Ceritasilat Novel Online

Sampai Maut Memisahkan 3

Sampai Maut Memisahkan Kita Karya Mira W Bagian 3


Seleksi alamlah yang akan menentukannya, Bu. Jika cacatnya sangat berat, biasanya janin lahir mati.
Seberapa berat kemungkinan cacatnya, Dok" Inge sangat takut menanyakannya. Tetapi ketika dia sudah telanjur bertanya, dia malah takut mendengar jawabannya.
Yang paling berat adalah cacat mentalnya, karena biasanya kepala dan otaknya tidak dapat berkembang dengan baik. Selain itu gangguan yang paling sering adalah buta dan gangguan pergerakan.
Anaknya akan lahir dengan retardasi mental, buta, dan lumpuh! Buat apa punya anak seperti itu" Bukankah lebih baik kalau dia tidak punya anak saja"
Rasanya Inge ingin mati saja. Mengapa dunia begini kejam padanya" Dia sudah berhasil memperoleh suaminya kembali. Sudah dapat mempersembahkan seorang anak lagi untuk Febrian. Tetapi semua kebahagiaan itu rupanya palsu! Hanya kebahagiaan semu!
Febrian pasti akan kembali merasa terguncang. Dia akan shock seperti dulu. Depresi. Malah mungkin... kembali impoten!
Dia mungkin akan langsung meninggalkan istrinya. Mencari kekasihnya. Buat apa melanjutkan perkawinan dengan seorang wanita yang tak dapat memberikan seorang anak yang sehat"
Suami saya ingin sekali punya anak, Dok. Tapi anak yang sehat. Daripada kami punya anak cacat, lebih baik kalau kandungan ini digugurkan saja, Dok.
Saya tidak berani, Bu, sahut Dokter Toha tegas. Kehamilan Ibu sudah terlalu besar untuk digugurkan. Dan janin Ibu masih hidup.
Suami saya pernah shock dan mengalami depresi berat ketika melihat bayi kami yang pertama, Dok. Dia mengira karena kesalahan kamilah bayi kami meninggal dengan cara yang sangat mengenaskan....
Sekarang dia tahu, ada kemungkinan lain. Bayi Ibu cacat karena kelainan kromosom. Bukan kesalahan siapa-siapa.
Tapi bagaimana menjelaskannya kepada Febrian" Rasanya Inge tidak tega mengatakannya. Dia tidak sampai hati membiarkan suaminya melihat anak mereka cacat lagi!
Saya tidak tega memberitahu suami saya, Dok, gumam Inge getir. Lebih baik kalau dia tidak usah melihat bayi ini.
Dilema ini seperti dilema eutanasia. Apakah seorang manusia yang sudah tidak layak hidup boleh dibunuh" Bukankah dia lebih baik mati daripada hidup menderita"
Bagiku bukan hanya melenyapkan penderitaan bayiku, tapi sekaligus menyelamatkan perkawinanku, keluh Inge getir.
Tetapi nurani saya tidak mengizinkannya, Bu, sambung Dokter Toha mantap. Bagi saya, melenyapkan bayi cacat sama saja dengan pembunuhan. Kalau Tuhan masih membiarkannya hidup, punya hak apa kita melenyapkannya"
P ERCERAIAN Inge dan Febrian memang sudah
dibatalkan. Febrian juga sudah lulus ujian. Sudah diwisuda. Sudah memperoleh ijazahnya. Tetapi mengapa dia belum mau pulang juga"
Papa mengerti perasaanmu, Rian, kata ayahnya yang hadir dalam wisuda Febrian. Tapi tinggalkanlah gadis Amerika-mu di Amerika. Pulanglah kepada anak-istrimu di Indonesia. Karena jika kamu masih membawa kekasihmu pulang ke Indonesia, meskipun hanya di dalam hatimu, kamu akan kehilangan semuanya.
Rasanya Rian tidak mungkin melupakannya, Pa. Sekalipun hati ini dicungkil keluar.
Kamu tidak perlu melupakannya. Tapi jangan biarkan kenangan atas dirinya meracuni hidupmu.
Rian-lah yang telah meracuni hidupnya, Pa.
Bab XX Dia telah mengorbankan segala-galanya untuk Rian. Apa yang telah Rian berikan kepadanya" Sakit hati dan kekecewaan!
Kamu memang bersalah. Masih punya istri tapi sudah hidup bersama perempuan lain.
Tapi Rian tidak tahu perceraian kami belum rampung, Pa! Rian tidak tahu Inge belum mau bercerai!
Sesudah tahu, kamu masih menidurinya! Padahal kamu sudah janji akan menikahi wanita lain! Nah, bayarlah utang dosamu dengan melakukan hal-hal yang positif! Bukan cuma menangisi cintamu yang gagal!
Rian harus mencari Tessa untuk minta maaf. Kalau tidak, bagaimana Rian bisa hidup tenang"
Tetapi sampai kehamilan Inge sudah memasuki bulan kedelapan, Febrian belum pulang juga. Ayahnya memerlukan menelepon untuk mengingatkannya.
Sampai kapan kamu mau mencari Tessa" Sampai anakmu lahir dan tidak menemukan ayahnya di sampingnya" Jangan sia-siakan lagi anakmu yang kedua, Rian! Atau hidupmu akan penuh dengan duri-duri penyesalan!
Besok saya beli tiket, Pa, katanya lesu. Akhirnya Febrian terpaksa pulang. Dia tidak punya pilihan lain. Pada malam terakhir di LA, dia masih menyempatkan diri pergi ke tempat kerja Angel yang lama. Tempat pertemuan mereka yang pertama.
Selamat tinggal, Sayang, bisik Febrian ketika dia berjalan kaki ke latnya. Melewati semua tempat kenangannya bersama Angel. Aku ingin menemuimu untuk menjelaskan semuanya. Tapi kamu sudah tidak memberiku kesempatan lagi.
Febrian tidak langsung pulang ke Jakarta. Dia masih singgah di Roma. Mengunjungi Fontana di Trevi dan Monumental Steps. Tinggal di hotel mereka. Mengenang semua yang indah dan pedih di kamar itu.
Lalu dia naik kereta api ke Venesia. Naik gondola seorang diri menyusuri Grand Canal. Melewati Jembatan Rialto. Dan kembali ke hotel.
Dia minta kamar yang sama. Kamar yang paling berkesan untuknya. Karena di sinilah, di dalam kamar ini, Angel menyembuhkan impotensianya.
Febrian masih dapat membayangkan semuanya dengan jelas. Dia masih dapat melukiskan baju tidur yang dikenakan Angel. Bagaimana dia melucutinya satu per satu dengan gerakan tubuh yang memancing gairah.
Bagaimana dia mempraktikkan trik terakhir yang diajarkan Dokter Hudson. Bagaimana untuk pertama kalinya Mister Right bisa berdiri tegak dengan gagahnya. Meskipun mula-mula Angel harus menopangnya.
Ya, semuanya memang jasa Angel! Tanpa dia, Febrian sudah kehilangan keperkasaannya.
Kapan kamu bisa berada di sini lagi bersamaku, Sayang, rintih Febrian getir. Kapan kita bisa mengulanginya lagi"
Saat itu telepon berdering. Febrian tersentak dari lamunannya.
Ayahnya menelepon dari Jakarta. Inge sudah melahirkan.
Ke mana saja kamu" gerutu ayahnya jengkel. Dari pagi Papa telepon ke sana kemari! Hotel di Roma sudah check out. Hotel di Venesia belum check in!
Inge tidak apa-apa" tanya Febrian gugup. Kehamilannya baru delapan bulan, kan"
Perdarahan kata mertuamu. Tapi dia baikbaik saja.
Perdarahan" Febrian menahan napas. Tegang bercampur takut. Bayinya..."
Perempuan. Sehat. Tiga kilo. Tidak...
Tidak. Tidak cacat. Besok saya pulang, Pa, Febrian menarik napas lega. Dia punya seorang anak perempuan yang sehat!
Seharusnya kamu memang sudah pulang! gerutu ayahnya bersungut-sungut. Bukan malah tur keliling Italia!
Febrian baru sampai di Jakarta dua hari kemudian, karena dia tidak bisa mendapat pesawat yang lebih pagi. Dia berangkat malam esoknya. Dan tiba di Jakarta keesokan sorenya.
Ketika dia tiba, Inge ada di rumahnya. Demikian pula bayinya.
Ketika Febrian melihat bayi perempuan yang manis dan sehat itu, dia seperti baru saja dibebaskan dari hukuman penjara. Rasanya dadanya terasa amat lapang. Lega. Plong.
Beban berat itu tersingkir sudah. Perasaan bersalah yang masih tersisa punah seketika.
Anaknya sehat! Dia telah menebus dosanya meskipun untuk itu dia harus berkorban... kehilangan perempuan yang paling dicintainya.
Maukah kamu memaafkanku, Tessa, bisiknya dalam hati ketika sedang menggendong anaknya dengan terharu. Kamu harus melihat bayiku. Barangkali dengan begitu kamu baru dapat mengerti mengapa aku terpaksa meninggalkanmu....
Inge memandang suaminya yang sedang menggendong anaknya sambil menahan tangis. Dan air matanya meleleh tak tertahankan ketika Febrian berlutut di sisi pembaringannya.
Terima kasih telah memberiku seorang anak yang sehat, Inge, katanya lirih. Maafkan aku karena tidak berada di sampingmu ketika kamu berjuang untuk melahirkannya.
Inge tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Dia menangis.
Febrian berusaha melupakan Angel dengan menenggelamkan dirinya dalam kesibukan kerja. Dia sudah membeli rumah. Dan membawa Inge dan anaknya tinggal di rumah itu. Dia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor yang membangun perumahan sederhana.
Angel, begitu Febrian menamakan putrinya yang manis dan lucu, menjadi satu-satunya pelipur lara di rumah. Inge tidak memprotes meskipun nalurinya sebagai wanita membisikkan, nama itu mempunyai arti yang sangat dalam bagi Febrian.
Karena dia cantik seperti bidadari, itu alasan Febrian. Tentu saja Febrian tidak mengatakan alasan yang sebenarnya. Karena kehadiran bidadari inilah dia telah kehilangan bidadarinya yang lain....
Inge juga tahu suaminya belum dapat melupakan kekasihnya. Dia masih sering melamun. Terutama kalau sedang mendengarkan lagu-lagu tertentu. Barangkali lagu itu mengingatkannya pada kenangan masa lalunya.
Inge cukup bijaksana untuk tidak menegurnya. Dibiarkannya saja Febrian tenggelam dalam nostalgianya. Dia sadar, tidak mungkin memaksa suaminya melupakan perempuan yang sudah hampir menjadi istrinya itu.
Inge hanya berusaha melayani suaminya sedemikian rupa, sampai Febrian tidak punya alasan untuk mencela kekurangannya. Dia juga merawat tubuhnya baik-baik supaya tidak jadi gembrot. Karena kata ibu mertuanya, teman wanita suaminya bukan hanya cantik, dia juga ramping.
Ibu tiri Febrian memang sangat mengagumi pacar Febrian. Dia tidak henti-hentinya memuji sampai Inge merasa muak. Pantas saja sampai sekarang Febrian seperti masih merindukannya!
Tetapi demi kelanggengan rumah tangganya, Inge selalu menahan diri. Dia tidak pernah menyinggung masa lalu Febrian. Tidak pernah bertanya soal pacarnya. Walaupun sebenarnya, dia ingin sekali mengetahui semua hal tentang saingannya. Tentu saja untuk mengukur kelebihan-kelebihannya. Dan berusaha mengimbanginya dari sisi lain.
Inge masih tetap wanita karier yang sibuk. Tetapi sesibuk apa pun, dia tidak pernah menelantarkan anak dan suaminya. Dia tidak pernah terlambat pulang. Selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama.
Febrian juga berusaha agar selalu bisa sampai di rumah sebelum Angel tidur. Dia sangat memanjakan anaknya sampai kadang-kadang Inge merasa takut.
Jangan terlalu memanjakannya, pinta Inge kalau dia tidak bisa lagi menahan kekhawatirannya. Nanti anak kita jadi bandel!
Kenapa kamu tidak pernah menyusuinya" Air susuku tidak keluar, sahut Inge singkat. Kenapa tidak minta obat sama dokter" Supaya ASI-mu keluar.
Terlalu encer. Kata dokter tidak baik kalau diberikan juga.
Mana mungkin ada dokter yang tidak tahu gunanya ASI! Tidak ada formula susu lain yang selengkap susu ibu. ASI membuat bayi lebih kuat dan kebal terhadap penyakit.
Lalu Febrian mulai memberi kuliah tentang ASI seperti penyuluhan di BKIA. Entah dari
mana dia tahu sebanyak itu. Mungkin dia membaca dari buku. Karena sejak punya bayi, dia memang rajin memborong buku tentang pertumbuhan anak.
Kamu takut payudaramu rusak" desak Febrian penasaran. Kamu tahu nggak, menyusui bayi memperkecil kemungkinan mendapat kanker payudara"
Sudahlah, aku capek berdebat, keluh Inge bosan. Jangan khawatir. Anakmu tidak bakal kelaparan!
Anakku" berjengit Febrian. Angel anak kita!
Tahu. Tidak ada susu yang lebih baik dari susu ibu!
Tahu. Karena susu sapi dibuat untuk anak sapi. Tahu. Sudah ah, bosan dengar kuliah tentang susu!
Tapi semuanya benar, kan"
Benar. Tapi cukup kamu saja yang memanjakan Angel!
Memberi ASI bukan memanjakan, Inge! Angel memang menjadi satu-satunya sumber pertengkaran di rumah mereka. Semakin besar, Febrian semakin memanjakannya. Apa saja yang dimintanya, pasti diberikan. Dan Inge semakin cemas karena Angel menjadi semakin nakal. Keras kepala. Susah diatur.
Kamu merusak anakmu sendiri! keluhnya kalau kesabarannya sudah habis. Setiap kali dia
memarahi Angel, Febrian langsung menggendongnya pergi. Setiap kali mau dipukul, Febrian mencegahnya.
Kasihan, dia masih kecil! Masa anak perempuan dipukul sih"
Tapi kata-kataku sudah tidak dipedulikannya lagi! Aku betul-betul kewalahan!
Biar aku yang ngomong. Kamu terlalu lembut! Angel jadi semakin bandel!
Dan dia tahu ke mana harus berlindung kalau ibunya memarahinya. Akibatnya setiap hari dia jadi semakin nakal.
Inge kesal sekali. Tapi di sisi lain, dia juga tahu, Angel-lah yang membuat perkawinan mereka masih bertahan sampai sekarang. Angel yang membuat Febrian betah di rumah. Angel yang membuat Febrian semakin melupakan kekasihnya.
Karena Inge merasa, sampai sekarang, dia belum berhasil juga mencungkil keluar perempuan itu dari hati Febrian. Dia malah curiga, Febrian selalu membayangkannya setiap kali bermesraan dengan istrinya. Karena begitu dia sadar dengan siapa dia bercinta, hubungan mereka menjadi hambar. Febrian seperti tiba-tiba menjelma menjadi orang asing.
Inge sadar, Angel-lah yang mengabadikan rumah tangganya. Anak itulah yang membuat kebahagiaannya lengkap. Karena Febrian begitu lengket pada Angel.
Ketika kebosanan mulai menyergap akibat kerutinan yang memekat, Angel mengencerkannya dengan kelucuannya. Malah kenakalannya menjadi bumbu penyedap pertengkaran mereka. Karena tanpa pertengkaran, mereka hampir tidak punya bahan lagi untuk berkomunikasi.
K EADAAN itu berubah ketika Agus datang
saat Angel berumur enam tahun. Inge begitu repot mengantarkan mantan pangeran impiannya ke sana kemari. Seolah-olah di Jakarta tidak ada taksi.
Inge memang sudah minta izin. Dan Febrian tidak cemburu. Mana ada cemburu tanpa cinta" Dia juga tidak curiga. Dia percaya sekali istrinya tidak akan bertindak di luar batas. Waktu Febrian di Amerika saja dia tetap setia, apalagi sekarang!
Tetapi kesibukannya menemani Agus, mengurangi perhatiannya kepada Angel. Itu yang tidak disukai Febrian.
Dia bisa makan di luar. Tidak ada masalah. Dia bisa berkumpul dengan teman-temannya. Minum kopi sambil ngobrol. Main golf. Tenis. Biliar. Dan masih segudang rekreasi lagi.
Bab XXI Tapi Angel" Dengan siapa dia di rumah" Cuma bersama pembantu"
Akibatnya tiap hari Febrian mesti tergesa-gesa pulang. Hanya untuk menengok anaknya. Telepon ke rumah tiap dua jam. Meskipun sedang meeting.
Soalnya dalam tiga hari ini, Inge seperti melupakan anaknya sama sekali. Pagi-pagi sudah berangkat. Malam baru pulang.
Febrian tahu, Inge sibuk. Tapi sebelum Agus datang, dia selalu bisa membagi waktu. Sekarang menemui guru Angel saja dia tidak ada waktu! Inge minta Febrian yang menghadap gurunya.
Bapak harus lebih memperhatikannya, kata ibu guru yang judes itu. Anak cenderung menjadi nakal kadang-kadang untuk menarik perhatian orangtuanya.
Kurang perhatian" Tidak mungkin! Dia malah terlalu memanjakannya sampai Inge selalu marah-marah.
Kamu terlalu memanjakannya, dari dulu Inge selalu menyalahkannya. Kamu yang merusaknya!
Masalah itu memang selalu menjadi sumber pertengkaran mereka. Tetapi sekarang, ada sumber pertengkaran baru. Dan dalam tiga hari saja, kehidupan perkawinan mereka mencapai titik genting.
Mas Agus kan cuma seminggu lagi di sini, gerutu Inge kesal. Kenapa sih harus marahmarah terus"
Aku sih nggak apa-apa, sahut Febrian dingin. Cuma kasihan Angel!
Ya, aku memang merasa menelantarkannya beberapa hari ini. Tapi tunggulah sampai Mas Agus pulang. Aku punya lebih banyak waktu untuknya. Angel pasti mengerti.
Angel mungkin mengerti. Tapi gurunya tidak.
Apa kata Bu Artin" Inge tersenyum pahit. Dia mengambil bolpen temannya lagi"
Lebih dari itu. Dia membuang tas temannya ke WC!
Astaga! Aku sudah kewalahan memarahinya. Kamu bukan memarahi. Cuma menegur. Lalu mengusap-usap kepalanya.
Nah, kenapa bukan kamu yang memarahinya"
Pikirmu masih ada gunanya" Ada cara lain"
Kalau aku memukulnya, jangan dicegah! Aku tidak percaya anak harus diajar dengan pukulan! Apalagi anak perempuan!
Lalu dengan apa" Kalau setiap kali kupukul dia, aku harus bertengkar dulu denganmu, di mana letak wibawaku"
Papa tidak pernah memukulku. Tapi beliau tetap berwibawa.
Nah, mengapa tidak belajar saja pada ayahmu"
Kadang-kadang aku berpikir, siapa sebenarnya
yang salah. Kita yang telah salah mendidiknya. Atau dia yang memang berbeda.
Sudahlah, kalau Mas Agus pulang nanti, akan kubawa dia ke psikolog anak. Tapi kumohon padamu, kalau aku sedang mengajarnya, jangan dihalangi!
Aku tidak tega melihat caramu mengajarnya. Dia masih kecil. Kasihan kan dipukuli begitu.
Kalau dia sudah besar, aku tidak sanggup lagi memukulnya!
Mesti ada cara lain selain memukul. Pukulan tidak membuatnya jera. Malah makin nakal!
Mudah-mudahan psikolog punya cara lain untuk mendidiknya. Terus terang aku sudah kewalahan!
Tetapi Inge belum sempat membawanya ke psikolog. Bahkan Agus saja belum pulang ke Jerman. Musibah itu sudah keburu terjadi.
Febrian masih di kantor ketika Ibu Artin menelepon lagi. Dia sedang meeting. Jadi dia menyuruh sekretarisnya menghubungi Inge.
Tetapi Inge tidak bisa dihubungi. Dan Bu Artin tampaknya amat mendesak hendak bicara dengan Febrian.
Bilang saya tidak bisa diganggu, kata Febrian jengkel. Sedang meeting!
Masalah apa lagi hari ini" Angel menyiram temannya dengan air" Dia membuang sepatu Bu Artin ke selokan" Anak itu memang kadangkadang keterlaluan nakalnya! Sekarang bukan hanya Inge yang kewalahan.
Febrian baru tersentak ketika sekretarisnya bergegas masuk lagi ke ruang rapat. Parasnya tegang sekali.
Maaf, Pak. Guru Angel hanya minta saya menyampaikan kepada Bapak, Angel mendapat kecelakaan!
Apa yang terjadi" desak Febrian penasaran. Bagaimana mobil itu bisa menubruknya" Sekarang kan masih jam pelajaran. Seharusnya Angel masih berada di kelas!
Ibu Artin yang bersama-sama Febrian sedang menunggu dokter yang menolong Angel menghela napas berat.
Angel kabur ketika sedang dihukum di halaman. Penjaga pintu yang melihatnya langsung mengejar. Tetapi Angel keburu menyeberang jalan....
Tapi gerbang sekolah kan biasanya ditutup! geram Febrian sengit.
Ya, itu kelalaian penjaga pintu kami.... Pak Budiman, seorang perawat tiba-tiba muncul di ruang tunggu. Bapak ditunggu Dokter Hasyim.
Bergegas Febrian melangkah masuk. Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Belum pernah dia merasa begini takut....
Perdarahan dalam rongga perutnya cukup banyak, Pak, kata Dokter Hasyim serius. Kami harus membuka perutnya untuk menghentikan perdarahan itu....
Maksud Dokter... operasi" Febrian merasa kedua lututnya amat lemas sampai hampir tak mampu lagi menyangga tubuhnya.
Sekarang juga. Bapak harus menandatangani izin operasi. Dan menyiapkan darah. Saya harus ke PMI"
Golongan darah Angel AB. Golongan darah yang langka. Kami sudah menghubungi PMI. Mereka juga sedang kosong.
Jadi saya harus ke mana" sergah Febrian bingung.
Kami mengharapkan Bapak sebagai donor. Kalau darah Bapak cocok. Dan Bapak sehat.
Seandainya Angel membutuhkan seluruh darah yang mengalir di tubuhnya pun, Febrian bersedia menyumbangkannya.
Tetapi dia tidak bisa menjadi donor. Karena darahnya A.
Apa ibunya bisa diperiksa" Memang ada dua kemungkinan. B atau AB. Tapi kalau darah ibunya AB, kita beruntung sekali. Karena kita berpacu dengan waktu.
Tolong katakan pada PMI, saya bersedia membayar berapa pun bila ada donor AB yang bersedia menyumbang darah, Dokter, pinta Febrian lemas.
Kami memang terus memantau PMI. Tapi donor AB memang sedikit. Yang lolos seleksi, lebih sedikit lagi. Di mana ibunya" Dia bisa datang untuk dites"
Tentu saja bisa, geram Febrian dalam hati. Kalau aku tahu di mana dia!
Inge tidak ada di kantor. Tidak ada di rumah. HP-nya tidak diangkat. Sms tidak mendapat jawaban.
Menghubungi hotel Agus pun tampaknya siasia. Karena Agus tidak berada di kamarnya. Tentu saja. Bukankah dia pergi dengan Inge sejak pagi" Entah ke planet mana mereka terbang!
Inge baru tergopoh-gopoh datang dua jam kemudian. Dia membaca sms Febrian. Dan cepatcepat menelepon. Saat itu Angel sudah masuk kamar operasi. Dan operasinya belum selesai. Ke mana saja kamu" bentak Febrian marah. Maaf, wajah Inge mengerut antara takut dan cemas. Baru baca sms-mu. Angel bagaimana"
Masih di ruang operasi. Dia butuh darah. Kamu tahu golongan darahmu"
A, sahut Inge bingung. Aku harus donor" Angel perlu darah AB.
Darahku AB, sela Agus tiba-tiba.
Febrian baru melihatnya. Dia berdiri agak jauh di belakang Inge. Dia sudah menyapa Febrian. Tetapi Febrian tidak mengacuhkannya. Apalagi membalasnya. Persetan dengan sopan santun!
Sopankah membawa istri orang setiap hari dari pagi sampai malam" Nah, makanlah sopan santunmu!
Tetapi ketika Agus mengatakan darahnya golongan AB, Febrian baru menoleh ke arahnya. Tetapi Inge sudah lebih cepat berbalik menghampirinya.
Mas, kamu bersedia kan jadi donor anak saya" pinta Inge lirih.
Tentu saja Agus bersedia. Terus terang ketika melihat kepanikan Inge setelah membaca sms Febrian, Agus sudah merasa menyesal. Ponsel Inge ketinggalan di kamar hotel ketika Inge menjemputnya tadi pagi. Inge sudah ingin mengambilnya. Tetapi Agus melarang.
Sekarang mereka sama-sama menyesal. Apalagi setelah mengetahui betapa kritisnya kondisi Angel.
Ketika kembali ke Jakarta beberapa hari yang lalu, sebenarnya Agus tidak bermaksud mengganggu rumah tangga Inge. Tetapi mengapa setiap kali bertemu, cintanya kepada wanita itu selalu berkobar kembali" Agus seperti enggan berpisah. Dan tampaknya Inge pun demikian.
Sesudah Inge menikah, sebenarnya Agus sudah berusaha melupakan Inge dan mencari penggantinya. Sudah dua kali dia punya pacar. Yang pertama, mirip Inge. Yang kedua, gadis Jerman yang punya sifat yang sangat bertolak belakang dengan bekas tunangannya. Tetapi mengapa setiap pulang ke Indonesia, Inge juga yang dicarinya"
Ketika Febrian masih di Amerika, Agus pernah menemui Inge. Saat itu dia seorang diri. Janda belum. Istri pun bukan. Agus pernah mengajaknya menikah. Tetapi Inge menolak. Dia masih menganggap dirinya istri Febrian.
Sekarang mereka sudah punya anak. Meskipun perkawinannya sudah terasa membosankan seperti pengakuan Inge sendiri, dia tetap tidak mau mengkhianati suaminya.
Jangan, Mas, pinta Inge setiap kali Agus
menginginkan tubuhnya. Saya sudah istri orang lain.
Suamimu juga sudah punya perempuan lain di Amerika, Inge! Siapa yang tahu kalau dia juga masih berhubungan" Kalau dia ke luar negeri sendirian, kamu tahu dia bukan sedang mengunjungi simpanannya"
Jangan nodai cinta kita dengan pengkhianatan lagi, Mas. Sudah cukup sekali saja saya mengkhianati Mas Agus. Jangan minta saya berkhianat lagi. Kali ini kepada suami saya.
Agus sudah lama tinggal di luar negeri. Dia tidak merasa bersalah meminta sesuatu yang seharusnya dulu menjadi haknya. Tetapi jika Inge menolak, dia tidak ingin memaksa.
Buat apa meneruskan perkawinanmu yang sudah hambar, Inge" Kembalilah padaku. Kita kejar ketinggalan kita. Aku berjanji akan membuat hidupmu tidak membosankan lagi.
Saya pernah meninggalkannya, Mas. Tetapi pada saat saya menginginkannya, dia kembali. Meskipun untuk itu dia terpaksa meninggalkan perempuan yang hampir dinikahinya. Saya tidak dapat meninggalkannya untuk kedua kalinya!
Tapi kamu mencintaiku, Inge! Buat apa membuang-buang waktu, bersandiwara seumur hidupmu"
Jika dia belum menceraikan saya, desah Inge lirih, saya akan tetap menjadi istrinya, Mas.
Dan aku harus menunggu seumur hidup" geram Agus sengit. Sampai dia menceraikanmu"
A DA dua hal yang membuat Febrian terkejut.
Darah Inge A. Darah Agus AB.
Memang tidak dapat dipastikan bila seorang wanita bergolongan darah A menikah dengan pria bergolongan darah AB, anak mereka pasti darahnya AB. Tetapi kemungkinan itu ada.
Sebaliknya bila kedua orangtuanya bergolongan darah A, tidak mungkin anak mereka mempunyai darah golongan AB!
Waktu kondisi Angel masih gawat, Febrian tidak sempat memikirkannya. Tetapi ketika Angel sudah pulih dan Agus sudah kembali ke Jerman, keganjilan itu baru mulai menggedor nuraninya.
Bagaimana mungkin darah Angel AB kalau darah orangtuanya A" Bukankah golongan darah diturunkan menurut Hukum Mendel" Febrian pernah mempelajari genetika. Dan
Bab XXII kata-kata Dokter Hasyim memperkuat kecurigaannya.
Apa ibunya bisa diperiksa" Memang ada dua kemungkinan. B atau AB.
Dokter Hasyim tidak menyebutkan A. Karena hal itu memang tidak mungkin! Kecuali Angel diadopsi. Atau dia... anak gelap! Anak Agus!
Pikiran itu seperti bibit penyakit yang merasuki benak Febrian. Makin hari makin luas menjalar ke seluruh tubuhnya. Meroyak ke segenap aktivitasnya.
Dia menjadi malas berkomunikasi dengan istrinya. Memilih menjauhkan diri daripada berdekatan.
Angel tidak mungkin anaknya dengan Inge. Itu sudah jelas.
Lalu anak siapa dia" Agus" Golongan darah saja memang tidak dapat memastikannya. Perlu pemeriksaan DNA.
Tetapi kemungkinan itu ada! Kemungkinan Agus adalah ayah Angel terbuka lebar. Karena siapa lagi yang punya kemungkinan terbesar menjadi ayah Angel kecuali Agus"
Ketika tujuh tahun yang lalu Febrian datang ke Jakarta bersama Angel, Agus baru saja kembali ke Jerman. Hampir sebulan dia menghabiskan cutinya di Jakarta. Ketika itukah dia menitipkan benihnya di rahim Inge"
Agus menolak menikahinya. Karena itu Inge tidak mau bercerai"
Ketika tahu dirinya hamil, Inge menjebak suaminya. Dan Febrian terpaksa membatalkan
perceraiannya! Dia terpaksa mengkhianati Angel. Tidak jadi menikahinya. Malah menyakiti hatinya. Menghina dirinya!
Karena itukah Angel lahir normal" Bukan seperti bayi kurang matur" Karena sebenarnya kehamilan Inge memang sudah sembilan bulan!
Pikiran itu tidak mau hilang juga meskipun Febrian sudah berusaha mengusirnya. Semakin lama pikiran itu semakin menyiksanya. Membuat hatinya panas.
Inge menjebaknya! Memaksa suaminya membatalkan perceraiannya untuk melindungi perselingkuhannya. Melindungi kehamilannya. Melindungi bayi Agus!
Febrian merasa hatinya sakit sekali ketika teringat pada Angel. Dia memang cuma gadis penghibur. Tapi dia telah membuktikan kesetiaannya.
Tanpa dia, Febrian tidak mungkin meraih kejantanannya. Apalagi ijazahnya!
Angel telah membuktikan, seorang perempuan bayaran pun dapat setia pada seorang pria saja. Angel rela meninggalkan dunianya yang liar dan bebas untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Dan semua itu karena dia mencintai Febrian!
Tetapi yang diterimanya bukan apresiasi. Malah penghinaan!
Perempuan kami berbeda dengan perempuan Amerika. Seks bukan segala-galanya! Bagi seorang istri, kesetiaan dan pengabdian adalah kodratnya sebagai seorang wanita!
Dan sekarang ternyata Febrian-lah yang telah salah menilai! Inge bukan lagi istri yang setia.
Yang menjunjung kesetiaan dan pengabdian kepada suaminya karena kodratnya sebagai seorang wanita!
Rupanya nilai-nilai moral telah berubah. Kesetiaan wanita Timur pun telah aus dikikis erosi kebejatan moral!
Febrian tidak ingin memberi malu Inge. Tidak ingin bertengkar. Tidak ingin menuduhnya berselingkuh.
Tetapi dia juga tidak ingin memperpanjang perkawinan ini. Apa artinya lagi perkawinan kalau mereka hidup seperti dua orang asing dalam satu rumah"
Setiap kali melihat si kecil Angel, Febrian teringat Agus. Dan dia merasa mual.
Kasih sayangnya pada anak itu memang tidak berubah. Dia sudah telanjur sayang.
Angel pun semakin lengket pada ayahnya. Seolah-olah dia takut disingkirkan.
Barangkali nalurinya telah membisikkan, eksistensinya tengah dipertanyakan. Dia sedang berada di titik kritis. Keabsahannya sebagai anak sedang diragukan. Karena itu dia semakin lekat pada ayahnya.
Dan Febrian tidak dapat menyingkirkan anak itu. Anak siapa pun dia. Karena dia tidak bersalah!
Tetapi dia dapat menyingkirkan Inge. Karena dia merasa jijik. Dan setiap kali teringat pada jebakan Inge, Febrian merasa semakin tersiksa. Rasa bersalahnya kepada Angel semakin besar.
Aku ingin bercerai, kata Febrian malam itu, setelah tidak dapat lagi memendam perasaannya. Kalau kamu izinkan, Angel akan kubawa.
Terus terang Inge tidak terkejut. Dia sudah dapat merasakan dinginnya sikap suaminya sejak mereka pulang dari rumah sakit.
Mereka tidak pernah bergaul intim lagi. Dan Febrian seperti sengaja menjauhkan diri. Mereka hampir tidak pernah berkomunikasi lagi. Febrian hanya pulang untuk melihat Angel. Dan Inge tahu apa sebabnya.
Tetapi ketika akhirnya Febrian mengajukan niatnya untuk bercerai, tak urung mata Inge berkaca-kaca.
Apakah karena golongan darah kita" tanya Inge pahit. Karena kebetulan darah Mas Agus yang cocok"
Sudahlah, potong Febrian jemu. Aku tidak ingin memperpanjang masalah ini.
Aku hanya ingin bercerai. Dan seharusnya aku melakukannya tujuh tahun yang lalu!
Hanya satu permintaanku, gumam Inge getir.
Angel" Kamu lebih berhak membawanya. Kamu lebih dekat kepadanya. Bawalah jika kamu mau.
Rumah ini" Kamu boleh memilikinya. Inge menggeleng.
Ini rumahmu. Aku tidak mau menuntut apaapa.
Tapi aku tetap akan membagi harta gono-gini kita secara adil.
Apa pun kehendakmu. Aku tidak peduli lagi.
Jadi apa permintaanmu" Jangan tuduh aku berselingkuh.
Tidak ada seorang pun yang akan tahu kecuali kita.
Selama menjadi istrimu aku tidak pernah menyeleweng. Aku tidak dapat membuktikannya. Tapi aku bersumpah, aku tidak sehina itu.
Lama Febrian terombang-ambing dalam kebimbangan. Inge sudah kembali ke rumahnya. Dan sudah menyetujui perceraian. Meskipun ayahnya menentang keras.
Tetapi Febrian belum dapat memutuskan. Jauh di dalam hatinya, dia masih memercayai Inge. Tetapi bagaimana mengusir fakta di depan mata" Apalagi kalau Inge sendiri tidak mau membela diri!
Inge tidak mau menceritakan yang sebenarnya. Mengapa harus ada rahasia kalau dia tidak bersalah"
Dalam kebimbangan seperti itu, sebenarnya Febrian ingin minta pendapat ayahnya. Tetapi dia tidak dapat minta pendapat kalau tidak menceritakan semuanya. Dan dia tidak mau seorang pun tahu perselingkuhan istrinya. Tidak juga ayahnya.
Sebenarnya Febrian dapat memaafkan istrinya. Kalau lelaki itu bukan Agus. Dan yang lebih penting lagi, tidak usah mengkhianati Angel. Meninggalkannya dengan cara yang demikian menyakitkan!
Siapa lelaki itu, Inge" desak Febrian penasaran. Tidak adil menceraikanmu karena perselingkuhan. Sementara aku sendiri sudah hidup bersama perempuan lain.
Aku tidak pernah berbuat serong dengan pria mana pun, sahut Inge sedih tapi tegas. Tapi kalau kamu sudah tidak memercayai istrimu lagi, buat apa perkawinan ini diteruskan"
Kamu tidak keberatan aku membawa Angel" Aku yakin dia bukan anakku.


Sampai Maut Memisahkan Kita Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku telah mengambil wanita yang paling berharga dalam hidupmu. Aku tidak ingin mengambil milikmu yang lain.
Akhirnya setelah dua bulan terombang-ambing dalam kebimbangan, Febrian mengambil keputusan.
Dia menceraikan Inge. Dan mengambil si kecil Angel.
Dia membagi dua hartanya dengan Inge. Walaupun Inge tidak menghendakinya.
Kemudian dia berangkat ke Los Angeles untuk mencari Angel. Kali ini dia bertekad tidak akan pulang sebelum menemukannya.
B EVERLY sudah tidak tinggal di apartemen itu
lagi. Dia juga sudah tidak bekerja lagi di tempat kerjanya yang lama. Wrestler seangkatan Beverly dan Angel sudah digusur oleh tenaga-tenaga yang lebih muda.
Satu-satunya muka lama yang masih dikenalinya cuma Bill, si pengawal. Kini tampaknya dia sudah naik pangkat. Barangkali semacam kepala keamanan. Dan dia sudah tidak mengenali Febrian lagi. Kecuali ketika Febrian menanyakan Angel.
Oh, kamu si harimau Asia! cetusnya tanpa menyembunyikan perasaan tidak senangnya. Angel sudah tidak bekerja di sini lagi!
Tolong beritahukan tempat tinggalnya atau tempat kerjanya, Bill.
Mana aku tahu" Bab XXIII Barangkali ada seseorang di sini yang tahu" Lebih baik kamu cepat menggelinding pergi sebelum kusuruh anak buahku melemparkanmu ke luar!
Aku bayar karcis, Bill. Kalau kamu bikin onar, kami berhak menyingkirkanmu!
Apa aku kelihatannya seperti tukang bikin onar"
Mau apa ke sini" Aku datang sebagai teman.
Aku ingin memukul hidung teman seperti kamu.
Tidak ada masalah. Sesudah memukul hidungku, kamu harus bilang di mana Angel! Kenapa mencarinya"
Apa itu urusanmu" Bukan.
Kalau begitu jangan tanyakan!
Jangan tanya juga di mana dia berada! Karena itu juga bukan urusanmu lagi!
Bagaimana kalau kuberikan sesuatu untukmu" Febrian mengeluarkan dua lembar uang ratusan dolar.
Bill menjilat bibirnya ketika melihat lembaranlembaran hijau itu.
Kamu betul-betul ingin tahu" tanyanya raguragu.
Kamu betul-betul menginginkan ini" Tanpa ragu-ragu Febrian menjejalkan uang itu ke tangan Bill.
Sejenak Bill mengawasi uang di tangannya.
Lalu dia menyimpan uang itu. Dan mengawasi Febrian dengan tajam.
Aku masih ingin memukul hidungmu. Sesudah kamu beritahu di mana Angel, tantang Febrian gigih.
Bill mengeluarkan sehelai kertas dari sakunya. Dia menuliskan sebuah nomor telepon. Cuma itu yang aku tahu.
Febrian mengambil kertas itu. Menyimpannya. Dan belum sempat menarik napas ketika Bill memukulnya.
Itu dari Angel, sungut Bill sambil meludah. Febrian terhuyung mundur. Tapi tidak sampai jatuh.
Terima kasih, katanya sambil menyusut darah yang mengalir dari hidungnya.
Dari kamar hotelnya, Febrian menghubungi nomor yang diberikan Bill. Dan ketika dia tahu tempat macam apa itu, handuk berisi potongan es yang sedang dipakai untuk mengompres hidungnya jatuh ke lantai.
Tidak henti-hentinya dia menyumpahi dirinya sendiri. Dipukulinya meja di hadapannya untuk melampiaskan perasaannya.
Dipesannya dua botol minuman keras. Diteguknya sampai mabuk. Dia begitu menyesal sampai ingin rasanya melemparkan tubuhnya ke luar jendela!
Seharusnya dulu dia dapat menolong Angel.
Kalau dia tidak memilih Inge. Memercayai kesetiaannya yang ternyata nol besar!
Kamu akan menyesal, rutuk Bill sesaat sebelum Febrian meninggalkannya. Lebih baik kalau kamu tidak usah melihatnya lagi!
Bill benar. Sekarang Febrian benar-benar menyesal. Tetapi dia masih tetap ingin melihat Angel!
Dan Febrian harus menunggu dua malam. Karena Angel sangat sibuk. Jadwalnya padat.
Ketika mendengar ketukan di pintu kamarnya, Febrian harus menenangkan jantungnya lebih dulu. Padahal dia sudah hampir tidak sabar menunggu kedatangan Angel sejak menelepon agennya tiga hari yang lalu.
Begitu pintu terbuka, Angel melangkah masuk. Dan Febrian terkesiap menahan napasnya.
Aroma parfum yang sudah sangat akrab dengan penciumannya itu langsung menyergap hidungnya. Menimbulkan sensasi aneh yang seperti sudah berabad-abad tidak pernah dirasakannya lagi. Mencetuskan debar jantung yang berbeda dari ritmisnya yang biasa.
Gairah Febrian yang telah lama terlelap seperti mendadak tersentak bangun. Sekujur tubuhnya terasa panas menggelegak.
Dibalut gaun mini berwarna hitam yang sangat pendek dan ketat, Angel masih menampilkan sosok yang memikat. Lekak-lekuk tubuh yang memesona. Langkah-langkah mantap yang menawan.
Rambutnya yang pendek dan pirang sangat
kontras dengan make up-nya yang tebal dan bibirnya yang memerah darah. Bibir yang melekuk seksi, basah menantang, yang suatu waktu dulu pernah menjadi milik Febrian.
Stoking jala berwarna hitam yang membalut tungkainya yang panjang dan indah melengkapi penampilannya yang memikat. Sementara kilau perhiasan di leher dan telinganya, mantel bulu, tas dan sepatu bertumit tinggi dari merek terkenal, menampilkan sosoknya sebagai wanita panggilan kelas tinggi.
Ketika sedang menatap punggungnya, Febrian merasa kerinduan sekaligus kepedihan menyayat hatinya. Dia rindu ingin memandang Angel. Ingin memeluknya. Ingin menciumnya.
Tetapi sekaligus dia merasa nyeri. Merasa sakit. Merasa tersiksa melihat penampilannya.
Seperti itukah kini sosok wanita yang dicintainya" Wanita yang suatu waktu dulu hampir menjadi istrinya. Kini dia milik setiap lelaki yang mampu membayarnya!
Aku yang telah melemparkannya kembali ke dalam lumpur, pekik Febrian getir di dalam hati. Mungkin bahkan ke dalam kubangan yang lebih dalam lagi!
Halo, Tessa, sapa Febrian pahit dari balik pintu.
Langkah yang anggun itu berhenti. Sesaat Angel seperti terenyak kaget. Lalu dia memutar tubuhnya dengan cepat.
Suara yang sangat dikenalnya itu, yang dulu pernah sangat dirindukannya, mengguncang jantungnya. Ditatapnya lelaki di balik pintu itu dengan terkejut.
Dan matanya yang berlumur perasaan tak percaya, bertemu dengan sepasang mata yang bersorot getir tapi lembut. Mata yang sangat dicintainya. Mata yang suatu waktu dulu pernah menjadi miliknya....
Dia tidak berubah sedikit pun. Masih tetap setampan dulu. Segagah dulu. Rambutnya pun masih tetap sehitam dan selebat ketika Angel pertama kali melihatnya.
Tubuhnya tidak bertambah gemuk. Wajahnya seperti tidak bertambah tua. Bahkan gurat kedewasaan yang menghiasi wajahnya membuat penampilannya kian menarik.
Sesaat dua pasang mata yang saling merindukan bertemu dalam bentrokan diam-diam yang enggan terpisahkan.
Sejenak keduanya dibungkam kebisuan. Dilibat kumparan kerinduan yang tak berujung.
Tak ada yang membuka lengan walaupun mereka ingin saling memeluk. Tak ada yang bicara meskipun begitu banyak yang ingin ditanyakan. Lama mereka tertegun beku. Seperti tiba-tiba disihir jadi patung batu.
Angel-lah yang lebih dulu bergerak. Membuka mantel bulunya. Dan memberikannya kepada Febrian dengan santai.
Maaf aku tidak memberikan nama asliku, kata Febrian kaku. Digantungnya mantel Angel. Aku khawatir kamu tidak mau datang. Tidak ada masalah, sahut Angel ringan.
Sikapnya profesional sekali. Tapi justru karena dia bersikap seperti itu, Febrian merasa hatinya bertambah sakit. Aku tidak perlu tahu nama asli orang yang membayarku. Banyak pria beristri yang merahasiakan identitas mereka jika ingin berkencan dengan seorang pelacur.
Nyeri dada Febrian mendengar kata-kata Angel. Lebih-lebih melihat sikapnya.
Angel melemparkan tasnya ke atas sofa. Lalu dengan gaya yang sangat memikat, dia duduk sambil menyilangkan kaki. Mengambil rokoknya dan menunggu Febrian menyalakannya.
Hanya saja kalau aku tahu siapa yang memesanku, aku akan membawa borgol.
Sret. Hati Febrian terkoyak berdarah. Sampai hati Angel menyindirnya. Menyakiti hatinya seperti ini! Begitu dalamkah luka yang telah ditorehnya" Begitu besarkah dendamnya"
Sambil mengerut menahan sakit, terpaksa Febrian meraih korek api di dalam asbak di atas meja. Menyalakannya. Dan menyulut rokok Angel.
Saat itu wajah mereka berada sangat dekat. Febrian dapat merasakan embusan napas Angel membelai kulit mukanya. Dan dia merasa terbuai, sekaligus ingin menangis.
Angel melihat kesakitan di wajah lelaki itu. Dan dia harus berusaha keras menyembunyikan kepedihan yang menggigit.
Diisapnya rokoknya dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Lalu diembuskannya asapnya
sebelum mencoba bertanya dengan sesantai mungkin.
Sedang apa di sini" Bisnis"
Mencarimu, sahut Febrian terus terang. Suaranya menyimpan kepedihan.
Begitu melihat cara Febrian menatapnya, Angel langsung bangkit. Seolah-olah dia ingin mengusir perasaan yang sedang mengharu-biru hatinya.
Nah, kamu sudah melihatku, katanya dalam nada sarkastis yang menyakitkan. Masih ingin menyewaku sampai pagi"
Tessa! sergah Febrian dengan perasaan nyeri. Tidak dapatkah kita bicara sebagai teman"
Kamu membayar temanmu" Angel tersenyum sinis.
Karena aku tidak tahu lagi bagaimana caranya memanggilmu selain dengan cara ini! Aku cuma punya sebuah nomor telepon!
Tidak ada masalah. Itu memang profesiku sekarang. Nah, kapan kita mulai" Kamu memesanku sampai pagi, kan" Angel menatap dengan pandangan menghina. Kamu punya uang"
Febrian mengeluarkan dompetnya dengan gemas. Menumpahkan seluruh isinya ke atas meja.
Itu cukup untuk membeli waktumu" desisnya antara marah dan sakit hati.
Angel memandang uang yang bertebaran di atas meja itu dengan dingin.
Cukup untuk membayar tubuhku juga, sahutnya dalam nada melecehkan yang menyakitkan. Masih tetap uang ayahmu"
Ada bedanya" balas Febrian sengit. Angel membuka bajunya dengan santai. Seolah-olah dia berada sendirian di kamar mandi. Dia tegak polos di depan mata Febrian, yang menatapnya bukan dengan bergairah tapi dengan perasaan hancur.
Bagaimana pendapatmu" Apakah tubuhku masih seindah dulu"
Dengan gaya profesional yang menggemaskan, Angel berputar di depan Febrian. Tidak mengenakan sehelai benang pun kecuali sepatu dan stokingnya.
Febrian merasa Angel memang sedang menghukumnya. Sekaligus menghukum dirinya sendiri.
Tetapi tidak dengan cara seperti ini! Febrian benar-benar tidak rela!
Dia tidak tahan lagi melihatnya. Diraihnya Angel ke dalam pelukannya. Bukan dengan kekasaran yang penuh nafsu. Tetapi dengan kepedihan yang mendera. Dan Angel merasakannya.
Dia merasa bibir Febrian memagutnya. Mulamula dengan ciuman yang kasar dan putus asa. Lalu lambat-lambat ciumannya melembut.
Febrian mulai mengulum bibirnya dengan penuh kerinduan ketika merasakan reaksi Angel. Dan untuk beberapa saat mereka saling dekap. Bibir mereka saling mengulum. Dengan campuran berbagai perasaan. Pedih. Rindu. Cinta. Sakit hati. Dan entah apa lagi.
Bagaimana pendapatmu" tanya Febrian terengah-engah menahan gairah. Apakah ciumanku masih semesra dulu"
Tapi Angel tidak menjawab. Karena dia memang tidak sempat lagi menjawab. Febrian telah mendekapnya begitu eratnya. Dan membawanya ke tempat tidur.
Lalu semuanya berlangsung demikian cepat. Demikian tergesa-gesa. Seolah-olah mereka takut gerbang kota terlarang keburu tertutup. Dan mereka tidak sempat masuk ke dalam.
Aku sudah bercerai, kata Febrian ketika mereka sedang berbaring bersebelahan di tempat tidur. Dan aku mempunyai seorang anak perempuan berumur enam tahun.
Angel tidak menjawab. Dia mengisap rokoknya dalam-dalam. Mengembuskan asapnya. Dan memadamkan puntung rokoknya di dasar asbak.
Barangkali kita sudah terlambat tujuh tahun, sambung Febrian lirih. Tapi impian itu masih milik kita. Maukah kamu ikut aku ke Jakarta, Tessa" Kita akan menikah. Dan kamu tidak perlu bekerja. Kamu akan menjadi istriku. Ibu anakku. Mengurus rumah menunggu suami pulang. Kita akan tetap bersama, sampai maut memisahkan kita.
Impian itu pernah menjadi milikku, sahut Angel tenang. Tapi aku telah menguburnya dalam-dalam. Aku tidak ingin mengoreknya lagi.
Santai tapi mantap, Angel bangkit dari tempat tidur. Mengenakan pakaiannya. Dan meraih tasnya serta mantelnya.
Aku tidak ingin menemanimu sampai pagi, katanya tanpa menyentuh uang yang berserakan di atas meja. Dan tidak mau kamu panggil lagi. Selamat tinggal.
Mengapa menolak lamaranku, Tessa" desah Febrian pedih. Sudah tidak adakah kesempatan bagiku untuk minta maaf dan memperbaiki kesalahanku"
Banyak lelaki yang menginginkan tubuhku, kata Angel tenang. Dari yang banyak itu, hanya sedikit yang ingin mengawiniku. Dari yang sedikit itu, hanya beberapa yang sungguh-sungguh mencintaiku. Dan dari yang beberapa itu, tidak ada yang menghargai diriku. Karena itu aku harus menghargai diriku sendiri.
Dan itukah hargamu sekarang" sergah Febrian gusar sambil menunjuk lembaran-lembaran uang di atas meja. Mengapa tidak kamu ambil untuk menghargai dirimu"
Dengan tenang Angel menatap Febrian yang masih duduk separuh berbaring di tempat tidur.
Karena aku tidak menerima uang dari orang yang lebih tidak berharga lagi dari diriku. Anggaplah pelayananku malam ini sebagai tip untukmu!
Dengan mantap Angel membuka pintu. Keluar tanpa menoleh lagi. Meninggalkan Febrian terpuruk lemas dalam sakit hati dan kekecewaan. Begitu besarkah kekecewaan yang kuberikan
kepadanya, pikir Febrian getir. Begitu dalamkah luka yang kutorehkan ke hatinya"
Dia tidak mau memaafkanku. Oke. Itu haknya. Aku memang pantas menerima hukuman ini. Tetapi pantaskah Angel menerima hukumannya"
Febrian tidak rela kalau wanita itu harus menjadi pelacur seumur hidup! Sebelum dia terperosok lebih dalam lagi, Febrian harus menariknya keluar. Karena dialah yang menjerumuskan Angel ke lembah hina itu!
Secepat kilat Febrian menyambar pakaiannya. Memakainya sambil berjalan ke pintu. Dan berlari mengejar Angel.
Dia tidak boleh melepaskan kesempatan ini. Atau dia tidak akan pernah melihat Angel lagi!
Dia yakin Angel masih mencintainya. Kalau tidak, tidak akan semesra itu hubungan mereka tadi! Angel hanya berusaha menutupinya karena dia belum dapat melupakan pengkhianatan Febrian.
Angel tidak ingin Febrian mengejarnya lagi. Karena itu dia berusaha menyakiti hatinya. Supaya Febrian membencinya dan pergi meninggalkannya.
Tetapi Angel keliru. Dulu Febrian memang gampang menyerah. Dia sosok pria lemah yang selalu bimbang. Kalau dulu Angel menolaknya mentah-mentah seperti ini, dia pasti pasrah.
Tetapi sekarang Febrian sudah berubah. Dia tidak gampang-gampang lagi menyerah. Kalau dia sudah bertekad meraih sesuatu, dia akan berjuang untuk mendapatkannya.
Dia melompat ke dalam taksi yang menunggu di depan hotel. Disuruhnya taksi itu mengejar taksi Angel. Dan dia tiba di depan pintu rumah Angel tepat pada saat Angel sedang mengeluarkan kunci.
Angel tidak tampak terkejut. Tenang saja dia membuka pintu.
Masih ada yang lupa belum kamu katakan" Ya, sahut Febrian tegas sambil ikut masuk walau tidak diundang. Aku masih mencintaimu.
Angel menghela napas panjang. Dia melepaskan mantelnya. Meletakkan tasnya. Dan mengambil minuman.
Ambil sendiri kalau mau minum, katanya sambil meneguk Scotch-nya.
Febrian mengambil gelas dari tangan Angel dan mengeringkannya. Saat itu seorang wanita gemuk muncul dari dapur.
Saya tidak ke mana-mana lagi malam ini, Nyonya Wilkes. Anda boleh pulang. Cindy sudah tidur"
Nyonya Wilkes hanya mengangguk. Dia melemparkan tatapan tidak senang ke arah Febrian.
Abaikan saja tatapan tidak bersahabat itu, kata Angel santai. Biasanya aku tidak pernah membawa langganan ke rumah. Nyonya Wilkes menganggap hal itu tidak baik untuk perkembangan jiwa anakku.
Angel mengambil gelas dari tangan Febrian. Menuangkan lagi Scotch-nya. Dan meneguknya.
Kamu punya anak" sergah Febrian terperangah.
Bukan cuma kamu yang bisa punya anak. Angel meletakkan gelasnya. Agak terlalu keras. Tetapi Febrian bahkan tidak mendengarnya.
Kamu sudah menikah" desak Febrian gugup.
Bukan cuma kamu yang boleh menikah, kan"
Di mana suamimu" Kamu sudah tidak berhak lagi menanyakannya!
Kamu sudah bercerai" Bukan urusanmu!
Urusanku kalau aku melamarmu! Mami..." Tiba-tiba saja anak perempuan itu muncul di ambang pintu kamar. Barangkali dia terbangun karena kerasnya suara Febrian. Sebelah tangannya memegang boneka Teddy Bear. Matanya yang mengantuk menatap Angel dengan penuh tanda tanya.
Tetapi bagaimanapun redupnya mata itu, Febrian masih dapat melihat betapa beningnya mata yang cokelat itu... betapa hitam warna rambutnya... betapa manis wajah yang mengesankan perbedaan dua ras yang berbeda itu....
Angel langsung menghampiri putrinya dan menggendongnya ke kamar.
Tidak apa-apa, Manis, bisiknya hangat. Tidur lagi, ya"
Febrian masih tertegun bengong di tempatnya. Anak itu kira-kira seumur dengan si kecil Angel.
Rambutnya hitam. Matanya cokelat. Wajahnya campuran Amerasia. Apakah dia... bukan anaknya"
Tiba-tiba saja Febrian merasa dingin! Anaknyakah itu..." Tidak cacatkah dia"
Karena anak itukah Angel mendadak berhenti kerja sampai memutuskan kontrak" Karena Angel tidak ingin Febrian mengetahui kehamilannya, dia agak membatasi percintaan mereka... mengapa" Takut keguguran" Ingin membuat kejutan" Atau... ada alasan lain"
Bergegas Febrian menyusul ke kamar. Lama dia tegak di ambang pintu. Menatap anaknya dengan tertegun.
Angel menoleh. Mukanya sama kosongnya dengan tatapannya.
Boleh aku menciumnya" desah Febrian menahan haru.
Angel berpaling kepada anaknya. Ingin bertanya apakah Febrian boleh menciumnya. Tetapi Cindy telah terlelap kembali. Tangannya memeluk bonekanya. Wajahnya yang mungil begitu damai.
Angel mengangguk. Dan Febrian berlutut di samping anaknya. Ketika bibirnya menyentuh pipi Cindy dengan amat lembut dan hati-hati, Febrian yakin, Cindy anaknya. Dan matanya langsung berkaca-kaca.
Mengapa harus dirahasiakan" keluh Febrian ketika dia sedang minum di ruang tengah.
Aku ingin membuat kejutan, sahut Angel datar. Hadiah anniversary kita.
Tapi mengapa tidak kamu katakan padaku ketika kita harus berpisah" desak Febrian penasaran.
Apa yang harus kukatakan" Aku hamil supaya kamu menceraikan istrimu dan kawin denganku" Tidak! Aku tidak serendah itu!
Aku kembali ke LA untuk mencarimu dan meneruskan studiku. Aku ingin minta maaf. Tapi kamu tidak memberiku kesempatan lagi.
Kamu tidak bisa menceraikan istrimu, kan" Apalagi setelah dia mengandung anakmu!
Kenyataannya anak itu malah bukan anakku, pekik Febrian sedih dalam hati. Aku meninggalkan anak kandungku untuk memilih anak orang lain! Betapa ironisnya.
Aku masih mencarimu ketika ayahku mengabarkan istriku sudah hamil. Aku terpaksa pulang setelah menyelesaikan kuliah. Aku menyesal sekali, Tessa.
Aku hampir menggugurkan kandunganku, desah Angel pahit. Kini setiap kali melihat Cindy, aku bersyukur tidak jadi melakukan aborsi.
Aku ingin membawanya ke Indonesia, Tessa, gumam Febrian sambil mengatupkan rahangnya erat-erat. Dia punya seorang anak yang sehat. Dan anak itu hampir dilenyapkan oleh ibunya sendiri!
Angel menggeleng mantap. Dia anak Amerika. Meskipun separuh darahnya Asia.
Tapi dia tidak boleh mempunyai kehidupan seperti ini!
Seperti apa" sergah Angel tersinggung. Dia hidup seperti anak-anak normal! Sekolah terbaik. Rumah memadai. Makanan bergizi. Justru untuk memberikan semua itu aku rela menjadi call girl!
Tapi sampai kapan" desis Febrian getir. Sampai kapan tubuhmu masih laku dijual"
Jika tubuhku sudah tidak laku dijual, pasti masih ada yang lain yang dapat kujual untuk memberi makan anakku! dengus Angel gusar. Kamu tidak perlu khawatir anakmu telantar!
Sampai kapan kamu dapat merahasiakan pekerjaanmu pada anak kita" Suatu hari dia akan tahu siapa ibunya. Dan saat itu sudah terlambat bagimu untuk merebut kembali respek anakmu!
Aku tidak perlu merebutnya. Karena dia tahu siapa ibunya. Dan apa yang telah dilakukan ibunya untuknya.
Aku tidak mau anakku tahu ibunya seorang pelacur!
Dan aku tidak mau anakku tahu lelaki macam apa ayahnya! Harganya malah lebih murah lagi dari seorang pelacur!
Karena itu beri aku kesempatan untuk memperbaikinya, Tessa! Supaya anakku tahu siapa ayahnya!
Terlambat. Aku bilang ayahnya sudah meninggal.
Kalau begitu biarkan dia menerima tunjangan ayahnya dari surga! Kalau kamu tidak mau menjadi istriku, biarkan aku tetap menjadi ayahnya!
Apa bedanya lagi bagi kami sekarang" Kami pernah sangat membutuhkanmu. Tapi kamu tidak ada!
Berhentilah menjadi call girl! Cari pekerjaan lain. Aku akan mengirim tunjangan untuk anakku. Sebut saja jumlahnya. Supaya dia tetap memiliki rumah terbaik. Makanan terbaik. Sekolah terbaik. Sekaligus ibu terbaik!
Berhentilah mengatur diriku! Suatu waktu dulu pernah kubiarkan seorang laki-laki mengatur hidupku. Pekerjaanku. Bahkan rambutku. Apa yang kuperoleh darinya" Penghinaan!
Tessa, Febrian mengulurkan tangannya untuk menyentuh bahu wanita itu.
Tetapi Angel mengelak. Sudahlah. Jangan mulai lagi. Aku tidak mau masuk lagi ke dalam perangkapmu!
Kamu anggap aku menipumu" desis Febrian kecewa.
Kamu sebut apa perbuatanmu kepadaku" Aku tidak bermaksud mempermainkanmu! Dulu memang kukira kamu berbeda! Sekarang aku sudah berbeda, Tessa. Tapi satu hal tidak pernah berubah! Aku benar-benar mencintaimu!
Oh, tentu! Angel tersenyum sinis. Untuk menyembunyikan sakit hatinya. Sudah kulihat buktinya!
Kamu tidak percaya aku mencintaimu" Kamu masih mengharapkan aku percaya" Saat itu aku benar-benar ingin mengawinimu!
Sebelum bertemu istrimu" Dan ternyata dia masih sangat menarik sampai kamu lupa pulang"
Aku baru tahu perceraian kami belum beres. Dia menolak menandatangani surat cerai.
Karena itu kamu langsung memberinya seorang anak"
Aku tidak tahu dia hamil. Aku tetap mendesaknya untuk bercerai. Lalu aku kembali untuk mencarimu.
Dan ketika istrimu bilang dia sudah hamil, kamu membatalkan perceraian"
Aku tidak mau dia mencoba aborsi lagi seperti dulu!
Kamu lebih mencintai anak yang belum pernah kamu lihat daripada kekasih yang sudah sekian lama mendampingimu" Bukan main tingginya nilai cintamu!
Aku terpaksa, Tessa. Aku tidak bisa melihat anakku cacat lagi. Dia mati begitu mengenaskan!
Anakmu yang ini sempurna"
Sempurna. Tapi dia bukan anak kandungku! Angel melihat Febrian mengatupkan rahangnya dan mengangguk kaku.
Lalu mengapa mencari yang lain di sini" Cindy bukan yang lain! Dia anakku juga. Dan aku telah bercerai.
Karena itu kamu kemari"
Kalau kutahu punya anak di sini, aku akan kemari lebih cepat!
Dan menceraikan istrimu lebih cepat"
Antara kami ada problem yang tak dapat kuceritakan.
Aku juga tidak ingin mengetahuinya. Bukan urusanku. Tapi aku juga tidak mau jadi tempat sampah! Menerima sisa-sisa istrimu! Jadi kamu anggap aku sampah"
Apa namanya lelaki yang mengaku sudah bercerai padahal masih punya istri"
Sudah kubilang saat itu aku tidak tahu! Dan sesudah kamu tahu dia masih istrimu, kamu langsung mengambil hakmu sebagai suami" Dan mencampakkan wanita yang telah membuatmu mampu menjadi seorang suami lagi"
Oke, Tessa! Aku bersalah! dengus Febrian menahan marah. Sampai kapan kamu mau menghukumku" Kamu senang kalau aku menderita"
Tidak. Aku sudah mencobanya. Tapi aku tidak gembira melihat penderitaanmu. Kalau begitu jangan siksa aku lagi! Aku mungkin bisa memaafkanmu. Tapi tidak bisa melupakan pengkhianatanmu. Dan sebelum dapat melupakannya, aku tidak bisa menerimamu kembali.
Sampai kapan kamu baru dapat melupakannya kalau kamu masih memendam dendam di hatimu" Kamu masih mencintaiku. Aku dapat merasakannya. Tapi kamu menindas perasaan cinta itu dengan setumpuk dendam dan segebung omong kosong yang bernama harga diri!
Febrian bangkit. Berdiri di hadapan Angel. Memegang kedua belah tangannya. Dan memandang ke dalam matanya dengan sungguh-sungguh.
Maukah kamu memberikan kesempatan kedua kepadaku, Tessa" Supaya aku dapat membuktikan, aku tidak akan mengecewakanmu lagi!
Angel membalas tatapan laki-laki itu dengan resah. Semakin lama semakin sulit mengusir perasaan yang tidak dikehendakinya itu. Semakin lama semakin mustahil pula mengenyahkan perasaan yang tidak dikehendakinya itu dari hatinya.
Dia merasuk seperti virus ke segenap jaringan tubuhnya. Merusak semua sel pertahanannya. Menguasai segenap dirinya.
Mendesak dia semakin ke sudut. Semakin tidak berdaya dililit cinta yang ingin dibunuhnya. Dia harus cepat-cepat menyingkir kalau tidak mau dilumpuhkan kembali oleh jaring-jaring cinta yang semakin kuat mengikat!
Pulanglah, Angel cepat-cepat bangkit membuka pintu. Menghindari pelukan Febrian yang menatapnya dengan kecewa.
Kupikir kamu ingin menghabiskan malam ini bersamaku. Seperti dulu.
Itu justru yang paling tidak kuinginkan. Aku tidak mau dituduh cuma menginginkan seks! Kamu salah mengerti!
Bahasa Inggrismu pasti kurang bagus! Febrian menghela napas panjang. Rasanya percuma saja. Hati Angel sudah membatu. Beku diselimuti dendam. Sisasisa cintanya berusaha menyelinap keluar.
Di mana aku bisa menemuimu esok malam"
Hubungi saja agenku. Tidak ada perkecualian untuk seorang teman lama"
Dalam profesiku, aku tidak mengenal teman. Semua pelanggan diperlakukan sama. Sesuai jasa yang mereka bayar.
Aku akan mem-booking-mu satu minggu! geram Febrian sengit.
Dia bangkit dengan jengkel. Dan melangkah kasar ke pintu.
Kalau belum keduluan orang lain, sahut Angel datar.
Tidak bakal ada orang lain!
Hitung dulu uangmu, sahut Angel santai tapi menggemaskan. Jangan lupa tanya ayahmu dulu!
K EESOKAN harinya, Febrian sudah muncul lagi
di depan rumah Angel. Tapi sia-sia dia mengetuk. Sia-sia dia menunggu. Rumah itu kosong.
Mustahil Angel tidak terbangun seandainya dia masih tidur. Atau mabuk sekalipun. Febrian bukan cuma mengetuk. Dia menggedor. Tetapi tetap tidak ada jawaban.
Cepat-cepat Febrian menghubungi agennya. Tetapi laki-laki itu menjawab dengan santai.
Anda harus menunggu sampai minggu depan. Angel sudah fully-booked.
Minggu depan saya sudah pulang ke negeri saya. Apa Anda tidak bisa memberikan prioritas kepada orang asing" Saya bersedia membayar dobel!
Bagaimana kalau yang lain" Banyak yang lebih muda dan seksi.
Bab XXIV Saya menginginkan Angel! Bukan yang lain! Ada apa sebenarnya, Men" tanya agen itu ingin tahu. Anda tidak normal" Mengapa Angel tidak mau melayani Anda"
Bukan urusanmu! Saya akan memesan Angel untuk satu minggu! Saya bersedia bayar dobel. Bayar di muka.
Saya tidak dapat membatalkan pesanan. Saya bersedia mengganti kerugian. Atur saja semuanya. Bilang berapa yang harus saya bayar.
Tidak bisa kalau Angel tidak mau. Tanyakan sekali lagi!
Dia tetap tidak mau bertemu dengan Anda, kata agen itu setelah berbicara sebentar dengan Angel melalui telepon.
Katakan saya akan duduk terus di depan rumahnya.
Katanya, persetan denganmu!
Jadi Febrian tidak punya pilihan lain. Dia duduk terus di depan pintu rumah Angel. Tidak peduli panas. Tidak peduli hujan. Dia membawa bekal. Dan membuang sampahnya di manamana.
Tetangga yang mencurigainya memanggil polisi. Dan polisi menaikkannya ke dalam mobil. Membawanya ke kantor polisi. Lalu menelepon agen Angel. Sesuai nomor telepon yang diberikan Febrian.
Jam sembilan malam, Angel muncul. Dia membebaskan Febrian yang sudah ditahan setengah harian.
Kamu bodoh sekali! geram Angel sengit. Sama bodohnya denganmu! balas Febrian santai.
Ke mana aku harus mengantarmu" tanya Angel di dalam mobil.
Ke mana kamu pergi" Aku ada pesanan. Batalkan saja.
Tidak bisa. Aku bisa dituntut! Kalau begitu bawa aku ke sana. Mau apa kamu di sana" Menontonku" Anggap saja aku pengawalmu.
Jangan main-main! Aku akan menurunkanmu di depan hotelmu.
Aku tidak mau turun! Dan Febrian benar-benar tidak mau turun. Sampai Angel kewalahan.
Mau kupanggilkan polisi" ancamnya serbasalah.


Sampai Maut Memisahkan Kita Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Polisi yang tadi" Febrian tersenyum pahit. Apa laporanmu" Aku mencoba memerkosamu"
Akhirnya Angel tidak peduli lagi. Masa bodoh jika Febrian mau membeku semalaman di mobil!
Dia menghentikan mobilnya di depan sebuah bar.
Mau apa ke sini" Langgananku menunggu di dalam. Angel melemparkan kunci mobilnya. Pulang saja kalau sudah bosan menunggu.
Lalu tanpa menoleh lagi dia turun dari mobil dan melangkah ke dalam bar.
Febrian menunggu sebentar dalam mobil sebelum membuntuti Angel. Ketika dia masuk ke dalam bar, dia melihat Angel duduk di samping seorang laki-laki kulit putih. Usianya sudah tidak muda lagi. Tubuhnya gemuk. Mukanya merah. Mungkin karena kebanyakan minum.
Febrian langsung duduk di samping Angel. Dia langsung mengambil gelas minuman Angel yang disodorkan lelaki itu. Dan meneguknya sampai habis.
Lalu sebelum kemarahan lelaki itu meledak, dia menyodorkan setumpuk uang.
Ada kesalahan booking, katanya pada si Gemuk. Aku sudah memesan wanita ini duluan. Tapi aku bersedia mengganti kerugian. Angel menoleh dengan kesal. Apa yang kamu lakukan" Membawamu pulang. Kamu tidak berhak....
Menyingkirlah! Si Gemuk sudah bangkit dari tempat duduk dengan tatapan mengancam. Wajahnya berubah menyeramkan.
Tetapi Febrian tidak gentar. Dia menggeser tumpukan uang di meja ke arah si Gemuk.
Kamu yang menyingkir! suaranya sama tajamnya. Ambil uang itu sebagai ganti rugi!
Sekarang si Gemuk menghampiri Febrian dengan marah. Siap untuk menghajarnya. Angel-lah yang buru-buru menghalangi.
Jangan layani, pintanya sungguh-sungguh. Dia buru-buru bangkit dan menghela lengan lakilaki itu. Dia mabuk. Mari pergi sekarang.
Si Gemuk menurut. Tampaknya dia juga tidak mau ribut. Kericuhan bisa mengundang polisi. Atau lebih parah lagi, publikasi. Pasti itu merusak nama baiknya. Di bar bersama pelacur! Hhh. Apa kata istrinya"
Febrian-lah yang membandel. Dia tidak kehilangan apa-apa, apa pun yang terjadi. Jadi diraupnya uang itu. Dijejalkannya ke saku si Gemuk. Lalu disentakkannya lengan Angel dengan kasar.
Kamu tidak akan pergi dengan lelaki lain! bentaknya marah. Kamu hanya akan pulang bersamaku!
Sekarang si Gemuk habis sabar. Dia merenggut kerah kemeja Febrian. Dan mengempaskan tubuhnya dengan kasar.
Febrian jatuh tunggang-langgang ke belakang. Tetapi dia tidak jera.
Dia bangkit memburu si Gemuk yang sudah ditarik Angel pergi. Disentakkannya lengan Angel yang melingkari lengan si Gemuk. Dihelanya dengan kasar ke dalam pelukannya.
Kamu tidak akan pergi ke mana-mana kecuali dengan aku! geramnya sengit.
Angel meronta lepas dari pelukannya. Pada saat yang sama, si Gemuk meninju wajah Febrian. Kepala Febrian tersentak keras. Tetapi tanpa merasakan sakitnya, dia balas memukul.
Tidak menyangka Febrian dapat membalas secepat itu, tanpa ampun lagi si Gemuk terjajar ke belakang. Perkelahian tidak dapat dihindarkan lagi. Tetapi kepandaian berkelahi si Gemuk rupanya tidak setara dengan kepandaiannya merayu wanita. Sebentar saja Febrian sudah dapat merobohkannya.
Febrian langsung menghampiri Angel yang sedang menonton perkelahian itu dengan paras cemas. Ditariknya tangan wanita itu dengan kasar.
Pulang! desisnya singkat tapi penuh wibawa.
Tidak mau! bantah Angel sambil berusaha melepaskan diri.
Saat itu sebuah botol diayunkan ke kepala Febrian dari belakang. Febrian tersungkur mencium lantai.
Angel yang tangannya masih dipegang Febrian ikut terseret. Dia memekik. Bukan karena sakit. Tapi karena cemas melihat keadaan Febrian.
Kenapa kamu bodoh sekali" geramnya sebagian karena jengkel, tapi lebih banyak karena khawatir. Kamu merusak semuanya!
Merusak apa" Febrian menyusut darah yang mengalir dari kepalanya. Kariermu sebagai call girl"
Pergilah ke dokter! Persetan! Aku akan menyeretmu pulang! Aku tidak mau pergi bersamamu! Siapa yang menanyakan kemauanmu" Tanpa menghiraukan protes Angel, Febrian menariknya bangun. Dan menyeretnya dengan kasar ke pintu keluar. Angel masih mencoba meronta. Tetapi Febrian tidak memberinya kesempatan untuk lolos.
Seorang lelaki bertubuh tinggi besar, tangannya masih menggenggam botol pecah, menghadang mereka. Sikapnya arogan sekali. Seolah-olah dia tiba-tiba saja jadi jagoan di ilm western.
Lepaskan dia, suaranya dingin mengancam. Dia tidak mau pergi bersamamu.
Bukan urusanmu! Febrian menyingkirkannya dengan geram. Sekarang dia melihat wajah orang yang memukul kepalanya dari belakang. Dia istriku!
Beberapa orang pria yang tergerak ingin menolong Angel langsung mundur. Kalau ini urusan dalam negeri, mereka tidak mau ikut campur. Tapi orang yang memegang botol itu tidak mau minggir.
Apamu pun dia, kamu tidak berhak memaksanya!
Jangan sok jadi pahlawan di sini! Dengan berang Febrian mendorong Angel menepi. Dan mengayunkan tinjunya.
Perkelahian terjadi lagi. Tapi tampaknya kali ini dia bertemu lawan yang seimbang. Beberapa kali dia kena jotos, lengannya terkoyak pecahan botol, sebelum dengan jurus-jurus taekwondonya dia berhasil melumpuhkan lawannya.
Dua orang petugas keamanan turun tangan meringkus Febrian dan mendorongnya ke pintu. Tetapi di depan pintu, hanya sesaat sebelum tubuhnya dilemparkan keluar, si Gemuk menghadangnya. Dan tanpa permisi lagi, menghujani wajahnya dengan kepalannya.
Melihat Febrian sudah tidak berdaya menghindari pukulan-pukulan lawannya, tanpa berpikir dua kali Angel menyambar sebuah botol dari atas meja. Dan menghantamkannya ke kepala si Gemuk.
Tanpa sempat mengaduh, si Gemuk langsung ambruk. Kedua satpam itu melemparkan tubuh Febrian keluar. Febrian tersungkur mencium aspal. Angel segera memburunya. Sekarang dialah yang bergegas menarik Febrian ke mobilnya.
Mana kuncinya" tanyanya khawatir bercampur gemas.
Di kantongku, sahut Febrian seenaknya. Angel merogoh saku celana Febrian. Mengambil kunci. Membuka pintu. Dan membantu Febrian naik ke mobil.
Siapa pikirmu dirimu ini" gerutu Angel sengit sambil melarikan mobilnya. Apa hakmu mengatur aku"
Febrian tidak menjawab. Kepalanya terkulai ke sandaran kursi. Dia merasa pusing. Tapi dia masih sadar penuh.
Angel menatap sekilas. Dan merasa cemas melihat darah yang mengalir dari kepala Febrian.
Dia meminggirkan mobilnya. Merobek bagian bawah gaunnya. Dan menekankannya di kepala Febrian.
Kamu harus ke dokter, tak terasa suaranya melembut dibalut kecemasan.
Persetan! geram Febrian sambil merampas sobekan kain itu. Mengusir tangan Angel. Dan menebah kepalanya. Tidak perlu mengasihani aku!
Kamu bodoh sekali! Kamu bisa mati konyol di sana!
Kamu sendiri tidak bodoh" Menunggu lelaki gembrot jelek seperti itu di tempat begituan" Dia membayarku!
Aku bisa membayarmu dua kali lipat! Aku tidak mau uangmu!
Itu yang kusebut bodoh! Itu memang pekerjaanku!
Tidak lagi! Akan kuhajar setiap lelaki yang berani membayarmu!
Jangan sok suci! Kamu tidak lebih baik dari mereka!
Memang tidak. Tapi kalau kamu berani menerima tawaran mereka lagi, aku akan menjadi lebih buruk lagi dari mereka!
Walaupun kesal, Angel tahu, Febrian serius. Dan sebuah perasaan ganjil merayap di hatinya.
Angel memaksa membawa Febrian ke rumah sakit walaupun Febrian protes. Pakai marah-marah segala. Angel tidak memedulikannya. Dia tetap menyeret Febrian ke ER.
Febrian mendapat lima jahitan di kepalanya. Dan tujuh jahitan di lengannya. Untung wajahnya tidak perlu dijahit. Meskipun tidak mengatakannya, Angel akan menyesal sekali kalau wajah Febrian yang tampan rusak oleh parut. Berkelahi" Perawat jaga yang menerima mereka tersenyum pahit melihat keadaan Febrian. Kamu melawan semua orang di bar"
Mereka hendak memerkosa istriku, sahut Febrian seenaknya. Membuat Angel membeliak gusar.
Perawat itu melirik Angel sekilas. Dan dia maklum kalau melihat penampilan perempuan itu.
Pantas saja kalau dandananmu kayak begitu, gerutunya dalam hati. Sudah bagus kamu tidak dikerjain ramai-ramai!
Tentu saja dia tidak mengucapkannya. Tetapi dia memang tidak perlu membuka mulutnya. Angel sudah mengerti apa yang ingin dikatakannya.
Belum cukup memberi aku malu di bar, gerutu Angel kesal ketika dia membawa Febrian pulang. Masih memberi malu di rumah sakit!
Untung kamu masih tahu malu! balas Febrian sama jengkelnya.
Lelaki itu pasti menuntutku!
Coba saja kalau dia berani! Kamu pikir pria beristri seperti dia berani menuntut" Berkelahi di bar ketika berkencan dengan call girl" Agenku pasti marah!
Tidak juga kalau dia melihat uangku. Aku sudah mem-booking-mu untuk satu minggu. Kamu sakit! sergah Angel kesal.
Aku hanya tidak mau kamu tidur dengan lelaki lain! Sakitkah aku"
Itu memang pekerjaanku! Sekarang tidak lagi. Minggu ini kamu milikku. Aku yang membayarmu!
Apa bedanya minggu ini dengan minggu depan"
Minggu depan kita sudah punya pengacara. Pengacara"
Kamu harus berhenti kerja. Mereka akan menuntutku!
Karena itu kita butuh pengacara. Aku bersedia mengganti kerugian. Biar pengacara kita menegosiasikan jumlahnya.
Apa hakmu mendahului keputusanku" Aku ayah anakmu.
Tapi kamu bukan suamiku! Kamu tidak ingin meninggalkan pekerjaan kotor ini"
Tidak dengan cara seperti ini! Kamu seperti membeliku!
Anggap saja aku membayar utang! Kamu tetap tidak dapat membeliku! Saat itu mobil Angel telah berhenti di depan hotel Febrian. Malam telah larut. Jalan di depan hotel sudah sepi.
Oke, itu hakmu! Febrian membuka pintu mobil dengan sengit. Kamu boleh kembali ke dalam lumpur, jika kamu memang lebih suka berkubang di sana! Aku hanya memberimu kesempatan untuk memilih kembali!
Febrian turun dari mobil dengan geram. Tetapi dia tidak masuk ke dalam hotel. Dia malah menyeberang jalan. Tanpa menoleh ke kiri-kanan lagi. Dan sebuah mobil yang berlari cepat hampir menubruknya.
Yang kaget bukan Febrian. Dia terus saja melenggang ke seberang seperti tidak ada apa-apa. Caci maki dan sumpah serapah si pengemudi mobil seolah-olah tidak didengarnya. Justru Angel-lah yang memekik histeris.
Indie! untuk pertama kalinya setelah sekian tahun berlalu dia meneriakkan lagi nama itu.
Dia membuka pintu mobil. Menghambur keluar. Dan bergegas memburu Febrian.
Febrian yang sudah tiba di seberang jalan menoleh. Dia seperti mendengar suara dari surga.
Begitu melihat Angel berlari menyeberangi jalan, Febrian langsung menghambur mendapatkannya. Untung tidak ada mobil kedua yang melintas ketika mereka saling rangkul di tengah jalan.
Lama mereka saling dekap. Saling impit. Dengan gelombang kerinduan yang mengempas dahsyat ke pantai gairah yang tak bertepi.
Febrian menciumi Angel seolah-olah dia sudah seabad lebih tidak melakukannya. Dan Angel yang sesaat tadi mengira Febrian sudah terkapar di jalan disambar mobil, membalas dengan sama ganasnya. Seolah-olah dia takut tidak punya kesempatan lagi untuk menciumi pria yang dicintainya.
Sesaat sorot lampu yang amat terang menyilaukan mata Angel. Releks dia mundur sambil menarik Febrian. Dan sebuah mobil lewat dengan cepat di belakangnya.
A KU mencintaimu, Tessa, bisik Febrian ketika mereka telah selesai bercinta di kamar hotel Febrian. Maukah kamu menjadi istriku"
Febrian memasukkan sebentuk cincin platina bermata zamrud ke jari manis Angel.
Tadinya ingin kuberikan di Jakarta, desahnya mesra. Pada hari anniversary kita.
Angel merasa terharu. Febrian melamarnya. Lamaran yang telah dirindukannya sejak tujuh tahun yang lalu. Ketika dia mengira akan diucapkan Febrian pada hari anniversary mereka yang pertama. Saat itu, Angel akan menyampaikan dia sedang mengandung anak mereka.
Tetapi angan-angan itu buyar. Rencana mereka gagal.
Dan sekarang, semua sudah berbeda. Mereka
Bab XXV tidak dapat memutar kembali jarum jam. Tidak dapat lagi mengundurkan waktu.
Mengapa kita harus menikah, Indie" keluh Angel lirih.
Karena aku ingin mewujudkan impianmu. Menjadi istriku. Mengurus rumah sambil menungguku pulang kerja.
Mengapa kita tidak hidup bersama saja seperti dulu"
Karena tiga hal. Aku ingin menjadi suamimu. Mengganti namamu menjadi Nyonya Tessa Budiman. Dan menjadi ayah Cindy yang sah. Masih ada pertanyaan"
Aku ingin hidup bersamamu. Tapi belum ingin menikah.
Kamu mencintaiku. Tapi tidak mau jadi istriku"
Buat apa menikah kalau kita bisa selalu bersama seperti ini"
Sekarang aku sudah resmi bercerai. Tak ada lagi yang dapat menghalangi perkawinan kita. Bukankah itu idam-idaman kita sejak dulu"
Bukankah lebih baik jika kita hidup bersama saja sementara waktu" Sebelum kita memantapkan tekad untuk menjadi suami-istri" Aku sudah mantap!
Apa artinya sehelai surat nikah, jika harus menjadi penghalang seperti yang kamu alami bersama istrimu"
Itu berarti kamu belum memercayaiku! dengus Febrian kecewa.
Atau aku belum memercayai diriku sendiri.
Jadi kamu benar-benar sudah berubah! Tetapi bukankah Febrian sendiri sudah berbeda" Dia bukan lagi pemuda lemah yang gampang dibengkokkan keinginannya. Dalam mengejar Angel, dia pantang menyerah.
Dia telah memperlihatkan kekerasan hati dan kenekatannya. Untuk memiliki perempuan yang diinginkannya, dia tidak ragu-ragu melakukan apa pun. Melawan siapa pun.
Apa saja berani dikorbankannya. Uang. Tenaga. Bahkan nyawa.
Bukankah lelaki seperti ini yang didambakannya" Lelaki yang tidak gampang mengalah, kalau perlu sedikit nekat"
Tetapi... memang ada sesuatu yang belum diketahui Febrian. Sesuatu yang membuat Angel bimbang. Yang membuatnya ingin menawar. Mengulur waktu.
Mengapa kita harus buru-buru menikah, Indie" Kita sudah menundanya tujuh tahun! Apa lagi yang harus kita tunggu" Sekarang kita sudah punya Cindy. Justru itu kita harus menikah! Supaya dia punya ayah yang sah!
Dan mengalami trauma kalau kita bercerai" Siapa bilang kita akan bercerai"
Karena itu kita tidak perlu menikah! Kalau kita sudah tidak sepaham, kita tinggal berpisah!
Di negeriku, perkawinan masih dianggap sakral. Aku tidak dapat hidup bersama seorang wanita yang bukan istriku!
Kamu akan membawaku dan Cindy ke negerimu"
Sebuah keluarga memang harus selalu berkumpul bersama.
Mengapa bukan kamu yang tinggal di sini bersama kami"
Aku punya anak dan pekerjaan di sana. Cindy belum tentu betah di Jakarta. Aku akan membuatnya tidak ingin pulang. Tidak segampang itu. Lagi pula bagaimana dengan anakmu" Belum tentu dia menyukaiku. Aku pasti berbeda dengan ibunya.
Adakah keluarga tanpa masalah" Tapi tidak ada masalah yang terlalu sukar untuk diatasi. Lebih-lebih kalau kita mengatasinya bersamasama. Kita pernah mengalami masalah yang lebih berat, kan" Febrian mempermainkan telinga Angel dengan jarinya. Ingat bagaimana sulitnya membangunkan harimaumu"
Angel menyingkirkan tangan Febrian. Beringsut bangun dari tempat tidur. Dan meraih bajunya.
Rasanya aku harus pulang, katanya datar. Kalau Cindy bangun besok pagi, akulah yang pertama-tama dicarinya.
Di mana dia" Di tempat Beverly. Ketika dia tahu kamu mencariku, dia tidak keberatan kami mengungsi ke rumahnya.
Dia sudah menikah" Punya rumah sendiri" Febrian tersenyum pahit. Masih membenciku"
Sangat, Angel balas tersenyum. Rasanya dia ingin menjotos hidungmu.
Bill sudah melakukannya untukmu. Bill" Angel menatap heran.
Pikirmu dari mana aku tahu nomor telepon agenmu" Dia bersedia memberikannya asal boleh menjotos hidungku.
Mau tak mau Angel tertawa iba.
Kasihan. Kamu babak belur untuk menemukanku.
Anggap saja aku membayar utang, sahut Febrian acuh tak acuh. Aku tidak menyesal. Dia bangkit mencari bajunya.
Mau ke mana" Mengantarmu. Aku tidak ke mana-mana. Hanya pulang ke rumah Beverly.
Aku akan mengantarmu ke mana pun kamu pergi.
Kamu pikir Beverly mau menerimamu" Jalan di depan rumahnya bukan miliknya, kan"
Aku tidak mau ke kantor polisi lagi! Kalau begitu aku pulang ke sini.
Aku khawatir kamu lebih dekat ke rumah sakit.
Jangan takut. Si Gemuk pasti sudah pulang ke ranjang istrinya. Dia bilang dia dirampok di jalan. Babak belur untuk mempertahankan dompetnya. Istrinya kagum sekali. Karena biasanya sama pudel tetangga saja dia takut!
Aku bukan takut kepadanya. Lalu kepada siapa lagi"
Kamu berkelahi dengan setiap orang, kan"
Tujuh tahun yang lalu, kamu menjemputku di lat Beverly dengan lengan berlumuran darah!
Kalau begitu kita jemput Cindy. Pulang bersama-sama ke rumahmu.
Cindy sudah tidur! Aku masih bisa menggendongnya. Kenapa kamu sekarang jadi kepala batu" Perlu kepala yang keras untuk punya istri secantik kamu! Febrian mengetuk kepalanya sambil tersenyum. Lalu dia meraih Angel ke dalam pelukannya.
Sesaat gairah mereka berkobar lagi. Tetapi Angel buru-buru melepaskan diri.
Simpan sampai besok malam. Aku harus pulang.
Jadi masih ada besok malam" Febrian menyeringai pahit.
Bukankah kamu sudah memesanku seminggu" sindir Angel sambil memakai sepatunya. Jawab dulu pertanyaanku.
Di mana harus menjemputku"
Kenapa kamu masih ragu menikah denganku" Apa yang menghalangimu" Tujuh tahun yang lalu pun kamu sudah bersedia menjadi istriku. Padahal saat itu aku masih mirip toy boy. Belum punya pekerjaan. Mentalku pun masih labil seperti kincir angin!
Saat itu secara mental aku pun sebenarnya belum dewasa. Dan kita sedang menggebu-gebu dilanda cinta. Tak ada waktu untuk memikirkan risiko. Tapi kini kita sudah sama-sama dewasa. Kita harus mampu mempertimbangkannya.
Apa lagi yang harus dipertimbangkan" Banyak. Kamu lebih muda dariku. Dan kita berasal dari strata yang berbeda. Kultur yang berbeda pula.
Seperti bukan kamu yang mengatakannya! Biasanya kamu tidak peduli!
Kamu sanggup membuta-tuli terhadap pendapat keluargamu" Satu pertanyaan yang paling mudah saja. Apa keluargamu mau menerimaku jika mereka tahu apa pekerjaanku"
Kenapa mereka harus tahu"
Kamu tidak dapat merahasiakannya seumur hidup! Dan aku tidak mau hidup dalam ketakutan rahasiaku akan terbongkar!
Peduli apa jika mereka tahu sekalipun" Kamu menikah denganku. Bukan dengan mereka! Juga kalau mereka itu ayah-ibumu" Ayahku orang yang sangat bijaksana! Dan orangtua yang bijaksana tidak akan mengizinkan anaknya menikah dengan pelacur!
Cindy tidak terkejut ketika menjumpai seorang pria asing di meja makannya. Sebagai seorang bocah Amerika, toleransinya terhadap temanteman pria ibunya cukup longgar.
Angel hanya perlu memperkenalkannya. Tentu saja dia hanya memperkenalkan Febrian sebagai teman.
Kapan aku boleh memperkenalkan diriku sebagai ayahnya, pikir Febrian sedih. Kapan aku boleh mendengar anakku memanggilku daddy"
Sudah terlambat, kata Angel dulu. Aku sudah mengatakan kepada Cindy ayahnya telah meninggal.
Febrian menyunggingkan seuntai senyum lembut membalas tatapan anaknya. Cindy tampak demikian serius mengawasinya. Demikian terpikat kepada rambutnya yang hitam. Matanya yang besar dan cokelat.
Tatapan Cindy seolah-olah bertanya, di mana aku pernah melihatmu" Mengapa rasanya aku sudah demikian kenal padamu"
Febrian tidak tahu apakah benar Cindy punya perasaan seperti itu. Atau hanya perasaannya sendiri semata-mata.
Tetapi sebentar saja, Febrian sudah merasa begitu dekat dengan anaknya. Rasanya enggan berpisah lagi. Rasanya dia ingin memberikan apa saja yang dikehendaki Cindy.
Kamu mau ikut Indie ke Indonesia, Cindy" tanya Angel ketika sedang melayani mereka makan.
Di mana" tanya Cindy sambil menatap Febrian dengan tatapannya yang lucu menggemaskan.
Di khatulistiwa. Jauh"
Jauh sekali. Naik apa"
Pesawat terbang, kali ini Febrian-lah yang menjawab.
Sekarang" Tentu saja tidak, Febrian tertawa geli. Mami ikut"
Mami ikut kalau Cindy mau ikut, sahut Angel sabar.
Tinggal di hotel" Di rumah Indie. Berapa lama"
Selamanya, sela Febrian.
Mata Cindy membulat. Dia menatap Febrian dengan tatapan tidak percaya.
Nggak usah sekolah" Di sana ada sekolah berbahasa Inggris. Kalau nggak betah"
Kita pulang. Kenapa bukan Indie yang tinggal di sini" Karena Indie punya anak. Seumurmu. Namanya Angel, sambung Febrian. Ketika mengucapkan nama itu, dadanya berdebar rindu. Suaranya menjadi terdengar amat lembut.
Kamu namai anakmu Angel" Angel menoleh heran.
Tadinya sebagai pengganti Angel-ku yang hilang, sahut Febrian sambil menatap Angel dengan hangat. Sekarang aku punya dua Angel.
Tiga kalau aku jadi menamai Cindy Angel juga.
Kamu pernah berpikir begitu" Febrian menahan tawa.
Saat itu pintu depan diketuk. Cindy sudah melompat dari kursinya tanpa dapat ditahan lagi. Siapa yang datang malam-malam begini"
Angel mengerutkan dahi. Dan dia mendengar suara yang paling tidak ingin didengarnya. Halo, Cindy!
Mami! Mami! pekik Cindy gembira sambil menghambur ke meja makan.
Lelaki itu mengikuti di belakangnya. Tubuhnya tinggi besar. Wajahnya yang ganteng dihiasi cambang dan janggut lebat berwarna cokelat. Langkah kakinya tegap dan penuh percaya diri. Halo, Angel, sapanya lembut.
Angel tidak perlu menoleh untuk melihat siapa yang datang. Tiba-tiba saja dia merasa lemas. Lebih-lebih melihat cara Febrian menatap tamunya.
Febrian sudah merasa tidak senang melihat sikap Angel yang serbasalah. Dan lebih tidak senang lagi melihat pria bertubuh kekar itu. Dia terlalu tampan untuk disepelekan. Sikapnya terlalu familier. Bahkan terlalu bersikap memiliki.
Dia langsung memeluk Angel. Dan tanpa mengacuhkan Febrian, mencium bibirnya dengan hangat.
Aku kembali, katanya singkat.
M IKE tidak ingin bercerai, kata Angel lirih
pada santap malam paling kelabu yang pernah mereka alami.
Persetan! Febrian meneguk minumannya dengan kasar. Seolah-olah dia ingin minuman itu menenggelamkannya ke samudra ketidaksadaran. Biar dia tidak usah menghadapi kenyataan pahit ini. Siapa yang menanyakan kehendaknya"
Nasib seperti mempermainkannya. Tujuh tahun yang lalu, perkawinan mereka gagal karena istrinya tidak ingin bercerai. Kini suami Angel yang menolak perceraian.
Dia ingin kembali, gumam Angel murung. Dan minta aku memberinya kesempatan sekali lagi untuk mencoba.
Sialan! Febrian meletakkan gelasnya dengan
Bab XXVI kasar di atas meja. Seharusnya dia tidak usah muncul di antara kita!
Dia datang ketika aku sangat membutuhkan seorang ayah untuk Cindy.
Alasan! Berapa banyak anak Amerika yang tidak punya ayah"
Mereka tahu pekerjaanku. Jika Negara menganggapku tidak layak mengasuh Cindy, dia harus masuk panti asuhan.
Tapi dia kembali pada saat kamu sudah tidak memerlukannya lagi! sergah Febrian berang. Mengapa tidak kamu katakan saja kamu ingin bercerai"
Ketika melihatmu, dia tahu apa hubunganmu dengan Cindy. Tetapi dia tetap tidak mau meninggalkanku.
Persetan! Dia sudah meninggalkanmu! Apa bedanya denganmu" Kamu juga sudah meninggalkanku!
Tapi kita punya Cindy! Dia sudah menganggap Cindy seperti anaknya sendiri.
Sampai kapan" Sampai daya tarik Cindy tidak dapat digebah lagi oleh seorang ayah tiri"
Mike tidak seperti itu, Angel menahan marah. Dia menyayangi Cindy.
Seperti ayah tirimu"
Kamu tidak berhak menghina Mike! damprat Angel gusar.
Kamu mencintainya" desak Febrian penasaran.
Ya. Lebih dariku" Tidak.
Lalu mengapa memilihnya" Karena dia suamiku.
Itu bukan jawaban! sergah Febrian sengit. Apa bedanya denganmu" Kamu juga tidak bisa meninggalkan istrimu kalau dia tidak mau bercerai!
Jangan memakai kesempatan ini untuk membalas dendam!
Aku hanya ingin membuka matamu. Posisi kita sama. Aku tidak bisa meninggalkannya kalau dia tidak mau menceraikanku.
Aku harus memaksanya meninggalkanmu" Mike tidak mudah dipaksa. Kepalanya sama kerasnya dengan kepalamu.
Karena itu kamu menyukainya" Karena dia mirip aku"
Ketika dia mengalahkanku di atas kanvas, aku langsung ingat kamu.
Kamu bekerja di tempat itu lagi"
Di mana pikirmu aku dapat mencari makan untuk anak kita"
Kamu langsung mengundangnya tinggal di latmu"
Aku perlu waktu lama untuk menerima ajakannya tinggal bersama.
Tapi tidak perlu waktu lama untuk mengusirnya lagi dari latmu"
Dia yang meninggalkanku. Karena ada perempuan lain" Karena dia dipecat dari pekerjaannya.
Dia merantau untuk mencari kerja" Sejak dia dipecat, adatnya menjadi jelek. Kami bertengkar terus. Hampir tiap hari.
Dia enak-enakan nganggur di latmu sementara kamu harus memeras keringat mencari nafkah" Rela dibanting-banting dan diremas-remas lelaki di atas kanvas"
Aku telah diberhentikan sebagai wrestler. Fansku sudah berkurang banyak. Tenaga dan kelincahanku sudah jauh berkurang. Sudah muncul tenaga-tenaga muda yang lebih menarik. Sejak itu kamu mulai melacurkan diri" Terpaksa. Supaya aku dapat memasukkan Cindy ke sekolah terbaik. Memberinya makanan terbaik. Rumah yang memadai.
Dan di mana aku, ayahnya, ketika wanita yang kucintai terpaksa menjual tubuhnya untuk memberi makan anakku"
Febrian mengepal tinjunya dengan geram. Dia benar-benar menyesal. Benar-benar membenci dirinya sendiri.
Ketika mereka tahu apa pekerjaanku, mereka mengirim seorang petugas sosial untuk memonitor keadaan Cindy. Jika aku dianggap tidak layak untuk mengasuhnya, dia harus masuk panti asuhan. Ketika itu Cindy baru berumur dua tahun. Saat itu aku bertemu Mike.
Dan saat itu aku masih enak-enakan di Jakarta! Membesarkan anak Agus!
Saat itu Mike melamarku. Dia bersedia menjadi ayah Cindy. Dan minta aku berhenti menjadi
wrestler. Dia tahu apa pekerjaanku. Tapi dia bersedia mengambilku sebagai istri.


Sampai Maut Memisahkan Kita Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan meninggalkanmu sesudah kamu menjadi istrinya"
Mike suami yang baik. Tiga tahun pernikahan kami berlangsung mulus. Sebelum dia dipecat sebagai satpam sebuah bank. Dia frustrasi karena merasa tidak bersalah. Tiap malam mabukmabukan.
Lalu kalian mulai bertengkar setelah kamu tahu dia mulai mengganggu Cindy"
Kami mulai bertengkar setelah dia tahu aku bekerja sebagai wanita panggilan.
Tidak ada kedai hamburger yang mau menerima pegawai bekas wrestler"
Gajiku tidak cukup. Kebutuhan Cindy sudah semakin banyak. Suamiku menganggur.
Buat apa sekarang dia kembali" Kamu masih tetap jadi call girl!
Dia sudah mendapat pekerjaan. Dia ingin coba memperbaiki hubungan kami.
Dan minta kamu keluar dari profesimu yang sekarang"
Sudah kuceritakan apa yang telah kamu lakukan. Dia bersedia mengganti uangmu. Mungkin tidak sekaligus. Dia tidak sekaya ayahmu.
Persetan! Telan saja uangnya! Aku membeli wanita yang kucintai. Bukan istrinya! Aku mengerti perasaanmu.... Kamu milikku, Tessa!
Sekarang aku sudah milik orang lain, Indie. Tapi Cindy tetap milikku!
Sampai kapan pun, secara fakta, dia tetap anakmu. Meskipun secara hukum, dia anak Mike. Di mana pun Cindy berada, kamu tetap ayah biologisnya.
Kamu rela melepas kesempatan terakhir menjadi istriku"
Aku tidak dapat meninggalkan seorang suami seperti Mike. Dia bisa memiliki tubuhku tanpa mengawiniku. Tapi ketika aku membutuhkan ayah bagi Cindy, dia bersedia menjadi suamiku. Walaupun dia tahu aku perempuan tontonan seperti istilahmu.
Dan kamu mengorbankan cintamu untuk membalas budi" desah Febrian putus asa.
Maafkan aku, Sayang, Angel meraih tangan Febrian dan meremasnya dengan mesra. Dijejalkannya cincin lamaran itu ke dalam genggaman Febrian. Aku tahu bagaimana rasanya. Tapi aku percaya, kamu akan tabah menerimanya. Kamu sudah berubah. Sekarang kamu laki-laki dewasa.
Febrian tidak mau menerima cincin itu kembali.
Buang saja kalau kamu sudah tidak mau menyimpannya, dengusnya jengkel. Atau suruh suamimu menelannya! Biar dia punya tabungan kalau dipecat lagi!
Febrian membelikan boneka beruang untuk anaknya. Boneka yang hampir sebesar tubuh Cindy.
Namanya Indie, kata Febrian menahan haru. Boleh tiap malam dia tidur bersamamu"
Cindy tertawa geli. Gigi serinya yang baru tumbuh membuatnya tampak lucu menggemaskan.
Ranjangnya mana muat"
Kita akan membeli ranjang baru, sela Angel terharu.
Buat Angel, Febrian membelikan sebuah camcorder.
Untuk merekam perkembangan Cindy, katanya lirih. Kirim hasilnya secara teratur kepadaku, ya"
Besok Indie pulang" tanya Cindy penasaran. Kita nggak jadi ikut"
Febrian memegang pipi anaknya dengan lembut.
Suatu hari nanti, kalau Cindy libur, Cindy boleh ke Indonesia. Banyak tempat yang bagusbagus. Nanti dikirimi foto-fotonya.
Cindy mau ke sana. Boleh, Mami" Cindy menoleh ke arah ibunya.
Angel hanya mengangguk. Kamu harus ke sana, bisik Febrian lirih dalam hati. Karena separuh dirimu berasal dari sana.
Sekarang Cindy tidur, ya" kata Angel pada anaknya. Beri ciuman selamat jalan pada Indie.
Febrian membungkuk. Cindy berjingkat dan mengecup pipinya.
Saat itu bukan hanya hati Febrian yang menangis. Hati Angel juga terluka.
Malam itu menjadi malam yang paling panjang untuk mereka.
Febrian dan Angel menemani Cindy tidur. Lalu mereka pergi ke kamar Angel. Dan bercinta untuk terakhir kalinya.
Aku ingin kembali ke hotel kita di Venesia, bisik Febrian ketika mereka sedang berpelukan dengan mesra. Tubuh mereka yang terbuka masih bermandikan keringat. Dekapan mereka begitu erat. Seolah-olah mereka tidak mau saling melepaskan lagi.
Dan aku ingin kembali ke Trevi Fountain, sahut Angel lirih. Bersamamu.
Belum terlambat untuk memulai kembali hidup kita, Tessa. Mengapa harus mengakhirinya jika kita masih bisa memperpanjangnya"
Angel tidak menjawab. Dia hanya mencium bibir Febrian. Seakan-akan tidak ingin mengisi sisa waktu mereka yang tinggal sebentar dengan kata-kata. Karena dalam suasana seperti ini, memang ada yang lebih dibutuhkan selain katakata.
Febrian memeluk Angel erat-erat sesaat sebelum check in di bandara Los Angeles. Sekujur tubuh wanita itu berada dalam dekapan lengannya. Melekat hangat ke tubuhnya.
Wajahnya menempel rapat. Desah napasnya panas membelai paras dan leher Febrian. Suatu saat dulu, tubuh ini pernah menjadi miliknya.
Dia kenal setiap inci lekuk tubuh Angel. Dia hafal setiap pori di kulitnya.
Napas Angel pernah menyatu dengan napasnya. Bibirnya serasa sebagian dari mulut Febrian. Aroma tubuhnya begitu akrab dengan saraf-saraf di hidungnya.
Mengapa wanita yang sudah menjadi miliknya ini tidak boleh menjadi istrinya" Mengapa dia harus dipisahkan lagi dengan wanita yang sudah menjadi sebagian dari dirinya ini" Mengapa mereka tidak dapat selalu bersama-sama sampai maut memisahkan mereka"
Jaga dirimu, Tessa, bisik Febrian lembut. Rawat Cindy baik-baik. Kalau suatu hari dia menyadari betapa hitam rambutnya, maukah kamu menceritakan mengapa rambutnya hitam, bukan pirang seperti ibunya"
Angel menelan air matanya untuk menahan tangis. Dia hanya mampu mengangguk.
Jika perkawinanmu tidak bahagia, jika Mike meninggalkanmu lagi, kamu tahu ke mana harus pergi. Dan kamu akan menemukanku, menunggumu dengan setia. Kita akan selalu bersama-sama. Sampai maut memisahkan kita.
A GUS muncul di rumah ayah Febrian hanya
beberapa hari setelah Febrian kembali dari Amerika. Sebenarnya Febrian tidak ingin menemuinya lagi. Tetapi Agus memaksa bertemu.
Ada urusan apa lagi" tanya Febrian kaku. Ditatapnya lelaki yang duduk di ruang tamu rumahnya itu dengan dingin.
Saya dengar apa yang kamu lakukan pada Inge, cetus Agus tanpa menyembunyikan kemarahannya.
O ya" sergah Febrian dingin. Apa yang kamu dengar"
Kamu ceraikan istri yang begitu setia! Saya masih belum tahu apa hubungannya denganmu.
Jangan bersandiwara lagi! damprat Agus pedas. Kamu tuduh dia berselingkuh dengan
Bab XXVII orang yang pernah menolong anakmu! Kamu benar-benar bukan manusia!
Saya tidak ingin membicarakannya. Saya juga tidak! geram Agus sengit. Saya malah tidak ingin bicara denganmu lagi!
Saya heran mengapa kamu masih di sini. Ada pintu keluar di belakangmu.
Demi kehormatan Inge, saya rela diperiksa DNA! Untuk membuktikan Angel bukan anak saya!
Tidak penting siapa ayahnya. Yang jelas, dia bukan anak saya.
Inge tidak pernah mengkhianatimu! Hentikan saja omong kosong ini! potong Febrian jemu. Mengapa kamu tidak menikah saja dengan Inge"
Karena dia selalu menolak. Selama menjadi istrimu. Dan sesudah menjadi jandamu!
Karena itu kamu datang kemari melampiaskan kejengkelanmu"
Kenapa kamu tega menuduh Inge sekejam itu"
Kenapa dia harus mengadu padamu" Seseorang harus membuktikan padamu Inge tidak bersalah!
Inge minta kamu membuktikan kesuciannya padaku" Jangan buat aku tertawa!
Inge tidak minta apa-apa. Aku datang atas kemauanku sendiri. Karena lelaki boleh seratus kali menyeleweng. Perempuan sekali pun jangan! Itu prinsipmu, kan"
Jangan tuduh aku menyeleweng, kata Inge sesaat sebelum mereka bercerai. Aku memang tidak dapat membuktikannya. Tapi percayalah, aku tidak sehina itu!
Tetapi bagaimana mungkin" Mereka samasama bergolongan darah A. Bagaimana mungkin anak mereka bergolongan darah AB"
Febrian benar-benar penasaran. Dan sebelum dia tahu anak siapa Angel, rahasia itu akan menjadi obsesi yang menghantuinya seumur hidup!
Karena itu dia tidak menolak ketika Agus mengajaknya membuktikan, bukan dia ayah Angel. Dan dengan pemeriksaan DNA, memang terbukti, Agus bukan ayah si kecil Angel!
Tetapi Febrian pun bukan ayahnya! Jadi apa sebenarnya yang terjadi"
Sebaiknya ibu Angel diperiksa juga. Siapa tahu terjadi kasus tertukarnya bayi di rumah sakit.
Sekali lagi Febrian terperangah. Mengapa tidak pernah terpikir olehnya"
Tetapi Inge menolak diperiksa.
Buat apa lagi" gumamnya datar. Perkawinan kita sudah bubar. Apa lagi yang mau kita kejar"
Kamu tidak mau tahu Angel anakmu atau bukan" desak Febrian heran campur penasaran.
Kalau terbukti dia bukan anakku, ke mana kamu mau mencari anakmu"
Aku bisa pergi ke klinik bersalin tempatmu melahirkan....
Aku tidak melahirkan di sana.
Sekali lagi Febrian tercengang. Aku melahirkan di rumah bidan. Ada dokter di sana"
Aku ditolong bidan. Karena tidak keburu lagi pergi ke klinik. Ketubanku sudah pecah dini. Tapi katanya kamu mengalami perdarahan! Air ketubanku memang bercampur sedikit darah.
Entah mengapa, Febrian merasa Inge berdusta. Ada sesuatu yang disembunyikannya.
Ada berapa orang ibu yang melahirkan di sana" desak Febrian curiga.
Tidak tahu. Tapi pasti bayiku tertukar di sana.
Aku tetap ingin tahu di mana anakku, kata Febrian tegas. Sekarang dia memang pria yang tidak mudah menyerah.
Buat apa" Kalau kamu menemukannya, kamu tega mengembalikan Angel pada orangtuanya"
Kata-kata Inge melecut kesadaran Febrian. Satu hal Inge benar. Kalau dia mampu menemukan anak kandungnya, mampukah dia mengembalikan Angel pada orangtuanya"
Anak siapa pun si kecil Angel, Febrian sudah telanjur sayang!
Tetapi tidak mengetahui nasib anaknya, membuat dia tetap penasaran. Dan sebuah pikiran tiba-tiba melintas di benaknya. Membuat kepalanya seperti diguyur seember air es.
Sudah tengah malam ketika dia menelepon Inge.
Katakan padaku, Inge, apa anak kita meninggal lagi" Dia lahir mati karena cacat dalam kandungan"
Inge tidak menjawab. Dan Febrian yakin, itu bukan karena dia masih mengantuk.
Mengapa tidak kamu katakan padaku" sesal Febrian dengan suara tertekan.
Aku tidak ingin kamu mengalami depresi lagi, sahut Inge menahan tangis.
Tapi itu bukan alasan untuk merahasiakannya, Inge! desah Febrian dengan perasaan bersalah. Aku telah keliru menuduhmu! Menceraikanmu karena mengira kamu berselingkuh!
Aku lega akhirnya kamu memaafkanku, suara Inge basah menahan tangis.
Tidak ada yang harus dimaafkan. Kamu yang harus memaafkanku.
Mengapa semua langkahku selalu keliru, pikir Febrian penuh penyesalan ketika malam itu dia duduk minum seorang diri di dapur.
Ada apa lagi" tanya ayahnya yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Dia keluar untuk mengambil air minum. Dan melihat lampu dapur masih menyala. Tidak bisa tidur memikirkan anakmu yang di Amerika"
Anak saya yang kedua lahir mati lagi, Pa. Kata Inge dia cacat.
Sesaat ayahnya tertegun. Jadi Angel bukan anakmu" Febrian menggeleng kaku.
Dan Inge baru mengatakannya sekarang" Dengan dahi berkerut ayahnya duduk di hadapannya.
Dia tidak mau membuat saya mengalami depresi lagi.
Kapan dia melahirkan" Di mana" Kapan" Mengapa Papa tidak pernah dengar"
Ketika kehamilannya berumur enam bulan. Ketika itu Papa sedang menghadiri wisuda Rian di Amerika.
Setelah itu dia pura-pura hamil" Untuk melindungi Rian.
Dan perkawinan kalian, dengus ayah Febrian dalam hati. Apa pun alasan Inge, dia tidak senang anaknya dibohongi.
Sekarang Papa mengerti mengapa ayah Inge baru mengabarkan kelahiran cucunya jam satu siang. Padahal katanya bayinya sudah lahir sejam yang lalu. Karena hari itu sebenarnya Inge tidak melahirkan. Dia mengambil bayi orang lain.
Dan dia tidak melahirkan di klinik bersalin atau di rumah sakit.
Inge melahirkan di rumah bidan. Papa rasa, di sana juga dia mengambil bayinya. Mungkin anak haram seorang gadis yang melahirkan di sana.
Inge memang menipu saya. Tapi dia melakukannya supaya saya tidak menderita. Tidak shock seperti dulu kalau tahu bayi kami lahir mati dengan cacat berat.
Dan kamu yakin anak itu lahir mati" Sesaat Febrian terpaku menatap ayahnya. Maksud Papa..."
Kamu tidak berpikir mungkin anakmu masih hidup"
Dan... Inge menyembunyikannya" desah Febrian nanar.
Kalau dia bisa merencanakan penipuan yang demikian rapi, apa pun alasannya, dia bisa melakukan apa saja!
Inge memalingkan mukanya untuk menyembunyikan air matanya setelah tidak mungkin lagi membohongi Febrian.
Febrian mendesaknya untuk mengatakan di mana dia melahirkan bayinya. Siapa dokter yang menolongnya. Dan Inge tidak bisa menjawab.
Ceritakan semuanya, Inge! pinta Febrian menahan marah. Jangan ada yang dirahasiakan lagi! Atau aku akan membongkar rahasiamu dengan caraku sendiri!
Dokter bilang bayi kita mengidap kelainan kromosom. Anak itu pasti cacat. Fisik dan mental....
Dia lahir mati dengan cacat berat" Febrian menggigit bibir menahan perasaannya. Bayangan seonggok daging yang menjijikkan itu melintas lagi di depan matanya.
Inge menggeleng menahan tangis. Aku yang menggugurkannya.
Inge! sergah Febrian marah. Kamu tega membunuh anak kita"
Aku tidak mau kamu shock lagi!
Tapi itu bukan alasan untuk membunuh bayimu sendiri!
Untuk apa membiarkannya hidup kalau harus menderita" Dia bakal mengalami retardasi mental, buta, dan lumpuh!
Tapi dia anak kita! Dan dia punya hak hidup! Kamu atau siapa pun tidak berhak merenggut hidupnya!
Aku tidak mau kamu terguncang lagi lalu mencari perempuan lain!
Kata siapa aku mencari perempuan lain" Waktu itu bukan aku yang minta cerai! Kamu yang meninggalkan rumah karena aku tidak mampu lagi jadi suamimu!
Aku tidak mau peristiwa pahit itu terulang kembali!
Tapi kamu telah menyingkirkan anak kita dengan cara yang sangat keji!
Kamu tahu mengapa aku melakukannya, desah Inge lirih. Dia menoleh. Dan menatap Febrian dengan getir. Aku sangat mencintaimu.
Aku tidak peduli alasanmu, desis Febrian kaku. Aku tidak dapat memaafkan apa yang telah kamu lakukan pada anak kita!
S EJAK itu, Febrian tidak memikirkan pernikahan
lagi. Dia hidup berdua saja dengan anaknya. Inge juga tetap menjanda. Biarpun Agus telah berkalikali melamarnya.
Febrian masih dengan rajin mengirimi Cindy foto-foto tentang Indonesia. Belakangan dia malah mengirim buku yang berisi tempat-tempat wisata yang indah. Dia juga tidak lupa mengirimi anaknya uang.
Angel juga terus mengirimi Febrian foto dan ilm tentang pertumbuhan dan perkembangan Cindy. Sampai suatu hari dia berhenti mengirim kabar. Saat itu Cindy sudah berumur lima belas tahun.
Febrian terus-menerus meneleponnya. Menanyakan mengapa sudah empat bulan tidak ada kabar berita. Angel seperti tiba-tiba menghilang. TeleBab XXVIII pon tidak diangkat. Hanya mesin yang menjawab. Baru hari ini Cindy menerima teleponnya.
Mike meninggal, Indie, sahut Cindy dengan suara tertekan. AIDS.
Kepala Febrian seperti dihantam palu. AIDS" Apakah itu berarti..."
Di mana ibumu" sergah Febrian cemas. Dia baik-baik saja"
Tidak, suara Cindy terdengar murung. HIVnya positif.
Bumi seperti amblas di bawah kakinya. Belum pernah Febrian merasa setakut ini. Kalau ada cermin di depannya, barangkali dia kaget melihat betapa pucat wajahnya.
Angel sudah berada di ambang maut. HIV-nya positif! Dia mengidap AIDS!
Perempuan yang paling dicintainya, satu-satunya perempuan yang masih sering hadir dalam mimpinya, satu-satunya perempuan yang masih diinginkannya untuk mendampinginya sampai akhir hayat, kini berada di tepi liang kubur!
Febrian tidak berpikir panjang lagi. Dia segera berangkat ke Amerika. Dia harus menjumpai Angel. Harus mendampinginya di saat-saat terakhir hidupnya.
Ketika Angel sedang berjuang melawan virus HIV yang sedang memorak-porandakan kekebalan tubuhnya, Febrian bertekad akan selalu berada di sampingnya. Dia malah ingin berada di sisi tempat tidurnya ketika dia mengembuskan napasnya yang terakhir.
Sampai maut memisahkan kita. Itu sumpahnya dulu. Dan sekarang Febrian bertekad untuk memenuhinya.
Lembar Penutup A NGEL yang ditemuinya bukan lagi Angel
yang dulu. Angel yang dikenalnya. Angel yang dikaguminya. Tubuhnya yang dulu seksi, kini tinggal selembar. Wajahnya yang cantik seperti tiba-tiba berubah menjadi lima puluh tahun lebih tua dari usia yang sebenarnya.
Tetapi bagi Febrian, dia masih tetap secantik ketika pertama kali dilihatnya dalam arena gulat, ketika dia mengenakan bikini biru yang menonjolkan lekak-lekuk tubuhnya yang menawan.
Apa kabar, perempuan tontonan keparat" sapa Febrian lembut sambil mencium Angel. Memeluknya dengan penuh kerinduan.
Sebenarnya dia ingin mencium bibirnya. Tapi Angel menyodorkan pipinya.
Dia terkejut sekali melihat Febrian tiba-tiba muncul di rumahnya. Tetapi parasnya yang pucat langsung bersinar bahagia.
Bibirnya yang pucat dan kering merekahkan senyumnya yang paten. Senyum yang dulu membuat banyak lelaki tergila-gila. Senyum yang sampai sekarang masih memancing gairah Febrian.
Siapa yang mengundangmu ke pemakamanku, Indie"
Aku ingin mengajakmu ke Trevi Fountain. Tapi sebelumnya aku ingin mencium bibirmu.
Aku tidak mau menularkan virus keparat ini ke tubuhmu. Seperti aku telah menularkannya ke tubuh Mike.
Kata siapa bukan dia yang menularkannya kepadamu"
Dia tidak pernah jadi pelacur.
Bukan cuma pelacur yang bisa kena AIDS. Kalau aku tahu kamu datang, aku akan pergi ke salon lebih dulu.
Buat apa" Kamu masih tetap cantik. Lebih cantik dari tengkorak" Angel tersenyum pahit.
Kamu masih tetap membangkitkan gairahku.
Dulu itu merupakan pujian untukku. Sekarang mengapa aku malah merasa sedih"
Karena kita tidak sekuat dulu lagi. Febrian memeluk Angel dengan mesra. Mungkin hanya satu ronde tiap malam. Itu juga kalau jantungku tidak meniup peluit.
Ada masalah dengan jantungmu" tanya Angel cemas.
Aku sudah empat puluh. Tapi masih kuat mengangkatmu dari gondola.
Kita akan ke Venesia" Angel menatap Febrian dengan penuh harap.
Kita akan menyusuri tempat-tempat nostalgia kita. Berdua saja. Tapi sebelumnya, aku harus menemui doktermu dulu.
Tidak perlu. Aku ingin mati di pelukanmu. Bukan di ranjang rumah sakit. Satu-satunya yang
ingin kutanyakan hanyalah bagaimana agar kamu tidak tertular penyakitku.
Tidak perlu, sahut Febrian tegas. Karena aku tidak takut mati bersamamu. Kita akan selalu bersama. Bahkan maut tidak bisa memisahkan kita.
Masih Ada Kereta yang Akan Lewat
Tiga belas tahun yang lalu, karena takut ketinggalan kereta, Arini telah menumpang kereta yang salah. Kereta yang menjerumuskannya ke jurang penderitaan.
Dia mengira tidak ada lagi kereta yang akan melintasi hidupnya.
Tetapi dalam kereta api terakhir menuju Stuttgart, dia bertemu dengan Nick. Dan dalam diri lelaki yang lima belas tahun lebih muda itu, Arini sadar , masih ada kereta yang akan lewat.
Dari Jendela SMP Mereka terlibat cinta pertama yang murni bebas polusi. Mengalami ciuman pertama yang norak banget. Merasakan cemburu meski belum nyadar. Sampai suatu hari Joko mengajak pacarnya melompat keluar Dari Jendela SMP.
Kupinjam Napas Iblis Suatu hari aku akan mencarimu. Untuk melunasi utangku. Sekalipun harus meminjam napas iblis.
Laki-laki itu melunasi janjinya yang tertunda hampir sepuluh tahun. Tetapi dia bukan hanya membayar utang. Dia membawa kemelut baru dalam hidup mantan istrinya.
Cinta Sepanjang Amazon Aries sangat mencintai istrinya. Dengan cinta sepanjang Sungai Amazon.
Tetapi ketika Vania ingkar janji dan menyakiti hati suaminya untuk kedua kalinya, masih adakah maaf baginya"
Dua Kutub Cinta Mariska mengejar-ngejar cowok blasteran Indo Portugis itu dari Jakarta sampai Lisbon. Tidak peduli dia hampir mati tenggelam atau berubah jadi hantu es. Sampai suatu hari dia terombang-ambing di antara dua kutub, ini cinta atau cuma obsesi"
Dikejar Masa Lalu Suatu hari masa lalunya datang mengejarnya. Dan Wina dihadapkan pada sebuah dilema.
Membuka masa lalunya untuk menyelamatkan anaknya.
Atau menutupnya demi melindungi seorang laki-laki yang sungguh-sungguh mencintainya.
i r a W . Mira W. SAMPAI MAUT MEMISAH- KAN KITA Banyak lelaki yang menginginkan tubuhku. Dari yang banyak itu, hanya sedikit yang
ingin mengawiniku. Dari yang sedikit itu, hanya beberapa yang
sungguh-sungguh mencintaiku. Dan dari yang beberapa itu, tidak ada
yang menghargai diriku. Karena itu aku harus menghargai diriku sendiri.
Dan itukah hargamu sekarang" sergah Febrian gusar sambil menunjuk lembaran-lembaran uang di atas meja. Mengapa tidak kamu ambil untuk menghargai dirimu" Karena aku tidak menerima uang dari orang
yang lebih tidak berharga lagi dari diriku. Anggaplah pelayananku malam ini sebagai
tip untukmu! Mula-mula Febrian hanya membutuhkan perempuan itu sebagai alat
untuk menyembuhkan impotensianya. Ketika kemudian ternyata nilai perempuan itu
lebih dari hanya sekadar obat dan hiburan, dia terperosok ke dalam dilema yang rumit...
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
NOVEL DEWASA Kisah Para Nabiallah 12 Rahasia Bukit Iblis Pit Mo Gay Karya Kauw Tan Seng Titisan Ilmu Setan 2

Cari Blog Ini