Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie Bagian 6
kata Erza sewot melihat Putra cengengesan.
"ish! Nih cowok yah! bukannya bantuin gue, malah nuduh seolah-olah gue gak suka ama pilihan dia! gue gorok juga lama-lama!." Sungut Erza dalam hati.
*nelen golok* "gue kan nanya baik-baik non, kenapa lo malah bentak gue"." kata Putra dengan wajah seolah tersakiti dengan ucapan Erza.
Erza mencibir melihat wajah Putra lalu memalingkan wajahnya sambil berusaha mendorong kopernya. Putus asa, dia mencoba mengangkat tapi tangannya malah
sakit karna berat. Putra yang melihat itu, langsung mengangkat koper Erza menuju mobil tanpa seijin yang punya dan membuat gadis itu melongo lalu berjalan di belakang Putra.
"kuat bener tuh cowok angkat koper gue! isinya kan batu semua *plak* . cocok jadi tukang angkut koper nih orang. Ohohoho." Kata Erza dalam hati.
selesai memasukkan kedua koper Erza di bagasi belakang, Putra menutup pintu bagasi itu dan menatap Erza yang asyik smsan di sampingnya. Entah kenapa, dia
merasa tak suka dengan tingkah gadis itu dan akhirnya dia mengambil ponsel Erza lalu memasukkannya dalam kantong celana jinsnya.
"balikin hp gue!." kata Erza kaget ketika hpnya mendadak raib dari tangannya.
"entar gue balikin." Kata Putra sambil ?masuk dalam mobil dan duduk di kursi depan diikuti Erza yang duduk di belakang sambil menengadahkan tangannya.
"lo siapa jadi ambil hp gue seenak dengkul"! Balikin!." Kata Erza teriak dengan penuh emosi di kursi penumpang dan membuat mereka kaget.
Putra terdiam mendengar ucapan Erza, dalam hati dia membenarkan apa kata Erza, dia sendiri bingung kenapa dia selalu dan selalu ingin mengerjai Erza, dan
dia tak tau apa alasannya.
"Sabar Za. kasian mas Novan jadi gak konsen lo teriak-teriak. Entar juga di kembaliin kok. Put, balikin hp dia napa"." Kata Restu duduk di samping Erza?
menyabarkan gadis itu yang napasnya naik-turun saking emosinya dan punggungnya dielus Arny.
"entar gue balikin. Itupun kalo inget." Kata Putra cuek sambil asyik smsan dengan Selvi tanpa mempedulikan Erza yang melipat tangannya di dada dan membuang
muka ketika Putra menoleh kearahnya.
Sepanjang perjalanan, Mas Novan menjadi tour guide dadakan oleh mereka. Dia menceritakan sejarah Jogjakarta, bagaimana keadaan Jogjakarta sewaktu Gunung
Merapi Meletus dan berjanji akan membawa mereka keliling Yogya esok hari dan langsung disambut riang oleh Erza yang sedari tadi diam membisu karna masih
dongkol hpnya di ambil Putra.
"beneran mas mau ajak kami keliling jogja?" Ke candi Borobudur kan"." Kata Erza antusias, disambut yang lan.
"Asyik tuh! Sekalian ke Gunung Merapi aja mas. Bisa kan" Bisa aja deh mas. Kami Cuma 3 hari aja di jogja. Ayolah." Kata Arny yang sedari tadi sibuk dengan
ponselnya dan dibalas anggukan penuh semangat dari Reva dan Jessica.
"yup. Di Yogya ada berapa banyak mall mas?" Kan bisa tuh entar belok dikittttt ke mal. Ohohoho." Kata Reva yang langsung dijitak Jessica.
"mall aja yang ada di otak lo! Lo kira di Jakarta mall kurang? banyak apa jadi di jogja lo ngebet ngejar mall" Bener-bener deh." Kata Jessica sambil? geleng-geleng.
"kan beda Jess mall di Jakarta sama jogja." Kata Reva sengit
"apa bedanya Va"." tanya Erza penasaran.
"beda dong! Beda pengunjung cowoknya. Kalo di Jakarta kan udah biasa cowok-cowoknya ganteng, kalo di jogja siapa tau beda gantengnya. Hohohohoho." Kata
Eva cekikikan. Mas Novan hanya tertawa melihat mereka ribut di belakang sambil sesekali melirik Putra yang? selalu menatap kaca spion dan focus pada Erza yang mencibir
mendengar omongan Eva. "pacar mas yah"." kata Mas Novan yang membuat Putra kaget.
"yang mana mas"." Kata Putra pura-pura gak ngeh.
"yang selalu mas liat itu. Siapa namanya" Oh, Erza kan" Yang selalu mas ceritakan itu" Cewek yang mas bilang adalah cewek istimewa.? Cantik kok mas. Banget
malah. Lebih cantik dari di foto yang mas pamerin itu." nyerocos Mas Novan yang tidak tau kondisi keadaan Putra sekarang tak ingat apa-apa.
"Sejak kapan gue curhat soal Erza dengan mas Novan" Emang gue punya foto Erza" Kapan gue motonya"." Kata Putra dalam hati.
tanpa mempedulikan penumpang disebelahnya ?bingung, mas Novan terus nyerocos kayak kereta api lewat dan bertanya semua hal yang berhubungan dengan Erza
yang sukses membuat Putra pusing gimana menjawabnya.
setelah 2 jam di perjalanan, akhirnya Mereka tiba di Pusat kota jogja. Jalan Marlboro.? dan bisa dibayangkan saudari-saudari sekalian, kiri kanan jalan
bertebaran angkringan dan para musisi jalanan serta trototar jalan berubah menjadi pasar Marlboro. Erza yang setengah mengantuk, ketika melihat delman
nganggur di pinggir jalan, sontak berteriak.
"Delman! Yuhuuu!!!." Kata Erza dengan wajah sumringah yang membuat Putra menoleh ke arahnya.
"lo kenapa za" kesambet penunggu delman jadi teriak gak jelas gitu"." kata Eva kaget mendengar teriakan Erza. Ketika melihat banyak penjual dari makanan
hingga pakaian bertebaran ?di sepanjang jalan menuju hotel, membuat otak shopping Reva langsung tombol On.
"hotelnya masih jauh Put" kok gak nyampe-nyampe yah"." kata Eva gelisah karna separuh kakinya kepengen loncat ke luar untuk shopping *Dasar ratu mall*
"bentar lagi kok. setelah masuk gang itu, hotelnya bakal keliatan. lo berdua kenapa sih" Duduk kayak gelisah gitu.? pengen pipis"." Kata Putra bingung
melihat Erza dan Reva sama-sama gelisah dan menatap objek inceran.
"si Eva mau shopping Put. kalo si Erza mah, lagi kesambet penunggu delman. Dia pengen naik delman katanya." Kata Arny sambil cekikikan melihat kedua temannya
seperti orang desa baru liat Monas. udik.
mengetahui keinginan Erza, Putra tersenyum dan mengambil kamera di dalam tasnya lalu menyuruh mas Novan berhenti ketika mereka sudah masuk gang "berhenti
disini aja mas. Lo mau ikut Za"." kata Putra sambil manggil Erza.
Erza yang masih sebal karna hpnya di ambil Putra, pura-pura budek dan matanya berbinar-binar ketika melihat orang asyik pacaran naik delman.
"gue pengen naik delman. Uhuhuhuhuh" ayo siapa saja, ajak gue naek delman." Kata Erza dalam hati.
Restu geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka, terutama Erza "eh.. Putra manggil tuh" kata Restu sambil colek Erza. "terus" Gue harus noleh gitu" balikin
hp gue. baru gue noleh." Kata Erza dengan mata tak lepas dari delman yang baru saja melewati mobil yang dia tumpangi.
menyadari Erza masih marah padanya, ?dia mengeluarkan hp gadis itu dari kantongnya "nih. hp lo gue balikin." Kata Putra nyodorin hp yang dia sita ke Erza.
melihat itu, Erza langsung noleh ke Putra dan tersenyum "gitu dong! Balikin hp gue. eh tadi kenapa manggil"." Kata Erza ketika melihat Putra turun sambil
mengalungkan kamera SLR di lehernya.
"mau ngajak naik delman. Ikut"." Kata Putra tersenyum di luar mobil.
mendengar ajakan Putra, Erza langsung menyuruh Restu yang duduk di sisi pintu mobil itu turun lebih dulu karna dia ingin keluar " gue ikut!!!." Kata Erza
sambil membawa tas ranselnya.
Putra tersenyum ketika melihat Erza nyengir lalu dia mengetok jendela mobil yang langsung dibuka oleh mas Novan "entar kami ke hotel naik delman aja. tolong
barang-barangnya yah mas. " kata Putra lalu dijawab anggukan oleh mas Novan dan menjalankan mobil meninggalkan mereka.
"Sekarang kita kemana"." Kata Putra sambil melirik Erza, dan entah kenapa, ?dia mengarahkan kamera SLR itu ke wajah Erza dan memotretnya ketika gadis itu
tersenyum dan tak sadar dia di foto karna focus menatap delman yang hilir mudik.
"ke Marlboro yuk. Tadi gue liat ada musisi jalanan gitu sambil main gendang. Asyik kayaknya. Ayokk!." Kata Erza menarik tangan Putra menuju depan? gang.
Sesampai di tempat yang dituju, sejauh mata memandang hanya hamparan pasar Marlboro yang tiada ujungnya serta banyaknya manusia tumpah ruah kesini. Apalagi
mereka datang malam minggu, semakin penuhlah Marlboro.
sepanjang perjalanan, mereka saling mengobrol seolah tidak ada kecanggungan antara mereka, kembali seperti dulu.
ketika melihat angkringan, Erza menarik tangan kiri Putra "mampir kesitu yuk. Kayaknya enak deh." Kata Erza sambil menunjuk tempat yang dimaksud
"ayo." Kata Putra mengiyakan ajakan Erza dan spontan mengacak rambut panjang Erza yang tergerai shingga membuat mereka sama-sama kaget dengan respon berbeda.
"kenapa gue jadi gini sih" Sama Selvi aja gue gak pernah kayak gini. Tapi sama Erza, gue ngerasa gak ada beban gitu. no spaces between us." Kata Putra
dalam hati. "dia ngacak rambut gue! ?biasa, tapi itu yang gue rindukan dari dia. the most thing I missed it from him." Kata Erza dalam hati
mereka saling bertatapan dan suasana pun menjadi kikuk. Menyadari hal itu, Putra langsung menggandeng tangan Erza menuju angkringan yang dimaksud.
sesampai di angkringan, banyak orang-orang seumuran mereka duduk dan tertawa dengan cerita masing-masing. Erza yang kehausan langsung duduk di meja kosong
dengan Putra yang duduk di hadapannya. Mereka saling bertatapan seolah mengulang masa lalu.
"lo mau mesan apa" Biar gue yang bilang." Kata Erza memutuskan kontak mata dengan pura-pura menatap buku menu *emang ada re"*
"susu coklat kayaknya enak deh. Gue mesan itu aja. " kata Putra lalu menatap Erza yang menunduk melihat buku menu dan mengangkat dagu Erza hingga gadis
itu mendongkak. "just looked at me. Cause I talked to you." Kata Putra tersenyum.
"so"." Kata Erza berusaha menutupi perasaannya yang campur aduk.
"jangan lakukan apapun kalo gue ngomong. Gue gak suka. Udah lo mau pesan apa" Katanya haus"." Kata Putra kembali ke topic pembicaraan.
sadar, Erza langsung berdiri dan memesan minuman lalu kembali lagi dengan membawa dua buah gelas ukuran sedang berisi susu coklat hangat.
"nih punya lo." kata Erza sambil duduk dan meletakkan gelas itu di depan Putra.
"gak lo buatin racun kan"." Kata Putra dengan wajah ?pura-pura menyelidik sambil melirik Erza yang asyik menikmati minumannya.
"enggak kok. palingan gue buatin racun komodo biar lo cepat mati terus gak ganggu hidup gue lagi!." kata Erza sambil minum perlahan-lahan dan membuat pipinya
memerah karna hangat. Putra Cuma tersenyum mendengar jawaban Erza dan meminumnya. "kok gue ngerasa pernah minum susu seenak ini yah" beneran deh! Kapan yah"." kata Putra dalam
hati. Erza asyik dengan minumannya tanpa mempedulikan Putra yang asyik bermain dengan perasaannya sendiri sambil melirik Erza. Setelah minuman mereka sama-sama
habis, Erza melihat musisi jalanan di pinggir jalan Marlboro yang berwajah ganteng sambil memainkan alat music gendang. Dia langsung melirik Putra yang
juga melihat aksi pengamen Itu "kita kesana yuk" Gue pengen liat." kata Erza
"boleh juga. Kayaknya seru tuh." Kata Putra sambil berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Erza berdiri.
"gue bayar dulu yah." kata Erza berjalan menuju kasir tapi tangannya ditarik Putra "biar gue aja. gak enak cewek bayarin cowok. " kata Putra sambil tersenyum
dan berjalan menuju kasir yang membuat sebagian pengunjung wanita yang sedari melihat Putra pada melting.
"aje gile!! Ganteng bener tuh cowok! Klepek-klepek dah!." Kata seorang cewek kepada temannya.
"iya. Tapi gue lebih klepek-klepek lagi ama cewek yang disampingnya itu!! Cakep sumpeh dah!." Kata pengunjung cowok diikuti anggukan yang lain.
Erza Cuma tersenyum dan berjalan di belakang Putra yang berdiri di depan kasir. Setelah selesai, dia membiarkan tangannya di tarik Putra untuk membantunya
menyebrang jalan dan tidak melepas gandengannya ketika sudah tiba di depan pasar Marlboro tempat pengamen jalanan itu mengais rejeki dengan suaranya yang
khas *jadi kangen suasana jogja* *galau*
"suaranya bagus yah Put." kata Erza dengan tatapan lurus ke pengamen jalanan yang sesekali melirik ke arahnya sambil melempar senyum.
"yup. Tapi gak usah nyanyi sambil lirik lo juga kali." Kata Putra spontan yang membuat Erza langsung menoleh ke arahnya.
"maksud lo" kan Cuma lirik doang apa salahnya coba"." Kata Erza bingung dan melepas pegangan tangannya.
entah kenapa, di hati Putra ada rasa kecewa ketika Erza melepas rangkulan tangannya dan tak habis pikir kenapa dia bisa mengucapkan kata-kata itu di depan
Erza. sambil menikmati penampilan si Pengamen, Erza menguap dan sesekali kepalanya hampir jatuh menahan kantuk di bahu Putra. Melihat itu, Putra langsung sigap
memegang kepala Erza yang jatuh untuk kesekian kalinya dengan kedua tangannya. "ngantuk Za" pulang yuk. Entar sakit." Kata Putra sambil memapah Erza yang
mulai oleng jalannya. "ho"oh. Naek delman yah" kan elo sudah janji." Kata Erza menagih janjinya dengan mata mengantuk.
mendengar ucapan Erza, dia tersenyum sambil menjawil hidung mancung Erza dan mendekati seorang delman dan saling tawar menawar. Ketika sudah sepakat, mereka
naik delman menuju hotel yang dimaksud.
Erza senang bukan kepalang bisa naik delman, maklum dia baru pertama kali ke Jogjakarta dan ingin sekali naik delman dan mengelilingi Jogja. Sambil berusaha
menahan kantuk yang semakin akut, dia berusaha memelekkan matanya untuk menikmati angin berhembus lembut di wajahnya dan kendaraan yang lalu-lalang di
depan mereka. Putra yang melihat ekspresi senang Erza, entah kenapa hatinya juga ikut senang dan entah kenapa, dia bertekad dalam hatinya agar bisa selalu membuat gadis
itu selalu tersenyum, dan dia bisa melihat senyumnya itu.
"aku akan selalu membuatmu tersenyum, karna disaat kau tersenyum. Sesungguhnya seisi alam pun juga ikut tersenyum dan menikmati senyum cantikmu itu."
Sesampai di hotel, Erza yang hampir tertidur lagi, langsung melek dan turun dari delman diikuti Putra. Lalu ketika Erza hendak mengeluarkan dompetnya untuk
membayar, tiba-tiba keduluan Putra "udah gue aja yang bayar. Simpen dompet lo. entar dicopet." Kata Putra sambil mengeluarkan uang 100ribuan kepada tukang
delman, ketika mau dikasih uang kembalian, Putra menolak "Enggak usah pak. Buat bapak aja sisanya." Kata Putra sambil tersenyum dan merangkul pundak Erza
yang ikutan tersenyum lalu mereka masuk dalam hotel.
Sambil berjalan, mereka saling tertawa dan berhenti tepat di meja resepsionis "kamar lo dimana"." Kata Putra.
"bentar gue telpon Arny dulu." Kata Erza sambil mengeluarkan ponselnya dari tas ranselnya dan menekan nomor Arny.
"lo kamar nomor berapa Ny" Gue tidur bareng lo yah." kata Erza ketika telpon tersambung.
"no 312. Ok deh. Tapi sekarang kami lagi gak ada di hotel." Kata Arny yang membuat Erza kaget.
"hah?"" terus kalian kemana"." Tanya Erza.
"mau keliling jogja. Habis tadi kami dibujuk mas Novan habis-habisan untuk keliling jogja. Hahhaha.. kunci hotel gue titipin di resepsionis. Lo masuk aja.
udah dulu yah. bye." Kata Arny langsung memutuskan telponnya sebelum Erza menjawab.
"huaaa!! Gue pengen ikut." Kata Erza dengan wajah sedih sambil menatap ponselnya.
"Emang mereka kemana"." Tanya Putra.
"keliling katanya. Huhuhu" " kata Erza dengan tatapan melas ke Putra.
Putra merasa kasihan dengan gadis itu, tapi dia tau Erza sudah tak kuat lagi keliling Jogja. "terus lo maunya gimana" Gue sih ok-ok aja nemanin lo keliling
jogja ampe pagi kalo perlu. Tapi lo sanggup gak" Kan katanya esok mau ke Borobudur." Kata Putra mengingatkan.
?Erza dalam hati membenarkan apa kata Putra, ditambah dia sangat capek dan tak sanggup kemana-mana lagi. "yaudah gue tidur aja. besok-besok kan bisa."
Kata Erza tersenyum. Putra ikut tersenyum mendengar keputusan Erza, lalu dia mengacak rambut gadis itu "nah gitu dong! Gue masuk kamar dulu yah. bye sweety." Kata Putra spontan
mencium kening Erza sehingga membuat gadis itu tertegun menatap kepergian Putra yang asyik memutar kunci kamar hotel dan menghilang di balik pintu.
Erza mengelus-elus? keningnya yang dicium Putra, lalu dia tersenyum manis dan berjalan menuju kamarnya untuk mandi yang ternyata berseberangan dengan Putra
dan masuk ke dalam tanpa mengunci pintu.
selesai mandi, dia langsung berpakaian dan akhirnya jatuh tertidur di tempat tidur tanpa menyadari Putra masuk tanpa permisi apalagi ijin ke kamar mereka
dan melihat Erza tertidur pulas.
entah kenapa, Putra tersenyum melihat Erza tertidur, dan dia duduk di samping Erza dan mengelus pipi dan rambut panjang gadis itu. "kenapa gue jadi pengen
nyamperin dia yah" wajah tidurnya manis. Kalo beneran dia tunangan gue, gue gak akan pernah nyesal sama sekali. Dan perasaan ini". Gak pernah gue rasain
, bahkan dengan selvi sekalipun. Apa gue udah gila"." Tanya Putra dalam hati.
serasa cukup lama duduk di samping Erza, dia mulai berdiri dan entah kenapa hatinya ingin sesuatu yang lebih, dia? menghampiri Erza yang tidu dan mengecup
kening gadis itu lama lalu mencium pipinya. "good night sweety." Bisik Putra pelan di telinga Erza lalu tersenyum ketika Erza mulai menggeliat pelan karna
merasa geli dengan bisikannya dan dia langsung keluar kamar dan menutup pintu pelan agar Erza tak terbangun.
pada saat Putra pergi, Erza perlahan-lahan membuka matanya dan dia merasa ada yang membisiki telinganya. Karna mengantuk, dia tak mempermasalahkan itu
dan tidur kembali. New days, New hope, and New memories started from here, Jogjakarta.
Sekitar jam 6 pagi, Erza bangun dari tidurnya dan kaget karna Arny tidur pulas menghadap dirinya. Lalu dia duduk di sisi tempat tidur sambil mengucek-ucek
matanya dan melihat tumpukan belanja tersusun amburadul? di sudut kamar.
"buset dah si kunyuk! Kemaren pada diajak kelayapan kemana pada belanja sebanyak gini"." Kata Erza dalam hati.
dia ingin membangunkan Arny, melihat gadis itu tidur pulas kayak orang mati, membuat Erza tak tega dan akhirnya berjalan menuju meja rias untuk menyisir
rambutnya yang panjang dan mengikat ke atas lalu pergi keluar kamar untuk jalan-jalan.
pada saat keluar, dia melihat Putra juga ikutan keluar dan dia melihat Putra menatap tanpa berkedip ketika melihat dirinya keluar kamar hanya memakai celana
hot pants bewarna biru malam dan baju pendek mengikuti leluk tubuhnya yang semampai tanpa lengan bewarna merah.
"mampus dah! Salah pake baju gue kayaknya!." Kata Erza dalam hati..
"apaan lo liat-liat"!." kata Erza dengan wajah emosi melihat Putra tersenyum jahil kemudian bersiul nyaring.
"cuit!!!!! Baru bangun pagi udah dapat pemandangan gue! cewek,,, kenalan dong. Nama lo siapa"." Kata Putra jahil sambil berjalan mendekati Erza lalu mencolek
pipi gadis itu. "apa lo colak-colek"! Mau kenalan" Boleh kok. Kenalin.. nama gue Selvi Aurellia, dan maaf gue udah punya cowok, namanya Putra Eduardo Pradipta!." Kata
Erza ketus dan sedikit sakit dihati ketika dia menyebut nama Selvi.
Entah kenapa, Putra jadi aneh sendiri mendengar nama Selvi disebut dan tak ingin gadis itu menyebut nama Selvi dihadapannya, untuk saat ini.
"wohohohoho" apaan sih lo Za" udah jangan ungkit nama cewek gue, entar dia keselek makan disana gara-gara lo sebutin." Kata Putra sambil mengelus rambut
Erza kemudian mengacaknya. *biarin aja si kuntil sesat itu keselek! Biar cepat mati!* *tos bareng Katherine*
"apaan sih lo acak-acak rambut gue"! eh". Emang hari ini rencana mau jalan kemana"." Tanya Erza sambil melepas ikatan dirambutnya lalu ketika dia hendak
mengikat kembali, malah diambil Putra.
"gue suka liat rambut lo tergerai Za. kemaren mereka nyewa travel untuk seharian buat ke candi Borobudur, terus keliling aja sisanya. Gue nanya kenapa
gak minta anterin ama mas Novan, mereka bilang gak enak. Yaudah deh." Kata Putra lalu mengasih kembali ikatan yang dia ambil dari tangan Erza.
"emang jam berapa berangkatnya" Lo gak pernah ngerasain gimana gerahnya punya rambut panjang sih! Panas tau!." kata Erza menggerutu lalu mengikat rambutnya
ke atas tanpa mempedulikan tatapan tajam Putra.
"Entar gue malah digundul kalo punya rambut panjang kayak lo. jam 8 pagi. Lo udah mandi"." Kata Putra.
"belom. Emang kenapa" Kan bagus lo digundul, biar gak cakep lagi!." kata Erza ketus pada ucapan terakhir yang membuat Putra tertawa.
"entar lo ga naksir lagi sama gue. kan rugi. Eum" entar kita sarapan bareng yah di caf?. Mereka biar aja nyusul. Gue punya vouchernya tuh di kamar. Ok"."
kata Putra sambil mencubit pipi Erza yang merona pink itu gemas.
"gue"! naksir sama lo"! huakakakaka! PEDE! Iya..iya.. gue mandi dulu deh. Bye jelek." Kata Erza lalu menginjak kaki kiri Putra dengan gemas dan langsung
masuk kamar sebelum di "siksa" Putra lebih dalam lagi.
"Arny"Arny" bangun dong. Lo tidur apa mati sih"! Lo belum ninggalin harta warisan ke gue!." kata Erza duduk di tepi ranjang? menenteng handuk? sambil menggerakkan
tubuh Arny yang masih terbalut selimut.
"gue ngantuk Za. tadi baru tidur jam 2 pagi gara-gara si Putra tuh ngajak main kartu dari jam 12 ampe jam 2 pagi! Lo kalo mau makan, makan aja di caf?.
Voucher lo sama Putra. Entar kita berangkat ke Borobudur jam 8 pagi. Kalo lo mau harta warisan gue, entar gue kirimin bon utang aja yah. terus lo lunasin
semua utang gue. " Kata Arny dengan suara mengantuk dan menarik selimut untuk menutupi wajahnya.
"huuuu!!!.. yaudah deh. Gue mandi dulu yah. gue mau kak Rico aja deh yang lo warisin. Haha." Kata Erza tertawa lalu buru-buru masuk kamar mandi ?ketika
sebuah bantal terbang ?di lempar Arny.
"kampret lo!." gerutu Arny dalam tidur.
Selesai mandi, dia membuka kopernya dan bingung hendak memakai baju apa, setelah duduk di depan koper mencari ide, akhirnya dia memakai celana pendek bewarna
merah dan baju longgar lengan panjang bewarna hijau serta rambut yang dia ikat ke atas dan memakai sepatu kets bewarna abu-abu Lalu dia keluar sambil menenteng
tas ransel yang berisi novel kalau dia bosan di perjalanan, kamera digital dan kacamata bacanya. Setelah selesai, dia keluar dari kamarnya.
"Za. ini voucher lo. wah kita sehati yah ternyata." kata Putra yang juga memakai baju santai bewarna abu-abu dan celana jins selutu serta kamera SLR tergantung
di leher dan sepatu kets warna hitam sedang duduk di kursi dekat taman ketika melihat Erza keluar dari kamar lalu berdiri dan menyodorkan voucher makan.
"kayaknya gue salah pake baju deh." Keluh Erza sambil menatap voucher makannya yang lebih mirip tiket masuk ke neraka bareng Putra daripada voucher sarapan
pagi.*maksud lo"* "terus lo mau bilang pengen ganti baju gitu" hoohoho" gak bisa begitu. Kita udah serasi." Kata Putra seolah tau apa yang dipikiran Erza lalu menarik gadis
itu masuk dalam kafe yang berada disamping hotel.
sesampai di kafe, mereka duduk berhadapan.? sambil menunggu pesanan masing-masing, Erza membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah novel dan kacamata
lalu membacanya. Sedangkan Putra, asyik memotret orang yang lalu-lalang di sekitar caf? dan yang keluar masuk hotel lalu terhenti pada saat kameranya mengarah
ke Erza yang asyik membaca buku, entah kenapa hatinya tergelitik untuk memotret gadis itu lebih banyak lagi, tanpa Erza sadari, Putra pun akhirnya memfoto
Erza yang asyik membaca buku. pada saat gadis itu menoleh kea rah jendela dan tersenyum manis, senyum yang membuat desir perasaan halus di hati Putra saat
melihatnya dan langsung memfoto lagi sampai akhirnya Erza menoleh ke arahnya.
"lo ngapain foto-foto gue"! hapus!." Kata Erza dengan mata melotot.
"emang gue mau ngapusin" Ogah bener. Mahal tau foto lo itu!." Kata Putra cuek.
"foto gue mau lo apain hah"!." Kata Erza cemas
"mau gue jual sama fans-fans lo di kampus terus sisanya gue pajang di madding. Kan lumayan tuh uangnya buat ongkos gue pacaran" Kata Putra nyengir kuda.
"kalo ampe kejadian, jangan harap lo selamat dari gue!." ancam Erza lalu terdiam ketika pelayan mengantar pesanan mereka dan mulai memakannya.
Putra yang melihat Erza makan, ikut makan dan pada suapan? terakhir, Erza meletakkan telur mata sapi di piring Putra.
"gue gak suka makan telur." Kata Erza ketika Putra menatapnya.
"so"." Kata Putra
"makan gih. Gue eneg liatnya." Kata Erza lalu membuka novelnya kembali tanpa menyadari Putra memotong telur itu menjadi kecil-kecil dan menyuapi ke Erza.
"makan." Kata Putra.
"gue eneg kak." Kata Erza sambil menutup mulutnya dengan tangan dan menggelengkan kepalanya.
"lo harus makan. Mubazir tau!." kata Putra ngotot dan semakin memajukan sendoknya sehingga berentuhan dengan tangan Erza yang menutup mulutnya.
"justru gue tau itu mubazir makanya gue kasih ke elo!."kata Erza tak kalah ngotot.
"kalo lo gak mau"gue akan.." kata Putra terdiam sambil memikirkan ancaman apa yang pas untuk Erza.
"akan apa" ancam aja kalo inget!." Kata Erza ketus.
ketika Putra asyik berpikir, datanglah segerombolan pengacau dari negeri antah berantah masuk dalam caf? lalu menghampiri mereka "kalian udah pada makan
yah" wah lagi ada acara suap-suapan yah" pagi-pagi jangan bikin galau orang dong Put!." cerocos Restu ketika melihat tangan Putra yang sedang dalam posisi
hendak menyuapi Erza. "apaan sih lo Res. Udah makan sono lo pada. Voucher udah gue kasih kan"." Kata Putra lalu meletakkan sendok yang terulur ke Erza di piringnya.
"yup. Kami makan dulu yah." kata Arny lalu mengumpulkan voucher makanan mereka ke meja pemesanan lalu duduk menggabungkan diri dengan Putra.
alhasil, meja yang awalnya sunyi senyap kayak kuburan mendadak ramai karna mereka. Putra yang lupa dengan ancamannya dengan Erza, memakan telur yang hendak
dia kasih ke Erza itu. Sedangkan Erza, mengelus dada penuh syukur melihat Putra lupa dengan ancamannya.
asyik mengobrol, tiba-tiba hp Restu berbunyi, dia langsung mengangkat telponnya dan berbicara sebentar, lalu memutus telponnya " tuh supirnya udah datang.
Lo makan kayak balapan ama siput aja deh, lama! Lo gue tinggal aja yah"." kata Restu meliat Arny yang piringnya masih penuh dengan nasi goreng, padahal
porsinya sedikit. "jangan dong! Iya nih. gue udah kelar." Kata Arny merengut sambil berhenti makan.
setelah selesai semuanya, mereka keluar dari caf? menuju mobil Avanza bewarna hitam yang mereka sewa.
Sepanjang perjalanan, Erza duduk dekat jendela dengan Putra dan Arny. Sedangkan Restu duduk di kursi depan dan Jessica duduk dikursi paling belakang dengan
Reva. "pemandangannya bagus yah Put." kata Erza ketika melewati daerah persawahan *ane lupa nama desanya, tapi desanya bagus banget* *promosi*
"yup. Lo mau berhenti"." Tanya Putra.
"gak usah. Berhenti mulu kapan nyampenya"." Kata Erza lalu mengeluarkan? novel beserta kacamatanya lalu dia membaca.
Sedangkan Putra, merasa ngantuk berat karna lamanya perjalanan menuju Candi Borobudur, ditambah dia kurang tidur, akhirnya kepalanya terkulai lemas jatuh
di Pundak kiri Erza dan tertidur.
Erza kaget melihat kepala Putra di pundaknya, dia mencoba mendorong kepala Putra ke arah Arny, Entah sengaja atau gak, kepala Putra balik lagi ke Pundak
Erza. Putus asa, akhirnya dia biarkan saja dan melanjutkan membaca.
Akhirnya selama 1 jam perjalanan *kalo gak salah lo yah* akhirnya mereka memasuki komplek Candi Borobudur. Dan ketika mobil terparkir, Erza memasukkan
novelnya dalam tas dan mengguncang pelan tubuh Putra.
"Put, bangun. Udah nyampe tuh." Bisik Erza sambil mencubit pinggang Putra karna gemas tak bangun-bangun.
"kalo gak bangun, gue cubit pake tang pinggang lo. biar bolong!." Ancam Erza ketika melihat Putra nyengir ketika dicubit Erza.
perlahan Putra membuka matanya dan melihat Erza dari dekat, membuat dia merasa penasaran dengan perasaan yang dia alami sekarang, senang dan ingin selalu
menggoda gadis itu. "gue mau bangun kok. asal lo cium gue." kata Putra sambil menunjuk pipinya dan menyentuh bibir tipis Erza yang terkatup rapat.
kaget, dia langsung menoyor kepala Putra "apaan sih lo genit bener ngomongnya"! Minta cium sama pacar lo sana!." Kata Erza ketus lalu membuka Pintu mobil
tapi tangannya ditahan Putra.
tanpa perlawanan, Putra mencium pipi kiri Erza dan keningnya dengan lembut.
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"entah kenapa, gue ngerasa pengen selalu nyium lo Za. emang dulu gue kayak gitu yah"." bisik Putra dan untungnya semua penghuni mobil pada keluar, jadi
tak ada yang mendengar bisikan Putra.
"mana gue tau! emang gue siapa lo" nyokap lo"! udah lepas. Gue mau keluar. Udah diteriakkin tuh." Kata Erza melepas pegangan Putra di tangannya dan keluar
dari mobil diiringi Putra berjalan dibelakangnya.
"Arny"beli topi yuk. Panas" keluh Erza menghampiri Arny sambil menunjuk sebuah tempat menjual topi-topi lucu.
"ayok. Gue juga kepanasan neh." Kata Arny lalu berjalan menuju tempat itu diikuti Jessica dan Eva.
"alamakk".tuh para cewek pada kemana lagi Put"." keluh Restu ketika melihat anak asuhnya pada ngilang semua.
"beli topi kayaknya. Kita samperin atau nunggu disitu"." Kata Putra sambil menunjuk loket tiket.
"nunggu mereka nyamperin deh. Ikutin mereka yang ada bakal tepar duluan." Kata Restu sambil berjalan menuju loket tiket dan Putra mengikuti sambil memfoto
objek-objek yang menurut dia menarik.
setelah 20 menit menunggu, akhirnya nongol juga Erza dkk yang asyik ketiwi-ketiwi dengan topi barunya. Putra pertama kali liat itu, langsung mengarahkan
kameranya "smile." Kata Putra tersenyum.
melihat Putra tersenyum, Erza pun tersenyum manis dan membuat kedua lesung pipinya nongol dan sempat membuat Putra tertegun.
"kenapa gue pernah ngeliat senyum manis kayak gini sebelumnya yah" beneran, ini senyum termanis yang pernah gue liat dari dia." kata Putra dalam hati.
Selesai difoto, mereka pun beriringan beli tiket berjalan menuju Candi Borobudur.
baru beberapa meter berjalan, mereka dihentikan oleh seseorang yang menyuruhnya untuk memasang sejenis sarung motif batik untuk menjaga kesopanan.
mereka langsung ?memasang sarung itu dan mengikatnya di pinggang kanan, Putra melihat Erza kesusahan mengikat, menghampiri gadis itu "sini biar gue iketin."
Kata Putra mengambil tali yang tergantung di pinggang Erza dan mengikatnya agar sarungnya tak jatuh.
jarak mereka begitu dekat membuat Erza salting sendiri "thanks." Kata Erza sambil tersenyum lalu berjalan dengan tangan digandeng Putra.
mereka yang melihat hal itu, tersenyum dan berjalan agak menjauh karna tak ingin mengganggu keromantisan mereka.
Jogja, sebuah kota tua yang memberikan sebuah ?cerita indah untukku, bersamamu.
aku harap, cerita? ini menjadi cerita ?awal untuk selalu bersamamu, selamanya.
asyik-asyiknya berjalan, tiba-tiba Putra melihat penyewaan sepeda dari ontel hingga tandem *tau tandem gak" Tandem itu sepeda yang 2 orang bisa nginjek
gitu.* dia langsung noleh ke Erza yang asyik menatap kea rah lain " capek Za"." kata Putra.
"Enggak kok. kenapa"." Tanya Erza bingung lalu menoleh ke Putra.
"nyewa sepeda yuk." Kata Putra sambil menunjuk sepeda yang menarik hatinya,
mata Erza langsung berbinar-binar melihat sepeda yang dimaksud " naek sepeda tandem" Gue mau Putra! Tapi sama siapa" Kan itu sepeda buat dua orang nginjeknya"."
Tanya Erza "bareng gue lah. Ayo." Kata Putra lalu menarik Erza ke penyewaan sepeda.
dengan wajah berseri-seri, Erza menginjak sepeda warna biru malam, pilihan Putra bagian belakang dan Putra menginjak bagian depan. Lalu berjalan menghampiri
yang lain. "hello?" udah pada capek" Bentar lagi nyampe kok di candi." Kata Erza sambil nunjuk Candi Borobudur yang semakin dekat.
"capek sih enggak. Cuma panas!! Lo berdua dapat dimana tuh sepeda"." Kata Restu bingung meliat mereka nongol bawa sepeda.
"nyewa bro. eh Res, fotoin kami berdua dong. Itung-itung koleksi." kata Putra sambil menyodorkan kameranya ke Restu.
"ayo senyum Za, kenapa jadi natap gue" smile." Kata Restu dan KLIK. Sebuah kenangan tersimpan rapi dalam bentuk foto.
"thanks ya Restu. Ayo kalian gue foto." Kata Putra ketika Restu menyodorkan kameranya dan memfoto yang lain.
"sip. Gue jalan dulu yah. bye. Ayo Za." kata Putra sambil menginjak sepeda dengan Erza di belakangnya.
"gue harap banget, mereka bakal kayak dulu lagi Ny. Gak tega gue liat Erza dikit-dikit galau karna Putra bareng Selvi." kata Restu diangguki oleh yang
lain. "iya kak. Liat mereka bareng gitu rasanya adem aja hati kak. Moga disini, Putra inget sama Erza kak." Harap Arny.
"Amien." Kata Eva dan Jessica bersamaan.
sesampai di depan Candi Borobudur, Erza dan Putra memarkir sepedanya di bawah rindang pohon sambil menunggu yang lain, ketika Restu dkk menghampiri mereka,
Erza langsung menaiki anak tangga yang tingginya naudzubillah dengan Putra di sampingnya.
"kalo lo capek bilang aja Za. jangan dipaksa." Kata Putra agak cemas melihat wajah Erza agak kelelahan.
"Enggak kok. gue mau naik sampai ke puncak. Ini baru tingkat 5 ?kan"." Kata Erza penuh semangat "45 mengelilingi tingkat 5 sebelum naik tingkat selanjutnya.
Putra tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memfoto seluruh pemandangan sekitar candi Borobudur dari atas, ketika melihat Erza berbicara dengan Arny sambil
tersenyum, dia ikutan tersenyum dan memfotonya.
ketika lihat segerombol cewek kulit hitam manis melirik Putra dengan umur kira-kira masih anak SMA, dia menghampiri mereka yang berdiri tak jauh dari tempat
Erza berada. "dek, bisa minta tolong fotoin kami" Klik disini yah." kata Putra sambil menyodorkan kameranya kepada salah seorang cewek yang sekarang jumpalitan karna
tak menyangka didekatin Putra.
"bbi..saa kok ka." Kata gadis itu terbata-bata saking gugupnya.
Putra tersenyum manis sehingga mereka yang melihat pada terpesona dan dia berjalan mendekati Erza yang asyik bercengkrama dengan Arny dan Restu.
"foto bareng yuk. Kata Putra sambil merangkul kedua tangannya di pundak Erza dan Arny lalu menarik tubuh mereka ke tubuhnya*jadi cerita difoto ini Erza
istri pertama dan Selvi ?eh" si Arny istri kedua* *ditabok massa* lalu tersenyum ketika sang juru foto berkata "1, 2, 3.. cheers." Dan KLIK. Tersimpan
satu memori dalam bentuk selembar kertas, mempunyai jutaan kenangan.
"thanks ya dek." Kata Putra mengambil kameranya dan tersenyum yang membuat dikasih senyuman getar-getir dari ujung kepala ampe ujung kaki.
"Sa.saa.. ma..ssa..maa kak." Kata gadis itu gagap mendadak karna senyuman Putra dan buru-buru menarik temannya yang sedari tadi menunggunya untuk kabur
sekarang juga. Erza terduduk di salah satu stupa sambil memandang ke puncak Borobudur dengan ekspresi stress "masih jauh nih ceritanya" Capek"." Keluh Erza sambil memijit-mijit
kedua kakinya. "masih sanggup jalan sampai ke atas"." Kata Putra berdiri di samping Erza dan dia melihat dengan jelas bahwa banyak keringat mengucur di wajahnya. Spontan
Putra mengambil saputangan yang selalu ada dikantong celana paling belakang itu dan melapnya di wajah Erza yang berpeluh.
Erza kaget dengan perlakuan Putra, dia menoleh " gak sanggup Put. capek, panas banget, pusing lagi.. tapi masih pengen nyampe puncak." Kata Erza lalu menatap
ke puncak candi yang masih jauh sangat.
"yaudah kita pulang aja." kata Putra dan jongkok di depan Erza yang membuat gadis itu kaget.
"lo ngapain jongkok di depan gue"! mau loncat kodok ampe ke atas" Gak ada kata pulang! Gue mau ke atas." Kata Erza ngotot.
"lo jangan keras kepala deh, udah naik ke tubuh gue." perintah Putra buat Erza menggeleng kuat-kuat.
"malu-maluin." Kata Erza pelan dan Putra menoleh ke arahnya..
"Erza?"" panggil Putra dengan suara lembut tapi sarat penuh ancaman dibalik itu.
Erza menyadari bentuk suara itu, hanya bisa menghela napas dan dengan berat hati dia mendekatkan depan tubuhnya di Punggung Putra dan melingkarkan kedua
tangannya di leher Putra lalu dia merasa tubuhnya terangkat ketika Putra berdiri sambil memegang kedua lututnya.
yaks,,, Putra menggendong Erza tanpa mempedulikan tatapan heroik dari para cewek-cewek yang ada di sekitar candi dan tatapan maklum dari teman-temannya
yang tau Putra bagaimana kalo sudah berhadapan dengan Erza, co cweeeettt"
"nih anak amnesia tetep aja perhatian ama Erza. Ckkckc." Kata Restu geleng-geleng.
Arny Cuma ketawa dan berhenti ketika mereka sudah sampai di halaman Candi dan Putra jongkok kembali untuk menurunkan Erza yang wajahnya memerah malu.
"badan lo berat Za. patah punggung gue! entar pijitin yah. yang enak. Terus dikasih plus-plus gitu. biar sedap!!!" kata Putra sambil berdiri dan tersenyum
mesum. "gue injek aja yah. ampuh lo Put ilengin pegel. Setiap injekan kaki gue bikin tulang-tulang punggung lo pada bunyi semua terus lepas deh dari engselnya
masing-masing! Dasar OMES!." Kata Erza gemes dengan Putra.
"hahahaha. Pulang yuk. Udah,,,, entar mampir lagi. Cuma kita berdua." Kata Putra merangkul pundak Erza lalu menariknya ketika melihat gadis itu memandang
candi Borobudur dengan tatapan merana.
"kita berdua"! Bukan lo sama Selvi" seharusnya lo ngomong gitu sama Selvi. bukan ama gue!." kata Erza berusaha melepas rangkulannya.
"kenapa gue malah yakin bener bakalan balik ke Jogja bareng Erza" Dan ..kenapa gue gak suka tuh cewek nyebut nama Selvi" dia kan ayang gue. eh"ngomong-ngomong
tentang ayang, gue lupa balas sms dia! alamak"." Kata Putra dalam hati.
"jangan sebut nama Selvi ketika lo ama gue." bisik Putra ditelinganya ketika mereka hampir tiba di parkiran mobil setelah disuruh muter jalan kea rah kanan
melewati pasar khusus souvenir dan bikin nyasar *ngakak sendiri kalo inget kejadian ini*
"Dia kan cewek lo! wajar dong sebagai cewek yang gak ingin disebut ngerebut pacar orang gue ingetin lo. biar lo sadar lo punya pac?" kata Erza menatap
Putra dan terputus ketika bibirnya tiba-tiba disentuh oleh jari telunjuk? cowok yang didepannya cengar-cengir sambil menatap tajam "gue gak suka dan jangan
bahas nama dia lagi. dan lo bukan ngerebut gue Za, gue yang berusaha ngerebut hati lo, maksa diri gue untuk berusaha inget kejadian dulu lewat dekatin
lo, walau lo menolak. Kalo lo mau tanya kenapa, gue gak tau." Kata Putra dan mencium pipi Erza dan berjalan meninggalkan gadis itu dibelakangnya yang terdiam.
Sepanjang perjalanan menuju tempat selanjutnya, Erza tepar di kursi penumpang dan tertidur dengan telinga disumpal headset dan kepalanya nyender ke pinggir.
Putra yang duduk disamping Erza langsung menarik kepala gadis itu agar nyender di pundaknya.
"kita kemana nih mas"." Kata supir bertanya dengan Restu yang asyik memberikan kabar terbaru lewat sms dengan Katherine.
"kalian mau kemana"." Kata Restu balik nanya dan noleh ke belakang.
"ada mall gak" Gue mau ke mall!." Kata Eva yang langsung dapat jitakan dari Arny.
"tunggu 3bulan lagi, lo akan injek mall di Jakarta. Ke kaliurang yah" ke desa yang kena letusan gunung merapi itu." Kata Arny
"bisa mati gue kalo ga ke mall Ny." Gerutu Eva, dibalas cuek oleh Arny
"ok deh. Lo setuju Put"." tanya Restu ketika melihat Putra asyik memandang Erza yang keenakan tidur di pundak Putra *gigit gagang pintu*
"apa kalian mau deh. Gue ngikut aja. asal bisa sama dia." kata Putra sambil mengelus rambut Erza.
Restu tersenyum lalu berbalik ke depan dengan harapan di hati, semoga perjalanan mereka kali ini membuat Putra inget siapa Erza.
Jauhnya perjalanan membuat tak membuat mereka bosan, malah asyik berbicara dengan supir yang ternyata sama tau banyak dengan mas novan tentang sejarah
jogja. Dan mereka diajarin ngitung hari baik perkawinan.
"gini loh mas-mas dan mbak-mbak sekalian cara ngitungnya. Kan siapa tau setelah pulang dari sini pada mau nikah semua. Terutama mas yang itu." Kata si
sopir sambil lirik ke spion tengah dan melihat Putra asyik mengelus tangan Erza yang menggenggam tangan kanannya.
yang dilirik Cuma senyum-senyum "amin aja deh mas nikah sama yang disamping ini." Kata Putra spontan.
"kenapa gue malah ngarep kawin dengan Erza" Ckckckc." Kata Putra dalam hati.
si supir mendengar jawaban Putra, ikut mengaminkan "amin deh mas." Kata si supir lalu parkirkan mobilnya di sebuah desa daerah kaliurang, yang berapa KM
lagi akan tiba di desa mbah maridjan. *tapi kalo mau ke desa mbah maridjan harus nyewa ojek, soalnya gak bisa parkir mobil* *sekilas info*
"Akhirnya nyampe juga. Put, bangunin Erza yah." kata Arny ngacir keluar mobil dengan yang lain untuk member kesempatan Putra berduaan dengan Erza.
"Za"bangun..udah sampe tuh." Kata Putra menggerakkan pelan tubuhnya Erza.
Erza gak bangun-bangun karna saking lelahnya. Putra yang entah kenapa melirik bibirnya Erza yang tipis dan bewarna kemerahan, membuat dia ingin menciumnya.
"Astajim!!! Bukan muhrim..bukan muhrim." Kata putra dalam hati *sok alim lo put! biasanya nyosor!* *jitak Putra* "hem?" desah Erza pelan dan dia membuka
matanya perlahan lalu melihat di sekelilingnya dan kaget ketika melihat di samping, Putra sudah dalam posisi mendekat ke wajahnya siap nyium. *katanya
bukan muhrim: --" * "ngapain lo dekat-dekat gue"!." kata Erza galak dan tak berdaya ketika Putra mencium pipinya.
"selamat bangun sweety. Turun yuk." Kata Putra lalu menarik Erza keluar lewat pintu mobil sebelah kiri.
sepanjang perjalanan, Erza menggigil kedinginan dan tatapan matanya tertubruk pada suatu benda, berbentuk bunga indah dan membuat Erza mendekati si penjual.
Putra bingung kea rah Erza pergi, mengikutinya dari belakang.
"ini bunga apa bu" Kok gak ada wanginya" Tapi cantik." Kata Erza sambil mengambil sekuntum bunga dan terpesona melihat keindahan bunga yang ada ditangannya.
"itu bunga edelwis mbak. Bunga gunung." Kata si penjual.
"bunga edelwis" Bunga apa itu bu"." Tanya Erza heran karna dia baru kali ini mendengar nama itu.
"bunga keabadian mbak. Dia gak akan mati walau dipetik. Dan tumbuh di atas gunung. Kata orang sih artinya kekuatan dalam diri, dan keberanian. Serta keabadian
cinta." Kata si penjual panjang lebar.
"bunga edelwis" Bagus artinya. Keabadian cinta. Gue berharap Putra ngasih ini ke gue. astaga! Ngapain gue jadi ngarepin dia" gak mungkin Za. dia lupa sama
lo, ngapain lo ngarep dia kasih bunga" Palingan ntar dia beli buat Selvi." kata Erza dalam hati.
"bu, berapa harganya satu bunga ini"." Tanya Putra sambil memegang sekuntum bungan Edelwis disaat Erza melamun.
"30 ribu mas." Jawab si penjual.
Putra mengeluarkan uang 30 ribuan di dompetnya dan memberikannya ke penjual. Lalu dia memandang Erza yang masih asyik mengagumi bunga yang ada di tangannya.
"kenapa gue jadi pengen ngasih bunga ini buat Erza" Jujur, gue suka ma senyumnya. Dan gue gak ingin kehilangan senyum itu." Kata Putra dalam hati.
KLIK!bunyi jepret foto menyadarkan Erza dari dunia khayalnya dan kaget ketika Putra baru saja memfoto dirinya lagi.
"lo ngefans sama gue"." tanya Erza sinis karna difoto mulu dan mengasih bunga yang dia pegang kepada penjualnya.
"gue ngefans sama senyum lo Za." jawab Putra jujur yang membuat wajah Erza memerah.
"apaan sih lo. udah ah kita pulang. Gue kedinginan." Kata Erza sambil berjalan melipat tangannya karna kedinginan meninggalkan Putra.
ketika berjalan menuju mobil, mereka melihat banyaknya warung wedang jahe berseliweran. Putra melihat Erza semakin menggigil, menarik gadis itu masuk ke
salah satu warung dan memesan 2 buah minuman hangat untuk dirinya dan Erza.
"Za?" kata Putra ketika melihat Erza asyik meminum pesanan dan membuat pipinya pucat berubah menjadi merona pink.
"hem.. apaan Put"." kata Erza menatap Putra dan kaget melihat bunga yang sangat dia inginkan, ada di tangan Putra yang terulur padanya.
"buat lo. gue gak tau kenapa liat lo senyum, bikin gue pengen beliin. Woy! Lo kenapa diem"." kata Putra melihat Erza menatap bunga yang ada ditangannya.
"lo gak salah ngasih Put" gue Erza Put, bukan pacar lo, si Selvi. salah ngasih lo." tolak Erza sambil mendorongg bunga di hadapannya dengan perasaan campur
aduk. "gue gak salah orang Za. please Za, terima pemberian gue. ok"." kata Putra dengan wajah setengah memaksa.
Erza menghabiskan minuman terakhir di gelasnya lalu menerima pemberian Putra dengan setengah senang, ragu, dan takut. "iya gue terima. Thanks." Kata Erza
tersenyum menutupi perasaannya.
Putra tersenyum menerima pemberiannya diterima, seandainya si pemilik warung tidak melirik mereka terus menerus, sudah dia cium sana-sini sampai pingsan
cewek di depannya ini. "thanks Za." kata Putra menghabiskan minuman yang ada di depannya lalu berdiri untuk membayarkan pesanannya dengan Erza.
"lo bayarin gue mulu, gak tepar tuh dompet"." Kata Erza berjalan menuju parkiran sambil memegang bunga pemberian Putra.
"enggak dong. Gue kan bank berjalan. Hahaha." Kata Putra sambil merangkul pundak Erza agar berjalan lebih dekat dengannya dan masuk dalam mobil bersama
yang lain yang sedari tadi menunggu mereka berdua.
"lo berdua pada kemana aja" lama bener." Tanya Arny sepanjang perjalanan menuju hotel.
Erza yang setengah tertidur *lagi* karna ngantuk, menatap Arny sayu. "keliling aja sih. Lo sendiri kemana"." Tanya Erza.
"nangkring di mesjid. Hahaha?" kata Arny tertawa.
"ngapain kalian pada nangkring dimesjid" Pada tobat semua"." Tanya Putra yang duduk disebelah Erza yang sekarang tertidur sambil memegang bunga yang dikasih
Putra. "tobat apaan"! Ngantuk broo!!! Jadilah kami tidur di mesjid kayak pengungsi dari mana gitu." jawab Restu di kursi depan setengah menguap.
"hahaha..ada-ada aja lo. kayak gak ada tempat lain untuk tidur aja selain mesjid. Malu-maluin!." Kata Putra sambil menoyor kepala Restu yang cengengesan.
perjalanan panjang dari jam 8 pagi akhirnya kelar juga jam 7 malam ketika mobil memasuki parkiran hotel.
mereka pun keluar dari mobil bergantian dan masuk dalam hotel. Sedangkan ?Restu dengan Putra membayar sewa mobil hasil patungan bersama.
sesampai di kamar hotel, Erza meletakkan tasnya di lantai dan rebahan di kasur sedangkan Arny langsung ngacir masuk kamar mandi.
"ouch". Sakit.." rintih Erza ?sambil memegang perutnya yang tiba-tiba melilit ketika Arny selesai mandi dan berpakaian.
"lo kenapa Za"." tanya Arny cemas sambil mendekati Erza yang semakin mengigit bibirnya dan menatap Arny yang sudah berpakaian hendak jalan lagi dengan
mereka. "perut gue"sakit.. lo mau kemana Ny"." Tanya Erza lalu dia kesakitan lagi.
"gue mau jalan ma yang lain, nyari makan. gue mau bilang ama yang lain kalo gue ga ikut." Kata Arny lalu mengambil ponselnya, yang langsung ditahan Erza.
"gak..usah.. Ny.. entar mereka cemas. Gue..ga..papa" ouch.." kata Erza semakin kesakitan.
"gak apa-apa gimana lo kesakitan gitu!." jawab Arny.
"please. Gue gak papa. Udah lo keluar sana. Mereka nungguin tuh. Kalo mereka nanya gue kenapa gak ikut, bilanng aja gue ketiduran. Ok"." kata Erza lemah
dan semakin memegang perutnya
"beneran"." Tanya Arny was-was melihats sahabatnya kesakitan tapi keukeuh mengusir dia.
Erza pun mencoba berdiri sambil memegang perutnya lalu mendorong Arny ke depan pintu dengan terbungkuk-bungkuk menahan sakit yang sangat menyiksa. "gue
gak apa-apa." Kata Erza lalu membukakan Arny pintu dan menutupnya kembali lalu berjalan menuju kasur.
"Ya Allah.. perut gue..sakit.." kata Erza sambil berguling dikasur menahan sakit.
"Erza mana Ny"." Tanya Putra ketika melihat Arny datang sendiri ke caf?, tempat janjian mereka.
Arny menundukkan wajahnya "sorry Za. gue gak bisa." Katanya pelan pada dirinya sendiri.
"dia sakit perut kak. Melilit katanya. Dia bilang gak usah kasih tau yang lain dan malah ngusir Arny keluar untuk ikut supaya janji kalian gak batal gara-gara
dia." jawab Arny yang buat Putra entah kenapa, menjadi sangat cemas.
"Restu?" panggil Putra.
"lo mau gue beliin apa Put buat makan" Erza gue beliin juga gak"." Kata Restu seolah mengerti maksud Putra.
"enggak usah. Gue mesan aja entar. Sorry yah gue gak bisa ikut lagi malam ini. Gak papa kan"." Kata Putra penuh ekspresi maaf.
"enggak apa-apa kok kak. Santai aja lagi. yaudah kami berangkat dulu yah. kamar kayaknya gak dikunci Erza kak. Jadi masuk aja." kata Arny tersenyum lalu
keluar dari hotel bersama yang lain dan Putra langsung ke kamar Erza.
tok..tok..tokk" bunyi pintu kamar diketuk ketika Erza masih berguling ria dan wajahnya sudah bercucuran keringat dingin.
"ya Allah, perut gue.. kayak mau ngelahirin aja! sakitt?" kata Erza dalam hati.
merasa pintu tak dibuka, Putra langsung masuk ke dalam kamar dan entah kenapa dia miris sendiri melihat Erza meringkuk di kasur.
"Za"." kata Putra duduk di atas kasur dan mengelus rambut Erza.
Erza kaget melihat Putra nongol kayak jin, dia kira yang masuk tadi Arny. Jadi dia cuek aja "lo kenapa disini" gak ikut"." Kata Erza lemah dan Putra bisa
melihat dimata Erza ada setetes Kristal menggantung dimata? gadis itu.
"gimana gue bisa ikut kalo lo kesakitan gitu"." kata Putra sambil mengelus rambut Erza dan entah kenapa dia ingin sekali sakit yang dirasakan gadis itu,
biar dia saja yang merasakan.
"gue gak apa-apa. Lo keluar Put.? ouch?" kata Erza semakin kesakitan dan akhirnya, dia meneteskan air matanya.
Putra panic melihat gadis itu kesakitan, tapi bingung harus ngapain "lo udah makan"." tanya Putra.
"belom. Gue gak bisa makan perut sakit kayak gini." Keluh Erza
"gue pesanin dulu. Dan jangan membantah." Kata Putra ketika Erza hendak membantah perkataannya dan menelpon cafee disamping hotel untuk mengantarkan makanan
di kamarnya. 40 menit menunggu, akhirnya pesanan Putra yaitu nasi goreng datang juga, Putra langsung keluar dari kamar dan membayar pesanan itu dan membawanya di hadapan
Erza. kemudian dia mendudukkan gadis itu di kasur dan menyuapinya " makan Za." kata Putra pada suapan pertama.
"lo gak makan"." tanya Erza sambil menggeleng.
"kita kan bisa sepiring berdua. Ayo makan Za. jangan sampe gue suapin pake mulut gue nih." ancam Putra dengan kedipan nakalnya.
mendengar perkataan Putra, dia langsung membuka mulutnya enggan dan mengunyah pelan ketika makanan yang disuapi Putra mampir kemulutnya.
akhirnya, setelah bergantian dari menyuapi Erza terus menyuapi diri sendiri, habis juga makanan itu dan Putra langsung memberikan segelas air putih untuk
Erza "nih minum. ?Gimana perut lo" udah mendingan"." Tanya Putra sambil memegang gelas yang sedang diminum Erza, takut tumpah.
Erza mengangguk lalu tersenyum, walau sebenernya dia masih sakit. Cuma dia tak ingin Putra tau. "iya .. makasih Put." kata Erza.
"beneran"." Kata Putra entah kenapa dia tak yakin dengan jawaban Erza.
"iya". Eh.. mereka kemana yah" kok lama"." Kata Erza
"tadi Restu cerita ma gue kalo habis makan mau ke alun-alun. Kenapa" Lo mau ikut"." Kata Putra ketika melihat wajah Erza sedih.
"pengen banget. Coba aja gue gak sakit perut. Pasti gue ikut. Kita nyusul yuk! Gue udah sehat! Udah kuat! Ayoooo.." kata Erza hendak turun dari kasur.
Tapi buru-buru ditahan Putra.
"woooohoho.. enggak boleh! Lo baru sakit ampe mau nangis sekarang mau jalan lagi" gak akan gue ijinin! Besok juga bisa sayang. gue temenin deh. Ok"." kata
Putra sambil menjawil hidung Erza.
"yahh..Put" besok nanggung." Kata Erza.
"gue bilang besok..yah besok.. gue ambilin obat dulu. Lo naroh dimana"." Kata Putra sambil berjalan menuju koper Erza.
"iya..yang itu..eiitts jangan lo buka!." Teriak Erza tapi terlambat ketika Putra melihat isi kopernya..
BH ukuran 34b bewarna-warni, bikini, baju tidur super tipis bewarna hitam dan biru malam dan beberapa celana hot pants super pendek terpampang di koper
yang sengaja Putra buka dan Buat Erza melempar bantal saking malunya.
"jangan sentuh barang gue! lo itu yah! huh!." gerutu Erza ketika Putra berjalan kearahnya sambil membawa obat anti sakit perut.
"terlanjur liat Za. rejeki dong gue hari ini." Kata Putra tertawa.
"apaan sih lo! udah gue tidur dulu yah." kata Erza menarik selimut siap tidur dan keningnya dicium Putra.
"have a nice dream. Lullaby." Kata Putra lalu duduk di kursi samping Erza sambil menunggu yang lain datang.
di Pagi hari yang cerah, masih dengan suasana Jogja yang kental dengan adat jawanya, Erza ?kaget melihat disampingnya yang seharusnya Arny malah berubah
menjadi sosok cowok yang membuat hati dan kepalanya cenyat cenyut kayak kue bakpau. *enak tuh*ngiler*????????? ?
"Astaga!! Siapa yang nyuruh lo tidur disini"! bangun! Bangun! gue hitung sampai 3, kalo lo gak bangun, gue tendang! 1,,,2,,," teriak Erza sambil menghitung
dan menarik kasar selimut yang menutupi tubuh mereka.
"Apaan sih lo Za" emang gue gak boleh tidur disini" gue kan udah temanin lo semalaman"."
"Lo kan tidur sama kak Restu disini, ngapain tidur ma gue"! terus Arny lo usir kemana"! Lo itu yah! gak bisa liat kesempatan gue sendiri, nyerobos aja!."
"Arny tidur bertiga dengan Jessi dan Eva. eittss,,,siapa suruh lo ngejauhin gue"." Kata Putra menarik Erza yang menjauh? dan mencium kedua pipinya hingga
memunculkan semburat merah seperti warna matahari yang terbit.
"Morning kiss my lullaby. Can I say I love you"."
"Lo ngomong I love you ma gue" gombal! Lo kangen sama Selvi kan jadi ngomong gitu ma gue" udah telpon pacar lo sana! Bilang I love you sama dia, jangan
sama gue!." "Za" berapa kali gue bilang sama lo jangan pernah nyebut nama Selvi disaat gue sama lo" please Za. gue pengen inget semua hal tentang lo. kalo lo mau tanya
kenapa, gue gak tau Za. lo gak kasihan sama gue Za"." sambil pasang wajah memelas yang buat Erza muak melihatnya.
"Lo gak usah pasang wajah melas untuk rayu gue deh Put. berapa kali juga gue bilang sama lo kalo gue gak akan ngasih kesempatan buat lo untuk menyakiti
gue lagi" lo dekatin gue, lo sama aja bikin gue nyesek Put. kenapa" Karna lo bukan milik gue ." Dengan wajah menunduk dan beringsut menjauhi Putra.
Putra mengangkat wajah Erza agar menatap dirinya dengan tangan kanannya dengan lembut lalu duduk mendekat di sampingnya " Gue minta maaf kalo keadaan gue
sekarang bikin lo sakit. Please, biar gue dekatin lo lagi. dan bila gue ingat semua tentang hal yang gue lupakan, gue akan kembali pada lo, dan kita akan
mengulang cerita yang pernah terlupakan. Ok" udah mandi sana! Bau." Kata Putra lalu mengacak rambut Erza lalu berjalan keluar.
"Gue gak yakin kita bisa kembali Put, seperti yang lo inginkan, Karna gue bukan tipe cewek yang mudah kasih kesempatan yang sama untuk kedua kalinya."
"gue akan buktikan kalo lo salah," Balas Putra dan pintu tertutup sempurna. Seperti pintu hati Erza yang tertutup untuk Putra.
Erza menghela napas dan memikirkan semua yang sudah terjadi dan pada akhirnya dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan berpakaian, dia melihat Arny membuka pintu dengan tampang kusut seperti baru ditonjok orang. Dengan langkah gontai Arny langsung rebahan
di kasur dan member isyarat stop ketika melihat Erza hendak bertanya "jangan nanya. Gue pusing."
"lo sakit Ny" Wajah lo pucat begitu." Kata Erza sambil menempelkan tangannya di kening Arny.
"gue gak sakit. Kurang tidur malah! Lo tau gue tidur jam berapa" Jam 4 subuh! Lo mau nanya kan gue lagi ngapain aja jam segitu"! Ngegosip sama 2 mak ronggeng
di kamar sebelah gara-gara si calon suami lo itu ngusir gue! udah gue mau tidur, dan lo jangan ganggu! Ok beibeh"." Dan langsung terdengar dengkuran halus
keluar dari mulut mungil Arny.
"yah"padahal kan gue pengen ajak mereka ke pasar Beringharjo. Stok baju gue menipis. Huh!." gerutu Erza dan akhirnya keluar dari kamar memutuskan untuk
pergi sendiri. Erza sukses menarik perhatian para kaum adam dengan pakaian baju lengan pendek bewarna biru malam dan celana pendek serta sepatu kets dan tas ransel yang
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setia setiap saat berada di punggungnya dengan rambut dia kuncir ke atas dan wajahnya yang agak-agak arab semakin membuatnya? menjadi pusat perhatian.
"Za"woyy Za! lo mau kemana" Gue ikuttttt!!." Teriak Jessi keluar dari kafe ketika melihat Erza lewat.
"mau ke Pasar. Beneran mau ikut" Ayok deh!." Kata Erza nyengir.
"Eits,,, gue ikut dong Za, Jes. Nganggur nih." kata Restu ikutan keluar disusul Putra.
Erza melihat Putra? mendadak ilfeel sendiri "gak deh kak. Kalo kaka ikut bukannya bantuin tapi malah bikin tambah rempong! Kenapa" Karna pasti bakal bilang
"Za, udah kelar belum" Apaan sih yang diliat" Cuma baju gak usah repot milih."? Betul kan"." tebakan Erza bikin Restu ketawa.
"hahaa.. lo tau aja deh. Ya deh gue gak ikut. Kayaknya gak seru. Mending kita main PS aja Put. gue bawa tuh." Kata Restu sambil menarik Putra yang menatap
Erza tapi dicuekin yang ditatap dan meninggalkan mereka berdua yang mengelus dada penuh syukur.
"untung..untung. yuk Za cabut." Kata Jessi dan menarik Erza keluar hotel.
"Eva mana Jes" Kok lo sendiri aja" tumben gak ikut tuh anak." Kata Erza ketika berjalan lurus menuju pasar dan menolak semua permintaan paman becak yang
berseliweran menawari untuk mengantar mereka.
"tidur. Lo tau kami malam tadi tidur jam berapa pas lo gak ikut makan itu" Jam 4 subuh Za! gue, Arny ama Eva asyik ngerumpi kalian sampai lupa ama jam.
Hohoho." Kata Jessi tertawa.
"lo omongin apa soal gue" wah" pantesan gue keselek terus makan, ternyata ada yang omongin. Serasa jadi artis deh. Hahha."
"salah omong gue. hahaha"? asyik bahas lo ama Putra aja. so sweet bener dah! Bikin kami kangen ama pacar masing-masing. Gue heran ama lo Za, lo pacaran
gak sih dengan Putra"." Kata Jessi yang gak tau apa-apa dengan masalah Erza.
Erza terdiam mendengar pertanyaan Jessi, sampai di depan pasar Beringharjo yang sesak, dia menoleh ke arah Jessi yang menunggu jawabannya " gue gak tau
Jes. Sama seperti lo gak tau status hubungan kami. Masuk yuk." Kata Erza lalu menarik Jessi masuk dalam pasar.
Setengah hari mereka di Pasar, banyak tentengan sana-sini yang mereka dapatkan. Pada saat Erza sebuah toko yang menjual celana pendek cowok-cowok motif
kain perca. Dia ingin membelikannya untuk kak Reno. Jadi masuklah Erza dengan Jessi ke toko itu.
Asyik pilah-pilih, entah kenapa dia ingat dengan Putra. Hatinya ingin membelikan satu untuk Putra, tapi gengsi apalagi dia baru saja berantem.
"ngapain gue beliin dia" Entar yang ada dia mikir gak-gak lagi! ogah! Bikin uang habis aja!." kata Erza dalam hati.
setelah selesai membayar, dia keluar dari toko dengan Jessi. Entah kenapa, baru beberapa langkah,? dia masuk lagi karna selalu kepikiran Putra. Pada akhirnya"..
dia membelikan 2 pasang celana pendek yang paling dia suka sejak masuk dalam toko itu untuk Putra.
"lo beli buat siapa lagi Za" kan buat ka Reno udah"." Kata Jessi bingung melihat Erza membayar di kasir.
"buat Putra. Dan lo jangan banyak koment!." Kata Erza ketika melihat Jessi senyam-senyum.
"ciee".yang beliin celana buat calonnya." Kata Jessi membuat Erza tersipu.
setelah selesai, mereka keluar dari pasar dan langsung naik becca menuju hotel setelah berdebat sengit dan sedikit rayuan bikin mabuk dari Erza untuk paman
becak yang merasa ketiban durian sekarung melihat dua gadis cantik di depannya.
Sepanjang perjalanan kembali ke hotel, mereka melihat bule hilir mudik di sekitar Marioboro dan saling membandingkan yang mana yang paling cakep antara
Putra yang produk campuran dengan yang Produk murni. Tapi tetap aja di hati Erza, Putra paling cakep diantara yang lain. *ngikik*
Sesampai di hotel, Erza langsung turun dari becak disusul Jessi sambil membawa barang-barang belanjaan dan membayar becak itu plus senyuman yang membuat
paman becak merasa melayang.
"Za" gue ke kamar dulu yah.? gue baru inget kalo pas lo belanja tadi, Reva sms gue kalo mereka lagi jalan keliling gitu. kunci mereka titipkan di resepsionis."
Kata Jessi ketika mereka memasuki hotel lalu berdiri didepan resepsionis untuk mengambil kunci.
"Serius lo" semuanya ikut" Bagus deh." Kata Erza penuh syukur karna dia takkan ketemu Putra.
"kayaknya semuanya ikut deh. Yaudah gue masuk dulu yah. bye." Kata Jessi lalu berjalan menuju kamarnya yang berlainan arah dengan Erza.
Erza berjalan menuju kamarnya sambil bersinandung, tak menyadari bahwa ada yang mengikutinya sejak dia masuk hotel hingga berada di depan kamarnya.
"kemana aja seharian Za"." kata Putra berdiri di belakang Erza pada saat gadis itu hendak membuka pintu dan terdiam ketika mendengar suaranya.
"yeah"it"s time to battle again. With a annoyed boy like him." Gerutu Erza dalam hati.
"terserah gue mau kemana. Ngapain lo peduliin gue" don"t waste your time to care about me."
"gue Cuma nanya Za. kenapa lo sinis banget jawabnya" Lihat gue." kata Putra memutar tubuh Erza agar menatapnya.
"lo itu bukan nanya, tapi ngurus!."
"Sampai kapan lo marah-marah ma gue" lo gak suka gue tidur bareng lo" gue ngerasa, kayaknya kita sering tidur bareng Za. tapi gue gak ingat kapan. Betul
gak"." Kata Putra yang buat Erza kaget karna tak nyangka Putra bisa ingat hal itu.
"iya kali. Gue males ingetnya. Pergi lo sana." Usir Erza sambil mendorong Putra agar menjauh.
"kayaknya lo harus dengar sesuatu deh." Kata Putra sambil memegang kedua tangan Erza dengan tangan kirinya dan tangan kanannya masuk dalam kantong celananya
dan mengeluarkan ponsel terbarunya yang memutar sebuah lagu yang cukup buat Erza merasa tersindir.
" Aku tak suka selalu saja
Kau sebut-sebut namanya saat kita bicara
Aku tak ingin, tak ingin mendengarnya
Kau bawa-bawa namanya saat berdua denganku."
Erza langsung menekan tombol stop di ponsel Putra dan menatap tajam "ngapain lo puterin lagu itu di depan gue" nyindir" Atau lo pengen kita duet nyanyi
lagu itu" Sorry yah, gue gak minat."
"gue gak nyindir Za, gue Cuma ungkepin apa yang gue rasa lewat lagu Za, gue ngerasa ngomong langsung dengan lo juga percuma."
"terus maksudnya lo nyuruh gue dengerin gitu apa"."
"please Za, berapa kali gue mohon jangan pernah lo sebut nama Selvi saat gue ma lo"." kata Putra sambil memegang tangan Erza, tapi dihempas gadis itu.
"dan berapa kali gue bilang sama lo jangan pernah dekatin gue lagi"! lo itu udah punya cewek! Dan gue gak mau disebut perebut cowok orang karna lo! lo
egois Putra! Lo mikir gak kalo lo dekatin gue, lo sama aja bikin gue sakit"!." Kata Erza tajam sambil menusuk dada Putra dengan jari tangannya.
"apa lo juga mikir kalo gue juga tersiksa dengan semua ini Za"! gue selalu pengen dekat lo, tapi gue gak tau kenapa! Seandainya gue tau, gue akan jelasin
semuanya ke lo Za! sekarang lo inginnya apa dari gue Za supaya lo gak ngerasa sakit lagi"! gue akan turutin apa mau lo, termasuk mutusin Selvi!."
"terus kita bakal bersama gitu"! jangan ngimpi! lo mau tau kenapa gue jauhin lo"! karna, lo hancurin harapan gue! di saat gue menanti lo, lo malah pulang
terus berciuman dengan cewek lain di hadapan gue! gue masih inget lo bilang kalo gue bukan siapa-siapa lo! sekarang, lo dengan sengaknya dekatin gue seolah-olah
lo gak punya pacar! maksud lo apa"! Mau nyakitin gue lagi"! mau hancurin gue lagi"!." kata Erza panjang lebar penuh emosi dan air mata menetes di pipinya.
Putra terdiam mendengar kata Erza, dia menyentuh pipi gadis itu bermaksud menghapus air mata yang turun deras di pipi Erza, tapi ditepisnya " gue terima
keadaan lo sekarang Put, tapi gue gak pernah terima lo dengan cewek lain! karna apa" Karna itu sebagai bukti telak kalo gue gak berarti di hidup lo, Cuma
cewek sekedar lewat di hati lo dan mudah dilupakan. Itu yang bikin gue patah hati Putra. mending lo pergi deh sekarang! Gue gak mau liat lo! gue muak!."
kata Erza langsung masuk dalam kamar sambil membawa barang belanjaannya dan mengunci pintunya tanpa mempedulikan Putra berusaha menggedor pintu supaya
dia keluar dan bicara. "Za! gue belom selesai ngomong sama lo!." teriak Putra sambil gedor pintu.
"tapi bagi gue sudah selesai! lo gak akan bisa minta kita kayak dulu lagi Put. gue gak sanggup. Gue sudah terlanjur sakit sama lo. mungkin, ini yang terbaik
buat lindungin hati gue." kata Erza terisak di balik pintu sambil memeluk lututnya ketika Putra pada akhirnya menyerah dan meninggalkan Erza.
Lelah menangisi hatinya, dia pergi ke kamar mandi untuk membasahi wajahnya agar tak seperti orang menangis. Lalu dia melihat barang belanjaannya dan tertegun
melihat barang yang dia belikan untuk Putra. ingin dibuang, sayang, dikasih sama yang lain, dia gak rela. Akhirnya dia melipatnya di koper dan ?datanglah
Arny membawa banyak belanjaan kayak baru saja membeli semua pakaian yang dijual di toko.
"lo beli apa bongkar isi toko Ny" Gue aja gak segitunya deh perasaan." Kata Erza ketika melihat Arny mengeluarkan isi plastiknya dan memasukkan dalam tas
terpisah. "ini persediaan kalo gue kehabisan baju Za. siapa tau kenapa-napa." Kata Arny dengan mimic serius memasukkan belanjaannya sesuai abjad yang bikin Erza
puyeng dan memutuskan untuk mandi.
Tak terasa hari sudah malam. Saat matahari kembali ke peraduannya dan perannya untuk menemani setiap aktifitas manusia di muka bumi digantikan oleh Bulan,
Sang dewi malam. Erza yang selesai mandi, ritual wajibnya. melihat Arny sedang rebahan sambil smsan sesekali cekikikan kayak orang gila.
"gak jalan Ny"." Tanya Erza sambil membuka kopernya untuk mengambil pakaiannya.
"gak ah. Males. Kita pesan makanan aja deh. ?Atau kita serbu kamar mereka aja!." kata Arny riang seolah baru saja memberikan ide paling jenius sedunia.
"mending pesan makanan aja daripada nongol di kamar orang!."
"ah" Gue lebih asyik milih opsi kedua. Ayooo?" kata Arny menarik Erza keluar kamar menuju kamar Putra.
"ngapain kita disini"! lepasin tangan gue Ny! Gue gak mau!." Desis Erza di depan kamar Putra sambil berusaha melepaskan tangannya yang dipegang Arny yang
mengetok pintu. "udah ah, jangan banyak cincong lo Za."
"wah kebetulan banget kalian nongol. Kami baru aja kekurangan orang main kartu." Kata Putra membuka pintu dan menatap Erza yang membuang muka.
"sip kak. Ayo Za gak usah sok nolak gitu deh!." Kata Arny gemas melihat sahabatna keukeh gak mau masuk lalu menghampiri Restu yang asyik main PS.
Erza dan Putra Cuma berdiri di depan pintu yang sengaja ditutup Arny agar lebih privacy. Erza melipat kedua tangannya di dada dan menatap kea rah lain,
sedangkan Putra diam menunggu Erza bicara .
"gue mau ke kamar. Gak enak badan." Kata Erza setelah lelah diam kayak patung di depan orang yang sudah membuatnya hancur. Ketika dia hendak masuk kamar,
mendadak tangannya di pegang Putra.
"lo ikut gue. sekali aja." kata Putra memaksa Erza untuk masuk ke kamarnya dan berkumpul dengan yang lain.
sepanjang main kartu, Erza yang duduk di samping Putra, lebih banyak diam dan kalah dalam main kartu, sengaja dia lakukan itu agar cepat-cepat masuk kamar
karna tubuh dan hatinya sudah lelah.
"gue baru ingat! Tadi gue ditelpon kalo besok kita KKN. Biar bareng sama Universitas lain yang juga KKN." Kata Putra sambil menatap Erza yang masih membuang
muka darinya. "serius lo kak"! Emang Univ lain itu dari fakultas kedokteran juga"." Tanya Arny sambil mencoreng wajah Erza dengan bedak karna kalah untuk kesekian kalinya.
"yup. Dari psikologi. Jadi kita bisa sharing gitu. eh udah pada makan belom neh"." Kata Putra sambil mengambil tisu untuk menghapus bedak yang diwajah
Erza, tapi ditolak gadis itu mentah-mentah.
Restu yang daritadi melihat Erza menolak perhatian Putra, member kode untuk Arny agar segera keluar dari kamar "Eh Ny, temenin gue makan dong. Gue lapar."
Kata Restu sambil kedipkan matanya dan Arny langsung connect.
"oke deh. Kami duluan yah." kata Arny langsung keluar dari kamar diikuti Restu.
"mereka berantem lagi kak"." Tanya Arny ketika keluar bareng Restu menuju kafe.
"yup. Tadi Putra curhat gitu ma gue. dia pengen ingat soal Erza. Tapi tetap aja gak bisa. Dia dekatin Erza, tuh anak malah ngejauh gitu." jelas Restu.
"Erza terlanjur sakit hati dengan kak Putra kali."
"gue tau. tapi kan ini bukan keinginan Putra juga untuk gak ingat semuanya Ny. Siapa sih yang mau lupa sama seseorang yang sudah dia sayang"."
"gue tau. tapi Erza itu sensitive kak. Dia pernah cerita sama gue, dia kadang sakit sendiri dengan perasaannya. Disaat dia berharap, ternyata kak Putra
datang bawa Selvi. siapa yang gak nyesek kak digituin gitu" dia malah pernah bilang, mending dia berdoa kak Putra mati aja sekalian daripada hidup tapi
bikin dia galau." "kok kita jadi bahas mereka sih" Mending kita berdoa aja moga Putra inget dengan Erza dan Erza ngasih kesempatan lagi untuk Putra." kata Restu sambil merangkul
pacar sahabatnya masuk kafe.
Erza melihat sahabatnya keluar tanpa ijin, langsung berdiri ingin keluar, tapi tangannya dipegang Putra "gue minta maaf Za atas apa yang udah gue lakuin
buat lo." "sebuah kata maaf gak akan bisa hapus sakit hati gue dari lo Put. gue bukan orang yang mudah memberi maaf ama orang yang bikin hidup gue berantakan, mengambil
semua yang gue punya, kemudian ngilang tanpa ijin dan kembali dengan memberikan luka baru yang? lebih sakit dari gue rasain!."
"lo maunya apa Za dari gue" apapun akan gue lakuin. ?kecuali lo nyuruh gue pergi dari hidup lo! karna gue gak akan sanggup lakuin itu."
"pertama, jangan dekatin gue lagi! dan.." kata-katanya terputus ketika tubuhnya berada di pelukan Putra yang membuatnya tak bisa bernapas, namun inilah
dia rindukan selama ini. Pelukan yang membuatnya tenang, juga membuatnya menangis karna menyadari bahwa pelukan yang dia rasakan sekarang sudah pernah
dibagi untuk gadis lain yang mungkin tanpa dia ketahui, mendapatkan lebih dari yang dia rasakan. Dan itu membuatnya terluka.
Sedangkan Putra merasa pernah dalam keadaan seperti ini. Keadaan dimana dia menenangkan seseorang yang sangat dia sayangi dan membuatnya aman. Dan seseorang
itu bukan Selvi, karna seseorang itu sangat berarti dalam hidupnya.
"ijinin gue, untuk ingat segalanya tentang kita. Dan gue gak akan nyakitin lo dan? meninggalkan lo lagi." kata Putra sambil mencium puncak kepala Erza
yang sekarang terisak di dadanya.
"terakhir lo bilang begitu, lo pergi ninggalin gue dan nyakitin gue kemudian melupakan gue seolah-olah gue tak berarti di hidup lo."
"anggap aja itu terakhir hal bodoh yang gue lakuin ke lo Za. please. Beri gue kesempatan untuk ingat apa yang gue lakuin ke lo sebelum seperti ini."
Erza mendadak bimbang, bimbang karna di satu sisi dia masih sangat mencintai Putra, tapi di sisi lain tak ingin disakiti karna masalah yang sama.
"apa yang harus gue pilih" Gue sayang sama lo Put, tapi gue gak ingin disakitin." Batin Erza dalam hati.
"you can keep my words Erza. Lo sudah makan"." kata Putra sambil melepas pelukannya dan menghapus air mata yang masih menetes di pipi Erza.
Erza menggelengkan kepalanya dan membiarkan Putra mengelus pipinya hingga menyentuh bibir tipisnya lalu membiarkan dirinya ditarik Putra menuju kafe supaya
makan. sesampai di kafe, mereka bertemu Restu dan yang lain asyik menikmati makannya tanpa menyadari mereka datang dan menghampirinya.
"Eh Putra, Erza.. bareng yuk. Sorry makan duluan." Kata Restu tersenyum ketika melihat sahabatnya menggenggam tangan Erza erat.
"gak papa. Makan aja. gue Cuma temanin Erza makan kok. ntar dia sakit lagi kayak kemarin." Kata Putra duduk di samping Erza lalu menyodorkan buku menu.
"gue makan ini aja." kata Erza sambil menunjuk menu roti bakar dan langsung dipelototi Putra.
"lo harus makan nasi Za. ntar lo sakit lagi kayak kemaren." Bujuk Putra sambil mengelus rambut gadis yang entah kenapa membuatnya gila itu.
"gue lagi malas makan nasi Put. yang penting gue makan kan"." kata Erza ngotot lalu memesan menu itu tanpa mempedulikan pelototan Putra.
Asyik mengobrol, tiba-tiba ponsel Erza berbunyi. Mendengar itu, dia langsung mengambil ponselnya dari saku celananya dan tersenyum ketika mengetahui siapa
yang menelpon lalu berdiri menjauh dari Putra yang merasa panas sendiri ketika melihat Erza sambil tertawa dan tersipu-sipu malu.
"pasti di telpon Reno. Iya kan"." bisik Putra pelan namun sinis dan terdengar oleh yang lain
"lo cemburu kak" Kan wajar Erza punya pacar setelah dia menanti seseorang tak pernah datang selama 4 tahun." Sindir Arny supaya Putra bisa ingat sedikit
tentang mereka. "emang dia menanti siapa Arn"." Tanya Putra ternyata merasa tersindir bahwa yang dimaksud itu adalah dirinya, namun tak bisa dibuktikan.
sebelum Arny menjawab, Erza datang dengan wajah sumringah dan duduk di samping Putra sambil tersenyum ketika pesanannya datang.
"gue makan dulu yah. ada yang mau"." Tawar Erza sambil memakan rotinya dan disambut gelengan oleh yang lain.
"lo mau Put" kenapa diem" sakit gigi"." Tanya Erza seolah tak terjadi apa-apa dan menawarkan rotinya.
"enggak. gue gak doyan makan roti, gue doyan makan ati!." Kata Putra ketus.
"kenapa gue marah dia telponan ama yang lain"? bingung deh gue." kata Putra dalam hati.
Erza merasa tersindir, namun dia cuek aja "yaudah. Lo pesan hati goreng deh sana. Kan lo doyan makan hati." Kata Erza dan membuat yang lain hampir tertawa
namun tak jadi melihat wajah Putra masam semasam buah asam *eh*
selesai makan, mereka membayar pesanannya dan berjalan meninggalkan kafe sambil tertawa. Putra dan Restu berjalan di belakang mereka? yang asyik? bercanda
sambil menatap tajam cowok-cowok yang menatap Erza karna terpesona dengan senyumnya yang selalu mengembang.
"kenapa lo bikin gue gila Za" kenapa gue jadi bertekad tak ingin nyakitin lo lagi" perasaan ini lebih dengan gue rasain sama Selvi." batin Putra dalam
hati. merasa gerah melihat para cowok semakin menatap Erza tanpa kedip, dia berjalan di samping Erza dan merangkul pundak gadis itu dengan tatapan puas karna
para cowok memandangnya iri dan berpikir seolah-olah dia pacarnya.
"lo apa-apaan sih rangkul gue"! gue gak suka!." kata Erza sambil melepaskan rangkulannya, namun akhirnya pasrah saja ketika tangan Putra semakin kuat tak
ingin dilepas. sesampai di depan kamar,? dia mendengar hp Putra berbunyi, sekilas dia tau siapa yang menelpon Putra dan membuatnya galau sendiri.
"Seharusnya gue sadar bahwa dia sudah ada yang punya." Batin Erza dalam hati.
Putra mendengar ponselnya berbunyi, langsung mengangkatnya dengan enggan karna entah kenapa dia tak ingin Erza tau siapa yang menelponnya.
"halo sayang. kamu lagi ngapain" I miss you." Kata Selvi dengan suara yang dimanjakan dan membuat Putra entah kenapa ingin mematikan ponselnya.
"aku baru saja selesai makan sayang. kalo kamu"." Kata Putra dengan terpaksa melepas rangkulannya di pundak Erza dan membiarkan gadis itu masuk ke kamar
menyusul Arny tanpa salam perpisahan, dan pintu pun akhirnya dibanting Erza saking gemasnya.
"aku lagi mikirin kamu. Siapa sih sayang yang banting pintu" Gak sopan banget deh." Kata Selvi merasa terganggu dengan suara bantingan pintu dari Erza.
"aku yang banting pintu sayang. soalnya pintunya susah ditutup , jadi terpaksa ku banting. Maaf yah kalo kamu terganggu." Dusta Putra agar tak terjadi
kecurigaan. "oh maaf sayang. aku kira orang lain. sayang" sudah dulu yah. jangan macam-macam. Dan jangan dekatin Erza yah." Kata Selvi pelan ketika mengucap nama Erza,
namun terdengar oleh Putra.
"kamu kenapa jadi mengungkit nama dia" kan dia sekelompok dengan aku. wajar dong aku dekat dengan dia untuk masalah tugas." Kata Putra jengah mendengar
nama Erza disebut. "tapi kan dia itu dibilang suka merebut pacar orang sayang karna kecantikannya. Aku takut kamu tinggalin aku dan mengejar dia seperti teman-temanku yang
lain. mereka diputusin cowoknya karna lebih milih Erza yang jelas-jelas tak mungkin sayang dengan mereka." Kata Selvi mengeluarkan jurus liciknya untuk
menjatuhkan lawan. "aku takkan ninggalin kamu sayang. ah,,,,,kamu jangan percaya dengan omongan mereka yang iri dengannya. Udah dulu yah sayang. aku ngantuk. ?love you. bye."
Kata Putra sambil memberikan ciuman jarak jauh kepada Selvi.
"tuh kan kamu belain dia. yasudah deh. Love you too sayang." kata Selvi sambil memutus telponnya dan menatap foto mereka yang dia jadikan wallpaper di
hpnya. "gue gak akan pernah rela lo balikan dengan Erza Put. gue sayang sama lo dan akan lakuin apapun agar lo selamanya jadi milik gue." tekad Selvi sambil mengepalkan
tangannya. Putra menatap ponselnya lalu memandang pintu yang dia tau ada seseorang yang membuatnya gila, membuat perasaan sayang ke Selvi selama 4 tahun semakin berubah
biasa saja, dan membuatnya memohon agar diberikan kesempatan untuk mengingat kenangan mereka lagi.
Restu melihat Putra terdiam di depan pintu, langsung menepuk pundak sahabatnya ?agar masuk ke dalam kamar dan tidur.
??????????????????????????????????? ?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"
Pagi hari yang cerah, hari terakhir mereka liburan sebelum melanjutkan tugas sebenarnya, KKN. Dan tanpa ada yang tau pasti, apa yang terjadi disana.
jam di dinding menunjukkan jam 7 pagi, awal waktu untuk memulai segala aktifitas manusia. Erza membereskan koper terakhirnya sebelum meletakkan keluar
dan membantu Arny yang kerepotan sendiri dengan barang bawaan yang dia bawa.
"makanya gue bilang juga apa, lo itu kebanyakan beli baju Ny." Kata Erza sambil menekan-nekan isi koper agar muat diisi beberapa baju yang lain.
"kan jaga-jaga Za. siapa tau gue kekurangan stok baju." Bela Arny.
"bilang aja lo ntar mau jualan baju di desa ntar. Kerja sampingan jadi dokter. Hahaha. Eh.. gimana kabar Dinda yah" gue kangen." Kata Erza sambil menutup
koper Arny dan mendorongnya keluar.
"makasih Za udah bantuin gue. dia katanya kuliah di Bandung waktu terakhir gue contact. Ntar kalo kita udah balik, ke Bandung yuk"."
"ketemu Dinda" Ok banget deh Arn! Gue kangen sama dia. kita keluar yuk. Sekalian bawa koper keluar." kata Erza sambil mengunyah roti sebagai sarapan paginya
dan keluar sambil mengunci pintu lalu menarik dua buah kopernya menuju meja resepsionis *numpang naroh*
ketika mereka di depan meja Resepsionis untuk memberikan kunci kamar mereka, Erza melihat yang lain ternyata menunggu mereka sambil nyender di mobil mas
Novan yang ternyata akan mengantarnya ke desa yang dimaksud.
"sudah siap mbak Erza" Sini saya bantu bawa kopernya." Kata Mas Novan dengan logat jawanya membantu Erza mengangkat kopernya dan koper Arny untuk di letakkan
di bagasi mobil. Putra melihat Erza datang, tersenyum ketika Erza berjalan mendekatinya "pagi Za. udah sarapan kan lo"." tanya Putra lalu duduk di samping Erza dan menutup
pintu begitu juga yang lain dan mas Novan pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"yap. Lo juga kan"." tanya Erza basa-basi lalu mengeluarkan novel serta kacamata lalu membacanya di sepanjang perjalanan.
"Sudah dong." Kata Putra sambil mengacak rambut Erza yang terurai lalu mengeluarkan kamera digitalnya dan memfoto setiap jalan yang mereka lintasi.
Perjalanan yang melelahkan akhirnya tiba juga mereka di desa tempat mereka KKN. ?Mereka berhenti di depan kantor kepala desa. Erza yang asyik membaca novelnya
bergegas memasukkannya dalam tas ranselnya dan turun bersama yang lain untuk mengambil dua kopernya.
"sini gue bawain koper lo." tawar Putra yang ternyata Cuma membawa satu koper, satu tas ransel super gede di pundaknya.
"gak usah. Gue bisa sendiri." Tolak Erza halus namun tak diindahkan Putra.
"cewek gak boleh bawa barang berat. Lo tau itu kan"." kata Putra lalu membawakan koper Erza dengan menentengnya seolah-olah itu ringan.
"permisi mas Putra, saya pulang dulu. Nanti kalau sudah KKN atau kalian gak betah lagi, tinggal telpon mas saja. Tapi bakal susah sih. Soalnya disini daerah
kekurangan sinyal ponsel." Kata mas Novan permisi mau balik ke Jogja.
"iya mas. Makasih atas bantuannya. Pasti kami telpon kok mas. Hati-hati di jalan mas." Kata Putra lalu tersenyum ketika mas Novan masuk dalam mobilnya
dan melaju tenang meninggalkan mereka di belakang.
sepeninggal mas Novan, muncullah kepala desanya yang sedari tadi menunggu mereka datang. "selamat datang. Kalian semuanya. Saya sudah lama menunggu kalian
datang. Perkenalkan, nama saya Danar Susilo, biasa dipanggil Pak Danar." *ngikik* Kata pak kepala desa ramah sambil mengulurkan tangannya kea rah mereka
semua. "terima kasih Pak Danar, nama saya Putra, dan yang disamping saya ini Erza, terus ini Arny, Restu, Jessica dan Reva." Kata Putra memperkenalkan mereka
satu-persatu dan menyalami kepala desa, ketika tiba giliran Erza, pak Kepala desa agak lama memegang tangan Erza karna terpesona oleh kecantikannya dan
membuat Putra berdehem agak keras.
"Ehm"..ehm".. pak, apa benar kami bakal bareng KKN dengan kampus lain"." kata Putra sambil melirik tajam tangan kepala desa yang memegang tangan Erza.
" Udah tua masih aja ganjen ama cewek gue! loh" cewek gue kan Selvi, Bukan Erza. Ah bodo amat dah." Kata Putra dalam hati.
merasa disindir, pak kepala desa melepas genggaman tangannya dan menatap Putra "iya. Kalian bakal gabung dengan kampus UGM fakultas psikologi. Kebetulan
mereka mau KKN juga. Nah itu mereka datang." Kata pak kepala desa sambil menunjuk rombongan yang dibelakang mereka.
Erza yang melihat rombongan itu, sontak terkejut ketika melihat sahabatnya waktu SMP, Nanda ada diantara mereka. Dia melambaikan tangannya berharap Nanda
melihatnya dan tersenyum ketika Nanda membalas lambaiannya dan langsung menghampirinya.
"lo Erza kan" teman sebangku gue waktu SMP" tambah cantik aja sahabat gue yang satu ini." Kata Nanda sambil memeluk Erza erat.
"yup! Gue kira lo lupa sama gue Nanda! Gila! Lo tambah tinggi aja! Serasa kecil gue disamping lo!." kata Erza sambil menatap sahabatnya yang juga sempat
jadi cinta monyetnya waktu SMP sebelum jadi sahabat dan menjadi pujaan para cewek karna badannya yang tinggi, kulit sawo matang, hidung mancung dan wajahnya
yang agak kebule-bulean serta pintar casciscus bahasa inggris.
Putra melihat Erza berpelukan dengan cowok lain di depannya, entah kenapa merasa panas sendiri dan semakin dongkol ketika Nanda menghampirinya, ngajak
kenalan. "gue Nanda, sahabat Erza waktu SMP. Lo pacarnya Erza yah" sorry, gue gak? tau kalo sahabat cupu gue punya pacar sekarang." Kata Nanda sambil mengulurkan
tangannya dan menatap Erza yang manyun.
"gue Putra." "asal ngomong lo Nan, Dia bukan pacar gue! what" Gue cupu lo bilang"! ?Gue gaul kali! Lo tuh yang culun mampus waktu SMP!." Ejek Erza sambil tertawa.
"wah" lo ngejek gue Za" udah lo ngaku aja deh, kayak gue gak ngerestuin gitu lo pacaran ma cowok." Kata Nanda sambil mencubit tangan Erza.
asyik-asyiknya bercanda, datanglah seseorang yang sedari tadi melihat mereka dengan tatapan kaget ketika seseorang seharusnya lenyap dimuka bumi, hadir
di samping gadis yang dia incar sejak SMA.
Ferdinand. "Nan. Lo dipanggil tuh." Kata Ferdinand berdiri di samping Nanda dan membuat Erza hampir kena serangan jantung melihatnya dan refleks menggenggam tangan
Putra yang berdiri disampingnya.
Nanda tak menyadari perubahan wajah Erza, malah tersenyum "eh Fer. Kenalin ini sahabat gue waktu SMP, Erza dan ini pacarnya, Putra." kata Nanda.
Ferdi tersenyum menang ketika melihat perubahan wajah Erza. Dan dia pura-pura tak kenal pada mereka berdua "Ferdinand." Katanya sambil mengulurkan tangannya
kea rah Erza yang ketakutan dan Putra yang waspada karna menyadari bahwa Erza ketakutan, walau dia tak tau kenapa.
"gue Putra, gue balik dulu yah Nand. Ayo sayang." kata Putra langsung menarik Erza dan menghampiri mereka yang asyik ngobrol dengan Kepala Desa.
"kok lo pucat Za" sakit"." Tanya Arny bingung ketika melihat sahabatnya pucat seperti melihat hantu disiang bolong.
Erza Cuma diam dan sesekali melirik Nanda yang asyik dengan Ferdinand sambil tertawa. Ferdinand yang melihat Erza memperhatikan dirinya, Cuma tersenyum
sinis. "kenapa dia ada disini"! mampus gue! gue harus gimana"!." Batin Erza dalam hati.
"nanti selama 3 bulan kalian akan tidur di rumah kosong gitu. sekitar 6 kamar lah. Cuma agak kumuh. Maklum gak pernah dihuni. Gak apa-apa kan"." kata Pak
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepala Desa membuyarkan lamunan Erza.
"gak papa pak, kan ini termasuk pengabdian kami juga terhadap desa bapak, boleh kami melihat tempatnya"." Kata Restu sopan.
"ayo silahkan." Kata Pak kepala Desa dengan senang hati menunjukkan jalannya menuju rumah baru mereka.
selama perjalanan, Erza lebih banyak diam dan beberapa kali hampir jatuh kalau tidak dipegang Putra.
"lo kenapa Za" ada masalah"." Tanya Putra ketika menolong Erza yang hampir kesandung batu cukup gede kesekian kalinya.
"gue gak papa kok."
"ini Puskemas kami. Maaf kalau agak kecil. Dan ini mushala." Jelas pak Kepala Desa.
"Aaa!!!!!." Jerit Erza panic dan langsung memeluk Putra yang disampingnya ketika melihat rombongan ayam entah punya siapa bejalan ke arahnya dengan angkuh.
*asah golok* *kejar ayam biar dibikin sate*
"astaga! Gue kira kenapa! Ternyata Ayam! Dasar lo bikin jantungan!." Rutuk Eva sambil mengelus dadanya.
selama satu jam berjalan kaki, jauh dari perkampungan penduduk, akhirnya tiba juga mereka di rumah besar namun terlihat angker karna dikelilingi hutan
dan jauh dari pemukiman dan di belakangnya mereka bisa melihat sungai kecil mengalir jernih dan kicauan burung menambah suasana tenang di siang hari, bikin
merinding di malam hari. "ini tempatnya yang saya maksud, semoga kalian betah dan apa yang kalian dapatkan di desa kami, menunjang hasil kuliah mas dan mbak sekalian." Kata Pak
kepala Desa. "Sama-sama pak. Mohon kerjasamanya." Kata Putra sopan lalu membiarkan pak Kepala Desa berjalan meninggalkan mereka dan menatap Erza yang pucat.
"lo sakit Za" atau lapar"." Tanya Putra cemas.
Erza hanya menggelengkan kepalanya lalu masuk ke rumah itu bareng yang lain untuk ?bersih-bersih.
"aku lupa bahwa kau masih ada, menggentayangi setiap langkahku yang berubah menjadi penuh kegelisahan."
Setengah hari berberes-beres rumah, terdengar Adzan Maghrib berkumandang merdu, memanggil kaum-NYA untuk bersyukur apa yang mereka dapatkan hari ini, baik
rezeki atau musibah. ?Mereka langsung mengambil air wudhu dan shalat bareng dengan Restu menjadi imamnya
"Gue mandi dulu ya Arn. Itu gue udah masak nasi sama sayur, lo tinggal goreng ikan aja. ngomong-ngomong, kak Restu ma Putra kemana"." Tanya Erza setelah
selesai masak dan shalat.
"lagi di depan tuh, mancing ikan. Panggil deh." Jawab Arny yang masih sibuk membersihkan rumah oleh debu yang lebih mirip abu gunung Merapi.
"entar aja." kata Erza lalu masuk ke kamar mandi.
"waw! Ini enak bener! Siapa yang masak nih"." Kata Putra masuk ke dalam rumah dan melihat makanan ala desa tapi mengundang cacing perut ?"konser".
"Erza yang bikin. Tuh dia keluar." kata Jessi ketika melihat Erza keluar dari kamarnya setelah selesai mandi sambil dan duduk di meja makan bersama yang
lain. "uhm" masakan lo enak Za! udah lo selesai KKN, nikah aja sana! Hahahhaa." Ledek Arny di setiap suapnya.
"iya..nikah ama lo yah." kata Erza mengedipkan matanya dan mereka tertawa.
Selesai makan dan membereskan meja makan, Erza yang sumpek di dalam rumah karna teman-temannya sudah tidur, membuka pintu rumah dan duduk di depan pintu
sambil menikmati semilir angin malam menghembuskan wajahnya dengan ditemani secangkir teh hangat entah apa rasanya bikinan dia sendiri. Sambil menghirup
uap hangat dari teh dan telinganya dimanjakan oleh suara-suara hewan malam yang tak pernah dia dengar di Ibukota. Tiba-tiba semuanya buyar karna..
"Astaga! Putra! lo mau gue mati muda apa"! Jangan kagetin gue!." teriak Erza sambil memukul Putra yang duduk disampingnya sambil tertawa.
"masa gue colek punggung lo aja reaksinya heboh gitu" gimana kalo gue colek yang lain yah" jadi pengen colek deh." Sambil mencolek pinggang Erza yang membuatnya
seperti kena setrum berkekuatan super.
?" lo kira gue sabun colek apa jadi main colak-colek seenak jidat"! dasar OMES!." Dengan hati dongkol dia masuk ke kamar dan membanting pintu meninggalkan
teh yang belum dia sentuh sama sekali.
Putra tertawa ngakak melihat Erza marah dan entah kenapa hatinya seperti senang karna bisa menggoda gadis itu.
"Putra gila! Gak beres! Sinting! Gue kira amnesia bakal bikin dia tobat, gak taunya malah tambah sableng!." Gerutu Erza lalu menarik selimutnya dan tidur.
Erza yang sudah makan pagi bersama yang lain dan membereskannya, langsung masuk kamar untuk berganti pakaian dokternya. Lalu ketika hendak keluar rumah,
dia mendengar Putra memanggil.
"bareng gue Za! tutup pintunya. Lo gak usah malu-malu gitu deh" Kata Putra yang ternyata baru selesai mandi sambil mendekati Erza yang menutup wajahnya
karna melihatnya mengenakan handuk yang dia lilit di bawah perutnya sehingga dia bertelanjang dada.
"lo gak pake baju, gue tinggal!." Ancam Erza terus menutup matanya dengan kedua tangannya dan wajahnya memerah ketika Putra mencium keningnya sebelum melesat
masuk kamar. "besok-besok gue gak mau jadi orang terakhir keluar rumah! Males bener bareng Putra ntar! Bisa heboh satu kampung!." Gerutu Erza dalam hati.
ternyata, ?mitos cowok lebih cepat berganti pakaian dari cewek benar 1000%. Putra pun keluar dengan stetoskop bergantung di lehernya dan dia mengenakan
jas dokternya serta tangan kirinya dimasukkan ke saku jasnya dan tangan kanannya memeluk pinggang Erza yang masih menutup mata dengan kedua tangannya.
"bareng yuk." Kata Putra tersenyum yang dijamin membuat pasien pada sembuh seketika.
Erza mengangguk salting karna terpesona dengan senyuman mantan tunangannya dan menutup pintu rumah lalu jalan bareng.
sepanjang perjalanan menuju Puskesmas karna hari ini mereka jaga, sedangkan yang lain pada sosialisasi ke rumah-rumah bareng anak psikologi, Erza dan Putra
menarik perhatian banyak warga mulai dari anak kecil, sampai nenek-nenek semuanya pada melting melihat Putra yang tersenyum? sambil menyapa mereka dan
para bapak-bapak melupakan istri mereka sejenak ketika Erza tersenyum kearah mereka dan sesekali memberikan permen yang sengaja dia siapkan dalam tasnya
untuk anak-anak yang dia temui.
"ini permennya sayang." kata Erza sambil tersenyum? pada sekelompok anak kecil yang kegirangan dikasih permen yang membuat bapak-bapak hingga kakek-kakek
merasa muda kembali *apa hubungannya re*
"astaga! Mahasiswi tahun ini cantik-cantik yah, rela deh aku sakit setiap hari! Agar bisa dirawat sama dokter cantik itu." Kata salah satu kakek yang sudah
bau tanah. "Aku juga pak. Melihat dokter cantik itu, seperti merasakan jatuh cinta pada pertama." Timpal seorang bapak yang agaknya melupakan istri di rumah dan anak-anaknya.
"astaga! Itu dokter ganteng bener yah! nanti kita sakit bareng yuk" Biar bisa dekat sama dokter ganteng itu." Timpal seorang cewek lugu pada temannya ketika
melihat Putra tersenyum padanya.
yang lain Cuma mengangguk tanpa bisa berkata apa-apa lagi.
"eh, yang disamping dia itu pacarnya yah" gila! Putih bener badannya! Cantik lagi! wajahnya kayak pemain kuch-kuch hota hai gitu." timpal temannya yang
langsung disambut jitakan.
setengah hari mereka di Puskesmas meladeni Ibu-ibu ingin imunisasi anaknya sampai periksa kehamilan dan membuat Putra pusing karna permintaan ibu-ibu yang
mulai dari minta elus perutnya yang buncit lah, minta? cium pipi lah *untung gak minta cium bibir yah put* dijitak mama* dan tingkah aneh lainnya.
"wah pak dokter, elusin perut ibu dong. Biar anak saya nanti gantengnya kayak bapak." Pinta seorang ibu-ibu yang buat Erza hendak tertawa disebelahnya
yang tidak dibatasi sekat, kecuali ruang pemeriksaan yang Cuma ditutup dengan tirai bentuk melingkar.
"udah berapa perut yang gue elus hari ini yah" nasib..nasib" " keluh Putra dalam hati.
Putra pun mengelus perut ibu hamil itu dan tersenyum manis sambil melirik Erza yang asyik memberikan saran sambil mencubit pipi anak kecil yang digendong
ibu-ibu itu. "nanti jangan minum es lagi. entar dek Rista sakit tenggorokan lagi. Jaga kesehatan yah sayang." kata Erza sambil mengelus rambut anak kecil
yang bernama Rista dan tersenyum lalu mengantarkan mereka sampai ke depan Pintu dan mencubit pipi Rista yang tembam.
Sesudah pasien ibu dan anak itu keluar, masuklah pasien lain.
"bu dokter, lagi single kan" ibu mau gak jadi istri kedua saya" Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu. Saya merasa bahwa ibu jodoh
saya." Goda seorang bapak-bapak ketika selesai diperiksa Erza yang asyik memberikan saran dan buat Putra hampir tertawa ngakak karna mendengar Erza dilamar
bapak-bapak yang mungkin umurnya 50 tahun keatas.
"buset dah ini bapak! Gak ingat apa istri anak dirumah jadi ngajak gue nikah" Istri kedua lagi! ogah bener!." Gerutu Erza dalam hati.
Erza Cuma tersenyum "maaf bapak, sebenarnya saya sudah tunangan dan setelah KKN ini mau menikah dengan tunangan saya." Dusta Erza dan memutar cincin pemberian
Putra sebelum amnesia yang setia di jari manisnya. Putra melihat itu, merasa seperti teringat sesuatu, tapi apa itu, tak bisa dijelaskan. Kabur seperti
ditutup asap tebal. "sorry yah pak, daripada gue jadi istri muda lo, bikin makan ati atau dikira gue rebut suami orang terus ortu gue pada jantungan di Singapura dengar anaknya
nikah ama pria yang seumuran mereka, mending nolak." Bela Erza dalam hati.
Bapak itu merasa malu sendiri karna ditolak halus. "maaf kalo bu dokter kalo bapak terlalu lancang. Permisi bu. Makasih atas periksanya. Love you bu."
?lalu ngacir keluar dari puskesmas tanpa sadar umur *hajar aja put!*
"seharusnya lo terima aja lamaran tuh bapak-bapak. Hahaha. Kan enak Za. lo nikah duluan." Tawa Putra buat Erza manyun.
"Shut up!." setengah hari di Puskesmas, datanglah Restu dan yang lainnya sambil membawa plastik berisi pecel yang mereka beli di jalan. Mereka pun duduk di teras luar
sambil menikmati semilir angin menerpa lembut wajah dan pemandangan yang tak habis diceritakan.
"gue sebel Za! tadi kan gue kayak ke rumah tempat merawat orang-orang yang agak gak beres mentalnya gitu sama anak Psikologi, ada bapak-bapak godain gue
dan minta gue dijadiin istri keberapa gitu! astaga! udah konslet tuh otaknya! Gak beres!." Gerutu Arny sebagai pembuka topic pembicaraan.
"gue juga Arn! Pinggang gue malah dicolak-colek ama mereka! Kalo aja gue gak ingat tuh mental mereka rada-rada gak beres, gue hajar satu-satu!." Gerutu
Eva dan Jessi. "gue malah digoda perawat disana! Kalau cakep gue syukur banget, ini ibu-ibu semua! Nasib"..nasib".. jadi orang ganteng." Kata Restu narsis.
"huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu" PEDE!." Kata Arny sambil melempar botol minuman.
yang lain Cuma tertawa sampai datanglah Nanda dan Ferdinand yang buat Erza hampir tersedak dan langsung minum dengan tangan gemetaran. Putra yang melihat
reaksi Erza, bingung memenuhi pikirannya.
"kayaknya gue pernah liat si Ferdi deh sebelum ini, ?Tapi dimana" Erza kenapa tiap lihat dia langsung takut gitu" arghh!!! Kenapa gue gak bisa inget"!."
Kata Putra dalam hati. "Za, lo masih sibuk di Puskesmas"." Tanya Nanda.
"enggak tau deh. Kenapa"."
"ntar kita ke rumah sakit jiwa, tapi di Pondok Za. bareng gue. gimana" Itung-itung nambahin laporan." Kata Nanda.
"jam berapa Nan" Sore kayaknya kelar deh. Kita berdua atau bareng nih"." tanya Erza sambil menoleh Putra yang menatap tajam Ferdi yang sedari tadi meliriknya
dengan tatapan mengintai musuh.
"berdua aja deh. Kan lama gue gak ngobrol banyak sama lo. ntar gue anter pulang," kata Nanda tanpa melirik reaksi Putra pengen nyakar mendengar omongan
Nanda. "ok deh. Jemput gue yah." kata Erza nyengir.
tanpa mereka sadari, sedari tadi Ferdi memandang Erza dengan tatapan ingin memiliki gadis itu, sebagai puncak dari petualangan cintanya semenjak dia tak
bisa mendapatkan Erza. Entah sudah berapa gadis yang jadi korban napsunya sesaat. Dan dia ingin Erza yang terakhir.
"gue harus dapatin lo! gimanapun caranya!." Tekad Ferdi dalam hati.
"Entar gue samperin jam 4 sore yah. Put, gue pinjem cewek lo bentar yah" gak papa kan" lo mau ikut juga boleh." Kata Nanda sopan kepada Putra karna dia
segan sejak pertama kali melihat Putra.
"Daripada gue pulang wajah bonyok sana-sini ditabok pacar sahabat gue, mending ijin dulu." Kata Nanda dalam hati.
Putra menganggukkan kepalanya. ?"selesai tugas, langsung pulang! Jangan lama-lama!." Bisik Putra di telinga Erza.
"bawel! Gue mau nginep sama Nanda." Kata Erza sambil melirik nakal Nanda yang kedipkan mata dan buat Putra mulai keluar asapnya saking gemesnya.
"awas aja ampe beneran! Gak akan gue bukain pintu!."
"emang gue peduli" Gue bisa tidur di tempat lain!." balas Erza sengit
"wah"lo lupa sama kita-kita Fer"." Tanya Restu pura-pura sok akrab dengan Ferdi, untuk menyelesaikan konfilik-bisik-panas telinga dengan Arny bikin rusuh
disampingnya. "tentu saja gue inget! Lo Restu kan" cewek lo mana" Si Katherine"." Tanya Ferdi kaget karna tak menyangka dia akan diingat.
"Di Depok, gue sama dia beda fakultas."
Oh gitu, ?Eh, kami cabut dulu yah, bye." Kata Ferdi sambil keluar dari Puskesmas diikuti Nanda yang sedari tadi geleng-geleng melihat Erza berantem dengan
Putra, mulai dari cubit-cubitan pinggang, hingga saling injak kaki.
"Sial! Gue kira mereka gak ingat lagi sama gue! tunggu dulu". gue merasa aneh dengan Putra, kok wajah dia kayak gak ingat sama gue yah" apa jangan-jangan..
heum.. menarik juga kalo dugaan gue bener." Kata Ferdi dalam hati.
"betul kan Arn! Dia Ferdi!." bisik Restu di telinga Arny ketika yang lain asyik makan kembali, seolah kedatangan mereka biasa saja.
"iya kak! Pantesan Erza kemaren noleh kea rah temannya gitu dengan wajah ketakutan, gue rada-rada lupa wajah dia masalahnya kak. makanya gue minta lo yang
Hijaunya Lembah Hijaunya 18 Cheng Hoa Kiam Karya Kho Ping Hoo 100 Tahun Setelah Aku Mati 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama