Orang Miskin Dilarang Kawin Karya Suami Efbi Bagian 2
*** Bukan salah kami berdua bila terlahir menjadi orang miskin. Kalau boleh memilih, aku ingin terlahir menjadi orang kaya, hidup dengan penuh kasih sayang dan harta yang tumpah ruah. Akan tetapi, kami senang dengan keadaan kami saat ini. Bila menjadi orang kaya, mungkin aku tak akan bertemu dengan lelaki tampan seperti Supri.
Waktu yang Bicara Windy Asriani Orang Miskin Dilarang Kawin" 72
Aku adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Jumlah anak yang banyak untuk ukuran keluarga masa kini, tetapi pada masa lalu semakin banyak anak maka semakin banyak rezeki.
Bapakku seorang penjaga sekolah yang gajinya hanya cukup untuk makan kami sehari-hari. Ketika sekolah, aku jarang sekali mendapatkan uang saku. Ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga yang kadang-kadang membantu tetangga ketika musim tanam dan musim panen.
Saat ini usiaku sudah beranjak dua puluh tahun. Orangtua zaman dulu biasa menikahkan anak mereka pada usia dini. Akan tetapi, bagiku itu sesuatu yang kolot. Pernikahan yang diawali tanpa kesiapan harta belum tentu berjalan lancar sesuai harapan.
Nduk, cepatlah menikah. Masa kamu tidak malu dengan teman-temanmu yang sudah menikah, kata Simbok suatu hari.
Mbok, aku bukan tidak mau menikah. Aku belum siap menikah. Aku masih menunggu Mas Supri, jawabku.
Apa" Apa yang kamu harapkan dari seorang pengangguran seperti dia"
Mas Supri sebentar lagi juga dapat pekerjaan, Mbok.
73 Waktu yang Bicara Kapan" Aku hanya terdiam mendengar pertanyaan Simbok. Aku tetap pada pendirianku untuk menunggu lamaran Mas Supri. Aku tak mau menikah dengan orang yang tak kukenal sebelumnya.
*** Siang ini aku berjanji akan bertemu Mas Supri di belakang rumah. Kami sudah berjanji akan menonton film di bioskop. Agar tidak berduaan dan sekaligus melancarkan niat kami, aku mengajak adikku untuk menonton film di siang bolong hari itu.
Mbok, aku mau main ke rumah Siti bersama Iyyah, ya.
Iya, Nduk. Hati-hati, ya.
Iya, Mbok. Aku berangkat. Assalamu alaikum. Wa alaikumsalam.
Setelah izin pada Simbok, aku berangkat ke bioskop bersama Mas Supri dan adikku tersayang yang benama Iyyah.
Ini bukan pertama kalinya aku berbohong pada Simbok. Sudah berpuluh-puluh kali aku berboOrang Miskin Dilarang Kawin" 74
hong agar bisa bertemu Mas Supri. Pernah sekali aku ketahuan ketika kami sedang bersepeda mengelilingi desa kami. Tiba-tiba Simbok memanggilku dan menyuruhku segera pulang. Tak bisa kubayangkan betapa malunya aku waktu itu. Malu pada Mas Supri karena ketahuan tak izin ketika keluar rumah.
Sejak peristiwa itu, Mas Supri pun maklum. Begitu pun hari ini. Dia sudah tahu aku berbohong kepada Simbok agar bisa keluar dengannya meskipun harus pergi dengan adikku.
Akhirnya, siang ini Mas Supri mengayuh sepeda begitu lambat karena harus menahan dua beban, aku dan adikku.
Berat, ya, Mas" tanyaku kemudian. Iya, Dik. Tapi nggak apa-apa, kok.
Beneran, Mas" Aku semakin kasihan melihat keringat terus membasahi bajunya.
Iya, Dik. Mas nggak apa-apa. Sebentar lagi juga sampai. Nggak usah khawatir, ya, Dik. Setelah sekian menit, akhirnya kami sampai di bioskop. Bukan bioskop yang mewah seperti zaman sekarang. Ini hanya bioskop kecil yang sebagian besar ruangannya sudah rusak saat ini bioskop itu sudah berganti menjadi sebuah gedung baru.
75 Waktu yang Bicara Seperti biasa, Mas Supri pasti akan bernegosiasi dengan penjaga pintu masuk bioskop yang kebetulan temannya sendiri agar dapat masuk bioskop tanpa harus membayar. Namun, tidak cukup dengan tangan kosong. Setidaknya Mas Supri harus membawakan satu bungkus rokok agar temannya ini memperbolehkan kami masuk. Akhirnya, setelah bernegosiasi dengan temannya, kami pun segera masuk. Film zaman dahulu masih berkisar kisah percintaan. Berbeda jauh dengan film-film zaman sekarang yang lebih mempertontonkan cerita-cerita yang mengedepankan imajinasi dan metropolisme yang kurang mendidik walaupun ada juga sebagian film yang berisi pesan kebaikan.
*** Lagi-lagi Simbok menanyakan hal itu. Aku pun bingung menjawabnya.
Nduk, kamu sudah berumur. Malu dengan teman-temanmu yang sudah menimang anak. Menikahlah dengan Hendro. Pekerjaannya cukup mapan untuk orang-orang seperti kita. Sampai kapan kamu akan menunggu Supri melamarmu"
Orang Miskin Dilarang Kawin" 76
Aku hanya mau menikah dengan Mas Supri yang sebentar lagi akan mendapatkan pekerjaan. Setelah itu, dia akan datang untuk melamarku, Mbok.
Nduk, belum tentu bila kamu menikah dengan Supri kehidupan kamu akan lebih baik dari ini. Mbok tidak suka kamu menikah dengan Supri karena kalian berdua sama-sama miskin. Berbeda dengan Hendro. Setidaknya masa depan anak-anakmu akan terjamin. Mereka tidak perlu merasakan penderitaan seperti kamu dan adikadikmu.
Mbok, jangan bahas pernikahan lagi. Bila sudah waktunya, aku pasti akan menikah, tetapi bukan dengan Mas Hendro, kataku.
Aku berlalu dari samping Simbok setelah selesai membantu memasak. Aku tak ingin mendengar Simbok membahas pernikahan itu lagi.
*** Sore ini kuputuskan untuk menemui Mas Supri di perbatasan desa. Sambil memandang lautan padi yang mulai menguning, aku terus bermain dengan air sungai yang mengalir di kakiku.
77 Waktu yang Bicara Sudah lama menunggu aku, Dik" tanya Mas Supri mengejutkanku.
Cukup lama, Mas. Tak seperti biasanya Mas datang terlambat. Ada apa" tanyaku.
Baru saja Mas ke rumah Pak Kepala desa. Lamaran pekerjaan Mas di perusahaan sepatu di kota sudah diterima. Meskipun hanya menjadi karyawan, Insya Allah, Mas bisa segera melamarmu, Dik.
Benarkah itu, Mas" Kapan" tanyaku tak percaya.
Mungkin tiga sampai enam bulan lagi, Dik. Masih lama, ya, Mas" Aku sudah disuruh Simbok untuk menikah dengan Mas Hendro. Aku menolaknya karena aku hanya mencintai Mas Supri. Maaf, ya, Dik. Bukan Mas tak mau menikah denganmu, tetapi Mas harus mengumpulkan uang untuk biaya menikah kita dan masa depan kita. Segera setelah Mas mendapatkan uang yang cukup, Mas akan segera menikahimu.
Benar, ya, Mas" Iya, Dik. *** Orang Miskin Dilarang Kawin" 78
Hari ini Mas Supri mulai bekerja di kota sebagai karyawan pabrik. Pagi-pagi sebelum berangkat Mas Supri mampir ke rumah untuk menemui aku. Akan tetapi, Mas Supri justru bertemu dengan Simbok.
Pagi, Bu. Mau ketemu Yuni. Ada, Bu" tanya Mas Supri pada Simbok.
Yuni lagi di belakang. Mau apa ketemu Yuni" jawab Simbok ketus sambil terus menyapu halaman.
Saya mau pamit, Bu. Hari ini saya sudah mulai bekerja di pabrik sebagai karyawan.
Oh, cuma jadi karyawan"
Iya, Bu. Mau kasih makan apa kamu buat anakku kalau kamu menikah dengan anakku"
Insya Allah gaji saya cukup, Bu, untuk biaya hidup kami berdua nanti.
Halah! Seberapa, sih, gaji seorang karyawan" Sudah, kamu berangkat saja. Tak usah menemui anakku sebelum kamu punya penghasilan yang banyak.
Akhirnya Mas Supri pergi tanpa bertemu denganku. Aku tahu Mas Supri bermaksud menemuiku. Adikku yang memberitahuku. Ah, Simbok me79 Waktu yang Bicara mang jahat. Selalu menentang hubunganku dengan Mas Supri hanya karena dia miskin seperti aku. Tuhan yang tak adil atau memang Simbok yang keterlaluan"
*** Malam Minggu pun akhirnya tiba. Aku sudah tak sabar bertemu dengan Mas Supri. Malam ini kami sudah berjanji akan bertemu di kebun belakang rumah. Seperti biasa, aku membawa adikku agar diperbolehkan pergi.
Sesampai di kebun, kudapati Mas Supri sudah menungguku di bawah pohon mangga membelakangi kami berdua. Aku dan adikku sengaja berjalan mengendap-endap agar bisa mengejutkan Mas Supri. Sebelum sampai di tujuan, tiba-tiba adikku berteriak.
Mbak Yuni! teriaknya mengagetkanku dan Mas Supri.
Mas Supri pun akhirnya bangun dari duduknya dan segera menghampiri kami. Ada apa, Dik" Kenapa adikmu menjerit" tanya Mas Supri. Entahlah, Mas, jawabku. Kenapa kamu menjerit, Yah" Nanti Simbok dengar.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 80
Aku menginjak e ek sapi, Mbak, keluh adikku dengan wajah meringis seperti orang mau menangis malu.
Aduh, Mbak kira kamu digigit apa, kataku sambil terpingkal-pingkal bagaikan menonton lawak. Akhirnya, kami bertiga pergi untuk membersihkan kaki adikku yang tadi menginjak kotoran sapi yang berwarna hijau gelap, berbau khas, dan masih empuk. Aku dan Mas Supri tak bisa berhenti tertawa. Kami bagaikan mendapat tontonon humor gratis. Adikku terlihat manyun, cemberut, dan kesal sampai kami pulang.
*** Hari demi hari berlalu. Akhirnya, waktu itu pun tiba. Mas Supri menepati janjinya untuk melamarku. Malam itu dia datang ke rumah bersama kedua orangtuanya untuk melamarku. Bapak dan Simbok duduk di ruang tamu bersamaku menghadapi mereka bertiga.
Pak Taryo, anak saya Supri berniat menikahi anak Bapak. Apakah Nak Yuni dan keluarga berkenan menerima anak saya ini" Bapak Mas Supri mengawali pembicaraan malam itu.
81 Waktu yang Bicara Boleh saya bicarakan sebentar dengan anak saya di belakang" jawab Bapak.
Oh, ya, Pak. Silakan. Di kamarku, Bapak menanyaiku tentang lamaran Mas Supri. Kamu mau menikah dengan Supri, Nduk"
Mau, Pak, jawabku. Baiklah kalau begitu. Bapak akan menerima lamaran Nak Supri.
Tapi, Pak, aku tak setuju Yuni menikah dengan Supri. Lebih baik Yuni menikah dengan Hendro yang jelas masa depannya, Simbok menolak keputusan Bapak.
Mbok, umur Hendro dan Yuni terpaut cukup jauh. Apa kamu tak kasihan dengan anak kita" Kehidupan berumah tangga tak cukup dengan harta yang melimpah. Aku lihat Supri pemuda yang rajin beribadah dan pekerja keras. Aku lebih senang Yuni menikah dengan Supri, terang Bapak. Ah, terserah Bapak. Tapi kalau ada apa-apa dengan anak kita setelah mereka menikah, aku tak mau tahu.
Akhirnya, Bapak menerima lamaran Mas Supri dan menentukan tanggal pernikahan kami malam itu juga. Senyum kebahagiaan menyelimuti kami
Orang Miskin Dilarang Kawin" 82
berdua. Sekian lama kami menjalani hubungan secara sembunyi-sembunyi karena Simbok tak pernah menyetujui hubungan kami. Malam ini, Simbok tak bisa menentang keputusan Bapak untuk menerima lamaran Mas Supri. Terima kasih, Bapak.
Kebumen, 22 Februari 2011
83 Cinta Tak Sampai Kaya E ntah hal apa yang dapat membuat aku
terjatuh dengan perasaan seindah ini kepadanya. Dia hanya seorang pemuda yang berasal dari keluarga berkelas ekonomi menengah ke bawah. Wajahnya pun tak lebih tampan daripada Tukul Arwana, pembawa acara Bukan Empat Mata di sebuah televisi swasta. Jika orangtuaku sampai tahu, waaadaaaw& ! Bisa jadi orangtuaku akan merasa dunia sudah kiamat, jantungnya akan kumat& .
*** Aku tidak tahu apa yang kucari dari sosok lelaki yang akan mendampingi hidupku. Mungkin pada dasarnya sama dengan kebanyakan gadis lain, yaitu ingin menikah dengan lelaki yang dicintai dan dapat hidup bahagia selamanya.
Terkadang aku tersenyum mengingat-ingat masa lalu yang indah, saat-saat bersama Mardono di bangku SMA. Untungnya, besarnya perasaan bahagia jatuh cinta yang kualami saat ini dapat kukendalikan sehingga aku tidak disebut sebagai orang gila baru.
Cinta Tak Sampai Kaya Intan Hs Orang Miskin Dilarang Kawin" 84
Ya, setelah sekian lama perasaan Mardono kepadaku, baru kali ini aku membalasnya. Mungkin dengan perasaan cinta yang jauh lebih besar daripada perasaan Mardono kepadaku.
Jatuh cinta adalah jatuh terindah yang rasanya tidak sama dengan terjatuh dari pohon mangga. Rasanya parah, dah. Kalau tidak percaya dengan sakitnya dan penasaran dengan rasanya, boleh mencoba sendiri.
Namun, cinta ini sepertinya tak mungkin direstui oleh kedua orangtuaku. Betapa orangtuaku sangat menginginkan segalanya berakhir sempurna. Bila saja cinta ini terbuka dan diketahui orangtuaku, tentu mereka tidak akan dapat menerima kenyataan bahwa anak semata wayang mereka yang sangat mirip dengan Neno Warisman, artis ibu kota yang salehah itu berdampingan dengan seorang Mardono.
Betapa orangtuaku akan sangat menentang hubungan ini karena menganggap status sosial, materi, serta 3B (bibit, bebet, bobot) Mardono tidak sepadan denganku ia berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Apalagi bila dilihat dari segi pendidikanku. Saat ini aku tengah menyelesaikan tesis untuk meraih gelar master. Menurut ibu, setidaknya aku mendapatkan jodoh yang pendidikannya selevel denganku atau se85 Cinta Tak Sampai Kaya tingkat di atasku, bukan malah melorot ke bawah, ke bawah lagi. Aduh, repot urusannya kalau begini.
Dalam pandangan orangtuaku, Mardono bukanlah siapa-siapa. Ia hanya sopir keluarga kami. Namun, tidak demikian dengan pandanganku. Bagiku, Mardono begitu berarti. Dia bukan saja sahabatku sewaktu SMA, tetapi dia telah menambat hatiku.
Entah hal apa yang membuat aku terjatuh dalam perasaan seindah ini kepadanya. Dia hanya seorang pemuda yang berasal dari keluarga berkelas ekonomi menengah ke bawah. Wajahnya pun tak lebih tampan daripada Tukul Arwana, pembawa acara Bukan Empat Mata di sebuah televisi swasta. Jika orangtuaku sampai tahu, waaadaaaw& ! Bisa jadi mereka akan merasa dunia sudah kiamat, penyakit jantung mereka akan kumat, ucapan mereka komat-kamit nggak jelas. Aku tahu bagaimana orangtuaku. Bingung jadinya. Benarlah cinta itu tunanetra alias buta. Cinta tidak perlu memandang pangkat, status, kekayaan, dan hal-hal yang lain yang dianggap tak perlu. Kalau perlu, selenggarakan pernikahan dalam waktu yang sedekat-dekatnya di tempat (pakai gaya sang proklamator, Bung Karno).
Orang Miskin Dilarang Kawin" 86
Pada dasarnya aku hanyalah gadis biasa dan ingin menjadi gadis biasa kebanyakan yang bebas untuk menentukan kehidupan sendiri. Beberapa tahun belakangan ini, teman-teman kuliah dan mantan teman SMA sudah banyak yang menjadi mempelai pengantin wanita. Mereka terlihat berbahagia dengan pernikahan mereka.
Saking seringnya menghadiri undangan seperti ini, aku sampai bosan memakai gaun undangan. Aku berangan-angan dapat segera memakai gaun pengantin dan menjadi mempelai wanita yang bahagia. Kawin, istilahnya.
Usiaku masih 23 tahun saat orangtuaku menjodohkan aku dengan seorang laki-laki. Dia adalah salah seorang pegawai ayah di kantor. Septian namanya. Saat itu aku baru saja menyelesaikan S- 1 di sebuah perguruan tinggi dan belum memiliki perasaan apa pun kepada Mardono.
Sebagai anak yang penurut, aku mencoba menjalani perjodohan ini. Aku selalu berpenampilan rapi, elegan, cantik, dan menarik walaupun sederhana. Itu bukan hanya pendapatku, tetapi diperkuat dengan kesaksian Mardono. Cukup adil, kan" Namun, tidak demikian menurut Ibu dan Septian. Menurut mereka penampilanku sangat buruk. Jika diberikan penilaian, termasuk enam ke bawah. Waaahhh....
87 Cinta Tak Sampai Kaya Aku akui, aku kurang pandai bergaul karena memiliki pola pikir berbeda dengan kebanyakan orang yang kukenal. Sepertinya kebanyakan mereka tidak berpendidikan walaupun pada dasarnya berpendidikan. Akibatnya, aku sangat malas berdebat tentang masalah ini dan itu. Ditambah lagi aku juga tidaklah terlalu aktif menawarkan diri di bursa saham, eeehhhmmm& maksudku di bursa pernikahan. Bisa disebut aku terlambat menikah sehingga orangtuaku merasa perlu dan harus menjodohkan aku dengan seseorang seperti ini.
Tak ada rasa apa pun, apalagi logika pemikiran untuk terus bersamanya. Yang ada hanyalah aku selalu merasa tersiksa lahir batin karena terus memaksakan diri dengan perjodohan ini. Jodoh yang dikehendaki oleh orangtuaku adalah Septian. Ia termasuk pegawai ayah yang telah mapan, bermasa depan cerah, dan banyak lagi yang terus mereka banggakan. Wuuueeekkk. Rasanya mau muntah mendengarnya.
Bersama dengannya, aku selalu kesulitan beradaptasi dengan keinginannya agar aku mengubah penampilanku yang sekarang. Bersama dengannya, aku hanya merasakan sedih, sakit perut, dan pusing setiap kali mendengar masukannya untuk perbaikan penampilanku.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 88
Wanda, apa kau sakit" Apa kau baik-baik saja" tanyanya setiap mengunjungiku pada hari Minggu.
Ya, jawabku datar. Wanda, sudahkah engkau pertimbangkan masukanku" Kau harus mengubah penampilan agar terlihat lebih baik. Agar saat kita berjalan bersama tidak lagi dilihat orang seperti majikan dan pembantunya. Malu aku, Wan, kalau begini terus. What" Maksudnya"
Ya, kau harus berdandan. Ganti rokmu dengan yang lebih mini sehingga memperlihatkan betis. Pakai sepatu hak tinggi, sanggul rambutmu, poleskan bedak dan lipstik dengan semarak agar kau telihat lebih menawan dan bergairah. Begitu, Wan.
Bruuuk! Aku membuang majalah yang ada di tanganku ke meja di depan kami. Majalah itu bagiku adalah diri Septian. Aku mencampakkannya detik itu juga, padahal itu adalah bulan kedua perjodohan kami. Dengan bulat dan tegas aku mengatakan kepada orangtuaku untuk menolak perjodohan dengan Septian. Titik.
Beberapa kali Septian memohon untuk menjalin perjodohan itu lagi. Akan tetapi, aku tetap tidak
89 Cinta Tak Sampai Kaya pernah menggubrisnya. Jelas-jelas dia tidak bisa menerima diriku apa adanya, tetapi tetap memaksakan hubungan ini dan ngotot setengah mati. Sepertinya ia sangat takut kehilanganku, padahal aku jelas-jelas merasa melihat kejijikan di matanya terhadapku. Belum lagi ia selalu mempersoalkan penampilanku yang baginya lebih mirip pembantu.
Aku benar-benar tak tahu perasaanku saat itu. Mau marah dengan keadaan itu, tetapi pada dasarnya aku bahagia telah memutuskan perjodohan dengan Septian, calon pilihan Ayah yang sok sempurna itu.
Mau menangis, tetapi juga merasakan lucu dan menang karena telah mematahkan keangkuhan Septian.
Sejak aku memutuskan perjodohan itu, Ayah pun memecatnya tanpa alasan. Walaupun aku kurang setuju dengan tindakan tersebut, Ayah bersikeras membalas sakit hatiku karena Septian telah menyakiti putri tercintanya ini.
Sejak saat itulah Septian berkeras memperbaiki hubungan ini. Namun, aku bukan gadis bodoh yang bisa dibodoh-bodohinya. Aku sangat tahu bahwa dia hanya menginginkan pekerjaannya, bukan diriku. Aku paham sekali dengan diri Septian walaupun baru mengenalnya dalam waktu
Orang Miskin Dilarang Kawin" 90
singkat. Aku mengerti psikologi seseorang sesuai ilmu yang aku tekuni selama ini.
Septian hanya menginginkan pekerjaan, pangkat, jabatan, serta status sosial, bukan menginginkan diriku. Aku tidaklah buta untuk melihat kebusukannya.
Demi melupakan rasa sakit ini, aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu dengan mengambil S-2 psikologi. Aku ingin sekali dapat menjadi seorang psikolog. Orangtuaku setuju saja dengan hal ini. Jadi, aku pun kembali sibuk menekuni ilmu kejiwaan ini selama kurang lebih tiga tahun.
Terkadang aku becermin seorang diri dan memperhatikan dandananku. Aku merasa tidak ada yang salah. Bibirku hanya kupoles dengan lip gloss sejenis vitamin untuk bibir agar tidak kelihatan kusam dan kering dan menaburkan bedak sekadarnya saja. Aku selalu memakai blus dan rok panjang yang menutup aurat, bersandal biasa saja aku tidak terbiasa memakai sandal dan sepatu berhak tinggi dan jilbab untuk menutup rambutku. Salahkah"
Terkadang aku menyadari bahwa yang dikatakan Septian ada benarnya juga. Dandanan dan penampilanku tak jauh berbeda dengan Bu Raudhah yang membantu Ibu mencuci dan menggosok baju kami sekeluarga di rumah. Tentu ada yang
91 Cinta Tak Sampai Kaya berbeda. Aku jelas lebih cantik walaupun hanya setetes dibandingkan Bu Raudhah.
Penampilan menunjukkan citra diri. Inilah diriku apa adanya dengan segala hal yang dimiliki oleh keluargaku di mata masyarakat. Terkadang aku memperhatikan remaja putri yang baru duduk di bangku SMP tetapi sudah berdandan berlebihan, menarik perhatian lelaki, memberikan kesan penuh energi dan vitalitas tinggi.
Mungkin Ibu benar, aku adalah gadis kuper (kurang pergaulan) yang selalu berkubang diri untuk terus menuntut ilmu dan tak memikirkan jodoh. Ah, bahkan Ibu tak mengerti keadaan diriku, tak mengerti pribadiku. Hanya Mardono yang berkata, Aku sepenuhnya kagum kepadamu, Wan. Pemikiranmu, kecerdasanmu, kemurahan hatimu, dan kesederhanaanmu. Tapi dalam hidup ini tidak semuanya berjalan sesuai dengan keinginan. Ada yang membuat skenario untuk setiap peran kehidupan yang kita jalani saat ini. Harus lebih banyak bersabar, Wan.
Mar, kebanyakan lelaki tak tertarik dengan kecerdasan, baik hati, dan hal lain yang bersinonim dengannya. Mereka hanya tertarik dengan penampilan fisik, status sosial, dan harta seperti yang dilakukan Septian kepadaku. Tidak adakah lelaki yang mencintai seorang gadis tanpa melihat penampilan fisiknya saja"
Orang Miskin Dilarang Kawin" 92
Ada, Wan. Bila kau masih menyimpan surat cintaku dulu, saat ini rasa itu pun masih ada untukmu.
Aku tersentak. Ya, aku masih ingat surat cinta dari Mardono dulu. Entah di mana surat tersebut sekarang. Aku sudah lupa meletakkannya di mana. Berkali-kali aku menolak cinta Mardono, namun ia tetap berkeras dan mempertahankannya, bahkan sampai hari ini, setelah tujuh tahun berlalu. Saat duduk di bangku SMA, Mardono dan aku sering berlomba-lomba meraih predikat bintang kelas. Kedekatan kami terjalin begitu erat dan melebihi sahabat.
Mardono menyatakan cintanya melalui surat. Saat itu kami masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Cinta itu kutolak dengan alasan takut akan mengganggu pelajaran. Setelah menyelesaikan SMA aku melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi tidak demikian halnya dengan Mardono. Ia tidak melanjutkan pendidikan karena ketiadaan biaya. Ia juga harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga serta menyekolahkan kelima adiknya. Ketika Ayah membutuhkan seorang sopir, banyak orang yang melamar. Namun, Ayah menjatuhkan pilhan hanya kepada seseorang dan Mardono-lah orang yang terpilih itu.
93 Cinta Tak Sampai Kaya Setahun bekerja sebagai sopir, Mardono membuka usaha kuliner kecil-kecilan di rumah bersama orangtua dan adik-adiknya. Setelah tiga tahun berjalan, usaha masakan yang dibuat dengan menggunakan resep turun-temurun dari nenek moyang Mardono itu maju pesat. Pondok Bengong Mardono. Begitulah nama warung lesehan seafood miliknya.
Bila kuhitung lagi hari-hariku bersama Mardono dari SMA hingga aku menyelesaikan S-2 ini, telah sepuluh tahun lamanya kebersamaan ini. Aku telah mengenal Mardono layaknya mengenal diri sendiri. Kebersamaan ini membuat aku begitu mengerti dan memahaminya. Rasa kekaguman yang terus-menerus kepadanya membuatku sampai di titik jatuh cinta dan merasakan keindahan terjatuh seumur hidupku. Orangtuaku tak boleh tahu hal ini sebab bisa sangat berbahaya. Langkah yang kulakukan pertama kali adalah pernyataan kepada orangtua tentang kelelahan dan kesakitan hati jika terus berada di samping Septian. Pada waktu itu Ayah hanya menanyakan alasan yang logis sehingga aku tak bisa melanjutkan perjodohan ini.
Prinsip inilah yang kuutarakan kepadanya, Perjodohan ini menyiksaku, Ayah. Septian terusmenerus menggurui penampilanku. Aku sampai bingung, apakah dia pegawai Ayah atau seorang
Orang Miskin Dilarang Kawin" 94
guru kepribadian. Septian hanya menyukai penampilan dari segi fisik. Ia sama sekali tidak melihat kepribadianku atau hatiku yang baik ini. Aku langsing dan anggun begini saja ia sudah tak suka. Bagaimana nanti setelah melahirkan anak dan tubuhku yang langsing ini menjadi bongsor seperti Ibu" Tentu dia akan merasa jijik kepadaku, lantas menceraikanku. Lebih parah, kan"
Hei& huuus! Bilang apa tadi tentang Ibu" Bongsor, bongsor, ha"
Hehehe& , aku cengengesan seraya memperlihatkan gigi putihku kepada Ibu. Ditimpa cahaya dari kilauannya, Ibu pun menyilangkan tangan agar tak kesilauan.
Iya, kau benar juga, Wan. Sesungguhnya mencintai tak hanya dari luar. Ayah setuju denganmu. Kalau begitu Septian tidak cocok untukmu. Cari saja lelaki yang lain. Apa kau setuju, Bu" Hah& apa" Cari yang lain bagaimana maksudnya" Aku takut anak kita ini nanti menjadi perawan tua. Apa bisa Wanda, anak kita yang kuper ini, mencari pasangan yang lebih baik daripada Septian" Gagah, dari kalangan berada, dan pekerjaannya di perusahaan Ayah sudah mapan. Ibu tidak setuju. Pokoknya Wanda harus menikah dengan Septian agar memiliki masa depan yang jelas. Ini juga demi kebaikan Wanda. Septian itu
95 Cinta Tak Sampai Kaya juga seorang sarjana dari perguruan tinggi walaupun selevel di bawah pendidikan anak kita. Tetapi, Bu, mana mungkin aku bahagia bila berumah tangga dengan Septian" Berada bersamanya semenit saja aku merasa seperti berada di dalam neraka.
Eh& sok kali, ya. Apa pernah Wanda ke neraka sampai tahu panasnya neraka" Kalau sudah pernah, kapan itu" Untunglah tidak mengajak Ibu. Hahaha& belum, Bu.
Ah, sudahlah, Bu. Jangan kita bahas ini lagi. Kita serahkan saja pilihan kepada Wanda. Kita tunggu saja lelaki pilihannya. Siapa tahu Wanda mendapatkan yang lebih daripada Septian, misalnya seorang pengusaha yang lebih kaya daripada Ayah. Bagaimana, Bu" Setuju saja, ya"
Ya, kalau lebih baik daripada Septian, Ibu sangat setuju. Tetapi kalau lebih buruk, lebih miskin, dan lebih rendah, sampai kapan pun Ibu tak akan setuju.
Aku tersenyum meringis. Itulah keputusan beberapa waktu lalu saat aku memutuskan perjodohan dengan Septian. Mengingat-ingat hal itu, hatiku kecut. Terkenang Mardono yang jauh dari harapan Ayah dan Ibu. Harus bagaimana" ***
Orang Miskin Dilarang Kawin" 96
Enam bulan berlalu dari perbincangan itu. Aku telah menyelesaikan tesisku dengan nilai A. Menjelang prosesi wisuda, Ibu selalu bertanya-tanya tentang pengganti Septian yang akan menjadi pendamping wisudaku selain orangtuaku. Andaikan saja Ibu tahu bahwa pengganti Septian itu tak pernah jauh dari rumah, bahkan teramat Dikat. Pengganti Septian itu adalah Mardono. Oh& Ibu, bagaimanakah mengungkapkan hal ini kepadamu"
Orangtuaku terus mendesak agar aku mengatakan siapa lelaki yang telah beruntung mendapatkan cintaku. Lidahku yang membeku dan kelu pada akhirnya retak dan lantas berucap, Mardono-lah orang itu, Ayah, Ibu.
Mendengar nama Mardono kusebut, kurang dari sepuluh detik Ibu tak sadarkan diri. Aku dan Ayah memapah tubuh Ibu menuju pembaringan di kamar.
Kalau ada apa-apa dengan Ibu, aku tak akan memaafkan diriku sendiri, umpatku dalam hati. Cukup lama juga Ibu tak sadarkan diri. Kulihat raut wajah Ayah kecewa dan sangat terluka. Wanda& Wanda, tidak adakah lelaki lain yang menjadi pilihanmu" Sampai kapan pun Ayah tak akan merestui hubungan ini, kecuali dia adalah
97 Cinta Tak Sampai Kaya lelaki terakhir yang hidup di muka bumi ini. Itu pun Ayah restui dengan berat hati.
Tidak& tidak& tidak boleh! ucap Ibu yang tersadar dari pingsannya.
Ibu, tenanglah. Kau baru saja pingsan, Ayah berusaha menenangkan Ibu.
Ayah, dan kau juga Wanda, dengarlah keputusan Ibu. Sampai kapan pun Ibu tak akan setuju dengan hubungan kalian. Ibu bisa membayangkan jika Wanda berdampingan dengan Mardono. Bagaikan langit dan bumi, bagaikan siang dan malam. Mardono hanya sopir keluarga kita. Ia miskin. Statusnya lebih rendah dibandingkan keluarga kita. Ibu rasa kau sudah gila bila menjatuhkan kecintaan kepadanya. Akalmu, Wanda, Ibu rasa sudah tak normal lagi. Kau harus segera diperiksa oleh psikolog. Ibu dapat membayangkan jika kau nanti pergi ke pesta-pesta menghadiri undangan, tidak malukah engkau dilihat orang-orang bahwa ada lelaki seperti Mardono itu" Sudah jelek, bernapas pula!
Ibu, jangan bicara begitu tentang Mardono. Mengapa Ibu hanya melihatnya dari luar" Walaupun wajahnya tidaklah tampan, tidak demikian dengan hatinya. Hatinya teramat tampan dan gagah bagiku, Bu. Miskin atau kaya tidak akan memudarkan kecintaanku. Mardono orang yang
Orang Miskin Dilarang Kawin" 98
baik hati dan ia dapat mengerti aku apa adanya diriku.
Tidak! Sampai kapan pun Ibu tak akan setuju. Sekarang juga Ibu akan memecatnya. Bagaimana dengan Ayah" Setujukah"
Iya, Ayah pun setuju. Kita pecat saja Mardono agar anak kita kembali pada kewarasannya semula.
Dan begitulah. Aku tak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah semua ini. Aku hanya bisa pasrah. Begitu juga halnya dengan Mardono. Dia sudah tahu cepat atau lambat hal ini akan terjadi, hanya menunggu hari. Inilah hari tersebut, hari pemecatannya.
Mardono hanya bisa berpamitan denganku. Ia juga berpamitan kepada kedua orangtuaku serta mencium punggung telapak tangan mereka. Akhirnya, ia pergi meninggalkan rumah kami dan tak dapat kulihat lagi, bahkan bayangannya sekalipun.
Inilah hari-hari terberat dalam hidupku. Aku merasa sepi karena kepergian Mardono setelah sepuluh tahun kebersamaan kami.
Tiga tahun di SMA, kami selalu bersama. Selepas SMA sampai aku menyelesaikan studi S-2, kami pun selalu bersama-sama. Waktu dan hari-hari99 Cinta Tak Sampai Kaya ku ternyata begitu terpaut dengannya. Walau ia tidak kuliah, aku dan dia tetap belajar bersama karena Mardono ikut mempelajari buku-buku perkuliahanku.
Ketika aku mendapat tugas, dia pun merasa mendapat tugas yang sama, bahkan terkadang aku mencontoh tugasnya. Kami mengerjakan skripsi dan tesis bersama-sama, seolah-olah dia juga akan meraih gelar yang sama denganku. Mardono. Air mataku tertumpah sangat banyak karena mengingatnya. Begitu pedih namun indah. Mardono orang yang cerdas. Kecerdasannya tidak luntur setitik pun walau tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Ia selalu mempelajari ilmu yang menjadi pilihanku, ilmu psikologi, secara autodidak.
Tak bisa kumungkiri, kekagumanku akan kecerdasan dan pemikirannya yang brilian jauh melebihi teori-teori tentang kejiwaan telah menjadi suatu inspirasi bagiku. Cerdas walaupun tanpa fasilitas.
Semakin hari, aku semakin merasakan kesepian tanpanya. Kehilangannya membuatku menyadari satu hal. Ternyata aku tidak hanya membutuhkannya tetapi juga merindukannya. Inilah sebuah rasa rindu yang kukecap dengan menggebu, ingin segera bertemu.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 100
Ayah dan Ibu berusaha membangun kembali semangatku yang menghilang entah ke mana agar aku dapat kembali seperti semula. Aku tak menginginkan kekayaan. Aku tak menghendaki status sosial yang tinggi ini. Aku tak ingin apa pun yang membuat penghalang hubungan ini begitu besar bagaikan Tembok Besar China. Bisakah diruntuhkan"
Aku ingin menjadi gadis biasa saja untuk mendapatkan cintanya. Namun, itu tak akan berlaku jika Mardono belum kaya. Begitulah tuntutan Ayah kepada Mardono. Ayahku tak akan merestui hubungan ini kalau ia belum kaya.
*** Hari berganti hari. Aku hampir lelah karena terus menangisi kekerasan hati kedua orangtuaku. Bila mengingat-ingat Mardono, aku tambah bersedih lagi.
Sanggupkah Mardono memenuhi keinginan orangtaku dalam waktu singkat" Aku sangat takut kalau Mardono kalut dan nekat mencari pesugihan atau menjadi babi ngepet agar bisa menjadi cepat kaya dan mewujudkan tuntutan Ayah. Namun, jika Mardono tidak melakukannya, berarti
101 Cinta Tak Sampai Kaya
aku harus menunggu sampai kekayaan Mardono dirasakan cukup memadai oleh orangtuaku. Waktu itu bisa sangat lama dan tak terkira. Entah sampai kapan.
Suatu hari, Mardono dan keluarganya datang ke rumahku. Kedatangan mereka menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam hati. Pada akhirnya aku mengetahui Mardono melakukan hal itu karena nekat saja. Namun, aku benar-benar tak menyangka keadaan menjadi bertambah baik. Setelah keluarga Mardono menyatakan maksud kedatangan mereka adalah untuk melamarku, kedua orangtuaku menyambut dengan baik. Aku berusaha mengerti orangtuaku yang sebenarnya. Aku merasa sangat mengenal mereka. Namun, ternyata dugaanku salah. Aku sama sekali tidak mengerti mereka. Tak ada unsur penolakan dari kedua orangtuaku. Jelas-jelas mereka menyatakan semua keputusan berada di tanganku. Tentu saja aku langsung mengangguk tanda setuju.
Melihat reaksi orangtuaku, Mardono dan keluarganya pun kaget karena semua terjadi dengan sangat mudah. Mungkin Mardono telah menceritakan kekerasan hati kedua orangtuaku. Ternyata hal itu tak tampak. Yang terlihat kini adalah sikap ramah tamah kedua orangtuaku.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 102
Pembicaraan pun bergulir dengan menetapkan tanggal pernikahan dan pesta perkawinan. Setelah Mardono dan keluarganya pulang, aku hanya mampu melihat kedua orangtuaku dengan mata tak berkedip. Aku belum percaya dengan kenyataan yang baru saja terjadi.
Buah mangga tak pernah jatuh jauh dari batangnya, ya, Bu. Dia benar-benar mirip denganmu. Eh& iya& ya. Ayah benar. Ternyata anak kita seperti kita dulu.
Ada apa ini Ayah, Ibu" Aku benar-benar tak mengerti, tanyaku bingung.
Ibu pun dulu sama dengan kamu, Wan, mencintai seorang pemuda yang bekerja kepada keluarga. Bedanya, pemuda itu bukan seorang sopir melainkan tukang kebun. Pemuda itu adalah Ayahmu. Iya, Wan. Nasib Ayah dulu sama dengan Mardono. Ayah bukan dari kalangan orang yang berada. Sekarang Ayah sangat yakin Mardono itu sama seperti ayahmu yang bisa membahagiakan ibumu. Semoga pilihanmu tepat. Dengan begini, Ayah harap agar kau tak akan bersedih lagi dan bisa kembali seperti sediakala.
Kisah kasih kalian sangat mirip dengan kisah saat kami masih remaja dulu. Iya, kan, Ayah"
103 Cinta Tak Sampai Kaya
Hmmm& dan walaupun saat itu Ayah masih miskin, Kakek tetap mengizinkan kami untuk menikah. Akhirnya, kami berbahagia dengan penikahan ini.
Mendadak aku merasa lucu mendengarnya. Ternyata cinta ayah dan ibuku dimulai dari nol hingga bisa mencapai kekayaan seperti ini. Betapa Kakek telah menjadi contoh bagi ayahku dalam mengambil sikap sehingga keadaan cintaku membaik. Kakeklah yang memberikan contoh dengan merestui pernikahan Ayah dan Ibu walaupun saat itu Ayah belum kaya.
Ternyata cinta tak sampai kaya telah terjadi kepadaku. Di atas semua itu, aku merasakan kebahagiaan tiada terkira dengan izin-Nya.
*** Orang Miskin Dilarang Kawin" 104 4
105 Roda Berputar Roda Berputar Andri Nugraha M entari terlihat lelah sore itu. Warnanya
tak lagi kuning menyala, namun telah berganti jingga keemasan. Ali terduduk membisu di sudut kendaraan angkutan umum jurusan Margahayu Raya Ledeng, menatap lalu lalang manusia, motor, dan mobil yang saling berkejaran di belakang angkot yang ditumpanginya. Di perempatan Cipaganti, sopir menghentikan angkot karena lampu merah. Tiba-tiba ia mendengar pengamen jalanan yang masih belia bernyanyi:
Malam ini ku sendiri& tak ada yang menemani
Seperti malam-malam yang sudah-sudah Hati ini selalu sepi... tak ada yang menghiasi Seperti cinta ini yang selalu pupus& .
Lirik lagu itu serasa menghunjam hati Ali dengan keras. Ia pun berbisik, Gila, ini lagu nyindir gue banget!
Orang Miskin Dilarang Kawin" 106
Tanpa dikomando, bibirnya bergumam mengikuti reffrain lagu yang dinyanyikan sang pengamen, Tuhan kirimkanlah aku
kekasih yang baik hati yang mencintai aku apa adanya& .
Ali menghirup napas dalam-dalam, lalu melepaskannya perlahan. Ya Allah, kapan, ya, aku bisa bertemu seorang wanita yang bisa menerimaku apa adanya" keluhnya dalam hati.
*** Ali terdiam dan tertunduk lesu di sudut kamarnya yang sempit. Ia menatap potret kedua orangtua yang sangat disayanginya. Pak, Bu, maafkan anakmu yang belum bisa menjawab pertanyaan kalian dan belum bisa memenuhi keinginan kalian, katanya dengan mata berkaca-kaca. Ayah Ali seorang guru SD di sebuah kecamatan terpencil di Sukabumi, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa. Tiap Ali pulang mudik saat Lebaran, mereka kerap bertanya, Nak, kapan kamu akan menikah" Ibunya pun sering berkata, Ibu ingin segera menimang cucu. Niat untuk menikah sudah ada di hati Ali. Namun, entah mengapa ada saja yang menggagalkan rencananya tersebut. Ali masih menyimpan trauma
107 Roda Berputar karena ta arufnya bersama adik seorang teman kerjanya.
Di restoran seafood tempatnya bekerja, Ali dikenal sebagai pemuda saleh dan baik hati. Tiap waktu shalat tiba, ia selalu jadi orang pertama yang berada di mushala untuk mendirikan shalat wajib. Bacaan Al-Qur annya yang fasih membuatnya sering diminta menjadi imam jika shalat berjemaah. Ali pun sering dianggap sebagai karyawan yang rajin. Jika pekerjaannya telah beres, ia sering membantu temannya yang masih sibuk walaupun berbeda divisi.
Kesalehan dan kebaikannya itulah yang membuat Pak Firman koki di restoran tersebut berminat mengenalkan Ali pada adik perempuannya. Awalnya Ali merasa minder dengan ajakan teman kerjanya itu. Apa Bapak tidak malu mengenalkan adik Bapak yang cantik pada seorang tukang cuci piring seperti saya" tanya Ali.
Tidak. Bapak justru senang jika kamu bisa menjadi adik ipar, balas Pak Firman sambil tersenyum. Pak Firman lalu menceritakan sedikit profil adik perempuannya yang kini berusia 24 tahun dan bekerja di sebuah pusat perbelanjaan sebagai pramuniaga toko baju muslim dan perlengkapan haji. Pak Firman pun memperlihatkan foto adiknya tersebut pada Ali.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 108
Tangan Ali bergetar saat menerima foto tersebut. Ia memperhatikannya dengan cermat. Subhanallah. Wanita berjilbab panjang dengan kacamata minus serta bertahi lalat di pipi kiri itu terlihat anggun sekali di mata Ali. Ia seolah tidak percaya Pak Firman mau mengenalkan adik perempuannya itu kepadanya.
Lihat fotonya sudah. Mau lihat aslinya tidak" tanya Pak Firman.
Iya, Pak, Ali tersipu malu.
Oke. Jika adik saya libur kerja, saya ajak kamu ke rumah untuk berkenalan dengannya, ujar Pak Firman penuh semangat.
Hari perkenalan itu pun tiba. Pak Firman sengaja menjemput Ali dengan motor sportnya. Mereka pun segera berangkat menuju kawasan Riung Bandung. Di depan sebuah rumah yang agak besar bercat putih, Pak Firman menghentikan motornya lalu menyuruh Ali turun dan membuka pintu pagar rumah tersebut.
Sejenak Ali terkagum-kagum melihat rumah asri nan sejuk di pandangan mata tersebut. Ia tak menyangka Pak Firman dan keluarganya tinggal di rumah sebagus itu.
Ali duduk di kursi jati panjang berwarna cokelat tua di ruang tamu. Ia memperhatikan foto yang
109 Roda Berputar ada di ruangan itu satu per satu. Dari deretan foto tersebut ia berkesimpulan bahwa keluarga Pak Firman adalah keluarga besar yang harmonis. Tiba-tiba datanglah Pak Firman bersama seorang lelaki berbadan tinggi besar. Usianya mungkin lima tahun lebih tua dari usia ayah Ali. Setelah mengucapkan salam dan berjabat tangan, mereka bertiga mulai berbincang tentang rencana Pak Firman mengenalkan adiknya pada Ali. Lelaki tua tersebut rupanya ayah Pak Firman, bernama lengkap Dedi Setiadi.
Aneh, Ali merasakan hawa kurang mengenakkan di hatinya saat Pak Dedi menatap dirinya dengan tajam.
Nak Ali ini teman kerja Firman di restoran, ya" tanya Pak Dedi.
Benar, Pak, jawab Ali pendek. Bagian apa" tanyanya lagi.
Dishwasher, Pak, jawab Ali dengan gugup. Pak Dedi terlihat kebingungan. Ia mengernyitkan dahi, lalu bertanya lagi karena penasaran, Dishwasher itu lebih jelasnya bagian apa"
Tukang cuci piring, Pak, jawab Ali pelan.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 110
Oh, begitu. Bapak kira kamu itu sama-sama koki seperti Firman atau waiter, kata Pak Dedi. Tiba-tiba datanglah seorang perempuan muda berjilbab biru membawakan tiga gelas teh hangat dan beberapa stoples kue kering ke hadapan mereka bertiga. Setelah memperhatikan, Ali baru menyadari bahwa wanita itu adalah adik perempuan Pak Firman yang hendak dikenalkan padanya. Pak Dedi menyuruh anak perempuannya tersebut duduk di sampingnya.
Jantung Ali berdegup lebih kencang. Keringat dingin pun mulai menjalari tubuhnya saat ia menatap wajah adik Pak Firman.
Ini anak perempuan Bapak satu-satunya, namanya Rina Kusuma Wardhani. Sekarang ia kerja di toko perlengkapan haji di ABC Mall, kata Pak Dedi. Ia pun lalu bercerita tentang keadaan keluarganya. Rupanya Pak Dedi adalah seorang pensiunan PNS dan istrinya wafat tiga tahun yang lalu. Ia hanya memiliki dua anak yaitu Pak Firman dan Rina.
Nak Ali sebelum kerja di restoran pernah kerja di mana saja" tanya Pak Dedi lagi.
Saya pernah kerja jadi office boy di sebuah perusahaan distributor barang elektronik dan jadi cleaning service di Pesantren Daarut Tauhid di kawasan Gegerkalong, jawab Ali mantap.
111 Roda Berputar Oh begitu, kata Pak Dedi dengan ekspresi kecewa. Ia lalu menoleh pada Pak Firman dan bertanya, Fir, kamu nggak salah ingin mengenalkan Ali pada adikmu"
Ali kaget mendengar ucapan tersebut. Tubuhnya bergetar dan napasnya terhenti sejenak. Ia serasa terkena petir di siang bolong.
Astagfirullahal adzim& . Memangnya salah kenapa, Pak" tanya Pak Firman pada ayahnya. Ayah kira kamu membawa temanmu yang pekerjaannya minimal selevel dengan kamu, sebagai koki atau supervisor restoran. Ini hanya tukang cuci piring, kata Pak Dedi dengan nada tinggi. Mata Ali berkaca-kaca mendengar ucapan itu. Ia tak kuasa membela diri dengan kata-kata. Pak Firman membalas, Pak, Ali memang hanya tukang cuci piring, namun ia lelaki yang saleh dan baik. Lelaki seperti itu jarang ada di kota ini. Saya percaya ia bisa jadi imam yang baik buat Rina. Hah& imam yang baik" Memangnya si Rina bisa diberi makan ayat Qur an dan hadis" Bapak tahu gaji kamu sebagai koki berapa, Fir. Bagaimana pula gaji Ali yang hanya tukang cuci piring" seru Pak Dedi.
Pak, kok tega berbicara seperti itu di hadapan Ali" Biarpun ia tukang cuci piring, insya Allah
Orang Miskin Dilarang Kawin Karya Suami Efbi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Orang Miskin Dilarang Kawin" 112
rezekinya halal dan berkah. Bisa saja di kemudian hari ia mendapat pekerjaan yang lebih baik dan gajinya lebih besar. Ingat, Pak, hidup manusia itu sering bergiliran, kadang di atas dan kadang di bawah, balas Pak Firman.
Nggak mungkin, Fir. Kamu dengar sendiri, kan, tadi Ali bilang ia pernah kerja sebagai office boy alias pesuruh dan cleaning service alias petugas kebersihan. Sekarang ia kerja jadi tukang cuci piring. Artinya, di masa depan pun ia pasti akan dapat kerjaan yang nggak jauh beda dari itu. Masih level bawahlah, kata Pak Dedi dengan ketus. Tapi, Pak, coba tanya Rina dulu. Kemarin ia berkata pada saya siap menerima Ali apa pun keadaannya, kata Pak Firman.
Ayah Pak Firman lalu bertanya pada Rina apakah ia mau menerima Ali yang hanya bekerja sebagai tukang cuci piring. Rina menunduk dan menganggukkan kepala pertanda setuju.
Pak Dedi kaget bukan kepalang melihat tingkah Rina seperti itu. Matanya melotot dan wajahnya memerah seperti memendam amarah. Karena gengsi dan tidak mau terlihat kalah serta malu di hadapan Ali dan Pak Firman, tiba-tiba ia bertanya pada Ali, Kamu punya motor atau tidak" Tidak, Pak, jawab Ali pelan.
113 Roda Berputar Kamu bisa naik motor" tanyanya lagi. Tidak, Pak, jawab Ali sambil tertunduk lesu. Hah, kamu nggak bisa naik motor" Di Bandung sekarang sering macet. Tiap hari Bapak mengantarkan Rina ke tempat kerjanya. Capek sekali. Bapak ingin punya menantu yang punya motor agar bisa menggantikan peran Bapak yang setiap hari antar jemput Rina. Nak Ali kembalilah ke sini kalau sudah punya motor! kata Pak Dedi dengan nada meninggi.
Maaf, Pak, saya masih trauma pada motor. Waktu kecil saya melihat orang kecelakaan tepat di hadapan saya. Motornya hancur dan pengendaranya tewas seketika. Sampai saat ini saya enggan belajar mengendarai motor dan belum memiliki motor karena terbayang trauma itu terus, kata Ali.
Sejenak suasana menjadi hening dan sunyi. Semua terdiam di kursi masing-masing.
Kalau begitu keadaannya, apa boleh buat. Nak Ali lupakan saja niat berkenalan dengan Rina. Saya yakin di luar sana masih banyak lelaki yang lebih baik untuknya, kata Pak Dedi.
Baiklah, Pak. Saya menerima keputusan Bapak jika itu memang pilihan terbaik untuk Rina. Saya doakan Rina mendapatkan lelaki yang baik, terOrang Miskin Dilarang Kawin" 114
utama lelaki yang sesuai dengan keinginan Bapak, balas Ali mencoba tegar.
Tiba-tiba Rina beranjak dari tempat duduknya sambil berurai air mata. Ia berkata pada ayahnya, Rina tidak menyangka Ayah bisa sekejam itu pada Kang Ali. Ia pun berlari menuju kamarnya. Melihat situasi yang sudah tidak kondusif untuk melanjutkan pembicaraan, Ali pun pamit pulang pada Pak Firman dan ayahnya. Saat akan meninggalkan pintu gerbang rumah, Pak Firman memanggilnya supaya menghentikan langkah. Dengan napas terengah-engah Pak Firman meminta maaf pada Ali atas tindakan ayahnya tadi. Ia merasa malu telah mengundang Ali ke rumahnya. Bukannya keramahan yang didapatkan, malah caci maki pedas dari Pak Dedi yang harus ditelannya.
Ali tersenyum sembari berkata, Tidak apa-apa, Pak Firman. Wajar jika ayah Anda memiliki keinginan seperti itu. Kejadian ini saya ambil hikmahnya saja. Tolong sampaikan salam saya pada Bapak Anda. Berkat beliau saya termotivasi untuk belajar mengendarai motor.
Di dalam angkot menuju tempat kosnya, Ali merenungkan pertemuan di rumah Pak Firman tadi. Begitu banyak pelajaran berharga yang bisa diambil hikmahnya.
115 Roda Berputar Aku pulang... tanpa dendam& kuterima kekalahanku....
*** Jadwal kerja Ali di restoran memang berat. Ia masuk kerja tepat pukul 11.00 WIB, lalu istirahat pukul 15.00 sampai 18.00 WIB. Ia masuk kerja lagi pukul 18.00 hingga waktu pulang pukul 22.00 WIB.
Waktu istirahat yang mencapai tiga jam membuatnya jenuh jika hanya berada di restoran tanpa melakukan kegiatan berarti. Untuk membunuh kejenuhan, ia sering mengisi waktu istirahat di warnet. Awalnya hanya untuk memperbarui status Facebook serta membalas komentar dan pesan yang masuk di inbox-nya. Namun, akhir-akhir ini Ali mulai tertarik membuat tulisan pendek seperti cerpen. Ia menulis di notes Facebook dan bergabung di situs blogger.com untuk memublikasikan tulisannya.
Tak disangka, tulisannya diminati teman-teman Facebooknya. Tiap ia posting cerpen terbaru lalu menandai teman-temannya, ia selalu kebanjiran komentar, kritik, dan saran. Sebagian lagi mengklik tanda like atau suka . Hal ini melecutnya
Orang Miskin Dilarang Kawin" 116
menjadi pribadi yang optimistis. Ia pun bertekad serius memasuki dunia tulis-menulis.
*** Setiap menerima gaji di awal bulan, Ali selalu membaginya menjadi empat bagian. Pertama, ia mengirim sebagian uang untuk orangtuanya di Sukabumi. Kedua, untuk zakat, infak, dan sedekah ke Lembaga Zakat Nasional. Ketiga, untuk membayar uang kos. Keempat, untuk biaya hidup sehari-harinya. Meski gajinya tidak besar, kedisiplinan mengelola keuangan seperti itu terbukti ampuh mencegah besar pasak daripada tiang . Ahad siang, Ali sudah tiba di Lembaga Zakat Nasional untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah hasil kerjanya sebulan. Ia disambut seorang akhwat berjilbab panjang yang sopan. Akhwat itu mempersilakannya duduk di kursi berwarna hijau.
Sudah beberapa kali ia ke tempat itu, namun baru kali ini melihat akhwat tersebut. Mungkin ia karyawan baru di lembaga ini, bisik hati kecilnya. Assalamu alaikum, sapa akhwat tersebut. Wa alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh, jawab Ali.
117 Roda Berputar Perkenalkan, saya Ira Puspita. Saya karyawan baru di sini, menggantikan Mbak Mila yang sedang cuti hamil. Ada yang bisa saya bantu, Mas" tanyanya dengan ramah.
Saya ingin mengeluarkan zakat bulan ini, jawab Ali pelan.
Nama Mas siapa, ya" tanya Ira. Muhammad Ali Firdaus.
Ira melihat data di komputernya, lalu berkata, Muhammad Ali Firdaus, tinggal di Jl. Sukasari No. 6 Bandung. Betul"
Benar sekali, Mbak. Ali langsung menyerahkan sejumlah uang kepada Ira.
Ira menerima uang itu dan mencatatnya di komputer. Setelah itu, mereka berdoa semoga rezeki Ali bertambah dan mendapat berkah dari Allah Swt., serta harta yang dititipkan bisa menjadi ladang amal dan bermanfaat untuk kemajuan umat Islam. Selesai memanjatkan doa, Ali pun pulang dengan wajah sumringah.
Malamnya, Ali tak kunjung mengantuk meski hari semakin larut. Tiba-tiba bayangan wajah Ira Puspita berkelebat di pikirannya.
Astagfirullahal adzim. Kenapa aku jadi memikirkannya, ya" tanya Ali pada diri sendiri. Ia pun
Orang Miskin Dilarang Kawin" 118
mencoba menghalau hal itu dengan berzikir hingga akhirnya terlelap.
*** Ali membuka akun Facebooknya. Ada satu permintaan pertemanan dan satu pesan inbox. Ia mengonfirmasi permintaan itu dan langsung melihat profil teman barunya tersebut. Namanya Heru Gunawan, berprofesi sebagai penulis, pengajar, dan editor. Melihat profilnya yang luar biasa, Ali pun segera membaca pesan darinya.
Assalamu alaikum, Akhi Ali. Perkenalkan nama saya Heru Gunawan. Siang ini sedang browsing di internet dan tak sengaja menemukan blog Anda yang unik sekali. Saya terkesan dengan cerpen Anda yang berjudul Ustadz Kupu-Kupu . Jika ada waktu senggang, harap segera telepon atau SMS ke nomor 089898989898. Ada hal yang ingin saya bicarakan. Wassalamu alaikum.
Tanpa pikir panjang, Ali langsung menelepon nomor yang tertera dalam pesan tersebut. Halo, assalamu alaikum, sapa Ali.
Wa alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh. Ini dengan Mas Muhammad Ali Firdaus penulis cerpen itu, ya" balas Heru Gunawan.
119 Roda Berputar Iya, benar. Ada apa, Pak" Kok tiba-tiba meminta saya menelepon Anda"
Hehe& begini, Mas. Saya sudah baca semua cerpen Anda di blog. Setelah saya hitung ada 25 cerpen. Saya ingin mengajak Anda bekerja sama. Maksudnya bekerja sama bagaimana" tanya Ali makin penasaran.
Mas Ali sudah tahu, kan, tulisan Raditya Dika yang semula dimuat di blog ternyata laris manis di pasaran setelah dibukukan. Akhirnya, difilmkan dan diputar di bioskop. Nah, saya ingin bekerja sama untuk membukukan kumpulan cerpen Mas Ali. Saya yakin buku ini akan laris di pasaran. Oke, Pak. Saya siap bekerja sama dengan Bapak. Sudah lama saya memendam keinginan untuk membukukan cerpen-cerpen yang tersimpan di blog.
Setelah pembicaraan tersebut, mereka langsung mengadakan pertemuan. Ali bersyukur Allah mempertemukannya dengan Pak Heru Gunawan. Berkat bantuan beliau, cerpen-cerpennya bisa dibukukan dan dijual pada masyarakat luas. Alhamdulillah, masyarakat menyambut positif sekali. Mereka sangat antusias menyambut kehadiran buku tersebut. Dalam kurun waktu tiga bulan, buku tersebut sudah mendapat predikat bestseller.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 120
Seiring berjalannya waktu, Ali pun mengundurkan diri dari restoran. Ia memilih untuk berfokus di dunia kepenulisan.
*** Hubungan Ali dan Pak Heru Gunawan kian akrab hingga lebih dari sekadar rekan bisnis. Mereka sudah seperti sahabat karib.
Suatu sore, Pak Heru mengajak Ali bersilaturahmi ke rumahnya. Ia ingin memperkenalkan Ali pada anak perempuan semata wayangnya. Awalnya Ali menolak dengan halus karena masih trauma pada pertemuannya dengan Rina, adik Pak Firman, teman kerjanya di restoran. Namun, setelah dibujuk untuk kesekian kalinya, hatinya pun luluh dan bersedia menerima tawaran perkenalan tersebut.
Di ruang tamu yang lega serta dikelilingi lemari berisi buku, Ali duduk sambil berharap takdir akan menuntunnya pada hal baik dalam pertemuan kali ini.
Pak Heru datang menemui Ali bersama seorang perempuan muda berjilbab panjang berwarna biru muda. Mereka berdua duduk di kursi yang terletak di hadapan Ali.
121 Roda Berputar Ketika menatap wajah perempuan anggun itu, Ali merasa pernah bertemu dengan perempuan itu. Namun, ia lupa pernah bertemu di mana. Ali, perkenalkan ini Ira Puspita, anak Bapak satu-satunya, Pak Heru Gunawan membuka percakapan.
Ira Puspita" Bukankah itu nama akhwat yang pernah aku temui di lembaga amil zakat" bisik hati Ali.
Ia benar-benar kaget ketika mendengar nama itu disebut. Ia pun lalu mengangkat kepala dan menatap wajah perempuan itu. Tak disangka, perempuan itu pun sedang mengarahkan pandangannya ke wajah Ali. Ketika mereka beradu pandang, sorot mata keduanya berubah. Mereka seolah tak percaya bisa bertemu di tempat ini. Astagfirullahal adzim. Ini, kan, Mas Muhammad Ali Firdaus. Iya, kan" tanya Ira.
Iya, benar. Subhanallah, ternyata Mbak Ira ini putri Pak Heru, ya" balas Ali.
Pak Heru tersenyum melihat tingkah mereka. Alhamdulillah, ternyata kalian sudah saling mengenal, ya" tanya Pak Heru. Senyum mengembang di wajahnya.
Iya, Ayah. Mas Ali ini adalah pembayar zakat tetap. Tiap awal bulan selalu menitipkan sebagian rezekinya, jawab Ira dengan lancar.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 122
Syukurlah kalau begitu. Ayah sengaja mengajak Ali ke sini untuk berkenalan denganmu sekaligus ingin menjadikan ia sebagai calon menantu Bapak. Bagaimana" Kamu setuju"
Suasana menjadi hening, tak ada suara sedikit pun.
Ali merasa cemas. Hatinya bergetar tidak keruan. Ia berusaha menenangkan diri, namun tidak bisa. Ia berharap jawaban dari Ira tidak akan mengecewakannya.
Ali dan Pak Heru sama-sama menatap Ira. Dengan gerakan yang halus, Ira mengangguk. Wajahnya terlihat memerah.
Ali hanya bisa tersenyum melihat kejadian itu. Di dalam hati ia berkata, Alhamdulillah, ya Allah. Pak Heru senang mendengar jawaban Ira tersebut. Ia lalu berseru, Alhamdulillah. Terima kasih, Anakku. Ayah percaya Ali bisa menjadi pasangan yang tepat untukmu.
*** 123 Roda Berputar Setelah pertemuan itu, Ali memboyong keluarganya dari Sukabumi untuk bersilaturahmi ke rumah Pak Heru. Alhamdulillah, acara khitbah berjalan lancar. Dua minggu kemudian diadakan acara walimah yang sederhana. Acara itu dihadiri kerabat, teman kerja, teman dunia maya kedua mempelai, serta pembaca buku Ali yang berada di Bandung.
Roda kehidupan berputar. Kehidupan Ali yang awalnya selalu dirundung duka kini berganti dengan cerita penuh sukacita.
*** Orang Miskin Dilarang Kawin" 124 4
125 Akhirnya Menikah Juga
D eden, kapan kapan" begitu tanya teman-temannya setiap bertemu di pesta walimahan (resepsi pernikahan) adikadiknya. Nggak tahu, deh. Nah kamu matinya kapan" Haha& , jawab Deden bercanda, sekaligus menutupi rasa gundah karena pertanyaan membosankan itu.
Kemiskinan membuat Deden merasa sulit kawin dan merasa minder. Jadi, apakah Deden akan bisa menikah walaupun miskin, dan casing wajahnya yang pas-pasan"
Deden merasa usianya makin menua. Ia pun makin minder, apalagi teman-temannya memberi julukan si bujang lapuk alias bujang yang belum nikah juga. Deden hanya bekerja freelance di bagian kredit sebuah bank konvensional. Walaupun Deden selalu tampak rapi bin necis seperti orang kaya, penampilannya tidak sebanding dengan honornya yang pas-pasan.
Deden berbaju rapi karena harus bertemu dan melayani konsultasi orang-orang kaya yang membutuhkan utang dengan sistem bunga bank
Menikah Juga Anas Rumahbaca Orang Miskin Dilarang Kawin" 126
konvensional sistem bunga ini kini sudah diharamkan MUI. Sekarang sudah menjamur bank biasa yang membuka unit syariah.
Selain merasa menjadi bujang lapuk, Deden juga sangat tertekan karena dua adik laki-lakinya sudah menikah. Adik-adiknya sudah bekerja tetap, berdompet lebih tebal, dan berwajah tampan sehingga membuat ibu dan ayahnya lebih rajin mencarikan jodoh untuk kedua adiknya tersebut. Deden yang miskin seolah dilarang kawin. Deden yang miskin dan bujang lapuk itu makin menderita. Kemiskinannya mengundang sindiran, ejekan, dan ledekan dari teman-teman, terutama saat pesta walimahan.
*** Sebetulnya, peluang Deden mendapat jodoh cukup terbuka lebar karena Deden rajin bergaul. Ada cewek yang mendekatinya. Deden merasa senang dan berniat menjadikannya sebagai pacar atau calon istri. Sayangnya dan sedihnya, cewek itu lebih suka bujang yang bekerja sebagai pegawai tetap dan berdompet tebal, tidak seperti Deden yang kerja freelance dengan gaji dan honor yang kecil dan tidak menentu. Alhasil, Deden
127 Akhirnya Menikah Juga
cuma dijadikan tukang ojek gratis oleh oknum cewek-cewek yang mendekatinya.
Deden baru sadar setelah mendapat saran dari Kang Jajang, teman Dikatnya yang sering meledek.
Deden, kalau cewek itu gagal jadi bini lu, cewek elu itu oper aje ke gue, ye" Hehehe& , kata temannya bercanda.
Ah, rese lu, Jang, Deden memasang wajah cemberut.
Bercanda! Ah, elu gitu aja sensitif, kata Jajang sambil tersenyum.
Walaupun Jajang cuma bercanda, raut wajah Deden berubah. Wajahnya semakin mendung gelap bagaikan tanda-tanda akan datang hujan lebat dengan petir.
Melihat situasi mendung di wajah Deden, Jajang memberi saran, Ntar malam Jumat elu ikut gua, nyok"
Ngapain" tanya Deden.
Ya ikut ngajilah. Masa malam Jumat main gundu" kata Jajang.
Oke, deh. Sekalian gue mau tanya-tanya sama Ustaz elu, kata Deden.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 128
Nah, gitu, dong. Jangan main gundu melulu. Hehehe& , kata Jajang.
*** Langit kemerahan bercampur kuning dan oranye. Azan tanda masuk waktu Magrib berkumandang. Deden dan Jajang berjalan kaki menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjemaah. Setelah shalat Magrib, ada taklim kuliah dan konsultasi bersama Ustaz sampai menjelang Isya. Assalamu alaikum, Pak Ustaz.
Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, jawab Pak Ustaz.
Jajang dan Ujang bergantian menjabat tangan sang Ustaz.
Kenalkan, Pak, ini si Deden. Dia mau ikut ngaji di sini, kata Jajang.
Alhamdulillah. Silakan bila Deden mau rajin hadir di setiap majelis taklim yang selalu dinaungi sayap malaikat rahmah, kata Pak Ustaz. Kok yang lain belum datang, Pak" tanya Deden. Biasalah& yang sibuk kerja jadi sering terlambat. Insya Allah nanti ada satu lagi. Si Boding. Dia
129 Akhirnya Menikah Juga
shalat dulu di mushala kantornya. Sekarang dia masih di perjalanan, kata Pak Ustaz.
Tanpa menunggu si Boding yang pasti terlambat, Kang Jajang meminta Pak Ustaz segera memulai pengajian untuk menghormati hadirin yang datang tepat waktu pada waktunya alias on time. Pengajian dibuka dengan membaca Al-Fatihah bersama-sama, lalu tilawah satu halaman per orang.
Waduh, Pak, saya nggak usah baca, ye. Saya kagok bacanya, kata Deden.
Oh, nggak apa-apa. Walaupun masih kagok, tetap dapet pahala, kata Pak Ustaz.
Bukan begitu, Pak. Saya malu, nih. Saya dulu bisa baca lancar karena pernah belajar di pesantren. Tapi sudah lama nggak baca Al-Qur an. Jadi kagok, Pak, kata Deden.
Oke, deh. Malam ini ente dengerin aje, ye. Minggu depan baru baca seingetnye. Jangan khawatir, ente nggak bakal diketawain kalau salah baca, kata Pak Ustaz.
Selesai tilawah, Pak Ustaz melanjutkan dengan sedikit ceramah kultum alias kuliah tujuh menit. Kemudian tibalah pada acara tanya jawab masalah pribadi dan tentunya juga masalah umat.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 130
Ada pertanyaan" Mas Deden, apakah antum ada unek-unek yang mau disampaikan" tanya Pak Ustaz.
Ee& . Ini Pak, saya kerja paruh waktu sebagai tenaga marketing di perusahaan yang menjual produk yang diragukan kehalalannya. Bagaimana status rezeki saya" Apakah halal atau haram" Pertanyaan kedua, saya juga sering mengantar cewek-cewek. Bagaimana hukumnya" tanya Deden.
Oh, kalau begitu saya mengkhawatirkan honor antum syubhat alias meragukan, bahkan haram. Saran saya, sambil tetap kerja di situ, Mas Deden mencari pekerjaan lain. Bila dapat, segera pindah. Kalau Mas Deden sekarang merasa kuat mental dan siap menghadapi perubahan tiba-tiba, Mas Deden bisa langsung mengundurkan diri dan mencari pekerjaan pengganti yang lebih baik. Insya Allah, dapat, kata Pak Ustaz.
Sedangkan soal antum membonceng cewek-cewek, saya sarankan antum hindari, kecuali dalam keadaan sangat darurat, karena membonceng cewek yang bukan muhrim atau mahram, bisa mengundang dosa, fitnah atau gosip yang tidak baik, kata Pak Ustaz.
*** 131 Akhirnya Menikah Juga
Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu. Sejak mengikuti pengajian, Deden makin rajin beribadah dan berdoa. Doanya mulai terkabul, yaitu doa mendapatkan jodoh meski sepertinya di luar logika.
Entah bagaimana caranya, ada seorang bapak yang ingin mengenalkan putrinya pada si Deden, padahal Deden rendah mutunya dalam harta alias masih miskin, dompetnya masih tipis, dan masih tidak ganteng. Namun, Allah Maha Berkehendak. Suatu ketika ada seorang bapak yang mencarikan Deden jodoh. Orang itu adalah kenalan ayah Deden. Bapak itu mempunyai anak perempuan, sebutlah dia bernama Wati.
Wati berpenampilan cukup menarik. Kontras bila disandingkan dengan Deden. Deden pun merasa cukup beruntung karena penampilan Wati nggak malu-maluin kalau diajak kondangan . Begitulah kira-kira kata orang.
Setelah berkenalan dengan cara saling mengunjungi keluarga (Deden dan keluarga mengunjungi rumah Wati, dan sebaliknya), akhirnya hanya dalam beberapa minggu kedua keluarga sepakat menentukan bulan dan tanggal pernikahan. Deden langsung riang gembira. Raut wajahnya yang selalu mendung bagaikan akan hujan lebat, tiba-tiba cerah bagaikan langit biru dihiasi matahari.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 132
Deden akhirnya menikah juga. Sejak menikah....
Den, elu nggak kerja pagi ini" tanya Jajang yang melihat Deden berbaju santai saja.
Gue sudah mengundurkan diri, Jang. Hari ini gue mau ke pasar. Gue sekarang dagang, Jang. Wah, bisnismen, nih& .
Subhanallah. Rajinnya Deden menuntut ilmu di pengajian dan taklim menuai berkah. Doa Ustaz dan teman mengajinya menjadi penyemangatnya. Izin Allah Yang Mahakuasa membuat Deden yang miskin begitu mudah menemukan jodohnya. Ajaibnya, jodoh Deden bukan lewat comblang di pengajian, namun lewat cara-cara yang tidak bisa disangka-sangka, yaitu dari kenalan ayahnya. Ajaibnya lagi, atas izin Allah, pernikahan itu turut menyelamatkan Deden dari pekerjaan riba yang tidak disukai, berganti dengan wirausaha yang halal dan berkah.
Deden, akhirnya kau menikah juga. Barakallahu, subhanallah, walhamdulillah.
*** 133 Kesimpulan Kesimpulan O rang miskin tidak dilarang kawin asalkan ada wanita yang rida dengan mahar yang disepakati. Allah bahkan memerintahkan si lajang miskin kawin sehingga menjadi mampu
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian (bujangan/perawan) di antara kamu, dan orangorang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nur [24]: 32)
Allah melarang orang miskin bersikap minder hanya karena miskin.
Semoga tulisan di buku ini bisa mengubah pandangan para bujangan dan perawan serta mendorong mereka menjadi suami/istri saleh/salehah yang bermampuan sesuai janji Allah seperti dalam QS. An-Nur [24] ayat 32.
Ayat tersebut juga memberi petunjuk agar para calon mertua lebih tawakal bila anak mereka keOrang Miskin Dilarang Kawin" 134
temu jodoh lawan jenis yang miskin harta, tetapi kaya ilmu agamanya dan mulia akhlaknya. Ayat tersebut diperkuat oleh pilihan mahar sesuai hadis Nabi Muhammad saw., yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra.:
Nabi Muhammad saw., melihat warna bekas wewangian pengantin di tubuh Abdurrahman bin Auf, lalu beliau bertanya, Apakah ini" Abdurrahman menjawab, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang wanita dengan mahar seharga lima dirham emas. Rasulullah saw., lalu bersabda, Semoga Allah memberkahimu dan rayakanlah walaupun dengan seekor kambing. (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 2556)
Bila tidak mampu juga, simaklah hadis yang diriwayatkan oleh Sahal bin Sa`ad ra., berikut ini. Seorang wanita datang kepada Rasulullah saw., dan berkata, Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu.
Rasulullah saw., memandang perempuan itu dan menaikkan pandangan serta menurunkannya, kemudian beliau mengangguk-angguk. Melihat Rasulullah saw., tidak memutuskan apa-apa terhadapnya, perempuan itu pun duduk.
135 Kesimpulan Sesaat kemudian, seorang sahabat beliau berdiri dan berkata, Wahai Rasulullah, jika engkau tidak berkenan padanya, kawinkanlah aku dengannya.
Rasulullah saw., bertanya, Apakah kamu memiliki sesuatu"
Sahabat itu menjawab, Demi Allah, tidak, wahai Rasulullah!
Beliau berkata, Pulanglah ke keluargamu dan lihatlah apakah kamu mendapatkan sesuatu. Pulanglah sahabat itu. Namun, kemudian ia kembali lagi dan berkata, Demi Allah, aku tidak mendapatkan sesuatu.
Rasulullah saw., bersabda, Cari lagi walaupun hanya sebuah cincin besi.
Sahabat itu pun pulang, lalu kembali lagi seraya berkata, Demi Allah, tidak ada, wahai Rasulullah, walaupun sebuah cincin dari besi. Yang ada hanya kain sarung milikku ini.
Sahal berkata, dia tidak mempunyai rida` (kain yang menutupi badan bagian atas). Berarti, wanita tadi hanya akan mendapatkan setengah dari kain sarungnya.
Rasulullah saw., bertanya, Apa yang dapat kamu perbuat dengan kain sarung milikmu ini" Jika
Orang Miskin Dilarang Kawin" 136
kamu memakainya, wanita itu tidak memakai apa-apa. Demikian pula jika wanita itu memakainya, maka kamu tidak akan memakai apa-apa. Lelaki itu lalu duduk agak lama dan berdiri lagi sehingga terlihatlah oleh Rasulullah ia akan berpaling pergi. Rasulullah memerintahkan sahabat untuk memanggilnya.
Ketika lelaki itu datang lagi, Rasulullah saw., bertanya, Apakah kamu bisa membaca Al-Qur an" Sahabat itu menjawab, Saya bisa membaca surah ini dan surah ini (sambil menyebutkannya satu per satu).
Rasulullah bertanya lagi, Apakah kamu menghafalnya"
Sahabat itu menjawab, Ya.
Lalu Rasulullah saw., bersabda, Pergilah. Wanita itu telah menjadi istrimu dengan mahar mengajarkan surah Al-Qur an yang kamu hafal. (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 2554)
Demikianlah. 137 Kesimpulan Terima kasih atas perhatian dan kesediaan para pembaca membaca buku karya kami ini. Akhirul kalam, wassalamu alaikum.
Bila si lajang merasa miskin
selamat berjuang, menikah dan kawin.
*** Orang Miskin Dilarang Kawin" 138 8
139 Para Penulis Para Penulis Anas Rumahbaca. Koordinator penulis buku ini, akti f di dunia menulis sejak masa kuliah (1992). Karya yang pernah dipublikasikan: Andaikata Aku Menjadi Walikota, Penanggulangan Banjir Jadi Prioritas (Harian Media Indonesia edisi Minggu, 2008), Lirik Pendidikan Berbasis Keahlian (Harian Monitor Depok, 2007), Syukuri Kemerdekaan, Bukan Perlombaan (Harian Monitor Depok, 2007). Penulis buku-buku fi ksi dan nonfi ksi, serta menjadi ghostwriter. Karya yang pernah memenangkan lomba menulis adalah Tanda Haji Mabrur (2011).
Andri Nugraha. Biasa disapa dengan nama Andri, Arnold, dan Dewandri19. Mulai menulis sejak duduk di bangku SMU mengenai peristi wa-peristi wa penti ng yang dialami sehari-hari. Namun, koleksi tulisan itu kini telah hilang karena buku-bukunya dijual ke tukang loak sewaktu pindah rumah.
Akti f di dunia maya pada tahun 2006 melalui situs friendster.com. Ia kembali tertarik menulis setelah sering dikirimi tulisan berupa ayat Al-Qur an, hadis, serta tulisan dan cerpen islami. Tidak ingin tulisan-tulisannya hilang seperti dulu, penulis pun bergabung di situs blogger.com dan mendokumentasikan semua tulisan dalam blog bernama htt p://dewandri19.blogspot. com.
Yang membedakan penulis dari penulis lainnya adalah kesan islami yang selalu diselipkan dalam seti ap tulisannya. Hal ini karena lingkungan dan pergaulan penuOrang Miskin Dilarang Kawin" 140
lis yang kental dengan nuansa Islam. Penulis juga akan terus menggunakan kemampuannya menulis cerita islami agar bisa berdakwah via tulisan.
Penulis kelahiran Bandung 27 tahun yang lalu ini bisa dihubungi via ponsel 085724674619 atau YM: ikhwandri@yahoo.com. Bila ada yang berminat mengirim email, bisa ke akhiandri19@gmail.com. Bila berminat menjadi teman FB, add saja: abinyaummi@gmail. com.
Intan Hs (Rosintan Hasibuan) sehari-hari berakti vitas sebagai guru bidang studi ilmu pengetahuan alam (di SMP/Mts) dan Biologi (di SMA). Menekuni dunia tulismenulis sejak tahun 2008. Karyanya berupa cerpen, puisi, dan resensi buku dimuat di beberapa harian Sumatera Utara, di antaranya Sumut Pos, Analisa, dan Medan Bisnis.
Karya-karya yang dimuat di berbagai harian tersebut saat ini telah mencapai 25 judul cerpen, 65 judul puisi, dan 20 resensi buku. Ikut menulis antologi puisi tentang kota Medan dalam Sketsa Kota yang dijadikan bahan Lomba oleh Dewan Kesenian Medan bersama 14 penyair Medan. Bersama anggota FLP Sumut menulis antologi puisi Nuun (Format Publishing). Menulis sebuah novel berjudul Sebentuk Cahaya (Leuti ka Prio) dan tujuh buku antologi. E-mail: intanros@ymail.com, Facebook: Rosintan Hasibuan.
Okti Li. Mojang priangan kelahiran Cianjur, 18 Januari 1979 ini bernama lengkap Okti Lilis Linawati . Saat ini sedang merantau di Taiwan sebagai buruh migran.
141 Para Penulis Senang menulis dan membaca sejak kecil. Saat ini kembali belajar menulis melalui situs jejaring sosial. Sering mengikuti lomba, tak masalah walau tak pernah menang. Menurutnya, ajang lomba itu ibarat tempatnya berlati h. E-mail: linalinalina98@live.com, okti _li@ ymail.com, Facebook: Lina Li.
Ragil Kuning, nama pena dari Fitri Gendrowati . Lahir di Sura karta, 15 September 1985. Menyukai dunia tulismenulis sejak di bangku SMA, tetapi baru akti f menulis setelah bergabung dengan Facebook. Sekarang berdomisili di kota Sukoharjo Makmur .
Buku antologinya yang pertama berjudul Be Strong Indonesia #17. Menyusul kemudian Resolusi Tahun 2011 (Hasfa Publisher) dan Kisah Kasih Ibu (Leuti ka Publisher), Scary Moments (Indie Pro Publishing). Penulis dapat dihubungi via e-mail: oshinura@yahoo. com, Facebook: Fitri Bundanya Elfad, dan blog: cupid3. wordpress.com.
Suden Basayev adalah nama pena dari Wakhid Syamsudin. Lahir di Sukoharjo, 25 September 1984. Menggemari dunia tulis-menulis sejak SD. Sering menulis tapi hanya dibaca teman-teman Dikat. Belakangan mulai mencoba memublikasikan karya melalui notes Facebook. Kumpulan cerpen islami pertamanya berjudul Senyuman Bidadari, diterbitkan oleh Leuti ka Prio, Yogyakarta.
Sekarang berdomisili di Sukoharjo, Jawa Tengah. Email: suden.basayev@yahoo.co.id. Facebook: Suden Basayev.
Orang Miskin Dilarang Kawin" 142
Vanda Nur Arieyani, seorang ibu rumah tangga biasa kelahiran Tegal, 16 April. Tinggal di Sidoarjo. Seorang penulis pemula yang belum banyak menghasilkan karya. Bisa dihubungi di FB atas nama Vanda Nur Arieyani, atau e-mail: vandal_arie@yahoo.co.id.
Windy Asriani adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Informati ka dan Komputer di Universitas Negeri Semarang. Windy mulai menyukai menulis sejak masih duduk di bangku SMP. Selain menulis, Windy pun akti f dalam organisasi Rekayasa IPTEK, Karya Ilmiah dan Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro. Menulis di waktu kosong merupakan kegiatan yang selalu dinanti kan
*** Orang Miskin Dilarang Kawin" 138 8
C K Y M q u a n t a C K Y M s a i n s a l : Quanta adalah imprint dari
Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia Building
Jl Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270 Telp. (021) 53650110 53650111 ext. 3201 3202
Web Page: http://www.elexmedia.co.id
Buku Orang Miskin Dilarang Kawin berisi kisah-kisah yang lucu, menghibur, dan unik mengenai pertentangan para lajang miskin yang ingin kawin.
Kumpulan kisah yang berbasis dari kejadian nyata yang akan membuat pembaca tersenyum-senyum membacanya. Kisah dalam buku ini antara lain, Suami dari FB, Bengkel Cinta, Takut Kawin, dan sebagainya.
Dari semua kisah yang disajikan, pembaca bisa mengambil hikmahnya, agar senantiasa meluruskan niat ketika ingin menikah (kawin). Jangan takut menikah, walaupun saat ini Anda dalam keadaan miskin. Insya Allah, Allah Yang Maha Rahman dan Rahim akan memberi Anda rezeki.
Peristiwa-peristiwa dalam buku ini bisa jadi seolah di luar logika, namun hal itu makin menunjukkan bahwa betapa mahabesarnya Allah Subhanallahu wa ta'ala.
Orang Dilarang Miskin Kawin
Selamat Menikmati r a n i s k i n i l a r a n a w i n 998130748 ISBN 978-602-02-1040-7 NOVEL ISLAMI 9 786020 210407 Pendekar Pedang Dari Bu Tong 19 Sumpah Palapa Karya S D Djatilaksana Perempuan Jahanam 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama