Cincin Maut Karya Tjan Id Bagian 11
mampus!" Dia seperti tak tahan merasakan bantingan tersebut sambil
mengerang kesakitan di atas tanah, dia memijit mijit kakinya
826 dengan tangan yang kurus kering, kemudian sambil
membersihkan ingusnya yang meleleh keluar dari lubang
hidung, dilemparnya ingus tersebut ketanah.
"Sungguh kasihan" gumamnya lirih, "kalau orang sudah
tua, biasanya memang makin tak becus . ."
Kalau dibilang kebetulan memang kebetulan sekali,
sewaktu Kim jtu suseng sedang membuka mulutnya hendak
berbicara, kedua gumpalan ingus yang sedang dibuang
ketanah itu tahu tahu sudah meluncur masak ke dalam
mulutnya. Dengan gelagapan Kim jiu suseng hendak
memuntahkannya keluar, tapi suara bentakan kembali
berkumandang: "Ayo di telan !"
Sementara Kim jiu suseng masih merasa terkejut
bercampur terkesiap, mendadak punggungnya terasa bergetar
keras, sebuah tendangan keras dari si keledai kecil itu telah
menghajar punggungnya keras keras.
Sedemikian sakitnya akibat tendangan itu, ia menjerit
melengking, dan tak ampun lagi ingus kental yarg sudah
mampir dimulutnya-pun segera tertelan kedalam perut.
Hampir saja dia muntah muntah karena mualnya, namun
Kim jiu suseng tak berani mengeluarkan suara barang
sedikitpun, kuatir si kakek yang misterius itu kembali akan
mempermainkan dirinya. 827 Sambil tertawa terbahak bahak kakek berbaju hitam itu
berseru: "Haaaah, haaah haaaah, bagaimana pendapatmu tentang
bakmi masak kwah ku ini?"
"Locianpwe, ampunilah aku." rengek Kim jiu suseng dengan
suara memeIas, "kenapa sih kau mesti mempermainkan aku
secara berulang ulang. . "
Kakek berbaju hitam itu kontan saja melotot besar.
"Hei, jangan mengigau terus, ayo jawab bagaimana
rasanya bakmi masak kuahku itu?"
Dengan suara gemetar Kim jiu suseng segera berseru:
"Lembek lembek seperti. ."
"Kentut busukmu!" damprat si kakek berbaju hitam itu
dengan gusar, "kau tahu" Kuah bakmi ayamku tadi
merupakan bakmi pilihan yang tersohor di wilayah utara."
"Yaa, tahu, aku tahu!" buru buru Kim jiu suseng mengiakan
berulang kali. Dalam keadaan demikian, dia benar benar mati kutunya,
mau menangis tak bisa mau tertawa pun semakin tak dapat,
kesemuanya itu membuat Bu Cing peng maupun Lim Siok hoa
merasa kegelian. Mendadak Hongpo It hiong maju kedepan sambil menegur:
"Siapakah locianpwe ini " Lohu . . ."
828 "Kau adalah telur busuk, telur busuk tua, manusia
semacam kau masih belum pantas untuk mengetahui namaku
!" seru si kakek berbaju hitam itu dengan melotot..
"Kau sendiri manusia macam apa ?" balas Hongpo lt hiong
dengan gusar sekali, "berani betul mengumpat lohu..."
"Haah haaah haaa, kalau dilihat dari jenggotmu yang
panjang, semestinya umurmu sudah tidak terhitung kecil, tapi
anehnya mengapa makin tua makin bertambah pikun " Kau
ingin bertanya namaku " Aku berasal dari marga H Ucau)
bernama Oou tiong (nenek moyang). masa dengan nenek
moyang mu juga tak kenali ?"
Tahun ini Hongpo It hiong sudah berumur diatas satu abad
belum pernah ia dipermainkan orang seperti ini yang
dialaminya hari ini, untuk sesaat dia malah menjadi tertegun,
agaknya dia tak menyangka kalau kakek aneh itu indah
mengumpatnya. Sarrbl meraung keras segera bentaknya:
"Kau benar benar ingin mampus?"
Mendadak jubah yang dikenakan itu bergetar keras
kemudian menggelembung menjadi besar sekali, setelah
membentak nyaring, pelan pelan telapak tangannya diangkat
ke atas, hawa panas yang membara dengan cepat
menggulung ke tubuh kakek tersebut.
Menyaksikan datangnya ancaman itu, dengan ketakutan
kakek berbaju hitam itu melarikan diri terbirit birit, sambil lari
teriaknya. "Tolong, tolong . . ,aku hendak dibunuh."
829 DaIam dua tiga kali lompat saja bagaikan segulung asap
ringan dia sudah bersembunyi dibelakang keledai kecilnya, lalu
sambil mendorong keledai, dia mengomel:
"Kita adalah senasib sepenanggungan, kalau ada mara
bahaya lebih baik cari keselamatan sendiri sendiri, Kini aku
sedang terancam bahaya apa boleh buat, terpaksa aku harus
mempersilahkan lo heng untuk menerima pukulan untukku,
untung saja kau adalah kepala manusia badan keledai,
sekalipun kena digebuk juga tak menjadi soal. ."
"Blaaaammmm .. !"
Pukulan dahsyat dari Hongpo It hiong itu segera bersarang
secara telak ditubuh keledai tersebut dan menimbulkan
benturan nyaring yang memekikkan telinga.
Keledai berbulu hitam itu masih tetap berdiri ditempat
semula tanpa bergerak barang sedikit pun jua.
Sebaliknya Hongpo It hiong kena didesak sampai mundur
sejauh lima enam langkah sebelum berhasil berdiri tegak,
namun dadanya naik turun tak menentu, napasnya tersengkalsengkal
dan mukanya pucat. Sebagaimana dlketahui, hampir semua orang yang hadir
disana sekarang adalah ahli ilmu silat yang berpengalaman
luas, setelah menyaksikan peristiwa tersebut, semua orang
baru terperanjat, siapa pun tidak menyangka kalau kakek
berbaju hitam itu telah menguasai ilmu" Lo san ta gou
(Terpisah bukit memukul kerbau) dorongannya yang pelan di
tubuh si keledai tersebut mendatangkan kekuatan yang besar
sehingga hampir saja mengakibatkan Hongpo lt-hong
terengah engah, serunya kemudian:
830 "Kau memang benar benar hebat, bahkan ilmu Li san ta
gou dapat kau kuasai. . ."
"Apa itu terpisah bukit memukul kerbau?" teriak si kakek
berbaju hitam itu dengan mata melotot. "inilah yang di
namakan Huan san-si lu (membongkar bukit mencuri keledai)
suatu waktu keledaiku ini lari masuk ke dalam bukit Bu tong
san, sudah kucari kesana kemari tak ketemu, dalam gusarnya
aku lantas naik kepuncak bukit Bu tong san berteriak tiga kali,
akibatnya para tosu cilik pada menjelajahi bukit membantuku
mencari keledai itu, akhirnya binatang itu kutemukan didalam
sebuah gua ternyata keledai itu sedang bersembunyi dalam
gua dan tertinggal pantatnya yang hitam saja tertinggal di
mulut gua, dalam marahnya aku lantas membakar pantatnya,
dia pun menjadi marah dan kabur sejauh delapan ratus li. . ."
Bu Cing peng yang menyaksikan kakek misterius itu
bercerita dengan amat santainya, bahkan kadang kala tertawa
kadangkala marah, tahulah dia bahwa manusia tersebut
kemungkinan besar adalah jago persilatan yang tak mau
terikat oleh adat istiadat sementara itu racun dalam tubuhnya
sudah mulai bekerja, serangan hawa panas dan dingin yang
datangnya bertubi tubi membuat tubuhnya benar benar
tersiksa, buru buru dia duduk bersila dan mencobanya untuk
menyembuhkan luka yang dideritanya dengan
mempergunakan tenaga dalam.
Lim Siok hoa dengan wajah tegang dan pedang terhunus
berdiri berjaga jaga disamping Bu Cing peng, melihat peluh
dingin bercucuran membasahi tubuh suaminya, bibir
memucat, saking gugup dan cemasnya air mata sampai jatuh
bercucuran dengan derasnya.
831 Rasa bencinya terhadap Kim jiu suseng makin menjadi jadi,
saking mendendamnya dia sampai melototi wajah orang
tersebut tanpa berkedip. Dia menguatirkan keselamatan Siau huan, kuatir juga
terhadap luka yang diderita suaminya, untuk sesaat hatinya
cuma gugup dan gelagapan, tanpa terasa lagi ia berdiri
termangu-mangu. Hongpo It hiong merasa terkesiap sekali setelah
menyaksikan kemampuan kakek berbaju hitam itu berhasil
memukulnya mundur dalam satu gebrakan saja, sekarang dia
tak berani melakukan suatu tindakan secara gegabah lagi.
"Sebenarnya siapakah kau ?" tegurnya kemudian dengan
suara dingin bagaikan es.
Kakek berbaju hitam itu membalikkan biji matanya yang
putih lalu mendengus. "Hmm, mengapa aku harus memberitahukan kepadamu "
Kalau ingin tahu, tanyakan sendiri kepada Kim- jiu suseng . .
." Sekujur badan Kim-jiu suseng menjadi gemetar keras
setelah mendengar ucapan itu, katanya cepat cepat:
"Sebelum mendapat persetujuan dari locianpwe, boanpwe
tidak berani berbicara secara sembarangan"
"Hmm, sekalipun kau utarakan juga tidak mengapa!" kakek
berbaju hitam itu mendengus:
Dengan perasaan takut akhirnya Kim jiu su seng menghela
napas panjang panjang. 832 "Hongpo lo enghiong !" katanya kemudian" "dia adalah
Koay sian (dewa aneh)Li Ji hoay!"
Hongpo It hong merasakan tubuhnya ikut bergetar keras,
benaknya secara tiba tiba saja teringat kembali akan suatu
peristiwa yang menggetarkan sukma pada tiga puluh tahun
berselang. Mendadak saja sikapnya berubah seratus delapan puluh
derajat, buru buru dia membentak keras.
"Leng hong, cepat keluar dan memberi hormat kepada Li
locianpwee..." "Saat ini putra kesayanganmu sedang mabuk kepayang."
ucap si dewa aneh Li Ji koay cepat, "oleh karena aku melihat
dia kelenger terus maka untuk membersihkan badannya
maupun badannya, kuceburkan dia ke dalam jamban agar bisa
mandi dengan mandi dengan sepuasnya.
Perlu diketahui sampai di taraf manakah tenaga dalam
yang dimiliki Li Ji hong, boleh dibilang dia sendiripun tak tahu
walaupun dia memiliki kepandaian yang hebat dengan
kedudukan yang tinggi, namun sepanjang hidupnya jarang
sekali kakek ini membunuh orang dengan membunuh orang
dengan mempergunakan kepandaiannya.
Setiap orang yang terjatuh ke tangannya tak pernah dia
mendengar memukul atau menghajar tapi dicarikan suatu akal
untuk mempermainkan habis habisan hingga korbannya
lemas, kehabisan tenaga dan minta ampun.
Itulah sebabnya setiap umat persilatan akan menjadi
ketakutan setengah mati apabila mendengar nama Hek lu
lojin. 833 Sementara itu, Hongpo It-hiong menjadi tertegun setelah
mendengar perkataan itu, segera tegurnya:
"Apa maksud perkataanmu itu ?"
Tiba tiba ia mendengar berkumandangnya suara langkah
kaki yang berat berasal dari ruang belakang, tatkala dia
mendongakkan kepalanya, maka terkesiaplah kakek ini
sehingga tanpa terasa mundur dua langkah ke belakang.
Hongpo Leng hong dengan seluruh tubuh di kotori oleh
kotoran manusia yang berbau busuk sekali sedang melangkah
masuk ke dalam ruangan, bau busuk yang amat menusuk
penciuman benar benar memualkan perut siapapun.
Buru buru Lim Siok-hoa menutupi hidung sendiri sambil
mundur, sebaliknya Kim jiu suseng hendak manfaatkan
kesempatan itu untuk melarikan diri, tapi kepergiannya kena
dihadang kembali oleh Li Ji-koay.
"Leng hong, apa apaan kau ini ?" teriak Hong po It hong
lagi sambil mengulapkan tangannya, "ayo cepat kembali ganti
pakaian." "Ayah!" teriak Hongpo Leng hong amat gusar. "aku tcidil
fc(iicu j/wa cetfta tua bangka sialan itu."
Diam diam Hongpo It-hong mengeluh, cepat cepat dia
memberi kerdipan mata kepada putranya agar segera pergi.
Dengan uring uringan terpaksa Hongpo Leng hong
mendengus, lalu membalikkan badan dan berlalu dari situ.
Sementara itu, Li Ji-koay telah memandang sekejap ke arah
Bu Cing-peng kemudian menegur:
834 "Luka apa yang kau derita?"
Mendapat pertanyaan itu, terpaksa Bu Cing peng harus
mementangkan matanya sambil menyahut cepat:
"Boanpwe kena dihajar sebatang jarum beracun bulu
kerbau, kini racunnya sudah mulai menyerang jalan darah Ki
kan-hiat .. ." Sorot mata Li Ji-koay yang dingin menyeramkan segera
dialihkan ke wajah Kim jiu suseng, kemudian tegurnya:
"Mengapa kau tidak cepat cepat mencabut keluar senjata
rahasiamu yang bersarang ditubuhnya . ."
"Baik, baik !" sahut Kim jiu suseng dengan ketakutan.
Buru buru dia mengeluarkan sepotong besi semberani dari
sakunya dan ditempelkan diatas kaki Bu Cing peng, tak selang
berapa saat kemudian sebatang jarum lembut seperti bulu
kerbau telah mengalir keluar mengikuti cairan darah dan
menempel diatas besi semberani itu.
Setelah itu dia mengeluarkan sebungkus bubuk berwarna
hitam dan dipoleskan diseputar mulut luka tersebut, katanya
kemudian: "Sekarane kau boleh telan obat ini, dengan kerjanya obat
dari luar dan dalam, niscaya lukamu akan sembuh dengan
cepat. ." Bu Cing peng memandang sekejap kearahnya dengan
pandangan dingin, lela menelan bubuk obat tersebut ke mulut,
835
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setelah meneguk secawan air teh, buru buru dia memejamkan
matanya untuk bersemedi kembali.
"Sekarang berikan senjata perenggut nyawamu itu
kepadaku!" perintah Li Ji koay kemudian sambil
membentangkan telapak tangannya yang besar bagaikan
kipas itu. Berada didepan Li Ji koay, Kim jiu suseng benar benar tak
berani menunjukkan rasa angkuh atau jumawanya, dengan
ketakutan dia melepaskan ruyung panjangnya yang berwarna
perak dan diserahkan ke tangan kakek itu.
Li Ji koay memperhatikan ruyung itu sekejap, kemudian
dari ujung ruyung diambilnya keluar sebatang jarum emas dan
disentil kemuka pelan, dengan membawa kilatan cahaya tajam
jarum emas yang amat lembut seperti bulu kerbau itu segera
menancap diatas lengan Kim jiu suseng . .
"Aaah, kau . .." dengan perasaan terkesiap Kim jiu suseng
menjerit kaget. "Sepanjang jalanan arah barat laut kau telah membunuh
orang dalam jumlah yang banyak, maka sekarang akupun
mempersilahkan kau untuk ikut mencicipi bagaimana rasanya
tubuh keracunan hebat.." kata Li ji koay dingin.
Dengan suatu gerakan cepat dia merampas besi semberani
tersebut dari tangan Kim jiu suseng, kemudian memaksanya
menyerahkan pula obat penawar yang dimilikinya, setelah itu
baru ujarnya: "Sekarang, kuperintahkan kepadamu untuk berangkat ke
kota Cing hong tin di depan sana untuk mencari dua orang
lelaki, kedua orang bocah tersebut, yang satu she Liong yang
836 lain she Bok, dalam tiga jam mendatang kau harus sudah balik
kembali kemari, bila kau berani mengulur waktu, resiko nyawa
tanggung sendiri, kau jangan salahkan aku tak pernah
memperingatkan dirimu lagi."
Kim jiu suseng segera menghela napas panjang, diam-diam
dia berpikir didalam hati:
"Selama puluhan tahun malang melintang dalam dunia
persilatan belum pernah aku Kim-jiu suseng mengaami nasib
yang begini mengenaskan seperti apa yang kualami sekarang
ini, hari ini aku bisa bertemu dengan momok ini, boleh
dibilang nasibku memang lagi sial. lain hari aku mesti mencari
suhu agar dia yang mencari telur busuk tua itu untuk
menuntut balas." Tentu saja lain dalam pikiran, lain pula daIam mulut, buruburu
ia mengiakan berulang kali:
"Baik, baik, boanpwe segera akan kembali"
8aru saja dia hendak melangkah keluar dari ruangan,
mendadak dari balik pintu berjalan masuk seorang galis yang
dengan cepat saling bertatapan muka.
Begitu Kim jiu suseng menyaksikan wajah gadis itu, diamdiam
ia mengeluh, sambil menarik napas dingin pikirnya:
"Bukankah dia sudah disekap oleh Hongpo Leng hong "
Mengapa bisa munculkan diri di sini ?"
Tiba tiba terdengar Li Jl-koay yang berada di punggung
keledainya melirik sekejap ke arah gadis tersebut kemudian
menegur: 837 "Hei bocah, bagaimana dengan persoalan yang kuserahkan
kepadamu itu ?" Sambil menghadang jalan pergi Kim jiu su seng, Bu Siau
huan menyahut dengan cepat:
"Segala sesuatunya telah kulakukan dengan mengikuti
maksud hati kau orang tua, papan nama Thian hee tit lt keh
tersebut sudah kuhancurkan menjadi berkeping keping, Loya
cu Kim jiu suseng inilah keparat yang telah membekukku,
bagaimana juga kau harus membalaskan dendam bagiku."
Li Ji koay segera tertawa terbahak bahak.
"Haah .. haah .. haah . orang ini berhati kejam dan buas,
tempeleng saja mukanya sebanyak dua kali."
Bv Siau huan segera tertawa cekikikan sambil mendekati
Kim jiu suseng dia segera mengayunkan telapak tangannya
dan "Plook ! Plook !" dua tamparan keras telah bersarang
secara telak diatas wajah lawan.
Seketika itu juga, Kim jiu suseng merasakan pandangan
matanya berkunang kunang, matanya menjadi merah dan
pipinya sakit sekali seperti diiris iris dengan pisau, selapis
hawa pembunuhan yang menggidikkan hati segera
menyelimuti wajahnya. Li Ji koay yang menyaksikan kejadian itu segera
mengancam dengan suara dingin.
"Kim jiu suseng, kau tak usah menyimpan maksud jelek
lagi, mulai saat ini bocah perempuan tersebut adalah muridku,
bila kau berani berbuat sesuatu kepadanya hmm, hati hati
kalau sampai kukutungi kaki anjingmu itu."
838 Kemudian sambil mengulapkan tangannya, dia
melanjutkan: "Nah, sekarang kau boleh pergi !"
Kim-jiu suseng tidak mengucapkan sepatah katapun juga,
tubuhnya dengan cepat melayang keluar dari ruangan dan
lenyap dari pandangan mata.
Bu Siau huan memang seorang nona yang cerdik sekali,
memanfaatkan kesempatan itu dia segera menjatuhkan diri
berlutut didepan Li Ji koay dan menyembahnya empat kali.
Dengan wajah tertegun Li ji koay menggoyangkan
tangannya berulang kali, serunya:
"Budak cilik, lagi apa apaan kau ini ?"
"Apa apaan " Alku kan lagi menjalankan upacara
pengangkatan suhu ?" sahut Bu Siau huan sambil tertawa
enteng. "cukup berdasarkan kemampuan mu yang dapat
menolongku dari tangan Hongpo Leng hong dalam satu
tanjakan saja, aku sudah tahu kalau kau memang seorang
calon guru yang paling tepat .. "
Kemudian sambil mengerdipkan matanya berulang kali,
dengan sikap yang lebih sok terusnya:
"Bila aku sudah menjadi muridmu, sudah pasti tak ada
orang yang berani menganiaya diriku lagi !"
Li Ji-koay segera tertawa terbahak bahak.
839 "Haah . haah . . haah . . kau si budak busuk memang
hebat, tapi mengapa pula demikian ?"
"Asal kusebutkan nama Hek lu lojin, siapa yang berani
mengusik diriku lagi." seru Bu Siau huan sambil membuat
muka setan. Tubuhnya berputar kencang lalu menubruk ke dalam
pelukan Lim Siok hoa sembari berseru dengan suara yang
amat keras: "lbu !" Dengan penuh kasih sayang Lim Siok hoa membelai
rambutnya yang hitam berkilat, lalu katanya sambil tertawa
ramah: "Nak, kau benar benar membuat ibu merasa amat
gelisah dan cemas . . ."
Mendadak senyuman yang semula menghiasi bibir Bu Siau
huan kembali lenyap tak berbekas, air mata lamat lamat
mengembang kembali dalam kelopak matanya, seakan akan
merasa amat pedih, maka katanya sambil menghela napas.
"Kalian tak usah mencari aku lagi, hatiku sudah menjadi
miliknya, biar sampai di ujung langit pun aku tetap akan
mencarinya, ibu! dapatkah kau memaafkan ketidak berbaktian
anakmu ini?" Dua titik air mata segera jatuh berlinang membasahi wajah
Lim Siok hoa, ujarnya. "Setiap orang yang berada dibukit Cing sia sedang
menantikan kedatanganmu terutama sekali yaya mu, saking
cemasnya dia sampai makan tak enak, tidur pun tak nyenyak,
840 apakah kau tega membiarkan batinnya tersiksa hanya
dikarenakan memikirkan dirimu?"
Bu Siau huan merasakan hatinya menjadi lemas kembali,
hampir saja air matanya jatuh bercucuran dengan mata yang
dibelalakkan lebar lebar dia menatap ibunya yamg lemah
lembut dan penuh kasih sayang itu tanpa berkedip sementara
mulutnya membungkam dalam seribu bahasa.
Sambit membelai rambut putrinya, kembali Lim Siok-hoa
berkata: "Nak, ayah dan ibu membutuhkan kau, sejak kau pergi
kami segera menyusul dirimu, kami kuatir kau yang muda
kelewat menurut napsu hingga membuat gara gara dalam
dunia persilatan kau masih kanak kanak, belum cocok untuk
ikut berkelana, tunggulah sampai kau berhasil dengan
kepandaianmu, saat itulah ke mana pun kau hendak pergi,
kami tak bakal banyak berbicara. . ."
Waktu itu Li ji koay sedang tidur diatas punggung
keledainya, sedangkan Hongpo It-hiong tak berani
mengumbar amarahnya sehingga terpaksa harus
membungkam terus di tempat.
Kini, dalam ruangan hanya kedengaran suara napas dari
berapa orang itu saja, sedang suasana amat hening dan tak
kedengaran sedikit suara pun . . .
Kurang lebih seperminum teh kemudian, mendadak dari
kejauhan sana berkumandang suara keleningan yang berbunyi
amat nyaring, suara keleningan tersebut berasal dari kejauhan
sana dan makin lama semakin mendekat.
841 Begitu bunyi keleningan berkumandang, semua orang sama
sama tertegun, tak seorang pun yang tahu suara keleningan
tersebut berasal dari mana . . "
Ki ji-koay masih saja tertidur nyenyak, dii seolah olah tidak
ambil perduli atas semua kejadian yang berlangsung
disekelilingnya tapi yang paling tidak tenteram hatinya adalah
Bu Siau- huan Tampak gadis itu memasang telinganya baik baik sambil
mendengarkan suara tersebut penuh perhatian sementara
jantungnya berdebar keras sekali. . .
Saara keleningan yang semula bsrkumandang dikejauhan,
kini sudah makin mendekat, bahkan berhenti didepan gedung
bangunan tersebut. Baru saja Bu Siau huan hendak melompat ke luar untuk
menjenguk, Lim Siok hoa telah menggenggam tangannya erat
erat sembari berbisik: "Nak, tenangkan dulu hatimu, siapa tahu orang orang itu
bukan dia. . ." Merah jengah selembar wajab Bu Siau huan sehabis
mendengar perkataan itu. Belum lagi dia menduga siapa yang datang, suara langkah
yang berat telah menggema dalam ruangan, kemudian
terdengar seseorang menegur dengan suara keras.
"Hei! Emangnya orang disini sudah pada mampus?"
Suaranya kasar, dingin. kaku dan sama sekali tiada nada
suara yang teratur itu segera menggetarkan seluruh badan Bu
842 Cing peng, mendadak ia menggenggam gagang pedang
sendiri, kemudian matanya dialihkan ke arah pintu gerbang
dengan wajah tegang. "Siapa yang datang " "seru Hongpo It hiong kemudian
ketus, "ada urusan apa datang ke Pek see wu ."
"Ehmm. . suatu pertanyaan yang bagus!" jengek orang
diluar pintu seram. Seorang kakek berjubah merah yang berwajah penuh
cambang telah masuk dengan langkah lebar, sorot matanya
memandang sekejap ke segenap seluruh ruangan.
Kemudian pelan pelan dialihkan ke wajah Hongpo It hiong.
sahutnya kasar: "Kau sedang bertanya kepadaku?"
Dalam pada itu, Hongpo It hiong memang sedang
mendongkol sekali dan tiada tempat pelampiasan,
menyaksikan kekasaran dan kesombongan manusia aneh
bercambang itu, kontan amarahnya meluap-luap.
"Benar, lohu sedang menanyakan siapa namamu?" serunya
sambil tertawa dingin. Kakek berjubah merah itu segera tertawa seram:
"Heeeh, heeeh, heeeh. jika kau sudah mengetahui namaku,
mungkin bakal mampus karena ketakutan, lebih baik tak usah
bertanya saja. Hongpo It hiong tertawa dingin.
843 "Mm. aku tidak percaya dengan segala macam takhayul,
Iblis akhirat pencabut nyawa yang paling termashur dalam
dunia persilatan pun cuma Poh lo ngo seorang, kecuali dia.
lohu tidak bisa menduga manusia dari mana lagi yang bisa
membuat kaget lohu."
"Heeehhh, heeehhh tidak berani" kakek berjubah merah itu
tertawa seram, "lohu memang tak lain adalah Pek tok sinkun
Poh Lui." "Haaahh. .." Hongpo It hong menjerit tertahan saking kaget
dan tercengangnya, tanpa terasa tubuhnya mundar lima enam
langkah dengan sempoyongan, pada hakekatnya die tidak
menyangka kalau orang yang berada dihadapannya sekarang
bukan lain adalah Pak sia kun malaikat sakti selaksa racun
kontan saja hatinya tercekat.
"Heran, mengapa orang kenamaan bisa bermunculan di Pak
see wu ku pada hari ini ?" demikian ia mulai berpikir, mula
mula datang si kakek berkeledai hitam, sekarang muncul lagi
seorang malaikat sakti selaksa racun walaupun si Kakek
berkeledai hitam tidak akan mencelakai jiwa manusia secara
sembarangan tapi Pek tok sinkun membunuh oiang hanya
dalam sentilan jarinya saja, Konon orang ini berhasil memiliki
ilmu Pek tok sinkang yang maha dahsyat seluruhnya tubuhnya
seolah olah terdiri dari racun semua, sehingga tempat yang
pernah di sentuh olehnya. entah binatang entah manusia bila
berani menyentuhnya akan berakibat kematian yang
mengerikan. Aku tak boleh gegabah, dia adalah nnnusia
beracun yang bisa membunuh orang tanpa wujud."
Karena berpendapat demikian, Hongpo It-hiong tak berani
bertindak gegabah lagi, dengan suara gemetar katanya:
"Lohu tidak tahu kalau saudara Poh yang datang, harap
sudi memaafkan, harap sudi memaafkan."
844 "Mana, mana." Pek tok sin-kun Poh Lo-ngo tertawa seram,
"kau toh menganggap dirimu nomor wahid di dunia ini, sudah
barang tentu tak sebelah matapun kau akan memandang
seorang murid golongan beracun macam aku ... anggota Pek
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
to bun tersebar luas sampai dimana mana, tapi mereka tak
berani mengatakan dirinya nomor satu, Sungguh tak disangka
di Pek see wu yang begitu kecil pun terdapat manusia yang
tak punya biji mata seperti kau."
"Tapi . . tapi . . semuanya itu adalah berkat cinta kasih
sahabat kangouw untukku, lohu sendiri tahu kalau aku tidak
berkemampuan apa apa . ." seru Hongpo It-hiong gemetar.
Pek tok sinkun Poh Lo ngo tertawa dingin.
"Kau terlalu sungkan, kau terlalu sungkan, aku Poh Lo ngo
ingin sekali mencoba sampai dimanakah kemampuan yang kau
miliki itu!" Tubuhnya bergerak kemuka dan melompat setinggi lima
depa lebih, dari tengah udara itulah dia melepaskan tiga buah
serangan dahsyat ketubuh Hongpo It hiong.
Ke tiga buah serangan mana nampaknya sangat enteng
dan lamban, sedikit pun tidak berkekuatan apa apa, akan
tetapi Hongpo It hiong tak berani menyambut dengan
kekerasan, dengan ketakutan buru buru dia berkelebat
beberapa kali untuk mengigos ke samping.
Menyaksikan perbuatan orang, Pek tok sin kun segera
tertawa terbahak bahak. "Haaah . . haaah . . haah . . kau sudah terkena racun Ngo
tok kang ku!" 845 Paras muka Hongpo segera berubah hebat, teriaknya
tertahan: "Kau ..."
Tiba tiba saja tubuhnya yang tinggi besar itu roboh
terjengkang keatas tanah.
Untung saja Hongpo Leng hong kebetulan muncul dari
ruang belakang, melihat keadaan itu. dia segera berteriak
keras lalu memeluk tubuh Hongpo It-hong erat erat.
"Ayah, mengapa kau ?" teriaknya.
"Aku . . aku sudah tak tahan lagi !" bisik Hongpo It hong
dengan suara gemetar. Seluruh tubuhnya telah gemetar keras sekali, gumpalan
darah hitam meleleh keluar dari lubang hidungnya, matanya
terkatup dan napasnya tahu tahu lenyap.
Kesemuanya itu kontan saja membuat Hong po Leng hong
menjadi ketakutan setengah mati, saking kagetnya dia sampai
terbelalak dengan mulut melongo, untuk beberapa saat lama
nya dia hanya berdiri kaki ditempat tanpa mengetahui apa
yang harus diperbuatnya. Bu Cing peng pun murka sesudah mengikuti jalannya
peristiwa tersebut, serunya kemudian:
"Betul betul suatu ilmu beracun yang sangat lihay,
membunuh orang betul betul tanpa bayangan."
Mendengar itu Pak tok sinkun Poh Lo ngo tertawa terbahak
bahak dengan kerasnya. 846 "Haaahh . , . haaah , . haaah . ,, kalian dapat menyaksikan
kepandaian sakti dari Pek tok bun kami, mesti harus mati.
rasanya kamu semua juga tak usah kecewa."
Sinar kebuasan tiba tiba muncul diatas wajahnya, setelah
berhenti sejenak, ia menegur lagi dingin:
"Siapakah yang she Li di tempat ini?"
Didalam ruangan yang luas sekarang, kecuali si kakek
berbaju hitam Li Ji koay yang berasal dari warga Li, boleh
dibilang tiada orang ke dua yang she Li.
Tapi waktu itu Li Ji koay masih saja tertidur dengan amat
nyenyak, seolah olah apa yang terjadi disitu sama sekali tidak
diketahui olehnya. "Aku she Li!" mendadak Bu Siau huan membelalakkan
matanya lebar lebar. Tidak terlukiskan rasa kaget Bu Cing peng dan Lim Siok hoa
sesudah mendengar seruan itu, mereka tak menyangka kalau
Bu Siau huan bakal bertindak demikian.
Mereka cukup tahu bahwa Pek tok sinkun Poh lo ngo
adalah seorang pentolan golongan hitam yang suka
membunuh manusia seperti menginjak mati seekor semut
saja, tak nanti dia akan mengerutkan dahi oleh pembunuhaa
keji yang dilakukannya. Dasar Bu Siau huan masih kecil, dia tidak tahu lihay justru
berani mengusik gembong iblis tersebut tanpa perasaan takut
barang sedikit pun jua. 847 Dengan perasaan gelisah Lim Siok hoa segera berseru:
"Siau huan . . . ."
Bu Siau huan berlagak seakan akan tak mendengar, dia
hanya memandang ke wajah Pek-tok sinkun Poh Lo ngo
dengan pandangan dingin. Dengan wajah tidak percaya Pek-tok sinkun Poh longo
segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Tidak mirip, tidak mirip." dia bergumam seorang diri, "kau
tak punya keberanian sebesar itu, juga tak punya kemampuan
itu, siapa pun didunfa ini tahu kalau aku Poh lo ngo
membunuh orang tanpa berkedip, belum pernah ada orang
yang berani mengusikku. . aaah, betul mungkin memang kau,
begitu banyak pembantu telah kau undang kemari, yaa.ya. .
seharusnya aku sudah memikirkan hal ini sejak sebelum
memasuki Pek see wu tadi, ."
Sesudah tertawa seram, lanjutnya:
"Nyalimu sungguh amat besar, boleh saja ku ampuni
selembar jiwamu, tapi semua orang yang berada didalam
ruangan ini tak seorangpun bisa lolos dari sini dalam keadaan
selamat. . haah, haah, haah, haaah,"
"Tapi aku toh yang mengundangmu kemari, apa sangkut
pautnya dengan mereka," seru Bu Siau huan dingin.
Kembali Pek tok sinkun tertawa tergelak.
"Haahaahahaa . . . kau sibocah benar benar tak tahu diri,
kuampuni dirimu berarti hal ini melupakan rejekimu, masa kau
masih mintakan ampun bagi yang lain, ehmm, masa kau tidak
848 tahu tentang peraturan dari Pek tok bun kami" Pek Tok bun
adalah pemimpin dikolong langit, dimana anggota perguruan
kami lewat, setiap orang yang berada di sekitarnya harus
sama sama memberi hormat, dengan begitulah jiwanya baru
akan lolos dari ancaman. kalau tidak hemmm, semuanya akan
mampus keracunan." "Bangsat tua serahkan nyawa anjingmu .." mendadak
terdengar Hong po Leng hong membentak keras.
Rupanya sekarang dia baru tahu kalau Pek tok sinkun Poh
Lo ngo adalah musuh besar pembunuh ayahnya, sambil
membentak keras tubuhnya segera menerjang kemuka secara
kalap. Tenaga dalam yang dimiliki jagoan yang pernah membunuh
tujuh puluh dua orang jagoan dibukit Hu go-i san ini benar
benar amat sempurna apalagi serangan mana dilancarkan
dengan sepenuh tenaga, bisa dibayangkan betapa mengerikan
ancamannya tersebut. Sambil tertawa dingin Pek tok sinkun segera menjengek:
"Tampaknya kau memang pingin mampus!"
Tubuhnya merendah ke bawah, kemudian telapak tangan
kanannya diangkat keudara, segulung hawa beracun yang
berwarna hitam segera memancar keluar dari telapak
tangannya. Sambil tertawa keras dia segera menyongsong datangnya
ancaman lawan dengan keras lawan keras.
"Blaaammm..." 849 Ditengah udara segera berkumandang suara ledakan
dahsyat yang amat memekikkan telinga, pusaran angin
pukulan yang sangat menggetarkan seluruh ruangan dan
mengguncangkan dinding serta atap bangunan, sebuah
lubang besar segera muncul dilangit langit rumah.
Waktu itu malam sudah menjelang, bintang bintang
bertaburan diangkasa. Hongpo Leng hong merasa hatinya amat tercekat,
mendadak telapak tangannya terasa kaku segulung hawa
hitam merambat naik keatas tubuhnya melewati telapak
tangan kemudian menyambar keseluruh lengannya, dalam
waktu singkat lengannya telah berubah menjadi hitam pekat.
"Racun api yang telah kau pergunakan?"
Pek tok sinkun Poh Lo ngo tertawa dingin.
"Racun itu bernama Ban pok yan (selaksa-langkah
sempoyongan) setengah jam kemudian tubuhmu akan
menjadi darah dan mampus."
"Setengah jam" gumam Hongpo Leng hong, "masih cukup
waktu buat kita untuk..."
Secepat sambaran petir dia menyambar tubuh Hongpo It
hiong kemudian meluncur keluar dalam waktu singkat
bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.
Bu Siau huan turut membentak nyaring: "Didalam sekejap
mata saja, kau telah menghancurkan dua orang jago tangguh,
Poh Lo-ngo, hatimu sebenarnya terbuat dari apa " Mengapa
kau mempergunakan pembunuhan sebagai permainan saja . ."
850 Pek tok sinkun Poh Lo ngo tertegun, lalu serunya:
"Kau ini mengerti apa " Aku senang membunuh siapa aku
akan membunuh siapa, lebih baik jangan memancing
kemarahanku kalau tidak, hmmm, kau pun akan turut
kubunuh. Budak setan cilik, siapa gurumu ?"
"Aku !" Kakek berkeledai hitam Li Ji koay membuka matanya waktu
itu dan menyahut dengan cepat.
Pek tok sinkun Poh Lo ngo merasakan hatinya amat
terkesiap sambil berpaling segera bentaknya:
"Siapa pula kau ?"
Kakek berkeledal hitam itu tertawa terbahak bahak.
"Haahhh . . haaahhh . . haaahhh . . kau si cucu kura kura
buat apa mesti berkaok kaok " Semua harta cek yaao kakek
moyangmu kan sudah terkumpuI disini. masa kau tak kenali
siapakah aku " Betul betul punya mata tak berbiji."
Pek-tok sinkun Poh Lo ngo memandang sekejap ke arah
keledai hitam itu, mendadak ia seperti teringat akan
seseorang, dengan perasaan terkejut wajahnya segera
berubah hebat. "Heeeehh . . heeehh ., heebhh . . aku masih mengira siapa
yang berani mengundang aku Poh Lo ngo datang kemari,
rupanya perbuatan dari kau si pincang gadungan." serunya
sambil tertawa seram, "heeehhh .. heehh . . heeehhh . . .
851 setiap orang mengatakan kau sebagai bintang penolong, tapi
aku adalah tonggak dari golongan hitam, Aku rasa ada
baiknya kalau kita memanfaatkan hari ini untuk saling beradu
kemampuan, coba kita buktikan bersama, siapa yang lebih
berhak menjadi majikan dalam dunia persilatan, golongan
putih atau golongan hitam."
Kakek berkeledai hitam turut tertawa aneh, "Haaahaaha.
barisan, barisan Pek tok toa tin yang disusun oleh anak cucu
muridmu sewaktu berada di perguruan Pek tok bun tempo
hari pun tak mampu berbuat apa apa kepadaku, kau sendiri
bisa berbuat apa" Hmm padahal aku hanya mengandalkan
sepasang tangan kosong belaka, tapi anak cucumu itu sudah
berkaok-kaok dan menjerit jerit minta gendong ayah Ibunya."
"Omong kosong!" bentak Pek tok sinkun Poh Lo ngo
dengan teramat gusarnya, "tempo hari kebetulan aku tak ada
dirumah hitung hitung saja sebagai rejekimu tetapi hari ini ...
hmm, jangan harap kau akan semujur tempo hari."
Seraya berkata, dia lantas berdiri dengan telapak tangan di
silangkan di depan dada, sorot matanya memancarkan sinar
kebuasan, diawasinya kakek berkeledai hitan itu lekat-lekat,
seakan-akan rasa bencinya terhadap Li Jikoay sudah merasuk
sampai ketulang sumsum. Tampaknya kakek berkeledai hitam Li Ji koay sendiripun tak
berani bertindak gegabah setelah menyaksikan sorot mata
buas dari Pek tok sinkun Poh Lo ngo yang telah diselimuti
hawa napsu membunuh itu, kendatipun sikapnya masih acuh
tak acuh, padahal seluruh tenaga dalam yang dimilikinya telah
tersebar diseluruh badannya.
Kemudian sambil memandang ke arah Pek tok sinkun,
katanya sambil tertawa mengejek:
852 "Tunggu dulu, tunggu dulu, Sekarang masih belum
waktunya bagi kita untuk turun tangan."
"Mau menunggu sampai kapan lagi?" teriak Pek tok sinkun
Poh Lo ngo dengan gusar. Li Ji koay memasang telinganya sambil mendengarkan
beberapa waktu, kemudian baru serunya:
"Tunggulah sampai orang yang kuundang telah
berdatangan semua !"
Pek tok Sin kun Poh Lo ngo membentak nyaring: "Jadi kau
telah mengundang bantuan."
Dia cukup mengetahui akan kelihayan tenaga dalam yang
dimiliki si kakek berkeledai hitam itu. dapatkah melukai
lawannya hingga kini masih merupakan suatu tanda tanya
benar, tak heran kalau dia merasa terperanjat sekali setelah
mendengar ia mengatakan sedang mengundang datangnya
bala bantuan. Didalam anggapannya, bala bantuan yang diundang kakek
berkeledai hitam itu sudah pasti merupakan jago jago pilihan
dari dunia persilatan. "Seandainya hal ini benar benar sampai terjadi, dibawah
kerubutan beberapa orang maka posisinya tentu akan
tergencet, malah bisa jadi kalau bukan mati atau terluka
parah." Ancaman yang dirasakan amat serius ini segera memaksa
Pek tok sinkun untuk bertindak cepat, mendadak dia
menerjang maju kedepan kemudian telapak tangannya
853 diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan yang amat
dahsyat. LI JI-KOAY segera bertindak pula dengan cepat seluruh
jubah hitamnya menggelembung besar, lalu tangan kanannya
diangkat untuk menyongsong datangnya serangan tersebut
dengan kekerasan "Blaang..." Dengan suara benturan nyaring yang memekikan telinga,
kedua belah pihak sama sama merasakan tubuhnya bergetar
keras, masing-masing segera dibuat terkesiap oleh
kemampuan lawannya
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sambil tertawa terbahak bahak Li Ji koay segera berseru:
"Poh lo ngo, tampaknya racun racunmu itu sama sekali tak
ada gunanya bagiku."
"Benarkah begitu ?" jengek Pek tok sinkun Poh Lo ngo
tertawa dingin, "aku tidak percaya..."
Pergelangan tangan kirinya digetarkan pelan, dari dalam
sakunya dia mengeluarkan sebuah tabung bambu yang besar,
dan dalam tabung iiu kedengaran suara berkaok-kaok yang
aneh sekali. Sambil tertawa seram, Pek tok sinkun Poh Lo ngo berseru:
"lnilah laba-laba emas Kim bo dan cu yang kudapatkan dari
wilayah Biau, asal kau berani bertarung melawan laba-laba
emasku ini, maka anggap saja aku takluk kepadamu .."
854 Dengan cepat dia membuka tabang bambu tersebut,
diiringi suara berkaok kaok aneh seekor laba laba besar
berwarna emas telah melompat keluar, laba laba itu aneh dan
besar tubuhnya seakan bisa memperdengarkan suara berkaok
yang aneh sekali. Setibanya dilantai, laba laba tersebut mendongakkan
kepalanya dan memandang sekejap ke arah Li Ji koay,
kemudian selangkah demi selangkah dia bergerak maju
kedepan mendekati musuhnya.
Mendadak bayangan emas berkelebat lewat tahu tahu laba
berwarna emas itu sudah menyambar datang, sambil tertawa
dingin Li Ji-koay mengebas ujung bajunya, laba laba raksasa
itu terhantam angin pukulan yang keras dan segera terjatuh
kembali ke tanah. Tapi begitu sampai ditanah laba laba raksasa itu kembali
melompat kedepan, bahkan mementangkan mulutnya siap
menggigit kaki Li Ji koay .. .
Keledai hitam tersebut segera mengangkat kaki depannya
dan langsung menginjak keatas badan si laba laba tersebut.
Tampaknya laba laba raksasa itu sudah mendapatkan
pendidikan yang cukup lama, tubuhnya melompat dan berkelit
kembali ke samping menghindarkan diri dari injakan kaki
depan keledai hitam itu, kemudian tubuhnya melompat ke
udara. Sambil tertawa ringan Li ji koay berseru:
855 "Aaanh, makhluk seperti inipun kau besar besarkan
kemampuannya, benar benar hanya mentertawakan lohan
saja !" Jari tangannya segera disentilkan ke muka, segulung
desingan angin tajam dengan cepat meluncur ke muka.
Laba laba raksasa itu gemetar keras, kemudian bergulingan
beberapa kali di tanah, setelah itu matanya saja yang tetap
melotot besar, namun tubuhnya sama sekali tak berani
berkutik lagi. "Pek tok sinkun yang menjumpai kejadian tersebut, betul
betul naik pitam dibuatnya, dia segera membentak gusar.
"Makhluk yang tak berguna!"
Ujung bajunya segera dikebutkan kembali ke depan,
mendadak dari balik ujung bajunya itu menggelinding keluar
beberapa puluh ekor kala jengking yang berwarna merah
darah, begitu mencapai tanah, kata lengking berwarna merah
itu segera membantu formasi penyerangan dan bersama sama
mendekati Li Ji kay. Sambil menggelengkan kepalanya berulang kali dan kening
berkerut Li Ji koay berseru:
"Hai makhluk tua beracun, tampaknya semua makhluk
beracun yang ada didunia sudah kau kumpulkan semua,
kalajengking besar berwarna merah seperti ini biasanya hanya
akan dijumpai diwilayah Biau saja, tempat lain tak mungkin
bisa menemukannya, sungguh tak di sangka kau bisa
menemukan sebanyak ini dalam waktu singkat."
Pek-tok sinkun Poh Lo ngo tertawa seram.
856 "Heh, heeh. heeh, itu mah tidak terhitung seberapa, meski
kalajengking merah merupakan barang yang langka, namun
bagiku sama sekali tak ada harganya."
Berbicara sampai disitu, ia segera memperdengarkan suara
pekikan aneh yang melengking.
Berpuluh puluh kalajengking merah itu segera melompat
kemuka dan menerjang ke tubuh Li Ji koay.
Menghadapi ancaman mana, Li Ji koay menggerakkan
telapak tangannya berulang kali melancarkan pukulan maut
yang membinasakan kalajengking kalajengking itu.
Baru saja dia akan melancarkan serangan lagi, mendadak
laba-laba raksasa berwarna emas itu bergerak tanpa
menimbulkan suara sedikitpun kemudian secepat "kilat
menggigit lengannya. Bu Siau huan menjadi kaget sekali, teriaknya keras keras:
"Suhu, hati hati !"
Mendadak dari luar pintu berjalan masuk seseorang,
tampak orang itu menggerakkan pedang kayunya dan secepat
kilat menembusi tubuh laba-laba emas tadi.
Darah busuk menyembur keluar dari perutnya yang putus,
dan mampuslah laba-laba itu.
Jago pedang buta Bok Ci yang baru muncul sama sekali
tidak berhenti sampai disitu saja, secara beruntun dia
melancarkan tujuh buah serangan lagi, dalam sekejap mata
tujuh ekor kalajengking darah yang telah terbunuh.
857 Tak terlukiskan rasa terperanjat Pek tok sinkun Poh Lo ngo
menyaksikan kejadian ini.
Buru buru dia menarik kembali sisa kalajengking yang
belum terbunuh itu. "Bocah keparat, siapa kau ?" bentaknya ke muiian dengan
amat gusar. Li Ji koay tertawa terbabak-bahak.
Haah, haah, haha, dia adalah Bok Ci putra dari si Pedang
langit." Dengan perasaan terkesiap tiba tiba Pek-tok sinkun Poh Lo
ngo mundur beberapa langkah kebelakang, dia sama sekali
tak menyangka kalau anak muda yang berada dihadapannya
sekarang adalah putra si pedang langit yang amat lihay itu.
Dengan amat gusarnya dia membentak lagi.
"Bocah keparat, kau berani merusak rencana baikku."
"Kemarin, sejak kuterima surat pemberitahuan dari Li
locianpwe, aku sudah berkeinginan untuk bermain main
dengan ahli racun seperti kau, dan sekarang aku bersama adik
Liong akan bersama-sama menguji kemampuanmu itu." kata
Jago pedang buta Bok Ci. Liong Tian im yang mengikuti dibelakang rekannya,
sementara itu sudah berjaga jaga disudut dinding ruangan
dengan senjata patung iblis emas berada ditangannya, sorot
mata yang dingin pun sedang mengawasi Poh Lo ngo tanpa
berkedip. 858 Sebaliknya Kim jiu suseng bersembunyi di tempat
kejauhan, rasa girangnya setelah menyaksikan kejadian
tersebut tak berani ditampilkan keluar dia sudah berencana
asal Li Ji koay sudah menyerahkan obat penawar racunnya,
maka dia akan melarikan diri untuk menyelematkan diri.
Bu Siau huan yang menyaksikan kemunculan si anak muda
itupun segera bersorak gembira: "Liong, kau telah datang!"
Liong Tian im tertawa: "Oooh, rupanya kaupun berada
disini . ." Tiba tiba saja timbul suatu pergolakan aneh dalam hatinya,
tapi pergolakan tersebut tak berani diutarakan secara terangterangan,
maka dengan cepat dia memusatkan pikirannya lagi
dan mengawasi Poh Lo ngo dengan senjata patung Kim mo
sin jin digenggam erat erat.
Sementara itu Poh Lo ngo sudah mengumpat dengan amat
gusarnya: "Poocang she Li, kau sengaja mengatur ke dua orang
siaupwe ini untuk menghadapiku ?"
Dta percaya ilmu beracunnya sudah tiada tandingan lagi
dikolong langit, maka walaupun hatinya terkejut bukan berarti
dia menjadi jeri. Diam diam hawa murninya dihimpun ke dalam sepasang
telapak tangannya, asalkan Li-Ji koay turun tangan maka dia
akan melepaskan pukulan dengan Pek tok sinkangnya yang
tiada tara hebatnya itu serta menyergap secara tiba tiba.
859 Menurut perkiraannya, serangan yang dilancarkan secara
mendadak itu sudah pasti akan berhasil melukai Liong dan
Jago pedang buta Bok Ci diujang telapak tangannya.
Li Ji koay tertawa seram, tiba tiba katanya:
"Lebih baik urungkan saja niatmu Itu, sewaktu berada di
jalan raya Kwan lote aku pernah melihat kau membunuh
orang dengan mempergunakan ilmu pukulan beracun itu,
demi ditegakkannya keadilan serta kebenaran daIam dunia
persilatan, terpaksa aku harus melenyap an engkau dari muka
bumi . ." Setelah mendelik ke atas. kepada Liong Tian-im dan jago
pedang buta serunya: "Kalian berdua khusus menyerang tangan kirinya, agar dia
tak berkemampuan untuk melepaskan ilmu beracunnya untuk
melukai orang, paling baik lagi jika dapat menemukan sebuah
cara untuk mengutungi lengan kirinya ini. . . ."
Jago pedang buta Bok Ci membentak keras, pedang
kayunya segera diputar dan membacok lengan kiri Poh Lo ngo
dengan jurus Sang see bun bui (atas bawah penuh cahaya)
(Bersambung jilid 21) 860 CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 21 POH LO NGO CEPAT MELAYANG ke samping, baru saja
akan maju untuk melepaskan pukulan kedepan, tiba tiba Liong
Tian im yang berada dibelakang telah tertawa dingin, senjata
patung Kim mo no jinnya cepat didorong kedepan, sekilas
cahaya emas diiringi gumpalan angin pukulan yang dahsyat
langsung menerjang ke punggung Poh Lo ngo.
Tak terlukiskan rasa terkejut Pob Lo ngo menghadapi
ancaman ini dia sama sekali tak meoyangka kalau pemuda itu
memiliki tenaga dalam yang amat sempurna.
Saking gugupnya, dia sampai tak berkesempatan sama
sekali untuk melancarkan serangan balasan, segera pikirnya.
861 "Bila aku tidak berusaha umuk memancing kedua orang ini
keluar kemudian menggerakan barisan ular untuk
membinasakan mereka Semua...wah bisa berabe aku nanti..."
Secara beruntun dia lepaskan dua buah pukulan gencar,
kemudian tubuhnya berputar satu lingkaran dan kabur melalui
lubang besar di langit langit rumah.
"Aduh celaka" teriak Li Ji koay keras ke ras, "anak kura
kura itu hendak melarikan diri."
Keledai kecilnya segera meringkik panjang dan ikut
menerjang keluar dengan kecepatan luar biasa! kemudian
binatang tersebut berlarian menembusi jalanan. .
Jago pedang buta Bo'c Ci tidak ambil diam dia menarik
tangan Liong Tian im sambil berseru:
"Bajingan itu tak boleh dilepaskan, ayo kita kejar..."
Dltengah kegelapan malam yang mencekam seluruh jagad,
tampak bayangan manusia berkelebat lewat, Jago pedang
buta beserta Liong Tian im secepat kilat sudah mengejar
sejauh lima li dan sampai dimuka sebuah hutan yang besar.
Suasana didalam hutan itu sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suara pun, langit gelap gulita sehingga sukar untuk
melihat kelima jari tangan sendiri.
Baru saja Liong Tian im hendak melompat kedepan, Jago
pedang buta Bok Ci segera menahannya sambil berbisik:
"Adik Liong, jangan bertindak gegabah, hati hati kalau
bajingan itu menggunakan racun."
862 Belum habis dia berkata, tiba tiba dari arah hutan terdengar
bunyi seruling yang dimainkan dengan nada aneh, tak selang
berapa saat kemudian, dari empat penjuru segera terdengar
pula suara seruling yang sahut bersahutan, dalam kegelapan
malam yang mencekam, terlihat ada lima enam orang lelaki
berbaju putih dengan membawa tongkat panjang dan
membunyikan sumpritan kecil dimulut, sedang mengetukkan
tongkat bambunya ke tanah.
Jago pedang buta Bok Ci dan Liong Tian-im segera
menundukkan kepalanya, tapi dengan cepat mereka berseru
kaget: "Aah, ular! Ular!"
Rupanya seluruh permukaan tanah sudah dipenuhi oleh
ular ular beracun yang sama-sama mengangkat kepalanya,
mata mereka yang kecil seperti batang dan berwarna biru itu
nam pak berkilauan dan menyeramkan sekali.
"Cepat pasang api!" buru buru jago pedang buta Bok Ci
berseru. Buru buru dia mengeluarkan api dan membakar rumput
rumput kering disitu. Asap tebal berwarna hitam dengan sorot api yang berwarna
biru dengan cepat menyelimuti seluruh arena disekitar sana,
membuat suasana menjadi terang benderang.
Meminjam sorotan cahaya api itu, Liong Tian im
memperhatikan sekejap seputar situ, ternyata jumlah ularnya
mencapai ribuan bahkan laksaan ekor banyaknya, diujung
timur, barat, utara dan selatan masing masing berdiri seorang
lelaki berbaju putih yang menggerakkan tongkat bambunya
863 sambil memperdengarkan suara sumpritan yang aneh,
rupanya merekalah yang mengatur ular ular tersebut untuk
melakukan pengepungan. Liong Tian im benar benar amat terkesiap sementara waktu
ia dibikin terkesiap oleh situasi yang di hadapinya sementara
hawa murninya segera dihimpun kedalam Kim mo sin jin nya
sehingga senjata tersebut memancarkan sekilas cahaya tajam.
Rombongan ular yang berada dibarisan terdepan segera
berhenti, ternyata mereka tidak beraai bergerak lebih
kedepan, Liong Tian im segera berbisik: "Toako, untuk
menghancurkan barisan ular tersebut terpaksa kita harus
membunuh pawang pawang ular itu . .."
Jago padang buta Bok Ci memutar pedang kayunya dan
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
secara beruntun membacok mati tujuh delapan ekor ular kecil
berkembang kembang yang berada disekitarnya, sementara
teIapak tangan kirinya diayunkan kedepan melepaskan
pukulan dahsyat yang membuat kawanan ular itu terseoar
kemana mana. Ketika mendengar perkataan itu, segera sahutnya dengan
wajah bersungguh sungguh:
"Benar, Ban coa tin (barisan selaksa ular) dari perguruan
Ban tok bun memang merupakan suatu kepandaian yang
unggul di dalam dunia persilatan, kini berhubung api masih
berkobar, maka untuk sementara mereka tak berani
menerjang kita, sebentar jika barisan ular itu sudah mulai
bergerak, bisa jadi kita akan tercekam dalam kematian, aaai
entah Pek tok sinkun Poh Lo ngo sudah bersembunyi dimana"
Rupanya dia hanya menitahkan pawang pawang ularnya untuk
mengurung kita berdua . ."
864 Setelah menghela napas panjang lanjutnya:
"Sungguh tak disangka, kita berdua bakal mati dikerubuti
kawanan ular ini." Belum habis dia berkata, dari kegelapan malam sudah
kedengaran suara tertawa aneh dari Poh Lo ngo
berkumandang memecahkan keheningan.
Tampak Pek tok sinkun Poh Lo ngo dengan langkah lebar
telah berjalan melewati barisan ular tersebut.
Liong Tian im segera membentak keras: "Orang she Poh,
kalau punya kepandaian ayo kita berduel sampai salah
seorang mati, hanya perbuatan pengecut saja yang akan
mempergunakan makhluk makhluk busuk itu untuk
mengurung kami." Kemudian setelah tertawa keras, terusnya: "Hai, beranikah
kau untuk berduel denganku?"
Pek tok sinkun Poh Lo ngo tertawa seram.
"Heeeehh . . heeeh . . . bocah kecil, tajam amat selembar
bibirmu, tapi malam ini, bila aku Poh Lo ngo tidak
menghidangkan tubuh kalian untuk santapan ular ularku,
percuma saja aku menjadi ketua dari Pek tok bun."
Kemudian dengan sinar mata berkilat, bentaknya:
"Gerakkan barisan ular !"
865 Lelaki berbaju putih yang berjaga disekitar arena segera
mengiakan, mereka mengetukkan tongkat bambunya ketanah
dan memainkan irama seruling lebih kencang.
Diiringi suara mendesis yang amat nyaring kawanan ular
yang berbeda jenis itu segera bergerak kedepan melancarkan
terjangan. Kawanan ular tersebut bergerak secara berkelompok
seperti sepasukan tentara yeng menyerbu benteng dipandang
dari balik kegelapan pemandangan waktu itu sungguh
menggidikkan hati. Liong Tian Im membentak keras, dia segera melancarkan
sebuah pukulan kearah kawanan ular itu sambil membentak:
"Toako kita tak boleh sampai berpisah."
Jago pedang buta Bok Ci segera menyambar sebuah
ranting kayu yang masih terbakar dan langsung disodokkan ke
tubuh kawanan ular itu. Sambil mendesis aneh, ada tujuh delapan ekor ular yang
segera terbakar ditanah dan tewas.
Tapi kawanan ular itu bagaikan sudah pernah memperoleh
latihan yang khusus, ternyata tak seekorpun yang takut
menghadapi api, seperti kalap saja mereka menerjang terus
kedepan. Dari tempat kejauhan Pek tok sinkun Poh Lo ngo dapat
menyaksikan ke dua orang muda mudi itu dibikin kerepotan
untuk melancarkan serangan berulang kali, kendatipun
beratus ratus ekor ular telah terbunuh akan tetapi keadaannya
masih amat mengenaskan. 866 Sambil tertawa tergelak gelak, dia lantas mengejek:
"Bila kalian berdua bersedia untuk menyerah, aku akan
segera melepaskan kalian berdua."
"Kentut busuk" bentak Liong Tian im keras keras, "siapa
yang akan minta ampun kepadaku..."
Pek tok sinkun kembali tertawa tergelak.
"Haaaahh , . . haah . , kau benar benar seorang setan cilik
yang tak tahu diri, kecuali lo yaya mu, dikolong langit tiada
orang ke dua yang bisa menyelamatkan dirimu lagi, aku berani
bilang, siapa pun tak akan mampu memainkan barisan ular ini
. ." "Hmm..." mendadak dari kejauhan sana terdengar orang
menjengek sinis, itulah suara dari kakek berkeledai hitam Li Jikoay
Setelah mendengus tadi, dengan suara parau segera
teriaknya keras-keras: "Tampak kau si anak kura-kura sedang mengibul disini."
Mendadak keledai hitam itu berjumpalitan diudara dan
menginjak diatas tubuh kawanan ular tersebut seperti
segulung asap tak selang beberapa saat kemudian dia sudah
berada di hadapan Liong Tian-im maupan jago pedang buta
Bok Ci. "Haaah. haaah, haaah, bagus, bagus sekali, hari ini aku
memang ingin sekali bertarung melawan kawanan ularmu itu
!" seru Li Ji koay. 867 Dari atas pelana keledainya, dia mengeluarkan sebuah
kantung besar didalam kantung itu tampak ada sesuatu
makhluk yang bergerak gerak.
Sambil memandang ke arah Pek tok sinkun Poh Longo, Li Ji
koay kembali tertawa terbahak bahak:
"Haaah. haaah haaah, makhluk beracun tua, tandinganmu
telah datang !" Kantung itu segera dibuka tali pengikatnya dan serentetan
cahaya menukik ke angkasa, ternyata makhluk itu adalah
seekor burung aneh yang seluruh tubuhnya berbulu merah
darah, kini burung itu bertengger diatas kepala Li Ji koay.
"Aaa hiat oio ! Burung darah !" jerit Pek tok sinkun dengan
perasaan amat terperanjat.
Dengan amat bangga Li Ji Koay tertawa ter bahak bahak.
"Haaah, haaah, haaah, kau mempunyai kala jengking darah
dan aku punya burung darah pemakan ular, kita lihat saja
kemampuan siapa yang lebih hebat."
Selanjutnya sambil menepuk burung darah tersebut
katanya: "Toa hong, beri pelajaran kepadanya."
Bayangan merah berkelebat lewat, kawanan ular itu segera
menjadi gaduh, ular ular yang semua kelihatan buas bagaikan
bertemu dengan tandingannya saja, kini pada mendekam
ditanah tak berkutik, wajah mereka kelihatan menelan sambil
menundukkan kepalanya, ular ular itu mundur terus ke
belakang. 868 Burung darah itu berkaok keras, paruhnya yang panjang
segera menutul diatas kepala ular tersebut dan si ular pun
membalikkan badannya sehingga nampak kulit perutnya yang
putih. Burung darah itu segera mematuk perut ular itu
mencongkel keluar empedu ular tadi, kemudian terbang lagi
mencari mangsa yang lain.
Dalam waktu singkat, tujuh delapan ekor ular sudah
musnah diujung paruh burung tersebut.
Pek tok sinkun menjadi gusar bercampur kaget setelah
menyaksikan peristiwa ini.
Lelaki berbaju putih itu mengetukkan bambunya berulang
kali, irama seruling pun turut berubah, tapi sejak kemunculan
burung darah itu, kawanan ular tersebut seakan akan sudah
tidak menuruti perintahnya lagi, mereka hanya mendekam
ditanah tanpa berkutik. Hanya ular ular yang berada dikejauhan saja yang segera
memencarkan diri dan kabur ke dalam semak belukar untuk
menyelamatkan diri, dalam waktu singkat barisan ular itu
sudah kacau balau, yang kabur pun mencapai separuh bagian
lebih. Dengan nada gusar Pek tok sinkun segera membentak.
"Pincang Li, aku akan beradu jiwa denganmu!"
"Bagus sekali!" jawab Li Ji koay dingin, "aku memang
sudah menantikan kedatanganmu."
869 Dengan sepasang mata yang merah membara dan wajah
yang menyeringai seram, Pek tok sinkun Poh Lo ngo kembali
membentak keras "Tunggu saja sebentar lagi!"
Dia lantas berpaling dan serunya kepada kawanan lelaki
berbaju putih itu. "Bubarkan barisan ular, cepat kembali ke Pek tok bun dan
tunggu aku disana. . ."
Lelaki berbaju putih itu sudah tahu kalau barisan ular
mereka tidak berfungsi lagi, karena tiada harapan lagi untuk
melukai musuh, dengan segera membunyikan seruling dan
menarik mundur kawanan ular tersebut, dalam waktu singkat
semua ular berikut kawanan lelaki berbaju putih itu sudah
lenyap dibalik kegelapan malam sana.
Burung darah itu berpekik keras, sambil mementangkan
sayapnya ia melakukan pengejaran lebih jauh.
Setelah membuyarnya barisan ular itu Liong Tian im dan
jago pedang buta Bok Ci pun menarik napas panjang panjang,
kedua orang itu segera melompat kedepan dan mengurung
Pek tok sinkun Poh Lo ngo ditengah arena.
"Minggir kalian !" beatak Poh Lo-ngo ke-ras-kerag. "aku
hendak berduel melawan Li Ji koay."
"Tak akan semudah itu." jengek Liong Tian im sambil
tertawa dingin, "Li locianpwe adalah seorang tokoh persilatan,
dia tak akan sudi berkelahi dengan manusia seperti kau."
Kemudian sambil menggetarkan senjata patung Kim mo sin
jin nya segera memancarkan sinar emas, serunya lebih jauh.
870 "Asal kau dapat menangkan senjata ditangan ku ini,
otomatis Li locianpwe akan melayani serangan mu itu"
Poh Lo ngo mencak mencak karena kegusaran, teriaknya
keras: "Bagus sekali, jika aku Poh Lo-ngo tak mampu menandingi
seorang bocah ingusan seperti kalian, percuma saja aku
berkelana dalam dunia persiiatan."
Kemudian dengan gusar bentaknya: "Serahkan nyawamu !"
Tangan kiri dan tangan kanannya diayunkan bersama, dua
gulung angin pukulan dahsyat dengan membawakan gerakan
tangan yang aneh langsung menerjang ke muka.
Baik Liong Tian im maupun jago pedang buta Bok Ci, sama
sama menjadi tertegun sesudah menyaksikan datangnya
ancaman itu masing masing segera mundar ke belakang
sejauh dua langkah. SemSatt memutar pedangnya, jago pedang buta Bok Ci
kembali berseru keras: "Adik Liong, jangan menyambut serangannya dengan
kekerasan. . ." Rupanya berbareng dengan ayunan tangan Poh Lo ngo
tadi, dari ujung kukunya memancar keluar tiga rentetan
cahaya tajam yang terdiri dan tujuh warna.
Sebagai seorang manusia yang sepanjang tahun kerjanya
bergelimpangan dalam benda benda beracun, tak heran kalau
dalam setiap gerakannya selalu memancarkan keluar racun
keji yang mampu untuk membunuh lawan.
871 Kini, dia sudah marah bercampur gelisah, tak heran kalau
racun yang digunakan adalah racun ngo nian mi wu yang
maha dahsyat, rupanya dia ingin membinasakan kedua orang
muda dengan segera. Liong Tian im melayang cepat kesamping. kemudian
bentaknya keras keras : "Poh Longo, coba kau lihat benda apakah ini ?"
"Sreeeet !" Sementara Poh Lo ngo masih tertegun, serentetan cahaya
emas telah meluncur ke muka. Belum sempat dia melihat jelas
apa gerangan yang terjadi, tahu tahu lengan kanannya sudah
terasa amat sakit. Dengan suara gemetar dia segera berseru : "Haaah, cincin
maut! Cincin maut!" Sebuah cincin yang amat besar tahu tahu sudah menancap
diatas lengan kanannya, darah memercik ke empat penjuru
dan bercucuran dengan amat derasnya.
Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, dia segera
mengerang penuh kebencian.
"Bocah keparat, aku tahu sekarang siapakah kau!"
Sinar matanya memancarkan yang menyeramkan hawa
pembunuhan yang tebal menyelimuti hampir seluruh
wajahnya, sambil mengayunkan telapak tangan kirinya,
selangkah demi selangkah dia berjalan mendekati Liong Tian
im. 872 Li Ji koay yang menyaksikan kejadian tersebut segera
menjerit kaget: "Bu Im ci to racun tanpa bayangan kalian cepat mundur !"
Jago pedang buta Bok Ci amat terkesiap mendadak pedang
kayunya menggulung kemuka dengan kecepatan luar biasa
langsung mengarah diatas tangan kiri Pek tok sinkun Poh Lo
ngo. "Aduuuhhh,..." Poh Lo ngo sebetulnya sedang meghimpun tenaga
dalamnya bersiap siaga melancarkan racun tanpa bayangan
tiba pergelangan tangannya diketuk orang sehingga sakitnya
sampai merasuk tulang sumum dia menjerit lengking dan
tangan kirinya segera terkulai lemas ke bawah.
"Orang she Bok!" teriaknya sambil menahan rasa sakit yang
luar biasa, "kau berani mematahkan tulang pergelangan
tangan kiriku?" "Haaa haaa.. haa, sebuah pukulan yang amat bagus, Bok Ci
! Kau memang tak malu menjadi putra ayahmu, serangan
pedangmu itu nnnae-Jteie, Cd"atay" bikan persoalan", coba
kalau bukan seranganmu ini, kemungkinan besar kau dan
Liong Tian im sudah terluka oleh racun jahatnya . , , "
"Pincang Li, kau hendak melakukan pembunuhan ?" Seru
Poh Lo ngo dengan penuh kebencian.
"Mengingat kau pun terhitung seorang jagoan yang
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memimpin suatu perguruan, cepatlah enyah dari hadapanku,
873 kini telapak tangan kirimu sudah musnah, kau tak akan
berkemampuan lagi untuk melukai orang dengan racun, bila
bersedia hidup tenang selama setengah tahun, bisa jadi
tanganmu itu akan pulih kembali kesehatannya, cuma aku pun
berharap kau suka berbuat kebajikan dengan banyak berbuat
amal. Pek tok sinkun tertawa dingin
"Patahnya pergelangan tanganku mengakibatkan sakit hati
yang lebih dalam dari samudra, dan rasa sakit hati ini pasti
akan kutuntut balas. Paling cepat setengah tahun paling lama
satu tahun aku pasti akan mengajak anak buahku untuk minta
pentunjuk dari kalian bertiga lagi."
"Aku takut kau sudah tidak mempunyai keberanian lagi
untuk berbuat demikian." jengek Long Tian im dingin.
Pek tok sinkun Poh Lo ngo mendengus dingin, serunya lagi
dengan penuh kebencian. "Tunggu saja sampai tanggal mainnya, kenyataan akan
membuktikan segala sesuatunya.
Diiringi suara tertawa keras yang amat memedihkan hati
dia melejit ketengah udara, kemudian bagaikan anak panah
yang terlepas dari busur dalam sekejap mata saja bayangan
tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.
Sambil tertawa dingin Bok Ci berseru:
"Dia seperti ular beracun, kalau bisa aku ingim
membunuhnya dengan sekali tusukan pedang."
Li Ji koay menggelengkan kepalanya berulang kali.
874 Bok Ci tertegun, lalu menggeleng.
"Tidak tahu, harap locianpwe suka memberi petunjuk !"
Li Ji koay menghela napas panjang.
"Aaai, sejak berpisah dengan ayahmu di pulau Tho hoa to,
hingga kini tiga tahun sudah lewat, kami telah berjanji akan
berjumpa lagi, di Thian ti tiga tahun kemudian, tapi sampai
sekarang dia belum juga dataag untuk memenuhi janji.
"Tidak mungkin" seru Jago pedang buta Bok Ci dengan
terkejut: "ayahku bukan seorang yang suka mengingkar janji
!" "Ya, perkataanmu memang benar" Li Ji koay mengangguk
sebetulnya "Aku sendirian tidak percaya kalau dia akan
mengingkari janji. kalau dipikirkan sekarang, besar
kemungkinannya kalau ia sudah menjumpai suatu peristiwa
besar, oleh sebab itu, aku menginginkan agar kau segera
berangkat ke Jit Gwat san, mungkin saja dia telah ditahan
oleh telur busuk tua itu disana . ."
"Jit gwat san?" Jago pedang buta Bok Ci terkejut,
"bukankah ayah anak she Kwan. . ."
Dalam kejutnya buru buru dia menarik tangan Liong Tian
lm dan diajak berlalu dari situ.
Li Ji koay segera tertawa terbahak bahak.
"Haaahh. . haaah. . haaah. . silahkan menempuh
perjalanan, beritahu kepada si Pedang langit, aku telah
menerima budak Keluarga Bu dari bukit Cing sia sebagai
muridku, maka dari itu tak bisa bersua dengannya, biar
875 setelah kuwariskan sedikit kepandaian kepada budak itu baru
pergi menjumpainya. . ."
Gelak tertawanya bergema ditengah kegelapan, lambat
laun suara itu menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.
Langit masih gelap dan tinggal rembulan yang bersinar
terang diatas awang-awang, bintang yang berkedip seolaholah
beribu lentera yang meramaikan malam ..
Memandang kegelapan malam yang mencekam seluruh
angkasa, jago pedang buta menghela napas panjang,
perasaan gelisah telah mencekam seluruh perasaannya.
Setelah menghela napas, gumamnya:
"Mungkin ayah dan anak dari keluarga Kwan berdua
menahan ayahku.." Dalam keadaan demikian, tentu saja Liong Tian im tidak
leluasa untuk memberi komentar, dia belum pernah berjumpa
dengan si pedang langit, tentu saja tidak mengetahui pula apa
hubungan antara si pedang langit dengan bukit Jit gwat san.
Ayah dan anak dari keluarga Kwan sudah pernah
ditemuinya, yakni dibukit Cing sia bahkan dia pernah
bertarung melawan Kwan Lok khi, maka dia cukup
mengetahui kalau orang ini memiliki tenaga dalam yang
sangat sempurna dan merupakan seorang momok yang perlu
disegani atas kelihayan ilmunya.
Diam diam Liong Tian im menghela napas panjang, ujarnya
kemudian: 876 "Kwan Lok khi ayah dan anak bukan cuma berani
mendatangi bukit Cing sia, merekapun berani menahan
ayahmu dibawah bukit, tampaknya ia mereka berminat untuk
mencaplok dunia persilatan.,."
"BetuI,,." kata Bok Ci cepat, "dalam kelompok dewa dan
kelompok iblis, kedua kelompok tersebut selalu saling
berhadapan sebagai musuh, ayahku dan Cing sia sancu
semuanya tergabung dalam kelompok dewa, sebaliknya Kwan
Lok khi adalah pentolan dari kelompok iblis, bila ditinjau dari
situasi yang terbentang didepan mata sekarang, memang
kemungkinan besar Kwan Lok khi ada maksud untuk
mencaplok dunia persilatan, dia akan menghancurkan
kelompok dewa lebih dulu kemudian baru jadi raja didunia..,"
"Hmmm. ." Liong Tian im mendengus dingin. "besar amat
ambisi dari Kwan Lok khi."
Jago pedang buta Bok Ci menggelengkan kepalanya
berulang kali, katanya kemudian:
"Kwan Lok khi ayah dan anak sudah termashur sebagai
Haujim yang menjual teman, untuk mencapai suatu maksud
dan tujaan, mereka tak segan segan mempergunakan cara
apa pun." "Ayo berangkat. Kita segera menyerbu ke bukit Jit-gwat
san." teriak Liong Tian-im dengan marah.
Belum habis dia berseru, mendadak terdengar suara dingin
berkumandang memecahkan keheningan malam.
877 Suara tertawa dingin itu seolah-olah berasal dari mulut
sukma gentayangan, seperti juga suara nyamuk yang
mendengung disamping telinga, membuat orang merasa amat
tak sedap. Liong Tian im segera melayang kedepan, lalu sorot
matanya yang tajam menyapu sekejap sekeliling arena, tapi
dengan cepat pandangan nya terhenti disuatu arah.
Ditengah kegelapan malam, tampak setitik bayangan putih
bagaikan sukma gentayangan bergerak mendekat, bayangan
manusia itu menyelinap mendekat dengan tubuh yang ringan
dan gerakan yang cepat. "Siapa " Siapa kau ?" Liong Tian im segera membentak
keras, Bayangan putih seperti sukma gentayangan itu seakan
akan tidak mendengar teguran itu, suasana tetap hening dan
sama sekali tak kedengaran sedikit suara pun, yang
kedengaran hanya dengusan suara tertawanya yang hingga
kini masih mencekam perasaan mereka berdua.
Sambil tertawa dingin Jago pedang buta Bok Ci berkata:
"Engkau segan menjawab atau memang bisu."
Mendadak bayangan putih itu melayang mendekat dibawah
sinar rembulan tampak orang itu adalah seorang perempuan
aneh yang berwajah jelek, berambut panjang dan berbaju
putih. Setelah tertawa ringan lagi, dia berkata dengan suara
dalam: 878 "Aku adalah setan perempuan sukma gentayangan."
"Setan perempuan sukma gentayangan.." bisik Bok Ci
dengan suara gemetar jadi kau adalah setan perempuan
sukma gentayangan, yang nampak bayangannya tak nampak
tubuhnya itu. Setan perempuan sukma gentayangan itu segera tertawa
serak dengan suara yang aneh:
"Benar, kehidupanku hanya selama malam mendatang,
ditengah kegelapan malam lebih baik jika manusia dalam
dunia ini jangan sampai bertemu dengan ku, sebab kalau
tidak, maka kalian bisa jadi akan mampus."
"Hmmm masa begitu . ." dengus Liong Tian im dengan
suara yang dingin. Setan perempuan sukma gentayangan melirik sekejap ke
arahnya, lalu menyahut dengan suara dingin:
"Antara alam dunia dan alam baka merupakan dua alam
yang berbeda manusia dan sejauh menempuh perjalanan
yang berbeda, kini kematianmu sudah berada diambang pintu,
hm, begitupun masih berani mergucapkan kata kata yang
tidak benar kepada kami. . ."
"Hmm, lebih baik kan tak usah menakuti-nakuti kami
dengan menyaru sebagai setan, kami berdua tak akan
ketakutan oleh perbuatanmu itu, bila ada persoalan tak ada
salahnya untuk membicarakan secara langsung dengan ku,
mungkin..." "Tak heran kalau engkau berani tidak memandang sebelah
matapun terhadap bukit Jit-gawat san, rupanya kau memang
879 bernyali haa haaaahaaa... Jit gwat san adalah pemimpin
dunia, siapa berani tidak memandang sebelah mata
kehadapannya, maka pertama-tama dia harus melewati diriku
lebih dulu. .." Jago pedang buta Bok Ci segera tertawa terbahak bahak.
"Haahahaahaa. . . aku masih mengira kau adalah jagoan
lihay yang berasal dari mana, rupanya tak lain adalah
muridnya Kwan Lok khi dari jit gwat san, bukankah kau
datang dari bukii Jit gwat san..."
"Kwan Lok khi adalah ayah angkatku." kata setan
perempuan sukma gentayangan dingin.
Liong Tian im yang berdiam diri ikut tertawa terbahak
bahak. "Haaaah, haaaah, haaah, tak heran kalau kau mengibul
tentang Jit gwat san, rupanya kalian memang satu komplotan
yang sama sama busuknya. ."
Mendengar ucapan tersebut, setan perempuan sukma
gentayangan merasa gusar sekali, sambil tertawa dingin ia
membalikkan badan sambil melepaskan sebuah pukulan,
gulungan hawa dingin yang mencekam bagaikan salju segera
meluncur ke udara dan membelah angkasa.
Seketika itu juga udara disekeliling tempat itu berubah
menjadi dingin dan membeku.
Dengan cepat Liong Tian im mengigos ke samping, lalu
tanyanya dengan nada tercengang.
880 "Oooh, rupanya kau berhasil memiliki ilmu Han si ciang
(pukulan mayat dingin). ."
Dia cukup mengetahui kalau ilmu pukulan tersebut
berhawa membekukan dan sangat beracun, barang siapa
terkena serangan mana, dalam tujuh hari saja akan mati
karena kedinginan. Maka setelah meloloskan diri dari serangan ini, cepat dia
melancarkan pula sebuah pukulan dahsyat.
Serangan mana meluncur ke depan dengan ketajaman
seperti golok, kekuatannya pun berat sekali.
Setan perempuan sukma gentayangan sama sekali tidak
menduga kalau reaksi dari musuhnya begitu cepat, belum
habis serangannya dilancarkan serangan musuh telah
menyambar datang. Dia berseru tertahan dengan wajah tercengang, kemudian
setelah berjumpalitan sekali ditengah udara, badannya baru
melayang turun kembali ketanah.
"Huuh ... . hanya mengandalkan sedikit kepandaian itu
saja, kau hendak menyerbu Jit-gwat san?" jengeknya
kemudian sambil tertawa dingin.
Liong Tianim tertawa angkuh.
"Hmm, Jit gwat san toh bukan bukit karang berlapis baja.
memangnya ada sesuatu yang bisa dibanggakan ."
"Kendatipun Jit gwat san bukan bukit karang berlapis baja,
tempat itupun tak kalah dengan sarang naga harimau" kata
setan perempuan sukma gentayangan dingin, "ditempat itu
881 tersedia jago jago paling lihay, perangkap paling dahsyat
tanggung kau bisa masuk tak akan dapat keluar lagi."
Kemudian setelah memandang sekejap ke-arah Liong Tian
im dengan pandangan dingin lanjutnya:
"Kuanjurkan kepada kalian berdua, lebih baik sedikitlah
tahu diri. urungkan niat kalian untuk mendatangi Jit gwat san,
dengan cara tersebut mungkin saja kau masih dapat hidup
selama beberapa hari lagf kalau tidak. ,.haaah ,,,.haaahh. .
haaanh ... bagaimana akibatnya, aku pikir kalian tentu lebih
jeias daripada diriku bukan..."
"Nona, kau anggap dengan mengucapkan beberapa patah
katamu itu maka kami berdua akan menjadi ketakutan" Ku
anjurkan kepadamu, lebih baik urungkan saja niatmu itu,
dengan mengandalkan nama kami berdua, kami rasa belum
ada tempat didunia ini yang benar benar bisa membuat hati
kami merasa keder.. ."
"Hmm, jago pedang buta kau jangan kelewat sombong."
dengus setan perempuan sukma gentayangan sinis. "sejak
muncul ke dalam dunia persilatan hingga kini, aku si setan
perempuan sukma gentayangan belum pernah menjumpai
manusia latah seperti kau, dikolong langit orang berkata putra
si Pedang langit adalah seorang yang gagah, tapi setelah
kujumpai hari ini, huh. benar-benar membuat orang merasa
kecewa sekali. . ." "Aku tidak memahami maksud perkataanmu itu?" seru Bok
Ci tertegun. 882 "Sebetulnya sederhana sekali" kata Setan perempuan
sukma gentayangan dengan suara dingin, "setiap orang
didalam dunia persilatan mengatakan betapa gagahnya siapa
tahu dari bertemu lebih baik kudengar dongeng orang saja
dalam pandanganku, kau tak lebih cuma manusia kasaran
yang latah dan sombongnya luar biasa.
"Hmmm, nona pun kelewat menghina orang." desis Jago
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pedang buta Bok Ci dengan suara rendah.
Menggunakan kesempatan ketika masih berbicara,
mendadak dia meloloskan pedang kayu yang tersoren di
pinggangnya, kemudian dengan menggunakan suatu
kecepatan yang luar biasa, dia melepaskan tiga buah tusukan
kilat ke tengah udara. Dimana bayangan pedangnya berkelebat muncul titik titik
cahaya tajam ditengah angkasa, mendadak beberapa ekor
kunang kunang yang kebetulan sedang terbang disekitar situ
sudah terpapas menjadi dua bagian oleh sambaran hawa
pedang itu. Yu tangkai li setan perempuan sukma gentayangan merasa
amat terkesiap rupanya dia tidak menyangka kalau pihak
lawan memiliki gerakan ilmu pedang yang begitu lihay,
tangannya hanya digerakkan pelan tahu tahu kunang kunang
yang sedang terbang diangkasa sudah terpapas menjadi
beberapa bagian. Padahal untuk melakukan hal tersebat, bukan saja
serangannya harus ditujukan dengan tepat, tenaga yang
disertakan juga harus tepat, sedikit bertindak salah saja,
kunang kunang itu mustahil bisa dibabat rontok.
883 Dipandangnya wajah lawan dengan sorot mata hambar,
kemudian dia mengejek: "Tampaknya kau ingin pamer kekuatan di hadapanku ..."
"Tidak berani" sahut jago padang buta Bok Ci sambil
tertawa dingin, "aku tak lebih cuma seorang tukang silat
kasaran yang latah. mana aku berani memperlihatkan
kejelekan dihadapan nona" Cuma ucapan nona kelewat
"sedap" didengar, itulah sebabnya akupun mengambil bunga
menyembah Budha." "Maka kau lantas pamer kekuatan dihadapan ku!" sambung
Yu leng kui li tertawa seram.
Paras muka Bok Ci berubah menjadi sedingin seperti es,
katanya dengan cepat: "Aku hanya ingin memperingatkan kepadamu, jangan
kelewat memandang hina kepada orang lain."
"Paras muka Yu leng kui li berubah hebat, serunya pula
cepat: "Akupun ingin memperingatkan pula kepadamu, jangan
memamerkan kekuatanmu dihadapanku, sedikit kepandaian
macam begitu, bagi pandanganku cuma permainan anak anak,
mungkin kau belum pernah menyaksikan ilmu Yu leng tay
hoat ku bukan." "Sudah lama Yu leng toa hoat kudengar dari mulut orang,
bila nona berhasrat memberi petunjuk, aku mah ingin juga
mencoba coba kelihayanmu itu."
Sesudah berhenti sebentar, dia melanjutkan:
884 "Sampai waktunya janganlah membuat kami merasa
kecewa." Yu leng kui li tertegun. "Apa maksudmu berkata demikian ?"
Jago pedang buta Bok Ci segera tertawa terbahak bahak.
"Haaah haah, haaah berhubung dalam dunia persilatan
terlampau banyak manusia yang bernama kosong, baru
memiliki sedikit kepandaian dan beruntung bisa mendapatkan
sedikit nama, dia lantas menganggap dirinya hebat . . ."
"Bangsat, kau berani menghina aku ... " Saking gusarnya,
Yu leng kui li sampai menjerit ketus dengan suara yang
melengking, tubuhnya segera melompat mundur ke belakang
kemudian dengan tangannya yang pulih bersih pelan pelan dia
membereskan rambutnya yang lusuh.
Kini diatas wajahnya yang jelek lelah diselimuti oleh selapis
bayangan gelap yang menyeramkan yang siap menerkam
mereka berdua . . Jago pedang buta Bok ci segera menyikut sebentar Liong
Tian im yang berada disampingnya, lalu berbisik:
"Kau harus berhati-hati, bila Yu leng Tay hoat musuh
dipergunakan dia akan memancarkannya tanpa bayangan
tanpa wujud, sekalipun aku belum pernah melihat sendiri, tapi
aku tahu kalau kepandaian ini merupakan semacam ilmu sesat
yang berbahaya sekali .. ."
"Aku bisa berhati hati . .." jawab Lian Tian im sambil
menarik napas panjang panjang.
885 Bagaikan segumpal kapas yang ringan, Yu-leog kui li
berputar tiga kali diatas tanah, kemudian tangannya yang
putih halus bertepuk tiga kali ketengah udara.
Suara tepukan tersebut dengan cepat menyebar ditengah
ke gelapan mengikuti hembusan angin malam . ..
Sambil tertawa dingin dia berseru:
"Sebentar lagi kalian, akan menyaksikan kedua belas sukma
gentayangan anak buahku..."
Ucapan itu pelan pelan di utarakan dan pelan pelan
melenyap di udara, menyusul suara pekikan nyaring yang
sangat aneh, tiba tiba dari sekeliling tempat itu bermunculan
dua belas buah lentera merah yang bergerak mendekat
seperti sukma gentayangan.
Dibawah pancaran sinar dari cahaya merah itu dua belas
orang gadis berbaju putih bagaikan sukma gentayangan saja
munculkan diri didepan mata sambil bergerak mendekat
mereka memperlihatkan tari-tarian aneh yang sangat
menggetarkan sukma . Yu leng Kui li tertawa tergelak gelak dengan bangganya,
kemudian berseru. "Dalam ilmu Yu leng tay hoat, Sian mo wu (tarian dewi
iblis) merupakan babak yang terindah, tarian ini bisa membuat
pandangan orang melamur, tapi hati hati jangan sampai
tumpah darah dan mampus. 886 Lalu kepada dua belas orang gadis itu, dia berseru sambil
bertepuk tangan keras: "Gadis dari keraton dewi baru turun dari langit."
Jin yau siancu menuruni sungai perak, sobat dua belas
orang gadis itu bersama sama
Kemudian sambil tertawa tergelak gelak, kawanan gadis
berbaju putih itu mulai menggerakkan lentera merahnya ke
kiri dan kanan, selapis cahaya merah menerangi seluruh
angkasa ditambah pula gaun putih mereka yang berkibar,
terciptalah suatu perpaduan warna yang sangat mengerikan
hati. Jago pedang buta Bok Ci segera merasakan hatinya
tercekat, sebab dari tubuh kawanan gadis itu serasa
memancarkan semacam perasaan aneh yang bisa membikin
hati bimbang dan pikiran kalut segulung hawa darah muncul
dari pusar dan membakar seluruh tubuhnya.
Dalam terkejutnya buru buru dia menghimpun tangga
dalamnya ke pusat, lalu setelah mengelilingi seluruh badan
sekali, pelan pelan rasa aneh yang semula menyelimuti
perasaannya batu lambat laun mereda.
Buru buru dia menjatuhkan diri duduk bersila di tanah,
kemudian serunya dengan cemas:
"Adik Liong, jangan kau anggap tarian dewi iblis itu cuma
tarian biasa, sesungguhnya mengandung kekuatan yang
gampang mengacaukan pikiran, Yu leng tay hoat bisa
termashur dalam dunia persilatan sudah pasti kepandaian itu
merupakan suatu kepandaian yang sangat lihay .."
887 Sementara itu Liong Tian im sendiripun merasakan
pikirannya mulai goncang dan hampir tak mampu
mempertahankan diri dengan cepat dia mengiakan lalu
mengerahkan tenaga dalamnya untuk mempertahankan diri.
Tampaknya pihak lawan pun mulai mengeluarkan
kelihayannya menyusul berlangsungnya tarian itu, dua belas
orang gadis muda meliuk liukkan tubuh mereka yang ramping
dan indah membawakan sebuah tarian yang erotik, sementara
bau harum gadis tersiar dari tubuh mereka dan menyebar ke
mana membuat setiap orang merasakan dirinya seolah olah
berada dalam alam nirwana.
Dari dalam sakunya Yu leng kui li mengeluarkan pula
sebuah seruling kecil kemudian katanya.
"Silahkan kalian mendengarkan pula sebuah lagu
senandung dewi iblis yang merdu merayu."
Bunyi seruling segera bergema memecahkan keheningan,
irama yang berlompatan keluar ibarat hembusan angin lembut
yang berhembus sepoi dan membuyar di tengah udara.
Mula mula irama lagu meninggi hingga menembusi awan
dan menyebar ke mana mana, kemudian suara yang bergetar
berubah seolah-olah rintihan sukma ftnuy"witn dalam neraka,
membuat hati orang pilu, seperti juga seorang gadis yang
sedang menangis terisak ditengah malam buta.
Dunia yang cerah dalam sekejap itulah se akan akan
dilapisi oleh kabut kedukaan yang mengenaskan.
Irama seruling yang mengalun masih saja, berubah tak
menentu, sebentar bagaikan seseorang yang melolong
kesakitan menghadapi sakratul maut yang makin mendekati,
888 menjerit merintih dan mendesis, lalu sebentar lagi berubah
menjadi keluh kesah seorang nyonya muda yang tak pernah
merasakan kepuasan dan kehangatan dalam hidup
keluarganya. Dua belas gadis cantik itu meliuk liukkan badannya makin
bergairah, menyusul permainan seruling itu mereka mulai
melepaskan kancing pakaiannya satu persatu dan
memamerkan anggota badan mereka yang putih montok dan
menggiurkan itu. Ketika sepasanng payudaranya mulai melompat keluar
maka terlihatnya seperti dua buah bola daging yang menonjol
besar dengan sebutir batu permata berwarna merah di
ujungnya bergoyang goyang kian kemari, benar benar
merupakan suatu pemandangan yang menawan hati.
"Tak tahu malu ...." Liong Tian im membentak dengan
suara menggeledek, walaupun bertakan nama uutuk
sementara berhasil menekan suara seruling yang mengalun di
udara, tapi suara irama seruling yang mengalutkan pikiran itu
kembali menggema di udara.
Buru buru Liang Tian im memejamkan matanya rapat rapat
terhadap pemandangan aneh yang terbentang dihadapannya,
dia berlagak seolah olah tidak melihat ataupun mendengar.
"Adik Liong" tiba tiba jago pedang buta Bok Ci berseru,
"sebentar lagi aku akan mengeluarkan ilmu Thiannl.ii boo
Auman guntur langit bila perempuan perempuan itu dibiarkan
bermain gila terus lama kelamaan kita bisa ikut terseret untuk
mengikuti mereka membawakan tarian gila.
889 Selesai berkata, dia lantas membentak dengan suara yang
keras memekikkan telinga, suara tersebut menggelegar
bagaikan guntur yang meledak disiang hari bolong.
Kontan ke dua belas orang gadis itu merasakan badannya
bergetar keras, langkah tarian mereka pun seketika menjadi
kacau balau. Suara irama seruling itu segera menjadi sirap, tiba liba saja
seruling ditangan Yu leng Kui li tersebut patah menjadi dua
bagian dan terjatuh ke atas tanah.
Sambil melompat mundur Yu leng kui li berseru dengan
kaget. "Aaah. sungguh tak kusangka kaitan berdua memiliki
keteguhan imam yang sangat mengagumkan !"
Ketika ia melirik sekejap kearah kedua belas orang gadis
itu. mendadak hatinya merasa terperanjat, ternyata mereka
sudah tergeletak dengan tubuh gemerar keras, masing masing
muntah darah kental, bagaikan orang yang ter makan
hantaman orang. Dengan perasaan terperanjat Yu leng kui li segera berseru:
"Dengan cara apa kau melukai mereka.."
"Hmmm, keadaan mereka sekarang sangat keterlaluan."
ucap jago pedang buta Bok Ci dengan suara dingin,
"seandainya aku tidak mengeluarkan ilmu auman guntur
langit, kemungkinan besar mereka telah bertelanjang bulat,
kalau sampai bugil.,.Hmm, sudah pasti tampangnya lebih
menjijikkan, itulah sebabnya bki khusus memakai ilmu Auman
890 guntur langit agar menggugah sukma mereka yang telah mati
itu agar sadar kembali."
"Kau bisa menggunakan ilmu Auman guntur langit?" tanya
Yu lerg kui li dengan tercengang.
"Huuhh apanya yang luar biasa" Kau jangan lupa bahwa
ayahku adalah si Pedang..."
"Hmmm. Apa hebatnya dengan sipedang langit?" jengek Yu
leng kui li sambil mendengus dingin, "sewaktu berada dibukit
Jit gwat san dia toh tak sanggup menahan kelihayan ayah
angkatku." Mendadak ia merasakan kalau dirinya telah salah berbicara
buru buru kata selanjutnya ditelan kembali ke dalam perut.
Tapi Jago pedang buta Bok Ci sudah keburu terperanjat,
sorot matanya yang dingin bagaikan es segera dialihkan ke
atas wajahnya dan memandang lekat lekat.
"Bagaimana dengan ayahku?" teriaknya kemudian cemas.
"Hmm kemungkinan besar ayahmu sudah mampus, ,."
jawab Yu leng kui li dingin.
"Plaak. . ." Dalam sedihnya, Jigo pedang buta Bok Ci seolah olah
merasakan dadanya dihantam dengan sebuah martil besar,
dengan agak sempoyongan dia menerjang kemuka, langsung
sebuah tempelengan diterangkan ke wajah perempuan setan
tersebut itu. 891 Dengan kesakitan, Yu leng kui li cupat cepat melompat
mundur sambil memegangi wajah sendiri.
"Kau berani memukul aku?" serunya benci.
"Aku bukan hanya ingin memukul saja, aku menginginkan
kematianmu..." bentak jago pedang buta Bok Ci dengan amat
gusarnya. Selama berkelana dalam dunia persilatan Yu leng kui li
belum pernah kena ditempeleng orang, bisa dibayangkan
betapa sedihnya perempuan itu setelah kena ditampar orang,
tanpa terasa dua baris air matanya jatuh bercucuran, rasa
gusar dan dendam yang membara dalam dadanya membuat
sekujur badan perempuan itu gemetar makin keras.
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bok Ci, aku menginginkan nyawamu..." Pekiknya dengan
suara melengking. Telapak tangannya segera diangkat, segulung cahaya tajam
yang berhawa dingin segera di muntahkan keluar dari balik
telapak tangannya bagaikan makhluk buas yang siap menelan
mangsanya, dia bacok musuhnya sepenuh tenaga.
Sejak mendengar kalau ayahnya kemungkinan besar sudah
tewas ditangan Kwan Lok khi ayah dan anak dibukit Jit gwat
san, jago pedang buta Bok Ci seolah olah sudah kebingungan.
Terjangannya seperti masa lalu melihat datangnya
ancaman lawan dia malah maju ke muka sambil membentak
dengan merah: "Rupanya kau kepingin mampus."
Dia kelewat membenci Yu leng kui li, maka serangannya
kali ini telah mempergunaka dua belas bagian tenaga
892 dalamnya, segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera
menyongsong datangnya ancaman dari lawan.
"Blamm..." Ditengah udara berkumandang suara ledakan keras yang
memekikkan telinga. Mendadak Yu leng kui li menjerit lengking lalu secara
beruntun mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan
sempoyongan, sekujur badannya gemetar keras, tak tahan
lagi dia muntahkan darah segar.
"Bok Ci!" serunya kemudian dengan suara gemetar,
"dendam sakit hati diantara kita berdua tak pernah akan
berakhir untuk selamanya." Tangannya segera diulapkan dua
belas orang gadis berbaju putih itu segera melarikan diri
kebalik kegelapan sana. Jago pedang buta Bok Ci tertawa dingin, sahutnya:
"Setiap saat aku si jago pedang buta akan menantikan
kedatanganmu." "Benarkah itu ?" jangan Yu leng kui li s -nig, "sekarang juga
aku akan membunuh mu, tunggu saja tanggal mainnya . . . "
Dari dalam sakunya dia mengeluarkan sebuah tabung
berwana hitam dan segera dilemparkan ke tengah udara.
"Blammm. . . !" diiringi suatu ledakan keras, segulung
cahaya api berwarna biru segera membubung tinggi ke
angkasa lalu memancar ke empat penjuru.
893 "Oooh. . . mau mencari pembantu?" jengek jago pedang
buta Bok Ci dengan dingin "Hmmm . . . aku ingin tahu,
perempuan busuk macam setan seperti kau masih bisa
mengundang bala bantuan macam apa bagi dirinya."
"Hmmm, asal Ji siok ku sudah datang, kesempatan bagimu
untuk melarikan diripun tak akan ada !" ejek Yu leng kui li
dingin. Jago pedang buta Bok Ci maupun Liong-Tian im merasa
amat terkejut, mertka tidak menyangka kalau paman kedua
atau Ji siok perempuan setan itu berada diseputar sana.
Sementara mereka menduga duga sampai dimanakah
kemampuan yang dimiliki ji siok perempuan itu, mendadak
terdengar suara tertawa dingin berkumandang ditengah
keleningan malam. Sambil berpaling Yu leng kui li segera berteriak:
"Ji siok, aku berada disini!"
"Hmmm..." Dari balik kegelapan berjalan seorang hwesio besar yang
berkepala gunduI, hwesio itu membawa sebuan tongkat
berkepala naga, beralis mata tebal dan sekulum senyuman
sinis menghiasi ujung bibirnya.
Dia berjalan mendekat dengan langkah lebar sorot matanya
yang dingin dan tajam memandang sekejap kearah Yu leng
kui li, kemudian mendengus, sikapnya sangat dingin dan
hambar. 894 Yu leng kui li segera maju menyongsong kedatangannya
sambil berseru keras: "Ji siok . ." "Siapa yang telah melukai dirimu ?" tanya si hwesio cepat.
"Putranya si pedang langit!"
"Apa?" hwesio itu melotot besar, "Jago pedang buta juga
berada disini?" "Hmmm. . . kebetulan sekali aku Ci seo Hud teag memang
lagi mencari bocah keparat itu, sungguh tak disangkah dia
datang menghantarkan diri sendiri."
Kemudian setelah memandang sekejap wajah Jago pedang
buta dan diri Liong Tian im, serunya keras keras:
"Siapakah diantara kalian yang bernama Jago pedang buta
?" "Aku orangnya. ." sahut Bok Ci sambil tertawa dingin.
Dengan pandangan yang dingin Ci seng toi hweesio
mengamati wajah Bok Ci lekat lekat, kemudian katanya:
"Betulkah kau adalah jago pedang buta" Aneh orang
persilatan bilang kau adalah seorang buta" Mengapa sekarang
kau bisa melihat dengan jeli " Aku pikir kau sudah pasti
gadungan." "Omong kosong..." bentak Liong Tian im dengan gosar,
"toako ku adalah seorang lelaki sejati, buat apa dia
membohongi dirimu?" 895 Ci seng toa bwesio mengalihkan sorot matanya ke wajah
Liong Tian im, setelah dia nan pula sekejap, ujarnya dingin:
"Aku belum bertanya kepada mu, siapa pula kau?"
Liong Tian im mengeluarkan senjata patung Kim mo sin
jinnya dari punggung, kemudian menjawab:
"Asal kau kenal benda ini, sudah pasti akan kenal pula
denganku..." Dari wajah Ci seng toa hwesio yang penuh hawa sesat,
anak muda tersebut sudah menduga kalau orang ini cuma
seorang hwesio gadungan, kendatipun ia mengenakan jubah
pendeta, namun tak pernah melakukan perbuatan baik, itulah
sebabnya dia sengaja mengeluarkan senjatanya agar bisa
memancing perkelahiannya dengan pendeta tersebut.
Dengan perasaan gemetar, Ci seng toa hweesio segera
berseru: "Kau adalah Hiat ci kim mo (iblis emas berjari darah). . ?"
"Terlampau lambat bila kau baru tahu sekarang, aku
hendak memberi pelajaran yang sebaik baiknya untukmu."
Meudengar ucapan mana Ci sengtoa hwesio sangat gusar,
sambil meraung keras senjata tongkat kepala naganya
diangkat, kemudian dengan menciptakan selapis bayangan
toya langsung membacok keatas tubuh Liong Tian im.
Dengan cekatan Liong Tian im mengigos ke samping,
kemudian senjata patung Kim mo-sin jinnya diangkat keatas,
ketika dua macam senjata berat itu saling beradu, segera
terdengarlah suara benturan yang amat nyaring.
896 Akibat dari benturan itu, Ci seng hwesio merasakan
pergelangan tangannya bergetar keras, diam diam ia merasa
terkesiap, tongkat kepala naganya segera diayunkan kembali
menciptakan selapis bayangan tongkat yang tajam dan
langsung menusuk keatas lengan kiri Liong Tian im.
Serangannya ini selain cepatpun ganas segera memaksa
Liong Tian im mundur sejauh tiga langkah lebih, baru saja dia
akan melepaskan serangan balasan, mendadak Ci seng toa
hwesio sudah mendesis lalu menerjang kemuka sambil
mengangkat senjatanya. Dengan gusar Liong Tian ini membentak keras:
"Sambutlah sebuah pukulanku lagi."
Terhadap datangnya serangan tongkat kepala naga yang
menyambar tiba, anak muda itu tidak berkelit atau
menghindar, patung Kim mo sin jin yang berada ditangannya
pun segera di ayunkan kedepan menyongsong datangnya
serangan toya lawan, "Triiing."
Percikan bunga api berhamburan kemana mana, sekali lagi
Ci seng hwesio merasakan bahunya bergetar keras dan
mundur sejauh dua langkah dengan sempoyongan.
Ketika tongkat kepala naganya diangkat untuk diperiksa,
ternyata sebagian sudah gumpil akibat benturan tadi.
Dengan kemarahan yang membara, dia segera membentak
keras: "Bocah keparat kau benar benar keji..."
897 Sementara itu Liong Tian im juga tak kuat menahan
serangan dahsyat dari musuhnya, dengan sempoyongan dia
mundur lalu roboh terjenkang ke tanah, hawa darah didalam
dada nya bergolak keras, setelah itu memuntahkan darah
segar, wajahnya seketika itu juga berubah menjadi pucat pias
seperti mayat. Jago pedang buta Bok Ci yang menyaksikan kejadian itu
segera melayang ke depan, lalu tegurnya:
"Adik Liong, kau terluka?"
Secepat kilat pedang kayunya diloloskan dan berdiri
didepan Liong Tian ini sambil bersiap siaga menghadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan, dia kuatir Ci seng hwesio
manfaatkan kesempatan itu untuk melancarkan sergapan.
Dengan perasaan berterima kasih Liong Tian im
memandang ke wajah jago pedang buta Bok Ci, kemudian
sahutnya: "Toako aku tidak apa apa, kau tak usah menguatirkan
keadaanku . ." Dalam pada itu, Yu leng kui li juga merasakan semangatnya
mengendor, cepat serunya:
"Ji siok, mengapa kau tidak membunuhnya."
Ci seng hwesio tertawa seram.
"Tak usah kuatir, bocah keparat ini jangan harap bisa lolos
dengan selamat dari tempat ini..."
898 Jago pedang buta Bok Ci makin naik darah setelah
menyaksikan kekejaman hati Yu leng kui li yang meminta
kepada Ci seng hwesio untuk membunuh saudara angkatnya,
dia mendongakkan kepalanya lalu tertawa gusar, serunya:
"Siluman perempuan, jika kau memang merasa punya
kepandaian, ayolah berduel melawan aku orang she Bok. ."
"Huuuuh, buat apa mesti bertarung dengan mu?" jengek
Yu leng kui li sinis. "disini toh hadir Ji siok ku. masa kau masih
berani latah kepadaku . ."
Kemudian setelah memandang sekejap ke arah Ci seng
hwesto, lanjutnya lebih jauh:
"Ji siok, bantulah aku untuk memberi pelajaran yang
setimpal kepadanya..."
Ci seng hwesio tidak menduga kalau gadis itu pandai
berbicara dan secara gampang sekali berhasil melimpahkan
semua tanggung jawab kepadanya, sambil tertawa seram dia
lantas berseru: "Tentu saja, bagaimanapun aku harus memberi pelajaran
yang setimpal untuk manusia latah ini.."
Tongkat kepala naganya diangkat ke udara, kemudian
diiringi bentakan keras bagaikan geledek cepatnya melepaskan
bacokan ke muka. Jago pedang buta Bok Ci mengigos kesamping, secara
beruntun pedang kayunya melancarkan tiga buah serangan
berantai. 899 Ketiga buah serangan itu semuanya dilepaskan dengan
cepat dan enteng, bukan saja berhasil menangkis bacokan
berat dari Ci seng hwesio, bahkan memanfaatkan keteledoran
hwesio tersebut, pedangnya langsung membabat kearah
sikutnya. Dengan perasaan terperanjat, Ci seng hwesio segera
miringkan badan kesamping, kemudian berteriak.
"Benar benar sebuah jurus pedang yang sangat lihay. ."
tubuhnya segera berjumpalitan beberapa kali ditengah udara,
tongkat kepala naga yang besar diayunkan dari atas ke bawah
menghajar ubun-ubun jago pedang buta Bok Ci.
Didalam serangan ini, rupanya dia telah menyertakan
segenap tenaga yang dimilikinya, selain daya kekuatannya
mengerikan, juga serangannya berbahaya ibarat bukit
Thaysan yang menindih kepala saja . . .
Dengan perasaan terkesiap jago pedang buta Bok Ci
berseru: "Kau pingin beradu jiwa !"
Berhubung ancaman yang datang membawa kekuatan
yang luar bisia dahsyatnya, maka dia tak berani menyambut
ancaman mana dengan keras lawan keras, padang kayunya di
putar membantuk satu gerakan busur, kemudian tubuhnya
miring ke samping melompat ke luar dari lingkaran pengaruh
senjata toya lawan. MeIeset dengan serangannya, tubuh Ci seng hwesio ikut
melayang turun ke bawah, "blam!" tongkat kepala naganya
yang mencium tanah segera menimbulkan sebuah liang yang
cukup besar diatas permukaan tanah.
900 "Bocah keparat !"
Jago pedang buta Bok Ci menggetarkan pedangnya keras
keras, lalu katanya : "Mari kita ulangi sekali lagi."
"Hm sekarang toya hudya mu belum punya waktu,
tegasnya saja aku si hwesio akan menantikan kedatangan
kalian di pantai naga hijau, disitulah kita bisa meneruskan
kembali pemruogan ini sampai sepuas puasnya."
Kemudian kepada Yu leng kui li, katanya pula sambil
tertawa: "Ayo ikut aku pulang, kita mencari ayah mu di pantai naga
hijau." Kedua orang itu melejit ke udara dan me luncur kebalik
kegelapan sana, sementara di ufuk sebelah timur sudah
muncul setitik cahaya terang malam nampaknya hampir
berakhir oooOooo oooOooo Suara air yang mengalir memercik dari hulu sungai naga
hijau dan mengalir turun kebawah, Baberapa lembar daun
kering mengikuti aliran air dan meluncur entah pergi ke mana.
Diatas permukaan pasir ditepi pantai yang lembut tersisa
jejak kaki seorang dara, menelusuri jejak kaki itu tampak
seorang gadis berambut panjang dan berbaju hijau, dengan
bertelanjang kaki sedang berjalan menuju kearah sungai yang
bersih airnya. 901
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Gadis dusun itu naik keatas sebuah batu dan terjongkok
disitu, dari dalam keranjang barangnya dia mengeluarkan
pakaian kotor dan mencucinya dengan lembut.
Entah berapa saat sudah lewat, mendadak gadis dusun itu
mengangkat kepalanya memandang cuaca, kemudian
gumamnya. "Waktunya sudah tiba !"
"Sreeet !" dari tengah udara berkumandang suara aneh,
sebatang anak panah meluncur ke arah tubuh gadis dusun itu
dengan kecepatan luar biasa.
Gadis dusun itu bersikap amat tenang, mendadak dia
menggerakkan jari tangannya yang lambat dan tahu tahu
anak panah tersebut sudah terjepit diantara sela sela jarinya.
Diujung anak panah itu tampak secarik kertas, setelah
dilihat sebentar, dia mengambil sebatang pit dan menulis
beberapa patah kata dibalik kertas tadi, tulisan itu bunyinya:
"Nantikan kode rahasiaku"
Dengan satu gerakan cepat ia mengikatkan kertas itu
diujung anak panah, mengeluarkan sebuah gendewa kecil dari
balik keranjang bambunya dan membidikkan anak panah tadi
kearah selatan. Diiringi angin tajam, anak panah itu segera melesat
ketengah udara . . . Menanti bayangan anak panah itu sudah lenyap dari
pandangan mata, nona gadis dusun itu menengok kembali
sekeliling tempat itu setelah yakin kalau disekitar sana tak ada
902 se sosok bayangan manusiapun, dia menundukkan kepalanya
dan meneruskan pekerjaannya mencuci pakaian.
Mendadak dari kejauhan sana berkumandang suara derap
kaki kuda yang sangat ramai, kemudian dari balik pepohonan
yang liu mendadak muncul dua ekor kuda yang dilarikan
kencang kencang. Gadis dusun itu berlagak seolah olah tidak mendengar,
tangannya yang halus lembut masih saja meneruskan
pekerjaannya mencuci pakaian, tapi dari atas permukaan air ia
telah menyaksikan kalau penunggangnya adalah dua orang
laki laki muda. Sambil tertawa dingin, diam2 ia berpikir: "Akhirnya kalian
datang juga, sudah lama aku menunggu kedatangan kalian
disini." Suara derap kuda terhenti ditepi sungai, kemudian
tampak Liong Tian im dan Jago padang kita Bok Ci
memandang sekejap sekeliling tempat itu. Ketika tidak
menjumpai seorang manusiapun berada disitu, dengan
perasaan tertegun bereka lantas berpikir.
Jangan jangan tempat ini bukan pantai naga hijau...
Jago pedang buta Bok Ci segera melayang turun dari atas
kudanya dan pelan pelan mendekati gadis dusun itu, setelah
menjura sapanya. Toa ci, numpang toya tempat ini adalah pantai naga hijau
?" "Siapa sih yang menjadi toa cimu?" seru gadis dusun itu
sambil membalikkan tubuhnya, kau benar benar seorang
manusia tak punya sopan santun, masa menyebut orang
dengan semaunya sendiri."
903 Jago pedang buta Bok Ci tertegun, dia tak menyangka
kalau perempuan yang sedang mencuci pakaian adalah
seorang gadis muda, buru buru dia memberi hormat sambil
berseru: (Bersambung jilid 22) 904 CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 22 "MAAF NONA, aku tidak tahu kalau kau adalah seorang
nona." Gadis dusun itu mendengus, hawa amarah yang semula
menghiasi wajah mereka pun jauh lebih mereda, dia
membereskan rambutnya dari depan wajah, lalu menegur
dengan suara dingin: "Kalian datang kemari hendak mencari siapa ?"
"Tolong tanya, apakah di tempat ini terdapat suatu tempat
yang bernama pantai naga hijau . . ."
"Ooooh" jadi kalian sedang mencari Pantai naga hijau ?"
seru gadis dusun itu sambil membelalakkan matanya,
"sungguh kebetulan sekali seandainya bukan bertemu aku,
905 selama hidup jangan harap kalian bisa menemukan tempat
itu. Orang orang yang berada disekitar tempat ini hanya
mengetahui di sini terdapat sebuah tempat yang bernama Toh
bun lok (jalan pencabut nyawa) tapi tidak tahu kalau ada
suatu tempat yang bernama Ceng liong..."
"Jalan pencabut nyawa?" seru Bok Ci keheranan. "kalau
memang asalnya bernama jalan pencabut nyawa, mengapa
bisa dirubah menjadi pantai naga hijau?"
Gadis dusun itu tertawa hambar Toh hun lok atau Ceng
liong tham sebetulnya merupakan satu tempat yang sama,
berhubung selama beberapa tahun ini seringkali ada yang
mati ditempat itu, maka orang orang menganggap Cing liong
tham sebagai tempat pencabut nyawa, jarang yang berani
berjalan menelusuri pantai Iagi, itulah sebabnya orang pun
menyebutnya sebagai jalan pencabut nyawa artinya kalau
lewat disitu maka tak ada harapan untuk kembali lagi."
"Masa didunia ini terdapat tempat macam begini?" kata
Liong Tian im sambil tertawa dingin.
"Hmm kalau tidak percaya silahkan dibuktikan sendiri, kau
akan segera tahu kalau perkataanku tidak bohong."
Ketika Bok Ci menyaksikan giadis dusun itu marah, buru
buru dia berseru: "Nona tolong tanya, bila ingin pergi ke Cing liong tham, kita
harus melalui jalan mana" Berhubung kami mempunyai
kenalan disitu, maka kita hendak berkunjung kesana,.."
"Ooh, kalian hendak mencari siapa?" tanya gadis itu, "aku
kenal hampir dengan semua orang yang berada disini."
906 Jago padang buta Bok Ci tertegun, dia tak menyangka
kalau gadis dusun itu bakal mengajukan pertanyaan tersebut,
seperti yang diketahui dia datang kesitu untuk memenuhi
janjinya dengan Ci seng toa hwesio dan Yu leng kui li, sudah
barang tentu dia merasa kurang leluasa untuk mengatakal hal
yang sebenarnya kepada seorang gadis dusun, setelah
termenung beberapa saat diapun berpikir:
"Tujuanku adalah untuk meneruskan perjalanan buat apa
harus kuberitahukan hal yang sebenarnya kepada gadis dusun
ini" Lebih baik kusebutkan saja asal nama anak
membohonginya." Maka sambil tertawa dia berkata: "Sahabat tua yang
hendak kucari itu she Hong bernama hoo..."
"Oooh, kau mencari pamanku" seru gadis dusun itu cepat,
"sungguh tak kusangka kalian adalah sahabat pamanku, dia
sudah banyak tahun tak pernah keluar rumah. mari kuantar
kalian kesitu..." Jago pedang buta Bak Ci semakin tertegun lagi, dia tidak
menduga kalau nama yang disebutkan secara sembarangan
itu bisa secara kebetulan merupakan nama paman sinona,
untuk beberapa saat lamanya dia menjadi termangu mangu
dan tak tahu apa yang harus dilakukannya.
Tapi diapun tidak percaya kalau didunia ini benar benar
terdapat kejadian yang begitu kebetulan.
Sewaktu dilihatnya gedis itu sudah membalikkan badan dan
berlalu, tanpa terasa dia melemparkan sekulum senyuman
getir ke arah Liong Tian im merasa geli sekali, dengan
perasaan apa boleh mereka berdua segera mengangkat bahu.
907 Sementara itu sigadis dusun itu berjalan di lepas sambil
tertawa dingin, ia menelusuri pantai pesisir dan masuk
kedalam sebuah hutan yang lebat.
Tak selang beberapa saat kemudian terbentanglah sebuah
sungai dengan ombak yang deras, dipantai seberang sana
terbentanglah pantai dengan pasir ke emas-emasan, sebuah
sampan kecil parkir di tepi sungai, gadis dusun itu segera
menggape kearah sampan tersebut sambil bersemi "Thio Han,
dia mau menyebrangi sungai!"
"Oooh, kau ada Umi" Baik, aku akan membantumu untuk
menyeberangkan mereka..." jawab situkang perahu sambil
tertawa. 0U Iimti mendayung sampan, ia berjalan mendekat.
Gadis dusun itu segera melompat naik keatas perahu,
sedangkan Liong Tian Im dan Bok C memandang sekejap
kuda tunggangannya dengan kening berkerut.
"Ayo naiklah!" seru gadis dusun itu sambil memberi tanda,
tambat saja kuda itu disitu, tak usah kuatir, ditempat ini tak
ada orang yang bakal mencuri kuda tersebut.
Terpaksa jago pedang buta Bok Ci dan Liong Tian im
melompat turun dari kudanya lalu menambat kuda tersebut di
tepi pantai, setelah itu mereka baru melompat naik ke atas
perahu. Dengan cepat perahu didayung menembusi ombak
bergerak menuju ke pantai seberang, Bok Ci dan Liong Tian
im yang berdiri diujung geladak merasa amat nyaman sekali
apalagi terhembus angin yang silir semilir.
908 Mendadak perahu itu bergoncang keras, sambil tertawa
situkang perahu itu menegur:
"Kek koan berdua, bagaimana kalau duduk dulu dalam
ruangan perahu. . ."
Bok Ci tertegun, lalu menggeleng.
"Tidak usah. . ."
Mendadak terdengar gadis dusun itu menjerit lengking,
rupanya keranjang berisi pakaian miliknya tercebur ke dalam
sungai. Dengan gelisah sekali gadis itu menggoyangkan tangannya
berulang kali,sambil berseru:
"Aduuh. . pakaianku tercebur kedalam sungai. . ."
Dengan suatu lompatan cepat Bok Ci melompat ke sisi
tubuh gadis laut itu, kemudian berkata:
"Nona kau harus berhati hati, sudahlah, biarkan saja
pakaian itu. . ." Gadis dusun itu menggelengkan kepalanya berulang bnli,
mendadak dari balik bajunya dia mengeluarkan jari tangannya
kemudian tanpa menimbulkan sedikit suara pun menyodok ke
tubuh Bok Ci. Jago pedang buta Bok Ci sama sekali tidak menduga
sampai disitu, menanti dia merasakan datangnya sambaran
angin serangan yang kuat itu, keadaan sudah terlambat
909 sambil berseru tertahan, tak ampun lagi tubuhnya segera
tercebur ke dalam sungai.
"Pluuung. . ." Bunga air memercik ke empat peniuru, dalam waktu
singkat bayangan tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.
Liong Tian im sangat terkejut, dia tak menyangka kalau
kakak angkatnya bakal tercebur ke sungai.
Dengan perasaan gelisah bercampur cemas, buru buru
teriaknya. "Toako toako..."
Berhubung jaraknya terlampau jauh, dia tak sempat
melihat jelas apa yang terjadi dengan toakonya Bok Ci
sehingga tercebur kedalam sungai dalam gelisah dan
gusarnya, ia lantas mencengkeram si tukang perahu itu sambil
membentak: "Cepat kau tolong dia!"
Tukang perahu itu merendah kebawah, lalu menjawab
dengan suara sedingin es:
"Sungai ini termashur sebagai sungai pencabut nyawa,
meski aku pandai ilmu dalam air, namun tak akan berani turun
kebawah, toako mu itu tiada harapan lagi untuk hidup, lebih
baik urungkan saja niatmu itu."
Saking gusarnya, Liong Tian-im mencengkeram tubuh lelaki
itu dan melemparkannya ke dalam sungai, kemudian
bentaknya: 910 "Ayo turun, kaupun turut turun kebawah sana"
Kini, dia dikuasai rasa gusar bercampur gelisah, pada
hakekatnya dia lupa kalau Bok Ci memiliki tenaga dalam yang
amat sempurna sekalipun tak pandai berenang diapun tak
bakal mati karena tenggelam didalam sungai.
Bidadari Selendang Ungu 1 Biang Ilmu Hitam Hek Hoat Bo Karya Rajakelana Gendruwo Rimba Dandara 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama