Ceritasilat Novel Online

The Shape Of Love 2

The Shape Of Love Karya Christina Juzwar Bagian 2


goreng dan memakannya bersama bumbu siomay.
Hm..nikmat! http://pustaka-indo.blogspot.com Surat Cinta dari Malaikat 83
"Gue juga laper, dodol!" Duma menoyor ke palaku.
Kesempatan ini aku gunakan untuk mema sukkan
tanganku ke kantung gorengan itu. Ah! Dapet tahu!
"Gina!! Gorengan gue jangan dimakan! Uang
jajan gue udah menipis tauk!"
"Iya deh, Neng Duma." seruku sambil mengacak"acak rambutnya.
Karena tak kunjung aku bacakan, Hellen me"rebut surat itu. Ia membacakannya. Kami semua
men dengarkan Hanna. Dear Gina.. Apa kabar" Aku tahu kamu baik-baik saja. Bagiku,
meskipun baru dua hari tidak menuliskan apapun kepa"damu, rasanya seperti sudah setahun. Aku kangen, Gin.
Sebentar lagi ujian loh, kamu jangan lupa belajar ya. Aku
tahu kamu pasti bisa mengerjakannya. Pola belajar kamu
tuh kan asyik. Kamu menghafalnya sambil bernyanyi dan
kemudian di kelas, kamu selalu mengulangnya lagi dengan
earphone yang terpasang di kupingmu.
Pasti deh si Super Junior yang menemanimu belajar.
Pokoknya good luck ya buat ujian nanti. Oh ya, apa kabar
Neng Duma dan Hanna dan juga Tyo" Mereka sahabat
yang baik ya..Jangan lupakan itu ,Gin. Sahabat adalah
harta karun yang berharga loh..
Sampai di sini dulu.. I miss you.. http://pustaka-indo.blogspot.com84 T he Shape Of Love
Setelah Hanna membacakannya, aku menarik
napas lalu memandang Tyo yang juga sedang
menatapku. Ia langsung membuang wajahnya dan
terlihat sibuk dengan teh manisnya.
"Aduhh..romantis banget ya.." komentar Duma.
Sedangkan Hanna sudah melipat rapi surat tersebut
dan menyerahkannya kepadaku sambil berkata, "Gue
juga jadi tambah penasaran, Gin. Apakah orang itu
ada di antara kita" Gue ngerasa dia begitu..dekat."
Aku mengangguk, "Gue juga ngerasain hal yang
sama, Na." Kemudian Duma nyeletuk sambil meremas
kantong gorengannya, "Jangan-jangan si Panji da"ri kelas dua. Dia kan demen banget sama lu." ia
terkikik, lalu menambahkan. Kali ini dengan serius,
"Atau..jangan-jangan..si Bram, ketua OSIS. Gue tau
banget dia udah ngincer lo sejak kelas satu."
Tiba-tiba Tyo menjawab ketus, "Gue berani
jamin bukan di antara mereka! Lebih baik nggak
usah main tebak-tebakan deh!" Setelahnya, ia
meninggalkan ketiga temannya dengan penuh tanda
tanya. *** Kali ini Aku datang lebih pagi. Aku kembali me"nemukan sebuah surat yang bersampul biru. Aku
http://pustaka-indo.blogspot.com Surat Cinta dari Malaikat 85
buru-buru membukanya. Sekilas aku membacanya
dan wajahku yang tadinya cerah berubah menjadi
muram. Kuremas surat itu dan melemparkannya ke
dalam laci meja. Sepanjang hari aku cemberut dan teman-temanku
jadi sasaran kejengkelanku. Surat itu membuat suasa"na hatiku buruk. Benar-benar keterlaluan isinya! Apa sih
maksudnya" Ia sungguh mempermainkan aku! Hanna
dan Duma bertanya-tanya apa yang terjadi dengan
diriku, sedangkan Tyo hanya diam. Ketika mereka
menanyakannya kepadaku, aku menolak dan minta
waktu sendiri dulu. Aku berdiam diri di sebuah taman sekolah, duduk
dan merenung. Kenapa dia harus menulis seperti itu?"
Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat. Air mata yang
meleleh turun di pipi cepat-cepat aku hapus penuh
rasa kecewa. Kututup wajahku dan kutumpahkan
seluruh kekesalan dengan menangis. Aku tidak me"nyadari bahwa ada yang mengawasiku diam-diam
dan juga ikut bersedih melihatku menangis seperti
itu. Sepulang sekolah, Aku dicegat oleh ketiga te"manku. Hanna berkata tegas, "Lo harus cerita, Gin.
Jangan disimpan terus.."
Duma mengangguk dan ikut nyeletuk, "Ntar jadi
penyakit loh!" Aku menatap ketiga temanku dan akhirnya aku
http://pustaka-indo.blogspot.com86 T he Shape Of Love
mengangguk. Ketika kami sudah berkumpul di
tempat yang sepi, aku menyerahkan suratku kepada
Hanna. Mereka membacanya bersama-sama.
"Jadi..dua hari lagi ada surat terakhirnya" Kan
tepat banget pas ultah lo."
Aku mengangguk. "Yang gue perhatikan, di setiap suratnya, ia selalu
meminta maaf kepada lo, Gin. Seolah dia sudah
bersalah sama lo.." Hanna berpikir sambil mencoba
mengambil kesimpulan. Duma yang biasanya cerewet juga ikut termenung,
"Apa ya isi suratnya yang terakhir?"
Aku pun ingin tahu, perpisahan seperti apa yang akan
diucapkannya. *** Hari ini aku sungguh malas sekolah. Aku tidak
mau menerima kenyataan bahwa hari ini adalah
hari terakhir menerima surat itu, tepat pada hari
ulang tahunku. Aku seperti kehilangan pegangan
yang sudah memberi kekuatan selama ini. Aku
menutup kembali mataku dan mencoba membawa
diriku kembali ke alam mimpi, mencoba melupakan
kenyataan yang ada bahwa hari ini adalah ulang
tahunku yang terburuk. TOK..TOK.. http://pustaka-indo.blogspot.com Surat Cinta dari Malaikat 87
Mama muncul di balik pintu, "Loh, kamu nggak
sekolah, Gin" Kamu sakit?"
Aku memilih mengangguk, "Ada apa, Ma?"
"Ada Tyo." Keningku langsung berkerut, Tyo" Kenapa dia
datang kemari" "Mama suruh ke sini aja ya." wajah mama meng"hilang dan muncullah wajah Tyo yang segar, tetapi
serius. "Ada apa , Yo?" tanyaku.
"Ada yang ingin aku bicarakan." ujar Tyo.
Kemudian dari tasnya, Tyo mengeluarkan sebuah
bungkusan berbentuk kado.
"Buat aku?" Tyo mengangguk. Lalu berikutnya, ia kembali
mengeluarkan sesuatu dari tasnya, yaitu...Surat.
Aku sungguh mengenali surat itu. Amplopnya,
tulisannya, semua sama seperti apa yang aku da"patkan di laci meja di sekolahku.
"Kok" Kenapa ada di kamu" Apakah kamu
mengambilnya?" "Baca aja dulu, Gin."
Aku membukanya. Ketika aku membacanya,
perlahan air mataku turun dan aku tidak kuasa me"nahan menangis.
Dear Gina, Sebelumnya aku minta maaf. Aku tahu apa yang aku
http://pustaka-indo.blogspot.com88 T he Shape Of Love
perbuat selama ini membuatmu kesal dan penasaran. Aku
tahu banget sifatmu itu. Tetapi, ini adalah cara perpisahanku.
Aku sangat menyesal tidak bisa mendampingi kamu terus,
apalagi ngerayain ulang tahun kamu. Semua surat ini aku
tulis ketika aku berada di rumah sakit. Ketika berada di
sana, tak ada yang terpikirkan olehku selain kamu. Jadi
aku memutuskan untuk memberikan surat ini kepadamu
dan Tyo sudah berjanji untuk memastikan semua surat itu
sampai di tanganmu. Jangan salahkan Tyo. Semua ini permintaanku. Aku
ingin kamu mengenangku dengan cara yang indah dan penuh
tawa, bukan dengan kesedihan karena selalu mengingat
penyakitku dan kepergianku. Aku tahu waktuku sudah
tidak banyak lagi, kanker ini menggerogoti tubuhku. Tetapi
aku berjanji, aku tidak akan melupakanmu. Cintamu,
cinta kita akan aku bawa terus sampai ke surga. Di sana,
aku akan meminta Tuhan untuk mengirimimu malaikat
yang selalu mendoakanmu. Tapi, karena aku tidak bisa
menjagamu, aku meminta Tyo untuk selalu menjagamu.
Selamat ulang tahun, Sayang"
Sayap cinta akan selalu menaungimu..
Jangan bersedih terus! Kamu lebih cantik kalau sedang
tertawa, atau marah.. Salam sayang Yuri Setelah membacanya, aku memeluk surat itu. Aku
merasakannya, aku seperti memeluk Yuri. Kemudian
http://pustaka-indo.blogspot.com Surat Cinta dari Malaikat 89
aku menatap kado yang di bawa Tyo tadi.
"Buka, Gin." Aku membukanya. Sebuah patung anjing yang
menjadi kesukaanku serta fotoku dan Yuri yang di
foto oleh Tyo dengan wajah konyol. Aku tidak bisa
menahan air mata. Tyo mendekatiku dan menghapus
air mataku dengan lembut, "Jangan nangis dong,
Gin..nanti aku diomelin sama Yuri dari atas sana."
Ucapnya sambil menunjuk ke atas. Aku pun tertawa
dan memeluk Tyo. Terima kasih atas semua surat cinta ini, Yuri..Terima
kasih atas perpisahan yang indah..
http://pustaka-indo.blogspot.comTernyata Cinta
Aduh, semoga nggak telat, aku berdoa sepanjang per"jalananku menuju sekolah. Aku tahu ini adalah ke"salahanku sendiri. Aku mengutuki kebodohanku
sendiri karena tidur terlalu larut malam. Aha! Aku
menapakkan kaki kiriku tepat di sebelah dalam da"ri gerbang sekolah bertepatan dengan Pak Muni,
sang satpam sekolah menutup gerbang tersebut.
Ada beberapa murid yang rupanya terlambat untuk
masuk sehingga terkunci di luar gerbang sekolah.
Tiba-tiba jantungku berhenti berdetak. Salah satunya
adalah Kak Devin. Kak Devin adalah kakak kelasku. Ia kelas XII,
sedangkan aku masih kelas X. Aku ingin membantu
Kak Devin. Kemudian, aku melihat Pak Muni se"dang bergegas ke arah parkiran sekolah. Ide gila
langsung menghampiri benakku. Tanpa menunggu
http://pustaka-indo.blogspot.com92 T he Shape Of Love
lama, aku segera menghampiri pagar sekolah yang
belum sempat digembok oleh Pak Muni, dan
membukanya untuk mereka yang masih terjebak di
luar sana. Tentu saja mereka riang gembira melihat
aksi nekatku. Mataku, menangkap sosok Kak Devin
yang ternyata sedang tersenyum ke arahku. Ia ber"kata dengan suaranya yang berat, "Makasih ya, Mel."
Wajahku merona dan jantungku berdetak lebih ce"pat. Ketika aku masuk ke dalam kelas, ternyata
suasana masih terlihat ramai. Erna menghampiriku
dengan langkah riang, "Pagi ini nggak ada guru!"
teriakannya lebih riang lagi. Aku pun tersenyum.
Jadi, aku punya banyak waktu buat ngelamun nih!
Aku berkata dalam hati. Aku duduk dalam diam dan
mulai mencoret-coret buku kosongku.
"Hoi!" tegur Erna yang membuatku kaget.
"Apaan sih lo" Norak banget!" Aku kesal karena
ia membangunkan lamunanku.
"Abisnya, ngelamun melulu sampai ileran tuh!"
tunjuk Erna ke arah bibirku.
Aku segera mengelap bibirku, tetapi ternyata
Erna hanya mengecohku. Aku pun mencubit ta"ngannya dengan gemas.
"Aduh! Sakit tau!" Erna meringis kesakitan.
"Bodo!" Kemudian, Erna malah berbisik ditelingaku, "Lo
ngelamunin siapa sih, Mel" Kak Devin ya" Cieee..
http://pustaka-indo.blogspot.com Ternyata Cinta 93
Melani!" Bush! Kembali wajahku merona. Aku jadi
menyesal sudah menceritakan perasaanku kepada
teman seperti Erna. Aku menjadi sedikit khawatir ia
akan membocorkannya kesana kemari. Duh gawat!
"Apaan sih" Enggak kok!"kilahku tetap dengan
wajah yang merona. "Apanya yang enggak" Tuh lihat! Buku lo isinya
coretan nama dia semua." Sahut Erna sambil melirik
buku tulis di hadapanku. Aduh! Bodoh sekali aku!
Aku segera menutupnya dan mendekapnya erat"erat, takut ada yang mengambilnya dan mengetahui
perasaanku. "Ngomong aja lagi ke Kak Devin, dia kan baik!"
Aku melotot. Sembarangan banget nih anak ngo"mongnya" Mengatakan suka dan cinta kepada Kak Devin"
Sama aja seperti menghadapi regu tembak yang berjumlah
10 orang. Pasti matilah! "Lo gila ya" Nggak mikir apa lo?" seruku ketus.
Tetapi Erna sepertinya tidak peduli, "Dari pada
dipendam" Nanti jamuran, Neng! Makanya, jadi
orang jangan pemalu banget napa sih?"
Sejak masuk ke SMA ini, perhatianku habis
ter tuju kepada satu sosok saja, yaitu Kak Devin.
Gampang aja, ia ganteng dan tinggi. Hatiku terjebak
dalam senyumnya yang menawan. Tetapi ternyata
tidak hanya itu, ia juga ramah kepada semua orang.
Jadilah cewek-cewek yang mendekatinya selalu
http://pustaka-indo.blogspot.com94 T he Shape Of Love
disam but baik olehnya. Mungkin banyak dari mereka
yang berharap banyak kepada Kak Devin, termasuk
diriku, yang hanya bisa berharap dalam hati tanpa
berani untuk mengenalnya lebih jauh.
*** Aku duduk di pojokan yang hampir tersembunyi di
balik pilar-pilar besar di dekat lapangan basket. Aku
membuat diriku nyaman sambil mengenggam kamera
dan buku yang ingin aku baca. Tetapi kedua mataku
tidak tertuju pada kedua benda tersebut, melainkan
kepada sebuah sosok yang sedang lincah mengoper
serta mengecoh lawan mainnya. Diam-diam aku
memotretnya dengan kameraku. Tidak satupun dari
gerak-geriknya yang lepas dari pengawasanku. Aku
paling suka melihat Kak Devin yang sedang tertawa.
Senyum manisnya membuahkan lesung pipi yang
membuatnya terlihat tambah ganteng. Aku menarik


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

napas panjang, kapan ya aku bisa mengobrol dengan Kak
Devin" Mengenalnya lebih dekat" Bukan hanya sapaan
singkat dan cepat terlupakan" Atau diam-diam seperti
penguntit yang terobsesi seperti yang aku lakukan sekarang
ini" Lalu mereka yang bermain basket pun ber"istirahat. Aku terus menatap Kak Devin. Kulihat
sosok Tantri yang tiba-tiba nyelonong ke kumpulan
http://pustaka-indo.blogspot.com Ternyata Cinta 95
cowok-cowok itu dan segera merapat ke sebelah Kak
Devin. Aku menatapnya dengan iri. Tantri memang
pede abis. Cantik" Nggak juga ah! Menurutku ia biasa"biasa saja. Tapi ia bisa mengakrabkan diri dengan
Kak Devin. Hatiku kesal sekali, apalagi seluruh
penghuni sekolah tahu kalau Tantri memang suka
sama Kak Devin. Perasaanku berubah lagi, kali ini
kekecewaaan menyesak di dadaku, kenapa aku tidak
bisa supel seperti Tantri"
Ketika aku sedang menatapnya, tiba-tiba Kak
Devin menoleh dan menatapku. Aku yang terpaku
tak bisa bergerak, apalagi membuang muka.Ternyata
Kak Devin melemparkan senyum kepadaku dan ia
melambaikan tangannya. Kepadaku"! Jantungku kem"bali berdebar dan dengan sedikit canggung, aku
pun membalas lambaian tangannya. Kak Devin lalu
melanjutkan permainan basketnya, sedangkan ada
yang tidak suka dengan kejadian barusan. Tantri
menatapku sinis. Huh! Dasar! Memangnya dia yang
memiliki sepenuhnya Kak Devin" Hatiku keki sekali
melihatnya. Aku tetap menunggu Kak Devin dan menon"tonnya sampai selesai. Rupanya tak hanya diriku,
Tantri juga tak mau kalah. Bahkan ia membereskan
barang-barang Kak Devin dengan sukarela. Lalu ia
berjalan di sampingnya Kak Devin seolah dirinyalah
cewek dari cowok yang paling ganteng di SMA
http://pustaka-indo.blogspot.com96 T he Shape Of Love
Granadi ini. Aku menatap mereka dengan sedih
hingga mereka berlalu dari hadapanku.
*** Hari ini Kak Devin ulang tahun. Aku sudah me"nyiapkan kado dan kartu ucapan untuknya. Aku
menyimpannya baik-baik di laci meja dan akan
menyerahkannya sepulang sekolah. Tetapi, aku sung"guh shock ketika mengetahui bahwa kado itu sudah
tidak ada di laci ketika selesai istirahat. Aku panik
mencarinya ke seluruh sekolah. Tetapi kemudian,
aku mendapatkan laporan, bahwa kadoku diambil
oleh Tantri. Aku segera menghampirinya.
"Tan! Balikin gak!"
"Apaan sih lo" Gak penting deh!"
Napasku terengah-engah, menahan amarah, "Lo
kan yang ambil kado itu" Gue minta lu balikin se"karang!" suaraku sudah bergetar.
"Eh, jangan nuduh sembarangan dong! Bukan
gue yang ambil!" "Gue ada saksi mata!"
Tantri tertawa menyebalkan, "Saksi mata lo bo"hong!"
Kami menjadi tontonan semua murid di sana.
Aku tidak tahan lagi, aku pergi dan menangis di
belakang sekolah. Aku benci Tantri! Kado yang sudah
http://pustaka-indo.blogspot.com Ternyata Cinta 97
aku buat dengan susah payah..dan kartu itu..kartu
yang berisi ucapan selamat ulang tahun serta pernyataan
perasaanku. Bagaimana jika Tantri menyebarkannya ke
seluruh sekolah dan membuatku malu" Aku menutup
mata dan menangis lagi. Namun, tiba-tiba bahuku
ditepuk oleh seseorang dan memanggil namaku,
"Mel?" Aku terkejut dan cepat-cepat menghapus air
mataku. Kak Devin sudah berdiri disampingku.
Ia menyodorkan tisyu kepadaku. Malu-malu, aku
mengambilnya. Kemudian,tangan Kak Devin yang
ada dibelakang punggung dibawanya ke depan dan
aku melihat"...ia mengenggam kado pemberianku
yang kertas pembungkusnya sudah sedikit lecek dan
kotor. "Ini dari lo, Mel?"
Aku kaget dan malu sekaligus sedih. Kadoku
sudah berantakan. Gelas yang aku berikan sudah
pecah gagangnya. "Kakak nemu di mana?"Aku berkata dengan
sedih. "Di tong sampah dekat kantin. Gue ambil karena
ada nama gue di depan amplop ini."
Aku sungguh malu. Berarti ia sudah membacanya.
"Maaf ya, Kak, kadonya jadi seperti ini."
Kak Devin tersenyum kepadaku, dan ia meng"geleng, "Nggak papa. Yang penting niatnya kan"
http://pustaka-indo.blogspot.com98 T he Shape Of Love
Makasih ya Mel." "Tapi jadi hancur berantakan begini."
"Gue nggak butuh gelas itu, yang gue butuh cuma
ini." Ia menunjukkan kartu yang aku buat sendiri itu.
"Terima kasih ya sudah jujur. Sebenarnya..gue juga
suka sama lo. Tapi kayaknya lo selalu menjauh, jadi
gue memutuskan untuk pelan-pelan aja. Untung aja
ada kartu ini, jadi gue bisa tahu perasaan lo."
Apa" Aku nggak salah dengar kan" Kak Devin juga
suka sama diriku" Aku masih tidak mempercayainya,
sampai Kak Devin berkata lagi, "Ntar malam mau
ya nemenin gue makan malam" Gue mau traktir lo."
kata Kak Devin dengan lembut.
Tentu saja aku mengangguk. Hatiku berbunga"bungga. Ternyata perasaanku disambut baik oleh
Kak Devin. Ternyata dia juga?".cinta.
http://pustaka-indo.blogspot.comIbuku
Bernama Rosi Aku duduk di bangku yang jauh dari keramaian.
Bisa kulihat teman-temanku sedang bersenda gurau
di sana. Sebenarnya mereka sudah mengajakku un"tuk bergabung, tetapi aku enggan. Aku memilih
menyendiri di sini. Bahasa tubuhku jelas sekali ge"lisah, karena aku sendiri bisa merasakannya. Ka kiku
bergoyang terus, kedua tanganku saling me remas.
Sebagai anak kelas sepuluh di sekolah ber gengsi,
Sekolah National Jaya, ini adalah pertama kalinya
aku merasakan pengambilan raport.
"Bintang! Ngapain sih lo semedi di sana"
Udahlah lo pasti juara kelas! Sini gabung!" teriak
Mona. Sayangnya aku tidak mensyukuri panggilan
Mona tersebut, karena semua mata malah tertuju
kepadaku. Mona bisa dibilang murid populer di
kelas sepuluh. Dia cantik dan banyak kakak kelas
http://pustaka-indo.blogspot.com100 T he Shape Of Love
yang menyukainya. Ia juga supel, sehingga mudah
baginya untuk berteman dengan siapa pun, tidak
sepertiku. Sebenarnya aku cukup bisa berteman
dengan mereka, meski tidak seperti Mona. Aku lebih
sering menjadi pendengar.
"Bintang!" kali ini Uti, si lembut yang baik
hati giliran memanggilku. Aku jadi gerah dan me"mutuskan untuk pergi ke toilet. Di sana aku mem"basuh wajah untuk menenangkan diri. Tetapi air
itu gagal menenangkanku. Aku melirik ke arah jam
kulit yang tali sudah banyak yang copot. Sebentar
lagi pengambilan rapor akan di mulai. Setelah cukup
lama berdiam diri di dalam toilet, akhirnya aku
memutuskan untuk keluar, mungkin para orangtua
sudah datang. Begitu aku keluar, betul saja, aku melihat banyak
para orangtua yang sudah hadir dan menunggu
dengan tertib di depan kelas. Para murid, yang me"rupakan anak-anaknya juga ada yang menunggu
bersama mereka, dan ada juga yang berkumpul
bersama teman-temannya. Aku berjalan menuju ke"lasku. Di sana para orangtua sudah menunggu. Aku
duduk di tempat tadi. "Tang, kok sendirian?" Rima, si gadis berparas
india yang cantiknya seperti bintang fi lm Bollywood.
Semua orang di sekolah ini tahu bahwa orangtua
Rima kaya raya dan mempunyai usaha dagang karpet
http://pustaka-indo.blogspot.com Ibuku Bernama Rosi 101
yang cukup besar di India dan di Indonesia. Meski
kaya, Rima rendah hati. Malah, penampilannya ter"bilang cukup sederhana. Namun kekayaan yang
menempel pada dirinya tak bisa disembunyikan.
Mobil mewah yang menjemputnya, smartphone yang
selalu menemaninya cukup jelas memperlihatkannya.
"Iya, nunggu nyokap gue."
"Belum datang?"
"Belum. Lo?" Rima menggeleng, "Belum. Tapi orangtua yang
lain udah banyak yang datang sih." Kata Rima sambil
menoleh ke arah kelas. Mamanya datang dengan
dandanan kinclong dan keren. Belum lagi Papanya
Ivan, yang datang dengan kemeja, dasi dan sepatu
kulit yang mengilat. "Eh, itu Mamaku." Rima berdiri meninggalkanku
dan menghampiri mamanya. Seorang wanita ber"paras India yang cantiknya sama dengan Rima. Pe"rempuan itu berpakaian sari serba mewah. Belum
lagi perhiasan yang ia pakai. Duh, apa yang aku lihat
membuatku makin gelisah dan gugup. Aku hanya
bisa berdoa dalam hati, semoga aku bisa bersikap tenang
dan menguasai diriku sendiri.
*** http://pustaka-indo.blogspot.com102 T he Shape Of Love
"Bintang..." Sebuah suara membangunkan lamunanku. Ketika
aku menoleh, aku melihat wajah ibuku yang se"derhana sedang berdiri di dekatku. Aku bukannya
tersenyum senang, tetapi malah gugup dan gelisah.
Apalagi, belum sempat ibuku berkata apa-apa lagi,
beberapa temanku, termasuk Mona menghampiriku.
"Eh, kemana orangtua lo" kok belum nyampe?"
tanya Mona dengan suaranya yang keras. Aku me"nelan ludah. Aku melirik ke arah ibuku yang ma sih
berdiri dengan sabar menungguku. Aku menarik
napas dan akhirnya berkata, "Sudah kok. Ini ibuku."
Aku berdiri dan menghampiri ibu, "Bu, ini teman"teman sekelasku."
Ibuku tersenyum dengan sopan. Tetapi teman"temanku malahan sebaliknya. Mereka cukup terkejut
melihat ibuku. Mungkin mereka tidak menyangka,
apalagi melihat penampilan ibuku yang terlalu se"der hana untuk mempunyai seorang anak yang
ber sekolah di sekolah bergengsi seperti ini. Aku
sedikit sakit hati dengan pandangan teman-temanku
Aku kesal karena ibuku tidak berusaha untuk ber"penampilan sedikit rapi ketika datang ke sekolah
ini. Aku menarik tangan ibu untuk masuk ke dalam
kelas dan menunggu di sana. Ketika ibuku bertemu
dengan wali kelasku, Ibu Dian, sebuah kebanggaan
terpancar di wajahnya karena aku menjadi juara kelas.
http://pustaka-indo.blogspot.com Ibuku Bernama Rosi 103
Bahkan, Ibu Dian berkata bahwa ia juga bangga
kepada diriku. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah dengan
bajaj, aku diam. Ibuku juga diam. Hanya ada suara
bajaj yang terlalu berisik mengisi kesunyian di antara
kami berdua. Bahkan ketika akhirnya kami sampai di
rumah kontrakan kami, aku tetap diam dan mengu"rung diri di kamarku yang kecil dan pengap, dan
tetap berada di dalam sana sampai malam hari.
Ketika ibuku mengetuk pintu kamarku perlahan
untuk mengajakku makan, aku malas membukanya.
Aku hanya ingin berada di kamar sendirian. Tetapi,
Ibu tetap sabar mengajakku keluar. Perutku protes
minta diisi. Akhirnya, aku keluar dengan wajah
kusut. Ibu tidak bertanya mengenai sikapku. Ia hanya
menghidangkan makananya yang sudah ia masak.
Nasi putih yang mengepul hangat, sambal terasi
dan tempe goreng. Itu saja. Biasanya aku langsung
melahapnya karena aku sangat suka makan sambal
dengan nasi yang masih panas. Buatku, sambal benar"benar membangkitkan nafsu makan. Tetapi kali ini
tidak. Aku makan dengan ogah-ogahan, bahkan aku
tidak menghabiskannya dan pergi ke kamar tanpa
berpamitan dengan ibu. Aku menenggelamkan di"riku di sana dan terkurung bersama kesedihan dan
kekecewaan. http://pustaka-indo.blogspot.com104 T he Shape Of Love
*** Setelah satu bulan berada di rumah, akhirnya aku
kembali ke sekolah dan menempati kelas sebelas.
Meski sudah satu bulan berlalu, ingatanku akan
kejadian di hari pengambilan rapor masih berbekas.
Aku sekelas lagi dengan Rima, Mona dan sebagian
dari teman-temanku dari kelas sepuluh. Rupanya
bukan hanya aku yang masih teringat dengan ke"jadian pada hari pengambilan rapor. Teman-te"manku juga masih ingat seperti apa rupa ibuku. Pagi
pertamaku di kelas sebelas sudah seperti neraka
karena ulah Mona. Bencana itu bermula ketika kami
sedang beristirahat di kantin.
"Bintang, itu beneran nyokap lo?"
Aku yang sedang makan nasi goreng langsung
berhenti dan menatapnya, "Maksud lo?"
Mona sepertinya masih tidak merasa kalau aku
sudah tersinggung dan ia malah melanjutkan omong
besarnya, "Ya, abis gue kaget, nyokap lo biasa aja sih!
Lo kan cantik, beda gitu. Udah kaya langit dan bumi..."
Aku terdiam dan menggenggam sendokku sangat
erat karena menahan amarah. Beberapa temanku juga
tidak ada yang membelaku. Aku sudah tidak nafsu
makan, dan meninggalkan kantin dengan langkah
gontai. Masih bisa kudengar perkataan Mona yang
membuatku tambah sakit hati, "Nyokapnya Bintang
http://pustaka-indo.blogspot.com Ibuku Bernama Rosi 105
kaya pembokat!" Lalu terdengar iringan tawa dari
teman-teman yang lain. Seketika air mataku tumpah.
*** Apa yang aku takutkan pun terjadi. Gosip buruk
bak api yang menjalar dengan sangat cepat langsung
membakar seluruh isi sekolah. Gosip tentang ibuku
yang sederhana dan terlihat seperti pembantu pun
diketahui oleh seluruh sekolah. Perlahan teman"temanku yang menjaga image mereka dengan sangat
ketat, menjauhiku. Semua gara-gara Mona yang
banyak omong itu. Dalam waktu satu minggu, tidak
ada satu pun yang mau berteman denganku. Aku
merasa benar-benar seperti terasing.
Aku ingin menyangkalnya, tetapi aku tidak bisa.
Apa yang mereka katakan adalah benar adanya.
Ibuku memang bekerja sebagai pembantu untuk
menghidupi kami berdua. Bapakku sudah meninggal
lama karena kecelakaan ketika sedang mengemudikan
bajajnya. Lalu, gosip buruk lain adalah, mereka
menga takan diriku tidak pantas bersekolah di sini.


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ingin rasanya aku berteriak kepada mereka. Tetapi
percuma, tidak ada gunanya. Aku masuk ke sekolah
ini karena beasiswa penuh. Semua aku dapatkan
dari kerja kerasku dan otakku. Aku pikir mereka
teman-teman yang baik. Ternyata aku salah dan
http://pustaka-indo.blogspot.com106 T he Shape Of Love
aku menyesal telah masuk sekolah ini. Kebaikan
mereka ternyata palsu. Mereka berteman hanya
mementingkan penampilan dan harta kekayaan.
*** BRAK! Aku membanting pintu depan dan membuat rumah
mungil itu bergetar. Untung saja tidak rubuh. De"ngan tergopoh-gopoh, ibu keluar dari dapur dengan
cemas. Tetapi sekali lagi, aku mengurung diri di
kamar. Bisa ditebak, masalah ini mempergaruhi
prestasi belajarku hingga menurun. Nilai-nilaiku
tidaklah secemerlang biasanya. Aku jadi stres dan
uring-uringan. Di suatu malam, ibu mengetuk pintu dan masuk
ke dalam kamarku yang tidak terkunci. Ia membawa
sebuah map dan duduk di tempat tidur kapukku
yang keras. "Ibu mau ngomong, boleh?"
Aku diam saja dan ikut duduk. Lalu ibu membuka
map yang dibawanya, "Sudah waktunya kamu lihat
ini." Lalu ia memberikan map itu kepadaku dan
membuat wajahku pucat. Semua berkas-berkas yang
ibu simpan dengan rapi adalah milikku. Tetapi ada
satu surat yang menyatakan, bahwa aku adalah...anak
http://pustaka-indo.blogspot.com Ibuku Bernama Rosi 107
adopsi. "Sebelum kamu ngomong apa-apa dan memarahi
ibu, ibu mau bicara dulu..." suara ibu yang lembut
menusuk hatiku, "Ibu benar-benar nunggu saat
yang tepat untuk memberitahu ini, agar kamu bisa
mengerti." Napasku mendadak sesak. Di sana aku melihat
foto kedua orang tua kandungku. Mereka cantik
dan tampan, serta terlihat...kaya. Bagaimana ini bisa
terjadi denganku" "Apakah ibu telah menculik aku?"
Ada pancaran kesedihan di mata ibu, juga sakit
hati. Tetapi ibu tersenyum sabar dan lembut seperti
malaikat. Lalu ia mulai bercerita, "Orangtuamu
adalah majikan ibu. Mereka terlalu sibuk dan mene"lantarkan kamu. Ibumu juga sempat depresi dan
akhirnya ia mengatakan tidak sanggup merawat
kamu. Ia meminta ibu untuk merawatmu."
Aku menggeleng dan tidak bisa menerima ce"ritanya. Aku marah sejadi-jadinya dan menolak ber"bicara dengan ibu, "Aku mau sendiri,Bu!!" Sebelum
keluar, ibu berkata, "Di dalam ada alamatnya, kalau
kamu mau berkunjung, ibu tidak melarang." Ia
meninggalkan aku bersama dengan map berisi hi"dupku yang sebenarnya.
*** http://pustaka-indo.blogspot.com108 T he Shape Of Love
Dengan modal nekat dan rasa penasaran, aku berdiri
di depan sebuah rumah megah di suatu pagi di
hari Minggu. Aku berdiri cukup lama karena masih
diliputi keraguan dan ketakutan. Karena sudah ke"palang tanggung, akhirnya aku pun menekan bel.
Seorang satpam yang keluar menemuiku.
"Ya, mau bertemu dengan siapa?"
"Dengan Ibu Maryam dan Bapak Roni?"
"Dari mana?" "Dari Bintang Elika."
Satpam itu menyuruhku menunggu. Kemudian
tak lama, keluarlah seorang wanita yang sangat
cantik. Bajunya juga bagus, wajahnya juga penuh
riasan. Belum lagi perhiasannya.
"Siapa ya?" tanyanya.
Aku menelan ludah, "Maaf, nama saya Bintang
Elika. Saya tahu ibu dari Ibu Rosiah."
Wanita yang bernama Maryam itu terkejut. Se"pertinya nama Rosiah membangkitkan kembali ke"nangannya. Ia langsung menjaga jarak dan tanpa aku
duga, ia langsung bersikap angkuh.
"Kamu ada perlu apa?"
"Tidak ada perlu apa-apa. Saya hanya mau ber"temu dengan ibu kandung saya."
"Maaf, sekarang saya sudah tidak ada hubungan
apa-apa denganmu, Bintang. Pulanglah." Lalu ia me"manggil satpam dan menyuruh mengantarkanku
http://pustaka-indo.blogspot.com Ibuku Bernama Rosi 109
keluar. Aku sungguh tidak percaya. Ia menolakku.
Orang yang mengeluarkan aku dari rahim menolak
dan menganggapku tidak ada. Di dalam perjalanan
pulang, aku menangis. Sesampainya di rumah aku
menangis di pelukkan ibu. Perempuan itu me me"lukku erat.
Setelah aku tenang, aku bercerita kepada ibu dan
ia mendengarkan. Aku benar-benar menginginkan
jawaban atas semuanya."Kenapa, Bu" Apa salahku
sampai dia nggak mau menerima aku?"" tanyaku
dengan suara yang bergetar. Ibu memeluk aku lagi
untuk memberiku kekuatan. "Kamu tidak salah apa"apa, Bintang. Semestinya kalau dia tahu siapa kamu,
ia akan bangga, seperti ibu bangga kepadamu. Tetapi,
sepertinya ia memang tidak mau menjadi seorang
ibu. Ia tidak bisa menerima sebuah anugerah dari
Tuhan. Dirimu adalah sebuah anugerah buat Ibu dan
Bapak., kami bersyukur mendapatkan seorang anak
cantik dan pintar seperti kamu."
Sekejap aku tersadar. Kata-kata ibu benar-benar
menusuk diriku. Ibu benar. Ibuku yang sederhana,
dan hanya seorang pembantu ternyata berhati mulia.
Rasa bersalah menyelinap ke dalam hatiku. Aku sudah
melukai hati ibu. Aku tak bisa membayangkan, apa
jadinya diriku tanpanya. Meski ia hidup sederhana, ia
rela dan mau merawat dan membesarkanku dengan
penuh kasih sayang tanpa pamrih. Aku memang
http://pustaka-indo.blogspot.com110 T he Shape Of Love
hidup sederhana, tetapi tidak pernah kekurangan.
Sampai saat ini. Aku tidak tahu apa jadinya kalau aku
hidup dengan ibu kandungku, mungkin kau tidak
akan dirawat dan diberi kasih sayang yang penuh.
"Ibu, maafkan aku ya!" aku langsung meme"luknya erat. Tangisku tumpah di dadanya yang selalu
mendekapku tiap malam di kala aku tidak bisa tidur
atau ketika aku sakit. Ibu membalas pelukanku,
"Jangan minta maaf, Bintang. Ibu malah yang harus
bersyukur dengan kehadiran kamu. Kamu benar"benar mengisi hidup Ibu loh."
Aku menatap Ibu. Ibuku. Ya, dialah Ibuku yang
sebenarnya. Aku tidak peduli dengan status dan
masa lalu kami. Satu yang terpenting, kami memiliki
satu sama lain. Kami saling mengisi dan saling
menjadi berkat. Aku adalah anugerah untuk Ibuku,
dan Ibuku adalah anugerah bagi diriku.
*** Keesokan harinya di sekolah, aku masih mendengar
Mona yang meledekku, "Bintang! nyokap lo mau
nggak kerja di rumah gue" Lagi butuh nih!" Aku
tertegun mendengarnya. Rima, satu-satunya teman
yang masih mau mengobrol dengan diriku menegur
Mona, "Kamu kasar amat sih! Jangan begitu tau!"
Aku berdiri dan menghampiri Mona. Rima
http://pustaka-indo.blogspot.com Ibuku Bernama Rosi 111
men coba untuk mencegahku, "Udah, nggak usah
diladeni.. Ntar kamu cape hati sendiri." tetapi aku
sudah punya rencana. Aku sudah berdiri di depan
Mona dan berkata dengan tenang, "Boleh aja. Kalau
lo bener-bener butuh, kabari gue. Nyokap gue
namanya Rosiah, dan ia pintar menyapu, mengepel,
mencuci, menyetrika dan memasak. Lo nggak bakal
nyesel deh.." Aku meninggalkan Mona dan teman-teman
lainnya yang bengong. Mereka seperti malu men"dengarkan ucapanku. Kali ini, aku sungguh tidak
keberatan dan hatiku menjadi lapang dan lega.
http://pustaka-indo.blogspot.comXXL
Extra Extra Large Nah itu dia! Waduh! Bintang keberuntungan emang lagi di
atas kepala gue! Hatinya langsung girang. Ia jadi bersemangat
sekaligus gelisah. Di tengah kerumunan orang-orang
yang sedang menikmati suasana mal, Bobo bisa me"nangkap sosoknya, meskipun jaraknya cukup jauh.
Kakinya seperti diganduli medan magnet yang me"narik Bobo hingga mengikutinya. Bobo berusaha
ber jalan dan menjaga jarak. Sosok yang selalu
mengisi mimpinya siang dan malam sekarang sedang
ter senyum dan terlihat sedang asyik berbincang.
Hatinya semakin deg-degan. Tiba-tiba saja, sosok itu
menghilang dari pandangan Bobo dan membuatnya
panik. Bobo terus mencarinya, kok cepat sekali meng"hilangnya ya" Payah deh!
Karena tidak berkonsentrasi dengan sekelilingnya,
http://pustaka-indo.blogspot.com114 T he Shape Of Love
tubuh Bobo menghantam tong sampah dan orang
lain yang sedang lewat. "ADUH!" seorang bapak melotot.
"Awas!! Hati-hati dong!" seorang cewek yang
memakai sepatu hak tinggi sedang berpegangan
pada kaca toko untuk menjaga keseimbangan.
"Ngelamun aja sih!" ibu-ibu gemuk dengan ba"rang belanjaan segunung di tangan kanan dan kirinya
hamper terjatuh. Tiga orang ditabrak oleh Bobo. Malunya se tengah
mati. Aduh! mati! Ingin rasanya Bobo me nyembunyikan
kepalanya seperti kura-kura yang bisa memasukkan
kepala ke tubuhnya. Ternyata sosok yang dikagumi
oleh Bobo juga melihatnya. Pertama wajahnya kaget,
lalu berubah menjadi tawa. Ya, cewek pujaan Bobo
menertawakan dirinya. Nggak mungkin! Ini mimpi bu"ruk! Bobo menutup matanya dan, ketika membuka
mata, ia tidak mendengar apa-apa. Suara tawa yang
bergema ditelinganya sudah hilang. Bobo mendapati
dirinya berada di dalam kamarnya. Hanya saja, ia
tidak diranjang, melainkan tergeletak di lantai. Sesaat
kemudian, barulah ia merasakan sakit dipunggungnya
akibat terjatuh dari ranjang. Bobo harus mengumpulkan
nyawanya dahulu sebelum ia tersadar betul bahwa jam
sudah menunjukkan pukul enam pagi. Mata Bobo
melotot dan ia langsung terkena serangan panik dan
berseru, "Aduhhh...gue telattt!!!"
http://pustaka-indo.blogspot.com XXL Extra Extra Large 115
*** Seluruh mata murid-murid Jaya Bangsa tertawa me"lihat sosoknya yang tambun. Ia menunduk. Ada juga
yang nongkrong sambil menonton sosok memelas
itu. Bobo menunduk terus karena malu. Lalu ketika
seseorang berjalan melewatinya, Bobo semakin me"nunduk.
"Bo, lo kenapa?" tanya suara merdu yang mem"belai lembut telinga Bobo, membuatnya mengangkat
wajahnya. Tetapi ia kecewa, ternyata bukan Dania.
Ketika ia melihat dari bahu, Dania sudah berjalan
menuju kantin. "Udah, nggak usah ganggu gue. Entar lo diomelin
guru loh!" kata Bobo dengan ketus. Tangannya ge"metaran memegangi tiang bendera yang rasanya
sudah melepuh di telapak tangannya. Fani, cewek
berkaca mata dengan potongan rambut berbentuk
bob-lah pemilik suara merdu tadi. Fani diam saja dan
berjalan meninggalkan Bobo.
Ketika tiba saat istirahat kedua, Bobo sudah ter"duduk di kantin dengan lesu. Masa hukumannya
baru saja berakhir. Di hadapannya sudah terhidang
nasi uduk, batagor dan otak-otak. Minumannya juga
tak kalah seru, es kelapa, fanta dan teh botol.
Plok! Bobo kaget dan terbangun dari lamunannya
http://pustaka-indo.blogspot.com116 T he Shape Of Love
dan mendapati teman-temannya, Arthur, Eka dan
Wawan sudah duduk mengelilinginya. Mereka mu"lai mencomoti makanan milik Bobo. Anehnya, Bo"bo tidak protes. Ia diam saja dan melanjutkan la"munannya.
"Lo kenapa sih" Nggak nafsu makan abis dije"mur?"
"Bukannya mustinya tambah nafsu" Jadi buat apa
lo beli makanan segini banyak?" tanya Wawan sambil
sibuk mengunyah. Dalam sekejap otak-otaknya ha"bis. Lalu pipi Bobo di tepuk oleh Arthur sehingga
membuat Bobo jadi sewot, "Jangan ngelamun aja
napa" Kesambet loh!"
"Diem lo!" kata Bobo dengan ketus. Lalu se"pertinya ia mulai tersadar dan mulai memproteksi
makanannya sebelum benar-benar dihabiskan oleh
Arthur dan Eka. Bobo berhasil menyelamatkan nasi
uduknya dan ia mulai makan dengan lahap. Batagornya
sudah ludes sehingga ia harus memesannya kembali.
Setelah kenyang, barulah Bobo terlihat lebih rileks.
"Lo kalau ada masalah bilang aja sama kita-kita."
tegur Arthur yang diikuti dengan anggukan kepala
Eka dan Wawan. Tetapi Bobo malah mencibir, "Ha"lah! Palingan nanti mulut lo pada kaya keran bocor!"
"Kok lo jadi sensi sih?" Arthur tertawa melihat
muka Bobo yang masam. http://pustaka-indo.blogspot.com XXL Extra Extra Large 117
wan seperti orang tercekik yang membuat Bobo
ingin mencekiknya saat itu juga. Bobo memutuskan
jalan duluan. Capek punya teman-teman yang mulutnya
kaya cewek, bawel, huh! *** Dengan sedikit enggan, Bobo berjalan mengikuti
Mamanya di supermarket. Ia memang tidak bisa
ber kutik kalau Mamanya sudah memintanya meng"antarkan ke supermarket. Biasa, sopir sekaligus
tukang angkut! Maklum, badan Bobo yang besar
memang sering dimanfaatkan oleh orang lain, se"kaligus juga menjadi bahan ledekan dan cemooh.
Dulu, Bobo tidak keberatan dengan badannya yang
tinggi, besar dan gendut, karena ia adalah bocah
periang. Tetapi, ceritanya menjadi lain ketika sebulan yang
lalu kelasnya menerima murid baru pindahan dari
Bandung. Namanya Dania Cantika. Sesuai dengan
namanya, ia memang cantik sekali. Bobo sampai
lupa mengatupkan mulutnya ketika pertama kali
melihatnya. Putih, rambutnya panjang, dan senyum
manis selalu menghiasi wajahnya. Belum lagi lesung
pipi dan matanya yang bulat besar. Ia benar-benar
cewek impian Bobo. Hari itu juga, Bobo langsung
jatuh cinta. Pokoknya tiada hari tanpa memikirkan
http://pustaka-indo.blogspot.com118 T he Shape Of Love
Dania. Tapi, perasaan Bobo ini juga membuatnya
frustasi. Bagaimana dong caranya biar Dania sadar akan
kehadiran gue" Gimana ya cara ngedeketinnya" Apa yang
harus gue lakukan" Begitu banyak pertanyaan di dalam


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

benaknya. Apalagi, dirinya tidak menarik seperti
Yodi yang jago basket, atau Gustav yang tampangnya
mirip Siwon-nya Super Junior, atau Ryan yang ketua
OSIS dan pintar sekaligus cakep.
"Bona, kamu jangan jauh-jauh dari Mama ya."
seru mamanya yang sudah bergerak dengan lincah
menyusuri lorong supermarket. Bobo mengambil
kereta belanja dan mendorongnya dengan malas.
Belum sampai dua menit dirinya berada di super"market, tiba-tiba ia melihat seseorang yang membuat
jantungnya berdetak tak karuan. Dania! Badan Bobo
yang tadinya loyo langsung tegap dan bersemangat
mengikuti Dania yang juga sedang mendorong
kereta belanja. Ia sudah melupakan mamanya. Bobo
segera merancang rencana kilat. Ia akan pura-pura
hampir menabrak kereta Dania, lalu menegurnya...
Ah! rencana yang bagus. "Eh, sori!" ucap Bobo gugup. Wajahnya langsung
merah ketika matanya bertatapan dengan mata
Dania yang indah. Dania sedikit kaget dan menarik
keretanya. "Loh, Dania?" Dania mengangguk dengan ragu, "Hm, sori gue
http://pustaka-indo.blogspot.com XXL Extra Extra Large 119
lupa nama lo..." Deng! Ingin rasanya Bobo menghilang di balik
tumpukan kecap dan tenggelam di balik warna hitam
pekatnya. Dania nggak tau nama gue" Kita kan sekelas!
Bobo semakin gugup. "Gue Bo..Bona."
"Ah, iya, Bobo kan panggilannya?"
Bobo mengangguk. Lalu Bobo melihat Dania
didatangi oleh seorang cewek yang sama cantiknya,
"Gue dipanggil kakak gue..."
Bobo hanya bisa mengangguk tanpa bisa berkata
apa-apa. Ia hanya bisa melihat Dania yang pergi
meninggalkannya dan menghilang diujung lorong.
Bobo jadi lemas kembali. Lalu tiba-tiba, di pikirannya
muncul suatu ide. Untuk bisa menarik perhatian
Dania, ia memang harus nekat. Ia harus berani!
Pikirannya mulai merancang bermacam-macam ide.
Pokoknya harus gue laksanakan!
*** "Wah, Dania dapet bunga! Dari siapa ya?"
"Padahal kemarin baru dapet cokelat. Punya
penggemar nih!" Banyak yang berspekulasi tentang siapa pe"ngirim rahasia tersebut. Hanya satu orang yang
mengetahuinya, yaitu Bobo. Ia mau melakukannya
http://pustaka-indo.blogspot.com120 T he Shape Of Love
perlahan, namun pasti. Ia bahagia banget kalau me"lihat Dania yang tersenyum bingung dan senang.
Tetapi, apa yang Bobo lakukan tidak berlangsung
lama. Ketika akhirnya ia menaruh sebuah foto-foto
anjing yang dibuatnya sedemikan rupa menyerupai
notebook, Dania girangnya bukan kepalang. Dania
memang menyukai anjing. Tetapi, kebahagiaan
Bobo hanya sesaat. Ia mendengar kabar yang ti"dak mengenakkan. Hari itu, Dania jadian dengan
Gustav. Bobo rasanya mau pingsan. Apalagi ketika ia
mendengar cerita dari Wawan, "Iya, kan penggemar
rahasia Dania selama ini si Gustav. Dia bilang kalau
dia yang ngasih barang-barang itu."
Bobo langsung pucat. Ia marah, kesal dan kecewa.
Sialan si Gustav! Tuh orang benar-benar memanfaatkan
apa yang gue lakukan. Bobo kalap, dia tidak terima. Ia
pun menghampiri Dania sepulang sekolah.
"Dania! Gue mau ngomong."
Dania bingung melihat Bobo yang keringatan
dengan napas yang terengah-engah, "Ngomong apa
ya?" "Semua...barang-barang...itu...gue...yang...kasih."
tembak Bobo. Ia sudah tidak berpikir panjang lagi.
Dania terkejut dan ia jadi serba salah.
"Masa sih?" "Bener! Itu gue yang kasih, bukan Gustav."
"Sori ya...tapi..."
http://pustaka-indo.blogspot.com XXL Extra Extra Large 121
"Gue suka sama lo." Bobo langsung terdiam,
begitu juga Dania. Mereka sama-sama malu, karena
jadi tontonan semua murid. Belum sempat Dania
menjawab, Gustav sudah datang. Ia tidak suka me"lihat Bobo berbicara dengan Dania.
"Mana mau sih dia sama lo, Bo?"" Lo kan gem"brot begitu!" ledek Gustav. Bobo marah, ia sudah
mengepalkan tangannya. Hampir saja ia maju untuk
menonjok Gustav, tetapi untungnya ditahan oleh
teman-temannya. "Sori ya Bo, gue sudah sama Gustav." Dania
berkata. "Soalnya, lo bukan tipe gue..."
Bobo terdiam. Ia sudah mendengarnya. Peno"lakan dari mulut Dania sendiri. Bobo tersadar ketika
Dania menyebutkan bahwa dirinya bukan tipe Dania.
Dania tidak menyukainya karena dia gendut. Itu
kesimpulan Bobo tanpa berlama-lama, Bobo pergi.
Bobo berubah sejak penolakan Dania dan peng"hinaan Gustav. Ia jadi orang yang serius dan jarang
bergaul dengan teman-temannya. Arthur, Eka dan
Wawan khawatir. Begitu juga Fani, teman Bobo yang
aktif di eskul drama. Ketika mereka bertanya, Bobo
tidak menjawab. Bobo selalu menyendiri.
Sampai suatu ketika, Fani baru saja selesai eskul.
Ia melewati lapangan bola yang berada di dekat
rumahnya. Ia melihat seseorang yang sedang berlari"lari kecil mengelilingi lapangan bola itu. Ketika
http://pustaka-indo.blogspot.com122 T he Shape Of Love
dekat, ia baru menyadari bahwa orang itu adalah
Bobo. Fani melihat sosok Bobo dan memutuskan
menunggu sampai Bobo selesai. Ia ingin berbicara
kepadanya. "Loh, ngapain Fan?" tanya Bobo ketika ia melihat
Fani sedang menunggunya. Bobo mengambil han"duk dan meminum air putih sampai habis.
"Kan rumah gue dekat sini. Gue ngeliat lo lagi
olah raga, jadi gue tunggu."
"Pulang aja, udah sore."
"Lo baik-baik aja kan, Bo?"
Bobo hanya mengangguk, "Gue baik-baik aja
kok." "Lo berubah, Bo." Fani tidak berbasa-basi lagi.
"Enggak kok, gue cuma perlu pembuktian aja."
*** Enam bulan kemudian... Seluruh anak di sekolah Jaya Bangsa terkejut
ketika melihat Bobo yang penampilannya sudah
sangat beda. Ia memotong rambutnya dan tubuhnya
sudah ramping. Bobo jadi terlihat ganteng. Bahkan,
ketika Fani bertemu dengannya, ia sampai tidak
mengenalinya. "Bobo?"?" http://pustaka-indo.blogspot.com XXL Extra Extra Large 123
nyempatkan diri untuk berhenti. Ia masih punya
rencana lain. Tanpa diduga, Bobo menghampiri
Dania. "Dan, baca ini. Gue tunggu."
Dania terkejut ketika melihat Bobo, "Ha" Bobo"
lo beda banget!" Bobo tidak membalas. Ia hanya membalikkan tu"buhnya setelah menyerahkan surat kepada Dania.
"Bo, gue tetep nggak bisa!" kata Dania dengan
ketus, "Gue kan udah sama Gustav."
"Gue tunggu!" balas Bobo, membuat Dania ke"sal.
Dalam sekejap Bobo jadi bahan gosip., kali ini
gosip positif. Ketiga teman dekatnya menyelamatinya
dan menanyakan tips-tips seputar perubahan diri
Bobo karena cewek-cewek mulai melirik temannya
yang dulu gendut itu. *** Bobo duduk dengan gelisah di sebuah restoran
yang sudah ia tentukan untuk pertemuannya dengan
Dania. Ia tidak peduli kalau ia harus bertengkar dengan
Gustav. Ia hanya ingin menghilangkan pertanyaan
besar di hatinya, mengapa Dania menolaknya.
Sudah pukul tujuh malam, tetapi Dania belum juga
terlihat. Bobo memainkan gelasnya dengan gelisah,
http://pustaka-indo.blogspot.com124 T he Shape Of Love
sampai ada seseorang yang menarik bangku kosong
di hadapannya dan ketika ia mengangkat mukanya, ia
mendapatkan Fani yang duduk di sana.
"Fan?" Bobo bingung sekaligus takjub. Fani juga
terlihat berbeda. Ia tidak menggunakan kacamatanya
dan bajunya terlihat pantas di tubuhnya. Selama ini
ia hanya melihat Fani mengenakan seragam sekolah.
"Hei." "Hm...sebenarnya gue lagi nunggu...hm...orang
lain..." kata Bobo dengan tidak enak.
Fani mengangguk, "Gue tahu." lalu ia menge"luarkan sebuah kertas yang sudah sobek dan lecek
dari tasnya dan menyerahkannya kepada Bobo. Bobo
tertegun dan mulutnya mengatup rapat. Rahangnya
mengeras. "Gue nemuin itu di dekat tong sampah. Dania
nggak bakal datang, Bo."
Bobo masih memegang kertas lecek itu. Jan"tungnya berdegup kencang. Jadi ini jawaban yang
ia terima. Dania tetap tidak memandang dirinya
meskipun ia sudah ramping. Bobo meremas kertas
itu dengan amarah yang terpendam. Tetapi, Bobo
terkejut ketika Fani meraih tangannya.
"Bo, Dania nggak bakal bisa melihat lo, meski lo
sudah merubah diri."
Bobo memalingkan muka. Ia marah dan malu.
Fani tetap mengenggam tangannya, "Mau lo berubah
http://pustaka-indo.blogspot.com XXL Extra Extra Large 125
seperti apa juga, kalau Dania nggak bisa melihat
hati lo dan diri lo yang sebenarnya, dia nggak akan
berpaling, apalagi dari seseorang seperti Gustav."
"Gue bisa lebih dari Gustav! Gue tahu itu!" bisik
Bobo. Fani menggeleng, "Bo, Lo adalah lo. Gustav
adalah Gustav. Kalian orang yang berbeda. Lo nggak
bisa merubah jadi Gustav. "
"Gue cuma mau dapetin pertanyaan yang selama
ini kesimpan di hati gue..."
"Lo udah dapet jawabannya kan?"
"Gue mau ngebuktiin sama dia, Fan! kalau gue
bisa jadi cowok yang dia mau!" ujar Bobo dengan
geram. "Gue nggak mau dilecehkan begitu saja! Gue
bisa kurus dan keren!"
"Seperti siapa" Seperti Gustav?"
Bobo terdiam dan Fani melanjutkan ucapannya,
"Lo nggak bisa memaksakan perasaan orang lain,
Bo. Jangan nyiksa diri lo sendiri."
Bobo mulai sedikit tenang. Entahlah, ia memang
gampang tenang berada di dekat Fani. Cewek itu
bisa mengerti dirinya dan sangat sabar. Fani memang
teman yang baik. Perlahan mata Bobo mulai terbuka.
Ya, selama ini Bobo salah. Ia memang memaksa
Dania menyukainya dan ia berusaha merubah dirinya
menjadi orang lain seperti yang Dania suka. Padahal,
Bobo ya Bobo. Periang, senang tertawa dan konyol.
http://pustaka-indo.blogspot.com126 T he Shape Of Love
Meskipun tubuhnya berubah ramping, ia tetap Bobo.
"Thanks ya, Fan. Untung lo datang, kalau enggak
mungkin gue udah hancur."
"Sama-sama." Fani tersenyum manis.
"Jadi...lo suka gue yang XXL atau gue yang M
begini?" tanya Bobo beberapa saat kemudian. Fani
memperhatikan Bobo dengan seksama, "Gue lebih
suka Bobo yang dulu, lebih lucu dan gemesin."
Bobo melempar serbet ke arah Fani, "Emangnya
gue beruang?" "Memang!" Lalu keduanya tertawa. Setelah puas, Fani menatap
Bobo, "Buat gue, nggak masalah lo seperti apa. Gue
cuma mau Bobo yang gue kenal dulu kembali lagi,
karena gue tahu banget hati Bobo seperti apa. Dia
orang yang baik dan lucu.Konyol, senang tertawa
dan senang menolong." Bobo terenyuh mendengar
perkataan Fani yang tulus.
"Gue nggak kemana-mana kok, Fan. Gue ada di
sini." "Bagus deh! Ayo pesan! Gue lapar!" seru Fani
sambil melihat menu makanan. Mereka mulai asyik
merundingkan menu yang ingin mereka santap dan
tak hentinya tertawa. http://pustaka-indo.blogspot.comCupcakes Cinta
Chantal Sepasang mata yang bulat dengan bulu mata lentik
mengerjap gelisah. Mata itu menatap dari balik pilar
kokoh yang menjadi penopang gedung sekolah.
Di sekitarnya mulai terlihat ramai oleh para siswa.
Pemilik sepasang mata itu berusaha tidak terlalu
me narik perhatian sekelilingnya dengan tidak ba"nyak bergerak dan bersikap biasa saja, meski hatinya
berdebar keras. Tiba-tiba saja"KRING!!! Ia ter"sentak saking terkejutnya oleh deringan bel itu. Ia
langsung pergi ke dalam kelas sambil ngedumel dan
sedikit malu, berharap tidak ada orang yang me"lihatnya.
Ketika baru mencapai pintu kelasnya, tiba-tiba
tubuhnya ditabrak oleh seseorang, dan membuatnya
membeku seketika. Wajahnya memanas dan ia
http://pustaka-indo.blogspot.com128 T he Shape Of Love
men coba tersenyum. Tetapi sepertinya gagal. Se"karang lututnya gemetaran gara-gara sosok yang
menabraknya itu malah berhenti dan tersenyum
indah kepadanya. "Cha"Hello?" sosok itu melambaikan tangannya
di depan wajah Chantal, si pemilik mata bulat dan
indah itu. "Kok bengong" Lo baik-baik aja kan?"
Sebagai jawabannya, Chantal hanya bisa nyengir
dan memutar tubuhnya dengan gerakan yang kaku
dan bergegas masuk ke dalam kelas, meninggalkan
sosok yang tadi menyapanya kebingungan dan
hatinya penuh tanda tanya.
***

The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gab, gue bingung deh?"
"Pegangan kalau bingung. Tapi jangan sama gue
ya!" seru Gaby dengan sedikit ketus dan membuat
Dion tertawa. "Kayaknya Chantal beberapa hari ini aneh."
Dion mengangkat bahunya sambil berpikir sejenak
lalu melanjutkan ucapannya, "Pokoknya jadi aneh,
dia jadi agak menjauh dari gue. Emangnya gue ada
salah apa ya sama dia?"
Gaby ikutan berpikir, lalu menggelengkan ke"palanya, "Enggak deh kayanya. Chantal juga nggak
pernah cerita sama gue."
http://pustaka-indo.blogspot.com Cup cake Cinta Chantal 129
Keduanya terdiam, dan masih sibuk memikirkan
kemungkinan perubahan sikap Chantal kepada
Dion. Akhirnya keduanya sepakat akan berbicara
kepada Chantal mengenai hal ini.
*** Chantal tidak begitu bersemangat mengikuti olah raga
pagi menjelang siang hari ini. Ia terus menggerutu,
lagian siapa sih yang kurang kerjaan menaruh jam olah raga
jam segini" Apa nggak pada matang kaya telor mata sapi
jadinya" Apalagi matahari sepertinya sedang murah
hati memberikan sinarnya yang terik, karena Chantal
sampai merinding ketika terkena sinarnya, meski
baru beberapa detik saja.
Chantal bisa bernapas lega ketika melihat guru
olahraga, Pak Raden, begitu kami menyebutnya
karena kumisnya yang aduhai menyeramkan itu. Ia
memberi instruksi agar pertandingan dimulai untuk
siswa cowok saja. Chantal duduk, dan ternyata ber"dekatan dengan Laura, cewek tercantik yang mem"buat para senior menjadi iri, dan membuat teman"teman seangkatan serta adik kelasnya minder.
Chantal berusaha tidak memedulikannya, sama se"perti yang Laura selalu lakukan terhadap dirinya,
sampai Chantal mendengar Laura berkicau dengan
suaranya yang nyaring dan manja.
http://pustaka-indo.blogspot.com130 T he Shape Of Love
"Gue udah tau loh apa yang disukai oleh cowok
gue!" "Kok cowok" Emang udah jadi?" tanya Fani
bingung. "Bakalan jadi!" seru Laura dengan ketus. "Mau
tau nggak?" "Apa" Apa?" teman-teman satu gengnya jadi
penasaran. "Ada deh, rahasia!"
"Yahhh, Laura!!! Kasih tau dong!"
Karena teman-temannya semakin ribut memak"sanya, akhirnya Laura pun memberitahu, "Dia suka
cupcakes loh!" Suasana menjadi sedikit riuh, ka re"na semuanya langsung berbisik satu sama lain. Se"dangkan Chantal mengerutkan kening, karena me"rasa informasi itu terdengar asing di telinganya. Ia
tahu betul siapa cowok yang sedang disukai Laura,
karena cewek ganjen itu selalu menyebutkannya.
Chantal makin deg-degan. "Iya, gue liat kemarin dia ngeliat cupcakes di mal
dan dia beli beberapa."
"Wah, kalau gue mau ngedeketin dia, musti nga"sih cupcakes nih!" seloroh Fani.
"Eh, lo budek ya" Dia punya gue! Gue sudah
duluan yang maju dan dia bakalan jadi cowok
gue!" seru Laura galak. Fani langsung mengkeret,
juga Chantal. Ia memilih pergi dari sana, karena
http://pustaka-indo.blogspot.com Cup cake Cinta Chantal 131
kupingnya sudah panas mendengar suara Laura
mem bicarakan cowok yang juga disukai Chantal.
Chantal mengeluh dalam hati, apes sekali ia bisa
menyukai cowok yang sama dengan Laura. Ketika
mendengar bel berdering, Chantal bersyukur sekali.
Setidaknya sekarang ia akan menghabiskan waktu di
kelas yang lebih sejuk dan memungkinkan dirinya
untuk melamun panjang. *** Chantal sedang melihat-lihat buku masak milik
mamanya. Tak ketinggalan majalah kesayangan ma"ma juga diambilnya secara diam-diam. Chantal begitu
asyik memelototi resep-resep yang ada di dalamnya,
lalu tiba-tiba terdengar suara, "Kita datanggg!!!"
Chantal berteriak kaget ketika melihat ke dua
sahabatnya datang dengan tiba-tiba tanpa diun"dang. Chantal langsung melotot dan berteriak de"ngan histeris, "Kok kalau datang nggak bilang"bilang sih?"?" Ia segera berlari ke kamar mandi
meninggalkan Gaby dan Dion yang terheran-heran
melihat kelakuan Chantal.
"Kenapa sih dia?" tanya Gaby kebingungan.
"Gue bilang apa"dia lagi aneh." Celetuk Dion
sambil asyik duduk di bawah dan bersandar di ranjang
Chantal, lalu meraih majalah yang bertebaran. Dion
http://pustaka-indo.blogspot.com132 T he Shape Of Love
mengerutkan kening ketika membolak-balik majalah
yang ia raih sembarangan itu.
"Lah, ngapain sih Chantal baca beginian" Emang
dia ibu-ibu?" Dion menyodorkan majalah yang ia
pegang kepada Gaby bertepatan dengan Chantal
yang keluar dari kamar mandi dengan rambut rapi
dan baju bersih. Tentu saja apa yang Chantal lakukan
membuat kedua sahabatnya bengong.
"Lo mau ke mana?" tanya Gaby tanpa basa-basi
lagi. Chantal menggeleng, "Enggak ke mana-mana.
Malu tau kalau lo pada datang gue kusut begitu."
Dion melirik Gaby, "Lo nggak kusut ah, biasanya
juga begitu kan?" Chantal malah melengos dan pura-pura tidak
men dengar apa yang Dion katakan. Gaby segera
bertanya lagi, "Lo kenapa sih, Cha" Kok jadi aneh
deh rasanya. Lagian, lo ngapain sih baca majalah
nyokap lo begini" Lo mau belajar masak gitu?"
Chantal mendelik dan segera membereskan
ma jalah-majalah tersebut. Rupanya ia lupa mem"bereskannya, "Enggak! Cuma baca-baca doang, lagi
bosen sih! Gue nggak apa-apa kok, Cuma lagi bete
aja sama pelajaran. Pusing!"
Gaby dan Dion diam dan mereka memutuskan
untuk berbicara hal lainnya supaya Chantal tidak
tambah b"te. Sejak mereka datang Chantal kerjanya
http://pustaka-indo.blogspot.com Cup cake Cinta Chantal 133
hanya manyun. Ketika akhirnya Gaby dan Dion
pulang, Gaby langsung mengambil kesimpulan,
"Chantal kayanya lagi jatuh cinta deh."
Dion terkejut, "Masa sih?"
"Lo nggak nyadar kenapa dia bisa baca majalah
emak-emak begitu" Dia lagi ngeliatin resep tuh!"
"Emangnya dia naksir cowok belagu itu?"
Gaby mengangkat bahunya ragu. Gaby menge"nal Chantal sejak SD. Begitu juga Dion. Setahun
yang lalu, Chantal patah hati berat karena ditolak
oleh seorang cowok pujaannya. Cowok itu adalah
Andrew, blasteran Australia dan Indonesia. Saking
jatuh cintanya, Chantal sampai uring-uringan dan
mencari tahu tentang kesukaan Andrew, yang ter"nyata suka banget makan mie ayam. Jadilah Chantal
rela belajar dan berkutat dengan resep untuk mem"buat mie ayam yang enak. Sayangnya, waktu Chantal
menghadiahkan mie ayam buatannya kepada Andrew,
ia langsung ditertawakan satu kelas. Mie ayamnya itu
dibuang setelah dihina oleh Andrew yang belagu
itu, "Mie ayam apa nih" Nggak enak! Rasanya kayak
bantal! Persis kayak yang kasih sih! Hahaha!"
Chantal patah hati. Sudah capek-capek belajar
mem buat mie ayam, mie buatannya malah dibilang
seperti bantal, begitu juga dirinya. Rasa percaya
diri Chantal jatuh tak bersisa lagi. Dia jadi tertutup.
Tetapi untungnya, dia jadi lebih baik setelah satu
http://pustaka-indo.blogspot.com134 T he Shape Of Love
tahun berlalu. "Gue nggak yakin sih dia suka lagi sama si bule
gila itu." ujar Gaby.
"Aduh, kalau dia patah hati lagi gimana dong,
Gab?" kata Dion pelan, lalu menatap Gaby dengan
tatapan yang khawatir, "Gue nggak mau liat Chantal
sedih lagi." Gaby menatap Dion lama. Jadi, Chantal jatuh
cinta sama siapa ya"
*** Beberapa hari kemudian, Chantal datang kepada
Dion dan Gaby sambil menyodorkan sebuah kotak
makanan. "Apaan tuh?" tanya Gaby.
Chantal menatap Dion dan Gaby satu persatu,
lalu berdeham dengan gelisah sebelum berkata,
"Cup cakes." "Hah" Cupcakes?" seru Dion dan Gaby ber"samaan. Ketika kotak makanannya dibuka, spontan
Gaby tertawa, "Buset! Kok bentuknya kaya gitu sih?"
Dion cepat-cepat menyikut Gaby. Betul saja,
Chantal langsung manyun. Segera Gaby memperbaiki
ucapannya, "Tapi"bentuk kan nggak ngaruh ya
kalo rasanya lezat, gue mau cobain dong!"
Dion tersenyum kepada Chantal, "Gue mau
http://pustaka-indo.blogspot.com Cup cake Cinta Chantal 135
coba!" Senyum Chantal langsung mengembang, dan
menyodorkan cupcakes yang bentuknya sudah tidak
karuan. Gaby dan Dion melahapnya dan habis dalam
sekejap,"Enak kok, Cha." Ujar Dion dengan senyum
yang tulus. Gaby ikutan mengangguk, "Iya, rasanya
enak, tapi bentuknya aja dibenerin biar sedap di
pandang mata." Chantal bertekad membuat cupcakes
yang lebih bagus jika waktu yang dinantinya tiba.
Chantal sudah tidak sabar!
*** Ketika hari yang dinanti Chantal sudah di depan
mata, Chantal membawa bungkusan yang sangat
berharga dengan hati-hati. Ia rela berjalan perlahan
agar bungkusan itu tidak tersenggol oleh siswa yang
lain atau terjatuh karena kecerobohannya sendiri.
Chantal menarik napas lega ketika ia sampai di
depan kelasnya. Tetapi hati Chantal serasa copot saat
itu juga ketika melihat pemandangan di dalam kelas.
Laura, cewek yang menjadi saingannya selama ini
sudah mendahuluinya. Chantal tidak kuasa menahan
air matanya. Laura sedang menyodorkan satu kotak
penuh cupcakes kepada cowok pujaannya. Mereka
terlihat bahagia dan itu membuat Chantal iri. Ia
merasa sudah kalah. http://pustaka-indo.blogspot.com136 T he Shape Of Love
hingga tidak ada orang yang bisa menemukannya.
Begitu juga ketika pelajaran berakhir, ia memilih
cepat pulang dan mengurung diri di kamar. Ia
menatap cupcakes buatannya dengan sebal. Ia sendiri
sudah tidak bernafsu memakannya. Pikirannya tak
henti memutar kejadian tadi pagi. Pasti sekarang
Laura sedang berbunga-bunga dan mereka pasti
sudah jadian. Nggak heran, Laura cantik, langsing
dan berambut panjang. Dirinya seperti air dan
minyak jika disandingkan dengan Laura. Chantal
yakin tidak akan ada cowok yang mau bersamanya
yang berambut pendek dan tubuh yang tidak sekurus
Laura. Bahkan Andrew mengatakan dirinya seperti
bantal. Chantal juga sebal dengan giginya yang
berkawat. Uh! Chantal menyesal sejadi-jadinya ketika
waktu itu Mama memaksanya memasang giginya
dengan behel agar rapi. TOK!TOK! "Jangan ganggu! Lagi nggak mau ketemu siapa"siapa!" Teriak Chantal dari dalam.
Lalu muncullah wajah Dion, sahabatnya. Chantal
jadi malu, "Lo ngapain?"
"Nggak jadi diusir nih?" goda Dion dan membuat
wajah Chantal makin merona. "Lo kemana aja sih
tadi" Gue cariin lo tau! Gue mau traktir lo. Lupa ya
gue ultah?" Chantal melengos. Lalu Dion yang sedang
http://pustaka-indo.blogspot.com Cup cake Cinta Chantal 137
melihat-lihat koleksi majalah Chantal malah tertegun.
Ia menatap hingga Chantal jadi risih, "Kenapa sih
ngeliatin gue?" "Lo bikin cupcakes lagi?" tanya Dion, "bagi dong!"
Chantal terkejut, dan ia segera berdiri untuk
mencegah Dion, "Eh, jangan!"itu?"
Tetapi terlambat, Dion sudah membuka kotak
makanan itu dan terpana. Ia menatap cupcakes buatan
Chantal untuk beberapa saat, lalu menoleh, "Jadi"
ini buat gue?" Chantal malu sekali dan ingin rasanya ia terbang
lalu menghilang. Chantal tidak berani menatap Dion.
"Kalau begitu gue makan ya?"
Chantal tetap menunduk, "Buat apa" Lo kan
dapat yang lebih bagus dan enak dari Laura?"
Dion mencomot satu cupcakes dan mengambil
satu lagi untuk Chantal, "Kita makan bareng."
Chantal ragu, tetapi tangan Dion tetap tersodor
sehingga mau tak mau Chantal mengambilnya. Dion
duduk di depan Chantal sambil menikmati cupcakes,
"Hm, enak! Malah lebih enak dari yang kemarin lo
buat itu." "Tapi gak lebih enak dari yang Laura kasih kan?"
Chantal menatap cupcakes-nya tanpa berniat me"makannya. Dion tidak menjawab, karena ia asyik
mengunyah sampai habis, "Jadi, lo serius apa yang lo
tulis di cupcakes itu" I love Dion itu?"
http://pustaka-indo.blogspot.com138 T he Shape Of Love
Chantal yakin sekali wajahnya semakin merona.
Ia malu sekali bisa ketahuan dengan cara seperti ini.
Tetapi, ia benar-benar harus mengubur perasaannya.
Tidak mungkin Dion bisa suka dengan dirinya.
"Kalau gue juga suka sama lo, kita makan bareng ya
semua cupcakes-nya?"
Chantal langsung mengangkat wajahnya dan
menatap Dion keheranan, , "Lo serius?"
"Gue serius kok." Dion menatap Chantal dan
memberikan senyuman yang membuat Chantal
hampir meleleh seketika. "Lo nggak jadian sama
Laura?" Dion tertawa, "Kata siapa gue jadian sama
Laura?" "Habis, kayanya lo senang waktu dikasih cupcakes


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sama Laura." Dion tersenyum dan mengambil satu cupcakes
lagi, "Nggak juga, malah langsung dihabisin sama
teman-teman klub basket." Ketika mendengarnya,
hati Chantal lega seketika.
"Lagian, Laura nggak bikin sendiri cupcakes-nya,
dia beli. Gue lebih suka yang punya niat lebih dan
membuatnya sendiri."
Chantal tersenyum lebar dan segera melahap
cupcakes buatannya bersama Dion. Hatinya lega dan
kebahagiaan membuncah di dadanya.
FIN http://pustaka-indo.blogspot.comKangen Mie Ami
Suara bantingan jendela di dekat pintu depan mem buatku kaget. Aku hampir saja menjatuhkan sen"dokku. Kuhentikan makan malamku dan melongok
ke jendela. Ternyata hujan sudah mau turun, karena
langit begitu gelap. Aku segera menutup jendela rapat"rapat sebelum dibanting lagi oleh angin. Tetapi, aku
malah tertegun ketika melihat ke arah pintu gerbang.
Sesaat aku mengira aku melihat hantu. Bulu tanganku
sudah merinding, tetapi setelah aku perhatikan,
ternyata sosok itu malah dengan nekatnya memanjat
gerbang. Aku melotot dan berteriak,
"MAMA!!!" Mama dan papa yang tadinya sedang menonton
televisi di ruang keluarga langsung menghampiriku.
Aku segera menunjuk ke sosok yang sekarang sudah
berada di dalam perkarangan rumah. Papa segera
http://pustaka-indo.blogspot.com140 T he Shape Of Love
keluar, sedangkan aku dan Mama mengekor.
"Roni!" seru Mama kaget ketika dirinya menya"dari siapa yang datang. Papa diam saja ketika Kak
Roni berjalan mendekat dengan tubuh yang basah
kuyub. Aku bisa melihat kakakku itu mengigil ke"dinginan. Mama hendak menghampiri Kak Roni,
tetapi Papa melarangnya, "Tidak usah diurusin!"
Kak Roni menatap Papa. Tatapan keduanya tidak
menyenangkan. Aku bisa merasakan ketegangan di
antara mereka. Tetapi, Mama tidak menggubris Papa.
Dia langsung menarik Kak Roni masuk ke dalam,
"Kamu mandi dulu." Tatapan Papa yang gusar terus
mengikuti mereka sampai ke dalam.
*** Ketegangan di dalam rumah masih terasa. Aku benci
suasana seperti ini. Tetapi, tak bisa kuhindari karena
si tukang onar sudah pulang ke rumah. Tak lama
setelah mandi, Kak Roni keluar dengan keadaan
yang lebih segar. Aku perhatikan dia masih saja cuek
seperti dulu. Tidak ada perubahan meski dia sudah
lama tidak tinggal di rumah ini. Bukan karena punya
rumah lagi, atau ngekos, tetapi kabur karena tidak
akur dengan papa dan sering bertengkar. Aku tidak
menyalahkan papa yang memang kecewa dengan
anak cowok satu-satunya ini. Kak Roni dua tahun
http://pustaka-indo.blogspot.com Kangen Mie Ami 141
lebih tua dariku. Tetapi, kelakuannya sepuluh tahun
di bawahku. Aku dianggap jauh lebih dewasa oleh
mama dan papa. Jangan ditanya kekesalan yang aku
rasakan terhadap kakakku ini. Rasanya kekesalanku
sudah sampai ke ubun-ubun! Bayangkan, dia tidak
kuliah, kerjaannya cuma nongkrong, ngerokok, mi"num dan hampir semua hal buruk lainnya.
Entah sudah beberapa kali aku mengingatkannya.
Tetapi, dia tidak mau mendengarku. Dia meng ang"gapku cuma anak ingusan. Aku baru saja duduk
di semester satu fakultas hukum di salah satu
universitas swasta ternama. Ia pastis menganggapku
se pele. Beberapa kali aku menangkapnya tanpa
sengaja sedang menggunakan obat terlarang sampai
menghisap ganja di dalam kamarnya.
Saat itu, aku melaporkannya. Kak Roni dima"rahi oleh kedua orangtuaku. Sementara aku ter"kena amarahnya karena sudah mengadu. Terjadi
keributan besar yang membuat Papa dan Kak Roni
bertengkar hingga Kak Roni pergi dari rumah kira"kira hampir satu tahun. Papa tidak berbicara apa"apa, dan menyimpannya di dalam hati. Setahuku,
Mama yang terus berhubungan dengan Kak Roni
diam-diam. Mama melakukannya karena tidak rela
melihat anaknya terlantar, seburuk apa pun yang
telah dilakukan oleh Kak Roni.
http://pustaka-indo.blogspot.com142 T he Shape Of Love
*** Malam ini, Papa menghindari Kak Roni, dan
memilih mengurung diri di kamar. Kak Roni sendiri
banyak menghabiskan waktu di dapur atau di ka"marnya sendiri. Diam-diam aku mengawasinya. Lega
kami kembali bersama, tapi rasanya tetap berbeda.
Aku belum berbicara kepadanya.
Ketika sudah larut malam, aku sedang menger"jakan tugas kampus ketika aku mendengar petikan
gitar yang mengalun dari kamar sebelah. Aku me"nutup buku kuliahku dan menghampiri kamar se"belah. Pintu kamar yang terbuka memungkinkan aku
untuk bisa melongok isi kamar.
"Udah, masuk aja."
Aku terkejut ketika Kak Roni, yang sedang ber"main gitar dan duduk membelakangiku ternyata
menyadari kehadiranku. Aku ragu, sampai Kak Roni
bersuara lagi, "Nggak papa, gue nggak gigit lagi."
Aku duduk di lantai, sementara Kak Roni masih
memainkan sebuah lagu sambil memetik gitarnya.
Setelah selesai, dia baru mengangkat wajahnya.
"Kok lo kurusan, Mi?"
Pertanyaannya nggak pernah berubah dari dulu.
Kak Roni memang selalu mengatakan kalau aku
kurus. Dia tidak suka. Dia suka kalo aku gemuk.
Padahal aku tidak pernah bisa gemuk.
http://pustaka-indo.blogspot.com Kangen Mie Ami 143
"Tumben pulang?" Aku bertanya tanpa me me"dulikan pertanyaannya. Ia tertawa dan mulai me"mainkan satu lagu lagi. Aku menunggu dengan sabar.
Lagunya berakhir,dan ia menaruh gitarnya.
"Kok tumben pulang?" Aku mengulangi per"tanyaanku. Kak Roni ikut duduk di lantai.
"Kangen sama lo."
Aku mendengus, "Kangen berantem sama gue?"
Kak Roni tertawa, "Iya. Jadi kuliah lo gimana"
Dapat IP berapa?" "3,7." Kak Roni bersiul, "Adik gue emang pintar!
Bangga deh gue." "Lo ngapain aja Kak selama ini?"
Kak Roni menatapku tajam. "Ada. Lo nggak
usah tahu?" Aku jadi kesal, enak bener ya ngomongnya" Dia nggak
sadar apa dengan yang diperbuatnya" "Emangnya kenapa
gue nggak boleh tau" Karena gue anak bawang gitu"
Masih kecil" Masih bego?"
Anehnya, Kak Roni nggak marah dengan ke"kesalanku, tidak seperti dulu, di mana semua kata"kata bisa membuat dirinya naik darah, "Jangan ah,
nanti lo sedih." Aku tertegun. Ada apa dengan Kak Roni ya"
*** http://pustaka-indo.blogspot.com144 T he Shape Of Love
"Hoi, Ami! Sini!"
Aku yang baru saja keluar dari kampus keheranan
melihat siapa yang sudah menungguku di depan
kampus dengan motor bututnya. Itu Kak Roni. Aku
menghampirinya, Ia tersenyum lebar lebar.
"Yuk pulang!" "Lo ngapain sih di sini, Kak?"
"Jemput lo dong!"
Aku berkacak pinggang, "Kok lo tau jadwal gue
kuliah gue?" "Nanya sama Mama. Ayuk cepat! Gue mau beliin
lo kue." Aku masih bingung, tetapi Kak Roni sudah
menyodorkan helm kepadaku. Dia membelikan aku
rainbow cake. Kak Roni bisa membelikanku ini" Buset dah!
Kesambet apa nih kakak gue" Tetapi, hatiku jadi gelisah.
Dia tiba-tiba teringat dengan kesukaanku akan kue"kue semacam ini. Dulu memang adanya hanya black
forest. Aku ingat Kak Roni suka sekali nyolong kue
black forest-ku sampai aku menangis.
Dengan wajah kebingungan, Mama menyambut
aku dan Kak Roni yang baru saja sampai di rumah.
Senyum lebar di wajahnya bisa aku terjemahkan
bahwa hati Mama sangat lega melihat sedikit
perubahan di diri Kak Roni. Kami bercengkrama di
dapur sambil rebutan makan rainbow cake.
http://pustaka-indo.blogspot.com Kangen Mie Ami 145
"Mi, bikinin gue mie goreng dong!" Seru Kak
Roni di sore menjelang malam. Lah, apa lagi ini" Tadi
beliin cake, sekarang minta dibuatin mie goreng"
"Ayolah, mie goreng buatan lo kan enak banget!
Gue kangen pengen makan mie buatan Ami!"
Aku memegang keningnya, "Lo tuh lagi sakit
ya, Kak" Aneh deh." Dari dulu Kak Roni memang
penggemar mie goreng buatanku. Seminggu bisa
tiga hari berturut-turut aku membuatkannya.
"Aneh apanya" Gue lagi ngidam doang. Ayo
buatin ya. Tolong deh?"
"Nggak ah, malas! Besok aja."
"Ya, jangan dong!"
"Apa bedanya sih?"
"Kalau besok takut nggak keburu?"
"Ye, keburu ngapain?"
"Maksudnya, nafsu gue keburu ilang nih!"
"Ah, alasan aja!"
Kak Roni menunjukkan wajah yang memelas.
Karena tidak tega, aku membuatkannya. Begitu mie
goreng jadi, ia menghabiskannya dalam sekejap.
Setelahnya, ia bergumam, "Hm, emang enak deh
mie buatan lo ini, Mi! Makasih ya gue udah boleh
cicipi lagi." "Besok-besok kan masih bisa gue buatin, Kak.
Tenang aja deh." Tetapi Kak Roni tidak menyahut, dan ia
http://pustaka-indo.blogspot.com146 T he Shape Of Love
malah terdiam menatap piringnya yang sudah
bersih. Sewaktu aku hendak pergi ke kamar untuk
mengerjakan tugas kuliah, aku kembali mendengar
suara Kak Roni, "Terima kasih ya, Mi." Lalu ia masuk
ke dalam kamarnya dan menutup pintu rapat-rapat.
Itulah terakhir kalinya aku melihat Kak Roni.
*** Keesokan harinya, tanpa ada isyarat apapun yang
kuterima, Kak Roni meninggal. kamarnya sendiri.
Aku menangis tiada henti. Kak Roni meninggal
karena over dosis. Kecanduannya sudah sangat
parah. Ternyata dia belum sepenuhnya berubah.
Mama pingsan, sementara papa menahan amarah
dan kesedihannya di dalam hati.
Aku jadi mengerti, kenapa Kak Roni jadi aneh,
baik dari ucapannya maupun tingkah lakunya.
Ternyata dia memang tahu kalau dirinya akan
pergi. Aku meruntutkan kejadian sejak dia pulang
ke rumah, menjemputku, membelikan cake sampai
memintaku membuatkan mi goreng kesukaannya.
Kak Roni tahu waktunya sudah habis.
Ternyata tidak hanya itu. Diam-diam Kak Roni
meninggalkan catatan di mejaku yang sudah ber"tumpuk dengan beberapa buku. Aku baru melihatnya
ketika sedang membereskan meja belajarku.
http://pustaka-indo.blogspot.com Kangen Mie Ami 147
Dear Ami yang kurus, Mi, maafi n gue ya kalau gue tidak pernah jadi kakak
yang baik buat lo. Gue berusaha untuk menebusnya dan
gue sudah lakukan itu, meski gue tahu nggak akan cukup
untuk menebus dosa gue sama lo, papa dan mama. Tapi lo
musti tau kalau gue tuh bangga banget punya adik kaya lo.
Dan yang pasti, gue sayang sama lo. Kalau gue aneh-aneh
lagi, tolong ingetin gue aja, cubit gue kalau perlu. Gue janji
nggak bakal marah kok, suer J
Terima kasih ya buat semuanya. Terutama Mie goreng
"Ami" yang jadi kesukaan gue.
Love, Roni Surat "perpisahan" dari Kak Roni meninggalkan
kesedihan yang mendalam. Aku menangis se"sengukan sampai kertas itu basah terkena air mata"ku. Aku memang sedih, tetapi aku tidak marah
ke padanya. Bagaimana pun juga, aku bangga
mem punyai kakak seperti Kak Roni, yang dalam
waktu singkat mau merubah dirinya meski belum
seutuhnya. Aku berdoa semoga kesalahan Kak Roni
diampuni Tuhan. FIN http://pustaka-indo.blogspot.comSenyum Kirana
Meski bel masuk sekolah sudah terdengar, tubuh
Dimas yang menjulang tinggi tetap malas-malasan
berjalan masuk. Tubuhnya sudah di dorong, di
tarik sampai dipelototi oleh guru-guru yang hendak
masuk untuk memulai pelajaran. Tetapi, itu tidak
mempengaruhi Dimas sama sekali. Ketika dia su"dah duduk di bangkunya, tiba-tiba saja ada yang
mendorong bahunya, membuat tubuhnya menjadi
limbung. Ia menoleh dengan kesal.
"Eh! Manyun aja! Ganteng-ganteng kalau ma"nyun aja kaga ada yang mau! Makanya Donna kabur
dari lo!" Dimas melotot dan membalikkan badannya sam"bil menggerutu, "Berisik! Diem lo!"
"Galak amat sih!"
"Jangan banyak omong deh!" seru Dimas kesal.
Angga, teman yang tadi mendorong bahu Dimas
http://pustaka-indo.blogspot.com150 T he Shape Of Love
pun terdiam karena pelajaran sudah di mulai. Ia
mengatupkan bibirnya rapat-rapat, meski senyum
masih terkulum di bibirnya. Dimas tambah kesal
karena jadi kepikiran lagi soal Donna. Huh! Semua
gara-gara Angga nih mulutnya kayak ember. Sepanjang
pelajaran, Dimas terus terbayang sosok Donna.
Dimas menutup matanya. Sepertinya dia harus
membiasakan diri untuk tidak lagi memanggil
Donna pacarnya, karena sekarang status mereka
sudah mantan. MANTAN. Dimas menggelengkan kepala, berusaha meng"usir sosok Donna dari pikirannya. Meski sudah dua
minggu putus darinya, rasanya mantannya itu masih
meneror pikirannya. Padahal yang memutuskan juga
bukan Dimas, melainkan Donna. Alasannya" Bosan.
Keren banget ya" Dimas saja tidak menyangka,
padahal dia tidak pernah melihat gelagat Donna yang
ternyata sudah bosan setengah mati kepada dirinya.


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Abisnya lo dingin sih!"
Ya ampun! Dimas berpikir dengan kesal, emangnya
gue kulkas"Jadi, selama dua tahun, Donna baru sadar kalau
gue memang begini" Uah, salahnya sendiri. Siapa suruh pakai
kaca mata kuda" Dimas mendengus. Dengusannya
yang kencang sampai teman sebangkunya, Gito,
yang biasa dipanggil si gigi saking giginya besar-besar
menoleh. Dimas tidak memedulikannya.
Belum lagi tadi pagi, ban motornya pakai kempes
http://pustaka-indo.blogspot.com Sen yum Kirana 151
segala, jadilah dia pergi diantar oleh papanya. Ke"mudian, Blackberry-nya juga terjatuh hingga rusak.
Lengkap deh penderitaan gue!
Lamunan Dimas terhenti dan semua murid di
dalam kelas menoleh serempak ketika pintu kelas
dibuka. Masuklah wakil kelapa sekolah, Ibu Nuning
bersama seorang murid cewek. Karena Ibu Nuning
lidahnya setajam silet, tidak ada yang berani bertanya"tanya, maupun bersuit untuk menggodanya. Ibu
Nuning memperkenalkan murid cewek itu sebagai
murid baru dan akan mulai ikut belajar pada hari
ini. Dimas yang biasanya cuek, entah mengapa
tidak bisa melepaskan matanya dari sosok bening
tersebut. Sampai cewek berambut panjang itu
duduk dua bangku menyerong di depannya, ia terus
menatapnya. Cewek itu seperti menyihir dirinya
untuk terus menatapnya. *** Namanya Kirana. Rambutnya panjang, wajahnya
putih menarik. Bagi Dimas malah terlihat rapuh,
tetapi bercahaya. Mata dan pikirannya seperti terbius
oleh keindahan itu. Padahal di SMA Widya Bakti ini,
tidak sedikit cewek cantik, yang rela mengantri untuk
Dimas. Tetapi Dimas tidak peduli dengan mereka.
http://pustaka-indo.blogspot.com152 T he Shape Of Love
hatiannya. "Tuh kan! Ngelamun lagi!"
Suara Angga terdengar lagi, tetapi kali ini Dimas
tidak keberatan dan tidak merasa terganggu. Ada
yang sudah mengalihkan dunianya. Tetapi sialnya,
Angga tahu siapa yang tepatnya membuat Dimas
jadi begini. "Lo ngapain ngeliat si Kirana, Dim" Naksir"
Udah lupaian aja Donna?"
Dimas melirik tajam ke arah Angga, dan Angga
hanya menganggapi dengan tertawa. Ada dorongan
dari hatinya yang mengatakan untuk mendekati
cewek yang sekarang sedang duduk sendirian sambil
membaca novel itu. Ia bangkit berdiri dan membuat
Angga tercengang. "Eh! Mau kemana lo?"
Dimas tidak menghiraukan Angga. Dia sudah
berdiri di dekat meja Kirana. Karena ada bayangan
yang menutupi dirinya, Kirana mengalihkan pan"dangannya dari novel yang sedang dibacanya, lalu
tersenyum. Dimas langsung terpaku begitu melihat
senyum itu. Senyum yang indah.
"Hai!" sapa Kirana ramah.
"Hei." Entah kemana keberanian yang Dimas
miliki selama ini, karena ia bisa mendengar suaranya
bergetar. Aduh, kenapa gue bisa gugup seperti ini"
Kirana menyodorkan tangannya, "Gue Kirana."
http://pustaka-indo.blogspot.com Sen yum Kirana 153
Dimas menyalami tangan Kirana, "Dimas." Dan
mulai saat itu, dunia di sekelilingnya jadi berbeda.
*** Dimas tidak bisa lepas dari Kirana sejak perkenalan
itu. Tetapi rupanya, ada yang tidak suka dengan
kedekatan Dimas dan Kirana, yaitu Donna. Ketika
pulang sekolah, Donna mencegat Dimas.
"Jadi begitu cara lo?"
"Cara apa?" Dimas membalasnya dengan
cuek. Dimas hendak berjalan lagi, tetapi Donna
mencegatnya. "Sudah pacaran lagi meski lo baru putus dari
gue, belum ada sebulan."
Dimas tertawa kecil. Ia berusaha menahan diri
untuk tidak mendamprat Donna, karena itu memang
bukan gayanya. Dimas memang bukan tipe pemarah
yang akan menyerang siapa saja yang membuatnya
kesal. "Yang putusin gue kan lo. Katanya lo bosan kan?"
Dimas mengingatkan Donna kembali. Lalu dengan
cueknya Dimas melewati Donna yang terdiam
sambil menyilangkan kedua tangannya di depan
dada. Ia terus menatap punggung Dimas dengan
sangat marah. Donna memang tidak menyangka
kalau Dimas bisa begitu cepat melupakan dirinya. Ia
http://pustaka-indo.blogspot.com154 T he Shape Of Love
sungguh tidak terima ketika melihat Dimas begitu
akrab dengan Kirana, si murid baru itu. Donna yang
menjadi murid cewek terpopular di sekolahnya ini
tentu saja merasa terancam dengan Kirana yang tanpa
diduga bisa membuat Dimas, cowok terpopular di
sekolah Widya Bakti terus mengekorinya.
Kirana tersenyum begitu melihat Dimas berjalan
mendekatinya. "Sudah siap?" tanya Dimas. Kirana mengangguk
dan mereka pergi bersama menaiki motor Dimas.
"Belok ke sini aja, Dim." Kata Kirana sambil
menepuk pundak Dimas. Dimas pun menurut.
Ternyata Kirana mengajaknya ke Taman Mahadewa,
yang berada dekat dengan rumahnya. Kirana turun
dari motor dan dengan santainya, dia mengeluarkan
sebuah selendang lebar, dan menghamparkannya di
rumput. Dimas hanya bengong melihat apa yang
Kirana kerjakan. "Kok bengong" Ayo duduk!" Kirana melam"baikan tangannya. Dimas duduk, meski sangat cang"gung dan risih. Kirana tersenyum melihatnya. Tetapi
ia tidak berkata apa-apa, dan mengeluarkan buku
bacaan serta satu kotak yang biasa ia bawa untuk
bekal. Dimas memperhatikan Kirana, dan ia pun
bertanya, "Kir?" "Ya?" Kirana menoleh dan menatap Dimas
http://pustaka-indo.blogspot.com Sen yum Kirana 155
sam bil sedikit menyipit, dengan senyumnya yang
menawan. "Kenapa sih suka banget tersenyum?"
Tanpa Dimas duga, Kirana langsung terbahak"bahak mendengar pertanyaan Dimas dan membuat
Dimas malu. Ia baru sadar kalau pertanyaannya itu
agak konyol. "Karena senyum itu menyenangkan. Kalo lo ke"napa suka sekali cemberut?"
Dimas terdiam dan terpaku. Pertanyaan Kirana
sungguh menohok hatinya. Dimas menunduk dan
membuat Kirana merasa bersalah.
"Sori ya. Gue nggak maksud menyinggung lo."
Dimas menggeleng, "Enggak. Gue nggak ma"rah."
Kirana mengangguk, "Jadi kenapa dong?"
Dimas mengangkat bahunya, "Nggak tahu. Gue
memang begini dari dulu."
Kirana tersenyum, "Lo harus punya alasan dong
kalau mau cemberut. Kalau nggak ada, senyum aja.
Apa sih susahnya?" Dimas mau nggak mau mengangguk menyetujui
ucapan Kirana. "Lo kaya nggak punya masalah aja,
senyum terus." "Senyum itu menghapus masalah, Dim. Coba
saja." Kirana menaruh kedua jarinya di ujung bi"birnya. Dimas tanpa sadar tersenyum dan betul saja.
http://pustaka-indo.blogspot.com156 T he Shape Of Love
Ia merasa masalahnya dengan Donna tadi siang
hilang begitu saja, di tambah melihat senyum Kirana
hatinya jadi lega. "Nah, gitu dong!"
*** Dimas gelisah. Ia tidak melihat Kirana dua hari ini.
Dimas sudah bertanya pada teman-temannya yang
ia anggap tahu, tapi tidak ada yang bisa memberikan
jawaban. Bahkan ia sudah hampir putus asa. Kira"na juga tidak mengangkat teleponnya. Sampai ia
mendengar kabar mengejutkan dari Vina yang ter"nyata Donna mencegat Kirana kemarin sepulang
sekolah. "Apa?"?" Dimas berseru.
"Mungkin dia nggak masuk karena itu." Ujar
Vina lagi. Dimas tidak bisa berkata apa-apa. Ia memang
tidak bersama Kirana dua hari yang lalu karena
ada jadwal futsal. Ia berjalan terrgesa-gesa sambil
mencari seseorang. "Lo apain Kirana?"
Donna menatap Dimas dengan mata bulatnya,
"Gue nggak ngerti."
"Lo ngerti, Don!"
Donna memeriksa kukunya yang lentik dengan
http://pustaka-indo.blogspot.com Sen yum Kirana 157
gaya yang memuakkan, "Gue cuma ingetin dia aja
kok supaya nggak kecentilan."
BRAK! Meja di depan Donna digebrak oleh
Dimas. Ia sudah tidak tahan, "Lo kalau sampai
ma cam-macam, gue nggak akan biarkan ya!" Di"mas menatap mata Donna tajam sampai Donna
tidak berkutik. Donna hampir menangis karena
tidak menyangka Dimas bisa berbuat seperti ini. Ia
mengatupkan mulutnya yang bergetar.
Pulang sekolah, Dimas mendatangi rumah Ki"rana. Yang muncul adalah seorang pria dengan wajah
yang sedikit menyeramkan.
"Mau apa?" "Mau ketemu Kirana, Om."
"Nggak ada!" Brak! Pintu langsung dibanting.
Sebagai gantinya, Dimas terus menelepon Kirana,
tetapi tetap tidak diangkat. Ketika Dimas berjalan
dengan lemas menjauhi rumah Kirana, ada yang
memanggil namanya. "Dim! Sst!" Ketika Dimas menoleh, ada Kirana
yang diam-diam keluar dari rumahnya. Kirana segera
menarik Dimas menjauh dari rumahnya.
"Ngapain kemari?" tanya Kirana sambil ber"bisik.
"Lo sudah dua hari nggak masuk, Kir."
Dimas masih melihat senyum Kirana, meski
sedikit dipaksakan, "Gue nggak papa."
http://pustaka-indo.blogspot.com158 T he Shape Of Love
"Nggak papa apanya" Apa yang Donna lakukan?"
Kirana terdiam, "Dia nggak nyakitin gue kok,
Dim. Donna cuma ngomong aja."
"Bohong!" Mata Kirana berkaca-kaca, "Lo nggak usah
khawatir. Gue nggak dengerin kok."
"Tadi itu Papa lo?"
Kirana mengangguk pelan. "Lo pulang saja. Be"sok gue masuk kok. Kita ketemu di sekolah ya."
Dimas benar-benar tidak bisa berkata apa-apa,
karena Kirana sudah menghilang ke dalam rumah.
*** "Gue akan pindah sekolah."
Dimas tercengang, "Bagaimana bisa" Kan baru
pindah kemari." Kirana tersenyum di sela air matanya yang per"lahan turun di pipinya. "Gue harus tinggal sama
tante gue di Malang."
"Papa lo?" "Ditangkap polisi kemarin setelah lo pulang."
"Hah" Kok bisa?" Dimas sagat kaget sampai
menelan ludah berkali-kali.
Kirana tidak menjawab. Matanya malah mene"rawang, lalu ia menunduk menatap
jemarinya, "Keluarga tidak ada yang benar, Dim.
http://pustaka-indo.blogspot.com Sen yum Kirana 159
Mama pergi, Papa main judi. Kacau. Cuma tante
yang mau menampung gue. Gue kira pindah sama
papa kemari akan jadi beres, taunya sama aja."
Dimas terdiam. Ia sama sekali tidak menyangka.
Tiba-tiba Dimas merasakan tangannya digenggam.
Ketika ia menoleh, Ki rana sedang menatapnya sambil
tersenyum. Air ma ta juga masih mengalir di pipinya.
Tangan Dimas pun terulur untuk menghapusnya.
"Jadi, lo nggak masuk karena"Papa lo?"
Kirana mengangguk, "Lo baik-baik ya. Jangan
cemberut terus, nanti cewek-cewek pada takut sama
cowok tukang manyun."
Dimas tertawa di balik kekecewaan dan ke"sedihannya. "Gue nggak butuh cewek-cewek lain,
gue butuh lo." "Buat apa?" "Buat nemenin gue. Gue suka senyum lo."
"Gue nggak ada artinya, Dim."
"Tapi lo berarti banget buat gue. Gue"suka
sama lo, Kir." Kirana tersenyum. Ah, andai Dimas bisa melihat
senyum itu selamanya. Tetapi, Dimas tercekat dan
segera tersadar sepenuhnya kalau dia akan kehilangan
Kirana. "Kita pernah punya waktu yang menyenangkan
kan, Dim?" kata Kirana perlahan. Lalu cewek itu
berdiri, "Terima kasih ya udah jadi teman gue yang
http://pustaka-indo.blogspot.com160 T he Shape Of Love
baik selama gue disini."
"Nggak ada cara lain, Kir?" Dimas masih ber"harap, tetapi harapannya runtuh ketika Kirana
menggeleng. Kirana berjalan menjauhi Dimas, meski
begitu, senyumnya masih tertinggal di hatinya.
Itulah terakhir kalinya Dimas melihat Kirana.
Sebagian hatinya terluka, tapi ia tetap bersyukur
bahwa ia boleh mengenal Kirana walau singkat.
Dimas tidak menyesal sudah mencintainya. Bahkan
baginya, Kirana sudah mengajarkan banyak hal
kepada dirinya. Terutama untuk tidak membesarkan
masalah yang sebenarnya tidak berarti. Lihat saja,
Kirana yang masalahnya besar saja mampu menjadi
kuat dan terus tersenyum. "Aduh!" kepala Dimas
diacak-acak oleh Angga. "Sialan!"

The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jadi sekarang mau main futsal atau ngelamun"
Sudahlah Kirana mungkin emang bukan jodoh lo."
Tanpa sadar Dimas tertawa. Angga sampai
bengong, "Lo ketawa, Dim" Tumben amat! Ke"sambet apa lo?"
Dimas tersenyum, "Lo mau main apa mau
ngoceh" Bawel! Tuh mulut bener-bener kayak
cewek!" Lalu Dimas melempar bola futsal hingga
me ngenai perut Angga sampai Angga mengaduh
kesakitan. http://pustaka-indo.blogspot.com Sen yum Kirana 161
engah-engah, "Nggak bisa main futsal, lapangan lagi
dipake!" Angga manyun, "Yahhhh!"
Dimas tersenyum dan langsung meledek Angga,
"Tuh mulut udah kaya bebek!"
"Kurang ajar lo!"
Dimas berjalan bersama Angga yang lemas dan
Gito yang nyengir menunjukkan giginya. Dimas
tersenyum, terima kasih ya Kirana buat senyum lo"
http://pustaka-indo.blogspot.comTentang Penulis
Christina atau Tina sudah berkomitmen untuk tetap
menulis dan menjadikan passion-nya ini pekerjaan
full time. Ibu satu anak ini suka sekali menulis ro"mance untuk remaja maupun dewasa, tetapi tidak
menutup kemungkinan dirinya untuk mencoba genre
yang lain. Tina sudah menerbitkan beberapa kumpu"lan cerpen kolaborasi seperti Bukan Cupid (2012)
dan Autumn Once More (2013), serta beberapa
novel antara lain: Billy-Fin or Not (2006), Love Lies
(2010), It Takes Two to Love (2012), Seoul, I Miss
You (2012), dan Lovely Proposal (2013)
Penulis bisa di hubungi di :
Email/FB : Christina_juzwar@yahoo.com
Twitter : @Christinajuzwar
The Chronos Sapphire Iii 1 Keponakan Penyihir The Magician's Nephew Karya C S. Lewis Gadis Pantai 2

Cari Blog Ini