Ceritasilat Novel Online

Lembah Tiga Malaikat 21

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 21


dari Buyung kongcu." "Apabila aku tidak melakukan perjalanan bersama dia mengunjungi kota batu
dibawah tanah, mungkin aku pun akan berpendapat demikian tetapi sekarang aku justru
mempunyai pandangan yang berbeda. Agaknya Buyung kongcu mempunyai suatu
kemampuan yang amat, ilmu silat yang dimiliki pun agak semakin lama bertambah
tangguh, jurus serangannya juga banyak yang baru dan aneh, sungguh membuat orang
tidak habis berpikir."
"Mengapa bisa begitu ?"
"Aku sendiri pun kurang begitu mengerti, mungkin dia sudah menghapalkan semua
jurus pukulan dan jurus pedang tinggalan Buyung Tiang kim, sehingga tiap kali berada
dalam keadaan berbahaya dia pun teringat untuk mempergunakan satu jurus baru."
881 Setelah berhenti sejenak, lanjutnya.
"Tapi ada satu hal yang tidak siau moau pahami, harap enci suka memberi
petunjuk." "Di dalam soal apa ?"
"Kau toh sudah mengetahui akan ciri khusus dari Khong Bu siang. Asal ciri
tersebut diungkapkan maka siapa yang tulen dan siapa yang gadungan bakal segera
ketahuan., tapi mengapa enci tidak bersedia menerangkan hal tersebut, bahkan sengaja menciptakan
suasana yang semakin mengalutkan, sebenarnya apa tujuanmu ?"
"Sebab aku ingin kita bisa melihat keadaan yang semakin jelas, inilah yang
disebut dengan siasat kita makan siasat."
"Ehm, beralasan sekali perkataanmu itu." Nyoo Hong leng mengiakan, kemudia,
"kalau begitu kita harus menunggu dengan sabar, kemungkinan besar duduknya persoalan
akan segera mengalami perubahan."
"Nona Nyoo, Khong Bu siang sengaja mengatur permainan ini, kemungkinan besar
bertujuan untuk membunuh Buyung Im seng secara halus tapi aku tidak habis
mengerti, mengapa dia harus mempergunakan cara yang begini bodoh ?"
Nyoo Hong leng menghembuskan napas panjang, "Mungkin saja dia sudah berhasil
menemukan sesuatu rahasia, mungkin juga dia sedang membohongi aku, tapi
perubahan situasi sama sekali diluar dugaannya. Oleh sebab itu mau tak mau dia harus
menggunakan permainan busuk lainnya."
Meskipun kedua orang itu masih berbincang-bincang tiada hentinya, akan tetapi
sorot dari mata mereka masih terus menerus mengawasi perubahan situasi disekeliling
tempat itu. Tampak kawanan busu bersenjata lengkap itu sudah membentuk suatu lingkaran
kepungan yang amat besar dan mengurung kelima orang itu ditengah arena, namun
rupanya timbul perasaan keder di hati mereka sehingga tak seorangpun berani maju
untuk melancarkan serangan. Waktu pun berlalu dalam suasana tegang, seperminum teh sudah lewat tanpa terasa,
namun kedua belah pihak masih saja saling berhadapan dengan tegang.
Nyoo Hong leng yang pertama-tama menjadi tak sabar, teriaknya dengan lantas.
"Khong Bu siang, sebenarnya kau sedang mempergunakan permainan busuk apa ?"
Berulang kali gadis itu berteriak, tapi tiada seorang pun yang menjawabnya.
Rupanya kedua orang itu sama-sama tidak mau mengakui dirinya sebagai Khong Bu
siang sehingga tiada orang yang menanggapi seruan tersebut.
Kwik Soat kun menyaksikan kejadian ini dengan cepat berbisik pelan.
"Nona Nyoo, dalam keadaan dan situasi seperti ii, kecuali ilmu silat, kitapun
harus memiliki kesabaran yang luar biasa.
"Tapi kita kan tak bisa bertahan terus disini selamanya, maka tidak berkutik,
bertarung pun tidak ! Aku hendak pergi dari sini."
Dengan pedang terhunus dia pelan-pelan bergerak maju ke depan.
882 Kwik Soat kun dapat melihat kalau hawa amarah sudah menyelimuti seluruh wajah
gadis itu, tentu saja dia merasa kurang leluasa untuk menghalangi kepergiannya,
terpaksa ia pun mengikuti dibelakang nona tersebut...
Setelah berjalan sejauh satu kaki tiga lima langkah kemudian mereka sudah akan
mencapai tembok manusia yang memagari sekeliling tempat itu.
Orang yang menghadang jalan pergi mereka sekarang adalah seorang Busu yang
membawa sebuah golok besar, dia mengenakan baju berwarna hitam dengan perawakan
yang tinggi besar. Tampak dia melintangkan golok raksasanya sembari berseru.
"Nona tunggu dulu !"
Nyoo Hongleng tidak menggubris, dengan pedangnya menaikka jurus Han hoa toh lun
(bunga indah mematahkan putik) dia paksa manusia berbaju hitam itu mundur sejauh
dua langkah, lalu bentaknya. "Minggir kau !"
Busu berbaju hitam itu segera mengayunkan golok besarnya memainkan selapis
cahaya golok untuk melindungi diri.
"Kami tidak bermaksud untuk turun tangan dengan nona...." serunya cepat-cepat.
"Kalau toh tidak berniat untuk turun tangan, ayo cepat menyingkir dari situ"
"Nona, mengapa sih kau harus menyusahkan aku ?"
Mendadak Nyoo Hong leng menarik kembali serangannya, lalu balik bertanya.
"Menyusahkan kau ?"
"Benar ! Sebelum memperoleh perintah, kami tak berani melepaskan nona untuk
meninggalkan tempat ini."
"Kau mendapat perintah dari siapa ?"
Dengan cepat Busu berbaju hitam itu menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Soal ini tak perlu nona ketahui, pokoknya aku berada dalam keadaan tak bebas
dan tak bisa mengambil keputusan."
"Bila aku bersikeras hendak menerjang keluar dari sini ?" tentang Nyoo Hong
leng. "Bagi nona, hal ini benar-benar merupakan suatu tindakan yang amat merugikan."
"Mau apa kalian mengurangi kami disini ?"
"Bagaimana pun juga nona toh sudah cukup lama disekap disini mengapa tidak
bersedia untuk menunggu sebentar lagi ?"
"Aku rasa tindak tanduk kalian bagaikan permainan kanak-kanak" sela Nyoo Hong
leng dengan suara dingin, "sudah setengah harian lamanya kuamati kalian, tapi tidak
kujumpai suatu yang menarik hati, aku tak ingin melihat lebih jauh."
Dengan perasaan serba salah Busu berbaju hitam itu berkata kembali.
883 "Aku berharap nona bisa bersabar berapa saat lagi, janganlah memaksa aku untuk
turun tangan." "Apabila kalian berniat untuk menghalangi kepergianku, itu berarti kita harus
bentrok secara kekerasan." Paras muka busu berbaju hitam itu berubah hebat, serunya kemudian.
"Apabila nona bersikeras hendak memaksa aku turun tangan, ya, apa boleh buat
lagi ?" "Kalau begitu, sambutlah seranganku ini" seru Nyoo Hong leng sambil menggetarkan
pedangnya. Cahaya tajam berkilauan ditengah angkasa dan langsung menusuk ke dada Busu
berbaju hitam itu. Dengan cepat Busu berbaju hitam itu mengayunkan goloknya menyongsong datangnya
ancaman pedang Nyoo Hong leng kembali serunya dengan suara lantang.
"Aku harap nona sudi meninggalkan setapak jalan mundur buat diriku..."
Nyoo Hong leng tak ingin menyambut serangan golok lawan dengan mempergunakan
pedangnya dengan cepat dia menarik kembali lalu mengembangkan serangkaian
serangan kilat. Tampak cahaya tajam berkilauan, serangan demi serangan semakin cepat sambaran
kilat, dalam sekejap mata dia sudah melepaskan belasan jurus serangan.
Walaupun busu berbaju hitam itu membawa sebilah golok besar, akan tetapi dibawa
serangan gencar yang dilepaskan secara bertubi-tubi, dia kena didesak juga
sehingga mundur ke belakang berulang kali.
Tampaknya Nyoo Hong leng segera akan berhasil menerjang keluar dari kepungan
tersebut, mendadak terdengar suara bentakan yang riuh, menyusul serangan senjata
yang gencar dari empat arah delapan penjuru.
Rupanya kawanan Busu berbaju hitam yang berdiri disekeling tempat itu bersamasama telah melancarkan serangan setelah dilihatnya serangan pedang dari Nyoo Hong
leng begitu dahsyat dan sukar dibendung lagi.
Nyoo Hong leng segera mengembangkan permainan pedangnya untuk menangkis
ancaman berpuluh-puluh bilah senjata yang mengancam ke arahnya, setelah itu
permainan pedangnya berubah, jurus aneh muncul berulang kali.
Jeritan-jeritan ngeri yang memilukan hati segera berkumandang memecahkan
keheningan, dua orang busu yang kebetulan berada disekitar situ kena tertusuk
dan roboh terjengkang ke atas tanah.
Yang satu terkena tusukan pada lengan kanannya sehingga harus melepaskan
senjatanya, sementara yang lain terkena tusukan pada dadanya hingga roboh tewas.
Setelah melukai seorang dan membunuh yang lain, Nyoo Hong leng mengembangkan
lagi sejurus serangan dengan gerakan Pau hi li hoa atau bungan lilay ditengah
badai. Pedangnya berkelebat bagaikan cahaya petir, selepas kabut pedang pelindung badan
dengan cepat menyelimuti angkasa dang menyingkirkan senjata dari lawan-lawannya.
884 "Bila kalian tak mau minggir lagi, jangan salahkan kalau ujung pedangku tak
kenal ampun !" ancamnya. Busu berbaju hitam itu segera melintangkan goloknya di depan dada, lalu
menjawab. "Kecuali nona bisa membunuh habis kami semua, kalau tidak, jangan harap bisa
lolos dari kepungan." Dalam pada itu, Kwik Soat kun dan Siau tin sudah muncul pula kesitu masingmasing segera meloloskan senjata dan bersiap sedia untuk melancarkan serangan.
Sementara itu, Kwik Soat kun sambil bertindaksambil memperhatikan gerak gerik
dari Buyung Im seng dan Khong Bu siang.
Dia ingin membedakan mana yang Buyung Im seng dan mana yang Khong Bu siang
melalu mimik muka serta tindak tanduk orang itu.
Tapi dia sangat kecewa, meskipun sorot mata mereka sama-sama ditujukan ke wajah
Nyoo Hong leng, akan tetapi kedua orang itu sama-sama berdiri tak berkutik,
seakanakan mati hidup Nyoo Hong leng sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan mereka.
Setelah menghela napas panjang, Kwik Soat kun berpikir.
"Pepatah kuno bilang hati perempuan seperti jarum didalam samudra, sukar sekali
untuk ditelusuri, tapi nyatanya apabila kaum lelaki sudah saling beradu otak,
kenyataannya beribu-ribu kali lebih sulit ditelusuri daripada kaum wanita."
Walaupun dia tak bisa membuktikan siapakah Buyung Im seng diantara mereka
berdua, tapi sudah pasti salah seorang diantara mereka adalah Buyung Im seng.
Nyoo Hong leng menaruh perasaan cinta yang sangat mendalam terhadap Buyung Im
seng, seharusnya Buyung Im seng tak akan berpeluk tangan belaka membiarkan Nyoo
Hong leng terperangkap dalam keadaan kritis dan berbahaya.
Tapi entah mengapa, ternyata dua orang itu tak seorangpun diantara mereka yang
bergerak. Berada dalam keadaan seperti ini, walaupun Kwik Soat kun cerdik, toh pada saat
ini terdapat banyak persoalan yang tidak dapat dipahami olehnya.....
Tapi situasi yang berubah terus di dalam arena tidak mengijinkan Kwik Soat kun
untuk berpikir lebih jauh. Tampaknya Nyoo Hong leng sudah bertekad untuk tidak menunggu lebih jauh, dia
sudah mengambil keputusan untuk bertindak menurut kehendak hatinya, sambil
mengembangkan pedangnya, dengan cepat dia menerjang keluar dengan menggunakan
kekerasan. Busu berbaju hitam itu segera membentak keras, kemudian sambil memutar golok
melancarkan serangan balasan.
Tampaknya bentakan kasar itu merupakan kode rahasia untuk memberi tanda kepada
rekan-rekannya, mengikuti bentakan mana, ia segera mengayunkan senjata
masingmasing untuk melancarkan serangan ke arah Nyoo Hong leng...
885 Dengan cepat Nyoo Hong leng memutar pedangnya menciptakan serentetan cahaya
tajam yang menyilaukan mata, secepat sambaran petit, dia segera menangkis dan
membendung serangan senjata yang datang dari empat penjuru tersebut.
Pedang bergerak dengan enteng, ia selalu menghindari pertarungan keras lawan
keras, karenanya dengan mengandalkan perubahan yang cepat serta jurus serangan yang
gencar, dia berusaha keras untuk mengendalikan musuh-musuhnya.
Akan tetapi, kali ini pun kawanan Busu berbaju hitam itu menyerang dengan
sepenuh tenaga, dibawah serangan-serangan pedang Nyoo Hong leng yang seluruhnya
merupakan ancaman pencabut nyawa, untuk melindungi keselamatan sendiri terpaksa mereka pun
harus melawan dengan sepenuh tenaga pula.
Bersambung jilid 42 886 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 42 DALAM WAKTU SINGKAT, Nyoo Hong Leng sudah melepaskan empat puluh
delapan buah serangan gencar, tapi kenbanyakan jurus serangan yang dilancarkan
itu bermaksud untuk membebaskan diri dari teteran senjata yang datangnya dari
empat arah delapan penjuru itu. Sehingga jauh mengurangi kedasyatan dari
serangan mana. Kendatipun demikian, ada tiga orang musuh yang berhasil dilukai olehnya, tapi
jumlah musuh yang berada di empat penjuru terlampau banyak, begitu ada yang
mati, seorang yang lain segera maju secara otomatis mengisi kekosongan tersebut.


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sementara itu beberapa orang musuh yang sebetulnya mengepung di empat
penjuru, karena harus menghadang kepergian Nyoo Hong Leng, maka situasinya
menjadi amat kalut. Seandaiannya pada saat ini Buyung Im Seng dan Khong Bu Siang melancarkan
sergapan pula, niscaya mereka akan berhasil lolos dari sana secara gampang.
Akan tetapi kedua orang itu masih tetap berdiri tak berkutik ditempat semula.
Dalam pada itu, Kwik Soat-kun sedang berbisik kepada Liau-tin dengan suara lirih
: "Sudah kau saksikan cara musuh menyerang bersama-sama?"
"Yaa, sudah kulihat jelas" sahut Siau-tin.
"Baik! Mari kita memburu nona Nyoo, ilmu pedang nona Nyoo sangat lihay dan
luar biasa, asal kita dapat membantunya untuk memandang sebagian musuhnya
sehingga memberi kesempatan kepadanya untuk menggunakan jurus pedangnya,
urusan akan segera beres"
887 "Tecu mengerti"
Pedangnya segera digetarkan kemuka dengan jurus Khong ciok-kay pit ( buru
merak menentang sayap)., dengan cepat dia membendung datangnya serangan dari
sebilah golok dan sepasang senjata poan koan pit.
Menyusul kemudian Kwik Soat kun turut menerjang maju kemuka, pedangnya
diputar menciptakan selapis bianglala berwarna keperak-perakan, dengan
menyerang sambil bertahan, dia bendung ancaman musuh yang dating dari
samping kiri Nyoo Hong leng.
Sepasang pedang mereka berdua dilancarkan bersama-sama dengan serentak
membendung serangan yang dating dari kedua belah sisi.
Begitu merasakan ringannya tekanan yang mendesak dirinya, Nyoo hong leng
membentak keras, mendadak permainan pedangnya berubah jurus pedang
dilepaskan dengan kuntum kuntum bunga pedang berwarna perak yang
menyilaukan mata, lihaynya bukan kepalang.
Dengusan tertahan segera bergema silih berganti, dalam waktu singkat sudah ada
puluhan orang yang terluka diujung pedang Nyoo hong leng.
Sebetulnya jumlah busu yang mengurung disekeliling tempat itu berjumlah empat
lima puluh orang, dengan dibabatnya puluhan orang, berarti disana tinggal
separuh lagi jumlahnya. Dibawah serangan gencar Nyoo Hong leng yang melakukan pembunuhan tanpa
pilih kasih walaupun Busu-busu tersebut berkeberanian tinggi, tak urung bergidik
juga hatinya, untuk sesaat mereka jadi berhenti ditempat masing-masing.
Kwik soat kun mencoba untuk berpaling, dilihatnya Buyung Im seng maupun
Khong Bu siang masih tetap berdiri ditempat tanpa berkutik barang sedikitpun
jua, seakan akan pertarungan sengit yang barusan berlangsung sama sekali tiada
hubungannya dengan mereka berdua.
Sementara itu, Nyoo Hong leng juga telah menghentikan gerak serangan
pedangnya, memperhatikan Busu berbaju hitam yang berada dihadapannya, dia
berseru : "Apakah kalian masih ingin bertarung lebih lanjut ?"
Busu berbaju hitam itu memperhatikan sekejap korban yang berjatuhan
disekeliling arena kemudian menjawab :
"Ilmu pedang nona memang ganas dan keji kau memang memiliki kemampuan
untuk membasmi kami semua."
"Asal kau sudah mengerti, hal ini lebih bagus lagi!"
Ucapan ini segera membuat Nyoo Hong leng menjadi tertegun.
"Kalian benar-benar sama sekali tak takut?"
"Takut! Namun kami takutpun tak ada gunanya, terpaksa harus mengorbankan
jiwa kami diujung senjata nona."
888 "Hei, tentunya otakmu belum miring dan masih segar bukan " mengapa mengigau
yang tak karuan ditengah hari bolong ?"
"Apa yang kami ucapkan adalah kata-kata yang sesungguhnya, kami bukannya
sedang mengigau." "Agaknya kalian seperti merasa takut akan sesuatu, maka walaupun tahu bahwa
pertarungan ini bila dilanjutkan hanya akan menghabisi nyawa sendiri, namun
kalian tetap nekad untuk bertarung lebih jauh."
"Bila nona berpendapat demikian aku pun tak bias berbuat apa-apa ...."
"Aku tak usah berpikir lagi, dilihatpun sudah nampak" kata Kwik Soat kun pula.
"Kalian takut mati, tapi mesti tahu kalau pertarungan dilanjutkan bias berakibat
kematian, toh kalian dilanjutkan bias berakibat kematian, toh kalian tetap
berkeras kepala untuk bertarung terus."
"Kalau benar, lantas kenapa "'
"Kalian pasti sudah dapat suatu pengendalian yang ketat, bila kalian berani
melanggar peraturan, maka kalian akan menerima hukuman yang jauh lebih
menyiksa daripada mati, karena itu kalian lebih suka memilih mati daripada
berdiam diri, bukan begitu ?"
Busu berbaju hitam itu Cuma tertawa dingin dan sama sekali tidak menjawab.
Sementara itu, Nyoo Hong leng telah memanfaatkan kesempatan dikala Kwik Soat
kun sedang berbincang-bincang dengan Busu berbaju hitam itu untuk berpaling.
Ketika dilihatnya Buyung Im Seng dan Khong Bu siang masih tetap berdiri tetap
tak berkutik. "Tidak kenal, baru pertama kali ini kami berdua berjumpa dengan jago lihay dari
Leng lam pay kalian"
Sebetulnya kedua orang kakek itu muncul dengan ambisi yang berkobar-kobar, tapi
setelah rahasia perguruan dan ilmu silatnya kena dibongkar oleh Kwik Soat kun,
seketika itu juga semangat mereka menjadi padam kembali.
Hakim Pengaet sukma mendehem pelan, lalu katanya :
"Setelah nona mengetahui akan asal-usul dan ilmu silat kami, apakah kau pun
bersiap-siap untuk melangsungkan pertarungan dengan kami berdua ......?"
"Itu mah tergantung apa maksud tujuan kalian dating kemari ?"
"Kami hanya inginkan kalian agar menunggu beberapa waktu lagi ditempat ini."
"Menunggu apa ?"
"Menunggu orang?"
"Menunggu Siapa?"
"Menunggu siapa" Sela Nyoo Hong leng
"Menunggu kedatangan seng-cu kami, tampaknya kalian semua bukan manusia
sembarangan buktinya Sengcu kami harus dating sendiri
889 Halaman yang hilang ...............
untuk berjumpa dengan kalian." "Kalian pernah berjumpa dengan Sengcu?" "Sengcu
kami bukan manusia sembarangan, bagaimana mungkin kami bisa bertemu dengannya?"
"Kalau begitu kedudukan kalian berdua dalam perguruan tiga malaikat tidakkah
terlalu tinggi" sela Kwik Soat Kun cepat Setan peremuk sukma tan Piau mendengus. "Hmm....!
Kami berdua selama ini bertugas dalam ruang Seng tong."
Menggunakan kesempatan tersebut Nyo Hong Leng segera mengatur pernapasan untuk
memulihkan kembali kekuatan tubuhnya, sedang soal Leng Lam jiay diserahkan
kepada Kwik Soat kun berkata: "Sekalipun kalian bredua belum pernah berhadapan dengan
Toa sengcu dari perguruan Sam Seng bun kalian, tentunya kalian sudah pernah
mendengar namanya bukan?" "Ehm, kenapa?" "Konon Sepanjang tahun ia mengenakan pakaian
berwarna hitam dan memakai cadar, jarang sekali bertemu orang dengan raut
aslinya?" "Juga betul!" Thian Ki manggut-manggut. "Coba kau lihat orang yang berada
disana, benarkah dia adalah Toa Sengcu kalian?"
Ketika Leng lam ji ay mendongakkan kepalanya, betul juga, mereka saksikan ada
seorang manusia baju hitam yang berkerudung berdiri tak jauh dari sana. Si hakim
penggaet suka Thian Ki segera mendehem pelan, kemudian tegurnya: "Nona, apakah dia adalah toa
sengcu dari perguruan tiga malaikan kami?" "Di kolong langit dewasa ini, tak mau
menumpai orang dengan wajah asli, benarkah dia adalah Toa sengcu dari perguruan
tiga malaikat kalian, sudah seharusnya kalian mempunya cara untuk menentukan
identitas yang sebenarnya." "Ehmm...nona melakukan perjalanan bersamanya, sudah pasti tahu bukan siapakah dia"
Mendadak paas muka Kwik Soat kun berubah menjadi amat serius, kemudian katanya:
"Didalam perguruan tiga malaikat, Seng tong merupakan pusat dari segala
pemerintahan, siapa yang begitu bernyali sehingga berani menyaru sebagai seorang sengcu?"
Leng am ji ay nampak tertegun sesudah mendengar perkataan itu, akhirnya mereka
manggut-manggut. "Perkataan nona memang masuk diakal". "Andaikata kalian
bersedia mempercayai perkataanku maka bisa kukatakan bahwa dia adalah toa sengcu yang
sesungguhnya dari perguruan tiga malaikat"
Kemudian setelah berhenti sejenak sambungnya: "Kalian orang-orang sam seng bun
mempunyai sebuah cara untuk menyampaikan perintah, entah siapaun orangnya, asal
dia memegang tampuk pimpinan pasti bisa menggunakan cara menyampaikan berita
tersebut, maka siapa bisa menguasai hal mana, maka dia pun dapat menguasai kekuatan yang
terbesar di dunia ini"
Hakim penggaet sukma Thian Ki menghembuskan napas panjang, selanya: "Kami dua
bersaudara masih belum begitu memahami maksud yang sebenarnya dari perkataan
nona itu" Kwik Soat kun tersenyum. "Kalau begitu apakah kalian berdua ingin mengetahui
lebih jelas lagi tentang penjelasannya"
"Benar, ingin sekali kami memohon petunjuk dari nona" "Dengan kedudukan kalian
berdua di dalam dunia persilatan, sekalipun tidak bertugas dalam ruang Seng tong
di 890 perguruan Tiga malaikat, kedudukan kalian tak mungkin terlalu rendah bukan?"
"Kami dua bersaudara bertugas sebagai Hu pangcu perondaan, dalam perguruan tiga
malaikat tak bisa dibilang berkedudukan yang kelewat rendah" "Aku tidak mengetahui apakah
kalian mempunya cara untuk mengenali Sengcu kalian, meskipun dia dalah toa
sengcu dari perguruan tiga malaikat kalian" Dia sengaja mengucapkan perkataan itu
dengan suara yang amat rendah, sehingga menambah misteriusnya suasana disekitar tempat
itu. Thian Ki pun segera merendahkan suaranya pula sambil bertanya: "Lantas mengapa
dia tidak berada di dalam ruang Seng tong?"
"Di dalam ruang Seng tong sedang terjadi suatu pertarungan yang amat seru, tiga
orang Sengcu saling bentrok dan saling gontok-gontokan sendiri, akhirnya tentu saja
ada yang menang, ada pula yang kalah" "Sungguhkan perkataanmu itu?" "Seandainya kau tidak
percaya, apa salahnya kalau kau mencoba mengadakan kontak dengan kode rahasia
dari perguruan tiga malaikat kalian, coba ilihat saja apakah dia dapat menjawab atau
tidak?" Thian Ki segera menggelengkan kepalanya berulang kali. "Sayang sekali aku tidak
mengetahui cara untuk mengadakan hubungan kontak"
Padahal Kwik Soat kun sendiri pun mengerti bahwasanya Khong Bu siang dan buyun
Im seng pada waktu itu sedang saling beradu tenaga dalam, sekalipun Thian Ki benarbenar menggunakan kode rahasia dari perguruan Sam seng bun untuk mengadakan kontak
dengan Khong Bu siang, toh Khong Bu siang tidak dapat menjawab juga.
Setelah mendengar jawaban dari si Hakim penggaet sukma Thian Ki tersebut, diamdiam Kwik Soat kun merasa girang sebab apa yang diduganya benar, maka ujarnya: "Apa
yang kuketahui telah kuberitahukan kepadamu, bila kau masih belum percaya, hal
tersebut merupakan urusanmu sendiri" "Ucapan nona memang benar, setiap pembicaraan harus
disertai dengan dasar dah fakta, sesungguhnya aku masih merasa agak kebingungan
dan tidak habis mengerti" "Ji sengcu dan Sam sengcu telah bekerja sama menghadapi
toa sengcu, sekarang ini menyingkirkan dia dari dalam ruang Seng tong kemudian menguasai seluruh
perguruan tiga malaikat, apa yang harus kalian kerjakan sekarang, tak ada slahnya untuk
mulai mempertimbangkan sekarang juga..." "Kau suruh kami mencari akal untuk apa?"
Dengan suara lirih Kwik Soat kun berbisik: "Kekuasaan dan kedudukan toa sengcu
amat tinggi, kemampuannya luar biasa, kenatipun untuk saat ini ji sengcu dan sam
sengcu pasti akan merebut kembali kekuasaan terbesar itu. Sekarang dia sedang melarikan diri
untuk menyingkir dari kejaran musuh, tetapi dia yang berjiwa tinggi hati enggan
menjelaskan masalah tersebut dengan orang lain, aku sekarang memberitahukan hal ini kapada
kalian, hal ini tak lain adalah ingin memberi kesempatan buat kalian Leng lam ji ay"
"Kesempatan apa?"
Saat ini, asal kau bersedia membantunya maka andaikata dia bisa merebut kembali
kedudukan Sengcu itu, paling tidak kalian akan diangkat menjadi cong huhuat dari
ruang Seng tong atau bisa jadi akan menjadi seorang toa toucu!"
Thian Ki segera termenung sambil memutar otak, beberapa saat lamanya dia tetap
membungkan seribu bahasa.
891 Terdengar Kwik Soat kun berkata: "Tapi mengenai bagaimana harus bertindak, aku
tak bisa mengambil kesimpulan bagi kalian, harus kalian sendirilah yang mengambil
keputusan dan kalian sendiri yang memutar otak"
"Seandainya apa yang dikatakan nona merupakan suatukenyataan, kami dua
bersaudara bersedia untuk mempertimbangkan usulmu itu"
"Percaya atau tidak tergantung pada keputusanmu sendiri, jangan kalian andalkan
pada perkataanku saja" Thian Ki menghembuskan napas panjang. "Sulit...aaaii, sulit sekali?" "Apa yang
ditulis dalam surat perintah yang kalian terima dari pihak Seng tong?" tiba-tiba Kwik
Soat kun bertanya. Saat ini Thian Ki sudah berhasil ditaklukkan oleh Kwik Soat-kun, maka segera
jawabnya. "Dalam surat perintah itu dikatan kami diperintahkan untuk menghadang tiga orang
perempuan dan dua orang pria, seorang perempuan dan dua orang pria, tapi
sekarang kalian justru terdiri dari dua pria dan tiga orang perempuan"
"Nah, itulah dia! Kalau toh yang ditulis dalam surat perintah tidak cocok dengan
kenyataan, sedang apa yang ku ucapkan adalah kata-kata yang sesungguhnya,
terserah kalian sekarang, mau mempercayai yang mana...?"
Kemudian setelah berhenti sejenak lanjutnya,
"Aaaai... padahal persoalan ini merupakan masalah dari kalian berdua sendiri, aku
terlalu

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

banyak mencampuri urusan kalian. kendatipun situasi pada saat ini tak bisa
dibilang sama sekali tiada hubungannya dengan kami, tapi bukan berarti....
"Seandainya kami dua bersaudara memutuskan untuk melakukan penghadangan,
termasuk nona sendiri, sama saja tak akan bisa meninggalkan tempat ini dengan
selamat" sela Thian Ki. Kwik Soat-kun tertawa hambar.
"Apakah kau merasa bahwa kalian Leng lam pay sudah pasti dapat menghalangi
kami?" Hakim penggaet sukma Thian Ki mendehem beberapa kali. Kemudian berkata:
"Apakah nona beranggapan bahwa kami dua bersaudara tidak memiliki kemampuan
menghalangi kalian beberapa orang?"
"Kau bukan lagi menghalangi kami, melainkan sedang menghalangi Tea-seng-cu
kalian sendiri, bila kau tidak percaya, silahkan saja dicoba sendiri"
Kemudian setelah tersenyum, lanjutnya:
"Seandainya kau mengikuti perintah dari Seng tong dan menghadap kami, maka
selama hidup kalian Leng lam pay hanya bisa menjadi seorang hiangou bagian perondaan
belaka" "Aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus berbuat, apakah nona bisa membantu
kami untuk mengajukan pendapat atau usul?"
"Bila kalian benar-benar mau menuruti perkataanku, aku mah bersedia saja untuk
mencarikan sebuah akal untuk kalian"
892 Si Hakim penggaet sukma Thian Ki segera berpaling dan memandang sekejap ke arah
Setan penghancur sukma tan Piau, kemudian tanyanya:
"Saudaraku, bagaimana menurut pendapatmu?"
"Apa yang telah diputuskan toako, akan siaute turuti tanpa membantah, cuma
saja..." "Cuma saja kenapa?"
"Cuma kita tak boleh mempercayai perkataan dari perempuan ini dengan begitu
saja, kita membuktikan sedikit bukti, sebelum mengambil tindakan berikutnya"
"Bukti apa?" "Pertama, kita harus membuktikan dahulu kalau manusia berbaju hitam yang
berkerudung itu benar-benar adalah Toa-sengcu"
"Masih ada ke dua?"
"Menunggu kedatangan Ji sengcu dan Sam sengcu dan menantikan perkembangan
selanjutnya" Kwik Soat kun yang mendengar perkataan itu segera menimbung:
"Ehmm, sepasang kaki menginjak diujung geladak dua perahu mengikuti angin
memutar kemudi, semua perbuatan kalian tidak akan lolos dari pengawasan Toa-sencu
kalian" Tan Piau menjadi tertegun.
"Nona, apa kedudukanmu" Mengapa kau begitu tahu tentang segala persoalan yang
ada sangkut-pautnya dengan perguruan tidak malaikat?"
"Aku hanya ingin memberitahukan kepada kalian agar cepat mengambil keputusan dan
menentukan sikap" Pada saat itulah, mendadak dari kejauhan sana berkumandang suara suitan yang
nyaring sekali. Paras muka Tan Piau berubah hebat segera serunya, "Huhoat bagian perondaan telah
membawa orang menyusul kemari".
Kwik Soat-kun tidak menggubris Leng-lam-pay lagi, dengan cepat dia mundur sejauh
empat langkah dan berdiri disamping Nyoo Hong leng.
Nyoo Hong leng segera berkata:
"Enci Kwik, berbicara begitu banyak dengan kedua orang manusia cebol itu, apakah
kau tidak merasa hanya membuang tenaga dengan percuma?"
"Aku harus mencoba mempengaruhi mereka dengan kata-kata lebih dahulu, dengan
begitu kau baru bisa menghemat tenaga sebab kalau berbicara menurut situasi pada
saat ini kemungkinan besar ditempat ini akan dilangsungkan suatu pertarungan yang
seru" "Apakah kau bermaksud untuk menghasut mereka agar saling gontok-gontokan
sendiri?" "Semoga saja aku dapat berbuat demikian"
"Selama ini aku selalu memperhatikan gerak-gerik mereka berdua, tampaknya kedua
orang itu sudah pulih kembali ketenangannya".
893 Kwik Soat-kun segera berpaling, benar juga paras muka Buyung Im seng telah pulih
kembali menjadi tenang, maka dia lantas manggut-manggut.
"Benar, mereka pun sudah menghentikan pertarungan", katanya.
Terdengar Buyung Im seng menghembuskan nafas panjang, kemudian secara tiba-tiba
berjalan menuju kehadapan Nyoo Hong leng.
Suasana tegang yang amat mencekam telah membuat Nyoo Hong leng kehilangan
kesabarannya, dia selalu menunggu terjadinya perubahan, entah berubah menjadi
baik atau buruk bahkan sekalipun terjadi suatu pertarungan sengit yang menyebabkan
kematiannyapun, dia merasa tidak ambil perduli.
Maka sewaktu Buyung Im seng berjalan menghampiri Nyoo Hong leng, sebaliknya
perempuan itu justru merasa amat gembira sekali.
Tapi paras mukanya masih tetap dingin kaku seperti tanpa emosi barang sedikitpun
jua, sambil diam-diam menghimpun tenaga dalamnya bersiap-sedia menghadapi segala
kemungkinan yang tak diinginkan, dia lalu menegur,
"Mau apa kau?" Buyung Im seng muntahkan darah segar, kemudian menjawab:
"Ading Leng, mari kita pergi!"
Sejak mereka berdua berkenalan, belum pernah Buyung Im-seng memanggilnya dengan
sebutan yang begitu hangat dan mesra, ucapan "Adik Leng" tersebut kontan saja
menimbulkan perasaan hangat dan syahdu didalam hatinya.
Tapi perasaat tersebut dengan cepat tenggelam oleh suatu ingatan lain, buru-buru
dia menenangkan kembali perasaannya, lalu berkata:
"Apakah kau benar-benar adalah Buyung toako?"
"Yaa, benar. Seharusnya kau dapat membedakan dari suara dan tindak-tandukku!"
"Aku benar-benar bodoh sekali, aku sudah bergaul begitu lama, namun kenyataanya
tidak bisa membedakan asli atau gadungmu..."
Mendadak terdengar Khong Bu siang berseru:
"Dia adalah suamimu, kau boleh pergi bersamanya!"
Nyo Hong leng menjadi tertegun.
"Kau adalah...."
"Paling tidak aku mengenakan pakaian dari Khong Bu-siang, entah siapakah diriku
yang sebenarnya, aku rasa hal tersebut bukan suatu hal yang penting", sela Khong Bu
siang. 894 Nyoo hong leng segera mengerdipkan matanya yang besar dan pula bulat.
"Aku selalu tidak habis mengerti, sesungguhnya apa maksud dan tujuan kalian
mengakui dirinya sebagai Buyung Im seng, tapi Buyung Im seng tak lebih hanya kakak
angkatku belaka. Kalian tidak ada yang mengakui dirinya sebagai Khong Bu-siang, padahal
Khong Bu siang adalah suamiku"
Sementara itu sihakim penggaet sukma Thian Ki telah dibikin kebingungan oleh
situasi yang terbentang di depan matanya, dengan suara rendah ia lantas bertanya kepada
Kwik Soat-kun: "Nona, sebetulnya apa yang terjadi?"
Kwik Soat-kun tersenyum. Seandainya kau mempunyai cara untuk mengirim berita ini ke dalam Ruang Seng Tong
dan segera mengundang hadirnya Ji sengcu dan Sam sengcu, maka persoalannya akan
bertambah ramai" Sementara itu Nyoo Hong leng sudah maju dua langkah ke depan dan memayang tubuh
Buyung Im seng, kemudian bisiknya.
"Apakah kau terluka ?"
"Tidak apa-apa, dadaku hanya tersumbat oleh darah kental setelah dimuntahkan
rasanya sekarang jauh lebih segar."
"Perlukah kubantu dirimu dengan mengerahkan tenaga dalam " Tampaknya untuk
beberapa waktu tak bisa lolos dari sini, bila dapat menyelesaikna semua budi
dendam cinta dan benci di tempat ini, rasanya memang jauh lebih baik lagi."
Sementara pembicaraan berlangsung, situasi dalam arena kembali terjadi perubahan
besar, belasan orang lelaki yang gemuk pendek tak menentu telah muncul disitu
mengiringi dua orang kakek berbaju kuning.
Nyoo Hong leng berpaling sekejap memandang ke arah dua orang kakek berjubah
kuning itu, kemudian katanya. "Buyung toako, siapakah kedua orang manusia berbaju kuning itu dan apa kedudukan
mereka ?" Buyung Im seng segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Entahlah, tapi kelihatannya kedua orang itu mempunyai kedudukan yang cukup
tinggi di dalam perkumpulan tiga malaikat."
895 Tampak seorang lelaki yang membawa sebuah lencana emas didepan kedua orang kakek
berjubah kuning itu membentak dengan suara dalam.
"Seng cu tiba."
Thian Ki dan Tan Piau segera menjatuhkan diri berlutut sembari berseru.
"Hamba menyambut kedatangan Sengcu !"
Kwik Soat kun yang menjumpai hal mana segera bergumam.
"wah, kalau begitu setiap orang asal mengenakan jubah berwarna kuning emas, dia
adalah seorang Sengcu !"
Agaknya gumam tersebut sengaja diucapkan agar didengar oleh Leng lam ji ay, maka
dari itu suaranya tidak terlampau tinggi juga tidak terlampau rendah.
Tergerak hati Thian Ki seseudah mendengar ucapan mana, katanya dengan cepat.
"Jubah kuning bersulamkan naga emas ini merupakan lambang dari Seng cu perguruan
sam seng bun, memangnya setiap orang bisa mengenakan jubah tersebut ?"
"Jubah tersebut tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, bila kau yang
mengenakan pun pasti cocok sekali."
Thian Ki masih tetap berlutut diatas tanah dengan kepala tertunduk, dia mengajak
Kwik Soat kun berbincang-bincang.
Mendadak terdengar lelaki yang memegang lencana emas itu membentak lagi.
"Perintah Sengcu, kalian harus berdiri disamping untuk menanti perintah."
Thian Ki, Tan Piau serta berpuluh orang lelaki lainnya yang sedang berlutut
serentak bangkit berdiri dan mengundurkan diri ke samping.
Sementara itu, Nyoo Hong leng dan Buyung Im seng sekalian dibawah desakan dan
tekanan musuh yang terlampau kuat, tanpa terasa sudah berdiri berjajar dan
mengambil posisi untuk melakukan perlawanan secara bersama-sama.
Ketika hampir mendekati Buyung Im seng, lelaki yang berjalan di depan dua orang
kakek itu segera mengundurkan diri ke belakang, sementara kedua orang kakek berjubah
kuning itu pelan-pelan berjalan terus menuju ke depan.
Keempat sorot mata mereka yang tajam dialihkan ke wajah Buyung Im seng dan Nyoo
Hong leng, kemudian dialihkan pula ke tubuh Khong Bu siang, setelah maju
beberapa langkah lagi dia baru berhenti.
896 Puluhan orang yang mengikuti dibelakangnya serentak menyebarkan diri dan
mengambil posisi melakukan pengepungan.
Tampak dua orang kakek berjubah kuning itu bersama-sama mengeluarkan sebilah
pedang pendek sepanjang satu depa delapan inci dan digenggam dalam tangannya.
Khong Bu siang yang memakai cadar hitampun telah mencabut pedangnya sambil
melintangkan senjata tersebut di depan dada.
Dengan suara lirih Nyoo Hong leng berkata.
"Buyung toako, tampaknya tujuan mereka hanya untuk membekuk Khong Bu siang."
"Seandainya Khong Bu siang mati terbunuh, mereka pun sama saja tak bakal
melepaskan kita dengan begitu saja."
"Jadi kau hendak membantunya ?"
"Bukan membantu melainkan untuk melindungi keselamatan sendiri, bila ia tidak
mati berari kekuatan kita akan bertambah tangguh."
"Kau belum lama terluka, tidak baik untuk bertempur melawan orang lain, biar aku
saja yang membantu dia." "Kau...." "Aku tahu selama berada dalam kota batu dibawah tanah kau telah memperoleh
penemuan yang luar biasa, tapi aku yakin masih mampu untuk menerima beberapa
jurus serangannya, apalagi dia toh suamiku sendiri...."
Buyung Im seng menggerakkan bibirnya seperti hendak mengucapkan sesuatu, tapi
niatnya kemudian diurungkan.
Setelah menghela napas panjang Nyoo Hong leng berkata lagi.
"Padahal saat ini aku masih belum dapat membuktikan dengan pasti kau adalah
Buyung Im seng yang asli atau bukan, juga tak bisa memastikan kalau dia adalah Khong Bu
siang." Mereka berdua berbicara dengan mempergunakan suara yang amat lirih sekali, meski
jaraknya cuma berapa depa, namun sulit rasanya untuk didengar.
Sementara itu si hakim penggaet sukma Thian Ki secara diam-diam menyelusup ke
sisi Kwik Soat kun, kemudian dengan ilmu menyampaikan suara bisiknya.
"Maksud nona, apakah jubah Sengcu juga boleh dikenakan ditubuhku ?"
897 Kwik Soat kun segera menjawab dengan ilmu menyampaikan suara pula.
"Aku maksudkan siapa yang mengenakan adalah sama saja, tentu saja termasuk juga
dirimu !" "Sayang sekali tiada harapan bagiku selama hidup ini untuk mengenakan jubah emas
tersebut." bentang didepan mata kita sekarang sangat kalut, siapa pun asal dia punya
keberanian, kecerdasan dan ilmu silat yang baik, dia dapat merebut kedudukan Sengcu
tersebut, diantaranya kecerdasan dan keberanian harus melebihi ilmu silat."
Thian Ki tidak menjawab lagi, dia menundukkan kepalanya seperti merenungkan
perkataan tersebut, jelas hatinya sudah dibikin tertarik oleh perkataan dari
Kwik Soat kun tersebut. Sementara itu suasana amat kalut, di satu pihak Kwik Soat kun mencoba untuk
menghasut pihak lawan agar berubah pikiran, dipihak lain Nyoo Hong leng telah
bertekad untuk mempertaruhkan jiwa raganya untuk membantu Khong Bu siang.
Namun kenyataan hal-hal semacam itu hanya merupakan suatu gerakan secara diamdiam saja, sebab dalam kenyataannya masih tetap Khong Bu siang yang saling


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berhadaphadapan dengan dua orang manusia berjubah kuning itu.
Tiba-tiba tampak pedang pendek di tangan dua orang kakek berjubah kuning itu
mulai berputar keras, cahaya pelangi memancar keluar keempat penjuru, dua gulung hawa
pedang yang memancar keluar membuat setiap manusia yang berada pada jarak satu
kaki disekeliling tempat itupun merasakan betapa tajam dan hebatnya hawa pedang tadi.
Dengan suara rendah Buyung Im seng berbisik.
"Inilah ilmu pedang terbang, agaknya mereka bermaksud hendak membunuh Khong Bu
siang dalam satu gebrakan saja."
"Sistem pertarungan semacam ini merupakan suatu sistem pertarungan kilat,
seandainya dua orang manusia berjubah kuning itu betul-betul merupakan dua orang sengcu,
mereka tidak mungkin akan mempergunakan sistem pertarungan semacam ini."
Mendadak tampak dua orang kakek berjubah kuning itu membentak keras, lalu
melompat ke depan, dua bilah pedang pendeknya disertai tenaga serangan yang maha dahsyat,
langsung meluncur ke arah tubuh Khong Bu siang....
Khong Bu siang segera bertindak segera bertindak, dia membentuk selapis cahaya
pedang yang amat tebal untuk melindungi diri.
898 Ketika cahaya tajam saling membentur satu sama lainnya, segera berkumandanglah
suara benturan nyaring yang memekikkan telinga.
Nyoo Hong leng membentak nyaring, dia segera melompat ke depan dan langsung
menerjang ke tengah hawa pedang yang sedang bergolak kencang itu.
Terlihat beberapa kilatan cahaya tajam memancar keempat penjuru dan tahu-tahu
sudah lenyap tak berbekas. Setelah itu berkumandang pula suara benturan-benturan nyaring, situasi dalam
arena kembali berubah seratus delapan puluh derajat.
Ternyata Khong Bu siang dengan dua orang manusia berjubah kuning itu secara
beruntun roboh ke atas tanah. Nyoo Hong leng sendiri nampak bergoncang keras, kemudian ikut roboh terjungkal
pula ke atas tanah. "Nona Nyo...." Siau tin segera menjerit keras, kemudian menerjang ke muka.
Sedangkan Buyung Im seng segera mencabut pedangnya dan menghadang jalan pergi
lelaki kekar yang melindungi dua orang kakek berjubah kuning itu, bentaknya
dengan suara dingin dan serius. "Barang siapa yang berani maju selangkah lagi, aku akan segera mencabut selembar
jiwanya." Wibawa dan kekerenannya yang mengerikan membuat belasan orang itu segera
terpengaruh dan sama-sama menghentikan gerakan masing-masing.
Setelah memandang sekejap wajah kawanan jago yang berada disekeliling tempat
itu, Buyung Im seng berkata lebih jauh.
"Orang berbaju hitam itu adalah Toa sengcu dari perguruan tiga malaikat, mereka
yang saling memperebutkan kekuasaan dan akhirnya toh akan sama-sama mati, berarti
hari ini Sam seng bun sudah tiada orang yang memegang tampuk pimpinan lagi."
Kwik Soat kun yang mendengar ucapan itu segera berbisik kepada Thian Ki.
"Apabila kalian Leng lam ji ay ingin merebut jubah kuning itu, sekaranglah
kesempatan terbaik, cuma..." Cuma kenapa ?" 899 "Cuma disekeliling tempat ini penuh dengan anggota perkumpulan sam seng bun,
sekalipun kalian berhasil merampas jubah emas tersebut belum tentu bisa menyaru
sebagai Sengcu." "Apakah nona mempunyai sesuatu petunjuk ?"
"Kecuali jika kalian bisa mendapatkan sebuah akal untuk membasmi mereka semua."
"Dalam hal ini, aku pikir mungkin sukar untuk melaksanakannya" kata Thian Ki
dengan ilmu menyampaikan suara. "Bila kau tak mampu untuk melakukannya, berarti jangan harap kau bisa mengenakan
jubah kuning itu." Thian Ki mendehem pelan, kemudian katanya lagi.
"Kalau begitu, terpaksa aku harus menunggu sampai datangnya kesempatan sebelum
mencobanya." "Siapa bernyali besar dia kenyang, siapa bernyali kecil dia akan mati kelaparan,
terserah apa yang hendak kalian lakukan !"
Tidak memperdulikan diri Thian Ki lagi, dia segera membalikkan badannya berjalan
menuju ke arah Nyoo Hong leng.
Sementara itu Nyoo Hong leng sudah dibangunkan oleh Siau tin dan bersandar di
tubuh gadis itu. Tampak pakaian dibagian dadanya sudah robek, sebuah mulut luka sepanjang delapan
inci memanjang ditubuhnya, darah segar muncrat keluar dari mulut luka tadi.
Sambil berjongkok Kwik Soat kun lantas berbisik.
"Siau tin, bagaimana dengan lukanya ?"
"Tampaknya luka tersebut amat parah."
Kwik Soat kun mencoba untuk memeriksa, tampak wajah si nona pucat pias, agaknya
selain luka luar yang dideritanya, isi perutnya pun mengalami goncangan keras.
Cepat dia memeriksa napasnya, terasa gadis itu masih bernapas kendatipun sudah
lemah. Diam-diam ia menghela napas, dari sakunya dia mengeluarkan sebutir pil dan
berkata. "Siau tin, buka mulutnya, mungkin obat itu sedikit membantunya."
900 Dengan menahan air matanya karena sedih Siau tin segera membuka mulut Nyoo Hong
leng sembari berbisik. "Apakah dia masih bisa tertolong ?"
Kwik Soat kun menggeleng.
"Aku tidak tahu kecuali kalau sekarang terdapat sebutir pil mestika yang bisa
melindungi jantungnya sambil mempertahankan agar hawa murninya yang terakhir tidak sampai
buyar, sesudah itu baru diusahakan pengobatan."
"Nona Nyoo amat cantik jelita, bila dilihat benat-benar harus mati dalam keadaan
begini, Thian benar-benar tak punya perasaan."
"Dari dulu sampai sekarang, nasib gadis cantik selamanya mengenaskan, nona Nyoo
memang dilahirkan dengan wajah yang kelewat cantik."
Mendadak terdengar suara dari Buyung Im seng berkumandang datang.
"Bagaimana dengan keadaan luka dari Nyoo Hong leng ?"
Ternyata dia sedang menghadang serbuan para musuh sehingga tidak berkesempatan
untuk memeriksa keadaan luka dari Nyoo Hong leng.
"Lukanya sangat parah, napasnya amat lemah, dan setiap saat bisa putus....." jawab
Kwik Soat kun. "Harap nona berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan hawa murninya
yang terakhir." "Bila kau mempunyai sebutir obat mestika, lebih baik berikan sebutir kepadaku."
Buyung Im seng segera merogoh sakunya dengan tangan kiri, lalu mengeluarkan
sebutir pil, serunya kemudian. "Harap nona terima."
Tangan kirinya diayunkan ke depan melemparkan pil tersebut ke arah Kwik Soat
kun. Disaat dia melemparkan pil tersebt ke depan itulah, cahaya tajam tampak
berkilauan, dua bilah golok telah menerjang datang sambil melancarkan bacokan.
Buyung Im seng segera menggerakkan pedangnya membentuk serentetan cahaya pelangi
berwarna keperak-perakan untuk membendung kedua bilah golok tersebut, mendadak
pedangnya berputar menciptakan selapis bunga pedang, kemudian balas menyerang ke
depan. 901 Terdengar dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan
keheningan, kedua orang lelaki tersebut tahu-tahu sudah roboh terjengkang ke
atas tanah. Dalam satu gebrakan saja ia telah melukai dua oarng, sisanya yang lain segera
dibikin tertegun dan berdiri mematung, siapa pun tak berani berkutik secara sembarangan.
Sambil tertawa dingin kembali Buyung Im seng berkata.
"Bila kalian sudah tak ingin hidup, silahkan saja maju, tapi kalau masih ingin
merasakan kehidupan di dunia ini, lebih baik berdiri di tempat semula dan jangan
sembarangan bergerak." Sekalipun kawanan jago yang berada di sekitartempat itu tidak mengundurkan diri
dari situ, namun tiada seorang manusia pun yang berani maju lagi ke depan.
Setelah berhasil menguasai para jago, pelan-pelan Buyung Im seng baru
membalikkan badannya dan berjalan mendekati Kwik Soat kun, bisiknya kemudian.
"Bagaimana keadaannya ?"
"Isi perutnya mengalami kegoncangan sedang kulit tubuhnya terluka oleh bacokan
pedang hingga sekarang keadaannya belum pulih kembali, apakah pil yang kau
berikan itu akan bermanfaat atau tidak, sampai sekarang belum diketahui hasilnya."
Buyung Im seng memandang ke arah kedua orang kakek berjubah kuning itu sekejap
lalu memandang pula ke arah Khong Bu siang, tanyanya kembali.
"Bagaimana dengan keadaan luka mereka ?"
"Keadaannya sama dan setali tiga uang, semuanya belum mati tapi sudah berada
dalam keadaan tak sadar, semuanya ini gara-gara gempuran adu jiwa tadi !"
Buyung Im seng memandang sekejap pakaian Nyoo Hong leng yang penuh berlepotan
daran itu, kemudian dengan sedih menghela napas panjang katanya pelan.
"Semestinya dia tak usah menderita luka tersebut."
"Terlepas apakah gempuran adu jiwa ini sengaja diatur seseorang atau suatu
benturan yang terjadi tanpa sengaja, yang jelas ini merupakan saat untuk menyelesaikan
masalah ini." Buyung Im seng termenung beberapa saat lamanya, kemudia dia bertanya lagi.
"Maksud nona adalah....."
902 "Maksudku sederhana sekali, aku rasa kaupun tak usah merahasiakan identitasmu
lagi, sesungguhnya kau adalah Buyung kongcu atau Khong Bu siang ?"
"Apakah nona masih menaruh curiga terhadap diriku ?"
"Terpaksa mau tak mau harus curiga, cuma siapakah kau hinga kini sudah bukan
sesuatu yang penting. Apa yang ingin aku pahami, sekarang semuanya sudah terbukti."
"Kalau begitu menurut pendapat nona, siapakah diriku ini ?"
"Semula aku mengira kau adalah Buyung Im seng tapi sekarang aku baru merasa
kalau aku salah. Paling tidak, aku tidak seharusnya mengambil keputusan secara
sembarangan." Buyung Im seng termenung beberapa saat lamanya, kemudian bertanya pelan.
"Kau bilang telah membuktikan apa ?"
"Membuktikan kalau Nyoo Hong leng menaruh perasaan cinta kepadamu, walaupun dia
sendiri pun dibikin bingung oleh tindak tanduk serta suaramu, tapi dia seperti
juga kau mengira bahwa kalian sama sekali tidak saling bertukar peran, tapi sewaktu
menyaksikan Khong Bu siang menjumpai mara bahaya, dia toh tetap menerjang ke depan memberi
pertolongan tanpa memperdulikan keselamatan sendiri karena dalam hatinya
terdapat sebuah gembokan yang bisa dibuka olehnya, di dalam perasaannya dia menganggap
dirinya sudah menjadi istrinya Khong Bu siang."
"Tampaknya nona Kwik sudah merasa yakin kalau aku adalah Khong Bu siang.... ?"
"Benar, aku berpendapat demikian, paling tidak besar kemungkinannya kalau kau
adalah Khong Bu siang." Sesudah berhenti sejenak sambungnya.
"Kalau dibilang kau adalah Khong Bu siang, maka lebih tepat kalau dibilang....
padahal, kau sebetulnya adalah Hua sin kongcu."
"Berada dalam situasi dan kondisi seperti ini, aku pikir tak ada gunanya kita
saling berdebat sendiri." "Benar, dewasa ini masih ada dua cara untuk suatu penyelesaian secara baik-baik
dan kau boleh memilih salah satu diantaranya."
"Aku akan mendengarkan penjelasan dari nona."
"Kini luka yang diderita nona Nyoo amat parah, seandainya kau benar-benar
mencintainya, kau harus berusaha untuk mengobati lukanya itu dan membawanya
pergi meninggalkan tempat ini."
903 "Apa cara yang kedua ?"
"Sekarang, apa ayng kau inginkan sudah terkabul, sedang kami pun sudah tidak
memiliki kemampuan untuk memberikan perlawanan, asal kau turun tangan, dengan segra nyawa
mereka bisa kau cabut."
"Yang nona maksudkan sebagai mereka itu termasuk siapa saja ?"
"Nyoo Hong leng, aku, nona Siau tin serta Khong Bu siang atau Buyung kongcu
itu." "Yang kau maksudkan adalah tindakan untuk Khong Bu siang....." kata Buyung Im seng
kemudian. "Dan kau ?" "Aku bukan Khong Bu siang."
"Kalau begitu kau adalah Buyung Im seng ?"
"Apakah nona tidak percaya ?"
oooOooo Kwik Soat kun menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku pikir, siapakah dirimu yang sebenarnya sudah bukan menjadi masalah yang
penting pada saat ini." "Lantas persoalan apa yang paling penting ?"
"Aku ingin tahu bagaimana caramu untuk menyelesaikan peristiwa ini...."
Buyung Im seng menghela napas panjang.
"Menurut nona, bagaimana baiknya ?" dia balik bertanya.
"Aku tidak mempunyai usul apa-apa, hanya ingin melihat akibat dari peristiwa
ini." Buyung Im seng segera berpaling ke arah Siau tin, kemudian tanyanya.
"Bagaimana keadaan luka dari nona Nyoo sekarang ?"
"Obat apa yang kau berikan tadi ?" bukan menjawab malah balik bertanya.
"Apakah ada sesuatu yang tak beres ?"


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

904 "Sebelum dia menelan obatmu tadi masih ada setitik napas yang tertinggal, tapi
setelah menelan obatmu itu, napasnya seakan-akan hendak putus."
"Apakah napasnya sudah putus ?" seru Buyung Im seng dengan wajah tertegun.
"Sekalipun belum putus, tetapi aku merasa napasnya semakin lemah lagi...."
Buyung Im seng segera menempelkan tangannya di atas lubang hidung Nyoo Hong leng
dengan cepat dia merasakan kalau napas gadis itu menjadi lemah sekali, seakanakan segera akan putus saja. Kwik Soat kun segera menghela napas panjang, katanya kemudian.
"Menurut pendapatmu apakah dia masih dapat bertahan lebih jauh ?"
"Aku tidak tahu, sekarang kondisinya lemah sekali, sukar bagiku untuk memeriksa
keadaan luka yang sebenarnya."
Sesudah menghembuskan napas panjang, lanjutnya.
"Pil yang kuberikan tadi merupakan pil paling baik di dunia ini, bilamana
seperminum teh kemudian dia masih belum dapat pulih kembali kesehatannya, mungkin jiwanya
sudah tak dapat ditolong lagi."
"Seandainya luka bacokan ditubuhnya sudah isi perutnya atau bagian tubuh yang
mematikan, sudah pasti jiwanya tak bisa tertolong lagi."
"Darah telah menodai seluruh tubuhnya, kalau ditinjau dari warna darahnya, jelas
kalau luka tersebut tidak sampai mengenai isi perutnya." kata Buyung Im seng.
"Sekarang keadaan situasi sudah mantap, kau boleh memberitahukan kepadaku
sesungguhnya siapakah kau."
"Tunggu sebentar lagi, coba dilihat dulu dia bakal mati atau tetap akan hidup."
Kwik Soat kun termenung sebentar, setelah itu tanyanya.
"Apakah kami boleh pergi dari sini ?"
Buyung Im seng menggeleng.
"Paling baik jika kalian menunggu sebentar lagi, setelah mati hidup nona Nyoo
diketahui, kalian baru boleh menentukan apakah hendak pergi atau tidak."
Kwik Soat kun tertawa hambar.
905 "Siau tin, serahkan nona Nyoo kepada Buyung kongcu !" perintahnya tiba-tiba.
"Mengapa " Keadaan lukanya pada saat ini amat gawat, bagaimana mungkin tubuhnya
bisa digeser-geser ?"
"Betul, harapan nona Nyoo unuk sadar kembali tidak besar, tapi kalau di harus
mati pun seharusnya mati di dalam pelukan Buyung kongcu, bila kau harus memeluknya terus
menerus, bukankah hal ini membuatnya mati tak terpejamkan mata ?"
Siau tin tertegun, kemudian sahutnya.
"Betul juga perkataan ini."
"Silahkan kau membopong tubuh nona Nyoo !"
Dengan cepat Buyung Im seng menggeleng, katanya sambil tertawa dingin.
"Nona Kwik, kau suruh aku membopong nona Nyoo sehingga tak bisa mengejar kalian,
sedang kalian akan melarikan diri dari tempat ini... heeeh.... heeh.... heeeh... bagus
benar akalmu itu..."
Kwik Soat kun tertawa dingin.
"Hmm... nampaknya kau benar-benar bukan Buyung kongcu !" serunya keras-keras.
Buyung Im seng tertawa. "Terserah bagaimana kau berpendapat, yang jelas hatimu diliputi oleh perasaan
setengah percaya setengah tidak, kecuali Buyung kongcu bersedia melakukan kerja sama ini
dengan tulus hati, rasanya bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk bertukar
pakaian dalam waktu sedemikian singkatnya."
"Buyung kongcu pasti sudah kena terpengaruh oleh kata-katamu sehingga untuk
sementara waktu tak dapat mencerna kata-kata tersebut."
"Nona Kwik, kau terlampau memandang rendah Buyung Im seng !"
Mendadak Siau tin berseru pula.
"Kau bukan Buyung kongcu, Buyung kongcu adalah seorang manusia yang berperasaan
dan setia kawan, tapi kau sama sekali tidak nampak bersedih hati meskipun sudah
melihat keadaan nona yang mengenaskan itu."
"Seandainya Nyoo Hong leng mati, sekalipun aku menangsi sampai ususku pada putus
juga tak mungkin bisa membuatnya bangun lagi, sebaliknya bila dia masih bisa
sadar lagi, aku toh tak usah bersedih hati...."
906 "Kau benar-benar seorang manusia yang licik, sadis dan buas sekali, kau adalah
penjahat ulung yang munafik !" umpat Siau tin.
"Nona Siau tin, baik-baik saja merawa Nyoo Hong leng, lebih baik kalian merengek
kepadanya agar bersedia sadar kembali..."
"Seandainya dia tak bisa sadar kembali ?" tanya Kwik Soat kun tiba-tiba.
"Kalian adalah sahabat karibnya semasa hidup, tentunya kalian tak tega bukan
membiarkan dia hidup seorang diri di dalam liang kubur yang sempit dan pengap...."
"Aah, betul, tentunya kau hendak mengubur kami bersama-sama dengannya bukan ?"
sela Kwik Soat kun lagi. "Bayangkan saja betapa cantik dan menariknya nona Nyoo Hong leng, kasihan bukan
kalau dia diharuskan berada seorang diri dalam liang lahat yang sempit dan
pengap " Bila kalian bersedia untuk menemaninya dan berada dalam satu liang yang sama, hal
mana sudah pasti merupakan suatu peristiwa yang akan menggembirakan hatinya."
Kemudian setelah mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak, lanjutnya.
"Setelah nona Nyoo meninggal, sudah pasti ada banyak orang yang akan datang dan
berziarah didepan pusaranya, dengan begitu bukankah kalian berdua pun juga akan
turut mendapat rejeki untuk merasakan harumnya asap dupa."
Kwik Soat kun masih mampu menahan diri sekalipun mendengar ucapan yang amat
sadis itu, berbeda dengan Siau tin, mendadak saja tubuhnya gemetar keras, hampir saja
dia akan memeluk tubuh Nyoo Hong leng kencang-kencang.
Buyung Im seng tertawa dingin, mendadak dia mencabut keluar pedangnya, lalu
tampak cahaya tajam berkelebat lewat dan menyambar di atas kepala Siau tin sehingga
merontokkan sebagian dari rambutnya, setelah itu katanya.
"Nona Siau tin, bila nona Nyoo menghembuskan napasnya yang penghabisan, maka
nona pun akan turut mampus."
Kwik Soat kun segera mengulapkan tangannya sembari berkata.
"Siau tin, lebih baik kau rawatlah nona Nyoo dengan sebaik-baiknya..."
Siau tin mencibirkan bibirnya sembari menjengek.
"Aku tidak takut, paling banter kehilangan selembar nyawaku, mati pun tak
menjadi soal." Buyung Im seng kembali tersenyum.
907 "Bila nona bisa berpendapat demikian, hal ini memang paling baik lagi."
"Usianya masih muda, ilmu silatnya juga cetek, tak bisa membedakan mana yang
berat dan mana yang enteng, lebih baik kau jangan menggertak dirinya, bila ada urusan
bagaimana kalau dirundingkan saja dengan diriku ?" kata Kwik Soat kun.
Buyung Im seng segera menggeleng.
"Nona Kwik. apakah kau mengira aku hendak memohon sesuatu kepadamu, maka
sengaja melakukan tindak tanduk ini ?"
Dengan cepat Kwik Soat kun.
"Aku tak akan melakukan pemikiran seperti itu."
"Aku hendak memberitahukan kepadamu, entah nona Nyoo hidup atau mati, keadaanmu
tetap berada dalam keadaan bahaya."
"Atas dasar apa kau berkata demikian ?"
"Aku masih ingat kalau kau sudah menderita luka dalam, meskipun tidak terlalu
parah, akan tetapi tidak bisa digolongkan ringan, apabila aku membantu orang-orang yang
mengepungmu disekitar sini untuk bertarung mati-matian, siapa menang siapa kalah
rasanya masih sulit untuk dikatakan."
"Sekarang mereka sudah dibikin ketakutan oleh kehebatan ilmu pedangku dan sadar
kalau kemampuan mereka taka akan mampu menandingi diriku, maju kedepan ttak
lebih hanya menghantar kematian dengan percuma, apalagi nona pun belum tentu bisa
menggerakkan hati mereka."
"Kau keliru diantara mereka terdapat beberapa orang jago lihay yang sudah
terpengaruh oleh ucapanku sehingga tidak ikut turun tangan, dalam hal ini mereka sekarang
sudah pasti terbakar suatu pengharapan, bila mereka merasa harapan itu akan punah,
maka sudah pasti akan timbul kembali sikap nekadnya."
"Aku tahu kalau akalmu banyak dan amat licik, perbuatan meniru atau gertak
sambal sudah merupakan pekerjaan rutinmu. Coba kau katakana dulu harapan apakah yang
terkandung di dalam hati mereka, dan bagaimana pula kau bisa menggerakkan sifat
nekad mereka." "Diantara mereka ada yang mengiginkan untuk memperoleh jubah kuning, bila
kuberitahukan kepada mereka bahwa kau merupakan satu-satunya penghadang, maka
akan timbul kenekatan mereka untuk menyerbu dan mengerubuti dirimu."
Buyung Im seng termenung sejenak, kemudian katanya : "Apakah kau yang
memberitahukan kepada mereka bahwa jubah kuning itu menandakan kedudukan seorang
sengcu." 908 "Ya, memang begitlah."
Buyung Im Seng segera tertawa dingin.
Apakah kau mengira orang-orang itu semua berasal ruang Seng tong?" jengeknya
"Dan kau anggap kedua orang manusia berbaju kuning itu benar-benar merupakan dua
orang sengcu yang datang dari ruang Seng tong dan hendak menyulitkan kita?"
Bagaimanapun cerdiknya Kwik Soat-kun tak urung juga dia dibikin tertegun dan
bingung juga oleh serentetan pertanyaan dari Buyung Im Seng ini.
Setelah tertegun beberapa saat, dia lantas bertanya :
"Apakah kesemuanya ini sudah kau atur sebelumnya"'
"Bukan aku yang mengatur."
"kalau bukan kau, apakah Buyung Kongcu yang asli?"
Baru saja Buyung Im Seng akan menjawab mendadak terdengar serentetan suara irama
musik yang aneh, rendah dan berat berkumandang datang dari kejauahan sana.
Bersambung ke jilid 43 909 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 43 Belum sempat Kwik Soat kun berpikir apa tujuan dari irama musik itu, mendadak
dia menyaksikan kawanan jago yang mengurung disekeliling tempat itu sudah berpekik
dengan suara nyaring, lalu serentak berlarian menuju ke arah mana berasalnya
suara irama musik tersebut. Dalam waktu singkat, semuanya sudah pergi dari situ sehingga tak seorangpun yang
ketinggalan. Tatkala kawanan jago tersebut sudah berlalu semua dari sana, mendadak irama
musik yang aneh itupun turut berhenti.
Buyung Im seng mendongakkan kepalanya sambil memandang sekejap ke arah Kwik
Soat kun, kemudian tanyanya.
"Orang-orang itu tak dapat dijamin keamanannya, apa rencana nona saat ini ?"
"Sebenarnya apa yang telah terjadi ?" seru Kwik Soat kun dengan wajah
kebingungan, "mengapa irama musik yang aneh itu bisa mendatangkan pengaruh yang begitu besar
terhadap orang-orang tersebut ?"
"Kejadian aneh dalam perguruan sam seng bun banyaknya tak terhingga, kalau soal
itu mah soal kecil yang tak perlu diherankan."
"Apakah semua perubahan ini pun sudah berada di dalam dugaanmu semula...?"
Buyung Im seng tertawa hambar.
"Harap nona jangan memandang diriku kelewat tinggi, semua peristiwa ini sama
sekali diluar dugaan, hanya saja sewaktu hal tersebut terjadi, aku sama sekali tidak
merasa keheranan." 910 Kini semua harapan Kwik Soat kun telah punah tak berbekas, sesudah tertawa
hambar katanya. "Sekarang aku tak ada bantuan dari luar, tak ada bantuan dari dalam, dengan
kepandaian silat yang kau miliki, andaikata ingin membunuh kami berdua, maka hal ini bisa
dilakukan dengan gampang sekali, sekarang aku rasa kau tak usah merahasiakan
identitasmu lagi." Buyung Im seng menggeleng.
"Cara kerja yang disebut sebagai cara kerja yang paling hebat adalah membuat
orang lain tak dapat menebak maksud tujuannya, paling baik lagi bila dapat membuat orang
lain tak dapat menebak identitasnya secara tepat."
"Baik ! Aku tidak akan mempersoalkan identitasmu lagi, padahal kita pun sudah
tak perlu berada bersama-sama lagi."
Sudah berhenti sejenak, lanjutnya.
"Sekarang apa yang hendak kau lakukan untuk menghukum kami berdua soal ini,
tentunya aku boleh mengetahuinya bukan ?"
Paras muka Buyung Im seng segera berubah menjadi amat serius, katanya dengan
nada bersungguh-sungguh. "Sejak tadi aku sudah menjawab pertanyaan dari nona, nasib kalian tergantung
pada mati hidup Nyoo Hong leng, seandainya Nyoo Hong leng mati maka kalian berdua jangan
harap bisa hidup terus, sebaliknya jika Nyoo Hong leng hidup, kalian berdua pun
mempunyai kemungkinan besar untuk tetap melanjutkan hidup."
"Kalau begitu, kau benar-benar menyukai nona Nyoo ?"
"Benar" "Luka yang dideritanya sekarang begitu parah, tapi kau sama sekali tidak nampak
bersedih hati." "Seorang lelaki sejati tak akan mudah terpengaruh oleh gejolak emosi, entah
sedang marah, entah sedang sedih, mengapa harus ditunjukkan diatas wajah ?"
Kwik Soat kun tahu, sekalaipun ditanyakan lagi, dia lantas mengundurkan diri ke
samping dan duduk termenung.
Perubahan situasi pada saat ini amat kacau dan membingungkan. Kwik Soat kun
sudah tak dapat menduga perubahannya lagi, ia lalu memikirkan persoalan itu dengan
pikiran yang tenang dan melakukan perhitungan yang paling jelek.
Entah berapa lama sudah lewat, mendadak terdengar Siau tin berteriak keras.
"Nona Nyoo telah sadar kembali."
Kwik Soat kun segera berpaling, tampak olehnya Nyoo Hong leng sedang
menggerakkan kelopak matanya lalu dipejamkan kembali.


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Maka dia lantas melongok ke depan sambil berseru dengan suara lirih.
"Nona Nyoo !" 911 Nyoo Hong leng membuka sedikit matanya, tertawa dan manggut-manggut, kemudian
memejamkan matanya kembali.
Jelas ia nampak sangat lelah, tapi kesadarannya belum hilang sama sekali.
"Apakah nona Nyoo sudah sadar kembali ?" tanya Buyung Im seng tiba-tiba.
"Hanya sadar sebentar, tertawa kemudian tidur kembali."
Buyung Im seng memandang sekejap Khong Bu siang dan dua orang kakek berbaju
kuning yang tergeletak di atas tanah itu, kemudian ujarnya sambil tertawa.
"Nona Kwik, bersediakah kau untuk membantuku melakukan suatu pekerjaan....?"
"Pekerjaan apa ?"
"Hingga sekarang, tiga orang yang tergeletak ditanah itu belum mati, pergilah ke
sana dan bunuh mereka semua."
"Bunuh mereka semua ?" Kwik Soat kun tertegun.
"Benar, jika kau masih ingin hidup, paling baik kalau menuruti saja semua
perkataanku !" "Menuruti perintahmu dan suruh aku menjadi seorang pembunuh yang berhati
dingin ?" "Boleh saja kalau kau tak ingin menjadi seorang pembunuh, ada satu cara lagi
buat kalian yakni kematian di tempat ini, sehingga kejadian ini tak akan bisa diketahui oleh
siapa saja didunia persilatan."
"Banyak orang yang menyaksikan kami disini, sekalipun kau dapat membunuh kami,
jangan harap kau bisa menyumbat mulut mereka semua."
"Orang-orang itu pun tak akan bisa hidup lebih jauh, dalam hal ini, saudara tak
usah kuatir." Kwik Soat kun segera mendehem pelan, kemudian katanya dengan suara dingin.
"Sekarang identitasmu yang sebenarnya sudah terbongkar, kau adalah Khong Bu
siang." "Sekalipun aku adalah Buyung Im seng, tapi bila aku mempunyai ambisi untuk
merajai seluruh kolong langit dan menguasai seluruh perguruan tiga malaikat ini, tetap
saja kana kubunuh kalian semua."
"Buyung kongcu adalah seorang pemuda yang berbudi luhur dan berjiwa ksatria,
sekalipun akan berubah juga tak akan berubah sedemikian cepatnya."
Buyung Im seng segera tertawa dingin.
"Heeeh... heeehh... heeeh.. waktu yang tersedia sudah tak banyak lagi, apakah kau
bersedia menjadi seorang pembunuh atau tidak, lebih baik cepat-cepatlah
mengambil keputusan." "Aku tidak bersedia !" tampik Kwik Soat kun sambil menggelengkan kepalanya
berulang kali. Buyung Im seng segera bangkit sendiri.
912 "Kalau begitu aku akan memberi sebuah kesempatan lagi kepadamu, dengan tangan
kosong aku akan menghadapi senjatamu, bila kau bisa membunuh aku berarti jiwamu
bisa tertolong." Kembali Kwik Soat kun geleng kepala.
"Kami sadar kalau bukan tandinganmu, kamipun tidak bersedia melakukan perlawanan
yang tidak berguna, tapi kami bukan berarti takut mati, kami bukan pengecut."
Buyung Im seng tertawa hambar.
"Terserah apa pun yang hendak kau ucapkan, jangan harap kau bisa membuat aku
berubah pikiran." serunya.
Dia segera menggetarkan tangan kanannya dan melemparkan pedang tersebut ke
hadapan Kwik Soat kun. Tampak pedang itu menancap sedalam setengah depa lebih ke dalam tanah sambil
bergetar keras tiada hentinya, bisa diketahui kalau tenaga yang disertakan dalam
sambitan tersebut besar sekali. Kemudian terdengar dia berkata lagi dengan suara dingin.
"Aku akan menghitung sampai angka sepuluh, bila kau tetap tak mau turun tangan
terpaksa aku akan mencabut selembar jiwamu"
Selesai berkata, ia lantas menghitung.
"Satu, dua, tiga, empat"
Kwik Soat kun sama sekali tidak menggubris seruan Buyung Im seng tersebut,
sambil berpaling dan memandang sekejap ke arah Siau tin, serunya pelan.
"Siau tin, letakkan nona Nyoo."
"Letakkan dimana ?" tanya Siau tin.
"Letakkan saja diatas rumput, kita bukan tandingan Khong Bu siang, juga tak
dapat menuruti perintahnya membunuh orang, tapi kita bisa melakukan tindakan berjiwa
ksatria." Siau tin berseru tertahan dan segera membaringkan tubuh Nyoo Hong leng ke atas
tanah, kemudian katanya. "Mengapa kita harus mati ditangannya " Kita toh bisa melakukan bunuh diri !"
Sambil berkata dia lantas mencengkeram pedang tersebut.
Dengan cepat Buyung Im seng mengayun jari tangannya ke depan, segulung desingan
angin tajam segera meluncur ke depan.
Seketika itu juga Siau tin merasakan sikut kanannya menjadi kaku belum lagi
tangannya sempat menyentuh gagang pedang tersebut, tangannya sudah tak mampu bergerak
lagi. Sambil tertawa dingin, Kwik Soat kun segera berseru.
"Khong Bu siang, Siau tin tak lebih hanya seorang anggota perkumpulan Li ji pang
kami yang tidak berperasaan apa-apa, masa kau tak akan melepaskan dia ?"
913 Buyung Im seng tersenyum.
"Nona Kwik, agaknya kau merasa bahwa aku Buyung Im seng tak mampu melancarkan
serangan keji terhadapnya ?"
"Kalau Buyung kongcu tak akan bisa berbuat demikian, maka aku sudah mengetahui
kalau kau adalah Khong Bu siang."
"Kalau begitu aku akan bersikap lebih berbudi dan mulia."
Setelah berpaling ke wajah Siau tin, katanya lagi.
"Nona, bila kau ingin hidup, sekarang ada sebuah cara lagi..."
"Tapi sayang aku sudah tak ingin hidup" tukas Siau tin dingin.
Buyung Im seng segera tertawa.
"Persoalannya sekarang adalah bila aku tak ingin membunuhmu, kau pun jangan
harap bisa mati." "Katakanlah, apa cara tersebut." ujar Kwik Soat kun kemudian.
"Aku hanya ingin menerangkan satu hal saja, mengetahui bagaimana harus berbuat,
dengan kecerdasan nona Kwik yang termashur karena punya banyak akal, aku rasa
kau tentu mempunyai cara yang lebih bagus lagi."
"Apa caramu itu ?"
"Aku hanya berharap, setelah ia pergi meninggalkan tempat ini tak sampai
membocorkan apa yang telah ia lihat dengar pada saat ini kepada orang luar."
"Kau hendak mencabut lidahnya ?"
"Dia toh bisa menggunakan tangannya untuk menulis semua yang dilihatnya hari
ini." "Kalau begitu, kau hendak memotong sepasang telapak tangannya juga... ?"
"Bila seseorang tak punya lidah dan tak punya tangan, kehidupannya pasti akan
tersiksa" kata Siau tin cepat, "kehidupan semacam itu jauh lebih tersiksa daripada mati,
maka aku rasa daripada hidup lebih baik mati saja."
Kwik Soat kun menghela napas panjang.
"Aaai, pada dasarnya nama perguruan tiga malaikat di dalam dunia persilatan
kurang baik, kau sebagai seorang kongcu, sekalipun sudah melakukan beberapa pekerjaan
jahatpun bukan masalah yang serius, mengapa kuatir hal ini sampai tersiar keluar
?" Buyung Im seng segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Ucapanmu ini bukan sebuah pendapat melainkan suatu tawar menawar seperti
perdagangan saja. Begini saja, bila nona tak ingin menyerah dan mandah dibunuh
dengan begitu saja, kau boleh melakukan perlawanan, tetapi kau pun boleh menuruti
perintahku dan hidup beberapa waktu lagi...."
Kemudian setelah mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak, lanjutnya.
"Apabila keadaan luka yang diderita nona Nyoo bisa membaik kembali, mungkin
kalian berdua pun tak usah mati lagi."
914 Mendadak terdengar Nyoo Hong leng berkata dengan suara lirih.
"Kau tak usah banyak melakukan kejahatan lagi, lepaskan mereka, aku tak bakal
mati" Buyung Im seng manggut-manggut dengan wajah serius, kemudian ujarnya lagi.
"Kau harus berusaha untuk hidup lebih jauh demi keselamatan jiwa mereka berdua,
kau harus mempertahankan diri sedapat mungkin, sebab begitu kau putus nyawa, maka
akupun akan membunuh mereka untuk dikubur bersamamu."
Mendadak Nyoo Hong leng membelalakkan matanya lebar-lebar seperti hendak
membantah, namun segera dicegah oleh Kwik Soat kun.
"Nona Nyoo, jangan berbicara dulu, sekalipun tidak demi keselamatan kami, kau
juga harus hidup lebih jauh."
Nyoo Hong leng menghembuskan napas panjang, kemudian memejamkan matanya lagi.
"Sekarang keadaan lebih baik lagi" kata Buyung Im seng kemudian.
"Apanya yang lebih baik ?" seru Siau tin.
"Nona Nyoo memiliki tenaga dalam yang amat sempurna, asal dia ingin melanjutkan
hidup maka sekalipun luka yang dideritanya lebih parah pun dia tak akan sampai
mati." Kwik Soat kun yang menyaksikan kesemuanya itu, diam-diam dia lantas berpikir.
"Rupanya secara diam-diam dia selalu mengawasi gerak gerik dari Nyoo Hong leng."
Dia lantas bangkit berdiri, kemudian ujarnya.
"Khong Bu siang, sekarang nona Nyoo sudah mendusin, kami tak dapat berdia terus
menerus ditempat ini, sekarang kau ingin menyuruh kami berbuat apa " Nah,
katakanlah !" Buyung Im seng tersenyum.
"Dari dulu sampai sekarang akhirnya manusia toh mati juga, ucapan ini nampaknya
memang tepat. Apabila seseorang tidak sampai berada dalam keadaan harus mati,
mungkin dia tak akan mati dengan begitu saja."
"Kau anggap kami adalah manusia yang takut mati " Seorang pengecut..." seru Kwik
Soat kun cepat. Buyung Im seng tertawa hambar.
"Maksudku apabila seseorang dapat menentukan pilihan sendiri, mungkin dia tak
akan memilih untuk mati."
"Ada sementara orang yang mau hidup menderita dan tersiksa tak lain karena ingin
membalas dendam, tapi sementara orang pula yang hidupnya demi orang lain."
"Kalau nonan " Kau hidup untuk apa ?"
"Tampaknya kau beranggapan bahwa sepanjang hidup kami kali ini tak akan bisa
membalas dendam lagi padamu."
Buyung Im seng segera tersenyum sesudah mendengar perkataan itu.
915 "Apakah nona Kwik merasa mempunyai kemungkinan untuk berbuat demikian....."
"Benar, sepanjang hidupku aku memang mempunyai sedikit harapan untuk bisa
melampauimu dalam hal ilmu silat, tapi suatu ketika aku pasti akan membalas
dendam kepadamu, kami hidup hanya untuk melihat kau mendapatkan pembalasan tersebut."
Buyung Im seng tidak menggubris ucapan orang lagi, dia lantas membungkukkan
badan untuk memeriksa keadaan Nyoo Hong leng, setelah itu tegurnya pelan.
"Bagaimana keadaanmu ?" tanyanya.
Pelan-pelan Nyoo Hong leng membuka matanya kembali, lalu menyahut "Jangan kau
lukai mereka, bila kau berani melukai nona Kwik atau Siau tin, maka aku akan
membencimu sepanjang hidup."
"Peliharalah dirimu baik-baik, akuk tak bakal mencelakai mereka berdua."
Dengan lemah Nyoo Hong leng menghembuskan napas panjang, tiba-tiba bisiknya.
"Beritahu kepadaku, siapakah kau sebenarnya " Khong Bu siang ataukah Buyung
kongcu ?" "Berada dalam keadaan dan situasi seperti ini kurang baik untuk membicarakan
tentang identitasku, lebih baik rawat saja dulu lukamu itu dengan perasaan tenang !"
Tampaknya Nyoo Hong leng merasa amat lelah dan lemah, dia seperti tak punya
tenaga untuk berbicara lebih banyak, dengan cepat matanya dipejamkan kembali.
Buyung Im seng segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Kwik Soat kun,
ujarnya. "Nona Kwik, sekarang kurang baik bagi kita untuk melakukan suatu gerakan,
terpaksa harus menunggu beberapa saat lagi."
"Luka diatas dadanya amat parah, hingga kini darah masih mengalir deras, meski
luka dalamnya jauh lebih parah daripada luka luarnya, tapi kurang baik jika dia
sampai kekurangan darah." "Aaai... dapatkah nona merawat lukanya ?"
"Kalau luka luar pada umumnya tentu saja dapat disembuhkan tapi jika lukanya
terlalu parah aku tak berani turun tangan secara sembarangan."
Buyung Im seng segera mengalihkan perhatiannya ke atas mulut luka diatas dada
Nyoo Hong leng itu, lama kemudian dia baru menghela napas panjang, katanya kemudian.
"Kecuali memiliki semacam obat luka luar yang mujarab untuk dibubuhkan pada
seputaran mulut lukanya, terpaksa kita harus menunggu sampai luka dalamnya agak
membaik baru bisa turun tangan untuk menyembuhkan lukanya itu. Walaupun dia
memiliki kepandaian silat yang lihai, tapi sekarang tak akan bisa dipakai untuk
menahan sakit yang menyerang tubuhnya."
"Kau tak berani menyembuhkan lukanya itu ?"
"Yang paling sukar ditahan oleh manusia adalah rasa sakit, justru disaat dia tak
sanggup menahan rasa sakitnya, tiba-tiba saja rasa sakit tersebut menyerang tiba, luka
darah yang diderita Nyoo Hong leng pun parah sekali, sebelum luka dalamnya itu menjadi
lebih baik 916 pada hakekatnya tak mungkin baginya untuk mengerahkan tenaga dan melawan rasa
sakit di dalam tubuhnya." "Hmm, jika didengar dari perkataanmu itu, tampaknya kau masih mempunyai sedikit
perasaan." "Apakah nona merasa kau rada mirip dengan watak Buyung Im seng ?"
"Bukan begitu, semula aku merasa kau sama sekali tidak menguatirkan mati hidup


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nyoo Hong leng, tapi kalau ditinjau sekarang, tampaknya kau akan menaruh perhatian
atas mati hidupnya." Buyung Im seng segera tertawa.
"Itulah sebabnya aku rasa untuk menilai seseorang tak boleh dinilai kelewat
awal." "Kalau toh kau menguatirkan keselamatan Nyoo Hong leng, kita boleh bicara lebih
jauh." "Semoga saja nona Kwik jangan mencoba untuk menggertak dan mengancam diriku."
"Yang hendak kita bicarakan hanyalah soal keselamatan Nyoo Hong leng, tidak
membicarakan masalah yang lain."
"Baik, kalau begitu katakanlah..." ucap Buyung Im seng sambil manggut-manggut.
"Nyoo Hong leng telah menderita luka dalam dan luar yang sangat parah, apabila
diberi pertolongan, dia akan merasakan penderitaan yang sangat banyak tapi bila tidak
diberi pertolongan secepatnya sehingga darah yang mengalir keluar sangat banyak dia
sama saja tak akan mampu untuk hidup lama."
"Sebenarnya obat yang kuberikan tadi mempunyai khasiat yang lebih bak, menanti
luka dalamnya agak membaik dan bisa mengerahkan tenaga untuk melawan, kita baru
berusaha untuk menyembuhkan luka luar yang dideritanya itu."
"Apakah kau merasa sangat aman jika kita bertahan ditempat ini ?"
"Ya, aku merasa aman sekali."
"Aaai, tampaknya di dalam menghadapi persoalan apa saja, kau seperti sudah
mempunyai perhitungan yang masak"
"Sekarang tak ada salahnya jika kalian duduk bersemedi dengan tenang, menanti
keadaan luka yang diderita nona Nyoo sudah rada membaik, kita baru berangkat kembali
untuk melanjutkan perjalanan."
"Kita hendak kemana ?"
"Sampai waktunya baru kita bicarakan lagi."
Pelan-pelan dia berjalan ke samping Nyoo Hong leng dan duduk disisinya sembari
mengawasi wajah gadis itu tanpa berkedip.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, paras muka Nyoo Hong leng baru nampak
berubah agak memerah. Buyung Im seng segera menghembuskan napas panjang, katanya kemudian.
"Nah sekarang keadaannya sudah agak baikan, mari kita memeriksa luka luarnya."
917 Dia membungkukkan badan menarik pakaian yang dikenakan Nyoo Hong leng hingga
terbuka. Ketika diamati tampaklah diatas dada Nyoo Hong leng telah bertambah dengan
sebuah mulut luka yang memanjang dari dada sebelah kanan hingga dada sebelah kiri,
keadaan lukanya parah sekali. Ketika Kwik Soat kun melihat sekejap ke arah luka mana, dia segera jadi
tertegun. "Apakah sudah melukai isi perutnya ?" dia menegur.
Buyung Im seng menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Entahlah, tapi yang pasti luka yang dideritanya itu sangat parah, sedemikian
parahnya sehingga sama sekali berada diluar dugaan siapa saja...."
Kwik Soat kun dapat mendengar kalau dibalik nada perkataannyaa itu penuh
mengandung rasa sayang dan menyesal, hal mana membuatnya menjadi tertegun,
segera pikirnya. "Perasaan orang ini gampang berubah-ubah, apabila luka yang diderita Nyoo Hong
leng terlampau parah, bisa jadi dia akan meninggalkannya dengan begitu saja..."
Berpikir demikian, dia segera berkata.
"Walaupun luka yang dideritanya amat parah, namun berbicara soal lukanya itu,
makin parah luka tersebut makin berharga untukmu."
Buyung Im seng segera mengangkat kepalanya sambil bertanya.
"Mengapa ?" "Sebenarnya dia bisa saja berpeluk tangan dan mengesampingkan kejadian tersebut,
tapi demi menyelamatkan jiwamu, dia harus mengalami luka yang begitu parah."
"Demi menyelamatkan aku ?"
"Benar, sebab dia tidak tahu kalau kau adalah Khong Bu siang atau Buyung Im
seng." "Lantas, siapakah aku ?"
"Sesungguhnya aku sendiri pun kurang jelas siapakah kau, oleh sebab itulah aku
berani memastikan kalau Nyoo Hong leng sendiripun tidak tahu dengan pasti, terlepas kau
adalah Buyung Im seng atau Khong Bu siang, sudah sepantasnya bila kau berterima
kasih kepadanya." Kali ini Buyung Im seng manggut-manggut.
"Benar juga perkataanmu itu, aku dapat membuat kalian menjadi bingung atas
identitasku, tentu saja kalian pun dapat berkata demikian kepadaku, lagipula aku
pun tak bisa menyangkal atas kenyataan ini...."
"Kalau kau sudah mengakui akan kebenaran hal ini, bagaimana rencanamu untuk
menghadapinya ?" "Menghadapinya ?"
918 "Luka yang dideritanya begitu parah, tentunya kau tak akan meninggalkan dia
dengan begitu saja bukan ?"
Buyung Im seng segera menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya dengan
cepat. "Dalam dunia yang begini luas hanya terdapat seorang Nyoo Hong leng, tiada orang
yang dapat menggantikan kedudukannya itu."
"Kalau begitu, aku pun dapat berlega hati,. Bila gadis yang begitu cantik dan
cerdik seperti dia harus mati dalam usia muda, sesungguhnya hal ini patut disayangkan."
Buyung Im seng segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaaahhh.. jadi kalian kuatir kalau aku tak akan memperdulikan dia lagi
setelah mengetahui keadaannya lukanya yang begitu parah ?"
"Walaupun sukar diduga, kami tak bisa menghilangkan sikap curiga kami terhadap
dirimu !" Kemudian sambil mengalihkan sorot matanya ke tubuh Khong Bu siang, dia
melanjutkan. "Apa rencanamu terhadap dirinya ?"
"Bagaimana jika kita bunuh dirinya saja ?"
"Bukankah dia hampir mati ?" tanya Kwik Soat kun.
"Tapi yang jelas dia toh belum mati hingga saat ini ! Membiarkan hidup berarti
meninggalkan bibit bencana dikemudian hari."
Kwik Soat kun termenung beberapa saat lamanya, kemudian berkata.
"Bolehkah kuperiksa orang itu dengan lebih seksama lagi ?"
Mendengar permintaan tersebut, Buyung Im seng segera tertawa.
"Kau ingin membuktikan apa yang kau duga di dalam hati..?" tegurnya.
"Ehmm ! Apakah kau menyetujuinya ?"
"Tidak setuju" jawab Buyung Im seng sambil tertawa, "sebab bila kau gagal untuk
menemukan suatu gejala, sudah pasti hatimu akan merasa kecewa sekali, sebaliknya
bila berhasil menyaksikan sesuatu...."
Mendadak ia berhenti berbicara.
"Bagaimana ?" seru Kwik Soat kun kemudian.
"Kau akan kehilangan selembar nyawamu."
"Aku mempunyai suatu cara yang bagus untuk melindungi diri, yakni dalam
persoalan apa pun tak akan banyak bertanya."
"Nah, begitulah baru tindakan seorang yang pintar !"
Selang beberapa kemudian, paras muka Nyoo Hong leng yang semu merah kini sudah
berubah menjadi merah padam, warnanya makin lama makin tua.
919 Siau tin dan Kwik Soat kun yang menyaksikan kejadian itu menjadi amat
terperanjat, mereka mengira keadaan luka dari Nyoo Hong leng telah mengalami suatu perubahan.
Mendadak Buyung Im seng memeluk tubuh Nyoo Hong leng dengan kedua belah
tangannya, lalu berkata. "Nona Kwik, bila kau enggan turun tangan maka aku akan menyuruh nona Siau tin
yang turun tangan." "Kau suruh aku berbuat apa ?" tanya Siau tin.
"Sederhana sekali, aku hanya ingin minta bantuanmu untuk menghadiahkan sebuah
tusukan pedang ke atas tubuh kedua orang kakek berbaju kuning itu dan Khong Bu
siang, cukup sebuah tusukan di atas bagian tubuh mereka yang mematikan."
Dengan cepat Siau tin menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Lebih baik kau turun tangan sendiri, toh untukmu pekerjaan tersebut hanya suatu
perbuata yang sangat mudah."
oooOooo Buyung Im seng segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Kwik Soat kun, kemudian
serunya. "Budak cilik ini tak tahu diri, bunuh saja, habis perkara !"
"Kau menyuruh aku membunuh Siau tin ?" seru Kwik Soat kun mencoba untuk
menegaskan. "Kau hanya mempunyai dua jalan saja yang bisa ditempuh, pertama membunuh Siau
tin dan kedua menggorok leher sendiri."
Agaknya Kwik Soat kun sudah merasa bahwa gelagat tidak beres, tampaknya Khong Bu
siang sudah dipengaruhi oleh napsu untuk membunuh orang dan melenyapkan saksi
hidup." Maka sembari mengerahkan tenaga dalamnya untuk bersiap sedia menghadapi segala
kemungkinan yang tak diinginkan, katanya.
"Seandainya aku tak mau memilih kedua jalan tersebut ?"
"Kalau begitu terpaksa, aku harus turun tangan sendiri."
"Membunuh aku ?" Kwik Soat kun.
"Ya, setelah membunuhmu, aku akan membunuh Siau tin." jawab Buyung Im seng tanpa
luapan emosi. Kemudian setelah tertawa terbahak-bahak terusnya.
"Haah, haaah, haaah, sekarang daya kerja obat itu sudah mulai menjalar keseluruh
tubuh Nyoo Hogn leng, kesadarannya sudah punah sama sekali, seandainya kubunuh kalian
berdua, diapun tak akan mengetahui kejadian ini."
"Selama ini, bukankah kau sedang menantikan kesempatan baik ini ?" jengek Kwik
Soat kun. 920 Tiba-tiba saja paras muka Buyung Im seng berubah menjadi dingin bagaikan es,
ucapnya. "Nona Kwik waktu yang tersedia tidak banyak lagi, aku tidak punya banyak waktu
untuk bersilat lidah denganmu, bila kau ingin bunuh diri, terserah kau boleh memilih
untuk mati dengan ara apapun dan memperoleh jenazah yang utuh, sebaliknya bila aku dipaksa
untuk turun tangan, apa boleh buat, kau akan mengalami suatu penderitaan yang
benarbenar sangat hebat." "Mengapa " Apakah seseorang masih bisa mati sebanyak beberapa kali ?"
Dengan tangan kiri menggendong tubuh Nyoo Hong leng, tangan kanan mengenggam
pedang, Buyung Im seng berkata.
"Nona, berhati-hati kau, babatan pedangku ini akan memotong lenganmu !"
Mendadak terdengar Siau tin berteriak keras.
"Sambut senjata ini !"
Sebilah pedang segera dilemparkan ke depan.
Dengan sigap Kwik Soat kun menyambar pedang itu dan disilangkan di depan dada
untuk bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Siau tin sendiri pun mengenggam sebilah golok, dia berdiri di belakang Buyung Im
seng. Sambil tertawa dingin Buyung Im seng mengalihkan sorot matanya ke sekeliling
tempat itu, kemudian sesudah memandang sekejap ke arah Siau tin dan Kwik Soat kun,
katanya. "Aku akan memberi kesempatan kepadamu, kalian berdua boleh maju bersama-sama !"
"Tidak perlu, kau boleh membunuh aku lebih dulu, kemudian baru menghadapi Siau
tin." Kemudian sambil maju selangkah melancarkan sebuah tusukan, ia segera berseru
keraskeras. "Siau tin, lari ke belakang !"
Siau tin segera mengiakan, dia segera membalikkan badan dan kabur ke belakang.
Melihat hal itu, kembali Buyung Im seng tertawa terbahak-bahak.
"Haahh, haaahhh, haaah, kau anggap bisa lolos dari cengkeramanku ?" jengeknya.
Pedangnya segera diayunkan ke depan, cahaya pelangi berwarna keperak-perakan
segera mengembang diangkasa dan membendung gerak serangan dari Kwik Soat kun.
Dari ujung pedang itu segera menggulung keluar suatu kekuatan yang besar sekali,
yang pada saat yang bersamaan memaksa Kwik Soat kun mundur sejauh empat lima langkah.
Tatkala dia menggetarkan Kwik Soat kun, Siau tin yang sedang lari mendadak saja
berhenti. Buyung Im seng segera mengayunkan pedangnya siap sedia dilontarkan ke arah
depan. Tapi secara tiba-tiba Siau tin menghentikan langkahnya sambil membalikkan badan,
kemudian selangkah demi selangkah berjalan balik ke tempat semula.
921 Kwik Soat kun pun secara tiba-tiba membuang pedang yang berada ditangannya dan
maju beberapa langkah ke depan, ujarnya sambil memejamkan mata rapat-rapat.
"Aku tahu kalau kau sudah mempunyai niat untuk membunuh kami, sekalipun kami
membantumu melakukan perbuatan apa saja, pada akhirnya juga tak akan lolos dari
kematian, lagi pula ilmu silat yang dimiliki kita berdua selisih amat jauh,
sekalipun kami berdua nekad untuk beradu jiwa denganmu pun belum tentu kami bisa menandingi
kemampuanmu itu." "Jadi maksud nona Kwik ?" tanya Buyung Im seng sambil tertawa.
"Kau tak usah berlagak sok alim, sok baik hati, kau pun tidak usah mencari
alasan lain. Sekarang Nyoo Hong leng masih berada dalam keadaan tidak sadar, sedang disini
pun hanya ada aku dan Siau tin berdua, bila kau membunuh kami berdua, orang lain tak
bakal akan tahu. Nah, kalau ingin turun tangan cepatlah turun tangan !"
Buyung Im seng berpaling dan memandang sekejap ke sekeliling tempat itu,
sahutnya. "Baik ! Aku akan memenuhi keinginanmu !"
"Bunuhlah aku lebih dulu !" mendadak Siau tin berseru sambil memejamkan matanya.
Buyung Im seng segera mengayunkan pedangnya melancarkan sebuah bacokan maut ke
atas kepalanya. Dalam dugaan Kwik Soat kun, bacokan pedang itu sudah pasti akan membelah tubuh
Siau tin menjadi dua bagian, dia tak tega menyaksikan peristiwa mengerikan itu
berlangsung di depan matanya buru-buru dia melengos ke arah lain.
"Blaaamm.... !" mendadak terdengar suara getaran yang keras sekali berkumandang


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memecahkan keheningan. Kwik Soat kun merasa keadaan agak aneh, baru saja dia hendak berpaling untuk
melihat apa gerangan yang terjadi, tahu-tahu jalan darah Giok-song-hiat dibelakang
kepalanya menjadi kaku, lalu kesadarannya menjadi hilang.
Ditengah pingsannya, entah berapa waktu sudah lewat. Tatkala sadar kembali, dia
menjumpai tubuhnya sudah berbaring diatas tumpukan rumput kering.
Tempat itu merupakan sebuah gua batu alam yang besar, tiga orang kakek dengan
dandanan dan pakaian yang berbeda sedang duduk bersila dihadapannya.
Pelan-pelan Kwik Soat kun bangun dan duduk, kemudian katanya.
"Terima kasih banyak atas pertolongan dari locianpwe sekalian !"
Ketiga orang kakek itu masih tetap duduk tak berkutik di tempat semula, ternyata
tak seorang pun yang menjawab.
Dengan cepat Kwik Soat kun berusaha untuk menenangkan hatinya, kemudian
mengalihkan sorot matanya untuk memeriksa sekejap sekeliling tempat itu.
Ternyata kecuali tiga orang kakek yang duduk bersila didalam gua batu itu,
disana tidak ditemukan benda apa pun. Tidak nampak Buyung Im seng dan Nyoo Hong leng, juga tak nampak nona Siau tin.
922 Kwik Soat kun menghembuskan napas panjang, kemudian dengan seksama memeriksa
ketiga orang kakek itu sekejap.
Orang yang duduk dibagian tengah adalah seorang lelaki dengan sembilan buah
bekas Key pa diatas kepalanya, jelas dia adalah seorang pendeta.
Orang yang duduk disebelah kiri mengenakan jubah tosu dengan rambut yang
digulung dengan sebuah tusuk konde kayu, ia adalah seorang totiang....
Sedangkan orang yang berada disebelah kanan mengenakan jubah hijau, berwajah
gagah, berjenggot panjang dengan ikat kepala berwarna hijau pula, bila ditinjau dari
raut wajahnya itu, dia mirip sekali dengan Buyung Tiang kim.
Selesai memperhatikan wajah ketiga orang kakek itu, mendadak Kwik Soat kun
merasakan tubuhnya bergetar amat keras, peluh dingin bercucuran amat deras,
kesadaran yang semula masih melambung itu seketika menjadi segar kembali.
Dengan cepat ia menenangkan pikiran dan mulai membayangkan kembali semua
peristiwa seram yang baru saja dialaminya, dia tak dapat menduga siapa gerangan
yang telah menolongnya sampai disitu, maka untuk sementara waktu ingatan itu
dikesampingkan lebih dulu, yang penting adalah membuktikan keaslian dari Buyung
Im seng. Di dalam waktu singkat, sekalipun di dunia ini terdapat ilmu menyaru muka yang
bagaimana pun baiknya, tak mungkin raut wajah kedua orang itu bisa dirubah
demikian rupa sehingga sama sekali berubah, apalagi pakaian mereka pun sudah saling
ditukar. Tapi wajah Khong Bu siang selalu tertutup oleh kain cadar hitam, asal dia
merubah sedikit saja dandanannya maka hal tersebut sudah bisa dipakai untuk mengibuli
orang. Persoalannya sekarang adalah mengapa Khong Bu siang bersedia untuk merubah raut
wajah sendiri, bahkan bersedia pula menirukan suara dari Buyung Im seng " Sudah
jelas dibalik kesemuanya itu terselip juga suatu adu kecerdasan tingkat tinggi, bila
kedua belah pihak saling bertahan lebih jauh, akhirnya salah satu pihak tentu akan menderita
kekalahan total. Setelah melalui pelbagai analisa dan pemikiran yang seksama, akhirnya Kwik Soat
kun berkesimpulan bahwa kedua orang itu sama sekali tidak berganti pakaian maupun
dandanan masing-masing, baik Buyung Im seng maupun Khong Bu siang sama-sama
mempertahankan keaslian masing-masing.
Kwik Soat kun menghembuskan napas panjang, diangkatnya sepasang tangan untuk
membereskan rambutnya yang kusut kemudian mulai memikirkan kembali tentang
manusia yang bernama Buyung Im seng ini.
Dengan Buyung Im seng boleh dibilang dia mempunyai waktu yang cukup lama saling
bergaul, bila ditinjau dari keadaan dan sikapnya di masa lalu, sesungguhnya
Buyung Im seng tidak mirip seorang manusia yang licik dan berhati keji, tapi penampilannya
selesai melakukan pertarungan tadi, Buyung Im seng telah menunjukkan sikap licik,
berbahaya dan mempunyai banyak akal busuk, justru karena kelicikan dan kebusukan hatinya
itulah membuat dia dan Nyoo Hong leng menganggap mereka berdua telah saling bertukar
identitas. 923 Setelah melalui suatu pemikiran yang cukup mendalam, akhirnya Kwik Soat kun
dapat menyimpulkan akan dua hal.
Pertama, setelah berlangsungnya pertarungan antara Buyung Im seng melawan Khong
Bu siang, Khong Bu siang mengalami kekalahan total sehingga punah segala
sesuatunya, bukan saja isi perutnya menderita luka dalam yang cukup parah bahkan
mengakibatkan pula terlukanya Nyoo Hong leng.
Kedua, Buyung Im seng tetap merupakan Buyung Im seng, cuma dia telah mengalami
perubahan yang amat besar, perubahan semacam itu terbentuk hanya di dalam
beberapa hari yang amat singkat di dalam perguruan Sam seng bun.
Selain berkesimpulan, dia pun menemukan beberapa masalah yang sukar dipecahkan,
masalah tersebut antara lain.
Pertama, Buyung Im seng mengatur siasat tersebut jelas karena dia mempunyai
kekuatan yang menunjangnya dari belakang, siapakah yang membantunya "
Kedua, siapakah yang telah menyelamatkan jiwanya "
Ketiga setelah menolong dirinya, apakah dia pun menolong Khong Bu siang, Nyoo
Hong leng serta nona Siau tin " Andaikata mereka pun ditolong, kini mereka semua
berada dimana " Keempat, diantara beberapa orang itu, dirinya termasuk seorang manusia yang tak
punya kedudukan apa-apa atau paling tidak ia bukan seorang manusia yang penting
artinya, mengapa orang itu telah menyelamatkan jiwanya "
Kelima, bila orang itu berhasil mengalahkan Buyung Im seng dan menolong dirinya,
otomatis dia pun telah menyelamatkan Nyoo Hong leng serta Siau tin, tapi apa
sebabnya hanya dia seorang yang dibaringkan ditempat ini " Kalau hanya dia seorang yang
ditolong, mengapa sampai demikian "
Keenam, dari seorang pendekar yang saleh dan bijaksana secara tiba-tiba watak
dan perangai Buyung Im seng berubah menjadi begitu licik dan berbahaya, apa sebabnya
sampai begitu " Ia berpikir lebih jauh dan segera ditemukan lagi beberapa macam masalah yang
tidak terpecahkan, tapi dia mengerti, persoalan-persoalan tersebut harus diselesaikan
satu persatu, lagi pula saling berkaitan satu dengan lainnya, sebelum persoalan yang
pertama terpecahkan, mustahil bisa memikirkan masalah yang kedua.
Apabila keenam pokok masalah tersebut dapat dipecahkan olehnya, maka
persoalanpersoalan selanjutnya meski masih banyak, namun ia akan bisa melacaknya satu persatu
dan memecahkannya secara mudah.
Maka dia mulai beranalisa, seandainya Buyung Im seng benar-benar mempunyai
kekuatan yang menunjangnya dari belakang, sudah pasti kekuatan itupun berasal
dari perguruan tiga malaikat. Perubahan-perubahan yang terjadi sesudah memasuki ruang Seng tong, boleh
dibilang telah ia saksikan semua dengan mata kepala sendiri, sekalipun ada beberapa hal
yang tidak terlihat olehnya, semuanya pernah dia dengar dari Nyoo Hong leng.
924 Itu berarti satu-satunya kekuatan yang mungkin dapat membantu Buyung Im seng
datangnya sudah pasti dari ruang bawah tanah dikota batu...
Selama berada di dalam kota batu, orang yang sering berada bersama Buyung Im
seng hanya Nyoo Hong leng seorang, sayang sekali Nyoo Hong leng telah menderita luka
yang sangat parah dan tidak diketahui orangnya kini berada dimana.
Berbicara menurut situasi dan kondisi saat ini, terpaksa dia hanya bisa
mengambil satu kesimpulan kalau bantuan yang diperoleh oleh Buyung Im seng datangnya dari kota
batu dibawah tanah. Segala perubahan semuanya telah berada di dalam perencanaan mereka yang matang,
ketika Khong Bu siang mengucapkan kata-kata menantang tadi, sesungguhnya dia
hendak memancing Buyung Im seng agar masuk perangkap, siapa sangka justru
kebalikannya yang terjadi, ia kena diperalat oleh Buyung Im seng.
Setelah berhasil menemukan persoalan yang pertama, dia mulai menganalisa
persoalan yang kedua, siapa yang telah menyelamatkan dirinya "
Dia berpaling dan memandang ketiga orang yang duduk berjajar dihadapannya, suatu
perasaan bimbang dan tak habis mengerti menyelimuti seluruh perasaannya.
Tentu saja, kemungkinan besar ketiga orang inilah yang telah menyelamatkan
dirinya sampai disini, tapi... mengapa mereka bertiga enggan berbicara "
Kwik Soat kun mendehem pelan, kemudian memberi hormat kepada ketiga orang itu
sambil berkata. "Baonpwe Kwik Soat kun mengucapkan banyak terima kasih aas pertolongan dari
locianpwe sekalian, terimalah salam hormatku ini."
Dalam anggapannya, dari antara ketiga orang manusia tersebut, sudah pasti ada
seorang diantaranya yang akan menghalangi dia melakukan penghormatan besar.
Siapa tahu kejadiannya sama sekali berada diluar dugaannya, ketiga orang itu
masih tetap duduk tak berkutik, bukan saja semuanya membungkam dalam seribu bahasa, mereka
pun sama sekali tidak mencoba menghadapi perbuatannya itu.
Selesai melakukan penghormatan sebanyak tiga kali, Kwik Soat kun baru bangkit
berdiri dan mengamati kembali ketiga orang itu lekat-lekat.....
Kecuali paras muka mereka agak pucat, ketiga orang itu sama sekali tidak
menunjukkan keanehan apa-apa, hal mana membuatnya semakin keheranan.
Tak tahan lagi, dia menegur kembali.
"Locianpwe bertiga, apakah kau sudah mendengar perkataan dari boanpwe ini ?"
Pertanyaan tersebut diulangi sampai beberapa kali, namun sama sekali tidak
menimbulkan reaksi apa-apa.
Akhirnya Kwik Soat kun merasakan kalau persoalannya sedikit kurang beres, dia
lantas menjulurkan tangannya ke depan.
Ia menyaksikan si pendeta itu berwajah saleh dan lembut, pelan-pelan jari
tangannya menyentuh jubah yang dikenakan hwesio tadi.
925 Siapa tahu, begitu jari tangannya menyentuh ujung jubah tersebut, jubah tadi
segera rontok ke tanah dan hancur.
Kwik Soat kun menjadi amat terperanjat, buru-buru dia menarik kembali rontokan
jubah yang terjatuh keatas tanah itu.
Tapi baru saja jari tangannya menyentuh robekan kain jubah tadi, jubah tersebut
telah hancur berkeping-keping. Jelas pakaian yang dikenakan pendeta itu sudah lapuk dimakan usia sehingga rusak
sama sekali tapi berhubung dalam gua itu tiada angin yang berhembus lewat maka jubah
mana masih tetap utuh seperti sedia kala.
Sekilas ingatan melintas dalam benak Kwik Soat kun, diam-diam pikirnya.
"Pakaian yang mereka kenakan sudah lapuk dimakan usia, berarti manusianya juga
telah berpulang ke alam baka atau dengan perkataan lain, ketiga orang yang duduk
bersila disini tak lebih hanya tiga sosok mayat belaka."
Kwik Soat kun mempertahankan ketenangannya dalam penampilan, lalu ditelitinya
lagi ketiga sosok mayat itu dengan seksama, kemudian pikirnya.
"Kalau hanya ditinjau dari paras mukanya, sungguh membuat orang sulit untuk
membedakan apakah ketiga orang ini sudah mati atau masih hidup, sesosok mayat
yang berusia banyak tahun ternyata masih berada dalam keadaan utuh, kejadian ini
benar-benar luar biasa." Sementara dia masih termenung, mendadak terdengar seseorang menegur dengan suara
nyaring. "Aku sudah datang terlambat satu langkah, nona, apakah kau sudah mendusin cukup
lama ?" Kwik Soat kun segera mengangkat kepalanya, ternyata orang yang mengajaknya
berbicara adalah seorang kakek berjubah panjang, berwajah bersih yang berusia
lima puluh tahunan. Ia segera mengangguk sembari menyahut.
"Belum lama boanpwe sadar kembali, apakah locianpwe merupakan tuan rumah tempat
ini ?" Kakek berjubah panjang itu segera tertawa.
"Ketiga orang yang duduk berjajar dihadapamu itulah yang merupakan tuan rumah
tempat ini." Kwik Soat kun menjadi tertegun.
"Mereka bertiga " Masa mereka masih berada dalam keadaan hidup ?"
Kakek berjubah panjang itu kembali tertawa, selanya.
"Tempat ini memang digunakan untuk menyimpan jenasah mereka bertiga...!"
"Apakah locianpwe yang telah menyelamatkan kami ?"
926 "Orang yang menolongmu tida berada disini, aku hanya mendapat perintah untuk
tetap tinggal disini melindungi nona."
"Kau mendapat perintah dari siapa ?"
Kakek berjubah panjang itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian menjawab.
"Sebenarnya orang yang menolong nona ingin sekali mengajakmu berbincang-bincang,
tapi berhubung dia sedang repot sekali sehingga tiada waktu untuk berbincangbincang

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

denganmu." "Dapatkah locianpwe memberitahukan kepadaku, siapakah dia " Dan apakah
kedudukannya ?" Kembali kakek berjubah panjang itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian
baru menjawab. "Tentang hal ini, bila ia telah berjumpa muka denganmu nanti, otomatis akan
memberitahukan hal ini kepadamu."
Mengambil kesempatan tersebut, buru-buru Kwik Soat kun menyambung lebih jauh.
"Bagaimana dengan kau sendiri " Apakah boleh diberitahukan kepada boanpwe ?"
"Aku adalah pelayannya, tapi kami sudah berkumpul cukup lama, diantara kami
lebih tepat kalau dikatakan mempunyai hubungan persahabatan..."
Mendengar jawaban tersebut, Kwik Soat kun segera berpikir di dalam hatinya.
"Dia enggan mengakui nama aslinya, mungkin karena dia mempunyai kesulitan yang
tak dapat diutarakan, bila aku mendesaknya terus menerus, berarti hal ini hanya akan
menyusahkan dirinya saja...."
Berpikir sampai disitu, dia lantas mengalihkan pembicaraan ke soal lain, katanya
lagi. "Locianpwe, siapakah ketiga sosok mayat yang duduk bersila di sana itu " Mengapa
setelah mati, mayat mereka disimpan dalam gua kecil ini ?"
Kakek berjubah panjang itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian jawabnya.
"Baik ! Aku akan memberitahukan suatu rahasia kepadamu...."
Sesudah menghembuskan napas panjang, lanjutnya.
"Ketiga orang ini tidak lain adalah tiga malaikat pendiri perguruan tiga
malaikat, sewaktu mendirikan perguruan tersebut, sesungguhnya mereka bertiga mempunyai suatu citacita yang luhur, namun akhirnya mereka terpengaruh oleh sifat rakus manusia, bukan
saja rencananya semula mengalami perubahan besar, bahkan mereka semua terkena
serangan gelap hingga terluka."
"Aaaaah !" Kwik Soat kun berseru tertahan, "apakah diantara ketiga orang itu
terdapat seorang Buyung Tiang kim ?"
"Betul, orang berbaju hijau itulah Buyung Tiang kim, dia mempunyai nama dan
kedudukan yang cukup termashur di dunia persilatan, tapi dia pula yang banyak
diperalat oleh kedua rekannya untuk mewujudkan impian mereka."
927 "Locianpwe, kalau toh kau mengetahui tentang latar belakang peristiwa ini, aku
pikir kedudukanmu di dalam perguruan tiga malaikat sudah pasti amat tinggi."
Kakek berjubah panjang itu segera tertawa.
"Orang yang paling berkuasa di dalam perguruan Sam seng bun saat ini belum tentu
mengetahui rahasia dan latar belakang dari perguruan tiga malaikat...."
Mendadak ia menutup mulutnya rapat-rapat dan memusatkan perhatiannya untuk
mendengarkan sesuatu. Kwik Soat kun segera memasang telinga pula untuk mendengarkan dengan seksama,
lalu pikirnya. "Kalau dilihat dari sikapnya yang begitu berhati-hati, jelas kalau kedatangan
orang itu sama sekali diluar dugaannya...."
Maka dia segera turut memusatkan semua perhatiannya untuk mendengarkan situasi
dengan lama.....lama sekali..... namun dia tak berhasil menangkap sedikit suara pun,
hal ini membuat hatinya merasa sangat keheranan.
Baru saja dia hendak berusaha untuk menanyakan kejadian ini, orang tersebut
sudah menggoyangkan tangannya berulang kali.
Jelas dari luar ruangan sana telah terdapat sesuatu gerakan yang mencurigakan,
namun dia sendiri sama sekali tak berhasil menangkapnya dengan pasti.
Mendadak kakek berjubah panjang itu bangkit berdiri, kemudian menarik Kwik Soat
kun dan menyembunyikan diri ke belakang ketiga sosok mayat itu, kemudian dengan
mempergunakan isyarat yang amat lirih berbisik.
"Jangan mengeluarkan sedikit suara pun !"
Kwik Soat kun tidak berani menjawab, dia hanya mengangguk sebagai tanda
mengerti. Sikap kakek berjubah panjang itu nampak sangat tegang, tiada hentinya dia
melongokkan kepalanya untuk memperhatikan keadaan disekitar tempat tersebut.
Melihat kakek itu amat tegang, Kwik Soat kun segera menghimpun pula segenap
tenaga yang dimilikinya untuk bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan yang tak
diinginkan, dia bersiap-siap untuk beradu jiwa apabila jejaknya ketahuan, dia
lebih suka mati saja daripada kena dibekuk sekali lagi.
Terdengar suara langkah manusia berkumandang memecahkan keheningan, lalu nampak
dua manusia berbaju hitam bertindak masuk ke dalam gua tersebut.
Begitu melihat kemunculan orang itu, Kwik Soat kun segera menyembunyikan diri
dibelakang si pendeta yang sedang duduk bersila itu.
Segera kedengaran seseorang berkata dengan suara parau.
"Toako memang banyak curiga, padahal tidak banyak orang yang tahu tentang tempat
Pendekar Sakti 2 Dewa Arak 48 Tenaga Inti Bumi Pedang Semerah Darah 1

Cari Blog Ini