Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe Bagian 17
kepandaianmu !" "Locianpwe terlalu memuji !" kata Giok Han
setelah mengucapkan terima kasih. "Semua ini
berkat budi suhu yang sudah mendidik boanpwe."
"Anak ini benar-benar pandai sekali membawa
diri!" berseru Toat-beng-sin-ciang. "Senang aku
bertemu dengan kau, karenanya aku mau
menghadiahkan kau sepotong barang tua yang tak
berharga, entah kau mau menerimanya atau hanya
akan mentertawakannya, aku tak peduli !"
Setelah berkata begitu Toat beng-sin-ciang
mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, ternyata
sepotong kayu berwarna coklat tua berkilat,
panjangnya cuma satu jengkal tangan, tapi ketika
kayu itu ditarik bisa jadi panjang sekali, hampir satu
depa ! Rupanya kayu itu memiliki ruas-ruas untuk
digulung masuk sehingga bentuknya bisa di pendekpanjangkan
dengan leluasa. "Hi hi hi barang tak
berharga itu, nama barang ini Liong-kak, yang
selama itu kebetulan sekali terjatuh dalam tanganku
dan dalam kesempatan ini ingin kuhadiahkan untuk
kau sebagai tanda gembiraku !"
1375 Kaget semua orang-orang, tak disangka bahwa
Liong-kak benar-benar bisa ada di tangan Toatbengsin ciang. Selama ini, banyak orang orang
kangouw yang bermaksud mencari benda pusaka
itu, yang merupakan pusaka mujijat dan hebat
dalam kangouw, tapi sejauh itu tak ada seorangpun
yang tahu di mana adanya senjata pusaka tersebut.
Akhir-akhir ini memang dalam dunia kangouw
tersiar berita bahwa Toat-beng-sin-ciang menyimpan
benda pusaka tersebut, bahkan Cu Lie Seng sendiri
pernah perintahkan anak buahnya pergi ke tempat
tinggal Toat beng-sin-ciang buat merampas benda
pusaka itu, yang paling ditakuti gurunya karena
tongkat pusaka Liong-kak jika dipergunakan dengan
tepat bisa memusnahkan Liong beng-kun jurus
pukulan yang paling diandalkan oleh gurunya.
Giok Han juga kaget tidak terkira, cepat-cepat dia
merangkap kedua tangannya memberi hormat.
"Mana berani boanpwe menerima hadiah begitu
berharga ! Maaf locianpwe, boanpwe tak berani
menerimanya maaf..."
Toat-beng-sin ciang tertawa "Kau tidak usah
banyak peradatan, aku menghadiahkan barang ini
dengan setulus hati bukan dengan maksud-maksud
tertentu ! Kukira tongkat ini juga sangai berpaedah
sekali jika berada di tanganmu sebab kau akan
berhadapan dengan Tang San si keparat jahat itu "
1376 Dia memiliki ilmu andalah "Liong-beng-kun", dan
ilmu ini bisa dipunahkan jika kemaluannya dipukul
dengan ujung tongkat yang terbuat dari ramuan biji
besi dan biji kayu yang sudah berumur ribuan tahun
dan diolah menjadi tongkat ini !
Tanpa tongkat ini, jangan haraf dapat
melumpuhkan Tang San, dengan Liong-beng-kunnya
dia seperti menjadi kebal dan tak bisa dilukai
oleh senjata apapun juga. Aku bicara demikian
bukan ingin bilang kau tak bisa menghadapinya
tanpa tongkat ini, namun dengan memakai tongkat
Liong kak tentu jauh lebih mudah untuk merobohkan
dan memunahkan kekebalan Liong-beng-kunnya !
Ambillah, aku menghadiahkannya untukmu dengan
rela dan setulus hati!"
Giok Han sendiri sudah mengetahui manfaat
Liong-kak, tapi sejauh itu diapun tidak tahu harus
mencari kemana tongkat pusaka tersebut. Gurunya
sendiri telah memberitahukan khasiat tongkat
pusaka tersebut kalau saja Giok Han bisa
memperolehnya untuk melumpuhkan kekebalan
badan Tang San Siansu dengan Liong-beng-kunnya
tersebut, tapi sejauh itu dia juga tak berhasil untuk
mendapatkan pusaka tersebut.
Gurunya telah berpesan juga, untuk memancing
Tang San Siansu dia harus mempergunakan gelaran
Liong-kak-sin hiap, karena Tang San Siansu sendiri
sudah mengetahui satu-satunya senjata yang bisa
1377 memunahkan kekebalan tubuhnya dari latihan
Liong-beng kun adalah tongkat pusaka Liong-kak.
Namun, menerima hadiah berharga demikian dari
Toat beng-sin ciang, tokoh persilatan yang baru
sekali ini bertemu, juga melihat nenek tua ini
sungguh-sungguh hendak menyerahkan tongkat
pusaka itu padanya, membuat dia tidak enak hati
menerimanya. "Maaf locianpwe, boanpwe benar-benar tidak
berani menerima hadiah yang demikian berharga,
biarlah nanti locianpwe mempergunakan untuk
memunahkan kekebalan Lioag-beng-kun Tang Sin...
baru nanti boanpwe yang merobohkannya".
Toat-beng sin kun tertawa bergelak-gelak. "Anak
baik, anak baik!" pujinya. "Ternyata jiwamu bersih
dan baik sekali, tidak jadi tamak melihat barang
bagus ini!" Kemudian Toat-beng sin-ciang menoleh kepada
Tang Sin Siansu, hongthio Siao lim si, tegurnya:
"Tai-su, mengapa kau masih tidak perintahkan sute
kecilmu agar menerima barang tak berharga ini
dariku" Apakah benar-benar demikian tak
berharganya barangku ini, membuat sute kecilmu itu
segan menerimanya ?"
Tang Sin Siansu tersenyum, dia melihat Toatbengsm-ciang sungguh-sungguh hendak
menghadiahkan barang pusaka itu pada sute
1378 kecilnya, memang pusaka inipun diperlukan sekali
oieh Giok Han untuk menghadapi Tang San si murid
murtad, maka ketua Siao-lim-si ini kemudian bilang
dengan suara sabar: "Giok Han, terimalah hadiah
lotai-po . . . .!" Menerima perintah hongthionya, Giok Han tidak
berani banyak rewel lagi, menyambuti tongkat
pusaka itu dan mengucapkan terima kasih kepada
Toat-beng-sin-ciang. Hati Giok Han girang bukan
main, harapannya jadi besar untnk bisa merobohkan
Tang San Siansu. Dengan tongkat pusaka Liong kak
ada di tangannya, bagaimana tangguhnya Tang San
Siansu sudah tak berarti apa-apa lagi buat Giok Han.
Toat-bengsin-ciang kemudian asyik bercakapcakap
dengan Cang In Bwee, murid tunggalnya.
Kesehatan Toat-beng-sin-ciang sudah mendapat
kemajuan yang pesat, karena sudah hampir
seminggu dia bertemu dengan Tang Sin Siansu yang
sudah membantunya untuk menyembuhkan lukanya
dengan menotok beberapa titik jalan darah
terpenting dibadannya, sehingga sekarang biarpun
belum keseluruhan lukanya itu setnbuh, tapi
sebagian besar memang telah sembuh, tinggal
beristirahat selama satu bulan dan tubuhnya akan
pulih sehat seperti sebelumnya.
Tang Sin Siansu berhasil menemukan cara
pengobatan dan penyembuhan buat korban totokan
Liong-beng-kun, sebab selama bertahun-tahun
1379 terakhir ini dia memutar otak dan berusaha sekuat
tenaganya untuk menyembuhkan Tang Bun Siansu.
Usahanya berhasil dengan beberapa totokan
tertentu, diiringi oleh tenaga sinkang yang
diperhitungkan benar, ditambah juga dengan
beberapa pil ramuannya, maka Tang Bun Siansu bisa
disembuhkan Kini Toat beng-sin ciangpun yang
terluka tidak parah akibat pukulan Liong-bengkun
yang di lakukan Tang San Siansu, dapat
disembuhkan juga. Pada Toat-beng-sin ciang di bagi
lima pil berwarna merah darah ramuan yang dibuat
sendiri oleh Tang Sin Siansu. Setiap satu minggu
Toat beng-sin-ciang harus menelan sebutir pil itu,
dan jika kelima pil itu sudah di telan semuanya
dalam satu bulan kesehatan badan Toat beng-sinciang
pulih utuh tanpa mendapatkan akibat-akibat
buruk pukulan Liong-beng kun !
Bahyak yang diceritakan Cang In Bwee,
pengalamannya sedang berkelana seorang diri
dalam kangOuw, sebagai orang yang berpengalaman
Toat-beng-sin ciang segera mengetahui bahwa
muridnya mencintai Giok Han, diam-diam dia girang,
karena sang guru setuju dengan pilihan hati
muridnya. Mereka yang berkumpul di rumah Tai Po San
segera berunding membicarakan rencana mereka
untuk menghadapi Tang San Siansu. yang
mempunyai kaki tangan banyak sekali dan juga
kaisar maupun Cu Bian Liat sebagai tulang
1380 punggungnya, di samping memang kepandaian Tang
San Siansu sangat tangguh.
Giok Han waktu itu tengah memperhatikan
dengan perasaan kagum pada tongkat Liong-kak,
yang berukuran pendek setelah ruas-ruasnya
didorong masuk, terukir indah sekali. Sungguh
benda pusaka yang luar biasa.
Waktu Giok Han mencekalnya, dia merasakan
getaran ajaib dari tongkat ini, dan dia coba
mengempos sinkangnya, tongkat itu seperti
tergetar, mendadak saja, tanpa ditarik lagi tongkat
itu terpental menjadi panjang ! Ujung tongkat
menghantam tepi meja di mana tersedia makanan
dan minuman untuk para tamu, meja itu berukuran
besar, tapi kena tersentuh perlahan oleh ujung
tongkat itu, segera meja itu terjungkir dan terbalik,
membuat orang-orang yang duduk mengelilingi meja
tersebut meloncat untuk menghindari diri dari
tubrukan meja. Cuma Tang Sin Siansu yang berdiri sambil
mengulurkan kedua tangannya, kedua telapak
tangannya menahan meja itu dan meja tersebut
tidak sampai terbalik, jatuh kembali pada posisi
semula, namun pada bagian tengah meja itu telah
pecah dua dan meja kemudian ambruk!
Seluruh perabotan makan di atas meja jatuh
berantakan di lantai Sungguh sinkang yang bukan
main dahsyatnya, Tang Sin Siansu bermaksud
1381 mencegah meja itu terbalik, tapi tak disangkanya
tenaga mengungkit dari ujung tongkat pusaka Liongkak
demikian dahsyatnya, sehingga dua tenaga
dalam yang kuat sekali saling beradu dan yang jadi
korban adalah meja itu sendiri yang menjadi pecah
dua pada tengahnya. Semua orang yang ada di dalam ruang tersebut
jadi tertegun memandang kagum apa yang terjadi,
pertama-tama mereka terkejut metihat ketangguhan
tenaga dalam Giok Han dengan tongkat pusaka
Liong kak di tangan-nya, tadi hanya sedikit dan
perlahan sekali meja tersentuh oleh ujung tongkat
Liong-kak tetapi begitu hebat kesudahannya, meja
terangkat hampir terpental.
Yang membuat mereka jadi lebih kagum lagi
adalah Hongthio Siao lim-si yang dengan
mempergunakan tenaga dua telapak tangannya
dapat menahan meja tersebut, sehingga saking
kuatnya dua tenaga dalam Giok Han dan Tang Sin
Siansu. meja itu yang jadi korban pecah dua di
tengahnya. Giok Han sendiri tidak kurang kagetnya cepatcepat
dia menjatuhkan diri berlutut didepan hongthio
Siao-lim-si "Ampuni tecu, hongthio, tadi semuanya
terjadi di luar keinginan tecu ! Tecu bersedia
menerima hukuman seberat-beratnya dari
hongthio...!" 1382 Tang Sin Siansu tersenyum. "Bangunlah Han-ji,
kami mengetahui dan memaklumi akan hal itu.
Bahkan seharusnya kami bersyukur dan bergirang
hati melihat suhu telah berhasil menggembleng kau
benar-benar menjadi seorang yang berkepandaian
sangat tinggi! Tadi tanpa sengaja kau telah
memperlihatkan sinkang yang berhasi kau latih, dan
sekarang kami boleh berlapang hati atas tugasmu
yang harus menghukum murid murtad dari pintu
perguruan kita, yaitu Tang San !
Terus terang saja sebelumnya kami masih raguragu
dan kuatirkan keselamatan dirimu, kami tak
menyangka bahwa kemajuan yang kau peroleh
demikian cepat. Usiamu demikian muda, tapi
kepandaianmu sudah mencapai tingkat yang benarbenar
berada di luar dugaan kami !"
Girang Giok Han, dia juga menyadari betapa
kekuatan tenaga dalamnya seperti bertambah
beberapakali lipat jika mempergunakan tongkat
pusaka yang memiliki getaran ajaib, yang dapat
menyalurkan kekuatan sinkangnya pada ujung
tongkat, dari hasilnya memang sangat luar biasa !
Yang lain-lainnya segera memberikan ucapan
selamat kepada Giok Han, mereka yakin Giok-Han
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa menghadapi Tang San Siansu, karena mereka
telah melihat bahwa Tai Giok Siansu, guru mereka,
benar-benar berhasil menggembleng orang muda ini
menjadi sangat tangguh seperti naga perkasa saja.
1383 Jago-jago dari pintu perguruan lain sangat kagum
dan takjub, karena Siao lim-si benar benar bukan
nama kosong, orang muda ini saja sudah
tergembleng demikian tangguh. Mereka semakin
menghormati Siao lim-si dan menaruh rasa segan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Malam belum begitu larut, di ruang kerja Cukongkong
tampak thaykam yang akhir-akhir ini
merupakan orang paling berkuasa di seluruh daratan
Tionggoan setelah Kaisar, tengah sibuk mengatur
segala keperluan, menumpas para pemberontak.
Laporan terakhir yang diterimanya sore tadi
menyatakan bahwa pasukan rakyat Thio Hong Gan
sudah maju sampai ke Sucoan dan menyerang tiga
kota lagi yaitu Huan go To liong dan Kang-uh.
Tiga kota itu memang kecil dan penduduknya tak
begitu banyak, namun letaknya merupakan
kedudukan sangat strategis untuk maju ke kotaraja,
ini merupakan ancaman buat pihak kerajaan. Karena
itu Cu kongkong tengah mengeluarkan perintahperintahnya
kepada beberapa orang jenderal perang
kerajaan untuk menumpas pemberontakan itu lebih
ketat lagi dengan mengerahkan 100.000 pasukan
tentara tambahan di garis depan.
Ransum untuk para tentara juga sudat diatur
pengirimannya, dalam jumlah cukup, bahkan
1384 berlebihan, karena ransum memegang peranan
utama dalam suatu peperangan.
Cu kongkong menyadari benar akan hal itu.
Kepada jenderal Hoan Yu telah diperintahkan
dengan keras dan tegas oleh Cu-kongkong, dalam
waktu dua bulan harus dapat menumpas para
pemberontak, atau setidak-tidaknya memukul
mundur pasukan pemberontak dan merebut kembali
tiga kota Buao go, To-liang dan Kang uh.
"Ingat, jika hal ini gagal, berarti kau akan dicopot
dari kedudukanmu sekarang dan dipindahkan ke
Sinkiang !" memberitahukan Cu-kongkong dengan
sikap tawar pada Jenderal yang terkenal tangguh,
dalam peperangan, merupakan macan paling ampuh
buat pasukan pemberontak. Dimajukan jenderal ini
karena memang keadaan sudah mendesak benar.
"Jangan kuatir, kongkong, dalam waktu yang
diberikan kongkong, pasti ketiga kota itu sudah kita
rebut kembali ! Jika memungkinkan nantipun akan
kuhadiahkan pada kongkong kepala Thio Hong Gan
!" berjanji jenderal tersebut.
"Bagus! Malam ini juga bawalah pasukan ke
Sucoan!" mengangguk Cu-kongkong.
Jenderal itu keluar dari kamar kerja Cukongkong,
thaykam itu menggeliat, tubuhnya penat
sekali, karena seharian ini dia benar-benar sibuk dan
1385 sangat melelahkan. Datang laporan dari
pengawalnya tentang kedatangan Tang San Siansu.
Sebetulnya Cu-kongkong sudah mau beristirahat,
namun terhadap Tang San Siansu memang ada rasa
segan dan hormat, maka dia mempersilahkan tamu
itu menemuinya. Tang San Siansu memberi hormat
sambil bilang: "Hongkong tentu sudah
mempertimbangkan permohonanku yang dimajukan
kemarin pagi ?" "Duduklah, taisu," kata Cu-kongkong sambil
mengawasi pendeta ini. Orang ini merupakan
andalannya untuk menghadapi orang-orang
kangouw, selain kepandaiannya sangat tinggi, juga
Tang San Siansu bisa diharapkan menguasai seluruh
jago-jago kangow, berarti dapat mengurangi
kesulitan yang dihadapi pihak kerajaan.
Menjadi kenyataan yang tak dapat ditolak lagi,
kalau jago-jago kangouw berpihak pada
pemberontak dan membantu perjuangan Thio Hong
Gan, niscaya pihak kerajaan akan menghadapi
kesulitan tak kecil, dimana pasukan perang Thio
Hong Gan pasti jauh bertambah kuat beberapakali
lipat dari sekarang ! Dalam peperangan memang bukan ditentukan
oleh ilmu silat, tapi oleh taktik dalam peperangan
tersebut. Tetapi pasukan perang yang terdiri dari
orang-orang yang tangguh dan berkepandaian
tinggi, niscaya ditambah dengan taktik peperangan
1386 yang ampuh, niscaya pihak kerajaan mengalami
ancaman yang cukup mengerikan!
Tang San Siansu duduk di hadapan Cu-kongkong,
tampak tak sabar. Tapi waktu melihat Cu kongkong
mengangguk dengan wajah berseri, muka Tang San
Siansu juga jadi terang. "Mengenai permohonan taisu sudah
kupertimbangkan, dan alasan-alasan yang
dikemukakan taisu memang dapat diterima ! Hanya
yang ingin kutanyakan pada taisu, yaitu saatnya,
waktunya yang kukira tidak terlalu tepat."
"Maksud kongkong ?"
"Sekarang ini pasukan perang Thio-Hong Gan
sudah maju sampai Sucoan dan telah berhasil
merampas tiga kota di sebelah barat, kami sedang
mengerahkan tambahan pasukan 100.000 orang,
juga telah mengutus Jenderal Hoan Yu untuk
memperkuat garis depan pertahanan kita, guna
memukul mundur pasukan pemberontak dan
merebut kembali tiga kota tersebut.
Kalau usaha ini gagal, di waktu mendatang pasti
kesulitan yang kita hadapi jauh lebih besar lagi,
sebab pasukan pemberontak dari Sucoan dengan
menguasai tiga kota di sebelah barat, jauh lebih
mudah maju untuk ke kotaraja ! Bahaya yang
mengancam sebetulnya tidak kecil, karena itu
keinginan taisu untuk membawa beberapa pahlawan
1387 istana dan teman-teman lainnya yang semuanya
justeru memiliki kepandaian tinggi dan sebetulnya
bisa dimanfaatkan untuk memperkuat pasukan Hoan
Yu menghalau pemberontak di Sucoan. ingin dibawa
oleh taisu ke Siao-lim si, itulah yang membuat aku
harus mempertimbangkannya dengan semasakmasaknya
dan belum memberikan keputusan sampai
siang tadi !" "Ooooh, kongkong rupanya keliru menanggapi
situasi !" kata Tang San Si-ansu. "justeru lolap juga
telah mengetahui perihal majunya pasukan Thio
Hong Gan yang berhasil menguasai Sucoan,
karenanya lolap memajukan permohonan untuk
membawa kawan-kawan yang semuanya memiliki
kepandaian tinggi guna menguasai Siao-lim si,
memaksa mereka menyerah dan memberikan
kedudukan ciangbunjin dari pintu perguruan
tersebut kepada Seng ji. Jika usaha itu berhasil,
maka tak ada kesulitan lagi menghimpun orangorang
kangouw guna dari Tiang-pek berangkat ke
Sucoan memotong jalan dari sebelah Utara, dalam
waktu setengah bulan kami sudah bisa tiba di sana,
dan bukankah dengan demikian sangat membantu
usaha Hoan Yu menghalau pasukan pemberontak
dari Sucoan "!"
Cu-kongkong berseri-seri dan menepuk tangan.
"Bagus! Bagus ! Taisu memang pembantuku yang
terbaik dan kelak jika semuanya telah beres pasti
akan kulaporkan pada hongsiang tentang jasa-jasa
yang telah taisu dirikan ! Baiklah, kululuskan
1388 permohonan taisu, kapan kalian hendak berangkat
ke Siongsan ?" "Dua hari lagi, kami tengah mempersiapkan
segala sesuatunya, termasuk perbekalan dan
pasukan tentara kerajaan ysng mungkin berjumlah
1000 orang. Tapi mereka bukan pasukan biasa, lolap
mohon kongkong mengijinkan lolap membawa 1000
Kim-ie-wie Gi-lim-kun, dengan demikian biarpun
jumlahnya cuma 1000 orang, tapi mereka bisa
melakukan sesuatu untuk mengatasi murid-murid
Siao-lim-si. Sengaja lolap membawa Kim-ie-wie Gilimkun, karena mereka semua merupakan orangorang
yang berkepandaian lumayan, dengan
demikian mereka tak mudah dirubuhkan oleh muridmurid
Siao-lim si, jika mereka membangkang dan
tak mau menyerah ! Lain jika lolap membawa
pasukan terdiri dari tentara biasa mereka tentu
mudah sekali dilumpuhkan oleh murid murid Siao
lim-si " Cu-kongkong sekali ini tidak banyak rewel,
segera meluluskan permintaan Tang San Siansu,
"Taisu atur saja semuanya, dan aku hanya bantu
berdoa untuk sukses yang bisa taisu capai, semoga
usaha besar taisu berhasil dengan gemilang, jasa ini
sangat besar untuk kerajaan, hongsiang pasti
menganugrahi penghargaan yang sebesar-besarnya
pada taisu !" Senang Tang San Siansu, dia mengawasi saja Cukongkong
telah menulis sepucuk firman, yang akan
1389 dibawa oleh Tang San Siansu, isi firman itu
perintahkan pendeta-pendeta Siao-Lim-si
menyerahkan diri baik baik pada Tang San Siansu
dan juga kedudukan Ciangbunjin pintu perguruan itu
diserahkan kepada Cu Lie Seng, jika memang
menolak perintah ini, maka pihak kerajaan
menganggap Sino lim-si sebagai pemberontak yang
harus dibasmi habis. Selesai menulis firman itu, Cu-kongkong segera
rnencapnya dengan cap kerajaan, memang selama
ini setiap firman Kaisar semuanya dibuat oleh Cukongkong,
karenanya dia pribadipun mudah sekali
mengeluarkan firman untuk menghukum orang yang
tak di senangi tanpa setahu kaisar!
Itulah sebabnya, biarpun banyak pembesar
kerajaan maupun jenderal-jenderal yang tak
menyukai Cu-kongkong, namun mereka tak berani
memperlihatkan perasaan tak senang pada thaykam
yang seorang ini dan paling berkuasa, sebab
sekali saja Cu-kongkong mengetahui ada salah
seorang pembesar kerajaan atau jenderal yang tak
menyukainya, betapapun besar kesetiaan dan jasa
dari pembesar dan jenderal itu, pasti akan dijatuhi
hukuman mati sekeluarga, dengan keluarnya firman
yang dibuat Cu-kongkong pribadi, mengatas
namakan Kaisar ! Tang San Siansu menerima firman tersebut dari
Cu kongkong dan mengucapkan terima kasih.
Diapun mengundurkan diri.
1390 Udara semakin dingin, tanpa setahu Cu-kongkong
maupun penghuni istananya yang lain, waktu itu
beberapa sosok tubuh berkelebat, dan mendekati
jendela kamar yang ada di sebelah timur. Tapi,
beberapa sosok bayangan tersebut kecele, di dalam
kamar itu cuma tampak beberapa orang pelayan
wanita yang sedang bergurau. Bukan orang yang
mereka cari. Dengan hati-hati beberapa sosok tubuh itu
menyelinap ke ruang berikutnya di istana Cukongkong.
Sosok tubuh yang bergerak lincah dan
gesit semuanya berjumlah enam orang, mereka
masing-masing berkepandaian tinggi. Yang seorang
berpakaian sebagai pendeta, dia tak lain Tang Lu
Siansu. Sedangkan yang seorang lagi tidak lain Toatbengsin ciang. Di depan mereka ber-lari-lari lebih
dulu Giok Han dan Tang Sin Siansu, hongthio Siao
lim-si. Paling depan lagi yang dua orang adalah Tang
Bun Siansu berdua Cang In Bwee !
Enam orang ini masing-masing memiliki
kepandaian tinggi yang paling lemah cuma Cang In
Bwee seorang. Mereka bertekad malam ini juga
membinasakan Cu kongkong, karena tadi mereka
telah menerima laporan dari mata-mata yang
mereka tempatkan di sekitar istana Cu-kongkong,
yaitu dua orang murid Tai Po San, bahwa Cukongkong
telah perintahkan jenderal Hoan Yu untuk
1391 pergi ke Sucoan, membasmi pemberontak yang di
pimpin Thio Hong Gan. Semua orang terkejut, sebab mereka tahu Hoan
Yu merupakan jenderal yang pandai dan tangguh,
dengan perginya jenderal itu ke garis depan di
Sucoan dengan membawa 100.000 pasukan tentara
membantu kekuatan tentara kerajaan yang sudah
ada di sana, Thio Hong Gan dan orang-orangnya
mengalami atcaroan tak kecil.
Setelah berunding sejenak, mereka memutuskan
malam ini juga harus membunuh Cu-kongkong.
Memang tidak mudah membunuh kebiri itu, yang
pasti setiap menit dan setiap detik dikawal ketat
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekali oleh orang-orang berkepandaian tinggi.
Tapi, jika Cu-kongkong tidak dibunuh, niscaya
usaha besar Thio Hong Gan memperoleh rintangan
besar sekali. Dengan terbunuhnya thaykam tersebut,
rencana keberangkatan Hoan Yu pasti berobah, atau
setidak-tidaknya ditunda, sehingga Thio Hong Gan
bisa maju lebib jauh. Besar harapan semua orang, terbunuhnya Cu
kongkong maka pertahanan pemerintah juga bisa
bertambah lemah, ini bisa menguntungkan sekali
bagi Thio Hong Gan, yang usaha besarnya tampak
tengah mendapat kemajuan sangat pesat, karena
kota demi kota telah dapat dirampas oleh
pasukannya, biarpun kota-kota kecli, namua besar
1392 manfaatnya untuk medan pertahanan pasukan Thio
Hong Gan dari gempuran pasukan kerajaan.
Tugas untuk coba membunuh Cu-kongkong
bukanlah pekerjaan mudah karena itu diputuskan
Tang Sin Hongthio sendiri yang akan turun tangan,
bahkan ikut bersamanya Tang Bun Siansu, Tang Lu
Siansu, Giok Han, Toat-beng-sin-ciang dan Cang ln
Bwee. Mereka yakin, berenam teatu bisa berhasil
dengan usaha mereka. Semula rencana keberangkatan mereka cuma
berlima, tanpa Cang In Bwee, tapi gadis ini
merengek dan memaksa hendak ikut serta, akhirnya
Tang Sin Siansu tidak sampai hati menolak gadis itu
ikut serta dengan mereka, meluluskannya untuk ikut
bersama mereka cuma berpesan jika keadaan
berkembang tidak baik untuk rombongan mereka,
Cang In Bwee harus cepat-cepat meninggalkan
istana Cu-kongkong, karena kepandaian gadis ini
yang paling lemah di antara mereka.
Cang In Bwee berjanji akan memenuhi
permintaan Tang Sin Siansu cuma di dalam hatinya
mendongkol bukan main: "Hm, kau kira aku si
pengecut yang akan simpan ekor jika menghadapi
bahaya " Biarpun harus mati dengan tubuh
terpotong-potong aku tak akan lari menyelamatkan
diri ! Mati sebagai seorang gagah jauh lebih
berharga dari melarikan diri !"
1393 Tapi pikirannya itu tidak diutarakannya, dia cuma
berdiam saja, karena kuatir dirinya tak diajak serta.
Sedangkan Ciangbunjin Bu-tong-pai dan juga orangorang
dari golotigan lainnya, menunggu di rumah Tai
Po San, mereka hanya akan ikut untuk membunuh
Tang San Siansu. Lagi pula hal ini telah dipertimbangkan sebaikbaiknya
oleh Tang Sin Siansu, jika mefeka pergi
dengan rombongan terlalu besar, niscaya pihak
musuh akan lebih cepat mengetahui kedatangan
mereka. Semua orang akan bisa mengerti atas
pertimbangan Tang Sin Siansu dan tak memaksa
ikut serta. Tiba diistana Cu-kongkong keadaan di situ sangat
sepi hanya tampak beberapa pengawal yang tengah
melakukan tugas menjaga dengan pengawalan ketat
pada istana thaykam tersebut. Cuma saja
kepandaian keenam orang ini sangat tinggi, mudah
saja mereka melewati penjagaan tersebut, masuk ke
dalam istana Cu-kongkong, Sekarang yang membuat
mereka jadi agak bingung justeru tak mengetahui di
mana kamar thaykam tersebut.
Giok Han hendak menawan seorang pengawal
istana, untuk memaksa memberikan keterangan
tentang letak kamar Cu-kongkong namun Tang Sin
Siansu melarangnya, menurut Tang Sin Siansu lebih
baik mereka menawan seorang pelayan istana
thaykam ini, dari pada menawan pengawalnya.
1394 Seorang pelayan tentu jauh lebih mengetahui
tentang keadaan di istana ini. Usul itu disetujui
semua orang. Namun, waktu mereka hendak
menangkap seorang pelayan yang berada di ruang
tengah sedang membawa nampan yang berisi teko
air dan beberapa camilan, mendadak Tang Sin Sinsu
berbisik: "Bersembunyi...!"
Semua orang bersembunyi dan mengawasi.
Ternyata dari belakang pelayan itu sedang
mendatangi seseorang yang membuat hati mereka
berdeyut. itulah Tang San Siansu, yang baru keluar
dari kamar kerja Cu-kongkong dengan hati gembira,
karena permohonannya sudah disetujui oleh Cukongkong,
dia sedang melangkah cepat-cepat untuk
pulang memberitahukan teman temannya bahwa
dua hari lagi mereka berangkat ke Siao-lim-si
Sebetulnya, kalau saja waktu itu Tang Sin Siansu
tetap diam di tempat mereka berada, pasti Tang San
Siansu tak melihat mereka karena terlindung oleh
selapis dinding tembok yang tebal juga sebuah
lemari yang tinggi, namun akibat Tang Sin Siansu
berbisik agar semua orang bersembunyi, Cang InBwee yang ke susu hendak menyender di tembok
telah melakukan gerakan yang menimbulkan suara
berkeresek. Tang San Siansu memiliki pendengaran sangat
tajam, karena itu matanya segera melirik dan dia
melihat ada yang tidak beres di situ, karena disudut
1395 tembok masih ada bayangan kepala beberapa orang
yang terlihat olehnya ! Timbul kecurigaannya, tidak biasa pelayanpelayan
istana Cu-kongkong akan berdiam di tempat
itu, karena batas dinding tembok itu tak ada jalan
untuk pergi ke jurusan ruang lainnya, tetap harus
melalui sebelah kanan, dia sangar cerdik, biarpun
sudan bercuriga tetap saja melangkah keluar dari
ruangan tersebut, tanpa menimbulkan gerakan apa
pun juga. Tapi, waktu tiba di ruangan berikutnya, Tang San
Siansu sudah memutar badannya dan masuk
kembali keruangan tadi ! Tang Sin Siansu dan
lainnya girang melihat Tang San Siansu sudah pergi,
karena dengan demikian tugas mereka tidak terlalu
berat buat menyelesaikan Cu Bian Liat, nanti setelah
membereskan thay-kam ini barulah mereka
membereskai Tang San Siansu. Mereka keluar dari
tempat persembunyian. Giok Han cepat sekali meloncat akan mencekal
lengan pelayan yang membawa nampan minuman,
ingin di seret ke sudut ruangan itu, guna di kompas
keterangannya. Namun, waktu badan Giok Han meluncur di
tengah udara ingin mencekal lengan pelayan itu,
justeru dari arah samping kanannya menyambar
angin pukulan sangat kuat, sehingga orang muda ini
kaget tak terkira. 1396 Dia batal mencekal lengan pelayan yang sudah
kaget dan ketakutan menjerit nyaring, sedangkan
tangan kanan Giok Han sudah menangkis pukulan
orang yang membokongnya. Tapi waktu tangannya
saling bentur dengan pembokongnya, badan Giok
Han tergetar, terpental ke samping, kemudian
terputar hampir saja jatuh di lantai.
Untung Giok Han cepat memusatkan sinkangnya
sehingga kuda-ku-danya kuat menancapkan kedua
kakinya di lantai. Cuma, begitu melihat orang yang
membokongnya, Giok Han terkejut, orang itu tidak
lain Tang San Siansu. Rasa kaget Tang San Siansu
juga tak terkira. Dia mengenali si pemuda. Dan baru
saja dia mau membentak, justeru ada tiga serangan
yang kuat sekali dari belakangnya, waktu Tang San
Siansu menangkis ke belakang, hatinya mencelos,
tenaga serangan itu sama-sama kuatnya, membuat
dia terdorong dua langkah, ltu masih mending, yang
membuat Tang San Siansu lebih kaget, sehingga
kuda-kudanya goyah dan dia terhuyung mundur,
sebab mengenali ketiga orang yang menyerangnya !
Yang seorang adalah Toat-beng-sin-ciang, ini tak
terlalu mengejutkannya. Tapi yang benar-benar
membuat Tang San Siansu kaget setengah mati di
depannya juga berdiri Tang Sin Siansu dan Tang Bun
Siansu ! Di belakang Tang Sin Siansu juga berdiri
Tang Lu Siansu ! 1397 Dua hari lagi dia akan mengajak kawankawannya
untuk menyatrori Siao-lim-si merampas
kedudukan Ciangbunjin, tapi siapa tahu sekarang
tokoh-tokoh Siao-lim-si sudah muncul di depannya.
Tentu saja hal ini membuatnya kaget, apalagi
melihat Tang Bun Siansu, yang tampak sudah sehat
dan pulih dari lukanya ! Tapi, sebagai seorang yang telah mencapai
tingkat sangat tinggi, Tang-San Siansu tak gentar,
perasaan kagetnya hilang, cepat sekali ia dapat
menguasai dirinya. Dengan tertawa dingin dia
bilang: "Aha, tak tahunya kalian yang datang !"
Sungguh kebetulan ! Memang tak lama lagi aku
ingin pergi menemui kalian, untuk menyampaikan
firman Kaisar, supaya kalian mau baik-baik
menyerahkan kedudukan Ciang bunjin kepada
muridku ! Tang Sin, apakah kau masih ingat
hubungan kita antara suheng dan sute" Kalau kau
kau mau menghormat suhengmu, aku tak akan
mengecewakan kau, akan kuperlakukan kau dengan
sebaik-baiknya ! Tapi ingat, jika kau coba coba
membangkang serta menentangku, kau akan
menyesal !" Tang Sin Siansu mengawasi dingin pada bekas
suhengnya. "Tang San murid murtad! Kedatangan kami sekali
ini untuk menghukum kau ! Baik-baiklah, serahkan
dirimu agar kami bawa pulang ke Siong-san, di
mana kau akan kami adili !"
1398 Tang San Siansu tertegun sejenak, tapi kemudian
tertawa bergelak-gelak nyaring sekali membuat
ruangan itu tergetar, dia marah bukan main
mendengar kata-kata Tang Sin Siansu.
"Kau sudah berani lancang bicara seperti itu pada
suhengmu?" tegurnya bengis.
"Kau bukan suheng kami lagi ! Terhadap pintu
perguruan sudah kau khianati, kau murid murtad,
dan janganlan bicara lagi persoalan tingkat kita
antara suheng dan sute karena kau sudah dipecat
oleh suhu ! Kami justeru mendapat tugas untuk
menghukummu!" Waktu Tang Sin Siansu bicara pada Tang San
Siansu Tang Bun Siansu mendekati Giok Han,
berbisik: "Pergilah kau mencari tempat Cu Bian Liat,
bunuhlah dia! jeritan pelayan ini pasti mengundang
para pengawal istana yang datang tak lama lagi,
cepat kau pergi! Jika Cu Bian Liat nanti
menyembunyikan diri, usaha kita malam ini pasti
gagal dan selanjutnya jauh lebih sulit lagi buat
membunuh thaykam keparat itu! Tang San serahkan
pada kami saja ! Pergilah !"
Giok Han sangat cerdas, dia mengerti maksud
Tang Bun, jika dia berada di situ saja tokh tak
berarti terlalu besar untuk rombongan mereka,
sebab Tang Sin Siansu beramai juga memiliki
kepandaian tinggi, belum tentu Tang San Siansu
dapat merobohkan hweshio-hweshio Siao-lim-si
1399 tersebut, sedangkan yang paling utama untuk
kedatangan mereka ke istana Cu Bian Liat ialah
membunuh thaykam tersebut.
Jika nanti para pengawal sudah datang, tenru
lebih sulit lagi untuk mencari kamar Cu Bian Liat
atau kemungkinan thaykam itu sudah melarikan diri
dan bersembunyi di suatu tempat.
Giok Han tidak bilang apa-apa, cuma
mengangguk dan tubuhnya seperti terbang loncat
menyambar tangan pelayan yang sedang ketakutan
dan ingin lari keluar dari ruangan itu.
Tang San Siansu awas matanya melihat Giok Han
loncat kepada pelayan itu, ia membentak bengis:
"Hei, mau kemana kau "!"
Tangan kanannya sudah menyambar akan
menghantam punggung Giok Han. Tapi Tang Sin
Siansu tidak tinggal diam, pendeta sakti hongthio
Siao lim-si ini telah mengibas lengan jubahnya,
tangan Tang San Siansu disampoknya, kuat bukan
main. Tenaga mereka sama kuatnya, bahkan Tang San
Siansu lebih menang setingkat, sebab ia memakai
Liong-beng-kun yang terlatih sangat baik, karenya
jika Tang San Siansu mundur dua langkah, Tang Sin
Siansu sampai tujuh langkah dengan muka pucat
sambil membentak: 1400 "Tang San murid murtad, sekali ini kau haus
menerima hukuman seberat-beratnya ! Dulu licik
sekali kau mencelakaiku, sskarang saatnya kita lihat
siapa yang lebih kuat dan diantara kita !" Tang Bun
Siansu sekaligus menggunakan dua tangannya
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyerang berantai sebanyak enam pukulan!
Tang San Siansu terpaksa melayani Tang Bun
Siansu. ditambah Tang Lu Siansu dan Tang Sin
Siansu juga meloncat maju mengepungnya. Giok
Han yang berhasil mencekal lengan pelayan itu,
segera loncat ke atas genting sambil menenteng
pelayan itu berlari-lari cepat sekali meninggalkan
tempat tersebut, tangan kirinya menotok titik jalan
darah gagu pelayan itu, sehingga selanjutnya tak
bisa menjerit lagi. Giok Han akan memaksa pelayan
itu supaya memberitahukan di mana kamar Cu Bian
Liat. Cang In Bwee berseru: "Han-koko, aku ikut kau!"
Dan badannya segera melesat ke atas genting untuk
ikut serta dengan Giok Han.
Tang San Siansu mengamuk hebat sekali,
sepasang tangannya menyambar-nyambar bercuitan
seperti cakar-cakar naga yang hendak
mencengkeram korbannya. Dia benar-benar tangguh, biarpun dikepung Tang
Sin Siansu, Tang Lu Siansu dan Tang Bun Siansu,
tetap tak memperlihatkan tanda-tanda dia jatuh di
bawah angin. 1401 Toat beng sin-ciang yang sakit hati karena pernah
dilukai oleh Tang San Siansu, dengan Liong-bengkunnya
dan nyaris jiwanya melayang kalau tak
ditolong oleh Tang Sin Siansu, tak bisa menahan diri
juga. Tak peduli melihat Tang San Siansu sudah
dikepung tiga orang pendeta Siao-lim-si, dia juga
menerjang maju dengan pukulan-pukulan kedua
tangannya yang kuat sekali, membuat Tang San
Siansu semakin berat menerima serangan empat
orang yang masing-masing berkepandaian tinggi
tersebut. Waktu itu terdengar suara ramai-ramai, muncul
belasan orang pengawal, karena mereka mendengar
suara ribut-ribut. Segera mereka menyerang Tang Sin Siansu dan
kawan-kawannya. bersama para pengawal itu ikut
serta Thio Yu Liang, kaget tak terkira dia melihat
tokoh-tokoh Siao-lim-si berada di situ dan sedang
mengepung Tang San Siansu.
Maka tak buang waktu lagi dia telah
mengayunkan pedangnya diiringi bentakannya:
"Tangkap pemberontak-pemberontak itu !" dia
menyerang pada Tang Lu Siansu dengan tikaman
pedang yang beruntun sampai tujuh kali. Dia ahli
kiam-khek ternama, jurus yang dipergunakannya
mematikan dan lihai sekali.
1402 Tang Lu Siansu juga tak berani meremehkannya,
pendeta ini segera menyelamatkan dirinya dengan
beberapakali loncatan menjauhi diri dari Thio Yu
Liang. Tapi pedang Thio Yu Liang sudah menyambar
pada Tang Bun Siansu, mengincar ulu hati dan
jantung. "Tang Sin Suheng, hadapi murid murtad itu,
biarlah anjing kaisar ini kubereskan ! " Sambil
berkata begitu secepat kilat tubuh Tang Bun Siansu
berkelebat beberapakali, selain menghindarkan
tikaman pedang Thio-Yu Liang, tangannya
meayerang lawannya. Kaget Thio Yu Liang, sekarang dia menyadari
betapapun juga pendeta-pendeta Siao lim-si ini
memang tak bernama kosong, sangat lihai.
Pedangnya tetap menyambar akan menabas tangan
Tang Bun Siansu. Tan Bun Siansu dalam gusarnya sudah
mengulurkan tangannya untuk menghantam kepala
Thio Yu Liang, dia melihat datang pedang lawan,
tangannya tidak ditarik pulang, melainkan diputar ke
bawah dan tahu-tahu sudah menjepit batang pedang
Thio Yu Liang. Jepitan jari tangannya kuat sekali seperti japit
besi, Thio Yu Liang kaget tak terkira, doa
mengempos lwekangnya untuk membetot pedang
itu, tapi gagal. Waktu itu Tang Bun Siansu
menghantam dengan tangan kirinya:
1403 "Bukkkkk !" kuat bukan main, sangat
menakjubkan, telapak tangan itu sudah mengenai
telak sekali dada Thio Yu Liang. Badan congkoan Gilimkun itu terpental keras dengan mata terbuka
lebar-lebar seperci tak percaya di dunia ada pukulan
yang bisa datang begitu cepat, kemudian mulutnya
terbuka, menyemburkan darah. Pedangnya telah
dilepas karena jepitan jari tangan Tang Bun Siansu
kuat sekali dan dia sedang kesakitan, dadanya
terpukul seperti remuk, waktu itu Tang Bun sudah
menghentak tangan kanannya, pedang yang dijepit
jari tangannya segera berbalik meluncur pesat
menancap tepat di dada Thio Yu Liang, menancap
dalam sekali. Mata Thio Yu Liang terbuka lebar-lebar seperti
memancarkan sinar yang menyatakan bahwa dia
menyesal. Dan memang, dia menyesal karena tak
disangkanya Tang Bun Siansu yang pernah dilukai
oleh Tang San Siansu dengan Liong-beng-kunnya,
ternyata sudah memperoleh kemajuan demikian
hebat kepandaiannya. Kecepatan menimpukkan
pedang yang dilakukan Tang Bun Siansu juga luar
biasa sekali, melebihi cepatnya suara.
Sebetulnya kepandaian Thio Yu Liang tinggi
sekali, dia sebagai salah seorang datuk pedang
dalam kalangan kangouw, tapi kesalahan yang
pernah dilakukannya dalam seumur hidupnya yang
tak bisa dimaafkan olehnya, dia meremehkan Tang
Bun Siansu dan yakin akan kepandaiannya sendiri.
1404 Dan kesalahan itu akhirnya membuat dia harus
menyesal tak habisnya. Tubuhnya roboh dengan
mata masih mendelik, tenggorokannya seperti di
cekik, napasnya putus.. . . !
Hati Tang San Siansu tergoncang melihat
kematian yang dialami Thio Yu Liang. Dia tahu Thio
Yu Liang memiliki kepandaian tinggi dan hanya satu
tingkat di bawahnya. Tapi Tang Bun Siansu dapat
membunuhnya begitu mudah dalam beberapa
gebrakan saja, membuat hati Tang San Siansu jadi
berdebar juga Dia benar-benar tak habis mengerti, mengapa
Tang Bun Siansu yang dulu pernah dilukainya
dengan Liong-beng-kun, sekarang tampaknya malah
jadi semakin lihai "
Tapi, Tang San Siansu sedikitpun tak mau
memperlihatkan perasaannya, dia tertawa bergelakgelak,
perintahkan pengawal istana Cu-kongkong
maju mengepung lawan-lawannya. Tang Bun Siansu
bekerja cepat, setiap tangannya menyambar
terdengar jeritan menyayatkan karena ada seorang
pengawal istana Cu kongkong yang terpental,
pingsan atau terluka parah tak bisa bangun lagi !
Ada satu hal yang membuat Tang San Siansu
menyesal pada saat itu, karena kawan-kawannya
tidak berada di situ. Kalau saja Bwee-sim-mo li, Cu
Lie Seng, See-mo, Pak-mo, Lam-mo dan Tong mo
1405 berada di situ, berarti dia lebih mudah menghadapi
lawan lawannya. Cuma saja, merasa dirinya sudah mencapai
tingkat tertinggi melatih Liong-beng-kun, dia tidak
gentar. Biarpun Tang Bun Siansu sudah ikut
menyerang lagi padanya, dengan desakan pukulan
pukulan yang kuat dan bisa mematikan.
Tang San Siansu mengempos semangatnya
mempergunakan Liong beng-kunnya, tenaga
pukulan dari tangannya menimbulkan suara
bercuitan karena mengeluarkan angin yang-panas
bukan main, itulah pukulan-pukulan yang
mematikan. Tang Sin Siansu dan yang lain-lainnya walaupun
lihai, tapi tak berani mendesak terlalu dekat, sebab
sekali terkena pukulan "Liongbeng-kun" niscaya
akan melemahkan tubuh mereka.
Toat-beng-sin-ciang bertempur bersemangat
sekali, dia lebih banyak membasmi para pengawal
istana Cu-kongkong yang jumlahnya semakin lama
semakin banyak. Ban It Say juga telah muncul, dia kaget sejenak
melihat Tang San Sian.su tengah menghadapi
beberapa orang pendeta, kemudian tanpa banyak
bicara dia ikut menerjang menyerang Toat-beng-sin
ciang, yang dikenali dulu pernah muncul di lembah
1406 waktu mereka sedang dalam perjalanan pulang ke
kotaraja. Pukulannya pada Toat-beng-sin-ciang dahsyat
bukan main, sehingga Toat-beng-sin-ciang harus
hati-hati menghadapinya. Demikianlah, pertempuran itu berlangsung seru
sekali, para pengawal istana Cu Bian Liat, tak berarti
apa-apa buat Tang Sin Siansu dan kawan-kawannya,
kepandaian mereka sudah mencapai tingkat tinggi
sekali sehingga mereka tak pernah menghiraukan
pukulan dan serangan para pengawal istana yang
kepandaiannya tak seberapa, setiap kali disampok
oleh lengan jubah Tang Sin Siansu dan yang lainlainnya,
para pengawal istana Cu Bian Liat jungkir
balik. Begitu juga buat pengawal istana yang berlaku
nekad menerjang maju, belum lagi sampai
menyerang, mereka sudah terpental keras, karena
angin pukulan dari orang-orang yang tengah
bertempur itu kuat sekali menyampok dirinya !
Akhirnya para pengawat istana cuma berteriakteriak
saja di pinggir tanpa maju menyerang,
mereka gentar dan cuma menimbulkan suara
berisik. Ban It Say menyerang sambil memaki kalang
kabutan pada Toat Beng Sin-ciang yang waktu itu
main kelit dan mengelakkan setiap pukulannya,
1407 sampai akhirnya Toat-beng-sia ciang bilang:
"Sekarang saatnya kau dikirim ke neraka !"
Dan cepat luar biasa kedua tangan Toat-bengsinciang menyambar-nyambar cepat dan kuat
mendesak congkoan Kim-ie-wie tersebut.
Kepandaian Ban In Say tangguh dan hebat, tapi
menghadapi Toat-beng-sin ciang memang dia
seperti mati kutu dan kelabakan main kelit ke sana
kemari, berusaha menyelamatkan dirinya, semakin
lama semakin jelas tampak dia terdesak hebat !
Keringat dingin mengucur deras membasahi
tubuhnya. Tang San Siansu telah berseru agar salah seorang
pengawal istana itu pergi memberi tahukan Cu Lie
Seng tentang keributan yang terjadi di situ.
"Suruh mereka semua datang kemari !*
perintahnya, maksudnya selain Cu Lie Seng, juga
Pak-mo,See-mo dan yang lain-lainnya agar datang
untuk bantu dia mengatasi Tang Sin Siansu dan
kawan-kawan-nya. Tiga kali Tang Sin Siansu berhasil menghantam
telak pundak dan perut Tang San Siansu, tapi
pukulannya yang dahsyat itu tak juga memberikan
hasil apa apa. sebab tubuh Tang San Siansu benarbenar
kedot dan kebal, tidak ada pengaruhnya atas
pukulan-pukulan tersebut di tubuhnya, bahkan Tang
1408 San Siansu menjerit murka sambil membalas
menyerang. Tang Sin Siansu hongthio Siao-lim-si,
kepandaiannya sudah mencapai tingkat
sangat.tinggi, maka dari itu biarpun dia agak
terdesak, tetap saja Tang San Siansu tak mudah
untuk merobohkan. Kepandaian mereka tampak berimbang, hal ini
disadari oleh mereka setelah bertempur duapuluh
jurus lebih. Cuma saja, Tang San Siansu memiliki
kelebihan sebab menguasai ilmu Liong-beng kun dan
tubuhnya juga kebal terhadap pukulan lawan.
Pertempuran itu masih terus berlangsung seru
sekali, mari kita tinggalkan sebentar dan menengok
Giok Han dan Cang In Bwee yang tengah berlari-lari
di atas genting. Tangan kanan Giok Han menenteng
pelayan yang ditawannya, kemudian setelah
meninggalkan ruang di mana terjadi pertempuran itu
cukup jauh, Giok Han berhenti lari, membuka
totokan pada ah-hiat pelayan itu, bentaknya bengis:
"Di mana kamar Cu Bian Liat ?"
Pelayan itu ketakutan. "Ampun jangan
membunuhku, kisu (orang gagah)... aku.... aku
tidak tahu apa-apa..!"
"Beritahukan di mana tempat Cu Bian Liat,
setelah itu kau boleh pergi tanpa kami ganggu ! "
1409 "Kamar Cu-kongkong ada di belakang sebelah kiri
istana ini, sepanjang malam selalu Cu-kongkong
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghabisi waktunya di situ !"
Giok Han menotok lagi titik jalan darah gagu
pelayan itu, dia mengisyaratkan pada Cang In Bwee,
gesit sekali mereka pergi ke ruang belakang istana
itu. Benar saja, di sebelah barat dari istana ini ada
bangunan gedung yang mentereng sekali,
penerangan di situ juga terang sekali, tampak
seseorang tengah berlari-lari keluar dari ruang
mewah itu. Di belakangnya mengikuti dua orang.
Orang itu tidak lain Cu Bian Liat yang diikuti oleh
dua orang Persia, yang pernah mengawal Cu Siauw
Hoa ! Tidak buang waktu lagi Giok Han loncat
menerjang kedua orang Persia tersebut, yang
berusaha mati-matian melindungi cukong mereka.
Pelayan yang tadi ditawan Giok Han sudah
dilemparkan ke tanah terbanting pingsan tidak
sadarkan diri. Cang In Bwee loncat menghantam
kepala Cu Bian Liat dengan tangan kanannya. Tapi
sayang, Cu Bian Liat sempat membuang diri
bergulingan di tanah, sehingga pukulan Cang In
Bwee mengenai tempat kosong. Waktu itulah
berkelebat sinar menyilaukan mata, menyambar
pundak Cang In Bwee disusul bentakan:
"Perempuan hina, kau berani menghina ayahku !"
1410 Cang In Bwee melirik, dia mengenali yang
menyerangnya dengan pedang tak lain gadis yang
pernah cemburu dan bertempur dengannya
beberapa waktu yang lalu. "Hemm, pantas kau
terlalu bertingkah dan kepala besar tidak tahunya
anaknya thaykam keparat ini ?" pikir Cang In Bwee,
dia mengelakkan tikaman pedang Cu Siauw Hoa,
tapi waktu itu pedang puteri Cu-kong-kong
menyambar terlalu cepat, menyerempet pundak In
Bwee, sehingga bajunya robek dan darah memancur
keluar. Marah sekali In Bwee, diiringi jeritannya, dia
membalas menyerang bertubi-tubi dengan sepasang
tangannya, mendesak Siauw Hoa. Kepandaian Cu
Siauw Hoa sebetulnya masih berada di bawah
kepandaian Cang In Bwee, tapi dia tidak gentar
menghadapi In Bwee, mati-matian dia menikam
berulangkali dan berseru: "Ayah, cepat selamatkan
dirimu... cepat pergi !" teriaknya.
Cu Bian Liat tidak menyahuti apa-apa, cuma
bangkit berdiri dan berlari bermaksud menyingkirkan
diri. Giok Han meiihat Cu-kongkong hendak melarikan
diri, dia mengeluh. Dua orang Persia ini biarpun
kepandaiannya tidak terlalu tinggi, namun juga tidak
rendah, mereka tak bisa dirobohkan dalam waktu
singkat. 1411 Giok Han dilibat oleh serangan-serangan maut
kedua orang Persia tersebut, sehingga dia gelisah
sekali melihat Cu Bian Liat hendak kabur.
Cang la Bwee juga gelisah sekali, sedangkan
tikaman pedang Cu Siauw Hoa menyambar gencar
padanya. Tadi Cu Siauw Hoa mendengar dari
pelayannya bahwa istana telah diserbu penjahat,
maka gadis ini kuatirkan keselamatan ayahnya,
mengajak dua orang Persia yang jadi pengawalnya
untuk melihat keadaan ayahnya.
Dia girang dan lega melihat ayahnya tidak
mengalami cidera apa apa dan mengajaknya untuk
meninggalkan tempat itu. Bukan main kaget dan
sakit hatinya ketika mendadak muncul Giok Han dan
Cang In Bwee yang ingin membunuh ayahnya.
Dalam murka dan sedih, Cu Siauw Hoa
memainkan pedangnya seperti kalap, itulah
sebabnya biarpun kepandaiannya masih setingkat di
bawah kepandaian Cang ln Bwee, tetap saja In Bwee
tak gampang-gampang untuk merobohkannya.
Cu Bian Liat tahu jiwanya terancam, dia mau
cepat-cepat pergi ke ruang rahasia untuk
menyembunyikan diri. Namun, baru saja dia berlari
beberapa tindak, mendadak menyambar bendabenda
halus, dan tubuhnya mengejang kaku dengan
mata mendelik, mulutnya mengeluarkan jeritan
tersendat, karena badannya telah penuh tertancap
1412 oleh jarum-jarum Bwee hoa ciam beracun yang di
timpukkan oleh Cang In Bwee.
Dalam keadaan gelisah melihat musuh bessrnya
hendak meloloskan diri, Cang In Bwee segera
menimpuk dengan bwee-hoa-ciamnya, yang sekali
tampuk telah melepaskan lebih tiga puluh batang
jarum-jarum halus itu. Cu Siauw Hoa menjerit lirih dan cepat cepat
berlari menghampiri ayahnya. Kedua orang Persa
mendengar jeritan Cu Bian Liat jadi berhenti
menyerang Giok Han. Kesempatan ini dipergunakan
Giok Han meloncat gesit sekali seperti burung walet
badannya meluncur turun, dia menghantam kepala
Cu Bian Liat, kepala thaykam itu pecah dan
tubahnya meloso rubuh di lantai tanpa napas lagi !
Cu Siauw Hoa kalap, sambil menangis dan
memaki kalang kabut pedangnya menikam nekad
pada Giok Han tanpa peduli keselamatan dirinya.
Giok Han tahu teman-temannya di ruangan lain
tentu sedang sibuk menghadapi Tang San Siansu,
maka tak mau melayani serangan-serangan Siauw
Hoa. Dia mengibaskan tangannya, pedang Siauw
Hoa kena disentil terpental, sampai terlepas dari
cekalannya. Berbareng dengan itu tangan kiri Giok Han
menotok dua jalan darah dekat leher Cu Siauw Hoa.
Cuma mata gadis itu yang terbuka lebar; badannya
segera rubuh kaku tak bisa bergerak. Dua orang
1413 Persia loncat menyerang Giok Han, tapi Giok Han
telah loncat menjauhi meninggalkan tempat itu
diikuti oleh Cang In-Bwee.
Kedua orang Persia itu cepat-cepat berusaha
menolongi Siauw Hoa, mereka berusaha membuka
totokan pada tubuh Siauw Hoa, tapi usaha mereka
gagal, karena totokan Giok Han dilakukan luar biasa
anehnya. Cepat sekali Giok Han dan Cang In Bwe telah tiba
di ruangan tempat di mana Tang Sin Slansu dan
yang lain sedang berusaha membunuh Tang San
Siansu, Waktu itu di ruangan tersebut selain sudah
berkumpul para pengawal istana dengan jumlah
banyak sekali, juga telah berdatangan Cu Lie Seng,
Pak-mo See-mo, Tong-mo, Lam mo, Bwee sim-mo li,
Siangkoan Giok Lin dan beberapa jago-jago yang
jadi kaki tangan Cu Lie Seng.
Tang San Siansu waktu itu terbangun
semangatnya melihat muridnya dan kawankawannya
telah tiba, dia yakin para pendeta Siao lim
li tak akan bisa berbuat apa-apa padanya, bahkan
dia bermaksud menangkap hidup-hidup atau mati
pendeta-pendeta Siao lim-si dan Toan-beng-sinciang.
Dia berseru berulangkali perintahkan Cu Lie
Seng agar maju membantuinya.
Saat itulah Giok Han tiba, dia segera
mengeluarkan tongkat Liong-kak. Cu-Lie Seng
meloncat maju, dia semula ingin menyerang pada
1414 Tang Sin Siansu, namun melihat Giok Han, niatnya
dibatalkan, justeru tangannya jadi meluncur
menghantam kuat sekali pada perut Giok Han.
ltulah pukulan mematikan, dia mengincar bagian
terlemah yang bisa membuat lawan jadi terkapar
mati oleh pukulan tersebut, yaitu pusar Giok Han !
Tapi hampir tak terlihat oleh mata manusia biasa,
Tongkat Liong-kak menyerampang tangan Cu Lie
Seng. Setengah mati putera Cu-kongkong kaget
karena tangannya sakit bukan main, tulangnya
remuk terbentur oleh tongkat pusaka itu.
Sebelum dia tahu apa-apa, ujung tongkat
tergetar menyambar perutnya, dan mata Cu Lie
Seng mendelik lebar-lebar, dia tidak keburu berkelit,
tahu-tahu badannya terangkat naik ke tengah udara,
sebab ujung tongkat telah menembusi perutnya, Cu
Lie Seng tersate oleh tongkat Liong-kak! Cu Lie Seng
mati tanpa sempat mengeluarkan jeritan.
Pak-mo dan yang lainnya jadi tertegun
menyaksikan kejadian dahsyat itu. Cu Lie Seng
memiliki kepandaian tinggi, tapi dia begitu mudah di
sate oleh tongkat yang ada di tangan Giok Han.
Tang San Siansu waktu itu sedang dikepung oleh
lawan-lawan tangguh, tapi dia masih sempat melirik
dan menyaksikan muridnya disate seperti itu oleh
tongkat Liong-kak, hatinya tergoncang hebat. Dan
jantungnya memukul semakin keras, karena saat itu
1415 dia mengenali tongkat yang ada di tangan Giok Han
adalah tongkat pusaka Liong-kak yang selama ini
ditakutinya! Muka Tang San Siansu jadi pucat pias, saat itu
dia jadi lengah, telapak tangan kanan Tang Sin
Siansu menyambar telak menghantam pundaknya,
membuat dia mundur satu tindak, namun tubuhnya
yang kebal tak mengalami cidera apa-apa.
Dengan diiringi raungan seperti singa terluka
Tang San Siansu kemudian mengamuk hebat,
Kematian muridnya membuat dia berduka bukan
main, dia seperti juga mendapat tambahan tenaga,
nekad dan kalap sekali. Padahal waktu itu Tang San Siansu sudah putus
asa melihat tongkat Liong-kak dia gentar bukan
main, karenanya sebelum Giok Han sempat datang
mendekatinya dia ingin membunuh Tang Sin Siansu.
Tang Bun Siansu atau Toat- beng-sin-ciang.
Tang Lu juga di hantam gencar sekali olehnya.
Dia mau membunuh sebanyak mungkin.
Sementara itu Tang Sin Siansu dan yang lain-lain
jadi tidak berani mendesak terlalu dekat dengan
lawan yang sedang kalap dan nekad ini, mereka
hanya mengepung dan setiap ada kesempatan baru
membalas menyerang. Sedangkan Tang San Siansu
sudah tak peduli lagi pada keselamatan dirinya,
menyerang gencar sekali pada lawan lawannya.
1416 Giok Han tidak tinggal diam. Dia berse ru sambil
meloncat masuk dalam gelanggang pertempuran.
"Susiok, biarlah tecu yang membereskannya!"
tongkat Liong-kak-nya menyambar-nyambar
dahsyat sekali, tenaga sinkang yang dikerahkannya
membuat tongkat itu tergetar mengaung nyaring.
Tang San Siansu yang sedang mengamuk jadi
kaget tak terkira, dia loncat mundur waktu sinar
coklat menyambar ke mukanya Dia berseru lirih,
mukanya pucat. Namun dia sudah nekad, dia
memasang kuda-kuda kedua kakinya, seluruh
sinkangnya telah disalurkan pada kedua lengannya,
dia ingin membunuh Giok Han.
Giok Han berulang kali menyerang Tang San
Siansu. Benar kepandaian Giok Han masih satu
tingkat di bawah Tang San Siansu, namun berkat
tongkat Liong-kak membuat Tan San Siansu jadi
terdesak. Berulang kali tubuh hampir terhantam
ujung tongkat, tapi dia masih bisa
menghindarkannya. Pak mo, See-mo dan yang lain-Iainnya tadi
sempat bengong menyaksikan pertempuran yang
dahsyat itu, juga kaget melihat Cu Lie Seng mati
disate oleh tongkat Giok Han. sekarang tersadar dan
mereka cepat&cepat menyerbu maju. Tang Sin
Siansu, Tang Bun Siansu dan Tang Lu Siansu
menghadapi mereka dengan gigih.
1417 Kepandaian mereka memang tangguh, tapi
tokoh-tokoh Siao-lim-si juga hebat sekali. Karena
itu, pertempuran berlangsung sangat hebat, seru
sekali. Para pengawal istana Cu-kongkong tak berani
maju membantui, karena angin pukulan dari orangorang
yang sedang bertempur itu berkesiuran
dahsyat sekali di sekeliling mereka, jika ada
pengawal istana yang nekad maju, belum bisa
mendekati lawan tubuhnya sudah terpental lagi
disampok angin pukulan mereka yang sedang
terlibat dalam pertempuran menegangkan tersebut !
Giok Han mati-matian memusatkan seluruh
kepandaiannya untuk mengatasi Tang San Siansu,
namun lawannya benar-benar hebat sekali, bahkan
setiap pukulannya mengandung maut, dia memakai
pukulan-pukulan Liong-beng kun tingkat tertinggi,
karena-nya Giok Han pun tidak berani terlalu dekat
dengan lawannya yang nekad ini.
Tapi satu kali, Tang San Siansu melakukan suatu
kesalahan besar dalam hidupnya Dia melihat dirinya
tak mungkin bisa menghadapi orang muda yang
bersenjatakan Liong-kak ini, senjata yang paling
ditakutinya, maka dia bermaksud untuk menyingkir
saja. Dia meloncat untuk angkat kaki, tapi saat
itulah ujung tongkat Tiong-kak menyambar,
mengenai selangkangannya.
Maka Tang San Siansu seketika pucat pias
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan tubuh menggigil! Kekebalan tubuhnya
seketika musnah, celana di selangkangannya
1418 seketika berwarna merah, karena bagian
selangkangannya telah robek terluka oleh ujung
tongkat. Saat itu badan Tang San Siansu tengah
berada di tengah udara, tergantung oleh ujung
tongkat yang menancap pada selangkangannya,
matanya mendelik, namun dia benar-benar kuat,
kedua tangannya diangkat mau menghantam batok
kepala Giok Han, Saat itu Giok Han sedang menahan
tongkat Liong-kak dengan kedua tangannya,
memegang kuat-kuat, karenanya tak mungkin dia
bisa mengelakkan pukulan telapak tangan Tang San
Siansu. Hati orang muda ini mencelos..Habislah aku...!"
pikirnya karena menduga kepalanya pasti pecah
berantakan oleh pukulan telapak tangan Tang San
Siansu. Toat-beng-sin-ciang yang sejak tadi sambil
bertempur menghadapi Siangkoan Giok Lin, juga
diam-diam mengikuti jalan pertempuran antara Tang
San Siansu dan Giok Han. Mencelos hatinya ketika
melihai Giok Han terancam pukulan kedua telapak
tangan Tang San Siansu. Tanpa buang waktu lagi dia meninggalkan
Siangkoan Giok Lin. tubuhnya melesat ke tengah
udara, kedua tangannya bukan me nangkis kedua
tangan Tang San Siansu, sebab kedua tangan Toatbeng
sin-ciang justeru menyambar kepala Tang San
Siansu dengan sepuluh jari tangannya, menancap
kuat-kuat pada ubun-ubun kepala Tang San Siansu.
1419 Sedangkan kedua tangan Tang San Siansu
singgah telak sekali di dada Toat beng-sin-ciang
Tubuh kedua orang itu jadi kaku mata Tang San
Siansu mengejang dengan mendelik, dan mengalir
darah dari sudut matanya, hidung dan mulutnya
juga, kemudian tubuh kedua orang itu roboh
terbanting ke lantai sebab selangkangan Tang San
Siansu sudah terlepas dari ujung tongkat Liong-kak,
berguling-guling di laniai dan tetap dengan posisi
kedua tangan Toat beng sin-ciang menancap dalam
di ubun-ubun kepala Tang San Siansu, sedangkan
jaii-jari tangan Tang San Siansu menancap dalam
mencengkeram kuat - kuat dada Toat betig-sin
ciang, seperti juga hendak mengambil keluar
jantung Toat beng-sin ciang, napas kedua orang ini
sudah berhenti ! Cang In Bwee kaget setengah mati, dia menjerit
dan menarik tubuh gurunya, Tapi tangan Toat beng
sin ciang kaku, mencengkeram ubun-ubun kepala
Targ San Siansu, begitu juga jari-jari tangan Tang
San Siansu kaku mencengkeram dada Toat-beng-sin
ciang. Sungguh kematian mengerikan dari dua tokoh
kangouw ! Yang lainnya jadi beihenti bertempur. See mo,
Bwee sim-mo-li dan yang lain lainnya jadi lemas dan
lenyap nafsu bertempur ketika melihat pemimpin
mereka, Tang San Siansu dan juga Cu Lie Seng,
telah mati. Tang Sin-Siansu waktu itu telah
memberikan isyarat agar mereka segera engkat kaki
meninggalkan istana Cu Bian Liat, sebab kalau bala
1420 bantuan pasukan kerajaan datang di situ, mereka
sulit buat meloLoskar diri.
Sambil menangis keras Cang ln Bwee
mengangkat mayat gurunya meninggalkan tempat
itu ikut dengan kawan-kawannya yang lain. Tak ada
yang menghalangi mereka pergi meninggalkan
istana tersebut, para pengawal istana malah
menyingkir ke samping, sedangkan Pak mo, See-mo
dan yang lain lainnya cuma berdiri "mematung"
dengan bermacam-macam perasaan ber golak di
hati mereka, nafsu untuk bertempur mereka lenyap,
apa lagi dari beberapa orang pengawal mereka
mendengar Cu Bian Liat juga telah mati, para
pengawal itu berteriak-teriak:
"Cu-kongkong dianiaya oleh penjahat! Cukongkong
dibunuh penjahat!" Sebentar saja Tang Sin Siansu dan yang la'nnya
sudah lenyap dari pandangan mata See mo dan lainlainnya,
mereka malam itu juga meninggalkan
kotaraja, untuk menghindarkan kesulitan kalaukalau
Kaisar perintahkan para pahlawannya untuk
menangkap mereka. Yang membuat semua orang gagah itu puas
justeru Tang San Siansu, murid murtad Siao lim-si
dapat dibinasakan sebagai hukuman yang setimpal,
juga Cu-kongkong berhasil mereka binasakan!
1421 Keesokan paginya, kotaraja gempar oleh berita
kematian Cu Hongkong dan Tang San Siansu.
Thaykam yang paling berkuasa selama hidupnya,
sebetulnya banyak yang membenci dan tak
menyukainya. Berita kematiannya itu malah membuat sebagian
besar penduduk kotaraja jadi gembira, termasuk
juga beberapa orang pembesar kerajaan dan
jenderal-jenderal yang sebelumnya membenci Cu
Bian Liat. Setelah menikah, Giok Han dan Cang In Bwec
berdua ikut Thio Hong Gan, membantu perjuangan
para orang gagah buat membebaskan tanah-air
mereka dari cengkeraman kaisar penjajah. Tapi,
biarpun bagaimana Thio Hong Gin mengalami
kemajuan yang pesat, tokh saat itu pihak kerajaan
sangat kuat, sehingga setelah melalui pertempuranpertempuran
yang menentukan, pasukan kerajaan
dapat mendesak pasukan Thio Hong Gan ke utara,
karena jenderal Hoan Yu akhirnya memimpin sendiri
semua pertempuran pertempuran, antara angkatan
perang kerajaan dengan pasukan Thio Hong Gan.
Terakhir, Thio Hong Gan kehilangan pasukannya,
karena sisanya cuma tak lebih dari 9000 orang.
Karena putus asa, banyak yang berlaku nekad,
untuk bertempur dan mati menghadapi tentara
kerajaan, mereka semua gagah perkasa. Thio Hong
Gan sendiri pada akhirnya menemui ajalnya.
1422 Waktu dalam suatu pertempuran di sebelah utara
Seen-fu, Thio Hong Gan dalam keadaan sakit parah,
namun dia memaksakan diri untuk memimpin
pasukannya yang tinggal sedikit itu, dan ditengahtengah
pertempuran tersebut Thio Hong Gan
menemui ajalnya terkena empat batang anak panah
yang dilepas oleh anak jenderal Hoan Yu.
Sisa pasukan Thio Hong Gan yang tak mau
menyerah pada pihak kerajaan, sudah pergi ke
tempat-tempat sunyi untuk mengasingkan diri,
menangisi kegagalan usaha mereka sambil menanti
saat-saat yang tepat untuk bangun kembali.
Sedangkan Giok Han dan isterinya, Cang In
Bwee. dengan hati duka dan putus asa, pergi ke
Pulau Es yang ada di sebelah Utara. Mereka hidup
terasing di situ, untuk melewati hari-hari mereka.
Kematian Thio Hong Gan membuat hati mereka
tawar, dan waktu-waktu mereka selama hidup
mengasingkan diri di Pulau Es, mereka melatih ilmu
silat mereka, sampai akhirnya tiga tahun setelab
berdiam di Pulau Es, Cang In Bwee hamil.
Bahagia sekali sepasang suami isteri ini,
bermaksud mendidik anak mereka sebaik-baiknya,
dan yang mereka harapkan adalah anak laki-laki.
Rupanya Thian mendengar keinginan sepasang
suami isteri ini, sebab setelah sembilan bulan
sepuluh hari hamil, Cang In Bwee melahirkan
seorang bayi laki-laki yang montok dan manis sekali
1423 wajahnya. Tubuhnya sehat benar. Hadirnya bayi ini
menyebabkan sepasang suami isteri tersebut
semakin berat meninggalkan Pulau Es, mereka tak
mau mencampuri lagi urusan di dalam dunia
kangouw, mereka hidup tenang dan tenteram di
tempat pengasingan mereka tersebut.
.: T A M A T :. Misteri Lukisan Tengkorak 8 Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Penculik Mayat Hutan Roban 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama