Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 12
ini adalah orang-orang malas yang terlalu terpengaruh oleh
kebiasaan para pendeta hwesio yang suka berjalan minta-minta
makanan dari rakyat seperti biasa mereka lakukan. Karena ingin
sekali mendapat makanan tanpa bekerja
inilah menimbulkan adanya pengemis-pengemis di kota besar itu.
Jadi bukan timbul pengemis karena kurang pangan. Memang ada
orang-orang yang sudah demikian biasa dengan kehidupan
mengemis sehingga bagi mereka inilah "pekerjaan" yang paling
nikmat dan menyenangkan. Lee Ing sedang enak berjalan mencari sebuah rumah penginapan
ketika tiba-tiba seorang yang berpakaian pengemis menyeruduknya dari samping. Pengemis itu terhuyung karena
kakinya tertumbuk batu, akan tetapi mata Lee Ing yang tajam
dapat mengenal gerakan orang dan tahu bahwa pengemis ini
hanya pura-pura saja jatuh. Ia cepat menggeser kakinya agar
jangan kena tubruk, akan tetapi dari dua tangan pengemis itu
menyambar angin yang membuat bajui Lee Ing tertiup
menyingkap sehingga sekelebatan kelihatanlah pedang Li-Iiankiam yang dililitkan di pinggangnya.
"Minta sedekah, nona..... kasihani seorang pengemis...." orang itu
berkata seperti biasanya orang-orang macam dia. Lee Ing
mendongkol. 914 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Pergi kau, jangan mencari-cari urusan dengan
marah gadis ini lalu membalikkan tubuh dan
pengemis aneh itu Akan tetapi, dari jauh
mengikutinya, sungguhpun hal ini ia lakukan
disengaja. Lee Ing tidak perdulikan dia lagi.
aku!" Dengan meninggalkan pengemis itu seperti tidak 30 Melihat sebuah rumah penginapan yang kelihatan bersih dan
rapi, Lee Ing lalu masuk memesan kamar. Kebetulan sekali ia
mendapatkan sebuah kamar di atas loteng. Kamar itu kecil saja
namun bersih menyenangkan. Setelah memasuki kamar dan
melihat dari jendela ke luar, kelihatan jalan raya di depan rumah
penginapan itu dengan lalu-lintasnya berjalan hilir mudik di depan
rumah penginapan, Lee Ing melihat lagi pengemis yang tadi
berjalan terbongkok-bongkok.
Pengemis itu usianya belum begitu tua, paling banyak empat
puluh tahun, bajunya compang-camping akan tetapi celananya
masih baru. Jalannya bongkok-bongkok seperti orang menderita
penyakit tulang punggung, akan tetapi matanya tajam mengerling
ke arah rumah penginapan. Dengan hati sebal Lee Ing
menurunkan tirai jendela.
Pelayan mengantar teh panas dan Lee Ing mulai bertanya.
"Lopek, aku mencari seorang tuan muda bernama Siok Bun,
915 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
putera dari Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui. Apakah kau tahu
di mana dia tinggal?"
"Nona, di sini banyak sekali orang she Siok, bagaimana aku bisa
tahu" Akan tetapi coba hendak kutanyakan kepada pengurus
kepala, mungkin dia tahu."
''Kalau tidak tahu biarlah, aku akan mencari sendiri besok," jawab
Lee Ing karena memang ia merasa lelah dan hendak beristirahat
di dalam kamarnya sebelum ia keluar lagi mencari Siok Bun.
Tentu saja ia tidak tahu bahwa pelayan itupun seorang di antara
penyelidik yang tentu saja menjadi kaget mendengar nona ini
mencari Siok Bun yang amat dikenalnya.
Ia merasa curiga dan memang tidak seharusnya ia
memberitahukan tempat tinggal keluarga Siok kepada seorang
yang belum diketahui keadaannya. Diam-diam dia memberi tahu
kepada kepala penyelidik tentang pertanyaan nona ini hingga
saat itu nama Lee Ing sudah dimasukkan daftar "tamu-tamu yang
dicurigai." Malam itu Lee Ing tidur nyenyak setelah berpekan-pekan ia
melakukan perjalanan jauh sekali. Akan tetapi menjelang tengah
malam ia bangun. Ada suara membangunkannya. Suara itu
916 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
demikian perlahan dan tentu takkan terdengar oleh telinga orang
31 biasa yang sedang tidur. Akan tetapi pendengaran Lee Ing amat
tajam, perasaannya juga halus sekali. Sedikit suara yang
mencurigakan cukup membuat ia serentak bangun dan dalam
detik-detik selanjutnya ia sudah tahu bahwa ada orang berada di
aras genteng kamarnya. Betapapun pandai orang itu menggunakan ginkang sehingga
jejak kakinya hampir tidak mengeluarkan bunyi, tetap saja
tertangkap oleh pendengaran gadis itu. Dengan tenang namun
cepat sekali, Lee Ing menyambar pakaian luarnya, mengenakan
pakaian dan terus melompat keluar jendela, sebelah tangan
menyambar ujung genteng dan diayunnya tubuhnya itu
melengkung ke atas genteng. Benar-benar gerakan yang amat
indah, juga berbahaya, dilakukan di malam gelap itu.
"Bangsat pengecut jangan lari!" Lee Ing memaki dan terus
mengejar, la tadi melihat bayangan dua orang berdiri di atas
genteng. Dua orang itu cepat sekali larinya, berloncat-loncatan dari
genteng ke genteng rumah lain. Namun mereka kurang gesit bagi
Lee ing yang cepat mengejarnya. Tiba-tiba Lee Ing sengaja
mengurangi kecepatannya karena ia hendak mengetahui di mana
sarang penjahat-penjahat ini yang sudah pasti tidak bermaksud
baik malam-malam mengintai kamarnya. Ia hanya mengikuti dari
917 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
belakang dan menjaga agar jarak antara dia dan mereka tetap
dekat. Ternyata dua bayangan orang itu membawanya ke sudut kota di
mana terdapat beberapa bangunan besar. Mereka melompat ke
atas genteng rumah yang besar dan tinggi dan hendak masuk ke
dalam melalui wuwungan. Akan tetapi Lee Ing sudah melompat
jauh dan menyerang mereka.
"Jangan lari!" bentaknya dan kedua tangannya melakukan
serangan totokan yang hebat, la tidak mau menurunkan tangan
maut, apa lagi ketika ia melihat bahwa mereka adalah orangorang muda yang kelihatan gagah dan
berpakaian seperti pakaian penjaga keamanan. Dua orang itu cepat mengelak,
namun ilmu menotok dari Lee Ing adalah lain dan pada yang lain.
Bagaikan bermata, jari-jarinya mengejar terus sampai akhirnya
dua orang itu roboh tak berkutik di atas genteng.
Terdengar hiruk-pikuk di bawah genteng dan alangkah kaget hati
Lee Ing ketika belasan orang melompat naik sedangkan di bawah
genteng masih terdapat puluhan orang yang berpakaian
seragam. Kiranya ia dibawa ke sebuah markas penjaga
32 keamanan! Makin tercenganglah ia melihat bahwa belasan orang
yang melompat naik itu dipimpin oleh pengemis yang ia lihat
siang tadi. Timbul marahnya. Masa datang-datang ia sudah
918 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
diawasi seorang mata-mata dan malamnya ada yang mengintai
kamarnya" Mereka menganggap dia orang apa"
"Bagus, kalian hendak mencari gara-gara dengan aku?" Lee Ing
menggerakkan tangan kanan dan pedang Li-lian-kiam berada di
tangannya. "Kepung dan tawan dia. Gadis ini mencurigakan sekali!" teriak
pengemis itu dengan nada memerintah. Sekarang mudah diduga
siapa adanya pengemis ini. Pedang dan golok digerakkan ke atas
mengancam Lee Ing. Gadis itu menggerakkan pedangnya seperti
halilintar menyambar. "Plak-plak-plak!!" Sebentar saja tiga pedang dan dua batang
golok menempel di pedangnya dan tak dapat ditarik kembali.
Selagi lima orang itu berkutetan hendak menarik kembali senjata
mereka, Lee Ing mengerahkan tenaga menarik dan..... lima
batang senjata itu terlepas dari pegangan mereka dan jatuh
berkerincingan di atas genteng!
Akan tetapi para pengeroyok itu tidak menjadi gentar. Agaknya
memang mereka sudah terlatih menghadapi orang-orang pandai.
Mereka mendesak terus dan pengemis itu ternyata juga lihai.
Dengan tiongkat besi ia sendiri maju mengeroyok Lee Ing. Gadis
919 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ini menggerakkan pedangnya dan "criiing!" tiga batang pedang
pengeroyoknya somplak. "Kepung rapat! Gadis ini lihai sekali pedangnya!" Pengemis itu
berteriak lagi akan tetapi ia segera menjadi repot sekali karena
kini Lee Ing mendesaknya. Ia mencoba untuk mempertahankan
diri, akan tetapi tanpa dapat dicegah lagi lengan kanannya
terluka. Cepat ia mundur dengan muka pucat sambil memegangi
lengannya yang sudah terluka. Baiknya gadis itu tidak berniat
membunuh, kalau demikian halnya tentu kulit perutnya yang
pecah, bukan hanya kulit lengannya!
Selagi Lee Ing dikepung rapat, tiba-tiba berkelebat bayangan dan
terdengar bentakan keras, "Semua mundur! Masa menghadapi
seorang gadis harus mengeroyok seperti ini" Benar-benar
memalukan sekali!" 33 Lee Ing memandang, orang yang baru datang itu memandang
dan..... keduanya bengong. Apa lagi pemuda bertopi batok yang
baru sampai ini. Ia berdiri tegak menatap wajah Lee Ing yang
diterangi oleh cahaya obor yang dibawa oleh pasukan yang kini
sudah memenuhi genteng. Ia ragu-ragu. Ingat-ingat lupa. Akan
tetapi Lee Ing mana bisa lupa" Jarang ada pemuda tampan
bertopi batok! 920 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Saudara Siok Bun apakah baik-baik saja?" tegur Lee Ing sambil
tersenyum dan menyimpan kembali pedangnya.
"Aduh, tak salah lagi kiranya! Bukankah kau nona Souw Lee lng?"
tanya pemuda itu yang bukan lain adalah Siok Bun, pemuda yang
dulu dengan mati-matian membela Lee Ing dari tangan Mo Hun
dan juga Yap Lee Nio. Ketika dengan senyum manis Lee Ing tersenyum, Siok Bun lalu
memutar tubuh dan membentak orang-orang itu,
"Kalian ini tolol semua! Tamu agung datang tidak disambut
dengan baik-baik malah kalian bers
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
ikap sangat keterlaluan dan
memalukan!" Orang berpakaian pengemis itu menjadi pucat.
"Dia....dia mencurigakan.... dia bertanya-tanya tentang nama
taihiap dan alamat Siok-ciang-kun....!" Dia mencoba membantah.
"Goblok! Tentu saja dia menanyakan aku dan alamat ayah. Tak
tahu kau siapa orangnya yang kalian keroyok ini" Dia puteri
Souw-taihiap, tahu?"
921 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Terdengar seruan di sana-sini dan semua orang cepat memberi
hormat, didahului oleh pengemis itu yang berkata, "Souw-lihiap,
mohon maaf sebesarnya kalau kami telah berlaku lancang dan
kurang ajar." "Tidak apa." jawab Lee Ing dengan senyumnya yang selalu siap
di bibir, "betapapun juga. kalian telah membawa aku bertemu
dengan saudara Siok Bun."
Gadis ini lalu membebaskan beberapa orang korban yang tadi
telah dirobohkan dengan totokan. Kemudian ia melompat turun
mengikuti Siok Bun yang mengajaknya memasuki ruangan
dalam. Setelah berdua saja, Siok Bun bertanya girang,
"Nona, benarkah kau datang mencari aku?" Lee Ing mengangguk,
tidak tahu mengapa pemuda itu kelihatan luar biasa girangnya.
"Aku telah bertemu dengan ayahmu di selatan dan dia yang
memesan supaya aku mencarimu di kota raja ini."
"Kau bertemu dengan ayah" Bagaimana dia" Baik-baik sajakah"
Berhasilkah usahanya?"
922 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ada sedikit gangguan, akan tetapi sekarang kiranya sudah
bertemu dengan Bu-lohiap, diantar oleh saudara Liem Han Sin."
Dengan singkat Lee Ing menceritakan pertemuannya dengan
Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui.
"Dan keperluanmu ke utara ini?" tanya Siok Bun yang
mendengarkan penuturan nona itu dengan hati penuh
kegembiraan sambil menatap wajah yang jelita, wajah yang
beberapa tahun yang lalu sudah membuat ia tergila-gila dan
1 sekarang lebih-lebih memikat dan menjatuhkan hatinya.
"Aku minta kau antar aku ke tempat ayah." Siok Bun
mengangguk-angguk sambil mengerutkan keningnya.
"Banyak sekali orang pihak musuh yang mencari ayahmu dengan
maksud jelek. Kami yang amat menjunjung tinggi jasa-jasa
ayahmu, tentu saja berusaha sedapat mungkin untuk
melindunginya. Sayangnya ayahmu tidak suka berurusan dengan
siapapun juga, hendak menyendiri saja dan selalu marah-marah
kalau dibawa ke dalam benteng. Karena itu, untuk
menyembunyikan dan menyelamatkannya dari kejaran orangorang suruhan para durna di selatian,
terpaksa kami membawanya keluar kota dan atas permintaan ayahmu sendiri
kami membuatkan sebuah perahu di mana ayahmu tinggal.
Agaknya ayahmu gembira setelah tinggal dalam perahu di atas
sungai. Selain itu, juga mata-mata musuh tidak ada yang pernah
923 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menduga bahwa ayahmu berada di tempat itu. Ayahmu sering
bernyanyi-nyanyi dan yang disebut-sebut hanya namamu dan
Namilana......" Kedua mata lee Ing menjadi basah oleh air mala. "Ibuku...! Ayah
sudah cukup lama menderita, sekarang aku hendak berusaha
menghiburnya. Saudara Siok Bun, bawa aku ke sana!"
"Berangkat ke sana siang hari, amat tidak baik karena khawatir
terlihat oleh mata-mata musuh. Pergi malam hari seperti
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekarang, juga khawatir mengganggu ayahmu yang tentu masih
tidur. Paling baik pergi pagi-pagi nanti, nona."
"Tidak, aku ingin pergi sekarang! Biar kita menanti sampai ayah
bangun. Aku tidak sabar lagi," kata Lee Ing, suaranya penuh
permintaan. "Baiklah, aku selalu bersedia membantumu, nona! Mari kita
berangkat." Siok Bun memesan kepada para perwira di markas itu agar
supaya lebih hati-hati menjaga keamanan, kemudian bersama
Lee Ing ia berangkat keluar kota raja dari pintu gerbang sebelah
924 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
utara. Penjaga pintu gerbang yang melihat pemuda ini,
mengenalnya baik-baik dan cepat membuka pintu. Diam-diam
Lee Ing kagum. Pemuda ini masih muda namun sudah terkenal di
antara para penjaga, benar patut menjadi putera seorang
2 panglima seperti Siok Beng Hui.
Di tengah perjalanan yang dilakukan biasa itu, Siok Bun
menceritakan keadaan kota raja.
"Para durna mengirim orang-orang pandai untuk menyelidiki
keadaan di sini, juga mereka selalu berusaha untuk mengetahui
di mana adanya ayahmu," demikian antara lain ia betcerita.
"Mengapa mereka mencari ayah" Di kota ini apakah mereka juga
berani bertindak sewenang-wenang dan berani menganggu
ayah?" "Kau tidak tahu, nona. Betapapun juga, daerah utara ini masih
termasuk wilayah Kerajaan Beng yang pada waktu ini dikuasai
oleh kaisar di Selatan. Kaisar telah kena dihasut oleh para durna
sehingga beliau suka memberi surat keputusan bahwa ayahmu
dinyatakan sebagai seorang pengkhianat dan pemberontak.
Dengan surat keputusan itu, tentu saja orang-orang para durna
itu berani menawan atau mencelakai ayahmu, dan para petugas
di sini, bahkan raja muda sendiri mana berani melawan surat
keputusan kaisar yang menjadi ayah?"
925 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing menarik napas panjang. "Menyebalkan sekali para durna
itu! Membosankan sekali penghidupan di selatan yang penuh
hawa nafsu dan kepalsuan itu. Kalau sudah selesai tugasku, aku
akan mengajak ayah kembali ke utara, ke tempat kong-kong, di
sebelah utara padang pasir Gobi..." Lee Ing lalu menerbangkan
lamunannya jauh ke tempat itu, tempat sunyi akan tetapi
mengamankan hati di mana tidak terdapat kepalsuan-kepalsuan
dan pertentangan-pertentangan seperti di daratan Tiongkok ini.
"Di sini semua orang berhati jahat....." Tak terasa lagi ucapan ini
keluar dari bibir Lee Ing.
Wajah pemuda itu menjadi pucat. "Betul tidak ada orang baik
menurut pendapatmu?"
Lee Ing baru sadar bahwa dia bicara keterlaluan. Bukankah
orang-orang Tiong-gi-pai itu baik-baik, juga orang-orang seperti
Siok Beng Hui, apa lagi Oei Siok Ho, amat baik" Masih ada lagi
Liem HanSin dan.... pemuda ini. Tidak tahu mana yang lebih baik,
akan tetapi menurut suara hatinya, yang paling baik tentu saja
Siok Ho! 926 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
3 "Maaf, saudara Siok Bun. Tentu saja tidak semua, maksudku
banyak terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan, kepalsuankepalsuan yang membikin jemu hatiku
di selatan sini. Memang banyak kujumpai orang-orang baik, di antaranya.... kau sendiri
dan ayahmu." Wajah Siok Bun menjadi merah sekarang, akan tetapi oleh
karena udara hanya diterangi bintang-bintang, perubahan warna
pada kulit mukanya ini tidak terlihat oleh Lee Ing. Akhirnya
sampai juga mereka di pinggir sungai yang dimaksudkan itu.
Benar saja, di tengah sungai terdapat sebuah perahu besar yang
diam tak bergerak. Penghuninya agaknya membuang jangkar di
tengah sungai. Tidak ada penerangan pada perahu itu.
"Siapa itu?" tiba-tiba terdengar teguran dan dua orang muncul
dari sebuah perahu kecil yang berada di tepi sungai. Mereka ini
membawa pedang di tangan.
"Aku orang sendiri!" jawab Siok Bun mendekat.
"Ah, kiranya Siok-taihiap!" kata seorang di antara mereka yang
ternyata merupakan penjaga-penjaga yang diberi tugas
mengawasi perahu Souw Teng Wi itu.
927 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Semua aman" Tidak ada sesuatu yang mencurigakan?" tanya
Siok Bun. "Aman dan tidak ada apa-apa," jawab mereka. "Baik, pergilah
kalian meronda, biar aku yang berada di sini," kata pula pemuda
itu. Dua orang penjaga itu lalu naik ke dalam perahu mereka dan
mendayung perahu itu untuk meronda, yaitu mengitari perahu di
tengah sungai itu. "Hemtn, mereka baru bangun tidur," kata Lee Ing tak puas.
"Apakah hanya mereka berdua yang melakukan penjagaan?"
"Betul, nona. Bukan untuk menjaga keselamatan, hanya untuk
segera melapor apa bila terjadi hal-hal yang mencurigakan. Di
sini termasuk daerah terlarang, bahkan para nelayanpun tidak
ada yang berani lewat di sini."
Lee Ing duduk di atas akar pohon yang banyak tumbuh di pinggir
sungai. Hatinya tidak puas. Ayahnya seorang yang memiliki
kepandaian tinggi, masa hanya dijaga oleh dua orang yang tidak
ada gunanya seperti tadi" Lebih baik tidak dijaga, ayahnya
mampu menjaga diri sendiri.. Akan tetapi tentu saja ia tidak mau
menyatakan suara hatinya ini kepada Siok Bun yang juga sudah
4 duduk di atas akar pohon.
928 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aku sering kali duduk di sini mendengarkan suara ayahmu
bernyanyi," kata pemuda itu memecah kesunyian malam.
"Bernyanyi?" tanya Lee Ing heran, juga terharu.
"Ya, suara ayahmu tidak merdu, lagunya juga tidak menarik. Akan
tetapi kata-katanya amat mengagumkan, penuh semangat
perjuangan. Ayahmu benar-benar seorang pahlawan besar,
sampai dalam keadaan seperti itupun masih bersemangat. Sering
kali aku mendengarnya dan hanya satu lagu yang amat meresap
di hatiku, sampai-sampai aku hafal kata-katanya."
"Lagu apakah itu?" tanya Lee Ing tertarik, karena pemuda ini
begitu memperhatikan ayahnya.
"Dengarkan aku hendak menyanyikannya seperti yang
dinyanyikan oleh ayahmu," kata Siok Bun yang bangkit berdiri
tegak, membuka dada membusung ke depan, lalu bernyanyi.
Suara pemuda ini nyaring dan merdu, akan tetapi Lee Ing tidak
memperhatikan suaranya saking terpesona oleh kata-kata lagu
itu. 929 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Berjuang mempertaruhkan nyawa.
Demi membela nusa dan bangsa!
Isteri pujaan menanti di utara.
Bersama seorang puteri ataukah putera"
Namilana, dewi pujaan kalbu...
Masih ingatkah kau akan daku.."
Mengapa kau tidak datang mencariku"
Di mana kau...... di mana kau Namilana isteriku?"
Tak tertahan lagi Lee Ing menutupi mukanya dengan tangan dan
menangis tersedu-sedu mendengar nyanyian yang dinyanyikan
oleh Siok Bun Ini. Ia hafal benar akan kata-kata ini, kata-kata
yang diukir oleh ayahnya pada dinding batu dalam Gua Siluman.
Sajak yang merupakan jerit hati ayahnya.
Sampai tergoncang-goncang pundak Lee Ing ketika ia menangis.
Ia menahan-nahan sedapat mungkin, namun suara nyanyian Siok
Bun demikian menusuk kalbunya, seakan-akan dengan nyanyian
itu, Siok Bun telah dapat menggambarkan betapa keadaan
ayahnya yang amat sengsara.
5 930 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ayah... alangkah besar penderitaanmu...." Ia bersambat.
Tiba-tiba sebuah tangan yang halus diletakkan di atas
pundaknya. Ia kaget, menoleh dan melihat Siok Bun memandang
kepadanya dengan wajah aneh. Lebih aneh lagi suara Siok Bun
yang sekarang berkata dengan perlahan itu terdengar gemetar,
"Nona Lee Ing... jangan kau berduka........ aku.... aku tak tahan
melihat kau menangis. Jangan bersedih, di dunia ini masih ada
aku yang selalu bersiap melindungimu, hidupku ini kalau perlu....
kusediakan untuk kepentinganmu, nona."
Seketika itu juga Lee Ing sadar dari keadaannya yang sedih, ia
bangkit serentak seperti kena siram air dingin. Matanya terbelalak
memandang kepada Siok Bun.
"Saudara Siok Bun! Apa..... apa maksudmu dengan kata-kata
itu?" Siok Bun terpukul hatinya, mukanya menjadi merah sekali
dan ia berkata sambil menundukkan mukanya.
"Maaf.... aku telah berlaku lancang dan mengeluarkan kata-kata
kurang sopan. Apa hendak dikata kalau aku memang suka
kepada nona dan hatiku penuh dengan haru dan iba" Apa
931 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dayaku kalau aku tertarik oleh diri nona, kalau aku selalu
membayangkan wajah nona semenjak kita berjumpa beberapa
tahun yang lalu" Maafkanlah, tidak semestinya aku
mengeluarkan semua ini. Kalau aku menyinggung hatimu harap
kau maafkan dan aku berjanji selamanya takkan mengulanginya
lagi." Lee Ing memandang dengan muka sebentar merah sebentar
pucat. Celaka tiga belas, pikirnya. Jadi pemuda inipun jatuh cinta
kepadanya" Pemuda ini baik sekali dan ucapannya yang terakhir
itu mengharukannya. "Saudara Siok Bun, harap kau kasihani aku dan jangan bicara
lagi soal itu. Aku ingin bertemu dengan ayah, kemudian aku ingin
membalaskan sakit hati ayah yang telah dibuat sedemikian
sengsara oleh orang-orang jahat. Yang lainnya aku tidak mau
pikirkan...... yakni.... setidaknya...;.. pada waktu sekarang ini."
Berseri wajah Siok Bun. Hatinya lega bukan main. Tadinya ia
sudah siap menerima caci-maki dari gadis itu. Tidak disangka
6 gadis itu tidak marah, malah kalau dipikirkan secara mendalam, ia
masih ada harapan. Gadis itu bilang bahwa pada waktu sekarang
ini tidak mau memikirkan tentang hal lain, atau jelasnya tentang
cinta, jadi dapat diartikan bahwa lain waktu atau kelak akan
memikirkannya. Inilah logika pemuda yang mabok asmara.
932 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sedikit kata-kata, sedikit senyum, sekilas kerling, sudah diterima
dan diartikannya sebagai seribu janji.
Malam mulai menghilang, terganti fajar menyingsing di ufuk timur.
Sinar-sinar pertama dari matahari mengusiri sisa-sisa kegelapan
malam. Pergumulan antara cahaya terang berkilat dengan
kegelapan menghitam tercermin di permukaan air sungai,
menimbulkan pemandangan yang gaib. Burung-burung yang tak
pernah malas untuk bangun pagi-pagi sekali itu mulai berkicau,
siap-sedia menempuh kehidupan sehari itu dengan sikap gembira
dan besar hati, sungguhpun besar kemungkinan mereka takkan
mendapatkan makanan cukup untuk hari itu. Tiada pemikiran
tentang hari depan, tiada kekhawatiran, tak pernah diganggu oleh
tujuh perasaan nafsu seperti manusia, karenanya hidup bebas
lepas, bergerak sesuai dengan kehendak yang menciptanya,
itulah burung! Karena selalu nampak gembira.
Pantas saja penyair besar The Sun pernah menyatakan
keinginan hatinya untuk berubah menjadi burung. Agaknya ia
membuat syair itu setelah melihat burung-burung di waktu pagi,
apa lagi di dekat sungai seperti itu. Akan tetapi, dua orang muda
yang duduk di tepi sungai, Lee Ing dan Siok Bun, agaknya tidak
memperhatikan keindahan pagi hari seperti penyair The Sun.
Yang menjadi pusat perhatian mereka hanyalah perahu besar
yang terapung di tengah sungai.
933 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Biasanya ayahmu bangun pagi-pagi sekali dan mulai mendayung
perahunya itu ke sana ke mari, kadang-kadang menjala ikan,
kadang-kadang kalau lagi senang hatinya malah mengajak
penjaga main catur sambil menikmati hidangan ikan bakar dan
arak. Mengapa sekarang sunyi saja" Apakah beliau masih tidur?"
"Mari kita ke sana, itu ada perahu kosong," kata Lee Ing sambil
menunjuk ke sebuah perahu penjaga yang kosong. Memang di
situ terdapat beberapa buah perahu yang disediakan untuk para
penjaga. "Biasanya Souw-taihiap tidak suka diganggu. Kalau beliau
menghendaki adanya hubungan dengan orang lain, ayahmu itu
7 suka mendayung perahunya menghampiri. Kalau diganggu suka
marah. Pernah dua orang penjaga dipukul dan dilempar ke dalam
air karena berani mendatangi perahunya."
"Kasihan, karena sering kali difitnah dan dicurangi orang jahat,
menjadi penuh kecurigaan terhadap orang lain. Biar aku yang
menghampiri perahunya. Padaku dia takkan marah."
"Nanti dulu, nona." Siok Bun mencegah penuh kekhawatiran.
"Ayahmu berbahaya sekali kalau sedang marah, dan dia itu lihai
bukan main. Lebih baik aku yang memanggilnya dari sini."
934 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pemuda itu lalu mengerahkan tenaga menggunakan khikang
memekik keras, "Souw-locianpwe.....! Di sini aku Siok Bun mohon bertemu.....!!"
Teriakan ini bergema sampai jauh, akan tetapi keadaan tetap
sunyi. Tak ada jawaban apa-apa dan suara burung-burung yang
tadi berkicau gembira menjadi sirap, agaknya terkejut dan takut
akan pekik manusia yang amat nyaring tadi.
"Heran, biasanya pagi-pagi sekali ayahmu sudah bangun..." Siok
Bun menggerutu dan hatinya mulai tidak enak. Melihat perahu
panjang sudah bergerak mendekat lagi setelah melakukan
perondaan, ia memberi isyarat memanggil. Dua orang penjaga itu
mempercepat gerakan perahu yang mereka dayung sekuat
tenaga menuju ke tempat dua orang muda itu. Sekarang
kelihatan tegas wajah mereka, dua orang muda yang kelihatan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kuat dan gagah, hanya mata mereka agak kemerahan karena
mengantuk. "Apakah tidak terjadi sesuatu yang mencurigakan semalam?"
tanya Siok Bun setelah mereka melompat ke darat dari perahu
mereka yang diseret ke pinggir.
935 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tidak. Siok-taihiap. Sunyi-sunyi saja tidak ada sesuatu yang
mencurigakan." "Hemm, justeru aku curiga karena terlalu sunyi. Bukankah
biasanya Souw-locianpwe sudah bangun pagi-pagi sekali?" kata
pemuda itu sambil memandang ke tengah sungai di mana perahu
Souw Teng Wi itu bergerak-gerak keterjang ombak kecil. Dua
orang itu kelihatan kaget dan pucat. Agaknya baru sekarang
mereka melihat keganjilan ini.
8 "Betul, biasanya pagi-pagi sudah bangun dan bernyanyi-nyanyi,"
kata mereka. "Tolol kalian!" Siok Bun memaki.
Akan tetapi Souw Lee Ing sudah tidak sabar lagi. "Aku hendak
melihat ke sana!" katanya dengan suara agak gemetar, la gelisah
kalau-kalau terjadi sesuatu dengan ayahnya. Cepat ia melompat
ke dalam perahu penjaga-penjaga tadi.
"Mari kutemani!" kata Siok Bun yang cepat melompat pula.
Mereka mendayung kuat-kuat dan sebentar saja perahu kecil
mereka sudah menempel pada perahu besar Sduw Teng Wi.
936 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tanpa ragu-ragu lagi Lee Ing melompat ke atas perahu ayahnya,
diikuti oleh Siok Bun yang terheran-heran menyaksikan kegesitan
dan keringanan tubuh gadis itu. Alangkah banyaknya kemajuan
yang diperoleh gadis itu, pikirnya. Juga ketika ia menyaksikan
sepak terjang Lee Ing dikeroyok oleh para perajurit di benteng, ia
sudah terheran-heran. Akan tetapi oleh karena para pengeroyok itu memang hanya
memiliki ilmu kepandaian lumayan saja, hal itu tidak dianggapnya
luar biasa. Ia hanya mengira bahwa selama ini puteri Souwtaihiap itu tentu telah memperdalam
kepandaiannya. lapun cepat
mengikuti Lee Ing, melompat ke atas perahu sambil membawa
tambang yang diikatkan pada kepala perahunya sendiri. Sampai
di atas ia mengikatkan ujung tambang pada pinggiran perahu
besar itu. Lee Ing sementara itu sudah menghampiri ruangan perahu dan
melongok ke dalam. Ia mengharapkan melihat ayahnya masih
terbaring tidur di bawah atap peiahu yang amat sederhana itu,
akan tetapi ia menjadi melongo. Wajahnya pucat. bibirnya
gemetar dan sepasang matanya nampak kaget, duka dan
kecewa. Tempat itu kosong, tidak ada seorangpun manusia di
dalamnya! Siok Bun yang juga sudah melongok ke dalam, mengeluarkan
seruan kaget. 937 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Celaka...! Ke mana perginya Souw-locianpwe?" katanya.
Lee Ing tiba-tiba memutar tubuhnya menghadapi Siok Bun dan
mencabut pedangnya, membuat pemuda itu kaget bukan main.
9 "Di mana ayah?" bentak Lee Ing. "Kau, ayahmu dan orang-orang
kota raja sini bertanggung jawab atas keselamatan ayah! Di mana
kalian menyembunyikan ayah?"
Siok Bun maklum bahwa gadis ini karena duka dan gelisah
melihat ayahnya tidak berada di situ, menjadi naik darah. Ia
menarik napas dan berkata
halus, "Nona Souw, ayahmu seorang yang tinggi ilmunya, mana bisa
kami paksa dia bersembunyi" Kami hanya bisa menjaga dan
mengamatinya, akan tetapi menjaga seorang selihai ayahmu
benar-benar tidak mudah. Memang para penjaga kami yang
bersalah sampai tidak melihat ayahmu meninggalkan perahu,
akan tetapi dengan kepandaian yang dimiliki ayahmu, apa
sukarnya pergi tanpa diketahui oleh para penjaga" Harap nona
bersabar dan jangan menyangka yang bukan-bukan. Kami amat
menghargai ayahmu dan bermaksud sedapat mungkin
melindunginya, sungguhpun perkataan melindungi ini kurang
938 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tepat mengingat bahwa ayahmu adalah seorang yang tak
membutuhkan perlindungan karena memiliki kepandaian tinggi.
Kukira sekarang dia hanya pergi karena bosan berada di sini."
Melihat sikap Siok Bun, Lee Ing menjadi lebih sabar. Ia melompat
ke dalam ruangan itu dan matanya memandang ke sekitar kamar.
Tiba-tiba ia mengeluarkan seruan kaget, demikian pula siok Bun
ketika melihat ada tanda tapak tangan hitam di dinding ruangan
itu. "Bedebah she Auwyang! Jadi kaukah yang telah menculik ayah?"
Lee Ing berteriak marah, teringat kepada Auwyang Tek yang juga
melakukan perjalanan ke utara dikawani oleh Bu Lek Hwesio dan
Hu-niu Sam-lojin. Akan tetapi, dia telah meninggalkan mereka itu di tengah
perjalanan, masa mereka sudah mendahuluinya sampai di sini"
Siok Bun adalah seorang pemuda yang teliti, la sudah pernah
bertempur melawan Auwyang Tek, bahkan sudah pernah merasa
kehebatan Hek-tok-ciang. Melihat tapak tangan di atas dinding
itu, ia menarik sebuah meja dan melompat ke atasnya untuk
melihat tanda itu lebih dekat lagi. Setelah melihat dengan teliti, ia
menggunakan telunjuknya meraba-raba permukaan dinding yang
dinodai oleh gambar itu. dan berkata.
939 10 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona Spuw, menurut pendapatku ini bukan tapak tangan Hektok-ciang Auwyang Tek! Biarpun
dilakukan dengan pukulan Iweekang yang hebat bukan main, namun hitamnya karena
hangus, bukan karena racun Hek-tok-ciang."
"Dia manusianya atau bukan, bagiku sama saja. Ayah telah
lenyap tak berbekas dan ini terjadi di daerah utara yang katanya
aman terlindung! Ah, aku menyesal sekali!" Tak tertahan lagi Lee
Ing mengusap air mata yang menitik turun dari matanya.
Dapat dibayangkan betapa marah dan kecewanya, juga
gelisahnya. Jauh-jauh ia menjelajah dari selatan ke utara untuk
menemui ayahnya. Siapa tahu begitu ia tiba di tempat ayahnya,
orang tua itu hilang secara penuh rahasia dan aneh!
"Aku menyesal sekali, nona. Akan tetapi aku bersumpah akan
mencari ayahmu sampai dapat, biar untuk itu aku harus
berkorban jiwa!" Kata-kata yang bersemangat dari pemuda ini
kembali agak menghibur hati Lee Ing.
Membuat gadis ini teringat bahwa tidak selayaknya kalau dia
menyalahkan sebab kehilangan ayahnya kepada pemuda ini
atau, siapapun juga yang berada di sini. Ia tahu bahwa orangorang utara ini bersama Tiong-gi-pai
yang menyelamatkan ayahnya dari tangan Tok-ong Kai Song Cinjin dan kawankawannya, dan tahu pula bahwa tak
mungkin kalau orang-orang
940 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
utara menyembunyikan ayahnya dengan jalan kekerasan karena
ia maklum bahwa ayahnya masih tidak beres ingatannya.
Kehendak ayahnya sendiri untuk hidup di atas sungai dan Siok
Bun sudah menaruh penjaga-penjaga. Akan tetapi apa sih artinya
penjaga-penjaga macam itu" Dan juga, seperti yang dikatakan
oleh Siok Bun tadi, siapa tahu kalau ayahnya memang sengaja
pergi dari situ dan tidak ada yang menculiknya" Akan tetapi tanda
tapak tangan itu" Tak mungkin ayahnya yang membuatnya.
Untuk apa" "Tanpa tenaga Hek-tok-ciang, kiranya orang macam Auwyang
Tek tak dapat melakukan pukulan yang menghanguskan dinding.
Akan tetapi siapa tahu" Selain bangsat she Auwyang itu, siapa
lagi yang sudi meninggalkan tanda tapak tangan hitam" Saudara
Siok Bun. maafkan semua sikapku tadi. Aku tidak seharusnya
mencurigaimu. Biarlah aku akan mencari ayah dan terima kasih
atas kesediaanmu tadi. Sampai bertemu lagi!" Gadis itu
berkelebat keluar dan nampaknya seperti hendak menceburkan
diri ke dalam air, karena melompat begitu saja ke air.
11 Siok Bun cepat mengejar dan ia menjadi melongo melihat Lee Ing
sudah jauh meninggalkan perahu besar, mendayung perahu kecil
tadi dengan kecepatan yang sukar dipercaya. Hebat, pikirnya.
Kiranya Lee Ing juga sudah mendapat kemajuan luar biasa.
941 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Gerakannya tadi, dan cara dia mendayung itu.... berlipat ganda
kalau dibandingkan dengan dahulu.
Ia hanya dapat melihat betapa gadis itu sudah sampai di darat,
melompat dan berkelebat menghilang. Ia berdiri bengong sampai
beberapa lama, merasa menyesal sekali mengapa hanya
demikian pendek waktu pertemuannya dengan gadis yang sudah
merampas hatinya, dan lebih menyesal lagi mengapa kebetulan
terjadi hal yang amat tidak menyenangkan, yaitu kehilangan
Souw-taihiap. "Dasar aku yang sial," gerutunya seorang diri. "Akan tetapi jangan
kau khawatir, Lee Ing. Aku akan mencari Souw-locianpwe sampai
dapat, biar ke neraka sekalipun, akan kukejar!" Dengan gemas
Siok Bun lalu memekik memberi tanda kepada para penjaga
untuk datang membawa perahu kecil, dan maki-makian sudah
siap di bibirnya bagi para penjaga yang dianggapnya kurang hatihati dan tolol itu, Setelah
memaki-maki para penjaga yang
ternyata sama sekali tidak tahu akan lenyapnya Souw Teng Wi,
hari itu juga Siok Bun meninggalkan kota untuk mencari jejak
Souw Teng Wi. Ia tidak menanti kedatangan ayahnya, hanya
memberi tahu akan maksudnya kepada ibunya.
Ibunya, Ang-lian-ci Tan Sam Nio, mengerutkan kening dan
menggeleng-geleng kepalanya. "Kenapa kau tidak mengajak
nona Souw datang menjumpai aku" Sekarang, setelah Souw942
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
taihiap lenyap tanpa meninggalkan bekas, kau hendak mencari
kemanakah" Siok Bun, kau tahu betapa lihainya orang-orang
yang menghendaki nyawa Souw-taihiap. Kalau Souw-taihiap
sendiri sampai terculik, kau akan berdaya apakah" Bukankah itu
berarti mencari kecelakaan sendiri" Lebih baik menanti
kembalinya ayahmu." Siok Bun menggeleng-geleng kepalanya dengan tegas sambil
berkata, "Tidak, ibu. Aku harus dapat mencari Souw-taihiap. Coba
saja ibu bayangkan, Souw-taihiap lenyap dalam perlindungan dan
penjagaan kita. Bukankah itu berarti kita akan mendapat muka
buruk sekali dari Souw-siocia (nona Souw)" Baiknya nona Souw
berpemandangan luas dan berhati mulia, kalau tidak apakah dia
tidak akan menuntut kepada kita" Selain itu, orang menculik
Souw Laihiap sama sekali tidak memandang muka kita, malah
12 boleh dibilang dia atau mereka itu menghina kita. Apakah kita
harus tinggal diam saja, ibu" Kalau bukan anak yang pergi
mencari dan menebus hinaan itu, siapa lagi?"
Dasar Ang-liang-ci Tan Sam Sam Nio juga seorang pendekar
wanita yang berjiwa gagah perkasa, tentu saja mendengar
pendirian puteranya ini, hilang keraguan dan kecemasan hatinya,
terganti oleh rasa bangga akan kegagahan puteranya. Akan
tetapi selain bangga, ada pula perasaan lain yang membuat
nyonya ini menatap wajah putera tunggalnya dengan tajam penuh
selidik. 943 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bun-ji, belum berubahkah perasaan hatimu semenjak empat
tahun yang lalu" Agaknya tepat dugaan ayahmu!" Siok Bun
memandang ibunya dan kulit mukanya berubah merah sekali,
akan tetapi ia masih berpura-pura dan bertanya,
"Apa maksudmu, ibu?"
"Kau mencinta nona Souw!"
Sebagai anak tunggal, Siok Bun amat dimanja oleh ibunya sejak
kecil. Tidak demikian dengan ayahnya yang selalu bersikap keras
berdisiplin. Oleh karena ini, hubungan Siok Bun dengan ibunya
jauh lebih erat dan tidak ada rahasia hatinya yang ia simpan dari
ibunya. Sekarangpun, mengenai perasaan hatinya, ia berterus
terang. "Agaknya demikianlah, ibu. Entah bagaimana, aku selalu tertarik
oleh nona Souw, merasa suka dan kasihan sekali. Mungkin
karena rasa kagumku terhadap ayahnya, atau.... entahlah."
944 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ibunya tersenyum. "Sayang aku tidak bertemu dengan dia, akan
tetapi puteri seorang pahlawan besar seperti Souw-taihiap
tentulah seorang gadis yang baik. Jangan gelisah, Bun-ji. soal
perjodohanmu, akan kubicarakan dengan ayahmu kalau dia
"pulang." Wajah Siok Bun makin merah lagi. "Paling perlu sekarang
mencari jejak Sou-taihiap, ibu. Soal itu... terserah kepada ayah
bunda!" Setelah mempersiapkan segala keperluannya, Siok Bun minta diri
13 dari ibunya dan berangkat dan melakukan penyelidikan untuk
mencari Souw Teng Wi yang lenyap secara aneh itu. Ia harus
bisa mendapatkan kembali Souw Teng Wi, kalau dia ingin
terpandang oleh Lee Ing, gadis yang telah mencuri hatinya.
Adanya gadis itu bukan sekali-kali menjadi sebab utama akan
usaha Siok Bun mencari Souw Teng Wi. Andaikata di sana tidak
ada Lee Ing, tetap saja pemuda yang berhati baik dan
bersemangat besar ini akan pergi mencari Souw Teng Wi,
pahlawan yang amat dikaguminya.
Kita tinggalkan dulu pemuda perkasa ini dan mari kita ikuti
perjalanan Souw Lee Ing yang cepat keluar dari kota raja menuju
ke selatan, untuk mengejar orang yang mungkin melarikan
ayahnya, juga untuk mencegat datangnya rombongan Auwyang
945 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tek kalau saja pemuda putera menteri durna itu belum tiba lebih
dulu. "Bukankah kau Souw-lihiap.....?"
Souw Lee Ing terkejut mendengar teguran ini dah cepat ia
menengok. Orang yang menegurnya adalah seorang laki-laki
berjenggot berusia hampir lima puluh tahunan, bertubuh tinggi
besar dan bersikap gagah. Melihat laki-laki ini, Lee Ing segera
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
teringat akan pengalamannya ketika untuk pertama kali ia datang
ke pedalaman bersama kakeknya.
"Paman Lo Houw, kau di sini....?" serunya girang. Seperti telah
dituturkan di bagian depan, Lee Ing berpisah dari Lo Houw dan
Haminto Losu ketika ia dibawa pergi oleh Bu Lek Hwesio (baca
jilid pertama). Dan gadis ini sekarang sedang melakukan
pengejaran terhadap orang-orang yang telah menculik ayahnya.
Ataukah ayahnya itu memang sengaja melarikan diri" Hal ini
masih menjadi pertanyaan baginya dan ia baru saja keluar dari
kota raja utara menuju ke selatan. Baru tiba di sebelah utara kota
Paoting ia bertemu dan ditegur oleh Lo Houw ini.
"Syukur sekali kau dalam keadaan selamat, Souw-lihiap," kata Lo
Houw, terharu dan benar nampak girang kekali. Semenjak gadis
946 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
puteri Souw-taihiap ini dibawa lari Bu Lek Hwesio, Lo Houw
mencari kemana-mana namun tak pernah mendengar jejak gadis
ini. "Paman Lo Houw, kong-kong di mana" Apakah dia baik-baik
saja?" 14 "Kong-kongmu sudah kembali ke utara, Souw-lihiap, mari kita
rayakan pertemuan ini! Kita minum-minum sambil mengobrol.
Alangkah banyaknya yang akan kita bicarakan."
Lee Ing tak dapat menolak karena ia memang sudah lapar, pula
ia bisa mempercayai orang ini dan siapa tahu kalau-kalau Lo
Houw yang banyak pengalaman ini akan dapat membantunya
mencari jejak ayahnya. Mereka lalu berjalan cepat memasuki kota
Paoting dan masuk ke dalam sebuah rumah makan. Lo Houw
memesan makanan dan minuman.
"Di sini cukup berbahaya, sekarang banyak sekali mata-mata dari
selatan berkeliaran," bisik Lo Houw. Lee Ing tersenyum,
mengeluarkan pedangnya dan menaruh pedang itu di atas meja
didepannya. 947 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tak usah khawatir, siapa sih berani mengganggu kita?" katanya.
Lo Houw tersenyum pahit. Dia sama sekali tidak tahu bahwa Lee
Ing sekarang jauh sekali bedanya dengan Lee Ing lima tahun
yang lalu. Dia mengira bahwa Lee Ing masih sama dengan dulu,
memiliki kepandaian ilmu silat cukup lihai, namun sama sekali
belum boleh dipakai menjagoi di daerah ini.
Mulailah mereka bercakap-cakap, menuturkan pengalaman
masing-masing. Akan tetapi Lee Ing tidak menceritakan bahwa
dia telah menjadi ahli waris ilmu-ilmu peninggalan Bu-Beng SihKun dl Gua Siluman, hanya
menceritakan bahwa ia tadinya telah
bertemu dengan ayahnya dan bahwa baru saja ia pergi ke Peking
untuk menjumpai ayahnya yang bersembunyi dari kejaran kaki
tangan menteri durna di sana. Akhirnya ia berkata,
"Celakanya, terjadi hal yang amat hebat. Ketika aku tiba di tempat
persembunyian ayah, ternyata ayah telah lenyap secara aneh
sekali. Entah ada yang menculiknya, entah ayah pergi atas
kehendak sendiri. Orang tua yang malang itu selalu tidak
tenteram pikirannya, terlalu amat menderita
sejak berpisah dari ibu...." Lee Ing menjadi merah mukanya dan
sepasang matanya yang bening menjadi basah Lo Houw
mengangguk-angguk. 948 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sudah banyak bagian ceritamu yang kudengar," katanya. "Akupun mendengar bahwa Souw-taihiap
berada di Peking, akan tetapi tempat tinggalnya demikian dirahasiakan sehingga aku
15 sendiri yang ingin sekali bertemu dengan beliau, tidak berhasil
mendapatkan tempat itu. Sekarang beliau ada yang menculik,
sungguh aneh! Hal ini mengingatkan daku akan dua orang aneh
yang kutemui di luar kota ini."
"Dua orang aneh" Siapa dan di mana" Apa hubungannya dengan
lenyapnya ayah?" "Aku tidak dapat memastikan apakah ada hubungannya. Akan
tetapi aku mendengar mereka berdua menyebut-nyebut nama
Souw-taihiap, dan berhenti bicara ketika aku mendekat."
"Coba ceritakan yang jelas, paman Lo Houw."
Lo Houw lalu menuturkan pengalamannya. Dia masih tetap si
harimau tua yang berwatak gagah, pendekar yang selalu
mengulurkan tangan kepada siapapun juga yang membutuhkan
pertolongan darinya. Selagi ia kebingungan mencari-cari di mana
kiranya orang yang ia puja, Souw-taihiap, berada, Lo Houw tiba di
daerah selatan kota raja.
949 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ia mendengar di sebuah dusun dekat kota Paoting hidup seorang
tuan tanah yang amat keji, yang menjalankan kejahatan dan
pemerasan tenaga ratusan orang kanak-kanak yatim piatu korban
perang yang lalu. Dengan hati panas Lo Houw menuju ke tempat
itu, akan tetapi ketika ia tiba di luar kota Paoting, di sebuah hutan
kecil, ia menemui sesuatu yang membuat ia menunda rencana
memberi hajaran kepada tuan tapah itu.
Kejadiannya sudah sepekan yang lalu. Ketika ia berjalan cepat, ia
melihat dua orang, seorang laki-laki muda tampan bersama
seorang wanita cantik, berjalan bersama menuju ke sebuah
kelenteng rusak, kelenteng kuno yang tidak dipakai lagi, yang
berada di dalam hutan kecil itu. Karena merasa curiga, dengan
hati-hati sekali Lo Houw mengikuti mereka, la merasa malu untuk
mengintai, maka ia hanya mendengarkan dari luar jendela yang
penuh sarang laba-laba. Tiba-tiba ia mendengar suara wanita itu,
"Souw Teng Wi si jahanam gila itu amat lihai, aku khawatir kau
takkan dapat menang."
"Tak usah takut, ibu. Dengan kepandaian yang kumiliki sekarang,
biar ada dua orang Souw Teng Wi aku tidak gentar. Akan tetapi
apakah betul dia berada di perahu seperti kau katakan tadi?"
950 16 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sssttt, jangan banyak bicara. Kau lihat saja sendiri nanti."
Mendengar ini sudah cukup bagi Lo Houw. Ia dapat menduga
bahwa mereka adalah orang-orang lihai, kalau tidak demikian
mana berani menghadapi Souw Teng Wi" Maka diam-diam ia lalu
pergi dari situ dan cepat-cepat melakukan perjalanan ke Peking.
Akan tetapi, tidak mudah mencari perahu yang dimaksudkan
pemuda itu. Ia sudah menyusuri tepi sungai akan tetapi tidak
melihat perahu yang ditumpangi Souw-taihiap. Akhirnya ia putus
asa dan kembali ke selatan di mana ia berjumpa dengan Souw
Lee Ing. "Nah, demikianlah ceritanya," kata Lo Houw kepada Lee Ing
sambil menghirup araknya. "Entah benar-benar mereka yang
menculik ayahmu, entah bukan."
Lee Ing mengerutkan keningnya. Ia kecewa karena urusannya
menjadi bertambah ruwet. Kalau sekiranya Lo Houw
menceritakan bahwa Auwyang Tek campur tangan dalam hal ini,
ia akan merasa lebih lega karena mudah mengetahui siapa yang
menculik ayahnya. Akan tetapi pemuda dan wanita itu, siapakah
mereka" 951 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bagaimana macamnya pemuda itu" Dan bagaimana pula
wanitanya?" tanyanya penuh perhatian.
"Pemudanya tampan, matanya liar, wanitanya setengah tua,
masih cantik, lincah dan gerakannya gesit bukan main, hijau
pakaiannya dan..." "Celaka..!" Lee Ing menahan seruannya dan bangkit berdiri
sambil menggenggam gagang pedangnya.
Tak salah lagi, wanita itu tentu Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio, Si
Kupu-Kupu Terbang! Dan pemuda itu, yang memanggil ibu
kepada Yap Lee Nio, siapa lagi kalau bukan Sim Hong Lui" Kalau
ibu dan anak itu mencari dan memusuhi ayahnya, itu tidak aneh
karena mereka tentu hendak membalas kematian ayah Sim Hong
Lui, yaitu bajak laut Siang-pian Hai-liong Sim Kang. Tak salah
lagi, tentu mereka. Akan tetapi, tak mungkin. Mana bisa Hui-ouwtiap dan anaknya pemuda dogol itu
menculik ayahnya" Tak
mungkin sama sekali. Teringat akan ini Lee Ing. lemas lagi dan
kembali ia duduk, menarik napas berkali-kali. Melihat nona itu
bangkit berdiri, sikapnya menakutkan, lalu bibirnya bergerakgerak kemudian duduk kembali, Lo
Houw menjadi terheran. 17 "Apakah kau mengenal mereka, lihiap?" Lee Ing mengangguk.
952 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Mereka tentu Hui-ouw-tiap dan puteranya. Memang mereka itu
musuh-musuh ayah. Akan tetapi tidak mungkin mereka dapat
menculik ayah, kepandaian mereka tidak seberapa"
"Ah, bagaimana kau bisa bilang begitu, lihiap" Gerakan mereka
gesit dan ringan sekali, tanda bahwa ilmu kepandaian mereka
jauh di atas tingkatmu atau tingkatku."
Lee Ing tersenyum. Ia tidak menyalahkan Lo Houw sampai
berkata demikian karena orang tua ini memang tidak tahu sampai
di mana kehebatan ilmu kepandaian ayahnya dan tidak tahu pula
bahwa dia bukanlah Lee Ing lima tahun yang lalu.
"Betapapun juga, sikap mereka memang mencurigakan. Tiada
salahnya kalau kita mencoba-coba melihat ke dalam kelenteng
itu, siapa tahu mereka masih berada di sana," kata Lee Ing.
Lo Houw mengangguk, memanggil pelayan dan membayar
makanan dan minuman. Ia lalu mengajak Lee Ing keluar kota
Paoting. Di tengah jalan Lee Ing teringat bahwa Hui-ouw-tiap
tentu akan mengenalnya, padahal maksudnya mengikuti Lo Houw
ini hanya ingin mencari keterangan bagaimana Hui-ouw-tiap bisa
tahu bahwa ayahnya berada di atas perahu. Kalau Hui-ouw-tiap
953 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tahu, tentu ada orang lain yang tahu, dan Lo Houw dapat
menyelidiki hal ini. Hui-ouw-tiap tidak mengenal Lo Houw, oleh
karena ini sebaiknya kalau ia tidak melakukan perjalanan ke
tempat itu bersama Lo Houw.
"Paman Lo Houw, kau beri tahu di mana letaknya kelenteng itu,
kemudian kita berpisah agar jangan menimbulkan kecurigaan
orang. Tolong kau selidiki dan pancing-pancing mereka, dari
mana mereka bisa menduga bahwa ayah berada di atas perahu."
Lo Houw berpengalaman, ia mengangguk. Memang sebaiknya
kalau ia melakukan penyelidikan sendiri sehingga kalau terjadi
hal-hal "keras" ia tidak payah melindungi Lee Ing. Setelah
menyatakan persetujuannya dan memberi gambaran di mana
letak kelenteng yang ia maksudkan itu, Lo Houw lalu
mengerahkan tenaga dan kepandaiannya. berlari secepat
mungkin menuju ke hutan itu. Lee Ing tersenyum geli melihat
tingkah orang tua itu yang seakan-akan hendak memamerkan
ilmu lari cepatnya kepadanya. Diam-diam ia merasa kasihan juga.
18 Orang tua itu tentu tidak tahu bahwa dia bisa berlari lima kali lebih
cepat dari pada larinya Lo Houw itu.
Lee Ing tidak mengejar terlalu cepat. Memang ia sengaja
menyuruh Lo Houw melakukan penyelidikan sendiri, oleh karena
ia tahu bahwa kalau Hui-ouw-tiap yang sudah mengenalnya
melihat ia berada di situ, tentu sukar untuk mencari rahasia
954 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
nyonya itu, bagaimana nyonya itu dapat mengetahui tempat
persembunyian ayahnya. Diam-diam ia mengingat-ingat cerita Lo
Houw di bagian ucapan Sim Hong Lui yang menyatakan bahwa
dengan kepandaiannya yang sekarang dimiliki, pemuda itu tidak
takut menghadapi ayahnya, la merasa heran.
Seingatnya, ilmu kepandaian Sim Hong Lui rendah saja,
terlampau rendah kalau dibandingkan dengan kepandaian
ayahnya. Malah pemuda ini sendiripun sudah mengetahui akan
hal ini, karena ketika Souw Teng Wi mengamuk di perahu,
pemuda itupun hampir menjadi korban seperti ayahnya yang
tewas. Kalau tidak ada apa-apanya, tak mungkin pemuda itu
berani mengucapkan kala-kata itu di hadapan ibunya lagi.
Padahal ibunya lihai, jauh lebih lihai dari pemuda itu.
"Tentu dia belajar lagi." pikir Lee Ing dan ia tidak menyangkal
adanya kemungkinan ini. Dahulupun ketika ia bertemu dengan
pemuda itu, apa sih kepandaiannya" Dibandingkan dengan Sim
Hong Lui, ia kalah jauh. Sekarang, kurang lebih lima enam tahun
kemudian, ia telah mewarisi ilmu kepandaian yang amat tinggi,
bukan tidak mungkin kalau daiam waktu selama itu Sim Hong Lui
juga mewarisi kepandaian tinggi.
Tiba-tiba Lee Ing sadar dari lamunannya dan cepat ia menyelinap
di balik rumpun tetumbuhan. Pendengarannya yang tajam
menangkap derap kaki orang berlari cepat mempergunakan
955 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ginkang yang istimewa. Benar saja dugaannya, tak lama
kemudian datang dua orang kakek yang berlari cepat laksana
terbang melalui tempat itu. Lee Ing memperhatikan.
Dua orang kakek itu sudah tua-tua sekali, tentu tidak kurang dari
tujuh puluh tahun. Yang seorang adalah kakek-kakek tua. yang
buntung tangan kirinya, tinggi kurus tubuh tegak, pakaian putih
tambal-tambalan. Orang ke dua bermuka hitam pula, mukanya
kerut-merut buruk sekali, memegang tongkat ular. Keduanya
mempergunakan ilmu lari cepat yang jarang tandingannya Dari
cara mereka berlari ini saja sudah dapat dibuktikan bahwa
19 mereka adalah tokoh-tokoh silat yang sakti.
Selama hidupnya belum pernah Lee Ing melihat dua orang kakek
ini. Akan tetapi melihat keadaan jasmani mereka, nona ini teringat
akan dua orang yang ia temui bertengkar dengan Siok Beng Hui,
yaitu Gak Seng Cu si tosu berpedang dan Pek-Ke Cui si muka
kodok yang berpedang ular. Sekarang kakek buruk, yang ia
mendengar dahulu disebut Im-Kan Hek-mo (Iblis Hitam Akhirat)
dan bukankah si kakek buntung itu guru Cak Seng Cu yang
berjuluk Tok-pi Sin-kai Si Pengemis Lengan Satu"
Berdebar dada Lee Ing. Dua orang kakek ini juga mencari
ayahnya, bukan untuk memusuhi ayahnya, melainkan untuk
mencari tahu perihal Bu-Beng Sin-Kun, musuh lama mereka Ilmu
silat ayahnya yang aneh telah sampai di telinga mereka dan
956 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tahulah mereka bahwa ayahnya mempelajari ilmu silat dari
BuBeng Sin-Kun. Tadinya ia hendak mengikuti dua orang kakek
itu karena ia berpikir bahwa kalau dua orang kakek ini yang
menculik ayahnya, masih tidak aneh.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dua orang kakek ini memiliki kepandaian tiriggi, setingkat dengan
kepandaian Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki, tidak kalah lihainya
oleh Tok-ong Kai Song Cinjin. Akan tetapi tiba-tiba ia mendengar
suara kakek tangan buntung, "Kita harus cepat-cepat, orang she
Souw itu banyak musuhnya. Jangan sampai kita didahului orang!"
Mendengar ucapan ini dan melihat bahwa kakek-kakek itu tidak
menuju ke dalam hutan kecil melainkan menuju ke utara, Lee Ing
mengurungkan niatnya melakukan pengejaran. Kenyataan ini
membuktikan bahwa dua orang kakek itu bukan yang menjadi
sebab lenyapnya ayahnya. Mereka
(Lanjut ke Jilid 22) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 22 memang bermaksud menculik ayahnya, akan tetapi jelas bahwa
maksud itu belum tercapai.
957 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Adapun dua orang kakek itu betul-betul mengerahkan tenaga
karena kini mereka berkelebat lenyap dengan kecepatan angin!
Diam-diam Lee Ing kagum sekali dan mengaku bahwa ilmu lari
cepat dua orang kakek tua itu benar-benar jarang tandingannya.
Selagi ia termangu-mangu melihat ke-jurusan lenyapnya dua
20 orang kakek sakti itu, tiba-tiba ia mendengar pekik dari dalam
hutan kecil yang hendak ia masuki. Mendengar pekik kesakitan
itu, Lee Ing cepat berlari memasuki hutan.
Dari jauh ia melihat bangunan kelenteng kuno yang dimaksudkan
oleh Lo Houw. Akan tetapi ia segera menuju ke kelenteng karena
perhatiannya tertarik oleh seorang hwesio yang sedang
berjongkok, mengguncang-guncangkan tubuh seorang laki-laki
yang rebah di tanah sambil bertanya berkali-kali.
"Siapa melukaimu" Hayo katakan, siapa melukaimu! Tahukah
kau di mana adanya Souw Teng Wi....?" Hwesio itu
mengguncang-guncang terus, akan tetapi tubuh orang yang
menggeletak itu kaku tak bergerak, kemudian terdengar ia
berbisik lemah, "Pemuda tampan...." dan orang itu tak
dapat melanjutkan kata-katanya karena kepalanya rebah miring
dan ia tidak bergerak lagi, mati!
958 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar suara orang yang rebah di tanah itu, Lee Ing kaget
bukan main. Cepat ia berlari mendekati. Benar dugaan dan
kekhawatirannya. Orang itu bukan lain adalah Lo Houw, kini
sudah menjadi mayat! "Paman Lo Houw.....!" Lee Ing cepat berlutut di dekat mayat itu.
Hatinya menyesal bukan main mengapa ia tadi menyuruh Lo
Houw melakukan penyelidikan sendiri. Kalau ia tahu bahwa di situ
terdapat bahaya besar bagi keselamatan Lo Houw, tentu ia akan
membayangi orang tua ini. Sekarang tahu-tahu Lo Houw sudah
menjadi mayat. Benar-benar Lee Ing merasa amat kecewa dan
menyesal. Saking sedihnya, ia sampai lupa kepada hwesio
gundul yang tadi mengguncang-guncang tubuh Lo Houw.
Adapun hwesio itu begitu melihat wajah Lee Ing. cepat
menggerakkan tangan memukul sambil berseru, "Puteri Souw
Teng Wi, bagus!" Pukulannya itu cepat bukan main lagi keras.
Lee Ing yang mencurahkan seluruh perhatian kepada Lo Houw,
tidak sempat menangkis atau mengelak, hanya mengerahkan
tenaga Iweekang ke arah bahu yang dipukul. Tubuh gadis itu
terlempar bagaikan tertumbuk oleh tenaga raksasa, akan tetapi
sedikitpun Lee Ing tidak merasa sakit karena ia sudah dilindungi
oleh pengerahan tenaga. Iweekang tadi.
959 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Di lain fihak, hwesio itu ketika melihat betapa gadis yang
21 dipukulnya terlempar sampai tiga meter lebih akan tetapi turunnya
berdiri tegak, sedikitpun tidak terluka atau terlihat tanda-tanda
kesakitan, menjadi melongo dan..... melarikan diri tunggang
langgang ke arah kelenteng! Geli hati Lee Ing menyaksikan
kelakuan hwesio itu dan ia teringat ketika melihat wajah itu. Tak
salah lagi, hwesio itu adalah Bu Lek Hwesio yang telah
merampasnya dari tangan kakeknya lima enam tahun yang lalu.
Hwesio itu lihai sekali. Kakeknya juga kalah. Akan tetapi sekarang baginya hwesio itu
hanya seorang kasar yang besar tenaganya, tidak lebih. Setelah
membenarkan letak tangan Lo Houw dan menutupi muka mayat
orang tua itu dengan pakaian Lo Houw sendiri, Lee Ing lalu
melompat dan berlari cepat mengejar ke kelenteng. Semua orang
telah datang, semua orang mencari ayahnya. Benar-benar
ayahnya amat malang nasibnya.
Ketika tiba di dekat kelenteng, di sini nampak sunyi saja. Lee Ing
yang dapat menduga bahwa di situ tentu bersembunyi musuhmusuh tangguh, cepat mengeluarkan
pedangnya dan bagaikan disulap, Li-lian-kiam sudah berada di tangan kanannya. Ia melirik
ke sana ke mari, sunyi saja.
Tiba-tiba ia mendengar suara ribut di belakang kelenteng. Lee Ing
tidak mau berlaku sembrono. Dengan jalan memutar ia tiba di
960 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
belakang kelenteng dan melihat hwesio tadi, Bu Lek Hwesio,
muntah-muntah darah dan pedang ular yang dipegangnya
terlepas. Sedangkan di depan hwesio itu, Auwyang Tek berdiri
sambil memaki-maki. Lee Ing melihat bahwa hwesio itu telah
terkena pukulan Hek-tok-ciang di dada kiri dan mudah diduga
bahwa hwesio buruk watak ini takkan dapat hidup lama.
"Setan gundul, kau berani main-main di depanku" Tadinya kau
bilang mengetahui tempat persembunyian Souw Teng Wi,
kemudian kau bilang Souw Teng Wi diculik orang dan
membawaku ke tempat ini. Kelenteng ini kosong pula dan kau
bilang Souw Teng Wi sudah dibawa kabur oleh penculiknya.
Setelah itu. kau setan gundul tak tahu malu, kau berani
memerasku di sini dan minta seribu tael baru mau memberi tahu
siapa penculiknya. Apa kau kira aku ini bocah yang mudah
diperas dan kau tipu" Rasakan Hek-tok-ciang, baru tahu
kelihaianku!" "Pin.... pinceng tidak bohong...... murid Lui Siu Nio-nio.... ketua
Hoa-lian-pai di Tapie-san... aaahhhhh......." Bu Lek Hwesio
terguling roboh dan tamatlah riwayatnya, tewas di saat itu juga.
22 Lee Ing tadinya hendak menyerang pemuda yang dibencinya itu,
akan tetapi tiba-tiba melayang turun tiga hwesio aneh, seorang
bermuka merah, yang ke dua bermuka kuning dan ke tiga
bermuka hitami Mereka ini melayang bagaikan tiga ekor burung
961 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
gagak, langsung menubruk Lee Ing Mereka itu bukan lain adalah
Hu-niu Sam-lojin yang bernama Ang Bin Hosiang. Oei Bin
Hosiang, dan Ouw Bin Hosiang!
"Auwyang-Kongcu, di sini ada mata-mata!" teriak Ang Bin
Hosiang, akan tetapi teriakannya itu disusul teriakan kaget dan
heran ketika ia melihat bahwa ia telah saling tubruk sendiri
dengan Oei Bin Hosiang dan Ouw Bin Hosiang! Sedangkan gadis
cantik yang ditubruk tadi lenyap entah ke mana!
"Mana mata-mata itu?" Auwyang Tek bertanya ketika ia melompat
ke balik dinding itu. Tiga orang hwesio tadi saling pandang
dengan bengong. "Siluman...!" kata Ang Bin Honsiang.
"Omitohud..... siang-siang muncul setan..." kata Oei Bin Hosiang.
"Tak mungkin manusia. Kita telah bertemu dengan iblis," kata
Ouw Bin Hosiang. Auwyang Tek membanting-banting kakinya.
"Aku sedang kecewa dan mendongkol, masa sam-wi lo-suhu
mengajakku bermain-main di tempat
seperti ini?" 962 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kami tidak main-main, memang tadi terlihat seorang wanita.
Kami bertiga menubruk hendak menangkapnya, akan tetapi ia
menghilang," kata Ang Bin Hosiang.
"Benar, dia lenyap begitu saja seperti asap," kata Ouw Bin
Hosiang sambil bergidik. Mereka bertiga adalah hwesio-hwesio
berilmu tinggi, maka mengandalkan kepandaian sendiri mana
mereka percaya ada orang, apa lagi seorang gadis muda, dapat
meloloskan diri dari tubrukan mereka bertiga secara begitju gaib",
Maka jalan satu-satunya yang paling murah agar jangan
menurunkan nama, adalah menyatakan bahwa yang ditubruknva
tadi adalah setan! Ke mana perginya Lee Ing" Gadis ini setelah dapat menyelinap
pergi dengan kecepatan luar biasa dari tubrukan tiga orang
hwesio itu, maklum bahwa kalau dia menyerang Auwyang Tek,
23 tentu ia dikeroyok empat dan ini bukanlah hal yang boleh
dipandang ringan. Tubrukan tadi saja sudah memperingatkan
kepadanya bahwa tiga orang hwesio itu tidak boleh dibuat mainmain sedangkan Auwyang Tek
sendiri dengan pukulan Hek-tokciang, juga cukup lihai.
Biarpun ia tidak gentar dan tak mungkin kalah, akan tetapi itu
hanya akan membuang waktu saja sedangkan ia perlu cepat963
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
cepat menyusul Sim Hong Lui dan Hui-ouw-tiap. Dari ucapan
penghabisan Lo Houw, gadis ini menjadi makin yakin bahwa,
penculik ayahnya tentu pemuda itu. Siapa lagi kalau bukan Huiouw-tiap Yap Lee Nio yang disebut
murid Lui Siu Nio-nio" la tahu
ke mana ia harus menyusui. Ke mana lagi kalau bukan ke Ta-piesan, ke pusat perkumpulan
Hoa-lian-pai yang diketuai oleh Lui
Siu Nio-nio" Maka tanpa melayani Auwyang Tek lebih lanjut, Lee
Ing mempergunakan ilmu lari cepatnya pergi dari tempat itu.
Apakah sebetulnya yang terjadi dengan diri Souw Teng Wi"
Untuk mengetahui akan hal ini, baik kita tinggalkan dulu, Lee Ing
yang melakukan pengejaran ke Ta-pie-san untuk mencari
ayahnya dan mari kita menengok pengalaman pahlawan rakyat
Souw Teng Wi yang bernasib buruk itu.
Semenjak Souw Teng Wi dibawa oleh Tiong-gi-pai ke utara,
memang ia telah hidup dalam keadaan aman. Di utara tidak ada
orang yang berani mengganggunya, dan lagi siapakah yang mau
mengganggunya" la terkenal sebagai seorang pahlawan rakyat
yang dahulu tiada hentinya berusaha mengusir kekuasaan
penjajah Mongol dari wilayah Tiongkok. Sekarang ia telah
berubah ingatan, seperti orang gila sebentar tertawa terbahakbahak sebentar menangis
menyebut-nyebut nama Namilana dan
Lee Ing. Dia telah menjadi seorang kakek yang buta, akan tetapi amat berbahaya
kalau lagi mengamuk. Ilmu kepandaiannya aneh dan tinggi sekali
964 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sehingga kalau dia lagi mengamuk, tidak ada orang berani
mendekatinya. Mungkin sekali teringat akan pertemuan kembali dengan
puterinya di atas perahu bajak laut Sim Kang, setelah dibawa ke
kota raja utara. Souw Teng Wi minta supaya ia ditempatkan di
sebuah perahu. Untuk menyembunyikannya, maka ia lalu
dibikinkan sebuah perahu besar dan gembiralah hati Souw Teng
Wi. Ia hidup di dalam perahu itu seorang diri, segala
keperluannya dilayani oleh para penjaga yang selalu meronda disungai itu dengan perahu-perahu
kecil. Sampai bertahun-tahun
Souw Teng Wi hidup aman terjaga dan setiap pagi atau kadangkadang pada malam hari terdengar
24 suaranya bernyanyi lagu perjuangan yang penuh semangat.
Akan tetapi pada malam hati itu. tepat pada saat Lee Ing datang
ke kota raja menemui Siok Bun, terjadi hal aneh dan hebat di
sungai tadi. Dalam kegelapan malam, tanpa terlihat oleh para
penjaga dari perahu-perahu mereka, sesosok baayangan hitam
meluncur maju di permukaan sungai tanpa mengeluarkan suara.
Kalau para penjaga itu melihatnya, tentu mereka akan menggigil
ketakutan, oleh karena apa yang mereka lihat itu memang benarbenar mengerikan dan tak masuk
di akal. Kalau manusia, bagaimana bisa berjalan di atas air" Akan tetapi
melihat sesosok tubuh hitam itu, tak salah lagi bahwa dia seorang
965 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
manusia. Memang seorang manusia, masih muda malah.
Seorang pemuda yang berwajah tampan namun pucat, dengan
senyum aneh menghias kulit mukanya yang halus putih,
menggerak-gerakkan tangan kakinya dengan teratur dan.....
tubuhnya meluncur di permukaan air!
Apakah ia memiliki ilmu gaib dan dapat berjalan di permukaan
air" ataukah barangkali ia pandai terbang" tak mungkin, selama
sejarah berkembang, belum pernah ada manusia bisa terbang
atau mengambang di permukaan air.
kecuali dalam dongeng. Apakah ia siluman atau iblis" Lebih tak
mungkin lagi. Mana di dunia ini ada siluman atau iblis yang
muncul begitu saja! Siluman atau iblis, kalau ada, selalu
sembunyi dalam pandang mata orang-orang penakut, dan
sembunyi dalam hati dan pikiran orang-orang jahat.
Kalau dilihat lebih dekat, baru diketahui bahwa sesosok bayangan
itu memang betul-betul seorang manusia tulen, manusia darah
daging, hanya bedanya dengan manusia biasa, ia memiliki
kepandaian tinggi. Kalau bukan orang yang memiliki ginkang
sampai di puncaknya, tak mungkin, bisa melakukan apa yang ia
lakukan di malam itu. la benar-benar meluncur di permukaan air,
mengambang dengan bantuan dua potong papan. Dua potong
papan yang panjangnya dua kaki lebar setengah kaki itu
diinjaknya, diikat dengan sepatunya, lalu ia menggerak-gerakkan
966 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kedua tangan, mengerahkan Iweekang pada kaki tangannya dan
demikianlah ia meluncur maju dengan kecepatan luar biasa!
Orangnya masih muda namun sudah memiliki ginkang dan
25 Iweekang sedemikian tingginya, benar-benar sukar dicari
bandingnya. Dengan kecepatan mengagumkan sehingga tidakterlihat oleh para penjaga, pemuda
ini sudah melompat ke atas
perahu Souw Teng Wi dan melepaskan dua bilah papan itu.
Kemudian ia maju hendak memasuki ruangan dalam perahu.
Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara ketawa menyeramkan dan
angin dahsyat menyambar dari dalam perahu.
Pemuda itu terkejut. Ia tahu itulah angin pukulan yang kuat sekali.
Dengan hati-hati ia mengelak dan mengibaskan tangannya,
kemudian dengan berani sekali ia menyelonong masuk. Ia
disambut dengan pukulan oleh Souw Teng Wi, namun dengan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gerakan aneh sekali pemuda ini dapat menangkis.
"Sobat, kau hebat sekali!" Souw Teng Wi menegur sambil
tertawa. "Kau pantas menemani aku minum, arak, ha-ha-ha!"
Pemuda itu tersenyum, akan tetapi hanya bibirnya saja yang
tersenyum, sedangkan sepasang matanya berputaran liar, lebih
liar dari mata Souw Teng Wi yang selalu melirik ke sana ke mari
967 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sebelum pendekar ini dibikin buta matanya oleh Tok-ong Kai
Song Cinjin. Sekarang mata Souw Teng Wi kosong melompong,
hitam mengerikan. "Souw Teng Wi, dulu, kau yang menjadi tamu, sekarang aku yang
kau tawari arak. Akan tetapi lain dulu lain sekarang. Dulu kau
tidak buta, dan aku masih amat lemah dan bodoh. Hah-hah-hahhah!" Suara ketawa pemuda ini
benar-benar dapat membikin
orang waras menjadi, beku darahnya kalau mendengarnya.
Bukan suara ketawa manusia lagi, tinggi berirama seperti lagu
neraka dinyanyikan oleh para setan!
Souw Teng Wi tertawa-tawa lagi. "Ya, lain, dulu lain sekarang.
Dulu aku pahlawan besar, sekarang orang buta hina-dina.....! Dan
kakek ini, bekas pahlawan rakyat yang dicintai kawan dlsegani
lawan, lalu menangis sambil menyodorkan arak.
Pemuda itu melangkah maju, menerima arak, akan tetapi tidak
diminum, melainkan disiramkan ke arah muka Souw Teng Wi
sampai kakek itu gelagapan.
"Souw Teng Wi, kau telah membunuh ayahku, ingat?" Sambil
berkata demikian, secepat kilat pemuda itu mencengkeram
pundak Souw Teng Wi. Kakek buta yang sudah mewarisi ilmu
968 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
26 silat aneh itu cepat mengelak, akan tetapi sama anehnya, dengan
gerakan seperti orang terhuyung roboh ke depan, pemuda itu
melanjutkan serangannya dengan dua kali totokan.
Betapapun pandainya Souw Teng Wi, ia sudah tua, sudah buta,
dan terlalu banyak minum arak. Apa lagi pemuda itu benar-benar
lihai sekali, gerakannya aneh dan cepat dan tahu-tahu Souw
Teng Wi telah roboh lemas terkena totokan. Sambil tertawa aneh
pemuda itu lalu menyeret tubuh lawannya dipondongnya lalu
melompat ke luar setelah lebih dulu memukulkan tangannya pada
dinding kamar itu. Dipakainya dua bilah papan di bawah
sepatunya dan seperti datangnya tadi, ia meluncur di permukaan
air sungai, menghilang di dalam gelap sambil membawa tubuh
Souw Teng Wi yang tak dapat bergerak lagi.
Setelah berhasil menculik Souw Teng Wi, pemuda aneh ini berlari
cepat sekali ke selatan dan pada pagi hari ia sampai di dalam
hutan kecil dekat kota Paoting, lalu melompat ke dalam
kelenteng. Seorang wanita setengah tua yang masih cantik
menyambut kedatangannya dengan muka girang.
"Hong Lui, anakku yang ganteng, kau betul-betul berhasil
menawan bajingan ini!" seru wanita itu yang bukan lain adalah
Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio.
sedangkan pemuda aneh yang mukanya tampan akan tetapi
mengerikan itu adalah Sim Hong Lui.
969 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pemuda itu tidak menjawab, melainkan melempar tubuh Souw
Teng Wi di atas lantai sedangkan dia sendiri melepaskan lelah,
duduk bersila di atas lantai yang kotor. Sekarang, di bawah sinar
matahari pagi, kelihatan Wajah pemuda ini. Dibandingkan dengan
dulu, ia banyak kurusan. Juga sikapnya jauh berbeda, ia
pendiam, bibirnya tersenyum aneh, matanya liar seperti mata
orang yang miring otaknya. Benar benar Sim Hong Lui sekarang
ini jauh sekali dengan dahulu, sekarang dia bermuka pucat
seperti orang menderita batin yang hebat, namun kepandaiannya
luar biasa, aneh dan lihai sekali.
Melihat Souw Teng Wi, orang yang telah membunuh suaminya,
biarpun sudah lama bercerai dari suaminya itu. hati Hui-ouwtiap
Yap Lee Nio masih panas, la cepat mencabut pedangnya dan
tanpa banyak cakap ia menubruk ke depan untuk menusukkan
pedangnya ke dada musuh besar itu. Souw Teng Wi yang sudah
siuman akan tetapi tak dapat bergerak itu, masih tertawa-tawa
perlahan, la sama sekali tidak ambil perduli akan pedang yang
berkelebat meluncur ke dadanya itu.
"Tranggg..:..!"
27 "Ayaaaa...! Lui-ji (anak Lui), kenapa kau menahan pedangku?"
tanya Yap Lee Nio terkejut sambil memegang-megang tangan
970 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kanan yang terasa sakit sekali kemudian membungkuk untuk
memungut pedangnya yang terlempar ke bawah. Pedang itu telah
disentil oleh kuku jari Sim Hong Lui dan sekali sentil saja cukup
kuat membuat pedang terlepas dari tangan ibunya!. Benar-benar
pemuda ini telah menjadi hebat sekali, kepandaiannya jauh
melampaui ibunya, malah jauh melampaui kepahdaian Souw leng
Wi! "Aku yang akan menghukum dia, menggunakannya sebagai
umpan memancing datang si cantik manis Souw Lee Ing," kata
Sim Hong Lui, wajahnya tidak berubah sedikitpun akan tetapi
suaranya perlahan berpengaruh dan mengandung nafsu. Ibunya
memandang bingung. "Di mana?"
"Kita bawa dia ke Ta-pie-san," kata pula pemuda aneh itu yang
masih tetap duduk bersila, kemudian pemuda itu meramkan mata
dan ibunya tidak berani lagi mengganggu puteranya yang sedang
tidur itu. Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio hanya duduk menatap wajah
puteranya, dalam hati masih belum habis keheranannya melihat
keadaan Sim Hong Lui. Telah tiga tahun lebih pemuda itu pergi
tanpa meninggalkan bekas kemudian baru beberapa bulan ini
muncul lagi dengan kepandaian yang luar biasa, akan tetapi
otaknya agak miring. Setelah cukup beristirahat, Sim Hong Lui lalu memanggul tubuh
Souw Teng Wi dan berangkat, diikuti oleh ibunya. Akan tetapi
971 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
baru saja ia melompat keluar dan lari tidak berapa jauh dari
kelenteng, seorang laki-laki muncul dan langsung menyerangnya
dengan pukulan tangan kiri sedangkan tangan kanan orang itu
berusaha merampas Souw Teng Wi. Orang ini bukan lain adalah
Lo Houw yang segera mengenal Souw Teng Wi yang terculik.
Akan tetapi dengan mengeluarkan suara mengejek, Sim Hong Lui
menangkis pukulan itu dan sekali kakinya diangkat tubuh Lo
Houw terlempar jauh Mana Lo Houw mau sudah begitu saja"
Pendekar ini merayap bangun lagi dan dengan kemarahan
meluap ia mencabut pedangnya. Akan tetapi sebelum ia sempat
bergerak, menyambar benda-benda kecil ke arah dadanya. Lo
Houw mengeluh dan roboh lagi, dadanya terluka oleh beberapa
butir Thi-lian-ci, senjata gelap yang dilepas oleh Hui-ouw-tiap Yap
Lee Nio. Lo Houw mengerang sekali, la hanya mendengar suara
28 ketawa dua orang ibu dan anak im, sama sekali tak berdaya
untuk mengejar, bahkan untuk bangun saja ia tidak kuat.
Demikianlah. Sim Hong Lui dan ibunya membawa lari Souw Teng
Wi dan seperti telah dituturkan di bagian depan, Lee Ing mengejar
ke Ta-pie-san. Juga Auwyang Tek menjadi penasaran sekali.
Mendengar penuturan Bu Lek Hwesio yang ia bunuh, pemuda ini
lalu menyuruh Ouw Bin Hwesio untuk memanggil Tok-ong Kai
Song Cinjin di selatan. Adapun dia. sendiri ditemani oleh Ang Bin
Hosiang dan Oei Bin Hosiang, langsung melakukan pengejaran
ke Ta-pie-san. Ouw Bin Hwesio atau Ouw Bin Hosiang segera
berangkat ke kota raja, membawa surat pemuda itu.
972 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ta-pie-san adalah pegunungan di Tiongkok Selatan, di sebelah
barai kota raja Nan-king. Pemandangan alam di pegunungan ini
indah sekali karena tanahnya amat subur. Sungai Huai bermata
air dari pegunungan ini. Seluruh permukaan gunung ditumbuhi
pohon-pohon menghijau, hutan-hutan lebat yang penuh binatangbinatang hutan beraneka macam
dengan burung-burungnya yang
indah rupa dan suaranya. Memang pantas sekali kalau tempat ini dijadikan pusat atau
markas perkumpulan Hoa-Iian-pai, perkumpulan wanita yang
diketuai oleh Lui Siu Nio-nio, nenek perkasa yang masih gadis itu.
Seperti sudah dituturkan di bagian depan, Lui Siu Nio-nio adalah
bekas kekasih Im-Yang Thian-Cu yang dahulu di waktu muda
bernama Can Hoat. Karena perbedaan faham, keduanya
berpisah dan tetap tidak mau menikah.
Perkumpulan Hoa-Iian-pai tadinya dibuka oleh Lui Siu Nio-nio
dengan dua maksud. Pertama untuk menghibur hatinya yang
terluka agar hidupnya tidak begitu kesunyian, mempunyai banyak
kawan dan murid. Ke dua untuk memberi kesempatan kepada
para wanita yang terlantar mendapatkan tempat untuk belajar
memperkuat diri. 973 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Boleh dibilang Lui Siu Nio-nio berhasil dalam usahanya ini, tidak
saja hatinya sedikit banyak terhibur, juga ia telah menolong
banyak sekali wanita yang tadinya sudah putus asa dan
mengambil jalan pendek dengan menceburkan diri dalam
pelacuran dan kejahatan. Di bawah bimbingan Lui Siu Nio-nio,
para anggauta Hoa-Iian-pai menjadi berdisiplin dan terutama
sekali mereka bukan lagi merupakan wanita-wanita lemah yang
boleh diperbuat sesuka hati kaum pria. Malah banyak di antara
29 anggauta Hoa-Iian-pai yang menjadi pendekar wanita, banyak
pula yang sudah berumah tangga dan hidup bahagia.
Hanya satu hal yang dianggap gagal oleh Lui Siu Nio, yakni
dalam memilih murid. Jarang ada murid bertulang dan berbakat
baik, hanya satu-satunya murid yang berbakat adalah Hui-ouwtiap Yap Lee Nio. Akan tetapi sayang
sekali, murid ini selain nasibnya buruk sampai bercerai dari suaminya malah akhirnya
kehilangan suaminya yang tewas oleh SouwTeng Wi, juga harus
diakui bahwa murid nomor satu ini kurang baik, terlalu ganas dan
kejam, mudah sekali membunuh orang yang dibencinya atau
dianggapnya musuh. Memang tadinya Yap Lee Nio terkenal sebagai seorang pendekar
wanita, seorang perampok tunggal budiman yang membagikan
hasil perampokannya kepada rakyat jelata. Pula ia hanya
merampok hartawan-hartawan kikir dan bangsawan-bangsawan
jahat. Akan tetapi hati Yap Lee Nio terlampau keras dan kalau
wanita ini sudah marah, mudah saja menyebar maut!
974 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kematian Sim Kang yang membuat Yap Lee Nio merasa sakit
hati sehingga murid ini menangis di depan gurunya, membuat Lui
Siu Nio-nio tak enak hati dan terpaksa guru besar Hoa-lian-pai ini
turun gunung untuk mencari Souw Teng Wi atau Souw Lee Ing
agar sakit hati muridnya dapat terbalas. Ia terlalu sayang kepada
muridnya itu. Akan tetapi, seperti telah dituturkan di bagian depan, tidak saja
Lui Siu Nio-nio gagal menolong muridnya mendapatkan kembali
Souw Teng Wi atau puterinya, malah Lui Siu Nio-nio bertemu
muka dengan Souw Lee Ing dan mendapat malu besar karena
alat tetabuhan khim yang juga menjadi senjata istimewa darinya
itu rusak sedikit oleh Lee Ing! Hal ini merupakan sesuatu yang
amat merendahkan namanya, maka Lui Siu Nio-nio segera
pulang ke Ta-pie-san dan kepada Yap Lee Njo ia menyatakan
bahwa ia tidak sanggup membantu muridnya karena
kepandaiannya masih terlampau rendah.
Semenjak kekalahannya itu dan semenjak pertemuannya dengan
Im-Yang Thian-Cu atau Can Hoat. yang menolak untuk
melanjutkan cita-cita mereka di waktu muda (baca jilid
sebelumnya), Lui Siu Nio-nio lalu menyembunyikan diri saja di
dalam kelenteng Hoa-lian-pai dan bertapa menenteramkan batin
dan memperkuat hawa murni.
975 30 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sungguh sedikitpun juga wanita sakti ini tak pernah mengira
bahwa hari itu perkumpulan dan tempatnya akan mengalami halhal hebat yang diakibatkan oleh
kedatangan muridnya yang tersayang, Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio dengan puteranya, Siin
Hong Lui. Kedatangan Hui-ouw-tiap di lereng atau dekat kaki Bukit Ta-piesan disambut dengan girang oleh
para anak murid Hoa-lian-pai,
akan tetapi para wanita itu menjadi terheran-heran melihat bahwa
kedatangan Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio disertai seorang pemuda
tampan bersikap aneh yang memanggul tubuh seorang kakek
yang tertawa-tawa dan memaki-maki. Lui Siu Nio-nio yang
mendengar laporan tentang kedatangan muridnya segera keluar.
Yap Lee Nio cepat menjatuhkan diri berlutut di depan gurunya.
"Teecu. datang mengganggu, harap niocu sudi memaafkan.
Teecu datang beserta putera teecu yang berhasil membekuk
musuh besar, Souw Teng Wi."
Lui Siu Nio-nio mengerutkan kening melirik ke arah pemuda itu.
Sim Hong Lui sama sekali tidak memperlihatkan sikap
menghormat kepada guru ibunya itu, malah ia melemparkan
tubuh Souw Teng Wi ke atas lantai lalu mengebut-ngebut
pakaiannya, membersihkannya dari debu. Debu dari pakaiannya
inengebul ke sana-sini, di antaranya terbang ke arah Lui Siu Nionio yang berpakaian bersih sekali.
Para murid Hoa-lian-pai 976 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengerutkan alis dan menggerutu melihat pemuda itu bersikap
tidak tahu adat sama sekali.
"Lui-ji, ini adalah Lui Siu Nio-nio, ketua Hoan-lian-pai dan guru
ibumu, hayo kau memberi hormat kepada niocu!" kata Yap Lee
Nio yang merasa jengah juga melihat sikap puteranya itu.
Sim Hong Lui tertawa. "Lui Siu Nio-nio. tuan mudamu datang,
tidak lekas-lekas pergi ambil minuman malah berdiri seperti
patung. Sungguh tak tahu adat, ...tak tahu adat....!"
Wajah Yap Lee Nio menjadi pucat, juga wajah para anak murid
Hoa-lian-pai menjadi merah sekali. Bahkan Lui Siu Nio-nio sendiri
berobah air mukanya. Ia melirik ke arah Yap Lee Nio.
"Lee Nio, kau bawa dari mana bocah gila ini. Kalau kau sudah
berhasil menangkap Souw Teng Wi, bawalah pergi dari sini, pinni
tidak sudi mencampuri lagi. Mengapa kau membawa ke sini
bersama anakmu yang berotak miring ini?" Ketua Hoa-lian-pai
sekali pandang saja maklum bahwa putera muridnya itu tidak
31
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beres otaknya, maka ia dapat menindas kemarahannya ketika
pemuda itu mengeluarkan kata-kata yang tak patut tadi.
Adapun Yap Lee Nio yang ditegur gurunya, hanya bisa
menundukkan muka, tak dapat menjawab. Apa yang harus
977 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dijawabnya" Adalah kehendak Hong Lui maka ia terpaksa
mengantar puteranya itu kc Ta-pie-san. Ibunya tidak menjawab,
akan tetapi Sim Hong Lui yang menjawab dengan suara
ketawanya yang membikin bulu tengkuk meremang, "Ha-ha-hi-hiha-ha! Nenek-nenek tua, mana
anakmu yang baru" Suruh keluar
dong, jangan yang tua-tua buruk rupa saja, siapa sudi kepada
mereka" Hayo, tuan mudamu sudah haus, haus arak wangi dan
haus belaian kasih sayang. Ha-ha-hah!"
Yap Lee Nio menjadi makin pucat, la maklum bahwa kalau
puteranya itu sudah angot (kambuh) penyakit gilanya, makin
ditentang makin menggila. Biasanya kalau puteranya itu
mengoceh tentang wanita secara tak tahu malu, ia
mendiamkannya saja sampai reda kembali. Pernah ia memaki
dan melarangnya, eh, bukannya berhenti malah makin menggila.
Memang Sim Hong Lui pada dasarnya berwatak rendah. Sudah
terlampau banyak ia melakukan kejahatan, sudah terlampau
dalam ia terperosok ke dalam lumpur kehinaan. Dahulu tempat
bermainnya adalah tempat-tempat perjudian dan tempat
pelacuran, maka sekarang dalam keadaan gila ia masih saja
mengoceh tentang tempat pelacuran dan pelbagai kejahatan!
Saking marah dan kagetnya, Lui Siu Nio-nio dan anak-anak
muridnya sampai tak dapat mengeluarkan suara apa apa. Yang
menjawab kata-kata ini adalah suara ketawa lain lagi, yang keluar
978 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dari mulut Souw Teng Wi. Juga kakek ini tertawa, terbahakbahak, biarpun tubuhnya masih lemas di
bawah pengaruh totokan namun suara ketawanya keras bagaikan geram seekor harimau
jantan. Sebentar saja ruangan yang biasanya sunyi aman, bersih dan tak
pernah didatangi laki-laki, yang selalu hanya berisikan suarasuara nyanyian halus, atau suara-suara
doa penuh khidmat, kadang-kadang anak-anak murid Hoa-lian-pai itu juga bergurau
akan tetapi dengan suara lemah-lembut, kini penuh oleh dua
suara ketawa yang aneh dan sama gilanya dari dua orang lakilaki berotak miring. Mendengar Souw
Teng Wi ketawa. makin geli
hati Hong Lui sampai ia terpingkal-pingkal tertawa dan
memegangi perutnya. Kemudian ia menepuk-nepuk pundak
32 Souw Teng Wi seperti kepada seorang sahabat baik, lalu berkata
di antara tawanya, "Dua orang laki-laki seperti kita dan perempuannya begini
banyak. Hayaaa, siapa kuat" Apa lagi perempuannya tua-tua, eh,
kakek Souw, kau mau yang mana?"
Lui Siu Nio-nio tidak kuat lagi menahan kemarahannya. Ia
melangkah maju sambil menggerakkan senjatanya kembang
emas ke arah pundak Sim Hong Lui sambil membentak, "Bocah
tidak sopan, pergi kau dari sini!"
979 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ilmu kepandaian Lui Siu Nio-nio tinggi sekali senjatanya kembang
emas itupun hebat, dimainkannya seperti sebatang pedang.
Mengingat bahwa pemuda itu adalah putera muridnya yang
terkasih, ia hanya menyerang pundak untuk menakut-nakuti.
Akan tetapi segera ia mengeluarkan seruan tertahan saking kaget
dan marahnya ketika tiba-tiba, dengan gerak tangan yang aneh,
pemuda itu tidak saja dapat mengelak, malah hampir berhasil
merampas tangkai kembang emas itu kalau saja Lui Siu Nio-nio
tidak cepat-cepat menariknya kembali.
"Heh-heh-heh, nenek tua, pergi ke mana" Aku tidak mau pergi, di
sini enak banyak perempuannya," jawab Hong Lui yang kumat
gilanya. "Hong Lui....!" ibunya membentak, akan tetapi pemuda itu hanya
tertawa ha-hah-heh-heh saja, juga Souw Teng Wi tertawa-tawa
mendengar ketua Hoa-lian-pai marah-marah.
Lui Siu Nio-nio tak dapat menahan marahnya. Ia berseru keras
dan kini senjatanya kembang emas meluncur cepat melakukan
serangan maut ke arah dada Sim Hong Lui. Yap Lee Nio menjadi
pucat. Serangan gurunya ini hebat bukan main dan di dunia ini
tidak banyak orang yang akan dapat menghindarkan diri dari
ancaman maut dari serangan itu.
980 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi sambil terkekeh-kekeh aneh dan matanya tetap liar
Sim Hong Lui membuat gerakan luar biasa, seperti orang mabok
terhuyung-huyung, namun serangan itu menjadi luput. Lui Siu
Nio-nio kaget dan penasaran, terus melakukan penyerangan
lanjutan yang bertubi-tubi dan berbahaya. Akan tetapi sia-sia
belaka, setiap kali ujung senjatanya mendekati tubuh pemuda itu,
seakan-akan ada semacam hawa ajaib yang menolak senjata itu
33 menyeleweng ke samping. Pemud
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
a itu tertawa sambil berkata,
"Nenek tua masih banyak lagak, heh-heh-heh!" Tiba-tiba tangan
kirinya menyambar ke arah dada Lui Siu Nio-nio.
Biarpun sudah tua, Lui Siu Nio-nio adalah seorang wanita yang
masih gadis, mana ia mau membiarkan tubuhnya tersentuh
tangan pria" Mukanya menjadi merah sekali dan cepat ia
menangkis tangan kurang ajar itu dengan kembang emasnya.
Akan tetapi alangkah kagetnya ketika serangan itu hanya
pancingan saja karena dalam sekejap mata tangan pemuda itu
berubah menjadi cengkeraman ke arah kembang emas dan di
lain saat senjata istimewa itu telah berpindah tangan. Sim Hong
Lui menggunakan kedua tangannya menekuk senjata itu sampai
menjadi bengkak-bengkok tidak karuan dan menyodorkannya
kepada Lui Siu Nio-nio sambil tertawa mengejek!
981 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Belum pernah Selama hidupnya Lui Siu Nio-nio dihina orang
seperti ini. la cepat merenggut alat tetabuhan khim, senjatanya
yang luar biasa ini, lalu memukul kepada Hong Lui dengan
pengerahan seluruh tenaga lweekangnya. Hong Lui merendahkan tubuhnya dan kedua tangannya memukul.
"Brakkkkk!!" Khim itu pecah berantakan dan tubuh Lui Siu Nio-nio
sendiri terguling roboh. Nenek ini bergerak hendak bangun
dengan susah payah, wajahnya pucat sekali. Hong Lui tertawa
bergelak dan melompat maju, agaknya hendak memukul.
"Bocah kurang ajar, mundur kau!" Yap Lee Nio membentak dan
melompat di depan puteranya sambil mendorongnya ke
belakang. Menghadapi ibunya, pemuda berotak miring itu tidak
melawan, hanya melangkah sambil tersenyum. Yap Lee Nio
hendak menolong gurunya bangun, akan tetapi sekali sampok
saja Lui Siu Nio-nio membuat muridnya itu terguling. Dengan isak
tertahan Lui Siu Nio-nio meninggalkan ruangan itu, kepalanya
ditundukkan, hatinya patah. Dua kali ia mengalami kekalahan
yang memalukan. Pertama kali ketika ia kalah oleh Souw Lee Ing, puteri Souw Teng
Wi sehingga senjata yang diandalkannya, alat tetabuhan khim itu,
1 putus senarnya. Akan tetapi kekalahan itu tidak sehebat sekarang
ini, senjata kembang emas dirusak, khim-nya hancur, masih
dihina lagi oleh seorang pemuda gila seperti putera muridnya itu!
982 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kalau saja ia bukan seorang wanita tua, tentu ia akan menangis
dan bergulingan di atas lantai. Lui Siu Nio-nio lari ke dalam,
kamarnya dan duduk bersila, meramkan matanya, hatinya perih
dan tekadnya ingin saat itu mati saja.
Pada saat itu, terdengar teriakan nyaring dari luar, kelenteng. "Lui
Siu Nio-nio! Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio! Kalian keluarlah, aku mau
bicara!" Teriakan ini terdengar ke dalam kelenteng seakan-akan orangnya
bicara di dalam, demikian jelas dan bergema, padahal orangnya
tidak kelihatan karena berada di luar. Dari sini saja sudah dapat
dibayangkan bahwa orang itu memiliki ilmu mengirim suara dari
jauh yang amat hebat. Kalau Sim Hong Lui tertawa-tawa tidak
perdulian mendengar suara ini adalah Yap Lee Nio yang menjadi
berubah air mukanya. "Puteri Souw Teng Wi yang datang itu......" katanya.
Mendengar ini, Sim Hong Lui mengeluarkan seruah aneh dan ia
melompat keluar dengan kecepatan kilat. Yap Lee Nio yang dapat
menduga bahwa gadis itu tentu datang hendak merampas Souw
Teng Wi, cepat menyeret kakek yang masih lumpuh oleh totokan
itu ke dalam sebuah kamar tahanan di dalam kelenteng, kamar
983 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang biasa dipergunakan untuk menghukum murid Hoa-lian-pai
yang melanggar peraturan atau yang bersalah.
Memang benar dugaan Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio. Yang datang
dan berteriak-teriak di luar kelenteng adalah Souw Lee Ing.
Dengan melakukan perjalanan cepat tak mengenal lelah,
akhirnya Lee Ing tiba di depan kelenteng yang merupakan
asrama perkumpulan Hoa-lian-pai. Melihat keadaan kelenteng
yang bersih terawat, juga terutama sekali mengingat akan
kedudukan Lui Sin Nio-nio yang menjadi ketuanya, Lee Ing tidak
mau berlaku lancang. Maka ia tidak menyerbu ke dalam
melainkan berteriak-teriak memanggil keluar Lui Siu Nio-nio dan
Yap Lee Nio. Ketika melihat seorang pemuda aneh yang keluar dari kelenteng,
Lee Ing segera mengenalnya. Akan tetapi alangkah jauh bedanya
Hong Lui dahulu dan sekarang. Wajahnya masih tak berubah,
2 tampan dan gagah seperti dulu akan tetapi kulit muka yang dulu
kemerahan itu sekarang menjadi pucat tak berdarah seperti muka
mayat. Mata yang dulu jalang liar itu kini berputaran tidak normal,
bibir yang dulu selalu tersenyum memikat sekarang masih
tersenyum, akan tetapi senyumnya mengejek dan aneh seakanakan di balik senyumnya ini
terkandung tekanan dan penderitaan
batin yang sukar dilukiskan.
984 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Melihat gadis itu, sepasang mata Sim Hong Lui makin cepat
berputaran, mulutnya terbuka tertawa, ha-hah-he-heh, lalu
berkata dengan suara parau,
"Manisku, kau sudah datang" Ke sinilah, aku memerlukan
jantungmu!" Lee Ing bergidik. Tak salah lagi pandang matanya,
pemuda jahat dan ceriwis ini telah menjadi seorang gendeng
yang berotak miring. "Sim Hong Lui, agaknya Thian telah menghukummu karena
kejahatanmu sudah melewati batas sehingga kau menjadi gila,"
katanya perlahan. Kemudian ia melihat Yap Lee Nio muncul dari pintu, segera Lee
Ing membentak, "Hui-ouw-tiap, kau bawa ke mana ayahku?"
Yap Lee Nio sudah mengenal kelihaian gadis itu maka ia tidak
berani mendekat, juga tidak menjawab, hanya memandang ke
arah puteranya yang gila. Biarpun sudah gila, nyonya ini maklum
akan kehebatan kepandaian puteranya itu, maka ia
mengandalkan kepada Hong Lui untuk menghadapi Lee Ing.
985 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Jangan berpura-pura tuli dan gagu, hayo katakan di mana
ayahku!" Lee Ing membentak lagi dan tubuhnya melayang ke
arah Yap Lee Nio untuk menangkap wanita itu. Akan tetapi tibatiba ia mendengar suara ketawa
aneh di belakangnya dan tahutahu lengannya ada yang memegang dari belakang sehingga ia
terpaksa memutar tubuh dan membatalkan niatnya menangkap
Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio.
"Manisku, jangan ganggu ibuku!" kata Hong Lui yang telah
memegang lengan Lee Ing dari belakang sambil menarik gadis
itu. Lee Ing memutar tubuh, membetot lengan yang terpegang sambil
mengirim pukulan langsung ke arah lambung. Inilah serangan
yang luar biasa hebatnya dan kalau orang tidak memiliki
3 kepandaian tinggi sekali pasti akan roboh oleh pukulan aneh dan
dahsyat ini. Akan tetapi pemuda gila itu benar-benar habat Dengan gerakan
tubuh sama anehnya, seperti orang sakit ayan sedang kumat,
tiba-tiba tubuhnya limbung dan kejang, kedua tangannya
menegang ke depan melindungi lambungnya dan..... serangan
Lee Ing dapat ditangkisnya dengan baik sekali!
986 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing terkejut, membelalakkan kedua matanya. la mengenal
betul gerakan pemuda tadi. Itulah gerakan yang disebut "Si Gila
Mengusir Iblis" semacam gerak tipu dari ilmu silat warisan BuBeng Sin-Kun yang terdapat di gua
Siluman! Bagaimana pemuda
ini dapat melakukan gerakan itu" Padahal gerakan ini termasuk
gerakan yang paling sulit dan hanya dapat dilakukan oleh orang
yang telah belajar di dalam gua itu seperti dia sendiri. Ayahnya
saja kiranya belum dapat melakukan gerakan ini! la menjadi
penasaran dan terus menyerang Sim Hong Lui dengan ilmu
pukulan-ilmu pukulan terhebat dari dalam Gua Siluman, pukulanpukulan yang belum pernah ia
keluarkan. Maka terlihatlah Lee Ing seperti seorang mabok menari-nari, atau
seperti seorang gila mengamuk, tubuhnya berputaran, berjungkirbalik, jongkok berdiri melompat ke
sana ke mari, akan tetapi
semua gerakannya mengandung daya serangan yang hebat,
menimbulkan angin pukulan yang membuat Yap Lee Nio cepatcepat pergi menjauhkan diri karena
tidak kuat berada dekat tempat pertempuran itu. Lee Ing mengeluarkan seruan kaget sekali ketika ia melihat
betapa pemuda itu benar-benar telah menghadapinya dengan
ilmu silat yang sama. Malah pemuda itu menggunakan Ilmu Silat
Gua Siluman dengan hawa pukulan yang aneh dan amat jahat
untuk membalasnya. 987 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Karena ketika mempelajari ilmu silat peninggalan Bu-Beng SinKun itu Lee Ing berada dalam
keadaan waras, maka yang memasuki tubuhnya adalah hawa murni yang bersih. Sebaliknya,
hawa pukulan pemuda ini mengandung hawa yang kotor dan
dahsyat, benar-benar merupakan pukulan-pukulan iblis yang
mengandung bahaya maut. Lee Ing terdesak hebat! Hong Lui
terkekeh-kekeh sambil mendesak terus.
Lee Ing penasaran sekali. Untuk mencabut Li-lian-kiam dan
4 menggunakan pedang itu, ia merasa malu. Pemuda gila itu
bertangan kosong, masa ia harus menggunakan pedang" Masa
melawan pemuda gila ini saja ia akan kalah, biarpun andaikata
pemuda itu pernah mempelajari ilmu silat peninggalan Bu-Beng
Sin-Kun sekalipun" Lee Ing mengertak gigi dan mengerahkan seluruh
kepandaiannya, menerjang pemuda itu. Baru kali ini selama
keluar dari Gua Siluman ia mempergunakan semua ilmu silat
yang dipelajarinya. la merasa girang ketika melihat pemuda itu
berkurang daya serangannya. Bagaimanapun juga, kepandaiannya lebih matang, pikirnya. Hanya yang ia herankan,
ilmu silat warisan Bu-Beng Sin-Kun yang diukir di atas dinding
batu. Ketika mendapat kesempatan baik, tiba-tiba Lee Ing
menggunakan semacam pukulan dengan kedudukan kaki tangan
988 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang amat aneh, tangan kiri menggaruk ke atas tangan kanan
menepuk-nepuk lantai. Inilah ilmu silat tangan kosong dengan
gerakan Lo-thian-tong-te (mengacau Langit Menggetarkan Bumi)
yang merupakan kunci terakhir dari Ilmu Silat Thian-te-kun
peninggalan Bu-Beng Sin-Kun, gerakan paling hebat yang baru
dapat ditemui atau dipecahkan rahasianya oleh Lee Ing setelah ia
melihat kedudukan kaki tangan rangka guru besar itu (baca jilid
sebelumnya). Memang Lee Ing cerdik sekali. Ketika bertempur sampai puluhan
jurus, otaknya bekerja dan ia menjadi yakin bahwa entah secara
bagaimana, pemuda gila ini tentu telah berhasil memasuki Gua
Siluman dan mempelajari ilmu silat aneh itu. Akan tetapi ia
teringat bahwa ia telah mengubur rangka gurunya sehingga orang
lain takkan mungkin dapat memecahkan rahasia gerakan Lothian-tong-te itu. Maka ia
mempergunakan ilmu silat ini untuk
menghantam Sim Hong Lui. Ternyata akalnya berhasil baik. Menghadapi gerakan yang belum
dipelajarinya ini, Hong Lui terkejut sekali, gerakan tangan kakinya
kacau. Ia mengeluarkan pekik aneh, agaknya ia mengenal
gerakan Lee Ing yang membingungkan akan tetapi tak dapat ia
elakkan ini. Pundaknya terpukul dan pemuda gila itu terjungkal
dan merintih-rintih. Souw Lee Ing menjadi girang sekali. Selagi ia
hendak mengirim pukulan terakhir untuk melenyapkan pemuda
5 989 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
gila yang amat berbahaya ini, tiba-tiba ia mendengar seruan Huiouw-tiap Yap Lee Nio.
"Souw Lee Ing, kau lihat siapa ini" Kalau kau tidak melepaskan
anakku, aku akan membunuh ayahmu!"
Lee Ing cepat menengok dan apa yang dilihatnya membuat
kedua kakinya terasa lemas tak bertenaga lagi. Ayahnya rebah di
dekat kaki Hui-ouwtiap Yap Lee Nio, rebah tidak berdaya seperti
orang kehabisan tenaga, sedangkan Hui-ouw-tiap yang
memegang pedang menodongkan ujung pedangnya di leher
ayahnya. Orang tuanya kelihatan amat sengsara, matanya yang
sudah lenyap bijinya itu kelihatan cowong menghitam, mukanya
kotor, rambutnya awut-awutan, tubuhnya kurus, akan tetapi
anehnya, ayahnya masih mengeluarkan suara ketawa-tawa
perlahan. Hancur hati Lee Ing menyaksikan keadaan ayahnya
yang tercinta itu. Air mata bercucuran dari kedua matanya.
"Ayah...." Mendengar suara ini. Souw Teng Wi menggerakkan lehernya,
matanya yang buta seakan-akan sedang mencari-cari.
990 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Namilana...." bibirnya bergerak lemah.
"Ayah, aku Souw Lee Ing, anakmu.......! Jangan khawatir, ayah.
Aku datang untuk menolongmu." Sudah tegang seluruh urat
dalam tubuh gadis ini untuk menerjang Hui-ouw-tiap dan
puteranya. Kemarahannya memuncak.
"Souw Lee Ing, jangan bergerak. Sedikit saja . kau bergerak,
pedangku akan menembusi leher ayahmu!" bentak Hui-ouw-tiap,
matanya tajam memandang gadis itu, ancamannya bukan mainmain. Souw Lee Ing ragu-ragu.
Sementara itu, Souw Teng Wi
yang mendengar suara anaknya ini, tiba-tiba awan gelap yang
menyelubungi ingatannya buyar dan ia mulai teringat.
"Lee Ing.... anakku...... ah, anakku sayang..." Kakek buta ini
mencoba untuk berdiri, akan tetapi oleh karena jalan darah di
punggungnya sudah ditotok, ia roboh lagi.
"Ayah...." Lee Ing melangkah maju.
"Berhenti kau! Kalau tidak dia kubunuh!" bentak Hui-ouw-tiap,
tetap menodongkan pedang pada leher Souw Teng Wi.
6 991 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi Lee Ing maju terus, mengira bahwa itu hanya gertak
belaka. Manusia mana tega membunuh seorang kakek yang
sudah buta dan keadaannya demikian lemah seperti ayahnya.
Akan tetapi alangkah terkejutnya ketika Hui-ouw-tiap benar-benar
menggerakkan pedang menusuk leher Souw Teng Wi. Kakek
buta ini tinggi sekali kepandaiannya akan tetapi totokan yang
dilakukan oleh Sim Hong Lui hebat bukan main. Ia mencoba
untuk mengelak, namun sia-sia. Terdengar suara "cesss.." dan
darah muncrat keluar dari leher kakek tua itu yang roboh miring!
"Ayaaaahhhh....!" Souw Lee Ing menjerit nyaring sekali.
Tubuhnya mencelat ke depan dan kedua tangannya digerakkan.
"Krakkk!" Pedang di tangan Hui-ouw-tiap patah-patah terkena
benturan lengannya, kemudian kedua tangannya bergerak maju
menghantam. "Krek! Krek!" Dua kali tangan Lee Ing menghantam kepala Yap
Lee Nio dan nyonya itu terjungkal roboh, kepalanya pecah dan
mati di saat itu juga. Gadis itu tidak memperdulikan korbannya
lagi, terus saja berlutut di dekat ayahnya yang masih rebah miring
dengan leher bercucuran darah.
992 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ayah..." Souw Teng Wi membuka mulutnya, bibirnya bergerakgerak. Dalam saat-saat terakhir dari
hidupnya ia benar-benar waras, pikirannya jernih. Ia
tersenyum. "Lee Ing anakku.... kau hendak menyusul ibumu.... kau....kau...."
"Ayah, jangan tinggalkan aku.... aku belum sempat berbakti
kepadamu!" Lee Ing menahan tangisnya. Souw Teng Wi
tersenyum. "Negara ayahmu, tanah air ibumu, berbaktilah kepada mereka.....
bantu rakyat..... aahhhh....." Souw Teng Wi menghembuskan
napas terakhir dalam pelukan puterinya.
"Ayaaaaah..." saking sedih dan marahnya, Lee Ing pingsan di
samping jenazah ayahnya! Ketika siuman kembali, Lee Ing sudah mendapatkan dirinya
7 terikat pada sebuah tiang besar di belakang kelenteng. Kedua
tangannya dibelenggu ke belakang, juga kedua kakinya
dibelenggu, diikat ke tiang itu. Pada pinggangnya juga terdapat
ikatan belenggu besi yang tebal dan kuat sekali. Gadis ini siuman
993 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dalam keadaan lemah dan tahulah ia bahwa jalan darah thian-huhiat di tubuhnya ditotok orang.
Akan tetapi hal ini bukan apa-apa
baginya. Ia memejamkan mata, menahan napas dan
menyalurkan sinkang di tubuhnya. Dalam sekejap mata saja ia
berhasil mempergunakan hawa murni mendesak pengaruh
totokan dan jalan darahnya pulih kembali seperti biasa.
Inilah ilmu membuka jalan darah dari dalam yang ia pelajari di
dalam Gua Siluman. Akan tetapi, biarpun ia sudah bebas dari
totokan dan tubuhnya tidak
lemas lagi, tetap saja ia tidak mampu bergerak, tidak mungkin
melepaskan diri dari belenggu besi sekuat itu. Kalau tidak terikat
kedua tangannya ke belakang, kiranya ia masih sanggup
mematahkan belenggu. Akan tetapi kedua tangannya diikat ke
belakang, jari-jari tangannya tak bisa berbuat apa-apa.
Ketika ia melirik ke bawah, di depannya dipasangi meja kecil dan
di atas meja itu terdapat hio yang sudah dinyalakan. Tentu belum
lama ini ada orang bersembahyang di situ. Ia teringat lagi. Siapa
lagi kalau bukan Sim Hong Lui pemuda gila itu yang
bersembahyang" Lee Ing diam-diam bergidik, la dapat menduga
apa maksudnya. Tentu ia dijadikan semacam hidangan, dijadikan
semacam "samseng" untuk korban sembahyangan. Mudah
diduga bahwa pemuda edan itu menyembahyangi arwah ayah
bundanya dan ia sengaja diikat di dekat meja sembahyang agar
ayah bunda pemuda edan itu dapat melihat dari alam baka dan
dapat tertebus penasarannya.
994 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing lalu teringat kepada ayahnya dan air matanya mengucur
deras, la tidak memperdulikan nasib sendiri, akan tetapi
mengingat kematian ayahnya ia menjadi berduka bukan main.
Dari duka yang menghebat timbul kemarahan dan sakit hatinya.
"Keparat Hong Lui! Awas kau kalau aku bisa terlepas!" gerutunya
dan Lee Ing mengusir segala kedukaan yang melemahkan. Ia
mengerahkan tenaganya, memeramkan mata mengumpulkan
semangat. "Aku harus dapat mematahkan belenggu ini..."
pikirnya. Ia hendak mempergunakan segenap tenaga sinkang
yang berada di tubuhnya dan ia percaya akan dapat berhasil
mematahkan belenggu. 8 Akan tetapi tiba-tiba ia merasa betapa semangatnya buyar,
hidungnya mencium keharuman yang memuakkan berbareng
memabokkan la membuka mata dan melihat asap hio di atas
meja itu mengebul. Kening gadis ini berkerut. Tentu bukan
sembarang hio. Asapnya bukan asap biasa, melainkan asap yang
mengandung pengaruh memabokkan. Celaka, pikirnya gelisah.
Pemuda edan itu ternyata telah mempergunakan hio yang
dicampuri obat berbisa sehingga asapnya mengandung racun,
memabokkan dan tak mungkin ia mengerahkan segenap sinkang
di tubuhnya. 995 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Asap itu menyiarkan bau yang mengacau semangatnya. Lee Ing
menjadi bingung. Ia maklum bahwa kalau ia tidak dapat
melepaskan diri, ia tentu akan menjadi korban pemuda gila itu.
Tiba-tiba terdengar orang tertawa terkekeh-kekeh. Sim Hong Lui
muncul di depannya sambil tersenyum mengerikan, seperti
senyum sebuah mayat hidup. Wajah pemuda itu pucat sekali.
Matanya kemerahan dan liar berputar. Lee Ing memandang
dengan tabah, sedikitpun tidak gentar. Akan tetapi ia merasa jijik
melihat pemuda ini. Apa lagi pada saat itu kegilaan Sim Hong Lui
memuncak. Mulutnya mengeluarkan sedikit busa dan senyumnya
makin mengerikan. Melihat munculnya pemuda ini, ia teringat
akan kepandaian pemuda gila ini. Tak salah lagi, tentu pemuda
ini telah berhasil memasuki Gua Siluman dan telah mempelajari
ilmu peninggalan Bu-Beng Sin-kun, biarpun cara mempelajarinya
hanya mengambil bagian yang penuh hawa jahat saja.
"Heh-heh-heh, Souw Lee Ing. Sekarang akulah orang paling
pandai di dunia ini! Hah-hah-hah!" Melihat pemuda itu tertawatawa sambil memandang ke atas, Lee
Ing makin benci. Akan tetapi ia menahan kemarahannya karena timbul keinginan hatinya
untuk mengetahui apakah dugaannya tadi betul.
"Sim Hong Lui. kau memang memiliki kepandaian tinggi. Akan
tetapi, kepandaianmu itu hanya kepandaian yang kau curi di Gua
996 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siluman. Betul tidak?" Berubah wajah Hong Lui mendengar
disebutnya Gua Siluman. "Mencuri" Kau gila! Akulah murid Gua Siluman, aku yang
mewarisi kepandaian mujijat. Aku seorang, ha ha-ha, kalian ayah
dan anak she Souw tidak akan menjadi saingan lagi! Kau tahu
apa yang hendak kulakukan padamu" Lihat ini!" Pemuda itu
mengeluarkan sebilah pisau yang berkilauan saking tajamnya.
9 "Sekarang masih terlalu pagi. Nanti menjelang tengah hari, di
bawah sinar matahari yang menjadi saksi, aku akan belek
dadamu, kukeluarkan jantungmu dan kumakan mentah-mentah.
Ha-ha-ha, dengan demikian hatimu selamanya akan menjadi
milikku, aku dapat membalaskan sakit hati ayahku, dan kau
takkan lagi menjadi sainganku. He-he-he!"
"Sim Hong Lui, kau bukan murid Gua Siluman, kau hanya pencuri
hina dina! Kau tidak berhak mengaku menjadi murid suhu BuBeng Sin-Kun, karena suhu Bu-Beng
Sin-Kun adalah seorang pendekar besar, tidak patut mempunyai murid seperti engkau
seorang pengecut besar!"
"Eh....eh.....kau bilang apa" Aku pengecut?" Pemuda edan itu
melangkah dekat sampai mukanya hampir menyentuh muka Lee
Ing, membuat gadis itu meramkan mata saking jijiknya. Akan
tetapi ia tidak hendak memperlihatkan takutnya, ia membuka
997 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kembali matanya dan meludahi muka di depannya itu. Hong Lui
mengelak dan tertawa-tawa.
"Memang kau pengecut! Kalau kau memang jantan, mengapa
kau menangkap aku selagi aku pingsan" Hayo kau coba buka
belenggu ini dan kita bertempur untuk membuktikan siapa murid
Bu-beng Sin-kun yang sejati!"
Sim Hong Lui menggerakkan tangannya yang memegang pisau
ke arah ulu hati di dada Lee Ing. Gadis itu merasa betapa bajunya
tertembus ujung pisau dan kulit dadanya tersentuh benda runcing
itu, maka tahulah ia bahwa saat kematiannya sudah tiba. la tidak
berdaya, maka ia meramkan mata sambil menanti maut. Akan
tetapi pisau itu ditarik kembali dan terdengar suara Hong Lui
mengejek,
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau sudah tertawan, berarti kau sudah kalah. He-he-he, mana
bisa kau menangkan aku yang sudah menjadi murid Raja
Siluman di Gua Siluman" Ha-ha-ha, sungguh lucu... sungguh
mengerikan... hiiii... menakutkan sekali!" Sim Hong Lui tiba-tiba
mundur-mundur dan menutupi mukanya dengan kedua tangan.
"Takut, takut... iblis dan siluman mengamuk...."
Lee Ing membuka matanya dan memandang penuh perhatian
kepada pemuda itu. Sim Hong Lui berubah seperti seorang bocah
kecil yang takut di waktu malam gelap, mengoceh tentang setan
998 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dan iblis. Kemudian dengan suara pelahan sekali pemuda ini
mengoceh terus, menceritakan pengalaman pengalaman hebat di
10 dalam Gua Siluman. Dari ocehan yang tidak karuan ini akhirnya
Lee Ing dapat mengetahui bahwa dugaannya memang tepat.
Sebelum ayahnya berhasil memasuki Gua Siluman dan
membuka rahasia pusaka Gua Siluman itu kepadanya, ternyata
ayah pemuda ini, Sim Kang, sudah mendengar tentang Gua
Siluman yang aneh itu, malah sudah mencari-cari namun tidak
berhasil. Kemudian melihat kepandaian hebat dari Souw Teng
Wi, Sim Kang dan Sim Hong Lui menjadi makin tergerak hatinya
ingin mencari Gua Siluman.
Setelah Sim Kang tewas oleh Souw Teng Wi dan Sim Hong Lui
terpaksa melompat ke dalam laut (baca jilid sebelumnya),
pemuda ini menjadi begitu prihatin dan sakit hati sehingga ia
mati-matian mencari Gua Siluman. Atas petunjuk ibunya yang
menyatakan bahwa Souw Lee Ing telah menjadi seorang sakti
setelah lenyap di daerah pegunungan Gua Siluman. Akhirnya
setelah melakukan perantauan di daerah liar itu sampai lama,
tidak perduli lagi akan lapar dan lelah, pemuda yang sudah nekat
ini akhirnya dapat menemukan Gua Siluman!
Ia memasuki gua itu dan alangkah girangnya ketika mendapatkan
pelajaran-pelajaran aneh dan sakti di dalam gua. Akan tetapi
dasar wataknya sudah bejat dan pikirannya tidak bersih, ia tidak
999 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kuat menahan godaan di dalam gua. tidak kuat melawan hawa
iblis yang memang terdapat di dalam gua itu sehingga biarpun ia
berhasil mempelajari ilmu-ilmu vang aneh, ia telah menjadi gila.
Suramnya Bayang Bayang 36 The Truth About Forever Karya Orizuka Suling Naga 24
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama