melihat
datangnya serangan seperti itu, tetapi sebagai seorang jago
yang telah berpengalaman, Mo Coa dapat menghadapi
serangan tersebut dengan mempergunakan ginkangnya, dia
melompat kebelakang, lalu melompat lagi ke kiri, kemudian
Koleksi kang zusi.com 312
melompat pula ke belakang Ceng ie Hujin. Semua itu
dilakukannya dengan cepat sekali, karena belum lagi lompatan
yang pertama itu selesai, ujung kakinya telah bergerak lagi
melompat pula. Keadaan seperti ini mengejutkan Ceng-ie Hujin juga,
karena justru disaat itu dia belum bisa berdiri tegak, dan belum
sempat menarik pulang tenaga serangannya.
Namun sebagai tokoh sakti yang memiliki kepandaian
sangat tinggi, tampak Ceng-ie Hujin tidak begitu mengacuhkan
serangan lawannya, dengan langkah kaki yang aneh dia
berhasil lolos menyerang lawannya.
Dalam keadaan demikian, tampak Mo Coa telah
mengelakkan diri sambil menangkis tangan Ceng ie Hujin.
Namun rupanya gerakan Mo Coa kurang begitu cepat,
sehingga tubuhnya telah terpental waktu menangkis serangan
Ceng-ie Hujin. Ceng-ie Hujin juga tidak mau mem-buang2 kesempatan
yang ada, dengan mengeluarkan suara teriakan nyaring, Cengie Hujin menubruk dan menggempur Mo Coa dengan
mempergunakan kepalan tangannya.
Serangan yang dilakukan oleh Ceng-ie Hujin memiliki
kekuatan lwekang yang sangat dahsyat sekali.
Mo Coa saat itu tengah terdesak dan terhuyung belum
sempat dia memperbaiki kedudukannya, dan kini telah
menyambar lagi serangan Ceng-ie Hujin, menyebabkan dia jadi
terkesiap hatinya, karena Mo Coa menyadarinya bahwa
serangan2 seperti itu bisa mematikan. Dan dia tidak mau membuang2 waktu lagi, cepat sekali dia berusaha, bergulingan pula
untuk menjauhi dari Ceng-ie Hujin.
Koleksi kang zusi.com 313
Ketika serangan Ceng-ie Hujin telah tiba, Mo Coa sudah
tidak bisa berpikir lebih panjang lagi, dia menggerakkan
tangannya untuk menangkis mengadu untung ....
XdwXkzX TEPAT Ceng-ie Hujin tidak jadi meneruskan serangannya
waktu melihat lawannya telah berusaha menangkis, dia
merobah cara menyerangnya. Sambil menarik pulang tangan
kanannya, dengan cepat sekali tangan kirinya bekerja,
menghantam tepat sekali dada lawannya.
Mo Coa sebetulnya ingin menangkis dan mengelakkan diri
dari serangan itu, tetapi justru kesempatan tidak ada, dan
akhirnya waktu tangannya terangkat dan bagian dadanya
lowong, disaat itu pula tangan Ceng ie Hujin telah menyambar.
"Bukkk !" Suara benturan itu sangat keras dan kuat sekali.
Dengan mengeluarkan suara erangan, Mo Coa telah
terbanting ditanah dekat ular2nya bahkan dua atau tiga ekor
ular telah terduduki olehnya. Cepat sekali Mo Coa telah
melompat berdiri lagi dengan muka yang merah padam.
"Jika hari ini aku Bwee Sian Giok tidak berhasil
membinasakan dirimu dan menghirup darahmu, aku
bersumpah tidak akan hidup lebih lama lagi."
Mendengar perkataan Bwee Sian Giok, Ceng-ie Hujin telah
mendengus mengejek. "Hemmm, engkau jangan bermimpi bisa
merubuhkan aku, sedangkan kepandaianmu itu memang tidak
seberapa tinggi ! Ayo kita mulai lagi main2 untuk menentukan
siapa yang lebih atas dan siapa yang dibawah......!"
Kemudian Ceng-ie Hujin telah maju selangkah, kaki
kanannya ditekuk sedikit, dan sambil mengeluarkan suara
seruan yang nyaring sekali, tampak Ceng-ie Hujin telah
menggerakkan tangan kirinya, lalu menyusul tangan kanannya
bersiap sedia jika tangan kirinya itu hendak ditangkis oleh Mo
Koleksi kang zusi.com 314
Coa. Begitulah Ceng-ie Hujin telah menyerang saling susul
dengan cepat sekali. Dalam kesempatan itu, Ceng-ie Hujin telah menarik dua
keuntungan baginya, yaitu per-tama2 justru Mo Coa belum
sempat membenarkan kuda2 kedua kakinya, dan diapun tengah
terluka didalam akibat pukulan Ceng-ie Hujin tadi, tentu saja
diserang hebat seperti itu membuat Mo Coa jadi kelabakan.
Tetapi tanpa menantikan tibanya serangan, Mo Coa telah
menjejakkan kakinya, dia telah melompat dengan cepat sekali
kebelakang melewati barisan ularnya.
Ceng ie Hujin jadi mendongkol bukan main, dia telah
mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras sambil
melompat melewati kepala ular2 itu.
Mo Coa melihat lawannya menyusul dia, iblis ini telah
tertawa keras: "Hemm...!" kata Mo Coa dengan geram.
"Apakah engkau bermaksud mengadu jiwa " Sengaja aku telah
mengalah, tetapi mengapa engkau justru terlalu mendesak aku"
Jika memang engkau tidak mau menyudahi urusan ini biarlah
aku akan mengerahkan pasukan ularku agar mengepung
dirimu..." Ceng-ie Hujin tidak takut oleh gertakan Mo Coa dan malah
menerjang maju untuk melompat dan melakukan penyerangan
yang hebat. Mo Coa Bwee Sian Giok juga menyadarinya, jika dia masih
melayani Ceng-ie Hujin, tentu dirinya yang akan menerima
bencana, maka ia berusaha untuk menjauhi diri dari lawannya,
Sin Kun Bu Tek juga menyaksikan betapa kedua orang itu
telah bertempur dengan mengeluarkan kepandaian mereka
masing2, dan setiap serangan yang dilancarkan oleh salah
seorang diantara kedua orang yang tengah bertempur itu,
memang memiliki kekuatan yang bisa mematikan lawannya.
Koleksi kang zusi.com 315
Sedangkan Sin Han yang masih belum mengetahui
dalamnya ilmu silat, jadi memandang tertegun saja, dia
memang tidak bisa melihat jelas kedua orang yang tengah
bertempur itu, karena Ceng ie Hujin dan Mo Coa Bwee Sian
Giok ber-gerak2 gesit sekali seperti bayangan.
Ceng ie Hujin yang melihat dia belum juga berhasil
merubuhkan lawannya, jadi semakin marah.
Tiba2 Mo Coa telah bersiul dengan suara yang sangat
nyaring sekali. Suara siulan itu seperti juga menyebutkan
barisan ularnya, sehingga tampak jelas sekali pasukan ular itu
telah meluncur akan mendekati majikannya itu.
Ceng ie Hujin terkejut sekali, dia mengerti, sekali saja
pasukan ular yang jumlahnya ribuan dan dari berbagai jenis itu
berhasil mengurungnya, celakalah dia !
Tanpa memperdulikan lawannya, Ceng ie Hujin telah
melompat berlari beberapa tombak jauhnya, untuk
mengelakkan ular2 yang mendekatinya itu.
"Hahahaha," tertawa Mo Coa dengan suara yang sangat
nyaring sekali, lalu dia mengejek : "Mana kepandaianmu yang
kau agul2kan" Hemmm, kini engkau jangan harap bisa lolos
dari ular2 peliharaanku itu....!"
Kembali Mo Coa mengeluarkan siulan yang panjang, dan
ular2 itu yang menjadi binatang peliharaannya, telah
menggeleser mendekati Ceng ie Hujin dengan maksud ingin
memagut dengan mulutnya yang beracun.
Ceng-ie Hujin jadi gentar juga melihat binatang melata itu
telah mendekatinya. Ceng-ie Hujin telah mengerahkan tenaga
murninya ditelapak tangannya, dimana kedua telapak
tangannya itu berobah jadi bercahaya putih, bagaikan tangan
terbuat dari perak. Ilmu ini yang dinamakan Pek Kong Ciang
atau Ilmu Pukulan Udara Kosong.
Koleksi kang zusi.com 316
Cepat sekali dia telah menggerakkan sepasang tangannya,
menghantam kearah ular2 yang berada paling dekat dengannya.
Tanpa menyentuh ular2 itu, justru Ceng ie Hujin telah berhasil
membinasakan belasan ekor ular2 yang tengah melata
didekatnya. Muka Mo Coa jadi berobah merah padam karena marah,
dia telah berkata : "Walaupun engkau memiliki ilmu Pek Kong
Ciang jangan harap engkau bisa lolos dari pasukan ularku
itu...." Dan selesai berkata begitu tampak Mo Coa telah
mengeluarkan siulan yang panjang.
Pasukan ular Mo Coa yang tadi berjalan lenggang lenggok
per-lahan2, begitu mendengar suara siulan Mo Coa, ular2 itu
seperti juga menjadi kalap, mereka telah menggeleser
menerjang Ceng ie Hujin. Yang luar biasa lagi adalah dua ekor ular hijau yang
berukuran satu jari telunjuk manusia, yang telah melompat
dengan gesit sekali menubruk kearah pergelangan tangan Ceng
ie Hujin. Ceng ie Hujin terkejut sekali, karena ia melihatnya
bagaimana ular itu menerjang dan memagutnya, sehingga
dalam sekejap mata, daging lengan Ceng ie Hujin telah
terhujam gigi2 ular tersebut.
Sakit dan darah meliputi diri Ceng ie Hujin, dia juga telah
beberapa kali mengebutkan tangannya agar ular itu melepaskan
gigitannya. Namun ular itu tetap menggigit, sehingga tubuhnya
bergelantungan dilengan Ceng ie Hujin. Saking kesalnya Ceng
ie Hujin telah menangkap ular itu dengan tangannya yang lain
dan menariknya dengan cara menghentak.
Memang waktu itu sakit bukan main, namun gigitan ular itu
bisa ditarik terlepas berikut sepotong daging lengan dari CengKoleksi kang zusi.com 317
ie Hujin. Dengan gusar Ceng-ie Hujin membanting ular itu
sampai remuk, karena kerasnya bantingan yang dilakukannya.
Muka Mo Coa jadi berobah cerah, tampaklah Bwee Sian
Giok girang sekali melihat salah seekor ularnya telah berhasil
menggigit. "obat yang hebat bagaimanapun juga, tidak
nantinya engkau bisa memunahkan racun ularku ini !
Ketahuilah olehmu, ular ini yang biasa dipanggil Ceng Coa,
ular hijau. Tetapi ular hijau ini tidak sama dengan ular hijau
biasa, karena jika potongan tubuh ular biasa agak besar, tetapi
Ceng Coa milikku ini justru memiliki kelainannya. Nah,
sebelum lewat sepuluh jam, tubuhmu akan hancur menjadi
cairan ... ! Hehehehehe !!"
Wajah Ceng-ie Hujin jadi berobah merah padam,
tampaknya dia sangat gusar. Dalam keadaan ini, tampak Cengie Hujin telah membentak keras: "Rupanya engkau memang
manusia licik ! Cepat keluarkan obat pemunahnya !"
"Enak saja kau !" kata Mo Coa Bwee Sian Giok dengan
suara mengejek : "Apakah obatku itu dibuat oleh kakek dan
ayahmu?" "Baiklah! Aku telah terlanjur terkena racun ularmu itu,
maka biarlah aku mengadu jiwa denganmu, untuk mati bersama2 !"
Dan sambil berkata begitu, berulang kali Ceng-ie Hujin
meng-gerak2kan tangan kanan dan kirinya dengan cepat sekali,
kembali dia mempergunakan ilmu pukulan Pek Kong
Ciang...... begitu kedua tangannya bergerak, segera pula
beberapa ekor ular telah terbinasakan.
Karena Ceng-ie Hujin merupakan seorang yang memiliki
kepandaian lwekang sempurna maka dengan cepat sekali dia
bisa melakukan pukulan2 yang beruntun mempergunakan
tenaga lwekangnya. Pukulan Pek Kong Ciangnya tidak hanya
Koleksi kang zusi.com 318
melumpuhkan ular2 itu, namun juga berhasil meremukkan
tubuh ular2 itu. Mo Coa jadi marah sekali, dia telah mengeluarkan siulan
lagi, yang nadanya sangat tinggi dan kuat sekali. Dan pasukan
ular ini seperti juga tersentak dari kagetnya, mereka telah
melompat beberapa tombak menerjang Ceng-ie Hujin.
Rupanya siulan Mo Coa yang terakhir itu merupakan perintah
buat ular2 tersebut. Tetapi Ceng-ie Hujin memiliki ginkang yang menakjubkan,
dia berhasil mengelakkan diri dari serangan ular2 berbisa ini.
Bahkan dengan beruntun Ceng-ie Hujin kembali
mempergunakan telapak tangannya untuk memukul kepala ular
ini, yang hancur seketika itu juga.
Mo Coa yang menyaksikan kejadian tersebut jadi
Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengeluarkan suara tertawa yang sangat keras sekali, diapun
kemudian telah berkata : "Hemm, coba kau keluarkan seluruh
kepandaianmu, aku ingin melihatnya engkau sanggup atau
tidak menghadapi ularku ini..!"
Lagi2 Mo Coa mengeluarkan suara tertawanya yang
nyaring, diwaktu dia mengakhiri suara tertawanya itu, Mo Coa
Bwee Sian Giok bersiul dengan suara tajam sekali.
Gerakan yang dilakukan ular2 itu jadi berobah lagi, sebab
mereka seperti terpengaruh oleh suara seruan dari Mo Coa,
majikan mereka. Bagaikan kalap ular2 itu menerjang ke diri Ceng ie Hujin,
gerakan ular2 itu yang berjumlah sangat banyak sekali cukup
mengerikan juga Ceng ie Hujin.
Keruan Ceng ie Hujin jadi kelabakan dan berusaha untuk
memukul jatuh ular2 itu yang menerjang dirinya. Diapun telah
melindungi diri dengan jurus "Ceng Kong" atau "Seribu
Koleksi kang zusi.com 319
patung" dimana dia telah memutar kedua tangannya itu
bagaikan titiran. Sehingga dalam sekejap mata Ceng ie Hujin telah
membinasakan ratusan ekor ular dan juga telah melindungi
dirinya dengan ilmu "Ceng Kong", dan memang untuk
sementara ini Ceng ie Hujin masih sanggup menghadapi
terjangan gerombolan ular itu. Cuma saja dihatinya dia jadi
Kisah Si Rase Terbang 3 Roro Centil 18 Penunggang Kuda Setan Pendekar Bego 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama