Ceritasilat Novel Online

Another 2

Another Karya Santhy Agatha Bagian 2


dengan tergesa-gesa mengemasi barang-barangnya. Wah, sungguh tidak disangka
atasannya ini berbaik hati kepadanya. Hatinya dipenuhi rasa syukur, senang karena dia
bisa berjumpa dengan Rolan lebih cepat. Setelah barang-barangnya beres, Selly berdiri
dan menatap Gabriel yang masih sibuk menekuni pekerjaannya. "Sa... saya pergi
sekarang Sir, terimakasih sekali lagi." pamitnya cepat dan mendapat anggukan datar
dari Gabriel. Sepeninggal Selly, Gabriel meninggalkan berkas-berkas pekerjaannya dan
merenung. Dia masih memikirkan arti puisi kuno kemarin...
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
apakah benar yang diduganya" Bahwa 'pengorbanan cinta sejati' itu menyangkut
pengorbanan nyawa" Kalau memang benar begitu berarti Gabriel tidak perlu
mencemaskan Rolan... karena lelaki itu pasti tidak akan mau mengorbankan Selly
hanya untuk kemenangan. Itu berarti Gabriel bisa menantang Rolan kapanpun dia mau
dan tak perlu mencemaskan 'cinta sejati' Rolan. ?LoveReads Ketika keluar dari
ruangan Gabriel, Selly berpapasan dengan rekanrekan seruangannya dulu di bagian
akunting, ada sekitar tujuh orang 85 |
rombongan yang sepertinya hendak keluar makan siang, Selly lalu menganggukkan
kepalanya dan menyapa ramah, "Hai, mau kemana?" Rita yang dulunya duduk di
seberang Selly yang menyahut, "Kami mau makan siang, kau sendiri mau kemana?"
"Aku... eh aku mau izin pulang, ada keperluan." Kali ini Sinta yang mengangkat alisnya,
"Pulang, sesiang ini" apakah bos mengizinkannya?" Bos yang dimaksud itu tentunya
Gabriel. Selly menganggukkan kepalanya, "Iya sudah diizinkan." Selly tersenyum lebar,
"Kalau begitu aku pamit duluan ya." Tiba-tiba saja dia merasa tidak enak, pandangan
teman-temannya kepadanya terasa berbeda. Pandangan mereka semua tampak aneh,
seperti jijik dan mencemooh... tidak ada lagi tatapan bersahabat seperti dulu. Selly lalu
menganggukkan kepalanya dan dengan langkah lebar mendahului semuanya yang
masih bergerombol dan mengobrol di koridor, lalu masuk ke lift, ketika sampai di lobby
bawah, Selly memutuskan untuk ke kemar mandi dulu. Ketika dia selesai, Selly hendak
keluar dari bilik kamar mandi kantor, ketika langkah-langkah kaki beberapa orang
masuk. "Kau lihat Selly tadi" Sombong sekali mentang-mentang dia sudah menjadi
asisten pribadi owner yang baru." Suara Sinta yang terdengar begitu saja dari luar
membuat tangan Selly yang sudah memegang 86 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m handel pintu kamar mandi tertegun. Itu teman-temannya yang tadi... Mereka semua
sepertinya masuk ke kamar mandi di lobby ini... Mereka semua membicarakannya...
Astaga akan tampak sangat canggung kalau Selly keluar dari bilik kamar mandi
sekarang. Selly lalu menghela napas panjang dan memutuskan untuk tidak keluar dulu.
Suara keran pancuran berbunyi, sepertinya ada yang mencuci tangan dan beberapa
pasti sedang memperbaiki riasannya di kaca. "Kau tahu, semua orang curiga kenapa
Selly dipilih, padahal dia hanya staff biasa tanpa kemampuan apa-apa. Bahkan kemarin
bu Sandra juga mengungkapkan hal yang sama kepadaku, dia mencurigai sesuatu." Itu
suara Rita. "Mencurigai apa?" Teman-temannya yang lain saling berbisik penuh ingin
tahu, bagaikan semut yang mengerubuti gosip yang manis. "Bahwa Selly punya
hubungan dengan Owner baru kita Gabriel de Miguel." jawab Rita bersemangat.
Beberapa teman Selly yang lain tampak saling bergumam dan berbisik. Lalu Dona, yang
ada di rombongan teman-teman Selly menyahut, "Kau sudah lihat wajah Gabriel, dia
luar biasa tampannya, bagaimana mungkin dia bisa punya hubungan dengan Selly"
Pacar-pacarnya pasti dari kalangan atas dan luar biasa cantik." "Yah... kalau pacar yang
di depan umum sih mungkin saja dari kalangan atas, kan mereka buat dipamerkan...
1Another 5 - Santhy Agatha
kalau simpanan kan berbeda." sela Rita mencemooh. 87 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m "Maksudmu?" suara yang lain kembali bertanya. Rita terkekeh, "Kau kan tahu
orang bule biasanya tertarik dengan kecantikan eksotis orang lokal, bisa saja Selly itu
sebenarnya pelacur yang menjual diri dan menjadi simpanan Gabriel." "Tapi bukankah
Selly punya pacar" Yang selalu dikunjunginya di rumah sakit itu?" kali ini Sinta yang
bertanya. "Ah, dengar-dengar pacarnya itu kan sekarat karena kanker, mungkin saja
Selly mencari kesenangan lain di luar, lagipula pacarnya juga tak berdaya." Suara Rita
merendah, "Hanya itu satu-satunya kesimpulan kenapa Gabriel memilih Selly sebagai
asisten pribadinya, kalau memang Gabriel mencari yang kompeten, kenapa dia tidak
memilih bu Sandra saja misalnya... pasti ada apa-apa... apa kalian tidak curiga akan apa
yang mereka lakukan di ruangan tertutup itu seharian?" Sampai di situ, Selly sudah tidah
tahan lagi mendengarkan tuduhan kejam dan tidak berdasar itu. Oh astaga... sekejam
itukah prasangka teman-temannya kepada dirinya" pantas saja tadi tatapan mata
mereka tampak berbeda. Mata Selly berkaca-kaca... dia sama sekali tidak menyangka,
sama sekali tidak menyangka... Setelah berbisik-bisik ramai, rombongan teman-teman
Selly itupun keluar dari kamar mandi. Selly menunggu lama masih tetap di dalam bilik
kamar mandi menunggu dalam keheningan. Setelah yakin semua temannya sudah jauh,
Selly menghela napas panjang dan keluar. Dia kemudian berdiri di depan kaca yang
berjajar, menatap wajahnya 88 | sendiri yang
sembab. Air mata mengalir deras di pipinya tanpa bisa ditahankan. Sekali lagi Selly
menghela napas panjang, lalu mencuci mukanya, mencoba menghentikan tangis dan
menyamarkan bekas air matanya. Setelah melap wakahnya dengan tissue, Selly
melangkah keluar dari kamar mandi. Hatinya terasa sakit. Setiap patah kata yang
diucapkan oleh teman-temannya tadi terngiang di benaknya... terasa semakin perih
ketika dia mengulangnya kembali. Pelacur.... bahkan teman-temannya tega
menyebutnya dengan katakata kasar seperti itu.. Selly berjalan sambil merenung, dan
kemudian tanpa sadar tubuhnya menabrak tubuh kokoh yang kuat itu, dengan aroma
parfum cendana yang khas, "Wah, sepertinya kau punya kecenderungan untuk
menabrakku." Itu suara Gabriel, yang dingin dan tenang, lelaki itu berdiri di dekat Selly
tampak menahan senyumnya. Selly langsung gugup dan setengah meloncat menjauh
satu langkah dari Gabriel, wajahnya merah padam karena malu. "Oh ya ampun.."
Kenapa Gabriel ada di lobby" "Maafkan saya Sir, saya sungguh tidak sengaja." "Tidak
apa-apa." Gabriel berdiri di sana, mengangkat keningnya, "Kenapa kau masih di sini"
bukankah kau seharusnya pergi beberapa waktu yang lalu?" 89 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m "Iya, saya eh... tadi ke kamar mandi dulu." jawab Selly gugup, "Kalau
begitu saya permisi dulu Sir." Selly merasa tidak nyaman, karena beberapa orang di
lobby mulai menatap mereka berdua dengan tatapan penuh spekulasi. Segera setelah
membungkukkan badannya sopan, Selly membalikkan tubuh dan menjauh, tetapi
seketika itu juga jemari ramping Gabriel mencengkeram lengannya, membuat
gerakannya terhenti. Selly menoleh kembali, dan kali ini bertatapan dengan mata
cokelat Gabriel yang sangat dingin. "Kau menangis." Itu pernyataan, bukan pertanyaan.
Selly membelalakkan matanya bingung, beberapa orang di lobby sudah memandangi
mereka, tetapi Gabriel tampaknya tidak peduli. "Saya tidak menangis." gumam Selly
cepat. Dia sudah mencuci 1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
mukanya bukan" Harusnya Gabriel atau siapapun tak menyadarinya. "Ada apa Selly?"
suara Gabriel dingin dan mengintimidasi. Wajah Selly langsung pucat pasi, "Tidak ada
apa-apa Sir. Saya bersungguh-sungguh. Maafkan saya saya harus segera pergi."
dengan nekad Selly menghentakkan pegangan Gabriel di lengannya, dan tanpa di duga,
1Another 5 - Santhy Agatha
Gabriel melepaskannya begitu saja dengan mudah. Selly langsung mengangguk tidak
nyaman, berusaha untuk sopan, lalu berbalik dan melangkah terburu-buru
meninggalkan lobby itu, dan meninggalkan Gabriel yang masih berdiri di sana, menatap
tajam. ?LoveReads 90 | Selly harus menelepon
Rolan. Dia menghela napas panjang, berdiri di ujung jalan sambil menunggu angkutan
umum. Dia harus melupakan dulu insiden di kamar mandi tadi, hari ini seharusnya
menjadi hari bahagia, Selly akan menjemput Rolan dan mereka akan merayakan
kesembuhan Rolan bersama-sama. Dengan tegas Selly menggelenggelengkan
kepalanya, berusaha menyingkirkan kesedihan yang menggayuti benaknya. Dia harus
ceria dan bahagia. Hari ini hari yang sangat penting untuk Rolan. Ditekannya nomor
telepon Rolan, "Halo?" suara Rolan terdengar di seberang sana, terdengar ceria,
membuat hati Selly yang sedih seakan diguyur dengan obat yang menyembuhkan. Bibir
Selly mau tak mau tersenyum, "Rolan. Aku akan datang lebih cepat, aku dapat izin dari
bosku." gumam Selly ceria, "Tunggu aku ya, aku sedang dalam perjalanan ke sana."
"Oke sayang." Rolan menyahut tenang, "Aku sedang membesuk Sabrina di kamarnya,
kalau aku tidak ada di kamarku, kau langsung ke kamar Sabrina saja ya, dan jangan
buru-buru sayang, santai saja." gumam Rolan ceria, lalu meniupkan cium jauh kepada
Selly sebelum mengakhiri percakapan telepon mereka. Selly berdiri di sana dan
termenung menatap ponselnya. Tiba-tiba perasaan aneh merayapi hatinya. Rolan
menengok Sabrina lagi" Tibatiba terbayang dibenaknya kecantikan Sabrina yang luar
biasa, dengan wajah rapuhnya dan kulit yang seputih kapas tampak kontras dengan 91 |
mata hijaunya yang lebar dan bening. Ya
ampun... apakah Selly cemburu" Tiba-tiba Selly merasa malu kepada dirinya sendiri,
seharusnya dia tidak boleh merasa cemburu kepada Sabrina. Sabrina sakit dan lemah,
dia sendirian dan kesepian, Rolan pasti juga yang paling mengetahui perasaan Sabrina
karena dia dulu pernah ada di posisi itu. Yang dilakukan Rolan pasti hanyalah bentuk
empati terhadap penderitaan Sabrina. Dan Selly tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh
tentang Sabrina dan Rolan... Angkutan umum yang ditunggunya sudah datang, Selly
menghentikannya dan bergegas masuk kedalamnya. Hari ini adalah hari bahagia. Selly
bergumam dalam hati. Dia dan Rolan pada akhirnya akan bersama-sama lagi.
?LoveReads Gabriel berdiri di sana, merasa frustrasi luar biasa. Ya, dia tak terbiasa
dengan orang-orang yang tidak mempan terhadap kekuatannya. Semua orang tunduk
kepadanya, semua orang lemah di hadapannya. Tetapi Selly satu-satunya -karena dia
adalah cinta sejati Rolan- Selly menjadi satu-satunya manusia di dunia ini yang kebal
terhadap semua kekuatan Gabriel. Tadi Gabriel berusaha membaca pikiran Selly, tetapi
tidak berhasil, sama seperti kekuatan lainnya yang pernah Gabriel coba terhadap Selly
dan kesemuanya gagal. Kenapa perempuan itu menangis ketika keluar dari kamar
mandi" Gabriel melangkah ke dekat kamar mandi. Lalu menyentuhkan tangan 92 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m di temboknya, memerintahkan semua benda di sana
untuk menyalurkan kembali memori mereka atas kejadian sebelumnya. Dan
pemandangan itu muncul di pikiran Gabriel, Selly yang berada di kamar mandi, dan
teman-temannya yang membicarakannya dengan kata-kata kasar dan penuh tuduhan.
Gabriel melepaskan jemarinya dari tembok, matanya membara. Oke. Jadi itu
alasannya... ?LoveReads "Selly yang menelepon?" Sabrina tersenyum lembut ketika
Rolan menutup teleponnya. Rolan menganggukkan kepalanya, "Ya. Selly dapat izin dari
bos-nya dia bisa datang lebih cepat untuk menjemputku." Ekspresi Sabrina tampak
sedih hingga Rolan mengerutkan keningnya. "Ada apa Sabrina?" Tiba-tiba saja Sabrina
menangis, air matanya mengalir bening di pipinya yang pucat, "Tidak apa-apa...
maafkan aku.. aku hanya merasa baru saja mendapatkan teman, dan tiba-tiba saja kau
sudah harus pergi..." "Hei... jangan berpikiran seperti itu." Rolan tersenyum,
1Another 5 - Santhy Agatha
menundukkan kepalanya dan menatap Sabrina, "Aku pulang bukan berarti aku tidak
akan mengengokmu lagi, aku masih akan sering ke rumah sakit ini untuk berkonsultasi
dengan dokter Beni, dan juga aku pasti akan selalu mampir untuk menengokmu dan
menemanimu mengobrol." 93 | "Benarkah?"
Sabrina mengusap air matanya, matanya tampak bercahaya, "Apakah kau berjanji
bahwa kau tidak akan melupakanku, meski kau sudah pulang dan sembuh?" "Aku
berjanji Sabrina." Rolan bertekad akan memenuhi janjinya, Dirinya sudah diberikan
anugerah oleh Tuhan, disembuhkan karena suatu mukjizat, dan sekarang gilirannya
untuk membantu orang-orang yang menderita sama seperti dirinya yang dulu. Mata
Sabrina meredup, menatap Rolan penuh terimakasih, "Terima kasih, Rolan."
?LoveReads Pintu ruangan Gabriel diketuk, lelaki itu menyilangkan kakinya dengan
tenang dan bergumam, "Masuk." Pintupun terbuka dan bu Sandra melangkah masuk ke
ruangan itu dengan gugup. "Anda memanggil saya?" Gabriel berada di tengah ruangan,
di tempat yang luas itu, tetapi entah kenapa auranya begitu mengintimidasi, membuat
bu Sandra merasa sangat gelisah sekaligus gugup... perasaan ini, sama seperti
perasaan tikus yang dimasukkan hidup-hidup ke dalam kandang ular buas yang siap
memangsanya. "Ya, Ms. Sandra." Gabriel tersenyum, senyum yang kejam dan
menakutkan. "Saya sudah menunggu anda, silahkan masuk." ?LoveReads 94 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m Another 5% Part 7 Senyum Gabriel tampak aneh dan
menakutkan ketika menatap bu Sandra dan mempersilahkannya duduk. Dengan gugup,
bu Sandra duduk di kursi di depan meja besar Gabriel, sedikit salah tingkah karena
lelaki itu menatapnya dengan begitu intens. "Saya mendengar beberapa rumor
akhir-akhir ini..." Gabriel sengaja menggantung kalimatnya, membuat wajah bu Sandra
pucat pasi. "Rumor?" bu Sandra bertanya, pura-pura tidak mengerti, meskipun
jantungnya berdebar menduga... apakah dia begitu sial sehingga
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
rumor yang dia sebarkan tentang Gabriel dan Selly bisa sampai ke telinga Gabriel" "Ya,
rumor." Gabriel tersenyum... meski senyum itu tidak sampai ke matanya. "Rumor
negatif, gosip tidak menyenangkan yang tersebar di kalangan karyawan, bahwa aku
menjalin hubungan khusus dengan Selly." Kali ini ketakutan muncul di ekspresi ibu
Sandra, "Eh... saya... saya belum mendengarnya... benarkah?" dia mencoba berkelit.
"Pembohong." Gabriel mendesis, "Apakah kau tidak tahu kalau aku bisa membaca
pikiranmu" bahwa aku bisa mendengar sekarang jantungmu berdebar lebih kencang"
aliran darahmu lebih deras dan kau mulai berkeringat.... itu adalah tanda fisik seorang
pembohong." 95 | Bu Sandra menatap Gabriel
dengan terkejut dan bingung. Benarkah laki-laki ini bisa melakukan apa yang
dikatakannya tadi" ataukah dia hanya menggertak" Dan sebelum sempat Bu Sandra
mengatakan apapun, tiba-tiba Gabriel mendekat, tanpa peringatan dengan tatapan mata
tajam, membuat bu Sandra bagaikan hewan yang terpojok, terpaku di tempat duduknya.
"Aku sudah punya rencana besar, dan kau mengganggu dengan rumor yang kau
sebarkan itu." Tiba-tiba Saja Gabriel sudah berdiri di depan bu Sandra, dan entah
kenapa meskipun berusaha, bu Sandra tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Perempuan
itu panik, dan nyala ketakutan semakin terlihat di matanya. "Tolong... to-long," Suara bu
Sandra terhenti ketika Gabriel menyentuhkan telunjuknya tepat di atas dahi bu Sandra,
membuatnya mengernyit karena rasa panas yang teramat sangat di sana. Lalu rasa
panas itu seolah-olah membakar pikirannya, menyedot jiwanya. Bu Sandra masih
berusaha mempertahankan diri, tetapi kekuatan itu sangat kuat dan memaksa, hingga
akhirnya jiwanya yang lemah menyerah, lalu tersedot habis... dan semuanya gelap.
Gabriel menatap sosok bu Sandra yang sekarang duduk dengan mata kosong. Dia
1Another 5 - Santhy Agatha
melepaskan jarinya dari dahi bu Sandra dan bersedekap puas, "Sekarang kau kembali
ke sana, dan kau harus membersihkan namaku dan Selly. Kau yang menyebarkan
rumor itu, dan kau yang harus menariknya kembali." 96 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m "Ya Tuan..." Bu Sandra menganggukkan kepalanya, patuh seperti budak. Gabriel
menatap sosok itu dengan sinis dan mengernyit tidak suka, "Oke. Pergilah." Sama
seperti tadi, dengann sikap patuh seperti robot, bu Sandrapun pergi dari ruangan itu,
meninggalkan pintu tertutup di belakangnya. ?LoveReads Setelah ruangan itu sepi,
Gabriel menoleh ke arah Carlos. Pelayannya itu berdiri di sudut yang gelap, dalam
bayang-bayang, mengamati semuanya. "Kenapa ekspresimu seperti itu, Carlos?" Carlos
tergeragap, berpikir untuk menutupi apa yang ada di benaknya, tetapi seketika merasa
percuma karena dia tahu bahwa Gabriel bisa membaca apa yang ada di dalam hatinya
kalau lelaki itu mau. "Saya hanya heran anda tidak membunuh perempuan itu." Gabriel
terasa berbeda. Gabriel yang dikenalnya selama ini pasti sudah menghancurkan
perempuan itu menjadi abu karena menganggapnya seperti pembantu. Tetapi alih-alih
membunuhnya, Gabriel malahan menjadikan perempuan itu sebagai salah satu
budaknya. Apakah memang ada belas kasihan di hati Gabriel" ataukah lelaki itu punya
rencana lain yang lebih kejam" 97 | Gabriel
hanya tersenyum sinis menanggapi perkataan Carlos, lalu mengalihkan perhatiannya
kepada berkas-berkas di depannya. "Semula aku berniat membunuhnya. Karena itulah
aku menyuruhmu menunggu di sini, agar kau bisa membersihkan abu sisa tubuhnya
setelahnya. Tetapi kemudian aku berpikir bahwa perempuan itu lebih bermanfaat
untukku kalau hidup dari pada mati, jadi aku mempertahankannya." Gabriel menatap
Carlos lagi, "Kau boleh pergi Carlos." Carlos menganggukkan kepalanya. Menghela
napas panjang dan membatin dalam hati. Tuannya ini memang menakutkan, dan tak
ada yang bisa dilakukannya selain menyimpan ketakutannya, lalu mengabdi dengan
setia. ?LoveReads Selly tiba di lorong khusus itu, dan kemudian terkejut ketika melihat
para suster dan dokter berlarian dengan panik ke arah ujung ruangan. Jantung Selly
langsung berdebar.... itu arah kamar Rolan! Selly-pun setengah berlari menuju ujung
ruangan, benaknya terasa lega ketika melihat para dokter dan suster itu tidak masuk ke
kamar Rolan.... tetapi mereka masuk ke kamar Sabrina... Astaga, apakah terjadi
sesuatu dengan Sabrina" Selly mengintip dengan gelisah ke ujung pintu, dan melihat
apa yang terjadi dari balik kaca. 98 | Itu Sabrina,
dokter sedang menanganinya, ada oksigen di pasang di wajahnya, dan dia tampak luar
biasa pucat, ada Rolan di sebelah ranjang tampak panik dan menggenggam jemari
Sabrina. "Tadi dia tidak apa-apa." Rolan bergumam pada dokter Beni yang memeriksa
Sabrina, "Kemudian dia merasakan pusing yang hebat..." Dokter Beni menganggukkan
kepalanya, kemudian meminta Rolan sedikit menjauh karena dia akan menangani
Sabrina. Rolan menganggukkan kepalanya, dan kemudian dia berdiri hendak menjauh,
ketika itulah dia melihat Selly yang masih mengintip di pintu. "Selly." Rolan bergumam,
lalu tergesa keluar dari kamar dan kemudian memeluk Selly erat-erat, "Oh astaga... tadi
aku bersama Sabrina, dan tiba-tiba dia mengalami serangan... dia mengeluh pusing dan
kesakitan lalu kejang..." Selly membalas pelukan Rolan erat-erat, dia mengerti, dia
sungguh mengerti, hal ini pasti sangat mempengaruhi Rolan. Dulu ketika masih sakit,
Rolan juga sering mengalami serangan kesakitan yang parah, saat itu yang bisa
dilakukan Selly hanyalah menangis dan berdoa, merasakan jantungnya diremas ketika
menyadari bahwa kekasihnya sedang menahankan kesakitan yang luar biasa. "Semoga
Sabrina baik-baik saja ya." Selly menepuk punggung Rolan yang masih memeluknya
erat, membisikkan kata-kata penghiburan. Rolan mengangkat kepalanya dan sedikit


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjauhkan pelukannya, lalu mengecup dahi Selly dengan lembut, "Terimakasih
sayang, kau 99 | sungguh menenangkanku,
1Another 5 - Santhy Agatha
kejadian ini..." Rolan melirik ke arah Sabrina yang masih ditangani dokter, sepertinya
kondisi perempuan itu sudah stabil, "Kejadian ini sungguh sangat mempengaruhiku, aku
pernah mengalami sakit separah itu..." "Tapi kau sudah sembuh." Selly memeluk Rolan
erat-erat, mencoba membuat Rolan tidak mengenang kembali kepahitan dulu ketika dia
sakit keras, "Dan yang bisa kita lakukan untuk membantu Sabrina adalah
mendoakannya dan menemaninya... membuatnya ceria dan
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
penuh harapan." Dia menatap Rolan penuh pengertian, "Kau mau menunggu sampai
Sabrina sadar bukan" supaya kita bisa berpamitan padanya dan berjanji untuk
sering-sering menengoknya?" Rolan menganggukkan kepalanya, mengecup jemari
Selly dengan sayang, "Terimakasih atas pengertianmu, Selly." ?LoveReads Sabrina
sadar beberapa jam kemudian, dia membuka matanya pelan, bulu matanya yang tebal
terangkat dengan indahnya dan menampakkan mata hijaunya yang memukau.
Perempuan itu langsung tersenyum ketika melihat Rolan ada di samping ranjangnya.
"Rolan." Sabrina tersenyum lembut, "Kau di sini..." "Aku menunggumu sampai sadar.
Kau kesakitan tadi." 100 | Sabrina menghela
napas panjang, "Aku... pusing sekali tadi, kepalaku sakit." perempuan itu mengalihkan
matanya dan bertatapan dengan Selly, lalu tersenyum, "Selly, kau di sini." Selly
menganggukkan kepalanya, "Syukurlah sekarang kondisimu sudah stabil, Sabrina."
Sabrina menganggukkan kepalanya, "Terimakasih... terimakasih..." bisiknya lemah, lalu
memejamkan matanya. "Aku akan pulang dari rumah sakit hari ini." Rolan bergumam,
membuat Sabrina membuka matanya perlahan "Aku ingin berpamitan denganmu
Sabrina." Ekspresi Sabrina tampak luar biasa sedih, matanya berkaca-kaca, "Apakah
kau akan sering-sering menengokku?" bibirnya bergetar ketika berkata. Rolan
tersenyum, "Tentu saja, aku sudah berjanji bukan?" lelaki itu merangkul Selly dengan
sayang, "Aku dan Selly akan sering-sering datang dan menengokmu." Rolan
menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum lembut pada Sabrina, "Kami pamit dulu ya,
besok aku akan datang kemari dan menengokmu." Sabrina mengangguk, tetapi ketika
Rolan hendak membalikkan badan bersama Selly, Sabrina meraih jemari Rolan, dan
matanya penuh air mata, "Berjanjilah sekali lagi kepadaku Rolan, bahwa kau tidak akan
membiarkan aku kesepian sendirian di sini." suaranya lemah di sela isak tangisnya. 101
| Rolan menghela napas panjang, lalu
melepaskan pelukannya dari Selly, melangkah kembali ke tepi ranjang, dan kemudian
membungkuk, lalu mengecup dahi Sabrina yang dingin dan pucat. "Aku berjanji
Sabrina." bisiknya lembut. ?LoveReads "Kenapa sayang?" Rolan menoleh ke arah
Selly yang tampak merenung di dalam taxi yang mereka tumpangi dalam perjalanan
menuju rumah. Selly tergeragap dari lamunannya, dia menatap Rolan dan menghela
napas panjang, "Tidak apa-apa." Rolan mengerutkan keningnya, "Oh ayolah, katakan
padaku, sepertinya banyak yang kau pikirkan." Sekali lagi Selly menghela napas
panjang, "Aku... aku memikirkan Sabrina, tampaknya dia sangat terikat kepadamu.. dan
kau... kau begitu lembut padanya." Rolan langsung terkekeh, meraih Selly ke dalam
pelukannya dan menunduk untuk mengecup bibirnya dengan lembut, "Kau cemburu?"
gumamnya senang. Selly memukul lengan Rolan pelan, "Rolan! itu bukan untuk
ditertawai." gumamnya cemberut, "Aku.. aku merasa malu kepada diriku sendiri karena
menyimpan kecemburuan kepada Sabrina yang 102 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m sedang sakit... tapi kau begitu lembut kepadanya, dan Sabrina sangat cantik... jadi
aku..." "Selly." kata-kata Rolan berubah serius, "Bagiku kau yang paling cantik. Hanya
kau satu-satunya perempuan yang kucintai. Aku bersikap lembut kepada Sabrina hanya
karena empatiku kepadanya, karena aku pernah mengalami apa nyang dia rasakan.
1Another 5 - Santhy Agatha
Percayalah padaku ya. Dan jangan berpikir yang tidak-tidak." Selly menganggukkan
kepalanya. Lalu menenggelamkan dirinya di pelukan dada Rolan yang bidang. Rolan
betul, tidak seharusnya dia membebani kebahagiaan mereka ini dengan pikiran yang
aneh-aneh. ?LoveReads Gabriel muncul begitu saja di kamar Sabrina, menatap
adiknya dengan dingin. "Serangan sakit lagi?" Gumamnya sinis, "Kenapa kau tidak
menyerah saja Sabrina?" Sabrina terbaring lemah, lalu menatap Gabriel tajam, "Kau
seharusnya bisa menyembuhkanku dengan kekuatanmu, Gabriel." Gabriel terkekeh,
"Tidak cukupkah aku memberikan darahku untuk memperpanjang umurmu" Dan tidak,
aku tidak bisa menyembuhkanmu, Sabrina, karena kau seharusnya sudah mati sejak
lama, hanya darahkulah yang bisa membuatmu tetap bertahan hidup selama ini. Tetapi
darahku bukanlah untuk menyembuhkan penyakit, dia hanya untuk memperpanjang
umur." 103 | Air mata meleleh di pipi Sabrina,
"Tetapi mama dulu selalu membuatku tidak merasakan sakit. Sedangkan kau... kau
membiarkanku menahan kesakitan ini. Aku tahu kau punya kekuatan itu, kekuatan untuk
menyembuhkanku dari sakitku." Gabriel tersenyum sinis, "Ya, aku punya kekuatan itu
dan bisa menggunakannya kalau aku mau. Kau kesakitan karena kau keras kepala dan
tidak mau menyerah. Kau harusnya sadar Sabrina, kau melanggar takdirmu sendiri, kau
seharusnya sudah mati sejak lama, tetapi kau menggunakan mama untuk membuatku
bersumpah akan memberikan darahku kepadamu terus menerus agar kau bisa bertahan
hidup, Kau menyiksa dirimu sendiri." Gabriel menatap ke arah infus Sabrina, dan
kemudian, dengan kekuatannya, infus itu berwarna merah, bercampur darah Gabriel,
mengalir masuk ke dalam pembuluh darah Sabrina. "Aku tetap memberikan darah
untukmu, hanya demi sumpahku kepada mama kita. Dan hanya itu yang diminta mama,
dia tidak pernah memintaku menyembuhkanmu, jadi jangan harap aku mau
melakukannya." gumamnya dingin lalu menghilang kembali di telan kegelapan.
?LoveReads Gabriel merenung. Semua ingatan itu kembali kepadanya, ingatan yang
menyakitkan. Mamanya dulu adalah sang pemegang kekuatan 104 | R a t u - b u k u . b
l o g s p o t . c o m kegelapan sebelum pada akhirnya kekuatan itu diserahkan kepada
Gabriel... Dengan kekuatan itu, mamanya berumur panjang, menjaga kehamonisan
dunia dengan keseimbangan kekuatannya masingmasing. Bahkan mamanya itu mampu
menekan kekuatan jahat yang mendorongnya untuk merusak dan menguasai dunia,
karena itulah ketika kekuatan kegelapan itu dipegang oleh mamanya, dunia seakanakan
damai dan seimbang. Tapi kemudian entah kenapa, mamanya lalu memindahkan
kekuatannya kepada Gabriel, memberikan seluruh beban itu di pundak Gabriel,
menyatakan dirinya sudah lelah menahan bebannya sendiri dan memilih untuk
menyerah. Mamanya merasa hidupnya hampa, terus hidup dan kuat sementara
orang-orang di sekitarnya menjalani kehidupan dengan normal, lahir hidup dan
kemudian mati sesuai takdirnya. Mamanya merasa muak dengan umur panjang dan
kekuatannya. Segera setelah kekuatan itu diserahkan kepada Gabriel, mamanya
melemah oleh penyakit kanker yang menggerogotinya. Penyakit yang
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
sama, yang menyerang Sabrina adik tirinya, hasil pernikahan mamanya dengan suami
keduanya. Suami keduanya adalah lelaki yang sangat kaya, dan begitu sibuknya
sehingga jarang sekali bertemu dengan Gabriel dan Sabrina. Gabriel bahkan tak habis
pikir kenapa waktu itu mamanya menikahi lelaki itu. Dia curiga bahwa mamanya hanya
ingin memiliki seorang anak lagi untuk disayangi. Gabriel yakin bahwa mamanya tidak
pernah mencintai suami keduanya ini, karena mamanya pernah bilang bahwa
satu-satunya cinta sejatinya, adalah suaminya, ayah Gabriel yang meninggal sejak
lama, jauh 105 | sebelum mamanya diwariskan
1Another 5 - Santhy Agatha
kekuatan kegelapan ini. Dan dia tahu, ketika mendapatkan kekuatan kegelapan ini,
mamanya kehilangan kemampuan untuk mencintai laki-laki, sama seperti Gabriel
sekarang yang tidak punya cinta di hatinya. Sebelum meninggal, mamanya
mengungkapkan bahwa dia memberikan darahnya kepada Sabrina terus menerus,
untuk mempertahankan hidup anak perempuannya itu, dan kemudian memaksa Gabriel
bersumpah untuk memberikan darahnya kepada Sabrina... seterusnya dan
mempertahankan Sabrina untuk bisa berumur panjang. Sabrina seharusnya sudah mati
bertahun lalu. Tetapi darah Gabriel mempertahankan kehidupannya. Gabriel memang
jahat. Tetapi dia tidak akan pernah melanggar sumpah yang pernah dibuatnya.
?LoveReads "Aku akan menjemputmu sepulang kantor nanti ya." Rolan tersenyum dan
mengecup dahi Sally, mereka ada di depan kantor Selly, Rolan sendiri yang menyetir
dan mengantarkan Selly, dia benar-benar merasa sehat luar biasa. Dan ada yang
menggelitik di benaknya, dorongan untuk memakai kekuatan tubuhnya sampai ke
tingkat yang lebih jauh. Hanya saja Rolan tidak tahu bagaimana cara melakukannya,
jadi dia masih menahan kekuatan itu di tubuhnya. "Terimakasih Rolan." Selly tersenyum
lembut menatap kekasihnya itu, menganggukkan kepalanya dan keluar dari mobil. Dia
lalu melambai ke arah Rolan sampai mobil kekasihnya itu berlalu. 106 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Setelah itu Selly melangkah memasuki lobby kantornya dan
menuju lift dan memasukinya menuju lantai paling atas, dia menghela napas panjang
ketika ingatan akan perkataan dan tuduhan teman-temannya kemarin menyerang
ingatannya. Rasa sakit dan terhina itu muncul kembali dibenaknya menyadari bahwa
teman-temannya berpandangan negatif kepadanya. Memberinya tuduhan keji... amat
sangat keji. Selly lalu keluar dari lift dan melangkah hati-hati menuju lorong di ruangan
besar di lokasi paling ujung. Dia harus melewati ruang kantornya yang dulu untuk
menuju kantor itu. Langkahnya melambat melihat pintu ruangan accounting yang
berlapis kaca bening. Semua orang di sana mungkin berpandangan negatif
kepadanya... Selly menghela napas panjang dan memutuskan untuk mempercepat
langkahnya. Tidak ada yang bisa dilakukannya. Gosip memang sangat kejam, bahkan
kalau pun dia mengklarifikasi semuanya, dugaan negatif tetap saja menyerangnya...
Tetapi kemudian pintu ruangan accounting terbuka dan bu Sandra keluar dari sana,
mereka berdiri berhadap-hadapan. ?LoveReads Rolan sampai ke rumah ketika
seorang pelayannya menyambutnya di pintu, "Ada paket untuk anda Tuan." pelayan itu
menatap ke arah sebuah kotak yang dibungkus rapi dan diletakkan di meja ruang tamu.
Rolan mengangkat alisnya dan menatap pelayannya bingung, 107 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m "Paket" siapa yang mengantar?" Siapa mengirim paket kepadanya"
"Diantar menggunakan jasa pengantar paket biasa, Tuan." jawab pelayan itu sopan.
"Oke." Rolan menganggukkan kepalanya, "Terimakasih." Setelah membungkukkan
badannya hormat, pelayan itupun berlalu, sementara Rolan melangkah duduk di kursi
ruang tamu dan mengamati paket yang terbungkus rapi itu di meja. Dia mengangkat
kotak yang sedikit berat itu dan melihat nama pengirimnya. Matthias... dan sebuah
nomor ponsel. Hanya ada itu. Siapa Matthias" dia tidak pernah punya teman bernama
Matthias sebelumnya... Dengan penuh rasa ingin tahu Rolan membuka paket itu. Isinya
sebuah kotak kulit yang terlihat sangat tua, tetapi terawat rapi. Dan kemudian Rolan
membuka kotak kulit itu, lalu mengerutkan keningnya. Itu sudah jelas sebuah buku.
Buku yang besar, tebal dan amat sangat tua.... ?LoveReads 108 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m Another 5% Part 8 Sebuah buku.... Rolan menatap dengan tertarik
sekaligus ingin tahu. Dia melirik lagi ke arah kotak paketnya dan membaca ulang nama
pengirimnya. Ditatapnya nomor ponsel yang tertera di sana dengan penuh ingin tahu.
Kemudian setelah berpikir sejenak, Rolan mengambil ponselnya dan menelepon. Ada
nada sambungnya... Deringan ke satu, deringan kedua, dan pada deringan ketiga.
1Another 5 - Santhy Agatha
Sebuah suara yang berat menyahut di sana. "Akhirnya anda menelepon." Suara itu
tenang, seakan sudah menunggu lama Rolan meneleponnya. "Siapa kau?" Rolan
bertanya, mengerutkan keningnya. "Saya adalah pelayan setia Tuan Matthias. Kalau
anda benar-benar ingin tahu. Temui saya." Orang itu menyebut alamat sebuah cafe di
pinggiran kota, "Dan jangan lupa, bawa buku yang sekarang ada di tangan anda."
?LoveReads Mereka berdiri berhadapan, Selly dan bu Sandra. Yang ada di benak Selly
adalah kata-kata teman-temannya kemarin yang tidak sengaja didengarnya, bahwa bu
Sandra adalah orang yang menyebarkan 109 |
rumor jelek tentang dia dan Gabriel... Memang bu Sandra sangat ketus ketika Selly
berpamitan untuk pindah ruangan kemarin, tetapi Selly sungguh tidak menyangka
bahwa bu Sandra akan menuduhnya seperti itu. "Pagi bu." Selly menganggukkan
kepalanya mencoba bersikap sopan dan ingin segera pergi dari situ. "Pagi Selly, apakah
ada waktu" Saya ingin bicara sebentar..." Bicara" Tiba-tiba Selly merasa enggan dan
menahankan dorongan untuk segera melarikan diri dari situ. Tetapi pada akhirnya dia
terpaksa menganggukkan kepalanya, "Baik bu." "Ayo masuk dulu ke dalam." Bu Sandra
membuka pintu ruangan accointing dan mengisyaratkan Selly untuk mengikutinya ke
dalam. Selly masuk ke sana dan langsung berhadapan dengan teman-temannya.
Seperti biasa di pagi hari, sebelum jam kerja, suasana kantor adalah suasana santai,
beberapa sibuk sarapan dan membuat kopi sambil mengobrol di meja khusus dekat
dispenser di ruangan itu, beberapa berkumpul di meja yang lain sedang mengomentari
artikel yang terpampang di komputer. Semua yang ada di sana langsung
mendongakkan kepala dan terpaku
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
ketika melihat Selly muncul di belakang bu Sandra. Selly sendiri berdiri salah tingkah
ketika menerima tatapan-tatapan penuh spekulasi dari seluruh mantan rekan kerjanya di
sana, beberapa bahkan memberikan tatapan mencemooh terang-terangan kepadanya.
110 | Tiba-tiba Selly berdebar, pikiran buruk
terlintas di benaknya, apakah Bu Sandra memintanya kemari untuk mempermalukannya
di depan semua orang" "Saya mengajak Selly kemari untuk meminta maaf." Kalimat bu
Sandra yang pertama itu membuat Selly terkejut. Begitupun wajahwajah rekannya di
sana. Tetapi bu Sandra tampaknya tak peduli, dia terus melanjutkan "Saya tahu Selly
menjadi asisten Mr.Gabriel karena kemampuannya, bahkan saya sendiri yang
merekomendasikannya." Bu Sandra tersenyum lebar dan kata-katanya makin membuat
Selly terkejut, jadi bu Sandralah yang merekomendasikannya menjadi asisten Gabriel"
Bu Sandra lalu berbalik menghadap Selly menatap penuh permintaan maaf, "Tetapi
kemudian saya iri kepadamu Selly jadi saya menyebarkan rumor tak sedap antara kau
dan Mr. Gabriel dan itu hal yang sangat salah, lama-lama saya menyadarinya... Saya
sungguh yakin bahwa hubunganmu dengan Mr.Gabriel adalah hubungan yang
profesional, semua gosip dan rumor yang beredar itu adalah kesalahan saya, jadi
sekarang, di hadapan semua orang, saya ingin meminta maaf kepadamu, Selly." Bu
Sandra mengulurkan tangannya, tampak sungguh-sungguh serius. Sementara Selly
masih ternganga bingung. Wajah-wajah diruangan itu juga sama terkejutnya. Dan Selly
menatap ke arah tangan bu Sandra yang terulur, lalu ke wajah bu Sandra yang tampak
menyesal. Tak ada yang bisa dilakukan Selly selain membalas uluran tangan
perempuan itu. 111 | Pagi yang sangat
mengejutkan. Selly keluar dari ruangan accounting itu dengan langkah ringan,
setidaknya hatinya tenang. Setelah menerima permintaan maaf dari bu Sandra tadi,
teman-temannya ikut menyalaminya dan meminta maaf, lalu suasana menjadi cair,
beberapa bersikap baik penuh canda seperti biasa. Beberapa masih sedikit kaku,
1Another 5 - Santhy Agatha
mungkin karena masih merasa menyesal telah menuduh Selly yang tidak-tidak. Dengan
hati-hati Selly masuk ke ruang besar, diliriknya jam tangannya, masih jam delapan pagi.
Kemarin-kemarin jam sepuluh siang Gabriel baru datang. Tetapi rupanya hari ini Gabriel
datang di pagi hari, lelaki itu sudah duduk dikursi besar di belakang mejanya, sedang
mempelajari berkasberkas. Dengan gerakan tak kentara, Gabriel mengangkat
kepalanya dan menatap Selly yang masih berdiri canggung di pintu. "Selamat pagi,
masuklah Selly kalau kau sudah siap ada beberapa hal tentang berkas ini yang perlu
kudiskusikan." Gabriel menyapa santai lalu sibuk menekuri berkas-berkas di tangannya.
Selly membalas ucapan selamat pagi Gabriel dengan canggung, lalu berjalan menuju
mejanya, meletakkan tas dan jaketnya. Tiba-tiba dia teringat betapa tidak sopannya
dirinya kemarin, melepaskan cekalan Gabriel dari tangannya, tidak menjawab
pertanyaan Gabriel dan meninggalkan bosnya begitu saja. Apakah Gabriel mengingat
itu dan akan memarahinya" 112 | "Kau tampak
senang pagi ini, ada yang menyenangkan?" Tentu saja Gabriel tahu akan kejadian tadi,
dimana bu Sandra dan seluruh mantan rekan sekerja Selly meminta maaf, dia sendiri
tersenyum puas di dalam hatinya. Selly tergeragap dari lamunannya dan langsung
menjawab gugup, "Ah iya... Tadi saya berkunjung ke bekas ruangan saya di bagian
accounting." "Reuni eh" Sepertinya berjalan bagus karena kau tidak bisa menahan
senyummu." Gabriel tersenyum tipis, "Bagaimana calon suamimu" Sudah di rumah
dengan sehat?" "Ya, dia sudah sehat dan kondisinya baik. " Selly tersenyum
membayangkan Rolan. Gabriel menatap ekspresi Selly dan matanya berubah serius,
"Hatihati Selly, lelaki yang sehat biasanya mempunyai banyak penggemar" Gumamnya
penuh arti, membuat Selly mengangkat alisnya bingung. Apa maksud Gabriel dengan
kata-katanya" ?LoveReads Rolan memarkir mobilnya dan berjalan di sepanjang trotoar
yang ramai dan melirik ke arah papan nama cafe itu. Cafe yang dibangun dengan gaya
kolonial belanda, dengan dinding putih yang tebal dan khas, Rolan memasuki cafe itu
dan terpaku di depan pintu, matanya 113 |
mencari ditengah keramaian pengunjung cafe yang sedang menikmati makan siangnya.
Lalu dia melihatnya, seorang lelaki yang duduk sendirian di sudut terlindung dan sedikit
gelap, dan entah kenapa Rolan langsung tahu. "Kau yang mengirimkan paket ini?"
Rolan berdiri di dekat lelaki itu, meletakkan buku kuno itu di meja. Lelaki tua itu
mendongakkan kepalanya dan tersenyum, "Anda datang." Gumamnya puas. "Tentu
saja." tanpa permisi Rolan duduk didepan lelaki itu, "Sekarang jelaskan karena aku
bingung. Siapa Matthias itu" Kenapa mengirimkan aku buku ini" Untuk apa?" Lelaki tua
itu menatap Rolan penuh arti, dan tersenyum. "Sabar, ceritanya sangat panjang dan
membutuhkan waktu cukup lama, anda harus menahan kesabaran anda supaya anda
mengerti." ?LoveReads Gabriel menatap Selly yang serius mengerjakan tugasnya di
meja, dia lalu melirik jam tangannya, "Kau tidak istirahat makan, Selly?" Selly
mendongak dan tampak terkejut, "Ah ya, sudah jam duabelas." Selly tersenyum,
"Hampir saja saya lupa waktu." Gabriel menganggukkan kepalanya, "Istirahatlah." 114 |
"Baik Sir." Selly menganggukkan kepalanya,
merapikan kertas-kertas di mejanya dan berdiri sambil membawa kotak bekalnya. "Kau
tidak beli makan diluar?" Gabriel mengerutkan kening. Matanya melirik ke arah kotak


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bekal yang dibawa Selly. Pipi Selly memerah, "Eh tidak, saya memasak bekal sendiri
Sir. Selain bisa menghemat, kesehatannya juga lebih menjamin." Tibatiba Selly merasa
malu, Gabriel pasti tidak butuh penjelasan sepanjang itu. Ekspresi Gabriel tidak terbaca,
"Boleh aku melihatnya?" "Apa?" Selly masih tidak yakin akan apa yang didengarnya.
"Aku ingin melihat bekalmu, bolehkah?" Gabriel membeli isyarat Selly untuk mendekat.
Sementara itu Selly masih berdiri bingung, terpaku di tempatnya. Untuk apa Gabriel
melihat bekalnya" "Selly." Gabriel mengangkat alisnya, "Kau dengar aku?" "Oh Iya Sir."
1Another 5 - Santhy Agatha
Selly melangkah mendekat ke meja Gabriel, meletakkan kotak bekalnya di meja, "Anda
ingin melihat ini?" "Ya bukalah kalau kau tidak keberatan." Selly menatap wajah Gabriel
dan sadar kalau lelaki ini serius dengan perkataannya. Dengan gugup, Selly membuka
kotak makanan itu, dan tiba-tiba merasa malu karena menu makanannya yang
sederhana. Di dalamnya ada nasi, dengan ayam goreng yang dibuatnya tadi pagi,
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
115 | dan wortel serta buncis yang ditumis
dengan bawang. Hanya itu. Selly mengamati Gabriel yang terpaku menatap
makanannya, dan menunggu ekspresi jijik ataupun mencemooh dari lelaki itu. Tetapi
Gabriel malah mendongakkan kepalanya dan menatap Selly dengan serius, "Maukah
kau memberikan makanan ini untukku" Aku tidak pernah melihat yang seperti ini
sebelumnya." Kali ini Selly benar-benar shock. Apakah dia sedang berhalusinasi"
Benarkah bosnya yang sangat kaya dan elegan ini baru saja meminta bekal
makanannya yang sederhana itu" "Kau bisa membeli sendiri makan siangmu. Aku akan
memberimu uang untuk menggantikan makan siangmu." Gabriel bergumam ketika Selly
tidak menjawab, dan kemudian mengeluarkan dompetnya hendak mengeluarkan uang.
Seketika itu juga Selly tersadar dan melangkah mundur dengan gugup, "Tidak.. tidak
perlu diganti, makanan itu untuk anda saja. Saya akan membeli makanan sendiri untuk
saya." Selly menganggukkan kepalanya sopan, lalu tergesa dia melangkah keluar dari
ruangan besar itu sebelum Gabriel sempat memanggilnya. Ketika menutup pintu di
belakangnya, Selly tertegun disana, benaknya dipenuhi pertanyaan dan kebingungan.
Kenapa Gabriel meminta makanannya" Apakah lelaki itu kebetulan hanya iseng. Atau
memang benar-benar ingin tahu tentang masakan negara ini" ?LoveReads 116 | R a t u
- b u k u . b l o g s p o t . c o m "Pemegang kekuatan?" Rolan menatap tidak percaya
seolah lelaki yang memperkenalkan namanya sebagai Marco ini gila. Marco sendiri
sudah menduga akan ditatap seperti itu, dia membalas tatapan Rolan dengan
pandangan tajam dan menantang, "Anda seharusnya sudah merasakannya, kekuatan
yang sangat besar tersimpan di tubuh anda, kekuatan dari Matthias, tuan saya yang
sebelumnya." Rolan tahu dia tidak bisa membantahnya. Lelaki tua itu. Lelaki tua
misterius yang mengajaknya berbicara di rumah sakit, di saat-saat sekaratnya...
Ternyata bernama Matthias, dan menurut keterangan Marco, dia adalah pemegang
kekuatan kebaikan yang berkuasa, kekuatan yang tersimpan di dalam tubuh Rolan,
menunggu untuk digunakan. "Kenapa Matthias memberikan kekuatan itu padaku" Untuk
apa?" Rolan tetap bertanya biarpun sebenarnya Rolan masih belum bisa percaya
seratus persen dengan apa yang dikatakan oleh Marco. Marco sendiri menghela napas
panjang, matanya tampak sedih. "Tuan Matthias punya alasan sendiri memberikan
kekuatan ini kepada anda, dia tentu saja menganggap anda yang terbaik... Sayangnya
tuan Matthias sekarang sudah tiada..." "Sudah tiada?" Apakah lelaki tua itu sudah
meninggal" "Ya." Kepedihan yang pekat tampak di mata Marco, "Saya sudah begitu
lama mengabdi untuk Tuan Matthias, anda tahu kami yang 117 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m ditakdirkan menjadi pelayan sang pemegang kekuatan akan berumur
panjang, tetapi sebagai gantinya kami tidak bisa melepaskan diri dari tuan kami, harus
tetap setia... Tuan Matthias adalah tuan saya yang terbaik, sayangnya, pada akhirnya
beliau dibunuh oleh Gabriel, lelaki jahat yang sama sekali tidak menghormati aturan
semesta...." "Gabriel?" Rolan menyela-nama itu membuat wajah Marco memucat, ada
ketakutan di sana meskipun hanya dengan menyebut nama 'Gabriel'. "Ya. Gabriel
adalah pemegang kekuatan kegelapan. Berseberangan dengan kekuatan kebaikan, dia
adalah penyeimbang semesta." Rolan tampak mulai bisa memahami, "Baik dan buruk,
terang dan gelap, hitam dan putih...?" Gumamnya sinis. Marco mengangguk, "Betul
1Another 5 - Santhy Agatha
Tuan Rolan, di dunia ini, dalam ajaran apapun, anda pasti akan mendengar tentang
keseimbangan. Ada Yin dan Yang dalam budha, dilambangkan dengan lingkaran yang
terbelah hitam dan putih dengan seimbang. Ada dewa wisnu sang pencipta, dan dewa
siwa sang perusak dalam hindu... Dan banyak lainnya yang menunjukkan hal yang
sama, Tuhan menciptakan terang untuk keseimbangan berpadu dengan gelap, Tuhan
menciptakan siang dan malam." Matthias menatap serius, "Dan pemegang kekuatan
gelap dan terang ini, diciptakan untuk keseimbangan." Rolan mundur dari duduknya,
menatap Marco dengan serius, "Kalau memang beban ini begitu besar, kenapa Matthias
melimpahkannya ke 118 | pundakku" Dan kalau
memang dunia ini harus seimbang, kenapa kita mengkhawatirkan pemegang kekuatan
gelap bernama Gabriel ini?" "Karena Gabriel berbahaya. Amat sangat berbahaya." Mata
Marco tampak serius, ada ketakutan di sana. "Lelaki itu tidak seperti ibunya, pemegang
kekuatan terdahulu yang dengan teguh berusaha mematuhi keseimbangan semesta,
Gabriel ingin menguasai dunia dan menghancurkannya. Dan dia sangat mampu
melakukannya." Marco menunjuk buku kuno yang terletak di meja di antara mereka itu.
"Buku ini berisi peraturan semesta. Diwariskan turun temurun kepada pemegang
kekuatan. Saya akan menuntun anda untuk mendalami dan memahami setiap kata yang
ada di sini, sesuai tugas saya." Marco menatap Rolan tajam, "Karena sekarang tuan
Matthias sudah tiada, saya akan mengabdi kepada anda. Saya akan menjelaskan
kepada anda nanti, betapa berbahayanya Gabriel.... dan anda harus benar-benar
bersiap ketika dia memutuskan untuk menyerang anda." ?LoveReads 119 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m Another 5% Part 9 Gabriel termenung di ruangannya,
menatap kotak kecil bekal sederhana di mejanya. Dia hanya tercenung menatap
makanan di depannya. Dia sendiri tidak tahu kenapa secara impulsif dia meminta bekal
itu dari Selly. Tetapi melihat kotak bekal itu... Mengingatkannya kepada ibunya di masa
lalu, ibunya selalu membuatkannya kotak bekal kecil semacam ini ketika Gabriel
berangkat ke sekolah... Mungkin semua ini hanya karena dorongan otaknya untuk
mengulang kembali kenangan itu, ke masa-masa hidupnya yang tidak rumit, sebagai
bocah kecil yang punya banyak impian... Yang kemudian dihancurkan oleh beban
kekuatan kegelapan yang menggerogoti hatinya sedikit demi sedikit. Jemari Gabriel
bergerak pelan mengambil sendok dan mencicipi makanan buatan Selly. Dia lalu
memejamkan matanya, mengenang... "Anda memakan masakan perempuan itu?"
Gabriel tersentak, membuka matanya dan menatap tajam ke arah Carlos yang tiba-tiba
saja sudah berdiri di pintu. Gabriel tidak pernah terkejut sebelumnya karena kedatangan
siapapun, tetapi kali ini dia benar-benar terkejut. Pikirannya tenggelam di masa lalu
sehingga tak waspada. "Seharusnya kau permisi dulu sebelum masuk, Carlos." Gumam
Gabriel tak kalah tajam. Carlos beringsut, sedikit takut. 120 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m "Saya hanya ingin menyampaikan kabar penting, tuan." "Kabar apa?"
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
"Buku itu sudah sampai ke tangan Rolan, dan Marco sudah menemuinya." Gabriel
langsung tersenyum mendengar kabar itu, senyuman puas yang tampak buas. "Bagus,
berarti waktunya sebentar lagi. Biarkan bocah ingusan itu bermain-main dan berlatih
dengan kekuatannya dulu, dan setelah itu dia harus menghadapiku." ?LoveReads "Jadi
kau ingin merayakan di mana?" Rolan tersenyum, menarik pinggang Selly supaya
mendekat dan mengecup dahinya. Mata Selly berbinar, "Aku tidak percaya kita akhirnya
merayakan ulang tahunku di luar." Besok adalah hari ulang tahun Selly, selama
beberapa tahun terakhir ini ulang tahun mereka, baik Selly maupun Rolan selalu mereka
rayakan dengan sederhana di rumah sakit. Selly akan membawa kue sederhana dan
mereka akan meniup lilin bersama, perayaan yang sedikit membawa kesedihan karena
1Another 5 - Santhy Agatha
pada waktu itu hari ulang tahun seperti memperingatkan dengan sinis bahwa masa
mereka bersama semakin sedikit. Tetapi sekarang tidak begitu lagi, Rolan sudah
sembuh, sehat dan bahagia dan mereka akan bisa merayakan ulang tahunnya dengan
sepenuh hati, merayakan kebersamaan mereka. 121 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m "Ya, dan kita akan membuatnya istimewa. Semuanya. Aku akan memesan makan
malam romantis dan kita akan menghabiskan waktu bersama." "Terimakasih Rolan."
Mata Selly berkaca-kaca. Membuat Rolan mengecup pipinya dan mengusap air
matanya dengan lembut. "Hei kenapa menangis. Ayo tersenyum, aku berjanji kita akan
banyak tertawa nanti." Rolan mungkin harus mencemaskan bagaimana melatih
kekuatannya sebelum sang pemegang kekuatan kegelapan menyerangnya. Tetapi itu
bisa dipikirkannya nanti, sekarang waktunya memikirkan untuk membahagiakan Selly.
?LoveReads Gabriel termenung di ruangannya, dia mengingat lagi puisi tentang
pengorban sang cinta sejati, dan bertanya-tanya. Benarkah nyawa yang diminta untuk
menggantikan 5% kekuatan itu" Jadi bagaimana pun Rolan tidak akan mungkin
mengorbankan kekasihnya bukan" Gabriel yakin Rollan tidak akan membiarkan Selly
kehilangan nyawanya. Tetapi bagaimana kalau saat mendesak nanti, Selly
mengorbankan nyawanya dengan kemauan sendiri tanpa seizin dan tanpa sebisa
ditahan oleh Rolan..." Hal itu mungkin saja terjadi bukan" Kalau begitu semuanya
tergantung pada Selly, dan Gabriel harus melakukan sesuatu. ?LoveReads 122 | R a t u
- b u k u . b l o g s p o t . c o m "Jadi kita akan kemana?" Selly menenggelamkan
tubuhnya dalam rangkulan Rolan. Rolan mengecup pucuk kepala Selly, tersenyum
lembut, "Aku akan mengajakmu ke restoran tempat pertama kita berkencan dulu, kau
masih ingat?" Tentu saja Selly ingat. Restoran itu bernama "Spring Season." terletak di
pinggiran kota yang sejuk, dulu ketika Rolan masih sehat, dia membawa Selly makan
malam di sana di kencan pertama mereka, dan di tempat yang sama itulah, Rolan
menyatakan cintanya kepada Selly. "Aku ingat." Selly tersenyum bahagia. Dia sudah
lama sekali tidak ke restoran itu, sejak lama setelah Rolan sakit, otomatis Selly tidak
pernah kemana-mana, seluruh waktunya dipakai untuk menjenguk dan menunggui
Rolan di rumah sakit, tetapi dia sama sekali tidak menyesali seluruh waktu yang
terlewatkan itu, karena dia menghabiskannya bersama Rolan, lelaki yang sangat dia
cintai. "Aku akan menjemputmu, besok malam kita makan malam di sana ya, kenakan
gaunmu yang paling bagus, dan berdandanlah secantik mungkin." Rolan menunduk,
menatap mata Selly yang bercahaya dan penuh cinta, dia tidak bisa menahan dirinya
untuk mengecup bibir ranum kekasihnya itu, memujanya dengan penuh sayang.
?LoveReads "Kau tampak bahagia." Gabriel menatap Selly dan tersenyum,
"Berbinar-binar." 123 | Pipi Selly langsung merah
padam. "Benarkah?" jemarinya menyentuh pipinya yang panas dengan gugup, Ya
ampun, dia benar-benar tidak sabar menunggu makan malam romantis perayaan ulang
tahunnya bersama Rolan nanti malam, dan mungkin hal itulah yang membuat Selly
berbinar-binar. "Ya. Dan aku tahu hari ini hari bahagiamu." Gabriel benar-benar
tersenyum sekarang, "Selamat ulang tahun Selly." Selly menatap Gabriel takjub, tidak
menyangka bahwa bosnya itu mengetahui hari ulang tahunnya, "Anda mengetahuinya?"
dia mengungkapkan apa yang ada di benaknya. "Tentu saja." Gabriel menjawab tenang,
"Ada di data karyawan bukan?" Selly menganggukkan kepalanya, ah iya, betapa
bodohnya dia. "Terimakasih, Sir." Selly bergumam cepat, dan dia sungguh-sungguh
berterimakasih atas perhatian bosnya itu kepadanya. Gabriel tersenyum dan
menganggukkan kepalanya, "Jadi, adakah acara perayaan ulang tahun yang meriah?"
Selly langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak, hanya perayaan sederhana bersama
calon suami saya." Mata Selly berbinar penuh cinta ketika membayangkan Rolan, "Yah,
anda tahu ini adalah saat bersama kami setelah sekian lama, ketika kondisi badan calon
1Another 5 - Santhy Agatha
suami saya benar-benar sehat." Ekspresi Gabriel tidak terbaca setelahnya, "Selamat."
gumamnya datar, "Semoga malammu nanti menyenangkan." 124 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m Rolan menatap dirinya di cermin dan memasang jasnya. Dia menatap
bayangan dirinya yang sehat dan tampak hidup serta penuh vitalitas, berbeda sekali
dengan dirinya yang dulu. Kata-kata Marco terngiang di benaknya, dan mau tak mau,
melihat keadaannya sekarang ini, Rolan mempercayai Marco... sesiangan tadi lelaki itu
membuatnya mempelajari buku aturan semesta itu, dan besok Marco akan
membimbingnya berlatih menggunakan kekuatannya dengan benar, untuk menghadapi
Gabriel yang sangat berbahaya itu... Tapi itu akan dipikirkannya besok. Rolan menatap
kotak beludru kecil yang ada di dalam genggamannya, lalu memasukkannya ke saku
dengan bersemangat. Malam ini dia akan melamar Selly. Sebuah lamaran yang pasti
indah di hari ulang tahun kekasihnya itu, di restoran tempat mereka pertama berkencan
dan saling menyatakan cinta. Dan mereka akan terikat dalam ikatan suci, hidup bahagia
selamanya. Rolan akan merengkuh Selly dalam pelukannya dulu, memilikinya. Baru
setelah itu dia akan berpikir untuk menghadapi Gabriel yang jahat. Sambil menahan
debaran di dadanya, Rolan memasukkan cincin itu ke dalam saku jas-nya. Dan
bersamaan dengan itu, ponselnya berbunyi, Rolan mengangkatnya dan mengerutkan
keningnya. Telepon dari rumah sakit" Rolan mengangkatnya, dan suara dokter Beni
yang sudah sangat dikenalnya langsung menyahut dengan panik, "Rolan" Datanglah ke
rumah sakit segera! Sabrina... Sabrina kritis, kondisinya parah, dan dia
memanggil-manggil namamu!" 125 |
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Selly mematut dirinya di depan cermin, dia tersenyum dan pipinya merona. Ah ya,
semoga saja Rolan memuji kecantikannya ini, dengan gaun warna peach yang baru
dibelinya, khusus untuk acara makan malam bersama Rolan... Tadi dia pulang cepat
dari kantor, untunglah sedang tidak banyak pekerjaan, kemudian langsung pulang,
berdandan dan mempercantik diri. Selly ingin tampil sempurna malam ini, khusus untuk
Rolan. Jantungnya berdebar sambil melirik jam di dinding kamarnya, sebentar lagi Rolan
pasti akan datang menjemputnya... Lalu tiba-tiba ponsel di mejanya berbunyi, Selly
mengambilnya dan melihat nama Rolan di sana, dia tersenyum lebar dan
mengangkatnya. "Rolan" apakah kau sudah di depan" aku sudah siap..." "Selly..."
Suara Rolan tampak tegang, dari backsound suara di belakangnya, sepertinya lelaki itu
sedang di jalan, "Kau... bisakah kau berangkat sendiri ke restoran" Aku sudah
melakukan reservasi untuk pukul tujuh. Kita bertemu di sana ya?" Selly mengerutkan
keningnya bingung, dia tidak keberatan datang ke restoran sendiri, tetapi kenapa Rolan
merubah rencana mereka mendadak "Tapi.. kenapa Rolan" Ada apa?" pikiran buruk
menyeruak di benaknya, apakah terjadi sesuatu" apakah Rolan sakit" "Bukan
apa-apa... aku akan mampir ke rumah sakit dulu sebelum ke restoran..." "Apakah kau
sakit Rolan?" Selly setengah berteriak panik. 126 |
"Bukan, bukan aku, tapi Sabrina." suara Rolan putus-putus karena sedang di jalan, lalu
Klik. Percakapan mereka terputus begitu saja. Selly masih terpaku dengan ponsel di
telinganya, jantungnya berdebar kencang, tetapi kali ini dengan perasaan berbeda.
Sabrina..." Rasa cemburu dan cemas yang sama menyeruak di benaknya. Tetapi Selly
berusaha menyingkirkannya dengan segera, menyalahkan dirinya karena begitu tega
mencemburui Sabrina yang sakit keras. Rolan sendiri sudah mengatakan kepadanya
bukan bahwa dia mencemaskan Sabrina lebih karena empati karena pernah mengidap
penyakit yang sama" Dan Selly percaya kepada Rolan. Lelaki itu hanya mampir ke
rumah sakit untuk menengok Sabrina, setelah itu dia pasti datang ke restoran dan
memenuhi janji makan malam dan merayakan ulang tahun Selly bersama. Selly percaya
1Another 5 - Santhy Agatha
bahwa Rolan akan menepati janjinya. Karena Rolan mencintainya. Selly meraih tas
tangannya, lalu menelepon taxi untuk menjemputnya ke rumah dan mengantarnya ke
restoran tersebut. ?LoveReads 127 | Another
5% Part 10 Jalanan cukup lancar, meskipun gerimis mulai deras di luar. Selly turun dari
taxi dan membayar kepada supirnya, begitu keluar dari taxi Selly berlari-lari kecil menuju
teras restoran yang terlindung dari gerimis. Rambutnya sedikit basah, tetapi tidak
apa-apa, yang dicemaskan Selly adalah restoran mewah ini. Kalau Rolan tidak segera
datang, Selly terpaksa harus menunggu sendirian di lobby sampai Rolan datang.
Diliriknya jam tangannya, Selly datang tepat waktu, jam menunjukkan pukul tujuh
malam. Mungkin memang Selly harus menunggu sebentar, dia yakin begitu Rolan
sampai di rumah sakit, lelaki itu pasti akan menghubunginya. "Apakah anda ingin
masuk?" Sapaan itu membuat Selly menoleh, dan langsung bertatapan dengan pegawai
restoran yang bertugas di depan. Pipi Selly memerah, "Eh.. iya, saya sedang menunggu
seseorang dulu." jawabnya cepat. "Kalau anda sudah reservasi, anda bisa menunggu di
dalam." pegawai restoran itu tersenyum ramah, "Apakah anda sudah melakukan
reservasi?" Selly ingat perkataan Rolan di telepon tadi bahwa dia sudah melakukan
reservasi untuk makan malam pukul tujuh, "Saya... pasangan saya bernama Rolan
Andreas." 128 | "Silahkan masuk dulu,
sepertinya hujan akan turun deras di luar, saya akan memeriksa di daftar reservasi."
Pegawai Restoran itu membuka pintu kaca besar yang berkilauan itu dan tersenyum
ramah kepada Selly yang gugup. Selly melirik ke arah langit, yang berkerjapan dengan
cahaya-cahaya petir berkilauan. Benar kata lelaki petugas restoran itu, sepertinya hujan
akan turun deras sebentar lagi dan mau tak mau, Selly harus berlindung ke dalam. Dia
masuk ke dalam ruang tunggu di lobby restoran yang hangat dibandingkan dengan di
luar, dan menunggu. Tak lama kemudian, petugas restoran itu datang kepadanya
bersama seorang pelayan, "Mari nona, meja atas nama Rolan Andreas sudah kami
siapkan. Pelayan kamu akan mengantarkan anda." Kemudian pelayan itu menghela
Selly memasuki ruang utama restoran, membiarkan Selly mengikuti langkahnya.
?LoveReads Gabriel sedang duduk dengan tenang di sofa ruang tengah rumahnya
sambil membaca sebuah buku ketika Carlos memasuki ruangan. "Ada apa Carlos?"
Gabriel bergumam, tidak mengangkat matanya dari buku yang dibacanya. "Saya ingin
memberikan informasi baru tentang nona Selly dan Rolan, tuan." "Informasi apa?" 129 |
Gabriel mengangkat alisnya. Bukankah seperti
yang dikatakan Selly tadi, saat ini dia akan menghabiskan waktunya untuk makan
malam istimewa bersama kekasihnya" Sebenarnya sempat terbersit keinginan Gabriel
untuk mengganggu keduanya, tetapi dia kemudian berpikir ulang dan membiarkannya,
karena mungkin ini akan menjadi makan malam terakhir antara Selly dengan Rolan
yang diliputi kebahagiaan, jadi biarkan mereka berdua menikmati kesempatan


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

satu-satunya itu. "Mereka sepertinya gagal untuk makan malam romantis malam ini."
Kata-kata Carlos menarik perhatian Gabriel, dia meletakkan bukunya di pangkuannya,
"Kenapa?" "Anda tahu, anda menugaskan saya untuk mengawasi nona Sabrina, malam
ini dia mengalami serangan." "Dan apa hubungannya dengan makan malam Selly
bersama Rolan?" "Saya tidak tahu nona Sabrina mempunyai rencana apa, tetapi dia
mengalami serangan saat ini, kondisinya menurun drastis. Tetapi alihalih
memanggil-manggil nama anda seperti biasanya dan memohon dihilangkan
kesakitannya, nona Sabrina memanggil-manggil nama tuan Rolan... sepertinya nona
Sabrina tahu hari ini hari istimewa dan ingin mengacaukannya dengan caranya sendiri."
Bibir Gabriel menipis. Sabrina... adiknya itu benar-benar keras kepala dan tidak
mempedulikan peringatan Gabriel untuk menjauh dari semua rencananya. Matanya
bersinar kejam. "Jadi Rolan datang ke rumah sakit?" 130 | R a t u - b u k u . b l o g s p o
1Another 5 - Santhy Agatha
t . c o m "Dan meninggalkan nona Selly menunggu di sebuah restoran." "Hmm."
Gabriel tidak bisa menahan senyumnya, keberuntungan ternyata berpihak kepadanya,
kesempatannya datang begitu saja, dan itu semua bukan karenanya bukan" Rolan
sendiri yang begitu bodoh
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
dan mudah terpengaruh dengan semua rencana Sabrina. "Aku tidak akan memberikan
darahku untuk Sabrina malam ini." Mata Gabriel masih bersinar kejam, "Biar dia tahu,
bahwa hukuman karena mencampuri urusanku adalah tidak mendapatkan darahku
untuk menahan sel kankernya semakin ganas." Lelaki itu kemudian berdiri dan
tersenyum kepada Carlos, "Siapkan mobil dan pakaianku, kurasa aku akan menghadiri
makan malam, malam ini." ?LoveReads Rolan berlari melewati koridor rumah sakit,
menuju ke ujung lorong tempat Sabrina dirawat, dan saking tergesanya, dia bertabrakan
dengan dokter Beni yang melangkah keluar ruangan diikuti perawatperawatnya. "Rolan."
dokter Beni menyapa, menoleh sedikit kearah kamar Sabrina di belakangnya. "Dokter"
bagaimana kondisi Sabrina?" "Dia sudah melewati fase kritis serangannya, tadi dia
kejang-kejang hebat dan kehilangan kesadarannya, tetapi kami berhasil
mengembalikannya. Sabrina kelelahan." dokter Beni tampak sedih, "Kau pasti tahu
Rolan bagaimana rasanya. Dan dia memanggil namamu tadi." 131 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m "Bolehkah saya masuk dok?" Rolan tahu pasti rasanya, rasanya sakit
sekali, dan setelah kejang usai, rasanya lebih sakit lagi, kelelahan luar biasa yang diikuti
dengan rasa sakit disekujur tubuh. Dia sungguh beruntung karena terpilih untuk
disembuhkan, sedangkan Sabrina rupanya tak seberuntung itu. "Silahkan, tetapi jaga
supaya pasien tetap tenang, jangan sampai dia lebih kelelahan lagi." "Terimakasih dok."
Rolan menganggukkan kepalanya, dan kemudian melangkah masuk dengan hati-hati ke
dalam ruangan Sabrina. Ruangan itu harum oleh aroma vanila yang manis, dan begitu
sepi... Rolan menoleh ke arah Sabrina yang terbaring lemah dengan mata terpejam di
atas ranjang. Perempuan ini mungkin tertidur karena kelelahan... Dengan pelan, Rolan
meraih kursi dan duduk di dekat ranjang Sabrina, mengamatinya. Sabrina benar-benar
pucat seputih kapas, dan sangat kurus, meskipun kecantikan masih tersirat di sana.
Tiba-tiba saja Rolan teringat akan dirinya sendiri beberapa waktu yang lalu, dan tahu
pasti bahwa dulu kondisinya sama persis seperti Sabrina. Bulu mata tebal Sabrina
bergerak-gerak seolah mengetahui kehadirannya, perempuan itu lalu membuka
matanya pelan-pelan, dan bibirnya tersenyum lemah ketika melihat Rolan sedang duduk
di tepi ranjangnya dan mengamatinya. "Rolan....?" Sabrina mendesah lemah, "Kau
datang." Jemari lemah Sabrina terulur, seolah-olah ingin meraih Rolan. 132 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Dengan lembut Rolan meraih jemari Sabrina,
menggenggamnya, "Aku ada di sini, Sabrina." Wajah Sabrina tampak sedih, "Tahukah
kau bahwa penyakit ini sudah menyerang seluruh inderaku" Aku.. aku bahkan tidak bisa
melihat segala sesuatunya dengan jelas, semuanya tampak samar-samar... dan aku
takut..." air mata Sabrina menetes bening di pipinya, membuat Rolan tersentuh. Dia
pernah mengalami rasa takut yang sama seperti Sabrina, ketika dia hampir kehilangan
pendengaran dan penglihatannya karena kanker otaknya, tidak mampu berjalan lagi
karena tubuhnya seakan mati rasa, Rolan pernah merasakan ketakutan yang sama,
bahkan ketika malam menjelang dan dia hendak tidur, dia sangat ketakutann, takut
kalau-kalau ternyata esok hari dia sudah tidak bisa membuka matanya lagi. "Jangan
menangis Sabrina, kau kelelahan dan bingung, istirahatlah, aku akan menemanimu."
Sabrina meremas tangan Rolan dengan lemah, "Kau tidak akan meninggalkan aku
bukan?" Rolan menganggukkan kepalanya mantap, "Aku akan disini Sabrina." Hujan
turun dengan derasnya di luar, sepertinya malam ini akan badai, karena suara guntur
1Another 5 - Santhy Agatha
sudah menggemuruh, membuat jendela kaca ruangan itu bergetar beberapa kali karena
begitu kerasnya suaranya. Rolan mengamati Sabrina, dan sedikit merasa tenang karena
Sabrina sudah tidur pulas, tiba-tiba saja dia teringat pada Selly dan melirik jam
tangannya, sudah jam delapan malam lebih, tadi dia minta 133 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Selly menunggu di restoran sejak pukul tujuh. Kekasihnya itu pasti
cemas. Rolan harus segera ke sana. Dengan hati-hati Rolan mencoba melepaskan
pelan-pelan pegangan tangan Sabrina di jemarinya, dia akan meninggalkan Sabrina
diamdiam, karena dia yakin perempuan itu akan tertidur pulas sampai esok pagi, apalagi
setelah tubuhnya menyerap pengaruh obat yang diberikan dokter kepadanya. Tetapi
mata Sabrina terbuka kembali, berkaca-kaca dan penuh air mata dalam proses Rolan
melepaskan jemarinya, perempuan itu terisak-isak histeris, "Kau bohong Rolan, kau
akan pergi... Kau akan meninggalkanku..." Sabrina setengah menjerit di tengah
isakannya. Sementara itu Rolan teringat pesan dokter untuk selalu membuat Sabrina
tenang. Sabrina sudah kelelahan karena serangan kejangnya dan dia bisa kehilangan
kesadaran kalau terlalu lelah. Sambil menghela napas panjang, Rolan duduk di pinggir
ranjang, dan menghapus air mata Sabrina "Maafkan aku, aku cuma ingin ke toilet."
Isakan Sabrina sedikit mereda, "Jadi kau tak akan meninggalkanku?" "Tidak." Rolan
meringis karena harus berbohong, tetapi dia harus melakukannya bukan" di depannya
terbaring seorang perempuan lemah yang sepertinya sangat bergantung kepada
kehadirannya, dan Rolan yang pernah mengalami kesakitan yang sama, tidak akan tega
menyianyiakan perempuan ini. "Tidurlah, aku akan menjagamu." 134 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Jemari lemah Sabrina meraih jemari Rolan dan
menggenggamnya erat-erat, "Terimakasih Rolan." bisiknya lembut, lalu memejamkan
matanya lagi. Rolan sendiri duduk dan mengamati jemarinya yang digenggam dengan
begitu erat oleh Sabrina, lalu dia menghela napas panjang, diraihnya ponselnya sambil
melirik cemas ke arah hujan deras yang menghujan diiringi gempuran petir di luas. Dia
tidak bisa menelepon Selly di sini karena akan mengganggu istirahat Sabrina, akhirnya
dia mengirimkan pesan sms singkat kepada kekasihnya itu. -Sayang, maafkan aku. Aku
tidak bisa meninggalkan Sabrina, kondisinya parah. Kita ganti makan malam ini esok
hari ya" Mencintaimu selalu?LoveReads Sudah jam delapan malam lebih. Selly melirik
ke arah jam tangannya dan memandang cemas ke sekeliling, sudah satu jam dia
menunggu Rolan dan kekasihnya itu tidak datang juga. Pelayan sudah bolak balik
datang dan menanyakan mejanya. Ya... meja di restoran ini selalu tereservasi penuh,
banyak sekali pasangan atau keluarga yang mengantri untuk makan malam di restoran
yang elegan ini. Dan Selly yang hanya menunggu di meja, tanpa memesan hidangan
dan hanya meminum air putih tentu saja merupakan sebuah inefesiensi bagi pelayanan
meja restoran itu. Selly tahu kalau pasangan135 |
nya diharapkan segera datang, kalau tidak Selly harus membatalkan reservasi dan
meninggalkan restoran itu, karena meja yang dia duduki sekarang bisa digunakan oleh
pasangan lain yang mengantri. Tetapi bagaimanapun juga Selly harus menunggu Rolan
bukan" Rolan menyuruhnya menunggu, dan Selly yakin kalau Rolan akan datang...
Seorang pelayan datang lagi menghampirinya untuk ketiga kalinya, "Mohon maaf nona,
apakah nona sudah mulai akan memesan?" Itu adalah pertanyaan sopan bernada
pengusiran halus, dan Selly tidak
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
bisa menyalahkan pelayan itu karena dia akan melaksanakan tugasnya Pada saat yang
bersamaan, ponsel Selly berbunyi dan dia membelalakkan matanya penuh harap ketika
mengetahui bahwa pesan itu berasal dari Rolan, segera dia membuka pesan itu dan
membacanya. -Sayang, maafkan aku. Aku tidak bisa meninggalkan Sabrina, kondisinya
1Another 5 - Santhy Agatha
parah. Kita ganti makan malam ini esok hari ya" Mencintaimu selaluSeketika itu juga
dada Selly seakan dihantam oleh godam yang sangat kuat, membuatnya merasakan
rasa nyeri yang menyiksa di sana. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, hari ulang tahun
pertama mereka bisa merayakan bersama-sama tanpa Rolan menderita sakit... dan
Rolan malahan menghabiskannya bersama perempuan lain... Mata Selly berkaca-kaca,
dia tahu bahwa dia seharusnya tidak boleh sedih ataupun marah kepada Rolan. Rolan
melakukan ini semua pasti ada alasannya, dan dia percaya kepada Rolan, pasti kondisi
Sabrina benar-benar buruk di sana, dan dia membutuhkan Rolan, lebih daripada Selly
membutuhkannya. 136 | "Nona" Bagaimana"
Apakah anda akan mulai memesan, ataukah anda masih akan menunggu?" pelayan itu
bergumam, menarik Selly dari kesedihan di dalam benaknya. Selly mendongak,
menatap pelayan itu dengan mata sedih, hendak mengatakan bahwa dia akan pulang
karena pasangannya tidak jadi datang. "Saya... saya akan pulang. Maafkan saya,
pasangan saya tidak jadi datang." Seketika itu juga Selly menerima tatapan iba dari
pelayan itu, yang membuat hatinya bagaikan diiris sembilu. Pelayan itu pasti tahu
betapa Selly datang dan menunggu lebih dari satu jam lalu dengan harapan
berbinar-binar hanya untuk kemudian dipupuskan begitu saja setelah menunggu sekian
lama. Tiba-tiba saja Selly malu bukan kepalang. "Selly?" sebuah suara familiar tiba-tiba
terdengar di belakang Selly, membuat Selly menoleh dan bertatapan langsung dengan
mata cokelat Gabriel yang dalam. Penampilan lelaki itu luar biasa, dengan setelan yang
sepertinya dijahit khusus untuknya, rambutnya agak basah, mungkin karena menembus
badai di luar dalam perjalanannya memasuki restoran. Bahkan pelayan itu ternganga
kagum akan penampilan Gabriel, untunglah dia segera menguasai diri, pelayan itu
tersenyum lebar kepada Selly dengan penuh perhatian, "Saya rasa pasangan yang
anda tunggu pada akhirnya datang." Senyum pelayan itu tampak tulus, "Sebentar, saya
akan mengambilkan menu untuk kalian berdua." 137 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m Dan kemudian pelayan itu bergegas pergi, tidak mendengarkan Selly yang
berusaha memanggilnya. Setelah pelayan itu pergi, Selly menatap Gabriel dengan malu,
"Maafkan saya Sir. Pelayan itu mengira anda sebagai pasangan makan malam saya.
Tetapi sebenarnya calon suami saya membatalkan acara makan malam ini, jadi saya
akan pulang... saya rasa anda juga sedang menunggu pasangan anda, jadi saya akan
ke sana dan menjelaskan kepada kepala pelayan restoran..." dengan gugup Selly
hendak berdiri, tetapi jemari Gabriel menahan lengannya dengan lembut. "Duduklah
dulu Selly, aku tidak sedang menunggu seseorang jadi kau bisa jelaskan pelan-pelan."
Dengan santai Gabriel duduk di kursi di depan Selly, menatap Selly dari seberang di
bawah bayang-bayang lilin di antara mereka. "Jadi calon suamimu membatalkan makan
malam kalian" kenapa" dari yang aku dengar darimu tadi siang, kalian sudah
merencanakan makan malam ini..." Selly menghela napas panjang, berusaha
menyembunyikan kesedihannya, "Dia.. dia ada kepentingan mendadak di rumah sakit."
"Apakah calon suamimu sakit lagi?" Gabriel mengangkat alisnya, dan Selly langsung
menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Tidak, bukan begitu, ada seorang temannya yang
menderita sakit parah sama sepertinya mengalami serangan malam ini, dan dia
membutuhkan calon suami saya untuk menemani." 138 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m "Lebih daripada kau membutuhkan kehadiran calon suamimu untuk
menemanimu di hari ulang tahunmu, eh" Bukankah itu berarti calon suamimu lebih
memilih temannya daripada dirimu?" Kata-kata Gabriel terdengar tenang, tetapi
langsung menusuk ke dasar jiwa Selly, membuatnya mengernyit. "Saya tidak akan
berpikiran seperti itu terhadap calon suami saya. Saya tahu dia melakukan apa yang
menurutnya terbaik dan saya mendukungnya." "Dengan membiarkanmu menunggu
sendirian di restoran" Berapa jam, Selly" Satu jam" Dua jam?" "Jangan mencoba
1Another 5 - Santhy Agatha
membuat saya berpikiran buruk pada suami saya." Selly menyela, suaranya terdengar
tegas hingga membuat Gabriel terdiam, "Mohon maafkan saya..." Selly bergumam
kemudian, menyadari kalau dia telah membentak bosnya sendiri, "Saya.. saya rasa
sebaiknya saya pergi." "Makan malamlah denganku, Selly. Aku kebetulan tidak ada
teman dan kebetulan pula bertemu denganmu di sini, lagipula kau belum makan bukan"
Dan di luar hujan deras serta tidak ada taxi kau harus menunggu lama di depan dan
pasti kebasahan." Tatapan Gabriel tampak tak terbantahkan, "Kita bisa menunggu badai
reda sambil makan malam bersama." Selly terpaku di tempat duduknya... meragu.
Apakah dia akan tinggal, ataukah dia akan pergi" ?LoveReads 139 | R a t u - b u k u . b
l o g s p o t . c o m Another 5% Part 11 Selly masih termenung di sana... menatap
bosnya yang hanya memandanginya dengan datar. Mata Selly melirik gelisah ke arah
luar, dari pintu kaca yang mengarah keluar, bisa dilihat bahwa badai hujan sedang
hebat-hebatnya, hembusan angin membawa dedaunan bergulung-gulung dan
pepohonan bergoyang-goyang menakutkan, belum lagi suara guntur yang terus
menerus bersusul-susulan dengan kilat yang menyilaukan. Ya. Mungkin benar kata
Gabriel, di luar sana kemungkinan besar tidak ada taxi karena hujan deras ini. Yang bisa
dilakukan Selly hanyalah duduk di dalam ruangan itu dan menunggu, yang berarti
menerima ajakan makan malam Gabriel. Sebelum Selly sempat memutuskan, seorang
pelayan datang mendekati mereka dan menyerahkan menu, "Apakah anda sudah ingin
memesan?" gumamnya sambil menunduk sopan. Gabriel menerima menu itu dan
memesan makan malam lengkap dari hidangan pembuka sampai penutup kepada Selly,
setelah itu dia menatap Selly sambil mengangkat alisnya, "Apakah kau keberatan
dengan menu yang kupesan?" Selly menggelengkan kepalanya pasrah, dia lapar. Ya.
Tanpa sadar perutnya terasa perih, "Tidak." Gabriel menganggukkan kepalanya, dan
pelayan itupun pergi. 140 | Lama mereka berdua
hanya duduk dan saling berpandangan. "Maafkan aku." Gabriel duduk dengan tenang,
bersandar di kursinya. "Untuk apa?" Gabriel tersenyum, "Karena menghakimi calon
suamimu. Yah bagaimanapun juga aku tidak mengenalnya dan tentu saja tidak berhak
menilainya." mata lelaki itu menatap Selly dengan ramah, "Kita
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
lupakan saja itu dulu ya, dan menikmati makan malam ini." Mau tak mau Selly
menganggukkan kepalanya, dan kemudian Gabriel berdiri dari duduknya, "Tunggu
sebentar, ada yang perlu kubicarakan dengan pelayan." Tanpa permisi lagi Gabriel
berdiri meninggalkan Selly. Pandangan mata Selly mengikuti arah perginya Gabriel,
lelaki itu mendatangi kepala pelayan dan kemudian menggumamkan sesuatu.
Penampilannya yang elegan mungkin telah mendapatkan perhatian si kepala pelayan
karena dia mendengarkan perkataan Gabriel dengan serius sambil
mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah itu Gabriel kembali lagi ke meja Selly,
dengan wajah misteriusnya lelaki itu menyadari Selly bersikap canggung, karena itu dia
tidak banyak berbicara. Ketika makanan pembuka mereka datang, Gabriel dan Selly
menyantapnya dalam keheningan. Ketika menu makanan utama datang, Gabriel sedikit
mengajak Selly bercakapcakap mengenai pekerjaan juga membahas rasa masakan,
suasananya sudah agak cair di antara mereka hingga kemudian mereka selesai
menyantap makanan utama. 141 | "Siap untuk
makanan penutup?" Gabriel tersenyum misterius, lalu dia melirik ke arah kepala pelayan
dan memberikan kode. Koki utama keluar dari dapur, membawakan sebuh roti tart
mungil berwarna putih dengan lilin-lilin warna-warni di atasnya. Seorang pemain musik
mengikuti mereka, membawa biola dipundaknya dan memainkan nada "Happy Birthday
To You" dengan indahnya. Selly ternganga, tidak menyangka. Beberapa pengunjung
1Another 5 - Santhy Agatha
menatap Selly dengan senyuman, mungkin berpikir bahwa Selly begitu ber-untung
karena pasangan makan malamnya begitu perhatian di hari ulang tahunnya. Selly
menatap ke arah Gabriel, terperangah, sementara Gabriel tersenyum. Kepala koki
meletakkan kue ulang tahun itu di meja mereka, lalu membungkuk sambil mengucapkan
selamat ulang tahun untuk Selly, dan kemudian berpamitan. Sang pemain biola masih
memainkan nada musik ulang tahun untuk Selly sampai selesai, setelah itu dia juga
mengucapkan selamat ulang tahun untuk Selly, Selly menganggukkan kepalanya, masih
terperangah dan bingung akan kejutan yang tidak disangkanya itu. Setelah mereka
hanya berdua, Selly menatap Gabriel yang tersenyum manis, "Happy Birthday Selly, ayo
ucapkan permohonanmu dan tiup lilinmu." Selly melakukannya, dia seolah terbawa sihir,
terkejut dan masih bingung, ditiupnya lilin itu sampai padam, matanya terpejam,
mengucapkan permohonan indah untuk dirinya dan Rolan, berharap mereka 142 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m mempunyai masa depan yang bahagia. Ya... tidak
ada lagi yang perlu dimohonkannya bukan" Tuhan sudah begitu baik kepadanya,
menyembuhkan Rolan dari penyakitnya, dan yang Selly inginkan hanyalah dia
mendapatkan kesempatan untuk bersama Rolan di masa depan mereka yang panjang.
Setelah itu dia membuka matanya, dan langsung bertatapan dengan mata cokelat yang
penuh perhatian itu. Dan entah kenapa tiba-tiba saja Selly merasa terharu. Tadinya dia
berpikir akan menghabiskan malamnya dengan menangis, karena apa yang telah
direncanakannya dengan begitu bahagia dari pagi berakhir dengan kekecewaan. Tetapi
kemudian bosnya ini muncul dan dengan penuh perhatian membuatkan perayaan ulang
tahun kecil untuknya. Hanyalah sebuah roti berhias lilin dan musik ulang tahun, tetapi itu
sangat mengena di hati Selly. "Terimakasih." Selly berbisik lirih, sungguh-sungguh.
Matanya berkaca-kaca, penuh dengan rasa haru. Gabriel masih tersenyum, dan
menganggukkan kepala, "Sama-sama Selly, Wish you all the best." ?LoveReads Rolan
menatap jam dinding yang berdetak pelan mengisi kesunyian ruangan. Dia merasa
sangat tidak enak dan sedih. Memikirkan Selly. Selly tampak begitu bahagia sampai
menangis ketika mereka merencanakan makan malam bersama di hari ulang tahunnya,
dan sekarang Rolan menggagalkannya begitu saja. 143 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m Selly pasti amat sangat kecewa.... Perasaan bersalah menusuk diri Rolan.
Tetapi apa yang harus dia perbuat" Sabrina yang pucat dan sakit, sama menderitanya
seperti dirinya yang dulu sepertinya amat sangat membutuhkan dukungannya, dan
Rolan sudah berjanji untuk menemani Sabrina. Suara hujan dan gemuruh petir


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memenuhi penjuru ruangan, membuat Rolan menghela napas panjang, berharap Selly
sudah sampai di rumah dengan selamat. Dia ingin menelepon Selly tetapi baterai
ponselnya habis, dan tidak ada yang bisa dilakukannya selain duduk diam di sini,
menunggu dalam keheningan. Matanya menatap ke arah jemari pucat Sabrina yang
masih menggenggam tangannya dengan begitu erat seolah takut ditinggalkan. Rolan
menghela napas, menahankan dilemanya. ?LoveReads "Terimakasih." Selly menoleh
ke arah Gabriel yang duduk di sebelahnya. Gabriel mengantarkannya pulang setelah
makan malam dan sekarang supir Gabriel menghentikan mobilnya di depan bangunan
yang di dalamnya ada flat Selly. Gabriel menganggukkan kepalanya, menyorongkan
kotak berisi sisa roti tart ulang tahun Selly dengan lembut, "Jangan lupa membawanya."
Lelaki itu tersenyum, "Sampai jumpa besok di kantor, Selly." "Iya. Sampai jumpa besok."
144 | Selly menganggukkan kepalanya juga,
tersenyum tulus, benar-benar penuh terimakasih, lalu supir Gabriel turun dan
membawakannya payung, ketika Selly keluar dari mobil, lelaki itu mengantarkan Selly
sampai ke teras, lalu membungkuk hormat dan melangkah pergi menembus hujan. Selly
masih termenung di sana, menatap ke arah mobil Gabriel yang melaju pergi.
?LoveReads Perayaan ulang tahun... roti berwarna putih dengan lilin warna warni di
1Another 5 - Santhy Agatha
atasnya... Mata Gabriel mengeras ketika hentakan kenangan itu menusuk ke dalam
jantungnya, kenangan akan ibu yang sangat disayanginya... Spanyol l5 tahun yang
lalu.... "Kenapa mama memberikan kekuatan ini kepadaku?" Gabriel yang masih berusia
lima belas tahun menatap mamanya dengan bingung, beban kekuatan itu begitu berat,
membuatnya gemetar. Dunia tidak sama lagi baginya, dunia yang sekarang begitu
berisik penuh dengan suara-suara yang membuatnya pusing, dan kadang dia
berteriak-teriak 1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
sendiri, menangis ketika semuanya tidak bisa tertahankan oleh tubuh mungilnya yang
polos. 145 | Sang mama yang masih nampak
amat muda, karena kekuatan itu membuat umurnya berhenti di usia tigapuluh tahun,
tetapi nampak begitu pucat dan kurus menatapnya penuh sayang, jemarinya menyentuh
pipi Gabriel dan mengusap rambut anak lelakinya itu dengan sayang, "Maafkan mama
karena melimpahkan kekuatan ini sayang... hanya saja mama sudah tidak kuat lagi
menanggung beban kekuatan ini, mama begitu menderita, hidup sekian lama hanya
untuk melihat orang-orang yang mama sayangi meninggal.... begitupun ayahmu yang
meninggal setelah kau dilahirkan." Ayah Gabriel meninggal ketika mama Gabriel belum
mendapatkan kekuatan kegelapan itu, pada saat yang sama, nenek Gabriel yang
ternyata adalah pemegang kekuatan kegelapan selama beratus-ratus tahun mewariskan
kekuatan itu kepada sang mama, membuatnya menanggung beban menjaga
keseimbangan dunia di pundaknya... sama seperti yang dilakukan mamanya kepada
Gabriel. Mama Gabriel -Anabelle, menatap Gabriel dengan pedih, yah dia mungkin
bersalah, Gabriel masih terlalu kecil untuk menanggung semua kekuatan ini, kadang dia
menangis ketika mendengar Gabriel menjerit-jerit kelelahan karena kekuatan ini masih
begitu sulit untuk ditampung oleh badannya yang masih kecil dan lemah. Tetapi
kemudian dia teringat akan almarhum suaminya, ayah kandung Gabriel yang meninggal
jauh sejak lama. Dia merasa lelah dan tak mampu, kekuatan itu memang membuat
umurnya berhenti di usia tigapuluh tahun, tidak bisa menua dan tidak bisa mati, tetapi
hatinya 146 | sendiri perlahan-lahan sudah mati
rasa. Anabelle hanya ingin beristirahat dan meninggal seperti manusia biasa, yah
ternyata dia tidak sekuat neneknya yang bisa menanggung kekuatan ini begitu lamanya.
Karena itulah di malam puncak keputusasaannya Anabelle menyerahkan kekuatan itu
kepada Gabriel, lupa akan segala konsekuensi yang harus ditanggung oleh anak
lelakinya itu ketika harus memegang kekuatan yang begitu besar. Dan sekarang
tubuhnya melemah, tanpa kekuatan kegelapan yang menopangnya, penyakit yang dulu
tak bisa menyerangnya mulai berdatangan, fisik luarnya tampak muda, tetapi bagian
dalam tubuhnya menua beratus-ratus kali lebih cepat... dan dia langsung tak berdaya
karena kanker yang menyerangnya. Kanker yang sama yang sekarang ada di tubuh
puteri tunggalnya, Sabrina. Semasa dia masih memegang kekuatan, Anabelle menyerap
kesakitan Sabrina dengan kekuatannya, sesuatu yang tak boleh dilakukannya. Sebagai
pemegang kekuatan, ada buku aturan semesta yang membatasi sang pemegang
kekuatan agar tidak bertindak semenamena. Dan salah satu aturan di situ adalah
mengenai menyembuhkan penyakit. Sang pemegang kekuatan hanya boleh
menyembuhkan penyakit yang tidak berujung kepada kematian. Untuk penyakit yang
berujung pada takdir kematian, Sang Pemegang kekuatan dilarang menyembuhkannya,
karena hal itu melawan apa yang disuratkan oleh takdir Tuhan, karena meskipun
memiliki kekuatan yang luar biasa, sang pemegang 147 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m kekuatan bukanlah Tuhan yang berhak mengatur hidup dan mati seseorang.
Masalah hidup dan mati sudah diatur oleh kekuatan yang jauh diatas mereka, dan
1Another 5 - Santhy Agatha
mereka tidak boleh mengubahnya. Sang pemegang kekuatan diperbolehkan
meringankan dan menghambat beberapa penyakit ganas dengan mencampurkan
darahnya ke aliran darah si penderita penyakit, tetapi dilarang untuk menghilangkan
rasa sakit yang diderita oleh si penderita penyakit. Konsekuensinya sangat berat ketika
dilanggar, sama seperti yang dirasakan oleh Anabelle sekarang. Jika pemegang
kekuatan nekad menghilangkan rasa sakit penderita yang disumbangkan oleh darahnya,
maka penyakit ganas yang diidap oleh si penderita penyakit akan mengendap di dalam
tubuh sang pemegang kekuatan, berhibernasi, menunggu untuk menggeliat bangkit
ketika kekuatan kegelapan sudah tidak ada lagi di tubuh sang pemegang kekuatan.
Anabelle tahu jelas tahu konsekuensinya, jika dia nekad menyembuhkan Sabrina, maka
dia akan melanggar aturan semesta yang berujung pada kutukan mengerikan berupa
kutukan hidup abadi dalam kesakitan, serta kematian seluruh keturunan dan
orang-orang yang dicintainya. Hal itu tidak mungkin dilakukannya, karena dia sangat
mencintai anak-anaknya. Jadi yang bisa dilakukannya adalah menyumbangkan
darahnya kepada Sabrina, puterinya yang menderita, dan melanggar aturan semesta
dengan menghilangkan rasa sakit Sabrina, dia adalah seorang ibu, mana ada ibu yang
tega melihat anak 148 | perempuan kecilnya
mengerang-erang karena rasa sakit yang diderita. Sekarang Anabelle menanggung
konsekuensinya karena setelah kekuatan kegelapan tidak menopangnya lagi, sel-sel
kanker yang diserapnya dari tubuh Sabrina menyerang dan menggerogoti tubuhnya...
Seharusnya jalan termudah adalah memberikan kekuatan kegelapan kepada Sabrina,
karena itu akan langsung menyembuhkan penyakitnya. Sayangnya Sabrina masih
terlalu kecil sehingga tak bisa diwarisi kekuatannya... selain itu, Anabelle sudah tidak
bisa menunggu lebih lama lagi, dia memang egois dan sekarang keegoisannya yang
tanpa pikir panjang itu, membuat anak lelakinya menanggung beban yang begitu berat
di pundaknya, membuatnya menyesal setengah mati. "Carlos." Anabelle memanggil
pelayan setianya -yang sekarang sudah menjadi pelayan Gabriel- Carlos bukan
manusia, dia adalah mahluk berwujud manusia abadi, yang dikutuk untuk mengabdi
kepada sang pemegang kekuatan, tugasnya melayani sang pemegang kekuatan dan
menjaga buku kuno yang berisi aturan semesta. Carlos memiliki saudara kembar
bernama Marco, sama-sama manusia abadi sepertinya tetapi mengabdi kepada
kekuatan terang. Anabelle tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu sampai-sampai
Carlos dan Marco ditakdirkan berseberangan seperti itu. Yang dia tahu bahwa dia bisa
mempercayai Carlos untuk menjaga dan mengajari Gabriel. Carlos langsung muncul
dari bayang-bayang kegelapan. Anabelle memang bukan tuannya lagi karena dia telah
memindahkan kekuatannya kepada Gabriel, anaknya yang masih kecil yang sekarang
mau tidak mau menjadi tuan tempat Carlos mengabdi. 149 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m "Kumohon jagalah Gabriel, ajari dia menggunakan kekuatannya..." Bahkan
kata-kata sederhana seperti itupun sudah bisa membuat napas Anabelle melemah,
kondisinya sudah benar-benar memburuk. Tubuh Gabriel menegang, dia menatap
mamanya dengan cemas, berlinangan air mata, "Mama mau kemana?" digenggamnya
jemari rapuh Anabelle, "Jangan tinggalkan Gabriel, mama... Gabriel tidak akan bisa
tanpa mama.." Anabelle mencoba tersenyum meskipun seluruh tubuhnya terasa sakit,
ditatapnya Gabriel dengan lembut, "Kau pasti bisa, sayang. Kau adalah anak yang
kuat... kau pasti bisa bertahan...." ?LoveReads Hari ini adalah ulang tahun Anabelle,
dan Gabriel sudah menyiapkan kue ulang tahun berwarna putih, warna kesukaan
mamanya, dengan lilin berwarna-warni di atasnya, sebuah usaha yang menyedihkan
untuk menceriakan suasana. Gabriel menatap kue tart yang diletakkan di meja dapur itu,
dan matanya melirik kearah Carlos dengan muram. "Dia... dia akan segera
meninggalkan dunia ini bukan?" Gabriel berusaha tenang ketika membicarakan
1Another 5 - Santhy Agatha
mamanya, tetapi tetap saja suaranya bergetar. Carlos menghela napas panjang,
menyadari bahwa tuan barunya hanyalah seorang anak kecil, anak kecil yang dipaksa
menanggung beban kekuatan yang besar, dan dipaksa menghadapi kematian 150 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m mamanya yang begitu cepat prosesnya. "Tidak ada
yang bisa kita lakukan, tuan Gabriel.. Anda memang memiliki kekuatan penyembuh,
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
tetapi butuh waktu lama untuk menguasainya, dan karena anda masih kecil, waktu yang
dibutuhkan bahkan lebih lama lagi.... anda masih belum bisa menyumbangkan darah
anda untuk menghambat penyakit mama anda makin ganas..." Gabriel menundukkan
kepalanya sedih. "Tapi kita harus melakukan sesuatu, aku tidak bisa membiarkan mama
meninggal begitu saja." "Yang harus anda lakukan adalah melaksanakan amanat mama
anda, belajar menguasai kekuatan kegelapan dengan sempurna, melaksanakan tugas
anda untuk menjaga keseimbangan dunia ini..." sahut Carlos hati-hati. "Tidak!" Gabriel
menyela keras kepala, matanya bersinar penuh tekad ketika menatap Carlos, "Katamu
ada pemegang kekuatan terang yang menjadi sisi terbalik kekuatan kegelapan... apakah
dia juga bisa menguasai kekuatan penyembuh?" "Ya, namanya Matthias dan saudara
kembar saya, Marco mengabdi kepadanya." nada suara Carlos berubah suram, "Tetapi
kalau anda punya pikiran untuk meminta pertolongan kepadanya, maka akan percuma...
penyakit mama anda sudah mengarah kepada kematian, dan saya yakin, bagi Matthias
yang sangat memegang teguh aturan semesta, menyelamatkan mama anda merupakan
sebuah pelanggaran bagi aturan semesta." "Tetapi dia tidak perlu menyelamatkan
mamaku...." 151 | Gabriel bersikeras, "Dia bisa
saja memberikan darahnya kepada mamaku untuk mempertahankan hidupnya, dan
sambil menunggu aku menguasai ilmu penyembuhan, setelah aku menguasai ilmunya,
akulah yang akan memberikan darahku untuk mama..." Mata Gabriel begitu penuh
harap, "Lagipula dia pemegang kekuatan terang bukan" bukankah kekuatan terang
adalah kekuatan kebaikan yang berarti dia adalah seorang penolong?" Carlos menghela
napas panjang, sepertinya tuan barunya ini amat sangat keras kepala, dan tidak ada
yang bisa dilakukannya selain mengantarkan Gabriel menemui Matthias, meskipun
sebenarnya, dia sudah tahu hasilnya. Matthias sudah pasti akan menolak Gabriel
mentah-mentah. ?LoveReads "Aku tidak bisa membantumu." Matthias menatap anak
kecil di depannya tanpa ekspresi. "Aku memang menghormati mamamu, tetapi
kematiannya sudah dekat, semua upaya sudah terlambat, mencoba menolongnya
hanya akan mendorong ke arah pelanggaran aturan semesta." "Aku mohon kepadamu."
Mata Gabriel berurai air mata, "Hari ini adalah hari ulang tahunnya dan dia begitu
menderita, aku mohon dengan sangat berikan darahmu untuk mamaku, itu akan
meringankan penyakitnya... setidaknya dia bisa menikmati hari ulang tahunnya." 152 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Gabriel berusaha tegar ketika memohon, meskipun
matanya terasa panas ingin menangis membayangkan keadaan mamanya di rumah.
Matthias adalah satu-satunya harapannya, dan penolakan lelaki itu menghancurkan hati
kanak-kanakknya. Matthias menatap ke arah Gabriel, menyadari bahwa anak kecil di
depannya ini adalah penerus kekuatan kegelapan, tetapi kemudian dia tetap
menggelengkan kepalanya. Takdir Anabelle sudah kelihatan, dia akan meninggal hari
ini, sudah tidak ada cara apapun untuk menyelamatkannya... seandainya saja Gabriel
datang beberapa waktu yang lalu, mungkin saja Matthias masih bisa menyumbangkan
darahnya untuk Anabelle, sayangnya semua sudah terlambat sekarang. "Pulanglah."
Matthias memalingkan muka, "Tidak ada yang bisa kau lakukan, ajal Anabelle sudah
dekat dan lebih baik kau menghabiskan waktu mendampinginya di saat-saat terakhirnya
daripada di sini dan memohon tanpa hasil." "Aku mohon padamu!" Gabriel setengah
1Another 5 - Santhy Agatha
menjerit, air matanya sudah mengalir dengan begitu deras di tengah keputusasaan yang
menderanya, "Selamatkanlah mamaku, aku mohon!" Lalu tanpa di duga, Gabriel berlutut
dan bersujud di depan Matthias. Matthias terkejut sampai berjingkat mundur, begitupun
Carlos, dia langsung mendekat dan menyentuh bahu kurus tuan mudanya yang keras
kepala, berusaha mencegah tuannya merendahkan diri sedemikian rupa. "Bangun
Tuan... anda tidak boleh berbuat seperti ini." Carlos berusaha membujuk tuannya
bangkit, tetapi dengan keras kepala. 153 |
Gabriel tetap bersujud dan memohon. Matthias sendiri malah membalikkan badannya.
"Maafkan aku. Tidak ada yang bisa kulakukan. Pulanglah!" kali ini suaranya sangat
tegas, lalu Matthias melangkah pergi dan membanting pintu di belakangnya. Tidak
menyadari bahwa pada detik itu, dia telah mengubah anak kecil berhati polos menjadi
musuh kuat yang menakutkan. Gabriel terbangun dari posisi sujudnya, masih berlutut,
matanya menatap nanar ke arah pintu yang tertutup di depan mukanya... rasa kecewa
dan putus asa membuatnya remuk redam. Ternyata kekuatan terang bukan berarti
kekuatan kebaikan. Kekuatan terang ternyata tak punya hati dan belas kasihan sama
sekali! ?LoveReads Gabriel meletakkan kue putih dengan lilin warna-warni itu dengan
hati-hati di atas meja di samping ranjang Anabelle, "Selamat ulang tahun mama."
suaranya serak, menahankan perasaannya. Anabelle membuka matanya pelan-pelan,
tersenyum haru melihat kue yang disiapkan putera tunggalnya itu dengan susah payah.
"Terima kasih sayang." gumamnya dengan napas tersengal, "Maukah kau meniupkan
lilin itu untuk mama?" Dengan patuh, Gabriel meniup lilin itu sampai padam, air matanya
mengalir lagi ketika menatap mamanya yang begitu rapuh dan lemah, "Mama ingin
mengucapkan permohonan?" 154 | Anabelle
tersenyum, lalu mengerang sedikit ketika merasakan kesakitan menderanya. Ya, dia
tahu bahwa waktunya sudah dekat... "Mama mohon.. ketika kau sudah menguasai
kekuatan penyembuhanmu nanti, kau memang dilarang menyembuhkan penyakit
adikmu karena itu melawan takdir Tuhan, tetapi mama mohon, berikanlah darahmu
untuk adikmu Sabrina... darahmu akan memperlambat selsel kankernya menyebar...
setidaknya dia bisa hidup lebih lama, karena mama ingin adikmu hidup sampai remaja,
menikmati indahnya dunia ini.." air mata Anabelle mengalir, "Meskipun Sabrina harus
hidup dalam kesakitan, tetapi dia tetap berhak hidup..." dengan gemetar Anabelle
meletakkan jemarinya di atas jemari Gabriel, "Jangan kau mencoba menghilangkan rasa
sakitnya, seperti yang mama lakukan kepada Sabrina selama ini, itu akan membuat kita
menyerap penyakitnya, dan ketika kekuatan kegelapan tidak menopang kita, penyakit itu
akan langsung membunuh kita... mama tidak mau nasibmu berakhir seperti mama..."
Gabriel mengangguk, mencondongkan tubuhnya dan mengecup dahi Anabelle dengan
lembut, dia bisa merasakannya, merasakan kulit Anabelle yang semakin lama semakin
dingin, menandakan bahwa kekuatannya semakin lama semakin surut. "Aku berjanji
akan melakukannya, kau bisa tenang, mama..." Anabelle memejamkan matanya,
setetes air mata bergulir di sana. "Kuasailah kekuatanmu dengan sempurna, jadilah
pemegang kekuatan yang terbaik seperti nenekmu... menjaga keseimbangan dunia
ini..." suara Anabelle hilang tertelan napasnya yang tersendat, 155 | R a t u - b u k u . b l
ogspot.com 1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
"Aku mencintaimu, Gabriel... anakku, maafkan aku karena memberikan beban ini
kepadamu...." Lalu suara Anabelle melemah, napasnya tersendat-sendat dan Gabriel
bisa merasakannya, merasakan bagai mana kehidupan meninggalkan tubuh sang
mama pelan-pelan, hingga akhirnya tidak ada sama sekali. Ditatapnya tubuh mamanya
yang sudah tidak bernyawa itu dengan penuh air mata, suaranya bergetar ketika
1Another 5 - Santhy Agatha
memanggil pelayan setianya. "Carlos." Carlos langsung muncul dari bayang-bayang
kegelapan, "Saya turut berduka, tuan." Gabriel menganggukkan kepalanya sedikit, ada
api di matanya, "Aku akan belajar menguasai kekuatan kegelapan itu dengan
sempurna... dan setelah itu, aku akan membunuh Matthias." Pada detik itu Gabriel
sudah membulatkan tekad untuk menghancurkan kekuatan terang. Kekuatan terang
adalah musuhnya. Gabriel tidak akan pernah memaafkan Matthias dan semua
kekuatannya. Dia akan menghancurkannya. ?LoveReads Kembali ke masa sekarang...
"Kita sudah sampai Tuan." suara supirnya yang ragu-ragu membuat Gabriel tersentak
dari lamunan masa lalu itu. Gabriel mengerjap dan menatap ke luar jendela mobilnya,
mereka ternyata sudah sampai di lobby mansion tempat tinggalnya. Mereka sepertinya
sudah berhenti 156 | lama disini, dan karena
Gabriel tampaknya terlalu larut dalam lamunannya, supirnya pada akhirnya memutuskan
untuk menegurnya. "Terimakasih." Gabriel menganggukkan kepalanya sedikit kepada
supirnya, lalu membuka pintu mobil dan melangkah menuju lobby mansionnya. Hujan
masih turun deras, seperti tirai kelabu yang basah dan dingin di luar sana. Kue tart dan
semua perayaan ulang tahun tadi telah membawa Gabriel kepada kenangan lama yang
sekian lama ingin dilupakan, kenangan akan hari kematian mamanya... Ya... Kekuatan
terang akan selalu menjadi musuh besarnya, Gabriel tidak akan berhenti sebelum bisa
memusnahkan kekuatan terang yang munafik itu. Matthias memang sudah dibunuhnya,
tetapi itu belum membuatnya puas, Gabriel tidak akan berhenti sampai semuanya habis.
Dan sekarang ada Rolan yang pasti sedang menyiapkan diri di bawah arahan Marco...
Gabriel tersenyum sinis, hatinya memang jahat, tetapi dia adalah seorang petarung
yang adil, akan ditunggunya sampai Rolan menguasai kekuatannya, baru setelah itu
akan ditantangnya lelaki itu. Selain demi keadilan, Gabriel akan kehilangan kenikmatan
bertarung kalau harus menghadapi musuh yang terlalu lemah. Yah... perang antara
dirinya dan Rolan akan segera tiba, hanya saja, dia masih belum tahu bagaimana
nantinya peran Selly di antara mereka. Mungkin memang akan ada pengorbanan
nyawa, mungkin juga tidak. Apapun itu, Gabriel benar-benar tidak sabar menunggu


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rolan siap untuk melawannya... ?LoveReads 157 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m Another 5% Part 12 Selly duduk di ranjangnya, di kegelapan malam sambil
memegang ponselnya. Berkali-kali dia berusaha menghubungi Rolan, tetapi nomor hp
kekasihnya itu tetap tidak aktif... Apakah Rolan masih di rumah sakit" Bersama
Sabrina" Kenapa Rolan tidak menghubunginya" Perasaan Selly terasa sedih, bergayut
dengan rasa kecewa yang mendalam, diliriknya jam dinding di kamarnya, sebentar lagi
lewat dari jam dua belas malam. Ulang tahunnya akan berakhir, dan Rolan bahkan
belum memberikan satupun ucapan selamat ulang tahun kepadanya... Setetes air mata
bergulir dari sudut mata Selly ketika dia membaringkan tubuhnya ke tempat tidur,
meringkuk miring dalam posisi janin yang baru lahir dan memejuamkan matanya.
?LoveReads Ketukan di pintu flatnya membuat Selly membuka matanya. Ketukan itu
terdengar bersemangat dan semakin lama semakin kencang, hingga sampai ke
kamarnya. Selly terduduk, berusaha mengumpulkan kesadarannya setelah terbangun
dari tidurnya, dan kemudian mengernyitkan kening, kembali melirik ke arah jam dinding.
158 | Masih pukul empat dini hari, siapa
gerangan yang bertamu sepagi ini" Dengan hati-hati Selly meraih sweater yang
tersampir di kursi di sebelah ranjangnya dan memakainya untuk melapisi gaun tidurnya,
Dia kemudian melangkah ke luar kamarnya, sambil menyalakan lampu-lampu ruangan
karena keadaan masih gelap. Ketika sampai di depan pintu, Selly tertegun ketika
mendengarkan suara itu. "Selly, sayang, bukakan pintu, ini aku Rolan..." Tanpa pikir
panjang, Selly langsung membuka pintunya, jemarinya sedikit gemetar ketika
melakukannya. Rolan datang! Pintupun terbuka, dan diambang pintu berdiri Rolan
1Another 5 - Santhy Agatha
dengan wajah sedih dan menyesal. Lelaki itu tampak kusut, seperti tidak tidur
semalaman. "Maafkan aku sayang" Suara Rolan begitu serak, lelaki itu melangkah maju,
tampak ragu, tetapi kemudian karena tidak ada penolakan dari Selly, dia langsung
bergerak dan merengkuh Selly ke dalam pelukannya, erat-erat sampai napas Selly
terasa sesak. ?LoveReads Gabriel duduk termenung di kegelapan, di ruang kerjanya
yang luas dan dingin. Matanya hanya tertuju kepada satu titik. Sebuah foto... foto
mamanya, senyumnya lebar dan ceria... ketika itu penyakitnya 159 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m belum sampai merenggut senyum itu dari wajahnya. Dahi Gabriel
mengerut, kalau saja waktu itu Matthias memutuskan untuk menolong ibunya, apakah
Gabriel akan menjadi orang yang berbeda" Seluruh dirinya dipenuhi oleh dendam,
kebencian yang mendalam kepada kekuatan terang dan keinginan kuat untuk
menghancurkannya. Mungkin kekuatan kegelapan telah mempengaruhinya, dan
membuatnya begitu kejam, tetapi Gabriel masih teringat rasa putus asanya ketika
berlutut di depan Matthias dan memohon kepadanya demi nyawa mamanya, hanya
untuk diabaikan. Kekuatan terang bukanlah kekuatan kebaikan, tidak jika Matthias
bahkan tega menolak permohonan seorang anak kecil -yang sangat mencintai
mamanya- dan putus asa. Gabriel mengernyit. Tiba-tiba merasa tekanan di dalam
dirinya, tekanan yang tidak pernah dirasakannya. sebuah pertanyaan terus berkutat di
benaknya. Kenapa Rollan harus memiliki Selly sebagai cinta sejatinya" ?LoveReads
"Sayangku, maafkan aku... maafkan aku...." Rolan mengucap kalimat itu berulang-ulang
seolah-olah satu kalimat saja tak cukup untuk menebus kesalahannya, "Maafkan aku
Selly, aku telah membuatmu kecewa." Lelaki itu memeluk Selly semakin erat, mengecup
rambut dan pelipisnya. Selly pada akhirnya tersenyum dan mendongakkan kepalanya,
menatap Rolan dengan lembut, 160 | "Sudah..
tidak perlu meminta maaf lagi, aku tidak apa-apa kok." Rolan menatap wajah kekasihnya
itu dengan sayang, "Kau begitu baik dan aku begitu jahat telah membuatmu kecewa di
hari ulang 1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
tahunmu." Ulang tahunnya sudah lewat tentu saja. Tetapi tidak apalah. Selly menghela
napas panjang, setidaknya sekarang Rolan hadir di sini bersamanya, bukankah itu
sudah cukup" "Duduklah dulu, Rolan, kau tampak kusust dan lelah." Selly melepaskan
diri dari pelukan Rolan, "Aku akan membuatkan teh hangat untukmu." Rolan menurut,
melepaskan Selly dari pelukannya dan melangkah ke sofa di ruang tengah sederhana di
dalam flat Selly, beberapa saat kemudian, Selly datang membawa nampan berisi dua
cangkir teh hangat dan sepiring kue-kue kecil. Mereka duduk bersama di sofa, Rolan
meneguk teh-nya dan menghela napas panjang, sementara Selly menatapnya dengan
prihatin, "Bagaimana keadaan Sabrina?" Rolan menggelengkan kepalanya, tampak
sedih, "Buruk, kondisinya sama sekali tidak membaik, sungguh ajaib dia bisa bertahan
selama ini, dokter bilang, tubuh Sabrina memiliki pertahanan yang sangat baik sehingga
bisa memperlambat perkembangan sel-sel kanker itu..." Tiba-tiba ekspresi Rolan
berubah serius, "Tapi aku disini bukan untuk membahas masalah Sabrina, aku ingin
minta maaf karena menghancurkan rencana makan malam kita di hari ulang tahunmu."
161 | "Kau sudah minta maaf berkali-kali dari
tadi." Sabrina tersenyum. "Dan mungkin aku tidak termaafkan. Aku tahu betapa kau
menginginkan makan malam romantis ini, di hari istimewa pula dan kau sungguh baik
hati karena bahkan tidak marah kepadaku." Rolan sungguh-sungguh menyesal, dia
benar-benar tidak menginginkan ini terjadi, padahal di makan malam romantis mereka
itu, dia berencana untuk melamar Selly... tiba-tiba jemarinya meraba ke saku celananya,
mencari kotak cincin mungil itu... dan tidak menemukannya. Rolan mengerutkan dahinya
1Another 5 - Santhy Agatha
kehbingungan. Cincin itu tidak ada! Apakah... apakah jangan-jangan jatuh di rumah
sakit" di kamar Sabrina" Selly mengamati ekspresi Rolan yang berubah-ubah dan
menatap cemas, "Kau tidak apa-apa Rolan" Ada apa?" Rolan berdehem bingung, tidak
mungkin bukan kalau dia mengatakan bahwa dia kehilangan cincin yang sedianya akan
digunakan untuk melamar Selly" Tidak, ini seharusnya menjadi kejutan untuk Selly, jadi
Rolan lebih baik mencari cincin itu dulu dan kemudian melamar Selly di waktu lain yang
tepat. Dia akan ke rumah sakit kembali untuk mencari cincinnya yang mungkin saja
jatuh di kamar Sabrina... itu nanti. Sekarang dia akan fokus kepada Selly. "Eh.. bukan,
mungkin aku agak sedikit lelah." Selly tersenyum kembali dengan lembut, "Kau boleh
istirahat di sofa ini kalau mau." "Terimakasih Selly." Rolan menatap kekasihnya itu
dengan serius, matanya berbinar. "Selamat ulang tahun Selly, bertahun kemarin 162 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m ketika kita sakit, kita selalu merayakannya
bersama di rumah sakit, di ruangan kamarku dalam kondisiku yang buruk. Sekarang
ketika aku sehat, aku malahan mengacaukan segalanya." Jemari Rolan menyentuh pipi
Selly dengan lembut, "Maafkan aku atas ucapan selamat ulangtahun yang terlambat ini."
Rolan menundukkan kepalanya, lalu mengecup bibir Selly dengan penuh perasaan.
?LoveReads "Kudengar kau mengacaukan perayaan ulang tahun Rolan dengan
kekasihnya." Gabriel baru saja memasukkan darahnya ke infus Sabrina, seperti
biasanya. "Kenapa kau lakukan itu?" Sabrina melirik Gabriel sedih, "Bukankah itu juga
menguntungkanmu?" Ekspresi Gabriel tidak terbaca, "Kenapa kau lakukan itu, Sabrina?"
bibir Gabriel hampir tak bergerak, tetapi kata-kata yang didesiskannya meluncur dengan
dingin membuat Sabrina merinding, itu adalah tanda bahaya, Sabrina harus jujur kalau
tidak mau menyulut kemarahan kakaknya. "Aku ingin merayu Rolan, sehingga dia mau
menyembuhkan penyakitku. Penyakit yang kau tidak mau menyembuhkannya." "Rolan
masih belum bisa melakukannya. Dia belum bisa menggunakan kekuatannya secara
maksimal, dan harus belajar banyak dari Marco, pendampingnya." sela Gabriel cepat.
163 | "Aku tahu, dan itu malahan
menguntungkanku, memberiku waktu untuk mengambil hatinya, dan nanti ketika dia
punya kekuatan penyembuh itu, dia tidak akan bisa menolak permohonanku."
Permohonan. Gabriel langsung teringat betapa dia memohon kepada Matthias, pemilik
kekuatan terang sebelumnya, dan ditolak. Yah. Kalau Marco berhasil membuat Rolan
memahami buku peraturan alam semesta, dia yakin bahwa Rolan akan menolak
Sabrina. Semoga saja Rolan tidak sebodoh itu bisa takluk dalam pesona Sabrina.
Gabriel menatap sinis, "Kau sudah tahu bukan bahwa menyembuhkan penyakit
seseorang yang sudah berada di takdir kematian adalah hal yang terlarang dan akan
menyebabkan kutukan pada sang pemilik kekuatan?" "Aku tahu." Sabrina mengalihkan
matanya, tak tahan ditatap Gabriel seintens itu, "Aku hanya berpikir, kalau aku bisa
merayu Rolan untuk menyembuhkanku, dia akan menerima kutukannya. Dan kau akan
menang." Langkah kaki Gabriel yang mendekati ranjang Sabrina tampak mengancam,
"Jangan pernah berpikir bahwa apapun bantuanmu akan membuatku senang. Jangan
ikut campur Sabrina... Kau seharusnya tahu bahwa aku ingin menang dengan caraku
sendiri." Jemari Gabriel terulur, hendak menyentuh dahi Sabrina, membuat Sabrina
beringsut ketakutan... Tetapi kemudian langkah Gabriel terhenti ketika dia menginjak
sesuatu yang keras di kakinya. Dia menunduk dan mengerutkan kening ketika melihat
sebuah kotak berwarna hitam 164 | mungil yang
terinjak di bawah sepatunya. Gabriel membungkuk dan mengambil kotak itu dengan
jemarinya. Sebuah kotak cincin. "Apa itu?" Sabrina mencoba melongok meskipun takut
Rasa ingin tahu mengalahkan ketakutannya. "Bukan apa-apa." Gabriel menatap Sabrina
tajam dan memasukkan benda itu ke sakunya, membuat Sabrina tidak berani
bertanya-tanya lagi. "Ingat, jangan macam-macam Sabrina." gumamnya dingin sedetik
1Another 5 - Santhy Agatha
sebelum bayangan gelap menelan tubuh Gabriel dan membuatnya menghilang dari
ruangan itu. ?LoveReads Sebuah cincin... cincin yang indah dengan inisial nama R&S
di bagian dalamnya... Rolan ternyata berniat untuk melamar Selly... Gabriel tersenyum
sinis, jemarinya memegang cincin mungil itu dan menatapnya dingin. Sayangnya Rolan
begitu bodoh dan menjatuhkan cincin itu, membuatnya yakin bahwa Rolan
mengurungkan lamarannya kepada Selly. Dia harus memisahkan dua anak manusia
itu... bagaimanapun caranya, karena ikatan antara Rolan dan Selly tidak boleh menjadi
kuat. Cincin itu tampak memuai di tangan Gabriel, ditempa oleh panas yang tak terlihat,
lalu dalam hidungan detik, cincin itu lebur menjadi abu berwarna keemasan yang
bertebaran di udara, hancur tak bersisa. ?LoveReads 165 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m Selly meletakkan tiga potongan kue tart berlapis gula putih yang baru
dipotongnya dari kue tart pemberian Gabriel kemarin di meja yang bisa dijangkau dan
seteko kopi dalam termos yang akan selalu hangat.
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Makanan itu disiapkannya untuk Rolan ketika lelaki itu bangun nanti. Dia kemudian
melirik ke arah Rolan yang masih tidur meringkuk di balik selimut di sofa ruang
tengahnya. Rolan memang menginap di rumahnya, dan tentu saja tidur di sofa. Rolan
tampak kelelahan, dan Selly tidak tega membangunkannya. Dia sendiri sudah
berpakaian resmi hendak ke kantor dan sebentar lagi akan berangkat naik kendaraan
umum. Diteguknya kopinya sendiri, lalu dia meraih tasnya, dengan hati-hati dia berjalan
mendekat ke arah Rolan yang masih terlelap. Dibungkukkannya badannya dan
dikecupnya dahi Rolan dengan lembut, "Aku pergi dulu sayang." bisiknya pelan, penuh
cinta, lalu melangkah meninggalkan flatnya. ?LoveReads Bertemu dengan Gabriel
mungkin akan terasa canggung setelah peristiwa semalam. Selly membatin dalam hati
ketika membuka pintu ruangan kantornya, dan kemudian menghela napas panjang
karena Gabriel ternyata belum datang. Biasanya Gabriel akan duduk di balik meja
besarnya itu dan sibuk dengan pekerjaan di depannya. Selly teringat akan kebaikan
Gabriel semalam, dan mau tak mau rasa terima 166 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m kasih membanjiri benaknya oleh karena kebaikan dan perhatian yang diberikan
oleh atasannya itu. Dia sama sekali tidak menyangka, di balik ekspresi dingin dan
misterius atasannya, tersimpan kebaikan hati yang tulus. Tiba-tiba pintu ruangan itu
terbuka, dan lelaki yang sedang dibatin oleh Selly masuk. Gabriel seperti biasa tampak
elegan dengan penampilannya yang rapi dan berkarisma, lelaki itu tersenyum ketika
melihat Selly sudah duduk di balik mejanya, "Selamat pagi." sapanya ramah, "Apa
kabar?" Selly menganggukkan kepalanya, "Baik, terimakasih Sir, dan selamat pagi
juga." Gabriel melangkah duduk di kursi besarnya dan bertanya sambil lalu, "Apakah
kau dan calon suamimu sudah menyelesaikan masalah kalian berdua?" Selly tersenyum
dan menganggukkan kepalanya, "Semua baik-baik saja." Dia melemparkan senyum
terimakasih kepada Gabriel, "Dan terimakasih untuk anda, Sir. Anda benar-benar
menyelamatkan hari ulang tahun saya." Senyum Gabriel melebar. Ekspresi yang sangat
jarang ditampilkannya, garis-garis wajahnya ketika tersenyum lebar membuat Selly
terpesona karena aura ketampanannya yang langsung memancar jauh, dan tiba-tiba
saja jantungnya berdebar. "Sama-sama Selly, aku senang melakukannya." jawab
Gabriel dengan nada misterius, lalu mengalihkan matanya ke pekerjaannya dan
mengabaikan Selly. 167 | Sementara itu Selly
merenung, meskipun matanya berusaha memfokuskan diri pada berkas-berkas di
mejanya, benaknya bertanyatanya, pertanyaan yang dia sendiri tidak tahu jawabannya.
Kenapa jantungnya berdebar" ?LoveReads Beberapa jam mungkin telah berlalu, dan
sinar matahari yang menyelip dari gorden jendela mengenai matanya, membuat Rolan
1Another 5 - Santhy Agatha
tesadarkan dari tidur pulasnya, dia menggeliat, kemudian membuka matanya sedikit,
pada mulanya bingung dengan kondisi sekelilingnya, lalu ingatannya kembali dan sadar
bahwa dia berada di flat Selly. "Selly?" Rolan memanggil dengan suara serak. Tetapi
suasana hening, lelaki itu lalu melirik ke arah jam tangannya. Sudah jam sepuluh pagi,
pantas saja, Selly pasti sudah berangkat kerja. Rolan menggeliat, dan matanya
menangkap potongan kue berlapir krim putih di piring dan termos minuman di
sebelahnya, bibirnya tersenyum. Selly begitu perhatian kepadanya, perempuan itu pasti
akan menjadi isteri yang terbaik. Tetapi bibirnya mengerucut ketika melihat potongan
Tiga Naga Sakti 14 Kambing Jantan Karya Raditya Dika Dendam Empu Bharada 25

Cari Blog Ini