Ceritasilat Novel Online

Pusaka Gua Siluman 3

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 3


meneteskan air liur! 29 "Orang tua. tunggu sampai kau bertemu dengan ayahku. Sudah
dekat dengan laut dan sebentar lagi tentu kau akan bertemu
dengan dia!" katanva memperingatkan.
Akan tetapi agaknya iblis malam yang katanya suka muncul
melalui cahaya bulan, sudah menguasai hati kakek ini. la
menubruk dan sebelum Lee Ing dapat menghindarkan diri,
163 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tangannya sudah disambar dan ditarik. Di lain saat, kakek itu
sudah membelai-belai rambut dan kepala Lee Ing, nampaknya
sudah tidak tahan lagi hendak segera menggerogoti kepala itu.
Merasa betapa kuku-kuku jari tangan itu mencengkeram
kepalanya menimbulkan rasa nyeri, Lee Ing sibuk bukan main.
"'Locianpwe, kau...kau mau apakah.....?"
"Ha-ha-ha, aku tak tahan lagi, anak manis. Sudah tercium olehku
otakmu yang manis, yang gurih, yang menyegarkan badan.
Sudah terlalu lama aku tidak makan otak... ha-ha-ha!"
"Locianpwe, ingat Ayah setiap saat akan muncul!"
Ucapan ini ada pengaruhnya juga. Toat-beng-pian Mo Hun
memandang ke kanan kiri dan air sungai kini mulai berombakombak, akan tetapi ia tidak melihat
sesuatu. Ia tertawa dan mengangkat muka gadis itu untuk diejeknya bahwa gadis itu telah
membohonginya, akan tetapi begitu melihat wajah gadis itu,
melihat bibir yang kemerahan, melihat mata yang bening, melihat
kecantikan Lee Ing, sikapnya berubah lagi.
164 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau cantik....cantik manis....sayang kalau dibunuh. Kau patut
menjadi isteriku... ha-ha, kau cantik manis...!"
Seketika wajah Lee Ing menjadi pucat sekali. Kengerian kali ini
hampir membuatnya pingsan. Jari-jari tangan itu tidak lagi
mencengkeram kepalanya, kini mulai membelai-belai rambutnya,
mukanya digerayangi dengan sikap halus. Mata kakek itu
bercahaya lembut, mulut yang mengerikan itu tersenyum iblis.
Lee Ing lebih takut dari pada tadi. Lebih baik kepalanya
dipecahkan dan otaknya dimakan dari pada ia dijadikan isteri
kakek iblis macam ini. Secepat kilat Lee Ing meronta, mempergunakan ilmu silat yang ia
pelajari dari Haminto Losu. Bagaikan seekor belut, gadis ini
berhasil melepaskan pelukan kakek itu. Bukan karena ia lebih
30 kuat, melainkan karena Toat-beng-pian Mo Hun memang sengaja
melepaskannya, untuk mempermainkannya seperti tikus
dipermainkan kucing. Di perahu sekecil itu di tengah sungai,
hendak lari ke manakah"
"Ha-ha-ha, manisku! Jantung hatiku, jangan kau menggoda. Kau
hendak lari ke manakah" Mari, ke sinilah, Lee Ing...!"
165 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Suara Mo Hun ini seperti pisau mengiris-iris jantung, membuat
tubuh Lee Ing menggigil Hampir saja gadis ini tidak kuat
melakukan hal yang sudah lama direncanakan. Ketika itu perahu
mulai cepat jalannya, dan air mulai berombak. Ketika ia melihat
kakek itu bangkit dan bayangannya di atas perahu nampak besar
dan panjang, siap hendak menubruknya, tiba-tiba Lee Ing
mengerahkan seluruh tenaganya menekan pinggiran perahu
sambil terus menyebur ke dalam air.
"Byuurrr....!" Perahu itu terbalik tak dapat dicegah lagi, biarpun Mo
Hun sudah berusaha menekan keseimbangan perahu. Di darat
kakek ini boleh jadi kuat bukan main, namun di air tidak berdaya.
Ia tidak dapat mencegah perahunya terbalik, akan tetapi kakek ini
memang lihai bukan main. Cepat ia dapat menyambar dayungnya
dan melompat ke atas. Melihat perahu itu timbul kembali dalam
keadaan terbalik, ia melompat turun di atas perahu sambil
memaki-maki. "Bocah setan, apa kau mencari mati menjadi setan air?" serunya
sambil memukul-mukul dengan dayungnya ke kanan kiri sehinga
air muncrat tinggi-tinggi. Kalau dayung itu mengenai Lee Ing,
tentu akan pecah kepala gadis itu. Akan tetapi Lee Ing sudah
lebih dulu menyelam. Tidak tahunya di bawah permukaan air
terdapat arus yang amat kuat dan cepatnya sehingga tubuh gadis
itu terbawa arus ke depan.
166 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Memang belum nasib Lee Ing untuk terjatuh ke dalam tangan
kakek iblis ini. Dalam saat itu, ketika Mo Hun sedang mencari-cari
dengan matanya, tiba-tiba ada awan menutupi bulan sehingga
ketika Lee Ing timbul ke permukaan air untuk mengisap hawa,
keadaan demikian gelap dan kakek itu tidak dapat melihatnya.
Arus makin santer. Tubuh Lee Ing terbawa aliran air terus ke laut!
Adapun Toat-beng-pian Mo Hun yang merasa tertipu, dengan
marah mendayung perahu terbalik itu ke pinggir dan melompatlah
ia ke darat sambil menyumpah-nyumpah. Dari darat ia melihatlihat kalau gadis itu timbul, akan
31 tetapi jaraknya sudah terlampau
jauh sehingga ia tidak melihat Lee Ing lagi. Ia membantingbanting kakinya lalu pergi cepat-cepat
dari tempat itu. Bagaimana dengan Lee Ing" Malang baginya, arus sungai yang
terjun ke laut membawanya ke tengah dan ombak besar
menerima tubuhnya, dipermainkan, diayun ke sana ke mari,
dibanting ke kanan ke kiri, gadis itu kehabisan tenaga dan payah
sekali! Baiknya ia di utara dulu pernah belajar berenang sehingga
ia masih dapat mempertahankan diri tidak sampai tenggelam.
Setelah melalui enam propinsi besar-besar, berliku-liku naik turun
gunung dan menempuh jarak puluhan ribu lie, Sungai Huang-ho
atau Sungai Kuning akhirnya menumpahkan airnya di laut Po-hai.
Setiap hari banyak sekali air dimuntahkan sungai itu ke dalam
167 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
laut, tak pernah berhenti beratus, beribu tahun lamanya. Tidak
hanya Sungai Huang-ho, masih banyak ratusan
batang sungai besar kecil menumpahkan airnya ke dalam laut.
Terus mengalir tiada hentinya. Namun laut tak pernah terlalu
penuh, tidak pernah meluap sampai merendam pulau-pulau.
Aneh benar, sama anehnya dengan sungai-sungai yang tak
pernah kehabisan air biarpun airnya terus dibuang ke dalam laut.
Jarang ada orang sudi memusingkan otak memikirkan hal ini.
jarang ada yang mengagumi Pengatur Maha Besar yang
mengatur semua ini demikian beres dan lancar. Dan sama sekali
tak mungkin kalau ada orang yang sedang terapung di tengah
laut memikirkan hal itu. Akan tetapi benar-benar ada orang
terapung-apung di tengah samudera yang pada saat itu memikir
akan semua ini, Dan orang itu adalah Souw Lee Ing, gadis yang
berhasil nielepaskan diri dari kekuasaan manusia iblis Toat-bengpian Mo Hun untuk merelakan diri
diterima oleh kekuasaan air
laut yang ganas. Tadinya ia lelah bukan main dan sudah hampir habis harapan
untuk hidup, dipermainkan oleh ombak laut yang menggelora.
Pada saat tubuhnya dihempaskan ke kanan kiri bagaikan sehelai
daun ringannya, tiba-tiba betisnya terasa sakit tertumbuk sebilah
papan kayu tebal. Cepat Lee Ing menerkam kayu ini dan
selanjutnya ia dapat bernapas lega. Papan itu merupakan
penolong nyawanya, penolong sementara sebelum ia ditelan
168 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ombak memasang. Baiknya air laut mulai tenang dan ia memeluk
papan itu melepaskan lelah, membiarkan dirinya dibawa hanyut
oleh papan sambil... melamun!
32 Lee Ing seorang gadis yang berhati baja, tabah dan ia dapat
menghadapi maut tanpa berkedip mata. Gemblengan kakeknya,
Haminto Losu bukan percuma, kakek ini menempa dan
menggemblengnya menjadi seorang gadis remaja yang berhati
baja bersemangat gagah perkasa sungguhpun tingkat ilmu
silatnya masih jauh untuk membuat ia patut disebut wanita gagah
perkasa. Selain ketabahan, pada dasarnya Souw Lee Ing berwatak
periang, memandang dunia dan sudut terang, selalu bergembira
dan dalam segala hal masih dapat mengecap kenikmatan
kejadian itu, masih dapat menemukan "untung" dalam semua
peristiwa, sungguhpun bagi orang lain tak mungkin ada
keuntungan itu. Sebagai contoh, biarpun dirinya sudah tak
berdaya, berada di tengah laut yang tidak kelihatan tepinya, tak
diketahui bagaimana nasib dirinya selanjutnya, namun
mendapatkan sebatang pa (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
pan itu Lee Ing masih merasa
beruntung! Untung ada papan ini, pikirnya gembira lahir batin,
sama sekali lupa akan "rugi" yang dideritanya, yakni diombangambingkan di tengah samudera
tanpa harapan tertolong. Tidak mengherankan apa bila seorang dara seperti Lee Ing dapat
melamun dan memikirkan tentang keanehan alam. Tentang air
169 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sungai yang tiada habisnya mengalir ke laut, tentang laut tidak
menjadi penuh walau menerima tumpahan air dari ratusan
sungai. Pernah ia diceritai oleh Haminto Losu bahwa air sungai terjadi
dari pada hujan dan air hujan adalah penjelmaan dari pada air
laut. Jadi kalau air sungai tertumpah semua ke dalam laut, sama
halnya dengan "kerbau pulang ke kandang" Lee Ing adalah
seorang gadis sederhana, tidak terpelajar seperti gadis-gadis
jaman sekarang yang mendapat pelajaran tentang ilmu alam,
mana ia dapat mengerti akan "kesederhanaan" peristiwa ini"
Dianggapnya hal itu ajaib dan membuat ia makin kagum kepada
Yang Maha Kuasa. "Yang mengatur semua itu adalah Thian (Tuhan)," biasa Haminto
Losu memberi penjelasannya, "Juga yang mengatur jalannya
matahari bulan dan bintang di langit, yang mengatur segala
benda, hidup atau mati. Mengapa burung yang bersayap dan
bukan ikan" Mengapa ikan yang hidup di air dan bukan manusia"
Semua ini sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Juga hidup kita
ini sudah ditentukan dan diatur, kita hanya tinggal menjalani saja.
Oleh karena itu Lee Ing, dalam segala hal, kita harus
menyerahkan nasib sebulatnya kepada Tuhan sebagai penentu
dan pemutus terakhir di atas segala daya upaya dan ikhtiar, kita
sebagai manusia hidup yang berakal budi."
170 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dalam keadaan tak berdaya itu, semua kata-kata Haminto Losu
mengiang ke dalam telinganya, membuat Lee Ing berbesar hati.
Gadis ini memandang ke sekelilingnya. Air, air dan air, tidak
kelihatan tepi laut, yang nampak hanya buih buih air dan kepala
ombak keputih-putihan seperti iblis-iblis mengerikan mengelilingi
dirinya. "Aku tidak takut," katanya keras kepada buih dan kepala ombak
yang kadang-kadang membentuk benda aneh seperti binatang
1 atau setan, "seperti juga aku, kalian semua inipun terjadi karena
kekuasaan Thian. Aku tidak takut Aku masih hidup dan aku akan
berusaha sedapatku sebelum menyerah kepada maut!" Benarbenar hebat gadis ini. berani
menantang maut seperti itu dalam
keadaan yang sudah tidak berdaya sama sekali.
Tiba-tiba kakinya tersentuh sesuatu yang bergerak dan kuat.
Perasaan, dan otak gadis ini bekerja cepat. Dengan sigap ia
menarik kedua kakinya dan melompat ke atas papan. Baiknya ia
berlaku cepat karena seekor ikan besar dua kali dirinya
menyambar lewat dekat papan dengan moncong dibuka
lebar-lebar, membuai air berombak dan papan terdorong jauh.
Lee Ing tidak menjadi takut melihat ikan besar ini, bahkan ia
tertawa-tawa sambil berkata, "Hi-hi, ada makanan datang! Terima
kasih kakek laut atas antaranmu daging empuk, memang perutku
171 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lapar bukan main!" Ia lalu menggerak-gerakkan tangannya ke
dalam air di dekat papan untuk menarik perhatian ikan itu. Betul
saja, ketika ikan itu melihat tangan Lee Ing bergerak-gerak di
dalam air, ia berenang kembali dan menyambar dengan mulut
terpentang lebar "Prakk!" Secepat kilat Lee Ing membalikkan tangannya dan
menghantam kepala ikan itu dengan kepalannya yang kecil tetapi
keras seperti baja. Ikan itu terputar-putar di dalam air, menyabetnyabet dengan ekornya membuat
air mengalun tinggi dan hampir
saja papan yang ditumpangi Lee Ing terbalik.
"Ha. enak ya pukulanku?" Lee Ing "mendayung" papan dengan
tangan kirinya mendekati ilkan yang masih "pening", mencari
kesempatan baik lalu kembali tangannya bergerak. Kini ia telah
mencabut saputangan pembungkus rambutnya yang panjang.
Saputangan ini setelah terkena air laut dan kering kembali,
menjadi kaku. Di dalam tangan Lee Ing yang sudah melatih diri
dengan tenaga Iweekang, saputangan itu merupakan senjata
yang cukup kuat. Saputangan diayun, menjadi kaku seperti
penggada dan "krakkl" kembali kepala ikan dihantam, sekarang
lebih keras dari pada tadi. Pecahlah kepala ikan itu dan binatang
yang sial ini berputaran sebentar, air menjadi merah terkena
darah. Akan tetapi alangkah kecewa hati Lee melihat tubuh ikan
itu tenggelam. 172 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sialan!" gerutunya. "Makanan tinggal memasukkan mulut
menghilang." 2 Tiba-tiba ia melihat sirip-sirip ikan bergerak cepat sekali dari
depan. Ternyata itulah serombongan ikan hiu, ikan liar yang haus
darah. Mau tidak mau Lee Ing bergidik melihat ini. Hiu yang
panjangnya rata-rata dua meter ini kalau mengeroyoknya. tentu
akan dirobek-robek dan dibagi-bagi oleh mereka.
Baiknya hiu itu datang karena bau darah ikan yang telah
dibunuhnya, maka mereka menyerbu ke bawah dan sebentar
saja tubuh ikan besar tadi telah dibuat bancakan (dikeroyok dan
dimakan). Kepingan-kepingan daging ikan bercampur darah
timbul ke permukaan air. Lee Ing timbul juga kegembiraannya
melihat daging putih kemerahan yang terapung di dekat papan.
Akan tetapi sebentar saja ikan-ikan hiu itu timbul kembali dan
menyambari potongan-potongan daging itu.
"Haya.... hayooo.... binatang-binatang gembul. Jangan habiskan


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri, dong..!" Lee Ing cepat menyambar segumpal daging yang
cukup besar, mendahului moncong ikan yang sudah menyambar
pula. "Ayaa, tidak kena, bung! Kau sudah cukup kenyang, bagi
sedikit untuk nonamu, mengapa sih?"
Sambil tertawa-tawa Lee Ing memandang ikan yang berenang ke
sekeliling "perahunya" kemudian ia membawa daging itu ke
173 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mulutnya terus digigit sepotong dan dikunyah. Mula-mula ia
mengunyah dengan penuh nafsu dan selera karena perutnya
memang sudah amat lapar, akan tetapi begitu daging yang
dikunyah itu dimasukkan tenggorokan, kontan ia muntah-muntah.
Rasa manis tercampur bau amis membuainya muntah-muntah.
Akan tetapi ia dapat berpikir panjang. Keadaannya sudah cukup
menderita dan berbahaya sekali, kalau ditambah lagi dengan
perut kosong dan kelaparan, harapan tertolong makin tipis.
Dengan nekat Lee Ing meramkan mata dan kembali ia menggigit
daging besar yang masih dipegangnya, lalu tangan kirinya
memencet hidung dan daging itu dikunyah cepat terus ditelannya
begitu saja. Sebelum habis segumpal besar daging itu memasuki
perutnya, belum dilepasnya hidung yang dipencet, baru setelah ia
mengambil air laut dengan sendokan tangan kanan dan
diminumnya ia melepaskan pencetan hidungnya. Dengan cara
demikian barulah ia dapat makan daging ikan mentah itu.
Penciuman memegang peranan penting bagi rasa. Dengan
memencet hidung, rasa yang tidak enak akan lenyap sebagian
besar. Akan tetapi setelah perutnya diisi, ia menghadapi kesukaran lain.
Minum air laut membuat tenggorokannya menjadi kering dan
tidak enak sekali. Rasa haus mengganggunya dan membuat
3 leher serasa tercekik. Lee Ing menjadi kelabakan dan bingung
sekali. Akan tetapi dasar ia memang tabah dan selalu gembira. Ia
menghibur rasa yang amat tidak enak ini dengan berjenaka.
174 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Memandang ikan-ikan hiu yang berenang ke sana ke mari
nampak segar itu. ia berkata,
"Ya Tuhan, alangkah senangnya menjadi ikan. Pada saat
sekarang ini aku akan berterimakasih sekali kalau dijadikan
ikan...!" Sifatnya yang gembira menolong banyak. Betapapun payah
keadaannya, dengan sifat periang ini tidak begitu menekan hati.
Berhari-hari Lee Ing hidup dalam keadaan amat sengsara di atas
papan itu. Yang paling hebat mengganggunya adalah panas terik
matahari dan rasa dahaga yang mengamuk, dapat ia puaskan
dengan minum air laut. Bahkan sekarang ia sama sekali tidak
berani minum air laut karena setiap kali ia minum tenggorokannya
makin sakit tercekik rasanya.
Agaknya Thian belum menghendaki Lee Ing tewas di situ.
Buktinya, pada hari ke tiga selagi gadis ini sudah empas-empis
seperti ikan dilempar di darat saking hausnya, mendung yang
sudah lama membubung di udara itu pecah menjadi air hujan.
Lee Ing menari-nari di atas papannya sampai hampir ia terguling
kalau ia tidak buru-buru mengatur keseimbangan tubuhnya.
Terguling di air di antara sekelompok ikan hiu itu sama dengan
memberi umpan! Berhari-hari itu ikan hiu tetap membuntuti
papan, agaknya siap menanti! saatnya makanan empuk ini
tergelincir ke air. 175 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sambil tertawa sampai keluar air matanya Lee Ing menerima air
hujan dengan mulut dan tangannya dan minum sepuas hatinya,
mandi sampai basah kuyup. Akan tetapi hujan tiada hentinya dan
sebentar saja suasana menggembirakan itu berubah menjadi
mjenyedihkan ketika datang badai mengamuk. Cuaca menjadi
gelap sekali, air bergelombang. makin lama makin tinggi dan
dahsyat. Papan kecil mulai terayun-ayun, dipermainkan secara
hebat, dilempar ke sana ke mari seperti sebuah bola kecil dibuat
main-main oleh banyak anak nakal. Lee Ing sudah memeluk
papannya lagi erat-erat, kepalanya pening, seluruh tubuh sakitsakit dan mata tak dapat dibuka
karena gempuran air laut membuat matanya sakit dan perih.
Kalau Lee Ing tidak memiliki kekerasan hati yang luar biasa
4 sekali, tentu ia telah direnggut terlepas dari papannya yang
berarti maut baginya. Akan tetapi gadis ini benar-benar hebat.
Pelukannya pada papan erat sekali. Ia maklum sepenuhnya
bahwa nyawanya tergantung pada papan itu. pelukannya
demikian erat sehingga andaikata dia mati, kiranya kedua
tangannya akan tetap memeluk papan!
Sampai semalam penuh badai mengamuk, membawa papan
sampai jauh ke selatan di luar kesadaran Lee Ing. Gadis itu
sudah setengah pingsan. tubuhnya lemas tak bertenaga lagi,
rambutnya awut-awutan dan tangan kanannya sudah terlepas
176 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dari papan. Akan tetapi tangan kirinya masih tetap memeluk
papan kuat-kuat, bahkan sudah kaku tangan kiri itu. Keadaannya
menyedihkan sekali. Melihat dari jauh, orang akan mengira dia itu
peri atau dewi laut yang bermain-main dengan ombak, akan
tetapi dilihat dari dekat, keadaannya amat menyedihkan.
Kedua matanya meram, napasnya terengah-engah dan
rambutnya tidak karuan lagi letaknya. Masih untung baginya
bahwa ikan-ikan juga ketakutan dan tidak berdaya dalam badai
hingga tak seekor ikanpun sempat mengganggunya. Kalau pada
saat itu, dalam keadaan tak berdaya dan setengah pingsan, ada
seekor ikan hiu saja lewat dekat, tentu binatang itu akan
menyambar kaki Lee Ing yang tenggelam dalam air. Akan tetapi
semua ikan bersembunyi jauh jauh di dasar laut.
Timbulnya Matahari pagi menenangkan laut, agaknya mengusir
kekuatan-kekuatan gaib yang mengguncang dan mengamuk
semalam suntuk itu. Air laut menjadi tenang, hanya bekas
amukan itu masih tampak dengan adanya keriput-keriput pada
permukaan laut dan kadarig-kadang ada pula pertemuan keriput
air yang menimbulkan percik air membusa keputihan ke atas.
Lee Ing masih setengah pingsan memeluk papan dengan tangan
kirinya. Kemudian perlahan-lahan ia menggerakkan kepala dan
membuka mata Terik matahari pagi menyengat kulit leher dan
mukanya, la sadar kembali dan dengan gerakan sukar ia menarik
177 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kedua kakinya, duduk di atas papan. Tangan kirinya yang
memeluk papan dan yang semalam suntuk direnggut-renggut
oleh ombak diluruskan ke depan Ialu digerakkan perlahan-lahan
untuk melemaskan urat-urat yang kaku.
"Heran, aku masih hidup....." komentarnya dengan suara berat
"Yang berkuasa mengatur ombak laut, kuasa pula melindungi
5 nyawaku. Hebat. ..!"
Tiba tiba pandang matanya tertumbuk pada benda hitam yang
menjulang tinggi di tengah laut, tak jauh di sebelah kanannya
Benda itu adalah dua buah batu karang yang berbentuk menara.
Dilihat dari jauh tentu dikira menara buatan manusia, akan tetapi
sebenarnya batu-batu karang buatan alam. Girang hati Lee Ing.
Biarpun yang tampak itu bukan sebuah pulau yang subur, akan
tetapi jauh lebih aman dari pada papan yang selama beberapa
hari ini menjadi kawan dan penolong satu-satunya, la mendayung
dengan tangannya, papan meluncur perlahan menuju batu
karang. Mendapatkan batu karang ini, timbul tenaga baru dalam diri Lee
Ing. Ia memanjat dan girang melihat batu karang yang kokoh kuat
itu, yang tidak bergeming menghadapi hantaman air mengombak.
Lee Ing tidak melupakan papannya yang telah menolong
nyawanya dan menjadi kawannya. Dibawanya papan itu naik ke
atas batu karang. Memang dalam keadaan seperti itu orang akan
178 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
memperhatikan hal-ha! kecil dan remeh, Juga Lee Ing demikian,
timbul rasa sayang dan setia kawan dalam hatinya terhadap
papan itu. Sampai tiga hari tiga malam Lee Ing berada di sepasang menara
batu karang itu. Keadaan yang amat tidak enak, akan tetapi bagi
Lee Ing yang berwatak periang itu dianggap amat
menguntungkan, jauh sekali lebih baik, lebih aman, dan lebih
"enak" dari pada di atas papan. Di situ ia bisa tidur nyenyak, bisa
berlindung dari terik matahari dengan bersembunyi di dalam
celah yang terdapat di antara dua buah menara batu karang, dan
dapat menangkap ikan-ikan kecil yang kebetulan lewat dekat. Di
situ ia tidak khawatir akan diganggu dan dibuntuti oleh hiu-hiu
yang mengancam. Biarpun pikirannya tenang dan api kegembiraan hidupnya tak
pernah padam, namun Lee Ing tidak pernah lupa untuk
memikirkan jalan keluar dari "penjara" ini. Setiap kali ia naik ke
puncak batu karang, memandang ke empat penjuru untuk melihat
tanda-tanda apakah di dekat situ terdapat pulau atau daratan.
Pada hari ke lima, ketika ia sedang melihat-lihat ke empat penjuru
seperti biasa, tiba-tiba ia mengeluarkan seruan girang, la melihat
titik hitam yang makin lama membesar dan mulai kelihatanlah
bentuk-bentuk layar. Sebuah perahu layar. Benar-benar
mengharukan sekali melihat sikap Lee Ing pada saat itu. Gadis ini
179 6 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kebingungan, dengan gagap-gagap seperti ayam hendak bertelur
ia naik turun menara batu karang itu sambil memutar-mutar kain
ikat rambutnya dan berteriak-teriak sekuat tenaga.
"Heeeeeiii, tukang perahu... ke sinilah...! Sahhabat baik, putar
perahumu ke sini...! Aku hendak ikut...!" Demikian teriakannya
berulang-ulang sambil memutar-mutar kain di tangannya.
Beberapa ekor burung belibis laut sampai kaget dan terbang
meninggi. Tentu rnereka ini kaget dan takut melihat mahluk aneh
di atas batukarang itu! Perahu layar makin mendekat. Lee Ing berjingkrak-jingkrak di
atas batu karang, dibilang tertawa air matanya bercucuran, kalau
menangis mengapa suaranya bergelak tertawa. Saking girangnya
gadis ini menangis sambil tertawa. Baru ia tenang kembali
setelah perahu datang dekat dan ia melihat dua orang laki-laki
tinggi besar berdiri di dek, memandangnya dengan mata
terbelalak. Dua orang itu yang seorang berusia tiga puluh tahun
lebih, yang ke dua sudah lima puluh tahun. Muka mereka
menghitam terbakar panas matahari. Mereka bukan nelayan,
karena pakaian mereka seperti pakaian ahli silat.
"Benarkah apa yang kulihat ini?" Akhirnya yang tua dapat
mengeluarkan kata-kata, suaranya besar dan kasar. "Seorang
gadis muda cantik seorang diri di atas batu karang ini?"
180 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Entah cantik entah tidak, akan tetapi aku memang seorang gadis
muda. Orang tua baik, lekas dekatkan perahumu, aku hendak ikut
menumpang ke darat!" jawab Lee Ing.
Akan tetapi dua orang yang bertugas sebagai juru mudi itu tidak
bergerak mendekatkan perahu, kini yang muda bertanya,
suaranya kecil tinggi tidak sesuai dengan tubuhnya yang tinggi
besar, "Kau ini siluman, peri atau manusia" Kau wanita muda
cantik jelita seorang diri di sini, mana bisa jadi" Jangan-jangan
kau siluman ikan...."
Kini tiga orang lain datang ke dek itu, pakaian mereka serupa,
seperti pakaian tentara seragam. Melihat Lee Ing, tiga orang
inipun bengong terheran. "Sam-ko, dia itu ikan duyung!" seru seorang,
"Mana bisa Ikan duyung tak berbaju, di atas gadis di bawah ikan.
Dia itu lengkap gadis dari atas ke bawah, berpakaian pula,"
bantah yang lain. 7 "Tentu siluman.... siluman ikan atau siluman ular....."
181 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing membanting-banting kaki dengan gemasnya. Pada saat
itu terdengar suara keras sekali dan parau dari sebelah dalam
"Mengapa haluan perahu diputar" Ada apa ribut-ribut di atas itu?"
Lima orang anak buah perahu besar itu menghentikan keributan
dan yang tua menjawab hormat, "Loya, di atas batu karang
terdapat seorang gadis cantik."
"Dekatkan perahu, biarkan dia naik kalau dia orang baik-baik."
Suara parau tadi terdengar pula.
Beramai perahu didekatkan, akan tetapi sebelum mereka
menurunkan tali, Lee Ing yang sudah naik ke puncak batu karang
dan melihat jarak perahu tidak jauh lagi, mengumpulkan seluruh
kekuatan yang masih ada, mengerahkan ginkangnya dan
melompat ke atas dek. Karuan saja lima orang itu menjadi kaget
setengah mati, mengira "siluman" ini hendak menyerang dan
makan mereka. Dayung digerakkan, golok dicabut akan tetapi
Lee Ing mengangkat tangan dan berkata.
"Aku hanya mau menumpang, ikut ke darat. Mengapa kalian
begini tolol" Aku orang biasa apa mata kaIian suudah buta?"
182 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar gadis jelita itu bisa memaki-maki seperti wanita biasa,
lima orang itu saling pandang lalu
(Lanjut ke Jilid 05) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 05 tertawa bergelak dengan perasaan lega. Banyak lagi anak buah
perahu mendatangi, ada belasan orang banyaknya. Mereka ini
orang-orang kasar dan menghujankan pertanyaan kepada Lee
Ing. "Siapa nona" Bagaimana bisa berada di batu karang?"
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini diajukan bertubi-tubi sampai
Lee Ing sukar menjawab. "Satu-satu.. satu-satu kalau bertanya. Masa menggonggong
menyalak seperti anjing-anjing kelaparan. Mulutku hanya sebuah
8 mana bisa melayani begini banyak orang?" Kembali semua orang
tertawa riuh-rendah mendengar jawaban-jawaban dan sikap Lee
Ing yang lincah dan lucu.
183 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Cantik sekali.."


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Manis, menggiurkan!"
"Anak yang lucu!"
Banyak pujian semacam ini dilontarkan orang yang rata-rata
merasa tertarik, bukan hanya oleh kecantikan Lee Ing dan
sikapnya yang lincah, akan tetapi juga ingin sekali tahu
bagaimana gadis itu dapat berada di atas batu karang seorang
diri. Sebelum Lee Ing menuturkan riwayatnya, tiba-tiba semua orang
berdiam dan membuka jalan. Terdengar orang berkata perlahan,
"Minggir, loya datang!"
Dari balik pintu manusia itu muncul seorang laki-laki berusia
empat puluh tahun lebih, pakaian nya juga seperti seorang ahli
silat, malah dipunggungnya nampak tersembul dua gagang
ruyung dan di pinggangnya tergantung kantong piauw, akan
tetapi sikapnya lembah lembut. Ia mengerutkan kening ketika
melihat Lee Ing. tanyanya tenang,
184 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona siapa" Bagaimana bisa berada di atas batu karang?"
Akan tetapi, pertanyaan yang sudah sering didengarnya bertubitubi dari para anak buah perahu itu
tidak mengherankan hati Lee
Ing, bahkan tidak dihiraukan sama sekali. Sebaliknya, orang yang
baru datang itu berikut anak buahnya memandang heran kepada
Lee Ing yang tidak menjawab melainkan celingukan ke kanan kiri
dan hidungnya yang kecil mancung itu berkembang-Kempis,
mencium-cium sesuatu seperti anjing mencium bau tulang.
Hidung belasan orang itu ikut berkembang-kempis menciumcium, mencari apakah ada apa-apa dan
kembali mereka memandang Lee Ing. Gadis ini masih mengembang kempiskan
hidungnya yang bagus, lalu berkata,
"Enak.... enak.... masakan ca-udang ini enak sekali, sayang
terlalu banyak jahe.... hemmm, enak, perutku lapar..!"
9 Pecah suara gelak ketawa mendengar ucapan Lee Ing ini. Tidak
tahunya hidung kecil mancung itu mencium-cium bau masakan
yang keluar dari dapur perahu ini. Orang yang dipanggil loya itu
mengamat wajah Lee Ing yang agak pucat dan tubuhnya nampak
lemas, lalu katanya memberi perintah,
185 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sediakan makan minum untuk nona ini. kemudian bawa dia
menghadapku di ruang dalam." Setelah berkata demikian, ia pergi
mentastiki bilik perahu yang besar.
Dengan gembira dan tertawa-tawa para anak buah perahu
mengajak Lee Ing memasuki ruangan makan dan di situ Lee Ing
dijamu dengan makanan enak.
Penciumannya memang tajam dan betul saja yang tercium
olehnya tadi adalah masakan ca-udang. Tanpa sungkan-sungkan
lagi Lee Ing menyerbu hidangan, makan sekenyangnya. Selama
delapan hari ia hanya makan daging ikan mentah dan minum air
hujan, air embun dan kadang-kadang air laut.
Setelah perutnya kenyang oleh makanan dan hangat oleh arak,
timbul rasa mengantuk yang luar biasa. Ia membersihkan mulut
dan bibir dengan mata melenggut, kemudian tak tertahankan lagi
la merebahkan kepala di atas meja berbantal tangan. Di lain saat
gadis ini sudah pulas di situ!
Anak buah perahu tidak ada yang berani mengganggu, hanya
tertawa tawa lalu pergi memberi laporan kepada majikan mereka.
Yang-dilapori hanya mengangguk saja dan memesan agar
supaya nona itu jangan diganggu dan cepat diajak nenghadap
untuk diperiksa dan ditanyai Setelah bangun dari tidurnya. Akan
tetapi, selama berhari-hari Lee Ing yang menderita kesengsaraan
186 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lahir batin, mengalami ketegangan hebat dan beberapa kali
terlepas dari cengkeraman maut. Sekarang ia menemukan
obatnya, karena obatnya bukan lain hanya tidur disertai hati aman
dan perut kenyang, maka sampai sehari semalam ia tidur pula di
atas kursi berbantal meja, tidak tahu bahwa perahu besar yang
ditumpaningnya sudah berlayar pergi melanjutkan pelayarannya.
Perahu apakah itu dan siapa mereka yang menjadi penghuni
perahu layar besar ini" Sudah bertahun-tahun perahu layar besar
yang pada puncak tiang layar terdapat bendera tengkorak merah
ini menjadi momok yang ditakuti oleh semua perahu-perahu
besar yang berlayar di perairan Laut Po-hai. Inilah perahu bajak
laut yang dikepalai oleh orang berusia empat puluh tahun lebih
10 tadi, yang bernama Sim Kang berjuluk Siang-Pian-hai-liong (Naga
Laut Bersenjata Sepasang Pian). Tidak saja Siang-pian-hai-liong
Sim Kang amat terkenal akan kekejaman dan kelihaian senjata
piannya, juga anak buahnya yang berjumlah tiga puluh orang
rata-rata adalah bajak-bajak laut berpengalaman yang ganas dan
kuat. Di samping ini, Sim Kang masih mengandalkan putera
tunggalnya, Sim Hong Lui yang juga amat lihai ilmu silatnya,
kalau tak boleh dibilang lebih lihai dari ayahnya. Selain
mendapatkan ilmu silat dari ayahnya, juga pemuda berusia dua
puluh tahun ini mewarisi ilmu silat dari ibunya yang sudah hidup
terpisah dari ayahnya, lsteri Sim Kang adalah seorang pendekar
187 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
wanita anak murid Hoa-lian-pai, murid terkasih dari Lui Siu Niangniang ketua Hoa-lian-pai di kaki
Pegunungan Ta-pie-san. Dahulu sebelum menjadi kepala bajak, Sim Kang bekerja sebagai
seorang piauwsu (pengawal kiriman) yang terkenal gagah dan
disegani para kaum liok-lim (golongan penjahat). Dalam usia dua
puluh tahun ia telah menjunjung tinggi namanya sebagai seorang
gagah. Kemudian ia berjumpa dengan pendekar wanita Yap Lee
Nio yang berjuluk Hui-ouw-tiap (Kupu-kupu Terbang) dan yang
menjadi seorang perampok budiman tunggal.
Sesuai dengan ajaran gurunya, Lui Siu Niang-niang ketua Hoalian-pai. Yap Lee Nio membantu
rakyat miskin dengan jalan
mencegat para saudagar, merampas sebagian barangnya dan
membagi-bagikan kepada fakir miskin! Pada suatu hari ia
bertemu dengan piauwsu muda Sim Kang, terjadi perebutan dan
pertempuran. Keduanya saling jatuh cinta dan akhirnya menjadi
suami isteri! Akan tetapi semenjak Kerajaan Beng berdiri, perusahaan Sim
Kang menjadi bangkrut. Isterinya hendak kembali menjadi
perampok. Sim Kang tidak setuju dan terjadi percekcokan dalam
krisis rumah tangga ini. Yap Lee Nio memang berwatak keras,
apa lagi memang kepandaiannya lebih tinggi dari pada suaminya,
la menjadi marah dan meninggalkan suami dan putera
tunggalnya, yaitu Sim Hong Lui. Ditinggal oleh isterinya yang
188 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tercinta, Sim Kang menjadi rusak hatinya dan ia bahkan lalu
nekat menjadi... bajak laut.
Mula-mula perbuatannya ini hanya untuk mengimbangi kesesalan
isterinya, akan tetapi lambat-laun setelah ia mendapat nama
11 terkenal, ia tidak bisa lagi melepaskan pekerjaan ini. Demikianlah,
yang wanita menjadi perampok tunggal, si suami menjadi bajak
laut, dan puteranya.. ke sana ke mari mengunjungi ayah
bundanya untuk menerima pelajaran ilmu silat.
Watak seorang anak dibentuk oleh keadaan orang tuanya sendiri.
Perpisahan suami isteri ini membuat Sim Hong Lui kurang
pendidikan moral, dan pergaulan dengan para anak buah bajak
membuat ia tersesat dan terkenal sebagai pemuda... ugal-ugalan
perusak anak bini orang. Sayang sekali! Wajahnya tampan
sikapnya halus dan kepandaiannya tinggi.
Karena Sim Hong Lui sering kali mendarat untuk menemui
ibunya, dari pemuda ini Sim Kang mengetahui daratan dan
mengetahui pula tentang keadaan negara, la juga mendengar
tentang Souw Teng Wi yang dikejar-kejar oleh kaisar dan kaki
tangannya. Sim Kang dahulu pernah menjadi
sahabat baik Souw Teng Wi ketika ia masih menjadi piauwsu.
189 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
la hanya ikut menyesal mendengar akan nasib buruk sahabatnya
itu. Akan tetapi lebih dari itu, tidak. Sim Kang dahulu berbeda
dengan Sim Kang sekarang. Dahulu sebelutn menikah ia adalah
seorang pendekar gagah, akan tetapi hidup di atas lautan
sebagai bajak, ditambah penderitaan dan sakit hatinya ditinggal
isterinya, membuat Sim Kang berubah menjadi seorang manusia
yang buas, kejam, dan gila harta.
Sebagai bajak laut yang malang-melintang di perairan Laut Pohai. Sim Kang tentu saja mempunyai
beberapa pulau kecil kosong tempatnya menyembunyikan hasil rampasannya. Pada
Suatu hari ketika ia singgah di pulau kosong terpencil ini dan dari
atas dek perahunya melihat anak buahnya menurun-nurunkan
barang yang baru ia dapat rampas dari perahu pedagang, tibatiba ia melihat anak buahnya lari
cerai-berai ketakutan, kembali
ke perahu. "Celaka, loya. Di depan gua penyimpan barang ada seorang gila
yang lihai. Dua orang kawan telah ia bunuh," seorang di antara
para bajak itu melapor. Sim Kang dan puteranya, Sim Hong Lui cepat melompat ke darat,
membawa senjata dan cepat berlari ke tempat itu. Dari jauh
mereka sudah mendengar suara orang berteriak-teriak,
190 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Serbuuu...! Kawan-kawan seperjuangan, serbu dan ganyang
12 habis musuh-musuh kita! Jangan takut mati. Mari kita
pertahankan tanah air dengan titik darah penghabisan. Mati
dalam perjuangan membela nusa bangsa adalah mati mulia.
Serbuuu..!!" Mendengar suara ini, Sim Kang terkejut. Kemudian ia dan
puteranya melihat seorang laki-laki pakaiannya kotor dan
compang-camping tidak karuan, rambutnya awut-awutan,
mukanya penuh cambang yang tidak terpelihara, matanya liar.
Orang ini usianya sebaya dengan Sim Kang perawakannya
sedang. Berdiri dengan kedua kaki terpentang gagah di depan
gua, tangannya menuding ke sana ke mari seakan-akan seorang
jenderal perang memberi aba-aba kepada deretan pohon-pohon
yang dianggap laskarnya. Tidak jauh dari kakinya menggeletak
mayat dua orang anak buah bajak.
"Dari mana datangnya orang gila itu?" Sim Hong Lui membentak
marah sambil mencabut pedangnya.
"Hong Lui, tunggu...!" Sim Kang mencegah namun terlambat.
Gerakan pemuda itu cepat sekali. Ia telah mewarisi ginkang
ibunya yang lihai, sekali tubuhnya berkelebat ia telah berada di
depan orang gila itu dan pedangnya yang lebih menyerupai golok
itu dikerjakan cepat menyerang. Sekaligus ia telah menyerang
dengan tiga tikaman dan dua bacokan. Hanya orang yang sudah
191 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tinggi ilmunya saja dapat memecah sejurus serangan dengan
lima kali pukulan berbahaya. Pemuda itu sengaja melakukan
serangan ini untuk cepat-cepat membunuh orang gila yang telah
menewaskan dua orang kawannya.
Orang gila itu berdiri miring, tangan kirinya masih bertolak
pinggang dan tadi tangan kanannya yang menuding ke sana ke
mari memberi aba-aba. Sekarang menghadapi serangan ini, ia
seperti tidak tahu, tubuhnya tetap seperti tadi, tangan kirinya tetap
bertolak pinggang. Hanya tangan kanan yang tadi menudingnuding itu kini dibuka jari-jari tangannya
dan lima kali ia menyentil
dengan jari-jari telinjuk dan ibu jarinya.
"Ting-ting-ting-ting-ting!" Lima kali serangan pedang itu "bertemu"
atau dipapaki oleh kuku jari telunjuk orang gila itu dan tiap kali
pedang itu membalik bagaikan ditangkis oleh tongkat baja! Sim
Hong Lui kaget setengah mati, cepat melompat ke belakang.
Akan tetapi tiba-tiba tangan kanan orang gila itu seperti karet
molor ke depan, lebih panjang satu kaki dari pada biasanya dan
tahu-tahu pundak Sim Hong Lui sudah dipegang dan sekali
banting Hong Lui jatuh terguling.
13 "Ha-ha-ha-ha! Musuh sudah kehabisan orang! Kutu rambut
macam ini dijadikan panglima. Ha-ha-ha!"
192 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dengan bulu roma berdiri semua menghadapi kehebatan orang
ini, Sim Hong Lui mencoba untuk meraih pedangnya yang tadi
terlepas dari tangan saking kerasnya ia terbanting. Kalau ia tidak
memiliki kekebalan, tentu tulang-tulangnya hancur akibat
bantingan tadi. Akan tetapi, sebelum tangannya sempat
menyambar pedangnya, kaki telanjang orang gila itu sudah
mendahului menginjak pedang dan "krakkk!" pedang itu diinjak
patah-patah menjadi lima potong! Kemudian orang gila itu
mengangkat kaki, menginjak kepala Hong Lui! Pemuda ini masih
dapat mengelak sambil menggelundung ke kanan, akan tetapi
sambil tertawa-tawa orang itu terus melangkah mengejarnya,
mengancam hendak menginjak kepalanya.
Tadinya Sim Kang bengong terlongong-longong melihat kesaktian
orang gila itu. Ilmu kepandaian puteranya bukanlah kepandaian
biasa saja. Bahkan jarang ada orang mampu menandingi ilmu
pedang Sim Hong Lui. Akan tetapi bagaimana orang gila itu
dengan mudah dapat menangkis pedang dengan kuku jari
kemudian merobohkan anaknya itu bagaikan orang merobohkan
batang padi saja" Dan injakan pada pedang itu! Bukan main!
Pedang itupun terbuat dari pada baja yang kuat sekali bagaimana
kaki telanjang mampu menginjaknya sampai patah-patah menjadi
lima" Dan sekarang kaki yang ampuh dan kuat melebihi kaki
gajah itu sedang berusaha menginjak kepala puteranya!
"Souw Teng Wi...!!" Sim Kang berseru keras memanggil. Tadinya
ia sudah ragu-ragu bahwa ia tentu menduga keliru. Memang betul
193 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
begitu bertemu dengan orang gila itu, ia mengenal wajah dan
potongan tubuh sahabat baiknya Souw Teng Wi, pendekar besar
yang menjadi buronan. Akan tetapi menyaksikan kesaktian tadi ia
sudah ragu-ragu. Ia tahu betul sampai di mana kepandaian Souw
Teng Wi murid Kun-lun-pai itu, biarpun lihai, hanya setingkat
dengan dia dan setingkat pula dengan Sim Hong Lui karena
kepandaian pemuda itu sudah menyusulnya. Akan tetapi, benar
Souw Teng Wi atau bukan, tiada salahnya mencoba
memanggilnya. Apa lagi ia memang tidak ada daya lain untuk
menolong nyawa puteranya.
Ternyata usahanya berhasil! Orang gila itu mendadak


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghentikan pengejarannya kepada Hong Lui dan memutar
tubuh menghadapi Sim Kang dengan mata terbelalak.
14 Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Hong Lui yang melompat
bangun dan.... lari menjauhi orang gila itu, berhenti agak
jauh untuk menonton apa yang selanjutnya akan terjadi. Selama
hidupnya baru kali ini Hong Lui merasa ngeri!
"Siapa..... siapa memanggil namaku.....?" Orang gila itu berkata
dan aneh sekali, ia kelihatan ketakutan! Sim Kang menjadi girang
sekali, la melangkah maju di depan orang gila itu. Tak salah lagi,
ia berhadapan dengan Souw Teng Wi, bekas sahabat baiknya.
194 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Souw Teng Wi, jangan takut. Lupakah kau kepadaku" Aku
sahabat baikmu, Sim Kang! Dahulu menjadi piauwsu di Leng-an."
Memang benar orang gila itu adalah Souw Teng Wi! Sungguh
mengenaskan nasib pendekar besar, pejuang rakyat yang berjiwa
patriot ini. Karena di fitnah ia menjadi buronan, menderita
sengsara di perantauan, menyeberang laut dan tinggal di pulaupulau kosong. Akhirnya ia
menghilang dan kini ia muncul kembali
dalam keadaan menyedihkan, pikirannya terganggu, seperti
orang gila akan tetapi ilmu kepandaiannya meningkat beberapa
kali dan menjadi orang sakti! Kini ia menatap wajah Sim Kang
dengan mata liar dan tajam, kemudian agaknya ia teringat dan
kenal wajah ini. "Kau Sim Kang kenalanku" Mengapa kau menjadi anjing
Mongol?" "Tidak, tidak, kawan! Jangan salah sangka. Aku, dan puteraku
tadi, juga kawan-kawanku semua sama sekali bukan kaki tangan
Mongol. Juga bukan kaki tangan kaisar yang mengejar-ngejarmu!
Tidak, kami adalah orang-orang sendiri, semua kawan baik.
Seperti juga kau, kami memusuhi orang-orang Mongol dan
memusuhi pembesar-pembesar jahat penjilat kaisar, sahabatku
Souw Teng Wi." 195 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar ucapan ini, tiba-tiba Souw Teng Wi menangis
menggerung-gerung, menggosok-gosok kedua mata dengan
tangannya seperti anak kecil.
"Kasihan kaisar buta, kaisar bodoh dipermainkan oleh dorna
celaka. Kasihan rakyatku......." Ia meratap-ratap.
Sim Kang adalah seorang cerdik. Dia yang menjadi bajak laut,
bagaimana mau bicara tentang rakyat" Namun dia mempunyai
pikiran yang amat baik, yaitu baik bagi dirinya sendiri. Ia melihat
15 bahwa bekas pendekar besar Souw Teng Wi ini benar-benar
sudah menjadi gila dan percaya kepadanya.
Melihat kepandaian Souw Teng Wi yang demikian hebat,
bukankah akan menguntungkan sekali baginya apa bila ia dapat
mempergunakan tenaganya" Di samping itu, puteranya akhirakhir ini mendengar berita bahwa
Kaisar Thai Cu di Nan-king
menyediakan jumlah hadiah yang amat besar bagi siapa yang
dapat menangkap pemberontak Souw Teng Wi.
Dengan sikap ramah-tamah dan suara halus lembut yang sudah
menjadi sifatnya menyembunyikan kekejian hatinya, Sim Kang
memeluk pundak Souw Teng Wi dan ikut mengeluarkan air mata.
Apa lagi Souw Teng Wi yang sudah tidak beres otaknya,
andaikata ia tidak gila sekalipun kiranya akan sukar melihat
bahwa yang keluar dari mata Sim Kang adalah air mata buaya!
196 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Demikianlah, terbujuk oleh sikap baik Sim Kang dalam usahanya
untuk menyembunyikan diri dari kejaran kaisar, Souw Teng Wi
yang sudah linglung itu menurut saja dibawa oleh "sahabat
baiknya" ini ke perahu. Mulai saat itu ia ikut berlayar di atas
perahu bajak. Tak seorangpun anak buah bajak berani main-main
dengan Souw Teng Wi yang setiap hari hanya duduk melamun,
kadang-kadang bicara seorang diri itu. Mereka menyebutnya
Souw-suhu. Beberapa hari kemudian semenjak Souw Teng Wi berada di atas
perahu, Sim Kang sudah dapat memetik hasil dari pada
siasatnya. Kebetulan sekali perahunya bertemu dengan perahu
besar yang tiga buah banyaknya. Dari jauh saja sudah dapat
dilihat bahwa itulah perahu-perahu Kerajaan Beng yang megah
dan kuat. Memang Kaisar Beng sedang mengutus orangnya
menuju ke seberang laut untuk mengadakan hubungan baik
dengan penduduk pulau-pulau seberang lautan yang sering kali
merupakan gangguan, terutama bangsa kate dari Jepang. Dalam
perjalanan muhibah ini, utusan itu membawa banyak harta yang
hendak dipergunakan sebagai hadiah-hadiah persahabatan.
Sudah tentu saja "ikan" segemuk ini tidak dilewatkan begitu saja
oleh Sim Kang. Biarpun setiap perahu besar dijaga oleh
sepasukan tentara kerajaan berjumlah lima puluh orang yang
amat kuat, hati Sim Kang tidak menjadi gentar. Ia mempersiapkan
197 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
anak buahnya dan memotong jalan yang ditempuh oleh tiga buah
perahu layar besar itu. 16 "Hee, kalian ini mau apa" Apakah tidak tahu bahwa kami
membawa utusan kaisar" Hayo minggir, atau kalau ada
keperluan lekas panggil pemimpinmu datang menghadap taijin,"
tegur seorang penjaga perahu terdepan dengan suara keras. Sim
Kang tertawa bergelak, tangan kirinya bergerak dan penjaga di
perahu depan itu menjerit terus roboh ke dalam air.
"Ada bangsat... ada bajak...!" Riuh-rendah suara di atas kapal
layar itu. "Dengarkan baik-baik, para utusan kaisar!" Suara Sim Kang
terdengar mengatasi kegaduhan-kegaduhan itu. "Aku Siang-pian
Hai-Iiong memerintahkan agar sebuah di antara tiga kapal layar
ini diserahkan kosong kepadaku. Orang-orangnya-boleh lekas
pindah ke kedua perahu yang lain, baru boleh melanjutkan
perjalanan tanpa gangguan. Kalau tidak segera mentaati
perintah, terpaksa senjata-senjataku bicara dan contohnya sudah
kalian lihat tadi!" "Waduh, waduh sombongnya!" Terdengar bentakan dari atas
perahu. "Mana sih cecongornya Siang-pian Hai-liong" Hendak
198 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kulihat sampai di mana lihainya sepasang piannya. Kalau dapat
mengalahkan aku Hui-houw Twa-to (Harimau Terbang Golok
Besar) baru boleh menyombongkan kepandaian!"
Sim Kang belum pernah mendengar julukan ini maka ia tertawa
besar dan menantang, "Harimau terbang atau babi terbang aku
tidak takut! Kalau mau mengantarkan nyawa datanglah di sini,
kita boleh mengadu kepandaian."
"Kau tentu akan mengeioyok." terdengar pula suara tadi.
"Dalam pertandingan pibu seorang gagah pantang mengeroyok.
Satu lawan satu!" jawab Sim Kang,
"Ha-ha, memangnya aku takut dikeroyok" Su-siok, mari kita
mencoba bajak laut itu!"
Tiba-tiba dari kapal layar besar itu melayang turun dua orang.
Yang seorang adalah seorang laki-laki tinggi besar bermuka
kuning, inilah agaknya yang berjuluk Hui-houw Twa-to karena di
pinggangnya tergantung golok besar. Orang ke dua adalah
seorang kakek berusia enam puluh tahun lebih, rambutnya sudah
putih semua, tidak bersenjata apa-apa kecuali sebatang tongkat
199 17 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bambu. Gerakan dua orang ini ketika melayang turun demikian
ringannya, membuktikan adanya ginkang yang lihai. Akan tetapi
Sim Kang yang percaya akan kepandaiannya sendiri tidak
menjadi gentar. Laki-laki tinggi besar bermuka kuning itu segera menantang,
"Bajak tak tahu diri, berani mencoba membajak perahu-perahu
utusan kerajaan. Mana itu Siang-pian Hai-liong, boleh mencoba
kepandaian aku orang she Ma!" Memang si tinggi besar ini
adalah kepala pengawal yang bernama Ma Him berjuluk Huihouw Twa-to dan ia segera meloloskan
golok besarnya yang mengkilat, berat dan tajam.
Sim Hong Lui memapakinya sambil mencabut keluar goloknya
yang kecil dan panjang. Sambil tersenyum mengejek ia
membentak, "Segala gentong kosong berani menantang ayahku"
Tak usah ayah yang maju, aku puteranya cukup untuk
menyadarkan kau dari mimpi muluk. Terimalah ini!" Tanpa
memberi kesempatan lagi Hong Lui menyerang, gerakannya
cepat sekali dan golok setengah pedang itu bergerak-gerak aneh
dan cepat. "Ha-ha, anak masih bau bawang berani berlagak" Bagus!" Si
Harimau Terbang menggerakkan golok besarnya menangkis
keras dengan maksud sekali tangkis membuat senjata lawan
terlepas. 200 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi terdengar suara keras dibarengi muncratnya bunga
api dan keduanya merasa tangan mereka tergetar. Baru kagetlah
hati Ma Him dan ia tidak berani banyak membuka mulut lagi,
melainkan membalas serangan lawan dengan pukulan-pukulan
berat. Di saat lain kedua orang jagoan ini telah bertempur seru.
Lima puluh jurus telah lewat namun keduanya masih belum ada
yang kalah. Biarpun begitu, mata para ahli di situ sudah melihat
perbedaan permainan kedua orang ini. Sim Hong Lui menang
cepat dan menang lihai ilmu silatnya, sebaliknya Ma Him menang
tenaga. Kakek bertongkat bambu itu mengerutkan alisnya. Ia
maklum bahwa murid keponakannya yang kasar dan bermulut
besar itu akan kalah kalau dilanjutkan.
Benar saja dugaannya. Pedang di tangan Hong Lui bergerak
cepat sekali sampai tak terlihat oleh Ma Him yang sudah pening.
Terdengar ia mengeluh dan goloknya terlepas, lengannya
keserempet senjata lawan dan berdarah, akan tetapi hanya luka
kulit dagingnya saja. 18 Hong sudah kalau sudah Lui tidak mau melepaskan lawan begitu saja. Biarpun
jelas bahwa lawannya kalah, akan tetapi ia belum puas
tidak membunuhnya. Cepat ia menerjang lawan yang
terluka dan tidak bersenjata itu dengan senjata yang
201 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
seperti pedang setengah golok itu. dibabatkan cepat ke arah
leher Ma Him. "Traanngg!" Senjata di tangan Hong Lui terlepas ketika tertangkis
oleh sebatang tongkat bambu. Ternyata kakek berambut putih
sudah menolong Ma Him. "Curang!" seru Sim Kang marah sambil melompat maju.
"Mengapa perwira kerajaan tidak tahu aturan dan melakukan
pengeroyokan?" Kakek berambut putih itu tersenyum ramah. "Bukan mengeroyok,
melainkan mencegah anakmu yang melanggar peraturan pibu.
Sudah terang bahwa Ma Him kalah, mengapa masih mendesak
hendak membunuh" Kulihat orang muda ini mewarisi ilmu
pedang Hoa-lian-pai. Benar-benar Lui Siu Niang-niang sudah
tersesat terlampau jauh, mengajarkan ilmunya kepada segala
perampok dan bajak laut."
Sim Kang terkejut. Seperti diketahui, Lui Siu Niang-niang adalah
guru dari isterinya dan ketua dari Hoa-lian-pai. Sekali melihat ilmu
silat Hong Lui yang campuran itu dapat mengenal ilmu pedang
Hoa-lian-pai, tentu kakek ini bukan orang sembarangan. Apa lagi
agaknya malah sudah mengenal Lui Siu Niang-niang.
202 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau orang tua siapakah?"
"Lohu dipanggil Thian Te Cu, nama asli sudah lupa. Sekarang
membaktikan diri kepada raja baru yang arif bijaksana, kau ini
anak masih hijau hendak merajalela. Lebih baik kau dan anak
buahmu menaluk dan membantu negara, memperkuat negara
dari serangan lawan. Bukankah lebih baik" Kalau kalian menaluk
lohu suka mintakan ampun."
19 Sim Kang marah sekali. "Orang tua pikun jangan mengacau!
Bukankah dalam pibu tadi murid keponakanmu sudah kalah oleh
puteraku?" "Akan tetapi masih ada aku yang belum kalah..."
Sim Kang tidak menanti sampai kakek itu habis bicara. Dilihatnya
bahwa kakek itu hanya memegang tongkat bambu. Tadi pedang
anaknya terlepas mungkin karena anaknya sudah terlampau lelah
menghadapi Ma Him yang bertenaga besar. Cepat ia menyerang
kakek itu dengan sepasang piannya yang selama ini menjunjung
tinggi namanya. Pertama-tama pian di tangan kirinya menyabet
ke arah leher memancing kakek itu menangkis. Karena
203 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
gerakannya memang cepat dan mantap, benar saja Thian Te Cu
mengangkat tongkat bambu menangkis.
Inilah yang diharapkan oleh Sim Kang. Ia menggerakkan
pergelangan tangan kirinya dan senjata pian seperti pecut itu
segera melibat tongkat bambu dan pian di tangan kanannya
bekerja menghantam pinggang orang selagi lawan
tidak dapat berjaga karena senjatanya terlibat pian kiri!
Sim Kang terlalu gegabah memandang ringan kakek berambut
putih yang hanya memegang sebatang tongkat bambu butut itu.
Thian Te Cu adalah seorang tokoh besar dunia kang-ouw yang
terkena bujukan menteri dorna Auwyang Peng. Bersama
suhengnya (kakak seperguruannya) Ma-thouw Koai-tung Kui Ek
guru Ma Him dia juga merupakan sekutu Auwyang Taijin dan
tingkat kepandaiannya tinggi sekali. Mana Sim Kang mampu
mengalahkannya" Diserang hebat seperti itu oleh Sim Kang, Thian Te Cu tertawa
bergelak. "Ilmu siang-pian permainan bocah ini mana ada gunanya?"
Dengan tenang sekali ia mengangkat tangan kiri menangkis pian
yang mengancam pinggangnya. Kembali Sim

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kang 204 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menggerakkan pergelangan tangannya dan pian kedua inipun
melibat lengan kakek itu.
20 Akan tetapi begitu kakek ini menggerakkan kedua tangan
membetot, terdengar suara keras dan sepasang pian lemas itu
putus di tengah-tengah seperti disambar gunting tajam! Sim Kang
terhuyung-huyung ke belakang dan Thian Te Cu tertawa
bergelak-gelak. "Ha ha-ha, kepala bajak. Apakah kau masih belum mau
menakluk?" "Tunggu dulu," kata Sim Kang dengan muka pucat. "Kita masih
seri. Kita masing-masing kalah satu kali menang satu kali.
Tunggu, aku akan mendatangkan kawan dan pembantuku yang
setia." "Ha-ha, boleh kalau masih ada lagi," tantang Thian Te Cu
memandang rendah. Sim Kang lari memasuki bilik perahunya dan menghampiri Souw
Teng Wi yang sedang duduk melenggut, sama sekali tidak ambil
perduli akan suara ribut-ribut di luar tadi, la baru membuka mata
ketika pundaknya dipegang dan di-guncang-guncang oleh Sim
Kang yang kelihatan cemas sekali.
205 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Celaka, Souw-twako celaka sekali..!"
"Memang celaka anjing-anjing Mongol, biar mereka mampus. Haha-ha!" jawab Souw Teng Wi.
"Bukan, bukan begitu, saudaraku. Yang datang ini adalah utusan
kaisar dari Nan-king, hendak menangkapmu....."
"Celaka dua belas! Aku harus bersembunyi!" Souw Teng Wi
melompat hendak lari. Memang semenjak ingatannya terganggu,
selalu Souw Teng Wi hendak menyembunyikan diri, takut
ditangkap. "He, Souw-twako. Mengapa lari" Mereka bukan hanya hendak
menangkapmu, juga hendak membunuh aku dan semua kawan.
Kau berkepandaian tinggi, takut apakah" Kalau kau melawan,
mereka itu bukan apa-apa bagimu!"
Souw Teng Wi menggeleng kepala dengan sedih. "Tidak bisa aku
melawan. Kaisar bukan seorang jahat, hanya bodoh mau
dipengaruhi para durna. Bagaimana aku bisa melawan Kaisar
206 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Thai Cu yang membangun Kerajaan Beng" Tak mungkin, tak
21 mungkin. Lebih baik aku lari."
"Husshh, nanti dulu, sahabat baik. Kau tidak tahu, biarpun
mereka itu utusan kaisar, namun mereka ini adalah kaki tangan
para durna. Kaisar sendiri tak pernah hendak menangkapmu,
semua adalah gara-gara pembesar durna. Kalau sekarang kau
membalas dendam kepada kaki tangan para durna bukankah
berarti kau membebaskan kaisar dari pengaruh busuk?"
Memang Sim Kang cerdik sekali dan sebaliknya Souw Teng Wi
sudah tak dapat berpikir apa-apa. Mendengar ini merahlah
mukanya dan diangkat dadanya. "Mana mereka" Mana anjinganjing busuk penghianat bangsa itu?"
katanya. Dengan langkah tegap dan gagah seperti seorang jenderal perang Souw Teng Wi
berjalan keluar diantar oleh Sim Kang. Seluruh anak buah bajak
menahan napas. Mereka memang tahu bahwa "tamu" aneh ini
lihai bukan main, seorang berotak miring, tetapi mana mampu
menandingi kakek yang demikian lihainya, yang dengan sekali gebrak saja sudah
mengalahkan kepala mereka"
Di lain fihak, Thian Te Cu dan Ma Him menjadi bengong ketika
melihat bahwa "jago" yang dibawa datang oleh kepala bajak itu
adalah seorang laki-laki setengah tua yang pakaiannya tidak
207 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
karuan, rambutnya riap-riapan dan penuh bulu tak terpelihara,
matanya merah liar dan menyeramkan.
Begitu tiba di tempat itu. Sim Kang lalu berkata kepada Souw
Teng Wi, "Souw-twako, itulah kapal mereka dan kakek inilah kaki tangan
durna-durna itu!" Souw Teng Wi memandang kepada Thian Te Cu dengan muka
merah kemudian ia menggereng keras sekali. Beberapa orang
anak bajak yang berdir. dekat terpelanting mendengar suara ini,
bahkan Ma Him sendiri, juga Sim Kang dan Sim Hong Lui,
menggigil seluruh tubuhnya! Hanya Thian Te Cu yang dapat
menahan getaran sinkang dan khikang yang hebat ini, yang
keluar dari suara Souw Teng Wi yang sedang marah. Akan tetapi
kakek ini menjadi pucat karena selama hidupnya belum pernah ia
bertemu dengan orang yang begini pandai mempergunakan
gerengan singa. "Siapa hendak menangkapku" Aku Souw Teng Wi tidak takut
menghadapi segala penghianat!" Ma Him pernah melihat Souw
Teng Wi. Tadipun ia merasa kenal orang gila ini, dan baru
sekarang ia yakin bahwa inilah Souw Teng Wi.
22 208 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dia pemberontak Souw Teng Wi...!" Dalam ketegangan dan
kegembiraannya melihat orang buronan yang akan menghasilkan
hadiah besar sekali kalau tertangkap itu, Ma Him menjadi lupa
bahwa yang hendak ditangkapnya memiliki kepandaian tinggi.
Kembali terdengar gerengan dan sebelum Ma Him sempat
mengelak, ia telah kena dipegang oleh Souw Teng Wi. Memang
aneh sekali. Jarak antara Souw Teng Wi dan Ma Him masih ada
dua meter lebih. Akan tetapi hanya dengan mengulur badan dan
lengan tanpa mengubah kedudukan kaki, Souw Teng Wi telah
berhasil mencengkeram pundak Ma Him dan ditariknya mendekat
tanpa Ma Him dapat berdaya apa-apa.
"Kau kaki tangan durna! Ha-ha, pergilah menghadap Giam-ong!"
Terdengar jerit mengerikan dan tubuh Ma Him telah disempal
menjadi dua. Dengan memegang pundak kanan kiri, Souw Teng
Wi telah menyempal tubuh itu hingga pecah di tengah-tengah,
darah muncrat membasahi mukanya tanpa diperdulikannya. la
tertawa terbahak-bahak seperti iblis yang amat menyeramkan.
Thian Te Cu marah dan kaget sekali. Ia segera menggerakkan
tongkat bambunya dan menotok ke arah ulu hati Souw Teng Wi.
Totokannya tepat 209 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengenai dada yang setengah telanjang itu, akan tetapi anehnya,
ujung tongkat bambu itu meleset seperti mengenai kulit ular yang
licin. "Kau juga penghianat bangsa?" kata Souw Teng Wi sambil
menggeser kakinya maju. "Kau juga harus mampus!"
Akan tetapi Thian Te Cu adalah seorang ahli silat yang lihai
sekali. Serangan balasan Souw Teng Wi yang memukul
kepalanya dapat ia elakkan dan lapun membalas. Segera
keduanya bertempur seru dan ramai. Sementara itu di kapal layar
terdengar terikan-teriakan, "Pemberontak Souw Teng Wi.....
pemberontak Souw Teng Wi......!"
Adapun Sim Kang melihat bahwa Souw Teng Wi sudah mulai
?mengamuk, juga tidak tinggal diam. Ia memerintahkan anak
buahnya untuk mendekatkan perahu pada kapal besar itu.
Seorang anggauta bajak yang berlaku lancang hendak mencari
jasa, menggunakan tombak menyerbu Thian Te Cu membantu
23 Souw Teng Wi. Akan tetapi tombaknya yang mengenai punggung
Thian Te Cu patah menjadi dua, dia sendiri tertangkap
pinggangnya dan sekali banting tubuh bajak itu melesak ke dalam
papan dan tewas, hebat sekali tenaga yang diperlihatkan oleh
kakek itu dan semua bajak tidak berani sembarangan bergerak.
210 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Serbu kapal!" Sim Kang memberi aba-aba dan ia bersama
puteranya memimpin tiga puluh orang anak buahnya mulai
menyerbu kapal keraja-an. Terjadi perang tanding yang ramai
karena anak buah kapal itupun tidak mau menyerah begitu saja.
Pertempuran antara Souw Teng Wi dan Thian Te Cu tidak
berlangsung lama. Tongkat bambu di tangan Thian Te Cu amat lihai dan sudah
puluhan tahun entah berapa banyak korban roboh oleh senjata
ini. Akan tetapi menghadapi Souw Teng Wi yang memiliki ilmu
aneh dan sakti, tongkat bambu itu tidak ada artinya sama sekali.
Baru dua puluh jurus Thian Te Cu mendesak secara bertubi-tubi
dengan gerakan yang aneh dibarengi gerengan seperti setan,
tongkat itu sudah dapat dirampas oleh Souw Teng Wi dan
diremas-remas hancur menjadi bubuk.
Kemudian Souw Teng Wi melancarkan serangannya, menubruk
seperti harimau. Dilihat begitu saja, agaknya serangan ini
dilakukan dengan membabi-buta, tidak memakai peraturan silat,
akan tetapi Thian Te Cu kaget bukan main karena melihat
gerakan yang aneh dan lihai dibarengi hawa pukulan yang
mendatangkan hawa dingin menyusup tulang. Tahulah ia bahwa
Souw Teng Wi mempergunakan pukulan sakti yang mengandung
hawa "Im" atau yang disebut lm-kang, sari dari pada hawa dingin.
211 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Cepat ia menangkis, dua tangan bertemu dan masing-masing
mengerahkan Iweekangnya. Namun, muka Thian Te Cu makin
lama makin pucat, tubuhnya mulai menggigil.! Tidak kuat ia
menerima Im-kang yang amat kuat dan dahsyat dari lawannya.
Dari pucat mukanya berubah menjadi biru, matanya mendelik dan
tak lama kemudian ia menjerit lalu roboh, tubuhnya kaku dan
dingin tak bernyawa pula seperti ikan direndam es!
Souw Teng Wi tertawa bergelak. "Mampuskan
penghianat! Hayo maju, Serbuuu..........!!"
semua 24 Sikapnya seperti seorang pemimpin pasukan memberi aba-aba,
kemudian sekali menggerakkan kaki, tubuhnya berkelebat dan
melayang ke atas kapal layar kerajaan di mana telah terjadi
pertempuran hebat antara anak buah bajak melawan anak buah
kapal layar itu. Tadinya memang para pengawal sudah
kewalahan menghadapi serbuan bajak laut yang dipimpin oleh
Sim Kang dan Sim Hong Lui yang gagah perkasa. Sekarang,
kedatangan Souw Teng Wi benar-benar membikin mereka jerih
sekali. Sepak-terjang Souw Teng Wi bukan sepak-lterjang manusia
biasa, mayat bergelimpangan ke mana saja orang ini bergerak.
Mulailah anak buah kapal melarikan diri, melompat ke dalam air
212 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
laut dan berenang sedapatnya. Akan tetapi sebagian besar dari
mereka tewas disambar ikan hiu yang banyak terdapat di perairan
itu. Dua buah kapal layar lain sudah mendekat untuk membantu.
Akan tetapi begitu mendengar bahwa Thian Te Cu dan Ma Him,
dua orang kepala pengawal yang diandalkan melindungi
keselamatan para utusan itu sudah tewas, para pembesar yang
berada di dalam kapal pertama cepat memberi perintah supaya
dua kapal itu melarikan diri, kembali ke pantai. Hanya beberapa
orang saja anak buah kapal yang diserbu itu dapat ditolong, yaitu
mereka yang melompat ke laut dan yang beruntung tidak menjadi
santapan ikan-ikan hiu. Dari mereka inilah semua orang
mendengar tentang munculnya Souw Teng Wi si pemberontak
sebagai seorang gila yang menyeramkan.
Ramai hal ini dibicarakan dan tak lama kemudian setelah dua
kapal itu berlabuh dan orang-orangnya kembali ke kota raja,
semua orang di kota raja mendengar bahwa pendekar besar
Souw Teng Wi masih hidup, menjadi seorang pemimpin bajak
laut yang ganas! tentu saja Auwyang-tajjin merasa kaget sekali,
apalagi berita bahwa Souw Teng Wi telah membunuh Thian Te
Cu. benar-benar mengejutkan semua orang, terutama jago-jago
menteri dunia itu seperti Ma-thouw Koai-tung Kui Ek dan lain-lain
Thian Te Cu memiliki kepandaian yang tinggi dan di dunia ini
amat jarang ada orang dapat melawannya. Bagaimana Souw
Teng Wi yang dulu diketahui berkepandaian biasa saja dapat
menewaskannya" 213 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sementara itu, Sim Kang giiang bukan main, la mendapatkan
sebuah kapal layar yang amat baik, juga beberapa orang anak
buah kapal rampasan itu menyatakan takluk dan menjadi anak
25 buah bajak. Mulai saat itu Sim Kang mempergunakan kapal
rampasan itu dan anak buahnya bertambah banyak. Terhadap
Souw Teng Wi ia menyatakan terima kasihnya, akan tetapi Souw
Teng Wi mana mau tahu tentang terima kasih.
"Mereka itu penghianat-penghianat bangsa, harus dibasmi habis!"
katanya. Biarpun dengan adanya Souw Teng Wi, keadaan bajak laut Sim
Kang makin kuat lagi, namun diam-diam ia tidak suka kepada
bekas pemimpin pejuang ini. Watak Souw Teng Wi terlalu aneh
dan kepandaiannya terlalu tinggi sehingga amat berbahaya. Dan
dia sama sekali tidak dapat menguasainya.
Pernah terjadi Sim Kang menghukum seorang anak buah bajak
yang diketahui mencuri barang rampasan, yaitu sebuah mainan
batu giok. Sim Kang menyuruh seorang pembantunya
melaksanakan hukumannya, yaitu memaku jari-jari tangan kanan
orang itu pada sebuah papan, disaksikan oleh semua anggauta
bajak agar yang lain takut untuk melakukan pencurian.
214 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Jari tangan di bagian kuku dipaku atau dipantek pada papan,
dapat dibayangkan nyerinya. Pantekan pertama adalah ibu jari.
Baru sekali paku itu dipukul menembus kuku dan menancap
papan, pencuri itu sudah melolong-lolong kesakitan dan
sambatnya menyayat hati para pendengarnya. Pantekan ke dua
pada kuku jari telunjuknya membuatnya meraung seperti kerbau
disembelih. Pada saat pekik ke dua ini terdengar, tiba-tiba muncul Souw Teng
Wi yang tadinya ditinggal seorang diri melcnggut di ruang bawah
kapal. Mata Souw Teng Wi merah berputaran liar, kemudian ia
melompat, menubruk bajak yang melaksanakan hukuman,
mengangkatnya dan menjungkir balikkannya, kemudian sekali
banting tubuh bajak ini ambles ke dalam papan dek yang menjadi
ambrol. Kepala dan tubuh bajak itu masuk terus ke bawah, hanya


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kelihatan dua kakinya sebatas lutut saja dan orang ini mati
seketika itu juga. Sebelum Sim Kang berani mencegah, bajak ke dua yang tadi
bekerja sebagai pembantu algojo, memegangi orang yang
terhukum, mendapat giliran. Souw Teng Wi nengulur tangan,
orang itu menjerit ketakutan, akan tetapi orang-orang melihat
tubuhnya melayang tinggi ke atas, sampai hampir sama tingginya
dengan puncak tiang layar, kemudian dari atas ia jatuh melayang
ke bawah dengan kecepatan luar biasa. Semua orang menahan
napas menanti kepala orang itu remuk terbanting ke lantai.
215 26 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Souw Teng Wi, jangan bunuh dia...!" Sim Kang berseru.
Nampaknya sudah terlambat karena begitu ucapan ini berakhir,
orang yang dilontarkan itu sudah hampir terbanting ke papan dek.
Akan tetapi dengan langkah lebar Souw Teng Wi sudah berada di
situ dan dengan enak saja ia menerima tubuh yang terbanting itu
lalu dilemparkan ke atas dek di mana orang sial ke dua itu rebah
dengan muka pucat seperti mayat dan tak dapat berkata apa-apa
kecuali memandang Scuw Teng Wi dengan mata terbelalak dan
mulut celangap. Sim Kang sudah menghampiri Souw Teng Wi.
alisnya berkerut, hatinya tidak senang.
"Souw-twako, mengapa kau membunuh orang sendiri?" tanyanya,
biarpun hatinya panas dan tidak senang namun suaranya tetap
halus, tidak berani ia bermain kasar terhadap orang aneh itu.
"Dia manusia kejam, menyiksa orang. Aku tidak suka melihat
orang disiksa, menyiksa hanya perbuatan binatang buas yang
keji!" jawab Souw Teng Wi bersungut-sungut, agaknya tidak puas
mengapa ia tidak boleh membunuh orang yang tadi dilontarkan
ke atas. "Kau tidak suka melihat orang dihukum, akan tetapi kau
membunuh seorang pembantuku, bahkan yang seorang pula
216 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
hampir kau bunuh perbuatanmu itu?" juga. Bukankah kau keliru dengan Souw Teng Wi tertawa bergelak. "Ha-ha-ha, membunuh berbeda
dengan menyiksa. Membunuh musuh berarti berjasa terhadap
negara, membunuh orang keji berarti menyelamatkan rakyat dari
pada kekejiannya. Akan tetapi menyiksa adalah perbuatan yang
membuktikan akan kerendahan budi si penyiksa. Mana kau tahu
akan sifat membunuh dan menyiksa?"
Bagi Sim Kang, jawaban ini adalah jawaban kacau-balau dari
27 seorang gila. Maka ia menjadi penasaran dan membantah lagi.
"Kau tidak tahu, Souw-twako. Akulah yang menyuruh orang ini
dihukum. Dia adalah seorang pencuri, mencuri sebuah barang
berharga di atas kapal ini. Bukankah sudah sepatutnya seorang
pencuri dihukum?" katanya sambil menudingkan jari telunjuk
kepada pencuri yang kini duduk menggigil ketakutan itu. Saking
takutnya melihat sikap Souw Teng Wi yang sedang kumat itu,
pencuri ini sampai lupa akan rasa nyeri pada ibu jari dan
telunjuknya yang terpantek pada papan.
"Mencuri apa?" tanya Souw Teng Wi, matanya yang merah
ditujukan kepada Sim Kang yang menjadi bergidik melihatnya.
Sim Kang mengeluarkan batu giok berbentuk burung hong yang
amat indah itu, memperlihatkannya kepada Souw Teng Wi sambil
berkata, 217 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Inilah benda berharga yang coba dicuri." Sekali menggerakkan
tangan. Souw Teng Wi sudah merampas batu giok itu.
menimang-nimangnya dan memandangnya sambil tertawa
bekakakan. "Ha-ha-ha-ha, bukan salahnya, melainkan salahmu sendiri.
Mengapa benda seperti ini dianggap berharga" Jangan
menganggap benda ini berharga dan orang lain takkan
mencurinya. Jangan diperlihatkan benda ini kepada orang lain,
agar tak akan ada pencuri datang. Lebih tepat lagi, jangan
mengadakan barang-barang yang kau sebut berharga, siapakah
yang timbul keinginan mencuri" Ha-ha-ha ha!" la menghampiri
pencuri itu yang menggigil makin keras. "Kau suka benda ini"
Kau anggap berharga" Lihat!" Sekali meremas, batu giok burung
hong itu hancur menjadi bubuk putih. "Lihat, ini benda yang tadi,
tahu" Masih inginkah kau mencurinya?" Pencuri itu
menggelengkan kepala dengan muka pucat.
Souw Teng Wi tertawa lagi sambil melemparkan bubukan batu
giok ke atas, ia lalu menari-nari di sekeliling dek kapal itu."Siapa
sudi mencuri kalau orang menyatakan bahwa benda itu tidak
berharga" Tentu tak ada yang ingin mencurinya!" la mengayun
tangan kanannya dan "prak!" debu mengepul dan kepala singasingaan batu itu sudah lenyap,
hancur menjadi debu, yang tinggal
hanya tubuh singa yang tak berkepala.
218 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ha-ha-ha, sekarang siapa bilang dia berharga" Dan siapakah
yang sudi mencurinya" Ha-ha-hal"
28 "Gila!" Suara ini terdengar dari mulut Sim Hong Lui yang saking
gemasnya tak dapat menahan lidahnya. Souw Teng Wi
mengerling ke arahnya dan tahu-tahu telah berada di depan
pemuda itu yang menjadi pucat seketika.
"Pakaianku ini, siapa yang sudi mencurinya" Karena tidak
berharga. Pakaian orang muda ini dikatakan berharga dan bagus,
hati-hati, nanti ada yang mencurinya. Lebih baik dibikin tidak
berharga!" Cepat sekali kedua tangan Souw Teng Wi bergerakgerak dan di lain saat hanya
terdengar suara "brett-brett-brettt!"
Ketika ia menghentikan gerakan tangannya, keadaan Hong Lui
lucu sekali. Celananya tinggal sepotong, bajunya compangcamping. ikat rambutnya putus, tali
pinggangnya bolong-bolong,
pendeknya semua barang indah yang menempel di tubuhnya
tidak utuh lagi. Bahkan pedangnya sudah tidak bergagang lagi,
karena gagangnya sudah remuk.
"Lihat, lihat, siapa mau mencuri barangnya" Ha-ha-ha!" Sim Kang
terkejut bukan main. Benar-benar susah mengurus orang gila ini.
Ia menghampiri dan menjura kepada Souw Teng Wi.
219 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Souw-twako memang berkata benar. Aku menerima salah dan
maafkan semua kesalahan kami yang sudah membikin hatimu
tidak senang." Souw Teng Wi menudingkan telunjuknya kepada
Sim Kang sambil tertawa bergelak.
"Ha-ha-ha, siapa bicara tentang salah benar" Kau tidak becus
memimpin, tentu anak buahmu brengsek!" Setelah berkata
demikian, sambil berjingkrakan orang gila ini kembali ke
kamarnya di bawah dek. Sim Kang menjadi bingung sekali, la
segera berunding dengan Sim Hong Lui.
"Dia harus segera diserahkan ke Nan-king," bisik si ayah. "Kalau
dia terus di sini, biarpun keadaan kita kuat, akhirnya kita bisa
celaka. Lebih baik kau pergi ke Nan-king mencari hubungan
untuk urusan penyerahan orang gila ini. Kalau bisa diserahkan
kepada Auwyang taijin. tentu hadiahnya lebih besar lagi."
"Akan tetapi kita sudah mendapat nama buruk dengan tewasnya
Thian Te Cu di kapal kita," bantah puleranya.
"Bisa diatur. Katakan bahwa yang membunuh adalah Souw Teng
Wi dan bahwa kita tadinya dipaksa olehnya, habis perkara
220 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
29 Melihat kepandaiannya, siapa yang tidak percaya kalau kita akui
dia sebagai kepala kita?"
Hong Lui mengangguk-angguk dan demikianlah, mereka mencari
kesempatan baik untuk "menjual" Souw Teng Wi. Akan tetapi
sebelum Hong Lui pergi meninggalkan kapal untuk mencari
hubungain ke kota raja Nan-king, terjadi hal yang hebat lagi di
kapal itu. Seperti sudah diceritakan sebelumnya, dari pergaulan
yang tidak sehat dengan anak buah bajak, Hong Lui menjadi
seorang pemuda binal dan ugal-ugalan.
Pada suatu hari dia bersama beberapa orang anak buah bajak
dengan perahu-perahu kecil turun ke darat dan kembalinya
membawa seorang wanita muda yang cantik sebagai tawanan.
Sim Kang tahu akan hal ini, akan tetapi ia mendiamkannya saja
karena sudah biasa puteranya itu membawa gadis-gadis dan
wanita-wanita muda sebagai tawanan ke kapal.
Akan tetapi kali ini, wanita muda itu tidak turut dengan suka rela,
melainkan dipaksa. Wanita ini adalah isteri seorang nelayan yang
diculik dengan paksa oleh Hong Lui, tertarik akan kecantikan
wanita ini. Suaminya, si nelayan yang malang, dipukul sampai
pingsan di tepi pantai. Tak seorangpun menghiraukan hal ini.
Para anak buah bajak hanya tertawa-tawa melihat Hong Lui
menyeret wanita itu ke dalam kamarnya. Akan tetapi Souw Teng
Wi yang seperti biasa duduk melamun di kamarnya, tiba-tiba
221 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melompat bangun. Telinganya yang tajam mendengar suara
wanita menangis. Alangkah kagetnya hati Hong Lui ketika ia sedang duduk makan
minum bersama dua orang bajak kaki tangannya di dalam kamar
dan memaksa wanita itu untuk makan minum pula bersamanya,
tiba-tiba pintu kamarnya roboh tertendang dan masuklah
SouwTeng Wi! Sekali pandang saja Souw Teng Wi yang biarpun
sudah gila namun jiwa ksatrianya tetap tidak meninggalkannya,
tahu bahwa wanita ini tentu orang yang diculik ke situ.
"Siapa wanita ini" Mengapa menangis?" tegurnya kasar.
Dua orang bajak dan Heng Lui tak dapat menjawab dan wanita itu
yang melihat masuknya seorang laki-laki aneh dan
menyeramkan, jatuh berlutut dan berteriak-teriak "Kembalikan
aku ke pantai... kembalikan aku kepada suamiku...!"
Souw Teng Wi meloncat ke dalam, sekali tendang meja penuh
makanan itu terbalik ke atas pembaringan. "Siapa menculik dia ke
sini?" bentaknya. "
30 222 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Souw-pek-pek. mereka ini.... dua orang durhaka ini yang
menculiknya .. aku tidak tahu apa-apa...!"
Baru saja Hong Lui menghentikan kata-katanya, terdengar suara
keras dari dua buah kepala orang yang diadu satu kepada yang
lain. Dua orang bajak itu roboh terkulai dengan kepala pecah dan
tak bernapas lagi. "Antar dia kembali kepada suaminya!" bentak Souw Teng Wi dan
Hong Lui tak berani berayal pula, cepat menyuruh seorang bajak
njembawa wanita itu dengan perahu ke darat. Sim Kang juga
tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menarik napas panjang dan
menggeleng-geleng kepalanya.
"Kalau begini naga-naganya, anak buahku bisa habis dibunuhi
orang gila ini," pikirnya.
Semenjak itu, mereka menjaga diri hati-hati sekali agar jangan
menyinggung perasaan Souw Teng Wi, menjaga agar orang gila
itu tidak "kumat." Sementara itu, Hong Lui meninggalkan kapal
untuk mencari hubungan dalam urusan menyerahkan
pemberontak Souw Teng Wi.
223 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Demikianlah, kapal layar itu sedang dalam perjalanan untuk
menjemput Hong Lui kembali di pantai Po-hai ketika kapal ini
kebetulan sekali lewat di dekat batu karang di mana Souw Lee
Ing terdampar dan Sim Kang menolong gadis itu naik ke
kapalnya. Sebagaimana telah dituturkan di bagian depan, saking lelahnya
karena penderitaan selama delapan hari di tengah laut, setelah
makan kenyang Souw Lee Ing tidur pulas di atas kursinya. Suara
gaduh di perahu itu sama sekali tidak didengarnya. Ia tidak tahu
bahwa kapal itu telah menuju ke pantai dan tidak tahu pula bahwa
seorang pemuda tampan yang baru naik ke kapal itu
memandangnya dengan sepasang mata penuh gairah, seperti
mata pencuri melihat emas. Pemuda itu adalah Hong Lui yang
menjadi kagum bukan main menyaksikan gadis secantik itu
berada di atas kapal. Belum pernah ia melihat seorang gadis
secantik ini dan sekaligus hatinya jatuh bangun.
"Ayah, aku harus mendapatkan gadis ini. Dia patut menjadi
isteriku! Inilah gadis idaman hatiku yang sering kujumpai di alam
31 mimpi," katanya. Sim Kang hanya tersenyum dan berkata.
"Itu urusan mudah, urusan nanti. Sekarang lebih baik kita bicara
tentang urusan yang lebih penting lagi." Dengan ogah-ogahan
Hong Lui meninggalkan gadis yang masih tidur pulas itu dan ikut
224 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan ayahnya ke kamar untuk bicara tentang urusan
"penjualan" Souw Teng Wi.
Sementara itu, malam tiba dan keadaan di kapal sunyi sekali.
Tanpa diketahui oleh siapapun juga. Lee Ing terbangun dari
tidurnya karena pundaknya ditekan orang. Ketika gadis ini
tersentak kaget, sebuah tangan yan berbulu dan kasar mendekap
mulutnya, mencegah ia berteriak, kemudian pemilik tangan itu,
seorang anak buah bajak tinggi besar, hendak memeluk dan
memondongnya. Lee Ing adalah seorang gadis kang-ouw yang cerdik. Ia maklum
akan niat jahat orang ini, maka iapun tidak mau berteriak. Siapa
tahu kalau ia berteriak, kawan-kawan orang ini malah hendak
mencelakakannya. Ia dapat mengerti bahwa orang ini hanya
bertenaga besar akan tetapi tidak pandai silat atau hanya
seorang yang mengerti silat biasa saja, ini dapat dibuktikan dari
gerak-gerik orang itu. Maka ia menurut saja tubuhnya dipondong
dan pada saat yang baik, tangannya meluncur, terus menotok
jalan darah kai-hu-hiat di pundak orang itu.
"Bukk!" Orang itu roboh tak berkutik lagi. Juga tidak dapat
mengeluarkan suara. Lee Ing marah bukan main. Ia ingin
memukul pecah kepala orang kurang ajar ini, akan tetapi takut
kalau mendatangkan urusan besar. Segera ia meninggalkan
orang itu dan menyelinap pergi. Ia tidak tahu jalan, akan tetapi ia
225 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ingin bertemu dengan majikan kapal yang kemarin bersikap
lemah lembut itu, untuk melaporkan tentang kekurang-ajaran
anak buahnya. Berindap-indap ia berjalan menuruni anak tangga ke ruangan
tengah dan tiba-tiba ia mendengar suara orang bercakap-cakap
perlahan dari sebuah kamar. Yang membuat hatinya berdebar
dan cepat ia mengintai mendengarkan, adalah terdengaraya
nama "Souw Teng Wi" disebut-sebut.
Kapal sedang bergerak-gerak perlahan dipukul ombak maka
biarpun Sim Kang dan puteranya berkepandaian tinggi, mereka
tidak mendengar gerakan Lee Ing yang mengintai dari balik
jendela bilik kapal. Lee Ing melihat dua orang duduk menghadapi
32 meja yang dipasang di tengah bilik. Lampu minyak tergantung di
pojok bergoyang-goyang. mendatangkan bayang-bayang menyeramkan di dalam kamar yang suram itu. Lee - Ing
mengenal seorang laki-laki setengah tua yang membawa senjata
pian dan di depan laki-laki ini duduk seorang laki-laki muda yang
tampan. "Semua sudah diatur beres, ayah. Hadiah sudah disediakan dan
begitu kita menyerahkan Souw Teng Wi, mati atau hidup, kita
tinggal membawa hadiah itu. Akan tetapi, kiranya tidak mungkin
menyerahkan orang gila itu dalam keadaan hidup," terdengar
pemuda itu berkata dan Lee Ing tahu bahwa pemuda itu adalah
putera orang yang ramah itu.
226 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sim Kang mengangguk-angguk. "Memang tidak mungkin,
kepandaiannya hebat dan ia susah diurus. Akan tetapi
bagaimana bisa membuat dia tidak berdaya" Jangankan dia
dalam keadaan sadar, sedang tidur saja tak mungkin bisa
didekati. Telinganya amat tajam pendengarannya, ada tikus lewat
saja ia terbangun, marah-marah dan belum mau tidur lagi
sebelum ia dapat menangkap dan membunuh tikus itu.
Bagaimana kita bisa menawannya?"
Pemuda itu tersenyum lalu berkata, suaranya bisik-bisik, "Jangan
khawatir, ayah. Aku sudah bertemu dengan Auwyang kongcu
yang terkenal dengan ilmunya Hek-tok-ciang Auwyang-kongcu
adalah seorang ahli racun dan ia sudah memberi racun yang
apabila di campur dengan minuman arak, sama sekali tidak
kentara ataupun terasa. Nyawa si gila sudah di tanganku!"
Sim Kang tertawa girang dan ayah serta anak itu nampaknya
puas sekali. Adalah Lee Ing yang berdiri menggigil di luar.
Ayahnya masih hidup! Ayahnya telah gila dan sekarang hendak
diracun oleh ayah dan anak ini! Ayahnya berada di dalam kapal
ini! Dengan kaki gemetar Lee Ing meninggalkan tempat
pengintaiannya dan berindap-indap menuruni tangga menuju ke
bilik yang paling bawah. Anak buah bajak sudah pada tidur, ada
yang bermain kartu di ruangan atas, akan tetapi keadaan di
227 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bawah sunyi sekali. Tiba-tiba Lee Ing mendengar suara orang
bersungut-sungut. 33 "Pejuang-pejuang sekarang gentong kosong belaka. Tingkahnya
seperti rampok, mana bisa disebut patriot sejati" Ah, masa
kejayaan telah lampau... di mana pasukanku" Mengapa aku
berada di kapal ini?" Kemudian disusul makian perlahan,
"Bangsat Mongol penjajah laknat...! Pembesar-pembesar durna
penghianat bangsa yang harus mampus!"
Berdiri bulu tengkuk Lee Ing mendengar suara ini. Semenjak ia
dilahirkan, belum pernah melihat wajah ayahnya, belum pernah
mendengar suara ayahnya. Bahkan ibunyapun ia tidak pernah
mengenalnya karena ibunya sudah
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
meninggal dunia ketika ia
baru berusia dua bulan! Akan tetapi suara ini membuat hatinya
berdebar keras. Benar-benarkah ayahnya yang bicara di dalam
bilik itu" Ia menahan napas dan menolakkan pintu bilik perlahanlahan. Pintu tidak terkunci dan
terbuka. Ia melihat seorang lakilaki berpakaian compang-camping dan berambut awut-awutan
dengan muka penuh berewok, duduk bersandar dinding
menghadapi lilin dalam keadaan melamun.
"Siapa kau berindap-indap mengintaiku?" tanya laki-laki itu acuh
tak acuh, kemudian mengangkat muka memandang. Alangkah
menyedihkan muka itu bagi Lee Ing, muka yang kotor bermata
merah, mulutnya membayangkan kehancuran hati.
228 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sebaliknya, ketika Souw Teng Wi melihat gadis itu di depannya,
ia tersentak kaget bagaikan disambar petir. Ia menjadi seperti
lumpuh, tak mampu berdiri hanya memandang dengan bengong.
Bibirnya yang kering bergerak-gerak tanpa mengeluarkan suara
dan aneh sekali bagi Lee Ing dari (Lanjut ke Jilid 06)
Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 06 sepasang mata yang merah itu bercucur an airmata!
Lee Ing bertindak menghampiri dan menjatuhkan diri berlutut di
depan Souw Teng Wi. Entah mengapa, biarpun belum yakin
benar apakah orang ini ayahnya, ada perasaan aneh yang
memaksanya untuk berlutut dan hatinya penuh diliputi rasa
kasihan kepada orang terlantar ini. Mereka kini berhadapan,
saling pandang, Lee Ing berlutut dan Souw Teng Wi duduk.
"Namilana... Milana isteriku sayang... kau.... kau datang
menyusulku....?" bisik-bisik ini terdengar oleh Lee Ing dan
seketika itu juga air mata bercucuran dari kedua mata Lee Ing.
"Milana isteriku manis... kau masih ingat kepadaku, Souw Teng
229 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Wi suamimu...?" Ucapan-ucapan ini adalah kata-kata yang
seringkali keluar dari mulut Souw TengWi baik dalam tidur
niaupun kalau sedang melamun, penuh rasa rindu kepada
isterinya yang tercinta, isterinya yang terpaksa berpisah dari
padanya ketika sedang mengandung. Kini Lee Ing tidak ragu-ragu
lagi. Tak salah lagi, orang inilah adanya Souw Teng Wi, ayahnya,
la menubruk ayahnya sambil menangis tersedu-sedu.
1 "Ayah... ayahku...! Aku Souw Lee Ing puteri-mu! Aku adalah
anakmu, dan Namilana adalah ibuku.... ayah, ibu... ibu sudah..."
Lee Ing tak dapat melanjutkan kata-katanya dan ia terisak-isak di
dalam pelukan ayahnya Terjadi keanehan dalam detik-detik itu. Kegilaan seakan-akan lari
pergi untuk sementara dari kepala Souw Teng Wi. Agaknya
pertemuan yang amat mengharukan hatinya ini, melihat wajah
gadis yang seperti pinang dibelah dua dengan wajah Namilana
isterinya, mendengar pengakuan bahwa gadis ini adalah
puterinya, seketika itu juga ia menjadi waras.
"Apa kau bilang..." Kau ...kau anakku" Kau anak Namilana yang
sedang mengandung ketika pulang ke utara....?" Souw Teng Wi
berkata campur tangis sambil memandang muka puterinya.
Lee Ing tak mampu mengeluarkan suara saking terharunya. Ia
hanya menatap wajah ayahnya matanya penuh air mata, bibirnya
230 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
komat-kamit tanpa mengeluarkan suara. lalu menganggukangguk.
"Ya, Thian Yang Maha Kuasa!" Souw Teng Wi memuji nama
Tuhan. "Kau... kau anakku..." Siapa namamu tadi...."
"Souw Lee Ing ....... sudah lama aku mencarimu, ayah."
Souw Teng Wi menciumi jidat puterinya, air matanya jatuh
membasahi jidat itu dan ia mendekap kepala puterinya ke
dadanya yang serasa hampir meledak saking bahagianya.
"Souw Lee Ing. aduh, bagus sekali namamu, anakku. Kau seperti
ibumu benar.... eh, mana ibumu" Mana Namilana isteriku dan
mana Haminto Losu mertuaku?" Ia teringat dan bertanya sambil
memandang muka puterinya.
Lee Ing menangis makin keras sampai sesenggukan, lama baru
ia bisa menjawab, "Ayahku, ibu Namilana sudah meninggal dunia
ketika aku baru berusia dua bulan dan... dan kong-kong....." Lee
Ing tak dapat melanjutkan kata-katanya karena terdengar Souw
Teng Wi mengeluh panjang dan tubuhnya menjadi lemas.
Ternyata ia pingsan menyandar dinding.
231 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pada saat itu, terdengar tindakan kaki orang dan muncullah Sim
Kang dan Sim Hong Lui di depan pintu. Muka mereka pucat dan
mereka memandang dengan mata terbelalak lebar. Melihat gadis
2 itu memeluk Souw Teng Wi, benar-benar merupakan penglihatan
yang luar biasa bagi mereka. Tadi ayah dan anak ini selesai
bicara dan Hong Lui mengundurkan diri untuk kembali kepada
gadis yang telah menarik hatinya.
Akan tetapi ia melihat tempat duduk gadis itu kosong dan melihat
pula seorang anggauta bajak menggeletak tak berdaya karena
tertotok jalan darahnya. Tentu saja Hong Lui menjadi kaget sekali
dan cepat ia pergi ke kamar ayahnya memberi laporan. Berdua
lalu keluar mencari dan akhirnya mereka mendengar suara di
kamar Souw Teng Wi yang berada di tingkat bawah.
Ketika Lee Ing melihat ayah dan anak ini menyusul datang ia
melepaskan pelukannya dari pundak ayahnya dan melompat
berdiri, siap melindungi ayahnya.
"Jangan sentuh ayahku! Jangan kalian mengganggu ayah!"
desisnya marah dengan mata mengancam. Tentu saja Sim Kang
dan Sim Hong Lui melengak melihat sikap gadis ini.
232 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ayahmu...?" Sim Kang berkata heran, "Kau... kau ini siapakah,
nona?" "Aku Souw Lee Ing dan dia ini ayahku. Awas kalau kalian berani
mengganggunya, lebih dulu kubunuh kalian!"
Menggelikan sekali sikap Lee Ing ini dan Sim Kang tersenyum.
Tentu saja ia sama sekali tidak takut terhadap gadis muda remaja
ini, biarpun gadis ini mengaku sebagai anak Souw Teng Wi.
"Gadis gila jangan kau main-main! Minggirlah!" kata Sim Kang
yang sama sekali tidak mau percaya bahwa gadis yang ia
dapatkan terdampar di atas batu karang ini adalah anak Souw
Teng Wi. la melangkah maju hendak menangkap pundak gadis
itu. Akan tetapi biarpun gerakan itu cepat sekali sehingga pundak
Lee Ing tertangkap tanpa gadis itu sempat mengelak sekali
menggerakkan pundaknya Lee Ing telah dapat melepaskan diri!
Inilah ilmu gulat yang ia pelajari dari kakeknya.
"Jangan bunuh ayahku, kalian orang-orang jahat"
233 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Selagi Sim Kang dan Sim Hong Lui hendak menangkap gadis itu,
terdengar suara "uuhh" dan tubuh ayah dan anak itu terhuyung
mundur sampai ke pintu. 3 "Apakah kalian sudah bosan hidup hendak mengganggu
Namilana isteriku?" bentak Souw Teng Wi yang sudah meloncat
berdiri, sikapnya menyeramkan.
"Ayah, aku bukan ibu. Aku Souw Lee Ing anakmu..." kata Lee Ing
sedih melihat ayahnya telah "kumat" pula gilanya.
"Ah, yaaa... kau Lee Ing anakku...., aduh Namilana ...Namilana
isteriku, kau berada di mana....?" Dan Souw Teng Wi menangis
lagi, Lee Ing ikut menangis melihat keadaan ayahnya itu.
Diam-diam Sim Kang terkejut setengah mati. Sungguh tak pernah
disangkanya bahwa gadis ini ternyata benar-benar puteri orang
gila ini. Akan tetapi dasar ia cerdik sekali. Cepat ia merobah sikap
dan menjufa sambil berkata dengan muka berseri.
"Ahh, kiranya betul puteri Souw-twako" Sungguh kebetulan. Ini
namanya berkah Thian kepada kita semua. Secara tidak terduga
kami telah menolong puteri Souw-twako yang terdampar di batu
234 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
karang. Ah, Souw-twako. Kionghi (selamat), kiong-hi! Pertemuan
yang amat membahagiakan, mengapa harus menangis sedih"
Sudah sepatutnya dirayakan. Souw-twako, aku permisi dulu untuk
menyiapkan perayaan pertemuanmu dengan puterimu yang
cantik ini." Ia lalu mengundurkan diri bersama Hong Lui yang
terpaksa kali ini menggigit jari.
Tentu saja kalau nona ini puteri Souw Teng Wi, ia tidak berani
main gila di depan Souw Teng Wi. yang lihai sekali itu. Namun
diam-diam ia masih mengandung harapan besar. Souw Teng Wi
diracun, mayatnya dijual kepada Auwyang-taijin dan puterinya
menjadi miliknya. Aduh senangnya! Sementara itu, setelah
menangis Souw Teng Wi menjatuhkan diri di lantai dan tidur
pulas, sama sekali tidak bangun lagi. Lee Ing yang merasa amat
kasihan melihat ayahnya, tidak mau mengganggu, bahkan duduk
menjaga ayahnya dan menatap wajah ayahnya dengan cinta
kasih yang besar. Setelah ia pahdang dengan seksama, hatinya
girang mendapat kenyataan bahwa sebetulnya ayahnya
mempunyai wajah yang tampan dan gagah sekali.
Sayang ayahnya agaknya terserang penyakit ingatan, pakaiannya
tidak karuan, wajahnya kotor dan penuh rambut yang tidak
terpelihara Berkali-kali Lee Ing meneteskan air mata mengenangkan
penderitaan ayahnya dan ia juga merasa gelisah kalau teringat
akan percakapan Sim Kang dan puteranya yang mempunyai
235 4 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
rencana hendak membunuh ayahnya dengan racun. Aku harus
menggagalkan usaha keji mereka, aku harus membela ayah
biarpun aku kehilangan nyawa untuk itu, demikian Lee Ing
mengambil keputusan. Pada keesokan harinya, ketika Souw Teng Wi bangun, ia
pertama-tama kaget melihat seorang gadis cantik duduk di
dekatnya. Akan tetapi Lee Ing segera memegang tangannya dan
berkata lemah lembut penuh kesayangan, "Ayah, aku Lee Ing
anakmu. Souw Lee Ing puteri tunggalmu."
Untuk sejenak Souw Teng Wi melongong dan memandang
kepada Lee Ing dengan sinar mata kosong, kemudian ia
mengangguk-angguk dan bersungut-sungut.
"Ya.... ya.. kau Lee Ing anakku dan ibumu Namilana telah mati...."
Suara ini kosong dan sinar matanya membayangkan kedukaan
dan kekecewaan besar sekali. Lee Ing terkejut dan berduka, Ia


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerti bahwa kegirangan pertemuan antara ia dan ayahnya itu
menjadi hampa bagi ayahnya karena mendengar bahwa ibunya
telah mati. "Ayah, hati-hatilah, ayah. Dua orang majikan kapal itu hendak
membunuhmu," bisiknya sambil memegang lengan ayahnya.
236 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Apa..." Hemm, biarlah. Tak seorangpun dapat membunuh aku.
Ha-ha-ha!" Suara ketawanya keras menggema di kamar itu,
mengagetkan Lee Ing dan gadis ini segera jatuh terduduk dengan
badan serasa lumpuh. Ia telah terkena pengaruh suara ketawa
penuh tenaga Iweekang yang tinggi
Souw Teng Wi menariknya bangun dan mengamat-amatinya,
keningnya berkerut. "Kau Lee Ing anakku, akan tetapi tubuhmu lemah sekali. Kau
perlu dilatih supaya jangan selemah ini."
Lee Ing girang sekali. "Baik, ayah. Aku ingin sekali belajar ilmu
agar menjadi kuat seperti ayah dan dapat menjaga keselamatan
ayah." "Nah, kau siaplah!" Pada saat itu dan di tempat itu juga Souw
Teng Wi mulai memberi latihan ilmu silat kepada anaknya! Akan
tetapi latihan ini tidak karuan awal mulanya, amat sukar bagi Lee
Ing untuk mengikutinya. Ilmu silat yang diajarkan oleh ayahnya itu
demikian aneh, gerakan-gerakannya sukar diikuti sehingga ia
5 harus mencurahkan segenap perhatiannya, baru ia dapat
menangkap satu dua jurus.
237 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Selagi ayah dan anak ini sibuk berlatih, muncul Sim Kang yang
tersenyum sambil menjura. "Wah, kalau ayah dan anak memiliki
kegagahan, pagi-pagi sudah berlatih silat. Hebat... hebat!" Ia lalu
menjura kepada Souw Teng Wi dan berkata, "Souw-twako,
perjamuan untuk merayakan pertemuanmu dengan puterimu
telah kami siapkan. Mari kita naik ke ruangan atas."
Souw Teng Wi mengangguk-angguk dan menggandeng tangan
anaknya. Lee Ing menjadi pucat dan hatinya berdebar tidak
karuan. Ia merapatkan tubuhnya kepada ayahnya dan diam-diam
ia membenci orang she Sim ini yang dianggapnya sopan santun
dan halus pada lahirnya, namun di dalam hati mengandung
maksud keji sekali. Melihat sikap mereka yang takut-takut
terhadap ayahnya, Lee Ing dapat menduga bahwa ilmu
kepandaian ayahnya tentu hebat dan tentu ayahnya sanggup
melindungi diri. Maka ia hendak melihat dulu perkembangannya,
baru turun tangan kalau sekiranya ayahnya terancam bahaya.
Di atas dek sudah disediakan meja perjamuan, meja besar dan
penuh barang hidangan. Sim Hong Lui menyambut dengan
senyum ramah. Pemuda ini mengenakan pakaiannya yang paling
indah hingga ia kelihatan makin tampan dan gagah. Agaknya
pemuda ini mempersolek diri agar kelihatan menarik dalam
pandangan gadis itu. Juga lima orang pelayan dipilih di antara
bajak yang tidak begitu keren kelihatannya, termasuk orangorang yang cukup tampan. Sim Kang
segera menarik bangku mempersilahkan Souw Teng Wi dan Souw Lee Ing duduk. Lee
238 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ing tidak mau berjauhan dari ayahnya duduk di sebelah kiri
ayahnya. Kemudian Sim Kang dan Sim Hong Lui mengambil
tempat duduk berhadapan dengan mereka.
"Souw-twako. atas berkumpulnya kembali ayah dan anak, sekali
lagi aku menghaturkan kionghi," kata Sim Kang sambil menuang
arak dengan kedua tangannya sendiri ke dalam cawan arak di
depan Souw Teng Wi dan Lee Ing, juga ke dalam cawannya
sendiri, lalu ia mengangkat cawan mengajak minum.
Souw Teng Wi tertawa bergelak.
"Sudah berapa tahun aku tak minum arak, hari ini mendapat
rejeki, tak baik ditolak." Ia mengangkat cawannya, juga Lee Ing
mengangkat cawannya. Gadis ini dengan amat teliti mengawasi
6 gerak-gerik Sim Kang dan melihat bahwa tuan rumah juga minum
arak yang sama, ia tidak curiga. Apa lagi ia telah mencium arak
itu dan tidak mencium bau yang mencurigakan. Ia menanti
sampai Sim Kang minum araknya, baru ia minum pula araknya
dengan sekali teguk menyusul ayahnya.
"Arak enak, arak enak..." kata Souw Teng Wi sambil mengecapngecap mulutnya.
239 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sim Hong Lui tertawa. "Souw-pek-pek. akupun memberi selamat
kepada pekpek dan kepada Souw-siauwmoi atas pertemuan yang
amat menggembirakan hati ini. Harap sudi menerima
penghormatan." Pemuda inipun menuang arak ke dalam cawan
masing-masing. Kali ini Lee Ing lebih hati-hati dan menaruh
perhatian sepenuhnya, namun tidak ada sesuatu yang
mencurigakan. Makanan lalu ditawarkan dan mulailah mereka makan minum.
Lee Ing melihat jelas betapa Sim Kang makan semua hidangan,
maka iapun cepat mengambilkan setiap hidangan yang dimakan
oleh Sim Kang, diambil dengan sumpit dan ditaruh ke dalam
mangkok ayahnya. Sikapnya seperti melayani ayahnya, padahal
ia menjaga agar ayahnya jangan sampai mengambil masakan
yang tidak disentuh ayah dan anak she Sim itu. Memang Lee Ing
amat cerdik dan pandai mengatur sikap sehingga semua
perbuatannya ini nampak wajar.
Setelah minum banyak arak, timbul kegembiraan hati Souw Teng
Wi dan ia tertawa-tawa. "Kau orang baik, saudara Sim, orang
baik...." Sim Kang tertawa. "Apakah kau sudah puas Souw-twako?"
240 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ha-ha, puas sekali. Arakmu enak... enak benari"
"Souw-pek-pek sambil makan minum, sudikal kau menceritakan
dari mana kau mendapatkan ilmu silat yang hebat itu" Hitunghitung penambah pengetahuan
keponakanmu yang bodoh ini,"
tiba-tiba Sim Hong Lui bertanya.
Pertanyaannya ini sebetulnya wajar, akan tetap Lee Ing
mengerutkan kening. "Ilmu silat tentu saja didapat dari gurunyu mengapa harus ditanya
lagi" Ayah sudah cukup minum, biarlah dia beristirahat. Ayah,
mari kuantar ayah kembali ke kamar."
7 Akan tetapi Souw Teng Wi sudah setengah mabok dan
kegembiraannya timbul. "Ilmu silat" Ha- ha- ha, baru kupelajari seperdelapan bagian saja.
Kalau sudah kupelajari semua, di kolong langit ini mana ada
durna berani mengganggu aku" Ilmu sakti dari Gua Siluman tiada
taranya di dunia ini, tiada keduanya. Baru mempelajari
seperdelapan bagian, kepandaian silatku meningkat beberapa
kali lipat. Ha-ha-ha!"
241 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ayah, mari beristirahat."
Memang ayah dan anak itu hendak membongkar rahasia
kepandaian Souw Teng Wi sebelum membunuhnya. Mendengar
ucapan Souw Teng Wi tentang ilmu sakti di Gua Siluman, mereka
bertukar pandang penuh arti.
"Gua Siluman" Ha. aku pernah mendengar tentang itu dan
pernah melihatnya, Souw-twako." kata Sim Kang.
Tiba-tiba sikap Souw Teng Wi berubah sungguh-sungguh. "Tidak
mungkin. Di dunia ini hanya aku seorang yang pernah
melihatnya." Melihat kecurigaan Souw Teng Wi Sim Kang cepat memancing.
"Bukankah gua berbentuk tengkorak yang terdapat di Pulau Naga
Hitam?" Souw Teng Wi tertawa. "Ha-ha-ha. bukan di Pulau Naga Hitam.
Gua Siluman itu adalah...."
242 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing menarik tangan ayahnya. "Ayah, tak tahukah kau bahwa
orang hendak mengetahui di mana adanya gua itu dan kemudian
mengambil ilmu itu?"
Sim Kang terkejut sekali dan Souw Teng Wi memandang dengan
mata mulai liar. "Tidak, tidak, Souw-twako, puterimu salah
sangka. Mana aku ada keberanian berbuat seperti itu" Aku hanya
ingin tahu saja dan kalau kau keberatan menceritakan, sudahlah."
Souw Teng Wi tertawa-tawa lagi dan menowel pipi Lee Ing.
"Bocah nakal, pamanmu Sim itu orang baik-baik. Ha-ha-ha.
araknyapun enak...!"
8 "Souw-twako, arak yang kau minum tadi masih belum enak betul.
Aku mempunyai simpanan secawan lagi arak yang usianya sudah
seratus tahun lebih. Orang bilang siapa yang meminumnya tentu
akan bertambah panjang usianya. Selama ini kusimpan saja
karena aku sayang meminumnya. sekarang. dalam kesempatan
sebaik ini, aku ingin kau sudi menerimanyal"
"Arak baik seratus tahun usianya" Aduh, mana dia. Lekas bawa
ke sini!" 243 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Seorang di antara para pelayan datang membawa sebuah guci
kecil terisi arak yang hanya ada secawan. Untuk menghilangkan
kecurigaan, Sim Kang menyuruh pelayan menuang arak itu ke
dalam cawan Souw Teng Wi sampai penuh. Bau yang amat
harum keluar dari cawan itu dan Souw Teng Wi kelihatan girang
sekali. "Arak bagus sekali!" katanya dan ia mengulur tangan. Akan tetapi
Lee Ing menjerit dan menangkap tangannya.
"Ayah, jangan sentuh arak itul" katanya cepat. "Biar kucoba dulu!"
Sebelum Sim Kang dan Sim Hong Lui hilang kagetnya, Lee Ing
menotok pelayan yang menuang arak tadi dan cepat
menuangkan sisa arak dari guci kecil ke dalam mulut yang
terbuka karena totokan pada leher. Begitu arak yang tinggal
sedikit memasuki kerongkongan, pelayan itu berkelojotan dan
mukanya berubah hitam, napasnya putus!
Sim Kang dan Sim Hong Lui kaget setengah mati, akan tetapi
mereka berubah girang ketika melihat betapa Souw Teng Wi
yang sudah tidak beres otaknya itu telah menyambar cawannya
dan sekali tenggak saja habislah arak beracun itu ke dalam
perutnya. Ternyata Souw Teng Wi tak dapat menahan seleranya,
244 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tanpa memperdulikan anaknya yang sedang merobohkan
pelayan, ia mempergunakan kesempatan itu untuk menghabiskan
araknya. "Ayah...!" Lee Ing menjerit dan melompat hendak merampas
cawan. Akan tetapi terlambat, cawan itu sudah kosong dan
ayahnya berdiri tegak, memandangnya dengan senyum lebar.
Tiba-tiba Souw Teng Wi tersedak dan tubuhnya terguling roboh,
miring di atas lantai. 9 "Berhasil...!" Sim Hong Lui dan Sim Kang bersorak girang.
"Ayah..!!" Lee Ing memeluk tubuh ayahnya dan melihat betapa
mata ayahnya dipejamkan mulutnya terbuka dan bau arak yang
wangi memenuhi ruangan. Tubuh ayahnya kaku, hanya mukanya
tidak menjadi hitam seperti muka pelayan tadi.
Mendengar suara ketawa ayah dan anak yang keji dan curang itu,
Lee Ing meloncat berdiri, matanya berlinang air mata, mukanya
pucat, sikapnya mengancam, kedua tangan terkepal keras.
"Iblis-iblis keji....! Kalian ayah dan anak berhati binatang! Aku
harus mengadu nyawa dengan kalian!"
245 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sim Hong Lui tertawa. "Manis sekali bukan, ayah" Makin manis
kalau marah Ayah boleh berbuat sesuka ayah dengan Souw
Teng Wi si manusia gila, akan tetapi puterinya ini adalah
bagianku! Aku bisa mati merana kalau tidak mendapatkan nona
ini, ayah!" Ayahnya hanya tersenyum saja. Lee Ing tak kuat menahan lagi
dan dengan marah, ia menerjang, menyerang Sim Hong Lui
dengan pukulan keras. Akan tetapi kepandaian Lee Ing masih
jauh lebih rendah dari pada kepandaian Hong Lui yang lihai.
Sekali tangkap ia telah berhasil mencengkeram tangan gadis itu
dan segera menotok pundak Lee Ing Gadis itu menjadi lumpuh
akan tetapi masih sempat menjerit,
"Ayaaaahhhh....!"
Sim Hong Lui tertawa-tawa dan memeluk serta memondong
tubuh gadis itu, dibawa pergi berjalan meninggalkan ruangan itu
hendak ke kamarnya. Lee Ing berteriak-teriak keras, namun tidak
berdaya. Tiba-tiba terdengar suara yang membuat Hong Lui merasa
betapa seluruh bulu dan rambut di tubuh dan kepalanya berdiri
246 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
satu-satu. Suara gerengan yang sudah ia kenal baik, gerengan
Souw Teng Wi kalau sedang marah! Ia cepat menoleh ke
belakang dan andaikata saat itu ada kilat dari angkasa
menyambarnya, ia takkan begitu kaget seperti ketika melihat
pemandangan di depan matanya pada saat itu.
10 Souw Teng Wi telah bangun kembali! Di depannya. Sim Kang
dengan muka pucat seperti mayat telah mencabut sepasang
pian-nya. Souw Teng Wi menggereng-gereng, matanya merah,
mulutnya berbuih, melangkah maju setindak demi setindak ke
arah Sim Kang. Kepada bajak ini menyurut mundur selangkah
demi selangkah pula. Tiba-tiba saking ngerinya ia merenggut
kantong piauw dan menghujankan senjata-senjata rahasia ini ke
arah Souw Teng Wi. Akan tetapi hanya terdengar suara "tak-toktak-tok" dan semua piauw itu runtuk
ke bawah setelah mengenai
tubuh Souw Teng Wi, bagaikan mengenai menara baja saja.
"Souw-twako,... am...... ampun.... ampun...kan aku...." Dapat juga
suara ini keluar dari bibir yang sudah membiru ketakutan.
"Bangsat rendah, kau apakan Namilana isteri-ku..." Kau apakan
Milanaku yang tercinta...?" Ternyata kegilaan Souw Teng Wi
sudah kambuh pula dan kini semua kemarahan hatinya ia
tumpahkan kepada Sim Kang!
247 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sim Kang menjerit dan dengan nekat ia mendahului lawan,
menyerang dengan sepasang pian-nya. Akan tetapi dengan
kedua tangan diangkat, Souw Teng Wi telah menangkap ujung
pian dan sekali betot dua batang pian itu telah kena dirampas.


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sim Kang hendak lari, akan tetapi Souw Teng Wi menggerakkan
sebatang pian rampasan yang tepat sekali melilit leher Sim Kang,
f Ditariknya pian itu dengan gerakan menyentak dan... leher Sim
Kang putus, kepalanya menggelinding di atas lantai dan tubuhnya
roboh. Darah mengucur seperti pancuran dari lehernya yang
bolong. Sim Hong Lui menjerit ngeri, lalu... lari secepatnya ke pinggir dek.
Tanpa menoleh lagi ia lalu melempar diri ke laut. Byuurrr...! Air
muncrat tinggi dan tubuh pemuda itu tenggelam tidak kelihatan
lagi. Pemuda ini adalah seorang ahli dalam air maka ia terus
menyelam menyelamatkan diri.
Souw Teng Wi melihat pemuda itu lari dan menceburkan diri, tak
dapat mencegahnya dan mengamuk. Setiap orang anak buah
bajak yang dapat dipegangnya, lalu dibanting atau dilemparkan
ke dalam laut. Yang lain-lain bubar dan memilih mati di laut dari
pada dalam tangan orang gila yang mengganas itu. Biarpun
demikian, dua puluh orang lebih tewas di tangan Souw Teng Wi,
yang lain melarikan diri, ada yang mati di laut, ada pula sebagian
kecil yang dapat menyelamatkan diri.
248 11 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Souw Teng Wi membungkuk di atas tubuh anaknya dan sekali
pencet saja Lee Ing sudah terbebas dari totokan. Gadis ini
memeluk ayahnya dan menangis sesenggukan. "Diamlah,
Namilana isteriku sayang, diamlah."
Souw Teng Wi membelai-belai rambut anaknya, suaranya
mengandung kesayangan besar, lemah lembut, jauh sekali
bedanya dengan tadi ketika mengganas. Hati Lee Ing menjadi
perih. "Ayah, aku Lee Ing anakmu....."
"Hush, diamlah, Namilana. Kelak kita mencari anak kita Lee
Ing....." Bicara Souw Teng Wi menjadi tidak karuan.
"Ayah, mari kita beristirahat. Kau lelah, tidurlah..." Anak ini
dengan sabar menuntun ayahnya memasuki kamar dan Souw
Teng Wi seperti anak kecil yang menurut mau saja disuruh
berbaring dan tidur. Tak lama kemudian iapun sudah tidur
mendengkur. Bagaimanakah Souw Teng Wi tidak mati terkena racun"
Sebetulnya, orang biasa saja, bagaimana gagahpun, tentu takkan
249 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dapat menahan kalau minum racun yang berasal dari Auwyang
Tek ini. Racun itu adalah Hek-coa-tok (Racun Ular Hitam) yang
luar biasa jahatnya. Akan tetapi, Souw Teng Wi telah
mendapatkan ilmu yang amat aneh, yang menurut pengakuannya
tadi baru dipelajari seperdelapan bagian saja.
Akan tetapi yang seperdelapan bagian ini saja sudah membuat ia
Hati Budha Tangan Berbisa 8 Pendekar Rajawali Sakti 192 Pusaka Lidah Setan Mawar Merah Menuntut Balas 1

Cari Blog Ini