Tikam Samurai Karya Makmur Hendrik Bagian 20
Tapi lima belas menit kemudian, ketika pramugrasi Japan Air Lines itu mulai membagi-bagikan
makanan, gadis itu meletakkan majalahnya. Membuka sabuk pinggang, kemudian berjalan ke depan. Di depan,
dimana pramugari JAL itu tengah menyiapkan makanan, gadis itu nampaknya menawarkan jasa baiknya. Dan
meski ditolak oleh pramugari pesawat, gadis itu tetap berkukuh. Dia mengambil nampan, kemudian menuju
cokpit, dimana pilot dan copilot bertugas.
Cukup lama di dalam ruangan itu. Dan ketika muncul lagi di kabin, wajahnya tetap bersinar cerah. Dia
membantu ketiga pramugari pesawat itu membagikan makanan dan minuman pada para penumpang.
Kehadirannya demikian memikat. Betisnya yang indah berisi tak dibalut oleh kaus tipis seperti pramugari JAL
itu. Dia membagikan makanan dan minuman dengan senyum dan lesung pipitnya. Setelah itu, dia kembali
duduk di tempatnya. Sibuk lagi membaca majalah yang tadi dia keluarkan dari tas tangannya. Nampaknya tak
ada komunikasi sedikitpun antara dia dengan lelaki separoh baya yang duduk di sebelahnya. Lelaki separoh
baya itu, barangkali seorang yang berasal dari negeri Amerika Latin, tak acuh sedikitpun atas kehadiran gadis
cantik di sebelahnya. Dia tenggelam dalam keasyikannya sendiri, mendengar nyanyian lewat pesawat kecil
yang dilekatkannya ke telinganya dan disambungkan pada mik ke langit-langit pesawat.
Di Hongkong, tiga jam kemudian, sebahagian dari penumpang turun. Kemudian sebagai gantinya masuk
sekitar dua puluhan penumpang menuju Amerika. Dalam perjalanan menuju Honolulu di Lautan Teduh,
dimana pesawat itu harus berhenti mengisi bahan bakar dan menurunkan/menaikan beberapa penumpang,
gadis Itali yang pramugari itu kembali sibuk menolong pramugari JAL menghidangkan makanan dan minuman.
Kali ini bantuan itu nampaknya memang diperlukan karena penumpang hampir penuh.
Si Bungsu tengah tertidur ketika bahunya disentuh dengan lembut. Ketika dia membuka mata, dia lihat
gadis itu tegak di sisinya sambil mendorong makanan di kereta kecil. Gadis itu tersenyum, dengan lesung pipit
yang indah dan gigi yang putih bersih, menyapanya : ?"Tuan mau apa?"" ?"Oh, kopi saja..?"
Gadis itu meletakan kopi dalam gelas plastik di meja kecil di depan Si Bungsu. Kemudian melatakkan
makan malam yang terdiri dari bistik dengan goreng ayam yang harum. Lalu segelas lagi air putih. ?"Silahkan
menikmati makan malam Tuan..?" ?"Terima kasih?"" Gadis itu kemudian berlalu. Tongky kembali menyikut Si
Bungsu. ?"Ramah benar dia padamu, kawan..?" kelakar Tongky sambil melahap ayam goreng dan meminum
kopinya. Si Bungsu memperhatikan gadis Itali itu. Dan tiba-tiba saja, ada sesuatu perasaan ganjil menyelinap
di hatinya. ?"Di mana kita kini".?"" tanyanya pelan, sambil menghirup kopi. ?"Di atas Lautan Pacific?" ?"Kita akan
singgah di Honolulu?"" ?"Ya, semua kita. Kalau tidak pesawat ini akan kecemplung di tengah laut kehabisan
bahan bakar..?" ?"Berapa lama lagi kita akan sampai di sana?"" ?"Pagi lewat sedikit?" Si Bungsu menoleh, heran.
?"Pagi" Begitu jauh, dan pesawat ini sanggup terbang sepanjang malam tanpa mengisi bahan bakar?""
?"Begitu teorinya. Tapi tak usah khawatir. Sebentar lagi, kita akan melewati batas malam dan pagi. Waktu di
Indonesia, termasuk Singapura, berbeda nyaris 24 jam dari Amerika. Bila di negeri Anda jam sembilan pagi, itu
artinya di Amerika sekitar jam sembilan malam. Nah, sebelum Honolulu, kita akan melewati batas malam itu.
Jadi sebenarnya kita terbang melintasi jarak antara malam dengan siang. Kalau berada di tempat malam
lamanya 12 jam, maka dalam penerbangan melintas jarak ini, malam hanya kita alami sekitar empat atau lima
jam. Anda begitu khawatir nampaknya. Ada apa?""
Si Bungsu tak segera menjawab. Dari gadis Itali yang tengah membagi-bagikan makanan itu matanya
beralih pandang ke depan, lalu ke belakang. Kemudian tangannya meraih ayam goreng, sebelum mengunyah
dia berkata pelan : ?"Saya tak tahu dengan pasti, tapi saya merasa ada sesuatu yang ganjil?"" "Yang ganjil adalah
jantungmu, kawan. Kau sedang jatuh hati pada gadis itu, bukan" Kau harus berperang dengan empat puluh
lelaki dalam pesawat ini untuk mendapatkannya. Kau lihat mata para lelaki itu memandang gadis tersebut"
Seperti akan menelannya habis-habisan. Gadis itu memang luar biasa cantiknya. Lihat pinggulnya yang bulat,
dadanya yang bukan main..?"
Tongky lalu tertawa bergumam sambil mengunyah makanannya. Si Bungsu menarik nafas. Matanya
kembali menatap gadis bertubuh menggiurkan itu. Gadis itu memang amat cantik, amat menggiurkan. Namun
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 446
ada firasat aneh menyelusup di hatinya. Dia tak tahu apa, tapi dia merasa bakal ada sesuatu yang hebat yang
bakal terjadi. Ah, kalau saja dia di rimba, barangkali dia cepat bisa membaca bahaya yang mengancam. Dia memang
hidup dan dibesarkan di rimba, karenanya dia hafal benar akan hal-hal yang bakal terjadi. Dia seperti memiliki
indra keenam. Tapi kini dia berada di pesawat udara, kecemasan apa yang menyelusup di hatinya" ?"Saya rasa
gadis itu bukan orang Itali, mungkin orang Mexico atau Cuba..?" ujar Tongky lewat mulutnya yang penuh berisi.
Karena Si Bungsu tak mengomentari, dia bicara lagi. ?"Orang Itali, Mexico dan Cuba, banyak persamaannya.
Sama-sama berdarah panas. Lebih-lebih perempuannya. Gadis ini kalau di tempat tidur, saya yakin akan seperti
kuda gila, mengamuk dan panas menggelora seperti air yang mendidih. Beda orang Mexico dan Cuba dengan
orang Italia hanya pada kulitnya. Orang Italia agak putih, tapi kalau mereka banyak berjemur matahari, maka
warna kulit mereka akan susah dibedakan..?"
Si Bungsu masih diam. Memakan penganan di depannya. Kemudian dengan firasat tak enak tetap
bersarang di hati, dia akhirnya tertidur. Dia terbangun ketika dibangunkan Tongky. ?"Hei, kita sudah berada di
sebuah pagi?" ujar kawannya itu. Lewat jendela Si Bungsu melihat sinar matahari yang terang benderang
menyeruak masuk. Tak ada apapun yang terlihat di luar jendela sana, kecuali kekosongan. Kemudian sebuah
pengumuman dari pramugari. Pesawat ini kami bajak dan di arah kan ke mexico dan kami juga menyandera
menteri muda pertahanan Amerika, meminta Amerika membebaskan 10 orang teman kami yang di tahan..
Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian- 443
"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, kita kini berada di atas kepulauan Midway yang termasuk dalam
wilayah Amerika Serikat. Sebentar lagi kita akan mendarat di Kota Oahu, salah satu dari kota di Honolulu untuk
mengisi bahan bakar. Kemudian akan melanjutkan penerbangan ke New York, baru ke Dallas. Selama pengisian
bahan bakar, tuan-tuan dan nyonya-nyonya tidak di perkenan kan turun ke pelabuhan udara. Pengisisan bahan
bakar dan cek pesawat hanya sebentar. Kami persilakan anda mematikan api rokok dan mengenakan sabuk
pengaman, terima kasih?"
Banyak di antara penumpang pesawat itu yang kecewa tak dapat turun di Honolulu. Namun pesawat ini
nampaknya memang khusus di carter untuk trayek Hongkong-New York-Dallas. Sebab tak seorang pun
penumpang yang turun di honolulu atau di Hawai. Padahal biasanya arus Penumpang ke hawaii bukan main
ramainya. Kalau begitu di pesawat ini ada orang penting, pikir Si Bungsu. Demikian pentingnya hingga pesawat
tidak perlu singgah di Hawaii.
Tak lama setelah pesawat melewati ke pulauan Hawaii di lautan Teduh menuju New York, pramugari
yang duduk di seberang Si Bungsu itu bangkit. Ketika bangkit dia masih sempat melempar senyumnya yang
memikat pada Si Bungsu Tongky kembali menyikutnya. Gadis itu berjalan kedepan dengan membawa tas di
tangannya. Di depan dia bicara dengan pramugari. Lalu dengan masih tersenyum berjalan kedepan ke ruang
pilot. Membuka pintu ruangan itu. Seorang lelaki yang duduk agak kedepan bangkit dan tegak menhadap
kebelakang, dia memakai kaca mata, tersenyum tapi penuh ancaman.
Ditangan nya sebuah Granat dan pistol otomatis. Dia meraih mikropon yang biasanya di pakai pramugari
untuk menyampaikan informasi dan pengumuman, lewat mik terdengar dia berbicara. "Pesawat ini kami bajak.
Para penumpang harap tenang, tak seorang pun yang celaka kalau Tuan-tuan menuruti perintah kami. Jangan
membuat gerakan yang tidak-tidak, jumlah kami enam orang di pesawat ini. Ada di setiap pintu dan tempat
yang menentukan dengan sebuah granat dan dinamit yang siap mengirim kita semua keneraka, tetaplah
tenang?" Lelaki itu memandang pada seorang lelaki yang duduk paling depan, tersenyum dan mengangguk
pelan kepadanya. "Maaf, semua penumpang kami jadikan sandera.." katanya dengan sikap hormat
Si Bungsu dan Tongky saling pandang. Kemudian hampir bersamaan mereka melihat kebelakang. Ada
empat lelaki, berkaca mata hitam semua, memegang senapan otomatis dan granat di tangan. Tegak dipintu
darurat tengah dan di bahagian belakang. Yang didepan sana berbicara lagi.
"Kami terpaksa mengatur tempat duduk anda sebelum kami menerangkan sesuatu. Kami harap kalian
semua berkumpul ditengah. Mengisi bangku yang masih kosong. Jadi tiga deret didepan dan empat deret di
belakang harap di kosongkan. Kecuali tuan mentri, harap tetap duduk di deret nomor dua itu saja, sendiri. Yang
lain dideretan nomor tiga. Kami akan memindahkan anda satu demi satu. Jangan membuat gerakan yang tidaktidak. Barangkali ada di antara kalian yang membawa senjata api atau senjata tajam, tetapi sekali anda
membuat gerakan yang mencurigakan, pesawat dan semua isinya menuju neraka. Nah, ikuti perintah saya baikbaik?"
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 447
Orang itu mulai memberi petunjuk. Mula-mula yang diperintahkannya adalah para lelaki yang duduk
didepan sekali dan yang nomor dua. Barangkali orang-orang penting. Tetapi yang dia sebut mentri itu di robah
lagi tak jadi pindah. Sendirian di tinggalkan di kursi paling depan itu. Kemudian bahagian-bahagian lainnya di
pindahkan juga. Keruwetan terjadi saat akan memindah kan seorang perempuan tua. Mungkin karena kaget atau takut
dia tak bisa berdiri. Perempuan itu akhirnya di suruh bantu oleh seorang anak muda. Tak dapat tidak, isi
pesawat itu di liputi ketegangan. Kemudian lelaki yang berkaca hitam yang nampaknya adalah salah satu
pimpinan dari teroris ini mulai menjelaskan identitas mereka.
"Kami dari kuba, kami kelompok Fidel castro. Kami menuntut sepuluh tahanan politik dan militer yang
kini dalam penjara El Paso dan Al Catras, yang berhaluan Marxis-Leninisme yang di penjarakan Rezim Kennedy,
segera di bebaskan. Kami akan menukarkan yang kesepuluh orang itu dengan Tuan Mentri muda Urusan
Pertahanan Amerika Serikat yang ada di pesawat ini. Pesawat ini tengah di perintahkan pimpinan kami untuk
menuju Mexico City, Ibukota Mexico. Kami menunggu pertukaran tahanan politik itu di Mexico.
Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian-444
Selama tahanan itu belum muncul, tak seorangpun diantara Anda yang akan meninggalkan pesawat.
Nah, kami kira semuanya cukup jelas. Jangan panik, yang ingin buang air dan sebagainya, disilahkan ke toilet
seperti biasa. Asal jangan coba-coba berbuat yang tidak-tidak. Bahkan kalau Anda ingin kopi, teh atau makanan,
Anda bisa menekan bel, dan pramugari akan kami perintahkan melayani Anda. Kami yakin Anda akan
membantu kami demi tegaknya Komunisme Internasional. Terima kasih atas kerjasama Anda..?"
Dia meletakkan mik itu. Kemudian mengambil earphone, memencet tombol di dinding dekat pramugari
yang masih duduk dan tak tahu harus berbuat apa. Dia bicara beberapa patah. Kemudian lelaki tersebut
meminta ketiga pramugari yang masih duduk terbengong-bengong itu untuk pindah ke deretan kedua, di sisi
yang berlainan dari Menteri Amerika Serikat tersebut.
Lelaki itu menuju ke cokpit. Mengentuk pintu dua kali. Ketika pintu terbuka, lelaki itu masuk. Tempatnya
di dekat earphone tadi segera digantikan oleh pembajak lain yang berjambang lebat. Tak lama setelah lelaki
pertama masuk, pintu ruang pilot terbuka. Dari sana muncul gadis Itali itu. Masih tersenyum ramah. Namun di
tangannya ada sepucuk pistol.
Lelaki berjambang itu memberi hormat, serta bersikap takzim sekali pada gadis itu. Gadis itu tegak dan
meraih mik yang tadi dipakai oleh si lelaki pertama, yang kini nampaknya bertugas mengawasi pilot dan copilot
di depan sana. Lewat mik pramugari Itali itu bicara, suaranya merdu dan lembut : ?"Selaku pimpinan dari regu
pembebasan ini, saya mohon maaf atas terganggunya perjalanan Anda sekalian. Namun percayalah,
pengorbanan Anda yang sedikit itu adalah demi kejayaan Komunisme..?"
Gadis itu berhenti. Melayangkan pandangan lewat matanya yang biru dan senyumnya yang memikat ke
seantero ruangan pesawat. Tongky kembali menyikut Si Bungsu, berbisik : ?"Anda ternyata benar, kawan.
