Rose At The Second Sight Karya Ky Bagian 1
1Rose At The Second Sight - KY
1Rose At The Second Sight - KY - Bidadari Pendekar Naga
Saktihttp://cerita-silat.mywapblog.com
1Rose At The Second Sight - KY
Bidadari Pendekar Naga Sakti Rose At The Second Sight
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
Copyright? 2013 by K.Y 1|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com Bab 1 Nightmare - Mimpi
Buruk "Ben! Benny!!" Aku menoleh ke belakang, memicingkan mataku agar bisa
melihat jelas, di antara paparan cahaya matahari yang menyilaukan. Ternyata Joshua,
Hilman, dan Oscar! Aku tarik ransel hitamku ke pundak, lengan kiriku terasa pegal
memegang ransel yang penuh dengan setumpuk buku pelajaran kelas 1 SMP hari ini.
Mereka bertiga berlari mendekatiku. Kilauan cahaya sekilas memantul dari kulit
berminyak di wajah mereka. Hawa panas dan sinar terang membuatku masih
memicingkan mata, mengikuti derap langkah tiga pasang kaki di atas trotoar yang
berdebu. Mata mereka bersinar, bersemangat, menyala, berkata-kata dengan bisikan
yang sebenarnya terdengar nyaring. "Jadi, kan?" tanya Oscar sambil menatap bergilir
kepada kami bertiga. Oscar yang paling jangkung di antara kami berempat. Kulit
tubuhnya coklat, mata bulatnya dihiasi bulu 2|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com mata lentik
seperti cewek, rambutnya dipangkas cepak model tentara. "Jadi dong!" jawab Joshua
cepat sambil nyengir. Tangannya menepuk tas sekolah birunya dengan bangga.
Perawakannya kecil, kulit coklat terang, dengan rambut lurus yang dibelah samping
sangat rapi. "Aman di rumah elo, Hil?" tanya Oscar setengah berbisik. "Sip, bo-nyok gua
ke Makassar, 3 hari. Rumah kosong, kakak cewek gua pasti di kamar terus. Kakak
cowok gua dah ngungsi ke rumah temannya, sampe besok! Pokoknya aman!" bisik
Hilman penuh semangat. Hilman, si anak tajir, badannya tambun dengan kulit putih
kemerahan - menjadi pink, keringat selalu membasahi dahi dan pipinya yang tembem.
Aku bersandar ke tiang listrik di tepi jalan raya depan sekolah. Menatap mereka bertiga
bingung. "Elo mau ngapain ke rumah Hilman?" aku bertanya sambil sesekali
memindahkan berat tubuhku bergantian dari kaki kanan ke kaki kiri. "Sstt! Pokoknya elo
ikut aja, Ben!" jawab Oscar. 3|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com "Ayo! Buruan!" ajak Hilman
bersemangat. Kami berempat berjalan kaki dengan langkah lebar dan cepat, ke arah
rumah Hilman yang paling dekat dengan sekolah. Aku menyamakan langkahku dengan
langkah mereka, badanku termasuk kedua paling tinggi setelah Oscar. Kulitku putih
bersih, tapi tidak seputih Hilman. Rambutku lurus dipotong pendek. Rumah Hilman
sangat besar! 2 lantai, mentereng, kedua orang tuanya anggota parlemen. Sering keluar
kota meninggalkan ketiga anaknya bersama dua orang pembantu perempuan, satu
orang sopir, dan satu orang tukang kebun. Hilman mendorong pagar rumahnya,
memberi isyarat tangan kepada kami bertiga untuk segera masuk. Tanpa banyak bicara
kami langsung ke kamar Hilman di lantai atas, melewati ruang tamu yang seperti ruang
pajangan benda-benda unik. Sebuah lemari kaca berisi puluhan atau ratusan pernak pernik unik yang mungkin didapat oleh kedua orangtua Hilman selama berdinas ke luar
kota atau ke 4|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com luar negeri. Kami membuka sepatu
sekolah kami di depan kamar Hilman, bertelanjang kaki memasuki kamarnya yang luas.
Oscar langsung menghempaskan badannya ke kasur Hilman yang super empuk, Hilman
sendiri langsung menyalakan AC, lalu menghampiri tv set di depan ranjangnya. Aku
duduk disamping Joshua di lantai yang berkarpet, menghadap ke arah layar tv. Joshua
mengeluarkan bungkusan dari dalam tas sekolahnya, lalu menyerahkan bungkusan itu
ke Hilman. "Apaan sih, Josh?" tanyaku lagi ke Joshua. "Pokoknya sip, deh!" jawab
Joshua penuh rahasia dan tersenyum meledek. Aku pukul kepala Joshua, dia membalas
pukulanku, dan menit berikutnya kami sudah bergulat di lantai! Tawa Joshua menggema
ketika aku kempit lehernya dengan kedua kakiku! "Goblok! Jadi nonton nggak?" tanya
Hilman, sambil memasukkan sebuah kaset vhs ke playernya. Aku melepaskan badanku
1Rose At The Second Sight - KY
menjauh dari Joshua yang masih menyeringai iseng kepadaku. Oscar duduk bersila di
atas kasur, Joshua dan aku masih memilih duduk di lantai dengan punggung menyandar
di sisi kasur Hilman. 5|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com Hilman menekan tombol 'play', lalu
dengan sekali lompatan duduk di kasur di sebelah Oscar. Sebuah tulisan peringatan warning - berwarna merah tercetak di dasar warna hitam mencolok. Satu kata yang
tertangkap di mataku, 18+. Kaset bokep! Pantesan mereka pada berbisik dan bertingkah
aneh ketika mengajakku tadi! Aku melirik Joshua dan Oscar, mata mereka tidak
berkedip menatap layar tv. Hilman mengeringkan keringat yang masih menetes dari
sela-sela rambut poninya dengan telapak tangannya. Mataku kembali menatap tv. Logo
putih bergambar kelinci terlihat jelas di antara daftar nama yang berderet cepat dari
bawah ke atas. Adegan dibuka dengan memperlihatkan seorang cewek bule, berambut
pirang panjang, mengenakan bikini 2 pieces warna putih tipis".berjalan perlahan
menuju kolam renang. Cewek itu lalu duduk di tepi kolam, menggerakkan kedua kakinya
di dalam air, dan menurunkan seluruh tubuhnya ke dalam kolam renang. Dia
menenggelamkan seluruh badan dan kepalanya lalu tiba-tiba menyembul keluar dengan
gerakan slow motion. 6|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com Kamera menyorot bagian dada
cewek itu yang hanya tertutup kain putih kecil di ujung payudaranya, penutup warna
putih yang basah menjadi transparan, memperlihatkan bentuk puting payudara cewek
itu dengan jelas! Aku menelan ludah. Aku melirik lagi Joshua yang melongo, mata
menatap lebar, dan mulut menganga! Oscar tampak menelan ludah berkali-kali, ujung
kakinya bergerak-gerak seperti gelisah. Hilman bertopang dagu, tampak serius, sesekali
lidahnya menjilati bibir bawahnya. Keringat di dahinya tak kunjung kering. Ketika mataku
kembali lagi ke layar, seorang cowok bule, dengan tubuh yang atletis, swimming trunk
yang kelihatan menggelembung besar, senyum flamboyant terkembang, memasuki
kolam renang, dan langsung memeluk tubuh cewek itu. Sesaat kamera memperlihatkan
sepasang bikini putih mengambang...menyorot wajah mesum si cowok yang sedang
bersiap mencium bibir si cewek yang sedang memejamkan matanya. Kamera menyorot
ke bagian dada si cewek yang 7|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com terlihat di bawah air
sedang diremas oleh tangan kekar si cowok! TIBA-TIBA SEMUA ITU MENGHILANG!
Oscar, Hilman, dan Joshua mengelilingi diriku yang telanjang! Menunjukku dengan jari
mereka! Menertawakanku! Kata 'banci' terdengar berulang-ulang di sela tawa ejekan
mereka! Aku gemetar, melihat mereka bertiga yang sedang telanjang bulat, pangkal
mereka memperlihatkan batang penis yang mengacung tegang! Aku melirik pangkalku
sendiri yang kondisinya berlawanan dengan mereka, batangku lemas, loyo". Mataku
terasa panas".aku malu"aku ingin menangis".aku ingin menjerit!!!
TIDAKKKKKKK!!!!!!!!!!! Aku terbangun! Duduk tegak seketika! Melirik ke kiri ke kanan,
keringat membasahi wajah, leher dan dadaku! Nafasku menderu bagaikan bunyi guntur
bergemuruh! 1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
8|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com Aku menarik nafas panjang, mengusap wajahku
dengan kedua telapak tanganku. Berusaha mengatur kembali debar jantungku yang
berpacu dengan cepat. Aku menggerakkan leherku yang terasa kaku. Di tengah
kegelapan kamarku, aku melirik jam kecil di meja kecil di sampingku. Jam 4 subuh. Aku
baru tertidur selama 2 jam. Pekerjaan kantor terpaksa kubawa pulang tadi, setelah
seharian ini waktuku habis untuk mengantar mama mengurus surat penting ke notaris
Aku memeriksa laporan tahunan internal auditorku sampai jam 2 tadi" Sudah lama
sekali aku tidak bermimpi seperti ini. Terakhir kali aku memimpikan hal yang sama
persis seperti ini, 10 tahun yang lalu. Ketika itu aku jatuh cinta pada seorang gadis
1Rose At The Second Sight - KY
cantik di kantor papa. Aku tersenyum getir. Peristiwa yang terjadi saat aku masih kelas 1
SMP, menjadi mimpi buruk. Saat mereka semua menyadarkanku bahwa aku tidak
memiliki kemampuan untuk bisa ereksi seperti layaknya seorang laki-laki yang sedang
terangsang! 9|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com Ketika aku penasaran dengan keadaanku
ini, apakah memang aku tidak bisa atau hanya kebetulan saja tidak bisa, aku mencuri
majalah Playboy milik papa yang disimpan di kolong meja kerjanya. Aku pernah melihat
papa menyelipkan majalah itu diam-diam di sana. Aku merasa senang melihat foto -foto
bugil cewek di majalah itu, tapi ketika aku mencoba merasakan adanya ketegangan di
pangkal pahaku, aku tidak merasakan apa-apa di sana". Ketika kubayangkan cewek
bugil itu ada di kamarku memperlihatkan bagian ter-intim-nya sekalipun, tanganku
nyatanya hanya mengelus dan mengocok sepotong daging lembek". Aku langsung
membanting, merobek, menginjak-injak majalah porno itu! Aku marah! Aku benci! Aku
masukkan ke dalam plastik, kertas yang tadinya berwujud majalah, kini kubuang ke
tempat sampah besar di depan rumah dengan perasaan kesal! Masa puber yang
seharusnya menjadi masa indah bagiku, menjadi bagian dari sejarah kelam dalam
kehidupanku. 10 | Melihat seorang gadis cantik
seumuranku menjadi tidak menarik lagi, aku cenderung berdiam diri, berpura-pura
membaca buku atau melakukan sesuatu yang sebenarnya terlihat konyol"Tapi akan
lebih terlihat konyol apabila seluruh murid SMP sekolahku ini tahu dan menertawakanku!
Meminta papa untuk memindahkan sekolahku ke tempat lain yang lebih jauh akhirnya
kupilih setelah aku tidak tahan mendengar olok-olok mereka " yang mengaku
sahabatku, membuat keadaanku sebagai bahan ejekan, bahan cemoohan, bahan
tertawaan setiap saat".. Ketika orangtuaku menanyakan alasannya, aku hanya bilang
bahwa aku tidak menyukai sekolahku?" Aku tidak pernah terbuka kepada siapapun
juga, karena aku takut akhirnya malah akan membuatku menjadi bahan
lelucon?"Sampai aku dewasa seperti sekarang ini" Aku menarik nafas panjang dan
turun dari ranjangku perlahan. Kunyalakan lampu, dan kubuka laci lemari pakaianku.
Aku meraih selembar foto yang memperlihatkan seorang gadis berambut hitam panjang,
berkulit putih bersih, 11 | memakai seragam
SMA, sedang berdiri di depan pagar sebuah rumah. Wajahnya sangat cantik, matanya
bercahaya bening, hidungnya mancung, bibirnya penuh, berwarna kemerahan alami.
Badannya langsing, rok abu-abunya menutupi kaki sampai di bawah lutut. Betisnya putih
mulus berisi. Namanya LIANA SISWOYO, 19 tahun, sebulan lagi dia akan lulus SMA.
Seorang gadis unggulan yang ditawarkan bu Dewi, seorang mak comblang yang dibayar
mama agar menemukan seorang gadis " yang memenuhi syarat bibit-bobot-bebet
seperti kemauan mama " di kota ini. Aku menatap lagi senyum tipisnya di foto itu. Ada
ragu menerpaku. Hari ini seharusnya Bu Dewi mendatangi rumah Liana, menjadi
penghubung niat baik keluargaku untuk menjodohkan Liana denganku, Benny Setiawan,
perjaka abadi berumur 33 tahun". Aku masukkan lagi foto Liana ke dalam laci dengan
perlahan".nasib gadis cantik ini ada di tanganku sekarang"..batinku berbisik. 12 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Aku menyusup masuk ke balik selimut tebalku,
berusaha memejamkan mataku dan menghilangkan mimpi buruk yang seakan-akan
mengingatkanku " untuk berhati-hati".. ?LoveReads Pagi ini aku bangun dengan lesu.
Kepalaku terasa agak berat, setelah terbangun karena nightmare, mimpi buruk " salah!!
" mimpi tentang fakta yang buruk! Mimpi berikutnya di saat aku terlelap lagi, aku merasa
jatuh dari ketinggian, yang membuatku terbangun lagi. Saat itu mentalku turun drastis ke
titik nol! Minggu lalu mama memanggilku. Di ruang keluarga, papa dan mama
menatapku penuh keseriusan, membicarakan tentang hidupku! "Kamu sudah 33 tahun
Benny".mama dan papa sudah tua".sudah waktunya kamu membina rumah tangga
kamu sendiri".Mau sampai kapan kamu sendirian terus begini?" kata mama menatap
1Rose At The Second Sight - KY
mataku melalui kacamata bacanya. Aku diam tercenung, mataku menatap mata mama,
kosong. 13 | "Papa sangat senang dengan
semangat kamu, dengan keinginan kamu, dengan ambisi kamu untuk meneruskan dan
menjalankan perusahaan keluarga kita. Tapi kamu tidak boleh lupa, bahwa kamu juga
adalah seorang laki-laki yang harus membentuk suatu keluarga, yang nantinya akan
memberikan papa-mama kamu ini seorang penerus"." lanjut papa. Aku menahan
emosiku yang tiba-tiba naik ke permukaan mendengar kalimat orangtuaku yang seperti
tekanan beruntun kepadaku, rahangku menangkup kencang. Ada gelegak rasa benci kesal - marah - kecewa - entah pada siapa saat itu. Aku pernah marah kepada
orangtuaku, pada mamaku yang melahirkan aku dengan tidak sempurna! Berunjuk rasa
dengan cara bolos dari sekolah smp baruku selama 2 minggu, tanpa kata-kata dan
alasan yang jelas! Ikat pinggang papa memberiku guratan merah di kedua betisku dan
tetesan darah di beberapa titik. Namun semua itu tidak mampu membuat mulutku
terbuka untuk menceritakan alasan kemangkiranku itu. Air mataku pun hanya mampu
keluar berupa tetesan kecil yang tertutup oleh kekecewaan. 14 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Aku pernah menghujat penciptaku, kenapa aku cacat seperti ini?""
Kenapa bukan kakiku saja yang lumpuh?" Kenapa bukan mataku saja yang buta?"
Kenapa bukan telingaku saja yang tuli?" Semua perasaan tidak puas tercurah saat rasa
minder menutupi semua rasa cintaku, yang baru terbalas dari seorang gadis cantik!
Dengan keangkuhan tingkat tinggi, aku tolak cinta Denisa, keangkuhan yang
sebenarnya menorehkan luka sangat dalam di hatiku! Keangkuhan yang menyebabkan
Denisa menghilang selamanya dari hidupku, bersama dengan hatiku".Keangkuhan
yang sebenarnya kugunakan untuk menutupi cacatku?" Aku merasa seperi bajingan
pengecut ketika mataku hanya menatap pasrah langkah kaki Denisa, di hari terakhirnya
dia bekerja di kantor papa sebagai akuntan. Bahkan aku tidak
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
mampu menatap matanya saat dia menjulurkan tangannya sebagai tanda perpisahan.
Baru beberapa tahun setelah itu, aku mampu meyakini, kecacatanku ini bukan
kesalahan siapa-siapa, terutama bukan 15 |
kesalahan penciptaku?" Bukan karena sebuah bacaan, bukan karena wejangan
sesepuh, bukan karena mendengarkan suatu uraian, tapi kupercayai karena penciptaku
telah mengirimkan seseorang dengan nama TRL, di dunia maya. TRL menjadi teman
curhat yang positif bagiku. Semua borok, nanah, dan najis aku ceritakan vulgar
kepadanya tanpa rasa malu, tanpa beban apapun. TRL telah memberiku sandaran jiwa
dari pikiranku yang letih" TRL, dia mengaku female " wanita, usia unknown " tidak
jelas, tempat tinggal unknown " tidak diketahui, foto profilenya hanya setangkai mawar
merah yang tak berdaun dan tak berduri. Tak ada informasi lainnya. Album fotonya
kosong, tulisan yang terlihat di sana hanya berisi kalimat dan kata-kata yang begitu
memperlihatkan kecintaannya akan dunia Puisi. Chatting dengan TRL seperti membaca
buku kumpulan puisi bagiku. TRL menulis di profilnya: Puisi bagiku adalah
arteri-venaku"berada di semua bagian tubuhku, hidupku" 16 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Tanpa arteri-vena, manusia tidak ada, Seperti aku, ketika puisi tak
mendatangiku, Aku merasa hampa". Aku tidak pernah merasa keberatan untuk terbuka
pada TRL, nasihatnya menyejukkan, dewasa, bijaksana, tidak pernah menyalahkan
sesuatu begitu saja. TRL begitu enak diajak ngobrol, memberiku rasa nyaman, tertawa
bersama, ekspresinya sanggup membuatku tertawa, puisinya selalu membuatku terlena.
TRL selalu mendengarkanku, menasihatiku tanpa aku sadari, menuntunku tanpa aku
mengerti. Walaupun sudah lebih setahun hubungan pertemanan ini, dia belum pernah
1Rose At The Second Sight - KY
membicarakan masalah pribadinya kepadaku. Aku pernah bertanya kepadanya "
mengapa dia tidak pernah bercerita tentang kehidupannya. Dia hanya terkekeh dan
menjawab " dia belum percaya sepenuhnya kepada teman yang bernama Daniel Wish
" yang di foto profilnya hanya memasang foto setetes embun bening pada setangkai
daun hijau " identitas samaranku". 17 | Ketika
kutantang TRL untuk bertemu langsung, dia hanya mengelak, dan menjawab: "Let it be
as it is". Teman bukanlah tentang mata, yang harus selalu saling melihat" Teman
adalah tentang telinga, yang harus selalu saling mendengar, Teman adalah tentang
mulut, yang harus selalu saling menyapa, Teman adalah tentang air mata, yang harus
saling tumpah mengalir, Teman adalah tentang hati, yang harus saling percaya?" Aku
pernah menganggap TRL sebagai sekretaris Sang Pencipta, yang ditugaskan untuk
menyadarkanku bahwa semua sudah diatur sesuai rel kehidupanku, sesuai dengan
skenario alam yang mau tidak mau harus aku jalani selama aku masih mau hidup di
dunia ini. TRL terkekeh membaca kalimatku waktu itu. "Tinggallah di dalam tanah
ukuran 1 x 2 meter, maka cacat apapun yang kau derita, akan menjadi NIHIL!" kata Troll
kemudian. Aku dan TRL sedang berdebat tentang kemungkinan untuk menolak skenario
alam yang sudah disediakan. 18 | Aku menarik
nafas panjang saat itu, mataku berganti menatap mata papa. "Benny belum menemukan
gadis yang cocok, Pa"..mungkin belum saatnya".." kataku mencoba mengelak.
"Benny, justru karena itulah, mama sebenarnya sudah meminta bantuan seseorang
untuk mencarikan kamu calon istri yang tepat...Mama sudah dapat seorang gadis yang
masih muda, menurut teman mama itu, dia gadis dari keluarga baik-baik, cantik, pintar,
rajin, sabar"Coba kamu lihat dulu..." kata mama sambil menyodorkan selembar foto ke
arahku. Aku mengakui gadis di foto itu sangat menarik " luar biasa menarik! "Ya udah,
Benny ikut apa rencana mama?" kataku menyerah. Menyerah pada senyum polos
gadis yang ada di foto itu sebenarnya. Mama menghembuskan nafas lega dan
tersenyum puas pada papa yang hanya manggut-manggut, membuat kulit keriput di
bawah dagunya bergerak-gerak" TRL telah mengajariku untuk lentur seperti seutas tali
tambang yang kuat. 19 | "Tak ada yang disebut
kehidupan yang keras dan jahat, Lenturlah, maka kamu akan sampai di ujung sana
dengan selamat! Tak ada yang disebut rintangan abadi, Kuatlah, maka rintangan akan
menjadi hanya sebesar kerikil di telapak kaki." Lentur mengikuti arus kehidupan yang
tidak bisa aku ubah, kuat melawan rintangan dan halangan yang pasti harus aku hadapi
suatu hari nanti" Aku turun dari kasurku dengan malas, ada sekian persen dari kata
hatiku yang melarangku untuk mendekati Liana. Kata hati yang berkata " Jangan,
Kasihan Gadis Itu, Jangan Dia. Dengan langkah terseret aku ke kamar mandi, que sera
sera, pikirku. Belum tentu juga Liana yang masih sangat muda usianya itu mau
dijodohkan dengan seseorang yang 14 tahun lebih tua darinya. ?LoveReads Tepat jam
7 pagi aku sudah berada di dalam mobil, ke arah pabrik garment yang kupimpin.
Pikiranku melayang lagi 20 | selama perjalanan
40 menit. Membayangkan, menerka, menebak, mengira-ngira"..untuk sesuatu yang
belum jelas. Tiba di depan pintu masuk bangunan utama, aku bergegas turun dari mobil,
memberi perintah pada Pak Majid " sopirku " untuk kembali pulang ke rumah. Mama
memerlukan tenaga Pak Majid untuk menjemput Bu Dewi, Mak Comblang teman mama,
agar mama bisa mendengarkan hasil kunjungannya ke rumah Liana " kandidat tunggal
calon menantunya. Dengan langkah lebar dan cepat, aku memasuki bangunan utama
yang terbesar di antara 3 bangunan lainnya di areal perusahaanku ini. Perusahaan
Rose At The Second Sight Karya Ky di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keluargaku adalah produsen celana Jeans yang papa dapatkan dari warisan kakeknya "
PT. Setiawan Garmindotama. Kakek buyutku adalah pendiri awal perusahaan ini, yang
dimulai dari nol, saat dia hanya menerima jahitan baju kebaya atau baju-baju ala barat
1Rose At The Second Sight - KY
untuk para Meneer, Mevrouw, dan Noni di jaman penjajahan Belanda dulu. Sepuluh
tahun aku menjadi wakil papa, mempelajari selukbeluk dunia bisnis apparel yang
semakin ketat daya saingnya, tidak melulu persaingan dengan perusahaan garment
dalam 21 | satu Negara. Namun persaingan
dengan negara ketiga dan negara yang terkenal kemampuannya untuk menduplikat
barang apapun " menjadi kendala serius. Bukan hanya masalah harga, tapi masalah
kualitas dan ketepatan tanggal pengiriman barang menjadi hal utama yang harus
dipertahankan atau ditingkatkan agar bisa survive di tengah persaingan global saat ini.
Aku berhenti di ujung anak tangga menuju lantai 2 di mana ruangan kerjaku berada.
Mataku menyapu seluruh sisi ruang. Di bangunan utama ini, berjejer 450 mesin jahit
listrik yang terbagi menjadi 22 sewing line . Seluruh area seakan-akan tertutup oleh
tumpukan potongan-potongan kain untuk dijadikan celana panjang, atau
tumpukan-tumpukan celana setengah jadi, ataupun celana yang sudah jadi. Sejak aku
mengambil alih seluruh kekuasaan papa di perusahaan ini, aku sudah banyak
melakukan perubahan. Reformasi yang lebih baik, di mana efisiensi kerja akhirnya
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
bisa meningkat. Papa tersenyum bangga saat mengetahui aku bisa mendobrak dan
memberi kontribusi besar bagi kemajuan usaha keluarga Setiawan. 22 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m Lay out sewing line, cutting table, finishing area, dan packing
area aku rombak dan tata ulang, agar proses produksi mengalir lancar dan searah, dari
hulu ke hilir, tidak bolak balik. Tahun ini aku sudah membangun sebuah bangunan baru,
khusus untuk proses washing, suatu proses yang memberikan efek belel, dekil, kusam
pada produk pakaian apapun yang berbahan kain denim. Masyarakat umum mengenal
kain denim ini sebagai 'bahan celana jins'. Lima ratus lebih karyawan tetap bekerja di
sini, tidak termasuk divisi washing yang baru terbentuk, membuatku selalu memutar otak
setiap hari bagaimana aku harus mendapatkan order dari buyer lama maupun buyer
baru. "Widi, tolong kesini " panggilku kepada Widi, sekretaris senior papa dulu, sekarang
menjadi sekretarisku. Sudah dia 20 tahun mengabdi di sini. Seharusnya aku panggil
mbak atau ibu, tetapi dia menolak, memintaku memanggilnya dengan nama saja. Widi
mengikuti langkahku memasuki ruangan pribadiku yang sudah terasa sejuk oleh AC. 23
| "Saya mau semua dari divisi Knight Apparel ke
ruangan saya satu jam lagi. Termasuk Pak Lukman, Mr. Cheng, dan siapa quality
control KA "..." aku mengetuk dahiku dengan ujung jari. Orang baru, pengganti Ruli...
"Boy, pak?" tanya Widi. "Ya! Boy".makasih Wid." aku menutup perintahku dan mulai
membuka email, 47 email. Beberapa carbon copy dari para kepala divisi, beberapa dari
buyer, sisanya dari tim merchandising, dan 1 email dari TRL! Aku tersenyum,
menegakkan badanku, mataku fokus ke layar laptopku, membuka attachment file
darinya. "Quote of the day: When you are walking along with Him during your happy life,
you will see there are 2 pairs of Footprint on the ground. But, when someday you notice
only 1 Footprint on the ground during your very terrible life, it was the time when He
carried you?" Aku tercenung membaca makna dalam kalimat itu tentang rasa cinta
yang luar biasa besarnya Sang Pencipta kepada Manusia " ciptaanNya sendiri. Aku
buka messenger yang 24 | biasa aku pakai
bersama TRL selama hampir 2 tahun terakhir ini. "Morning Troll".." panggilku. Troll,
panggilan kesayanganku, karena dia tidak pernah mau menyebutkan kepanjangan dari
TRL. Awalnya Troll marahmarah dengan panggilanku, yang memiliki beberapa arti tetapi
semua artinya tidak bagus! Salah satunya berarti raksasa buas yang hidup di gua-gua di
dalam cerita rakyat Skandinavia"the beast.. Tapi aku tidak mengindahkan omelannya
1Rose At The Second Sight - KY
sedikitpun, hingga akhirnya dia terbiasa dengan panggilan Troll-ku. Aku tersenyum
sendiri mengingat awal-awal perkenalanku dengan Troll. Hanya gara-gara aku iseng
mencari teman chatting, dan Troll juga sedang iseng ingin ngobrol. Jadi klop. Berlanjut
sampai sekarang. Hmmm".Masih tidak ada jawaban. Mataku melirik ke monitor. "Nice
quotation"menguatkan?"Can we have lunch together?" ketikku lagi. Lunch together
berarti, aku dan 25 | TRL akan menghabiskan
sekitar satu jam non-stop, dari jam 12 siang sampai jam 1 siang, untuk saling bercerita,
tertawa, membaca puisi-puisinya, berkeluh-kesah, meledek". Tidak ada jawaban.
Mungkin Troll sibuk, pikirku. Kualihkan perhatianku pada email, terutama email dari
Knight Apparel USA. Ketukan di pintu membuyarkan konsentrasiku. Aku melirik ke jam
tanganku, 10 pagi. Sudah waktunya meeting. Semua staf yang aku panggil memasuki
ruanganku, aku mempersilahkan mereka duduk di sofa dan kursi yang ada di
ruanganku. "Pagi semua!" sapaku, sambil berdiri dan tersenyum. Semua membalas
sapaanku. Sebagian dari mereka berwajah kusut masai dengan mata yang tampak
lelah".Aku tahu pasti mengapa wajah mereka begitu. Kemarin malam satu container
40ft harus keluar dari pabrik selambat-lambatnya jam 4 subuh, alhasil semua pihak yang
bersangkutan harus kerja lembur sampai pagi! 26 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m "Ada tiga hal yang saya mau bicarakan hari ini" aku memandang sekilas semua
stafku satu-persatu, meminta perhatian penuh dari mereka. "Pertama, Buyer Knight
Apparel mengucapkan terima kasih kepada kita semua yang terlibat dalam order KA088
kemarin. Juga kedua container highcube yang kita kirim 4 minggu lalu sudah mereka
distribusikan ke semua store " ontime. Mereka menghargai kerja keras tim kita yang
mau berusaha keras mengirimkan semua pesanan mereka lebih awal dari yang mereka
tuntut pada awal penerimaan kontrak, benar Helda?" kataku melirik ke Helda,
merchandising senior yang khusus memegang semua order buyer KA ini. Helda
mengangguk. "Tapi kalau setiap saat mengerjakannya seperti ini, buyer selalu meminta
tanggal ekspor dimajukan, planning produksi kita akan kacau pak Benny. Takutnya efek
domino akan menimpa order dari buyer lain"." kata Pak Lukman, kepala produksi yang
bertanggung jawab atas divisi cutting, sewing, finishing, dan packing di pabrikku, kecuali
bagian washing, 27 | Pak Lukman tidak memiliki
wewenang di sana. Kepala divisi washingku adalah seorang keturunan Korea, Mister
Lee. "Iya benar, kali ini kita memberi pertolongan dan menunjukkan kepada buyer,
'servis' kita kepada mereka. Mereka sempat meminta maaf juga atas kesalahan tanggal
dari semua toko pemesan di sana. Saya juga mengharapkan hal ini tidak menjadi suatu
'kebiasaan' buyer nantinya?" jelasku. "Kedua, mereka mengingatkan bahwa Fashion
Show dan pembuatan Katalog untuk Spring Summer Collection mereka sudah fix akhir
bulan depan, tidak ada perubahan tanggal lagi. Dari 18 styles mereka, apabila ada detail
yang masih pending dari mereka dan bersifat urgent, saya minta datanya hari ini. Saya
akan berbicara langsung dengan Mister Knight, agar baik buyer maupun kita bisa saling
mendukung dan membantu. Helda, kasih saya datanya sebelum jam 3 sore ini." "Baik
Pak Benny. Sekalian saya minta tolong Mister Cheng juga agar Second Proto Sample
-nya selesai dalam minggu ini. Hari Jumat deadline kita untuk kirim sampel itu agar 28 |
produksi salesman sample nya sesuai planning
produksinya Pak Lukman." jawab Helda sambil melirik Mister Cheng yang wajahnya
tiba-tiba ditekuk. Aku mengakui kecakapan dan kepintaran Helda, dan menodong Mister
Cheng di depanku adalah tindakan yang"..sangat smart. "Any problem with the
samples for this project, Mister Cheng?" tanyaku kepada kepala Sample Room yang
berkebangsaan Taiwan, apakah dia menghadapi masalah dalam mengerjakan proyek
penting ini. "No problem lah Mister Benny".This week oke lah?"jawab Mister Cheng
menyanggupi permintaan Helda, walaupun memakai kata lah....Aku tersenyum. Sample
1Rose At The Second Sight - KY
Room sedang banyak sekali mengerjakan proyek KA, tapi aku yakin dengan
kemampuan orang Taiwan ini, yang sudah bekerja di sini selama 8 tahun.
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
"Nanti saya bantu juga pak Benny." kata Boy, quality control dari pihak buyer. Seorang
anak muda, dengan gaya ala rocker, gelang dari rantai besi, rambut gondrong, bibirnya
hitam " perokok berat, dia sedang menjinjing sebuah tas 29 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m ransel Quicksilver, logo merahnya mencolok di dasar tas berwarna hitam.
Aku tersenyum menghargai, dan itu memang tugas dia harus mengontrol semua order
dan sampel yang menjadi tanggung jawabnya. "Ketiga, Triska, ada buyer baru,
Woman's Heart Singapore , mereka meminta beberapa contoh koleksi denim khusus
wanita. Saya masih ingat setahun yang lalu kita pernah buat sampel light denim skirt,
skinny jeans, dan vintage overall ladies kan" Koordinasikan dengan Mister Cheng,
apakah masih ada sisa sampel di sample room, atau kamu ambil yang ada di showroom
kita, kirim ke mereka 1 piece untuk setiap stylenya. Kirim 5 atau 6 style saja, Tris. Nanti
saya forward email mereka ke kamu, tentukan merchandiser yang akan memegang
buyer ini dari sekarang, biar benar-benar mengikuti dari awal. O ya, kasi mereka juga 1
set hasil laser print yang di sandblast samar-samar. Cari gambar yang feminim".jangan
lupa, di atas light denim, ini masih untuk Spring Summer." uraiku. 30 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Triska, manajer tim merchandisingku, merangkap marketing,
mengiyakan perintahku. "Corduroy mungkin bisa kita kirim juga Pak Benny" Bekas order
Twin House, blazer untuk young woman warna Tosca?" Triska mengajukan
pendapatnya. Aku memiringkan wajahku, menatap mata Triska, berusaha mengingat
style yang dijelaskannya. "Oh ya, saya dulu pernah bilang, designnya mirip Armani
Junior kan" Boleh, itu juga bagus, ambil size tengah." kataku ketika akhirnya berhasil
mengingat order kecil dari Australia beberapa bulan lalu. Mereka keluar dari ruanganku
setelah aku menutup katakataku dan sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada
semuanya. Papa selalu menekankan dan memberi contoh kepadaku, memperlakukan
semua karyawan sebagai manusia, tanpa memandang posisi mereka. Maka aku akan
mendapatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan, terhadap tanggung jawab yang
diserahkan kepada mereka masing-masing. 31 |
Aku kembali ke mejaku, kuhabiskan segelas air putih dalam sekejap. Kedipan
messenger di monitor membuatku tersenyum. Troll. "Lunch time!" tulisnya. "Makan apa
hari ini, Troll?" tanyaku. "Hmm"just veggie salad".Tadi pagi 2 bungkus mi instant
kuhabiskan dalam sekali makan!" kata Troll ringan. Aku tersenyum membaca kalimatnya
yang selalu ekspresif, membuatku merasa nyaman untuk berbagi cerita. Tanganku
meraih sandwich yang sebenarnya mama siapkan untuk sarapanku tadi pagi. Aku
kunyah pelan-pelan, menikmati social live yang jarang kulakukan bersama orang lain,
walaupun tidak di dunia nyata ini. "Troll, aku mengijinkan mamaku mengenalkanku ke
seorang gadis"." lanjutku. Tidak ada respon untuk beberapa menit berikutnya.
Beberapa waktu lalu aku sempat berdebat dengan Troll, tentang cinta dan hubungan
seks dalam sebuah pernikahan. Troll selalu meyakinkanku untuk mengobati dulu
penyakitku sebelum aku memutuskan untuk menikah. 32 | R a t u - b u k u . b l o g s p o
t . c o m Tapi aku, yang selalu terkungkung oleh rasa malu, selalu mencari
pembenaran diri, bahwa dalam hidup berumah tangga, yang penting saling mencintai,
tidak melulu soal seks! Troll menutup argumen dia saat itu dengan tulisannya: "Cinta
memang segalanya, Pernikahan tanpa cinta hambar tak ada rasa" dan seks memang
bukan segalanya, Tetapi, pernikahan tanpa seks?" Like a hell Daniel!" Saat itu Troll
menutup messengernya seketika, ngambek. Aku membiarkan saja dia seperti itu. Troll
1Rose At The Second Sight - KY
memiliki hati yang sensitif, mudah tersentuh, mudah menangis, tapi mudah tertawa juga.
Hampir dua tahun aku mengenalnya, aku yakin, paling lama 2 hari dia ngambek, ngadat,
menghilang, lalu kemudian dia akan menghubungi seorang Daniel Wish lagi. "Daniel"."
Troll memanggil. Aku lirik jam tanganku, 5 menit. Aku nyengir sambil mengunyah
sandwichku perlahan. Menunggu. Troll benar-benar nyata bagiku, tak ada keraguan
sedikitpun! "Ah, percuma ngomongin lagi! Terserah kamu!" tulisan Troll muncul dengan
nada marah. Troll sudah sangat mengerti 33 |
sifat auban ku, sifat keras kepalaku dalam hal ini. Aku menghela nafas. Aku habiskan
potongan besar sandwich di tanganku dalam sekali suap. Lalu mulai mengetik.
"Namanya Liana Siswoyo, a very very young lady, 19 tahun?" ku tekan 'enter' dan
menunggu reaksinya. "What the f*ck Daniel! She is just 19, and you are"errr" you told
me 29 right" Come on"..you just pull her in to the darkest side"." maki Troll spontan
begitu mengetahui usia gadis yang akan dijodohkan dengan diriku. Troll merasa aku
telah menarik gadis itu ke dalam sisi kehidupan yang terkelam! Aku tidak mengaku
usiaku yang sebenarnya pada Troll, sengaja mengisi data seorang Daniel Wish dengan
usia 29 tahun, bekerja sebagai marketing di pabrik Tekstil. "Poor her?" lanjutnya,
mengasihani gadis itu. ?"but it's your life, Dan?" katanya lagi menyerahkan keputusan
di tanganku. "Troll, paling tidak, aku harus mencobanya"." kataku, mencari
pembenaran diri..lagi.... 34 | "Dengan
mengorbankan perasaan gadis itu?"" No more discussion! Aku pergi dulu. Bye." Troll
memutuskan koneksinya. Ciri khasnya. Besok mungkin akan terasa sepi tanpa Troll,
kalau dia masih kesal dan merajuk. Hariku akan terasa sepi tanpa puisinya yang
mendayu-dayu. Sepuluh menit kemudian kalimatnya muncul, "Hidup bukan hanya
tentang logika, Hidup bukan hanya tentang makan, minum, tidur, hitam, dan putih"
Hidup juga tentang rasa, Hidup juga tentang cinta, marah, sedih, gembira, kotor, dan
bersih?" Aku melemparkan punggungku ke sandaran kursi kulitku yang empuk dan
nyaman. Merenung. Apakah aku sudah mengambil keputusan yang tepat" Apa yang
harus kukatakan pada istriku tentang kondisiku" Aku belum tahu... ?LoveReads 35 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Bab 2 First Step " Langkah Pertama Aku baru
pulang dari pabrik sekitar jam 10 malam, setelah menemani seorang buyer baru dari
Italia, Mister Massimo untuk makan malam. Dia merasa tertarik untuk memberiku
beberapa order Sixty Men casualnya. Aku berharap beberapa ribu pieces akan turun
bulan depan untuk memenuhi Annual Forecast " target order tahunanku. Aku bersyukur
memiliki tim merchandising yang solid, Triska, 10 tahun mengabdi di sini " seorang
wanita yang belum berkeluarga " usia sekitar 30-an. Dia sudah menyiapkan beberapa
potong celana pendek berbahan Twill dan Canvas yang tebal. Memberi sedikit Enzyme
wash dan Destroy effect di tepian bukaan kantong dan bukaan kaki celana. Lengkap
dengan Embroidery" bordiran " tulisan Sixty Men yang dia dapatkan dari supplier
embroidery kami, di bagian flap back pocket " lidah penutup kantong belakang. Menurut
Triska, Sixty Men divisi Mister Massimo, selalu
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
36 | menampilkan casual wear dengan bahan
twill atau canvas, bukan bahan denim yang mereka anggap terlalu berat. Aku tersenyum
dan mengangguk setuju dengan rencana Triska, aku serahkan seluruh proyek ini ke
tangannya. Aku percaya kemampuannya. Jam 11 malam, aku sampai di rumah. Papa
dan mama sudah tidak terlihat lagi di ruang tengah, tempat biasanya mereka nonton tv
dan bercengkerama sebelum tidur. Aku masuk kamar, ada rasa penasaran dalam hatiku
apa yang terjadi pada saat Bu Dewi bertemu dengan keluarga Liana hari ini. Sebelum
1Rose At The Second Sight - KY
mandi, aku buka laci lagi, kutatap gadis cantik polos di foto itu" gamang" Kuletakkan
foto itu di meja rias, bersandar ke parfum aroma Green Tea-ku. Aku mandi. Malamku
berhias kegelapan, tanpa mimpi, namun pagiku disambut senyum manis polos seorang
gadis di foto, yang masih bersandar di botol yang berwarna kehijauan... 37 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Aku tersenyum sendiri melihat gadis itu. Aku turun dari
tempat tidur, menyimpan foto Liana baik-baik ke dalam laci lagi. Aku ke ruang makan
cepat-cepat, papa dan mama sudah menungguku di sana. "Pagi Pa, Ma" sapaku sambil
duduk di kursi, mama menyiapkan segelas susu coklat hangat. Mama tersenyum, duduk
di dekatku, membelai rambut di pelipisku. Terkadang mama memperlakukanku seperti
aku masih kecil, tetapi aku sangat memaklumi hal itu. Aku " anak tunggal keluarga ini "
tumpuan harapan satusatunya keluarga ini. Ketika aku memutuskan untuk mencoba
menjalani pernikahan dengan gadis pilihan mama, aku tidak mempunyai janji atau
rencana apapun, belum, mungkin semua masalah bisa diselesaikan sambil berjalan...
"Dua hari lagi kita akan ke rumah gadis itu Benny, jam 5 sore...Bersiaplah" jangan
lupa. Batalkan semua appointment di kantor pada hari itu..." Aku menatap mama. 38 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m "Langsung lamaran, Ma?" tanyaku agak kaget.
"Bukan, mama gadis itu meminta kesempatan agar kalian bertemu dulu sekali
ini...mengingat usia Liana masih sangat muda. Memang ini sedikit melukai harga diri
keluarga kita, tetapi mama sudah tidak memikirkan itu lagi. Mama hanya berharap,
kalian akan saling menyukai..." jelas mama sambil mengoleskan selai Blueberry
tipis-tipis di atas roti tawar, buat papa. Aku diam, kusesap hangatnya cairan cokelat
dalam cangkir kecil di tanganku. Menjadi tali tambang yang lentur, tetapi kuat... Tiba di
kantor, aku panggil Troll. Seperti yang kuduga, Troll akan sembunyi hari ini. Besok dia
akan menghubungiku. "Besok lusa aku akan bertemu Liana untuk pertama kalinya. Wish
me a good luck!" aku memberinya kabar, ini membuatku merasa tenang. Aku keluar dari
aplikasi. Malam hari, tidak ada jawaban. Biarpun aku sudah tahu Troll tidak akan
menjawab apapun hari ini, tapi tetap saja aku merasa kesepian. 39 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m Jam 7 malam, aku membawa pulang beberapa file pekerjaan dan
kontrak baru dari Knight Apparel. Menuliskan memo untuk Widi " beberapa hal yang dia
harus kerjakan atas namaku besok. Aku meminta Pak Majid untuk menjalankan mobil
sepelan mungkin, ada rasa gugup, rasa penasaran, rasa takut, rasa ingin mundur "
membatalkan, rasa putus asa... Pak Majid hanya memandangku bingung melalui kaca
spion tengah. Mataku menatap sinar lampu-lampu yang bersinar di tiap bangunan yang
kulewati. Termenung, tanpa pikiran yang pasti. Hal yang tidak bisa kuperkirakan dan
kurencanakan akhir ceritanya... Ketika aku merebahkan diri di kasurku, aku hanya
gelisah. Jam 3 dini hari aku baru tertidur pulas...bermimpi seekor ular berwarna kuning
melilit betisku, menancapkan kedua taringnya dalam-dalam, tapi aku tidak merasakan
takut ataupun sakit... ?LoveReads 40 |
Keesokannya aku bangun lebih siang, lalu mengantar mama ke supermarket besar
untuk membeli beberapa barang sekedarnya untuk buah tangan " apabila keluarga
Liana menerima perjodohan ini " mama menekankan kalimat terakhirnya itu
dalam-dalam. Aku hanya tertawa memeluk bahu mama yang mulai turun layu. "Pelit..."
bisikku ke telinga mama. Mama mendengus cuek. Jam 1 siang aku sudah tiba di rumah
lagi. Masuk kamar, lalu menyelesaikan beberapa hal penting untuk pekerjaanku besok.
Jam 3 sore, aku mulai bersiap, mandi, lalu memilih baju. Aku memutuskan memakai
Rose At The Second Sight Karya Ky di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sesuatu yang santai saja, celana panjang denim warna biru muda, kupadankan dengan
kemeja putih lengan pendek. Kusemprotkan parfum Green Tea-ku. Wajahku
kutepuktepuk agar peredaran darah di wajah lancar, jadi terlihat segar. Salah satu tip
dari Troll. Perjalanan ke rumah Liana sejam lebih. Jam 5 lebih 5 menit kami baru
sampai. Pak 41 | Majid memarkir Alphard hitam
1Rose At The Second Sight - KY
kami di depan pagar rumah Liana. Lalu dia bergegas membukakan pintu buat papa,
mama menyusul setelah papa, dan aku paling belakang. Aku menatap rumah kecil di
depanku. Rumah kontrakan Liana dengan mama dan kedua adiknya. Seorang wanita
kurus, mungkin seumuran mama juga, bergegas membuka pintu pagar yang terlihat
hampir ambruk. Seorang gadis dengan rambut hitam panjang memakai rok panjang
warna hijau " sederhana tapi memukau, mengikuti langkah wanita itu. Wanita itu
menarik tangan si gadis cantik ke depanku. Baru kulihat jelas wajahnya " Liana, gadis
muda yang akan dijodohkan denganku. Kenyataannya ternyata jauh lebih cantik, lebih
menarik, dan lebih anggun dari yang terlihat di foto! "Benny Setiawan..." kataku
memperkenalkan diri. Aku ulurkan tanganku ke Liana. Liana menatapku dengan mata
polosnya yang bening... mulutnya ternganga menatapku"entah apa yang dipikirannya.
42 | Bibir merah alaminya membuatku susah
untuk melihat hal yang lainnya lagi...aku terpesona... Liana tergagap dan menutup
mulutnya cepat, saat sekilas kulihat tangan mamanya mencolek paha anak gadisnya itu.
Liana menyambut uluran tanganku dengan senyum malu. Detik pertama kulit tangan
kami bersentuhan, aku menyadari, aku sudah jatuh cinta padanya! Ada rasa ingin
memiliki dirinya " seutuhnya " hanya untukku! Mata beningnya masih mengikat mataku
untuk beberapa detik berikutnya. Senyumku tidak bisa menghilang, melihat senyum
manisnya merekah, mengimbangi rona kemerahan di pipi mulusnya yang segar! Aku
lepas jabatan tanganku, tapi kemudian kuraih tangan kirinya, kujalinkan jemariku di
antara jari tangan lentiknya yang bersih. Liana tampak tertunduk malu. Semua orang
menatap kami berdua dengan senyuman puas, tanpa kata, tanpa penegasan apapun.
Semua sudah sepakat " sudah melihat pemandangan sejelas melihat film percintaan,
kami berdua sudah saling terikat satu sama lain! 43 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m Aku tidak melepaskan genggaman tanganku dari Liana sepanjang acara hari itu,
tangannya agak dingin berkeringat. Aku tersenyum dalam hati, hal itu bertanda bagus,
Liana 1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
mungkin belum pernah tersentuh oleh orang lain"aku lakilaki pertama baginya! Aku
tersenyum bangga, melirik Liana yang masih menundukkan wajahnya mendengarkan
orang tua kami berdua berbasa-basi dan menentukan tanggal lamaran. Aku remas
tangannya. Liana mendongakkan kepalanya, menatapku, aku ingin mencium bibirnya
saat itu juga! ?LoveReads Sejak saat pertemuan pertama dengan Liana dan
pertemuan kedua pada saat lamaran empat hari yang lalu, aku tidak bisa menemuinya
lagi. Segala tradisi acara pernikahan, termasuk sebulan masa pingitan harus aku jalani.
Aku menyuruh Widi untuk membuatkan passport untuk Liana. Aku berniat mengajak
Liana ke Venice, ada sedikit keyakinan, dengan Liana sebagai 44 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m istriku dan suasana Venice yang romantis, mungkin akan membawa
perubahan yang berarti bagiku. Hari Minggu lalu aku ke toko perhiasan, sendirian, aku
ingin menikmati perasaan 'membeli cincin kawin untuk calon istri'. Sepasang cincin
emas putih dengan berlian kecil mengitari ringnya, untukku, dan berlian besar tambahan
dipasang cantik untuk calon pengantinku... Senyumku sekarang tidak pernah absen dari
wajahku. Setiap kali aku melewati sekelompok karyawanku, mereka akan segera sibuk
berbisik-bisik tentang 'pernikahan bos besar'. Hanya sebulan waktu yang tersedia bagi
Wedding Organizer yang kukontrak untuk mengatur acara pernikahanku. Beberapa kali
mereka mendatangiku ke kantor untuk mendapatkan persetujuanku. Aku memilih
sebuah ballroom besar di hotel berbintang 5 sebagai tempat resepsinya. Aku meminta
warna dominan biru tua, biru muda, dan putih untuk semuanya. Termasuk pada
1Rose At The Second Sight - KY
dekorasi, kartu undangan, dan kamar pengantin ... 45 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m Seribu lembar kartu undangan disebarkan kepada semua kalangan staf, relasi,
buyer, kerabat, dan teman. Pihak Liana juga sudah menyerahkan daftar nama tamu
yang akan mereka undang. Seminggu lagi acara pernikahan akan dilaksanakan.
Waktuku mulai kosong, persiapan sudah 98%, hamper selesai. Troll orang pertama
yang ingin kubagi tentang perasaan bahagiaku... Setelah terakhir kali Troll ngambek,
aku sudah tidak sempat lagi untuk menghubunginya. Aku buka messenger. Beberapa
pesan dari Troll - beruntun. "Sorry, kemarin kesel banget sama kamu Daniel?" pesan
pertama Troll setelah acara ngambek yang terakhir. Aku tersenyum, miss sensitive"
"Are you upset with me Daniel?" pesan kedua di hari yang sama. "Daniel"semua bunga
yang kulalui hari ini, menunduk, bersedih, melihatku murung karena tak lagi membaca
katamu..." hari berikutnya. "Daniel, respon pesan aku ini"sudah kukatakan pada awan
putih di atas sana, untuk membentuk kata maaf di atas 46 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m langitmu..." dua hari setelahnya. "Daniel, jawablah sekali ini saja, biar aku
tahu kamu baik-baik saja"agar tak lupa jantungku untuk berdetak?" dua hari
setelahnya lagi. Benarbenar cewek puitis, pikirku. "Daniel Wish, tekan 1 huruf saja...dan
aku akan menghilang selamanya dari hidup kamu. Sorry kalau obrolan terakhir kali kita
sudah membuat kamu membenci aku. Maafkan aku. Good bye." sepuluh hari yang lalu.
Aku terhenyak kaget membaca pesan terakhirnya. Ada ikatan tidak jelas di antara kami
berdua" "Troll, maafkan aku...aku sangat sibuk dengan persiapan pernikahanku
dengan Liana akhir-akhir ini. Aku akan menikah dengannya minggu depan..." Aku
menunggu. Sepuluh menit kemudian Troll membalas singkat. "Selamat Daniel Wish,
semoga bahagia" "Troll, aku ingin bercerita..." Aku menunggu lagi. Tidak ada jawaban.
Tiba-tiba ada tulisan dari system, alamat Troll sudah di non-aktifkan. Aku terbelalak
kaget. Aku coba berkali-kali lagi. Gagal. Troll. TRL. Mengapa?" 47 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m Akhirnya kesibukanku di kantor dan kehidupan baruku bersama
Liana membuatku melupakan Troll sama sekali. Selamat tinggal Troll, terima kasih atas
waktu yang sudah kamu sediakan hanya untuk sekedar mendengar keluh kesah
pesakitan sepertiku...Terima kasih juga sudah menjadi penasihat batinku, yang mampu
membuat luka jiwaku sembuh" ?LoveReads Acara resepsi pernikahanku berjalan
sukses! Pertama kali kulihat Liana keluar dari salon " dalam balutan baju pengantin
putihnya yang megah, karya seorang perancang terkenal " aku terpesona lagi! Liana
terlihat sangat cantik dan anggun! Kami memasuki ballroom hotel yang sudah dihias
dengan sangat memuaskan! Dekorasinya indah dan sesuai dengan tema yang aku
inginkan. Tangan Liana terasa dingin di telapak tanganku, jari kami berdua saling
membelit satu sama lainnya! 48 | Kugenggam
tangannya kemanapun aku melangkah. Aku perkenalkan Liana kepada Mister Knight
yang sengaja datang dari Amerika bersama istrinya. Mister Massimo rupanya menunda
kepulangannya ke Italia hanya untuk menghadiri acaraku. Miss Lolita " kepala divisi
Apparel Woman"s Heart Singapore " menelponku dari Vietnam kemarin, meminta maaf
atas ketidak hadirannya. Namun dia telah menyuruh salah satu staf untuk mewakilinya
menghadiri acaraku ini " Ashia Lau " salah satu staf tim Merchandising. Sebelum aku
sempat berbasa-basi, Papa sudah menarik tanganku untuk menemui salah satu
sahabatnya semenjak sekolah dulu, Om Ronald. Tamu berdatangan tiada hentinya
dalam rentang waktu 3 jam. Makanan melimpah ruah, berupa buffet dan a la carte.
Alunan lagu barat yang romantic mengalun merdu sepanjang acara. Kugenggam tangan
Liana " istriku " setiap saat. Kunikmati tatapan iri dari para pria yang hadir dalam pesta
pernikahanku ini. 49 | Gaun pengantin Liana
berleher rendah, mataku selalu 'mampir' di sana, tidak sanggup kucegah...Sesekali
Liana memergokiku, dan dia hanya menunduk tersipu malu. Ketika acara megah ini
1Rose At The Second Sight - KY
berakhir, senyum lebarku tak mampu kuhilangkan! Puas mengetahui semua orang
sudah melihat pendamping hidupku, seorang wanita cantik yang sanggup membuat
bidadari langit ke tujuh cemburu! Aku menarik tangan Liana ke arah Mama mertuaku
dan kedua adiknya yang tampak sedang bersalaman dengan beberapa orang. Beliau
bersikeras untuk pulang langsung ke rumahnya sendiri, tidak mau aku ajak ke rumahku
dulu. Liana tampak merengut, namun pelukan erat mamanya membuat istriku terhibur.
Papa dan Mama menjabat erat tangan besan mereka sebelum berpisah. Keluarga Liana
langsung masuk ke dalam mobil yang sudah dipersiapkan untuk mengantar mereka
pulang. Wajah Liana terlihat agak muram ketika dia melambaikan tangannya kepada
mereka. Aku mengusap lengannya, menghibur. Papa dan Mama menyuruhku untuk
tidak menunggu mereka berdua pulang. Mereka masih mengadakan 'temu kangen" 50 |
dengan beberapa teman lama mereka. Aku
tersenyum pada Om Ronald " yang dikenalkan oleh Papa tadi. Papa mengenalkanku
pada seorang temannya yang lain " Om Liem. Aku menjabat tangannya erat, dan
meringis ketika Om Liem 1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
Aku segera menggandeng tangan Liana erat, menariknya ke arah pintu keluar sebelum
dia mendengar perkataan teman Mama tadi. Sedan berlambang empat lingkaran yang
baru kubeli, menjadi mobil pengantinku. Pak Majid membukakan pintu mobil, lalu
mengangguk penuh rasa hormat kepadaku dan kepada Liana, Sang Nyonya Muda yang
masuk mobil dengan senyum merekah. Senyum bahagia karena pernikahan kami.
?LoveReads 51 | Bab 3 Perfect Wife! Aku
menuntun Liana memasuki rumah, menuju kamarku, yang malam ini menjadi kamar
pengantin. "Nnggg...Mas...Ben..." panggil Liana lirih" "Kamu panggil aku Benny saja,
Liana...biar kamu nggak merasa kikuk..." kataku sambil membuka pintu kamar. Liana
mengangguk, menatapku dengan pipi merona malu. Berada dalam kamar pengantin
yang indah, bersama seorang istri yang sempurna! Aku menutup pintu kamar perlahan.
Liana langsung duduk di kursi depan cermin hias. Dia melepaskan sepatu high heel
putihnya. Sebentar-sebentar matanya melihatku, tapi kemudian dia menunduk dengan
pipi merona lagi. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang polos. Aku berdiam sejenak
dihadapannya, mata Liana bertatapan dengan mataku. Wajahnya tersipu lagi, membuat
rasa 52 | sayangku bertambah besar kepadanya!
Aku ke lemari baju berukuran besar yang baru saja kubeli agar sesuai dengan tema
pernikahanku. Kulepas Tuksedo hitamku, lalu kupakai baju tidur piyamaku. Aku
menghampiri Liana, kuangkat badan sensualnya untuk berdiri. Aku menatap matanya
penuh cinta...istriku yang cantik... Aku buka slayer di kepalanya perlahan...kuurai
rambutnya yang disanggul kecil, kubelai rambut panjangnya yang sehitam jelaga. Wajah
Liana semakin memerah. Bibirnya bergetar... Aku menatap lagi matanya, lalu dadanya...
Aku melingkarkan kedua lenganku di tubuhnya, kubuka resleting gaun pengantinnya,
pelan... Tanpa bisa dicegah gaun pengantin Liana merosot jatuh ke bawah seketika!
Liana berdiri di depanku hanya dengan memakai bra dan celana dalam! Wajahnya
semakin merah padam. Kupandangi seluruh tubuh Liana yang putih mulus bak kristal
mahal! 53 | Dari ujung rambutnya yang sehat,
wajahnya yang sempurna seperti pahatan dewi kahyangan yang terbuat dari porselen
berwarna putih. Leher jenjangnya yang mulus, dadanya yang bentuk tubuh langsingnya.
Pinggangnya ramping, permukaan perutnya tanpa cacat, bahkan lubang pusarnya
terlihat menawan di mataku" Kemudian"pangkalnya yang tertutup celana dalam tipis
berwarna putih seperti bra yang dipakainya...ada bayangan berwarna hitam pas di
1Rose At The Second Sight - KY
titiknya" Aku menelan ludah... Aku merasa terangsang...Liana sungguh luar biasa! Aku
memusatkan pikiranku ke pangkal pahaku sendiri. Detik berikutnya, hatiku sudah jatuh
ke titik nol! Keinginanku atas rangsangan tidak mampu membuat kejantananku berdiri...
Aku menelan ludah lagi, bukan karena menahan gairahku, tapi menutupi rasa malu dan
kecewaku. Aku memalingkan mataku ke arah lain. Aku tarik lengan Liana mendekati
lemari baju. Aku tunjukkan di mana semua bajunya tersimpan. Liana menatap ke dalam
54 | lemari dengan senyuman lebar. Melihat
wajahnya yang ceria, membuat aku berpikir, usahaku memilihkan baju-baju untuk calon
istriku dengan tanganku sendiri, tidak sia-sia. Aku menarik keluar baju piyama dan
menyodorkannya ke Liana. Lalu aku langsung naik ke tempat tidur, kepalaku terasa
berat ketika menyadari, jangankan kesempatan nyata, film atau majalah porno pun tak
mampu membuatku tegang. Padahal istriku sudah sedemikian pasrahnya menyerahkan
tubuh aduhainya itu. Aku bisa berbuat seliar apapun fantasiku. Aku pandangi Liana yang
memakai piyamanya dengan perlahan. Mataku terpaku di satu titik pada bagian
bawahnya, yang semakin menarikku bagai magnet ketika Liana mengangkat kakinya
tinggi... Aku tepuk kasur di sisiku yang kosong, memberi tanda kepadanya agar
berbaring di sebelahku. Ketika tubuh Liana ada di sisiku, kupeluk tubuhnya, kucium
keningnya perlahan, kuhirup wangi rambutnya dalam-dalam. Kupejamkan mataku
menahan rasa sakit di hatiku...menahan agar air mataku tidak turun di malam pertamaku
dengan mempelai cantikku... 55 | Aku rasakan
tubuh Liana mengejang kaku...aku tahu apa yang ada dipikirannya...Memang
seharusnya dia mendapatkan adegan romantis malam ini, saatnya menikmati
keperkasaan sang suami tercinta di atas ranjang" Saatnya melepaskan kesucian yang
dijaga seumur hidup kepada laki-laki yang disebut suami...tapi aku tidak mampu
memberikannya... Rasa kecewaku bertumpuk dengan rasa capek di sekujur tubuhku,
beberapa saat kemudian aku pun terlelap... ?LoveReads Ketika aku terbangun pada
pagi harinya, aku sedikit kaget, mendapati sosok wanita berbaring di sebelahku. Namun
detik berikutnya otakku sudah tersadar sepenuhnya bahwa setiap hari aku akan
terbangun dengan wanita menawan ini di sisiku! Aku pandangi wajah pulas
Liana...wajahnya tenang, suara dengkurannya terdengar halus dari sela-sela bibirnya
yang sedikit terbuka. Rambutnya bertebaran indah di sekitar kepalanya yang terbaring
miring. 56 | Aku mengendus kepalanya,
telinganya yang tipis... pipinya... dagunya... lehernya...dadanya... Aku letakkan lenganku
pas di dadanya, aku ingin merasakan kekenyalan kedua bukit dada istriku sendiri. Aku
masih mengharapkan keajaiban yang bisa membuat kejantananku berkoar! Aku
memang terangsang dengan pikiran cabul atas diri Liana yang sebenarnya sudah begitu
pasrah"tetapi tetap saja bagian bawahku lemas tak berdaya" Aku menarik-narik
rambut kepalaku sendiri dengan kesal! Tiba-tiba Liana bergerak...! Aku mematung
sekejap di sampingnya, takut dia terganggu dan terbangun. Sekarang posisi Liana
terlentang"kedua tangannya berada di kanan dan kiri kepalanya. Posisi tubuhnya
seakan-akan memberiku tanda, kepasrahan nyata yang sedang menunggu tindakanku!
Aku membuka selimut Liana perlahan"menjelajah dengan liar tubuh istriku sendiri
dengan mataku. 57 | Aku memegang kancing
piyamanya...kubuka kancing paling atas...Lalu yang kedua...jantungku berdegup lebih
kencang...lalu yang ketiga"hingga paling bawah... Kusingkap baju yang sudah tak
terkancing...kulakukan dengan sangat perlahan dan hati hati agar Liana tidak
terbangun... Nafasku tertahan seketika! Dada Liana yang mulus terbentang di depan
mataku! Naik turun seirama tarikan nafasnya. Bra-nya tergeser, memperlihatkan
sebagian bukit putihnya, menyembul, menggodaku untuk meremas, menjilat, dan
menggigitnya! Perlahan kuletakkan telapak tanganku di sana, kurasakan kehalusan,
1Rose At The Second Sight - KY
kelembutan, dan kehangatan raga
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
istriku...Kupejamkan mataku ... Aku menundukkan wajahku, mengendusi seluruh
permukaan bra-nya, mengingat ingat aroma tubuh sensual Liana istriku" Kusentuhkan
perlahan bibirku di bukitnya yang mengintip nakal...kubuka celah bibirku, kujulurkan
ujung lidahku, mengecap rasa kulitnya... 58 |
Kepala Liana bergerak. Aku diam membeku. Detik berikutnya, aku kancingkan lagi baju
piyamanya...kuselimuti badannya perlahan... Aku membelai bibir Liana yang merekah
dengan ujung jariku. Kudekatkan bibirku, menyentuh bibirnya dengan ringan. Nafas
hangatnya menggelitik lubang hidungku, menyatu dengan hembusan nafasku... Setelah
puas menciuminya, aku turun dari ranjang dengan sangat perlahan, berusaha tidak
membuat gerakan yang bisa membuatnya terbangun. Aku mendekati lemari bajuku, ada
sesuatu yang tidak boleh lalai kukerjakan pagi ini. Selembar saputangan berwarna putih
aku ambil dari antara tumpukan bajuku. Mama memberiku saputangan ini beberapa hari
yang lalu. Sebenarnya aku sangat tidak setuju dengan permintaan mama, tapi mama
ngotot dan papa sangat mendukung permintaan mama. Menantu mereka " Liana "
istriku " harus bisa membuktikan bahwa dirinya masih perawan... 59 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Aku masuk kamar mandi, menutup dan mengunci pintunya. Aku
pegang erat saputangan itu di tangan kiriku. Lalu aku mengambil jarum baru " jarum
yang sudah kusiapkan tersimpan di meja rias istriku. Aku mengepalkan tangan kiriku
sekencang mungkin! Ujung jarum yang sangat tajam kutekankan ke jempol kiriku! Darah
keluar seketika. Kuusap lukaku dengan saputangan itu. Darahku menjadi noktah merah
di sana"menjadi pemeran pengganti darah keperawanan istriku... Aku keluar dari
kamar mandi, aku letakkan saputangan di tempat yang terjangkau angin dari AC, biar
cepat kering. Aku masuk lagi ke kamar mandi dengan perasaan campur aduk. Aku
memandang wajahku di cermin wastafel di dalam kamar mandi. Cermin memantulkan
bayangan, seorang manusia dengan pandangan mata yang terlihat putus asa, bimbang,
kecewa, sedih, ragu, dan ketakutan... Aku menyelesaikan mandiku cepat-cepat. Lalu
memakai baju kantorku. Aku akan menyuruh Widi membatalkan tiketku dan Liana ke
Venice. Aku menyerah... 60 | Aku terlalu takut
Liana akan berharap terlalu banyak kepadaku untuk melakukan hubungan coitus
sebagai pasangan suami istri di Venice nanti. Sementara sudah sangat jelas, tanpa
keraguan, aku tidak akan pernah bisa memberikan kenikmatan dari kemesraanku
kepadanya... Kuambil selembar plester luka dari kotak obat, menutupi luka di jempol
kiriku. Aku mendekati Liana lagi, kupandangi lekat wajahnya yang tenang dan masih
sangat pulas. Aku tidak tega untuk membangunkannya. Kucium pipi dan rambutnya
sebelum keluar kamar. Menghirup lagi kuat-kuat aromanya... Aku keluar kamar dengan
mengendap, nyaris tanpa suara. Di meja makan sudah menunggu papa dan mama.
Mereka berdua menatapku dengan pandangan penuh tanya. "Lho, kok kamu pakai baju
kantor?" tanya papa. "Benny harus ke kantor, Pa"ada sesuatu yang sangat penting"
jawabku singkat, enggan menjelaskan panjang lebar yang akhirnya akan mendesak aku
Rose At The Second Sight Karya Ky di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang seperti seekor tikus dalam labirin. 61 | Aku
keluarkan saputangan yang bernoda darah dari dalam kantongku, kuserahkan kepada
mama. "Bagaimana?" tanya mama penuh arti. "Sempurna" jawabku singkat, kuberikan
sedikit tarikan senyuman di wajahku. Mama menerima saputangan yang kusodorkan,
membentangkan saputangan itu, memandang noda darah dengan penuh senyuman.
Papa hanya melihat dengan senyum tipis. Mama melipat saputangan itu dan
memasukkannya ke dalam kantong celananya sendiri. "Pa, Ma, Benny terpaksa
1Rose At The Second Sight - KY
membatalkan bulan madu ke Venice. Benny harus bertemu buyer baru hari ini, tidak
bisa dibatalkan. Ada yang harus diselesaikan di pabrik," kataku sambil menunjukkan
wajah serius, menghilangkan kesan aku menghindari istriku sendiri hari ini. Walaupun
aku yakin seratus persen tidak akan ada satu orang pun yang memiliki dugaan seperti
yang aku pikirkan. "Ya sudah"kalian bisa pergi lain kali berliburnya..." kata mama
menghiburku. 62 | Aku menghabiskan
minumanku dengan sekali teguk, berusaha bergegas, agar tidak semakin banyak
kebohongan yang harus kukarang. "Oh ya, Ma, jangan bangunkan Liana ya...biarkan dia
bangun sendiri"dia pasti capek?" kataku ke mama. "Ha ha ha ha "pasti mama kamu
mengerti Benny...istri kamu anak papa semalem, nih?"" canda papa. Aku hanya
tersenyum lebar"membiarkan mereka dengan imajinasi masing-masing... ?LoveReads
Aku termenung di dalam ruangan kantorku. Tidak kuhiraukan pandangan heran Widi
dan beberapa orang, melihat kedatanganku. Otakku sedang berputar cepat, bagaimana
caranya aku menyampaikan kondisi sebenarnya kepada Liana. Berterus terang, Atau,
63 | Menghindar seumur hidup" Pertanyaan ini
berputar-putar seperti lingkaran setan dalam kepalaku. Troll benar...seharusnya aku
menyelesaikan masalahku dulu, sekarang aku sudah menyeret Liana ke dalam pusaran
masalah yang tidak berujung pangkal... Jam 2 siang aku telpon ke rumah, Mbak As
yang mengangkat. Liana sedang keluar rumah bersama Mama, naik mobil. Aku
menenggelamkan diri dalam pekerjaanku lagi. Pertanyaan yang tak terjawab, menjadi
seperti misteri yang tak pernah terpecahkan... Tersiksa dan berpikir keras hanya untuk
menutupi satu kebohongan. Benar kata orang, untuk menutupi satu kebohongan,
diperlukan ribuan kebohongan lainnya! Jam 6 sore aku sampai di rumah. Dengan
langkah gontai dan rasa letih secara emosi aku masuk kamarku Liana " istriku "
menyambutku dengan senyuman manisnya. Hal yang tidak pernah kusangka dan
kuperkirakan sebenarnya. Aku merasa terhibur " sangat terhibur! Rasa lelah menjadi
hilang seketika! 64 | Aku sunggingkan senyumku
padanya, aku dekati dia, kutahan punggung belakangnya dengan tanganku. Aku cium
kedua pipinya...lembut...wangi...menempel di hidung dan bibirku" apalagi yang lebih
nyaman daripada ini" "Maafkan aku. Liana, tadi pagi kamu terlihat tidur nyenyak, aku
nggak tega bangunin kamu..." kataku. Kueluskan jemariku ke pipinya dengan lembut.
"Nggak apa-apa, Ben?" jawab Liana penuh senyum. Bibirnya selalu merah merekah
walaupun tidak dipoles pewarna di sana. "Aku jadi kangen sama kamu Liana?" kataku
berbisik, kuusap rahangnya yang halus, kutarik badannya mendekati badanku. Aku
peluk istriku dengan erat, aku pindahkan tanganku ke pinggangnya, kubelai penuh
dengan rasa sayang seluruh tubuh bagian belakangnya ... Aku melepaskan pelukanku,
melihat wajah Liana yang tersipu malu! Rona kemerahan memancar indah dari kedua
pipinya. 1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
Aku sudah menemukan bidadari yang terjatuh dari langit, tapi aku tidak bisa berbuat
apa-apa untuk menyenangkannya... 65 | Liana
dengan cekatan menyimpan tas kerjaku dan menyiapkan baju ganti untukku, lalu
menyiapkan peralatan mandiku! Aku agak terperangah dengan perbuatannya saat ini,
contoh hasil didikan keluarga yang luar biasa! Gerakan Liana sangat tangkas, sudah
terlihat dia terbiasa bekerja dan mandiri. Aku tersenyum melihat Liana mondarmandir
seperti itu. Tiba-tiba Liana menghampiriku yang duduk di tepi ranjang, Liana berjongkok
dan mulai melepas sepatu dan kaos kakiku! Sekarang aku terhenyak dengan caranya
melayaniku! Aku merasa benar-benar beruntung mendapatkan istri seperti dia... Aku
1Rose At The Second Sight - KY
berdiri dan menangkap tangan Liana, kutarik badannya rapat di badanku. Kulingkarkan
kedua lenganku di sekitar pinggangnya, merasakan tubuhnya seutuhnya berada dalam
dekapanku... Aku menatap wajah istriku lekat...kudekatkan wajahku...bibirku di bibir
merahnya...Badan Liana terasa mengejang"wajahnya kembali merona merah tersipu!
Matanya memandangku tanpa dosa... 66 | Aku
mengelus pipinya yang kemerahan, kutatap matanya dengan lembut, mengirimkan
sinyal rasa cintaku kepadanya. Aku peluk lagi tubuh langsingnya. Kurasakan dia
membalas pelukanku dengan erat! Liana menempelkan wajahnya ke dadaku...aku cium
kepalanya...tapi kemudian aku melepaskan diri secepat mungkin, menghindarkan istriku
sendiri dari gairah yang pasti tidak bisa aku puaskan... Aku melangkah ke kamar mandi,
dengan hati masygul... Keluar dari kamar mandi, aku lihat Liana sedang berbaring di
ranjang, ada sebuah buku terbuka di hadapannya. Dengan gerakan cepat aku
mengenakan celana dalam, kaos dan celana pendek yang sudah disiapkan Liana di
pinggir ranjang. Melihat Liana dalam posisi tengkurap seperti ini, aku tidak tahan untuk
tidak menjatuhkan badanku ke badannya, menindihnya dari belakang. Kusingkap
rambut hitamnya yang wangi surgawi, kuciumi leher belakang dan bahunya yang
selembut awan putih... Liana terlihat agak kaget, badannya menegang. Namun
lamakelamaan kurasakan badannya sudah lentur"dan terasa begitu pas dalam
kungkungan badanku... 67 | "Kamu suka baca,
Liana?" tanyaku pas di telinga kirinya. Lengan kiriku menumpu berat badanku sehingga
tangan kananku bebas mengelus jemari tangan kanannya yang lentik...Cincin kawin di
jari manisnya membuat hangat hatiku...menunjukkan kepemilikanku atas raga, jiwa, dan
hidupnya. "Iya"aku suka baca tentang tempat-tempat wisata di seluruh dunia. Ben,
rasanya asyik kali ya, kalo bisa melihat langsung semua tempat indah ini?" jawab Liana
dengan tidak melepaskan pandangannya dari buku. "Suatu hari kamu pasti bisa kesana,
Liana?" kataku menghiburnya. Kuendus telinganya... "Kamu biasa main internet?"
tanyaku lagi. Liana mengangguk. Kuusap lengan kanan atasnya. "Di warnet,
kadang-kadang doang. Nggak sebulan sekali juga...kalau pas ada tugas sekolah yang
mengharuskan kita buka internet" jelasnya. Aku berpikir... sesuatu mungkin bisa
menyenangkan hati istriku, mungkin bisa membuat pikirannya teralihkan dari 68 | R a t u
- b u k u . b l o g s p o t . c o m memikirkan ide yang kurasa sangat cemerlang! Aku
akan mengurusnya besok. Lalu pikiranku langsung switch kembali ke tubuh istriku"Aku
merasakan kehangatan dan rasa empuk yang menyenangkan, dengan menempel di
tubuh Liana seperti ini. Tidak mampu kubayangkan apabila tak ada selembar
benangpun yang menempel di antara kami berdua! Aku menggerak-gerakkan badanku
ke badan Liana, mencari sela kemungkinan kejantananku akan bangkit dengan cara
ini... "Sebenarnya aku sudah merencanakan bulan madu kita ke Venice, Liana, cuma
pekerjaan di pabrik saat peak season begini, order numpuk, nggak bisa
ditinggalkan...Nggak apaapa kan, sayang?"" kataku masih mendekatkan bibirku ke
telinganya. Sesekali kuendusi cuping telinga dan leher belakangnya yang
mulus...membuatku bergairah" "Nggak apa-apalah, Ben, bisa lain kali. Cari uang itu
penting, nggak ada uang, yah percuma juga, nggak bisa jalan-jalan?" jawab Liana
dengan ringan, menghiburku. 69 | Aku cium pipi
istriku dari belakang, aku sudah tahu dari pertama kali melihat Liana dan keluarganya,
mereka bukan tipe matre. Aku mengulurkan tanganku, mengajaknya makan malam.
Liana tersenyum beranjak dari posisinya dan meraih tanganku"Aku bahagia! Kami
berdua bergabung dengan papa dan mama di ruang keluarga. Ngobrol sana-sini sambil
nonton tv. Ketika waktu sudah menunjukkan angka 10 lebih, aku mengajak Liana masuk
kamar. Aku tertidur dengan lengan kananku memeluk dirinya.... ?LoveReads Suara
alarm dari hp membangunkanku. Aku membuka mataku perlahan" menggeliat puas,
1Rose At The Second Sight - KY
merasakan badanku sangat segar pagi ini. Semerbak perpaduan wangi sabun, shampo
dan deodorant membuatku melirik ke arah meja rias. Liana sudah terlihat sudah mandi,
segar, dan cantik seperti biasanya. Hatiku merasa teduh"selalu merasa nyaman 70 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m melihat keberadaannya di kamar ini. Aku
tersenyum, dan senyumanku semakin melebar ketika Liana mendekatiku, duduk di
sisiku dan tiba-tiba merebahkan kepalanya di dadaku. Wajahnya menengadah, bibir,
dan hidungnya menempel di jakunku...Aku menelan ludah... Hembusan nafas Liana
terasa hangat"dan menantang... Aku benar-benar tidak tahan! Aku tarik badan Liana
untuk berbaring di bawah selimutku, tepat di sisiku! Aku menaikkan badan atasku ke
atasnya. Aku menatap matanya dalam, penuh cinta"sungguh, aku mencintai istriku...
Aku pegang kepalanya, kuciumi perlahan dengan bibir dan hidungku.
Pipinya...pelipisnya...keningnya... matanya... hidungnya... dagunya...dan bibir
merahnya... Kurengkuh kepalanya mendekat ke dadaku, kuusap punggung hangatnya
dengan penuh perasaan cintaku... "Aku seorang pria yang sangat beruntung memiliki
istri seperti kamu, Liana?" bisikku di telinganya. Liana semakin menyusup masuk
menempel di dadaku... 71 | Aku memejamkan
mataku, aku ingin selamanya merasa damai seperti ini... Aku cium sekilas lagi
kepalanya, dan keluar dari selimut. Aku harus selalu menghindarkan Liana dari
hasratnya... Aku tersenyum dan menatap tubuh istriku yang meringkuk dalam selimutku,
yang sedang tersenyum polos... Andai aku bisa, sayang...sudah takkan ku pedulikan
lagi ada selembar kain menghalangi kita"akan kutelusuri nikmatmu dengan bibirku... Di
depan cermin di kamar mandi, sekali lagi aku tatap wajah seorang laki - laki yang terlihat
cemas di antara rasa bahagianya... Aku membayangkan tubuh telanjang Liana, otakku
cepat mencerna, aku mulai membelai kejantananku... membayangkan mulut istriku
menghisapnya...aku mulai mengocok, mengharapkan ada yang mengeras...tetapi" Aku
tertunduk lesu...kepalaku berdenyut-denyut oleh rasa kesal dan gairah yang tak
tersalurkan! Cepat-cepat kuselesaikan mandiku, kusiramkan air dingin tepat
diubun-ubunku, mengharap rasa kesal akan menghilang,
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
larut bersama air ... 72 | Ketika aku keluar dari
kamar mandi, Liana sudah duduk di kasur. Di sebelah dia duduk sudah tertata rapi,
celana panjang yang sudah ada ikat pinggangnya, hem katun lengan pendek,
saputangan, kaos kaki. Sepatu kantorku pun sudah siap di lantai. Liana berdiri dan mulai
membantuku memakai baju, kaos kaki, dan sepatuku. Aku tersanjung lagi oleh rasa
cintanya... Aku mengajak Liana keluar kamar, sarapan bersama papa dan mama. Aku
cium kening Liana dan kupeluk erat badannya sebelum berangkat ke kantor. Aku selalu
melakukan ini, agar menjadi bahan bakar semangatku sepanjang hari! ?LoveReads
Rutinitas kerja kujalani di kantor. Membaca email masuk, mempelajari beberapa kontrak
kerja yang baru dari Knight Apparel, menandatanganinya, menyuruh Widi untuk
melakukan scanning dan mengirimkan soft copy kontrak yang telah kutandatangani ke
buyer, melalui emailnya. 73 | Aku menyuruh
Widi membuat photocopy-nya juga sebagai tembusan ke tim merchandising- ku, agar
mereka mulai cepat membuat sample dan membeli semua material yang dibutuhkan.
Siang hari aku turun ke 'lapangan' " ke bagian produksi, sesekali aku mengadakan
pengamatan secara langsung seperti ini, mengetahui secara acak semua kegiatan yang
terjadi dalam perusahaanku. Ada kemungkinan bisa mendapatkan ilmu baru selama
pengamatan ini, yang bisa sangat berguna suatu hari nanti. Pertama aku ke tempat
cutting, proses pemotongan kain. Kain yang berupa rol-rolan dibentang di meja panjang,
1Rose At The Second Sight - KY
ditumpuk dengan jumlah lapisan tertentu. Lalu setelah dibiarkan satu hari agar kain
dalam kondisi rileks " tidak ketarik sana sini, baru dipotong massal menggunakan mesin
cutting listrik, sesuai dengan pola baju yang tergambar dalam kertas yang berukuran
sama seperti kain di bawahnya. Kepala bagian cutting terlihat waspada melihatku,
bersiapsiap apabila aku bertanya sesuatu. Aku mengangguk dan tersenyum padanya,
dia membalas salamku dengan sopan. 74 | Di
dekat area cutting ada bangsal besar, gudang kain. Rakrak tinggi besar berjejer rapi,
berisi ratusan rol kain yang berukuran kecil. Biasanya ini adalah sisa-sisa kain produksi,
atau kain untuk membuat sample. Di bagian dalam gudang, bertumpuk rapi gulungan
kain yang berukuran besar, ini untuk produksi massal. Tiap tumpukan diberi keterangan
kode kain, kode order, nomer lot kain dan nama warnanya, untuk mencegah salah ambil
kain. Sebuah forklift kecil tersedia di gudang, untuk mempermudah mengambil kain dan
mengantarnya ke bagian cutting. Kakiku menuju ke ruangan berukuran lebih kecil di
sebelah bangsal besar ini, yaitu gudang accessories. Semua aksesoris untuk semua
order ada di sana, dari benang, label, hangtag, tagpin, polybag, sticker, dus, dll. Sama
seperti di gudang kain, pengambilan apapun harus melalui bagian administrasi, agar
terkontrol. Sebuah dus yang terbuka menarik perhatianku. Isinya hanger " gantungan
baju, tapi aku yakin ini pasti salah kirim karena hanger yang di dalam dus ini bukan
hanger khusus untuk celana atau pun hanger untuk produk jaket yang saat 75 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m ini sedang dikerjakan di produksiku. Melainkan hanger
untuk baju toddler " anak kecil! Sementara aku sangat yakin aku belum menerima order
untuk toddler tahun ini. Aku panggil bagian administrasi untuk mengecek barang ini dan
memberitahu merchandiser yang bersangkutan, sesegera mungkin. Selanjutnya aku
melangkahkan kakiku ke bagian sewing, bagian jahit. Sekelompok karyawan sedang
berkumpul di meja administrasi di depan salah satu line sewing, menarik perhatianku.
Aku mendekati mereka. Menyimak apa yang mereka bicarakan. Salah satu dari mereka,
kepala quality control khusus sewing line, membandingkan 2 panel kain di atas meja.
Aku perhatikan tidak ada Pak Lukman, QA " quality assurance dari buyer atau pun line
supervisor. "Ada apa, Heru?" tanyaku kepada qc yang kutahu sudah bekerja lebih dari 5
tahun di sini. "Shading, Pak?" katanya. Aku mendekati meja, mengamati panel kain
yang dihampar. Dengan sekali melihat aku sudah tahu masalahnya. 76 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m "Tolong panggil orang cutting dan cari Pak Lukman ke sini?"
Shading " belang, color shading tepatnya, perbedaan tone warna di 2 panel celana.
Suatu celana dibuat dengan menyatukan potongan panel kain dengan cara dijahit.
Potongan kain itu warnanya harus benar-benar sama, tidak boleh yang satu tone
warnanya kemerahan lalu panel lainnya memiliki tone warnanya kehijauan. Ini membuat
penampilan garment terlihat belang-bentong. Semua buyer dari luar negeri tidak mau
menerima barang seperti ini. Seorang karyawan datang bersama kepala cutting dan
memberitahuku, Pak Lukman sedang menemui QA buyer lainnya yang datang untuk
Final Inspection agar bisa release shipment malam ini. Kepala bagian cutting, Pak
Herman, mendengarkan QC menjelaskan masalah shading yang sedang mereka
bicarakan. Pak Herman meneliti potongan kain yang terhampar, raut wajahnya seketika
terlihat cemas. Dia menyuruh anak buahnya mencari kelompok potongan kain di mana
shading ini berasal. 77 | Aku tahu, dia sedang
melacak apakah potongan kain di depannya itu berasal dari tumpukan gelaran kain yang
sama. Anak buahnya datang membawa 2 ikat besar potongan panel. Dia langsung
melihat kertas yang tergantung di tali ikatannya. Dahinya mengerut, terlihat sedang
berpikir keras. Aku melirik kertas yang digantung itu. Seharusnya tidak ada masalah.
Kedua panel berasal dari lembaran tumpukan yang sama. Aku tarik selembar panel dari
masing- masing ikatannya, lalu membandingkannya dengan 2 lembar panel di atas
1Rose At The Second Sight - KY
meja. Lembaran panel yang kutarik ber-tone sama persis dengan salah satu panel
diatas meja. Kuambil selembar lagi, sama. Tiga panel memiliki warna yang sama, 1
panel beda sendiri. Masalah ada di 1 panel ini. Apabila ada shading warna di lembaran
kain yang sama, dan prosentasenya melebihi 1 persen, kebijakan perusahaanku
mengharuskan semua kain yang sudah terlanjur dipotong menjadi panel, harus
dipastikan lagi tidak ada shading color dalam satu garment. 78 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Pengecekan hanya bisa dilakukan secara manual, setiap lembar panel "
dijodohkan dengan panel pasangannya dalam 1 garment, apakah bermasalah atau
tidak. Apabila pengecekan secara manual ini harus dilakukan, berarti terjadi kerugian
waktu, tenaga dan efisiensi dipihakku. Namun, dalam hal ini aku bisa menuntut
kompensasi " penggantian kerugian " kepada pabrik kain yang memproduksi kain yang
bermasalah tersebut. Tiba-tiba raut muka Pak Herman berubah, dia terlihat seperti
sudah mengingat sesuatu. "Win, panggil Mbak Henny ke sini." perintahnya. Karyawan
yang bernama Henny datang tak lama kemudian, dia bagian administrasi di divisi
cutting. "Tiga hari lalu kamu laporan ada 8 panel memiliki cacat kain, coba lihat buku
kamu, ditumpukan ke berapa?" tanya Pak Herman. Henny menjawab pertanyaan Pak
Herman, angka yang sama seperti yang tertera di ikatan potongan kain. 79 | R a t u - b
uku.blogspot.com 1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
"Lalu penggantian panelnya dapat dari mana?" tanya Pak Herman lagi. "Potong ulang,
Pak...dari rol kain yang belum digelar, yang ditumpuk dekat meja nomor tiga." jawab
Henny. Pak Herman langsung menepuk jidatnya dengan telapak tangannya! Dia
berbalik menatapku. "Salah arah kain, Pak Herman?" tanyaku. Dia mengangguk. "Kain
Corduroy memiliki tekstur bulu halus yang memiliki arah condong rebah bulu yang
searah, sepanjang kain. Apabila dua lembar kain dengan arah rebah yang berbeda,
yang satu ke atas dan yang lain ke bawah, maka akan nampak seakan-akan kainnya
berbeda warna..." jelasnya. Aku mengangguk, persis seperti analisaku. "Ini menyangkut
8 pieces, Pak Benny, nanti saya perhatikan waktu cutting ulang keseluruhan panel.
Yang sudah terlanjur dijahit, kita lihat nanti apa masih bisa kita pakai untuk panel-panel
kantong di ruang sample." kata Pak Herman lagi dengan solusinya. 80 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m "Ya, baiklah, seharusnya tidak ada kekurangan kain. Tapi lebih
baik cek dan laporkan ke merchandiser. Lain kali lebih berhati-hati." kataku. Pak Herman
mengangguk. Aku berlalu dari sana, melanjutkan menyusuri line sewing . Sejak aku
yang memimpin perusahaan ini, semua karyawan sewing harus menggunakan masker
mulut ketika sedang menjahit, aku ingin menaikkan kualitas lingkungan dan pekerjaku.
Di belakang gedung ini sedang dibangun gedung baru, dengan luas yang hampir sama.
Aku berniat menambah sewing line untuk item denim lagi dan beberapa sewing line
khusus untuk garment yang memakai bahan knit " bahan rajut " bahan kaos. Walaupun
itu berarti akan ada kepala produksi sewing yang baru berikut staf dan tenaga ahli yang
berbeda pula. Sejumlah nama-nama yang sudah kuketahui memiliki kemampuan yang
Rose At The Second Sight Karya Ky di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bagus, sudah kukantongi untuk menjalankan divisi baruku itu. Aku berharap dengan
adanya divisi baru, aku bisa merekrut buyer dari segmen yang berbeda, dan besar
kemungkinan aku bisa mendapat order denim sekaligus dari trading atau buying office
yang ordernya multi-item. 81 | Aku memasuki
bagian finishing yang terlihat sibuk dengan proses trimming" membersihkan sisa-sisa
benang jahitan di garment. Sebagian sedang melakukan steaming " menyetrika dengan
uap panas, melipat garment, memasukkan hasil lipatan ke dalam single polybag. Semua
garment yang sudah dibungkus plastik polybag itu dikirim ke bagian divisi packing yang
1Rose At The Second Sight - KY
siap memasukkan barang ke dalam dus eksport, sesuai dengan permintaan buyer.
Terakhir aku ke divisi washing. Empat mesin washing besar berjejer. Enam mesin
washing berukuran kecil ada di dekatnya. Mesin kecil untuk keperluan pembuatan
sample untuk buyer. Tiga meja bagian administrasi berderet di dekat ruangan khusus
proses blasting. Untuk bagian sandblast dan grinding, yang memberi efek celana
seakan-akan sering disikat selama dicuci " sehingga ada bagian celana yang warnanya
lebih putih belel dari bagian yang lainnya. Ada tiga partisi " penyekat " yang terbuat dari
triplek membagi ruangan itu untuk proses grinding. Proses ini akan menghasilkan efek
lubang atau robek di garment, yang seakan-akan disebabkan secara alami oleh proses
pencucian 82 | yang sudah dilakukan berkali-kali.
Di sana sudah tersedia alat roll grinding dan pen grinding. Di belakang gedung washing
ini ada tempat pengolahan limbah yang berasal dari proses washing. Aku tidak mau
perusahaanku terganjal oleh hukum tentang pengolahan limbah industri. Setelah puas
melihat keadaan semua divisi, aku kembali ke kantorku dilantai dua gedung sewing.
Segelas lebih air putih lenyap seketika masuk ke dalam perutku. Aku menghempaskan
tubuhku ke kursi"meluruskan kakiku yang terasa pegal. Aku teringat sesuatu, kutekan
tombol interphone Widi. "Yang saya pesan sudah ada, Wid?" tanyaku. "Sudah Pak
Benny, mau diaktifkan sekalian?" tanya Widi. "O iya, sekalian aktifkan. Nanti jam 5 saya
bawa pulang" aku mengingatkan Widi. Tepat jam 5 sore Widi menyerahkan barang yang
kupesan. Aku pegang erat bungkusan itu, untuk kekasih hatiku di rumah... ?LoveReads
83 | Tiba di rumah waktu sudah menunjukkan
jam 7 malam! Kepadatan kendaraan yang semakin bertambah, sedangkan kapasitas
jalan raya yang tidak berubah, membuat perjalanan pulang dari pabrik ke rumah menjadi
'pamer paha'...padat merayap tanpa harapan...Aku tersenyum mengingat banyolan dari
salah satu stasiun radio. Ketika mobilku akhirnya berbelok ke kiri, keluar dari padatnya
kendaraan, aku menghembuskan nafas lega. Tidak sampai sepuluh menit kemudian aku
sudah sampai. Aku masuk ke dalam rumah dengan senyum di wajahku. Sebuah
bungkusan tipis kupegang dengan hati -hati. "Pa, Ma." panggilku kepada kedua
orangtuaku ketika melewati ruang keluarga, mereka menoleh dan tersenyum padaku.
Mereka sedang asyik membaca. "Liana kemana, Ma?" tanyaku. "Di kamar Ben, nggak
kemana-mana" kata mama sambil tersenyum simpul. Aku hanya tersenyum meringis
melihat mama. 84 | Aku langsung ke kamar, aku
buka pintu kamar perlahan. Seperti biasa Liana sedang membuka-buka buku favoritnya,
sembari berbaring. Kakinya ditekuk dan digoyang-goyangkan ke depan belakang. Dari
mulut indahnya terdengar senandung lagu slow rock barat. Untuk beberapa menit aku
berdiri di ambang pintu, menikmati hal terindah yang pernah kudapatkan dalam hidupku!
Dia tidak menyadari kedatanganku. Liana memakai celana pendek setengah paha
berwarna biru indigo, yang sengaja kupilihkan dari beberapa sample favoritku di kantor.
Memang benar-benar pas di badan Liana! Tanpa cela...sangat serasi di tungkainya yang
putih mulus...Atasannya kaos putih tipis merek terkenal yang aku sediakan di lemari
untuknya " pas! Melihat Liana ada di atas ranjangku yang biasanya kosong, memberi
perasaan nyaman tersendiri di hatiku... "Liana"sayang?" panggilku. Liana menoleh,
dan langsung tersenyum lebar begitu melihatku! "Ben..." panggilnya dengan mesra.
Dengan sekali 85 | lompat Liana turun dan
menghampiriku. Aku - merasa menjadi - pria - paling - sempurna! Liana mengambil tas
kantor dari tanganku, dia langsung menyimpannya di meja sudut dekat jendela. Aku
sodorkan bungkusan yang kupegang kepadanya. Liana menatapku penuh tanya. "Untuk
aku, Ben?" tanyanya dengan mata berbinar indah"mata istriku... "Iya, buat kamu
sayang..." Aku menutup pintu kamar, mengikuti Liana duduk di tepi ranjang. Liana
membuka bungkusan plastik dengan tidak sabar, aku tersenyum melihatnya. Dia
1Rose At The Second Sight - KY
benar-benar gadis yang polos, pikirku. 19 tahun. Istriku. Ketika bungkusan terbuka,
Liana tercengang, matanya terbuka lebar menatapku tidak percaya! Aku tertawa pelan
melihat ekspresi wajahnya! Kusentuh bibirnya dengan jariku. "Ini Pad kan, Ben" Buat
aku" Kan mahal banget?"" tanyanya polos. Aku mengangguk. Liana tersenyum lebar,
mendekap 86 | pad itu di dadanya! "Sini aku
tunjukin cara pakainya..."
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
kataku mengambil pad itu dari tangannya. Setengah jam berikutnya aku asyik mengajari
Liana cara memakai pad itu. Mata indahnya terbelalak melihat begitu banyak hal yang
dia bisa lihat dan bisa dia kerjakan di sana!. Liana meletakkan pad barunya di kasur,
melingkarkan lengannya di leherku, lalu mencium pipiku dalam... Aku tersenyum,
kupandangi lagi mata berbinarnya yang dibingkai oleh wajah sumringah kemerahan...
Aku belai matanya yang memabukkanku, hidungnya yang melenakanku, pipinya yang
menyamankanku, rahangnya yang menguatkanku, bibir merahnya yang
menggairahkanku! Aku dekatkan bibirku perlahan ke bibirnya, Liana memejamkan
matanya, darahku mendesir...Aku tempelkan bibirku, aku julurkan ujung lidahku,
membuka sedikit celah bibirnya, mengulum bibirnya dengan lembut. Liana sudah begitu
pasrah di dekapanku...tapi aku tidak bisa berbuat apaapa... ?LoveReads 87 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Sebulan berlalu, hubunganku dengan Liana bertambah
dekat. Aku mencintainya setulus hatiku. Hari ini Liana mengajakku mengunjungi
mamanya. Aku menyetujuinya, mengingat sejak menjadi istriku dia tidak pernah
mengunjungi mamanya. Aku melirik Liana yang duduk di kursi sebelahku. Wajahnya
terlihat bahagia, dia sedang mendekap erat sebuah amplop berwarna cokelat. Mamaku
memberitahuku kemarin lusa, bahwa keluarga Setiawan telah menepati janji yang telah
terucapkan untuk keluarga Liana. Aku merasa tidak terlalu setuju sebenarnya dengan
rencana mama, tapi mama sudah terlanjur melakukan itu semua, aku tidak bisa
melakukan apa-apa lagi. Aku menyentuh pipi Liana berkali-kali sepanjang perjalanan.
Rona merah di pipi Liana benar-benar menggemaskanku! Ketika mobil kuparkir di depan
pagar rumah mama Liana, dengan tidak sabar Liana keluar mobil dan berteriak-teriak
memanggil mamanya. Aku tersenyum, aku sangat sadar, Liana masih seorang gadis
yang lugu, polos, tingkahnya terkadang masih seperti seorang remaja putri... 88 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Mama keluar dari rumah, tercenung sebentar
memperhatikan sumber panggilan itu, kemudian mama tampak tergopoh-gopoh
menyongsong Liana ke halaman depan. Mama mertuaku memeluk istriku dengan erat.
"Mama..." aku menghampiri mama, mencium kedua pipi tuanya dan memberikan
pelukan ringan di tubuh kurusnya. "Ayo kalian cepat masuk!. Adik kalian nggak di
rumah, masih main ke teman mereka" mama menggiring kami berdua untuk masuk ke
dalam rumah. Aku mengenggam tangan Liana dan menariknya untuk duduk di
sebelahku. Liana menurutiku dengan patuh. Mama tersenyum memandangi kami
berdua. "Ma, Mama Lisa nitip kunci ini buat mama" kata Liana sambil menyerahkan
anak kunci dan amplop cokelat berisi surat hak milik sebuah rumah di Jakarta Timur,
atas nama Liana. Mama mengerutkan dahinya. Tidak mau menerima barang yang
disodorkan oleh putrinya. Aku mulai merasa akan adanya hawa penolakan dari mama
mertuaku... 89 | "Kunci apa, Li?" mama bertanya
pada Liana. Mama memandang Liana dengan mata tajam, tapi kelihatannya Liana tidak
menyadari itu. "Kunci rumah baru Mama! Dari mamanya Benny, jadi mama nggak perlu
mikirin soal kontrakan rumah lagi..." Liana menjelaskan dengan penuh semangat. Wajah
mama tiba-tiba menegang dan memejamkan matanya. Liana menggenggam jemarinya
1Rose At The Second Sight - KY
lebih erat. Aku menoleh ke Liana, wajahnya membeku... "Benny, tolong kasi tahu mama
kamu ya, dengan tidak mengurangi rasa hormat mama. Mama terpaksa menolak
pemberian mama kamu... mama nggak mau ada anggapan miring tentang Liana, suatu
hari nanti, kalau dia menikah dengan kamu hanya untuk ditukar dengan sebuah rumah,
kasarnya, seolah-olah mama menjual Liana hanya demi sebuah rumah..." mama
menjelaskan alasannya dengan tenang. Aku akhirnya terhenyak kaget juga " walaupun
tadi aku sudah merasakan adanya hawa penolakan itu. Aku 90 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m memandang mata mama tidak berkedip selama beberapa saat. Aku
menganggukkan kepalaku dengan mantap, sangat mengerti tentang harga diri yang
sedang dijunjung tinggi orangtua Liana. Aku pun merasa salut akan hal itu! "Saya
mengerti maksud mama...Saya akan bicara ke mama saya nanti, ya, Ma"tolong jangan
tersinggung?" kataku perlahan, aku tidak ingin membuat mama mertuaku marah! Aku
menghembuskan nafas lega diam-diam, melihat mama mulai tersenyum... "Hai, Kak
Ben!" tiba-tiba suara Rudy terdengar. "Kak Lia!" jerit Mega, langsung menubruk Liana.
Liana memeluk Mega dan memandang Rudy sambil tersenyum. Aku meraih tas kertas
di dekat tempat duduk Liana, kupanggil Rudy dan Mega yang baru datang. Aku
mengeluarkan dua buah smartphone untuk mereka berdua dan tambahan sebuah Pod
untuk Mega, karena menurut cerita Liana, adik perempuannya itu penikmat musik kelas
berat! 91 | Aku melirik Liana, dia sedang
mengikuti mama ke kamar. Aku tersenyum hangat, lalu memberikan perhatianku penuh
kepada dua orang adik iparku ini. ?LoveReads Barusan mama meneleponku,
memberitahuku, pertemuan keluarga dari pihak mama jadi dilaksanakan minggu depan.
Mama menekankan aku dan Liana harus ikut menghadiri acara itu. Aku belum memberi
jawaban pasti. Sebenarnya pertemuan keluarga besar papa dan mama menjadi ajang
yang semakin meresahkanku... Kalau dulu semua orang akan bertanya 'Benny"kapan
kamu akan menikah', sekarang pertanyaannya menjadi Aku hanya mampu menjawab
dengan cengiran kosong di mulutku 'belum dikasi sama yang di atas', alasan yang akan
membuat orang tidak banyak omong lagi, alasan yang pasti bisa dimaklumi oleh banyak
orang! 92 | Tetapi aku kasihan melihat Liana,
setiap kali ada yang bertanya kepadanya, dia akan menatapku dengan kebingungan.
Lalu dia akan menjadi gelisah dan panik sepanjang acara" Aku sedang
mempertimbangkan untuk tidak menghadiri pertemuan keluarga kali ini. Aku akan
berbicara juga dengan Liana nanti. Aku kembali menatap ke monitor laptop dengan
serius, sudah setengah jam aku berkutat di depan laptop di dalam ruang kerjaku di
kantor. Menatap beberapa foto gaun wanita yang dikirim oleh butik langganan mama.
Aku sedang memilihkan baju untuk Liana. Dua bulan lagi adalah hari jadi perkawinan
kami yang pertama. Aku ingin membuat Liana terkesan. Aku ingin membuat Liana tetap
mencintai aku...selamanya... Mataku terpaku ke sebuah gaun berwarna ungu
tua...dengan punggung yang terbuka sampai di pinggang bawah! Aku menelan ludah,
membayangkan kulit putih mulus istriku memakai baju ini. Aku menelan ludah sekali
lagi, langsung aku tekan tombol 'choose'. 93 |
Lalu kuketik email pada pemilik butik, yang sudah kukenal baik, tentang pilihanku itu.
Aku memintanya untuk 1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
memastikan ukurannya pas dengan ukuran badan istriku. Kuminta mereka untuk
menyediakan pula sepatu, clutch, dan hiasan rambut yang serasi dengan gaun pilihanku
itu. Aku tersenyum puas. Berikutnya, aku mencari kalung berlian yang kurencanakan
akan kuberikan pada Liana pada saat makan malam nanti. Aku mengetik kata kunci
1Rose At The Second Sight - KY
'ungu' di website toko perhiasan langganan keluarga kami sejak dulu. Beberapa pilihan
keluar. Batu Amethys berbentuk tetesan air dengan semburat warna ungu di dalamnya
menjerat pandanganku! Di sepanjang rantai emas putihnya berhiaskan berlian cantik.
Aku tersenyum mendapat pilihan yang sempurna! Sesempurna Liana istriku...aku tekan
tombol 'buy' di bawah foto kalung itu. Aku mengangkat interphone Widi. "Widi, kamu
sudah reserve tempat untuk 2 orang di restoran hotel seperti yang saya omongin
kemarin?" tanyaku. 94 | Aku hanya ingin
memastikan semuanya baik-baik saja. "Sudah Pak. Nanti setiap minggu saya akan
selalu memastikan lagi." jawab Widi meyakinkanku. Aku tersenyum, Widi menjawab
seperti itu untuk menenangkanku karena aku sudah bertanya hal yang sama lebih dari 3
kali hari ini! Aku tutup teleponku dengan perasaan konyol. Aku acak rambut pendekku
dengan kasar! Aku benar- benar tidak tahu mengapa aku bisa seperti ini sejak menikahi
Liana. Menjadi serba salah setiap kali mengingat wajah cantiknya yang lugu...tubuh
mulusnya yang seksi...bibir ranum merahnya yang selalu menantangku untuk
mengecup, mengulum, menghisap, menggigit! Aku melenguh karena pikiran jorokku
sendiri...aku pegang selangkanganku...tidak terjadi apa-apa! Aku mengepalkan
tanganku, memukul pinggiran mejaku dengan perasaan kesal! Mataku terasa panas
tanpa kusadari. Liana...istriku...sampai kapan dia bisa bertahan seperti ini di sisiku?""
Aku memejamkan mataku, memusatkan pikiran dan hatiku, pada sang
khaliq...memohon...menyembah"menunduk... mengemis kebaikanNya... 95 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Hari ini aku berjanji membawa Liana ke Mall, jalan-jalan
dan nonton. Pantat Liana tidak bisa diam selama di dalam mobil, wajahnya sangat ceria.
Sesekali dia menyentuh lenganku atau mengusap leher belakangku dengan tangannya.
Gaun katun bertali pita tipis di pundak, dengan motif bungabunga kecil berwarna peach
di gaunnya itu, membuat Liana seperti sekuntum bunga yang baru mekar! Gaun yang
sengaja kubelikan untuknya minggu lalu. Aku meminta Liana menjepit rambutnya asal
ke belakang agar berkesan alami. Bahunya memamerkan keindahan
istriku...Memperlihatkan pada semua orang, betapa aku adalah pria yang sangat
beruntung! Setiap kali aku ajak Liana jalan, dia menjadi seperti anak kecil. Memeluk
lenganku erat, ditempelkannya lenganku di dadanya. Atau tiba-tiba dia memeluk
pinggangku, menyandarkan kepalanya ke punggung belakangku. Kata Liana, hal itu
membuatnya merasa nyaman..aman" Aku bahagia dengan hubungan kami ini... Aku
menggenggam tangan Liana, mengajaknya masuk ke sebuah butik besar tempat mama
biasa mengajak Liana 96 | berbelanja baju, tas,
sepatu, dan berbagai pernak-pernik wanita. "Kok kesini, Ben?" tanya Liana dengan nada
bingung. "Ada sesuatu yang aku harus ambil..." kataku sambil membuat mataku
menyipit, mengisyaratkan sesuatu yang penting dan rahasia. "Ih, apaan sih, Ben" Kamu
mau pake rok ke kantor?" tanya Liana meledekku. Aku tarik lehernya, Liana berusaha
meloloskan diri, tapi lehernya sudah terlanjur aku rangkul. Aku jitak ubun-ubun kepala
Liana dengan rasa sayang, Liana tertawa terbahak-bahak mengiringi tawa geliku! Ketika
tanganku menyenggol sebuah manekin dan membuatnya terjatuh, aku dan Liana baru
bisa diam. Kami saling pandang, lalu menatap manekin jatuh itu, dan tertawa lagi
bersama ketika mata kami berdua melihat segumpal kertas melompat dari dadanya
yang tadi terlihat montok! Seorang karyawan butik terlihat kesal dan menghampiri kami,
mendirikan manekin yang jatuh, menyumpalkan lagi gepokan kertas di dada
manekin...dan ketika mengenaliku 97 | yang
sering membawa mama kesini, wajahnya menjadi ramah lagi. Memberi sedikit anggukan
menyapa ke arah Liana. Liana menyikut lenganku perlahan. "Ada uang, ada senyum?"
bisik Liana lirih. Aku pura-pura melotot ke arah Liana. Liana mengikik geli,
menyembunyikan wajahnya di punggungku. "Oh, Pak Benny...tumben nggak bareng Bu
1Rose At The Second Sight - KY
Johny?" tanya karyawati itu. "Iya, saya hanya mau mengambil pesanan saya. Bisa, kan"
Maaf saya menjatuhkan manekinnya tadi?" kataku. Liana sudah bersikap biasa, berdiri
di sampingku. Tidak lama kemudian, karyawati itu menyerahkan sebuah bungkusan
kepadaku. "Apakah mau dilihat dulu, Pak?" tanya karyawati itu lagi. "Nggak perlu, nanti
saya lihat di rumah. Terima kasih, mbak?" kataku. Aku menarik tangan Liana keluar
butik. "Lihat dong!" kata Liana penasaran. "Enak aja! Entar kepengen lagi?" godaku,
sambil mengangkat bungkusan tinggi-tinggi di atas kepalaku. 98 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m Liana melompat-lompat berusaha menjangkau, tawa riangnya
terdengar merdu di telingaku"Tidak kupedulikan lagi tatapan aneh beberapa
pengunjung lain... Wajah Liana mulai terlihat kemerahan dan beberapa titik keringat
membayang. Aku rengkuh kedua pundaknya, menyuruhnya diam, dan kuserahkan
padanya. "Bulan depan hari jadi kita, sayang"kamu pakai gaun ini ya..." kataku sambil
menatap wajahnya. Liana tersenyum lebar. Mengintip melalui celah bungkusan,
senyumnya terlihat semakin lebar! "Makasi, Ben..." Liana mencium pipiku sekilas. Aku
balik mencium kepalanya. Beberapa gadis muda cekikikan melihat kami berdua. Liana
hanya mengerlingkan matanya dan menggandeng tanganku manja... Sebuah toko buku
menarik perhatian Liana, dia menarik tanganku masuk, langsung ke arah tumpukan
buku yang baru terbit. Tangannya meraih sebuah buku, kumpulan puisi cinta, aku
sempat melirik judulnya. Buku tipis berwarna merah maroon, 99 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m dan ternyata kalau dilihat dengan lebih perhatian, merah maroon itu
terbentuk oleh hamparan bunga mawar merah. Benar-benar diperuntukkan bagi wanita
yang berjiwa romantis...pikirku, termasuk Liana. Aku tersenyum melihat istriku yang
terlihat begitu bersemangat. Aku baru mengetahui sisi lain dari istriku, dia menyukai
puisi! "Wah"ini penyair baru Ben, Anna"Lintasi Air Mata Dengan Teduh Hatiku
"wow"judulnya aja romantis..." kata Liana, matanya masih berbinar cerah. Tangannya
mencari buku yang tidak dibungkus plastik, matanya melirik ke kanan dan ke kiri,
seakan takut dipergoki oleh petugas toko. Aku hanya tersenyum dan mengacak ujung
kepalanya dengan gemas. Selain Liana ada dua-tiga orang memegang buku yang
sama, semuanya perempuan! Aku yakin mereka semua juga tipe cewek romantis. Salah
satu dari mereka, tersenyum sendiri memegang buku itu. Di bahu kanannya ada tato
yang terlihat seperti gambar berbentuk hati berwarna merah. "Tuh kan..." kataku dalam
hati. Liana membuka salah satu halaman secara acak, menunjukkanku ke halaman itu,
2 puisi ditulis berurutan 100 | seakan-akan
merupakan dialog sepasang manusia. "Beth, penyair senior, Ben...aku suka semua
karyanya..." kata Liana. Liana mulai membacakan sebuah puisi dengan suara perlahan
untukku. Suara Liana mengalun lembut, di beberapa kalimat
1Rose At The Second Sight - KY!!!
(re-pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com)
diayunkannya nada... Duet syair The Anna (Dewa) dan Beth (Dewi) JIWA YANG
Rose At The Second Sight Karya Ky di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
TERBELAH DEWI: "Kupernah berdoa, Semoga Tuhan menjadikan kita berjodoh. Ketika
akhirnya aku tak bersamamu, Kubilang, kita tak berjodoh! Tapi kau menyangkal, Bukan
TAK, tapi BELUM. Jawabanmu membuatku diam, Jodoh atau tak jodoh tak bisa
ditentukan kini, Dengan siapa kita ketika mati, itulah jodoh" Itu katamu lagi" 101 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Siapa yang memilikiku kini adalah belahan jiwaku,
Orang yang telah kupilih, Apakah dia jodohku atau bukan, tapi dia sudah menjadi
jalanku" Carilah jalanmu, Karena jalanku tak lagi jalanmu?" DEWA: "Ketika kalimatmu
datang, Aku sedang meregang oleh rasa rindu, Oleh rasa tanya yang selalu datang,
Kapankah aku bisa bertemu" Kata-katamu datang menjadi jawaban, Tapi bukan alasan!
Karena bagiku kalimatmu adalah harapan, Bahwa jodoh bukanlah selalu berhadapan?"
1Rose At The Second Sight - KY
DEWI: "Masih bolehkah kurindu padamu, Meski kutahu rasa ini tak nyata, Cinta buatku
harus memiliki! 102 | Ketika kau tak termiliki
olehku, Untuk apa kucinta padamu, Tapi aku tak bisa mencegah otakku, hatiku,
tubuhku, Yang selalu dan selalu menuju padamu" Jika itu yang bisa membuatku tetap
bernyawa, Kupilih rasa itu, Meski jalanmu berbeda denganku?" DEWA: "Hati, otak dan
cintaku sudah lama tak ada dalam diriku, Ketika mataku menatap matamu, Tubuhku
sudah lama bukan menjadi milikku, Ketika jemarimu membuatku runtuh! Tak usah kau
ragukan lagi, Apakah aku jodohmu, Apakah aku cintamu, Apakah aku jalanmu, Apakah
aku mataharimu, Pejamkan matamu, ketika ada desir rindu hadir, itu adalah aku!"
(March2013, awal kumengenalmu, Bee"dan awal untaian Cinta yang menjadi senjata
makan tuan") 103 | Selesai membaca, Liana
menarik nafas panjang dan menutup buku itu. Dia menatap stiker kecil di bagian
belakang cover buku, yang mencantumkan harga. Matanya membelalak, bibirnya
dikerucutkan, lalu disimpannya lagi buku itu ke tempatnya. "Lho, nggak jadi beli?"
tanyaku heran. Liana memeluk lenganku, menggelengkan kepalanya perlahan.
"Mahal", nanti aja kapan-kapan, nabung dulu." jawabnya ceria. Aku menatap matanya,
kepolosan yang membuatku terperangah penuh cinta seperti tokoh di puisi tadi. "Aku
yang beliin"mau?" tawarku dengan tersenyum. Liana menatapku dengan ternganga!
Aku mengatupkan bibir seksinya dengan jariku. Senyum lebar mengimbangi
anggukannya. Dia berlari ke rak buku sastra, memilih buku tadi dengan bungkusan
plastik yang paling rapi! Dia memeluk buku itu erat di dadanya dengan wajah berbinar!
104 | Aku mengajak Liana makan dulu sebelum
kami nonton film drama yang sudah lama diincar olehnya. Semakin terasa perbedaan
usia kami berdua ketika kulihat Liana menangis tersedu-sedu dengan polosnya setiap
kali melihat adegan romantis... ?LoveReads Hari Minggu ini aku tidak mengajak Liana
kemanapun. Kami sedang bermalas-malasan di kamar. Liana meletakkan kepalanya di
pangkuanku. Mataku fokus ke sebuah artikel tentang dunia fashion di Jepang. Liana
Pendekar Aneh Naga Langit 7 Rahasia Kaum Falasha Karya Mahardhika Zifana Tujuh Bunga Pandawa 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama