Ceritasilat Novel Online

Tat Mo Cauwsu 8

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong Bagian 8


kemudian dengan suara yang mengandung rasa tertarik untuk
mengetahui. "Kurang lebih tujuh jam lalu...." menyahuti pengemis itu
dengan suara yang bersusah payah dan ter-sendat2.
"Sudah begitu lama..?" tanya Tat Mo Cauwsu tercengang.
"Ya, aku berusaha melawannya ... melawannya dengan
lwekangku, tetapi kukira satu jam lagi, habislah kekuatanku,
dan racun itu pasti dengan cepat akan menjalar ke jantungku ...
maka disaat itu sudah tidak ada harapan lagi buatku hidup lebih
lanjut ! Sesungguhnya saat sekarang ini aku tengah memiliki
tugas yang berat dan penting sekali, menyesal sekali aku harus
terluka seperti ini, sehingga tugas yang tengah kupikul ini akan
terlantar karenanya..."
Berkata sampai disitu, pengemis telah merintih lagi dengan
suara yang menyedihkan. Dia telah terbungkuk bungkuk
dengan kedua tangan memegangi erat2 perutnya, tampaknya
dibagian perutnya itulah dia menderita kesakitan yang hebat.
Koleksi kang zusi.com 442
Tat Mo Cauwsu cepat-cepat mengeluarkan enam pil
obatnya, dia mengangsurkan kepada si pengemis.
"Coba siecu menelan pil 'Cut Sie Tok Wan"
ini....sebetulnya dengan tiga butir saja sudah bisa menawarkan
racun2 biasa, tetapi karena racun Kim Tok merupakan racun
yang cukup hebat dan daya kerjanya keras, coba siecu
menelannya enam butir...."
Si pengemis telah memandang ragu2 sejenak, tetapi karena
dia tahu tidak lama lagi dia tidak tahan dari serangan racun itu
dan akan terbinasa, maka tidak ragu2 lagi dia menelan obat
tersebut. Jika memang hweshio yang memberikan obat itu
bermaksud jahat kepadanya dan memberikan pil beracun,
paling tidak dia tokh akan mati juga, malah lebih cepat dan
penderitaannya berakhir lebih cepat lagi.
Setelah menelan keenam butir pil itu, berangsur-angsur
suara rintihannya berkurang, sampai akhirnya dia sudah tidak
merintih lagi, karena perutnya sudah tidak terlalu sakit seperti
tadi, walaupun si pengemis masih merasakan dipusatnya
(pusar) denyutan denyutan yang cukup sakit, bagaikan
usus2nya itu akan terputuskan oleh sesuatu kekuatan didalam
perutnya. "Terimakasih Taisu, obatmu ternyata mujarab sekali," kata
si pengemis dengan bibir gemetar berusaha tersenyum.
"Maafkan aku tidak bisa menjura menyatakan terima kasihku,
karena sekujur tubuhku masih lemas sekali."
Tat Mo Cauwsu tidak menyahuti karena waktu itu ada dua
orang lelaki setengah baya yang lewat dijalan itu tengah
menuju ke dalam perkampungan. Kedua lelaki itu hanya
berdiam diri dan memandang sekilas kepada si pengemis dan si
pendeta, mereka telah meneruskan langkah kaki mereka,
Koleksi kang zusi.com 443
seperti juga apa yang terjadi itu tidak menarik perhatian
mereka. Dengan sabar Tat Mo Cauwsu telah berkata: "Sebetulnya
keenam butir pil itu belum tentu dapat melenyapkan racun Kim
Tok, karena tidak seperti biasanya, Siecu tampaknya belum
sehat, maka setidak tidaknya pil itu bisa memperpanjang usia
Siecu. Tadi Siecu mengatakan memiliki urusan yang penting,
pergilah Siecu menyelesaikannya, dan ambillah ini dua belas
pil "Cut Sie Tok Wan", jika nanti dalam perjalanan engkau
merasakan racun itu mulai bekerja lagi, maka di waktu itu kau
boleh menelannya enam butir pula.."
Si pengemis telah menyambuti kedua belas butir pil itu,
dimasukkan kedalam saku bajunya yang dekil, sambil
menyatakan terima kasihnya.
"Aku si pengemis miskin Ciam Kiam Sin Kay (pengemis
sakti pedang jarum) Wie Siu Bun tidak akan melupakan budi
kebaikan Taisu. Bolehkah aku mengetahui nama besar yang
harum dari Taisu ?" Tat Mo Cauwsu segera mengeluarkan kata-kata merendah,
kemudian dia baru bilang: "Sesungguhnya nama Siauwceng
Gunal Sing, tetapi didaratan Tionggoan ini Siauwceng selalu
dipanggil dengan sebutan Tat Mo Cauwsu..!"
"Tat Mo Cauwsu ?" berseru si pengemis dengan suara
terkejut dan wajah memperlihatkan sikap agak aneh.
Tat Mo Cauwsu juga jadi heran.
"Kenapa" Adakah sesuatu yang aneh?" tanya Tat Mo
Cauwsu waktu melihat sikap orang itu.
"Sudah lama aku si pengemis miskin Wie Siu Bun
mendengar kebesaran nama guru besar...!" kata pengemis she
Wie itu. Dia menyebut Tat Mo Cauwsu sebagai guru besar
Koleksi kang zusi.com 444
karena perkataan Cauwsu memang bisa berarti juga guru besar
yang artinya hampir bersamaan dengan perkataan Taisu.
"Sebetulnya nama besar tidak ada artinya sama sekali, yang
terpenting perilaku kita...," kata Tat Mo Cauwsu merendah.
"Dan selama berkelana didaerah Tionggoan, selama itu pula
belum ada sesuatu yang dapat kulakukan.."
Wie Siu Bun telah tertawa dengan bibir terpentang lebar,
cepat2 dia berkata : "Taisu terlalu merendahkan diri....
sesungguhnya nama Taisu telah tersebar luas didaratan
Tionggoan ini. Mungkin untuk orang2 Bulim didaratan
Tionggoan mulai mengetahui siapa Taisu dan telah mendengar
juga betapa kepandaian yang luar biasa ! Dengan berjumpa
Taisu disini, berarti aku si pengemis miskin masih dilindungi
Thian, karena benar-benar aku bertemu dengan bintang
penolong.." Mendengar perkataan si pengemis, setelah mengucapkan
beberapa kali kebesaran nama Sang Buddha, Tat Mo Cauwsu
kemudian mengeluarkan kata-kata merendah.
"Taisu, seperti tadi aku si pengemis miskin she Wie telah
mengatakan bahwa aku memiliki urusan yang penting dan
berat sekali, maka aku lancang sekali ingin meminta bantuan
Taisu, bisakah Taisu membantuku ?" tanya si pengemis.
Tat Mo Cauwsu tersenyum sabar dan ramah, dia berkata :
"Siancai ! Siancai! Persoalan dan bantuan yang bisa Siauwceng
lakukan tentu akan Siauwceng lakukan! Katakanlah Siecu,
janganlah berlaku sungkan seperti itu..."
Si pengemis ragu ragu sejenak, tetapi kemudian dia berkata
dengan sikap yang agak hati-hati : "Urusan ini sangat penting
sekali Taisu, menyangkut keselamatan beberapa ratus jiwa
manusia...." Koleksi kang zusi.com 445
Kini giliran Tat Mo Cauwsu yang terkejut, karena dia kaget
mendengar urusan itu menyangkut dengan keselamatan jiwa
manusia, terlebih lagi dalam jumlah yang demikian besar.
"Urusan penting apakah yang tengah Siecu lakukan
sehingga bisa menyangkut keselamatan jiwa manusia begitu
besar jumlahnya ?" tanya Tat Mo Cauwsu kemudian.
Si pengemis Wie Siu Bun ragu2, sampai akhirnya dia telah
berkata : "Ya, kalau ingin diceritakan cukup panjang, tetapi
mungkin racun Kim Tok yang mengeram didalam tubuh ini
tidak dapat dibendung terlalu lama dan akan bekerja kembali
sehingga akan menyebabkan kematian untukku..! Maka dari itu
baiklah aku menceritakan secara singkat saja agar Taisu
mengetahuinya ..!" "Ya, jika siecu tidak keberatan, ceritakanlah ! Jika memang
untuk urusan yang benar dan keadilan, Siauwceng tentu
bersedia untuk membantu..." kata Tat Mo Cauwsu cepat.
Wie Siu Bun menghela napas lagi, dia kemudian baru
berkata : "Sesungguhnya aku tengah membawa sepucuk surat
dari Pangcu dipusat, untuk disampaikan kepada Kiong Siang
Han, pangcu daerah yang berkuasa di seputaran Souwciu. Isi
surat pangcu pusat itu singkat sekali, hanya memerintahkan
agar pangcu di daerah she Kiong tersebut menangkap seorang
penjahat yang menyelusup ke dalam barisan Kaypang yang
berada dalam kekuasaannya, dan orang itu..." berkata sampat
disitu Wie Siu Bun ragu2, tidak meneruskan perkataannya, dia
telah menatap Tat Mo Cauwsu beberapa saat lamanya, baru
kemudian berkata: "Orang itu she Auwyang dan bernama
Siang Ban." @-dewikz~Hendra-@ Koleksi kang zusi.com 446
Jilid 13 "DIA seorang penjahat yang memiliki kepandaian yang luar
biasa, dan kepandaiannya itu beberapa tingkat berada diatas
kepandaian dari Kiong Siang Han, pangcu daerah. Dan jika
kini dia menyelusup menyamar sebagai anggota biasa dari
Kaypang didaerah itu, sebab dia tengah menghindarkan diri
dari lawannya yang berkepandaian tinggi dan tengah
mengejarnya. Lawannya itu seorang iblis juga yang memiliki
sifat yang kejam dan telengas sekali, dia tengah memburu
Auwyang Siung Bun, karena mereka memiliki permusuhan...!
Dengan menyamarnya Auwyang Siung Bun sebagai anggota
Kaypang, bukankah hal itu bisa mendatangkan malapetaka
yang hebat sekali untuk Kaypang " Bukankah jika iblis yang
menjadi lawan Auwyang Siung Bun itu mengetahui Auwyang
Siung Bun sebagai anggota Kaypang, berarti juga akan
menyebabkan banyak anggota kaypang yang menjadi
ketelengasan dari iblis itu. Hal itu telah didengar pangcu
dipusat, yang menerima kisikan dari salah seorang sahabatnya
yang kebetulan mengetahui urusan ini, maka pangcu pusat
mengambil langkah-langkah yang diperlukan."
"Lalu, jika surat pangcu pusat itu bisa diterima oleh pangcu
daerah berarti Auwyang Siung Bun bisa ditangkap dan
diserahkan kepada lawannya ?" tanya Tat Mo Cauwsu.
"Kurang lebih begitu maksud pangcu kami, tetapi
pelaksanaannya tidak mudah..." menyahuti Wie Siu Bun.
"Mengapa begitu ?" tanya Tat Mo Cauwsu.
"Karena dalam perjalanan, telah beberapa kali aku dihadang
oleh jago-jago yang berkepandaian tidak rendah ! Rupanya
Auwyang Siung Bun memiliki sahabat dan anak buah yang
cukup banyak jumlahnya dan semuanya liehay-liehay. Dan
akhirnya waktu aku tiba dikampung ini justru aku telah dilukai
sedemikian rupa, melihat keadaan ini justru aku jadi berpikir,
Koleksi kang zusi.com 447
mungkin maksud Auwyang Siung Bun bukan sekedar
menyamar sebagai anggota Kaypang, bahkan dia mengandung
maksud tertentu ! Dan sebelum aku terluka seperti ini, aku
kebetulan sekali mengetahui rahasianya itu, rahasia yang
mengerikan sekali, sebuah rencana yang paling biadab sekali..!
Sayangnya aku telah terluka, sehingga aku tidak bisa pulang ke
pusat untuk memberitahukan kepada Pangcu bahwa semua
tindakan yang diambil dengan memberikan perintah kepada
Kiong Siang Han tidak ada gunanya sama sekali, dan memang
aku bermaksud untuk membatalkan pergi menemui Kiong
Siang Han, hanya ingin cepat2 kembali ke pusat untuk
memberikan laporan kepada Pangcu .. tetapi luka yang kuderita
ini justru telah membendung maksudku itu.." setelah berkata
begitu, tampak Wie Siu Bun menghela napas berulang kali.
Tat Mo Cauwsu jadi heran dan kaget, dia tidak menyangka
urusan jadi begitu diluar dugaan.
"Urusan dan rencana mengerikan apakah yang engkau
ketahui, saudara Wie ?" tanya Tat Mo Cauwsu kemudian.
"Rencana dari Auwyang Siung Bun ....rencana yang benar2
menakutkan sekali .. akan membawa kabut hitam dan bencana
untuk Kaypang kami...! Hai! Hai! Sayang sekali aku terluka
seperti ini, jika aku menemui kematian, berarti untuk
selamanya rencana busuk dari Auwyang Siung Bun akan
tertutup dan Kaypang menghadapi bencana tanpa
mengetahui..." Tat Mo Cauwsu jadi semakin tertarik mendengar
keterangan Wie Siu Bun sampat disitu, dia telah berkata : "Jika
memang Siauwceng bisa membantu, tentu Siauwceng bersedia
untuk membela Kaypang. Selama berkelana didalam daratan
Tionggoan telah banyak yang didengar Siauwceng mengenai
sepak terjang Kaypang yang membela keadilan dan pihak si
lemah...." Koleksi kang zusi.com 448
Mendengar perkataan Tat Mo Cauwsu, si pengemis she
Wie itu jadi mempercayai Tat Mo Cauwsu. Jika tadi dia masih
bimbang karena dia belum mengetahui pendirian pendeta ini.
"Baiklah Taisu, rencana jahat dari Auwyang Siung Bun
adalah untuk menguasai Kaypang. Coba Taisu bayangkan,
akhir2 ini aku baru mengetahui bahwa Auwyang Siung Bun
sebenarnya memiliki banyak sekali pengikut, berjumlah ribuan
orang dan semuanya umumnya memiliki kepandaian yang
tinggi sekali, maka aneh bukan main jika sampai dia rela hanya
sekedar untuk menghindari lawannya, dia harus bersembunyi
dibarisan Kaypang sebagai anggota biasa saja...! Se-tidak2nya
untuk menghadapi lawannya, dia masih bisa mengerahkan anak
buahnya dan juga pengikutnya, untuk ber-sama2
menghadapinya.... tidak perlu sampai dia harus menyamar
sebagai anggota biasa di Kaypang. Semula memang tidak
terpikir olehku tetapi setelah terjadinya peristiwa ini, barulah
aku tersadar akan hal itu.... betapapun juga tentu saja Auwyang
Siung Bun memang memiliki suatu rencana yang untuk
kepentingan dirinya.... kuketahui itu dari mulutnya dua orang
pengikutnya yang berhasil melukai aku. Semula waktu terkena
racun Kim Tok, aku telah jatuh pingsan tidak sadarkan diri,
tetapi kesudahannya ternyata setelah kedua orang itu berlalu,
aku masih bisa mempertahankan diri dengan mempergunakan
lwekang, sehingga tidak sampai binasa... Itulah kesalahan besar
yang dilakukan oleh kedua pengikut Auwyang Siung Bun.
Memang tentunya mereka menerima perintah dari orang she
Auwyang itu agar aku dibinasakan, tetapi kesudahannya
mereka keliru menganggap aku telah terbinasakan oleh racun
mereka, sehingga membuat urusan mereka masih tetap berada
dalam tanganku ! Sayangnya daya bekerja dari racun itu
memang sangat dahsyat, sehingga jika aku tidak bertemu
dengan Taisu, mungkin satu atau dua jam lagi aku tidak akan
kuat bertahan pula dan binasa..."
Koleksi kang zusi.com 449
Dengan suara tidak sabar Tat Mo Cauwsu telah bertanya
kepada Wie Siu Bun : "Sesungguhnya rencana busuk apa yang
ingin dikerjakan Auwyang Siung Bun kepada Kaypang ?"
"Rencananya itu untuk menguasai Kaypang, merubuhkan
pangcu di pusat dan kemudian mengangkat dirinya sebagai
pangcu Kaypang dengan dukungan dari pengikut2nya yang
ternyata telah banyak yang menyelusup ke berbagai cabang


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kaypang di daerah sebagai anggota partai pengemis..! Nah,
coba Taisu bayangkan, tidakkah itu hebat sekali" Sedangkan
pangcu Kaypang daerah, yaitu Kiong Siang Han, telah berhasil
dibujuk Auwyang Siang Bun untuk bekerja sama, tentunya
disamping bujukan juga disertai tekanan, karena kepandaian
Kiong Siang Han terpaut jauh beberapa tingkat dibawah
kepandaian Auwyang Siung Bun. Coba kalau memang aku
menemui Kiong Siang Han dan menyerahkan surat Pangcu,
bukankah sama saja aku membuka tabir kepada musuh bahwa
Pangcu pusat telah mengetahui perihal Auwyang Siung Bun
dan aku sendiri sama saja seperti mengantarkan diri untuk mati,
karena Kiong Siang Han sendiri telah berserikat dengan
Auwyang Siung Bun untuk berkhianat kepada partai
pengemisnya sendiri...!"
Tat Mo Cauwsu menghela napas.
"Aku mengerti, tentunya yang engkau maksudkan dengan
perkataan akan datang dan jatuhnya bencana di pihak Kaypang
serta akan menelan banyak korban jiwa, tentunya jika terjadi
peperangan didalam Kaypang sendiri, diantara dua golongan,
yaitu pengikut setia pangcu pusat dengan pengikut dari Kiong
Siang Han serta Auwyang Siung Bun, bukan?"
"Itu masih tidak apa2, tentu banyak sekali pengikut setia
dari pangcu pusat, karena memang selama ini pangcu pusat
memimpin sangat baik, dan persoalan Auwyang Siung Bun
dapat diselesaikan walaupun pasti akan berjatuhan korban yang
tidak sedikit ! Yang hebat dan mengerikan, Kiong Sian Han
Koleksi kang zusi.com 450
atas nama Kaypang telah mengirim surat tantangan kepada
iblis yang menjadi lawan Auwyang Siung Bun, menantangnya
untuk bertemu dimarkas pusat Kaypang, karena didalam
suratnya dijelaskan pangcu pusat ingin adu tenaga dengan si
iblis ! Nah coba Taisu bayangkan, bukankah urusan ini akan
merepotkan sekali " Disamping itu didalam surat Kiong Siang
Han dikatakan juga bahwa Auwyang Siung Bun telah menjadi
anggota Kaypang, semua urusannya menjadi urusan Kaypang.
Maka kini iblis itu tentu telah main bunuh terhadap anggota
Kaypang yang dijumpainya, yang sesungguhnya tidak tahu
apa2...!" Tat Mo Cauwsu menghela napas mendengar keterangan
seperti itu. Inilah yang tidak terpikir sebelumnya oleh pendeta
tersebut, semula dia berpikir hanya terjadi penghianatan
didalam partai pengemis itu, tetapi kesudahannya membuat Tat
Mo Cauwsu jadi bergidik sendirinya, karena dia bisa
membayangkan bencana yang akan menimpa partai pengemis
itu. Memang Kaypang merupakan perkumpulan yang sangat
besar dan memiliki jaringan yang luas diseluruh daratan
Tionggoan Selatan maupun Utara, yang memiliki wakil2nya
menggabungkan seluruh pengemis yang terdapat didaratan
Tionggoan. Tetapi sebagai perkumpulan yang besar seperti itu,
Kaypang tentu saja memiliki banyak sekali persoalan dan
urusan2 didalamnya dan semua itu harus ditangani oleh
pangcu2 daerah, yang secara resminya menjadi wakil dari
pangcu dipusat, dan mereka biasanya menguasai suatu daerah
tertentu. Namun jika sampai terjadi bentrokan didalam, dan juga
salah seorang pangcu daerah atas nama Pangcu pusat telah
memancing ikan diair keruh dengan memancing juga iblis yang
menjadi musuh Auwyang Siung Bun, dengan maksud
Koleksi kang zusi.com 451
mengadudombakan dengan Pangcu dipusat, niscaya Kaypang
menghadapi bencana yang tidak kecil.
"Siapakah iblis yang menjadi musuh dari Auwyang Siung
Bun ?" tanya Tat Mo Cauwsu setelah menyebut nama Sang
Buddha yang besar. "Aku sendiri belum mengetahuinya dengan jelas, tetapi dari
cerita kedua orang pengikut Auwyang Siung Bun, kepandaian
iblis lawan Auwyang Siung Bun itu jauh lebih tinggi dari
kepandaian Auwyang Siung Bun sendiri. Maka bisa
dibayangkan, betapa iblis itu merupakan lawan yang sangat
berat sekali..." menyahuti Wie Siu Bun.
Tat Mo Cauwsu mengangguk-angguk beberapa kali,
kemudian sambil menghela napas dia telah bertanya kepada
Wie Siu Bun : "Sekarang, apa rencana Siecu ?"
"Kembali ke pusat dan cepat-cepat memberitahukan hal ini
kepada Pangcu, agar Pangcu dapat mengambil langkahlangkah yang diperlukan, untuk menyelamatkan jiwa dari
anggota Kaypang yang tidak bersalah, yang kemungkinan
besar akan menjadi korban dari amukan iblis yang menjadi
lawan Auwyang Siung Bun itu..."
"Ya, langkah seperti itupun sangat baik. Tetapi...tentunya
dalam perjalanan ke pusat engkau akan banyak menemui
rintangan dari pengikut2 Auwyang Siung Bun..." kata Tat Mo
Cauwsu. "Jika memang mereka mengetahui engkau tidak
binasa tentu mereka akan segera melakukan pengejaran pula
untuk menutup mulutmu, guna melindungi rahasia mereka itu
jangan sampai terbuka sebelum waktunya...!"
"Tepat Taisu ! Itulah yang tengah menjadi pemikiranku !
Maka aku lancang sekali ingin mengajukan suatu permintaan
kepada Taisu, yang entah dapat disanggupi atau tidak oleh
Taisu ?" Koleksi kang zusi.com 452
"Permintaan apa ?" tanya Tat Mo Cauwsu.
"Jika memang Taisu mau menolong, bersediakah Taisu
yang berkunjung ke pusat dan memberituhukan hal ini kepada
Pangcu kami, menceritakan perihal penghianatan Kiong Siang
Han dan juga perihal perkembangan berikutnya dari urusan
ini...tentunya jika Taisu yang pergi kesana, Taisu terlepas dari
inceran orang2nya Auwyang Siung Bun... sedangkan akupun
akan pergi ke markas pusat... untung saja jika aku bisa tiba
dengan selamat tetapi jika tidak, tentu sudah ada Taisu yang
mewakilkan, walaupun aku harus binasa di tangannya pengikut
Auwyang Siung Bun, tetapi aku bisa mati dengan mata yang
terpejamkan...!" Tat Mo Cauwsu menghela napas.
"Jika demikian, alangkah baiknya Siecu melakukan
perjalanan ber-sama2 dengan Siauwceng, sehingga jika Siecu
menghadapi ancaman bahaya, tentu Siauwceng bisa sedikit
banyak memberikan perlindungan ..."
Mendengar perkataan Tat Mo Cauwsu, muka Wie Siu Bun
jadi terang. "Apakah..., apakah Taisu tidak merasa jijik harus
melakukan perjalanan ber-sama2 seorang pengemis miskin
seperti aku ini ?" tanya Wie Siu Bun kemudian.
Tat Mo Cauwsu telah tersenyum.
"Semua manusia dilahirkan dengan bertelanjang dan
semuanya sama... maka dari itu, pakaian, harta dan keadaan di
duniawi ini hanya sebagai perhiasan. Yang terutama adalah
kemuliaan sepotong hati didalam dada, itulah perhiasan yang
paling berharga untuk seorang manusia...!"
Mendengar perkataan Tat Mo Cauwsu, Wie Siu Bun jadi
terharu dan kagum. Dia cepat-cepat berlutut menekuk kedua
kakinya mengangguk empat kali.
Koleksi kang zusi.com 453
Tat Mo Cauwsu jadi sibuk membangunkan pengemis itu,
dia mengelak dari pemberian hormat Wie Siu Bun.
"Jangan banyak peradatan seperti itu, karena peradatan
justru mengikat manusia akan hal-hal yang lainnya...!" kata Tat
Mo Cauwsu. "Kita harus bertindak dengan jalan yang benar,
dengan pertimbangan suara hati yang benar melalui "Empat
kebenaran yang Mulia" dan "Delapan Jalan Utama". Itu yang
terpenting, jika orang sudah mengerti dan dapat
menjalankannya, nanti dia terbebas dari kesengsaraan dunia,
dapat keberuntungan yang kekal dan bisa menghadapi segala
macam persoalan di duniawi ini dengan tenang dan tabah...
baik kesenangan, baik kesengsaraan, semuanya sama saja,
hanya bagaimana manusianya yang menerima dan
menghadapinya !" "Pelajaran yang Taisu berikan hari ini akan kuingat baik
baik," kata Wie Siu Bun setelah selesai memberi hormat. "Dan
semoga Kaypang memperoleh sinarnya Sang Buddha ..!"
Tat Mo Cauwsu tersenyum puas.
"Mari kita berangkat..." Namun baru saja Tat Mo Cauwsu
berkata sampai disitu, justru disaat itu telah berkelebat dua
sosok tubuh, yang tahu-tahu telah berada di hadapan Wie Siu
Bun, salah seorang diantara mereka bahkan telah membentak :
"Pengemis busuk, rupanya kau cukup kuat untuk bertahan dari
serangan Kim Tok ! Ha, kini jangan harap engkau bisa hidup
lebih lama lagi..!" Muka Wie Siu Bun jadi berobah agak pucat, dia mengenali
kedua orang yang baru datang itu tidak lain kedua orang yang
telah melukainya dengan racun Kim Tok.
Beberapa saat yang lalu disaat dia belum terluka, dia sudah
tidak berhasil menghadapi kedua orang itu, yang memiliki
kepandaian lebih tinggi dari dia, apa lagi sekarang dia tengah
dalam keadaan terluka dan racun Kim Tok belum berhasil
Koleksi kang zusi.com 454
diusir seluruhnya dari tubuhnya maka dari itu telah membuat
Wie Siu Bun jadi mengeluh.
Tat Mo Cauwsu dengan tenang telah menoleh dan melihat
kedua orang lelaki yang baru muncul itu tidak lain dari kedua
orang lelaki setengah baya yang masing-masing memiliki
wajah bengis dan sikap yang kaku. Dilihat dari gerakan tubuh
mereka, rupanya kedua orang itu memang memiliki kepandaian
yang cukup tinggi. Wie Siu Bun saat itu telah memaksakan diri berkata,
"Rupanya Thian memang menghendaki Kaypang menghadapi
ujian cukup berat...! Kalian manusia manusia jahat dan rendah
budi, telah mempergunakan segala macam akal licik dan racun
untuk melukai aku ! Hmm, jika hari ini aku bisa lolos dari
kematian, aku tidak akan melupakan kalian berdua, suatu hari
kelak jika urusan Kaypang telah selesai, tentu aku akan
mencari kalian.." dari suaranya dapat diketahui Wie Siu Bun
keputus asaan dan marah, suaranya itu juga tergetar.
Kedua orang itu mengeluarkan suara tertawa yang
mengejek, keduanya juga serentak telah mencabut keluar
sebuah tabung dari masing2 pinggangnya.
Muka Wie Siu Bun telah berubah tambah pucat dan putus
asa. "Jika kalian berdua memiliki sifat yang gagah, tentu tidak
akan mempergunakan racun untuk merebut kemenangan !"
kata si pengemis dengan suara yang sangat nyaring. "Tetapi,
memang kalian manusia2 busuk maka kalian selalu
mempergunakan racun untuk membuat kemenangan....! jika
memang kalian gagah, simpanlah tabung racun kalian itu dan
hadapilah aku dengan ilmu kepandaianmu..walaupun aku telah
terluka oleh racun Kim Tok kalian, aku akan menghadapi
kalian sampai ajalku tiba....!"
Koleksi kang zusi.com 455
Tetapi kedua orang lelaki setengah baya itu yang wajahnya
sangat seram, telah mengeluarkan suara dengusan yang dingin
mengejek. "Gagah" mengapa harus mementingkan kegagahan" Yang
terpenting bagi kami adalah kemenangan dan kematian dari
kalian manusia2 tolol yang tidak tahu selatan ! Coba kalau
memang engkau bekerja untuk kepentingan Auwyang Siung
Bun Locianpwe, mungkin kau masih bisa menikmati enaknya
hidup didunia ini dengan segala kemewahan....!"
"Siapakah kalian ?" tanya Tat Mo Cauwsu tiba2 dengan
suara yang sabar. "Engkau keledai gundul ingin ikut campur pula dalam
urusan ini " Apakah engkau tahu, urusan ini tidak bisa
diselesaikan dengan hanya doa2 sucimu ?" ejek salah seorang
diantara kedua lelaki setengah baya itu.
Tetapi Tat Mo Cauwsu tidak menjadi gusar.
"Siauwceng bertanya, siapakah kalian ?" mengulangi Tat
Mo Cauwsu dengan pertanyaannya.
"Jika kau keledai gundul ingin mendengar nama besar
kedua tuanmu, hati2 jangan sampai pingsan karenanya !
Dengarlah baik2, aku bernama Tiang Koan Lu, dan ini tuan
besar yang satu bernama Cing San dan she Wu. Nah, kau telah
dengar, bukan " Kami berdua merupakan jago-jago yang tidak
pernah terkalahkan dan merupakan dua orang dari sepuluh
orang kepercayaan Auwyang Siung Bun Locianpwe !"
Angkuh sekali waktu Tiang Koan Lu berkata dengan suara
keras seperti itu, dia juga perlahan-lahan telah mengangkat
tabung racun ditangannya, sehingga membuat Wie Siu Bun
jadi berkuatir sekali. Begitu tabung racun itu dipergunakan
untuk menyerang dirinya, habislah riwayatnya, karena dari
tabung itu akan menyembur racun Kim Tok lagi.
Koleksi kang zusi.com 456
Wie Siu Bun mengharapkan Tat Mo Cauwsu cepat
bertindak, tetapi justru pendeta itu tampaknya tenang-tenang
saja dan mengawasi Tiang Koan Lu berdua dengan sikap yang
sabar sekali. "Omitohud! Apakah kalian tidak menyadari bahwa
perbuatan jahat tentu akhirnya akan hancur dan menerima
karma yang tidak menggembirakan " Jika kalian menanam biji
ketimun, kalian akan memperoleh ketimun sebagai hasilnya
dan jika kalian menanam biji semangka, maka kalian akan
menerima hasilnya kelak buah semangka juga...! Mengapa
kalian kini malah menanam bibit kejahatan " Bukankah kelak
kalian akan memperoleh hasilnya yang mendatangkan
kesengsaraan ?" Namun kedua orang pengikut Auwyang Siung Bun itu
bukannya mengakui kebenaran perkataan Tat Mo Cauwsu,
malah telah tertawa bergelak-gelak.
"Keledai gundul !" kata Tiang Koan Lu dengan suara yang
nyaring. "Sudah kukatakan tadi, percuma saja doa-doa sucimu,
tidak akan bisa menghadapi urusan ini !"
Wu Cing San juga telah mengeluarkan suara tertawa yang
keras dan angkuh, malah dia ini telah mengangkat tabung racun
Kim Toknya yang siap akan disemburkan kepada Wie Siu Bun.
"Janganlah kalian mempergunakan kelicikan mengandalkan
racun untuk merebut kemenangan...!" berkata Tat Mo Cauwsu
waktu melihat sikap Wu Cing San.
Tetapi Wu Cing San tidak memperdulikan, dia telah
mengincerkan tabungnya itu untuk disemprotkan kepada Wie
Siu Bun. Si pengemis jadi putus asa dan berkuatir sekali, dengan sisa


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tenaganya dia bermaksud akan menerjang kepada orang itu
untuk mengadu jiwa dengan mempergunakan kesempatan yang
Koleksi kang zusi.com 457
masih ada, karena begitu tabung itu menyemburkan racunnya,
niscaya akan menyebabkan jiwanya segera melayang.
Wu Cing San tidak memperdulikan sikap dan perkataan Tat
Mo Cauwsu, dia telah menekan sebuah tombol diatas tabung
beracun itu. Dari atas tabung tersebut menyembur cairan racun
menerjang ke arah Wie Siu Bun.
"Perbuatan yang jahat dan licik sekali !" menggumam Tat
Mo Cauwsu, dia bukan hanya berkata saja, tetapi tangan
kanannya telah dikebutkan dengan gerakan yang cepat sekali,
sehingga angin dari kebutan lengan bajunya itu telah
mendampar dan memukul balik cairan racun yang semula
menyambar kearah Wie Siu Bun jadi menghantam muka Wu
Cing San sendiri ! Seketika terdengar suara pekikan dan tubuh Wu Cing San
bergulingan diatas tanah sambil tidak hentinya mengeluarkan
suara jeritan yang mengenaskan sekali. Dan racun itu rupanya
merupakan racun Kim Tok yang dahsyat sekali, karena bekerja
dengan cepat dalam waktu yang singkat itu tubuh dan muka
Wu Cing San telah berobah biru kehitam hitaman.
Tiang Koan Lu yang menyaksikan nasib kawannya jadi
tertegun sejenak. Disamping kaget jeri dan marah, dia masih
ingat untuk menolongi kawannya.
Dengan cepat dia melompat kesamping Wu Cing San
mengeluarkan obat penawar racun Kim Tok itu.
Dimasukkannya kedalam mulut Wu Cing San.
Kemudian setelah itu Tiong Koan Lu melompat dan bersiap
siap ingin menyemburkan racun ditabungnya dengan sikap
hati-hati, karena dia tidak mau terjadi seperti apa yang dialami
oleh kawannya, yaitu racun kena disampok membalik
menghantam dirinya sendiri.
Koleksi kang zusi.com 458
Tetapi Tat Mo Cauwsu telah berkata dengan suara yang
dingin : "Kalian rupanya manusia2 yang tidak memiliki hati
yang baik jika diampuni juga percuma, dikemudian hari hanya
akan mendatangkan bahaya untuk orang-orang yang lemah....!"
dan Tat Mo Cauwsu tidak menyelesaikan perkataannya itu,
karena melihat betapa Tiang Koan Lu ber-siap2 akan
menyemburkan racun dari tabung rahasianya itu.
Tiba2 tubuh Tat Mo Cauwsu berkelebat ke samping Tiang
Koan Lu, lalu dengan cepat tangan kanannya telah bergerak
menepuk punggung Tiang Koan Lu sebelum orang she Tiang
itu sempat untuk mengetahui bahwa pendeta liehay itu telah
berada disampingnya. "Buk....!" perlahan sekali tepukan tangan Tat Mo Cauwsu,
tetapi kesudahannya sangat hebat sekali untuk Tiang Koan Lu,
dia mengeluarkan suara jeritan yang keras, tubuhnya telah
meloso jatuh ketanah dan berkelejetan kemudian pingsan!
Rupanya yang ditepuk oleh Tat Mo Cauwsu adalah darah
penting di punggung orang she Tiang itu, dan setelah itu
terlihat Tat Mo Cauwsu juga tidak bertindak hanya sampai
disitu saja, karena dengan cepat kedua tangannya bergerak
menepuk ke beberapa bagian di tubuh Tiang Koan Lu. Setelah
itu Tat Mo Cauwsu berkata kepada Wie Siu Bun yang saat itu
tengah berdiri tertegun memandang dengan takjub :
"Kepandaian silatnya telah kumusnahkan, sengaja Siauwceng
terpaksa membuatnya bercacad, karena manusia seperti ini
membahayakan keselamatan umum...!" tenang sekali kata2 itu
seperti juga tidak ada peristiwa apapun ditempat itu. Bahkan
Tat Mo Cauwsu telah melangkah menghampiri Wu Cing San
yang masih pingsan, dia telah menepuk beberapa tempat2
tertentu di tubuh orang she Wu itu, sambil mulutnya berkata :
"Dia telah diberikan tadi obat penawar racun, memang jiwanya
bisa dilindungi dari serangan racun Kim Tok, tetapi tentu saja
diapun harus dibuat bercacad...kepandaiannya harus
dilenyapkan !" Koleksi kang zusi.com 459
Setelah selesai me-nepuk2 beberapa di tubuh Wu Cing San,
tampak Tat Mo Cauwsu menghampiri Tiang Koan Lu yang
masih pingsan, merogoh saku orang itu, mengeluarkan botol
obat yang tadi dikeluarkan Tiang Koan Lu, menuangkan dua
butir dan memberikan kepada Wie Siu Bun.
"Kebetulan sekali mereka muncul kembali, sehingga kau
bisa memperoleh obat pemunah racun Kim Tok, siecu !!" kata
Tat Mo Cauwsu. "Telanlah obat ini...!"
Wie Siu Bun girang bukan kepalang, dia telah
mengucapkan terima kasih beberapa kali kepada Tat Mo
Cauwsu. Segera dia menelan kedua pil penawar racun Kim Tok
itu. Sedangkan Tat Mo Cauwsu memberikan juga botol obat
yang masih ada isinya kurang lebih belasan butir pil penawar
racun Kim Tok itu. "Simpanlah, mungkin suatu waktu kelak
engkau memerlukannya...!"
Bukan main kagumnya Wie Siu Bun melihat hanya dalam
segebrakan begitu mudah Tat Mo Cauwsu bisa merubuhkan
kedua lawan yang sebetulnya memiliki kepandaian tidak
rendah itu. Melihat ini Wie Siu Bun segera yakin bahwa
Kaypang bisa diselamatkan dari bencana, karena justru Tat Mo
Cauwsu merupakan seorang yang sakti dan memiliki
kepandaian yang liehay sekali, maka Wie Siu Bun jadi
bersyukur tidak berkesudahannya.
Tanpa memperdulikan Wu Cing San dan Tiang Koan Lu
yang masih menggeletak pingsan, Tat Mo Cauwsu telah
mengajak Wie Siu Bun untuk melanjutkan perjalanan
meninggalkan tempat itu. Tujuan mereka adalah Pakkhia, kota raja, untuk menemui
pangcu pengemis itu di markas pusatnya...
X dw X Koleksi kang zusi.com 460
KOTA raja Pakkhia memiliki keramaian tersendiri, sebagai
kota raja dan pusat pemerintahan daratan Tionggoan oleh
Kaisar Ming Ti dari Dinasti Han Timur, jelas kota raja
memiliki banyak kelebihan-kelebihan dari kota kota yang
lainnya. Disamping dikota raja ini banyak sekali terdapat
gedung yang dibangun bertingkat, juga umumnya kemewahan
lebih tertampak secara menyolok, di mana kekayaan telah
memegang peranan dikota raja, dan segalanya selalu disertai
kemewahan, bagaikan penduduknya berlomba untuk
menonjolkan keberhasilan dalam usaha mereka mengumpulkan
kekayaan. Disamping gedung2 bertingkat mewah, rumah makan
berloteng yang luas dan indah juga banyak toko-toko yang
menjajakan barang dagangannya itu dengan berlebihan, sampai
ber-tumpuk2 diluar pintu toko. Ramai sekali keadaan dikota
raja ini, semua orang yang hilir mudik tidak berkeputusan itu
memiliki kepentingan masing2.
Dimuka sebuah rumah makan yang besar dan bertingkat
dua yang dimuka pintunya terpasang papan merek "Ciu Sing
Touw" yang bertulisan dari air emas itu, tampak mentereng
sekali, pengunjung yang berdatangan sangat ramai dan banyak
sekali, dari pagi sampai malam tidak berkeputusan. Dari orang
yang hendak menjamu kenalan dan sahabatnya sampai orangorang yang singgah dari perjalanannya untuk mengisi perut.
Suara piring dan mangkok yang terbentur dengan sumpit dan
sendok terdengar ramai, disamping suara tepukan tangan dari
beberapa tetamu yang memanggil pelayan dan suara gelak tawa
dari tamu tamu yang tengah bersantap itu, sangat ramai sekali,
diselingi juga oleh ruangan yang memang telah tersiar bau arak
dan bermacam macam harumnya masakan.
Tetapi diluar muka rumah makan itu, barisan pengemis, tua
dan muda, tengah berkerumun sambil mengulurkan tangannya
meminta belas kasihan dari pelayan untuk memperoleh
Koleksi kang zusi.com 461
makanan sisa atau pada para tamu yang mau masuk kedalam
rumah makan dan keluar setelah bersantap, agar memberikan
sedikit derma satu atau dua tail kepada mereka.
Memang keadaan dikota raja sangat ramai dan penuh hiruk
pikuk. Dan saat itu tampak seorang lelaki bertubuh gemuk dengan
muka yang memerah sehat serta pakaiannya yang mewah
penuh dengan hiasan2 yang membuktikan dia berasal dari
keluarga kaya raya atau berpangkat, tengah melangkahkan
kakinya memasuki pintu rumah makan itu, disambut dengan
sikap hormat ter-bungkuk2 dari dua orang pelayan yang
memang sengaja menanti didepan pintu untuk menerima tamu.
Waktu lelaki gemuk yang angkuh dan tampaknya berjalan
dengan dada yang terbusungkan dan langkah kaki per-lahan2
itu melewati barisan pengemis, dia melirik sedikit, lalu
merogoh saku bajunya mengeluarkan belasan tail, yang
dilemparkan ke tanah. "Ambil untuk kalian, bagi yang rata..." katanya dengan
suara yang acuh tak acuh.
Para pengemis yang jumlahnya belasan itu saling rebut
dengan mengeluarkan suara yang riuh sekali, seorang pelayan
telah mengusir mereka, untuk memulihkan ketenangan
dirumah makan itu. Sedangkan pelayan yang seorang lagi telah
mengantarkan lelaki gemuk itu ke sebuah meja yang masih
kosong. Rumah makan itu memiliki ruangan yang sangat luas,
yang bisa terisi lebih dari lima puluh meja. Tamu-tamu saat itu
sangat ramai, walaupun hari hampir sore. Dan lelaki gemuk itu
ke bagian meja dibagian sebelah dalam, disamping pintu yang
akan menuju ke dapur. Dia telah duduk dengan sikap yang
angkuh sekali, sedangkan pelayan telah melayaninya dengan
sikap yang menghormat sekali, dimana lelaki gemuk itu
menyebutkan satu persatu makanan yang dikehendakinya.
Koleksi kang zusi.com 462
Tidak lama kemudian pelayan telah sibuk mempersiapkan
bermacam-macam masakan dan arak.
Dengan sikap yang agung dan perlahan-lahan, lelaki gemuk
itu mulai bersantap. Sikapnya yang agung dan angkuh itu seperti tidak
diperdulikan oleh tamu tamu yang lainnya, seperti juga mereka
memang tidak usil dengan urusan orang-orang lainnya, karena
mementingkan perut masing masing, menikmati santapan lezat
untuk mereka. Tetapi disaat si gemuk yang berasal dari keluarga kaya raya
dan berusia diantara tiga puluh lima tahun tengah menikmati
santapannya itu, dari luar telah melangkah masuk seorang tojin
yang berusia lima puluh tahun, bertubuh tegap dengan kumis
dan jenggot yang cukup panjang, dan ditangan kanannya
memegang sebatang hudtim yang digerak gerakkan perlahan.
Mata Tojin (imam) itu telah memandang sekitar ruangan
rumah makan itu, dia memperhatikannya dengan seksama,
sampai akhirnya dia melihat si gemuk yang terdapat di meja
yang terletak disudut ruangan itu. Si imam telah melangkahkan
kakinya menghampiri ke arah meja si gemuk.
"Ang Toaya...!" sapa si tojin dengan suara yang cukup
keras waktu dia hampir tiba di meja si gemuk.
Si gemuk itu Ang Toaya telah menunda makannya, dia
mengangkat kepalanya memandang si tojin.
"Oh kau, Po Liang Cinjin ?" tanyanya terkejut bercampur
girang. "Mari! Mari duduk makan bersamaku !"
Si tojin memang tidak menolak, dia menarik kursi
dihadapan Ang Toaya (tuan besar Ang) itu, dia telah duduk dan
segera pelayan mempersiapkan segala peralatan makan untuk
tojin itu. Koleksi kang zusi.com 463
''Ada kabar baru ?" tanya Ang Toaya kepada tojin itu
sambil mengangkat cawan araknya, dan meminumnya perlahan2, sedangkan matanya mengawasi tojin itu.
"Ada sesuatu yang hendak pinto laporkan kepada Ang
Toaya, sesuatu yang aneh dan cukup mencurigakan," menyahut
si tojin setelah melirik sekitarnya. "Sebentar selesai Ang Toaya
bersantap, akan pinto sampaikan laporan itu...!"
"Menyangkut masalah apa ?" tanya Ang Toaya yang tidak
memperlihatkan perobahan diwajahnya, sikap tenang sekali,
walaupun Ang Toaya itu mengetahui bahwa tojin itu datang
tentu membawa kabar yang kurang begitu menggembirakan.
"Mengenai urusan Auwyang Locianpwe..!" menyahuti si
tojin. "Ada.... ada dua orang pengikutnya yang telah terluka
dan dibuat bercacad oleh seseorang yang memiliki kepandaian
luar biasa..!" Jika tadi Ang Toaya itu bersikap tenang dan angkuh sekali,
mendengar perkataan si tojin seperti itu, seketika mukanya
berobah sejenak, tetapi dia bisa menguasai dirinya, hanya
suaranya saja yang jadi perlahan sekali waktu dia bertanya:
"Apa yang terjadi ?"
"Wu Cing San dan Tiang Koan Lu telah terluka dan dibuat
bercacad oleh seseorang...." menyahuti si Tojin. "Urusan ini
tampaknya akan menyebabkan terhambatnya rencana Auwyang
Locianpwe !" Sebetulnya si gemuk Ang Toaya itu tengah berselera untuk
bersantap, tetapi sejak kedatangan tojin itu, ludeslah selera
makannya, apa lagi mendengar ada peristiwa yang menyangkut
dengan dirinya yang tentunya kurang menggembirakan itu.
Ang Toaya meletakkan sepasang sumpitnya disamping
mangkok nasi yang belum dihabiskan isinya itu, dia telah
berdiri. Koleksi kang zusi.com 464
"Baiklah, mari kita pergi !" katanya sambil menoleh kepada
si pelayan. "Hitung semua dan pembayaran nanti kau tagih
dirumah...!" Pelayan itu mengiyakan berulang kali sambil mengucapkan
terima kasih, karena dia mengetahui Ang Toaya ini seorang
yang kaya raya terkenal dikota raja akan keterbukaan
tangannya, yang selalu memberikan persen cukup besar bagi
pelayan yang menagih pembayaran makannya digedungnya.
Dengan diikuti si Tojin, tampak Ang Toaya itu telah
meninggalkan rumah makan tersebut.
Pengemis-pengemis dimuka rumah makan yang
mengajukan tangan mereka meminta pemberian dari si tuan
besar Ang yang murah hati itu tidak diacuhkan si gemuk, yang
kini berjalan agak tergesa dan langkah kakinya cepat sekali.
Mereka menyusuri beberapa jalur jalan diantara orang-orang
yang tengah hilir mudik itu, sedangkan si Tojin itu mengikuti
Ang Toaya dengan matanya tidak hentinya berjelilatan kesana
kemari seperti tengah mencari cari sesuatu.
Ketika sampai di sebuah gedung yang besar, Ang Toaya
telah disambut oleh dua orang pelayan rumah dan dengan
langkah yang lebar dan juga muka yang agak muram Ang
Toaya sudah menuju ke ruang tengah. Setelah melewati sebuah


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

taman yang penuh dengan bunga bunga warna warni, tampak
Ang Toaya tiba disebuah ruangan yang memiliki prabotan
sangat mewah dan mahal-mahal harganya. Dia duduk disebuah
kursi dan menujuk kursi yang satunya, mengisyaratkan agar si
Tojin juga duduk. Seorang pelayan kecil telah datang mempersiapkan teh
untuk Ang Toaya dan tojin itu serta beberapa makanan kecil
sebagai teman minuman itu.
Koleksi kang zusi.com 465
"Po Liang Cinjin, berita apa sebenarnya yang ingin kau
sampaikan ?" tanya Ang Toaya setelah meneguk sedikit air teh
di cawannya. Po Liang Cinjin telah menghela napas. Sebenarnya rencana
Auwyang Locianpwe berjalan lancar, utusan dari pangcu pusat
Kaypang telah berhasil dilumpuhkan oleh Wu Cing San dan
Tiang Koan Lu, dilukai oleh racun Kim Tok, hanya mereka
melakukan sedikit kesalahan, karena semula mereka telah
berhasil membinasakan Wie Siu Bun, utusan Kaypang pusat
itu! tetapi kenyataan yang ada, justru orang she Wie itu bisa
bertahan dengan lwekangnya yang cukup tinggi dan dia
kebetulan pula mencuri dengar percakapan dari Tiang Koan Lu
berdua, sehingga dia mengetahui seluruh rencana dari
Auwyang Locianpwe...! Itulah kesalahan besar tidak berampun
dari Tiang Koan Lu dan Wu Cing San yang telah berlaku
ceroboh dan tidak hati2 dalam tindakannya ! Ketika Wu Cing
San dan Tiang Koan Lu berdua mengetahui si pengemis belum
terbinasa, mereka telah kembali mencarinya dan waktu itu si
pengemis ditemani oleh seorang pendeta berusia diantara tiga
puluh lebih, pendeta asing, seperti dari India ... dalam
segebrakan saja waktu Wu dan Tiang ingin mempergunakan
tabung racunnya, mereka telah dirubuhkan dan dibuat bercacad
seumur hidup oleh pendeta itu, menurut Tiang Koan Lu, bahwa
pendeta asing itu memiliki kepandaian luar biasa seperti setan,
gerakannya sangat gesit dan cepat sekali... kini pendeta itu juga
tengah menemani orang she Wie menuju ke Pakkhia ini...!"
Muka Ang Toaya telah berobah, dia telah menggeram
sedikit memukul tepian meja dengan sikap yang jengkel sekali.
"Ha, mengapa harus terjadi urusan seperti ini ?" Jika
memang Wu dan Tiang Koan Lu berhasil membinasakan
utusan Kaypang pusat, tentu rencana Auwyang Locianpwee
akan berjalan dengan lancar ! Sekarang...bagaimana ?"
Tojin itu juga telah menghela napas.
Koleksi kang zusi.com 466
"Jika dilihat demikian, tentu bisa membawa kerepotan
untuk pihak kita, karena tentu Wie Siu Bun akan melaporkan
segalanya kepada Pangcu dipusat ini, dan Kaypang pasti akan
mempersiapkan diri ! Kita memang mengetahui bahwa
Kaypang memiliki jago2 yang memiliki kepandaian sangat
tinggi sekali disamping itu juga memang telah banyak orangorang kita yang menyelinap ke dalam tubuh Kaypang.... tetapi,
dengan demikian, bentrokan yang akan terjadi pasti akan
merugikan kita, karena Pangcu Kaypang itu dapat
mempersiapkan segalanya dengan sebaik mungkin jika laporan
yang disampaikan Wie Siu Bun telah berhasil didengarnya !
Selama dalam perjalanan, banyak orang-orang kita telah
menghadang Wie Siu Bun dan pendeta asing itu.... tetapi ...
kepandaian pendeta asing itu benar-benar luar biasa sekali....
dengan satu dua kali gebrakan orang-orang kita telah dilukai,
bahkan banyak yang dibuat bercacad! Celaka lagi, justru
orang-orang kita yang telah dilukai itu dipaksa untuk
memberikan keterangan, sehingga sekarang telah banyak sekali
rahasia kita diketahui Wie Siu Bun! Malam ini pendeta asing
itu dan Wie Siu Bun akan tiba.... bagaimana menurut Ang
Toaya" Apakah kita menghadangnya diluar kota Pakkhia, atau
membiarkan mereka tiba di markas Kaypang tanpa gangguan,
agar menyampaikan segalanya kepada Pangcu Kaypang itu,
dan diwaktu pangcu Kaypang itu tengah panik, kita
melancarkan gempuran yang terbuka saja... tentu kita bisa
merebut kemenangan, karena orang2 Kaypang itu pasti belum
bersiap sedia...! Hanya sayang, dengan demikian kita gagal
mengadu domba antara Kaypang dengan iblis It Cie Sin Mo
(Iblis Sakti Berjari Satu) Kwee Bo In. Itulah kegagalan yang
akan menyebabkan Auwyang Locianpwee akan marah
sekali..!" Berulang kali Ang Toaya itu menghela napas.
Dia juga mengerutkan keningnya, tampaknya dia tengah
berpikir keras sekali. Koleksi kang zusi.com 467
Tetapi dalam keadaan demikian, tampak dia tidak bisa
segera mengambil keputusan.
"Urusan ini bukan urusan kita, jika kita melancarkan
serangan terbuka dengan memerintahkan orang2 kita yang
telah berhasil menyelusup ke dalam Kaypang itu melakukan
pembunuhan dan penyerangan, berarti segalanya akan menjadi
terang... jika gagal, kita yang celaka dan Auwyang Locianpwee
juga akan murka sekali karena kemungkinan besar rencananya
akan gagal...!" kata Ang Toaya kemudian, seperti juga dia
berkata kepada dirinya sendiri.
Tojin itu telah mengangguk beberapa kali, dia juga agak
bingung untuk mencari jalan keluar dalam urusannya yang
dianggap sangat besar dan penting itu.
Setelah berdiam diri beberapa saat lamanya, Ang Toaya
menghela napas, sambil katanya kepada Po Liang Cinjin,
"Siapkan beberapa orang-orang kita, lebih baik kita hadang
saja pendeta asing itu dan Wie Siu Bun diluar pintu kota
Pakkhia .... jika dapat kita usahakan untuk membinasakan
mereka berdua! Hanya aneh siapakah pendeta asing itu "
Mengapa Wie Siu Bun bisa memperoleh tulang punggung yang
demikian kuat ?" Po Liang Cinjin juga telah mengangkat bahunya sambil
menghela napas. "Ya, entah siapa pendeta asing itu"! Jika memang tidak
munculnya pendeta asing itu, tentu dengan mudah kita
menyelesaikan Wie Siu Bun...... tetapi kini perobahan telah
terjadi demikian diluar dugaan...maka kali ini kita harus
mempersiapkan orang-orang cukup banyak, jangan sampai
gagal lagi ! Jika kali ini gagal, tentu sulit untuk mengatur
segalanya dari pertama lagi..!"
Ang Toaya itu telah mengangguk.
Koleksi kang zusi.com 468
Si Tojin lalu pamitan untuk mempersiapkan orang2nya,
sedangkan Ang Toaya itu telah berjalan mondar mandir dengan
kening yang berkerut dalam2, tampaknya dia telah memutar
otak mencari akal yang baik untuk rencananya...
Ang Toaya itu memang seorang yang kaya raya dikota
tersebut. Nama lengkapnya adalah Ang Bie Tin, dan dia
seorang yang memiliki kekayaan disamping juga memiliki
kepandaian yang tinggi, karena dia merupakan murid pertama
(murid kepala) dari Auwyang Siung Bun, walaupun tubuhnya
itu gemuk dampak, namun kegesitan tubuhnya luar biasa.
Jarang sekali orang mengetahui bahwa dia memiliki
kepandaian silat yang sangat tinggi, hanya orang2 dikota raja
menganggap Ang Toaya ini sebagai seorang yang kaya raya.
Belum lama yang lalu gurunya, Auwyang Siung Bun,
memang telah menyampaikan kepadanya, agar dia yang
bertugas dikota raja mengawasi gerak gerik perkembangan
kaypang dan pangcunya. Karena sang guru itu bermaksud
melakukan sesuatu yang telah direncanakan masak2.
Maka dari itu, jika memang berhasil tentu kelak yang akan
menjadi Pangcu Kaypang gurunya tersebut. Auwyang Siung
Bun bermaksud untuk merebut kedudukan Pangcu Kaypang
itu, karena Kaypang merupakan perkumpulan yang sangat
kuat, yang seluruh anggotanya tersebar merata didaratan
Tionggoan, jika Auwyang Siung Bun berhasil merebut
kedudukan Pangcu itu, tentu dia bisa mendesak dan
mengadakan suatu pengumuman bahwa dia merupakan jago
tanpa tanding, karena cita2 utamanya untuk menjadi Bu Lim
Te lt, jago nomor satu dalam dunia persilatan.
Dengan dukungan anggota Kaypang, niscaya dia yakin
berhasil dengan tujuan dan cita citanya itu.
Sebagai permulaan, dia telah menyamar sebagai anggota
Kaypang, agar kelak jika di Kaypang pusat terjadi kericuhan,
Koleksi kang zusi.com 469
sebagai anggota dia bisa ikut muncul. Disaat itulah, dia akan
muncul dan membereskan urusan urusan tersebut, sehingga
pasti dia akan menggantikan kedudukan Pangcu Kaypang yang
lama. Sebagai persiapan, diapun telah perintahkan pengikutnya
yang berjumlah ribuan orang untuk menyelusup kedalam
anggota Kaypang. Ang Toaya sendiri telah dijanjikan oleh gurunya, jika usaha
gurunya itu berhasil, tentu dia akan diberi kedudukan sebagai
wakil Pangcu Kaypang. Maka dari itu, mati-matian Ang Bie Tin telah berusaha
untuk dapat mengawasi gerak-gerik Kaypang pusat ini, diapun
telah mempersiapkan orang-orang pandai yang banyak
jumlahnya, yang merupakan sahabat-sahabatnya. Dengan
kekuatan uangnya, dia membeli orang-orang pandai dari
beberapa golongan yang bekerja untuk dirinya....
Tetapi perobahan yang terjadi ini telah membuat dia jadi
heran sekali dan jengkel. Heran karena tidak disangkanya bisa
muncul seorang pendeta asing yang hampir menggagalkan
usaha gurunya. Dan jengkel, karena dengan munculnya
pendeta asing itu, berarti dia harus bekerja lebih keras.
Sebetulnya tanpa munculnya pendeta asing itu, dia bisa bekerja
dengan ringan, sebab telah diutusnya beberapa orang-orangnya
untuk mengikuti gerak gerik utusan pangcu Kaypang pusat itu
dan juga diperintahkannya untuk membinasakannya.
Dengan bocornya rahasia rencana Auwyang Siung Bun,
berarti juga akan terancam kegagalan rencana gurunya itu.
Setelah berjalan mondar mandir beberapa saat, dia melihat
Po Liang Cinjin telah bergegas masuk dengan cepat.
"Semua telah bersiap siap didelapan pintu kota...mereka
akan menghadang pendeta asing itu dan Wie Siu Bun sepuluh
lie dari pintu kota....apakah Ang Toaya akan ikut serta ?"
Koleksi kang zusi.com 470
Si gemuk telah mengangguk.
"Jika semuanya gagal menghadapi pendeta itu, biar nanti
aku yang menghadapinya !" kata Ang Bie Tin dengan suara
perlahan dengan wajah yang muram.
Po Liang Cinjin berseru, "Bagus !" karena dia mengetahui
Ang Bie Tin memang memiliki kepandaian yang tinggi dan
imam itu juga mengetahui justru kepandaian Ang Bie Tin jauh
diatas kepandaiannya. Maka dia yakin, dengan turun tangannya Ang Bie Tin, tentu
pendeta asing yang belum diketahui nama maupun gelarannya
oleh mereka akan berhasil dihadapi.
Begitulah, dengan langkah kaki yang lebar, Ang Bie Tin
dan Po Liang Cinjin telah meninggalkan gedung tersebut,
mereka bergegas menuju ke kota raja.
"Untuk kontak satu dengan yang lainnya telah dipersiapkan
api udara (panah api) yang dipergunakan sebagai tanda !
Rombongan kita yang melihat dan menghadang si pendeta
asing dan Wie Siu Bun, harus melepaskan panah api, sehingga
kita bisa segera bergabung menjadi satu.... karena sampai
sekarang belum dapat kita memastikan Wie Siu Bun dan
pendeta asing itu entah mengambil jalan pintu kota yang
mana..!" menjelaskan Po Liang Cinjin.
Memang kota Pakkhia sebagai ibu kota telah memiliki
delapan pintu kota, yaitu disebelah barat, timur dan bagian2
lainnya. Maka dari itu, Po Liang Cinjin telah mengatur orangorangnya agar berjaga jaga di masing masing pintu kota.
Dan rombongan yang terpecah delapan itu harus bersatu
begitu melihat panah api yang dilepaskan oleh rombongan
yang menghadang Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu Bun.
Koleksi kang zusi.com 471
Po Liang Cinjin dan Ang Bie Tin berada dipintu kota
sebelah utara, mereka menantikan dengan tidak sabar.
XdwXkzX JIKA orang Po Liang Cinjin dan Ang Bie Tin tengah sibuk
bersiap siap untuk menghadang Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu
Bun, maka pihak Kaypang rupanya terjadi kesibukan juga.
Diantara hiruk-pikuk keramaian kota raja itu, dan juga diantara
ketenangan kota raja yang terjaga ketat oleh pihak keamanan,
tampak pengemis pengemis dimuka-muka berbagai rumah
makan juga telah telah sibuk sekali. Karena beberapa orang
pengemis kecil telah berlari-lari dikota raja itu, dari rumah
makan yang satu ke rumah makan yang lainnya, membisiki
sesuatu kepada rombongan pengemis yang berada dimuka
rumah makan tersebut. Dalam waktu yang tidak begitu lama, sebelum hari menjadi
gelap, seluruh pengemis telah lenyap dari depan rumah-rumah
makan yang terdapat dikota raja. Mereka telah berlalu, lenyap
tanpa terlihat seorang manusiapun juga.
Sebetulnya keadaan seperti ini merupakan kejadian yang
agak janggal, sebab biasanya setiap hari sampai jauh malam
dimuka rumah makan yang terdapat dikota raja ini dipenuhi
oleh pengemis. Bahkan jika ada pengemis yang sudah letih
dimalam hari, mereka sering tidur dengan menggeletak
disamping-samping rumah makan.
Karena rombongan pengemis memang tidak begitu
disenangi oleh orang-orang yang bersantap lenyapnya mereka
tidak begitu diperhatikan. Tidak seorang pengemispun yang
terlihat berkeliaran dijalan jalan atau dimuka rumah makan,
semuanya telah menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Hal itu ternyata disebabkan sepanjang perjalanan Wie Siu
Bun telah perintahkan kepada pengemis pengemis yang
dijumpainya agar berangkat ke kota raja memberi laporan
Koleksi kang zusi.com 472
kepada Pangcu pusat agar mengumpulkan semua pengemis di
malam itu untuk berkumpul. Memang perkumpulan pengemis
memiliki jaringan yang ketat sekali, sehingga cepat sekali
sampai berita kembalinya Wie Siu Bun yang membawa berita
buruk itu ke telinga pangcu Kaypang.
Segera pangcu pusat Kaypang itu telah memerintahkan
beberapa orang pengemis kecil untuk menarik pulang
pengemis2 yang tengah melaksanakan tugasnya untuk
mengemis. Tetapi diantara anggota2 pengemis itu memang telah
dimasuki orang2nya Auwyang Siung Bun, sehingga cepat pula
berita ini sampai ditelinga Po Liang Cinjin, yang
melaporkannya kepada Ang Bie Tin.


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keadaan demikian telah berlangsung dengan cepat, diantara
ketenangan yang ada dikota raja, ternyata tengah berlangsung
ketegangan2 diantara dua kekuatan...
Tat Mo Cauwsu yang melakukan perjalanan dengan Wie
Siu Bun telah sampai di dekat pintu kota sebelah barat, masih
terpisah kurang lebih seratus lie. Mereka perkirakan malam ini
mereka berdua bisa tiba dimarkas pusat Kaypang.
Maka dari itu, karena mengingat jarak yang telah dekat,
kedua orang ini tidak bermaksud untuk beristirahat walaupun
hari mulai malam, mereka telah melanjutkan terus perjalanan
itu. Tetapi, waktu mereka sedang melakukan perjalanan,
terpisah kurang lebih lima puluh lie dari pintu kota raja, dari
depan mereka telah berlari lari cepat sekali serombongan
penunggang kuda, yang melarikan kuda tunggangnya dengan
cepat sekali. Jumlah mereka kurang lebih belasan orang dan semuanya
mengenakan pakaian ringkas dan membawa senjata tajam.
Koleksi kang zusi.com 473
Cepat sekali belasan orang penunggang kuda itu telah
sampai dihadapan Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu Bun, semuanya
melompat turun dengan sikap tidak menggembirakan, karena
masing2 memperlihatkan sikap yang bengis.
Tampak salah seorang penunggang kuda telah
menggerakkan tangannya keatas, maka melesatlah sebatang
panah api, yang mengaung memperdengarkan suaranya.
Waktu tiba ditengah udara, panah api itu telah meledak, dan
memancarkan cahaya yang kemilau diantara kegelapan sang
malam. Wie Siu Bun dan Tat Mo Cauwsu tidak mengetahui, entah
apa maksud orang2 yang telah menghadang, bahkan telah
mengurungnya itu. Salah seorang diantara mereka telah mengawasi Wie Siu
Bun yang berpakaian tambal tambal dan dekil sekali, orang itu
memiliki raut muka yang empat persegi, dengan mata yang
cekung dalam memancarkan sifat2nya yang licik. Dia telah
tertawa sambil katanya : "Aha, tentu Kaycu (saudara pengemis)
ini yang bernama Wie Siu Bun, bukan ?"
Wie Siu Bun cepat-cepat mengiyakan. Walaupun hatinya
heran, tetapi dia mengetahui adat adat kesopanan, maka
walaupun dia tidak kenal dengan orang itu, si pengemis she
Wie Siu ini telah berlaku sangat hormat.
"Benar, aku si pengemis miskin yang bernama Wie Siu
Bun. Ada urusan apa tuan2 menemui kami ?" tanya Wie Siu
Bun. Orang itu telah tertawa lagi, tertawanya itu tidak sedap.
"Kami justeru diperintahkan Pangcu Kaypang untuk
menjemput kalian ... menurut Pangcu bahwa Wie Kaycu telah
berhasil menjalankan tugas dengan baik !"
Koleksi kang zusi.com 474
Dan waktu si pengemis dan Tat Mo Cauwsu tengah heran,
justru orang itu hanya berkata sampai disitu, tahu2 tangannya
yang memang sejak tadi mencekal kepala batang goloknya,
telah ditariknya dengan cepat sekali, dan "sringggg ...!" golok
itu telah menyambar kearah batang leher Wie Siu Bun.
Gerakan yang dilakukannya itu merupakan gerakan yang
sama dengan serangan membokong.
"Ihh..." Wie Siu Bun bergerak cepat mengelakkan diri.
Karena dia sudah tidak terpengaruh oleh racun Kim Tok, dia
berhasil bergerak dengan lincah sekali, sehingga serangan
orang itu jatuh ditempat kosong.
Namun belasan orang kawannya yang lain telah mencabut
senjata mereka masing2. Ada yang bersenjata pedang, ada yang
bersenjata tombak, golok, samcio dan lain lainnya. Ada juga
yang bersenjatakan Poan Koan Pit, sepasang pit yang terbuat
dari besi. Mereka itu mengambil sikap mengurung dan bersiap-siap
akan melancarkan serangan. Tentu saja sikap mereka itu
mengandung permusuhan. Tat Mo Cauwsu telah merangkapkan sepasang tangannya,
katanya : "Siancai ! Siancai ! Tuan-tuan datang dengan
mengatakan ingin menyambut kami, tetapi sikap tuan-tuan
tampaknya memusuhi kami ! Apakah yang sebenarnya tuantuan kehendaki !!?"
"Jiwa kalian berdua !" teriak orang-orang itu hampir
berbareng, bahkan serentak mereka telah menerjang
melancarkan serangan dengan senjata mereka, ada yang
membacok, ada yang menikam, ada pula yang menotok.
Wie Siu Bun terkejut, dia melihat jumlah lawan sangat
banyak, dia berkuatir kalau memang dirinya dikeroyok.
Koleksi kang zusi.com 475
Tetapi justru sebaliknya Tat Mo Cauwsu tetap membawa
sikap yang tenang sekali.
Jika Wie Siu Bun menjadi sibuk sekali mengelakkan diri,
justru Tat Mo Cauwsu telah bergerak tenang sekali
mengelakkan diri untuk menghindar dari setiap serangan lawan
lawannya. Gerakan yang dilakukan oleh Tat Mo Cauwsu memiliki
kelincahan yang luar biasa cepatnya, didalam waktu yang
sangat singkat sekali, dia telah berhasil mengelakkan diri dari
setiap serangan yang dilakukan oleh lawannya. Bahkan setiap
kali tangan Tat Mo Cauwsu bergerak, terdengar jerit dari salah
seorang lawannya, yang jika tidak tersungkur, tentu terlepas
senjatanya dari cekalannya.
Maka tidaklah mengherankan jika dalam saat-saat seperti
itu telah membuat lawan-lawannya jadi gentar juga untuk
mendesak Tat Mo Cauwsu lebih lanjut.
Tetapi Wie Siu Bun jadi sibuk sekali menyelamatkan diri
berkelit dari serangan-serangan lawannya.
Bermacam-macam senjata telah meluncur kearah dirinya
dengan gerakan yang cepat sekali.
Dalam keadaan terdesak begitu, Tat Mo Cauwsu telah
melompat kedekatnya dan menggerak-gerakkan kedua
tangannya untuk menolong Wie Siu Bun dari desakan lawanlawannya. Pendeta India itu berhasil merubuhkan orang-orang
yang tidak dikenalnya itu dengan mudah.
Tetapi disaat itulah, dari berbagai jurusan tampak beberapa
rombongan penunggang kuda tengah mendatangi, serombongan dari orang-orang yang berpakaian seragam
perwira tengah melarikan kudanya dengan cepat, dan telah
melompat turun. Koleksi kang zusi.com 476
Pakaian mereka ternyata dari lapisan besi, maka mereka
seperti tidak takuti senjata tajam. Dengan gerakan yang gesit
masing masing telah ikut mengurung Tat Mo Cauwsu dan Wie
Siu Bun. Tat Mo Cauwsu semula mengira bahwa rombongan tentara
negeri itu adalah alat keamanan dikota itu, yang ingin
memisahkan mereka dari kepungan orang-orang tidak dikenal
itu. Alangkah heran dan terkejutnya dia waktu melihat
rombongan tentara negeri itu justru telah melancarkan serangan
yang bertubi tubi kepadanya dengan gerakan gerakan yang
sangat hebat sekali, sehingga tampaknya bahwa tentara negeri
itu bukanlah orang biasa, mereka tentu berasal dari orangorang persilatan yang memiliki kepandaian cukup tinggi.
Terlebih lagi setelah berlangsung pertempuran beberapa jurus,
dari berbagai jurusan telah tiba pula rombongan orang lainnya.
Jumlah seluruh orang itu ratusan dan telah melancarkan
kepungan dengan berbagai ancaman senjata tajam.
Diantara mereka itu, tampak yang datang paling akhir dua
orang penunggang kuda, yang telah berdiam diatas binatang
tunggangan itu mengawasi jalannya pengepungan. Mereka
seorang tojin dan seorang lelaki bertubuh gemuk karena tidak
lain dari Po Liang Cinjin dan si gemuk Ang Bie Tin.
Tat Mo Cauwsu segera dapat menduga bahwa justru orangorang ini memang tidak bermaksud baik padanya dan Wie Siu
Bun. Disaat itu juga terlihat Wie Siu Bun jadi sibuk sekali untuk
menangkis dan mengelakkan diri dari setiap serangan yang
dilancarkan lawan lawannya itu.
Wie Siu Bun telah mempergunakan senjata sebatang
pedang yang berhasil direbutnya.
Koleksi kang zusi.com 477
Dengan pedangnya itu untuk sementara waktu Wie Siu Bun
bisa mempertahankan diri. Tetapi jika keadaan ini berlangsung
ber-larut2, niscaya akan menyebabkan orang she Wie itu akan
terluka atau terbinasa diujung senjata lawannya.
Tat Mo Cauwsu juga telah melihat keadaan yang
membahayakan diri kawannya.
Maka setelah merubuhkan dua orang lawannya yang
terdekat, tampak Tat Mo Cauwsu telah bersiul panjang dan
menggerakkan tangan kanan dan tangan kirinya dengan cepat,
setiap gerakan kedua tangannya itu mengandung kekuatan
yang luar biasa hebatnya, karena Tat Mo Cauwsu telah
mempergunakan kekuatan lwekangnya untuk merubuhkan
lawan lawannya. Memang lawan lawan Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu Bun
semuanya merupakan orang2 yang berkepandaian ilmu silat
tidak rendah, tetapi sekarang mereka menghadapi seorang
manusia dewa seperti Tat Mo Cauwsu, maka kepandaian
mereka itu jadi tidak ada artinya.
Waktu Tat Mo Cauwsu menggerakkan kedua tangannya,
maka disaat itulah belasan orang yang berada didekatnya telah
terpental dan berhamburan terpelanting ditanah seperti juga
daun2 kering yang dihembus angin yang kuat.
Begitu Tat Mo Cauwsu mengebutkan lengan bajunya,
kembali belasan orang telah jatuh terpelanting.
Malah hebatnya, belasan orang korban dari angin kebutan
lengan bajunya Tat Mo Cauwsu itu tidak bisa cepat2 bangkit
berdiri. Maka dari itu teman2nya walaupun berjumlah sangat
banyak, tidak berani terlalu mendesak si pendeta.
Mereka lebih mencurahkan perhatian dan pengepungan
kepada Wie Siu Bun. Koleksi kang zusi.com 478
Jelas Wie Siu Bun yang memiliki kepandaian tidak setinggi
Tat Mo Cauwsu semakin kewalahan.
Dia telah mengeluarkan seluruh kepandaiannya dengan
memutar pedangnya, mempertahankan diri dari setiap serangan
lawannya. Tat Mo Cauwsu juga melihat bahaya yang tengah
mengintai jiwa sahabatnya itu.
Dengan mengeluarkan seruan "Omitohud ! Jangan takut
Wie Siecu !" tampak Tat Mo Cauwsu telah melompat
kesamping Wie Siu Bun. Waktu dia melompat, kedua tangannya telah bekerja
berkali-kali dengan cepat, yaitu menjambaki punggung lawanlawannya, lalu dilemparkannya keatas udara.
Dalam sekejap mata belasan orang telah jatuh terbanting
diatas tanah. Dan waktu Tat Mo Cauwsu berada disisi Wie Siu Bun, dia
telah mengerahkan lwekangnya, lalu mengebutkan lengan
jubahnya merubuhkan belasan orang lainnya.
Apa yang dilakukan oleh Tat Mo Cauwsu ini memang
sangat luar biasa sekali.
Dia telah membuat lawan-lawannya selanjutnya tidak
berani terlalu mendesak dan telah melompat mundur.
Ang Bie Tin dan Po Liang Cinjin yang menyaksikan semua
itu dari kuda mereka, jadi terkejut juga.
Bahkan Ang Bie Tin telah melompat turun dari kudanya
dengan mengeluarkan suara seruan nyaring.
Walaupun tubuhnya gemuk, tetapi gerakannya sangat gesit
sekali, dia hinggap diatas tanah tanpa menimbulkan suara
sedikitpun juga. Koleksi kang zusi.com 479
Tat Mo Cauwsu melihat gerakan si gemuk she Ang itu,
diam2 dia heran juga. Mengapa kini bisa muncul banyak sekali orang2 yang
memusuhinya bersama Wie Siu Bun"
Tetapi belum lagi Tat Mo Cauwsu sempat menegurnya
disaat itu Ang Bie Tin telah berseru: "semua minggir !!"
Puluhan orang yang mengepung Tat Mo Cauwsu telah
melompat mundur kebelakang sedangkan Ang Bie Tin telah
menghadapi Tat Mo Cauwsu.
Po Liang Cinjin juga tidak berdiam diri terus diatas
kudanya. Imam ini telah melompat turun dari kudanya dengan
gerakan yang ringan. Dengan beberapa kali lompatan, dia telah berada dihadapan
Wie Siu Bun. Ang Bie Tin saat itu telah berkata dengan suara yang
dingin, "pendeta asing, mengapa engkau mencampuri urusan
kaypang " Apakah engkau telah mengetahui urusan yang
sebenarnya, sehingga engkau berdiri di pihak kaypang ?"
Tat Mo Cauwsu merangkapkan tangannya.
"Siancai ! Siancai ! Sesungguhnya memang Siauwceng
dengan Wie Siecu itu tidak memiliki hubungan apa2 ...! Jika
kini Siauwceng berdiri dipihak Wie Siecu, karena untuk
membela dan menyelamatkan jiwa manusia yang terancam ...!"
"Hmmm, tahukah engkau bahwa Kaypang bermaksud
memberontak terhadap pemerintah, maka pihak pemerintah
telah mengambil tindakan untuk membasminya ..?" kata Ang
Bie Tin pula. "Hah ?" Tat Mo Cauwsu jadi terkejut, dia telah melirik
kepada Wie Siu Bun. Koleksi kang zusi.com 480
Melihat sikap Tat Mo Cauwsu yang kaget dan ragu2 seperti
itu, Ang Bie Tin telah berkata lagi : "Sebagai seorang yang
telah hidup mensucikan diri, maka kau jangan mencampuri
urusan Kaypang, karena akan menyangkut kepengkhianatan
terhadap pemerintah! Jika memang engkau membela secara
membabi buta, tentu engkau akan terkena getahnya !"
Kata2 itu diucapkan Ang Bie Tin dengan suara tidak
sekeras tadi, diapun berusaha membujuk si pendeta agar tidak
mencampuri urusan ini. Tetapi Tat Mo Cauwsu telah berkata dengan suara yang
sabar : "Jika memang urusan ini menyangkut urusan
pemberontakan, tentu Siauwceng tidak berani mencampurinya
.... tetapi tampaknya didalam urusan ini terdapat suatu yang
agak ganjil..." "Apa maksudmu ?" tanya Ang Bie Tin.


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Selama dalam perjalanan, Wie Siecu selalu dimusuhi
orang-orang yang tidak dikenal, maka itu Siauwceng berusaha
untuk melindunginya."
"Hmm, engkau lihat mereka itu ?" tanya Ang Bie Tin
sambil menunjuk kepada orang-orangnya yang berpakaian
sebagai alat negara. "Ya !" mengangguk Tat Mo Cauwsu.
"Mereka adalah utusan dari pemerintah untuk meminta
bantuan kami membekuk semua anggota anggota Kaypang
dikota raja ini," berkata Ang Bie Tin lagi.
Dengan sendirinya, perkataan itu mempengaruhi juga hati
Tat Mo Cauwsu. "Kalau begitu..." kata Tat Mo Cauwsu ragu2. "Aku akan
mengantarkan Wie Siecu sampai bertemu dengan pangcu pusat
Kaypang...jika kelak memang pihak kaypang bermaksud untuk
Koleksi kang zusi.com 481
mengadakan pemberontakan kepada pemerintah, Siauwceng
akan mengundurkan diri.."
"Disaat itu tentunya telah terlambat !" kata Ang Bie Tin
tidak kalah liciknya. Dia telah berkata lagi : "Dan disaat itu jika
memang engkau ingin mengundurkan dan menarik diri, juga
sudah tidak dapat, karena engkau telah berurusan dengan
pemberontakan !" Mendengar perkataan itu, Tat
merangkapkan sepasang tangannya.
Mo Cauwsu telah "Orang! Orang! Sama sekali Siauwceng tidak memiliki
hasrat untuk mencampuri urusan2 seperti itu..! Dan Siauwceng
datang ke daratan Tionggoan ini hanya untuk menyebarkan
pelajaran agama Buddha dan ilmu silat. Bukankah Kaisar
sendiri telah mengutus seorang kurir untuk mencari tahu
pelajaran Sang Buddha ke tanah Hindustan....?"
"Benar...!" mengangguk Ang Bie Tin dengan suara yang
keras. "Dan disaat saat seperti sekarang ini, tentunya engkau
masih memiliki waktu untuk menarik diri dari kalangan
pengemis itu. Aku juga akan mengabiskan urusan ini sampai
disini saja ! Namun jika nanti tentu segalanya telah
terlambat..!" Tetapi Tat Mo Cauwsu telah menggelengkan kepalanya.
"Tidak dapat Siauwceng meninggalkan Wie Siecu begitu
saja. Siauwceng telah menjanjikan kepadanya untuk
melindunginya sampai bertemu dengan Pangcu pusat
Kaypang...!" Waktu itu, Wie Siu Bun sendiri telah menangkis serangan
Hudtim Po Liang Cinjin yang mulai meluncur menghujani
dirinya. Wie Siu Bun juga telah berteriak dengan suara yang sangat
keras : "Jangan mempercayai perkataannya Taisu, itu hanya
Koleksi kang zusi.com 482
dongengan dia saja...! Mereka tentu orang2 yang menjadi
pengikut Auwyang Siung Bun...!"
@-dewikz~Hendra-@ Jilid 14 TAT MO CAUWSU telah tersenyum.
"Memang Siauwceng juga memiliki dugaan yang serupa,"
katanya. "Maka jika memang urusan ini ingin dibuat terang,
biarkanlah Siauwceng mengantarkan Wie Siecu sampai
bertemu dengan Pangcunya...!"
Tetapi belum lagi suara Tat Mo Cauwsu selesai, Ang Bie
Tin telah habis sabar, dia mengetahui tidak mungkin bisa
membujuk pendeta itu. Dengan cepat dia mengeluarkan suara seruan yang nyaring
dan tangan kanannya telah bergerak akan mencengkeram bahu
si pendeta. Gerakan yang dilakukan oleh Ang Bie Tin itu sangat cepat
dan berbahaya, karena dikelima jari tangannya itu mengandung
kekuatan yang dahsyat sekali.
Jika orang yang berkepandaian biasa saja diserang seperti
itu, tentu akan menjadi gugup. Dan jika serangan tersebut
berhasil mengenai sasarannya, pasti akan membuat pundak dan
tulang pipe sang korban menjadi hancur.
Dengan hancurnya tulang pipe, maka seseorang akan
bercacad, dan lenyap pulalah ilmu silat yang telah
dipelajarinya. Melihat cara menyerang Ang Bie Tin telah membuat Tat
Mo Cauwsu memperoleh kesan tidak baik pada orang yang
bertubuh gemuk ini. Koleksi kang zusi.com 483
"Hemm, dia bertangan telengas dan kejam sekali, serangan
pembukaannya saja telah menghendaki kematianku !" berpikir
Tat Mo Cauwsu. Karena berpikir begitu, dengan cepat Tat Mo Cauwsu
mengelakkan diri dari serangan Ang Bie Tin.
Sebagai seorang pendeta India yang memiliki kepandaian
tinggi luar biasa, tidak sulit baginya untuk menghindarkan diri
dari cengkeraman Ang Bie Tin.
Segera Tat Mo Cauwsu memiringkan pundaknya,
sedangkan tangan kanannya juga serentak bergerak akan
menghantam dada lawannya.
Ang Bie Tin melihat cara berkelit si pendeta, sambil
berkelit juga telah melancarkan serangan balasan membuat dia
sangat mendongkol disamping juga kaget.
Cepat2 dia menarik pulang tangannya untuk berkelit
kesamping, karena jika dia meneruskan serangannya itu,
niscaya dadanya sendiri yang akan tergempur oleh serangan
tangan Tat Mo Cauwsu. "Apakah engkau juga ingin menjadi pemberontak ?" tegur
Ang Bie Tin dengan suara yang keras sekali.
Namun Tat Mo Cauwsu sudah tidak mau melayani, sebagai
seorang yang berhati welas asih dan selalu membela keadilan,
dia yakin bahwa Ang Bie Tin bukan manusia baik2.
Dari jurus yang pertama itu saja Ang Bie Tin telah
mengeluarkan jurus yang sangat ganas, sehingga Tat Mo
Cauwsu menduga dia sebagai orang yang tidak baik.
Tat Mo Cauwsu sebetulnya selalu menghindarkan turun
tangan keras, maka sejak tadi dia hanya melontarkan dan
membuat terpelanting lawan-lawannya dan memberi luka-luka
ringan saja, jika memang Tat Mo Cauwsu menghendaki, sekali
menggerakkan tangannya berarti akan berjatuhan beberapa
Koleksi kang zusi.com 484
korban dengan jiwa melayang, karena hal itu hanya tergantung
pada Tat Mo Cauwsu saja, yang ingin mempergunakan tenaga
yang ringan atau keras. Tetapi melihat Ang Bie Tin telah melancarkan serangan2
dengan ganas, dia jadi tidak senang.
Walau bagaimana Tat Mo Cauwsu masih bisa menguasai
diri, dia hanya mengelakkan diri dari serangan Ang Bie Tin.
Walaupun kepandaian Ang Bie Tin cukup tinggi namun
tidak sehebat kepandaian Keuki Takashi atau Ang Ie Sian Lie
Cie Cie Lian. Dengan mudah Tat Mo Cauwsu bergerak kesana kemari
mengelakkan serangan serangan gemuk dampak she Ang itu.
Ang Bie Tin yang dilayani begitu oleh Tat Mo Cauwsu jadi
semakin diliputi kemendongkolan dan kemarahan, dia
penasaran sekali. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur,
tampak Ang Bie Tin telah menyerang jauh lebih hebat lagi.
Namun menghadapi Tat Mo Cauwsu, kekuatan serangan
Ang Bie Tin seperti kehilangan keampuhannya.
Di saat itu, tampak Tat Mo Cauwsu telah mengelakkan
serangan2 Ang Bie Tin sambil melirik kepada Wie Siu Bun.
Hati Tat Mo Cauwsu jadi terkejut, karena melihat Wie Siu
Bun tengah terdesak hebat sekali dan terancam bahaya yang
tidak kecil dibawah serangan2 hudtim Po Liang Cinjin, dimana
tojin itu telah melancarkan totokan2 yang mematikan dengan
bulu2 hudtimnya. Seketika itu juga Tat Mo Cauwsu berpikir, bahwa dia tidak
bisa membuang buang waktu lagi.
Ketika melihat Ang Bie Tin melancarkan serangan yang
berikutnya dengan disertai oleh tenaga lwekang yang kuat
Koleksi kang zusi.com 485
sekali, Tat Mo Cauwsu tidak berkisar dari tempatnya berdiri.
Dia telah mengerahkan kekuatan seribu kati di kedua kakinya,
berdiri tegak menantikan serangan Ang Bie Tin.
Waktu gempuran yang dahsyat dari Ang Bie Tin
menyambar datang, dengan mengeluarkan seruan Omitohud
yang perlahan sekali, tampak Tat Mo Cauwsu telah
mengibaskan kedua tangannya, dia telah membuat serangan
Ang Bie Tin jadi seperti membentur perbentengan yang kuat
seperti tembok baja. Tubuh Tat Mo Cauwsu sama sekali tidak bergeming waktu
kepalan tangan Ang Bie Tin menghantam dadanya.
Dia telah menyalurkan kekuatan lwekangnya melindungi
dadanya, maka tenaga serangan Ang Bie Tin jadi mandek
disitu. Waktu si pendek gemuk itu tengah terkejut, dia telah
mengibaskan lengan jubahnya.
Seketika itu juga tubuh Ang Bie Tin telah tertolak keras,
tergulung oleh kekuatan tenaga kibasan tangan Tat Mo
Cauwsu. Dalam keadaan demikian, tubuh si gemuk bergulingan
ditanah beberapa kali, karena jika Ang Bie Tin berusaha untuk
mempertahankan diri dari gempuran itu, dia akan terluka di
dalam. Dengan bergulingan begitu, tenaga kibasan Tat Mo Cauwsu
telah berhasil dipunahkan.
Mempergunakan kesempatan seperti itu Tat Mo Cauwsu
telah melompat kebelakang Po Liang Cinjin, yang tengah
mendesak Wie Siu Bun. Diulurkan tangannya untuk menjambak baju si tojin, yang
maksud Tat Mo Cauwsu hendak melemparkan tubuh tojin itu.
Koleksi kang zusi.com 486
Tetapi Po Liang Cinjin juga memiliki kepandaian yang
cukup tinggi, karena begitu dia mendengar menyambarnya
angin serangan yang kuat sekali dibelakangnya, dia telah
berkelit. Sambil menarik pulang hudtimnya, dia berbalik
mengibas dengan kebutannya itu untuk menyerang Tat Mo
Cauwsu. Jika memang tadi Po Liang Cinjin membiarkan
punggungnya dijambak Tat Mo Cauwsu, mungkin dia tidak
akan mengalami penderitaan yang berat.
Justru karena dia mengelakkan diri dan bahkan
melancarkan serangan yang tepat dengan Hudtimnya itu telah
membuat Tat Mo Cauwsu mempergunakan tangan kanannya
yang semula gagal menjambak punggung si tojin itu berputar
tahu2 menghantam jitu sekali dada Po Liang Cinjin, sehingga
tubuh tojin itu tergoncang keras mundur kebelakang sambil
mengeluarkan suara pekikan yang keras sekali... dia mundur
dengan muka yang pucat dan telah memuntakan darah segar
beberapa kali. Ang Bie Tin yang telah berhasil melompat berdiri pula,
tidak berani melancarkan serangan kepada Tat Mo Cauwsu
lagi, karena sekarang dia telah mengetahui bahwa Tat Mo
Cauwsu merupakan seorang pendeta yang memiliki kepandaian
jauh berada diatas kepandaiannya.
Maka dari itu, begitu melihat Po Liang Cinjin terluka, dia
telah memutar tubuhnya melompat keatas kudanya, untuk
melarikan kabur. Mulutnya juga telah berteriak dengan suara yang keras
sekali. "Angin keras..!" teriaknya itu berarti menganjurkan
kawannya untuk melarikan diri.
Koleksi kang zusi.com 487
Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu Bun sama sekali tidak
bermaksud mengejar lawan2nya itu.
Musuh musuhnya semua telah serabutan melompat keatas
punggung kuda yang berada didekat mereka. Sama sekali
mereka tidak memperdulikan apakah kuda itu kuda mereka
atau bukan, yang terpenting asal bisa melarikan diri secepat
mungkin. Mereka telah menyaksikan bahwa Tat Mo Cauwsu
memiliki kepandaian seperti dewa saja.
Maka mereka berpikir untuk bisa meloloskan diri dari si
pendeta itu dulu. Karena Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu Bun tidak bermaksud
menghalangi mereka, dengan sendirinya semua orang itu dapat
berlalu dengan cepat. Kawan2 mereka yang terluka telah dibawa serta dengan
diangkat keatas kuda dan kuda2 itupun dilarikan kembali
kedalam kota. Dalam waktu sekejap mata saja ditempat yang semula
sangat ramai oleh suara bentakan2 dan seruan2 kesakitan itu
telah menjadi hening dan sepi sekali.
Hanya tertinggal Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu Bun berdua
saja yang berdiri mengawasi debu yang mengepul dari derap
kuda orang2 yang melarikan diri itu.
Setelah semua lawan2 itu lenyap dari pandangan mata, Wie
Siu Bun menghela napas. "Jika tidak ada Taisu, tentu siang2 jiwaku telah berada di
akherat," kata Wie Siu Bun.
Tat Mo Cauwsu tersenyum. Koleksi kang zusi.com 488
"Mereka bukan manusia baik2..dan mereka juga berani
mati menjual nama pemerintah untuk menggertak aku..!" kata
Tat Mo Cauwsu. Wie Siu Bun menghela napas lagi.
"Jika dilihat perkembangan yang terjadi seperti sekarang
dan beberapa saat yang lalu, tampak urusan ini bukan
merupakan persoalan yang kecil.... kami pihak Kaypang tentu
akan menghadapi urusan yang sangat berat ...!"
Tat Mo Cauwsu telah tersenyum lagi, katanya dengan suara
yang nyaring, "Hemmm, tetapi kebathilan selalu harus lenyap
dari permukaan bumi .....!"
"Benar Taisu ..... terima kasih atas bantuan-bantuan yang
telah Taisu berikan ! Dan kami pihak Kaypang seperti
mendapat bintang penolong yang benar2 bisa menyelamatkan
kami dari kehancuran ....!"
Tat Mo Cauwsu telah mengucapkan kata2 merendah.


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka telah melanjutkan perjalanan pula untuk memasuki
kota raja ..... Keadaan didalam kota raja tetap ramai.
Wie Siu Bun mengajak Tat Mo Cauwsu menuju ke sebuah
lorong yang panjang, dan sepanjang jalan itu penuh oleh
pengemis-pengemis tua muda dan kecil yang tengah memenuhi
kedua tepian jalan tersebut.
Ada yang tengah berdiri lesu, ada yang tengah rebah, ada
yang tengah duduk. Mereka umumnya memberi salam hormat kepada Wie Siu
Bun, dan Tat Mo Cauwsu mengetahui bahwa pengemis2
tersebut memenuhi jalan tersebut untuk mencegah orang luar
yang memasuki wilayah ini, karena di markas pusat dari partai
pengemis itu akan diadakan pertemuan.
Koleksi kang zusi.com 489
Disaat itu, ada seorang pengemis kecil yang menyambut
Wie Siu Bun, setelah memberi hormat, pengemis kecil itu
berkata dengan sikap yang menghormat sekali, "Wie Tocu,
sudah lama Pangcu menantikan kembalinya Wie Tocu.....!"
Wie Siu Bun hanya mengiyakan dan dipimpin oleh
pengemis kecil itu mereka telah menuju ke sebuah kuil tua
yang terdapat ditempat itu.
Disekitar kuil itu tampak banyak sekali pengemis yang
bertebaran, ada yang tengah tidur, ada yang ber-cakap2 dan ada
pula yang tengah berdiri mengawasi Tat Mo Cauwsu dan Wie
Siu Bun dengan sikap yang menghormat sekali.
Waktu itu tampak seorang pengemis setengah tua telah
keluar menyambut kedatangan Wie Siu Bun, rupanya dia telah
memperoleh laporan dari pengemis2 yang menyambut
kedatangan Wie Siu Bun. "Selamat datang Wie Tocu".dan juga kepada tuan
penolong perkumpulan kita" maafkan kami tidak melakukan
penyambutan diluar kota".!"
Dan pengemis setengah tua itu telah menjura kepada Tat
Mo Cauwsu. Kedudukan pengemis setengah baya itu rupanya sama
dengan tingkat kedudukan Wie Siu Bun.
Dengan mengucapkan beberapa kata merendah tampak Tat
Mo Cauwsu membalas penghormatan pengemis itu.
Dari Wie Siu Bun, Tat Mo Cauwsu mengetahui nama
pengemis itu Lo Ping Siu, memang memiliki tempat
kedudukan yang sama dengan Wie Siu Bun.
Dengan diantar oleh Lu Ping Siu, Tat Mo Cauwsu dan Wie
Siu Bun telah memasuki kuil tua itu.
Koleksi kang zusi.com 490
Didalam kuil telah berkumpul ratusan orang pengemis,
mereka semua telah berdiri dan memberi hormat waktu melihat
Wie Siu Bun dan Tat Mo Cauwsu memasuki ruangan.
Pendeta India itu jadi sibuk membalas penghormatan
beberapa orang pengemis penyambut.
Tat Mo Cauwsu diperlakukan dengan hormat sekali, karena
rupanya pengemis2 ini telah mengetahui bahwa Tat Mo
Cauwsu memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali dan
telah menyelamatkan jiwa Wie Siu Bun.
Kuil tua yang dijadikan sebagai pusat markas pengemis
tersebut merupakan kuil yang telah dirombak menjadi
bangunan yang terbagi dalam beberapa ruangan.
Tat Mo Cauwsu dan Siu Bun telah diajak ke sebuah
ruangan yang saat itu masih kosong, terdapat beberapa kursi
dan meja. Lo Ping Siu telah meminta agar Tat Mo Cauwsu dan
Wie Siu Bun duduk dulu, menantikan munculnya Pangcu
mereka. Selama itu Lo Ping Siu yang telah menemaninya, mengajak
Tat Mo Cauwsu dan Wie Siu Bun ber-cakap2.
Sedangkan Wie Siu Bun juga telah menceritakan kepada
kawannya itu mengenai beberapa peristiwa dimana dia
ditolongi oleh Tat Mo Cauwsu. Jika tidak, menurut Wie Siu
Bun, tentu mereka tidak dapat berjumpa lagi di saat2 sekarang
ini, dan Wie Siu Bun tentunya telah terbinasa, karena orangorang yang menghadangnya justru memiliki kepandaian yang
tinggi sekali. Lo Ping Siu memuji tidak hentinya akan kehebatan Tat Mo
Cauwsu, sehingga membuat pendeta India itu jadi sibuk sekali
mengeluarkan kata-kata merendah.
Koleksi kang zusi.com 491
Tidak lama kemudian didalam ruangan itu masuk seorang
pengemis kecil, yang berusia diantara belasan tahun. Dia
menyatakan Pangcu akan segera datang.
Wie Siu Bun dan Lo Ping Siu cepat2 berdiri untuk
menyambut kedatangan Pangcu mereka, sedangkan Tat Mo
Cauwsu juga jadi tidak enak hati jika duduk terus, dia telah ikut
berdiri disamping Wie Siu Bun.
Dari ruangan dalam tampak melangkah masuk seorang
pengemis tua berusia diantara enam puluh tahun, dengan wajah
yang memerah sehat dan ditangan kanannya memegang
sebatang tongkat bambu, dibahunya tergemblok sebuah cupu2
arak. Sambil melangkah masuk, mulutnya telah memperdengarkan suaranya yang nyaring : "Selamat ! Selamat
! Ternyata Wie Tocu pandai sekali bekerja !"
Lo Ping Siu dan Wie Siu Bun cepat2 menekuk kedua kaki
mereka, berlutut dihadapan lelaki tua itu, rajanya pengemis
tersebut. "Saya datang menghunjukkan hormat kepada pangcu," kata
Lo Ping Siu dan Wie Siu Bun hampir berbareng.
Ketua pengemis itu telah membangunkan kedua orang
bawahannya. Kemudian menoleh kepada Tat Mo Cauwsu,
merangkapkan kedua tangannya dengan tongkat dikempit
diketiaknya, dia telah berkata.
"Terima kasih atas bantuan dan pertolongan yang telah
diberikan Taisu kepada Kaypang.... dengan adanya Taisu,
Kaypang seperti menerima bintang penolong yang bisa
menyelamatkan kami ! Aku Sun Cie Po menyatakan terima
kasih atas nama seluruh anggota Kaypang."
Tat Mo Cauwsu cepat2 menjura membalas penghormatan
ketua pengemis itu. Koleksi kang zusi.com 492
"Pangcu terlalu merendah, pertemuan Siauwceng dengan
Wie Siecu hanya kebetulan saja, dan secara kebetulan pula
Siauwceng bisa melakukan sedikit pekerjaan membereskan
persoalan yang dimiliki Wie Siecu..." kata Tat Mo Cauwsu.
Setelah masing2 mengeluarkan basa basi sekedar
berkenalan, Pangcu Sun Cie Po telah mempersilahkan Tat Mo
Cauwsu untuk duduk dikursi kehormatan dan Pangcu itu telah
duduk pula disampingnya. Sedangkan Wie Siu Bun dan Lo Ping Siu duduk di kursi
lainnya yang berada dipinggir.
Waktu itu Tat Mo Cauwsu telah berkata dengan suara yang
sabar : "Selama dalam perjalanan telah terjadi banyak sekali
peristiwa yang mengherankan...banyak yang menyatakan
bahwa Kaypang telah berurusan dengan pihak pemerintah,
benarkah itu Pangcu?"
Sun Cie Po tertegun sejenak, tetapi Wie Siu Bun cepat2
menceritakan peristiwa yang terjadi diluar pintu kota beberapa
saat yang lalu. Sun Cie Po Pangcu jadi muram mukanya, dia telah
mengetuk lantai dengan ujung tongkatnya, dia bilang, "Inilah
berbahayanya orang she Auwyang itu, dia selalu mengadu
dombakan partai pengemis kami dengan beberapa golongan !
Tampaknya didalam urusan ini mereka berusaha menggerogoti
dan memperlemah kaypang kami, baru nanti mengadakan
penyerangan." Dan sambil berkata begitu, tampak Sun Cie Po Pangcu
telah menoleh kepada Wie Siu Bun, dia perintahkan orangnya
itu menceritakan pengalamannya.
Wie Siu Bun menceritakan jelas seluruh apa yang
dialaminya. Koleksi kang zusi.com 493
"Hemm," mendengus Sun Cie Po Pangcu setelah
mendengar habis cerita Wie Siu Bun. "Rupanya urusan
menjadi demikian hebat...semula aku hanya menganggap orang
she Auwyang itu bermaksud menyelusup ke anggota Kaypang
dengan maksud mempergunakan nama terang Kaypang
berlindung dari kejaran musuhnya, tetapi didalam hal ini
memang kita harus berhati-hati, karena dibalik peristiwa ini
terselip urusan yang cukup luas ruang lingkup rencana dari
orang she Auwyang itu...!" dan muka Pangcu kaypang itu jadi
muram. Tat Mo Cauwsu melihat sinar mata pangcu kaypang ini,
mengetahui bahwa Sun Cie Po merupakan seorang jago yang
memiliki kepandaian sangat tinggi lwekangnya juga pasti
sangat sempurna, karena matanya memancarkan sinar yang
sangat tajam sekali. Dilihat dari raut muka dan sikap pangcu
kaypang ini tentu dia seorang yang sabar dan cerdas sekali.
Tetapi urusan yang dihadapi pihak Kay pang tampaknya
bukan urusan yang kecil, karena justru perkumpulan pengemis
yang tersebar diseluruh daratan Tionggoan itu tengah
menghadapi ancaman dari seorang yang bernama Auwyang
Siung Bun. "Sesungguhnya...," kata Pangcu Kaypang itu, waktu Tat
Mo Cauwsu menanyakan kepadanya siapakah sebenarnya
Auwyang Siung Bun. "Orang she Auwyang itu seorang jago
yang berusia telah lanjut yang berkuasa disekitar daerah
Ouwlam dan beberapa kota lainnya. Dia memiliki banyak
sekali pengikutnya, tetapi disamping kepandaiannya memang
tinggi dan jarang orang bisa menandinginya, diapun seringkali
melakukan perbuatan2 yang tidak baik, sehingga banyak
musuhnya. Entah bagaimana caranya, Auwyang Siung Bun
telah mengikat tali permusuhan dengan iblis nomor satu saat
sekarang ini, yaitu It Cie Sin Mo (Iblis Sakti Berjari Satu)
Kwee Bo In, yang kepandaiannya jauh lebih tinggi dari
Koleksi kang zusi.com 494
Auwyang Siung Bun sendiri, sehingga membuat Auwyang
Siung Bun tidak berani menghadapinya dan telah melarikan
diri dari tempat kediamannya, dan kemudian menyelusup
menyamar sebagai anggota Kaypang didaerah yang berdekatan
dengan tempatnya berada, yang dikuasai oleh wakil pangcu
Kaypang Kiong Siang Han. Tetapi penyamarannya itu justru
secara kebetulan diketahui olehku, seorang sahabat baik yang
kebetulan berkunjung telah memberikan kisikan, sehingga aku
mengutus Wie Siu Bun untuk memberitahukan hal penyamaran
itu kepada Kiong Siang Han, sebab bisa membahayakan
Kaypang, dimana Auwyang Siung Bun bermaksud mengadu
domba Kaypang dengan pihak It Cie Sin Mo Kwee Bo In.
Tetapi setelah kudengar pengalaman Wie Siu Bun, selain
Kiong Siang Han berhasil dipengaruhinya, juga memang
tampaknya Auwyang Siung Bun bermaksud untuk merebut
kedudukan Pangcu Kaypang, menguasai perkumpulan kami
ini....! Hai! Hai! Urusan telah terjadi demikian, kita harus dapat
mengadakan persiapan yang cepat ! Mulai besok kita sudah
harus mengadakan persiapan, dengan mengirimkan beberapa
orang kurir untuk menemui wakil pangcu di cabang2 daerah
dan kota2 lainnya, agar mereka ber-hati2 terhadap
menyelusupnya anak buah Auwyang Siung Bun ... disamping
itu merekapun harus bersiap-siap menghadapi suatu
kemungkinan...!" setelah berkata begitu, pangcu Kaypang ini
telah menghela napas. Tat Mo Cauwsu juga telah tersenyum kecil, katanya, "Jika
dilihat dari cara orang2 Auwyang Siung Bun mengepung kami,
mereka semuanya memiliki anggota yang berkepandaian rata
cukup tinggi, maka dari itu, Pangcu harus ingat jangan sampai
nanti anggota Kaypang jadi korban dari keganasan mereka !"
"Tepat ! Tepat Taisu !" kata Sun Cie Po. "Memang akupun
tengah memikirkan cara yang sebaik mungkin memancing
Auwyang Siung Bun agar mau muncul memperlihatkan diri !
Koleksi kang zusi.com 495
Dengan berurusan langsung dengan dia, berarti kita bisa
menghindarkan berjatuhannya korban yang tidak perlu...."
Tat Mo Cauwsu merangkapkan tangannya, dia menyebut
kebesaran Sang Buddha. "Untuk membasmi kebathilan, maka silahkan Pangcu
perintahkan saja kepada Siauwceng, tugas apa yang harus
Siauwceng lakukan ?" kata Tat Mo Catwsu.
Pangcu Kaypang itu jadi terkejut, cepat-cepat dia bangkit
dari duduknya dan telah menjura kepada si pendeta dari India
ini. "Terima kasih atas kesediaan Taisu membantu pihak kami
!" kata Pangcu itu kemudian. "Tidak berani kami
mempergunakan kata-kata "Perintah", tetapi kami sangat
mengandalkan sekali tenaga dan bantuan Taisu, agar Kaypang
kami ini tidak mengalami kehancuran dari inceran orang she
Auwyang itu ! Harus diketahui juga Taisu, jika Auwyang
Siung Bun berhasil menguasai Kaypang, tentu bahaya untuk
umum akan timbul, dia akan memanfaatkan kekompakan
Kaypang untuk mendukung dia melakukan banyak perbuatan
jahatnya ... disamping itu tentu saja dia akan mengorbankan
Kaypang untuk menghadapi It Cie Sin Mo Kwee Bo In ...
musuhnya itu !" Tat Mo Cauwsu telah mengangguk membenarkan.
"Pikiran Pangcu ternyata sangat luas sekali.." pujinya. "Dan
Siauwceng berjanji dengan kekuatan yang ada, bersedia
membantu Kaypang sekuat kesanggupan Siauwceng .....!"
Beberapa kali Pangcu Sun Cie Po mengucapkan terima
kasihnya. Dia telah berkata lagi: "Semoga saja dengan sinarnya
Sang Buddha kami bisa mengatasi persoalan ini...."
Tetapi baru saja Pangcu Kaypang tersebut berkata sampai
kesitu, justru di saat itu telah terdengar suara yang aneh sekali
Koleksi kang zusi.com 496
diluar kuil seperti suara pecahnya kaleng dan disertai dengan
suara jeritan beberapa orang. Bahkan yang mengerikan sekali
suara jeritan itu merupakan suara jerit kematian.
Muka Pangcu Sun Cie Po berobah jadi guram, dengan
menjejakkan kakinya, tubuhnya berkelebat keluar dan ruangan
itu untuk melihat apa yang terjadi.
Tat Mo Cauwsu kagum melihat ginkang yang dimiliki
Pangcu Kaypang, karena tubuhnya bergerak begitu cepat
sehingga tampaknya kakinya tidak menginjak lantai, ringan


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan tidak bersuara. Wie Siu Bun bertiga dengan Tat Mo Cauwsu dan Lo Ping
Siu juga telah keluar menyusul Sun Cie Po.
Waktu mereka tiba diluar, tampak Pangcu itu tengah berdiri
berhadapan dengan seseorang.
Tat Mo Cauwsu jadi tercengang heran, karena cepat sekali
dia mengenalinya bahwa orang yang datang itu yang berdiri
dihadapan Pangcu Kaypang tidak lain dan Keuki Takashi, jago
Jepang yang lihay tangan dan kakinya itu.
Di dekat Keuki Takashi tampak menggeletak tiga sosok
tubuh pengemis dengan kepala yang pecah dan darah
bercampur otak membasahi lantai pekarangan kuil itu.
Dalam keadaan seperti ini membuat Tat Mo Cauwsu dapat
menduganya, tentunya ketiga pengemis itu menjadi korban
pukulan telapak tangan Keuki Takashi.
Maka dari itu terlihat Tat Mo Cauwsu mengerutkan alisnya,
dia jadi men-duga2 entah hendak melakukan apa jago Jepang
ini dengan mendatangi pusat perkumpulan Kay pang.
Sun Cie Po juga telah melihat ketiga orang korban dari
pukulan Keuki Takashi yang menggeletak tidak bernyawa itu,
membuat Sun Cie Po untuk sejenak berdiri dengan tubuh
gemetar karena menahan gejolak hawa amarah di hatinya. Dia
Koleksi kang zusi.com 497
telah bilang kepada Keuki Takashi dengan suara yang dingin
karena dia menindih perasaan amarahnya itu : "Apa maksudmu
datang mengacau disini..?"
Ditegur begitu bukannya menyahuti, Keuki Takashi telah
tertawa ber-gelak2 dengan suara yang sangat nyaring sekali,
suaranya terdengar keras bagaikan kaleng pecah, mirip2
dengan suara tertawa dan juga suara menangis, mengerikan
sekali. Setelah puas tertawa, barulah dia berkata, "Aku mencari
Pangcu Kaypang.....!!"
Sun Cie Po berseru, "Aku sendiri yang memangku jabatan
Pangcu di Kaypang...ada persoalan apakah engkau mencariku
!" Muka Keuki Takashi tampak berobah, dia menatap Sun Cie
Po dengan sorot mata yang sangat tajam, kemudian katanya
dengan suara yang sangat perlahan : "Aku membawa surat
titipan dari seseorang untukmu..."
Sambil berkata begitu, Keuki Takashi telah merogoh saku
bajunya, si pendek jago Jepang ini telah mengeluarkan
segulungan surat yang dilemparkan kedepan Sun Cie Po.
Gerakan tangan Sun Cie Po cepat sekali, belum lagi kertas
yang tergulung itu terjatuh, dia telah berhasil mengulurkan
tangan menyambutinya. Kemudian dibukanya surat itu, dibacanya huruf2 yang
terdapat di kertas tersebut.
Pangcu Kaypang Sun Cie Po : Lewat kawanku yang
bernama Keuki Takashi ini, ingin kusampaikan bahwa
tantangan yang kau berikan kepadaku dapat diterima dengan
baik! Tolong kau sampaikan, hari dan tempo yang kau
tetapkan....! Soal Auwyang Siung Bun yang telah memasuki
Kaypang sebagai tempat berlindungnya dibawah pengaruh
Koleksi kang zusi.com 498
nama besarmu, tidak menjadi persoalan, aku mengerti apa yang
engkau maksudkan di dalam suratmu, bahwa seluruh tanggung
jawab Auwyang Siung Bun diambil alih oleh kau ! Tetapi,
perlu kujelaskan disini, bahwa setelah selesainya pertemuan
kita nanti untuk menentukan siapa yang diatas dan siapa yang
dibawah, tetap saja Auwyang Siung Bun harus
mempertanggung jawabkan dosanya kepadaku, aku tetap akan
mencarinya untuk memperhitungkan urusan kami...!
Tertanda It Cie Sin Mo Kwee Bo In.
Membaca surat itu, muka Pangcu Kay pang ini telah
berobah, segera dia teringat cerita Wu Siu Bun, bahwa Kiong
Siang Han telah berhasil dipengaruhi oleh Auwyang Siung
Bun, dan telah mengirim surat atas nama Kaypang kepada iblis
nomor satu waktu itu yaitu It Cie Sin Mo Kwee Bo In.
Tentunya surat ini merupakan surat balasan dari It Cie Sin
Mo Kwee Bo In terhadap surat tantangan yang dikirim oleh
Kiong Siang Han, yang mempergunakan nama Sun Cie Po
sebagai penantangnya. Sedang Pangcu Kaypang ini mencari kata2 yang baik untuk
menjelaskan kepada Keuki Takashi peristiwa dan urusan yang
sebenarnya, saat itu jago Jepang itu telah bertanya dengan
suara yang dingin : "Apakah engkau ingin memberikan
jawaban atas surat itu" Jika ada balasan, aku akan
menantikannya...!" Sun Cie Po menghela napas.
"Sebenarnya didalam urusan ini terdapat kesalahmengertian... ada orang ketiga yang hendak mengadu
domba antara diriku dengan sahabatmu itu, yaitu It Cie Sin Mo
Kwee Bo In...!" kata Sun Cie Po kemudian.
Koleksi kang zusi.com 499
Keuki Takashi telah tertawa dingin, dia bilang dalam
bahasa Han yang kaku : "Aku tidak tahu urusan itu, yang
terpenting engkau ingin memberikan balasan atau tidak."
Sun Cie Po menghela napas lagi, diapun tidak puas melihat
sikap Keuki Takashi yang begitu tawar padanya, maka dia
bilang : "Baiklah, aku menantikan It Cie Sin Mo disini... Besok
jam dua belas malam ! Tetapi sampaikan juga kepadanya agar
jangan membinasakan seorangpun anggota Kaypang yang tidak
mengetahui apa2 persoalan kami...langsung menemui aku...!"
Keuki Takashi telah tertawa mengejek lagi, tanpa
mengucapkan sepatah katapun dia telah melompat tinggi
sekali. Gerakan yang dilakukannya itu bukan dengan
mempergunakan ilmu meringankan tubuh dari cabang
persilatan yang biasa terdapat didaratan Tionggoan, karena dia
melompat dengan gerakan yang kaku, namun tubuhnya
bergerak ringan dan sekejap mata dia telah melewati dinding
tembok itu lenyap di baliknya ....
Sun Cie Po menghela napas, dia memberikan surat It Cie
Sin Mo Kwee Bo In kepada Tat Mo Cauwsu.
Pendeta India ini telah membaca surat dan sepasang alisnya
tampak mengkerut dalam dalam.
"Jika dilihat demikian, tampaknya kepandaian si iblis It Cie
Sin Mo memang luar biasa karena dia bisa mempengaruhi
Keuki takashi sebagai orang suruhannya..!"
Dan Tat Mo Cauwsu telah menceritakan pertemuannya
dengan Keuki Takashi beberapa saat yang lalu dimana mereka
bertempur dengan hebat, dan keduanya masih belum berhasil
menentukan siapa yang menang dan kalah, karena kepandaian
Keuki Takashi juga memang aneh dan sempurna.
Koleksi kang zusi.com 500
Mengenai Ang Ie Sian lie Cie Cie Lian tidak diceritakan
oleh Tat Mo Cauwsu, karena dia merasa malu jika teringat
akan kenekadan jago wanita yang membuka pakaiannya.
Sun Cie Po jadi guram wajahnya, dia menghela napas
dengan pikiran yang agak kusut.
"Jika mendengar cerita Taisu, tentunya kepandaian iblis
utama It Cie Sin Mo berada di atas kepandaian Keuki Takashi,
bukankah begitu Taisu ?"
Tat Mo Cauwsu mengangguk ragu2.
"Kurang lebih begitulah dugaanku, karena menurut
penglihatanku Keuki Takashi tidak mudah ditundukkan, karena
dia memiliki kepandaian yang tinggi sekali, tidak berada
disebelah bawah kepandaianku ! Jika Iblis It Cie Sin Mo itu
memiliki kepandaian yang hanya lebih tinggi sedikit dari Keuki
Takashi, tentu dia tidak bisa memerintahkan Keuki Takashi
sebagai pembawa suratnya !"
Sun Cie Po menganggap perkataan Tat Mo Cauwsu
beralasan. Tetapi urusan telah terjadi demikian, maka Tat Mo
Cauwsu menganjurkan kepada Sun Cie Po agar menantikan
tibanya besok saja pertemuan itu berusaha memberikan
penjelasan dan keterangan yang sesungguhnya kepada It Cie
Sin Mo. Mudah2an saja pertempuran antara mati dan hidup itu
bisa dijelaskan dan dibatalkan dengan pengertian si iblis.
Tetapi menurut Sun Cie Po, yang akan celaka adalah
anggota2 Kaypang, yang tentunya akan banyak berguguran
akibat keganasan It Cie Sin Mo jika iblis itu muncul besok
malam dikuil ini. Tat Mo Cauwsu juga jadi berkuatir, karena dia mungkin
bisa menghadapi Keuki Takashi tetapi Sun Cie Po apakah
sanggup menghadapi It Cie Sin Mo Kwee Bo In "
Koleksi kang zusi.com 501
Tanda tanya itu masih belum terjawab... dan semua anggota
Kaypang yang mengetahui bahwa Pangcu mereka tengah
menghadapi kesulitan yang tidak kecil, telah bermuram durja,
dan terdiam diri saja. Walaupun di kuil itu berkumpul banyak sekali anggota
Kaypang, tetapi disebabkan mereka itu hanya berdiam diri,
dengan sendirinya telah membuat keadaan disekitar tempat
tersebut jadi hening sekali. Umpama kata sebatang jarum jatuh
ke lantai, suara jatuhnya itu tetap akan terdengar..
Wie Siu Bun juga agak bingung, karena dia mengetahui Tat
Mo Cauwsu memiliki kepandaian yang sangat tinggi tetapi
berimbang dengan Keuki Takashi, dan jika menurut perkiraan
Tat Mo Cauwsu bahwa kepandaian iblis It Cie Sin Mo Kwee
Bo In itu berada diatas Keuki Takashi, apakah hal ini bisa
dihadapi oleh Pangcunya "
Tanda tanya seperti itu membuat Wie Siu Bun berkuatir
sekali. Tetapi Sun Cie Po akhirnya memerintahkan beberapa orang
pengemis untuk menyediakan meja perjamuan. Walaupun
mereka golongan pengemis, untuk perjamuan tersebut ternyata
telah dikeluarkan macam2 sayur yang mahal harganya, Tat Mo
Cauwsu tidak mengetahui mereka itu memperoleh semua
barang makanan ini dari mana.
Didalam pesta itu cukup banyak pengemis yang turut serta,
sehingga keadaan menjadi ramai kembali.
Tat Mo Cauwsu malam itu bermalam di kuil tersebut,
memperoleh kamar yang bersih dan teratur yang terletak
dibelakang kuil itu. Tat Mo Cauwsu memang ingin menantikan
sampai tibanya saat2 pertemuan diantara It Cie Sin Mo Kwee
Bo In, karena pendeta India inipun tertarik sekali untuk melihat
macam bagaimanakah iblis yang bisa menduduki tokoh nomor
wahid untuk masa kini. Koleksi kang zusi.com 502
XdwXkzX Malam telah larut, hampir kentongan kedua. Keadaan dikuil
tua yang dipergunakan sebagai markas Kaypang itu tampak
sunyi, karena sejak sore itu Sun Cie Po telah memerintahkan
anggota2 pengemis untuk memisahkan diri agar tidak berada
dikuil tersebut, menghindarkan hal2 yang tidak diinginkan.
Sun Cie Po hanya memperbolehkan beberapa orang
pengemis dari tingkat keempat keatas boleh berada didalam
kuil, karena mereka memiliki kepandaian telah cukup tinggi,
sehingga bisa menjaga keselamatan diri mereka jika
diperlukan. Waktu hampir mendekati kentongan kedua itu, Tat Mo
Cauwsu telah duduk diruangan tengah kuil itu ber-sama2
dengan Sun Cie Po dan tokoh2 pengemis lainnya, termasuk
Wie Siu Bun dan Lo Ping Siu.
Semuanya telah berdiam diri, sehingga ruangan itu sunyi
sepi, bagaikan tidak berpenghuni, karena keadaan disekitar
ruangan itu telah terbungkus oleh ketegangan. Kunjungan Iblis
utama It Cie Sin Mo Kwee Bo In memang menimbulkan kesan
yang agak menyeramkan, karena Kwee Bo In telah diembeli
dengan perkataan "Iblis Nomor Satu" tentu tindak tanduknya
akan mengerikan dan ganas sekali.
Kentongan ketiga telah dipukul terdengar dikejauhan,
wajah semua pengemis2 yang berkumpul diruangan itu jadi
berobah semakin tegang. Hanya mata mereka saling melirik,
tetapi tidak sepatah perkataanpun yang terucapkan dari mereka.
Tetapi belum lagi begitu lama lewatnya suara kentongan
itu, justru diantara keheningan itu telah terdengar suara
lolongan yang panjang sekali, dicampur juga oleh suara pekik
yang aneh menyerupai suara tertawa dan suara menangis.
Koleksi kang zusi.com 503
Tat Mo Cauwsu dan yang lain2nya mengetahui bahwa si
iblis telah muncul. Suara pekik yang menyerupai suara tawa
dan tangis itu adalah suara pekikan Keuki Takashi yang
dikenal benar oleh Tat Mo Cauwsu.
Tat Mo Cauwsu segera dapat menduganya bahwa yang
tengah mendatangi itu tentu se-tidak2nya Keuki Takashi
berdua dengan seseorang yang mengeluarkan suara lolongan
itu, dan orang yang mengeluarkan suara lolongan itu mungkin
iblis utama It Cie Sin Mo Kwee Bo In.
Keadaan bertambah tegang, dan semuanya telah menanti
dengan gelisah, sedangkan suara lolongan pekikan itu semakin
lama terdengar semakin jelas.
Tidak menanti terlalu lama, tampak dua sosok tubuh telah
melompati dinding tembok kuil, meluncur masuk dengan gesit.
Kemudian kedua sosok tubuh itu telah melangkah memasuki
ruangan kuil dengan langkah2 lebar tanpa memperdulikan
beberapa orang pengemis yang berdiri sebagai penyambut
tamu itu. Sikap mereka angkuh sekali.
Waktu semua orang melihat kedua orang itu, semuanya jadi
bergidik. Jika yang seorang memang Keuki Takashi yang telah
mereka kenal waktu kemarin datang mengantarkan surat dari
Kwee Bo In. Namun membuat mereka jadi bergidik ngeri
justru disaat itu orang yang berjalan bersama Keuki Takashi
merupakan seorang yang wajah dan keadaannya sangat
mengerikan sekali. Kepalanya gundul dan penuh bisul-bisul,
disamping itu mukanya yang kurus itu penuh daging2
menonjol sehingga tampaknya menyeramkan sekali seperti
juga muka itu memang pernah terbakar api. Tubuh orang
itupun sangat mengerikan, kedua tangannya pendek, sepasang
kakinya panjang, sehingga keanehan itu mendatangkan ngeri
dengan bentuk muka yang tidak keruan macam itu.
Koleksi kang zusi.com 504
Sun Cie Po juga tergetar hatinya waktu melihat keadaan


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tamunya yang seorang itu. Tetapi dengan cepat Pangcu
Kaypang itu telah tertawa dan berdiri dari duduknya.
"Selamat datang ditempat kami, saudara Kwee !" katanya
sambil merangkapkan kedua tangannya dia telah menjura
Tugas Rahasia 5 Pendekar Mabuk 122 Kencan Di Lorong Maut Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 12

Cari Blog Ini