Ceritasilat Novel Online

Embrace Chord 3

Embrace The Chord Karya Santhy Agatha Bagian 3


Embrace The Chord - Santhy Agatha
Rachel. "Kau sangat cantik dengan gaun itu, dan rambut yang ditata sangat feminim."
Lelaki itu melemparkan pujiannya dengan lembut. Rachel hanya melirik sedikit dan tak
bereaksi, "Terimakasih. Mama yang mendandaniku." "Jangan cemberut begitu, kau
merusak penampilan cantikmu." Rachel langsung menyambar, "Tidak ada yang bisa
tersenyum kalau dipaksa datang ke sebuah pesta di luar kemauannya." Jason terkekeh,
"Aku selalu bertanya-tanya kenapa kau begitu antipati kepadaku..." "Karena kau licik dan
pemaksa." jawab Rachel singkat, mengungkapkan semuanya. Jawaban itu rupanya
tidak membuat Jason marah, lelaki itu malahan tersenyum, "Ya. itu memang sudah
sifatku, aku selalu berusaha mendapatkan apapun yang aku mau." Suaranya berubah
serius, "Dan 134 | tentang dirimu, aku
benar-benar serius Rachel, aku melihat diriku, kejeniusanku di dalam dirimu di masa
depan, dan kalau aku berhasil melatihmu, kau akan sama hebatnya seperti aku." Kali ini
Rachel terdiam, baru kali ini dia mendengar pujian terangterangan Jason kepada teknik
bermain biolanya, matanya melirik ke arah Jason dan melihat bahwa ekspresi lelaki itu
benar-benar serius. "Benarkah permainanku sebaik itu?" tanyanya ragu. Jason tertawa.
"Tidak ada satupun orang yang pernah meragukan penilaianku, aku tidak pernah salah
menilai bakat seseorang, Rachel. Dan percayalah padaku, kalau ada orang yang
kemampuannya bisa menandingiku, itu adalah kau." Jason melirik ke arah Rachel, "Kau
sudah menyiapkan apa yang akan kita mainkan nanti malam?" Rachel menganggukkan
kepala, mau tak mau ketika Jason mengatakan apa yang akan mereka mainkan nanti
malam, Rachel langsung mempelajarinya. Beethoven violin romance no 2 adalah salah
satu masterpiece karya Beetohoven yang dibuat sang maestro ketika dia berperang
dengan penyakit tuli bertahap yang menyerangnya dengan kejam" selama beberapa
periode itu, sang maestro menciptakan musik-musik yang penuh gejolak, yang berisikan
pertarungan batin, kesedihan serta penderitaannya. Tetapi kemudian munculah Violin
Romance no 2 yang sama sekali tidak mengandung pergolakan batin dan kecemasan
dari sang maestro, bahkan musik di dalamnya menimbulkan perasaan manis dan
keindahan yang lembut seolah-olah mengatakan bahwa semuanya 135 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m akan baik-baik saja. Kata orang, Beethoven violin romance no
2 adalah wujud dari perdamaian Beethoven dengan penyakit tuli yang dideritanya. "Itu
adalah alunan musik yang indah, sangat indah ketika dimainkan dengan duet, dan aku
percaya kau akan menyingkirkan semua permasalahan di antara kita dan bermain
dengan baik, Rachel."
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Rachel terdiam, menyadari kebenaran kata-kata Jason. Meskipun dia memang tidak
menyukai kepribadian Jason, tetapi bisa berduet dengan lelaki itu, bahkan lebih dari
satu kali, seharusnya merupakan anugerah yang didambakan oleh setiap pemain biola
amatiran seperti Rachel. ?LoveReads Mereka turun dari mobil, dan dengan lembut
Jason mengamit jemari Rachel, bersikap gentle sebagai pasangan resminya di pesta.
Semua orang menyambut mereka -salah, semua orang menyambut Jason, dan Rachel
hanyalah tempelan- dengan hormat, apalagi mereka sudah mendengar bahwa malam
ini Jason akan memberikan penampilan khusus untuk berduet dengan murid khususnya
yang sudah banyak di desas-desuskan di dalam dunia musik sehingga membuat
orang-orang ingin tahu. Banyak sekali mata-mata para undangan yang menatap Rachel
penuh spekulasi baik terang-terangan maupun sembunyisembunyi. 136 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m Untungnya penampilan Rachel cukup cantik malam ini,
sebenarnya ini semua karena mama Rachel yang bersemangat, ketika menyetujui
bahwa Jason akan membawa Rachel ke pesta elit di kalangan musik klasik, mama
Rachel langsung menelepon temannya yang memiliki butik kecil tetapi menghasilkan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
gaun-gaun nan indah, yang langsung mengirimkannya untuk mereka. Untung juga
Rachel memiliki tubuh yang mungil sehingga ukuran gaun itu cukup pas di tubuhnya,
hanya kebesaran sedikit di bagian pinggang yang langsung dikecilkan mama Rachel
dengan keahlian menjahitnya. Jadi berdirilah Rachel di sini di sebelah Jason dengan
penampilannya yang luar biasa feminim, dengan gaun berwarna hijau gelap yang
sangat indah membungkus tubuh mungilnya dengan fantastik dan membuatnya tampak
padat, berisi dan feminim. Gaun itu rendah di bagian depan, melebar di pundaknya
menampilkan sedikit kulit pundaknya yang halus, lalu ketat di bagian pinggang dan
pinggulnya sebelum kemudian melebar dengan indahnya sampai ke mata kaki. Dan
gaun itu membuat penampilan Rachel benar-benar feminim. Para tamu dipersilahkan
menikmati hidangan pembuka di lobby yang penuh dengan pelayan-pelayan yang
menbawa nampan berisi berbagai jenis minuman dan makanan kecil menawarkannya
berkeliling kepada setiap undangan yang hadir. Tamu-tamu itu berkelompokkelompok
dan bersosialisasi tersebar di setiap penjuru lobby indah yang mewah itu, musik lembut
mengiringi, mengalir samar-samar yang membuat suasana pesta semakin elegan. 137 |
Yah setidaknya dia pantas berdiri di samping
Jason yang penampilannya seperti biasa luar biasa tampannya. Mereka saat ini sedang
berbasa basi dengan sang tuan rumah, dan Rachel berharap dia tidak mempermalukan
dirinya sendiri di tengah orang-orang penting di kalangan musik klasik ini. Hanya itu
sebenarnya yang dipikirkan Rachel dan dia tidak menyadari bahwa ada dua pasang
mata yang mengamatinya, dua pasang mata dengan benak berkecamuk yang berbeda.
?LoveReads Ketika Jason dan Rachel memasuki ruangan pesta itu, Calvin menatap
Rachel dari kejauhan dan ternganga, menyadari bahwa perempuan itu entah bagaimana
bertrransformasi menjadi perempuan dewasa yang snagat feminim dan cantik. Dia tahu
Rachel cantik tentu saja, tetapi selama ini Rachel selalu berpenampilan tomboi di
depannya, dan Calvin hampir menganggapnya sebagai anak laki-laki, dan juga adik
kesayangannya. Tetapi berdiri di sana, menebarkan senyuman lembutnya dalam
penampilannya yang luar biasa..... Rachel benar-benar membuat Calvin terpesona.
Kenapa dia tidak menyadarinya sebelumnya" Tiba-tiba mata Calvin menatap ke arah
jemari Jason yang entah bagaimana bisa merangkul pinggang feminim Rachel dengan
posesif, dan tiba-tiba, dorongan amarah melandanya, membuatnya ingin 138 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m menerjang ke arah Jason dan memukulnya,
mengancamnya untuk menjauhkan tangannya dari Rachel. Cemburu..." Calvin
merasakan dadanya berdenyut, dia lalu melirik ke arah Anna, dengan penampilan cantik
di balut gaun warna peraknya yang mewah. Tetapi entah kenapa, mata Calvin selalu
tergoda untuk melirik ke arah Racahel yang bahkan belum menyadari kehadiran Calvin
di sana. Apakah Calvin terlambat menyadari perasaannya" Perasaannya yang
sesungguhnya" ?LoveReads Sementara itu, mata yang lainnya menatap pasangan
Jason dan Rachel dengan kemarahan membara. Ya, Arlene berdiri di sudut, dengan
penampilannya yang luar biasa cantik tetapi diliputi oleh perasaan terhina yang luar
biasa. Berani-beraninya Jason membawa perempuan itu sebagai pasangannya setelah
mencampakkan Arlene begitu saja! Jadi benar bukan" Jason meninggalkan Arlene
karena tertarik pada kemudaan Rachel yang ranum" Kalau dulu Arlene masih
ragu-ragu, sekarang tekadnya makin membulat, dipenuhi oleh kemarahan dan
kecemburuan yang melimpah ruah, memenuhi dadanya hingga terasa membakar. 139 |
Matanya mengamati Rachel yang tampil begitu
feminim dan cantik dalam balutan gaun hijaunya yang indah, dan menyadari bahwa
Jason mengamit pinggang Rachel dengan lembut. Rachel... anak ingusan itu
benar-benar mengganggu, Arlene akan melenyapkan semuanya dari Rachel, semua hal
yang membuat Jason tertarik kepada Rachel akan dilenyapkannya! Arlene akan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
menghancurkan wajah cantik Rachel berikut kemampuannya bermain biola... Jemarinya
gemetar menahan marah, ketika masuk ke dalam tas mungilnya, dan merengkuh logam
berkilat kecil yang selalu di bawabawanya di sana. Sebuah pisau lipat kecil..... Tampak
kecil dan tak berbahaya, tetapi sebenarnya tajam luar biasa.... ?LoveReads 140 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Embrace The Chord Part 11 Arlene melepaskan
jemarinya dari pisau lipat kecil di tasnya. Tidak. Dia tidak boleh terbawa emosi dan
berbuat bodoh yang pada akhirnya akan merugikan dirinya sendiri. Arlene memang
selalu membawa pisau kemana-mana sejak peristiwa percobaan perampokan yang
pernah menimpanya. Pisau itu memberinya rasa aman, dan seharusnya hanya dipakai
untuk melindungi dirinya. Arlene tidak akan menggunakan pisau itu untuk melukai
Rachel. Kalau dia ingin mencelakakan Rachel maka itu tidak akan dilakukan dengan
tangannya sendiri, tangannya harus benar-benar bersih... Orang lainlah yang akan
melakukan untuknya. Arlene kemudian menekan nomor ponsel yang sangat dikenalnya,
nomor ponsel seorang teman sekaligus pesuruhnya yang setia, karena Arlene selalu
memberikan bayaran yang besar kepadanya. Suara di seberang langsung menjawab
pada deringan kedua. "Arlene." Terdengar suara yang dalam dan tenang, Arlene bahkan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
bisa membayangkan senyum lebar orang diseberang sana. "Andrew." Setengah berbisik
Arlene memanggil nama lawan bicaranya itu, "Aku ingin kau melakukan seuatu untukku
nanti." ?LoveReads 141 | Acara makan malam
itu berlangsung elegan dan menyenangkan, banyak orang-orang penting dari dunia
musik klasik yang datang, dan Rachel beruntung bisa berkenalan dengan beberapa di
antara mereka. Tentu saja kalau dia tidak kemari bersama Jason, dia tidak akan
mendapatkan kesempatan itu. Jason mengenal hampir semua orang di ruangan ini, dan
bahkan dikenal oleh seluruh orang di ruangan ini. Rachel melihat bahwa beberapa
orang melemparkan tatapan kagum kepada Jason. Yah... lelaki ini tampak berbeda
kalau berada di depan umum, Jason tersenyum sopan dan lembut kepada semua orang
yang menyapanya, menanggapi setiap pertanyaan atau sapaan dengan penuh
perhatian, bisa dikatakan lelaki ini tampak.. dewasa. Selama ini yang ada di benak
Rachel adalah Jason yang tukang memaksa, tukang cium sembarangan, tidak sopan
dan suka memaksakan kehendaknya... Kalau begitu, manakah dari dua sisi yang
ditampilkan Jason ini yang merupakan kepribadian aslinya" "Kita akan tampil setelah
makan malam." Jason sedikit menundukkan kepalaya, berbisik pelan di telinga Rachel.
Dengan lengannya yang masih melingkari pinggang Rachel, mereka berdua terlihat
benarbenar intim. Dan sayangnya mereka tidak menyadari ada dua pasang mata yang
mengawasi mereka, sama-sama cemburu. Tiba-tiba Rachel mengingat musik yang akan
mereka mainkan dan mengerutkan keningnya, "Kenapa di antara semua musik yang
ada, kau memilih untuk memainkan itu?" 142 |
"Memilih apa?" Jason menganggukkan kepalanya kepada seorang tamu yang
menyapanya dari kejauhan, lalu dia memfokuskan pandangannya kepada Rachel sambil
mengangkat alisnya. Pipi Rachel langsung memerah menerima tatapan itu, "Lagu itu...
maksudku..." Mata Jason langsung berbinar, "Itu adalah melodi yang indah, cocok untuk
dimainkan di malam yang juga indah ini... apakah judulnya yang mengganggumu"
Beethoven Violin Romance hmm" Kau tidak sedang berpikir bahwa aku sengaja
membuat kita tampak seperti sepasang kekasih bukan?" Sekarang pipi Rachel
benar-benar merah padam. "Aku... aku akan ke kamar mandi dulu." Rachel melepaskan
diri dari pegangan Jason dan terbirit-birit masuk ke kamar mandi. ?LoveReads Jason
sedang meminum gelas anggur keduanya, bersandar di dekat jendela disalah satu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
sudut yang sepi, berusaha menghindari keramaian pesta sambil mengamati tamu-tamu
yang berkerumun dan asyik bercakap-cakap satu sama lain. Sebentar lagi mereka akan
masuk ke ruangan besar untuk acara makan malam formal, dan setelah itu dia akan
bermain biola bersama Rachel. Bibir Jason menyunggingkan senyum tipis penuh rasa
ironi. Ini gila. Rasanya seperti dia ketagihan bermain biola bersama Rachel. 143 | R a t u
- b u k u . b l o g s p o t . c o m Ketagihan berdiri disana mengimbangi nada-nada indah
yang dihasilkan oleh gesekan alami Rachel. Dia sendiri tidak menyangka akan
melakukan tindakan kekanakkanakan seperti itu, mengancam Rachel dengan sebuah
foto. Foto Rachel yang sedang mengecup dahi Calvin dengan penuh cinta. Rachel yang
bodoh dan bertepuk sebelah tangan, tidakkah dia menyadari bahwa dia
membuang-buang waktunya dengan mengharapkan Calvin" Seorang lelaki yang
bahkan tidak pernah melirik Rachel sebagai seorang perempuan. "Kau datang
dengannya." Suara itu tiba-tiba saa sudah muncul di sebelah Jason. Membuat Jason
menoleh dan mengerang dalam hati. Sial. Dari semua orang yang ada, dia harus
bercakap-cakap dengan orang yang paling tidak ingin ditemuinya, yah Jason
seharusnya tahu bahwa Arlene pasti akan hadir di acara-acara makan malam seperti ini.
"Tentu saja." Jason memalingkan wajahnya dan menatap ke arah para tamu, "Malam ini
adalah malam perkenalan resmi Rachel sebagai murid khususku di hadapan tamu-tamu
penting ini." "Apakah kau tidak sadar bahwa kau sama saja menampar mukaku di sini"
Datang ke pesta sebagai pasangannya" Apa kau tidak sadar sudah berapa kali aku
menerima tatapan kasihan dari semua orang karena datang kesini sendirian dan
dicampakkan olehmu?" 144 | "Kau sebenarnya
tidak perlu datang ke pesta ini sendirian, Arlene. Itu pilihanmu sendiri untuk
mempermalukan dirimu." Jason bergumam dingin. Arlene menghela napas panjang
melihat ekspresi dingin Jason, "Dia sepertinya sangat istimewa bagimu, kau
memperlakukan Rachel seperti anak emasmu." Jason melirik ke arah Arlene dan
melihat perempuan itu membawa gelas anggur di tangannya, entah gelas yang ke
berapa. Bagi Jason, Arlene tampak agak mabuk dan tidak fokus. "Dia memang
istimewa, kalau diasah dengan benar, permainan biolanya akan bisa menandingiku."
Jason menjawab datar dan hatihati. "Bagiku tidak akan pernah ada orang yang bisa
menandingimu dalam bermain biola, Jason. Kaulah yang paling hebat." Arlene menyela
cepat, penuh keyakinan di matanya, kemudian dia mendongak menatap Jason tajam
dan berusaha menarik perhatian Jason, "Apakah ketertarikanmu kepadanya hanya
karena dia sangat berbakat dalam permainan biola?" "Apa maksudmu?" Jason
mengerutkan keningnya, kali ini dia benarbenar yakin bahwa Arlene mabuk. Perempuan
itu bahkan tidak bisa berdiri tegak dan bersandar disisi lain jendela, setengah
sempoyongan "Apakah kau masih berpikir bahwa aku mencampakkanmu karena
Rachel?" 145 | Arlene tersenyum sinis, "Setelah
bertemu dengannya, kau meninggalkanku." Mata Arlene menyala, "Aku jadi
bertanya-tanya, kau selalu mengatakan bahwa kau tertarik kepadanya karena bakatnya,
bagaimana jika dia kehilangan kemampuannya bermain biola?" Jason langsung
menoleh waspada, instingnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres, "Apa yang
kau rencanakan, Arlene?" Mata Arlene bersinar penuh rahasia, "Pembalasan." Dengan
geram Jason merenggut lengan Arlene dan menatapnya penuh ancaman. Sayangnya,
Arlene terlalu mabuk untuk merasa takut kepadanya, perempuan itu malahan tersenyum
lebar dengan tatapan mata bergairah, senang akan sentuhan Jason di tubuhnya. "Jika
sampai terjadi sesuatu kepada Rachel dan kau adalah dalangnya, aku akan
membuatmu menyesal seumur hidup, Arlene." Arlene terkekeh, "Sayangnya sepertinya
sudah terlambat, Jason sayang." Jemari lentik Arlene dengan kuku yang dicat merah
darah menyentuh pipi Jason penuh hasrat, "Kalau aku tidak bisa memilikimu, Jason.
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Maka tak seorangpun bisa." Jason langsung melepaskan pegangannya dari Arlene,
setengah mendorong perempuan itu dengan jijik, tidak dipedulikannya Arlene yang
masih terkekeh mabuk, dia langsung melangkah menuju area toilet tempat Rachel
menghilang tadi. Rachel sudah terlalu lama berada di kamar mandi... Jantung Jason
berdebar cemas. ?LoveReads
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
146 | Rachel sedang mencuci tangannya di
wastafel dan menatap bayangan dirinya di kaca. Pipinya masih merona merah. Ya
ampun, bodoh sekali dia bertanya seperti itu kepada Jason dan lelaki itu langsung
menyambarnya untuk mempermalukannya. Setelah menghela napas panjang, Rachel
melangkah keluar dari kamar mandi, yah dia hanya perlu melalui malam ini dengan baik
dan berharap Jason segera menghapus fotonya yang sedang mencium dahi Calvin dari
ponselnya.... Satu langkah Rachel keluar dari pintu area toilet yang kebetulan berada di
lorong yang sepi, sebuah tangan kekar dan kuat mencengkeramnya dengan kasar.
Rachel memekik tetapi sebelah tangan sosok kasar yang menyergapnya itu langsung
menutup mulutnya. Di pinggangnya Rachel merasakan benda keras yang menekan dan
tajam, dia melirik dan mengernyit cemas, sebuah pisau! "Diam kalau kau mau hidup."
Suara lelaki yang menyergapnya itu mendesis kasar, membuat Rachel tak berdaya
mengikuti kemauan si penyergap, dia bisa apa" Sebuah pisau yang mengerikan
sekarang menempel di pinggangnya! Si penyergap itu setengah menyeret Rachel
menuju ujung lorong ke arah tangga darurat menuju ke bagian luar rumah. Jantung
Rachel berdebar kencang, apa yang akan terjadi kepadanya" Siapa lelaki ini" Kenapa
melakukan ini kepadanya" Langkah-langkah si penyergap semakin cepat seakan ingin
segera keluar dari rumah besar itu, Rachel bisa mendengar napas lelaki itu terengah di
atas kepalanya, dia ingin melirik wajah lelaki itu, bukan 147 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m kah itu yang selalu dikatakan polisi" Jika terjadi sesuatu kepadamu,
hapalkan wajah penjahatnya seteliti mungkin. Tetapi ternyata tubuh Rachel yang pendek
menghalanginya melihat wajah lelaki itu, lelaki itu tinggi dan besar, setinggi Jason tetapi
lebih kekar dan mengerikan, dan sekarang kaki Rachel mulai terasa pedih karena
sepatu hak tingginya terseret-seret mengikuti langkah si penyergap itu. "Rachel?"
sebuah teriakan terdengar dari ujung atas tangga, di pintu keluar dekat area toilet. Si
penyergap sudah menyeret Rachel sampai ke tangga bagian bawah, sebentar lagi
mereka akan mencapai pintu keluar. Rachel dan si penyergap sama-sama terkesiap
mendengar suara panggilan itu. Rachel mengenali suara itu.. itu suara Jason! Rachel
langsung meronta sekuat tenaga merasakan ada harapan, tetapi kemudian ujung pisau
yang tajam itu menusuk ke pinggannya sedikit, membuatnya merasa perih dan ngeri.
"Jangan coba-coba." Lelaki itu mendesis tajam, "Ayo!" dengan gerakan kasar, si
penyergap menyeret Rachel kali ini lebih terburuburu, dan kemudian membuka pintu
tembusan ke luar rumah itu. Sementara itu, suara Jason masih memanggil-manggil
diujung tangga. Jason memanggil-manggil Rachel tanpa hasil. Dia bahkan melongok ke
area toilet perempuan dan langsung merasa cemas ketika mengetahui bahwa tidak ada
seorangpun di dalamnya. Buru-buru dia melangkah keluar dari area kamar mandi, dan
kemudian kakinya menginjak sesuatu yang keras. 148 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m Jason membungkuk dan mengambil benda yang mengganjal sepatunya itu dan


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengernyit ketika memegang sebuah kancing kecil... kancing kecil berwarna hijau...
Rachel mengenakan baju hijau... Matanya membara ketika menemukan bahwa di ujung
lorong ada sebuah pintu kecil yang mengarah kepada tangga darurat di luar, dengan
langkah cepat dia menuju ke pintu itu dan membukanya. "Rachel?" Jason memanggil
lagi, suaranya menggema di area tangga darurat itu, dan kemudian telinganya yang
Embrace The Chord - Santhy Agatha
tajam mendengar suara pintu dibanting di bawah. Ada seseorang membuka pintu di
bawah! Setengah berlari, Jason menuruni tangga darurat itu. ?LoveReads Sebentar
lagi beres. Mereka sekarang berlari menembus kegelapan taman yang dipenuhi
pohon-pohon besar. Si Penyergap rupanya berhasil menyusup masuk ke pesta melalui
halaman belakang rumah. Ya. Ini adalah pesta untukn acara musik yang penuh
persahabatan, jadi sama sekali tidak ada penjagaan keamanan berlebih kecuali dua
orang satpam yang berjaga di pintu depan. Tentu saja di penyergap tidak sebodoh itu
melalui pintu depan, dia berhasil menemukan jalan masuk kecil melewati pintu belakang
di tengah taman yang sepertinya digunakan khusus untuk membuang 149 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m sampah. Perintah Arlene sangat jelas. Lukai urat penting di
tangan Rachel, dan buat rusak wajahnya, tetapi jangan bunuh dia, lalu tinggalkan.
Sepertinya tempat di halaman belakang yang penuh pohon ini cukup cocok untuk
mengeksekusi korbannya. Andrew, si penyergap sebenarnya tak suka melukai
perempuan... tetapi ini adalah pekerjaan, dan bayarannya menggiurkan. Ya.Dia harus
buru-buru melakukan tugasnya dan kemudian bergegas pergi dari rumah ini,
menghilang di kegelapan. Suara-suara yang memanggil di belakangnya tadi tidak
main-main, dan kalau dia tidak cepat, pemilik suara itu akan mengejar mereka. Dia
hanya perlu melakukan satu atau dua tikaman sebelum perempuan mungil ini sempat
menjerit, kemudian dia bisa melompat melalui pintu belakang itu dan kabur dalam
kegelapan. Dengan kasar, Andrew membanting tubuh Rachel ke tanah, begitu keras
hingga Rachel memekik kesakitan, sepertinya tingkah kasarnya telah membuat Rachel
cedera, perempuan itu meringis, melirik ke arah kakinya yang terkilir. "Apa yang kau
lakukan" Siapa kau...?" suara Rachel berubah ngeri ketika pisau di tangan Andrew
memantulkan cahaya bulan, tampak mengancam, "Kenapa kau melakukan ini
kepadaku?" Suara Rachel ketakutan bercampur panik, dia berusaha beringsut menjauh,
tetapi kakinya terkilir, amat sangat sakit dan membuatnya tak bisa berdiri, yang bisa
dilakukannya hanyalah menyeret tubuhnya menjauhi sang 150 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m penyergap. Sayangnya itu tak berarti banyak, karena sang penyergap
sekarang berdiri menjulang di atasnya, tubuhnya menghalangi bayangan bulan dan
wajahnya hampir seperti siluet, tetapi Rachel bisa merasakan lelaki itu menyeringai.
"Maafkan aku cantik, sayangnya aku harus melukaimu." Suara si penyergap serak dan
mengerikan, dan pada detik itu, si penyergap mengayunkan pisaunya ke arah Rachel.
Rachel sontak menjerit keraskeras, berusaha beringsut mundur dan menaruh tangannya
di depannya untuk melindungi dirinya. Lalu detik berikutnya berlangsung cepat, pisau si
penyergap tidak mengayun kepadanya, tubuh si pernyergap terbanting ke samping, ada
seseorang yang menerjangnya dari belakang. Itu Jason! Jason datang menolongnya!
Dan sekarang kedua lelaki itu sedang bergulat di tanah, tetapi si penyergap membawa
pisau dan Jason hanya memakai tangan kosong! Rachel menjerit, mencoba memanggil
bantuan, mencoba berteriak agar siapa saja yang mungkin mendengar bisa datang dan
menolong mereka. Dia menatap cemas dan ketakutan ke arah dua lelaki yang masih
bergulat dengan keras itu. Yang satu berusaha mengalahkan yang lain, pukulan-pukulan
dilayangkan dan Jason berusaha menangkis tikaman-tikaman pisau dari si penyergap,
membuat Rachel mengerutkan keningnya ketakutan dan semakin menjerit keras sampai
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
151 | suaranya serak. Kemudian terdengar
langkah-langkah kaki berderap yang mendekati mereka, membuat si penyergap panik
dan membabi buta untuk melepaskan diri dari pergulatannya dengan Jason. Lelaki itu
mengayunkan pisaunya dengan keras dan kejam ke arah Jason, hanya beberapa detik
Embrace The Chord - Santhy Agatha
hingga Jason tidak bsia menghindar, darah mengucur deras dari tubuh Jason dan
seketika tubuh Jason tumbang ke tanah, membuat Rachel memekik. Kesempatan itu
digunakan si penyergap untuk melepaskan diri dari Jason, dia langsung bangkit dan
berlari secepat kilat menuju ke arah pintu belakang dan tubuhnya menghilang di
kegelapan malam. Rachel menyeret kakinya yang terkilir setengah merangkak
mendekati Jason, seluruh gaun hijaunya berlumuran tanah, tetapi dia tidak peduli. Dia
berhasil mendekati Jason yang terbaring setengah meringkuk membelakanginya, dia
meraih tubuh Jason, membalikkannya dan langsung membelalakkan matanya. Jason
sedang meringis menahan sakit, wajahnya pucat pasi hingga tampak begitu putih di
kegelapan kebun belakang ini, dan meskipun sekeliling mereka gelap pekat, Rachel bisa
melihat bahwa sebelah tangan Jason sedang menekan pergelangan tangannya yang
lain.... dan darah segar mengucur di sana, begitu deras keluar dari sebuah luka sayatan
yang menganga lebar dari telapak tangan Jason hingga melewati pergelangan
tangannya. "Jason" Oh astaga... Jason"!" Jemari Rachel bergetar menyentuh pipi
Jason yang dingin. 152 | "Kau tidak apa-apa
Rachel?" Suara Jason tampak lemah dan matanya tidak fokus, tetapi dia sepertinya
menyadari Rachel yang membungkuk di atasnya, "Ini sakit sekali... aku lelah." Dan
Jason-pun memejamkan matanya. Rachel langsung panik, dia berusaha
mengguncangkan tubuh Jason, tetapi tidak ada reaksi. Suara derap kaki semakin
mendekat, tetapi sepertinya mereka kebingungan menemukan Jason dan Rachel
karena suasana begitu gelap. Rachel akhirnya berteriak-teriak di kegelapan sampai
suaranya serak... Bantuan itupun datang, ternyata itu adalah dua orang satpam di depan
yang sedang berpatroli dan kebetulan mendengarkan jeritan Rachel tadi. Mereka segera
memanggil ambulance. Dan kemudian, ketika bantuan paramedis berdatangan, dan
tubuh Jason yang lunglai diangkat untuk dinaikkan ke ambulance. Rachel kehilangn
kesadarannya. Yang diingatnya terakhir kali adalah darah itu, darah yang mengucur
deras dari telapak hingga pergelangan tangan Jason. Tangan yang digunakannya untuk
menggesek biolanya...... ?LoveReads 153 |
Embrace The Chord Part 12 "Rachel?" Suara itu terdengar samar-samar dan lembut,
membangunkan Rachel dari kegelapan yang melingkupinya. Dia membuka matanya
pelanpelan, merasa silau oleh cahaya putih lampu yang langsung menerpa matanya.
"Sayang" Rachel" kau sudah sadar nak?" Itu suara mamanya. Mamanya sedang duduk
di tepi ranjang, wajahnya pucat pasi, tampak begitu cemas. Rachel bingung, dia
mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Apakah dia ada di rumah sakit" Rachel
mencoba bergerak, tetapi rasa nyeri yang menyengat langsung terasa di kakinya.
"Jangan bergerak dulu sayang, kakimu terkilir," mamanya bergumam lembut,
mendorong Rachel untuk terbaring kembali. Rachel mengernyitkan keningnya, berusaha
meredakan rasa nyeri yang menyakitkan itu, kemudian dia teringat... darah itu... darah
dari tangan Jason! "Jason!" Rachel kali ini langsung terduduk panik, tidak mempedulikan
rasa sakit di kakinya yang terasa semakin parah. Pada saat yang sama pintu kamarnya
terbuka, dan Calvin masuk, wajahnya tampak muram. Rachel langsung menatap Calvin
dengan penuh harap. 154 | "Calvin" Apakah kau
tahu kondisi Jason" bagaimana keadaannya" dia menyelamatkanku dari penjahat itu
dan aku lihat tangannya terluka... bagaimana kondisi jason?" Calvin terdiam, melempar
pandang ke arah mama Rachel yang membalas tatapannya dengan bingung, pada
akhirnya Calvin kembali menatap Rachel. "Kami masih belum tahu Rachel... yang kami
tahu, Jason terluka parah di tangannya." Wajah Rachel memucat, "Apakah... apakah dia
bisa bermain biola lagi?" Kesedihan langsung menggurat di wajah Calvin, lelaki itu tidak
perlu berkata apapun, mereka semua pasti punya pikiran yang sama. Ya. Seorang
pemain biola yang handal membutuhkan tangan yang sempurna, terutama tangan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
utama untuk menggesek biola dan memetiknya... Kalau Jason tidak bisa bermain biola
lagi, maka Rachel akan menjadi orang yang paling bersalah di dunia ini. ?LoveReads
Jason menatap tangannya yang dibalut perban, merenung sendirian di kamar. Dia tahu
bahwa Rachel tidak sadarkan diri setelah insiden itu, dan kemudian dirawat di kamar
sebelahnya. Dari salah satu perawat, dia tahu bahwa Rachel belum bisa berjalan karena
kakinya terkilir. Insiden ini sungguh tidak disangkanya akan terjadi malam ini, malam
155 | dimana dia akan berduet sekaligus
memperkenalkan Rachel secara resmi sebagai murid khusus bimbingannya. Dan dari
seluruh bagian tubuhnya yang bisa terluka, kenapa dia terluka di bagian tangan"
Tangan yang paling vital untuk bermain biola pula. Seorang dokter memasuki ruangan,
kebetulan Jason mengenalnya karena dokter itu adalah dokter keluarganya, Jason
sedikit menganggukkan kepalanya, menatap dokter itu dengan tatapan tajam penuh arti.
"Dokter. Anda sudah setuju untuk melakukan apa yang saya minta...." ?LoveReads
Demi Rachel yang begitu cemas, Calvin menemui dokter yang merawat Jason, dia
harus mendapatkan informasi tentang Jason, kalau tidak Rachel akan selalu dilanda
perasaan bingung tanpa tahu arah. Kebetulan dia berpapasan dengan dokter itu, yang
baru keluar dari kamar Jason, "Bagaimana kondisi Jason, dokter?" Calvin langsung
mendekati dokter itu, dan berjalan di sebelahnya. Dokter itu menatap Calvin dan
mengenalinya sebagai teman Rachel, kebetulan Rachel juga berada di bawah
pengawasannya, "Kami sudah melakukan yang terbaik untuknya." Calvin menghela
napas lega, "Jadi Jason akan sembuh." Mata Calvin menatap dokter itu dengan cemas,
"Apakah dia akan bisa bermain biola lagi?" 156 |
Dokter itu menelan ludah tampak kesulitan menjawab hingga Calvin
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
harus mengulang pertanyaannya lagi. "Dokter" Apakah Jason bisa bermain biola lagi
setelah sembuh?" Dokter itu menghela napas panjang, "Luka pisau itu memutuskan
beberapa syaraf di tangannya. Yang perlu anda tahu, ketika syaraf perifer di tangannya
putus, maka seseorang akan kesulitan menggerakkan jari-jarinya, hal itu tentu saja
merupakan masalah yang cukup vital bagi seorang pemain biola... kami harus
melakukan operasi sekali kali lagi untuk menyempurnakan penyambungan syaraf yang
putus tersebut. Kami yakin dengan tindakan yang tepat dan proses penyembuhan yang
kondusif maka kemungkinan besar pasien bisa pulih kembali. Kita doakan saja semoga
operasinya nanti berjalan dengan baik." Dokter itu menatap Calvin dengan tatapan
menyesal, "Dan bahkan kalaupun operasinya sukses, kondisi tangan Jason tidak akan
sama lagi." Setelah memberikan informasi itu, dokter itu berpamitan pergi karena ada
urusan. Meninggalkan Calvin yang tergugu pucat pasi. Jason kesulitan menggerakkan
jari-jarinya" Apakah itu berarti Jason tidak akan bisa bermain biola lagi" ?LoveReads
"Bagaimana?" Rachel menatap Calvin dengan penuh harap, dia tahu bahwa Calvin baru
saja mencari informasi tentang kondisi Jason. 157 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m Calvin menelan ludahnya, dengan hati-hati dia duduk di sebelah ranjang Rachel.
Rachel sendirian di kamar ini karena mamanya sedang pulang untuk mengambil baju
gantinya. Semalam setelah mendengar tentang insiden itu, mama Rachel langsung
menuju rumah sakit tanpa persiapan apapun, dia menunggui Rachel hingga tersadar di
pagi harinya dan tampak lelah. Untunglah Calvin berhasil membujuk mama Rachel
untuk pulang dulu, beristirahat sejenak dan kembali nanti sore sekaligus membawakan
baju ganti dan perlengkapan lainnya untuk rawat inap Rachel. Calvin-lah yang
menggantikan menjaga Rachel saat ini. Calvin menatap wajah pucat Rachel dan
tiba-tiba saja merasa kasihan. Insiden ini sudah menjalar menjadi gosip panas di
kalangan profesional musik klasik, menjadi headline di berita-berita. Jason adalah anak
Embrace The Chord - Santhy Agatha
emas mereka. Dan sekarang semua orang was-was dipenuhi pertanyaan apakah Jason
akan bisa bermain biola lagi. Kalau sampai si anak emas jenius tidak bisa bermain biola
lagi, orang-orang akan menunjuk kepada Rachel dan beramai-ramai menyalahkannya,
karena Jason terluka untuk menyelamatkan Rachel. "Bagaimana?" Rachel mengulangi
pertanyaannya lagi, matanya tampak dilumuri kecemasan karena Calvin tidak segera
menjawab. Calvin menghela napas panjang, "Aku sudah menemui dokter kalian, dia
menjelaskan bahwa Jason masih harus menjalani operasi lagi untuk penyambungan
syaraf tangannya yang terputus... kata dokter itu kemungkinan Jason bisa pulih lagi,
tetapi tidak sempurna." 158 | Rachel ternganga,
"Apakah... apakah dokter itu menjelaskan tentang kemungkinan Jason bisa bermain
biola lagi?" Calvin menatap Rachel serba salah, "Dokter itu belum bisa memastikan,
Rachel. Saat ini Jason sudah menjalani penanganan terbaik, tetapi katanya dia masih
kesulitan menggerakkan jari-jari tangannya. Kata dokter kita harus menunggu hasil
operasi keduanya sebelum menentukan." Air mata langsung menetes ke pipi Rachel.
Terbayang olehnya bagaimana indahnya permainan biola Jason, bagaimana
sempurnanya seluruh teknik dan emosi yang dibawakan di dalamnya, Jason adalah
pemain biola jenius yang sempurna, hanya ada sedikit violinis di dunia ini dengan
kemampuan sama seperti Jason. Dan sekarang Rachel telah merenggut itu semua,
dengan membuat tangan Jason benda paling berharga bagi seorang violinist - karena
melindunginya. Bahu Rachel berguncang-guncang karena menangis, dan tidak ada
yang bisa dilakukan Calvin selain memeluk dan menenangkannya. ?LoveReads
"Kakak!" pintu itu terbuka, dan Keyna, adik kandung Jason yang telah terpisah sekian
lama, dan kemudian dipertemukan oleh takdir, masuk dengan wajah pucat pasi. Di
belakangnya ada suami Keyna sekaligus sahabat Jason, Davin dan kedua orang tua
angkatnya yang menyusul. Mama angkatnya sudah 159 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m menungguinya sejak semalam, tetapi Jason menyuruh mereka pergi
menjemput Davin dan Keyna di bandara, Davin dan Keyna langsung pulang di tengah
bulan madu mereka ketika mendengar tentang Jason. Jason tersenyum lembut kepada
Keyna, senyum tulus yang sangat jarang ditunjukkannya kecuali kepada orang-orang
yang benar-benar dicintainya. Keyna adalah salah satu dari orang yang amat
dicintainya. "Keyna." Jason melebarkan tangannya, dan dengan penuh perasaan, Keyna
langsung menubruk kakaknya tenggelam di pelukannya, "Kau datang." "Tentu saja kami
datang." Davin bergumam, menatap tangan Jason yang dibalut perban. Sontak Keyna
juga menatap tangan itu, dan ekspresinya berubah sama cemasnya seperti Davin.
"Bagaimana kondisimu, Jason?" Jason menyadari semua mata memandang ke arah
tangannya. Dia lalu tersenyum tipis, "Aku baik-baik saja. Tangan ini masih memerlukan
operasi sekali lagi lusa." Keyna mengernyitkan keningnya, duduk di tepi ranjang,
"Apakah kau sudah bertanya kepada dokter...?" Keyna menelan ludahnya, "Tentang
pengaruhnya terhadap permainan biolamu?" Eskpresi Jason mengeras. "Tidak. Dokter
bilang aku harus menunggu hasil operasi keduaku." Lelaki itu lalu menatap ke arah
keluarganya dan tersenyum lebar, "Hei, jangan memasang wajah sedih begitu, eksekusi
atas diriku belum dijatuhkan, bukan?" senyumnya melebar, tampak ceria. 160 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m Jadi begini rasanya.... Kembali Jason termenung
sendirian di kamarnya. Dia berhasil memaksa Davin untuk membujuk supaya Keyna
mau pulang dulu dan beristirahat di rumah sebelum menengoknya lagi besok. Adik
perempuannya itu sedang hamil, dan menunggui seseorang di rumah sakit merupakan
hal yang riskan dan melelahkan bagi perempuan hamil. Jason tidak ingin sampai Keyna
dan bayinya kenapa-kenapa. Kedua orang tua angkatnya memutuskan menungguinya,
tetapi sekarang mereka sedang makan malam di bawah. Jam besuk sudah ditutup dan
malam sudah larut. Dia tahu kedua orangtuanya tadi meninggalkannya setelah mengira
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Jason sudah tidur. Jason memang berpura-pura tidur. Begitu kedua orang tuanya pergi,
mata Jason membuka kembali, menatap nyalang ke arah langit-langit kamarnya. Jadi
seperti ini yang dirasakan oleh ayah kandungnya dulu ketika menghadapi vonis tidak
bisa bermain biola lagi karena cedera syaraf di tangannya sudah terlalu parah tidak
terselamatkan lagi. Jason menatap perban yang membungkus tangannya, mencoba
menggerakkan jari-jarinya tetapi terasa sulit dan kaku. Lalu dia termenung.... saat ini dia
punya rencana, dan apapun yang akan terjadi, dia akan mewujudkan rencana itu....
Ketika dia termenung, ponselnya berdering. ?LoveReads 161 | R a t u - b u k u . b l o g
spot.com Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Telepon itu dari Joshua sahabatnya, yang saat ini sudah tinggal di Australia bersama
isterinya, Kiara. Kedua orang itu adalah sahabat Jason. "Kami akan mengambil
penerbangan yang paling pagi." Suara Joshua terdengar sedikit keras di telepon,
"Astaga Jason, kami berdua begitu terkejut ketika melihat beritanya di televisi. Insiden
yang menimpamu menjadi headline news di mana-mana." Polisi juga sudah bertindak
cepat untuk mencari pelaku penyergapan yang berusaha menculik dan melukai Rachel,
sekaligus juga melukai tangan Jason. Sebenarnya Jason tahu pasti siapa otak di balik
semua peristiwa ini: Arlene. Ya. perempuan culas itu pastilah yang menjadi dalangnya.
Jason bisa saja membuka mulutnya kepada polisi dan mengatakan kecurigaannya
kepada Arlene. Tetapi dia menahan diri. Dia tidak boleh gegabah, pers akan berpesta
pora kalau sampai hal ini terkuak. Mereka pasti akan membuat berita dengan judul yang
menghebohkan, semacam "Pembalasan dendam mantan pacar", atau "Karma sang
playboy". Jason tidak mau itu terjadi. Dia akan membalas Arlene pada saatnya nanti,
dengan caranya sendiri. "Kau dan Kiara tidak perlu melakukannya, Joshua, aku
baik-baik saja." gumam Jason kepada Joshua. "Kau tidak bisa melarang kami untuk
datang." Joshua langsung menyela dengan tegas, membuat Jason tersenyum simpul.
Sahabatnya itu tidak berubah, tetap saja arogan dan keras kepala. 162 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m "Terserah kepadamu kalau begitu. Sampaikan salamku untuk
Kiara." setelah menutup pembicaraan, Jason meletakkan ponselnya. Beberapa saat
kemudian, dia menoleh waspada ke arah pintu kamarnya yang terbuka pelan-pelan.
Mungkin kedua orang tuanya sudah kembali dari makan malamnya... Tetapi ternyata
yang masuk bukan kedua orang tuanya. Yang masuk adalah sosok perempuan mungil,
yang berjalan tertatih-tatih dengan kruk di bawah ketiaknya, Jason melirik ke arah
sebelah kaki perempuan itu yang dibebat dengan perban. Mata Jason menyipit,
"Rachel" apa yang kau lakukan di sini?" Wajah Rachel tampak pucat pasi, matanya
sembab seperti habis menangis begitu lama, dengan tertatih-tatih perempuan itu
mendekat ke tepi ranjang Jason, berdiri di sana dengan takut-takut. "Kau terluka karena
menyelamatkanku," suara Rachel mulai gemetar di sela isakanya. "Memang." Jason
menatap Rachel dengan datar, "Lalu kenapa?" Rachel tercenung menerima sikap dingin
Jason, tetapi mungkin dia memang pantas mendapatkannya, seharusnya Jason
mencaci makinya dan membentaknya karena dia adalah penyebab kalau sampai Jason


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak bisa bermain biola lagi.... "Aku-aku membuatmu terluka, semua gara-gara aku..."
Rachel mengusap air matanya, tetapi air matanya itu tak mau berhenti, 163 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m mengalir dan mengalir lagi, "Aku datang untuk minta maaf.
Kumohon maafkan aku Jason." Rachel meringis, melirik ke arah tangan Jason yang
dibalut perban, jantungnya serasa diremas melihat tangan itu. "Aku akan melakukan
apapun untuk menebus kesalahanku, apapun..." suaranya tertelan oleh tangisannya,
Rachel menatap Jason dengan tatapan mata bersalah. "Apapun?" Tiba-tiba Jason
tampak tertarik, ada kilat di mata dan senyum misterius di sana. "Baiklah Rachel. Mulai
Embrace The Chord - Santhy Agatha
saat ini kau harus melakukan apapun yang aku mau." Jason kembali menekankan pada
kata 'apapun'. "Dan setelah itu... mungkin aku akan mempertimbangkan untuk
memaafkanmu." ?LoveReads 164 | Embrace
The Chord Part 13 Apapun.. Tiba-tiba saja Rachel merasa menyesal sudah menjanjikan
sesuatu yang sepertinya bisa digunakan Jason untuk memanfaatkannya. Tetapi sudah
terlanjur, lagipula, melihat perban di tangan Jason itu membuat Rachel merasa sangat
bersalah. Tangan kanan merupakan tangan yang vital bagi seorang pemain biola,
tangan itu berguna untuk memainkan busur penggesek biola, dan sangat penting dalam
menciptakan suara. Tangan kanan bagi seorang pemain biola bertanggung jawab dalam
hal kualitas nada, ritme, dinamik, artikulasi dan timbre, tetapi sekarang Jason terluka di
tangan kanannya, kata Calvin, lelaki itu bahkan kesulitan menggerakkan jari-jarinya...
Rachel menatap Jason dengan tatapan was-was sementara mata lelaki itu tampak
berkilat penuh rencana. Apa yang ada di benak lelaki ini" Tiba-tiba saja Jason menatap
Rachel tajam dan tersenyum mencurigakan, "Oke, sudah kuputuskan." "Sudah
diputuskan apa?" Rachel bertanya, penasaran dengan sikap Jason yang penuh misteri.
Senyum Jason melebar "Kau akan menjadi pengganti tangan kananku, selama tangan
kananku tidak bisa digunakan, sampai aku sembuh." 165 | R a t u - b u k u . b l o g s p o
t . c o m Mata Rachel membelalak, masih berharap kalau dia salah duga karena tidak
menyangka bahwa lelaki itu akan meminta hal yang begitu konyol dan egois kepadanya,
"Menjadi pengganti tangan kananmu" apa maksudmu?" Jason memasang wajah datar
yang menjengkelkan, "Karena kau aku jadi invalid, aku tidak bisa menggunakan tangan
kananku, bukan hanya untuk bermain biola tetapi juga kegiatan-kegiatan lainnya, seperti
menulis, menyuapkan makanan, menyisir rambutku." Lelaki itu tampak geli sendiri
dengan kata-katanya, tetapi matanya bersinar menantang ketika menatap Rachel,
"Apalagi setelah operasi lusa, aku akan semakin tak bisa menggerakkan tanganku
karena masih proses penyembuhan. Jadi kau bertugas menggantikan tangan kananku."
Mata Rachel melirik dirinya sendiri yang memakai kruk dengan kaki dibebat, "Aku sendiri
terluka di bagian kaki dan membutuhkan orang lain untuk menopangku, aku tidak bisa
menjadi tangan kananmu." gumamnya jengkel. Jason memasang wajah datar, "Kalau
begitu biarkan aku menjadi kakimu, aku akan menopangmu." gumamnya tak peduli, lalu
melemparkan tatapan menuduh kepada Rachel, "Kau bilang kau mau melakukan
'apapun' untukku." Rachel terdiam, teringat janjinya lagi, lalu memandang Jason lama,
kemudian menghela napas panjang. Ya ampun, sepertinya dia terperangkap dalam
jebakan Jason yang licik. ?LoveReads 166 |
"Kenapa?" Calvin duduk di pinggir ranjang, menatap Rachel lembut, perempuan itu tadi
memaksa untuk menengok Jason di kamarnya, tetapi setelah kembali wajah Rachel
bukannya lega, malahan lebih kusut dari biasanya. Rachel menatap Calvin dan
mencoba tersenyum, "Tidak apa-apa." sebaiknya Calvin tidak tahu kalau Rachel sudah
bersedia menjadi Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
pengganti tangan kanan Jason. Lelaki itu pasti akan marah dan merasa bahwa Jason
memanfaatkan Rachel. Tetapi tentu saja Calvin tidak mau menyerah, "Dia marah
padamu ya?" Rachel meringis, mungkin lebih baik kalau Jason marah kepadanya,
mungkin membentak, mencaci dan menyalahkannya. Tetapi tidak, Jason begitu dingin
dan penuh perhitungan sehingga Rachel tidak bisa menebak apa yang ada di dalam
kepalanya. Lelaki itu tampak misterius dan Rachel tiba-tiba merasa takut dan tidak
nyaman, karena dia tidak bisa mengetahui apa rencana Jason selanjutnya. Rachel
menggelengkan kepalanya, mengetahui bahwa Calvin masih menantikan jawabannya,
"Tidak, dia tidak marah kepadaku." "Kau sudah meminta maaf bukan?" Calvin bertanya
Embrace The Chord - Santhy Agatha
lagi, merasa tidak puas dengan jawaban Rachel. Rachel menganggukkan kepalanya,
"Sudah." "Lalu kenapa kau masih tampak sedih?" 167 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m "Tidak apa-apa Calvin." Rachel menggelengkan kepalanya, sebaiknya Calvin
tidak usah tahu tentang apa yang dikatakan Jason kepadanya, kalau tidak sifat Calvin
yang protektif kepadanya mungkin akan membuat Calvin melabrak Jason. Lagipula,
kalau Jason memang mau mengerjainya, dia pantas bukan diperlakukan seperti itu"
Karena dia yang bersalah.... Tiba-tiba Rachel bertanya-tanya, pertanyaan yang kemarin
lupa untuk dipikirkannya.... Si penyergap itu, lelaki menakutkan itu jelas-jelas mengincar
tangan dan wajah Rachel dengan pisau, seperti sudah direncanakan sebelumnya. Lelaki
itu bukan penculik acak, Rachel memang sudah ditargetkan. Ketika Rachel sadarkan
diri, polisi sudah menemuinya dan menanyakan semuanya kepada Rachel. Rachel
sendiri berusaha membantunya sebisanya, tetapi ketika polisi menanyakan pertanyaan
itu, dia sendiri tidak punya jawabannya. Kenapa si penyergap itu berusaha melukainya"
Dan siapakah dia" ?LoveReads Arlene menampar Andrew keras-keras, melampiaskan
kemarahannya. "Bodoh!" dia berteriak kencang, marah luar biasa, sementara Andrew
hanya terpatung diam dan tampak pasrah, "Aku menyuruhmu melukai anak ingusan
brengsek itu! Bukannya melukai Jasonku, dan dari semua bagian tubuhnya, kenapa kau
melukai tangannya"!" 168 | Arlene tentu saja
mengikuti perkembangan berita tentang Jason yang heboh ditayangkan di televisi. Dia
sama sekali tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini. Ya ampun. Jasonnya!
Kesayangannya! Kekasihnya! Lelakinya terluka di bagian tangan yang vital pula! Dan itu
semua karena kebodohan Andrew. "Kau harus menebus kesalahanmu ini dengan
berhasil di tugas berikutnya Andrew! Kali ini jangan sampai gagal, kau harus bisa
melukai Rachel!" suaranya masih tinggi karena emosi, dan ketika Andrew hanya
mengangguk-anggukkan kepalanya, Arlene mendengus lalu membalikkan badan dan
meninggalkan Andrew. Dalam langkahnya, dia membayangkan Jason, dan kemudian
dia sadar bahwa sampai detik ini, tidak ada polisi yang datang menanyainya. Padahal
kalau Jason mau mengatakan kepada polisi bahwa sebelum penyerangan atas Rachel
itu, Arlene jelas-jelas mengatakan bahwa dia merencanakan menyakiti Rachel, pasti
sekarang Arlene sudah berada di dalam sel penjara. Tetapi sepertinya Jason tidak
mengatakan apa-apa kepada polisi. Kenapa Jason melindunginya" Apakah
jangan-jangan, Jason masih mencintainya sehingga memutuskan untuk melindunginya"
Bibir Arlene mengembangkan senyum penuh harap. Ya. Jason pasti masih
mencintainya! Segera setelah Andrew berhasil melakukan misinya dan menyingkirkan
Rachel selamanya, Jason pasti akan kembali kepada Arlene! ?LoveReads 169 | R a t u
- b u k u . b l o g s p o t . c o m Hari ini adalah hari operasi tangan Jason yang kedua,
lelaki itu duduk dan menunggu. Matanya menatap ke arah tangannya yang diperban,
kemudian dengan senyuman jahil lelaki itu menekan nomor telepon Rachel yang sangat
dihapalnya. "Halo?" suara Rachel yang lemah terdengar diseberang, Jason bahkan bisa
membayangkan bagaimana dahi Rachel mengerut dan bibir mungilnya mengerucut.
"Aku mau kau ke sini." Lalu tanpa menunggu jawaban Rachel, Jason mematikan
ponselnya. Menunggu. Senyumnya melebar ketika terdengar ketukan di pintu kamarnya,
kamar Rachel memang berada di sebelahnya sehingga mudah bagi mereka untuk saling
mengunjungi. Jason sebenarnya bisa mengunjungi Rachel ke kamarnya, tetapi karena
dia harus dioperasi beberapa jam lagi, dia dilarang keluar-keluar dari kamarnya,
berbeda dengan Rachel yang cedera terkilir dan tidak ada infus yang mengikatnya.
"Masuk." Jason bergumam tenang, tahu siapa yang ada didepan pintu. Pintupun terbuka
dan Rachel masuk, perempuan itu masih memakai kruk tetapi sepertinya kakinya sudah
lebih baik. Setengah melangkah Rachel berjalan mendekati ranjang Jason dan berdiri di
sana dengan ragu. Jason mengangkat alisnya, "Duduklah, kalau tidak kau bisa ambruk
Embrace The Chord - Santhy Agatha
karena berdiri terlalu lama. Ada yang ingin kubicarakan." 170 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m Rachel menurut, dan duduk meskipun benaknya dipenuhi pertanyaan.
Hening sejenak, Jason menatap Rachel dalam-dalam, dan kemudian bergumam, "Aku
ingin kau menjadi kekasihku." Kali ini mata Rachel membelalak, dan kalau kakinya tidak
terkilir, mungkin dia sudah berdiri dari duduknya, "Apa maksudmu?" Matanya membalas
tatapan serius Jason, berusaha mencari candaan dan jebakan yang tersembunyi di
sana. Tetapi Jason tampak tenang, tersenyum misterius dan mengangkat dagunya
angkuh. "Bukan kekasih yang sebenarnya." gumamnya dingin, "Aku tidak butuh kekasih
di saat-saat seperti ini. Aku menawarkan itu supaya semuanya lebih mudah bagi kita."
"Apanya yang lebih mudah?" kata-kata bantahan sudah berkumpul di ujung bibir Rachel,
dia masih bingung dengan tawaran Jason itu yang sebenarnya tidak bisa disebut
tawaran, tetapi lebih mirip sebuah perintah. Apa maksud Jason dengan menjadi
kekasihnya, tetapi bukan lah kekasihnya yang sebenarnya" "Si penyergapmu itu." Mata
Jason menyipit. "Aku menduga dia adalah suruhan dari orang yang cemburu kepadamu,
karena kau ada di dekatku." Jason memilih tidak menyebut nama Arlene kepada Rachel.
Dia punya balas dendam sendiri yang akan dilakukannya kepada Arlene, dan Rachel
tidak perlu terlibat di dalamnya, "Dan masih ada kemungkinan dia akan menyerang lagi."
Kenangan itu langsung menyerang Rachel, membuatnya pucat pasi. 171 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m Dia masih ingat pisau yang terayun itu, sedetik sebelum Jason
menyelamatkannya. Kalau dia harus mengalami hal yang sama sekali lagi, entah
apakah dia mampu... "Kalau memang penyerang itu disuruh oleh orang yang cemburu,
bukankah lebih baik aku menjauh darimu" Kenapa kau malahan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
menyuruhku berpura-pura menjadi kekasihmu" bukankah itu malahan semakin
menyulut si pelaku?" Rachel melemparkan pemikiran logisnya ke arah Jason.
Sementara itu Jason malahan menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kalau kau
menjauhiku, kau akan tetap diincar, lagipula kau tidak bisa menjauhiku, kau adalah
murid khususku dan kau akan menjadi pengganti tangan kananku." Jason seolah
senang mengingatkan akan janji Rachel untuk bersedia menjadi semacam budaknya.
"Satusatunya cara kau bisa ada di dekatku, dan aku bisa menjagamu supaya aman
adalah dengan statusmu sebagai kekasihku, selain itu aku ingin memancing si pelaku ini
supaya semakin marah dan meledak." Senyum Jason tampak kejam, "Lalu aku akan
menghancurkannya." Rachel menelan ludah, sisi Jason yang ini belum pernah dilihatnya
sebelumnya. Dia tahu Jason yang menjengkelkan dan pemaksa, dia tahu Jason yang
elegan dan dewasa ketika berada di pesta, dia tahu Jason yang misterius dan tampak
susah didekati ketika bermain biola... tetapi dia belum pernah melihat sisi Jason yang
penuh dendam dan kejam.... dan itu terasa menakutkan... "Kau tidak bisa menolak." 172
| Jason mengamati Rachel yang merenung,
mengira bahwa Rachel akan menolaknya, "Kau sudah berjanji akan melakukan apapun
untukku. Ini termasuk di dalamnya." Sialan Jason. Rachel mengumpati lelaki itu
diam-diam, merasa jengkel karena Jason benar-benar memanfaatkan kata-kata yang
diucapkan Rachel saat itu. Oke. Sekarang dia tahu bahwa lelaki ini kejam, dan tidak
segan-segan memanfaatkan rasa bersalah Rachel. "Jadi sekarang bagaimana?" Rachel
melemparkan tatapan mata jengkel kepada Jason, pada akhirnya dia pasrah, karena
lelaki ini pasti akan berusaha mendapatkan apapun yang dia mau. "Mulai sekarang, kau
adalah kekasihku." Senyum Jason tampak puas, "Kita harus menandai hal istimewa ini."
Pada saat bersamaan, pintu itu terbuka dari luar, dan seperti sudah direncanakan
sebelumnya, detik yang sama pula tangan Jason yang tidak sakit meraih belakang
kepala Rachel, memaksa Rachel menunduk ke arahnya, dan kemudian bibirnya
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mengecup bibir Rachel dengan sangat ahli. ?LoveReads Tadi Calvin meninggalkan
Rachel untuk membeli kopi di bawah, dan ketika dia kembali ke kamar Rachel, ternyata
ranjang Rachel kosong. Calvin sudah tentu tahu bahwa Rachel sedang mengunjungi
kamar Jason, dia merasakan dadanya berdenyut oleh perasaan asing. 173 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m Perasaan asing yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Rasa tidak nyaman yang sama ketika di pesta itu dan dia melihat lengan Jason
melingkari pinggang Rachel dengan posesif. Apakah dia cemburu" Karena musibah ini,
Calvin tidak sempat menelaah perasaannya kepada Rachel. Tetapi dia tahu rasa itu
ada.... dia tertarik kepada Rachel, lebih daripada sahabat, lebih daripada saudara....
apakah Rachel akan membalas perasaannya" ataukah perempuan itu tertarik kepada
Jason..." dan kenapa pula Calvin memikirkan kemungkinan itu" Bukankah dia sendiri
sudah terikat hubungan asmara dengan Anna" Anna-nya yang cantik, yang dicintainya
bertahun-tahun yang lalu dan pada akhirnya bisa menjadi miliknya" Tidak. Calvin tidak
boleh mengembangkan perasaan ini, kecuali kalau Rachel ternyata menyimpan
perasaan yang sama kepadanya. Kalau Rachel ternyata juga mencintainya, Calvin
mungkin akan sangat tergoda meninggalkan Anna demi Rachel. Perasaannya kepada
Rachel terasa lebih kuat daripada perasaannya kepada Anna.... Yah. Dia tidak perlu
memikirkan itu dulu. Calvin lalu berjalan keluar dari kamar Rachel dan melangkah keluar
dari kamar Rachel dan menuju kamar Jason. Dia langsung membuka pintunya, lupa
untuk mengetuk terlebih dulu. Ketika Calvin masuk, pemandangan di depannya
membuatnya ternganga.... Jason dan Rachel sedang berciuman! Seketika itu juga
hatinya terasa sakit, seakan diremukkan menjadi serpihan. ?LoveReads 174 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Rachel benar-benar terkejut karena Jason menciumnya
tiba-tiba, dia bahkan masih membelalak dan berusaha meronta ketika merasakan bibir
Jason yang panas melumat bibirnya dengan begitu ahli. Tetapi tangan Jason yang kuat
menahan belakang kepalanya dan malahan menekan kepalanya semakin rapat ke arah
kepala Jason, membuat bibir mereka berpadu semakin rapat. Ciuman seorang Jason
sangat luar biasa, seolah-olah lelaki itu diciptakan dengan keahlian mencium alami.
Jason bersikap lembut, bukannya memaksa seperti yang dilakukannya sebelumnya
kepada Rachel. Bibirnya menyesap bibir Rachel hati-hati, mencicipi setiap jengkal
rasanya, dan memujanya... Suara di pintu membuat Rachel terkesiap, dan dia
memiringkan kepalanya, berusaha melepaskan diri dari bibir Jason. Dan rupanya kali ini
Jason memutuskan untuk melepaskan bibirnya, membiarkan Rachel terengah di sana,
dengan bibir panas membara. Rachel menoleh ke arah suara di pintu itu, dan dia
ternganga ketika melihat Calvin yang berdiri di sana. "Calvin?" Rachel merasakan
dorongan yang kuat untuk menjelaskan semuanya kepada Calvin, supaya lelaki itu tidak
salah paham dan berpikir yang tidak-tidak antara dia dengan Jason. Tetapi jemari Jason
menyentuh tangannya tegas, seolah mengingatkan Rachel akan perjanjian mereka
sebelumnya, bahwa Rachel sudah bersedia untuk berpura-pura menjadi kekasih Jason.
"Maafkan aku mengganggu, aku tadi tidak mengetuk pintu dan masuk begitu saja.. aku,
eh..." 175 | Suara Calvin terbata-bata,
ekspresinya tampak begitu shock, "Aku akan keluar dulu, maafkan aku.." Calvin
membalikkan tubuhnya dan dengan tergesa keluar dari kamar itu, membanting pintu di
belakangnya. "Calvin!" Rahcel beranjak berdiri, bertumpu pada kruk di bawah lengannya
dan hendak mengejar lelaki pujaan hatinya itu. Tetapi lengannya dicekal dan ditahan
oleh Jason. "Biarkan dia pergi." Rachel menoleh ke arah Jason dengan panik, "Tetapi
dia akan salah paham! Dia akan mengira aku dan kau serius... aku harus menjelaskan
semuanya kepadanya!" "Tidak boleh." "Tidak boleh?" Rachel tertegun, menatap Jason
dengan marah, berusaha melepaskan diri, tetapi pegangan Jason ke lengannya makin
kencang, "Tidak apa-apa bukan kalau aku menjelaskan bahwa kita sedang berpura-pura
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pacaran karena ingin menjebak si penyerang kepada Calvin?" "Tidak boleh." Mata
Jason menyipit serius, "Sandiwara ini hanya kita berdua yang boleh tahu, tidak ada
orang lain yang boleh..." Rachel menatap Jason dengan tatapan mata frustrasi, "Tetapi
dia Calvin! Kau tahu aku padanya..." "Kau tegila-gila kepadanya, aku tahu." Ekspresi
Jason tampak keras. 176 | "Tidakkah kau sadar
jika sandiwara kita ini juga bisa membantumu?" "Apa maksudmu?" Jason begitu penuh
teka-teki hingga Rachel sering
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
merasa bingung ketika mencoba memahami maksudnya. "Apakah kau tak tahu bahwa
dorongan alami lelaki adalah untuk bersaing dan mengejar pasangannya" Semakin sulit
didapatkan, semakin besar seorang lelaki tertarik." Senyum Jason tampak tipis, "Aku
tahu bahwa Calvin-mu itu selama ini begitu bodoh, tidak pernah melihatmu sebagai
perempuan. Kau ingin dia menyadari dirimu sebagai perempuan yang pantas
dipertimbangkan, Rachel" Maka berpura-puralah menjadi kekasihku, aku akan
membantumu memancing rasa cemburu Calvin, dan setelah kita selesai, dia akan
menyadari perasaannya kepadamu." Rachel tertegun. Benarkah apa yang dikatakan
Jason itu" bahwa dengan berpura-pura menjadi kekasih Jason, dia bisa membuat
Calvin cemburu dan memancing perasaan Calvin kepada Rachel" Rachel bukan ahli
tentang strategi percintaan, tetapi dia percaya Jason sangat ahlli dalam hal ini. Dan ya
ampun.... tawaran Jason itu terasa begitu menggodanya, membayangkan Calvin tertarik
kepadanya... Pintu kamar Jason terbuka lagi, tetapi kali ini dokter yang masuk, dia
tersenyum kepada Jason dan mengangguk ramah kepada Rachel, "Siap untuk operasi
keduamu?" Jason tersenyum lebar, "Aku tak sabar menantikannya, dokter."
?LoveReads 177 | Embrace The Chord Part 14
Operasi Jason berlangsung cukup lama, lebih lama dari yang diperkirakan. Dokter
mengatakan butuh waktu dua sampai dengan tiga jam untuk operasi. Tetapi sekarang
sudah empat jam berlalu. Rachel duduk di sana dengan cemas, di antara keluarga
Jason. Ada mama Jason yang tampak keibuan dan papanya. Juga ada adik Jason,
Keyna yang ramah padanya, ditemani oleh suaminya, Davin. Seluruh keluarga Jason
baik kepada Rachel.... padahal semula Rachel mengira dirinya akan disalahkan karena
menyebabkan Jason terluka dan harus menghadapi operasi ini. Mama Rachel ikut
menemani Rachel menunggu, beliau sedang bercakap-cakap dengan mama Jason,
posisi mama Rachel sebagai guru di akademi tempat Jason dulu pernah berlatih,
membuatnya mengenal mama Jason jauh bertahun-tahun sebelumnya, meskipun tidak
akrab. Keyna, adik Jason yang cantik dan ikut menunggui di sana bahkan duduk di
sebelahnya dan mengajak bercakapcakap selama menunggu. Sementara itu suami


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keyna, Davin, sedang mengurus sesuatu di perusahaannya dan mengatakan akan
segera menyusul datang. "Hai Rachel, akhirnya kita bertemu, aku seudah penasaran
sekali ingin bertemu denganmu." Keyna bergumam ramah begitu mereka duduk
bersama. 178 | Apakah Keyna penasaran ingin
tahu wajah perempuan yang membuat kakaknya terluka" Memikirkan itu, ekspresi
Rachel langsung berubah sedih, "Maafkan aku, aku... maafkan aku semua kejadian ini
membuat Jason terluka, dia berusaha melindungiku." "Hei. Kami semua tidak
menyalahkanmu, lagipula kami menduga itu perbuatan salah satu mantan kekasih
Jason yang cemburu, well kakakku memang banyak menyakiti perempuan di masa
lalunya... jadi kau adalah korban juga dan itu semua bukan sepenuhnya kesalahanmu."
Mata Keyna tampak bercahaya, "Lagipula aku senang sekali akhirnya Jason memiliki
kekasih yang normal." Kata 'kekasih' dan 'normal' membuat Rachel mengerutkan
keningnya. Keyna jelas-jelas menyebutnya sebagai kekasih Jason, apakah Keyna tahu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
tentang sandiwara mereka" atau Jason juga menutupinya dari adiknya" "Jason
mengatakan padaku bahwa kau adalah kekasihnya tadi sebelum dia operasi." Keyna
mengedipkan sebelah matanya, "Karena itulah aku tidak sabar bertemu denganmu."
Jadi ternyata Jason serius mengatakan bahwa sandiwara sebagai pasangan kekasih ini
hanya boleh diketahui oleh mereka berdua. Lelaki itu bahkan membohongi adiknya
sendiri. "Apa maksudmu dengan kekasih yang normal?" Rachel langsung bertanya
penuh dengan ingin tahu. Apakah itu berarti Keyna menganggap bahwa kekasih-kekasih
Jason sebelumnya bukan manusia normal" 179 |
"Kau berbeda jauh dengan kekasih-kekasih Jason sebelumnya. Amat sangat berbeda."
Rachel menoleh ke arah Keyna, sedikit mengerutkan keningnya. Apakah maksud Keyna
Rachel tidak secantik kekasih-kekasih Jason sebelumnya" Tetapi ternyata tidak ada
ejekan apapaun di wajah Keyna, perempuan itu malahan tampak senang sekali karena
Jason sekarang memiliki Rachel sebagai kekasihnya. "Berbeda maksudku bukan dalam
hal penampilannya. Kakakku itu suka main-main dengan wanita yang lebih tua." Keyna
mengerucutkan bibirnya dengan ironis, "Kau pasti sudah dengar reputasinya, dia suka
mencampakkan mereka semua hingga terpuruk. Herannya, wanita-wanita yang lebih tua
itu tidak ada yang kapok, mereka terus berusaha menaklukkan kakakku." Mata Keyna
menatap Rachel penuh persahabatan, "Aku senang pada akhirnya Jason membuka
matanya dan memilihmu sebagai kekasihnya, kau akan membuatnya berlabuh dan
melukapan sikap suka-main-mainnya. Aku berharap nanti kita benar-benar menjadi
saudara." Belum sempat Rachel menanggapi kata-kata Keyna, pintu ruang tunggu
terbuka dan Davin, suami Keyna memasuki ruangan, mata lelaki itu langsung
menemukan isterinya dan menatapnya dengan sayang. Keyna langsung beranjak dari
duduknya ketika melihat suaminya datang. "Tunggu sebentar ya." Jemari lembutnya
menyentuh tangan Rachel sedikit dan meminta maaf. 180 | R a t u - b u k u . b l o g s p o
t . c o m Lalu Keyna menghampiri suaminya, yang lamgsung menghelanya ke dalam
pelukan dan mengecup dahinya. Rachel tergugu, bingung tak tahu harus bicara apa.
Keyna tampak begitu baik dan mengharapkan yang terbaik untuk Jason, dan dia
sekarang membohongi Keyna dengan semua sandiwara ini. Belum lagi, akan ada
banyak orang yang mereka bohongi nantinya... mamanya, orang tua Jason.... dan
Calvin. Hati Rachel tiba-tiba merasa cemas ketika memikirkan tentang Calvin. Calvin...
kemana dia" Rachel berusaha menghubungi ponselnya tetapi tidak diangkat... dan
sejak insiden Calvin memergoki dia dan Jason berciuman, lelaki itu belum muncul lagi di
rumah sakit. Membohongi Calvin adalah yang paling berat untuk Rachel, apalagi karena
lelaki itu ada di hatinya. Tetapi Rachel sudah berjanji kepada
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Jason... lagipula Jason bilang sandiwara mereka sebagai pasangan kekasih itu bisa
membuat Calvin membuka matanya dan melihat Rachel sebagai seorang perempuan.
Seandainya saja itu benar.... seandainya saja Calvin bisa memandangnya sebagai
seorang perempuan, bukan lagi adik atau sahabat... mungkinkah Calvin bisa
menumbuhkan perasaan kepadanya" Lamunan Rachel tersentak ketika lift penghubung
ruang operasi terbuka. Dokter yang mengoperasi Jason keluar. Mereka semua langsung
berdiri dan menunggu penjelasan. "Operasinya berhasil." Kata dokter itu, "Untuk
pemulihannya kita harus melihat lagi nanti. Sekarang pasien sedang berada di ruang
pemulihan pasca operasi, nanti setelah sadar baru akan kita pindahkan 181 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m kembali ke kamarnya." dokter itu segera memberi keterang
lebih lanjut kepada orang tua Jason yang menungggu. Keyna sendiri hanya berdiri di
kejauhan, memejamkan matanya lega. Setidaknya operasi Jason berhasil... mereka
memang belum tahu apakah kemampuan Jason bermain biola akan terpengaruh oleh
Embrace The Chord - Santhy Agatha
kejadian ini, tetapi semoga saja tidak. Sungguh, Rachel berharap dari dalam hatinya
bahwa kemampuan Jason yang bisa memainkan biola dan menghasilkan nada-nada
yang ajaib itu tidak hilang.... ?LoveReads Ketika Jason membuka matanya, dia
menemukan adiknya sedang duduk menungguinya. "Hai kakak." gumam Keyna lembut.
Jason langsung tersenyum, mengerjapkan matanya, berusaha mengembalikan
kesadarannya. "Mama dan papa sedang bertemu dokter di bawah" Keyna menjelaskan
lagi, "Aku di sini menungguimu dengan Rachel." "Rachel?" Jason menggumamkan
nama perempuan itu, lalu menelan ludahnya karena tenggorokannya yang kering.
Matanya menelusuri sekeliling ruangan dan menemukan Rachel terduduk dikursi
seberang, perempuan itu masih dibebat kakinya dan hanya menggunakan satu kruk
yang disandarkan di lengan kursi. Mata Jason terpejam lagi. Dia mengantuk. Dan
kemudian kegelapan menelannya kembali. 182 |
Jason terbangun hampir tengah malam. Dia membuka matanya begitu saja dan
menyadari bahwa hari sudah gelap. Lampu tidur yang temaram sudah dinyalakan, dan
ketika dia memandang ke sudut ruangan, ada mamanya yang menunggui di sana,
tertidur di atas sofa besar. Jason bergerak pelan, berusaha duduk tetapi tidak bersuara
sehingga tidak mengganggu tidur mamanya. Dia kemudian menatap tangannya yang
diperban tebal, dan diberi pemberat agar tidak banyak bergerak. Matanya menatap ke
arah tangannya itu. Bahkan sekarang dia tidak bisa merasakan tangannya sendiri...
entah karena pengaruh bius atau karena pengaruh syarafnya yang terluka.... Jason
menghela napas panjang. Nanti begitu diizinkan, dia harus segera mencoba bermain
biola lagi. ?LoveReads Tak terasa sudah sepuluh hari setlah operasi Jason. Hari ini dia
diperbolehkan pulang ke rumah. Akhirnya, setelah malam-malam membosankan di
rumah sakit. Semula Jason bersikeras kembali ke apartemen yang ditempatinya sendiri.
Tetapi sang mama memaksanya untuk pulang ke rumah dulu, karena beliau
mencemaskan Jason yang akan tinggal sendirian sementara tangannya belum sembuh
benar. Pada akhirnya Jason mengalah kepada mamanya, dan bersedia pulang ke
rumah mamanya 183 | untuk sementara. Suara
pintu terbuka membuatnya menoleh, senyumnya langsung melebar. "Joshua." sapanya
sambil tersenyum lebar, sahabatnya datang dari australia untuk menjenguknya.
Sebenarnya Joshua seharusnya datang berhari-hari yang lalu, tetapi karena ada urusan
yang tidak bisa ditinggalkanya, lelaki itu meminta maaf dan menunda kepulangannya
hingga hari ini. "Kulihat kau sehat-sehat saja, tidak seperti orang habis dioperasi-"
Joshua bersedekap, mengamati Jason dalam senyum, "Sepertinya sayang sekali
karena Kiara benar-benar mencemaskanmu setengah mati." Jason hanya terkekeh
mendengar celaan Joshua, sahabatnya itu tidak berubah meskipun lama mereka tidak
bertemu, tetap saja sinis dan sarkatis. "Di mana Kiara?" Jason melirik ke belakang
Joshua, dan beberapa detik kemudian, pintu terbuka lagi dan Kiara masuk. "Jason!"
Kiara menatap Jason cemas, "Bagaimana keadaanmu?" "Dia baik-baik saja, kau tidak
lihat?" Joshua mencibir, "Sia-sia saja kau menangisinya kemarin." "Kau menangisiku?"
Jason tersenyum menatap Kiara yang merona pipinya, sementara itu Joshua langsung
memeluk pundak Kiara dengan posesif, menatap Jason memperingatkan. "Hei... Kiara
menangisimu karena dia mencemaskanmu sebagai saudara. Singkirkan seringaian
lebarmu itu." gumamnya serius, 184 | Membuat
Kiara menyodok pinggangnya dengan siku karena malu, "Sebenarnya bukan aku yang
menangisimu, Joshua yang hampir menangis karena cemas ketika mendengar berita
tentang musibah yang menimpamu," Kiara terkikik ketika Joshua melotot kepadanya.
Jason tersenyum, "Terimakasih kalian sudah datang kemari menengokku." Lelaki itu
menunjukkan tangannya yang diperban. "Tangan ini sudah agak pulih, aku sudah
mencoba menggerakkan jaro-jariku." Tiba-tiba Joshua menatap Jason dengan tatapan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mata prihatin, "Apakah luka itu mempengaruhi kemampuanmu bermain biola?" Senyum
Jason tampak dalam dan tidak terbaca, "Aku belum tahu, aku belum mencobanya..."
Suara Jason terhenti ketika sosok mungil yang sudah ditunggunya muncul dari pintu.
Rachel berdiri di sana, perempuan itu sudah tidak memakai kruk lagi meskipun kakinya
masih dibebat, tetapi sakitnya sudah mereda dan pergelangan kakinya yang terkilir
sudah tidak bengkak lagi. Rachel sudah bisa berjalan tanpa kruk meskipun masih agak
terpincang-pincang. Wajah Rachel tampak salah tingkah ketika melihat ada dua orang
asing di dalam kamar Jason, "Ah... maaf... aku tidak tahu kalau ada tamu." "Tidak
apa-apa. Masuklah Rachel." Jason mengulurkan tangannya dari tengah ruangan, hingga
mau tak mau Rachel melangkah masuk 185 |
dan menyambut tangan itu. "Joshua, Kiara kalian pasti sudah tahu Rachel, dia murid
khususku dan sekarang dia menjadi kekasihku." Mata Kiara melebar, sedangkan Joshua
berhasil menyembunyikan kekagetannya. Tetapi itu hanya berlangsung sejenak, sedetik
kemudian, Kiara memecah suasanya dengan menyalami Rachel dengan hangat.
"Senang sekali akhirnya Jason bertobat dan memilih perempuan yang baik." gumamnya
dalam senyuman lebar, " Salam kenal Rachel..." "Kiara dan Joshua ini pasangan suami
isteri, mereka sahabatku dan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
tinggal di Australia." Jason menjelaskan kepada Rachel. Joshua, lelaki berwajah dingin
tapi tampan itu kemudian tersenyum lembut kepada Rachel yang masih tampak
bingung, "Kami datang kemari khusus untuk menengok Jason." Lelaki itu akhirnya
melirik ke arah tas-tas Jason yang sudah tertata rapi, "Kau akan pulang hari ini, Jason?"
Jason menganggukkan kepalanya. "Sudah bisa pulang kata dokter, untunglah karena
aku sudah berada di batas kebosananku." Joshua tersenyum dan menganggukkan
kepalanya, "Kami akan berada di Indonesia selama dua minggu." lelaki itu menyebut
nama hotel tempat mereka menginap, "Kami akan mengunjungimu nanti. Kau akan
pulang ke rumahmu bukan?" "Rumah orang tuaku." Jason mengkoreksi, "Mereka
memaksaku pulang ke sana karena takut tidak ada yang merawatku kalau aku 186 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m pulang sendirian ke apartemenku." dia menatap
Joshua penuh arti, "Kenapa kalian harus tinggal di hotel" Kenapa kalian tidak tinggal di
apartemenku saja" Itu kan apartemen kalian juga." "Bekas apartemen kami, Jason.
Apartemen itu sudah bukan milik kami, bukankah kau sudah membayarnya lunas
kepadaku?" Joshua langsung menyela membuat Jason terkekeh. "Yah bagaimanapun
juga aku tidak akan pulang ke sana, kalian bisa menggunakannya. Aku tahu hotel itu
memiliki fasilitas yang lengkap, tetapi apartemen itu penuh kenangan bagi kalian kan"
Kalian bisa mengenang kembali masa-masa indah kalian yang dulu." Suara Jason
menggoda dan penuh arti. Sementara Rachel mengamati Joshua dan Kiara saling
bertukar pandang, ada cinta yang pekat di sana, dan pipi Kiara memerah ketika Joshua
menyinggung tentang kenangan di apartemen itu... bahkan... pipi Joshua tampak sedikit
merona. Pasangan ini sepertinya memiliki kenangan yang indah di apartemen itu...
Joshua berdehem, lelaki berwajah dingin itu tampak salah tingkah, lengannya
merangkul pinggang isterinya dengan erat. "Kami, eh kami mungkin akan menerima
tawaranmu untuk tinggal di apartemenmu sementara, benar kan Kiara?" Kiara menatap
suaminya dengan senyum lembut, dan pipi yang makin merona merah, "Iya." jawabnya
pelan. Jason terkekeh, dan mengeluarkan kartu apartemennya dari sakunya, 187 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m "Ini. Kalian bisa tinggal di sana sesukanya."
gumamnya menggoda. Kiara dan Joshua kemudian berpamitan untuk beristirahat dan
membereskan barang-barang mereka dulu, karena mereka tadi langsung datang ke
rumah sakit dari bandara. Setelah itu Jason duduk di tepi ranjang, sementara Rachel
Embrace The Chord - Santhy Agatha
berdiri canggung di depannya. "Bagaimana kondisi... tanganmu?" Rachel menatap ke
arah tangan Jason yang sekarang hanya dibalut perban tipis dan elastis. Kecemasan
langsung menyergapnya. Jason belum mencoba memegang biola lagi, sementara itu,
kata Keyna dokter mengatakan tangan Jason mungkin akan berfungsi kembali 85% dari
semula. Apakah 85% cukup untuk membuatnya bisa bermain biola kembali" Jason
sendiri bisa membaca kecemasan di mata Rachel. Dia memegang tangannya yang
diperban dengan tangannya yang lain, lalu menampilkan senyuman datar, "Aku bisa
menggerakkan jari-jariku dengan mudah." Jason menunjukkan jarinya yang
bergerak-gerak kepada Rachel, "Masih terasa agak kaku, tetapi aku baik-baik saja."
Rachel menelan ludahnya, dia ingin sekali bertanya kapan Jason mau mencoba
memegang biola lagi, tetapi dia tidak berani. "Apakah barang-barangmu hanya itu?"
Rachel melirik tas Jason yang sudah terpacking rapi. "Kau... seperti kata Joshua tadi,
kau akan pulang ke rumah orang tuamu?" "Ya." Tiba-tiba tatapan mata Jason menajam,
"Dan aku sudah minta secara khusus kepada mamamu, agar kau diizinkan tinggal
disana." Mata Rachel membelalak terkejut, "Apa?" 188 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m Jason bersedekap seolah menantang Rachel untuk melawannya, "Mamamu
sudah setuju. Begitupun orang tuaku. Aku melalaikan mengajarimu biola selama aku
sakit, dan sekarang aku akan mengejarnya, dengan kau tinggal di rumah itu, pelatihanku
kepadamu akan semakin intensif." "Itukah alasan yang kau gunakan untuk membujuk
mamaku?" Kalau Jason beralasan begitu, sudah pasti mamanya setuju. Lagipula
mamanya benar-benar senang ketika Jason mengatakan bahwa Rachel adalah
kekasihnya, Mamanya benar-benar menganggap Jason sebagai menantu idaman.
Padahal hubungan mereka ini hanyalah pura-pura.... Rachel bisa membayangkan
betapa kecewanya mama Rachel nanti ketika mengetahui kebenarannya. Belum juga,
Rachel harus menjelaskan pada Calvin nanti kalau pada akhirnya kebohongannya ini
terkuak. Calvin menerima kabar bahwa Rachel sudah menjadi kekasih Jason dengan
baik, dan berbeda dengan apa yang dikatakan Jason, bukannya mendekati Rachel,
Calvin malah menjaga jarak, nanti Rachel akan protes kepada Jason mengenai masalah
ini. Tetapi itu nanti. Sekarang Jason malahan melemparkan masalah baru kepadanya.
Tinggal bersama di rumah orang tua Jason" Yang benar saja! Jason tersenyum lebar,
matanya bersinar jahil. "Ya itu alasanku untuk membujuk mamamu." Mata Rachel
menyipit, "Dan apa alasanmu sebenarnya?" gumamnya curiga. Jason terkekeh, "Kau
harus menepati janjimu untuk bersedia melakukan 'apapun' untukku..." 189 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m Mata Jason meredup, dan jemarinya menyentuh dagu
Rachel dengan santai, wajahnya mendekat dan suaranya berubah serak menggoda,
"Apakah kau sudah siap melakukan apapun untukku, Rachel" aku ingin kau
melakukan...." Rachel panik. Termakan oleh janjinya sendiri, salahnya sendiri berjanji
kepada Jason yang licik dan keji, lelaki ini pasti akan memanfaatkannya, dasar lelaki
mesum tukang cium sembarangan! Apakah Jason akan memaksanya untuk berbuat
mesum" Wajah Rachel memucat ketakutan. Jason melihat perubahan ekspresi Rachel
dan langsung tahu pikiran apa yang ada di benak Rachel. Lelaki itu melepaskan
pegangannya kepada Rachel dan tertawa geli, "Singkirkan pikiran mesum dari otakmu
Rachel, aku ingin kau menjadi suster perawatku selama kau tinggal di sana." "Suster
perawat?" begitu Jason melepaskan pegangan di dagu Rachel, dia langsung mundur
selangkah untuk menjaga diri dan mengamankan jarak. "Ya." Sinar jahil semakin kental
di mata Jason. "Kau akan melayani segala kebutuhanku, seperti kataku dulu. Kau akan
menjadi pelayan sekaligus perawatku." Dasar pria licik sialan! Rachel menggertakkan
gigi karena tidak bisa membatntah perkataan Jason. Pria mesum dan licik ini
benar-benar memanfaatkan posisinya yang berada di atas angin. Rachel dengan
bodohnya menjanjikan 'apapun' kepada Jason, dan dengan kejam. 190 | R a t u - b u k u
Embrace The Chord - Santhy Agatha
. b l o g s p o t . c o m Lelaki itu menjadikan Rachel budaknya! "Kau tidak boleh
membantah Jason. Jadi pulanglah dan kemasi barang-barangmu, aku akan
menunggumu di sini, setelah keluargaku datang menjemputku kita akan pulang dari
rumah sakit bersama-sama ke rumah orang tuaku." Jason mengangkat alisnya melihat
Rachel hendak membantah, "Lagipula ini rencana yang bagus untuk memancing orang
yang mencoba melukaimu, dia akan semakin
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
cemburu ketika kabar bahwa kau tinggal bersamaku tersebar.... dengan
kecemburuannya, dia akan lengah dan bertindak bodoh." Rachel terdiam, dan mau tak
mau, dia menyetujui perkataan Jason. Satu jam kemudian, Rachel kembali ke rumah
sakit sambil membawa tas pakaiannya, lebih cepat dari yang direncanakan. Rachel tadi
berpikir dia mungkin bisa kembali ke rumah sakit ini tiga jam lagi karena dia harus
membereskan barang-barangnya. Ternyata mamanya yang antusias sudah
membereskan semua barang untuknya, seluruh perlengkapan menginapnya untuk
tinggal di rumah Jason sudah disiapkan. Dasar. Rachel cemberut memikirkan mamanya
yang melepasnya tadi dengan senyuman lebar. Mamanya benar-benar tidak bisa
menyembunyikan kegirangannya karena Rachel menjadi kekasih Jason... Rachel
melalui lorong-lorong rumah sakit menuju kamar Jason, tasnya dia tinggalkan di
penitipan tas di area lobby rumah sakit. Ketika langkahnya semakin mendekat ke kamar
Jason, Rachel mengerut. Suara biola terdengar sayup-sayup. Jason" 191 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m Rachel mempercepat langkahnya di atas karpet lorong
rumah sakit yang tebal itu. Dan alunan biola yang indah itu semakin pekat terdengar
ketika dia semakin mendekat ke kamar Jason. Pintu kamar Jason sedikit terbuka
sehingga Rachel bisa mengintip di sana, tidak berani masuk karena takut akan
mengganggu konsentrasi Jason bermain biola... Dan kemudian, Rachel melihat Jason
memainkan biola itu, menjepit biola itu di pundak kirinya dan memainkan nada yang
indah... Senyum Rachel melebar... Jadi Jason bisa bermain biola lagi" Tetapi
senyumnya ternyata tidak bertahan lama. Ketika mengamati ekspresi Jason, Rachel
menyadari bahwa Jason mengerutkan kening-nya seolah menahan kesakitan, bahkan
keringat menetes di dahi Jason, seolah-olah memainkan biola itu sangat menyakitkan
untuknya. Lalu nada yang dimainkan Jason berhenti mendadak. Sepertinya sakit yang


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dialami Jason tak tertahankan, memaksa tangannya berhenti menggesek senar
biolanya. Lelaki itu terengah, ekspresinya kesakitan. Dan kemudian, dengan ekspresi
yang luar biasa sedih, Jason meletakkan biola dan penggeseknya di meja. Tatapan
matanya nanar, menatap satu titik yang tak terlihat di meja, ekspresi Jason bercampur
antara kekecewaan, kemarahan dan kesedihan. Rachel langsung menyingkir dan
bersandar jauh di dinding luar kamar Jason, air matanya menetes. Dia telah
menyaksikan sang maestro, jenius berbakat dalam permainan biola, tidak mampu
memainkan biolanya... tidak mampu menyelesaikan lagunya sampai akhir. ?LoveReads
192 | Embrace The Chord Part 15 Rachel duduk
di cafetaria kantin sambil menyesap kopinya, jemarinya bergetar dan perasaannya
bergemuruh. Ekspresi sedih Jason tadi benar-benar tak terlupakan, sarat dengan
kesedihan hingga Rachel tidak berani mendekati lelaki itu dan memilih melarikan diri ke
lantai bawah, menyesap kopi untuk menenangkan dirinya. Ponselnya berbunyi, dan dia
melihat nama Calvin di sana. Calvin.... Rachel hampir-hampir melupakan Calvin, bukan
karena perasaannya mulai pudar tetapi karena setelah insiden itu Calvin benar-benar
menghilang dari kehidupannya, seolah-olah lelaki itu menghindari Rachel. Hal itu
membuat Rachel bertanya-tanya. Kenapa Calvin menghindarinya" Apakah karena lelaki
itu marah kepadanya" Karena dia mengira -setelah melihat Jason dan Rachel
Embrace The Chord - Santhy Agatha
berciuman- bahwa Jason dan Rachel menjalin hubungan cinta" Calvin sudah jelas-jelas
menunjukkan ketidak setujuannya akan hubungan Rachel dengan Jason, lelaki itu
memang menghormati dan mengagumi Jason dari permainan biolanya, tetapi Calvin
mencemaskan reputasi Jason sebagai penghancur perempuan. Seandainya saja
Rachel bisa mengungkapkan kepada Calvin bahwa hubungannya dengan Jason
hanyalah sandiwara, mungkin dia bisa menghilangkan kecemasan Calvin... sayangnya
dia tidak bisa melakukannya. "Rachel?" Suara Calvin terdengar disana,
memanggil-manggil Rachel yang masih melamun membuat Rachel mengerjapkan
kedua matanya. 193 | "Iya Calvin" Kau di mana
saja" Rasanya sudah lama sekali kita tidak bicara." Rachel merindukan Calvin tentu
saja. Calvin berdehem, "Aku... aku tidak mau mengganggumu dengan Jason, dia kan
sedang dalam masa pemulihan. Lagipula aku sedang intens menghabiskan waktuku
bersama Anna..." Anna. Hampir saja Rachel melupakan keberadaan perempuan itu.
Terakhir, Calvin mengatakan bahwa dia sudah menyatakan cintanya kepada Anna dan
Anna membalas perasaannya. Mereka berdua sekarang adalah sepasang kekasih...
Anna yang memiliki Calvin. Rachel berusaha menekan perasaan pedih dalam suaranya.
"Aku mengerti Calvin...." "Hari ini Anna dan papanya kembali keluar negeri." Calvin
melanjutkan, "Aku akan mengantarkannya ke bandara." Rachel mengerutkan keningnya,
"Anna sudah akan pulang" Jadi kalian akan menjalin hubungan jarak jauh?" Suara
Calvin tampak sedih dan tidak yakin. "Kami akan mencoba Rachel, meskipun aku tidak
tahu apakah itu akan berhasil atau tidak." Keraguan dalam suara Calvin tampak nyata,
"Karena aku... aku padamu...." suara Calvin menghilang, membuat Rachel mengerutkan
keningnya semakin dalam. "Kau kenapa Calvin?" Hening sejenak, lalu Calvin berkata.
"Tidak. Tidak ada apa-apa. Maafkan aku, mungkin aku hanya sedang bingung, kau tahu,
aku sedih karena akan berpisah dengan Anna." 194 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m Rachel tersenyum lembut, "Aku mengerti perasaanmu, Calvin." "Kaulah yang
paling mengerti/" Ada senyum di suara Calvin, tetapi senyum itu menghilang ketika dia
bertanya kepada Rachel, "Aku tadi ke rumahmu, kata mamamu, kau sudah berkemas
dan akan tinggal di rumah Jason untuk sementara." Rachel berdehem, merasa tidak
enak karena dia tidak tahu ketidaksetujuan hubungan Rachel dengan Jason. "Ya. Jason
memintaku tinggal di sana, karena dia ingin melatihku secara intensif. Selain itu... aku
merasa bersalah karena akulah dia terluka." "Itu bukan sepenuhnya kesalahanmu
Rachel, penyergap itulah yang bersalah melukai kalian." Suara Calvin tampak ragu,
"Apakah kau mencintai Jason?" "Apa?" Rachel terbelalak, tidak menyangka Calvin akan
menanyakan pertanyaan itu. Calvin terdengar salah tingkah, "Aku... kau tahu, aku
penasaran, Mereka semua bilang kalian adalah sepasang kekasih, aku bertanyatanya
apakah kau benar-benar mencintai Jason.... ataukah itu hanya didorong oleh rasa
bersalahmu karena luka Jason?" Bagaimana Rachel harus menjawab" Dada Rachel
terasa sesak, penuh oleh rasa bingung. Tetapi pada akhirnya dia ingat kesepakatannya
dengan Jason dan menguatkan dirinya ketika menjawab. "Aku... aku menjalin hubungan
dengan Jason karena aku mencintainya, Calvin." 195 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m Dia harus menghilangkan kecurigaan siapapun tentang hubungan sandiwaranya
dengan Jason, dia sudah berjanji kepada Jason.
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Meskipun sekarang rasanya begitu perih, berbohong bahwa dirinya mencintai lelaki lain,
kepada Calvin, lelaki yang sesungguhnya dicintainya. Hening lagi. Kali ini sedikit agak
lama. Tetapi kemudian Calvin berdehem. "Baguslah kalau begitu. Maafkan aku kalau
sedikit mencampuri. Kau tahu aku mencemaskanmu." Rachel tersenyum lembut,
"Terimakasih, Calvin." "Oke kalau begitu, aku harus ke bandara untuk mengantar Anna,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
sampai ketemu nanti ya." "Iya." Dan kemudian percakapan mereka terputus, dengan
suasana canggung yang entah kenapa. Rachel sendiri mulai meragukan perkataan
Jason bahwa hubungan pura-pura mereka akan membuat Calvin memandang Rachel
sebagai seorang perempuan.... rasanya tidak begitu, yang ada malahan Calvin
menjauhinya dan membuat hubungan mereka yang dulunya erat menjadi canggung.
Dan sekarang Rachel terikat dengan Jason. Dia harus melakukan apapun yang
diinginkan oleh Jason. Tetapi Jason mungkin berhak memperalatnya, menjadikannya
pelayannya atau apalah. Dia telah menyebabkan kehilangan fatal bagi Jason...... Rachel
mengernyit, kalau sampai Jason tidak bisa bermain biola lagi, maka kesalahan terbesar
ada di pundak Rachel. Dia yang bersalah, dia yang bertanggung jawab. 196 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Ponselnya tiba-tiba berbunyi, membuat Rachel terkejut dan
hampir saja menjatuhkan cangkir kopinya. Dia melirik dan jantungnya berdebar ketika
mengetahui bahwa Jason yang meneleponnya. "Halo?" diangkatnya telepon itu dengan
suara lemah, berusaha menyingkirkan ekspresi wajah Jason tadi yang membuatnya
merasa sangat bersalah. "Kau di mana" Aku menelepon ke rumahmu, kata mamamu
kau sudah berangkat sejak tadi ke rumah sakit." Rachel menghela napas panjang,
berdoa semoga saja Jason tidak menyadari bahwa Rachel sudah sampai ke rumah sakit
sejak tadi dan memergoki kegagalan Jason bermain biola tadi "Aku-aku baru sampai
rumah sakit." Rachel menjawab cepat, "Aku akan segera naik." "Aku tunggu." Jason
langsung menutup ponselnya tanpa menunggu jawaban Rachel. Rachel menyesap
kopinya untuk terakhir kalinya, lalu beranjak berdiri. Bertemu dengan Jason, terlebih
setelah menyaksikan ekspresi kesedihan lelaki itu karena gagal memainkan biolanya
benar-benar membuat dada Rachel terasa sesak. ?LoveReads "Menurutmu, apakah
perempuan bernama Rachel itu adalah kekasih Jason?" Joshua meletakkan garpunya di
atas piring yang telah kosong. 197 | Mereka
berada di apartemen Jason, bekas apartemen mereka dulu dan melewatkan pagi
dengan sarapan bersama. Kiara, dengan keahliannya memasak seperti biasa telah
membuatkan Joshua omelet keju kesukaannya, sekaligus membawa kenangan di
masa-masa dulu ketika hati mereka belum bertaut sepenuhnya. Kiara menyorongkan
gelas berisi jus jeruk ke depan Joshua lalu bertopang dagu menatap suaminya "Kenapa
kau bertanya seperti itu?" Joshua terkekeh, "Ayolah sayang, kau tahu sendiri bagaimana
tipe kekasih Jason sebelumnya, Rachel benar-benar di luar kategori itu, selain dia masih
terlalu muda, dia adalah tipe 'perempuan baik-baik'." Kiara menatap suaminya dengan
wajah masam, "Jadi menurutmu Jason selalu berpacaran dengan perempuan tidak
baik-baik?" Kali ini kekehan Joshua berubah menjadi tawa, "Tepat seperti itu maksudku.
Dia mempunyai obsesi aneh untuk menyakiti perempuan." "Jason selalu baik kepadaku,
dia tidak memukul rata semua perempuan." Kiara membantah. Joshua menganggukkan
kepalanya, "Benar, karena itulah tipe kekasih Jason sangat spesifik, dia selalu memilih
perempuan yang lebih tua, dengan watak yang aku asumsikan mirip dengan ibu
kandungnya." Mereka berdua tentu saja tahu bagaimana jahat dan serakahnya ibu
kandung Jason. Hal itulah yang membuat Jason menjadi seperti ini, mengumpulkan
reputasi sebagai penghancur perempuan. 198 |
"Mungkin dia benar-benar serius dengan Rachel, kau tahu aku membaca beberapa
berita tentang Rachel. Dia sangat berbakat dalam bermain biola, para kritikus musik itu
tidak ada yang mencelanya, semuanya memujinya dan menyebutnya sebagai Jason
yang akan datang." Mata Kiara mengerjap. "Rekaman ketika Jason dan Rachel bermain
biola tersebar di media, aku melihatnya dan merasa begitu takjub, aku memang tidak
tahu tentang musik, tetapi telinga awamku bisa memastikan kalau permainan mereka
berdua sangat sempurna dan berpadu dengan indahnya." "Aku juga melihat rekaman
yang menghebohkan itu. Setahuku Jason ingin membuat Rachel menjadi murid
Embrace The Chord - Santhy Agatha
khususnya yang pertama. Aku tidak tahu kalau dia menjadikannya pacarnya." Mata
Joshua berkilat, "Mungkin pada akhirnya Jason berlabuh pada perempuan yang lugu."
dia menatap Kiara dengan tatapan menggoda, "Seperti diriku." Pipi Kiara langsung
memerah, berusaha menghindari tatapan mata Joshua, "Jadi sekarang kau sudah
benar-benar berlabuh ya?" Joshua terkekeh, melangkah mengitari meja dan memeluk
Kiara dari belakang, mengecup pundaknya dengan mesra dan lembut, "Tentu saja, aku
punya isteri yang sempurna. Apalagi yang aku inginkan" Aku sudah lengkap." Kiara
tersenyum, menyandarkan tubuhnya kepada Joshua, membalas pelukan erat suaminya,
"Aku bahagia karena kau memilihku untuk berlabuh." gumamnya serak, penuh
perasaan. 199 | "Aku berlabuh pada perempuan
yang tepat." Joshua membalik tubuh Kiara, lalu mengecup bibirnya dengan lembut,
ketika dia mengangkat kepalanya, matanya berbinar nakal, 'Kau mau mencoba ranjang
di bekas kamarku itu sekali lagi" Mengenang bulan madu kita dulu?" Kiara terkikik, dan
menurut ketika Joshua menghelanya memasuki kamar. ?LoveReads Rachel mengetuk
pintu kamar Jason, dan mendapati lelaki itu sedang duduk di kursi di samping ranjang
dan merenung. Lelaki itu sudah berpakaian lengkap, siap untuk pulang. "Keyna dan
Davin akan menjemput kita, sebentar lagi mereka datang." Rachel menganggukkan
kepalanya, melangkah mendekati Jason ke tengah ruangan dan mengamati lelaki itu.
Jason tampak seperti biasa, dengan ekspresi datarnya yang tidak tertebak. Tidak
kelihatan bahwa barusan dia telah menampilkan ekspresi sedih luar biasa yang
membuat siapapun yang melihatnya merasakan kesedihan yang sama. "Kenapa?"
Atheis 3 Fear Street - Salah Sambung The Wrong Number Dracula 9

Cari Blog Ini