Ceritasilat Novel Online

Embrace Chord 2

Embrace The Chord Karya Santhy Agatha Bagian 2


jeans serta kemeja... Mamanya menatap ekspresi Rachel dan tersenyum geli, "Ayo kita
pergi dan berbelanja gaun." gumamnya, tiba-tiba merasa bersemangat bisa mempunyai
kesempatan untuk mendandani Rachel yang biasanya tidak mau berdandan itu. 68 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Mereka akhirnya mendapatkan sebuah gaun setelah
beberapa kali keluar masuk di kompleks perbelanjaan yang sangat ramai itu. Gaun itu
sederhana, berwarna ungu muda, nyaris putih, modelnya melekuk di tubuh sampai ke
pinggang, lalu jatuh terjuntai melebar ke bawah, sampai semata kaki. Mamanya juga
memilihkannya sepatu hak tinggi dengan warna senada untuk melengkapi
penampilannya. Rachel menatap gaun yang digantungkan oleh mamanya di lemarinya
itu dan kemudian tersenyum miris. Yah... secantik apapun penampilannya nanti, Calvin
sepertinya tidak akan meliriknya, karena lelaki itu pasti akan memusatkan perhatiannya
kepada Anna yang pasti beribu kali lebih cantik daripada Rachel. ?LoveReads Malam
pesta itu tiba. Jason memasang jas-nya dan menatap cermin, lalu tersenyum muram,
dia harus menjemput Arlene, kencannya malam ini. Yah, Jason sedang berperan
sebagai kekasih yang sempurna sebelum nanti menghancurkan Arlene jika waktunya
tepat. Jason memang selalu memilih pasangan yang lebih tua, dia memilihnya dengan
hati dingin dan kejam, mencari yang semirip mungkin dengan ibunya, karena semakin
mirip maka akan semakin puas hatinya ketika menyakiti mereka nanti.... 69 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m Tiba-tiba saja bayangan akan Rachel melintas di benak
Jason. Apakah Rachel akan datang ke pesta dansa itu" Jason tersenyum sini,
seharusnya Rachel datang, dan dia pasti akan ditemani oleh Calvin, pasangan yang
dibelanya mati-matian itu. Yah... pesta itu akan sangat menarik kalau Rachel
benar-benar datang, dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk membuat Rachel
tidak berkutik lagi.... Tiba-tiba saja Jason tidak sabar untuk segera datang ke pesta itu.
?LoveReads Rachel menatap bayangannya di cermin dan mengernyit, dia tampak
seperti perempuan yang berbeda malam ini, dengan gaun feminim dan riasan wajah
tipis yang disapukan mamanya ke pesta. Sang mama juga menatap cermin, tersenyum
melihatnya, "Nah, sekarang kau sudah siap untuk datang ke pesta." Mama Rachel
mengedipkan sebelah matanya, "Ayo, temui Calvin yang sudah menunggu di bawah, dia
pasti akan sangat terpesona kepadamu." gumam sang mama, membuat pipi Rachel
memerah karena malu. Hati-hati Rachel melangkah ke bawah, menuruni tangga, dia
memang tidak terbiasa mengenakan sepatu hak tinggi, sekarang saja kakinya sudah
terasa pegal. Rachel berdoa semoga kakinya bisa bertahan, dia tidak mau jatuh ataupun
Embrace The Chord - Santhy Agatha
terkilir gara-gara sepatu ini. Dan benar, sepertinya Calvin terpesona, karena lelaki itu
membelalakkan mata70 | nya, lalu bersiul
memuji ketika melihat penampilan Rachel. "Wow... gaun itu sangat cocok denganmu,
Rachel. Kau benar-benar tampak seperti perempuan." Pujian yang menggoda itu
membuat Rachel membelalakkan matanya, "Memangnya selama ini aku tidak tampak
seperti perempuan?" Calvin tergelak, lalu mengulurkan tangan dan menggandeng
Rachel menuju mobilnya, "Aku baru sadar, selama ini aku jarang sekali memandangmu
sebagai perempuan." gumamnya ringan. Dalam perjalanan, Rachel merenungkan
kata-kata Calvin.. jadi begitu, Calvin jarang memikirkannya sebagai perempuan, karena
itulah lelaki itu tampak amat sangat tidak peka dengan perasaan yang dipendam oleh
Rachel kepadanya. Rachel menghela napas pedih, yah, mungkin selamanya dia harus
bertahan, menahankan sakit hati karena selalu dipandang sebagai anak kecil, sebagai
adik oleh Calvin. Tapi... bukankah kata-kata Calvin tadi menyiratkan kalau dia mulai
menyadari bahwa Rachel tampak seperti seorang perempuan" Mungkinkah gaun dan
penampilan feminim ini memberikan kesempatan baginya" Mungkinkah Calvin
terpesona dengannya hingga mempunyai perasaan lebih" Yah. Rachel
sungguh-sungguh berharap itu bisa terjadi. ?LoveReads Harapan Rachel langsung
runtuh seketika ketika dia melihat penampilan Anna yang rupanya sudah menunggu
Calvin di lobby 71 | ruang dansa. Anna luar
biasa cantiknya dengan gaun warna merah gelap yang kontras dengan kulitnya yang
cerah berkilau dan rambut cokelatnya yang panjang bergelombang sampai ke pinggang.
Dan perempuan itu tampak seperti perempuan dewasa -Rachel melirik iri ke arah tubuh
yang sintal dengan lekuk menonjol dan seksi di buah dada dan pinggulnya yang seperti
gitar spanyol- Yah, bagaimanapun juga, Rachel tampak seperti anak kecil jika
dibandingkan dengan Anna. Dan sepertinya Calvin juga berpikiran seperti itu, karena
mata lelaki itu langsung berbinar ketika melihat Anna. "Anna, kau cantik sekali." Calvin
mengulurkan tangannya dan Anna langsung menyambutnya sambil tersenyum lebar.
"Kau terlalu memuji, Calvin." "Aku tidak hanya memuji tapi sungguh-sungguh, bagiku
kau adalah perempuan tercantik di pesta ini." Kata-kata Calvin langsung membuat hati
Rachel mencelos, untung saja dia berhasil menyembunyikannya dalam ekspresi
datarnya ketika Anna akhirnya melihatnya dan menyapanya "Hai Rachel, apa kabar?"
Rachel mencoba tersenyum manis, "Kabarku baik" dia lalu melongok ke dalam ruang
dansa, "Permisi sebentar, ada yang harus kulakukan." Calvin tersenyum lebar, "Jam
setengah sebelas kita bertemu di sini lagi ya Rachel, aku sudah berjanji kepada
mamamu, dan dia akan membunuhku kalau aku tidak membawamu pulang tepat
waktu." Rachel hanya menganggukkan kepalanya, melirik sekilas kepada 72 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Calvin sebelum dia pergi, dan merasakan hatinya seperti
tertusuk ketika menyadari bahwa perhatian Calvin sekarang sudah sepenuhnya tertuju
kepada Anna. ?LoveReads Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Pesta itu ramai, dan semua orang tampak bercampur baur. Rachel memilih posisi di
paling sudut, mencoba tidak mencolok dan kemudian menatap ke lantai dansa. Pesta ini
meriah tentu saja, dengan jamuan makan malam yang melimpah ruah, tertata elegan di
sudutsudut ruangan, banyak orang yang makan sambil mengobrol dan tertawa
bersama. Dan ketika musik dimainkan, beberapa pasangan langsung turun ke lantai
dansa untuk berdansa. Rachel menatap senyum-senyum di bibir para psangan itu. Dia
pernah memimpikan berada di posisi yang sama, dengan Calvin tentunya. Sayangnya
mimpi itu tidak terwujud.... Matanya tiba-tiba menangkap Calvin yang tengah
menggandeng Anna sambil tertawa, mengajaknya ke lantai dansa. Dia tidak bisa
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mengalihkan pandangan matanya dari dua manusia yang tampak sangat serasi ketika
berdansa itu... dan tiba-tiba saja, Rachel merasa seperti manusia paling merasan
sedunia. "Apakah kekasihmu sedang berselingkuh?" Suara itu terdengar di sampingnya
begitu saja, membuat Rachel terkejut, dia menoleh dan melihat Jason sudah berdiri di
sampingnya, 73 | lelaki itu berpakaian formal dan
tampak amat sangat tampan dan elegan. Dan sepertinya lelaki itu terbiasa muncul
tiba-tiba tanpa suara. "Calvin bukan kekasihku, dia menganggapku sebagai adiknya."
Jason memiringkan kepalanya, ada senyum di sana, "Oh ya, dan kau menganggapnya
seperti apa?" Pipi Rachel memerah, menyadari bahwa Jason mungkin sedang
menghinanya. "Terserah aku menganggapnya seperti apa, itu bukan urusanmu."
gumamnya dingin, lalu hendal melangkah pergi, tetapi langkahnya tertahan ketika Jason
menahan dengan menggenggam pergelangan tangannya yang mungil. "Hei, aku tidak
bermaksud membuatmu tersinggung, Rachel." Suaranya lembut, seperti ajakan
perdamaian, "Ayo kita berdansa." Dan kemudian tanpa Rachel bisa menolaknya, Jason
setengah menyeretnya ke lantai dansa. Rachel berdiri dengan kaku, kebingungan. Dia
sebenarnya sama sekali belum pernah turun ke lantai dansa sebelumnya, apalagi
bersama seorang lelaki. Tetapi rupanya Jason adalah pasangan dansa yang sangat
sabar, dengan lembut lelaki itu mengatur posisi tangan Rachel, dan kemudian
membimbingnya bergerak mengikuti musik waltz yang lembut. "Kau tidak pernah
berdansa sebelumnya ya?" tebak Jason dengan cepat, membuat pipi Rachel memerah.
74 | "Tidak." jawabnya singkat. Jason terkekeh,
"Sudah kuduga." Celanya, "Jangan sampai kau menginjak kakiku." godanya. Rachel
membelalakkan matanya menatap Jason tersinggung, "Jangan kuatir, aku tidak akan
menginjak kakimu yang berharga itu." Kata-kata Rachel yang ketus itu entah kenapa
membuat Jason malahan merasa geli, senyumnya makin melebar, "Bagaimana dengan
tawaranku" apakah kau berubah pikiran?" Rachel tergeragap ketika langsung ditanya
seperti itu, sebenarnya tadi dia sedang mencuri-curi pandang ke arah Calvin yang
sedang berdansa dengan tubuh merapat ke Anna. Mereka tampak seperti pasangan
kekasih... apakah itu benar" mungkinkah Calvin dan Anna sudah menjadi pasangan
kekasih" "Rachel." Jason tampak jengkel, "Aku bertanya kepadamu." Rachel berdehem,
mencoba mengingat pertanyaan Jason tadi. Apa kata Jason tadi" Dan sebelum sempat
Rachel menemukan jawabannya, seseorang menyela mereka, Rachel menoleh dan
mendapati perempuan dewasa yang sangat cantik dan terlihat matang, "Jason, panitia
memintaku untuk memanggilmu, kau diminta mem-berikan sambutan." Arlene yang
menyela tersenyum manis kepada Jason, dia bahkan tidak memandang ke arah Rachel,
seolah-olah Rachel bukanlah perempuan yang berarti untuknya. 75 | R a t u - b u k u . b
l o g s p o t . c o m Jason mengerutkan keningnya, "Aku sedang berdansa, Arlene."
"Oke." kali ini Arlene mulai memperhatikan Rachel dan sedikit terkejut ketika melihat
betapa mudanya Rachel. Tadi dia ke kamar mandi untuk memperbaiki riasannya, dan
ketika kembali, dia mendapati bahwa Jason sudah berdansa dengan seorang
perempuan. Dia memang menginterupsi dansa ini dengan tujuan memisahkan Jason
dan perempuan itu... tetapi kalau perempuannya masih ingusan seperti ini, sepertinya
Arlene tidak perlu cemas - perempuan ini jelas bukan selera Jason, dan bukan
saingannya. "Tapi panitia mengatakan bahwa kau harus memberi sambutan, Jason."
Arlene tetap keras kepala, "Aku cuma menyampaikan pesan, dan kalau kau keberatan,
kau bisa menyampaikan sendiri kepada mereka." Rachel bisa melihat ada kilatan di
mata Jason, hanya sekejap, tetapi kemudian kilatan itu menghilang dan berubah
menjadi tatapan lembut, tatapan lembut yang ditujukan kepada Rachel, "Oke. Maafkan
aku Rachel. Aku harus memberikan sambutan sialan itu." dan kemudian dengan sopan,
Jason melepaskan pelukan dansanya, lalu meraih jemari Rachel, dan mengecup
Embrace The Chord - Santhy Agatha
punggung tangannya dengan lembut. Ketika Jason berlalu, Rachel masih tertegun di
sana, menatap punggung tangannya yang terasa panas. Kecupan di tangannya ini
membawa kembali memori yang sudah berusaha dihapusnya, memori 76 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m tentang ciuman Jason waktu itu kepadanya... dan tiba-tiba
saja pipinya memerah seperti kepiting rebus. Ketika Jason menaiki panggung, semua
orang langsung memusatkan perhatian mereka kepada si tampan jenius biola yang
sangat terkenal itu. Semua orang tentu saja mengagumi penampilan Jason, dan juga
keahlian bermainnya yang luar biasa. Jason tersenyum kepada semuanya, meski
senyum itu tidak sampai ke matanya, "Terimakasih atas semua yang hadir di pesta ini,
dan terimakasih kepada semua yang menganggap saya pantas berdiri di sini untuk
memberi sambutan. Selamat datang juga kepada para siswa senior yang duapuluh di
antaranya akan menjalani kelas khusus bersama saya mulai besok. Saya harap kalian
semua menyiapkan diri, dan bagi yang belum lolos, saya yakin masih ada kesempatan
di tahun depan." Rachel menatap ke arah Jason, dan mau tak mau mengagumi
ketampanan lelaki itu, bahkan dari jauhpun Jason tampak amat sangat tampan sayangnya ketampanan itu tidak dibarengi dengan kelakuan yang baik - Rachel
langsung teringat akan deretan pacar-pacar Jason yang berjajar dan berganti seakan
tiada habisnya, ya.. reputasi Jason sebagai pematah hati perempuan memang sudah
melegenda, herannya banyak perempuan yang tetap saja mencoba menaklukkan hati
Jason meskipun mereka tahu bahwa Jason berbahaya... mungkin para perempuan itu
ingin saling berlomba menjadi perempuan yang berhasil menaklukkan hati sang
penghancur perempuan... 77 | Lamunan Rachel
terputus ketika dia merasakan Jason menatapnya dalam-dalam, dan sebelum Rachel
sempat berpikir, tiba-tiba Jason
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
sudah bergumam di atas panggung. "Dalam kesempatan ini saya ingin memperkenalkan
murid khusus saya, hanya ada satu orang murid yang saya pilih untuk menjadi anak
bimbingan saya secara intensif, mungkin dalam beberapa waktu ke depan." Jason
mengedikkan dagunya ke arah Rachel, membuat semua mata langsung terpusat
kepada Rachel. Jason tampak tersenyum puas melihat ekspresi Rachel yang
kebingungan dan tak bisa berkata-kata, lalu melanjutkan, "Malam ini saya akan
mempertunjukkan duet biola saya bersama Rachel sebagai persembahan kepada
semua orang." Lelaki itu lalu mengulurkan jemarinya ke arah Rachel yang terpaku
seperti orang bodoh di tengah ruangan, sementara semua mata memandang
kepadanya, "Mari Rachel, naiklah ke panggung." sambung Jason kemudian, ada
senyum puas disana ketika melihat bahwa Rachel sudah mati kutu dan tidak bisa
membantah. Rasakan kau perempuan keras kepala. Gumam Jason dalam hati.
Sekarang tidak ada alasan bagi Rachel untuk menolaknya. ?LoveReads 78 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Embrace The Chord Part 6 Rachel benar-benar terkejut.
Dia ternganga menatap ke arah Jason. Sementara seluruh mata memandangnya. Apa
yang dikatakan Jason tadi" Apakah lelaki itu menjebaknya sehingga tidak bisa menolak
di tengah begitu banyak orang" Rachel melemparkan tatapan marah kepada Jason,
tetapi lelaki itu hanya tersenyum simpul dan menatap Rachel dengan tak tahu malu.
Pada akhirnya, mau tak mau Rachel melangkah ke panggung penuh dengan dorongan
untuk mencaci maki Jason di depan umum. Tapi tentu saja dia tidak bisa melakukannya.
Rasa frustrasi membuatnya menatap Jason dengan marah dan mengancam, tetapi
Jason malah menatapnya dengan ekspresi geli, "Apakah kau membawa biolamu?"
"Tidak." Rachel menjawab cepat sambil menggertakkan gigi. Jason terkekeh, "Aku
membawa dua, kau boleh pinjam punyaku." Jason mengedikkan kepala kepada
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pegawainya dan orang itu dengan tergoph-gopoh membawakan dua tempat biolanya
kepada mereka. Jason mengambil satu, sebuah biola warna cokelat kemerahan,
membuat Rachel ternganga, "Itu Stradivarius?" Rachel tetap menanyakan pertanyaan
itu meskipun dia sudah tahu jawabannya, tentu saja dia tahu dia telah membaca semua
artikel tentang biola ini dan sekarang melihat secara langsung 79 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m biola ini di depan matanya membuatnya seolah bermimpi. Biola
Stradivarius adalah biola yang amat sangat langka, tidak bisa diduplikasi, karena
pembuatnya, Antonio Stradivari berhasil menerapkan teknik yang misterius dan rahasia,
sehingga tidak akan pernah ada yang bisa meniru caranya. Sang pembuat biola ini telah
membakar habis semua dokumendokumen tentang cara-cara dan ramuan biolanya itu
sebelum akhirnya dia meninggal dunia. Biola Stradivarius terkenal memiliki suara
paling jernih dan volume terbesar, dengan nada yang paling murni yang membuat
mereka terlihat hampir 'hidup' di tangan seorang maestro pemain biola. Dan sekarang,
dari sekitar 1.100 instrumen musik karyanya seperti gitar, biola, viola dan cello, hanya
650 saja yang masih ada hingga saat ini, dan khusus untuk biola diperkirakan hanya
tinggal 100 buah saja yang masih tersisa, dan Jason ternyata memiliki salah satu dari
seratus itu. Jason menganggukkan kepala seolah tidak peduli dengan ketakjuban
Rachel, "Ini warisan dari ayahku. Kau pakai yang satunya." Lelaki itu mengedikkan
bahunya ke arah kotak yang belum dibuka. Dan Rachel dengan penuh rasa ingin tahu
membuka kotak biola itu. Seketika itu juga dia sadar, bahwa itu adalah biola yang selalu
dipakai oleh Jason. Rachel selalu melihat Jason memainkan biola ini di setiap rekaman
video penampilan Jason. Itu adalah biola Paganini yang terkenal. Berbeda dengan
Stradivarius yang menciptakan suara indah dengan sendirinya, biola Paganini sangat
sulit dimainkan, karena ada 80 | perbedaan yang
kontras antara nada tinggi dengan nada rendahnya. "Kau membiarkanku memakainya?"
Rachel ternganga. Jemarinya menelusuri permukaan biola itu yang begitu halus. Ini
adalah salah satu biola tua berumur hampir empat ratus tahun... Dan termasuk biola
yang paling sulit dimainkan. Bisakah dia menggunakannya" Jason tersenyum, menarik
perhatian Rachel. "Aku yakin kau pantas menggunakannya. Ayo, kita harus memberikan
pertunjukan yang luar biasa kepada orang-orang ini." Matanya menajam, "Bach's
Chaconne, bisa?" Rachel mengerutkan keningnya, Jason rupanya tak
tanggungtanggung, Bach's Chaconne adalah karya solo biola oleh Johann Sebastian
Bach, Chaconne Partita in D minor for solo violin adalah bagian penutup dari
keseluruhan musik, yang katanya ditulis untuk mengenang isteri pertama Johann
Sebastian Bach yang telah meninggal sebelumnya. Musik ini penuh dengan nada yang
sulit dan teknik tingkat tinggi, memaksa sang violinist menguasai seluruh aspek dalam
bermain biola untuk memainkannya. Tetapi jika dimainkan dengan sempurna, hasilnya
akan sepadan karena bisa membuat siapapun yang mendengarnya merasakan
kesedihan itu, kenangan itu, dan hanyut dalam musik indah yang menyayat hati. Rachel
ragu, biarpun dia pernah mempelajarinya beberapa waktu yang lalu, dia masih ingat
seluruh nadanya. Matanya melirik ke arah penonton yang menunggu, dan terpaku ke
arah Calvin yang ter81 | senyum lebar sambil
mengedipkan persetujuan kepadanya... Sementara Anna merapat erat di pelukannya
dan sebelah lengan Calvin merangkul pinggang feminim Anna dengan intim. Tiba-tiba
Rachel merasakan dorongan semangat di benaknya, keinginan untuk menunjukkan
kepada Calvin bahwa dia berharga, bahwa dirinya cukup menarik untuk dilihat dan
dikejar... Bahwa Calvin seharusnya menyadari perasaan Rachel. Rachel mengangguk
ke arah Jason yang menunggunya, "Aku siap." Jason tersenyum, melihat semangat
yang menyala di mata Rachel. "Kalau begitu, mari kita buat mereka semua terpesona."
Lelaki itu berdiri dengan begitu tampan dan mempesona, bahkan dia sebenarnya tidak
Embrace The Chord - Santhy Agatha
perlu memainkan biola untuk membuat penonton terpesona, penampilannya yang luar
biasa tampan, dengan tuxedo hitam yang membalut tubuhnya dan rambutnya yang
disisir rapi ke belakang dengan postur tegak posisi memegang biola sudah pasti bisa
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
membuat semua orang tergila-gila. Jason memulai nada awal, Rachel menyusul untuk
melengkapinya. Dia menggesek biola indah milik Jason dan terpana akan keindahan
nada yang dihasilkannya, sangat berbeda dengan biola yang biasa dipakainya.
Kemudian permainan biola Jason yang begitu indah membawa Rachel ke dalam dunia
musik yang membius. Semuanya menghilang, para penonton, panggung yang tinggi,
ruangan yang penuh orang seakan 82 |
menghilang semua. Rachel merasakan dirinya berdiri bersama Jason, di sebuah


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

padang rumput yang luas, menatap pasangan yang sedang jatuh cinta duduk di
rerumputan sambil berangkulan, dan mereka berdua memainkan musik yang indah itu,
musik kenangan akan cinta sejati seseorang. Rasanya begitu cepat, Rachel bermain
biola sambil memejamkan matanya, dan kemudian Jason memainkan nada penutup,
Rachel mengiringinya dengan sempurna. Dan kemudian..... selesai. Jason berdiri dan
memegang biola dengan sebelah tangannya, tersenyum menghadapi penonton.
Sementara Rachel membuka matanya, napasnya sedikit terengah, dan langsung
berhadapan dengan wajah-wajah takjub di sana, beberapa bahkan ada yang ternganga.
Lalu Jason tertawa, dia meletakkan biolanya dan bertepuk tangan. Tepuk tangan itu
memecah keadaan, dan membawa tepuk tangan berikutnya yang susul menyusul,
suasana riuh rendah oleh tepuk tangan yang membahana memenuhi ruangan.
Sementara itu Jason tertawa, tampak takjub sekaligus senang, dia mendekat ke
hadapan Rachel, berdiri di sana, "Kau sangat hebat!" gumamnya antusias, dan
kemudian tanpa disangka Jason membungkuk dan meraih pinggang Rachel, sedikit
mengangkat tubuh mungil perempuan itu, lalu mencium bibirnya! Jason mencium bibir
Rachel di atas panggung, di hadapan ratusan penonton yang masih diliputi ketakjuban
akan permainan biola yang begitu indah dan sempurna. Suara tepuk tangan makin riuh
rendah 83 | mengiringi ciuman mereka, sampai
kemudian Jason melepaskan bibir Rachel, tidak peduli akan wajah Rachel yang bingung
dan pucat pasi, lelaki itu masih merangkul pinggang Rachel dan tertawa, kemudian
membawa Rachel membungkuk kepada seluruh penonton. Jason menciumnya lagi!
Rachel masih setengah terpana setengah bingung ketika menuruni panggung.
Orang-orang berebutan menyalami dan memberinya selamat karena mendapat
kehormatan bermain dengan Jason serta diangkat sebagai murid bimbingan khususnya.
Beberapa mengatakan betapa irinya mereka akan kesempatan yang diperoleh oleh
Rachel itu. Tetapi yang berkecamuk di benak Rachel adalah bibirnya yang panas dan
membara akibat kecupan Jason yang tanpa ampun. Lelaki itu bersemangat dan
melumat bibirnya tanpa permisi. Jason sudah merenggut ciuman pertamanya, dan
sekarang bahkan dia juga mengambil ciuman keduanya! Rachel merengut, merasa
semakin kesal ketika menyadari bahwa Jason juga menjebaknya, dia sengaja
mengumumkan kesediaan Rachel -yang sudah pasti dikarangnya- di depan umum,
membuat Rachel sekarang tidak bisa menolaknya. Well, ternyata Jason bukan hanya
lelaki arogan dan bertemperamen buruk, tetapi juga pemaksa dan licik untuk
mendapatkan keinginan-nya, terlebih lagi, lelaki itu tukang cium sembarangan! Rachel
masih mengerutkan keningnya ketika Jason mendekat ke arahnya, beberapa orang
masih melirik ke arah mereka, mencoba 84 |
mendengarkan percakapan mereka dengan penuh ingin tahu. "Kau harus mempunyai
waktu tiga jam sehari untuk berlatih bersamaku." gumamnya arogan dan memaksa.
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Rachel membuka mulutnya dengan marah, hendak membantah, tetapi bersamaan
dengan itu, interupsi datang menyela. "Jason!" Arlene menghampiri mereka berdua
dengan tergesa, "Astaga, bagus sekali sayangku, kau bermain dengan begitu indah,
gesekan jarimu yang sempurna membuatku sangat bergairah." Lalu seolah sengaja,
Arlene merangkulkan lengannya di leher Jason dan menciumnya. Sementara itu Rachel
menatap dengan jijik. Astaga, Jason mungkin sudah terlalu lama hidup di luar negeri
sehingga menganggap sebuah ciuman itu bukanlah hal yang tabu dilakukan di depan
umum. Apalagi mengingat beberapa waktu yang lalu, lelaki itu menciumnya di atas
panggung dan sekarang dia berciuman di tengah pesta dengan kekasihnya. Rachel
harus jauh-jauh dari Jason, kalau tidak lelaki itu mungkin akan merusak kepolosannya.
Jason sendiri membalas ciuman Arlene, dan ketika selesai, dia mengangkat alisnya
menatap Arlene, "Untuk apa ciuman itu Arlene?" Jason tersenyum. Arlene melirik ke
arah Rachel dengan penuh arti. Tentu saja ciuman itu untuk menunjukkan kepada anak
ingusan yang beruntung menjadi murid istimewa Jason itu, bahwa Arlene memiliki
Jason. Perasaan cemburu membuat Arlene lupa diri, cemburu dan waspada, karena
Jason tidak pernah memberikani perhatian dan keistimewaan seperti yang
diberikannnya kepada Rachel sebelumnya. 85 |
Dan Rachel menerima pesan dari Arlene dengan jelas, dia hanya mencibir. Kenapa
perempuan itu sepertinya takut kepadanya" Padahal dia sama sekali tidak berpikiran
untuk mendekati Jason. Tidak selama bumi masih berputar! "Untuk ucapan selamat
sayang, kau hebat seperti biasanya dan membuatku tergila-gila." Arlene menyapukan
jemari lentiknya ke pipi Jason, lalu dengan gerakan sengaja seolah melecehkan Rachel,
dia menolehkan kepalanya, berpura-pura baru menyadari kehadiran Rachel dan
mengangkat alisnya, "Dan selamat juga untukmu, kau harusnya bersyukur bisa menjadi
murid Jason." gumamnya ketus setengah menghina. Rachel mencibir, "Saya tidak
pernah minta kok, terimakasih." Setelah menganggukkan kepalanya mencoba sopan,
Rachel membalikkan badannya dan tergesa menjauh sejauh mungkin dari Jason.
Sementara itu mata Jason terus mengawasi sampai Rachel menghilang, hal itu tidak
luput dari pandangan Arlene, membuat hatinya panas. Dia harus bisa menarik perhatian
Jason lagi! "Apakah kau tertarik padanya?" pada akhirnya Arlene tidak bisa menahan
diri, dia mencoba mengalihkan perhatian Jason dengan bertanya. Rupanya berhasil
karena Jason menatap Arlene lagi, "Apa maksudmu?" "Perempuan ingusan itu." Arlene
memandang ke arah Rachel pergi, "Apakah kau tertarik kepadanya?" 86 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m Jason langsung tertawa. "Tertarik kepadanya" tentu saja
Arlene, kau pasti tahu bahwa aku selalu tertarik dengan siapapun yang memiliki bakat
besar di bidang musik, terutama biola. Anak itu adalah berlian yang belum terasah, dan
di tanganku dia akan menjadi berkilauan." Jason melirik Arlene dan tersenyum, "Apakah
kau cemburu?" Arlene mengerucutkan bibirnya dengan manja, "Tentu saja, kau
memperhatikannya terus dari tadi." Jason tertawa lagi, mengecup bibir Arlene dengan
ringan, "Jangan kuatir sayang, saat ini aku sepenuhnya milikmu." bisiknya dengan
mesra, membuat senyum Arlene melebar dan matanya berbinar penuh
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
cinta. Saat ini aku sepenuhnya milikmu, jadi nikmatilah selagi bisa... Jason bergumam
dalam hati, dan bibirnya tersenyum sinis membayangkan saatnya nanti dia
menghancurkan hati Arlene, seperti yang selalu dilakukannya kepada
perempuan-perempuan lainnya. ?LoveReads Rachel berhadapan dengan Calvin yang
masih merangkul pinggang Anna dengan mesra, lelaki itu tersenyum lebar. "Jadi Jason
yang cerdik membuatmu mau tidak mau menerima tawarannya." Gumamnya setengah
geli. Rachel langsung cemberut, "Dia lelaki licik." desisnya pelan. "Kau tidak boleh
Embrace The Chord - Santhy Agatha
berkata begitu tentangnya." Anna tiba-tiba menyahut, tampak tidak suka, "Seharusnya
kau beruntung dia mau membimbingmu, banyak orang di sini yang mau melakukan apa
saja 87 | supaya bisa menjadi murid bimbingan
khusus Jason, dan kau seolah tidak menghargainya dan tidak tahu terimakasih." Rachel
memucat mendengar kata-kata ketus Anna kepadanya, dia juga menerima tatapan
kebencian Anna kepadanya, dan sebelum bisa berkata apa-apa, Anna tiba-tiba
mendongak dan menatap Calvin penuh penyesalan, "Kurasa aku harus segera pulang,
papaku sudah memberi isyarat sejak tadi." gumamnya lembut, lalu mengecup pipi
Calvin, "Terimakasih atas dansanya yang menyenangkan sayang." Calvin
menganggukkan kepalanya, mengecup jemari Anna sebelum perempuan itu melangkah
pergi. Lelaki itu lalu menatap Rachel yang masih menatap kepergian Anna dengan
bingung dan kemudian mengangkat bahu, "Maafkan kata-kata ketusnya tadi." gumam
Calvin lembut, "Kau tahu, Anna juga termasuk penggemar Jason, dia memang pemain
piano dan dia memuja kejeniusan Jason, dia pernah bercerita salah satu impiannya
adalah mendapatkan kesempatan untuk resital piano dan biola duet bersama Jason...
Calvin mencolek ujung hidung Rachel dengan menggoda, "Kau adalah orang paling
beruntung di ruangan ini, hanya saja kau tidak menyadarinya." Beruntung" Rachel
mengedarkan pandangannya dan menemukan Jason tengah mengecup bibir Arlene lagi
dan lagi. Dia mengerutkan keningnya, apakah semua orang dibutakan oleh kejeniusan
Jason sehingga tidak memperhatikan betapa buruknya sikap lelaki itu" ?LoveReads 88
| "Jadi kau akan menjadi murid khusus Jason,
akhirnya." mama Rachel tersenyum puas, senang karena apa yang dia harapkan
menjadi nyata. Rachel menyesap susu cokelatnya dan cemberut, hari ini dia akan
mengikuti kelas khusus untuk 20 siswa terpilih yang akan diajar sendiri oleh Jason.
Setelah itu, 19 murid lain boleh pulang dan hanya dia sendiri yang akan mendapatkan
tiga jam tambahan bersama Jason. Tiga jam berduaan bersama lelaki arogan itu...
semoga Rachel bisa menahankannya. Dengan cepat dia meneguk susunya, berdiri,
bersiap menghadapi semuanya. Lalu ada suara mobil berderum di halaman depan
rumah mereka. Rachel dan mama Rachel saling berpandangan. Siapa yang bertamu
sepagi ini" Dan kemudian suara ketukan pintu terdengar, Rachel-lah yang duluan berdiri
dan membuka pintu itu. Dan kemudian dia terpana. Jason berdiri di sana dengan
ekspresi datarnya yang biasa. ?LoveReads 89 |
Embrace The Chord Part 7 "Apa yang kau lakukan di sini?" Rachel ternganga,
benar-benar kaget akan kehadiran Jason di depan pintu rumahnya, dengan penampilan
santai yang luar biasa tampan. Jason tersenyum lebar, mengangkat kaca hitam yang
dikenakannya dan menaruhnya di kepala, "Menjemputmu, kau pikir apa" Aku rasa murid
khusus perlu diperlakukan istimewa." "Tidak perlu, terimakasih." Rachel mengerutkan
keningnya, masih teringat di benaknya kemarin lelaki itu menciumnya tanpa permisi.
Jason bukan hanya merebut ciuman pertamanya, lelaki itu juga merebut ciuman
keduanya! Dan setelah itu Jason berciuman dengan Arlene pula seolah ciuman bibir
adalah hal biasa untuknya. "Aku bisa berangkat sendiri ke kampus." "Ada yang ingin
kubicarakan denganmu, penting." Jason masih tetap tersenyum, seolah tak peduli
dengan sikap ketus Rachel. Rachel membuka mulutnya hendak mengusir Jason, tetapi
kemudian suara mamanya menginterupsi di belakangnya, "Siapa itu Rachel?" mamanya
sudah muncul di belakang Rachel, dan kemudian tertegun senyap. Rachel bisa
membayangkan ekspresi mamanya yang ternganga dan dia tak perlu menoleh ke
belakang untuk memastikannya. "Jason?" suara mamanya penuh dengan rasa kaget,
"Kenapa ada di sini pagi-pagi sekali?" 90 | Jason
langsung menebarkan pesonanya, senyumannya memang dimaksudkan untuk
meluluhkan hati perempuan manapun, tak terkecuali mama Rachel. "Selamat pagi
Embrace The Chord - Santhy Agatha
nyonya, saya hendak menjemput Rachel." Mama Rachel langsung luluh tanpa ampun,
"Wah astaga, kau menjemput Rachel sendiri" ayo.. ayo masuklah kau pasti belum
sarapan, ayo sarapan dulu." "Mama, Jason pasti sudah sarapan...." "Wah
menyenangkan sekali, kebetulan saya lapar." Jason menyela, melemparkan pandangan
penuh kemenangan kepada Rachel yang menatapnya dengan cemberut dan kesal, lalu
setengah geli berjalan mendahuli Rachel memasuki rumahnya. Mereka duduk di dapur
itu, dan mama Rachel dengan tergesa menghidangkan telur orak-arik khas buatannnya
dan waffle keju yang disirap dengan sirup mapple yang manis. Jason menerima
piringnya dengan penuh rasa terimakasih, membuat Rachel mencibir karena
menyangka lelaki itu berpura-pura hanya untuk mengambil hati mamanya. Tetapi
kemudian Rachel melirik dan mengangkat alis melihat Jason melahap makanannya
dengan lahap seolah memang sangat menikmatinya. Lelaki itu benar-benar
menghabiskan makanannya, lalu meletakkan sendoknya dan tersenyum senang,
"Sarapan yang luar biasa enak, terimakasih nyonya." gumamnya mempesona, dan
Rachel mengamati 91 | ibunya, menyadari
bahwa mamanya benar-benar tersipu-sipu! Astaga! pesona Jason memang benar-benar
tiada duanya! ?LoveReads "Kenapa kau begitu tidak menyukaiku?" Jason pada
akhirnya berhasil memaksa Rachel berangkat bersamanya dan masuk ke mobilnya,
apalagi dengan dukungan mama Rachel yang sangat antusias. Rachel melirik sedikit ke
arah Jason, kemudian langsung memalingkan muka. Astaga, meskipun dia tidak simpati
dengan sikap pemaksa, arogan dan egois Jason, tetapi ketampanan lelaki itu yang luar
biasa memang tak tertahankan, membuatnya sesak napas. "Aku tidak membencimu...."
gumam Rachel pelan, tidak rela
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
mengatakannya, karena jauh di dalam hatinya dia memang benarbenar tidak menyukai
Jason, di balik wajah tampannya, lelaki ini berbahaya, dia terkenal sebagai pematah hati
perempuan. Oh ya, bakatnya bermain biola memang luar biasa dan begitu jenius,
Rachel mengagumi kemampuan Jason, tetapi bukan berarti dia bisa menerima sikap
buruk Jason. Jason sendiri tersenyum sinis, seolah tak percaya dengan kata-kata
Rachel, "Baguslah kalau begitu." gumamnya, "Karena aku akan menjadi mentormu, dan
seorang murid yang sukses adalah murid yang menghormati gurunya." Lelaki itu
menatap lurus ke depan, menjalankan kemudi dengan lancar, suasana hening sejenak
hingga 92 | Rachel melirik ke arah Jason, dan
memberanikan diri bertanya, "Katamu ada yang ingin kau katakan?" "Apa?" Jason
melirik sedikit. "Tadi kau bilang kau menjemputku karena ada yang ingin kau katakan?"
"Oh itu." Tatapan mata Jason tampak misterius, "Aku berubah pikiran, nanti saja. Kau
bisa melihatnya sendiri, akan kutunjukkan." Rachel menatap Jason dengan kesal,
menyadari bahwa sikap Jason memang seperti ini, suka berbuat seenaknya.
?LoveReads Ketika mobil mereka parkir di parkiran dan Rachel melangkah turun,
Calvin kebetulan ada di sana dan sedang turun dari mobilnya. Wajah dan senyum
Rachel langsung cerah ketika melihat lelaki pujaan hatinya itu, dan itu tidak luput dari
pengawasan Jason, "Calvin!" Rachel memanggil Calvin dengan bersemangat, membuat
lelaki itu menoleh, sementara Rachel berjalan cepat, mengejar Calvin dan meninggalkan
Jason di belakangnya. Jason meringis, menyimpan senyum pahit kepada dirinya di
dalam hatinya. Baru sekali ini seumur hidupnya, seorang perempuan yang berjalan
bersamanya meninggalkannya untuk mengejar lelaki lain. Rachel benar-benar tidak
mempan dengan pesonanya rupanya. 93 |
"Rachel?" Calvin menghentikan langkah, tersenyum lebar, kemudian matanya menatap
ke arah Jason yang berjalan tenang di belakang Rachel dan dia mengangkat alisnya,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
"K-kau datang bersama Jason?" Rachel mendekati Calvin, menoleh sedikit ke arah
Jason yang berjalan pelan di belakangnya, lalu berbisik, "Dia menjemputku tanpa
peringatan ke rumah, mengambil hati mamaku sehingga mamaku mendorongnya ke
mobilnya." Calvin ternganga, "Jason...." dia menjemputmu sendiri" wah kau memang
benar-benar istimewa Rachel." senyum Calvin melebar ketika Jason semakin dekat, dia
menunduk sopan, "Selamat pagi Sir." sapanya tak kalah sopan. Jason hanya
mengangkat alisnya, mengamati Calvin yang begitu sopan dan kemudian berganti ke
arah Rachel yang cemberut menatapnya, lalu tersenyum, "Selamat pagi, sampai
bertemu nanti di kelas." lelaki itu menoleh ke arah Rachel, menatapnya dengan intens,
"Jangan lupa, kau harus tinggal 3 jam untuk pelatihan khusus bersamaku, setelah
pelatihan sesi kelas nanti." Setelah mengucapkan kalimat arogan itu dan tanpa
menunggu Rachel menjawab, Jason melangkah pergi. ?LoveReads Kelas khusus
memang luar biasa, Jason benar-benar melatih dua puluh anak terpilih dengan metode
yang pribadi, mengenali setiap 94 | siswa,
mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing dengan akurat hanya dengan
sekali mendengarkan permainan, dan kemudian melakukan koreksi dan mengeluarkan
bakat yang belum tergali. Hanya dalam satu sesi, permainan murid-murid khusus di
kelas itu menjadi lebih baik. Jason ternyata bukan hanya pemain biola yang jenius, dia
juga mentor yang luar biasa. "Aku baru menyadari bahwa posisi sikuku yang biasa
menghambat gesekanku ketika mencapai nada tinggi." Calvin berbisik di telinga Rachel
ketika sesi pelatihan mereka hampir selesai, "Luar biasa.... aku dan orang-orang di
sekitarku bahkan tidak menyadarinya, tetapi dia langsung tahu apa yang kurang dari
permainanku hanya dari beberapa menit mendengarkannya." Calvin tampak
benar-benar kagum kepada Jason, dan ketika Rachel hanya menganggukkan
kepalanya, Calvin merangkul Rachel penuh sayang, "Pelatihan sudah hampir selesai,
dan hanya dalam satu sesi dia memperbaiki permaikanku menjadi luar biasa, kau
benar-benar beruntung Rachel bisa mendapatkan sesi tambahan khususnya." Rachel
menatap Calvin mencoba tersenyum, yah semua orang terus dan terus mengatakan
betapa beruntungnya Rachel, jadi yang bisa dilakukan Rachel hanya tersenyum dan
mencoba bersikap seperti seseorang yang tahu terimakasih. "Setelah ini kau akan
kemana?" Ini hari Senin, biasanya Calvin akan mengajak Rachel makan malam
bersamanya setiap Senin, lalu mereka 95 | akan
menonton film baru di bioskop. Ya, sejak dulu, hari Senin memang hari Rachel bersama
Calvin. Calvin menatapnya dengan menyesal, "Aku tahu Senin adalah hari kita
bersenang-senang, tapi sekarang kau tidak bisa pergi karena masih ada sesi tiga jam
bersama Jason..." senyum Calvin melebar, "Jadi aku mengajak Anna jalan, kami akan
makan steak dan kemudian nonton." Dan sekali lagi, Calvin mematahkan hati Rachel
tanpa lelaki itu menyadarinya... tiba-tiba Rachel sangat ingin lari saja, kembali ke
kamarnya lalu menangis keras-keras dan tidak perlu mengikuti sesi latihan
'keberuntungannya' bersama Jason. ?LoveReads "Hentikan." Jason bergumam tajam,
menyuruh Rachel menghentikan permainan biolanya. Mereka sudah berdua saja
sekarang di ruangan itu. Dan Jason menyuruh Rachel memainkan kembali Bach's
Chaconne yang dimainkannya kembali bersama Jason, kali ini solo bukan duet. Rachel
menghentikan permainannya dan langsung bertatapan dengan mata tajam Jason. "Apa
yang mengganggu pikiranmu" Bach's Chaconne seharusnya membawa perasaan
pemujaan, kenangan akan isteri tercinta, alunannya bisa membawa kita mengenang
akan cinta sejati dua anak 96 | manusia. Tetapi
yang kudengar dari permainanmu sekarang adalah sakit hati yang pedih dan
menyanyat-nyayat, berbeda sekali dengan permainanmu kemarin." Jason berdiri di
depan Rachel, menatap tajam ke arah Rachel yang terdiam, kemudian mengulurkan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
jemarinya dan meraih dagu Rachel yang menunduk, "Apa yang mengganggu pikiranmu,
Rachel?" Rachel memalingkan mukanya, melepaskan diri dari jemari Jason di dagunya,
"Tidak.. bukan apa-apa, maafkan aku, kurasa aku hanya lelah." "Lelah?" Jason
mengangkat alisnya, "Ini bukan gara-gara Calvinmu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
bukan?" Pipi Rachel langsung memerah dan Jason tidak memerlukan jawabannya, dia


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghela napas panjang, tampak kesal. "Anak remaja dan pencarian cintanya." lelaki
itu bergumam menghina tidak mempedulikan pelototan tersinggung Rachel, "Aku hanya
berusaha mengembangkan kemampuanmu dan kau malahan berkutat dengan cintamu
yang bertepuk sebelah tangan." Jason membalikkan tubuhnya, "Kemasi biolamu, kurasa
kita tidak akan bisa latihan malam ini." Rachel terpaku, Apakah Jason menyuruhnya
pulang" apakah pada akhirnya lelaki itu menyadari bahwa Rachel ternyata tidak
berbakat dan melatihnya adalah hal yang sia-sia. Tiba-tiba ada penyesalan yang
mengganggu Rachel, tetapi dia cepat-cepat menggelengkan kepalanya 97 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m dan menghilangkan pikiran itu. Ini yang diharapkannya
bukan" Bahwa Jason akan melepaskannya dan tidak memaksanya mengikuti pelatihan
khusus yang sudah ditolaknya" ?LoveReads Ternyata Jason tidak membawanya
pulang, mobilnya mengarah ke pinggiran kota, lalu berhenti di sebuah cafe yang ramai,
di sana ada pertunjukan life music, konser mini band yang suaranya berdentamdentam
sampai ke luar. Pengunjung cafe itu banyak sekali, beberapa adalah remaja seumuran
Rachel, laki-laki dan perempuan, semua berdesak-desakan, meluber sampai ke luar
pintu cafe, "Kita ada di mana?" Rachel menoleh ke arah Jason, kebingungan. Jason
hanya tersenyum simpul, dan melirik ke arah Rachel, "Ini yang akan kutunjukkan
kepadamu. Selama ini kau pasti mengira aku adalah pemain musik klasik yang kolot,
yang arogan, sombong dan tidak menghargai kemampuan orang lain di bawahku.
Mungkin dengan ini kau bisa melihat bahwa pemain musik klasik, khususnya pemain
biola sepertiku, kadangkala bisa juga bersikap seperti manusia biasa." Senyumnya
melebar, lalu turun dari mobil, "Ayo Rachel, turun." Rachel masih menatap bingung,
tetapi kemudian dia turun juga, dan tidak bisa menolak ketika Jason menggandeng
tangannya. Mereka 98 | melangkah melalui
pintu belakang yang dijaga, sepertinya mengarah khusus ke bagian belakang panggung
konser mini itu. Penjaga itu ternyata mengenali Jason, senyumnya melebar, "Kau
datang juga Jason." sapanya ramah. Jason menganggukkan kepalanya dan tersenyum,
"Tentu saja, aku tidak akan melewatkan acara ini. Apakah David sudah di dalam?"
"David dan semuanya sudah menunggu di dalam." Penjaga itu menoleh ke arah Rachel
yang ada dalam gandengan Jason, kemudian mengangkat alisnya, "Selera baru, eh?"
Jason tertawa, mengedipkan sebelah matanya, "Kadang-kadang aku senang mencicipi
daun muda." gumamnya dalam tawa, tidak mempedulikan pipi Rachel yang merah
padam ketika lelaki itu setengah menyeretnya masuk ke dalam gedung itu. ?LoveReads
"Jason." seorang lelaki tampan dengan tampilan anak band langsung menyambut
Jason, "Kau datang juga, kami tidak sabar menanti pertunjukanmu yang spektakuler."
Pertunjukan Jason yang spektakuler" Rachel mengerutkan keningnya. Apakah Jason
akan bermain biola di sini" Tetapi.... tidak cocok untuk dimainkan di sini bukan" musik
band yang keras dan berdentam di luar sana dan teriakan penonton 99 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m yang antusias tentu saja jelas-jelas menunjukkan bahwa mereka
bukan penggemar musik klasik.... "Aku senang memiliki waktu untuk memberikan
pertunjukan yang spektakuler di sini, David." Jason tersenyum, "apakah semuanya
sudah siap"' "Tentu saja kami selalu siap untukmu." Lelaki bernama David itu
memberikan reaksi yang sama seperti penjaga di depan ketika melihat Rachel,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mengangkat alisnya skeptis, "Selera baru Jason" tidak ku sangka kau juga memangsa
gadis-gadis muda." Jason tertawa. "Jangan ganggu dia David, dia bukan korbanku, dia
muridku, aku minta orangmu untuk menjaga dia selama aku tampil." Lalu tanpa
berkata-kata, Jason melangkah masuk ke ruang musik, Rachel terbirit-birit
mengikutinya, dia tidak mau tersesat di tempat yang tidak dikenalnya ini, tempat yang
hingar bingar dan sangat ramai. "Kau akan bermain biola?" tanya Rachel tergesa. Jason
menoleh, menatap Rachel dan mengangkat alisnya, "Biola" tentu saja tidak, aku akan
bermain gitar." Lelaki itu lalu meraih gitar hitam pekat yang ada di kotak di sana,
kemudian memasang ke tubuhnya. "Kau bermain gitar" kau bermain band?" itu adalah
sisi lain yang tidak pernah dibayangkan oleh Rachel sebelumnya, dia selalu
membayangkan Jason sebagai seorang pemain biola klasik, berdiri di 100 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m tengah orkestra megah, diantara para penonton yang
memenuhi seluruh kursi sampai ke tribun kehormatan, mengenakan tuxedo klasik lalu
menggesek biola di pundaknya dan memainkan nada musik klasik dengan indah dan
sempurna. Jason yang ada di depannya ini sekarang berpenampilan acak-acakan,
santai, dan memasang gitar hitam di tangannya.... dan seorang pemain band! Sebelum
Rachel sempat berkata-kata, ada suara riuh rendah di antara penonton di panggung
depan. Jason tersenyum, "Itu panggilan untukku, tetap di sini dan nikmatilah musikku,
Rachel." Jason mengedipkan sebelah matanya, lalu melangkah ke luar panggung.
Begitu lelaki itu memasuki panggung, suara-suara histeris langsung terdengar, terutama
dari para wanita. David yang rupanya vokalis band itu memperkenalkan seluruh
anggotanya, diiringi teriakanteriakan dan tepuk tangan yang riuh rendah. Rachel berdiri
di tepi panggung, menatap ke arah Jason yang tampak luar biasa tampan di bawah
sinar lampu panggung. Ini Jason yang berbeda...sangat berbeda dari apa yang
ditampilkannya. Kemudian musik dimainkan, Jason memetik gitarnya dan Rachel
ternganga... ?LoveReads 101 | Embrace The
Chord Part 8 Luar biasa... Bukan hanya ketampanannya saja yang mendominasi
seluruh panggung, membuat seluruh perempuan yang berdiri di depan panggung,
mayoritas utama penonton berteriak-teriak histeris di tengah hingar bingarnya musik.
Rachel bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak ternganga, karena ternyata
kepandaian Jason bermain gitar tidak kalah dengan kehebatannya bermain biola.
Rachel memang bukan ahlinya tentang permainan gitar, dia mungkin bisa menilai
dengan mudah permainan Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
piano atau biola seseorang, tetapi alat-alat musik di genre musik pop dan band sama
sekali bukan keahliannya. Meskipun begitu Rachel bisa tahu bahwa permainan gitar
Jason sangat bagus, lelaki itu memainkan musiknya dengan begitu mahir. Lama
kemudian Rachel terlarut dalam hingar bingarnya suasana, band terus memainkan
musik yang penuh energi, membawa penonton ke dalam suasananya dan semuanya
terhipnotis dengan kemampuan bermain gitar Jason yang berpadu dengan suara vokal
David yang merdu. Luar biasa.... Rachel tidak menyadari bahwa musik dengan aliran
lain bisa seindah ini, dia selalu menganggap bahwa musik klasik adalah yang terindah...
ternyata musik aliran lain, kalau dimainkan dengan sepenuh hati, akan menciptakan
nada yang sama indahnya. Lamunan Rachel tersentak oleh gemuruh tepuk tangan yang
membahana, semua penonton berteriak-teriak histeris di bawah panggung, dan
dilihatnya 102 | Jason dan rekan band-nya
membungkukkan badan kepada seluruh penonton, membuat mereka semua semakin
histeris. Jason berjalan ke arah samping panggung, tempat Rachel masih berdiri dan
terpaku, senyumnya melebar, lelaki itu hendak menghampiri Rachel ketika salah
Embrace The Chord - Santhy Agatha
seorang penonton yang histeris nekad naik ke panggung, "Jason!" teriak perempuan itu
dengan tatapan mata memuja, lalu tanpa disangka-sangka, perempuan itu
merangkulkan lengannya di leher Jason dan mencium bibirnya dengan sekuat tenaga.
Para pengawal di luar panggung langsung menarik perempuan itu, berusaha
memaksanya turun. Perempuan itu meronta, menatap ke arah Jason dan berkali-kali
meneriakkan kata-kata cinta dan pemujaan kepada lelaki itu, membuat Jason hanya
tersenyum geli dan terus melangkah ke arah Rachel. "Bagaimana permainanku?" Jason
masuk ke samping panggung, berdiri dengan begitu arogan seolah-olah Rachel wajib
memujinya, sementara itu Rachel mengamati Jason dan mengernyitkan keningnya. Ada
bekas lipstick di seluruh bibir Jason, bekas lipstick dari perempuan yang tadi
menciumnya... oh ya ampun, lelaki ini memang terbiasa sembarangan berciuman
dengan siapa saja! "Menurutku menarik." jawab Rachel sekenanya. Jason mengangkat
alisnya, "Menarik" hanya itu?" Tatapan Rachel tampak tidak bersahabat, "Memangnya
kau mengharapkan pujuan seperti apa" Bukankah kau sudah banyak menerima pujian
dari semua orang" Masih belum puaskah?" 103 |
Jason tertawa, lalu menatap Rachel penuh makna, "Kenapa kau begitu membenciku
Rachel" sejak awal mula sepertinya kau selalu terdorong untuk menentangku." lelaki itu
berjalan ke area belakang panggung, langsung menuju pintu belakang, membuat
Rachel terpaksa mengikutinya, dan tetap diam saja, mencoba pura-pura tidak
mendengar perkataan Jason. Ya, dia sendiri tidak tahu kenapa dia bersikap anti-pati
kepada lelaki itu, mungkin karena kearoganan Jason, mungkin karena sikapnya yang
tidak menghormati perempuan, atau mungkin juga karena aura lelaki itu terasa
mengancam. Jason terlalu tampan, terlalu mempesona dan tidak segan-segan
menguarkan seluruh pesonanya itu kepada perempuan manapun. Tetapi Jason
berbahaya, dari seluruh reputasi yang didengar oleh Rachel dia menyadari bahwa Jason
jahat kepada perempuan, dia selalu memainkan hati mereka, membuat para perempuan
itu menyadari bahwa mereka sudah menaklukkan Jason, membuat para perempuan itu
bermimpi sampai terbang tinggi, dan kemudian langsung menghempaskan mereka
begitu saja dengan hati hancur. Di balik sikap ramah dan pesonanya, Jason adalah
seorang pembenci perempuan. Dan Rachel ketakutan akan menjadi salah seorang
perempuan calon korban Jason, tergila-gila akan pesona lelaki itu hanya untuk
dihancurkan begitu saja. Jadi, sikap ketus dan menjauhnya, mungkin adalah estimasi
dari pertahanan dirinya terhadap lelaki itu. Tetapi 104 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m tentu saja Rachel tidak akan bisa menjelaskan hal itu kepada Jason bukan" Jason
sendiri melirik ke arah Rachel yang hanya diam sambil mengikutinya, dia lalu
mengangkat bahunya dan tersenyum skepstis, "Ah, sudahlah. Ayo kita pulang."
gumamnya sambil melangkah cepatcepat menuju parkiran, membiarkan Rachel
mengikutinya. ?LoveReads "Kau tahu kenapa aku mengajakmu melihatku bermain gitar
bersama band?" Jason meliirik ke arah Rachel yang duduk di sebelahnya, dia melajukan
mobilnya dengan tenang, menembus kegelapan malam yang semakin kelam. Rachel
mau tak mau menatap ke arah Jason, "Supaya aku tahu bahwa seorang pemain musik
harus bisa memainkan musik apa saja?" Jason terkekeh, "Tidak tepat seperti itu,
Rachel. Aku hanya ingin mengajarkan kepadamu, bahwa musik yang indah tidak hanya
dihasilkan oleh penguasaan teknik dan keahlian. Asalkan kau punya hasrat untuk
memainkannya, dan kau bisa menghanyutkan perasaanmu ke dalam permainanmu, kau
akan bisa menghasilkan musik yang indah, entah itu dengan biola atau sebuah gitar,
entah itu di musik klasik atau aliran kontemporer." "Apakah kau selalu seperti itu" hanyut
dalam perasaanmu ketika membawakan musikmu?" 105 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m "Tentu saja." mata Jason berubah dalam, "Aku adalah pemain yang emosional,
ketika aku marah biasanya aliran musikku akan terdengar penuh kemarahan, ketika aku
Embrace The Chord - Santhy Agatha
sedih aliran musikku akan terdengar penuh kesedihan. Kau tahu, sebenarnya itu salah
satu kelemahanku, dulu aku sangat hebat bermain biola, tetapi aku tidak mampu
menjaga emosiku dalam permainanku sehingga nada yang dihasilkan tidak pernah
benar." Jason tersenyum tipis, "Lalu aku bertemu dengan salah satu mentorku di italia,
dia melatihku supaya membalikkan visiku, aku tidak memasukkan emosiku ke dalam
musikku, tetapi aku harus bisa memasukkan emosi yang ada di musik itu ke dalam
perasaanku." Tatapan Jason berubah serius, "Permainanmu semalam begitu penuh
kesedihan, penuh emosi dan sakit hati, kau memasukkan perasaanmu ke dalam
permainanmu, membuatnya terasa tidak pas dengan musik yang kau mainkan... sama
persis dengan diriku di waktu lampau. Aku hanya ingin memperbaikimu Rachel." Rachel
terdiam, menyadari kebenaran kata-kata Jason. Emosi dan permainan musik memang
sangat berkaitan, apalagi untuk permainan biola yang membawakan pesan emosi...
Rachel memang harus banyak berlatih... Detik itulah Rachel sadar, bahwa di balik sikap
arogan dan tidak menyenangkannya, Jason benar-benar serius ingin mengajarinya
bermain biola dengan serius. Yah... mungkin Jason tidak sejahat yang Rachel kira.
Mungkin semua kesan Rachel terhadap Jason selama ini salah... ?LoveReads 106 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m "Kata mamamu kau pulang sampai tengah malam
bersama Jason." Calvin bergabung bersama Rachel di sofa rumah Rachel sementara
Rachel sedang sibuk melahap mie goreng untuk makan siangnya. Hari ini mereka libur
latihan karena tanggal merah, dan Rachel juga merasa amat capek semalam, pulang
begitu larutnya di malam hari hingga dia baru bangun tengah hari. Mama Rachel
menunggu dengan cemas ketika mereka pulang kemarin, sudah siap mengomel ketika
akhirnya Rachel mengetuk Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
pintu pukul dua belas malam. Tapi kemudian Jason langsung muncul di belakang
Rachel, dan seperti biasa menebarkan pesonanya ketika meminta maaf kepada mama
Rachel dan menjelaskan bahwa mereka mengajak Rachel untuk menonton konser yang
diharapkan bisa menambah pengetahuan Rachel. Dan seperti yang sudah diduga,
mama Rachel langsung luluh dengan pesona Jason, bukannya memarahi Jason karena
memulangkan anak gadisnya setelah larut malam, mama Rachel malahan
mengucapkan terimakasih pada Jason. Bibir Rachel mengerucut tidak senang
membayangkan sikap mamanya kemarin, membuat Calvin mengangkat alisnya,
"Rachel, kau mendengar perkataanku tadi?" Rachel menoleh menatap Calvin tertarik
dari lamunannya dan mengangkat alisnya, "Memangnya kau tadi bertanya apa?" Calvin
terkekeh, "Dasar." jemarinya dengan lembut mengusap kepala Rachel, seperti yang
selalu dia lakukan sejak Rachel kecil, membuatnya merasa damai dan nyaman, "Aku
dengar dari mamamu, kau 107 | pulang sampai
larut tengah malam, mamamu sempat menelepon ke rumah menanyakan apakah kau
bersama aku, tentu saja aku ikut cemas. Tadi pagi aku menelepon dan mamamu yang
mengangkat, beliau bilang kau masih tidur karena semalam kau pulang lewat tengah
malam bersama Jason." Tatapan Calvin tampak menyelidik, "Apa yang Jason lakukan
kepadamu, Rachel?" Rachel menatap Calvin bingung, "Apa maksudmu?" "Maksudku..."
Calvin tampak salah tingkah, "Well kau kan tahu reputasi Jason sebagai penakluk
perempuan, dia kan berbahaya bagi perempuan manapun, dan kau kau masih terlalu
muda dan polos dibanding Jason yang sudah dewasa dan berpengalaman, aku cemas
dia akan mempermainkanmu." Kali ini wajah Calvin berubah serius, "Katakan padaku,
dia tidak melakukan hal yang aneh-aneh kepadamu, bukan?" Rachel hampir saja
tersedak mie yang dikunyahnya mendengar katakata Calvin, tetapi kemudian dia
tertawa, "Calvin... yang benar saja!" Rachel terkekeh, meletakkan piring mie-nya yang
Embrace The Chord - Santhy Agatha
tiba-tiba saja terasa tidak menarik lagi, "Mana mungkin Jason mengincarku sebagai
korbannya, kau tahu sendiri seleranya adalah perempuan-perempuan lebih tua, dari
kelas atas dan kaya raya... mana mungkin dia melirikku anak ingusan yang baru berusia
delapan belas tahun?" "Tetapi semalam kalian pulang larut, bukankah idealnya latihan
itu selesai jam sepuluh malam?" Calvin mengerutkan dahinya. Rachel menatap Calvin
dan tiba-tiba saja dadanya terasa hangat, Calvin 108 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m begitu tampan, dan lelaki itu mencemaskannya. Yah, setidaknya dengan
kehadiran Anna di antara mereka, lelaki itu tidak benar-benar melupakannya. "Kami
melihat konser Jason yang lain...." gumamnya tenang. "Konser" maksudmu Jason
mengadakan konser" Yang mana" kalau dia ada konser resmi pasti aku tahu?" "Bukan
konser biola." Rachel tersenyum, "Dia bermain gitar bersama band." Calvin langsung
terperangah, "Gitar" dia bermain gitar?" informasi itu pasti terasa mengejutkan buat
Calvin. Lelaki itu bahkan sampai menggelengkan kepalanya, "Astaga itu sesuatu yang
sama sekali tidak pernah kuduga, Jason pasti berhasil merahasiakan kegiatan
sampingannya selama ini.... bermain gitar di sebuah band... astaga..." "Dan permainan
gitarnya sangat bagus." Rachel tersenyum simpul, tetapi kemudian mendapati Calvin
menatapnya dengan sangat serius. "Rachel, dia memberitahumu rahasia ini, entah kau
ini murid istimewanya atau dia punya maksud lain... aku mau kau berhati-hati Rachel,
jangan sampai jatuh ke dalam pesonanya..." dengan lembut, sekali lagi Calvin
mengusap rambut Rachel, "Kau tahu aku sangat menyayangimu seperti adik kandungku
sendiri, aku tidak mau terjadi sesuatu kepadamu, atau sampai ada yang mematahkan
hatimu." Kata-kata Calvin selanjutnya sudah tidak terdengar lagi di telinga Rachel.
Hanya satu kata yang ditangkap oleh Rachel, Adik.." 109 | R a t u - b u k u . b l o g s p o
t . c o m Bahkan hanya dengan kata-kata itu, tanpa disadari, Calvinlah yang telah
mematahkan hati Rachel. ?LoveReads Jason meletakkan biolanya dan mengerutkan
kening ketika mendengar ponselnya yang diletakkan dimeja berdering, dia mengerutkan
bibirnya kesal melihat siapa yang menelepon, dan setelah menghela napas panjang, dia
mengangkatnya. "Ada apa Arlene?" "Kudengar kau bersama perempuan ingusan itu
sampai malam." Ledakan kecemburuan lagi. Jason tersenyum sinis, sepertinya memang
sudah waktunya dia menghancurkan Arlene. Perempuan itu mulai terlalu percaya diri,
bukan hanya merasa bahwa Jason adalah miliknya, tetapi juga bersikap posesif yang
keterlaluan. Jason pernah memergoki Arlene sedang memeriksa seluruh isi ponselnya.
Rasanya akan sangat nikmat ketika menghancurkan hati Arlene yang sudah begitu
mencintainya sepenuh hati. Jason tersenyum jahat, membayangkan bahwa Arlene
mungkin akan setengah gila kalau Jason memutuskannya begitu saja. "Darimana kau
tahu kabar itu Arlene" Apakah kau menguntitku?" "Tidak." Arlene tampak malu
mendengar kata-kata Jason, "Bukan menguntitmu, aku semalam mencoba
menghubungi ponselmu, tetapi kau tidak mengangkatnya, jadi aku berinisiatif
menelepon kampus tempat kau mengajar kelas khusus. Penjaga kampus bilang
kelasmu 110 | sudah selesai, dan dia melihat
kau pergi bersama perempuan ingusan itu." "Rachel. Dia punya nama Arlene, jangan
menyebutnya dengan 'perempuan ingusan'." Jason menyela tajam. Tetapi Arlene tidak
mau menyerah "Yah siapapun namanya, aku tidak peduli." suaranya merendah, "Yang
pasti dia masih ingusan, masih kecil Jason, akan sangat memalukan kalau kau
memberikan perhatian lebih kepadanya dan dia nanti jadi tergila-gila kepadamu, kau
tahu bukan perasaan remaja masih sangat labil?" Tanpa sadar Jason tersenyum tipis,
tidakkah Arlene menyadari bahwa dia sendirilah yang tampak seperti remaja dengan
emosi yang labil" "Sudahlah." Tiba-tiba Jason sampai di keputusan bahwa waktunya
untuk Arlene sudah berakhir, "Kau ada waktu untuk makan malam bersama nanti?"
"Tentu saja." Arlene setengah menjerit, tidak bisa menyembunyikan kegirangan dalam
Embrace The Chord - Santhy Agatha
suaranya, "Jemput aku jam tujuh ya, aku akan berdandan secantik mungkin, dan setelah
makan malam kau bisa tinggal di rumahku, aku akan memberikan hadiah spesial


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untukmu." Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
suaranya menjadi seksi, rendah merayu dan penuh arti. ?LoveReads Mereka makan
malam bersama di sebuah restoran romantis yang elegan. Jason tidak akan
tanggung-tanggung memilih tempat untuk 111 |
mematahkan hati perempuan, dia akan melambungkan perasaan Arlene dulu sebelum
menghancurkannya. Arlene berdandan secantik mungkin tentu saja, dengan gaun ungu
gelapnya yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih dan berkilauan, rambutnya
ditata ke belakang dan kalung permata di lehernya membuat penampilannya seperti
puteri raja. "Kau sangat cantik malam ini Arlene." Jason menyesap anggurnya, mereka
sudah selesai makan malam dan memutuskan untuk duduk sebentar dan bersantai
menikmati anggur. Arlene tersenyum merayu kepada Jason, "Aku berdandan hanya
untukmu Jason, dan seperti janjiku di telepon tadi, kau bisa menginap di rumahku kalau
kau mau malam ini, aku akan memberikan malam yang luar biasa untukmu." suaranya
rendah, merayu, penuh godaan. Tentu saja Jason tidak tergoda. Dia hanya meletakkan
anggurnya dan menatap Arlene dengan datar, "Maafkan aku tidak bisa." Matanya
menatap tajam, membuat Arlene tiba-tiba merasa cemas, Jason tidak pernah tampak
seserius ini sebelumnya, "Mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita Arlene."
Arlene ternganga mendengar kata-kata Jason, mulutnya membuka tetapi tidak ada
suara yang keluar, wajahnya memucat. "Apa maksudmu, Jason?" "Kau tahu jelas apa
maksudku." Ada kilatan kejam di mata Jason. Kilatan yang selama ini berhasil
disembunyikannya, meskipun 112 | sekarang tak
perlu lagi. Jason sudah tidak bisa menyembunyikan perasaan muaknya ketika menatap
Arlene. Arlene tentu saja mengerti arti tatapan itu, dia shock, bingung dan semua
perasaan sesak langsung memenuhi dadanya. Tatapan Jason kepadanya bukan
tatapan lembut dan penuh cinta seperti sebelumnya. Itu tatapan kejam, penuh rasa
muak dan kebencian" Astaga... selama ini dia berpikir bahwa dirinya sudah berhasil
menaklukkan Jason, membuat lelaki itu pada akhirnya berlabuh. Reputasi Jason
sebagai penghancur perempuan memang menakutkan, tetapi bukankah selama ini
Jason seolah sudah takluk kepadanya" Atau jangan-jangan Jason sudah
merencanakannya" Menjadikannya korban... sama seperti perempuan lainnya" "Kau
mencampakkanku, Jason?" akhirnya Arlene berkata-kata, bibirnya bergetar hampir
menahankan air mata. Jason tersenyum, "Tepat sekali Arlene, waktuku untukmu sudah
berakhir. Perlu kau tahu aku tidak pernah tertarik kepadamu, kau sama seperti
perempuan lainnya, hanya menimbulkan rasa muak di hatiku." "Tidak mungkin!" Arlene
mencoba membantah, setengah menjerit, tidak mempedulikan beberapa orang di
restoran itu yang menoleh kepada mereka, "Kau mencintaiku Jason, aku yakin itu,
sikapmu kepadaku, pelukanmu, kelembutanmu ketika menciumku, itu semua penuh
cinta!" "Jangan mencoba menipu dirimu sendiri Arlene, kau tahu aku sangat pandai
bersandiwara." 113 | Jason beranjak berdiri dan
menatap Arlene dengan dingin, "Aku rasa kau bisa pulang naik taxi, dan karena
hubungan kita sudah berakhir, jangan harap aku mau jadi pendampingmu lagi." Dengan
senyumannya yang terakhir Jason membalikkan badan meninggalkan Arlene. "Ini
semua karena perempuan ingusan itu, bukan?" Suara teriakan Arlene itu menahankan
langkah Jason, Jason membalikkan badan dan menatap Arlene gusar. "Tidak ada
hubungannya dengan Rachel. Namanya Rachel, Arlene." Bibir Jason menipis, "Aku
tertarik kepadanya hanya karena dia sama sepertiku, jenius dalam bermain biola. Dia
Embrace The Chord - Santhy Agatha
istimewa." Setelah berkata begitu, Jason membalikkan badan dan berlalu, meninggalkan
Arlene duduk di sana, penuh rasa malu dan berurai air mata. Arlene duduk di sana
dengan mata membara. Dia masih tidak percaya Jason meninggalkannya begitu saja.
Begitu kejamnya! Dan ini semua pasti karena perempuan itu. Jason memang
membantah, tetapi Arlene yakin, sikap Jason kepadanya berubah setelah perempuan
ingusan itu muncul. Rachel istimewa karena dia pandai bermain biola, sama seperti
Jason. Tiba-tiba mata Arlene menyala jahat. Baiklah. Dia akan menghancurkan
keistimewaan Rachel itu, agar Rachel tidak menarik lagi di mata Jason! ?LoveReads
114 | Embrace The Chord Part 9 Jason baru
bangun tidur ketika ponselnya berbunyi. Sambil menggerutu, tangannya
menggapai-gapai ponsel yang terletak di meja disebelah ranjangnya. Suara Arlene
langsung terdengar ketika Jason mengucapkan sapaan pertamanya di ponsel. "Pasti
gara-gara Rachel bukan, kau meninggalkanku?" Jason langsung mengerutkan
keningnya. Suara Arlene tampak aneh... sepertinya perempuan itu sedang mabuk.
Apakah karena dirinya" Yah memang ada berbagai macam reaksi
perempuan-perempuan yang dihancurkan hatinya oleh Jason. Ada yang menangis terus
menerus, ada yang marah dan mencaci maki, bahkan ada yang mengancam bunuh diri
" yang akhirnya hanyalah berupa ancaman kosong. Arlene sendiri kelihatannya
berbeda, perempuan itu tampaknya depresi. Yah dari semua perempuan yang pernah
dipacarinya, Arlene memang yang paling tampak tergila-gila dan sangat posesif
kepadanya... mungkin karena dia memang wanita culas yang tamak. "Bukanlah sudah
kubilang tidak ada hubungannya dengan Rachel, Arlene" Dan kau mabuk di pagi hari,
sungguh memalukan, seperti tidak ada kegiatan lain saja." "Memalukan?" Arlene tertawa
histeris, "Kaulah yang membuatku seperti ini. Hari-hariku selalu dipenuhi penantian saat
aku berjumpa denganmu, dan sekarang kau mencampakkan aku begitu saja seperti
sampah!" 115 | "Seharusnya kau tahu bahwa itu
akan terjadi kepadamu ketika kau memutuskan mengambil resiko untuk memacariku."
Jason bergumam dengan suara dingin, "Perbaiki dirimu dan enyahlah dari hidupku!"
Setelah dengan sengaja mengucapkan kata-kata yang cukup kasar tersebut, Jason
memutuskan pembicaraan mereka. ?LoveReads Arlene menatap ponsel di tangannya
dengan tatapan mata nanar. Ini bukan Jasonnya. Kenapa Jason bersikap begitu kejam
kepadanya" Kenapa Jason berubah begitu cepat" Mencampakkan dan menyakitinya"
Ditenggaknya minuman berwarna keemasan dari botol kaca di meja riasnya. Minum
adalah salah satu pelampiasannya untuk mempertahankan dirinya, kalau tidak mungkin
dia sudah gila. Mata Arlene yang kuyu setengah mabuk menatap dirinya sendiri di
cermin. Meskipun penampilannya berantakan, tidak mengenakan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
riasan dan masih mengenakan gaun tidurnya, Arlene tahu dia tetap cantik. Arlene
memang dilahirkan cantik jelita meskipun dia merasa dirinya kurang beruntung karena
dilahirkan di keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, ibunya yang memimpikan
anaknya yang cantik bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik, sengaja
membanting tulang untuk memasukkannya ke sekolah elite dengan harapan Arlene bisa
menggaet salah satu lelaki kaya yang bersekolah disana dan menjadikannya suaminya.
Dan memang kecantikan Arlene membuat para lelaki tertarik kepadanya, sampai
akhirnya Arlene 116 | memilih mangsa yang
paling besar, seorang lelaki yang dua puluh tahun lebih tua darinya dan dijadikannya
suaminya. Suaminya benar-benar membawa Arlene naik dalam kelas sosialnya, karena
suaminya sangat kaya dan mempunyai pengaruh yang sangat besar di bidang musik.
Tetapi rupanya pernikahan mereka tidak bertahan lama, kelakuan Arlene yang suka
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mencari lelaki-lelaki muda untuk memuaskan sikap manjanya rupanya membuat
suaminya muak dan menceraikannya. Untungnya Arlene punya pengacara yang cukup
handal sehingga bisa menghasilkan banyak uang dari perceraiannya, toh suaminya
masih saja kaya meskipun harus membayarnya dengan begitu besar. Saat ini Arlene
hidup bermewah-mewah dengan harta bagian dari perceraian-nya, bergonta-ganti pacar
sesukanya dan menikmati masa menjanda-nya... sampai kemudian dia bertemu dengan
Jason. Jason... ah lelaki itu begitu mempesona, dengan sikap sopan dan senyumnya
yang menawan... dan wajahnya itu... kesempurnaan wajahnya mungkin bahkan telah
membuat dewa dan dewi menangis karena iri.... Reputasi Jason sudah terkenal, Arlene
bahkan mengenal salah satu dari perempuan yang dicampakkan Jason. Tetapi sikap
Jason kepadanya sangat baik dan penuh kelembutan, membuat Arlene percaya bahwa
Jason telah berubah, bahwa Jason telah membuka hati untuknya dan bahwa Jason
benar-benar mencintainya, dan kemudian setelah sekian lama bersama Jason, Arlene
terperosok semakin dalam mencintai lelaki itu, menyerahkan seluruh hatinya tanpa
perlindungan sama sekali. 117 | Matanya masih
nanar menatap bayangannya di cermin.... disentuhnya pipinya, dirasakannya
kelembutan disana. Pipinya masih halus bukan" Biasanya Arlene selalu memeriksa
setiap inci kulit wajahnya dengan teliti... di usianya yang sudah berkepala tiga, dia sadar
bahwa dia harus benar-benar menjaga kecantikannya... makanya setiap dia
menemukan sedikit saja keriput, Arlene langsung panik dan menghubungi dokter ahli
kecantikan langganannya untuk menyuntikkan botox ataupun melakukan apapun untuk
menghilangkan keriput itu. Dia ingin tampak muda, cantik dan menarik, apalagi ketika
berjalan berdampingan dengan Jason yang luar biasa tampan. Dia ingin mereka tampak
sebagai pasangan yang serasi. Dan sebenarnya dia sudah berhasil selama ini.... sampai
kemudian anak perempuan ingusan itu muncul. Anak itu tidak cantik menurut Arlene,
masih lebih cantik dirinya. Tetapi kemudaan dan kesegaran Rachel terasa mengancam,
membuatnya merasa seperti perempuan tua yang sudah layu... apalagi kulit Rachel
begitu mulus dan halus, memancarkan keranuman masa mudanya, membuat Arlene
memendam rasa iri luar biasa. Jason pasti berpaling kepada Rachel karena kemudaan
dan keranuman Rachel. Perempuan ingusan itu mungkin membuat Jason tertarik
karena berbeda dengan perempuan-perempuan yang pernah dipacari Jason
sebelumnya, dan Arlene yakin kalau Jason meninggalkan dirinya karena Rachel. Dia
tidak boleh membiarkan Rachel memiliki Jason. Dia akan menghancurkan Rachel
sebelum itu terjadi. ?LoveReads 118 | Jadi apa
yang akan dilakukannya hari ini" Hari ini masih libur panjang dan dengan menyedihkan
dia hampir menggunakan seluruh waktunya untuk merenung sendirian di kamar,
mempelajari literatur musik klasik yang sebenarnya sudah sangat dikuasainya. Jason
menatap dirinya di cermin dan menggerutu dalam hati. Baru kali ini dia sadar bahwa
dirinya hampir tidak punya teman untuk sekedar menghabiskan hari libur bersama.
Teman-temannya sudah berlabuh dan menemukan belahan jiwanya masing-masing
sehingga memutuskan menghabiskan hari liburnya bersama pasangannya. Tinggal
Jason sendirian tanpa pasangan dan tanpa cinta dalam hidupnya. Bagaimanapun juga
ini adalah jalan yang dipilihnya, jalan yang penuh dengan dendam dan kebencian masa
lalu, melampiaskannya kepada semua perempuan yang dirasa pantas. Tetapi entah
kenapa hatinya tidak pernah bisa puas" Semakin dia menyakiti perempuan, semakin
hatinya haus untuk menyakiti lagi dan lagi. Ternyata pembalasan dendam itu tidak selalu
berujung memuaskan, yang ada, jiwanya malahan terasa semakin hampa dan kosong.
Tiba-tiba saja Jason merasa amat sangat kesepian... amat sangat kesepian. Lelaki itu
menghela napas panjang dan kemudian duduk di sofa sambil memilah-milah surat-surat
yang masuk untuknya, beberapa hanyalah ucapan selamat atas kesuksesan konsernya
Embrace The Chord - Santhy Agatha
di Austria, 119 | beberapa surat-surat penting
dan kemudian dia menemukan sebuah undangan pesta perjamuan makan malam untuk
nanti malam, yang akan dilaksanakan di rumah salah seorang komposer terkenal yang
merupakan sahabatnya. Jason langsung mendapatkan ide. ?LoveReads "Kenapa kau
tidak pergi bersama Anna?" Meskipun sakit, Rachel tetap bertanya kepada Calvin.
Lelaki itu pagi-pagi sudah datang ke rumahnya dan sarapan bersama, ini sudah hampir
jam sepuluh siang dan tidak ada tanda-tanda lelaki itu akan pergi. Saat ini mereka
sedang duduk bersama di bagian belakang rumah Rachel, duduk di sofa nyaman
dengan bantal-bantal empuk dan membaca buku. Mama Rachel menyiapkan berbagai
makanan kecil di piring dan sepoci limun dingin untuk mereka. Rasanya sudah lama
sekali Rachel tidak menghabiskan hari dengan bersantai seperti ini bersama Calvin. Oh,
tentu saja Rachel berharap Calvin akan tinggal sampai penghujung hari, seperti yang
selalu mereka lakukan bersama ketika libur panjang seperti ini. Tetapi hati kecilnya
menyuruhnya bertanya. Rachel sudah terlalu sering terbanting harapannya atas Calvin,
dan dia tidak mau mengalaminya lagi. Anna sepertinya semakin sering menyita waktu
Calvin akhir-akhir ini hingga Calvin jarang punya waktu untuk Rachel. Yah, tetapi Rachel
tidak bisa menyalahkan Calvin, Anna sangat cantik, feminim dan merupakan 120 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m impian setiap lelaki akan perempuan idamannya, jauh
bertolak belakang dengan Rachel yang tomboy dan seperti anak lelaki. Calvin
mencomot biskuit keju hangat buatan mama Rachel dan tersenyum, "Aku akan berada
di sini sampai sore." Gumamnya, lalu mengangkat bahunya, "Anna harus mengantarkan
ayahnya ke acara resmi sampai sore, rencananya kami baru akan bertemu malam ini."
Jantung Rachel serasa diremas, jadi Calvin menghabiskan waktu bersamanya hanya
karena dia tidak bisa menghabiskan waktu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
bersama Anna" Calvin sendiri tampaknya melihat ekspresi Rachel yang murung, lelaki
itu tertawa, kemudian merangkul Rachel ke dalam pelukannya, "Hei maafkan aku ya,
akhir-akhir ini aku tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersamamu, tapi kuharap kau
mau mengerti ya Rachel, Anna tidak lama berada di Indonesia, dia akan kembali ke
sekolahnya akhir bulan nanti, dan kami terpaksa menjalin hubungan percintaan jarak
jauh." "Percintaan?" satu kata itu langsung menempel di telinga Rachel, bagaikan belati
yang ditusukkan di sana. Calvin menganggukkan kepalanya, matanya tampak berbinar.
"Sebenarnya aku mau menceritakan kepadamu nanti, tapi aku sudah tidak sabar
membagi kebahagiaanku bersamamu." Lelaki itu menggosok-gosokkan kedua jemarinya
dengan penuh semangat, "Kemarin aku menyatakan perasaanku kepada Anna, dan dia
menerimanya." 121 | Kalau saat itu ada petir
menyambar di depan mereka, mungkin Rachel tidak akan seterkejut sekarang, mulutnya
menganga dan wajahnya pucat pasi. "Jadi kalian sekarang....?" "Yap." Calvin tertawa,
"Akhirnya setelah penantian panjangku sejak dulu, perasaanku berbalas juga. Anna
bilang sebenarnya sejak dulu dia sudah tertarik kepadaku, tetapi dia berpikir ulang
karena dia akan segera bersekolah di luar negeri. Kemarin ketika pulang ke Indonesia,
dia bertekad akan menemuiku dan menelaah perasaannya sendiri dan ternyata
perasaan itu masih sama kuatnya. Kami akhirnya bertekad mencoba menjalani
hubungan ini meskipun harus hubungan jarak jauh nantinya..." "Bukankah Anna dan
papanya sudah menetap di luar negeri" Mereka kan hanya pulang kemari jika ada
liburan panjang dan acara penting menyangkut pekerjaan papanya" Akana seperti apa
hubungan kalian nanti" Kalian hanya bisa bertemu minimal enam bulan sekali." Setelah
menelan ludah dan menguatkan diri, Rachel mencoba memberikan pendapat layaknya
seorang sahabat. "Kan sekarang teknologi informasi sudah semakin maju, hubungan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
jarak jauh semakin dimudahkan, mungkin kami akan chatting setiap malam, mengobrol
lewat web camera, itu sama saja kami bertemu setiap hari bukan" Lagipula kami
bertahan seperti ini tidak akan lama.." "Maksudmu?" jantung Rachel berdesir, selalu
begitu ketika dia merasa akan menerima sebuah kabar buruk. 122 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m Calvin tidak memperhatikan ekspresi Rachel yang semakin pucat,
matanya bersinar penuh tekad, memandang ke kejauhan, "Aku sudah bilang pada papa,
aku akan menyusul Anna melanjutkan pendidikanku di luar negeri." Seketika itu juga,
seluruh harapan sesedikit apapun yang masih tersisa di benak Rachel, tercabut paksa
seluruhnya hingga bersih, sampai ke akar-akarnya. ?LoveReads Lelaki itu tertidur.
Rachel mengamati dengan sayang Calvin yang tengah tertidur pulas di sofa. Dia sendiri
duduk condong di depan Calvin, memuaskan diri untuk memandangi lelaki yang
dicintainya itu selagi ada kesempatan. Calvin begitu pulasnya sehingga tatatapan
memuja Rachel ke arahnya tidak akan mengganggu tidurnya. Rachel mengamati wajah
Calvin yang tampan, alis matanya yang tebal, bibirnya yang indah yang selalu
digunakannya untuk tersenyum, menceriakan hari-hari Rachel. Sejak dia pindah ke
Indonesia, Calvin selalu ada untuknya, menjaganya sejak kecil sampai sekarang. Calvin
adalah pusat dunia Rachel. Dan sekarang, Calvin bilang dia akan pergi ke belahan
dunia lain untuk mengejar wanita yang dipujanya, mengejar wanita beruntung itu. Ah,
betapa inginnya Rachel mengungkapkan perasaannya kepada Calvin, mengungkapkan
kepada lelaki itu bahwa dia ada di sini, 123 |
menunggu untuk dilihat, menunggu Calvin untuk menyadari cintanya. Tetapi di sisi lain
Rachel merasa takut, Calvin begitu dekat dengannya dan sikapnya seperti menganggap
Rachel sebagai adiknya sendiri, Rachel takut kalau dia mengungkapkan perasaannya,
Calvin akan berubah sikap dan menjauhinya, apalagi jika Calvin memang tidak bisa
membalas perasaannya, hubungan mereka pasti akan berubah menjadi kaku dan
canggung... Akan sanggupkah Rachel tanpa kehadiran Calvin di dekatnya" Tiba-tiba
saja dada Rachel terasa sesak. Matanya terasa panas..... dan kemudian, dengan nekad
dan putus asa, Rachel menundukkan kepalanya, lalu mengecup dahi Calvin dengan
lembut. Detik yang sama sekilas sinar blitz menerpanya, membuatnya mengernyitkan
kening, menolehkan kepalanya ke arah sinar itu, lalu membelalakkan matanya kaget.
Jason tengah berdiri di pintu penghubung ruang belakang dengan ruang tengah, lelaki
itu bersandar santai di ambang pintu, tersenyum mengejek kepada Rachel dan
dijemarinya tengah memegang ponsel, ponsel yang tadi dipakainya memotret Rachel
yang diam-diam sedang mencuri mencium dahi Calvin yang tengah tertidur pulas!
Rachel langsung berdiri dengan defensif, sebelumnya dia sempat melirik cemas ke arah
Calvin, dan bersyukur dalam hati karena lelaki itu masih tertidur pulas. Kemudian
dengan langkah lebar, Rachel mendatangi Jason dengan marah, "Apa yang kau lakukan
di sini dan kenapa kau mengambil fotoku?" 124 |
Senyum miring muncul di bibir Jason, "Mamamu menyuruhku masuk kebelakang dan
mencarimu." Matanya sengaja melirik ke arah ponselnya, "Wah sungguh foto yang
menyedihkan, kau dengan penuh cinta mencium diam-diam sahabatmu... cinta bertepuk
sebelah tangan, eh?" Kata-kata Jason langsung menyulut amarah Rachel, dia langsung
menyerang Jason, mencoba mengambil ponsel itu dari tangan Jason. "Kemarikan
ponsel itu!" Rachel mendesis, setengah terangah berusaha menggapai Jason yang
dengan sengaja mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan ekspresi menahan tawa.
Rachel melihat ekspresi Jason dan merasa jengkel luar biasa, lelaki itu pasti
menertawakannya karena tubuhnya pendek seperti anak kecil, dan Jason bertubuh
tinggi, merebut ponsel itu akan percuma bagi Rachel, apalagi kalau Jason mengangkat


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangannya tinggi-tinggi seperti itu. "Kau jahat! Kemarikan ponsel itu!" "Percuma Rachel,
kau tidak akan bisa mengambil ponsel itu dariku." Lelaki itu mengedipkan sebelah
Embrace The Chord - Santhy Agatha
matanya menggoda, "Mungkin aku akan menghapusnya kalau kau mau melakukan
sesuatu untukku." Rachel membelalakkan matanya, terkejut akan sikap tidak terpuji
Jason, "Kau memerasku?" "Bisa dibilang begitu." Jason sama sekali tidak tampak malu,
matanya sengaja melirik ke arah sofa tempat Calvin masih tertidur pulas, "Dan aku rasa
kau tidak ingin Calvin melihat foto ini bukan" Disini wajahmu benar-benar penuh cinta,
sungguh menyedihkan, mungkin 125 | Calvin
akan kaget karena kau menyimpan perasaan lebih kepadanya, dan mungkin dia akan
menjauhimu..." "Oke." Rachel tidak tahan lagi mendengarnya, dia tahu apa yang
dikatakan Jason benar, dan dia takut itu akan terjadi, dijauhi Calvin
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
karena perasaan canggung adalah hal terakhir yang diinginkannya, dia butuh bisa dekat
dengan Calvin, dan kalau satu-satunya jalan adalah dalam posisi seperti saudara atau
sahabatnya, maka Rachel tidak akan merusaknya. "Kau ingin aku melakukan apa?"
Rachel menggertakkan giginya menahan marah, tetapi dia mencoba bersabar. Dia tidak
bisa melawan Jason sekarang, lelaki itu memegang kartu AS untuk mengancam Rachel
dan sekarang sedang berada di atas angin. "Aku ingin kau menemaniku datang ke
jamuan makan malam yang akan diadakan nanti malam, sebagai pasanganku. Aku
akan memperkenalkanmu sebagai murid khususku dan mungkin kita akan berduet
sedikit di sana." Jason tersenyum, "Sebenarnya aku sudah mendapatkan izin ibumu,
tetapi aku tahu kau akan menggunakan segala cara untuk menolak ajakanku, jadi
menyenangkan sekali aku bisa memaksamu melakukan apa yang kumau mulai
sekarang." Tatapannya berubah sedikit menakutkan, "Lakukan apa yang aku mau,
Rachel, dan mungkin aku akan berbaik hati menghapus foto ini dari ponselku"
?LoveReads 126 | Embrace The Chord Part 10
"Nanti malam kita akan bermain biola bersama. Pertunjukan duet khusus untuk
memperkenalkanmu sekaligus menghormati sang tuan rumah." Jason sama sekali tidak
mempedulikan ekspresi memberontak di mata Rachel, "Kita memainkan Beethoven
Violin Romance no 2. Kau tentu sudah tahu musik itu dan mempelajarinya, siapkan
untuk nanti malam." Pada saat yang sama, tubuh Calvin bergerak di sofa, seakan
hendak terbangun dari tidurnya. Rachel langsung menoleh waspada sambil menatap ke
arah Calvin, dan sekejap kemudian, Calvin membuka matanya, "Rachel?" Calvin
terduduk, berusaha memfokuskan pikirannya, kemudian matanya membelalak ketika
melihat Jason yang bersandar di pintu sambil tersenyum, "Jason?" Rachel melemparkan
tatapan penuh ancaman kepada Jason yang ditanggapi dengan senyuman geli,
sebelum kemudian dia melangkah mendekati Calvin, "Kau ketiduran." Disorongkannya
gelas berisi air putih di meja, Calvin menerimanya dan meneguknya, lalu melirik jam
tangannya. "Aku tertidur cukup lama ternyata." senyumnya melebar, "Dan apa yang
dilakukan Jason di sini?" dia melirik ke arah Jason dan tersenyum lebar, "Apakah kalian
akan mengadakan sesi latihan khusus"' Jason menegakkan tubuhnya yang semula
bersandar santai di ambang pintu, senyumnya tidak pernah meninggalkan bibirnya, "Aku
hanya 127 | mampir untuk memberitahu Rachel
tentang undangan pesta makan malam nanti malam." Matanya melemparkan sinar
penuh tantangan kepada Calvin, "Aku akan membawa Rachel sebagai partner makan
malamku sekaligus berduet bersama di sana." Calvin ternganga, tentu saja dia tahu
reputasi Jason, dan yang dia tahu pasti, Jason selalu membawa pacar-pacarnya
sebagai partnernya di setiap undangan pesta dan makan malam yang dihadirinya, tetapi
kali ini dia membawa Rachel, apa maksud Jason sebenarnya" Jason tidak menunggu
sampai Calvin mendapatkan jawaban, dia kemudian setengah membalikkan tubuhnya,
"Oke aku rasa urusanku sudah selesai di sini. Nanti malam aku akan menjemputmu,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Rachel, pukul tujuh tepat." Jason mengedipkan matanya, membuat mata Rachel
menyala karena marah, tetapi tentu saja dia tidak bisa berbuat apa-apa. ?LoveReads
"Aku tidak menyangka kalian seakrab itu." Calvin melirik ke arah Rachel dengan tatapan
spekulatif ketika Jason meninggalkan mereka. "Apa maksudmu?" Benak Rachel masih
dipenuhi kejengkelan karena apa yang dilakukan Jason sehingga tidak begitu
memperhatikan kilatan aneh di mata Calvin. "Apakah kau tahu bahwa selama ini Jason
selalu membawa pacarpacarnya untuk menemaninya ke setiap undangan untuknya"
Dan 128 | sekarang dia membawamu sebagai
partnernya, tidakkah kau berpikir bahwa orang-orang mungkin akan salah paham
kepadamu?" "Aku?" Rachel terkekeh ketika menyadari maksud perkataan Calvin,
"Maksudmu orang akan mengira aku pacar terbaru Jason?" kali ini kekehan Rachel
melebar dan berubah menjadi gelak tawa, dia langsung teringat deretan pacar-pacar
Jason yang elegan dan luar biasa cantik, seperti Arlene misalnya, "Bagaimana mungkin
orang mengira bahwa aku pacar Jason" aku tentu saja tidak sebanding dengan
kecantikan pacar-pacarnya sebelumnya." "Kau cantik." Tiba-tiba Calvin tampak serius,
"Jangan merendahkan dirimu sendiri Rache, aku rasa Jason juga menyadari
kecantikanmu, karena itu dia mendekatimu." Pipi Rachel memerah, Calvin tidak pernah
memujinya secara frontal dan serius seperti itu, "Apakah menurutmu aku cantik?" dia
memberanikan diri bertanya. Tatapan Calvin melembut dan jemarinya menyentuh pipi
Rachel dengan sayang, "Kau cantik Rachel, dan karena itulah selama ini aku selalu
berusaha menjagamu, aku menyayangimu dan tidak ingin kau disakiti. Dan sekarang
aku rasa kau perlu waspada kepada Jason.... mungkin aku salah paham dan Jason
hanya tertarik padamu karena kemampuanmu bermain biola, tetapi aku lelaki, dan
seorang lelaki bisa merasakan insting kalau lelaki lain mengincar seorang perempuan..."
matanya semakin lembut, "Kau tentu tahu reputasi Jason sebelumnya, jadi ingatlah, kau
harus berhati-hati." 129 | Rachel tersenyum
malu-malu, bagian peringatan Calvin kepada Jason sama sekali tidak didengarnya, dia
hanya fokus kepada kata-kata Calvin, bahwa lelaki itu menyayanginya... bahwa lelaki itu
peduli kepadanya. Calvin lalu melirik kembali jam tangannya dan mengerukan kening,
"Sudah sore ternyata, aku harus pulang dan bersiap sebelum menemui Anna." lelaki itu
tidak menyadari perubahan ekspresi Rachel yang langsung disembunyikannya secepat
kilat, dia menepuk pundak Rachel lembut dan tersenyum, "Ingat pesanku, Rachel,
berhati-hatilah terhadap Jason." gumamnya sebelum pergi. ?LoveReads Arlene
memandang lembaran undangan berwarna emas elegan itu di tangannya. Ini adalah
undangan makan malam yang seharusnya dihadirinya bersama Jason, sekarang Jason
bahkan tidak bisa dihubungi di mana-mana. Apakah Arlene harus tetap datang"
Sanggupkah dia menerima tatapan cemoohan dan kasihan dari orang-orang ketika
mengetahui bahwa dia tidak datang bersama Jason lagi" Tetapi mungkin saja Jason
akan datang di pesta itu, mungkin saja Arlene bisa merayunya dan memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan Jason lagi. Ya. Pesta makan malam ini adalah
kesempatannya untuk mendapatkan Jason kembali... Arlene benar-benar mantap dan
130 | bertekad malam ini. Dia kemudian
memencet nomor ponsel salon langganannya. Arlene akan berdandan luar biasa cantik
nanti malam, supaya Jason terpesona dan luluh kepadanya... ?LoveReads Malam itu
kembali Rachel menatap bayangan dirinya di cermin. Penampilannya benar-benar
feminim, apakagi rambut panjangnya
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
digulung dengan gaya klasik diatas tengkuknya, memamerkan antingnya yang panjang
dan eksotis. Mamanyalah yang mendandaninya hingga penampilannya secantik ini.
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Tetapi Rachel cemberut dan benar-benar cemberut. Jason telah bertindak licik,
mengancamnya dan memaksanya datang ke pesta itu menemaninya, dan tidak ada
yang bisa dilakukan Rachel selain mengikuti kemauan Jason. Selama foto itu masih
tersimpan di ponsel Jason, Rachel tidak bisa berbuat apa-apa..... hmmm tapi mungkin
dia bisa mencari cara untuk mengambil ponsel Jason tanpa ketahuan dan
menghapusnya diam-diam, setelah itu dia akan bebas merdeka dari ancaman Jason.
Mamanya tentu saja sangat senang karena Jason membawa Rachel ke pesta ekslusif
dan penuh dengan orang-orang penting di dunia musik klasik. Sepertinya dalam
penjelasannya yang mempesona kepada mama Rachel, Jason mengatakan bahwa
pesta malam ini adalah 131 | kesempatannya
untuk memperkenalkan Rachel sebagai murid khususnya. Bahkan sang mama sama
sekali tidak mengungkit-ungkit jam malam, seperti yang selalu diingatkannya ketika
Rachel pergi bersama Calvin... Rachel mencoba menghilangkan dahinya yang berkerut,
tetapi dia tidak bsia menahannya ketika suara bel pintu berbunyi. Dari kamarnya dia
mendengar suara pintu yang dibuka oleh mama Rachel dan sapaan mama Rachel yang
bersemangat ketika menyapa Jason. Gawat, sang mama rupanya sudah tersihir oleh
ketampanan dan pesona Jason. Tiba-tiba saja Rachel teringat akan kata-kata Calvin
kepadanya sore tadi, bahwa dia harus berhati-hati kepada Jason. Tetapi Rachel tahu
pasti bahwa Calvin sudah tentu salah, amat sangat menggelikan dan tidak bisa
dipercaya kalau sampai Jason tertarik kepadanya. Dia sudah jelas-jelas bukan tipe
Jason, dan lelaki itu tidak akan pernah meliriknya. Menurut Rachel, Jason benar-benar
tertarik kepadanya karena permainan biolanya saja. Pintu kamarnya diketuk dengan
lembut dan mamanya memanggilnya karena Jason sudah siap menunggu di depan.
Rachel melirik bayangannya di cermin untuk terakhir kali dan kemudian menghela napas
panjang dan mengambil biolanya sebelum melangkah ke luar kamar. Yah setidaknya dia
harus bertahan untuk melalui malam ini. ?LoveReads 132 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m "Pergi ke pesta makan malam?" Calvin mengerutkan keningnya sambil
menatap Anna, "Maksudmu pesta makan malam di rumah keluarga pemusik terkenal
itu?" "Iya. Sebenarnya papa yang mendapat undangan, tetapi dia tidak bisa hadir karena
kondisi kesehatannya menurun, jadi dia memintaku mewakilinya. Pesta makan malam
itu akan dihadiri oleh banyak orang penting dalam dunia musik, Calvin... kuharap kau
mau menjadi pasanganku di pesta." Calvin langsung teringat akan pesta yang dikatakan
Jason tadi, dan dia yakin bahwa ini adalah pesta yang sama, setelah menarik napas
panjang, dia mengambil keputusan bahwa dia akan menemani Anna datang ke pesta
itu, toh dia bisa sekalian menjaga Rachel kalau-kalau dugaannya benar dan Jason
bersikap macam-macam bukan" Calvin memang mengagumi Jason, sangat mengagumi
permainan biolanya dan menjadikan lelaki itu inspirasinya, tetapi bukan berarti dia
menutup mata atas reputasi Jason sebagai penghancur wanita. Selama ini reputasi itu
tentu saja tidak mengganggunya. Tetapi sekarang, ketika Rachel yang sangat
disayanginya terlibat, mau tak mau Calvin harus mewaspadai Jason. Apalagi sudah
beberapa kali lelaki itu mencium Rachel tanpa izin... melakukannya seolah itu hal yang
sangat biasa, kenyataan tentang ciuman itu sebenarnya amat sangat mengganggu
Calvin. "Oke, beri waktu aku setengah jam untuk bersiap-siap, lalu aku akan langsung
menjemputmu." gumam Calvin, memutuskan akan memanfaatkan kesempatan ini
mengawasi Jason. ?LoveReads 133 | Jason
hanya mengangkat alisnya penuh pujian ketika melihat penampilan Rachel, tetapi lelaki
itu tidak berkata-apa-apa dan seolah menyimpan pendapatnya dalam hati. Setelah
Jason berpamitan kepada mama Rachel, dengan lembut dia mengamit lengan Rachel
dan membawanya ke mobilnya. Sikapnya sopan, bahkan dia membukakan pintu untuk
Rachel sebelum masuk ke balik kemudi. Setelah mobil dijalankan, Jason melirik ke arah
Jodoh Rajawali 9 Dewa Linglung 20 Pinangan Iblis Anak Naga 13

Cari Blog Ini