Maksud saya firasat Anda tadi. Anda punya indra keenam yang amat tajam. Tapi .. ngomong-ngomomg, pacar
Anda ini rupanya punya pangkat yang lebih tinggi. Pimpinan regu pembebasan sepuluh orang tahanan politik
dan militer. Hmm, dan harap ingat pula, perkiraanku juga benar, bahwa dia bukan orang Italia, meski dia
bekerja di Air Italian. Dia orang Cuba. Perempuan Cuba, kalau dapat tidur dengannya, wouww!?"
Tongky tertawa sendiri. Suara tawanya membuat para pembajak itu menatap tajam. Salah seorang di
antaranya, yang tegak tak begitu jauh dari tempat mereka, bertanya : ?"Anda yang kribo, saya rasa Anda dari
Afrika, apa yang membuat Anda gembira hingga tertawa begitu?"" Ucapan orang itu sopan sekali, namun siapa
pun dapat merasakan nada hinaan dalam kalimat "Afrika" yang dia ucapkan. Namun Tongky sedikitpun tak
merasa tersinggung, dengan senyum lebar dia menjawab :
?"Terima kasih Anda punya pengetahuan dan rasa hormat yang dalam pada leluhur saya. Tentang
kegembiraan, sehingga membuat saya tertawa, karena rute perjalanan yang dirobah ini..?" Seluruh pembajak
dalam pesawat itu menatapnya. ?"Teruskan"kawan..?" kata pembajak yang tadi bertanya.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 448
Mau tak mau beberapa penumpang ikut-ikutan menoleh pada Tongky. Kawan di Bungsu itu
menyambung : ?"Yang membuat saya gembira adalah diperpanjangnya perjalanan ini. Kami membayar hanya
untuk Singapura-Dallas, kini siapa sangka, Tuan-tuan berbaik hati membawa kami ke Mexico. Mana tahu, kami
bisa pula melihat Cuba. Ah, negeri tuan pasti bagus sekali".he..he..?" Beberapa penumpang nyengir. Para
pembajak itu saling pandang sesamanya. Gadis cantik pimpinan teroris itu ikut tersenyum. Tongky bicara
dengan menghadap pada gadis itu. ?"Kawan di sebelah saya ini orang Indonesia tulen. Dan maaf, dia amat
tertarik pada Nona, sebagaimana halnya semua lelaki di pesawat ini..?"
Si Bungsu jadi merah mukanya. Tak kalah merahnya adalah wajah para pembajak. Salah seorang yang
tegak di dekat mereka segera mendekati dan berniat memukul Tongky, namun gadis cantik itu memberi isyarat
mencegah. Lelaki itu surut lagi ke tempatnya semula. Dengan masih tersenyum, gadis itu bertanya langsung
pada Si Bungsu. "Apakah benar ucapan temanmu itu, Love?"" Si Bungsu tak menjawab, yang menjawab justru
Tongky. Dia menjawab dengan siulan nyaring tatkala gadis itu memanggil Si Bungsu dengan "love". ?"Nona, Anda
bisa menimbulkan perang dalam pesawat ini dengan hanya menyebut Love kepada kawanku ini saja. Anda
harus adil..?" ujar Tongky.
Penumpang lain semakin nyengir dalam situasi genting itu. Lelaki keparat dari mana pula ini, dalam
keadaan gawat begini, di bawah todongan bedil dan granat pembajak Cuba, masih sempat berseloroh tak
menentu, pikir mereka. Akan halnya gadis itu masih tetap tersenyum. Senyumnya baru lenyap tatkala dari loud
speaker terdengar suara : ?"Nona Yuanita, Yuanita Pablo, Pemerintah Amerika ingin bicara langsung dengan
Nona di radio..?" Itu adalah suara pilot pesawat tersebut. Aksen Jepangnya kentara sekali. Gadis itu, yang ternyata
bernama Yuanita Pablo, segera meninggalkan tempatnya berjalan ke ruangan pilot. Suasana di dalam kabin
kembali sepi. Orang saling pandang sesamanya. Tak lama kemudian pintu cokpit kembali terbuka, lelaki
berkacamata yang bicara atas nama pembajak tadi yang beberapa saat berada di cokpit menggantikan Yuanita,
kini muncul. Dia langsung menuju Menteri Muda Pertahanan Amerika, yang duduk di barisan depan. Dengan
pistolnya dia memberi isyarat untuk berdiri. Dua orang lelaki di deretan ketiga, yang tadi duduk di belakang
menteri itu, kelihatan bergerak, lelaki yang berkaca mata hitam mengangkat granat di tangan krinya, dan
berkata dingin ke arah mereka :
Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian-445
?"Kami tahu, Anda dari CIA atau FBI, tapi jangan berlagak jagoan dalam pesawat ini. Kami juga tahu,
kalian membawa senjata. Jangan sekali-kali mencoba, kalau tak ingin pesawat ini kami ledakan. Kalau tak ingin
menteri ini kami bunuh?". Sehabis berkata dia lalu memberi isyarat, menteri muda itu maju, namun dua lelaki
di belakang sana, yang barangkali memang dari CIA atau FBI pengawal menteri itu, kelihatan kembali bergerak.
Lelaki berkacamata itu berbalik, menembak!
Salah seorang dari anggota CIA itu terjungkal dengan dada berlobang. Mati! Orang pada memekik dan
panik. Kemudian terdengar bentakan-bentakan menyuruh diam. Sepi. ?"Saya peringatkan kalian, jangan main
gila. Saya bisa menghabisi nyawa kalian semua. Itu tadi sebuah peringatan, bahwa kami tak main-main. Ini satu
lagi sebagai bukti kami tidak main-main..?" sehabis ucapannya dia berputar, mengarahkan pistol ke kepala
menteri tersebut. Lalu menembak!
Menteri Muda Urusan Pertahanan Amerika Serikat itu terlonjak, demikian pula beberapa staf
pengawalnya, mereka segera merogoh kantong, mencabut pistol. Namun kembali lelaki itu menembak dua kali
ke arah penumpang. Dua lelaki terjungkal, mati! Ini adalah peperangan di udara! Penumpang semakin panik.
Mereka menunduk dalam-dalam di kursi masing-masing. Tiga orang sudah mati dalam waktu singkat. Ketiga
mereka memang dari CIA! Akan halnya Menteri Muda itu sendiri masih tetap tegak. Tembakan tadi hanya
ditujukan ke telinganya. Dan telinga kanannya kini berdarah, separuh putus. Sepi.
?"Kami ingin membuktikan bahwa kami tak main-main. Kami siap meledakan pesawat ini berikut seluruh
isinya..?" ujar lelaki itu. Tatapan matanya yang tajam diarahkan pada Si Bungsu dan Tongky. Dua lelaki yang dia
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 449
lihat tak sedikitpun berusaha menyurukkan kepala, tatkala tadi dia menembak. Kali ini yang bicara adalah
Menteri Amerika itu : ?"Teror yang kalian lakukan takkan ada gunanya. Pemerintah kami takkan melayani
permintaan kalian..?" ?"Itu berarti nyawamu dan nyawa stafmu jadi taruhan, Tuan Menteri..?" ?"Kami siap mati
untuk negeri kami..?" ujar menteri itu tegas.
Tubuhnya didorong ke dalam cokpit. Cokpit itu jadi sempit dengan empat orang di dalamnya. Si
pramugari yang jadi pimpinan pembajak, pilot dan copilot, ditambah di lelaki berkaca mata, kini masuk lagi
menteri muda itu. ?"Presiden Kennedy ingin bicara dengan Anda..?" ujar pilot Jepang itu sambil menyodorkan
radio pada menteri muda tersebut. Menteri muda itu menekan tombol di radio dalam genggamannya. Dia
menyebutkan namanya dan dari seberang sana, terdengar suara John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat :
?"Anda sehat-sehat, Tuan Menteri?"" ?"Yes, Mr. President?" ?"Bagaimana situasi dalam pesawat Anda..?" radio itu
segera direbut oleh si pramugari dan bicara : ?"Kami ingin mengingatkan Anda, Tuan Presiden, di dalam pesawat
ini beberapa orang telah ditembak mati".?" pramugari itu berhenti, sebab lelaki berkaca mata itu memberi
isyarat dengan mengacungkan tiga jari, kemudian dia sambung lagi : ?"Kini jumlah yang mati sudah bertambah
dua lagi. Kami kira dia adalah orang CIA yang ikut bersama menterimu. Dan kami akan meledakan pesawat ini
berikut seluruh isinya jika Tuan tak memenuhi tuntutan kami?""
Tak ada jawaban. Sepi. Presiden Kennedy di Gedung Putih sana nampaknya kaget juga dengan
perkembangan baru dalam pesawat itu. Cukup lama situasi sepi, sementara pesawat terbang terus menuju
Mexico City, ibukota Negara Mexico. Tiba-tiba suara Kennedy kembali terdengar :
?"Saya harap Anda, Nona Yuanita, atau siapapun nama Anda, merinci lagi tuntutan Anda..?" ?"Saya sudah
menyampaikannya beberapa menit yang lalu, Tuan Presiden. Dan itu tak ada gunanya untuk diulangi. Kami
akan mendarat di Mexico City. Kami beri Anda waktu 24 jam untuk mendatangkan tawanan yang kami minta,
berikut sebuah pesawat jumbo jet yang siap diterbangkan kemana yang kami inginkan..?" ?"Saya memikirkan
tuntutan Anda, Nona. Tapi ada baiknya Anda menghubungi lapangan udara Mexico City. Kami akan
menghubungi Anda kembali..?" Sepi.
Yuanita bertatapan dengan lelaki berkacamata hitam itu. Lalu menekan tombol penghubung kembali,
namun tak ada tanda terima dari sana. ?"Hubungi presiden babi itu. Kami tak peduli apakah dia main gila dengan
meminta pemerintah Mexico untuk menolak kami mendarat. Kalau itu terjadi, maka pesawat ini akan
diterbangkan langsung ke New York..?" pramugari cantik itu mulai berkata dengan marah pada pilot.
Pilot Jepang itu berusaha beberapa kali, dan akhirnya hubungan tersambung lagi. Tapi suaranya putusputus, ada gangguan cuaca. Pilot itu kembali mencoba dan berhasil. ?"Tuan Presiden, nona ini ingin bicara..?"
?"Ya..?" Yuanita merebut radio itu, dan bicara dengan nada dingin : ?"Presiden, bila Anda coba meminta
Pemerintah Mexico untuk menolak kami mendarat, maka pesawat ini, dengan enam puluh empat
penumpangnya, dua puluh diantaranya wanita, enam orang anak-anak, akan kami terbangkan menuju New
York. Akan kami tubrukan ke gedung PBB, atau kami langsung ke Washington, menubrukkan pesawat ini ke
Gedung Putih. Kalau tak sampai, kami akan membiarkan pesawat ini meluncur jatuh kehabisan bahan bakar..?"
Yuanita memutuskan hubungan, memerintahkan menghubungi pelabuhan udara Mexico City. Dengan
cepat pelabuhan udara yang memang telah disiagakan sejak terdengar pembajakan itu dapat dihubungi. ?"Di
sini DC 10 Japan Air Lines Nomor penerbangan".?" pilot itu menjelaskan segala identias penerbangannya.
Kemudian minta bicara dengan tower. Minta izin untuk mendarat. Namun petugas tower memberi jawaban :
?"Maaf lapangan kami tertutup untuk Anda, harap mencari lapangan lain, roger?"" Yuanita bertatapan dengan
lelaki berkacamata hitam tadi. Lalu menyambar radio dari tangan pilot tersebut, kemudian dengan nada yang
amat mengancam berkata : Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian-446
?"Kami akan tetap terbang menuju lapangan Anda. Jika Anda tidak mengosongkan lapangan, maka saya
akan perintahkan pesawat tetap mendarat. Jika perlu dengan menabrak tower di mana Anda bertugas. Anda
boleh sampaikan ini pada Presiden Anda agar dia menyampaikannya pada Presiden Kennedy yang meminta
kalian untuk melarang kami mendarat di Mexico City! Setelah ini tak ada tanya jawab!?" Dan radio itu dia
sangkutkan. Pilot menatapnya.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 450
?"Kita berada dalam bahaya besar jika tak berhubungan dengan lapangan, Nona..?" katanya pelan. Gadis
bekas pramugari itu tersenyum. ?"Apa artinya bahaya itu, di sini juga ada segudang bahaya?"" katanya sambil
memberi isyarat pada lelaki berkaca mata hitam yang menjadi wakilnya itu. Si lelaki segera mendorong Menteri
Muda Amerika Serikat itu untuk keluar dari ruangan cokpit. ?"Kita terus ke Mexico City?"" pilot Jepang itu
bertanya pada gadis yang masih saja mengacungkan pistolnya. "Ya. Terus..!?" dan gadis itu meraih peta di sisi
pilot, kemudian memperhatikannya. Lalu beralih memperhatikan instrumen pada pesawat DC 10 itu. Pilot dan
Tikam Samurai Karya Makmur Hendrik di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
copilot tersebut memang tak mungkin membohongi jalur penerbangan mereka.
Selain bisa membuat para pembajak ini marah, juga karena mantan pramugari ini demikian hapal
dengan jalur penerbangan yang mereka tempuh. Pengalamannya sebagai pramugari senior membuat dia
mengerti memakai instrumen yang ada di pesawat tersebut. Sekaligus juga bisa membaca dan memanfaatkan
peta penerbangan. Di ruang penumpang, Si Bungsu dan Tongky yang sejak beberapa saat terdiam, mulai menghitung-hitung
kemungkinan. Tongky jelas membawa sebuah pistol merek Lucer buatan Jerman. Pistol otomatis yang mampu
memuntahkan selusin peluru. Tapi, pembajak terpencar posisinya. Di cokpit kini justru jadi bertiga dengan
lelaki yang menggantikan kedudukan si kaca mata.
Kemudian di tengah dua orang. Masing-masing tegak dekat pintu darurat kiri dan kanan. Lalu dua orang
di belakang. Jadi jumlah pembajak ini tujuh orang. Jumlah yang tak dapat dikatakan kecil. Jika dia menembak
yang di depan, maka yang di belakang dan di tengah akan menghujaninya dengan peluru. Itu masih mendingan,
bagaimana kalau yang lain justru tidak membalas menembak, tetapi langsung melemparkan granat yang ada
di tangan mereka" Pesawat ini akan hancur berkeping-keping sebelum menyentuh bumi, atau letaklah mereka tak sempat
melempar granat itu, namun bahaya tetap saja ada. Si Bungsu barangkali bisa membereskan yang dua di tengah
ini. Dengan samurai-samurai kecil yang tersisip di lenganya Si Bungsu bisa membereskan kedua pembajak ini.
Namun, granat di tangan mereka nampaknya dari jenis yang amat sensitif. Tak perlu mencabut pen untuk
meledakannya. Begitu jatuh, granat itu langsung meledak. Jadi begitu kena tembak atau kena serangan samurai, mereka
tentu jatuh, mungkin menimpa lantai, mungkin menimpa tempat duduk. Dan" ?"Tak mungkin kita bergerak
dalam pesawat ini?"" bisik Tongky. Si Bungsu mengangguk. Ya, mereka memang tak bisa berbuat apa-apa.
Mereka terpaksa menanti pesawat ini mendarat di suatu tempat. Baru bertindak.
?"Tapi cewekmu itu pintar juga..?" tiba-tiba Tongky berbisik. Si Bungsu menoleh. Tongky memberi isyarat
ke depan. Di depan sana, cewek yang dimaksud oleh Tongky tak lain dari pramugari Italian Air Servis itu. ?"Kau
ingat ketika mula berangkat dari Singapura" Dia dengan ramah membantu para pramugari pesawat ini. Dan
dia berhasil menuju cokpit tanpa seorangpun mencurigainya. Dan saat yang paling menentukan, yaitu saat
pembajakan dimulai, dia juga masuk cokpit dengan membawa makanan untuk pilot. Makanan bersama pistol.
Rencana yang matang. Tapi..semua mereka lakukan demi apa yang mereka sebut sebagai "komunisme
internasional". Hmm, kau harus mendukung pembajakan ini kawan..?" ucap Tongky.
Si Bungsu menoleh lagi pada Tongky. Dia tak mengerti kenapa dia harus mendukung pembajakan ini
seperti yang diucapkan Tongky. Dan kawannya itu segera menjelaskan : ?"Maksudku, mereka ini berjuang demi kejayaan komunisme. Bukankah negerimu kini tengah menuju sistem
komunis secara kongkrit" Kalau negerimu menganut faham komunis, maka mau tidak mau tentu kau harus
membantu mereka lari, demi cinta pada nusa dan bangsa..?"Tongky nyengir. Bungsu juga nyengir. Di dalam
pesawat itu kini nampak kesibukan menyingkirkan mayat-mayat yang tadi ditembak silelaki berkacamata
hitam. Mayat-mayat orang CIA yang menjadi pengawal Menteri Muda Amerika itu. Betapapun jua, pembajakan
ini adalah pembajakan yang luar biasa efeknya dalam percaturan politik internasional.
Komunis Cuba adalah front terdepan Uni Sovyet dalam menghadapi Amerika Serikat. Cuba persis di
depan jantung Amerika Serikat. Atas permintaan Fidel Castro, Rusia telah mengirim tidak hanya
persenjataannya ke sana, tetapi lengkap dengan ribuan tentara dan tenaga-tenaga ahli militer.
Bukan rahasia lagi, Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy amat marah dengan tingkah laku Rusia di
Cuba itu. Krisis hubungan diplomatik antara Amerika dengan Rusia memang tengah menuju titik paling nadir
dalam sejarahnya, dengan campur tangannya Rusia di Cuba.
Amerika Serikat tidak peduli komunis ikut campur dalam negeri orang lain, itu sudah dia buktikan
dengan membiarkan Komunis di Polandia. Negeri itu jauh sekali dengan Amerika. Dan negeri itu memang suka
pada Komunis. Tapi Cuba, negeri yang hanya sejengkal dari Amerika itu, merupakan duri dalam daging bagi
Amerika atas kehadiran Rusia di sana. Secara geografis, Rusia harus terbang melewati berbagai negara untuk
mencapai Cuba, bahkan harus melangkahi Amerika Serikat.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 451
Jika pecah perang antara Amerika dan Rusia, maka Rusia tak perlu terbang jauh-jauh dari negerinya
untuk memerangi Amerika. Dia cukup memerintahkan orang-orangnya yang ada di Cuba, yang hanya sehelaan
nafas dari Amerika. Kalaupun Cuba hancur diserang Amerika, negeri Rusia tak rusak sedikitpun. Menurut
Amerika, di sinilah letak liciknya Rusia. Dan Kennedy bukannya tak tahu taktik itu.
Untuk berperang dengan Rusia, Amerika harus menghadapi dua front. Yaitu Cuba serta Rusia. Maka tak
ada jalan lain, Rusia harus membongkar pangkalan-pangkalan peluru kendalinya dari sana. Kini usaha itu
tengah dilancarkan oleh Amerika. Kemarahan Amerika makin menjadi tatkala Cuba mempergunakan
kedutaan-kedutaanya di beberapa negara bagian Amerika Serikat sebagai markas kegiatan mata-matanya.
Tanpa ampun, mereka ditangkapi dan dijebloskan ke penjara Alcatras. Yaitu salah satu penjara terkukuh
di sebuah pulau di depan kota New York, dan dijaga amat ketat. Para spion Cuba itu terdiri dari diplomatdiplomat sipil maupun Atase Militer. Kini, merekalah yang dituntut oleh para pembajak ini untuk dibebaskan
sebagai ganti tujuh puluh penumpang dan seorang Menteri Muda Amerika dalam pesawat Japan Air Lines ini.
Pesawat yang dibajak dimana Si Bungsu dan Tongky ada di dalamnya!
Pesawat itu terus terbang menuju Mexico. Tak seorangpun diantara mereka yang ada di pesawat tahu
apa yang tengah terjadi di daratan sana. Tak seorangpun yang tahu betapa sibuknya pemerintah Amerika dan
pemerintah Mexico karena pembajakan ini. Mereka tak tahu, bahwa Presiden Kennedy telah bicara langsung
dengan Presiden Cuba, Fidel Castro lewat telepon merah, telepon super penting yang baru kali ini
dipergunakan dalam jalur Washington-Cuba.
Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian- 447
Celakanya Presiden Castro menolak memikul tanggungjawab atas pembajakan itu. Kennedy jadi berang
mendengar jawaban Castro. Namun dia berusaha menekan amarahnya. ?"Saya berharap Anda menempuh jalan
wajar kalau memang ingin para tahanan politik bangsa Anda yang ditahan di Alcatras dibebaskan, Mr.
Presiden..?" kata Presiden Kennedy. ?"Maaf, Tuan Presiden. Saya tak tahu siapa yang Tuan maksudkan telah
membajak pesawat Jepang itu. Saya tak mengenal mereka, dan saya juga tak ingin atau tak punya niat untuk
menuntut pada Tuan agar membebaskan tahanan politik yang tuan maksudkan itu. Maaf!?"
?"Saya bisa beritahu pada Anda, siapa yang membajak pesawat itu. Jumlahnya tujuh orang. Satu
diantaranya yang jadi pimpinan adalah seorang gadis bernama Yuanita. Berumur 24 tahun. Ayahnya orang
Cuba asli, ibunya orang Mexico. Sejak sepuluh tahun yang lalu dia menjadi Warga Negara Italia. Dan itu
memungkinkan dia bekerja di perusahaan Air Italian sebagai pramugari. Dia mendapat pendidikan sebagai
teroris di negeri Anda, di Cuba, selama dua tahun. Dia masih belum menikah, kedua orangtuanya kini ada di
Cuba, di negeri Anda. Seorang lagi yang bertindak sebagai wakil Yuanita, dikenal sebagai orang yang bernama
Costra Niotas. Seorang yang pernah menjadi Sekretaris pada Kedutaan Besar Cuba di Rusia. Terakhir dia
berada di Cuba sebulan yang lalu, kemudian terbang ke Hongkong dan datang lagi bersama pesawat yang
dibajak itu"..?"
Presiden Kennedy yang sebenarnya ingin melanjutkan memberi informasi identitas ketujuh pembajak
itu, namun dia berhenti bicara sebab mendengar tawa Fidel Castro. ?"Maaf, saya mendengar Anda tertawa?""
?"Benar, Tuan Presiden. Saya tertawa karena badan intelijen Anda demikian pandainya membuat laporan
palsu. Demikian detilnya mereka mengetahui kapan gadis itu berada di Cuba, kapan lelaki yang menurut Tuan
bernama Costra Nitas itu berada terakhir di Cuba, kemudian berangkat ke Hongkong. Saya khawatir, negeri
saya telah dipenuhi mata-mata dari CIA, sehingga tuan dapat tahu bila saya harus ke kamar kecil"hee..he..?"
Muka Kennedy jadi merah padam. Betapapun memang ada benarnya, dengan membeberkan semua
keterangan tadi, Castro jadi tahu bahwa negerinya dimata-matai oleh CIA. Sebab darimana keterangan itu
diperoleh kalau tidak lewat CIA" Namun cara Castro mempermainkannya benar-benar menyinggung perasaan
Kennedy. ?"Tuan benar-benar turunan teroris, Castro. Tuan akan menerima pembalasan dari rakyat Amerika. Kami
akan membunuh semua pembajak dalam pesawat itu. Saya telah coba menempuh jalan yang baik, namun Anda
tak menggubrisnya. Anda memang lebih suka banyak orang yang jadi korban demi komunis. Anda memang
patut jadi pesuruh komunis, tuan Castro!?"
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 452
Sebelum Castro sempat membalas memaki, Kennedy menghempaskan gagang telepon itu. Dengan muka
merah, dia menatap keliling kepada para menterinya yang hadir dalam Ruangan Oval, di ruang kerjanya. Para
menterinya yang mendengar percakapan tadi pada terdiam. ?"Di mana pesawat itu sekarang..?"" tanya Kennedy.
?"Tiga jam menjelang Mexcico City, Presiden?". ?"Pasukan khusus itu sudah disiapkan?""
Pertanyaan itu ditujukan pada Direktur CIA. ?"Sudah, Presiden?". ?"Pasukan yang dimana yang Anda
rekrut?"". ?"Pasukan yang di El Paso. Kota terdekat di negara bahagian Texas yang berbatasan dengan Mexico?".
"Kenapa tidak pasukan Marinir?"" ?"Untuk menerbangkan Marinir ke Mexico dibutuhkan waktu enam jam.
Artinya tiga jam setelah pesawat yang dibajak itu mendarat di Mexico City. Tak seorangpun diantara kita yang
tahu apa yang terjadi selama waktu itu. Sementara kalau pasukan perbatasan yang di El Paso itu hanya
membutuhkan waktu satu setengah jam mencapai Mexico City. Artinya mereka sudah bisa ada di lapangan
udara mempersiapkan segala kemungkinan jauh sebelum pesawat yang dibajak itu mendarat. Lagi pula,
pasukan khusus yang di El Paso itu adalah pasukan pilihan.?"
Sepi setelah Direktur CIA itu memberikan penjelasan. Jam dinding berdetak terus perlahan, tetapi pasti.
?"Tuan-tuan, apakah diantara tuan-tuan punya pendapat lain untuk menjawab tuntutan para pembajak itu?""
Kennedy akhirnya bertanya. Tak ada jawaban.
?"Saya minta pendapat tuan-tuan?" Seseorang mengangkat tangan. Kennedy tahu orang itu adalah
Direktur FBI. Badan Intelijen untuk urusan dalam negeri. ?"Ya, bagaimana pendapat Anda?" ?"Sesuai dengan
pendapat semula, Tuan Presiden, para teroris jangan diberi hati. Jika kita hari ini mengabulkan permintaan
mereka, maka setelah itu tiap hari pesawat Amerika akan dibajak, atau pesawat asing yang ada penumpang
Amerika, dan mereka akan meminta yang bukan-bukan. Barangkali juga meminta agar tuan meletakan jabatan?"
?"Bagi saya, jika itu mungkin untuk menyelamatkan penumpang, saya bersedia meletakan jabatan?" ?"Tapi ini
bukan hanya masalah keselamatan puluhan penumpang, Tuan Presiden. Ini masalah terorisme dan
kehormatan bangsa..?" ?"Ya, saya mengerti. Ada lagi pendapat lain?"" Tak ada jawaban
?"Bagaimana hubungan dengan pemerintah Mexico, apakah kita dibolehkan mengirim pasukan khusus
ke sana?"" ?"Mereka mengizinkannya, Tuan Presiden?" jawab Menteri Perhubungan. ?"Apakah kita diizinkan
mengambil tindakan polisionil di daerah mereka?"" ?"Presiden Mexico mengizinkan, Tuan..?" Sepi sejenak.
Presiden Kennedy memandang pada Menteri Luar Negeri. ?"Tolong Anda uraikan kembali tentang efek
politis dan efek internasionalnya kalau kita menempuh jalan kekerasan dalam membebaskan para sandera,
jika ternyata usaha kita gagal dan pesawat itu berikut isinya memang diledakkan oleh para teroris..?"
Menteri Luar Negeri itu mendehem dua kali. Memperbaiki letak kaca matanya yang tebal, kemudian
bicara : ?"Pemerintah Jepang yang memiliki pesawat yang dibajak itu tak keberatan pesawat mereka hancur
tetapi berharap para sandera, termasuk pilot dan pramugarinya diselamatkan. Jepang barangkali takkan
banyak mengajukan protes kalaupun pesawat berikut pilot dan pramugarinya mati semua. Jepang masih
terikat banyak sekali kepentingan dengan negara kita. Pihak Mexico diduga akan mengeluarkan statemen
bahwa pasukan yang menyebabkan kegagalan hingga seluruh sandera meninggal adalah pasukan khusus
Amerika. Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian-448
Dan mereka diduga juga akan cuci tangan dengan mengumumkan bahwa penggunaan tindak polisionil
itu adalah atas desakan kita. Namun statemen Mexico itu tidak akan merugikan kita. Itu sudah diatur oleh
Kedudataan Besar kita di sana?""
Dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat itu menguraikan efek internasional yang mungkin ditimbulkan
oleh tindakan keras yang mereka lakukan atas para teroris yang membajak pesawat itu. Setelah uraian itu
selesai, dan seluruh Kabinet Presiden Kennedy menyetujui untuk tidak menyerah pada tuntutan pembajak,
Presiden Amerika itu lalu menandatangani perintah untuk menggerakan tidak hanya pasukan khusus yang
terdapat di El Paso, tetapi juga sekaligus mensiagakan seluruh pasukan Angkatan Perang Amerika Serikat.
Tindakan itu diperlukan kalau-kalau Cuba dan Uni Sovyet berbuat yang tidak-tidak pada Amerika,
karena membunuh para pembajak tersebut. Dan mekanisme operasi CIA, organisasi yang katanya paling rapi
di dunia itu, segera digerakkan. Begitu perintah diturunkan dari Washington DC, tempat kedudukan Presiden
Amerika, maka segala organ berjalan secara otomatis.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 453
Pasukan khusus yang ada di El Paso, adalah pasukan khusus yang hampir menyamai pasukan Camp
David. Pasukan khusus Camp David tidak dikenal secara umum. Tersembunyi penuh kerahasiaan. Itu karena
Camp David merupakan tempat peristirahatan Presiden Amerika. Tempat itu adalah belantara di pegunungan
hanya bisa dicapai dengan helikopter. Satu-satunya jalan darat, sulit dan dijaga amat ketat.
Dan pasukan yang ditempatkan di sana adalah pasukan pilihan dari tiga angkatan, laut, darat dan udara.
Mereka, pasukan pilihan itu, dilatih secara istimewa dan memiliki peralatan paling mutakhir. Namun pasukan
yang ditempatkan di El Paso, seperti dikatakan Kepala CIA, adalah pasukan pilihan yang tak jauh beda mutunya
dari pasukan Camp David. Pasukan khusus di El Paso jumlahnya hanya dua batalyon yang terdiri dari dua ribuan orang. Pasukan
ini ditempat di sana dalam kerangka berjaga-jaga terhadap serangan Cuba. Pasukan ini telah sering menyusup
ke berbagai penjuru dunia untuk tugas-tugas yang sangat dirahasiakan. El Paso, kota terakhir Amerika Serikat
yang berbatasan dengan negara-negara Amerika Latin. Negara-negara ini sering bergolak, situasi keamanan
serta perimbangan politiknya sering tak menentu.
Itu sebab pasukan khusus itu ditempatkan di El Paso sebagai benteng pertama untuk mempertahankan
diri atau untuk tugas menyelusup ke negeri manapun di Amerika Latin. Demikianlah peristiwanya menjelang
akhir Tahun 1962 itu. Pasukan khusus diberangkatkan diam-diam ke Mexico City sebanyak seratus orang.
Mereka terdiri dari ahli-ahli segala bidang. Ahli bahan peledak, ahli menembak tepat, ahli menyelusup, ahli
beladiri. Pesawat yang membawa pasukan khusus itu tiba di lapangan Mexico City sekitar satu jam sebelum
pesawat Japan Air Lines yang dibajak sampai. Lapangan udara Mexico City sudah dikosongkan dari lalu lintas
pesawat itu. Para teroris menolak ketika diminta mendarat di lapangan udara militer. Mereka berkeras
mendarat di lapangan udara sipil. Maka pemerintah Mexico terpaksa mengalihkan seluruh pesawat sipil yang
akan mendarat ke lapangan udara militer. Lapangan udara sipil itu kini sepi. Ada beberapa pesawat sedang
parkir di avron. Begitu pasukan khusus tiba, mereka dijemput oleh Panglima Angkatan Darat Mexico, kemudian Kepala
Staf Angkatan Darat Amerika yang telah duluan tiba di sana bersama Direktur CIA dan Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat. Pasukan khusus itu berpakaian coklat tua. Pakai topi pet, mirip pakaian petugas pelabuhan
udara Mexico City. Kemiripan pakaian ini memang diatur dalam waktu yang amat singkat oleh bahagian logistik
tentara Amerika. Mereka menyamar dalam pakaian petugas lapangan. Namun di balik pakaian petugas lapangan itu,
mereka memakai pakaian loreng. Begitu sampai, mereka segera disebar ke berbagai tempat di sekitar lapangan.
Ada yang menempati menara lapangan, ada yang bertugas di mobil tangki yang akan mengisi minyak, ada pula
di bahagian pemadam kebakaran.
Di dalam pesawat ketegangan berlanjut terus. Si Bungsu dan Tongky memang tak bisa berbuat banyak.
Kalau saja mereka bisa duduk dekat beberapa orang anggota CIA yang ada di depan, barangkali mereka bisa
saling berbisik, menyerang dari tempat mereka masing-masing secara serentak ke pada tujuh pembajak itu.
Namun bahaya yang menghadang adalah kekhawatiran meledaknya granat di tangan keenam pembajak
lelaki itu. Granat itu tak pelak lagi adalah buatan khusus Uni Sovyet. Kalau mereka bergerak ketika pesawat
masih di udara, maka pesawat itu akan hancur berkeping. Kalaupun mereka sampai di darat, mereka juga harus
berpikir sepuluh kali untuk bertindak. Pembajak itu memegang enam granat tangan.
Keenam granat itu bisa membuat pesawat menjadi serpihan halus berikut para penumpangnya, jika
meledak bersamaan. Di dalam pesawat itu tegang dan sepi. Para pembajak nampaknya telah meminum
semacam obat. Mereka tak pernah lelah meski berdiri selama berjam-jam dalam penerbangan itu sambil tetap
pula mengancungkan pistolnya terus menerus.
Mereka memperlihatkan kepatuhan yang luar biasa. Beberapa penumpang justru ada yang sudah
tertidur. Tiba-tiba lampu tanda dilarang merokok dihidupkan. Lalu sebuah pengumuman yang berasal dari
ruangan pilot. Suaranya tak lain dari suara pramugari Italia, pembajak cantik itu. Suaranya terdengar jernih,
tenang dan merdu. ?"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, beberapa menit lagi kita akan mendarat di lapangan terbang Mexico
City. Silahkan mengenakan ikat pinggang Anda, mematikan rokok dan"tetaplah tenang di tempat Anda
masing-masing, sebelum ada perintah bergerak dari kami. Ingat, jangan bergerak, jangan bangkit jika tak kami
suruh. Keselamatan seluruh isi pesawat ini tergantung pada gerakan setiap individu Anda. Mulai detik ini, jika
seorang saja dari Anda berbuat yang tidak-tidak, maka kami akan meledakan seluruh isi pesawat ini. Tetaplah
tenang?"" Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 454
Suaranya terhenti sebentar. Kemudian dia menyambung lagi : ?"Kami ingin memberi petunjuk pada Anda
semua. Jika tuntutan kami kepada kepada Pemerintah Amerika Serikat dikabulkan, yaitu membebaskan temanteman kami yang kini berada di penjara Alcatras, maka sebahagian dari tuan-tuan akan kami bebaskan. Tapi
sebahagian lagi akan tetap bersama kami dalam pesawat lain, atau mungkin tetap memakai pesawat ini, sebagai
jaminan sampai kami tiba di tujuan. Siapa yang akan tetap bersama kami nanti kita tentukan. Kami berharap
tak ada hal-hal luar biasa di lapangan udara nanti, namun jika ada tembakan-tembakan, Anda tetaplah berada
ditempat. Sebaiknya menunduk dalam-dalam. Nah" kita sudah mulai terbang merendah".?"
Pesawat itu memang terbang makin rendah. Mereka telah berada di atas kota Mexico City yang luas itu.
Pilot mengadakan kontak terus menerus dengan pemandu di tower. Mereka merasa lega, bahwa jalur
pendaratan telah disediakan.
Sementara itu, di Washington DC, Presiden Amerika terus berunding dengan anggota kabinetnya.
Mereka mencari upaya untuk keluar dari kemelut ini. Menteri Luar Negeri dan Panglima Angkatan Darat serta
Direktur CIA telah diberi wewenang untuk mencari jalan keluar. Tugas utama mereka yang berada di Mexico
City itu adalah mengulur waktu sepanjang mungkin.
Pesawat itupun mendarat. Namun ketika pasukan khusus Amerika yang berpakaian petugas lapangan
berniat mendekat dengan mengendarai mobil tangki, berpura-berpura akan mengisi bahan bakar, dari pesawat
terdengar tembakan. Mobil tangki itu meledak dahsyat!
Jaraknya dari pesawat yang parkir di tengah lapangan sekitar dua ratus meter! Semua orang terkejut
hebat. Menteri Luar Negeri Amerika dan teman-temannya yang ada di menara kontrol ternganga sesaat.
Untung lapangan itu sudah dikosongkan. Hingga ledakan itu tak menimbulkan korban yang lebih parah.
Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian-449
Akibat meledaknya mobil tangki itu, lima orang tentara Amerika yang ada di mobil tersebut mati dengan
tubuh berkeping-keping. Mobil pemadam kebakaran segera meraung-raung mendekati tangki yang meledak
itu. Dan menyemprotkan airnya ke sana.
Mereka semua, sepuluh orang, adalah pasukan khusus Amerika yang menyamar. Tapi mereka adalah
juga pekerja-pekerja yang mahir dalam segala bidang. Mereka mengerjakan pekerjaan pemadam kebakaran
dengan amat sempurna. ?"Tuhanku, mereka adalah orang-orang gila..?" ucapan ini keluar dari mulut Menteri
Luar Negeri Amerika Serikat yang ada di tower, yang sejak tadi terdiam menyaksikan tragedi itu.
Jelas yang dia maksud sebagai orang gila adalah para pembajak itu. Lewat teropong di tangannya,
seorang petugas tower mengetahui, bahwa tembakan itu dilepaskan dari balik kaca dekat pintu tengah. Artinya,
tembakan itu dilakukan dari dalam pesawat. Pelurunya terlebih dahulu memecah kaca yang dua lapis itu,
kemudian menghantam mobil tangki. Tiba-tiba ada suara di radio menara kontrol. ?"Ya, menara kontrol..?" jawab
petugas. Semua yang ada di ruang menara itu mendengarkan dengan diam. Jumlah mereka sekitar dua belas
orang. Menteri Luar Negeri Amerika, Panglima Angkatan Darat Amerika, Direktur CIA, dua orang pasukan
khusus Amerika, Panglima Angkatan Darat Mexico, Panglima Angkatan Udara Mexico serta petugas-petugas
menara. ?"Menara kontrol?"?" terdengar suara wanita di radio. ?"Ya, menara kontrol?"
?"Dengarkan baik-baik, kami tahu Anda tidak sendirian di sana, pasti ada wakil pemerintah Anda, ada
wakil pemerintah Amerika Serikat. Kami tahu itu. Nah, kami ingin bicara dengan orang Amerika itu?""
Tikam Samurai Karya Makmur Hendrik di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Petugas tower memberikan radio tersebut kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Menteri itu
mengambil mik, dan bicara : ?"Saya wakil pemerintah Amerika Serikat?" ?"Terangkan nama dan jabatan Anda?"
Menteri Luar Negeri itu segera menjelaskan nama dan jabatannya secara terus terang.
?"Baiklah, Tuan Menteri. Tembakan terhadap mobil tangki itu sebuah peringatan bagi Anda..?" ?"Anda
berlaku brutal dengan membunuh petugas lapangan Mexico yang tak berdosa..?" ?"Kami tak usah Anda bohongi,
Tuan Menteri. Kami tahu, diantara petugas Mexico itu ada orang orang-orang Amerika. Atau barangkali semua
mereka adalah tentara Amerika yang menyamar dan menggantikan tugas orang-orang Mexico. Kami ingin
mengingatkan Tuan dan pemerintah Tuan, tak ada seorangpun yang boleh mendekati pesawat ini, tidak
petugas Mexico, apalagi petugas Tuan. Jika ada yang mendekat, tak peduli apapun kendaraanya, jika tidak seizin
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 455
kami, akan kami ledakkan. Jika kendaraan itu tak bisa kami ledakkan, maka kami akan meledakkan pesawat
ini. Kami hanya akan bicara dengan Tuan jika sudah ada berita tentang tuntutan kami..?"
Kemudian hubungan radio itu diputuskan. Menteri Luar Negeri itu betukar pandang dengan temantemannya. Sepi. ?"Bahan makanan yang ada di pesawat itu untuk berapa lama?"" tanyanya pelan. Direktur CIA
yang tegak di sisinya, yang telah menghubungi lapangan udara Singapura, Hongkong dan Honolulu, yaitu
pelabuhan-pelabuhan yang telah dilalui pesawat JAL itu, segera melaporkan:
?"Mereka punya bahan makanan untuk dua hari. Yaitu terdiri dari snack dan steak, juga ada minuman
ringan, kopi dan teh. Makanan itu diperkirakan telah mereka makan ketika menembus perbatasan siang dan
malam menjelang Honolulu, dan kemudian memakannya lagi antara penerbangan Honolulu dan Mexico. Jika
semua penumpang makan dan minum jatah mereka, maka makanan dan minuman itu masih tersisa untuk
sekali makan lagi. Tetapi menurut dugaan, sebahagian besar diantara penumpang tak menghabiskan jatahnya,
atau tak mengambilnya sama sekali. Barangkali selera makan mereka lenyap karena takut. Itu berarti mereka
memiliki cadangan makanan yang lebih banyak?""
Menteri Luar Negeri itu terdiam. Laporan itu berarti menghilangkan harapan mereka untuk mendekati
pesawat itu dengan alasan mengantarkan bahan makanan. Mereka di pesawat mempunyai cukup makanan!
Menteri Luar Negeri itu menyuruh hubungi mereka yang di pesawat. Petugas menara menghidupkan kontak.
Sekali. Dua kali. Sepi. Dicoba lagi. Sekali. Dua kali. Lalu" ?"Ya..!?" ?"Nona Yuanita, saya ingin bicara?" ?"Apakah sudah
ada kepastian tentang teman-teman kami yang di Alcatras?"" ?"Ya. Kami ingin bicara soal itu, Nona?" ?"Saya
dengarkan?" ?"Kami mengalami kesulitan untuk merengumpulkan mereka. Mereka terpencar di berbagai
penja?"" ?"Tuan menteri, kami sebenarnya bisa dengan mudah membunuh Tuan dan seluruh orang yang ada di
dekat Tuan, sekarang. Kami tak suka omong kosong Tuan sebentar ini. Kami sudah mengatakan bahwa tahanan
yang kami maksudkan ada di Alcatras. Kami telah memberi pemerintah Tuan waktu yang cukup untuk
membawa mereka kemari. Masih ada waktu dua jam lagi. Kami akan menanti?"?"
Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian- 450
"Nona?" "Kami ingin buktikan,bahwa kami tidak omong kosong,dengan ucapan saya tadi bahwa kami
bisa membunuh Tuan dan semua yang ada di sekitar Tuan?" Sebelum menteri itu sadar apa yang dimaksud
gadis yang di pesawat itu, tiba-tiba saja kaca tower itu hancur berderai! Dan sebuah peluru menghantam jam
di bahagian belakang, dekat kepala menteri itu!
Menteri itu kaget bukan main. Begitu juga semua yang hadir disana. Mereka segera menyadari dari
jendela pesawat di mana tadi pembajak itu menembak mobil tangki, bisa di tarik lurus ke menara ini.
Jarak menara dari pesawat itu ada sekitar 700 meter. Dan jarak itu merupakan jarak tembak sebuah
senapan otomatis mutakhir buatan Rusia, Amerika atau Inggris. Penembak di pesawat itu nampaknya hanya
memutar tegaknya saja untuk menembak kearah menara kontrol.
Kalau tadi ketika menembak mobil tangki itu dia menghadap kearah belakang pesawat. Kini untuk
menembak kearah menara dia menghadap kedepan. Untuk mengetahui isi menara, mereka cukup memakai
teropong. Nampaknya mereka memang dilengkapi peralatan yang komplit.
Panglima Angkatan darat Mexico geleng-geleng kepala. Dia memang sudah memarintahkan
mempersiapkan angkatan darat di sekitar bandara. Di sekitar lapangan itu kini, terlindung dengan berbagai
kamusflase, berjaga lebih dari sepuluh tank dan sepuluh panser. Namun apa yang harus diperbuat pasukan itu
kalau yang ada di pesawat adalah terosis gila" Barangkali memang mereka tidak bisa meledakan tank atau
panser disaat kendaraan itu mendekati pesawat. Namun sesuai dengan ancamannya, mereka bisa meledakan
pesawat itu berikut dengan isinya.
"Sudah berlalu setengah jam.. "Kata menteri Luar Negeri Amerika pelan. Semua seperti dikomando
melihat kearah jam tangan masing masing Kemudian saling bertukar pandangan. Kemudian kembali
memandang ke pesawat Japan Air Lines di kejauhan sana.
"Coba hubungi lagi kembali pesawat itu?" ujar Menteri Luar Negeri tersebut. Petugas tower itu segera
membuka hubungan radionya. Kemudian memanggil-manggil tetapi tidak ada sahutan dari seberang sana.
"Mereka tidak menjawab Tuan menteri?" "Apakah anda bissa membuka saluran satu arah. Sehingga
pembicaraan saya bisa di dengar mereka, meski tanpa mereka membuka saluran Radionya?" Petugas itu
memandang atasan nya dan atasan nya menjawab.
"Bisa, kita bisa memakai jalur darurat. Yaitu mengadakan hubungan dengan radio kabin. Hanya seluruh
pembicaraan anda akan didengar oleh semua penumpang. Jalur ini dilarang dipakai tetapi dalam situasi begini,
kalau tuan ingin memanfaatkanya akan kami hubungkan?"
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 456
Menteri Luar Negeri Amerika itu menatap Panglima Angkatan Darat Mexico yang tegak disisinya. Dia
seorang lelaki berkulit tembaga, agak pendek dan gemuk dengan cerutu yang tak lepas dari sela bibirnya.
Panglima Angkatan darat ini menatap ke lapangan. Dia terkejut ketika menteri luar negeri itu bicara di
sampingnya. "Jika tuan mengizinkan saya memakai jalur itu, Panglima?" "Oh..Boleh,boleh ! Segala jalur boleh anda
pakai tuan Menteri?" Panglima itu mengangguk kearah Komandan Tower yang juga seorang tentara
berpangkat Kolonel. Dan Komandan tower itu juga mengangguk kearah anak buahnya, yang kemudian
menekan sebuah tombol merah. Terdengar suara berdengung lemah. "Anda bisa bicara kini,Tuan
menteri?"Menteri Luar Negeri itu meraih mik yang disodorkan petugas tower itu.
"Nona Yuanita, dan anda yang mengatas namakan perjuangan Komunisme Internasional di pesawat
Japan Air Lines, saya menteri luar negeri Amerika Serikat, yang diberi kuasa penuh berunding dengan anda.
Kami tahu, Anda menguasai keadaan secara total. Tuntutan Anda akan kami penuhi, Presiden Kennedy tengah
memerintahkan tawanan politik yang ada di Al Catras itu menuju kemari dengan pesawat khusus, sesuai
dengan permintaan anda. Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian-451
Cuma waktunya barangkali tak bisa persis dua jam sejak Anda menuntut tadi, kiranya Anda bisa
mengerti, kami harapkan perpanjangan waktu. Dan.. kami harapkan Anda membolehkan petugas lapangan
Mexico untuk menjemput tiga mayat penumpang yang ada dalam pesawat, demi perikemanusiaan..?" Sepi. Tak
ada jawaban. Mereka yang ada di tower itu, yang umumnya pejabat tinggi Amerika dan Mexico, pada bertukar
pandangan. Menteri Luar Negeri Amerika itu sudah berniat untuk bicara lagi, ketika tiba-tiba terdengar suara
perempuan : ?"Saya harap Anda tak omong kosong, Tuan Menteri. Untuk membuktikannya, mulai detik ini, kami
akan memonitor pesawat yang bertolak menuju Mexico. Kami akan hubungi pesawat itu langsung dari pesawat
ini. Dan tak seorangpun yang boleh kemari mengambil mayat atau urusan apapun, sebelum kami meninggalkan
pesawat ini..?" Kembali sepi. Kali ini Menteri Luar Negeri Amerika itu benar-benar berpeluh dingin. Itulah
sesuatu yang tak terpikirkan olehnya.
Bahwa setiap pesawat yang terbang di udara bisa saling mengadakan kontak dengan pesawat manapun
jua, baik yang di udara maupun yang di darat, dalam radius ratusan kilometer.
Artinya, mereka yang di pesawat JAL itu akan segera mengetahui, apakah Menteri Luar Negeri itu
berbohong atau tidak! Mereka jadi tegang. Perlahan rasa putus asa untuk menyelamatkan isi pesawat itu mulai
muncul. Memang takkan ada sebuah pesawatpun yang akan menerbangkan tahanan dari Alcatras! Tak ada
sama sekali! Dan sebentar lagi, jika tak sebuahpun pesawat yang " pikiran mereka tentang itu segera terputus, ketika
dari pesawat JAL itu terdengar suara pilot, suara dalam aksen Jepang, memanggil seluruh pesawat yang
melintasi daratan Amerika Serikat yang tengah terbang menuju Mexico, meminta konfirmasi nomor
penerbangan, jenis pesawat, muatan dan identitas lainnya.
Sepi! Tak ada yang menjawab panggilan pesawat yang dibajak itu. Tapi akhirnya pesawat JAL itu
mendapat kontak dengan tiga buah pesawat yang menuju Mexico. Mereka melihatnya lewat layar radar, dan
ketiga pesawat itu muncul di layar radar yang ada di tower dimana para pembesar itu berada. Dua di antaranya
adalah pesawat Mexico sendiri. Yang satu lagi pesawat penumpang biasa. Kemudian yang satu lagi adalah
pesawat Angkatan Udara Uruguay yang mengadakan patroli. Sepi!
Ternyata gadis yang memimpin pembajakan ini memang seorang yang telah terlatih benar. Dipilih dari
deretan pramugari senior. Yang mengetahui tidak hanya soal menggunakan senjata, tetapi juga soal navigasi.
Masalah penerbangan lengkap dengan hubungan radionya. Para pembajak ini bukan pembajak kelas teri!
Kali ini ketegangan benar-benar mencekam dalam tower itu. Dari radio yang terbuka salurannya mereka
tahu bahwa pembajak di pesawat JAL itu mengadakan kontak terus menerus dengan tiap pesawat yang terlihat
dalam radar mereka. Menteri Luar Negeri Amerika itu benar-benar mati kutu. Para pembajak pasti segera
mengetahui bahwa tak sebuahpun pesawat yang diterbangkan dari New York, atau dari manapun di Amerika
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 457
sana ke arah Mexico ini membawa tahanan yang minta dibebaskan itu. Ketegangan itu terganggu seketika, saat
ada sahutan di radio. Ada percakapan.
?"Jelaskan kembali identitas Anda dan muatan yang Anda bawa. Ganti!?" suara itu adalah suara si gadis
pramugari, pimpinan pembajak! Semua mata memandang ke radar di tower itu. Sebuah radar besar buatan
Jerman Barat. Dari arah utara, diantara beberapa titik, kelihatan sebuah titik menuju ke selatan. Nampaknya
dengan pesawat itulah pembajak tadi mengadakan kontak. Pesawat yang dalam penerbangan itu menjawab
dengan menjelaskan identitasnya, kemudian menyambung : ?"Kami dari New York. Membawa sejumlah tahanan
politik Cuba ke Mexico. Harap bersiap menanti kami, ganti!?"
Penjelasan itu diulangi sampai dua kali. Sepi. Duta Besar Amerika di Tower itu saling bertukar pandang
dengan Direktur CIA. Mereka sama-sama bingung, benarkah pesawat itu membawa para tawanan" Dia
memberi isyarat pada operator untuk memastikan hubungan. Operator menekan sebuah tombol. Dan memberi
isyarat bahwa hubungan telah putus dengan pesawat itu. ?"Ada perubahan?"" tanya Menteri Luar Negeri itu
kepada Direktur CIA. Orang yang ditanya menggeleng kepala.
?"Tak ada perubahan, Tuan Menteri. Semua masih tetap seperti yang digariskan Presiden. Saya kira ini
suatu kesalahan..?" ?"Apakah saat kita berada di sini Presiden merubah keputusan untuk memenuhi tuntutan
para pembajak?"" ?"Tidak, Tuan Menteri. Telpon itu..?" dia menunjuk ke sebuah telepon hitam di sudut ruangan,
"Adalah telepon yang telah diblokir hanya untuk pembicaraan antara tempat ini dengan Gedung Putih di
Washington. Artinya, kalau ada perubahan, Presiden tentu akan memberi tahu kemari lewat pembantunya.
Begitu aturan permainan yang telah sama-sama kita sepakati."
Menteri Luar Negeri itu mengangguk. Ya, semua yang dijelaskan oleh Direktur CIA barusan memang
seperti apa yang dia ketahui. Lalu pesawat mana yang mengaku membawa para tahanan itu" ?"Coba hubungi
Washington. Cek penerbangan dengan pesawat yang mengaku membawa tawanan itu..?" Dan seperti diingatkan
pada sesuatu, direktur CIA itu menyokong pendapat menteri tersebut. Ya, kenapa mereka tak ingat untuk
mencek identitas pesawat itu" Direktur CIA itu segera mengangkat telepon dan segera pula mendapat
hubungan dengan Presiden Kennedy. ?"Ya, kami juga mengikuti percakapan dari pesawat itu..?" jawab Presiden.
Panglima Angkatan Darat Mexico bertubuh gemuk dan masih tetap menggigit-gigit ujung cerutunya itu
mau tak mau mengakui betapa cepatnya orang Amerika ini bertindak. Dari telepon seberang sana kembali
terdengar suara Presiden Kennedy : ?"Untuk Anda ketahui, pesawat yang mengaku sebagai pembawa tahanan
itu adalah pesawat penumpang biasa. Segala identitas yang dia sebutkan kepada para pembajak, adalah benar.
Penerbangnya adalah bekas pilot angkatan laut di Pacific. Bernama Maxmillan, terakhir berpangkal Kolonel.
Nampaknya dia mendengar panggilan yang dilakukan para pembajak. Dan memutuskan sendiri untuk
mengikuti panggilan itu. Mengakui dirinya sebagai pesawat yang membawa para pembajak. Pesawat yang dia
bawa adalah Boeing dan mengangkut enam puluh wisatawan menuju Tahiti. Dia tiba-tiba merubah arah,
menuju ke Mexico dan membawa serta para penumpangnya. Kami belum mengetahui rencananya lebih
lanjut..?" Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian- 452
Direktur CIA itu memberitahu isi percakapan teleponnya dengan Presiden itu kepada Menteri Luar
Negerinya. Mereka membuka lagi saluran pembicaraan dengan pesawat pembajak itu. Dan saat itu, si pembajak
tengah mengadakan hubungan dengan pesawat yang mengaku sebagai pembawa para sandera tersebut.
?"Berapa jam lagi Anda akan sampai..?" ?"Anda bisa mengikuti penerbangan kami terus menerus. Dalam waktu
kurang dari satu setengah jam Anda sudah bisa bertemu dengan teman-teman Anda?""
?"Kami ingin bicara dengan salah seorang dari tawanan yang Anda bawa itu..?" ucapan gadis pimpinan
pembajak itu membuat denyut jantung semua orang yang berada di tower itu seperti terhenti seketika. Tidak
hanya mereka, Presiden Kennedy sendiri bersama para menterinya yang mengikuti pembicaraan itu lewat
radio yang dipasang di Gedung Putih oleh NASA, pada tertegun kaget. Habislah usaha itu semua! Kebohongan
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 458
Maxmillan, pilot pesawat Boeing itu, segera akan ketahuan. Di dalam pesawatnya tak seorangpun yang berasal
dari Cuba. Pihak FBI yang membawahi penyidikan dalam negeri telah memeriksa manifes penumpang di PAN
American. Dari nama-nama penumpang diketahui tak seorangpun berasal dari Cuba. Mereka yang di Gedung
Putih, serta mereka yang ada di tower di lapangan udara Mexico, menanti detik-detik berlalu dengan jantung
seakan meledak. Apa jalan keluar bagi pilot itu"
?"Kami akan usahakan salah seorang diantara mereka untuk bicara kemari..?" jawab si pilot. Sepi. Presiden
Kennedy bertatapan dengan para menterinya. Gila! Pilot itu sudah gila. Siapa yang akan dia suruh bicara dengan
para pembajak" Tiba-tiba terdengar suara di radio, suara pilot yang bernama Maxmillan itu : ?"Nona, apakah
Anda meminta seseorang yang ditentukan namanya?"" Sepi. Kemudian gadis itu menjawab:
?"Tidak, pokoknya salah seorang perwira. Ingat, kami ingin salah seorang perwira..?" ?"Baik, saya akan
perintahkan co pilot saya untuk memanggilnya..?" Sepi! Sepi yang menegangkan. Apa yang akan dibuat pilot
yang tengah membawa wisatawan yang rata-rata berusia tua menuju Tahiti itu" Siapa yang akan dia panggil"
Dan tiba-tiba suara di radio :
?"Nona, ini orang yang Anda kehendaki..?" Sepi. Kemudian terdengar suara gadis itu dalam bahasa Cuba
yang sulit dimengerti orang lain. Selama gadis itu bicara di radio, semua pembesar Amerika yang
mendengarkan, baik yang di Washington maupun yang di lapangan udara Mexico, terpaksa menahan nafas
saking tegangnya. Gadis itu meminta identitas "perwira" Cuba tersebut. Dan tiba-tiba suara lelaki di radio menjawab
pertanyaan gadis itu, ucapannya dalam bahasa Cuba terdengar berat, sendat dan tertahan-tahan : ?"Maaf, saya
tak tahu siapa Anda. Untuk apa Anda ingin bicara dengan saya..?" Semua orang di tower dan di Gedung Putih
saling pandang. Ternyata ada orang Cuba di pesawat itu! Tapi, apakah sebenarnya yang terjadi di pesawat PAN
American itu" Kenapa tiba-tiba saja dia mengaku bahwa pesawatnya itu membawa para tahanan dari Alcatras"
Dan siapa pula tahanan yang bicara dalam bahasa Cuba spesifik itu yang mengaku sebagai salah seorang
perwira Cuba yang ditahan di Alcatras"
Maxmillan adalah pilot senior dari Angkatan Laut. Dia berhenti dari angkatan laut untuk menjadi
penerbang di PAN American. Dia, sebagaimana umumnya orang Amerika, telah mengetahui pembajakan yang
berlangsung itu lewat siaran televisi. Mereka juga mengetahui bahwa pesawat yang dibajak itu tengah menuju
Mexico. Maxmillan semula tak tertarik sama sekali. Dia menaiki pesawatnya menuju Tahiti, untuk kemudian
besok kembali lagi lewat San Fransisco. Dia tengah menuju San Fransisco ketika dia dengar panggilan pembajak
itu di radionya. Seluruh pesawat yang terbang dengan ketinggian tertentu memang bisa saling berhubungan
dalam jarak tertentu pula. Tergantung tinggi rendahnya frekuensi radio yang dipergunakan.
Ketika pertama kali dia mendengar panggilan itu, dia tak peduli sama sekali. Copilotnya tetap memonitor
percakapan di radio. Copilot itu sudah mematikan radio, setelah beberapa saat mendengarkan, ketika tiba-tiba
sesuatu menyelinap dalam hati pilot veteran angkatan laut tersebut. ?"Hidupkan kembali radio..?" ujarnya.
Copilot membuka hubungan kembali. Kembali ada panggilan, dan pilot itu menjawab. Copilot yang kaget dia
isyaratkan untuk diam, dan agar segera menutup pintu dari cokpit ke kabin yang terbuka. Dia juga memberi
isyarat pada copilotnya untuk memberi brifing singkat di ruang rapat kecil yang terletak persis di belakang
ruang kemudi. Copilot PAN American itu juga seorang veteran perang. Hanya bedanya, kalau Maxmillan adalah veteran
dari Perang Dunia II, maka copilotnya veteran perang Vietnam. Kini dia tahu, Maxmillan yang bekas Kolonel itu
akan melakukan semacam avonturir. Dia lalu memberi brifing kepada para pramugari. Kemudian kembali
duduk di sebelah pilot. Sementara ketiga pramugari yang bertugas di pesawat itu kembali ke ruang penumpang
dengan sikap yang tenang dan senyum seperti biasa menghias bibir mereka.
Tiba-tiba panggilan pembajak itu kembali bergema di radio. Kapten Pilot tersebut segera meraih alat
kecil dekat mulutnya, dan bicara menyahuti panggilan. Pembicaraan mereka yang pertama itu, pengakuan si
pilot dapat didengar di tower dan di Washington. Ketegangan di Washington ataupun di tower lapangan udara
Mexico tatkala pembajak meminta bicara dengan salah seorang perwira yang diakui tengah dibawa oleh
pesawat itu, ternyata tak terjadi di pesawat Maxmillan.
Captain Pilot Maxmillan ternyata telah memperhitungkan kemungkinan itu secermat mungkin. Dia
ternyata menyanggupi dan akan memanggilkan perwira itu. Dan baik Washington, maupun di tower lapangan
udara Mexico, yang sejak semula memang telah disediakan penterjemah bahasa Cuba, segera dapat mendengar
pembicaraan antara "perwira Cuba" yang di pesawat dengan pembajak di Mexico.
Di Gedung Putih, Kennedy maupun Menteri Luar Negerinya yang ada di Mexico kaget karena ternyata di
dalam pesawat itu ada orang Cuba. Sehingga si pilot dapat memenuhi tuntutan si pembajak. Lalu, ketegangan
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 459
tentu saja belum berakhir, letaklah si Cuba yang dalam pesawat itu dapat bicara Cuba, namun bagaimana
dengan identitas pasukan yang diminta oleh si pembajak" Dan mereka mendengar terus.
Siapa sebenarnya yang menjawab di radio" Apakah benar orang Cuba dan perwira yang ditahan di
Alcatras" Jelas tidak, orang Cuba yang menjawab itu tak lain daripada Maxmillan sendiri! Ya, dia adalah Kapten
pilot pesawat terbang itu sendiri. Baik Kennedy maupun semua orang yang ada di sekitarnya di Gedung Putih
itu, ataupun para pejabat di tower lapangan udara, tak tahu bahwa yang bicara itu adalah pilot mereka sendiri.
Bahkan copilot yang ada dekat bekas Kolonel itu jadi kaget mendengar pimpinannya ngomong cas cis
cus mirip orang Cuba. Bagi Maxmillan, bahasa itu bukan bahasa asing baginya. Sebab bahasa itu adalah
bahasanya sendiri. Ya, dia punya darah Cuba lewat garis keturunan ibunya. Empat jenjang di atas ibunya adalah
orang Cuba. Nah, neneknya yang Cuba itu kawin dengan orang Amerika, yang akhirnya melahirkan ibunya,
kemudian dirinya. Dimasa kecilnya dia hidup di Pulau Samun, sebuah pulau kecil di teluk Babi, di perairan Cuba. Saat itu
rezim Batista baru saja berkuasa. Ayahnya membawa dia dan seluruh keluarganya pindah tatkala Batista dari
seorang Presiden yang demokrat berubah menjadi diktator. Mereka menetap di negara bagian Utah. Sampai
akhirnya Maxmillan muda melamar jadi penerbang angkatan laut.
Karirnya merangkak dari pangkat paling bawah, untuk kemudian lewat beberapa kali peperangan, lewat
beberapa kali tugas belajar, keluar sebagai salah seorang pahlawan perang dari Lautan Pacifik, dia memperoleh
pangkat Kolonel. Dan minta pensiun meski angkatan laut tengah mengusulkan kenaikan pangkatnya menjadi
Jendral. Namun masa kecilnya dan garis keturunan ibunya yang Cuba, tak pernah dia ceritakan pada siapapun.
Di rumah, semasa ibunya masih hidup mereka sering bicara dalam bahasa Cuba. Adalah agak aneh, betapa CIA
maupun FBI, badan intelijen luar negeri dan dalam negeri Amerika, yang tersohor teliti itu, tak mengetahui dan
tak punya fail sama sekali tentang perwira menengah senior ini. Yaitu dokumen tentang masa lalunya di Cuba.
Dalam Kecamuk Perang Saudara -bagian-453
Kecerobohan begitu bukannya hal yang aneh terjadi di FBI ataupun CIA. Pada dasarnya mereka memang
mengaku badan intelijen yang rapi dan berkuasa. Namun dibanding dengan KGB, badan intelijen Rusia, maka
kerapian dan ketelitian CIA atau FBI jauh tercecer. Apalagi jika ingin dibandingkan dengan GRU, badan intelijen
Angkatan Darat Rusia, yang lebih berkuasa daripada KGB, maka FBI dan CIA terbirit-birit di belakang.
Kini Maxmillan tiba-tiba mengingat lagi masa kecilnya. Masa kecil yang pahit. Teringat saat-saat
kakaknya diperkosa oleh pasukan Batista yang baru bangkit. Teringat betapa ayahnya, Maxmillan Sr dikenakan
wajib militer, dan dijebloskan ke penjara tatkala menolak wajib militer itu. Teringat Pulau Samun yang subur
tapi miskin. Dialah yang bicara, memakai bahasa Cuba, yang sudah berbilang tahun tak dia ucapkan.
Tiba-tiba di radio kembali terdengar suara pramugari yang memimpin pembajakan itu, di Washington
serta di tower Bandara Mexico, pembicaraan itu segera diterjemahkan, sehingga semua orang di dua tempat
itu segera mengerti. ?"Saya ingin penjelasan tentang diri Anda..?" kata gadis itu di radio, ?"Pangkat, kesatuan,
nomor register di pasukan dan kedudukan terakhir Anda sebelum dikirim ke Alcatras?" Kennedy menelan ludah
yang tiba-tiba serasa menyumbat tenggorokannya. Demikian pula Direktur CIA yang ada di tower Bandara
Tikam Samurai Karya Makmur Hendrik di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mexico. Apa yang akan dijawab orang di pesawat itu"
?"Sekali lagi, Nona, saya tak tahu siapa Anda. Saya tak tahu maksud Anda, dan saya tak tahu latar belakang
politik Anda..?" pilot itu menjawab dalam bahasa Cuba. Pramugari yang memimpin pembajakan itu jadi kesal.
Dengan menahan marah, dia coba juga menjelaskan situasi saat itu. Bahwa mereka tengah membajak sebuah
pesawat JAL yang berisi Menteri Muda bidang Pertahanan Amerika untuk membebaskan si perwira, berikut
teman-temannya di Alcatras!
Dijelaskan pula, bahwa waktu tersedia satu setengah jam lagi untuk saling tukar menukar tawanan.
Dijelaskannya bahwa di pesawat JAL itu ada tujuh anggotanya, dan kini berada di lapangan udara Mexico. ?"Nah,
Kamerad, jelaskan identitasmu..?" perintah gadis itu.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 460
Namun dari pesawat kembali terdengar jawaban yang menjengkelkan : ?"Saya berpangkat Kolonel. Dan
saya tak suka diperintah oleh perempuan ingusan seperti Kau, Nona! Jangan panggil saya kamerad, saya tak
tahu bagaimana kesetiaanmu pada partai, pada Komunis!?" Gadis itu terdengar memaki dan menyumpah.
?"Kamerad, saya tak peduli pangkatmu Kolonel atau jenderal sekalipun. Nyawamu berada di tangan kami.
Soalnya engkau ingin bebas atau tidak. Jika kau tak mau menuruti instruksi saya, kau boleh kembali ke Alcatras
atau ke neraka sekalipun. Nah, kini jangan banyak cincong, kau turuti apa yang kukatakan. Jawab apa yang
kutanya. Atau kami memutuskan hubungan denganmu! Mulailah dengan menjelaskan asal pasukan dan nomor
registermu!?" Sepi. Kennedy saling pandang dengan para menterinya. Menteri Luar Negeri Amerika yang ada di Mexico
bertukar pandang dengan Direktur CIA. ?"Baiklah kalau itu yang kau kehendaki Nona. Hanya harap ingat, jika
nanti saya bertemu denganmu, maka kau akan saya tuntut. Kau menghina seorang Kolonel lapangan! Kau
dengar atau kau catat baik-baik, agar otak udangmu itu tidak lupa. Nama saya Yoseph Maxmillan. Saya ulangi
Yoseph Maxmillan. Pakai PH di akhir Yoseph, bukan pakai F sebagaimana kebanyakan orang Cuba yang
kebarat-baratan. Kesatuan saya adalah pasukan keempat dari Batalyon Amphibi di Pulau Samun. Tujuh derajat
lintas utara Havana. Register saya, jika yang kau maksud nomor partai saya, maka jangan kaget kalau nomor
saya adalah C82, artinya pimpinanmu sendiripun belum tentu punya jabatan dan kode setinggi itu dalam partai
komunis?". Ke Dallas Menuntut Balas -bagian-454
Sepi sesaat.Kemudian "orang Cuba" itu berkata lagi. "Dan jika engkau bertemu dengan pimpinanmu,
Nona. Sampaikan ucapakan ku ini : Pisang merah ternyata terlalu kuning ditimpa panas! Nah, saya tak suka
mendengar segala omong kosongmu lagi!" lalu sepi. Yang bicara justru Kennedy.
"Ya Tuhan, apakah benar yang dipesawat Maxmillan ada perwira Cuba sebagaimana yang kita dengar?"
pertanyaan ini secara langsung ditujukan kepada Wakil Kepala CIA dan Direktur FBI yang ada dalam ruangan
oval Gedung Putih itu. Kedua orang ini seperti berlomba untuk mendapatkan informasi tentang orang yang
bernama Yoseph Maxmillan yang berpangkat Kolonel dalam pasukan Amfibi Cuba itu. "Yoseph Maxmillan
memang pernah ada.." jawab direktur FBI mendahului Wakil CIA itu.
"Dia adalah Komandan Pasukan Amphibi di Pulau Samun sepuluh tahun lalu. Kemudian namanya lenyap
tiba-tiba, ada yang bilang dia mati bersama tank amphibinya yang tenggelam dalam latihan perang di Teluk
Babi, ada juga yang bilang dia sengaja dilenyapkan, untuk dialih tugaskan ke Eropa untuk menjadi mata-mata
Komunis, kemudian pindah lagi ke kota lain. Ne York, Dallas, Washington, atau siapa tahu di California dengan
wajah yang sudah di operasi?"
Kennedy mengangguk-angguk, namun wakil direktur CIA yang ada di sisi lain menyambut cepat :
?"Menurut penelitian kami, Yoseph Maxmillan tak pernah ditugaskan di Eropa. Namanya memang ada dalam
pasukan amphibi. Namun pangkat terakhir bukan Kolonel. Melainkan Mayor. Dia diselundupkan ke dalam
organisasi buruh alat-alat berat dari pabrik caterpilar.
Di sana tempat yang cocok baginya. Sebab dia mengetahui tentang alat-alat berat sejenis tank atau
traktor. Dia diduga ditangkap di New Jersey secara tak sengaja oleh polisi, tatkala buruh pabrik yang sejak
semula diduga diselusupi komunis itu mengadakan aksi menolak nuklir empat tahun yang lalu..?" Kennedy
kembali mendehem. Tapi apakah benar informasi tentang Yoseph Maxmillan seperti yang dilaporkan oleh kedua pimpinan
dinas rahasia Amerika itu" Mereka memang bertindak cepat. Berhasil mengumpulkan informasi demikian
cepat, padahal Maxmillan baru saja habis bercerita di radio. Siapakah sebenarnya Yoseph Maxmillan
sebagaimana yang dikatakan oleh pilot itu"
Dia memang tak berbohong tentang Yoseph Maxmillan. Nama itu memang pernah ada di pulau Samun.
Pasukan seperti yang disebutkannya juga benar ada. Pangkat orang yang bernama Yoseph Maxmillan itu
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 461
terakhir adalah Kapten. Komandan pasukan amphibi di pulau itu. Nama itu sangat populer ketika Maxmillan
kecil, yang kini jadi pilot, tinggal di Pulau Samun.
Dia populer karena sikapnya yang ramah. Berbeda dengan teman-temannya yang lain. Suatu malam,
Maxmillan, tentara Nasional Cuba itu membunuh seekor ular besar sekali di rawa pulau Samun. Ular itu sangat
ditakuti penduduk, karena sudah sering menelan lelaki yang datang ke rawa itu untuk berburu belibis.
Maxmillan membunuhnya dengan karaben, dan membawa ular sebesar pohon pisang itu ke kampung. Kini
nama ayahnya itulah yang akhirnya diberi orangtuanya kepadanya, Maxmillan. Artinya, Yoseph Maxmillan
adalah ayah Maxmillan yang kini sedang menerbangkan pesawat dan baru berdialog dengan Yuanita!
Kini, Maxmillan yang pilot itu menerbangkan pesawatnya terus menuju Mexico. Ke tempat dimana para
pembajak menunggunya. Dia berharap agar orang-orang Amerika yang menyelesaikan masalah ini akan segera
mendapat jalan keluar menjelang dia tiba di lapangan Mexico. Dia hanya ingin memberi kesempatan sampai
waktu satu setengah jam yang diberikan pembajak itu terpenuhi. Sebab jika tak satupun pesawat yang
mengaku membawa para tahanan politik dari Alcatras, maka para pembajak akan meledakan pesawat yang
mereka bajak berikut isinya. Kini dia tolong memperpanjang waktu itu sampai terpenuhi.
Di dalam pesawat. Suasana tak begitu tegang lagi. Para penumpang malah ada yang tertidur karena lelah
dan panas. Yang tidak tidur adalah Si Bungsu dan Tongky. Mereka duduk saja diam-diam. Penumpang
mendapat jatah makanan dan minuman. Yang membagikannya tetap saja para pramugari pesawat JAL itu.
Mereka ditugaskan oleh pramugari Italia yang jadi pimpinan pembajak. Kesunyian di pesawat dipecahkan oleh
suara Tongky, negro teman Si Bungsu yang bekas pasukan Green Berret itu.
?"Hey Yuanita, apakah Nona keberatan kalau makan bersama kami" Hitung-hitung sebagai makan
perpisahan. Mana tahu, kita tak berjumpa lagi, bukan?"" Penumpang lain yang pada terbangun karena mendapat
jatah makanan, pada melotot mendengar selorohan negro gagah itu, Namun Yuanita, gadis cantik itu menerima
ucapan tersebut dengan tersenyum dan menjawab : ?"Kita masih belum akan berpisah, kawan. Kalaupun datang
pesawat yang membawa teman-teman kami dari Alcatras, kau dan temanmu orang Indonesia yang pendiam
itu akan tetap bersama kami. Kami akan memilih beberapa orang diantara kalian, termasuk
Menteri ini, untuk teman sepesawat sampai di lapangan tujuan kami..?" ?"Hm, kalau bergitu saya amat
bahagia. Dapat bersama Anda lebih lama. Apakah lapangan Havana di Cuba menjadi tujuan akhir Anda?"" ?"Nanti
akan saya beritahu, jika tiba saatnya?" ujar gadis itu sambil masuk keruang pilot. Tongky mengangkat bahu dan
mulai menyuap makanannya. Matanya beberapa kali menatap ke lobang jendela yang pecah, yang tadi tempat
seorang pembajak menembak mobil tangki. Jauh di sudut kanan dia lihat kerangka tangki itu masih
mengepulkan asap tipis. Nun di sana kelihatan tower pengawas.
Dia meletakkan sendoknya, mengangkat kedua tangannya menirukan sedang memegang bedil panjang.
Membidik lewat jendela kaca yang pecah di depannya, kemudian : ?"Door!?" Penumpang di depannya kaget.
Menoleh ke belakang. Tongky senyum dan mengerdipkan mata, sementara tangannya masih seperti memegang
bedil. Kemudian Tongky menyendok makananya lagi. Menoleh ke jendela yang pecah, pandangannya lurus ke
menara pengawas. Di sana, di tower itu, pasti ada pejabat-pejabat penting yang berunding dengan para
pembajak, pikirnya. Sebab salah seorang pembajak tadi menembak dari jendela tersebut ke tower itu. Dia menyendok
makanannya kembali. Mengunyah dan menoleh pada dua orang pembajak di kanan sana. Kedua pembajak
orang Cuba itu tetap tegak seperti patung. Di tangan kananya pistol, di tangan kirinya granat siap meledak.
Tongky menoleh lagi ke jendela, meneruskan pandangan ke tower pengawas yang barangkali menurut
taksirannya sekitar 700-an meter dari pesawat ini. Orang di tower tentu bisa menembak kemari. Dengan alat
bidik yang baik, peluru bisa masuk lewat kaca yang pecah, dan kalau peluru itu masuk"Tongky menoleh ke
kanan, dan peluru itu akan mengantam persis kepala salah seorang pembajak. Ya, peluru dari tower tinggi itu
akan membuat sudut rendah ke pesawat. Kalau saja orang di tower itu punya otak, mereka bisa menembak.
Namun untung saja otaknya itu tak dipergunakan, pikir Tongky pula.
Sebab kalau mereka pergunakan otaknya, dan mereka menembak, dan pembajak yang satu itu
tersungkur mati, maka pembajak yang lain tentu dengan serentak akan meledakan granatnya. Lalu..isi pesawat
ini jadi abu! Untung orang di tower tak pakai otak, pikir Tongky lagi sambil melahap sisa terakhir dari
makanannya di piring plastik.
Matanya kembali menatap kaca jendela yang pecah. Dan, tiba-tiba, ya, tiba-tiba sebuah pikiran
menyelinap ke otaknya. Jika dari menara bisa menembak, dan dengan memakai alat peredam, peluru pasti bisa
masuk ke mari dengan diam. Bahkan tanpa alat peredampun, tembakan dalam jarak seribu meter itu takkan
terdengar dari dalam pesawat.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 462
Mereka di tower harus berbuat sesuatu, pikir Tongky. Dia mencoba membayangkan perang Vietnam
yang dia lalui bersama teman-temannya dulu. Betapa mereka mempergunakan bedil yang pakai peredam.
Pesawat udara menjatuhkan bom-bom kimiawi. Bom yang menyebarkan kuman, bom yang menyebabkan
penduduk atau para pemberontak komunis jadi tertidur. Bom berisi obat tidur! Ya, itu dia!
Orang di tower itu harus mencari peluru yang ujungnya berisi zat kimia. Peluru itu ditembakkan ke
dalam pesawat. Tanpa suara, tanpa warna, peluru yang ujungnya berisi zat kimia itu akan melumpuhkan
seluruh isi pesawat dalam waktu sekejap. Para pembajak bisa tak mengetahui sama sekali.
Ke Dallas Menuntut Balas -bagian-455
Tongky mengambil pena dari kantong bajunya. Kedua ujung pena itu punya tiga fungsi. Ujung yang satu,
yang mirip pena adalah untuk menulis, sekaligus merupakan senjata yang bisa merubuhkan lawan dalam jarak
sepuluh meter. Senjata yang hanya dipergunakan dalam saat yang amat mendesak.
Ujung yang satu lagi, yaitu bahagian pangkalnya, berfungsi sebagai senter. Tongky melipat kedua
tangannya di dada. Pangkal penanya dia tekan ke jendela kaca di kanannya. Dan dalam sikap seperti itu dia
mempergunakan senter tersebut sambil matanya memperhatikan para pembajak. Perbuatannya pasti tak
kelihatan, karena tubuhnya terhalang oleh tubuh di Bungsu ke arah pembajak yang tetap menatap seisi
pesawat dengan pandangan dingin di balik kacamata hitamnya.
Di Tower Bandara. tiba-tiba salah seorang petugas menunjuk ke pesawat. ?"Lihat"ada cahaya..!?" Semua
memperhatikan ke pesawat itu dengan seksama. ?"Ya" cahaya! Lemah sekali?"" ujar yang lain. ?"Ambilkan
teropong?"" kata Direktur CIA kepada bawahannya.
Bawahannya, seorang tentara berpangkat Kolonel, segera mengerti apa yang dikehendaki atasannya.
Sebuah benda mirip teropong, namun punya daya pembesar sangat hebat, segera diberikan. Dan saat itu juga,
ada sekitar empat atau lima orang yang di tower segera berusaha membaca isyarat lemah dari pesawat itu.
Yang cepat bisa membaca adalah si Kolonel ajudan Direktur CIA itu. Tanpa mempergunakan alat teropong, dia
mengeja isyarat tersebut : ?"Jangan dibalas. Ulangi" jangan dibalas?"" dan cahaya itu mati sebentar. Mereka di
tower saling pandang. ?"Orang mengirim isyarat itu meminta jangan membalas isyarat itu, dia khawatir kalau
isyarat balasan kelihatan oleh pembajak di pesawat..?" Kolonel itu menterjemahkan isyarat tersebut.
Kepala Staf Angkatan Perang Mexico segera maklum apa yang harus dia perbuat. Dia meraih sebuah
corong, dan memerintahkan pada seluruh anak buahnya di sekitar lapangan itu, untuk tidak membalas isyarat
apapun yang datangnya dari pesawat. ?"Cahaya itu lagi?"" seru penjaga tower. Benar, cahaya halus itu kembali
berkelip-kelip, hanya berjarak sebuah jendela dari jendela kaca yang pecah bekas pembajak itu tadi menembak.
?"Tembakkan peluru bius lewat jendela yang pecah. Ulangi" tembakan peluru bius" Pasukan elit Amerika"
memiliki" peluru jenis..itu. Jika " isyarat saya ini dimengerti, beri isyarat dengan sesuatu" apa saja..?"
Mereka berpandangan lagi. ?"Seseorang di dalam pesawat itu bisa kita jadikan perantara untuk menolong
kita keluar dari kemelut ini. Dia memakai sandi yang hanya biasa dipakai Tentara Sekutu. Barangkali yang
mengirim sandi ini adalah seorang ajudan Menteri Muda kita..?" kata salah seorang staf Menteri Luar Negeri
Amerika. ?"Kita harus cepat memberi isyarat seperti yang dikehendakinya..?" ujar Kolonel yang menterjemahkan
isyarat tadi dengan cepat. ?"Ada senter atau sejenis itu di sini?"" tanyanya. Namun pertanyaan itu mendapat
sanggahan dari beberapa orang. Termasuk Menteri Luar Negerinya. ?"Orang itu sudah mengatakan agar kita tak
membalas isyaratnya. Kita tak bisa memakai senter?". ?"Tapi Tuan Menteri, kita tak membalas isyarat apa-apa.
Kita hanya akan menghidupkan senter itu sekali saja. Dan habis. Itu sebagai isyarat bahwa kita menerima
pesannya..?" Terjadi perdebatan, akhirnya pendapat Kolonel yang memang telah kenyang dengan perang di berbagai
tempat itu diterima. Kepadanya diberikan sebuah lentera segi empat yang dihidupkan dengan listrik. Lentera
itu dihadapkan ke pesawat. Tombol ditekan, hidup hanya sedetik.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 463
Mereka menanti dengan tegang. Di pesawat, Tongky melihat cahaya yang hanya sedetik itu. Namun dia
tahu, itu adalah jawaban atas isyaratnya. Dia lega, namun sekaligus juga waspada. Dia memperhatikan para
pembajak itu, apakah ada diantara mereka yang melihat cahaya tersebut" Sepi. Tak ada seorangpun yang tahu.
?"Isyarat itu lagi..!?" seseorang berkata di tower.
Kolonel CIA itu kembali menterjemahkan: ?"Tembakan peluru jika saya memberi isyarat dengan sinar
panjang. Namun jika peluru itu siap, harap beri isyarat kembali dengan hanya sebuah cahaya seperti tadi!?" Sepi.
?"Apakah pasukan khusus yang didatangkan dari El Paso membawa serta peluru yang dimaksud orang itu?""
tanya Menteri Luar Negeri. Direktur CIA menggeleng. ?"Kemana peluru itu harus kita cari?""
Ke Dallas Menuntut Balas -bagian-456
Tiba-tiba Direktur CIA itu berseri wajahnya.?"Terima kasih, Tuan mengingatkan kami. Benar dalam paket
bantuan untuk pasukan tuan ada peluru itu. Tapi paket khusus yang didatangkan setahun lalu?" Yang hadir di
tower itu seperti mendapat nafas baru. ?"Anda sebutkan saja kode peti senjata dan peluru yang dimaksudkan..?"
ujar Kepala Staf Angkatan Perang itu.
Direktur CIA itu segera menyebutkan kodenya. Kepala Staf Angkatan Perang Mexico mencatat dan
memberi instruksi lewat telepon pada anak buahnya. ?"Apakah tempat penyimpanan amunisi Anda jauh dari
sini?"" tanya Menteri Luar Negeri Amerika. ?"Itu rahasia, tapi kami akan mendatangkannya dalam waktu
singkat..?" Mexico memang dikenal sebagai negeri yang punya hubungan dekat dengan Amerika. Amerika
memerlukan negara di selatan ini untuk membendung komunis. Dalam waktu singkat dari gudang amunisi
yang letaknya memang di sekitar lapangan udara, peluru yang diminta datang, berikut bedilnya sekalian.
Senapan mirip M16 yang belum banyak beredar saat itu. Namun loopnya agak khusus, agak besar. Loop
yang agak besar ini adalah untuk tempat peluru kimia tersebut. Pelurunya berbentuk cerutu sebesar
kelingking. Pangkalnya agak besar untuk tempat bertumpu pada bedil. Jika ditembakkan, cerutu sebesar
kelingking itulah yang terbang. Menancap di tempat yang dikehendaki. Kemudian peluru itu akan pecah dan
menyebarkan kimianya secara diam-diam. Tanpa suara, tanpa bunyi dan tanpa warna.
?"Berapa kekuatan peluru ini dan berapa lama dia mulai bereaksi?"" tanya Menteri Luar Negeri AS.
?"Peluru ini segera bereaksi begitu dia mencapai sasaran. Untuk pesawat sebesar yang di lapangan sana, dengan
penumpang sekitar enam puluh orang, kita hanya membutuhkan waktu satu menit dengan jenis peluru yang
ini..?" ujar Kepala CIA itu sambil memilih peluru berkepala hijau. "Kini beri isyarat ke sana, kita siap untuk
melaksanakannya. Siapa yang akan menembak hingga persis masuk ke jendela yang pecah itu?""
?"Ada empat atau lima orang yang yang bisa menembak ke sana, termasuk Kolonel ini..?" ujar Kepala CIA
itu. Mereka segera bersiap. Kolonel itu mempersiapkan bedilnya. Membidik lewat teleskop dengan sinar infra
merah ke lobang jendela yang pecah itu. Kemudian memberi isyarat bahwa dia sudah siap. ?"Beri isyarat ke
pesawat itu?"" ujar Menteri Luar Negeri.
Kepala CIA itu segera memencet tombol lentera listrik sekali. Lalu menanti. Tongky yang memang telah
menanti isyarat itu segera memencet senternya. Orang-orang di menara membaca pesannya kembali : ?"Tunggu
isyarat berikutnya untuk menembak..?"
Mereka yang di Tower menanti. Si Bungsu yang dibisiki oleh Tongky tentang rencananya, diberi tahu
pula bahwa orang di tower telah siap. Dan Si Bungsu harus memulai rencana yang mereka rancang. Dia harus
berpura-pura pergi ke WC di belakang. Kemudian dengan segala usaha harus bisa membuat pembajak yang di
sebelah kananya beranjak dari sana. Sebab tempat di belakang pembajak itu tegak adalah tempat dimana
peluru bius itu akan bersarang, jika ditembakan dari tower.
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 464
Jika pembajak itu masih tegak di sana, maka peluru bius itu akan menghantam kepala atau lehernya. Jika
itu terjadi, maka kawan-kawannya yang lain pasti akan meledakkan granat mereka, karena menyangka bahwa
pihak keamanan mulai menyerang. Jika pembajak itu berhasil tegak, maka peluru itu akan menghantam
bahagian yang lembut di belakang tempat tegaknya, ditambah dengan suara batuk yang diatur Tongky, maka
terkaman peluru itu tak bakal diketahui. Selanjutnya mereka boleh tidur bersama. Si Bungsu mulai angkat
bicara : ?"Boleh saya ke WC di belakang?""
Pembajak yang harus menghindar itu tak menyahut, hanya memberi isyarat dengan mengayun ujung
pistolnya ke arah belakang. Artinya dia mengizinkan Si Bungsu ke belakang. Si Bungsu menanti beberapa saat,
kemudian tegak. Ketika lewat dekat orang itu dia tersenyum. Namun pembajak itu seperti patung yang beku.
Tak bereaksi sedikitpun. Si Bungsu terus ke belakang. Di dalam toilet dia hanya mencuci muka, dan bersisir.
Ketika dia keluar, Tongky sudah menanti dengan tegang. Namun pembajak itu masih di tempatnya, tak
bergeser sedikitpun. Si Bungsu lewat lagi ke depan. Ketika akan melewati tempat pembajak yang harus dia
pindahkan itu, Yuanita muncul di depan sana. ?"Nona, saya ingin ke tempatmu..?" katanya sambil bergegas ke
depan. Gadis cantik itu tentu saja terganga heran. Tapi pembajak yang lain jadi berang. Yang tegak di sisi kanan
tempatnya lewat berusaha menjangkaunya, namun tak berhasil. Karena itu pembajak tersebut memburu pula
ke depan. Dan saat itu Tongky yang sudah siap dengan senter mininya memberi isyarat. ?"Itu isyaratnya"!?" seru
Direktur CIA yang ada di tower.
Seruan itu sekaligus berupa perintah pada Kolonel yang sejak tadi tetap membidik. Pelatuk dia tarik.
Peluru bius itu meluncur dan masuk persis di lobang kaca jendela yang pecah itu. Menghujam di sandaran
tempat duduk dimana pembajak tadi berada. ?"Hei, bajingan, kau kembali atau kutembak..?" seru pembajak itu
pada Si Bungsu. Si Bungsu terhenti. Lalu menatap pada Yuanita di depan sana. Gadis itu tersenyum manis. ?"Jangan
nervus, Love. Duduklah di tempatmu kembali. Atau kalau kau ingin duduk di depan ini agar lebih dekat
denganku, mari.. silahkan?"" Si Bungsu tersenyum dan melangkah. Namun dia terhuyung. Pembajak itu,
pramugari itu juga terhuyung. Semuanya rubuh pada waktu hampir bersamaan!
Peluru kimia buatan Amerika itu bekerja amat cepat dan amat tepat waktunya. Peluru yang ditembakan
itu ternyata ada tiga buah, beruntun dalam waktu setengah detik. Dan begitu menghantam sasarannya di
sandaran tempat duduk, bius yang amat tinggi dosisnya itu segera bekerja.
Mesin pendingin udara yang ada dalam pesawat itu justru mempercepat menyebarnya pengaruh bius
itu ke segala pelosok pesawat. Dalam waktu hanya setengah menit, tak seorangpun dalam kabin penumpang
yang sadar, kecuali Tongky yang memang telah waspada benar.
Dia veteran perang Vietnam. Karenanya dia mengenal dengan baik cara kerja senjata buatan Amerika
itu. Karena itu, begitu dia menekan senter kecilnya untuk memberi isyarat, dia telah menyiapkan diri. Sehelai
sapu tangan dia pergunakan menutup mulut dan hidungnya.
Ke Dallas Menuntut Balas -bagian- 457
Kini ketika semua orang sudah terkulai, dan Si Bungsu sendiri terkapar di gang kecil di tengah pesawat
itu menindih seorang pembajak. Tongky segera menghidupkan senternya. Beberapa isyarat, kemudian
panglima angkatan perang Mexico dan wakil Panglima Angkatan Darat Amerika yang ada di tower segera
bergerak. Di kokpit, pilot dan pembantunya kaget melihat tentara begitu banyak berlarian ke pesawatnya. Celaka,
orang ini ingin meledakkan pesawat dengan ke cerobohan mendekati pesawat, pikir pilot Jepang itu.Sebab
sampai detik itu dia belum mengetahui apa yang terjadi di pesawatnya. Dia tidak tahu kalau seluruh pembajak,
termasuk ketiga pramugarinya.telah tertidur malang melintang, tertidur pulas!
Dia tak tahu karena pintu kearah mereka dikunci oleh pembajak dari luar. Kini yang tertinggal di kokpit
hanya dia dan co-pilotnya. Dan mereka berdua pula lah yang selamat dari pembiusan, sebab udara dalam
ruangan penumpang tak dapat menembus masuk ke kokpit bila pintu di tutup.
Tongky sendiri hanya bisa bertahan beberapa saat, setelah dia lihat orang berlarian kepesawat,
kepalanya mulai goyang. Saputangan nya tak cukup kuat untuk menahan serangan bius yang hebat itu. Dan
saat ketika dia akan pulas, dia masih sempat melihat samar-samar pintu pesawat di buka dari luar! kemudian
gelap!
Tikam Samurai Karya Makmur Hendrik di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 465
Pintu pesawat itu memang dibuka oleh pasukan khusus Amerika dari luar. Mereka telah mahir benar
bagaimana caranya membuka pintu pesawat itu dari luar. Begitu masuk, mereka yang sudah memakai masker
pelindung itu segera melihat-lihat tubuh-tubuh yang malang melintang.
Dengan cepat mereka menyebar,menurut perhitungan yang telah dibuat di perkirakan para pembajak
telah menempati posisi-posisi penting di pesawat. yaitu di bagian depan dekat kokpit pilot, kemudian bagian
tengah dekat pintu darurat,kemudian dibahagian belakang. Estimasi tentara anti teror itu memang benar, di
bagian yang disangka itu, pasukan Amerika itu mendapati para pembajak terkapar. Pistol ditangan, granat di
pangkuan. Yang pertama diamankan adalah granat buatan rusia itu, lalu pistol. Kedua benda itu dimasukan ke
dalam kantong plastik yang berbeda. Dan tangan para pembajak itu di belenggu. ketika kokpit dibuka, pilot dan
co-pilotnya ternganga kaget. Mereka benar-benar tak menyangka bahwa pesawat mereka selamat berikut
seluruh penumpangnya. Para penumpang dibiarkan duduk di kursi masing-masing.
Tubuh Si Bungsu yang menindih seorang pembajak segera didudukan, dan pembajak yang terkapar
dengan senjata ditangannya segera diamankan. Para pembajak yang berjumlah tujuh orang itu termasuk
Yuanita, Pramugari Al Italian yang cantik itu segera di masukan kemobil anti peluru yang telah siaga di bawah
pesawat. Untuk mengembalikan kesadaran penumpang pasukan khusus itu juga telah memiliki persiapan.
Setelah pasukan pertama yang bertugas mengamankan pesawat dari pembajak dan meneliti kalau-kalau
ada bom waktu.dan menyingkir setelah merasa pesawat aman, pasukan berikutnya masuk. Mereka memakai
pakaian seperti bahan dari asbes yang tahan api dan memakai masker. Jumlah mereka empat orang,masingmasing membawa tabung, mirip tabung pemadam kebakaran ukuran sedang.
Begitu pilot dan pasukan Amerika yang bertugas pertama meninggalkan pesawat, pintu-pintu pesawat
segera ditutup.Kemudian "Tabung yang mirip tabung pemadam kebakaran" yang ada ditangan mereka segera
di semprotkan dan menyemburkan sejenis asap kemerah-merahan. Yang tak lain dari jenis Zat kimia pemusnah
bius berdosis tinggi yang tadi terhirup oleh para penumpang. Keempat petugas itu,satu di belakang, dua
ditengah dan satu didepan, menyemprot pesawat sampai isi tabung mereka habis, kemudian mereka sendiri
mengambil tempat duduk di kursi yang masih kosong. Lalu menanti! asap kemerah-merahan itu jika berbaur
dengan udara luar akan berubah menjadi racun yang mematikan. Itulah mengapa sebelum menyemprot tadi,
jendela yang pecah ditembak pembajak tadi, ditutup dengan rapat oleh seorang ahli solder kaca.
Satu jam berlalu, komandan pasukan kecil penyemprot tadi melihat jam tangan nya yang ada alat
detektornya. Jarum jam itu mirip dengan jarum amper mobil, bergerak kekiri atau kekanan. Kini jarumnya
berada di posisi nol sebalah kiri artinya keadaan telah aman. Dia memberi isyarat pada ketiga anggotanya
dengan mengacungkan jempol keatas. Ketiga anggotanya mengangguk dan berdiri. Masing-masing menuju
kepintu darurat yang ada didepan dan dikanan kiri pesawat itu, serentak mereka membuka pintu itu. Segera
udara dari luar masuk kepesawat itu! Yang duduk didekat pintu itu segera sadar lebih awal. Begitulah proses
penyadaran dari senjata kimia dalam bentuk bius yang tak banyak negara mengenalnya di dunia.
Pasukan yang memakai masker tadi sudah tidak ada lagi disana, mereka telah digantikan pasukan ketiga
yang berpakaian sipil. Kelihatan ramah dan rapi. Begitu penumpang terheran-heran melihat pesawat terbuka,
melihat teman-temannya seperti bangun dari tidur. Di depan sana pilot dan pembantunya yang tadi segera
diamankan, kelihatan dengan senyum yang lebar. Pilot itu bicara, di dampingi seorang Amerika yang tak lain
adalah menteri Luar negeri.
"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, kami mohon maaf. Tadi telah terjadi sedikit gangguan dalam
penerbangan ini, tapi kini semuanya telah berlalu. Kita, seperti yang anda lihat, tak kurang satu apapun jua, kita
akan melanjutkan penerbangan kita ketempat tujuan?"
Ke Dallas Menuntut Balas -bagian-458
Si Bungsu, para penumpang masih terheran-heran. Menteri Luar Negeri Amerika dan si Duta Besar maju,
menyalami Menteri Muda Amerika yang baru siuman. Mengguncang tangannya erat-erat, lalu bicara kepada
penompang: Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 466
?"Atas nama Pemerintah Amerika, atas nama Presiden Kennedy, kami menyampaikan maaf yang besar
atas peristiwa ini. Tuan-tuan mendapat gangguan dalam perjalanan karena adanya Menteri Muda kami di
pesawat ini, yang ingin mereka jadikan sandera. Kini, sebagaimana disampaikan pilot ini, semuanya telah
berlalu. Sebagai tanda terima kasih atas ketabahan Anda semua, kami akan mengantarkan Anda ke kota tujuan
masing-masing. Kami akan antarkan dengan pesawat terbang khusus ke kota terkecil yang jadi tujuan Anda..
Dan pada tuan yang duduk di belakang sana.. kami ingin bicara secara khusus..?" Menteri Luar Negeri Amerika
itu menatap pada Tongky yang sudah sadar sejak tadi dan tetap duduk diam di tempatnya.
Demikianlah berakhirnya drama pembajakan itu. Tongky yang diminta untuk bicara khusus dengan
menteri itu menolak dengan halus. Dia hanya minta antarkan bersama Si Bungsu untuk diterbangkan ke Dallas,
kota tujuan mereka dan dengan satu syarat, kehadiran mereka tidak dipublisir oleh koran yang saat ini jelas
saja mendapatkan berita yang luar biasa hebat dan heroiknya.
Menteri Luar Negeri Amerika itu terpaksa menerima penolakan Tongky. Dan hanya dalam waktu
setengah jam sejak mereka mengetahui nama Tongky lewat daftar penumpang, mereka telah tahu sejarah
hidup veteran perang Vietnam itu. Mereka tahu, Negro warganegara Inggeris itu adalah seorang Sersan Mayor
dalam pasukan Baret Hijau Inggeris yang terkenal. Yang beberapa kali menyelamatkan regu pasukan Amerika
yang terjebak oleh tentara Viet Cong dalam perang Vietnam.
Mereka juga mengetahui, Sersan itu kini berdomisili di Singapura. Bersama mantan Kapten Fabian
sebagai komandannya, juga dari pasukan Green Barret. Diketahui, bahwa mereka di kota Singa itu
menghimpun semacam kelompok yang terdiri dari bekas pasukan Baret Hijau Inggeris terkenal itu.
Dalam waktu yang juga tak sampai setengah jam, lewat Washington DC, mereka mengetahui latar
belakang kehidupan kawan Tongky yang bernama Si Bungsu. Mereka punya fail tentang anak muda itu, dimulai
dari zaman Jepang di Sumatera Barat. Tentara Amerika yang merupakan bahagian dari tentara Sekutu telah
menyebar mata-mata jauh sebelum sekutu masuk ke Indonesia. Dari mata-mata inilah diserap informasi,
bahwa ada seorang anak muda bernama Si Bungsu, yang dengan samurainya membabat tentara Jepang.
Kemudian fail, data tentang diri anak muda itu kini lengkap tatkala masuk berita dari Tokyo dan
Nagasaki, Jepang. Saat itu yang jadi Presiden Amerika adalah Eisinhower. Dan di Jepang tentara Amerika suatu
malam bahagian utara Tokyo, disebuah daerah bernama Asakusa disebuah penginapan mesum, mereka
kehilangan dua orang tentara yang mati dibacok samurai.
Kemudian, berbulan-bulan setelah itu, diketahui bahwa yang membabat perwira dan bintara Amerika
itu adalah seorang anak muda berkebangsaan Indonesia, bernama Si Bungsu! Data tentang dirinya telah
dikirim ke Washington lewat mata-mata yang warga Indonesia atau Jepang.
Ketika anak muda ini diadili di Tokyo, penduduk kota itu jadi heboh dan memprotes. Soalnya anak muda
itu membunuh kedua tentara Amerika karena akan memperkosa gadis Jepang yang bernama Michiko! Rasa
harga diri dan rasa terima kasih Bangsa Jepang jadi meledak begitu mengetahui pemuda yang membela gadis
Jepang itu diadili dan bisa diancam hukuman tembak! Akhirnya pihak Departemen Keamanan Amerika yang
terkenal dengan sebutan Pentagon itu, mengirim surat perintah kepada
Panglima Pendudukan Amerika di Jepang, agar perkara anak muda itu dideponir saja. Di petieskan. Anak
muda itu diusahakan bebas tetapi harus meninggalkan kota Tokyo tanpa publisitas. Sebab betapapun jua,
Amerika tak mau kehilangan muka, membebaskan begitu saja orang yang membunuh dua orang tentaranya!
Dan anak muda itu dibebaskan. Kemudian ternyata dia menuju ke Kyoto, ke kota tua dimana dia mencari
musuh besarnya, Saburo Matsuytama! Semua data itu dikirim ke Washington oleh CIA. Dan kini, baik orang CIA
maupun Menteri Luar Negeri Amerika itu bertemu langsung dengan kedua orang tersebut.
Ke Dallas Menuntut Balas-bagian- 459
Tentang pesawat Pan American yang di"sopiri" oleh Kolonel Maxmillan begitu mendapat kabar bahwa
pembajakan telah berakhir, segera membelokan pesawatnya kembali menuju Tahiti di Laut Teduh. Tak kurang
dari Presiden Kennedy mengucapkan terima kasihnya kepada Kolonel Maxmillan itu lewat radio. Mula-mula
radio itu dari tower di lapangan udara Mexico. Maxmillan membuat hubungan.
"Yap, Pan American di sini?"katanya. "Mister, Anda telah menolong kami semua di lapangan udara ini
keluar dari kemelut yang amat besar. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya" "Maxmillan
tak menjawab. "Ada seseorang yang ingin bicara dengan anda di radio?" "Yap, silahkan masuk?"katanya
membalas dengan datar. Dan suara yang dipersilahkan masuk itu terdengar di radio pesawatnya yang tengah
terbang ke Tahiti. Koleksi eBook : Drs. H. Hendri Hasnam, MM. 467
"Kolonel Maxmillan?" "Yap?" "Ini Washington DC?" "Yap"Ada yang bisa saya bantu untuk Tuan?"
"Anda justru baru saja telah membantu kami. Saya atas nama seluruh rakyat Amerika, dan atas nama pribadi,
Jhon F Kennedy, menyampaikan penghargaan yang besar atas bantuan anda tadi?"
Kali ini Maxmillan memang terkejut, tatkala mengetahui bahwa yang tengah berbicara langsung
dengannya dari Washington DC adalah Presiden Jhon F.Kennedy, presidennya sendiri.
"Oh maaf Tuan presiden, saya tak menyangka anda akan menghubungi saya langsung?" "Saya bangga
dapat berbicara langsung dengan anda Kolonel. Bantuan anda telah menyelamatkan lebih seratus nyawa?"
"Ah, saya tak membantu apa-apa, Tuan Presiden. Saya hanya menipu pembajak itu dari pesawat saya.." "Tak
semua orang bisa melakukan apa yang anda lakukan Kolonel. Tipuan yang anda lakukan adalah tipuan yang
penuh perikemanusiaan dan akan di ingat bangsa Amerika dalam jangka waktu yang lama. Kalau saya boleh
tahu, apakah anda yang tadi bicara bahasa kuba, yang mengaku sebagai Kolonel Yoseph Maxmillan itu..?"
"Benar,Tuan Presiden?" "Ah,anda telah berhasil menipu tidak hanya para pembajak itu, Kolonel. Anda juga
berhasil memperbodoh pembantu-pembantu saya, orang FBI dan CIA yang mengaku terkenal hebat itu?"
"Maafkan, saya tidak bermaksud demikian, presiden?" "Tidak usah minta maaf, saya amat bahagia hari ini.
Saya mengundang anda datang ke Gedung Putih begitu anda kembali dari tugas anda?"
Maxmillan tak segera dapat mendapat menjawab undangan itu. Undangan seorang presiden merupakan
hal yang tak lazim. Hanya orang-orang tertentu yang mendapat undangan demikian. Dan kini, Maxmillan,
veteran perang dunia II itu mendapat kehormatan tersebut.
Namun Maxmillan seperti halnya banyak orang Amerika lainnya, yang tak suka popularitas dan berhati
jujur, menganggap bahwa kehormatan itu belum pantas untuknya. Dengan rendah hati dia menjawab. "Terima
kasih atas undangan anda, Presiden. Saya yakin, saya merupakan sedikit dari puluhan juta rakyat Amerika,
Manusia Setengah Dewa 3 Wiro Sableng 171 Malam Jahanam Di Mataram Pedang Teratai Merah 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama