Ceritasilat Novel Online

Susuk Suzanna 1

The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi Bagian 1


THE EVIL WITHIN SUSUK SUZANN A Diterjemahkan dari Susuk The Evil Within karya 'Amir Hafizi Copyright & 2007, Amir Hafizi
Hak cipta dilindungi undang"undang
All rights reserved Hak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada Ufuk Publishing House
Buku ini pemah diterbitkan dengan judul:
' SUSUK Pewajah Sampul: Banu Pewaiah Isi: Ufukreqzif Design
Penerjemah: Anik Sumarni _
Penyunting: Gita Romadona
Cetakan I: Desember 2008 _ ISBN: 602-8224"27"7
UFUK PRESS _ PT. Cahaya Insan Suci _ Jl. Warga 23A, Peiaten Barat, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12510, Indonesia
Phone: 62"21 7976587, 79192866
Fax: 62-21 79190995 Homepage: www.nfukpress.com
Email : infoGufukpress.com
JADIANNYA bermula ketika seseorang bernyanyi" dan
orang menangis. . Dari Iuar kamar, Pak Fuad adalah orang yang kali pertama
mendengar suara nyanyian itu. Seperti seorang anak kecil yang
= menggunakan sepeda roda tiga, dia menggerakkan kursi
rodanya mengitari troli makan siang yang ditinggalkan seorang
_ perawat bernama Zaman. Pak Fuad bergerak menuju ke arah '
sumber suaraitu. _ _ Di antara berisik suara nampan clan piring-piring plastik yang
beradu di sekelilingnya, nyanyian tersebut terdengar pelan dan
. lembut. Namun, Pak Fuad dapat mendengarnya.
Sebagian besar mereka yang berada di ruangan bangsal
rumah sakit ini mengalami gangguan pendengaran, tetapi tidak
' . . dengan Pak Fuad. Terlepas dari kedua kakinya yang masih dapat
' digunakan, dia juga kehilangan penglihatannya. Penyakit
' katarak membuat lapisan tebal dan tak tembus cahaya pada
' matanya, seperti buah"buah "mata kucing" yang begitu
digeman'nya. 'A"i Hanz: Dia tidak mengharapkan suara nyanyian "itu berasal dari
radio atau televisi. Ada yang aneh "dengan'suara nyanyian '
tersebut. Nadanya penuh dengan pengharapan 'dan terdengar
ada sedikit kesedihan di sana.
Suara itu, suara seorang perempuan muda. Pak Fuad tidak
menyangka kalau di antara beberapa perempuan tua di Bangsal '
geriatn'k ada yang memiliki suara seperti itu.
Dia terus menggerakkan kursi rodanya, mengikuti arah
sumber suara. Semakin dekat, suara nyanyian itu terdengar
semakin keras, sampai akhirnya Pak Fuad sampai di sebuah
pintu. _ Dari celah panel-panel kayu, dia dapat mendengar isak
tangis di sela-sela suara nyanyian tersebut: Isak yang
dikenalnya. _ _ Pak Fuad membuka pintu dengan satu tangan dan
memandang tajam ke dalam. Seorang perempuan tua bernama
Sharifah sedang duduk di kursi rodanya, seulas senyum memue
dar dari wajahnya yang keriput dan kedua matanya berlinang.
Sementara itu, pasien lainnya yang benama Khatijah terisakisak di atas tempat tidur. Rambut putihnya disisir rapi ke satu
sisi, tetapi di sisi lainnya"tempat ia mengampkan kedua tangan
menutupi Wajah"rambumya terlihat acak-acakan.
Di samping tempat tidur Khatijah, duduk seorang perawat
muda bernama Soraya. Fak Fuad mengenalinya Sebagai perawat
yang selalu membersihkan pispornya. Ia juga yang membersihkan tubuh Pak Fuad dengan spons seriap hari Kamis.
Jika Pak Fuad masih muda, dia tentu akan tertarik pada
Soraya. Ia adalah tipe perempuan yang disukai oleh Pak Fuad.
: Susux Bersih dan langsing. Kedua tangan kurushya terasa kuat, tetapi
terasa lembut saat ia menekan spons basah pada tubuh lelaki
Hu Soraya selalu menyanggul rambutnya dengan kencang,
membuat kulit wajahnya terlihat sedikit tertarik. Namun, hal
itu tidak menghilangkan kesan lembut pada dirinya.
Soraya tidak pernah menggunakan make up, tetapi di balik
"bau rumah sakit", Pak Fuad dapat mencium sedikit aroma
parfum. ' Lelaki itu mendengarkan Soraya bernyanyi untnk kedua
perempuan tua yang ada di bangsal itu. '
Pelan dan lembut. Pak Fuad tidak sadar sudah berapa lama ia berada di sana
hingga akhirnya Soraya menyelesaikan nyanyian danmernbuka
kedua matanya. Soraya tersenyum pada kedua perempuan tua itu. Ia lalu
mengerling ke arah Pak Fuad yang masih berada di pintu; Lelaki
tua itu tidak membalas tatapan Soraya, tetapi malah memandang kedua perempuan tua tersebut.
Isak Khatijah semakin lama semakin keras saat nyanyian
Soraya berakhir. Lalu, ia mulai menangis tanpa terkendali.. Tak
lama, isak tangis itu berubah menjadi-batuk"batuk yang patau.
. 2 . MESKIPUN awan terlihat tebal dengantanda-tanda badai yang
akan segera datang, malam itu suasana cukup terang. Entah
AMIR Hanz: bagaimana, cahaya bulan menyebar menembus melalui
jendela sebuah rumah kayu kecil di pinggir desa;
Cahaya bulan itu cukup terang untuk menerangi beberapa
ruangan. Sinarnya yang kebiru-biruan, menciptakan lamunan,
dan terasa dingin. Sungguh berbeda dari sinar putih tajam yang
keluar dari bola lampu pijar berbentuk silinderyang tergantung
di tengah masingmasing ruangan. '
Beberapa sambaran petir yang pertama menandakan
mungkin ada sambungan aliran listrik yang disambar kilat.
Atau, ada sekring pada gardu listrik yang meledak.
Apa pun alasannya, aliran listrik mati. Televisi terdengar
hening mungkin untuk kedua kalinya pada tahun. ini.
Seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan sedang
bennain-main bayang-bayang di dalam kamar. Cahaya lilin
menerangi senyum di wajah mereka yang menenangkan hati.
Anak laki-laki itu terlihat berumur tidak lebih dari sembilan
tahun; Sementara yang perempuan, barangkali kakaknya,
sekitar berumur sebelas tahun.
Mereka tertawa dan bercanda riang sambil membuat bentukbentuk binatang dengan menggunakan tangan-tangan mereka
di depan cahaya lilin. Seekor kupu-kupu, menari dalam kabut.
Seekor anjing menggonggong. Hantu dengan satu mata. Lalu,
mereka tertawa'terkekeh-kekeh. ..
Satu-satunya suara lain yang terdengar adalah suara radio
di ruang tengah. Sebuah radio tua yang hanya dapat dihidupkan
dengan menggunakan beberapa buah baterai.
"Selanjutnya, setelah membuat kehebohan dalam industri
musik lima tahun yang lalu, kita hadirkan Suzana"Iive dari
10 Susun studio. Benar. Suzana, disiarkan secara eksklusif pada saluran
98, 2. FM. Ini akan menjadi penampilan perdananya di radio
sejak kiprah pertamanya. Para pendengar sekalian, inilah dia,
.Suzanaw Seorang perempuan memasuki ruang tengah. Ia tidak
membawa lilin. Namun, cahaya bulan memperlihatkan rambut
hitamnya yang panjang dan dagunya yang bulat.
Kedua anak tersebut mendongakkan kepala menatapnya,
menghentikan permainan mereka"mungkin takut kalau"kalau
perempuan itu akan memarahi mereka. _
'Anak-anak, j angan berisik, aku ingin mendengarkan siaran
ini." Terdengar nada gembira dalam suaranya. '
la membesarkan volume radio.
- Terdengar suara seorang perempuan yang mulai bernyanyi,agak sedikit terlambat dari irama lagu. Penyanyi itu mengejar
tempo lagu dengan cepat, tetapi para pendengar di rumah tidak
akan mendengar koreksi kecil tersebut. '
Tak berapa lama, saat suara Suzana lambat laun menjadi
kerasdan mulai memperdengarkan refrain di radio, kilat
menyambar. Dan, semuanya menjadi gelap dan hening.
Seolah-olah seseorang diluar sana mematikan saklar lampu.
Tiba-tiba, sinar bulan' tidak lagi terlihat. Lilin-lilin juga padam.
Siaran radio mati. Begitu" Juga anak" anak, diam tanpa suara.
"Mama ".".
Hujan mulai turun. Jika kau c'ukup berani keluar malam itu dan berada di
pinggiran kampung, kau akan melihat sinar kuning berpijar
dari tengah-tengah sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu.
Ama HAFIZI Sinar yang berpijar dalam gelap pekatnya malam dan di bawah
siraman hujan. _ Setelah itu, yang kau dengar hanyalah suara meretih, seperti
daun-daun terbakar, dan letupan. api besar ditingkahi dengan _
sebuah sambaran petir yang datang belakangan.
It TIDAK ada lagi seorang pun yang menyanyi langsung di
radio. . Tidak lagi' sejak para penyiar radio mengenakan tuxedo
untuk bekerja. Kaset dan CD memastikan Anda untuk tidak
perlu lagi mengundang para penyanyi melakukan pertunjukan
langsung di radio Menyelamatkan percekcokan antara stasiun
radio dengan para artisnya.
Ditambah pula, banyaknya proses yang dilakukan di studio
untuk menyempurnakan lagu selalu menunjukkan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan siaran langsung mana pun.
Itulah sebabnya, mengapa mereka menghabiskan Waktu
berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan untuk merekam.
lagu berdurasi tiga menit di studio.
Para engineer akan mengatur mixer sedemikian rupa sampai
akhirnya terdengar gabungan antara suara dan instrumen yang
sempurna. Mereka juga akan menambahkan "sentuhan.sentuhan" di sana"sini.
Coba saja dengarkan aibum-album yang dilempar ke pasaran
beberapa dekade terakhir ini. Perhatikan nuansa"nuansa halus
Susux yang ditambahkan pada lagu untuk menciptakan pendalaman
dan kesempurnaan dalam musik.
Dengan kehebatan mixer"mixer modern-saat ini, siapa saja
dapat merilis album. 'Bukan, bukan hanya sebuah album, tetapi sebuah paket.
Semuanya. Mulai dari lagu, musik, nama besar yang dicantumkan pada sampul CD"'biasanya setelah membuat satu atau
dua lagu"hingga poster sang artis.
Mereka tidak perlu membuktikan kemampuan mereka
melalui siaran langsung di radio. Bahkan, mereka tidak perlu
bernyanyi. Mereka hanya perlu mengirimkan kumpulan lagu
yang sudah diolah sedemikian rupa di studio.
Memang ada beberapa penyanyi yang benar"benar mampu
tampil secara langsung (ada beberapa yang tidak mampu, tetapi
menolak kenyataan yang ada). Selain mereka, hampir semua
lagu-lagu yang diputar pada siaran radio berasal dari CD atau
media-media rekaman lainnya.
Beberapa perusahaan-perusahaan rekamanwyang nakal dan
ekstrem"bahkan dikabarkan telah menyarankan para artisartis baru mereka untuk tidak melakukan penampilan secara
langsung. Hal itu dilakukan sampai mereka cukup terkenal
untuk melepaskan diri dari penampilan"penampilan berstandar
rendah, atau yang lebih buruk lagi, meniru-niru.
Meskipun begitu, tidak ada seorang pun yang memberi tahu
Suzana mengenai hal itu. Ia menciptakan kariernya dengan
kekuatan penampilan-penampilan live yang ia lakukan.
' Orang-orang tidak akan dapat memahami hal itu, tetapi
memasukkan CD ke dalam player tak pernah sebagus
.13 AMIR HAFIZI mendengar atau melihat penampilannya secara langsung.
Konser"konsernya menghasilkan lebih banyak uang diban"
dingkan dengan penjualan album-albumnya.
Hal itu tidak menjadi masalah. Album-albumnya meraihmultipIe-piatinum di lima negara di Asia Tenggara. Bahkan, satu
di antaranya meledak di pasaran Jepang. Ia juga menjadi artis
Malaysia pertama yang memecahkan rekor penjualan hingga
angka jutaan kopi untuk album terbarunya yang berjudul Di
Sebaiik Muka mengalahkan grup nasyid Raihan yang angka
penjualannya melebihi 600.000 untuk album Puji-pujian;
Semua kenyataan itu akan membuat kagum siapa pun yang
ada di industri musik. Namun, ada bagian-bagian kecil lainnya
yang membuat Suzana lebih menarik bagi David Lee.
Manajer artis dan pemusik V Records ini "baru saja
mengetahui" bahwa Di Sebalik Muka adalah album kelima dan
terakhir Suzana dalam kontrak kerja sama dengan EX Music.
Kontrak yang dilakukannya dengan menyuap. Setelah itu,
Suzana tidak lagi terikat kontrak. Ia bebas. '"
Bebas untuk melakukan kerja sama dengan labelnya. Artis
Malaysia terbesar sejak P. Ramlee, Sudirman, dan Sid Nurhaliza.
Dengan segala penghargaan itu, artis mana yang dapat
menolaknya" Itulah sebabnya mengapa Lee berdiri di sana, keringat sudah
_ membasahi kepalanya yang botak. Sambil memegang folder
yang berisi surat kontrak untuk mendekati manajer Suzana, _
Lee menggigit bibirnya; "Ini merupakan kehormatan bagi stasiun radio kami untuk
menampilkan Suzana secara live." '
14

The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Susux Dia menelan ludah. "Terima kasih banyak telah membawanya dan terima kasih
sudah menerima penawaran dari kami."
"Aku tidak menerima penawaran apa pun," Ujar laki"laki
berkulit gelap yang diajaknya bicara. Rambut panjang laki-laki
itu diikat ekor kuda. Lee mengerutkan dahi. Dia belum pemah berurusan dengan
manajer Suzana sebelumnya, dan dia tidak tahu bagaimana
mengira"ngira sikapnya. '
Yah ", setidaknya, Lee yakin kalau orang ini adalah manajer
Suzana. _ Resminya, Suzana tidak memiliki manajer atau agen. Tentu
saja, ini sebuah kesalahan, begitu menurut Lee, sebuah bentuk
keanehan kecil, lebih buruknya. Kesempatan yang baikuntuk
memotong biaya pengeluaran.
Suzana memiliki seorang manajer pertunjukan dan seorang
PR tempat orang melakukan kontak. Namun, ia sendirilah yang. membuat semua keputusan. '
Secara teknis, Lee menyebut laki-laki itu-"pengawal pribadi".
Seseorang yang bergantung. pada kesuksesan'seorang artis.
Sesorang yang hidup di bawah bayang-bayang kesuksesan artis,
_ merasakan keglamorannya, dan menjadi pusat perhatian.
Namun, ada sesuatu yang berbeda dengan pengawal pribadi
,Suzana. _ Lee selalu melihatnya bersama penyanyi itu. Pada acara
konferensi pers, pertunjukan-pertunjukan"mtepatnyay kapan
pun dan di mana pun Suzana berada.
AMIR HAFlZI Yang mengherankan, tidak ada seorang pun yang tahu
namanya. . _ ". Entah mengapa, biasanya orang-orang mengabaikan
keberadaannya. Bahkan, orang EX Music yang dibayar Lee
(untuk mendapatkan detail kontak Suzana) tidak tahu siapa
persisnya laki"laki itu. Apakah dia saudara, teman, pacar atau
apa" ' Lee sudah mencoba bertanya. kepada para jurnalis, bahkan
. memberikan bayaran untuk mendapatkan aritikel tentang
Suzana selama lima tahun. Hasilnya, nihil. Tidak ada satu pun
artikel tentang lakiLlaki itu meskipun Lee melihatnya pada
banyak foto di koran. Dia ada di mana saja, tetapi tidak ada
satu pun yang mencantumkan namanya.
Dan, sekarang, laki-laki itu ada di ruang tunggu radio,
memandangnya dengan tatapan nanar. Lee. mencoba mem"
fokuskan pandangannya pada wajah laki-laki itu, tetapi dia
tidak dapat melihatnya secara langsung. ' '
Meskipun begitu, laki-laki itu adalah satu-satunya orang
yang bersama Suzana selama ini. Jadi, pasri sedikit banyaknya
dia memiliki pengaruh. Seorang artis tidak membuat keputusan
sendiri. ' "Suzana adalah seorang legenda," Ujar laki-laki berkulit
gelap itu. Lee menyadari bahwa dia tidak dapat menentukan
apakah laki-laki itu berumur separuh baya atau lebih tua.
"Ia melakukan apa yang ia inginkan." '
"Ya, ya tentu saja," Ujar Lee. Suzana hebat. Ia sungguh
luar biasa." Susun Suasana menjadi hening. Lee dapat merasakan mata lakilaki itu memandangnya dan membuatnya semakin berkeringat.
"Tadi, kau hilang dari mana. "
"Oh, em, V Records. Aku aku berpikiran akan lebih baik
jika Suzana bergabung dengan kami. Bagian pemasaran kami
' lebih bagus daripada label lain. Contohnya saja, kami memiliki
seluruh saham stasiun radio ini."- ' _
Ternyata, hal itu'rnalah menciptakan masalah. Namun, Lee '
tahu atasannya membayar jumlah yang cukup banyak untuk
orang-orang tertentu. Hal itu diketahuinya dengan melihat
kenyataan bahwa 70 persen dari.lagu"lagu yang mereka
mainkan berasal dari label mereka sendiri. Bahkan, beberapa
DJ-mempromosikan rekaman mereka-sendin' di radio.
Uang bicara, dan setiap orang akan diam
'!Jadi, aku mengajukan proposal kontrak dua minggu yang lalu,"
Ujar Lee. "Kurasa, kau dan Suzana pasti sudah membacanya."
Dan, ketika pihak mereka menghubungi untuk pertunjukan
live di 98, 58 FM kemarin, Lee menganggap itu sebagai pertanda
baik. Laki-laki berkulit gelap itu mengangkat bahu.
"Aku bukan manajernya," Ujarnya.
"Tentu, tapi kupikir, kau tahu ...."
LEE tidak tahu apa yang dipikirnya. Namun, dia berharap lakilaki itu punya berita bagus. '
"Coba kulihat kontraknya."
Bagus. Lee tahu kalau laki-laki itu adalah seseorang.
Ama HAFIZI Saat ia membaca syarat"syarat kontrak, pikir Lee, tidak'ada
kemangkinan dia akan berkata tidak. '
Lee tersenyum dalam hati"senyum pertamanya pada
malam itu. Dia mengabaikan fakta bahwa saat berjabatan
dengan laki-laki berkulit gelap itu, bulu kuduk'nya berdiri seperti
tentara"tentara yang siaga. '
Tak lama kemudian, pintu terbuka, dan Suzana melangkah
masuk. Lee sudah bertemu dengannya lebih dari belasan kali dan
melihat foto-fotonya terpampang di media cetak. Hal itu sama
sekali tidak berpengaruh. Lee masih saja terpesona.
Ia tidak dapat dinilai dengan standar kecantikan klasik.
Dengan tinggi 5, 5 kaki, Suzana bukanlah seorang supermodel.
Beberapa orang melihat bagian pinggulnya'sedikit besar, tetapi
Lee menganggap itu_ sebagai tanda kesuburan seorang
perempuan. Betapa menariknya. '
Celana jeans ketat yang dikenakannya memperlihatkan
lekak"lekuk tubuhnya. _Lee membayangkan kalau Suzana dapat
melahirkan bayi dengan mudah. _ '
Sementara itu, blus berpotongan sederhana berwarna merah
muda yang ia kenakan menonjolkan bentuk payudaranya
dengan jelas. Lee sudah banyak melihat foto-foto Suzana dan
menyangsikan keasliannya. Namun, saat melihat secara
langsung, sama seperti menonton pertunjukannya secara
langsung. Lee tidak lagi meragukan bahwa suzana'memang
benar"benar memesona.
Parasnya menyerupai gadis Malaysia yang masih duduk di
bangku sekolah lanjutan pertama. Su'zana memiliki tahi lalat
18 Susun tepat di sudut kiri bagian bawah bibirnya, membuatnya mirip
bintang film'di zaman P. Ramlee. KeistimeWaan yang menurut
orang-orang dapat melancarkan karier aktingnya. '
Lee memerhatikan tahi lalat tersebut, dan khayalannya
terbang tinggi. Apakah ada tahi _Ia'iat lagi di bagian tubuhnya
yang lain" Mata Suzana begitu jernih dan tidak berdosa, seperti anak
yang membawa orang tuanya pergi belanja dan kembali ke
rumah"rumah yang ia belikan untuk mereka.
Akan tetapi, 'Lee tahu kalau di balik'semua kesan "gadis
desa" itu terdapat seorang pebisnis yang cerdik. itu adalah
'wajah yang menjual jutaan batang sabun. Senyum yang
meluncurkan produk telekomunikasi canggih paling menguntungkan di Malaysia. Perempuan yang taksiran penghasilannya
BNI 50 juta pada tahun pertama kariernya. .
Ada yang bergolak _di balik celana panjang Lee. Dia harus
menutupnya dengan map yang dibawanya. _ .
"Halof Ujar Suzana sambil tersenyum. la melangkah
' menuju dispenser air mineral dan mulai mengisi gelas kertas.
Saat Suzan'a membungkuk, Lee memerhatikan lekukanlekukan tubuhnya dengan lekat. Hal itu membuatnya tidak
menyadari saat laki-lakiberkulit gelap itu menyodorkan kembali
berkas kontrak ke arahnya.
_ "Apakah ini tentang biografi?"
"Oh, itu. Hmm, banyak orang yang menanyakan mengenai
masa lalu Suzana. JADI, kami pikir akan bagus kalau hal itu
dijadikan dalam bentuk sebuah buku. Pasti akan menjadi best
seller." 19 AMIR HAFIZI Laki-laki berkulit gelap itu memandangnya.
?"Tentu saja, para fans akan sangat senang. Itu akan membuat
mereka lebih dekat dengan artis idolanya. Kita bisa mencari
pengarang yang mau melakukannya. Mungkin lebih bagusnya
' biografi"kompilasi"foto album. Foto-foto sewaktu Suzana
masih sekolah atau yang seperti itulah. "
"Suzana akan mengurus fans- -nya sendiri, " Ujar laki"laki
' berkulit gelap. ' "Oh ya, tentu saja. Tapi: "
"Apakah' mi masalah.
"Tidak, tidak, tidak. Ini tidak masalah. Hanya saja, kami
tidak tahu apa pun tentang Suzana sebelum' ia terjun ke dunia
selebriti. Tidak satu pun dalam lima tahun ini. Kami hanya '
merasa ..." " .. kami selalu bisa melakukan kontrak dengan label lain."
"Oh. Baiklah, tidak masalah Sama sekali. Menambah misteri '
untuk karier Suzana, bukan?" Ujar Lee sambil tertawa.
Sitara Lee terdengar agak gemetar. Tidak membutuhkan waktu
lama bagi Lee untuk menyadari bahwa ia tertawa sendirian.
"Bagaimana"'_' .
Tiba-tiba, Suzana muncul di antara Lee dan laki-laki berkulit
gelap. Jantung Lee berdetak kencang seperti sebuah lagu yang
dimainkan dengan gramofon tua yang sudah berkarat.
Laki"laki berkulit gelap itu meiemparkan pandang ke arah'
Suzana. ' "Kelihatannya bagus."
Suzana mengerutkan bibirnya, mengalihkan pandangannya
pada Lee, dan iersenyum. 20 Susux Manajer A & R itu merasakan kelegaan meliputi dirinya.
Seakan-akan, dia 'telah menahan kencingnya selama satu tahun
penuh. ' ; "Bagus! Kami punya sesuatu di luar stasiun radio ini. _Baru
saja sampai kemarin Sebuah kenang-kenangan sebagai tanda
penghargaan dari kami.' Mereka akan senang dengan hadiah sebuah mobli Mercy baru
yang mengiiut, pikir Lee sambil menyeringai.
Suzana menebarkan senyum terbaiknya dan mengaitkan
lengannya pada pinggang Lee.
"Oh'hhh, kau tidak perlu melakukan itu."
Ia begitu dekat sehingga Lee dapat mencium aromanya.
Bukan wangi parfum semata, dan membuat L'ee memikirkan
hal-hal "nakal" yang dapat dilakukanya pada Suzana, Di atas
ranjang. Di atas meja dapur. Sofa. Di lantai kamar mandi.'
Lee mulai merasa tidak nyaman dan bingung.
Meskipun berusaha sebisa mungkin menyembunyikan
_ kenyataan, tetapi semua yang adaydi industri ini tahu kalau
dia seorang gay. H "MENYANYILAH untukku," Ujar perempuan tua itu
kepadanya . Sejenak, Soraya menengadah memandangnya sebelum
melanjutkan tugasnya membagikan pil-pil yang berada pada
nampan obatnya. 2! AMIR HAFIZI Perempuan tua itu bernama Mariam. Kartunya bertuliskan
diabetes mellitus tipe 2. Ia perlu tiazoh'nedion, karena sulponilurea dan metforrnin tidak akan membuat perubahan apa
pun. _ Asuransinya, digunakan untuk membayar biaya kamar yang
dibagi dengan seorang pasien lain. Asuransi itu juga untuk _
membayar-tablet-tablet sari kayu manis, kapsul kromium, dan
beberapa sendok teh sari asam buah apel.
Dietnya dikontrol dengan ketat. Soraya atau perawat"
perawat lain hanya mengizinkannya mengonsumsi roti
gandum dan sedikit mentega tiga kali sehari. Dua kali-usaat
makan siang dan makan malam+ia diberi dada ayam tanpa
kulit atau ikan yang dikukus dengan beras merah.
Mariam juga boleh mendapatkan beberapa porsi pepaya
mengkal. Soraya telah memotongnya menjadi potonganpotongan kecil sehingga ia dengan mudah dapat mengunyahnya meskipun tanpa menggunakan gigi palsu. Kondisi Mariam
menjadikan hanya buah itu saja yang diizinkan dokter untuk
dikonsumsinya. ' Dua kali seminggu, Soraya akan mendorongnya dengan
kursi roda ke halaman tertutup rumah sakit dan melatih
kakinya. Tidak tertulis di dalam catatan medis yang menyatakan
kalau nyanyian adalah bagian dari pengobatan.
"Menyanyilah untukku, Soraya," Ujar Mariam. Matanya
seperti mata anak kecil meskipun dikelilingi kerutan dan
membentuk penebalan. 119. Susux Perawat itu memandangnya. Ia membaca berulang-ulang
label-label pada botol-botol obat. Kemudian, dengan sendok
. besi, ia mengambil tiga tablet dan memasukkannya ke dalam
sebuah tempat plastik kecil.
Ia menyodorkan satu plastik kepada Mariam dan,
menghindari kontak mata, ia berjalan ke arah jendela. Soraya
membuka jendela, membiarkan udara pagi memasuki ruangan.
Mereka berada di lantai pertama dan di luar sana, Soraya
dapat melihat perawat bernama Zaman mendorong kursi roda
Khalijah"satu-satimya pasien lain di ruangan ini"ke sebuah
bangku kecil. Mungkin dia akan membacakan sebuah buku
untuk Khalijah. ' Soraya kembali untuk mengambil tempat obat Mariam.
' Tablet-tablet itu masih berada dalam genggaman perempuan
itu. Empat tablet dan dua kapsul tidak tersentuh. .
Mariam menatapnya dengan pandangan mata sama yang
terlihat seperti ingin menangis. . _
' "Tolong, menyanyilah untukku, Soraya," Ujar Mariam,
suaranya memecah keheningan. "Kau menyanyi dengan bagus.
Aku tidak bisa menghidupkan radioku. Aku tidak ingin me" '


The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nangis lagi. Aku berjanji, aku tidak akan menangis lagi. Tidak _
akan..?" Dilanjutkan dengan tindakan yang sudah pasti akari
dilakukannya; kepalanya bergerak naik turun saat ia terisak"
isak. Soraya merasakan otot dadanya menyempit. Bahunya
bergerak turun dan memandang ke arah perempuan tua itu.
25 AM'IR. HAFIZI "Maafkan aku, Kak Mariam," Ujarnya. "Tolong jangan
menangis, nanti kau akan sakit lagi. Aku tidak bisa menyanyi
untukmu sekarang. Ingat apa yang terjadi waktu itu?"
Soraya menelan ludah. Baru satu minggu sejak kali terakhir
ia menyanyi untuk Mariam. Perempuan itu mendengarnya
bersenandung dan memintanya bernyanyi. Soraya menuruti
permintaannya, seperti yang ia lakukan dengan pasien"pasien
lainnya. Soraya tidak mau mengakui ini, tetapi ia merasa senang
saat para pasien memujinya. Terutama dengab nyanyiannya.
Soraya mengingatkan mereka pada bibi dan paman mereka di
rumah. Yang selalu membawa gula-gula dan permenkaret
setiap-kali mereka datang berkunjung. ,
Dan, saat Soraya mulai menghentak dan menari sambil
menyanyikan lagudagu Sudirman, mereka selalu memerha?
tikannya, tertawa, dan bertepuk tangan. Mereka membuat ia
merasa seolah-olah sangat pandai melakukan hal itu, lebih dari
yang pernah dialaminya di sekolah.
'Bibi dan pamannya selalu sayang kepadanya lebih dari
orangtuanya sendiri. Soraya tidak pernah mengenal kakek dan
neneknya yang meninggal pada masa-masa sebelum kemer_ dekaan. Jadi, hanya mereka berdualah yang memanjakannya. '
Pama'nnya meninggal dalam kecelakaan kapal ketika Soraya
di Form five, dan masih berumur 17 tahun. Beberapa bulan
kemudian, bibinya terserang stroke.
Setiap hari, Soraya menemaninya di samping tempat tidur.
Dan, setiap malam, Soraya akan menyanyikan lagu pengantar
tidur untuknya. 24 Susux , Tentu saja, orangtuanya tidak setuju, karena tahun itu, _
Soraya seharusnya ikut ujian masuk Sijil Pelajaran Malaysia
(SPM). Ujian yang akan menentukan apakah Soraya akan
masuk kuliah atau tidak. Bahkan, mereka bertengkar, seperti dalam adegan opera
sabUn atau Film yang mereka tonton di televisi. Kedua orangtuanya ingin ia fokus pada ujian. Mereka tidak suka ia menghabiskan waktu dengan kerabat yang tinggal menunggu ajalnya.
Namun, Soraya tidak setuju '
Di tayangan opera sabun dan film televisi, gadis yang
mengurus saudara yang sakit selalu mendapatkan pendamping
yang baik"seorang guru yang beriman atau laki-laki kaya yang
pura-pura miskin. Laki-laki yang tertarik dengan perhatian yang
diberikannya. Pada akhirnya, mereka akan menikah, kemudian
sang gadis akan mendapatkan banyak warisan dari saudaranya.
Si gadis juga akan lulus ujian, sedangkan orangtuanya melu
dengan tingkah laku mereka yang semena-mena. Namun, tidak begitu kejadiannya dengan Soraya.
Bibinya meninggal tanpa meninggalkan warisan sepeser
_pun. Ia gagal lulus ujian. Ia ikut ujian lagi tahun berikutnya,
tetapi karena sudah lama tidak belajar, maka hasilnyajauh dari
memungkinkan untuk diterima di universitas.
Orangtuanya marah sekali saat mereka mendaftarkannya
masuk sekolah perawat. ' Namun, Soraya tidak mempersalahkan hal 1tu. Pelatihan
yang dijalaninya berjalan mulus, kecuali membersihkan pispot
dan kain kotor, tetapi ia akan terbiasa.
25 Amit HAFIZI Soraya tidak bertemu dengan anak orang kaya yang berpurapura menjadi miskin. Namun, Kamal laki-laki yang cukup baik,
meskipun kadang"kadang tercium aroma rokok yang cukup
keras dari tubuhnya. - , ' Ditambah lagi, dia suka Soraya menyanyi. Hampir semua
orang suka. Biasanya, mereka akan tersenyum, atau
mengangguk, atau kadang malah bertepuk tangan saat ia selesai
bernyanyi. Bahkan, kadang"kadang, mereka mengatakan
kepadanya kalau seharusnya ia merekam album.
Reaksi Mariam tidak seperti mereka saat Soraya menyanyi.
Bukannya bertepuk tangan atau menganggukkan kepala,
- Mariam malah mulai menangis saat nyanyiannya berhenti.
Perempuan tua itu akan menangis dan terbatuk karena lendir
masuk ke aliran pernapasannya.
Kemudian, asmanya kambuh dan Soraya harus memanggil
perawat. Akan ada tindakan darurat kecil di bangsal geriatrik
yang biasanya lengang. _ Orang tua biasanya meninggal dunia malam hari tanpa
kejadian yang mengharukan. Begitulah bibi Soraya meninggal,
dan juga hampir kebanyakan pasien di rumah sakit.
Waktu perawat Zaman mengetahui mengapa Mariam 'rnulai
menangis, ia memarahi Soraya habis"habisan. Seolah"olah,
' Soraya telah menyuntik pasien dengan morfin dalam kadar
overdosis. Menurut Zaman, Soraya bertanggung jawab melakukan
tindakan ceroboh itu. Jika Mariam meninggal hari itu, n_ah,
apa yang akan terjadi kemudian"
26 SUSUK Soraya sudah diberitahu bahwa dalam kondisi apa pun'ia
tidak boleh menyanyi atau melakukan hal lain terhadap para
pasien. Ia hanya boleh melakukan apa yang dituliskan oleh
para dokter di lembar kerja. '
"Apa kau dokter?" Tanya Zaman setelah menanyai Soraya
terus-menerus sampai gadis itu merasa matanya perih karena
menangis. * ,"Bukan, Pak." _
"Memang bukan," Ujar Zaman. "Kau hanya seorang perawat magang. Jadi, berhenti membuat keputusan-keputusan sendiri."
"Baik, Pak." "Kau boleh pergi sekarang,'_' Ujar Zaman.
Saat Soraya dengan senangnya beranjak pergi, Zaman memutuskan perlu melakukan penegasan dalam hal ini. Kadangkadang, tidak mudah menjadi perawat laki-laki. '
"Satu' lagi," Ujarnya. "Apa ka'u seorang penyanyi" Kapan
albummu beredar?" ' Kemudian, dia tertawa jahat.
' Kata-kata'itu membuatSoraya semakin _marah. Lebih marah
dibandingkan diomeli selama satu jam dengan ancamanancaman kosong. _ ' Sejak hari itu, Soraya menjauhkan diri dari para pasien. Ia
hanya melakukan apa yang-menjadi tugasnya. Ia tidak menanggapi ucapan kurang aku'yang dHontarkan Lennan dan
Wahab"dua orang laki-laki tua yang senang sekali mengucapkan haluhal kotor"di D12. Soraya tidak lagi banyak bicara
dan pastinya ia tidak lagi menyanyi.27 AMIR HAFIZI Rambut Mariam hampir semuanya berwarna putih. Namun, 1
bagaimanapun juga masih terlihat kuat. Nyatanya, meskipun
ia sudah tua, masih terlihat cantik. '
Soraya mengelus punggung Mariam dengan lembut. la
bertanya dalam hati, sewaktu muda dulu, sudah berapa banyak
yang'patah hati karena perempuan ini.
Me'nurutkan kata hati, hampir tanpa sadar, Soraya mulai
bersenandung dan menyanyikan beberapa baris syair lagu..
[a terbatuk saat dua orang perawat memasuki ruangan. Ia
menunduk dan memusatkan perhatian merapikan pakaian
Mariam. Tentu saja, ia dapat merasakan matawmata menatap
ke arahnya sambil terkekeh-kekeh. ' '
"Wow, ia beruntung memiliki penyanyi pribadi untuk
menghiburnya,"'Ujar salah satu dari mereka.
"Pemeriksaan BP," Ujar yang lainnya. "Soraya, aku rasa
mereka membutuhkanmu untuk membersihkan kotoran Pak
Fuad di lorong. Aku tahu itu tidak sebagus konser musikmu,
tapi kurasa harus dikeijakan sekarang." '
Bahu Soraya terasa begitu kaku sehingga sentuhan halus
Mariam membuatnya melompat terkejut.
"Jangan hiraukan mereka," Ujar Mariam. "Suaramu bagus.'
Sayang, jika disiassiakan."
"Yah, sungguh memalukan, membuat perempuan tua
menangis," Ujar salah seorang perawat.
Kemudian, mereka tertawa. _
Saat Soraya meninggalkan ruangan, ia mengertapkan
giginya. Sambil menutup pintu, ia melihat jam tangan yang
dikenakannya. Pukul enam sore rasanya masih sangat lama.
28 Susun JB MONA sudah mencoba segalanya.
Berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Melintas bersamaan saat ia melepaskan pakaian di dekat bak mandi keramik
yang berisi kembang-kem'bang tujuh rupa.
Pada mulanya, ia sudah menggunakan pengobatan alami.
Obat-obatan herbal dan bahan-bahan yang bisa didapatkan di
_Sernua dapur orang Malaysia"rneminurn sari asam Jawa agar
suaranya semakin bagus, mengusap Wajahnya dengan potongan
jeruk nipis agar kulitnya semakin halus.
Untuk menyegarkan dan menghilangkan kantong mata,'
kunyit dan bawang dimasukkan ke dalam kaos kaki lama dan
_ ditumbuk. Kemudian, sebelum tidur, ramuan itu diletakkannya
pada kelopak mata. _ Bahkan, Mona meminum air cucian beras"cara cepat untuk
mengurangi berat badan. '
Saat semua pengobatan alami itu tidak lagi manjur, ia beralih
melakukan hal terbaik lain"menggunakan "ilmfi".
Bomoh' Effendi melangkah memasuki mangan. Umurnya
diperkirakan sekitar lima puluh tahun. Rambut putihnya
ditutupi dengan menggunakan songkok,-penutup kepala
tradisional yang dipakai oleh laki-laki Muslim. Songkok yang
dikenakannya, menyembunyikan kebotakan pada bagian atas
kepalanya. Botak yang diketahui Mona pada satu malam saat
melaksanakan ritualwriual yang mengharuskannya lebih dari
* dukun. orang'yang ahli dalam Ilmu kebalinan"Fany.
29 AMIR HAFLZ! sekadar melepaskan pakaian dan menanamkan logam ke dalam
tubuh. Kadang-kadang, sesuatu yang lain memang dibutuhkan
agar segala sesuatunya berjalan lancar. _
Selama beberapa detik, Mona melihat laki-laki itu memandangi tubuhnya yang setengah telanjang"yang sekarang hanya
dibalut dengan kain sarung tipis"Kemudian, laki-laki itu
mengalihkan perhatiannya pada altar yang terletak di dekat
jendela. Meja itu hanya sebuah meja kecil, sungguh keeil. Sebuah
meja kayu dengan kain berwana kuning yang menutupinya.
Di atasnya, terletak dupa yang penuh dengan kemenyan, tujuh
piring kecil yang berisi beras ketan berbagai warna, beberapa
buah pinang, dan campuran berbagai ramuan lainnya.
Tepat di samping meja, terdapat sebuah dipan, yang juga
mengenakan kain kuning sebagai penutupnya. Di _atas dipan,
terdapat sebuah tas kulit yang tertutup rapat.
Mona menggosok tubuhnya dan-memerhatikan saat
bomoh"dukun sihir"membakar sedikit kemenyan. Bau
kemenyan memenuhi ruangan, dan bomoh itu pun mulai
membaca mantra. Hampir satu tahun yang lalu, Mona mengonsumsi pil_pil
diet dari apotek tanpa menggunakan resep dokter. Pil-pil
dengan bahan dasar kalsium begitu terkenal dan benar"bener
aman. Begitu penjelasan dan nasihat dari apoteker saat ia
bertanya dan meminta suplemen apa saja yang harus dikonsumsi tanpa takut adanya efek samping.
Pil"pil tersebut berhasil mengurangi berat badannya dari
55 kg hingga bobot sempurna 42 kg. Semua itu hanya dalam
30 Susun waktu beberapa bulan saja. Mona pergi ke gym untuk memastikan berat badannya berkurang pada bagian tubuh yang tepat.
Semuanya berjalan mulus, tetapi ia masih saja belum mampu 'mencapai kemajuan dalam kariernya di bidang menyanyi.
Saat fisiknya semakin membaik, tawaran kerja justru berkurang
dan ia membatasi diri menyanyi di beberapa klub yang tidak
terkenal. ' ' Merasa kecewa dengan semua itu, ia 'pun memanfaatkan
tubuhnya dan tidur dengan manajer perusahaan rekaman A 8:
R. Laki-laki itu kemudian memberinya kontrak untuk satu
album, dan album ,itu terjual kurang dari lima ribu kopi.
Sang manajer menyalahkan para pembajak, tetapi Mona
menyadari bahwa ada sesuatu yang berada di luar kemam"
puannya. Di luar kemampuan siapa pun. Ia harus mengubah
hal itu. Jadi, ia pun harus mencari dan menemukan Bomoh
' Effendi. Aku seru name engko Paka bau, paku rasa - Boleh numpuk, boleh igo Bawah kelopak due mate Sang bomoh menyerahkan cangkir besi padanya. Dengan
sigap, Mona me'minum isinya.
Kemudian, laki-laki itu beranjak menuju dipan dan
membuka tas kulit yang ada di sana. Dia memberi isyarat agar
Mona naik ke atas dipan sementara ia menyiapkan sesuatu"
potongan-potongan kecil logam putih dan kuning yang
mengilat"dan juga beberapa kepingan-kepingan kristal.
31 AMIR HAFIZI Kristal-kristal itu memantulkan kilau oranye dalam warna yang
berbeda"beda. ' Heii,-seghi tanah merah Batu saing besi aku tanam
Bia Iawo, bia megah Bio seghi tua dalam , ' Mona mengulangi mantra itu. Ia berbaring di atas dipan,


The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanpa sehelai benang pun, memandang lurus ke langit-langit
kamar. ' Bomoh Effendi meletakkan tujuh butir kepingan logam mulia
pada wajahnya. Masing-masing satu di setiap kelopak mata,
satu di dahi, satu di hidung, masing-masing satu di pipi, dan
satu di dekat bagian bawah bibirnya. '
Laki"laki itu meletakkan dua jenis logam yang agak berbeda
pada masing-masing payudara Mona. Kemudian, dia meletakan
satu di perut dan dua buah di selangkangan.
Sang bomoh kemudian meraih sebuah sendok besi kecil di
altar yang terletak di samping dipan. Sendok' itu sudah penuh
dengan goresan. Laki-laki itu memasukkannya ke dalam sebuah
tempat yang penuh dengan cairan. Kemudian, dengan hati"
hati, dia menuangkan isinya pada serpihan logam divdahi Mona.
Terdengar bunyi mendesis ketika cairan itu menyentuh
logam, dan Mona mefintih.
Di suatu tempat, melalui celah di dinding, sepasang mata
. memerhatikan saat logam itu menghilang ke dalam kulit Mona.
32 Susux % SORAYA meninggalkan kamar Mariam dengan sedikit senyum
"menghiasi wajahnya. Senyumnya segera Maug, saat ia menatap
ke luar jendela dan menyadari kalau langit mulai terlihat gelap.
Kilatan cahaya terang membuanlya terlempar. Tak berapa
lama, petir terdengar, suaranya yang bergemuruh membuat
bulu kuduknya merinding. A
Soraya memandang ke luar jendela dan menggigit bibirnya.
Beberapa sepeda motor yang parkir di dekat gedung, basah
tersiram hujan. ' ' "Sotaya?" ' ' Ia mencari sumber suara yang mamanggilnya dan I_neh'hat
Sasha"wsalah satu perawat dan merupakan safu-satunya teman '
sejati bagi Soraya di rumah sakit itu.
"Seseorang baru saja menelepon," Ujarnya dengan kening
berkerut n'dak jelas: ' . _
"Perempuan itu mencarirnu. Ini,pesannya..L"
W . HUJAN sudah berhenti, tetapi masih banyak genangan"
genangan air di pinggir jalan. '
Ban-ban mobil "taksi yang dinaikinya tercebur dalam
genangan air dan berhenti; Soraya melangkah keluar dan
membayarongkos. Dengan menggunakan cahaya lampu dari
33 AMI'R HAFIZI dalam mobil, diambilnya uang kembalian. Kedua tangan
Soraya gemetar. ' Ia menutup pintu taksi yang segera berlalu. Tanda di bagian
atas mobil itu kemudian menyala"memberi tanda bahwa mobil
itu kosong dan siap menerima penumpang.
Dengan cepat, Soraya berjalan menuju kompleks apartemen
yang tampak samar-samar di depannya. Ia melewati tanda
bertuliskan Flat Rakyat yang diterangi lampu.
Lift di gedung itu terasa sangat lama untuk sampai ke lantai
dasar. Saat lift sampai, Soraya segera masuk ke dalamnya dan
menekan tombol lantai sepuluh. Pintu lift pun tertutup.
W "Di MANA Mama?" '
Soraya berjalan ke arah seorang anak laki-laki kecil yang
meringkuk di atas sofa. Kemudian, diangkat dan digendongnya.
Soraya menghapus air mata anak itu dan'kembali bertanya.
"Di mana Mama?" .
Anak yang umurnya tidak lebih dari empat tahun'itu, tidak
menjawab. Dia hanya menenggelamkan wajahnya di dada
Soraya. Barangkali, dia merasa sangat putus asa mendapatkan
ketenangan dari orang yang ia kenal.
Soraya memindahkan gendongannya ke sisi yang lain"
sedikit menggerutu karena anak iaki-laki berumur empat tahun
tidak mungkin digendong dengan sebelah tangan. Ia meletak"
- kan tas tangannya di atas sofa. '
34 Susux Soraya hampir saja melompat terkejut ketika melihat anak
perempuan kecil berdiri di dekat pintu geser yang mengarah
keluar. Setengah bagian tubuhnya tertutup oleh-gorden, tetapi
Soraya masih dapat melihat sebagian dari wajahnya.
"Oh, Sayang." Soraya menurunkan anak laki"laki itu kembali ke atas sofa
dan siagera meraih anak perempuan itu.
Begitu Soraya mendekat, anak perempuan itu segera
menghambur, menghempaskan tubuhnya kedalam pelukan
Soraya. Tubuhnya sangat kaku, membuat Soraya sejenak
merasa takut kalau-kalau ada yang tidak beres.
Mereka berpelukan selama beberapa saat; sebelum akhirnya
Soraya merasa gadis kecil itu tidak lagi memeluknya erat.
Soraya merasa ada sesuatu yang hangat mengalir di bahunya.
_ - "Jangan menangis, S'alina. Jangan menangis. Bibi di sini
sekarang. Semuanya baik"baik saja."
W SORAYA menemukan Sofia, kakak perempuannya, di kamar
tidur. ' ' _ Perempuan-itu meringkuk di dekat tempat tidur. Rambutnya
' yang panjang menjulur menutupi wajahnya dan menempel
basah oleh air mata. ' _ Tangan kirinya memegang tangan yang sebelah kanan.
Tangan itu terlihat sedikit'bengkek; - ' '
' Soraya sudah menjalani pelatihan selama enam bulan dan
dua tahun praktik"semua berteriak kepadanya hanya'supaya
35 , AMIR HaFlzt 'ia bergegas dan segera melakukan pertolongan pertama. Ia
pun melangkah perlahan ke arah Sofia. Malam ini, ia dibumbkan lebih dari sekadar seorang perawat atau bahkan seorang
dokter. Dan, Soraya paham akan hal itu. Kejadian ini-bu'kan
kali pertamanya. ' , , Dengan hati"hati sekali, ia duduk di pinggir tempat tidur '
dan membantu SOHa bangun. Sofia masih tidak mau menatap
mata Soraya. ' ' "Di mana laki-laki itu?"
Sulit bagi Soraya menahan suaranya agar terdengar'tidak
gemetar. ' ' ' Sesekali, Sofia terisak, mengacuhkan pertanyaan Soraya dan
menundukkan kepalanya. _ "Kurasa, lenganmu mungkin patah."
.Sofia menengadahkan kepalanya dan memandang Soraya.
Soraya mengembuskan napas berat. Entah mengapa ia
' melakukannya. Mungkin karena tatapan Sofia atau mungkin
karena melihat memar di bagian wajah Sofia.
Soraya bangkit dari tempat tidur dan melangkah ke pintu
kamar. . "Selina, toleng ambilkan air putih segelas," Katanya pada
gadis kecil tadi, lalu ia kembali ke tempat Sofia.
"Apa yang telah terjadi?" .
Sofia kembali menatap p.angkuannya saat ia bicara, hati
Soraya terenyuh. "Iman. .-. dia sakit kubawa dia ke klinik. Waktu aku pulang
' ke rumah, aku tidak bisa menyiapkan makan malam tepat
36 Susux waktu. Dia sudah pulang dia sudah pulang dan aku belum _
selesai masak pada waktunya,"_isa1cnya.
Soraya memandangkakaknya dalam diam. Mendengar Sofia
bicara, ia merasakan gelombang putus asa menerpa hatinya.
Bukan karena betapa lemah ia kedengarannya, atau betapa
parau suaranya. Akan tetapi, karena nada bersalah yang Soraya
rasakan saat Sofia mengucapkannya. . _
' "Sebelumnya, aku sudah menelepon ambulan," Ujar
Soraya. Itu terjadi setelah Salina menceritakan kepadanya apa yang .
telah terjadi. Sasha sedang bertugas malam itu, 'dan Seraya
memintanya melakukan apa yang diperlukannya.
"Mereka akan datang sebentar lagi." _ .
Soraya berharap dapat membantu Sofia lebih banyak.'
Mengucapkan sesuatu yang dapat menghapus lukanya.
Memberinya kekuatan lagi. Sesuatu. Apa pun itu.
Namun, bagaimanapun' Juga, Soraya hanya berdiri saja di
sana dalam diam. ia hanya dapat memandang dan mendengarkan isak tangis Sofia hingga akhirnya mendengar sirine
ambula'ii yang dikenalnya datang.
" TELEVISI menyala, hanya itu satu-satunya sumber cahaya di
dalam ruangan yang gelap itu.
Suzana berbaring dengan malasnya di sofa. Ia menyentak"
nyentak uraian rambutnya yang hampir kering dengan satu
tangan. ' 37 AMIR-HAFIZI _ Tangan yang satunya lagi memegang remote control. Setiap
beberapa detik sekali, ia akan menekan tombol berulang"ulang,
menganti-ganti siaran dari saluran satelit. Suatu saat, lidahnya menjulur keluar dan menyeka tahi lalat yang terdapat di bagian
kiri bibir bawahnya. Hal itu sudahmenjadi kebiasaannya.
Lalu, ia- melihat siaran itu dan jari-jarlnya berhenti menekan
tombol remote control. Bahkan, jemarinya menekan tombol
volume. _ "...kemarin, tiga orang tewas dalam kecelakaan aneh di
. Kampung Kuala Bahru."
Suzana bangkit dan duduk di sofa, bagian atas tubuhnya
condong ke arah televisi. Dengan keras, ia-mencengkeram
remote di tangannya. Tidak lagi memain-mainkan rambutnya.
' "Seorang perempuan berumur tiga puluh tahun dan dua
orang anaknya tewas karena sambaran petir. Petir yangsepertinya hanya menyambar satu rumah saja di kampung itu." '
Suzana meraih gagang telepon.
"Siapkan mobil untukku besok. Aku mau pergi."
Saat ia meletakkan gagang telepon, laki-laki berkulit gelap
berdiri di belakangnya. ' "
"Berita ini baru beberapa jam yang lalu," Ujar Suzana. "Kau
tahu tentang ini, bukan?" '
Laki?1aki berkulit gelap itu memandang tepat kedua
matanya. Suzana tidak menjauh, tetapi bulu kuduknya mulai
merinding. "Kau tidak boleh pergi ke kampung," Ujarnya. "Halwhal
seperti itu terjadi untuk satu alasan. Jangan biarkan kejadian
ini membongkar rahasiamu." '
38 Susun "Untuk satu alasan" Apa yang kaukatakan" Apakah kejadian
ini ada kaitannya dengan susuk"ku" Semua keluargaku teWas.
Aku tidak punya siapa-siapa lagi sekarang! Tidak seorang pun!"
"Suzana! Kau tidak butuh siapa pun lagi. Kau memiliki dunia
dalam genggamanmu. Kau adalah penyanyi paling terkenal
sepanjang masa. semua orang memujamu."
Suzana melemparkan tatapan kosong kepada laki-laki berkulit '
gelap itu. Saat itu, rambutnya sudah cukup kering, tetapi ia
merasakan uap panas mulai menjalar dari akar rambutnya.
"Aku harus pergi. Menyingkirlah."
Suzana bangkit dari sofa dan melangkah rneninggalkan
mangan. ' "Kau tahu tentang pantangannya."
Ucapan itu membuat langkahnya terhenti.
"Kau tidak boleh menyeberangi aliran sungai di siang hari.
Jika kau lakukan itu, maka tidak akan ada jalan-kernbali."
Tubuh S'uzana kaku selama berberapa saa't. Ia merasa
bingung serta takut. Namun, kemudian, ia bergegas masuk ke
kamar sambil membanting pintu.
Sementara di ruang tengah, lakilaki berkulit gelap meman_ . dang ke arah televisi dan menonton siaran berita selanjutnya.
Selang beberapa saat, senyum tipis terlihat di wajahnya.
&" AROMA jeruklah yang membangunkan Soraya. _
' Ia tertidur sebentar di kursi yang terletak di samping tempat
tidur Sona di rumah sakit,_sambi1 membaca sebuah majalah.
39 'AMIR HAFIZI Memimpikan Celine Dion bermesraan dengan Frank Sinatra.
Saat itu, mereka berdua mengenakan kostum berang-berang.
Kemudian, saat mereka bermesraan di balik seprei dari
bahan satin, aroma jeruk menyeruak. '
"Kau mencium aromanya?" Tanya Celine.
"Aroma apa?" Tanya Frank. Dan, Soraya berpaling ke arah sumber aroma jeruk itu
berasal dan melihat seorang laki-laki membawa kantong plastik.
"Parish!" ' Soraya melompat berdiri dari duduknya. Ia menatap ke arah
laki-laki yang membawa kantong plastik yang penuh dengan
buah"buahan. ' Satu hal yang ditakutkan Soraya akan laki"laki itu adalah
sikapnya yang terlihat sangat tenang. Bahkan, setelah beberapa
tahun ini, setelah semua hal yang telah dilakukannya, Farish
terlihat seperti seorang laki-laki baik yang datang membesuk
kekasihnya yang sedang sakit.
Rambut laki-laki itu dipotong pendek"hampir menyerupai
potongan tentara"seperti yang selalu diingat oleh Soraya."
Mengenakan kemeja berkerah dan celana yang bersih, langsung
dari laundry. Dalam dua belas tahun' selama dia menikahi.
kakaknya, Sofia, Farish tidak pernah terlihat berbeda. Dia
bahkan tidak terlihat bertambah tua.
Saat bicara dengan Sofia, pandangannya terlihat sedikit
sedih, dibingkai dengan wajahnya yang berbentuk bulat.
Namun, Soraya tidak dapat merasakan penyesalan yang
mendalam, yang tidak memengaruhi kenekatannya untuk
menyerang laki"laki itu.
40 Susux "Beraninya'kau datang ke sini!"
Tak lama kemudian, Farish menahan dua pukulan tinju yang
melebar, tidak tepat sasaran.Lak1'"iaki itu tetap tenang saat
menahan kedua tangan Soraya.
Dia menekan tangan S'oraya. Keras. Membuat Soraya


The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terengah"engah. "Siapa yang mengizinkan kau masuk?"
Soraya memalingkan pandangannya dari tatapan Farish,
bibirnya bergetar karena takut. Pertanyaan yang seharusnya
tidak perlu ia lontarkan. Soraya tidak begitu bodoh seperti tidak
mengetahui peraturan rumah sakit mengenai jam besuk.
Sekarang belum pukul 11 malam, jadi masih terbuka lebar
kesempatan bagi Farish untuk masuk.
Terutama, sejak Sofia menolak untuk mengadukan segala
kejadian yang telah terjadi kepada pihak kepolisian. Sama
seperti kejadian yang lalu.
Soraya memandang ke arah Sofia, mencari dukungan.'
Namun, Sofia malah menatapnya dingin dan berusaha
menyembunyikan wajah di balik selimut linen yang menutupi
tubuhnya. "Apa maksudmu" Aku suaminya. Di antara orang lain, akulah
yang paling berhak berada di sini. Menemani istriku yang
sedang sakit." ' Soraya meronta-ronta dan .Farish melepaskan kedua cengkeramannya" Soraya masih berusaha meluncurkan pukulanpukulan lemah di dadanya sebelum akhirnya mundur. ' '
Ia menatap tombol untuk'memanggil perawat yang terletak
di samping tempat 'tidur Sofia. Hanya dengan menekan tombol
.41 ' AMIR HAFIZI merah sekali saja, Soraya dapat memanggil seorang perawat
dan mengusir Parish keluar. Ia kembali melemparkan pan- dengan ke arah Sofia, tetapi malah kedua mata Farish-yang
menatapnya. ' ' Ada seulas senyum di bibir Farish.
' "Ayo, ke sini, Sayang."
Soraya merasakan jantungnya terhempas.
Itu Iman, anak laki"laki Sona yang berumur empat tahun,
yangditemukan' Soraya sedang menangis di sofa sore tadi.
Ia berharap iman tidak melihat perseteruannya dengan
Parish. Namun, parasnya yang terkejut dan dengan curiga
memandang ke arahnya hampir membuat j_antung Soraya
berhenti berdetak. Meskipun, terkesan lucu, Soraya sangat menyadari betapa
mirip anak laki-laki itu dengan ibunya. Apalagi, dengan raut
muka tersebut. Parish mengambil anak itu dan menggendongnya. Ia
menggerutu, dan Iman memeluk lengan ayahnya dengan erat.
Masih belum ada harapan untuk anak itu, pikir Soraya.
"Sekarang semua keluarganya berada di sini," Ujar Farish.
"Kau boleh pergi. Terima kasih sudah membawanya ke sini."
":Aku tidak akan meninggalkan kau dengannya sendirian."
Parish baru'saja hendak menjawab ucapan Soraya saat pintu
kamar terbuka, dan Sasha melangkah masuk.
Perawat itu merasakan kulit tubuhnya gatal karena pengaruh
udara. Namun, ia berusaha bersikap biasa
"Erntnrn. Jam besuk 'sudah habis. Maaf, j_ika saya meminta
kalian semua untuk pergi."
42 Susux "Aku akan tetap di 'sini menjaganya," Ujar Farish."Tidak! Aku yang menjaganya!"
S'nraya melemparkan pandangan tajam pada Sasha. Sasha
membalas_tatapannya'dengan meminta agar dirinya tetap
tenang. ' _ "Maaf, hanya satu orang keluarga terdekat saja yang
diperbolehkan menemani."
?"Kalau begitu, aku akan menemaninya."
"Sofia?" Semua mata memandang ke Sofia. _
Setia menatap Soraya. _ "Maukah kau menginap di rumahku malam ini dan menjaga
anak-anak?" "Soba?" "Aku akan baik" baik saja. Aku akan baik- baik saja.
Tolonglah" ' Farish tersenyum dan menyerahkan Iman pada Soraya.
Seraya memandangnya tajam, tetapi hanya itu yang dapat ia _
. lakukan. Parish menang lagi.
*Bika butuh sesuatu, silakan tekan tombol panggilan," Ujar
- Sasha saat ia pergi meninggalkan kamar dengan Soraya dan
Iman. _"Oh, baiklah, " I_Jjar Farish. "Akan kami lakukan."
MERCEDES hitam itu adalah hadiah dari David Lee _Sebagai
hadiah "selamat bergabung".
43 Ame HAFIZ! Dengan mudah, Suzana mengemudikan mobil itu keluar
dari jalan tol dan memasuki jalan-jalan kasar menuju Kuala '
Bahru. ' ' ' ' Suspensi mobil buatan Jerman ini sungguh bagus. Hal itu
membuat Suzana tidak merasakan permukaan kasar dan '
permukaan berlubang di jalan-jalan Kuala Bahru yang kurang
terawat. Ia lebih berkonsentrasi memasukkan CD ke dalam player
yang diberikan David bersama dengan mobil ini.
' Saat lagu pertama mengumandang, ia mengagumi sampul
album yang menampakkan dirinya merunduk menyentuh
ratusan tangan penggemarnya di sebuah ballroom mewah. Pada
foto sampul itu juga tertulis "Suzana"Live di Hilton'f.
Kerja David sungguh cepat, pikir Suzana. Ia menggigit-gigit
tahi lalat di bagian bawah bibirnya.
Sebuah album live adalah cara paling cepat untuk meng; - '
umumkan akuisisi terbaru V Records dan dengan cepat
mendatangkan keuntungan. _
Suzana asyik memerhatikan sampul album itu sehingga
tidak menyadari bahwa Mercedes yang ia kendarai mendekati
sebuah jembatan. _ Saat ia sadar, semua sudah terlambat.
w TAHIR melihat Mercedes hitam mengilat itu dari kejauhan.
Mulanya ia menyangka itu adalah mobil Pang, pemilik toko
bahan makanan. Pang mungkin sedang memamerkan kekayaan
44 Susun yang selama ini ia dapatkan dari hasilmenjual rokok dan gula
pada penduduk Kuala Bahru. ' '
Dia tahu itu. Tahir selalu mengira kalau Pang itu kaya. Pang
datang ke Kuala Bahru tahun 70"an dan membuka toko grosir
_ pertamanya. ' ._ Selama lebih dua puluh tahun, Pang menikmati monopoli
dagangnya. Baru-baru ini saja ada orang lain seperti Pak Mat
Lembing yang memutuskan menggunakan uang pensiunnya
untuk membuka toko. Pak Mat Lambing menjadi lawan bisnis
Pang yang sudah terkenal.
' Meskipun begitu, Tahir mengira "kerugian" itu sudah cukup.
Orang paling kaya di Kuala Bahru bukanlah orang asli
kampungnya. Orang itu orang asing yang memiliki cukup
kepintaran dan keberuntungan untuk menyedot pendapatan
mereka setiap bulan. _ . . .
Saat Tahir Semakin dekat ke arah mobil hitam itu, sejenak,
kecemburuan sosial yang ia rasakan hilang. Melalui kacajendela
Mercedes yang berwarna itu, dia melihat pengemudinya beratnbut panjang. " ' _ Pang berambut pendek dan istrinya botak setelah menjalani
perawatan di sebuah rumah sakit di kota. Entah mengapa, 'I'ahir
menganggap itu adalah ganti rugi dari Tuhan atas semua hal
yang dilakukannya untuk mendapatkan kekayaan.
Saat ini, Tahir lebih ingin mengetahui dan melihat siapa
pengemudi Mercedes itu. Dia berspekulasi siapa penduduk kota
kecil ini yang memiliki saudara kaya yang mampu membeli
mobil buatan Eropa. 45 AMIR Hanz: Jarak Tahir dengan mobil itu sudah sangat dekat, saat
sesuatu terjadi. Mobil itu melenceng setelah menyeberangi jembatan dan
' keluar dari jalan. Mobil itu masuk ke dalam selokan dan
mesinnya langsung mati. Tahir tidak percaya dengan keberuntungannya. Sekarang,
dia dapat melihat Mercedes itu, dan akhirnya punya alasan
untuk mengetahj siapa tamu kaya itu. Sesudahnya, ia dapat
pergi ke kedai _kopi Pak _Mat Lembing dan menceritakan pada
" siapa saja tentang penduduk kampung mereka yang punya
saudara sangat. kayau"mungkin seorang politikus.
Tahir menghentikan sepeda motornya di pinggirjalan dan
berlari ke mobil itu. .Dia mengintip melalui jendelapenumpang, tetapi tidak
melihat apa-apa. Hanya bayang-bayang hitam yang bergerak.
Kaca berwarna sialan, pikirnya. Entah mengapa, bayanganbayangan itu membuatnya merasa tidak enak. Namun, rasa
ingin tahunya memudar meskipun banyak pildran-pikiran-lain
menari-nari di benaknya. '
Lalu,-Tahir beranjak ke tempat kemudi. Sambil menutupi .
silau dengan tangannya, dia melihatkeadaan di dalam.
Apa yangterjadi di dalam sana membuat Tahir terjatuh ke
dalam selokan dan menjadikannya legenda Kuala Bahru.
4-6 Susux ADA sesuatu yang menghantam jendela mobil dari dalam.
Tepat saat Tahir menempelkan tangan di kaca jendela dan men"
dekatkan. wajahnya disana. " '
Selanjutnya, dia berkubang lumpur di dalam selokan.
Tahir melihat benda yang menghantam jendela mobil yang
berwarna itu. Hanya beberapa detik saja, tetabi itu saja sudah
Icukup. Sesuatu itu adalah gigi, atau sesuatu yang terlihat seperti
gigi. Dan, kulit"bem'arn'a pucat dan berkerut, seperti kulit
neneknya. ' ' _ _ Lalu, dia melihat masa. Sepanjang hidupnya, Tahir tidak
akan lupa pada mata yang dilihatnya itu. Besar dan-mem_
belalak, dengan urat-urat halus berwama merah. Kedua mata
itu meloncat keluar dari lubangnya dengan tatapan lapar.
Anehnya, entah mengapa, dia merasa kenal dengan wajahyang dilihatnya itu. Mungkin seseorang yang ia lihat di tayangan
televisi. _ ' - Tahir tidak punya waktu untuk berpikir, tetapi sudah memu"
tuskan siapa korban keselakaan itu sebenamya. Dia berlari
secepat mungkin ke tempatnya semula.
Melupakan sepeda motdrnya, Tahir terus berlari dan
menceritakan kejadian itu pada penduduk Kuala Bahru. Dia
membuat kesalahan dengan mengatakan kalau ia melihat hantu
dalam sebuah Mercedes hitam. Akhirnya dia menjadi bahan
' tertawaan. Para penduduk akan menertawakannya selama bertahuntahun dan memanggilnya dengan istilah Tahir Pengecut atau
Tahir Bodoh. 47 Ama _HAFIZI Sering kali, Tahir tidak mengacuhkannya. Entah mengapa,
dia selalu merasa kalau lari menjauh dari mobil Mercedes itu
adalah hal tercerdik yang pernah dia lakukan.
W KETIKA Suzana sadar, ia tidak ingat berapa lama tidak sadarkan
diri. Ia memeriksa wajahnya di kaca'dan melihat bekas merah di
pipinya karena beradu dengan stif. Terdapatjuga seikat rambut
"berwarna abu4abu di kepalanya"yang sebelumnya tidak ada.
Selebihnya, ia merasa baik-baik saja. Bahkan, ia merasa luar .
" biasa. Entah bagaimana, perasaan senang ini mengingatkannya
pada perasaan-puas' dan senang setelah melakukan hubungan
seks yang luar biasa. w "MENYEBERANGI sungai akan memulai proses pembalikan,"
Ujar laki-laki berkulit gelap. "Proses penuaan."
_ ' Laki-laki berkulit gelap memerhatikan Suzana yang tidak
mengalihkan pandangannya dati pinggirjalan. Dia melihat ada
bengkak dan - juga sedikit bayangan keriput di pojok kedua
mata Suzana, yang kemarin belum terlihat.
Dahinya juga tidak lagi mulus. Dari mata Suzana; terlihat
dengan . jelas kalau ia begitu lesu. Namun, ia merasa kalau
Suzana masih dapat melihat jalanan dengan jelas. Meskipun
dalam keadaan hujan. 48 Susuk Tidak akan menunggu waktu yang lama lagi sebelum
penglihatannya rusak. ' '
Laki laki itu tidak menunjukkan kegelisahan. Dia hanya
memandang Suzana dengan kedua matanya yang seolah
mampu meiuberkan baja. Menunggu jawaban.
Itulah yang selalu dilakukannya, memerhatikan Suzana.
Tidak lama, beberapa saat setelahfmengunjungi makam,
Suzana menemukan rumah itu._ Tidak ada yang tersisa. Hampir
seluruh bangunan terbakar dan menjadi tungul"tunggul hitam
di tanah. _' Ia juga mendapati sebuah pohon. Meskipun jaraknya hanya
beberapa meter saja dari rumah, pohon itu tidak seluruhnya
hangus. Hanyasebagian kecil dari pnhon itu saja yang terbakar.
Ukiran itu masih ada di sana. Denganjemarinya, ia menyenw
tuh ukiran bertuliskan 95 dan tanda tambah di antara keduanya.
Kilat menyambar, dan tak lama disusul dengan suara
gemuruh. Seolah sebagai sebuah pertanda, hujan kemudian
turun. Suzana masih berdiri di sana, rintik hujan membasahi
tubuhnya. la menengadah dan melihat sebuah'payung mena!
ungi dirinya. Laki-laki berkulit gelap memegangpayung itu.
Suzana sama sekali tidak terkejut saat menyadari laki-laki
itu ada di sana. " "Berapa lama waktu yang aku miliki?"
"Saat kita kembali, kau akan lebih tua' dua belas tahun."
Napas Suzana yang tadinya teratur, berhenti sejenak.
"Setiap jam, kau bertambah tua enam tahun."
Suasana menjadi hening selama kurang lebih lima __belas &
menit. Atau mungkin, satu setengah tahun.
49 AM|R_HM=121

The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku tidak lagi peduli. Mereka semua meninggal," Ujar
Suzana. "Aku sama sekali tidak peduli."
"Ada cara lain." .
"Nm tidak ingincara lain! Aku tidak ingin susuk lain atau
apa pun namanya itu."
Laki-laki berkulit gelap melihat buku"buku jari Suzana
memutih pada pegangan kemudi. _
"Kau punya sebuah pilihan," Ujarnya. ?"Satu-satunya cara
agar kau tetap dapat menjadi abadi. Kau bisa menjadi lebih
dari dirimu yang sekarang."
"Aku tidak ingin menjadi orang yang kulihat sekarang ini."
"Aku sudah katakan kepadamu sebelumnya"kau harus
membuat keputusan itu dan dengan pilihan tersebut, kau sadar
akan akibatnya. Apa yang kau pilih?"
Hening. "Jadi, apa yang harus aku lakukan?" '
w . . "APAKAH kau sudah mengatakan alasannya. kepadanya?"
"Dia tidak perlu tahu."
Soraya memandang ke arah Sofia, pertanyaan yang tak
terjawab itu menganggu pikiran kakaknya.
Membetuikan posisi tangan kanannya, yang ditahan dengan
kain gendongan, Sofia menggeser hampir seluruh tubuh bagian
atasnya. Kemudian, ia memandang ke luar jendela taksi. Hari
hujan. Ia mengikuti lampu belakang mobil Mercedes hitam yang
mendahului mereka. 50 Susux Iman duduk di antara Soraya dan Sofia. Anak laki"laki itu
1 memegang mobil-mnbilan dan membayangkan itu adalah
sebuah DC-IO. Dia membuat suara yang menurutnya adalah
bunyi DC-IO. Tentu saja, jika pesawat itu punya laser dan
proyektil AIM"9 yang akan mengeluarkan bunyi seperti itu.
Adiknya, Salina ada di pangkuan Soraya. Ia juga melihat
keluar jendela, seperti yang dilakukan ibunya. Sebentarsebentar, Soraya mengelus rambutnya. Ia memandang anak'
itu dan memandang sekilas ke arah ibunya. '
' "Kau tidak berpikir Mama akan mencari tahu?"
_ "Apa maksudmu Soraya" Kenapa kau mempersulit keadaan"
Kukatakan kepadanya kalau aku melukai tanganku sendiri dan
' aku ingin tinggal dengannya sampai aku sembuh. "
"Kau masih membela Farish" Setelah apa yang sudah 1a
lakukan kepadamu?" - "Soraya!" * DC-IO itu berhenti menembakkan torpedo-t-orpedo
potonnya. Salina tidak lagi memandang keluar jendela. la
memandangi ibudan bibinya, keningnya berkerut menandakan
_ sebentar lagi akan menangis.
SOHa melunakkan suaranya.
"Aku tidak melindunginya, aku melindungi anak"anakku.
Aku melindungi keluarga ini." ' '
"Tapi, dia?" "Aku tidak seperti dirimu! Aku menikahi Aku punya anak!
Kau tahu apa artinya itu" Aku tidak bisa membuang mereka
begitu saja dan pergi berlalu."
Sl AMIR HAFIZI Semuanya kembali memandang keluar jendela. Mobilmobilan itu berubah menjadi tank M 5.
"Aku tidak percaya dia mengizinkanmu pulang ke rumah
Mama." "Apa gunanya aku dengan tangan yang lemah ini baginya"
"Bajingan!" _ '
Soraya yakin suaranya cukup'kecil sehingga teredam oleh
"suara mesin dan hujan. Namun, semua yang ada di taksi
merasakan kebenciannya. "Dia suamiku, Soraya. Ayah dari anak"anakku. Kadangkadang, dia memang pemarah, tapi selebihnya baik"baik saja."
. "Aku tidak akan pernah membiarkan laki"laki melakukan
hal itu kepadaku." - '
"Kau tidak punya laki-laki dalam hidupmu. Kau tidak tahu
bagaimana rasanya. Kamal hanya?"
"Hanya apa?" ' '
Iman berhenti bermain; Dia menatap bibinya dan kemudian
memandang ibunya. Sofia memandang keluar melalui jendela dari sisi tempat
duduknya. ' "Saat menikah nanti; kau akan mengerti. Nanti, saat'kau
sudah memiliki anak. Mereka membutuhkan seorang ayah. Kau
memburuhkan seorang suami Dia adalah pemberi nafkah. Yang
menjadi kepala keluarga."
"Aku akan mengurus diriku sendiri."
"Dengan apa, pekerjaanmu menjadi perawat itu" Selama
ini,_kau mengeluh soal pekerjaanmu dan juga perawat bernama
Zierrian itu?"' 52 Susut: "Zaman." "Terserah. Kau sudah mengeluh sejak pertama bekerja: Apa
.yang akan terjadi ketika kau punya anak" Siapa yang akan
bekerja ketika kau di rumah merawat anakmu" Bisakah kau
menggaji pembantu?" ' '
4 "Apa yang membuat kau berpikir aku ingin punya anak"
Aku tak percaya kau menyerangku saat Farish-lah yang
memukulmu! 'Baik! Kembalilah kepada suami bodohrnu itu!
Mulai dari sekarang, aku tidak akan memberimu nasihat untuk
hidupmu lagi!" ' "Ingat satu hal ini, saat kau punya keluarga sendiri. Kau
harus mengorbankan banyak hal agar pernikahanmu berjalan
mulus." . _ ' "Baiklah. Silakan saja. Silakan berkorban. Kau sama saja
seperti Mama." "
Pengemudi taksi melihat ke arah Soraya dari kaca spion.
Soraya membelalakkan matanya dan kembali mengalihkan '
pandangan ke arah jalan. - _ Soraya memandang keluar jendela. Taksi berhenti di lampu
merah. Di depan sana, sebuah kereta api listrik lewat. Soraya
memandang pilar"pilar raksasa yang menopangjalur kereta api. '
Pilar"pilar itu ditutupi dengan poster Rezana yang tingginya
10 kaki, memprdmosikan album terbarunya. Namun, Soraya
tidak cukup cepat untuk dapat membaca apa yang tertulis di
sana sebelum taksi itu bergerak lagi.
Matanya terus memandang poster itu hingga tak lagi terlihat.
"Suatu hari nanti," ujarnya sambil menghela napas. "Suatu
hari nanti ...." ' 53 AMIR HAFIZI Soraya tidak sadar, buku-buku jarinya memutih saat ia
mencengkeram tas tangannya. Meninggalkan jejak berbentuk
setengah bulan. 11 GADIS remaja langsing dengan pipi sedikit tembarn dan
bermake up tebal, yang memakai gaun gemerlapan itu,
' menangis dan menangis. Para peserta lainnya, yang juga
mengenakan pakaian dengan'hiasan gemerlapan, memeluk
gadis itu. Bahkan,_beberapa di antara mereka ada pula yang
ikut menangis. Seorang laki-Iaki yang mengenakan setelan jas melangkah
ke depan para peserta dan mulai bicara dengan gaya lemah '
gemulai._ Di luar sana, sebuah suara dengan nada memerintah
menyela, "Apakah ada yang melihat perawat Noraini?"
"i"Iussh! Tenang! Lihat itu, cucuku di televisi! Ia menyanyi!"
Seorang laki-laki tua, yang duduk di kursi roda, tegang
menantikan apa yang akan diucapkan oleh laki-laki yang
mengenakan setelan itu. Dia mengeraskan suara televisi agar
dapat mendengar laki-lald bersetelan mengumumkan remaja
berpipi tembam itu sebagai juara. '
Di samping kursi-roda laki-laki tua itu, berdiri seorang remaja
perempuan. Gadis itu tidak kelihatan terlalu tembam dibandingkan dengan penampilannya di televisi. Tampilan televisi
dengan layar datar tiga dimensi membuat seseorang terlihat
30 pon lebih gemuk. 54 Susux "Gadis itu sedikit .mengemyitkan hidung melihatgambar
dirinya yang sedang menghela napas panjang-bahagia. Ia juga
tampak bangga saat menerima mahkota dan selempang
penghargaan yang bertuliskan ASEAN IDOL.
"Tidak apa-apa, Pak tua, ini hanya video rekaman. Kubawa
ke sini supaya kau bisa menontonnya berulang-ulang."
Gadis itu mematikan video dan kemudian layar televisi
berubah berwarna biru. Setelah mengeluarkan kaset video, ia
. membalikkan badan dah melihat hampir semua yang ada di
sana memandanginya. ' Di sana, ada beberapa laki-laki dan perempuan tua yang
membawa infus IV atau kantong urine, atau keduanya.
Beberapa orang menggunakan alat bantu jalan dan beberapa
orang lagi menggunakan kursi roda. Semua menatapnya. Juga
ada beberapa orang perawat, tetapi mereka pura-pura melakukan pekerjaan atau melakukan hal lain. Senyum palsu aneh
' tampak menghiasi wajah"wajah mereka.
Sepertinya, sungguh tidak perlu dua belas orang perawat
melakukan pekerjaan di tempat dan waktu yang sama sekaligus.
Namun, itulah efek dari kehadiran seorang selebriti.
"Ini cucuku! Ia seorang penyanyi!" Ujar laki"laki yang meng_ gunakankursi roda. Cuping hidungnya-sedikit mengembang.
"Ia menang! Ia menang!" .
Semua yang ada di bangsal itu bertepuk tangan. Perlahan,
karena kebanyakan harus menjauhkan selang kantong dan.
tabung mereka terlebih dahulu. Namun, mereka tetap bertepuk .
tangan dan tersenyum. Pipi remaja tembam itu sedikit
55 AMIR HAFIZI memerah dan ia pun tersenyum, sungguh sulit membayangkan
bahwa ia adalah seorang bintang.
Gadis itu memandang sekeliling mangan, melihat mereka
semua bertepuk tangan untuknya. Namun, gadis itu segera
menyadari bahwa ia tidak dapat berada di sana lebih lama lagi.
12 SORAYA mencegat pemenang ASEAfJ IDOL itu saat si gadis
sedangberjalan menuju mobilnya. Ketika berada di antara gadis
itu dan mobilnya, mendadak Soraya merasa seperti ada seekor
kucing melompat ke arah mulutnya. Kucing itu menggerogoti
tenggorokannya serta mengeluarkan lidahnya atau _seperti
itulah rasanya. "Hai," Ujar gadis idol itu. Alis matanya berkerut,
"Hai selamat, ya, atas kemenangannya," Ujar Soraya.
"Terima kasih!"
Soraya dapat melihat anak itu melakukan pengamatan
padanya, mencoba mengingat apakah ia mengenali Soraya.
Kedua mata gadis itu terlihat kosong dan alis matanya terlihat
lebih kusut. ' _ "Tadi, aku melihat kau dengan kakekmu," Ujar Soraya,
mencoba mengalihkan perhatian anakitu. "Dia orang yang baik,
tidak mempunyai banyak masalah."
' "Oh, ya'! Maaf, aku tidak mengenalimu kalau. kau tidak
. mengenakan seragam perawat. Pak tua bilang kepadaku kalau
staf rumah sakit ini merawamya dengan baik. Aku benar-benar
56 Susux merasa tidak cukup jika hanya mengucapkan terima kasih saja
atas apa yang sudah kalian lakukan." _
"Tidak apa-apa, aku senang. Aku hanya mencoba melakukan
pekerjaanlm sebajk"baiknya."
*ikku benar-benar' menghargai orang seperti dirimu," Ujar
gadis belasan tahun itu. "Aku tidak bisa melakukan apa yang
kau lakukan. Aku tidak bisa membayangkan diriku berada di
suatu tempat yang hanya dipenuhi orang"orang tua yang
menunggu ajalnya. Kurasa sebagian orangmemang ditakdirkan
berbeda." _ Orang"orang tua yang menunggu ajalnya" Mendadak, Soraya
tidak lagi melihat remaja itu sebagai sosok yang menarik.
Namun, Soraya masih terperangkap dalam pesona gadis itu
dan tidak dapat beranjak.
?"Aku tidak punya keinginan melakukan hal itu," Ujar remaja
itu lagi. "Jangan salah paham, aku sayang Pak tua! Tapi, dengan
kehidupanku dan terutama sekarang dengan predikat ASEAN
Idol ini, aku tidak mungkin merawatnya."
"Aku mengerti," Ujar Soraya. "Jadi, bagaimana rasanya
menjadi ASEAN Idol?" _
Gadis berumur belasan tahun itu mengeluarkan sebuah
kunci dari dalam tas dan menekan tombolnya. Terdengar bunyi
bip dua kali" dari Toyota berwarna hitam di sampingnya yang
tampak masih baru. ' Sambil tersenyum, ia melemparkan pandangan ke arah
Soraya dan berkata,"Di _mana kau tinggal?" "Pandan Indah."- '
57 AMIR HAFIZ! "Jauh sekali," Ujar remaja itu sambil masuk ke dalam mobil.
"Kalau begitu, selamat malam?"
_ Selesai mengucapkan itu, dengan mengabaikan Soraya serta
pertanyaannya, penyanyi muda itu berlalu pergi.
Saat Soraya melangkah menuju tempat pemberhentian bus, '
ia bertanya-tanya dalam hati apakah ia telah mengucapkan
sesuatu'yang salah kepada anak itu"
13 DENGAN mulus, Toyota hitam itu bergerak memasuki lapangan
parkir sebuah rumah bertingkat dua. Terlihat jelas kalau
pengemudinya sudah mahir menyetir:
Seorang perempuan, terlihat langsing dalam balutan gaun
hitam yang melekat pas di badannya, ke luar dari dalam mobil.
Ia mengembuskan "napas lega saat merogoh dan menemukan
beberapa buah kunci dari dalam dompetnya.
Saat udara keluar dari paru"paru, ia membiarkan bahunya
terkulai dan terlihat sedikit tonjolan pada bagian perutnya.
Kemudian, perempuan itu membuka pintu. Perempuan yang
melangkah masuk ke dalam rumah itu tampak sedikit berbeda
dengan perempuan yang tadi keluar dari mobil. Seperti


The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengendarai Toyota, praktik selama bertahun-tahun dapat
membuahkan hasil yang sangat bagus. Beberapa hal sudah
menjadi bagian dari sesuatu yang biasa atau rutinitas,
Kadang-kadang, rutinitas, yang dilakukan dengan gerakan
berulang-ulang, membuat kita lupa beberapa langkah.
58 Susux Saat perempuan itu masuk ke dalam rumah, ia membiarkan
pintu depan terbuka. _ . Beberapa menit kemudian, lampu di lantaiatas hidup, diikuti '
dengan mengalunnya musik berirama lembut. Kemudian,
alunan lagu itu ditingkahi berisik suara air mengalir dari keran.
Pintu depan masih terbuka.
Jika saja ia membaca berita di surat kabar beberapa minggu
lalu, perempuan itu tentu tidak akan bertindak begitu ceroboh.
Ia pastinya akan tahu hal"hal yang terjadi di daerah tempat
tinggalnya. 'Tidak berapa jauh dari tempatnya tinggal, satu
keluarga kelas atas telah dirampok. Ada pula seorang anak _ '
berumur kira-kira tiga belas tahun yang dirampok, diperkosa,
disodomi, dan dibunuh saat berjalan kaki dalam perjalanan
pulang dari sekolah. ' Sepertinya, orang-orang hanya membaca berita mengenai
' diri mereka sendiri di surat kabar. Selama beberapa minggu
belakangan ini, halaman-halaman berita hiburan didominasi
berita tentang album baru dan Him yang dibintangi perempuan
itu. Jadi, ia tidak punya waktu untuk membaca berita-berita
lain. Sementara, air mengalir, pintu depan masih saja terbuka.
Kuncinya pun masih tergantung-gantung di sana.
Meskipun hanya masalah kecil, saat angin berembus
kencang, pintu itu tertutup. Perempuan itu tidak perlu lagi
menguncinya. . Jika ada orang di serambi yang gelap itu dan menyurutkan
lampu senter pada kenop, ia akan melihat kunci-kunci itu
berputar sedikit sebelum akhirnya 'jatuh di atas lantai ubin.
L 59 AMIR'HAFIZ] Di sela"sela alunan lagu, terdengar suara air yang masih
mengalir. _ Dan, kemudian, musik berhenti. Begitu juga dengan aliran
air. Akhirnya, terdengar suara teriakan.
PEREMPUAN itu sedang mandi di kamar mandi utama ketika
mendengar musik berhenti.
Ia ikut bernyanyi sepanjang lagu mengalun"lagu baru yang
belum dirilis dan dijadikan sebagai lagu tema sebuah opera
sabun. Kariernya berjalan mulus setelah ia menang pada ajang
ASEAN Idol. Mulus, sampai nanti saat pemenang berikutnya
muncul dan merebut apa' yang dimilikinya saat ini.
Ia harus berjuang untuk dapat ambil bagian dalam peran
kecil di sebuah opera sabun amatiran. Ia selalu muncul'di
hadapan publik untuk membantu kelangsungan kariernya. Dan,
setelah tiga musim, ia mengatur pembahasan sebuah kontrak
untuk soundtrack show. ' Lagu itu akan ditampilkan pada acara peluncuran musim
' barunya besok. Jadi, ia harus menghafalnya.
Ia bersiap menyanyikan _refrain kedua ketika alunan lagu
itu berhenti. Ia mengira lagu akan kembali mengalun segerasetelah CD player dapat membaca sisa CD. Lagi pula, itu
hanyalah CD salinan. Ia tidak berharap hasilnya sempurna.
Ditambah lagi, sound system yang ia miliki sudah lumayan
60 Susut tua"sa1ah satu benda pertama yang dibelinya dari uang yang
ia menangi di ajang ASEAN Idol.
Mungkin, dengan uang yang akan ia dapatkan dari taWaran
baru itu, ia dapat membeli yang baru ' '
Namun, lagu' 1tu 'tidak lagi berlanjut. Ia mendengar beberapa
saat, menarik napas, dan segera membilas rambutnya dengan
cepat. ' * ' ' Perempuan itu mematikan shower, meraih handuk, dan
tergesa-gesa membalut tubuhnya. Dengan badan yang masih
menyisakan tetes-tetes. air, ia ke luar dari kamar mandi dan
berjalan menuju ruang baca.
Sembari berjalan, ia meraih handuk lain dan membungkus
rambutnya yang basah. Ia tidak' ingin tetesan air dari rambutnya
merusak lantai papan bergambar di bawahnya. '
Perempuan itu menghampiri CD player dan melihat tanda
"no disc" tertera di sana. Tampak jelas kalau CD pinyer itu
memang sudah terlalu tua,_ dan ia harus segera menggantinya
lebih cepat dari yang diperkirakann'ya.
Penyanyi iu menekan tombol eject dan tempat CD keluar.
deong. Perempuan itu mengerjapkan matanya. Ia yakin saat pulang
tadi, ia langsung memasukkan CD ke dalamnya. Jika memang
ia belum memasukkan, lalu mengapa tadi ada suara musik"
Kemudian, bagai sebuah isyarat, selembar bulujatuh dengan
sangat perlahan. Bulu 1tu jatuh di atas tempat CD. Kejadian itu
membuat bulu kuduknya merinding.
61 AMIR HAFIZI la menengadah dan melihat lebih banyak lagi bulu-bulu
jatuh beterbangan, lemah gemulai melayang"Iayang di udara.
Dua helai. Tiga helai. Bulu-bulu itu berasal dari atas lemari kaca.
Perempuan itu mengambil sebuah kursi dari ujung ruangan
dan meletakkannya di dekat lemari kaca. Ia menaiki kursi itu
untuk melihat dari mana buiu-buiu itu berasal.
Ia tidak cukup tinggi hingga dapat melihat ke atas lemari
kaca, jadi ia harus berjinjit. Ia dapat merasakan angin dingin
di bagian bawah tubuhnya. Handuk yang membalut tubuhnya
hanya menutup hingga bagian pinggul, tetapi ia tetap menjulurkan lehernya ke atas. Perempuan itu mundur karena terkejut saat melihat muka
seekor reptil di atas sana. Bahkan, jaraknya tidak sampai satu
- inci dari hidungnya; Tbkek itu lari, menghilang di balik celah
yang ada di antara ie'mari kaca dan dinding.
Bagian atas lemari kata itu sedikit berdebu dan baunya aneh
Ia kemudian menahan napas dan memandangi panel kayu
dengan tajam. Di sana, kurang satu kaki dari wajahnya, tergeletak bangkai
'seekor ayam. Pekiknya tertahan dan ia melompat turun. Ia merasakan
kakinya menginjak patahan miang dan bulu-bulu yang terasa
hangat menjijikkan. ' ' '
Saat menunduk, ia melihat seluruh lantai ruangan itu penuh
dengan ayam-ayam yang sedang sekarat. Badan mereka
menggelep'ar"gelepar naik turun kehabisan napas, sementara
kakinya tidak bergerak. Perempuan itu kembali melompat,
'. 62 Susun melangkah menghindari bangkai-bangkai ayam menjijikkan
yang berserakan di lantai. Beberapa di antara ayam-ayar'n itu
terlihat seperti memandanginya dengan tajam.
Bau busuk memenuhi rongga pernapasannya. Ia menutup
hidung dan mulutnya, berusaha tidak muntah dan berteriak
pada waktu bersamaan. . Kemudian, beberapa ekor ayam tampak berusaha mengepakkan sayapnya dan menerjang perempuan itu. Ayam-ayam
itu sama sekali tidak membuat keributan, hanya membenturkan
badan mereka ke arah perempuan itu sebagai aksi bunuh diri
dalam kesunyian. _ _ Handuknya perempuan itu terjatuh. Dan, ia merasakan bulubulu, paruh, dan cakar ayam-ayam itu meneljang tubuhnya
yang telanjang. ? ia tidak tahan lagi. Ia menjerit dan terus menjerit, dengan
suara yang biasa ia gunakan untuk menghibur para penonton
pad'a konser"konser yang diselenggarakan di pusat"pusat
- perbelanjaan. Lalu, sebuah tangan mencengkeram lehernya. Hampir
Seperti seekor anak ayam, tubuhnya diangkat begitu saja.
Cengkerarnan di leher itu membuat jeritannya tertahan dan
napasnya terengah-engah. Pertahanan perempuan itu tidak
berlangsung lama, saat sebuah pisau menusuk punggungnya
hingga menembus perutnya yang langsing. Lalu, apa pun itu,
yang menahan tubuh perempuan itu. telah menjadi cengkeraman kematiannya. Perempuan itu terbaring di lantai, tubuhnya gemetar,! darah
merembes pada lantai papan yang bergambar. Matanya
63 AMIR HAFIZI menatap penuh kebingungan mencati-cari bangkai-bangkai
ayam yang tidak lagi tampak di sana
Beberapa saat kemudian, CD player terbuka. Sebuah CD
dimasukkan, dan suara perempuan yang sudah tewas itu
terdengar mengalun. iii SATU tangan menyeka pantulan tidak jeias dari cermin dan
membuat Suzana dapat melihat wajahnya dengan jelas._
Ia tersenyum dan melihat bagaimana kedua matanya
bersinar seperti sebuah galaksi kecil dengan _bintang-bintang
indah di dalamnya. Ia senang dengan lesung pipi di kedua belah
pipinya dan hidungnya yang hampir membentuk huruf T
sempurna. ' Suzana menyeka uap dari cermin beberapa kali dan
mengagumi lehernya. yang mulus. Payudaranya sempurna
tanpa cacat dan putingnya terlihat bagus.
Ia mengelus tubuhnya, mengurut, dan menikmani kelenturan kulit dan tubuhnya. ia seolah"olah seperti anak berumur
belasan tahun yang tidur masih sebagai anak kecil, dan saat
terbangun berubah menjadi seorang perempuan dewasa.
Ia menepuk-nepuk perutnya, puas dengan bunyi yang ia
dengar. Suzana selalu'memiliki bagian tubuh yang terlihat
berisi"menggairahkan, itulah yang dikatakan oleh para '
penggemarnya. Namun, ia tidak pernah gemuk.
Daerah perutnya beretot dan ia sangat senang dengan
perutnya yang keras berisi.
64 Susux Kemudian, ia memerhatikan parasnya di cermin, kagum karena tidak ada lagi keriput di bagian ujung matanya. Keriputkeriput di bagian dahi yang biasa ia samarkan dengan makeup tebal; tidak lagi terlihat. _
Sambil membuka mulut, ia memeriksa susunan giginya yang
sempurna dan lidahnya yang berwarna merah muda. Ia
mengucapkan sebuah huruf vokal dan merasa senang dengan
suara yang didengarnya. Ia mulai bersenandung satu- dan dua bait. Kemudian,
menjadi sebuah lagu, lalu cermin .pu'n bergetar karena suara
falsetto- nya. 15) SORAYA memandangi kalung choker yang dipajang di etalase '
toko perhiasan. Kalung itu sangat cantik"terbagi atas empat
bagian yang masing-masingnya dipautkan dengan rantai-rantai
emas. Masing-masing bagiannya dihiasi dengan 2.0 mata
berlian. Pada tiap sambungannya, terdapat dua buah berlian
dengan ukuran yang lebih besar sehingga seluruhnya ada 88
buah mata berlian. ' . . Kedua matanya lalu memandang lekat lekat pada antinganting dan cincin dengan model senada"satu set perhiasan
' yang sangat indah. Kemudian, matanya pindah menatap bayangannya sendiri
di kaca. la bergeser sedikit ke samping, hampir tidak kelihatan,
pura-pura memerhatikan perhiasan yang sebenarnya tidak lagi
menarik perhatiannya. 65 AMIR HAFIZI Senyum mengembang di bibirnya, Soraya menjauhdari '
etalase toko perhiasan itu. '
Sepasang mata menggantikan bayangannya di jendela kaca
toko. _ Sepasang mata itu milik seorang laki-laki yang sedang duduk
di seberang jalan. Di depannya, terdapat segelas minuman dan
sebatang rokok yang masih menyala di asbak. '
Pandangan matanya mengikuti gerak-gerik Soraya. Tak
lama, dia berhenti menatap Soraya dan menulis sesuatu pada
sebuah buku catatan, terdengar suara denting gelang y'angdia
kenakan. Begitu Soraya berbelok di sudut jalan, dia pun bangkit
dan membiarkan minumannya tak tersentuh, sementara
rokoknya habis terbakar perlahan di asbak.
W . SORAYA melangkah menuju kompleks apartemennya"Kondn
Umum. ' Sebenarnya, ia bisa saja naik taksi, tetapi Soraya lebih senang
pulang ke rumah sambil berjalan kaki dari tempat pemberhentian bis.. Berjalan kaki memberinya kesempatan untuk
sendiri dan menikmati kesendiriannya itu.
Berjalan kaki juga memberinya waktu lebih lama untuk
bertemu flatnya yang kumuh. Selain namanya yang berarti
"kondominium umum*, tempat itu sama dengan tempat sampah.
Kondo U_mu'm adalah proyek pemindahan tempat tinggal
' lama yang berarti merelokasi penghuni liar dari area] Pantai
Dalam. Di Kuala Lumpur, kita tidak dapat mengungsikan
66 - Susuk penghuni liar begitu saja, meskipun tindakan itudiperbolehkan
undang-undang untuk dilakukan.
' Para penghuni liar akan meminta kompensasi, biasanya
dalam bentuk areal perumahan atau unit rumah susun yang
murah. Biasanya pula, para kontraktor dan pihak yang ber"
wenang akan memenuhi permintaan mereka meskipun para
penghuni liar ini adalah orang-orang yang melanggar peraturan
dengan membangun rumah-rumah liar di tanahmilik pemerintah maupun milik pribadi.
Jika tidak, mereka akan meminta ganti rugi. Akan terjadi
kemerosotan dalam' pemilihan suara untuk anggota parlemen
yang "tidak menaruh perhatian" pada pemilihan di masa yang
akan datang. Bahkan, mereka akan melakukan sabotase pada


The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

developer"developer. _
Pada akhirnya, mereka akan membangun rumah susun
' murah seperti ini, dengan investasi sangat kecil di bidang
pemeliharaan. Kemudian, deyeloper-developer itu akan menjualnya kepada para penghuni liar yang direlokasi dengan harga
resmi. Para penghuni liar itu akan menyewakannya lagi kepada
penyewa'baru, sementara mereka sendiri kembali menjadi
penghuni liar di tempat yang lain, menunggu areal selanjutnya
yang akan dibangun. - Rumah susun 'yang ditinggali Soraya adalah salah satu
kompleks 'yang dibangun'dengan cepat oleh para kontraktor
untuk merelokasi penghuni liar. Sepertinya, kompleks ini tidak
ada apa-apanya, dengan lumut tumbuh di sana-sini dan
retakan-retakan pada lapisan dinding.
, 57 AMIR HAFIZI Dengan berjalan kaki, Soraya hanya akan menghabiskan
waktu sebanyak lima belas menit, tetapi bila melangkah
dengan santai tentu akan menambah waktu lima belas menit
lagi. Ia sedang tidak terburu-buru, jadi ia berjalan dengan
sedikit berirama, mengayunkan dompetnya, dan sesekali
menyenan-dungkan sebuah lagu.
Hampir saja. Nyanyiannya tiba-tiba tercekik di tenggorokan
saat ia menatap Mak Enon"pemilik toko di lantai dasar" yang
memandangnya tajam. Lift terletak tepat di samping toko milik Mak Enon. Setiap
hari, Soraya harus melewati tokonya dan biasanya 1a menyapa
perempuan tua itu dengan sopan. Meskipun begitu, Mak Enon
adalah tipe orang yang di suatu hari suka membagi masakannya dan di hari lainnya kaku serta melemparkan tatapan dingin.
Hari ini adalah salah satu hari tatapan dinginnya.
Soraya tersenyum kepadanya, tetapi Mak Enon hanya membalasnya dengan tatapan kosong dan alis berkerut. Seolah-olah,
berusaha menghilangkan kebahagiaan yang dirasakan Soraya.
Mak Enon menjalankan usaha toko itu bersama dengan
suaminya Pak Kassim. Soraya tidak pernah bertemu dengannya
karena sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu, sebelum
Soraya tinggal di sana. _
ia mendengar tetangganya membicarakan Mak Enon. Tentu
saja, ada banyak cerita. Bagaimana Mak Enon mengejar dengan
menggunakan tongkat seorang anak laki-laki keliling biok
karena meludah di depan tokonya. Beberapa orang menuduhnya melakukan praktik ilmu hitam dan sama sekali tidak
mau datang ke tokonya. 68 Susuk Soraya berpendapat Mak Enon sebaiknya masuk panti
' jomponperempuan itu jelas kesepian dan agak terganggu
kejiwaannya. Akan tetapi, ketika orang suruhan Soraya datang
menemui Mak Enon, ia bersikap seperti seorang janda panutan.
Bahkan, Mak Enon mengundang orang suruhan Soraya itu
untuk makan malam bersamanya._
' Hasilnya, Mak Enon dinyatakan sehat waras, dan Sorayalah yang gila. S'oraya harus'menanggung ejekan dari teman" .
teman sesama perawamya karena kejadian itu.
Dengan sedikit menundukkan kepala, Soraya melangkah
menuju lift. Kau tidak dapat menyenangkan hati orang begitu '
saja, dan tatapan mata Mak Enon saat ini tampak sedikit
mengerikan. Meskipun demikian, Soraya pura-pura tidak melihatnya. Ia
berharap lift itu punya akselerator sehingga ia dapat mengaktifkannya sekarang. Jika ia memandang ke atas, ia mungkin dapat melihat lakilaki yang mengenakan gelang itu dari sudut matanya.
Laki-laki itu bergegas menyusul Soraya, mempercepat
"langkahnya saat terdengar bunyi "ding" dari lift dan pintu lift
pun terbuka. . Soraya merasa lega dan melanjutkan langkahnya masuk ke
'dalam lift. Dari dalam lift, ia melihat Mak Enon dan menyadari
kalau perempuan tua itu masih saja memandanginya. " _
Ia mencoba tersenyum lagi, tetapi raut wajah Mak Enon
tidak berubah. Sambil mendesah, Soraya menekan tombol
lantai lima. Tiba-tiba, ia melihat sebuah tangan menghentikan
pintu lift yang bergerak menutup.
69 AMIR HAFIZI Gelangnya berdenting membentur pintu besi lift, membuat
Soraya hampir menjerit. Ia hampir saja berharap Mak Enon
meninggalkan tongkatnya di dalam' lift.
w REAKSI Man Tat pertama kali saat pintu lift terbuka di lantai
lima adalah akan segera menelepon polisi melalui LED"
telepon genggam yang dibelikan anak perempuannya.
Untung, istrinya, Mei Ling menghentikan kegiatannya
mencari-cari alat itu dari sakunya. '
Mei Ling menahan tangan suaminya, memandangnya, dan
' kemudian tersenyum. Hal itu membuat Man Tat sekali lagi
memandang apa yang ada di hadapannya.
Pemandangan yang tadi dipikirnya sebagai sebuahpertarungan hidup mati, ternyata adalah sepasang kekasih yang
sedang berpelukan. Yang laki-laki mencoba meletakkan tangan"
nya pada bagian tubuh sang perempuan, sementara dengan
lemah, sang perempuan mendorong tubuh sang laki-laki agar
menjauh. ' Terdengar suara dengus dan kekeh mereka.
Bagian punggung laki-laki itu menghadap pintu dan membelakangi pasangan tua keturunan Cina itu. Hal itu membuatnya tidak sadar saat pintu lift terbuka.
Meskipun begitu, Soraya dapat melihat Man Tat dan Mei
Ling dari balik bahu Kamal.
Mendadak, ia menjauh dari Kamal. Dengan wajah merah
dan kepala menunduk, ia beljalan melewati pasangan Cina
70 Susun itu. Kamal hanya perlu beberapa detik" mengejar Soraya dan
dengan sopan berjalan berpapasan dengan Man Tat dan Mei
Ling. Dia tersenyum penuh maaf pada pasangan tua itu. '
Man Tat dan Mei bing melangkah masuk ke dalam lift,
memandang Kamal dan Soraya, kemudian saling berpandangan. Mereka sarna sekali tidak menunjukkan emosi. Setelah
itu, mereka menekan satu tombol dan menutup pintu.
'Uika terlihat seperti itu lagi, aku akan mendapatkan nama
buruk di kompleks ini," Ujar 'S'oraya.
"Aku tidaksabar sampai kita punya tempat sendiri untuk
melakukannya," Ujar Kamal. '
.Soraya menengadah menatap wajah Kamal. Wajah 'Soraya
sendiri masih sedikit memerah,1na1u. .
_Aku tahu itu," Ujarnya. "Tetapi, untuk sekarang, di sini
adalah tempatku dan terbatas bagi laki-lald."
Kamal membungkukkan badan untuk menciumnya lagi,
tetapi Soraya meletakkan jarinya di bibir'Kamal dan bergerak
mendekat. Bibir mereka hanya berjarak kurang dari satu inci.
. Dengan cepat, Soraya mengambil jarak dari 'Kamai dan '
berlari menjauh sambil terkekeh, sebelumKamal dapat mengejar dan menangkapnya. Kamal menggelengage'lengkan kepalanya dan membalikkan
badan. Sambil menunggu lift, senyum mengembang menghiasi
wajahnya. "] AMIR HAFIZI SORAYA masuk ke dalam apartemennya, menutup teralis dan
pintunya. _ ' Begitu membalikkan badan, ia melihat Sasha dan Mastura
sedang menonton CSI di ruang tengah.
Yah, setidaknya, Mastura benar"benar serius menonton
siaran itu. Ia duduk di sofa, mengepit bantalnya sementara
Sara Sidle menyurutkan lampu hitam pada noda-noda sperma.
Soraya memandang sarung bantal yang sudah satu bulan lebih
_ tidak dicuci oleh Mastura. Jika mereka menyorotkan lampu
hitam pada sarung bantal itu, entah apa yang akan mereka
lihat. _ ' _ Sasha duduk di kursiberbentuk hati yang terletak di samping
sofa, mengeringkan rambutnya, dan seakan lupa dengan
sekelilingnya. ' "Hai, " Ujar Soraya.
"Hai, " 'balas Sasha. Ia tidak mengangkat kepalanya untuk
memandang Soraya. Mastura bahkan tidak menyahut sama
sekali. _ "Bisakah kau mendengar suara televisi itu?" Tanya Soraya.
' Suara Blow dryer yang digunakan Sasha terkenal dapat
menakuti kucing yang sedang mencari mangsa di antara balkonbalkon di lantai 'iirna rumah susun 1111.
"Yah, " Ujar Mastura tanpa melepaskan pandangannya dari
televisi. "Hei, ada apa dengan kalian ini?" Tanya Soraya. "Apakah
kalian bertengkar?" Bahkan, dengan bunyi blow dryer dan suara televisi, fuangan
itu terasa sunyi. 72 Susuk "Kau pelacur keeil," kata Ma'stura tiba-u'ba.
"Hah?" Soraya menatapnya tidak mengerti.
"Kau menjulurkan lidahmu ke dalam tenggorokannya
bukan?" ' " Soraya terlihat tersudut. Situasi ini lebih buruk dari
dugaannya. _ "Soraya akan bersenang-senang malam ini," balas Sasha. '
Jika senyum'nya agak lebar sedikit, maka mulutnya perlu dijahit.
"Tunggu dulu! Bagaimana kalian tidak mungkin. Kalian
gda" "Oh, benarkah?" Tanya Mastura.
Gadis itu bangkit dari sofa dan membawa Soraya ke cermin
.- di dekat pintu. Cermin tempat mereka bertigabiasa mematut
' diri setiap pagi sebelum pergi berangkat kerja.
Rahang Soraya merosot'dan kedua matanya terbuka lebar
seperti dalam klise foto. 'Ia terlihat seperti sebuah karakter
dalam film kartun. Soraya melihat lipstiknya berlepotan di
dekat bibir, membuatnya terlihat seperti badut Bozo.
Sekarang, tidak ada cara untuk meloloskan diri dari tuduhan
kedua teman sekamarnya itu. Kenyataan u'dak pernah bohong.
"Siapa yang pelacur sekarang?"
Sasha tertawa tak terkendali. Ia memeluk tangan Soraya
dari samping. Mastura menyeringai dan memutuskan untuk
melakukan langkah selanjutnya. '
Ia membalikkan badan Soraya ke hadapannya dan membuat
gerakan eiurnjauh.'Sesekali, ia menjulurkan lidahnya mengejek
Soraya sambil menirukan adegan bercumbu.
'"3 AMIR HAFIZI "Kau tidak boleh memanggilku pelacur, perempuan jalang,"
Ujar Soraya. Ia mencubit lengan Mastura dan puas melihat
gadis itu pura-pura merasa kesakitan.
"Oh,-aku sudah melakukannya, sayangku. Kau akan kalah."
Mastura beranjak menuju sofa, meraih bantal, dan berlari
mengejar Soraya. ?"Tidak.'I_'idak.Tidak.T1dak,janganbanta11tuJanganbantal
itu!" _ - Tbrlambat. Tentu saja, Soraya harus membalas dan tidak
lama kemudian Sasha pun turut bergabung. Tak lama sesudah
itu, ruang tengah diselimuti oleh bulu-bulu yang berhamburan
dari bantal -bantal yang pecah dan terdengar derai tawa mereka
bertiga. w MEREKA bertiga duduk menyender di dekat sofa. Bulu berterbangan di mana-mana, beberapa masih melayang"layang di
udara,- dengan amat perlahan jatuh ke lantai.
Di'televisi, CSI: bintang Miami, terlihat Horatio Caine
menopangkan tangan kanannya di atas paha sebelah kanan;
berteduh. ' Soraya berusaha berdiri, tetapi ia terjatuh. Kemudian,
mereka semua tertawa. ' '" "PontianakI sialan. Ujar Mastura. Ia selalu punya istilahistilah aneh. ' ' hamu perempuan: kuntilanak"Peny.
74' Susux "Aduh punggungku," Ujar Sasha, berusaha sebaik mungkin
agar tidak terdengar seperti suara neneknya dan berusaha untuk
tidak ambruk. , _ Soraya membelalakkan mata pada kedua temannya. Ia
menyeringai. "Kalian tahu, aku' sudah lama sekali tidak merasakan
kesenangan seperti ini."
"Benarkah" Jadi, menurut pikiranku apa yang kau lakukan
dengan Kamal itu tidak dihitung?" Ujar Mastura.
_ "'IUtup 'mulutmu!"
"Biarkan ia sendiri, ia terlalu letih untuk bicara," Ujar Sasha.
"Ditambah lagi, kalian berdua harus membereskan semua
kekacauan ini.". "Hei, mengapa kami?" Soraya mengambil sehelai bulu di
sela-sela rambutnya dan mengembuskannya menjauh.
Akhirnya, bulu itu terjatuh di atas pangkuan Mastura.
"Bahkan, memikirkannya saja aku sudah sangat letih,
pontianak," Ujar Mastura.
Sasha mengemyitkan hidungnya.
"Apakah kalian juga merasa terlalu letih, bahkan jika punya
kesempatan untuk menonton Mona dan Rozana Sabtu ini" Dan,
bertemu dengan mereka di BELAKANG PANGGUNG?"
Soraya melompat"lompat.' Mastura memandang letih.
' "Apa?"" tanya Soraya. "Kau dapat jalan masuk ke belakang
panggung pada konsernya Sabtu ini?"
"Jadi, mendengar nada suaramu, aku mengambil kesimpulan
bahwa kau tertarik untuk membersihkan ruangan ini?"
75 AMIR HAFIZI "Ehm, bukan aku," Ujar Mastura. "Aku harus pergi wawan- '
cara dan mungkin terlambat. Tapi, aku akan membersihkan

The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagianku. Tentu saja, bukan bagianrnu."
Mastura sedang melamar beberapa pekerjaan sekaligus.
Dengan surat kredibilitasnya, ia dapat'menjadi seorang sekretaris andal atau seorang Asisten Pribadi. Dengan kemampuan
otaknya, ia dapat menjalankan bisnis besar dengan mudah. _
Kebanyakan bos-bosnya terdahulu, menaruh perhatian pada
tubuhnya saja. Mereka berharap Mastura dapat dijadikan
kekasih yang menyenangkan.
"Soraya mau! Soraya mau!" Soraya berteriak-teriak.
Kemudian, keningnya berkerut. Sasha menyadari hal itu.
"Apakah aku akan pergi denganmu" Tanya Soraya.
"Ehmmm. Sebenarnya, aku tidak tertarik," Ujar Sasha. "Aku menawarkan dua, bukan saru tiket. Jadi, kau bisa pergi berdua
dengan Kamal)" _ "Cuma bertanya," Ujar Mastura. "Bagaimana kan bisa
mendapatkan tiket itu?" ' _
"Ada pasien rawat jalan. Rupanya, dia seorang produser
musik. Dia memintaku untuk mengajak seorang teman
perempuan." ' "Seorang pemain musik?" _
"Mmm. Lagipula, dia bukan tipeku. Saat ini, Dr'. Zakaria,
yang bertugas di bangsal perempuan"dialah laki-laki _
idamanku." "Seorang ginekolog atau ahli kandungan" Sungguh
rrienggelikan." 75 Susux Sasha bangkit dan melempar segenggam bulu ke arah dua
perempuan teman sekamarnya itu.
"Kalian berdua bersihkan ruangan ini. Aku mau mandi."
ii" MALAM itu, angin terasa dingin. Suzana pasti merasakannya,
mengingat gaun yang ia kenakan tidak menutupi seluruh
tubuhnya. ' _ Namun, sepertinya" ia tidak mempermasalahkan hal itu.
Bahkan, pintu geser terbuka dengan lebar agar angin malam
dapat masuk dengan leluasa.
Suzana berbaring di atas dipan kayu khas Bali, yang dihiasi
dengan ukiran-ukiran sensual laki-laki dan perempuan. Saat
_itu, ia sedang menghisap hookah. Samusatunya cahaya berasal
dari sebuah lampu kecil yang terletak di meja dekat ia berbaring.
Namun, cahaya bulan sudah lebih dari" cukup menerangi
seluruh ruangan. _ _ Sekarang dan sekali lagi, ia mengelus payudaranya,
rambutnya, bagian perutnya, atau kakinya dengan penuh
perasaan kasih. "'Kan suka dengan apa yang kau lihat?"
Suzana memandang ke sudut kamar, tempat tirai"tirai diikat
menjadi 'satu. ' ' "Kau suka memerhatikannya, bukan?"
Di sudut sana, beberapa bentuk'berubah-ubah di bawah
suramnya-cahaya bulan. Beberapa di antaranya berputar dan
bergerak, perlahan dan tidak terlihat. Meskipun begitu, tidak
77 Ama HAFIZI ada satu pun yang luput dari perhatian Suzana. Ia memerhatikan dengan tajam, seperti seekor kucing;
Entah bagaimana, tempat yang mulanya tidak ada apa-apa,
tiba-tiba di sana sudah berdiri laki-iaki berkulit gelap.
"Perasaanmu sungguh tajam, sayangku. Tidak ada yang bisa '
menemukanku dengan begitu mudah."
Suzana menghirup udara dalam-dalam dari hookah.-Ia
memejamkan kedua matanya dan mengembuskan asap.
_ "Apakah kau merasa berbeda?"
"Aku merasa lapar."
Beberapa menit kemudian, keduanya sudah ada di ruang
makan. _ Daging di piring Suzana terlihat seperti baru saja dibekukan.
Darah, yang bercampur dengan es, mencair membasahi daging
._ itu dan piring keramik.
Lakidaki berkulit gelap duduk di seberang meja.
"Ada beberapa jenis daging yang terasa lebih enak jika
dimakan setengah masak." ' '
Suzana memotong daging itu dengan perangkat makan yang
terbuat dari perak. Seiama beberapa saat, ia makan tanpa
bicara. "Maukah kau mencoba ayatnku?" Tanya laki-laki berkulit
gelap. _ . ' ' "Bagiku, ayam itu menjijikkan! Aku tidak tahan dengan bau
ataupun rasanya." _ "Tapi," Ujar laki-laki itu dengan sabar, *fapakah kau merasakan kekuatannya?" 78 Susux Suzana menurunkan garpu clan pisaunya, lala ia menyeka
muhitnya dengan serbet. Ia melakukannya sambil menekan
tahi lalat kecil di sudut kiri bibir bawahnya"seolah-olah
berusaha menghilangkannya.
"Ya!" "Segera setelah kau mencicipinya dan juga meminum sari
tubuh mannsia yang lezat, maka makin lama kau akan seniakin
kuat." . 17 _ TERDENGAR bunyi mendengung di udara. Seperti lebahllebah
' bingung yang terperangkap dalam pakaian manusia, kru
belakang panggung itlu hilir mudik. Sebisa mungkin,- mereka
mencoba menyelesailtcfan pekerjaan tepat waktu.
Seorang lakj-laki tnenan'k tali yarig sepertinya tidak memben'kan pengaruh apa pun, sementara laki-laki lain memberikan _
arahan padanya melalui headset. '
. Empat orang gadis mengenakan] kostum tradisional Malaysia yang penuh warna sedang melatih gerakan-gerakan tai'i
A mereka. Untuk acara seperti ini, pula warna kostum yang
mereka kenakan sungguh menggelikan; .
Roknya terbuat dari brokat yang cukup bagus, sementara
bagian atasnya penuh hiasan menghebohkan. Salah seorang
dari mereka memakai selempang berwama magenta terang;
yang lainnya mengenakan korset berwarna hijau kn'ptonit.
Sementara, seorang gadis lainnya dibalut dengan kostum Big
Bird berwarna kuning. 79 AMIR HAFTZI Untuk berberapa alasan, desainer kostum mungkinber"
anggapan bahwa orang-orang pada abad ke 15 memiliki akses
dengan bahan katun mutan yang dicelup dengan plutonium.
Di dekat mereka, ada seorang perempuan, atau mungkin
laki"laki, sedang mengenakan make-up. Agak lebihjauh di sana,
seorang anggota band sedang menyetel gitarnya. Seorang gadis
mengenakan headset sedang berbicara dengan penuh ketakutan
pada dirinya sendiri. "Aku tidak tahu! Aku tidak melihatnya di mana pun. Aku
akan pergi ke Green Room." _ '
Kamal dan Soraya memerhatikan semua kekacauan itu. Mereka berdiri tepat di dekat pintu masuk sehingga leluasa
melihat apa saja'yang sedang terjadi. Tempat mereka berdiri
adalah keamanan lapis kedua setelah mereka mengantre hampir
satu jam di gerbang. Di belakang mereka, ada sekitar lima belas
orang menunggu giliran untuk masuk.
Semuanya terlihat seolah-olah mereka adalah saudara atau
fans dari artis yang 'akan tampil malam itu. Kamal clan Soraya
merasa terhibur saat mereka melihat energi kegelisahan dari
, orangorang di dekat mereka. Bagi sebagian besar dari mereka,
mungkin ini adalah kali pertamanya berada di belakang
panggung. ! Ada sekelompok laki-laki mengenakan celana jeans, kaos
berkerah, dan topi. Mereka berkumpnl bersama dan tersenyum
malu-malu. Mereka mengingatkan Soraya pada anak-anak yang
pergi ke sekolah bersamanya.
Seorang gadis, yang mengenakan jeans dan menutup
kepalanya dengan scarf, sedang mengobrol dengan temannya.
80 Susux Suara mereka terdengar sangat keras sehingga orang"orang
dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.
Seorang perempuan, yang lebihtua, juga sedang bicara
sangat keras di telepon. Ia mengatakan kepada saudaranya
yang jauh di daerah lain bahwa ia ada di belakang panggung
konser dan akan bertemu dengan para artis.
"Mak Ngah sebentar lagi bertemu Rozana!" Ujar perempuan
itu. Alas bedak tebalnya mulai meleleh karena pengaruh
panasnya keadaan yang penuh sesak. "Bukan Nena! Rezana!
Haa! Haa! Sampaikan salamku untuk ibumu."
Kamal memandang perempuan itu dan merangkul rusuk
Soraya. Sementara Soraya masih memandang sekitar dan
! mencubit lengan Kamal. Kemndian, ia tersenyum.
Penjaga di depan mengizinkan mereka masuk, setelah
memandang mereka sekilas sambil? berbicara menggunakan
walkie-talkie! ' Penjaga itu memberi isyarat agar mereka masuk ke dalam
gedung sambil menunjuk ke arah mangan hijau melewati gadis
yang masih berbicara melalui headsetnya.
Pasangan tersebut langsung berjalan menuju gadis itu.
Mereka lega merasakan sejuknya embusan angin dari pendingin
di dalam ruangan. _ ' Kamal melirik ke arah pintu masak di belakang dan melihat
perempuan yang masih berbicara di telepon,. memandang tajam"
ke arah mereka berdua. Sementara orang"orang yang *lain
menunjukkan reaksi langsung. Langsung menatap mereka
. berdua. BI AMIR HAFIZI Dan, kemudian, ekspresi mereka berubah. Tiba-tiba saja,
mereka semua tersenyum atau menunjukkan pandangan
bersahabat. Tak berapa lama, Kamal sadar kalau orangorang
' itu' tidak sedang tersenyum kepada dirinya. Soraya kembali
mencubit Kamal, membuatnya mengalihkan pandangan ke
_ depan. "Aku tidak akan tampil, titik. Persiapan apa yang kalian
lakukan di sini" Di mana Ijat?"
. Gadis itu bernama Mona, mengenakan "pakaian tradisional"
yang lebih rumit dibandingkan dengan para penari tadi. Ia
sedang memarahi gadis yang mengenakan headset dan terlihat
hampir siap untuk naik ke atas panggung, kecuali rambutnya
yang masih mengenakan alat pengeriting.
Kamal, dengan tidak sadar,. membayangkan jika di kepala
Mona ditambahkan buah jeruk dan anggur; ia'akan terlihat
seperti hiasan meja. Mona juga mengenakan tidak kurang dari
30 untaian kalung"yang menjadi ciri khasnya sejak lima tahun
yanglalu, saat kali pertamanya tampil di muka umum. Bukan
Mona namanya jika tampil di panggung tanpa berhiaskan
mutiara dan emas palsu. "Aku akan mencarinya,"-Uja.r gadis yang mengenakan Head"
set itu. "Aku rasa dia di toilet." _ _
"Kalau begitu, SURUl-I DIA KELUAR DARI SANA! Ini bukan
waktunya buang hajat!" *
Setelah itu, Mona pun menghilang di balik pintu.
- "Oh, 'Ihhan! Kau lihat itu" Mona! Ia sungguh cantik'." '
Sekarang, giliran Kamal yang. mencubit lengan Soraya.
' "ADUH!" 82 Susux "Tidak begitu sakit," Ujar Kamal. "Aku pikir, ia sedikit
menakutkan. Bagaimana menurutmu?" kamal memandang Soraya dan melihat kalau ucapannya
tidak didengarkan; Soraya menyeringai lebar dan kedua matanya membesar tidak sepertibiasanya.
Kamalhmengangkat bahu. Laki-laki itu mengajak Soraya
beranjak menuju pintu yang bertuliskan IGreen Room 31."Nah, aku rasa, ini kamarnya."
w GREEN Room 3 adalah ruang make-up sementara yang
dilengkapi dengan sofa dan meja-meja kopi.
Di sana, terdapat beberapa meja rias dan kursi berjejer
menghadap dinding. Masing-masing kursi dipakai oleh seorang
selebriti. ' . ' Soraya dapat melihat penyanyi, seperti Mawi, Dayang
Nurfaizah, Ning Baizura, Hannah Tan, dan Jamal Abdillah. Ia
juga melihat para pemandu acara, yaitu Yasmin Yusoff dan
Zainal Alam Kadir yang sedang mengenakan riasan.
Beberapa orang berdiri menutupi pandangannya yaitu para
_stylist, m'ake-up artis, manajer, dan artis-artis lainnya yang
sedang menunggu giliran. Soraya menjulurkan "kepalanya
sambil menarik lengan baju Kamal sebagai penahan, Untuk
melihat siapa saja yang ada di sana. ' '
Mereka mengabaikan kehadiran pasangan ini. Mereka
berusaha fokus pada tatanan rambut dan kostum yang
dikenakan. 83 'A?" HAFIZJ _ "Kau ingin aku ambilkan minuman?"
Kamal merasa tidak berguna di sana, kecuali kalau dia dapat
melakukan sesuatu. Kemudian, dia melihat sebuah buffet mini
dengan makanan kecii serta sebuah mangkuk berisi botol
minuman keras di sisi ruangan.
"Sampanye," pinta Soraya.
"Baik. Satu minuman segera datang."
Kamal memukul bahu Soraya dengan pelan. Soraya terkikik
sebentar, lalu pergi ke salah satu sudut ruangan. Saat itulah, ia
tersandung pakaian Yasmin Yusuff.
"Aku benar"benar minta maaf!"
"Tidak apa-apa," Ujar Yasmin.'
Soraya merasa seolah"olah sudah melakukan kesalahan di
kelas dan sang guru akan menyuruhnya berdiri di koridor luar,
sambil mengangkat kursi di atas kepala. Ia membayangkan
perempuan tua dengan telepon genggamnya dan perempuan
Bara Dendam Menuntut Balas 5 Pendekar Naga Putih 05 Jari Maut Pencabut Nyawa Suling Pusaka Kumala 12

Cari Blog Ini