Cincin Maut Karya Tjan Id Bagian 17
merasakan kalau dirinya sedang dikuntit orang, itulah suatu
tengah malam yang sepi. Waktu itu Yau Toa hiong dan Tio Hok toan menginap
dirumah seorang petani, berhubung kecermatan dan
kecerdikan mereka berdua, dua orang jago ini sudah tahu
kalau tengah malam nanti pasti ada orang yang datang
mencari gara-gara. Betul juga, tengah malam itu dari sekeliling rumah telah
bermunculan belasan orang jago lihay berbaju hitam yang
membawa gelang emas, orang-orang itu mengenakan kain
kerudung hitam diwajahnya sehingga tidak diketahui asal usul
maupun indentitasnya, mereka hanya tahu kalau orang orang
tersebut merupakan sekawanan jago lihay didalam dunia
persilatan. Kawanan jago berkerudung itu bersikeras memaksa Tio
Hok tian dan Yau Toa hiong untuk menyerahkan kitab yang
tak diketahui namanya itu, sudah barang temu mereka berdua
tidak menyanggupi akhirnya pertarungan pun berkobar.
1316 D kerubuti oleh jagoan yang lebih banyak jumlahnya, ke
dua orang itu terluka parah bahkan hampir saja menemui
ajalnya. Ketika kawanan manusia berbaju hitam itu berhasil
merampas kitab itu dari saku Tio Hok toan dan siap
membunuh orang, kebetulan sekali Liong Siau thian sedang
lewat disini. Bukan saja dua lembar jiwa mereka berhasil diselamatkan
bahkan kitab tersebut pun berhasil dirampas kembali.
Sejak saat itulah mereka tahu kalau cara mencari makan
seperti ini tidak sesuai dengan kemampuan mereka, maka
setelah menyerahkan kitab kawalannya, mereka pun
mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut.
Ketika mendengar sampai disitu, Liong Tian im segera
bertanya: "Sebenarnya kitab macam apakah itu. mengapa begitu
banyak orang yang memperebutkannya" Mereka berasal dari
perguruan mana?" Tio Hok toan menghela napas panjang.
"Aai. . ! setelah peristiwa tersebut, kami baru tahu kalau
kitab tersebut sesungguhnya merupakan peta rahasia
sejumlah harta karun di-wilayah See ih, entah mengapa peta
tersebut telah berada di daratan Tionggoan, sedangkan orangorang
yang berusaha melakukan pelampiasan ini adalah
orang-orang Kim leng pay yang memang khusus datang dari
wilayah Se ih." Kim leng pay dari wilayah See ih?" seru Liong Tian im tak
berharap kalau kalian tak mampu menahan serangan mereka.
Yau Toa hiong tertawa getir.
"Kim leng pay adalah suatu perguruan paling rahasia
diwilayah See ih. ketika itu ayahmu seorang diri bertarung
1317 melawan puluhan orang jago, dengan cincin maut inilah
secara beruntun dia membunuh dua belas orang sebelum
berhasil memukul mundur mereka, dalam keadaan terluka
parah kami tahu kalau tak mampu mengirim kitab tersebut
sampai di kota Leng-an, maka aku mohon bantuannya untuk
menyelesaikan tugas yang berat itu. Ayahmu segera
menyanggupi dan akhirnya berhasil sampai ditempat tujuan,
sayang. . . .. aaai..."
Dia menghela napas panjang, wajahnya segera
menampilkan perasaan amat sedlh, bisiknya agak gemetar:
"Tak sampai berapa hari kemudian dari kota Leng an tersiar
berita tentang kematian ayah mu!"
"Apa ?" teriak Liong Tian im dengan sekujur tubuh gemetar
keras, "ayahkku tewas di kota Leng an ?"
"Tiada orang yang mengetahui tempat sesungguhnya."
kata Tio Hok toan sedih, "namun tak salah kalau dia memang
ketimpa musibah dikota Leng an, konon lantaran sebuah
genta emas, dia telah bertempur sampai lemas karena
melawan Hud bun sam-seng, tapi ada pula yang mengatakan
dia tewas karena masuk perangkap, tapi yang pasti diantara
sekian banyak kabar yang tersiar, siapa pun tidak mengetahui
mana yang benar, tapi ada satu hal yang tak bakal salah lagi
kematian ayahmu memang disebabkan oleh genta emas...
genta emas pelenyap irama !"
"Aku harus berbuat bagaimana untuk membuat jelasnya
persoalan ini ?" keluh Liong Tian im dengan air mata
bercucuran. Tio Hok toan menghela napas.
"Tentang peristiwa ini, kami berduapun tak berhasil
memperoleh suatu berita apapun, hanya sebulan kemudian
setelah ayahmu tertimpa musibah, ada orang mengirim
sepucuk surat kepada kami, dia adalah satu-satunya orang
yang menyaksikan ayahmu ketimpa musibah..."
1318 "Siapakah dia ?" tanya Liong Tian im dengan perasaan
bergetar. "Hui ko tianglo dari Go bi pay, hwesio tua inipun tidak
meninggalkan pesan apa-apa, dia hanya memberitahukan
kepada kami agar berusaha menyerahkan surat itu kepadamu.
Kami menerima perintah dia berusaha mencarimu dimanamana.
Bayangkan saja dunia begitu lebar, kemanakah aku
harus mencarimu " "Setelah melakulan pencarian selama
hampir lima tahun Iamanya melakukan pencarian tanpa hasil,
kami tahu kalau tiada harapan lagi untuk menemukan dirimu
sehingga niat tersebut kemudian diurungkan, sungguh tak
disangka Thian memang maha pengasih, terbukti kau berhasil
sampai di perkampungan keluarga Yau, mungkin sukma
ayahmu telah melindungi kau sehingga segala sesuatunya
dapat berlangsung dengan lancar."
"Hui ko, Hui ko!" Liong Tian im berguman. "dia telah mati!"
"Konon sekembalinya ke bukit Go bi, Hui ko telah menjadi
gila" ucap Yau Toa hiong gemetar. "peristiwa ini pernah
menimbulkan pelbagai spekulasi didalam dunia persilatan,
namun hanya beberapa orang saja yang dapat menduga
sebab-sebab kegilaannya . . !"
Dia memandang sekejap ke arah Liong Tian im dengan
pandangan menyala, kemudian tanyanya:
"Darimana kau bisa tahu kalau Hui ko telah mati ?"
Titik air mata jatuh bercucuran membasahi wajah Liong
Tian-im, ujarnya penuh penderitaan.
"Dengan mata kepla ku sendiri kusaksikan kematiannya,
sungguh tak kusangka dialah setelah menyampaikan surat
bagi ayahku. entah apa isi surat tersebut?"
Dengan sedih Tio Hok toan menggelengkan kepalanya
berulang kali. 1319 "Surat itu kami simpan terus hingga sekarang, pada
hakekatnya kami tak berani membuka secara sembarangan,
ada kalanya kami ingin seka'i membaca apa isi surat tersebut,
tapi kami tak berani membangkang perintah dari ayahmu,
oleh karena itu kamipun terpaksa harus menunggu sampai
suatu hari dapat menemukan kau, mungkin di dalam surat
tersebut tercantum pula jawaban yang kami butuhkan, selama
ini kami menunggu akhirnya berhasil juga kujumpai dirimu."
Waktu itu, Liong Tian im sudah ingin sekali melihat isi surat
diri ayahnya, maka dengan agak gelisah katanya:
"Harap kalian berdua suka memperlihatkan surat tersebut
kepada boanpwee !" Yau Toahiong menghela napas panjang.
"Harap Liong sauhiap menunggu sebentar, aku akan
mengutus orang untuk mengambilnya.
Dia bertepuk tangan pelan, seorang pelayan segera muncul
dari luar dan memberi hormat, kemudian tanyanya:
"Majikan, kau ada pesan ?"
"Undanglah lo hujin untuk membawa kemari kotak wasiat
tersebut !" perintah Yau Toa hiong sembari mengulapkan
tangannya. "Baik!" sahut pelayan itu sambil mengundurkan diri dengan
hormat. Tak selang berapa saat kemudian, seorang nenek berwajah
saleh dibimbing dua orang dayang telah berjalan masuk
kedalam ruangan, dia melirik sekejap kearah Liong Tian im,
kemudian ujarnya kepada Yau Toa hiong:
"Toa hiong, ibu telah menyimpan kotak wasiat ini selama
banyak tahun dan tak pernah kulihat kau mengusiknya setelah
berlangsung sekian tahun, Putra inkong jiga belum ditemukan,
apakah kau hendak membuka surat wasiat tersebut dengan
1320 begitu saja" Tidak tahu kah kau bahwa perbuatanmu itu
merupakan suatu perbuatan yang tak jujur."
"lbu!" seru Yau Toa hiong sambil menggoyangkan
tangannya berulang kali. "kau salah paham, anannda akan
mentaati dan melaksanakan perkataan ibunda dengan setia,
masa aku bakal melakukan pekerjaan seperti itu.?" KebetuIan
sekali putra In kong adalah Liong sauhiap ini. karenanya surat
wasiat tersebut, hendak kuserahkan kepadanya."
Nenek itu seperti merasa terkejut, sambil menengok ke
arah Liong Tian im serunya "Jadi dia adalah putra Liong Siau
thian ?" Buru-buru Liong Tian im beranjak dari tempat duduknya
dan memberi hormat. "Boanpwe Liong Ttan im mengunjuk hormat buat lo hujin !"
Nenek tersebut memperhatian Liong Tian im beberapa
waktu sekilas perasaan terharu sempat menghiasi wajahnya,
setelah mengulapkan tangannya dan menghela napas
panjang-dia berkata. "Aaai.... seorang anak baik2.
Kepada seorang dayang yang berada dibelakang tubuhnya
dia berkata: "Lan siu. ambillah kotak tersebut dan serahkan kepada
Liong sauhiap ini." Pelan-pelan seorang dayang menampilkan diri dan
mempersembahkan sebuah kotak kecil persegi empat yang
dipersembahkan langsung ke hadapan Liong Tian im.
Dengan sekujur tubuh gemetar keras, Liong Tian im
menerima kotak itu dengan hormat, air matanya bercucuran
keluar, namun dia tidak segera membuka kotak tersebut.
1321 Nenek tersebut menggelengkan kepala berulang kali.
bersama ke dua orang dayang itu, mereka segera
mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Menyaksikan perasaan sedih yang mencekam diri Liong
Tian im Yau Toa hiong ikut merasakan hatinya kecut, dia
menghela napas panjang, lalu berkata dengan lirih.
"Liong sauhiap surat wasiat itu berada di dalam kotak..."
Liong Tian im merasakan hatinya bergetar semakin keras,
ia sadar kembali dari perasaan sedihnya.
Dengan tangan gemetar keras, ditatapnya kotak tersebut
lekat-lekat, kemudian diletakkan diatas meja, ketika dibuka
penutupnya maka tampak sepucuk surat yang berwarna
kuning tersimpan rapi disana, diatas sampuI surat itu masih
terlihat noda-noda darah.
Dengan tangan gemetar dia mengambil surat itu dan
dirobek tampaknya tulisan yang tertulis dengan darah yang
berwarna kehitam-hitaman pun segera muncul didepan mata
pemuda itu. Pandangan matanya segera terasa kabur dan berubah
menjadi merah seperti darah, tetesan tulisan darah diatas
kertas tersebut. Dalam surat mana tidak nampak nama hanya beberapa
kalimat yang berwarna merah darah.
"Yang membunuhku adalah Kwan Lok khi, dia pura-pura
bermaksud mengirim surat dengan ongkos pengiriman lima
ribu tahil dan diserahkan kepada Yau Toa hiong serta Tio Hok
toan untuk dikirim ke Leng an.
Kemudian ia menggunakan kesempatan ketika aku lewat
tempat tersebut Kwan Lok khi sengaja memberitahukan
kepada perkumpulan Kim leng pay dwilayab See im yang
menerangkan kalau peta harta karun See ih berada ditangan
1322 Yau Toa hiong dan Tiok Hok toan tujuannya agar orang-orang
Kim leng pay melakukan pengejaran dan pembunuhan.
"Waktu itu, aku tak tahu kalau dia bermaksud yang jelek,
maka apa yang permintaan Yao Toa hiong dan Tio Hok toan
kusanggupi, siapa tahu tindakkanku ini justru mengena pada
maksud tujuan Kwan Lok khi.
"Dikota Leng an, mula-mula ia berjumpa dulu dengan Hud
bun sam leng merekapun di peralat Kwan Lok khi untuk
mendesakku menyerahkan genta emas pelenyap irama, dalam
pertarungan tersebut aku menderita luka parah dan berhasil
kabur meninggalkan kota Leng-an."
"Siapa tahu takdir telah menghendaki begini, aku telah
berjumpa dengan Kwan Lok khi suami istri, detik itulah aku
baru tahu kalau semua kejadian adalah suatu rencana busuk.
"Untung sekali sesaat sebelum menghembuskan napas
terakhir, aku telah berjumpa dengan Leng ko siansu dan
menyerahkan surat ini agar disampaikan kepada Yau Toa
hiong serta Tio Hok toan.
"Bila Thian masih mengasihani diriku, surat ini akan sampai
ditangan putraku hingga dia bisa membalaskan dendam bagi
kematian ku, bila surat ini tak bisa sampai ditempat tujuan,
yaa, anggaplah sebagai nasibku yang jelek sehingga dendam
sakit hati ini harus kubawa sampai akherat..."
"Musuh besarku yang sesungguhnya hanya Kwan Lok khi
seorang, jangan kau mendendam kepada Hud bun sam seng,
mereka hanya diperalat saja."
Tulisan dibawahnya amat buram dan kacau sukar dibaca
secara jelas, maka sampai disini Liong Tian im segera
menangis tersedu-sedu. "Liong sauhiap" kata Tio Hok toan kemudian dengan suara
gemetar, jangan bersedih hati, apa yaag tertulis didalam sana
?" 1323 Liong Tian im tak kuasa menahan rasa sedih dalam hatinya,
sesudah terisak sekian waktu, akhirnya rasa kesal, sedih dan
murung yang mencekam perasaannya menjadi jauh
berkurang. Ia serahkan surat berdarah itu ke tangan Tio Hok toan, lalu
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisiknya dengan suara rendah:
"Bacalah sendiri isi surat tersebut..." Tio Hok toan tidak
mengetahui kalau di balik semua kejadian tersebut
sesungguhnya masih terdapat hal-hal lainnya, ketika mereka
berdua selesai membaca surat tersebut, saking sedihnya tak
sepatah katapun yang mampu di utarakan keluar.
"Aaaai . . !" Helaan napas yang rendah dan sedih akhirnya
berkumandang dari mulut Yau Toa hiong, dipandangnya surat
wasiat itu dengan penuh kesedihan, lalu katanya pedih:
"Sungguh tak kusangka kalau dibalik kesemuanya ini
sebetulnya masih terdapat perubahan yang sangat begitu
banyak, andaikata aku tidak membaca sendiri "surat tersebut"
tak akan kusangka kalau Kwan Lok khi lah yang pembunuh
Liong Siau thian. ."
"Yaa, kita tentu diperalat olehnya..." seru Tio Hok-toan
dengan gemas. Mencorong sinar tajam dari balik mata Liong Tian im, tibatiba
ia bertanya: "Bagaimana cerita kalian sehingga bisa mempunyai
hubungan dengan pihak Jit gwat san?"
Yau Toa-hiong tak berani saling bertatapan muka dengan
ketajaman mata lawan, tapi di dapat merasakan bahwa
kematian Liong Sia thian sesungguhnya terjadi akibat
perbuatannya. Dia jadi menyesal bercampur sedih bukan saja mereka tak
bisa membalaskan dendam bagi kematian lnkong nya, bahkan
1324 sebalikna malah diperalat Kwan Lok khi hingga setiap saat
memusuhi putra tuan penolongnya.
Berbicara soal kebenaran dan kesetiaan kawan, mereka
sudah melakukan suatu perbuatan yang salah.
Masih untung Thian maha pengasih sehingga duduknya
persoalan menjadi jelas kembali.
Ujarnya kemudian dengan sedih:
"Perisriwa ini harus diceritakan sedari kami pulang ke
perkampungan dalam keadaan terluka, ketika pihak Kim leng
pay tidak mendapatkan kitab pusaka tersebut, dengan cepat
mereka mengumpulkan seluruh jago lihaynya dengan
menyusul sampai disini, mereka mengancam hendak
membasmi kami sekeluarga, bahkan mendesak kepada kami
untuk menerangkan ke mana perginya Liong Siau-thian.
"Betul waktu itu kami berdua sudah terluka parah, namun
kami tak sudi memberitahukan jejak ayahmu dengan begitu
saja, dalam pertarungan yang kemudian berlangsung,
tampaknya perkampungan keluarga Yau bakal punah oleh
tangan lawan, pada saat itulah Kwan Lok khi serta Kiau Ngo
nio muncul secara tiba-tiba dan menyelamatkan kami dari
pembunuhan brutal .."
"Oooh...apakah pihak Kim leng pay menuruti perkataannya
?" Yan Toa hiong termenung sambil berpikir sejenak,
kemudian sahunya. "Kamipun tidak tahu apa yang telah terjadi, hanya begitu
Kwan Lok khi suami istri menampakkan diri, pihak Kim leng
pay segera menghentikan serangannya bahkan mengundurkan
diri sambil minta maaf, sejak itupun merekapun tak berani
datang lagi ke perkampungan kami untuk membuat keonaran,
Liong sau hiap, kau toh mengerti, kami adalah manusiamanusia
yang mengutamakan budi dan dendam, oleh karena
1325 pihak keluarga Kwan melepaskan budi kepada karni, tentu
saja kamipun terpaksa harus menerima perintah tanpa
membantah. "Hehe, heeeh... kalian semua hanya ditipu olehnya!" seru
Liong Tian im sambil tertawa dingin.
Tio Hok toan menarik napas panjang-panjang.
"Sejak awal sampai akhir peristiwa tersebut, sesungguhnya
Kwan Lok khi seorang yang menjadi dalangnya, untuk
menkumpulkan segenap kekuatan yang ada didunia, dia tak
segan-segan menggunakan berbagai macam cara."
"Kalau toh kalian sudah mengetahui wataknya, mengapa
masih mau diperintah olehnya?" tegur Liong Tian im dengan
suara dingin. Tio Hok toan menggelengkan kepalanya berulan kali.
"Walaupun kami seringkali mendengar tentang kejahatan
yang pernah dilakukan Kwan Lok khi, namun karena
berhutang budi. maka kami merasa sungkan untuk ribut
dengannya, tapi saat ini. andaikata kami tidak menerima
perintahnya untuk menghalangi kau, mungkin selama hidup
kami tak akan tahu tentang wataknya yang sebenarnya.
Yau Toa hiong menggebrak meja keras-keras saking
gusarnya, lalu berseru: "Saudara Tio, kita harus mencari Kwan Lok ki untuk
menyelesaikan budi dan dendam ini dengannya, dahulu kita
telah melakukan kesalahan, sekarang kita tak boleh berbuat
tolol lagi, Liong tayhiap mati demi kami, karena itu kita berdua
puIa yang harus menyelesaikan pesan terakhirnya itu."
"Benar" kata Tio Hok toan sambil manggut-manggut
"Siaute memang bermaksud demikian"
1326 Liong Tian im merasa gembira sekali, terutama sikap kedua
orang itu yang berdarah panas dan bersedia menjual nyawa
demi teman, berkilat sepasang matanya.
"Maksud baik kalian berdua biar kuterima didalam hati
saja," katanya kemudian, "sebagai putra seorang manusia aku
tak ingin membuat persoalan ini berakibat terlalu luas,
dendam sakit hati orang tua lebih dalam dari samudra, aku
hendak membunuh Kwan Lok khi dengan menggunakan
kekuatanku sendiri."
Tio Hok toan menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Liong sauhiap walaupun kepandaianmu sudah mencapai
tingkatan yang luar biasa namun Kwan Lok khi menguasai
ilmu hitam dari pelbagai golongan, anak buahnya terdiri dari
jago-jago yang berilmu tinggi, dengan kemampuanmu seorang
rasanya tipis sekali harapanmu untuk membalas dendam,
walaupun kami berdua tak bisa membantumu apaa-pa, paling
tidak kami masih bisa menjadi petunjuk jalanmu, kami pun
bersedia bahu membahu denganmu untuk membunuh Kwan
Lok khi. Liong Tian im merasa terharu sekali.
"Terima kasih banyak atas budi kebaikan kalian berdua"
serunya, dimasa mendatang masih terdapat banyak pekerjaan
yang membutuhkan bantuan kalian berdua, sekarang aku
hendak mohon diri lebih dulu, aku harus menyelesaikan
dahulu pekerjaan pribadiku"
"Kau hendak ke mana ?" tanya Yau Toa hiong tercengang.
"Ke bukit Jit gwat san !" sahut Liong Tian im dengan
sepasang mata memerah. "Apa" Kau hendak ke bukit Jit gwat san" seru Tio Hok Toan
amat terperanjat. 1327 "Benar! Aku hendak menjumpai Kwao Lok khi" sahut Liong
Tian im dengan tegas. "Dia telah mencelakai ayahku maka aku
pun hendak merenggut selembar jiwanya."
Diam-diam Yau Toa hiong menghembuskan napas panjang,
katanya kemudian dengan sedih:
"Bila kau berkunjung kebukit Jit gwat san, maka hal ini
sama artinya dengan menghantar kematian diri sendiri, setiap
umat persilatan mengetahui kalau Jit gwat san ibaratnya
sebuah bukit berdinding baja, selain banyak perangkap, alat
jebakannya pun luar biasa, hanya satu kekuatan di dunia ini
yang sanggup menghancurkan kekuatan Jit gwat san".
"Kekuatan mana?" tanya Liong Tian im dengan perasaan
bergetar amat keras. Yau Toa hiong tertawa getir.
"Ayah dan anak keluarga Bo dari bukit Cing sia san, partai
tersebut paling mengetahui tentang keadaan Jit gwat san,
apabila kita bisa memperoleh bantuan mereka, maka
harapanmu untuk berhasil dalam pembalasan dendam akan
semakin besar. "Hmm" Liong Tian im mendengus dengan keras kepala,
"aku tak akan menggantungkan pada bantuan siapa pun, asal
aku masih hidup di dunia ini, maka aku tak akan melepaskan
Kwan Lok khi dengan begitu saja, aku pernah berjumpa
dengan ayah dan anak dari keluarga Bu dibukit Cing shia san.
Walau pun mereka orangnya jujur dan berasal dari kaum
lurus, aku tak ingin memohon bantuan mereka.
Ketika berbicara sampai disitu, tanpa terasa dalam
benaknya melintas kerrbali bayangm tubuh dari Bu Siau huan
si bocah yang polos, lincah dan kekanak-kanakan itu,
bayangan tersebut selalu melekat dalam-dalam dihati kecilnya.
Setelah menghela napas panjang, ia berpikir. "Entah bagai
mana keadaannya sekarang?"
1328 Dalam pada itu Tio Hok toan telah menggelengan
kepalanya berulang kali seraya berkata.
"Kau terlalu keras kepala, seorang penjudi yang bisa teguh
dengan pendirian sendiri masih merupakan suatu yang baik,
tapi sering kali hal itu pula yang menjadi penyebab dari
kerugian yang di deritanya, aku berharap kau jangan kelewat
keras kepala sebab masa depanmu masih panjang, banyak
kesulitan dan kesusahan yang menantimu di persimpangan
jalan disebelah depan, ambil misalnya dengan keadaan saat
kini, asal jejakmu ditemukan, maka jago-jago dari Jit gwat san
akan menyusul kesitu, kau harus tahu perkampungan keluarga
Yau merupakan pos pertama saja sepanjang jalan menuju
kedepan sana, entah masih berapa banyak manusia yang
menantimu untuk masuk perangkap."
"Segala sesuatunya tidak akan menyusahkan diriku" ucap
Liong Tian im dingin, "nah, aku mohon diri lebih dulu..."
Yau Toa hiong segera berkata:
"Setelah keluar dari perkampungan ini, lebih baik jangan
melalui See cu hoo disebelah depan sana, tempat tersebut
merupakan markas besar dari anak buah Jit gwat san. kami
semua mendapat perintah dari tempat itu!"
Liong Tiao im tertawa hambar, "Dimanakah letak See cu
hoo tersebut?" Yau Toa hiong tertawa getir
"Buat apa aku mesti menanyakan tentang persoalan ini,
asal aku bisa menyadari mereka toh sudah lebih dari cukup?"
"Terima kasih banyak atas maksud baik kalian berdua, aku
hendak mohon diri lebih dulu. ." seru Liong Tian im sambil
menjura. Dia tertawa panjang dengan penuh keteguhan hati, lalu
membalikkan badan dan berjalan menuju ke luar ruangan
dengan langkah lebar. 1329 Tio Hok toan dan Yau Toa hiong hanya saling
berpandangan sambil tertawa getir. terpaksa mereka harus
menghantar sampai dlluar pintu gerbang.
ooooO^ ^Ooooo Matahari senja telah merosot ke langit barat, sinar yang ke
emas-emasan memancar di atas aliran sungai yang deras dan
membiaskan cahaya yang amat menyilaukan mata.
Beberapa lembar daun kering rontok dari atas dahan pohon
yang mulai layu dan terapung diatas permukaan air yang
deras, terseret terbawa arus hingga menuju ke tempat
kejauhan sana." "Aaaaaii..." Helaan napas rendah itu seperti air sungai yang mengalir
deras, terseret arus menuju ke-tempat yang jauh.
Pelan-pelan dari balik pohon liu yang rindang muncul
seekor kuda dengan seorang penunggangnya sambil
mendengarkan air sungai yang mengalir tiada hentinya, ia
menghela napas panjang. Alis matanya berkernyit, bibirnya menyunggingkan sekulum
senyum sedingin salju, dari senyuman tersebut ia nampak
begitu menyendiri, begitu sedih seakan-akan tiada kehangatan
dan kemesraan lagi dunia ini, karena itu senyum yang
menghiasi ujung bibirnya nampak begitu dipaksakan,
senyuman yang jelas bukan muncul atas dasar perasaannya.
Apa yang disenyumkan " Dia sendiripun tidak tahu
mengapa dia dapat tersenyum, mungkinkah dia sedang
mentertawakan cahaya matahari yang makin pudar "
Menertawakan arus sungai yang deras " Ataukah sedang
menentertawakan dirinya yang menyendiri ?"
1330 Dengan termangu-mangu dan pandangan kosong dia
memperhatikan bunga air yang berpercik, memandang daun
kering yang mengalir pergi, dia merasa dirinya seakan akan
berada diatas daun kering tersebut mengalir nun jauh ke sana,
terseret oleh arus sungai yang deras dan tenggelam di dasar
sungai yang dalam. Tiba-tiba ia mendengar suara nyanyian lembut yang
bergema tiba mengikuti hembusa angin, pemuda itu berdiri
termangu-mangu, seakan-akan tertegun mendengarkan suara
nyanyian yang merdu dan indah itu.
"Air berliok liuk di sungai Say cu hoo.
Tampak bayangan manusia di atas permukaan air
Ombak dan riak memercik ke mana-mana.
Kekasih ada dalam impiannya, bermimpi melihat dia.
Kekasih yang sepi, mengapa kau berada ditepi sungai."
Begitu terperana pemuda tersebut oleh nyanyian yang
merdu, tanpa terasa dia menjalankan kudanya menuju kearah
mana berasalnya nyanyian tadi.
Angin berembus silir semilir, seorang nona dusun sedang
memandang arus sungai sambil memuntahkan perasaannya
disisi gadis itu duduk seorang pemuda yang bertelanjang kaki,
dia sedang memancing ikan di sungai itu.
Mendadak pemuda itu menghela napas panjang, kemudian
berguman: "Hidup mereka sungguh tenang dan bahagia sang enci
menyanyi, sang adik mengail, walaupun mereka hanya anak
petani miskin, namun jalan pikirannya sederhana dan baik,
bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan aku yang
sepanjang hari berkelana didalam dunia persilatan, persoalan
yang kuhadapai melulu soal bunuh membunuh, aaai, . aku
1331 benar-benar merasa kagum dengan kebahagiaan hidup
mereka."
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ia tertawa sedih kemudian pelan-pelan berjalan lewat
melalui sisi kedua orang itu.
Ketika merasa ada penunggang kuda yang berjalan lewat,
kakak beradik, serempak berpaling dengan wajah keheranan,
Liong Tian im segera tersenyum, kemudian melanjutkan
lamunannya. "Hei!" Si bocah lelaki yang mengail itu mendadak melompat
bangun, kemudian sambil bertelanjang kaki lari
menghampirinya, sembari mengawasi Liong Tian im dengan
sepasang matanya yang bulat besar, dia menegur:
"Kau hendak kemana?"
Liong Tian im berpaling sambil tertawa:
"Aku hanya seorang perantauan yang luntang-lantung
dalam dunia persilaian, kemana pun aku akan pergi, saudara
cilik, berapakah ikan yang telah kau peroleh hari ini" Mogamoga
saja kau bernasib baik..."
"Aku lihat kau bukan orang jahat, janganlah pergi kesana,
lebih baik bergantilah arah perjalananmu. ." seru pemuda itu
sangat gelisah. Pelan-pelan Liong Tian im menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Semua jalan yang ada didunia ini di peruntukkan bagi
manusia, masa ada jalanan yang tak boleh dilewati
manusia..." Bocah lelaki itu menghela napas panjang.
"Aiaaai ... kau tidak tahu, manusia yang berada di See cu
hoo buas bagaikan harimau, kau jangan melalui jalanan ini..."
1332 "Aaah masa begitu ganas " Tapi, mengapa kalian berani
datang kemari . . ?"
Pemuda itu memandang sekejap ke sekeliling tempat
tersebut, lalu berkata dengan suara pelan.
"Hmm, ditempat sini tak ada perondaan maka aku dan cici
secara diam diam datang kemari, tapi jika sampai ketahuan
orang orang itu, sudah dapat dpastikan kami akan dihajar
habis-habisan aaai... sebetulnya See cu hoo merupakan rumah
kami, tapi semenjak kedatangan serombongan manusia,
mereka telah merampas daerah See cu hoo ini serta
menjajahnya" "Hmmm !" timbul hawa amarah dalam hati Liong Tian im
sehingga tanpa terasa ia mendengus dingin, selapis hawa
napsu menbunuh pun segera menyelimuti wajahnya.
"Hmmm, masa di dunia ini terdapat manusia yang begitu
tak tahu aturan. ." serunya marah.
Ketika si nona dusun itu menyaksikan adiknya terlalu
banyak berbicara, buru-buru dia menarik tangannya sambil
berseru: "Satee, ayo kita pulang, kalau tidak ibu tentu akan sangat
gelisah..!" Paras muka bocah cilik itu berubah hebat, buru-buru ia
membereskan kailnya dan bersama gadis tersebut buru-buru
meninggalkan tempat tersebut, sikap mereka seakan-akan di
belakangnya ada orang yang mengejarnya saja.
Liong Tian im yang menyaksikan kejadian tersebut hanya
bisa menghela napas sambil menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Aaaai, kekuatan jahat memang sangat menakutkan, ini
bisa dilihat dari sikap ketakutan dari kakak beradik dua orang
itu.." 1333 "Hmmmm.. . !" Mendadak diri balik semak belukar muncul suara tertawa
dingin yang amat menggidikkan hati, ketika kakak beradik dua
orang itu melihat kemunculan dua orang lelaki berbaju hitam
tersebut, serentak mereka menjerit lengking, kemudian
membalikkan badan dan lari menuju ke arah Liong Tian im.
"Heeh ... heee . . . heee. . ." sambil tertawa dingin dua
orang lelaki itu menyusul ke muka.
Salah seorang diantaranya segera berteriak keras:
"Bocah keparat, siapa suruh kalian berdua lari ke tepi
sungai ini " Maknya, apakah bapakmu tak pernah
memberitahukan kepada kalian, tempat ini melupakan wilayah
dari Wu toaya . ." Waktu itu, paras muka dua orang kakak beradik itu sudah
berubah memucat karena takut, sekujur tubuh mereka
gemetar keras, belum lari berapa langkah, keduanya sudah
terjerembab ke atas tanah.
Dua orang lelaki tersebut segera memburu ke depan,
seorang menginjak satu di antara mereka berdua dan
menekannya keras-keras ke atas permukaan tanah.
Pemuda itu kontan mencaci maki kalang kabut:
"Kau hanya beraninya menganiaya kami, sudah menjarah
daerah kami masih melarang kami datang kemari.. hmm,
kalian memang kaum perampok bangsat, kami akan beradu
jiwa dengan kalian."
Sungguh kasihan bocah lelaki itu, bagaimana pun dia
berusaha untuk meronta, namun tak pernah berhasil
meloloskan diri dari bawah lelaki tersebut.
Sambil menyeringai geram, lelaki itu kembali mengumpat:
"Maknya, anak jadah, kau berani memaki Jo toaya mu "
Hmm, tampaknya kau memang sudah bosan hidup,
1334 membunuh anak jadah seperti kau hanya akan menodai
tanganku saja." Di cengkeramnya bocah itu kencang-kencang kemudian
serunya lagi: "Baik, aku Mio toaya akan menceburkan kau kedalam
sungai lebih dulu." Air sungai tersebut berarus deras, asal bocah itu terlempar
ke sungai sudah dapat dipastikan jiwanya akan melayang.
Encinya yang menyaksikan kejadian tersebut segera
menjerit lengking, serunya dengan suara gemetar.
"Lepaskan dia, lepaskan dia! Jangan kau aniaya adikku."
Lelaki she Mo itu tertawa dingin.
"Heeehh... heeh... lepas tangan" Hm, tidak segampang itu
hei budak cilik, asal kau bersedia kawin dengan aku orang she
Mao. hee.heeehh. hari ini, locupun bersedia mengampuni anak
jadah ini" Lelaki yang berada disisinya segera tertawa terbahakbahak.
"Haaaah haah... Mao Tui cu, apakah kau tidak merasa nona
itu kelewat muda," "Hehehe... hehehehe..." kembali orang she Mao itu tertawa
seram "inilah yang dinamakan kanbing tua makan rumput
muda, makin dilahap makin sedap rasanya, jangan dilihat
bocah perempuan ini masih kecil, bila dibandingkan dengan
lonte-lonte tersebut, sesungguhnya dia jauh lebih hebat."
Gadis itu menjadi pusar sekali, hingga merah padam
selembar wajahnya, dengan suara gemetar ucapnya.
"Cabul, manusia budukkan tak tahu malu!"
1335 Mendengar makian gadis itu, orang she Mao tersebut
menjadi naik darah, saking mendongkolnya dia sampai
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak:
Siapa tahu belum habis dia tertawa. mendadak terdengar
suara jengekan dingin berkumandang dari bawah pohon liu di
tepi sungai sana. Serta merta mereka berpaling dan mengalihkan pandangan
matanya ke wajah pemuda tersebut.
Tampak pemuda itu berdiri dengan sinar mata berhawa
pembunuhan, dengan pandangan tajam bagaikan sembilu dia
awasi orang she Mao itu lekat-lekat.
"Siapakah kau?" saking takutnya sampai seluruh tubuhnya
gemetar keras. "Hmmm. ." Seperti guntur yang membelah bumi disiang hari bolong
orang she Mao itu terkesiap hingga mundur dua langkah
dengan ketakutan. Dengusan dingin yang mengandung nada seram ini bukan
cuma menggetarkan perasaan orang she Mao tersebut,
bahkan lelaki yang berada disisinya pun turut mengangkat
kepala juga menatap lawan dengan perasaan terperanjat.
Kebungkaman Liong Tian im dengan cepat mengobarkan
amarah orang she Mao tersebut, segera bentaknya dengan
suara dalam: "Hei, sudah kau dengar belum pertanyaanku?"
"Kuperintahkan kepadamu untuk melepaskan mereka
berdua." perintah Liong Tian im dingin.
Ucapan yang dingin dan kaku bagaikan hembusan angin
dimusim salju ini sekali lagi menggigilkan seluruh badan kedua
lelaki tersebut mereka saling berpandangan sekejap, untuk
1336 melepaskan dua kakak beradik tersebut tampaknya mereka
enggan. Setelah tertawa dingin, orang she Mao itu berkata lagi.
"Huuuh, kau ini apa" Berani amat memerintah toaya mu!
Sana coba tanyakan dulu kepada semua orang, apa kerja dari
aku Mao Tui cu. Hmm! Berani benar mencari gara2 disini.
"PIooookk..." Tamparan nyaring bergema di angkasa.
Sementara Mao Tui cu masih tercantum pipinya sudah
marah membengkak lima bekas jari tangan menempel nyata
dipipinya itu." Ternyata ia sudah dltempeleng orang tanpa sempat melihat
bayangan tubuhnya. Dalam kejut dan ngerinya, ia lantas menjerit keras.
"Kurangajar, kau berani memukul aku..."
"Anggap saja sebagai peringatan untukmu" dengus Liong
Tian im "apabila ke dua orang itu belum juga kalian bebaskan.
. ." Hawa pembunuhan yang sangat tebal menyelimuti seluruh
wajahnya, sedang sorot matanya yang dingin menggidikkan
menatap wajah ke dua orang lelaki itu tanpa berkedip,
selangkah ia bergerak mendekati mereka.
"Huuh, maknya ! Pingin mampus rupanya kau!" umpat
orang she Mao itu mendongkol.
Menyaksikan Liong Tian im hanya seorang pemuda
ingusan, dia lantas mengira musuhnya sebagai korban yang
empuk, paling banter dalam dua tiga gebrakan juga dapat
diringkus. 1337 Maka dengan keberanian yang membara, ia lepaskan si
bocah ke tanah, lalu bersama rekannya maju menyongsong
kedatangan si anak muda tersebut.
Sebuah pukulan yang keras langsung dilepaskan ke perut
Liong Tian im. Liong Tian im mengigos kesamping dengan cekatan, tahu
tahu saja serangan itu sudah di hindari.
Gagal dengan sodokannya, Mao Tui cu tertegun, baru saja
dia bersiap siap uutuk mendesak lebih jauh, tiba-tiba rekannya
menarik lengannya sambil berbisik:
"Nanti dulu Mao toako, tampaknya pemuda ini rada
aneh..." "Ko Khi, maknya kamu! Rupanya nyalimu sudah dibikin
pecah oleh bocah kunyuk itu..." umpat Mao Tui cu.
"Mao toako, masih ingat dengan perintah majikan kita?"
suara Ko khi semakin gemetar. "sekarang Liong Tian im sudah
meninggalkan perkampungan keluarga Yau, aku lihat pemuda
ini meski muda belia, namun kungfunya cukup hebat, jingan
jangan dia adalah..."
"Kentut makmu!" Mao Tui cu tertawa seram "orang she
Liong itu seorang jagoan ulung, paling tidak umurnya juga
banyak sudah, sedang kunyuk ini sangat muda, apapun yang
kau bilang pokoknya aku tidak percaya."
Ia lantas memberi tanda kepada Ko khi, lalu mereka berdua
menerjang lagi sembari me lancarkan pukulan.
Di dalam anggapan kedua orang itu, tonjokkan mereka kali
ini pasti akan membuat musuh semaput.
Siapa tahu, baru saja tangannya menyodok, bayangan
musuh sudah lenyap dari pandangan mata.
Sekarang MaoTui cu baru terperanjat. "Aduh celaka Ko
Khi." jeritnya tertahan.
1338 Teriakannya hanya sampai ditengah jalan, sebuah
cengkeraman maut Liong Tian im telah menggantungnya ke
tengah udara. "Manusia bedebah macam kau hanya pandai menganiaya
orang awam saja . .. aku lihat kau sudah bosan hidup lagi,"
jengek Liong Tian im. "Mao Tui cu, aku orang she Liong
adalah sobat karib majikan kalian."
"Aaah, kau . . . kau adalah iblis emas jari berdarah .." jerit
Mao Tui cu sangat kaget. " Pluung...." Di tengah gelak tertawa Liong Tian im yang amat nyaring,
dia sudah melemparkan tubuh Mao Tui cu kearah sungai.
Di iringi percikan bunga air yang memancar ke empat
penjuru, tubuhnya sudah tenggelam di makan arus sungai
yang deras. Pelan-pelan Liong Tian im membalikkan badannya, kini dia
mengalihkan sorot matanya ke wajah Ko khi.
Berubah hebat paras muka orang she Ko itu, secara
beruntun dia mundur sampai tujuh delanpan langkah lebih.
Toaya... ampun... ampunilah hamba oooh toaya! Ampuni
hambamu yang punya mata tak berbiji..." rengek Kho Khi
dengan tubuh gemetar. "Hmm! Temanmu sudah mencebur kesungai, sudah
sepantasnya kalau kau pun ikut mandi di sungai" kata Liong
Tian im dingin, "sobat, aku lihat ada baiknya kau mandi dulu
dengan air dingin. ."
"Jangan...!" jerit Kho khi dengan wajah pucat pasi, "jangan
ceburkan aku ke sungai. . aku... aku tak bisa berenang, oooh,
jangan. ." Liong Tian im tertawa hambar.
1339 "Kalau tidak bisa, sewajarnya kalau belajar, mana ada
kepandaian yang bisa dikuasai tanpa belajar..."
Tangan kanannya segera dikebutkan kedepan, Iangsung
tenaga pukulan yang besar langsung berhembus kemuka.
Ko Khi merasakan tubuhnya menjadi enteng, di tengah
jeritan ngeri yang memilukan hati, seluruh tubuhnya tersapu
angin serangan dan terlempar ke dalam sungai..
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Menanti tubuh si muka laknat itu sudah terbawa jauh oleh
air sungai yang deras, pelan-pelan Liong Tian im baru
membalikkan kembali tubuhnya.
"Saudara ciIik" katanya kemudian dengan lembut, "kalian
jangan takut, nah ! Sekarang pulanglah dengan tenang..."
Tampaknya si bocah dan si nona itu masih dicekam
perasaan kaget, apalagi setelah menyaksikan kemampuan
Liong Tian-im yang melabrak ke dua orang lelaki bengis itu
dengan gagah perkasa, mereka masih seperti sedang mimpi.
Untuk beberapa waktu, kedua orang itu hanya memandang
Liong Tian im seperti orang bodoh
Lama kemudian, bocah lelaki itu baru berseru:
"Waah... hebat sekali kepandaian silatmu..."
Sedang si nona segera berbisik dengan wajah merah dadu
karena jengah: "Adik, ayo kita pulang..."
Bocah lelaki itu memandang sekejap ke arah Liong Tian im
dengan ragu, kemudian dia baru berkata:
"Sampai jumpa, aku bernama Siau peng..."
Kemudian mengikuti encinya, dia lari meninggalkan tempat
tersebut... 1340 Tak selang berapa saat kemudian, bayangan tubuh mereka
sudah lenyap dibalik pohon liu yang rindang.
Memandang bayangan tubuh mereka yang menjauh, Liong
Tian im menghembuskan napas panjang, lalu sambil
menuntun kudanya. dia meneruskan perjalanannya dengan
menelusuri sungai. Ditengah arus sungai yang deras, tiba-tiba dari arah hilir
muncul sebuah sampan kecil yang meluncur mendekat dengan
kecepatan tinggi, diatas sampan duduk seorang lelaki
bertelanjang dada, dia sedang mendayung sampannya cepat
bagaikan petir. Menyaksikan sampan kecil itu, Liong Tian im agak tertegun,
kemudian pikirnya: "Tenaga yang dimiliki lelaki itu sungguh besar ternyata ia
bisa menjalankan sampannya menentang arus dengan
kecepatan tinggi, tidak sembarang orang dapat
melakukannya." Agaknya lelaki itupun sudah melihat Liong Tian im yang
berada dipantai sungai, lalu sambil mengangkat kepala
teriaknya: "Hei, bocah muda jangan pergi dulu"
Tubuhnya melejit kemudian bersalto beberapa kali,
kemudian dari situ dia lemparkan seutas tali kearah sebatang
pohon, sesudah itu badannya baru melayang turun diatas
pantai. "Kau sedang mengajak bicara siapa?" tegur Liong Tian im
dengan suara dingin. Lelaki yang berotot dan penuh bulu pada dadanya ini
tertawa terbahak-bahak, dengan langkah lebar dia maju
kemuka mendekati si anak muda tersebut.
1341 "Bocah muda, siapa namamu?" teriaknya sambil
membelalakkan matanya lebar-lebar.
"Akulah iblis emas jari darah dan kau?"
Setelah tertegun sejenak, lelaki itu berseru.
"Jadi kaulah si iblis emas jari darah Liong Tian im" Bagus
sekali, bagus sekali, aku Li-Hoo kong sudah lama mendengar
nama besarmu, hari yang kuharapkan akhirnya aku alami juga
hari ini." Ditatapnya seluruh badan Liong Tian im dengan seksama,
kemudian bertanya ragu: "Kalau dilihat dari potongan badanmu yang begitu lemas,
seakan-akan anak sekolahan saja, aku jadi ragu, masa kau
bisa berkelahi?" Liong Tian im pun seperti tertegun, dia tak mengira kalau
lelaki yang tinggi besar tersebut ternyata dapat mengucapkan
kata-kata yang bernada kebocah-bocahan, tapi dia lantas tahu
bila lelaki ini seorang yang polos dan jujur, maka setelah
tertawa hambar ujarnya. "Bukan perawakannya yang menjadi masalah namun
kecepatan geraklah yang dinilai, dapatkah aku berkelahi, asal
kau coba pasti akan ketahuan, aku lihat kau tolol dan
bertenaga besar, ada urusan apa mencari aku?"
L! Hoo kong tertawa dingin:
"Dengan tangan sebelah aku bisa mengangkat seekor
kerbau, sekali jotos membunuh seekor babi, toaya sengaja
mencarimu karena ingin bertanya, apa sebabnya kau ceburkan
dua orang anak buahku ke dalam sungai...?"
"Huuuh, walaupun kepalamu segede gajah, sayang tak
mampu membunuh seekor semut pun.
1342 "Kentut busuk!" Li Hoo kong berteriak gusar "untuk
membunuh kau saja mampu, masa membunuh seekor
semutpun tak bisa. ."
"Kalau tidak percaya, mengapa tidak kau buktikan sekarang
juga. . " tantang Liong Tian im.
Pada dasarnya Li Hoo kong memang seorang manusia
dogol, ejekan lawannya segera mengobarkan amarah dan rasa
mendongkolnya, ketika melihat ada seekor semut sedang lari
diatas tanah, dia segera berteriak keras."
"Coba kau lihat, di atas tanah ada semut, akan kutinju
semut itu sampai mampus.."
Sembari mengencangkan tinjunya dia lantas menghantam
semut itu ditanah keras-keras.
"Blaaam...!" benturan keras bergema memecah kesunyian.
Ketika dia menarik tinjunya, ternyata semut itu masih
merangkak dengan bebas, cederapun tidak.
Untuk sesaat Li Ho kong tertegun tetapi kemudian dengan
penasaran dia menjotos lagi tujuh delapan pukulan, alhasil tak
sebuah pukulan pun yang berhasil membunuh semut itu.
Sambil tertawa hambar Liong Tian im segera berseru:
"Buat apa kau mesti membuang waktu dengan percuma"
Lihat saja, dengan sebuah jari tanganpun aku bisa membunuh
semut itu." Dia lantas pencet semut itu dengan jari, semut itu segera
terpencet dan mati. Li Ho kong menjadi makin tertegun teriaknya keras tanpa
terasa: "Waaah, kau memang sangat hebat."
Tampaknya Ielaki dogol ini belum bisa menarik kesimpulan
diri kejadian tersebut, melihat Liong Tian im berhasil
1343 membunuh semut itu dengan sekali pencet saja, tanpa terasa
dia berpikir dengan perasaan terkesiap.
"Dengan tujuh delapan pukulan pun aku tak akan berhasil
membunuh semut itu, tapi dia hanya sekali pencet saja
berhasil membunuh semut tersebut, kalau begitu dia sudah
melatih ilmu Kim Kong ci."
Sementara itu, Liong Tian im yang menyaksikan lelaki tolol
itu masuk perangkap segera tertawa terbahak bahak.
"Haahh... haaahh...kepandaian semacam ini mah masih
belum seberapa." "Li Siau cu kau ditipu olehnya!" tiba-tiba dari belakang
tubuh Liong Tian im terdengar seseorang berkata dengan
suara sedingin salju. Li Ho kong mendongakkan kepalanya lalu berseru sambil
tertawa: "Ciang toaya, siapa bilang dia menipuku?"
Lelaki yang baru muncul itu berjubah panjang warna biru,
sepasang matanya cekung ke dalam dan hidung besar dan
ringsek, Wajahnya memancar sinar kelicikan dan kebuasan.
Liong Tian im agak tertegun, dia merasa seperti pernah
menjumpai orang ini disuatu tempat, hanya saja tak teringat
olehnya untuk sesaat. Orang she Ciang itu memandang sekejap ke arah Liong
Tian im dengan pandangan dingin kemudian menegur:
"Kau she Liong?"
"Benar, ada urusan apa?" jawab Liong Tian im hambar.
Lelaki itu mendengus dingin, mendadak serunya dengan
penuh kebencian: "Ciang Peng dari perkampungan keluarga Yau mati di
tanganmu?" 1344 Liong Tian im tertegun dan memandang sekejap kearah
lelaki itu dengan pandangan tercengang, tapi dengan cepat di
temukan kalau lelaki ini memang berwajah mirip dengan
wajah Ciang peng, satu ingatan dengan cepat melintas
didalam benaknya: "Jangan-jangan dia adalah kakak Ciang Peng" Berpikir
demikian, dia lantas mengangkat kepalanya dan berkata
dengan hambar: "Siapa kau" Apa hubungannya antara mati hidup Ciang
Peng dengan dirimu?"
Lelaki itu tertawa seram.
"Aku adalah Ciang Gwan, adik Ciang Peng, aku tahu kalau
kedatanganmu ke wilayah-Biau kali ini adalah untuk membuat
perhitungan dengan kakakku, orang she Liong, meski kau bisa
keluar dari perkampungan keluarga Yau dalam keadaan hidup,
jangan harap bisa tinggalkan Say cu hoo ini hidup-hidup"
Semua orang Jit gwat san telah berdatangan semua hari
ini, aku lihat ada baiknya kalau kau sedikit tahu diri dan
menyerah saja.." Hawa pembunuhan segera menyelimuti seluruh wajah
Liong Tian im, dipandangnya Ciang Gwan dengan sorot mata
dingin, kemudian tegurnya.
"Orang she Ciang, kau hendak membawa aku kemana?"
"Menemui majikanku!"
"Maaf, aku tidak pernah berkenalan dengan majikanmu,
hakekatnya aku pun tidak tahu macam apakah wajahnya, bila
dia ingin bertemu ku, lebih baik kau suruh dia kemari saja..."
"Apa" Kau berani memaki majikan ku!" tiba-tiba Li Hoo
kong berteriak keras. Lelaki bodoh ini memang jujur dan amat setia kepada
majikannya, mendengar ucapan mana sambil berteriak keras
1345 dia ayunkan telapak tangannya yang besar langsung
membacok tubuh Liong Tian im.
Dengan cekatan Liong Tian im mengigos ke samping, lalu
ujarnya dingin: "Li dogol, bila kau masih saja tak tahu diri, jangan salahkan
kalau tubuhmu kulempar juga ke sungai untuk santapan ikan
!" Sebenarnya Li Ho kong memiliki ilmu silat yang cukup
tangguh selain kekuatan alamnya yang luar biasa,
menganggap tubuhnya keras dan kebal, sambil maju
menyerang dia berteriak. "Maknya, locu hajar kau sampai mampus !"
Diantara berkelebatnya bayangan tangan, angin pukulan
yang tebal dan kuat langsung menggulung ke muka dengan
amat dahsyatnya. Diam-diam Liong Tian im menghimpun tenaga dalamnya ke
dalam sepasang telapak tangannya, kemudian setelah tertawa
dia berkata: "Rupanya kau memang pingin mampus!"
Telapak tangan kanannya segera digetarkan keras, segera
tenaga pukulan tanpa wujud langsung memancar keluar dari
balik telapak tangannya dan menyambut angin serangan
berlapis-lapis yang dilepaskan Li Ho kong.
"Blaaamm . . !"
Ketika sepasang telapak tangannya saling membentur
segera terjadilah benturan keras ditengah udara.
Dengan sempoyongan Li Ho kong mundur sejauh beberapa
langkah, matanya terbelalak lebar-lebar dan mengawasi Liong
Tian im dengan ketakutan.
1346 "Maknya... ternyata kekuatanmu jauh lebih besar dari
kemampuanku," seru Li Ho kong dengan suara gemetar.
"Uuaak...!" darah segar menyembur keluar dari mulutnya
dan memancar keatas lantai.
Dengan sempoyongan lelaki bodoh itu membalikkan badan
dan lari meninggalkan tempat tersebut, sambil melarikan diri
teriaknya dengan penuh amarah:
"Bocah keparat, tunggu sebentar, aku aku mengundang
majikan untuk menghadapi dirimu!"
Rupanya Ciang Gwan pun tidak menyangka kalau pihak
lawan memiliki tenaga dalam yang begitu sempurna, sehingga
lelaki bodoh yang bertenaga alam amat besarpun bukan
tandingan lawan. Hatinya menjadi tercekat, satu ingatan segera melintas
dalam benaknya: "Tenaga dalam yang dimiliki iblis emas jari darah memang
amat sempurna dan luar biasa, aku pasti bukan tandingannya,
seorang lelaki yang pandai tak akan menerima kerugian
didepan mata, lebih baik aku berusaha untuk mengulur waktu,
bila Ho kong sudah kembali sambil mengundang Hoo cu,
heeh... heeh saat itulah aku baru akan membalaskan dendam
untuk kakakku..." Maka setelah tertawa segera dia berkata.
"Kau anggap dengan mengandalkan sedikit kepandaian
yang kau miliki itu lantas dapat mengacau di Say cu hoo ?"
"Bukankah kau ingin membalaskan dendam untuk kakakmu
?" jengek Liong Tian im dingin, "sekaranglah saat yang baik
bagimu untuk menuntut balas, bila kau ingin berpikir lain,
haah. . haah .. sobat, perhitunganmu ini salah besar."
1347 "Hmm, kenapa mesti terburu napsu ?" jengek Ciang Gwan
sambil tertawa seram, "kalau toh ingin mampus, tunggulah
sebentar lagi" Liong Tian im berjalan maju beberapa langkah, kemudian
menatap wajah Ciang Gwan dengan pandangan sedingin es,
katanya kemudian sambil tersenyum.
"Aku tak sempat untuk menunggu lagi, sobat ! Selama
masih hidup senang, kau tentunya tak pernah menyangka
kalau maut bisa datang secara mendadak bukan " seperti juga
hari ini, kau tak menyangka bukan bakal mati di tepi sungai
Say cu hoo..." Gemetar keras sekujur badan Ciang Gwan, rasa dingin yang
menggidikkan hati timbul dari dasar hatinya dia segera
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mundur dua langkah, dengan ketakutan, kemudian sambil
mempersiapkan telapak tangan kanannya ia berseru gemetar.
"Kau... kau hendak membunuhku ?"
"Bukankah sudab kujelaskan-" dengus Liong Tian itu dingin
"bila kau tidak kubunuh, kau pasti akan membunuhku. Sobat
jangan bersikap pengecut, tunjukkan kejantananmu dan
berani lah menghadapi kenyataan"
"Soal ini..." Ciang Gwan semakin gemetar "aku tidak takut
kepadaku kau, jangan kelewat memaksa !"
Kcmball Liong Tian im maju selangkah ke muka, kemudian
berkata ia lebih jauh. "Perbuatanku ini cukup adil, Ciang Gwan, sikap kakakkmu
sewaktu berada diperkampungan keluarga Yau jauh lebih
gagah dari padamu sekarang, paling tidak dia tak akan
bersikap pengecut semacam kau sekarang."
Ciang Gwan tidak tahan menghadapi sindiran dan ejekan
dari Liong Tian im. hijau membesi selembar wajahnya,
segulung amarah yang membara muncul dalam hati kecilnya.
1348 tiba-tiba dia menggenggam gagang pedangnya dan siap
dicabut keluar. "Nah begitu baru mencerminkan sikap seorang lelaki
gagah, cabut senjatamu untuk memperbesar nyalimu" ejek
Liong Tian im lagi dengan suara dingin, "cuma sewaktu turun
tangan nanti, kau mesti berhati-hati, karena aku tak pernah
berbelas kasihan dalam melancarkan seranganku."
Setelah menarik napas panjang dan tertawa ia berkata
lebih lanjut: "Aku pikir, kau tentu bisa mati dalam keadaan senyaman
kakakmu, sama sekali tak merasakan penderitaan apa-apa,
sesungguhnya hal ini merupakan sesuatu yang pantas di
gembirakan bagimu. mengapa sih kau harus memikirkan lagi
semua dosa-dosa dibelakangmu?"
Sepasang tangan Ciang Gwan gemetar keras, seakan-akan
dari sekeliling tubuhnya muncul beratus bayangan setan yang
sedang mengejarnya, itulah wajah dari orang-orang yang
pernah mati ditangannya selama ini.
"Tidak! Tidak! Aku tak ingin mati .." dengan ketakutan ia
menjerit keras-keras. Jilid 33 LIONG TIAN IM mendengus dingin.
"Hmm! Tak pernah ada orang yang sering melakukan
kejahatan memperoleh akhir yang baik, Thian selalu adil
terhadap umatnya! Tak sedikit kejahatan yang pernah kau
lakukan selama ini hampir setiap orang teringat akan hal ini,
mereka akan menunggu sampai saat datangnya ajalmu,
kemudian menuntut pertanggungan jawab darimu."
Rasa ngeri dan takut yang timbul dari hati kecil Ciang Gwan
membuat semua kejernihan otaknya menjadi membeku, dia
1349 merasa seakan-akan muncul banyak bayangan manusia yang
bergerak disekeliling tubuhnya, malah banyak diantara mereka
yang menggerakkan cakarnya untuk mencakar-cakar
badannya. Ciang Gwan semakin ketakutan, teriaknya dengan keras:
"Siapa yang berani mengusikku"
Senjatanya digetarkan sehingga menimbuIkan percikan
tajam sesudah membentuk setengah lingkaran busur diudara,
dia menghadap kearah Liong Tian ini sambil bersiap-siap,
namun tak selangkah pun berani maju.
"Apa lagi yang hendak kau nantikan?" jengek Liong Tian im
kemudian dingin. Bentakan yang berat dan dingin itu membuat kesadaran
Ciang Gwan semakin hilang, dia menggerakan pedangnya
sambil melancarkan serangan kedepan.
Sayang sekali tangannya itu sudah tidak mau menuruti
perintahnya lagi, pedang yang bergetar ditengah udara tahutahu
berubah menjadi segumpal cahaya dingin yang
menyambar kesamping kiri.
Liong Tian im mendengus dingin, telapak tangannya segera
dibacokkan ke depan meluncurkan sebuah pukulan dahsyat
yang memaksa pedang tersebut tiba tiba berubah sasaran dan
berbalik menusuk badan sendiri.
"Aduuhh..." Ciang Gwan menjerit kesakitan, dengan cepat
kesadarannya pulih kembali, sambil menahan rasa sakit akibat
luka tusukan teriaknya dengan pedih...
"Kau... kau pandai ilmu hipnotis!"
Dengan ketakutan dia melarikan diri dari situ, langkahnya
sempoyongan, sementara darah kental mengucur keluar
1350 membasahi permukaan tanah, tetesan demi tetes memanjang
kedepan. "Bila pikiran seseorang sedang terhimpun dalam satu titik,
seringkali akan timbul banyak bayangan semua yang
membuat dirinya menjadi bingung dan seperti tak sadar diri.
Ucapan dari Liong Tian im tadi telah terpatri dalam-dalam
dihati kecil Ciang Gwan yang membuatnya mengira kalau
dirinya sudah berada diambang pintu kematian maka tanpa
disadari dia seperti melihat bayangan wajah dari para
korbannya. Itulah sebabnya sesudah dia sadar kembali Ciang Gwan
lantas menganggap Liong Tian im dapat ilmu sihir dan hampir
saja terpengaruh oleh ilmu hitam tersebut.
Sambil menahan sakit Ciang Gwan berlarian belasan
langkah lebih dari tempat semula dan saat itulah dari
hadapannya muncul belasan sosok bayangan manusia.
Sungguh cepat gerakan tubuh dari orang-orang itu, dalam
waktu singkat mereka telah sampai disana.
Dalam sekilas pandangan saja Ciang Gwan telah melihat
kalau pemilik Say cu ho telah datang kesana, maka dengan
semangat yang menyala-nyala dia berteriak:
"Hoo kun, siaute telah dipecundangi orang"
Sebagai pemimpin dari rombongan tersebut adalah seorang
kakek bermuka peyot yang memelihara jenggot hitam, dengan
sorot mata nya yang dingin dan tanpa perasaan dia
memandang sekejap ke arah
Liong Tian im, kemudian katanya:
"Diakah si Iblis emas jari darah yang diperintahkan Sancu
untuk di bekuk ?" "Benar, bocah keparat itulah orangnya..." sahut Ciang
Gwan gemetar. 1351 "Heeh... heeh... heeh..."
Tiba-tiba saja kakek berwajah seram dan buas itu
memperdengarkan suara tertawa panjangnya yang aneh dan
cukup menggetarkan hati orang.
"Sudah berapa hari aku Hoo sau kun menanti disini, tak
nyana baru sekarang keparat ini muncul disini, heh heh heh,
Kwan sancu telah berpesan, barang siapa mampu untuk
menangkap keparat ini, dia berhak untuk memperoleh suatu
hadiah serangkaian ilmu silat aliran Mo tiong, tampaknya
hadiah besar tersebut bakal terjatuh ke tanganku !"
Li Ho kong segera maju ke muka sambil berseru: "Suhu,
keparat inilah yang menghajarku barusan."
ooooOOoooo Hoo Say kun memandang sekejap ke arah lelaki bodoh itu,
kemudian menyahut: "Tidak apa-apa, bila bocah keparat itu sudah berhasil
kubekuk, kau bisa balas menghantamnya. Cuma mesti berhati
hati, jangan sampai kau hajar sampai mati."
Dia berpaling dan memperhatikan sekejap anak buah
disekelilingnya, tampak mereka sudah mengurung sekellling
sungai tersebut menjadi setengah lingkaran busur, setiap
orang menggenggam gagang pedangnya kencang-kencang
dan menanti perintahnya dengan tenang.
Menyaksikan hal itu Ho say kun yang perot mulutnya
segera tertawa mengejek. "Saudara, sudah kau lihat" Orang-orang itu sudah siap
mengiringmu, asal kau bersedia mengikuti lohu pulang dan tak
melakukan perlawanan, aku Ho say kun jamin kami takkan
menimbulkan cedera apa pun, tapi jika kau ingin melakukan
1352 perlawanan, heeehh... heeeh... heeeh... mungkin sungai ini
akan menjadi tempat kuburmu untuk selamanya..."
Liong Tian im tidak menyangka kalau Ho say kun begitu
sombong dan sama sekali tidak memandang sebelah matapun
terhadap dirinya, saking mendongkolnya dia lantas
mendongak kan kepalanya tertawa seram.
"Haaaah... haah... haah... tahukah kau, untuk mewujudkan
keinginanmu itu, kau bakal berkorban sangat besar ?"
"Mengapa ?" Hoo say kun tertegun. "apa maksudmu
berkata demikian . ."
Liong Tian im berkerat kening, segulung hawa
pembunuhan yang menggidikkan hati muncul dari wajahnya,
pelan-pelan dia alihkan sorot matanya ke wajah Hoo say kun,
kemudian ujarnya. "Kau dan anak buahmu tak seorangpun bisa lolos dari
cengkeramanku Toa Hocu, siapa suruh kau menjajah sawah
ladang orang dihari-hari biasa " Hari ini kau akan menerima
pembalasan!" Heeeh... heeeh..." Ho say kan tertawa dingin, "saudaraku
yang baik kau memang tidak tolol, berdasarkan
ketenanganmu serta jiwamu yang pantang menyerah,
semestinya aku Ho say kun pantas untuk mengikat tali
persahabatan denganmu, kau harus tahu orang yang pantas
menerima pujianku hanya berapa orang saja, sebab orang
yang benar-benar berkepandaian didunia ini kelewat sedikit
terutama sekai kau bukan berasal satu aliran dengan lohu."
Dengan cepat Liong Tian im mengulapkat tangannya..
"Cukup!" dia berseru, "Toq hoocu, aku orang she Liong
tidak punya keperluan untuk berkata banyak denganmu. lebih
baik rayuanmu kau gunakan untuk mengumpak Kwan Lok khi
saja, bisa jadi dalam girangnya dia akan mewariskan berapa
macam kepandaian kepadamu, sedang aku bukan saja kau tak
1353 akan peroleh apa-apa, malahan bisa jadi aku akan merenggut
beberapa lembar nyawa orang-orangmu."
Hoo say kun tertegun lalu berkaok-kaok dengan
mendongkol. "Kuberi muka untukmu, kau tak mau, benar-benar manusia
yang tak tahu diri.."
Liong Tian im mendengus dingin.
"Huuh, dengan watakmu yang pengecut dan suka menjilat
pantat, masih belum pantas untuk mengadakan hubungan
denganku, Toa hocu, aku lihat leaih baik kau simpan saja
kepandaian mengumpakmu itu, daripada hanya bikin malu
dirinya saja. . Paras muka Ho say kun berubah hebat, serunya kemudian.
"Saudaraku yang baik, aku adalah seorang yang gemar
membuat banyolan, bila kau masih bisa diajak berbicara,
mungkin aku masih menganggapmu sebagai seorang manusia,
tapi bila kau ingin main kekerasan. Hmmm perasaan waktu itu
pasti tak akan sedap, bila kau tak percaya silahkan saja
dibuktikan sendiri" Sembari membalikkan badan dia lantas berteriak keras:
"Tan Lo su !" "Siap !" Dari suara belasan jago lihay itu muncul dengan langkah
lebar seorang lelaki setengah umur berbaju serba putih, orang
itu bermata segitiga, bermulut tikus dan tampangnya amat tak
sedap dilihat. Sembari menjura kepada Ho say kun, dia bertanya:
"Hoo kun, ada perintah apa yang hendak kau sampaikan.."
Sepanjang hidupnya Ho say kun paling suka menjaga
gengsi, entah dalam menghadapi persoalan apa saja, dia
1354 paling senang kalau diumpak orang dengan kata-kata yang
sedap didengar dan sikap hormat.
Maka menyaksikan sikap munduk-munduk dari Tio Lo su,
dia segera berseru: "Aku minta kepadamu untuk memenggal batok kepala
bocah keparat ini, bila kau tidak mampu untuk melakukannya
heeh... heeh... kau tak usah datang menjumpai diriku lagi."
"Soal ini mah tak perlu Hoo cu risaukan, serahkan saja
kepadaku.." Sambil tertawa seram Tan Lo su membalikkan badannya
sambil meloloskan pedang, sekilas cahaya tajam segera
memancar keempat penjuru ketika digetarkan di udara, suara
mendengung nyaring memecahkan keheningan.
Sesudah tertawa dingin dia berseru:
"Saudara, sudah kau dengar perkataan dari Ho cu barusan
" Aku Tan Lo su mendapat perintah untuk melaksanakan
tugas ini, apabila kau tahu diri, berilah sedikit keleluasaan bagi
aku Tan Lo su untuk melaksanakannya, kalau tidak. heeh
heeeh, heeh, terpaksa aku Tan Losu harus turun tangan
sendiri. Liong Tian im yang mendengar perkataan tersebut menjadi
naik pitam, segera teriaknya:
"Tan Lo su, kau memandang aku Liong Tian im terlalu
rendah, apabila saat ini juga kau menggelinding pergi dari tepi
sungai Say co ho ini, kujamin kau masih bisa hidup selama
beberapa tahun lagi, tapi bila kau bersikeras hendak
menampilkan diri, aku yakin kau tak bisa melihat lagi macam
apakah hari esok!" "Heeeeeh... heeeeeeh... heeeeeh... lebih baik kau jangan
menggunakan cara macam begitu untuk menggertakku, aku
Tan lo su bukan cuma sehari dua hari saja berkecimpung di
dalam dunia persilatan, manusia macam apa saja sudah
1355 pernah kujumpai, terus terang saja manusia macam kau
sudah sering kujumpai, selain pandai berbicara biasanya tidak
berkepandaian apa-apa. Saudaraku, mungkin perkataan dari
aku Tan Losu kelewat merendahkan derajatmu, cuma kau pun
tak usah terlalu sungkan-sungkan lagi kepadaku, bukankah
begitu ?" Liong Tian im menarik napas panjang-panjang.
"Bila kau tidak percaya silahkan saja mencoba."
Ditatapnya wajah Tan Losu dengan pandangan dingin,
begitu dingin sorot mata tersebut gampang membuat hati
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang bergidik. Tan Losu bukan orang bodoh, dari perubahan sikap
lawannnya, dengan cepat ia terkesiap, diam diam ia
meningkatkan kewaspadaannya.
Sambil menggetarkan pedangnya Tan Losu segera berseru:
"Aku memang ingin minta petunjukmu..."
Sekalipun dimulut dia berbicara dengan ringan, padahal
dihati kecilnya mengeluh, pedangnya segera digetarkan keraskeras,
sekilas cahaya tajam pelan-pelan memancar ke angkasa
kemudian dengan suatu gerakan kilat ujung senjatanya
menuding ke tubuh Liong Tian im.
Dengan wajah serius Liong Tian im tertawa, serunya:
Tan Losu, aku lihat pedangmu seperti agak berbeda
dengan senjata orang lain..."
Ketika ia memjumpai pedang Tan Losu jauh lebih tebal
daripada pedang biasa, hati nya agak tertegun, maka
diperhatikannya senjata tersebut dengan lebih seksama.
Ternyata pedang tebal itu merupakan sebilah pedang yang
belum pernah di jumpai sebelumnya, setengah harian sudah ia
memperhatikan pedang itu dan mencoba untuk menebak apa
sebabnya pedang tersebut sedemikian tebal, mungkinkah Tan
1356 Losu memiliki kekuatan permainan pergelangan tangannya
jauh lebih besar dari pada orang lain sehingga dia lebih cocok
untuk menggunakan senjata macam begitu.
Diam-diam Tan Losu mendengus, katanya kemudian sambil
tertawa: "Inilah pedang nyawaku yang dibuat secara khusus, hatihatilah
kau untuk menghadapinya."
Mendadak ia membentak keras, tubuhnya melejit ke udara
pedangnya yang tebal segera menciptakan serangkaian
cahaya tajam yang langsung membacok ke tubuh Liong Tian
im. Serta merta Liong Tian im merendahkan tubuhnya serta
meloloskan diri dari bawah ujung pedang lawan yang tajam,
kemudian sembari membalikkan badan Liong Tian im lepaskan
sebuah pukulan dahsyat yang secara jitu diarahkan ke dada
Tan Losu. "Aduuuh..." jerit kesakitan yang rendah dan berat bergema
menyusul angin pukulannya itu.
Deengan sempoyongan Tan Losu mundur sejauh tujuh
delapan langkah lebih, kemudian muntahkan darah segar, tapi
sebentar kemudian ia sudah persiapkan pedangnya lagi sambil
menyerbu kedepan. Sambil tertawa dingin Liong Tian im segera berseru.
"Tampaknya kau sudah bosan hidup?"
"Aku akan beradu jiwa denganmu!" teriak Tan Losu dengan
perasaan benci. Berada dalam keadaan terluka, ternyata dia sama sekali
tidak memperdulikan mati hidup sendiri, pedangnya yang
tebal kembali berkelebat ditengah udara...
"BIuuuuukkk..." tiba-tiba saja berkumandang suara letupan
nyaring. 1357 Sementara Liong Tian im masih tercengang, tiba-tiba saja
dari ujung pedang tersebut menyembur keluar segumpal asap
kuning yang sangat tebal.
Dia menjadi tertegun, segera sadarlah pemuda itu kalau
dibalik kabut kuning tadi sesungguhnya mengandung racun
yang sangat jahat, serta merta dia melejit ke udara dan
menghindar ke arah samping.
Segulung bau harum yang sangat aneh dengan cepat
menerobos masuk lewat lubang hidungnya, Liong Tian im
segera merasakan sekujur badannya gemetar keras, lalu
kepalanya pusing dan pandangan matanya berkunangkunang.
"Kau manusia bedebah..." teriaknya penuh amarah.
Dengan noda darah masih mengotori ujung bibirnya, Tan
Losu tertawa terbahak-bahak.
"Haah... haaah... haaahh... bifa, aku fan Losu tak mampu
untuk membekukmu, peercuma saja aku berada disini..."
Saking gembiranya dia segera tertawa terbahak-bahak,
rupanya dia lupa kalau tubuhnya sedang menderita luka dilain
yang cukup parah tak ampun lagi gerakannya membuat luka
tersebut bertambah parah dan ia muntahkan darah segar lagi.
"Hnmm... aku akan morcabut nyawamu." tiba tiba Liong
Tian im berteriak keras. Waktu itu kepalanya sudah terasa amat pening,
kesadarannya pun lambat laun memundar, sesaat sebelum
tubuhnya roboh ketanah, dengan menghimpun segenap
kekuatan yang dimiliki dia hantam tubuh Tan Losu.
"Aduuuhh..." Jeritan ngeri yang memilukan hati segera bergema
memecahkan keheningan, tubuh Tan Losu bergulingan
1358 beberapa kali diatas tanah, kemudian mengejang keras dan
tewas seketika. Menyaksikan adegan tersebut, Ho Say Kun berkata sambil
tertawa seram. "Haaahh, haaahh... meskipun aku kehilangan seorang Tan
Losu, namun berhasil membekuk seorang Liong Tian im, kalau
dihitung aku masih termasuk untung, heeeh, heeeh... tidak
besar kerugianku kali ini."
Sementara itu, Liong Tian im sendiri pun sudah tak
sanggup menahan diri setelah berhasil menghajar Tan Losu,
tubuhnya segera terpelanting dan roboh tak sadarkan diri
diatas tanah. Li Hoo kong segera tertawa terkekeh-kekeh.
"Suhu, serahkan saja bocah keparat itu pada ku."
"Jangan!" Ho say kun menggeleng, "malam ini juga akan
kukirim dia kebukit Jit gwat san secara rahasia, akan
kuserahkan kepada Kwan Toa sancu, kali ini Kwan sancu tentu
akan sangat gembira pada aku Ho say kun."
"Jadi kau tak akan membunuhnya?" seru Li Hoo kong agak
tertegun. Dengan kening berkerut Ho say kun segera berkata: "Kwan
sancu telah menurunkan perintah, paling baik kalau bisa
membekuknya hidup-hidup, kali ini, seandainya di ujung
pedang Tan Losu tiada obat bubuk pemabuknya, tidak
gampang kita bisa-membekuk bocah keparat ini dengan begitu
mudah, hee, heeh, sayang sekali Tan Losu bernasib buruk dan
tak dapat merasakan kegembiraan ini."
Baru saja dia akan memerintahkan anak buahnya untuk
membangunkan Liong Tian im, mendadak telinganya
menangkap suara derap kaki kuda yang bergema makin
mendekat. 1359 Suara tersebut membuatnya agak tertegun, kemudian
segera pikirnya dihati: "Aneh, dalam keadaan seperti ini, siapa yg berani melewati
jalanan di Say cu ho ini?"
Ranting-ranting pohon liu bergoyang terhembus angin, dari
balik rimbunnya pepohonan pelan-pelan muncul seorang gadis
berbaju merah yang menunggang kuda.
Gadis itu amat cantik dan anggun, alis matanya yang lentik
dengan biji mata yang jeli memancarkan bau harum perawan
yang merangsang hati pria.
Hampir semua jago yang berada disitu sama-sama dibikin
tertegun dan terperana oleh kecantikan gadis itu, tanpa terasa
semua orang mengalihkan sorot matanya ke wajah si nona
tersebut. Namun gadis itu seperti tidak merasa, kudanya dijalankan
pelan-pelan menelusuri tepi sungai.
Tanpa terasa Ho say kun menelan air liur, pikirnya:
"Neneknya, darimana munculnya seorang gadis cantik
macam begini " Sampai setua ini belum pernah aku Ho say
kun menjumpai seorang gadis yang begini cantik, heeeh,
heeeh, tampaknya aku lagi bernasib mujur hari ini, pasti akan
kunikmati kehangatan tubuhnya malam nanti."
Berpikir sampai disitu, sambil tertawa terkekeh-kekeh dia
menegur: "Nona..." Waktu itu si nona sedang mengalihkan pandangan matanya
ke arah sungai, dia berpaling setelah mendengar suara
teguran itu, sorot matanya yang dingin pelan-pelan di alihkan
sekejap ke wajah Ho say kun, kemudian mengulum senyuman
yang sinis. "Mau ke mana nona?" kembali Ho say kun menegur.
1360 "Mau apa kau tanya soal ini ?" jawaban si nona dingin lagi
ketus. Walaupun ketus namun amat merdu dan memukau hati
siapa saja apalagi wajahnya yang sedang cemberut pada
hakekatnya menambah kecantikan gadis itu saja.
Ho say kun jadi tergagap, lalu serunya, "Selama ini Say cu
hoo terlarang bagi orang awam, mengapa nona menelusuri
sungai kami" Apakah kau hendak mengunjungi benteng Say
cu poo " Kalau benar. hee... heeh... aku adalah..."
"Aku tak punya waktu untuk mendengar obrolanmu." tukas
nona itu dingin. Baru saja dia akan meneruskan perjalanannya, mendadak
sorot matanya terbentur dengan tubuh Liong Tian im yang
tergeletak tak sadar diatas tanah.
Waktu itu Liong Tian im terkapar dengan wajah
menghadap ke bawah sehingga sukar untuk melihat jelas
siapakah dia. Sambil berkerut kening, nona itu tertawa hambar lalu
tegurnya: "Siapakah dia ?"
Dibalik senyuman hambarnya terpancar suatu kekuatan
yang membuat orang tak mampu membangkang, bahkan
semua orang merasa tak tega untuk tidak menjawab
pertanyaannya ini. Li Ho kong segera tampil ke depan lalu serunya tergagap:
"Dia adalah..."
Ho say kun mengulapkan tanganya mencegah Li Ho Kong
melanjutkan kata-katanya kemudian dia berseru:
"Nona, kalau dibilang sesungguhnya orang ini mempunyai
nama besar, cuma saja meski kenamaan toh akhirnya
1361 terjengkang juga ditanganku, heeeh... heeeeh... di dalam
pandanganku dia belum terhitung seberapa"
"Oooh, kalau begitu kau lebih termashur darinya ?"
"Aah mana mana..." Ho say kun tertawa bangga "lohu Ho
say kun..." Dengan cepat gadis itu menggelengkan kepalanya berulang
kali sambil menukas: "Belum pernah kudengar !"
Merah padam selembar wajah Ho say kun karena jengah,
perasaan malu dan terhina ini membuatnya naik darah namun
dia merasa sungkan untuk mengumbar amarahnya di hadapan
seorang gadis cantik rupawan semacam ini, karena itu setelah
tertawa tersipu-sipu dia berkata secepatnya:
"Kau bukan orang persiiatan, tentu saja tidak mengenal
siapakah lohu..." "Heeeeh, heeeh, heeeh, tampaknya kau seperti amat
bangga dengan kemampuanmu."
Tentu saja, tentu saja," Ho say kun tertawa dingin, "si lblis
emas jari darah yang begitu termashur namanya dalam dunia
persilatan pun bukan tandinganku, coba bayangkan sendiri,
Mengapa aku tidak merasa bangga dengan kemampuan ku
ini" Haaah, haaah, haaah,"
"lblis emas berjari darah," paras muka gadis itu berubah
sangat hebat, "dia adalah Liong Tian im.."
Dengan suatu gerakan yang sangat enteng dan gesit nona
itu melayang turun dari atas punggung kudanya, begitu indah
dan lembut gerak geriknya, ibarat bidadari yang turun dari
khayangan, membuat semua orang sama-sama menjerit
kaget. Ho Say kun menjadi tertegun, serunya tanpa terasa:
"Kau kenal dengannya . . ?"
1362 Sebagai seorang jago kawakan, persoalan apa saja yang
terjatuh ke dalam pandangannya, perasaannya yang tajam
dapat segera membedakan apakah masalahnya serius atau
kah tidak. Sejak nona itu melayang turun ke atas tanah dari atas
kudanya, dia sudah melihat kalau antara si nona dengan Liong
Tian im bisa jadi terjalin suatu hubungan yang luar biasa,
kalau tidak mustahil gadis itu akan melompat turun dari
kudanya demi seorang lelaki lain bahkan memperdengarkan
jeritan kaget yang penuh dengan perasaan gelisah.
"Aku akan meminta orang she Liong ini..." kata si nona
kemudian dengan suara yang dingin.
"Heeeh... heeeh... heeeh..." Ho say Kun tertswa seram,
"nona, orang ini merupakan orang yang sangat dibutuhkan
oleh Kwan Toa sancu dari Jit gwat san, bukan lohu enggan
menyerahkan kepadamu, tapi... heeeh... heeeh... terus terang
saja kami tak bisa memutuskan sendiri..."
"Aaaah, Kwan Lok khi itu manusia macam apa ?" jengek si
nona dengan suara dingin, "kau anggap dia berani minta
kembali orang itu dari tanganku " Beritahu kepadanya, Bu
Siau huan dari Cing shia san yang telah membawanya pergi !"
"Apa " Kau berasal dari Cing shia san?" Ho say kun berseru
kaget. "Betul !" Bu Siau huan menjawab dingin, "tempat macam
apakah Cing shia san tersebut aku percaya kau pasti punya
perhitungan sendiri, apabila Kwan Lok khi menghendaki
kembali orang tersebut, suruh saja dia minta kembali
orangnya dibukit Cing shia san .."
Pada hakekatnya gadis ini tidak memandang sebelah
matapun terhadap Ho say kun, sembari berkata pelan-pelan
dia berjalan mendekati Liong Tian im.
1363 Paras muka Ho say kun berubah hebat, serunya tanpa
terasa: "Kau..."
Di dalam cemasnya sebuah totokan kilat dilancarkan ke
arah iga bawahan Bu Siau huan.
Perubahan yang dilakukan sangat mendadak dan sama
sekali diluar dugaan siapa pun ini benar-benar merupakan
suatu ancaman yang amat berbahaya.
"Hmmmm. . !"
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Baru saja dengusan dingin itu berkumandang, tiba-tiba saja
tubuh Bu Siau huan telah berputar dan menerobos dari bawah
angin jari serangan musuh.
Kemudian dengan wajah sedingin es, tegurnya "Pingin
mampus rupanya kau?"
Ho say kun tertawa terkekeh-kekeh.
"Heeeeh, heeeeh, heeeh... rupanya nona pun masih
mempunyai kepandaian hebat..."
Bu Siau huan tahu kalau bajingan tua yang sedang
dihadapinya ini bukan manusia sembarangan, saking gusarnya
dia lantas membentak nyaring, telapak tangannya yang putih
bersih langsung diayunkan ke depan dan melancarkan empat
buah serangan sekaligus ke tubuh Ho say kun.
Sesungguhnya Ho say kun bukan manusia sembarangan, ia
dapat memperoleh perhatian khusus dari Kwan Lok khi, tentu
saja kemampuannya bisa diandalkan.
Begitu menyaksikan kelihayan dari serangan nona tersebut,
hatinya menjadi tercekat, sekujur badannya gemetar keras,
segera pikirnya didalam hati:
"Ternyata dia mendapat warisan langsung dari ilmu silat
Cing shia san." 1364 Sekarang dia betul-betul kuatir apabila Liong Tian im
sampai ditolong oleh gadis tersebut, buruburu
serunya: "Angin puyuh amat kencang, bawa domba
menuju pasar." Begitu Li Ho kong mendengar gurunya mengucapkan katakata
sandi, buru-buru dia menyambar tubuh Liong Tian im dan
membalikkan badan dan kabur dari situ.
Meski orang ini bodoh seperti kerbau dungu, ternyata
larinya seperti sehembus angin, dalam waktu singkat
bayangan tubuhya sudah lenyap dari pandangan."
Bu Siau hoan tidak menyangka kalau Ho say kun begitu
lihay. ternyata dia mengirimkan Liong Tian im untuk
meninggalkan tempat kejadian lebih dulu.
Dalam gugupnya buru-buru dia mengayunkan telapak
tangannya melancarkan serangan makin dahsyat, kali ini dia
tidak mengenal belas kasihan lagi, bentaknya nyaring:
"Bila kau tidak menyerahkan kembali pemuda tersebut
kepadaku, segera kucabut selembar jiwamu."
Ho say kun mendengus dingin, "Jangan mimpi kau bisa
melaksanakan hal tersebut, bila merasa punya kepandaian.
pergi dan tuntutlah sendiri kebukit Jit- gwat san!"
Bu Siau huan segera menghimpun segenap kemampuan
yang dimilikinya untuk menyerang makin gencar, seketika itu
juga Ho say kun kena terdesak sehingga mundur berulang
kali. Tak terlukiskan rasa kaget Ho say kun setelah menyaksikan
gadis tersebut makin kalap dan menyerang semakin ganas,
satu ingatan lain cepat melintas di dalam benaknya.
"Sekarang orang she Liong sudah di bawa pergi, buat apa
aku mesti ribut lagi dengannya"
1365 Begitu mengambil keputusan dia membalikkan badan
sambil membentak: "Rasakan pukulanku ini..."
Dia segera mengayunkan telapak tangannya melepaskan
sebuah pukulan tipuan, sementara tubuhnya melompat keluar
dari arena. Dengan membawa serta segenap anak buahnya, dia kabur
menelusuri sungai itu. Tidak selang berapa waktu kemudian
bayangan tubuh dari orang-orang itu sudah lenyap dari
pandangan mata. Gemetar keras seluruh badan Bu Siau huan, segera
sumpahnya dengan hati mendongkol.
"Aku bersumpah akan menolongnya sehingga ia terlepas
diri cengkeraman manusia-manusia durjana tersebut.
Air sungai mengalir deras dan menimbulkan suara
gemericik yang sangat gaduh.
Beberapa lembar daun kering teromban ambing diatas
gelombang sungai dan mengalir terbawa arus, entah mengalir
sampai kemana. Sekitar Say cu ho suasana amat lengang dan sepi, kecuali
mayat yang tergeletak di tanah, tidak sesuatupun yang
mengusik keheningan senja.
Ditengah hembusan angin malam yang sejuk dan hangat,
terasa suasana begitu hening dan mengenaskan.
Memandang sungai yang berliku-liku di depan mata, Bu
Siau huan merasakan hatinya tak karuan, dari tempat jauh dia
segera menyusul sampai kemari, meski dia telah bersua
dengan Liong Tian im, namun mereka harus berpisah kembali.
Mereka terpaksa harus berpisah karena Liong Tian im telah
dilarikan oleh Ho say kun.
1366 Sekarang dia merasa amat sedih, sedih atas ketidak
becusan sendiri, karena waktu itu dia tak berhasil
menyelamatkan Liong Tian im dari cengkeraman musuh...
Liong Tian im mempunyai musuh yang tersebar dimanamana,
kali ini, setelah dia kena dibekuk oleh Ho say kun,
apakah masih bisa hidup lebih jauh atau tidak, hal ini jelas
merupakan sesuatu masalah yang sukar untuk di duga.
Gadis yang romantis ini diam-diam menguatirkan
keselamatan dan Liong Tian im, hatinya sedih sekali sehingga
tanpa terasa titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.
Sekarang dia duduk seorang diri diatas batu besar di tepi
sungai, duduk termenung sembari memandang air sungai
yang mengalir deras. "Aaaai... dia menghela napas panjang, pikirnya. "mengapa
aku begitu bodoh, waktu itu mengapa aku tidak berusaha
untuk menyelamatkan nya lebih dahulu."
Semenjak masih ada dibukit Cing shia san, dia telah
menyerahkan cinta kasihnya kepada Liong Tian im, sejak
berpisah siang malam hampir boleh dibilang dia selalu rindu
kepada nya memikirkan tentang dia.
Apalagi jika malam yang sepi telah tiba, disaat semua
orang sudah terlelap tidur, dia akan terbayang kembali
bayangan tubuhnya seorang diri.
Segala suatu dari gerak-geriknya, tingkah lakunya seakanakan
terbayang semua dihadapannya, dia tahu kalau ia telah
jatuh hati kepada pemuda tersebut entah bagaimanapun
akhirnya, dia akan menyusul pemuda itu, mengejar getirnya
cinta. Meski dia baru tumbuh menjadi dewasa, namun ia
mempunyai suatu impian yang indah, pula terlalu berharap
bisa menjamin cinta kasih yang mendalam dengan pemuda
itu. 1367 Sekarang, segala sesuatu sudah hampir di temukan, namun
nasib telah memisahkan mereka yang hampir bersua kembali
itu tanpa perasaan, mereka harus berpisah karena pemula itu
telah ditangkap oleh anggota Jit gwat san.
Aku harus mencari akal untuk menyelamatkan dia sekalipun
aku sendiri sampai jatuh ke tangan Ho say kun, aku harus
menolong dia dari cengkeraman maut.
Dia pun teringat bagaimana dirinya mengikuti si kakek
penunggang keledai Li Ji koay belajar silat hingga kini
kepandaiannya telah memperoleh kemajuan yang amat pesat
namun nyatanya dia tak berhasil menyelamatkan Liong Tian
im dari cengkeramam lawan, dapat dibayangkan betapa
sedihnya hati si nona tersebut.
Setiap kali dia menghadapi kesulitan yang sulit diselesaikan
seorang diri, tanpa terasa ia teringat kembali akan Cing-shia
sancu beserta orang tuanya.
Sambil tertawa rawan dia berpikir: "Andaikata Cing-shia san
ada seorang saja yang hadir disini, aku tak usah hidup
sebatang kara, entah bagaimana keadaan bukit Cing shia
sepeninggalku." oooOooo Dengan kening berkerut kencang dan hati yang
mendongkol kembali dia berpikir:
"Bila aku berhasil menemukan tempat persembunyiannya
Ho say kun tanpa berhasil membunuhnya, ini baru aneh
namanya." Memandang keadaan cuaca petang sudah lewat dan malam
semakin menjelang tiba, dia tahu mencari Ho say kun dalam
keadaan demikian hanya akan meningkatkan kewaspadaan
mereka tanpa akan mendatangkan hasil apa-apa.
1368 Tapi kalau dia harus duduk seorang diri disitu sambil
menunggu berlalunya sang waktu, diapun merasa waktu
berlalu kelewat lambat sedemikian lambatnya sehingga
membuat hati orang cemas seperti hampir gila rasanya...
Dalam waktu singkat kabut tebal telah menyelimuti
angkasa, di hadapan matanya seakan-akan melintas kembali
adegan dimana dia bersama Liong Tian im ketika masih
berada di bukit Cing shia san, ketika mereka saling
bermesraan... Dia tertawa sedih, lalu berguman "Berhasilkah aku untuk
memperolehnya ?" "Entah sudah berapa kali ingatan tersebut memenuhi
benaknya, tapi jawabannya sukar diperoleh, dia tahu Liong
Tian im bukan cuma mempunyai seorang teman perempuan
saja, seingatnya Leng Ning ciu pun diam-diam mencintai Liong
Tian im menaruh pula perasaan cinta kepadanya...
Dalam waktu singkat, pelbagai pikiran yang sangat kalut
muncul didalam benaknya, membuat gadis cantik yang berhati
suci ini merasa ketakutan dan bimbang
Dia merasa terombang ambing dibalik kabut cinta yang
sangat tebal, membuatnya tak mampu menyaksikan segala
apapun. "Haai !" Dia menghela napas sedih. "seandainya langit dan
bumi tak berperasaan, ranting dan bunga ditepi sungai tentu
ikut bersedih hati, karena ketulusan cinta gadis itu sangat
mengharukan hati orang. Terdengar dia bergumam seorang diri.
"Liong Tan im wahai Liong Tian im, bila aku tak berhasil
mendapatkan dirimu, lebih baik aku mati saja dihadapanmu,
agar darahku menodai tubuhmu, agar cintaku selalu bersatu
dalam hatimu, sebab seluruh kebahagiaan hidupku sudah
kutitipkan diatas tubuhmu. Im, bila kau tahu kalau aku sedang
1369 menangis dan bersedih hanya karena dirimu, kau tentunya tak
akan menyalahkan aku karena tidak berusaha menolongmu
bukan?" Dia benar-benar melelehkan air mata cinta, seperti untaian
mutiara yang putus tali, butiran air mata menetes membasahi
pipinya. Dia merasa pipinya menjadi basah dan dingin, namun dia
tak menyekanya, dia rela air mata cinta murninya selalu
melekat diatas wajahnya sebagai lambang dari ketulusan cinta
kasihnya. Hembusan angin lembut bagaikan seorang gadis lembut
yang mencium pipinya dengan mesrah, mengibarkan
rambutnya yang hitam dan menutupi pandangan matanya.
Dia menggeleng sambil tertawa getir, kemudian
mengguman: "Hatiku sekacau rambutku yang terhembus angin sekarang,
sedemikian kalutnya sampai aku tak tahu apa yang mesti
kulakukan Aku harus menolongnya. tapi dapatkan kutolong
dirinya?" Dengan perasaan apa boleh buat ia mengangkat kepalanya
memandang ke sekitarnya itu hanya tinggal beberapa kuntum
awan yang tenang bergerak.
Dia pernah bermimpi menaiki awan dan terbang diangkasa,
mengitari seantero jagad.
Ditengah hembusan angin yang lembut mendadak dia
menangkap suara langkah yang lembut, suara langkah
tersebut sedemikian lirihnya sehingga seakan-akan tiada,
namun dia masih dapat merasakannya, pelan-pelan dia
menggerakkan badannya sambil mengalihkan sorot matanya
ke arah belakang. Dibelakamg tubuhnya terbentang semak belukar yang
lebat, dari balik semak belukar itulah dia merasa seperti ada
1370 bayangan manusia sedang bergerak, seperti mereka sedang
menyembunyikan diri ditempat tersebut.
Mendadak dia melompat ke samping semak belukar itu, lalu
membentak nyaring: "Siapa?" Agaknya orang yang bersembunyi dibalik semak belukar itu
merasa ketakutan sekali, sampai-sampai untuk bernapas pun
tak berani, bahkan badannya seperti lagi gemetar karena
rerumputan yang lebat itu bergetar pula tiada hentinya.
Dia tertawa dingin, lalu menegur dengan suara sedingin
salju. "Bila kau tidak menampakkan diri Iagi, jangan salahkan
kalau aku akan segera turun tangan..."
Orang itu seperti merasa ketakutan sekali. Sesudah hening
sejenak, baru terdengar seseorang berseru dengan gemetar.
"Nona jangan turun tangan, lain kali aku tidak berani lagi."
Bu Siau huan tertegun, diluar dugaannya orang yang
menguntil serta mengintainya secara diam-diam itu tak lain
adalah seorang lelaki bernyali seperti tikus.
Ditatapnya bayangan manusia dibalik semak belukar itu
lekat-lekat, kemudian bentaknya. "Ayo keluar !"
Semak belukar bergetar dan pelan-pelan menongol keluar
selembar wajah polos yang kecil dan pucat pasi seperti mayat.
Yang muncul ternyata seorang bocah, sekali lagi Bu Siau
huan dibuat tertegun. "Mengapa kau bersembunyi setelah melihatku ?" dia lantas
menegur dengan suara lembut.
Setelah tahu kalau pihak lawan hanya seorang nona
berusia tujuh delapan belas tahunan, bocah itu menjadi lebih
berani, dengan sepasang matanya yang bulat besar dia
1371 memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, lalu tanyanya
lirih. "Mereka sudah pergi ?"
"Siapa " Siapa mereka ?" kembali Bu Siau huan dibikin
tertegun oleh pertanyaan itu.
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Orang-orang jahat itu, mereka betul-betul tak tahu malu.
beberapa orang mengerubuti satu orang !"
"Jadi kau telah menyaksikan semua kejadian itu ?" Bu Siau
huan keheranan. Bocah itu segera membuat muka setan, lalu berkata:
"Setelah aku dan cici ditolongnya, diam-diam aku balik
kemari lagi, aku ingin tahu bagaimanakah keadaan orang itu.
Tak nyana aku telah melihat kejadian tersebut."
Bu Siau huan segera menggelengkan kepalanya berulang
kali. "Ai, dasar anak nakal, besar amat nyalimu"
Bocah itu memandang sekejap mayat Tan Losu yang
tergeletak ditanah, lalu berkata: "Dia sudah nanti !"
"Huuus, jangan sembarangan bicara, masa dia bakal mati?"
bentak Bu Siau huan. "orang yang menolongmu itu sudah
ditangkap mereka aku sedang mencari akal untuk
menyelamatkan dia." "Sudah ditangkap!"
Bocah itu kelihatan sedih, air matanya mengembang di
kelopak matanya, saking geIisahnya dia berteriak keras "ah.."
sambil membalikkan tubuh dia lari meninggalkan tempat itu
dengan gugup. "Aku akan mencari orang untuk menolongnya."
1372 Bu Siau huan tertegun, segera ditangkapnya lengan bocah
itu sambil berseru. "Siapa yang kau cari?"
Dengan membelalakkan matanya lebar-lebar bocah itu
berseru: "sewaktu pulang tadi, kulihat ada seseorang yang setengah
buta melompati sungai dengan amat mudahnya, aku tahu
orang semacam ini pasti mempunyai kepandaian, akan
kumohon bantuannya untuk menolong dia.
Ucapan bocah yang berhati tulus ini sangat mengharukan
Bu Siau huan, setelah tertawa getir katanya.
"Masa orang bersedia membantumu" Bocah kau tak usah
berpikiran tolol.." Bocah itu tertegun. "Sekarang orang itu sedang minum air dirumahku, aku
yakin dia pasti bersedia membantu sebab ketika kuberi
tahukan kepadanya kalau Say cu ho adalah rumah kami yang
dirampas orang-orang jahat itu, dengan aman dia membacok
sebuah batu cadas dengan pedang kayu dan batu itu segera
hancur. "Pedang kayu?" Bu Siau huan bergumam "mungkinkah dia
adalah si jago pedang buta Bok Ci."
Dalam girangnya dia lantas berseru:
"Siapa namamu" Bawa aku menjumpai orang tersebut !"
"Aku bernama Siau peng, ikutilah aku!" kata si bocah
sambil tertawa lebar. Dengan cepat bocah itu lari ke depan, Bu Siau-huan
mengejar dari belakang sambil menuntun kudanya.
Berapa saat kemudian, disebelah kiri sungai muncul
sebidang tanah persawahan yang amat luas, bangunan rumah
1373 gubuk dengan tiang bambu dan jalan lumpur membentang
didepan mata, suatu pemandangan desa yang sangat unik.
Siau peng menuju ke depan rumah gubuk tadi dan
berhenti, kemudian pelan-pelan ia mendorong pintu sambil
melongok ke dalam. Suara teguran menggema dari dalam ruangan, Siau peng
menengok sekejap ke dalam kemudian berkata:
"Aku yang datang, ayah..."
Dalam ruangan terlihat seorang petani setengah tua
sedang menemani jago pedang buta Bok Ci berbincangbincang,
belum sampai Bu Siau huan menampakkan diri, Jago
pedang buta Bok Ci sudah bangkit sambil menegur:
"Nona Bu, mengapa kaupun bisa sampai di sini ?"
Sepasang mata Bu Siau huan segera berkaca-kaca.
"Bok toako, Liong, dia . . ."
"Apa" Liong-te ketimpa bencana ?" Jago pedang buta Bok
Ci nampak tertegun. Bu Siau-huan segera manggut-manggut agak gemetar:
"Dia sudah ditawan oleh Ho say kun, konon akan dikirim ke
bukit Jit gwat san,"
Sementara itu, sang petani tua sedang mempersilahkan Bu
Siau huan duduk, namun ketika mendengar nama Ho say kun
disinggung, dia lantas menjerit tertahan, sambil mundur dua
langkah serunya. "Waah, orang itu tidak gampang untuk di hadapi."
Jago pedang buta Bok Ci tertawa getir.
"Empek tua !" dia berkata, "kau tak usah takut, orangorang
bangsa begitu sudah sepantasnya cepat-cepat
dilenyapkan." 1374 Petani tua itu hanya menggelengkan kepalanya berulang
kali sambil beranjak pergi.
Dalam pada itu Bu Siau huan tampak jauh lebih tenang
setelah berjumpa dengan jago pedang buta Bok Ci ditempat
itu, dia tidak merasa putus asa lagi seperti tadi, buru-buru
katanya: "Bok toako, sekarang juga kita harus berangkat."
"Akan kutanyakan dulu kepada Siau peng tentang daerah
dan keadaan disekitar tempat ini." kata jago padang buta Bok
Ci dengan wajah serius. Kemudian sambil membelai kepala Siau peng dia berkata
lebih lanjut: "Adik kecil, tahukah kau di mana Ho say kun berdiam ?"
Bocah itu berpikir sebentar, lalu sahutnya. "Di dasar sungai
!" "Apa?" Jago pedang buta Bok Ci dan Siau huan sama-sama
terkejut, hampir saja mereka tak percaya kalau Ho say kun
bisa tinggal didasar sungai, sehingga tanpa terasa hampir
bersamaan waktunya mereka berdua bertanya berbareng.
"Tinggal di dasar sungai ?"
Dengan wajah serius Siau peng berkata: "Tempo hari,
sewaktu aku diam-diam mencuri bermain kesana, kulihat di
dekat pintu air sungai Say cu hoo terdapat sebuah pintu
rahasia, dari tempat itulah mereka menerobos masuk ke
dalam." Untuk beberapa saat lamanya jago pedang buta
terbungkam dalam seribu bahasa, sementara itu otaknya
berputar kencang memikirkan persoalan-persoalan tersebut.
1375 Dia sedang memikirkan apa sebabnya Ho-say kun sampai
mendirikan tempat yang begitu rahasia di dasar sungai.
Sebagai seorang tokoh persilatan yang sangat
berpengalaman andaikata Ho say kun benar-benar
membangun tempat tinggalnya di dasar sungai, maka untuk
memasuki tempat tersebut dan menolong orang, mungkin
bukan suatu pekerjaan yang gampang.
Mendadak petani tua itu lari masuk dengan tergopohgopoh,
paras mukanya berubah hebat dengan napas
tersengkal-sengkal katanya agak gemetar:
"Aduh celaka, mereka mengirim orang datang kemari..."
"Itu malah kebetulan" seru jago pedang buu Bok Ci sambil
tertawa dingin, "aku memang berniat mencari mereka untuk
ditanya." "Lebih baik kalian berdua cepat-cepat tinggalkan tempat
ini" seru petani tua itu lagi dengan suara gemetar, "bila jejak
kalian sampai ketahuan disini, aku si petani tua sekeluarga
pasti akan ditumpas habis oleh mereka."
Jago pedang buta Bok Ci berpikir sebentar, kemudian
ujarnya pelan: "Mereka toh tidak kenal dengan diriku!"
"Tapi mereka kenal dengan nona ini." seru petani tua itu
dengan cemas. Bu Siau huan segera menggelengkan kepalanya sambil
tertawa, katanya kemudian:
"Tidak mengapa, biar aku bersembunyi sebentar."
Bersama Siau peng dia menuju ke dalam ruangan,
sementara itu dari luar pintu terdengar suara pekikan burung
elang dan pintu rumah yang di ketuk orang.
Setelah itu kedengaran seorang lelaki berteriak dengan
suara yang berat dan kasar.
1376 "Hei tua bangka, buka pintu, toaya ada urusan hendak
bertanya kepadamu." Gemetar keras seluruh badan petani tua itu, saking
takutnya dia sampai memandang sekejap kearah jago pedang
buta Bok ci. Jago pedang buta Bok Ci segera memberi isyarat agar
membukakan pintu untuk mereka.
Dengan sekujur badan gemetar keras, petani itu lari
membukakan pintu sambil berseru.
"Aku sudah datang, aku sudah datang !"
Pelan-pelan pintu dibuka dan dua orang lelaki kekar yang
bercambang telah melangkah masuk ke dalam, mereka
mendengus dingin dan masuk dengan sombong, seolah-olah
mereka tak memandang sebelah matapun terhadap tuan
rumah. Sebaliknya petani tua itu membalikkan badannya dan
berkata sambil tertawa: "Lok ya, Gi ya !"
Orang she Lok, yang berada di sebelah kiri mendengus,
diliriknya Jago pedang buta Bok Ci sekejap dengan pandangan
hambar, kemudian sambil menuding hidung petani tua itu,
bentaknya keras-keras. "Kau si telur busuk tua sebenarnya bagaimana caramu
mendidik anak " Bukankah Ho cu kami pernah
memperingatkan agar jangan pergi ke tepi sungai lagi, tapi
hari ini kedua orang putra putrimu telah berkunjung kesana"
"Keterlaluan... keterlaIuan... lohan pasti akan menghajar
mereka habis-habisan." buru-buru petani tua itu berkata lagi.
Orang she Lok itu tertawa dingin.
1377 "Enak benar kau si telur busuk kalau bicara, kau anggap
setelah berkata begitu maka urusan jadi beres" Hm hari ini
kami mendapat perintah dari Hocu untuk membekuk sepasang
anak jadahmu itu untuk dijatuhi hukuman."
"Apa" Pergi menemui Raja akhirat berutangan." petani tua
itu ketakutan setengah mati sehingga sekujur badannya
gemetar amat keras. Orang she Lok itu segera melotot besar, katanya lagi:
"lni masih cukup sungkan bagimu, coba kalau memruti adat
locu, sekali bacok sampai mampus bereslah, Hocu tahu kalau
kau tidak tega, maka diperintahkan agar mereka diserahkan
kepada Raja akherat saja."
"Jangan !" saking takutnya petani tua itu sampai
menjatuhkan diri berlutut, suaranya gemetar keras, "tuan Lok
berbuatlah baik, kumohon kepada kalian sudilah kalian
mengampuni kedua orang anak itu, mereka tidak bersalah bila
kalian membawanya untuk diserahkan "Sim ji giam lo" hal ini
sama artinya dengan menghancurkan kehidupan mereka."
"Hmm!" orang she Gi itu mendengus dingin, "mengampuni
mereka" Hm Kau tak usah bermimpi disiang hari bolong, kita
toh sudah memperingatkan lebih dulu, bila kau bersedia
menyerahkan mereka keadaan masih mendingan, kalau tidak
jangan salahkan jika toaya akan turun tangan sendiri."
"Oooh tuan!" rengek petani tua itu dengan sedih, "lepaskan
kami untuk kali ini saja."
"Plook!" orang she Lok itu segera menggetarkan telapak
tangannya dan membacok petani tua itu keras-keras.
Termakan oleh bacokan yang sangat keras itu, petani tua
itu mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan
sempoyongan, saking gusarnya dia membalikan badan lalu
beranjak pergi. 1378 "Mau pergi kemana kau?" teriak orang she Lok itu sambil
mencengkeram punggung sipetani tua "bila kau berani
melarikan diri, locu segera akan merenggut nyawamu."
Petani tua itu gusar sekali, sambil berpaling jeritnya dengan
penuh amarah: "Wilayah kami sudah kau rampas, sekarang kaupun hendak
mengincar anak kami, apa arti hidup bagi kami" Daripada
hidup sengsara lebih baik mati saja, biarlah kami sekeluarga
mati bersama-sama." "Hmm, sekalipun kau ingin mati pun tak akan semudah
itu." jengek orang she Lok itu dengan tertawa seram.
Jago pedang buta Bok Ci benar-benar merasa tidak leluasa
untuk membiarkan keadaan tersebut berlangsung terus,
dengan cepat dia maju selangkah kedepan, pedang kayunya
di putar kencang dan segera dihantamkan keatas lengan
orang she Lok tersebut. "Sobat. lebih baik bersikaplah lebih sungkan!" dia
memperingatkan. "Siapakah kau" Tahukah kau apa akibatnya jika
mencampuri urusan orang lain?" sambil berpaling orang she
Loi itu membentak penuh kegusaran.
"Haaah... haaah... haah..." Jago pedang buta Bok Ci
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak, pelanpelan
dia mengeluarkan pedang kayu hitamnya, kemudian
sesudah digetarkan keras dia bertanya:
"Kau kenal dengan benda ini?"
"Tidak kenal!" jawab orang she Lok itu tertegun.
Mendadak dia seperti teringat akan sesuatu, dipandangnya
sekejap wajah si Jago pedang buta Bok Ci dengan seksama,
kemudian menggelengkan kepalanya berulang kali, seakanakan
dia tidak percaya kalau orang yang berada dihadapannya
1379 sekarang adalah manusia lihay seperti apa yang dikabarkan
orang. Jago pedang buta Bok Ci tertawa hambar, ujarnya:
"Masa Thiat sim bok kiam ini tidak dikenal, percuma aku
berkecimpungan dalam dunia persilatan, sobat lebih baik
pulang dulu dan tanyalah kepada majikanmu, maka dia akan
memberitahukan kepadamu siapakah aku ini!"
"Siapa" Aku ingin menemuinya !"
Dari luar pintu berkumandang suara tertawa yang berat
dan dalam kemudian tampak seorang pemuda yang menyoren
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pedang berjalan masuk dengan wajah sedingin es.
Pemuda itu mengenakan jubah panjang berwarna biru,
sepasang alis matanya tebal dan melenting, sorot mata bengis
dan buas mencorong keluar dari balik matanya, sementara
ujung bibirnya agak mencibir sehingga membuat siapa pun
akan mengetahui kalau pemuda ini bukan seorang manis baikbaik.
Menyaksikan kemunculan anak muda tersebut, orang she
Lok dan orang she Gi itu seolah-olah melihat datangnya
bintang penolong saja, serentak serunya dengan hormat.
"Majikan muda!"
"Mana Hoa koh?" tegur pemuda itu dingin. "toaya sedang
menunggu kalian membawanya pulang, sungguh tak nyana
kalian malah membikin malu orang saja disini. Hmm,
sekembalinya nanti, aku pasti akan memberi pelajaran
kepadamu dengan sebaik-baiknya."
Dua orang itu menjadi ketakutan setengah mati sehingga
badannya gemetar keras, jangan lagi membantah, melepaskan
kentut busukpun tak berani.
1380 Petani tua itu makin ketakutan lagi setelah menyaksikan
munculnya malaikat buas itu, dia merasa sukmanya seakanakan
sudah melayang meninggalkan raganya.
Diam-diam ia menarik ujung baju jago pedang buta, lalu
bisiknya lirih: "Keparat ini adalah putra Ho say kun yang bernama Ho
Hay, dia tertarik dengan putriku Hoa koh dan memaksa
hendak mengawininya, kau mesti bersikap lebih berhati-hati."
Sementara itu Ho Hay sudah melotot sekejap ke arah Jago
pedang buta Bok Ci, kemudian katanya:
"Siapakah kau " Sombong amat kau, hmm, gayanya seperti
melebihi seorang toaya saja!"
"Kedatanganmu memang sangat kebetulan" ucap jago
pedang buta Bok Ci dengan suara dingin, "aku memang akan
mergajakmu membicarakan suatu transaksi perdagangan,
siaute she Bok, karena sepasang mataku kurang baik, maka
orang menyebutku sebagai jago pedang buta."
"Jago pedang buta !"
Tiga patah kata tersebut seperti guntur yang membelah
bumi ditengah hari bolong, kontan saja membuat dua orang
lelaki tadi menjerit keras karena ketakutan dan melarikan diri
terbirit-birit keluar ruangan.
"Aduh mak !" jeritnya keras-keras.
Bayangan pedang berkelebat lewat, seketika jeritan ngeri
yang memilukan hati berkumandang memecahkan
keheningan, tahu-tahu tubuh orang she Ci itu sudah berpisah
dengan batok kepalanya, tak ampun selembar jiwanya
melayang meninggalkan raganya.
Pelan-pelan Jago pedang buta Bok Ci menarik kembali
pedangnya seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu apapun,
1381 dia berpaling ke arah Ho Hay dan orang she Lok itu kemudian
tertawa hambar. Setelah menghembuskan napas panjang, dia berkata:
"Barargsiapa mencoba untuk melarikan diri inilah
akibatnya." Meskipun Ho Hay sangat jeri terhadap kelihayan ilmu silat
lawannya, tentu saja dia tak akan menunjukkan sikap
pengecut macam orang she Lok yang bersembunyi dibalik
pintu sambil gemetar, bahkan memandang ke arah, Ho Hay
dengan ketakutan, seakan-akan dia berharap majikannya bisa
menghadapi situasi macam itu.
Dengan cepat Ho Hay berhasil menenangkan hatinya, dia
segera berkata. "Menghadapi seorang bawahan dengan cara begini,
tidakkah kau merasa bahwa perbuatanmu itu terlampau
kejam." "Kejam?" tiba-tiba jago pedang buta Bok Ci mendongakkan
kepalanya lalu tertawa terbahak-bahak,
"kau tidak merasa kalau perkataanmu itu kelewat kekanakkanakan
?" Baru pertama kali ini dia mendengar kata-2 itu muncul dari
mulut seseorang yang kejam, oleh sebab itu dia merasa geli
bercampur muak, dipandangnya pemuda buas tersebut
dengan pandangan sinis dan mengejek, mukanya penuh
dengan nada sinis. Dengan tubuh gemetar keras Ho Hay menatap musuhnya
lagi. kemudian berbisik: "Jadi... jadi kau bersikeras hendak menahan diriku ?"
"Tentu saja... tentu saja..." jawab jago pedang buta Bok Ci
dengan amat tegas, "sebelum bapakmu melepaskan Liong
Tian im, akupun tak akan melepaskan dirimu, terus terang
1382 saja, aku hendak menahanmu disini, kemudian akan mengajak
bapakmu untuk membicarakan transaksi perdagangan."
Jilid 34 "KAU TERLALU BODOH"
Hoi tay berkata dingin, "ayahku tak akan membicarakan persoalan macam begini
denganmu dalam hati kecilnya hanya ada ilmu silat dan uang,
dia tak akan berubah pikirannya karena harus mengorbankan
putranya, heeeh... heeeh heeeh.. lagi pula aku Hoi tay pun tak
akan membikin malu bapakku, paling tidak aku akan
menantangmu untuk berduel, kalau tidak, aku Hoi tay
percuma menjadi majikan muda tempat ini."
"Punya semangat"
puji jago pedang buta Bok Ci sambil memperlihatkan
ibujarinya "aku paling kagum dengan manusia bersemangat macam
ini, seperti kau, keberanianmu sungguh jauh lebih besar
daripada kebanyakan orang, hanya sayang kau telah salah
mencari sasaran" "Hmmmm..." Ho Hay mendehem dingin, "kau kelewat percaya pada kemampuanmu sendiri, sayang
aku tidak percaya dengan segala macam tahayul.."
Tubuhnya segera bergerak maju, tiba tiba saja tangan
kanannya meloloskan pedang, kemudian cahaya pedang
bergetar dan menciptakan bertitik sinar ditengah udara,
kemudian secara langsung menyerang tubuh jago pedang
buta Bok Ci. 1383 Jago pedang buta Bok Ci merupakan seorang ahli silat yang
mahir dalam permainan ilmu pedang, dengan kesempurnaan
ilmu pedang yg dimilikinya saat ini, boleh dibilang dia sudah
mencapai tingkatan tiada taranya didunia ini, maka dari itu
dalam sekilas pandangan saja ia dapat melihat tinggi
rendahnya tenaga dalam orang.
Begitu Hoi tay melepaskan serangannya, dia sudah
mengetahul kalau ilmu pedang lawan tidak begitu hebat, atau
lebih tepat di katakan sebagai taraf permulaan dari permainan
suatu ilmu pedang...sambil tertawa dingin segera serunya:
"Sobat, kalau kepandaian semacam ini yang kau andaikan
maka kau makin ketinggalan jauh sekali."
Tangannya digetarkan pelan, pedang kayu itu dengan
berubah menjadi serentetan cahaya tajam langsung
menyongsong datangnya ancaman lawan dan mengetuk
lengan Ho Hay keras-keras
"Aduuh .." Ho Hay menjerit kesakitan dengan suara yang amat
memilukan hati, pedangnya terjatuh ke atas tanah.
Ditatapnya Jago pedang buta dengan sinar mata terkejut
dan keheranan., kemudian serunya agak tergetar. "Kau.."
"Katakan kepadaku, ayahmu telah menyembunyikan adik
angkatku di mana?" seru jago pedang buta Bok Ci dengan
suara sedingin es. "Hmmm, kau salah melihat orang" Ho Hay tertawa dingin,
"selama hidup aku tak akan memberitahukan soal ini
kepadamu..." Jago pedang buta Bok Ci segera mengayunkan pedangnya,
kemudian berkata lagi: "Aku percaya kua tak akan takut mati " ucapnya "tapi
pedang kayu ku ini sudah banyak membunuh manusia buas
1384 macam kau, nada ucapan merekapun sama seperti kau, cuma
sayangnya tak seorangpun yang bisa bertahan sampai akhir,
aku percaya kaupun tidak memiliki kemampuan semacam ini."
"Hmmm, kalau begitu cobalah" tiba-tiba Ho Hay
membentak keras. Telapak tangannya digulung ke depan, serentetan cahaya
biru segera mencelat ketengah Perubahan ini sangat besar
dan siapa pun tak pernah menyangka sebelumnya.
Paras muka jago pedang buta Bok Ci berubah hebat, dia
mengayunkan pedang kayunya sambil melepaskan sebuah
bacokan, berturut-turut melesat ke udara dengan cepat.
Cahaya biru tadi meluncur ke depan dan menancap diatas
kayu sambil memperdengarkan suara ledakan nyaring, seluruh
bangunan rumah tersebut segera bergoncang keras.
sebaliknya Ho Hay terkena sebuah tusukan mematikan d ari
jago pedang buta Bok Ci, darah menyembur keluar dari
mulutnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun dia roboh
terkapar di atas tanah dan langsung saja tewas seketika.
sebelum meninggal sepasang matanya yang penuh
kebencian itu sedang melotot ke arah jago pedang buta Bok
Ci, seakan-akan sampai titik darah penghabisan pun dia tak
bisa memejamkan matanya. Lelaki she Lok itu menjadi semakin ketakutan lagi setelah
menyaksikan majikannya tewas secara mengenaskan
sepasang kakinya menjadi lemas seakan-akan tak bertenaga,
dengan terkesiap dia menubruk ke sisi tubuh Ho Hay sambil
berteriak keras: "Majikan muda Majikan muda "
Dengan suara d ingin jago pedang buta Bok Ci segera
berkata: "Sekarang tinggal kau seorang, aku lihat kau pun tak ada
artinya untuk hidup terus di dunia ini, cuma a kupikir tak boleh
1385 membiarkan kau mati dengan begitu saja, maka ku anjurkan
kepadamu lebih baik bersikaplah lebih jujur, mungkin dengan
begitu nyawamu masih bisa diselamatkan."
Kemudian setelah terhenti sejenak dan tertawa hambar, dia
berkata lagi: "Berapa jalan untuk menuju ke dasar sungai?"
"Dua buah" suara lelaki itu kedengaran gemetar keras.
Sementara itu jago pedang buta Bok Ci telah berpaling
sambil berseru: "Nona Bu, keluarlah, ketiga rongsokan tersebut sudah ada
dua yang musnah, yang tersisa sebuahpun sudah hampir
cuma aku masih ingin menahannya lebih lama.." Pelan-pelan
Bu siau huan munculkan diri dari tempat persembunyiannya,
lalu berkata: "Bok toako, mari kita berangkat sekarang juga"
Tapi dengan cepat jago pedang buta Bok ci menggelengkan
kepalanya berulang kali "Terlalu pagi" katanya,
"kita harus menunggu sampai menjelang malam nanti"
Sementara itu lelaki she Lok tadi berubah wajahnya sangat
hebat setelah mendengar kalau mereka hendak masuk
penjara untuk menolong orang, saking takutnya dengan badan
gemetar keras serunya: "oooh tuan, kau hendak menyuruhku membawa jalan ?"
"Jadi kau tidak bersedia ?" jengek jago pedang buta Bok ci
dingin. "oooh - - pergi, pergi.. tapi... ampunilah aku..." lelaki
tersebut benar-benar ketakutan setengah mati.
Sekali lagi jago pedang buta Bok ci mendengus dingin.
1386 "Kalau ingin hidup, kau mesti mendengarkan perkataanku,
kalau tidak, batok kepalamu itu bisa jadi akan berpisah
dengan badan mu... ooo00000ooo MALAM amat gelap, udara terasa dingin dan menusuk
tulang, suasana di seputar sungai say cu hoo dalam keadaan
hening dan tak nampak sesosok kalangan manusia pun.
Selain suara daun dan ranting yang bergoyang saling
bergesekan terhembus angin, hanya suara air yang mengalir
di tengah sungai. Di angkasa hanya beberapa butir bintang masih
gemerlapan, sedang rembulan entah sejak kapan telah
tersembunyi di balik awan, menyembunyikan sinarnya yang
lembut dan mengintip dengan kemalu-maluan dibalik awan
tebal. Suasana dan keadaan seperti ini merupakan saat yang
paling baik bagi orang yang berjalan malam melakukan
operasinya. Jago pedang buta Bok Ci adalah seorang jago
kawakan, dia paling pandai untuk memanfaatkan kesempatan
sebaik ini untuk melaksanakan rencananya. Bersama Bu siau
huan dia menggiring lelaki she Lok yang sedang sial itu,
Bara Diatas Singgasana 4 Pendekar Kelana Sakti 8 Darah Perempuan Iblis Bloon Cari Jodoh 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama