Asmara Pedang Dan Golok 5
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng Bagian 5 digambarkan. Tapi yang lebih hebat masih ada di belakang. Karena pedang Hui-kong-kui-li dijepit, dengan sendirinya tubuh dia bergerak ke kanan ingin melepaskan pedang, namun gerakannya malah menyambut serangan golok sabitnya Sang-cian-kui-li. Perawakan Sang-cian-kui-li paling pendek dan kecil di antara semua orang, namun golok sabit di tangannya malah berat dan panjang, suara goloknya membelah angin, suaranya sangat mengerikan. Serangan goloknya terlihat penuh tenaga, sangat dahsyat. Hui-kong-kui-li melihat sinar golok yang menghampiri dan mendengar suara golok yang begitu dahsyat, dia jadi terkejut dan berteriak: "Hati hati, ini aku......" Suaranya masih berkumandang, dadanya sudah terkena golok. Meminjam tenaga lawan mencabut pedang, tubuh Kumu melayang ke samping, dengan posisi tetap masih terlentang di udara. Pada saat ini dia masih dengan entang tertawa dan berkata: "Orang sendiri pun dibunuh tanpa kasihan, perbuatan ini sungguh tidak bisa diterima......" Dia mengolok Hui-kong-kui-li yang dibacok oleh golok sabit itu. Tapi tawanya mendadak terhenti di tengah-tangah, sebab dia melihat Hui-kong-kui-li bukan saja dadanya tidak berlumuran dada, malah dengan kecepatan yang sulit dipercaya menghadang jalan dia. Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah besar di sebelah kanan tubuhnya. Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li, golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai adalah punggung golok bukan mata goloknya. Sehingga Hui-kong-kui-Ii bukan saja tidak terluka atau mati, malah bisa lebih cepatmenghadang musuhnya. Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpatkui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia, tapi mereka tetap saja manusia bukan setan! Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu mendadak jatuh ke lantai. Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li semua tidak mengenai sasaran. Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai tanpa bersuara. Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri. Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang seperti kesurupan, semua orang tampak* terasa seperti patung pahatan. * Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang akan datang hanya ada 'aku' seorang! Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya semakin ke belakang semakin lemah. Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah! Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?" Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li, mulurnya menjawab: "Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan ini, siapa yang untung?" Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip pun tidak, dengan keras berkata: "Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan ada yang mati, siapa yang paling beruntung?" Kata Pu-couw-siancu: "Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil juga tahu, orang itu adalah aku!" Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti terhina dan disalahkan. Membuat kecantikan dia bertambah menarik. Tuan Ku-mu berkata: Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah besar di sebelah kanan tubuhnya. Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li, golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai adalah punggung golok bukan mata goloknya. Sehingga Hui-kong-kui-li bukan saja tidak terluka atau mati, malah bisa lebih cepat menghadang musuhnya. Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpatkui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia, tapi mereka tetap saja manusia bukan setan! Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu mendadak jatuh ke lantai. Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li semua tidak mengenai sasaran. Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai tanpa bersuara. Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri. Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang seperti kesurupan, semua orang tampak; terasa seperti patung pahatan. Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang akan datang hanya ada 'aku' seorang! Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya semakin ke belakang semakin lemah. Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah! Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?" Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li, mulutnya menjawab: "Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan ini, siapa yang untung?" Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip pun tidak, dengan keras berkata: "Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan ada yang mati, siapa yang paling beruntung?" Kata Pu-couw-siancu: "Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil juga tahu, orang itu adalah aku!" Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti terhina dan disalahkan. Membuat kecantikan dia bertambah menarik. Tuan Ku-mu berkata: Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah besar di sebelah kanan tubuhnya. Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li, golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai adalah punggung golok bukan mata goloknya. Sehingga Hui-kong-kui-li bukan saja tidak terluka atau mati, malah bisa lebih cepat menghadang musuhnya. Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpatkui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia, tapi mereka tetap saja manusia bukan setan! Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu mendadak jatuh ke lantai. Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li semua tidak mengenai sasaran. Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai tanpa bersuara. Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri. Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang seperti kesurupan, semua orang tampak terasa seperti patung pahatan. ' Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang akan datang hanya ada 'aku' seorang! Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya semakin ke belakang semakin lemah. Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah! Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?" Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li, mulutnya menjawab: "Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan ini, siapa yang untung?" Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip pun tidak, dengan keras berkata: "Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan ada yang mati, siapa yang paling beruntung?" Kata Pu-couw-siancu: "Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil juga tahu, orang itu adalah aku!" Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti terhina dan disalahkan. Membuat kecantikan dia bertambah menarik. Tuan Ku-mu berkata: "Gin-sie, kalian betul-betul tergiur kecantikannya" Sampai rela kehilangan kepercayaan?" "Tidak seluruhnya demi kecantikan, Sen Hai-kun juga satu sebab yang sangat penting.' "Ceek ceek!" tuan Ku-mu berkata, "Keberanian kalian sungguh tidak kecil, malah bermimpi melawan Sen Haikun......" "Orang yang sampai kau pun tidak berani menyentuhnya, tentu saja kami pantas mencobanya." Tuan Ku-mu menggelengkan kepala: "Kalian salah! Apakah kalian tahu aku puluhan tahun berbisnis memperkenalkan pembunuh bayaran, kenapa sampai sekarang masih bisa hidup?" Dia berhenti sejenak, tapi tidak lawan menduga nya. Dia sendiri melanjutkan: "Aku masih bisa hidup sekarang, bukan mengandalkan ilmu silat, tapi mengandalkan otak. Setiap kali aku menerima bisnis, pasti aku menyelidiki dulu dengan jelas, sehingga aku tahu harus mengutus siapa menjalankan tugasnya." Gin-sie-kui-li berkata: "Kami tidak berniat merebut usahamu, maka cara kau ini tidak ada gunanya pada kami!" "Tapi besar hubungannya dengan hidup mati, terhina atau terhormatnya kalian, kalian selain tidak tahu siapa Sen Hai-kun sebenarnya, dan juga tidak tahu dia memiliki ilmu apa saja, kalian sembarangan mencari dia, jika memang menggembirakan, tapi jika kalah akibatnya tidak terbayangkan!" Wajah tampan Touw-tiok-kui-li tampak tawa keji. Dia menyela: "Kami bersaudara sejak menginjakan kaki di dunia persilatan, tidak terhitung banyaknya orang yang sudah kami bunuh, pesilat tinggi mana pun sulit menghindar nasib sialnya jika bertemu dengan kami. Hal-hal begini kau yang paling tahu, kulihat tidak perlu lagi satu persatu mengingatkanmu?" "Tentu saja tidak perlu, tentu saja tidak perlu!" Ku-mu berkata, "malah sebaliknya aku harus memperingatkan dirimu. Dalam begitu banyak tugas, sasarannya sudah aku selidiki dengan teliti sekali, juga aku yang memutuskan paling cocok bisnisnya diserah-kan pada kalian, maka baru aku mencari kalian. Sehingga kalian bisa sukses melakukan tugas." Teori ini sebenarnya sangat mudah dan jelas, Pat-kui-li tidak bersuara. Pu-couw-siancu tertawa, lalu berkata: "Lalu bagaimana dengan aku" Kau menyewa mereka menjadi pengawal, apakah sudah menyelidikinya dengan jelas, tahu mereka pasti bisa mengalahkan aku?" Ku-mu tertawa pahit berkata: Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Tadinya bermaksud begitu. Tapi aku terlewatkan satu macam, yaitu kecantikanmu. Sebenarnya tidak seharusnya aku terlewatkan ini. Sebab aku yang sebatang balok kayu pun bisa tergerak, apalagi orang lain tentu saja juga bisa." Pu-couw-siancu mengangkat bahu dan berkata: "Ini yang disebut orang pintar memikirkan seribu hal pasti terlewatkan satu. Walaupun kau telah beribu-ribu kali menghitungnya, juga tidak bisa menjamin ada beberapa hal yang tidak terhitung!" "Gin-sie, kalian betul-betul tergiur kecantikannya" Sampai rela kehilangan kepercayaan?" "Tidak seluruhnya demi kecantikan, Sen Plai-kun juga satu sebab yang sangat penting.' "Ceek ceek!" tuan Ku-mu berkata, "Keberanian kalian sungguh tidak kecil, malah bermimpi melawan Sen Haikun......" "Orang yang sampai kau pun tidak berani menyentuhnya, tentu saja kami pantas mencobanya." Tuan Ku-mu menggelengkan kepala: "Kalian salah! Apakah kalian tahu aku puluhan tahun berbisnis memperkenalkan pembunuh bayaran, kenapa sampai sekarang masih bisa hidup?" Dia berhenti sejenak, tapi tidak lawan menduga nya. Dia sendiri melanjutkan: "Aku masih bisa hidup sekarang, bukan mengandalkan ilmu silat, tapi mengandalkan otak. Setiap kali aku menerima bisnis, pasti aku menyelidiki dulu dengan jelas, sehingga aku tahu harus mengutus siapa menjalankan tugasnya." Gin-sie-kui-li berkata: "Kami tidak berniat merebut usahamu, maka cara kau ini tidak ada gunanya pada kami!" "Tapi besar hubungannya dengan hidup mati, terhina atau terhormatnya kalian, kalian selain tidak tahu siapa Sen Hai-kun sebenarnya, dan juga tidak taViu dia memiliki ilmu apa saja, kalian sembarangan mencari dia, jika memang menggembirakan, tapi jika kalah akibatnya tidak terbayangkan!" Wajah tampan Touw-tiok-kui-li tampak tawa keji. Dia menyela: "Kami bersaudara sejak menginjakan kaki di dunia persilatan, tidak terhitung banyaknya orang yang sudah kami bunuh, pesilat tinggi mana pun sulit menghindar nasib sialnya jika bertemu dengan kami. Hal-hal begini kau yang paling tahu, kulihat tidak perlu lagi satu persatu mengingatkanmu?" "Tentu saja tidak perlu, tentu saja tidak perlu!" Ku-mu berkata, "malah sebaliknya aku harus memperingatkan dirimu. Dalam begitu banyak tugas, sasarannya sudah aku selidiki dengan teliti sekali, juga aku yang memutuskan paling cocok bisnisnya diserah-kan pada kalian, maka baru aku mencari kalian. Sehingga kalian bisa sukses melakukan tugas." Teori ini sebenarnya sangat mudah dan jelas, Pat-kui-li tidak bersuara. Pu-couw-siancu tertawa, lalu berkata: "Lalu bagaimana dengan aku" Kau menyewa mereka menjadi pengawal, apakah sudah menyelidikinya dengan jelas, tahu mereka pasti bisa mengalahkan aku?" Ku-mu tertawa pahit berkata: "Tadinya bermaksud begitu. Tapi aku terlewatkan satu macam, yaitu kecantikanmu. Sebenarnya tidak seharusnya aku terlewatkan ini. Sebab aku yang sebatang balok kayu pun bisa tergerak, apalagi orang lain tentu saja juga bisa." Pu-couw-siancu mengangkat bahu dan berkata: "Ini yang disebut orang pintar memikirkan seribu hal pasti terlewatkan satu. Walaupun kau telah beribu-ribu kali menghitungnya, juga tidak bisa menjamin ada beberapa hal yang tidak terhitung!" Sorot matanya berpindah pada Gin-sie dan kawankawannya, sambil tersenyum manis berkata: "Bunuhlah dia, sebenarnya kalian tidak usah merasa takut, sebab aku pasti tidak bisa lolos dari cengkraman kalian, semua ini sudah diperhitungkan oleh Ku-mu!" Wajah Gin-sie-kui-li jadi serius dan tampak semakin dingin. Lalu mengangkat kepala, bersiul panjang keras dan dingin. Siulannya mula-mula hanya menusuk telinga dan menakutkan, tapi karena tujuh Kui-li lainnya juga mendadak bersama-sama bersiul dan berteriak, maka suaranya segera menjadi seperti suara neraka, mem-buat hati orang seperti melayang, juga berdebar-debar. Di dunia, suara merupakan sebuah tenaga yang misterius. Banyak aliran, tidak peduli yang lurus atau yang sesat, pasti memiliki cara menggunakan tenaga misterius melalui suara. Seluruh sajak yang memuja keindahan, atau doa sesat semuanya tergolong ini. Suara gabungan dari Pat-kui-li, dalam sekejap sudah penuh oleh rasa dingin dan angker, membuat bulu kuduk orang berdiri, di dalam kepala terbayang bermacam-macam pemandangan mengerikan. Pu-couw-siancu pun merasa ketakutan sampai tubuhnya mengerut, malah sepasang tangannya juga dilipatkan. Tuan Ku-mu masih tetap seperti batang kayu yang tidak bernyawa, masih tetap berposisi satu tangan menunjuk langit satu tangan menunjuk bumi yaitu jurus Wie-go-tokcun. Pisau salju yang menonjol keluar dari sepasang lengan bajunya mengeluarkan sinar berkilauan. Dia sepertinya tidak terpengaruh oleh 'suara' itu, rupanya dia sangat mengerti tentang kemampuan-nya Pat-kui-li, maka dia pun punya cara menahannya. Tidak seperti Pu-couw-siancu tampak segera terpengaruh. Tiba-tiba sepasang tangan Gin-sie-kui-li mengadukan sepasang gembrengannya, mengeluarkan suara yang menggetarkan bumi. Pu-couw-siancu terkejut dan meloncat ke atas setinggi dua kaki, sebenarnya dia jelas-jelas melihat orang ini membunyikan gembrengannya, tahu pasti akan timbul suara keras, tapi tetap saja tidak tahan dan meloncat ke atas. Memang tuan Ku-mu tidak membohong, dia benar-benar tahu paling bagus mencari siapa untuk menghadapi Pucouwsiancu. Tapi alis Tuan Ku-mu sendiri sedikitpun tidak bergerak. Jika ilmu dia sudah sampai ke tingkat seperti batang kayu kering, maka suara dan keadaan apa pun di luar tentu saja tidak bisa melukai dia. Tapi jika dia sudah jadi batang kayu kering, lalu bagaimana mungkin bisa timbul pikiran yang bukan bukan pada Pu-couw-siancu" Gin-sie-kui-li mengangkat tinggi-tinggi sepa-sang gembrengannya, siulan kerasnya tidak terputus. Tujuh Kui-li lainnya masing-masing mengambil posisi, siulan dan teriakan bekerja sama dengan gerakannya, sesaat di sekeliling seperti angin dingin bertiup, cuaca menjadi gelap. Membuat orang seperti jatuh ke dalam neraka. Pu-couw-siancu mundur dan mundur lagi, sampai punggungnya menempel ke dinding, baru berhenti karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tampang ketakutannya, membuat orang yang melihatnya jadi timbul rasa kasihan. Saat ini Sam-ciat-kun Yu-poan-kui-li, pedang panjangnya Hui-kong-kui-li, golok sabitnya Sang-cian-kui-li, kapak bajanya Kui-can-kui-li, empat macam senjata bersama-sama menyerang. Sesaat hawa membunuh terasa dingin sekali, angin bergulung-gulung. Dan kali ini kedahsyatan serangan bersama-samanya, lebih lihay satu kali lipat lebih dari yang tadi. Sekarang mereka baru mengerahkan kemampuan aslinya, wajah masing-masing terlihat seperti setan jahat, gerakannya juga secepat setan, dalam sekejap setiap orang telah menyerang tiga jurus lebih. Sinar golok hawa pedang, angin tongkat bayangan kapak, bergerak dalam keadaan malang melintang. Tuan Ku-mu itu malah masih tetap seperti kayu kering, tetap masih dalam posisi jurus Wie-go-tok-cun. Malah sampai bola matanya pun tidak bergerak. Jurus pertama kapak baja dari Kui-can-kui-li membacok kepala, tapi serangan kapaknya hanya maju satu depa, karena menemukan arah dan tempatnya salah, maka dia segera merubah menjadi jurus Heng-sau-cian-kun (Menyapu melintang ribuan tentara). Tapi gerakannya tetap masih kurang tepat. Kelihatannya serangan kapak ini bukan saja tidak bisa mengancam musuh, malah sebaliknya menghalangi serangan golok Sang-cian-kui-li, membuat salah salah dari mereka malah bisa melukainya. Maka dalam sekali teriakannya berubah menjadi gerakan 'pukul' dan 'tabrak'. Pukul adalah memukul pisau yang menonjol di lengan baju musuh, yang ditabrak adalah menotok titik penting di dada dan perut musuh. Namun baru saja menggerakan kapak, pedang panjangnya Hui-kong-kui-li tepat menghadang di depan kapak. Tentu saja Kui-can-kui-li sendiri tahu Hui-kong-kui-li tidak sengaja, seperti dirinya sendiri, setiap jurus dirasakan salah dan terpaksa merubahnya. Walaupun dia tahu, juga memaafkan kesalahan Huikongkui-li, tapi kenyataan adalah kenyataan, memaafkan tidak bisa merubahnya. Terlihat kapak baja "Traang!" memukul miring pedang panjang, tubuh Hui-kong-kui-li tergetar ber-putar ke samping, tapi tepat menabrak Sam-ciat-kun "Buuk!" tepat mengenai dada dia. Tenaga dalam Hui-kong-kui-li pecah terpukul Sam-ciatkun, dadanya sakit sekali, berturut-turut memuntahkan darah segar, orangnya pun terlontar mundur sepuluh langkah lebih baru jatuh ke bawah. OOoodeooOO BAB 13 Yu-poan-kui-li yang menggunakan senjata Sam-ciat-kun dengan keras berteriak: "Aku kesal sekali......" dia menggetarkan sepasang tangannya, Sam-ciat-kun menyerang laksana angin, terbang berputar datang menyapu. Tadi karena dia tidak bisa memecahkan pertahanan Kumu, maka buru-buru merubahjurus-nya. Siapa tahu di tengah jalan Hui-kong-kui-li datang menabrak, tenaga serangan tongkat ini amat luar biasa, juga bukan jurus hebat meminjam tenaga lawan, jurus keahlian mereka biasanya, maka dia tahu luka Hui-kong-kui-li pasti parah sekali. Semua masalah ditimbulkan oleh Ku-mu, maka amarahnya pun tentu dilampiaskan pada Ku-mu. Tapi ketika dia sekuat tenaga menyerang, telinganya malah mendengar perintah mundur dari Gin-sie-kui-li. Perintah itu dikeluarkan dari perubahan suara siulan, orang luar sama sekali tidak mengerti juga tidak bisa menduga. Yu-poan-kui-li mendengar perintah ini, sekali berteriak, dia mengerahkan tenaga sepasang tangan, memaksa menghentikan serangan tongkatnya yang dahsyat itu. Kui-can-kui-li dan Sang-cian-kui-li telah lebih dulu mundur dari pada dia, dengan lancar meloncat ke pinggir sejauh tujuh delapan kaki. Tapi Yu-poan-kui-li tidak bisa leluasa. Walaupun dia menggunakan tenaga dalamnya yang tinggi memaksa menarik kembali serangannya, tapi tidak menyerang orang lain, bukan berarti lawan pasti tidak akan menyerang. Ku-mu yang tadinya tidak bergerak, mendadak kakinya menendang. Yu-poan-kui-li berteriak, tubuhnya terpental, jika tidak ada dinding menahannya, siapa pun tidak dapat menduga tendangan Ku-mu bisa menendang dia seberapa jauhnya. Tapi setelah Yu-poan-kui-li menabrak dinding lalu jatuh ke lantai, wajahnya menjadi pucat, sepasang matanya tidak bersinar, sekali melihat sudah tahu lukanya sangat parah. Gin-sie-kui-li menghentikan siulannya, semua suara juga berhenti. Maka suara rintihan yang baru keluar jadi terdengar. Yang merintih tidak hanya satu orang, tapi dua orang, Yu-poan-kui-li dan Hui-kong-kui-li. Tapi tidak peduli pihak musuh atau pihak sendiri, atau Pu-couw-siancu, semua tidak melihat pada orang yang terluka. Sepasang mata Gin-sie-kui-li menatap pada Ku-mu dan berkata: "Kami akan pergi dari sini, kau mau apa?" Tuan Ku-mu menggeleng gelengkan kepala: "Tidak baik." "Kenapa tidak baik?" "Karena pertama kalian tidak akan pergi, kedua aku pun tidak mengizinkan kalian pergi. Alasan kalian tidak mau pergi aku tidak peduli. Tapi aku tidak mengizinkan kalian pergi, tentu ada alasannya." "Alasanmu kami juga bisa tidak mempeduli-kannya." "Jika demikian, kalian pergi saja, kenapa harus bertanya padaku?" kata Ku-mu. "Kau punya alasan apa" Kau mau apa?" "Jika kau tanya aku, maka aku akan menjawab. Karena kalian diundang olehku sehingga datang kesini jadi pengawalku, tugas ini masih belum selesai, maka tidak boleh pergi. Jika kalian tidak menepati janji dan tidak bisa Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dipercaya, hari ini aku tidak bisa membunuh kalian, itu bukan berarti selamanya tidak bisa mem-bunuh kalian." Usaha khusus seumur hidup dia adalah memperkenalkan pembunuh bayaran pada pelanggan. Maka saat dia masih memerlukan, tentu saja tidak ada masalah sama sekali. Orang seperti dia yang berilmu tinggi, dan khusus berusaha di bidang ini, mungkin bisa dianggap orang yang paling tidak boleh membuat dia marah. Gin-sie-kui-li tidak berani tidak memikirkannya dengan serius, sejenak baru berkata: ' "Tidak bisa, kami tetap akan pergi. Tapi aku juga beritahu padamu, hari ini walau tidak bisa membunuhmu, bukan berarti selamanya tidak bisa membunuhmu!" Dia mengangkat sepasang gembrengannya, melangkah mundur satu langkah. Lima orang Kui-li lainnya yang tidak terluka pun melakukan hal yang sama gerakan mengundurkan diri. Tapi "Weeng weeng!" dua suara terdengar, dua gembrengan baja di tangan Gin-sie-kui-li secepat kilat terbang menyerang, yang satu menyerang dari depan. Yang saru lagi terbang berputar, terbang dari belakang tubuh Ku-mu, pinggiran gembrengan tajam yang berkilatkilat memotong titik penting di punggung Ku-mu. Jika satu serangan gembrengan dari depan, Ku-mu mungkin tidak sulit menghadapinya. Tapi Kim-keng-kui-li, Kui-can-kui-li, Cu-tai-kui-li, Sangciankui-li, Touw-tiok-kui-li juga bersama-sama menyerang, maka keadaannya tentu sangatberbeda. Tombak emas Touw-tiok-kui-li membelah angin datang menusuk, membobol kekuatan lawan, ketajamannya tidak bisa ditahan. Senjata yang digunakan Kim-keng-kui-li adalah pedang dan tameng emas, menerobos menimbulkan angin yang dahsyat. Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai-kui-li berputar di udara, membuatribuan kilatan hijau. Dan masih ada kapak bajanya Kui-can-kui-li dan golok sabitnya Sang-cian-kui-li, juga dengan dahsyat mengancam. Tuan Ku-mu masih tetap berdiam dengan jurus Wie-gotokcun. Kenyataannya dia terus berposisi seperti ini, saat berkata dengan lawannya, juga dia tidak pernah berubah. "Kenapa tidak baik?" "Karena pertama kalian tidak akan pergi, kedua aku pun tidak mengizinkan kalian pergi. Alasan kalian tidak mau pergi aku tidak peduli. Tapi aku tidak mengizinkan kalian pergi, tentu ada alasannya." "Alasanmu kami juga bisa tidak mempeduli-kannya." "Jika demikian, kalian pergi saja, kenapa harus bertanya padaku?" kata Ku-mu. "Kau punya alasan apa" Kau mau apa?" "Jika kau tanya aku, maka aku akan menjawab. Karena kalian diundang olehku sehingga datang kesini jadi pengawalku, tugas ini masih belum selesai, maka tidak boleh pergi. Jika kalian tidak menepati janji dan tidak bisa dipercaya, hari ini aku tidak bisa membunuh kalian, itu bukan berarti selamanya tidak bisa mem-bunuh kalian." Usaha khusus seumur hidup dia adalah memperkenalkan pembunuh bayaran pada pelanggan. Maka saat dia masih memerlukan, tentu saja tidak ada masalah sama sekali. Orang seperti dia yang berilmu tinggi, dan khusus berusaha di bidang ini, mungkin bisa dianggap orang yang paling tidak boleh membuat dia marah. Gin-sie-kui-li tidak berani tidak memikirkannya dengan serius, sejenak baru berkata: ' "Tidak bisa, kami tetap akan pergi. Tapi aku juga beritahu padamu, hari ini walau tidak bisa membunuhmu, bukan berarti selamanya tidak bisa membunuhmu!" Dia mengangkat sepasang gembrengannya, melangkah mundur satu langkah. Lima orang Kui-li lainnya yang tidak terluka pun melakukan hal yang sama gerakan mengundurkan diri. Tapi "Weeng weeng!" dua suara terdengar, dua gembrengan baja di tangan Gin-sie-kui-li secepat kilat terbang menyerang, yang satu menyerang dari depan. Yang satu lagi terbang berputar, terbang dari belakang tubuh Ku-mu, pinggiran gembrengan tajam yang berkilatkilat memotong titik penting di punggung Ku-mu. Jika satu serangan gembrengan dari depan, Ku-mu mungkin tidak sulit menghadapinya. Tapi Kim-keng-kui-li, Kui-can-kui-li, Cu-tai-kui-li, Sangciankui-li, Touw-tiok-kui-li juga bersama-sama menyerang, maka keadaannya tentu sangat berbeda. Tombak emas Touw-tiok-kui-li membelah angin datang menusuk, membobol kekuatan lawan, ketajamannya tidak bisa ditahan. Senjata yang digunakan Kim-keng-kui-li adalah pedang dan tameng emas, menerobos menimbulkan angin yang dahsyat. Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai-kui-li berputar di udara, membuat ribuan kilatan hijau. Dan masih ada kapak bajanya Kui-can-kui-li dan golok sabitnya Sang-cian-kui-li, juga dengan dahsyat mengancam. Tuan Ku-mu masih tetap berdiam dengan jurus Wie-gotokcun. Kenyataannya dia terus berposisi seperti ini, saat berkata dengan lawannya, juga dia tidak pernah berubah. Posisi dia ini kelihatannya sangat sederhana, tapi seluruh tubuhnya dari atas ke bawah seperti ada semacam tenaga yang tidak terlihat melindunginya. Keadaan itu bagi Gin-sie-kui-li yang punya dua puluh tujuh macam serangan gembrengan terbang jadi tidak bisa mengancamnya, akhirnya dengan mengguna kan jurus Coan-thian-siau-seng, Siang-hui-toh-beng (Langit berputar memotong bintang, sepasang gembrengan terbang merebut nyawa), dia melemparkan sepasang gembrenga melakukan serangan menyeluruh. Dua buah gembrengan baja itu dengan cepat terbang berputar di udara mengeluarkan suara "Weng weng!", tibatiba berada di depan lalu ke belakang, tiba-tiba di kiri lalu di kanan menyerang Ku-mu. Tapi setiap kali gembrengan baja hampir menyentuh Kumu, selalu di saat terakhir itu terbang miring keluar. Ku-mu tidak bergerak malah seperti tidak terjadi apaapa. Jika tubuh dia bergerak menghindar, mungkin malah menjadi tidak baik. Lima macam senjata lain, keadaannya juga hampir sama, setiap kali mendekati tubuh Ku-mu, selalu meleset berubah arah. Tiga jurus baru saja lewat, tiba-tiba Ku-mu tidak berdiam lagi seperti patung ayam. Pisau salju di tangan kanannya mendadak menyabet ke bawah, serangan ini terbagi dua, menyabet depan dan menyabet belakang. "Breng breng!" dua buah gembrengan baja menyapu. Dia merasakan tenaga dalam yang disalurkan dari gembrengan sangat kuat dan tidak putus-putus-nya, hampir membuat kakinya bergerak, hatinya jadi tergetar. Tubuh Gin-sie-kui-li menembus bayangan bermacammacam senjata, di udara menangkap dua buah gembrengan baja itu. Dia merasa gembrengannya sudah tidak bertenaga, hatinya juga tergetar, dia tahu jika tidak tepat waktu menangkapnya, kedua gembrengannya pasti jatuh ke lantai. Saat ini pisau salju di tangan kiri Ku-mu menotok ke timur memukul ke barat, satu jurus dengan delapan gerakan, pertama memukul miring tombak emas, lalu bersamaan menotok kapak baja, golok sabit di sebelah kiri, sekali menyikut ujung pedang di angkat keatas. Sikutnya mengenai tameng Kim-keng-kui-li, ujung pedang memukul keluar Ceng-lim-liok-soh. Dia menggunakan jurus Pat-kun-hiong-hui (Delapan kuda perkasa terbang) gerakan seperti air mengalir, lancar dan bertenaga kuat pula. Jika yang menggunakan jurus ini adalah Li Poh-hoan atau Hoyan Tiang-souw, Pu-couw-siancu pasti tidak merasa aneh. Jurus hebat yang bertenaga kuat ini, malah muncul dari seorang kakek tua berwajah kering, sungguh membuat orang merasa tidak serasi. Pisau salju Ku-mu hanya mengeluarkan lima gerakan untuk menahan serangan lima orang Kui-li, masih ada tiga gerakan digunakannya untuk balas menyerang. Serangan yang ke barat secepat kilat, tapi di tahan oleh Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai Kui-li. Tapi serangan yang mengarah ke utara, telah mendesak Sang-cian-kui-li hingga terpaksa mundur ke belakang sejauh beberapa depa. Satu serangan lagi, begitu sinar berkelebat, mendesak Touw-tiok-kui-li berturut-turut mundur delapan langkah, tombak emas di tangannya sudah putus menjadi dua, dan jatuh ke lantai. Walaupun Touw-tiok-kui-li tidak terluka, tapi sakit di hatinya sulit digambarkan. Dengan kata lain, semangat juang dia sudah jatuh. Hawa keberingasan juga sudah menghilang. Gin-sie-kui-li segera bersiul pendek tiga kali. Semua orang yang masih bisa berdiri segera berkumpul di dalam radius satu tombak. Mereka menyusun barisan yang perubahannya tidak menentu. Orang yang masih bisa berdiri hanya ada enam orang, termasuk tombak emas di tangan Touw-tiok-kui-li yang tinggal setengah potong lagi. Mereka tidak pernah mengalami kejadian sial yang memalukan seperti ini, sehingga wajah setiap orang selain kusut juga berat dan konsentrasi penuh. Gin-sie-kui-li berdiri ditengah-tengah. . Lima orang lainnya bergerak-gerak di sekeliling nya, barisannya bergerak tidak menentu, sulit bisa melihat di mana penyerang utamanya! Sepasang tangan Tuan Ku-mu turun ke bawah, kepala sedikit miring, punggungnya membungkuk seperti udang. Sekali melihat seperti seorang pemalas dan seorang yang telah kalah. Satu-satunya yang masih membuat orang tidak berani menganggap dia telah kalah, adalah sepasang matanya yang bersinar-sinar, sebab bagaimana pun orang yang kalah pasti tidak mungkin bersorot mata yang menakutkan orang seperti ini. Pu-couw-siancu berkata dengan suara merdu: "Jurus Sejinto-kiau-cui adalah jurus hebat (Tinggal sendiri kurus kering dan sengsara), aku ingat jurus ini adalah salah satu dari tiga jurus pedang Khu-hweesio dari Ceng-seng. 'Langit di atas bumi di bawah hanya aku sendiri terhormat,' adalah jurus Pedang dewa yang paling rahasia dari Bu-tong. Sebenarnya kau sudah mempelajari berapa banyak jurus hebat dari berbagai aliran!" Ku-mu menjawab: "Walaupun kau bisa menyebutkan asal-usul jurus pedangku, tapi mereka tetap saja tidak bisa memecahkannya." Pu-couw-siancu sambil tertawa berkata: "Ku lihat belum tentu......" Perkataannya belum habis, dia sudah melayang ke samping barisan para Kui-li itu, mengangkat lengan mulusnya dan jarinya menotok. Kim-keng-kui-li sangat terkejut dan mengang-kat tamengnya, dalam sekejap tameng emas sudah berubah lima kali. Tapi dalam Coan-sen-pian-cie ada It-cie-cian-pian, jika dibandingkan kecepatan dan banyaknya perubahan, mungkin jika dia menganggap dirinya nomor dua, maka tidak ada orang yang menganggap dirinya nomor satu. Pu-couw-siancu bergerak pulang dan pergi, kecepatan geraknya seperti setengah langkah pun tidak pernah bergerak. Tapi setelah melihat Kim-keng-kui-li roboh, membuktikan dia bukan saja sudah bergerak dan menyerang, malah telah menjatuhkan Kim-keng-kui-li. Dia tertawa dan berkata: "Walaupun aku seorang wanita, tapi seumur hidup tidak pernah diam-diam menyerang. Aku harap kalian jangan marah sebab kali ini aku melanggarnya." Gin-sie-kui-li marah dan berkata: "Apakah kami harus menjadi senang?" "Tentu saja! Lei-liu-ho-bi-tin ( Barisan di dalam enam berkumpul satu rahasia) kalian sudah dipecah-kan, kalian pasti mencari jalan untuk mundur. Sehingga kalian mungkin masih bisa hidup, kau pikir pantas tidak untuk kalian merasa senang?" Gin-sie-kui-li sangat marah dan berteriak, meng adukan kedua gembrengannya hingga mengeluarkan suara keras. Lalu sepasang gembrengan terbang keluar dari dalam barisan. Sepasang gembrengan dia bisa terbang dan dikendalikan sekehendak hatinya, semua orang tahu. Maka Ku-mu dan Pu-couw-siancu berdua segera mengawasinya. Dua gembrengan itu benar saja berbelok di udara, sambil mengeluarkan suara "Wceng weeng!", malah bukan menyerang salah satu di antara mereka, tapi terbang keluar pintu. Saat ini seluruh Kui-li juga bersama-sama bergerak, dengan kecepatan yang sulit dibayangkan, masing-masing membopong seorang yang terluka, dalam sekejap menghilang di luar pintu. Dua gembrengan baja itu memang berhasil mengalihkan Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo perhatian. Artinya berhasil mengalihkan perhatiannya Ku-mu dan Pu-couw-siancu, sehingga mereka bisa dengan aman melarikan diri, malah masih bisa membawa temannya yang terluka. Ku-mu menegakan tubuhnya kembali, berkata: "Kenapa Siancu membantu aku mengusir mereka?" Pu-couw-siancu tersenyum dan berkata: "Bukan aku lebih suka padamu dari pada mereka, tapi Lei-liu-ho-bi-tin mereka membuat aku pusing. Tadi jika aku adalah kau, pasti tidak tahu bagaimana harus menghadapi mereka, maka jika aku ada kesempatan, lebih baik segera menghancurkan barisan ini." Ku-mu berkata: "Tidak peduli apa penjelasannya, kau tetap saja telah membantu aku! Tentu saja aku harus berterima kasih padamu." Pu-couw-siancu menganggukan kepala: "Tentu saja harus begitu!" "Aku akan menyewa dua orang pembunuh bayaran nomor satu yang pasti mampu membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw, gratis untuk Siancu, sebagai tanda terima kasihku!" "Kau lakukan ini bukankah itu bisnismu rugi" Aku tidak bisa terimanya!" "Siancu sudah menanam budi padaku, buat apa membicarakan masalah untung atau rugi?" Pu-couw-siancu berkata: "Kita bicarakan dulu. Mmm......bagaimana kalau begini saja" Jika hari ini aku tidak bisa mem-bunuhmu, baru kau berterima kasih padaku dengan cara tadi, setuju?" "Jika kau berhasil membunuhku, di dunia ini masih ada siapa lagi yang sanggup menyewa pesilat tinggi yang bisa membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw" usulanmu sangat tidak bagus!" Pu-couw-siancu sambil tersenyum berjalan menghampiri dia, sampai jaraknya kurang lebih lima kaki baru berhenti dan berkata: "Tapi aku tahu usulanku ini tidak ada yang lebih bagus lagi, sebab kau sudah bisa menundukan Giam-lo-kang-patkuili, sedangkan mereka bisa pun dikalahkan aku, makanya aku terpaksa menggunakan cara menyerang secara diam-diam membantumu mengalahkan mereka. Sekarang tinggal kita berdua, dan aku jadi bisa menghadapimu, kenapa aku tidak menggunakan kesempatan ini" Apakah aku akan membiarkan kau mencari pembunuh bayaran lain untuk menundukkan aku?" Kata Ku-mu: "Aku bersumpah selanjutnya dan selamanya tidak akan bermusuhan denganmu, juga tidak berani tidak sopan padamu." "Kata-kata ini sedikit terlalu berlebihan. Tidak, kau jangan harap ada kesempatan menghadapi aku lagi. Kecuali......" Dia berpikir kata-kata selanjurnya. Dalam mata Ku-mu menyorot harapan, hatinya berpikir, tidak peduli sesulit apapun syaratnya atau sangat menakutkan, dia akan menyanggupi saja dulu! Ternyata tuan Ku-mu selalu sangat berhati-hati, maka terhadap ilmu silatnya Pu-couw-siancu sudah menyelidikinya dengan jelas sekali. Diam tahu benar dia adalah orang yang mampu mengalahkan dirinya. Jika dia adalah penakluk dirinya, tentu saja dia tidak berani bersepekulasi! Maka orang yang berkedudukan seperti tuan Ku-mu pun terpaksa harus mencari jalan keluar! Wajah Pu-couw-siancu tersenyum-senyum, kecantikannya membuat orang mabuk, tapi perasaan sesat seperti ada juga seperti tidak ada, membuat hati orang berdebar-debar. Dia berkata: "Kecuali kau sudah mati, aku baru bisa tidur nyenyak......" Setelah berkata seluruh tubuhnya menjelma jadi asap ringan, menerjang ke arah tuan Ku-mu. Dalam sekejap di sekeliling malah di atas langit dan di bawah bumi bisa melihat jari cantiknya. It-cie-cian-pian benar-benar jurus jari yang tiada duanya di dunia, Ku-mu jadi mengeluh karenanya...... Keluhan terhenti dan kesepian di luar jendela. Orang yang mengeluh adalah Hoyan Tiang-souw. Di sebuah gang di kota Nan-king. Dari benteng belakang rumah dia melihat ke dalam, tepat melihat bayangan sesosok bertubuh cantik di dalam jendela. Lalu melihat wajah dia yang sedikit bingung. Hoyan Tiang-souw sendiripun tidak bisa membedakan keadaan hatinya benci atau rindu. Hay... Cui Lian-hoa, kau kelihatan begitu cantik begitu lembut. Kau pernah membuat aku yang tidak pernah melarikan diri, malah terburu-buru melarikan diri, tapi kenapa kau mengutus orang diam-diam ingin membunuh aku" Apa salahku sehingga timbul rasa ingin membunuh" Selain saat di tepi See-ouw aku buru-buru melarikan diri, aku tidak pernah satu kali pun berdosa padamu. Dan apakah melarikan diri dosanya harus mati" Di bawah sinar lilin yang tidak begitu terang, Cui Lianhoa tetap saja cantik dan bercahaya. Tentu saja dia tidak mendengar suara hati Hoyan Tiangsouw. Kenyataannya dia tidak tahu, dia mengintip diluar benteng. Begitu Biauw Cia-sa pergi, perginya lama sekali, membuat Cui Lian-hoa jadi merindukan dan sangat mengharapkan dia kembali. " Karena dua anak buah yang diutus dia, selain diberi tugas untuk mengawasinya dengan ketat, saat ini perlahan seperti sudah berubah. Mata dan tawa mereka sudah terlihat niat yang tidak baik. Jika Biauw Cia-sa kembali, mereka tentu tidak berani sembarangan bertindak, tapi jika dia masih belum kembali, masalahnya jadi sulit dikatakan. Pintu kamar pelan-pelan dibuka. Seorang muda bertubuh tegap sambil meme-gang pegangan pedang, melihat-lihat ke dalam kamar. Akhirnya sorot matanya tidak berpindah lagi, setelah menatap pada wajah cantik Cui Lian-hoa. Cui Lian-hoa menundukan kepala, juga diam diam duduk di kursi sebelah jendela. Hati dia gelisah dan khawatir, siapa pun bisa melihat dari wajahnya. Jika dia tahu Hoyan Tiang-souw baru saja mau pergi, mungkin dia tidak bisa lagi berpura-pura atas keadaan hatinya! Dengan kata lain, dia pasti lebih gelisah dan khawatir. Laki-laki muda itu akhirnya masuk ke dalam kamar, berdiri di depan Cui Lian-hoa tiga kaki. Cui Lian-hoa terpaksa mengangkat kepala melihat dia. Di dalam hatinya mendadak dia merasakan keserakahan dan keegoisan laki-laki ini. Dia memikirkan namanya dan memanggilnya: "Li Liong, kau punya julukan tidak?" Suara laki-laki muda itu sangat kuat, jawabnya: "Ada, julukanku Tui-hong-kiamkhek (Jago pedang pengejar angin), begitu aku mencabut pedang dan menyerang, banyak orang tidak bisa melihat bayangan pedangku." "Julukan ini sangat enak didengar. Tapi dengan kemampuanmu, kenapa mau diperintah oleh seorang wanita, apa dia memberi banyak uang padamu?" Li Liong teringat Biauw Cia-sa, wajahnya segera menjadi dingin. Amarah dan ketakutan di dalam hatinya tampak di wajahnya. Cui Lian-hoa dengan lembut berkata: "Tindakan wanita ini selalu sulit diduga, bisa saja dia mendadak masuk ke dalam. Kulihat jika kau sudah menerima bayaran dari orang, paling bagus menuruti katakata dia, jangan masuk ke dalam kamar ini, juga jangan bicara denganku." Li Liong dengan keras mendengus dua kali, mendadak dengan lesu berjalan keluar. Tapi Cui Lian-hoa tidak lega terlalu lama. Seorang laki-laki kurus kecil berwajah licik sudah masuk ke dalam kamar. Wajahnya yang licik, membuat hatinya jadi sangat tegang. Tentu saja dia tahu asal-usul orang luar biasa ini, dia adalah pesilat tinggi dari perguruan Cakar Elang marga Lu namanya Tong. Ilmu Cakar Elang dia sudah dipelajari sampai tingkat ke tujuh, tinggal satu tingkat lagi maka sampai pad a tingkat paling atas. Bicara ilmu Cakar Elang di masa sekarang, orang ini memang bukan pesilat tinggi nomor satu, tapi paling sedikit bisa dianggap nomor dua. Tui-hong-kiam-khek Li Liong mungkin seorang pesilat tinggi dalam ilmu pedang. Jurus pedang pengejar angin dan ilmu Cakai Elang dari Bu-tong, Cui Lian-hoa pernah melihatnya. Di dalam hati dia berpikir, walaupun dia belurr kehilangan ilmu silatnya, dengan ketenaran Tuo-cengsiau, tetap saja lebih baik dia jangan berurusan dengannya. Oleh karena itu dia ingin sekali tahu, orang yang seperti Li Liong dan Lu Tong pesilat tinggi yang memiliki ilmu silat aliran lurus, walaupun julukannya belum tenar, tapi kenapa memilih bekerja pada Biauw Cia-sa bukannya pada orang lain" Tentu saja dia juga sadar kenapa dirinya bisa ketakutan dan tegang. Semua itu karena mereka adalah 'laki laki', dan dia sendiri justru memiliki wajah yang disukai laki laki. Tadinya mereka orang jahat atau bukan, dia tidak tahu. Tapi walaupun orang baik-baik, jika mereka tidak tahan dari godaan kecantikan sehingga menjadi lupa diri dan memaksa, orang baik-baik juga menjadi orang jahat! Senyum licik Lu Tong, membuat dia tidak tampak seperti seorang ahli ilmu silat luar. Dia berkata: "Ku lihat Li Liong keluar dari sini!" Cui Lian-hoa sambil menundukan kepala: "Benar! Dia tadi ingin berbincang-bincang dengan aku, tapi begitu dia menyebutkan Biauw Cia-sa, gairahnya langsung hilang, sampai berkata pun tidak, langsung pergi keluar." Benar saja, wajah Lu Tong pun menjadi gelap karena nama Biauw Cia-sa. Dia seperti ingin pergi juga, tapi setelah mata-nya berkedip-kedip sejenak, mendadak dia tertawa bengis dan berkata: "Biauw Lo-pan-nio sudah lama pergi, walau pun aku berharap dia pulang dengan selamat, tapi rada khawatir dia tidak bisa pulang!" Cui Lian-hoa sengaja menyebut nama Biauw Cia-sa, tapi kelihatannya tidak bisa membuat Lu Tong takut, di dalam hati dia menjadi semakin tegang. Perasaannya memberitahu dia, malam ini dia bakal kesulitan menghadapi Lu Tong. Mendadak dia teringat dua gedung tinggi 'Chun-hong' dan 'Hoa-goat' di Yang-ciu, dua gedung tinggi yang megah dan berwibawa. Yang disebut di depan adalah keluarga dunia persilatan Kiam-liu (Pedang Liu). Yang disebut dibelakang adalah rumah dia, juga satu keluarga dunia persilatan, dengan ilmu Tuo-ceng-siau telah menggemparkan dunia persilatan ratusan tahun. Dua keluarga besar dunia persilatan ini bersama-sama disebut Chun-hong-hoa-goat-lou. Waktu itu mereka sangat disegani dan damai, sekarang zaman sudah berubah sangat jauh, kejadian di masa lalu seperti di planet lain...... Tidak tahan dengan pelan dia mengeluh. Lu Tong mengerutkan alis dan berkata: "Yang harus mengeluh bukan kau tapi aku. Kau tahu tidak, separah apa aku melatih sepasang tanganku ini" Aku beritahu, mulai usia dua belas tahun aku berlatih ilmu silat, sampai sekarang sudah berusia tiga puluh dua tahun, sudah dua puluh tahun penuh aku dengan susah payah melatihnya!" Cui Lian-hoa keheranan dan berkata: "Kau bersusah payah berlatih, tentu saja itu sangat bagus, kenapa kau bukan merasa senang malah mengeluh?" Lu Tong dengan kesal berkata: "Aku sendiri merasa akhirnya sedikit berhasil, tapi aku belum ternama, juga belum kaya, tapi malah bertemu dengan Biauw Cia-sa pelacur ini!" Cui Lian-hoa berkata: "Dia kenapa" Bukankah dia majikan kalian?" "Hemm, majikan" Dia itu brengsek. Jika dia tidak menggunakan racun ulat, aneh jika aku tidak merobeknya hidup-hidup!" Saat ini Cui Lian-hoa baru sadar. Tapi hati Lu Tong tampak tidak jujur juga, mengalami karma ini tidak perlu dikasihani. Lu Tong kembali berkata: "Aku pernah mencari beberapa tabib ternama, mereka juga telah mengetahui aku terkena racun aneh, tapi tidak mampu mengobatinya. Maka aku terpaksa jadi bawahannya. Aku terpaksa setiap hari mendoakan dia sehat dan selamat, jika tidak, aku tidak bisa mendapatkan obat penawarnya setiap bulan." Cui Lian-hoa berkata: "Kali ini dia sudah pergi selama dua puluh hari, sampai Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sekarang masih belum pulang, tidak mengherankan hatimu jadi risau!" "Dia mungkin tidak akan kembali lagi, jadi aku terpaksa harus berpikir-pikir. Aku bertanya pada diriku sendiri, jika nyawaku tinggal tiga hari lagi, apa yang harus aku lakukan" Bagaimana aku menghabis-kan waktu yang tinggal tiga hari lagi?" Cui Lian-hoa dengan lembut berkata: "Jangan terlalu pesimis, aku percaya Biauw Cia-sa bisa pulang tepat waktu." Lu Tong berkata: "Jika dia bersembunyi, sengaja menunggu racunku kambuh dan mati, baru dia pulang, kalau begitu bukankah hidupku sia sia?" Cui Lian-hoa bertanya hati-hati: "Kalau begitu tiga hari ini kau ingin bagaimana melewatinya?" "Harapan aku tidak besar." Lu Tong kata, "jika tidak ada kesempatan bertarung dengan Biauw Cia-sa, tiga hari ini aku hanya berharap bisa selalu memeluk mu, terus bersenang-senang denganmu." Mata cantik Cui Lian-hoa terkejutnya sampai membeku. Setelah beberapa saat, mendadak dia berkata: "Di benteng belakang seperti ada suara aneh, kau dengar tidak?" Lu Tong dengan tajam menatapnya, dalam matanya semakin menyorot sinar yang panas. Dia berkata: "Kau tidak perlu berusaha mengalihkan perhatianku, jika nyawaku tinggal tiga hari, kenapa aku tidak menikmati dirimu sepuasnya?" Cui Lian-hoa tertawa pahit dan berkata: "Nasibmu kurang beruntung, sia-sia saja memiliki kemampuan tinggi tapi tidak bisa tersohor, walaupun sangat menyedihkan. Tapi nasibku juga tidak beruntung, selalu kesepian dan menyedihkan, tidak lebih baik dari padamu!" Dia mengeluh dalam-dalam dan berkata lagi: "Kalian laki-laki kenapa begitu menganggap penting masalah ini" Kenapa harus menghina kaum perempuan seperti itu?" Lu Tong sedikit tertegun, lalu tertawa bengis. Dia berkata: "Tidak perlu dibicarakan lagi. Laki-laki adalah laki-laki, di seluruh dunia sama, mungkin setelah usiaku lewat lima enam puluh tahun, baru memikirkan hal ini. Tapi sekarang masih tidak bisa!" Siapa pun orangnya jika merasa nyawanya hanya tinggal tiga hari lagi, pikirannya pasti sedikit tidak normal, itu kejadian alami yang masuk akal. Di dalam keadaan begini, beberapa orang bisa sangat terpukul, tidak ada gairah pada segala hal. Selain orang macam begini, mungkin pilihan masing masing orang berbeda. Lu Tong berharap dalam tiga hari, sepuasnya melampiaskan kesenangan di atas tubuh wanita ini. Pikiran ini sebenarnya juga tidak ada yang aneh. Hanya saja jika sasarannya bukan Cui Lian-hoa yang cantik seperti dewi, apakah gairah dia masih bisa sebesar ini" Cui Lian-hoa mengerutkan tubuhnya dan mengerutkannya lagi, sepertinya sekarang hawanya akan menurun, makanya tubuh dia merasa sangat dingin. Di dalam hati merasa kesepian dan tidak ada yang menolong! Lu Tong mengadukan giginya dengan kuat dan mengeluarkan suara yang amat serius. Dia berkata: "Kau katakan, mau atau tidak mau, satu kata sudah cukup!" Cui Lian-hoa menggelengkan kepala dan mengeluh sedih: "Aku tidak mau. Tapi aku tidak mau pun tidak bisa merubah nasib......" Lu Tong tertawa bengis dan berkata: "Betul, perkataanmu malah betul sekali!" Tiba-tiba pintu kamar terdengar suara ketukan, "Took took!". Di dalam mata Lu Tong menyorot sinar ganas, sepasang lengan pelan-pelan dibentangkan seperti kepiting, ke dua telapak tangannya juga mendadak mengembang besar. Ilmu pukulan orang ini sungguh luar biasa. Cui Lian-hoa sedikit terkejut karenanya, walau pun tenaga dalamnya sudah hilang, tapi ketajaman matanya masih ada, makanya pasti tidak salah lihat. "Siapa diluar?" kata Lu Tong dingin. Pintu kamar "Kreek!" dibuka. Di depan pintu muncul pemuda berperawakan tegap beralis tebal, matanya seperti mata macan. Di bawah ketek kirinya mengempit sebilah golok, sarung goloknya sangat kuno. Lu Tong dengan dingin kembali bertanya: "Siapa kau?" Suara si pemuda itu seperti geledek: "Aku adalah Hoyan Tiang-souw." Lu Tong membelalakan sepasang matanya, dengan teliti memperhatikan pesilat tinggi yang baru saja terjun ke dunia persilatan tapi namanya sudah tersohor di seluruh dunia persilatan. Dia melihat dengan teliti, Hoyan Tiang-souw sedikit pun tidak bergerak membiarkan dia memperhatikannya. Tapi perasaan Cui Lian-hoa berbeda, dia merasa pemuda ini sangat percaya diri, dia tidak takut musuh mencari kelemahannya, kapan pun waktunya tetap sama. Namun tidak peduli dia jagoan bagaimana, dia pernah buru-buru melarikan diri di depannya. Laki laki benar-benar hewan yang aneh! Dia mulai tersenyum, berpikir mesra di dalam hati. Terdengar Lu Tong berkata: "Aku pernah mendengar nama besarmu, aku tahu Mo-to mu sangat hebat, tapi kau lebih beruntung dari padaku, kau tidak bertemu dengan Biauw Cia-sa." Senyum Hoyan Tiang-souw juga ganas dan menakutkan. Dia berkata: "Aku pernah bertemu dengan dia, malah pernah bertemu dengan orang yang lebih lihay dari dia, orang itu adalah pesilat tinggi yang lebih tinggi dari dia di Lam-kang Tokkiambun, orang menyebutnya Pek-jiu-cian-kiam To Samnio." "Apakah To Sam-nio lebih lihay dari Biauw Cia-sa" Bagaimana akhirnya dia?" Hoyan Tiang-souw berkata: "Dia tidak apa-apa, akhirnya aku tidak memper sulit dia." Jika kau bisa mempersulit seseorang, tentu saja ilmu silat mu lebih tinggi dari pada lawan, baru bisa. Tiba-tiba Lu Tong merasa senang katanya: "Kau tidak takut pada racun ulat dia" Apakah kau bisa membebaskan orang yang terkena racun ulat mereka?" "Aku tidak bisa!" Lu Tong segera menundukan kepala: "Jika kau tidak bisa. Terpaksa aku bertanya, apa tujuanmu datang kemari! Tapi aku perkirakan kau pasti datang untuk Cui Lian-hoa, perkiraan aku salah, tidak?" Sekarang Hoyan Tiang-souw baru bisa melihat pada Cui Lian-hoa dengan jelas, saat dua orang saling pandang, hati dia tanpa ada sebab merasa sedih. Sorot matanya kembali pada Lu Tong, berkata: "Tidak salah, aku datang demi dia." "Apakah kau mau membawa dia pergi?" Mata macan Hoyan Tiang-souw melotot, sinar berkilat terpancar. Dia berkata: "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan" Jika kau seorang Enghiong, jika kau ingin tersohor di dunia persilatan, bagaimana bisa tidak berbicara dan hatinya sempit?" Lu Tong tertegun sejenak, mendadak dia jadi bersemangat, dengan keras berkata: "Betul, baik, aku akan berkata jujur, aku tidak akan biarkan kau membawa pergi Cui Lian-hoa. Aku beritahu satu hal di depan, yaitu nyawa aku mungkin hanya tinggal tiga hari, maka aku tidak takut kalah, juga tidak takut mati. Jika aku tidak memberitahu, maka itu bukan kelakuan seorang laki-laki sejati." Hoyan Tiang-souw seperti tidak mendengar, dia berpaling melihat pada Cui Lian-hoa. Pantaskah bertarung nyawa demi wanita ini" Nyawaku tidak sehina debu, tidak seharusnya mempertaruhkan nyawa pada wanita yang mengutus orang untuk membunuhku. Tapi kelihatannya dia telah kehilangan ilmu silatnya, dia pasti tidak mau dihina oleh Lu Tong...... Lu Tong berkata dengan marah: "Apa kau mendengar kata-kataku?" "Ssst," Pek-mo-ci-to keluar dari sarung golok-nya tiga inci. Hoyan Tiang-souw menepak-nepak sarung goloknya, sorot matanya kembali melihat wajah Lu Tong, hawa amarah keluar dari ujung alisnya, tampang nya sangat ganas. Dengan suara seperti geledek berkata: "Nyawamu hanya tinggal tiga hari bagus, tinggal tiga jam juga bagus, aku tidak peduli. Pokoknya kau tidak berhak menghina orang. Kau berhak men-cabut pedang bunuh diri sendiri, tapi tidak boleh menghina Cui Lian-hoa." Wajah Lu Tong dari sedikit merah menjadi merah padam, sorot matanya mengikuti perubahan, wajahnya bertambah tajam. Lalu dia menganggukan kepala: "Bagus, kau hebat, orang lain takut pada Mo-to mu, tapi aku tidak takut. Sebab pada suatu hari nanti aku pasti mencarimu, jika nyawaku tidak tinggal tiga hari lagi!" Tiba-tiba Hoyan Tiang-souw mencabut golok-nya, bukan saja sinar berkelebat memenuhi ruangan, dan tubuh dia juga sudah berada di depan Cui Lian-hoa. Dengan demikian Lu Tong harus menjatuhkan dia dulu, baru bisa menghadapi Cui Lian-hoa. Dia tahu. Lu Tong berkali-kali menekankan nyawanya tinggal tiga hari, tujuannya untuk melemahkan semangat tempur dia. Sebab siapa pun orangnya jika menghadapi seorang musuh yang kuat dan menjelang ajalnya, pasti akan berpengaruh besar pada semangat tempurnya. Menghadapi musuh seperti itu, tentu saja tidak bisa dengan bebas melawannya. Inilah siasat Lu Tong. Walaupun kata-katanya jujur tapi itupun salah satu cara menggempur hati lawan. Amarah Hoyan Tiang-souw bertambah karena ini, maka dia tidak tahan mencabut Mo-to nya. Jarang sekali dia melakukan hal ini. Biasanya dia mencabut golok setannya saat musuh sudah menyerangnya, dengan semangat tinggi dalam satu jurus membunuh musuh. Justru karena dia sudah terbiasa bertarung dengan cara bergerak belakangan tapi mencapai tujuan lebih dulu, maka sekali marah dia telah mencabut goloknya keluar, setelah itu dia malah jadi tidak tahu harus bagaimana menyerangnya. Tentu saja dia tidak bisa mengayunkan golok-nya memenggal kepala lawan, sebab hal itu sangat tidak biasa. Apalagi jika dia sampai tidak bisa menentukan hasilnya dalam satu jurus, di dalam hati dia sedikit banyak ada perasaan terhina. Kebetulan begitu Mo-to keluar dari sarung goloknya, hawa di dalam ruangan mendadak turun, hawa membunuh dingin menusuk tulang. Maka Lu Tong tidak sabar lagi, mendadak dia mengangkat kedua sikutnya, dua telapak tangan dibuka lebar, sepuluh jari tangan sudah mengembang seperti lobak. Dalam teriakannya tangan kiri mengeluarkan jurus Sengihtou-hoan (Bintang berpindah berubah mengecil), sedang tangan kanan mengeluarkan jurus Ku-kiam-ceng-sim (Pedang kuno dengan perasaan dalam). Dua jurus ini membuat hawa sampai cara dan tenaganya sama sekali berbeda. Seng-ih-tou-hoan di tangan kiri, bukan saja seperti waktu berlalu, selain tidak ada perasaan juga bergerak sangat cepat, siapa pun jangan harap bisa menghadangnya, jangan harap menariknya. Ku-kiam-ceng-sim di tangan kanan, seperti ingin mengutarakan isi hati tapi tidak jadi, mau berjalan tapi tidak melangkah, bolak balik tidak henti-hentinya. Cui Lian-hoa melihat dengan jelas, dalam hatinya terkejut sampai tidak tahan memujinya. Dia sadar jurus yang digunakan Lu Tong adalah jurus hebat yang sudah menggemparkan dunia dari perguruan Cakar Elang, yang satu keras yang satu lembut, penuh perasaan tapi juga berhati dingin...... Tapi hati dia yang penuh perasaan dan sensitif segera sadar, tidak seharusnya dia memuji, tidak peduli ilmu silat Lu Tong sehebat sebagus apa, juga tidak seharusnya dipuji. Maka dia segera terkejut, berteriak: "Hati-hati, Hoyan Tiang-souw, kau hati hati..." Di bawah ancaman bayangan sepuluh jari yang datang dari segala arah, Hoyan Tiang-souw berturut turut mundur delapan langkah. Karena pujian wanita cantik seperti dewi itu, semangat Hoyan Tiang-souw jadi menurun, dia merasa dirinya tidak berguna. Kenapa dia mau membelanya" Jika dia sedikit pun tidak menaruh hati pada-ku" Untung teriakan terkejut dan peringatannya kembali membalikan keadaan. Jika dia sedikit pun tidak ada perhatian, buat apa mengatakan dia hati-hati" Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Semangat Hoyan Tiang-souw yang turun jadi naik lagi, semangatnya tambah membara, semangat tempurnya jadi seperti gelombang pasang menggelora. "Traang!" seperti naga bersiul macan meng-gaum, sinar Mo-to menyilaukan mata, seperti sorot sinar matahari, membuat orang tidak bisa membuka mata. Mo-to tidak menyerang tidak apa-apa, tapi begitu menyerang langsung terlihat hasilnya, artinya memastikan siapa yang mati siapa yang hidup. Terlihat Mo-tonya bergerak seperti kilat, pertama menahan dulu jurus Seng-ih-tou-hoan nya Lu Tong. Lalu mengeluarkan ledakan keras, sinar golok melesat kemana-mana, laksana ribuan aliran air berkumpul di lembah, salah satu sinar menyabet ke arah lima jari kanan Lu Tong. Dalam sekejap Lu Tong sudah merubah dua belas macam cara mencengkram. Wajah dia juga mengikuti serangan golok itu jadi dingin dan ketakutan. Di dalam ribuan mimpinya sepanjang hidup, tidak pernah dia bertemu dengan musuh sekuat dan semantap ini. Musuhnya jelas tidak peduli kalah atau menang, juga tidak peduli mati atau hidup, selalu hanya satu jurus, hanya satu jurus sudah menentukan nasib selanjutnya. Musuh yang berperilaku seperti ini, kenapa masih bisa hidup sampai hari ini" Kenapa bisa melanjutkan hidup dalam beribu-ribu pertempuran" Lu Tong hanya bisa berpikir sampai disini, mendadak telapak tangan kanannya terasa dingin. Walaupun masih belum terasa sakit, tapi dia sudah tahu lima jari tangan kanannya...... O)))oodwoo(((O BAB 14 Kepala boleh meninggalkan leher, tubuh boleh dibagi menjadi dua. Kedengarannya walaupun kejam, tapi karena dalam sekejap sudah masuk ke dalam kematian, hal yang paling kejam pun hanya sampai disitu, tidak ada lagi perubahan lainnya atau bahaya tersembunyi. Tapi ketika seorang yang mengandalkan tangan untuk membesarkan nama, dan tangannya adalah kebanggaannya, sekarang mendadak kehilangan tangannya, tidak perlu dijelaskan lagi kesedihannya di kemudian hari. Sakitnya sampai menusuk tulang bagi Lu Tong, bukan datang dari tubuhnya, tapi ketika dia melihat tangan kanannya hanya tinggal setengah, dia segera menjadi bengong sejenak. Dia segera tahu apa yang terjadi, juga tahu dirinya setelah kehilangan tangan kanan, di dalam nasib dan hidupnya akan terjadi perubahan. Tapi tidak peduli dia menyesal atau sakit. Pokoknya tangan kanan (paling utama) dia sudah cacad dan tidak berguna. Laksana siripnya ikan atau sayapnya burung, setelah hilang, bisakah disebut ikan apa" Disebut burung apa" *. Tangan kiri dia masih utuh seperti semula, dan tenaga dalam dia juga sepertinya tidak ada yang hilang. Tapi jika musuh yang dengan kekuatan penuh pun tidak bisa dikalahkan, sekarang mendadak kekuatannya tinggal setengahnya, apa akibatnya seorang idiot pun tahu. Tangan kiri Lu Tong menghantam tiga kali, pukulan pertama kekuatannya seperti sebuah gunung runtuh, pukulan kedua seperti dua buah gunung, dan pukulan ketiga seperti tiga buah gunung...... Kilatan sinar Mo-to di tangan Hoyan Tiang-souw terlihat meredup, dia terpaksa menghentikan serangannya, melayang mundur ke belakang sejauh tiga tombak. Tubuh dia belum menyentuh lantai, terlihat Lu Tong yang berwajah licik itu, telapak tangannya berbalik menghantam ke atas kepalanya sendiri. "Praak!" darah merah dan cairan putih otak muncrat kemana-mana. Orang muda yang belum ternama dan hasrat-nya belum terkabul, kepalanya sudah menjadi bentuk yang sulit digambarkan dan roboh ke bawah. Hoyan Tiang-souw menenangkan diri, Mo-to kembali kesarungnya, masih tetap dikepit diketek kirinya. Saat ini, dia baru ada waktu melihat pada Cui laan-hoa. Mata cantik dia penuh dengan kabut, seperti segera akan ada air mata yang jatuh. Bersamaan itu dengan garis bibirnya yang iin'lengkung ke bawah, orang yang sekali melihat sudah t* h u hatinya sedang hancur. Karena pemandangan yang begitu menakutkan dan kejam itu, membuat dia lupa posisi kawan dan lawan, dia hanya tahu satu nyawa yang hidup tiba-tiba menghilang...... Tentu kesedihan dia bukan demi satu nyawa saja, jika hanya demi seseorang, maka itu bodoh dan sempit seperti nasionalisme berjiwa sempit yang tidak bisa menerima orang luar. Kesedihan dia datang dari kejadian yang sepanjang sejarah tidak berubah sampai sekarang.... yang kuat makan yang lemah, yang bisa menyesuaikan diri baru bisa hidup. Coba pikir bukankah hukum alam sangat menakutkan dan sangat kejam" Apa lagi ketika kau termasuk dalam golongan lemah atau tidak bisa menyesuaikan diri. Di dalam ruangan sedikit pun tidak ada suara. Mo-to Hoyan Tiang-souw bukan saja sinarnya sudah menghilang, tetes air mata yang pertanda kematian juga sudah hilang, sampai mata golok pun sudah menghilang di dalam sarungnya. Tapi dia masih merasakan kesedihan dan pilu seberat gunung...... Dia tidak begitu mengerti, juga tidak merasakan dirinya ada yang salah. Tapi dia sangat menghormati dan menikmati udara yang serius dan misteri seperti ini, maka dia tidak bicara juga tidak bergerak. Bagaimana sebenarnya wanita yang cantik ini" Saat melihat dia, bukan saja dia terpikat oleh kecantikannya yang tiada duanya itu, juga jelas sekali dia adalah wanita yang berhati lembut dan halus! Tapi kenapa dia mengutus orang ingin membunuhku" Pek-jiu-cian-kiam To Sam-nio bukanlah orang biasa, dia ingin membunuh ribuan orang, mungkin hanya satu orang yang tidak bisa dia bunuh. Jika dari seperseribu orang yang tidak bisa mati itu, bukan aku Hoyan Tiang-souw, sekarang aku sudah berada diakhirat, dan tidak berdiri disini. Tentu lebih-lebih dia tidak akan membunuh Lu Tong. Jika dia boleh mengutus pembunuh bayaran, buat apa dia menjadi sedih" Kenapa dia masih bisa membuat orang merasa dia adalah orang yang sangat penuh kasih sayang dan lucu" Dan yang paling penting adalah kenapa dia malah disandera dan dihina orang" Benarkah dia telah kehilangan ilmu silatnya" Masalah ini dia tidak boleh ceroboh sama sekali, maka Hoyan Tiang-souw menggunakan seluruh kemampuannya di tambah kepintarannya, dengan teliti memperhatikannya. Jawabannya, dia benar-benar sedikit pun tidak bisa bersilat. Walaupun orang tidak bisa bersilat, tetap masih bisa memerintah pembunuh bayaran, tapi dia sendiri tidak mungkin dihina orang, dia sendiri pasti sangat pintar, banyak akalnya. Tapi kelihatannya dia tidak mirip. Dia tidak seperti orang yang memiliki kepintar-an, berkuasa danbanyak siasatnya. Dia jelas gadis yang sangat cantik penuh kasih sayang dan sederhana...... Kebiasaan Hoyan Tiang-souw menepuk-nepuk Mo-to di bawah keteknya dengan dingin berkata: "Apakah kau sangat kecewa?" Cui Lian-hoa menggelengkan kepala: "Tidak!" "Kau berkata tidak, apa maksudnya?" Pertanyaan aneh seperti ini, hanya Cui Lian-hoa yang bisa menjawabnya. "Sebenarnya aku sangat senang, walaupun aku sudah mendengar di benteng belakang ada suara, tapi aku sama sekali tidak tahu itu adalah kau, tentu saja juga tidak terpikirkan kau mau menolongku." "Punya alasan apa aku tidak menolong wanita yang dihina orang?" "Tidak ada." Cui Lian-hoa mulai tersenyum, tiba-tiba dia seperti kembali lagi kekehidupan manusia, malah kehidupan manusia di musim semi yang ber-sinar terang, di kebun bunga yang indah. Dia kembali berkata: "Aku bersyukur kali ini kau mau bertindak menolong jika seperti dulu langsung pergi, maka nasibku sulit dibayangkan!" Suara dia dan ekspresi dia, membuat orang yang paling suka curiga di dunia, jadi tidak akan dan tidak tega mencurigainya lagi. Hoyan Tiang-souw mengerutkan alisj tebalnya, seperti orang yang menelan logam bunuh diri, di dalam perut terasa berat dan sakit. Jika menyuruh dia harus menganggap wanita cantik ini orang yang menyuruh pembunuh bayaran membunuhnya, dia memberi tahu pada dirinya, sulit dibayangkan juga sulit bisa dipercaya. Tapi kenyataannya To Sam-nio pernah muncul, dia pasti bukan setan dalam mimpi, dia itu sungguhan! Maka dia mengangkat kepala bersiul panjang, dengan siulannya dia melepaskan perasaannya yang sulit dijelaskan. Lalu mendadak meloncat keluar kamar, dalam sekejap menghilang..... 00 - dw--00 Hoyan Tiang-souw sudah bertekad, harus menyelidiki masalah ini. Yaitu apakah Cui Lian-hoa penuh kasih sayang seperti Kwan-im" Atau orang kejam seperti Mo-li" Begitu dia sudah memutuskan, masalahnya malah menjadi ringan. Sebab masalah di dunia, sering karena bingung dan tidak ada tujuan, terasa menjadi sulit. Jika kau punya tujuan yang jelas, malah mudah melakukannya. Sekarang Hoyan Tiang-souw juga begitu. Dia memutuskan diam-diam menyelidiki Cui Lian-hoa, sampai dia merasa bisa mengambil suatu keputusan. Maka dia mengerahkan seluruh kemampuan-nya, pertama menyelidiki di dalam rumah, laki-laki yang hanya tinggal seorang, Tui-hong-kiam-khek Li Liong. Sedang yang wanita masih ada seorang pembantu wanita dan satu gadis pelayan. Tampang Li Liong dibandingkan Lu Tong jauh lebih tampan. Walaupun kecurigaan dan tegang di wajahny tidak bisa ditutupi, tapi dia masih menampilkan dii seorang laki-laki. Tubuhnya yang tegap, ditambah wajahnya yan; muda penuh percaya diri, bisa membuat hati wanit. setelah melihatnya jadi "Dek dek!" an. Dia mendengar bermacam-macam suara, misal nya siulan Hoyan Tiang-souw hingga cepat-cepat datanj kesini. Tapi dia hanya melihat mayat Lu Tong yanj kepalanya pecah, selain itu hanya ada Cui Lian-hoa yanj cantik. "Apa yang terjadi?" katanya. Sorot mata Cui Lian-hoa sama sekali tidak meliha pada Lu Tong, tapi melihat keluar jendela jawabnya: "Dia bunuh diri, apa kau tidak bisa melihat-nya?" "Aku melihatnya." Li Liong berkata, suaranyc sangat lembut, "tapi dia tidak akan mendadak menjad gila tanpa sebab bunuh diri! Apa lagi aku masil mendengar siulan orang lain......" Cui Lian-hoa berkata: "Bisakah kau menggambarkan siulan itu?" "Bisa!" Li Liong berkata, "bagaimana keadaan har. siulan ini tidak perlu sembarangan menduganya, tapi kekuatan suaranya bisa membelah batu menembus langit, tenaga dalamnya kuat sekali. Aku berani jamin burung terbang pun yang mendengarnya bisa langsung jatuh ke tanah, jika tidak terluka pasti mati." "Kau duga siapa orang ini?" "Aku tidak mau menduganya, katakan saja." "Jika aku juga tidak tahu?" "Bagaimana mungkin kau tidak tahu?" suara-nya mendadak berubah menjadi dingin dan terasa sangat marah, "walaupun kau melindungi dia, takut dia dikejar dan dibunuh oleh saudara seperguruanku dari aliran Butong. Tapi aku beritahu, dia pasti tidak bisa lolos, jika dia bisa membunuhku." "Kau bicara apa?" kata Cui Lian-hoa heran. "Aku jujur memberitahu, aku sudah menyebarkan berita yang amat jelas, paman guruku pasti bisa tahu seluruh kejadian dan keadaannya. Jika aku mati, tidak peduli mati di bawah racun ulat Biauw Cia-sa, atau mati di tangan orang yang ingin kau lindungi itu, pokoknya mereka jangan harap bisa hidup lagi satu tahun." Dia tertawa dingin, tidak sadar membocorkan kenyataannya. Cui Lian-hoa terkejut dan berkata: "Apakah begitu kau mendengar siulannya, segera mengatur ini semua" Tapi siapa orang yang mengeluarkan si ulan itu" Apakah kau sudah tahu lebih dulu?" Li Liong menggelengkan kepala: "Aku tidak tahu, aku hanya melaporkan segala Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kejadiannya. Aku yakin pada mereka, yaitu saudara seperguruanku dari aliran Bu-tong, pasti bisa mengandalkan laporan ini, menyelidiki siapa orang itu!" Cui Lian-hoa menganggukan kepala dengan lembut berkata: "Penjelasanmu sangat masuk akal. Tapi jika orang itu sama sekali tidak ingin membunuhmu, sedangkan kau sudah menanamkan mala petaka pada dia, apakah kau tidak merasa bersalah?" Li Liong tertawa dingin lalu berkata: "Bagaimana pun aku sudah mau mati, walau pun mati oleh racun ulatnya Biauw Cia-sa, tapi ada orang menemaniku mati, itu tidak apa-apa bukan?" Wajah Cui Lian-hoa segera menjadi pucat, dengan pelan berkata: "Sungguh tidak disangka kau orang yang begitu egois!" Sorot mata Li Liong berkilat-kilat, dengan suara yang amat benci berkata: "Apakah orang itu tidak egois" dia telah mengalahkan aku?" "Benar, di dalam hatiku tanpa sebab mendadak jadi bertambah berat, sebenarnya dia hanya bertemu sekali denganku, sehalusnya bisa dikatakan orang asing. Tapi sekarang jadi tidak sama lagi, dia jelas seorang pendekar, dia tidak minta balasan, bertindak karena sudah seharusnya, di dalam hati dia mungkin aku orang yang pantas dibela. Tapi garis besarnya dia tetap memandang aku sebagai salah satu manusia. Terhadap orang lain, tidak peduli lakilaki atau perempuan, jika berada dalam kondisi seperti aku, dia pun akan mengulurkan tangan menolong!" Li Liong tertawa dingin, berkata: "Sebenarnya siapa dia" aku seperti jadi idiot, malah mendesakmu masuk ke dalam pelukannya?" "Siapa dia tidak penting," jawabnya, wajahnya tampak kebingungan. Bagaimana dia tidak bingung" Bagaimana dia tidak bengong" Laki-laki yang gagah perkasa itu, mendadak muncul mendadak menghilang. Sepanjang hidupnya hatinya seperti air tenang, tapi sekarang keadaan hatinya beriak, bergelombang! "Buat apa kau tahu siapa dia?" Cui Lian-hoa balik bertanya, "apa kau sungguh-sungguh ingin mencari dia" Atau kau ingin mengantarkan bahan yang lebih jelas pada saudara seperguranmu, supaya mereka yang masih hidup di dunia ini saling bunuh mem-bunuh"' Tapi Li Liong bersikeras: "Terserah aku bisa melakukan apa saja, kau hanya perlu memberitahu padaku saja!" Cui Lian-hoa menghela nafas: "Kau sungguh bodoh. Kau berusaha mencari seseorang musuh yang tadinya bukan musuh, apa untungnya bagimu atau orang lain?" Li Liong mengadukan giginya berkata: "Dia sudah lama jadi musuhku, karena aku tidak bisa menerima dia hidup di dunia ini. Dan jika setelah orang mati bakal menjadi setan, aku pun pasti akan mencari dia untuk bertarung!" Walaupun orang yang paling tidak berotak, tentu tahu kenapa Li Liong tidak mau melepaskan musuhnya... I loyan Tiang-souw. Tentu saja Cui Lian-hoa tahu, saat itu tidak tahar dia tersenyum kasihan padanya, bersamaan di" menggelengkan kepala dan berkata: "Tidak, aku tidak bisa beritahukan padamu, sebab dia sama sekali tidak tahu ada musuh yang seperti dirimu ini, apalagi jika kau menyuruh orang lain diam-diam membunuh dia, buat dia itu sangat tidak adil!" "Bagus, tapi kau terpaksa harus berkorban, maksudku adalah aku bisa melepaskan dia, asal kau mau melakukan keinginanku! Apakah kau mau melakukannya?" Sejak zaman dahulu, wanita cantik mana pun tahu maksud di dalam hati laki-laki. Juga tahu harus bagaimana melakukannya baru tepat. Maka Cui Lian-hoa pun tahu maksud di dalam hati dia. Tapi dia tidak ingin melakukannya. Masalah antara laki-laki dengan perempuan, asalkan ada sedikit saja rasa terpaksa, itu jadi tidak berarti. Tapi kenapa semua laki laki tidak berpikiran demikian" Jika dia setiap kali harus melakukannya demi sebab sesuatu, maka apa bedanya dia dengan pelacur yang dibayar" Li Liong memasang telinga dengan! teliti mendengarkan keadaan di sekeliling, setelah memastikan tidak ada yang aneh. Sorot matanya mendadak jadi membara, menatap pada tubuhnya Cui Lian-hoa, sambil membusungkan dada berjalan mendekatinya. Tubuhnya yang tinggi, kakinya panjang, hanya dua langkah sudah berada di hadapannya, lalu menjulurkan tangan menarik. Baju atas Cui Lian-hoa sudah dirobeknya, terlihat tubuh atasnya yang putih bersih, jika tidak ada kain penutup dada, maka buah dadanya pasti terlihat jelas. Cui Lian-hoa tidak menjerit, juga tidak mundur ke belakang menghindar. Dia dengan lembut berkata: "Li Liong, tolong dengarkan satu nasihatku?" "Nasihat" Jika nyawaku tinggal tiga hari lagi, siapa yang memerlukan nasihat?" "Aku mendengar di luar ada suara aneh, ketika Lu Tong mau memperkosa aku, aku juga pernah memberitahukan padanya!" Tangan Li Liong menekan pedang sambil tertawa il ingin berkata: "Jika kau bukan ingin menakut-nakuti, itu paling bagus, sayang aku tahu di dalam radius sepuluh tombak ini satu tikus pun tidak ada......" Tiba-tiba di jendela terlihat satu wajah yang matanya besar alisnya tebal. Sepasang matanya yang seperti mata macan itu, menyorot sinar dingin yang menakutkan. Li Liong tidak melihatnya, malah masih terus tertawa dingin dan berkata: "Biar pun Biauw Cia-sa mendadak pulang, aku bersumpah akan membunuh dia lebih dulu lalu memakan kau hidup-hidup." Cui Lian-hoa pun tidak melihat wajah orang di luar jendela itu. Satu-satunya yang dia bisa lakukan sekarang, adalah memejamkan matanya dengan sedih. Tingkah laki-laki selalu seperti ini, ketika dia menyukaimu, maka tidak ada apa pun yang bisa menghalangi dia! Saat telapak tangan Li Liong yang besar itu hampir menyentuh leher putihnya Cui Lian-hoa, mendadak gerakannya berhenti. Itu karena tiba-tiba di seluruh ruangan terasa penuh oleh hawa membunuh yang dingin yang sulit digambarkan. Dinginnya membuat orang tidak tahan sampai menggigil. Tangan yang dijulurkannya diam tidak ber-gerak, telinga mata dan otak bersama-sama digunakan. Inilah hasil dia belatih dengan susah payah selama bertahun-tahun, sekarang tampak hasilnya. Dia tahu ada orang yang meloncat masuk ke dalam melalui jendela, walaupun arahnya di belakang dia, sehingga tidak terlihat. Tapi gerakannya memberi tahu, orang itu kira-kira berdiri di belakang dia sejauh delapan kaki. Siapa pun jika berniat diam-diam menyerang tentu sebisanya tidak menimbulkan suara. Tapi orang di belakang ini tidak, malah dengan jelas sengaja mengeluarkan suara. Di tambah hawa membunuh dingin yang memenuhi seluruh ruangan. Orang yang datang ini tentu saja bukan orang biasa. Begitu Li Liong memutar otaknya, dia sudah berani bertaruh orang ini adalah orang yang bertarung dengan Lu Tong. Pedangnya di dalam sarung samar-samar meng gema, ini hal yang tidak pernah terjadi. Juga gelagat yang amat berbahaya dan menakutkan. Jurus pedang, tenaga dalam aliran lurus karena latihannya sangat dalam di bidang kejiwaannya, maka orang pesilat tinggi yang bisa mencapai taraf ini, sering mendapatkan gejala sebelum kejadian terjadi. Ini termasuk dalam keberhasilan khusus di bidang kejiwaan. Pesilat pedang biasa tentu tidak bisa melakukan hal ini, dan dari sini bisa dilihat Tui-hong-kiam-khek adalah orang yang benar-benar memiliki ilmu tinggi. Kepala Li Liong tidak menoleh, dia berdiri tegak seperti patung batu, dengan dingin berkata: "Siapa kau?" Orang yang di belakang itu suaranya seperti geledek: "Hoyan Tiang-souw." "Ooo, ternyata kau adalah Mo-to itu." Setiap otot setiap syaraf di seluruh tubuh Li Liong semakin mengencang. Mo-to Hoyan Tiang-souw pembunuh khusus pesilat tinggi, goloknya tidak pernah memberi ampun, ini adalah peristiwa besar di dunia persilatan beberapa bulan ini hal yang diketahui oleh semua orang. Dengan kata lain, Hoyan Tiang-souw sudah menjadi orang terkenal. Dia berkata lagi: "Rasanya aku tidak kenal denganmu." "Betul, kita tidak saling kenal. Tapi karena ada Cu Lianhoa di tengah-tengah, maka masalahnya jad berbeda!" "Aku mengerti maksudmu!" Li Liong berkata, dar juga tidak merubah posisinya membelakangi lawan, "Aku selalu berharap bisa bertemu dengan lawan yang seperti kau ini. Kau mau percaya atau tidak, pokoknya sekarang semangatku lebih bergairah padamu dari pada terhadap Cui Lian-hoa!" "Mmm, kedengarannya bisa dipercaya.," Hoyan Tiangsouw berkata, sambil menggoyangkan tangan supaya Cui Lian-hoa mundur. Menunggu dia mundur sampai ke sudut, dia baru melanjutkan perkataannya: "Sekarang walaupun kau bergairah terhadap dia, mungkin harus menanyakan dulu pada Mo-to ku!" Li Liong bersikeras katanya: "Aku sekarang hanya bergairah padamu." Suara Hoyan Tiang-souw sangat kasar dan sangat tidak sungkan: "Jangan banyak omong kosong, kau cabut pedangmu, maka akupun akan cabut golokku begitu saja, tidak perlu bicara lagi!" , Dia seperti memandang lawannya seorang penakut. Dalam nada bicaranya seperti memandang lawannya takutmati sehingga mengulur-ulur waktu. Li Liong menjadi marah besar, dia merasa penghinaan ini tidak bisa diterima, sinar berkilau dari pedang panjang yang dingin sudah keluar dari sarungnya. Saat ini Mo-to nya Hoyan Tiang-souw pun sudah bergerak, sarung antik di keteknya pun sudah dilemparkan ke samping. Begitu goloknya keluar, hawa dingin di ruangan terasa semakin dingin. Tubuh Li Liong hanya sedikit tergetar, lalu biasa lagi. Hoyan Tiang-souw berkata marah: "Jika kau keluaran dari perguruan besar ternama Bu-tong-pai, kenapa tidak berani membalikan tubuh berhadapan dengan aku?" Tadinya Hoyan Tiang-souw tidak tahu jati diri Li Liong, setelah mendengarkan pembicaraannya dengan Cui Lianhoa baru dia mengetahuinya. Di lain pihak, dia juga tahu setiap orang yang takut pada kekuatan misterius Mo-to (yaitu orang orang yang pernah melakukan kejahatan), hanya dengan membelakangi Mo-to, jadi tidak akan sampai di kalahkan. Li Liong jelas menggunakan cara ini, jadi bisa dilihat dia pasti orang yang jahat. Itulah sebabnya Hoyan Tiang-souw segera naik pitam, amarahnya seperti benda yang berbentuk, menembak keluar dari ujung alis tebalnya. Setelah Cui Lian-hoa melihatnya, tidak tahan dia terkejut dan berkata, suaranya tetap sangat enak di dengar dan lembut: "Hoyan Tiang-souw, kau jangan terlalu marah, begitu marah maka jurus golokmu akan timbul kelemahannya!" Kenyataannya dia malah salah melihat permasalahan. Hanya Li Liong yang bisa, karena marah ilmu silatnya jadi timbul kelemahannya. Tapi buat Hoyan Tiang-souw malah semakin marah semakin hebat, orang yang tadinya tidak bisa dibunuh, saat amarahnya mencapai puncak maka dia baru bisa membunuhnya! "Tutup mulutmu!" bentak Hoyan Tiang-souw Di dalam hati dia kesal karena Cui Lian-hoa banyak mulut, begitu amarahnya bertambah, kekuatan Mo-to nya jadi semakin dahsyat! Li Liong berturut-turut menarik nafas tiga kali, tapi tetap tidak bisa menghilangkan rasa takut di dalam hatinya, saat itu diam-diam dia sangat terkejut, matanya melirik beberapa kali, memperhitungkan bisa tidak menangkap Cui Lian-hoa sebagai sandera. Lalu muncul sebuah siasat, sorot matanya beralih kepada Cui Lian-hoa dan berkata: "Cui Lian-hoa, keluarlah dari kamar, hari ini walaupun aku kalah sampai mati, tapi aku tidak mau dilihat olehmu!" Cui Lian-hoa berpikir sebentar, merasa kata-katanya Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo masuk akal, maka dia mau melangkah. Tapi Hoyan Tiang-souw dengan suara seperti' geledek menggema: "Jangan bergerak!" Cui Lian-hoa menurut, dia berdiri tegak seperti ayam kayu. Hoyan Tiang-souw berkata lagi: "Begitu kau bergerak maka dia punya kesempatan menangkapmu. Jika aku salah menduga, aku akan minta maaf pada dia, sekarang kau hanya perlu memejamkan mata saja sudah cukup, buat apa kau pergi keluar?" Cui Lian-hoa mendengar perkataannya lebih masuk akal, maka dia memejamkan sepasang matanya dan berkata: "Betul, buat apa aku keluar, asal aku tidak melihatnya sudah cukup!" Orang cantik, tidak peduli rupanya bagaimana, wajahnya bagaimana, semuanya tetap enak dipandang. Tindakan memejamkan matanya juga demikian. Begitu Hoyan Tiangsouw tidak konsentrasi, hawa amarahnya jadi menurun. Li Liong memutar tubuhnya yang tegap, pertama kali berhadapan muka dengan Mo-to yang menggemparkan dunia itu. Jika bukan kekuatan golok lawan mendadak turun, tubuh dia tidak akan bisa dibalikan. Dia menganggukkan kepala: "Aku sudah bisa melihatmu! Menurut pandang anku, golokmu sangat bagus, dan jurus goloknya mungkin lebih bagus dari pada goloknya!" Hoyan Tiang-souw mengerutkan alis tebalnya, alisnya hampir menjadi satu, dia berkata: "Kau pergilah!" "Kenapa aku harus pergi?" "Golokku dan pedangmu asal sekali bergerak, maka hanya kau yang mati atau aku yang mati, tidak ada jalan lain." Li Liong sedikit tertegun. Walaupun dalam beberapa detik bisa menentukan kematian, di dalam hati juga tidak tahan terbayang beberapa kejadian masa lalu. Salah satunya adalah saat disisi sebuah air terjun, tubuhnya bergerak seperti walet terbang, di kedua sisi baliho, menggulung keluar sinar pedang menyabet air terjun. Di dalam air terjun tidak ada satu benda pun untuk dijadikan sasaran, yang dia tusuk bukan nyawa, tapi adalah air yang terjun ke bawah. Air pasti mengalir ke bawah, air di seluruh dunia juga begitu. Dengan kata lain, begitu musuh bergerak aku akan bergerak lebih cepat, walaupun tenaga dalamnya, di dalam aliran elang di Bu-tong masih belum tinggi, dia harus lebih cepat dari pikiran lawannya. Yaitu 'pikiran lawan baru bergerak, aku sudah bergerak lebih dulu' baru lulus. Pesilat tinggi dari aliran Elang bisa membunuh musuh kuat dalam jarak ribuan Li, semudah mem-balikan tangan, tentu saja ada jurus rahasianya. Hay... apa yang dikatakan Hoyan Tiang-souw memang benar, tidak peduli golok yang bergerak atau pedang yang bergerak, pasti ada satu pihak tumbang, tidak ada jalan lain! Pikiran dia berputar terus, malah terbenam dalam kenangan saat latihan pedang di masa lalu, sedikit pun tidak mengendur. Asal golok lawan bergerak, maka pedang dia bisa dengan lebih cepat menyerang. Hoyan Tiang-souw tidak bergerak, maka Li Liong pun berdiri laksana gunung. souw. Sekuat tenaga dia ingin membangkitkan semangat bertarungnya untuk melakukan duel hidup mati, tapi dia sudah tidak mampu lagi, bukan saja seluruh otot di tubuhnya sudah kaku, sampai tenaga dalam pun terasa tersumbat. Akhirnya dia menghela nafas dalam-dalam dan berkata: "Nama besar Mo-to memang bukan di dapat karena keberuntungan, seumur hidup aku berlatih ilmu pedang, tapi satu jurus pedang pun tidak bisa dikeluarkan." Saat ini Cui Lian-hoa baru membuka matanya, dengan riang berkata: "Apa kalian tidak bertarung lagi" Bagus sekali!" Hoyan Tiang-souw berkata: Tapi kenapa Mo-to lawan yang tidak bergerak, masih bisa mengeluarkan hawa membunuh dan menekan, membuat orang semakin merasa tidak berdaya melawannya" Apakah dia tanpa menggerakan golok mampu membunuh musuhnya" Dua orang itu berdiri saling berhadapan, seperminuman satu cangkir teh sudah berlalu. Tiba-tiba Hoyan Tiang-souw menurunkan goloknya ke bawah, melihat ke sekeliling satu kali, lalu berjalan dengan langkah besar, memungut sarung goloknya yang ditaburi dengan permata. Setelah goloknya masuk ke dalam sarung, hawa di dalam ruangan segera kembali normal. Li Liong masih tetap tidak bergerak, sepasang matanya melotot mengawasi setiap gerakan Hoyan Tiang"Tidak bagus, jika kau takut melihat ada oranj yang mati!" Mata Cui Lian-hoa yang hitam jernili bolak ImIiI melihat wajah kedua orang itu, lalu s.nuhi menganggukan kepala berkata: "Kalian tetap telah menentukan kalali dan menang! Walau itu bukan harapanku, tapi kej.ulian di dunia selalu begitu, selalu tidak bisa berbua t apa -apa'" Dia menghela nafas perlahan, menundukan kepala membiarkan rambut panjangnya menutupi pemandangan di depan matanya. Li Liong tersenyum dan berkata: "Saudara Hoyan, walaupun hari ini aku kilah, walaupun sulit bisa selamat, tapi di dalam haliku lelap sangat senang! Paling sedikit aku telah menyaksikan seorang wanita cantik berbela sungkawa demi aku, sedih demi aku......" Itulah anehnya laki-laki, sebenarnya jika kalah sampai mati, apa hubungannya dengan ada tidak adanya wanita cantik berbela sungkawa dan sedih demi dia" ((OOO>dw Rahasia Peti Wasiat 10 Rajawali Lembah Huai Karya Kho Ping Hoo Memburu Iblis 5