Cincin Maut Karya Tjan Id Bagian 15
sebelum terbitnya terang tentu akan mengalami kegelapan,
setelah hujan badai akan terbitlah hari yang cerah, asal kita
bersatu padu, semangatnya berkobar, sudah pasti kekuatan Jit
gwat san akan berhasil kita runtuhkan, untung saja kita
berhasil menyekap Kwan Hong, inilah suatu nilai yang
diperoleh dari pengorbanan toyu semua"
"Benar" kata Li Bun yang dengan suara dalam, "komandan,
segala pengharapan kita sekarang ku letakkan diatas bahumu
!" Gadis itu manggut manggut.
"Kau pun mempunyai separuh tanggung jawab, aku Tin Cu
hoa telah mempersembahkan jiwaku untuk Liu sah bun, asal
aku masih hidup, sudah pasti akan kupikul tanggung jawab
ini!" "Oooh, pemimpin, kau terlalu agung . . ." seru Li Bun yang
dengan perasaan terharu. Tin Cu hoa tertawa sedih. "lni merupakan tugas dan
kewajibanku, seseorang yang dilahirkan dia sudah
menetapkan garis kehidupan sendiri, asal kau membawa
tongkat keberanian yang akan menuntun mu untuk maju,
segala persoalan pasti akan di selesaikan .. ."
1160 "Pemimpin!" It Peng yang berambut uban bangkit berdiri, jenggotnya
yang putih bergetar keras karena emosi, setitik rasa terharu
melintas di atas wajahnya dan mengapal tinjunya keras-keras.
Kemudian sambil menghantam tanah keras-keras, dia
berseru dengan suara dalam: "Atur altar dan gusur kemari
Kwan Hong!" "Baik" Tin Cu hoa mengiakan, "komandan Li, silahkan kau
melakukan hal tersebut!"
Li Bun yang segera tersadar kembali dari penderitaannya,
menyaksikan anggota Liu sah bun yang semuanya gagah
perkasa dan setia sampai mati, saking terharunya hampir saja
air mata bercucuran. "Atur meja altar dan undang kehadiran para leluhur!"
serunya dengan mata yang basah.
Buru buru Leng Huan dan tiga orang lelaki itu menggotong
keluar sebuah meja serta tempat abu leluhur, lalu setelah
memasang hio, mengikuti memasang dua batang lilin...
Dengan penuh rasa hormat Tin Cu hoa memasang
sebatang hio. sementara para jago berdiri tenang ditempat
semula dengan wajah serius, agaknya mereka merasakan
hatinya sama sama berat. "Bawa kemari Kwan Hong !" bentak Li Bun yang dengan
suara lantang. Dari luar ruangan berkumandang suara langkah manusia,
Kwan Hong digusur oleh dua orang lelaki kekar telah berjalan
1161 masuk ke dalam ruangan, saat ini wajahnya pucat,
kegagahannya dimasa lalu seolah olah sudah pudar.
"Bunuh dia, bunuh dia !"
Teriakan-teriakan gusar penuh emosi berkumandang dari
mulut setiap orang, suaranya nyaring seperti suara guntur
yang menggelegar diangkasa, sementara wajah mereka pun
diliputi oleh perasaan gusar dan dendam yang tebal, sorot
mata mereka pun memancarkan sinar berapi api, seakan akan
hendak membakar Kwan Hong sampai lumer.
Raut wajah Kwan Hong amat kusut dan letih, menyaksikan
kemarahan orang orang itu, rasa ngeri menghadapi kematian
mendekati perasaannya, dia seolah olah menyaksikan dirinya
mati secara mengenaskan. Terbayang akan kematian, dia menjadi bergidik, dia
menjadi kehilangan kegagahannya dihari hari biasa.
Dengan perasaan putus asa, lalu pikirnya:
"BiIa burung Hong sudah jatuh ke tanah, seekor ayampun
tak bisa menandinginya, tampaknya aku memang lebih tak
berharga dari pada seekor ayam !"
Sementara dia masih melamun, mendadak... "Kwan Hong
!" Seruan nyaring bergema memecahkan keheningan.
1162 Kemudian tampak Tin Cu hoa dengan sorot mata dingin
dan wajah penuh kesedihan bercampur marah berkata
lantang. "Kwan Hong, tahukah kau hari ini adalah hari apa ?"
Dengan perasaan takut Kwan Hong mendongakkan
kepalanya, rasa takut menyelimuti wajahnya, tapi dia tak ingin
memperlihatkan kelemahan tersebut, dengan angkuh dan
nada sengit serunya: "Hari apa ?" "Masih ingatkah kau" pada hari ini, ayahmu telah
menumpas segenap anak murid dari Liu sah bun. yaa, pada
hari inilah sepanjang hidup aku tak pernah akan melupakan
hal ini" Suaranya seperti seorang sedang mengigau, suara yang
lirih dan gemetar bagaikan suara sukma gentayangan dari
neraka.. Kwan Hong merasakan sekujur tubuhnya gemetar keras,
hampir saja dia dibikin mati ketakutan oleh ucapan tersebut,
sebab di dalam pendengarannya suara tersebut tak mirip
suara manusia, melainkan suara rintihan setan iblis dari
neraka. Kwan Hong gemetar keras dia pun seakan-akan terbayang
kembali peristiwa berdarah yang di lakukan ayahnya dalam
markas besar Liu sah bun.
Membayangkan darah yang berceceran, tiba-tiba saja
timbul perasaan angkuh dan tinggi hati dalam hati kecilnya,
sebab begitu banyak manusia tewas semua ditangan ayahnya.
1163 Akhirnya dia tertawa terbahak bahak dengan perasaan
bangga, serunya lantang: "Haa . . haa . . haaa . . ayahku adalah seorang gembong
iblis, apa artinya cuma membunuh beberapa orang."
Paras muka Tin Cu hoa berubah hebat.
"Tidak terhitung. Tapi dendam ini haruslah di tuntut balas,
Kwan Hong, tahukah kau apa yang hendak dilakukan oleh
orang orang Liu lah bun kami terhadapmu " Ketahuilah hal ini
bukan sesuatu yang enak dirasakan."
Kwan Hong segera meludah.
"Hmm . . Tin Cu hoa, kau bukan seorang manusia yang
punya nyali, kalau punya keberanian carilah ayahku, apa
artinya hanya marah marah kepadaku saja " Hmm, aku
percaya kau tak punya keberanian tersebut, sebab tiada orang
di dunia ini yang bisa menandingi ayahku."
"Aku dapat menunggu sampai ayahmu datang." kata Tin Cu
hoa. "Apa" Kau hendak menunggu ayahku?" seru Kwan Hong
dengan wajah tertegun. "Benar" kata Tin Cu hoa dingin "ayahmu sudah berhutang
terlalu banyak kepada Liu sah bun kami, hutang berdarah
pada dua puluh tahun berselang pasti akan kutuntut kembali
malam ini, aku memang sedang menantinya untuk sekalian
ditagih!" Sekujur badan Kwan Hong gemetar keras.
1164 "Kalau begitu kau sengaja menangkapku untuk memancing
ayahku datang kemari."
"Aku adalah Oang Tay kons memancing ikan. . yang mau
yang terpancing." kata Tin Cu hoa hambar.
"Pemimpin" tiba tiba Li Bun yang berseru sambil maju
kedepan, "laksanakan hukuman."
Tin Cu hoa berkerut kening, lalu serunya:
"Persembahkan alat upacara. ."
Dari antara kelompok manusia, pelan pelan berjalan datang
seorang lelaki kekar yang tinggi besar ditangan kirinya
memegang buah cawan tembaga sementara ditangan kanan
membawa sebuah pisau belati yang tajam, hawa pembunuhan
menyelimuti seluruh wajahnya, sementara tindakannya
selangkah demi selangkah mendekati Kwan Hong.
"Kalian mau apa ?" seru Kwan Hong dengan suara
gemetar. "Akan kukorek hatimu untuk dipersembahkan dihadapi abu
leluhur perguruan kami." kata lelaki itu dingin.
Kwan Hong tidak menyangka kalau dia bakal mati cepat,
dengan putus asa dia menghela napas panjang, tiba tiba saja
seluruh kesombongannya punah, stakan akan berubah
menjadi seseorang yang lain.
Ia menunduk sedih, lalu berkata penuh dengan
penderitaan: "Kalian tidak adil jika bersikap seperti ini kepada diriku."
1165 "Oya?" jengek Tin Cu hoa sinis "lantas tindakan macam
apakah yang kau anggap sebagai baik ?"
Kwan Hong menunduk sedih, katanya lemas.
"Bukan aku yang memusnahkan perguraan Liu sah bun,
karenanya itu merupakan perbuatan yang amat tidak adil!"
keluh Kwan Hong dengan kepala tertunduk lemas.
Kembali Tin Cu hoa tertawa dingin.
"Heeheehee, perguruan Liu sah bun yang bermarkas
dibukit Jit gwat san, sama sekali tidak mempunyai
permusuhan atau pun perselisihan apa pun dengan berbagai
perguruan lain, tapi ayahmu hmm! Demi mewujudkan
ambisinya untuk menguasai seluruh kolong langit, hanya
didalam semalam saja telah menciptakan suatu pembunuhan
yang begitu brutal dan tidak berperi-kemanusiaan, apakah
perbuatannya ini pun adil?"
Setelah berhenti sejenak dengan kemarahan yang masih
berkobar kobar, dia berkata lebih lanjut:
"Tin Cu hoa bukan seorang manusia yang tidak bisa
membedakan mana yang budi dan mana yang dendam wahai
Kwan Hong agar kau merasa puas dan lega, lebih baik kita tak
usah membicarakan soal adil atau tidaknya lagi, bukan itu
yang paling penting!"
Dia ulapkan tangannya kepada lelaki berbe itib itu sambil
"erunya lantang: "Berikan pisau belati itu kepadaku !"
1166 "Kau . ." Kwan Hong agak gemetar.
Melihat Tin Cu hoa hendak membunuhnya dengan tangan
sendiri, konta saja hatinya menjadi dingin separuh, diam diam
dia menghela-napas panjang, kemudian sambil
menggelengkan kepalanya dan tertawa getir dia bergumam.
"Aaaai, nampaknya nasibku harus berakhir dalam keadaan
seperti ini." Rupanya dia sadar bahwa kematian tak bisa hindari lagi
malam ini, sepasang matanya segera dipejamkan rapat rapat,
namun toh sekujur badannya gemetar keras sekali, bayangan
kematian seolah olah mulai menghantui benak Kwan Hong
sehingga membuatnya merasa ketakutan setengah mati,
keadaannya sekarang sedikitpun tak mirip sebagai seorang
jagoan dunia persilatan. Dengan perasaan tidak habis mengerti, laki-laki tersebut
menyerahkan pisau belatinya ke tangan Tin Cu hoa.
Dengan pandangan setajam sembilu, gadis itu memandang
sekejap pada belati yang berada ditangannya, kemudian
sambil mengulumkan sekulum senyuman, dia berkata:
"Kwan Hong, sekarang aku akan mulai turun tangan !"
Segulung angin dingin berhembus lewat di tengah udara,
tahu tahu Tin Cu hoa telah menggerakkan tangannya secepat
kilat menyambar rambut Kwan Hong dan memapasnya
sebagian hingga tersebar keatas tanah.
Kwan Hong menjadi tertegun:
"Kau tidak membunuhku ?" dia berseru keheranan.
1167 Sambil menggenggam rambut, pelan pelan Tin Cu hoa
masukkan potongan rambut tersebut ke dalam sebuah bokor
yang terbuat dari tembaga, lalu dengan wajah serius dia
perintahkan lelaki tersebut mempersembahkan bokor tembaga
tadi kedepan meja altar leIuhur.
"Tindakanku ini sangat adil bukan?" seru perempuan itu
kemudian dengan suara dingin "aku telah menggerakan
rambutmu sebagai pengganti kepala, kalaupun tak akan
mengatakan apa-apa lagi sekarang, nah Kwan Hong, budi dan
dendam diantara kita sudah selesai, apalagi yang ingin kau
sampaikan?" "Terima kasih banyak atas kebesaran jiwa nona yang telah
mengampuni jiwaku" kata Kwan-Hong dengan perasaan emosi
"bila ayahku datang nanti, aku pasti akan membeberkan
keadaan yang sebenarnya kepada beliau, akan ku berikan budi
kebaikan serta kebenaran jiwa pemimpin Tin terhadap
keluarga Kwan kami!"
Tin Cu hoa mendengus dingin.
"Hmm! walaupun kau sudah kulepaskan, bukan berarti aku
bersedia melepaskan ayahmu!"
Dia lantas mengulapkan tangannya dan menitahkan dua
orang lelaki kekar untuk menggusur pergi Kwan Hong.
Disaat bayangan punggung Kwan Hong baru lenyap dari
pandangan mata, mendadak berkumandang suara ringkikan
kuda dari balik kegelapan sana, menyusul kemudian nanpak
seekor kuda berlarian mendekat dengan kecepatan diluar
dugaan" Buru buru Leng Huan memburu kemuka sambil menegur.
1168 "Siapa yang datang?"
Kuda yang sedang meluncur datang dengan kecepatan luar
biasa, menyusul kemudian nampak seseorang melayang turun
dari atas punggung kuda, dia adalah seorang pemuda tampan.
"Permisi!" serunya sembari menjura, "aku datang untuk
bertemu dengan pemimpin kalian."
"Hmm. siapakah kau?" dengus Leng Huan gusar.
Perlakuan kasar ini segera membuat paras muka anak
muda itu berubah sedingin es:
"Bila pemimpin kalian telah bertemu denganku, dia akan
segera mengetahui siapakah diriku ini, kau cukup melaporkan
saja kedatanganku . . ."
Leng Huan mengira pihak lawan adalah musuh yang dikirim
pihak Jit gwat san, apalagi ketika dilihatrya pihak lawan
enggan menyebutkan nama serta asal usulnya, amarahnya
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semakin memuncak. "Hmmm nampaknya kau serombongan dengan orang she
Kwan tersebut." bentaknya gusar, "bagus, bagus sekali,
kedatanganmu memang sangat kebetulan, aku Leng Huan
memang kuatir bila kalian si anak kura kura tak berani datang,
sungguh tak kusangka kau si bocah berani kemari untuk
menghantar kematian."
Tampaknya dia berniat untuk melawan pemuda tersebut,
sambil melompat ke depan, sebuah pukulan dahsyat segera
dilontarkan dengan kekuatan dahsyat, gerakan tubuhnya juga
cepat bagaikan sambaran kilat, jauh diluar dugaan pemuda
itu. 1169 Menghadapi ancaman yang datang, pemuda tersebut
segera tertawa terbahak bahak.
"Haah, haaah, haaah, rupanya beginilah cara pihak Liu sah
bun menyambut kedatangan sahabatnya."
Suatu pertarungan sengit segera berkobar disitu, kepalan,
telapak tangan dan tendangan saling menyambar tiada
hentinya, kedua belah pihak sama sama dibikin terkejut oleh
kelihayan lawannya, tentu saja yang paling terkesiap adalah
pihak lawan. Sementara itu, semua orang yang berada dalam ruang kuil
sudah mersakan pula keadaan yang tak beres, apalagi setelah
mereka pasang telinga dan menangkap suara berlangsungnya
pertarungan sengit. Tin Cu hoa segera berseru kepada Li Bun yang.
"Komandan Li, coba kau lihat siapa yang datang?"
"Baik!" Setelah menyahut, Li Bun yang segera membalikkan badan
dan lari menuju ke luar. Tapi begitu tahu siapa yang datang, dia menjadi
terperanjat lalu bentaknya keras: "Tahan !"
Waktu itu, Leng Huan sudah kehabisan tenaga sehingga
peluh dingin jatuh bercucuran, buru buru dia melepaskan
sebuah pukulan sambil melejit ke samping.
1170 Dengan wajah penuh kemarahan, Li Bun yang melotot
sekejap ke arahnya, kemudian mendamprat.
"Kau sudah lupa rupanya, masa dengan tuan penolong dari
Liu sah bun kita pun berani berbuat kurang ajar!"
Kemudian sambil buru buru menjura katanya lagi:
"Liong sauhiap, harap kau sudi memaafkan kesalahan anak
buah kami ini .. !" Liong Tian im tertawa hambar, "Aaah tidak menjadi soal
saudara ini setia dengan tugas. kepandaian silatnya juga
lumayan, sampai aku sendiri pun menjadi tertarik dan ingin
mencoba kemampuannya, justru akulah yang seharusnya
minta maaf kepada komandan Li . .."
Li Bun yang tertawa terbahak bahak.
"Haaah haaah, haah, Liong siuhiap, silahkan tuan masuk ke
dalam, pemimpin kami berada di dalam."
"SiIahkan.." buru buru Liong Tian im mengulapkan
tangannyaa pula. Mereka berdua berjalan masuk keruang tengah bersamasama,
sementara semua orang yang berada dalam ruangan
tersebut menunjukkan sikap tercengang dan keheranan,
beratus pasang mata bersama sama dialihkan ke arah Liong
Tian im. Buru buru Tin Cu hoa bangkit berdiri pula sambil berseru:
"Saudara Liong maaf atas kelancangan kami!"
1171 Liong Tian im tertawa hambar.
"Pemimpin Tin, mengapa kau belum mengadakan
persiapan apa apa" pasukan besar kemungkinan sudah hampir
tiba disini. ." Bayangan manusia yarg terbias oleh cahaya, meninggalkan
bayangan yang memanjang di atas tanah, semua anggota Liu
sah bun yang berkumpul dalam ruangan bersama-sama
memandang wajah pemuda yang bernama besar ini dengan
wajah serius. Sorot mata semua orang rata rata menunjukkan semacam
sikap hormat dan kagum terhadap jago muda tersebut,
kendatipun tidak menunjukkan sesuatu perkataan, namun dari
sikap serta gerak gerik mereka, dapat diselami sampai
dimanakah rasa hormat mereka terhadap jagoan muda ini ...
Sambil mengulapkan tangannya Tin Cu hoa berseru:
"It Peng, ambilkan air teh untuk Liong sauhiap. ."
"Baik, pemimpin !" It Peng menjawab dengan hornat.
Pelan pelan Liong Tian im menggerakkan tubuhnya,
sementara sorot matanya pelan pelan dialihkan ke wajah
setiap orang yang berada disini, tiba tiba dia menghalangi It
Peng sambil berkata dengan serius:
"Saudara It, jangan sungkan sungkan, kita berdua adalah
orang sendiri. . ." "Tidak". tukas lt Peng serius "Liong sianseng telah
melepaskan buli setinggi bukit untuk Liu sah bun kami, selain
perangan hormat kami disinipun hanya ada air teh sebagai
1172 pengganti arak untuk menyampaikan perasaan kagum dan
hormat kami terhadap Liong sian seng."
"Aku tahu tentang soal ini" ucap Liong Tian im terharu,
"saudara It, waktu tidak mengijinkan kita untuk membicarakan
soal tidak berguna lagi, sebentar lagi Kwan Lok khi dari Leng
Hongya akan tiba disini bersama sejumlah jago lihay dari bukit
Jit gwat san, kali ini mereka muncul dengan kekuatan yang
besar. ini berarti mereka bermaksud untuk mendapakan suatu
hasil, sekarang lebih baik kita mengirim jago-jago lihay untuk
memukul mereka lebih dulu, bila urusan disini telah usai, nah
saat itulah kita baru kita minum-minum sampai puas."
Sekilas parasaan benci dan dendam melintas diatas wajah
Tin Cu hoa katanya kemudian:
"Jika orang-orang dari Jit gwat san benar-benar berani
mengejar sampai disini, kendati pun malam ini Liu sah bun
harus tumpas habis kami akan menyuruh dia mengerti bahwa
orang orang Liu sah bun bukan manusia yang gampang
diusik." Liong Tian im kembali tertawa hambar.
"Pemimpin, harap kau siapkan orang orang itu segera, tak
sampai satu jam kemudian Kwan Lok khi akan sampai disini "
"Pemimpin !" seru Li Bun yang sambil maju selangkah ke
muka, "harap kau segera menurunkan perintah, sudah hampir
dua puluh tahunan Liu sah bun mengasingkan diri dari
keramaian dunia, selama dua puluhan tahun ini, penderitaan
dan hinaan yang kami terima cukup besar, akhirnya
kesempatan yang kita nantikan telah tiba, suatu perjuangan
dalam kesulitan akan menguji kita semua, kami bersedia
mempertaruhkan jiwa raga dan darah kami untuk
1173 mempertahankan keutuhan Liu sah bun, pemimpin, pelajaran
di masa lampau sudah lewat, sekarang kita harus
memanfaatkan setiap kesempatan yang ada."
Dengan gagah dia mengutarakan perkataan itu, yang mana
segera membangkitkan semangat juang dihati setiap orang,
serentak segenap anggota Liu sah bun menunjukkan
ketekadan masing masing. Serentak mereka meloloskan senjata masing-masing dan
diayunkan ke udara, kemudian serunya hampir bersama:
"Pemimpin, kami bersedia sehidup semati denganmu"
Sekilas senyuman terlintas diatas wajah Tin Cu hoa yang
dingin dan menyeramkan itulah senyuman haru, dua titik air
mata jatuh berlinang membasahi seluruh wajahnya, dengan
suara gemetar dia berseru.
"Baik, baik ! Tin Cu hoa merasa berterima kasih atas
kebulatan tekad kalian untuk mendukungku, asal kalian tidak
menganggapku sebagai seorang wanita aku bersedia
mengeluarkan darah segar ku untuk mencuci bersih aib yang
menimpa perguruan Liu sah bun kita, menuntutkan balas bagi
kematian anak murid perguruan kita."
Titik air mata jatuh bercucuran membasahi pipinya, sekilas
lintas ia terbayang kembali akan keadaan mengerikan yang
menimpa perguruan Liu sah bun, dia seolah-olah menyaksikan
kembali genangan darah yang mengalir diatas tanah, melihat
tumpukan mayat yabg berserakan disana sini..
1174 Akhirnya setelah menghela napas sedih dia berkata
kembali. "Dua puluh tahun bukan suatu waktu yang pendek, tapi toh
bisa kita lalui dengan begitu saja, kini musuh tangguh sudah
hampir datang kemari, segera akan berdiri dihadapan kita,
kesempatan untuk membalas dendam, akan segera lenyap
dengan cepat saudara sekalian, kerahkan kekuatan kalian,
perlihatkan keberanian kalian dan balaskan dendam saudara
saudara kita yang telah gugur, aku Tin Cu hoa akan sehidup
semati dengan kalian, tentu saja pertarungan ini merupakan
suatu pertarungan yang paling sulit, karena musuh berjumlah
sangat banyak, apalagi merupakan jago jago kelas satu dari
dunia persilatan, tapi kalian tak usah takut, asal mempunyai
keberanian, kita bisa satu lawan satu, satu lawan seratus dan
kemenangan akhir berada ditangan kita."
Dengan suara yang dalam dan sedih dia mengucapkan
perkataan tersebut penuh gagah berani, melelehkan air mata
dengan penuh penderitaan oleh karena itu banyak diamati
anggota Liu sah bun yang melelehkan pula air matanya,
mereka bersumpah hendak membalas dendam, untuk sesaat
suasana di dalam ruangan menjadi sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suara pun.
"Pemimpin, kami akan setia kepadamu sampai ke titik
darah penghabisan." Entah sejak kapan anak murid Liu sah bun berseru bersama
sama menyatakan kebulatan tekadnya, memperlihatkan
semangat jantan mereka yang berani menentang maut.
Dengan amat teliti Tin Cu hoa berkata.
1175 "Baik! Aku Tin Cu hoa mengucapkan selamat atas
semangat jantan kalian semua. ."
Dia melirik sekejap ke arah It Peng, lalu berkata lagi.
"It Peng, kau bertanggung jawab pada sayap kiri, yang
paling penting jangan membiarkan orang orang Jit gwat san
menyerbu masuk ke dalam kuil ini, tanggung jawab ini sangat
berat dan kau harus menghadapinya dengan hati hati!"
"Hamba akan mempertaruhkan dengan jiwa ragaku, pasti
tak akan membuat pemimpin jadi kecewa!" kata It Peng
sambil membungkukkan badannya memberi hormat.
"Bagus sekali!" dengan gembira Tin Cu hoa berseru,
"pergilah sekarang, bawa serta orang orang mu untuk
melakukan persiapan. ."
It Peng merupakan seorang panglima kawakan dari Liu sah
bun terhitung pula sebagai seorang bobun yang bernyali
besar, dia menerima perintah dan segera mengundurkan diri,
lalu memimpin anak buahnya bernama sama mundur dari
ruangan. ooo cQoooo ooocOoooo Kembali Tin Cu hoa memandang sekejap kearah Leng-Huan
kemudian katanya: Leng Huan ilmu silat dari Liu-sah-hun, sekarang aku akan
menitahkan kepadamu untuk berjaga disayap kanan, tugas
dan tanggung jawabmu sama dengan lt Peng, hanya boleh
bfcf h tak boleh gagal. 1176 "Hamba tahu, harap pemimpin berlega hati" sahut Leng
Huan serius. Dia mengulapkan tangannya, segenap anggota yang masih
tersisa dalam ruangan segera mengundurkan diri dengan
mulai membungkam. Leng Huan memandang sekejap ke wajah semua orang
dalam dalam, kemudan baru mengundurkan diri dari situ.
"Pemimpin !" ketika Li Bun yang menyaksikan semua orang
sudah mendapat pekerjaan, hanya dia seorang yang tidak
diutus, hatinya menjadi amat gelisah, cepat dia melompat
maju ke depan dan berseru dengan gelisah, "bagaimana
dengan diriku " Tugas apa yang aku pemimpin bebankan
kepadaku ?" Tin Cu hoa tertawa ringan.
"Kau sudah lelah menempuh perjalanan jauh, sekarang tak
usah bertarung bagi Liu sah bun.
"kini aku tidak memperkenankan kau untuk turun serta
dalam pertempuran ini, malah tugas dan tanggung jawab
yang hendak kubebankan kepadamu jauh lebih besar daripada
siapapun juga . ." "Tugas apa?" Li Bun yang segera berkerut kening.
"Kau bersama aku tetap berada disini sambil menunggu
kedatangan Kwan Lok khi." kata Tin Cu hoa dengan wajah
serius, "aku hendak menjumpai Leng Hongya dan Kwan Lok
khi disini, coba bayangkan, seandainya aku seorang diri bagai
mana mungkin bisa menghadapinya" Oleh karena itu tugas
dan tanggung jawabmu sesungguhnya berat sekali .."
1177 Kini, didalam ruangan hanya tinggal Li Bun yang, Liong
Tian im dan Tin Cu hoa, mereka bertiga saling berpandangan
sekejap kemudan Tin Cu hoa berkata kepada Leng Tian Im
sambil menjura: "Beruntungnya Liong sauhiap datang memberi kabar
bahkan bersedia membantu kami untuk membebaskan diri
dari kesulitan, budi kebaikan ini akan kami ingat selalu dihati,
selama kami berkelana, disuatu ketika seluruh anggota
perkumpulan kami akan membalas budi kebaikan tersebut."
Liong Tian im menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Ucapan pemimpin Tin kelewat serius. sebagai sesama
anggota persilatan tidak seharusnya kalau kita bersungkansungkan,
kini musuh besar berada di depan mata, Leng
Hongya dan Kwan lok khi juga merupakan jagoan Iihay yang
berilmu tinggi, bila kita tak berhasiI mendapatkan suatu siasat
baik untuk mengatasi hal ini, rasanya sulit untuk memukul
mundur musuh. Li Bun yang segera tertawa terbahak bahak.
"Haaah, haaah. . haah . . betuI, sudah seharusnya
pemimpin membeberkan rencanamu dalam menghadapi
serbuan musuh. Tin Cu hoa memutar sebentar sepasang biji matanya,
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serentetan cahaya mata yang dingin menggidikan mencorong
keluar dari balik matanya, dengan wajah berubah menjadi
amat serius katanya: 1178 "Aku ingin memancing Kwan Lok-khi dan Leng Hongya
masuk dalam ruangan ini."
"Tempat ini sangat tidak menguntungkan bagi kita." seru Li
Bun yang tak habis mengerti.
Tin Cu-hoa menghembuskan napas panjang.
"Walaupun kerja sama kita bertiga belum tentu bisa
mengungguli Leng Hongya dan Kwan lok-khi, tapi untuk
merobohkan kami pun bukan sesuatu yang gampang, aku rasa
waktu itulah kita baru mengajak mereka membicarakan soal
syarat." "Membicarakan soal syarat?" Li Bun yang terkejut, "jagoan
lihay dari Jit gwat san amat banyak, Kwan Lok khi juga
merupakan seorang manusia yang amat berbahaya, bila kau
hendak membicarakan soal pertukaran syarat dengannya, hal
ini sama artinya dengan ingin berkomplot dengan serigala. . ."
"ltu mah tergantung soal posisi, lihat saja siapa yang
menempati posisi diatas angin. ." kata Tin Cu hoa dengan
rencana matang di dalam benak.
Pada saat iiulah, It Peng berlari masuk dari luar ruangan
sambil menghampiri Tin Cu hoa kemudian serunya:
"Pemimpin, musuh sudah mulai nampak dari depan sana !"
Tin Cu hoa manggut manggut.
"Ehmmm aku sudah tahu, baik baiklah mempertahankan
sayap kiri, sebelum ada perintahku jangan turun tangan
secara sembarangan jangan pula mengijinkan siapa pun
mendekati sekitar kuil, nah pergilah. .
1179 It Peng mengiakan dan segera mengundurkan diri dari situ.
Tin Cu hoa menang tak malu disebut jagoan wanita,
kendatipun berada didepan ancaman bahaya maut, namun
sikapnya masih tetap amat tenang, sama sekali tidak
terpengaruh oleh situasi yang makin memburuk didepan mata,
ketenangannya ini membuat Liong Tian im diam diam merasa
amat kagum. Li Bun yang tiba tiba dia berseru sambil tertawa
getir, pertarungan ini merupakan suatu pertarungan antara
hidup dan mati, aku ingin melimpahkan seluruh tanggung
jawab ini keatas tubuh kita berdua."
"Hmm . . ." Li Bun yang menjadi tertegun ..
"Aku cukup mengetahui akan perasaan cintamu kepadaku,"
ucap Tin Cu hoa sedih, "Bun yang disaat yang begini krisis ini,
kita sudah tiba masanya mengungkapkan semua perasaan hati
kita secara berterus terang, kendatipun kau belum pernah
menunjukkan pernyataan apa pun kepadaku tapi setiap kali
melihatmu, aku dapat menangkap perasaan hatimu itu dari
pancaran sinar matamu.."
Li Bun yang merasakan hatinya bergetar keras.
"Hamba tidak pantas, aku benar benar tidak pantas untuk
dijodohkan denganmu?"
Mungkin hati perempuan lebih peka daripada orang lelaki,
karena itu meski L Bun yang tak pernah menyatakan perasaan
cintaya, namun Tin Cu hoa dapat merasakan akan hal ini,
hanya ke dua belah pihak sama-sama menyimpan
perasaannya didalam hati sehingga tak sampai diutarakan
keluar... Dengan perasaan sedih Tin Cu hoa berkata.
1180 "Aaai, kalau berbicara soal tak pantas, sesungguhnya
akulah yang tak pantas untukmu, tahukah kau aku adalah
seorang perempuan kotor yang telah ternoda ?"
"Kau adalah seorang yang maha agung, mengorbankan diri
demi kepentingan perguruan Liu sah bun..." seru Li Bun-yang
dengan hormat, "pemimpin, walaupun dirimu telah ternoda
namun dalam pandanganku kau masih tetap suci dan bersih,
suci bagaikan bunga yang sedang mekar..."
"Semuanya sudah lewat dan tak usah kita bicarakan lagi,
Bun yang sekarang aku harus memanggilmu dengan sebutan
apa ?" Lirikan matanya ke wajah Li Bun yang penuh memancarkan
rasa cinta yang mendalam..
Kembali Li Bun yang menjadi tertegun sesudah termangu
mangu hampir setengah harian lamanya, akhirnya dia
mengerti juga maksud hati dari perempuan itu, maka serunya
agak emosi: Tin Cu hoa merasakan hatinya amat tEatjts, sepasang
matanya dipejamkan rapat rapat untuk merasakan dan
menikmati panggilan yang penuh dengan perasaan cinta itu,
tangannya yang putih pelan pelan menyeka air matanya yang
membasahi kelopak mata, dengan mulut membungkam dia
mencoba untuk meresapkan panggilan yang penuh kemesraan
tersebut ke dasar hatinya.
"Bun yang !" dengan berusaha menahan ke tenangan
hatinya dia berkata lagi, "pergilah ke depan sana, dan
undanglah masuk Kwan lok khi serta Leng Hongya, ingat,
hanya mengajak mereka berdua masuk kemari, aku dan Liong
sauhiap akan menunggumu di sini."
1181 "Baik !" Li Bun yang hanya merasakan hatinya kesenangan, pelan
pelan dia membalikkan tubuhnya sambil menggetarkan
bibirnya, mulut yang kering serasa tersumbat, dia tak mimpi
mengucapkan sepatah katapun jua, akhirnya dia
menggelengkan kepalanya dengan sedih.
Kobaran api cinta yang tumbuh dihati mereka mungkin
sangat berharga dan bernilai tinggi, tapi seandainya jago jago
lihay dari Jit gwat san tidak menyerbu datang, seandainya
perguruan Liu sah bun tidak berada di ambang pintu
kehancuran, mungkin perasaan cinta mereka berdua akan
terpendam untuk selamanya dalam hati masing masing.
Walaupun mereka tidak pernah membicarakan soal cinta
barang sepatah katapun, namun perasaan batin kedua orang
itu telah saling terpadu, telah saling bergetar keras, akhirnya
api cinta berkobar juga dalam hatinya, mereka berdua
akhirnya terungkap juga dari perasaan mereka berdua.
Li Bun yang merasakan hatinya bergejolak keras, dengan
segera berjalan keluar dari ruang tengah, ketika bayangan
tubuh Tin Cu hoa masih mencekam dalam benaknya, segulung
ingin dingin segera menyadarkan kembali larinya dari
lamunan. Langkah kaki yang mantap dan tegap menunjukkan
kebulatan tekad dalam hatinya, dengan sorot mata yang tajam
dia mengawasi sekejap sekeliling kuil tersebut, tampak anak
murid perguruannya telah mempersiapkan diri dise belah kiri
kanan kuil. 1182 "Komaodan Li, pihak lawan berjumlah amat banyak..." Leng
Huan berbisik lirih. Li Bun yang manggut manggut. "Keluarkan keyakinanmu
untuk menjajah tin mereka !" pesannya.
Dia menuju pula ke sayap kiri dimana It Peng berada,
kemudian sambil menepuk bahu lelaki berdarah perwira,
serunya dengan suara perlahan:
"Saudara It, hadapi dengan berhati hati, usaha kita semua
menggantungkan diri kepadamu. . ."
Merah padam sepasang mata It Peng setelah mendengar
perkataan itu, serunya cepat:
"Komandan Li, tak usah kuatir, kami semua memang
menunggu hari seperti ini, asal Kwan Lok khi berani menyerbu
kemari, aku It Peng akan menjagalnya paling dulu. ."
"Saudara It, aku harus berterima kasih kepadamu, kau
kelewat besar membangkitkan semangatku..." bisik Li Bun
yang dengan perasaan terdiam.
It Peng segera menuding ke arah depan, kemudian
bisiknya: "Komandan Li, mereka telah datang. ."
Ditengah kegelapan malam yang mencekam tiada sesuatu
apapun yang terlihat, satu satunya yang bisa dipakai untuk
membedakan adalah suara derap kaki kuda yang amat ramai
dan menggetarkan sukma. 1183 Suara derap kaki kuda yang ramai itu kian lama kian
bertambah mendekat, ibarat genderang perang yang
dibunyikan bertalu talu . . Bayangan manusia pun
bermunculan bagaikan sukma gentayangan. tampak beberapa
ekor kuda dilarikan mendekat dengan kecepatan amat tinggi,
ketika semakin mendekat maka tampaklah Leng hong ya dan
Kwan Lok khi memimpin empat orang jago lihay dari Jit-gwat
san bergerak mendekat, dibelakang mereka masih mengikuti
puluhan orang lelaki berbaju hitam yang semuanya menyoren
pedang panjang di pinggangnya.
"Ehmm!" Kwan Lok khi mengulapkan tangannya sambil
berteriak keras, "saudara Leng coba kau saksikan manusia
manusia yang pantas dibunuh itu, berani betul mereka
membentuk barisan untuk menghalangi kita semua, hmm,
saudara Leng, bagaimana menurut pendapatmu atas situasi
ini." Di tengah kegelapan malam terdengar suara Kwan Lok khi
yang dingin menyeramkan itu berkumandang di angkasa.
Dengan sorot mata yang amat tajam Leng Hongya
memandang sekejap ke sekeliling kuil, dia saksikan serentetan
cahaya lentera muncul dari balik ruang kuil yang bobrok,
bayangan lentera yang redup mendatangkan perasaan seram
dihati siapapun. Seakan akan ada sesuatu yang mengerikan
mendesak dibaliknya, sehingga sulit bagi orang lain menduga
maksud hati lawan . . . Leng Hongya tertawa seram, lalu ujarnya.
"Musuh berada dibalik kegelapan sedangkan kita dipihak
yang terang, barisan semacam ini sangat tidak
menguntungkan bagi pihak kita semua."
1184 "Heee heee heee heee . . lantas bagaimanakah menurut
pendapat saudara Leng ?"
Dari balik suara tertawa dingin yang tak sedap tersebut
Leng Hongya dapat mengetahui kalau gembong iblis ini sama
sekali tidak menaruh perasaan memandang tinggi akan
dirinya, barusan bisa jadi ia malah memandang hina dirinya.
Lantaran dicekam perasaan mendongkol yang berkobar
kobar, dia lantas mendongakkan kepalanya dan tertawa
terbahak-bahak: "Haaah, haaah, haaah, saudara Kwan, lebih baik kau
mengambil keputusan sendiri saja !"
Kwan Lok-khi bisa dianggap sebagai pemimpinnya kaum
sesat, sudah barang tentu memiliki kecerdasan melebihi siapa
pun, ia membenci Leng Hongya yang telah melepaskan orangorang
Liu-sah bun sehingga mengakibatkan putra
kesayangannya terjatuh ke tangan orang orang Liu sah bun,
dia menganggap perbuatan Leng Hongya ini sangat hendak
mengajaknya bergurau, oleh sebab itu dalam setiap tindak
tanduk serta cara berbicaranya dia selalu merasakan perasaan
amat tak puas. Akan tetapi, dia sendiri pun merupakan seorang manusia
yang pintar, dia cukup memahami situasi yang sedang
dihadapinya sekarang, walaupun Leng Hongya menaruh sikap
yang amat tidak memuaskan namun diapun tak berani
mengusiknya secara sembarangan.
Maka sesudah tertawa serta dia berkata.
"Saudara Leng, mari kita menyerbu masuk dan menolong
putraku dan sekapan mereka !"
1185 "Hmm, aku rasa tak akan segampang itu." jengek Leng
Hong ya dingin, "saudara Kwan, orang orang Liu sah bun
bukan manusia sembarangan, bila kita berani melakukan
tindakan seperti ini, bisa jadi putramu akan dibunuh lebih
dulu." Kwan Lok khi merasakan hatinya bergetar keras sesudah
mendengar ucapan tersebut dengan cepat dia berseru:
"Jika anak Hong sampai menemui sesuatu musibah, aku
bersumpah akan memusnahkan seluruh anggota Liu sah bun
dari muka bumi Hmmm saudara Leng, separuh bagian dari
anak buahku telah ikut kemari hari ini. bila kita harus
menguIur waktu terus, situasi sangat tidak menguntungkan
bagi kita." Ia berpaling dan ucapnya kepada ke empat orang lelaki
yang berada dibelakang tubuhnya:
"Cepat turunkan perintah kepada mereka bila pun sancu
sudah melakukan sesuatu gerakan, kalian harus segera
menyerbu kedalam kuil dan menyelamatkan Kwan Hong lebih
dulu, tindakan kalian harus dilakukan dengan cepat."
Keempat orang lelaki itu semuanya merupakan jago-jago
lihay pilihan dari Kwaa Lok khi, mendengar ucapan tersebut
mereka segera membalikkan badan dan menghampiri
beberapa puluh jago yang menanti dikejauhan.
Dalam pada itu, Li Bun yang telah memeriksa keadaan jago
jago lihay dari Jit gwat san tersebut dengan seksama, buru
buru dia memberi pesan kepada It Peng dan Leng Huan atas
adakan apa yang harus dilakukan, kemudian dengan
1186 menunggang seekor kuda, dia berjalan menghampiri Kwan
Lok khi dan Leng Hongya. Tatkala Leng Hongya menyaksikan Li Bun- yang telah
menunjukkan diri dengan alis mata berkenyit segera tegurnya:
"Komandan Li, hari ini sudah sepantasnya bila kita sudahi
persoalan sampai disini saja !"
"Leng sianseng!" kata Li Bun yang ringan. "jangan kelewat
mengucapkan kata kata seperti itu, hati hati kalau sampai
membentur batunya." "Heeehh heeehh" dengan bangga Leng Hongya tertawa
besar, "komandan Li, hari ini pun Hongya telah cukup
memberi muka kepadamu, jikalau kau tidak memberi muka
pula kepada aku orang she Leng, heeeh, heeeh... jangan
salahkan kalau aku Leng Hongya akan bertindak keji dengan
memberi pelajaran lebih dulu kepadamu."
Li Bun yang sama sekali tak mau menonjolkan
kelemahannya, dia berseru pula:
"Leng sianseng adalah seorang ahli ilmu silat kenamaan,
masa kalau ada urusan pun hendak diributkan dengan kami
sebagai seoranc prajurit didepan kuda yang sama sekali tak
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
punya kedudukan apa apa" Silahkan, Leng sianseng bila kau
ada urusan, silahkan dibicarakan sendiri saja!"
"Aku menghendaki komandan Li untuk segera
membebaskan Kwan Hong" kata Leng-Hong ya dingin, "kalau
tidak . . hehehe akibatnya bisa kau saksikan sendiri nanti,
komandan Li. coba kau saksikan di belakang tubuh punHongya, berapa banyak jago lihay yang telah siap menantikan
perintah?" 1187 Li Bun yang adalah seorang lelaki berdarah panas, sudah
barang tentu dia tak akan terpengaruh oleh beberapa kata
Leng hong ya sehingga menjadi ketakutan.
Kendatipun dia tahu kalau keadaan situasinya sangat tak
menguntungkan bagi pihaknya, namun dia selalu teringat
akan pengalaman berdarah yang pernah dialaminya, darah
panas yang mengalir didalam tubuhnya serasa mendidih
dengan hebatnya, sekujur tubuhnya seolah olah mengembang
besar, dia ingin membalaskan dendam bagi kematian anggota
Liu sah bun nya . . . Setelah tertawa dingin. serunya kemudian:
"Leng sianseng, mengapa kau tidak mencoba untuk
memperhatikan orang orangku " Mereka pun sedang
menunggu kalian menyerbu ke dalam, asal ke dua belah pihak
sudah bertempur, hemmm . . , siapa menang siapa kalah akan
segera kelihatan. . ."
Ketajaman mulutnya melebihi tajamnya sembilu, sedikitpun
dia tak bermaksud mengalah.
Leng Hongya menjadi gusar setengah mati, paras mukanya
pun segera berubah menjadi seram dan diliputi hawa
pembunuhan... Dengan suara yang keras menggeledek Leng Hongya
berseru lagi. "Kau anggap dengan sedikit kekuatanmu yang tak seberapa
sudah cukup untuk menakut nakuti kami ?"
Sementara itu, Kwan Lok khi yang selama ini hanya
memandang Li Bun yang dengan pandangan dingin menjadi
1188 naik darah apalagi setelah menyaksikan lawannya bersikap
angkuh sama sekali tak mau memberi muka kepadanya.
Sambil menuding ke arah Li Bun yang serunya dengan
suara lantang: "Kau kah yang menangkap putraku Kwan Hong."
"Benar," jawab Li Bun yang sambil mendengus dingin. "aku
mendapat perintah untuk meIaksanakan tugas dan
menjemput putramu." Kwan Lok khi semakin maik darah lagi seteIah mengetahui
bahwa Li Bun yang atau si komandan Li yang telah
menangkap putra kesayangannya.
Seluruh rambutnya serasa berdiri tegak seperti landak, dari
balik matanya juga mencorong keluar sinar pembunuhan yang
sangat menggidikkan hati...
"Bocah keparat," teriaknya dengan marah, "tak kusangka
kau berani mengusik keluarga Kwan kamu hmm! berani
berbuat demikian tentunya kepandaian yang kau miliki sudah
terhitung hebat bukan" Hmm . . .asalkan pun sancu berhasil
membekuk dirimu, akan kulihat siapakah yang berani datang
menolong dirimu!" Li Bun yang mendengus dingin.
"Hmm, bukit Jit gwat san toh bukan sarang naga gua
harimau, apalagi aku Li bun yang juga sudah melihat dalam
dunia persilatan Kwan toa sancu, lebih baik kita membicarakan
masalah yang penting saja, dengan mengulur waktu terus
menerus sesungguhnya keadaan tak menguntungkan baik
untukmu maupun aku."
1189 "Apanya yang menguntungkan?" jengeknya Kwan Lok khi
sambil tertawa seram. "aku mah tak percaya dengan segala
macam permainan sesat. saudara Leng, saudara she Li ini
tampaknya seperti bersikap kurang sopan terhadapmu. biar
lohu tangkap manusia ini baru kuserahkan kepadamu!"
Dia bertepuk tangan dengan pelan, kemudian berseru:
"Siapa diantara kalian yang hendak menghadapi Li toaya
ini.,." Dari belakang tubuhnya segera berkumandang suara
teriakan keras, sesosok bayangan manusia meluncur dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat sebuah cengkraman
segera di ayunkan ke tubuh Li Bun yang.
Li Ban yang sama sekali tidak bergerak, dia seolah olah siap
menunggu datangnya cengkeraman kilat dari lelaki tersebut.
Mula mula lelaki itu nampak agak tertegun, tapi kemudian
dia tertawa terbahak bahak dengan bangganya, sebuah
ayunan tangan segera berhasil menotok jalan darah Li Bun
yang. Tiba tiba Kwan Lok khi menjadi tertegun, tegurnya dengan
cepat. "Eeeeh . . . tunggu dulu! Komandan Li mengapa kau tidak
melancarkan serangan balasan."
Dsngan suara berat Li Bun yang mengangkat bahunya,
kemudian menyambut sambil tertawa.
1190 "Buat apa kau mesti melancarkan serangan balasan"
Berada dibawah wuwungan rumah siapa yang berani tak
menundukkan kepalanya" toa sancu, kau boleh turun tangan
dengan sekehendak hatimu, asal aku orang she Li
mengerutkan dahi, anggap saja aku bukan seorang hohan,
cuma kaupun harus mengerti, putramu berada ditangan kami,
asal aku orang she Li sampai menemukan sesuatu yang tak
beres, kemungkinan besar putramu yang akan ketimpa sial
lebih dulu." Kwan Lok khi segera mendengus dingin.
"Homm, rupanya kau hendak menggunakan cara tersebut
untuk menakuti nakuti aku."
"Hmmm, buat apa aku mesti menakut nakuti dirimu "
Kenyataan akan segera terlihat, toa sancu, pemimpin kami
sengaja mengutusku datang kemari, dia ada pesan beberapa
patah kata kepadaku sebelum aku datang ke sini"
"Apa yang dia katakan ?" seru Kwan Lok khi sambil
memandang ke arah Li Bun yang dengan penuh kebencian.
Li Bun yang mengebaskan tangannya untuk melepaskan
diri dari cengkeraman lelaki tersebut, kemudian katanya:
"Pergilah kau kedepan dan undanglah tua bangka she
Kwan dengan berlega hati, bagaimana dia menghadapimu
bagaimana pula kita menghadapi Kwan Hong, paling paling
satu lubang dibayar dengan satu lubang, siapapun tidak
berhutang kepada siapa."
Paras muka Kwan Lok khi berubah hebat, saking gusarnya
dia sampai mengulapkan tangannya dan menyuruh lelaki
tersebut mundur. 1191 Sekarang dia baru benar benar merasakan seriusnya
persoalan tersebut, diapun cukup mengetahui bahwa Tin Cu
hoa merupakan seorang manusia yang cukup berbahaya,
tampaknya perempuan itu seperti telah menduga sebelumnya
bahwa dia bakal menawan Li Bun yang.
Tapi setelah berpikir sebentar katanya kemudian sambil
tertawa seram: "Komandan Li, aku harap kau suka menyampaikan kepada
pemimpinmu. bilamana dia masih ingin mempertahankan
keselamatan dari leluhur anggota Liu sau bun nya, harap dia
segera membebaskan Kwan Hong dari sekapan!"
"Lebih baik ucapanmu itu kau sampaikan sendiri"kata Li
Bun yang tegas "perkataanku tidak masuk hitungan."
Sambil merinparkan kepalanya Li Bun yang didepan
matanya: "Komandan Li, pemimpin kalian berada di mana?"
Li Bun yang segera menuding kuil bobrok di belakang
tubuhnya sana, kemudian berkata:
"Pemimpin kami menantikan kedatangan kalian berdua
didalam sana, apabila kalian berdua tidak ada urusan lain,
silahkan masuk ke dalam kuil itu dan memperbincangkan
sendiri masalahnya dengan pemimpin kami, siapa tahu hal ini
jauh lebih baik daripada menggunakan kekerasan dengan
begitu saja. ." "Baik!" seru Leng Hongya kemudian, "aku dan saudara
Kwan akan memperbincangkan sendiri masakah ini dengan
pemimpin kalian." 1192 Tapi Kwan Lok khi kembali menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Tidak! Dibalik kesemuanya ini sudah pasti terdapat hal hal
yang tidak beres, lebih baik kita bertindak dengan lebih
berhati-hati..." bisiknya.
Siapa tahu belum habis dia berkata, Kiau Ngo nio sudah
mencemplak kudanya dan memburu ke depan dengan cepat,
dia amat menguatirkan keselamatan putranya maka sambil
memburu kedepan, umpatnya dengan amat gusar.
"Tua bangka celaka, apa lagi yang kau pertimbangkan"
Semuanya ini gara garamu sendiri, jika anak Hong sampai
menemui sesuatu musibah, pertama tama kaulah yang akan
ku jagal lebih dulu. ."
Kwan Lok khi tertawa getir.
"Hujin, kau jangan berteriak macam begitu."
Paras muka Kiau Ngo nio berubah menjadi membesi.
serunya dengan amarah yang makin berkobar.
"Bagaimana" Anak itu milikku, dia adalah satu-satunya jiwa
ragaku, jika anak Hong bisa keluar hari ini dengan selamat,
urusan agak mendingan, tapi kalau dia sampai mampus
ditangan orang. . hmmm,kau si tua bangka celaka juga tak
usah bermimpi bisa hidup lebih lama."
Kemudian sambil melotot ke arah Li Bun yang dengan
penuh amarah, serunya lagi:
"Ayo berangkat Io nio akan menjumpai lonte busuk iiu !"
1193 Mendengar si nenek jelek itu berani mencaci maki kekasih
hatinya dengan sekehendak hatinya, kontan saja amarah Li
Bun yang berkobar, teriaknya dengan suara dingin:
"Hei, kalau berbicara tahulah sedikit sopan santun Sancu
hujin, kau sendiri pun seorang perempuan, kau seharusnya
mengerti akan martabat seorang wanita, Bila aku
mengumpatmu dengan kata kata kotor semacam itu,
bagaimanakah perasaanmu sendiri ?"
"Ciiss !" jerit Kiau Ngo nio sambil mengayunkan tangannya
melancarkan sebuah pukulan, "kau berani memberi pelajaran
kepada Lo nio .. " Bangsat !"
Li Bun yang segera merendabkai kepalanya menghindarkan
diri dari serangan tersebut, hawa amarah menyelimuti seluruh
wajahnya dengan suara menggeledek dia membentak.
"Aku tak sudi cekcok mulut dengan nenek reyot macam
kau, sedang kau pun tak usah mengganggu lagi . . ."
Kemudian sambil berpaling ke arah Leng Hongya dan Kwan
Lok-khi katanya lagi dengan suara lebih lembut:
"Silahkan kalian berdua ! Apabila kalian enggan memberi
muka, aku pun tak punya waktu untuk menemani kalian
merasakan angin malam disini, aku harus segera kembali
untuk menyampaikan laporan !"
Menyaksikan Li Bun yang ada maksud untuk meninggalkan
tempat itu, Leng Hong ya segera melirik sekejap ke arah Kwan
Lok khi dia cukup mengetahui keraguan orang, maka serunya
dengan suara enteng: 1194 "Saudara Kwan, harap kau segera mengambil keputusan . .
." Kwan Lok khi pun tahu kalau keadaan tersebut tak bisa
dibiarkan berlangsung terus, sudah puluhan tahun lamanya
memimpin kaum sesat dari dunia persilatan, tapi belum
pernah dipecundangi orang seperti apa yang dialaminya hari
ini, seandainya dia tidak menguatirkan keselamatan dari
putranya, kemungkinan besar Li Bun yang telah dibunuhnya
semenjak tadi. Maka dengan wajah penuh penderitaan, dia berkata
kemudian: "Apa lagi yang perlu dikatakan sekarang. Saudara Leng,
harap kau suka menemani siaute untuk pergi ke sana . . . "
"Aku ikut !" buru buru Kiau Njo-nio melompat maju ke
depan. Li Bun yang menaruh kesan yang amat jelek terhadap
nenek bawel itu, menyaksikan sikap gelisah dari perempuan
tua tersebut, dia segera menarik muka dan berkata dingin:
"Maaf pemimpin kami hanya mengundang ke dua orang itu,
sedang kau lebih baik tunggu saja disini sambil menikmati
angin barat laut, bila persoalan telah selesai, kau boleh
unjukkan sifat kebencianmu itu. ."
"Kau tidak memperkenankan aku ikut ?" teriak Kiau Ngo nio
dengan penuh kegusaran. "Ini perintah!" teriak Li Bun yang mendongkol pula,
"pemimpin kami hanya mengijinkan dua orang masuk masuk
kedalam, apabila bertambah dengan satu orang lagi, hmmm..
1195 .heeh Kwan toa sauya kalian mungkin akan mengaIami
penderitaan yang jauh lebih parah lagi."
Kiau Ngo nio menjadi amat terkesiap, buru buru dia
berseru: "Tua bangka celaka, biar lo nio yang masuk!"
"Hujin!" dengan gemas dan jengkel Kwan Lok khi berteriak
keras, "kau harus tahu, saat ini adalah saat apa" Yang penting
sekarang adalah menyelamatkan selembar jiwa anak kita dulu,
lebih baik kau menunggu saja disini, asal kuberi tanda, kau
boleh memimpin mereka semua untuk menyerbu kedalam."
Kemudian sambil mengulapkan tangannya, dia berkata lagi.
"Komandan Li, sekarang mari kita berangkat."
Mereka bertiga bersama sama naik ke atas kuda
tunggangan masing-masing dan melanjutkan perjalanan ke
dpan, hingga bayangan punggung mereka lenyap dari
pandangan, Kiau Ngo nio baru mengumpat umpat dengan
mangkelnya, lalu memandang ke arah kuil bobrok tersebut
dengan pandangan tegang, cemas dan panik.
Sudut ruang tengah gelap gulita, suasana hening dan tak
kedengaran sedikit suara pun.
Separuh lilin yang berada di meja altar di ruang tengah,
entah sejak tahun kapan telah padam, kini yang tersisa hanya
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
abu yang tebal serta sarang laba laba yang mengotori setiap
sudut ruangan. Ditengah ruangan nampak dua buah lentera memancarkan
sinar yang redup, waktu itu seorang anggota Liu sah-bun
1196 sedang menambah minyak ke dalam lentera sehingga sinarnya
kembali menjadi terang. Tin Cu hoa yang gelisah dan murung, sedang berjalan
bolak balik dengan perasaan tak tenang, dia cukup
mengetahui semakin lama kepergian Li Bun yang, semakin
tidak menguntungkan keadaan tersebut baginya.
Dia berjalan bolak balik sambil bergendong tangan, sering
ia berhenti sejenak didepan meja altar dan mencoba untuk
membangkitkan kembali harapannya.
Bahkan sambil mengangkat kepalanya memandang patung
arca yang setengah roboh, mulutnya berkemak kemik
membaca doa: "Lo han, wahai Lo han, tolonglah keselamatan dari segenap
anggota Liu sah bun kami. ."
Patung arca setengah roboh yang berada di belakang meja
altar adalah sebuah patung Lo han bertangan seribu, dibalik
keangkerannya terpancar kesucian.
Meski kuil itu sudah lama terbengkalai, namun patung
tersebut masih memancarkan keangkeran serta kesucian,
semacam perasaan hormat masih tertanam dihati siapa pun.
HaI mana membuat Tia Cu hoa yang diwaktu-waktu biasa
tak percaya dengan segala macam bentuk dewa dan malaikat,
kini timbul pula kepercayaannya.
Liong Tian im dapat menyaksikan ketidak tenangan Tin Cu
hoa, dalam hati kecilnya timbul suatu perasaan sedih yang tak
terlukiskan dengan kata kata, dia memandang sekejap ke arah
1197 perempuan itu, lalu pikirnya sambil menggelengkan kepalanya
berulang kali: "Andaikata di dunia ini benar- benar terdapat Sin Ieng, kuil
ini tak akan terbengkalai dan di tinggalkan para jemaahnya,
kalau dewa sendiripun tak dapat melindungi patungnya,
apalagi melindungi orang lain."
Berpikir demikian, katanya kemudian dengan suara pelan.
"Pemimpin, tampaknya kau seperti merasa amat tidak
tenang?" Tin Cu hoa menghela napas panjang.
"Aaai Liong sauhiap, aku cukup mengetahui tentang
kekuatan yang kumiliki sekarang, dengan jumlah kami yang
begitu minim, sungguh mana mungkin bisa menghadapi
serangan dari Jit gwat san yang begitu tangguh, coba
bayangkan sendiri, bagaimana mungkin hatiku tidak gelisah."
"Tatkala kesulitan sedang berada dihadapan kita, sudah
seharusnya kita tunjukkan keberanian untuk menghadapi
tantangan dan kesulitan tersebut." kata Liong Tian im dengan
tegas, "asal kau memiliki keberanian sudah pasti akan unggul
dari setiap kesulitan, pemimpin Tin, sekarang bukan masalah
jumlah orang yang lebih banyak, melainkan masalah kita
sendiri apakah mempunyai persatuan yang seia sekata ?"
Tin Cu hoa menghela napas panjang, "Aaai, aku percaya
penuh terhadap orang-orangku akupun percaya anggota Liu
sah bun bertekad untuk mempertaruhkan jiwa raganya demi
melindungi keselamatan nama perguruan. Cuma komandan Li
sudah pergi begini lama, hingga kini dia belum juga kembali,
aku benar benar merasa kuatir sekali atas keselamatan
1198 jiwanya, apalagi jika pihak lawan mengeluarkan suatu
tindakan yang keji dan sama sekali di luar dugaan untuk
menyiksa dirinya" "Kau tak usah kuatir." kata Liong Tian im sambil
menggelengkan kepalanya berulangkali "komandan Li
merupakan seorang jago lihay dan pandai, aku yakin dia tak
bakal melakukan sesuatu kesalahan yang bisa berakibat fatal!"
"Sulit untuk dikatakan." kata Tin Cu hoa sambil
menggeleng, "dalam hidup manusia bisa beberapa kali
melakukan perbuatan tolol justru didalam melakukan
ketololannya itulah dia bisa merusak suatu pekerjaan besar
aku kuatir kalau dia..."
Pada saat itulah, dari luar ruang kuil sana berkumandang
suara teriakan keras. Bersambung jilid: 29 1199 CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 29 KOMANDAN LI TELAH KEMBALI. Tin Cu hoa dan Liong Tian
im segera mengalihkan sorot matanya bersama-sama keluar
ruangan, tampak Li Bun yang diiringi Leng Hong-ya dan Kwan
Lok khi sedang berjalan mendekat.
Dengan suara keras Li Bun yang segera berseru:
"Pemimpin, Leng Hong-ya dan Kwan Toa Sancu telah
datang." "Oooh... selamat datang, selamat datang." seru Tin Cu hoa
dengan cepat "komandan Li, suruh mereka menghidangkan air
teh!" 1200 Li Bun yang segera bertepuk tangan, dua orang lelaki
muncul dari luar membawa air teh dan dipersembahkan
dengan hormat. Leng Hong-ya memandang sekejap ke arah Liong Tian im
dengan pandangan dingin, sorot matanya menunjukkan
perasaan tercengang, dia tak tahu mengapa anak muda
tersebut bisa sampai di situ jauh lebih awal dari mereka,
diapun tak tahu mengapa Liong Tian im bisa berkomplot
dengan orang-orang Liu sah bun.
Dia melirik sekejap ke arah Tin Cu hoa, kemudian bertanya:
"Kau kah pemimpin dari Liu sah bun ini?"
Tin Cu hoa tertawa hambar.
"Leng siansing. kau ada sesuatu petunjuk?"
Leng Hongya mendongakkan kepalanya dan tertawa
terbahak bahak. "Haaahh. .haaah.. petunjuk sih tak berani, cuma komandan
Li dari perkumpulan kalian berbuat kelewatan terhadap diriku,
maka pun Hong-ya hendak menuntut suatu pertanggungan
jawab darimu." "Oh, tentu saja." kata Tin Cu hoa sambil mengulumkan
sekulum senyuman dengan paksa, "seandainya kami tak akan
membelikan suatu pertanggungan jawab kepadamu, malam ini
kami tak akan mengundang kedatangan si Bangsat kemari,
Leng sianseng, kami menghormatimu sebagai seorang tokoh
persilatan, baik pengetahuan maupun kepandaian semuanya
berada di atas kami, apalagi nama besarmu sudah termasyhur
didalam dunia persilatan sebagai seorang tokoh yang adil dan
1201 bijaksana, siau li berniat mengundang Leng sianseng untuk
bertindak sebagai saksi !"
Diam-diam Leng Hong-ya merasa amat terkesiap, pikirnya
setelah mendengar perkataan itu:
"Sungguh hebat perempuan ini, hanya menggunakan
sepatah kata saja aku sudah terpancing olehnya."
Dia sama sekali tidak menyangka kalau Tin Cu hoa
mempunyai selembar bibir yang begitu tajam, hanya dalam
sepatah kata saja telah berhasil merebut hati orang, kelihaian
dan kelicikan semacam ini pada hakekatnya melebihi
pengalaman seorang jago silat kawakan.
Jangan melihat pihak lawan hanya mengucapkan beberapa
patah kata saja, namun pukulan yang diberikan terhadap Leng
Hong-ya benar-benar besar sekali.
Leng Hong ya merupakan seorang jago kawakan yang
termasyhur namanya didalam dunia persilatan, selama ini
pihak lawanpun menghormatinya sebagai seorang angkatan
tua, nada pembicaraannya sungkan terasa dan bernada
rendah hati, sudah barang tentu dalam keadaan begini dia tak
ingin di remehkan sebagai si orang tua yang menganiaya anak
kecil, apa-apa kalau sampai ditertawakan oleh sesama umat
persilatan. Sesudah tertawa kering katanya kemudian.
"Aaah, mana, mana! Nona terlalu sungkan."
"Tidak Leng sianseng" ucap Tin Cu hoa serius, dengan
memberanikan diri siauli sengaja mengundang kehadiran
sianseng di sini, kali ini tujuannya tak lain adalah mohon agar
1202 sianseng suka menegakkan sedikit kebenaran bagi umat
persilatan, aku rasa dengan kedudukan serta nama baik Leng
sianseng, tentunya kau tak akan menyia-nyiakan ucapan umat
persilatan bukan." "SoaI ini. ." Leng Hongya menjadi tertegun.
Li Bun yang menyaksikan perubahan situasi itu tentu saja
tak akan memberi kesempatan kepada Leng Hong-ya untuk
membantah lagi, buru-buru dia maju berapa langkah ke muka
dan menghormat dalam-dalam..
"Budi kebaikan Leng sianseng tak akan dilupakan oleh
partai kami, aku Li Bun yang atas nama segenap anggota Liu
sah bun mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas
kebaikkan Leng sianseng. Sembari berkata dia lantas menjura dalam-dalam, baiknya
benar-benar tulus dan bersungguh hati..
Kesabaran serta keramahan untuk menahan diri meminta
mereka akan sesuatu yang penting sekali, sesering yang
dilakukan oleh Li Bun yang dan Tin Cu hoa sekarang, untuk
menghindari bentrokannya dengan Leng Hong-ya, ternyata
mereka tak segan-segan untuk merendahkan diri serta
meninggikan kedudukan orang.
Berada dalam keadaan seperti ini, terpaksa Leng Hong-ya
harus membalas hormat dengan cepat:
"Komandan Li. kau kelewat sungkan !"
Sikap merendah diri kedua belah pihak ini, kontan saja
membuat Kwan Lok khi menjadi naik darah dan
mendongkolnya setengah mati, dengan cepat dia dapat
1203 menemukan kalau keadaan tak beres, sekujur tubuhnya
gemetar keras menahan gejolak perasaan hatinya, dari
tenggorokannya juga bergema suara deheman yang
menyeramkan. "Cu hoa!" bentaknya kemudian, "tindakan yang kau ambil
ini sungguh luar biasa sekali."
Tatkala Tin Cu hoa menyaru sebagai pelacur untuk
menyelidiki rahasia bukit Jit gwat san tempo hari, Kwan Lok
khi selalu menggunakan sebutan Cu hoa untuk memanggilnya.
Kalau diharuskan berbicara secara berterus terang, Kwan
Lok khi bukannya tidak mempunyai perasaan terhadap Tin Cu
hoa, hanya hubungan perasaan tersebut tipis sekali dan
mengalami perubahan waktu menjadi tawar dan akhirnya
hilang lenyap, oleh karena itu yang masih tersisa dalam
hatinya sekarang tinggal kemarahan yang meluap luap serta
hawa pembunuhan yang makin menebal.
Paras muka Tin Cu hoa berubah sedingin es, serunya.
"Kau anggap nama Cu hoa juga bisa kau sebut dengan
seenaknya sendiri .."
Bukan saja paras mukanya berubah menjadi hijau membesi
karena gusar, bahkan Li Bun yang juga menunjukkan amarah
yang meluap-luap. Sesudah tertawa seram, Kwan Lok khi berseru.
"Selama orang berada di bawah wuwungan rumah,
siapakah yang berani tak menundukkan kepalanya " Baiklah,
1204 anggap saja orang she Kwan telah dipecundangi olehmu, akan
ku panggil kau sebagai pemimpin. Nah, pemimpin besar Tin,
sekarang kita harus mulai membicarakan persoalan kita !"
"Baik, orang she Kwan, kau boleh membuka harga !" ujar
Tin Cu-hoa dingin. Melihat perempuan itu sama sekali tidak menyinggung soal
tertawannya Kwan Hong, Kwan Lok khi segera mengetahui
kalau perempuan berhati keji ini tidak gampang dihadapi, satu
ingatan segera melintas dalam benaknya.
"Aku harus berusaha untuk mencari akal dan
menjebaknya." demikian dia berpikir.
Sambil tertawa dingin dia lantas berkata.
"Orang bilang: Siapa yang berhutang, dia yang membayar,
Pemimpin Tin permusuhan terjadi antara Pun-sancu dengan
Liu sah bun dalam peristiwa ini, putraku sama sekali tidak
terlibat dan sama sekali tiada sangkut pautnya, sesungguhnya
apa maksudmu menahan putraku di sini ?"
"Mudah sekali." jawab Tin Cu hoa dingin. "aku hanya ingin
mengundang kedatanganmu kemari . . ."
"Pemimpin Tin, mengapa kau harus mengeluarkan banyak
tenaga dan upaya hanya bermaksud demikian" Kwan Lok khi
tercengang, asal partai kalian mengirim surat undangan, masa
aku Kwan Lok khi tak akan kemari " Hmm .. hmm .. kau
kelewat memandang hina diri lohu !"
"Hmmm !" 1205 Tin Cu hoa mendengus dingin dengan suara berat, lalu
mencibirkan bibirnya dengan sinis, ditatapnya Kwan Lok khi
dengan pandangan menghina, kemudian katanya.
"Kalau kugunakan cara ini, masa kau si rase tua bakal
masuk perangkap " Kwan Toa sancu. aku cukup memahami
watakmu, aku percaya kau tak akan melakukan perbuatan
yang tak menguntungkan bagimu."
"Aaaah, belum tentu begitu..." kata Kwan Lok khi dengan
gemas bercampur benci, "itu mah tergantung bobotnya
persoalan yang sedang kuhadapi seperti permusuhan partai
kalian dengan Jit gwat san kami yang sudah berkembang
seperti air dan api, bila pemimpin Tin berani mengusik
ketenangan Jit gwat san kami kendatipun segenap kekuatan
kami harus punah pun, pun sancu tidak akan menolak untuk
datang menghadapimu !"
Kemudian setelah tertawa licik dia berkata lagi:
"Pemimpin besar Tin, apakah kau bersedia untuk
melepaskan putraku lebih dulu ?"
Makhluk tua yang licik, keji dan berakal busuk ini benarbenar
seorang manusia tunggal yang sukar dihadapi, otaknya
yang encer telah diperas untuk mencari akal guna menghadapi
pihak Liu sah bun, namun dia tak berai melakukan rencananya
tersebut karena kuatir keselamatan jiwa putranya.
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sekarang, dia belum tahu tentang mati hidupnya Kwan
Hong di sana, dia ingin menyelidiki hal tersebut dari mulut
lawannya, apa pula kalau dia berhasil mengetahui dimana
Kwan Hong disekap. Tin Cu hoa segera tertawa dingin.
"Heeh, heeh, heeh, haruslah bertemu muka?"
1206 "Tentu saja." jawab Kwan Lok khi tertegun.
"Yang paling disayang di dunia ini adalah darah daging
sendiri, apalagi dia merupakan orang terdekat dari pun sancu,
sudah tidak mau putra sendiri lagi?" Tin Cu hoa segera
tertawa tergelak. "Haah, haah, haah tak nyana kalau kau masih mempunyai
perasaan, aku masih mengira Kwan Hong sudah tiada artinya
lagi bagimu" Haah haah, haah, Kwan toa sancu kau benar
benar ingin mengetahui keadaan putramu itu. ."
"Bagaimara dengan putraku?" seru Kwan Lok Itai dengan
gelisah "Sudah mati!" Sekilas hawa napsu membunuh segera menghiasi wajah
Tin Cu hoa, serunya kembali.
"Sudah kau dengar" Dia telah mati!"
Kata "mati" ibaratnya sebilah pedang tajam yang
menembusi hati Kwan Lok khi, kontan saja pandangan mata
menjadi gelap, hampir saja dia tak percaya kalau orang orang
Liu sah bun berani membunuh putranya.
"Sudah mesti." gumamnya dengan bibir gemetar, "orang
tua ternyata menghantar keberangkatan orang muda lebih
dulu, tak nyana kalau Hong ji akan berangkat mendahului aku
!" Tin Cu hoa tertawa tergelak dihati, terutama setelah
menyaksikan kesengsaraan Kwan Lok khi yang menghadapi
berita tersebut namun dia merasakan pula kesedihan dan
1207 kegusaran yang luar biasa, akhirnya sambil tertawa tergelak
serunya: "Orang she Kwan, kan pun tahu akan penderitaan" Hmm. .
bagaimanakah perasaanmu disaat kau membunuhi jago-jago
dari Liu sah bun" apakah kaupun memikirkan pula penderitaan
orang lain" Kwan Lok khi, tahukah kau ada banyak orang yang
saat ini jauh lebih menderita daripada dirimu . .. ?"
Kwan Lok khi tidak tahu kalau Tin Cu hoa bermaksud
mempermainkan dirinya, menyaksikan perempuan itu
menegur dirinya habis-habisan, amarahnya segera berkorban
kembali dalam dadanya, kemarahan tersebut pada hakekatnya
tak terlukiskan dengan kata kata.
Dengan suara menggeledek dia lantas membentak:
"Bagaimana matinya " Apakah kau si perempuan rendah
yang telah membunuhnya . .?"
Waktu itu, yang mencekam di dalam benaknya hanyalah
kebencian serta hawa napsu membunuh yang membara, oleh
sebab itu wajahnya yang diliputi hawa napsu membunuh itu
membuat wajahnya berubah menjadi lebih menyeramkan lagi,
seakan akan setan iblis yang siap melalap manusia hidup
bulat-bulat. Dengan penuh Kwan Lok khi menuding ke arah Li Bun
yang, kemudian bentaknya keras keras:
"Bukankah kau mengatakan putraku berada dalam keadaan
baik-baik" Rupanya kau hanya menggunakan siasat licin untuk
1208 membohongi aku" Bagus sekali, sungguh tak kusangka aku
Kwan Lok khi bisa jatuh pecundang di tanganmu."
"Hmmm, kau tak lebih hanya manusia rendah buat apa
kami memandang tinggi dirimu itu?" jengek Li Bun yang
dingin. "Buat apa" Haa . haaah . . ." Kwan Lok-khi tertawa
terbahak bahak, "kau menilai orang terlalu tinggi, mungkin
kau tidak mengetahui kerendahan serta kejelekan dari sifat
manusia komandan Li, didalam hal ini kau mengetahui kelewat
sedikit!" "Omong kosong!" bentak Li Bun yang gusar "aku sama
sekali tidak sependapat dengan pandanganmu yang picik dan
sama sekali tak tahu aturan itu, dengan pandanganmu yang
sesat rasanya sukar untuk mendapatkan simpati dari siapa
saja." "Sayang sekali kami tidak mempunyai kegembiraan untuk
mendengarkan petuahmu itu" tukas Tin Cu-hoa dingin, "Kwan
toa-sancu, lebih baik kita persingkat pembicaraan yang lebih
berguna lagi, bagaimana pun juga pertikaian antara kau
dengan partai kami, cepat atau lambat toh harus diselesaikan
juga !" Paras muka Kwan Lok khi mengejang sangat keras,
akhirnya apa yang dia takuti berlangsung juga, bukannya dia
kuatir pihak Liu sah bun dapat melakukan sesuatu
terhadapnya, melainkan dia amat menyedihkan atas kematian
dari putranya. "Sebenarnya putraku mati ditangan siapa?" serunya
kemudian dengan suara pedih.
1209 "Aku yang membunuhnya !" jawab Tin Cu hoa dingin.
"Kau !" Kwan Lok khi gemetar keras, "perempuan keji
berhati buas, asal aku orang she Kwan masih bisa bernapas,
aku bersumpah akan mencincang tubuhmu, kau bukannya tak
tahu aku orang she Kwan hanya mempunyai seorang anak
kesayangan tapi kau telah membunuhnya secara keji! Kau ..
.kau perempuan hina"
Kerendahan watak manusia seringkali akan terlihat disaat
seperti ini, Tin Cu hoa berniat memberi penderitaan dan
siksaan batin yang amat mendalam bagi Kwan Lok khi,
maksudnya agar diapun bisa merasakan betapa menderita dan
tersiksanya seseorang yang kematian orang yang paling
dikasihi. Maka sesudah tertawa hambar, ujarnya: "Kau tak usah
berkaok kaok di sini, orang she Kwan, hutang darahmu
terhadap perguruan Liu sah bun harus kau selesaikan pada
hari ini juga, tahukah kau, aku sengaja mengundang kalian
berdua datang kemari, maksudnya tak lain adalah untuk
menyelesaikan persoalan ini."
Kwan Lok khi mendesis geram.
"Bagaimana pula dengan kematian putraku."
Tin Cu-hoa menarik napas panjang-panjang.
"Walau kau tidak bajik, kami tak akan berbuat hal-hal yang
tidak pada tempatnya, perguruan Liu sah bun hanya
menghendaki kematianmu, kami hanya berusaha untuk
menahan putramu saja tanpa menghendaki nyawanya.
anggap saja hal ini.?"
1210 "Jadi kalau begitu putraku masih hidup?" seru Kwan Lok-khi
dengan wajah tercengang. Tin Cu hoa mendengus sinis.
"Hmm, antara hidup dan mati tidak berbeda jauh, kau tak
usah terlampau gembira"
Sementara itu, Liong Tian im tidak ingin mencampuri
pertikaian berdarah tersebut maka dia hanya berdiri di sana
dengan dingin dan tenang. Ia hanya berada di situ sebagai
peninjau untuk memperhatikan pertikaian antara kedua belah
pihak tersebut berlangsung.
Kendatipun begitu, setelah menyaksikan kesombongan dan
kelicikan Kwan Lok khi, dia toh merasa tak puas juga, sambil
mencibirkan bibirnya ia mendengus dingin, betul suaranya
amat lirih, tapi beberapa orang itu dapat menangkap dengan
jelas sekali. Kontan saja Kwan Lok khi melototkan matanya bulat-bulat,
kemudian menegur: "Hei, mengapa kau mendengus?" Liong Tian ini menjengek
angkuh. "Dengan perbuatanmu dan Kwan Hong, walaupun harus
mati bukan berarti bisa menghilangkan dosa besar yang telah
kalian lakukan, pemimpin Tin merupakan seorang pendekar
wanita yang bisa membedakan mana budi mana dendam, dia
hanya memapas rambut sebagai pengganti kepala, hal
tersebut hanya merupakan semacam peringatan saja bagi
Kwan Hong, hei orang she Kwan, bila kau mempunyai sedikit
liangsim, kau harus bunuh diri di depan orang orang Liu sah
bun guna mengurangi dosamu, seandainya kau. ."
1211 "Hmmm...!" Kwan Lok khi merasakan hatinya menjadi
tenang sekali, ejeknya kemudian dengan suara merendah:
"Saudara Leng, coba kau lihat, bocah keparat ini berani
menjagal kaki belakangku!"
"Saudara Kwan memang seorang jagoan yang ternama,
masa kau akan membiarkan seorang angkatan muda
memandang hina dirimu " Saudara Kwan, kalau toh putramu
baik-baik saja, kita berdua juga seharusnya..."
Kalau didengar dari nada pembicaraannya sudah jelas ia
mempunyai maksud yang lebih mendalam.
"Heee... heee... heee... betul, saudara Leng, kau memang
telah mengingatkan diriku" seru Kwan Lok khi sambil tertawa
seram. Dalam keadaan seperti ini, dia malah tak ingin ribut lebih
jauh dengan Liong Tian im, maka sorot matanya segera
dialihkan ke wajah Tin Cu hoa lekat-lekat, kemudian sambil
maju selangkah lebar, katanya dengan suara dalam.
"Lepaskan dulu putraku !"
"Tidak sulit bila kau inginkan putramu ku lepas, cuma kau
harus memberi suatu jaminan dulu kepadaku"
"Apa jaminannya ?".
Tin Cu toa mendengus dingin lalu berkata dengan suara
hambar. 1212 "Sederhana sekali aku hanya ingin menotok tiga buah jalan
darahmu, setelah itu putramu pasti akan munculkan diri dan
bertemu sendiri denganmu " aku rasa permintaan semacam
ini tak terlalu memberatkan dirimu bukan ?"
"Haahh . . . haaah . . ." Kwan Lok khi tergelak, "pemimpin
Tin, usulmu itu memang bagus sekali", diluar itu peuh dengan
orang orangku, bila aku hendak menginjak rata seluruh
tempat ini, bagiku pekerjaan macam ini gampang sekali !"
"Kau tak akan berani berbuat demikian!" kata Tin Cun hoa
dengan suara dingin. Kwan Lok khi dan Leng Hongya saling berpandangan
sekejap, kemudian serunya hampir bersamaan.
"Mengapa ?" Tanpa merasa takut barang sedikitpun juga Tin Cu hoa
berkata dingin. "Apakah kau masih belum melihat kalau keadaan sangat
tidak menguntungkan bagimu" Sekarang untuk melindungi
dirimu sendiri saja sudah tak mampu, meski orang orangmu
pemberani dan tiada tandingannya aku rasa mereka sudah
tiada berkesempatan lagi untuk menolongmu. apalagi asal kau
berani melakukan suatu gerakan maka putramu akan
mengalami nasib tragis lebih dulu!"
Ancaman tersebut sungguh merupakan suatu ancaman
yang sangat mengena, bukan saja Leng Hong-ya harus
mengagumi akan kelihaian dari perempuan tersebut, bahkan
gembong iblis seperti Kwan Lok khi pun diam-diam harus
mengagumi juga dia merasa perempuan ini benar-benar
merupakan seorang perempuan yang sangat lihay.
1213 Untuk beberapa saat lamanya gembong iblis yang pernah
menjagoi seluruh rimba hijau ini dibikin serba salah oleh
perbuatan lawannya, untuk beberapa saat berbagai ingatan
mulai berkecamuk dalam benaknya dia pun berusaha keras
untuk mencari akal guna menghadapi situasi yang sangat
tidak menguntungkan dirinya itu".
Akhirnya dengan kening berkerut dia berkata:
"Sebenarnya apa maumu ?"
Tin Cu hoa tertawa dingin.
"Tujuanku hanya membalas dendam, oleh karena itu aku
hanya menghendaki selembar nyawamu !"
Kwan Lok khi segera tertawa seram.
"Hee...hee...hee... tampaknya kita hanya bisa
menyelesaikan persoalan ini dengan suatu pertarungan
pemimpin Tin, persoalan ini menyangkut masalah kita berdua,
pun sancu tidak berharap terlalu banyak orang yang
mencampuri urusan ini, aku rasa lebih baik kita berdua saja
yang menyelesaikan persoalan ini . . . !"
Selapis rasa sedih dan murung sempat menyelimuti raut
wajah Tin Cu hoa, pelan-pelan di melepaskan mantel yang
dikenakan olehnya, kemudian di serahkan kepada Li Bun yang
sambil berkata. "Komandan Li, bila aku tidak beruntung dan mati lebih
dulu, urusan Liu sah bun kuserahkan semuanya kepadamu."
Li Bun yang segera merasakan sekujur tubuhnya gemetar
keras, serunya agak tertahan:
1214 "Pemimpin, kau..."
Tin Cu hoa tertawa sedih: "Apa lagi yang perlu disedihkan?"
serunya "bukankah yang kita nanti nantikan selama ini adalah
saat seperti ini" Komandan Li, dendam kesumat sedalam
lautan ini harus di cuci sampai bersih, bila dendam berdarah
dari Liu sah bun bisa di selesaikan bukankah hal ini
merupakan suatu kejadian yang sangat menggembirakan. Kau
tak usah menguatirkan tentang keselamatan jiwaku, setiap
orang yang pernah dilahirkan pasti akan merasakan pula
kematian, kejadian semacam ini sudah lumrah dan umum,
mengapa kau harus mengurusi segala persoalan yang sama
sekali tidak ada gunanya."
Setelah tertawa getir, dia menggelengkan kepalanya
berulang kali, ujarnya lebih jauh:
"Segala sesuatunya telah berlangsung seperti apa yang
telah kuduga, dalam hidupku tiada sesuatu yang kupikirkan,
mungkin nasibku memang sudah ditakdirkan terlalu jelek dan
susah, tapi... tapi aku sama sekali tidak memurungkan nasib
jelekku ini, oleh sebab itu kau tak pernah kenal denganku,
anggap saja aku hanya seorang pengembara yang mati di tepi
jalan, tak usah terlalu dianggap sebagai sesuatu yang terlalu
besar." Dengan suara yang datar dan pelan dia utarakan semua isi
hatinya, setiap perkataan di utarakan dengan suara yang
penuh daya tarik, nadanya dalam dan berat dan semuanya
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tertanam dalam-dalam dihati Li Bun yang kesepian nya itu
membuat Li Bun yang menjadi sangat terharu dan hampir saja
mengucurkan air mata. 1215 Akan tetapi dia berusaha untuk menahan diri, dia tahu dari
kematian Tin Cu hoa ada niatnya dan ada pula tujuannya.
Dia mengorbankan diri demi seluruh perguruan Liu Sah
bun, dia tak dapat mencegah kebesaran jiwanya itu, diapun
tak dapat mencegah tekadnya untuk berkorban demi
kepentingan perguruannya..
Dia harus mewujudkan cita-citanya itu dan membiarkan dia
mengorbankan diri. Dari balik paras muka Tin Cu hoa segera muncul semacam
sinar tajam yang penuh wibawa dan tak tercela, semacam
keangkeran dan kewibawaan yang dapat membuat orang
merasa hormat. Pelan-pelan dia bergeser maju ke depan, seperti seorang
panglima perang yang siap terjun ke dalam suatu arena
pertempuran. Dia telah mempertaruhkan mati hidupnya dalam
pertarungan ini, oleh sebab itu ia sama sekali tidak merasa
kuatir atau gelisah, dia pun tidak merasa ragu.
Dia memang tahu tugas yang harus diselesaikan olehnya
sekarang merupakan suatu tugas yang berat dan susah, dia
pun tahu kalau tugas ini merupakan suatu tugas yang tak bisa
diselesaikan, tapi harus diselesaikan, inilah pengorbanan dari
seorang pendekar sejati seorang martir yang sebenarnya..
Li Bun-yang mencengkeram mantel hijau yang panjang itu
erat-erat, seakan akan hendak menggenggam sukmanya kuatkuat,
namun apa yang apa yang dipegang tak lebih hanya
sebuah mantel belaka, dengan jiwanya masih selisih jauh,
jauh sekali. . 1216 Sekujur tubuhnya gemetar keras, dengan susah payah dia
menggetarkan bibirnya dan berkata. "Pemimpin. . "
Tin Cu hoa tertawa getir.
"Aku tak tahu apa yang ingin kau katakan." tukasnya, "tapi
simpan saja perasaanmu itu dalam dasar hati kecilmu, hati
kita berdua telah bersatu, aku pun dapat merasakan suara
hatimu itu. Cinta yang suci dan agung terpancar dari balik ucapannya
yang lembut, hati mereka berdua seolah-olah bertautan satu
sama lainnya. kobaran api cinta pun mulai bersemi.
Sekarang, Kwan Lok khi baru dapat melihat akan hubungan
cinta antara Tin Cu hoa dengan Li Bun yang.
Bagaimana pun juga, Tin Cu hoa merupakan orang yang
pernah dicintainya, oleh sebab itu tak heran kalau api
cemburunya kontan berkobar setelah menyaksikan adegan
tersebut. Sambil tertawa terbahak bahak serunya keras.
"Haaah, haaah, haah, "lonte tak berperasaan, pencari
hiburan tak setia, hmm, hmm. baru berapa hari tak bersua,
sungguh tak nyana menemukan gendak baru lagi, . hmmm,
hmmmm, pemimpin Tin, tampaknya perasaan cintamu itu tak
laku sepeser pun!" Li Bun yang marah sekali setelah mendengar perkataan itu,
teriaknya segera dengan perasaan gusar.
"Aku tidak mengijinkan kau menghinanya dengan cara
seperti itu .." 1217 "Hmm. . ." Kwan Lok khi amat gusar, "kau ini manusia
macam apa" Huuh sewaktu dia masih kutiduri tiap malam, tak
tahu kau lagi minum air kencing dimana. Hei, orang she Li,
lebih baik jangan tak tahu diri, dia adalah mawar yang penuh
berduri, indah dipandangnya sesungguhnya tak enak kalau
diajak main di ranjang."
Sebenarnya inilah persoalan yang paling memedihkan hati
Tin Cu hoa selama ini, betul dia memang pernah berlagak
sebagai pelacur dan pernah pula menjadi gundiknya Kwan Lok
khi, tapi semua kejadian tersebut sudah lewat, semuanya
telah mati dimasa lalu. Sedang hari ini dia seakan akan telah bersih kembali, hari
ini dia sudah mencuci bersih semua noda dan aib tersebut,
kini badannya tetap suci bersih, karena demi membalas
dendam ia telah memendam seluruh kehidupannya ke dalam
peran pelacur. Li Bun-yang yang sedang dilindas asmara, kontan merasa
ucapan Kwan Lok-khi yang mengungkap rahasia Tin Cu hoa
tersebut bagaikan mengait dirinya sendiri.
Saking gusarnya kontan saja sepasang matanya berubah
menjadi merah membara, dengan penuh kegusaran dia
menyerbu maju ke depan. "Orang she Kwan !" bentaknya amat gusar "aku bersumpah
akan membunuh mu." Kecerdasan dan akal budinya seakan akan turut padam
bersama diutarakannya ucapan tersebut, amarah yang
berkobar kobar membuatnya jadi nekad, ia bersedia
mengorbankan selembar jiwanya demi mempertahan kesucian
serta cinta kasihnya. 1218 Sambil mengayunkan telapak tangannya, sebuah pukulan
dahsyat segera dilontarkan ke tubuh Kwan Lok khi.
Dengan cekatan Kwan Lok khi melengos ke samping sambil
menghindarkan diri dari ancaman tersebut, kemudian serunya
sambil tertawa seram: "Heeh. heeeh heeh, bocah keparat, kau sendiri yang
mencari mampus, jangan salahkan Pun sancu akan bertindak
keji lagi ?" Sebagai seorang pentolan dari kaum iblis, sudah barang
tentu kepandaian sifat yang dimilikinya jauh melebihi
kepandaian dari Li Bun yang, hanya menggerakkan sedikit
telapak tangan kanannya, tahu-tahu sebuah pukulan yang
maha dahsyat telah dilontarkan ke arah depan.
"Blaaaamm !" Ketika dua gulung kekuatan saling membentur satu sama
lainnya ditengah udara, segera terjadilah suatu ledakan keras
ditengah udara Dengan cepat Li Bun yang dibikin bergetar keras hingga
harus mundur sejauh tujuh delapan langkah sempoyongan.
Kini rambut Li Bun yang sudah menjadi kusut dan kacau
balau tak karuan, bentaknya lagi dengan gusar:
"Aku akan beradu jiwa denganmu !"
Disaat dia hendak melompat ke depan sambil menyerbu
dengan pertaruhkan jiwa inilah, mendadak selembar wajah
1219 yang putih dan sedih terlintas di depan matanya, hal ini
membuat hatinya kembali tergetar keras.
"Bun yang !" seru Tin Cu hoa dengan wajah memucat,
"kembali kau... !"
Jelas ucapan itu berupa suatu perintah, sebuah kekuatan
yang tak terbantahkan. Li Bun yang merasakan hatinya kecut, hampir saja dia
hendak menangis tersedu sedu, sambil mundur ke belakang,
serunya kemudian. "Pemimpin, apakah kau rela dihina dan di cemooh oleh
bajingan tua ini." "Biarkan saja, apapun yang hendak dia kata kan sebab apa
yang diucapkan merupakan suatu kenyataan" kata Tin Cu hoa
hambar, "tiada manusia yang ada di dunia ini bisa
melenyapkan suatu kenyataan, buat apa kita mesti meributkan
persoalan yang sama sekali tak ada gunanya itu ?"
Ditatapnya Li Bun yang dengan wajah serius, kemudian
dengan nada yang mengandung maksud mendalam, katanya
lebih jauh: "Aku melarang mu untuk mengorbankan jiwa dengan
percuma, dengarkan ucapan ku ini sebagai perintah, yang
mati biar aku seorang saja karena ini sudah cukup, Kau harus
meneruskan hidup bagi perguruan Liu sah bun kita, ini
merupakan tugasmu dan juga tanggung jawabmu !"
Kemudian dengan sikap yang lebih mantap dia
membalikkan badannya, lalu berkata:
1220 "Kwan Toa sancu, sekarang kita boleh mulai turun tangan
!" "Silahkan." kata Kwan Lok khi sambil tertawa seram,
"pemimpin Tin, aku harap kau dapat menjaga janjimu serta
menepatinya." "Jangan kuatir" ucap Tin Cu hoa dingin "entah aku hidup
atau mati, orang orangku pasti akan melepaskan Kwan Hong,
cuma ada satu hal perlu kau ingat, pertarungan ini merupakan
pertarungan yang menentukan mati hidup kita, jadi
menggunakan senjata tajam apa pun juga boleh !
Kwan Lok khi menyilang telapak tangannya ke depan
kemudian menjawab: "Bagus sekali, pun sancu merasa amat
puas." Tin Cu hoa menarik napas panjang-panjang, pelan-pelan
dia mengangkat telapak tangannya ke depan, kemudian
tubuhnya ikut bergeser maju ke muka, lalu dengan kecepatan
tinggi menerobos masuk ke bagian tengah tubuh Kwan-Lok
khi dan membacokkan telapak tangannya ke tubuh lawan.
Dengan wajah tercengang Kwan Lok khi segera berseru:
"Aaah, ilmu pukulan Han leng ciang dari perkumpulan Hon
leng pay.." Sebagai seorang jagoan kenamaan yang berpengalaman
luas. cukup dalam sekilas pandangan saja ia dapat
mengetahui akan asal usulnya dari perguruan Tin Cu hoa
kenyataan tersebut kontan membuat hatinya amat terkesiap,
buru-buru dia melompat maju ke muka sambil membalikkan
badan dan melancarkan tiga buah serangan berantai.
1221 Tin Cu hoa ada maksud untuk membingungkan pihak
lawannya sehingga musuh tidak mengetahui berapa
banyakkah kepandaian tangguh yang dimilikinya, maka begitu
pertarungan berlangsung dia segera menggunakan ilmu
pukulan dari Han Leng pay, apa lagi memang berniat untuk
beradu jiwa, maka begitu turun tangan maka jurus serangan
yang di pergunakan adalah jurus serangan yang ganas dan
mematikan. Tapi Kwan Lok khi merupakan seorang jago lihay yang
berilmu tinggi beberapa jurus kemudian Tin Cu hoa sudah
dibuat agak tersengkal sengkal napasnya.
Kendati pun demikian, kedua belah pihak sama-sama
menggunakan gerakan yang tercepat untuk mendesak
lawannya ini membuat para penonton yang berada di sisi
arena merasa bahwa pertarungan yang sedang berlangsung
ini merupakan sesuatu yang jarang sekali dijumpai dalam
dunia persilatan. Diantara sekian banyak orang yang hadir tentu saja Li Bun
yang terhitung paling tegang, sepasang matanya melotot
besar-besar dan mengawasi arena tanpa berkedip, sementara
jantungnya berdebar keras, peluh sebesar kacang kedelai
bercucuran keluar tiada hentinya.
Dengan penuh ketegangan dia bergumam.
"Moga-moga dewi suka melindungi keselamatannya."
Waktu itu, Liong Tian im turut merasakan betapa gawat
dan berbahayanya situasi waktu itu, dia maju selangkah ke
depan sambil secara diam-diam mempersiapkan senjata
patung Kim mo sin jin nya.
1222 Dia telah bersiap siaga, apabila Tin Cu hoa menghadapi
bahaya maut nanti maka dia akan menyerbu ke depan untuk
memberi pertolongan. Akan tetapi gerak geriknya itu segera terlihat oleh Leng
Hong-ya, mencorong sinar tajam dari balik mata Leng Hongya,
hawa napsu membunuh pun segera menyelimuti seluruh
wajahnya, tanpa terasa dia perdengarkan suara tertawa dingin
tiada hentinya. "Hai, mau apa kau?" tegur Leng Hong-ya dengan suara
dingin. "Kenapa?" jawab Liong Tian im pula ketus, "apakah kau
berniat ikut turut turun tangan" Hmm, orang she Leng, tiada
orang yang akan berbuat setolol kau, bila kau memang ada
minat, pasti akan kuiringi keinginanmu itu!"
"Baik, bila pertarungan diantara mereka berdua telah
berakhir, Pun Hong-ya akan menjagal dirimu lebih dulu!" seru
Leng Hong-ya sambil tertawa dingin.
"Aduuuh." Disaat mereka berdua sedang bersilat lidah, mendadak
ditengah udara berkumandang suara jeritan ngeri yang
menyayatkan hati. Mereka berdua sama-sama terperanjat dan mengalihkan
kembali perhatiannya ke tengah arena.
1223 Tampak Tin Cu hoa muntah darah kental dan terkulai di
atas tanah dalam keadaan lemas, napasnya tersengkal
sengkal hebat dan terdengar oleh setiap orang dengan jelas.
Sebaliknya Kwan Lok khi memang untuk sementara waktu
masih tetap berdiri tegak di tempat semula, namun sekujur
tubuhnya gemetar keras, hawa hitam telah naik di wajahnya,
bibir yang bergetar keras seperti ingin mengucapkan sesuatu
tapi lama, lama kemudian dia baru sanggup berbisik:
"Kau... kau menggunakan racun. ."
Belum habis dia berkata, mendadak tubuhnya turut roboh
terjengkang ke atas tanah.
Li Bun yang meraung keras, sambil menerjang maju ke
muka serunya keras-keras.
"Cu hoa. ." Suara panggilannya begitu mengenaskan dan memilukan
hati. ketika bergema ke udara segera mengalun di angkasa
yang gelap dan mengalun sampai di tempat kejauhan.
Dari suara panggilan yang mengenaskan tersebut, dari sini
bisa diketahui sampai dimanakah cintanya Li Bun-yang
terhadap perempuan tersebut.
-ooo0ooo- PERISTIWA ini sama sekali di luar dugaan siapa pun, setiap
orang tak menyangka kalau ke dua orang tokoh yang amat
lihay tersebut akhirnya harus bersama sama roboh ke atas
tanah. 1224 Betul mereka masih bernapas, namun setiap orang dapat
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melihat kalau ke dua orang itu sudah berada tak jauh dari
kematian. Dengan penuh emosi Li Bun yang menubruk ke atas tubuh
Tin Cu hoa, lalu sambil melelehkan air matanya, dia memeluk
tubuh perempuan itu kencang-kencang, serunya dengan suara
gemetar: "Cu-hoa . . ." Tin Cu hoa menghembuskan napasnya dengan napas
tersengkal sengkal, menyusul kemudian lagi-lagi dia
muntahkan darah segar, cuma persis di atas wajah Li Bun
yang. Seluruh wajah Li Bun yang segera basah oleh darah kental,
namun dia tidak mencoba untuk menyekanya, dia pun tidak
merasa jijik atau muak, malah sebaliknya menjilati darah yang
getir itu dengan lidahnya, seakan akan mencoba untuk
menghisap seluruh darah tersebut ke dalam perut.
Pelan-pelan dia membuka matanya dan memandang
dengan sayu dan lemah. "Bun yang, mungkin kita benar-benar akan berpisah untuk
selamanya.." dia berbisik sedih.
"Tidak!" Li Bun yang menjerit penuh penderitaan, "kau
hanya menderita sedikit luka, aku pasti dapat menyembuhkan
luka yang kau derita itu. ."
Mendengar seruan tersebut Tin Cu hoa segera tertawa,
tertawa dengan penuh kerawanan dan kepedihan, sehingga
1225 mendatangkan suatu perasaan yang menyedihkan hati siapa
pun. Li Bun yang merasakan hatinya berdetak keras, air
matanya jatuh bercucuran dengan deras, dia terbungkam dan
tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.
Dengan wajah riang Tin Cu hoa berkata lagi:
"Kau hanya dapat menyembuhkan luka luar saja tapi tak
akan bisa menyembuhkan luka dalam hatiku, Bun yang,
tahukah kau bahwa orang hanya boleh berbuat satu kali
kesalahan kalau tidak maka sepanjang hidupnya akan hancur
mengikuti langkahnya yang salah."
"Tapi kau harus kobarkan kembali semangat mu .. . " seru
Li Bun yang gemetar. "Dengan dasar apakah aku mesti mengobarkan lagi
semangatku ?" Tin Cu hoa berbisik sedih, "dengan
mengandalkan apakah aku harus membangun kembali diriku .
." "Demi aku, demi perguruan Liu sah bun, kita semua tak
bisa kehilangan kau, Cu hoa! Kau tak usah menyiksa dirimu
lagi, asal kau mempunyai keinginan untuk hidup, aku percaya
aku masih mempunyai akal untuk mengobati lukamu itu."
Tin Cu hoa menghela napas panjang dengan penuh
penderitaan: "Aaai, kau pasti menaruh kepercayaan besar kepadaku."
"Kau adalah malaikat Liu sah bun, satu-satunya
pengharapan kami, bila kau harus roboh dengan begitu saja,
1226 Liu sah bun pasti akan musnah dan berantakan, Cu hoa,
tahukah kau akan hal ini?"
Tin Cu hoa merasakan hatinya bergidik, hampir saja dia
hendak melompat bangun saking gelisahnya, persoalan ini
memang merupakan suatu persoalan yang amat gawat, dia
tahu setiap anggota Liu sah bun bersikap baik kepadanya tapi
bila dia harus mati dengan begitu saja, para anggota
perguruannya yang gagah perkasa itu pasti akan kucar-kacir,
lalu siapakah yang akan melanjutkan perjuangan tersebut"
Siapa yang akan menyelesaikannya...
Tak seorang manusia pun yang bisa menggantikan
kedudukannya, Li Bun yang, Leng Huan, It Peng.
Walaupun mereka semua merupakan kekuatan inti dari Liu
sah bun, namun kehadiran mereka tak dapat merebut hati
orang, tidak seperti dia yang bisa mengendalikan setiap
anggota. Dia mulai teringat kembali dengan penderitaan dan
perjuangannya sewaktu berusaha membangun kembali atas
kekuatan partainya, dia terbayang pula akan musibah yang
telah menimpa penatnya itu.
"Bun yang, aku akan menuruti perkataanmu." akhirnya Tin
cu hoa berbisik sedih ...
"Sungguh?" kejutan dan girang membuat Li Bun yang
berteriak keras, "Cu hoa! Terima kasih banyak kepadamu.
Terima-kasih banyak kepadamu."
Mendadak dalam benak Tin Cu hoa terlintas satu ingatan.
segulung hawa kehidupan segera muncul kembali di atas
wajahnya . 1227 Setelah tersengkal berapa saat, dia pun berkata:
"Bun yang, cabut keluar tusuk kondeku dan tusuklah jalan
darah Giok kan hiat, Ci bu hiat dan sin kiong hiat ku, masingmasing
jalan darah tusuklah sebanyak tiga kali, mula-mula kau
harus menyumbat dulu hawa darahku yang bergolak, dengan
demikian kemudian lukaku baru bisa dicegah menjalarnya
hingga tidak sampai makin memburuk!"
Dengan amat tergesa gesa Li Bun yang mencabut sebatang
tusuk konde dari atas kepalanya, kemudian dengan berhati
hati sekali dia menusuk jalan darah Giok kan hiat, ci hu hiat
dan sia kiong hiat di tubuh perempuan tersebut masingmasing
tiga kali. Tin Cu hoa berseru tertahan sambil memuntahkan
segumpal darah kental, namun kesegarannya segera nampak
bertambah baik paras mukanya juga tak begitu jelek di
pandang seperti tadi. "Heheehe.." Leng Hong ya mendesis sambil tertawa dingin.
"pemimpin Tin, kau telah apakan Kwan Lok khi sehingga dia
menjadi terluka sedemikian rupa .."
Begitu menyaksikan Kwan Lok khi terluka dan roboh
terjengkang ke atas tanah tadi, dia menjadi sangat terkejut,
cepat-cepat dia melompat ke depan sambil melakukan
pemeriksaan terhadap keadaan luka dari Kwan Lok khi.
Tampak Kwan Lok khi mengeluarkan buih putih dari
mulutnya, mukanya hijau membesi, tidak nampak dimanakah
letak mulut lukanya 1228 "la sudah terkena tiga batang jarum ekor lebahku, jiwanya
sudah tak tertolong lagi." jawab Tin Cu hoa dengan suara
sedingin salju.. Sementara itu. Kwan Lok khi sedang mencoba untuk
menghimpun tenaganya guna menyembuhkan luka beracun
tersebut, namun setelah mendengar nama "jarum ekor lebah"
di singgung, dengan perasaan terperalat dia membelalakkan
sepasang matanya lebar-lebar, kemudian tanyanya dengan
terkesiap. "Apa " Kau memiliki jarum ekor lebah .."
"Untuk menghadapi dirimu aku tak segan-segan melakukan
perjalanan jauh menuju ke wilayah Biau guna mencari Giok
bin sio po dan memohon tiga batang jarum ekor lebah yang
amat beracun, nampaknya Thian telah menolong diriku, hari
ini aku berhasil juga membalas dendam sakit hatiku !"
Saking gusarnya, Kwan Lok khi segera berteriak keras.
"Budak rendah benar-benar keji hatimu !"
"Huhh, bagaimana pula dengan dirimu sendiri?" jengek Tin
Cu hoa sinis, "kalau dibandingkan dengan kau aku masih
ketinggalan jauh sekali !"
Li Bun yang kuatir perempuan itu menjadi bertambah parah
lukanya setelah melihat keadaan berangsur membaik tapi
selalu banyak berbicara, buru-buru cegahnya.
"Kau jangan banyak berbicara lagi, hati-hati dengan
kesehatan tubuhmu!" Tin Cu hoa tertawa getir:
1229 "Lepaskan Kwan Hong, biarkan mereka ayah dan anak bisa
berjumpa untuk terakhir kali nya sebelum dia menemui
ajalnya." "Aku rasa, hal ini kurang baik!" kata Li Bun-yang sambil
menunjukkan sikap keberatan.
"Turutilah perkataanku, tak bakal salah.." kata Tin Cu hoa
tegas. Li Bun yang merasa setiap perkataannya mengandung
ketegasan serta kemantapan yang luar biasa, apalagi dia
memang menaruh perasaan hormat dan segan kepadanya,
maka tanpa banyak berbicara lagi dia bertepuk tangan tiga
kali seraya berkata. "Bawa Kwan Hong kemari."
"Baik" Dari luar ruangan berkumandang suara sahutan, tak selang
beberapa saat kemudian Kwan Hong diiringi dua orang
anggota Liu sah bun telah berjalan masuk ke ruang tengah.
Akan tetapi dikala ia menyaksikan Kwan lok khi sudah
tergeletak di atas tanah, perasaannya menjadi dingin setengah
bagian . "Ayah! pekiknya dengan gemetar.
Kwan Lok khi sendiri menjadi amat senang hatinya setelah
menyaksikan putranya muncul kembali ke dalam keadaan
sehat walafi'at, pelan-pelan dia menggerakkan tubuhnya dan
berkata. "Nak coba kau lihat yang jelas, apa yang menyebabkan
ayahmu terluka hingga seperti keadaan begini."
1230 "Siapa yang mencelakaimu?" seru Kwan Hong dengan
penuh kebencian. Dengan jari tangan gemetar, Kwan Lok khi menuding ke
arah Tin Cu hoa, sahutnya dengan napas terengah engah:
"Dia, dia yang telah mencelakai diriku, kau harus ingat
dengan perempuan rendah ini, bila ada kesempatan maka kau
harus membunuh dan mencincang tubuhnya sehingga hancur
berkeping keping, nak kau mengerti maksudku ?"
"Ayah aku mengerti, sekarang aku akan balaskan dendam
bagimu !" teriak Kwan Hong sambil meraung keras.
Begitu tumbuh ingatan tersebut, sifat buasnya segera
muncul kembali, sementara budi yang pernah dilepaskan Tin
Cu hoa terhadap nya juga turut tersapu lenyap entah ke mana
Dengan suatu gerakan cepat tubuhnya menerjang ke
depan, kemudian telapak tangan nya diayunkan ke depan siap
menghajar tubuh Tin Cu hoa.
Serentak Liong Tian im menggerakkan senjata patung Kim
mo sin jin nya sambil menegur:
"Hei, mau apa kau ?"
Kwan Hong menjadi terperanjat "ketika telah menyaksikan
datangnya serentetan cahaya emas yang mengancam
tubuhnya, cepat-cepat dia memutar badannya di tengah udara
lalu menahan gerak majunya secara paksa sambil melayang
turun ke tanah, telapak tangannya disilangkan di depan dada.
1231 "Apa hubungannya antara persoalan ini denganmu" Aku
harap kau jangan turut mencampurinya" serunya kemudian
penuh amarah. "Kwan Hong!" kembali Liong Tian im berkata dengan suara
sedingin salju. "kau jangan lupa, nyawamu ini bisa selamat
karena budi kebaikan dari pemimpin Tin, apabila dia tidak
menggunakan rambutmu sebagai pengganti batok kepala,
saat ini kau sudah mampus beberapa waktu lamanya."
"Aku tak sudi menerima budi kebaikannya itu!" teriak Kwan
Hong dengan penuh kegusaran.
Liong Tian im kembali mencibirkan bibirnya dengan sikap
yang amat sinis. "Huuuh, pemimpin Tin sama sekali tidak menghendaki kau
menerima budi kebaikannya, tapi kau harus berhati hati, bila
kau berani melakukan suatu tindakan yang kelewat batas, aku
Liong Tian im lah yang pertama tama akan membunuhmu
lebih dulu!" Leng Hong-ya sungguh merasa tak tahan menyaksikan
keadaan tersebut, ia segera membentak keras:
"Bocah keparat, kau benar-benar kelewat banyak
mencampuri urusan orang lain!"
Liong Tian im menjengek sinis:
"Hmm, aku pikir urusan ini pun tiada sangkut pautnya
dengan dirimu bukan ?"
1232 Sejak terjun ke dunia persilatan hingga kini belum pernah
Leng Hong-ya menjumpai seorang angkatan muda yang
begitu berani bersikap angkuh dan tekebur dihadapannya, apa
lagi sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap
dirinya. Dalam keadaan begini dia pun teringat pula akan sikap hina
dan memandang rendah dari Liong Tian-lm, sementara ia
bersama Jago pedang buta melakukan keonaran di lembah
Tee ong kok. Mencorong sinar tajam dari balik matanya, selapis hawa
membunuh yang amat tebal pun segera menyelimuti seluruh
wajahnya, dia berseru dengan penuh kebencian:
"Kau si bocah keparat benar-benar keterlaluan, mari, kita
bermain main dulu" Tin Cu hoa tertawa dingin.
"Leng sianseng, aku mengundangmu kemari bermaksud
untuk menjadikan kau sebagai saksi" tiba-tiba ia menegur,
"aku bukan bermaksud mengundangmu untuk berkelahi
dengan temanku ini! apabila kau benar-benar ingin berkelahi,
silahkan saja mencari diriku secara langsung . . ."
"Pemimpin Tin, ucapanmu itu sama artinya dengan tidak
memberi muka kepada pun Hong-ya" seru Leng Hong-ya
sambil tertawa seram, "dalam urusanmu dengan saudara
Kwan, aku sama sekali tidak ikut mencampurinya karena aku
hendak memberi muka kepadamu, tapi sekarang, persoalan ini
merupakan urusan pun Hong-ya sendiri, hal ini boleh dibilang
sama sekali tiada sangkut pautnya denganmu!"
1233 "Tetapi tempat ini merupakan tempatku, paling tidak
seharusnya kau bertanya kepada kami sebagai tuan rumah,
bila kau ingin berkelahi benar setelah tiba di luar sana,"
"Tapi bila tanpa persetujuanku ingin berkelahi di sini, hmm!
! jangan salahkan bila aku Tin Cu hoa akan tidak mengenali
orang lagi." Saking gusarnya Leng Hong-ya mencak-mencak macam
orang gila, teriaknya kemudian.
"Baiklah, anggap saja aku sudah mengenali dirimu. . ."
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Baru saja dia hendak mengumbar hawa amarahnya
mendadak tampak olehnya Kwan Lok khi sedang mengirim
kerdipan mata kepadanya, sudah jelas kalau dia maksudkan
bahwa bertarung dalam keadaan seperti ini sama sekali tidak
menguntungkan, sekarang mereka harus berusaha untuk
mengundurkan diri dari situ, kemudian baru mencari
kesempatan lagi untuk membalas dendam.
Sementara itu, dari luar ruangan sana telah terdengar
seseorang berteriak keras:
"Bajingan tua, bila kau mengira dapat menghalangi lo nio
untuk masuk lagi, lo nio akan menyerbu ke dalam secara
paksa" "Nenek busuk." terdengar It Peng mengumpat pula, "bila
kau berani maju selangkah lagi, aku It Peng yang pertama
tama akan menjagal kalian kawanan cucu monyet lebih dulu,
agar kalian bisa merasakan sampai dimanakah kelihaian ku."
Kwan Hong yang mendengar suara teriakan dari ibunya
Kiau Ngo nio, dalam hati kecil nya merasa girang sekali, cepat
1234 dia mundur ke belakang kemudian siap melarikan diri ke luar
ruangan. "Mau kabur kemana kau?" bentak Li Bun-yang dengan
suara menggeledek. Bersamaan dengan menggemanya suara bentakan itu,
segerombol bayangan hitam nampak bermunculan dari luar
ruangan, tiba-tiba saja muncul belasan orang jago berbaju
hitam yang masing-masing membawa senjata terhunus
menghadang jalan perginya.
Dengan perasaan terperanjat Kwan Hong berteriak:
"Liu sah bun, banyak juga jumlah perguruan nya"
"Makanya kuanjurkan kepadamu lebih baik kembali saja
dengan menurut." tukas Li Bun-yang dingin "anak murid partai
kami yang melakukan penjagaan di sini masih berlapis lapis,
biarpun kepandaian silatmu tidak lemah namun jangan harap
bisa menyerbu keluar dari sini dalam keadaan hidup !"
"Orang she Li, anggap saja kan memang lebih lihai." seru
Kwan Hong sambil tertawa dingin.
Sekalipun dia merasa berat hati untuk mengundurkan diri
namun apa boleh buat, terpaksa dia harus mundur teratur
dengan langkah pelan-pelan.
Serentetan suara derap kaki manusia bergema
memecahkan keheningan, lalu muncul serombongan orang.
Leng Huan yang begitu melangkah masuk ke dalam arena
dan menyaksikan pemimpinnya Tin Cu-hoa terkapar di tanah,
dengan wajah tertegun segera serunya:
1235 "Pemimpin." Tin Cu hoa tertawa hambar.
"Jangan bersedih hati, aku hanya terluka sedikit" katanya
menghibur. "Leng Huan, laporan penting apakah yang hendak
kau sampaikan " Mumpung aku masih bisa mempertahankan
diri, cepatlah kau utarakan kepadaku !"
Dengan wajah sedih Leng Huan berkata.
"Pemimpin, Kiau Nio-nio sedang mempersiapkan orang
orangnya di luar kuil dengan maksud melancarkan serbuan
secara besar besaran, perempuan ini berkata hendak masuk
sejenak saja harap pemimpin segera mengambil keputusan !"
Tin Cu hoa berpikir sebentar kemudian sahutnya:
"Kalau begitu suruh dia masuk seorang diri, sementara
orang orangnya harus mundur sejauh lima li, kalau tidak
beritahu kepadanya kami orang-orang Liu sah-bun akan
mempertaruhkan jiwa raga kami untuk membunuh putra dan
suaminya lebih dulu !"
"Soal ini .. ." Leng Huan nampak ragu-ragu.
Sambil tertawa kembali Tin Cu hoa berkata.
"Apa yang perlu di takuti dengan seorang Kiau Ngo nio"
Bila dia sudah masuk kemari, kebetulan aku memang hendak
mencarinya untuk diajak membicarakan tentang pertukaran
syarat, Leng Huan, laksanakan saja seperti apa yang
1236 kukatakan, segala sesuatunya telah berada dalam
perhitunganku.." Leng Huan mengiakan, diam-diam dia mengundurkan diri
dari tempat tersebut. Untuk sesaat suasana di ruang tengah menjadi hening sepi
dan tak kedengaran sedikit suara pun, setiap orang agaknya
sudah dapat melihat jelas keadaan situasi yang sedang
dihadapi, walaupun orang-orang Jit gwat san melakukan
pengepungan dari luar dan kelihatannya menduduki posisi
lebih menguntungkan padahal yang benar posisi mereka
justru amat jelek, karena setiap kali mereka harus menuruti
perkataan dari orang-orang Liu sah bun.
Tak selang beberapa saat kemudian, dengan paras muka
dingin seperti es Kiau Ngo nio nampak masuk, namun sebelum
memasuki ke dalam, dia membentak lebih dulu:
"Tua bangka celaka, kau berani membiarkan lo nio
menikmati angin barat laut dari luar?"
Tapi setelah berada didalam ruangan dan menyaksikan
Kwan Lok khi tergeletak di atas tanah dengan muka memerah,
dia nampak sekali terkejut, kemudian dengan perasaan kurang
percaya tanyanya. "Tua bangka celaka mengapa kau?"
"Hujin, aku terluka." seru Kwan Lok khi sambil tertawa
getir. Kiau Ngo nio segera mendengus dingin.
1237 "Dasar memang tua bangka celaka, rasain sekarang. Tiada
orang yang bakal bersimpati kepadamu, siapa suruh kau
berani mengusik lonte busuk tersebut" Tua bangka celaka, Lonio
tak akan ambil perduli atas mati hidupmu yang penting
asal putraku tiada halangan, itu sudah lebih dari cukup!"
Kemudian sambil berpaling ke arah Kwan Hong, dia berkata
lagi: "Nak, kau tidak apa-apa bukan?" Kwan Hong tertawa getir.
"Aku tidak apa-apa cuma ayah terkena racun, bila tidak
disembuhkan penyakitnya itu bisa berabe jadinya, ibu.
mengapa sih kau harus cekcok sendiri dengan ayah" sekarang
bukankah dia telah menyesalinya."
"Hmm !" Kiau Ngo nio mendengus, "itu mah hasil
penderitaan yang dia cari sendiri, sekarang harus salahkan
siapa" Kalau orang lelaki mah, bisul hilang sakit pun hilang,
kali ini kau memaafkan dirinya, lain kali ia akan membuat
gara-gara lagi." Kwan Hong menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Ibu, dia toh suamimu?" dia berseru dengan nada suara
yang amat memelas. Kiau Ngo nio amat gusar, "Suami?" bentaknya "dia belum
pernah melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai
seorang suami, kecuali suka main perempuan apalagi yang
bisa dia lakukan " Manusia tak punya liang sim, aku sih ogah
untuk mengurusinya..."
"Enso" dengan kening berkerut Leng Hong ya segera
berseru, "saat ini bukan waktunya untuk marah, dewasa ini
1238 kita beberapa orang sudah terkurung di sini, bila kau tak mau
akur lagi dengan saudara Kwan, aku kuatir keadaannya. ."
"Aduh. ." Kiau Ngo nio menjerit lengking sambil tertawa
keras, "Besanku yang baik, memandang di atas wajahmu
baiklah ! Aku pun tak berani kelewat keras kepala, sekarang
kita boleh berangkat meninggalkan tempat ini, sekembalinya
ke rumah nanti, kita harus membicarakan kembali tentang
soal pribadi. ." Pada saat itulah, tiba-tiba Tin Cu hoa berkata dengan suara
dingin: "Kiau Ngo nio, kemari kau !"
"Ah, kau ini memang asal bicara apakah harus berteriak
Kiau Ngo-nio sambil melotot besar "kau anggap Kiau Ngo nio
juga boleh kau sebut dengan semaunya sendiri ?"
"Hei, tak usah galak-galak." tegur Tin Cun-hoa dengan
suara dingin, "sekarang kau masih belum berhak untuk
membunuh ku, hei orang she Kiau, suamimu sudah terkena
jarum ekor lebahku, benda tersebut merupakan benda
beracun yang tiada obatnya, sekarang budi dan dendam
antara Liu sah bun dengan diri kalian telah selesai, aku pun
telah berhasil membalas dendam."
Paras muka Kiau Ngo nio segera berubah sangat hebat.
"Jarum ekor lebah ?" dia berseru, "darimana kau peroleh
benda-benda tersebut?"
Sekarang dia baru merasakan betapa gawatnya persoalan
tersebut, dengan gugup dia lari ke depan Kwan Lok khi,
1239 kemudian memeriksa kelopak matanya, kemudian dengan
paras muka berubah hebat serunya:
"Lok khi, bagaimana rasamu sekarang ?"
"Aku merasa agak pening, tak mampu untuk mengerahkan
tenaga lagi. ." sahut Kwan Lok khi dengan wajah yang amat
murung dan sedih. Kiau Ngo nio semakin terperanjat lagi,
bentaknya keras-keras. "Itulah gejala racun yang menyerang hati, Lok khi, kita
pulang sekarang juga.."
"Heeeeh . . . heeeh. . sekalipun mau pulang, paling tidak
harus dirundingkan dulu denganku."
Kiau Ngo nio memandang sekejap ke arahnya dengan sorot
mata penuh kebencian, teriaknya sambil menahan geram:
"Kau berani menahan kami?"
"Mengapa tidak?" jawab Tin Cu hoa dengan suara yang
amat dingin. Kemudian setelah tertawa hambar, ujarnya lagi.
"Asal kau Kiau Ngo nio bersedia menuruti syarat yang
diminta olehku, berhubung dendam sakit hatiku sudah
terbalas bisa jadi aku bersedia melepaskan sebuah jalan hidup
untukmu." "Kau anggap racun dari jarum ekor lebah benar-benar
dapat merenggut selembar jiwanya ?" bentak Kiau Ngo nio
penuh kegusaran. 1240 "Paling tidak begitulah keadaan saat ini." jawab Tin Cu hoa
dengan suara tegas. Kiau Ngo nio merasakan hatinya hancur lebur tak karuan,
akhirnya dia berkata lemah.
"Katakanlah, aku tak punya waktu untuk ribut lagi
denganmu!" (Bersambung Jilid: 30) CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 30 Dendam kesumat antara Jit gwat san dengan Liu sah bun
sudah mencapai keadaan lebih dalam dari samudera,
kematian Kwan Lok khi seorang kelewat menguntungkan
baginya, tapi untunglah Thian maha pengasih, asal kalian
memenuhi keinginanku yakni mulai sekarang segenap anggota
1241 Jit gwat san tak akan meninggalkan bukit kalian barang
selangkah juga, maka..."
"Hmm, jangan bermimpi di siang hari bolong!," seru Kiau
Ngo nio saking gusarnya sambil tertawa tergelak.
Suasana dalam ruangan kembali menjadi hening, sepi dan
tidak kedengaran sedikit suara pun, sebab perkataan dari Kiau
Ngo nio itu diucapkan dengan nada begitu tegas dan
meyakinkan, pada hakekatnya tiada orang yang bisa merubah
tekad serta keptusannya itu.
Tin Cu hoa tertawa hambar.
"Lebih baik pertimbangkan sekali lagi, sesungguhnya
permintaanku ini tidak kelewat batas."
Setelah menderita luka dalam, sebenarnya paras muka
perempuan itu pucat dan mengenaskan, tapi senyuman
rawannya itu justru mendatangkan suatu perasaan yang lain
Bloon Cari Jodoh 10 Golok Bulan Sabit Karya Khu Lung Harimau Kemala Putih 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama