Ceritasilat Novel Online

Sesajen Atap Langit 3

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit Bagian 3


pakaian dan sekujur tubuh Jaka Pesolek tampak diselubungi lapisan berwarna
merah, seperti bara mengepul hawa panas!
Ketika Jaka Pesolek berhasil menangkap dan menggulung petir yang keluar dari
tubuh Keris Kanjeng Sepuh Pelangi dan mengamankan petir di sudut ruangan,
secepat kilat Sakuntaladewi jejakkan kakinya yang hanya satu ke lantai ruangan.
" Wus s s ! " Tubuh gadis itu melesat membal ke atas atap ruangan dimana Keris Kanjeng Seputi
Pelangi menancap. Tangan kanan berkelebat cepat, menangkap badan keris lalu
menarik senjata ini dari kayu keras tempatnya menancap! Ketika tangan kanannya
menyentuh keris sakti, Sakuntaladewi merasa ada hawa dingin masuk ke dalam
tubuhnya yang membuat tengkuknya merinding. Dengan cepat gadis ini melayang
turun ke bawah Sakuntaladewi sambil membuat gerakan jungkir balik satu kali.
Tubuhnya meluncur sebat dan dalam bilangan kejapan mata saja dia sudah berdiri
kembali di lantai ruangan.
" J a ka ! Ra t u! Ki t a be r ha s i l ! " Te r i a k Sa kunt a l a de wigirang. Jaka Pesolek tidak menjawab karena saat itu dia tengah berusaha merontokkan
lapisan merah panas yang menyelubungi dirinya sementara dua kaki masih terus
menahan buntalan petir yang semakin mengecil dan akhirnya lenyap dalam bentuk
kepulan asap. Ratu Randang cepat memeluk Sakuntaladewi.
" Ka u ga di s he ba t ! Se kar a ng lekas minta tolong pada Empu itu bagaimana
c a r a nya me nye mbuhka n di r i mu. Me nge mba l i ka n ka ki mu ya ng s a t u j a di dua l agi . " Kedua orang itu lalu mendatangi Empu Semirang Biru yang sejak tadi sudah tidak
sabaran. Dari sela-sela libatan rantai besi merah dia menggerakkan tangan
memberi isyarat.
" Sa kunt a l a de wi , l e ka s put us ka n r a nt a i be s i ya ngmelibat diriku. Hanya Keris
Kanjeng Sepuh Pelangi yang mampu menghancurkan Rantai Kepala Arwah Kaki Roh!
Se t e l a h a ku be ba s , a ku a ka n s ege r a a ka n menol ong di r i mu. " Ratu Randang perhatikan sikap Empu Semirang Biru yang sama sekali tidak
memperlihatkan atau memanjatkan puji syukur pada Yang Maha Kuasa atas telah
didapatnya keris sakti itu. Padahal sebelumnya dia banyak mengucap. Menyebut
Para Dewa, menyeru Yang Maha Kuasa. Si kakek tampaknya lebih mementingkan dan mendahulukan keselamatan diri sendiri.
Sesajen Atap Langit
40/55 Diikuti Ratu Randang, Sakuntaladewi melangkah mendekati Empu Semirang Biru.
Keris sesaat dipentang di depan wajah orang tua itu yang memandang dengan mata
berkilat-kilat.
"La ks a na ka n s e kar a ng! " Ka t a Empu Semirang Biru dengan suara parau
bergetar. Sakuntaladewi angkat tangannya yang memegang keris lebih tinggi. Lalu tangan itu
dibabatkan ke bawah.
" Tr aa ngg! " Bunga api merah berpijar terang.
Ruang Segi Tiga Nyawa bergoncang!
Rantai besi merah di bagian bahu kanan Empu Semirang Biru putus
berkerontangan. Tubuh sang Empu terlonjak.
" Te r us ka n! Put us ka n s emuanya! "Teriak Empu Semirang Biru bersemangat.
Sakuntaladewi kembali membabatkan Keris Kanjeng Sepuh Pelangi hingga dalam Ruang
Segi Tiga Nyawa terdengar suara berdentrangan berulang kali disertai memijarnya
percikan terang bunga api. Rantai Kepala Arwah Kaki Roh putus di enam bagian,
luruh jatuh ke lantai dengan suara berkerontang dahsyat!
Ruang Segi Tiga Nyawa kembali bergoncang. Kali ini disertai terdengarnya suara
raung anjing dan ngeong kucing dikejauhan!
" Te r i ma ka s i h . . . . t er i ma ka s

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

i h. Aku sudah bebas s
e ka r a ng! " Ka t a Empu Semirang Biru. Namun dia tidak berdiri, tetap saja terus duduk bersila dilantai
ruangan. Ma l a h be r ka t a . " Sa kunt a l a de wi , be r i ka n s e nj a t a i tu padaku. Kini giliran
aku menolong membebaskanmu dari kutukan yang telah membawa sengsara dirimu
selama i ni . " " He r a n, Empu i t u t a k ma u be r a nj a k da r i duduknya . Apa pa nt a t nya s uda h lengket ke lantai ruangan .... "
"Berkata Ratu Randang dalam hati. Lalu dia
berkata yang ditujukan pada Empu Semirang Biru.
" Empu, i zi nka n a ku ba r a ng s e be nt a r me l i ha t dan memegang keris sakti yang
luar biasa hebat mengagumkan ini!"
Ka t a Ra t u Ra nda ng de nga n ce pa t mel a ngka h ke hadapan Sakuntaladewi sekaligus membelakangi Empu Semirang Biru. Tapi karena
terburu-buru mungkin juga agak gugup breett! Tak sengaja ujung keris mengait
dada pakaiannya hingga robek, membuat sebagian dada si nenek yang masih putih
dan kencang tersembul. Saking terkejutnya keris sakti sampai terlempar ke udara.
Saat itu si nenek sendiri seperti kehilangan keseimbangan, nyaris jatuh kalau
tidak bersitekan dengan tangan kanan ke lantai. Dengan cepat Ratu Randang
bangkit berdiri dan menyambar keris yang jatuh.
" Oa l a ! " Uc a p Ra t u Ra nda ng s a mbi l s a t u t a nga nditekapkan ke da da . "Ke r i s bagus! Tapi agak nakal! Bajuku dirobeknya! Hik ... hik
...hik! " " Buka n ke r i s i t u yang na ka l Ne k. Ta pi e ngka uyang nakal. Keris sakti dibuat
ma i na n! " Ka t a J a ka Pesolek dari sudut ruangan.
Ratu Randang tersipu-sipu, cepat berbalik dan menyerahkan sendiri Keris Kanjeng
Sepuh Pelangi. Ketika menyerahkan si nenek sengaja membungkuk sehingga dadanya
tersingkap, membuyut besar dan sempat membuat darah Empu Semirang Biru berdesir,
mata sampai tidak mengedip karena terkesiap. LebihSesajen Atap Langit
41/55 lebih ketika Ratu Randang menyusupkan keris sakti ke balik pinggang pakaiannya,
dada nenek cantik itu nyaris menyentuh hidungnya!
Empu Semirang Biru raba pinggangnya untuk memastikan Keris Kanjeng Sepuh Pelangi
ada dan tersisip di situ. Lalu masih dalam sikap keadaan bersila tubuh Empu
Semirang Biru bergerak ke atas. Ratu Randang, Sakuntaladewi dan Jaka Pesolek
berseru kaget ketika melihat di lantai yang sejak tadi diduduki Empu Semirang
Biru terdapat sebuah lobang merah sepemasukan tubuh manusia. Belum habis kejut
mereka tiba-tiba Empu Semirang Biru keluarkan suara tawa bergelak.
" Se l a ma t t i ngga l ma nus i a -manusia tolol!"
Tubuh, sang Empu menggeliat. Dua kaki yang terlipat bergerak lurus ke bawah lalu
wuss! Sosoknya lenyap masuk ke dalam lobang disedot oleh satu kekuatan luar
biasa kencang. " Kur a nga j a r ! Ki t a di t

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

i pu! " Te r i a k Ra t u Ra nda ng. Dia melompat ke tepi lobang lalu hantamkan pukulan Tombak Dewa
Memancung berhala. Selarik sinar biru menderu masuk ke dalam lobang.
Sakuntaladewi tidak tinggal diam. Gadis kaki satu ini gerakkan dua tangan dalam
jurus Enam Belas Gerakan Tangan Bisu lalu wusss! Sepuluh larik sinar jingga yang
mencuat dari ujung jari melabrak masuk ke dalam lobang.
Dari dalam lobang terdengar suara bergemuruh. Lalu ada kilatan cahaya kuning
kemerahan menyambar ke atas.
Ruang Segi Tiga Nyawa bergoncang hebat. Dinding dan atap tanah merah luruh. Lalu
satu ledakan menggelegar ketika pukulan sakti yang dilepas Sakuntaladewi dan
Ratu Randang saling bentrok dengan sambaran cahaya kuning kemerahan. Tiga orang
yang ada di dalam ruangan terlempar ke atas!
DUA BELAS BEGITU mengenali tiga orang yang terkapar di tanah, Kunti Ambiri dan Wiro
berteriak kaget. Keduanya langsung melompat.
" Ne k, a pa ya ng t er j a di "! " Ta nya Wi r o da n bur u-buru melengos lalu menjauh
ketika melihat dada Ratu Randang yang tersingkap, Dia memberI isyarat pada Kunti
Ambiri agar segera menolong Ratu Randang lalu cepat mendekati Sakuntaladewi dan
Jaka Pesolek. Seperti Ratu Randang kedua orang ini terbujur dalam keadaan
setengah pingsan, megap-megap seolah kehabisan nafas.
Kunti Ambiri cepat membuhul sebisanya pakaian Ratu Randang yang robek hingga
aurat si nenek tertutup. Lalu dengan mengerahkan tenaga dalam serta hawa sakti
dia berhasil membuat Ratu Randang siuman.
Wiro melihat kepala Jaka Pesolek miring ke kiri dan Sakuntaladewi megap-megap
sulit bernafas. Wiro cepat menotok kedua orang ini di tiga tempat lalu pegang
pergelangan kaki masing-masing sambil menyalurkan tenaga dalam dan hawa sakti.
Jaka Pesolek sadar lebih dulu. Gadis ini cepat bangkit dan duduk, memandang
berkeliling. Kepala terkulai miring ke kiri.
Sesajen Atap Langit
42/55 " J aka, setan mana yang menamparmu sampai k
epa l a mu t e l e ng begi ni r upa "! " Tanya Wiro. " Si a l a n! " J a ka Pe s ol e k me ma ki j e ngke l . Le herdan kepala ditepuk-tepuk.
" Ti da k a da s e t a n ya ng me na mpa r ku! Aku terkena semburan cahaya kuning merah
yang ke l ua r da r i l oba ng! " "Loba ng" Loba ng a pa ?" Ta nya Wi r o pul a . Jaka Pesolek tidak menjawab. Leher dipukul-pukul. Kepala dipelintir lalu di
dorong ke kanan. Kreek! Leher dan kepalanya lurus kembali tapi mulutnya be
r uc a p. " Aduh, aku mau kencing tapi tidak bisa! Ini gara-gara tiupan Empu
sialan itu! Aduh, bagaimana ini
! " Sakuntaladewi mulai sadar pula. Setelah batuk-batuk dan menyeka wajahnya yang
penuh debu gadis berkaki satu ini bergerak duduk. Dia cepat menyadari apa yang
terjadi lalu mulai sesenggukan.
" Aku a ka n s e ngs ar a s eumur hi dup. Ke r i s s a kt iitu dibawa kabur Empu
Semirang Biru. Hyang Jagat Ba
t har a me nga pa bur uk s e ka l i na s i b di r i ku. . . " Wiro dan Kunti Ambiri saling pandang. Lalu Wiro berpaling pada Ratu Ra
nda ng. "Ne k. , c eritakan apa yang terjadi. Apa betul Keris Kanjeng Sepuh
Pelangi dilarikan oleh Empu Semirang Biru" Rasanya tidak ma
s uk a ka l . . . " Ratu Randang anggukkan kepala.
" Empu c e l a ka i t u. Ti da k s a ngka di a

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

t er nya t a ka kitangan Sinuhun Merah yang
menyusup masuk ke dala
m Rua ng Segi Ti ga Nyawa . " Be r ka t a Sa kunt a l a de wi ditengah isaknya.
" Aku t i da k me l i ha t a da be nj ol a n me r a h di ke ni ng Empu i t u. Apa be na r di a orangnya Sinuhun
Me r a h Pe nghi s a p Ar wa h?" Ka t a Wi r o pul a . " Ka l a u buka n or a ngnya Si nuhun, pe r l u a pa di a me nc ur i ke r i s " Kami bertiga dimaki sebagai manusia-manusia tolol! Brengsek!
"Jaka Pesolek mengomel. Lalu
bi c a r a l agi . " Aku di tiup disirapnya hingga tidak bisa kencing. Sekarang dia kabur!
Baga i ma na a ku ma u ke nc i ng! " J a ka Pe s ol e k us a p-usap bagian bawah perutnya.
" Aku me nduga..."Berkata Sakuntaladewi sambil me
ngus a p wa j a h. " Ka li ini Sinuhun Merah tidak mempergunakan orang atau mahluk yang ada benjolannya karena
tidak bisa menembus masuk ke dalam Ruang Segi Tiga Nyawa yang ada dalam
perlindungan Para Dewa. Yang aku tidak mengerti mengapa Empu Semirang Biru,
orang yang membuat Keris Kanjeng Sepuh pelangi, orang kepercayaan Raja Mataram,
tega-teganya melakukan khianat! Kalau tahu dia akan menipu dan melarikan keris
itu, tidak akan aku putuskan rantai yang mengikat t
ubuhnya! " " Agaknya Sinuhun Merah mempergunakan cara luar biasa cerdik untuk
menguasai Empu itu. Mungkin melalui lobang di lantai yang dikatakan Jaka Pesolek
"Berkata Ratu Randang.
" Ber a r t i Empu Se mi r a ng Bi r u di ker j a i l e wa t pant a t nya! "Kata Jaka Pesolek
pula. Lalu kembali
me maki . " Si a l ! Na j i s ! " " Ne k, ke a da a n di pi ha k ki t a s e ma ki n t i da k me ngunt ungka n. "

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ka t a Wi r o pa da Ra t u Ra nda ng " Ka pa k Naga Ge ni be l um di t e muka n. Eyang Si nt o da n Ni Ga t r i entah berada dimana. Raja Mataram belum diketahui kabarnya, apa Rauh
Sesajen Atap Langit
43/55 Kalidathi berhasil membawa Raja bersama keluarganya sampai dengan selamat di
tempat rahasia. Sekarang Keris Kanjeng Sepuh Pelangi lenyap dibawa kabur orang.
Agakny a ki t a mema ng ha r us me mbagi peke r j a a n. " " Me mbagi pe ker j a a n baga i ma na ?" Ta nya Ra t uRandang. Wiro menunjuk ke arah robekan kain pakaian Eyang Sinto Gendeng yang sampai saat
itu masih tergeletak di tanah.
"Itu robekan kain yang dikenakan Eyang Sinto. Kau punya ilmu kepandaian.
Dengan mengandalkan robekan kain itu kau bisa menjajagi dimana beradanya gur
uku. " Kening Ratu randang mengerenyit. Lalu dia melangkah mendekati robekan kain. Dia
membungkuk sedikit lalu cepat-c
e pa t l ur us ka n t ubuh. " Robe ka n ka i n bau pesing ini" He ... he! Apa ilmuku mampu menjaja
gi ?" " Ka l a u Ra t u Ra nda ng me nge j a r gur umu, lalu siapa yang mencari ke
r i s ?" Bertanya Sakuntaladewi.
" Aku ya ng a ka n me l a kuka n. " J a wa b Wi r o. " Aku i kut ! Soa lnya aku harus menemui Empu najis itu dan minta ditiup agar
bi s a ke nc i ng l agi ! " Ka t aJaka Pesolek. " Kalau ditiup kau sembuh ya syukur-syukur. Tapi bagaimana kalau ditiup anumu yang
bisa jantan bisa betina itu jadi lenyap"!"
Uj a r Wi r o pul a . Jaka Pesolek terpekik.
" J a nga n bi c ar a s e per t i i t u! Ka u me mbua t a ku buka n s a ja tidak bisa kencing tapi
j uga t i da k bi s a be r a k! " Sakuntaladewi tepuk-tepuk debu yang masih banyak menempel di pakaiannya l
a l u be r ka t a . " Se ba i knya ki t a pe r gi

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

da l a m s a t u r ombonga n me nge jar Eyang Sinto,
mencari kapak dan mencari keris. Musuh yang kita hadapi selain banyak juga
memiliki ilmu kesaktian tinggi. Aku
mohon ki t a me nc a r i ke r i s l e bi h dul u. " Ka t a Sakuntaladewi pula.
" Ra t u Ra nda ng, baga i mana me nur ut mu?"Bertanya Wiro.
" Soa l me nj a jagi gurumu, mencari kapak dan mencari anak perempuan bernama
Ni Ga t r i i t u a ku s e t uj u. Ta pi s oa l me nc ar i ke r i s s eba i knya ki t a l upa ka n s a j a. " Sakuntaladewi langsung terlonjak mendengar ucapan Ratu Randang itu.
Wajahnya tampak berubah merah dan marah namun kemudian surut kembali tanda gadis
ini mampu menahan gejolak darahnya. Dengan wajah sayu dan suara lirih dia
berkata. " Ka l a u me ma ng t i da k ada yang ma u me nol ong,aku pergi sendiri! Aku akan
menemui kakek nenekku Sepasang Arwah Bisu. Mereka pasti tahu dimana beradanya
Keris Kanjeng Sepuluh Pelangi! Mudah-mudahan mereka mau
menolong. Mudah-mu
daha n Ya ng Ma ha Kua s a me nunj ukka n j a l a n. " Wiro cepat pegang lengan Sakuntaladewi ketika gadis itu hendak menghambur pe
r gi . La l u pa da Ra t u Randa ng di a be r ka t a. " Ne k, s a ha ba t ku s a t u i ni s uda h c ukup lama menderita. Aku harus menolongnya. Aku akan menemaninya mencari keris s
a kt i i t u a gar di a bi s a s embuh da r i a za b yang menye ngs a r a ka n. " " Terserah kalau kau mau pergi bersamanya atau kemana saja. Tapi kalian hanya
membuang-buang waktu...."
Sesajen Atap Langit
44/55 " Me mbua ng bua ng wa kt u ba ga i ma na ma ks udmuNek?"Tanya Wiro yang
mulai kesal melihat sikap Ratu Randang. Sementara Sakuntaladewi terbelalak,
tidak, percaya si nenek akan berkata seperti itu.
Ratu Randang malah tampak tersenyum.
" Sa ha ba t ku

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

s e mua , t e r ut a ma ka u Sa kunt a i a de wi .Jangan menaruh marah atau
benci padaku. Aku katakan kalian hanya membuang waktu mencari Keris Kanjeng
Sepuh Pelangi. Karena senjata sakti itu sesungguhnya ada pad a
ku! " Kaget dan kejut meledak di tempat itu. Semua mulut ternganga, mata mendelik
bahkan ada yang berteriak.
" Apa ka t a muNek"! Jangan bergurau!
"Kata Wiro pula.
Tenang saja Ratu Randang susupkan tangan kiri ke dada kanan.
" Si a l , di a ma u me mbuka kut a ng bukan mau menunjukkan keris sakti!
"Bisik Jaka Pesolek pada Wiro.
Pada keadaan lain mungkin saat itu murid Sinto Gendeng akan tertawa bergelak
mendengar ucapan Jaka Pesolek. Namun dalam suasana tegang seperti itu dia hanya
bisa menginjak kaki kiri Jaka Pesolek hingga gadis ini meringis kesakitan dan
buru-buru menarik kaki.
Tangan kiri Ratu Randang yang menyusup ke balik dada kanan perlahan-lahan keluar
dari balik pakaian. Ternyata tangan itu kosong, tidak memegang apa-apa!
" Apa ka t a ku! Ne ne k i t u bohong' Di a t a di Cuma ma u me nc a but bul u ke t e k! " Kembali Jaka pesolek membuka mulut, jengkel.
" Aku t i da k punya bul u ke t e k! Hi k . . . hi k! Jadi tidak a
da yang ma u di c abut ! " Jawab Ratu Randang sambil tertawa-t
a wa . "Aku ha nya l upa me nye mbunyi ka n di sebelah mana keris sakti itu
. " La l u Ra t u Ra ndang ge r a kka n t a nga n ka na n, ki ni menyusup ke dada kiri.
Ketika tangan kanan dikeluarkan, semua orang berseru kaget!
"Li ha t ! I ni buka n bul u ket e k ' ka n!" Uc a p s i ne ne k. TIGA BELAS DI TANGAN kanan Ratu Randang tergenggam sebilah keris telanjang luk sembilan
tanpa gagang. Cahaya biru menyelubungi seluruh badan keris. Pada sisi kanan keris memancar
kumpulan sinar sembilan warna. Dimanapun senjata ini berada sembilan cahaya
selalu berada di sisi kanan. Inilah Keris Kanjeng Sepuh Pelangi asli, ciptaan
Empu Semirang Biru dari Gunung Bisma, yang dibuat atas perintah Raja Mataram
Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.
Wiro, Kunti Ambiri, Jaka Pesolek dan Sakuntaladewi langsung mendekat
mengerubungi Ratu Randang.
" Ne k, a pa be nar i ni Ke r i s Ka njeng Sepuh Pelangi!
"Bertanya Jaka Pesolek. Dia
hendak meraba keris telanjang itu tapi si nenek menghalangi dengan tangan kiri.
" Tadi semua kalian mengatakan kalau Keris Kanjeng Sepuh Pelangi dibawa kabur Empu
pembuatnya yang kemudian lolos lewat sebuah lobang di lantai
Sesajen Atap Langit
45/55 ruangan. Sekarang tahu-tahu kau memegang keris itu! Nek, jangan-jangan kau t
e nga h be r ma i n s ul a p a t au s i hi r ! " Ya ng bi ca r a Wi r o. Kunti Ambiri tidak berkata apa-apa hanya memperhatikan keris di tangan si nenek
dengan mata tidak berkedip. Dari dua cahaya yang ada di badan keris sebenarnya
dia sudah punya perasaan kalau senjata itu memang Keris Kanjeng Sepuh Pelangi
yang asli. Namun dia tidak mau berkata apa-apa karena kawatir keanehan tidak


Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terduga bisa saja terjadi.
Sakuntaladewi unjukkan wajah gembira karena ternyata keris sakti yang bisa
menyembuhkannya berada di tangan Ratu Randang. Namun hatinya masih merasa waswas. Dia melihat sendiri si nenek menyelipkan Keris Kanjeng Sepuh Pelangi ke
pinggang Empu Semirang Biru. Sekarang bagaimana mungkin senjata itu masih berada
di tangan Ratu Randang" Bisa jadi apa yang diduga Wiro benar adanya. Si nenek
tengah bermain sulap atau sihir untuk sekedar menghibur hatinya. Tapi kalau itu
keris palsu tidak mungkin memancarkan cahaya sakral begitu rupa.
Ratu Randang tertawa, matanya yang juling dikedap-kedip.
"Ini bukan sulap bukan sihir! Aku hanya mempergunakan kecepatan gerak tangan dan
tipu kampungan! Hik ... hik! Syukur Empu kentut itu tidak menyadari karena
matanya sudah silau melihat dadaku! Waktu keris aku selipkan ke pinggang dia
tidak tahu kalau itu keris pals
u! Hi k . . . hi k . . . hi k! " Semua orang jadi saling pandang.
" Ke r i s pa lsu katamu Nek" Aku melihat kau menyusupkan Keris Kanjeng
Sepuh Pelangi ke pinggang Empu Semirang. Lalu dari mana kau mendapatkan keris
palsu, apa kau sudah menyiapkan terlebih dulu"Bertanya Sakuntaladewi.
Si nenek menggeleng.
" Aku tidak menyiapkan sebelumnya. Semua terpikir begitu cepat dalam benakku. Dan
semua terjadi d
e nga n ke he nda k Ya ng Ma ha Kua s a . " J a wab Ratu Randang pula. Latu dia menceritakan.
" Setelah keris aku torehkan ke dada pakaianku dan aku pura-pura jatuh, dengan
tangan kiri aku mengambil salah satu buntungan rantai besi yang tercampak di
lantai. Keris asli aku susupkan ke balik dada sambil aku merapal ilmu kesaktian
menipu pandangan mahluk. Hik..hik. Yang Maha Kuasa menolong. potongan besi merah
berubah jadi sebilah keris. Keris palsu ini cepat-cepat aku serahkan pada Empu
semirang Biru. Aku sengaja, menyusupkan ke pinggangnya agar dia tidak melihat.
Selain itu dia percaya saja karena sudah kesilauan melihat dadaku yang montok.
Hik...h ik ... hik! Saat ini kalau dia tengah menyerahkan senjata, itu pada Sinuhun
Merah, pasti dia dihajar babis-habisan karena menyerahkan keris palsu!
Hik ... hik. . hi k! " " Kalau ini benar Keris Kanjeng Sepuh Pelangi yang asli, berarti bisa segera di
pe r guna ka n unt uk menye mbuhka n s a ha ba t Wi t a De wi Ka ki Tungga l . " Ka t a Jaka Pesolek. " Bagaimana caranya?"
Be r t a nya Wi r o. Ratu Randang dan Sakuntaladewi alias Dewi Kaki Tunggal saling pandang.
Sesajen Atap Langit
46/55 Si nenek kemu di a n be r ka t a . " Wa ktu masih berada di Ruang Segi Tiga Nyawa,
Empu itu tidak memberi tahu cara penyembuhan kaki Sakuntaladewi dengan keris i
ni . " " Aku ka wa t i r s a ng Empu s e nga ja berdusta untuk mendapatkan keris. Setelah
da pa t di a ba wa l a r i . " Ya ng ber ka t a Kunt i Ambi r i . Paras Sak unt a l a de wi be r uba h. Di a be r uc a p pe r l a ha n. "Ke r i s i ni ma mpu memutus rantai merah yang melibat sekujur tubuh Empu Semirang. Berarti me
ma ng me mi l i ki ke s a kt i a n l ua r bi a s a . . . " " J i ka ka l i a n s e t uj u s e

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ba i knya ker i s i ni ki t a ba wa da n s e r a hka n s a ja pada Raja Mataram karena s
e be na r nya di a ya ng me mi l i ki . " Ka t a J a ka Pe s ol e k. " Tunggu dul u! " Ka t a Sa kunt a l a de wi pul a . "Ki t a harus menemui kakek
nenekku Sepasang Arwah Bisu iebih dulu. Mungkin mereka tahu cara
me nye mbuhka n da n memus na h kut uk a t a s di r i ku. " " Dewi, kau belum pernah menceritakan padaku. Sebenarnya siapa yang telah berbuat
jahat dan mengutukmu hingga berkeadaan seperti ini"
"Bertanya Wiro.
Sakuntaladewi tak segera menjawab. Lalu sepasang matanya tampak berkaca kaca.
Kunti Ambiri segera memeluk gadis itu dan berkata membujuk.
" Ka t a ka n pa da kami. Kami berjanji akan memegang rahasia, tidak me nc e r i t a ka n pa da s i apapun. Ka mi s a nga t i ngi n me nol ongmu. " Dengan ujung baju jingganya Sakuntaladewi mengusut air mata lalu berkata lirih.
" Ha r a p di ma a f ka n ka l a u s e l a ma i ni a ku s e lalu merahasiakan apa yang
terjadi. Sebenarnya ini bukan kutukan. Tapi perbuatan jahat Sinuhun Muda Ghama
Karadipa dibantu Sinuhun Merah Penghisap arwah dan beberapa dukun jahat. Sinuhun
Muda melakukan ketika aku membuka aibnya hendak memperkosa diriku padahal dia
tahu aku adalah saudara satu ayahnya. Tapi dia kemudian membuat cerita lain pada
kakek nenek Sepasang Arwah Bisu.. Memfitnah bahwa aku telah merayunya untuk
berbuat serong padahal aku tahu kami masih bersaudara. Kakek nenekku waktu itu
lebih mempercayai Sinuhun Muda. Mereka i
kut me na mba h ke kua t a n j a ha t yang di j a t uhka n Si nuhun Muda a t a s di r i ku. . . " Sebagian dari cerita Sakuntaladewi telah diketahui Kunti Ambiri sewaktu masih
berhubungan dekat dengan kedua Sinuhun.
" Ka l a u begi t u s uda h s aa t nya Si nuhun Muda dibunuh. Kalau dia mati cacat
di t ubuhmu a ka n s e mbuh. " Ka t a J a ka Pe s ol e k pul a . Sakuntaladewi menggeleng.
" Si nuhun Muda t

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

i da k bi s a di bunuh ka r e na di a punya nya wa ke mba r yai t u Sinuhun Me r a h Pe nghi s ap Ar wa h. " Me ner a ngka n s i ga di s . " Ka l a u begi t u ki t a ha r us me mbunuh ke dua nya ! " Uc a p Wi r o pul a . " Nya wa Sinuhun Merah terpecah delapan. Masing-masing pecahan ada dalam
tubuh delapan anak kucing merah yang disebut Delapan Sukma Merah. Delapan a
na k kuc i ng i t u a da l a h pel i ha r a a n boca h s a kt i Di r ga Pur a na . " " Ber a r t i de l a pa n a na k kuc i ng i t u ya ng har us di ha bi s i l e bi h dul u! " Ka t a Wi r o sambil mengepalkan tangan.
" Dewi, aku rasa kita tetap harus mencari kakek-nenekmu. Jika mereka dulu ikut
menurunkan tangan jahat hingga kau cacat begini rupa, pasti mereka juga
Sesajen Atap Langit
47/55 tahu cara penyembuhannya. Jika kau menerangkan kejadian sebenarnya mereka pasti
percaya padamu. Selama ini mereka telah beberapa kali muncul membantu kita dan
orang-o r a ng Ma t a r a m . " Kunt i Ambi r i kemuka ka n pe nda pa t . " Ha r us me nc ar i ke ma na " Ka l a u di c a r i me r e ka s ul i t di t e muka n. Tapi bisa muncul secara mendadak lalu menghilang lagi. Setiap mereka muncul aku selalu me
nc a r i ke s e mpa t a n unt uk bi c a r a . Ta pi s e l a l u gaga

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

l . " " Apa ka u i nga t , s e wa kt u ke dua ka ke k ne ne kmu i t u me ni ngga l duni a , a pa ka h j a za d me r e ka di ba ka r a t au di kubur ?" Be r t a nyaRatu Randang.
" Di kubur . I t u s e s ua i de nga n pe s a n mer e ka . " Me ne r a ngka n Sa kunt a l a de wi . " Ka u t a hu di ma na ma kam me r e ka ?" Ta nya Ra t u Ra nda ng. " Konon di s a t u t e mpa t r a ha s i a di Buki t Me nor e h. Ta pi i t u ha nya ka ba r ya ng a ku de nga r. Pa s t i nya a ku t i da k t a hu. " " Coba kau ingat-ingat. Pasti ada orang yang tahu letak makam kedua kakek ne
ne kmu. " Uj ar Kunt i Ambi r i . " Pasti ada ya ng t a hu. Kedua or a ng t ua mu?" Uc a pWiro menyambung kata-kata
Ratu Randang. " Mereka tewas dibunuh kaki tangan ayah Sinuhun Muda sewaktu terjadi pemberontakan
beberapa tahun la
l u. " " Se i nga t ku, s e t i a p s e pa s a ng ka ke k ne ne k bi s uitu muncul selalu didahului dan
diakhiri oleh suara tambur dan tiupan seruling ......"
" As t aga ! " Sakuntaladewi memotong ucapan Pe
nde

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ka r 212. "Aku i nga t s e ka r a ng. " Ke dua or a ng i t uSi Tambur Bopeng dan Si Suling Burik. Mereka
adalah penjaga dan perawat makam kakek nenekku. Pasti mereka tahu dimana makam
mereka. Tapi mencari dua mahluk aneh itu sama sulitnya dengan mencari kutu di g
ur un pa s i r . " Wiro menggaruk kepala.
" Aku punya a ka l .Tapi nanti saja aku katakan. Sekarang urusan paling penting
kelihatannya adalah mencari sarang dua Sinuhun. Mencari tahu dimana bocah
bernama Dirga Purana berada. Kita harus membunuh delapan anak kucing merah itu
lebih dulu. Aku sudah pernah menghajar tiga di
a nt a r a mer e ka . " Wi r o l a l u be r pa l i ng pa da Ra t u Ra nda ng. " Ne k, ka t a mukau membuat Keris
Kanjeng Sepuh Pelangi dari potongan rantai besi yang pernah melihat tubuh Empu
Semirang Biru. Apa kau bisa menjajagi dan mencari dimana beradanya orang itu
berdasarkan besi yang kau pegang yang berubah menjadi keris palsu dan kini
berada di tangannya"
" Ratu Randang kedipkan mata.
" Mengapa tidak" Itu lebih baik dari pada aku menyiasati gurumu dengan r
obe ka n ka i nnya ya ng ba u pe s i ng i t u! " Ra t u Ra nda ng me nunj uk ke a r a h r obe ka n kain pakaian Sinto Gendeng yang masih ada di tanah, yang tadinya basah kini t
e l a h ber uba h ke r i ng. " Ta pi a ku a da us ul . Se be l um ki t a be r bagi t uga s , me nga pa tidak dicoba lebih dulu menyembuhkan sahabat kita Sakuntaladewi dengan delapan
Bunga Matahari yang sekarang ada padamu" Mudah-mudahan Gusti Al
l a hmu me mbe r i be r ka t . " Sesajen Atap Langit
48/55 Wito hendak tertawa sewaktu Ratu Randang menyebut Gusti Allah. Lalu dia be
r pa l i ng pa da Sa kunt a l ade wi . " De wi , baga i ma na" Ti da k a da s a l a hnya ka l a u ki t a c oba . " " Aku be r s e di a , " me nj a wa b Sa kunt a l a dewi pula. Ratu Randang merobek ujung pakaiannya, memasukkan Keris Kanjeng Sepuh Pelangi ke
dalam lipatan robekan kain lalu menyimpan hati-hati di balik pinggang. Semua
orang kemudian sama menyetujui agar mereka masuk ke dalam salah satu candi di
kawasan Candi Plaosan Lor. Di situ mereka akan coba mengobati kaki
Sakuntaladewi. Sambil berjalan ke arah candi terdekat Kunti Ambiri berkata pada Pendekar 212.


Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Wiro, sebenarnya ada pesan dari Nyi Loro Jonggrang yang harus aku
sampaikan padamu berkaitan dengan dela
pa n Bunga Ma t a har i i t u. " " Aku t a hu dar i s i ne ne k. Na nt i s a j a ka u ka t a ka n setelah kita mencoba
me ngoba t i De wi Ka ki Tungga l , "Wiro menyahuti.
Hanya beberapa langkah lagi orang-orang itu akan mencapai tangga candi yang
terdiri dari sembilan batu undakan, tiba-tiba udara mendadak redup. Di langit
sekilas menyambar selarik sinar kuning bersemu merah lalu lenyap. Selagi semua
orang hentikan langkah dan menduga-duga apa yang terjadi tiba-tiba di halaman
candi sebelah kanan agak ke belakang terdengar suara braak!
" Ada be nda ja t uh di ha l ama n s a na ! " Ka t a J a kaPesolek. " Aku a ka n me nyel i di k! "Kata Ratu Randang lalu menghambur ke halaman
kanan candi sebelah belakang. Sesaat kemudian terdengar pekik si nenek!
EMPAT BELAS WIRO dan yang lain-lainnya segera berlari menuju halaman samping. Disitu mereka
melihat Ratu Randang tengah berdiri sambil menutup wajah. Di hadapan si nenek,
tergeletak di tanah seorang perempuan tua bermuka bulat, berwajah tanpa alis
berdandan mencorong. Semua orang segera mengenali. Dia adalah Rauh Kalidathi,
salah seorang pembantu kepercayaan Raja Mataram.
" Ne k! "Pekik Sakuntaladewi, "Bukankah Nenek mengawal Raja Mataram dan
keluarganya ke satu t
e mpa t r a ha s i a ?" Yang ditanya tidak menjawab.
Ketika semua orang hendak mendekati Rauh Kalidathi, Wiro berkata.
" Tunggu! Lebih baik aku periksa dulu. Bisa saja di dalam tubuh nenek, ini ada
mahluk titipan Sinuhun Me
r a h! " Wiro lalu terapkan ilmu Menembus Pandang. Dia tidak melihat sosok lain dalam
tubuh Rauh Kalidathi. Setelah Wiro memberitahu semua orang baru mendekati si
nenek yang tergeletak di tanah. Dada turun naik, nafas megap-megap. Di lehernya
kelihatan menguak tiga luka memanjang. Dari sela mulut mulai mengucur darah
merah kehitaman.
" Ca ka r Sukma Me r a h! " Uc a p Ra t u Ra nda ng. La l une ne k i ni be r t e r i a k. "Wi r o, lekas keluarkan delapan Bunga Matahari
! " Sesajen Atap Langit
49/55 Wiro segera keluarkan delapan Bunga Matahari dan langsung disapukan di atas luka
di leher Rauh Kalidathi.
" Ana k muda , t e r i ma ka s i h ka u ma u me nol ongku.Sapuan bunga hanya
mengurangi rasa panas yang memanggang tubuhku, hanya menunda kematianku.
Lukaku terlalu parah. Racun mengindap sangat cepat dan
j a ha t . . . " " Ne k, a pa ya ng t er j a di denga n Ra j a ?" ke mba l iSakuntaladewi bertanya.
" Sr i Bagi nda Ra j a Ma t ar a m, ke l ua r ga da n s e muaorang dalam rombongan telah
selamat aku antar sampai di tempat rahasia. Di sana juga ada sahabat Kumara
Gandamayana. Aku diperintah Raja untuk menemui kalian. Raja berpesan agar tetap
berada di kawasan Candi Plaosan ini. Karena sebelum matahari tenggelam ada
seseorang yang akan menemui pemuda, yang disebut Kesatria Panggilan itu.
Dalam perjalanan aku dihadang Sinuhun Muda Ghama Karadipa. Dia memaksa aku
memberi tahu dimana bersembunyinya Raja Mataram dari keluarganya. Aku tidak mau
menjawab. Lalu muncul seorang bocah membawa delapan anak kucing merah. Binatangbinatang setan itu disuruh menyerangku. Mereka terlalu sakti.
Mereka mengoyak leherku. Aku berpura pura mati. Sinuhun Muda kemudian
menendangku. Lalu datang seorang suruhannya berujud kakek buta. Sinuhun keparat
itu tahu kalau kalian berada di sini. Dia menyuruh kakek buta membawa dan


Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melemparkan tubuhku yang sekarat di tempat ini. Sinuhun dan orang-orangnya,
mereka tengah merencanakan sesuatu. Mereka hendak membakar kawasan dimana mereka
mencurigai beradanya Raja Mataram.
" " J a ha na m kur a ng a j a r ! " Rutuk Kunti Ambiri. "
Wi r o, ki t a t i da k bi s a menunda lagi. Kita harus cepat mencari mahluk-mahluk jahat itu! Menghabisi mereka
semua!" Rauh Kalidathi mengangkat tangan kanan, melambai menggapai gapai ke arah Wiro.
" Ana k muda , t undukka n ke pa l a mu di a t a sdadaku. Kau bermaksud terpuji mau
menolong diriku walau tidak berhasil. Aku tetap berterima kasih atas budi
baikmu. Sejak pertama melihatmu, aku sudah kagum. Aku berharap kau tetap
berbakti selamanya pada Kerajaan Mataram, Aku akan memberikan satu ilmu padamu
ilmu bernama Tiga Bayangan Pelindung Raga. Bagaimana cara
mempergunakannya tanyakan nanti pada Ratu Randang ... "
" Ne k, a ku t i da k be r a ni me ne r i ma ..." Wiro ingin menolak.
Jangan menampik. Lekas, ajalku hampir sampai
! " Ratu Randang dekatkan kepalanya pada Wiro dan berbisik. "
Ikuti permintaan
sahabatku ini. Agar dia me
ne mui ke ma t i a n de nga n pe r a s a a n l ega . . . " Wiro akhirnya menurut juga. Kepala ditundukkan di atas dada Rauh Kalidathi.
Si nenek kemudian letakkan telapak tangan kanannya di atas ubun-ubun Pendekar
212. Lalu dia menarik nafas dalam. Ketika nafas dihembuskan kembali Wiro
merasakan ada hawa hangat memasuki kepalanya, menjalar sampai ke ujung kaki.
Dalam keadaan seperti itu dia melihat satu pemandangan aneh. Di depan sana, dia
melihat samar dirinya sendiri sebanyak tiga orang. Wiro hendak menjerit saking
kagetnya tapi suara teriakan tidak keluar dari tenggorokan. Malah dia kemudian
jadi tercekat ketika melihat tangan kanan Rauh Kalidathi terkulai jatuh.
Sepasang Sesajen Atap Langit
50/55 mata si nenek menatap kosong ke arahnya lalu menutup. Sosok tiga dirinya lenyap
dari pemandangan.
" Sa ha ba t ku s uda h t i da k a da , " uc a p Ra t u Ra nda ng l i r i h. " Aku a ka n me ngur us jenazahnya lebih dulu. Aku
a ka n me nca r i t e mpa t yang ba i k unt uk kubur nya . " " Aku a ka n me mba nt umu Ne k, " ka t a Wi r o. " Ka mi j uga . " Ka t aKunti Ambiri dan Jaka Pesolek sementara Sakuntaladewi
telah melangkah ke bawah pohon besar. Gadis ini menunjuk ke tanah, memberi tanda
kalau itu tempat yang terbaik untuk menguburkan Rauh Kalidathi.
Jaka Pesolek memandang berkeliling. Tidak ada alat untuk menggali.
Bagaimana mau membuat kubur" Selagi gadis ini bertanya tanya dalam hati di depan
sana Wiro menggurat tanah dengan ujung kasut kaki kanan, membuat garis empat
persegi panjang. Lalu tangan kanan dihantamkan ke pertengahan garis melepas
pukulan Tangan Dewa Menghantam Tanah.
" Blaaarr! " Tanah yang terkena pukulan mencuat ke atas, membuat keadaan di bawah pohon
menjadi gelap. Begitu tanah luruh ke bawah, di bawah pohon terlihat sebuah
lobang besar empat persegi panjang sedalam hampir satu tombak. Tanah yang
terbongkar bertumpuk mengitari lobang seolah diatur tangan manusia. Kalau yang
lain-lain sudah maklum akan ilmu kesaktian yang dimiliki Wiro maka Jaka Pesolek
menyaksikan dengan mulut menganga melongo. Dalam hati gadis ini be
r ka t a . " Ta nga nnya bi s a membuat petir. Bisa membongkar tanah. Kalau tangan
i t u s a mpa i me mbe

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

l a i t ubuhku i hh . . . . Apa t i da k me r i ndi ng! " Jenazah Rauh Kalidathi dimasukkan ke dalam lobang. Jaka Pesolek
mengeluarkan sehelai selendang putih lalu ditutupkan ke wajah si nenek. Dengan
tangan masing-masing semua orang mendorong tanah di seputar lobang untuk menutup
liang kubur. Wiro mengangkat beberapa batu besar yang bertebaran di sekitar
candi lalu meletakkan di atas makam. Untuk beberapa lamanya semua orang berada
di sekeliling kubur tegak berdiam diri. Dari semua mereka Ratu Randang adalah
orang yang paling sedih.
Wiro kemudian bertanya pada Ratu Randang. "
Ne k, ma t a ha r i s uda h c ondong ke barat. Kita harus segera masuk ke dalam candi untuk mengobati Dewi Kaki
Tungga l . " Ra t u Ra nda ng me nga ngguk. " Ki t a coba Bunga Ma t a ha r i l e bi h dul u. Kalau tidak berhasil kita pergunakan Keris Kanjeng Sepuh Pelangi.
"Lalu si nenek pegang lengan Sakuntaladewi dan menggandengnya ke arah candi. Wiro siapsiap mengeluarkan delapan Bunga Matahari. kembali. Mendadak terdengar suara
perempuan menyanyi.
Seorang sahabat telah pergi
Aku turut bersedih
Sekarang saatnya untuk berbagi budi
Apakah insan di bawah sana menaruh sudi
LIMA BELAS Sesajen Atap Langit
51/55 SEMUA orang yang ada di depan candi mendongak ke atas karena suara perempuan
menyanyi itu memang seolah datang dari langit. Mereka melengak heran ketika
melihat satu batang pohon Beringin berdaun rimbun dan masih ada akarnya,
melayang melintang perlahan di udara lalu berhenti mengambang dan perlahan lahan
turun, berhenti dua tombak dari atas tanah, hanya beberapa langkah di hadapan
orang-orang itu. Pada batang pohon, duduk berjuntai seorang perempuan sangat
muda, mengenakan pakaian dan kain putih berenda, sepasang kaki berbetis putih
mulus mengenakan kasut hitam bertali tinggi melingkar sampai ke lutut. Kuku kaki
yang tersembul dari ujung kasut kelihatan dicat merah berkilat.
" Oa la c a nt i knya! Apa kah i ni yang di na ma ka n bi da da r i ?" J a ka Pe s ol e k ber uc a p sementara yang lain menatap tertegun sambil hati bertanya tanya.
Gadis yang duduk di atas batang kayu memang cantik sekali. Wajahnya bulat telur,
dihias hidung mancung, alis tebal hitam, dagu bak lebah bergantung dan bibir
merah segar seperti delima merekah. Telinga yang berlekuk indah dicanteli
sepasang anting anting panjang bermata mutiara. Di leher yang putih jenjang
melingkar kalung yang juga terbuat dari untaian mutiara.
Di atas kepala perempuan cantik jelita itu ada sebuah mahkota yang lebih tepat
dikatakan topi. Topi ini bentuknya sederhana, menyerupai atap rumah. Walau
sederhana namun ternyata terbuat dari lempengan emas murni! Dibawah topi emas,
tergerai rambut hitam panjang sepinggang yang melambai-lambai ditiup angin.
Kunti Ambiri pegang lengan Wiro. Sepertinya ada rasa cemburu dalam diri gadis
alam roh ini. Karena semua orang seperti tertegun dan tidak ada yang menyapa, si cantik di
atas batang pohon kembali bernyanyi. Sambil menyanyi mata yang bagus dilayangkan
ke bawah namun jelas lebih banyak menatap ke arah Pendekar 212
Wiro Sableng. Bersunyi diri berdiam hati
Mungkin maksud tidak dimengerti
Wahai para sahabat di depan candi
Tersenyumlah sedikit, unjukkan welas berseri
" Or a ng bi ca r a de nga n ber nyanyi . Bi ar a ku j a wa bde nga n nya nyi a n j uga! " Kata Jaka Pesolek. Lalu dia hendak melompat ke depan tapi cepat di pegang oleh
Ratu Randang. Sambil mencekal lengan Jaka Pesolek si nenek berbisik pada Wiro.
" Apa ka u s uda h me ne r apka n i l mu unt uk me lihat sampai ke isi perut gadis di
a t a s ba t a ng kayu i t u?" " Suda h Ne k, " j a wa b Wi r o. " Aku t i da k me l i ha t ma hl uk t e r s e mbunyi di

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

da l a m ujudnya. Tapi itu tidak
be r a r t i a ma n. " " Ga di s c a nt i k ya ng duduk di a t a s ba t a nga n pohon. Si a pa ka h ge r a nga n di r i mu a da nya da n da t a ng da r i ma na ?" Sesajen Atap Langit
52/55 " Te r i ma ka s i h a da s a haba t ya ng ma u ber t a nya . . . . "Si cantik di atas batang
pohon membungkuk menyatakan hormat pada Ratu Randang yang barusan
bertanya. " Ah, t er nya t a di a bi s a bi c a r a bi a s a s e pe r t i ki t a .Jadi tidak terus-terusan
me nyanyi ! " J a ka Pe s ol ek be r ka t a s e me nt a r a mat a t i da k l e pa s da r i me ma nda ng wajah cantik di atas sana.
Si cantik di atas batang pohon pangkukan kaki kiri di atas kaki kanan.
" Na ma ku Ke n Parantili. Perlu aku beritahukan kalau diriku bukan seorang
gadis lagi. Aku datang dari Negeri Atap Langit. Walau Atap Langit bukan satu
Kerajaan namun Penguasa di sana sudah menganggap diri seperti Raja. Raja selalu
mempunyai sembilan belas orang selir. Saat ini aku adalah selir pada urutan pe
r t a ma a t a u s e l i r ke s a t u. . . . " " Oala! ka t a J a ka Pe s ol e k s a mbi l me nyi kut pi nggang Wi r o. " Ka l a u s e l i r pal i ng tua begini cantik dan mulusnya bagaimana selir-selir lainnya. Pasti lebih
memesona. Walau selir satu ini tidak gadis lagi tapi kalau ehem-ehem aku tidak
me nol a k. " Wiro menggelungkan lengannya di bahu Jaka Pe
s ol e k. " J a nga n

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlalu banyak bicara. Kalau ternyata si cantik itu adalah lelembut kesasar, bisa mati kau di
c e ki knya. " " Te r ga nt ungdia mencekik le
he r ya ng ma na ! " Jawab Jaka pesolek enteng saja
. "Ka l a u di a me nce ki k l e he r ku ya ng bi s a j ant a n bisa betina aku pasrah saja. Soaln
ya pa s t i ma nt a p! He . . . he . . . he ! " Ha bi s be r ka t a Jaka Pesolek buru-buru menjauhi Wiro, takut dipelintir dengan cubitan.
Sakuntaladewi mendekati Ratu Randang dan bertanya berbisik
" Ne k, ka u t a hu dimana beradanya Negeri Atap Langit" Baru kali
i ni a ku me nde nga r . " " Aku pe r na h t a hu c er i t a nya, t a pi tidak tahu berada dimana. Kabarnya itu
merupakan negeri yang penghuninya paling banyak mahluk jejadian, tempat segala
macam r oh a t a u a r wa h l i a r j a ha t ge nt aya nga n. " Me nj a wa b Ra t u Ra nda ng. " Bi s a j a di nege r i i t u s a l ah s a t u pe muki ma nSinuhun Merah Penghisap Arwah
da n ka ki t a nga nnya, " kat a Wi r o pul a . " Kunt i , c oba ka u s e l i di kilagi orang yang
mengaku s e l i r Pe ngua s a At a p La ngi t i t u. " " Sa ha ba t c a nt i k, ka u da t a ng da r i nege r i ya ng tidak kami ketahui. Pasti
ne ge r

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

i mu j a uh dar i s i ni . " Be r ka t a Kunt i Ambi r i . Si cantik di atas pohon tersenyum. Melirik ke arah Wiro lalu menjawab.
" Ti da k, Neger i At a p Langi t t i da k jauh dari sini. Dengan mengendarai pohon
i ni , da r i Pl a os a n i ni ha nya s e j e ngka l j a uhnya ke ar a h ma t a ha r i t er bi t . " Semua orang yang ada di depan candi saling pandang. Jaka Pesolek tercengang c
e nga ng. Wi r o me nggar uk ke pa l a . " Na i k ba t a ng pohon, ha nya s e j e ngkal ke arah matahari terbit. Bicara orang ini aneh. Batang pohon saja lebih dari sejengkal
panjangnya. Berarti Negeri Atap Langit ada di depan jidat kita semua atau di be
l a ka ng pa nt a t ki t a . " " J a nga n ka u bi ca r a s e pe r t i i t u, " ka t a Ra t u Randa ng pul a . "Apa ka u tidak merasa. Dari tadi si cantik itu selalu melirik ke arahmu. Aku menduga ke
da t a nga nnya a da s a ngkut pa ut de nga n di r i mu. " Sesajen Atap Langit
53/55 Wiro yang merasa kalau si nenek cemburu segera menjawab.
" Wah, kalau begitu tolong kau mengawasi Nek. Aku tidak mau kehilangan sisa
ciumanmu yang masih terhutang buaannyaak ......"
Wiro langsung menggeliat ketika cubitan si nenek cantik menyambar daging
pinggangnya. Sa kunt a l a de wi ma j u s e l angka h, me na t a p ke a t a s l a l u be r t a nya . " Sa ha ba t Ke n Parantili, beri tahu pada kami apa maksud kedatanganmu ke sini. Apa ada s
e s e or a ng yang me ngut us mu?" " Aku da t a ng a t a s ke maua nku s

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

e ndi r i . Ti da k ada ya ng me ngut us , t a pi a da s e s e or a ng me mbe r i na s i ha t . . . " J a wa b Ke n Par a nt i l i , ya ng me nga ku s e baga i s e l i r pertama Penguasa Negeri Atap Langit.
" Ka l a u begi t u ka t a kan maksudmu la
l u s i a pa or a ng yang me mbe r i na s i ha t . " Berkata Kunti Ambiri.
Sebelum menjawab lagi-lagi Ken Parantili melayangkan pandangan ke arah Wi
r o. " Aku da t a nguntuk meminta pertolongan. Mudah-mudahan ada budi baik
yang bisa aku terima. Penguasa Negeri Atap Langit mempunyai aturan keji dan
kejam. Setiap enam purnama, dia selalu membunuh selir pada urutan paling atas
atau paling tua. Saat ini sebagai selir yang ke satu aku akan dibunuh besok
pagi, pada saat menjelang fajar menyingsing. Malam ini adalah malam Selasa
Kliwon. Malam yang selalu dipakai Penguasa Atap Langit untuk membunuh selir-selirnya.
Se t e l a h i t u Pe ngua s a At ap La ngi t a ka n me nca r i s el i r ba r u pe ngga nt i di r i ku. " " Gi la juga Penguasa Atap Langit!
"Kata Jaka pesolek setengah memaki.
" Ta di ma l a m, s eseorang menasihatkan diriku. Jika aku ingin selamat dari
kekejaman Penguasa Atap Langit maka salah satu diantara sahabat dibawah sana
bisa menolong. Itu sebabnya aku datang mencari
ka l i a n. " " Si a pa or a ng yang me mbe r i na s i ha t i t u?"Tanya Kunti Ambiri.
Lagi-lagi Ken Parantili melirik ke arah Wiro baru me
nj a wa b. " Se or a ng s a kt i dari pantai selatan. Namanya Nyi
Ror o Ma nggut . " Wiro keluarkan suara tersedak. Kaki tersurut setumit. Air muka berubah. Kunti
Ambiri yang tahu riwayat orang bernama Nyi Roro Manggut itu langsung berpaling
ke arah Wiro. Ratu Randang bertanya pada sang pendekar.
" Ka u ke na l de nga n or a ng ya ng ba r us a n di s e butselir itu?"
" Dia nenek sakti pembantu kepercayaan Nyi Roro Penguasa Pantai Selatan.
Dia yang memberi ilmu Meraga Sukma padaku Jawab Wiro dengan suara
tersendat. " Duga a nkut i da k me

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

l e s e t i " Ka t aRatu Randang. "
Selir itu kesini memang
mencarimu!"
Wi r o me ngga r uk ke pa l a . " Be l um t e nt u me nc ar iaku Nek. Coba diminta agar
dia mengatakan atau menunjuk langsung siapa orang yang dimaksudkan bisa menolon
g di r i nya . " " Ba ik, akan aku tanyakan. Kau jangan me
nc oba ka bur da r i s i n! ! " J a wa b Ra t u Randang. Lalu si nenek berser
u. " Sa ha ba t di a t a s s a na . Si a padiantara kami di sini
yang me nur ut mu ma mpu me nol ongmu?" Sesajen Atap Langit
54/55 Ken Parantili membungkuk. Tangan kanan disapukan ke bawah lalu diangkat, ibu
jari menunjuk k
e a r a h Pe nde ka r 212 Wi r o Sa bl e ng. " Sa ha ba t ya ngbahunya robek, berambut panjang dan menurut Nyi Roro Manggut bernama Wiro Sableng,
berjuluk Pe nde ka r Ka pa k Ma ut Naga Ge ni Dua Sat u Dua . . . " " Se l e s a i s uda h! " Ce l e t uk J a ka Pesolek sementara semua orang terdiam
menatap ke arah Wiro.
" Aku t i da k punya ke pa nda i a n a pa-apa. Aku..."
Wiro berkata gagap.
" Suda h, j a nga n me nca r i dalih. Orang sudah menunjuk dirimu karena sudah
t a hu ka u s i a pa . . . " Ka t aRatu Randang pula.
Diatas batang pohon yang mengambang di udara Ken Parantili mengangkat wajahnya
sedikit, menatap ke arah langit jernih lalu mulut melantunkan nyanyian.
Dari Atap Langit ke Kaki Bumi
Perjalanan jauh terasa satu jengkal
Datang untuk memohon budi
Bukan untuk mencari tumbal
Dari Atap Langit Ke Kaki Bumi
Menyanding budi dengan balas
Kalau selamat nyawa di badan
Sebagai balas arwah jahat tentulah amblas
" Apa a r t i da n ma ks ud nya nyian selir itu?"Tanya Wiro sambil menggaruk
kepala. " Aku t i da k t a hu. Aku tidak mau lagi bertanya. Kalau kau ingin tahu kau saja
yang berta nya. " J a wa bRatu Randang. Wiro kembali menggaruk kepala. Menatap ke atas la
l u be r

Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

s e r u. " Sa ha ba t , a ku ... anu .... bagaimana caranya aku menyelamatkan nyawamu dari tangan jahat
Penguasa Atap Langit"
" " Sa nga t muda h, s a nga t muda h. " J a wa b Ke nParantili. " Muda h baga i ma na " Apa s e muda h me mba l i ktel a pa k t a nga n?" Ta nya Wi r o lagi. " Caranya hanya dengan tidur bersamaku sejak matahari tenggelam sampai fajar
menyingsing pada ma
l a m i ni , ma l a m Se l a s a Kl i won. " Sementara semua orang yang ada di situ tersentak kaget terutama Wiro, Jaka
Pesolek berteriak. "
Oa l a ! Kalau caranya begitu aku juga mau! Aku pasti b
i s a ! " " Gadis konyol! Kencing saja kau tidak bisa! Mau...!
"Kunti Ambiri tidak
meneruskan ucapannya tapi lantas tertawa cekikikan.
T A M A T Ikuti Kisah Selanjutnya Dalam Serial Berjudul
SELIR PAMUNGKAS
Sesajen Atap Langit
55/55 Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 9 Pendekar Mabuk 042 Keranda Hitam Para Ksatria Penjaga Majapahit 5

Cari Blog Ini